Upload
dinhxuyen
View
237
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KUALITAS LABA AKUNTANSI TERHADAP EFESIENSI
INVESTASI PERUSAHAAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2017)
Skripsi
Oleh
CITRA ISWARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Pengaruh Kualitas Laba Akuntansi Terhadap Efisiensi Investasi Perusahaan
Dengan Asimetri Informasi Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2017)
Oleh
Citra Iswari
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas laba akuntansi terhadap
efisiensi investasi perusahaan dengan asimetri informasi sebagai variabel
moderasi. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2013-2017 di Bursa Efek Indonesia, sampel penelitian sebesar 88
perusahaan dengan jumlah observasi selama 5 tahun sebesar 440 item observasi,
kemudian dilakukan outlier sehingga menjadi 435 item observasi. Metode analisis
data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
software IBM SPSS 22. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa kualitas laba berpengaruh positif terhadap efisiensi investasi.
Selain itu, adanya asimetri informasi dapat memoderasi hubungan kualitas laba
terhadap efesiensi investasi. Hasil ini memberikan arti bahwa adanya asimetri
informasi, baik itu terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai
informasi dibandingkan pihak lain (pemilik atau pemegang saham) ataupun
individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri akan
mempengaruhi hubungan yang terjadi antara kualitas laba dengan efesiensi
investasi.
Kata Kunci : Kualitas Laba Akuntansi, Efisiensi Investasi, Asimetri
Informasi.
ABSTRACT
The Influence of Earnings Quality on Investment Efficiency with Asymmetry
Information as a Moderation Variable
(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on Indonesia Stock
Exchange Period 2013-2017)
By
Citra Iswari
This study aims to examine the effect of earnings quality on investment efficiency
with asymmetry information as a moderating variable. The study was conducted
on manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2013-
2017, the number of companies taken as a sample are 88 companies with a
number of observations for 5 years are 440 then after outlier the number of the
samples became 435 items of observation. The method of data analysis in this
study using multiple linear regression analysis with IBM SPSS 22 software. Based
on the results of the research that has been done, it can be seen that earnings
quality has a positive effect on investment efficiency. In addition, the existence of
information asymmetry can moderate the correlation of earnings quality to
investment efficiency. These results imply that the existence of asymmetry
information, whether it occurs because of managers are superior in mastering
information than others (owners or shareholders) or individuals acting to
maximize their own interests will affect the correlation that occurs between the
earnings quality and investment efficiency.
Keywords: Earnings Quality, Investment Efficiency, Asymmetry Information
PENGARUH KUALITAS LABA AKUNTANSI TERHADAP EFESIENSI
INVESTASI PERUSAHAAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2017)
Oleh
CITRA ISWARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 8
Februari 1996. Penulis adalah anak kedua dari dua
bersaudara, dari bapak Drs. H. Ismail dan ibu Hj.
Surmaini.
Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan
Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2. Pendidikan
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada tahun 2008 di SD Negeri 2
Labuhan Ratu. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP
Negeri 12 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian, penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 5 Bandar
Lampung hingga tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan berhasil lulus ujian komprehensif pada
tanggal 7 November 2018. Pada tahun 2014 penulis aktif sebagai anggota Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan
karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Kedua orang tuaku
Bapak Drs. H. Ismail dan Ibu H. Surmaini
Saudaraku
Julian Eka Saputra S.Kom
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Qs. Al-Insyirah: 5-6)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
(Qs. Al-Baqarah: 216)
“Jadilah orang baik meskipun kau tak diperlakukan baik oleh
manusia. Allah takkan melupakan kebaikan yang kau beri dan
kesusahan orang lain yang kau atasi”
(Anonymous)
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas
Laba Akuntansi Terhadap Efisiensi Investasi Perusahaan Dengan Asimetri
Informasi Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)”,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
4. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing 1
dan Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing 2
yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan semangat untuk
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. A.Zubaidi Indra, M.M., C.A., CPA., Akt., selaku Dosen Penguji
Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama
proses penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt., selaku Pembimbing Akademik
selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis
selama menempuh program pendidikan S1.
8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
9. Bapak dan Ibuku tercinta Drs. H. Ismail dan Hj. Surmaini yang selalu
mendoakan dan menjadi penyemangat untuk menyelesaikan studi ini. Terima
kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan kepadaku
kepentingan anak anaknya.
10. Kakakku dan Kakak iparku tersayang Julian Eka Saputra, S.Kom dan Eva
Anggreni. Terimakasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan selama
ini.
11. Ukhtiku Jesi Raka Siwi, Megah Dheane Tia, Melianatika, Mulia Chanra
Prasasti, Muntama, Rizky Isnaeni dan Robingatul Ngatdawiyah. Terimakasih
untuk semua hal yang telah kita lalui selama ini. Terimakasih sudah selalu
sabar mengingatkan aku yang ngeyelannya luar biasa. Terimakasih atas
dukungan, bantuan, motivasi, canda tawa, doa, serta pelajaran hidup yang
begitu berharga. Jazakumullah Khairan Ukh.
12. Geri Ardika, S.E., yang tidak pernah bosan memantau progresku selama
proses skripsi. Terimakasih. Akhirnya kita punya gelar samaan Nyot.
13. Sahabatku Trisnawati, Terimakasih atas dukungan dan waktu yang telah
diberikan selama ini. Terimakasih sudah mau menjadi tempatku mencurahkan
isi hati. Terimakasih sudah mau selalu aku susahkan. Tetap jadi Noyo yang
aku kenal ya. Sukses selalu untuk kita..
14. Rekan sepembimbing dan sepembahas Amin Sobri yang telah lebih dulu
mendahului (wisudanya), terimakasih telah memberikan semangat, dukungan
dan bantuan selama ini.
15. Partner tutorku Rangga Prasetya, Tetap semangat dalam menyelesaikan
perkuliahan dan meraih cita-cita. Ingat bahwa Allah takkan memberikan
cobaan diluar batas kemampuan umatnya.
16. Sahabat-sahabat sedari SMA Leni, Nisa, Marlina, Ayunda, Lia, Sri, akhirnya
kita satu persatu berhasil menamatkan pendidikan kita masing-masing.
Semoga persahabatan kita tetap terjaga.
17. Pejuang wisuda Januari, Rizky Rahman, Cicilia Wiliasih, Rifki Idham, Indah
Caturini, Zahrati. Terimakasih sudah saling menyemangati. Sukses untuk kita
semua.
18. Akuntansi 2014, Kadin, Anni, Clara, Ninda, Eka, Katrine, dan seluruh teman-
teman akuntansi 2014 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terimakasih
sudah membantu selama proses perkuliahan, memberikan semangat, dan
motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 8 November 2018
Penulis,
Citra Iswari
xv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................................... iii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... ix
MOTTO ............................................................................................................... x
SANWACANA .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI, HIPOTESIS, KERANGKA PENELITIAN
2.1 Landasan Teori .......................................................................... 9
2.1.1 Teori Keagenan ................................................................ 9
2.1.2 Laporan Keuangan ........................................................... 10
2.1.3 Efisiensi Investasi ............................................................ 12
2.1.4 Kualitas Laba ................................................................... 13
2.1.5 Manajemen Laba ............................................................. 16
2.1.6 Asimetri Informasi ........................................................... 21
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................. 23
2.3 Hipotesis ..................................................................................... 25
2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik
Perataan Laba .................................................................. 25
2.3.2 Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap Praktik
Perataan Laba .................................................................. 26
2.4 Kerangka Penelitian................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sampel dan Data Penelitian ....................................................... 28
3.2 Operasional Variabel Penelitian ................................................. 29
3.2.1 Variabel Dependen .......................................................... 29
xvi
3.2.2 Variabel Independen ........................................................ 30
3.2.3 Variabel Moderasi ........................................................... 31
3.3 Metode Analisis Data ................................................................. 32
3.3.1 Statistik Deskriptif ........................................................... 32
3.3.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 32
3.3.2.1 Uji Normalitas ..................................................... 32
3.3.2.2 Uji Autokorelasi .................................................. 33
3.3.2.3 Uji Multikoliniearitas .......................................... 34
3.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas ........................................ 34
3.3.3 Analisis Regresi ............................................................... 35
3.3.4.Uji Hipotesis .................................................................... 35
3.3.3.1 Uji Koofesien Determinasi (R2) ........................ 35
3.3.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji F) ............................ 36
3.3.3.3 Uji Statistik t ..................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 38
4.1.1. Data dan Sampel ............................................................... 38
4.1.2. Deskripsi Variabel Penelitian ........................................... 39
4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 40
4.3.1 Uji Normalitas .................................................................... 40
4.3.1 Uji Multikolonieritas .......................................................... 41
4.3.2 Uji Autokorelasi ................................................................. 42
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 43
4.3 Hasil Analisis Regresi .................................................................. 45
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 45
4.5.4 Uji Signifikansi Kelayakan Model (Uji F) ......................... 45
4.5.5 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ...... 46
4.4 Pembahasan .................................................................................. 48
4.4.1 Pengaruh Kualitas Laba Akuntansi Terhadap Efisiensi
Investasi Perusahaan ......................................................... 49
4.4.2 Pengaruh Kualitas Laba Akuntansi Terhadap Efisiensi
Investasi Perusahaan...........................................................50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...................................................................................... 52
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 53
5.3 Saran ............................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ................................................................ 38
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 39
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoleniaritas ................................................................. 42
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 43
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 45
Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Kelayakan Model (Uji F) ................................ 46
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .............. 47
xviii
DAFTAR BAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 41
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 44
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Perusahaan Sampel Penelitian
Lampiran 2 Tabel Data Variabel Penelitian
Lampiran 3 Tabel Data Untuk Menghitung Efisiensi Investasi Tahun 2013
Lampiran 4 Tabel Perhitungan Efisiensi Investasi Tahun 2013
Lampiran 5 Tabel Data Untuk Menghitung Efisiensi Investasi Tahun 2014
Lampiran 6 Tabel Perhitungan Efisiensi Investasi Tahun 2014
Lampiran 7 Tabel Data Untuk Menghitung Efisiensi Investasi Tahun 2015
Lampiran 8 Tabel Perhitungan Efisiensi Investasi Tahun 2015
Lampiran 9 Tabel Data Untuk Menghitung Efisiensi Investasi Tahun 2016
Lampiran 10 Tabel Perhitungan Efisiensi Investasi Tahun 2016
Lampiran 11 Tabel Data Untuk Menghitung Efisiensi Investasi Tahun 2017
Lampiran 12 Tabel Perhitungan Efisiensi Investasi Tahun 2017
Lampiran 13 Tabel Data Untuk Menghitung Kualitas Laba Tahun 2013
Lampiran 14 Tabel Perhitungan Kualitas Laba Tahun 2013
Lampiran 15 Tabel Data Untuk Menghitung Kualitas Laba Tahun 2014
Lampiran 16 Tabel Perhitungan Kualitas Laba Tahun 2014
Lampiran 17 Tabel Data Untuk Menghitung Kualitas Laba Tahun 2015
Lampiran 18 Tabel Perhitungan Kualitas Laba Tahun 2015
Lampiran 19 Tabel Data Untuk Menghitung Kualitas Laba Tahun 2016
Lampiran 20 Tabel Perhitungan Kualitas Laba Tahun 2016
Lampiran 21 Tabel Data Untuk Menghitung Kualitas Laba Tahun 2017
Lampiran 22 Tabel Perhitungan Kualitas Laba Tahun 2017
Lampiran 23 Tabel Data Untuk Menghitung Bidask Spread
Lampiran 24 Tabel Perhitungan Bidask Spread
Lampiran 25 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Lampiran 26 Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran 27 Hasil Uji Hipotesis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dilakukan pada berbagai macam
resiko dan ketidakpastian yang diharapkan dapat mendatangkan keuntungan di
masa mendatang. Investasi perusahaan harus dilakukan secara tepat sehingga
dapat mencapai efisiensi. Efisiensi merupakan suatu tindakan untuk menggunakan
sumber daya dengan tepat guna, tidak terjadi pemborosan sumber daya yang ada.
Investasi yang dilakukan secara efisien akan mendatangkan keuntungan bagi
perusahaan. Untuk mencapai efisiensi, investasi yang dilakukan perusahaan harus
sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak terjadi overinvestment atau
underinvestment. Investasi dikatakan efisien apabila perusahaan dapat terhindar
dari keadaan overinvestment atau underinvestment (Sari dan Suaryana, 2014).
Kondisi overinvestment adalah kondisi dimana perusahaan memiliki kelebihan
modal (free cash flow) namun pertumbuhan perusahaannya lambat, hal ini
dikarenakan, manajer tidak dapat mengalokasikan modalnya secara benar.
Sedangkan kondisi underinvestment adalah kondisi dimana perusahaan memiliki
kesempatan untuk investasi dengan menggunakan hutang dalam jumlah yang
2
besar tetapi perusahaan tidak memiliki jaminan pembayaran hutang yang cukup
(Sari dan Suaryana, 2014).
Efisien atau tidaknya suatu investasi salah satunya ditentukan oleh keputusan-
keputusan yang diambil oleh manajer perusahaan. Manajer perusahaan memiliki
informasi-informasi yang diperlukan dalam mengambil suatu keputusan
diantaranya yaitu informasi mengenai laba perusahaan. Laba merupakan salah
satu unsur yang ada dalam laporan keuangan yang dijadikan sebagai informasi
bagi para penggunanya. Dilihat dari karakteristik laporan keuangan, informasi
yang ada dalam laporan keuangan harus relevan. Berdasarkan kerangka
konseptual, informasi yang relevan akan membantu para pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi peristiwa-peristiwa di masa lalu, masa kini, dan
masa depan (nilai prediktif) atau untuk memperbaiki ekspektasi sebelumnya (nilai
umpan balik).
Secara singkat, informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai
prediktif dan nilai umpan balik (Belkaoui, 2011). Jadi, laba yang dinyatakan
dalam laporan keuangan harus dapat digunakan manajer untuk memprediksikan
peristiwa di masa yang akan datang yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan investasi perusahaan yang bermanfaat di
masa mendatang. Namun pada kenyataannya, seringkali manajer perusahaan
merekayasa laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan sehingga
tidak menunjukkan kenyataan yang sebenarnya. Hal tersebut mengakibatkan
kualitas laba menjadi rendah. Kualitas laba yang rendah dapat menyesatkan
3
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Kualitas laba saat ini
mempengaruhi efisiensi investasi mendatang (Li dan Wang, 2010).
Hal tersebut terjadi karena dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali timbul
konflik keagenan. Adanya konflik keagenan mengakibatkan timbulnya asimetri
informasi antara pemegang saham dan manajer perusahaan. Asimetri informasi
merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek
perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Keadaan tersebut
memberikan kesempatan kepada manajer untuk bersikap oportunistik. Manajer
cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya.
Jensen dan Meckling (1976) mengembangkan sebuah model kerangka pemikiran
untuk informasi asimetri yang memegang peran pada efisiensi investasi melalui
masalah informasi, seperti moral hazard dan adverse selection. Berkaitan dengan
moral hazard, maka perbedaan kepentingan di antara para pemegang saham dan
kurangnya proses monitoring akan membawa manajemen untuk memaksimalkan
kepentingan mereka dengan membuat investasi yang tidak sesuai dengan
keinginan pemegang saham. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya
overinvestment (Hope dan Thomas, 2008). Sedangkan sebaliknya terjadinya
penolakan terhadap beberapa proyek yang menguntungkan karena adanya kendala
dana akan menyebabkan terjadinya underinvestment.
Tercatat telah terjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik
dengan melibatkan persoalan laporan keuangan yang pernah diterbitkannya. Salah
satu kasus persoalan laporan keuangan terjadi di Indonesia adalah kasus yang
dialami oleh Toshiba Corporation yang mengalami skandal akuntansi senilai
4
US$1,2 miliar yang menyebabkan pemimpin perusahaan Hisao Tanaka dan dua
eksekutif lainnya mengundurkan diri. Pengunduran diri datang setelah laporan
pihak ketiga menunjukkan eksekutif puncak perusahaan menetapkan target
keuntungan realistis yang secara sistematis menyebabkan akuntansi cacat.
Manajemen perusahaan menetapkan target laba yang tidak realistis sehingga saat
target tersebut tidak tercapai, pemimpin divisi terpaksa harus berbohong dengan
memanipulasi data laporan keuangan (liputan6.com).
Fenomena ini menunjukkan terjadinya skandal keuangan merupakan kegagalan
laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna laporan.
Laba sebagai bagian dari laporan keuangan tidak menyajikan fakta yang
sebenarnya tentang kondisi ekonomis perusahaan sehingga laba yang diharapkan
dapat memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan menjadi
diragukan kualitasnya. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya
tentang kinerja manajemen dapat berdampak pada tidak maksimalnya tujuan yang
dicapai pihak pengguna laporan.
Menurut Sulistyanto (2008), laba dianggap sebagai informasi yang paling
signifikan yang dapat memandu dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak
yang berkepentingan. Kualitas laba yang dihasilkan perusahaan mempengaruhi
reaksi yang diberikan. Kualitas laba yang tinggi menunjukkan bahwa investor
tertarik pada informasi laba. Ketika keuntungan perusahaan meningkat, maka laba
perusahaan dikatakan berkualitas. Pentingnya informasi laba yang terkandung di
dalam laporan keuangan perusahaan menyebabkan para manajer melakukan
berbagai cara untuk menyusun laporan keuangan seefektif mungkin baik bagi
5
pihak internal maupun pihak eksternal. Hal inilah yang sering menjadi pemicu
timbulnya asimetri informasi antara pihak manajemen dan prinsipal yang dikenal
sebagai konflik agensi.
Kualitas laba dapat didefinisikan sebagai kemampuan laba dalam menjelaskan
informasi yang terkandung di dalamnya yang dapat membantu pembuatan
keputusan oleh pembuat keputusan (Dechow et al, 2010). Rendahnya kualitas laba
dapat mengakibatkan para penggunanya membuat kesalahan dalam pengambilan
keputusan. Laba yang tidak menunjukkan kebenaran informasi kinerja manajemen
akan berdampak pada tidak maksimalnya tujuan yang dicapai oleh para
penggunanya.
Bellovary, dkk (2005) menggambarkan kualitas laba sebagai kemampuan laba
dalam merefleksikan kebenaran laba perusahaan dan membantu memprediksi laba
mendatang, dengan mempertimbangkan stabilitas dan persistensi laba. Kualitas
laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi (Surifah,
2010). Investor, kreditor, dan para pemangku kepentingan lainnya mengambil
keputusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan. Oleh karena itu,
berbagai upaya dilakukan agar dapat menyusun laporan keuangan dengan kualitas
laba yang tinggi.
Sejumlah penelitian terdahulu menyebutkan bahwa kualitas pelaporan keuangan
mempengaruhi efisiensi investasi salah satunya Harto dan Rahmawati (2014)
yang menguji pengaruh kualitas pelaporan keuangan dan maturitas utang terhadap
efisiensi investasi perusahaan manufaktur. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
kualitas pelaporan keuangan berpengaruh terhadap efisiensi investasi. Maturitas
6
utang tidak berpengaruh terhadap efisiensi investasi dan tidak ada pengaruh dari
tingkat penggunaan utang jangka pendek pada kualitas pelaporan keuangan dan
efisiensi investasi.
Selain itu, Chen et al (2011) menguji pengaruh kualitas pelaporan keuangan
terhadap efisiensi investasi menemukan bahwa kualitas pelaporan keuangan
mempengaruhi efisiensi investasi pada perusahaan privat di negara berkembang.
Selanjutnya Sakti dan Septiani (2015) menyatakan bahwa kualitas pelaporan
keuangan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap efisiensi investasi.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Nurwa dan
Purwanto (2015) variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitas laba akuntansi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah efisiensi investasi. Penelitian ini juga menggunakan objek penelitian yaitu
perusahaan manufaktur, dikarenakan dengan pertimbangan bahwa sektor ini
merupakan perusahaan yang relatif banyak yang telah listing di BEI sehingga
sampel yang digunakan lebih memenuhi kriteria yang diinginkan dengan
menggunakan metode purposive sampling sehingga mendapatkan hasil penelitian
yang lebih baik, serta perusahaan manufaktur memiliki karakteristik perusahaan
yang sama dimana lebih sensitif dan lebih kompleks dalam pengungkapan laporan
keuangannya.
Berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan asimetri
informasi sebagai variabel moderating, dengan alasan bahwa tingginya asimetri
informasi dapat berpengaruh pada keandalan dari laba yang dilaporkan sehingga
menurunkan kualitas laba yang akan berpengaruh pada rendahnya efisiensi
7
investasi, begitupun sebaliknya, rendahnya asimetri informasi dan angka
akuntansi yang lebih andal, sejalan dengan tingginya kualitas pelaporan keuangan,
dapat menambahkan pengawasan yang lebih baik. Konsekuensinya, pengaruh
pelaporan keuangan terhadap efisiensi investasi akan lebih tinggi untuk
perusahaan dengan tingkat kualitas pelaporan keuangan yang tinggi. Di sisi lain,
perusahaan yang memiliki tingkat kualitas pelaporan keuangan yang lebih tinggi,
tidak akan terlalu membutuhkan pengawasan terhadap perilaku manajer (Fanani
dan Hamidah, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul sebagai berikut “Pengaruh Kualitas Laba Akuntansi Terhadap Efisiensi
Investasi Perusahaan Dengan Asimetri Informasi Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2017)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Apakah kualitas laba berpengaruh terhadap efisiensi investasi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI?.
2. Apakah asimetri informasi memoderasi hubungan antara kualitas laba dengan
efisiensi investasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?.
8
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka dapat
dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membuktikan secara empiris pengaruh kualitas laba terhadap efisiensi
investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Membuktikan secara empiris asimetri informasi memoderasi hubungan antara
kualitas laba dengan efisiensi investasi pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan serta bukti empiris mengenai pengaruh kualitas laba
terhadap efisiensi investasi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
dan wawasan bagi mereka yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kualitas laba akuntansi, efisiensi investasi dan asimetri
informasi.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengungkapan kualitas laba akuntansi, efisiensi investasi dan asimetri
informasi yang diterapkan oleh perusahaan.
2. Memberikan masukkan kepada para investor sehingga dapat dijadikan
sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam
perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam
kegiatan perusahaan. Teori agensi dapat dipandang sebagai suatu model
kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut
agen dan pihak yang lain disebut prinsipal. Prinsipal mendelegasikan
pertanggungjawaban atas decision making kepada agen, hal ini dapat pula
dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agen untuk
melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati.
Wewenang dan tanggungjawab agen maupun prinsipal diatur dalam kontrak kerja
atas persetujuan bersama.
Teori keagenan menurut Sulistyanto (2008), manajer sebagai pengelola
perusahaan merupakan satu-satunya pihak yang menguasai seluruh informasi
yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan. Manajer mengetahui dan
memahami hubungan antara satu informasi dengan informasi lain. Sementara
pihak lain di luar perusahaan seperti investor dan stakeholder lain, yang
10
mempunyai keterbatasan sumber dan akses untuk memperoleh informasi
mengenai perusahaan. Pihak-pihak ini hanya bisa mengandalkan informasi yang
disajikan manajemen jika ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan,
sehingga muncul asimetri informasi yang terjadi antara kedua pihak tersebut
karena perbedaan informasi antara kedua belah pihak. Pihak yang merasa
dirugikan adalah pihak investor dan stakeholder lainnya dikarenakan pihak ini
mempunyai lebih sedikit informasi mengenai perusahaan dibanding dengan pihak
manajer yang mengetahui seluk beluk perusahaan.
Menurut Widyaningdyah (2001) dalam Jao (2011) agency theory memiliki
asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan
dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan
agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan
dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain
dalam memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Konflik
kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor
aktivitas CEO sehari-hari untuk memastikan bahwa CEO bekerja sesuai dengan
keinginan pemegang saham.
2.1.2 Laporan Keuangan
Menurut pedoman etika akuntan IAI, laporan keuangan adalah suatu penyajian
data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan
untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban
suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban
11
selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Menurut Harahap (2014) menyatakan laporan keuangan (financial statement)
merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika
informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa
saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut.
Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, dan laporan
perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan
tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber
informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri,
kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan yang
lainnya. Ada 3 macam laporan keuangan yang pokok dihasilkan yaitu neraca,
laporan laba-rugi, dan laporan aliran kas.
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan
masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para
pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan
membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan
ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan
menghasilkan keuntungan baginya.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi
keuangan selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan yang lengkap
terdiri dari komponen-komponen yaitu, neraca, laporan laba rugi, laporan arus
12
kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan mempunyai tujuan sebagai alat informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
(IAI, 2014). Laporan keuangan sebuah perusahaan sangat banyak yang
berkepentingan atas informasi yang disajikan, salah satunya adalah investor.
2.1.3 Efisiensi Investasi
Investasi adalah salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk
mengembangkan dan meningkatkan nilai perusahaan. Pengertian investasi secara
umum yaitu keputusan mengeluarkan dana pada saat ini untuk membeli aset riil
(tanah, rumah, mobil, dan sebagainya) atau aset keuangan (saham, obligasi,
reksadana, wesel, dan sebagainya) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan
yang lebih besar di masa yang akan datang (Basalamah dan Haming, 2010).
Selain itu, perusahaan melakukan investasi tidak hanya untuk memperkaya
perusahaan, melainkan juga untuk menjalin hubungan bisnis yang erat dengan
perusahaan lain.
Keputusan investasi dibuat berdasarkan informasi yang beredar. Manajer harus
menghindari asimetri informasi yang ada di antara stakeholder supaya manajer
dapat mengambil keputusan investasi serta terhindar dari masalah overinvestment
maupun underinvestment.Overinvestment adalah suatu kondisi dimana investasi
yang dilakukan perusahaan lebih tinggi daripada yang diharapkan. Berkebalikan
dengan overinvestment,underinvestment adalah suatu kondisi dimana investasi
13
yang dilakukan perusahaan lebih rendah daripada yang diharapkan (Sari dan
Suaryana, 2014).
Myers dan Majluf (1984) dalam Ballesta dan Gomariz (2013) mengembangkan
kerangka mengenai peran asimetri informasi dalam efisiensi investasi dari
masalah informasi, seperti moral hazard dan adverse selection. Sehubungan
dengan moral hazard, perbedaan kepentingan antara shareholder dan lemahnya
pengawasan terhadap manajer dapat memicu manajemen untuk mencoba
memaksimalkan kepentingan pribadinya dengan membuat keputusan investasi
yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan shareholder (Jensen dan Meckling,
1976). Dalam situasi adverse selection, manajer yang memperoleh informasi lebih
baik mungkin mengalami masalah overinvestment jika mereka menjual sekuritas
pada harga di atas rata-rata dan menerima dana berlebih. Sementara itu, menurut
Sari dan Suaryana (2014) masalah Underinvestment terjadi apabila perusahaan
menghadapi kesempatan investasi yang mensyaratkan penggunaan utang dalam
jumlah besar, tanpa ada jaminan pembayaran utang yang mencukupi (free cash
flow). Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung mengalami
masalah underinvestment.
2.1.4 Kulitas Laba
Kualitas laba menjadi perhatian utama bagi pengguna laporan keuangan untuk
tujuan investasi dan tujuan kontraktual. Informasi mengenai laba perusahaan
harus berkualitas untuk menghasilkan keputusan investasi yang berkualitas pula.
Jika laba yang dinyatakan perusahaan kurang berkualitas maka investor mungkin
14
saja berinvestasi pada laba yang tinggi tetapi kurang berkualitas. Laba yang
kurang berkualitas akan memberikan sinyal yang buruk bagi pihak-pihak yang
berkaitan sehingga akan menimbulkan kerugian akibat dari kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
Berdasarkan kualitas laba, profesi akuntansi dipertaruhkan. Pengambilan
keputusan oleh investor, kreditor dan pemangku kepentingan berdasar pada
laporan keuangan. Salah satu indikator yang menjadi dasar pengambilan
keputusan adalah melalui laba yang dinyatakan suatu perusahaan. Apabila kualitas
laba yang disajikan perusahaan tidak dapat diandalkan, para pemangku
kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi. Oleh karena itu,
berbagai upaya dilakukan agar dapat menghasilkan kualitas laba yang tinggi.
Schipper dan Vincent (2003) mengelompokkan konstruk kualitas laba dan
pengukurannya, yaitu:
1. Berdasarkan sifat runtun-waktu laba
Kualitas laba meliputi: persistensi, preidiktabilitas (kemampuan prediksi), dan
variabilitas. Atas dasar persisten yaitu laba yang berkelanjutan, lebih bersifat
permanen dan tidak bersifat transitori. Persistensi sebagai kualitas laba ini
ditentukan berdasarkan perspektif manfaat dalam pengambilan keputusan
khususnya dalam penialaian ekuitas. Kemampuan prediksi menunjukkan
kapasitas laba dalam memprediksi informasi tertentu, misalnya laba di masa
mendatang. Dalam hal ini, laba yang berkualitas tinggi adalah laba yang
mempunyai kemampuan tinggi dalam memprediksi laba di masa datang.
15
Berdasarkan konstruk variabilitas, laba berkualitas tinggi adalah laba yang
mempunyai variabilitas relatif rendag atau laba yang smooth.
2. Berdasarkan hubungan laba-kas-akrual
Kualitas laba ini diukur dengan berbagai ukuran, yaitu: rasio kas operasi
dengan laba, perubahan akrual total, estimasi abnormal/discretionary
accruals, dan estimasi hubungan akrual-kas. Dengan menggunakan ukuran
rasio kas operasi dengan laba, kualitas laba ditunjukkan oleh kedekatan laba
dengan aliran kas operasi. Laba yang semakin dekat dengan aliran kas operasi
mengindikasi laba yang semakin berkualitas. Dengan menggunakan ukuran
perubahan akrual total, laba berkualitas adalah laba yang mempunyai
perubahan akrual total yang kecil. Pengukuran ini mengasumsikan bahwa
perubahan total akrual disebabkan oleh perubahan discretionary accruals.
Estimasi discretionary accruals dapat diukur secara langsung untuk
menentukan kualitas laba. Semakin kecil discretionary accruals, semakin
tinggi kualitas laba, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya, keeratan hubungan
antara akrual dan aliran kas juga dapat digunakan untuk mengukur kualitas
laba. Semakin erat hubungan antara akrual dan aliran kas, semakin tinggi
kualitas laba.
3. Berdasarkan Konsep Kualitatif Rerangka Konseptual (FASB, 1978)
Laba yang berkualitas adalah laba yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan yaitu yang memiliki karakteristik relevansi, reliabilitas, dan
komparabilitas/konsistensi. Pengukuran masing-masing kriteia kualitas
tersebut secara terpisah sulit untuk dilakukan.
16
4. Berdasarkan keputusan implementasi melalui dua pendekatan
Dalam pendekatan pertama, kualitas laba berhubungan negatif dengan
banyaknya pertimbangan, estimasi, dan prediksi yang diperlukan dalam
penyusunan laporan keuangan. Semakin banyak estimasi yang diperlukan oleh
penyusun laporan keuangan dalam mengimplementasikan standar pelaporan,
semakin rendah kualitas laba, dan sebaliknya. Dalam pendekatan kedua,
kualitas berhubungan negatif dengan besarnya keuntungan yang diambil oleh
manajemen dalam menggunakan pertimbangan agar menyimpang dari tujuan
standar (manajemen laba). Manajemen laba yang semakin besar mengindikasi
kualitas laba yang semakin rendah, begitu juga sebaliknya.
2.1.5 Manajemen Laba
Scott (2003) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua.
Pertama, melihatnya sebagai perilaku opportunistik manajer untuk
memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontak
utang, dan political costs (Opportunistic Earnings Management). Kedua, dengan
memandang manajemen laba dari prespektif efficient contracting (Efficient
Earnings Management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu
fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak.
Dari sudut pandang etika, Schipper (1998) dalam Wulaningrum (2010)
menyatakan bahwa manajemen laba adalah suatu intervensi dengan tujuan
tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa
17
keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari
proses tersebut). Deegan (2004) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan
seorang manajer dengan menyajikan laporan yang menaikkan atau menurunkan
laba periode berjalan dari unit usaha yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa
menimbulkan kenaikan (penurunan) profitabilitas ekonomi unit tersebut dalam
jangka panjang.
Sedangkan menurut Givoly dan Katz (2010), manajemen laba terjadi ketika
manajer menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan
penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan, dengan tujuan untuk
memanipulasi besaran (magnitude) laba kepada beberapa stakeholders tentang
kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak)
yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.
Dari definisi-definisi tersebut, manajemen laba dianggap sebagai tindakan
opportunistic dari manajer. Hal ini mengisyaratkan bahwa manajemen laba erat
kaitannya dengan motivasi-motivasi yang mendasari manajer dalam melakukan
manajemen laba, sasaran-sasaran yang ingin dicapai manajer serta penggunaan
judgment-judgment dalam laporan keuangan yang dapat merugikan dan
menyesatkan stakeholders.
Pada dasarnya manajer memanage laba karena earnings atau laba telah dijadikan
sebagai target dalam proses penilaian prestasi kerja departemen (manajer) secara
khusus dan perusahaan (organisasi) secara umum. Scott (2003:302)
mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba:
18
1. Bonus Purposes, manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan
akan bertindak secara opportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan
memaksimalkan laba (Givoly dan Katz, 2010).
2. Political Motivations, manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba
yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi
laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan
pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.
3. Taxation Motivation, motivasi penghematan pajak menjadi motivasi
manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan
dengan tujuan penghematan pajak pendapatan.
4. Pergantian CEO, CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung
menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja
perusahaan buruk, mereka akan berusaha memaksimalkan pendapatan agar
tidak diberhentikan.
5. Initial Public Offering (IPO), manajer perusahaan akan melakukan earnings
management agar harga sahamnya saat penawaran perdana (IPO) lebih tinggi,
sedangkan kapitalisasi modal perusahaan menjadi lebih besar. Saat perusahaan
go public, informasi keuangan yang ada dalam prospektus merupakan sumber
informasi yang penting. Informasi ini dapat dipakai sebagai sinyal kepada
calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi keputusan
calon investor maka manajer berusaha menaikkan laba yang dilaporkan.
Motivasi lain manajemen laba dilihat dari sudut pandang akuntansi adalah karena
ada dua keterbatasan para pengguna dalam menginterprestasi pelaporan keuangan.
Pertama, kriteria penyajian elemen pelaporan keuangan rentan terhadap kebijakan
19
manajemen, yaitu pihak manajemen memiliki peluang dan kebebasan untuk
menerapkan kebijakan manajemen yang berhubungan dengan pencatatan dan
metode akuntansi yang akan digunakan. Kedua, tidak ada observasi sempurna
mengingat tidak semua kebijakan manajemen dapat diobservasi oleh para
pengguna laporan keuangan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya asimetri
informasi antara investor dengan manajemen perusahaan yang berpeluang untuk
melakukan manipulasi laba sehingga mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan
ke publik.
Stice et al (2007: 427), menyatakan bahwa konsep akuntansi akrual yang fleksibel
dan standar akuntansi yang telah disebarluaskan dapat memberikan kesempatan
bagi manajemen untuk mengatur laba perusahaan. Para akauntan menambahkan
nilai informasi dengan menggunkan estimasi dan asumsi-asumsi untuk mengubah
data aliran kas yang masih mentah menjadi data akrual. Teknik-teknik yang secara
umum yang digunakan dalam manajemen laba adalah sebagai berikut:
1. Penggantian secara strategis
Laba yang stabil dapat diperoleh perusahaan dengan memastikan bahwa
beberapa transaksi penting telah diselesaikan dengan cepat atau ditunda
sehingga dapat diakui pada kuartal yang paling menguntungkan.
2. Perubahan pada metode atau estimasi dengan pengungkapan penuh.
Estimasi akuntansi berhubungan dengan piutang tak tertagih, retur atau dana
pensiun, umur ekonomis asset, dan lain-lain. Apabila perubahan estimasi di
ungkapkan secara menyeluruh dalam laporan keuangan, maka manajemen
laba dapat dideteksi dengan mudah oleh para pengguna laporan keuangan.
20
3. Perubahan dalam metode akuntansi atau estimasi dengan pengungkapan yang
minimal atau tanpa pengungkapan sama sekali.
4. Akuntansi Non-GAAP, Manajemen laba yang secara sopan dapat dilakukan
melalui akuntansi non-GAAP. Akuntansi non-GAAP sebenarnya dapat juga
terjadi akibat kesalahan yang tidak disengaja atau kekurang hati-hatian.
5. Transaksi fiktif
Contoh dari transaksi fiktif seperti yang dilakukan oleh para manajer di
Xerox Meksiko secara sembunyi-sembunyi menyewa gudang yang digunakan
untuk menyimpan barang-barang dagangan yang diretur untuk menghindari
pencatatan retur penjualan.
Teknik dan pola manajemen laba menurut Deegan (2004) dalam Watiningsih
(2010) dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu:
1. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara manajemen mempengaruhi laba melaului judgment (perkiraan) terhadap
estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi
kurun waktu deperesiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud,
estimasi biaya garansi dan lain-lain.
2. Mengubah metode akuntansi
Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi.
Contoh: merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka
tahun ke metode depresiasi garis lurus.
21
3. Menggeser periode biaya atau pendapatan
Contohnya adalah mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian
dan pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat
atau menunda penegeluaran promosi sampai periode berikutnya, mempercepat
atau menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat penjualan
aktiva tetap yang sudah tak dipakai lagi.
2.1.6 Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses
informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan.
Pengertian asimetri informasi menurut Scoot (2009:105) sebagai berikut :
“Frequently, one type of participant in the market (sellers, for example) will know
something about the assets being traded the another type of participant (buyers)
does not know. When this situation exits, the market is said to be characterized by
information asymmetry”
Pernyataan tersebut menjelasksn bahwa, asimetri informasi merupakan salah satu
pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut memiliki keunggulan dan kelebihan
informasi mengenai aset yang diperdagangkan dibandingkan dengan pihak lain.
Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai
informasi dibandingkan pihak lain (pemilik atau pemegang saham). Dengan
asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri
sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent
untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal
sebagai pemilik. Sehingga dengan adanya asimetri antara manajemen (agent)
22
dengan pemilik (principal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk
melakukan manajemen laba (earnings management) dalam rangka meningkatkan
utilitasnya.Fleksibilitas manajemen untuk memanajemenkan laba dapat dikurangi
dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas
laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba.
Menurut Clarks dan Sashri (2000) dalam Oktobriana (2015), estimasi asimetri
informasi dapat dilakukan berdasarkan tiga pendekatan utama, yaitu:
1. Berdasarkan analyst forecast
Proksi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah keakuratan analisis dalam
melakukan prediksi atas earning per share (EPS) dan diprediksi para ahli
sebagai ukuran asimetri informasi. Masalah yang sering timbul dari
perhitungan ini adalah para analis seringkali bersikap over-reacting terhadap
informasi positif dan bersikap under-reacting terhadap informasi negatif.
Selain itu, penggunaan forecast error sebagai caramenghitung asimetri
informasi tidak selalu berhubungan dengan tingkat risiko yang dihadapi oleh
perusahaan melainkan mungkin berhubungan dengan fluktuasi dari earning
dan bukan disebabkan oleh asimetri informasi yang lebih tinggi. Namun
Chung et al (1995) dalam Wasilah (2005), berpendapat bahwa ada hubungan
yang positif antara pendapat analisis dengan selisih harga bid ask.
2. Berdasarkan kesempatan berinvestasi.
Bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi mempunyai
kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas pada periode
mendatang.Prediksi tersebut berdasarkan aset perusahaan.Beberapa proksi
yang banyak digunakan adalah rasio market value to book value dari ekuitas,
23
market to book value dari aset, price earnings ratio. Alasan menggunakan
rasio tersebut adalah sebagai berikut:
- Rasio market to book value dari ekuitas dan assets, selain mencerminkan
kinerja perusahaan, juga mencerminkan potensi pertumbuhan perusahaan
dengan aset yang dimilikinya.
- Price earning ratio mencerminkan risiko dari pertumbuhan earning yang
dihadapi perusahaan.
3. Berdasarkan teori market microstructure.
Yang menjadi perhatian luas dari teori ini adalah bagaimana harga dan volume
perdagangan dapat dibentuk. Untuk melihat kedua faktor tersebut melalui bid-
ask spread yang menyatakan bahwa terdapat suatu komponen spread yang
turut memberikan kontribusi kerugian yang dialami dealer (perusahaan) ketika
melakukan transaksi dengan pedagang informasi (informasi traider). Bid-ask
spread merupakan selisih harga tertinggi dimana trade (pedagang saham)
bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah dimana trader
bersedia menjual saham tersebut.
Dalam melakukan pengukuran terhadap asimetri informasi, penulis menggunakan
produksi bid-ask spread. Bid-ask spread adalah selisih dari harga bid dan ask
sehingga disebut bid-ask spread.
2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Biddle et al,(2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas pelaporan
keuangan terhadap overinvestment dan underinvestment. Hasil dari penelitian
mereka adalah kualitas pelaporan keuangan yang tinggi memiliki kaitan dengan
24
investasi yang rendah pada perusahaan yang memiliki kas melimpah, dan
memiliki kaitan dengan investasi yang tinggi pada perusahaan yang ketersediaan
kasnya terbatas. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan hasil yang
menyatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan yang mengurangi informasi yang
terkandung di dalamnya, pada akhirnya akan menghambat efisiensi investasi.
Harto dan Rahmawati (2014) menguji pengaruh kualitas pelaporan keuangan dan
maturitas utang terhadap efisiensi investasi perusahaan manufaktur. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan kualitas pelaporan keuangan berpengaruh
terhadap efisiensi investasi. Maturitas utang tidak berpengaruh terhadap efisiensi
investasi dan tidak ada pengaruh dari tingkat penggunaan utang jangka pendek
pada kualitas pelaporan keuangan dan efisiensi investasi.
Nurwa dan Purwanto (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas
laba terhadap efisiensi investasi dengan risiko litigasi sebagai variabel moderasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas laba berpengaruh positif terhadap
efisiensi investasi perusahaan, namun risiko litigasi tidak memperkuat hubungan
kualitas laba terhadap efisiensi investasi perusahaan. Tingginya risiko litigasi
yang dihadapi perusahaan akan menurunkan kualitas laba. Hal itu terjadi karena
manajer tidak ingin perusahaannya dinilai buruk dengan adanya risiko litigasi
tersebut. Oleh karena itu manajer menyembunyikan informasi buruk mengenai
perusahaan agar perusahaan tetap dinilai baik oleh pihak luar. Hal tersebut
memberikan dampak buruk terhadap kualitas laba yang nantinya akan dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan investasi.
25
Sakti dan Septiani (2015) menyatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap efisiensi investasi. Kualitas
laporan keuangan berkontribusi dalam mengatasi masalah overinvestment maupun
underinvestment serta meningkatkan efisiensi investasi. Hal ini berarti kualitas
pelaporan keuangan dapat menjadi sebuah mekanisme yang membantu
perusahaan untuk meningkatkan tingkat investasi yang optimal.
Muliati (2011) meneliti menganai asimetri informasi dan ukuran perusahaan dapat
mempengaruhi manajemen laba di Indonesia. Dalam penelitian tersebut,
ditemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap praktik
manajemen laba. Limantara (2009) meneliti mengenai pengaruh asimetri
informasi dan ukuran perusahaan terhadap praktik manajemen laba. Dalam
penelitian tersebut, ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat asimetri informasi,
semakin tinggi pula peluang yang dimiliki oleh manajer untuk melakukan praktik
manajemen laba. Temuan lainnya adalah ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba.
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Kualitas Laba Terhadap Efisiensi Investasi
Adanya peran pihak luar (investor dan kreditor) memaksa perusahaan untuk
memperlihatkan kinerjanya dengan baik. Kinerja atau prospek perusahaan dapat
terlihat dari laporan keuangan maupun laporan tahunan yang dilaporkan
perusahaan. Salah satu indikator yang mencerminkan baik buruknya perusahaan
adalah melalui besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Namun, yang menjadi
26
pertanyaan disini, apakah laba yang dinyatakan perusahaan sudah sesuai dengan
kenyataannya atau tidak.
Hal ini dikarenakan kualitas pelaporan keuangan yang lebih tinggi akan membuat
manajer lebih bertanggung jawab karena pengawasan akan lebih baik, sehingga
asimetri informasi akan berkurang, begitu pula adverse selection dan moral
hazard. Kualitas pelaporan keuangan yang tinggi juga dapat mengurangi masalah
overinvestment dan underinvestment dan meningkatkan efisiensi investasi. Hal
tersebut dapat terjadi karena kualitas pelaporan keuangan yang tinggi
memungkinkan manajer untuk membuat keputusan investasi melalui identifikasi
proyek yang lebih baik dan menyajikan angka-angka akuntansi yang lebih tepat
guna pembuatan keputusan internal. Selain itu penelitian Nurwa dan Purwanto
(2015) menyatakan bahwa kualitas laba yang diproksikan dengan kualitas akrual
berpengaruh positif terhadap efisiensi investasi. Kualitas laba yang tinggi dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan investasi, maka hipotesis yang
dapat diajukan adalah:
H1: Kualitas laba berpengaruh positif terhadap efisiensi investasi
2.3.2 Kualitas Laba Akuntansi, Efisiensi Investasi Dan Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi investasi
perusahaan karena akan membuat keputusan investasi menjadi kurang berkualitas
(Sari dan Suaryana, 2014). Keberadaan asimetri informasi ini akan menyebabkan
tidak tercapainya tujuan awal dari investasi perusahaan, yaitu peningkatan
kekayaan pemegang saham. Berdasarkan perspektif teori agensi, terdapat
beberapa macam mekanisme pengendalian untuk mengurangi asimetri informasi
27
dan risiko informasi, serta pengawasan aktivitas manajerial yang lebih baik,
seperti melalui peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan pengungkapan
dalam laporan keuangan.
Dechow dan Dichev (2002) menyatakan bahwa laba saat ini dapat memberikan
ramalan terbaik mengenai arus kas masa depan. Laba yang mencerminkan
keadaan perusahaan yang sesungguhnya akan lebih baik digunakan untuk
perencanaan alokasi modal masa mendatang. Adanya asimetri informasi akan
mempengaruhi peran kualitas laba terhadap efisiensi investasi perusahaan.
Kualitas laba kecil pengaruhnya terhadap efisiensi investasi dengan perusahaan
yang memiliki asimetri informasi yang tinggi. Begitu sebaliknya, pengaruh
kualitas laba terhadap efisiensi investasi akan kuat ketika asimetri informasi yang
dihadapi perusahaan rendah.
H2: asimetri informasi akan memperlemah hubungan antara kualitas laba
akuntansi dengan efisiensi investasi
2.4 Kerangka Penelitian
EFISIENSI
INVESTASI
ASIMETRI
INFORMASI
H1
H2
KUALITAS LABA
AKUNTANSI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sampel dan Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada tahun 2013-2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi sampel dipilih
berdasarkan Purposive Sampling (kriteria yang dikehendaki). Kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari
tahun 2013-2017.
2. Perusahaan manufaktur yang selama tahun penelitian tidak mengalami
delisted.
3. Perusahaan manufaktur yang secara lengkap mempublikasikan laporan
keuangan selama tahun penelitian 2013-2017.
4. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah, dikarenakan penelitian
dilakukan di Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan adalah yang di
nyatakan dalam rupiah
29
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data diperoleh
secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data penelitian didapat dari
Dari Website pasar modal (www.idx.co.id), dan situs perusahaan yang
bersangkutan.
3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2015). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.2.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi investasi
(IE). Efisiensi investasi diukur dengan menggunakan model investasi Richardson
(2006). Tingkat investasi yang diharapkan bagi perusahaan i dan tahun t diukur
menggunakan model yang memprediksi tingkat investasi berdasarkan growth
opportunities perusahaan (diukur dari peningkatan penjualan) (Biddle et al.,
2009). Deviasi dari model tersebut, sebagaimana tercermin pada residual dalam
model investasi, menunjukkan inefisiensi investasi. Sebagai berikut:
ε = Investasi – (β0 + β1Salesgrowth1 )
Persamaan tersebut didapat dari model investasi Richardson yang juga digunakan
dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurwa dan Purwanto (2015), Rahmawati
dan Harto (2014), serta Sakti dan Septiani (2015).
Investasi = β0 + β1Salesgrowth1 + ε
30
Keterangan :
Investasi = Perubahan aktiva tidak lancar perusahaan i pada periode t
dibagi dengan lagged total asset.
Salesgrowth = Tingkat perubahan penjualan perusahaan i dari periode t-1 ke
t.
ε = residual
Persamaan regresi di atas akan menghasilkan nilai residual yang akan digunakan
sebagai proksi dari inefisiensi investasi. Variabel dependen dalam penelitian ini
akan menjadi nilai absolut dari residual dikalikan -1 sehingga nilai yang tinggi
memiliki makna efisiensi investasi yang tinggi.
3.2.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen / terikat (Sugiyono, 2015).
Variable independen dalam penelitian ini adalah kualitas laba akuntansi yang akan
diukur dengan proksi akrual diskresioner dari Kasznik (1999) dalam Rahmawati
dan Harto (2014) dengan persamaan sebagai berikut:
(
) (
) (
) (
)
Dimana
TACt = total akrual yang dihitung dari perubahan aset tidak lancar
dikurangi dengan perubahan kewajiban lancar
ΔREV = perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t − 1 ke tahun t
PPE = aktiva tetap perusahaan pada periode t
ΔCFO = Perubahan arus kas operasi
31
Tat-1 = lagged total aset
ε = residual
Nilai residu pada persamaan tersebut merupakan akrual diskresioner. Proksi
kualitas laba pada penelitian ini adalah nilai absolut dari residual dikalikan -1,
sehingga nilai yang semakin tinggi akan menunjukkan kualitas laba yang lebih
tinggi.
3.2.3 Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara satu variabel dengan variabel lain (Ghozali, 2016). Hubungan
langsung antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen
kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah satu diantaranya
adalah variabel moderating, yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Variable moderasi dalam penelitian ini yaitu asimetri informasi. Asimetri
informasi merupakan ketidaksamaan jumlah informasi yan dimiliki oleh
manajemen perusahaan dengan jumlah informasi yang dimiliki oleh pihak diluar
perusahaan. Pada penelitian ini asimetri informasi dapat diukur dengan
menggunakan relatif bid-ask spread yang telah digunakan oleh Wasilah (2005).
Bid-ask spread digunakan untuk mengukur asimetri informasi karena lebih dapat
merefleksikan tingkat asimetri informasi dibandingkan mengunakan return.
BIDASKi,t = (askit – bidit ) / {(askit + bidit) / 2}
32
Keterangan :
askit = closing ask price tiap akhir tahun pada perusahaan i
bidit = closing bid price tiap akhir tahun pada perusahaan i
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsi
atas variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran
atau deskripsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum, minimum, sum. Pengujian ini dilakukan untuk
mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah data yang telah dikumpulkan
oleh peneliti memiliki kualitas yang baik. Uji asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi, uji heteroskedastisitas. Jika data yang telah dikumpulkan sudah
memenuhi seluruh kriteria asumsi klasik, maka data yang ada termasuk dalam
kategori data yang baik (Ghozali, 2016). Asumsi klasik terdiri dari:
3.3.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen dan variabel independen, keduanya memiliki distribusi normal atau
33
tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Dalam penelitian ini digunakan grafik normal probability-plot. Grafik
normal probability-plot membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2016).
3.3.2.2 Uji Autokorelasi
Ghozali (2016) menjelaskan bahwa autokorelasi merupakankorelasi antara
anggota observasi yang disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji
Durbin-Watson (DW test)sebagai berikut:
1. 0< d < dl maka ditolak, karena tidak ada autokorelasipositif
2. dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada keputusan artinya Tidak ada autokorelasi positif
3. 4- dl < d < 4, maka ditolak karena tidak ada autokorelasi negatif.
4. – du ≤ d ≤ 4 – dl, maka tidak ada keputusan karena tidak ada autokorelasi
negatif.
5. du < d < 4 – du, maka diterima, artinya tidak ada autokorelasi positif maupun
negatif .
Maka hasil uji autokorelasi harus memenuhi kriteria kelima agar dapat dinyatakan
bahwa model bebas dari autokorelasi positif maupun negatif.
34
3.3.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada sebuah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terbukti ada
multikolinieritas, sebaiknya salah satu dari variabel independen yang ada
dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali (Santoso,
2012). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat pada besaran
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF). Jika nilai tolerance di atas 0,10 dan VIF di bawah 10 maka
dinyatakan bebas multikolinearitas (Ghozali, 2016).
3.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika vatiance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu melihat grafik plot (Ghozali, 2016), dengan dasar
analisis:
35
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.3.3 Analisis Regresi
Penelitian ini mempunyai 2 hipotesis yang salah satunya terdapat satu variabel
yang merupakan variabel bebas dan satu variabel moderasi. Langkah-langkah
persamaan regresi dalam penelitian ini dimodifikasi sebagai berikut:
Y = a+ β1X1+ β2X2 + β3 X1*X2 + et
Keterangan :
Y : Efesiensi Investasi
X1 : Kualitas Laba
X2 : Asimetri Informasi
X1*X2 : Asimetri Informasi sebagai variabel moderasi
et : Error term
a : Konstanta dari persamaan regresi
β : Koefisien persamaan regresi
3.3.4 Pengujian Hipotesis
3.3.4.1 Uji Koefisen Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan varian variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
36
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi varian variabel dependen (Ghozali, 2016). Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksikan varian variabel dependen. Besarnya
koefisien determinan adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol, maka
semakin kecil pula pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel
dependen.
3.4.4.2 Uji Signifikansi Kelayakan Model (Uji Statistik F)
F-test digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersamasama
terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2016). Kriteria pengujiannya
(Uji-F) adalah sebagai berikut:
1. Ha ditolak yaitu apabila F value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari
nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit) untuk
digunakan dalam penelitian.
2. Ha diterima yaitu apabila value = 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari atau sama dengan nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian
ini layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.
3.4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian signifikansi parameter individual ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2016). Kriteria pengujian hipotesis adalah seperti berikut ini:
37
1. Ha ditolak, yaitu apabila value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari
nilai α 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Ha diterima, yaitu apabila value = 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari atau sama dengan nilai α 0,05 berarti variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas laba akuntansi terhadap
efisiensi investasi perusahaan dengan asimetri informasi sebagai variabel
moderasi. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2013-2017 di Bursa Efek Indonesia sebesar 434 item observasi.
Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan
bahwa:
1. Kualitas laba berpengaruh positif terhadap efisiensi investasi. Kualitas laba
yang dilaporkan perusahaan merupakan salah satu indikator yang dapat
mempengaruhi efisiensi investasi perusahaan. Kualitas laba yang tinggi
mencerminkan data mengenai laba akuntansi yang disajikan dalam laporan
keuangan merupakan kondisi sesungguhnya dari laba perusahaan sehingga
dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi
sehingga efisiensi investasi perusahaan dapat tercapai.
2. Asimetri informasi akan memperkuat hubungan pengaruh kualitas laba
akuntansi terhadap efisiensi investasi. Adanya asimetri informasi antara
manajer dan stakeholder dapat mengakibatkan manajer berperilaku oportunis
53
dalam melaporkan laba sehingga kualitas laba menjadi rendah. Rendahnya
kualitas laba yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi
dapat mengakibatkan efisiensi investasi menjadi rendah.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Pengambilan Sampel hanya berfokus pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI, jumlah ini masih terlalu sedikit apabila dibandingkan dengan
keseluruhan perusahaan yang terdaftar di BEI.
2. Penelitian ini tidak membedakan kondisi rendahnya overinvestment dan
underinvestment pada variabel efesiensi investasi.
5.3 Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak
perusahaan yang menjadi sampel penelitian tidak hanya terbatas pada
perusahaan manufaktur serta dengan memilih periode tahun pengamatan yang
lebih panjang, dengan tujuan supaya hasil yang nantinya diperoleh akan lebih
akurat sehingga dapat menggambarkan fenomena kualitas laba, efesiensi
investasi dan asimetri informasi.
2. Melihat hasil penelitian bahwa kualitas laba berpengaruh terhadap efisiensi
investasi, maka hasil penelitian ini diharapkan memiliki implikasi bagi
manajemen perusahaan sebagai pihak yang menyajikan informasi akuntansi.
Laba yang kurang berkualitas akan memberikan sinyal yang buruk bagi pihak-
pihak yang berkaitan sehingga akan menimbulkan kerugian akibat dari
kesalahan dalam pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Basalamah, S. Dan Haming, M. 2010. Studi Kelayakan Investasi Proyek dan
Bisnis, Jakarta: Bumi Aksara.
Ballesta Juan, P.S. dan Gomariz, F.C. 2013. “Financial reporting quality, debt
maturity and investment efficiency.” Journal of Banking and Finance.
Belkaoui, Ahmad Riahi. 2011. Teori Akuntansi, Edisi 5 Buku 1, terjm. Ali Akbar
Yulianto dan Risnawati Dermauli. Jakarta: Salemba Empat.
Bellovary, J. L; D. E, Ghocomino; M. D, Akors, 2005. Earning Quality: It’s Time
To Measure And Report. The Cpa Journal.
Biddle, Gary C., Hilary, Gilles, and Verdi, Rodrigo S. 2009. How Does Financial
Reporting Quality Relate to Investment Efficiency?. Journal of Accounting
and Economics 48.
Brigham dan Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management (Dasar-
Dasar Manajemen Keuangan). Buku 1. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.
Dechow, P. and Dichev, I. 2002. The Quality of Accruals and Earnings: The Role
of Accrual Estimation Errors. The Accounting Review, Vol 77.
Ekawati, Erni. 2006. Manajemen Laba pada Penawaran Saham Perdana di Bursa
Efek Jakarta: Analisis dengan Model Healy. Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 2, No. 1, Februari 2006, Hal 12-26.
Fajria, Riahi. 2010. Teori Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta
Fanani, Ningsih, dan Hamidah. 2009. Faktor- Faktor Penentu Kualitas Pelaporan
Keuangan dan Kepercayaan Investor. Simposium Nasional Akuntansi XII.
Hal 1-32.
FCGI, 2009. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga,
Jakarta.
Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program IBM
SPSS 23. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Givoly., Hayn, Carla K., dan Katz, Sharon P. 2010. Does Public Ownership of
Equity Improve Earnings Quality?. The Accounting Review: 85, 1: 195–225
Gumanti, Tatang Ari. 2009. Earnings Management dalam Penawaran Saham
Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Indonesia, 4 (2), pp. 165-183.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Studi Peristiwa: Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat
Suatu Peristiwa. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Hope, O.K., and Thomas, W.B. 2008. Managerial empire building and firm
disclosure. Journal of Accounting Research, 46, pp: 591-626.
Harahap,S.S, 2014. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
IAI. 2014. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Jao, Robert. 2011. Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Auditing, Vol. 8 No. 1, November, 2011, hal: 1-94.
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure . Journal of Financial
Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp.305-360.
Li, Qingyuan and Wang, Tielin. 2010. Financial Reporting Quality and Corporate
Investment Efficiency: Chinese Experience. Nankai Business Review
International Vol.1, No.2.
Muliati. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Pada Praktik
Manajemen Laba Di Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI.
Universitas Udayana. Denpasar.
Munawir, S, 2008. Analisa Laporan Keuangan Lanjutan. Liberty Yogyakarta.
Nasution, Widiatmojo. 2010. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Edisi 2.
Yayasan MPU Ajar Artha. Jakarta.
Nurwa, Risha A dan Purwanto, Agus. 2015. Pengaruh Kualitas Laba Akuntansi
Terhadap Efisiensi Investasi Perusahaan Dengan Risiko Litigasi Sebagai
Variabel Moderasi. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 4, Nomor 3,
Tahun 2015, ISSN (Online): 2337-3806 Halaman 1-11
Oktobriana, Shella Ginting. 2015. Pengaruh Asimetri Informasi, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management. Jurnal.Universitas
Widyatama.
Rahmawati, Anissa Dwi & Harto, Puji. 2014. Analisis Pengaruh Kualitas
Pelaporan Keuangan dan Maturitas Utang terhadap Evisiensi Investasi.
Dipenogoro Jurnal of Accounting. Vol 3(3), 1- 12
Sakti, Alisya Misitama dan Septiani, Aditya. 2015. Pengaruh Kualitas Pelaporan
Keuangan dan Jatuh Tempo Utang Terhadap Efisiensi Investasi. Dipenogoro
Jurnal of Accounting. Vol 4(2), 1- 10
Sari, Luh Indah Novita dan Suaryana, I G. N. Agung. 2014. Pengaruh Kualitas
Laporan Keuangan pada Efisiensi Investasi Perusahaan Pertambangan. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 8, No.3.
Schipper, Catherine. 2000, Earnings management through real activities
manipulation, Journal of Accounting and Economics 42, p.335–370.
Schipper, K., dan Vincent, L. 2003. Earnings quality. Accounting horizons, 17,
97-110.
Scott, W., R. 2003. Financial Accounting Theory. Toronto Canada: Prentice-Hall.
Scott, William R, 2009. Financial Accounting Theory. Fifth Edition. Canada
Prentice Hall.
Stice, James D. et al. 2007. Intermediate Accounting. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta:
Grasindo.
Wasilah, 2005. Hubungan Asimetri Informasi Dan Praktik Perataan Laba di
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.2., No.1. Hal 1-23.
Watiningsih. 2010. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba Dengan
Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Universitas
Diponegoro, Semarang.
Widyaningdyah. 2004. Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Earnings
Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol 03. No. 02. November 2004. hal. 89-101
Wulaningrum, Ratna. 2010. Ananlisis Tindakan Manajemen Laba Sebelum dan
Setelah Kebijakan Good Corporate Governance pada Perusahaan Perbankan
Di Indonesia. Jurnal Eksis, Vol. 6, No. 1, Maret, 2010, hal: 1100-1266.
Yendrawati, Reni.2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen
Laba pada Perusahaan Going Publik di Indonesia, Jurnal Aplikasi Bisnis,
Vol. 5, No. 7, November 2004, Hal 576-592.
____www.google.co.id
____www.liputan6.com