215
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA (Quasi Eksperimen di SMA Darul Muttaqin Bekasi) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh: IRMA IDRISAH NIM : 108016200002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

  • Upload
    vanminh

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

(Quasi Eksperimen di SMA Darul Muttaqin Bekasi)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat

mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

IRMA IDRISAH

NIM : 108016200002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

IRMA IDRISAH

NIM: 108016200002

Di bawah bimbingan:

Pembimbing I

Dedi Irwandi, M.Si

NIP: 19710528 200003 1 002

Pembimbing II

Burhanudin Milama, M.Pd

NIP: 19770201 200801 1 011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-098

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : IRMA IDRISAH

Tempat/Tgl Lahir : Bekasi, 07 September 1989

NIM : 108016200002

Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SISWA

Dosen Pembimbing : 1. Dedi Irwandi, M.Si

2. Burhanudin Milama, M.Pd

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat Wisuda.

Jakarta, 9 September 2014

Mahasiswa Ybs

Irma Idrisah

NIM. 108016200002

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

i

ABSTRAK

Irma Idrisah, NIM. 108016200002, “Pengaruh Model Inkuiri Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Kuasi Eksperimen di SMA Darul

Muttaqin Bekasi. S1-Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan

Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model inkuiri

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA

Darul Muttaqin Bekasi pada bulan Mei 2013. Metode yang digunakan dalam

penelitian adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian non-equivalent

control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 26 murid (kelas eksperimen)

dan 26 murid (kelas kontrol). Instrumen penelitian berupa tes kemampuan berpikir

kreatif dan nontes berupa observasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai

rata-rata posttest kelompok eksperimen sebesar 73,35 dan kelompok kontrol

sebesar 58,15. Hasil uji-t menunjukkan bahwa thitung sebesar 4,64 lebih besar dari

ttabel yaitu 1,68 dengan taraf signifikansi 5%, maka hipotesis alternatif (Ha)

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model

inkuri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kata Kunci : Model Inkuiri, Kemampuan Berpikir Kreatif

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

ii

ABSTRACT

Irma Idrisah, NIM. 108016200002, "Effect of Inquiry Model on Students

Creative Thinking". A Quasi-Experiment Research at Darul Muttaqin Bekasi

High School. S1-Thesis, Chemistry Education Program, Department of Natural

Science, Faculty of Tarbiyah and Teaching , Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta.

The purpose of this study was to determine the effect of the inquiry model

on creative thinking ability of students. This research was conducted at Darul

Muttaqin Bekasi High School in May 2013. The method used in the study was

quasi-experimental research design with non-equivalent control group design.

Samples were taken by purposive sampling technique. Samples were consisted of

26 students ( experimental class ) and 26 students ( control class ). The research

instruments were test of abilities to creative thinking and non-test form of

observation. The results of the data analysis showed that the average value of

posttest experimental group was 73,35 and control group was 58,15. T-test results

for 4,64 show that t is greater than t table is 1,68 with a significance level of 5%,

then the alternative hypothesis (Ha) is accepted. The results showed that there is a

significant effect of inquiry model for the creative thinking ability of students.

Keywords : Inquiry Model , Creative Thinking Ability

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirramanirrahim

Alhamdulillah wasyukurillah, puji dan syukur kepada-Mu ya Allah atas

segala nikmat dan kasih sayang-Mu. Salawat teriring salam senantiasa tercurah

untuk kekasih-Mu, Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis

untuk menyelesaikan studi S1 program studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa” ini merupakan wujud tertulis dari penelitian yang penulis

lakukan di SMA Darul Muttaqin Bekasi.

Adalah termasuk orang yang tidak pandai bersyukur kepada Allah SWT.

manakala kita tidak bisa berterimakasih kepada orang lain. Penulis sadar, dalam

rangka menuntaskan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan partisipasi

berbagai pihak. Oleh karena itu, kupersembahkan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’I, M.A., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus

dosen pembimbing I yang selalu membimbing dan mengarahkan selama

penelitian dan penulisan.

4. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd, selaku pembimbing II yang selalu

membimbing dan mengarahkan selama penelitian dan penulisan.

5. Bapak Tonih Feronika, M.Pd, selaku dosen penasehat akademik sekaligus

dosen penguji I dan Ibu Salamah Agung, S.Si, A.Pt, M.A, selaku dosen

penguji II.

6. Bapak Asep Romli, S.Ag, kepala sekolah SMA Darul Muttaqin Cibarusah

Bekasi yang telah memberikan izin penelitian. Bapak Slamet Utomo, S.Pd dan

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

iv

Bapak Adi Abdul Hadi, S.Pd.I, guru mata pelajaran kimia yang telah

membantu dan menjadi konsultan terbaik selama eksperimen. Bapak Toni

Sahroni, S.Pd.I dan seluruh sivitas akademika SMA Darul muttaqin Bekasi

yang telah membantu selama eksperimen.

7. Miftahudin, M.Si, suami tercinta yang selalu setia mendampingi dan

mendukung, menjadi tempat berkeluh kesah dan sumber inspirasi serta

semangat, bagian kehidupan tak tergantikan.

8. Ayahanda tercinta H. Idris Marzuki dan Ibunda tersayang Hj. Komariah,

teriring doa, “Ya Allah limpahkanlah selalu kasih sayang-Mu kepada orang

yang telah mebimbing dan membesarkan kami dengan segala jerih payahnya.

Bahagiakanlah mereka, karena kebahagiaan terbesar kami adalah melihatnya

bahagia”.

9. Abi dan Umi mertua KH. Ahmid dan Hj. Dedeh Muti’ah yang kasih sayang

serta doanya kepada peneliti tak terhingga, semoga Allah SWT. selalu

memberi kesehatan kepada keduanya.

10. Kakanda tercinta: Pelda Aa Setiawan dan Ella, Ida Hasanah, S.Si dan H. Nasa,

Kurniawan, S.Pd. serta keponakan tersayang Satria Tarezza Pahlawan dan

Almirah Khanza Akoba yang senantiasa mendoakan dan memberi semangat.

11. Rekan-rekan sahabat mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Angkatan

2008, lebih khusus kepada Eka, Fitri, Tsem, Vivi, Okta, Lena dan member

bunga yang telah menjadi konsultan dan teman terbaik.

Kami berharap skripsi ini menjadi kontribusi serta menambah pustaka dan

referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para

pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.

Ciputat, April 2014

Irma Idrisah

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ......................................................... 4

D. Perumusan Masalah .......................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................ 5

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR,

DAN HIPOTESIS ................................................................. 6

A. Deskripsi Teoretis ............................................................. 6

1. Model Inkuiri .............................................................. 6

2. Kemampuan Berpikir Kreatif ..................................... 16

3. Konsep Hidrolisis Garam ........................................... 24

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................... 27

C. Kerangka Berpikir ............................................................ 29

D. Perumusan Hipotesis Penelitian ....................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 30

A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................... 30

B. Metode dan DesainPenelitian ........................................... 30

1. Metode Penelitian ....................................................... 30

2. Desain Penelitian ........................................................ 30

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

vi

C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 31

1. Populasi ...................................................................... 31

2. Sampel ........................................................................ 31

D. Variabel Penelitian ........................................................... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 32

F. Instrumen Penelitian ......................................................... 33

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .............................. 33

2. Observasi .................................................................... 34

G. Kalibrasi Instrumen .......................................................... 35

1. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............. 35

2. Lembar Observasi ....................................................... 39

H. Teknik Analisis Data ........................................................ 39

1. Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...................... 39

2. Data Observasi ............................................................ 43

I. Hipotesis Statistik ............................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 45

A. Hasil Penelitian ................................................................. 45

1. Hasil Pretest Berpikir Kreatif Siswa .......................... 45

2. Hasil Posttest Berpikir Kreatif Siswa ......................... 47

3. Hasil Lembar Observasi ............................................. 49

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Pretest .............. 50

1. Uji Normalitas ............................................................ 50

2. Uji Homogenitas ........................................................ 51

3. Uji Hipotesis .............................................................. 52

C. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Posttest ............. 52

1. Uji Normalitas ............................................................ 52

2. Uji Homogenitas ........................................................ 53

3. Uji Hipotesis .............................................................. 54

D. Pembahasan ...................................................................... 55

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 62

A. Kesimpulan ....................................................................... 62

B. Saran ................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 63

LAMPIRAN ........................................................................................... 66

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kation dan Anion yang Terhidrasi dalam Air ...................... 25

Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................. 31

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ........................ 33

Tabel 3.3 Kriteria Taraf Kesukaran ...................................................... 37

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda ........................................................ 38

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Hasil Tes Berpikir Kreatif Siswa ............ 40

Tabel 3.6 Bobot Nilai Item Observasi Berdasarkan Skala Likert ........ 43

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Lembar Observasi ................................... 44

Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............. 45

Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Pretest Indikator Berpikir Kreatif Siswa .... 46

Tabel 4.3 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 47

Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Posttest Indikator Berpikir Kreatif Siswa .. 48

Tabel 4.5 Hasil Observasi Keterlaksanaan Tahapan Model Inkuiri

Terbimbing .......................................................................... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest ................................................ 50

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest ............................................. 51

Tabel 4.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest ................................................... 52

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest ............................................... 53

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Posttest ........................................... 54

Tabel 4.11 Uji Hipotesis Hasil Posttest.................................................. 55

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A1 : RPP Kelas Kontrol ..................................................... 66

Lampiran A2 : RPP Kelas Eksperimen .............................................. 85

Lampiran A3 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ......... 106

Lampiran B1 : Soal Tes Berpikir Kreatif (Sebelum Uji Validitas) .... 112

Lampiran B2 : Kunci Jawaban Tes Berpikir Kreatif (Sebelum Uji

Validitas) .................................................................... 117

Lampiran B3 : Rubrik Penilaian Tes Berpikir Kreatif (Sebelum Uji

Validitas) .................................................................... 129

Lampiran B4 : Soal Tes Berpikir Kreatif (Setelah Uji Validitas) ...... 134

Lampiran B5 : Kunci Jawaban Tes Berpikir Kreatif (Setelah Uji

Validitas) .................................................................... 138

Lampiran B6 : Rubrik Penilaian Tes Berpikir Kreatif (Setelah Uji

Validitas) .................................................................... 146

Lampiran B7 : Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen ............. 149

Lampiran B8 : Rubrik Penilaian Observasi ........................................ 151

Lampiran C1 : Hasil Uji Validitas Tes Berpikir Kreatif (Anates) ..... 155

Lampiran C2 : Hasil Tes Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol (Pretest dan Posttest) ................... 162

Lampiran C3 : Hasil Indikator Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen

(Pretest) ...................................................................... 163

Lampiran C4 : Hasil Indikator Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen

(Posttest) .................................................................... 165

Lampiran C5 : Hasil Indikator Berpikir Kreatif Kelas Kontrol

(Pretest) ...................................................................... 167

Lampiran C6 : Hasil Indikator Berpikir Kreatif Kelas Kontrol

(Posttest) .................................................................... 169

Lampiran C7 : Hasil Observasi Siswa Kelas Eksperimen ................. 171

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

x

Lampiran D1 : Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (Pretest) ...... 174

Lampiran D2 : Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (Posttest)..... 176

Lampiran D3 : Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol (Pretest)............. 178

Lampiran D4 : Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol (Posttest) ........... 180

Lampiran D5 : Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Pretest)............... 182

Lampiran D6 : Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Posttest) ............. 184

Lampiran D7 : Uji Normalitas Kelas Kontrol (Pretest) ..................... 186

Lampiran D8 : Uji Normalitas Kelas Kontrol (Posttest) .................... 188

Lampiran D9 : Uji Homogenitas Pretest ............................................ 190

Lampiran D10 : Uji Homogenitas Posttest........................................... 191

Lampiran D11 : Uji Hipotesis Pretest .................................................. 192

Lampiran D12 : Uji Hipotesis Posttest ................................................. 194

Lampiran E : Foto-Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian ............. 196

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Proses

pembelajaran yang hanya berorientasi pada penguasaan sejumlah

informasi/konsep belaka, menuntut siswa untuk menguasai materi pelajaran.

Penekanannya lebih pada hapalan dan mencari satu jawaban yang benar

terhadap soal-soal yang diberikan. Proses-proses pemikiran tinggi termasuk

berpikir kreatif jarang dilatih. Padahal, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi menuntut sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki

pengetahuan saja tetapi juga harus memiliki keterampilan (life skill) dalam

menciptakan sesuatu yang kreatif.

Untuk dapat mengetahui sesuatu, siswa haruslah aktif sendiri

mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa harus aktif mengolah

bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya yang terpenting

merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan siswa

dalam membangun pengetahuan mereka sendiri, mereka tidak akan mengerti

apa-apa.1 Menjadi kreatif adalah ciri manusia yang berharga, lebih-lebih

dalam era pembangunan ini sangat dituntut manusia-manusia kreatif, manusia

pembangunan.2 Dengan demikian, kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

hal menciptakan sesuatu yang kreatif sangat penting untuk dilatih.

Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam

memahami masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau

1 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika, (Cet. 1; Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma, 2007), h. 9 2 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan

Metode “Discovery” dan “Inquiry”, (Jakarta: P2LPTK, 1987), h. 175

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

2

metode yang bervariasi (divergen).3 Dalam berpikir kreatif, proses dasar

berpikir digunakan untuk penemuan hal-hal baru, karya seni, gagasan-gagasan

yang konstruktif yang berkaitan dengan persepsi atau konsep, yang

menekankan aspek intuisi ataupun rasional dalam berpikir.4 Pemikir kreatif

dengan sengaja melatih imajinasi mereka, sebagian dengan memandang

sesuatu dari sudut pandang yang tidak biasa.5

Menurut Guilford Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai

kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian

terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini

masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal.6 Hasil studi yang

dilakukan oleh Getzels dan Jackson, dan Torrance mengungkapkan bahwa

guru cenderung lebih suka terhadap siswa yang lebih penurut, jinak, pendiam,

dan yang dapat diramalkan dari pada terhadap siswa yang bersikap bebas aktif

dan kreatif.7 Padahal, proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah.8 Hasil penelitian Sarjono

menyatakan bahwa pembelajaran sains selama ini dilakukan tidak melalui

inkuiri ilmiah melainkan didominasi oleh kegiatan transfer informasi dan

bersifat hafalan, sehingga hasil belajar sains menjadi rendah dan tidak

bermakna panjang.9

Melihat kenyataan di atas jelaslah bahwa pentingnya kemampuan

berpikir kreatif dilatih pada siswa. Untuk itu sangat perlu sekali dalam

3 Tatag Yuli E. S, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun X, No. 1; Upaya

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pengajuan Masalah, (Yogyakara :

FMIPA Unesa, 2005), h. 6 4 Wiwik Haryani & Purwandhi, Jurnal BORNEO, Vol.1 No. 1; Pengembangan

Kurikulum dan Pembelajaran Berpikir, (Bandung : FKIP Unmul, 2007), h. 12 5 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung : MCC, 2006), h. 218 6 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi

Para Guru dan Orang Tua (Cet. 3; Jakarta: PT Grasindo, 1999), h. 45 7 Moh. Amien, op.cit., h. 170

8 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Cet. 1; Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009), h. 46 9 Ramadhan Witarsa, 38 ISSN 1412-565X Edisi Khusus No. 2; Analisis Kemampuan

Inkuiri Guru Yang Sudah Tersertifikasi dan Belum Tersertifikasi Dalam Pembelajaran Sains SD,

(Agustus 2011), h. 38

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

3

pembelajaran di sekolah dikembangkan suatu model pembelajaran yang

mendukung peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Suatu model

pembelajaran yang tidak hanya mengembangkan kemampuan konsep siswa

tetapi juga dapat melatih kemampuan berpikir kreatif sehingga menghasilkan

suatu pembelajaran yang lebih bermakna. Proses pembelajaran yang

mendorong siswa belajar atas prakarsa sendiri dapat mengembangkan

kemampuan kreatif karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan

anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru.

Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi kreatif tidak akan muncul

sendiri secara baik bila individu tidak menjumpai lingkungannya yang

memacu sejak awal.10

National Science Education Standards, menekankan

pemahaman konsep sains dilakukan dalam standard inkuiri.11

Model inkuiri

merupakan salah satu model pembelajaran yang dipandang sesuai untuk

digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, karena

model inkuiri memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan

penyelidikan terhadap sesuatu sendiri secara langsung. Selain itu, model

inkuiri dapat mempermudah siswa untuk mampu memperoleh pengetahuan

secara mendalam karena siswa mengkonstruk sendiri suatu konsep.

Dengan model inkuiri siswa sungguh dilibatkan untuk aktif berpikir

dan menemukan pengertian yang ingin diketahuinya.12

Model inkuiri

merupakan model pembelajaran yang menekankan pada penemuan sesuatu

melalui proses mencari dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah.13

Model inkuiri pada dasarnya merupakan salah satu usaha dari guru untuk

dapat merangsang siswa berpikir melalui berbagai bentuk pertanyaan, serta

adanya suatu proses pemecahan masalah.14

10

Moh. Amien, op. cit., h. 173 11 Zulfiani dkk, op. cit., h. 47 12

Paul Suparno, op. cit., h. 65 13

Yuli Nurul Fauziah, Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan

Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,

(Bandung: UPI, 2011), h. 98 14

Kardius Richi Yosada, VOX Edukasi vol.1 No.1; Model Pembelajaran Inkuiri Sosial

Dalam Mengembangkan Berpikir kreatif Siswa pada Bidang Studi IPS Ekonomi Melalui Isu-isu

Ekonomi Kontemporer, (Maret 2010), h. 52

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

4

Karakteristik model inkuiri sesuai jika diterapkan pada konsep yang

memungkinkan keaktifan siswa menganalisis dan memecahkan persoalan

secara sistematik suatu konsep yang sedang dipelajari. Konsep yang sesuai

dengan karakteristik model inkuiri salah satunya adalah konsep hidrolisis

garam. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penelitian mengenai penerapan

model inkuiri perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

model inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, dapat

diamati beberapa masalah yang teridentifikasi sebagai berikut:

1. Masih rendahnya daya serap peserta didik.

2. Proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah masih bertumpu pada

hapalan terhadap suatu teori.

3. Proses-proses pemikiran tinggi termasuk berpikir kreatif jarang dilatih.

4. Peserta didik hanya mampu mengingat fakta/teori tanpa memahami

pengetahuan yang dimiliki untuk dihubungkan dengan persoalan dalam

kehidupan sehari-hari.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian dibahas dengan jelas dan tidak meluas,

maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif adalah model inkuiri terbimbing.

2. Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah kemampuan

berpikir kreatif menurut Guilford yang meliputi: keterampilan berpikir

lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes (fleksibel), keterampilan

berpikir orisinal (originality), dan keterampilan merinci (elaboration).

3. Materi kimia yang menjadi objek penelitian ini dibatasi pada konsep

hidrolisis garam.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

5

D. Perumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian ini

dilakukan melalui pertanyaan penelitian berikut. “Apakah terdapat pengaruh

model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa?”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model inkuiri

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam

penggunaan model pembelajaran inkuiri serta dapat dijadikan sebagai

studi banding dan dasar pemikiran bagi timbulnya gagasan-gagasan baru

dalam dunia pendidikan khususnya dalam mengembangkan model

pembelajaran yang mampu melatih kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas selama proses pembelajaran

dengan mengkondisikan siswa sebagai petualang dan penemu baru serta

melatih siswa untuk berpikir kreatif dengan merangsang siswa berpikir

melalui berbagai bentuk pertanyaan serta adanya suatu proses pemecahan

masalah.

3. Bagi lingkungan pendidikan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa sehingga dapat dikembangkan dengan materi-materi yang

beragam.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

6

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Model Inkuiri

a. Pengertian Model Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan

sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan

yang diajukan.1 Carin dan Sund mengemukakan bahwa inquiry adalah the

process of investigating a problem. Adapun Piaget mengemukakan bahwa

metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik

pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat

apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan

penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan

yang ditemukan peserta didik lain.2 Dalam proses belajar mengajar, inkuiri

digunakan sebagai metode pengajaran yang memungkinkan ide siswa

berperan dalam suatu penyelidikan (investigasi) yang akan dilakukan oleh

pembelajar/siswa (Henrichsen dan Jarrett).3

Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan

meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan

pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber

informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau

investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan

percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk

memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta

membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud,

1997).4

1 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam

Kelas, (Cet. 1; Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2010), h. 85 2 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Cet. 8; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 108 3 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Cet. 1; Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009), h. 119 4 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Cet. 1; Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), h. 43

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

7

Salah satu prinsip utama inkuiri yaitu siswa dapat mengkonstruk

sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam

pembelajarannya.5 Welch mendefinisikan inkuiri sebagai proses dimana

manusia mencari informasi atau pengertian, maka sering disebut a way of

thought. Kindsvatter, Wilen, dan Ishler (1996) lebih menjelaskan inkuiri

sebagai model pengajaran dimana guru melibatkan kemampuan berpikir

kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara

sistematik.6 Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk

memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan

atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah

terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan

kemampuan berpikir kritis dan logis dari Schmidt.7

Dari berbagai pengertian model inkuiri yang telah dikemukakan

oleh para pakar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model inkuiri

menitikberatkan pada aktivitas siswa. Dalam model inkuiri siswa

mengkonstruk sendiri pemahamannya dengan berproses memecahkan

masalah dari persoalan yang diajukan guru menggunakan prinsip metode

ilmiah atau saintifik. Secara umum metode ilmiah itu seperti

mengidentifikasi persoalan, membuat hipotesis, melakukan eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

b. Tingkatan Model Inkuiri

Dalam Standard for Science Teacher Preparation terdapat 3

tingkatan inkuiri, yakni:8

1) Discovery/Structured Inquiri

5 Zulfiani dkk, loc. cit.

6 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika, (Cet. 1; Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma, 2007), h. 65 7 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, loc. cit.

8 Zulfiani dkk, op.cit., h. 121-122

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

8

Dalam tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengidentifikasi

permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif

hasil.

2) Guided Inquiry

Tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru ialah

mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian

masalah.

3) Open Inquiry

Tindakan utama pada Open Inquiry ialah guru memaparkan konteks

penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah.

c. Inkuiri Terbimbing

Pada penelitian ini, tingkatan model inkuiri yang digunakan

terbatas pada inkuiri terbimbing (guided inquiry). Inkuiri terbimbing

adalah inkuiri yang banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak

mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap

dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri.9 Inkuiri

terbimbing (guided inquiry) merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah

dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa

bekerja untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut

dibawah bimbingan intensif guru.10

Model pembelajaran guided inquiry digunakan apabila dalam

kegiatan pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang

cukup luas kepada siswa. Sebagian besar perencanaannya dibuat oleh

guru.11

Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan

9 Paul Suparno, op. cit., h. 68

10 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, op.cit., h. 89

11 Suherli Kusmana, Model Pembelajaran Siswa Aktif, (Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya,

2010), h. 49

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

9

baik oleh guru dan output pembelajaran sudah dapat diprediksi sejak

awal.12

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model pembelajaran inkuiri

terbimbing (guided inquiry), guru banyak terlibat dalam hal membuat

perencanaan dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri

sehingga siswa tidak begitu bebas dalam hal mengembangkan gagasan dan

idenya. Melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing,

siswa yang berperan sebagai subjek pembelajaran dilatih bekerja seperti

ilmuan. Dengan begitu, penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa.

d. Karakteristik Inkuiri Terbimbing

Orlich menyatakan ada beberapa karakteristik inkuiri terbimbing yang

harus diperhatikan, yaitu:13

1) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa melalui observasi

spesifik hingga mampu membuat inferensi atau generalisasi.

2) Sasarannya adalah mempelajari proses pengamatan kejadian atau objek

dan menyusun generalisasi yang sesuai.

3) Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran, misalnya kejadian,

data,materi dan berperan sebagai pemimpin kelas.

4) Setiap siswa berusaha membangun pola yang bermakna berdasarkan

hasil observasi di dalam kelas.

5) Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran.

6) Biasanya sejumlah generalisasi akan diperoleh dari siswa.

7) Guru memotivasi seluruh siswa untuk mengkomunikasikan hasil dari

generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam

kelas.

12

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, loc.cit. 13

Ibid., h. 89-90

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

10

e. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri

Secara umum proses pembelajaran inkuiri dapat mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:14

1) Orientasi

Langkah orientasi merupakan langkah membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Guru merangsang dan mengajak siswa

untuk berpikir memecahkan masalah.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada

suatuy persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan

adalah persoalan yang menantang untuk berpikir.

3) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring infiormasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data sehingga guru dapat mengembangkan kemampuan

berpikir rasional siswa. Artinya, kebenaran jawaban bukan hanya

berdasarkan argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan

dan dipertanggung jawabkan.

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Kindsvatter, Wilen, dan Ishler mengemukakan bahwa model

inkuiri secara sederhana dapat dijelaskan sebagai model pengajaran yang

menggunakan proses seperti: (1) identifikasi persoalan, (2) membuat

14

Retno Dwi Suyanti, op. cit., h. 46-48

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

11

hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) menganalisis data, dan (5)

mengambil kesimpulan. Dari langkah-langkah tersebut nampak jelas

bahwa model inkuiri ini menggunakan prinsip metode ilmiah atau saintifik

dalam menemukan suatu prinsip, hukum ataupun teori. Secara umum

metode ilmiah itu punya langkah seperti: (1) merumuskan persoalan, (2)

membuat hipotesis, (3) melakukan percobaan untuk mengumpulkan data,

(4) menganalisis data yang diperoleh, dan (5) mengambil kesimpulan

apakah hipotesis diterima atau ditolak.15

Secara umum, Gulo menyatakan,

bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran

inkuiri adalah sebagai berikut.16

1) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan

diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas,

pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta

untuk merumuskan hipotesis.

2) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi

permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan

proses ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis

yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu

hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

3) Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data

yang dihasilkan dapat berupa table, matrik, atau grafik.

4) Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji menguji hipotesis yang telah

dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Factor

penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran „benar‟ atau „salah‟.

15

Paul Suparno, op. cit., h. 65-66 16

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Cet. 1;

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 137-138

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

12

Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan siswa dapat

menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan

sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

5) Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat

kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Hampir sama dengan langkah-langkah yang ditempuh dalam

proses belajar mengajar dengan model inkuiri yang telah diungkapkan oleh

para pakar diatas, Massialas mengemukakan langkah-langkah

pembelajaran dengan model inkuiri sebagai berikut: (1) guru memilih

tingkah laku (tujuan), (2) guru mengajukan pertanyaan yang dapat

menumbuhkan siswa menumbuhkan pendapatnya, (3) siswa menetapkan

hipotesis/praduga jawaban untuk dikaji lebih lanjut (alternatif jawaban),

(4) secara spontan siswa menjelajahi informasi/data untuk menguji

praduga, baik secara individu maupun secara kelompok, atau siswa tidak

banyak berusaha mencari informasi untuk membuktikan praduga. Dalam

hal siswa tidak banyak berusaha mencari informasi, peran guru sebagai

pembimbing/fasilitator sangat dibutuhkan, (5) siswa mengidentifikasi

beberapa kemungkinan jawaban/siswa menarik kesimpulan.17

f. Prinsip Pembelajaran Inkuiri

Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa

prinsip, antara lain:18

1) Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari strategi pembelajaran inkuiri adalah pengembangan

kemampuan berpikir dan berorientasi pada proses belajar.

Keberhasilan pembelajaran ini terlihat pada aktivitas siswa untuk

mencari dan menemukan sesuatu yang merupakan gagasan yang pasti.

17

Suherli Kusmana, op. cit., h. 56-57 18

Retno Dwi Suyanti, op. cit., h. 45

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

13

2) Prinsip interaksi

Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru

dimana guru berperan sebagai pengatur lingkungan dan pengatur

interaksi belajar, guru mengarahkan siswa untuk mengembangkan

kemampuan berpikir siswa.

3) Prinsip bertanya

Guru juga berperan sebagai penanya karena kemampuan siswa untuk

bertanya pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir.

4) Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar merupakan proses berpikir yakni proses mengembangkan

potensi seluruh otak secara maksimal.

5) Prinsip keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Untuk itu

siswa hendaknya diberikan kebebasan untuk mencoba sesuatu sesuai

dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru

adalah menyediakan ruang untuk mengembangkan hipotesis dan secara

terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

g. Syarat Inkuiri Dapat Berjalan Baik

Model inkuiri akan efektif apabila: (1) guru mengharapkan siswa

dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan sehingga

penguasaan materi bukan tujuan utama karena ynag terpenting adalah

proses belajar, (2) bahan pelajaran yang akan diajarkan adalah berupa

kesimpulan yang perlu pembuktian, (3) proses pembelajaran berangkat

dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu, (4) siswa adalah anak yang

memiliki kemauan dan kemapuan berpikir, (5) jumlah siswa tidak terlalu

banyak agar mudah dikendalikan, dan (6) guru memiliki banyak waktu

untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.19

19

Ibid., h. 44

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

14

Untuk meningkatkan teknik inkuiri dapat ditimbulkan dengan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:20

1) Membimbing kegiatan laboratorium. Guru menyediakan petunjuk yang

cukup luas kepada siswa dan sebagian besar perencanaannya dibuat

oleh guru.

2) Modifikasi inquiry. Dalam hal ini guru hanya menyediakan masalah-

masalah dan menyediakan bahan/alat yang diperlukan untuk

memecahkan masalah secara perseorangan maupun kelompok.

3) Kebebasan inquiry. Guru mengundang siswa untuk melibatkan diri

dalam kegiatan “kebebasan inquiry”, dari siswa dapat mengidentifikasi

masalah dan merumuskan macam-macam masalah yang akan

dipelajari.

4) Inquiry pendekatan peranan. Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan

masalah, yang cara-caranya serupa dengan cara-cara yang biasanya

diikuti oleh para ilmiawan.

5) Mengundang ke dalam inquiry. Merupakan kegiatan proses belajar

yang melibatkan siswa dalam tim-tim untuk memecahkan masalah

yang masing-masing anggota diberi tugas suatu peranan yang berbeda-

beda seperti: koordinator tim, penasihat teknis, merekam data, proses

penilaian.

6) Teka teki bergambar. Salah satu teknik untuyk mengembangkan

motivasi dan perhatian siswa didalam diskusi kelompok. Gambar,

peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk

meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa.

7) Synectics lesson. Pendekatan ini untuk menstimulir bakat-bakat kreatif

siswa. Pada dasarnya “synectics” memusatkan pada keterlibatan siswa

untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan agar supaya dapat

membuka inteligensinya dan mengembangkan daya kreativitasnya. Hal

itu dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu dalam

20

Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Cet. 7; Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.

77-79

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

15

melepaskan ikatan struktur mental yang melekat kuat dalam

memandang suatu masalah sehingga dapat menunjang timbulnya ide-

ide kreatif.

8) Kejelasan nilai-nilai. Perlu diadakan evaluasi lebih lanjut tentang

keuntungan-keuntungan pendekatan ini, terutama yang menyangkut

sikap, nilai-nilai dan pembentukan self-concept siswa.

Agar teknik inkuiri dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan

kondisi-kondisi sebagai berikut:21

1) Kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi.

2) Kondisi lingkungan yang responsif.

3) Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian.

4) Kondisi yang bebas dari tekanan.

h. Kelebihan Model inkuiri

Teknik inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan

sebagai berikut:22

1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri

siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide

lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi

proses belajar yang baru.

3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri,

bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya

sendiri.

5) Memberti kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

21

Ibid., h. 79 22

Ibid., h. 76-77

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

16

9) Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.

10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka

dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif

a. Pengertian Berpikir Kreatif

Edward de Bono mendefinisikan berpikir sebagai: “Proses kreatif

yang berkaitan dengan pemecahan masalah”.23

Berpikir merupakan

keterampilan operasional yang memungkinkan inteligensi bekerja atas

dasar pengalaman.24

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kreatif

didefinisikan sebagai memiliki daya cipta; mempunyai kemampuan untuk

mencipta; bersifat mencipta; misal suatu pekerjaan yang menghendaki

selain kecerdasan juga imaginasi.25

Berpikir kreatif adalah sebuah

kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memerhatikan intuisi,

menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan

baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan

ide-ide yang tidak terduga.26

Pemikiran kreatif adalah pemikiran yang berusaha melahirkan

sesuatu yang baru, dan disandarkan kepada prinsip-prinsip kemungkinan.27

Pemikir kreatif dengan sengaja melatih imajinasi mereka, sebagian dengan

memandang sesuatu dari sudut pandang yang tidak biasa.28

Mereka yang

menanamkan kebiasaan berpikir kreatif melihat kemungkinan-

kemungkinan baru, bukan batasan, dan mereka berani bereksperimen

tanpa takut berbuat salah.29

23 Edward De Bono, Mengajar Berpikir, (Cet 2; Jakarta: Erlangga, 1992), h. 34

24 Ibid., h. 36

25 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Cet 5; Jakarta: PN Balai

Pustaka, 1976), h. 526

26

Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung : MCC, 2006), h. 214-215 27

Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Cet. 1; Jakarta:

Pusaka Al-Kautsar, 2005), h. 37 28

Elaine B. Johnson, op. cit., h. 218 29

Ibid., h. 222

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

17

Beberapa ahli psikologi percaya bahwa kreativitas atau berpikir

kreatif harus terbatas pada penemuan atau penciptaan suatu ide

atau konsep baru yang sebelumnya tidak pernah diketahui oleh

manusia. Para ahli lainnya mendefinisikan kraetivitas secara

inklusif, yaitu meliputi semua usaha produktif yang unik dari

individu. Pandangan ini lebih bermaksud bagi guru/dosen yang

berusaha untuk mengembangkan kemampuan kreatif

siswa/mahasiswa dan membantu mereka dalam menggali dan

mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Dengan kata

lain bahwa kreativitas atau berpikir kreatif dapat diartikan sebagai

pola berpikir atau ide yang timbul secara sepontan dan imaginatif,

yang mencirikan hasil-hasil artistik, penemuan-penemuan ilmiah,

dan penciptaan-penciptaan secara mekanik.30

Utami munandar menyimpulkan pengertian yang dikemukakan

oleh para ahli sebagai berikut:

1) Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,

berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.31

Biasanya, orang mengartikan kreativitas sebagai daya cipta,

sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Sesungguhnya apa

yang diciptakan itu tidak perlu hal-hal yang baru sama sekali, tetapi

merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada

sebelumnya.32

2) Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan

menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di

mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan

keragaman jawaban.33

Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan

terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban-

jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi, tidak semata-mata

30 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan

Metode “Discovery” dan “Inquiry”, (Jakarta: P2LPTK, 1987), h. 166 31

Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi

Para Guru dan Orang Tua (Cet. 3; Jakarta: PT Grasindo, 1999), h. 47 32

Ibid., h. 47 33

Ibid., h. 48

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

18

banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas

seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu dari jawabannya.34

3) Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan

yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan

orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi

(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.

(Munandar, S. C. U., 1997).35

Dari beberapa pengertian di atas jelaslah bahwa berpikir kretif

adalah suatu cara berpikir divergen, keterampilan mental yang senantiasa

memperluas pemikiran, memupuk ide-ide asli untuk menghasilkan suatu

pemikiran yang berbeda dan merupakan hal yang baru.

b. Ciri-Ciri Siswa Kreatif

Sund (1975) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif

dapat dikenal secara mudah sekali melalui pengamatan ciri-ciri berikut:36

1) Hasrat ingin mengetahui,

2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru,

3) Panjang akal,

4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti,

5) Cenderung lebih suka untuk melakukan tugas-tugas yang berat dan

sulit,

6) Mencari jawaban-jawaban yang memuaskan dan komprehensip,

7) Bergairah, aktif dan dedikasi dalam melakukan tugas-tugasnya,

8) Berfikir fleksibel,

9) Menanggapi npertanyaan-pertanyaan dan kebiasaan untuk memberikan

jawaban yang lebih banyak,

10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis,

11) Kemampuan membuat abstraksi,

12) Memiliki semangat “inqury”, dan

34

Ibid., h. 48 35

Ibid., h. 50 36

Moh. Amien, op. cit., h. 170

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

19

13) Keluasan dalam latar belakang kemampuan membaca.

Tes luar negeri yang mengukur kreativitas ialah tes dari Guilford

yang mengukur kemampuan berpikir divergen, dengan membedakan aspek

kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan kerincian berpikir.37

Dalam studi-

studi faktor analisis seputar ciri-ciri utama dari kreativitas, Guilford (1959)

membedakan antara aptitude dan non-aptitude traits yang berhubungan

dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kretif)

meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam

berpikir, dan ciri-ciri ini dioperasionalisasikan dalam tes berpikir

divergen.38

Ciri-ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan

kognisi, dengan proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitude ialah ciri-

ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan.39

Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude) meliputi :

1) Keterampilan berpikir lancar

Keterampilan berpikir lancar adalah kemampuan mencetuskan

banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, memberikan banyak cara

atau saran untuk melakukan banyak hal dan selalu memikirkan lebih dari

satu jawaban.40

Sebagaimana definisi Guilford, kelancaran diartikan

dengan mengeluarkan pemikiran yang dengan mudah mengalir, baik

dalam bentuk kebebasan intelektual, verbal, atau yang lainnya. Sedangkan

peneliti Helmi Al-Moligi berpendapat bahwa kelancaran yaitu pemikiran

yang mengalir secara luar biasa, sehingga akal kreatif seakan-akan

merupakan ledakan pemikiran baru yang bebas.41

Keterampilan berpikir lancar yang dimiliki siswa tercermin dalam perilaku

siswa sebagai berikut:42

a) Mengajukan banyak pertanyaan.

37

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta : Rineka Cipta,

2009), h. 73

38 Ibid., h. 10

39 Utami Munandar, op.cit., h. 88

40 Ibid., h. 88

41 Amal Abdussalam Al-Khalili, op.cit., h. 176

42 Utami Munandar, loc.cit.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

20

b) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.

c) Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.

d) Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.

e) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari pada anak-anak

lain.

f) Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu

obyek atau situasi.

2) Keterampilan berpikir luwes (fleksibel)

Keterampilan berpikir luwes (fleksibel) adalah kemampuan

menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat

melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari

banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, dan mampu mengubah cara

pendekatan atau cara pemikiran.43

Maksud dari fleksibilitas adalah

memunculkan berbagai pengetahuan dengan amat mudah. 44

Guilford juga

berpendapat bahwa fleksibilitas mencerminkan kemampuan untuk cepat

menghasilkan berbagai pemikiran yang berkembang menjadi berbagai

macam pemikiran yang berbeda dan berkaitan dengan suatu sikap

tertentu.45

Keterampilan berpikir luwes yang dimiliki siswa tercermin dalam

perilaku siswa bsebagai berikut:46

a) Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu

obyek.

b) Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu

gambar, cerita atau masalah.

c) Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.

d) Memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang

diberikan orang lain.

43

Ibid., h. 88-89 44

Amal Abdussalam Al-Khalili, op.cit., h. 177 45

Ibid., h. 177 46

Utami Munandar, op.cit., h. 89

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

21

e) Dalam membahas/mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai

posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok.

f) Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam

cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya.

g) Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda-

beda.

h) Mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

3) Keterampilan berpikir orisinal

Keterampilan berpikir orisinal adalah kemampuan melahirkan

ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk

mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak

lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.47

Maksud dari orisinalitas

sesuai dengan interpretasi yang diberikan oleh peneliti Sayyid Khairullah

adalah kemampuan untuk menghasilkan beberapa reaksi yang orisinil.

Atau diartikan dengan sedikit melakukan pengulangan secara statistikal

dalam suatu masyarakat dimana seseorang itu memiliki loyalitas

kepadanya.48

Keterampilan berpikir orisinal yang dimiliki siswa tercermin dalam

perilaku siswa bsebagai berikut:49

a) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah

terpikirkan oleh orang lain.

b) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-

cara yang baru.

c) Memilih a-simetri dalam menggambar atau membuat disain.

d) Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.

e) Mencari pendekatan yang baru dari yang stereotip.

f) Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk

menemukan penyelesaian yang baru.

47

Ibid., h. 89 48

Amal Abdussalam Al-Khalili, op.cit., h. 178 49

Utami Munandar, op.cit., h. 89-90

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

22

g) Lebih senang mensintesis daripada menganalisa situasi.

4) Keterampilan merinci (mengelaborasi)

Keterampilan merinci (mengelaborasi) adalah kemampuan untuk

memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,

menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau

situasi sehingga menjadi lebih menarik.50

Elaborasi diartikan dengan

memodifikasi reaksi yang dilakukan dengan cara menambahkan beberapa

reaksi lainnya. Seperti mengambil suatu pemikiran yang sederhana,

kemudian dimodifikasi dan menjadikannya lebih menarik. Atau,

menambah perincian atas suatu pemikiran tertentu, dengan syarat

perincian-perincian ini sesuai dengan pemikiran utamanya.51

Keterampilan berpikir merinci (mengelaborasi) yang dimiliki siswa

tercermin dalam perilaku siswa bsebagai berikut:52

a) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan

masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci.

b) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.

c) Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan

ditempuh.

d) Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan

penampilan yang kosong atau sederhana.

e) Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil (bagian-

bagian) terhadap gambarnya sendiri atau orang lain.

Berpikir kreatif, yang membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan

perhatian penuh, meliputi aktivitas mental seperti:53

a) Mengajukan pertanyaan.

b) Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan

pikiran terbuka.

50

Ibid., h. 90 51

Amal Abdussalam Al-Khalili, op.cit., h. 179 52

Utami Munandar, loc.cit. 53

Elaine B. Johnson, op. cit., h. 215

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

23

c) Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda.

d) Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas.

e) Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru

dan berbeda.

f) Mendengarkan intuisi.

c. Kendala Penghambat Kreativitas

Di antara banyak kendala yang membungkam kretivitas, yang

berikut ini khususnya merusak:54

1) Sensor internal dari seseorang.

2) Orang-orang yang mencari kesalahan.

3) Peraturan dan persyaratan yang membatasi dan melarang.

4) Perilaku menerima dengan pasif, tanpa bertanya.

5) Pengotakngotakan.

6) Memusuhi intuisi.

7) Takut membuat kesalahan.

8) Tidak menyempatkan diri untuk merenung.

Mengembangkan kebiasaan menghubungkan berbagai hal dengan

bebas merupakan unsur penting dari berpikir kreatif.55

Dalam upaya

membantu anak merealisasikan potensinya, sering digunakan cara paksaan

agar mereka belajar. Amabile mengemukakan empat cara yang mematikan

kreativitas, yaitu:56

1) Evaluasi

Rogers (dalam Vernon,1982) menekankan salah satu syarat untuk

memupuk kreativitas konstruktif ialah bahwa pendidik tidak

memberikan evaluasi, atau paling tidak menunda pemberian evaluasi

sewaktu anak sedang asyik berkreasi.

2) Hadiah

3) Persaingan (kompetisi)

54

Ibid., h. 221 55

Ibid., h. 217 56

Utami Munandar, op.cit., h. 223

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

24

4) Lingkungan yang membatasi

Albert Einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat

ditingkatkan dengan paksaan.

3. Konsep Hidrolisis Garam

a. Pengertian Hidrolisis Garam

Hidrolisis berasal dari kata “hidro” yang artinya air dan “lisis”

berarti penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian molekul dalam

air membentuk ion-ionnya.57

Hidrolisis garam adalah reaksi kation atau

anion dari suatu garam dengan air.58

Ion-ion garam dalam air bereaksi

sedemikian rupa dengan air sehingga menyebabkan air terurai menjadi ion

hidroksida (OH−) dan ion hydronium (H3O

+).

59

b. Sifat Larutan Garam

Garam yang dihasilkan suatu reaksi antara asam dan basa dapat

bersifat asam, basa, atau netral. Sifat tersebut bergantung pada jumlah

serta jenis senyawa asam basa yang direaksikan.60

1) Garam yang Tersusun dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak

memberikan perubahan warna lakmus, baik lakmus merah maupun

lakmus biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam bersifat

netral.61

Kebanyakan garam yang bersifat netral terbentuk oleh kation

dan anion yang dalam air hanya terhidrasi. Kation dan anion tersebut

disajikan dalam tabel 2.1 berikut:62

57

Maria Suharsini dan Dyah Saptarini, Kimia dan Kecakapan Hidup Pelajaran Kimia

untuk SMA/MA, (Cet 1; Jakarta: Ganeca Exact, 2007) h. 244 58

Sandri Justiana dan Muchtaridi, Kimia 2, (Cet 2; Yudhistira, 2009), h. 195 59

Omay Sumarna dkk, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, (Cet 1; Bogor: Regina, 2006), h.

251 60

Sandri Justiana dan Muchtaridi, loc. cit. 61

Ibid., h. 195 62

Omay Sumarna dkk, op. cit., h. 253

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

25

Tabel 2.1 Kation dan Anion yang Terhidrasi dalam Air

Kation Anion

K+ Na

+ Rb

+ Cs

+ Cl

− Br

− I

− SO4

2−

Mg+2

Ca2+

Sr2+

Ba2+

ClO3− ClO4

− BrO3

− NO3

2) Garam yang Tersusun dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah mengubah

lakmus biru menjadi merah dan tidak mengubah warna lakmus merah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan garam bersifat asam.63

3) Garam yang Tersusun dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat mengubah

lakmus merah menjadi biru dan tidak mengubah warna lakmus biru.

Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan garam bersifat basa.64

4) Garam yang Tersusun dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah dapat

bersifat asam, basa, atau netral.65

Garam dari asam lemah dan basa

lemah sifatnya bergantung pada harga tetapan ionisasi asam dan

basanya. Ka < Kb: bersifat basa, Kb < Ka: bersifat asam, Ka = Kb:

bersifat netral.66

c. pH Larutan Garam

Untuk menghitung pH simak uraian berikut ini:67

1) pH Garam yang Tersusun dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat bersifat

netral dan mempunyai pH = 7.

2) pH Garam yang Tersusun dari Asam Kuat dan Basa Lemah

63

Sandri Justiana dan Muchtaridi, loc. cit. 64

Ibid., h. 196 65

Ibid., h. 196 66

Omay Sumarna, op. cit., h. 252 67

Sandri Justiana dan Muchtaridi, op. cit., h. 197-199

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

26

Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah

mempunyai pH <7. Rumus untuk menghitung pH larutan garam

sebagai berikut:

3) pH Garam yang Tersusun dari Asam Lemah dan Basa Kuat

4) pH Garam yang Tersusun dari Asam Lemah dan Basa Lemah

d. Aplikasi Hidrolisis Garam

Berikut beberapa contoh aplikasi hidrolisis garam dalam kehidupan

sehari-hari, antara lain:68

1) Pelarutan Sabun

Salah satu peristiwa hidrolisis yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari dapat kita perhatikan pada sabun cuci. Perhatikan pada

garam natrium stearat, C17H35COONa (sabun cuci). Garam tersebut

akan mengalami hidrolisis jika dilarutkan dalam air, menghasilkan

asam stearat dan basanya, yaitu natrium hidroksida.

Reaksinya: C17H35COONa + H2O ↔ C17H35COOH + NaOH

68

Omay Sumarna, op. cit., h. 267

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

27

Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci,

airnya harus bersih dan tidak mengandung garam Ca2+

atau Mg2+

.

Garam Ca2+

dan Mg2+

banyak terdapat dalam air sadah. Jika air yang

digunakan mengandung garam Ca2+

, terjadi reaksi dengan asam

stearat.

Reaksinya: 2(C17H35COOH) + Ca2+

→ (C17H35COO)2Ca + 2H+

Sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya,

cucian tidak bersih karena fungsi buih untuk memperluas permukaan

kotoran agar mudah larut dalam air.

2) Penjernihan Air

Penjernihan air minum oleh PAM berdasarkan prinsip

hidrolisis, yaitu senyawa aluminium fosfat (Al2(PO4)3) yang

mengalami hidrolisis total.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penelitian-penelitian yang telah

dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berikut ini beberapa penelitian

yang relevan dengan penelitian yang dilakukan:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Putu Arnyana yang berjudul

“pengaruh penerapan strategi pembelajarn inovatif pada pembelajaran

biologi terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa SMA”, menunjukan

bahwa kelompok siswa yang belajar dedngan strategi kooperatif GI, PBL

dan Inkuiri memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih baik dibandingkan

dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan model DI.69

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hartanto yang berjudul “mengembangkan

kreaivitas siswa melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan

inkuiri” menunjukan bahwa melalui inkuiri siswa dapat memperaktekkan

dan menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari untuk memecahkan

69

Ida Bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP No. 3 Th, XXXIX,

ISSN 0215-8250; Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajarn Inovatif Pada Pembelajaran

Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA, (Singaraja: fakultas pendidikan

MIPA, 2006)

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

28

masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan cara berpikir sistematis,

kritis, logis, dan kreatif.70

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tatag Yuli Eko Siswono yang berjudul

“upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui

pengajuan masalah”, menunjukkan bahwa tidak semua aspek kemampuan

berpikir meningkat terutama fleksibilitas dalam memecahkan masalah.

Tetapi untuk aspek pemahaman terhadap informasi masalah, kebaruan dan

kefasihan dalam menjawabsoal mengalami peningkatan. Hasil lain

menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dan mengajukan

masalah mengalami kemajuan/peningkatan.71

4. Penelitian yang dilakukan oleh Awaludin yang berjudul “Meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa dengan kemampuan

matematis rendah melalui pembelajaran open ended dengan pemberian

tugas tambahan”, menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa dengan kemampuan matematis rendah yang

mendapat pembelajaran open ended dengan perlakuan pemberian tugas

tambahan labih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif

siswa yang mendapat pembelajaran open ended tanpa perlakuan

pemberian tugas tambahan.72

70

Hartanto, Jurnal Kependidikan Triadik vol. 14, no. 1; Mengembangkan Kreaivitas

Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Inkuiri, (Bengkulu: FKIP

Universitas Bengkulu, 2011) 71

Tatag Yuli E. S, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun X, No. 1; Upaya

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pengajuan Masalah, (Yogyakara :

FMIPA Unesa, 2005)

72

Awaludin, Dosen tetap di FKIP Unhalu. Ringkasan Penelitian. Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah

Melalui Pembelajaran Open-Ended dengan Pemberian Tugas Tambahan, dapat diakses di

http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=10330, 24/04/2014. 17:19 WIB.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

29

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir

D. Perumusan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan teori,

maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan

penggunaan model inkuiri dengan alat peraga sederhana terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa. Hipotesis yang dibuat dalam perbandingan adalah :

H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan model inkuiri terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa.

Ha : Terdapat pengaruh penggunaan model inkuiri terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa.

Model Inkuiri

Merumuskan hipotesis

Membuat kesimpulan

Mengajukan pertanyaan

atau permasalahan

Analisis data

Keterampilan

Berpikir Lancar

Keterampilan

Berpikir Luwes

Keterampilan

Berpikir Orisinal

Keterampilan

Berpikir Merinci

Kemampuan

Berpikir Kreatif Mengumpulkan data

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2013 pada semester 2 tahun

ajaran 2012/2013 dikelas XI-A dan XI-B yang bertempat di SMA Darul

Muttaqin yang berlokasi di Desa Wibawa Mulya Kecamatan Cibarusah

Kabupaten Bekasi.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Metode kuasi eksperimen

berbeda dengan penelitian eksperimen karena tidak memenuhi

karakteristik atau syarat dari suatu penelitian eksperimen, yaitu

manipulasi, kontrol, dan randominasi. Dalam penelitian kuasi eksperimen

tidak dilakukan randominasi untuk memasukan subjek ke dalam kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, melainkan menggunakan kelompok

subjek yang sudah ada sebelumnya. Dalam metode kuasi eksperimen

kontrol atau pengendalian variabel tidak bisa dilakukan secara ketat, atau

secara penuh.1

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa

nonequivalent control group design (desain pretest-posttest kelompok

kontrol tanpa acak).2 Dalam desain ini subjek kelompok tidak dilakukan

secara acak, misalnya kelas eksperimen di suatu kelas tertentu dengan

1 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Cet. 5; Bandung:

Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 44 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Cet ke-15; Bandung: Alfabeta, 2012), h. 116

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

31

siswa yang telah ada atau sebagaimana adanya.3 Di mana dalam desain ini

dilakukan tes sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen/tes awal (Y1),

disebut pretest, dan sesudah eksperimen/tes akhir (Y2), disebut posttest.

Perbedaan antara Y1 dan Y2 diasumsikan merupakan dari treatment

(eksperimen). Desain penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.4

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen (R) Y1 X Y2

Kontrol (R) Y1 - Y2

Keterangan:

R : kelas eksperimen dan kelas kontrol

Y1 : sebelum dilakukan treatment (eksperimen)/pretest

Y2 : sesudah dilakukan treatment (eksperimen)/posttest

X : tindakan untuk kelas eksperimen yaitu model inkuiri

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil

pengukuran yang menjadi objek penelitian.5 Dalam penelitian ini populasinya

adalah seluruh siswa SMA Darul Muttaqin, sedangkan populasi terjangkaunya

adalah seluruh siswa kelas XI SMA Darul Muttaqin.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat

yang sama dengan populasi.6 Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas

3 Nana Sudjana dan Ibrahim, loc. cit.

4 Ibid., h. 44

5 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan danPeneliti Pemula (Cet.

VI; Bandung: ALFABETA,2009), h. 54

6 Nana Sudjana dan Ibrahim, op.cit., h. 85

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

32

dari kelas XI SMA Darul Muttaqin yaitu kelas XI-A sebagai kelas kontrol dan

kelas XI-B sebagai kelas eksperimen. Dalam penelitian ini, sampel penelitian

diambil menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling dikenal

juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan

peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam

pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.7 Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 26 orang siswa kelas XI-A dan 26 orang siswa

kelas XI-B.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

1. Variabel bebas atau variabel prediktor (independent variable) sering diberi

notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu

pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain.8 Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah model inkuiri.

2. Variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) sering diberi

notasi Y adalah variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.9

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif

siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, suatu data dibutuhkan untuk menguji

hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang

diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan.10

Data

dikumpulkan oleh peneliti menggunakan cara atau teknik, sehingga dikenal

dengan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang peneliti

7 Riduwan, op.cit., h. 63

8 Nana Sudjana dan Ibrahim, op.cit., h. 12

9 Ibid., h. 12

10 Riduwan, op.cit., h. 70

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

33

gunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes berupa tes kemampuan berpikir

kreatif siswa dan teknik nontes berupa observasi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.11

Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kreatif dan

lembar observasi keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing.

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan

pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok.12

Bentuk instrumen tes kemampuan berpikir

kreatif berupa soal uraian (essay) yang memenuhi seluruh indikator tes

yaitu: (1) kemampuan berpikir lancar (fluency), (2) kemampuan berpikir

luwes (flexibility), (3) kemampuan berpikir merinci (elaboration), (4)

kemampuan berpikir orisinal (originality). Adapun tes yang dibuat berupa

17 soal uraian sebelum diuji coba (soal terlampir pada halaman 111),

setelah dilakukan uji coba (uji validitas) dihasilkan 10 soal uraian yang

memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian

(soal terlampir pada halaman 133). Materi tes yang diberikan kepada siswa

mencakup konsep hidrolisis garam. Berikut kisi-kisi instrumen dalam

penelitian ini:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

No. Indikator Sub indikator Nomor Butir

Soal

1 Fluency Menghasilkan banyak gagasan, 1, 4

11

Ibid., h. 69 12

Ibid., h. 76

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

34

(Berpikir

lancar)

jawaban dan penyelesaian

masalah.

Memikirkan lebih dari satu

jawaban.

2, 3*

2

Flexibility

(berpikir

luwes)

Menghasilkan gagasan, jawaban

dan penafsiran (interpretasi)

yang bervariasi terhadap suatu

masalah.

Menggolongkan hal-hal menurut

pembagian (kategori) yang

berbeda-beda.

5*, 6*, 7*

8*, 9, 10

3

Elaboration

(Berpikir

merinci)

Mencari arti yang lebih

mendalam terhadap jawaban atau

pemecahan masalah dengan

melakukan langkah-langkah

yang terperinci.

Mengembangkan, menambah,

memperkaya suatu gagasan.

11, 12*, 13*

14*, 15*

4

Originality

(Berpikir

orisinal)

Memiliki cara berpikir yang lain

dari yang lain.

Mampu melahirkan ungkapan

yang baru.

16

17*

Keterangan : * = Butir soal yang valid

2. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.13

Observasi

adalah mengamati situasi yang ada, situasi yang terjadi secara spontan,

tidak dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan

13

Ibid., h. 76

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

35

kehendak alam (alamiah). Dan hasil pengamatan dicatat dengan teliti

untuk diambil kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus.14

Dalam

penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan

tahapan model inkuiri terbimbing. Adapun lembar observasi

keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing terlampir pada halaman

148.

G. Kalibrasi Instrumen

1. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Suatu instrumen dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila

memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau validitasnya

dan ketepatan atau keajegannya atau reliabilitasnya.15

Sebelum diberikan

kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu diuji cobakan di kelas yang

telah mendapatkan materi hidrolisis garam untuk mengukur validitas dan

reliabilitas soal. Langkah selanjutnya dilakukan analisis butir soal untuk

mengetahui tingkat kesukaran (difficulty level) dan daya pembeda

sehingga didapatkan soal yang memenuhi syarat.

a. Validitas Instrumen

Didalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation yang

ditulis oleh Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan disebutkan: a test is

valid if it measures what it purpose to measure. Jika diartikan lebih kurang

demikian: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa

yang hendak diukur.16

Validitas soal di uji dengan rumus korelasi product moment.17

3-1

14

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Cet.2;

Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 36 15

Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Cet 14; Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2009), h. 12 16

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Cet 10; Jakarta: Bumi Aksara,

2009), h. 64-65

17

Ibid, h. 72

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

36

Di mana:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

Dalam penelitian ini, untuk perhitungan validitas instrumen

peneliti menggunakan program Anates uraian versi 4.0.4. Dari hasil

perhitungan dengan menggunakan program Anates terdapat 10 butir soal

yang valid dari 17 butir soal uraian. Adapun hasil perhitungan

selengkapnya terlampir pada halaman 154.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat

tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat

penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.18

Pengujian reliabilitas soal dalam bentuk uraian (essay) di uji

dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:19

3-2

Keterangan:

r11 : Reliabilitas yang dicari

: Jumlah varians skor tiap-tiap item

: Varians total

Dalam penelitian ini, untuk perhitungan reliabilitas instrumen

peneliti menggunakan program Anates uraian versi 4.0.4. Dari hasil

perhitungan dengan menggunakan program Anates menghasilkan nilai

reliabilitas tes sebesar 0,81. Adapun hasil perhitungan selengkapnya

terlampir pada halaman 154.

c. Uji Tingkat Kesukaran (Difficulty Index)

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar

akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

18

Nana sudjana, op. cit., h. 16 19

Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 109

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

37

semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.20

Dengan kata

lain, soal yang baik berada pada tingkat kesukaran sedang.

Persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat

kesukaran/proportion correct (p) adalah:21

3-3

Keterangan:

p : tingkat kesukaran

: jumlah peserta didik yang menjawab benar

N : jumlah peserta didik

Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan

kriteria dalam tabel 3.3 sebagai berikut:22

Tabel 3.3 Kriteria Taraf Kesukaran

Nilai (P) Kategori

p > 0,70 Mudah

0,30 ≤ p ≤ 0,70 Sedang

p < 0,30 Sukar

Dalam penelitian ini, untuk perhitungan taraf kesukaran instrumen

peneliti menggunakan program Anates uraian versi 4.0.4. Hasil

perhitungan dengan menggunakan program Anates dari 10 butir soal yang

valid diperoleh 6 soal berkategori sedang dan 4 soal berkategori sukar.

Adapun hasil perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 154.

d. Daya Pembeda (Discriminating Power)

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).23

20

Ibid., h. 207 21

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Cet 3; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011), h. 272 22

Ibid., h. 272

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

38

Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat digunakan

rumus sebagai berikut:24

3-4

Di mana:

DP = daya pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

n = 27% x N (jumlah peserta didik)

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat

digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel pada tabel 3.4 sebagai

berikut:25

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda

Nilai (DP) Kategori

0,40 and up Very good items

0,30 – 0,39 Reasonably good

0,20 – 0,29 Marginal items

Below – 0,19 Poor item

Dalam penelitian ini, untuk perhitungan daya pembeda instrumen

peneliti menggunakan program Anates uraian versi 4.0.4. Hasil

perhitungan dengan menggunakan program Anates dari 10 butir soal yang

valid diperoleh 4 soal berkategori jelek, 4 soal berkategori cukup, 1 soal

berkategori baik dan 1 soal berkategori baik sekali. Adapun hasil

perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 154.

23

Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 211 24

Zainal Arifin, op.cit., h. 273 25

Ibid., h. 274

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

39

2. Lembar Observasi

Untuk mengetahui validitas instrumen observasi dalam penelitian

ini digunakan validitas logis. Validitas logis untuk sebuah instrumen

evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi

persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut

dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang

secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.26

Dari pengkajian konstruksi teoritik pengaruh model inkuiri

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa, tersusunlah lembar observasi

untuk mengukur keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing.

Adapun lembar observasi keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing

terlampir pada halaman 148.

H. Teknik Analisis Data

1. Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan

memberikan skor. Setelah seluruh butir soal jawaban siswa diberi skor,

maka langkah selanjutnya adalah menghitung persentase skor jawaban dari

tiap item atau butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

3-5

Setelah menghitung persentase skor jawaban dari tiap butir soal,

selanjutnya menghitung persentase skor jawaban berdasarkan indikator

masing-masing soal tes berpikir kreatif yaitu kemampuan berpikir lancar

(fluency), kemampuan berpikir luwes (flexibility), kemampuan berpikir

merinci (elaboration), dan kemampuan berpikir orisinal (originality).

Masing-masing skor ideal dalam persentase diberi bobot 100 dan skor

minimal diberi bobot 0, yang selanjutnya berdasarkan selisih (range)

persentase maksimal (ideal) dan minimal dengan jumlah kelas sebanyak 5,

26

Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 65

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

40

maka kriteria masing-masing variabel dikelompokkan seperti pada tabel

3.6 berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Hasil Tes Berpikir Kreatif Siswa

Persentase Jawaban Kriteria Penilaian

81 – 100 Sangat Kreatif

61 – 80 Kreatif

41 – 60 Cukup Kreatif

21 – 40 Kurang Kreatif

00 – 20 Tidak Kreatif

Data tes berpikir kreatif selanjutnya dianalisis untuk menguji

hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis dapat dilakukan jika prasyarat

analisis telah terpenuhi.

a. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t,

terlebih dahulu diadakan pengujian persyaratan analisis, yaitu :

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

secara nonparametrik yaitu menggunakan Uji Liliefors, dengan rumus:27

Lo = │F (Zi) – S (Zi) │ 3-6

Keterangan :

Lo = Harga mutlak terbesar

F (Zi) = Peluang angka baku

S (Zi) = Proporsi angka baku

Adapun langkah-lagkah pengujiannya sebagai berikut:

a) Kolom X

Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar

b) Kolom Zi

27

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

41

3-7

Ketetangan:

= Skor baku

= Skor ke i

= Nilai rata-rata

SD = Standar Deviasi

c) Kolom F(Zi)

Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar tabel (tabel Z)

d) Kolom S(Zi)

Kolom ini dicantumkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sebagai

berikut:

S (Zi) = 3-8

e) Kolom │F (Zi) – S (Zi) │

Merupakan harga mutlak dari selisih F (Zi) dan S (Zi)

f) Tentukan nilai L0 dengan harga terbesar dari harga mutlak selisih dan

dibandingkan dengan Ltabel dari tabel Liliefors. Dengan kriteria:

Terima H0 jika L0(hitung) < Ltabel artinya data berdistribusi normal

Tolak Ho jika L0(hitung) > Ltabel artinya data berdistribusi tidak normal

Ltabel atau nilai kritis untuk uji liliefors dengan n > 30 dan taraf nyata

(α) 0,05 adalah Ltabel =

g) Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal, maka nilai L0 dikonsultasikan kendalam tabel

nilai kritis L dengan taraf signifikan α = 0,05. Kriteria pengujian

populasi ini dianggap berdistribusi normal jika L0 lebih kecil dari Ltabel

(angka kritis).

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua

keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

42

ke homogenan populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji

Fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut:28

a) Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus

S2 = 3-9

b) Menentukan Fhitung dengan rumus

3-10

c) Menentukan nilai Ftabel dengan rumus:

dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar)

dk penyebut = n-1 (untuk varians terkecil)

dengan taraf signifikan (α) = 0,05, maka dicari pada tabel F.

d) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan kriteria pengujian

berikut:

(1) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua

populasi tidak homogen.

(2) Jika Fhitung Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua

populasi homogen

b. Pengujian Hipotesis

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka

selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan uji-t pada taraf signifikasi (α) = 0,05, berikut

ini adalah langkah-langkah perhitungannya:29

1) Mencari deviasi standar gabungan (dsg)

3-11

Keterangan:

n1 : banyaknya data kelas eksperimen

n2 : banyaknya data kelas kontrol

V1 : varians data kelas eksperimen

V2 : varians data kelas kontrol

28

Riduwan, op.cit., h. 120 29

Subana, dkk., Statistik Pendidikan (Cet. 10; Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), h. 171-

173.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

43

2) Menentukan t hitung

3-12

Keterangan:

: Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen

: Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol

dsg : Nilai deviasi standar gabungan

3) Menentukan derajat kebebasan (db)

Rumusnya: db = n1 + n2 – 2 3-13

4) Menentukan ttabel

5) Pengujian hipotesis, dengan kriteria sebagai berikut:

H0 diterima jika thitung < ttabel.

H0 ditolak jika thitung > ttabel.

2. Data Observasi

Untuk mengukur sejauh mana keterlaksanaan tahapan model

inkuiri terbimbing melalui observasi, maka kriteria yang digunakan pada

lembar observasi tersebut adalah skala likert dengan lima pilihan, yaitu:

sangat baik – baik – sedang – buruk – buruk sekali. Dengan menggunakan

skala likert, maka bobot nilai pada tiap item observasi yang diberikan

dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:30

Tabel 3.6 Bobot Nilai Item Observasi Berdasarkan Skala Likert

30 Riduwan, op. cit., h. 88

Pilihan Jawaban Skor Item

Sangat Baik

Baik

Sedang

5

4

3

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

44

Setelah seluruh butir soal jawaban siswa diberi skor, maka langkah

selanjutnya adalah menghitung persentase skor jawaban dari tiap item atau

butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

3-14

Selanjutnya persentase skor yang didapat dibandingkan pada

kriteria interpretasi skor pada tabel 3.6 berikut:31

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Lembar Observasi

Persentase Jawaban Kriteria Penilaian

81% – 100% Sangat Baik

61% – 80% Baik

41% – 60% Sedang

21% – 40% Buruk

0% – 20% Buruk Sekali

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistiknya yaitu :

H0 : μ1 = μ2

Ha : μ1 > μ2

H0 dan Ha dalam bentuk kalimat:

H0 : Terdapat perbedaan rata-rata skor yang signifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Ha : Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor yang sigifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

31

Ibid., h. 89

Buruk

Buruk Sekali

2

1

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif berupa tes kemampuan berpikir kreatif siswa

diperoleh dari hasil pretest dan posttest yang dilakukan di kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Tes berpikir kreatif siswa berupa 10 butir soal uraian

(essay) yang telah diuji validitasnya di kelas XII IPA yang bertempat di SMAI

Yaspia Kabupaten Bekasi sehingga instrumen ini layak digunakan dalam

penelitian ini. Sementara itu, data kualitatif diperoleh dari hasil observasi

siswa yang dilakukan di kelas eksperimen.

1. Hasil Pretest Berpikir Kreatif Siswa

Data pretest yang terkumpul dari hasil tes berpikir kreatif siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selanjutnya dianalisis dan

dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan data pretest tersebut disajikan

dalam tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Sampel 26 26

Nilai Minimum 22 25

Nilai Maksimum 41 42

Mean 30,54 32,50

Modus 27,50 26,40

Median 29,50 31,70

Varians 30,98 31,38

Standar Deviasi 5,57 5,60

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dengan jumlah sampel yang

sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 26 menghasilkan

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

46

nilai rata-rata kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen dalam hasil

pretest berpikir kreatif siswa. Hal ini dapat diamati dari nilai rata-rata

kelas kontrol sebesar (32,50) dengan varians (30,98) lebih tinggi dari pada

nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar (30,54) dengan varians (31,38).

Hasil pretest kedua kelas penelitian selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran halaman 162.

Selanjutnya data pretest dari kedua kelas tersebut dihitung

berdasarkan indikator masing-masing soal tes berpikir kreatif yang

diberikan. Penyajian data berdasarkan indikator berpikir kreatif dapat

dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Pretest Indikator Berpikir Kreatif Siswa

Dari tabel indikator hasil tes berpikir kreatif di atas, dapat diamati

bahwa nilai rata-rata indikator berpikir kreatif kelas eksperimen tertinggi

ada pada indikator flexibility (berpikir luwes) yaitu sebesar 44,13 dengan

kriteria cukup kreatif dan terendah ada pada indikator elaboration

(berpikir merinci) yaitu sebesar 14,93 dengan kriteria tidak kreatif.

Sedangkan nilai rata-rata indikator berpikir kreatif kelas kontrol tertinggi

ada pada indikator originality (berpikir orisinal) yaitu sebesar 46,60

dengan kriteria cukup kreatif dan terendah ada pada indikator elaboration

(berpikir merinci) yaitu sebesar 15,80 dengan kriteria tidak kreatif. Secara

No. Indikator

Nilai Rata-Rata

Kelas

Eksperimen Kriteria

Kelas

Kontrol Kriteria

1 Fluency

(Berpikir Lancar) 27,90

Kurang

Kreatif 32,70

Kurang

Kreatif

2 Flexibility

(Berpikir Luwes) 44,13

Cukup

Kreatif 43,20

Cukup

Kreatif

3 Elaboration

(Berpikir Merinci) 14,93

Tidak

Kreatif 15,80

Tidak

Kreatif

4 Originality

(berpikir orisinal) 42,10

Cukup

Kreatif 46,60

Cukup

Kreatif

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

47

keseluruhan hasil pretest berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda yaitu dibawah kriteria

kreatif.

2. Hasil Posttest Berpikir Kreatif Siswa

Setelah dilakukan perlakuan yeng berbeda pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model

inkuiri sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan model

pembelajaran konvensional, selanjutnya dilakukan pengumpulan data

posttest. Data posttest yang terkumpul dari hasil tes berpikir kreatif siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selanjutnya dianalisis dan

dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan data posttest tersebut disajikan

dalam tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Sampel 26 26

Nilai Minimum 55 40

Nilai Maksimum 90 81

Mean 73,35 58,15

Modus 75,50 50,00

Median 74,00 56,30

Varians 111,60 167,42

Standar Deviasi 10,56 12,94

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dengan jumlah sampel yang

sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 26 menghasilkan

nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dalam hasil

posttest berpikir kreatif siswa. Hal ini dapat diamati dari nilai rata-rata

kelas eksperimen sebesar (73,35) dengan varians (111,60) lebih tinggi dari

pada nilai rata-rata kelas kontrol sebesar (58,15) dengan varians (167,42).

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

48

Hasil posttest kedua kelas penelitian selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran halaman 162.

Selanjutnya data posttest dari kedua kelas tersebut dihitung

berdasarkan indikator masing-masing soal tes berpikir kreatif yang

diberikan. Penyajian data berdasarkan indikator berpikir kreatif dapat

dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Posttest Indikator Berpikir Kreatif Siswa

No. Indikator

Nilai Rata-Rata

Kelas

Eksperimen Kriteria

Kelas

Kontrol Kriteria

1 Fluency

(Berpikir Lancar) 97,10

Sangat

Kreatif 59,60

Cukup

Kreatif

2 Flexibility

(Berpikir Luwes) 72,85 Kreatif 46,18

Cukup

Kreatif

3 Elaboration

(Berpikir Merinci) 74,80 Kreatif 66,15 Kreatif

4 Originality

(Berpikir Orisinal) 88,50

Sangat

Kreatif 66,60 Kreatif

Dari tabel indikator hasil tes berpikir kreatif di atas, dapat diamati

bahwa nilai rata-rata indikator berpikir kreatif kelas eksperimen tertinggi

ada pada indikator fluency (berpikir lancar) yaitu sebesar 97,10 dengan

kriteria sangat kreatif dan terendah ada pada indikator flexibility (berpikir

luwes) yaitu sebesar 72,85 dengan kriteria kreatif. Sedangkan nilai rata-

rata indikator berpikir kreatif kelas kontrol tertinggi ada pada indikator

originality (berpikir orisinal) yaitu sebesar 66,60 dengan kriteria kreatif

dan terendah ada pada indikator flexibility (berpikir luwes) yaitu sebesar

46,18 dengan kriteria cukup kreatif. Menunjukkan hasil posttest yang

cukup jauh berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap

kemampuan berpikir kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

49

model inkuri dalam proses pembelajaran menghasilkan pengaruh yang

positif terhadap perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa.

3. Hasil Lembar Observasi

Pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep hidrolisis garam

menggunakan lembar observasi. Lembar observasi dibuat berdasarkan

tahapan model inkuiri terbimbing yang ada, yaitu merumuskan masalah,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat

kesimpulan. Hasil lembar observasi diperoleh dengan melakukan

pengamatan terhadap siswa kelas eksperimen yang dilakukan oleh 2 orang

pengamat (observer) pada setiap pertemuannya. 2 orang pengamat

(observer) terkait dalam penelitian ini adalah seseorang yang ahli/tahu

dibidang kimia yaitu guru kimia di SMA Darul Muttaqin Kabupaten

Bekasi.

Dari hasil pengamatan aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan

tahapan model inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh observer, maka

didapat hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 4.5 dibawah ini.

(perhitungan selengkapnya pada lampiran halaman 171).

Tabel 4.5 Hasil Observasi Keterlaksanaan Tahapan Model Inkuiri

Terbimbing

No. Tahapan Model Inkuiri

Terbimbing Persentase (%)

Kriteria

Penilaian

1 Merumuskan Masalah 79 Baik

2 Merumuskan Hipotesis 75 Baik

3 Mengumpulkan Data 86 Sangat Baik

4 Analisis Data 79 Baik

5 Membuat Kesimpulan 87 Sangat Baik

Rata-Rata Keseluruhan 81,2 Sangat Baik

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

50

Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase keseluruhan hasil

observasi keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing adalah sebesar

81,2 dengan kriteria penilaian sangat baik. Hal itu menunjukkan bahwa

penerapan model inkuiri terbimbing yang dilakukan pada kelas

eksperimen terlaksana dengan sangat baik.

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Pretest

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan

uji Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi

normal bila memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel sedangkan jika Lhitung > Ltabel

maka data tidak berdistribusi normal diukur pada taraf signifikasi (α)

tertentu. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan taraf signifikan

(α) = 0,05, maka untuk n = 26 didapatkan harga Ltabel = 0,173.

Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilihat seperti pada tabel 4.6 di bawah ini, sedangkan perhitungan

lengkap dapat dilihat pada lampiran halaman 182 dan 186.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Lhitung 0,121 0,157

Ltabel 0,173 0,173

Kesimpulan Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal

Dari tabel di atas teramati bahwa hasil uji normalitas pretest pada

kelas eksperimen didapatkan Lhitung (0,121) < Ltabel (0,173) menunjukkan

data berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan

Lhitung (0,157) < Ltabel (0,173) menunjukkan data berdistribusi normal.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

51

Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel penelitian pada data

pretest berdistribusi normal karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel.

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelas sampel penelitian dinyatakan berdistribusi

normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya untuk mengetahui

kesamaan antara dua populasi. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas

didapat dengan menggunakan uji homogenitas dua varians atau uji Fisher

dimana varians terbesar dibanding varians terkecil. Kriteria pengujian

yang digunakan yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, yang berarti

varians dua populasi homogen. Sedangkan jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0

ditolak, yang berarti varians dua populasi tidak homogen.

Hasil uji homogenitas pretest kedua kelas sampel penelitian dapat

dilihat seperti pada tabel 4.7 di bawah ini, sedangkan perhitungan lengkap

dapat dilihat pada lampiran halaman 190.

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest

Statistik Hasil

Varians Terbesar 31,38

Varians Terkecil 30,98

Fhitung 1,01

Ftabel 1,94

Kesimpulan Homogen

Pengujian dilakukan pada taraf signifikan (α) = 0,05 dengan derajat

kebebasan (dk) penyebut 25 dan derajat kebebasan (dk) pembilang 25,

maka didapat harga Ftabel = 1,96. Dari tabel di atas, teramati bahwa pada

hasil uji homogenitas pretest Fhitung (1,01) < Ftabel (1,94), maka dapat

disimpulkan bahwa hasil uji homogenitas pretest kelas sampel penelitian

menunjukkan varians dua populasi homogen karena memenuhi kriteria

pengujian Fhitung ≤ Ftabel.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

52

3. Uji Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelas eksperimen

dengan rata-rata skor pretest kelas kontrol. Hasil perhitungan uji hipotesis

hasil pretest disajikan pada tabel 4.8 di bawah ini. Adapun penghitungan

uji hipotesis hasil pretest selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

halaman 192.

Tabel 4.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest

Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Sampel 26 26

Nilai Rata-Rata 30,54 32,50

Sg 5,58

thitung −1,27

ttabel 1,68

Kesimpulan Tidak Berbeda

Dari tabel di atas diperoleh nilai thitung sebesar −1,27 dan ttabel 1,68

pada taraf signifikan (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 50. Hasil

pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung (−1,27) < ttabel (1,68),

maka H0 diterima dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-

rata skor pretest kelas eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelas

kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda ketika kedua kelas

sampel penelitian belum diberikan perlakuan dalam proses pembelajaran.

C. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Posttest

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan

uji Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

53

berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi

normal bila memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel sedangkan jika Lhitung > Ltabel

maka data tidak berdistribusi normal diukur pada taraf signifikasi (α)

tertentu. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan taraf signifikan

(α) = 0,05, maka untuk n = 26 didapatkan harga Ltabel = 0,173.

Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilihat seperti pada tabel 4.9 di bawah ini, sedangkan perhitungan

lengkap dapat dilihat pada lampiran halaman 184 dan 188.

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Lhitung 0,110 0,151

Ltabel 0,173 0,173

Kesimpulan Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal

Dari tabel di atas teramati bahwa hasil uji normalitas posttest pada

kelas eksperimen didapatkan Lhitung (0,110) < Ltabel (0,173) menunjukkan

data berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan

Lhitung (0,151) < Ltabel (0,173) menunjukkan data berdistribusi normal.

Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel penelitian pada data

posttest berdistribusi normal karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel.

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelas sampel penelitian dinyatakan berdistribusi

normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya untuk mengetahui

kesamaan antara dua populasi. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas

didapat dengan menggunakan uji homogenitas dua varians atau uji Fisher

dimana varians terbesar dibanding varians terkecil. Kriteria pengujian

yang digunakan yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, yang berarti

varians dua populasi homogen. Sedangkan jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0

ditolak, yang berarti varians dua populasi tidak homogen.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

54

Hasil uji homogenitas posttest kedua kelas sampel penelitian dapat

dilihat seperti pada tabel 4.10 di bawah ini, sedangkan perhitungan

lengkap dapat dilihat pada lampiran halaman 191.

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Posttest

Statistik Hasil

Varians Terbesar 167,42

Varians Terkecil 111,60

Fhitung 1,50

Ftabel 1,94

Kesimpulan Homogen

Pengujian dilakukan pada taraf signifikan (α) = 0,05 dengan derajat

kebebasan (dk) penyebut 25 dan derajat kebebasan (dk) pembilang 25,

maka didapat harga Ftabel = 1,96. Dari tabel di atas, teramati bahwa pada

hasil uji homogenitas posttest Fhitung (1,50) < Ftabel (1,94). Maka dapat

disimpulkan bahwa hasil uji homogenitas posttest kelas sampel penelitian

menunjukkan varians dua populasi homogen karena memenuhi kriteria

pengujian Fhitung ≤ Ftabel.

3. Uji Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen

dengan rata-rata skor posttest kelas kontrol. Hasil perhitungan uji hipotesis

hasil posttest disajikan pada tabel 4.11 di bawah ini. Adapun penghitungan

uji hipotesis hasil posttest selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

halaman 194.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

55

Tabel 4.11 Uji Hipotesis Hasil Posttest

Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Sampel 26 26

Nilai Rata-Rata 73,35 58,15

Sg 11,81

thitung 4,64

ttabel 1,68

Kesimpulan Berbeda

Dari tabel di atas diperoleh nilai thitung sebesar 4,64 dan ttabel 1,68

pada taraf signifikan (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 50. Hasil

pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung (4,64) > ttabel (1,68),

maka H0 ditolak dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

skor posttest kelas eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelas kontrol.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

penggunaan model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan pretest, nilai rata-rata kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih rendah dari pada nilai rata-rata

kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol. Namun, setelah kedua kelas

tersebut diberi perlakuan dengan model pembelajaran yang berbeda, hasil rata-

rata posttest berpikir kreatif siswa kelas eksperimen menjadi lebih tinggi dari

pada kelas kontrol. Hal ini karena model inkuiri yang diterapkan pada kelas

eksperimen membantu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Hal tersebut semakin jelas adanya setelah dilakukan pengujian

hipotesis dengan uji-t pada data pretest dan posttest. Uji perbedaan dua rata-

rata hasil pretest dengan rata-rata kelas eksperimen sebesar 30,54 dan rata-rata

kelas kontrol sebesar 32,50 menghasilkan thitung sebesar −1,27. Sedangkan ttabel

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

56

yang dihasilkan dari 26 sampel kelas eksperimen dan 26 sampel kelas kontrol

dengan taraf signifikan (α) = 0,05 sebesar 1,68. Nilai rata-rata yang tidak jauh

berbeda sehingga menghasilkan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) hasil pretest

yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung (−1,27) < ttabel (1,68), sehingga

memenuhi kriteria dimana H0 diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak

dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor

pretest kelas eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelas kontrol.

Sedangkan pada uji perbedaan dua rata-rata hasil posttest dengan rata-rata

kelas eksperimen sebesar 73,35 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 58,15

menghasilkan thitung sebesar 4,64. Dari 26 sampel kelas eksperimen dan 26

sampel kelas kontrol dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dihasilkan ttabel sebesar

1,68. Menunjukkan hasil yang berbeda dengan hasil uji perbedaan dua rata-

rata pada hasil pretest, hasil uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) hasil posttest

yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung (4,64) > ttabel (1,68), sehingga

memenuhi kriteria dimana H0 ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

skor posttest kelas eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelas kontrol

dimana model inkuiri yang diterapkan menunjukkan peningkatan yang

signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen.

Dengan kata lain, terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model inkuiri

terhadap perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep

hidrolisis garam.

Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa terlibat

langsung dalam setiap tahap pembelajarannya. Menurut Eggen dan Kauchack

tahapan model inkuiri adalah merumuskan pertanyaan atau permasalahan,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis/analisis data

dan membuat kesimpulan.1 Melalui keterlibatan siswa secara langsung dalam

setiap tahap pembelajaran membantu melatih kemampuan berpikir kreatif

siswa karena siswa belajar mandiri dalam menemukan pembuktian kebenaran

1 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam

Kelas, (Cet. 1; Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2010), h. 95

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

57

suatu konsep. Jadi siswa tidak hanya sekedar mendengarkan dan menerima

informasi begitu saja tapi mentelaah dan mengembangkan informasi yang

didapatnya sehingga kemampuan berpikir kreatifnya dapat dikembangkan

secara lebih maksimal. Keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing yang

dilakukan siswa selama proses pembelajaran teramati dari hasil observasi

sebesar 81,2 dengan kriteria penilaian sangat baik. Hal ini menunjukkan

bahwa penerapan model inkuiri terbimbing yang dilakukan pada kelas

eksperimen terlaksana dengan sangat baik.

Selanjutnya dapat kita amati kemampuan berpikir kreatif yang

berkembang dari hasil pretest dan posttest kedua sampel kelas penelitian

dengan lebih terperinci pada tiap indikator berpikir kreatif. Perhitungan tiap

indikator berpikir kreatif hasil pretest kedua sampel kelas penelitian

menunjukkan hasil yang sama. Indikator terendah berada pada kriteria tidak

kreatif sedangkan indikator tertinggi berada pada kriteria cukup kreatif. Hal

ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa sangat minim yaitu

dibawah kriteria kreatif.

Sedangkan pada hasil posttest, kelas eksperimen mengalami

peningkatan yang maksimal disetiap indikator berpikir kreatif dari pada kelas

kontrol. Indikator berpikir lancar (fluency) kelas eksperimen berada pada

kriteria sangat kreatif sedangkan kelas kontrol hanya berada pada kriteria

cukup kreatif. Hal ini berarti bahwa pada kelas eksperimen siswa lebih mampu

mencetuskan banyak gagasan yang relevan. Indikator berpikir luwes

(flexibility) kelas eksperimen berada pada kriteria kreatif sedangkan kelas

kontrol hanya berada pada kriteria cukup kreatif. Hal ini berarti bahwa pada

kelas eksperimen siswa lebih mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau

pertanyaan yang bervariasi sehingga siswa dapat melihat masalah dari sudut

pandang yang berbeda serta mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-

beda. Indikator berpikir merinci (elaboration) kelas eksperimen dan kelas

kontrol berada pada kriteria yang sama yaitu kreatif. Hal ini berarti bahwa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa mampu mengembangkan dan

memperkaya atau memperluas suatu gagasan atau ide sehingga menjadi lebih

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

58

menarik. Indikator berpikir orisinal (originality) kelas eksperimen berada pada

kriteria sangat kreatif sedangkan kelas kontrol hanya berada pada kriteria

kreatif. Hal ini berarti bahwa pada kelas eksperimen siswa lebih mampu

melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

Ketercapaian yang maksimal kelas eksperimen pada setiap indikator

berpikir kreatif disebabkan karena penggunaan model inkuiri dalam proses

pembelajaran. Melalui model inkuiri siswa dilatih menggunakan segala

potensinya (kognitif, afektif dan psikomotor), terutama proses mentalnya

untuk menemukan sendiri konsep-konsep atau prinsip-prinsip IPA layaknya

seorang ilmuan sehingga siswa dapat menemukan “konsep diri”, kritis dan

kreatif.2 Sedangkan penggunaan model pembelajaran konvensional dapat

dijadikan salah satu penyebab rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa.

Karena proses pembelajarannya hanya berorientasi pada penguasaan sejumlah

informasi/konsep belaka, penekanannya lebih pada hapalan tanpa

dikembangkan dan ditelaah secara terperinci oleh siswa tersebut sehingga

kemampuan kreatif siswa tidak dilatih karena siswa sekedar menerima

instruksi tanpa diberi kesempatan menemukan sendiri suatu konsep.

Akibatnya potensi kreatif siswa tak dapat dikembangkan. Hal ini senada

dengan yang dikemukakan oleh Parnes, bahwa siswa menerima begitu banyak

instruksi bagaimana melakukan sesuatu di sekolah, di rumah, dan di dalam

pekerjaan sehingga kebanyakan dari siswa kehilangan hampir setiap

kesempatan untuk kreatif.3

Pada kelas eksperimen, perhitungan tiap indikator berpikir kreatif hasil

posttest menunjukkan peningkatan. Pada hasil pretest indikator nilai terendah

berada pada kriteria tidak kreatif meningkat hingga kriteria kreatif pada hasil

posttest. Sedangkan, hasil pretest indikator nilai tertinggi berada pada kriteria

cukup kreatif meningkat hingga kriteria sangat kreatif dengan presentase

97,10% pada hasil posttest, peningkatan yang sangat signifikan/maksimal

2 Moh. Amin, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan

Metode “Discovery” dan “Inquiry”, (Jakarta:P2LPTK, 1987), h. vii 3 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta : Rineka Cipta,

2009), h. 11

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

59

dengan presentase hampir mencapai 100%. Peningkatan yang maksimal

tersebut disebabkan karena penerapan model inkuri terbimbing dalam proses

pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa terlibat langsung

dalam setiap tahap pembelajarannya. Akibatnya, potensi kreatif siswa dapat

dikembangkan tanpa terbatasi oleh peraturan dan persyaratan yang membatasi.

Pada hasil posttest indikator nilai tertinggi berada pada indikator berpikir

lancar dengan kriteria sangat kreatif. Hal ini berarti bahwa melalui penerapan

model inkuiri terbimbing siswa lebih mampu menghasilkan banyak gagasan,

jawaban dan penyelesaian masalah serta memikirkan lebih dari satu jawaban

dengan sangat kreatif.

Sedangkan pada kelas kontrol, perhitungan hasil pretest indikator nilai

terendah berada pada kriteria tidak kreatif meningkat hanya pada kriteria

cukup kreatif pada hasil posttest dengan presentase jawaban kurang dari 50%.

Sedangkan, hasil pretest indikator nilai tertinggi berada pada kriteria cukup

kreatif meningkat hingga kriteria kreatif pada hasil posttest dengan presentase

jawaban kurang dari 70%. Hal ini berarti bahwa peningkatan kemampuan

berpikir kreatif siswa yang terjadi pada kelas kontrol belum secara maksimal.

Peningkatan yang tidak maksimal tersebut disebabkan karena proses

pembelajaran yang dilakukan hanya sebatas pada pemberian informasi/konsep

belaka dari seorang guru sehingga tidak memberikan kesempatan pada siswa

terlibat langsung dalam setiap tahap pembelajarannya. Akibatnya, potensi

kreatif siswa tidak dapat dikembangkan.

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa model inkuiri terbimbing mampu

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa secara lebih maksimal

karena model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal

untuk mencari dan menemukan artinya siswa bertindak sebagai subjek

belajar.4 Jadi, model inkuiri terbimbing tidak hanya sebatas pada kegiatan

mendengarkan tapi juga terlibat langsung dalam kegiatan mengatakan dan

melakukan. Sedangkan model pembelajaran tidak secara inkuiri atau secara

4 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Cet. 1; Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), h. 44

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

60

konvensional, siswa bertindak sebagai objek belajar artinya aktivitas siswa

hanya sebatas kegiatan mendengarkan dan menerima informasi yang diberikan

oleh guru tanpa dikembangkan dan ditelaah secara terperinci oleh siswa

tersebut. Jika siswa hanya melakukan kegiatan mendengar, maka siswa ingat

20% dari yang mereka dengar. Sedangkan, jika siswa melakukan kegiatan

mengatakan dan melakukan, maka siswa ingat 90% dari yang mereka katakan

dan lakukan.5

Peneliti mengamati beberapa perbedaan dan perubahan sikap pada

kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan penggunan model pembelajaran

yang berbeda di kedua kelas tersebut. Pada kelas eksperimen yang

menggunakan model inkuiri ketika mempelajari konsep hidrolisis garam siswa

lebih antusias mengikuti setiap langkah pembelajaran yang dilakukan dari

pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Salah satu ciri antusiasme siswa pada kelas eksperimen adalah dimana siswa

lebih aktif bertanya dan antusias melakukan eksperimen dari pada siswa kelas

kontrol yang cenderung pasif. Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam

pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan

ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam

mengembang keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan

penelitian sehingga memungkinkan mereka pebelajar sepanjang hayat.6 Pada

proses pembelajaran secara konvensional tampak keterlibatan siswa sangat

minimal. Guru banyak berperan aktif menjelaskan materi, sedangkan siswa

cenderung pasif dan lebih banyak menunggu penjelasan materi dari guru

daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta

sikap yang mereka butuhkan. Hal ini menyebabkan kemampuan berpikir

kreatif siswa tidak terlatih dengan baik.

Dalam proses penelitian, terungkap beberapa faktor yang menjadi

dasar sebab efektifnya penggunaan model inkuiri terbimbing dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pertama, pada kelas

5 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Cet

6;Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), h. 75 6 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, op. cit., h. 94

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

61

eksperimen yang menggunakan model inkuiri terbimbing pembelajaran

diarahkan pada suatu proses belajar dalam hal mencari dan menemukan

pembuktian terhadap kesimpulan dari konsep hidrolisis garam. Kedua,

pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan

serangkaian tahapan pembelajaran secara mandiri melalui LKS yang telah

disusun agar mampu mengungkap kemampuan berpikir kreatif siswa. Ketiga,

pembelajaran memberikan kepercayaan kapada siswa untuk mengungkapkan

gagasannya sendiri. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri ini membuat

banyak variasi gagasan yang dihasilkan siswa serta meningkatkan orisinalitas

dalam tiap gagasan siswa tersebut.

Retno menjelaskan bahwasanya model inkuiri akan efektif apabila: (1)

guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu

permasalahan sehingga penguasaan materi bukan tujuan utama karena ynag

terpenting adalah proses belajar, (2) bahan pelajaran yang akan diajarkan

adalah berupa kesimpulan yang perlu pembuktian, (3) proses pembelajaran

berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu, (4) siswa adalah anak

yang memiliki kemauan dan kemapuan berpikir, (5) jumlah siswa tidak terlalu

banyak agar mudah dikendalikan, dan (6) guru memiliki banyak waktu untuk

melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.7

7 Retno Dwi Suyanti, loc. cit.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menghasilkan rata-rata

posttest kelas eksperimen sebesar 73,35 dan rata-rata posttest kelas kontrol

sebesar 58,15 sehingga diperoleh thitung (4,64) > ttabel (1,68). Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model

pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru, model inkuiri perlu mendapat perhatian dan tanggapan,

dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dikelas, karena

terbukti dalam penelitian ini model inkuiri dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dilanjutkan pada

tingkatan model inkuiri berikutnya seperti inkuiri bebas (open inquiry).

Karena pada tingkat open inqury, siswa dituntut labih mandiri selama

proses inkuiri, artinya siswa lebih diberi kebebasan dalam hal

mengembangkan gagasan dan idenya sehingga dapat lebih menggali

kemampuan berpikir kreatif siswa.

3. Model inkuiri dapat diterapkan pada konsep lain selain konsep hidrolisis

garam, salah satu konsepnya adalah konsep laju reaksi. Karena pada

konsep laju reaksi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya yang

kebenarannya perlu dibuktikan. Pengujian kebenaran suatu teori tersebut

yang mengharuskan model inkuri diterapkan pada konsep tersebut, dimana

siswa melakukan eksperimen sendiri untuk menguji kebenaran sebuah

teori. Dalam konsep laju reaksi, kemampuan berpikir kreatif siswa dapat

terlatih melalui model inkuiri.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

63

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khalili, Amal Abdussalam. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar.

Amien, Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan

Menggunakan Metode Discovery atau Inquiry. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Amri, Sofan & IIF Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan

Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Awaludin, Dosen tetap di FKIP Unhalu. Ringkasan Penelitian. Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Siswa dengan Kemampuan

Matematis Rendah Melalui Pembelajaran Open-Ended dengan Pemberian

Tugas Tambahan, diakses 24/04/2014. 17:19 WIB dari

http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=10330.

Bono, Edward De. 2007. Revolusi Berpikir. Bandung: Kaifa.

Hartanto, Jurnal Kependidikan Triadik vol. 14, no. 1. 2011. Mengembangkan

Kreaivitas Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan

Inkuiri. Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu.

Ida Bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP No. 3 Th,

XXXIX, ISSN 0215-8250. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi

Pembelajarn Inovatif Pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa SMA. Singaraja: fakultas pendidikan MIPA.

Iska, Zikri Neni. 2008. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.

Jakarta: Kizi Brother’s.

Johnson, Elaine B. 2006. Contextual Teaching and Learning Menjadikan

Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:

MCC.

Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 2. Yudhistira.

Kardius Richi Yosada, VOX Edukasi vol.1 No.1. 2010. Model Pembelajaran

Inkuiri Sosial Dalam Mengembangkan Berpikir kreatif Siswa pada Bidang

Studi IPS Ekonomi Melalui Isu-isu Ekonomi Kontemporer.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

64

Kusmana, Suherli. 2010. Model Pembelajaran Siswa Aktif. Jakarta: Sketsa Aksara

Lalitya.

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, Utami. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah

Penuntun Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT Grasindo.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

Rineka Cipta.

Muslich, Masnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

N. K., Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai

Pustaka.

Ramadhan Witarsa, 38 ISSN 1412-565X Edisi Khusus No. 2. 2011. Analisis

Kemampuan Inkuiri Guru Yang Sudah Tersertifikasi dan Belum

Tersertifikasi Dalam Pembelajaran Sains SD.

Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Subana. Dkk. 2000. Statisik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsini, Maria dan Dyah Saptarini. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup

Pelajaran Kimia untuk SMA/MA. Jakarta: Ganeca Exact.

Sumarna, Omay. Dkk. 2006. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Bogor: Regina.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktif &

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

65

Suyanti, Retno Dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Tatag Yuli E. S., Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta. Tahun X, No. 1, juni 2005. Upaya Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pengajuan Masalah.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wiwik Hardani, Jurnal BORNEO,Vol.1 No. 1 Juli 2007. Pengembangan

Kurikulum dan Pembelajaran Berpikir.

Yuli Nurul Fauziah. 2011. Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan

Keterampilan Merpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI.

Zulfiani. Dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta.

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

LAMPIRAN

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

66

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama sekolah : SMA Darul Muttaqin

Mata pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI / 2

Alokasi waktu : 2 x 2 jam pelajaran

Pertemuan : ke-1 dan ke-2

Standar kompetensi:

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.

Kompetensi dasar:

4.4. Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan

garam tersebut.

Indikator:

Pertemuan ke-1

4.4.1. Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam

air.

4.4.2. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi.

Pertemuan ke-2

4.4.3. Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis.

A. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan ke-1

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian konsep hidrolisis.

2. Mengidentifikasi sifat garam yang dapat terhidrolisis dalam air

berdasarkan kekuatan asam dan basa pembentuknya.

3. Menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi.

Lampiran A1 : RPP Kelas Kontrol

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

67

Pertemuan ke-2

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat :

1. Menghitung pH larutan garam menurut jenis garam yang terhidrolisis.

Karakter siswa yang diharapkan :

~ Rasa Ingin Tahu, Berani, Komunikatif, Tanggung Jawab, Berpikir Kritis.

B. Materi Ajar

Pertemuan ke-1

1. Pengertian Hidrolisis Garam

Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang

berarti penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian molekul dalam

air membentuk ion-ionnya. Ion-ion garam dalam air bereaksi sedemikian

rupa dengan air sehingga menyebabkan air terurai menjadi ion hidroksida

(OH−) dan ion hydronium (H3O

+).

2. Sifat Larutan Garam

a) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat

Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak

memberikan perubahan warna lakmus, baik lakmus merah maupun

lakmus biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam bersifat netral.

b) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah

Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah mengubah

lakmus biru menjadi merah dan tidak mengubah warna lakmus merah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan garam bersifat asam.

c) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat

Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat mengubah

lakmus merah menjadi biru dan tidak mengubah warna lakmus biru.

Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan garam bersifat basa.

d) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

68

Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah

mengalami hidrolisis total (sempurna) mengubah lakmus merah

menjadi biru dan mengubah lakmus biru menjadi merah. Sifat larutan

tergantung pada kekuatan relatif asam dan basanya (tergantung pada

nilai Ka dan Kb). Jika Ka < Kb larutan akan bersifat basa. Jika Kb <

Ka larutan akan bersifat asam. Jika Ka = Kb larutan akan bersifat

netral.

3. Reaksi Ionisasi

a) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat

Contohnya, garam natrium klorida tersusun atas HCl (asam

kuat) dan NaOH (basa kuat).

NaCl(aq) → Na+

(aq) + Cl−

(aq)

Na+

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

Cl−

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

Ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl

− berasal dari asam

kuat, sehingga tidak akan terhidrolisis akan tetapi mengalami hidrasi

(dikelilingi oleh molekul-molekul H2O). oleh karena itu, larutan NaCl

bersifat netral karena [H+] = [OH

−].

b) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah

Contohnya garam ammonium klorida yang tersusun dari HCl

(asam kuat) dan NH4OH (basa lemah).

NH4Cl(aq) → NH4+

(aq) + Cl−

(aq)

NH4+

(aq) + H2O(l) NH3(aq) +H3O+

(aq)

Cl−

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

NH4+

akan terhidrolisis, sedangkan Cl−

tidak terhidrolisis

sehingga garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dan larutannya bersifat asam.

c) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat

Contohnya adalah garam natrium asetat yang tersusun dari

CH3COOH (asam lemah) dan NaOH (basa kuat).

CH3COONa(aq) → CH3COO−

(aq) + Na+

(aq)

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

69

CH3COO−

(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH−

(aq)

Na+

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

CH3COO−

akan terhidrolisis, sedangkan Na+

tidak terhidrolisis

sehingga garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dan larutannya bersifat basa.

d) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah

Contoh garam ammonium asetat yang tersusun dari CH3COOH

(asam lemah) dan NH4OH (basa lemah). CH3COONH4 akan terionisasi

menjadi CH3COO− dan NH4

+, kedua ion tersebut dapat terhidrolisis

dengan reaksi sebagai berikut:

CH3COONH4(aq) → CH3COO−

(aq) + NH4+

(aq)

CH3COO−

(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH−

(aq)

NH4+

(aq) + H2O(l) NH3(aq) + H3O+

(aq)

CH3COO− dan NH4

+ akan terhidrolisis sehingga garam yang

terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis

total (sempurna).

Kebanyakan garam yang bersifat netral terbentuk oleh kation dan anion

yang dalam air hanya terhidrasi. Berikut merupakan kation dan anion yang

terhidrasi dalam air.

Kation : Na+, K

+, Rb

+, Cs

+, Mg

+2, Ca

2+, Sr

2+, Ba

2+

Anion : Cl−, Br

−, I

−, SO4

2−, ClO3

−, ClO4

−, BrO3

−, NO3

Pertemuan ke-2

1. PH Larutan Garam

a) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat (pH = 7)

Garam yang terbentuk tidak mengalami hidrolisis sehingga bersifat

netral dengan nilai pH = 7.

b) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah (pH < 7)

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

70

c) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat (pH > 7)

d) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lema (pH tergantung

Ka atau Kb)

C. Metode Pembelajaran

Pendekatan : problem solving

Metode : ceramah

D. Alat dan Sumber Belajar

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI

E. Penilaian

Nilai diperoleh dari hasil uji kemampuan (pretest) dan hasil evaluasi (posttest)

masing-masing siswa setelah pembelajaran.

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia

Slamet Utomo, S.Pd

NIP.

Jakarta, 17 Mei 2013

Peneliti

Irma Idrisah

NIM. 108016200002

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

71

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1

Kegiatan

Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Karakter Yang

Diharapkan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Awal

Guru memberikan apersepsi dengan

memberikan beberapa aplikasi hidrolisis

garam.

Kalau kita makan, karbohidrat akan

terhidrolisis dengan bantuan berbagai

enzim menjadi glukosa.

Banyak obat yang dibuat dalam bentuk

garamnya agar mudah larut. Obat batuk

dibuat dengan melarutkan garam asam

lemah kedalam larutannya. Oleh karena

itu kita sering menemukan aturan

“kocok dahulu” pada label botol obat.

Bagaimana dengan garam dapur, apakah

mengalami hidrolisis?

Untuk mengetahui hal ini, sekarang kita

Siswa memberikan respon sesuai

pengetahuan awal.

Membangkit-

kan rasa ingin

tahu

10 menit

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

72

akan mempelajari tentang hidrolisis

garam.

Kegiatan

Inti

Guru menjelaskan hidrolisis garam

secara aktif dengan memberikan

pertanyaan.

1. Apa yang dimaksud dengan hidrolisis

garam?

2. Apa saja sifat larutan garam

berdasarkan asam dan basa

pembentuknya?

3. Bagaimanakah persamaan reaksi

ionisasinya?

Guru melengkapi jawaban siswa dengan

menjelaskan jawaban dari pertanyaan

tersebut dengan disertai contoh.

Hidrolisis berasal dari kata hydro yang

berarti air dan lysis yang berarti

penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi

penguraian molekul dalam air

Siswa menjawab pertanyaan yang

diberikan guru sesuai pengetahuan

awal dengan memperhatikan

referensi yang ada.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru

Berpikir kritis

Rasa ingin tahu

75 menit

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

73

membentuk ion-ionnya. Ion-ion garam

dalam air bereaksi sedemikian rupa

dengan air sehingga menyebabkan air

terurai menjadi ion hidroksida (OH−)

dan ion hydronium (H3O+).

a) Garam yang tersusun dari asam kuat

dan basa kuat

Contohnya, garam natrium klorida

tersusun atas HCl (asam kuat) dan

NaOH (basa kuat). Reaksi ionisasinya:

NaCl(aq) → Na+

(aq) + Cl−

(aq)

Na+

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

Cl−(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

Ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion

Cl− berasal dari asam kuat, sehingga

tidak akan terhidrolisis akan tetapi

mengalami hidrasi (dikelilingi oleh

molekul-molekul H2O). oleh karena itu,

larutan NaCl bersifat netral karena [H+]

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

74

= [OH−].

b) Garam yang tersusun dari asam kuat

dan basa lemah

Contohnya garam ammonium klorida

yang tersusun dari HCl (asam kuat) dan

NH4OH (basa lemah). Reaksi

ionisasinya:

NH4Cl(aq) → NH4+

(aq) + Cl−

(aq)

NH4+

(aq) +H2O(l) NH3(aq) + H3O+

(aq)

Cl−

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

NH4+ akan terhidrolisis, sedangkan Cl

tidak terhidrolisis sehingga garam yang

terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

mengalami hidrolisis sebagian (parsial)

dan larutannya bersifat asam.

c) Garam yang tersusun dari asam

lemah dan basa kuat

Contohnya adalah garam natrium asetat

yang tersusun dari CH3COOH (asam

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

75

lemah) dan NaOH (basa kuat).

CH3COONa(aq) →CH3COO−

(aq) + Na+

(aq)

CH3COO−

(aq) + H2O(l)

CH3COOH(aq) + OH−

(aq)

Na+

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

CH3COO−

akan terhidrolisis, sedangkan

Na+

tidak terhidrolisis sehingga garam

yang terbentuk dari asam kuat dan basa

lemah mengalami hidrolisis sebagian

(parsial) dan larutannya bersifat basa.

d) Garam yang tersusun dari asam

lemah dan basa lemah

Contoh garam ammonium asetat yang

tersusun dari CH3COOH (asam lemah)

dan NH4OH (basa lemah). CH3COONH4

akan terionisasi menjadi CH3COO− dan

NH4+, kedua ion tersebut dapat

terhidrolisis dengan reaksi sebagai

berikut:

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

76

CH3COONH4(aq) → CH3COO−

(aq) +

NH4+

(aq)

CH3COO−

(aq) + H2O(l)

CH3COOH(aq) + OH−

(aq)

NH4+

(aq) + H2O(l) NH3(aq) +

H3O+

(aq)

CH3COO− dan NH4

+ akan terhidrolisis

sehingga garam yang terbentuk dari

asam lemah dan basa lemah akan

mengalami hidrolisis total (sempurna).

Siswa diberikan kesempatan bertanya

bila ada yang tidak dimengerti.

Guru memberikan soal untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Ramalkan sifat (asam, basa atau netral)

larutan garam berikut ini dengan

menuliskan reaksi ionisasinya!

a. K2SO4

b. NH4Cl

Siswa bertanya apabila ada yang

belum dimengerti.

Siswa mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru.

Jawaban yang diharapkan:

a. K2SO4 (garam netral)

K2SO4 → K+

+ SO42−

K+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

SO42−

+ H2O → (Tidak ada

Berani,

komunikatif

Tanggung

jawab

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

77

c. NaHCO3

d. Ca(CH3COO)2

e. NH4NO3

Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk mengerjakan soal didepan.

reaksi)

b. NH4Cl (garam asam)

NH4Cl → NH4+ + Cl

NH4+

+ H2O NH3 +H3O+

(terhidrolisis)

Cl− + H2O → (Tidak ada reaksi)

c. NaHCO3 (garam basa)

NaHCO3 → Na+

+ HCO3−

Na+

+ H2O → (Tidak ada

reaksi)

HCO3−

+ H2O H2CO3 +

OH−

(terhidrolisis)

d. Ca(CH3COO)2 (garam basa)

Ca(CH3COO)2 → Ca2+

+

CH3COO−

Ca2+

+ H2O → (Tidak ada

reaksi)

CH3COO−

+ H2O

CH3COOH + OH−

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

78

Pertemuan ke-2

Kegiatan

Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Karakter Yang

Diharapkan

Alokasi

Waktu

Kegiatan Guru mereview materi sebelumnya Siswa menjawab pertanyaan yang Membangkit- 5 menit

Guru bersama-sama dengan siswa

mengkoreksi jawaban dari soal tersebut.

Siswa diberikan kesempatan bertanya

bila ada yang tidak dimengerti.

(terhidrolisis)

e. NH4NO3 (garam asam)

NH4NO3 → NH4+

+ NO3−

NH4+ + H2O NH3 +H3O

+

(terhidrolisis)

NO3−

+ H2O → (Tidak ada

reaksi)

Siswa memperhatikan penjelasan

guru.

Siswa bertanya apabila ada yang

belum dimengerti.

Kegiatan

Penutup

Guru membuat kesimpulan bersama-

sama dengan siswa.

Siswa membuat kesimpulan

bersama-sama dengan guru.

Komunikatif 5 menit

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

79

Awal tentang sifat larutan garam dengan

pertanyaan:

Bagaimana sifat larutan garam

berdasarkan asam dan basa

pembentuknya?

Dari sifat larutan tersebut berapakah

diberikan oleh guru.

a. Garam yang tersusun dari asam

kuat dan basa kuat bersifat netral

b. Garam yang tersusun dari asam

kuat dan basa lemah bersifat

asam

c. Garam yang tersusun dari asam

lemah dan basa kuat bersifat basa

d. Garam yang tersusun dari asam

lemah dan basa lemah sifat

larutan tergantung pada kekuatan

relatif asam dan basanya

(tergantung pada nilai Ka dan

Kb). Jika Ka < Kb larutan akan

bersifat basa. Jika Kb < Ka

larutan akan bersifat asam. Jika

Ka = Kb larutan bersifat netral.

kan rasa ingin

tahu

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

80

nilai pH nya?

Untuk mengetahui hal ini, sekarang kita

akan mempelajari tentang pH garam.

Kegiatan

Inti

Guru menjelaskan pH garam secara aktif

dengan disertai contoh soal.

a. Garam yang tersusun dari asam kuat

dan basa kuat (pH = 7)

Garam yang terbentuk tidak

mengalami hidrolisis sehingga

bersifat netral dengan nilai pH = 7.

b. Garam yang tersusun dari asam kuat

dan basa lemah (pH < 7)

c. Garam yang tersusun dari asam

lemah dan basa kuat (pH > 7)

d. Garam yang tersusun dari asam

lemah dan basa lema (pH tergantung

Siswa memperhatikan penjelasan

guru.

Berpikir kritis

75 menit

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

81

Ka atau Kb)

Contoh soal:

Tentukan pH dan sifat larutan yang

terbentuk dari garam CH3COONa 0,1 M

jika Ka = 10-5

!

Penyelesaian:

CH3COONa → CH3COO− + Na

+

CH3COO−

+ H2O CH3COOH +

OH−

(terhidrolisis)

Na+

+ H2O → (tidak terhidrolisis)

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

82

Garam yang terbentuk dari asam lemah

dan basa kuat bersifat basa dengan nilai

pH = 9.

Siswa diberikan kesempatan bertanya

bila ada yang tidak dimengerti.

Guru memberikan soal untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Garam NH4Cl mempunyai nilai pH = 8.

Hitunglah molaritasnya jika Kh=10−5

!

Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk mengerjakan soal didepan.

Siswa bertanya apabila ada yang

belum dimengerti

Siswa mengerjakan soal yang

diberikan guru.

Jawaban yang diharapkan:

NH4Cl → NH4+ + Cl

NH4+ + H2O NH3 + H3O

+

(terhidrolisis)

Cl− + H2O → (tidak terhidrolisis)

Berani,

komunikatif

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

83

Guru bersama-sama dengan siswa

mengkoreksi jawaban dari soal tersebut.

Siswa diberikan kesempatan bertanya

bila ada yang tidak dimengerti

pH = 8

[H+] = 10−8

Siswa bertanya apabila ada yang

belum dimengerti

Kegiatan

Penutup

Guru bersama-sama dengan siswa

membuat kesimpulan.

Siswa bersama-sama dengan guru

membuat kesimpulan.

Komunikatif 10 menit

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama sekolah : SMA Darul Muttaqin

Mata pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI / 2

Alokasi waktu : 2 x 2 jam pelajaran

Pertemuan : ke-1 dan ke-2

Standar kompetensi:

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.

Kompetensi dasar:

4.4. Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan

garam tersebut.

Indikator:

Pertemuan ke-1

4.4.1. Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam

air melalui percobaan.

Pertemuan ke-2

4.4.2. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi.

4.4.3. Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis.

A. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan ke-1

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian konsep hidrolisis.

2. Mengidentifikasi sifat garam yang dapat terhidrolisis dalam air

berdasarkan kekuatan asam dan basa pembentuknya.

Lampiran A2 : RPP Kelas Eksperimen

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

101

Pertemuan ke-2

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat :

1. Menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi.

2. Menghitung pH larutan garam menurut jenis garam yang terhidrolisis.

Karakter siswa yang diharapkan :

~ Jujur, Kerja Keras, Teliti, Rasa Ingin Tahu, Berani, Komunikatif,

Menghargai Orang Lain, Tanggung Jawab, Berpikir Kritis dan Kreatif.

B. Materi Ajar

Pertemuan ke-1

1. Pengertian Hidrolisis Garam

Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang

berarti penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian molekul dalam

air membentuk ion-ionnya. Ion-ion garam dalam air bereaksi sedemikian

rupa dengan air sehingga menyebabkan air terurai menjadi ion hidroksida

(OH−) dan ion hydronium (H3O

+).

2. Sifat Larutan Garam

a) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat

Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak

memberikan perubahan warna lakmus, baik lakmus merah maupun

lakmus biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam bersifat netral.

b) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah

Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah mengubah

lakmus biru menjadi merah dan tidak mengubah warna lakmus merah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan garam bersifat asam.

c) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat

Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat mengubah

lakmus merah menjadi biru dan tidak mengubah warna lakmus biru.

Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan garam bersifat basa.

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

102

d) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah

Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah

mengalami hidrolisis total (sempurna) mengubah lakmus merah

menjadi biru dan mengubah lakmus biru menjadi merah. Sifat larutan

tergantung pada kekuatan relatif asam dan basanya (tergantung pada

nilai Ka dan Kb). Jika Ka < Kb larutan akan bersifat basa. Jika Kb <

Ka larutan akan bersifat asam. Jika Ka = Kb larutan akan bersifat

netral.

Pertemuan ke-2

1. Reaksi Ionisasi

a) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat

Contohnya, garam natrium klorida tersusun atas HCl (asam

kuat) dan NaOH (basa kuat).

NaCl(aq) → Na+

(aq) + Cl−

(aq)

Na+

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

Cl−

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

Ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl

− berasal dari asam

kuat, sehingga tidak akan terhidrolisis akan tetapi mengalami hidrasi

(dikelilingi oleh molekul-molekul H2O). oleh karena itu, larutan NaCl

bersifat netral karena [H+] = [OH

−].

b) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah

Contohnya garam ammonium klorida yang tersusun dari HCl

(asam kuat) dan NH4OH (basa lemah).

NH4Cl(aq) → NH4+

(aq) + Cl−

(aq)

NH4+

(aq) + H2O(l) NH3(aq) +H3O+

(aq)

Cl−

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

NH4+

akan terhidrolisis, sedangkan Cl−

tidak terhidrolisis

sehingga garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dan larutannya bersifat asam.

c) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

103

Contohnya adalah garam natrium asetat yang tersusun dari

CH3COOH (asam lemah) dan NaOH (basa kuat).

CH3COONa(aq) → CH3COO−

(aq) + Na+

(aq)

CH3COO−

(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH−

(aq)

Na+

(aq) + H2O(l) → (Tidak ada reaksi)

CH3COO−

akan terhidrolisis, sedangkan Na+

tidak terhidrolisis

sehingga garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dan larutannya bersifat basa.

d) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah

Contoh garam ammonium asetat yang tersusun dari CH3COOH

(asam lemah) dan NH4OH (basa lemah). CH3COONH4 akan terionisasi

menjadi CH3COO− dan NH4

+, kedua ion tersebut dapat terhidrolisis

dengan reaksi sebagai berikut:

CH3COONH4(aq) → CH3COO−

(aq) + NH4+

(aq)

CH3COO−

(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH−

(aq)

NH4+

(aq) + H2O(l) NH3(aq) + H3O+

(aq)

CH3COO− dan NH4

+ akan terhidrolisis sehingga garam yang

terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis

total (sempurna).

Kebanyakan garam yang bersifat netral terbentuk oleh kation dan anion

yang dalam air hanya terhidrasi. Berikut merupakan kation dan anion yang

terhidrasi dalam air.

Kation : Na+, K

+, Rb

+, Cs

+, Mg

+2, Ca

2+, Sr

2+, Ba

2+

Anion : Cl−, Br

−, I

−, SO4

2−, ClO3

−, ClO4

−, BrO3

−, NO3

2. PH Larutan Garam

a) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat (pH = 7)

Garam yang terbentuk tidak mengalami hidrolisis sehingga bersifat

netral dengan nilai pH = 7.

b) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah (pH < 7)

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

104

c) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat (pH > 7)

d) Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lema (pH tergantung

Ka atau Kb)

C. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Model : Inkuiri terbimbing

Pendekatan : Kontekstual

Metode : Eksperimen

D.

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

105

E. Alat dan Sumber Belajar

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Alat dan Bahan yang dibutuhkan dalam percobaan

F. Penilaian

Nilai diperoleh dari hasil uji kemampuan (pre test), mengerjakan LKS, dan

hasil evaluasi (post test) masing-masing siswa setelah pembelajaran.

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia

Slamet Utomo, S. Pd

NIP.

Jakarta,17 Mei 2013

Peneliti

Irma Idrisah

NIM. 108016200002

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

90

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1

Kegiatan

Pembelajaran

Tahap Model

Inkuiri Terbimbing Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Karakter Yang

Diharapkan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Awal

Guru memberikan apersepsi dengan

memberikan beberapa aplikasi

hidrolisis garam.

Kalau kita makan, karbohidrat akan

terhidrolisis dengan bantuan

berbagai enzim menjadi glukosa.

Banyak obat yang dibuat dalam

bentuk garamnya agar mudah larut.

Obat batuk dibuat dengan

melarutkan garam asam lemah

kedalam larutannya. Oleh karena itu

kita sering menemukan aturan

“kocok dahulu” pada label obat.

Bagaimana dengan garam dapur,

apakah mengalami hidrolisis?

Siswa memberikan respon sesuai

pengetahuan awal.

Membangkit-

kan rasa

ingin tahu

5 menit

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

91

Untuk mengetahui hal ini, sekarang

kita akan mempelajari tentang sifat

garam yang terhidrolisis.

Kegiatan

Inti

Guru meminta siswa untuk duduk

sesuai dengan kelompok yang ada.

Guru membagikan LKS kepada

setiap siswa

Guru menjelaskan ketentuan dalam

pembelajaran

1. Bekerjasama dengan kelompok

dalam memahami LKS

2. Bekerjasama dalam melakukan

percobaan

3. Menjawab pertanyaan yang

terdapat dalam LKS

4. Laporan eksperimen dikumpulkan

secara individu setelah kegiatan

eksperimen selesai.

Siswa duduk berdasarkan

kelompoknya

Siswa menerima LKS yang

dibagikan guru

Siswa memperhatikan penjelasan

guru

Kerjasama

dan

menghargai

orang lain

75

menit

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

92

Eksplorasi

Merumuskan

Masalah

Siswa diberikan kesempatan

bertanya bila ada yang tidak

dimengerti.

Siswa diberikan fenomena untuk

merumuskan permasalahan yang

terkait dengan materi yang akan

dipelajari

Guru meminta siswa untuk

memahami LKS pada bagian

fenomena sambil menjelaskan

kepada siswa.

”pada LKS terdapat bagian

fenomena, perhatikan dan pahami

fenomena tersebut”

Fenomena:

Seorang siswa akan mengidentifikasi

jenis garam yang terdapat pada

beberapa bahan-bahan hasil industri.

Beberapa bahan-bahan hasil industri

Siswa bertanya apabila ada yang

belum dimengerti

Siswa membaca LKS sambil

memperhatikan penjelasan guru.

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

93

yang akan diuji adalah sabun cuci,

tawas, garam, pemutih pakaian, urea,

detergen, dan soda kue.

Pada tahap pertama siswa tersebut

melarutkan bahan-bahan yang akan

diuji dengan air didalam gelas kimia

(kecuali yang sudah dalam wujud

cair), aduk homogen. Selanjutnya

larutan tersebut diuji jenis garamnya

dengan kertas lakmus merah dan

lakmus biru, ternyata kedua lakmus

tersebut mengalami perubahan

warna.

Berdasarkan fenomena yang

diberikan oleh guru, siswa

ditugaskan untuk merumuskan

masalah dalam bentuk pertanyaan

dengan dibimbing oleh guru.

Rumusan masalah yang diharapkan:

Siswa membuat rumusan masalah

berdasarkan fenomena yang telah

dijelaskan oleh guru dalam bentuk

pertanyaan.

Berpikir

kritis

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

94

Membuat

Hipotesis

1. Bagaimana perubahan warna

kertas lakmus merah dan lakmus

biru pada masing-masing larutan

garam?

2. Apa ciri-ciri dari larutan asam dan

basa berdasarkan perubahan

warna pada kertas lakmus merah

dan lakmus biru

Untuk membuat hipotesis, siswa

diberikan pertanyaan oleh guru

terkait jawaban dari rumusan

masalah dengan memperhatikan

LKS bagian terminologi.

- Ada berapa jenis larutan garam

yang akan di uji?

- Bagaimana cara mengidentifikasi

sifat garam dari larutan tersebut?

- Bagaimana perubahan warna

kertas lakmus merah dan lakmus

- Ada 7 jenis larutan garam.

- Dengan menggunakan kertas

lakmus merah dan lakmus biru.

- Lakmus merah berubah warna

menjadi biru dalam larutan basa

Berani,

komunikatif

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

95

Mengumpulkan

Data

biru dalam larutan garam asam,

basa dan netral?

Guru meminta siswa membuat

hipotesis berdasarkan jawaban dari

pertanyaan yang telah dijelaskan.

Guru membimbing siswa dalam

merancang kegiatan percobaan.

sedangkan dalam larutan asam dan

netral tidak terjadi perubahan

warna. Lakmus biru berubah

warna menjadi warna merah dalam

larutan asam sedangkan dalam

larutan basa dan netral tidak terjadi

perubahan warna.

Siswa membuat hipotesis

berdasarkan jawaban dari

pertanyaan yang diberikan oleh

guru.

Masing-masing kelompok

merancang percobaan untuk

membuktikan hipotesis mereka

sesuai dengan arahan percobaan

yang terdapat dalam LKS.

Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan rancangan percobaan yang

telah dibuat.

Berpikir

kritis dan

kreatif

Berpikir

Kreatif

Tanggung

jawab

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

96

Elaborasi

Analisis Data

Guru meminta siswa untuk

mengerjakan soal pada LKS.

Siswa mencatat data hasil

percobaan berdasarkan tabel

pengamatan pada LKS.

Siswa menjawab pertanyaan dalam

LKS.

Siswa menyimpulkan hasil

percobaan.

Teliti,

Bekerja

keras, Jujur.

Berpikir

kritis dan

kreatif.

Kegiatan

Penutup

Konfirmasi

Membuat

Kesimpulan

Guru membuat kesimpulan dengan

memberikan pertanyaan kepada

siswa.

1. Bagaimana perubahan kertas

lakmus dari masing-masing

larutan garam?

2. Jelaskan sifat dari masing-

masing larutan garam tersebut!

Siswa menjawab:

Larutan

Perubahan warna

Lakmus

merah

Lakmus

biru

sabun cuci biru biru

tawas merah merah

garam merah biru

pemutih pakaian biru biru

urea merah merah

detergen biru biru

Soda kue biru biru

2. Garam bersifat netral karena tidak

mengubah warna lakmus merah

dan lakmus biru. Tawas dan urea

bersifat asam karena mengubah

Berani,

komunikatif,

berpikir kritis

dan kreatif

10

menit

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

97

Pertemuan ke-2

Kegiatan

Pembelajaran

Tahap Model

Inkuiri Terbimbing Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Karakter Yang

Diharapkan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Awal

Guru memberikan apersepsi dengan

memberikan pertanyaan kepada

siswa.

“Pada percobaan yang kalian

Siswa menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru.

Diuji dengan menggunakan kertas

Membangkit-

kan rasa

ingin tahu

5 menit

Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya bila

ada yang belum dimengerti.

warna lakmus biru menjadi merah

sedangkan lakmus merah tidak

berubah. Sabun cuci, pemutih

pakaian, detergen dan soda kue

bersifat basa karena mengubah

warna lakmus merah menjadi biru

sedangkan lakmus biru tidak

berubah warna.

Siswa bertanya bila ada yang belum

dimengerti.

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

98

lakukan pada pertemuan

sebelumnya, bagaimana cara

mengidentifikasi larutan garam

asam, larutan garam basa dan

larutan garam netral? Bagaimana

perubahan kertas lakmus merah dan

lakmus biru pada larutan garam

asam, larutan garam basa dan

larutan garam netral?”

Tidak hanya melalui uji kertas

lakmus, sifat larutan garam juga

dapat diidentifikasi melalui nilai

pH.

“Bagaimana cara menentukan nilai

pH dari larutan garam asam, garam

basa dan garam netral?”

Untuk mengetahui hal ini, sekarang

kita akan mempelajari tentang pH

larutan garam yang terhidrolisis.

lakmus merah dan lakmus biru.

Lakmus merah berubah warna

menjadi biru dalam larutan basa

sedangkan dalam larutan asam dan

netral tidak terjadi perubahan warna.

Lakmus biru berubah warna menjadi

warna merah dalam larutan asam

sedangkan dalam larutan basa dan

netral tidak terjadi perubahan warna.

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

99

Kegiatan

Inti

Guru meminta siswa untuk duduk

sesuai dengan kelompok pada

praktikum sebelumnya.

Guru membagikan LKS kepada

setiap siswa

Guru menjelaskan ketentuan dalam

pembelajaran

1. Bekerjasama dengan kelompok

dalam memahami LKS

2. Bekerjasama dalam melakukan

percobaan

3. Menjawab pertanyaan yang

terdapat dalam LKS

4. Laporan eksperimen

dikumpulkan setelah kegiatan

eksperimen selesai dan

dikumpulkan secara individu.

Siswa diberikan kesempatan

Siswa duduk berdasarkan

kelompoknya

Siswa menerima LKS yang

dibagikan guru

Siswa memperhatikan penjelasan

guru

Siswa bertanya apabila ada yang

Kerjasama

dan

menghargai

orang lain

75

menit

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

100

Eksplorasi

Merumuskan

Masalah

bertanya bila ada yang tidak

dimengerti.

Siswa diberikan fenomena untuk

merumuskan permasalahan yang

terkait dengan materi yang akan

dipelajari

Guru meminta siswa untuk

memahami LKS pada bagian

fenomena sambil menjelaskan

kepada siswa.

”pada LKS terdapat bagian

fenomena, perhatikan dan pahami

fenomena tersebut”

Fenomena:

Seorang siswa mengidentifikasi sifat

garam yang terdapat pada beberapa

bahan-bahan hasil industri melalui

nilai pH dan persamaan reaksi

ionisasi. Beberapa bahan-bahan hasil

belum dimengerti

Siswa membaca LKS sambil

memperhatikan penjelasan guru.

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

101

industri yang akan diuji adalah sabun

cuci, tawas, garam, pemutih pakaian,

urea, detergen, dan soda kue. Untuk

uji nilai pH dari larutan garam

tersebut dapat menggunakan

indikator universal. Indicator

universal yang digunakan siswa

tersebut adalah indicator kertas. Pada

tahap pertama sehelai kertas

indikator dicelupkan kedalam larutan

garam yang akan diukur pH nya

kemudian dibandingkan dengan peta

warna yang tersedia. Ternyata

masing-masing larutan garam

tersebut mengalami perubahan

warna yang menghasilkan nilai pH

yang relatif berbeda.

Berdasarkan fenomena yang

diberikan oleh guru, siswa

Siswa membuat rumusan masalah

berdasarkan fenomena yang telah

Berpikir

kritis

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

102

Membuat

Hipotesis

ditugaskan untuk merumuskan

masalah dalam bentuk pertanyaan

dengan dibimbing oleh guru.

Rumusan masalah yang diharapkan:

1. Apa ciri-ciri dari larutan garam

asam dan basa berdasarkan nilai

pH?

2. Berapa nilai pH pada larutan

garam tesebut?

Untuk membuat hipotesis, siswa

diberikan pertanyaan oleh guru

terkait jawaban dari rumusan

masalah dengan memperhatikan

LKS bagian terminologi.

- Ada berapa jenis larutan yang akan

di uji?

- Bagaimana cara mengukur pH dari

suatu larutan?

- Bagaimana ciri-ciri dari larutan

dijelaskan oleh guru dalam bentuk

pertanyaan.

- Ada 7 jenis larutan

- Dengan menggunakan indikator

universal.

- Larutan garam asam mempunyai

Berani,

komunikatif

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

103

Mengumpulkan

Data

garam asam, basa dan netral

berdasarkan nilai pH?

Guru meminta siswa membuat

hipotesis berdasarkan jawaban dari

pertanyaan yang telah dijelaskan.

Guru membimbing siswa dalam

merancang kegiatan percobaan.

nilai pH <7. Larutan garam basa

mempunyai nilai pH >7.

Sedangkan larutan garam netral

mempunyai nilai pH = 7.

Siswa membuat hipotesis

berdasarkan jawaban dari

pertanyaan yang diberikan oleh

guru.

Masing-masing kelompok

merancang percobaan untuk

membuktikan hipotesis mereka

sesuai dengan arahan percobaan

yang terdapat dalam LKS.

Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan rancangan percobaan yang

telah dibuat.

Siswa mencatat data hasil

percobaan berdasarkan tabel

Kreatif

Tanggung

jawab,

bekerja keras

Teliti, jujur

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

104

Elaborasi

Analisis Data

Guru meminta siswa untuk

mengerjakan soal pada LKS.

pengamatan pada LKS.

Siswa menjawab pertanyaan dalam

LKS dan menyimpulkan hasil

percobaan.

Berpikir

kritis dan

kreatif

Kegiatan

Penutup

Konfirmasi

Membuat

Kesimpulan

Guru membuat kesimpulan dengan

memberikan pertanyaan kepada

siswa.

1. Berapa harga pH masing-masing

larutan garam?

2. Jelaskan sifat dari masing-

masing larutan garam tersebut!

3. Adakah hubungan antara sifat

garam (netral, asam, basa)

dengan sifat komponen asam dan

basa pembentuknya?

Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya bila

ada yang belum dimengerti.

Siswa menjawab:

Siswa bertanya bila ada yang belum

dimengerti.

Larutan Asam

pembentuk

Basa

pembentuk pH

Sifat

larutan

sabun cuci lemah kuat >7 basa

tawas kuat lemah <7 asam

garam kuat kuat 7 netral

pemutih

pakaian lemah kuat >7 basa

urea kuat lemah <7 asam

detergen lemah kuat >7 basa

Soda kue lemah kuat >7 basa

Berani,

komunikatif,

berpikir kritis

dan kreatif

10

menit

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

106

Nama :

Kelas :

Kelompok :

Pertemuan : ke-1

A. TERMINOLOGI

Hidrolisis garam adalah penguraian suatu senyawa dalam air menjadi

garamnya. Konsep hidrolisis garam begitu aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini terbukti dengan banyak ditemukan bahan-bahan hasil industri yang

digunakan dalam kebutuhan sehari-hari dibuat dalam bentuk garamnya. Larutan

garam ada yang bersifat asam, basa dan netral.

Untuk mengidentifikasi sifat larutan garam dapat menggunakan kertas

lakmus. Lakmus merah berubah warna menjadi biru dalam larutan basa

sedangkan dalam larutan asam dan netral tidak terjadi perubahan warna. Lakmus

biru berubah warna menjadi warna merah dalam larutan asam sedangkan dalam

larutan basa dan netral tidak terjadi perubahan warna.

B. FENOMENA

Seorang siswa akan mengidentifikasi jenis garam yang terdapat pada

beberapa bahan-bahan hasil industri dan menentukan pH dari larutan tersebut

menggunakan indikator universal. Beberapa bahan hasil industri yang akan diuji

adalah sabun cuci, tawas, garam, pemutih pakaian, urea, detergen, dan soda kue.

Pada tahap pertama siswa tersebut melarutkan bahan-bahan yang akan

diuji dengan air didalam gelas kimia (kecuali yang sudah dalam wujud cair), aduk

homogen. Selanjutnya larutan tersebut diuji jenis garamnya dengan kertas lakmus

merah dan lakmus biru, ternyata kedua lakmus tersebut mengalami perubahan

warna.

Lampiran A3 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

107

Berdasarkan fenomena diatas, rumuskan masalah apa saja yang dihadapi oleh

siswa tersebut? Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan diatas!

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang kamu buat, lakukan percobaan

berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Bahan yang akan digunakan adalah larutan garam dari bahan-bahan hasil

industri. Bagaimana penampilan fisik dari bahan-bahan tersebut?

2. Jika ingin mengetahui sifat dari masing-masing larutan garam tersebut, apa

yang harus dilakukan?

C. RUMUSAN MASALAH

D. HIPOTESIS

E. ARAHAN PERCOBAAN

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

108

3. Alat apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan tersebut?

4. Berdasarkan bahan dan alat yang tersedia, rancang langkah kerja untuk

mengidentifikasi sifat larutan garam!

5. Tuliskan data hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan!

1. Bagaimana perubahan kertas lakmus merah dan lakmus biru pada masing-

masing larutan garam?

2. Larutan mana saja yang termasuk dalam larutan garam asam, basa dan netral?

3. Mengapa suatu larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral?

4. Kesimpulan apa yang kalian dapat ambil tentang sifat hidrolisis garam dari

percobaan tersebut?

Larutan

Perubahan Warna Sifat

Larutan Lakmus

Merah

Lakmus

Biru

sabun cuci

tawas

garam

pemutih pakaian

urea

detergen

soda kue

F. ANALISIS DATA

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

109

Nama :

Kelas :

Kelompok :

Pertemuan : ke-2

B. TERMINOLOGI

Indikator universal adalah indikator yang terdiri atas berbagai macam

indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Indikator

universal ada yang berupa larutan ada juga yang berupa kertas. Paket indikator

universal tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1-14.

Dengan mengetahui nilai pH maka dapat ditentukan apakah larutan

tersebut bersifat asam, basa atau netral. Larutan garam asam mempunyai nilai pH

<7. Larutan garam basa mempunyai nilai pH >7. Sedangkan larutan garam netral

mempunyai nilai pH = 7.

B. FENOMENA

Seorang siswa mengidentifikasi sifat garam yang terdapat pada beberapa

bahan-bahan hasil industri melalui nilai pH dan persamaan reaksi ionisasi.

Beberapa bahan-bahan hasil industri yang akan diuji adalah sabun cuci, tawas,

garam, pemutih pakaian, urea, detergen, dan soda kue. Untuk uji nilai pH dari

larutan garam tersebut dapat menggunakan indikator universal. Indikator

universal yang digunakan siswa tersebut adalah indikator kertas.

Pada tahap pertama sehelai kertas indikator dicelupkan kedalam larutan

garam yang akan diukur pH nya kemudian dibandingkan dengan warna standar

yang tersedia. Ternyata masing-masing larutan garam tersebut mengalami

perubahan warna yang menghasilkan nilai pH yang relatif berbeda.

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

110

Berdasarkan fenomena diatas, rumuskan masalah apa saja yang dihadapi oleh

siswa tersebut? Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan diatas!

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang kamu buat, lakukan percobaan

berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Bahan yang akan digunakan adalah larutan garam dari bahan-bahan hasil

industri. Bagaimana reaksi ionisasi dari larutan garam tersebut?

2. Jika ingin mengetahui nilai pH dari larutan garam, apa yang harus dilakukan?

3. Alat apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan percobaan tersebut?

C. RUMUSAN MASALAH

D. HIPOTESIS

E. ARAHAN PERCOBAAN

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

111

4. Berdasarkan bahan dan alat yang tersedia, rancang langkah kerja untuk

mengidentifikasi sifat larutan garam!

5. Tuliskan data hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan!

1. Berapa perkiraan harga pH dari masing-masing larutan garam?

2. Adakah hubungan antara sifat garam (netral, asam, basa) dengan sifat

komponen asam dan basa pembentuknya?

3. Tuliskan persamaan reaksi ionisasi dari masing-masing larutan garam!

4. Hitung pH jika diketahui konsentrasi dari masing-masing larutan garam

adalah 0,1 M, (Ka = 10-5

; Kb = 10-5

)!

5. Kesimpulan apa yang kalian dapat ambil tentang hidrolisis garam dari

percobaan tersebut?

Larutan Asam Pembentuk Basa Pembentuk pH Sifat Larutan

sabun cuci

tawas

garam

pemutih pakaian

urea

detergen

Soda kue

F. ANALISIS DATA

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

112

SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

Indikator

konsep

Indikator keterampilan

berpikir kreatif

Sub indikator keterampilan

berpikir kreatif Butir soal

Menjelaskan

pengertian

hidrolisis

garam

Menjelaskan

aplikasi

hidrolisis

garam

fluency

(Berpikir lancar)

Menghasilkan banyak

gagasan, jawaban dan

penyelesaian masalah.

(soal no.1 dan 4)

Memikirkan lebih dari

satu jawaban. (soal no.2

dan 3)

Pernahkah kamu merasakan nyeri seperti sakit kepala dan sakit gigi?

Untuk mengatasi rasa nyeri biasanya dokter memberikan obat yang

mengandung asam asetil salisilat yang dikenal dengan nama aspirin.

Aspirin sebenarnya merupakan garam dari asam lemah asetil salisilat.

Aspirin akan larut dalam darah dan menekan rasa sakit yang sedang

kamu rasakan. Proses melarutnya aspirin tersebut merupakan salah satu

contoh aplikasi dari konsep hidrolisis.

1. Apa yang kamu ketahui tentang pengertian hidrolisis garam?

2. Mengapa aspirin dikatakan sebagai contoh aplikasi dari konsep

hidrolisis garam?

3. Selain aspirin, sebutkan aplikasi hidrolisis garam yang lain dalam

kehidupan sehari-hari!

4. Jika suatu tanah diberi pupuk NH4NO3, apakah tanah tersebut

cenderung bersifat asam atau basa? Jelaskan!

Lampiran B1 : Soal Tes Berpikir Kreatif (Sebelum Uji Validitas)

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

113

Mengidenti-

fikasi sifat

larutan

garam

Menuliskan

persamaan

reaksi

ionisasi

Flexibility

(berpikir luwes)

Menghasilkan gagasan,

jawaban dan penafsiran

(interpretasi) yang

bervariasi terhadap suatu

masalah. (soal no. 5, 6, 7)

Menggolongkan hal-hal

menurut pembagian

(kategori) yang berbeda-

beda. (soal no. 8, 9 dan

10)

Amati tabel hasil pengamatan berikut!

5. Mengapa suatu larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau

netral?

6. Bagaimana cara mengetahui suatu larutan garam ada yang bersifat

asam, basa atau netral?

7. Adakah hubungan antara sifat garam (netral, asam, basa) dengan

sifat komponen asam dan basa pembentuknya?

8. Mana sajakah larutan garam yang mengalami hidrolisis parsial dan

hidrolisis total? Tuliskan persamaan reaksi ionisasinya!

9. Didalam laboratorium terdapat banyak sekali zat kimia. Zat yang

tersedia adalah NH4Cl, NaOH, Al2(SO4)3, HOCl, HCl, H2SO4,

NaOCl, Al(OH)3, NH4OH. Bantulah laboran tersebut dengan

Larutan Basa

Pembentuk

Asam

Pembentuk

Perubahan Warna Sifat

Larutan pH Lakmus

Merah

Lakmus

Biru

NaCl Kuat Kuat Merah Biru Netral 7

Al2(SO4)3 Lemah Kuat Merah Merah Asam <7

NaOCl Kuat Lemah Biru Biru Basa >7

CH3COONH4 Lemah Lemah Merah Biru Basa >7

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

114

membuat tabel hidrolisis garam yang berisi asam pembentuk, basa

pembentuk dengan garamnya!

10. Na+, CN

−, CO3

2−, Al

3+, S

2−, SO4

2−. Dari ion-ion tersebut, manakah

yang mengalami hidrolisis dengan air? Jelaskan!

Menghitung

pH

Menentukan

sifat garam

yang

terhidrolisis

dari

persamaan

reaksi

ionisasi

Elaboration

(Berpikir merinci)

Mencari arti yang lebih

mendalam terhadap

jawaban atau pemecahan

masalah dengan

melakukan langkah-

langkah yang terperinci.

(soal no. 11, 12, dan 13)

Mengembangkan,

menambah, memperkaya

suatu gagasan. (soal no.

14 dan 15)

11. Jika diketahui:

a. 50 mL HCl 0,1 M

b. 50 mL CH3COOH 0,1 M

c. 50 mL NaOH 0,1 M

d. 50 mL NH4OH 0,1 M

Tentukan pH dan sifat larutan yang terbentuk jika Ka = 5x10-6

dan

Kb = 5x10-6

!

a) HCl + NaOH

b) HCl + NH4OH

c) CH3COOH + NaOH

d) CH3COOH + NH4OH

12. Manakah campuran larutan berikut yang menghasilkan garam

terhidrolisis? Jelaskan!

a. 100 mL HCl 0,1 M + 100 mL NaOH 0,1 M

b. 100 mL CH3COOH 0,1 M+ 50 mL NaOH 0,1 M

c. 50 mL HCl 0,1 M + 50 mL NH4OH 0,1 M

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

115

13. Ramalkan sifat (asam, basa atau netral) larutan garam berikut ini.

Jelaskan!

a. K2SO4

b. NH4Cl

c. NaHCO3

d. Ca(CH3COO)2

e. NH4NO3

14. Anita adalah seorang siswi yang mempunyai rasa ingin tahu yang

tinggi. Ia selalu ingin mencoba eksperimen baru, saat ini ia ingin

membuat larutan garam yang mempunyai pH = 9. Anita

menyediakan 2 liter larutan natrium asetat (Ka = 10-5

). Tetapi Anita

bingung, berapa massa natrium asetat yang terdapat dalam larutan

tersebut? (Ar H = 1, C = 12, O = 16, Na = 23)

15. Misalkan anda ingin membuat larutan dengan pH = 8 dengan cara

melarutkan suatu garam dalam air. Diantara garam berikut,

manakah yang akan anda gunakan jika Kh=10−5

? Tentukan pula

molaritasnya!

a. NH4Cl

b. KNO2

c. NaNO3

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

116

Menentukan

sifat larutan

garam

Menjelaskan

kurva titrasi

Originality

(Berpikir orisinal)

Memiliki cara berpikir

yang lain dari yang lain.

(soal no. 16)

Mampu melahirkan

ungkapan yang baru. (soal

no.17)

16. Sarah ingin melakukan percobaan pada sejumlah larutan garam

yang belum diketahui sifatnya. Biasanya dia menguji sifat larutan

garam dengan menggunakan kertas lakmus. Tetapi Sarah merasa

bingung karena kertas lakmus yang biasa digunakan untuk menguji

sifat larutan garam tidak tersedia dilaboratorium. Menurut kalian,

tindakan apakah yang seharusnya diambil oleh Sarah? Jelaskan!

17. a.

c.

b. d.

Informasi apakah yang dapat kamu peroleh dari kurva titrasi diatas?

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

117

KUNCI JAWABAN

1. Pengertian hidrolisis garam adalah:

- Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti

penguraian.

- Hidrolisis adalah reaksi penguraian molekul dalam air membentuk ion-

ionnya.

- Hidrolisis garam adalah reaksi kation atau anion suatu garam dengan air.

- Ion-ion garam dalam air bereaksi sedemikian rupa dengan air sehingga air

terurai menjadi ion hidroksida (OH−) dan ion hidronium (H3O

+).

Skor Maksimal: 4

2. - Karena aspirin merupakan garam dari asam lemah asetil salisilat.

- Karena aspirin mudah larut dalam darah.

Skor Maksimal: 2

3. Aplikasi hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari adalah:

- Sabun Cuci

Garam natrium stearat (C17H35COONa) akan mengalami hidrolisis dalam

air menghasilkan asam asam stearat dan basanya yaitu natrium hidroksida.

- Urea

Agar mudah larut pupuk dibuat dalam bentuk pellet (garamnya) untuk

menurunkan pH tanah. Misalnya pupuk (NH4)2SO4. garam (NH4)2SO4

bersifat asam, inon NH4+ akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NH3

dan H+ yang bersifat asam.

- Pemutih Pakaian

Pemutih pakaian mengandung garam NaClO yang sangat reaktif sehingga

mampu menghilangkan noda pakaian. Garam NaClO terbentuk dari asam

lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl− terhidrolisis menjadi

HOCl dan OH−sehingga garam NaClO bersifat basa.

- Pengawet Makanan

Lampiran B2 : Kunci Jawaban Tes Berpikir Kreatif (Sebelum Uji Validitas)

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

118

Natrium benzoat salah satu jenis pengawet makanan yang dibuat dari asam

benzoat (asam lemah) kemudian dijadikan garam natrium benzoat (bentuk

garamnya) karena kelarutannya lebih besar.

- Pembersih Porselen

Pembersih Porselen biasanya ditambahkan garam NaHSO4 agar daya

bersihnya lebih maksimal.

- Detergen

Tripoli Sodium Fosfat (TSP) merupakan salah satu contoh polifosfat yang

sering digunakan sebagai zat pembangun dalam pembuatan deterjen.

Polifosfat bersifat basa, berfungsi melunakkan air sadah.

- Tawas

Al2(SO4)3 digunakan pada penjernihan air PAM. Tingginya muatan kation

Al3+

akan membentuk sistem koloid Al(OH)3 yang mampu mengadsorpsi

dan mengendapkan kotoran air.

Skor Maksimal: 4

4. - Tanah akan cenderung bersifat asam.

- Garam NH4NO3 dapat menurunkan pH.

- Garam NH4NO3 akan terionisasi menjadi ion NH4+ dan NO3

−.

- Ion NH4+ akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NO3 dan H

+ yang

bersifat asam.

Skor Maksimal: 5

5. Suatu larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral karena:

- Pada uji kertas lakmus menghasilkan perubahan warna yang berbeda.

Lakmus merah berubah warna menjadi biru dalam larutan basa sedangkan

dalam larutan asam dan netral tidak terjadi perubahan warna. Lakmus biru

berubah warna menjadi warna merah dalam larutan asam sedangkan dalam

larutan basa dan netral tidak terjadi perubahan warna.

- Pada uji nilai pH dengan indikator universal menghasilkan nilai pH yang

beragam.

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

119

- Hasil perhitungan nilai pH. Jika nilai pH <7 larutan bersifat asam. Jika

nilai pH >7 laruan bersifat basa. Sedangkan jika nilai pH = 7 larutan

bersifat netral.

- Berasal dari asam dan basa pembentuk yang berbeda sehingga dalam

persamaan reaksi ionisasi terdapat ion yang terhidrolisis dan atau ion yang

terhidrasi.

Skor Maksimal: 4

6. Cara mengetahui sifat larutan garam yaitu:

- Uji kertas lakmus

- Uji nilai pH dengan indikator universal

- Mengetahui komponen asam dan basa pembentuknya melalui persamaan

reaksi ionisasi

- Menghitung nilai pH

Skor Maksimal: 4

7. Ada hubungan antara sifat garam dengan komponen asam dan basa

pembentuknya, yaitu:

Garam dari asam kuat dan basa kuat larutannya bersifat netral.

Garam dari asam kuat dan basa lemah larutannya bersifat asam.

Garam dari asam lemah dan basa kuat larutannya bersifat basa.

Garam dari asam lemah dan basa lemah sifat larutan bergantung pada Ka

dan Kb.

- Jika Ka = Kb larutan bersifat netral

- Jika Ka > Kb larutan bersifat asam

- Jika Ka < Kb larutan bersifat basa

Skor Maksimal: 5

8. - NaCl (tidak mengalami hidrolisis)

NaCl + H2O → NaOH + HCl

NaCl → Na+ + Cl

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

120

Na+ + H2O → (tidak ada reaksi)

Cl− + H2O → (tidak ada reaksi)

Ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl

− berasal dari asam kuat,

sehingga tidak akan terhidrolisis akan tetapi mengalami hidrasi.

- Al2(SO4)3 (mengalami hidrolisis parsial)

Al2(SO4)3 + 6 H2O → 2Al(OH)3 +H2SO4

Al2(SO4)3 → Al3+

+ SO42−

Al3+

+ H2O Al(OH)3 + H+ (terhidrolisis)

SO42−

+ H2O → (tidak ada reaksi)

Ion Al3+

berasal dari basa lemah sehingga akan terhidrolisis, sedangkan

ion SO42−

berasal dari asam kuat sehingga tidak akan terhidrolisis. Maka

dari itu, garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami

hidrolisis sebagian (parsial).

- NaOCl (mengalami hidrolisis parsial)

NaOCl + H2O → HOCl + NaOH

NaOCl → Na+ + OCl

Na+ + H2O → (tidak ada reaksi)

OCl− + H2O HOCl + OH

− (terhidrolisis)

Ion Na+ berasal dari basa kuat sehingga tidak akan terhidrolisis,

sedangkan ion OCl−berasal dari asam lemah sehingga akan terhidrolisis.

Maka dari itu, garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat

mengalami hidrolisis sebagian (parsial).

- CH3COONH4 (mengalami hidrolisis total)

CH3COONH4+ H2O → CH3COOH + NH4OH

CH3COONH4 → CH3COO− + NH4

+

CH3COO−

+ H2O CH3COOH + OH−

NH4+ + H2O NH3 + H3O

+

Ion CH3COO− berasal dari asam lemah dan ion NH4

+ berasal dari basa

lemah sehingga akan terhidrolisis. Maka, garam yang terbentuk dari asam

lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis total (sempurna).

Skor Maksimal: 6

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

121

9. Tabel hidrolisis garam.

Asam pembentuk Basa pembentuk Garam

HCl NH4OH NH4Cl

H2SO4 Al(OH)3 Al2(SO4)3

HOCl NaOH NaOCl

Skor Maksimal: 3

10. - Na+

+ H2O → (tidak terhidrolisis) karena ion Na+

berasal dari basa kuat.

- CN− + H2O HCN + OH

− (terhidrolisis) karena ion CN

− berasal dari

asam lemah.

- CO32−

+ H2O H2CO3 + OH− (terhidrolisis) karena ion CO3

2−

berasal dari asam lemah.

- Al3+

+ H2O Al(OH)3 + H+ (terhidrolisis) karena ion Al

3+ berasal

dari basa lemah.

- S2−

+ H2O H2S + OH− (terhidrolisis) karena ion S

2− berasal dari

asam lemah.

- SO42−

+ H2O → (tidak terhidrolisis) karena ion SO42−

berasal dari asam

kuat.

Skor Maksimal: 6

11. a) HCl + NaOH

HCl + NaOH → NaCl + H2O

Awal : 5 mmol 5 mmol

Bereaksi : −5 mmol −5 mmol +5 mmol

Setimbang : − − 5 mmol

Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral dengan

nilai pH = 7.

b) HCl + NH4OH

HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O

Awal : 5 mmol 5 mmol

Bereaksi : −5 mmol −5 mmol +5 mmol

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

122

Setimbang : − − 5 mmol

NH4Cl → NH4+ + Cl

NH4+ + H2O NH3 + H3O

+ (terhidrolisis)

Cl− + H2O → (tidak ada reaksi)

Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam

dengan nilai pH = 5.

c) CH3COOH + NaOH

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

Awal : 5 mmol 5 mmol

Bereaksi : −5 mmol −5 mmol +5 mmol

Setimbang : − − 5 mmol

CH3COONa → CH3COO− + Na

+

CH3COO−

+ H2O CH3COOH + OH−

(terhidrolisis)

Na+

+ H2O → (tidak ada reaksi)

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

123

Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dengan

nilai pH = 9.

d) CH3COOH + NH4OH

CH3COOH + NH4OH → CH3COONH4 + H2O

Awal : 5 mmol 5 mmol

Bereaksi : −5 mmol −5 mmol +5 mmol

Setimbang : − − 5 mmol

CH3COONH4 → CH3COO− + NH4

+

CH3COO− + H2O CH3COOH + OH

− (terhidrolisis)

NH4+ + H2O NH3 + H3O

+ (terhidrolisis)

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

124

Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami

hidrolisis total (sempurna). Sifat larutan tergantung pada kekuatan relatif

asam dan basanya (tergantung pada nilai Ka dan Kb). Nilai Ka = Kb maka

garam bersifat netral dengan nilai pH = 7.

Skor Maksimal: 22

12. Campuran larutan yang menghasilkan garam terhidrolisis adalah:

a. 100 mL HCl 0,1 M + 100 mL NaOH 0,1 M

NaOH + HCl → NaCl + H2O

Awal : 10 mmol 10 mmol

Bereaksi : −10 mmol −10 mmol +10 mmol

Setimbang : − − 10 mmol

Tidak menghasilkan garam terhidrolisis karena terbentuk dari asam kuat

dan basa kuat.

b. 100 mL CH3COOH 0,1 M+ 50 mL NaOH 0,1 M

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

Awal : 10 mmol 5 mmol

Bereaksi : −5 mmol −5 mmol +5 mmol

Setimbang : 5 mmol − 5 mmol

Bukan merupakan hidrolisis garam karena menyisakan asam dan

garamnya yang merupakan larutan penyangga (buffer).

c. 50 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M

NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O

Awal : 5 mmol 5 mmol

Bereaksi : −5 mmol −5 mmol +5 mmol

Setimbang : − − 5 mmol

Menghasilkan garam terhidrolisis karena terbentuk dari asam kuat dan

basa lemah. Dalam reaksi merupakan hidrolisis garam karena menyisakan

garamnya.

Skor Maksimal: 12

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

125

13. a. K2SO4 (garam netral)

K2SO4 → K+

+ SO42−

K+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

SO42−

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

b. NH4Cl (garam asam)

NH4Cl → NH4+ + Cl

NH4+

+ H2O NH3 +H3O+

(terhidrolisis)

Cl− + H2O → (Tidak ada reaksi)

c. NaHCO3 (garam basa)

NaHCO3 → Na+

+ HCO3−

Na+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

HCO3−

+ H2O H2CO3 + OH

− (terhidrolisis)

d. Ca(CH3COO)2 (garam basa)

Ca(CH3COO)2 → Ca2+

+ CH3COO−

Ca2+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

CH3COO−

+ H2O CH3COOH + OH−

(terhidrolisis)

e. NH4NO3 (garam asam)

NH4NO3 → NH4+

+ NO3−

NH4+ + H2O NH3 +H3O

+ (terhidrolisis)

NO3−

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

Skor Maksimal: 20

14. CH3COONa → Na+ + CH3COO

Na+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

CH3COO−

+ H2O CH3COOH + OH−

(garam basa)

pH = 9

POH = 14 – 9

= 5

[OH−] = 10

−5

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

126

Skor Maksimal: 8

15. a. NH4Cl (garam asam)

NH4Cl → NH4+ + Cl

NH4+

+ H2O NH3 +H3O+

(terhidrolisis)

Cl− + H2O → (Tidak ada reaksi)

pH = 8

[H+] = 10

−8

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

127

b. KNO2 (garam basa)

KNO2 → K+

+ NO2−

K+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

NO2− + H2O HNO2 +OH

− (terhidrolisis)

pH = 8

POH = 14 – 8 = 6

[OH−] = 10

−6

c. NaNO3

NaNO3 → Na+ + NO3

Na+ + H2O → (Tidak ada reaksi)

NO3− + H2O → (Tidak ada reaksi)

Garam NaNO3 tidak bisa digunakan untuk membuat pH = 8 karena

bersifat netral dengan pH = 7.

Skor Maksimal: 4

16. Sarah mencari alternatif lain untuk mengidentifikasi sifat larutan garam.

Misalnya:

- Jika tersedia, uji nilai pH dengan indikator universal.

- Menghitung nilai pH jika diketahui tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan

ionisasi basa (Kb) dan konsentrasi (M) garam.

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

128

- Mengetahui komponen asam dan basa pembentuknya melalui persamaan

reaksi ionisasi.

Skor Maksimal: 3

17. Informasi yang dapat diperoleh dari kurva titrasi tersebut adalah:

a. - Merupakan kurva titrasi asam kuat dan basa kuat.

- Basa kuat yang ditambahkan ke asam kuat.

- Kurva dimulai pada pH rendah (±1) yang menunjukan asam kuat dan

berakhir pada pH tinggi (±13) yang menunjukan basa kuat.

- Titik ekuivalen ditunjukan dengan pH=7.

- Merupakan garam netral.

b. - Merupakan kurva titrasi asam kuat dan basa lemah

- Basa lemah yang ditambahkan ke asam kuat.

- Kurva dimulai pada pH rendah (±1) yang menunjukan asam kuat dan

berakhir pada pH ±10 yang menunjukan basa lemah.

- Titik ekuivalen ditunjukan dengan pH<7

- Merupakan garam asam.

c. - Merupakan kurva titrasi asam lemah dan basa kuat

- Basa kuat yang ditambahkan ke asam lemah.

- Kurva dimulai pada pH ±3 yang menunjukan asam lemah dan berakhir

pada pH ±13 yang menunjukan basa kuat.

- Titik ekuivalen ditunjukan dengan pH>7.

- Merupakan garam basa.

d. - Merupakan kurva titrasi basa lemah dan asam lemah

- Asam lemah yang ditambahkan ke basa lemah.

- Kurva dimulai pada pH ±10 yang menunjukan basa lemah dan

berakhir pada pH ±3 yang menunjukan asam lemah.

- Titik ekuivalen ditunjukan dengan pH~7 karena sulit diamati, akibat

tidak terdapat kenaikan pH yang tajam.

Skor Maksimal: 16

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

129

RUBRIK PENILAIN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

1. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menjawab sebanyak ≥ 4 gagasan tepat

- Skor 3 jika menjawab sebanyak 3 gagasan tepat

- Skor 2 jika menjawab sebanyak 2 gagasan tepat

- Skor 1 jika menjawab sebanyak 1 gagasan tepat

- Skor 0 jika tidak menjawab sama sekali/jawaban salah

2. Skor Maksimal = 2

- Skor 2 jika menjawab sebanyak ≥ 2 gagasan

- Skor 1 jika menjawab sebanyak 1 gagasan

- Skor 0 jika tidak menjawab sama sekali/jawaban salah

3. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menjawab sebanyak ≥ 7 aplikasi

- Skor 3 jika menjawab sebanyak 5 – 6 aplikasi

- Skor 2 jika menjawab sebanyak 3 – 4 aplikasi

- Skor 1 jika menjawab sebanyak 1 – 2 aplikasi

- Skor 0 jika tidak menjawab sama sekali/jawaban salah

4. Skor Maksimal = 5

- Skor 5 jika penjelasan benar dengan persamaan reaksi yang tepat

- Skor 4 jika penjelasan benar tetapi persamaan reaksi kurang tepat

- Skor 3 jika penjelasan kurang benar tetapi persamaan reaksi tepat

- Skor 2 jika penjelasan kurang benar dan persamaan reaksi kurang tepat

- Skor 1 jika penjelasan benar tetapi tidak dituliskan dengan persamaan reaksi

- Skor 0 jika penjelasan salah dan tidak ada persamaan reaksinya

5. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menjawab sebanyak ≥ 4 alasan tepat

- Skor 3 jika menjawab sebanyak 3 alasan tepat

- Skor 2 jika menjawab sebanyak 2 alasan tepat

- Skor 1 jika menjawab sebanyak 1 alasan tepat

- Skor 0 jika tidak menjawab sama sekali/jawaban salah

6. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menjawab sebanyak 3 – 4 gagasan

- Skor 2 jika menjawab sebanyak 1 – 2 gagasan

- Skor 0 jika tidak menjawab sama sekali/jawaban salah

7. Skor Maksimal = 5

- Skor 5 jika terdapat hubungan serta penjelasan tepat

- Skor 3 jika terdapat hubungan tetapi penjelasan kurang tepat

- Skor 1 jika terdapat hubungan tetapi tidak ada penjelasan

8. Skor Maksimal = 6

- Skor 6 jika pengelompokkan benar dengan persamaan reaksi tepat

Lampiran B3 : Rubrik Penilain Tes Berpikir Kreatif (Sebelum Uji Validitas)

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

130

- Skor 5 jika pengelompokkan kurang benar tetapi persamaan reaksi tepat

- Skor 4 jika pengelompokkan benar tetapi persamaan reaksi kurang tepat

- Skor 3 jika pengelompokkankurang benar dan persamaan reaksi kurang tepat

- Skor 2 jika pengelompokkan benar tetapi tidak ada persamaan reaksi

- Skor 1 jika pengelompokkankurang benar tetapi tidak ada persamaan reaksi

- Skor 0 jika penjelasan salah dan tidak ada persamaan reaksinya

9. Skor Maksimal = 3

- Skor 3 jika menjawab 3 pasangan asam, basa dan garamnya dengan tepat

- Skor 2 jika menjawab 2 pasangan asam, basa dan garamnya dengan tepat

- Skor 1 jika menjawab 1 pasangan asam, basa dan garamnya dengan tepat

10. Skor Maksimal = 6

- Skor 6 jika semua ion penjelasan benar dan persamaan reaksi tepat

- Skor 5 jika 5 ion penjelasan benar dan persamaan reaksi tepat

- Skor 4 jika 4 ion penjelasan benar dan persamaan reaksi tepat

- Skor 3 jika 3 ion penjelasan benar dan persamaan reaksi tepat

- Skor 2 jika 2 ion penjelasan benar dan persamaan reaksi tepat

- Skor 1 jika 1 ion penjelasan benar dan persamaan reaksi tepat

- Skor 0 jika tidak memberikan jawaban/jawaban salah

11. Skor Maksimal =22

a. Skor Maksimal = 4

- Skor 1 untuk menuliskan reaksi kesetimbangan

- Skor 1 untuk menuliskan persamaan reaksi ionisasi

- Skor 1 untuk nilai pH tepat

- Skor 1 untuk sifat larutan tepat

b. Skor Maksimal =6

- Skor 1 untuk menuliskan reaksi kesetimbangan

- Skor 1 untuk menuliskan persamaan reaksi ionisasi

- Skor 2 untuk perhitungan pH dengan teratur

- Skor 1 untuk hasil akhir tepat

Skor 1 untuk sifat larutan tepat

c. Skor Maksimal = 6

- Skor 1 untuk menuliskan reaksi kesetimbangan

- Skor 1 untuk menuliskan persamaan reaksi ionisasi

- Skor 2 untuk perhitungan pH dengan teratur

- Skor 1 untuk hasil akhir tepat

Skor 1 untuk sifat larutan tepat

d. Skor Maksimal = 6

- Skor 1 untuk menuliskan reaksi kesetimbangan

- Skor 1 untuk menuliskan persamaan reaksi ionisasi

- Skor 2 untuk perhitungan pH dengan teratur

- Skor 1 untuk hasil akhir tepat

Skor 1 untuk sifat larutan tepat

12. Skor Maksimal = 12

a. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan benar

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

131

- Skor 3 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan kurang

benar

- Skor 2 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan

benar

- Skor 1 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan

kurang benar

b. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan benar

- Skor 3jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan kurang

benar

- Skor 2 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan

benar

- Skor 1 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan

kurang benar

c. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan benar

- Skor 3 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan kurang

benar

- Skor 2 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan

benar

- Skor 1 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan

kurang benar

13. Skor Maksimal = 20

a. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan benar

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

b. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan benar

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

c. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan benar

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

132

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

d. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan benar

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

e. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan benar

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat

larutan salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

14. Skor Maksimal = 8

- Skor 1 untuk menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat

- Skor 2 untuk perhitungan pH dengan teratur

- Skor 1 untuk nilai konsentrasi benar

- Skor 1 untuk perhitungan mencari mol

- Skor 1 untuk nilai mol benar

- Skor 1 untuk perhitungan mencari massa

- Skor 1 untuk nilai massa benar

15. Skor Maksimal = 4

- Skor 1 untuk penjelasan benar

- Skor 1 untuk menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat

- Skor 2 untuk perhitungan pH dengan teratur

- Skor 1 untuk nilai konsentrasi benar

16. Skor Maksimal = 3

- Skor 3 jika memberikan ≥3 alternatif lain untuk mengidentifikasi sifat larutan

garam - Skor 2 jika memberikan 2 alternatif lain untuk mengidentifikasi sifat larutan

garam - Skor 1 jika memberikan 1 alternatif lain untuk mengidentifikasi sifat larutan

garam - Skor 0 jika tidak memberikan alternatif lain untuk mengidentifikasi sifat

larutan garam

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

133

17. Skor Maksimal = 16

a. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika memberikan ≥3 informasi dan tepat

- Skor 3 jika memberikan ≥3 informasi dan kurang tepat

- Skor 2 jika memberikan <3 informasi dan tepat

- Skor 1 jika memberikan <3 informasi dan kurang tepat

- Skor 0 jika memberikan informasi salah

b. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika memberikan ≥3 informasi dan tepat

- Skor 3 jika memberikan ≥3 informasi dan kurang tepat

- Skor 2 jika memberikan <3 informasi dan tepat

- Skor 1 jika memberikan <3 informasi dan kurang tepat

- Skor 0 jika memberikan informasi salah

c. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika memberikan ≥3 informasi dan tepat

- Skor 3 jika memberikan ≥3 informasi dan kurang tepat

- Skor 2 jika memberikan <3 informasi dan tepat

- Skor 1 jika memberikan <3 informasi dan kurang tepat

- Skor 0 jika memberikan informasi salah

d. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika memberikan ≥3 informasi dan tepat

- Skor 3 jika memberikan ≥3 informasi dan kurang tepat

- Skor 2 jika memberikan <3informasi dan tepat

- Skor 1 jika memberikan <3 informasi dan kurang tepat

- Skor 0 jika memberikan informasi salah

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

134

SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

Indikator

konsep

Indikator keterampilan

berpikir kreatif

Sub indikator keterampilan

berpikir kreatif Butir soal

Menjelaskan

aplikasi

hidrolisis

garam

Fluency

(Berpikir lancar)

Memikirkan lebih dari satu

jawaban. (soal no.1)

Pernahkah kamu merasakan nyeri seperti sakit kepala dan sakit gigi?

Untuk mengatasi rasa nyeri biasanya dokter memberikan obat yang

mengandung asam asetil salisilat yang dikenal dengan nama aspirin.

Aspirin sebenarnya merupakan garam dari asam lemah asetil

salisilat. Aspirin akan larut dalam darah dan menekan rasa sakit

yang sedang kamu rasakan. Proses melarutnya aspirin tersebut

merupakan salah satu contoh aplikasi dari konsep hidrolisis.

1. Selain aspirin, sebutkan aplikasi hidrolisis garam yang lain

dalam kehidupan sehari-hari!

Lampiran B4 : Soal Tes Berpikir Kreatif (Setelah Uji Validitas)

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

135

Mengidenti-

fikasi sifat

larutan garam

Menuliskan

persamaan

reaksi

ionisasi

Flexibility

(berpikir luwes)

Menghasilkan gagasan,

jawaban dan penafsiran

(interpretasi) yang

bervariasi terhadap suatu

masalah. (soal no. 2, 3, 4)

Menggolongkan hal-hal

menurut pembagian

(kategori) yang berbeda-

beda. (soal no. 5)

Amati tabel hasil pengamatan berikut!

2. Mengapa suatu larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau

netral?

3. Bagaimana cara mengetahui suatu larutan garam ada yang

bersifat asam, basa atau netral?

4. Adakah hubungan antara sifat garam (netral, asam, basa) dengan

sifat komponen asam dan basa pembentuknya?

5. Mana sajakah larutan garam yang mengalami hidrolisis parsial

dan hidrolisis total? Tuliskan persamaan reaksi ionisasinya!

Larutan Basa

Pembentuk

Asam

Pembentuk

Perubahan Warna Sifat

Larutan pH Lakmus

Merah

Lakmus

Biru

NaCl Kuat Kuat Merah Biru Netral 7

Al2(SO4)3 Lemah Kuat Merah Merah Asam <7

NaOCl Kuat Lemah Biru Biru Basa >7

CH3COONH4 Lemah Lemah Merah Biru Basa >7

Menghitung

pH

Menentukan

Elaboration

(Berpikir merinci)

Mencari arti yang lebih

mendalam terhadap

jawaban atau pemecahan

6. Manakah campuran larutan berikut yang menghasilkan garam

terhidrolisis? Jelaskan!

a. 100 mL HCl 0,1 M + 100 mL NaOH 0,1 M

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

136

sifat garam

yang

terhidrolisis

dari

persamaan

reaksi

ionisasi

masalah dengan melakukan

langkah-langkah yang

terperinci. (soal no. 6 dan

7)

Mengembangkan,

menambah, memperkaya

suatu gagasan. (soal no. 8

dan 9)

b. 100 mL CH3COOH 0,1 M+ 50 mL NaOH 0,1 M

c. 50 mL HCl 0,1 M + 50 mL NH4OH 0,1 M

7. Ramalkan sifat (asam, basa atau netral) larutan garam berikut ini.

Jelaskan!

a. K2SO4

b. NH4Cl

c. NaHCO3

d. Ca(CH3COO)2

e. NH4NO3

8. Anita adalah seorang siswi yang mempunyai rasa ingin tahu

yang tinggi. Ia selalu ingin mencoba eksperimen baru, saat ini ia

ingin membuat larutan garam yang mempunyai pH = 9. Anita

menyediakan 2 liter larutan natrium asetat (Ka = 10-5

). Tetapi

Anita bingung, berapa massa natrium asetat yang terdapat dalam

larutan tersebut? (Ar H = 1, C = 12, O = 16, Na = 23)

9. Misalkan anda ingin membuat larutan dengan pH = 8 dengan

cara melarutkan suatu garam dalam air. Diantara garam berikut,

manakah yang akan anda gunakan jika Kh=10−5

? Tentukan pula

molaritasnya!

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

137

a. NH4Cl

b. KNO2

c. NaNO3

Menentukan

sifat larutan

garam

Menjelaskan

kurva titrasi

Originality

(Berpikir orisinal)

Mampu melahirkan

ungkapan yang baru. (soal

no.17)

10. a.

c.

b. d.

Informasi apakah yang dapat kamu peroleh dari kurva titrasi

diatas?

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

138

KUNCI JAWABAN

1. Aplikasi hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari adalah:

- Sabun Cuci

Garam natrium stearat (C17H35COONa) akan mengalami hidrolisis dalam

air menghasilkan asam asam stearat dan basanya yaitu natrium hidroksida.

- Urea

Agar mudah larut pupuk dibuat dalam bentuk pellet (garamnya) untuk

menurunkan pH tanah. Misalnya pupuk (NH4)2SO4. garam (NH4)2SO4

bersifat asam, inon NH4+ akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NH3

dan H+ yang bersifat asam.

- Pemutih Pakaian

Pemutih pakaian mengandung garam NaClO yang sangat reaktif sehingga

mampu menghilangkan noda pakaian. Garam NaClO terbentuk dari asam

lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl− terhidrolisis menjadi

HOCl dan OH−sehingga garam NaClO bersifat basa.

- Pengawet Makanan

Natrium benzoat salah satu jenis pengawet makanan yang dibuat dari asam

benzoat (asam lemah) kemudian dijadikan garam natrium benzoat (bentuk

garamnya) karena kelarutannya lebih besar.

- Pembersih Porselen

Pembersih Porselen biasanya ditambahkan garam NaHSO4 agar daya

bersihnya lebih maksimal.

- Detergen

Tripoli Sodium Fosfat (TSP) merupakan salah satu contoh polifosfat yang

sering digunakan sebagai zat pembangun dalam pembuatan deterjen.

Polifosfat bersifat basa, berfungsi melunakkan air sadah.

- Tawas

Al2(SO4)3 digunakan pada penjernihan air PAM. Tingginya muatan kation

Al3+

akan membentuk sistem koloid Al(OH)3 yang mampu mengadsorpsi

dan mengendapkan kotoran air.

Lampiran B5 : Kunci Jawaban Tes Berpikir Kreatif (Setelah Uji Validitas)

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

139

Skor Maksimal: 4

2. Suatu larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral karena:

- Pada uji kertas lakmus menghasilkan perubahan warna yang berbeda.

Lakmus merah berubah warna menjadi biru dalam larutan basa sedangkan

dalam larutan asam dan netral tidak terjadi perubahan warna. Lakmus biru

berubah warna menjadi warna merah dalam larutan asam sedangkan dalam

larutan basa dan netral tidak terjadi perubahan warna.

- Pada uji nilai pH dengan indikator universal menghasilkan nilai pH yang

beragam.

- Hasil perhitungan nilai pH. Jika nilai pH <7 larutan bersifat asam. Jika

nilai pH >7 laruan bersifat basa. Sedangkan jika nilai pH = 7 larutan

bersifat netral.

- Berasal dari asam dan basa pembentuk yang berbeda sehingga dalam

persamaan reaksi ionisasi terdapat ion yang terhidrolisis dan atau ion yang

terhidrasi.

Skor Maksimal: 4

3. Cara mengetahui sifat larutan garam yaitu:

- Uji kertas lakmus

- Uji nilai pH dengan indikator universal

- Mengetahui komponen asam dan basa pembentuknya melalui persamaan

reaksi ionisasi

- Menghitung nilai pH

Skor Maksimal: 4

4. Ada hubungan antara sifat garam dengan komponen asam dan basa

pembentuknya, yaitu:

Garam dari asam kuat dan basa kuat larutannya bersifat netral.

Garam dari asam kuat dan basa lemah larutannya bersifat asam.

Garam dari asam lemah dan basa kuat larutannya bersifat basa.

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

140

Garam dari asam lemah dan basa lemah sifat larutan bergantung pada Ka

dan Kb.

- Jika Ka = Kb larutan bersifat netral

- Jika Ka > Kb larutan bersifat asam

- Jika Ka < Kb larutan bersifat basa

Skor Maksimal: 5

5. - NaCl (tidak mengalami hidrolisis)

NaCl + H2O → NaOH + HCl

NaCl → Na+ + Cl

Na+ + H2O → (tidak ada reaksi)

Cl− + H2O → (tidak ada reaksi)

Ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl

− berasal dari asam kuat,

sehingga tidak akan terhidrolisis akan tetapi mengalami hidrasi (dikelilingi

oleh molekul-molekul H2O).

- Al2(SO4)3 (mengalami hidrolisis parsial)

Al2(SO4)3 + 6 H2O → 2Al(OH)3 +H2SO4

Al2(SO4)3 → Al3+

+ SO42−

Al3+

+ H2O Al(OH)3 + H+ (terhidrolisis)

SO42−

+ H2O → (tidak ada reaksi)

Ion Al3+

berasal dari basa lemah sehingga akan terhidrolisis, sedangkan

ion SO42−

berasal dari asam kuat sehingga tidak akan terhidrolisis. Maka

dari itu, garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami

hidrolisis sebagian (parsial).

- NaOCl (mengalami hidrolisis parsial)

NaOCl + H2O → HOCl + NaOH

NaOCl → Na+ + OCl

Na+ + H2O → (tidak ada reaksi)

OCl− + H2O HOCl + OH

− (terhidrolisis)

Ion Na+ berasal dari basa kuat sehingga tidak akan terhidrolisis,

sedangkan ion OCl−berasal dari asam lemah sehingga akan terhidrolisis.

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

141

Maka dari itu, garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat

mengalami hidrolisis sebagian (parsial).

- CH3COONH4 (mengalami hidrolisis total)

CH3COONH4+ H2O → CH3COOH + NH4OH

CH3COONH4 → CH3COO− + NH4

+

CH3COO−

+ H2O CH3COOH + OH−

NH4+ + H2O NH3 + H3O

+

Ion CH3COO− berasal dari asam lemah dan ion NH4

+ berasal dari basa

lemah sehingga akan terhidrolisis. Maka dari itu, garam yang terbentuk

dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis total

(sempurna).

Skor Maksimal: 6

6. Campuran larutan yang menghasilkan garam terhidrolisis adalah:

a. 100 mL HCl 0,1 M + 100 mL NaOH 0,1 M

NaOH + HCl → NaCl + H2O

Awal : 10 mmol 10 mmol

Bereaksi : −10 mmol −10 mmol +10 mmol

Setimbang : − − 10 mmol

Tidak menghasilkan garam terhidrolisis karena terbentuk dari asam kuat

dan basa kuat.

b. 100 mL CH3COOH 0,1 M+ 50 mL NaOH 0,1 M

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

Awal : 10 mmol 5 mmol

Bereaksi : −5 mmol −5 mmol +5 mmol

Setimbang : 5 mmol − 5 mmol

Bukan merupakan hidrolisis garam karena menyisakan asam dan

garamnya yang merupakan larutan penyangga (buffer).

c. 50 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M

NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O

Awal : 5 mmol 5 mmol

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

142

Bereaksi : −5 mmol −5 mmol +5 mmol

Setimbang : − − 5 mmol

Menghasilkan garam terhidrolisis karena terbentuk dari asam kuat dan

basa lemah. Dalam reaksi merupakan hidrolisis garam karena menyisakan

garamnya.

Skor Maksimal: 12

7. a. K2SO4 (garam netral)

K2SO4 → K+

+ SO42−

K+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

SO42−

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

b. NH4Cl (garam asam)

NH4Cl → NH4+ + Cl

NH4+

+ H2O NH3 +H3O+

(terhidrolisis)

Cl− + H2O → (Tidak ada reaksi)

c. NaHCO3 (garam basa)

NaHCO3 → Na+

+ HCO3−

Na+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

HCO3−

+ H2O H2CO3 + OH

− (terhidrolisis)

d. Ca(CH3COO)2 (garam basa)

Ca(CH3COO)2 → Ca2+

+ CH3COO−

Ca2+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

CH3COO−

+ H2O CH3COOH + OH−

(terhidrolisis)

e. NH4NO3 (garam asam)

NH4NO3 → NH4+

+ NO3−

NH4+ + H2O NH3 +H3O

+ (terhidrolisis)

NO3−

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

Skor Maksimal: 20

8. CH3COONa → Na+ + CH3COO

Na+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

143

CH3COO−

+ H2O CH3COOH + OH−

(garam basa)

pH = 9

POH = 14 – 9

= 5

[OH−] = 10

−5

Skor Maksimal: 8

9. a. NH4Cl (garam asam)

NH4Cl → NH4+ + Cl

NH4+

+ H2O NH3 +H3O+

(terhidrolisis)

Cl− + H2O → (Tidak ada reaksi)

pH = 8

[H+] = 10

−8

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

144

b. KNO2 (garam basa)

KNO2 → K+

+ NO2−

K+

+ H2O → (Tidak ada reaksi)

NO2− + H2O HNO2 +OH

− (terhidrolisis)

pH = 8

POH = 14 – 8

= 6

[OH−] = 10

−6

c. NaNO3

NaNO3 → Na+ + NO3−

Na+ + H2O → (Tidak ada reaksi)

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

145

NO3− + H2O → (Tidak ada reaksi)

Garam NaNO3 tidak bisa digunakan untuk membuat pH = 8 karena

bersifat netral dengan pH = 7.

Skor Maksimal: 4

10. Informasi yang dapat diperoleh dari kurva titrasi tersebut adalah:

a. - Merupakan kurva titrasi asam kuat dan basa kuat.

- Basa kuat yang ditambahkan ke asam kuat.

- Kurva dimulai pada pH rendah (±1) yang menunjukan asam kuat dan

berakhir pada pH tinggi (±13) yang menunjukan basa kuat.

- Titik ekuivalen ditunjukan dengan pH=7.

- Merupakan garam netral.

b. - Merupakan kurva titrasi asam kuat dan basa lemah

- Basa lemah yang ditambahkan ke asam kuat.

- Kurva dimulai pada pH rendah (±1) yang menunjukan asam kuat dan

berakhir pada pH ±10 yang menunjukan basa lemah.

- Titik ekuivalen ditunjukan dengan pH<7

- Merupakan garam asam.

c. - Merupakan kurva titrasi asam lemah dan basa kuat

- Basa kuat yang ditambahkan ke asam lemah.

- Kurva dimulai pada pH ±3 yang menunjukan asam lemah dan berakhir

pada pH ±13 yang menunjukan basa kuat.

- Titik ekuivalen ditunjukan dengan pH>7.

- Merupakan garam basa.

d. - Merupakan kurva titrasi basa lemah dan asam lemah

- Asam lemah yang ditambahkan ke basa lemah.

- Kurva dimulai pada pH ±10 yang menunjukan basa lemah dan

berakhir pada pH ±3 yang menunjukan asam lemah.

- Titik ekuivalen ditunjukan dengan pH~7 karena sulit diamati, akibat

tidak terdapat kenaikan pH yang tajam.

Skor Maksimal: 16

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

146

RUBRIK PENILAIAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

1. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menjawab sebanyak ≥ 7 aplikasi

- Skor 3 jika menjawab sebanyak 5 – 6 aplikasi

- Skor 2 jika menjawab sebanyak 3 – 4 aplikasi

- Skor 1 jika menjawab sebanyak 1 – 2 aplikasi

- Skor 0 jika tidak menjawab sama sekali/jawaban salah

2. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menjawab sebanyak ≥ 4 alasan tepat

- Skor 3 jika menjawab sebanyak 3 alasan tepat

- Skor 2 jika menjawab sebanyak 2 alasan tepat

- Skor 1 jika menjawab sebanyak 1 alasan tepat

- Skor 0 jika tidak menjawab sama sekali/jawaban salah

3. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menjawab sebanyak 3 – 4 gagasan

- Skor 2 jika menjawab sebanyak 1 – 2 gagasan

- Skor 0 jika tidak menjawab sama sekali/jawaban salah

4. Skor Maksimal = 5

- Skor 5 jika terdapat hubungan serta penjelasan tepat

- Skor 3 jika terdapat hubungan tetapi penjelasan kurang tepat

- Skor 1 jika terdapat hubungan tetapi tidak ada penjelasan

5. Skor Maksimal = 6

- Skor 6 jika pengelompokkan benar dengan persamaan reaksi tepat

- Skor 5 jika pengelompokkan kurang benar tetapi persamaan reaksi tepat

- Skor 4 jika pengelompokkan benar tetapi persamaan reaksi kurang tepat

- Skor 3 jika pengelompokkan kurang benar dan persamaan reaksi kurang tepat

- Skor 2 jika pengelompokkan benar tetapi tidak ada persamaan reaksi

- Skor 1 jika pengelompokkan kurang benar tetapi tidak ada persamaan reaksi

- Skor 0 jika penjelasan salah dan tidak ada persamaan reaksinya

6. Skor Maksimal = 12

a. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan benar

- Skor 3 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan kurang benar

- Skor 2 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan benar

- Skor 1 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan

kurang benar

b. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan benar

- Skor 3 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan kurang benar

- Skor 2 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan benar

- Skor 1 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan

kurang benar

c. Skor Maksimal = 4

Lampiran B6 : Rubrik Penilaian Tes Berpikir Kreatif (Setelah Uji Validitas)

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

147

- Skor 4 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan benar

- Skor 3 jika menuliskan reaksi kesetimbangan tepat dan penjelasan kurang benar

- Skor 2 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan benar

- Skor 1 jika menuliskan reaksi kesetimbangan kurang tepat dan penjelasan

kurang benar

7. Skor Maksimal = 20

a. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

benar

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

b. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

benar

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

c. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

benar

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

d. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

benar

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

e. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan benar

- Skor 3 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat dan sifat larutan salah

- Skor 2 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

benar

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

148

- Skor 1 jika menuliskan persamaan reaksi ionisasi kurang tepat dan sifat larutan

salah

- Skor 1 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan benar

- Skor 0 jika tidak menuliskan persamaan reaksi ionisasi dan sifat larutan salah

8. Skor Maksimal = 8

- Skor 1 untuk menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat

- Skor 2 untuk perhitungan pH dengan teratur

- Skor 1 untuk nilai konsentrasi benar

- Skor 1 untuk perhitungan mencari mol

- Skor 1 untuk nilai mol benar

- Skor 1 untuk perhitungan mencari massa

- Skor 1 untuk nilai massa benar

9. Skor Maksimal = 4

- Skor 1 untuk penjelasan benar

- Skor 1 untuk menuliskan persamaan reaksi ionisasi tepat

- Skor 2 untuk perhitungan pH dengan teratur

- Skor 1 untuk nilai konsentrasi benar

10. Skor Maksimal = 16

a. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika memberikan ≥3 informasi dan tepat

- Skor 3 jika memberikan ≥3 informasi dan kurang tepat

- Skor 2 jika memberikan <3 informasi dan tepat

- Skor 1 jika memberikan <3 informasi dan kurang tepat

- Skor 0 jika memberikan informasi salah

b. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika memberikan ≥3 informasi dan tepat

- Skor 3 jika memberikan ≥3 informasi dan kurang tepat

- Skor 2 jika memberikan <3 informasi dan tepat

- Skor 1 jika memberikan <3 informasi dan kurang tepat

- Skor 0 jika memberikan informasi salah

c. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika memberikan ≥3 informasi dan tepat

- Skor 3 jika memberikan ≥3 informasi dan kurang tepat

- Skor 2 jika memberikan <3 informasi dan tepat

- Skor 1 jika memberikan <3 informasi dan kurang tepat

- Skor 0 jika memberikan informasi salah

d. Skor Maksimal = 4

- Skor 4 jika memberikan ≥3 informasi dan tepat

- Skor 3 jika memberikan ≥3 informasi dan kurang tepat

- Skor 2 jika memberikan <3 informasi dan tepat

- Skor 1 jika memberikan <3 informasi dan kurang tepat

- Skor 0 jika memberikan informasi salah

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

149

LEMBAR OBSERVASI

KETERLAKSANAAN TAHAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

TAHAP 1

Sub Materi : Sifat Larutan Garam

Anggota Kelompok :

1.

2.

3.

4.

5.

Petunjuk pengisian:

Berilah nilai pada kolom kode siswa sesuai dengan hasil observasi anda terhadap

keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh siswa.

Tahapan Model Inkuiri

Terbimbing

Kode Siswa Keterangan

1 2 3 4 5

Membuat rumusan masalah

berdasarkan fenomena yang

dijelaskan oleh guru

Membuat hipotesis dengan

memperhatikan terminologi

Mengumpulkan data meliputi:

- Merancang percobaan melalui

arahan percobaan pada LKS

- Mencatat hasil percobaan dalam

sebuah tabel hasil pengamatan

Menganalisis data dengan menjawab

pertanyaan dalam LKS

Membuat kesimpulan

Keterangan skor:

5 = Sangat baik 3 = Sedang 1 = Buruk Sekali

4 = Baik 2 = Buruk

Observer

Lampiran B7: Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

150

LEMBAR OBSERVASI

KETERLAKSANAAN TAHAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

TAHAP 2

Sub Materi : pH Larutan Garam

Anggota Kelompok :

6.

7.

8.

9.

10.

Petunjuk pengisian:

Berilah nilai pada kolom kode siswa sesuai dengan hasil observasi anda terhadap

keterlaksanaan tahapan model inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh siswa.

Tahapan Model Inkuiri

Terbimbing

Kode Siswa Keterangan

1 2 3 4 5

Membuat rumusan masalah

berdasarkan fenomena yang

dijelaskan oleh guru

Membuat hipotesis dengan

memperhatikan terminologi

Mengumpulkan data meliputi:

- Merancang percobaan melalui

arahan percobaan pada LKS

- Mencatat hasil percobaan dalam

sebuah tabel hasil pengamatan

Menganalisis data dengan menjawab

pertanyaan dalam LKS

Membuat kesimpulan

Keterangan skor:

5 = Sangat baik 3 = Sedang 1 = Buruk Sekali

4 = Baik 2 = Buruk

Observer

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

151

RUBRIK PENILAIAN OBSERVASI

TAHAP 1

1. Merumuskan masalah

- Skor 5 jika siswa membuat 2 rumusan masalah dengan benar

- Skor 4 jika siswa membuat 2 rumusan masalah dan keduanya kurang

benar

- Skor 3 jika siswa membuat 1 rumusan masalah dengan benar

- Skor 2 jika siswa membuat 1 rumusan masalah kurang benar

- Skor 1 jika siswa membuat rumusan masalah salah

Skor Maksimal = 5

2. Membuat Hipotesis

- Skor 5 jika siswa membuat 2 hipotesis dengan benar

- Skor 4 jika siswa membuat 2 hipotesis dan keduanya kurang benar

- Skor 3 jika siswa membuat 1 hipotesis dengan benar

- Skor 2 jika siswa membuat 1 hipotesis kurang benar

- Skor 1 jika siswa membuat hipotesis salah

Skor Maksimal = 5

3. Mengumpulkan Data

Merancang Percobaan

- Skor 5 jika membuat rancangan percobaan tepat dengan menjawab

pertanyaan arahan percobaan benar

- Skor 4 jika membuat rancangan percobaan tepat dengan menjawab

pertanyaan arahan percobaan kurang benar

- Skor 3 jika membuat rancangan percobaan kurang tepat dengan

menjawab pertanyaan arahan percobaan benar

- Skor 2 jika membuat rancangan percobaan kurang tepat dan menjawab

pertanyaan arahan percobaan kurang benar

- Skor 1 jika membuat rancangan percobaan dan menjawab pertanyaan

arahan percobaan salah

Skor Maksimal = 5

Lampiran B8 : Rubrik Penilaian Observasi

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

152

Mencatat Hasil Percobaan

- Skor 5 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan benar sebanyak ≥ 6 larutan

- Skor 4 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan benar sebanyak 4−5 larutan

- Skor 3 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan benar sebanyak 2−3 larutan

- Skor 2 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan benar sebanyak 1 larutan

- Skor 1 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan salah

Skor Maksimal = 5

4. Analisis Data

- Skor 5 jika siswa menjawab 3 pertanyaan dengan benar

- Skor 4 jika siswa menjawab 2 pertanyaan dengan benar

- Skor 3 jika siswa menjawab 1 pertanyaan dengan benar

- Skor 2 jika siswa menjawab pertanyaan kurang benar

- Skor 1 jika siswa menjawab pertanyaan salah

Skor Maksimal = 5

5. Membuat Kesimpulan

- Skor 5 jika siswa membuat kesimpulan dengan penjelasan tepat

- Skor 3 jika siswa membuat kesimpulan dengan penjelasan kurang tepat

- Skor 1 jika siswa membuat kesimpulan dengan penjelasan salah

Skor Maksimal = 5

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

153

RUBRIK PENILAIAN OBSERVASI

TAHAP 2

1. Merumuskan masalah

- Skor 5 jika siswa membuat 2 rumusan masalah dengan benar

- Skor 4 jika siswa membuat 2 rumusan masalah dan keduanya kurang

benar

- Skor 3 jika siswa membuat 1 rumusan masalah dengan benar

- Skor 2 jika siswa membuat 1 rumusan masalah kurang benar

- Skor 1 jika siswa membuat rumusan masalah salah

Skor Maksimal = 5

2. Membuat Hipotesis

- Skor 5 jika siswa membuat 2 hipotesis dengan benar

- Skor 4 jika siswa membuat 2 hipotesis dan keduanya kurang benar

- Skor 3 jika siswa membuat 1 hipotesis dengan benar

- Skor 2 jika siswa membuat 1 hipotesis kurang benar

- Skor 1 jika siswa membuat hipotesis salah

Skor Maksimal = 5

3. Mengumpulkan Data

Merancang Percobaan

- Skor 5 jika membuat rancangan percobaan tepat dengan menjawab

pertanyaan arahan percobaan benar

- Skor 4 jika membuat rancangan percobaan tepat dengan menjawab

pertanyaan arahan percobaan kurang benar

- Skor 3 jika membuat rancangan percobaan kurang tepat dengan

menjawab pertanyaan arahan percobaan benar

- Skor 2 jika membuat rancangan percobaan kurang tepat dan menjawab

pertanyaan arahan percobaan kurang benar

- Skor 1 jika membuat rancangan percobaan dan menjawab pertanyaan

arahan percobaan salah

Skor Maksimal = 5

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

154

Mencatat Hasil Percobaan

- Skor 5 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan benar sebanyak ≥ 6 larutan

- Skor 4 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan benar sebanyak 4−5 larutan

- Skor 3 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan benar sebanyak 2−3 larutan

- Skor 2 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan benar sebanyak 1 larutan

- Skor 1 jika siswa mencatat hasil percobaan dan menentukan sifat

larutan salah

Skor Maksimal = 5

4. Analisis Data

- Skor 5 jika siswa menjawab 4 pertanyaan dengan benar

- Skor 4 jika siswa menjawab 3 pertanyaan dengan benar

- Skor 3 jika siswa menjawab 2 pertanyaan dengan benar

- Skor 2 jika siswa menjawab 1 pertanyaan dengan benar

- Skor 1 jika siswa menjawab pertanyaan kurang benar

Skor Maksimal = 5

5. Membuat Kesimpulan

- Skor 5 jika siswa membuat kesimpulan dengan penjelasan tepat

- Skor 3 jika siswa membuat kesimpulan dengan penjelasan kurang tepat

- Skor 1 jika siswa membuat kesimpulan dengan penjelasan salah

Skor Maksimal = 5

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

161

Lampiran. Hasil Pretest dan Posttest Siswa Kelas Eksperimen

DATA NILAI KELAS EKSPERIMEN (PRETEST DAN POSTTEST )

No. Nama Siswa Kelas Eksperimen

Pretest Posttest

1 Aas Nurasiah 30 88

2 Abdul Manan 35 73

3 Adzkia Fahruz Zulmi 28 88

4 Andri Suyanto 27 70

5 Eneng Solihat 28 70

6 Fuad Hasan 30 75

7 Hermansyah 41 84

8 Indriani 23 61

9 Inta Irwana 41 84

10 Isam Ismaya 28 78

11 Jamilatusyadiah 33 61

12 Kamaludin 36 84

13 Lika Sauqiah 29 55

14 Miftahul Hayat 29 69

15 Munir 22 55

16 Niman Ganim 31 73

17 Nurul Komarudin 37 84

18 Onya Nuryana 28 67

19 Rafi Mulki 33 90

20 Sifa Nurohmah 23 58

21 Siti Halimah 41 78

22 Siti Rohmat 25 61

23 Siti Sawiyah 25 69

24 Taufik Hidayat 31 84

25 Yayan Nuriah 25 73

26 Yayang Kurniawan 35 75

Jumlah 794 1907

Mean 30,54 73,35

Median 29,5 74

Modus 27,5 75,5

Standar Deviasi 5,57 10,56

Varians 30,98 111,60

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

162

Lampiran. Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol

DATA NILAI KELAS KONTROL (PRETEST DAN POSTTEST )

No. Nama Siswa Kelas Kontrol

Pretest Posttest

1 Abdul Kholik 27 40

2 Andri Maulana 39 55

3 Animan Mulyana 27 42

4 Devi Ratna Sari 28 81

5 Farida 33 52

6 Hendra Ardiansyah 28 52

7 Hoerudin 41 73

8 Intan Nur'aeni 37 52

9 Jaelani 36 45

10 Lindawati 29 66

11 Liri Saifullah 33 51

12 M. Ismail Sholeh 42 76

13 Miftah Maulana 27 55

14 Neng Sari 28 47

15 Nurmia 39 57

16 Omid Sahmidi 33 57

17 Ratu Iqrimah 40 81

18 Seri Mulyati 27 57

19 Siti Aisah 27 63

20 Siti Suci Nurjanah 31 47

21 Siti Suhaebah 27 40

22 Tiyas Wahyuni 40 77

23 Wahyudin 27 63

24 Wawan 39 43

25 Yulia Ningsih 25 77

26 Zulfi Hamid Fauzi 35 63

Jumlah 845 1512

Mean 32,50 58,15

Median 31,25 56,3

Modus 26,5 50

Standar Deviasi 5,60 12,94

Varians 31,38 167,42

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

163

Lampiran C3 : Hasil Indikator Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen (Pretest)

No. Responden

Nomor Soal Jumlah

Skor Nilai Fluency Flexibility Elaboration Originality

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AE 1 2 1 3 2 4 4 0 0 8 25 30

2 BE 2 2 2 1 2 4 8 0 0 8 29 35

3 CE 1 1 3 3 2 2 4 0 0 7 23 28

4 DE 1 2 2 3 2 4 4 0 0 4 22 27

5 EE 1 1 1 3 3 2 4 0 0 8 23 28

6 FE 1 2 2 1 2 4 6 0 0 7 25 30

7 GE 2 1 3 3 3 6 8 0 0 8 34 41

8 HE 1 1 2 3 2 4 2 0 0 4 19 23

9 IE 2 2 3 3 3 6 8 0 0 7 34 41

10 JE 1 2 2 1 1 4 4 0 0 8 23 28

11 KE 1 3 2 3 2 4 4 0 0 8 27 33

12 LE 1 2 3 4 2 4 6 0 0 8 30 36

13 ME 1 1 2 3 2 4 4 0 0 7 24 29

14 NE 1 2 2 2 2 3 4 0 0 8 24 29

15 OE 1 1 2 2 2 2 4 0 0 4 18 22

16 PE 1 3 3 3 2 6 4 0 0 4 26 31

17 QE 2 1 3 1 3 6 8 0 0 7 31 37

18 RE 1 2 1 2 2 4 4 0 0 7 23 28

19 SE 2 2 2 3 3 4 4 0 0 7 27 33

20 TE 1 1 1 1 1 4 6 0 0 4 19 23

21 UE 2 2 2 3 3 4 10 0 0 8 34 41

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

164

22 PE 0 1 2 3 2 4 2 0 0 7 21 25

23 WE 0 2 1 3 2 2 4 0 0 7 21 25

24 XE 1 2 2 1 2 6 4 0 0 8 26 31

25 YE 0 2 2 1 2 4 6 0 0 4 21 25

26 ZE 1 1 1 3 3 6 6 0 0 8 29 35

Jumlah 29 44 52 62 57 107 132 0 0 175 658 793

Skor Maksimal 104 104 104 130 156 312 520 208 104 416 2158 2600

Presentase (%) 27,9 42,3 50 47,7 36,5 34,3 25,4 0 0 42,1 30,54

Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Indikator Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen (Pretest)

No. Indikator Nomor Soal Total Skor (%) Rata-rata (%) Kriteria

1 Fluency

(Berpikir Lancar) 1 27,9 27,90 Kurang Kreatif

2 Flexibility

(Berpikir Luwes)

2 42,3

44,13 Cukup Kreatif 3 50,0

4 47,7

5 36,5

3 Elaboration

(Berpikir Merinci)

6 34,3

14,93 Tidak Kreatif 7 25,4

8 0

9 0

4 Originality

(Berpikir Orisinal) 10 42,1 42,10 Cukup Kreatif

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

165

Lampiran C4 : Hasil Indikator Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen (Posttest)

No. Responden

Nomor Soal Jumlah

Skor Nilai Fluency Flexibility Elaboration Originality

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AE 4 3 4 4 5 11 18 6 4 14 73 88

2 BE 4 3 3 3 3 11 10 8 4 12 61 73

3 CE 4 3 4 4 5 11 18 6 4 14 73 88

4 DE 4 3 4 3 3 9 10 3 4 15 58 70

5 EE 4 4 4 3 3 6 8 6 4 16 58 70

6 FE 4 4 3 5 2 11 10 3 4 16 62 75

7 GE 4 3 4 3 6 11 17 6 4 12 70 84

8 HE 4 3 3 3 2 4 6 8 4 14 51 61

9 IE 4 3 4 4 5 11 15 6 4 14 70 84

10 JE 4 4 3 5 3 10 10 6 4 16 65 78

11 KE 4 3 3 3 4 4 4 6 4 16 51 61

12 LE 4 3 4 5 6 12 19 3 3 11 70 84

13 ME 4 2 3 3 1 4 5 4 4 16 46 55

14 NE 4 2 3 3 1 11 6 7 4 16 57 69

15 OE 3 2 2 3 2 4 6 6 4 14 46 55

16 PE 3 3 3 4 4 11 10 6 4 13 61 73

17 QE 4 3 4 3 5 12 15 8 4 12 70 84

18 RE 4 2 4 3 4 6 8 6 4 15 56 67

19 SE 4 3 4 4 6 12 18 8 4 12 75 90

20 TE 4 3 4 3 2 7 6 3 4 12 48 58

21 UE 4 3 4 5 4 11 10 6 4 14 65 78

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

166

22 PE 4 4 3 3 1 8 4 5 4 15 51 61

23 WE 4 3 3 3 4 6 10 6 4 14 57 69

24 XE 4 2 4 5 5 11 18 3 4 14 70 84

25 YE 4 2 3 3 4 11 8 6 4 16 61 73

26 ZE 3 2 4 3 4 9 10 8 4 15 62 75

Jumlah 101 75 91 93 94 234 279 149 103 368 1587 1907

Skor Maksimal 104 104 104 130 156 312 520 208 104 416 2158 2600

Presentase (%) 97,1 72,1 87,5 71,5 60,3 75 53,7 71,6 99 88,5 73,35

Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Indikator Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen (Posttest)

No. Indikator Nomor Soal Total Skor (%) Rata-rata (%) Kriteria

1 Fluency

(Berpikir Lancar) 1 97,1 97,10 Sangat Kreatif

2 Flexibility

(Berpikir Luwes)

2 72,1

72,85 Kreatif 3 87,5

4 71,5

5 60,3

3 Elaboration

(Berpikir Merinci)

6 75,0

74,80 Kreatif 7 53,7

8 71,6

9 99,0

4 Originality

(Berpikir Orisinal) 10 88,5 88,50 Sangat Kreatif

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

167

Lampiran C5 : Hasil Indikator Berpikir Kreatif Kelas Kontrol (Pretest)

No. Responden

Nomor Soal Jumlah

Skor Nilai Fluency Flexibility Elaboration Originality

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AC 1 1 2 3 2 4 2 0 0 7 22 27

2 BC 2 2 2 3 3 4 8 0 0 8 32 28

3 CC 1 1 2 3 2 4 2 0 0 7 22 33

4 DC 1 1 1 3 3 2 4 0 0 8 23 27

5 EC 1 3 2 3 2 4 4 0 0 8 27 28

6 FC 1 2 2 1 1 4 4 0 0 8 23 41

7 GC 2 2 3 3 3 6 8 0 0 7 34 37

8 HC 2 1 3 1 3 6 8 0 0 7 31 36

9 IC 1 2 3 4 2 4 6 0 0 8 30 29

10 JC 1 1 2 3 2 4 4 0 0 7 24 33

11 KC 2 2 2 3 3 4 4 0 0 7 27 42

12 LC 2 2 3 3 3 6 8 0 0 8 35 27

13 MC 1 1 1 1 1 4 6 0 0 7 22 28

14 NC 0 1 2 3 2 4 4 0 0 7 23 39

15 OC 2 2 2 3 3 4 8 0 0 8 32 33

16 PC 1 1 1 1 3 6 6 0 0 8 27 40

17 QC 2 2 1 3 3 4 10 0 0 8 33 27

18 RC 1 2 2 1 2 4 6 0 0 4 22 39

19 SC 1 2 2 1 2 6 4 0 0 8 26 31

20 TC 0 1 2 2 2 3 4 0 0 8 22 27

21 UC 2 2 1 3 3 4 10 0 0 8 33 40

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

168

Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Indikator Berpikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol (Pretest)

22 PC 1 1 2 2 2 2 4 0 0 8 22 27

23 WC 2 1 3 1 3 6 8 0 0 8 32 39

24 XC 1 2 2 1 1 2 6 0 0 7 22 27

25 YC 1 2 2 1 2 2 4 0 0 7 21 25

26 ZC 2 2 2 1 2 4 8 0 0 8 29 35

Jumlah 34 42 52 57 60 107 150 0 0 194 696 845

Skor Maksimal 104 104 104 130 156 312 520 208 104 416 2158 2600

Presentase (%) 32,7 40,4 50 43,9 38,5 34,3 28,9 0 0 46,6 32,50

No. Indikator Nomor Soal Total Skor (%) Rata-rata (%) Kriteria

1 Fluency

(Berpikir Lancar) 1 32,7 32,70 Kurang Kreatif

2 Flexibility

(Berpikir Luwes)

2 40,4

43,20 Cukup Kreatif 3 50

4 43,9

5 38,5

3 Elaboration

(Berpikir Merinci)

6 34,3

15,80 Tidak Kreatif 7 28,9

8 0

9 0

4 Originality

(Berpikir Orisinal) 10 46,6 46,60 Cukup Kreatif

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

169

Lampiran C6 : Hasil Indikator Berpikir Kreatif Kelas Kontrol (Posttest)

No. Responden

Nomor Soal Jumlah

Skor Nilai Fluency Flexibility Elaboration Originality

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AC 1 1 2 3 2 4 4 3 4 9 33 42

2 BC 2 3 1 1 3 10 8 6 3 9 46 81

3 CC 1 1 2 2 2 4 6 3 2 12 35 52

4 DC 3 2 1 3 6 9 16 8 4 15 67 40

5 EC 3 1 2 1 3 6 10 6 4 7 43 52

6 FC 3 2 2 1 2 9 6 6 4 8 43 73

7 GC 2 3 2 3 4 11 15 6 4 11 61 52

8 HC 3 2 3 3 3 9 6 3 2 9 43 45

9 IC 2 2 2 2 2 9 6 3 2 7 37 66

10 JC 2 1 1 3 4 9 15 6 2 12 55 51

11 KC 1 3 2 3 3 9 6 3 4 8 42 76

12 LC 3 2 2 4 5 11 10 8 4 14 63 55

13 MC 3 1 2 3 3 11 8 4 2 9 46 47

14 NC 3 1 2 1 3 6 10 3 2 8 39 57

15 OC 2 2 1 3 2 10 6 6 3 12 47 57

16 PC 2 2 3 2 3 6 8 6 4 11 47 81

17 QC 3 2 1 3 6 11 15 8 4 14 67 63

18 RC 2 2 1 1 2 11 8 6 4 15 52 55

19 SC 2 2 1 3 1 9 4 6 2 9 39 47

20 TC 2 1 1 1 2 4 8 4 2 8 33 40

21 UC 3 3 1 3 4 11 15 8 4 12 64 77

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

170

22 PC 3 1 2 1 5 9 15 6 4 6 52 63

23 WC 3 2 2 2 2 4 4 3 2 12 36 43

24 XC 3 2 2 1 1 9 8 6 3 12 47 57

25 YC 3 2 2 3 5 12 15 6 4 12 64 77

26 ZC 2 2 2 1 2 9 6 8 4 16 52 63

Jumlah 62 48 45 57 80 222 238 141 83 277 1253 1512

Skor Maksimal 104 104 104 130 156 312 520 208 104 416 2158 2600

Presentase (%) 59,6 46,2 43,3 43,9 51,3 71,2 45,8 67,8 79,8 66,6 58,15

Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Indikator Berpikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol (Posttest)

No. Indikator Nomor Soal Total Skor (%) Rata-rata (%) Kriteria

1 Fluency

(Berpikir Lancar) 1 59,6 59,60 Cukup Kreatif

2 Flexibility

(Berpikir Luwes)

2 46,2

46,18 Cukup Kreatif 3 43,3

4 43,9

5 51,3

3 Elaboration

(Berpikir Merinci)

6 71,2

66,15 Kreatif 7 45,8

8 67,8

9 79,8

4 Originality

(Berpikir Orisinal) 10 66,6 66,60 Kreatif

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

171

Lampiran C7 : Hasil Observasi Siswa Kelas Eksperimen

HASIL PERHITUNGAN LEMBAR OBSERVASI SISWA TAHAP 1

Kelompok Tahapan Model

Inkuiri Terbimbing

Kode Siswa Rata-

Rata (%)

1 2 3 4 5

1

Merumuskan Masalah 5 4 3 3 4 3,8 76

Merumuskan Hipotesis 4 5 3 3 4 3,8 76

Mengumpulkan Data 4,5 4 4 4 5 4,25 85

Analisis Data 4 4 4 4 4 4 80

Membuat Kesimpulan 5 5 4 4 5 4,6 92

2

Merumuskan Masalah 4 4 3 3 4 3,6 72

Merumuskan Hipotesis 3 3 3 3 4 3,2 64

Mengumpulkan Data 4 3,5 3,5 3,5 4 4 80

Analisis Data 4 3 3 3 4 3,4 68

Membuat Kesimpulan 4 4 3 3 4 3,6 72

3

Merumuskan Masalah 4 4 3 3 4 3,6 72

Merumuskan Hipotesis 4 4 3 3 3 3,4 68

Mengumpulkan Data 5 5 4 4 4 4,4 88

Analisis Data 4 4 3 3 3 3,4 68

Membuat Kesimpulan 5 5 4 4 4 4,4 88

4

Merumuskan Masalah 5 5 4 4 4 4,4 88

Merumuskan Hipotesis 4 5 3 4 3 3,8 76

Mengumpulkan Data 4,5 4,5 4 5 4,5 4,5 90

Analisis Data 4 5 3 4 4 4 80

Membuat Kesimpulan 5 5 4 5 4 4,6 92

5

Merumuskan Masalah 4 3 3 3 4 3,4 68

Merumuskan Hipotesis 4 3 3 3 3 3,2 64

Mengumpulkan Data 4,5 3,5 3,5 4 3 3,5 70

Analisis Data 4 3 3 3 3 3,2 64

Membuat Kesimpulan 5 3 4 3 3 3,6 72

6

Merumuskan Masalah 4 4 4 5 4 4,2 84

Merumuskan Hipotesis 3 3 4 4 5 3,8 76

Mengumpulkan Data 3,5 3,5 4 5 5 4,67 93

Analisis Data 4 3 4 4 5 4 80

Membuat Kesimpulan 5 4 4 5 5 4,6 92

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

172

HASIL PERHITUNGAN LEMBAR OBSERVASI SISWA TAHAP 2

Kelompok Tahapan Model

Inkuiri Terbimbing

Kode Siswa Rata-

Rata (%)

1 2 3 4 5

1

Merumuskan Masalah 5 4 4 4 4 4,2 84

Merumuskan Hipotesis 4 5 4 4 4 4,2 84

Mengumpulkan Data 5 4 4,5 4 5 4,5 90

Analisis Data 5 4 5 4 5 4,6 92

Membuat Kesimpulan 5 4 5 4 5 4,6 92

2

Merumuskan Masalah 4 4 4 3 4 3,8 76

Merumuskan Hipotesis 4 4 3 4 4 3,8 76

Mengumpulkan Data 4,5 4 4 4 4 4 80

Analisis Data 5 3 3 4 4 3,8 76

Membuat Kesimpulan 5 4 4 3 5 4,2 84

3

Merumuskan Masalah 4 4 3 3 4 3,6 72

Merumuskan Hipotesis 4 4 3 3 4 3,6 72

Mengumpulkan Data 5 5 4 4 4 4,4 88

Analisis Data 5 5 4 4 4 4,4 88

Membuat Kesimpulan 5 5 5 4 4 4,6 92

4

Merumuskan Masalah 5 5 4 4 4 4,4 88

Merumuskan Hipotesis 4 5 4 4 4 4,2 84

Mengumpulkan Data 4,5 4,5 4 5 4,5 4,5 90

Analisis Data 4 4 4 4 4 4 80

Membuat Kesimpulan 4 4 4 4 4 4 80

5

Merumuskan Masalah 4 4 3 4 4 3,8 76

Merumuskan Hipotesis 4 3 3 4 4 3,6 72

Mengumpulkan Data 5 4 4 4,5 4 4,3 85

Analisis Data 4 3 4 4 4 3,8 76

Membuat Kesimpulan 5 4 4 5 4 4,4 88

6

Merumuskan Masalah 4 4 4 5 5 4,4 88

Merumuskan Hipotesis 4 4 4 4 5 4,2 84

Mengumpulkan Data 4 4 4,5 5 5 4,5 90

Analisis Data 4 4 5 5 5 4,6 92

Membuat Kesimpulan 4 4 5 5 5 4,6 92

Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

173

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Lembar Observasi Siswa

Keterlaksanaan Tahapan Model Inkuiri Terbimbing

No. Tahapan Model

Inkuiri Terbimbing

Persentase (%) Rata-

Rata Kategori

Tahap 1 Tahap 2

1 Merumuskan Masalah 76 81 79 Baik

2 Merumuskan Hipotesis 71 79 75 Baik

3 Mengumpulkan Data 84 87 86 Sangat Baik

4 Analisis Data 73 84 79 Baik

5 Membuat Kesimpulan 85 88 87 Sangat Baik

Rata-Rata Keseluruhan 81,2 Sangat Baik

Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

174

Lampiran D1 : Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (Pretest)

DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN (PRETEST)

1. Urutan nilai dari yang terkecil hingga terbesar

22 23 23 25 25 25 27 28 28 28

28 29 29 30 30 31 31 33 33 35

35 36 37 41 41 41

2. Banyak Kelas

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 26

= 5,67 ≈ 5 (dibulatkan ke bawah)

3. Rentang Kelas

Rentang Kelas (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 41 – 22

= 19

4. Panjang Kelas Interval

Panjang Kelas (P) =

=

= 3,8 ≈ 4 (dibulatkan ke atas)

5. Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (Pretest)

Interval Batas

Bawah

Batas

Atas fi xi xi

2 fi . xi fi . xi

2 fka fkb

Frek

Absolut

Frek

Relatif

22 – 25 21,5 25,5 6 23,5 552 141 3313.5 6 26 6 23,1

26 – 29 25,5 29,5 7 27,5 756 193 5293.8 13 20 7 26,9

30 – 33 29,5 33,5 6 31,5 992 189 5953.5 19 13 6 23,1

34 – 37 33,5 37,5 4 35,5 1260 142 5041 23 7 4 15,4

38 – 41 37,5 41,5 3 39,5 1560 119 4680.8 26 3 3 11,5

6. Median

Median (Me) = Tb + P│ │

Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

175

n = jumlah siswa

f = frekuensi kelas median

F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median

letak Me = = 13

Kelas median = 26 – 29

Tb (tepi bawah) = 25,5

f = 7

F = 6

Me = Tb + P│ │

= 25,5 + 4 │ │

= 29,5

7. Modus

Modus (Mo) = Tb + p │ │

Mo = nilai yang sering muncul

b1 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat diatasnya

b2 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat dibawahnya

kelas modus = 26 – 29

Tb (tepi bawah) = 25,5

P (panjang kelas) = 4

b1 = 7 – 6 = 1

b2 = 7 – 6 = 1

Mo = Tb + P │ │

= 25,5 + 4 │ │

= 25,5 + 2

= 27,5

Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

176

Lampiran D2 : Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (Posttest)

DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN (POSTTEST)

1. Urutan nilai dari yang terkecil hingga terbesar

55 55 58 61 61 61 67 69 69 70

70 73 73 73 75 75 78 78 84 84

84 84 84 88 88 90

2. Banyak Kelas

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 26

= 5,67 ≈ 6 (dibulatkan ke atas)

3. Rentang Kelas

Rentang Kelas (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 90 – 55

= 35

4. Panjang Kelas Interval

Panjang Kelas (P) =

=

= 5,83 ≈ 6 (dibulatkan ke bawah)

5. Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (Pretest)

Interval Batas

Bawah

Batas

Atas fi xi xi2 fi . xi fi . xi2 fka fkb

Frek

Absolut

Frek

Relatif

55 – 60 54,5 60,5 3 57,5 3306 173 9918 3 26 3 11,54

61 – 66 60,5 66,5 3 63,5 4032 191 12097 6 23 3 11,54

67 – 72 66,5 72,5 5 69,5 4830 348 24151 11 20 5 19,23

73 – 78 72,5 78,5 7 75,5 5700 529 39902 18 15 7 26,92

79 – 84 79,5 84,5 5 81,5 6642 408 33211 23 8 5 19,23

85 – 90 84,5 90,5 3 87,5 7656 263 22969 26 3 3 11,54

Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

177

6. Median

Median (Me) = Tb + P│ │

n = jumlah siswa

f = frekuensi kelas median

F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median

letak Me = = 13

Kelas median = 73 – 78

Tb (tepi bawah) = 72,5

f = 7

F = 11

Me = Tb + P│ │

= 72,5 + 6 │ │

= 74

7. Modus

Modus (Mo) = Tb + p │ │

Mo = nilai yang sering muncul

b1 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat diatasnya

b2 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat dibawahnya

kelas modus = 73 – 78

Tb (tepi bawah) = 72,5

P (Panjang Kelas) = 6

b1 = 7 – 5 = 2

b2 = 7 – 5 = 2

Mo = Tb + P │ │

= 72,5 + 6 │ │

= 72,5 + 3

= 75,5

Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

178

Lampiran D3 : Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol (Pretest)

DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL (PRETEST)

1. Urutan nilai dari yang terkecil hingga terbesar

25 27 27 27 27 27 27 27 28 28

28 29 31 33 33 33 35 36 37 39

39 39 40 40 41 42

2. Banyak Kelas

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 26

= 5,67 ≈ 6 (dibulatkan ke atas)

3. Rentang Kelas

Rentang Kelas (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 42 – 25

= 17

4. Panjang Kelas Interval

Panjang Kelas (P) =

=

= 2,83 ≈ 3 (dibulatkan ke atas)

5. Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (Pretest)

Interval Batas

Bawah

Batas

Atas fi xi xi

2 fi . xi fi . xi

2 fka fkb

Frek

Absolut

Frek

Relatif

25 – 27 24,5 27,5 8 26 676 208 5408 8 26 8 30,8

28 – 30 27,5 30,5 4 29 841 116 3364 12 18 4 15,4

31 – 33 30,5 33,5 4 32 1024 128 4096 16 14 4 15,4

34 – 36 33,5 36,5 2 35 1225 70 2450 18 10 2 7,7

37 – 39 36,5 37,5 4 38 1444 152 5776 22 8 4 15,4

40 – 42 39,5 42,5 4 41 1681 164 6724 26 4 4 15,4

Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

179

6. Median

Median (Me) = Tb + P│ │

n = jumlah siswa

f = frekuensi kelas median

F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median

letak Me = = 13

Kelas median = 31 – 33

Tb (tepi bawah) = 30,5

f = 4

F = 12

Me = Tb + P│ │

= 30,5 + 3 │ │

= 31,25

7. Modus

Modus (Mo) = Tb + p │ │

b1 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat diatasnya

b2 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat dibawahnya

kelas modus = 25 – 27

Tb (tepi bawah) = 24,5

P (panjang kelas) = 3

b1 = 8 – 0 = 8

b2 = 8 – 4 = 4

Mo = Tb + P │ │

= 24,5 + 3│ │

= 24,5 + 2

= 26,5

Page 188: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

180

Lampiran D4 : Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol (Posttest)

DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL (POSTTEST)

1. Urutan nilai dari yang terkecil hingga terbesar

40 40 42 43 45 47 47 51 52 52

52 55 55 57 57 57 63 63 63 66

73 76 77 77 81 81

2. Banyak Kelas

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 26

= 5,67 ≈ 6 (dibulatkan ke atas)

3. Rentang Kelas

Rentang Kelas (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 81 – 40

= 41

4. Panjang Kelas Interval

Panjang Kelas (P) =

=

= 6,83 ≈ 7 (dibulatkan ke atas)

5. Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (Pretest)

Interval Batas

Bawah

Batas

Atas fi xi xi

2 fi . xi fi . xi

2 fka fkb

Frek

Absolut

Frek

Relatif

40 – 46 39,5 46,5 5 43 1849 215 9245 5 26 5 19,2

47 – 53 46,5 53,5 6 50 2500 300 15000 11 21 6 23,1

54 – 60 53,5 60,5 5 57 3249 285 16245 16 15 5 19,2

61 – 67 60,5 67,5 4 64 4096 256 16384 20 10 4 15,4

68 – 74 67,5 74,5 1 71 5041 71 5041 21 6 1 3,9

75 – 81 74,5 81,5 5 78 6084 390 30420 26 5 5 19,2

Page 189: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

181

6. Median

Median (Me) = Tb + P│ │

n = jumlah siswa

f = frekuensi kelas median

F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median

letak Me = = 13

Kelas median = 54 – 60

Tb (tepi bawah) = 53,5

f = 5

F = 11

Me = Tb + P│ │

= 53,5+ 7 │ │

= 56,3

7. Modus

Modus (Mo) = Tb + p │ │

b1 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat diatasnya

b2 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat dibawahnya

kelas modus = 47 – 53

Tb (tepi bawah) = 46,5

P (panjang kelas) = 7

b1 = 6 – 5 = 1

b2 = 6 – 5 = 1

Mo = Tb + P │ │

= 46,5 + 7 │ │

= 46,5 + 3,5

= 50

Page 190: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

182

Lampiran D5 : Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Pretest)

Tabel Persiapan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Pretest)

2

2

22 1 484 22 484

23 2 529 46 1058

25 3 625 75 1875

27 1 729 27 729

28 4 784 112 3136

29 2 841 58 1682

30 2 900 60 1800

31 2 961 62 1922

33 2 1089 66 2178

35 2 1225 70 2450

36 1 1296 36 1296

37 1 1369 37 1369

41 3 1681 123 5043

Jumlah 26 12513 794 25022

1. Menentukan Mean

Mean (

=

= 30,54

2. Menentukan Varians

Si2 =

=

=

= 30,98

3. Menentukan Standar Deviasi (Simpangan Baku)

S =

Page 191: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

183

=

= 5,57

Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Pretest)

Perhitungan uji normalitas menggunakan uji liliefors dengan (α) 5% (0,05).

xi fi zi f(zi) s(zi) │f(z)-s(z)|

22 1 -1,533 0,063 0,039 0,024

23 2 -1,354 0,088 0,115 0,028

25 3 -0,995 0,16 0,231 0,071

27 1 -0,636 0,263 0,269 0,007

28 4 -0,456 0,324 0,423 0,099

29 2 -0,277 0,391 0,5 0,109

30 2 -0,097 0,461 0,577 0,116

31 2 0,083 0,533 0,654 0,121

33 2 0,442 0,671 0,731 0,06

35 2 0,801 0,788 0,808 0,019

36 1 0,98 0,837 0,846 0,01

37 1 1,16 0,877 0,885 0,008

41 3 1,878 0,97 1 0,03

L0(hitung) 0,121

L(tabel) 0,173

o Menentukan

o Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga L0(hitung) = 0,121

o Menentukan Ltabel:

Dari harga kritis Uji Liliefors untuk n = 26 dan α = 0,05 di dapat harga Ltabel =

26

886,0 = 0,173

o Kriteria pengujian:

Diterima H0 jika L0(hitung) < Ltabel (0,121 < 0,173).

Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Dengan demikian data pretest

kelas eksperimen berdistribusi normal.

Page 192: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

184

Lampiran D6 : Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Posttest)

Tabel Persiapan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Posttest)

2

2

55 2 3025 110 6050

58 1 3364 58 3364

61 3 3721 183 11163

67 1 4489 67 4489

69 2 4761 138 9522

70 2 4900 140 9800

73 3 5329 219 15987

75 2 5625 150 11250

78 2 6084 156 12168

84 5 7056 420 35280

88 2 7744 176 15488

90 1 8100 90 8100

Jumlah 26 64198 1907 142661

1. Menentukan Mean

Mean (

=

= 73,35

2. Menentukan Varians

Si2 =

=

=

= 111,60

3. Menentukan Standar Deviasi (Simpangan Baku)

S =

Page 193: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

185

=

= 10,56

Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Posttest)

Perhitungan uji normalitas menggunakan uji liliefors dengan (α) 5% (0,05).

xi fi zi f(zi) s(zi) │f(z)-s(z)|

55 2 -1,738 0,041 0,077 0,036

58 1 -1,454 0,073 0,115 0,042

61 3 -1,16 0,121 0,231 0,110

67 1 -0,601 0,274 0,269 0,005

69 2 -0,412 0,34 0,346 0,006

70 2 -0,317 0,376 0,423 0,048

73 3 -0,033 0,487 0,538 0,052

75 2 0,156 0,562 0,615 0,053

78 2 0,44 0,67 0,692 0,022

84 5 1,009 0,843 0,885 0,041

88 2 1,387 0,917 0,962 0,044

90 1 1,577 0,943 1 0,057

L0(hitung) 0,110

L(tabel) 0,173

o Menentukan Zi

o Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga L0(hitung) = 0,110

o Menentukan Ltabel:

Dari harga kritis Uji Liliefors untuk n = 26 dan α = 0,05 di dapat harga Ltabel =

26

886,0 = 0,173

o Kriteria pengujian:

Diterima H0 jika L0(hitung) < Ltabel (0,110 < 0,173).

Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Dengan demikian data posttest

kelas eksperimen berdistribusi normal.

Page 194: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

186

Lampiran D7 : Uji Normalitas Kelas Kontrol (Pretest)

Tabel Persiapan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Pretest)

2

2

25 1 625 25 625

27 7 729 189 5103

28 3 784 84 2352

29 1 841 29 841

31 1 961 31 961

33 3 1089 99 3267

35 1 1225 35 1225

36 1 1296 36 1296

37 1 1369 37 1369

39 3 1521 117 4563

40 2 1600 80 3200

41 1 1681 41 1681

42 1 1764 42 1764

Jumlah 26 15485 845 28247

1. Menentukan Mean

Mean (

=

= 32,5

2. Menentukan Varians

Si2 =

=

=

= 31,38

3. Menentukan Standar Deviasi (Simpangan Baku)

S =

Page 195: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

187

=

= 5,60

Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Pretest)

Perhitungan uji normalitas menggunakan uji liliefors dengan (α) 5% (0,05).

xi fi zi f(zi) s(zi) │f(z)-s(z)|

25 1 -1.339 0.09 0.038 0.052

27 7 -0.982 0.163 0.308 0.145

28 1 -0.804 0.211 0.346 0.135

29 2 -0.625 0.266 0.423 0.157

31 2 -0.268 0.394 0.5 0.106

33 3 0.089 0.536 0.615 0.08

35 1 0.446 0.672 0.654 0.019

36 1 0.625 0.734 0.692 0.042

37 1 0.804 0.789 0.731 0.058

39 3 1.161 0.877 0.846 0.031

40 2 1.339 0.91 0.923 0.013

41 1 1.518 0.935 0.962 0.026

42 1 1.696 0.955 1 0.045

L0(hitung) 0,157

L(tabel) 0,173

o Menentukan Zi

Zi = S

XX i

o Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga L0(hitung) = 0,157

o Menentukan Ltabel:

Dari harga kritis Uji Liliefors untuk n = 26 dan α = 0,05 di dapat harga Ltabel =

26

886,0 = 0,173

o Kriteria pengujian:

Diterima H0 jika L0(hitung) < Ltabel (0,157 < 0,173).

Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Dengan demikian data pretest

kelas kontrol berdistribusi normal.

Page 196: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

188

Lampiran D8 : Uji Normalitas Kelas Kontrol (Posttest)

Tabel Persiapan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Posttest)

2

2

40 2 1600 80 3200

42 1 1764 42 1764

43 1 1849 43 1849

45 1 2025 45 2025

47 2 2209 94 4418

51 1 2601 51 2601

52 3 2704 156 8112

55 2 3025 110 6050

57 3 3249 171 9747

63 3 3969 189 11907

66 1 4356 66 4356

73 1 5329 73 5329

76 1 5776 76 5776

77 2 5929 154 11858

81 2 6561 162 13122

Jumlah 26 52946 1512 92114

1. Menentukan Mean

Mean (

=

= 58,15

2. Menentukan Varians

S2 =

=

=

= 167,42

3. Menentukan Standar Deviasi (Simpangan Baku)

S =

Page 197: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

189

=

= 12,94

Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Posttest)

Perhitungan uji normalitas menggunakan uji liliefors dengan (α) 5% (0,05).

xi fi zi f(zi) s(zi) │f(z)-s(z)|

40 2 -1.403 0.08 0.077 0.003

42 1 -1.248 0.106 0.115 0.009

43 1 -1.171 0.121 0.154 0.033

45 1 -1.016 0.155 0.192 0.038

47 2 -0.862 0.194 0.269 0.075

51 1 -0.553 0.29 0.308 0.017

52 3 -0.475 0.317 0.423 0.106

55 2 -0.243 0.404 0.5 0.096

57 3 -0.089 0.465 0.615 0.151

63 3 0.375 0.646 0.731 0.085

66 1 0.607 0.728 0.769 0.041

73 1 1.148 0.874 0.808 0.067

76 1 1.379 0.916 0.846 0.07

77 2 1.457 0.927 0.923 0.004

81 2 1.766 0.961 1 0.039

L0(hitung) 0,151

L(tabel) 0,173

o Menentukan Zi

Zi = S

XX i

o Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga L0(hitung) = 0,151

o Menentukan Ltabel:

Dari harga kritis Uji Liliefors untuk n = 26 dan α = 0,05 di dapat harga Ltabel =

26

886,0 = 0,173

o Kriteria pengujian:

Diterima H0 jika L0(hitung) < Ltabel (0,151< 0,173).

Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Dengan demikian data pretest

kelas kontrol berdistribusi normal.

Page 198: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

190

Lampiran D9 : Uji Homogenitas Pretest

UJI HOMOGENITAS PRETEST

Perhitungan uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas

dengan varians terbesar disbanding varians terkecil atau uji Fisher. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

dimana S2 =

Langkah–langkah pengujian :

1. H0 = sampel homogen

Ha = sampel tidak homogen

2. Kriteria Pengujian

- Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians dua populasi

homogen

- Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians dua populasi tidak

homogen

3. Mencari varians masing-masing

- Kelas eksperimen diperoleh varians S2

= 30,98

- Kelas kontrol diperoleh varians S2

= 31,38

4. Tentukan F hitung

= = 1,01

5. Tentukan dk pembilang ( varians terbesar) dan dk penyebut ( varians terkecil)

db1 = n-1 = 26 – 1 = 25

db2 = n-1 = 26 – 1 = 25

6. Harga selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan = 0.05.

Ftabel dengan dk pembilang 25 dan dk penyebut 25 pada taraf signifikansi 5%

adalah 1,96.

7. Kesimpulan

Harga Fhitung (1,01) < Ftabel (1,96) maka H0 diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa varians kedua populasi homogen.

Page 199: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

191

Lampiran D10 : Uji Homogenitas Posttest

UJI HOMOGENITAS POSTTEST

Perhitungan uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas

dengan varians terbesar disbanding varians terkecil atau uji Fisher. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

dimana S2 =

Langkah–langkah pengujian :

1. H0 = sampel homogen

Ha = sampel tidak homogen

2. Kriteria Pengujian

- Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians dua populasi

homogen

- Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians dua populasi tidak

homogen

3. Mencari varians masing-masing

- Kelas eksperimen diperoleh varians S2

= 111,6

- Kelas kontrol diperoleh varians S2

= 167,42

4. Tentukan F hitung

= = 1,50

5. Tentukan dk pembilang ( varians terbesar) dan dk penyebut ( varians terkecil)

dk1 = n – 1 = 26 – 1 = 25

dk2 = n – 1 = 26 – 1 = 25

6. Harga selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan = 0.05.

Ftabel dengan dk pembilang 25 dan dk penyebut 25 pada taraf signifikansi 5%

adalah 1,96.

7. Kesimpulan

Harga Fhitung (1,50) < Ftabel (1,96) maka H0 diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa varians kedua populasi homogen.

Page 200: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

192

Lampiran D11 : Uji Hipotesis Pretest

UJI HIPOTESIS PRETEST

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, berikut ini

adalah langkah-langkah perhitungannya:

1. Hipotesis penelitian

H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen

dengan siswa kelas kontrol.

Ha = Terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen dengan

siswa kelas kontrol.

2. Mean dan varians (S2)

- Kelas eksperimen diperoleh mean = 30,54 dan varians (S2) = 30,98

- Kelas kontrol diperoleh mean = 32,50 dan varians (S2) = 31,38

3. Menentukan harga thitung

Untuk pengujian hipotesis penelitian digunakan rumus :

thitung =

Dimana :

Sg=

Sg=

Sg=

Sg=

Sg= 5,58

Maka didapat thitung :

thitung =

Page 201: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

193

thitung =

thitung =

thitung = −1,27

4. Menentukan harga ttabel

Derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 = 26 + 26 – 2 = 50

Untuk hipotesis satu ekor, pada taraf signifikan (α) = 0,05 maka diperoleh

ttabel = 1,68

5. Kriteria pengujian

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima

Jika thitung > ttabel maka Ha diterima

6. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan di atas, ternyata thitung (−1,27) ≤ ttabel (1,68) maka H0

diterima, dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Dengan kata lain

tidak terdapat perbedaan terhadap hasil pretest antara siswa kelas

eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

Page 202: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

194

Lampiran D12 : Uji Hipotesis Posttest

UJI HIPOTESIS POSTTEST

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, berikut ini

adalah langkah-langkah perhitungannya:

1. Hipotesis penelitian

H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen

dengan siswa kelas kontrol.

Ha = Terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen dengan

siswa kelas kontrol.

2. Mean dan varians (S2)

- Kelas eksperimen diperoleh mean = 73,35 dan varians (S2) = 111,60

- Kelas kontrol diperoleh mean = 58,15 dan varians (S2) = 167,42

3. Menentukan harga thitung

Untuk pengujian hipotesis penelitian digunakan rumus :

thitung =

Dimana :

Sg=

Sg=

Sg=

Sg=

Sg= 11,81

Maka didapat thitung :

thitung =

Page 203: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

195

thitung =

thitung =

thitung = 4,64

4. Menentukan harga ttabel

Derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 = 26 + 26 – 2 = 50

Pada taraf signifikan (α) = 0,05 maka diperoleh ttabel = 1,68

5. Kriteria pengujian

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima

Jika thitung > ttabel maka Ha diterima

6. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan di atas, ternyata thitung (4,64 ) > ttabel (1,68) maka H0

ditolak, dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan kata lain

terdapat perbedaan terhadap hasil posttest antara siswa kelas eksperimen

dengan siswa kelas kontrol.

Page 204: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

196

Lampiran E : Foto-Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Siswa bekerjasama melakukan

percobaan uji sifat larutan garam

Guru menjelaskan ketentuan dalam

pembelajaran

Siswa mengerjakan LKS dibawah

bimbingan guru

Observer melakukan pengamatan aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan

tahapan model inkuiri terbimbing selama proses pembelajaran

Siswa bersama kelompoknya

mempersiapkan percobaan

Page 205: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

197

Siswa kelas kontrol mengisi tes

kemampuan berpikir kreatif

Percobaan uji sifat larutan garam

dengan kertas lakmus

Percobaan uji pH larutan garam

dengan indikator universal

Siswa bekerjasama melakukan

percobaan uji pH larutan garam

Siswa mencatat hasil percobaan

selanjutnya melakukan analisis data

Siswa kelas eksperimen mengisi tes

kemampuan berpikir kreatif

Page 206: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion
Page 207: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

UJI REFERENSI

Nama : Irma Idrisah

NIM : 108016200002

Prodi/Semester : Pendidikan Kimia/XII

Judul Skripsi : Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa

No. Referensi Paraf Pembimbing

I II

BAB I

1 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika, (Cet.

1; Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), h. 9

2 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan

“Inquiry”, (Jakarta: P2LPTK, 1987), h. 175

3 Tatag Yuli E. S, Jurnal Pendidikan Matematika dan

Sains Tahun X, No. 1; Upaya Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan

Masalah, (Yogyakara: FMIPA Unesa, 2005), h. 6

4 Wiwik Haryani & Purwandhi, Jurnal BORNEO, Vol. 1

No. 1; Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Berpikir, (Bandung: FKIP Unmul, 2007), h. 12

5 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning

Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan

dan Bermakna, (Bandung: MCC, 2006), h. 218

6 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan

Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Para Guru dan

Orang Tua (Cet. 3; Jakarta: PT Grasindo, 1999), h. 45

7 Moh. Amien, Mengajarkan ............... h. 170

Page 208: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

8 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Cet. 1;

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 46

9 Ramadhan Witarsa, 38 ISSN 1412-565X Edisi Khusus

No. 2; Analisis Kemampuan Inkuiri Guru Yang Sudah

Tersertifikasi dan Belum Tersertifikasi Dalam

Pembelajaran Sains SD, (Agustus 2011), h. 38

10 Moh. Amien, Mengajarkan ............... h. 173

11 Zulfiani dkk, Strategi ............... h. 47

12 Paul Suparno, Metodologi ............... h. 65

13 Yuli Nurul Fauziah, Analisis Kemampuan Guru dalam

Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

Sekolah Dasar Kelas V Pada Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam, (Bandung: UPI, 2011), h. 98

14 Kardius Richi Yosada, VOX Edukasi vol.1 No.1; Model

Pembelajaran Inkuiri Sosial dalam Mengembangkan

Berpikir Kreatif Siswa pada Bidang Studi IPS Ekonomi

Melalui Isu-isu Ekonomi Kontemporer, (Maret 2010), h.

52

BAB II

1 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses

Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Cet.

1; Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2010), h. 85

2 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan

Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Cet. 8;

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 108

3 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Cet. 1;

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 119

4 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Cet.

1; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 43

5 Zulfiani dkk, Strategi ............... h. 119

Page 209: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

6 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika, (Cet.

1; Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), h. 65

7 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses.......... h. 85

8 Zulfiani dkk, Strategi ............... h. 121-122

9 Paul Suparno, Metodologi ............... h.68

10 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses.......... h. 89

11 Suherli Kusmana, Model ................ h. 49

12 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses .......... h. 89

13 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses ..... h. 89-90

14 Retno Dwi Suyanti, Strategi ............... h. 46-48

15 Paul Suparno, Metodologi............... h. 65-66

16 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Konstruktivistik, (Cet. 1; Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher, 2007), h. 137-138

17 Suherli Kusmana, Model ................ h. 56-57

18 Retno Dwi Suyanti, Strategi ............... h. 45

19 Retno Dwi Suyanti, Strategi ............... h. 44

20 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Cet. 7;

Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 77-79

21 Roestiyah N.K., Strategi Belajar…………… h. 79

22 Roestiyah N.K., Strategi Belajar…………… h. 76-77

23 Edward De Bono, Mengajar Berpikir, (Cet 2; Jakarta:

Erlangga, 1992), h. 34

24 Edward De Bono, Mengajar Berpikir ............... h. 36

25 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa

Indonesia, (Cet 5; Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976), h.

526

26 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning

Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan

dan Bermakna, (Bandung: MCC, 2006), h. 214-215

Page 210: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

27 Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan

Kreativitas Anak, (Cet. 1; Jakarta: Pusaka Al-Kautsar,

2005), h. 37

28 Elaine B. Johnson, Contextual ............... h. 218

29 Elaine B. Johnson, Contextual ............... h. 222

30 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan

“Inquiry”, (Jakarta: P2LPTK, 1987), h. 166

31 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan

Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Para Guru dan

Orang Tua (Cet. 3; Jakarta: PT Grasindo, 1999), h. 47

32 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 47

33 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 48

34 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 48

35 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 50

36 Moh. Amien, Mengajarkan ............... h. 170

37 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak

Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 73

38 Utami Munandar, Pengembangan ............... h. 10

39 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 88

40 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 88

41 Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan

Kreativitas ............... h. 176

42 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 88

43 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 88-89

44 Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan

Kreativitas............... h. 177

45 Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan

Kreativitas ............... h. 177

46 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 89

Page 211: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

47 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 89

48 Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan

Kreativitas ............... h. 178

49 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 89-90

50 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 90

51 Amal abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan

Kreativitas ............... h. 179

52 Utami Munandar, Mengembangkan ............... h. 90

53 Elaine B. Johnson, Contextual ............... h. 215

54 Elaine B. Johnson, Contextual ............... h. 221

55 Elaine B. Johnson, Contextual ............... h. 217

56 Utami Munandar, Pengembangan ...............h. 223

57 Maria Suharsini dan Dyah Saptarini, Kimia dan

Kecakapan Hidup Pelajaran Kimia untuk SMA/MA,

(Cet 1; Jakarta: Ganeca Exact, 2007) h. 244

58 Sandri Justiana dan Muchtaridi, Kimia 2, (Cet 2;

Yudhistira, 2009), h. 195

59 Omay Sumarna dkk, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI,

(Cet 1; Bogor: Regina, 2006), h. 251

60 Sandri Justiana dan Muchtaridi, Kimia 2 ………. h. 195

61 Sandri Justiana dan Muchtaridi, Kimia 2 ………. h. 195

62 Omay Sumarna dkk, Kimia untuk…………… h. 253

63 Sandri Justiana dan Muchtaridi, Kimia 2 ………. h. 195

64 Sandri Justiana dan Muchtaridi, Kimia 2 ………. h. 196

65 Sandri Justiana dan Muchtaridi, Kimia 2 ………. h. 196

66 Omay Sumarna dkk, Kimia untuk …………… h. 252

67 Sandri Justiana dan Muchtaridi, Kimia 2 ….. h. 197-199

68 Omay Sumarna dkk, Kimia untuk …………… h. 267

69 Ida Bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran IKIP No. 3 Th, XXXIX, ISSN 0215-8250;

Page 212: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajarn Inovatif

Pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa SMA, (Singaraja: Fakultas

Pendidikan MIPA, 2006)

70 Hartanto, Jurnal Kependidikan Triadik vol. 14, no. 1;

Mengembangkan Kreaivitas Siswa Melalui

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Inkuiri,

(Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu, 2011)

71 Tatag Yuli E. S, Jurnal Pendidikan Matematika dan

Sains Tahun X, No. 1; Upaya Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pengajuan

Masalah, (Yogyakara: FMIPA Unesa, 2005)

72 Awaludin, Dosen tetap di FKIP Unhalu. Ringkasan

Penelitian. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Siswa dengan Kemampuan Matematis

Rendah Melalui Pembelajaran Open-Ended dengan

Pemberian Tugas Tambahan, dapat diakses di

http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tam

pil&id=10330, 24/04/2014. 17:19 WIB.

BAB III

1 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian

Pendidikan (Cet. 5; Bandung: Sinar Baru Algensindo,

2009), h. 44

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Cet ke-15; Bandung:

Alfabeta, 2012), h. 116

3 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian ............... h. 44

4 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian ............... h. 44

5 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-

Karyawan dan Peneliti Pemula (Cet. VI; Bandung:

Page 213: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

ALFABETA, 2009), h. 54

6 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian ............... h. 85

7 Riduwan, Belajar ............... h. 63

8 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian ...............h. 12

9 Nana Sudjanadan Ibrahim, Penelitian ...............h. 12

10 Riduwan, Belajar............... h. 70

11 Riduwan, Belajar............... h. 69

12 Riduwan, Belajar............... h. 76

13 Riduwan, Belajar............... h. 76

14 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri

dan Lingkungan (Cet. 2; Jakarta: Kizi Brother’s, 2008),

h. 36

15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar

Mengajar, (Cet. 14; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), h. 12

16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

(Cet. 10; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 64-65

17 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar............... h. 72

18 Nana Sudjana, Penilaian............... h. 16

19 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar............... h.109

20 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar............... h. 207

21 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Cet. 3;

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 272

22 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran …………. h. 272

23 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar............... h. 211

24 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran …………. h. 273

25 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran …………. h. 274

26 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar ............... h. 65

27 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005),

h. 466-467

Page 214: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion

28 Riduwan, Belajar ............... h. 120

29 Subana, dkk., Statistik Pendidikan (Cet. 10; Bandung:

CV Pustaka Setia, 2000), h. 171-173

30 Riduwan, Belajar ............... h. 88

31 Riduwan, Belajar ............... h. 89

BAB IV

1 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses

Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Cet.

1; Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2010), h. 95

2 Moh. Amin, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan

“Inquiry”, (Jakarta: P2LPTK, 1987), h. vii

3 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak

Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 11

4 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Cet.

1; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 44

5 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis

Kompetensi dan Kontekstual (Cet. 6; Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2009), h. 75

6 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses .......... h. 94

7 Retno Dwi Suyanti, Strategi ............... h. 44

Jakarta, April 2014

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I

Dedi Irwandi, M.Si

NIP: 19710528 200003 1 002

Pembimbing II

Burhanudin Milama, M.Pd

NIP: 19770201 200801 1 011

Page 215: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24994/3/IRMA... · A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... Kation dan Anion