Upload
lamdan
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING
BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA
(Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Ghufron Kamil
NIM : 109017000098
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan
Media Benda Kongkrit Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”
disusun oleh Ghufron Kamil, NIM. 109017000098, Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai
karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, April 2014
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Kadir, M.Pd Khairunnisa, S.Pd, M.Si
NIP. 19670812 199402 1 001 NIP. 19810404 200901 2 013
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : GHUFRON KAMIL
NIM : 109017000098
Jurusan : Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun : 2009
Alamat : Jl. Kp. Gintung RT.04/08 No.57, Cirendeu-Ciputat Timur
Tangerang Selatan – Banten
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing
Berbantuan Media Benda Kongkrit Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematik Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama : Dr. Kadir, M.Pd
NIP : 19670812 199402 1 001
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
2. Nama : Khairunnisa, S.Pd, M.Si
NIP : 19810404 200901 2 013
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 7 April 2014
Yang Menyatakan,
Ghufron Kamil
NIM 109017000098
i
ABSTRAK
Ghufron Kamil (109017000098). “pengaruh metode penemuan terbimbing
berbantuan media benda kongkrit terhadap kemampuan berpikir kritis matematik
siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh metode
penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit terhadap kemampuan
berpikir kritis matematik siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Selatan, Tahun Ajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode quasi eksperimen dengan desain Control Group Post-test Only
Design, yang melibatkan 70 siswa sebagai sampel. Pengumpulan data setelah
perlakuan dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kritis
matematik siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis
matematik siswa yang diajar dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing
berbantuan media benda kongkrit lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan
metode pembelajaran konvensional (thitung = 2,40 dan ttabel = 2,00). Hal ini dapat
dilihat dari presentase hasil setiap indikator, pada indikator memfokuskan
pertanyaan kelas eksperimen mencapai 78,7% sedangkan kelas kontrol 61,76%.
Pada indikator menganalisis argumen kelas eksperimen mencapai 66,2%
sedangkan kelas kontrol 47,55%. Pada indikator menjawab pertanyaan yang
menentang kelas eksperimen mencapai 61,11 sedangkan pada kelas kontrol
48,53%. Pada indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan kelas
ekperimen mencapai 76,59 sedangkan kelas kontrol 70,59%. Kesimpulan hasil
penelitian ini adalah bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun
ruang sisi datar dengan menggunakan metode Penemuan terbimbing berbantuan
media benda kongkrit berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
berpikir kritis matematik siswa.
Kata kunci: Penemuan Terbimbing, Berpikir kritis Matematik, Media Benda
Kongkrit
ii
ABSTRACT
Ghufron Kamil (109017000098). "The effect of media-assisted guided discovery
method of concrete objects to critical mathematical thinking ability". Thesis
Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, April 2014
The purpose of this study was to analyze the effect of media-assisted
guided discovery method of concrete objects to critical thinking mathematical of
students. This research was conducted SMP Darul Maarif in South Jakarta,
Academic of Year 2013/2014. The method used is the method of quasi-
experimental with Control Group Post-test Only Design, which involved 70
students in the sample. Data after the treatment is collected by using a
mathematical test students' critical thinking skills.
The results showed that the critical thinking skills of students whom are
taught mathematics by guided discovery learning methods aided concrete media
objects is higher than students whom taught by conventional teaching methods (
of t = 2.40 and t table = 2,00 ) . It can be seen from the percentage results for
each indicators, questions focused on indicators of classroom experiments
reached 78.7 %, 61.76 % while the control class . On the argument indicator
analyze experimental class reached 66.2%, 47.55 % while the control class . In
answering the question indicators against experimental class reached 61.11%,
while 48.53 % in the control classes . At indicators make decisions and consider
the results of the experimental class reaches 76.59%, 70.59 % while the control
class . The conclusion of this study is that the learning of mathematics on the
subject of figures with the flat side using media-assisted guided discovery method
of concrete objects significantly affect students' critical thinking skills of
mathematics.
Keywords: Guided Discovery, Critical Thinking Mathematics, Media Objects
concrete
iii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah
memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan
yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa
dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa,
perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif
dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh
sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai
dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan,
motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini. Terlepas dari
segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, Semoga Bapak selalu berada
dalam kemuliaanNya.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Khairunnisa, S.Pd, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan
yang diberikan. Semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya.
5. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd, Dosen Pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan, motivasi, dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
iv
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam
pembuatan surat-surat serta sertifikat.
8. Kepala SMP Darul Ma’arif, Bapak Rasyidul Anam, S.Pd yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
9. Seluruh dewan guru SMP Darul Ma’arif, khususnya Ami Inayati, S.Pd selaku
guru mata pelajaran yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian ini. Serta siswa dan siswi SMP Darul Ma’arif, khususnya kelas
VIII-A dan VIII-C.
10. Keluarga tercinta Ayahanda Bachtiar, Ibunda Elda Rusmiati yang tak henti-
hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan
moril dan materil kepada penulis. Adik A. Lutfi Fuadi, Hilmi Karim, Mutia
Alifia, dan Hamdan Syakir serta semua keluarga yang selalu mendoakan,
mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.
11. Sahabatku tersayang Frendy astra, M. Anang Jatmiko, Sakhina Sri Utami,
Nurul Amanah, dan Linda Rusdiana yang tak henti-hentinya memberikan
semangat dan menjadi tempat berbagi untuk segala cerita selama penulisan
skripsi ini.
12. Sahabat seperjuangan Yulisa Desriyanti, Viera Avianutia, Mulyoko yang
selalu merepotkan dan memberikan masukan positif kepada penulis.
13. Adikku Risma Cahyani yang selalu meluangkan waktu untuk menemani,
membantu menghilangkan stres dan memberikan doa serta motivasi penuh
selama proses penyusunan skripsi. Terimakasih sudah bersedia direpotkan.
14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2009,
khususnya kelas C. Terimakasih untuk doa dan semangatnya. Semoga
kekeluargaan kita tetap terjalin dengan baik.
15. Kakak Kelas angkatan 2008 yang telah membantu memberikan saran dan
motivasi kepada penulis.
v
Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan
berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah
SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di
atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai
macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja
yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, 18 April 2014
Penulis
Ghufron Kamil
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 7
D. Perumusan Masalah.......................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................ 9
A. Deskripsi Teoritik ............................................................................. 9
1. Kemampuan Berpikir Matematik Matematik Siswa ................... 9
a. Pengertian Berpikir Kritis ..................................................... 9
b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ............................... 10
c. Indikator Berpikir Kritis Matematik ..................................... 11
2. Penemuan Terbimbing ................................................................ 15
a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing ........................... 15
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan
Terbimbing ............................................................................ 17
c. Langkah – Langkah Metode Penemuan Terbimbing ............ 18
3. Media Beda kongkrit ................................................................... 19
4. Metode Pembelajaran Konvensional........................................... 21
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................................... 23
vii
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 25
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 26
B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 26
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 27
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................ 28
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 28
F. Analisis Instrumen............................................................................ 30
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 34
H. Hipotesis Statistik ............................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 39
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 40
1. Deskripsi Data ............................................................................. 40
a. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Bangun Ruang Sisi
Datar Kelompok Eksperimen ................................................ 41
b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Bangun Ruang Sisi
Datar Kelompok Kontrol ....................................................... 46
2. Analisis Data ............................................................................... 51
Tes Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar ........ 52
1) Uji Normalitas ....................................................................... 52
2) Uji Homogenitas .................................................................... 53
3) Pengujian Hipotesis ............................................................... 54
B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 55
1. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa ........... 55
a. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Memfokuskan
Pertanyaan ........................................................................... 60
b. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Menganalisis
Argumen .............................................................................. 62
viii
c. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Menjawab pertanyaan
yang menentang ................................................................... 63
d. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Membuat dan
Mempertimbangkan Hasil Keputusan ................................. 65
2. Proses Pembelajaran Metode Penemuan Terbimbing ............... 67
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 70
A. Kesimpulan....................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis ........................................................... 12
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematik .......... 29
Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Reliabilitas.......................................................... 32
Tabel 3.3 Indeks Taraf Kesukaran ................................................................... 32
Tabel 3.4 Indeks Daya Pembeda ...................................................................... 33
Tabel 3.5 Rekap Data Hasil Uji Instrumen ...................................................... 34
Tabel 4.1 Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ............................... 42
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ................................. 42
Tabel 4.3 Diskripsi Data Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator ................ 44
Tabel 4.4 Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ..................................... 47
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ....................................... 47
Tabel 4.6 Diskripsi Data Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator ...................... 49
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 52
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 54
Tabel 4.10 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis ...................................... 56
Tabel 4.11 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontorl Berdasarkan Indikator .............................................. 58
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman ...................................................................... 19
Gambar 4.1 Histogram Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas
Eksperimen .................................................................................... 43
Gambar 4.2 Diagram Batang Presentase Indikator Kelas Ekperimen .............. 46
Gambar 4.3 Histogram Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas
Kontrol ........................................................................................... 48
Gambar 4.4 Diagram Batang Presentase Indikator Kelas Kontrol .................... 51
Gambar 4.5 Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kelas Ekperimen
dan Kelas Kontrol ......................................................................... 57
Gambar 4.6 Perbandingan Mean Berpikir Kritis Kelas Ekperimen dan Kelas
Kontrol ......................................................................................... 59
Gambar 4.7 Perbandingan Presentase Berpikir Kritis Kelas Ekperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................................ 60
Gambar 4.8 Hasil Jawaban Siswa Indikator Memfokuskan Pertanyaan .......... 61
Gambar 4.9 Hasil Jawaban Siswa Indikator Menganalisi Argumen ................ 63
Gambar 4.10 Hasil Jawaban Siswa Indikator Menjawab Pertanyaan yang
Menentang ..................................................................................... 64
Gambar 4.11 Hasil Jawaban Siswa Indikator Membuat dan Mempertimbangkan
Hasil Keputusan ............................................................................ 66
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen.............. 74
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................... 106
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen ..................................... 135
Lampiran 4 Tabel Hasil Perhitungan CVR ..................................................... 171
Lampiran 5 Tabel Validitas CVR ............................................................ …. 172
Lampiran 6 Form Penilaian CVR ................................................................... 173
Lampiran 7 Pedoman Penilaian ...................................................................... 178
Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen ...................................................................... 182
Lampiran 9 Kunci Jawaban Instrumen ........................................................... 185
Lampiran 10 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ....................................... 188
Lampiran 11 Perhitungan Validitas Instrumen .......................................... …..190
Lampiran 12 Hasil Validitas Instrumen ............................................................ 191
Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas............................................................... 192
Lampiran 14 Hasil Reliabilitas Instrumen ........................................................ 194
Lampiran 15 Perhitungan Taraf Kesukaran ...................................................... 195
Lampiran 16 Hasil Taraf Kesukaran ................................................................. 196
Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda ......................................................... 197
Lampiran 18 Hasil Daya Pembeda ................................................................... 198
Lampiran 19 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Kelompok
Eksperimen .................................................................................. 199
Lampiran 20 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 200
Lampiran 21 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus,
Varians, Simpangan Baku dan Kemiringan Kelompok Eksperimen
..................................................................................................... 201
Lampiran 22 Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan Berpikir Kritis
Matematik Siswa Berdasarkan Indikator pada Kelas Eksperimen
..................................................................................................... 205
xii
Lampiran 23 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus,
Varians, Simpangan Baku dan Kemiringan Kelompok Kontrol ..
..................................................................................................... 207
Lampiran 24 Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan Berpikir Kritis
Matematik Siswa Berdasarkan Indikator pada Kelas Kontrol .... 211
Lampiran 25 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................................... 213
Lampiran 26 Uji Normalitas Kelas Kontrol ...................................................... 215
Lampiran 27 Perhitungan Uji Homogenitas ..................................................... 217
Lampiran 28 Perhitungan Pengujian Hipotesis ................................................. 218
Lampiran 29 Tabel Minimum CVR .................................................................... 220
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah
kurangnya kemampuan berpikir siswa. Hal ini disebabkan dalam proses
pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan
berpikir”.1 Hal ini sejalan dengan hasil laporan The Trends International
Mathematics and Sciencs Study (TIMSS) pada tahun 2003 Indonesia berada pada
peringkat 34 dari 46 negara yang disurvei. Hasil studi TIMSS tahun 2007 juga
masih menempatkan Indonesia pada urutan ke 36 dari 48 negara yang disurvei.
Dan hasil TIMSS pada tahun 2011 menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari
42 negara.
“Kemampuan matematis siswa Indonesia untuk soal–soal tidak rutin
sangat lemah, namun relatif baik dalam menyelesaikan soal–soal fakta dan
procedural”.2 Hal ini disebabkan karena guru hanya mengajarkan materi saja,
tidak membiasakan siswa untuk mengalami kesulitan ketika ia bekerja dan
berpikir aktif, kreatif, serta kritis untuk mencari jalan keluar dari masalah yang
mereka hadapi. Guru bukan hanya mengajar, namun guru juga harus menjadi
motivator, fasilitator yang dapat menumbuhkan minat siswa sehingga tertarik
dalam belajar.
Matematika adalah pelajaran yang dipelajari pada semua tingkat
pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Pemerintah
Republik Indonesia, khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah
berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika, baik melalui
1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung:
Kencana, 2006), h. 1.
2 Dasa Ismaimuza, “Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Pengetahuan Awal
Siswa”, Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2, (Januari, 2011), h. 11.
2
peningkatan kualitas guru metematika melalui penataran-penatarannya, maupun
peningkatan prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal Ujian
Nasional untuk mata pelajaran metematika.3 Karenanya matematika merupakan
salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal
ini dilakukan karena tujuan dari mata pelajaran matematika sangat banyak. Salah
satu tujuannya, menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), adalah
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif.
Pendidikan matematika untuk pendidikan dasar sampai dengan pendidikan
tinggi ditujukan untuk memenuhi kehidupan manusia masa kini dan masa yang
akan datang. Perubahan zaman yang terjadi seiring dengan berubahnya peradaban
manusia menuntut adanya pola pikir yang mencari dan menganalisis suatu
informasi guna menyelesaikan masalah. Karena semakin modern zaman, semakin
ketat juga persaingan antara individu. Untuk itu kemampuan berpikir kritis sangat
penting untuk dilatih dan dikembangkan. Menurut Poedjiadi pada jurnal Abdul
Karim menyatakan bahwa “berpikir kritis menjadi bekal bagi siswa untuk
menghadapi persaingan tingkat dunia”.4 Tentu jika kemampuan berpikir kritis itu
ditingkatkan dalam pendidikan di Indonesia, maka hasil survey TIMSS
selanjutnya akan membawa Indonesia di peringkat atas sehingga Indonesia tidak
kalah dengan negara–negara tetangganya yang juga sedang berkembang.
Menurut Anderson juga menyatakan dalam jurnal Dodi “bila berpikir
kritis dikembangkan, seseorang cenderung untuk mencari kebenaran, berpikir
divergen (terbuka dan toleran terhadap ide–ide baru), dapat menganalisis dengan
baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir, dan
dapat berpikir kritis secara mandiri”.5 Artinya dalam berpikir kritis siswa dilatih
untuk menganalisis serta berpikir secara sistematis dengan demikian dalam
3 Markaban, Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing,
(Yogyakarta: DEPDIKNAS, 2006), h. 3.
4 Abdul Karim, “Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Berpikir Kritis Matematis Siswa
SMP Melalui Pembelajaran Model Reciprocal Teaching”, (2010), h. 36. 5 Dodi Syamsuduha, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Goemeter’s Sketchpad
Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa SMP, (2010) h. 52.
3
berpikir kritis siswa juga dilatih agar timbul rasa ingin tahu yang dalam sehingga
siswa akan terus menyelidiki suatu masalah sampai menemukan pemecahan
masalah yang dibutuhkan.
Menurut Baron dan Stemberg dalam jurnal Dasa menyatakan “terdapat
lima hal dasar dalam berpikir kritis yaitu praktis, reflektif, masuk akal, keyakinan,
dan tindakan”.6 Artinya dalam berpikir kritis suatu pikiran akan dianalisis oleh
nalar lalu diyakini untuk memutuskan tindakan yang akan dilakukan. Siswa
menerima masalah lalu mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang
diterimanya, mencari pemecahan masalah dengan penuh keyakinan dengan
informasi yang dimilikinya, setelah itu melakukan tindakan sesuai dengan hasil
yang ditemukan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Krulick dalam jurnal pendidikan
matematika, Dasa menyatakan “bahwa berpikir kritis itu adalah suatu cara
berpikir menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari suatu
masalah, termaksuk di dalamnya kemampuan untuk mengumpulkan informasi,
mengingat, menganalisis situasi, membaca serta memahami dan mengidentifikasi
hal–hal yang diperlukan”.7 Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
berpikir kritis adalah proses yang sistematis karena dilakukan selangkah demi
selangkah, dilakukan dengan menghubungkan semua informasi yang ada. Setelah
itu mengambil mengklarifikasi, membandingkan, menarik kesimpulan dan
mengevaluasi.
Dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan terutama terkait
kemampuan berpikir kritis matematika siswa, metode penemuan terbimbing
merupakan suatu alternatif metode yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis matematik. Metode penemuan terbimbing dinilai sebagai proses
pemerolehan atau pembentukan pengetahuan. Teori belajar menurut teori
Kontruktivisme yang merupakan salah satu filsafat pengetahuan, menekankan
bahwa pengetahuan kita adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri. Belajar
6 Dasa Ismaimuza, op. cit. h. 12.
7 Ibid. h. 13.
4
merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan
yang dipelajarinya dengan pengertian yang dimiliki, dengan demikian
pengertiannya menjadi berkembang. Hal ini sejalan dengan pengertian
kemampuan berpikir kritis tadi, yaitu dalam berpikir kritis juga menghubungkan
informasi yang dimiliki dari suatu masalah lalu menganalisis kebenaran suatu
informasi untuk mengambil kesimpulan, kemudian membuktikan kesimpulan
yang didapat untuk mencari pemecahan masalah.
Menurut Paul Suparno dalam buku karangan Markaban, ada beberapa
prinsip belajar, yaitu (1) belajar adalah mencari makna, (2) kontruksi makna
adalah proses yang terus menerus, (3) belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan
fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian
yang baru, (4) hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan
dunia fisik dan lingkungannya, dan (5) hasil belajar tergantung pada apa yang
telah diketahui si subyek belajar, tujuan, motivasi, mempengaruhi proses interaksi
dengan bahan yang sedang dipelajari.8 Artinya belajar bukan hanya menerima
informasi yang diberikan guru, namun belajar adalah mengkontruksi (membentuk)
pengetahuan dari apa yang siswa dengar, lihat, rasakan dan alami.
Dalam pandangan Bruner pada buku Markaban “belajar dengan penemuan
adalah belajar yang sangat efektif, dalam belajar penemuan siswa diarahkan untuk
menemukan, ketika seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi
yang tampak ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan”.9 Ada
beberapa keunggulan belajar penemuan, pertama pengetahuan itu bertahan lama
atau lama diingat atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan
yang dipelajari dengan cara– cara lain. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai
efek transfer yang lebih baik dari pada hasil dari belajar lainnya. Ketiga, secara
menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan
untuk berpikir secara bebas.
8 Markaban, op. cit. h. 7.
9 Ibid. h.9.
5
Media pembelajaran juga diperlukan dalam proses pembelajaran. Kata
media dalam bahasa arab berarti “perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima”.10
Media adalah semua bentuk saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi yang akan dituju.
Pendidikan di Indonesia kurang berkembang karena pada proses pembelajaran
guru tidak menggunakan media pembelajaran untuk mengkonstruk (membangun)
pola pikir siswa, padahal media mempunyai peran yang cukup penting. Dengan
media pembelajaran, siswa mendapatkan pengalaman langsung untuk
mempelajari objek atau bahan yang dipelajari. Proses pembelajaran yang terjadi
melalui pengalaman langsung siswa merupakan proses pembelajaran yang sangat
bermanfaat, karena dengan mengalami secara langsung, kemungkinan kesalahan
memahami akan dapat dihindari.
“Contoh belajar melalui pengalaman langsung adalah mengamati tingkah
laku hewan di kebun binatang, berlatih mengendarai kendaraan bermotor atau
pengalaman langsung mempelajari benda-benda di lingkungan. Namun, pada
kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan secara langsung”.11
Untuk mempelajari bagaimana kehidupan ikan-ikan di dasar laut, tidak mungkin
seluruh siswa menyelam hingga ke dasar laut, atau mempelajari kerja atau
komponen dari organ tubuh manusia. Untuk memberikan pengalaman belajar
semacam itu, guru memerlukan alat bantu seperti foto, film, maupun rangka
buatan yang menyerupai objek yang akan diteliti. Belajar seperti itu merupakan
proses pembelajaran melalui pengalaman tiruan.
“Pengalamann tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda
atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya”.12
Pengalaman tiruan bukanlah pengalaman langsung bagi siswa, karena objek yang
dipelajari bukan keadaan sebenarnya melainkan benda tiruan yang menyerupai
aslinya. Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya bagi siswa, terutama
10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3.
11
Winna Sanjaya, op. cit, h. 164.
12 Ibid, h. 166.
6
untuk menghindari cara mengajar guru yang hanya menggunakan tulisan dan
ucapannya. Menurut Yunus dalam buku Azhar Arsyad.13
“Mengungkapkan bahwasanya media pembelajaran paling besar
pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman... orang
yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan
lamanya bertahan apa yang dipahaminya diibandingkan dengan mereka
yang melihat, atau melihat dan mendengarkannya.”
Berdasarkan latar belakang tersebut, diharapkan metode penemuan
terbimbing dengan bantuan media pembelajaran yang bersifat memberikan
pengalaman tiruan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik
siswa. Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Benda Kongkrit
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah sebelumnya, maka timbul
berbagai permasalahan yang dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai
berikut:
1. Fenomena umum menunjukan bahwa proses pembelajaran matematika
diajarkan secara konvensional, dimana guru menjadi pusat pembelajaran
(teaching center).
2. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
matematika.
3. Siswa sulit mengerjakan soal non contoh.
13
Azhar Arsyad, op. cit, h.16
سمع ما راءكمن فهم ..…ف ل حواس واخمن ل ى ال يرا ف ا ث ها اعظم ت ان
7
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap masalah
yang akan dibahas, maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut :
1. Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing berbantuan media benda
kongkrit terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa.
2. Kemampuan berpikir kritis matematik siswa merupakan fokus dan ukuran
pada penelitian ini.
3. Penelitian dilakukan di SMP Darul Ma’arif.
4. Materi yang disampaikan adalah Geometri.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalahnya yaitu:
1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran metode penemuan terbimbing berbantuan media
benda kongkrit dan pembelajaran metode konvensional?
2. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan metode penemuan
terbimbing berbantuan media benda kongkrit terhadap kemampuan
berpikir kritis matematik siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan problematika yang telah dikemukakan, maka tujuan kegiatan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan informasi mengenai kemampuan berpikir kritis
matematika siswa sebelum penerapan metode penemuan terbimbing.
2. Mendapatkan informasi mengenai kemampuan berpikir kritis
matematika siswa setelah penerapan metode penemuan terbimbing.
8
3. Mendapatkan informasi mengenai pengaruh metode penemuan
terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada
pembelajaran matematika.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang pengaruh metode penemuan terbimbing terhadap
kemampuan berpikir kritis matematik siswa dapat memberikan kontribusi sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti
a) Memberi gambaran pengaruh metode penemuan terbimbing
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran
matematika.
b) Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing.
2. Bagi guru
a) Memberi informasi pada guru mengenai metode penemuan
terbimbing serta penerapannya.
b) Memberi masukan mengenai cara mengajar yang dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
9
BAB II
KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa
a. Pengertian Berpikir Kritis
Pengertian berpikir kritis, menurut Gerhand dalam buku Dina,
mendefinisikan sebagai “proses kompleks yang melibatkan penerimaan
dan penguasaan data, analisis data, evaluasi data, dan mempertibangkan
aspek kualitatif dan kuantitatif serta membuat seleksi atau membuat
keputusan berdasarkan hasil evaluasi”.1 Sedangkan menurut Vincent
Reggiero dalam buku Elaine menyatakan bahwa “berpikir kritis adalah
segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan
masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk
memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian
makna”.2
Proses berpikir kritis mengharuskan siswa membuka pikirannya,
menerima kekurangan diri, dan sabar dalam memecahkan masalah.
Pencarian kebenaran dari suatu informasi mengharuskan siswa berhati-hati
dalam mengambil keputusan dan menarik kesimpulan, mengakui
kesalahan yang dibuat, toleran terhadap sudut pandang baru, sabar dalam
menyelidiki bukti yang ditemukan, dan mengakui kelebihan sudut
pandang orang lain.
1 Dina Mayadiana Suwarma, Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha
Karya, 2009), h. 11
2 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching & Learning (Bandung: Kaifa Learning, 2010), h. 187
10
Alasan pentingnya kemampuan berpikir kritis harus ditanamkan
menurut Wahab pada buku Dina adalah : (1) tuntutan zaman yang
menuntun setiap warga negara dapat mencari, memilih, dan
menggunakan informasi untuk kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, (2) Setiap warga negara senantiasa berhadapan dengan
berbagai masalah dan pilihan sehingga dituntut mampu berpikir kritis
dan kretif, (3) Kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara yang
berbeda dalam memecahkan masalah, dan (4) Berpikir kritis
merupakan aspek dalam memecahkan peremasalahan secara kreatif
agar peserta didik kita disatu pihak dapat bersaing secara adil dan
dilain pihak bisa bekerja sama dengan bangsa lain.3
Jadi menurut penulis berpikir kritis adalah proses yang menyangkut
merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau
memenuhi keinginan untuk memahami untuk membuat keputuasan
terhadap suatu masalah yang dihadapi.
b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
“Istilah berpikir matematik (mathematical thingking) diartikan sebagai
cara berpikir berkenaan dengan kegiatan matematika (doing math) atau
cara berpikir dalam menyelesaikan tugas matematik (mathematical task)
baik yang sederhana maupun yang kompleks”.4 Berpikir kritis matematik
juga ada dalam lingkup berpikir matematik dimana dalam berpikir kritis,
siswa tidak segera mengambil keputusan agar dapat meminimalisir
kesalahan dalam mengambil kesimpulan dalam masalah matematika.
3 Dina Mayadiana Suwarma, op. cit, h. 5.
4 Utari Sumarmo, “berpikir dan disposisi matematik : apa, mengapa, dan bagaimana dikembangkan
pada peserta didik”, FPMIPA UPI, 2010 h. 4
11
“Berpikir matematik digolongkan dalam 2 jenis. Yaitu tingkat rendah
dan tingkat tinggi”.5 NCTM (National Council Teacher Mathematic)
menyatakan salah satu komponen berpikir matematik adalah daya
matematik, yaitu kemampuan untuk mengeksplorasi, menyusun konjektur,
dan memberikan alasan secara logis; kemampuan menyelesaikan masalah
non rutin; mengomunasikan ide mengenai matematika dan menggunakan
metematika sebagai alat komunikasi; menghubungkan ide-ide dalam
matematika, antar matematika, dan kegiatan intelektual lainnya. Jadi
menurut penulis, kemampuan berpikir kritis matematika adalah
kemampuan siswa dalam merumuskan dan menganalisis masalah
matematika, setelah itu siswa membuat keputusan untuk menyelesaikan
masalah matematika tersebut dan siswa mengkaji kembali keputusan yang
telah dibuatnya untuk melihat kemungkinan kesalahan yang ditimbulkan.
c. Indikator Berpikir Kritis Matematik
Terdapat beberapa kelompok kemampuan berpikir kritis, salah satunya
menurut Ennis dalam buku Dina mengelompokan kemampuan berpikir kritis
menjadi lima kemampuan berpikir6, yaitu:
1) Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification),
2) Membangun keterampilan dasar (basic support),
3) Membuat inferensi (inferring),
4) Membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification),
5) Mengatur startegi dan taktik (strategies and tactics).
5 Ibid, h. 4
6 Dina Mayadiana Suwarma op cit., h. 13
12
Tabel 2.1
Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan
Berpikir Kritis Indikator Penjelasan
Memberikan
penjelasan
sederhana
Memfokuskan
pertanyaan.
a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan.
b. Mengidentifikasi kriteria-kriteria untuk
mempertimbangkan yang mungkin.
c. Menjaga kondisi pikiran.
Menganalisis argument
a. Mengidentifikasi kesimpulan
b. Mengidentifikasi alasan(sebab) yang
dinyatakan(eksplisit)
c. Mengidentifikasi alasan(sebab) yang tidak
dinyatakan(implisit)
d. Mengidentifikasi ketidakrelevanan dan
kerelevanan
e. Mencari persamaan dan perbedaan
f. Mencari struktur suatu argument
g. Merangkum
Bertanya dan menjawab
pertanyaan klasifikasi
dan pertanyaan yang
menentang
a. Mengapa
b. Apa intinya, apa artinya
c. Apa contohnya, apa yang bukan contoh
d. Bagaimana menerapkannya dalam kasus
tersebut
e. Perbedaan apa yang menyebabkannya
f. Akankah andah menyatakan lebih dari itu
Membangun
keterampilan
dasar
Mempertimbangkan
kredibilitas (kriteria)
suatu sumber
a. Ahli
b. Tidak ada konflik internal
c. Kesepakatan antar sumber
d. Reputasi
e. Mengurutkan prosedur yang ada
f. Mengetahui resiko
g. Kemampuan memberi alasan
h. Kebisaaan hati-hati
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
a. Ikut terlibat dalam menyimpulkan
b. Dilaporkan oleh pengamat sendiri
c. Mencatat hal-hal yang diinginkan
d. Penguatan(collaboration) dan kemungkinan
penguatan
e. Kondisi akses yang baik
f. Penggunan teknologi yang kompeten
g. Kepuasan observer atas kredibilitas kriteria
13
Menyimpulkan
Membuat deduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi
a. Kelompok yang logis
b. Kondisi yang logis
c. Interpretasi pernyataan
Membuat induksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
a. Membuat gereralisasi
b. Membuat kesimpulan dan hipotesis
Membuat dan
mempertimbangkan
hasil keputusan
a. Latar belakang fakta
b. Konsekuensi
c. Penerapan prinsip-prinsip
d. Memikirkan alternatif
e. Menyeimbangkan, memutuskan
Membuat
penjelasan lebih
lanjut
Mendefinisikan istilah,
mempertimbangkan
definisi.
a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang ekspresi
yang sama
b. Strategi definisi (tindakan mengidentifikasi
persamaan)
c. Isi (content)
Mengidentifikasi
asumsi.
a. Penalaran secara implisit
b. Asumsi yang diperlukan rekonstrukurusasi
argument
Strategi dan
tehnik
Memutuskan suatu
tindakan
a. Mendefinisikan masalah
b. Menyelesaikan kriteria
c. Merumuskan alternatif yang memungkinkan
d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara
alternatif
e. Melakukan revise
f. Memonitori implementasi
Berinteraksi dengan
orang lain
Indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis
siswa sebagai berikut:
1) Memberi pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan;
2) Memberi alasan;
3) Berusaha mengetahui informasi dengan baik;
4) Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya;
5) Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan;
6) Berusaha tetap relevan dengan ide utama;
7) Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar;
14
8) Memberi alternatif;
9) Bersikap dan berpikir terbuka;
10) Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan
sesuatu;
11) Memberi penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan;
12) Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari
keseluruhan masalah.
Dalam penelitian ini, difokuskan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
dengan indikator berikut :
1) Memfokuskan pertanyaan
Memfokuskan pertanyaan yang dimaksud dalam lingkup
mengidentifikasi atau merumuskan masalah dan mengidentifikasi
kriteria-kriteria untuk mempertimbangkan yang mungkin sehingga
siswa bisa menjawab pertanyaan yang dimaksud.
2) Menganalisis argumen
Menganalisis argumen dalam lingkup mengidentifikasi alasan(sebab)
yang tidak dinyatakan(implisit) dan mencari persamaan serta perbedaan.
3) Menjawab pertanyaan yang menentang
Menjawab pertanyaan yang menentang dalam lingkup pengetahuan
siswa yang bisa membedakan sebab dari suatu perbedaan.
4) Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan
Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan dalam lingkup
dapat menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari untuk membuat
keputusan dan dapat menyeimbangkan dan memutuskan menjadi suatu
kesimpulan.
15
2. Penemuan Terbimbing
a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing
Model penemuan merupakan model belajar yang dipopulerkan oleh Bruner.
Belajar yang bermakna dapat diperoleh ketika siswa berusaha sendiri mencari
tahu pemecahan masalah yang dihadapi dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Ada beberapa kebaikan belajar penemuan, yaitu (1) pengetahuan akan bertahan
lebih lama diingat dan lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan
pengetahuan yang dipelajari dengan cara bukan penemuan, (2) hasil belajar
penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar
lainnya, (3) secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa
dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.7
Namun begitu, belajar penemuan ini memerlukan waktu yang lama dalam
pelaksanaannya. Belajar penemuan juga kurang tepat, karena pada umumnya
sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep dasar untuk menemukan
sesuatu. Jika siswa tidak memiliki konsep dasar untuk melakukan penemuan,
siswa tidak akan bisa berbuat apa-apa karena siswa tidak tahu. Dalam metode
penemuan ini, siswa mencari sendiri penyelesaian dari permasalahan yang ada.
Tanpa dibantu oleh siapapun, siswa tergangung pada kesanggupan, pengalaman,
latihan dan trial and error.
Demikian pula model penemuan kurang tepat untuk diterapkan untuk siswa
sekolah dasar maupun lanjutan apabila tidak dengan bimbingan guru. Karena
materi matematika yang ada dalam kurikulum tidak banyak yang hal dipelajari
sendiri bahkan siswa dan guru pun kekurangan waktu dalam pembelajaran di
sekolah. Untuk itu, metode penemuan yang dipandu oleh guru atau bisa disebut
metode penemuan terimbing. Metode penemuan terbimbing ini pertama
diperkenalkan oleh Plato yang selanjutnya dikembangkan oleh Bruner. Metode
7 Ratna Wilis Dahar , Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2006),
h.80
16
ini melibatkan interaksi guru dan siswa dimana siswa mencari kesimpulan yang
diinginkan melalui interaksi tersebut. Interaksi dalam metode ini menekankan
pada adanya interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Interaksi tersebut dapat
terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, siswa dengan guru.
Interaksi dapat pula dilakukan antara siswa baik dalam kelompok-kelompok kecil
maupun kelompok besar.
Dalam kelompok kecil, interaksi dapat berupa sharing antar siswa atau siswa
yang lemah bertanya dan siswa yang pandai menjelaskan. Sedangkan dalam
kelompok besar interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa tertentu, dengan
beberapa siswa , atau dengan semua siswa dalam kelas. Tujuannya untuk saling
mempengaruhi pikiran masing-masing. Yang harus dilakukan oleh guru adalah
memancing berpikir siswa, yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan yang terfokus
sehingga memungkinkan siswa untuk memahami atau membangun konsep-
konsep tertentu untuk memecahkan masalah.
Dengan model penemuan terbimbing ini siswa dihadapkan pada situasi
ketika siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan untuk mencari
penemuan yang baru. Terkaan, intuisi dan mencoba-coba (trial and error)
hendaknya dianjurkan dan guru sebagai penunjuk jalan dan membantu siswa agar
mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk
menemukan pengetahuan yang baru.8 Karena dalam metode penemuan
terbimbing mengarahkan siswa untuk aktif berpikir, mencari tahu, aktif, dan
mencari alternatif-alternatif termudah agar dapat menyelesaikan suatu masalah
yang diberikan. Melalui pembelajaran seperti inilah siswa mendapat pengetahuan
yang benar-benar bermakna, ditambah lagi dalam metode penemuan terbimbing
siswa dituntut berperan aktif mencari penyelesaian masalah yang diberikan.
Sehingga pengetahuan yang didapat akan lebih lama diingat oleh siswa.
8 Markaban, Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing,
(Yogyakarta: Depdiknas, 2006), h. 15
17
b. Kelebihan metode penemuan terbimbing
Berikut adalah kelebihan yang dimiliki dalam metode penemuan
terbimbing:9
1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-
temukan).
3) Mendukung kemampuan problem solving siswa.
4) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru,
dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
5) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi
dan lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses
menemukannya.
c. Langkah-langkah metode penemuan terbimbing berbantuan media benda
kongkrit.
Agar pelaksanaan model penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif,
beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru matematika adalah sebagai
berikut.
1) Merumuskan masalah. Guru memberikan data secukupnya kepada
siswa. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan
salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
2) Dari data yang berikan guru, siswa menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, digunakan
media pembelajaran dalam proses menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data. Dengan penggunaan media
pembelajaran siswa akan lebih mudah menyususn dan mengorganisir
9 Ibid, h. 16
18
informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Pada langkah ini
guru membimbing siswa menggunakan media pembelajaran agar dapat
digunakan dengan baik.
3) Siswa menyusun konjektur (perkiraan) dari hasil analisis yang
dilakukannya. Bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan
saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke
arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.
4) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut di atas
diperiksa kembali oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk
meyakinkan kebenaran perkiraan siswa, sehingga akan menuju arah
yang hendak dicapai.
5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut,
maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa
untuk menyusunya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi
tidak menjamin 100% kebenaran konjektur.
6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru dan siswa
menyimpulkan hasil diskusi dari beberapa konjektur siswa yang
berbeda-beda. Selanjutnya guru menyedikan soal latihan atau soal
tambahan untuk memeriksa apakan hasil penemuan itu benar.
3. Media Benda Kongkrit
Guru memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar, namun guru
bukanlah satu – satunya sumber belajar. Dengan berkembangnya teknologi dan
ilmu pengetahuan, guru dapat menambahkan media pembelajaran sebagai
sumber belajar lain bagi siswa. Pada saat guru tidak bisa menjadi sumber belajar
di luar jam pelajaran di sekolah, media pembelajaran dapat menjadi sumber
belajar bagi siswa ketika membutuhkannya. Kata media dalam bahasa arab
19
Gambar 2.1
Kerucut Pengalaman
berarti “perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima”.10
Dalam bahasa latin media adalah bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat
merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sehingga proses pembelajaran terjadi secara baik.
Penggunaan media dalam
pembelajaran berguna untuk
memfasilitasi siswa melihat
miniatur benda asli yang
dipelajari. Dengan penggunaan
media benda kongkrit, siswa
mendapat proses pembelajaran
secara langsung. Edgar Dale
dalam buku Arief, dkk
“mengklasifikasi pengalaman
menurut tingkat yang paling kongkrit ke yang paling abstrak yang dikenal
dengan nama kerucut pengalaman (Cone of experience)”. 11
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara
dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efesiensi dalam
mencapai tujuan pengajaran. Ada empat substansi media pembelajaran secara
umum, yaitu bentuk saluran, jenis komponen dalam lingkungan pembelajar,
bentuk alat fisik, dan bentuk-bentuk komunikasi.
10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3
11
Arief dkk, “Media Pendidikan”. PT raja Grafindo persada(Jakarta: 1996) h. 8
20
Adapun tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu
mempermudah proses pembelajaran di kelas, meningkatkan efisiensi proses
pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan
belajar, dan membantu konsentrasi pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Sedangkan manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran, yaitu pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar, bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, metode pembelajaran bervariasi, dan
pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Tidak semua media pembelajaran cocok digunakan dalam proses
pembelajaran, untuk itu perlu dilakukan pertimbangan dalam memilih media
supaya penggunaan media pembelajaran tersebut benar dan tepat. Adapun media
yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, bahan pelajaran,
metode mengajar, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi pengajar, minat dan
kemampuan pembelajar, dan situasi pengajaran yang sedang berlangsung.
Dengan penggunaan media pembelajaran siswa dapat mempelajari media
tersebiut dengan melihat langsung maksud dari permasalahan yang ada. Hal
tersebut menjelaskan bahwa dibandingkan dengan hanya mendengarkan saja,
siswa lebih paham jika dalam proses pembelajaran guru menggunakan media
pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran juga pemahamannya
bertahan lebih lama dibandingkan yang hanya mendengarkan saja.
Berikut adalah menfaat menggunakan media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar:12
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar,
12 Ibid, h. 25
21
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri–sendiri sesuai dengan kemampuan
minatnya,
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu,
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya mislanya melalui karyawisata, kunjungan-
kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka-kerangka
kubus, balok, limas dan prisma yang akan membantu siswa dalam
mengidentifikasi unsur-unsur kubus, balok, limas dan prisma; jarring-jaring
kubus, balok, limas dan prisma yang akan membantu siswa untuk menemukan
rumus luas permukaan bangun-bangun tersebut; rubik, dan miniatur kubus,
balok, limas dan prisma yang transparan sehingga dapat membantu siswa untuk
menemukan volume bangun-bangun tersebut.
4. Metode pembelajaran konvensional
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk
mengajar. Pada dasarnya pembelajaran adalah penambahan informasi dan
kemampuan kepada siswa melalui guru. Seorang guru diwajibkan untuk
menguasai metode pembelajaran yang hendak diterapkan dalam pembelajaran.
Dengan guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat, siswa yang
diajarkan dapat memperoleh nilai lebih pada pengetahuan yang diperoleh.
Dengan menggunakan metode pemebelajaran yang tepat, situasi pembelajaran
22
menjadi lebih mudah untuk dikontrol oleh guru. Penggunaan metode
pembelajaran sangatlah dipengaruhi oleh keadaan peserta didiknya.
Pengajaran matematika tradisional di Indonesia pada umumnya memiliki
beberapa ciri khas, seperti : materinya materi lama (lamban berkembang), lebih
mengutamakan hafalan daripada kepada pemahaman, menekankan kepada
bagaimana suatu dihitung daripada mengapa sesuatu dihitung demikian, lebih
mengutamakan melatih otak daripada kegunaannya, bahasa/istilah/simbul yang
dipergunakan tidak jelas (ambiguous), urutan operasi harus diterima tanpa
alasan, soal-soal banyak yang menjelimet, dan lain-lain.13
Dari ciri khas
tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional belum melatih
kemampuan berpikir siswa. Contohnya dalam pembelajaran konvesional yang
diutamakan hanyalah hafalan, tidak dilatih memahami agar siswa faham.
Dalam pembelajaran konvensional pula posisi guru adalah sebagai pusat
pembelajaran. Padahal jika kemampuan berpikir ingin ditingkatkan siswa harus
menjadi pusat pembelajaran, karena siswa dapat mengeksplor apa yang ingin
diketahuinya. Dalam pembelejaran konvensional siswa hanya diberikan rumus
tanpa mengetahui kenapa alasan rumus itu ada. Jika siswa yang menjadi pusat
pembelajaran, siswa diberi kesempatan berpikir, bahkan menemukan rumus
sehingga pengetahuan yang diterima lebih lama melekat.
Metode konvensional juga dikenal dengan nama metode ceramah (Lecture).
Metode ceramah ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta yang
dijelaskan oleh guru di depan kelas dan pada akhir pembelajaran ditutup
dengan tanya jawab antara gur dengan siswa. Dalam bukunya, Yamin
menyatakan bahwa ada 5 keterbatasan metode ceramah14
, yaitu:
13
Ruseffendi,”pengajaran matematika modern dan masa kini”, Tarsito, bandung 1988, h. 70 14
Martinis yamin, strategi pembelajaran berbasis kompetensi.(Jakarta:gaung persada press) 2004, h.
65
23
a. Keberhasilan siswa tidak terukur,
b. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur,
c. Peranserta siswa dalam pembelajaran rendah,
d. Materi kurang terfokus,
e. Pembicaraan sering melantur.
Untuk itu penulis menyarankan agar pembelajaran di sekolah menggunakan
metode pembelajaran yang bervarisi agar meningkatkan kemempuan berpikir
siswa.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Tahun 2011, Zulkarnaini juga melaksanakan penelitian yang mengukur
kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Penelitian tersebut dituangkan dalam
jurnal yang berjudul “Model Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis”.
Penelitian juga mengukur keterampilan berpikir kritis memberikan penjelasan
sederhana dan membangun keterampilan dasar. Kedua keterampilan tersebut selajan
dengan penelitian yang akan dilakukan dan penelitian Zulkarnaini ini mengkasilkan
kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan
model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) lebih meningkat daripada kemampuan
berpikir kritis matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran
konvensional.
Leo Adhar Effendi melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan metode penemuan terbimbing. Hasil penelitiannya dituangkan dalam
jurnal yang berjudul “Pembelajaram Matematika Dengan Metode Penemuan
Terbimbing Untuk Meningkatkan Representasi dan Pemecahan Masalah Matemetis
Siswa SMP”. Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel sebanyak 71 siswa kelas
VIII yang berasal dari dua kelas pada salah satu SMP Negeri di Bandung. Penelitian
24
ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara keseluruhan peningkatan kemampuan
representasi dan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, lebih baik daripada
pembelajaran konvensional.
Asrul karim pada tahun 2011 juga melakukan penelitian terhadap proses
pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing di sekolah dasar.
Hasil penelitiannya dituangkan dalam jurnal yang berjudul “penerapan metode
penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan berpikir kritis sisiwa sekolah dasar”. Penelitian ini
melibatkan 104 siswa sekolah dasar yang berasal dari tiga level, yaitu rendah, sedang,
tinggi pada salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Kuta Blang. Penelitian ini
mengukur kemampuan berpikir kritis yang meliputi mengidentifikasi konsep,
kemampuan generalisasi, menganalisis argoritma dan memecahkan masalah.
Kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan peningkatan pemahaman konsep dan
kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing, lebih baik daripada pembelajaran konvensional.
Oleh karena itu, penulis menjadikan ke empat hasil penelitian itu sebagai salah
satu referensi dalam menjalankan dan melaporkan hasil penelitian yang
mempergunakan metode pembelajaran yang sama.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap siswa,
karena dengan kemampuan berpikir kritis siswa dapat mencari penyelesaian masalah
secara aktif dan sistematis. Siswa dilatih untuk menyusun pengetahannya,
mengaplikasikannya, menganalisi, merefleksi, dan mengevaluasi informasi yang
dikumpulkan dengan cara mengamati, pengalaman langsung, atau memberikan alasan
dalam suatu mencari pemecahan masalah.
25
Metode Penemuan
Terbimbing Berbantuan
Media Benda
Kongkrit
Berpikir Kritis
Matematik
Merumuskan masalah
Menganalisis data
Membuat perkiraan
Menyimpulkan perkiraan dari masalah
Mengidentifikasi yang mungkin
Perbedaan apa yang menyebabkan.
BERPENGARUH POSITIF
Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan
Mengidentifikasi sebab yang tidak
dinyatakan
Penerapan prinsip-prinsip
Penemuan terbimbing adalah metode yang menuntut siswa aktif dan kreatif
dalam mencari pemecahan masalah. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
tentu dibawah bimbingan oleh guru. Langkah-langkah penemuan terbimbing yang
terjadi dalam proses pembelajaran adalah memahami masalah, melihat pola yang
terjadi dan membuat dugaan, lalu membuktikan dugaan yang dibuat.
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Dalam berpikir kritis siswa juga dituntut aktif, dan siswa juga akan menyusun
dugaan dari informasi yang diterimanya untuk membuat kesimpulan yang akan
menjadi pemecahan masalahnya. Kemampuan berpikir kritis juga akan meningkat
jika pembelajaran menggunakan media benda kongkrit yang dapat menjadi fasilitator
siswa untuk mencari informasi dan menganalisis informasi tersebut. Dengan
demikian, pembelajaran metode penemuan terbimbing berbantuan media benda
kongkrit diduga dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematik
siswa.
26
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah “ peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit
lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode
konvensional.”
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darul Ma’arif yang beralamat di Jalan
RS. Fatmawati No. 45 Cipete Selatan, Jakarta Selatan. Sedangkan waktu
penelitian dilaksanakan pada semester ganjil bulan Januari - Februari 2014 tahun
pelajaran 2013-2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen
(percobaan semu), yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti
melakukan pengontrolan penuh terhadap faktor lain yang mempengaruhi variabel
dan kondisi eksperimen. Dalam hal ini kelompok sampel dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian The Randomized Kontrol
Group Posttest Only Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih
secara random, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada
kelompok eksperimen diberikan treatment (perlakuan khusus) berupa
pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Sedangkan
pada kelompok kontrol, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode konvensional. Kemudian kedua kelompok diberi posttest
untuk mengetahui perbedaan antara kedua kelompok, apakah ada perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Model desainnya adalah :
R : E XE Y
R : K XK Y
28
Keterangan:
R = Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara acak
XE = Perlakuan dengan metode penemuan terbimbing
XK = Perlakuan dengan metode konvensional
Y = posttest yang diberikan kepada kedua kelompok
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Hadari Nawawi dalam S. Margono, ”populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karekteristik tertentu di dalam suatu penelitian”.1
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Darul Ma’arif kelas
VIII semester genap pada Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 6 kelas.
2. Sampel
”Sampel adalah sebagai bagian dari populasi”.2 Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian ini adalah Cluster Random Sampling, yaitu dengan
mengambil dua kelas secara acak dari enam kelas yang memiliki karakteristik
yang sama. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan
metode penemuan terbimbing dan satu kelas sebagai kelas kontrol dengan
menggunakan metode konvensional. Dari enam kelas yang ada, kemuadian
dirandom dan terpilih dua kelas yaitu kelas VIII-A dan VIII-C. Kemudian
dari dua kelas tersebut dirandom lagi untuk menentukan kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dan terpilih kelas VII-C sebagai kelas eksperimen dan
VIII-A sebagai kelas kontrol. Kelas VIII-C beranggotakan 36 orang, dan
VIII-A beranggotakan 34 orang.
1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 118
2 S. Margono, Ibid., h. 121
29
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu:
a. Variabel metode penemuan terbimbing. Variabel ini menduduki posisi
sebagai variabel independen (bebas) yakni masukan yang memberi
pengaruh terhadap hasil.
b. Variabel kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Variabel ini
menduduki posisi sebagai variabel dependen (terikat) yakni hasil
sebagai pengaruh variabel independen.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Siswa, siswa yang menjadi sampel penelitian. Dari siswa didapat
informasi tentang kemampuan berpikir kritis matematik siswa.
Sumber data juga didapat dari siswa yang menjadi sampel untuk
melakukan uji coba instrumen.
2. Peneliti, peneliti adalah sumber data yang penting karena di dalam
penelitian ini berperan sebagai perancang penelitian, pelaksana
pembelajaran, dan penganalisis hasil penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan berpikir
kritis matematik siswa dalam proses pembelajaran dengan metode penemuan
terbimbing. Tes kemampuan berpikir kritis matematik yang diberikan sesuai
dengan indikator kemampuan berpikir kritis matematik. Tes ini kemudian dinilai
30
dengan berdasarkan rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis matematik.
Berikut adalah kisi-kisi tes kemampuan berpikir kritis yang akan diuji cobakan:
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir kritis
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma limas dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Indikator
Kemampuan
Berpikis Kritis
Matematik
Kompetensi Dasar No. Butur
Soal
Banyaknya
Butir Soal
Memfokuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi sifat-
sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta
bagian-bagiannya.
1 dan 2 2 soal
Menganalisis
argumen
Menghitung luas
permukaan dan
volume kubus, balok,
prisma dan limas. 3
2 soal
Membuat jaring-jaring
kubus, balok, prisma
dan limas. 4
Menjawab
pertanyaan yang
menentang
Membuat jaring-jaring
kubus, balok, prisma
dan limas. 5
2 soal Mengidentifikasi sifat-
sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta
bagian-bagiannya.
6
Membuat dan
mempertimbangkan
hasil keputusan
Menghitung luas
permukaan dan
volume kubus, balok,
prisma dan limas
7 dan 8 2 soal
Tes kemampuan berpikir kritis matematik diberikan kepada siswa untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal kemampuan berpikir
kritis matematik. Kemudian, agar tes kemampuan berpikir kritis matematik dapat
31
digunakan perlu dilakukan proses uji validasi, proses uji validasi yang digunakan
yaitu validitas empiris pada soal yang valid.
F. Analisis Instrumen
1. Uji validitas
Penilaian instrumen tes oleh para ahli ini selain untuk perbaikan
instrumen tes, dimaksudkan juga untuk memperoleh uji validitas isi
instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematik dengan menggunakan
metode CVR (Content Validity Ratio). Rumus CVR yang digunakan adalah
sebagai berikut: 3
2N
)2Nn ( = CVR e
Keterangan:
CVR : Konten validitas rasio (Content Validity Ratio)
en : Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial
N : Jumlah penilai
Penilaian ahli ini melibatkan 7 orang ahli dalam bidang matematika,
diantaranya 3 orang dosen dan 4 orang guru. Dari 11 soal yang diuji dengan
CVR, didapat delapan soal valid dengan minimum skor 0,99. Selanjutnya
delapan soal yang valid dalam penilaian CVR kembali diuji kepada siswa. Uji
validitas digunakan pada instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematik
siswa matematik adalah dengan menggunakan validitas butir soal.
Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment
sebagai berikut:4
r xy = ( ) ( )( )
√{ ( ) }{ ( ) }
3C. H Lawshe. (1975). A quantitative approach to content validity. By Personnel Psychology,
INC. h. 567-568
4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) , Edisi
ke-2 Cet pertama, h. 87
32
keterangan:
r xy = koefisien korelasi
= jumlah skor item
= jumlah skor total
= jumlah responden
Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil
perhitungan di atas dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan ketentuan
jika rhitung > rtabel berarti butir soal valid, sedangkan jika rhitung < rtabel berarti
butir soal tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen, dari delapan
soal yang diuji, hasilnya kedelapan soal tersebut valid. Untuk itu penguji
melakukan uji selanjutnya yaitu uji reliabilitas.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat evaluasi, menunjuk pada satu pengertian bahwa
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengetahui
tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan alpha
cronbach, yaitu :5
r11 = {
} {
}
keterangan;
r11 = reliabilitas yang dicari
= jumlah varians skor tiap-tipa item
= varians total
=
5 Suharsimi, Ibid., h.122
33
Tabel 3.2
koefisien reliabilitas:
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen, diperoleh nilai 0,72.
Maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria
koefisien reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrument yang
memiliki ketetapan jika digunakan.
3. Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran instrumen bertujuan mengetahui soal-soal yang
mudah, sedang, dan sukar. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks
kesukaran adalah:6
JS
BP
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = jumlah seluruh poin siswa pada tiap nomor
JS = jumlah poin penuh suatu nomor dikali dengan jumlah seluruh peserta
tes
Tabel 3.3
Indeks taraf kesukaran
P Keterangan
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2003) , Edisi
Revisi Cet-6 h. 208
Interval Kriteria
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
r ≤ 0,20 Sangat rendah (tidak valid)
34
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen,
dari delapan soal yang diujikan diperoleh 1 soal dengan tingkat kesukaran
“mudah”, dan 7 soal dengan tingkat kesukaran “sedang”.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:7
DP =
Keterangan:
DP = Daya pembeda soal
JBA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
JBB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JSA = Banyaknya peserta kelompok atas
JSB = Banyaknya peserta kelompok bawah
PA =
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB =
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3. 4
Indeks Daya Pembeda
Daya beda soal Keterangan
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
Dari hasil perhitungan daya beda soal, ditemukan bahwa dari delapan soal yang
diujikan,tujuh soal memiliki daya pembeda “cukup”, dan satu soal memiliki
7 Suharsimi, Ibid, h.231
35
daya pembeda “baik”.
Berikut adalah rekap hasil uji validitas,reliabilitas instrumen, taraf kesukaran
dan daya pembeda soal :
Tabel 3.5
REKAP DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN
No. Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Beda Keterangan
1. Valid Sedang Cukup Digunakan
2. Valid Sedang Cukup Digunakan
3. Valid Sedang Cukup Digunakan
4. Valid Sedang Baik Digunakan
5. Valid Sedang Cukup Digunakan
6. Valid Sedang Cukup Digunakan
7. Valid Sedang Cukup Digunakan
8. Valid Mudah Cukup Digunakan
Derajat Reliabilitas 0,72
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis
yang dilakukan dengan perhitungan, mengenai tes kemampuan berpikir kritis
matematik siswa yang diberikan. Penganalisisan dilakukan dengan
membandingkan hasil tes kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Dari data yang telah diperoleh dilakukan perhitungan statistik dan melakukan
perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk mengetahui kontribusi metode
penemuan terbimbing dalam pembelajaran Matematika terhadap kemampuan
berpikir kritis matematik siswa. Perhitungan statistik yang digunakan, yaitu:
36
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk dapat
menjawab masalah dan hipotesis penelitian. Sebelum menguji hipotesis
penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat analisis yang
perlu dipenuhi adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menguji apakah sebaran data posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Apabila hasil pengujian menunjukan bahwa sebaran
data berdistribusi normal maka dalam menguji kesamaan dua rata-rata
digunakan uji-t.
Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Chi-
Square, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:8
1. Perumusan hipotesis
H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: Sampel berasal dari populasi berdistribusitidak normal
2. Data dikelompokan kedalam distribusi frekuensi
3. Menetukan proposi ke-j (Pj)
4. Menentukan 100 Pj yaitu prosentasse luas interval ke-j dari suatu
distribusi normal melalui tranformasi ke skor baku: ̅
5. Menghitung nilai
( )
6. Menentukan tabel pada derajat bebas (db) = k-3, dimana k
banyaknya kelompok
7. Kriteria pengujian
Jika tabel maka H0 diterima
Jika tabel maka H0 ditolak
8 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010),
h.111
37
8. Kesimpulan
tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians digunakan untuk menguji kesamaan varians
pada kedua kelompok populasi. Apabila hasil pengujian menunjukkan
kesamaan varians maka untuk uji kesamaan dua rata-rata digunakan uji t
(apabila berdistribusi normal) dan digunakan varians gabungan. Apabila
hasil pengujian menunjukkan tidak homogen maka untuk uji kesamaan
dua rata-rata digunakan uji t (apabila berdistribusi normal) dan tidak
digunakan varians gabungan.
Uji homogenitas varians dua buah variabel independen dapat dilakukan
dengan Uji F, adapun langkah-langkah statistik uji F yang dimaksud
diekspresikan sebagai berikut:9
1) Perumusan Hipotesis
Ho : σ12 = σ2
2
Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang sama
Ha : σ12 σ2
2
Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang tidak
sama
2) Menghitung nilai F dengan rumus Fisher:
2
2
k
b
S
SF
9 Kadir. Ibid., h. 118
38
Keterangan:
2
bS = varians terbesar
2
kS = varians terkecil
3) Menentukan taraf signifikan α = 5 %
4) Menentukan Ftabel pada derajat bebas db1 = (n1 – 1) untuk pembilang
dan db2 = (n2 – 1) untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya
anggota kelompok
5) Kriteria pengujian
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak
6) Kesimpulan
Fhit ≤ Ftab : Distribusi populasi mempunyai varians yang sama atau
homogen
Fhit > Ftab : Distribusi populasi mempunyai varians yang tidak
homogen
2. Uji Hipotesis (Uji-t)
Pengujian yang harus dilakukan selanjutnya adalah uji hipotesis, uji
hipotesis ini dilakukan jika pada uji normalitas dan uji homogenitas menghasilkan
kesimpulan bahwa data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen.
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan antara
kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode
Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Benda Kongkrit (kelompok
eksperimen) dengan siswa yang menggunakan Pembelajaran dengan Metode
Konvensional (kelompok kontrol).
Langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu:
1. Rumusan Hipotesis
39
Ho : 1 2
Ha : 1 > 2
2. Tentukan Uji Statistik.
Rumus yang digunakan :
1). Jika varians populasi homogen
Rumus : t hitung =
21
21
11
nnS
XX
gab
; dengan db = (n1 + n2 – 2)
2). Jika varians populasi heterogen
Rumus : t hitung =
2
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
XX
Dimana : )2(
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
SnSnS gab
Keterangan:
1X = rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik dari kelompok
eksperimen
2X = rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik dari kelompok
kontrol
S12 = standar deviasi (varians kelompok eksperimen)
S22 = standar deviasi (varians kelompok kontrol)
n1 = jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah sampel kelompok Kontrol
Sgab = varians gabungan
3. Tentukan Tingkat Signifikan
Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan derajat
keyakinan 95% dengan = 5% dan rumus ttabel = t (, db).
40
4. Tentukan kriteria Pengujian
Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan
dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan
antara thitung dengan ttabel.
5. Lakukan Pengambilan Kesimpulan
Jika operasi perhitungan pada poin (4) ternyata:
a). thitung < ttabel maka terima Ho.
b). thitung > ttabel maka tolak Ho.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang diajukan dalam pengujian pada penelitian ini adalah:
Ho : 21
Ha : 21
Keterangan:
1 = rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa matematis
siswa pada kelas eksperimen
2 = rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa matematis
siswa pada kelas kontrol
Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat
kepercayaan 95 % dan = 5 %. Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut :
Terima Ho, jika t-hit t tabel dan Tolak Ho, jika t-hit t tabel.
H0 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik pada kelompok
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan
berpikir kritis matematik pada kelompok kontrol.
H1 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik pada kelompok
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematik satu variabel pada kelompok kontrol.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan. Peneliti
mengambil dua kelas untuk dijadikan kelompok penelitian. Sampel yang
digunakan sebanyak 70 siswa yang terdiri dari 36 siswa di kelompok eksperimen
dan 34 siswa di kelompok kontrol. Pada penelitian ini, kelas VIII-C sebagai
kelompok eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode penemuan
terbimbing berbantuan media benda kongkrit dan kelas VIII-A sebagai kelompok
kontrol yang diajar dengan menggunakan metode konvensional.
Pokok bahasan yang diajarkan adalah Bangun Ruang Sisi Datar dengan
delapan kali pertemuan. Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis bangun
ruang sisi datar siswa pada kedua kelompok tersebut diberikan tes berbentuk
essay. Sebelum tes diberikan kepada siswa, terlebih dahulu dilakukan uji
kelayakan konten kepada pakar melalui metode content validity ratio (CVR)
kepada tujuh orang pakar, hasilnya dari sebelas soal yang diuji, delapan
diantaranya valid hasil bisa dilihat pada lampiran 5 . Kedelapan soal yang valid
melalui metode CVR diperbaiki konten kalimat sesuai yang disarankan oleh pakar
yang menilai.
Setelah diperbaiki, uji coba berlanjut kepada siswa kelas IX SMP Darul
Ma’arif Jakarta Selatan. Uji coba sebanyak delapan soal yang telah valid dengan
metode CVR di uji coba kembali pada 34 siswa. Setelah dilakukan uji coba
instrumen selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran
dan uji daya pembeda. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh
delapan soal yang valid dengan reliabilitas soal sebesar 0, 72, maka instrumen
penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang
tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika
42
digunakan. Perhitungan uji taraf kesukaran diperoleh 1 soal dengan tingkat
kesukaran “mudah”, 7 soal dengan tingkat kesukaran “sedang”. Perhitungan uji
daya pembeda diperoleh 7 soal memiliki daya pembeda “cukup”, 1 soal memiliki
daya pembeda “baik”. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.
Sebelum diberikan posttest, selama delapan kali pertemuan pada kelas
eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan
metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit sedangkan pada
kelas kontrol diberikan metode pembelajaran konvensional. Pada akhir
pembelajaran kedua kelompok belajar siswa di atas diberikan posttest untuk
mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis metematik pada bangun ruang
sisi datar antara siswa yang menggunakan metode penemuan terbimbing
berbantuan media benda kongkrit dan siswa yang menggunakan metode
konvensional, serta mencari tahu apakah terdapat pengaruh pembelajaran yang
menggunakan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit
terhadap kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar.
Berikut ini akan disajikan data hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun
ruang sisi datar yang berupa hasil perhitungan akhir pada kelas eksperimen.
a. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Bangun Ruang Sisi Datar
Kelompok Eksperimen
Hasil tes indikator berpikir kritis matematik yang terdiri dari empat
indikator, yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, menjawab
pertanyaan yang menentang, serta membuat dan mempertimbangkan hasil
keputusan telah diberikan kepada kelompok eksperimen yang menggunakan
metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit. Hasilnya pada
kelompok eksperimen nilai terendah adalah 37 dan nilai tertinggi adalah 81
dengan nilai rata-rata 63,17. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan
berpikir kritis matematik bangun ruang sisi datar kelompok eksperimen akan
disajikan dalam bentuk tabel 4.1:
43
Tabel 4.1
Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen
Statistik Kelompok Eksperimen
Banyak sampel 36
Nilai terendah 37
Nilai tertinggi 81
Mean 63,17
Median 65,071
Modus 71,5
Varians 159,09
Simpangan Baku 12,61
Kemiringan -0,66
Berdasarkan data tabel 4.1, terlihat bahwa banyak sampel pada kelas
eksperimen yaitu sebanyak 36 siswa. Selisih nilai tertinggi dan nilai terendah
kemampuan berpikir kritis matematik adalah 44, dengan nilai terendah yaitu 37
sedangkan nilai tertinggi yaitu 81. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
rata-rata ( ̅ 63,17, median (Me) sebesar 65,071, dan modus (Mo) sebesar
71,50,. Varians ( kelompok eksperimen sebesar 159,09 berarti penyebaran data
kolmpok eksperimen merata, dengan simpangan baku ( sebesar 12,61. Tingkat
kemiringan di kelompok eksperimen sebesar – 0,66. Karena bernilai negatif, maka
kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata-rata.
Sebagai rincian data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematik kelas
ekperimen yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
Siswa Kelas Eksperimen
No. Interval
Frekuensi
fi fi(%) fk
1 37-44 4 11,11 4
2 45-52 4 11,11 8
3 53-60 6 16,67 14
4 61-68 7 19,44 21
5 69-76 10 27,78 31
6 77-84 5 13,89 36
Jumlah 36 100,00
44
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, dapat diketahui bahwa nilai
terbanyak terdapat pada interval 69 - 76 sebanyak 10 siswa dengan persentase
27,78% dan siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 37 - 44
sebanyak 4 siswa dengan persentase 11,11%, sedangkan nilai tertinggi berada
pada interval 77-84 sebanyak 5 siswa dengan persentase 13,89% (lampiran 21).
Dengan rata-rata 63,17, nilai diatas rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik
siswa mencapai 19 orang (4 siswa pada interval 61 – 68, 10 siswa pada interval 69
– 76, 5 siswa pada interval 77 – 84) dengan persentase 52,78%, sedangkan siswa
yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 17 siswa (4 siswa pada interval
37 – 44, 4 siswa pada interval 45 – 52, 6 siswa pada interval 53 – 60, 3 siswa pada
interval 61 – 68) dengan persentase 47,22%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa kelompok eksperimen atau kelompok yang diajarkan dengan metode
penemuan terbimbing mendapat nilai di atas rata-rata.
Nilai KKM pada tempat penelitian yaitu sebesar 65 untuk mata pelajaran
matematika, maka sebanyak 19 siswa kelompok eksperimen mendapat nilai diatas
KKM. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 17 siswa.
Secara visual penyebaran data hasil kemampuan kemampuan berpikir kritis
bangun ruang sisi datar di kelas eksperimen dengan menggunakan metode
penemuan terbimbing dapat dilihat pada kurva dibawah ini:
Gambar 4.1
Histogram Skor Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas Eksperimen
0
2
4
6
8
10
12
Fre
kue
nsi
36,5 52,5 68,5 44,5 84,5 76,5 60,5
45
Dari histogram di atas, median dan modus berada di atas rata-rata. Ini
menunjukan bahwa X < Me < Mo. Histogram kemampuan berpikir kritis di atas,
memiliki koefisien -0,66 (negatif). Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar
pada nilai-nilai di atas rata-rata. Sehingga siswa yang memperoleh nilai di atas
rata-rata lebih banyak dibanding siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata.
(lampiran 21).
Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar
kelas eksperimen diperoleh rata-rata secara keseluruhan sebesar 4,8.Rata-rata
standar deviasi sebesar 1,11 dan rata-rata persentase mencapai 70,5%. Deskripsi
data indikator kemampuan berpikir kritis disajikan pada table 4.2:
Tabel 4.3
Deskripsi Data Kelas Eksperimen
Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
No Indikator Berfikir Kritis n Skor
Ideal Mean SD (%)
1 Memfokuskan pertanyaan 36 8 6,28 1,45 78,47
2 Menganalisis argument 36 6 3,97 0,93 66,2
3 Menjawab pertanyaan yang
menentang 36 6 3,67 1,03 61,11
4 Membuat dan mengambil keputusan 36 7 5,36 1,06 76,59
Rata-rata 4,81 1,11 70,5
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 4 indikator kemampuan berpikir
kritis matematik yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen,
menjawab pertanyaan yang menentang, dan membuat dan mempertimbangkan
hasil keputusan. Pada indikator memfokuskan pertanyaan kemampuan yang
diukur yaitu kemampuan siswa untuk mengidentifikasi atau merumuskan
pertanyaan dan mempertimbangkan kemungkinan-kemingkinan pemecahan
masalah lain yang dapat menjadi alternatif. Pada indikator menganalisis argumen
kemampuan yang diukur adalah menerapkan mengidentifikasi alasan (sebab) yang
46
tidak dinyatakan (implisit) dan mencari persamaan dan perbedaan dari masalah
yang diberikan dengan memberi penjelasan atas argumen yang diberikan.
Indikator yang ketiga adalah menjawab pertanyaan yang menentang kemampuan
yang diukur adalah kemampuan siswa dalam menjelaskan sebab yang
mengakibatkan siswa menentang pertanyaan yang diberikan. Ketiga indikator
tersebut masuk pada klasifikasi keterampilan berpikir kritis ”memberikan
penjelasan sederhana”. Indikator yang terakhir adalah membuat dan
mempertimbangkan hasil keputusan, kemampuan yang diukur adalah menerapkan
prinsip-prinsip yang telah dipelajari untuk membuat keputusan dan dapat
menyeimbangkan dan memutuskan menjadi suatu kesimpulan.
Untuk kelas eksperimen, persentase tertinggi pada indikator memfokuskan
pertanyaan yaitu 78,47% berarti dalam indikator memfokuskan pertanyaan,
kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas eksperimen hanya mampu
mencapai 78,47% dari skor ideal yang diharapkan. Sedangkan untuk indikator
menganalisis argumen, memperoleh persentase 66,2%. berarti dalam indikator
menganalisis argumen, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas eksperimen
hanya mampu mencapai 66,2% dari skor ideal yang diharapkan. Untuk indikator
menjawab pertanyaan yang menentang, memperoleh persentase 61,11%. berarti
dalam indikator menjawab pertanyaan yang menentang, kemampuan berpikir
kritis seluruh siswa kelas eksperimen hanya mampu mencapai 61,11% dari skor
ideal yang diharapkan. Dan pada indikator membuat dan mempertimbangkan hasil
keputusan, memperoleh persentase sebesar 76,59%. berarti dalam indikator
membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, kemampuan berpikir kritis
seluruh siswa kelas eksperimen hanya mampu mencapai 76,59% dari skor ideal
yang diharapkan. Berikut ini akan disajikan diagram batang perbedaan setiap
indokator kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada kelas
eksperimen.
47
Gambar 4.2
Diagram Batang Presentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Kelas Eksperimen
Dari gambar 4.2, terlihat indikator memfokuskan pertanyaan, lebih tinggi
daripada ketiga indikator lainnya. Artinya, siswa kelas eksperimen lebih mampu
mengidentifikasi dan merumuskan pertanyaan dengan mempertimbangkan
kemungkinan yang lain. Sedangkan indikator menjawab pertanyaan yang
menentang, memiliki persentase paling rendah. berarti jawaban siswa kelas
eksperimen kurang dapat menentang pertanyaan yang diberikan.
b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Bangun Ruang Sisi Datar
Kelompok Kontrol
Hasil tes indikator berpikir kritis matematik yang terdiri dari empat
indikator , yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, menjawab
pertanyaan yang menentang, dan membuat dan mempertimbangkan hasil
keputusan juga telah diberikan kepada kelompok kontrol yang menggunakan
metode pembelajaran konvensional. Hasilnya kelompok kontrol memiliki nilai
terendah adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 78. Untuk lebih jelasnya, data hasil
tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelompok kontrol disajikan
dalam bentuk tabel 4.4 sebagai berikut:
78.47
66.2 61.11
76.59
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
memfokuskanpertanyaan
menganalisisargumen
menjawabpertanyaan yang
menentang
membuat danmempertimbangkan
hasil keputusan
48
Tabel 4.4
Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar Kelas Kontrol
Statistik Kelompok Kontrol
Banyak sampel 34
Nilai terendah 30
Nilai tertinggi 78
Mean 56,26
Median 51,50
Modus 54,80
Varians 129,84
Simpangan Baku 11,39
Kemiringan 0,12
Berdasarkan data tabel 4.3, terlihat bahwa banyak sampel pada kelas kontrol
yaitu sebanyak 34 siswa. Selisih nilai tertinggi dengan nilia terendah pada
kelompok kontrol adalah 48, dengan nilai terendah kelompok kontrol yaitu 30,
sedangkan nilai tertinggi yaitu 78. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
rata-rata ( ̅ 56,26, median (Me) sebesar 51,50, dan modus (Mo) sebesar 54,80.
Varians ( kelompok kontrol sebesar 129,84, berarti penyebaran data merata
dengan simpangan baku ( sebesar 12,39. Tingkat kemiringan di kelas kontrol
sebesar 0,12. Karena bernilai positif, maka kecenderungan data mengumpul di
bawah nilai rata-rata.
Sebagai rincian data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematik kelas
ekperimen yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
Siswa Kelas Kontrol
No. Interval
Frekuensi
fi fi(%) fk
1 30-36 2 5,88 2
2 37-43 3 8,82 5
3 44-50 5 14,71 10
4 51-57 7 20,59 17
5 58-64 9 26,47 26
6 65-71 5 14,71 31
7 72-78 3 8,82 34
Jumlah 34 100,00
49
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, dapat diketahui bahwa nilai
terbanyak terdapat pada interval 58-64 sebanyak 9 siswa dengan persentase
26,47% dan siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 30-36
sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,88 %, sedangkan nilai tertinggi berada pada
interval 72-78 sebanyak 3 siswa dengan persentase 8,82%.
Dengan rata-rata 56,26, nilai diatas rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematik siswa pada kelas kontrol mencapai 17 orang (9 siswa pada interval 58
– 64, 5 siswa pada interval 65 – 71, 3 siswa pada interval 72 – 78) dengan
persentase 50%, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata
sebanyak 17 siswa (2 siswa pada interval 30 – 36, 3 siswa pada interval 37 – 43, 5
siswa pada interval 44 – 50, 7 siswa pada interval 51 – 57) dengan persentase
50%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa yang diatas rata-rata pada kelompok
eksperimen sama dengan nilai siswa yang dibawah rata-rata pada kelompok
kontrol.
Nilai KKM pada tempat penelitian yaitu sebesar 65 untuk mata pelajaran
matematika, maka sebanyak 6 siswa kelompok kontrol mendapat nilai diatas
KKM. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 28 siswa.
Secara visual penyebaran data hasil kemampuan kemampuan berpikir kritis
matematika siswa di kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional
dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.3
Histogram Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Kontrol
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Fre
kue
nsi
29,5 43,5 57,5 36,5 50,5 78,5 71,5 64,5
50
Dari histogram di atas, nilai median memiliki nilai lebih kecil dari nilai rata-
rata dan nilai modus, nilai modus berada diantara nilai rata-rata dan nilai median,
sedangkan nilai median memiliki nilai lebih rendah dari nilai rata-rata dan nilai
modus. Ini menunjukaan bahwa Me < Mo < X . Histogram kemampuan berpikir
kritis di atas, memiliki koefisien 0,12 (positif), hal ini menggambarkan bahwa
data menyebar pada nilai-nilai di bawah rata-rata. Sehingga siswa yang
memperoleh nilai di bawah rata-rata lebih banyak dibanding siswa yang
memperoleh nilai di atas rata-rata.
Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar
kelas kontrol diperoleh rata-rata secara keseluruhan sebesar 3,91, dengan rincian
indikator memfokuskan pertanyaan sebesar 4,94, indikator menganalisis argumen
sebesar 2,85, indikator menjawab pertanyaan yang menentang 2,91, dan indikator
membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan 4,94 . Deskripsi data inidkator
kemampuan berpikir kritis meliputi mean standar deviasi dan presentase akan
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Deskripsi Data Kelas Kontrol
Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
No Indikator Berfikir
Kritis n
Skor
Ideal Mean SD (%)
1 Memfokuskan
pertanyaan 34 8 4,94 1,16 61,76
2 Menganalisis argument 34 6 2,85 0,81 47,55
3 Menjawab pertanyaan
yang menentang 34 6 2,91 1,31 48,53
4 Membuat dan
mengambil keputusan 34 7 4,94 0,80 70,59
Rata-rata 3,91 1,02 57,11
51
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa terdapat 4 indikator kemampuan berpikir
kritis yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, menjawab
pertanyaan yang menentang, dan membuat dan mempertimbangkan hasil
keputusan. Pada indikator memfokuskan pertanyaan kemampuan yang diukur
yaitu kemampuan siswa untuk mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan dan
mempertimbangkan kemungkinan-kemingkinan pemecahan masalah lain yang
dapat menjadi alternatif. Pada indikator menganalisis argumen kemampuan yang
diukur adalah menerapkan mengidentifikasi alasan (sebab) yang tidak dinyatakan
(implisit) dan mencari persamaan dan perbedaan dari masalah yang diberikan
dengan memberi penjelasan atas argumen yang diberikan. Indikator yang ketiga
adalah menjawab pertanyaan yang menentang kemampuan yang diukur adalah
kemampuan siswa dalam menjelaskan sebab yang mengakibatkan siswa
menentang pertanyaan yang diberikan. Ketiga indikator tersebut masuk pada
klasifikasi keterampilan berpikir kritis ”memberikan penjelasan sederhana”.
Indikator yang terakhir adalah membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan,
kemampuan yang diukur adalah menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari
untuk membuat keputusan dan dapat menyeimbangkan dan memutuskan menjadi
suatu kesimpulan.
Untuk kelas kontrol, persentase tertinggi pada indikator memfokuskan
pertanyaan yaitu 61,76% berarti dalam indikator memfokuskan pertanyaan,
kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas kontrol hanya mampu mencapai
61,76% dari skor ideal yang diharapkan. Sedangkan untuk indikator menganalisis
argumen, memperoleh persentase 47,55%. berarti dalam indikator menganalisis
argumen, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas kontrol hanya mampu
mencapai 47,55% dari skor ideal yang diharapkan. Untuk indikator menjawab
pertanyaan yang menentang, memperoleh persentase 48,53%. berarti dalam
indikator menjawab pertanyaan yang menentang, kemampuan berpikir kritis
seluruh siswa kelas kontrol hanya mampu mencapai 48,53% dari skor ideal yang
diharapkan. Dan pada indikator membuat dan mempertimbangkan hasil
keputusan, memperoleh persentase sebesar 70,59%. berarti dalam indikator
52
61.76
47.55 48.53
70.59
0
10
20
30
40
50
60
70
80
memfokuskanpertanyaan
menganalisis argumen menjawab pertanyaanyang menentang
membuat danmempertimbangkan
hasil keputusan
mwmbuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, kemampuan berpikir kritis
seluruh siswa kelas kontrol hanya mampu mencapai 70,59% dari skor ideal yang
diharapkan. Berikut ini akan disajikan diagram batang perbedaan setiap indokator
kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada kelas kontrol.
Gambar 4.4
Diagram Batang Presentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Kelas Kontrol
Dari gambar 4.4, terlihat indikator membuat dan mempertimbangkan hasil
keputusan, lebih tinggi daripada ketiga indikator lainnya. Artinya, siswa kelas
kontrol lebih mampu menerapkan prinsip-prinsip yang mendasari pemecahan
masalah yang dimaksud oleh soal. Sedangkan indikator menganalisis argumen,
memiliki persentase paling rendah. Yang artinya siswa kelas kontrol kurang dapat
memberikan alasan dari argumen yang diberikan dalam soal.
2. Analilis Data
Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah data tes kemampuan
berpikir kritis bangun ruang sisi datar.
53
a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar
Analisis data tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar
dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian,
yaitu kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar yang
pembelajarannya menerapkan metode penemuan terbimbing lebih tinggi
daripada siswa yang pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvensional.
Akan tetapi, sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu
akan dilakukan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas
dan uji homogenitas data.
1) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria
diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Hasil perhitungan uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kelompok N 2 hitung
2 tabel Kesimpulan
Eksperimen 36 5,30 7,82 Berdistribusi Normal
Kontrol 34 6,72 9,49 Berdistribusi Normal
Dari hasil pengujian untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai 2hitung =
5,30 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2 tabel untuk n=3
pada taraf signifikan 05,0 adalah 7,82. Perhitungan dapat dilihat pada
lampiran 26. Karena 2 hitung kurang dari 2 tabel (5,30 < 7,82) maka H0
54
diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar
kelompok kontrol, diperoleh nilai 2hitung = 6,72 dan dari tabel nilai kritis uji chi
kuadrat diperoleh nilai 2 tabel untuk n = 4 pada taraf signifikan 05,0
adalah 9,49. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 27. Karena 2 hitung
kurang dari 2 tabel (6,72< 9,49) maka H0 diterima, artinya data yang terdapat
pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena
2 hitung pada kedua kelompok kurang dari 2 tabel maka dapat disimpulkan
bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi
normal, maka selanjutnya uji homogenitas varians kedua populasi tersebut
dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Hasil perhitungan
diperoleh nilai Fhitung = 1,225 dan Ftabel = 1,76 pada taraf signifikansi 05,0
dengan derajat kebebasan pembilang 36 dan derajat kebebasan penyebut 34
(lampiran 28). Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel (1,225 ≤ 1,76) maka H0
diterima, artinya data kelompok eksperimen dan kontrol homogen.
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelas Jumlah Sampel Varians (S2) Fhitung
Ftabel
( =0,05) Kesimpulan
Eksperimen 36 159,09
1,225 1,76 Homogen
Kontrol 34 129,84
55
3) Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji persyaratan analisis ternyata populasi berdistribusi
normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan
uji t. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes
kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelompok eksperimen yang
menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata tes kemampuan berpikir kritis Bangun ruang sisi datar kelompok
kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk pengujian
tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0: 21
H1: 21
Keterangan :
1 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada
kelas eksperimen.
2 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada
kelas kontrol.
Dengan kriteria pengujian yaitu jika thitung < ttabel, maka Ho diterima Ha
ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak Ha diterima. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen,
maka diperoleh thitung= 2,40 (lampiran 29). Menggunakan tabel distribusi t pada
taraf signifikan 5%, atau ( = 0,05) diperoleh harga ttabel = 2,00
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.9
berikut:
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji-t
thitung ttabel ( =0,05) Kesimpulan
2,40 2,00 Tolak H0
56
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa thitung lebih besar dari ttabel (2,40 2,00)
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima dengan taraf
signifikansi 5%, artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun
ruang sisi datar yang diajarkan dengan menggunakan metode penemuan
terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis
bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Peneliti akan membahas kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar,
pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing
dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Hasil penelitian yang
peneliti dapat bisa dibandingkan dengan penelitian lain yang relevan Penelitian
Asrul karim pada tahun 2011, penelitian Asrul karim tertuang dalam judul
“penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis sisiwa sekolah dasar”.
Salah satu kerampilan berpikir kritis yang diukur adalah memberikan penjelasan
sederhana. Sama seperti penelitian Asrul Karim, penelitian ini juga mengukur
keterampilan berpikir kritis memberikan penjelasan sederhan. Namun, dalam
penelitian Asrul Karim mengukur indikator menganalisi algoritma. Pada
penelitian ini mengukur indikator menganalisis argumen. Walaupun kedua
indikator tersebut berbeda, namun keterampilan yang diukur sama, yaitu
memberikan penjelasan sederhana. Hasilnya kedua indikator tersebut lebih baik
ketika diberi pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing
dibandingkan dengan diberi pembelajaran secara konvensional.
Berikut adalah rincian analisis kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi
datar tiap indikator:
1. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar
kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan nilai rata-rata,
57
median, modus, varians, simpangan baku, tingkat kemiringan dan ketajaman.
Deskripsi data perbedaan kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar
disajikan pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
Banyak sampel 36 34
Nilai terendah 37 30
Nilai tertinggi 84 78
Mean 63,17 56,26
Median 65,07 51,50
Modus 71,50 54,80
Varians 159,09 129,84
Simpangan Baku 12,61 11,39
Kemiringan -0,66 0,12
Tabel 4.9 menunjukkan perbandingan kemampuan berpikir kritis bangun
ruang sisi datar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu perolehan
nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun
ruang sisi datar kelas kontrol yaitu memiliki selisih 6,91 artinya rata-rata nilai
kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Perbandingan median, modus,
varians dan simpangan baku pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Tingkat kemiringan di kelompok eksperimen -0,66. Karena bernilai
negatif, maka kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata-rata, sedangkan
pada kelompok kontrol memperoleh tingkat kemiringan 0,12. Karena bernilai
positif, maka kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata.
58
0
2
4
6
8
10
12
14
16
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Fre
kue
nsi
Nilai
eksperimen
kontrol
Secara visual perbedaan penyebaran data di kedua kelompok yaitu
kelompok eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing dengan
kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 4.5
Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
Dilihat dari gambar 4.6, terlihat bahwa penyebaran data kurva pada kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol, karena kurva dikelas
eksperimen memiliki kurva landai ke kiri yaitu ekor kiri lebih panjang dari ekor
kanan artinya data yang diperoleh dari nilai tes kemampuan berpikir kritis bangun
ruang sisi datar pada kelas ekperimen mengelompok diatas rata-rata dengan
persentase siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 52,77% dan siswa
yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 47,23%. Maka dapat dikatakan
bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata lebih banyak dibandingkan
dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata. Sedangkan pada kelas
kontrol persentase siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 50% dan
siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 50%. Maka dapat
dikatakan bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata sama dengan siswa
yang memperoleh nilai dibawah rata-rata.
59
Kemampuan berpikir kritis matematik siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematik juga terlihat
adanya perbedaan berdasarkan nilai mean dengan rata-rata mean kelas eksperimen
sebesar 4,81 dan kelas kontrol sebesar 3,91, standar deviasi dengan rata-rata
standar deviasi kelas ekperimen sebesar 1,11 dan kelas kontrol sebesar 1,02, dan
rata-rata persentase kelas eksperimen 70,5 dan kelas kontrol 57,11. Untuk lebih
memperjelas perbedaan kemampuan berpikir kritis matematik berdasarkan
indikator antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.11
Perbandingan Kemampuan Berpikir kritis Matematik Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator
Tabel 4.11 menunjukkan perbandingan indikator kemampuan berpikir
kritis matematik siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu
perolehan jumlah mean dan presentase kemampuan berpikir kritis matematik
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah mean dan
presentase kelas kontrol, artinya kemampuan berpikir kritis matematik kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol pada semua indikator. Pada
indikator memfokuskan pertannyaan mean pada kelas eksperimen sebesar 6,28
sedangkan pada kelas kontrol 4,94. Pada indikator menganalisis argumen
mean pada kelas eksperimen sebesar 3,97 sedangkan pada kelas kontrol 2,85.
Pada indikator menjawab pertanyaan yang menentang mean pada kelas
No Indikator Berfikir
Kritis
Skor
Ideal
Eksperimen Kontrol
Mean SD % Mean SD %
1. Memfokuskan
pertanyaan 8 6,28 1,45 78,47 4,94 1,16 61,76
2. Menganalisi argument 6 3,97 0,93 66,2 2,85 0,81 47,55
3. Menjawab pertanyaan
yang menentang 6 3,67 1,03 61,11 2,91 1,31 48,53
4.
Membuat dan
mempertimbangkan
hasil keputusan
7 5,36 1,06 76,59 4,94 0,80 70,59
Rata-rata 4,81 1,11 70,5 3,91 1,02 57,11
60
eksperimen sebesar 3,67 sedangkan pada kelas kontrol 2,91. Dan Pada
indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan mean pada kelas
eksperimen sebesar 5,36 sedangkan pada kelas kontrol 4,94.
Perbandingan antara kelas eksperimen dan kontrol dapat digambarkan
dalam bentuk diagram batang. Untuk lebih memperjelas perbedaannya, dapat
dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.6
Perbandingan Mean Kemampuan Berpikir kritis Matematik Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pada gambar 4.6 terlihat bahwa mean pada setiap indikator berpikir kritis
matematik siswa di kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dari kelas
kontrol. Perolehan mean tertinggi terdapat pada indikator berpikir memfokuskan
pertanyaan, mean tersebut dicapai oleh kelas eksperimen dengan nilai 6,28.
Sedangkan mean terendah diperoleh kelas kontrol dengan nilai 2,85 untuk
indikator menganalisis argumen.
6.28
3.97 3.67
5.36 4.94
2.85 2.91
4.94
0
1
2
3
4
5
6
7
memfokuskanpertanyaan
menganalisis argumen menjawabpertanyaan yang
menentang
membuat danmempertimbangkan
hasil keputusan
Kelas eksperimen Kelas kontrol
61
Gambar 4.7
Perbandingan Presentase Kemampuan Berpikir kritis Matematik Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pada gambar 4.8 terlihat bahwa presentase pada setiap indikator berpikir
kritis matematik siswa di kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dari
kelas kontrol. Perolehan presentase tertinggi dicapai oleh indikator berpikir
memfokuskan pertanyaan, presentase tersebut dicapai oleh kelas eksperimen
dengan nilai 78,47%. Sedangkan prosentase terendah diperoleh kelas kontrol
dengan nilai 47,55% untuk indikator menganalisis argumen.
Perbedaan kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar dalam
penelitian ini juga tercermin dari hasil jawaban posttest yang berbeda antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini adalah analisis hasil jawaban tes
kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar berdasarkan indikator-
indikatornya.
a. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Memfokuskan Pertanyaan
Indikor memfokuskan pertanyaan adalah mengukur kemampuan siswa
untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah, dan juga mempertimbangkan
78.7
66.2 61.11
76.59
61.76
47.55 48.53
70.59
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
memfokuskanpertanyaan
menganalisisargumen
menjawabpertanyaan yang
menentang
membuat danmempertimbangkan
hasil keputusan
Kelas eksperimen Kelas kontrol
62
kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat menjadi alternatif untuk
menyelesaikan masalah.
Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor satu, dan nomor dua,
keduanya mewakili kemampuan berpikir kritis dengan indikator memfokuskan
pertanyaan. Dari hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata indikator memfokuskan
pertanyaan pada kelas eksperimen sebesar 6,28 dengan persentase 78,47%
sedangkan pada kelas kontrol rata-rata indikator memfokuskan pertanyaan sebesar
4,94 dengan persentase 61,76%. Sebagai gambaran umum hasil penelitian
mengenai kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar indikator
memfokuskan pertanyaan berikut ini akan ditampilkan soal beserta jawaban
posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil jawaban siswa
pada soal nomor satu adalah sebagai berikut:
Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH disamping. Melalui titik-titik sudutnya
ditarik garis diagonal ruang, sehingga berbentuk limas.
a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus tersebut?
Sebutkan.
b. Apakah limas-limas itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu?
d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan tinggi limas
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada
gambar berikut:
Gambar 4.8
Hasil Jawaban Siswa Indikator Memfokuskan Pertanyaan Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
63
Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal
posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal
ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat kemampuan berpikir
kritis matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Alasannya
adalah siswa kelas eksperimen mampu memahami permasalahan dengan baik,
sehingga dapat lebih fokus dalam melihat limas yang ada di dalam kubus. Pada
kelas eksperimen sudah mampu mengidentifikasi banyak limas segiempat yang
terdapat di dalam kubus, yaitu ada 6 buah limas segiempat. Sedangkan pada kelas
kontrol, belum dapat mengidentifikasi banyak limas segiempat yang terdapat di
dalam kubus.
b. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Menganalisis Argumen
Indikor bangun ruang sisi datar indikator menganalisis argumen yang
mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi alasan yang tidak
dinyatakan dan mencari persamaan serta perbedaan dalam menyelesaikan
masalah. Dalam indikator ini, diberikan suatu argumen, kemudian siswa
menganalisis argumen yang diberikan.
Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor tiga dan nomor empat,
keduanya mewakili indikator menganalisis argumen. Dari hasil posttest diperoleh
bahwa rata-rata indikator menganalisis argumen pada kelas eksperimen sebesar
3,97 dengan persentase 66,20% sedangkan pada kelas kontrol rata-rata
pemahaman relasional sebesar 2,91 dengan persentase 48,53%. Sebagai gambaran
umum hasil penelitian mengenai indikator menganalisis argumen, berikut ini akan
ditampilkan soal/ masalah beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Salah satu hasil jawaban siswa pada soal nomor empat sebagai
berikut:
Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan bidang alas berbentuk lingkaran.
Selidiki mengapa kerucut bisa dikatakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran?
64
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada
gambar berikut:
Gambar 4.9
Hasil Jawaban Siswa Indikator Menganalisis Argumen Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal
posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal
ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat kemampuan berpikir
kritis matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Berdasarkan
gambar 4.9 dapat dilihat bahwa siswa mampu memahami permasalahan dengan
baik. Dalam kelas eksperimen dalam gambar 4.10, siswa menyelesaikan hingga
memberikan alasan dengan mengidentifikasi unsur-unsur dari kerucut dan limas.
Sedangkan pada kelas kontrol siswa menyelesaikan permasalahan hanya
membedakan jarring-jaring antara kerucut dan limas tanpa memberikan alasan.
c. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Menjawab Pertanyaan yang
Menentang
Indikator menjawab pertanyaan yang menentang yang mengukur
kemampuan siswa dalam memberikan alasan atas perbedaan apa yang
menyebabkan jawaban siswa berbeda dengan pertanyaan yang ada di soal. Pada
65
soal posttest yang diberikan, soal nomor lima dan nomor enam, keduanya
mewakili indikator menjawab pertanyaan yang menentang.
Dari hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata indikator menjawab pertanyaan
yang menentang pada kelas eksperimen sebesar 3,67 dengan persentase 61,11%
sedangkan pada kelas kontrol rata-rata pemahaman relasional sebesar 2,91 dengan
persentase 48,53%. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai indikator
menjawab pertanyaan yang menentang, berikut ini akan ditampilkan soal/ masalah
beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu
hasil jawaban siswa pada soal nomor lima sebagai berikut:
Syakir ingin membuat kerangka balok dengan panjang 6m, lebar 4m, dan tinggi
2m. Jika Syakir diberikan kawat sepanjang 100 meter, Syakir dapat membuat kerangka
balok lebih dari 3. Benarkah demikian? Berikan alasannya!
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada
gambar berikut:
Gambar 4.10
Hasil Jawaban Siswa Indikator Menjawab Pertanyaan yang Menentang
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal
posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal
ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat kemampuan berpikir
kritis matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Berdasarkan
gambar 4.11 dapat dilihat bahwa siswa mampu memahami permasalahan dengan
66
baik. Dalam kelas eksperimen, siswa menentang bahwa pernyataan yang ada
dalam soal adalah tidak benar, dan siswa memberikan alasan atas apa yang
ditentang. Sedangkan pada kelas kontrol dalam gambar 4.12, siswa hanya
menyajikan fakta yang ada, tanpa disertai dengan argumen-argumennya yang
menentang pernyataan yang ada dalam soal.
d. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Membuat dan
Mempertimbangkan Hasil Keputusan
Indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan yang mengukur
kemampuan siswa dalam menerapkan prinsip-prinsip yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan. Indikator ini mengukur sejauh mana
sisiwa dapat menerapkan prinsip-prinsip untuk mencari pemecahan masalah yang
diberikan.
Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor tujuh dan nomor delapan,
keduanya mewakili indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan.
Dari hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata indikator menjawab membuat dan
mempertimbangkan hasil keputusan pada kelas eksperimen sebesar 5,36 dengan
persentase 76,59% sedangkan pada kelas kontrol rata-rata indikator membuat dan
mempertimbangkan hasil keputusan sebesar 4,94 dengan persentase 70,59%.
Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai indikator membuat dan
mempertimbangkan hasil keputusan, berikut ini akan ditampilkan soal/ masalah
beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu
hasil jawaban siswa pada soal nomor tujuh sebagai berikut:
Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk limas persegi) di sekolah, kamu
ingin mencat piramida tersebut(tidak termaksud alas limas) dengan cat berwarna merah,
1 kaleng cat dapat mewarnai 5 m2. Sedangkan volume limas adalah 72 m
3, dan tinggi
limas 4 m. berapa kaleng catkah yang dibutuhkan untuk mewarnai piranida tersebut?
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada
gambar berikut:
67
Gambar 4.11
Hasil Jawaban Siswa Indikator Membuat dan Mempertimbangkan Hasil
Keputusan Kelas Eksperimen
Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal
posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal
ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat kemampuan berpikir
kritis matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Berdasarkan
gambar 4.13 dapat dilihat bahwa siswa mampu mampu menerapkan prinsi-prinsip
yang dibutuhkan untuk menjawab soal. Dalam kelas eksperimen, siswa
mengetahui urutan untuk menyelesaikan soal. Sedangkan pada kelas kontrol
dalam gambar 4.14, siswa tidak dapat menentukan langkah berikutnya agar soal
dapat terselesaikan dengan baik.
68
2. Proses Pembelajaran Metode Penemuan Terbimbing
Pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing
merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada keterampilan mencari
temukan, yang diikuti dengan penguatan kreativitas. Sehingga dalam
pembelajaran ini, selain dilatih menyelesaikan suatu permasalahan, kreativitas
siswa juga dapat terlatih. Siswa akan terbiasa menyelesaikan permasalahan
dengan cara yang siswa temukan sendiri.
Adapun langkah pembelajaran yang menggunakan metode penemuan
terbimbing di kelas eksperimen yaitu, pertama-tama siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Setiap
kelompok terdiri dari anak yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Sehingga tiap kelompok memiliki anggota kelompok yang berkemampuan
heterogen. Setelah berkumpul dengan teman-teman sekelompoknya, guru
memberikan Media pembelajaran berupa kerangka kubus dan balok Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang harus diselesaikan siswa secara berkelompok.
Pada pertemuan pertama, siswa masih merasa kebingungan dalam
mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru karena siswa belum terbiasa
melakukan pembelajaran secara mandiri. Siswa juga tidak terbiasa menggunakan
media pembelajaran. Guru mendampingi siswa saat siswa mengerjakan LKS dan
membimbing siswa dalam menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu
untuk mengerjakan LKS tersebut. Dalam LKS tersebut, siswa dihadapkan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang akan membimbing siswa untuk menemukan suatu
sifat/unsur dan rumus yang akan memudahkan siswa dalam menyelesaikan
masalah nantiya, tahap pertama yaitu, siswa dalam kelompok merumuskan
masalah yang diberikan.
Siswa membuat perkiraan definisi dari apa yang mereka ketahui. Setelah itu
siswa membuat argumen untuk menyelesaikan masalah. Dalam tahap ini, tiap
anggota kelompok diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya
mengenai solusi penyelesaian dari permasalahan tersebut. Setelah terkumpul
69
beberapa solusi penyelesaian, siswa menyeleksi solusi-solusi tersebut atau
menganalisis argumen yang lebih baik untuk mencari solusi. Solusi yang dipilih
merupakan solusi yang paling efisien. Setelah menemukan solusi yang dianggap
paling efisien, kemuadian siswa membuat kesimpulan dan menyelesaikan solusi
tersebut. Setelah selesai, perwakilan dari setiap kelompok menjelaskan hasil
diskusi dari kelompok masing-masing. Kelompok lain mendengarkan presentasi
teman kelompok yang sedang berbicara di depan kelas, setelah selesai presentasi,
kelompok lain menanggapi atau memberikan pendapat lain. Setelah diskusi
selesai dilaksanakan, guru memberikan kesimpulan/mengoreksi agar materi
pelajaran lebih jelas.
Oleh karena itu, jika siswa yang hendak diajarkan dengan menggunakan
metode penemuan terbimbing dan LKS belum terbiasa, sebaiknya guru lebih
fokus untuk membantu siswa yang kesulitan. Karena mereka belum terbiasa
menggunakan metode tersebut. Penerapan metode tersebut juga haruslah bertahap.
Guru jangan memaksakan siswa yang berlum terbiasa mendapatkan pengajaran
menggunakan metode penemuan terbimbing dan LKS.
Untuk kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional.
Pembelajaran konvensional disekolah menggunakan metode kovensional, tanya
jawab dan latihan. Pertama-tama guru menerangkan materi dan memberikan
contoh soal. Keterlibatan siswa hanya sebatas mendengarkan dan mencatat
konsep-konsep yang diberikan. Apabila ada siswa yang kurang paham/mengerti,
maka siswa dapat bertanya kepada guru. Setelah guru selesai menyampaikan
materi, siswa diberi latihan untuk penguatan.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas kontrol ini, siswa tidak
terlibat secara optimal dan cenderung pasif. Siswa tidak diberi kesempatan untuk
bertukar pendapat dengan temannya dalam mengungkapkan ide dan gagasannya
didalam kelas. Dengan demikian, siswa belajar dengan hafalan. Namun kelebihan
dari kelas kontrol ini adalah siswa dapat mengerjakan dengan lancar dan
sistematis terhadap soal yang diberikan guru, dengan catatan soal tersebut sesuai
70
dengan contoh soal yang telah dijelaskan. Apabila soal yang diberikan berbeda
dengan contoh yang dijelaskan, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk
menyelesaikannya.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah
dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal.
Namun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga
membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya.:
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan bangun ruang sisi
datar, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok basahan materi
lain.
2. Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang diajarkan dengan
menggunakan metode penemuan terbimbing, sehingga peneliti harus lebih
membimbing setiap kelompok agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar.
3. Kelas yang digunakan dalam penelitian memiliki jumlah siswa yang relatif
banyak, sehingga peneliti agak kesulitan dalam membimbing siswa dengan
jumlah kelompok yang banyak, terkadang masih terdapat kelompok yang
bingung dalam mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS. Pemberian
petunjuk pada LKS belum dipahami oleh siswa, sehingga peneliti perlu
memberikan penjelasan kembali tentang petunjuk penggunaan metode
penemuan terbimbing.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajarkan dengan metode
penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit sudah cukup baik. Hal ini
terlihat dari capaian kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajarkan
dengan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit pada
indikator memfokuskan pertanyaan sebesar 78,47%, menganalisis argumen sebesar
66,2%, menjawab pertanyaan yang menentang sebesar 61,11%, serta membuat dan
mempertimbangkan hasil keputusan sebesar 76,59%. Sedangkan, capaian
kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
secara konvensional pada indikator memfokuskan pertanyaan sebesar 61,76%,
menganalisis argumen sebesar 47,55%, menjawab pertanyaan yang menentang
sebesar 48,53%, serta membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan sebesar
70,59%.
2. Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode
penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit lebih tinggi dari pada
Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode
konvensional (thitung = 2,40 > ttabel = 2,00). Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode
penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit sebesar 63,17 dan rata-
rata Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode
konvensional sebesar 56,26. Dengan demikian penggunaan metode Penemuan
terbimbing berbantuan media benda kongkrit memberikan pengaruh terhadap
Kemampuan berpikir kritis matematik siswa dibandingkan metode
konvensional.
72
B. SARAN
Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, berikut
beberapa saran penulis terkait penelitian ini :
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan metode
Penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit mampu
meningkatkan Kemampuan berpikir kritis matematik siswa, sehingga
pembelajaran tersebut dapat menjadi salah satu variasi pembelajaran
matematika yang dapat diterapkan oleh guru.
2. Penelitian berikutnya mungkin dapat meneliti indikator-indikator kemampuan
berpikir kritis matematik siswa yang lainnya yang belum diteliti dalam
penelitian ini seperti mengidentifikasi asumsi, memutuskan suatu tindakan,
mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi.
3. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini,
sebaiknya dilakukan penelitian lanjut yang meneliti tentang pembelajaran
dengan metode Penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit pada
pokok bahasan lain, mengukur aspek yang lain atau jenjang sekolah yang
berbeda. Penelitian ini menggunakan masalah non-rutin hanya dalam
pelaksanaan pembelajaran saja, tidak dalam pemberian tugas.
4. metode Penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit
membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk itu, guru yang hendak
menggunakan metode Penemuan terbimbing berbantuan media benda
kongkrit dalam pembelajaran matematika di kelas diharapkan dapat
mendesain pembelajaran dengan seefektif mungkin sehingga pembelajaran
bisa selesai tepat waktu.
73
DAFTAR PUSTAKA
Arief dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT raja Grafindo persada, 1996.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
Edisi ke-2 Cet pertama. 2012.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
edisi Revisi, Cet. 6. 2006.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2006.
Ismaimuza, Dasa. “Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari
Pengetahuan Awal Siswa”. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume. 2,
Januari, 2011.
Johnson, Elaine B. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa Learning,
2010.
Kadir. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna,
2010.
Karim, Abdul. “Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Berpikir Kritis
Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Model Reciprocal
Teaching”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume. 3, 2010.
Karim, Asrul. “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal ISSN 1412-565X, Edisi
Khusus No.1, Agustus 2011.
Lawshe, C. H (1975), A Quantitative Approach to Content Validity. Personnel
Psychology, INC.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Markaban. Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan
Terbimbing. Yogyakarta: DEPDIKNAS, 2006.
Ruseffendi. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. Bandung: Tarsito,
1988.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bandung: Kencana, 2006.
74
Sumarmo, Utari. Berpikir dan Disposisi Matematik serta pembelajarannya.
FPMIPA UPI: Januari, 2010.
Suwarma, Dina Mayadiana. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta:
Cakrawala Maha Karya, 2009.
Syamsuduha, Dodi. “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Goemeter’s
Sketchpad Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
Siswa SMP”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume. 3, 2010.
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press 2004.
Zulkarnaini. “Model Pembelajaran Tipe Thing Talk Write (TTW) untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir
Kritis”. Jurnal ISSN 1412-565X, Edisi Khusus No.2, Agustus 2011.
74
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 1
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuanP
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-
bagiannya.
D. Indikator
Memahami sifat-sifat kubus.
Mengidentifikasi unsur-unsur kubus.
Menyebutkan unsur-unsur kubus
Memahami sifat-sifat balok.
Mengidentifikasi unsur-unsur balok.
Menyebutkan unsur-unsur kubus.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat memahami sifat-sifat kubus.
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur kubus.
Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus.
Siswa dapat memahami sifat-sifat balok.
75
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur balok.
Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur balok.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Komunikatif
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Unsur-unsur Kubus dan Balok
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal (15 Menit)
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
76
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui
tentang kubus dan balok.
Meminta siswa untuk menemukan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk kubus dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
temukan tentang sifat-sifat kubus dan balok.
b. Elaborasi
Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa.
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika kubus dan
balok dari karton untuk menemukan sifat-sifat dan unsur-unsur kubus
dan balok.
Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja
siswa (LKS).
Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari replika bangun yang
diberikan oleh guru.
Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui
replika bangun yang diberikan guru.
Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan.
Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat
menuju arah yang hendak dituju.
Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat
siswa.
Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2
kelompok untuk mempresentasikan hasil temuannya.
77
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau
tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian,
sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang penemuan mereka
tentang pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok.
Siswa berpendapat tentang perbedaan kubus dan balok.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang kubus dan balok.
3. Kegiatan Akhir (15 Menit)
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, penggaris, replika balok.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 2
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Mengetahui pengertian jaring-jaring.
Menemukan jaring-jaring kubus.
Menemukan jaring-jaring balok.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring.
Siswa dapat menemukan jaring-jaring kubus.
Siswa dapat menemukan jaring-jaring balok.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
79
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Replika Kubus dan Balok
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya
tentang kubus dan balok.
Meminta siswa untuk menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus dan
balok.
80
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
temukan tentang jaring-jaring.
Menjelaskan sedikit kepada siswa tentang pengertian jaring-jaring.
Untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok secara lebih jelas, guru
memberikan LKS dan media replika kubus dan balok dari karton.
b. Elaborasi
Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan jaring-jaring
kubus dan balok melalui media Lembar Kerja Siswa (LKS).
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika kubus dan
balok dari karton untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok.
Siswa menggunting replika kubus dan balok yang diberikan guru.
Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja
siswa (LKS).
Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari replika bangun yang
diberikan oleh guru.
Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika
bangun yang diberikan guru.
Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan.
Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat
menuju arah yang hendak dituju.
Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat
siswa.
Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2
kelompok untuk mempresentasikan hasil temuan.
81
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian dan
macam-macam jaring-jaring kubus dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka tentang
jaring-jaring kubus dan balok.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang jaring-jaring kubus
dan balok.
3. Kegiatan Akhir
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, replika kubus dan balok dari karton, gunting,
penggaris.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 3
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
Menentukan luas permukaan kubus dan balok menggunakan rumus.
Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok dalam pemecahan
masalah.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
Siswa dapat menentukan luas permukaan kubus dan balok menggunakan
rumus.
Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok dalam pemecahan
masalah.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
83
3. Ketelitian
4. Kreatif
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya
tentang jaring-jaring kubus dan balok.
Meminta 2 orang siswa untuk menggambarkan kembali jaring-jaring
kubus dan balok di papan tulis.
Mengingatkan kembali kepada siswa tentang apa yang ditemukan dari
hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya.
Menjelaskan tentang luas permukaan kubus dan balok.
84
b. Elaborasi
Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan luas permukaan
kubus dan balok.
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang disertai jaring-jaring
untuk menemukan luas permukaan kubus dan balok.
Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan
luas permukaan kubus dan balok dengan bantuan LKS.
Meminta siswa mengikuti langkah-langkah dalam LKS untuk
menemukan luas permukaan kubus dan balok.
Membantu siswa yang kesulitan dalam menemukan luas permukaan
kubus dan balok.
Setelah selesai mengisi LKS, perwakilan kelompok diminta
mempresentasikan hasil temuan mereka.
Dari hasil LKS diperoleh rumus luas permukaan kubus dan balok.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai luas permukaan
kubus dan balok.
Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan diminta
mengerjakan dengan memberikan waktu beberapa menit.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka materi luas
permukaan kubus dan balok.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
85
Memastikan semua siswa memahami materi tentang luas permukaan
kubus dan balok.
3. Kegiatan Akhir
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Guru mengingatkan setiap kelompok siswa agar membawa replika
kubus(rubik) dalam pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, laptop, dan infokus, jaring jaring.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 4
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Menemukan rumus volume kubus dan balok.
Menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan rumus.
Menggunakan rumus volume kubus dan balok dalam pemecahan masalah.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat menemukan rumus volume kubus dan balok.
Siswa dapat menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan
rumus.
Siswa dapat menggunakan rumus volume serta volume kubus dan balok
dalam pemecahan masalah.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
87
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Volume Kubus dan Balok
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Guru memastikan siswa membawa rubik yang diingatkan pada pertemuan
sebelumnya.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang ditemukan
sebelumnya tentang luas permukaan kubus dan balok.
Meminta beberapa siswa untuk menggambarkan kembali jaring-jaring
kubus dan balok di papan tulis.
Mengingatkan kembali kepada siswa tentang apa yang temukan dari hasil
diskusi pada pertemuan sebelumnya.
Menjelaskan sedikit tentang volume kubus dan balok.
88
b. Elaborasi
Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan jaring-jaring
kubus dan balok melalui media Lembar Kerja Siswa (LKS).
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika kubus dan balok
dari karton untuk menemukan volume kubus dan balok.
Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja
siswa (LKS).
Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari LKS dan replika kubus
dan balok.
Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika
bangun yang diberikan guru.
Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan.
Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat
menuju arah yang hendak dituju.
Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat
siswa.
Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 kelompok
untuk mempresentasikan hasil temuan.
3. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai volume kubus dan
balok
Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan diminta
mengerjakan dengan memberikan waktu beberapa menit.
89
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka materi
volume kubus dan balok.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang volume kubus dan
balok.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, rubik.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 5
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-
bagiannya.
D. Indikator
Mendefinisikan prisma.
Mengidentifikasi unsur-unsur prisma.
Menyebutkan unsur-unsur prisma.
Mendefinisikan limas.
Mengidentifikasi unsur-unsur limas.
Menyebutkan unsur-unsur limas
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat mendefinisikan prisma.
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur prisma.
Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur prisma.
Siswa dapat mendefinisikan limas.
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur limas.
Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur limas.
91
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Unsur-unsur prisma dan limas
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka temukan tentang
prisma dan limas.
92
Meminta siswa untuk menemukan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk prisma dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka temukan
tentang unsur-unsur prisma dan limas.
Guru menjelaskan dibantu dengan media yang berupa prisma dan limas
dari kertas karton.
Guru menjelaskan sedikit tentang pengertian prisma dan limas.
b. Elaborasi
Pada tahap ini, siswa diminta berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk
dapat mendefinisikan prisma dan limas dan menyebutkan unsur-unsurnya.
Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) serta replika prisma dan limas
dari karton untuk menemukan unsur-unsur prisma dan limas.
Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja
siswa (LKS).
Siswa menyusun informasi dari replika bangun yang diberikan oleh guru.
Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika
bangun yang diberikan guru.
Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan.
Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat menuju
arah yang hendak dituju.
Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat
siswa.
Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 pasang
siswa untuk mempresentasikan hasil temuan mereka.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
93
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian, sifat-sifat
dan unsur-unsur prisma dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang penemuan mereka tentang
pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur prisma dan limas.
Siswa berpendapat tentang perbedaan prisma dan limas.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang prisma dan limas.
3. Kegiatan Akhir
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, penggaris, replika prisma dan limas.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) – 6
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Mengetahui pengertian jaring-jaring.
Menemukan jaring-jaring prisma.
Menemukan jaring-jaring limas.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring.
Siswa dapat menemukan jaring-jaring prisma.
Siswa dapat menemukan jaring-jaring limas.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Replika Prisma dan limas
95
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang ditemukan sebelumnya
tentang prisma dan limas.
Meminta siswa untuk menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma dan
limas yang telah ditemukan.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka temukan
tentang jaring-jaring.
Menjelaskan kepada siswa tentang pengertian jaring-jaring.
Untuk menemukan jaring-jaring prisma dan limas secara lebih jelas, guru
memberikan LKS dan media replika prisma dan limas dari karton.
b. Elaborasi
Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan jaring-jaring balok
melalui media Lembar Kerja Siswa (LKS).
96
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika prisma dan limas
dari karton untuk menemukan jaring-jaring prisma dan limas.
Siswa menggunting replika prisma dan limas yang diberikan guru.
Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja
siswa (LKS).
Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari replika bangun yang
diberikan oleh guru.
Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika
bangun yang diberikan guru.
Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan.
Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat menuju
arah yang hendak dituju.
Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat
siswa.
Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian dan
macam-macam jaring-jaring prisma dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka tentang
jaring-jaring prisma dan limas.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang jaring-jaring prisma
dan limas.
97
3. Kegiatan Akhir
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, replika prisma dan limas dari karton, gunting,
penggaris.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 7
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas.
Menentukan luas permukaan prisma dan limas menggunakan rumus.
Menggunakan rumus luas permukaan primsa dan limas dalam pemecahan
masalah.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas.
Siswa dapat menentukan luas permukaan prisma dan limas menggunakan
rumus.
Menggunakan rumus luas permukaan prisma dan limas dalam pemecahan
masalah.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
99
3. Ketelitian
4. Kreatif
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Luas Permukaan prisma dan limas
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang ditemukan sebelumnya
tentang jaring-jaring prisma dan limas.
Meminta siswa untuk menggambarkan kembali jaring-jaring prisma dan
limas.
Mengingatkan kembali kepada siswa tentang apa yang didapat dari hasil
temuan pada pertemuan sebelumnya.
Menjelaskan sedikit tentang luas permukaan prisma dan limas.
100
b. Elaborasi
Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan luas permukaan
prisma dan limas.
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang disertai jaring-jaring
untuk menemukan luas permukaan prisma dan limas.
Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan
luas permukaan prisma dan limas dengan bantuan LKS.
Meminta siswa mengikuti langkah-langkah dalam LKS untuk menemukan
luas permukaan prisma dan limas.
Membantu siswa yang kesulitan dalam menemukan luas permukaan prisma
dan limas.
Dari hasil LKS diperoleh rumus luas permukaan prisma dan limas.
Setelah semua kelompok selesai mengisi LKS, perwakilan kelompok
diminta mempresentasikan hasil temuannya
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai luas permukaan
prisma dan limas.
Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan diminta mengerjakan
dengan memberikan waktu beberapa menit.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka materi luas
permukaan prisma dan limas.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
101
Memastikan semua siswa memahami materi tentang luas permukaan
prisma dan limas.
3. Kegiatan Akhir
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, jaring jaring.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 8
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas alas dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Menemukan rumus volume prisma dan limas.
Menentukan volume prisma dan limas dengan menggunakan rumus.
Menggunakan rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat menemukan rumus volume prisma dan limas.
Siswa dapat menentukan volume prisma dan limas dengan menggunakan
rumus.
Siswa dapat menggunakan rumus volume prisma dan limas dalam
pemecahan masalah.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
103
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Volume prisma dan limas
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang ditemukan
sebelumnya tentang luas permukaan prisma dan limas.
Meminta beberapa siswa untuk menggambarkan kembali jaring-jaring
prisma dan limas di papan tulis.
Mengingatkan kembali kepada siswa tentang apa yang temukan dari hasil
diskusi pada pertemuan sebelumnya.
Menjelaskan sedikit tentang volume prisma dan limas
104
b. Elaborasi
Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan volume prisma
dan limas melalui media Lembar Kerja Siswa (LKS).
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika prisma dan limas
dari karton untuk menemukan volume prisma dan limas.
Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja
siswa (LKS).
Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari LKS dan replika prisma
dan limas yang diberikan.
Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika
bangun yang diberikan guru.
Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan
Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat
menuju arah yang hendak dituju.
Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat
siswa.
Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 kelompok
untuk mempresentasikan hasil temuan.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai volume prisma dan
limas.
Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan diminta
mengerjakan dengan memberikan waktu beberapa menit.
105
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka materi
volume prisma dan limas.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang volume prisma dan
limas
.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, laptop, dan infokus, jaring jaring.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
106
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 1
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-
bagiannya.
D. Indikator
Memahami sifat-sifat kubus.
Mengidentifikasi unsur-unsur kubus.
Menyebutkan unsur-unsur kubus
Memahami sifat-sifat balok.
Mengidentifikasi unsur-unsur balok.
Menyebutkan unsur-unsur kubus.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat memahami sifat-sifat kubus.
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur kubus.
Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus.
Siswa dapat memahami sifat-sifat balok.
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur balok.
Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur balok.
107
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Komunikatif
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Unsur-unsur Kubus dan Balok
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal(15 Menit)
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti(50 Menit)
a. Eksplorasi
108
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui
tentang kubus dan balok.
Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk kubus dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
ketahui tentang sifat-sifat kubus dan balok.
b. Elaborasi
Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa.
Guru menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok.
Guru menyebutkan sifat-sifat kubus dan balok.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menjelaskan alasan mengapa bisa disebut sifat-sifat atau unsur-
unsur kubus dan balok.
Guru memberikan alasan mengapa suatu benda bisa dikatakan
berbentuk kubus atau balok.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau
tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian,
sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka
tentang pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok.
Siswa berpendapat tentang perbedaan kubus dan balok.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang kubus dan balok.
3. Kegiatan Akhir(15 Menit)
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
109
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, penggaris.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 2
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Mengetahui pengertian jaring-jaring.
Menemukan jaring-jaring kubus.
Menemukan jaring-jaring balok.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring.
Siswa dapat menemukan jaring-jaring kubus.
Siswa dapat menemukan jaring-jaring balok.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Replika Kubus dan Balok
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
111
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal(15 Menit)
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti(50 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui
tentang jaring-jaring.
Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk kubus dan balok yang bisa dibuat jaring-jaringnya.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
ketahui tentang jaring-jaring kubus dan balok.
b. Elaborasi
Guru menggambar di papan tulis benda yang bisa disebut jaring-jaring
kubus dan balok.
Guru menjelaskan tentang pengertian jaring-jaring.
Guru menjelaskan kenapa bisa disebut jaring-jaring kubus atau balok.
Guru menjelaskan syarat-syarat agar bisa disebut jaring-jaring.
Guru memberikan contoh lain jaring-jaring kubus dan balok.
112
Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru membuat kelompok siswa untuk membuat jaring-jaring.
Siswa bisa membuat jaring-jaring kubus dan balok yang lain secara
kelompok.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau
tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai jaring-jaring
kubus dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang macam-macam jaring-
jaring kubus dan balok.
Siswa berpendapat tentang perbedaan jaring-jaring kubus dan balok.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang jarring-jaring
kubus dan balok.
3. Kegiatan Akhir(15 Menit)
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, penggaris.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 3
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
Menentukan luas permukaan kubus dan balok menggunakan rumus.
Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok dalam pemecahan
masalah.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
Siswa dapat menentukan luas permukaan kubus dan balok menggunakan
rumus.
Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok dalam pemecahan
masalah.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
114
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal(15 Menit)
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti(50 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui luas
permukaan kubus dan balok.
Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk kubus dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
ketahui tentang luas permukaan kubus dan balok.
b. Elaborasi
Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa.
115
Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan luas permukaan kubus
dan balok.
Siswa membuat jaring-jaring kubus dan balok dipapan tulis.
Guru menjelaskan tentang luas permuakaan kubus dan balok.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menjelaskan cara menghitung luas permukaan kubus dan balok.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau
tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai luas permukaan
kubus dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka
tentang luas permukaan kubus dan balok.
Siswa berpendapat tentang perbedaan kubus dan balok.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang luas permukaan
kubus dan balok.
3. Kegiatan Akhir(15 Menit)
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
116
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, laptop, dan infokus, jaring jaring.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 4
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Menemukan rumus volume kubus dan balok.
Menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan rumus.
Menggunakan rumus volume kubus dan balok dalam pemecahan masalah.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat menemukan rumus volume kubus dan balok.
Siswa dapat menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan
rumus.
Siswa dapat menggunakan rumus volume serta volume kubus dan balok
dalam pemecahan masalah.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
118
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Volume Kubus dan Balok
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal(15 Menit)
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti(50 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui
volume kubus dan balok.
Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk kubus dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
ketahui tentang volume kubus dan balok.
b. Elaborasi
Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa.
119
Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan volume kubus dan
balok.
Guru menjelaskan tentang volume kubus dan balok.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menjelaskan cara menghitung volume kubus dan balok.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau
tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai volume kubus
dan balok.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka
tentang volume kubus dan balok.
Guru memberikan latihan tentang volume kubus dan balok
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang volime kubus dan
balok.
3. Kegiatan Akhir(15 Menit)
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 5
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-
bagiannya.
D. Indikator
Mendefinisikan prisma.
Mengidentifikasi unsur-unsur prisma.
Menyebutkan unsur-unsur prisma.
Mendefinisikan limas.
Mengidentifikasi unsur-unsur limas.
Menyebutkan unsur-unsur limas
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat mendefinisikan prisma.
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur prisma.
Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur prisma.
Siswa dapat mendefinisikan limas.
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur limas.
Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur limas.
121
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Komunikatif
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Unsur-unsur prisma dan limas
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : CTL ( Contextual Teaching Learning )
Metode : Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal(15 Menit)
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti(50 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui
tentang prisma dan limas.
122
Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk prisma dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
ketahui tentang prisma dan limas.
b. Elaborasi
Memberikan contoh lain tentang prisma dan limas kepada siswa.
Guru menyebutkan unsur-unsur prisma dan limas.
Guru menyebutkan sifat-sifat prisma dan limas.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menjelaskan alasan mengapa bisa disebut sifat-sifat atau unsur-
unsur prisma dan limas.
Guru memberikan alasan mengapa suatu benda bisa dikatakan
berbentuk prisma dan limas.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau
tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian,
sifat-sifat dan unsur-unsur prisma dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka
tentang pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur prisma dan limas.
Siswa berpendapat tentang perbedaan prisma dan limas.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang prisma dan limas.
3. Kegiatan Akhir(15 Menit)
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
123
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, penggaris.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
124
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 6
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Mengetahui pengertian jaring-jaring.
Menemukan jaring-jaring prisma.
Menemukan jaring-jaring limas.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring.
Siswa dapat menemukan jaring-jaring prisma.
Siswa dapat menemukan jaring-jaring limas.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Replika Prisma dan limas
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
125
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal(15 Menit)
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti(50 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui
tentang jaring-jaring.
Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk primas dan limas yang bisa dibuat jaring-jaringnya.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
ketahui tentang jaring-jaring primas dan limas.
b. Elaborasi
Memberikan contoh benda yang bisa disebut jaring-jaring primas dan
limas.
Guru menjelaskan tentang pengertian jaring-jaring.
Guru menjelaskan kenapa bisa disebut jaring-jaring primas dan limas.
Guru menjelaskan syarat-syarat agar bisa disebut jaring-jaring.
Guru memberikan contoh lain jaring-jaring primas dan limas.
126
Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru membuat kelompok siswa untuk membuat jaring-jaring primas
dan limas.
Siswa bisa membuat jaring-jaring primas dan limas yang lain secara
kelompok.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau
tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai jaring-jaring
primas dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang macam-macam jaring-
jaring primas dan limas.
Siswa berpendapat tentang perbedaan jaring-jaring primas dan limas.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang jarring-jaring
primas dan limas.
3. Kegiatan Akhir(15 Menit)
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol, penggaris.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 7
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas.
Menentukan luas permukaan prisma dan limas menggunakan rumus.
Menggunakan rumus luas permukaan primsa dan limas dalam pemecahan
masalah.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas.
Siswa dapat menentukan luas permukaan prisma dan limas menggunakan
rumus.
Menggunakan rumus luas permukaan prisma dan limas dalam pemecahan
masalah.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
128
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Luas Permukaan prisma dan limas
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal(15 Menit)
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti(50 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui luas
permukaan prisma dan limas.
Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk prisma dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
ketahui tentang luas permukaan prisma dan limas.
b. Elaborasi
Memberikan contoh lain tentang prisma dan limas kepada siswa.
129
Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan luas permukaan prisma
dan limas.
Siswa membuat jaring-jaring prisma dan limas dipapan tulis.
Guru menjelaskan tentang luas permuakaan prisma dan limas..
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menjelaskan cara menghitung luas permukaan prisma dan limas.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau
tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai luas permukaan
prisma dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka
tentang luas permukaan prisma dan limas.
Siswa berpendapat tentang perbedaan prisma dan limas.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang luas permukaan
prisma dan limas.
3. Kegiatan Akhir(15 Menit)
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
130
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
131
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 8
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas alas dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
Menemukan rumus volume prisma dan limas.
Menentukan volume prisma dan limas dengan menggunakan rumus.
Menggunakan rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
Siswa dapat menemukan rumus volume prisma dan limas.
Siswa dapat menentukan volume prisma dan limas dengan menggunakan
rumus.
Siswa dapat menggunakan rumus volume prisma dan limas dalam
pemecahan masalah.
Karakter siswa yang diharapkan :
1. Rasa ingin tahu
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Kreatif
132
F. Materi Pembelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar : Volume prisma dan limas
G. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal(15 Menit)
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan
baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti(50 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui
volume prisma dan limas.
Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang
berbentuk prisma dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka
ketahui tentang volume prisma dan limas.
b. Elaborasi
Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa.
133
Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan volume prisma dan
limas.
Guru menjelaskan tentang volume prisma dan limas.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menjelaskan cara menghitung volume prisma dan limas.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau
tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai volume prisma
dan limas.
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka
tentang volume prisma dan limas.
Guru memberikan latihan tentang volume prisma dan limas.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang volume prisma
dan limas.
3. Kegiatan Akhir(15 Menit)
Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan
kesimpulan melalui proses tanya jawab.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
134
J. Alat dan Sumber Belajar
Alat : White board, spidol.
Sumber : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain
yang relevan.
135
LEMBAR KERJA SISWA-1.a
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Perhatikan gambar balok di bawah ini!
Bahan Diskusi :
Namai setiap perpotongan tiga garis pada gambar. Kemudian pasangkan setiap poin
dalam suatu kotak ke poin dalam kotak lain.
Sisi
Rusuk
Titik Sudut
Diagonal Sisi
Diagonal Ruang
Bidang Diagonal
Bidang yang memuat dua rusuk yang
berhadapan.
Daerah pada balok.
Perpotongan dua sisi balok.
Ruas garis yang menghubungkan dua titik
sudut berhadapan dalam balok yang
berpotongan ditengah.
Titik perpotongan dari setiap tiga rusuk yang
bertemu.
Ruas garis yang menghubungkan dua titik
sudut berhadapan pada subuah sisi balok.
136
No Unsur-unsur
Balok Nama Jumlah
1.
Rusuk
2.
Titik Sudut
3.
Sisi/Bidang
4.
Diagonal Bidang
5.
Diagonal Ruang
6.
Bidang Diagonal
Setelah melakukan kegiatan di atas dapat ditemukan bahwa balok merupakan bangun
ruang yang memiliki :
1. …… buah sisi yang berbentuk …………………yang masing-masing terdiri
dari …. pasang sisi yang kongruen.
2. …… buah rusuk.
3. …… buah titik sudut.
4. …… diagonal bidang.
5. …… diagonal ruang.
6. …… bidang diagonal.
137
LEMBAR KERJA SISWA-1.b
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Perhatikan gambar kubusdi bawah ini!
Bahan Diskusi :
Namai setiap perpotongan tiga garis pada gambar. Kemudian pasangkan setiap poin
dalam suatu kotak ke poin dalam kotak lain.
Sisi
Rusuk
Titik Sudut
Diagonal Sisi
Diagonal Ruang
Bidang Diagonal
Bidang yang memuat dua rusuk yang
berhadapan.
Daerah pada kubus.
Perpotongan dua sisi kubus
Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut
berhadapan dalam kubus yang berpotongan
ditengah.
Titik perpotongan dari setiap tiga rusuk yang
bertemu.
Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut
berhadapan pada subuah sisi kubus.
138
No Unsur-unsur
Kubus Nama Jumlah
1. Rusuk
2. Titik Sudut
3. Sisi/Bidang
4. Diagonal Bidang
5. Diagonal Ruang
6. Bidang Diagonal
Setelah melakukan kegiatan di atas dapat ditemukan bahwa kubus merupakan bangun
ruang yang memiliki :
1. …… buah sisi yang berbentuk …………………yang masing-masing terdiri
dari …. pasang sisi yang kongruen.
2. …… buah rusuk.
3. …… buah titik sudut.
4. …… diagonal bidang.
5. …… diagonal ruang.
6. …… bidang diagonal.
139
LEMBAR KERJA SISWA-2.a
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Menemukan Jaring-jaring Kubus
Alat dan Bahan : replika kubus dari kertas karton, gunting, penggaris, alat tulis.
TEMUKAN AKU!!!
Langkah-langkah :
1. Diberikan sebuah kubus kepada masing-masing kelompok.
2. Guntinglah kubus pada rusuk-rusuknya sehingga menjadi persegi.
3. Rebahkan bidang-bidang hasil guntingan dari kubus itu, sehingga diperoleh
beberapa bangun datar yang saling menyatu.
4. Arsir atau gambar hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di
bawah ini!
(catatan : 1 kotak dalam kertas mewakili 1 cm ukuran balok)
5. Ubah posisi persegi agar menjadi bentuk jaring-jaring kubus lain.
6. Arsir atau gambar kembali hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas
berpetak di bawah ini!
7. Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang kalian lakukan!
140
Kesimpulan :
141
LEMBAR KERJA SISWA-2.b
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Menemukan Jaring-jaring Balok
Alat dan Bahan : replika balok dari kertas karton, gunting, penggaris, alat tulis.
TEMUKAN AKU!!!
Langkah-langkah :
1. Diberikan sebuah balok kepada masing-masing kelompok.
2. Guntinglah balok pada rusuk-rusuknya sehingga menjadi persegi atau
persegi panjang.
3. Rebahkan bidang-bidang hasil guntingan dari balok itu, sehingga diperoleh
beberapa bangun datar yang saling menyatu.
4. Arsir atau gambar hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di
bawah ini!
(catatan : 1 kotak dalam kertas mewakili 1 cm ukuran balok).
5. Ubah posisi persegi agar menjadi bentuk jaring-jaring balok lain.
6. Arsir atau gambar kembali hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas
berpetak di bawah ini!
7. Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang kalian lakukan!
142
Kesimpulan :
143
LEMBAR KERJA SISWA-3.a
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Balok ABCD.EFGH
Buatlah jaring-jaring balok ABCD.EFGH, dan namai setiap titiknya!!!
1. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, ada berapa bentuk bangun datar
(sisi) yang kalian dapatkan? _____________________________________________
144
Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisinya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
_________________________
2. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisinya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
________________________________
3. Tulislah kesimpulan luas permukaan balok yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!
145
LEMBAR KERJA SISWA-3.b
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 2. ……………………………..
3. …………………………. 4. ……………………………..
Kubus ABCD.EFGH
Buatlah jaring-jaring kubus ABCD.EFGH, dan namai setiap titiknya!!!
1. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, ada berapa bentuk bangun
datar (sisi) yang kalian dapatkan? _______________________________________
______________________________________________________________________________
146
Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisinya?
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________
2. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisinya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
___________________
3. Tulislah kesimpulan luas permukaan kubus yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!
147
LEMBAR KERJA SISWA-4.a
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
1. Ada berapa tumpukan kubus kecil pada gambar
diatas?___________________________
2. Ada berapa baris kubus kecil pada gambar
diatas?_______________________________
3. Apakah jumlah baris dan tumpukan kubus kecil
sama?____________________________
4. Ada berapa jumlah baris kubus ke belakang(warna gelap)
?________________________
5. Apakah jumlah baris kubus kebelakang sama dengan jumlah tumbukan
kubus?_________________________________________________________
6. Ada berapa jumlah balok yang ada di tumpukan
pertama?_________________________
148
7. Ada berapa jumlah balok yang ada di tumpukan
kedua?___________________________
8. Apakah jumlah kubus disetiap sisi
sama?_______________________________________
9. adi berapa jumlah kubus kecil yang
ada?______________________________________
10. Volume kubus adalah isi kubus kecil, hal ini dapat dirumuskan
dengan?________________________________________________________
149
LEMBAR KERJA SISWA-4.b
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
1. Ada berapa tumpukan kubus kecil pada gambar
diatas?_____________________________
2. Ada berapa baris kubus kecil pada gambar
diatas?_________________________________
3. Apakah jumlah baris dan tumpukan kubus kecil
sama?_____________________________
4. Ada berapa jumlah baris kubus ke belakang?(berwarna
gelap)_______________________
5. Apakah jumlah baris kubus kebelakang sama dengan jumlah tumpukan
kubus?__________________________________________________________
_________
6. Ada berapa jumlah kubus yang ada di tumpukan
pertama?__________________________
150
7. Ada berapa jumlah kubus yang ada di tumpukan
kedua?____________________________
8. Apakah jumlah kubus disetiap sisi
sama?________________________________________
9. Jadi berapa jumlah kubus kecil yang
ada?_______________________________________
10. Volume kubus adalah isi kubus kecil, hal ini dapat dirumuskan
dengan?_________________________________________________________
151
LEMBAR KERJA SISWA-5.a
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Dalam prisma segi-n terdapat diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal
yang berbeda-beda
Coba kalian analisis dari gambar dan replika prisma yang diberikan, kemudian
lengkapilah tabel berikut ini!!
Prisma Segi-n Diagonal
Bidang
Diagonal
Ruang
Bidang
Diagonal
n = 3
n = 4
n = 5
:
:
n = p
Setelah melengkapi tabel diatas, apakah yang kalian temukan?
Banyak diagonal bidang alas pada prisma segi-n =
Bayak bidang diagonal pada prisma segi-n =
Banyak diagonal ruang pada prisma segi-n =
152
LEMBAR KERJA SISWA-5.b
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 2. ……………………………..
3. …………………………. 4. …………………… ………..
Dalam limas segi-n terdapat diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang
diagonal yang berbeda-beda.
Coba kalian analisis dari gambar dan replika prisma yang diberikan, kemudian
lengkapilah tabel berikut ini!!
Prisma Segi-n Diagonal
Bidang
Diagonal
Ruang
Bidang
Diagonal
n = 3
n = 4
n = 5
:
:
n = p
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Setelah melengkapi tabel diatas, apakah yang kalian temukan?
Banyak diagonal bidang alas pada limas segi-n =
Bayak bidang diagonal pada limas segi-n =
Banyak diagonal ruang pada limas segi-n =
153
LEMBAR KERJA SISWA-6.a
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Menemukan Jaring-jaring Prisma
Alat dan Bahan : replika prisma dari kertas karton, gunting, penggaris, alat tulis.
TEMUKAN AKU!!!
Langkah-langkah :
1. Diberikan sebuah prisma kepada masing-masing kelompok.
2. Guntinglah prisma pada rusuk-rusuknya sehingga menjadi bangun datar.
3. Rebahkan bidang-bidang hasil guntingan dari prisma itu, sehingga diperoleh
beberapa bangun datar yang saling menyatu.
4. Salin atau gambar hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di
bawah ini!
(catatan : 1 kotak dalam kertas mewakili 1 cm ukuran balok)
5. Ubah posisi bangun datar agar menjadi bentuk jaring-jaring prisma lain.
6. Salin atau gambar kembali hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas
berpetak di bawah ini!
7. Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang kalian lakukan!
154
KESIMPULAN:
155
LEMBAR KERJA SISWA-6.b
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Menemukan Jaring-jaring Limas
Alat dan Bahan : replika limas dari kertas karton, gunting, penggaris, alat tulis.
TEMUKAN AKU!!!
Langkah-langkah :
1. Diberikan sebuah limas kepada masing-masing kelompok.
2. Guntinglah limas pada rusuk-rusuknya sehingga menjadi bangun datar.
3. Rebahkan bidang-bidang hasil guntingan dari limas itu, sehingga diperoleh
beberapa bangun datar yang saling menyatu.
4. Salin atau gambar hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di
bawah ini!
(catatan : 1 kotak dalam kertas mewakili 1 cm ukuran balok).
5. Ubah posisi bangun datar agar menjadi bentuk jaring-jaring limas
lain.Salin atau gambar kembali hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas
berpetak di bawah ini!
6. Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang kalian lakukan!
156
KESIMPULAN:
157
LEMBAR KERJA SISWA-7.a
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Menentukan Luas Permukaan Limas
Untuk menemukan luas permukaan limas digunakan replika limas yang terdiri
dari limas segitiga dan limas segiempat.
Alat dan bahan : Replika limas dari karton, gunting, dan penggaris.
Langkah-langkah :
1. Dari replika limas yang tersedia, buatlah jaring-jaring limas dengan cara
iris/ gunting limas pada rusuk tegaknya. Gambarlah hasilnya di bawah
ini!
158
2. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, berbentuk apakah sisi tegak
limas? _________________________________________________________
Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisi tegaknya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
_______________________________________
3. Ada berapa buah sisi tegak yang kalian dapatkan?
____________________________________________________________________________________
_____________
Apakah jumlahnya sama dengan jumlah sisi alasnya?
____________________________________________________________________________________
_____________
4. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisi tegaknya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
__________________________
5. Berbentuk apakah alas limas, dan bagaimana cara menghitung luasnya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
__________________________
6. Apakah luas sisi limas sama dengan jumlah luas semua sisi tegaknya
ditambah luas alasnya? Tentukan Luas Limas Segiempat!!
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
159
7. Tulislah kesimpulan luas permukaan limas yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!
160
LEMBAR KERJA SISWA-7.b
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Menentukan Luas Permukaan Limas
Untuk menemukan luas permukaan limas digunakan replika limas yang terdiri
dari limas segitiga dan limas segiempat.
Alat dan bahan : Replika limas dari karton, gunting, dan penggaris.
Langkah-langkah :
1. Dari replika limas yang tersedia, buatlah jaring-jaring limas dengan cara
iris/ gunting limas pada rusuk tegaknya. Gambarlah hasilnya di bawah
ini!
161
2. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, berbentuk apakah sisi tegak
limas? _________________________________________________________________
Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisi tegaknya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
_______________________________________
3. Ada berapa buah sisi tegak yang kalian dapatkan?
____________________________________________________________________________________
_____________
Apakah jumlahnya sama dengan jumlah sisi alasnya?
____________________________________________________________________________________
_____________
4. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisi tegaknya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
__________________________
5. Berbentuk apakah alas limas, dan bagaimana cara menghitung luasnya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
__________________________
6. Apakah luas sisi limas sama dengan jumlah luas semua sisi tegaknya
ditambah luas alasnya? Tentukan Luas Limas Segitiga!!
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
162
7. Tulislah kesimpulan luas permukaan limas yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!
163
LEMBAR KERJA SISWA-7.c
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Menentukan Luas Permukaan Prisma
Untuk menemukan luas permukaan prisma digunakan replika prisma yang
terdiri dari prisma segitiga dan prisma segilima.
Alat dan bahan : Replika prisma dari karton, gunting, dan penggaris.
Langkah-langkah :
1. Dari replika prisma yang tersedia, buatlah jaring-jaring prisma dengan
cara iris/ gunting prisma pada rusuk tegaknya. Gambarlah hasilnya di
bawah ini!
164
2. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, berbentuk apakah sisi tegak
prisma? _________________________________________________________________
Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisi tegaknya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
_______________________________________
3. Ada berapa buah sisi tegak yang kalian dapatkan?
____________________________________________________________________________________
_____________
Apakah jumlahnya sama dengan jumlah sisi alasnya?
____________________________________________________________________________________
_____________
4. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisi tegaknya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
__________________________
5. Berbentuk apakah alas dan atap prisma, dan bagaimana cara menghitung
luas keduanya?
____________________________________________________________________________________
_____________
6. Apakah luas sisi prisma sama dengan jumlah luas semua sisi tegaknya
ditambah luas alas dan atapnya? Tentukan Luas prisma Segilima!!
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________
165
7. Tulislah kesimpulan luas permukaan prisma yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!!
166
LEMBAR KERJA SISWA-7.d
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
Menentukan Luas Permukaan Prisma
Untuk menemukan luas permukaan prisma digunakan replika prisma yang
terdiri dari prisma segitiga dan prisma segilima.
Alat dan bahan : Replika prisma dari karton, gunting, dan penggaris.
Langkah-langkah :
1. Dari replika prisma yang tersedia, buatlah jaring-jaring prisma dengan
cara iris/ gunting prisma pada rusuk tegaknya. Gambarlah hasilnya di
bawah ini!
167
2. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, berbentuk apakah sisi tegak
prisma? _______________________________________________________________________
Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisi tegaknya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
_______________________________________
3. Ada berapa buah sisi tegak yang kalian dapatkan?
____________________________________________________________________________________
_____________
Apakah jumlahnya sama dengan jumlah sisi alasnya?
____________________________________________________________________________________
_____________
4. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisi tegaknya?
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
__________________________
5. Berbentuk apakah alas dan atap prisma, dan bagaimana cara menghitung
luas keduanya?
____________________________________________________________________________________
_____________
6. Apakah luas sisi prisma sama dengan jumlah luas semua sisi tegaknya
ditambah luas alas dan atapnya? Tentukan Luas prisma Segilima!!
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
168
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________
7. Tulislah kesimpulan luas permukaan prisma yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!!
169
LEMBAR KERJA SISWA-8.a
Kelompok
Nama Anggota :
3. …………………………. 3. ……………………………..
4. …………………………. 4. ……………………………..
MENCARI VOLUME LIMAS
BANDINGKAN KEDUA GAMBAR INI!!!
6 LIMAS SEGI EMPAT = 1 KUBUS
Artinya :
Tinggi limas = ______ Tinggi kubus
Volume kubus = _____ X Volume limas
Volume Limas = _____ Volume Kubus
= _____ x ____ tinggi limas x ______ x_______
= ________________ x ____________________
Jadi Volume Limas
LEMBAR KERJA SISWA
LEMBAR KERJA SISWA-8.b
170
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
MENCARI VOLUME PRISMA
BANDINGKAN KEDUA GAMBAR INI!!!
2 PRISMA SEGIEMPAT = 1 BALOK
Artinya :
Volume balok = _____ X Volume limas
Volume prisma = _____ Volume Balok
= _____ x ____ tinggi Prisma x ______ x_______
= ________________ x ____________________
Jadi Volume Prisma
171
Lampiran 4
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN INSTRUMEN TES
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA DENGAN
CVR (CONTENT VALIDITY RASIO)
Soal Penilai
1 2 3 4 5 6 7
1 E E E E E E E
2 E E E E E E E
3 E E E E E E E
4 E E E E E TE TE
5 E TE E TE E E E
6 E E E E E E E
7 E E E E E E E
8 E E E E E E E
9 TE E TE TE TE TE TE
10 E E E E E E E
11 E E E E E E E
172
Lampiran 5
VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITS MATEMATIK SISWA
SMP KELAS VIII
DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR)
POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR
No
Soal Esensial
Tidak
Esensial
Tidak
Relevan N Ne N/2 (Ne-N/2) ((Ne-N/2)/(N/2)) CVR
Minimum
skor Kesimpulan
1 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 1 0,99 Valid
2 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 1 0,99 Valid
3 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 1 0,99 Valid
4 5 2 0 7 5 3,5 1,5 0,4285 0,4285 0,99 Tidak Valid
5 5 2 0 7 5 3,5 1,5 0,4285 0,4285 0,99 Tidak Valid
6 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 1 0,99 Valid
7 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 1 0,99 Valid
8 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 1 0,99 Valid
9 1 6 0 7 1 3,5 -2,5 -0,7142 -0,7142 0,99 Tidak Valid
10 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 1 0,99 Valid
11 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 1 0,99 Valid
173
Lampiran 6
UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK
SISWA SMP KELAS VIII
DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR)
POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR
Untuk menguji validitas secara isi dari instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematik, para penilai diharapkan memberikan
penilaiannya dengan memberi tanda (√) pada kolom E: Esensial (soal tersebut sangat penting untuk mengukur kemampuan berpikir
kritis matematik), TE: Tidak Esensial (soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematik) atau
TR: Tidak Relevan (soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan berpikir kritis matematik) pada masing-masing soal yang
berbentuk tes uraian di bawah ini.
No SOAL Indikator
Berpikir kritis E TE TR
KOMENTAR
1. Perhatikan gambar
kubus ABCD.EFGH
disamping. Melalui
titik-titik sudutnya
ditarik garis diagonal
ruang, sehingga
berbentuk limas.
Siswa dapat
memfokuskan
pertanyaan
174
a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus
tersebut? Sebutkan.
b. Apakah limas-limas itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu?
d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan tinggi
limas
2.
Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH di atas.
Melalui titik-titik sudutnya ditarik bidang diagonal,
sehingga berbentuk prisma.
a. Berapa prisma yang terbentuk dalam kubus
tersebut? Sebutkan.
b. Apakah prisma-prisma itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap prisma itu?
d. Jika panjang balok 8 cm, lebar balok 6 cm, dan
tinggi balok 4 cm. tentukan volume prisma?
Siswa dapat
memfokuskan
pertanyaan
175
3. Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, memiliki
volume sebesar 512 cm3. Jika rusuk kubus
diperkecil sebesar
kali panjang rusuk semula.
Apakah volume kubus baru itu lebih kecil dari
volume kubus semula? Berikan alasan
Menganalisis
argument
4. Jika Abdul dan Aziz memiliki sebuah celengan.
Celengan Abdul memiliki panjang 15 cm, tinggi 10
cm, dan lebar 6 cm. sedangkan celengan Aziz
memiliki panjang, tinggi, dan lebar yang sama yaitu
10 cm. Apakah celengan Abdul dan Aziz kongruen?
Jelaskan pendapatmu
Menganalisis
argument
5. Jika dikatakan bahwa tabung adalah prisma dengan
bidang alas berbentuk lingkaran, selidiki mengapa
tabung bisa dikatakan prisma yang alasnya
berbentuk lingkaran?
Menganalisis
argument
6. Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan bidang
alas berbentuk lingkaran. Selidiki mengapa kerucut
bisa dikatakan limas yang alasnya berbentuk
lingkaran?
Menganalisis
argument
176
7. Syakir ingin membuat kerangka balok dengan
panjang 6m, lebar 4m, dan tinggi 2m. Jika Syakir
diberikan kawat sepanjang 100 meter, Syakir dapat
membuat kerangka balok lebih dari 3. Benarkah
demikian? Berikan alasannya!
Menjawab
pertanyaan yang
menentang
8. Gambarlah balok ABCD.EFGH. Benarkah garis AB
berpotongan dengan garis CD? Beri penjelasan.
Menjawab
pertanyaan yang
menentang
9. Apakah setiap prisma tegak beraturan segi-n, untuk
n ≥ 4 memiliki diagonal bidang alas, diagonal
ruang, dan bidang diagonal? Mengapa demikian?
Membuat dan
mempertimbangk
an hasil keputusan
10. Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk
limas persegi) di sekolah, kamu ingin mencat
piramida tersebut(tidak termaksud alas limas)
dengan cat berwarna merah, 1 kaleng cat dapat
mewarnai 5 m2. Sedangkan volume limas adalah
128 m3, dan tinggi limas 6 m. berapa kaleng catkah
yang dibutuhkan untuk mewarnai piranida tersebut?
Membuat dan
mempertimbangk
an hasil keputusan
11. Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang
terbentuk balok yang berukuran panjang 100 cm,
lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm, jika harga permeter
Membuat dan
mempertimbangk
an hasil keputusan
177
Jakarta,
Penilai,
……………………………..
kaca Rp. 50.000,-/meter persegi, hitunglah biaya
yang dibutuhkan untuk membuat etalase tersebut?
178
No. Soal Skor Alasan
1 Perhatikan gambar
kubus ABCD.EFGH
disamping. Melalui
titik-titik sudutnya
ditarik garis diagonal
ruang, sehingga berbentuk limas.
a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus
tersebut? Sebutkan.
b. Apakah limas-limas itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu?
d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan
tinggi limas
4 Jika jawaban siswa lengkap dan
sesuai dengan kunci jawaban.
3
Jika siswa hanya menjawab poin a,
b, dan c. dan jawaban siswa sesuai
dengan kunci jawaban.
2
Jika siswa hanya menjawab poin a
dan b. dan jawaban siswa sesuai
kunci jawaban.
1
Jika siswa hanya menjawab poin a.
dan jawaban siswa sesuai kunci
jawaban.
0 Jika siswa tidak merespon
2 Perhatikan gambar balok
ABCD.EFGH di atas.
Melalui titik-titik sudutnya
ditarik bidang diagonal,
sehingga berbentuk prisma.
a. Berapa prisma yang
terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan.
b. Apakah prisma-prisma itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap prisma itu?
d. Jika panjang balok 8 cm, lebar balok 6 cm,
dan tinggi balok 4 cm. tentukan volume
prisma?
4 Jika jawaban siswa lengkap dan
sesuai dengan kunci jawaban.
3
Jika siswa hanya menjawab poin a,
b, dan c. dan jawaban siswa sesuai
dengan kunci jawaban.
2
Jika siswa hanya menjawab poin a
dan b. dan jawaban siswa sesuai
kunci jawaban.
1
Jika siswa hanya menjawab poin a.
dan jawaban siswa sesuai kunci
jawaban.
0
Jika siswa tidak merespon
Lampiran 7
Pedoman Penilaian Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
179
3 Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, memiliki
volume sebesar 512 cm3. Jika rusuk kubus
diperkecil sebesar
kali panjang rusuk semula.
Apakah volume kubus baru itu lebih kecil dari
volume kubus semula? Berikan alasan
4 Jika jawaban siswa lengkap dan
sesuai dengan kunci jawaban
3
Jika jawaban siswa hanya sampai
menemukan volume kubus baru
dengan satuan yang benar.
2
Jika jawaban siswa hanya sampai
menemukan rusuk dari kubus baru
dengan satuan yang benar.
1
Hanya dapat mengidentifikasi bahwa
kubus baru akan memiliki volume
yang lebih kecil dari volume kubus
semula, tanpa memberikan
alasannya.
0 Jika siswa tidak merespon
4 Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan
bidang alas berbentuk lingkaran. Selidiki
mengapa kerucut bisa dikatakan limas yang
alasnya berbentuk lingkaran?
2 Jika jawaban siswa lengkap dan
sesuai dengan kunci jawaban
1
Jika siswa hanya mengidentifikasi
bahwa alas kerucut berbentuk
lingkaran.
0 Jika siswa tidak merespon
5 Syakir ingin membuat kerangka balok dengan
panjang 6m, lebar 4m, dan tinggi 2m. Jika
Syakir diberikan kawat sepanjang 100 meter,
Syakir dapat membuat kerangka balok lebih
dari 3. Benarkah demikian? Berikan alasannya!
3
Jika jawaban siswa dengan tegas
membantah pernyataan pada soal
disertai dengan alasan yang jelas
sesuai dengan kunci jawaban
2
Jika jawaban siswa hanya
menunjukan panjang kawat yang
dibutuhkan untuk membuat satu
kerangka balok.
180
1
Jika jawaban siswa hanya
membantah penyataan pada soal
tanpa alasan.
0 Jika siswa tidak merespon.
6 Gambarlah balok ABCD.EFGH. Benarkah garis
AB berpotongan dengan garis CD? Beri
penjelasan. 3
Jika jawaban siswa dengan tegas
membantah pernyataan pada soal
disertai dengan alasan yang jelas
sesuai dengan kunci jawaban
2
Jika jawaban siswa hanya
menunjukan jika garis AB dan garis
CD adalah sejajar.
1 Jika siswa hanya menggambar balok
ABCD.EFGH
0 Jika siswa tidak merespon.
7
Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk
limas persegi) di sekolah, kamu ingin mencat
piramida tersebut(tidak termaksud alas limas)
dengan cat berwarna merah, 1 kaleng cat dapat
mewarnai 5 m2. Sedangkan volume limas
adalah 72 m3, dan tinggi limas 4 m. berapa
kaleng catkah yang dibutuhkan untuk
mewarnai piranida tersebut?
4
Jika jawaban siswa lengkap dan
sesuai dengan kunci jawaban serta
satuan yang dikehendaki
3
Jika siswa hanya dapat menunjukan
luas yang akan di cat dengan satuan
yang kehendaki
2
Jika siswa hanya dapat menunjukan
luas permukaan dari piramida
tersebut dengan satuan yang
dikegendaki
1
Jika siswa hanya menunjukan sisi
dari persegi alas piramida dengan
satuan yang dikehendaki
0 Jika siswa tidak merespon
181
8 Paman akan membuat etalase toko dari kaca
yang terbentuk balok yang berukuran panjang
100 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm, jika
harga permeter kaca Rp. 50.000,-/meter
persegi, hitunglah biaya yang dibutuhkan
untuk membuat etalase tersebut?
3
Jika jawaban siswa lengkap sesuai
dengan kunci jawaban dengan satuan
yang dikehendaki
2
Jika siswa hanya menentukan luas
permukaan etalase dalam satuan
meter2
1
Jika jawaban siswa hanya
menentukan luas permukaan etalase
dalam satuan cm2
0 Jika siswa tidak merespon
182
Lampiran 8
KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATERI : BANGUN RUANG SISI DATAR
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan
ukurannya
No Soal Indikator Berpikir Kritis Kompetensi Siswa skor
1
Perhatikan gambar kubus
ABCD.EFGH disamping.
Melalui titik-titik sudutnya
ditarik garis diagonal ruang,
sehingga berbentuk limas.
a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus tersebut?
Sebutkan.
b. Apakah limas-limas itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu?
d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan tinggi limas
Memfokuskan pertanyaan Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya 4
2 Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH di samping.
Melalui titik-titik sudutnya ditarik bidang diagonal,
Memfokuskan pertanyaan Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya 4
183
sehingga berbentuk prisma.
a. Berapa prisma yang terbentuk dalam
kubus tersebut? Sebutkan.
b. Apakah prisma-prisma itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap prisma itu?
d. Jika panjang balok 8 cm, lebar balok 6 cm, dan tinggi
balok 4 cm. tentukan volume prisma?
3
Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, memiliki volume
sebesar 512 cm3. Jika rusuk kubus diperkecil sebesar
kali
panjang rusuk semula. Apakah volume kubus baru itu
lebih kecil dari volume kubus semula? Jelaskan
Menganalisis argument Menghitung luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma dan limas 4
4
Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan bidang alas
berbentuk lingkaran. Selidiki mengapa kerucut bisa
dikatakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran?
Menganalisis argument Membuat jaring-jaring kubus, balok,
prisma dan limas 2
5
Syakir ingin membuat kerangka balok dengan panjang 6m,
lebar 4m, dan tinggi 2m. Jika Syakir diberikan kawat
sepanjang 100 meter, Syakir dapat membuat kerangka
Menjawab pertanyaan yang
menentang
Membuat jaring-jaring kubus, balok,
prisma dan limas 3
184
balok lebih dari 3. Benarkah demikian? Berikan
alasannya!
6
Gambarlah balok ABCD.EFGH. Benarkah garis AB
berpotongan dengan garis CD? Beri penjelasan.
Menjawab pertanyaan yang
menentang
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya 3
7
Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk limas
persegi) di sekolah, kamu ingin mencat piramida
tersebut(tidak termaksud alas limas) dengan cat berwarna
merah, 1 kaleng cat dapat mewarnai 5 m2. Sedangkan
volume limas adalah 128 m3, dan tinggi limas 6 m. berapa
kaleng catkah yang dibutuhkan untuk mewarnai piramida
tersebut?
Membuat dan
mempertimbangkan hasil
keputusan
Menghitung luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma dan limas 4
8
Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang
terbentuk balok yang berukuran panjang 100 cm, lebar 40
cm, dan tinggi 70 cm, jika harga permeter kaca Rp.
50.000,-/meter persegi, hitunglah biaya yang dibutuhkan
untuk membuat etalase tersebut?
Membuat dan
mempertimbangkan hasil
keputusan
Menghitung luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma dan limas 3
185
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN
1. Soal kubus ABCD.EFGH
a. Limas yang terbentuk pada kubus ada 6, yaitu limas ABCD.T, BCGF.T,
EFGH.T, ADEH.T, CDHG.T, dan ABEF.T
b. Semua limas tersebut kongruen, karena semua sisi dan rusuk limas sama.
c. Alas semua limas berbentik persegi.
d. Jika panjang rusuk pada kubus adalah 8 cm, maka tinggi limas adalah
dari panjang rusuk, yaitu 4 cm.
2. Soal balok ABCD.EFGH
a. Prisma yang terbentuk pada kubus ada 2, yaitu limas ABD.EFH dan
BCD.FGH
b. Semua prisma tersebut kongruen, karena semua sisi dan rusuk prisma
sama.
c. Alas semua prisma berbentik segitiga siku-siku.
d. Jika panjang pada balok adalah 8 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 4. maka
volume satu prisma adalah
dari volume balok.
Volume balok = panjang x lebar x tinggi
= 8cm x 6cm x 4 cm
= 192 cm3
Volume prisma =
x volume balok
=
x 192 cm
3
= 96 cm3
3. Terdapat kubus yang panjang rusuknya 8 cm memiliki volume 512 cm3, jika
rusuknya diperkecil
dari rusuk semuala, maka volume kubus pun akan lebih
kecil dari volume kubus semula. Bukti :
186
Rusuk kubus baru =
x 8 cm
= 4 cm
Volume kubus yang baru = 4 cm x 4 cm x 4 cm
= 64 cm3
64 cm3
˂ 512 cm3
Volume kubus baru ˂ volume kubus semula
4. Karenakerucut adalah prisma dengan alas segi-n yang tak terhingga(limas
segi-n), kerucut juga memiliki sifat-sifat yang sama yaitu memiliki tinggi,
bidang alas, satu titik puncak, memiliki jaring-jaring yang sejenis dengan
limas.
5. Tidak benar, karena panjang kawat yang diberikan hanya bisa membuat 2
krangka. Buktinya p= 6 m, l= 4 m, t= 2 m. satu kerangka balok membutuhkan
4x6 + 4x4 + 4x2= 24+16+8= 48, jika dua kerangka = 2x48 = 96 m. jadi tidak
bisa lebih dari 2
6. Tidak benar, karna garis yang berpotongan adalah garis yang
akan saling memotong satu sama lain, sedangkan pada balok
disamping garis AB jika di perpanjang tidak akan memotong
garis CD. Jadi garis AB sejajar dengan garis CD.
7. Diketahui : Vlimas = 72 m3
Tinggilimas = 4 m
1 kaleng cat = 5 m2
Ditanya : banyak kaleng cat yang dibutuhkan =…..??
Jawab volume =
187
72 =
La =
La = 36 Sisi persegi =√
Tinggi segitiga = √ √
Luas permukaan = 36 + (4 x sisi tegak)
= 36 + (4 x
)
= 36 + 60
= 96 cm2
Luas yang di cat
= 96 – 36
= 60 cm2
Jumlah kaleng yang dibutuhkan
=
8. Etalase took paman. Panjang 100 cm, lebar 40 cm, tinggi 70 cm.
Luas permukaan balok = 2 ((pl)+(pt)+(lt))
= 2((100x40)+(100X70)+(40x70))
=2(4000+7000+2100)
=2(13100)
= 26200 cm2 = 262 m
2
Harga kaca Rp. 50.000/meter persegi
Jadi biaya yang dibutuhkan
= 262 x Rp. 50.000
=Rp. 13.100.000
188
Selamat mengerjakan!!!
Lampiran 10
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
BANGUN RUANG SISI DATAR
1. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH disamping. Melalui titik-
titik sudutnya ditarik garis diagonal ruang, sehingga berbentuk
limas.
a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan.
b. Apakah limas-limas itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu?
d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan tinggi limas!
2. Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH di atas. Melalui titik-titik sudutnya ditarik bidang
diagonal, sehingga berbentuk prisma.
a. Berapa prisma yang terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan.
b. Apakah prisma-prisma itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap prisma itu?
d. Jika panjang balok 8 cm, lebar balok 6 cm, dan tinggi balok 4 cm. tentukan volume prisma?
3. Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, memiliki volume sebesar 512 cm3. Jika rusuk kubus
diperkecil sebesar
kali panjang rusuk semula. Apakah volume kubus baru itu lebih kecil dari
volume kubus semula? Beri penjelasan!
4. Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan bidang alas berbentuk lingkaran. Selidiki mengapa
kerucut bisa dikatakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran?
189
Selamat mengerjakan!!!
5. Syakir ingin membuat kerangka balok dengan panjang 6m, lebar 4m, dan tinggi 2m. Jika Syakir
diberikan kawat sepanjang 100 meter, Syakir dapat membuat kerangka balok lebih dari 3.
Benarkah demikian? Berikan alasannya!
6. Gambarlah balok ABCD.EFGH. Benarkah garis AB berpotongan dengan garis CD? Beri
penjelasan.
7. Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk limas persegi) di sekolah, kamu ingin mengecat
piramida tersebut(tidak termaksud alas limas) dengan cat berwarna merah, 1 kaleng cat dapat
mewarnai 5 m2. Sedangkan volume limas adalah 72 m
3, dan tinggi limas 4 m. berapa kaleng
catkah yang dibutuhkan untuk mewarnai piramida tersebut?
8. Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang terbentuk balok yang berukuran panjang 100
cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm, jika harga permeter kaca Rp. 50.000,-/meter persegi,
hitunglah biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase tersebut?
190
Lampiran 11
Perhitungan Validitas
Contoh mencari validasi nomor 1 :
Menentukan nilai ∑
= 80
Menentukan nilai ∑
= 536
Menentukan nilai ∑
= 214
Menentukan nilai ∑
= 8994
Menentukan nilai
∑
= 1337
Menentukan nilai rxy ∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ] ∑ ∑
∑ ∑ ∑
√
Mencari nilai rtabel, dengan dk = n – 2 = 34 – 2 = 32 dan tingkat signifikansu
sebesar 0,05 diperoleh nilai rtabel = 0,339
Setelah diperoleh nilai rxy = 0,64 lalu dikonsultasikan dengan nilai rtabel =
0,339 karena rxy ˃ rtabel (0,64 ˃ 0,339), maka soal no. 1 Valid
Untuk soal selanjutnya menggunakan langkah soal no. 1
1 2 3 6 7 8 10 11
1 A 2 3 3 1 1 2 2 2 16 256
2 B 3 2 2 2 3 1 3 3 19 361
3 C 4 2 3 2 1 2 2 2 18 324
4 D 3 3 3 2 3 2 3 2 21 441
5 E 2 3 3 1 2 2 2 3 18 324
6 F 4 3 4 1 3 2 3 3 23 529
7 G 2 1 2 2 2 2 1 2 14 196
8 H 3 2 2 2 1 2 1 1 14 196
9 I 3 3 3 2 3 3 3 2 22 484
10 J 2 3 3 2 3 1 2 3 19 361
11 K 2 3 3 2 2 3 3 1 19 361
12 L 2 3 3 1 3 1 1 2 16 256
13 M 4 1 2 1 2 2 3 2 17 289
14 N 3 3 3 2 0 3 2 3 19 361
15 O 3 3 3 2 1 2 1 3 18 324
16 P 2 2 2 1 2 1 2 2 14 196
17 Q 2 3 2 2 1 2 0 1 13 169
18 R 1 2 1 0 3 3 3 2 15 225
19 S 2 1 2 0 2 1 1 2 11 121
20 T 1 1 1 0 0 2 3 2 10 100
21 U 1 2 2 0 0 1 2 3 11 121
22 V 2 2 3 0 3 3 3 3 19 361
23 W 2 2 3 0 1 3 3 3 17 289
24 X 3 1 3 0 0 2 2 1 12 144
25 Y 3 3 2 2 2 3 3 3 21 441
26 Z 3 3 1 2 1 2 3 3 18 324
27 AA 2 2 3 2 3 3 2 2 19 361
28 BB 3 2 3 2 1 2 1 3 17 289
29 CC 1 2 1 0 0 0 0 2 6 36
30 DD 2 2 2 0 2 2 2 2 14 196
31 EE 3 0 3 0 2 3 2 2 15 225
32 FF 1 2 1 0 1 1 2 2 10 100
33 GG 3 1 1 2 2 2 0 2 13 169
34 HH 1 1 2 0 0 1 2 1 8 64
80 72 80 38 56 67 68 75 536 8994
0,640 0,574 0,642 0,596 0,622 0,578 0,524 0,464
0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
y²
Hasil Uji Validitas
r ta
bel
kriteria
No NamaNomor Soal
y
Jumlah
r hit
un
g
256 4 32
361 9 57
324 16 72
441 9 63
324 4 36
529 16 92
196 4 28
196 9 42
484 9 66
361 4 38
361 4 38
256 4 32
289 16 68
361 9 57
324 9 54
196 4 28
169 4 26
225 1 15
121 4 22
100 1 10
121 1 11
361 4 38
289 4 34
144 9 36
441 9 63
324 9 54
361 4 38
289 9 51
36 1 6
196 4 28
225 9 45
100 1 10
169 9 39
64 1 8
8994 214 1337
192
Lampiran 13
Langkah-langkah perhitungan uji reliabilitas
Menentukan nilai varian sjor tiap-tiap soal
Misal nomor 1 :
Rumus varian :
∑
∑
Rumus standar deviasi (simpangan baku)
√ ∑
∑
√
Untuk mencari no. 2 dan selanjutnya sama dengn nomor 1
Menentukan nilai jumlah varian semua soal. Berdasarkan tabel perhitungan
reabilitas di atas diperoleh( ∑ ) = 6,15
Menentukan nilai varian total
Menentukan nilai [
]
∑
193
Berdasarkan kriteria reliabilitas, r11= 0,72 berada diantara kisaran nilai 0,70 ≤
r ˂ 0,80, maka tes bentuk uraian tersebut memiliki reliabilitas tinggi.
1 2 3 6 7 8 10 11
1 A 2 3 3 1 1 2 2 2 16 256
2 B 3 2 2 2 3 1 3 3 19 361
3 C 4 2 3 2 1 2 2 2 18 324
4 D 3 3 3 2 3 2 3 2 21 441
5 E 2 3 3 1 2 2 2 3 18 324
6 F 4 3 4 1 3 2 3 3 23 529
7 G 2 1 2 2 2 2 1 2 14 196
8 H 3 2 2 2 1 2 1 1 14 196
9 I 3 3 3 2 3 3 3 2 22 484
10 J 2 3 3 2 3 1 2 3 19 361
11 K 2 3 3 2 2 3 3 1 19 361
12 L 2 3 3 1 3 1 1 2 16 256
13 M 4 1 2 1 2 2 3 2 17 289
14 N 3 3 3 2 0 3 2 3 19 361
15 O 3 3 3 2 1 2 1 3 18 324
16 P 2 2 2 1 2 1 2 2 14 196
17 Q 2 3 2 2 1 2 0 1 13 169
18 R 1 2 1 0 3 3 3 2 15 225
19 S 2 1 2 0 2 1 1 2 11 121
20 T 1 1 1 0 0 2 3 2 10 100
21 U 1 2 2 0 0 1 2 3 11 121
22 V 2 2 3 0 3 3 3 3 19 361
23 W 2 2 3 0 1 3 3 3 17 289
24 X 3 1 3 0 0 2 2 1 12 144
25 Y 3 3 2 2 2 3 3 3 21 441
26 Z 3 3 1 2 1 2 3 3 18 324
27 AA 2 2 3 2 3 3 2 2 19 361
28 BB 3 2 3 2 1 2 1 3 17 289
29 CC 1 2 1 0 0 0 0 2 6 36
30 DD 2 2 2 0 2 2 2 2 14 196
31 EE 3 0 3 0 2 3 2 2 15 225
32 FF 1 2 1 0 1 1 2 2 10 100
33 GG 3 1 1 2 2 2 0 2 13 169
34 HH 1 1 2 0 0 1 2 1 8 64
80 72 80 38 56 67 68 75 536 8994
0,88 0,84 0,81 0,91 1,07 0,80 0,95 0,69
0,78 0,71 0,66 0,83 1,14 0,64 0,91 0,47
6,15
4,06
16,49
0,72r hitung
Hasil Uji Reliabilitas
st2
st
∑si2
si2
Jumlah
No NamaButir Soal
si
y
195
Lampiran 15
Langkah-langkah perhitungan taraf kesukaran
Menentukan
∑
Menentukan N = jumlah peserta tes
Menentukan Sm = skor maksimal soal yang bersangkutan
Misal, untuk soal no. 1 perhitungan tingkat kesukarannya sebagai berikut :
∑ Sm = 4, N = 34
Menentukan taraf kesukaran :
∑
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, p = 0,588 berada pada kisaran nilai
0,31 ˂ p ˂ 0,70, maka soal nomor 1 tersebut memiliki tingkat kesukaran
sedang.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sema
dengan perhitungan nomor 1.
1 2 3 6 7 8 10 11
1 A 2 3 3 1 1 2 2 2
2 B 3 2 2 2 3 1 3 3
3 C 4 2 3 2 1 2 2 2
4 D 3 3 3 2 3 2 3 2
5 E 2 3 3 1 2 2 2 3
6 F 4 3 4 1 3 2 3 3
7 G 2 1 2 2 2 2 1 2
8 H 3 2 2 2 1 2 1 1
9 I 3 3 3 2 3 3 3 2
10 J 2 3 3 2 3 1 2 3
11 K 2 3 3 2 2 3 3 1
12 L 2 3 3 1 3 1 1 2
13 M 4 1 2 1 2 2 3 2
14 N 3 3 3 2 0 3 2 3
15 O 3 3 3 2 1 2 1 3
16 P 2 2 2 1 2 1 2 2
17 Q 2 3 2 2 1 2 0 1
18 R 1 2 1 0 3 3 3 2
19 S 2 1 2 0 2 1 1 2
20 T 1 1 1 0 0 2 3 2
21 U 1 2 2 0 0 1 2 3
22 V 2 2 3 0 3 3 3 3
23 W 2 2 3 0 1 3 3 3
24 X 3 1 3 0 0 2 2 1
25 Y 3 3 2 2 2 3 3 3
26 Z 3 3 1 2 1 2 3 3
27 AA 2 2 3 2 3 3 2 2
28 BB 3 2 3 2 1 2 1 3
29 CC 1 2 1 0 0 0 0 2
30 DD 2 2 2 0 2 2 2 2
31 EE 3 0 3 0 2 3 2 2
32 FF 1 2 1 0 1 1 2 2
33 GG 3 1 1 2 2 2 0 2
34 HH 1 1 2 0 0 1 2 1
80 72 80 38 56 67 68 75
136 136 136 68 102 102 136 102
0,588 0,529 0,588 0,559 0,549 0,657 0,500 0,735
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah
Hasil Uji Tingkat Kesukaran
P
Kriteria
Jumlah
JS
No NamaButir Soal
197
Lampiran 17
Langkah-langkah perhitungan daya beda soal
Menentukan jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara :
Jumlak kelompok = 50% x jumlah siswa
= 50% x 34
=17
Nilai siswa diurutkan dari yang terbesar , sehingga 17 siswa dengan nilai
tertimggi menempati kelompok A dan 17 siswa dengan nilai terendah
menempati kelompok B
Menentukan ∑ = jumlah nilai kelompok atas pada soal yang
diolah
Menentukan ∑ = jumlah nilai kelompok bawah pada soal yang
diolah
Sm = jumlah skor maksimal butir soal
nA = jumlah peserta kelompok atas
nB = jumlah peserta kelompok bawah
misal, untuk soal no. 1, perhitungan daya bedanya adalah sebagai berikut :
∑ ∑
menentukan DP = Daya pembeda
D = ∑
- ∑
=
Bedasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D = 0,24 berada dikisaran nilai
0,21 – 0,40. Maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda cukup.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama
dengan perhitungan daya pembeda nomor 1.
1 2 3 6 7 8 10 11
6 4 3 4 1 3 2 3 3 23
9 3 3 3 2 3 3 3 2 22
4 3 3 3 2 3 2 3 2 21
25 3 3 2 2 2 3 3 3 21
2 3 2 2 2 3 1 3 3 19
10 2 3 3 2 3 1 2 3 19
11 2 3 3 2 2 3 3 1 19
14 3 3 3 2 0 3 2 3 19
22 2 2 3 0 3 3 3 3 19
27 2 2 3 2 3 3 2 2 19
3 4 2 3 2 1 2 2 2 18
5 2 3 3 1 2 2 2 3 18
15 3 3 3 2 1 2 1 3 18
26 3 3 1 2 1 2 3 3 18
13 4 1 2 1 2 2 3 2 17
23 2 2 3 0 1 3 3 3 17
28 3 2 3 2 1 2 1 3 17
48 43 47 27 34 39 42 44 324
1 2 3 3 1 1 2 2 2 16
12 2 3 3 1 3 1 1 2 16
18 1 2 1 0 3 3 3 2 15
31 3 0 3 0 2 3 2 2 15
7 2 1 2 2 2 2 1 2 14
8 3 2 2 2 1 2 1 1 14
16 2 2 2 1 2 1 2 2 14
30 2 2 2 0 2 2 2 2 14
17 2 3 2 2 1 2 0 1 13
33 3 1 1 2 2 2 0 2 13
24 3 1 3 0 0 2 2 1 12
19 2 1 2 0 2 1 1 2 11
21 1 2 2 0 0 1 2 3 11
20 1 1 1 0 0 2 3 2 10
32 1 2 1 0 1 1 2 2 10
34 1 1 2 0 0 1 2 1 8
29 1 2 1 0 0 0 0 2 6
32 29 33 11 22 28 26 31 212
68 68 68 34 51 51 68 51
68 68 68 34 51 51 68 51
0,24 0,21 0,21 0,47 0,24 0,22 0,24 0,25
cukup cukup cukup baik cukup cukup cukup cukup
Hasil Uji Daya Beda
y
JBB
JBA
Kriteria
DP
JSB
JSA
Kelo
mp
ok
Ba
wa
hK
elo
mp
ok
Ata
s
NOButir Soal
199
Lampiran 19
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK
SISWA
KELOMPOK EKSPERIMEN
NO NAMA SISWA NILAI
1 C1 74
2 C2 70
3 C3 67
4 C4 59
5 C5 74
6 C6 48
7 C7 59
8 C8 52
9 C9 67
10 C10 74
11 C11 52
12 C12 63
13 C13 78
14 C14 67
15 C15 78
16 C16 63
17 C17 70
18 C18 63
19 C19 37
20 C20 70
21 C21 41
22 C22 56
23 C23 56
24 C24 59
25 C25 70
26 C26 56
27 C27 78
28 C28 44
29 C29 67
30 C30 70
31 C31 81
32 C32 48
33 C33 70
34 C34 81
35 C35 70
36 C36 44
200
Lampiran 20
HASIL TES KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA
KELOMPOK KONTROL
NO NAMA SISWA NILAI
1 A1 63
2 A2 59
3 A3 30
4 A4 63
5 A5 63
6 A6 48
7 A7 48
8 A8 78
9 A9 59
10 A10 59
11 A11 44
12 A12 70
13 A13 48
14 A14 56
15 A15 44
16 A16 52
17 A17 74
18 A18 59
19 A19 74
20 A20 41
21 A21 37
22 A22 70
23 A23 59
24 A24 59
25 A25 33
26 A26 41
27 A27 52
28 A28 56
29 A29 52
30 A30 56
31 A31 67
32 A32 67
33 A33 67
34 A34 56
201
Lampiran 21
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN,
MEDIAN, MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU DAN
KEMIRINGAN KELOMPOK EKSPERIMEN
A. Distribusi Frekuensi
37 41 44 44 48 48 52 52 56
56 56 59 59 59 63 63 63 67
67 67 67 70 70 70 70 70 70
70 74 74 74 78 78 78 81 81
Banyak data (n) = 36
Perhitungan Rentang
R = Xmaks - Xmin
= 81 – 37
= 44
Perhitungan Banyak Kelas
K = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,55)
= 1 + 5,13
= 6,13
6
Perhitungan Panjang Kelas
202
8
333,7
6
44
P
P
P
K
RP
No. Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi Titik
Tengah
(xi)
xi2 fixi fixi
2
fi fi(%) fk
1 37-44 36,5 44,5 4 11,11 4 40,5 1640,25 162,00 6561,00
2 45-52 44,5 52,5 4 11,11 8 48,5 2352,25 194,00 9409,00
3 53-60 52,5 60,5 6 16,67 14 56,5 3192,25 339,00 19153,50
4 61-68 60,5 68,5 7 19,44 21 64,5 4160,25 451,50 29121,75
5 69-76 68,5 76,5 10 27,78 31 72,5 5256,25 725,00 52562,50
6 77-84 76,5 84,5 5 13,89 36 80,5 6480,25 402,50 32401,25
Jumlah 36 100,00 2274,00 149209,00
B. Perhitungan Mean
17,63
36
2274
i
ii
f
xfx
C. Perhitungan Median
07,6557,45,60
7
141885,60
2
Me
bef
Fn
PBM
D. Perhitungan Modus
5,71
35,68
53
385,68
ba
a
boff
fPBM
203
E. Perhitungan Quartil
83,53
33,15,52
6
8985,52
41
f
Fn
pbQ
5,80
125,68
10
212785,68
4
3
3
f
Fn
pbQ
F. Perhitungan Persentil
7,43
2,275,36
4
06,385,36
100
10
10
f
Fn
pbP
74,78
24,25,76
5
314,3285,76
100
90
90
f
Fn
pbP
G. Perhitungan Varians
09,159
1260
322515
1260
50490095371524
13636
224714920936
1
2
22
2
nn
xfxfns
iiii
H. Perhitungan simpangan baku
61,12
09,159
s
204
I. Perhitungan Kemiringan
66,0
61,12
33,8
61,12
5,7117,63
3
s
Mx o
Karena berharga negatif, maka distribusi data miring negatif atau landai kiri.
Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata.
205
Lampiran 22
PERHITUNGAN MEAN DAN PERSENTASE
KEMAMPUANBERPIKIR KRITIS MATEMATIK
BERDASARKAN INDIKATOR PADA KELAS EKSPERIMEN
N = Jumlah siswa
Skor Ideal
Banyaknya soal x skor maksimal
1. Memfokuskan pertanyaan
= 2 soal x 4 = 8
2. Menganalisis argumen
= 1 soal x (4) + 1 soal x (2) = 6
3. Menjawab pertanyaan yang menentang
= 2 soal x 3 = 6
4. Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan
= 1 soal x (4) + 1 soal x (3) = 7
Mean =
Misal mean indikator memfokuskan pertanyaan =
= 6,27
Untuk mean indikator lainnya, gunakan hitungan seperti indikator
memfokuskan pertanyaan.
Standar Deviasi = SD = √
Misal SD indikator memfokuskan pertanyaan = √
= √
=√
= √
= 1,45
206
Untuk menghitung standar deviasi indikator lainnya menggunakan cara
seperti indikator memfokuskan pertanyaan.
Persentase = (
)
Misal Persentase indikator memfokuskan pertanyaan = (
)
=
Untuk menghitung persentase indikator lainnya dengan menggunakan cara
seperti indikator memfokuskan pertanyaan.
207
Lampiran 23
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN,
MEDIAN, MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU DAN
KEMIRINGAN KELOMPOK KONTROL
A. Distribusi Frekuensi
30 33 37 41 41 44 44 48 48 48 52 52 52 56 56 56 56
59 59 59 59 59 59 63 63 63 67 67 67 70 70 74 74 78
Banyak data (n) = 34
Perhitungan Rentang
R = Xmaks - Xmin
= 78 – 30
= 48
Perhitungan Banyak Kelas
K = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log 34
= 1 + 3,3 (1,53)
= 1 + 5,05
= 6,05
7 (dibulatkan ke atas)
Perhitungan Panjang Kelas
7
85,6
7
48
P
P
P
K
RP
208
No. Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi Titik
Tengah
(xi)
xi2 fixi fixi
2
fi fi(%) fk
1 30-36 29,5 36,5 2 5,88 2 33 1089 66,00 2178,00
2 37-43 36,5 43,5 3 8,82 5 40 1600 120,00 4800,00
3 44-50 43,5 50,5 5 14,71 10 47 2209 235,00 11045,00
4 51-57 50,5 57,5 7 20,59 17 54 2916 378,00 20412,00
5 58-64 57,5 64,5 9 26,47 26 61 3721 549,00 33489,00
6 65-71 64,5 71,5 5 14,71 31 68 4624 340,00 23120,00
7 72-78 71,5 78,5 3 8,82 34 75 5625 225,00 16875,00
Jumlah 34 100,00 1913,00 111919,00
B. Perhitungan Mean
26,56
34
1913
i
ii
f
xfx
C. Perhitungan Median
50,51
75,48
7
101775,44
2
Me
bef
Fn
PBM
D. Perhitungan Modus
8,54
3,25,52
42
275,52
ba
a
boff
fPBM
209
E. Perhitungan Quartil
4,48
9,45,43
5
55,875,43
41
f
Fn
pbQ
11,64
61,65,57
9
175,2575,57
4
3
3
f
Fn
pbQ
F. Perhitungan Persentil
76,39
26,35,36
3
24,375,36
100
10
10
f
Fn
pbP
66,70
16,65,64
5
264,3075,64
100
90
90
f
Fn
pbP
G. Perhitungan Varians
84,129
1122
145677
1122
36595693805246
13434
191311191934
1
2
22
2
nn
xfxfns
iiii
H. Perhitungan simpangan baku
39,11
84,129
s
210
I. Perhitungan Kemiringan
12,0
39,11
46,1
39,11
8,5426,56
3
s
Mx o
Karena berharga positif, maka distribusi data miring positif atau landai kanan.
Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata.
211
Lampiran 24
PERHITUNGAN MEAN DAN PERSENTASE KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS MATEMATIK BERDASARKAN
INDIKATOR PADA KELAS KONTROL
N = Jumlah siswa
Skor Ideal
Banyaknya soal x skor maksimal
1. Memfokuskan pertanyaan
= 2 soal x 4 = 8
2. Menganalisis argumen
= 1 soal x (4) + 1 soal x (2) = 6
3. Menjawab pertanyaan yang menentang
= 2 soal x 3 = 6
4. Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan
= 1 soal x (4) + 1 soal x (3) = 7
Mean =
Misal mean indikator memfokuskan pertanyaan =
= 4,94
Untuk mean indikator lainnya, gunakan hitungan seperti indikator
memfokuskan pertanyaan.
Standar Deviasi = SD = √
Misal SD indikator memfokuskan pertanyaan = √
= √
=√
= √
= 1,16
212
Persentase = (
)
Misal Persentase indikator memfokuskan pertanyaan = (
)
=
Untuk menghitung persentase indikator lainnya dengan menggunakan cara
seperti indikator memfokuskan pertanyaan.
213
Lampiran 25
Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
1. Hipotesis :
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menentukan 2 table
Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 36 pada tarif signifikansi dan dk
= K 3 = 3, diperoleh 2 table = 7,82
3. Menentukan 2 hitung
No. Kelas
Interval
Batas
Kelas z F(z)
Luas
Kelas
Interval
Fe Fo (Fo-
Fe)2/Fe
36,5 -2,11 0,01722
1 37-44 0,05214 1,87722 4 2,40
44,5 -1,48 0,06936
2 45-52 0,12937 4,65743 4 0,09
52,5 -0,85 0,19873
3 53-60 0,21742 7,82722 6 0,43
60,5 -0,21 0,41616
4 61-68 0,24758 8,91286 7 0,41
68,5 0,42 0,66374
5 69-76 0,19103 6,8771 10 1,42
76,5 1,06 0,85477
6 77-84 0,09986 3,59511 5 0,55
84,5 1,69 0,95463
Rata-rata 63,17
Simpangan Baku 12,61
x^2Hitung 5,30
x^2 Tabel (0.05)(3) 7,82
Kesimpulan : Terima Ho
Data Berasal Dari Populasi Yang Berdistribusi Normal
30,5
2
2
fe
fefohitung
214
Keterangan:
2 = harga chi square
fo = frekuensi observasi
fe = frekensi ekspetasi
4. Kriteria pengujian
Jika 2 hitung <
2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika 2 hitung
2 table , maka H0 ditolak dan H1 diterima
5. Membandingkan 2 table dan
2 hitung
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh :
2 hitung < 2 table (5,30 < 7,82)
6. Kesimpulan
Karena 2 hitung <
2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
215
Lampiran 26
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELOMPOK KONTROL
1. Hipotesis :
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menentukan 2 table
Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 34 pada tarif signifikansi dan dk
= K 3 = 4, diperoleh 2 table = 9,49
3. Menentukan 2 hitung
No. Kelas
Interval
Batas
Kelas z F(z)
Luas
Kelas
Interval
Fe Fo (Fo-
Fe)2/Fe
30,5 -1,56 0,059
1 30-36 0,08113 3,245 2 0,48
36,5 -1,08 0,14012
2 37-43 0,16291 6,51624 3 1,90
43,5 -0,52 0,30303
3 44-50 0,21625 8,65013 5 1,54
50,5 0,05 0,51928
4 51-57 0,21059 8,42344 7 0,24
57,5 0,61 0,72987
5 58-64 0,15043 6,0172 9 1,48
64,5 1,18 0,8803
6 65-71 0,07882 3,15282 5 1,08
71,5 1,74 0,95912
7 72-78 0,03029 1,21153 3 2,64
78,5 2,30 0,98941
Rata-rata 49,90
Simpangan Baku 12,41
x^2Hitung 6,72
x^2 Tabel (0.05)(4) 9,49
Kesimpulan : Terima Ho
Data Berasal Dari Populasi Yang Berdistribusi Normal
216
72,6
2
2
fe
fefohitung
Keterangan:
2 = harga chi square
fo = frekuensi observasi
fe = frekensi ekspetasi
4. Kriteria pengujian
Jika 2 hitung <
2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika 2 hitung
2 table , maka H0 ditolak dan H1 diterima
5. Membandingkan 2 table dan
2 hitung
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh :
2 hitung < 2 table (6,72 < 9,49)
6. Kesimpulan
Karena 2 hitung <
2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
217
Lampiran 27
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS
A. Menentukan Hipotesis Statistik
H0 : 2
2
2
1
H1 : 2
2
2
1
B. Menentukan Ftabel
Dari tabel F untuk jumlah sampel 36 pada taraf signifikasi ( ) 5% dan
pada taraf signifikansi =0,05 untuk dk penyebut (varian terbesar) 36 dan dk
pembilang (varian terkecil ) 34, diperoleh Ftabel = 1,76.
C. Menentukan Fhitung
225,1
84,129
09,159
terkecilVarians
terbesarVariansFhitung
D. Membandingkan Ftabel dengan Fhitung
Dari hasil perhitungan diperoleh,
Fhitung ≤ Ftabel 1,225 ≤ 1,76
E. Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian untuk uji homogenitas sebagai berikut :
Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima
F. Kesimpulan
Dari pengujian homogenitas dengan uji Fisher diperoleh Fhitung ≤ Ftabel
maka H0 diterima, artinya kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang
homogen.
218
Lampiran 28
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK
A. Menentukan Hipotesis Statistik
H0 : 21
H1 : 21
Keterangan:
1μ : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok
eksperimen
2μ : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok
kontrol
H0 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok
eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematik siswa pada kelompok kontrol
H1 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematik siswa pada kelompok kontrol
B. Menentukan ttabel
Dengan 6823436221 nndk
Pada taraf signifikasi =0,05 diperoleh ttabel = 68,05,0tabel tt = 2,00
C. Menentukan thitung
Statistik Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Rata –rata 56,26 63,17
Varians (s2) 129,84 159,09
219
04,12
68
87,9852
23436
84,12913409,159136
2
11
21
2
22
2
11
nn
snsnsgab
D. Membandingkan thitung dengan ttabel
Dari hasil perhitungan diperoleh,
thitung > ttabel 2,4 > 2,00
E. Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian untuk uji hipotesis statistik sebagai berikut:
Jika thitung ≤ ttabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima
F. Kesimpulan
Dari pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh thitung> ttabel maka H0
ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain rata-rata kemampuan berpikir
kritis matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata
kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok kontrol.
4,2
878,2
`91,6
34
1
36
104,12
26,5617,63
11
21
21
nnS
XXt
gab
hitung
220
Tabel. Minimum values of CVR, One tailed test, p = .05
No of Panelists Minimum Value
5 .99
6 .99
7 .99
8 .85
9 .78
10 .62
11 .59
12 .56
13 .54
14 .51
15 .49
20 .42
25 .37
30 .33
35 .31
40 .29
Lampiran 30
Wawancara Pra Penelitian
Hari/Tanggal : Senin, 20 Januari 2014
Nama Guru : Ami Inayati, S.Pd
Tempat : SMP Darul Ma’arif Jakarta
Pewawancara : Ghufron Kamil
Daftar pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana keadaan para siswa pada saat pembelajaran metamatika?
“Keadaan siswa pada saat pembelajaran berbeda-beda. Ada yang antusias, ada
yang diam, ada yang malu-malu, dan ada yang suka berbicara tentang hal-hal
diluar pelajaran matematika. Umumnya siswa belum siap untuk belajar.”
2. Apakah para siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan pada saat
belajar matematika?
“Ada beberapa siswa yang aktif bertanya karna menyukai pelajaran
matematika. Namun siswa yang seperti itu sangat sedikit”
3. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika?
“Keadaan siswa pada saat pembelajaran matematika berbeda-beda, siswa
masih memiliki kesulitan dalam perhitungan dasar Sehingga tidak sedikit siswa
yang sudah putus asa dalam menyelesaikan permasalahan matematika;
terutama pada soal cerita, menyelesaikan masalah matematika dan soal aplikasi
matematika.
4. Upaya apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut?
“Biasanya ya saya yang harus aktif dalam menangani perbedaan karakteristik
siswa yang berbeda-beda, saya harus mengulang kembali mengenai materi
perhitungan dasar. Umumnya dalam pembelajaran matematika masih terfokus
pada guru yang harus aktif“
5. Metode apa yang biasa Ibu gunakan pada saat pembelajaran matematika?
“Biasanya saya masih menggunakan metode gabungan atau variatif tapi lebih
sering ceramah.”
6. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematik siswa?
“Kemampuan berpikir kritis siswa itu masih rendah. berbeda pada masing-
masing siswa. karna siswa hanya menerima pelajaran saja”
7. Seberapa penting kemampuan berpikir kritis matematik dalam pembelajaran?
“Sangat penting, mengingat begitu berkembangnya perubahan zaman, jadi
siswa harus sangat kritis dalam pembelajaran, melatih untuk kehidupan sehari-
hari mereka.
8. Sulitkah Ibu mengajak siswa untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa?
“cukup sulit, cara mengatasinya dengan menyuruh siswa untuk aktif dan ikut
memberikan pendapatnya ketika pelajaran.
9. Menurut Ibu, metode yang sudah Ibu gunakan, sudah cukup untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?
“Metode yang saya gunakan masih belum cukup untuk membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik siswa, karena ya banyak
faktor-faktor yang saya hadapi.”