7
48 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548 PENGARUH MACAM DAN DOSIS PUPUK NPK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jack) (Effect of NPK Compound Fertilizer on the Growth of Oil Palm Seedling (Elaeis guinensis Jack.)) Noor Jannah, Abdul Fatah dan Marhannudin Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT Objective of the research was to study the effect of NPK compound fertilizer on the growth of oil palm seedling. The research lasted for about four months (from February 2011 to May 2011) and it was carried out in Muara Kedang Village, Bongan Sub Disctrict of West Kutai Regency, East Kalimantan Province. The Completely Randomised Design was employed for this research with factorial experiment 2 x 6 and 4 replications. The first factor was kind of NPK compound fertilizer, consisted of 2 sub factors: Phonska (m 1 ) and Mutiara (m 2 ). And the second factor was dosage of NPK compound fertilizer (D) that consisted of 6 sub-factors: no NPK compound fertilizer application (d 0 ), 1.5 g polybag -1 (d 1 ), 2.0 g polybag -1 (d 2 ), 2.5 g polybag -1 (d 3 ), 3.0 g polybag -1 (d 4 ), and 3.5 g polybag -1 (d 5 ). Results of the research indicated that : (1) the application of NPK compound fertilizer affected very significantly on the increment of seedling height at 4, 5 and 6 month old, number of leave at 4 and 5 month old, and stem diameter at 4, 5, and 6 month old; but it did not significantly effect on number of leave at 6 months. The best growth was attained on the Phonska fertilizer treatment; (2) the dosage treatment of NPK compound fertilizer affectted significantly on the increment of leave number at 4 and 5-month old and stem diameter at 6 month old; but it did significantly effect on seedling height at 4, 5 and 6-month old, number of leave at 5 months, and stem diameter at 4 and 5-month old. The best growth was attained on the 3.5 g polybag -1 ; and (3) Meanwhile, the interaction between them was not significantly effect on all parameters observed. Keywords : NPK Compound Fertilizer, Oil Palm Seedling PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, bersama dengan Malaysia dan Thailand. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal per tanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi. Pelaku usaha tani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari perkebunan besar swasta, perkebunan Negara dan perkebunan rakyat. Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya dikelola dengan model kemitraan dengan perusahaan besar swasta dan perkebunan Negara (inti-plasma). Khusus untuk perkebunan kelapa sawit rakyat, permasalahan umum yang dihadapi antara lain : rendahnya produktivitas dan mutu produksinya. Produktivitas kebun kelapa sawit rata-rata 16 ton/ha Tandan Buah Segar (TBS) per hektar, sementara potensi produksi bila menggunakan bibit unggul kelapa sawit bisa mencapai 30 ton TBS/ha. Produktivitas CPO (Crude Palm Oil) perkebunan rakyat hanya mencapai rata-rata 2,5 ton CPO/ha dan 0,33 ton minyak inti

Pengaruh Macam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk - Noorjanah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Macam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk - Noorjanah

48 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

PENGARUH MACAM DAN DOSIS PUPUK NPK MAJEMUK TERHADAP

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jack)

(Effect of NPK Compound Fertilizer on the Growth of Oil Palm Seedling

(Elaeis guinensis Jack.))

Noor Jannah, Abdul Fatah dan Marhannudin Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

ABSTRACT

Objective of the research was to study the effect of NPK compound fertilizer on the growth

of oil palm seedling. The research lasted for about four months (from February 2011 to May 2011)

and it was carried out in Muara Kedang Village, Bongan Sub Disctrict of West Kutai Regency,

East Kalimantan Province. The Completely Randomised Design was employed for this research

with factorial experiment 2 x 6 and 4 replications. The first factor was kind of NPK compound

fertilizer, consisted of 2 sub factors: Phonska (m1) and Mutiara (m2). And the second factor was

dosage of NPK compound fertilizer (D) that consisted of 6 sub-factors: no NPK compound

fertilizer application (d0), 1.5 g polybag-1

(d1), 2.0 g polybag-1

(d2), 2.5 g polybag-1

(d3), 3.0 g

polybag-1

(d4), and 3.5 g polybag-1

(d5). Results of the research indicated that : (1) the application of

NPK compound fertilizer affected very significantly on the increment of seedling height at 4, 5 and

6 month old, number of leave at 4 and 5 month old, and stem diameter at 4, 5, and 6 month old; but

it did not significantly effect on number of leave at 6 months. The best growth was attained on the

Phonska fertilizer treatment; (2) the dosage treatment of NPK compound fertilizer affectted

significantly on the increment of leave number at 4 and 5-month old and stem diameter at 6 month

old; but it did significantly effect on seedling height at 4, 5 and 6-month old, number of leave at 5

months, and stem diameter at 4 and 5-month old. The best growth was attained on the 3.5 g

polybag-1

; and (3) Meanwhile, the interaction between them was not significantly effect on all

parameters observed.

Keywords : NPK Compound Fertilizer, Oil Palm Seedling

PENDAHULUAN

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack)

adalah tanaman perkebunan penting penghasil

minyak makanan, minyak industri maupun

bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia

adalah penghasil minyak kelapa sawit

terbesar di dunia, bersama dengan Malaysia

dan Thailand. Untuk meningkatkan produksi

kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan

areal per tanaman, rehabilitasi kebun yang

sudah ada dan intensifikasi.

Pelaku usaha tani kelapa sawit di

Indonesia terdiri dari perkebunan besar

swasta, perkebunan Negara dan perkebunan

rakyat. Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat

umumnya dikelola dengan model kemitraan

dengan perusahaan besar swasta dan

perkebunan Negara (inti-plasma).

Khusus untuk perkebunan kelapa

sawit rakyat, permasalahan umum yang

dihadapi antara lain : rendahnya produktivitas

dan mutu produksinya. Produktivitas kebun

kelapa sawit rata-rata 16 ton/ha Tandan Buah

Segar (TBS) per hektar, sementara potensi

produksi bila menggunakan bibit unggul

kelapa sawit bisa mencapai 30 ton TBS/ha.

Produktivitas CPO (Crude Palm Oil)

perkebunan rakyat hanya mencapai rata-rata

2,5 ton CPO/ha dan 0,33 ton minyak inti

Page 2: Pengaruh Macam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk - Noorjanah

49 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

sawit (PKO/Palm Kernel Oil)/ha, sementara

diperkebunan negara rata-rata menghasilkan

4,82 ton CPO/ha dan 0,91 ton PKO/ha, dan

perkebunan swasta rata-rata menghasilkan

3,48 ton CPO/ha dan 0,57 ton PKO/ha

(Sunarko, 2010).

Salah satu penyebab rendahnya

produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat

tersebut adalah karena teknologi produksi

yang diterapkan yang masih relatf sederhana,

mulai dari pembibitan sampai dengan panen.

Dengan menerapkan teknologi budidaya yang

tepat, akan berpotensi untuk meningkatkan

produksi kelapa sawit.

Penerapan teknologi pembibitan

kelapa sawit yang baik, merupakan salah satu

hal yang harus dilakukan. Karena dengan

pembibitan yang baik, maka bukan hanya

berpengaruh pada produktivitas tanaman,

tetapi juga sangat berpengaruh terhadap umur

tanaman berproduksi. Selain penggunaan

benih unggul dipembibitan, juga yang harus

mendapatkan perhatian adalah pemeliharaan

bibit, terutama yang berkaitan dengan

pemupukan.

Penggunaan pupuk anorganik di

pembibitan sangat dianjurkan pada

pembibitan tanaman tahunan seperti kelapa

sawit, dan sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan mutu bibit kelapa sawit.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka

dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Macam dan Dosis Pupuk NPK Majemuk

terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jack) Varietas Dura.

Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui : (1) pengaruh macam dan dosis

pupuk NPK majemuk serta interaksinya

terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit; dan

(2) macam dan dosis pupuk NPK majemuk

yang tepat bagi pertumbuhan bibit kelapa

sawit varietas Dura.

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan

Pebruari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011

di Kampung Muara Kedang, Kecamatan

Bongan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi

Kalimantan Timur.

B. Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola

faktorial 2 x 6 yang diulang sebanyak 4 kali.

Faktor pertama adalah jenis pupuk NPK

majemuk (M) terdiri atas 2 taraf : pupuk NPK

majemuk Mutiara (m1), dan pupuk NPK

majemuk Phonska (m2). Faktor kedua adalah

dosis pupuk NPK majemuk (D) terdiri atas 6

taraf : tanpa pupuk NPK majemuk sebagai

control (d0), 1,5 g/bibit pupuk NPK majemuk

(d1), 2 g/bibit pupuk NPK majemuk (d2), 2,5

g/bibit pupuk NPK majemuk (d3), 3 g/bibit

pupuk NPK majemuk (d4), dan 3,5 g/bibit

pupuk NPK majemuk (d5).

C. Pelaksanaan Penelitian Kegiatan penelitian yang dilakukan

meliputi : (1) persiapan bibit (seleksi bibit),

(2) pemupukan, dan (3) pemeliharaan bibit

meliputi penyiraman, penyiangan,

penyulaman, pengendalian hama dan

penyakit,

D. Pengumpulan Data

Adapun data yang diamati dan

dikumpulkan terdiri atas : (1) pertambahan

tinggi bibit (cm), (2) pertambahan jumlah

daun (helai), dan (3) pertambahan diameter

batang (mm). Pertambahan tinggi bibit,

jumlah daun dan diameter batang dihitung

dengan cara mengurangi data hasil

pengamatan pada umur 4, 5 dan 6 bulan

dengan data awal saat umur 3 bulan di main

nursery.

E. Analisis Data

Data hasil penelitian selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan sidik ragam

(Uji F). Apabila hasil sidik ragam

menunjukkan beda nyata maka akan

dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata

Terkecil (BNT) pada taraf 5 % (Gaspersz,

1991).

Page 3: Pengaruh Macam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk - Noorjanah

50 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pertambahan Tinggi Bibit

Hasil sidik ragam menunjukkan

bahwa pengaruh pupuk majemuk (M)

berbeda sangat nyata, sedangkan pengaruh

dosis pupuk (D) dan pengaruh interaksinya

(MxD) berbeda tidak nyata terhadap

pertambahan tinggi bibit umur 4, 5 dan 6

bulan setelah pemindahan. Hasil penelitian

disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh Macam dan Dosis NPK Majemuk serta Interaksinya terhadap Rata-Rata

Pertambahan Tinggi Bibit Kelapa Sawit Umur 4, 5 dan 6 Bulan Setelah Pemindahan

(cm)

BIBIT UMUR 4 BULAN SETELAH PEMINDAHAN

Pupuk

Majemuk

(M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit)

Rataan (M) *) 0

(d0)

1,5

(d1)

2,0

(d2)

2,5

(d3)

3,0

(d4)

3,5

(d5)

Mutiara (m1) 2,57 2,56 2,72 2,84 2,81 3,37 2,81b

Phonska (m2) 3,06 3,13 3,14 3,05 3,15 2,96 3,08a

Rataan (D) *) 2,82 2,85 2,93 2,95 2,98 3,17

BIBIT UMUR 5 BULAN SETELAH PEMINDAHAN

Pupuk

Majemuk

(M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit)

Rataan (M) *) 0

(d0)

1,5

(d1)

2,0

(d2)

2,5

(d3)

3,0

(d4)

3,5

(d5)

Mutiara (m1) 2,76 2,94 2,98 2,92 3,06 3,19 2,96b

Phonska (m2) 3,33 3,38 3,48 3,51 3,61 3,64 3,49a

Rataan (D) *) 3,05 3,16 3,19 3,22 3,34 3,42

BIBIT UMUR 6 BULAN SETELAH PEMINDAHAN

Pupuk

Majemuk

(M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit)

Rataan (M) *) 0

(d0)

1,5

(d1)

2,0

(d2) 2,5 (d3)

3,0

(d4)

3,5

(d5)

Mutiara (m1) 3,20 3,26 3,30 3,31 3,32 3,65 3,34b

Phonska (m2) 3,70 3,75 3,82 3,86 3,96 4,02 3,85a

Rataan (D) *) 3,45 3,51 3,56 3,59 3,64 3,84

*) Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji

BNT taraf 5 %.

B. Pertambahan Jumlah Daun

Hasil sidik ragam menunjukkan

bahwa pengaruh macam pupuk majemuk (M)

berbeda nyata sampai berbeda sangat nyata

terhadap pertambahan jumlah daun bibit

umur 4, 5 dan 6 bulan setelah pemindahan.

Pengaruh dosis pupuk majemuk berbeda

nyata terhadap pertambahan jumlah daun

bibit umur 4 dan 6 bulan setelah

pemindahan., tetapi berbeda tidak nyata

terhadap pertambahan jumlah daun bibit

umur 5 bulan setelah pemindahan.

Sedangkan pengaruh interaksinya (MxD)

berbeda tidak nyata terhadap pertambahan

jumlah daun bibit umur 4,5 dan 6 bulan

setelah pemindahan. Hasil penelitian

disajikan pada Tabel 2.

Page 4: Pengaruh Macam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk - Noorjanah

51 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

Tabel 2. Pengaruh Macam dan Dosis NPK Majemuk serta Interaksinya terhadap Rata-Rata

Pertambahan Jumlah Daun Bibit Kelapa Sawit Umur 4, 5, dan 6 Bulan Setelah

Pemindahan (helai)

BIBIT UMUR 4 BULAN SETELAH PEMINDAHAN

Pupuk

Majemuk (M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit) Rataan

(M) *) 0

(d0)

1,5

(d1)

2,0

(d2)

2,5

(d3)

3,0

(d4)

3,5

(d5)

Mutiara (m1) 1,19 1,99 2,04 1,19 2,99 2,17 1,89b

Phonska (m2) 2,08 2,16 2,16 2,20 2,29 2,29 2,20a

Rataan

(D) *) 1,64d 2,08bc 2,10abc 2,10abc 2,14ab 2,23a

BIBIT UMUR 5 BULAN SETELAH PEMINDAHAN

Pupuk

Majemuk (M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit) Rataan

(M) *) 0

(d0)

1,5

(d1)

2,0

(d2)

2,5

(d3)

3,0

(d4)

3,5

(d5)

Mutiara (m1) 2,08 2,16 2,29 2,29 2,33 2,42 2,25b

Phonska (m2) 2,37 2,42 2,42 2,46 2,50 2,54 2,45a

Rataan

(D) *) 2,23 2,29 2,36 2,38 2,42 2,48

BIBIT UMUR 6 BULAN SETELAH PEMINDAHAN

Pupuk

Majemuk (M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit) Rataan

(M) *) 0

(d0)

1,5

(d1)

2,0

(d2)

2,5

(d3)

3,0

(d4)

3,5

(d5)

Mutiara (m1) 2,37 2,54 2,58 2,71 2,79 2,88 2,65b

Phonska (m2) 2,63 2,67 2,71 2,75 2,79 2,88 2,74a

Rataan

(D) *) 2,50c 2,61bc 2,65bc 2,73ab 2,79ab 2,88a

*) Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji

BNT taraf 5 %.

C.Pertambahan Diameter Bibit

Hasil sidik ragam menunjukkan

bahwa pengaruh pupuk majemuk (M)

berbeda sangat nyata terhadap pertambahan

jumlah daun bibit umur 4, 5 dan 6 bulan

setelah pemindahan. Pengaruh dosis pupuk

(D) berbeda nyata terhadap pertambahan

diameter bibit umur 6 bulan setelah

pemindahan, tetapi berbeda tidak nyata

terhadap pertambahan diameter bibit umur 4

dan 5 bulan setelah pemindahan; sedangkan

pengaruh interaksinya (MxD) berbeda tidak

nyata terhadap pertambahan diameter batang

bibit pada umur 4, 5 dan 6 bulan setelah

pemindahan. Rata-rata hasil penelitian tertera

pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh Macam dan Dosis NPK Majemuk serta Interaksinya terhadap Rata-Rata

Pertambahan Diameter Bibit Kelapa Sawit Umur 4, 5 dan 6 Bulan Setelah Pemindahan

(mm)

Page 5: Pengaruh Macam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk - Noorjanah

52 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

Pupuk

Majemuk (M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit) Rataan

(M)*) 0

(d0)

1,5

(d1)

2,0

(d2)

2,5

(d3)

3,0

(d4)

3,5

(d5)

Mutiara (m1) 2,55 2,63 2,63 2,80 3,00 3,03 2,77b

Phonska (m2) 2,80 3,25 3,25 3,40 3,48 3,58 3,29a

Rataan(D) 2,68 2,94 2,94 3,10 3,24 3,31

BIBIT UMUR 5 BULAN SETELAH PEMINDAHAN

Pupuk

Majemuk (M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit) Rataan

(M) *) 0

(d0)

1,5

(d1)

2,0

(d2)

2,5

(d3)

3,0

(d4)

3,5

(d5)

Mutiara (m1) 2,80 2,93 2,95 3,13 3,28 3,33 3,07b

Phonska (m2) 3,10 3,53 3,58 3,78 3,80 3,90 3,62a

Rataan

(D) *) 2,95 3,23 3,27 3,46 3,54 3,62

BIBIT UMUR 6 BULAN SETELAH PEMINDAHAN

Pupuk

Majemuk (M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit) Rataan

(M) *) 0

(d0)

1,5

(d1)

2,0

(d2)

2,5

(d3)

3,0

(d4)

3,5

(d5)

Mutiara (m1) 3,05 3,25 3,28 3,48 3,60 3,65 3,39b

Phonska (m2) 3,48 3,85 3,88 4,18 4,23 4,30 3,99a

Rataan

(D) *) 3,27b 3,55ab 3,58ab 3,83a 3,92a 3,98a

*) Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji

BNT.

1. Pengaruh Macam Pupuk Majemuk

Terhadap Pertumbuhan Bibit

Berdasarkan hasil sidik ragam

menunjukkan bahwa pengaruh macam pupuk

NPK majemuk berbeda nyata sampai berbeda

sangat nyata erhadap terhadap pertambahan

tinggi tanaman umur 4, 5 dan 6 bulan,

pertambahan jumlah daun umur 4, 5, dan 6

bulan, pertambahan diameter umur 4, 5 dan 6

bulan setelah pemindahan. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa perlakuan

pupuk majemuk phonska (m2) menghasilkan

pertumbuhan bibit kelapa sawit (tinggi,

jumlah daun, dan diameter batang) yang lebih

baik dibandingkan dengan perlakuan pupuk

majemuk mutiara (m1). Hal ini disebabkan

kandungan unsur hara yang ada dalam pupuk

majemuk NPK phonska, yaitu selain

mengandung unsur N, P, K, juga

mengandung unsur sulfur (S). Selain itu

komposisi kandungan N, P dan K dalam

Phonska adalah seimbang untuk pertumbuhan

bibit kelapa sawit. Seperti dikemukakan oleh

Marsono dan Sigit (2008) bahwa Phonska

memiliki komposisi Nitrogen 15 %, Fosfor 15

%, dan Kalium 15 % serta Sulfur 10 %, kadar

air 2 %, berbentuk butiran dan warna merah

muda. Dapat digunakan pada semua jenis

tanaman serta pada berbagai kondisi lahan,

iklim dan lingkungan. Penggunaan pupuk

tersebut menjamin diterapkannya teknologi

pemupukan berimbang, sehingga dapat

meningkatkan produksi dan mutu hasil

pertanian. Selain itu dapat pula

meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pemupukan, mudah dalam aplikasi dan

memiliki sifat-sifat agronomis sehubungan

dengan bentuknya yang berupa butiran

homogen.

2. Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk

terhadap Pertumbuhan Bibit

Berdasarkan hasil sidik ragam

menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk

(D) berbeda nyata terhadap pertambahan

jumlah daun bibit umur 4 dan 6 bulan serta

Page 6: Pengaruh Macam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk - Noorjanah

53 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

pertambahan diameter bibit umur 6 bulan,

tetapi berbeda tidak nyata terhadap

pertambahan tinggi tanaman umur 4, 5 dan 6

bulan, pertambahan jumlah daun umur 5

bulan, dan pertambahan diameter bibit umur

4 dan 5 bulan setelah pemindahan bibit di

main nursery.

Berdasarkan hasil; penelitian (Tabel 1,

2, dan 3) menunjukkan bahwa emakin besar

dosis pupuk majemuk yang diberikan,

semakin baik pertumbuhan tinggi, jumlah

daun dan diameter batang bibit tanaman

kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin meningkat dosis pupuk yang

diberikan, maka semakin banyak unsut hara

yang tersedia dan diserap oleh bibit tanaman

kelapa sawit, dan selanjutnya dapat memacu

pertumbuhan vegetatif bibit. Sesuai dengan

pendapat Mulyani Sutejo dan Kartasapoetra

(2002), bahwa untuk pertumbuhan vegetatif

tanaman sangat diperlukan unsur hara seperti

N, P, K dan unsur lainnnya dalam jumlah

yang cukup dan seimbang.

3. Pengaruh Interaksi antara Macam

dan Dosis Pupuk Majemuk

Berdasarkan hasil sidik ragam

menunjukkan bahwa pengaruh interaksu

antara macam dan dosis pupuk majemuk

(MxD) berbeda tidak nyata terhadap semua

pengamatan (pertambahan tinggi bibit umur

4, 5 dan 6 bulan, pertambahan jumlah daun

bibit umur 4, 5 dan 6 bulan, dan pertambahan

diameter bibit umur 4, 5 dan 6 bulan setelah

pemindahan bibit di main nursery). Keadaan

ini menunjukkan bahwa masing-masing

perlakuan memberikan pengaruh yang berdiri

sendiri, dan tidak mempengaruhi satu sama

lainnya.

Meskipun pengaruh interaksi diantara

kedua fator perlakuan tersebut berbeda tidak

nyata, namun berdasarkan hasil penelitian

yang disajikan pada Tabel 1, 2 dan 3

menunjukkan bahwa ada kecenderungan yaitu

dengan meningkatkan dosis pupuk yang

diberikan baik pada perlakuan pupuk

majemuk Mutiara (m1) dan pupuk majemuk

Phonska (m2) diikuti dengan meningkatkan

pertumbuhan tinggi, jumlah daun dan

diameter batang bibit kelapa sawit.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu

sebagai berikut :

1. Pengaruh macam pupuk NPK majemuk

(M) berbeda nyata sampai berbeda sangat

nyata erhadap terhadap pertambahan

tinggi tanaman umur 4, 5 dan 6 bulan,

pertambahan jumlah daun umur 4, 5, dan

6 bulan, pertambahan diameter umur 4, 5

dan 6 bulan setelah pemindahan.

Pemberian pupuk NPK Phonska (m2)

adalah lebih baik diabandingkan dengan

pupuk NPK Mutiara (m1).

2. Pengaruh dosis pupuk majemuk (D)

berbeda nyata terhadap pertambahan

jumlah daun bibit umur 4 dan 6 bulan

serta pertambahan diameter bibit umur 6

bulan, tetapi berbeda tidak nyata terhadap

pertambahan tinggi tanaman umur 4, 5

dan 6 bulan, pertambahan jumlah daun

umur 5 bulan, dan pertambahan diameter

bibit umur 4 dan 5 bulan setelah

pemindahan bibit di main nursery. Secara

umur perlakuan terbaik terdapat pada

dosis 3,5 g/bibit (d5).

3. Pengaruh interaksi antara macam dan

dosis pupuk majemuk (MxD) berbeda

tidak nyata terhadap semua pengamatan

(pertambahan tinggi bibit umur 4, 5 dan 6

bulan, pertambahan jumlah daun bibit

umur 4, 5 dan 6 bulan, dan pertambahan

diameter bibit umur 4, 5 dan 6 bulan

setelah pemindahan bibit di main

nursery).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat

dikemukakan beberapa saran yaitu sebagai

berikut :

1. Pada pembibitan kelapa sawit sebaiknya

menggunakan pupuk majemuk NPK

phonska, karena dapat meningkatkan

pertumbuhan bibit tanaman kelapa sawit.

Page 7: Pengaruh Macam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk - Noorjanah

54 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

2. Adapun dosis pupuk yang diberikan

masih rendah, karena kurang

berpengaruh pada sebagian besar

parameter pengamatan. Aplikasi pupuk

sebaiknya dilakukan tiap-tiap bulan,

bukan sekaligus untuk beberapa bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Laporan Tahunan Komoditi

Sawit. Kantor Pemasaran Bersama

Perkebunan PN/PTP Perkebunan I-

XXXI. Jakarta.

Anonim. 1997. Kelapa Sawit, Usaha

Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan

Aspek Pemasaran. Penebar

Sawadaya. Jakarta.

Gaspersz, V. 1991. Teknik Analisis Dalam

Penelitian Percobaan. Jilid I.

Tarsito. Bandung.

Hakim, N, M, Y. Nyakpa, A, M. Lubis, S.G.

Nugroho, M.K. Saul, M.H. Diha,

G.B. Hong dan H. H. Bailey. 1986.

Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Unila.

Lampung.

Lingga, P. 1989. Petunjuk Penggunaan

Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Marsono dan Paulus Sigit. 2008. Pupuk

Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Mulyani, M. S dan A. G. Kartasapoetra.

2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka

Cipta. Jakarta.

Poeloengan, Z, dan Sjahrum Lubis. 1992.

Prospek Kelapa Sawit untuk

Agroindustri. Makalah untuk

Agribusiness Week. P2PA. Jakarta.

Sastrosayono, S. 2008. Budidaya Kelapa

Sawit. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Setyamidjaya dan Djoehana. 1991.

Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius.

Yogyakarta.

Sunarko. 2010. Budidaya dan Pengelolaan

Kebun Kelapa Sawit dengan Sistim

Kemitraan. AgroMedia Pustaka.

Jakarta.