15
PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 THE INFLUENCE OF HONEY ON THE BLOOD PRESSURE OF PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS TYPE 2 Andi Sitti Rahma 1 , Burhanuddin Bahar 2 , Nurhaedar Jafar 2 1 Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin 2 Bagian Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Andi Sitti Rahma Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana HP : 085242714698 Email : [email protected]

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

THE INFLUENCE OF HONEY ON THE BLOOD PRESSURE OF PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS TYPE 2

Andi Sitti Rahma1 , Burhanuddin Bahar2, Nurhaedar Jafar2

1Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin

2Bagian Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi : Andi Sitti Rahma Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana HP : 085242714698 Email : [email protected]

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Abstrak

Pasien dengan Diabetes Melitus cenderung untuk mengalami hipertensi, madu dengan berbagai kandungan antioksidan terbukti mampu menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemberian madu terhadap tekanan darah sistol dan diastole pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian dilakukan di Puskesmas Batua dan Puskesmas Bara-Baraya Makassar. Desain Penelitian adalah Pre-Post Control Design, sampel terdiri dari 36 orang pasien DM tipe 2 yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi. . Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok kontrol (n=18 orang) hanya diberikan edukasi gizi berupa pilar penanganan DM, dan kelompok intervensi (n=18) diberikan edukasi gizi dan madu 70 gram/hari selama 30 hari. Terdpat 3 responden drop out dari kelompok kontrol. Data dikumpulkan oleh petugas yang terlatih, meliputi tekanan darah, berat badan, tinggi badan, food recall 24 jam, dan aktifitas fisik, sebelum dan setelah penelitian. Hasil penelitian diperoleh terjadi kecenderungan peningkatan tekanan darah sistol sebesar 3.93±18.61 mmHg pada kelompok kontrol, dan penurunan tekanan darah sistol sebesar 0.61±10.6 mmHg pada kelompok intervensi. Setelah dilakukan pemisahan kelompok umur, pada responden usia di bawah 50 tahun pada kelompok kontrol diperoleh peningkatan tekanan darah sistol sebesar 11.6±26.17 mmHg, sedangkan pada kelompok intervensi, terjadi sedikit peningkatan tekanan darah sistol, yakni sebesar 2.86±10.35 mmHg. Pada responden usia di atas 50 tahun, tekanan darah sistol kelompok kontrol cenderung stabil. Sedangkan pada kelompok intervensi, terjadi penurunan tekanan darah sistol, sebesar 6.07±9.21 mmHg Disimpulkan bahwa ada hubungan pemberian madu selama 30 hari dengan pengendalian tekanan darah sistol pasien DM tipe 2 dan tidak ada perbedaan tekanan darah diastole kelompok yang diberi madu dan tidak diberi madu. Kata Kunci : Madu, Tekanan Darah, DM tipe 2

Abstract

Patients with diabetes mellitus are likely to have hypertension, honey with a variety of antioxidants proven to reduce blood pressure. The aim of the research was to investigate the effect of honey on systolic and diastolic blood pressure of patients with diabetes mellitus type 2. The research was conducted in Batua Public Health Center and Bara-Baraya Public Health Center, Makassar using Pre-Post Control Design. The samples consisted of 36 people of patients with diabetes mellitus type 2 who fulfilled inclusion and exclusion criteria. They were divided into two groups, i.e. control group (n = 18 people) who were just given education on nutrition in the form of handling pillar of Diabetes Melitus treatment, and intervention group (n = 18) who were given education on nutrition and honey 70 grams / day for 30 days. There were 3 samples in control group dropped out. Data were obtained by trained staff, including blood pressure, weight, height, 24-hour food recall, and physical activity, before and after the research. The results of the research indicate that there is a tendency of an increase in systolic blood pressure, i.e. 18.61 ± 3.93 mmHg for control group, and a decrease in systolic blood pressure, i.e. 0.61 ± 10.6 mmHg for intervention group. After the separation of age groups, the respondents under 50 years old in the control group gain an increase of systolic blood pressure, i.e. 11.6 ± 26.17 mmHg,while in the intervention group, there is a slight increase in systolic blood pressure, i.e. 2.86±10.35 mmHg. For the respondents above 50 years old, patient’s systolic blood pressure in the control group tends to be stable, while the one in the intervention group tends to decrease,i.e. 6.07 ± 9:21 mm Hg. Thus, It is concluded that there is a relationship between giving honey 70 gram for 30 days and controlling systolic blood pressure of patients with diabetes mellitus type 2, but there is no difference of diastolic blood pressure between the group given honey and the one which is not given honey. Keywords: Honey, Blood Pressure, diabetes mellitus type 2

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

PENDAHULUAN

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

(Wild, 2004)

Angka kejadian Diabetes Melitus (DM) akan terus mengalami peningkatan. Di seluruh

dunia, prevalensi DM diperkirakan akan meningkat dari 2,8% pada tahun 2000 menjadi 4,4%

pada tahun 2030. Jumlah penduduk yang menderita DM di seluruh dunia diperkirakan akan

meningkat dari 171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta pada tahun 2030 (Wild, 2004). Hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi DM di Indonesia juga mengalami

peningkatan, dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,1% pada tahun 2013.

Madu mengandung zat yang baik bagi kesehatan. Sejumlah penelitian berhasil

mengidentifikasi senyawa antioksidan yang terdapat pada beberapa jenis madu.. Unsur yang

berperan dalam memberikan efek antioksidan pada madu adalah adanya phenol dan flavonoid

yang terkandung di dalamnya, yang bergantung pada sumber tanaman, musim, lingkungan dan

proses dalam pengolahan madu tersebut (Erujuwa, 2012). Kucuk dkk.. meneliti antioksidan yang

terdapat pada tiga jenis madu Turki, dan mereka mendapatkan bahwa ketiga jenis madu tersebut

mengandung antioksidan dan antibacterial dan sebaiknya dikonsumsi untu kesehatan dan

melawan beberapa kuman penyakit (Kucuk, 2007). . Penelitian yang dilakukan oleh Al-Mamary

dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang terkandung dalam madu

Yaman (Al-Mamary,2002). Hasan Alzahrani juga membuktikan dalam penelitiannya terhadap

tiga jenis madu yang berasal dari tempat geografis yang berbeda, yakni madu Manuka dari New

Zealand, madu akasia dari Jerman dan madu dari Algeria, maka dia menemukan bahwa ketiga

madu tersebut mengandung phenol yang tingi dimana kandungan phenol berkorelasi dengan

efektifitas antioksidan dari ketiga madu tersebut. Pada penelitian terbut ditemukan kandungan

phenol yang tertinggi pada madu Manuka dari New Zealand (Alzahrani, 2012). Khalil dkk.

berhasil mengidentifikasi 6 jenis asam fenol dan 5 jenis flavonoid yang terkandung dalam

beberapa jenia madu Malaysia. Asam fenol yang berhasil mereka identifikasi yaitu gallic,

syringic, benzoic,tran-cinnamic,p-coumaric dan caffeic acid. Sedangkan flavonoid yang berhasil

mereka identifikasi adalah catechin, kaempferol, naringenin, luteoin dan apigenin (Khalil, 2011).

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Van Den Berg dkk. juga menemukan kandungan fenol yang tinggi dalam madu buatan Newyork,

sehingga madu tersebut mampu menurunkan kadar ROS dan dianggap baik dioleskan pada luka.

Beretta dkk. juga melakukan penelitian tentang efek madu terhadap kultur cell line, dan

diperoleh hasil bahwa madu tersebut memberikan efek protektif terhadap kultur cell line

disebabkan oleh kandungan fenol dan flavonoid yang terkandung di dalamnya (Beretta, 2007).

Kishore dkk. menemukan kandungan antioksidan fenol dari madu Tualang lebih tinggi

dibandingkan dengan madu lainnya (Kishore, 2011)

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian madu terhadap

penderita diabetes, antara lain Alwaili dkk. memberikan madu sebanyak 75 g yang dilarutkan

dalam 250 ml air selama 15 hari, dapat menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes (Al

Waili, 2003). Bahrami dkk. memberikan madu selama delapan minggu pada pasien diabetes

dan diperoleh hasil bahwa berat badan, kolesterol total, LDL, dan TGL pasien diabetes

mengalami penurunan, dan HDL pasien diabetes mengalami peningkatan (Bahrami, 2009).

Erujuwa dkk. memberikan madu pada tikus diabetes dan menemukan efek hepatoprotektif dari

madu (Erujuwa, 2012).

Banyak penelitian yang membuktikan madu dapat menurunkan tekanan darah, baik pada

pasien dengan tekanan darah normal, maupun pasien dengan hipertensi. Al-waili mengadakan

penelitian terhadap orang dengan tekanan darah normal dan hipertensi dengan DM tipe II. Al-

waili memberikan larutan madu secara intrapulmo (inhalasi), dan didapatkan hasilnya tekanan

darah sistol dan diastole menurun pada pasien dengan hipertensi, dengan hasil yang signifikan

diperoleh 60 sd 120 menit setelah inhalasi (Al Waili, 2003). Omotayo dkk. menemukan bahwa

pemberian suplemen madu mampu menurunkan tekanan darah sistol secara signifikan pada tikus

yang mengalami hipertensi. Penelitian ini juga membuktikan mekanisme penurunan tekanan

darah pada tikus yang telah diberi suplemen madu, melalui perbaikan dari stress oksidatif yang

terdapat di ginjal tikus. Hal ini mendukung teori bahwa peningkatan tekanan darah disebabkan

oleh meningkatnya stress oksidatif dalam tubuh (Erejuwa, 2012) Olusula dan Helen 2012

memberikan madu 20 ml kepada orang sehat, dan memperoleh hasil terjadi penurunan tekanan

darah sistol yang signifikan 15 menit setelah pemberian madu 20 ml tersebut (Olusula dan

Helen, 2012)

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Nurhaedar Jafar dengan judul pengaruh

Pemberian Madu Terhadap Profil Lipid, Gula Darah Puasa, Tekanan Darah dan Alanin

Transaminase Pasien DM Tipe 2 di Kota Makassar (Nurhaedar,2013)

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek pemberian madu terhadap tekanan darah

pasien diabetes mellitus tipe 2.

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Batua dan Bara-baraya, selama 30 hari. Jenis

Penelitian adalah eksperimental dengan desain pre-post control.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang ditentukan melalui diagnose

dokter dan atau terdapat gejala klinis khas DM disertai pemeriksaan Gula Darah Sewaktu > 200

mg/dl. Sampel dalam penelitian ini dipilih dari populasi yang memenuhi criteria inklusi, yaitu

mendapatkan terapi glibenklamid saja atau metformin saja, berusia maksimal 60 tahun, tidak

sedang hamil atau menyusui bagi wanita. Kriteria eksklusi dalam penelitian antara lain tekanan

darah sistol ≥ 160 mmHg dan atau tekanan darah diastole ≥ 100 mmHg, mengkonsumsi obat-

obatan yang mempengaruhi tekanan darah, dan khusus untuk kelompok intervensi tidak

mengkonsumsi madu selama 2 hari berturut-turut dan atau total akumulasi 7 hari selama masa

penelitian,.

Pengumpulan Data

Sampel berjumlah 36 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok perlakuan

terdiri dari 18 orang diberikan edukasi gizi dan madu 70 gram / hari selama 30 hari, sedangkan

kelompok kontrol 18 orang hanya diberikan edukasi gizi. Terjadi drop out dari kelompok kontrol

sebanyak 3 orang, sebab mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. Pada awal dan akhir

penelitian, dilakukan pengukuran anthropometri (berat badan, tinggi badan, Indeks Massa

Tubuh, lingkar perut) , tekanan darah, asupan konsumsi dan aktifitas fisik. Berat badan

dilakukan menggunakan timbangan digital merk camry, tinggi badan menggunakan microtoice,

lingkar perut mrnggunakan meteran, tekanan darah menggunakan sphygmomanometer merk

Omron. Pengukuran konsumsi melalui food recall, dan aktifitas fisik menggunakan kuisioner

IPAQ (International Physical Activity Quistionnaire).

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Dilakukan uji bivariat,

berupa uji Wilcoxon untuk menganalisis data perbedaan rata-rata dua nilai yang saling

berhubungan, yaitu berat badan, BMI, asupan gizi dan tekanan darah sebelum dan sesudah

intervensi pada masing-masing kelompok, dan uji u mann whitney untuk menganalisis data

perbedaan umur, berat badan, BMI, asupan gizi dan tekanan darah pada kelompok intervensi dan

kontrol. Uji chi square digunakan untuk menganalisis perbedaan yang berupa data kualitatif

antara kedua kelompok, seperti jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kejadian obesitas sentral,

dan status gizi.

HASIL

Dari 36 sampel, terdapat 3 orang responden yang drop out dari kelompok kontrol karena

mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.

Karakteristik Sampel

Tabel 1 memperlihatkan karakteristik responden pada kelompok kontrol dan kelompok

intervensi, dimana pada analisis tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang bermakna.

Mayoritas responden memiliki karakteristik jenis kelamin perempuan , , berada pada kelompok

tekanan darah pre-hipertensi, mengalami obesitas sentral, tidak pernah merokok, tidak

melakukan kebiasaan puasa senin kamis dan tidak memiliki kebiasaan minum kopi. Untuk

kelompok kontrol, status gizi normal dan berada ada kelompok umur di atas 50 tahun.

Sedangkan pada kelompok intervensi, status gizi Obesitas tahap 1, dan berada pada kelompok

umur di bawah 50 tahun.

Terjadi perubahan ditribusi responden pada kelompok kontrol sebelum dan setelah

penelitian, pada kelompok normotensi menurun dari 4 orang (26,7%) menjadi 2 orang (13,3%),

dari kelompok pre-hipertensi meningkat dari 6 orang (40%) menjadi 9 orang (60%), kelompok

hipertensi tahap 1 menurun dari 5 orang (33,3%) menjadi 3 orang (20%), dan kelompok

hipertensi tahap 2 yang semula tidak ada menjadi 1 orang (6,7%).

Asupan Zat Gizi

Terjadi perubahan asupan beberapa zat gizi yang diperlihatkan pada tabel 3. Terjadi

penurunan asupan protein yang signifikan pada kelompok intervensi (p=0.020), dari 35.79±9.78

gram menjadi 25.89±12.15 gram dan terdapat perbedaan yang signifikan persentase asupan

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

protein setelah penelitian antara kelompok kontrol dan intervensi, (p=0.022). Terjadi penurunan

asupan lemak yang signifikan pada kelompok kontrol (p=0.01). dan penurunan persentase

asupan lemak yang signifikan pada kelompok kontrol (p=0.04).Terjadi penurunan asupan serat

yang signifikan pada kelompok intervensi (p=0.029) dan penurunan asupan natrium yang

signifikan pada kelompok kontrol (0.023)

Tekanan Darah

Tabel 4 memperlihatkan adanya perubahan tekanan darah selama penelitian. Terjadi

kecenderungan peningkatan tekanan darah sistol pada kelompok kontrol sebesar 3.93±18.61

mmHg, dan terjadi kecenderungan penurunan tekanan darah sistol pada kelompok intervensi

sebesar 0.61±10.6 mmHg, tekanan darah diastol pada kelompok kontrol dan intervensi tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0.735).

Setelah dilakukan pemisahan umur responden antara yang berusia di bawah 50 tahun dan

di atas 50 tahun, maka diperoleh hasil sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 5.. Pada

responden yang berusia di bawah 50 tahun, pemberian madu menyebabkan sedikit peningkatan

tekanan darah, akan tetapi peningkatan tersebut masih dalam taraf normal. Pada responden yang

berusia di atas 50 tahun, pemberian madu justru menyebabkan kecenderungan penurunan

tekanan darah sebesar 6.07±9.21 mmHg.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan tekanan darah pada kelompok intervensi cenderung

mengalami penurunan sebesar 0.61±10.6 mmHg, sedangkan pada kelompok kontrol cenderung

mengalami peningkatan sebesar 3.93±18.61 mmHg. Jika dilakukan pemisahan berdasarkan

kelompok umur, maka pada responden usia di bawah 50 tahun, tekanan darah kelompok kontrol

dan kelompok intervensi, keduanya mengalami peningkatan, tetapi tekanan darah pada kelompok

kontrol jauh lebih meningkat. Sedangkan pada responden yang berusia di atas 50 tahun, tekanan

darah pada kelompok intervensi cenderung mengalami penurunan sebesar 6.07±9.21 mmHg dan

pada kelompok kontrol tekanan darah cenderung stabil.

Pemberian madu yang mengandung antioksidan mampu meningkatkan bioavaiblitas nitrit

oksida dalam tubuh sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah. Sel endotelial mensintesis

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

beberapa substansi bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah. Substansi ini

termasuk nitrit oksida, spesies reaktif lain, prostaglandin, endothelin, dan angiotensin II. Pada

individu tanpa diabetes, nitrit oksida membantu menghambat atherogenesis dan melindungi

pembuluh darah. Namun bioavailabilitas pada endothelium yang diperoleh dari nitrit oksida

diturunkan pada individu dengan diabetes mellitus.

Madu bisa mengandung oksida nitrat(NO) metabolit yang dikenal indikator untuk risiko

penyakit kardiovaskular. Peningkatan kadar oksida nitrat dalam madu mungkin memiliki

melindungi fungsi dalam penyakit kardiovaskular( Bogdanov,2008 ). Al Waili mencoba

mengukur konsentrasi NO dalam tubuh manusia setelah pemberian 80 gram madu, antara lain

kadar NO dalam saliva, plasma dan urine, maka ditemukan bahwa kadar NO yang terkandung di

dalamnya cenderung untuk meningkat. (Al-Waili, 2004) .

Penelitian yang dilakukan oleh Olusula dan Helen memberikan madu 20 ml kepada

orang sehat, tekanan darah diukur sebelum dan setelah minum madu pada menit ke-15, menit ke-

30 dan menit ke-60, maka diperoleh hasil terjadi penurunan tekanan darah sistol yang signifikan

pada menit ke-15. (Olusula dan Helen, 2012).

Beberapa penelitian juga meneliti efek dari madu pada stres oksidatif dalam tikus dengan

diabetes mellitus dan hipertensi. Hasil penelitian oleh Erejuwa menunjukkan bahwa

suplementasi madu secara signifikan meningkatkan intraseluler GSH , rasio GSH / GSSG (

glutation teroksidasi), Total antioxidant Serum (TAS) dan kegiatan GPx dan GR pada ginjal dari

diabetes SHR . Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa efek antioksidan dari madu

mengakibatkan penurunan lebih lanjut dalam tekanan darah diabetes SHR tetapi tidak diabetes

WKY Dari penelitian tersebut bisa disimpulkan bahwa madu dengan antioksidannya,

memberikan efek penurunan tekanan darah pada tikus diabetes. (Erujuwa et al., 2011).

Salah satu penelitian tentang efek dari madu –dengan kandungan gamma-aminobutyric

acid (GABA)-fermented rice bran terhadap tekanan darah diteliti pada tikus percobaan yang

hipertensi. Makanan kelompok kontrol atau yang mengandung GABA (10.1 mg/kg per hari)

diatur pada tikus jantan usia 12 minggu selama 8 minggu. Setelah pemberian selama 3 minggu,

terlihat bahwa tekanan darah pada tikus yang diberi GABA lebih rendah dibandingkan kelompok

kontrol, yang secara signifikan mengalami penurunan pada minggu ke 7 (218 vs. 234 mmHg,

P0.05), Pada penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian makanan seperti madu yang

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

mengandung GABA pada tikus percobaan yang hipertensi tampaknya menguntungkan

(Hiwatashi, 2010).

Penelitian oleh Romero Silva yang menilai efek dari suplementasi madu dan gula

hypercaloric pada berat badan dan tekanan darah (BP) pada tikus Wistar. Hewan diberi makan

selama 8 minggu dengan diet standar (S-free) atau diet hypercaloric (SF), atau chow standar

dilengkapi dengan lemak dan madu dan gula 10% dalam air minum (HF). Berat badan dan kadar

lemak tubuh secara keseluruhan secara signifikan lebih tinggi di SF dan HF daripada di S-bebas.

Sel-sel lemak secara signifikan lebih besar di SF dibandingkan dengan HF. Dibandingkan

dengan SF dan S-bebas, HF memiliki glukosa yang lebih tinggi, namun trigliserida, dan kadar

LDLC tidak berbeda.Tekanan darah secara signifikan lebih tinggi pada tikus yang diberi diet

hiperkalori (diet standard dan gula 30%) (SF) tetapi tidak pada madu yang diberi det standar

dilengkapi madu dan gula 10% (HF) dibandingkan dengan tikus yang diberi diet standar saja.

Pengamatan ini menunjukkan bahwa madu dapat membeli perlindungan terhadap peningkatan

tekanan darah dan ukuran sel lemak yang dihasilkan dari diet hypercaloric. (Romero, 2011)

Tekanan darah yang menurun tetapi tidak signifikan pada kelompok yang diberi madu,

bisa dipengaruhi oleh asupan protein dan serat pada kelompok tersebut, dimana asupan protein

dan serat mengalami penurunan yang signifikan. Konsumsi serat yang dianjurkan untuk pasien

DM tipe 2 menurut Persatuan Endokrinolog Indonesia adalah sekitar 25 gram per hari. Pada

responden, asupan serat masih jauh di bawah normal yakni rata-rata 4.75 gram sehari. Penelitian

oleh V Burke menyimpulkan bahwa diet tinggi protein dan tinggi serat merupakan solusi yang

terbaik sebagai untuk digunakan sebagai terapi antihipertensi.

Selain faktor asupan protein dan serat yang menurun secara signifikan pada kelompok

intervensi, yang menjadi penyebab tidak signifikannya hasil penelitian ini adalah jika

dibandingkan dengan penelitian oleh Olusula dan Helen (2012) yang mendapatkan penurunan

tekanan darah sistol yang signifikan setelah mengkonsumsi madu, maka perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian ini adalah bahwa pada penelitian Olusula dan Helen, mereka

menggunakan orang sehat sebagai subjek penelitian dan melakukan pengukuran tekanan darah

15 menit, 30 menit dan 60 menit setelah mengkonsumsi madu. Sedangkan dalam penelitian ini

kami menggunakan pasien DM tipe 2, yang kemungkinan besar sudah mengalami gangguan

fungsional dan struktural pembuluh darah, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama.

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Setelah dilakukan pembagian berdasarkan kelompok umur, tekanan darah sistol

kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada kelompok yang berusia di bawah 50 tahun

mengalami peningkatan, tetapi tekanan darah pada kelompok kontrol jauh lebih meningkat.

Sedangkan pada responden yang berusia di atas 50 tahun, tekanan darah pada kelompok

intervensi cenderung mengalami penurunan sebesar 6.07±9.21 mmHg dan pada kelompok

kontrol tekanan darah cenderung stabil. Meskipun demikian, setelah dianalisis hasil yang

diperoleh tetap tidak signifikan, hal ini disebabkan karena jumlah sampel (sample size) stelah

dilakukan pemisahan kelompok umur menjadi sangat kecil. Dimana jumlah sampel pada

kelompok di bawah 50 tahun hanya 16 orang (kontrol = 5 orang dan intervensi = 11 orang), dan

pada kelompok di atas 50 tahun hanya 17 orang (kontrol = 10 orang dan inervensi = 7 orang).

Sehingga pada penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian dengan

jumlah sampel yang lebih besar.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah meskipun telah dilakukan edukasi gizi, akan

tetapi tetap tidak bisa dilakukan pengontrolan yang ketat terhadap asupan zat gizi responden,

terutama asupan serat dan protein. Selain itu, sampel yang digunakan pada penelitian ini berasal

dari berbagai kelompok tekanan darah (normotensi, pre-hipertensi,hipertensi tahap 1).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kami menyimpulkan bahwa pemberian madu menjaga kestabilan tekanan darah pada

pasien DM tipe 2. Kami menyarankan pada penelitian selanjutnya agar bisa melakukan kontrol

yang ketat terhadap asupan zat gizi responden, juga menyarankan agar melakukan pengukuran

kadar Nitrit Oksida, yang merupakan salah satu indicator kardiovaskular yang berhubungan

dengan tekanan darah. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, sebaiknya penelitian

selanjutnya dikhususkan pada pasien DM tipe 2 yang mengalami pre-hipertensi, pada kelompok

umur di bawah 50 tahun, dan jumlah sampel yang lebih besar

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

DAFTAR PUSTAKA Al-Mamary, M., Al-Meeri, A., Al-Habori, M. (2002) Antioxidant activities and total phenolics of

different types of honey. Nutr. Res. 22, p1041-1047. Al-Waili N. (2003) Intrapulmonary administration of natural honey solution, hyperosmolar dextrose or

hypoosmolar distill water to normal individuals and to patients with type-2 diabetes mellitus or hypertension: their effects on blood glucose level, plasma insulin and C-peptide, blood pressure and peaked expiratory flow rate. Eur J Med Res. 8(7):p295-303

AL-Waili N & Boni NS. (2004). Honey Increased Saliva, Plasma, and Urine Content of Total Nitrite Concentrations in Normal Individuals. Journal of Medicine Food. http://online.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/jmf.2004.7.377

Alzahrani, H, et al.,(2012) Evaluation of the Antioxidant Activity of Three Varieties of Honey from Different Botanical and Geographical Origins. Global Journal of Health Science, Vol. 4, No. 6.

Bahrami, Mohsen., Ataie-Jafari, Asal., et al., (2009). Effects of NAtral Honey Comsumption in Diabetic Patients : an 8-week randomized clinical trial. International Journal of Food Sciences and Nutrition, 60 (7) : p618 – 626.

Beretta, G., Orioli, M., Facino, R.M. (2007) Antioxidant and radical scavenging activity of honey in endothelial cell cultures (EA.hy926). Planta Med. 73, 1182–1189.

Bogdanov, S., Jurendic, T., Sieber, R., Gallmann, P. (2008) Honey for Nutrition and health: A Review. J. Am. Coll. Nutr., 27, p677-689

Erujuwa OO.Sulaiman SA. Wahab MS. Sirajuddin KNS. Salleh MS. Gurtu S.(2012).Hepatoprotektif Effect Of Tualang Honey Supplementation In Streptozotocin-Induced Diabetic Rats.International Journal of Applied.vol 4 : 37-41

Erujuwa, Omotayo, et al., (2012) Honey Supplementation in Spontaneously Hypertensive Rats Elicits Antihypertensive Effect via Amelioration of Renal Oxidative Stress. Hindawi Publishing Corporation Oxidative Medicine and Cellular Longevity Volume

Hiwatashi, K. (2010). Antihypertensive effect of honey-based beverage containing fermented rice bran in spontaneously hypertensive rats . Journal of the Japanese Society for Food Science and Technology. http://agris.fao.org

Khalil, M.I., Alam, N., Moniruzzaman, M., Sulaiman, S.A., Gan, S.H. (2011) Phenolic acid composition and antioxidant properties of Malaysian honeys. J. Food Sci. 76, C921–C928

Kishore, R.K., Halim, A.S., Syazana, M.S., Sirajudeen, K.N. (2011). Tualang honey has higher phenolic content and greater radical scavenging activity compared with other honey sources. Nutr. Res.. 31, 322–325

Kucuk, M., Kolayli, S., Karaoglu, S., Ulusoy, E., Baltaci, C., Candan, F. (2007) Biological activities and chemical composition of three honeys of different types from Anatolia. Food Chem. 100, p526-534.

Nurhaedar (2013). Pengaruh Pemberian Madu Terhadap Profil Lipid, Gula Darah Puasa, Tekanan Darah, Alanin Transaminase Pasien DM tipe 2 di Kota Makassar. FKM-UNHAS. Makassar.

Olusula AE and Helen OT. (2012). Evaluation of oral administration of honey on systolic blood pressure, diastolic blood pressure and heart rate in healthy female subjects. Journal of Medicine and Medical Sciences Vol. 3(12) pp. 798-800.

Romero-Silva, Samanta . (2011). Effects of Honey Against the Accumulation of Adipose Tissue and the Increased Blood Pressure on Carbohydrate-Induced Obesity in Rat. Letters in Drug Design & Discovery, Volume 8, Number 1.

Wild S, et al., (2004). Global Prevalence of Diabetes Estimates for the year 2000 and projections for 2030. American Diabetes Association. Diabetes care

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Tabel 1 Karakteristik Sampel

Variabel Kontrol (n=15)

Intervensi (n=18)

P*

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

5(33.3) 10(66.7)

4 (22.2) 14(77.8)

0.373

Status Gizi Normal Lebih Obesitas Tahap I Obesitas Tahap II

6(40) 3(20) 3(20) 3(20)

3(16.7) 2(11.1) 8(44.4) 5(27.8)

0.292

Kelompok Umur <50 tahun >50 tahun

5(33.3) 10(67)

11(61.1) 7(38.9)

0.166

Kelompok Tekanan Darah Normotensi Pre-Hipertensi Hipertensi Tahap 1

4(26.7) 6(40) 5(33.3)

6(33.3) 9(50) 3(16.7)

0.539

Kejadian Obesitas Sentral Tidak Obese Sentral Obese Sentral

5(33.3) 10(66.7)

2(11.1) 16(88.9)

0.203

Kebiasaan Merokok Ya Tidak Pernah

5(33.3) 10(66.7)

4(22.2) 14(77.8)

0.373

Puasa Senin-Kamis Ya Tidak

1 (6.7) 14(93.3)

4(22.2) 14(77.8)

0.229

Kebiasaan Minum Kopi Ya Tidak Pernah

5 (33.3) 10(66.7)

4(22.2) 14(77.8)

0.373

Jenis Aktifitas Fisik Ringan Sedang Berat

2(13.3) 13(86.7) -

2(11.1) 15(83.3) 1(5.6)

0.645

Nilai : n(%) P* : chi square test Sumber : Data Primer, 2013

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, BMI, Tekanan Darah dan Aktifitas Fisik

Nilai : Mean±SD P* : U Mann Whitney Test Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 3 Analisis Perubahan Asupan Zat Gizi Sebelum dan Setelah 30 Hari

Variabel Kelompok Kontrol (n=15) Kelompok Intervensi (n=18) P**

Pre Post P* Pre Post P* Energi (kkal)

1039.8±653.99 (871.30)

840.16±456.56 (752.10)

0.088 1673.6±2957.9 (973.15)

875.53±354.39 (842.15)

0.327 0.656

Protein (%) 15.14±5.98 (14.0)

18.20±7.71 (19.0)

0.272 14.78±3.67 (14.5)

12.72±5.98 (11.0)

0.156 0.022

Lemak(%) 27.27±11.05 (26.0)

16.20±12.54 (15.0)

0.04 21.11±9.93 (22.0)

22.11±12.03 (20.5)

0.777 0.117

Karbohidrat (%)

56.53±10.64 (53.0)

65.73±15.91 (70.0)

0.053 64.06±10.64 (66.0)

65.17±13.21 (64.5)

0.983 0.789

Serat (gram)

10.55±15.07 (6.10)

7.08±9.72 (5.20)

0.222 9.78±8.13 (7.40)

4.75±2.81 (4.40)

0.029 0.789

Natrium (mg)

602.99±715.64 (279.0)

460.58±854.28 (125.30)

0.023 651.26±1015.53 (273.10)

462.31±704.18 (123.10)

0.446 0.901

Nilai : Mean±SD (median) P* : Wilcoxon test p**: u Mann Whitney test

Pemeriksaan Kontrol (n=15) mean±SD

Intervensi (n=18) mean±SD

P*

Umur (tahun) 51.47±4.27 46.67±8.56 0.062 BMI (kg/m2) 24.75±3.93 27.07±3.81 0.073 Lingkar Perut (cm) Laki-laki Perempuan

93.8±7.63 87.15±11.52

94.00±6.68 92.39±9.67

0.905 0.192

Tekanan Darah Sistol (mmHg)

131.07±14.07 125.31±12.14 0.229

Tekanan Darah Diastol (mmHg)

78.20±8.53 78.31±6.88 0.845

Heart Rate (kali/menit)

82.93±9.35 82.53±13.71 0.656

Aktifitas Fisik (Met/Minggu)

1575.7±910.40 2025.4±926.08 0.202

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Tabel 4 Analisis Perubahan BMI, Lingkar Perut, Tekanan Darah dan Aktifitas Fisik Sebelum dan Setelah 30 Hari

Nilai : mean±SD p* : Wlcoxon Test (Pre-Post) p** : U Mann Whitney Test (P Post-post) P*** : U Mann Whitney Test (P Δ mean) IMT : Indeks Massa Tubuh LP : Lingkar Perut TDS : Tekanan Darah Sistol TDD : Tekanan Darah Diastol HR : Heart Rate

Variabel Kelompok Kontrol (n=15)

Kelompok Intervensi (n=18)

P** P***

Pre Post Δ mean

P* Pre Post Δ mean

P*

IMT (kg/m2)

24.75±3.93

25.21±3.70

↑ 0.46±0.66

0.017 27.08±3.81

27.67±3.51

↑ 5.9±1.9

0.246 0.052 0.307

LP (cm) Laki2 Perempuan

93.8±7.63 87.15±11.52

93.2±8.41 87.35±11.99

↓ 0.6±1.34 ↑ 0.2±3.7

0.276 0.753

94.00±6.68 92.39±9.67

87.25±6.95 91.13±10.85

↓ 6.75±8.42 ↓ 1.26±2.9

0.109 0.116

0.286 0.212

0.111 0.403

TDS (mmHg)

131.07±14.07

135.00±19.31

↑ 3.93±18.61

0.410 125.31±12.14

124.69±14.71

↓ 0.61±10.6

0.777 0.145 0.509

TDD (mmHg)

78.2±8.53

80.2±6.27

↑ 2.0±8.9

0.638 78.31±6.87

80.11±7.97

↑ 1.81±6.77

0.222 0.735 0.682

HR (x/menit)

82.93±9.35

85.6±8.71

↑ 2.67±12.56

0.670 82.53±13.71

86.81±13.09

↑ 4.28±10.74

0.133 0.630 0.486

Aktifitas Fisik (MET/minggu)

1575.7±910.40

1717.1±854.68

↑ 141.4±209.36

0.028 2025.4±926.08

2264.6±903.47

↑ 239.1±376.47

0.028 0.100 0.986

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP TEKANAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/5604c489317dbd89f06cc31a830aeaaf.pdf · dkk. juga menemukan sejumlah phenol sebagai antioksidan alami yang

Tabel 5 Analisis Perubahan BMI, Tekanan Darah dan Aktifitas Fisik Responden Berusia di Bawah 50 tahun dan Di atas 50 tahun Sebelum dan Setelah 30 Hari

Variabel Kelompok Kontrol (n=5) Kelompok Intervensi (n=11) P** P*** Pre Post Δ

mean

P* Pre Post Δ mean

P*

Responden di bawah usia 50 tahun TDS (mmHg)

128.10±13.85

139.70±32.38

↑ 11.6±26.17

0.345 121.41±10.88

124.27±18.41

↑ 2.86±10.35

0.373 0.377 0.827

TDD (mmHg)

72.0±7.69

78.5±8.49

↑ 6.5±10.7

0.273 78.59±7.79

80.18±9.84

↑ 1.59±6.98

0.373 0.510 0.743

HR (x/menit)

83.0±8.03

92.4±11.04

↑ 9.4±14.89

0.225 86.91±14.14

90.77±12.28

↑ 3.86±10.5

0.230 0.661 0.661

Aktifitas Fisik (MET/minggu)

1519.7±939.65

1704.5±805.29

↑ 184.8±269.71

0.18 1836.6±913.64

2001.4±857.23

↑ 164.7±318.89

0.109 0.661 0.827

Responden Berusia di atas 50 tahun TDS (mmHg)

132.55±14.67

132.65±9.77

↑ 0.10±13.62

0.721 131.41±12.19

125.36±6.88

↓ 6.07±9.21

0.091 0.109 0.230

TDD (mmHg)

81.3±7.41

81.05±5.17

↓ 0.25±7.43

0.721 77.86±5.68

80.0±3.98

↑ 2.14±6.97

0.498 0.740 0.601

HR (x/menit)

82.90±10.36

82.2±5.03

↓ 0.70±10.44

0.760 75.64±10.44

80.57±12.67

↑ 4.93±11.88

0.310 0.813 0.417

Aktifitas Fisik (MET/minggu)

1603.8±945.65

1723.4±920.83

↑ 119.7±185.15

0.068 2322.1±933.08

2678.3±872.50

↑ 356.1±453.82

0.109 0.064 0.740

Nilai : mean±SD p* : Wlcoxon Test (Pre-Post) p** : U Mann Whitney Test (P Post-post) P*** : U Mann Whitney Test (P Δ mean) IMT : Indeks Massa Tubuh LP : Lingkar Perut TDS : Tekanan Darah Sistol TDD : Tekanan Darah Diastol HR : Heart Rate