15
260 Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 3, Desember 2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Racmat Sujana, Tatang Muhtar, dan Nuryadi [email protected] Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis pada siswa yang memiliki motor educability tinggi dan rendah terhadap hasil belajar teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola siswa kelas VII. Metode penelitian untuk mengungkapkan masalah tersebuat yaitu melalui metode eksperimen dengan desain factorial 2x2. Sampel penelitian ini adalah berjumlah 40 orang yang diambil secara simple random sampling dan random assignment pada kelas VII di SMPN 6 Sungaiselan Kab. Bangka Tengah. Penelitian dilakukan tiga kali dalam satu minggu selama kurang lebih 7 minggu. Instrument yang digunakan adalah tes keterampilan dribbling, tes keterampilan stopping-passing dan tes keterampilan bermain Game Performance Assessment Instrument (GPAI) yang telah memiliki validitas dan reliabilitas. Data yang diperoleh dan diolah dengan software MS Excel 2007 dan Predictive Analyticssoftware (PASW Statistics 18) atau IBMSPSS versi 18.0. Melalui Uji t Independen dan Uji Anova dua Jalur. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa. 1). Pendekatan pembelajaran taktis lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran teknis terhadap hasil teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola 2). Kelompok motor educability tinggi lebih baik dari pada kelompok motor educability rendah terhadap hasil keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola 3). Tidak terdapat interaksi dari pendekatan pembelajaran dengan motor educability terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran taktis lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran teknis, sedangkan untuk motor educability tinggi lebih baik daripada motor educability rentah terhadap hasil keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola siswa SMP kelas VII dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain. Katakunci : Pendekatan pembelajaran taktis, teknis, motor educability, teknik dasar dan keterampilan bermain. ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of learning approaches tactical and technical learning approach to students who have a motor educability high and low on learning outcomes of the basic techniques and skills to play soccer class VII. Research methods to reveal tersebuat problem is through the experimental method with 2x2 factorial design. Samples were about 40 people were taken by simple random sampling and random assignment in class VII in SMP 6 Sungaiselan Kab. Central Bangka. The study was conducted three times a week for approximately 7 weeks. The instrument used was dribbling skills test, test passing-stopping skills and test skills play Game Performance Assessment Instrument (GPAI) which has a validity and reliability. Data were acquired and processed with the software MS Excel 2007 and Predictive Analyticssoftware (PASW Statistics 18) or IBMSPSS version 18.0. Through independent t-test and ANOVA test two Paths. The results of the study reveal that. 1). Tactical learning approach is better than the technical learning approach to the basic techniques and skills outcomes playing soccer 2). High educability motor group is better than the group of motor

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

260

Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 3, Desember 2014

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR

DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA

Racmat Sujana, Tatang Muhtar, dan [email protected]

Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah PascasarjanaUniversitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis pada siswa yang memiliki motor educability tinggi dan rendah terhadap hasil belajar teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola siswa kelas VII. Metode penelitian untuk mengungkapkan masalah tersebuat yaitu melalui metode eksperimen dengan desain factorial 2x2. Sampel penelitian ini adalah berjumlah 40 orang yang diambil secara simple random sampling dan random assignment pada kelas VII di SMPN 6 Sungaiselan Kab. Bangka Tengah. Penelitian dilakukan tiga kali dalam satu minggu selama kurang lebih 7 minggu. Instrument yang digunakan adalah tes keterampilan dribbling, tes keterampilan stopping-passing dan tes keterampilan bermain Game Performance Assessment Instrument (GPAI) yang telah memiliki validitas dan reliabilitas. Data yang diperoleh dan diolah dengan software MS Excel 2007 dan Predictive Analyticssoftware (PASW Statistics 18) atau IBMSPSS versi 18.0. Melalui Uji t Independen dan Uji Anova dua Jalur. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa. 1). Pendekatan pembelajaran taktis lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran teknis terhadap hasil teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola 2). Kelompok motor educability tinggi lebih baik dari pada kelompok motor educability rendah terhadap hasil keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola 3). Tidak terdapat interaksi dari pendekatan pembelajaran dengan motor educability terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran taktis lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran teknis, sedangkan untuk motor educability tinggi lebih baik daripada motor educability rentah terhadap hasil keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola siswa SMP kelas VII dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain.

Katakunci : Pendekatan pembelajaran taktis, teknis, motor educability, teknik dasar dan keterampilan bermain.

ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the effect of learning approaches tactical and technical learning approach to students who have a motor educability high and low on learning outcomes of the basic techniques and skills to play soccer class VII. Research methods to reveal tersebuat problem is through the experimental method with 2x2 factorial design. Samples were about 40 people were taken by simple random sampling and random assignment in class VII in SMP 6 Sungaiselan Kab. Central Bangka. The study was conducted three times a week for approximately 7 weeks. The instrument used was dribbling skills test, test passing-stopping skills and test skills play Game Performance Assessment Instrument (GPAI) which has a validity and reliability. Data were acquired and processed with the software MS Excel 2007 and Predictive Analyticssoftware (PASW Statistics 18) or IBMSPSS version 18.0. Through independent t-test and ANOVA test two Paths. The results of the study reveal that. 1). Tactical learning approach is better than the technical learning approach to the basic techniques and skills outcomes playing soccer 2). High educability motor group is better than the group of motor

Page 2: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

261

Racmat Sujana, dkk., Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motor Educability

PendahuluanSalah satu disiplin ilmu yang memiliki

peranan penting dalam pendidikan dan menentukan masa depan siswa, bangsa dan negara adalah Pendidikan Jasmani. Pendidikan jasmani menyediakan pendidikan melalui aktifitas jasmani yang tidak dimiliki oleh disiplin ilmu lainnya dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik secara holistik. Konsep pendidikan jasmani dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (2003, hlm. 26) adalah sebagai proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, perceptual, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Selaras dengan itu, Pangrazi dan Daeur (1995, hlm. 84) memaparkan bahwa:

Physical education is a part of the general educational programs that contributes, primarily through movement experiences, to the total growth and development all of children. Physical education is defined as education of and through movement, and must be conducted in a manner that merits this meaning.

Maksud dari pendapat diatas adalah Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap keseluruhan pertumbuhan dan perkembangan semua anak-anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan

melalui gerakan, dan harus dilakukan dengan cara yang bermanfaat dan bermakna. Dari pendapat diatas bahwa pendidikan jasmani tidak dapat dikesampingkan. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari kurikulum standar bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah. Dengan pengolahan yang tepat, maka pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan sosial peserta didik tidak akan diragukan lagi dengan kata lain pengaruhnya sangat besar. Tujuan pendidikan jasmani menurut Bucher dalam (Suherman 2009, hlm. 7) :

Adalah untuk perkembangan fisik berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang; perkembangan gerak berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efesien, halus, indah dan sempurna (skillful); perkembangan mental berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya dan perkembangan sosial berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Sejalan dengan Giriwijoyo (2012, hlm. 73) “bahwa Pendidikan jasmani adalah kegiatan jasmani yang disajikan sebagai bagian dari kegiatan kurikuler, yang dipergunakan sebagai media (wahana) bagi proses pendidikan”.

educability low against the results of the basic engineering skills and the skills of playing soccer 3 ). There is no interaction of motor educability learning approach to improving the skills of the basic techniques and skills play. Based on these results it can be concluded that the tactical learning approach is more effective than technical learning approach, while high educability bike better than the motor educability rentah the results of basic engineering skills and the skills to play football in the seventh grade junior high school students improve skills of basic techniques and skills play.

Keywords: Learning approach tactical, technical, motorcycle educability, basic techniques and skills play.

Page 3: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

262

Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 3, Desember 2014

Pembelajaran penjas dalam pelaksanaannya harus memperhatikan tujuh bahan kajian yang telah diatur dalam kurikulum yang terdiri dari aktivitas permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas uji diri/senam, aktivitas ritmik, aktivitas air/aquatik, aktivitas luar kelas, dan kesehatan. Suherman (2009, hlm. 5). Dengan mengacu pada materi pembelajaran berupa: teknik/keterampilan dasar dan olahraga, senam, aktivitas ritmik, akuatik, kecakapan hidup di alam terbuka dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani, serta pembentukan sikap dan perilaku). Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani terkandung berbagai macam unsur yang diyakini dapat meningkatkan aspek, kognitif, afektif dan psikomotor. Perencanaan, penerapan, dan prediksi pembelajaran yang akan menjadi jalan yang efektif untuk mencapai tujuan belajar dalam keanekaragaman isi dari program pendidikan jasmani masa sekarang.

Kondisi yang demikian itulah yang kemudian disebut dengan proses pembelajaran (Maksum, 2008, hlm.10). Jadi, pada intinya orang yang belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum mereka melakukan perbuatan belajar itu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa: (1) dalam belajar faktor perubahan tingkah laku harus ada, tidak dikatakan belajar apabila di dalamnya tidak ada perubahan tingkah laku, (2) perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan kecakapan baru, dan (3) perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja.

Michael W. Metzler (2000) menyebutkan bahwa, untuk menetapkan apakah sebuah model itu baik dapat membuat patokan yang bersumber dari beberapa faktor, yang terpenting dari faktor itu ialah penentuan tujuan, penentuan sasaran belajar, penentuan bahan, pengetahuan tentang karakteristik anak dan derajat kompetensi guru. Pendekatan pembelajaran itu akan lebih efektif apabila guru merasa enak dalam mengajar dan murid merasa senang

dalam belajar. Bermain merupakan suatu bentuk kegiatan yang sangat disenangi oleh anak. Dengan bermain akan timbul suatu situasi yang memungkinkan terlaksananya proses pendidikan. Mengenai efektivitas proses belajar mengajar, Suherman (2011, hlm. 55) menjelaskan bahwa “gambaran umum tentang efektivitas mengajar ditandai oleh gurunya yang selalu aktif dan siswanya secara konsisten aktif belajar.”

Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu (faktor eksternal) yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran siswa dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Namun demikian, kualitas siswa itu sendiri (faktor internal) sangat menentukan, seperti contoh bahwa siswa yang memiliki tingkat kemampuan motoriknya baik, maka dia diprediksi akan lebih mudah belajar keterampilan motoriknya. Dalam hal ini salah satunya perbedaan motor educability siswa yang harus diperhatikan oleh para guru penjas di sekolahan.

Menurut Clarke (1995, hlm. 265) “Motor educability is the ease with which an individual learns new skills”. Maksud dari pendapat tersebut yaitu Motor educability adalah kemudahan dimana seorang individu belajar keterampilan baru. Dalam proses pembelajaran guru dihadapkan pada situasi dimana ada siswa yang memiliki kemampuan adaptasi yang cepat dengan penguasan materi, ada pula yang sangat lambat untuk menguasai suatu materi. Hal ini sangat tergantung dari aspek pengalaman gerak yang dimiliki oleh siswa semenjak kanak-kanak. Selain itu juga akan tergantung dari kemampuan kognitif anak dalam mempersepsikan setiap materi yang diberikan oleh guru. Selain itu juga proses latihan yang telah ditempuh selama ini juga sangat menentukan untuk seorang siswa dapat menguasai materi dengan baik.

Melalui pendekatan taktis diharapkan terjadi proses transfer pemahaman dan keterampilan teknik dasar terhadap keterampilan bermain yang sesungguhnya, yang format pembelajarannya menurut Griffin,

Page 4: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

263

Racmat Sujana, dkk., Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motor Educability

Mitchell, & Oslin (2006) meliputi “game-question-practice-game sequence”. Urutan permainan-pertanyaan-praktek-permainan. Penampilan bermainnya dilaksanakan secar kritis yaitu siswa diarahkan kepada kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah taktik yang muncul selama dalam permainan, dan sekaligus dapat memilih respon yang tepat untuk memecahkannya. Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman, minat, motivasi dan keterampilan siswa dalam suatu cabang permainan sepak bola yaitu pendekatan pembelajaran taktis sedangkan untuk meningkatkan kemampuan teknik dalam permainan sepak bola yaitu pendekatan pembelajaran teknis.

Dalam proses pembelajaran di sekolah pendekatan pembelajaran sangat penting untuk mengefektifkan proses belajar mengajar penjas. Melalui pendekatan taktis diharapkan siswa mampu meningkatkan kemampuan bermainnya, sebagaimana di jelaskan Griffin, Micthell & Oslin, (1997, hlm. 8) bahwa pendekatan taktis merupakan; the approach links tactics and skills by emphasizing the appropriate timing of skill practice and skill application within the tactical context of the game. Maksud pendapat diatas pendekatan yang menghubungkan taktik dan keterampilan dengan menekankan penentuan waktu yang tepat dari praktek keterampilam dan penggunaan keterampilan dalam konteks taktik permainanan. Selain pendekatan taktis ada pula pendekatan teknis sebagaimana di ungkapkan oleh Griffin, Micthell & Oslin, (1997, hlm. 8):”Skills have usually been taught in isolation, out of their tactical context”. Maksud dari pendapat diatas yaitu keterampilan biasanya diajarkan secara terpisah diluar konteks taktik. Dalam faktanya pendekatan pembelajaran teknik merupakan pendekatan yang memfokuskan pada teknik dasar yang dilakukan secara berulang sampai siswa terampil melakukannya dilanjutkan pada pola bermain.

Dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal, dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya pendekatan pembelajaran, kesegaran jasmani, dan tingkat motor educability siswa.

Berdasarkan pengamatan dan observasi di lapangan, isu-isu yang terjadi di lingkungan sekolah serta diperkuat oleh hasil penelitian terdahulu khususnya di SMP saat ini adalah efektivitas dan efisiensi penerapan pendekatan pembelajaran yang belum tepat, tanpa memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa, serta adanya perbedaan tingkat motor educability siswa, sehingga kecendrungan dalam proses pembelajaran disamakan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka, teridentifikasi beberapa masalah yang menjadi focus dalam penelitian ini, yaitu : 1) Siswa tidak dapat menggunakan keahliannya secara efektif pada saat bemain. 2) Siswa tidak merasa puas karena kurang melakukan permainan. 3) Rendahnya keterampilan teknik dasar passing-stoping dan dribbling sepak bola pererta didik di SMP. 4) Rendahnya keterampilan bermain siswa dalam melakukan permainan sepak bola peserta didik di SMP. 5) Kurangnya pemahaman guru tentang penerapan pendekatan pembelajaran. Dengan begitu, perlu adanya suatu program pembelajaran agar bisa meningkatkan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola siswa, salah satu nya melalui sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Berdasrkan paparan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk :1) Mengetahui perbedaan dari pendekatan pembelajaran Taktis dan pendekatan pembelajaran teknis terhadap keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain siswa. 2) Mengetahui perbedaan dari motor educability tinggi dan motor educability rendah terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola siswa. 3) Mengetahui interaksi dari pendekatan

Page 5: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

264

Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 3, Desember 2014

pembelajaran dan motor educability terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola siswa.

MetodePopulasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa putra kelas VII SMPN 6

Sungaiselan yang berjumlah 130 orang. Pengambilan sampel melalui teknik simple random sampling dan random assignment. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian experiment dengan desain Faktorial 2 x 2. Fraenkel, dkk (2012, hlm. 277 - 278) digambarkan sebagaimana terlihat di Tabe1 berikut :

Tabel 1.Desain Penelitian Experiment

Treatment R O X Y1 OControl R O C Y1 OTreatment R O X Y2 OControl R O C Y2 O

Tabel 2.Desain Penelitian Faktorial 2 x 2

Tingkat Motor Educability(B) Model Pembelajaran (A)Taktis () Teknis( )

Tingkat Motor Educability Tinggi () Tingkat Motor Educability Rendah ()

Keterangan :A : Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua klasifikasiA1 : Penekatan pembelajaran taktisA2 : Pendekatan pembelajaran teknisB : Tingkat motor Educability dibagi menjadi dua klasifikasiB1 : Tingkat motor educability TinggiB2 : Tingkat motor educability RendahA1B1 : Kelompok Siswa yang diajar dengan menggunakan Pendekatan pembelajaran Taktis dan memiliki

tingkat Motor Educability tinggi.A1B2 : Kelompok Siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Taktis dan memiliki tingkat

Motor Educability rendah. A1B2 : Kelompok Siswa yang diajar dengan menggunakan Pendekatan pembelajaran Teknis dan memiliki

tingkat Motor Educability tinggi.A2B2 : Kelompok Siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Teknis dan memiliki

tingkat Motor Educability rendah

Berdasarkan gambar desain faktorial di atas, berikut yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu pembelajaran penjas dengan menggunakan model pembelajaran taktis dan teknis pada materi permainan sepakbola. Pre test dilakukan untuk melihat sejauh mana keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain yang telah dimiliki oleh siswa

pada kedua kelompok eksperimen. Untuk mendapatkan data keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain kedua kelompok eksperimen diberikan tes keterampilan teknik dasar sepakbola yaitu tes passing-stopping dan dribbling. Kemudian untuk mendapatkan data keterampilan bermain siswa melalui permainan sepakbola selama 5 menit yang direkam melalui video tape pada permainan 5 vs 5 dan dinilai menggunakan

Page 6: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

265

Racmat Sujana, dkk., Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motor Educability

instrument Game Performance Assessment Instrument (GPAI). Setelah data diperoleh melalui instrument, kemudian data diolah dan diinterpretasikan ke dalam skor pre test masing-masing variabel.

Berikut ini program pelaksanaan penelitian dapat dilihat atau disajikan pada table 3.

Untuk mendapatkan data keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain kedua kelompok eksperimen diberikan tes keterampilan teknik dasar sepakbola yaitu tes passing-stopping dan dribbling. Kemudian untuk mendapatkan data keterampilan bermain siswa melalui

permainan sepakbola selama 5 menit yang direkam melalui video tape pada permainan 5 vs 5 dan dinilai menggunakan instrument Game Performance Assessment Instrument (GPAI). Yang sudah di uji validitas dan reabilitasnya. Setalah diberikan perlakuan dari masing-masing pendekatan selama 16 kali pertemuan yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu, kemudian sampel diberikan kembali tes passing-stopping, tes Dribbling dan tes keterampilan bermain menggunakan Game Performance Assessment Instrument (GPAI). Untuk melihat sampai sejauh mana peningkatan mulai dari sebelum diberikan perlakuan sampai setelah diberikan perlakuan.

Table 3.Program Pelaksanaan Penelitian

Perte-muan

Materi Pembelajaran Taktis Materi Pembelajaran Teknis

1-2 Tes motor educability Tes motor educability

3

Tes awal keterampilan Sepakbola Tes awal keterampilan bermain

Tes awal Keterampilansepakbola Tes awal keterampilan bermain

4-5 Permainan Mengoper dan menerima bola dengan kaki bagian dalam dan luar

Melakukan teknik operan pendek dengan baik dan benar

6-7 Permainan Menerima bola dan segera menembak bola ke sasaran

Melakukan operan panjang dengan baik dan benar

8-10Permainan Memberi dukungan agar pem-bawa bola dapat membongkar pertahanan

Melakukan teknik menggiring bola dengan baik dan benar

11-13 Permainan Mengoperkan bola ke pemain target dengan cepat dan tepat

Mengkombinasikan teknik operan, menggiring, menembak bola

14-16Permainan Membatasi ruang gerak lawan di daerah pertahanan dan menutup gerak lawan yang sedang menguasai bola

Melakukan teknik, passing dan dribbling yang di kombinasi.

17-19Permainan Mengembangkan taktik ke-lompok dan individu untuk menyerang dan bertahan

Melakukan teknik menembak ke sasaran dengn baik dan benar

20Tes akhir Keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola

Tes akhir Keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola

Page 7: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

266

Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 3, Desember 2014

Hasil dan PembahasanHasil penelitian dipaparkan secara rinci. Berikut disajikan deskripsi hasil data gain

penelitian keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola seperti yang tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4.Deskripsi Keterampilan teknik dasar dan Keterampilan Bermain Sepakbola

Motor Educability Deskripsi Keterampilan Dasar Keterampian BermainTaktis Teknis Taktis Teknis

Tinggi N 10 10 10 10Rata-Rata 16.26

x7.98 1.53 1.05

Std Deviasi 11.18 7.72 0.74 0.49Maximum 43.92 24.26 3.17 1.83Minimum 3.23 0.87 0.64 0.33

Rendah N 10 10 10 10Rata-Rata 8.01

x5.32 1.12 0.72

Std Deviasi 6.13 3.35 0.27 0.36Maximum 19.30 9.15 1.61 1.50Minimum 0.54 0.64 0.83 0.17

TOTAL N 20 20 20 20Raa-Rata 12.14

x6.65 1.32 0.88

Std Deviasi 9.74 5.95 0.59 0.45

1. Uji perbedaan pendekatan pembelajaran Taktis dan pendekatan pembelajaran Teknis terha-dap peningkatan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola siswa.

a. Uji Asumsi Statistik

Tabel 5.Uji Normalitas Data Gain keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain

sepakbola siswa Kelompok Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis

Kelompok Pembelajaran

Motor Educability Keterampilan Z Nilai p Keterangan

Pendekatan Pembelajaran Taktis

TinggiKeterampilan teknik Dasar 0,757 0,615 NormalKeterampilan Bermain 0,680 0,744 Normal

RendahKeterampilan Teknik Dasar 0,648 0,796 NormalKeterampilan Bermain 0,533 0,939 Normal

Pendekatan Pembelajaran Teknis

TinggiKeterampilan Teknik Dasar 0,622 0,835 NormalKeterampilan Bermain 0,490 0,970 Normal

RendahKeterampilan Teknik Dasar 0,520 0,949 NormalKeterampilan Bermain 0,683 0,740 Normal

Page 8: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

267

Racmat Sujana, dkk., Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motor Educability

Tabel 6.Uji Homogenitas Varians Data Gain keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola siswa Kelompok Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis

Gain Levene Statistic df1 df2 Sig.Keterampilan Dasar 2,300 1 38 0,138Keterampilan Bermain 0,504 1 38 0,482

b. Uji Hipotesis Statistik

Tabel 7.Hasil Uji t Data Gain Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola

Kelompok Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis

Kelompok Pembelajaran Rata-Rata Sd Perbedaan

Rerata Statistik Uji t Nilai p Keterangan

Pendekatan Taktis 12,1365 9,741505,48650 2,150 0,038 SignifikanPendekatan

Teknis6,6500 5,94763

Tabel 8.Hasil Uji t Data Gain Keterampilan Bermain SepakbolaKelompok Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis

Kelompok Pembelajaran Rata-Rata Sd Perbedaan

RerataStatistik

Uji t Nilai p Keterangan

Pendekatan Taktis 1,3240 0,585040,43950 2,656 0,011 Signifikan

Pendekatan Teknis 0,8845 0,45310

2. Uji perbedaan motor educability tinggi dan motor educability rendah terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola siswa

a. Uji Asumsi Statistik

Tabel 9.Uji Homogenitas Varians Data Gain keterampilan Teknik dasar dan keterampilan

bermain sepakbola siswa Kelompok Motor Educability Tinggi dan Rendah

Gain Levene Statistic df1 df2 Sig.Keterampilan teknik dasar 2.391 1 38 0.130

Keterampilan Bermain 1.499 1 38 0.228

Page 9: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

268

Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 3, Desember 2014

b. Uji Hipotesis Statistik1) Uji Data Gain Keterampilan Teknik Dasar.

Tabel 10.Hasil Uji t Data Gain Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola

Kelompok Motor Educability Tinggi (ME. T) dan Rendah (ME. R)Motor

Educability Rata-Rata Sd Perbedaan Rerata

Statistik Uji t Nilai p Keterangan

Tinggi 12,1230 10,266905,45950 2,138 0,039 Signifikan

Rendah 6,6635 5,00174

2) Uji Data Gain Keterampilan Bermain Sepakbola

Tabel 11.Hasil Uji t Data Gain Keterampilan Bermain Sepakbola

Kelompok Motor Educability Tinggi (ME. T) dan Rendah (ME. R)Motor

Educability Rata-Rata Sd Perbedaan Rerata

Statistik Uji t Nilai p Keterangan

Tinggi 1,2920 0,660370,37550 2,215 0,033 Signifikan

Rendah 0,9165 0,37273

3. Uji interaksi dari pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola siswa

a. Uji interaksi dari pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap peningkatan ket-erampilan teknik dasar sepakbola

Tabel 12.Uji Homogenitas Varians Data Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola Ditinjau dari

Motor Educability dan Pendekatan PembelajaranF df1 df2 Sig,

1,369 3 36 0,268

Hasil Uji Anova Dua Jalur Data Keterampilan Teknik Dasar Ditinjau Dari Motor Educability Dan Pendekatan Pembelajaran

Tabel 13.Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Keterampilan DasarSource Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

PendekatanPembelajaran

301.017 1 301.017 5.163 .029

Motor Educability 298.061 1 298.061 5.112 .030Pendekatan

Pembelajaran * Motor Educability

78.036 1 78.036 1.338 .255

a. R Squared = .244 (Adjusted R Squared = .181)

Page 10: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

269

Racmat Sujana, dkk., Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motor Educability

Grafik 1Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Motor Educability

Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar

b. Uji interaksi dari pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap peningkatan ket-erampilan bermain Sepakbola

Tabel 13.Uji Homogenitas Varians Data Keterampilan Bermain SepakbolaDitinjau dari Motor Educability dan Pendekatan Pembelajaran

F df1 df2 Sig,2,584 3 36 0,068

Hasi Uji Anova Dua Jalur Data Keterampilan Bermain Sepakbola Ditinjau Dari Motor Educability Dan Pendekatan Pembelajaran

Tabel 14.Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Keterampilan BermainSource Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

PendekatanPembelajaran

1.932 1 1.932 7.745 .009

MotorEducability 1.410 1 1.410 5.653 .023Pendekatan

Pembelajaran * MotorEducability

.015 1 .015 .059 .809

a. R Squared = .272 (Adjusted R Squared = .211)

Grafik. 2Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Motor Educability

Terhadap Peningkatan Keterampilan Bermain Sepakbola

Page 11: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

270

Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 3, Desember 2014

PEMBAHASAN1. Perbedaan pendekatan pembelajaran

Taktis dan pendekatan pembelajaran Teknis terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola siswa.

Pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok teknis dan taktis untuk sebagian besar langkah-langkah eksekusi keterampilan. bahwa terdapat perbedaan antara pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis terhadap keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain, dalam penelitian ini, pendekatan taktis lebih baik daripada pendekatan teknis. Berdasarkan temuan peneliti, perbedaan tersebut disebabkan antara lain:a. Proses pelaksanaan pembelajaran dari

kedua pendekatan pembelajaran.b. Perkembangan keterampilan gerak siswa.c. Fakta data hasil tes mengenai keterampilan

teknik dasar dan keterampilan bermain.Melalui pendekatan pembelajaran

taktis, suasana pembelajaran lebih menarik dan merangsang minat siswa dalam belajar. Karena sistematika pelaksanaan pembelajaran permainan sepakbola diawali dengan aktivitas bermain, walaupun dalam nuansa dimodifikasi, baik itu dimodifikasi dalam hal lingkungan pembelajaran maupun peraturan permainan. Menurut Griffin, Mitchell, & Oslin (1997, hlm. 8), bahwa “ the aim of a tactical approach is to improve students’ game performance, which involves combining tactical awareness and skill execution.” Maksud pendapat diatas bahwa tujuan pendekatan pembelajaran taktis adalah suatu usaha terencana untuk menyempurnakan penampilan permainan para siswa, yang menggabungkan kedua unsur yaitu kesadaran taktik dan keahlian.

dengan pendekatan pembelajaran taktis, para siswa yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran permainan akan diarahkan kepada pemahaman terhadap

pola-pola bermain. Terdapat pola-pola kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis, lebih rinci dijelaskan oleh Metzler (2000, hlm. 369), langkah-langkahnya sebagai berikut:

(1)Game form, students are directed to the various game forms, (2) teaching for understanding, teacher stops the keep-away game and asks questions, (3) drills for skill development, teacher explains and demonstrates the proper defensive stance to the class, (4) return to game form, students play “keep-away” again, (5) review and closure, teacher reviews the key concepts and some important principles of game forms that students have done.

Maksud pernyataan Metzler di atas yaitu tahap - tahap pembelajaran pendekatan taktis antara lain sebagai berikut:

(1)Bentuk permainan, siswa diarahkan kepada bentuk-bentuk permainan, (2) mengajar untuk pemahaman, pada saat pembelajaran berlangsung guru menghentikan sementara kegiatan pembelajaran untuk mengadakan Tanya jawab dengan siswa, (3) pengulangan untuk untuk pengembangan keterampilan, guru menjelaskan dan memberikan contoh kepada siswa untuk melakukan pengulangan terhadap keterampilan teknik, (4) kembali ke bentuk bermain, para siswa melakukan permainan kembali sesuai dengan intruksi guru, (5) evaluasi dan penutup, guru menjelaskan kembali konsep dan prinsip penting pola-pola permainan yang telah dilakukan oleh siswa.

Pada pendekatan pembelajaran teknis pembelajaran cenderung lebih ditekankan kepada penguasaan unsur-unsur teknik dasar yang dilakukan secara berulang-ulang, dan penerapan pembelajarannya difokuskan kepada penguasaan teknik dasar terlebih dahulu dan selanjutnya kepada permainan. Hal demikian dapat berdampak terhadap

Page 12: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

271

Racmat Sujana, dkk., Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motor Educability

adalah meningkatkan tampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar ke dalam bentuk permainan yang sebenarnya.” Martens (2004) dalam tulisannya McMillan (2007) dalam Yudiana (2010, hlm. 154) digambarkan bagaimana perbedaan pendekatan pembelajaran taktis dengan teknis dalam pelatihan atau pembelajaran suatu permainan. Gambaran perbedaan antara pendekatan pembelajaran taktis dan teknis dapat dilihat pada Tabel 15.

situasi dan kondisi pembelajaran yang cenderung membosankan dan monoton, sehingga kurang merangsang minat belajar siswa. Selain itu, siswa yang belajar menjadi kurang konsentrasi dan motivasi untuk mengembangkan kemampuannya dalam keterampilan bermainan sepakbola cendrung berkurang.

Selain itu, Hoedaya (2001, hlm. 17) menyatakan bahwa “sasaran dari proses pengajaran melalui pendekatan taktis

Tabel 15.Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis

Pendekatan Taktis Pendekatan Teknis1. Mengajarkan keterampilan teknik dan taktik

melalui modifikasi permainan.2. Mengajarkan seluruh permainan dan kemudian

ke bagian-bagian.3. Terpusat kepada atlet atau siswa.4. Latihan menggembirakan dan meningkatkan

motivasi.5. Pemain atau siswa menjadi bebas dan

memiliki keterampilan untuk berpikir.6. Sesi latihan atau belajar didesain untuk

mengembangkan keterampilan berpikir, pemahaman dan pengembalian keputusan.

7. Pemain atau siswa memiliki peluang untuk membantu pelatih atau guru ikut mengambil keputusan.

8. Gaya melatih atau mengajar lebih condong kepada gaya kooperatif.

1. Lebih mengutamakan pengulangan latihan keterampilan teknik.

2. Mengajarkan elemen-elemen khusus dari permainan secara terisolasi dan kemudian dikombinasikan dengan keseluruhan permainan.

3. Terpusat kepada pelatih atau guru.4. Latihan sering membosankan dan

menurunkan motivasi.5. Pemain atau siswa menjadi tinggi

ketergantungannya kepada pelatih atau guru.6. Karena mengutamakan pengulangan, pemain

atau siswa dijadikan seperti robot.7. Pemain atau siswa memiliki keterbatasan

dalam membuat keputusan.8. Gaya melatih atau mengajar lebih condong

kepada gaya komando.

Griffin & Patton, (2005) dalam disertasi Carpenter E. J.(2010, hlm 12). Menjelaskan bahwa :

If implemented faithfully, the expected student outcomes during a Tactical Games Model (TGM) sport unit include: (a) increased student motivation, (b) improved student decision-making, and (c) better student game performance.

Maksud dari pendapat diatas adalah Jika Model permainan taktis diterapkan dengan terus menerus, siswa mendapatkan akan mendapatkan hasil selama kegiatan

olahraga yaitu meliputi: (a) peningkatan motivasi belajar siswa, (b) meningkatkan siswa dalam pengambilan keputusan, dan (c) kinerja game siswa yang lebih baik.

Berdasarkan temuan secara praktis dari hasil penelitian penulis, dan didukung oleh beberapa penemuan hasil penelitian sebelumnya. Ternyata hasil belajar keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis.

Page 13: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

272

Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 3, Desember 2014

2. Perbedaan motor educability tinggi dan motor educability rendah terhadap pen-ingkatan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola siswa.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang kedua ternyata terdapat perbedaan penguasaan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola yang signifikan pada siswa putra kelas VII SMPN 6 Sungaiselan Kab. Bangka Tengah, dimana hasil penguasaan keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola kelompok siswa yang memiliki tingkat motor educability tinggi cenderung lebih baik dibanding dengan kelompok siswa dengan motor educability rendah. Motor educability adalah suatu istilah yang menunjukkan kapasitas seseorang dalam mempelajari keterampilan yang sifatnya baru dalam waktu yang singkat dan cepat. Kemampuan motor educability adalah merupakan kemampuan yang mendasari pembentukan gerak keterampilan yang akan dilakukan. Penguasaan suatu keterampilan gerak merupakan sebuah proses pada seseorang yang mengembangkan seperangkat respons ke dalam suatu pola gerakan yang terkoordinasi, terorganisasi, dan terpadu dengan baik Rusli Lutan, (1988, hlm. 95). Kualitas potensial motor educability akan memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang dalam mempelajari gerakan-gerakan yang baru dengan mudah. Makin tinggi tingkat potensial motor educabilitynya, berarti derajat penguasaan terhadap gerakan-gerakan baru makin mudah (Kirkendall, et.al, 1987, hlm. 131, Rusli Lutan, 1988, hlm. 119). Sehingga apabila seseorang memiliki tingkat motor educability (ME) yang tinggi maka dapat dengan mudah, cepat menguasai keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola (passing-stopping, dribbling, heading dan shoting) dengan kuantitas dan kualitas gerakan yang baik daripada orang yang memiliki tingkat motor educability (ME) yang

rendah. Disamping itu kemampuan motor educability merupakan dasar pembentukan keterampilan gerak, sehingga dalam belajar teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola akan lebih cepat dikuasai jika didukung dengan motor educability yang tinggi.

Berdasarkan temuan secara praktis dari hasil penelitian penulis dan didukung oleh beberapa penemuan hasil penelitian sebelumnya. secara peningkatan dari hasil gain Ternyata hasil belajar keterampilan sepakbola kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan taktis lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki Motor Educability tinggi.

terdapat perbedaan antara motor educability. Hal tersebut disebabkan oleh kedua karakteristik pendekatan pembelajaran dan fakta data hasil tes mengenai hasil keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola.

3. Interaksi dari pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap peningka-tan keterampilan teknik dasar dan keter-ampilan bermain sepakbola siswa.

Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola. Berdasarkan temuan secara praktis dari hasil penelitian penulis dan didukung oleh beberapa penemuan hasil penelitian sebelumnya. Ternyata tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola.

Selain itu, factor lain yang menyebabkan atau menjadi kendala terhadap tidak adanya interaksi dalam penelitian ini yaitu kondisi prasarana, dalam hal ini semakin baik kondisi prasarana maka semakin mudah

Page 14: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

273

Racmat Sujana, dkk., Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motor Educability

bola dikuasi pada saat melakukan dribbling ataupun passing. Sebaliknya apabila prasaran tidak memadai maka akan sulit juga bola untuk dikuasai pada saat melakukan passing-stoping dan dribbling pada saat melakukan permainan.

Hasil ini diperkuat oleh pendapat Lutan, (2005, hlm. 126) “ Para pengetes calon mahasiswa di sekolah guru olahraga seperti di FPOK-IKIP Bandung misalnya, berulang kali menerapkan tes motor educability pada setiap awal tahun penerimaan calon Mahasiswa. Namun sayangnya hasilnya tidak memuaskan”.. Beberapa peneliti, diantaranya Brace 1926 serta Gie dan Espenschade 1942 dalam (Lutan, 2005, hlm. 127) “mencoba untuk menyusun tes untuk mengukur motor educability namun hasilya tak memuaskan juga dan tak berhasil mengidentifikasi motor educability. Berdasarkan gambaran tersebut maka berpengaruh terhadap hasil interaksi dari jawaban hipotesis.

Kesimpulan dan SaranBerdasarkan dari hasil pengolahan

dan analisis data diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan. Jawaban atas pertanyaan penelitian merupakan kesimpulan. Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :1. Hasil belajar keterampilan teknik dasar

dan keterampilan bermain siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik dari pada siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis.

2. Hasil belajar keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola kelompok siswa yang memiliki motor educability tinggi lebih baik dari pada kelompok siswa yang memiliki motor educability rendah.

3. Tidak Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola.

Daftar RujukanCarpenter, E. J. (2010) Te tactical games

model sport experience: an examination of student motivation and game performance during an ultimate frisbee unit. Amherst : university of massachusets

Clarke, (1995) Application of measuerment to health and physical education. Englewood Cliffs, N. J Prentice Hall.

Fraenkel, Wallen, Hyun. (2012). How to design and evaluate research in education. Eighth edition. United States : Mc Graw hill

Griffin, L.L. Mitchell, S.A., dan Oslin, J.L. (1997). Teaching sport concept and skills: a tactical games approach. Illionois: Champaign.

Giriwijoyo, S. dan Sidik, D. Z. (2012). Ilmu faal olahraga. Bandung : PT. Remaja RosdaKarya.

Hoedaya, D. (2001). Pendekatan keterampilan taktis dalam pembelajaran bolabasket: konsep dan metode. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Lutan, R. (1988) Belajar keterampilan motorik pengantar teori dan metode: Jakarta: Depdikbud.

Lutan, R. (2005) Teori belajar keterampilan motorik, konsep dan penerapannya : Bandung. Depdiknas

Metzler, M. W. (2000) Intructional models for physical education. United States of America: Allyn & Bacon.

Maksum, A. (2012) Metode penelitian dalam olahraga, Surabaya: Unesa University.

Nurhasan, dan Cholil. H. (2007) Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung :FPOK UPI.

Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Jakarta: Diknas.

Pangrazi, R. & Daeur, V. (1995). Dynnamic physical education for elementary school

Page 15: PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR …

274

Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 3, Desember 2014

children (edisi 8). New York: Macmillan.Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan makna

pembelajaran. Bandung: Alfabeta.Suherman, A. (2009). Revitalisasi

pengajaran dalam pendidikan jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Yudiana, Y. (2010). Implementasi model pendekatan taktis dan teknis dalam

pembelajaran permainan bolavoli pada pendidikan jasmani sswa smp (tinjauan perbedaan keterampilan teknik dasar dan bermain bolavoli, serta keterampilan berpikir kritis siswa SMPN 4 Kota Bandung). Disertasi. Prodi POR Pascasarjana UPI.