Upload
duongquynh
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMOTONGAN PROPAGUL TERHADAPPERTUMBUHAN SEMAI BAKAU HITAM (Rhizophora mucronata)
(Skripsi)
Oleh
REFKI TAHZANI
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRACT
THE EFFECT OF PROPAGULES CUTTING TO ASIATIC MANGROVE(Rhizophora mucronata ) SEEDLING GROWTH
By
Refki Tahzani
Mangrove or asiatic mangrove is one of mangrove species that has the ability to
protect the coastline agains waves and sea breezes. Due it is advantages and
purposes, particulary in defending the coastline from abrasion, therefore it is
consust to propagule the species efficiently and effectivelly. The propagule
cutting was a methods to overcome the problem of seedling distribution due to the
propagule size that is long and relatively heavy. The aim of the study was to
determine the impact of prapagule cutting toward the seedling growth of asiatic
mangrove and to determine the appropriate cutting lenght that will deliver as good
as uncut viability of propagule. The study was conducted in the greenhouse of
agriculture faculty, University of Lampung, over the period of May to July 2014.
The factorial RAL (Complete Random Design) with 6 treatment was employed as
research method. The first treatment (P0) was uncut propagule in 60 cm (control),
second treatment (P1) was cutted propagule in 50 cm lenght, third treatment (P2)
was cutted propagule in 40 cm lenght, fourth treatment (P3) was cutted propagule
in 30 cm lenght, fifth treatment (P4) was cutted propagule in 20 cm lenght, and
sixth treatment (P5) was cutted propagule in 10 cm lenght. Each experiment unit
consists of 5 propagules trial and each treatment was repeated 5 times. The result
Refki Tahzani
showed that propagules cutting has significantly affect toward the seedling growth
of asiatic mangrove in parameters of seedling life percentation, seedling height,
number of leaves, and root lenght. Uncut propagule significantly gave better
growth in all parameters compare to other treatment.
Keyword : asiatic mangrove, propagules cutting, seedling growth, (Rhizophoramucronata)
ABSTRAK
PENGARUH PEMOTONGAN PROPAGUL TERHADAPPERTUMBUHAN SEMAI BAKAU HITAM (Rhizophora mucronata)
Oleh
Refki Tahzani
Bakau hitam (Rhizophora mucronata) merupakan jenis mangrove yang memiliki
kemampuan melindungi pesisir pantai dari gelombang besar dan angin laut.
Dengan kegunaan dan keunggulan bakau hitam, terutama dalam mempertahankan
pesisir pantai dari abrasi, maka perlu dilakukan upaya perbanyakan tanaman
tersebut. Pemotongan propagul dalam upaya perbanyakan bibit merupakan salah
satu metode dalam mengatasi permasalahan distribusi bibit ke lokasi penanaman
agar lebih efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemotongan propagul terhadap pertumbuhan semai bakau hitam dan
mengetahui pemotongan propagul yang tepat sehingga memiliki viabilitas yang
sama baiknya dengan propagul yang tidak dipotong. Penelitian ini dilaksanakan
di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei sampai
Juli 2014 dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
perlakuan. Perlakuan ke-1 (P0) propagul dengan ukuran 60 cm (kontrol),
perlakuan ke-2 (P1) ukuran 50 cm, perlakuan ke-3 (P2) ukuran 40 cm, perlakuan
ke-4 (P3) ukuran 30 cm, perlakuan ke-5 (P4) ukuran 20 cm, perlakuan ke-6 (P5) 10
cm. Setiap unit percobaan terdiri atas 5 propagul dan setiap perlakuan diulang 5
Refki Tahzani
kali. Hasil penelitian ini menunjukkan pemotongan propagul berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan semai bakau hitam pada parameter persentase hidup, tinggi
semai, jumlah daun, dan panjang akar. Propagul bakau hitam yang tidak dipotong
menunjukkan hasil pertumbuhan yang paling baik.
Kata kunci: bakau hitam (Rhizophora mucronata), pemotongan propagul,pertumbuhan semai
PENGARUH PEMOTONGAN PROPAGUL TERHADAPPERTUMBUHAN SEMAI BAKAU HITAM (Rhizophora mucronata)
Oleh
REFKI TAHZANI
Skripsi
sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA KEHUTANAN
pada
Jurusan KehutananFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 22 Maret
1991, merupakan anak bungsu dari enam bersaudara
putra dari Bapak Rusdan MK dan Ibu Sumyati MZ
Rohimahulloh. Menyelesaikan pendidikan Sekolah
Dasar di SD Negeri 4 Kuripan Kota Agung Tanggamus
pada tahun 2003, Madrasyah Tsanawiyah (MTs) Negeri
2 Kotabumi pada tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun
2009 di SMA Negeri 3 Kotabumi. Penulis terdaftar menjadi mahasiswa Jurusan
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2009.
Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di KPH Purwakarta
Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan di Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan Resort Pemerihan. Karir selama menjadi mahasiswa, penulis pernah
menjadi asisten mata kuliah Manajemen Hutan Mangrove dan Kuliah Lapangan
Kehutanan (KLK) 2013 dan 2014, serta aktif di berbagai organisasi internal dan
eksternal kampus. Organisasi tersebut antara lain Himpunan Mahasiswa
Kehutanan (Himasylva) Fakultas Pertanian Universitas Lampung sebagai
Sekretaris Bidang Pengkaderan dan Penguatan Organisasi (2011-2012), Ketua
Umum (Himasylva) (2012-2013), Badan Pengawas pada Pemilihan Umum Raya
(PEMIRA) Fakultas Pertanian Universitas Lampung (2011-2012), Anggota
Bidang Informasi Komunikasi dan Media Koalisi Pemuda Hijau Indonesia
(KOPHI) Lampung (2012-2013), Koordinator Bidang Pengembangan
Sumberdaya Manusia (PSDM) Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia
(FK3I) Lampung (2013-2017). Pada tahun 2013 dan 2014 penulis ikut bersama
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
Lampung melakukan penelitian di hutan mangrove Lampung Mangrove Center
(LMC) berkerjasama dengan Universitas Saga Jepang. Pada tahun 2014 penulis
dianugerahi sebagai juara 1 Lomba Wana Lestari 2014 kategori Kader Konservasi
Alam (KTA) tingkat Provinsi Lampung. Sekarang penulis aktif sebagai pengurus
kabinet Perkumpulan Garuda Sylva (Garsi) (2015-sekarang).
SANWACANA
Alhamdulillah syukur penulis panjatkan atas segala nikmat yang telah Allah
berikan dan sholawat serta salam disampaikan kepada Rasulalloh Muhammad
SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh
Pemotongan Propagul Terhadap Pertumbuhan Semai Bakau Hitam (Rhizophora
mucronata)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan
pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada berbagai pihak sebagai berikut.
1. Bapak Drs. H. Afif Bintoro, M.P., selaku Pembimbing utama dan dosen
pembimbing akademik atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang telah
diberikan sampai selesainya penulisan skripsi ini.
2. Bapak Duryat, S. Hut., M.Si., selaku pembimbing ke-2 yang telah banyak
memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Ir. Indriyanto, M.P., selaku penguji utama atas arahan, saran dan
kritik yang telah diberikan sampai selesainya penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Melya Riniarti S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
ii
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya
Jurusan Kehutanan yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga
kepada penulis.
7. Ayah dan ibu penulis yang selalu memberikan doa motivasi untuk
kesuksesan dalam penulisan skripsi.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi semua. Amin.
Bandar lampung, April 2016
Penulis
Refki Tahzani
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian............................................................................ 2
C. Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
D. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 3
E. Hipotesis......................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
A. Pengertian Hutan Mangrove ........................................................... 5
B. Karakteristik Habitat Hutan Mangrove ........................................... 5
C. Manfaat hutan Mangrove ................................................................ 6
D. Deskripsi Botanis Bakau Hitam Rhizophora mucronata ................. 7
1. Tinjauan Umum Bakau Hitam Rhizophora mucronata............... 72. Morfologi Bakau Hitam Rhizophora mucronata......................... 7
E. Perkecambahan Benih ...................................................................... 11
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 12
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 12
B. Alat dan Bahan ................................................................................ 12
C. Metode Penelitian............................................................................ 12
iv
1. Rancangan Percobaan.................................................................. 122. Parameter Pertumbuhan .............................................................. 173. Analisis Data................................................................................ 17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 20
A. Hasil ............................................................................................... 20
1. Homogenitas Ragam.................................................................. 202. Analisis Ragam.......................................................................... 203. Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) ................................................ 21
B. Pembahasan .................................................................................... 27
1. Persentase Hidup ...................................................................... 272. Tinggi Semai............................................................................. 283. Jumlah Daun ............................................................................. 294. Panjang Akar ............................................................................ 30
V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 33
A. Simpulan ......................................................................................... 33
B. Saran ................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 34
LAMPIRAN .............................................................................................. 36
Tabel 3--21 .................................................................................................. 37
Gambar 16--19 ............................................................................................ 45
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh pemotongan propagulterhadap pertumbuhan semai ............................................................... 21
2. Rekapitulasi hasil uji BNT pengaruh pemotongan propagulterhadap pertumbuhan semai ............................................................... 22
3. Data hasil pengamatan persentase hidup bakau hitamR. mucronata ........................................................................................ 37
4. Data uji homogenitas persentase hidup semai ..................................... 37
5. Data hasil uji homogenitas persentase hidup semai tanpa P0............... 38
6. Hasil analisis ragam persentase hidup semai ....................................... 38
7. Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) persentase hidup semai .............. 38
8. Data hasil pengamatan tinggi semai bakau hitamR. mucronata ........................................................................................ 39
9. Data uji homogenitas tinggi semai. ..................................................... 39
10. Data hasil pengamatan tinggi semai bakau hitamR. mucronata setelah di transformsi log Y. ........................................ 40
11. Data uji homogenitas setelah tranformasi log Y. ............................... 40
12. Hasil analisis ragam tinggi semai. ...................................................... 40
13. Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) tinggi semai ............................... 41
14. Data hasil pengamatan jumlah daun bakau hitamR. mucronata ........................................................................................ 41
15. Hasil uji homogenitas jumlah daun...................................................... 42
vi
16. Hasil analisis ragam jumlah daun ....................................................... 42
17. Hasi uji beda nyata terkecil (BNT) jumlah daun ................................. 42
18. Data hasil pengamatan panjang akar bakau hitamR. mucronata ........................................................................................ 43
19. Hasil uji homogenitas panjang akar ..................................................... 43
20. Hasil analisis ragam panjang akar........................................................ 43
21. Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) panjang akar................................ 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Penampakan batang R. mucronata ...................................................... 8
2. Penampakan bunga R. mucronata ....................................................... 9
3. Penampakan buah R. mucronata ......................................................... 9
4. Penampakan daun R. mucronata ......................................................... 10
5. Penampakan akar R. mucronata ......................................................... 10
6. Tata letak satuan percobaan dalam rancangan acak lengkap (RAL) ... 13
7. Pengunduhan propagul bakau hitam R. mucronata ............................. 14
8. Seleksi propagul dan pengukuran panjang........................................... 15
9. Penyiapan media semai berupa tanah ................................................. 15
10. Penyemaian propagul bakau hitam R. mucronata pada media semai.. 14
11. Persentase hidup semai bakau hitam pada perlakuan pemotonganpropagul R. mucronata. (P0) propagul tanpa pemotongan ukuran 60 cm(kontrol), (P1) pemotongan propagul dengan ukuran 50 cm, (P2) pemotonganpropagul dengan ukuran 40 cm, (P3) pemotongan propagul dengan ukuran 30cm, (P4) pemotongan propagul dengan ukuran 20 cm, (P5) pemotonganpropagul dengan ukuran 10 cm............................................................ 24
12. Tinggi semai bakau hitam pada perlakuan pemotongan propagul. (P0)propagul tanpa pemotongan ukuran 60 cm (kontrol), (P1) pemotonganpropagul dengan ukuran 50 cm, (P2) pemotongan propagul dengan ukuran40 cm, (P3) pemotongan propagul dengan ukuran 30 cm, (P4) pemotonganpropagul dengan ukuran 20 cm, (P5) pemotongan propagul dengan ukuran10 cm.................................................................................................... 25
viii
13. Jumlah daun bakau hitam pada perlakuan pemotongan propagul. (P0)propagul tanpa pemotongan ukuran 60 cm (kontrol), (P1) pemotonganpropagul dengan ukuran 50 cm, (P2) pemotongan propagul dengan ukuran40 cm, (P3) pemotongan propagul dengan ukuran 30 cm, (P4) pemotonganpropagul dengan ukuran 20 cm, (P5) pemotongan propagul dengan ukuran10 cm.................................................................................................... 26
14. Panjang akar bakau hitam pada perlakuan pemotongan propagul. (P0)propagul tanpa pemotongan ukuran 60 cm (kontrol), (P1) pemotonganpropagul dengan ukuran 50 cm, (P2) pemotongan propagul dengan ukuran40 cm, (P3) pemotongan propagul dengan ukuran 30 cm, (P4) pemotonganpropagul dengan ukuran 20 cm, (P5) pemotongan propagul dengan ukuran10 cm.................................................................................................... 27
15. Bagian-bagian pada propagul R. mucronata. (1) kelopak buah (2) kepingbuah, (3) plumula/bakal daun, (4) tangkai buah, (5) daun, (6) hipokotil,(7) radikula........................................................................................... 31
16. Proses pemotongan propagul R. mucronata ........................................ 45
17. Bibit bakau hitam R. mucronata pada akhir pengamatan .................... 45
18. Penampakan tinggi tunas, daun, dan panjang akar pada akhirpengamatan .......................................................................................... 46
19. Penampakan akar propagul R mucronata yang tidak dipotong padaakhir pengamatan ................................................................................. 46
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakau hitam (Rhizophora mucronata) merupakan salah satu spesies penting
di hutan mangrove. Bakau hitam banyak digunakan dalam kegiatan
rehabilitasi hutan mangrove. Kayu bakau hitam digunakan sebagai bahan
bakar arang yang merupakan salah satu kualitas terbaik. Tanin dari kulit kayu
mengandung senyawa polifenol tinggi digunakan untuk pewarnaan
(Poedjirahajoe dkk., 2011), dan kadang-kadang digunakan sebagai obat
dalam kasus hematuria (pendarahan pada air seni), akarnya yang kuat sangat
bagus ditanam di sepanjang tambak untuk melindungi pematang dari bencana
alam, selain itu juga bakau hitam berfungsi sebagai habitat satwa langka,
pengendapan lumpur, penambahan unsur hara, sumber plasma nutfah,
penyerapan karbon serta masih banyak lagi fungsi ekologis lainnya dari
bakau hitam (Davis dan Natarina, 1995).
Mangrove jenis Rhizophora spp. memiliki buah yang disebut propagul.
Bagian yang memanjang pada propagul (hipokotil) adalah sebagai tempat
cadangan makanan selama propagul berkecambah dan menjadi semai. Bagi
beberapa jenis tumbuhan mangrove, hipokotil merupakan organ penting yang
berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
2
Rusaknya kondisi mangrove menimbulkan berbagai permasalahan terutama
abrasi yang terjadi hampir di seluruh pantai utara Jawa (Yasinta dkk., 2012).
Mengingat besarnya kerugian akibat rusaknya mangrove, maka penting
dilakukan kegiatan rehabilitasi hutan mangrove. Kegiatan rehabilitasi tidak
akan berhasil tanpa tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah yang
banyak. Bakau hitam merupakan salah satu jenis mangrove yang baik untuk
kegiatan rehabilitasi, namun dimensi propagul yang besar dan panjang
menyulitkan dalam sistem pengangkutan dan distribusi bibit ke lokasi
penanaman sehingga biaya transportasi semakin bertambah.
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam distribusi dan
transportasi bibit adalah pengurangan dimensi dari propagul bakau hitam.
Pengurangan dimensi dapat dilakukan dengan pemotongan propagul sampai
dengan batas tertentu dan viabilitas benih tidak terpengaruh terhadap
pemotongan tersebut. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemotongan propagul terhadap benih bakau hitam.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui.
1. Pengaruh pemotongan propagul terhadap pertumbuhan semai bakau
hitam.
2. Propagul perlakuan yang memiliki viabilitas yang sama baiknya dengan
propagul yang tidak dipotong.
3
C. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi
mengenai teknik pembibitan bakau hitam, khususnya terhadap pemotongan
propagul terkait dengan transportasi buah dan bibit bakau hitam.
D. Kerangka Pemikiran
Bakau hitam adalah salah satu jenis yang sangat penting pada ekosistem
mangrove. Kayunya yang bagus serta memiliki sistem perakaran yang kuat
sehingga sangat bagus untuk dijadikan tanaman rehabilitasi lahan. Namun
dimensi propagul yang cukup besar menjadi sedikit kendala dalam sistem
pengangkutan sehingga biaya transportasi pun meningkat.
Belum banyak informasi ilmiah tentang pemotongan propagul terkait dengan
usaha pembibitan. Sarno (2009) melaporkan banyak orang belum
mengetahui apakah buah masih bisa tumbuh jika bagian pangkal buahnya
dipotong. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, propagul yang
mengalami pemotongan lebih sedikit jumlah akar dan daunnya dibandingkan
dengan propagul yang tidak dipotong.
Selama aktif berkecambah propagul memiliki cadangan makanan yang
tersimpan di hipokotil. Cadangan makanan ini sangat penting bagi embrio
sehingga keberadaannya penting bagi pertumbuhan bibit. Namun demikian
pada umumnya cadangan makanan tidak akan habis sampai benih memiliki
organ fotosintesis, karenanya jumlah cadangan makanan sampai batas tertentu
dapat dikurangi.
4
Pemotongan propagul dengan ukuran tertentu dilakukan untuk mengetahui
ukuran propagul yang dapat dikurangi sampai batas maksimal tetapi tidak
mempengaruhi viabilitas benih tersebut. Informasi yang diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah pengaruh pemotongan propagul bakau hitam dan
mengetahui panjang maksimal propagul yang dapat dikurangi. Diharapkan
dari percobaan ini dapat memberikan suatu informasi dalam teknik
pembibitan bakau hitam dengan cara pemotongan propagul dan terkait
efisiensi sistem transportasi bibit dari persemaian.
E. Hipotesis
Hipotesis yang dapat dikemukakan mengenai penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Pemotongan propagul bakau hitam berpengaruh terhadap viabilitas benih.
2. Pemotongan propagul bakau hitam dengan menyisakan panjang sampai ≥
30 cm tidak memengaruhi viabilitas benih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis,
yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh
dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur (Bengen, 2002).
Mangrove mampu tumbuh di lingkungan berair yang setiap hari digenangi air
laut. Benihnya bersifat rekalsitran, tidak memiliki masa dorman, dan
biasanya berkecambah sejak masih berada pada pohon.
Secara umum hutan mangrove didefinisikan sebagai hutan yang terdapat di
sepanjang pantai atau muara yang terpengaruh oleh pasang surut air laut,
tergenang air laut, tetapi tidak terpengaruhi oleh iklim. Hutan mangrove
terdapat pada tanah berlumpur, berpasir, atau tanah berpasir.
B. Karakteristik Habitat Hutan Mangrove
Menurut Bengen (2002) habitat hutan mangrove mempunyai suatu
karakteristik yang unik jika dibandingkan dengan dengan karakteristik-
karakteristik hutan lainnya. Karakteristik yang dimiliki oleh hutan mangrove
yaitu tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur,
berlempung atau berpasir, daerahnya tergenang air laut secara berkala, baik
6
setiap hari maupun yang hanya tergenang pada saat purnama. Frekuensi
genangannya menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove, menerima
pasokan air tawar yang cukup dari darat, terlindung dari gelombang besar dan
arus pasang surut yang kuat.
C. Manfaat Hutan Mangrove
Menurut Arief (2003) hutan mangrove mempunyai beberapa manfaat yang
sangat penting bagi makhluk hidup. Beberapa manfaat hutan mangrove
adalah mencegah abrasi pantai akibat terjangan ombak dan angin laut yang
kuat, menjaga garis pantai agar tetap stabil, menahan sedimen secara periodik
sampai terbentuk lahan baru, sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau
rembesan air laut ke darat, sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang
mengahasilkan oksigen, penyerap karbondioksida, sumber plasma nutfah dan
sumber genetika. Hutan Mangrove merupakan penyuplai detritus dan nursery
ground bagi satwa yang ada di ekosistem mangrove. Detritus banyak
digunakan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman dan detrivora seperti plankton
dan benthos, benthos-benthos yang hidup di ekosisitem mangrove seperti
udang, kepiting, dan kerang ini menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat.
Selain itu secara khusus manfaat yang dihasilkan oleh bakau hitam yaitu tanin
dari kulit kayu digunakaan untuk pewarnaan dan kayu bakau hitam dapat
dijadikan sebagai bahan bakar arang. Di Asia Tenggara dan Wilayah Pasifik,
areal mangrove digunakan sebagai tempat tinggal, kolam ikan dan industri
minyak.
7
D. Deskripsi Botanis Bakau Hitam Rhizophora mucronata
1. Tinjauan Umum Bakau Hitam Rhizophora mucronata
Bakau Hitam (Rhizophora mucronata) merupakan salah satu jenis
mangrove sejati yang berada pada zona terluar pohon dengan ketinggian
mencapai 27 m.
Taksonomi jenis bakau hitam secara lengkap adalah sebagai berikut
(Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, 1997).
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Dialypetalae
Bangsa : Myrtales
Family : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Spesies : Rhizophora mucronata
2. Morfologi Bakau Hitam Rhizophora mucronata
a. Batang
Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna
gelap hingga hitam, mempunyai celah, dan memiliki akar tunjang (Noor
dkk., 1999), dan mengandung tanin (zat penyamak).
8
Gambar 1. Penampakan batang R. Mucronata.
b. Bunga
Musim berbunga dan berbuah terjadi sepanjang tahun, musim puncak
R. mucronata adalah dari bulan Juli--November (Kamal, 2011). Bunga
berbentuk gagang, kepala bunga berbentuk seperti cagak, bersifat
biseksual dan masing-masing menempel pada gagang individu yang
panjangnya 2,5--5 cm. Letak bunga axilaris (di ketiak daun) dengan
formasi berkelompok bunga majemuk (4--8 bunga perkelompok).
Daun mahkota berjumlah empat buah dan berwarna kuning pucat.
Benang sari berjumlah delapan dan tidak bertangkai.
9
Gambar 2. Penampakan bunga R. mucronata.
c. Buah
Buah membulat hingga berbentuk telur berukuran 5--7 cm, berwarna
hijau kecoklatan. Mempunyai kelopak berjumlah 4, keping buah
berwarna kuning atau coklat ketika masak, hipokotil silindris, kasar dan
berbintil, buah berukuran panjang 36--70 cm (Noor dkk., 1999).
Gambar 3. Penampakan buah R. mucronata.
10
d. Daun
Daun mempunyai gagang berwarna hijau dengan panjang 2,5--5,5 cm.
Bentuknya elips melebar hingga bulat memanjang dengan ujung
meruncing dan mempunyai ukuran 11--23 x 5--13 cm (Noor dkk.,
1999).
Gambar 4. Penampakan daun R. mucronata.
e. Akar
Akar berbentuk tunjang berfungsi untuk mengambil unsur hara dan
menahan sedimen. Akar memiliki lentisel yang berfungsi sebagai alat
pernafasan (Bengen, 2000).
Gambar 5. Penampakan akar R. mucronata.
11
E. Perkecambahan Benih
Perkecambahan menurut Chaidir dkk. (2015) merupakan proses metabolisme
biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah
(plumula dan radikula). Proses ini sebenarnya sangat kompleks, yang dimulai
dari proses imbibisi dan proses metabolisme karbohidrat di dalam lembaga.
Namun untuk kepentingan praktis, ada dua macam pengertian dalam
perkecambahan, yaitu (1) pengertian teknis, perkecambahan dimulai apabila
kulit benih telah pecah dan radikula (akar) sudah muncul dan (2) pengertian
praktis, perkecambahan telah dimulai apabila kecambah telah muncul di
permukaan media.
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2014.
B. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu, gembor, kaliper, penggaris
berskala 0,1 cm, lembar pengamatan. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu, propagul R. mucronata, polybag, Dithane dan Furadan 3G. Media
tumbuh yang digunakan yaitu tanah.
C. Metode Penelitian
1. Rancangan Percobaan
Propagul bakau hitam memiliki kisaran panjang antara 36--70 cm. Rata-
rata panjang propagul di lapangan 60 cm, sehingga digunakan ukuran rata-
rata di lapangan sebagai kontrol. Penelitian ini menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan. Perlakuan ke-1 (P0) propagul
dengan ukuran 60 cm (kontrol), perlakuan ke-2 (P1) ukuran 50 cm,
perlakuan ke-3 (P2) ukuran 40 cm, perlakuan ke-4 (P3) ukuran 30 cm,
13
perlakuan ke-5 (P4) ukuran 20 cm, perlakuan ke-6 (P5) 10 cm. Setiap
perlakuan menggunakan 5 sampel, dengan menggunakan 5 kali ulangan.
Jadi total jumlah sampel yang digunakan 6 x 5 x 5 = 150 sampel propagul.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan persamaan umum sebagai berikut (Hanafiah, 2001).
Yij = µ + τi + εij ; i= 1, 2, 3, 4, 5, 6j= 1, 2, 3, 4, 5
Keterangan: Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-idan ulangan ke-j
µ = nilai tengah umumTi = pengaruh perlakuan ke-iεij = pengaruh galat percobaaan dari perlakuan ke-i dan
ulangan ke-ji = perlakuan 1, 2, 3, 4, 5, 6j = ulangan 1, 2, 3, 4, 5
Penentuan tata letak percobaan dalam rancangan acak lengkap mengguna-
kan pengundian, sehingga setiap satuan percobaan mempunyai peluang
letak yang sama. Tata letak satuan percobaan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 6. Tata letak satuan percobaan dalam Rancangan AcakLengkap (RAL). (P0) propagul tanpa pemotongan ukuran 60cm (kontrol), (P1) pemotongan propagul dengan ukuran 50cm, (P2) pemotongan propagul dengan ukuran 40 cm, (P3)pemotongan propagul dengan ukuran 30 cm, (P4) pemotonganpropagul dengan ukuran 20 cm, (P5) pemotongan propaguldengan ukuran 10 cm.
P1.4 P3.5 P2.4 P0.4 P5.2 P2.3
P0.1 P2.2 P1.3 P5.1P4.1 P0.3
P2.1 P5.3P4.4 P4.3 P1.1P0.2
P4.5 P0.5P1.5 P3.3 P4.2P2.5
P3.4 P5.5 P5.4 P3.2 P3.1P1.2
14
a. Pengunduhan Propagul
Pengunduhan propagul bakau hitam dilakukan dengan mengambil buah
yang telah masak fisiologis langsung dari pohon. Propagul yang diunduh
mempunyai ciri kotiledon berwarna hijau muda atau kuning dan hipokotil
berwarna hijau.
Gambar 7. Pengunduhan propagul bakau hitam R. mucronata.
b. Seleksi Propagul
Seleksi propagul dilakukan untuk menyeragamkan propagul yang akan
disemai. Propagul yang akan disemai mempunyai kriteria panjang ± 60
cm, bebas hama dan penyakit serta tidak mempunyai luka mekanis.
Gambar 8. Seleksi propagul dan pengukuran panjang.
15
c. Media Perkecambahan
Media perkecambahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, tanah.
Sebelum digunakan sebagai media semai, tanah diayak dengan ukuran
kisi-kisi ayakan 0,5 x 0,5 cm. Pengayakan ini bertujuan untuk
menyeragamkan gumpalan-gumpalan struktur tanah dan menyaring benda
asing. Kemudian tanah disterilisasi menggunakan Dithane dan Furadan
3G dengan cara mencampurkan bahan-bahan tersebut dengan tanah dan
diaduk hingga tercampur rata. Sterilisasi berfungsi untuk mencegah
timbulnya jamur dan serangan serangga.
Gambar 9. Penyiapan media semai berupa tanah.
d. Penyemaian Propagul
Penyemaian propagul dilakukan ketika media semai sudah siap dan
menggunakan propagul yang telah diseleksi. Propagul disemaikan dengan
cara menancapkan bagian bawah propagul (radikula) sedalam ± 7cm
(Hachinohe dkk., 1998).
16
Gambar 10. Penyemaian propagul bakau hitam R. mucronata pada mediasemai.
e. Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan untuk memastikan media semai dalam kondisi
kapasitas lapang, penyiraman menggunakan air tawar. Pengendalian hama
dilakukan dengan cara mekanis. Hama yang biasa menyerang yaitu
serangga Basilepta sp. yang merupakan larva dari Capua endocypa, hama-
hama tersebut biasanya menyerang daun. Pengendalian hama dilakukan
dengan cara mekanis yaitu mengambil dan kemudian membunuh hama
tanpa menggunakan pestisida.
2. Parameter Pertumbuhan
Parameter pertumbuhan semai bakau hitam meliputi persentasi hidup
semai, tinggi semai, jumlah daun, dan panjang akar semai.
1. Persentase hidup semai
Persentase hidup semai dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Persentase hidup = ∑ ∑ 100%Persentase hidup dihitung pada akhir pengamatan.
17
2. Tinggi semai (cm). Tinggi semai diukur dari pangkal semai hingga ke
ujung semai menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan setiap 7
hari sekali sampai semai berumur 10 minggu.
3. Jumlah daun (helai). Jumlah daun dihitung berdasarkan pertumbuhan
helai daun. Pengukuran dilakukan setiap 7 hari sekali sampai semai
berumur 10 minggu.
4. Panjang akar semai (cm/tanaman). Panjang akar semai diukur dari
pangkal batang sampai ujung akar dengan menggunakan penggaris
dengan ketelitian 0,1 cm. Pengukuran dilakukan sekali pada akhir
penelitian.
3. Analisis Data
a. Homogenitas Ragam
Homogenitas ragam diuji menggunakan uji Bartlett dan hasil
perhitungannya disajikan ke dalam bentuk tabel (Gaspersz, 1991).
X2 hitung terkoreksi = X2 hitung
K
X2 hitung = (ln 10) {B – ( Σ db log Si2 )
² = ℎ∑( − 1)B = (log ) Σ( − 1)K = 1 + ( ) ∑ ( ) − Σ( )Jika X2 hitung >X2 tabel, maka data yang diperoleh tidak homogen,
sehingga perlu dilakukan transformasi, sedangkan jika X2 hitung ≤
18
X2tabel, maka ragam homogen dan dilanjutkan dengan analisis ragam.
jika Y adalah data asli anda, maka Y’ (Y aksen) adalah data hasil
transformasi anda. Jadi Y = Y’.
Apabila hasil uji homogenitas ragam tidak homogen maka perlu
dilakukan transformasi dengan log Y.
b. Analisis Ragam
Untuk menguji tentang ada tidaknya pengaruh umum faktor perlakuan
terhadap parameter yang diamati, dilakukan analisis ragam (Uji F) pada
taraf nyata 5%. Persamaan yang digunakan dalam analisis ragam
adalah sebagai berikut.
FK =..
JK total = ∑ −ij
JK perlakuan = ∑ i. −ij
JK galat = JK total – JK perlakuan
Jika F hitung > F tabel, berarti terdapat pengaruh nyata paling tidak satu
dari perlakuan yang diberikan terhadap pertumbuhan propagul bakau
hitam. Jika F hitung ≤ F tabel, maka tidak ada pengaruh nyata dari
seluruh perlakuan yang diberikan.
c. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
Jika dari hasil analisis ragam terdapat paling tidak satu perlakuan yang
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan propagul bakau hitam, maka
19
dilakukan uji BNT untuk mengetahui perlakuan mana yang
memberikan pengaruh nyata tersebut. Semua perhitungan dilakukan
pada taraf nyata 5%. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
BNT = tα/(v). Sđ
Keterangan : tα(v) = nilai baku t-student pada taraf uji α dan derajat bebasgalat v.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pemotongan propagul berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan semai
bakau hitam pada setiap parameter yang diamati yaitu persentase hidup,
tinggi tunas, jumlah daun dan panjang akar, karena tidak ada perlakuan
pemotongan propagul yang memiliki viabilitas yang lebih baik atau sama
dengan propagul yang tidak dipotong.
B. Saran
1. Tidak satupun perlakuan pemotongan propagul bakau hitam yang
memberikan hasil pertumbuhan semai sama baiknya dengan propagul
yang tidak dipotong, sehingga disarankan menggunakan propagul bakau
hitam yang tidak dipotong untuk kegiatan pembibitan.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pemotongan
propagul bakau hitam dengan menambahkan hormon pertumbuhan tunas
dan akar pada perlakuan serta untuk menguji viabilitas benih ketika
ditanam di lokasi penanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 2003. Hutan Mangrove, Fungsi & Manfaatnya. Buku. Kanisius.Yogyakarta. 48 hlm.
Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Buku. Universitas Indonesia. Ja-karta. 19--27 hlm.
Bengen, D.G. 2000. Sinopsis Teknis Pengambilan Contoh dan Analisis DataBiofisik Sumberdaya Pesisir. Buku. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisirdan Laut Institut Pertanian Bogor. Bogor. 88 hlm.
Bengen, D.G. 2002. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan EkosistemMangrove. Buku. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan.Institut Pertanian Bogor. Bogor. 61 hlm.
Chaidir, L., Epi. dan A. Taofik. 2015. Eksplorasi, identifikasi, dan perbanyakantanaman ciplukan (Physalis angulata L.) dengan menggunakanmetode generatif dan vegetatif. Jurnal Kajian Islam, Sains danTeknologi. 9(1):82—103.
Daniel, T.W., J. A. Helms. dan F.S. Backer. 1987. Prinsip-Prinsip Silvikultur.Buku. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 651hlm.
Davis, C. dan Natarina. 1995. Berbagai Ide Untuk Menjawab Tantangan danKebutuhan. Buku. Granedia. Jakarta. 500 hlm.
Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. 1997. Petunjuk TeknisPedoman Rhizophora mucronata. Buku. Departemen Kehutanan.Jakarta. 28 hlm.
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-ilmu Pertanian.Ilmu Teknik dan Biologi. Buku. Armico. Bandung. 472 hlm.
Hachinohe, H.,O. Suko dan A. Ida. 1998. Manual Persemaian Mangrove di Bali.Buku. Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesiadan Japan International Cooperation Agency. PT.Indografika Utama.Kuta. 49 hlm.
35
Hanafiah, K. A. 2001. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Buku. FakultasPertanian Universitas Sriwijaya. Palembang. 238 hlm.
Hartman, H.T. and D.E. Kester. 1975. Plant Propagation. Principle and Practices3nd ed. Buku. Prentice Hall of India Private. Ltd. New delhi. 662 hlm.
Kamal, E. 2011. Fenologi mangrove (Rhizophora apiculata, R. mucronata danR.stylosa) di Pulau Unggas, Air Bangis Pasaman Barat, Sumatera Bar-at. Jurnal Natur Indonesia. 14(1):90—94.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Buku.Raja Grafindo Persada. Jakarta. 218 hlm.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1.Buku. Gramedia Pustaka. Jakarta. 408 hlm.
Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N. Suryadiputra. 1999. Mangroves IdentificationGuidelines in Indonesia . Buku. Wet Land International IndonesiaPrograme. Bogor. 220 hlm.
Poedjirahajoe, E., R. Widyorini. dan N.P.D. Mahayani. 2011. Kajian ekosistemmangrove hasil rehabilitasi pada berbagai tahun tanaman untukestimasi kandungan ekstrak tanin di pantai utara Jawa Tengah. JurnalIlmu Kehutanan. 5(2):99—107.
Sarno. 2009. Pengaruh Pemotongan Buah terhadap Viabilitas Bibit Mangrove.Prosiding. Kongres Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XIV danSeminar Nasional Biologi XX. Universitas Islam Negeri (UIN) Ma-lang. 24 – 25 Juli 2009. 6 hlm.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Buku. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 237hlm.
Yasinta, A., A, Hartoko. dan Suryanti. 2012. Pengaruh penambahan kitosanterhadap pertumbuhan Rhizopora mucronata dengan konsentrasiberbeda di tambak desa Mangunharjo, Semarang. Journal ofManagement of Aquatic Resources. 1(1):1—5.