25
PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN FIRST ONE JERSEY FACTORY DI JEMBER Oleh : CHANDRA AGUNG NIDRA PUTRA Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember JL. Karimata No. 49 Jember 68121 Telepon : (0331) 336728 Website : www.unmuhjember.ac.id Agustus 2017 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis pengaruh motivasi, pengalaman dan semangat kerja secara simultan terhadap Produktivitas kerja. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian kausal. Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh karyawan first one Jember. Sampel yang digunakan sebanyak 61 responden, menggunakan teknik sensus random sampling. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa motivasi dan pengalaman kerja kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja, sedangkan semangat kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja. Semua variabel independen memiliki nilai koefisien regresi positif, artinya semakin tinggi motivasi dan pengalaman kerja maka produktivitas kerja akan semakin meningkat. Analisis koefisien determinasi menunjukan bahwa bahwa 30,2% produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan sisanya 69,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model atau persamaan, seperti loyalitas karyawan, lingkungan kerja dan lain - lain. Kata kunci: motivasi, pengalaman, semangat kerja dan produktivitas kerja

PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN FIRST ONE JERSEY

FACTORY DI JEMBER

Oleh :

CHANDRA AGUNG NIDRA PUTRA

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember

JL. Karimata No. 49 Jember 68121 Telepon : (0331) 336728

Website : www.unmuhjember.ac.id

Agustus 2017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis pengaruh motivasi, pengalaman dan semangat kerja

secara simultan terhadap Produktivitas kerja. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain

penelitian kausal. Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh karyawan first one Jember.

Sampel yang digunakan sebanyak 61 responden, menggunakan teknik sensus random sampling.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa motivasi dan pengalaman kerja kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja, sedangkan semangat kerja tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap produktivitas kerja. Semua variabel independen memiliki nilai koefisien

regresi positif, artinya semakin tinggi motivasi dan pengalaman kerja maka produktivitas kerja

akan semakin meningkat. Analisis koefisien determinasi menunjukan bahwa bahwa 30,2%

produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan sisanya 69,8%

dipengaruhi oleh variabel lain diluar model atau persamaan, seperti loyalitas karyawan, lingkungan

kerja dan lain - lain.

Kata kunci: motivasi, pengalaman, semangat kerja dan produktivitas kerja

Page 2: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of motivation, work experience and enthusiasm or

simultaneously to the achievement of work. Quantitative descriptive research type with causal

research design. Population in this research is all employee first one Jember. The sample used

were 61 respondents, using proportional sensus sampling technique. The results of this study

proves that motivation, work experience or simultaneously have a significant effect on productivity

of work. All independent variables have a positive regression coefficient value, meaning that the

higher the motivation, work experience and enthusiasm will increase. The coefficient of

determination analysis shows that 30,2% work performance is influenced by motivation, work

experience and enthusiasm. While the remaining 69,8% influenced by other variables outside the

model or equation, such as employee loyalty, work environment and others

Keywords: motivation, work experience and enthusiasm for a productivity of work

A. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia bisnis

saat ini terjadi dengan begitu cepat.

Persaingan bisnis semakin ketat serta

sumber daya ekonomi telah memaksa

organisasi maupun perusahaan bisnis

untuk mampu bertahan dalam situasi

yang sulit. Perubahan struktur pasar

indonesia dalam perdagangan bebas

yang dilatarbelakangi isu global pun

membawa dampak yang sangat besar

terhadap iklim bisnis indonesia. Salah

satu solusi yang dapat dilakukan

untuk menghadapi persaingan

tersebut ialah dengan cara

meningkatkan daya saing, baik dalam

segi produk maupun kualitas

produksi suatu perusahaan.

Perusahaan tidak cukup hanya

dengan modal besar untuk mencapai

tujuannya tetapi harus dibantu oleh

karyawannya. Oleh karena itu, antara

perusahaan dengan karyawan harus

mempunyai kerja sama untuk

mencapai tujuan yang diinginkan

yang terwujud dalam produktivitas

kerja.

Produktivitas karyawan yang

optimal merupakan cita-cita yang

diinginkan perusahaan. Keberhasilan

produktivitas dalam suatu organisasi

dipengaruhi oleh pengelolaan dan

pemberdayaan sumber-sumber daya

dalam organisasi, baik organisasi

yang bersifat formal dan non formal.

Dengan meningkatnya produktivitas

karyawan yang diharapkan tujuan

dari organisasi akan tercapai dengan

Page 3: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

maksimal. Griffin (2004:83)

menyatakan bahwa produktivitas

karyawan merupakan kemampuan

pegawai untuk menghasilkan barang

atau jasa yang dilandasi oleh sikap

mental yang mempunyai semangat

untuk bekerja keras dan berusaha

memiliki kebiasaan untuk melakukan

peningkatan perbaikan.

Suatu perusahaan yang

mempunyai tujuan untuk

mengembangkan usahanya,

mempertahankan hidup, dan

menghasilkan laba, maka

produktivitas kerja karyawan sangat

penting sebagai alat ukur

keberhasilan dalam menjalankan

usaha. Keberhasilan suatu perusahaan

tercermin dari hasil kerja masing-

masing individu dalam perusahaan,

hasil kerja tersebut akan berpengaruh

pada produktivitas organisasi secara

keseluruhan. Dengan semakin

meningkatnya produktivitas kerja

karyawan diharapkan dapat

berdampak pada peningkatan

kesejahteraan karyawan pada

perusahaan tersebut.

Pentingnya produktivitas

bagi karyawan adalah untuk

melakukan perbaikan secara terus

menerus bagi seluruh komponen

organisasi , peningkatan mutu hasil

kerja oleh segala komponen

organisasi, memberdayakan sumber

daya manusia yang ada di dalam

organisasi dapat dilakukan dengan

memberikan hak-haknya sebagai

manusia, memberikan perhatian

kepada budaya organisasi karena

budaya organisasi merupakan

persepsi yang sama tentang hakiki

kehidupan dalam organisasi. Menurut

Siagian (2011:10). Kontribusi

terbesar dalam usaha meningkatkan

produktivitas perusahaan adalah

dengan kemampuan sumber daya

manusia atau tenaga kerjanya.

Dengan demikian perusahaan perlu

meningkatkan produktivitas kerja

karyawan semaksimal mungkin.

Dalam melakukan suatu

pekerjaan setiap karyawan

membutuhkan motivasi. Salah satu

faktor penting yang mendorong

karyawan mau bekerja secara

produktif adalah adanya motivasi

untuk berprestasi yang pada akhirnya

dapat menimbulkan semangat kerja.

Menurut Sopiah (2008:32)

mendefinisikan motivasi sebagai

keadaan dimana usaha dan kemauan

Page 4: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

keras seseorang diarahkan kepada

pencapaian hasil-hasil atau tujuan

tertentu. Hasil-hasil yang dimaksud

bisa berupa produktivitas, kehadiran

atau perilaku kerja kreatif lainnya.

Menurut (Mangkunegara, 2009:136)

motivasi terbentuk dari sikap

(attitude) karyawan dalam

menghadapi situasi kerja di

perusahaan (situation). Motivasi

merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang

terarah atau tertuju untuk mencapai

tujuan organisasi perusahaan. Sikap

mental karyawan yang pro dan positif

terhadap situasi kerja itulah yang

memperkuat motivasi kerjanya untuk

mencapai kinerja maksimal.

Menurut Damayanti (2005)

bahwasanya motivasi kerja adalah

masalah yang sangat penting dalam

setiap usaha kelompok orang bekerja

sama untuk mencapai tujuan

organisasi. Selain itu perusahaan

harus dapat lebih memberikan

motivasi agar dapat mencapai

produktivitas kerja karyawan yang

tinggi. Motivasi sangatlah penting

karna bagi perusahaan tidak akan

berjalan dengan baik tanpa adanya

motivasi yang diberikan perusahaan

terhadap karyawan. Untuk itu

motivasi dan semangat kerja juga

perlu diterapkan agar mendapat

produktivitas yang tinggi.

Perbedaan yang sering terjadi

antara karyawan dalam bekerja bisa

didorong keinginan atau adanya

motivasi tertentu. Keadaan seperti

inilah menurut para manajer untuk

dapat memainkan peran, bagaimana

dapat menciptakan, merangsang

kelompok karyawan yang berlainan

guna menciptakan kinerja karyawan

yang maksimal. Keanekaragaman

tingkah laku karyawan ini banyak

berhubungan erat kebutuhan dan

tujuan. Menurut Hasibuan

(2004:144) menyatakan bahwa

motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar

mereka mau bekerja sama, bekerja

efektif, dan terintegrasi dengan

segala daya upayanya untuk

mencapai kepuasan.

Menurut Siagian dalam

Sutrisno (2011:162) menyatakan

bahwa motivasi adalah keadaan

kejiwaan yang mendorong,

mengaktifkan, atau menggerakkan

dan motivasi itulah yang

Page 5: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

mengarahkan dan menyalurkan

perilaku, sikap, dan tindak tanduk

seseorang yang selalu dikaitkan

dengan pencapaian tujuan, baik

tujuan organisasi maupun tujuan

pribadi masing-masing anggota

organisasi. Motivasi dapat juga

diartikan faktor pendorong orang

untuk bertindak dengan cara tertentu,

yang dirumuskan bahwa pekerjaan

yang dilakukan seorang manajer

dalam memberikan inspirasi,

semangat, dan dorongan kepada

orang lain, dalam hal ini

karyawannya untuk mengambil

tindakan-tindakan. Pemberian

dorongan ini bertujuan untuk

menggiatkan orang-orang atau

karyawan agar mereka bersemangat

dan dapat mencapai hasil

sebagaimana dikehendaki dari orang-

orang tersebut.

Karyawan yang telah lama

bekerja pada perusahaan tertentu,

mempunyai berbagai pengalaman

yang berkaitan dengan bidangnya

masing masing. Dalam pelaksanaan

kerja sehari-hari karyawan menerima

berbagai input mengenai pelaksanaan

kerja dan berusaha untuk

memecahkan berbagai persoalan

yang timbul, sehingga dalam segala

hal kehidupan karyawan menerima

informasi atau sebagai pelaku segala

kegiatan yang mereka lakukan dalam

perusahaan maka karyawan tersebut

telah memperoleh kemampuan kerja

(Mathis & Jackson, 2005:57).

Dari pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja

adalah sebuah energi yang terbentuk

dari dalam diri manusia yang mampu

menggerakkan diri seseorang agar

mau bekerja jauh lebih baik secara

kualitas maupun kuantitas.

Pemberian dorongan, energi atau

semangat ini bertujuan agar supaya

setiap individu memiliki kesempatan

yang sama dalam mengembangkan

potensi yang dimiliki, yang mana

pada akhirnya juga akan memberika

keuntungan tersendiri kepada

perusahaan tempat bekerja. Disisi

lain, karyawan tersebut juga akan

mendapatkan kepuasan tersendiri atas

kinerja maksimal yang telah

diraihnya.

Pengalaman kerja dapat

mempengaruhi produktivitas

karyawan. Dengan bertambahnya

Kemampuan kerja dalam

memproduksi barang, maka akan

Page 6: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

diperoleh penurunan biaya yang

relatif efisien sehingga semakin

lama pengalaman kerja seseorang

semakin tinggi produktivitas

kerjanya. Foster (2001:40)

mengemukakan bahwa pengalaman

kerja adalah sebagai suatu ukuran

tentang lama waktu atau masa

kerjanya yang telah ditempuh

seseorang dalam memahami tugas-

tugas suatu pekerjaan dan telah

melaksanakannya dengan baik.

Menurut Ratnaningsih (2013)

bahwasnya pengalaman kerja

karyawan yang telah lama bekerja

pada perusahaan tertentu, mempunyai

berbagai pengalaman yang berkaitan

dengan bidangnya masing masing.

Didalam perusahaan pengalaman

kerja sangatlah penting guna

mencapai produktivitas karyawan

yang tinggi didalam suatu pekerjaan.

Karyawan yang memiliki

semangat kerja yang tinggi akan

meningkatkan kehidupan organisasi

atau perusahaan. Loyalitas dan

semangat kerja dapat dilihat dari

mereka merasa senang dengan

pekerjaanya. Mereka akan

memberikan lebih banyak perhatian,

imajinasi dan keterampilan dalam

pekerjannya. Dengan demikian

diperlukan suatu motivator bagi

karyawan yaitu berupa pemenuhan

kebutuhan fisik dan non fisik. Dengan

terpenuhinya kebutuhan tersebut

maka karyawan akan bersedia bekerja

dan melaksanakannya dengan baik.

Mereka akan lebih memusatkan

perhatiannya terhadap tugas dan

tanggung jawabnya, sehingga hasil

pekerjaanya yang dicapai dapat

meningkat. Untuk itulah dibutuhkan

suatu dorongan bagi karyawan di

dalam menyelenggarakan kegiatan di

suatu perusahaan.

Menurut Kusumawarni

(2007) semangat kerja yang tinggi

akan meningkatkan kehidupan

organisasi atau perusahaan. Loyalitas

dan semangat kerja dapat dilihat dari

mereka merasa senang dengan

pekerjaanya. Mereka akan

memberikan lebih banyak perhatian,

imajinasi dan keterampilan dalam

pekerjannya. Dengan demikian

diperlukan suatu motivator bagi

karyawan yaitu berupa pemenuhan

kebutuhan fisik dan non fisik. Selain

itu semangat kerja juga sangat

dibutuhkan guna mencapai

Page 7: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

produktivitas kerja karywan yang

tinggi.

Menurut Handoko (2012)

mengemukakan pendapat bahwa

manajemen telah banyak disebut

sebagai seni untuk menyeleseikan

pekerjaan melalui orang. Definisi ini

mengandung arti bahwa para manajer

mencapai tujuan-tujuan organisasi

melalui pengaturan orang-orang lain

untuk melaksanakan berbagai

pekerjaan yang diperlukan, atau

dengan kata lain dengan tidak

melakukan pekerjaan-pekerjaan itu

sendiri. Sumber daya manusia adalah

penarikan, seleksi, pengembangan,

pemeliharaan, dan penggunaan

sumberdaya manusia untuk mencapai

baik tujuan-tujuan individu maupun

organisasi. Definisi tersebut

menekankan bahwa yang paling

utama mengelola manusia bukan

sumberdaya yang lain. Keberhasilan

pengelolaan organisasi sangat

ditentukan kegiatan pendayagunaan

sumber daya manusia. Manajemen

personalia diperlukan untuk

meningkatkan efektivitas

sumberdaya manusia dalam

organisasi. Tujuannya adalah untuk

memberikan kepada organisasi

satuan kerja yang efektif.

Dalam melakukan suatu

pekerjaan setiap karyawan

membutuhkan motivasi. Salah satu

faktor penting yang mendorong

karyawan mau bekerja secara

produktif adalah adanya motivasi

untuk berprestasi yang pada akhirnya

dapat menimbulkan semangat kerja.

Menurut Sopiah (2008)

mendefinisikan motivasi sebagai

keadaan dimana usaha dan kemauan

keras seseorang diarahkan kepada

pencapaian hasil-hasil atau tujuan

tertentu. Hasil-hasil yang dimaksud

bisa berupa produktivitas, kehadiran

atau perilaku kerja kreatif lainnya.

Menurut Mangkunegara (2009)

motivasi terbentuk dari sikap

(attitude) karyawan dalam

menghadapi situasi kerja di

perusahaan (situation). Motivasi

merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang

terarah atau tertuju untuk mencapai

tujuan organisasi perusahaan. Sikap

mental karyawan yang pro dan positif

terhadap situasi kerja itulah yang

memperkuat motivasi kerjanya untuk

mencapai kinerja maksimal.

Page 8: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

Perbedaan yang sering terjadi

antara karyawan dalam bekerja bisa

didorong keinginan atau adanya

motivasi tertentu. Keadaan seperti

inilah menurut para manajer untuk

dapat memainkan peran, bagaimana

dapat menciptakan, merangsang

kelompok karyawan yang berlainan

guna menciptakan kinerja karyawan

yang maksimal. Keanekaragaman

tingkah laku karyawan ini banyak

berhubungan erat kebutuhan dan

tujuan. Menurut Hasibuan (2011)

menyatakan bahwa motivasi adalah

pemberian daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja

seseorang, agar mereka mau bekerja

sama, bekerja efektif, dan terintegrasi

dengan segala daya upayanya untuk

mencapai kepuasan.

Menurut Siagian (dalam

Sutrisno, 2011) menyatakan bahwa

motivasi adalah keadaan kejiwaan

yang mendorong, mengaktifkan, atau

menggerakkan dan motivasi itulah

yang mengarahkan dan menyalurkan

perilaku, sikap, dan tindak tanduk

seseorang yang selalu dikaitkan

dengan pencapaian tujuan, baik

tujuan organisasi maupun tujuan

pribadi masing-masing anggota

organisasi. Motivasi dapat juga

diartikan faktor pendorong orang

untuk bertindak dengan cara tertentu,

yang dirumuskan bahwa pekerjaan

yang dilakukan seorang manajer

dalam memberikan inspirasi,

semangat, dan dorongan kepada

orang lain, dalam hal ini

karyawannya untuk mengambil

tindakan-tindakan. Pemberian

dorongan ini bertujuan untuk

menggiatkan orang-orang atau

karyawan agar mereka bersemangat

dan dapat mencapai hasil

sebagaimana dikehendaki dari orang-

orang tersebut.

Pengalaman kerja adalah

sebagai suatu ukuran tentang lama

waktu atau masa kerjanya yang telah

ditempuh seseorang dalam

memahami tugas-tugas suatu

pekerjaan dan telah melaksanakannya

dengan baik. Foster (2001:40).

Pendapat lain menyatakan bahwa

pengalaman kerja adalah lamanya

seseorang melaksanakan frekuensi

dan jenis tugas sesuai dengan

kemampuannya .Syukur(2001:74).

Dari uraian tersebut dapat

disimpulkan, bahwa pengalaman

kerja adalah tingkat penguasaan

Page 9: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

pengetahuan serta keterampilan

seseorang dalam pekerjaannya yang

dapat diukur dari masa kerja dan dari

tingkat pengetahuan serta

keterampilan yang dimilikinya.

Azwar S (2003:45) semangat

kerja merupakan suatu gambaran

perasaan yang berhubungan dengan

tabiat / jiwa semangat kelompok,

kegembiraan/ kegiatan, untuk

kelompok-kelompok pekerja yang

menunjukkan iklim dan suasana

pekerja. Selanjutnya Hasibuan

(2004:102) mengemukakan bahwa

semangat kerja adalah keinginan dan

kesungguhan seseorang mengerjakan

pekerjaannya dengan baik serta

berdisiplin untuk mencapai

produktivitas yang maksimal. Selain

itu, Haddock dalam Ngambi (2011)

juga mendefinisikan semangat kerja

sebagai suatu konsep yang yang

mengacu pada seberapa positif

perasaan kelompok terhadap

organisasi. Selanjutnya, Seroka

dalam Ngambi (2011) juga

mendefinisikan semangat kerja

sebagai kepercayaan atau

keoptimisan individu atau kelompok

terhadap organisasi yang akan

mempengaruhi kedisiplinan dan

kesediaan individu dalam kegiatan

organisasi.

Dari beberapa pengertian

semangat kerja di atas dapat

disimpulkan bahwa semangat kerja

adalah gambaran perasaan, keinginan

atau kesungguhan individu/kelompok

terhadap organisasi yang akan

mempengaruhi kedisiplinan dan

kesediaan individu dalam kegiatan

organisasi untuk mengerjakan tugas

dengan lebih baik dan lebih cepat.

B. METODE PENELITIAN

1. Uji Validitas dan Uji Reabilitas

Uji Validitas dan Uji

Reabilitas dilakukan untuk

memastikan instrument penelitian

sebagai alat ukur yang akurat dan

dapat dipercaya, Validitas

menunjukan sebagaimana suatu alat

ukur, mengukur apa yang ingin

diukur. Sedangkan reabilitas

menunjukkan sejauh mana suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran terhadap aspek yang

sama atau disebut juga internal

consistency reliability.

Uji validitas digunakan untuk

mengetahui sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner

Page 10: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali, 2013:52). Mengukur

validitas dapat dilakukan dengan cara

melakukan korelasi bivariate antara

masing-masing skor indikator dengan

total skor konstruk atau variabel.

Apabila korelasi masing-masing skor

pertanyaan dengan skor total

menunjukkan hasil yang signifikan

atau kurang dari α = 0,05 maka

kuisioner dikatakan valid.

Penghitungan menggunakan

perangkat lunak IBM SPSS versi 21.

Reabilitas sebenarnya adalah

alat untuk mengukur suatu kuisioner

yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliable atau

handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu

(Imam Ghozali, 2013). Pengukuran

reliabilitas dilakukan dengan cara one

shot atau pengukuran sekali saja

dengan alat bantu SPSS uji statistik

Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai Cronbach Alpha>

0.60 (Ghozali, 2013).

Dengan Rumus:

α = varcov/)1(1

varcov/)(

k

k

Keterangan :

α = alpha

k = jumlah butir dalam

skala / pertanyaan

cov = rerata covarian

diantara butir

var = rerata varian dari

butir

2. Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas

bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Jika

variabel independen saling

berkolerasi, maka variabel-variabel

ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel independen

yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol

Ghozali (2013:105). Untuk

Page 11: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

mendeteksi adanya multikolinieritas

dapat dilakukan dengan mencari

besarnya Variance Inflation Factor

(VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10

maka model regresi bebas dari

multikolinieritas (Ghozali,

2013:106).

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas

bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu

pengamatan kepengamatan yang lain.

Jika variance dari residual

pengamatan yang lain tetap, disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah

homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Cara untuk

mendeteksi dengan melihat grafik

scatterplot antara nilai prediksi

variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID.

Jika tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013:139).

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penggangu atau

residual memiliki distribusi normal

Ghozali (2013:160). Uji normalitas

yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis grafik, yakni

dengan melihat grafik normal

probability plot. Dasar pengambilan

keputusan dengan melihat grafik

normal probability plot adalah

(Ghozali, 2013:161):

i. Jika titik menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka

model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

ii. Jika titik menyebar jauh dari

garis diagonal atau tidak

mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

3. Uji Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini analisis

regresi ganda digunakan untuk

mengetahui motivasi, pengalaman

kerja, dan semangat karyawan serta

pengaruhnya terhadap produktivitas

kerja kawryawan. Dalam penelitian

ini sebagai variabel bebasnya adalah

motivasi (X1), pengalaman kerja

Page 12: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

(X2),dan semangat kerja (X3) sebagai

variabel terikatnya adalah

produktivitas kerja karyawan (Y).

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Produktivitas kerja

karyawan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Motivasi

X2 = Pengalaman kerja

X3 = Semangat kerja

e = Residual error statistik

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2)

pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam

menerangkan variasi variable terikat.

Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol dan satu. Nilai (R2) yang

kecil berarti kemampuan variabel-

variabel bebas (kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional,

dan kecerdasan spiritual) dalam

menjelaskan variasi variabel terikat

(kinerja karyawan) amat terbatas.

Begitu pula sebaliknya, nilai yang

mendekati satu berarti variabel-

variabel bebas memberikan hamper

semua informasi yang di butuhkan

untuk memeprediksi variasi variabel

terikat.

Kelemahan mendasar

penggunaan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel

bebas yang dimasukkan ke dalam

model. Setiap tambahan satu variabel

bebas, maka (R2) pasti meningkat

tidak peduli apakah variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel terikat. Oleh karena

itu, banyak peneliti menganjurkan

untuk menggunakan nilai Adjusted R2

pada saat mengevaluasi model regresi

yang baik. Tidak seperti R2, nilai

Adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model

(Ghozali, 2013).

5. Pengujian hipotesis

Pengujian ini dilakukan

menggunakan uji parsial untuk

mengetahui apakah variabel

independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel

dependen. Adapun ketentuan

penerimaan atau penolakan apabila

angka signifikan dibawah atau sama

Page 13: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

dengan 0,05 maka H alternatif

diterima dan Ho ditolak. Pengujian

hipotetis juga dapat menggunakan

perbandingan antara thitung dengan t

tabel dengan ketentuan:

a. Ho : bi = 0, berarti secara

parsial citra merek, kualitas

pelayanan, dan cita rasa

produk berpengaruh tidak

signifikan terhadap retensi

pelanggan.

Ha : bj ≠ 0, berarti secara

parsial citra merek, kualitas

pelayanan dan cita rasa

produk berpengaruh

signifikan terhadap retensi

pelanggan

b. Kriteria pengujian :

i. Ho ditolak dan Ha

diterima, apabila nilai

signifikasi < 0,05 yang

artinya bahwa variabel

bebas memiliki pengaruh

signifikan terhadap

variabel terikatnya.

ii. Ho diterima dan Ha

ditolak, apabila nilai

signifikasi > 0,05 yang

artinya bahwa variabel

bebas tidak memiliki

pengaruh signifikan

terhadap variabel

terikatnya.

C. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Uji Validitas dan Uji

Reabilitas

Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau tidak nya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2013).

Tingkat validitas dapat diukur dengan

cara membandingkan nilai r hitung

(correlation item total correlation)

dengan nilai r tebel (n-2) dengan

ketentuan untuk defree of freedom

(df) = n-k, dimana n adalah jumlah

sampel yang digunakan dan k adalah

jumlah variabel independennya. Jadi

df yang digunakan adalah 61-2=59

dengan alpha sebesar 5%, maka

menghasilkan nilai r tabel 0,2521.

Jika r hitung lebih besar dari r tabel

berarti pernyataan tersebut

dinyatakan valid. Pengujian validitas

selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Page 14: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

TABEL 1

HASIL UJI VALIDITAS

Variabel/indicator

No Motivasi r hitung r table Keterangan

1 X1.1 0,708 0,2521 Valid

2 X1.2 0,799 0,2521 Valid

3 X1.3 0,832 0,2521 Valid

4 X1.4 0,696 0,2521 Valid

5 X1.5 0,361 0,2521 Valid

Pengalaman kerja

1 X2.1 0,858 0,2521 Valid

2 X2.2 0,791 0,2521 Valid

3 X2.3 0,700 0,2521 Valid

4 X2.4 0,781 0,2521 Valid

Semangat kerja

1 X3.1 0,675 0,2521 Valid

2 X3.2 0,505 0,2521 Valid

3 X3.3 0,587 0,2521 Valid

4 X3.4 0,708 0,2521 Valid

5 X3.5 0,698 0,2521 Valid

produktivitas Kerja

1 Y1 0,693 0,2521 Valid

2 Y2 0,590 0,2521 Valid

3 Y3 0,770 0,2521 Valid

4 Y4 0,633 0,2521 Valid

5 Y5 0,570 0,2521 Valid

Uji reliabilitas digunakan

untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dkatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu.

(Imam Ghozali, 2009). Pengukuran

reliabilitas dilakukan dengan cara one

shot atau pengukuran sekali saja

dengan alat bantu SPSS uji statistik

Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk

atau variabel diaktakan reliabel jika

memberikan nilai cronbach Alpha

(a). > 0,60. (Imam Ghozali, 2009).

Hasil pengujian reliabilitas untuk

masing-masing variabel yang

diringkas pada tabel berikut :

Page 15: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

N

o

Variabel Alph

a

Hitu

ng

Stand

ar

Alph

a

Keteran

gan

1 Motivasi

kerja

(X1)

0.

711

>

0.600

Reliabel

2 Pengalam

an kerja

(X2)

0.78

7

>

0.600

Reliabel

3 Semangat

kerja

(X3)

0.63

4

>

0.600

Reliabel

4 Produktiv

itas kerja

(Y)

0.61

3

>

0.600

Reliabel

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian normalitas dalam

penelitian ini digunakan dalam

melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif

dari data sesungguhnya dengan

distribusi kumulatif dari data normal

(Ghozali, 2013). Sedangkan dasar

pengambilan keputusan untuk uji

normalitas data adalah :

i. Jika data menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal atau grafik

histogram menunjukan

distribusi normal, maka

model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

ii. Jika data menyebar jauh dari

diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogram tidak

menunjukan distribusi

normal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Uji multikolinieritas

bertujuan untuk menguji dalam

model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel-variabel bebas

Page 16: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

(Ghozali, 2013). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Jika

variabel bebas saling berkorelasi,

maka variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel

bebas yang nilai korelasi antar sesama

variabel bebas sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas dalam

model regresi (Ghozali, 2013) adalah

sebagai berikut :

1. Nilai R² yang dihasilkan oleh

suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi.

2. Menganalisa matrik korelasi

variabel-variabel independen.

Jika antara variabel

independen ada korelasi yang

cukup tinggi (umumnya

diatas 0,09). Maka hal ini

merupakan indikasi adanya

multikoliniearitas.

3. Multikolinearitas juga dapat

dilihat dari nilai tolerance dan

variance inflation factor

(VIF). Jika nilai tolerance

yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cutoff

yang umumnya dipakai untuk

menunjukan adanya

multikolinearitas adalah nilai

tolerance <0,10 atau sama

dengan nilai VIF <10.

No Variabel Nilai

Tolerance

Nilai

VIF

1 Motivasi (X1) 0,964 1,037

2 Pengalaman

kerja

(X2)

0,944 1,059

3 Semangat kerja

(X3)

0,976 1,025

Dari tabel di atas menunjukan

bahwa nilai VIF semua variabel bebas

dalam penelitian ini lebih kecil dari

10 sedangkan nilai tolerance semua

variabel bebas lebih dari 10% yang

berarti tidak terjadi korelasi antar

variabel bebas yang nilainya dari

90%, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat

gejala multikolinearitas antar varibel

bebas dalam model regresi.

Uji heterokedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidak

samaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain

(Ghozali, 2013). Cara mendeteksinya

adalah melihat ada tidaknya pola

Page 17: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED, dimana sumbu

Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual ( Y

diprediksi – Y sungguhnya ) yang

telah di – standartdized (Ghozali,

2013).

Sedangkan dasar

pengambilan keputusan untuk uji

heterokedastisitas adalah (Ghozali,

2013) :

1. Jika ada pola tertentu, seperti

titik yang ada membentuk

pola tertentu (bergelombang,

melebur kemudian

menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titik menyebar

diatas dibawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

Page 18: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

Gambar diatas dari hasil uji

heterokedastisitas yang telah

dilakukan ternyata titik-titik

menyebar secara acak, tidak

membentuk suatu pola tertentu yang

jelas, serta tersebar baik diatas

maupun dibawah angka 0 (nol) pada

sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi

penyimpangan asumsi klasik

heterokedastisitas pada model regresi

yang dibuat, dengan kata lain

menerima hipotesis

homoskedastisitas.

3. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk

menghitung seberapa besar pengaruh

variabel bebas yaitu : Motivasi Kerja

(X1), Pengalaman Kerja (X2),

Semangat Kerja (X3) terhadap

variabel terikat yaitu Produktivitas

Kerja (Y). Persamaan regresi linier

berganda adalah sebagai berikut

(Ghozali, 2013).

No Variabel Koefisien

Regresi

Standart

Eror

1 Konstanta 9,741 3,703

2 Motivasi

(X1)

0,375 0,120

3 Pengalaman

kerja (X2)

0,369 0,108

4 Semangat

kerja (X3)

-0,128 0,108

Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui persamaan regresi yang

terbentuk adalah :

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Y = 9,741+0,375X1+0,369X2+-

0,128X3

4. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi

merupakan besaran yang menunjukan

besarnya variasi variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh variabel

independennya. Dengan kata lain,

Page 19: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

koefisien determinasi ini digunakan

untuk mengukur seberapa jauh

variabel-variabel bebas dalam

menerangkan variabel terikatnya.

Nilai koefisien determinasi dapat

dilihat dalam tabel berikut :

Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

0,302 1,692

Dari tampilan SPSS model

summary pada tabel diatas besarnya

adjusted R² adalah 0,302 hal ini

berarti 30,2% variabel produktivitas

kerja karyawan dapat dijelaskan oleh

ke tiga variabel independen motivasi

, pengalaman kerja, dan semangat

kerja. Sedangkan sisanya (100% -

30,2% = 69,8%) dijelaskan oleh

sebab-sebab lain diluar variabel

penelitian seperti kedisiplinan,

kompensasi, dan lingkungan kerja.

Standart Error Of Estimate (SEE)

sebesar 1,692 Makin kecil nilai SEE

akan membuat model regresi semakin

tepat dalam memprediksi variabel

dependen.

5. Uji Hipotesis

Uji t digunakan untuk

menguji signifikan hubungan antara

X dan Y apakah variabel X1, X2, X3,

(motivasi kerja, pengalaman kerja,

dan semangat kerja) benar-benar

berpengaruh terhadap variabel Y

produktivitas kerja) secara terpisah

atau parsial. (Ghozali, 2013).

Sedangkan untuk menentukan tabel

distribusi t dicari pada α= 5% dengan

derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 61-

4-1=56

Model T hitung T table Ket

X1 3,133 1,672 Sig

X2 3,414 1,672 Sig

X3 -1,179 1,672 Tidak

sig

Berdasarkan nilai statistik

hasil analisis pada tabel 4.13

dapat dilihat dibawah ini :

1. Untuk variabel motivasi kerja

(X1) diperoleh koefisien

regresi sebesar 3,133 dengan

nilai signifikan 0,003 dan

lebih kecil dari 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa

setip penambahan satu dalam

variabel motivasi kerja maka

produkktivitas kerja akan

meningkat sebesar 3,133.

adapaun nilai t hitung 3,133 >

t tabel 1,672 menunjukan

motivasi kerja berpengaruh

Page 20: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

positif dan signifikan

terhadap produktivitas kerja

(Y), dengan demikian

hipotesis 1 dapat diterima.

2. Selanjutnya variabel

pengalaman kerja (X2)

diperoleh koefisien regresi

sebesar 3,414 dengan nilai

signifikan 0,001 dan lebih

kecil dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa setiap

penambahan satu dalam

variabel pengalaman kerja

maka produktivitas kerja akan

meningkat sebesar 3,414

adapaun nilai t hitung 3,414 >

t tabel 1,672 menunjukan

pengalaman kerja

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

produktivitas kerja (Y),

dengan demikian hipotesis 1

dapat diterima

3. Dan variabel semangat kerja

(X3) diperoleh koefisien

regresi sebesar -1,179 dengan

nilai signifikan 0,243 dan

lebih besar dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa

setiap penambahan satu

dalam variabel semangat

kerja maka produktivitas

kerja akan meningkat sebesar

-1,179 adapaun nilai t hitung -

1,179 > t tabel 1,672

menunjukan semangat kerja

tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

produktivitas kerja (Y),

dengan demikian hipotesis 1

dapat ditolak.

6. Implementasi Hasil penelitian

Dari hasil penelitian dapat

diimplementasikan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 9,741

menunjukan bahwa pada saat

motivasi kerja, pengalaman

kerja, dan semangat kerja

konstan, maka nilai

produktivitas kerja

dinyatakan baik.

b1 = 0,375 pada motivasi

kerja, menunjukan bahwa

motivasi kerja berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja

karyawan. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa, jika

pengaruh motivasi kerja

meningkat maka

Page 21: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

produktivitas kerja akan

meningkat.

b. b2 = 0,369 pada pengalaman

kerja menunjukan bahwa

pengalaman kerja

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

produktivitas kerja. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa,

jika pengaruh pengalaman

kerja meningkat maka

produktivitas kerja akan

meningkat.

c. b3 = -0,128 pada semangat

kerja menunjukan bahwa

semangat kerja tidak

berpengaruh terhadap

produktivitas. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa, jika

pengaruh semangat kerja

tidak meningkat maka

produktivitas kerja tidak akan

meningkat.

Berdasarkan hasil pengujian

secara statistik dapat dilihat dengan

jelas bahwa secara parsial (terpisah)

semua variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat. Pengaruh

yang diberikan kedua variabel bebas

tersebut bersifat posititf artinya

semakin tinggi motivasi kerja, dan

pengalaman kerja, maka

mengakibatkan produktivitas kerja

akan semakin tinggi pula. Sedangkan

semangat kerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap produktivitas

kerja. Penjelasan dari masing-masing

pengaruh variabel dijelaskan

selengkapnya sebagai berikut:

Pengaruh Secara Parsial Motivasi

Kerja Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis telah membuktikan terdapat

pengaruh antara motivasi kerja

terhadap produktivitas kerja. Melalui

hasil yang telah dilakukan diperoleh

nilai t hitung sebesar 3,133 > 1,672

dengan taraf signifikan 0,003 < 0,05

dengan demikian maka Ho ditolak

dan Ha diterima, yang berarti secara

parsial variabel motivasi kerja

berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja. Artinya bahwa

terdapat pengaruh yang positif antara

variabel motivasi kerja terhadap

produktivitas kerja Pada First One

Jersey Factory. Siagian (dalam

Sutrisno, 2011) menyatakan bahwa

Page 22: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

motivasi adalah keadaan kejiwaan

yang mendorong, mengaktifkan, atau

menggerakkan dan motivasi itulah

yang mengarahkan dan menyalurkan

perilaku, sikap, dan tindak tanduk

seseorang yang selalu dikaitkan

dengan pencapaian tujuan, baik

tujuan organisasi maupun tujuan

pribadi masing-masing anggota

organisasi. Hasil ini mendukung

penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Retno Damayanti

(2005) yang menyatakan bahwa

variabel (Motivasi kerja) mempunyai

pengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja, secara langsung

maupun tidak langsung terbukti

kebenarannya

Pengaruh Secara Parsial

Pengalaman kerja Terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan.

Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis telah membuktikan terdapat

pengaruh antara pengalaman kerja

terhadap produktivitas kerja. Melalui

hasil yang telah dilakukan diperoleh

nilai t hitung sebesar 3,414 > 1,672

dengan taraf signifikan 0,001 < 0,05

dengan demikian maka Ho ditolak

dan Ha diterima, yang berarti secara

parsial variabel pengalaman kerja

berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja pada First One

Jersey Factory. Syukur (2001:74)

Pengalaman kerja adalah lamanya

seseorang melaksanakan frekuensi

dan jenis tugas sesuai dengan

kemampuannya. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Nuryani Ratnaningsih

(2013). yang menyatakan bahwa

variabel pengalaman kerja

berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja secara langsung

maupun tidak langsung.

Pengaruh Secara Parsial Semangat

Kerja Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan.

Berdasarakan hasil pengujian

hipotesis telah membuktikan terdapat

pengaruh antara semangat kerja

terhadap produktivitas kerja. Melalui

hasil yang telah dilakukan diperoleh

nilai t hitung sebesar -1,179 > 1,672

dengan taraf signifikan 0,243 < 0,05

dengan demikian maka Ho diterima

dan Ha ditolak, yang berarti secara

parsial variabel semangat kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap

Page 23: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

produktivitas kerja pada First One

Jersey Factory. Hasibuan (2004:102)

mengemukakan bahwa semangat

kerja adalah keinginan dan

kesungguhan seseorang mengerjakan

pekerjaannya dengan baik serta

berdisiplin untuk mencapai

produktivitas yang maksimal. Hal ini

tidak sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Kusumawarni

(2007) semangat kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

produktivitas kerja secara langsung

maupun tidak langsung.

Daftar Pustaka

Azwar S. 2003. Sikap Manusia, Teori Dan

Pengukurannya. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Bukhari, Zainun.2001, Manajemen Sumber

Daya Manusia Indonesia, Penerbit

Gunung Agung, Jakarta.

Djauzak, Ahmadi. 2004. Peningkatan Mutu

Pendidikan Sebagai Sarana

Pembangunan Bangsa. Balai

Pustaka, Jakarta.

Foster, Bill. 2001. Pembinaan untuk

Peningkatan Kinerja Karyawan.

PPM, Jakarta.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program SPSS.

Edisi Keempat. Universitas

Diponegoro, Semarang.

Griffin. 2004. Komitmen Organisasi.

Erlangga, Jakarta.

Handoko, T Hani. 2012. Manajemen

Personalia dan Sumber Daya

Manusia. BPFE. Yogyakarta.

Haryani, Sri. 2002. Hubungan Industrial di

Indonesia. AMP YKPN. Yogyakarta.

Hasibuan, S.P. Malayu. 2004. Manajemen

Dasar, Pengertian dan Masalah,.

Bumi Aksara, Jakarta.

Kerlinger, Fred and Elazar J. Padhazur A.

(Taufik, pen). 1987. Korelasi Dan

Analisis Regresi Ganda. Yogyakarta:

Nur Cahaya

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset

Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga,

Jakarta.

Kusnendi. 2003. Ekonomi Sumber Daya

Manusia. PPUT, Jakarta.

Kusumawarni. 2007. Pengaruh semangat

dan disiplin kerja terhadap

produktivitas kerja. Skripsi

Universitas Negeri Semarang.Volume

3 Nomor 2.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku organisasi.

Edisi 10.Andi, Yogyakarta.

Page 24: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan

Mangkunegara, A. A, Anwar Prabu. 2009.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005.

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Cetakan Pertama. Rosda, Bandung.

Mathis dan Jackson. 2005. Manajemen

Sumber Daya Manusia. PT Salemba

Emban Patria. Jakarta.

Ngambi, H.C. (2011). The Relationship

between Leadership and Employee

Morale in Higher Education, Vol.

5(3), pp. 762-776.

Nitisemito, Alex S. 2008. Manajemen

Personalia. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nuryani, Setyaningsih. 2013. Pengaruh

Motivasi dan Pengalaman Kerja

terhadap Produktivitas kerja. Skripsi

Universitas Negri Yogyakarta. Vol 5,

No 2.

Retno Damayanti. 2005. Pengaruh Motivasi

kerja terhadap Produktivitas kerja

karyawan. Skripsi Universitas Negri

Semarang. Vol 4, No 3.

Simamora, Henry. 2007. Manajemen

Sumber Daya Manusia. STIE YKPN.

Yogyakarta

Sinungan, Muchdarsyah. 2005.

Produktivitas: Apa dan Bagaimana.

Mandar Maju, Bandung.

Sopiah. 2008. Perilaku organisasi. Andi

offset, Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Alfabeta, Bandung.

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Cetakan ke-6,

Kencana, Jakarta.

Syukur, 2001. Metode Penelitian dan

Penyajian data Pendidikan. Medya

Wiyata, Semarang.

Page 25: PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA ...repository.unmuhjember.ac.id/1299/1/JURNAL.pdf · produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi dan pengalaman kerja. Sedangkan