Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH KOMUNIKASI ORANG TUA DAN GURU TERHADAP
PERKEMBANGAN POTENSI ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Yosi Lisnasari
Abstrak
Hubungan baik antara orang tua dan guru merupakan salah satu faktor penting dalam
menunjang suatu keberhasilan anak dalam pendidikan. Orang tua harus memiliki kesadaran
bahwa dengan anak bersekolah, bukan berarti menggantungkan keberhasilan pendidikan anak
hanya kepaa guru dan sekolah. Tetapi harus adanya komunikasi positif antara orang tua dan
guru. Komunikasi yang baik antara orang tua dan guru bukan sekedar guru memberikan
informasi kepada orang tua tentang kegiatan, kemampuan, dan pencapaian yang dilakukan anak
disekolah. Komunikasi yang baik terjadi apabila adanya komunikasi dua arah, adanya dialog
orang tua dengan guru untuk bersama-sama mengembangkan potensi yang ada pada anak.
Komunikasi yang baik akan membentuk suatu hubungan saling percaya antara orang tua dan
guru. Adanya sikap saling percaya, saling membantu dalam usaha mengembangkan setiap
potensi yang dimiliki anak, maka anak akan memiliki kebebasan beraktivitas dalam
mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya, sehingga anak mampu meningkatnkan
kreativitas dan mencapai keberhasilan belajar.
Kata kunci : Komunikasi orang tua dan guru, Potensi anak.
Abstract
Good relations between parents and teachers are one of the important factors in supporting a
child's success in education. Parents must have an awareness that with children going to
school, it does not mean that the success of children's education depends only on teachers and
schools. But there must be positive communication between parents and teachers. Good
communication between parents and teachers is not just the teacher providing information to
parents about the activities, abilities, and achievements that children make in school. Good
communication occurs when there is two-way communication, there is a dialogue between
parents and teachers to jointly develop the potential that exists in children. Good
communication will form a trusting relationship between parents and teachers. The existence
of mutual trust, mutual assistance in an effort to develop every potential that is owned by the
2
child, the child will have the freedom to move in developing every potential that exists in him,
so that children are able to improve creativity and achieve learning success.
Keywords: Communication of parents and teachers, Potential of children.
A. Pendahuluan
Pendidikan yang pertama kali diperoleh anak adalah pendidikan yang berasal dari
rumah, yaitu kedua orang tua. Pendidikan selanjutnya diperoleh anak dari sekolah. Rumah dan
sekolah adalah tempat anak banyak menghabiskan waktu. Sehingga sangat diharapkan rumah
dan sekolah memberi dampak positif terhadap perkembanga anak. Salah satu tugas orang tua
dirumah adalah memberikan pendidikan kepada anak. Pendidikan yang diperoleh dirumah
sangat menentukan bagaimana keberhasilan belajar anak ketika sekolah. Pendidikan dari rumah
merupakan bekal anak untuk mengikuti pendidikan pada tingkat selanjutnya.
Ketika di sekolah, anak memperoleh pendidikan dari guru. Guru merupakan salah satu
faktor penentu dalam keberhasilan pendidikan disekolah. Sehingga diharapkan guru
mengoptimalkan segala kemampuan dalam mendidik anak disekolah. Kemampuan guru untuk
memahami setiap potensi diri pada anak sangat dibutuhkan, sehingga guru dapat mengarahkan
anak sesuai dengan potensinya. Karena setiap anak memiliki tingkat kecerdasan dan potensi
yang berbeda-beda. Sehingga setiap anak membutuhkan cara penanganan yang berbeda-beda
pula.
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan anak, sangat dipengaruhi oleh peran orang tua
dan guru. Komunikasi yang baik antara orang tua dan guru merupakan salah satu faktornya.
Orang tua dan guru harus bersama-sama saling bekerjasama, sehingga membentuk suatu
lingkungan yang optimal dimana anak memiliki rasa bahwa lingkunganya sangat mendukung
baik untuk dirinya dalam mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya.
B. Komunikasi Orang Tua dan Guru
Dalam ilmu komunikasi, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain. Arni Muhammad mengatakan bahwa komunikasi adalah
pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk
mengubah tingkah laku. Anwar Arifin mendefinisikan komunikasi adalah pesan atau tindakan
manusia dalam konteks sosial dengan segala aspkenya.1 Berdasarkan pernyataan dari beberapa
ahli dapat dijelaskan bahwa komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian informasi dari
1 Ahmad Tamrin Sikumbang, “Komunikasi Bermedia”, Jurnal Iqra’, Vol. 08, No. 01 (2014), h. 63
3
seseorang kepada orang lain baik menggunakan bahasa atau media dimana mereka memiliki
pemahaman yang sama terhadap apa yang sedang mereka komunikasikan.
Adapun unsur-unsur komunikasi yaitu sumber (source), pesan (massage), media
(channel), penerima (receiver), efek, umpan balik, dan lingkungan.2 Unsur yang pertama
adalah sumber, sumber merupakan seseorang yang akan memberian informasi. Sumber dapat
berupa individu maupun kelompok. Unsur yang kedua yakni pesan yang merupakan informasi
atau pernyataan yang akan disampaikan oleh sumber kepada penerima. Yang dapat dilakukan
secara tatap muka atau melalui media komunikasi.
Media komunikasi adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Saat ini
media komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat interaksi langsung panca
indra dianggap sebagai media komunikasi. Tetapi kini banyak komunikasi yang dapat
dilakukan secara tidak langsung, misalnya dengan mengirimkan pesan melalui handphone
dengan berbagai jenis aplikasi pengiriman pesan berupa Line, Whatsapp, e-Mail, dan lain-lain.
Selain itu informasi juga dapat disampaikan melalu televisi, radio, dan media cetak.
Unsur selanjutnya yaitu penerima, pemberian informasi haruslah ada seorang penerima
informasi, dengan tujuan informasi tersebut memberikan efek atau pengaruh terhadap penerima
setelah pesan telah disampaikan. Misalkan ada sebuah iklan di televisi yang isinya tentang
bahaya rokok, maka diharapkan adanya pengaruh terhadap penerima informasi untuk berhenti
merokok.
Dalam komunikasi, orang tua maupun guru dapat berperan sebagai sumber maupun
penerima informasi. Yang pesan nya merupakan mengenai potensi anak yang diharapkan
dengan komunikasi ini ada nya efek yaitu terciptanya hubungan kerjasama antara orang tua dan
guru dalam mengembangnkan setiap potensi yang ada pada anak. Bersama-sama mencari tahu
apa potensi anak, kelemahan anak, bagaimana harus memperlakukan anak disekolah, dan
bagaimana peran orang tua dirumah untuk menunjang kemampuan anak.
Komunikasi yang baik ketika guru dan orang tua memiliki pemahaman yang sama.
Sehingga maksut yang ada pada orang tua dan maksud yang ada pada guru akan membentuk
suatu efek yang baik untuk anak. Ketika orang tua dan guru sangat mendukung apa yang
diinginkan anak, maka anak akan semakin bersemangat untuk mengembangkan potensi nya.
Anak merasa diberi ruang untuk terus berkreasi. Dengan adanya komunikasi, kerjasama yang
2 Fenny Oktavia, “Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam memediasi Kepentingan PT. Bukit
Borneo Sejahtera Dengan Masyarakat Desa Long Lunik”, ejournal Ilmu Komunikasi, Vol. 4, No. 1 (2016), h. 241-
243
4
baik maka orang tua dan guru akan melakukan perananan terbaiknya untuk menunjang
perkembanga potensi anak.
Orang tua sangat memiliki peranan penting dalam keluarga. Peranan orang tua dalam
mengembangkan potensi pada anak adalah dengan menyadari bahwa setiap anak memiliki
kecerdasan dan kemampuan yang berbeda. Sehingga tidak berpandangan bahwa anak yang
cerdas adalah anak yang mendapat nilai 100 setiap pelajaran, anak yang pandai matematika,
dan anak yang mendapat peringkat satu. Tetapi anak yang memiliki kemampuan melukis,
menari, bidang olahraga juga merupakan suatu kepandaian dan kemampuan yang patut untuk
dikembangkan dan dibanggakan.
Mengarahkan, membimbing dan memfasilitasi adalah salah satu peranan orang tua.
Berkomunikasi dengan anak, mendengar pendapat anak, memahami keinginan anak akan
membuat orang tua mengetahui bagaimana ia akan mendidik anaknya. Bukan berarti keinginan
setiap anak akan dituruti oleh orang tua, tetapi dengan mengetahui kemauan anak, orang tua
dapat mengarahkan setiap potensinya kehal yang positif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi, istilah guru diartikan sebagai orang
pekerjaannya (mata pencaharian, profesi) mengajar. Sedangkan menurut UU No. 14 tahun
2005, tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.3 Berdasarkan UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang isinya
merupakan tentang tugas seorang guru, sehingga guru dengan kesadaran penuh harus dapat
memaksimalkan dalam menjalankan tugasnya yang sudah diatur oleh undang-undang. Demi
tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Sardiman menjelaskan peran guru menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut:4
1. Prey Katz, menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sehingga dapat
memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,
pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang
menguasai bahan yang diajarkan.
2. Havighurst, menjelaskan bahwa peranan guru disekolah sebagai pegawai (employee) dalam
hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinate) terhadap atasannya, sebagai kolega
3 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1. 4 Anis Pustianingtyas, “Pengaruh Komunikasi Orang Tua dan Guru Terhadap Kreativitas Siswa”,
Prosceeding of ICECRS, 1 (2016), h. 937-938
5
dalam hubungannyadengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan
anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orangtua.
3. James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan
mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari,
mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat dijelaskan peranan guru tidak hanya
menyampaikan materi, tetapi juga memastikan sampai mana kemampuan siswa dalam
memahami pelajaran. Mengevaluasi sampai mana keberhasilan pembelajaran telah
dilaksanakan dan faktor apa saja yang mempengaruhi kekurangan dalam pembelajaran. Selain
menyampaikan materi guru juga berperan sebagai penasihat, tidak hanya membentuk anak yang
pandai dalam pelajaran tetapi juga membentuk anak yang memiliki kepribadian, sikap dan
akhlak yang baik saat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
Dengan terjalinnya komunikasi yang baik antara orang tua dan guru tidak hanya
berdampak positif terhadap anak. Tetapi berdampak juga terhadap kemauan guru dalam
mengembangkan potensi pada anak. Karena mendapatkan dukungan dari orang tua, bekerja
sama dengan orang tua pengembangan potensi anak akan semakin mudah dan cepat. Ketika
anak berprestasi sesuai potensi nya tidak hanya membanggakan orang tua, tetapi juga membawa
nama baik sekolah.
Mc. Carty, Brennan dan Vecchiarello membagi komunikasi antara orang tua dan guru
menjadi dua jenis, yaitu komunikasi kooperatif (cooperative communication) dan komunikasi
kolaboratif (collaborative communication).5 Cooperative communication involves school
personnel such as teachers, parents, service providers, etc. Working in their area independently
to achiev a certain goal. There may be some form of communication between the different
parties involved, but they may not be working as a team together utilizing each other’s strengths
to help the student maximize his/her learning potential.6 Sedangkan komunikasi kolaboratif
yaitu definedas school personnel/team members, including teachers, parents, service providers,
etc. Working together to achieve a shared vision. While working towards this shared vision,
team members participate in shared decision making, recognize each other’s strengths and
weakness, and make a valuable contribution based on their area expertise to maximize learning
for the student.7
5 Ibid., h. 937 6 Peter J. Mc. Carhthy, Liran Brennan, Karen Vecchiarello, “Parent – School Communication in the
Inclusive Classroom: A Comperhensive Mode of Collaboration in Education”, International Jurnal of Humanities
and Social Science, Vol. 1, No. 15 (2011), h. 56 7 Ibid., h. 56
6
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa komunikasi kooperatif dan kolaboratif
sangatlah penting untuk dapat dilaksanakan oleh orang tua dengan guru. Pengertian dari
komunikasi kooperatif dan kolaboratif sama-sama melibatkan peran orang tua dan guru untuk
meningkatkan potensi anak. Yang membedakan dari kedua jenis komunikasi tersebut adalah,
pada komunikasi kooperatif terjalinnya komunikasi antara orang tua dan guru tetapi mereka
tidek bekerja dalam satu tim untuk mengembangkan potensi anak. Sedangkan pada komunikasi
kolaboratif orang tua bersama guru bekerja sama dalam satu tim untuk mengembangkan potensi
belajar anak. Terbentuknya kedua komunikasi tersebut antara orang tua dan guru sangatlah
penting untuk mendukung perkembangan potensi anak.
C. Perkembangan Potensi Anak
Perkembangan berasal dari kata kembang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kembang berarti maju, menjadi lebih baik.8 Setiap manusia pasti akan mengalami
perkembangan. Perkembangan akan berlangsung sejak manusia berada dalam kandungan
hingga akhir hayat. Perkembangan tidak hanya tentang perkembangan fisik, tetapi juga segala
hal dalam hidup yang mampu berubah menjadi lebih baik disebut dengan perkembangan.
Potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap individu yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi atas kemampuan yang terpendam pada
diri seseorang.9 Dalam bahasa agama Islam, potensi dasar anak didik (manusia) disebut dengan
fitrah. Fitrah berasal dari bahasa Arab fatara yang sepadan dengan kata khalaqa dan ansya’a
digunakan dalam al-Quran untuk menunjukkan pengertian mencipta sesuatu yang sebelumnya
belum ada dan masih merupakan pola dasar (blue print) yang perlu penyempurnaan.10 Potensi
adalah kemampuan dasar yang bisa menjadi kemampuan besar apabila pemilik potensi mampu
mengembangkannya dengan baik. Dengan cara mengenali potensi apa yang ada pada dirinya
dan bagaimana cara mengembangnkan potensi yang dimiki sehingga dapat dikembangkan
secara optimal.
Potensi sebagai kemampuan dasar dari manusia yang bersifat fitri yang terbawa sejak
lahir memiliki komponen-komponen dasar yang dapat ditumbuhkan melalui pnedidikan.
Komponen-komponen dasar ini bersifat dinamis serta responsive terhadap pengaruh
8 Allvanialista Ikalor, “Pertumbuhan dan Perkembangan”, Jurnal Pertumbuhan dan Perkembangan, Vol.
7, No. 1(2013), h. 1 9 Siti Yumnah, “Kecerdasan Anak dalam Pengenalan Potensi Diri”, Jurnal Studi Islam, Vol. 11, No, 2
(2016), h. 25 10 Azimatul Khoirot, “Studi Komparatif Tentang Konsep Potensi Anak Didik dalam Perspektif John Dewey
dan Pendidikan Islam”, Jurnal Studi Islam, Vol. 6, No. 2 (2015), h. 189
7
lingkungan sekitar, termasuk pengaruh pendidikan. Adapaun komponen-komponen dasar itu
meliputi:11
a) Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang.
b) Insting atau Gharizah, kemampuan berbuat atau bertingkah laku tanpa melalui proses
belajar.
c) Nafsu dan dorongan-dorongannya, merupakan tenaga potensial yang berupa dorongan-
dorongan untuk berbuat dan bertindak kreatif dan dinamis yang dapat berkembang kepada
dua arah, yaitu kebaikan dan kejahatan.
d) Karakter atau tabiat manusia, merupakan kemampuan psikologis yang terbawa sejak
lahirnya, berupa tingkah laku moral dan sosial.
Setiap anak memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Setiap anak memiliki
kecerdasan dan bakat nya masing-masing. Dengan hal ini, menunjukkan bahwa orang tua tidak
dapat membandingkan anak satu dengan anak lainnya. Karena setiap anak memiliki bakat dan
kecerdasan yang berbeda. Meskipun memiliki bakat dan kecerdasan yang sama, setiap anak
memiliki cara pembawaan yang berbeda. Bakat dan kecerdasan yang dimiliki anak akan
berkembang sesuai dengan bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengembangkan potensi
nya.
Bakat dan kecerdasan merupakan dua hal yang berbeda, namun saling terkait. Bakat
adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang.
Bakat dibawa peserta didik dibawa sejak lahir dan struktur otaknya. Secara genetik struktur
otak telah terbentuk sejak lahir, tetapi berfungsinya otak sangat ditentukan oleh cara peserta
didik berinteraksi dengan lingkungannya. Biasanya kemampuan itu dikaitkan dengan
intelegensi atau kecerdasan, dimana kecerdasan merupakan modal awal untuk bakat tertentu.12
Gerdner membagi kecerdasan menjadi delapan jenis diantaranya yaitu:13
1. Kecerdasan linguistik/verbal, kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan
ataupun tulisan.
2. Kecerdasan logika matemati, kemampuan mmenggunakan bilangan secara efektif dan
tinggi dalam berargumentasi.
11 Akhirin, “Pengembangan Potensi Anak Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal Tarbawi, Vol 12, No. 2
(2015), h.211-212 12 Risnita, “Diagnostik Potensi Peserta Didik”, Al-‘Ulum, Vol. 1 (2012), h. 91 13 Mubiar Agustin, “Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Sejak Dini Sebagai
Tonggak Awal Melahirkan Generasi Emas”, Cakrawala Dini, Vol. 4, No. 2 (2013), h.113-118
8
3. Kecerdasan spasial, kemampuan untuk mempersepsikan dunia visual spasial secara tepat
dan kemampuan mentranformasikan pada persepsi-persepsi demikian.
4. Kecerdasan kinestetik, kemampuan dalam menggunakan keseluruhan potensi tubuh untuk
mengekspresikan ide-ide dan perasaan.
5. Kecerdasan musikal, kemampuan mempersepsikan, membedakan dan mengekspresikan
bentuk-bentuk musik.
6. Kecerdasan interpersonal, kemampuan mengekspresikan dan membedakan dalam modus,
maksud tertentu, motivasi dan perasaan dari orang lain.
7. Kecerdasan intrapersonal, berpengetahuan sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara
adaptif atas dasar pengetahuan sendiri.
8. Kecerdasan naturalis, kecerdasan ini sangat sensitif untuk disimulasikan dengan semua
aspek alam, mencakup bertanam, binatang, cuaca, dan gambaran fisik dari bumi.
Dengan penjabaran jenis-jenis kecerdasan anak, diharapkan orang tua dapat mengubah
sudut pandang mengenai arti pintar. Dengan demikian anak merasa percaya diri terhadap
kemampuan nya. Dukungan penuh orang tua dan guru sangat mempengaruhi perkembangan
bakat dan kecerdasan anak. Potensi anak sangatlah beragam, misalnya anak pandai dalam
berhitung, dalam bidang musik, olahraga, seni dan masih banyak lagi.
Orang tua tidak dapat memaksakan anak dalam hal keinginan dan kemampuan anak.
Ambisi orang tua untuk menjadi anak nya paling pintar disekolah akan berdampak buruk
terhadap perkebagan diri anak jika tuntutan tersebut tidak sesuai dengan potensi anak.
Seharusnya orang tua membebaskan, memberi ruang kepada anak untuk menjalankan apa yang
sesuai dengan kemauannya, yang tentu nya disertai pendampingan dan pengarahan dari
orangtua.
Faktor yang mempengaruhi potensi ada dua yaitu faktor pembawaan (heredity)dan
faktor lingkungan (enviroment). Pembawaan ialah potensi-potensi yang aktif dan pasif, yang
akan terus berkembang atau menunjukkan diri dalam perwujudan. Sedangkan fakor
lingkkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar diri anak, yang memberi pengaruh terhadap
perkembangan kemampuan.14 Potensi ada sejak anak lahir,potensi merupakan kemampuan
bawaan anak. Dimana setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda. Kompetensi tidak dapat
berkembang begitu saja tanpa adanya latihan dan belajar. Potensi akan tetap terpendam ketika
pemilik potensi tidak melakukan serangkaian kegiatan yang dapat mengembangkan potensi
14 Akhirin, “Pengembangan Potensi Anak Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal Tarbawi, Vol 12, No. 2
(2015), h. 212-213
9
yang ada pada dirinya. Setiap anak dapat memiliki banyak potensi pada dirinya, tetapi biasanya
hanya satu potensi yang akan paling menonjol pada dirinya.
Faktor kedua yaitu faktor lingkungan. Keadaan lingkungan sangatlah mempengaruhi
perkembangan potensi anak, baik lingkungan rumah, teman sebaya dan sekolah. Salah satu cara
untuk memastikan bahwa anak akan berkembang dengan baik yaitu orang tua mampu
menciptakan suasana rumah yang harmonis, lingkungan yang baik dan sekolah yang mampu
menunjang perkembangan potensi anak. Berteman dengan banyak orang, bergaul dengan
banyak teman juga merupakan salah satu faktor pendukung. Dengan lebih banyak berinteraksi
dengan lingkungan maka banyak pula pembelajaran yang akan didapatkan oleh anak. Tetapi,
tidak selamanya lingkungan memberi dampak positif terhadap anak. Dalam hal ini peran orang
tua sangatlah dibutuhkan, dimana orang tua harus memastikan bahwa anak berada ditengah
lingkungan yang baik yang mampu memberikan dampak positif. Pembentukan komunikasi
antara orang tua dan guru juga merupakan faktor dari lingkungan yang mampu mempengaruhi
perkembangan potensi anak.
D. Pengaruh Komunikasi Orang Tua dan Guru terhadap Perkembangan Potensi Anak Usia
Sekolah Dasar
Dengan beragam nya potensi yang dimiliki anak, anak sangat membutuhkan dukungan
dari orangtua dan guru. Anak akan merasa senang dan bersungguh-sungguh ketika ia
melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Anak akan merasa tertekan ketika
orang tua memaksa atau berambisi anak mencapai sesuatu yang bukan potensi nya. Contohnya,
ketika anak memiliki kemampuan lebih dalam musik. Orang tua menganggap bahwa
kemampuan musik bukan merupakan sesuatu yang dapat dibanggakan. Orang tua memaksa
anak untuk rangking pertama dikelas, diamana anak dituntut untuk menguasai semua pelajaran
yang ada dikelas. Mungkin saja anak bisa mencapai apa yang diinginkan orang tua, tetapi hal
ini dapat berdambak tidak baik terhadap perkembangan pribadi anak. Anak akan merasa
tertekan, terpaksa yang bisa membuat ia tidak percaya diri untuk menunjukkan kemampuan
yang ia punya karena merasa kurang ada dukungan dari lingkungan sekitar. Bukan berarti
pelajaran dikelas bukanlah suatu hal yang tidak penting, tetapi orang tua harus menyadari
sampai mana kemampuan si anak.
Sekolah adalah salah satu tempat untuk mengembangkan potensi anak. Selain orang tua,
guru sangat berperan dalam hal ini. Guru harus memiliki kemampuan untuk mengenal pribadi
setiap peserta didiknya. Sehingga guru mengetahui pendekatan seperti apa yang cocok
10
digunakan dalam pembelajaran. Selain itu guru juga harus mengenal diri tiap peserta didik
dengan baik, sehingga mampu mendiagnosis potensi apa saja yang perlu dikembangkan dari
anak.
Pengembangan potensi anak tidak dapat dilakukan dengan maksimal apabila hanya satu
pihak saja yang berperan aktif. Misalnya diekolah guru mengetahui apabila si anak memiliki
kemampuan lebih dalam berhitung, sehingga guru membimbing dengan sangat optimal
kemampuan tersebut. Misalnya dengan mengikutsertakan si anak dalam lomba matematika dan
sebagainya. Tetapi ketika dirumah orang tua tidak sadar akan hal tersebut. Ketidak sadaran
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya orang tua sibuk dengan pekerjaan,
menyerahkan hasil pendidikan sepenuhnya kepada pihak sekolah, kurang komunikasi anatara
anak dengan orang tua, dan lain-lain.
Untuk memaksimalkan perkembangan potensi anak, harus adanya kerjasama antara
orang tua dan guru. Ketika terjalinnya komunikasi yang baik antara orang tua dan guru, maka
pengembangan potensi anak akan berlangsung dengan maksimal. Sebelum masuk ke sekolah
seharusnya orang tua sudah mengetahui potensi-potensi apa yang mampu dikembangkan dari
anaknya. Sehingga diawal masuk sekolah sudah terjalin komunikasi antara orang tua dan guru.
Komunikasi selanjutnya, dengan guru memberikan informasi mengenai perkembangan
anak disekolah dan upaya apa yang harus dilakukan bersama untuk meningkatkan potensi
tersebut. Misalnya kemampuan dalam menari, disekolah guru memaksimalkan kemampuan si
anak dan mengikut sertakan anak dalam lomba-lomba menari. Sebagai salah satu
pembentukkan mental anak, dalam menunjukkan potensinya di depan umum. Selanjutnya peran
orang tua adalah memfasilitasi anak, misalnya mengikutsertakan anak dalam sanggar tari,
mencari guru menari privat dan sebagai nya.
Dengan dukungan penuh dari orang tua dan guru, maka anak akan sangat maksimal
dalam mengembangkan potensinya. Secara tidak langsung akan tertanam kepercayaan diri
dalam anak karena merasa didukung oleh lingkungan sekitar. Hal ini sangat perlu dilakukan
oleh orang tua dan guru pada anak usia sekolah dasar. Karena pada masa ini anak-anak belum
menyadari sepenuh nya terhadap potensi yang ada pada dirinya. Dukungan dari orang tua dan
guru ini dapat disebut sebagai dukungan sosial. Dukungan yang berasal dari luar, dari
lingkungan sekitar yang sanagat mempengaruhi perkembangan potensi anak.
11
Dukungan sosial terdiri dari empat dimensi yaitu:15
a) Dukungan emosional, meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta
bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.
b) Dukungan penghargaan, melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian
positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain.
c) Dukungan instrumental, melibatkan bantuan langsung, misalnya berupa finansial atau
bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.
d) Dukungan informasi, dukungan ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang
bagaimana cara memecahkan masalah.
Untuk usia anak-anak, keempat jenis dukungan diatas merupakan hal yang sangat
mempengaruhi mental anak dalam mengembangkan potensinya. Dengan adanya dukungan
emosional dari orang tua maka anak akan merasa diperhatikan contoh nya dengan orang tua
menanyakan bagaimana kegiatan hari ini (kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan
potensi). Dengan mendengarkan setiap keluh kesah yang dialami anak, maka anak akan merasa
potensi yang ada benar-benar diterima oleh lingkungan. Dukungan yang kedua yaitu dukungan
penghargaan, misalnya memuji anak sekecil apapun perkembangan yang dilakukan anak.
Sebagai bentuk apresiasi atas usaha yang telah dilakukannya. Dukungan yang ketiga yaitu
dukungan instrumental, orang tua memberikan bantuan. Bantuan yang diberikan orang tua
dapat berupa dengan memberi fasilitas terhadap anak untuk mengembangkan potensinya.
Contohnya memasukkan anak ke sanggar tari jika ia suka menari, memasukkan anak ke kellas
vokal apabila anak suka bernyanyi, memasukkan anak ke kelas matematika jika anak suka
berhitung dan sebagainya. Dukunga keempat yaitu dukungan informasi atau penguatan
terhadap anak, misalnya anak merasa kesulitan maka tugas orang tua adalah memberi saran dan
membantu untuk memecahkan masalah.
Pada usia sekolah dasar adalah saat yang tepat untuk mulai mmengembangkan potensi
anak, karena pada usia ini anak mulai lebih mudah untuk diarahkan dan dibimbing. Pada usia
sekolah dasar anak memilik rasa ingin tahu yang cukup tinggi, suka mencoba hal baru dan
senang melakukan banyak gerak. Semua kelebihan anak diusia ini tentunya sangat memrlukan
peran orang tua dan guru dalam mengarahkan, membimbing dan memfasilitasi. Sehingga setiap
keinginan yang ada pada diri anak tersalur ke hal-hal yang positif.
15 Indah Verawati, “Dukungan Sosial Orang Tua Dalam Mengikutsertakan Anaknya Berlatih Di Krakatau
Taekwondo Klub Medan”, Jurnal Edutech, Vol.3, No. 2 (2017), h. 24
12
Dimisalkan dua anak memiliki potensi yang sama yaitu kemampuan menari. Ketika
disekolah anak tersebut diberi perlakuan yang sama dalam pembelajaran oleh guru. Anak
pertama selain belajar menari disekolah, ia juga mengikuti sanggar seni. Sedangkan anak kedua
hanya memperoleh pembelajaran menari dari sekolah. Maka perkembangan kemampuan
menari kedua anak tersebut terdapat perbedaan. Tentunya anak yang belajar disekolah dan
sanggar tari mengalami perkembangan yang lebih pesat dari pada anak yang tidak mengikuti
sangar tari.
Hal ini disebakan karena kurangnya komunikasi dari orang tua dengan guru. Sehingga
anak hanya mengembangkan potensinya disekolah. Dirumah, orang tua tidak memfasilitasi
untuk perkembangannya. Kurangnya komunikasi anatar orang tua dan guru, menyebabkan
kurang paham nya orang tua tentang apa yang perlu ditekankan oleh orang tua kepada anak
yang sesuai dengan potensinya yang mengalami perkembangan baik disekolah atau sebaliknya.
Dengan demikian komunikasi orang tua dengan guru sangat mempengaruhi dalam
perkembangan potensi anak. Dengan terjalinnya komunikasi antar guru diharapkan timbulnya
hubungan kerja sama yang baik antara orang tua dan guru guna mengembangkan potensi anak.
E. Simpulan
Potensi merupakan suatu kemampuan dasar yang dimiliki setiap anak yang dibawa
sejak lahir. Potensi akan berubah menjadi suatu prestasi apabila setiap potensi yang ada pada
tiap anak dikembangkan secara optimal. Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda.
Hal tersebut harus disadari penuh oleh orang tua dan guru. Sehingga tidak membedakan
kemampuan anak dengan anak yang lain. yang apabila hal tersebut dilakukan akan berdampak
tidak baik terhadap perkembangan potensi yang dimiliki anak. Dengan pemahamana bahwa
anak memiliki kemampuan masing-masing, maka tiap orang tua harus mampu merubah
persepsi bahwa anak yang pintar adalah anak yang pandai matematika, anak yang mampu
menguasai setiap pelajaran, atau mengharuskan anak mendapat juara dikelas. Dukungan dari
orang tua dan guru sangatlah penting dalam perkembangan potensi anak. Salah satu bentuk
dukungan yang dapat dilakukan secara bersama-sama oleh orang tua dan guru yaitu dengan
membentuk kerjasama.
Kerjasama yang baik akan terbentuk ketika terjalinnya komunikasi yang baik antara
orang tua dan guru. Sehingga dapat terbentuk cara pembelajaran yang sejalan antara dirumah
dan disekolah sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki anak. Orang tua
13
memberikan informasi kepada guru tentang bagaimana perkembangan anak dirumah, kegiatan
apa yang disukai anak, bagaimana cara belajarnya begitu pula sebaliknya. Sehingga orang tua
dan guru bersama-sama mengetahui apa kelebihan dan kekurangan pada anak. Sehingga
mampu menentukan pembelajaran seperti apa yang cocok sehingga dapat berkembangnya
secara optimal potensi yang dimiliki anak.
REFERENSI
Ahmad Tamrin Sikumbang, “Komunikasi Bermedia”, Jurnal Iqra’, Vol. 08, No. 01, 2014.
14
Akhirin, “Pengembangan Potensi Anak Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal Tarbawi, Vol 12,
No. 2, 2015.
Allvanialista Ikalor, “Pertumbuhan dan Perkembangan”, Jurnal Pertumbuhan dan
Perkembangan, Vol. 7, No. 1, 2013.
Anis Pustianingtyas, “Pengaruh Komunikasi Orang Tua dan Guru Terhadap Kreativitas Siswa”,
Prosceeding of ICECRS, 1, 2016.
Azinatul Khoirot, “Studi Komparatif Tentang Konsep Potensi Anak Didik dalam Perspektif
John Dewey dan Pendidikan Islam”, Jurnal Studi Islam, Vol. 6, No. 2, 2015.
Fenny Oktavia, “Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam memediasi Kepentingan
PT. Bukit Borneo Sejahtera Dengan Masyarakat Desa Long Lunik”, ejournal Ilmu
Komunikasi, Vol. 4, No. 1, 2016.
Indah Verawati, “Dukungan Sosial Orang Tua Dalam Mengikutsertakan Anaknya Berlatih Di
Krakatau Taekwondo Klub Medan”, Jurnal Edutech, Vol.3, No. 2, 2017.
Mubiar Agustin, “Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Sejak Dini
Sebagai Tonggak Awal Melahirkan Generasi Emas”, Cakrawala Dini, Vol. 4, No. 2,
2013.
Peter J. Mc. Carhthy, Liran Brennan, Karen Vecchiarello, “Parent – School Communication in
the Inclusive Classroom: A Comperhensive Mode of Collaboration in Education”,
International Jurnal of Humanities and Social Science, Vol. 1, No. 15, 2011.
Risnita, “Diagnostik Potensi Peserta Didik”, Al-‘Ulum, Vol. 1 , 2012.
Siti Yumnah, “Kecerdasan Anak dalam Pengenalan Potensi Diri”, Jurnal Studi Islam, Vol. 11,
No, 2, 2016.
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1.