72
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Data Kualitas Pelayanan Bengkel PT. X Makassar (X) Analisis untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan pada bengkel di PT. X Makassar dilakukan melalui penyebaran angket pada 260 responden (pelanggan bengkel) yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah butir angket sebanyak 30 butir yang terdiri dari beberapa aspek, antara lain: (1) bukti fisik, (2) reliabilitas, (3) daya tanggap, (4) jaminan dan (5) empati. Selanjutnya disajikan data terkait gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X Makassar berdasarkan kelima aspek tersebut. a. Kualitas Pelayanan Ditinjau pada Aspek Bukti Fisik (X 1 ) Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang ditinjau pada aspek bukti fisik diperoleh dengan melakukan pengukuran pada beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud meliputi: (1) penampilan karyawan, (2) kelengkapan peralatan, (3) kebersihan fisik dan (4) fasilitas fisik yang terangkum kedalam 8 butir angket. Selanjutnya hasil analisis disajikan sebagai berikut. 1) Penampilan Karyawan (X 1.1 ) Identifikasi tingkat kecenderungan pada penampilan karyawan bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 63.58, median sebesar 66.67, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 15.97, variance

pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

  • Upload
    dhan

  • View
    50

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Kualitas Pelayanan Bengkel PT. X Makassar (X)

Analisis untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan pada bengkel di

PT. X Makassar dilakukan melalui penyebaran angket pada 260 responden

(pelanggan bengkel) yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah butir angket

sebanyak 30 butir yang terdiri dari beberapa aspek, antara lain: (1) bukti fisik, (2)

reliabilitas, (3) daya tanggap, (4) jaminan dan (5) empati. Selanjutnya disajikan

data terkait gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X Makassar berdasarkan

kelima aspek tersebut.

a. Kualitas Pelayanan Ditinjau pada Aspek Bukti Fisik (X1)

Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang

ditinjau pada aspek bukti fisik diperoleh dengan melakukan pengukuran pada

beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud

meliputi: (1) penampilan karyawan, (2) kelengkapan peralatan, (3) kebersihan

fisik dan (4) fasilitas fisik yang terangkum kedalam 8 butir angket. Selanjutnya

hasil analisis disajikan sebagai berikut.

1) Penampilan Karyawan (X1.1)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada penampilan karyawan bengkel

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 63.58,

median sebesar 66.67, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 15.97, variance

Page 2: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

sebesar 255.35, skor minimum sebesar 33.33 dan skor maksimum sebesar 83.33.

Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan penampilan karyawan berdasarkan

hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:

sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator penampilan karyawan

dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi penampilan karyawan

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 128

66 – 79 Baik 73

56 – 65 Cukup Baik 59

40 – 55 Kurang Baik 0

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.1 tersebut diketahui sebanyak

49.23% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa penampilan

karyawan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 28.08%

menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 22.69% menyatakan dalam

kategori cukup baik. Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan

dengan tingkat kecenderungan kurang baik atau bahkan tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan penampilan karyawan bengkel PT. X didominasi

oleh kategori sangat baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.1 berikut.

Page 3: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.1. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa penampilan karyawan

cukup baik.

2) Kelengkapan Peralatan (X

Identifikasi tingkat kecenderungan

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga

median sebesar 75.00

sebesar 167.37, skor minimum sebesar

mengidentifikasi tingkat kecenderungan

angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat

baik, baik, cukup baik, kurang ba

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator

dapat dilihat pada tabel

Sangat Baik

49.23

Gambar 4.1. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan penampilan karyawan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

penampilan karyawan bengkel PT. X berada dalam kategori

Kelengkapan Peralatan (X1.2)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada kelengkapan peralatan

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean

75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar

, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar

mengidentifikasi tingkat kecenderungan kelengkapan peralatan berdasarkan hasil

angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat

baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

gambaran hasil analisis pada indikator kelengkapan peralatan

dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

28.08

22.69

0.00 0.00

Persentase (%)

tingkat kecenderungan penampilan

rata maka dapat

berada dalam kategori

peralatan bengkel

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

mean sebesar 75.57,

sebesar 12.93, variance

dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

berdasarkan hasil

angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat

kelengkapan peralatan

Tidak Baik

0.00

Page 4: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi

Rentang Nilai Kategori

80 – 100 Sangat Baik

66 – 79

56 – 65 Cukup Baik

40 – 55 Kurang Baik

< 40 Tidak Baik

Jumlah

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.2 tersebut diketahui sebanyak

18.46% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kelengkapan

peralatan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik,

menyatakan dalam kategori baik,

cukup baik dan sebanyak 9.62% menyatakan dalam kategori kurang baik

Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan dengan tingkat

kecenderungan tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan

kelengkapan peralatan bengkel

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2. Perbandingan kategorisasi

Sangat Baik

18.46

Distribusi frekuensi kelengkapan peralatan

Kategori Frekuensi

Sangat Baik 48

Baik 165

Cukup Baik 22

Kurang Baik 25

Tidak Baik 0

260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.2 tersebut diketahui sebanyak

18.46% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kelengkapan

peralatan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak

menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 8.46% menyatakan dalam kategori

dan sebanyak 9.62% menyatakan dalam kategori kurang baik

Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan dengan tingkat

kecenderungan tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan

peralatan bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kelengkapan peralatan bengkel PT. X

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

63.46

8.46 9.62

0.00

Persentase (%)

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.2 tersebut diketahui sebanyak

18.46% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kelengkapan

sebanyak 63.46%

% menyatakan dalam kategori

dan sebanyak 9.62% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan dengan tingkat

kecenderungan tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan

PT. X didominasi oleh kategori baik.

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan kelengkapan

Tidak Baik

Page 5: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka dapat

disimpulkan bahwa kelengkapan peralatan bengkel PT. X berada dalam kategori

baik.

3) Kebersihan (X1.3)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada kebersihan bengkel diketahui

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 77.98, median

sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 14.34, variance sebesar

205.84, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan kebersihan berdasarkan hasil angket

tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik,

baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kebersihan peralatan

dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi kebersihan

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 60

66 – 79 Baik 171

56 – 65 Cukup Baik 0

40 – 55 Kurang Baik 29

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.3 tersebut diketahui sebanyak

23.08% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kebersihan

bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 65.77%

menyatakan dalam kategori baik, dan sebanyak 11.15% menyatakan dalam

Page 6: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

kategori kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan

dengan tingkat kecenderungan cukup atau kategori tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan kebersihan bengkel PT. X didominasi oleh

kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa kebersihan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

4) Fasilitas Fisik (X

Identifikasi tingkat kecenderungan

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

sebanyak 3 butir. Hasil analisis diperoleh harga

sebesar 66.67, modus

255.35, skor minimum sebesar

Sangat Baik

23.08

kategori kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan

dengan tingkat kecenderungan cukup atau kategori tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan kebersihan bengkel PT. X didominasi oleh

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kebersihan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kebersihan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

Fasilitas Fisik (X1.4)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada fasilitas fisik bengkel

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar

modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 15.97, variance

, skor minimum sebesar 33.33 dan skor maksimum sebesar

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

65.77

0.00

11.15

0.00

Persentase (%)

kategori kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat responden yang menyatakan

dengan tingkat kecenderungan cukup atau kategori tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan kebersihan bengkel PT. X didominasi oleh

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan kebersihan bengkel

rata maka dapat

kebersihan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

bengkel diketahui

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

sebesar 63.58, median

variance sebesar

dan skor maksimum sebesar 83.33. Untuk

Tidak Baik

0.00

Page 7: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

mengidentifikasi tingkat kecenderungan fasilitas fisik berdasarkan hasil angket

tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik,

baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator fasilitas fisik dapat

dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi fasilitas fisik

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 56

66 – 79 Baik 79

56 – 65 Cukup Baik 36

40 – 55 Kurang Baik 86

< 40 Tidak Baik 3

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.4 tersebut diketahui sebanyak

21.54% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa fasilitas fisik

bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 30.38%

menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 13.85% menyatakan dalam kategori

cukup baik, sebanyak 33.08% menyatakan dalam kategori kurang baik dan

sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori tidak baik. Dengan demikian tingkat

kecenderungan fasilitas bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.4 berikut.

Page 8: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.4. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa fasilitas fisik bengkel PT. X berada dalam kategori cukup

baik.

5) Rangkuman Data Analisis Aspek Bukti Fisik

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek bukti

fisik diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman

analisis aspek bukti fisik seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5. Rangkuman data analisis aspek bukti

No. Indikator 1 Penampilan karyawan2 Kelengkapan peralatan3 Kebersihan 4 Fasilitas fisik

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek bukti fisik dilakukan dengan

menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori

analisis diketahui harga

Sangat Baik

21.54

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada fasilitas fisik bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

fasilitas fisik bengkel PT. X berada dalam kategori cukup

Rangkuman Data Analisis Aspek Bukti Fisik

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek bukti

fisik diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman

analisis aspek bukti fisik seperti terlihat pada tabel berikut.

Rangkuman data analisis aspek bukti fisik (X1)

Skor Rata-Rata Kategori Penampilan karyawan 81.15 Sangat BaikKelengkapan peralatan 75.57 Baik

77.98 Baik 63.58 Cukup Baik

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek bukti fisik dilakukan dengan

menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil

harga-harga mean sebesar 72.77, median sebesar

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

30.38

13.85

33.08

1.15

Persentase (%)

tingkat kecenderungan pada fasilitas fisik

rata maka dapat

fasilitas fisik bengkel PT. X berada dalam kategori cukup

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek bukti

fisik diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

Sangat Baik

Cukup Baik

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek bukti fisik dilakukan dengan

indikator penilaian. Hasil

sebesar 75.00, modus

Tidak Baik

1.15

Page 9: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 12.66, nilai variance sebesar 160.37, skor

minimum sebesar 46.88 dan skor maksimum sebesar 93.75. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan pada aspek bukti fisik bengkel, maka

digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,

cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau

pada aspek bukti fisik dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.6. Distribusi frekuensi aspek bukti fisik (X1)

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

80 – 100 Sangat Baik 71 27.31

66 – 79 Baik 104 40.00

56 – 65 Cukup Baik 60 23.08

40 – 55 Kurang Baik 25 9.62

< 40 Tidak Baik 0 0.00

Jumlah 260 100.00

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.6 tersebut diketahui sebanyak

27.31% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas

pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek bukti fisik termasuk dalam kategori

sangat baik, sebanyak 40.00% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 23.08%

menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 9.62% menyatakan dalam

kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang

menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat

kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek bukti fiisik

didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.5 berikut.

Page 10: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.5. Diagram

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa penilaian pada aspek bukti fisik, kualitas pelayanan bengkel

PT. X berada dalam kategori baik.

peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel

ditinjau pada aspek bukti fisik. Sela

gambar berikut.

Cukup Baik23%

Diagram pie Perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek bukti fisik

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

penilaian pada aspek bukti fisik, kualitas pelayanan bengkel

PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka

peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel

ditinjau pada aspek bukti fisik. Selanjutnya, diagram tersebut dapat

Sangat Baik27%

Baik40%

Cukup Baik23%

Kurang Baik10%

Tidak Baik0%

kualitas pelayanan bengkel

rata maka dapat

penilaian pada aspek bukti fisik, kualitas pelayanan bengkel

Mengacu pada beberapa hasil temuan maka

peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel

ya, diagram tersebut dapat dilihat pada

Page 11: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.6. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek bukti fisik

b. Kualitas Pelayanan Ditinjau pada Aspek Reliabilitas (X2)

Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang

ditinjau pada aspek reliabilitas diperoleh dengan melakukan pengukuran pada

beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud

Keterangan: X1 : Aspek bukti fisik Xi.i : Indikator aspek bukti fisik SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik

Page 12: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

meliputi: (1) keakuratan informasi, (2) pelayanan tepat waktu dan (3) keadilan

layanan yang terangkum kedalam 5 butir angket. Selanjutnya hasil analisis

disajikan sebagai berikut.

1) Keakuratan Informasi (X2.1)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada keakuratan informasi bengkel

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 76.39,

median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 14.89, variance

sebesar 221.86, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan kekuratan informasi berdasarkan hasil

angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat

baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator keakuratan informasi

dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.7. Distribusi frekuensi keakuratan informasi

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 59

66 – 79 Baik 156

56 – 65 Cukup Baik 8

40 – 55 Kurang Baik 37

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.7 tersebut diketahui sebanyak

22.69% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa keakuratan

informasi bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 60.00%

menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 3.08% menyatakan dalam kategori

Page 13: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

cukup baik dan sebanyak 14.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara itu tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan bahwa

keakuratan informasi bengkel PT. X dalam kategori tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan keakuratan informasi bengkel PT. X didominasi

oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.7 berikut.

Gambar 4.7. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa keakuratan informasi bengkel PT. X berada dalam kategori

baik.

2) Pelayanan Tepat Waktu (X

Identifikasi tingkat kecenderungan

pelayanan tepat waktu oleh

hasil angket dengan jumlah butir angket

Sangat Baik

22.69

cukup baik dan sebanyak 14.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara itu tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan bahwa

keakuratan informasi bengkel PT. X dalam kategori tidak baik (0%). Dengan

tingkat kecenderungan keakuratan informasi bengkel PT. X didominasi

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada informasi bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

keakuratan informasi bengkel PT. X berada dalam kategori

Pelayanan Tepat Waktu (X2.2)

Identifikasi tingkat kecenderungan reliabilitas ditinjau

pelayanan tepat waktu oleh bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap

hasil angket dengan jumlah butir angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

60.00

3.08

14.23

0.00

Persentase (%)

cukup baik dan sebanyak 14.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara itu tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan bahwa

keakuratan informasi bengkel PT. X dalam kategori tidak baik (0%). Dengan

tingkat kecenderungan keakuratan informasi bengkel PT. X didominasi

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan pada keakuratan

rata maka dapat

keakuratan informasi bengkel PT. X berada dalam kategori

reliabilitas ditinjau pada indikator

bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap

butir. Hasil analisis diperoleh

Tidak Baik

0.00

Page 14: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

harga-harga mean sebesar 68.89, median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std.

deviation sebesar 12.73, variance sebesar 162.262, skor minimum sebesar 37 dan

skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan

indikator pelayanan tepat waktu bengkel berdasarkan hasil angket tersebut

digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,

cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator pelayanan tepat waktu

dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.8. Distribusi frekuensi indikator pelayanan tepat waktu

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 30

66 – 79 Baik 129

56 – 65 Cukup Baik 45

40 – 55 Kurang Baik 52

< 40 Tidak Baik 4

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.8 tersebut diketahui bahwa pada

indikator pelayanan tepat waktu pada bengkel PT. X sebanyak 11.54% responden

(pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak

49.62% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 17.31% menyatakan dalam

kategori cukup baik, sebanyak 20.00% menyatakan dalam kategori kurang baik

dan sebanyak 1.54% menyatakan dalam kategori tidak baik. Dengan demikian

tingkat kecenderungan pada indikator pelayanan tepat waktu bengkel PT. X

didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.8 berikut.

Page 15: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.8. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa

kategori baik.

3) Keadilan Layanan (X

Identifikasi tingkat kecenderungan

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga

median sebesar 75.00

sebesar 156.39, skor minimum sebesar

mengidentifikasi tingkat kecenderungan

hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:

sangat baik, baik, cukup baik

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator

dilihat pada tabel distribusi frekuensi

Sangat Baik

11.54

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada indikator pelayanan tepat waktu bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

pelayanan tepat waktu pada bengkel PT. X berada dalam

Keadilan Layanan (X2.3)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada keadilan layanan

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean

75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar

, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan keadilan layanan bengkel berdasarkan

hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:

sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

gambaran hasil analisis pada indikator keadilan layanan

distribusi frekuensi sebagai berikut.

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

49.62

17.3120.00

1.54

Persentase (%)

tingkat kecenderungan pada indikator

rata maka dapat

pelayanan tepat waktu pada bengkel PT. X berada dalam

pada keadilan layanan bengkel

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

mean sebesar 84.32,

sebesar 12.50, variance

dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

bengkel berdasarkan

hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:

keadilan layanan dapat

Tidak Baik

1.54

Page 16: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Tabel 4.9. Distribusi frekuensi

Rentang Nilai Kategori

80 – 100 Sangat Baik

66 – 79

56 – 65 Cukup Baik

40 – 55 Kurang Baik

< 40 Tidak Baik

Jumlah

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.9 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 38.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan keadilan

yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.15%

menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 0.77% menyatakan dalam kategori

kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan

dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%).

Dengan demikian tingkat kecenderungan pada keadilan layanan bengkel PT. X

didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.9 berikut.

Gambar 4.9. Perbandingan kategorisasi

Sangat Baik

38.08

Distribusi frekuensi indikator keadilan layanan

Kategori Frekuensi

Sangat Baik 99

Baik 159

Cukup Baik 0

Kurang Baik 2

Tidak Baik 0

260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.9 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 38.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan keadilan

yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.15%

menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 0.77% menyatakan dalam kategori

kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan

enderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%).

Dengan demikian tingkat kecenderungan pada keadilan layanan bengkel PT. X

didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada keadilan layanan bengkel PT. X

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

61.15

0.00 0.77 0.00

Persentase (%)

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.9 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 38.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan keadilan layanan

yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.15%

menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 0.77% menyatakan dalam kategori

kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan

enderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%).

Dengan demikian tingkat kecenderungan pada keadilan layanan bengkel PT. X

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan pada keadilan

Tidak Baik

Page 17: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka dapat

disimpulkan bahwa keadilan layanan pada bengkel PT. X berada dalam kategori

sangat baik.

4) Rangkuman Data Analisis Aspek Reliabilitas

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek

reliabilitas diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

analisis aspek reliabilitas seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.10. Rangkuman data analisis aspek reliabilitas (X2)

No. Indikator Skor Rata-Rata Kategori 1 Keakuratan informasi 76.39 Baik 2 Pelayanan tepat waktu 68.89 Baik 3 Keadilan layanan 84.32 Sangat Baik

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil

analisis diketahui harga-harga mean sebesar 74.98, median sebesar 75.00, modus

sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 12.13, nilai variance sebesar 147.20, skor

minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi

tingkat kecenderungan pada aspek reliabilitas bengkel, maka digunakan beberapa

kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik

dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada

aspek reliabilitas dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Page 18: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Tabel 4.11. Distribusi frekuensi aspek reliabilitas (X2)

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 99

66 – 79 Baik 88

56 – 65 Cukup Baik 49

40 – 55 Kurang Baik 24

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.11 tersebut diketahui sebanyak

38.08% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas

pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek reliabilitas termasuk dalam kategori

sangat baik, sebanyak 33.85% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 18.85%

menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 9.23% menyatakan dalam

kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang

menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat

kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek reliabilitas

didominasi oleh kategori sangat baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.10 berikut.

Page 19: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.10. Diagram

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa penilaian pada aspek

PT. X berada dalam kategori b

peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel

ditinjau pada aspek reliabilitas

gambar berikut.

Cukup Baik

Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek reliabilitas

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

penilaian pada aspek reliabilitas, kualitas pelayanan bengkel

PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka

peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel

reliabilitas. Selanjutnya, diagram tersebut dapat

Sangat Baik38%

Baik34%

Cukup Baik19%

Kurang Baik9%

Tidak Baik0%

kualitas pelayanan bengkel

rata maka dapat

, kualitas pelayanan bengkel

aik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka

peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel

njutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada

Page 20: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.11. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek reliabilitas

c. Kualitas Pelayanan Ditinjau pada Aspek Daya Tanggap (X3)

Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang

ditinjau pada aspek daya tanggap diperoleh dengan melakukan pengukuran pada

beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud

meliputi: (1) cepat tanggap, (2) memenuhi permintaan dan (3) ketepatan bertindak

Keterangan: X2 : Aspek reliabilitas Xi.i : Indikator aspek reliabilitas SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik

Page 21: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

yang terangkum kedalam 5 butir angket. Selanjutnya hasil analisis disajikan

sebagai berikut.

1) Cepat Tanggap (X3.1)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator cepat tanggap pada

layanan bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket

dengan jumlah butir angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga

mean sebesar 74.56, median sebesar 75.00, modus sebesar 87.00, std. deviation

sebesar 14.75, variance sebesar 217.59, skor minimum sebesar 50 dan skor

maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator

cepat tanggap pada layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut digunakan

beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik,

kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator cepat tanggap dapat

dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.12. Distribusi frekuensi indikator cepat tanggap

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

80 – 100 Sangat Baik 107 41.15

66 – 79 Baik 58 22.31

56 – 65 Cukup Baik 58 22.31

40 – 55 Kurang Baik 37 14.23

< 40 Tidak Baik 0 0.00

Jumlah 260 100.00

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.12 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 41.15% responden (pelanggan bengkel) menyatakan layanan cepat

tanggap yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak

22.31% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 22.31% menyatakan dalam

Page 22: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

kategori cukup baik dan sebanyak

kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah resp

dengan tingkat kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian

tingkat kecenderungan pada

kategori sangat baik.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.12 berikut.

Gambar 4.12. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa kualitas layanan cepat tanggap pada bengkel PT. X berada

dalam kategori baik.

2) Pemenuhan Permintaan (X

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator

pada layanan bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket

dengan jumlah butir angket

Sangat Baik

41.15

cukup baik dan sebanyak 14.23% menyatakan berada dalam kategori

Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan

dengan tingkat kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian

tingkat kecenderungan pada layanan cepat tanggap bengkel PT. X didominasi oleh

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat l

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada layanan cepat tanggap bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kualitas layanan cepat tanggap pada bengkel PT. X berada

Pemenuhan Permintaan (X3.2)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator pemenuhan permintaan

pada layanan bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket

dengan jumlah butir angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

22.31 22.31

14.23

0.00

Persentase (%)

14.23% menyatakan berada dalam kategori

onden yang menyatakan

dengan tingkat kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian

bengkel PT. X didominasi oleh

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan pada layanan

rata maka dapat

kualitas layanan cepat tanggap pada bengkel PT. X berada

pemenuhan permintaan

pada layanan bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket

butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga

Tidak Baik

0.00

Page 23: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

mean sebesar 75.76, median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation

sebesar 14.05, variance sebesar 197.28, skor minimum sebesar 50 dan skor

maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator

pemenuhan permintaan pada layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut

digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,

cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator pemenuhan permintaan

dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.13. Distribusi frekuensi indikator pemenuhan permintaan

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

80 – 100 Sangat Baik 45 17.31

66 – 79 Baik 178 68.46

56 – 65 Cukup Baik 0 0.00

40 – 55 Kurang Baik 37 14.23

< 40 Tidak Baik 0 0.00

Jumlah 260 100.00

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.13 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 17.31% responden (pelanggan bengkel) menyatakan layanan

pemenuhan permintaan yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat

baik, sebanyak 68.46% menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 14.23%

menyatakan dalam kategori kurang baik.. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah

responden yang menyatakan dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup

baik dan tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada layanan

pemenuhan permintaan bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.13 berikut.

Page 24: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.13. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa kualitas layanan pemenuhan permintaan pada bengkel PT. X

berada dalam kategori baik.

3) Ketepatan Bertindak (X

Identifikasi tingkat kecenderungan pada

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga

median sebesar 75.00,

sebesar 207.70, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator

layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori

yang telah ditentukan, yaitu: san

baik.

Sangat Baik

17.31

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada layanan pemenuhan permintaan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kualitas layanan pemenuhan permintaan pada bengkel PT. X

berada dalam kategori baik.

Ketepatan Bertindak (X3.3)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada ketepatan bertindak

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean

sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar

, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator ketepatan bertindak

layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori

yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

68.46

0.00

14.23

0.00

Persentase (%)

tingkat kecenderungan pada layanan

rata maka dapat

kualitas layanan pemenuhan permintaan pada bengkel PT. X

ketepatan bertindak bengkel

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

mean sebesar 76.68,

sebesar 14.41, variance

, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

ketepatan bertindak pada

layanan bengkel berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori

gat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak

Tidak Baik

0.00

Page 25: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator ketepatan bertindak

dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.14. Distribusi frekuensi indikator ketepatan bertindak

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 60

66 – 79 Baik 154

56 – 65 Cukup Baik 16

40 – 55 Kurang Baik 30

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.14 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 23.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan layanan ketepatan

bertindak yang diberikan bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak

59.23% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 6.15% menyatakan dalam

kategori cukup baik dan sebanyak 11.54% menyatakan dalam kategori kurang

baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan

tingkat kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat

kecenderungan pada layanan ketepatan bertindak bengkel PT. X didominasi oleh

kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.14 berikut.

Page 26: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.14. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa

berada dalam kategori baik.

4) Rangkuman Data Analisis Aspek Daya Tanggap

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa

tanggap diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

analisis aspek daya tanggap

Tabel 4.15. Rangkuman data analisis aspek

No. Indikator 1 Cepat tanggap2 Pemenuhan permintaan3 Ketepatan bertindak

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek

dengan menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori

Hasil analisis diketahui

Sangat Baik

23.08

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan pada layanan ketepatan bertindak bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kualitas layanan ketepatan bertindak pada bengkel PT. X

berada dalam kategori baik.

Rangkuman Data Analisis Aspek Daya Tanggap

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek

diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

daya tanggap seperti terlihat pada tabel berikut.

Rangkuman data analisis aspek daya tanggap (X3)

Skor Rata-Rata Kategori Cepat tanggap 74.56 Baik Pemenuhan permintaan 75.76 Baik Ketepatan bertindak 76.68 Baik

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek daya tanggap

dengan menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian.

Hasil analisis diketahui harga-harga mean sebesar 75.65, median

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

59.23

6.1511.54

0.00

Persentase (%)

tingkat kecenderungan pada layanan

rata maka dapat

kualitas layanan ketepatan bertindak pada bengkel PT. X

indikator penilaian aspek daya

diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

daya tanggap dilakukan

indikator penilaian.

median sebesar 75.00,

Tidak Baik

0.00

Page 27: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

modus sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 13.07, nilai variance sebesar 170.99,

skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan pada aspek daya tanggap bengkel, maka

digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,

cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada

aspek daya tanggap dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.16. Distribusi frekuensi aspek daya tanggap (X3)

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

80 – 100 Sangat Baik 107 41.15

66 – 79 Baik 84 32.31

56 – 65 Cukup Baik 42 16.15

40 – 55 Kurang Baik 27 10.38

< 40 Tidak Baik 0 0.00

Jumlah 260 100.00

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.16 tersebut diketahui sebanyak

41.15% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas

pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek daya tanggap termasuk dalam

kategori sangat baik, sebanyak 32.31% menyatakan dalam kategori baik,

sebanyak 16.15% menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 10.38%

menyatakan dalam kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah

responden yang menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian

tingkat kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek daya

tanggap didominasi oleh kategori sangat baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.15 berikut.

Page 28: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.15. Diagram

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa

bengkel PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan

maka peneliti membuat diagram hasil analisis

bengkel ditinjau pada aspek daya tanggap. Sela

dilihat pada gambar berikut.

Cukup Baik

Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek daya tanggap

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

penilaian pada aspek daya tanggap, kualitas pelayanan

bengkel PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan

maka peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan

bengkel ditinjau pada aspek daya tanggap. Selanjutnya, diagram tersebut dapat

dilihat pada gambar berikut.

Sangat Baik41%

Baik32%

Cukup Baik16%

Kurang Baik11%

Tidak Baik0%

kualitas pelayanan bengkel

rata maka dapat

penilaian pada aspek daya tanggap, kualitas pelayanan

bengkel PT. X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan

penelitian kualitas pelayanan

njutnya, diagram tersebut dapat

Page 29: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.16. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek daya tanggap

d. Kualitas Pelayanan Ditinjau pada Aspek Jaminan (X4)

Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang

ditinjau pada aspek jaminan diperoleh dengan melakukan pengukuran pada

beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud

meliputi: (1) kredibilitas, (2) keamanan, (3) kenyamanan, (4) kompetensi dan (5)

Keterangan: X3 : Aspek daya tanggap Xi.i : Indikator aspek daya tanggap SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik

Page 30: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

sopan santun yang terangkum kedalam 7 butir angket. Selanjutnya hasil analisis

disajikan sebagai berikut.

1) Kredibilitas (X4.1)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada kredibilas bengkel diketahui

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 77.30, median

sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 15.36, variance sebesar

235.96, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator kredibilas bengkel berdasarkan

hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:

sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kredibilitas dapat

dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.17. Distribusi frekuensi kredibilitas bengkel

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 62

66 – 79 Baik 160

56 – 65 Cukup Baik 0

40 – 55 Kurang Baik 38

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.17 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 23.85% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kredibilitas

bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.54% menyatakan

dalam kategori baik dan sebanyak 14.62% menyatakan dalam kategori kurang

baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan

Page 31: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

tingkat kecenderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan kredibilitas bengkel PT. X didominasi oleh

kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.17 berikut.

Gambar 4.17. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa kredibilitas pada bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

2) Keamanan (X

Identifikasi tingkat kecenderungan pada

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga

sebesar 75.00, modus

160.47, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator

Sangat Baik

23.85

tingkat kecenderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan kredibilitas bengkel PT. X didominasi oleh

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kredibilitas bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kredibilitas pada bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

Keamanan (X4.2)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada keamanan bengkel diketahui

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar

modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 12.66, variance

, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator keamanan bengkel berdasarkan

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

61.54

0.00

14.62

0.00

Persentase (%)

tingkat kecenderungan dalam kategori cukup atau tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan kredibilitas bengkel PT. X didominasi oleh

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan kredibilitas

rata maka dapat

kredibilitas pada bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

bengkel diketahui

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

sebesar 75.00, median

variance sebesar

, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

bengkel berdasarkan

Tidak Baik

0.00

Page 32: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu:

sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator keamanan dapat dilihat

pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.18. Distribusi frekuensi keamanan bengkel

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 47

66 – 79 Baik 168

56 – 65 Cukup Baik 15

40 – 55 Kurang Baik 30

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.18 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 18.08% responden (pelanggan bengkel) menyatakan keamanan bengkel

termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 64.62% menyatakan dalam

kategori baik, sebanyak 5.77% menyatakan dalam kategori cukup baik dan

sebanyak 11.54% menyatakan berada dalam kategori kurang baik. Sementara itu,

tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan tingkat

kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat

kecenderungan keamanan bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.18 berikut.

Page 33: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.18. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa keamanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

3) Kenyamanan (X

Identifikasi tingkat kecenderungan pada

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga

sebesar 75.00, modus

147.19, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator

berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kat

ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator

dilihat pada tabel distribusi frekuensi

Sangat Baik

18.08

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan keamanan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

keamanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

Kenyamanan (X4.3)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada kenyamanan bengkel diketahui

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar

modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 12.13, variance

, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator kenyamanan

berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah

ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

gambaran hasil analisis pada indikator kenyamanan

distribusi frekuensi sebagai berikut.

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

64.62

5.7711.54

0.00

Persentase (%)

tingkat kecenderungan keamanan

rata maka dapat

keamanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

bengkel diketahui

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

sebesar 82.59, median

variance sebesar

, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

kenyamanan bengkel

egori yang telah

ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

kenyamanan dapat

Tidak Baik

0.00

Page 34: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Tabel 4.19. Distribusi frekuens

Rentang Nilai Kategori

80 – 100 Sangat Baik

66 – 79

56 – 65 Cukup Baik

40 – 55 Kurang Baik

< 40 Tidak Baik

Jumlah

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.19 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 31.54% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kenyamanan

bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 67.31% menyatakan

dalam kategori baik dan sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responde

tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan kenyamanan bengkel PT. X didominasi oleh

kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.19 berikut.

Gambar 4.19. Perbandingan kategorisasi

Sangat Baik

31.54

Distribusi frekuensi kenyamanan bengkel

Kategori Frekuensi

Sangat Baik 82

Baik 175

Cukup Baik 0

Kurang Baik 3

Tidak Baik 0

260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.19 tersebut diketahui bahwa

31.54% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kenyamanan

bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 67.31% menyatakan

dalam kategori baik dan sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan

tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan kenyamanan bengkel PT. X didominasi oleh

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kenyamanan bengkel PT. X

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

67.31

0.00 1.15 0.00

Persentase (%)

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.19 tersebut diketahui bahwa

31.54% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kenyamanan

bengkel termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 67.31% menyatakan

dalam kategori baik dan sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori kurang baik.

n yang menyatakan dengan

tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan kenyamanan bengkel PT. X didominasi oleh

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan kenyamanan

Page 35: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka dapat

disimpulkan bahwa kenyamanan bengkel PT. X berada dalam kategori sangat

baik.

4) Kompetensi (X4.4)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator kompetensi bengkel

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 63.41,

median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 17.25, variance

sebesar 297.78, skor minimum sebesar 25 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator kompetensi bengkel

berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah

ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kompetensi dapat

dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.20. Distribusi frekuensi kompetensi bengkel

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

80 – 100 Sangat Baik 13 5.00

66 – 79 Baik 139 53.46

56 – 65 Cukup Baik 5 1.92

40 – 55 Kurang Baik 103 39.62

< 40 Tidak Baik 0 0.00

Jumlah 260 100.00

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.20 tersebut diketahui bahwa

sebanyak 5.00% responden (pelanggan bengkel) menyatakan kompetensi bengkel

termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 53.46% menyatakan dalam

kategori baik, sebanyak 1.92% menyatakan dalam kategori cukup baik dan

Page 36: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

sebanyak 39.62% menyatakan dalam kategori kurang baik. Sementara itu, tidak

terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan tingkat kecenderungan

dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan

kompetensi bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.20 berikut.

Gambar 4.20. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa kompetensi bengkel PT. X berada dalam kategori cukup baik.

5) Sopan Santun (X

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket denga

angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga

median sebesar 75.00,

sebesar 162.75, skor minimum sebesar 50

Sangat Baik

5.00

sebanyak 39.62% menyatakan dalam kategori kurang baik. Sementara itu, tidak

terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan tingkat kecenderungan

dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan

i bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan kompetensi bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kompetensi bengkel PT. X berada dalam kategori cukup baik.

Sopan Santun (X4.5)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator sopan santun

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket denga

butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean

sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar

ar 162.75, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

53.46

1.92

39.62

0.00

Persentase (%)

sebanyak 39.62% menyatakan dalam kategori kurang baik. Sementara itu, tidak

terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan tingkat kecenderungan

dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan kompetensi

rata maka dapat

kompetensi bengkel PT. X berada dalam kategori cukup baik.

sopan santun bengkel

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir

mean sebesar 83.84,

sebesar 12.75, variance

dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

Tidak Baik

0.00

Page 37: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator sopan santun bengkel

berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah

ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator sopan santun dapat

dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.21. Distribusi frekuensi sopan santun bengkel

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 96

66 – 79 Baik 160

56 – 65 Cukup Baik 0

40 – 55 Kurang Baik 4

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.21 tersebut diketahui bahwa pada

indikator sopan santun bengkel, sebanyak 36.92% responden (pelanggan bengkel)

menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 61.54% menyatakan

dalam kategori baik dan sebanyak 1.54% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dengan

tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak baik (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan pada indikator sopan santun bengkel PT. X

didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.21 berikut.

Page 38: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.21. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa

kategori sangat baik.

6) Rangkuman Data Analisis Aspek Jaminan

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek

jaminan diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

analisis aspek jaminan

Tabel 4.22. Rangkuman data analisis aspek

No. Indikator 1 Kredibilitas 2 Keamanan 3 Kenyamanan4 Kompetensi 5 Sopan santun

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek

menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori

Sangat Baik

36.92

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator sopan santun bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

pada indikator sopan santun bengkel PT. X berada dalam

Rangkuman Data Analisis Aspek Jaminan

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek

diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

jaminan seperti terlihat pada tabel berikut.

Rangkuman data analisis aspek jaminan (X4)

Skor Rata-Rata Kategori 77.30 Baik

75.00 Baik Kenyamanan 82.59 Sangat baik

63.41 Cukup baikSopan santun 83.84 Sangat baik

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek jaminan dilakukan dengan

menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

61.54

0.00 1.54 0.00

Persentase (%)

tingkat kecenderungan indikator sopan

rata maka dapat

pada indikator sopan santun bengkel PT. X berada dalam

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek

diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

Sangat baik Cukup baik Sangat baik

dilakukan dengan

indikator penilaian. Hasil

Tidak Baik

0.00

Page 39: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

analisis diketahui harga-harga mean sebesar 74.36, median sebesar 75.00, modus

sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 12.16, nilai variance sebesar 148.04, skor

minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi

tingkat kecenderungan pada aspek jaminan bengkel, maka digunakan beberapa

kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik

dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada

aspek jaminan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.23. Distribusi frekuensi aspek jaminan (X4)

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 77

66 – 79 Baik 126

56 – 65 Cukup Baik 45

40 – 55 Kurang Baik 12

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.23 tersebut diketahui sebanyak

29.62% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas

pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek jaminan termasuk dalam kategori

sangat baik, sebanyak 48.46% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 17.31%

menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 4.62% menyatakan dalam

kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang

menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat

kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek jaminan

didominasi oleh kategori baik.

Page 40: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.22 berikut.

Gambar 4.22. Diagram

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa penilaian pada aspek jaminan, kualitas pelayanan bengkel PT.

X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti

membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau

pada aspek jaminan. Sela

berikut.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih

Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek jaminan

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

penilaian pada aspek jaminan, kualitas pelayanan bengkel PT.

X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti

membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau

pada aspek jaminan. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar

Sangat Baik30%

Baik48%

Cukup Baik17%

Kurang Baik5%

Tidak Baik0%

dilihat lebih jelas pada

kualitas pelayanan bengkel

rata maka dapat

penilaian pada aspek jaminan, kualitas pelayanan bengkel PT.

X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti

membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau

dilihat pada gambar

Page 41: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.23. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek jaminan

e. Empati (X5)

Hasil analisis mengenai gambaran kualitas pelayanan bengkel PT. X yang

ditinjau pada aspek empati diperoleh dengan melakukan pengukuran pada

beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud

Keterangan: X4 : Aspek jaminan Xi.i : Indikator aspek jaminan SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik

Page 42: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

meliputi: (1) kemampuan memahami pelanggan, (2) akses dan (3) komunikasi

yang terangkum kedalam 5 butir angket. Selanjutnya hasil analisis disajikan

sebagai berikut.

1) Kemampuan Memahami Pelanggan (X5.1)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator kemampuan memahami

pelanggan diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan

jumlah butir angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean

sebesar 73.02, median sebesar 75.00, modus sebesar 87.00, std. deviation sebesar

13.73, variance sebesar 188.54, skor minimum sebesar 37.50 dan skor maksimum

sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator kemampuan

memahami pelanggan berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa

kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik

dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kemampuan

memahami pelanggan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai

berikut.

Tabel 4.24. Distribusi frekuensi kemampuan memahami pelanggan

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 96

66 – 79 Baik 56

56 – 65 Cukup Baik 77

40 – 55 Kurang Baik 29

< 40 Tidak Baik 2

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.24 tersebut diketahui bahwa pada

indikator kemampuan memahami pelanggan, terdapat sebanyak 36.92%

Page 43: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

responden (pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik,

sebanyak 21.54% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 29.62% menyatakan

dalam kategori cukup baik, sebanyak 11.15% menyatakan dalam kategori kurang

baik dan sebanyak 0.77% men

demikian tingkat kecenderungan pada indikator kemampuan memahami

pelanggan bengkel PT. X didominasi oleh kategori sangat baik.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.24 berikut.

Gambar 4.24. Perbandingan kategorisasi kemampuan memahami pelanggan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa

berada dalam kategori baik.

2) Akses (X5.2)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

Sangat Baik

36.92

responden (pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik,

sebanyak 21.54% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 29.62% menyatakan

dalam kategori cukup baik, sebanyak 11.15% menyatakan dalam kategori kurang

baik dan sebanyak 0.77% menyatakan dalam kategori tidak

demikian tingkat kecenderungan pada indikator kemampuan memahami

pelanggan bengkel PT. X didominasi oleh kategori sangat baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator kemampuan memahami pelanggan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kemampuan memahami pelanggan pada bengkel PT. X

berada dalam kategori baik.

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator akses bengkel

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

21.54

29.62

11.15

0.77

Persentase (%)

responden (pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik,

sebanyak 21.54% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 29.62% menyatakan

dalam kategori cukup baik, sebanyak 11.15% menyatakan dalam kategori kurang

tidak baik. Dengan

demikian tingkat kecenderungan pada indikator kemampuan memahami

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan indikator kemampuan memahami pelanggan bengkel PT. X

rata maka dapat

kemampuan memahami pelanggan pada bengkel PT. X

akses bengkel diketahui

dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah butir angket

Tidak Baik

0.77

Page 44: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar 80.00, median

sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 12.09, variance sebesar

146.23, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator akses bengkel berdasarkan hasil

angket tersebut digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat

baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator akses bengkel dapat

dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.25. Distribusi frekuensi akses bengkel

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 111

66 – 79 Baik 105

56 – 65 Cukup Baik 41

40 – 55 Kurang Baik 3

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.25 tersebut diketahui bahwa pada

indikator akses bengkel, terdapat sebanyak 42.69% responden (pelanggan

bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 40.38%

menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 15.77% menyatakan dalam kategori

cukup baik dan sebanyak 1.15% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan tingkat

kecenderungan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat

kecenderungan pada indikator akses bengkel PT. X didominasi oleh kategori

sangat baik.

Page 45: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.25 berikut.

Gambar 4.25. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa

kategori sangat baik.

3) Komunikasi (X

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator

pada bengkel diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan

jumlah butir angket sebanyak 1

sebesar 77.01, median

12.35, variance sebesar

sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator

komunikasi berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang

telah ditentukan, yaitu: sangat ba

Sangat Baik

42.69

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikatorbengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kualitas layanan akses pada bengkel PT. X berada dalam

Komunikasi (X5.3)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator layanan

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan

butir angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga

median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation

sebesar 152.76, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum

sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator

berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang

telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

40.38

15.77

1.15 0.00

Persentase (%)

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan indikator akses

rata maka dapat

kualitas layanan akses pada bengkel PT. X berada dalam

layanan komunikasi

diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan

butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean

std. deviation sebesar

, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum

sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator layanan

berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori yang

ik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Tidak Baik

0.00

Page 46: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator layanan komunikasi

dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.26. Distribusi frekuensi layanan komunikasi

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 43

66 – 79 Baik 195

56 – 65 Cukup Baik 0

40 – 55 Kurang Baik 22

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.26 tersebut diketahui bahwa pada

indikator layanan komunikasi bengkel, terdapat sebanyak 16.54% responden

(pelanggan bengkel) menyatakan termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak

75.00% menyatakan dalam kategori baik dan sebanyak 8.46% menyatakan dalam

kategori kurang baik. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang

menyatakan dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup baik atau tidak

baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada indikator layanan

komuniaksi bengkel PT. X didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.26 berikut.

Page 47: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.26. Perbandingan kategorisasi

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa

kategori baik.

4) Rangkuman Data Analisis Aspek Empati

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek

diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis

aspek empati seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.27. Rangkuman data analisis aspek

No. Indikator 1 Kemampuan memahami pelanggan2 Akses 3 Layanan komunikasi

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek

menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori

analisis diketahui harga

Sangat Baik

16.54

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator layanan komunikasi bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

layanan komunikasi pada bengkel PT. X berada dalam

Rangkuman Data Analisis Aspek Empati

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek

diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis

seperti terlihat pada tabel berikut.

Rangkuman data analisis aspek empati (X5)

Skor Rata-Rata Kemampuan memahami pelanggan 73.02

80.00 Layanan komunikasi 77.01

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek empati dilakukan dengan

menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil

harga-harga mean sebesar 76.61, median sebesar

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

75.00

0.00

8.46

0.00

Persentase (%)

tingkat kecenderungan indikator layanan

rata maka dapat

layanan komunikasi pada bengkel PT. X berada dalam

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek empati

diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis

Kategori Baik Sangat baik Baik

dilakukan dengan

indikator penilaian. Hasil

sebesar 75.00, modus

Tidak Baik

0.00

Page 48: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 11.55, nilai variance sebesar 133.481, skor

minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi

tingkat kecenderungan pada aspek empati, maka digunakan beberapa kategori

yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak

baik.

Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada

aspek empati dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.28. Distribusi frekuensi aspek empati (X5)

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 106

66 – 79 Baik 95

56 – 65 Cukup Baik 51

40 – 55 Kurang Baik 8

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.28 tersebut diketahui sebanyak

40.77% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas

pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek empati termasuk dalam kategori

sangat baik, sebanyak 36.54% menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 19.62%

menyatakan dalam kategori cukup baik dan sebanyak 3.08% menyatakan dalam

kategori kurang baik. Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang

menyatakan dalam kategori tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat

kecenderungan kualitas pelayanan bengkel PT. X ditinjau pada aspek empati

didominasi oleh kategori baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.27 berikut.

Page 49: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.27. Diagram

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa penilaian pada aspek empati, kualitas pelayanan bengkel PT.

X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti

membuat diagram hasil analisis penel

pada aspek empati. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut.

Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek empati

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

penilaian pada aspek empati, kualitas pelayanan bengkel PT.

X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti

membuat diagram hasil analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau

pada aspek empati. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar

Sangat Baik41%

Baik36%

Cukup Baik20%

Kurang Baik3%

Tidak Baik0%

kualitas pelayanan bengkel

rata maka dapat

penilaian pada aspek empati, kualitas pelayanan bengkel PT.

X berada dalam kategori baik. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti

itian kualitas pelayanan bengkel ditinjau

pada aspek empati. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar

Page 50: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.28. Diagram analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel PT. X pada aspek empati

f. Rangkuman Data Analisis Kualitas Pelayanan Bengkel

Mengacu pada analisis kualitas pelayanan bengkel yang ditinjau pada 5

aspek meliputi: (1) bukti fisik, (2) reliabilitas, (3) daya tanggap, (4) jaminan dan

Keterangan: X5 : Aspek empati Xi.i : Indikator aspek empati SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik

Page 51: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

(5) empati diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

analisis kualitas pelayanan bengkel seperti terlihat pada tabel 4.29 berikut.

Tabel 4.29. Rangkuman analisis data kualitas pelayanan bengkel (X)

No. Aspek Penilaian Skor Rata-Rata Kategori 1 Bukti fisik 72.77 Baik 2 Reliabilitas 74.98 Baik 3 Daya tanggap 75.65 Baik 4 Jaminan 74.36 Baik 5 Empati 76.51 Baik

Sementara itu, analisis kumulatif kualitas pelayanan bengkel PT. X

dilakukan dengan menggunakan seluruh perolehan data pada aspek-aspek

penilaian. Hasil analisis diketahui harga-harga mean sebesar 74.63, median

sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 11.95, nilai variance

sebesar 143.01, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 95. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan kualitas pelayanan bengkel, maka

digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat baik, baik,

cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Selanjutnya gambaran analisis kualitas pelayanan bengkel secara

kumulatif dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.30. Distribusi frekuensi kualitas pelayanan bengkel PT. X (X)

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Baik 106

66 – 79 Baik 81

56 – 65 Cukup Baik 49

40 – 55 Kurang Baik 24

< 40 Tidak Baik 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.30 tersebut diketahui sebanyak

40.77% responden (pelanggan bengkel) yang menyatakan bahwa kualitas

Page 52: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

pelayanan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 31.15%

menyatakan dalam kategori baik, sebanyak

cukup baik dan sebanyak 9.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dalam kategori

tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan kualitas pelayanan

bengkel PT. X secara kumulatif didominasi oleh kategori sangat baik.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.29 berikut.

Gambar 4.29. Diagram

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa kualitas pelayanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat diagram hasil

analisis penelitian kualitas pelayanan beng

Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Cukup Baik

pelayanan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 31.15%

menyatakan dalam kategori baik, sebanyak 18.85% menyatakan dalam kategori

cukup baik dan sebanyak 9.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dalam kategori

tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan kualitas pelayanan

kel PT. X secara kumulatif didominasi oleh kategori sangat baik.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

Diagram pie perbandingan kategorisasi kualitas pelayanan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kualitas pelayanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat diagram hasil

analisis penelitian kualitas pelayanan bengkel ditinjau pada kelima aspek.

Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Sangat Baik41%

Baik31%

Cukup Baik19%

Kurang Baik9%

Tidak Baik0%

pelayanan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 31.15%

18.85% menyatakan dalam kategori

cukup baik dan sebanyak 9.23% menyatakan dalam kategori kurang baik.

Sementara tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dalam kategori

tidak baik (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan kualitas pelayanan

kel PT. X secara kumulatif didominasi oleh kategori sangat baik.

dilihat lebih jelas pada

kualitas pelayanan bengkel

rata maka dapat

kualitas pelayanan bengkel PT. X berada dalam kategori baik.

Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat diagram hasil

kel ditinjau pada kelima aspek.

Page 53: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.30. Diagram analisis kualitas pelayanan bengkel (X)

2. Data Kepuasan Pelanggan Bengkel PT. X Makassar (Y)

Analisis untuk mengetahui gambaran kepuasan pelanggan bengkel PT. X

Makassar dilakukan melalui penyebaran angket pada 260 responden (pelanggan

bengkel) yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah butir angket sebanyak 5 butir

Keterangan: X Variable : Kualitas layanan bengkel Xi : Aspek kualitas layanan bengkel Xi.i : Indikator aspek kualitas layanan bengkel SB : Kategori sangat baik B : Kategori baik C : Kategori cukup K : Kategori kurang TB : Kategori tidak baik

Page 54: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

yang terdiri dari 2 aspek penilaian, yaitu: (1) feedback terhadap pelayanan dan (2)

kesesuaian harapan. Selanjutnya disajikan data terkait gambaran tingkat kepuasan

pelanggan bengkel PT. X Makassar berdasarkan kedua aspek tersebut.

a. Kepuasan Pelanggan Ditinjau pada Aspek Feedback terhadap pelayanan (Y1)

Hasil analisis mengenai gambaran kepuasan pelanggan bengkel PT. X

yang ditinjau pada aspek feedback diperoleh dengan melakukan pengukuran pada

beberapa indikator aspek tersebut. Adapun indikator-indikator yang dimaksud

meliputi: (1) niat beli/ penggunaan ulang dan (2) kesediaan untuk

merekomendasikan yang terangkum kedalam 3 butir angket. Selanjutnya hasil

analisis disajikan sebagai berikut.

1) Niat Beli/ Penggunaan Ulang (Y1.1)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator niat beli/ penggunaan

ulang diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket dengan jumlah

butir angket sebanyak 1 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga mean sebesar

69.51, median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation sebesar 14.61,

variance sebesar 213.57, skor minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar

100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator niat beli/

penggunaan ulang berdasarkan hasil angket tersebut digunakan beberapa kategori

yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan rendah.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator niat beli/ penggunaan

ulang dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Page 55: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Tabel 4.31. Distribusi frekuensi

Rentang Nilai Kategori

80 – 100 Sangat

66 – 79 Tinggi

56 – 65 Cukup

40 – 55 Kurang

< 40 Rendah

Jumlah

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.31

terdapat sebanyak 8.46

penggunaan ulang termasuk

kategori tinggi dan sebanyak 30.38

terdapat sejumlah responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup

atau rendah (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada indikator

beli/ penggunaan ulang

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.31 berikut.

Gambar 4.31. Perbandingan kategorisasi beli/ penggunaan ulang oleh

Sangat Tinggi

8.46

Distribusi frekuensi niat beli/ penggunaan ulang

Kategori Frekuensi

Sangat Tinggi 22

Tinggi 159

Cukup 0

Kurang 79

Rendah 0

260

n perolehan data pada tabel 4.31 tersebut diketahui bahwa

terdapat sebanyak 8.46% responden (pelanggan bengkel) yang memiliki niat beli/

penggunaan ulang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 61.15

kategori tinggi dan sebanyak 30.38% dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak

terdapat sejumlah responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup

(0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada indikator

beli/ penggunaan ulang bengkel PT. X didominasi oleh kategori tinggi

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator niat beli/ penggunaan ulang oleh pelanggan bengkel PT. X

Tinggi Cukup Kurang Rendah

61.15

0.00

30.38

0.00

Persentase (%)

tersebut diketahui bahwa

yang memiliki niat beli/

sangat tinggi, sebanyak 61.15% dalam

Sementara itu, tidak

terdapat sejumlah responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup

(0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan pada indikator niat

tinggi.

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan indikator niat pelanggan bengkel PT. X

Rendah

0.00

Page 56: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka dapat

disimpulkan bahwa niat beli/ penggunaan ulang pelanggan bengkel PT. X berada

dalam kategori tinggi.

2) Kesediaan Merekomendasikan (Y1.2)

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator kesediaan

merekomendasikan diketahui dengan melakukan analisis terhadap hasil angket

dengan jumlah butir angket sebanyak 2 butir. Hasil analisis diperoleh harga-harga

mean sebesar 77.01, median sebesar 75.00, modus sebesar 75.00, std. deviation

sebesar 13.96, variance sebesar 194.99, skor minimum sebesar 50 dan skor

maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan indikator

kesediaan merekomendasikan berdasarkan hasil angket tersebut digunakan

beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup,

kurang dan rendah.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator kesediaan

merekomendasikan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.32. Distribusi frekuensi kesediaan merekomendasikan

Rentang Nilai Kategori Frekuensi

80 – 100 Sangat Tinggi 68

66 – 79 Tinggi 143

56 – 65 Cukup 25

40 – 55 Kurang 24

< 40 Rendah 0

Jumlah 260

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.32 tersebut diketahui bahwa

terdapat sebanyak 26.15% responden (pelanggan bengkel) yang memiliki

kesediaan merekomendasikan termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak

Page 57: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

55.00% dalam kategori tinggi, sebanyak 9.62%

sebanyak 9.23% dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah

responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori rendah (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan pada indikator

bengkel PT. X didominasi oleh kategori tinggi.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.32 berikut.

Gambar 4.32. Perbandingan kategorisasi kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan bengkel PT. X

berada dalam kategori tinggi.

3) Rangkuman Data Analisis Aspek

Berdasarkan hasil

feedback diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

analisis aspek feedback

Sangat Tinggi

26.15

55.00% dalam kategori tinggi, sebanyak 9.62% dalam kategori cukup dan

sebanyak 9.23% dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah

responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori rendah (0%). Dengan

demikian tingkat kecenderungan pada indikator kesediaan merekomendasaikan

el PT. X didominasi oleh kategori tinggi.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan bengkel PT. X

berada dalam kategori tinggi.

Rangkuman Data Analisis Aspek Feedback terhadap Layanan

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa indikator penilaian aspek

diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

feedback seperti terlihat pada tabel berikut.

Tinggi Cukup Kurang Rendah

55.00

9.62 9.23

0.00

Persentase (%)

dalam kategori cukup dan

sebanyak 9.23% dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah

responden dengan tingkat kecenderungan dalam kategori rendah (0%). Dengan

kesediaan merekomendasaikan

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan indikator bengkel PT. X

rata maka dapat

kesediaan merekomendasikan oleh pelanggan bengkel PT. X

terhadap Layanan

analisis pada beberapa indikator penilaian aspek

diperoleh beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data

Rendah

0.00

Page 58: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Tabel 4.33. Rangkuman data analisis aspek feedback (Y1)

No. Indikator Skor Rata-Rata Kategori 1 Niat beli/ penggunaan ulang 69.51 Tinggi 2 Kesediaan merekomendasikan 77.01 Tinggi

Sementara itu, analisis kumulatif pada aspek feedback dilakukan dengan

menggunakan seluruh perolehan data pada indikatori-indikator penilaian. Hasil

analisis diketahui harga-harga mean sebesar 74.51, median sebesar 75.00, modus

sebesar 75.00, Std. Deviation sebesar 13.34, nilai variance sebesar 178.08, skor

minimum sebesar 50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi

tingkat kecenderungan pada aspek feedback, maka digunakan beberapa kategori

yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan rendah.

Selanjutnya gambaran analisis kepuasan pelanggan bengkel ditinjau pada

aspek feedback dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.33. Distribusi frekuensi aspek feedback (Y1)

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

80 – 100 Sangat Tinggi 68 26.15

66 – 79 Tinggi 143 55.00

56 – 65 Cukup 25 9.62

40 – 55 Kurang 24 9.23

< 40 Rendah 0 0.00

Jumlah 260 100.00

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.33 tersebut diketahui bahwa

tingkat kepuasan pelanggan ditinjau pada aspek feedback terdapat 26.15%

menyatakan dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 55.00% menyatakan dalam

kategori tinggi, sebanyak 9.62% menyatakan dalam kategori cukup dan sebanyak

9.23% menyatakan dalam kategori kurang. Sementara itu, tidak terdapat sejumlah

responden yang menyatakan dalam kategori rendah (0%). Dengan demikian

Page 59: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

tingkat kecenderungan

feedback didominasi oleh kategori

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.33 berikut.

Gambar 4.33. Diagram

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa penilaian pada aspek

bengkel PT. X berada dalam kategori tinggi. Mengacu pada beberapa hasil temuan

maka peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kepuasan pelanggan

bengkel ditinjau pada aspek

pada gambar berikut.

Cukup10%

tingkat kecenderungan kepuasan pelanggan bengkel PT. X ditinjau pada aspek

didominasi oleh kategori tinggi.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

Diagram pie perbandingan kategorisasi kepuasan pelanggan PT. X pada aspek feedback

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

penilaian pada aspek feedback, tingkat kepuasan pelanggan

bengkel PT. X berada dalam kategori tinggi. Mengacu pada beberapa hasil temuan

maka peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kepuasan pelanggan

bengkel ditinjau pada aspek feedback. Selanjutnya, diagram tersebut dapat

Sangat Tinggi26%

Tinggi55%

Cukup

Kurang9%

Rendah0%

bengkel PT. X ditinjau pada aspek

dilihat lebih jelas pada

kepuasan pelanggan PT. X

rata maka dapat

, tingkat kepuasan pelanggan

bengkel PT. X berada dalam kategori tinggi. Mengacu pada beberapa hasil temuan

maka peneliti membuat diagram hasil analisis penelitian kepuasan pelanggan

. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat

Page 60: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.34. Diagram analisis penelitian kepuasan pelanggan bengkel PT. X pada aspek feedback

b. Kepuasan Pelanggan Ditinjau pada Aspek Kesesuaian Harapan (Y2)

Hasil analisis mengenai gambaran kepuasan pelanggan bengkel PT. X

yang ditinjau pada aspek keseuaian harapan diperoleh dengan melakukan

pengukuran indikator aspek tersebut. Adapun indikator yang dimaksud merupakan

konfirmasi harapan (Y2.1) yang disampaikan oleh pelanggan yang terangkum

kedalam 2 butir angket.

Keterangan: Y1 : Aspek feedback Yi.i : Indikator aspek feedback ST : Kategori sangat tinggi T : Kategori tinggi C : Kategori cukup K : Kategori kurang R : Kategori rendah

Page 61: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Identifikasi tingkat kecenderungan pada indikator konfimasi harapan

diperoleh harga-harga mean sebesar 87.30, median sebesar 87.00, modus sebesar

100.00, std. deviation sebesar 11.72, variance sebesar 137.51, skor minimum

sebesar 62.50 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk mengidentifikasi tingkat

kecenderungan indikator konfirmasi harapan berdasarkan hasil angket tersebut

digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi,

cukup, kurang dan rendah.

Selanjutnya gambaran hasil analisis pada indikator konfirmasi harapan

dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.34. Distribusi frekuensi indikator konfirmasi harapan

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

80 – 100 Sangat Tinggi 154 59.23

66 – 79 Tinggi 101 38.85

56 – 65 Cukup 5 1.92

40 – 55 Kurang 0 0.00

< 40 Rendah 0 0.00

Jumlah 260 100.00

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.34 tersebut diketahui bahwa

tingkat kepuasan pelanggan ditinjau pada indikator konfirmasi harapan terdapat

59.23% menyatakan dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 38.85% menyatakan

dalam kategori tinggi dan sebanyak 1.92% menyatakan dalam kategori cukup.

Sementara itu, tidak terdapat sejumlah responden yang menyatakan dalam

kategori kurang atau rendah (0%). Dengan demikian tingkat kecenderungan

kepuasan pelanggan bengkel PT. X ditinjau pada aspek keseuaian harapan dengan

indikator konfirmasi harapan pelanggan didominasi oleh kategori sangat tinggi.

Page 62: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.35 berikut.

Gambar 4.35. Perbandingan kategorisasi konfirmasi harapan oleh pelanggan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan pada aspek kesesuaian harapan,

dimana diukur berdasarkan konfirmasi harapan yang disampaikan oleh pelanggan

bengkel PT. X berada dalam kategori sangat tinggi.

c. Rangkuman Data Analisis

Mengacu pada analisis kepuasan pelanggan yang ditinjau pada 2 aspek

meliputi: (1) feedback

beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis kepuasan

pelanggan bengkel seperti terliha

Tabel 4.35. Rangkuman analisis data kepuasan pelanggan bengkel (Y)

No. Aspek Penilaian1 Feedback 2 Kesesuaian harapan

Tinggi39%

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

. Perbandingan kategorisasi tingkat kecenderungan indikator konfirmasi harapan oleh pelanggan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

tingkat kepuasan pelanggan pada aspek kesesuaian harapan,

dimana diukur berdasarkan konfirmasi harapan yang disampaikan oleh pelanggan

bengkel PT. X berada dalam kategori sangat tinggi.

Rangkuman Data Analisis Kepuasan Pelanggan

Mengacu pada analisis kepuasan pelanggan yang ditinjau pada 2 aspek

feedback terhadap layanan dan (2) kesesuaian harapan diperoleh

beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis kepuasan

pelanggan bengkel seperti terlihat pada tabel 4.35 berikut.

Tabel 4.35. Rangkuman analisis data kepuasan pelanggan bengkel (Y)

Aspek Penilaian Skor Rata-Rata Kategori 74.51 Tinggi

Kesesuaian harapan 87.30 Sangat Tinggi

Sangat Tinggi59%

Tinggi39%

Cukup2%

Kurang0%

Rendah0%

dilihat lebih jelas pada

tingkat kecenderungan indikator konfirmasi harapan oleh pelanggan bengkel PT. X

rata maka dapat

tingkat kepuasan pelanggan pada aspek kesesuaian harapan,

dimana diukur berdasarkan konfirmasi harapan yang disampaikan oleh pelanggan

Mengacu pada analisis kepuasan pelanggan yang ditinjau pada 2 aspek

terhadap layanan dan (2) kesesuaian harapan diperoleh

beberapa data penelitian. Selanjutnya dibuat rangkuman data analisis kepuasan

Tabel 4.35. Rangkuman analisis data kepuasan pelanggan bengkel (Y)

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Page 63: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Sementara itu, analisis kumulatif kepuasan pelanggan bengkel PT. X

dilakukan dengan menggunakan seluruh perolehan data pada aspek-aspek

penilaian. Hasil analisis diketahui harga-harga mean sebesar 79.63, median

sebesar 80.00, modus sebesar 80.00, Std. Deviation sebesar 11.95, nilai variance

sebesar 143.01, skor minimum sebesar 55 dan skor maksimum sebesar 100. Untuk

mengidentifikasi tingkat kecenderungan kepuasan pelanggan bengkel, maka

digunakan beberapa kategori yang telah ditentukan, yaitu: sangat tinggi, tinggi,

cukup, kurang dan rendah.

Selanjutnya gambaran analisis kepuasan pelanggan bengkel secara

kumulatif dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.36. Distribusi frekuensi kepuasan pelanggan bengkel PT. X (Y)

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

80 – 100 Sangat Tinggi 148 56.92

66 – 79 Tinggi 64 24.62

56 – 65 Cukup 43 16.54

40 – 55 Kurang 5 1.92

< 40 Rendah 0 0.00

Jumlah 260 100.00

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.36 tersebut diketahui sebanyak

56.92% responden (pelanggan bengkel) memiliki tingkat kepuasan terhadap

pelayanan bengkel PT. X termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak

24.62% termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 116.54% termasuk dalam

kategori cukup dan sebanyak 1.92% termasuk dalam kategori kurang. Sementara

tidak terdapat sejumlah responden yang memiliki tingkat kepuasan terhadap

layanan bengkel dalam kategori rendah (0%). Dengan demikian tingkat

Page 64: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

kecenderungan kepuasan pelanggan bengkel PT. X secara kumulatif didominasi

oleh kategori sangat tinggi.

Hasil perbandingan kategorisasi

gambar 4.36 berikut.

Gambar 4.36. Diagram

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata

disimpulkan bahwa

kategori tinggi. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat

diagram hasil analisis penelitian

aspek yang telah diuraikan

gambar berikut.

Tinggi25%

ungan kepuasan pelanggan bengkel PT. X secara kumulatif didominasi

oleh kategori sangat tinggi.

Hasil perbandingan kategorisasi tersebut dapat dilihat lebih jelas

Diagram pie perbandingan kategorisasi kepuasan pelanggan bengkel PT. X

Sementara itu, berdasarkan perolehan skor rata-rata maka

tingkat kepuasan pelanggan bengkel PT. X berada dalam

. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat

diagram hasil analisis penelitian kepuasan pelanggan bengkel ditinjau pada

yang telah diuraikan. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada

Sangat Tinggi57%

Cukup16%

Kurang2%

Rendah0%

ungan kepuasan pelanggan bengkel PT. X secara kumulatif didominasi

dilihat lebih jelas pada

kepuasan pelanggan

rata maka dapat

PT. X berada dalam

. Mengacu pada beberapa hasil temuan maka peneliti membuat

bengkel ditinjau pada kedua

. Selanjutnya, diagram tersebut dapat dilihat pada

Sangat Tinggi

Page 65: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.37. Diagram analisis kualitas pelayanan bengkel (X)

3. Uji Prasyarat Analisis Data

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat.

Berdasarkan jenis kelompok data dan variabel penelitian yang digunakan, maka

uji prasyarat yang dilakukan adalah normalitas, linearitas dan uji homogenitas.

Adapun data yang digunakan adalah data kualitas pelayanan bengkel PT. X (X)

dan data kepuasan pelanggan bengkel PT. X (Y). Selanjutnya jika data bersifat

atau berdistribusi normal, linear dan homogen, maka uji hipotesis dapat

dilakukan.

Keterangan: Y Variable : Kepuasan pelanggan bengkel Yi : Aspek kepuasan pelanggan bengkel Yi.i : Indikator aspek kepuasan pelanggan bengkel ST : Kategori sangat tinggi T : Kategori tinggi C : Kategori cukup K : Kategori kurang R : Kategori rendah

Page 66: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

a. Uji Normalitas Sebaran Data

Uji normalitas data ditujukan untuk mengetahui bahwa sebaran data

berdistribusi normal atau tidak. Adapun metode yang digunakan adalah One-

Sample Kolmogorov-Smirnov Test berbantuan SPSS V21.

Hipotesis yang ditawarkan dan menjadi acuan pengambilan keputusan

normal tidaknya sebaran data variabel adalah sebagai berikut:

H0 : Sig. p < 0.05 (sebaran data tidak berdistribusi normal) H1 : Sig. p > 0.05 (sebaran data berdistribusi normal)

Data yang diuji kenormalitasannya adalah perolehan data kualitas

pelayanan bengkel (X) dan tingkat kepuasan pelanggan (Y) bengkel PT. X pada

taraf signifikansi 5% (α = 0.05) dengan jumlah responden (n) = 260. Selanjutnya,

hasil uji normalitas data disajikan sebagai berikut.

Tabel 4.37. Hasil uji normalitas data

Jenis Data One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test Sig. p (Asymp. Sig. (2-tailed))

Kesimpulan

Kualitas pelayanan bengkel

1.316 0.063 Normal

Tingkat kepuasan pelanggan

1.316 0.063 Normal

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.37, dapat dikehatui bahwa

seluruh data baik kualitas pelayanan bengkel (X) maupun tingkat kepuasan

pelanggan (Y) memiliki nilai signifikansi p > 0.05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa keseluruhan sebaran data berdistribusi normal (H1 diterima).

Page 67: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

b. Uji Linearitas Data

Uji linearitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data pada dua

variabel yakni variabel independent berupa kualitas pelayanan bengkel (X) dan

variabel dependent berupa kepuasan pelanggan (Y) memiliki hubungan yang

linear atau tidak. Adapun metode yang digunakan adalah menggunakan prosedur

Anova berbantuan SPSS V21.

Hipotesis yang ditawarkan dan menjadi acuan pengambilan keputusan

linear tidaknya sebaran data variabel adalah sebagai berikut:

H0 : Sig. p (Deviation from Linearity) < 0.05 (sebaran data tidak bersifat linear) H1 : Sig. p (Deviation from Linearity) > 0.05 (sebaran data bersifat linear)

Data yang diuji kelinearitasannya adalah perolehan data kualitas pelayanan

bengkel (X) dan tingkat kepuasan pelanggan (Y) bengkel PT. X pada taraf

signifikansi 5% (α = 0.05) dengan jumlah responden (n) = 260. Selanjutnya, hasil

uji linearitas data disajikan sebagai berikut.

Tabel 4.38. Hasil uji linearitas data

Jenis Data Sig. p (Deviation from

Linearity) Standar Sig. p Kesimpulan

Kualitas pelayanan bengkel (X) terhadap

Tingkat kepuasan pelanggan (Y)

0.174 0.05 Linear

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.38, dapat dikehatui bahwa hasil

uji linearitas kualitas pelayanan bengkel (X) maupun tingkat kepuasan pelanggan

(Y) memiliki nilai signifikansi p (deviation from linearity) > 0.05. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan sebaran data bersifat linear (H1

diterima).

Page 68: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

c. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua variabel

(X dan Y) memiliki varian yang sama atau homogen. Uji homogenitas ini

dilakukan dengan bantuan SPSS V21, dengan acuan penarikan kesimpulan

homogen tidaknya data sebagai berikut.

H0 : Sig. p (Based on mean) < 0.05 (sebaran data tidak bersifat homogen) H1 : Sig. p (Based on mean) > 0.05 (sebaran data bersifat homogen)

Data yang diuji kehomogenitasannya adalah perolehan data kualitas

pelayanan bengkel (X) dan tingkat kepuasan pelanggan (Y) bengkel PT. X pada

taraf signifikansi 5% (α = 0.05) dengan jumlah responden (n) = 260. Selanjutnya,

hasil uji homogenitas data disajikan sebagai berikut.

Tabel 4.39. Hasil uji homogenitas data

Jenis Data Sig. p (Based on mean) Standar Sig. p Kesimpulan Kualitas pelayanan

bengkel (X) terhadap Tingkat kepuasan

pelanggan (Y)

1.000 0.05 Homogen

Berdasarkan perolehan data pada tabel 4.39, dapat dikehatui bahwa hasil

uji linearitas kualitas pelayanan bengkel (X) maupun tingkat kepuasan pelanggan

(Y) memiliki nilai signifikansi p (based on mean) > 0.05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok data memiliki varian yang sama atau

homogen (H1 diterima).

Page 69: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

4. Hubungan Variabel Penelitian (Correlation)

Untuk mengetahui bagaimana hubungan pada variabel kualitas pelayanan

(X) dengan kepuasan pelanggan (Y) dilakukan dengan menggunakan metode

analisis korelasi sederhana (brivate correlation) berbantuan software SPSS V21

dan pedoman interpretasi koefisien korelasi (r correlation). Hipotesis yang

ditawarkan dan menjadi acuan pengambilan keputusan ada tidaknya hubungan

pada kedua variabel adalah sebagai berikut:

H0 : Sig. p (2-tailed) > 0.05 (tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan)

H1 : Sig. p (2-tailed) < 0.05 (terdapat hubungan antara kualitas pelayanan

dengan kepuasan pelanggan) Sementara itu, hasil uji korelasi dapat dilihat pada tabel 4.40 berikut.

Tabel 4.40. Hasil uji korelasi

Data Uji Sig. p (2-tailed) Pearson

correlation (r korelasi)

Standar Sig. p Kesimpulan

Kualitas pelayanan bengkel (X) dengan Tingkat kepuasan

pelanggan (Y)

0.000 0.590 0.05 Terdapat hubungan

Perolehan data pada tabel 4.40 tersebut menunjukkan nilai Sig. p = 0.000

(Sig p (2-tailed) < 0.05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang nyata antara

kualitas pelayanan (X) dan tingkat kepuasan pelanggan (Y) bengkel PT. X.

adapun besar hubungan yang ditunjukkan adalah 0.590, dimana jika mengacu

pada pedoman interpretasi koefisien korelasi maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas pelayanan bengkel PT. X memiliki hubungan yang cukup kuat dengan

kepuasan belanggan bengkel tersebut.

Page 70: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

5. Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh kualitas pelayanan (X) terhadap tingkat kepuasan pelanggan (Y)

bengkel PT. X serta seberapa besar pengaruh atau kontribusi yang diberikan

kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel tersebut. Karena uji

prasyarat telah dilakukan yakni uji normalitas, linearitas dan uji homogenitas pada

kedua kelompok data (X dan Y) telah memenuhi distribusi normal, linear dan

bersifat homogen, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan

analisis regresi linear sederhana berbantuan SPSS V21.

Melalui taraf signifikansi 5% (α = 0.05), hipotesis yang ditawarkan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel uji adalah sebagai berikut:

H0 : Sig. p > 0.05 (tidak terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y)

H1 : Sig. p < 0.05 (terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y)

Selanjutnya, berdasarkan hasil uji regresi pada SPSS V21 yang telah

dilakukan diperoleh sajian data seperti yang terlihat pada tabel 4.41 berikut.

Tabel 4.41. Hasil uji regresi

Data Uji R Square Sig. p Standar Sig. p

Coeffisient (Unstandarized Coeffisient)

a (constant) b (kualitas pelayanan)

Kualitas pelayanan bengkel (X)

terhadap Tingkat kepuasan

pelanggan (Y)

0.348 0.000 0.05 35.577 0.590

a : dependent variabel (Kepuasan Pelanggan)

Page 71: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Perolehan data yang ditunjukkan pada tabel 4.41 menunjukkan nilai Sig. p

sebesar 0.000 (Sig. p < 0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh nyata antara kualitas pelayanan (X) terhadap kepuasan pelanggan (Y)

pada bengkel PT. X (H1 diterima). Adapun kontribusi atau pengaruh yang

diberikan terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y) oleh kualitas pelayanan (X)

pada bengkel PT. X sebesar 0.348 (R Square) yang mengandung pengertian

bahwa besarnya kontribusi atau pengaruh yang diberikan sebesar 34.8%.

Sementara itu mengacu pada persamaan regresi maka perolehan data pada

tabel 4.41 tersebut, dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut.

Y = a (constanta) + bX atau Y = 35.577 + 0.590X

Persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa:

- Kontanta sebesar 35.577 menyatakan bahwa jika nilai nilai kualitas

pelayanan adalan nol (0) maka kepuasan pelanggan bernilai 35.577

- Koefisien regresi X sebesar 0.590 (bernilai positif) menyatakan bahwa

setiap penambahan nilai 1 pada kualitas pelayanan maka nilai kepuasan

pelanggan bertambah sebesar 0.590.

6. Diagram Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan (X) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) pada bengkel PT. X Makassar.

Hasil analisis penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara

variabel Kualitas Pelayanan (X) terhadap Kepuasan pelanggan (Y), serta diketahui

pulan hubungan antara kedua variabel serta besarnya kontribusi yang diberikan

kepada variabel Y oleh variabel X. Analisis pun dilakukan melaui tabulasi data

dan analisis prasyarat sebelumnya. Selanjutnya analisis penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut.

Page 72: pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan bengkel.pdf

Gambar 4.38. Diagram analisis penelitian pengaru variabel X (kualitas pelayanan) terhadap variabel Y (tingkat kepuasan pelanggan)

Keterangan: X : Kualitas pelayanan Y : Tingkat kepuasan pelanggan Xi : Aspek kualitas pelayanan Yi : Aspek kepuasan pelanggan