Upload
dhan
View
50
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Kualitas Pelayanan Bengkel PT. X Makassar (X)
Analisis untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan pada bengkel di
PT. X Makassar dilakukan melalui penyebaran angket pada 260 responden
(pelanggan bengkel) yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah butir angket
sebanyak 30 butir yang terdiri dari beberapa aspek, antara lain: (1) bukti fisik, (2)
reliabilitas, (3) daya tanggap, (4) jaminan dan (5) empati. Selanjutnya disajikan
data terkait gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X Makassar berdasarkan
kelima aspek tersebut.
a. Kualitas Pelayanan Ditinjau pada Aspek Bukti Fisik (X1)
Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang
ditinjau pada aspek bukti fisik diperoleh dengan melakukan pengukuran pada
beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud
meliputi: (1) penampilan karyawan, (2) kelengkapan peralatan, (3) kebersihan
fisik dan (4) fasilitas fisik yang terangkum kedalam 8 butir angket. Selanjutnya
hasil analisis disajikan sebagai berikut.
1) Penampilan Karyawan (X1.1)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada penampilan karyawan bengkel
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 63.58,
median sebesar 66.67, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 15.97, variance
sebesar 255.35, skor minimum sebesar 33.33 dan skor maksimum sebesar 83.33.
Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan penampilan karyawan berdasarkan
hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:
sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator penampilan karyawan
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi penampilan karyawan
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 128
66 – 79 Baik 73
56 – 65 Cukup Baik 59
40 – 55 Kurang Baik 0
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.1 tersebut diketahui sebanyak
49.23% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa penampilan
karyawan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 28.08%
menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 22.69% menyatakan dalam
kategori cukup baik. Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan
dengan tingkat kecenderungan kurang baik atau bahkan tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan penampilan karyawan bengkel PT. X didominasi
oleh kategori sangat baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa penampilan karyawan
cukup baik.
2) Kelengkapan Peralatan (X
Identifikasi tingkat kecenderungan
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga
median sebesar 75.00
sebesar 167.37, skor minimum sebesar
mengidentifikasi tingkat kecenderungan
angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat
baik, baik, cukup baik, kurang ba
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator
dapat dilihat pada tabel
Sangat Baik
49.23
Gambar 4.1. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan penampilan karyawan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
penampilan karyawan bengkel PT. X berada dalam kategori
Kelengkapan Peralatan (X1.2)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada kelengkapan peralatan
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean
75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar
, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar
mengidentifikasi tingkat kecenderungan kelengkapan peralatan berdasarkan hasil
angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat
baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
gambaran hasil analisis pada indikator kelengkapan peralatan
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
28.08
22.69
0.00 0.00
Persentase (%)
tingkat kecenderungan penampilan
rata maka dapat
berada dalam kategori
peralatan bengkel
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
mean sebesar 75.57,
sebesar 12.93, variance
dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
berdasarkan hasil
angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat
kelengkapan peralatan
Tidak Baik
0.00
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi
Rentang Nilai Kategori
80 – 100 Sangat Baik
66 – 79
56 – 65 Cukup Baik
40 – 55 Kurang Baik
< 40 Tidak Baik
Jumlah
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.2 tersebut diketahui sebanyak
18.46% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kelengkapan
peralatan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik,
menyatakan dalam kategori baik,
cukup baik dan sebanyak 9.62% menyatakan dalam kategori kurang baik
Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan dengan tingkat
kecenderungan tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan
kelengkapan peralatan bengkel
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2. Perbandingan kategorisasi
Sangat Baik
18.46
Distribusi frekuensi kelengkapan peralatan
Kategori Frekuensi
Sangat Baik 48
Baik 165
Cukup Baik 22
Kurang Baik 25
Tidak Baik 0
260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.2 tersebut diketahui sebanyak
18.46% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kelengkapan
peralatan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak
menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 8.46% menyatakan dalam kategori
dan sebanyak 9.62% menyatakan dalam kategori kurang baik
Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan dengan tingkat
kecenderungan tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan
peralatan bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kelengkapan peralatan bengkel PT. X
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
63.46
8.46 9.62
0.00
Persentase (%)
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.2 tersebut diketahui sebanyak
18.46% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kelengkapan
sebanyak 63.46%
% menyatakan dalam kategori
dan sebanyak 9.62% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan dengan tingkat
kecenderungan tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan
PT. X didominasi oleh kategori baik.
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan kelengkapan
Tidak Baik
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka dapat
disimpulkan bahwa kelengkapan peralatan bengkel PT. X berada dalam kategori
baik.
3) Kebersihan (X1.3)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada kebersihan bengkel diketahui
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 77.98, median
sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 14.34, variance sebesar
205.84, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan kebersihan berdasarkan hasil angket
tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik,
baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kebersihan peralatan
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.3. Distribusi frekuensi kebersihan
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 60
66 – 79 Baik 171
56 – 65 Cukup Baik 0
40 – 55 Kurang Baik 29
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.3 tersebut diketahui sebanyak
23.08% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kebersihan
bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 65.77%
menyatakan dalam kategori baik, dan sebanyak 11.15% menyatakan dalam
kategori kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan
dengan tingkat kecenderungan cukup atau kategori tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan kebersihan bengkel PT. X didominasi oleh
kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa kebersihan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
4) Fasilitas Fisik (X
Identifikasi tingkat kecenderungan
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
sebanyak 3 butir. Hasil analisis diperoleh harga
sebesar 66.67, modus
255.35, skor minimum sebesar
Sangat Baik
23.08
kategori kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan
dengan tingkat kecenderungan cukup atau kategori tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan kebersihan bengkel PT. X didominasi oleh
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kebersihan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kebersihan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
Fasilitas Fisik (X1.4)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada fasilitas fisik bengkel
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar
modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 15.97, variance
, skor minimum sebesar 33.33 dan skor maksimum sebesar
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
65.77
0.00
11.15
0.00
Persentase (%)
kategori kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan
dengan tingkat kecenderungan cukup atau kategori tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan kebersihan bengkel PT. X didominasi oleh
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan kebersihan bengkel
rata maka dapat
kebersihan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
bengkel diketahui
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
sebesar 63.58, median
variance sebesar
dan skor maksimum sebesar 83.33. Untuk
Tidak Baik
0.00
mengidentifikasi tingkat kecenderungan fasilitas fisik berdasarkan hasil angket
tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik,
baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator fasilitas fisik dapat
dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi fasilitas fisik
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 56
66 – 79 Baik 79
56 – 65 Cukup Baik 36
40 – 55 Kurang Baik 86
< 40 Tidak Baik 3
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.4 tersebut diketahui sebanyak
21.54% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa fasilitas fisik
bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 30.38%
menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 13.85% menyatakan dalam kategori
cukup baik, sebanyak 33.08% menyatakan dalam kategori kurang baik dan
sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori tidak baik. Dengan demikian tingkat
kecenderungan fasilitas bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa fasilitas fisik bengkel PT. X berada dalam kategori cukup
baik.
5) Rangkuman Data Analisis Aspek Bukti Fisik
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek bukti
fisik diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman
analisis aspek bukti fisik seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5. Rangkuman data analisis aspek bukti
No. Indikator 1 Penampilan karyawan2 Kelengkapan peralatan3 Kebersihan 4 Fasilitas fisik
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek bukti fisik dilakukan dengan
menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori
analisis diketahui harga
Sangat Baik
21.54
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada fasilitas fisik bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
fasilitas fisik bengkel PT. X berada dalam kategori cukup
Rangkuman Data Analisis Aspek Bukti Fisik
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek bukti
fisik diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman
analisis aspek bukti fisik seperti terlihat pada tabel berikut.
Rangkuman data analisis aspek bukti fisik (X1)
Skor Rata-Rata Kategori Penampilan karyawan 81.15 Sangat BaikKelengkapan peralatan 75.57 Baik
77.98 Baik 63.58 Cukup Baik
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek bukti fisik dilakukan dengan
menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil
harga-harga mean sebesar 72.77, median sebesar
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
30.38
13.85
33.08
1.15
Persentase (%)
tingkat kecenderungan pada fasilitas fisik
rata maka dapat
fasilitas fisik bengkel PT. X berada dalam kategori cukup
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek bukti
fisik diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
Sangat Baik
Cukup Baik
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek bukti fisik dilakukan dengan
indikator penilaian. Hasil
sebesar 75.00, modus
Tidak Baik
1.15
sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 12.66, nilai variance sebesar 160.37, skor
minimum sebesar 46.88 dan skor maksimum sebesar 93.75. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan pada aspek bukti fisik bengkel, maka
digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,
cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau
pada aspek bukti fisik dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi aspek bukti fisik (X1)
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
80 – 100 Sangat Baik 71 27.31
66 – 79 Baik 104 40.00
56 – 65 Cukup Baik 60 23.08
40 – 55 Kurang Baik 25 9.62
< 40 Tidak Baik 0 0.00
Jumlah 260 100.00
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.6 tersebut diketahui sebanyak
27.31% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek bukti fisik termasuk dalam kategori
sangat baik, sebanyak 40.00% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 23.08%
menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 9.62% menyatakan dalam
kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang
menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat
kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek bukti fiisik
didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5. Diagram
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa penilaian pada aspek bukti fisik, kualitas pelayanan bengkel
PT. X berada dalam kategori baik.
peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel
ditinjau pada aspek bukti fisik. Sela
gambar berikut.
Cukup Baik23%
Diagram pie Perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek bukti fisik
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
penilaian pada aspek bukti fisik, kualitas pelayanan bengkel
PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka
peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel
ditinjau pada aspek bukti fisik. Selanjutnya, diagram tersebut dapat
Sangat Baik27%
Baik40%
Cukup Baik23%
Kurang Baik10%
Tidak Baik0%
kualitas pelayanan bengkel
rata maka dapat
penilaian pada aspek bukti fisik, kualitas pelayanan bengkel
Mengacu pada beberapa hasil temuan maka
peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel
ya, diagram tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.6. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek bukti fisik
b. Kualitas Pelayanan Ditinjau pada Aspek Reliabilitas (X2)
Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang
ditinjau pada aspek reliabilitas diperoleh dengan melakukan pengukuran pada
beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud
Keterangan: X1 : Aspek bukti fisik Xi.i : Indikator aspek bukti fisik SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik
meliputi: (1) keakuratan informasi, (2) pelayanan tepat waktu dan (3) keadilan
layanan yang terangkum kedalam 5 butir angket. Selanjutnya hasil analisis
disajikan sebagai berikut.
1) Keakuratan Informasi (X2.1)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada keakuratan informasi bengkel
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 76.39,
median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 14.89, variance
sebesar 221.86, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan kekuratan informasi berdasarkan hasil
angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat
baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator keakuratan informasi
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.7. Distribusi frekuensi keakuratan informasi
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 59
66 – 79 Baik 156
56 – 65 Cukup Baik 8
40 – 55 Kurang Baik 37
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.7 tersebut diketahui sebanyak
22.69% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa keakuratan
informasi bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 60.00%
menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 3.08% menyatakan dalam kategori
cukup baik dan sebanyak 14.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara itu tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan bahwa
keakuratan informasi bengkel PT. X dalam kategori tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan keakuratan informasi bengkel PT. X didominasi
oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa keakuratan informasi bengkel PT. X berada dalam kategori
baik.
2) Pelayanan Tepat Waktu (X
Identifikasi tingkat kecenderungan
pelayanan tepat waktu oleh
hasil angket dengan jumlah butir angket
Sangat Baik
22.69
cukup baik dan sebanyak 14.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara itu tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan bahwa
keakuratan informasi bengkel PT. X dalam kategori tidak baik (0%). Dengan
tingkat kecenderungan keakuratan informasi bengkel PT. X didominasi
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada informasi bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
keakuratan informasi bengkel PT. X berada dalam kategori
Pelayanan Tepat Waktu (X2.2)
Identifikasi tingkat kecenderungan reliabilitas ditinjau
pelayanan tepat waktu oleh bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap
hasil angket dengan jumlah butir angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
60.00
3.08
14.23
0.00
Persentase (%)
cukup baik dan sebanyak 14.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara itu tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan bahwa
keakuratan informasi bengkel PT. X dalam kategori tidak baik (0%). Dengan
tingkat kecenderungan keakuratan informasi bengkel PT. X didominasi
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan pada keakuratan
rata maka dapat
keakuratan informasi bengkel PT. X berada dalam kategori
reliabilitas ditinjau pada indikator
bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap
butir. Hasil analisis diperoleh
Tidak Baik
0.00
harga-harga mean sebesar 68.89, median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std.
deviation sebesar 12.73, variance sebesar 162.262, skor minimum sebesar 37 dan
skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan
indikator pelayanan tepat waktu bengkel berdasarkan hasil angket tersebut
digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,
cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator pelayanan tepat waktu
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.8. Distribusi frekuensi indikator pelayanan tepat waktu
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 30
66 – 79 Baik 129
56 – 65 Cukup Baik 45
40 – 55 Kurang Baik 52
< 40 Tidak Baik 4
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.8 tersebut diketahui bahwa pada
indikator pelayanan tepat waktu pada bengkel PT. X sebanyak 11.54% responden
(pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak
49.62% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 17.31% menyatakan dalam
kategori cukup baik, sebanyak 20.00% menyatakan dalam kategori kurang baik
dan sebanyak 1.54% menyatakan dalam kategori tidak baik. Dengan demikian
tingkat kecenderungan pada indikator pelayanan tepat waktu bengkel PT. X
didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.8 berikut.
Gambar 4.8. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa
kategori baik.
3) Keadilan Layanan (X
Identifikasi tingkat kecenderungan
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga
median sebesar 75.00
sebesar 156.39, skor minimum sebesar
mengidentifikasi tingkat kecenderungan
hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:
sangat baik, baik, cukup baik
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator
dilihat pada tabel distribusi frekuensi
Sangat Baik
11.54
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada indikator pelayanan tepat waktu bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
pelayanan tepat waktu pada bengkel PT. X berada dalam
Keadilan Layanan (X2.3)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada keadilan layanan
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean
75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar
, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan keadilan layanan bengkel berdasarkan
hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:
sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
gambaran hasil analisis pada indikator keadilan layanan
distribusi frekuensi sebagai berikut.
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
49.62
17.3120.00
1.54
Persentase (%)
tingkat kecenderungan pada indikator
rata maka dapat
pelayanan tepat waktu pada bengkel PT. X berada dalam
pada keadilan layanan bengkel
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
mean sebesar 84.32,
sebesar 12.50, variance
dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
bengkel berdasarkan
hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:
keadilan layanan dapat
Tidak Baik
1.54
Tabel 4.9. Distribusi frekuensi
Rentang Nilai Kategori
80 – 100 Sangat Baik
66 – 79
56 – 65 Cukup Baik
40 – 55 Kurang Baik
< 40 Tidak Baik
Jumlah
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.9 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 38.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan keadilan
yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.15%
menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 0.77% menyatakan dalam kategori
kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan
dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%).
Dengan demikian tingkat kecenderungan pada keadilan layanan bengkel PT. X
didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.9 berikut.
Gambar 4.9. Perbandingan kategorisasi
Sangat Baik
38.08
Distribusi frekuensi indikator keadilan layanan
Kategori Frekuensi
Sangat Baik 99
Baik 159
Cukup Baik 0
Kurang Baik 2
Tidak Baik 0
260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.9 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 38.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan keadilan
yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.15%
menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 0.77% menyatakan dalam kategori
kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan
enderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%).
Dengan demikian tingkat kecenderungan pada keadilan layanan bengkel PT. X
didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada keadilan layanan bengkel PT. X
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
61.15
0.00 0.77 0.00
Persentase (%)
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.9 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 38.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan keadilan layanan
yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.15%
menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 0.77% menyatakan dalam kategori
kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan
enderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%).
Dengan demikian tingkat kecenderungan pada keadilan layanan bengkel PT. X
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan pada keadilan
Tidak Baik
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka dapat
disimpulkan bahwa keadilan layanan pada bengkel PT. X berada dalam kategori
sangat baik.
4) Rangkuman Data Analisis Aspek Reliabilitas
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek
reliabilitas diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
analisis aspek reliabilitas seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10. Rangkuman data analisis aspek reliabilitas (X2)
No. Indikator Skor Rata-Rata Kategori 1 Keakuratan informasi 76.39 Baik 2 Pelayanan tepat waktu 68.89 Baik 3 Keadilan layanan 84.32 Sangat Baik
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil
analisis diketahui harga-harga mean sebesar 74.98, median sebesar 75.00, modus
sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 12.13, nilai variance sebesar 147.20, skor
minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi
tingkat kecenderungan pada aspek reliabilitas bengkel, maka digunakan beberapa
kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada
aspek reliabilitas dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.11. Distribusi frekuensi aspek reliabilitas (X2)
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 99
66 – 79 Baik 88
56 – 65 Cukup Baik 49
40 – 55 Kurang Baik 24
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.11 tersebut diketahui sebanyak
38.08% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek reliabilitas termasuk dalam kategori
sangat baik, sebanyak 33.85% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 18.85%
menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 9.23% menyatakan dalam
kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang
menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat
kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek reliabilitas
didominasi oleh kategori sangat baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.10 berikut.
Gambar 4.10. Diagram
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa penilaian pada aspek
PT. X berada dalam kategori b
peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel
ditinjau pada aspek reliabilitas
gambar berikut.
Cukup Baik
Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek reliabilitas
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
penilaian pada aspek reliabilitas, kualitas pelayanan bengkel
PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka
peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel
reliabilitas. Selanjutnya, diagram tersebut dapat
Sangat Baik38%
Baik34%
Cukup Baik19%
Kurang Baik9%
Tidak Baik0%
kualitas pelayanan bengkel
rata maka dapat
, kualitas pelayanan bengkel
aik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka
peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel
njutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.11. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek reliabilitas
c. Kualitas Pelayanan Ditinjau pada Aspek Daya Tanggap (X3)
Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang
ditinjau pada aspek daya tanggap diperoleh dengan melakukan pengukuran pada
beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud
meliputi: (1) cepat tanggap, (2) memenuhi permintaan dan (3) ketepatan bertindak
Keterangan: X2 : Aspek reliabilitas Xi.i : Indikator aspek reliabilitas SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik
yang terangkum kedalam 5 butir angket. Selanjutnya hasil analisis disajikan
sebagai berikut.
1) Cepat Tanggap (X3.1)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator cepat tanggap pada
layanan bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket
dengan jumlah butir angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga
mean sebesar 74.56, median sebesar 75.00, modus sebesar 87.00, std. deviation
sebesar 14.75, variance sebesar 217.59, skor minimum sebesar 50 dan skor
maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator
cepat tanggap pada layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut digunakan
beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik,
kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator cepat tanggap dapat
dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.12. Distribusi frekuensi indikator cepat tanggap
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
80 – 100 Sangat Baik 107 41.15
66 – 79 Baik 58 22.31
56 – 65 Cukup Baik 58 22.31
40 – 55 Kurang Baik 37 14.23
< 40 Tidak Baik 0 0.00
Jumlah 260 100.00
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.12 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 41.15% responden (pelanggan bengkel) menyatakan layanan cepat
tanggap yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak
22.31% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 22.31% menyatakan dalam
kategori cukup baik dan sebanyak
kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah resp
dengan tingkat kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian
tingkat kecenderungan pada
kategori sangat baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.12 berikut.
Gambar 4.12. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa kualitas layanan cepat tanggap pada bengkel PT. X berada
dalam kategori baik.
2) Pemenuhan Permintaan (X
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator
pada layanan bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket
dengan jumlah butir angket
Sangat Baik
41.15
cukup baik dan sebanyak 14.23% menyatakan berada dalam kategori
Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan
dengan tingkat kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian
tingkat kecenderungan pada layanan cepat tanggap bengkel PT. X didominasi oleh
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat l
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada layanan cepat tanggap bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kualitas layanan cepat tanggap pada bengkel PT. X berada
Pemenuhan Permintaan (X3.2)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator pemenuhan permintaan
pada layanan bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket
dengan jumlah butir angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
22.31 22.31
14.23
0.00
Persentase (%)
14.23% menyatakan berada dalam kategori
onden yang menyatakan
dengan tingkat kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian
bengkel PT. X didominasi oleh
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan pada layanan
rata maka dapat
kualitas layanan cepat tanggap pada bengkel PT. X berada
pemenuhan permintaan
pada layanan bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket
butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga
Tidak Baik
0.00
mean sebesar 75.76, median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation
sebesar 14.05, variance sebesar 197.28, skor minimum sebesar 50 dan skor
maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator
pemenuhan permintaan pada layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut
digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,
cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator pemenuhan permintaan
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.13. Distribusi frekuensi indikator pemenuhan permintaan
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
80 – 100 Sangat Baik 45 17.31
66 – 79 Baik 178 68.46
56 – 65 Cukup Baik 0 0.00
40 – 55 Kurang Baik 37 14.23
< 40 Tidak Baik 0 0.00
Jumlah 260 100.00
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.13 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 17.31% responden (pelanggan bengkel) menyatakan layanan
pemenuhan permintaan yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat
baik, sebanyak 68.46% menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 14.23%
menyatakan dalam kategori kurang baik.. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah
responden yang menyatakan dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup
baik dan tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada layanan
pemenuhan permintaan bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.13 berikut.
Gambar 4.13. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa kualitas layanan pemenuhan permintaan pada bengkel PT. X
berada dalam kategori baik.
3) Ketepatan Bertindak (X
Identifikasi tingkat kecenderungan pada
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga
median sebesar 75.00,
sebesar 207.70, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator
layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori
yang telah ditentukan, yaitu: san
baik.
Sangat Baik
17.31
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada layanan pemenuhan permintaan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kualitas layanan pemenuhan permintaan pada bengkel PT. X
berada dalam kategori baik.
Ketepatan Bertindak (X3.3)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada ketepatan bertindak
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean
sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar
, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator ketepatan bertindak
layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori
yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
68.46
0.00
14.23
0.00
Persentase (%)
tingkat kecenderungan pada layanan
rata maka dapat
kualitas layanan pemenuhan permintaan pada bengkel PT. X
ketepatan bertindak bengkel
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
mean sebesar 76.68,
sebesar 14.41, variance
, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
ketepatan bertindak pada
layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori
gat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak
Tidak Baik
0.00
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator ketepatan bertindak
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.14. Distribusi frekuensi indikator ketepatan bertindak
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 60
66 – 79 Baik 154
56 – 65 Cukup Baik 16
40 – 55 Kurang Baik 30
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.14 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 23.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan layanan ketepatan
bertindak yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak
59.23% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 6.15% menyatakan dalam
kategori cukup baik dan sebanyak 11.54% menyatakan dalam kategori kurang
baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan
tingkat kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat
kecenderungan pada layanan ketepatan bertindak bengkel PT. X didominasi oleh
kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.14 berikut.
Gambar 4.14. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa
berada dalam kategori baik.
4) Rangkuman Data Analisis Aspek Daya Tanggap
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa
tanggap diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
analisis aspek daya tanggap
Tabel 4.15. Rangkuman data analisis aspek
No. Indikator 1 Cepat tanggap2 Pemenuhan permintaan3 Ketepatan bertindak
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek
dengan menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori
Hasil analisis diketahui
Sangat Baik
23.08
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada layanan ketepatan bertindak bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kualitas layanan ketepatan bertindak pada bengkel PT. X
berada dalam kategori baik.
Rangkuman Data Analisis Aspek Daya Tanggap
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek
diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
daya tanggap seperti terlihat pada tabel berikut.
Rangkuman data analisis aspek daya tanggap (X3)
Skor Rata-Rata Kategori Cepat tanggap 74.56 Baik Pemenuhan permintaan 75.76 Baik Ketepatan bertindak 76.68 Baik
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek daya tanggap
dengan menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian.
Hasil analisis diketahui harga-harga mean sebesar 75.65, median
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
59.23
6.1511.54
0.00
Persentase (%)
tingkat kecenderungan pada layanan
rata maka dapat
kualitas layanan ketepatan bertindak pada bengkel PT. X
indikator penilaian aspek daya
diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
daya tanggap dilakukan
indikator penilaian.
median sebesar 75.00,
Tidak Baik
0.00
modus sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 13.07, nilai variance sebesar 170.99,
skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan pada aspek daya tanggap bengkel, maka
digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,
cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada
aspek daya tanggap dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.16. Distribusi frekuensi aspek daya tanggap (X3)
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
80 – 100 Sangat Baik 107 41.15
66 – 79 Baik 84 32.31
56 – 65 Cukup Baik 42 16.15
40 – 55 Kurang Baik 27 10.38
< 40 Tidak Baik 0 0.00
Jumlah 260 100.00
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.16 tersebut diketahui sebanyak
41.15% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek daya tanggap termasuk dalam
kategori sangat baik, sebanyak 32.31% menyatakan dalam kategori baik,
sebanyak 16.15% menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 10.38%
menyatakan dalam kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah
responden yang menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian
tingkat kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek daya
tanggap didominasi oleh kategori sangat baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.15 berikut.
Gambar 4.15. Diagram
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa
bengkel PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan
maka peneliti membuat diagram hasil analisis
bengkel ditinjau pada aspek daya tanggap. Sela
dilihat pada gambar berikut.
Cukup Baik
Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek daya tanggap
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
penilaian pada aspek daya tanggap, kualitas pelayanan
bengkel PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan
maka peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan
bengkel ditinjau pada aspek daya tanggap. Selanjutnya, diagram tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut.
Sangat Baik41%
Baik32%
Cukup Baik16%
Kurang Baik11%
Tidak Baik0%
kualitas pelayanan bengkel
rata maka dapat
penilaian pada aspek daya tanggap, kualitas pelayanan
bengkel PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan
penelitian kualitas pelayanan
njutnya, diagram tersebut dapat
Gambar 4.16. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek daya tanggap
d. Kualitas Pelayanan Ditinjau pada Aspek Jaminan (X4)
Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang
ditinjau pada aspek jaminan diperoleh dengan melakukan pengukuran pada
beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud
meliputi: (1) kredibilitas, (2) keamanan, (3) kenyamanan, (4) kompetensi dan (5)
Keterangan: X3 : Aspek daya tanggap Xi.i : Indikator aspek daya tanggap SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik
sopan santun yang terangkum kedalam 7 butir angket. Selanjutnya hasil analisis
disajikan sebagai berikut.
1) Kredibilitas (X4.1)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada kredibilas bengkel diketahui
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 77.30, median
sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 15.36, variance sebesar
235.96, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator kredibilas bengkel berdasarkan
hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:
sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kredibilitas dapat
dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.17. Distribusi frekuensi kredibilitas bengkel
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 62
66 – 79 Baik 160
56 – 65 Cukup Baik 0
40 – 55 Kurang Baik 38
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.17 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 23.85% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kredibilitas
bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.54% menyatakan
dalam kategori baik dan sebanyak 14.62% menyatakan dalam kategori kurang
baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan
tingkat kecenderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan kredibilitas bengkel PT. X didominasi oleh
kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.17 berikut.
Gambar 4.17. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa kredibilitas pada bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
2) Keamanan (X
Identifikasi tingkat kecenderungan pada
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga
sebesar 75.00, modus
160.47, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator
Sangat Baik
23.85
tingkat kecenderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan kredibilitas bengkel PT. X didominasi oleh
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kredibilitas bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kredibilitas pada bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
Keamanan (X4.2)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada keamanan bengkel diketahui
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar
modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 12.66, variance
, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator keamanan bengkel berdasarkan
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
61.54
0.00
14.62
0.00
Persentase (%)
tingkat kecenderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan kredibilitas bengkel PT. X didominasi oleh
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan kredibilitas
rata maka dapat
kredibilitas pada bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
bengkel diketahui
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
sebesar 75.00, median
variance sebesar
, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
bengkel berdasarkan
Tidak Baik
0.00
hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:
sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator keamanan dapat dilihat
pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.18. Distribusi frekuensi keamanan bengkel
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 47
66 – 79 Baik 168
56 – 65 Cukup Baik 15
40 – 55 Kurang Baik 30
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.18 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 18.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan keamanan bengkel
termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 64.62% menyatakan dalam
kategori baik, sebanyak 5.77% menyatakan dalam kategori cukup baik dan
sebanyak 11.54% menyatakan berada dalam kategori kurang baik. Sementara itu,
tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan tingkat
kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat
kecenderungan keamanan bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.18 berikut.
Gambar 4.18. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa keamanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
3) Kenyamanan (X
Identifikasi tingkat kecenderungan pada
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga
sebesar 75.00, modus
147.19, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator
berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kat
ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator
dilihat pada tabel distribusi frekuensi
Sangat Baik
18.08
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan keamanan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
keamanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
Kenyamanan (X4.3)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada kenyamanan bengkel diketahui
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar
modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 12.13, variance
, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator kenyamanan
berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah
ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
gambaran hasil analisis pada indikator kenyamanan
distribusi frekuensi sebagai berikut.
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
64.62
5.7711.54
0.00
Persentase (%)
tingkat kecenderungan keamanan
rata maka dapat
keamanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
bengkel diketahui
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
sebesar 82.59, median
variance sebesar
, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
kenyamanan bengkel
egori yang telah
ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
kenyamanan dapat
Tidak Baik
0.00
Tabel 4.19. Distribusi frekuens
Rentang Nilai Kategori
80 – 100 Sangat Baik
66 – 79
56 – 65 Cukup Baik
40 – 55 Kurang Baik
< 40 Tidak Baik
Jumlah
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.19 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 31.54% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kenyamanan
bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 67.31% menyatakan
dalam kategori baik dan sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responde
tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan kenyamanan bengkel PT. X didominasi oleh
kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.19 berikut.
Gambar 4.19. Perbandingan kategorisasi
Sangat Baik
31.54
Distribusi frekuensi kenyamanan bengkel
Kategori Frekuensi
Sangat Baik 82
Baik 175
Cukup Baik 0
Kurang Baik 3
Tidak Baik 0
260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.19 tersebut diketahui bahwa
31.54% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kenyamanan
bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 67.31% menyatakan
dalam kategori baik dan sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan
tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan kenyamanan bengkel PT. X didominasi oleh
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kenyamanan bengkel PT. X
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
67.31
0.00 1.15 0.00
Persentase (%)
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.19 tersebut diketahui bahwa
31.54% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kenyamanan
bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 67.31% menyatakan
dalam kategori baik dan sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori kurang baik.
n yang menyatakan dengan
tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan kenyamanan bengkel PT. X didominasi oleh
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan kenyamanan
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka dapat
disimpulkan bahwa kenyamanan bengkel PT. X berada dalam kategori sangat
baik.
4) Kompetensi (X4.4)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator kompetensi bengkel
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 63.41,
median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 17.25, variance
sebesar 297.78, skor minimum sebesar 25 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator kompetensi bengkel
berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah
ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kompetensi dapat
dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.20. Distribusi frekuensi kompetensi bengkel
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
80 – 100 Sangat Baik 13 5.00
66 – 79 Baik 139 53.46
56 – 65 Cukup Baik 5 1.92
40 – 55 Kurang Baik 103 39.62
< 40 Tidak Baik 0 0.00
Jumlah 260 100.00
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.20 tersebut diketahui bahwa
sebanyak 5.00% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kompetensi bengkel
termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 53.46% menyatakan dalam
kategori baik, sebanyak 1.92% menyatakan dalam kategori cukup baik dan
sebanyak 39.62% menyatakan dalam kategori kurang baik. Sementara itu, tidak
terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan tingkat kecenderungan
dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan
kompetensi bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.20 berikut.
Gambar 4.20. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa kompetensi bengkel PT. X berada dalam kategori cukup baik.
5) Sopan Santun (X
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket denga
angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga
median sebesar 75.00,
sebesar 162.75, skor minimum sebesar 50
Sangat Baik
5.00
sebanyak 39.62% menyatakan dalam kategori kurang baik. Sementara itu, tidak
terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan tingkat kecenderungan
dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan
i bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kompetensi bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kompetensi bengkel PT. X berada dalam kategori cukup baik.
Sopan Santun (X4.5)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator sopan santun
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket denga
butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean
sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar
ar 162.75, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
53.46
1.92
39.62
0.00
Persentase (%)
sebanyak 39.62% menyatakan dalam kategori kurang baik. Sementara itu, tidak
terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan tingkat kecenderungan
dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan kompetensi
rata maka dapat
kompetensi bengkel PT. X berada dalam kategori cukup baik.
sopan santun bengkel
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir
mean sebesar 83.84,
sebesar 12.75, variance
dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
Tidak Baik
0.00
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator sopan santun bengkel
berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah
ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator sopan santun dapat
dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.21. Distribusi frekuensi sopan santun bengkel
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 96
66 – 79 Baik 160
56 – 65 Cukup Baik 0
40 – 55 Kurang Baik 4
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.21 tersebut diketahui bahwa pada
indikator sopan santun bengkel, sebanyak 36.92% responden (pelanggan bengkel)
menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.54% menyatakan
dalam kategori baik dan sebanyak 1.54% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan
tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak baik (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan pada indikator sopan santun bengkel PT. X
didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.21 berikut.
Gambar 4.21. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa
kategori sangat baik.
6) Rangkuman Data Analisis Aspek Jaminan
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek
jaminan diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
analisis aspek jaminan
Tabel 4.22. Rangkuman data analisis aspek
No. Indikator 1 Kredibilitas 2 Keamanan 3 Kenyamanan4 Kompetensi 5 Sopan santun
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek
menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori
Sangat Baik
36.92
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator sopan santun bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
pada indikator sopan santun bengkel PT. X berada dalam
Rangkuman Data Analisis Aspek Jaminan
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek
diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
jaminan seperti terlihat pada tabel berikut.
Rangkuman data analisis aspek jaminan (X4)
Skor Rata-Rata Kategori 77.30 Baik
75.00 Baik Kenyamanan 82.59 Sangat baik
63.41 Cukup baikSopan santun 83.84 Sangat baik
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek jaminan dilakukan dengan
menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
61.54
0.00 1.54 0.00
Persentase (%)
tingkat kecenderungan indikator sopan
rata maka dapat
pada indikator sopan santun bengkel PT. X berada dalam
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek
diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
Sangat baik Cukup baik Sangat baik
dilakukan dengan
indikator penilaian. Hasil
Tidak Baik
0.00
analisis diketahui harga-harga mean sebesar 74.36, median sebesar 75.00, modus
sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 12.16, nilai variance sebesar 148.04, skor
minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi
tingkat kecenderungan pada aspek jaminan bengkel, maka digunakan beberapa
kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada
aspek jaminan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.23. Distribusi frekuensi aspek jaminan (X4)
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 77
66 – 79 Baik 126
56 – 65 Cukup Baik 45
40 – 55 Kurang Baik 12
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.23 tersebut diketahui sebanyak
29.62% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek jaminan termasuk dalam kategori
sangat baik, sebanyak 48.46% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 17.31%
menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 4.62% menyatakan dalam
kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang
menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat
kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek jaminan
didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.22 berikut.
Gambar 4.22. Diagram
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa penilaian pada aspek jaminan, kualitas pelayanan bengkel PT.
X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti
membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau
pada aspek jaminan. Sela
berikut.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih
Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek jaminan
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
penilaian pada aspek jaminan, kualitas pelayanan bengkel PT.
X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti
membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau
pada aspek jaminan. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar
Sangat Baik30%
Baik48%
Cukup Baik17%
Kurang Baik5%
Tidak Baik0%
dilihat lebih jelas pada
kualitas pelayanan bengkel
rata maka dapat
penilaian pada aspek jaminan, kualitas pelayanan bengkel PT.
X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti
membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau
dilihat pada gambar
Gambar 4.23. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek jaminan
e. Empati (X5)
Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang
ditinjau pada aspek empati diperoleh dengan melakukan pengukuran pada
beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud
Keterangan: X4 : Aspek jaminan Xi.i : Indikator aspek jaminan SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik
meliputi: (1) kemampuan memahami pelanggan, (2) akses dan (3) komunikasi
yang terangkum kedalam 5 butir angket. Selanjutnya hasil analisis disajikan
sebagai berikut.
1) Kemampuan Memahami Pelanggan (X5.1)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator kemampuan memahami
pelanggan diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan
jumlah butir angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean
sebesar 73.02, median sebesar 75.00, modus sebesar 87.00, std. deviation sebesar
13.73, variance sebesar 188.54, skor minimum sebesar 37.50 dan skor maksimum
sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator kemampuan
memahami pelanggan berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa
kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kemampuan
memahami pelanggan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut.
Tabel 4.24. Distribusi frekuensi kemampuan memahami pelanggan
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 96
66 – 79 Baik 56
56 – 65 Cukup Baik 77
40 – 55 Kurang Baik 29
< 40 Tidak Baik 2
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.24 tersebut diketahui bahwa pada
indikator kemampuan memahami pelanggan, terdapat sebanyak 36.92%
responden (pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik,
sebanyak 21.54% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 29.62% menyatakan
dalam kategori cukup baik, sebanyak 11.15% menyatakan dalam kategori kurang
baik dan sebanyak 0.77% men
demikian tingkat kecenderungan pada indikator kemampuan memahami
pelanggan bengkel PT. X didominasi oleh kategori sangat baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.24 berikut.
Gambar 4.24. Perbandingan kategorisasi kemampuan memahami pelanggan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa
berada dalam kategori baik.
2) Akses (X5.2)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
Sangat Baik
36.92
responden (pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik,
sebanyak 21.54% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 29.62% menyatakan
dalam kategori cukup baik, sebanyak 11.15% menyatakan dalam kategori kurang
baik dan sebanyak 0.77% menyatakan dalam kategori tidak
demikian tingkat kecenderungan pada indikator kemampuan memahami
pelanggan bengkel PT. X didominasi oleh kategori sangat baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator kemampuan memahami pelanggan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kemampuan memahami pelanggan pada bengkel PT. X
berada dalam kategori baik.
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator akses bengkel
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
21.54
29.62
11.15
0.77
Persentase (%)
responden (pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik,
sebanyak 21.54% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 29.62% menyatakan
dalam kategori cukup baik, sebanyak 11.15% menyatakan dalam kategori kurang
tidak baik. Dengan
demikian tingkat kecenderungan pada indikator kemampuan memahami
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan indikator kemampuan memahami pelanggan bengkel PT. X
rata maka dapat
kemampuan memahami pelanggan pada bengkel PT. X
akses bengkel diketahui
dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket
Tidak Baik
0.77
sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 80.00, median
sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 12.09, variance sebesar
146.23, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator akses bengkel berdasarkan hasil
angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat
baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator akses bengkel dapat
dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.25. Distribusi frekuensi akses bengkel
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 111
66 – 79 Baik 105
56 – 65 Cukup Baik 41
40 – 55 Kurang Baik 3
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.25 tersebut diketahui bahwa pada
indikator akses bengkel, terdapat sebanyak 42.69% responden (pelanggan
bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 40.38%
menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 15.77% menyatakan dalam kategori
cukup baik dan sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan tingkat
kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat
kecenderungan pada indikator akses bengkel PT. X didominasi oleh kategori
sangat baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.25 berikut.
Gambar 4.25. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa
kategori sangat baik.
3) Komunikasi (X
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator
pada bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan
jumlah butir angket sebanyak 1
sebesar 77.01, median
12.35, variance sebesar
sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator
komunikasi berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang
telah ditentukan, yaitu: sangat ba
Sangat Baik
42.69
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikatorbengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kualitas layanan akses pada bengkel PT. X berada dalam
Komunikasi (X5.3)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator layanan
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan
butir angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga
median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation
sebesar 152.76, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum
sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator
berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang
telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
40.38
15.77
1.15 0.00
Persentase (%)
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan indikator akses
rata maka dapat
kualitas layanan akses pada bengkel PT. X berada dalam
layanan komunikasi
diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan
butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean
std. deviation sebesar
, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum
sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator layanan
berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang
ik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Tidak Baik
0.00
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator layanan komunikasi
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.26. Distribusi frekuensi layanan komunikasi
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 43
66 – 79 Baik 195
56 – 65 Cukup Baik 0
40 – 55 Kurang Baik 22
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.26 tersebut diketahui bahwa pada
indikator layanan komunikasi bengkel, terdapat sebanyak 16.54% responden
(pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak
75.00% menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 8.46% menyatakan dalam
kategori kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang
menyatakan dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak
baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada indikator layanan
komuniaksi bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.26 berikut.
Gambar 4.26. Perbandingan kategorisasi
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa
kategori baik.
4) Rangkuman Data Analisis Aspek Empati
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek
diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis
aspek empati seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.27. Rangkuman data analisis aspek
No. Indikator 1 Kemampuan memahami pelanggan2 Akses 3 Layanan komunikasi
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek
menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori
analisis diketahui harga
Sangat Baik
16.54
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator layanan komunikasi bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
layanan komunikasi pada bengkel PT. X berada dalam
Rangkuman Data Analisis Aspek Empati
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek
diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis
seperti terlihat pada tabel berikut.
Rangkuman data analisis aspek empati (X5)
Skor Rata-Rata Kemampuan memahami pelanggan 73.02
80.00 Layanan komunikasi 77.01
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek empati dilakukan dengan
menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil
harga-harga mean sebesar 76.61, median sebesar
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
75.00
0.00
8.46
0.00
Persentase (%)
tingkat kecenderungan indikator layanan
rata maka dapat
layanan komunikasi pada bengkel PT. X berada dalam
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek empati
diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis
Kategori Baik Sangat baik Baik
dilakukan dengan
indikator penilaian. Hasil
sebesar 75.00, modus
Tidak Baik
0.00
sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 11.55, nilai variance sebesar 133.481, skor
minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi
tingkat kecenderungan pada aspek empati, maka digunakan beberapa kategori
yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak
baik.
Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada
aspek empati dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.28. Distribusi frekuensi aspek empati (X5)
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 106
66 – 79 Baik 95
56 – 65 Cukup Baik 51
40 – 55 Kurang Baik 8
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.28 tersebut diketahui sebanyak
40.77% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek empati termasuk dalam kategori
sangat baik, sebanyak 36.54% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 19.62%
menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 3.08% menyatakan dalam
kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang
menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat
kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek empati
didominasi oleh kategori baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada
gambar 4.27 berikut.
Gambar 4.27. Diagram
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa penilaian pada aspek empati, kualitas pelayanan bengkel PT.
X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti
membuat diagram hasil analisis penel
pada aspek empati. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut.
Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek empati
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
penilaian pada aspek empati, kualitas pelayanan bengkel PT.
X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti
membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau
pada aspek empati. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar
Sangat Baik41%
Baik36%
Cukup Baik20%
Kurang Baik3%
Tidak Baik0%
kualitas pelayanan bengkel
rata maka dapat
penilaian pada aspek empati, kualitas pelayanan bengkel PT.
X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti
itian kualitas pelayanan bengkel ditinjau
pada aspek empati. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar
Gambar 4.28. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek empati
f. Rangkuman Data Analisis Kualitas Pelayanan Bengkel
Mengacu pada analisis kualitas pelayanan bengkel yang ditinjau pada 5
aspek meliputi: (1) bukti fisik, (2) reliabilitas, (3) daya tanggap, (4) jaminan dan
Keterangan: X5 : Aspek empati Xi.i : Indikator aspek empati SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik
(5) empati diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
analisis kualitas pelayanan bengkel seperti terlihat pada tabel 4.29 berikut.
Tabel 4.29. Rangkuman analisis data kualitas pelayanan bengkel (X)
No. Aspek Penilaian Skor Rata-Rata Kategori 1 Bukti fisik 72.77 Baik 2 Reliabilitas 74.98 Baik 3 Daya tanggap 75.65 Baik 4 Jaminan 74.36 Baik 5 Empati 76.51 Baik
Sementara itu, analisis kumulatif kualitas pelayanan bengkel PT. X
dilakukan dengan menggunakan seluruh perolehan data pada aspek-aspek
penilaian. Hasil analisis diketahui harga-harga mean sebesar 74.63, median
sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 11.95, nilai variance
sebesar 143.01, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 95. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan kualitas pelayanan bengkel, maka
digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,
cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel secara
kumulatif dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.30. Distribusi frekuensi kualitas pelayanan bengkel PT. X (X)
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Baik 106
66 – 79 Baik 81
56 – 65 Cukup Baik 49
40 – 55 Kurang Baik 24
< 40 Tidak Baik 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.30 tersebut diketahui sebanyak
40.77% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 31.15%
menyatakan dalam kategori baik, sebanyak
cukup baik dan sebanyak 9.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dalam kategori
tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan kualitas pelayanan
bengkel PT. X secara kumulatif didominasi oleh kategori sangat baik.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.29 berikut.
Gambar 4.29. Diagram
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa kualitas pelayanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat diagram hasil
analisis penelitian kualitas pelayanan beng
Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Cukup Baik
pelayanan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 31.15%
menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 18.85% menyatakan dalam kategori
cukup baik dan sebanyak 9.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dalam kategori
tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan kualitas pelayanan
kel PT. X secara kumulatif didominasi oleh kategori sangat baik.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kualitas pelayanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat diagram hasil
analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada kelima aspek.
Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Sangat Baik41%
Baik31%
Cukup Baik19%
Kurang Baik9%
Tidak Baik0%
pelayanan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 31.15%
18.85% menyatakan dalam kategori
cukup baik dan sebanyak 9.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.
Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dalam kategori
tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan kualitas pelayanan
kel PT. X secara kumulatif didominasi oleh kategori sangat baik.
dilihat lebih jelas pada
kualitas pelayanan bengkel
rata maka dapat
kualitas pelayanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.
Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat diagram hasil
kel ditinjau pada kelima aspek.
Gambar 4.30. Diagram analisis kualitas pelayanan bengkel (X)
2. Data Kepuasan Pelanggan Bengkel PT. X Makassar (Y)
Analisis untuk mengetahui gambaran kepuasan pelanggan bengkel PT. X
Makassar dilakukan melalui penyebaran angket pada 260 responden (pelanggan
bengkel) yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah butir angket sebanyak 5 butir
Keterangan: X Variable : Kualitas layanan bengkel Xi : Aspek kualitas layanan bengkel Xi.i : Indikator aspek kualitas layanan bengkel SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik
yang terdiri dari 2 aspek penilaian, yaitu: (1) feedback terhadap pelayanan dan (2)
kesesuaian harapan. Selanjutnya disajikan data terkait gambaran tingkat kepuasan
pelanggan bengkel PT. X Makassar berdasarkan kedua aspek tersebut.
a. Kepuasan Pelanggan Ditinjau pada Aspek Feedback terhadap pelayanan (Y1)
Hasil analisis mengenai gambaran kepuasan pelanggan bengkel PT. X
yang ditinjau pada aspek feedback diperoleh dengan melakukan pengukuran pada
beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud
meliputi: (1) niat beli/ penggunaan ulang dan (2) kesediaan untuk
merekomendasikan yang terangkum kedalam 3 butir angket. Selanjutnya hasil
analisis disajikan sebagai berikut.
1) Niat Beli/ Penggunaan Ulang (Y1.1)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator niat beli/ penggunaan
ulang diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah
butir angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar
69.51, median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 14.61,
variance sebesar 213.57, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar
100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator niat beli/
penggunaan ulang berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori
yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan rendah.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator niat beli/ penggunaan
ulang dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.31. Distribusi frekuensi
Rentang Nilai Kategori
80 – 100 Sangat
66 – 79 Tinggi
56 – 65 Cukup
40 – 55 Kurang
< 40 Rendah
Jumlah
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.31
terdapat sebanyak 8.46
penggunaan ulang termasuk
kategori tinggi dan sebanyak 30.38
terdapat sejumlah responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup
atau rendah (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada indikator
beli/ penggunaan ulang
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.31 berikut.
Gambar 4.31. Perbandingan kategorisasi beli/ penggunaan ulang oleh
Sangat Tinggi
8.46
Distribusi frekuensi niat beli/ penggunaan ulang
Kategori Frekuensi
Sangat Tinggi 22
Tinggi 159
Cukup 0
Kurang 79
Rendah 0
260
n perolehan data pada tabel 4.31 tersebut diketahui bahwa
terdapat sebanyak 8.46% responden (pelanggan bengkel) yang memiliki niat beli/
penggunaan ulang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 61.15
kategori tinggi dan sebanyak 30.38% dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak
terdapat sejumlah responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup
(0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada indikator
beli/ penggunaan ulang bengkel PT. X didominasi oleh kategori tinggi
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator niat beli/ penggunaan ulang oleh pelanggan bengkel PT. X
Tinggi Cukup Kurang Rendah
61.15
0.00
30.38
0.00
Persentase (%)
tersebut diketahui bahwa
yang memiliki niat beli/
sangat tinggi, sebanyak 61.15% dalam
Sementara itu, tidak
terdapat sejumlah responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup
(0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada indikator niat
tinggi.
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan indikator niat pelanggan bengkel PT. X
Rendah
0.00
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka dapat
disimpulkan bahwa niat beli/ penggunaan ulang pelanggan bengkel PT. X berada
dalam kategori tinggi.
2) Kesediaan Merekomendasikan (Y1.2)
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator kesediaan
merekomendasikan diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket
dengan jumlah butir angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga
mean sebesar 77.01, median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation
sebesar 13.96, variance sebesar 194.99, skor minimum sebesar 50 dan skor
maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator
kesediaan merekomendasikan berdasarkan hasil angket tersebut digunakan
beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup,
kurang dan rendah.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kesediaan
merekomendasikan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.32. Distribusi frekuensi kesediaan merekomendasikan
Rentang Nilai Kategori Frekuensi
80 – 100 Sangat Tinggi 68
66 – 79 Tinggi 143
56 – 65 Cukup 25
40 – 55 Kurang 24
< 40 Rendah 0
Jumlah 260
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.32 tersebut diketahui bahwa
terdapat sebanyak 26.15% responden (pelanggan bengkel) yang memiliki
kesediaan merekomendasikan termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak
55.00% dalam kategori tinggi, sebanyak 9.62%
sebanyak 9.23% dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah
responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori rendah (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan pada indikator
bengkel PT. X didominasi oleh kategori tinggi.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.32 berikut.
Gambar 4.32. Perbandingan kategorisasi kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan bengkel PT. X
berada dalam kategori tinggi.
3) Rangkuman Data Analisis Aspek
Berdasarkan hasil
feedback diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
analisis aspek feedback
Sangat Tinggi
26.15
55.00% dalam kategori tinggi, sebanyak 9.62% dalam kategori cukup dan
sebanyak 9.23% dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah
responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori rendah (0%). Dengan
demikian tingkat kecenderungan pada indikator kesediaan merekomendasaikan
el PT. X didominasi oleh kategori tinggi.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan bengkel PT. X
berada dalam kategori tinggi.
Rangkuman Data Analisis Aspek Feedback terhadap Layanan
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek
diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
feedback seperti terlihat pada tabel berikut.
Tinggi Cukup Kurang Rendah
55.00
9.62 9.23
0.00
Persentase (%)
dalam kategori cukup dan
sebanyak 9.23% dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah
responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori rendah (0%). Dengan
kesediaan merekomendasaikan
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan indikator bengkel PT. X
rata maka dapat
kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan bengkel PT. X
terhadap Layanan
analisis pada beberapa indikator penilaian aspek
diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data
Rendah
0.00
Tabel 4.33. Rangkuman data analisis aspek feedback (Y1)
No. Indikator Skor Rata-Rata Kategori 1 Niat beli/ penggunaan ulang 69.51 Tinggi 2 Kesediaan merekomendasikan 77.01 Tinggi
Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek feedback dilakukan dengan
menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil
analisis diketahui harga-harga mean sebesar 74.51, median sebesar 75.00, modus
sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 13.34, nilai variance sebesar 178.08, skor
minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi
tingkat kecenderungan pada aspek feedback, maka digunakan beberapa kategori
yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan rendah.
Selanjutnya gambaran analisis kepuasan pelanggan bengkel ditinjau pada
aspek feedback dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.33. Distribusi frekuensi aspek feedback (Y1)
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
80 – 100 Sangat Tinggi 68 26.15
66 – 79 Tinggi 143 55.00
56 – 65 Cukup 25 9.62
40 – 55 Kurang 24 9.23
< 40 Rendah 0 0.00
Jumlah 260 100.00
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.33 tersebut diketahui bahwa
tingkat kepuasan pelanggan ditinjau pada aspek feedback terdapat 26.15%
menyatakan dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 55.00% menyatakan dalam
kategori tinggi, sebanyak 9.62% menyatakan dalam kategori cukup dan sebanyak
9.23% menyatakan dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah
responden yang menyatakan dalam kategori rendah (0%). Dengan demikian
tingkat kecenderungan
feedback didominasi oleh kategori
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.33 berikut.
Gambar 4.33. Diagram
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa penilaian pada aspek
bengkel PT. X berada dalam kategori tinggi. Mengacu pada beberapa hasil temuan
maka peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kepuasan pelanggan
bengkel ditinjau pada aspek
pada gambar berikut.
Cukup10%
tingkat kecenderungan kepuasan pelanggan bengkel PT. X ditinjau pada aspek
didominasi oleh kategori tinggi.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
Diagram pie perbandingan kategorisasi kepuasan pelanggan PT. X pada aspek feedback
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
penilaian pada aspek feedback, tingkat kepuasan pelanggan
bengkel PT. X berada dalam kategori tinggi. Mengacu pada beberapa hasil temuan
maka peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kepuasan pelanggan
bengkel ditinjau pada aspek feedback. Selanjutnya, diagram tersebut dapat
Sangat Tinggi26%
Tinggi55%
Cukup
Kurang9%
Rendah0%
bengkel PT. X ditinjau pada aspek
dilihat lebih jelas pada
kepuasan pelanggan PT. X
rata maka dapat
, tingkat kepuasan pelanggan
bengkel PT. X berada dalam kategori tinggi. Mengacu pada beberapa hasil temuan
maka peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kepuasan pelanggan
. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat
Gambar 4.34. Diagram analisis penelitian kepuasan pelanggan bengkel PT. X pada aspek feedback
b. Kepuasan Pelanggan Ditinjau pada Aspek Kesesuaian Harapan (Y2)
Hasil analisis mengenai gambaran kepuasan pelanggan bengkel PT. X
yang ditinjau pada aspek keseuaian harapan diperoleh dengan melakukan
pengukuran indikator aspek tersebut. Adapun indikator yang dimaksud merupakan
konfirmasi harapan (Y2.1) yang disampaikan oleh pelanggan yang terangkum
kedalam 2 butir angket.
Keterangan: Y1 : Aspek feedback Yi.i : Indikator aspek feedback ST : Kategori sangat tinggi T : Kategori tinggi C : Kategori cukup K : Kategori kurang R : Kategori rendah
Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator konfimasi harapan
diperoleh harga-harga mean sebesar 87.30, median sebesar 87.00, modus sebesar
100.00, std. deviation sebesar 11.72, variance sebesar 137.51, skor minimum
sebesar 62.50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat
kecenderungan indikator konfirmasi harapan berdasarkan hasil angket tersebut
digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi,
cukup, kurang dan rendah.
Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator konfirmasi harapan
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.34. Distribusi frekuensi indikator konfirmasi harapan
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
80 – 100 Sangat Tinggi 154 59.23
66 – 79 Tinggi 101 38.85
56 – 65 Cukup 5 1.92
40 – 55 Kurang 0 0.00
< 40 Rendah 0 0.00
Jumlah 260 100.00
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.34 tersebut diketahui bahwa
tingkat kepuasan pelanggan ditinjau pada indikator konfirmasi harapan terdapat
59.23% menyatakan dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 38.85% menyatakan
dalam kategori tinggi dan sebanyak 1.92% menyatakan dalam kategori cukup.
Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dalam
kategori kurang atau rendah (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan
kepuasan pelanggan bengkel PT. X ditinjau pada aspek keseuaian harapan dengan
indikator konfirmasi harapan pelanggan didominasi oleh kategori sangat tinggi.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.35 berikut.
Gambar 4.35. Perbandingan kategorisasi konfirmasi harapan oleh pelanggan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan pada aspek kesesuaian harapan,
dimana diukur berdasarkan konfirmasi harapan yang disampaikan oleh pelanggan
bengkel PT. X berada dalam kategori sangat tinggi.
c. Rangkuman Data Analisis
Mengacu pada analisis kepuasan pelanggan yang ditinjau pada 2 aspek
meliputi: (1) feedback
beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis kepuasan
pelanggan bengkel seperti terliha
Tabel 4.35. Rangkuman analisis data kepuasan pelanggan bengkel (Y)
No. Aspek Penilaian1 Feedback 2 Kesesuaian harapan
Tinggi39%
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator konfirmasi harapan oleh pelanggan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
tingkat kepuasan pelanggan pada aspek kesesuaian harapan,
dimana diukur berdasarkan konfirmasi harapan yang disampaikan oleh pelanggan
bengkel PT. X berada dalam kategori sangat tinggi.
Rangkuman Data Analisis Kepuasan Pelanggan
Mengacu pada analisis kepuasan pelanggan yang ditinjau pada 2 aspek
feedback terhadap layanan dan (2) kesesuaian harapan diperoleh
beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis kepuasan
pelanggan bengkel seperti terlihat pada tabel 4.35 berikut.
Tabel 4.35. Rangkuman analisis data kepuasan pelanggan bengkel (Y)
Aspek Penilaian Skor Rata-Rata Kategori 74.51 Tinggi
Kesesuaian harapan 87.30 Sangat Tinggi
Sangat Tinggi59%
Tinggi39%
Cukup2%
Kurang0%
Rendah0%
dilihat lebih jelas pada
tingkat kecenderungan indikator konfirmasi harapan oleh pelanggan bengkel PT. X
rata maka dapat
tingkat kepuasan pelanggan pada aspek kesesuaian harapan,
dimana diukur berdasarkan konfirmasi harapan yang disampaikan oleh pelanggan
Mengacu pada analisis kepuasan pelanggan yang ditinjau pada 2 aspek
terhadap layanan dan (2) kesesuaian harapan diperoleh
beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis kepuasan
Tabel 4.35. Rangkuman analisis data kepuasan pelanggan bengkel (Y)
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sementara itu, analisis kumulatif kepuasan pelanggan bengkel PT. X
dilakukan dengan menggunakan seluruh perolehan data pada aspek-aspek
penilaian. Hasil analisis diketahui harga-harga mean sebesar 79.63, median
sebesar 80.00, modus sebesar 80.00, Std. Deviation sebesar 11.95, nilai variance
sebesar 143.01, skor minimum sebesar 55 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk
mengidentifikasi tingkat kecenderungan kepuasan pelanggan bengkel, maka
digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi,
cukup, kurang dan rendah.
Selanjutnya gambaran analisis kepuasan pelanggan bengkel secara
kumulatif dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.36. Distribusi frekuensi kepuasan pelanggan bengkel PT. X (Y)
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
80 – 100 Sangat Tinggi 148 56.92
66 – 79 Tinggi 64 24.62
56 – 65 Cukup 43 16.54
40 – 55 Kurang 5 1.92
< 40 Rendah 0 0.00
Jumlah 260 100.00
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.36 tersebut diketahui sebanyak
56.92% responden (pelanggan bengkel) memiliki tingkat kepuasan terhadap
pelayanan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak
24.62% termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 116.54% termasuk dalam
kategori cukup dan sebanyak 1.92% termasuk dalam kategori kurang. Sementara
tidak terdapat sejumlah responden yang memiliki tingkat kepuasan terhadap
layanan bengkel dalam kategori rendah (0%). Dengan demikian tingkat
kecenderungan kepuasan pelanggan bengkel PT. X secara kumulatif didominasi
oleh kategori sangat tinggi.
Hasil perbandingan kategorisasi
gambar 4.36 berikut.
Gambar 4.36. Diagram
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata
disimpulkan bahwa
kategori tinggi. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat
diagram hasil analisis penelitian
aspek yang telah diuraikan
gambar berikut.
Tinggi25%
ungan kepuasan pelanggan bengkel PT. X secara kumulatif didominasi
oleh kategori sangat tinggi.
Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas
Diagram pie perbandingan kategorisasi kepuasan pelanggan bengkel PT. X
Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka
tingkat kepuasan pelanggan bengkel PT. X berada dalam
. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat
diagram hasil analisis penelitian kepuasan pelanggan bengkel ditinjau pada
yang telah diuraikan. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada
Sangat Tinggi57%
Cukup16%
Kurang2%
Rendah0%
ungan kepuasan pelanggan bengkel PT. X secara kumulatif didominasi
dilihat lebih jelas pada
kepuasan pelanggan
rata maka dapat
PT. X berada dalam
. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat
bengkel ditinjau pada kedua
. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada
Sangat Tinggi
Gambar 4.37. Diagram analisis kualitas pelayanan bengkel (X)
3. Uji Prasyarat Analisis Data
Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat.
Berdasarkan jenis kelompok data dan variabel penelitian yang digunakan, maka
uji prasyarat yang dilakukan adalah normalitas, linearitas dan uji homogenitas.
Adapun data yang digunakan adalah data kualitas pelayanan bengkel PT. X (X)
dan data kepuasan pelanggan bengkel PT. X (Y). Selanjutnya jika data bersifat
atau berdistribusi normal, linear dan homogen, maka uji hipotesis dapat
dilakukan.
Keterangan: Y Variable : Kepuasan pelanggan bengkel Yi : Aspek kepuasan pelanggan bengkel Yi.i : Indikator aspek kepuasan pelanggan bengkel ST : Kategori sangat tinggi T : Kategori tinggi C : Kategori cukup K : Kategori kurang R : Kategori rendah
a. Uji Normalitas Sebaran Data
Uji normalitas data ditujukan untuk mengetahui bahwa sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Adapun metode yang digunakan adalah One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test berbantuan SPSS V21.
Hipotesis yang ditawarkan dan menjadi acuan pengambilan keputusan
normal tidaknya sebaran data variabel adalah sebagai berikut:
H0 : Sig. p < 0.05 (sebaran data tidak berdistribusi normal) H1 : Sig. p > 0.05 (sebaran data berdistribusi normal)
Data yang diuji kenormalitasannya adalah perolehan data kualitas
pelayanan bengkel (X) dan tingkat kepuasan pelanggan (Y) bengkel PT. X pada
taraf signifikansi 5% (α = 0.05) dengan jumlah responden (n) = 260. Selanjutnya,
hasil uji normalitas data disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.37. Hasil uji normalitas data
Jenis Data One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test Sig. p (Asymp. Sig. (2-tailed))
Kesimpulan
Kualitas pelayanan bengkel
1.316 0.063 Normal
Tingkat kepuasan pelanggan
1.316 0.063 Normal
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.37, dapat dikehatui bahwa
seluruh data baik kualitas pelayanan bengkel (X) maupun tingkat kepuasan
pelanggan (Y) memiliki nilai signifikansi p > 0.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan sebaran data berdistribusi normal (H1 diterima).
b. Uji Linearitas Data
Uji linearitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data pada dua
variabel yakni variabel independent berupa kualitas pelayanan bengkel (X) dan
variabel dependent berupa kepuasan pelanggan (Y) memiliki hubungan yang
linear atau tidak. Adapun metode yang digunakan adalah menggunakan prosedur
Anova berbantuan SPSS V21.
Hipotesis yang ditawarkan dan menjadi acuan pengambilan keputusan
linear tidaknya sebaran data variabel adalah sebagai berikut:
H0 : Sig. p (Deviation from Linearity) < 0.05 (sebaran data tidak bersifat linear) H1 : Sig. p (Deviation from Linearity) > 0.05 (sebaran data bersifat linear)
Data yang diuji kelinearitasannya adalah perolehan data kualitas pelayanan
bengkel (X) dan tingkat kepuasan pelanggan (Y) bengkel PT. X pada taraf
signifikansi 5% (α = 0.05) dengan jumlah responden (n) = 260. Selanjutnya, hasil
uji linearitas data disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.38. Hasil uji linearitas data
Jenis Data Sig. p (Deviation from
Linearity) Standar Sig. p Kesimpulan
Kualitas pelayanan bengkel (X) terhadap
Tingkat kepuasan pelanggan (Y)
0.174 0.05 Linear
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.38, dapat dikehatui bahwa hasil
uji linearitas kualitas pelayanan bengkel (X) maupun tingkat kepuasan pelanggan
(Y) memiliki nilai signifikansi p (deviation from linearity) > 0.05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan sebaran data bersifat linear (H1
diterima).
c. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua variabel
(X dan Y) memiliki varian yang sama atau homogen. Uji homogenitas ini
dilakukan dengan bantuan SPSS V21, dengan acuan penarikan kesimpulan
homogen tidaknya data sebagai berikut.
H0 : Sig. p (Based on mean) < 0.05 (sebaran data tidak bersifat homogen) H1 : Sig. p (Based on mean) > 0.05 (sebaran data bersifat homogen)
Data yang diuji kehomogenitasannya adalah perolehan data kualitas
pelayanan bengkel (X) dan tingkat kepuasan pelanggan (Y) bengkel PT. X pada
taraf signifikansi 5% (α = 0.05) dengan jumlah responden (n) = 260. Selanjutnya,
hasil uji homogenitas data disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.39. Hasil uji homogenitas data
Jenis Data Sig. p (Based on mean) Standar Sig. p Kesimpulan Kualitas pelayanan
bengkel (X) terhadap Tingkat kepuasan
pelanggan (Y)
1.000 0.05 Homogen
Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.39, dapat dikehatui bahwa hasil
uji linearitas kualitas pelayanan bengkel (X) maupun tingkat kepuasan pelanggan
(Y) memiliki nilai signifikansi p (based on mean) > 0.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok data memiliki varian yang sama atau
homogen (H1 diterima).
4. Hubungan Variabel Penelitian (Correlation)
Untuk mengetahui bagaimana hubungan pada variabel kualitas pelayanan
(X) dengan kepuasan pelanggan (Y) dilakukan dengan menggunakan metode
analisis korelasi sederhana (brivate correlation) berbantuan software SPSS V21
dan pedoman interpretasi koefisien korelasi (r correlation). Hipotesis yang
ditawarkan dan menjadi acuan pengambilan keputusan ada tidaknya hubungan
pada kedua variabel adalah sebagai berikut:
H0 : Sig. p (2-tailed) > 0.05 (tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan)
H1 : Sig. p (2-tailed) < 0.05 (terdapat hubungan antara kualitas pelayanan
dengan kepuasan pelanggan) Sementara itu, hasil uji korelasi dapat dilihat pada tabel 4.40 berikut.
Tabel 4.40. Hasil uji korelasi
Data Uji Sig. p (2-tailed) Pearson
correlation (r korelasi)
Standar Sig. p Kesimpulan
Kualitas pelayanan bengkel (X) dengan Tingkat kepuasan
pelanggan (Y)
0.000 0.590 0.05 Terdapat hubungan
Perolehan data pada tabel 4.40 tersebut menunjukkan nilai Sig. p = 0.000
(Sig p (2-tailed) < 0.05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang nyata antara
kualitas pelayanan (X) dan tingkat kepuasan pelanggan (Y) bengkel PT. X.
adapun besar hubungan yang ditunjukkan adalah 0.590, dimana jika mengacu
pada pedoman interpretasi koefisien korelasi maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas pelayanan bengkel PT. X memiliki hubungan yang cukup kuat dengan
kepuasan belanggan bengkel tersebut.
5. Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh kualitas pelayanan (X) terhadap tingkat kepuasan pelanggan (Y)
bengkel PT. X serta seberapa besar pengaruh atau kontribusi yang diberikan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel tersebut. Karena uji
prasyarat telah dilakukan yakni uji normalitas, linearitas dan uji homogenitas pada
kedua kelompok data (X dan Y) telah memenuhi distribusi normal, linear dan
bersifat homogen, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan
analisis regresi linear sederhana berbantuan SPSS V21.
Melalui taraf signifikansi 5% (α = 0.05), hipotesis yang ditawarkan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel uji adalah sebagai berikut:
H0 : Sig. p > 0.05 (tidak terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y)
H1 : Sig. p < 0.05 (terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y)
Selanjutnya, berdasarkan hasil uji regresi pada SPSS V21 yang telah
dilakukan diperoleh sajian data seperti yang terlihat pada tabel 4.41 berikut.
Tabel 4.41. Hasil uji regresi
Data Uji R Square Sig. p Standar Sig. p
Coeffisient (Unstandarized Coeffisient)
a (constant) b (kualitas pelayanan)
Kualitas pelayanan bengkel (X)
terhadap Tingkat kepuasan
pelanggan (Y)
0.348 0.000 0.05 35.577 0.590
a : dependent variabel (Kepuasan Pelanggan)
Perolehan data yang ditunjukkan pada tabel 4.41 menunjukkan nilai Sig. p
sebesar 0.000 (Sig. p < 0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh nyata antara kualitas pelayanan (X) terhadap kepuasan pelanggan (Y)
pada bengkel PT. X (H1 diterima). Adapun kontribusi atau pengaruh yang
diberikan terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y) oleh kualitas pelayanan (X)
pada bengkel PT. X sebesar 0.348 (R Square) yang mengandung pengertian
bahwa besarnya kontribusi atau pengaruh yang diberikan sebesar 34.8%.
Sementara itu mengacu pada persamaan regresi maka perolehan data pada
tabel 4.41 tersebut, dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut.
Y = a (constanta) + bX atau Y = 35.577 + 0.590X
Persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa:
- Kontanta sebesar 35.577 menyatakan bahwa jika nilai nilai kualitas
pelayanan adalan nol (0) maka kepuasan pelanggan bernilai 35.577
- Koefisien regresi X sebesar 0.590 (bernilai positif) menyatakan bahwa
setiap penambahan nilai 1 pada kualitas pelayanan maka nilai kepuasan
pelanggan bertambah sebesar 0.590.
6. Diagram Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan (X) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) pada bengkel PT. X Makassar.
Hasil analisis penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara
variabel Kualitas Pelayanan (X) terhadap Kepuasan pelanggan (Y), serta diketahui
pulan hubungan antara kedua variabel serta besarnya kontribusi yang diberikan
kepada variabel Y oleh variabel X. Analisis pun dilakukan melaui tabulasi data
dan analisis prasyarat sebelumnya. Selanjutnya analisis penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4.38. Diagram analisis penelitian pengaru variabel X (kualitas pelayanan) terhadap variabel Y (tingkat kepuasan pelanggan)
Keterangan: X : Kualitas pelayanan Y : Tingkat kepuasan pelanggan Xi : Aspek kualitas pelayanan Yi : Aspek kepuasan pelanggan