Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, AUDITOR EKSTERNAL DAN KOMITE AUDIT TERHADAP INTERNET REPORTING OF STRATEGIC
INFORMATION (IRSI)
Endah Lestari, Tb. M. Yusuf Khudri
Program Studi Ekstensi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Salemba
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh komisaris independen, reputasi auditor eksternal dan komite audit terhadap Internet Reporting of Strategic Information (IRSI). Terdapat 14 item terkait dengan pengungkapan IRSI. Sampel yang digunakan 235 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di tahun 2014. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Internet Reporting of Strategic Information (IRSI) berpengaruh positif terhadap variabel proporsi dewan komisaris independen, auditor eksternal dan kualitas komite audit. Sedangkan variabel jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap Internet Reporting of Strategic Information (IRSI). Kata Kunci: Komisaris Independen, Auditor Eksternal, Komite audit, Pengungkapan sukarela, Tata kelola
perusahaan
The Effect of Independent Commisioner, External Auditor and Audit Commitee on Internet Reporting of Strategic Information (IRSI).
Abstract
This thesis aims to provide empirical evidence of the effect of independent commisioner, external auditor and audit committe on Internet Reporting of Strategic Information (IRSI). Based on the samples of 235 firm-year listed companies on the Indonesian Stock Exchange on 2014. The results of this study show that board of independent commisioner size, auditor external and audit committe quality has a positive effect on Internet Reporting of Strategic Information (IRSI). The findings also show that on Internet Reporting of Strategic Information (IRSI) is negatively and significantly correlated with the frequency of board of commisioner meetings. Keywords : Commisioner, External Auditor, Audit Commitee, Internet Reporting of Strategic Information, Good Corporate Governance
Pendahuluan
Pesatnya pertumbuhan teknologi terbukti dengan adanya teknologi internet yang dapat
mempermudah adanya pertukaran informasi secara efektif. Internet merupakan salah satu
teknologi yang mampu menghilangkan batasan ruang dan waktu, sehingga pemanfaatan
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
teknologi internet oleh perusahaan sebagai media penyampaian informasi adalah dengan
memanfaatkan situs web (website) karena mudah diakses dan merupakan media komunikasi yang
sangat efektif namun dengan biaya yang tidak mahal (Peraturan OJK Nomor 8/POJK.04/2015).
Perusahaan yang melakukan investasi pada teknologi informasi dengan harapan dapat
menunjukkan keunggulan perusahaan dalam ketatnya persaingan bisnis. Salah satunya dengan
cara mengungkapkan informasi sebanyak-banyaknya demi menjaga kepercayaan publik dengan
adanya keterbukaan. Pengungkapan menjadi salah satu prinsip dalam sistem tata kelola
perusahaan (corporate governance) yaitu transparansi (KNKG, 2006).
Informasi Strategis atau Internet Reporting of Strategic Information (IRSI) dapat
dipublikasikan melalui laporan tahunan perusahaan atau situs perusahaan. IRSI didefinisikan
sebagai sebuah integrasi teknologi internet, dalam kegiatan pelaporan yang berkaitan dengan
strategi perusahaan, kebijakan, rencana, posisi pasar, produk dan pelanggan (Santema et al, 2005;
Garcia - Sanchez et al, 2011 dalam Mostafa 2015). Karena manfaat ini, IRSI menjadi praktik
perusahaan yang penting. IRSI dapat mengurangi biaya agensi, karena dapat mencegah
manajemen (agen) dari menggunakan kebijaksanaan mereka untuk mengejar kepentingan mereka
sendiri yang akan merugikan investor (principal) (Mostafa, 2015). Selain karena manfaat
tersebut, IRSI juga dapat menyebabkan kerugian kompetitif yang signifikan karena perusahaan
dapat mengungkapkan apa yang hendak dilakukan di masa depan (Lim et al, 2007 dalam Mostafa
2015).
Menurut Mostafa (2015), terdapat keterbatasan dalam penelitian-penelitian sebelumnya
yang meneliti pelaporan informasi strategis melalui website di pasar negara berkembang. Dalam
konteks penelitian ini, tujuan yang pertama adalah untuk menilai sejauh mana perusahaan non-
keuangan yang tercatat di BEI secara sukarela menyampaikan informasi strategis melalui website
perusahaan, kedua untuk meneliti pengaruh mekanisme tata kelola perusahaan dan komite audit
terhadap Internet Reporting of Strategic Information (IRSI).
Demi melengkapi adanya keterbatasan dalam pengungkapan terdahulu, seperti Xiao et al.
(2004) yang meneliti adanya hubungan antara karakteristik perusahaan dengan pengungkapan
pelaporan sukarela melalui internet untuk sampel perusahaan di Cina. Capriotti dan Moreno
(2007) meneliti corporate responsibility perusahaan pada website perusahaan yang tedaftar di
bursa efek Spanyol tetapi tidak meneliti bagaimana informasi strategis dikomunikasikan melalui
internet (website). Kedua penelitian tersebut juga tidak memasukkan pengaruh tata kelola
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
perusahaan terhadap pelaporan melalui internet. Untuk melengkapi keterbatasan dari kedua
penelitian sebelumnya, Garcia-Sanchez et al. (2011) dan Hashim dkk. (2014) meneliti hubungan
antara tata kelola perusahaan dan pelaporan melalui internet untuk sampel masing-masing
perusahaan Spanyol dan perusahaan Malaysia. Namun, kedua penelitian juga tidak menguji
adanya pengaruh komite audit terhadap pelaporan melalui internet. Oleh karena itu, pengaruh
komite audit sebagai salah satu mekanisme tata kelola perusahaan pada pelaporan melalui
internet di negara berkembang diteliti (Mostafa, 2015).
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian replikasi mengenai “Pengaruh
Komisaris Independen, Auditor Eksternal dan Komite Audit Terhadap Internet Reporting
of Strategic Information (IRSI)”. Hal ini membuat penulis ingin meneliti apakah di Indonesia
IRSI tepengaruh oleh mekanisme tatakelola peusahaan dan komite audit. Tujuan lainnya adalah
untuk mengetahui pentingnya keterbukaan dan transparansi IRSI di Indonesia untuk
meningkatkan dan mendorong pengungkapan sukarela dalam laporan perusahaan.
Tinjauan Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (Agency Theory) diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling, (1976). Esensi dari
teori ini manajemen dikategorikan sebagai agen, dan pihak pemilik perusahaan (pemegang
saham) sebagai prinsipal. Berdasarkan perspektif teori keagenan, informasi yang disajikan dapat
digunakan dalam proses pengambilan keputusan pemilik dan manajer, serta dapat dijadikan oleh
pemegang saham dan stakeholder lainnya untuk mengontrol aktivitas manajer (Jensen dan
Meckling, 1976).
Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal menjelaskan manajemen perusahaan sebagai agen, memiliki dorongan untuk
memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut disebabkan
adanya asimetri informasi atau ketidakseimbangan penguasaan informasi antara agen dengan
prinsipal (konflik keagenan). Pengungkapan informasi tersebut dapat dianggap sebagai sinyal
untuk pasar modal, sehingga mengurangi asimetri informasi, mengoptimalkan biaya keuangan
(financing costs), dan meningkatkan nilai perusahaan (Baiman dan Verrecchia, 1996 dalam
Sanchez, Dominguez, dan Alvarez, 2010).
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Teori Biaya Politik
Watts dan Zimmerman (1986) memformulasikan tiga hipotesis dalam Positive Accounting
Theory (PAT) yaitu Hipotesis Rencana Bonus (The Bonus Plan Hypothesis), Hipotesis Kontrak
Hutang (The Debt to Equity Hypothesis) dan Hipotesis biaya politik (The Political Cost
Hypothesis). Teori biaya politik muncul karena profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat
menarik perhatian media dan konsumen. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sorotan konsumen
yakni perusahaan-perusahaan besar yang memiliki karyawan dalam jumlah yang besar dan
memiliki produk-produk yang paling diminati oleh konsumen. Dalam teori biaya politik
pemilihan kebijakan akuntansi dipengaruhi juga oleh dimensi politik perusahaan. Perusahaan-
pemsahaan yang ukurannya sangat besar mungkin dikenakan standar kinerja yang lebih tinggi,
dengan penghargaan terhadap tanggung jawab lingkungan sehingga mereka merasa bahwa
mereka besar dan berkuasa. Jika perusahaan besar juga memiliki kemampuan meraih profit yang
tinggi, maka biaya politik bisa diperbesar.
Pengungkapan Informasi Strategis
Pengungkapan informasi strategis perusahaan atau Internet Reporting of Strategic Information
selanjutnya menjadi IRSI yang difokuskan dalam penelitian ini, yaitu termasuk salah satu bentuk
pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan. Internet Reporting of Strategic
Information (IRSI) adalah sebagai integrasi teknologi internet dalam kegiatan pelaporan yang
berkaitan dengan strategi perusahaan, kebijakan, rencana, posisi pasar, produk dan pelanggan
(Santema et al, 2005; Garcia-Sanchez et al, 2011 dalam Mostafa 2015).
Debreceny et al, (2002) dan Xiao et al, (2004) dalam Mostafa (2015) menjelaskan manfaat
dari investasi teknologi internet yang signifikan pada situs website perusahaan, yaitu:
• Meningkatkan komunikasi dengan investor
• Mempublikasikan informasi secara tepat waktu
• Memungkinkan pengguna informasi untuk memperoleh informasi yang lengkap
• Meningkatkan penilaian investor dan proses pengambilan keputusan
Karena keempat manfaat tersebut IRSI dapat mengurangi biaya agensi karena mencegah
manajemen dari menggunakan kebijaksanaan mereka untuk mengejar kepentingan mereka dan
mengabaikan kepentingan investor. Salah satu kerugian akibat IRSI dapat menyebabkan kerugian
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
kompetitif yang signifikan karena perusahaan dapat mengungkapkan apa yang hendak dilakukan
di masa depan (Lim et al, 2007). Informasi Strategis dapat dipublikasikan melalui laporan
tahunan perusahaan atau website perusahaan.
Dewan Komisaris Independen
Beasley (1996) memberikan hasil bahwa proporsi dewan komisaris independen berhubungan
positif dengan kemampuan dewan untuk memengaruhi keputusan pengungkapan. Xiao et al.
(2004) juga menyimpulkan bahwa pelaporan online secara positif terkait dengan proporsi dewan
komisaris independen. Teori difusi inovasi juga mendukung hipotesis dengan melihat dewan
komisaris independen sebagai agen perubahan. Oleh karena itu, hipotesis pertama dari penelitian
ini adalah:
Hipotesis 1 : Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap
Internet Reporting of Strategic Information (IRSI)
Jumlah Rapat Dewan Komisaris
Menurut teori keagenan, frekuensi rapat dewan diharapkan memiliki efek positif pada
pengungkapan strategis (Garcia-Sanchez, 2011, dalam Mostafa 2015) Pertemuan yang sering
akan menyediakan forum untuk berkomunikasi lebih efektif dan efisien karena direktur dan
manajer akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk bertukar ide dan mendiskusikan isu-isu
strategis perusahaan. Teori difusi inovasi juga mendukung harapan tersebut. Pertemuan dewan
yang lebih sering akan menyebabkan peluang yang lebih baik bagi mereka direktur independen
untuk memberikan ide-ide baru seperti IRSI. Oleh karena itu, hipotesis kedua dari penelitian ini
adalah:
Hipotesis 2 : Jumlah Rapat Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap Internet
Reporting of Strategic Information (IRSI)
Auditor Eksternal
Teori keagenan menjelaskan bahwa auditing membantu mengurangi konflik kepentingan antara
manajemen dan investor (Xiao et al, 2004). Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan reputasi tinggi
(KAP Big Four) diharapkan untuk mempertahankan layanan audit lebih independen dan lebih
taat dalam mematuhi standar audit yang berlaku dibandingkan KAP selain Big Four.
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Xiao et al. (2004) dan Debreceny et al. (2002) dalam Mostafa (2015) berpendapat bahwa
dibandingkan dengan KAP selain Big Four, sedangkan Big Four lebih mungkin untuk
memfasilitasi praktik difusi inovasi seperti IRSI. Mereka menambahkan bahwa reputasi auditor
memberikan kredibilitas dari jenis pelaporan. Oleh karena itu, hipotesis ketiga dari penelitian ini
adalah:
Hipotesis 3 : Reputasi Auditor Eksternal berpengaruh positif terhadap Internet Reporting
of Strategic Information (IRSI)
Kualitas Komite Audit
Barua et al. (2010) berpendapat bahwa komite audit meningkatkan proses pelaporan dan
mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan para pemangku kepentingan. Bukti empiris
menunjukkan bahwa komposisi komite audit memiliki efek positif pada kualitas pengungkapan.
Para ahli akuntansi juga telah dikaitkan dengan pelaporan keuangan berkualitas tinggi
(Barua et al. 2010). Kelton dan Yang (2008) dalam Mostafa (2015) menemukan hubungan positif
antara kualitas komite audit diukur dengan item-item komite audit:
• Keberadaan dewan komisaris dalam komite audit
• Anggota komite audit independen
• Keahlian dan kompetensi komite audit
• Jumlah pertemuan komite audit
• Ukuran komite audit
Keberadaan dewan komisaris independen di komite audit diharapkan dapat memfasilitasi praktik
teori difusi inovasi seperti IRSI. Oleh karena itu, hipotesis keempat dari penelitian ini adalah:
Hipotesis 4 : Kualitas Komite Audit berpengaruh positif terhadap Internet Reporting of
Strategic Information (IRSI)
Metode Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan populasi dan sampel dari perusahaan non keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2014. Pemilihan sampel dilakukan dengan
mengeliminasi perusahaan yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan untuk penelitian
ini. Adapun kriteria yang dimaksud telah dibahas pada Bab 3. Jumlah observasi penelitian ini
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
terdiri atas 235 sampel dari perusahaan non keuangan di tahun 2014. Untuk mengakses website
perusahaan dilakukan pada tanggal 26 April 2016 sampai tanggal 23 Mei 2016 sehingga proses
penetapan sampel penelitian terangkum dalam Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Cara Pemilihan Sampel dalam Penelitian
Deskripsi Jumlah Perusahaan
Perusahaan Non Keuangan Tahun 2014 383
Perusahaan yang memiliki website 315
Website perusahaan tidak dapat diakses / under construction 80
Total Sampel 235
Sumber: Hasil akses website 26 April – 23 Mei 2016
Model Penelitian dan Pengukuran Variabel
Model penelitian dari Mostafa (2015) digunakan untuk menguji pengaruh tata kelola perusahaan
dan komite audit terhadap Internet Reporting of Strategic Information (IRSI). Adapun model
tersebut ialah:
IRSIindex=β0+β1INED+β2BODMeetimg+β3AUD+B4ACQ+β5SIZE+β6OrgCom+β7RISK+
β8Profitability
Keterangan:
IRSIindex : Jumlah pengungkapan informasi strategis
INED : Rasio jumlah anggota komisaris independen terhadap
seluruh anggota komisaris
BODMeeting : Jumlah rapat internal dewan komisaris selama satu tahun
AUD : Reputasi Auditor (dummy, 1 jika perusahaan di audit oleh
KAP Big Four dan 0 jika diaudit oleh KAP non Big Four).
ACQ : Skor dari kriteria kualitas komite audit
SIZE : Ukuran perusahaan (logaritma natural of total asset).
OrgCom : Kompleksitas perusahaan (total of product)
RISK : Risiko perusahaan (total debt to total asset)
Profitabilty : Rasio profitabilitas perusahaan (net income to total asset)
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Hasil Penelitian
Pada tabel 2 merangkum indeks pengungkapan internet reporting of strategic information atau
IRSI perusahaan-perusahaan non keuangan di Indonesia . Hal ini menunjukkan bahwa indeks
IRSI memiliki nilai rata-rata 7,78 yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan non keuangan
di Indonesia cenderung mengungkapkan 7 item dari 14 item (56 % ) dari IRSI. Dibandingkan
dengan perusahaan non keuangan di United Emirates Arab (UEA) rata-rata 47% (Mostafa, 2015)
dan Spanyol rata-rata 25% (Garcia- Sanchez et al, 2011 dalam Mostafa, 2015).
Tabel 2. Indeks Pengungkapan Internet Reporting Of Strategic Information (IRSI)
1 Tujuan, misi, dan filosofi perusahaan 233 99% 12 Aliansi strategis 146 62% 73 Posisi strategi perusahaan di sektor industrinya (pertama dan kedua) 151 64% 6
4 Rencana strategi perusahaan (proyek ekspansi pada pasar, produk, danregion lain)
121 51% 8
5 Rencana tahunan perusahaan 67 29% 136 Deskripsi dalam konteks persaingan 101 43% 107 Informasi resiko (keuangan, komersial, teknis) 89 38% 118 Informasi tentang proses produksi 88 37% 129 Informasi Sertifikasi Kualitas 178 76% 2
10 Informasi Strategi Efektivitas Biaya 48 20% 1411 Informasi Pendekatan Inovasi 160 68% 512 Strategi Kesehatan, Keamanan dan Pengembangan 174 74% 313 Strategi Pekerja dan Manfaat yang diterima 163 69% 414 Informasi mengenai Kelompok Pelanggan Perusahaan 112 48% 9
Item
Ranking
Item-item Pengungkapan Internet Reporting of Strategic Information (IRSI)
Total Item yang diungkapkan Perusahaan
Total Item yang diungkapkan
Perusahaan (%)No
Sumber: Hasil Olah data Penulis
Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan tertinggi adalah item
tujuan, misi, filosofi perusahaan diungkapkan oleh 233 perusahaan (99%) pada website
perusahaan, item ini adalah item diungkapkan tertinggi oleh perusahaan-perusahaan di Spanyol
(Garcia-Sanchez et a., 2011 dalam Mostafa, 2015). Tingkat pengungkapan tertinggi kedua adalah
item informasi sertifikasi kualitas oleh 178 perusahaan (76%), namun item ini adalah item yang
diungkapkan tertinggi di UAE sebesar 29 dari 37 perusahaan yang menjadi sampel (78,38%)
(Mostafa, 2015). Tertinggi ketiga adalah item strategi kesehatan, keamanan dan pengembangan
oleh 174 perusahaan (74%). Tertinggi keempat adalah item strategi pekerja dan manfaat yang
diterima oleh 163 perusahaan (69%) yang mengungkapkan item tersebut.
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Diikuti oleh item informasi pendekatan inovasi oleh 160 perusahaan (68%), item posisi
strategi perusahaan di sektor industrinya (pertama dan kedua) oleh 151 perusahaan (64%), item
aliansi strategis oleh 146 perusahaan (62%), item rencana strategi perusahaan (proyek ekspansi
pada pasar, produk, dan region lain) oleh 121 perusahaan (51%), item informasi mengenai
kelompok pelanggan perusahaan oleh 112 perusahaan (48%), item deskripsi dalam konteks
persaingan oleh 101 perusahaan (43%), item informasi resiko (keuangan, komersial, teknis) oleh
89 perusahaan (38%), item informasi tentang proses produksi oleh 88 perusahaan (37%), item
rencana tahunan perusahaan diungkapkan oleh 67 perusahaan (29%) dan item terendah yang
diungkapkan oleh perusahaan non keuangan di Indonesia adalah item informasi strategi
efektivitas biaya oleh 48 perusahaan (20%). Item tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Mostafa, 2015 menjadi yang paling kecil diungkapkan hanya oleh 10 dari 37
perusahaan-perusahaan non keuangan di UEA (27.03%). Di Indonesia IRSI menjadi begitu
penting untuk pedoman dalam hal keterbukaan dan transparansi, sehingga praktik IRSI dapat
meningkatkan dan mendorong pengungkapan sukarela dalam laporan perusahaan.
Statistik deskriptif atas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian disajikan dalam
Tabel 3. Hasil yang disajikan berikut setelah dilakukan winsorizing. Variabel Proporsi komisaris
independen (INED) memiliki nilai rata-rata 0.50 atau 50% yang mengindikasikan bahwa hampir
seluruh perusahaan non-keuangan di Indonesia telah memiliki komisaris independen dengan
proporsi lebih dari 30% sebagaimana diwajibkan dalam peraturan Bapepam LK No.I-A huruf C
butir 1 dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 33/POJK.04/2014 pasal 20 ayat 3,
dengan jumlah maksimal komisaris independen adalah 100% dimana terdapat perusahaan dengan
seluruh anggota dewan komisarisnya adalah komisaris independen, yaitu PT Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk memiliki 2 dewan komisaris yang keduanya merupakan komisaris independen,
sedangkan perusahaan yang memiliki proporsi komisaris independen paling rendah yaitu hanya
20% terhadap total dewan komisarisnya, adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, dimana dari 5
anggota dewan komisaris yang perusahaan tersebut miliki, hanya satu orang yang dinyatakan
sebagai komisaris independen.
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian setelah Winsorization
Observasi Mean Std. Dev Min MaxIRSIINDEX 235 0.56 0.18 0.21 1.00INED 235 0.50 0.15 0.20 0.94BODMEETING 235 6.54 3.95 1.00 18.00AUD 235 0.70 0.46 0.00 1.00ACQ 235 4.41 0.74 3.00 5.00SIZE 235 28.82 1.47 25.30 33.24ORGCOM 235 3.54 2.52 1.00 11.00RISK 235 1.05 2.10 0.00 7.35PROFITABILTY 235 0.04 0.07 -0.17 0.26IRSIINDEX= Indeks pengungkapan Internet Reporting of Strategic Information (IRSI)merupakan total yang diungkapkan perusahaan dibagi total yang diharapkan diungkapkan,INED= Proporsi dewan komisaris independen merupakan jumlah dewan komisaris independendibagi jumlah dewan komisaris, BODMEETING= Jumlah rapat dewan komisaris merupakantotal jumlah rapat dalam setahun, AUD= Reputasi auditor merupakan variabel dummy 1 untukBig Four dan 0 untuk Non Big Four , ACQ= Kualitas komite audit merupakan skor darikualitas komite audit yang terdiri atas 5 kriteria yaitu keberadaan dewan komisaris independendalam komite audit, anggota komite audit independen, memiliki anggota dengan background akuntansi atau keuangan, jumlah pertemuan audit dan ukuran komite audit, SIZE= ln dari totalaset, ORGCOM= Kompleksitas organisasi merupakan total produk yang ditampilkan padawebsite perusahaan, RISK= Level of Risk (Leverage) merupakan total debt dibagi total aset,PROFITABILITY= Return of Asset merupakan laba bersih dibagi total aset.
Sumber: Hasil olah data penulis
Variabel jumlah rapat dewan komisaris (BODMEETING) memiliki nilai rata-rata 6.54
angka ini mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan-perusahaan non keuangan mengadakan 6
kali rapat dalam satu tahun dengan jumlah rapat tertinggi sebanyak 18 kali yaitu PT Pudjiadi And
Sons Tbk dan nilai minimum rapat 1 yaitu PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk dan PT
Electronic City Indonesia Tbk.
Variabel reputasi auditor (AUD) diproksikan melalui variabel dummy, dimana nilai 1
menunjukkan penggunaan KAP Big Four dan nilai 0 menunjukkan penggunaan KAP Non Big
Four. Dengan nilai 1 sebanyak 70% menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan
non keuangan di Indonesia menggunakan KAP Big Four untuk mengaudit laporan keuangan
perusahaan dan sebanyak 30% perusahaan lainnya menggunakan KAP Non Big Four.
Variabel kualitas komite audit (ACQ) merupakan skor dari kualitas komite audit yang
terdiri atas 5 kriteria yaitu keberadaan dewan komisaris independen dalam komite audit, anggota
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
komite audit independen, memiliki anggota dengan background akuntansi atau keuangan, jumlah
pertemuan audit dan ukuran komite audit. Tabel 4 merangkum skor dari kualitas audit
perusahaan-perusahaan non keuangan di Indonesia:
Tabel 4. Skor Kualitas Komite Audit
Keberadaan Dewan Komisaris Independen dalam Komite Audit 235 100%Anggota Komite Audit Independen 235 100%Terdapat Anggota dengan Background Akuntansi atau Keuangan 235 100%Jumlah Pertemuan Komite Audit 168 71%Ukuran Komite Audit 163 69%
Item-item Kualitas Komite Audit (ACQ)Total Perusahaan yang
MempraktikkanTotal Perusahaan yang Mempraktikkan (% )
Sumber: Hasil Olah data Penulis
Tabel 4 sudah sesuai dengan peraturan mengenai komite audit yang dikeluarkan oleh
Bapepam pada Mei tahun 2000, melalui SE-03/PM/2000. Peraturan ini menjelaskan bahwa
komite audit harus memiliki sekurang-kurangnya tiga orang anggota, seorang diantaranya
merupakan komisaris independen yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit, sedang
anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen dimana sekurang-kurangnya satu
diantaranya memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan atau keuangan. Sedangkan untuk item
jumlah pertemuan komite audit sebanyak 168 (71%) perusahaan melakukan pertemuan lebih dari
4 kali dalam setahun dan item ukuran komite audit memiliki anggota komite audit lebih dari 3
sebanyak 163 (69%) perusahaan.
Variabel ukuran (SIZE) perusahaan diukur menggunakan logaritma natural dari total aset.
Variabel size memiliki nilai rata-rata sebesar 28,82 dengan nilai maksimum sebesar 33.24 yaitu
PT Astra International Tbk dan nilai minumum sebesar 25.30 yaitu PT Kedaung Indah Can Tbk.
Variabel kompleksitas organisasi (ORGCOM) menunjukkan total produk yang
ditampilkan pada website perusahaan. Variabel ini memiliki nilai tertinggi 11 produk yang
ditampilkan pada website yaitu PT Jembo Cable Company Tbk dan 49 perusahaan dari 235 yang
menjadi sampel menampilkan satu jenis produk pada website perusahaannya dengan rata-rata
sebesar 3.54 atau 3 produk.
Variabel risk ataupun leverage (RISK) menunjukkan tingkat penggunaan utang
perusahaan. Variabel risk diperoleh dengan cara menghitung total debt dibagi total aset memiliki
rata-rata 1.43 dengan nilai maksimum 7.35 yaitu PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT
Bakrie Sumatera Plantations Tbk sedangkan nilai minimumnya sebesar 0.0000.
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Variabel profitabilitas ataupun return on assets (ROA) (PROFITABILITY) menunjukkan
tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA maka perusahaan dapat dikatakan
semakin efektif, karena hal itu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan dengan menggunakan aset yang dimiliki.Variabel profitabilitas memiliki rata-rata
0.04 dengan nilai maksimum sebesar 0.26 yaitu PT First Media Tbk dan nilai minimum sebesar -
0.17 yaitu PT Argo Pantes Tbk dan PT Asia Pacific Fibers Tbk.
Variabel Indeks pengungkapan IRSI (IRSIINDEX) dalam penelitian ini terdiri dari 14 item
memiliki nilai rata-rata sebesar 0,56 atau 56%. Hal ini berarti bahwa dalam satu periode dalam
annual report, perusahaan telah mengungkapkan sebanyak 56% atau sekitar 8 item mengenai
informasi strategis perusahaan. Nilai maksimum variabel ini sebesar 1 atau 14 item dan nilai
minimum sebesar 0.21 atau hanya 3 item.
Pengujian Hipotesis
Pada tabel 5 yang menunjukkan hasil uji regresi berganda, nilai koefisien determinasi dapat
dilihat dari angka Rsquared model yaitu 0.6514 yang berarti bahwa 65.14% variasi dari tingkat
pengungkapan internet reporting of strategic information (IRSI) dapat dijelaskan oleh variasi
dari variabel-variabel independen, yaitu proporsi dewan komisaris, jumlah rapat dewan
(pertemuan dewan), reputasi auditor, dan kualitas audit serta variabel kontrol yaitu ukuran
perusahaan (size), kompleksitas perusahaan, risk atau leverage dan profitability. Sedangkan
sisanya 34.86 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Nilai
dari F Statistik adalah 52.79 dengan probabilitas 0,0000. Tabel 5 yang menunjukkan hasil uji
regresi berganda.
Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Internet Reporting of Strategic
Information (IRSI)
Pengujian Hipotesis 1 bertujuan untuk menguji pengaruh proporsi dewan komisaris independen
terhadap Internet Reporting of Strategic Information (IRSI).
Sedangkan hasil pada Tabel 5 diketahui bahwa proporsi dewan komisaris memiliki
pengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan IRSI. Hasil ini mendukung hipotesis
pertama yang konsisten dengan penelitian sebelumnya Xiao et al (2004) bahwa tinggi atau
rendahnya proporsi dewan komisaris independen mampu memengaruhi pengungkapan IRSI
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000 dengan tingkat signifikansi pada tingkat 0.01. Hal itu
dikarenakan komisaris independen tersebut dapat memberikan masukan kepada dewan komisaris
yang mungkin tidak sependapat dengan dewan komisaris lainnya. Kondisi demikian dapat
meningkatkan perilaku dewan komisaris independen untuk mendukung dewan komisaris dalam
hal mengungkapan informasi secara luas mengenai perusahaan termasuk informasi strategis
perusahaan.
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Berganda
Variabel Dependen : IRSIINDEX
Number of obs : 235
R-Squared : 0.6514Adj R-squared : 0.6391Prob > F : 0.0000***Variabel Prediksi Tanda Koefisien SignifikansiINED + 0.6549 0.000***BODMEETING + 0.0033 0.071AUD + 0.0370 0.033**ACQ + 0.0639 0.000***SIZE 0.0188 0.002***ORGCOM 0.0002 0.928RISK -0.0040 0.321PROFITABILTY 0.1014 0.311_Cons -0.6443 0.000*Signifikan dalam alpha : 10%**Signifikan dalam alpha : 5%***Signifikan dalam alpha : 1%IRSIINDEX= Indeks pengungkapan Internet Reporting of Strategic Information (IRSI)merupakan total yang diungkapkan perusahaan dibagi total yang diharapkan diungkapkan,INED= Proporsi dewan komisaris independen merupakan jumlah dewan komisaris independendibagi jumlah dewan komisaris, BODMEETING= Jumlah rapat dewan komisaris merupakantotal jumlah rapat dalam setahun, AUD= Reputasi auditor merupakan variabel dummy 1 untukBig Four dan 0 untuk Non Big Four , ACQ= Kualitas komite audit merupakan skor dari kualitaskomite audit yang terdiri atas 5 kriteria yaitu keberadaan dewan komisaris independen dalamkomite audit, anggota komite audit independen, memiliki anggota dengan background akuntansiatau keuangan, jumlah pertemuan audit dan ukuran komite audit, SIZE= ln dari total aset,ORGCOM= Kompleksitas organisasi merupakan total produk yang ditampilkan pada website perusahaan, RISK= Level of Risk (Leverage) merupakan total debt dibagi total aset,PROFITABILITY= Return of Asset merupakan laba bersih dibagi total aset.
Sumber: Hasil olah data penulis
Jumlah Rapat Dewan Komisaris terhadap Internet Reporting of Strategic Information
(IRSI)
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Pengujian Hipotesis 2 bertujuan untuk menguji pengaruh Jumlah Rapat Dewan Komisaris
independen terhadap Internet Reporting of Strategic Information (IRSI). Jumlah rapat dewan
komisaris tidak berhubungan positif dengan pengungkapan IRSI karena hasilnya menunjukkan
probabilitas sebesar 0.071.
Hal ini tidak konsisten terhadap penelitian sebelumnya oleh Mostafa (2015) dengan hasil
positif secara signifikan. Alasan yang mendasari adalah adanya kemungkinan rapat-rapat yang
dilakukan oleh dewan komisaris kurang efektif, dikarenakan adanya dominasi suara dari anggota
dewan komisaris yang mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya sehingga
mengesampingkan kepentingan perusahaan (Muntoro, 2006 dalam Sinung 2012). Meskipun
demikian, hasil ini konsisten dengan Garcia-Sanchez et al (2011) yang menunjukkan hubungan
negatif antara jumlah rapat dewan komisaris dengan pengungkapan IRSI untuk sampel
perusahaan Spanyol. Hal ini dikarenakan Dewan komisaris berpendapat bahwa dengan
pengungkapan terbatas yang menyebabkan kerugian kompetitif atau respon negatif harga saham.
Dalam hal ini, dewan komisaris aktif yang memenuhi sering menentang mengungkapkan
informasi strategis yang dapat mengganggu competitive advantage dari perusahaan jika diketahui
oleh kompetitor perusahaan.
Reputasi Auditor Eksternal terhadap Internet Reporting of Strategic Information (IRSI)
Pengujian Hipotesis 3 bertujuan untuk menguji reputasi auditor eksternal terhadap Internet
Reporting of Strategic Information (IRSI). Hasil penelitian tidak konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Mostafa (2015) Reputasi auditor berpengaruh positif secara
signifikan terhadap pengungkapan IRSI dengan nilai probabilitas sebesar 0.033 dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0.05.
Namun konsisten dengan penelitian Xiao et al (2011) yang menunjukkan hasil yang positif
antara reputasi auditor dengan pengungkapan IRSI. Perusahaan yang menggunakan KAP
bereputasi tinggi seperti KAP Big four mempunyai tingkat independensi yang lebih tinggi dalam
mengungkapkan standar pelaporan yang lebih ketat sehingga publik juga akan mendapatkan
informasi yang akurat dan telah melaporkan informasi setransparan mungkin. Hal ini juga dapat
menyebabkan perusahaan akhirnya mengungkapkan informasi strategis pada website mereka
untuk mempertahankan kepercayaan publik maupun investor.
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Kualitas Komite Audit terhadap Internet Reporting of Strategic Information (IRSI)
Pengujian Hipotesis 4 bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas komite audit terhadap Internet
Reporting of Strategic Information (IRSI). Kualitas Komite Audit (ACQ) memiliki nilai
probabilitas sebesar 0.0000 pada tingkat signifikan 0.01 merupakan variabel signifikan
mempengaruhi positif pengungkapan IRSI. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mostafa (2015).
Keberadaan komite audit dalam sebuah perusahaan mampu memonitoring dan mendorong
manajemen perusahaan untuk menghasilkan informasi startegis pada website perusahaan.
Hubungan yang signifikan antara ACQ dan IRSI juga dapat diartikan sebagai adanya komite
audit di Indonesia bukan untuk window dressing atau pemanis dalam sebuah perusahaan, namun
juga efektif dalam meningkatkan citra perusahaan dalam hal transparansi. Peran komite audit
adalah tidak hanya mengenai proses pelaporan keuangan , tetapi juga ke pelaporan informasi
non- keuangan termasuk IRSI.
Variabel Kontrol
Ukuran Perusahaan (Size)
Pada Tabel 5 ukuran perusahaan (Size) secara signifikan memiliki hubungan positif dengan IRSI
di tingkat 0,01 dengan nilai probabilitas sebesar 0.002. Hal ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Mostafa (2015) dan (Xiao et al, 2004; Gallego-Alvarez et al,
2008).
Hal ini dikarenakan perusahaan besar memanfaatkan pengungkapan IRSI untuk menarik
investor domestik dan investasi asing . Perusahaan-perusahaan besar mendapatkan keuntungan
dari skala ekonomi dan karena bagi mereka lebih murah untuk menyediakan informasi keuangan
,laporan tahunan, maupun informasi strategis dengan IRSI.
Kompleksitas Organisasi (Firm Complexity)
Pada Tabel 5 kompleksitas organisasi memiliki hubungan negatif dengan IRSI dengan nilai
probabilitas sebesar 0.928. Meski hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mostafa (2015). Namun hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Gallego-Alvarez et al, (2011). Jumlah total produk yang dimiliki perusahaan tidak memengaruhi
pengungkapan IRSI di Indonesia.
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Level of Risk (Leverage)
Pada Tabel 5 Level of risk atau leverage memiliki hubungan negatif dengan IRSI dengan nilai
probabilitas sebesar 0.321. Hasil tersebut berarti bahwa peningkatan leverage akan menurunkan
pengungkapan informasi strategis.
Penelitian ini konsisten hasilnya dengan penelitian Sofiana (2010) dalam Kristian (2012)
dimana hasilnya menunjukkan adanya hubungan negatif antara leverage dengan luas
pengungkapan. Alasan mendasar atas signifikannya pengaruh leverage terhadap pengungkapan
informasi strategis (IRSI) adalah karena strategi perusahaan dipengaruhi kondisi hutang
perusahaan.
Perusahaan dalam kondisi hutang yang besar maka akan cenderung mengungkapkan
informasi strategis yang lebih sedikit (Kristian, 2012). Hasil ini konsisten dengan Garcia-Sanchez
et al (2011), Namun berbeda dengan penelitian oleh Mostafa (2015) yang memiliki hasil positif
signifikan.
Profitabilitas
Pada Tabel 5 profitabilitas atau ROA memiliki hubungan negatif dengan IRSI dengan nilai
probabilitas sebesar 0.311. Kepercayaan diri perusahaan yang memiliki informasi laba yang lebih
besar akan lebih tinggi, sehingga perusahaan akan melaporkan dan mengungkapkan berbagai
informasi strategi perusahaan karena adanya dukungan data mengenai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Profitabilitas perusahaan (ROA) secara statistik tidak signifikan.
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Xiao et al (2004) menuliskakan
bahwa antara ROA dengan pengungkapan IRSI adalah refleksi kurangnya penekanan pada
kinerja berbasis akuntansi. Mostafa (2015) menghasilkan hal yang sama di UAE sejak
profitabilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh positif pada IRSI .
Kesimpulan Penelitian ini menggunakan model adaptasi dari penelitian oleh Mostafa (2015) dimana
menggunakan Internet reporting of strategic information (IRSI) sebagai variabel dependen.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsi dewan komisaris,
jumlah rapat dewan komisaris, reputasi auditor, kualitas komite audit dengan variabel kontrol
yaitu ukuran perusahaan, kompleksitas organisasi, level of risk (leverage) dan profitabilitas.
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Berdasarkan hasil regresi seluruh variabel dependen dengan menggunakan software STATA
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Proporsi dewan komisaris di perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap Internet
reporting of strategic information (IRSI). Hasil ini menunjukan bahwa semakin tinggi
proporsi dewan komisaris independen dalam sebuah perusahaan mampu memengaruhi
pengungkapan IRSI karena dapat memberikan masukan untuk mendukung komisaris dalam
hal mengungkapan informasi secara luas tentang perusahaan termasuk informasi strategis
perusahaan.
2. Jumlah rapat dewan komisaris di perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap Internet
reporting of strategic information (IRSI). Hasil ini menujukkan bahwa frekuensi pertemuan
dewan komisaris tidak memengaruhi luas pengungkapan IRSI karena frekuensi rapat yang
semakin sedikit tiap tahunnya akan membuat ide-ide yang dituangkan dalam rapat menjadi
berkurang. Sehingga hal-hal atau topik yang akan dibahas dalam rapat menjadi sangat
terbatas.
3. Reputasi auditor di perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap Internet reporting of
strategic information (IRSI). Hasil ini menunjukkan bahwa reputasi auditor eksternal
dengan menggunakan KAP Big Four dapat menghasilkan laporan keuangan yang semakin
independen sehingga dapat memunculkan keinginan perusahaan untuk menampilkan
informasi strategis pada website perusahaan yang dapat menarik investor.
4. Kualitas komite audit di perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap Internet reporting
of strategic information (IRSI). Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas komite audit dalam
sebuah perusahaan mampu monitoring dan mendorong manajemen perusahaan untuk
mengungkapkan informasi startegis (IRSI) pada website perusahaan.
5. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap Internet reporting of strategic
information (IRSI). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan akan
memanfaatkan pengungkapan IRSI untuk menarik investor domestik dan investasi asing.
Perusahaan-perusahaan besar mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi karena bagi
mereka lebih murah untuk menyediakan informasi keuangan ,laporan tahunan, maupun
informasi strategis melalu IRSI.
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
6. Kompleksitas organisasi di perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap Internet
reporting of strategic information (IRSI). Hasil ini menujukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara kompleksitas perusahaan dalam hal ini total produk yang dimiliki
perusahaan untuk mengungkapkan IRSI pada website perusahaan.
7. Level of risk (leverage) di perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap Internet
reporting of strategic information (IRSI). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar
hutang yang dimiliki perusahaan maka akan cenderung mengungkapkan informasi strategis
yang lebih sedikit akibatnya kreditur akan memberikan bunga yang tinggi terhadap
perusahaan.
8. Profitabilitas di perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap Internet reporting of
strategic information (IRSI). Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan yang untung
enggan untuk mengungkapkan informasi strategis yang menggambarkan rencana masa
depan, strategi dan posisi pasar dalam situs website mereka. Untuk menghindari perusahaan
kompetitor lainnya untuk masuk ke pasar.
Penelitan ini memiliki keterbatasan antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian hanya terbatas pada sampel industri non keuangan saja. Sehingga ada
kemungkinan jika penelitian menggunakan sampel multi industri menghasilkan perbedaan
hasil.
2. Periode observasi perusahaan hanya satu tahun saja, yaitu tahun 2014.
3. Penelitian ini hanya mengukur mengukur indeks kualitas komite audit dengan dummy.
4. Penelitian ini hanya mengukur variabel-variabel independen seperti proporsi dewan
komisaris, jumlah rapat dewan komisaris, reputasi auditor dan komite audit saja.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut:
1. Menambahkan sampel perusahaan dan jangka waktu penelitian agar data dapat lebih
diandalkan.
2. Menambahkan variabel-variabel lain untuk dapat membutikkan adanya variabel-variabel
lainnya dapat mempengaruhi pengungkapan internet reporting of strategic information
(IRSI).
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
3. Penelitian berikutnya dapat menguji kembali variabel-variabel yang belum berhasil
menunjukkan pengaruhnya secara signifikan terhadap pengungkapan internet reporting of
strategic information (IRSI) melalui website perusahaan.
Daftar Referensi
Ashbaugh, H., R. LaFond, dan B.W. Mayhew. 2003. Do Nonaudit Services Compromise Auditor
Independence? Further Evidence. The Accounting Review 78: 611-640.
Badan Pengawas Pasar Modal. Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep 134/BL/2006 (Peraturan
No. X.K.6) Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten dan
Perusahaan Publik
Badan Pengawas Pasar Modal. Surat Edaran BAPEPAM No. SE-03/PM/2000. Tentang Komite
Audit
Badan Pengawas Pasar Modal. Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep 643/ BL / 2012
(Peraturan No. IX.I.5) Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
Audit.
Barua, A., Rama, D. V. & Sharma, V. 2010. Audit committee characteristics and investment in
internal auditing, Journal of Accounting and Public Policy, vol. 29(3): 503-513
Beasley, M. 1996. An Empirical Analisis of The Relation Between The Board of Director
Compensation and Financial Statement Fraud. The Accounting review, vol. 71, p. 443-
465.
Bushman, R.M., Chen, Q., Engel, E., Smith, A., 2004. Financial accounting information,
organizational complexity and corporate governance systems. Journal of Accounting and
Economics 37, 167–201.
Capriotti, P. & Moreno, A. 2007. Communicating corporate responsibility through corporate
web sites in Spain, Corporate Communication: An International Journal, vol. 12(3):
221-237
Cheng Eugene C.M. dan Stepen M. Courtenay. 2006. Board compotition, regulatory regime and
voluntary disclosure, The International Journal of Accounting, Vol.41.
Debreceny, R., G.L. Gray and A. Rahman. 2002. The Determinants of Internet Financial
Reporting. Journal of Accounting and Public Policy 21 pp. 371-394
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Fitriani. 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Wajib dan Sukarela Pada Laporan
Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Simposium
Nasional AkuntansiIV. hal:78-98.
Garcıa-Sanchez, I., Rodrıguez-Domınguez, L. & Gallego-Alvarez, I. 2011. Corporate
governance and strategic information on the internet: A study of Spanish listed
companies, Accounting, Auditing and Accountability Journal, vol. 24(4): 471-507
Ghozali, Imam. 2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga,
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D., & Dawn C. P. (2009). Basic Econometrics. New York: McGraw Hill.
Hadi, Nor dan Arifin Sabeni. 2002. Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi Luas
Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Go Publik Di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Maksi. Vol.1.
Halim, Julia, dkk. 2005. Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Termasuk Dalam Indeks LQ-45.
Simposium Nasional Akuntansi VIII (Solo), September. 117-135.
Hassan, Mostafa Kamal. 2015. Corporate governance, audit committee and the internet
reporting of strategic information by UAE non-financial listed firms.Vol 14(3):pp 508-545.
Hashim, M. F., Nawawi, A. & Salin, A. 2014. Determinants of strategic information disclosure –
Malaysian evidence, International Journal of Business and Society, vol. 15 (3): 547- 572
Hendriksen & Van Breda. (1992). Accounting Theory (5th ed). Irwin Professional Publishing.
IICG. (2001). Corporate Governance : Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga, Jakarta.
Jensen, M.C., and W. H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Manajerial Behaviour, Agency
Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial and Economics, 3, 305-360.
Kelton, A.S. & Yang, Y.W. 2008. The impact of corporate governance on internet financial
reporting, Journal of Accounting and Public Policy, vol. 27(1): 62-87
Kristian, Ari. 2012. Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Umur Perusahaan, Struktur
Kepemilikan dan Jenis Industri terhadap Pengungkapan Informasi Keuangan melalui
Website Perusahaan.. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
KNKG, 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Jakarta.
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017
Lim, S., Matolcsy, Z. &Chow, D. 2007. The association between board composition and
different types of voluntary disclosure, European Accounting Review, vol. 16(4): 555-
583
Linoputri, Ferima Purmateti. (2010). Pengaruh Corporate Governance terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Lipton, M., dan J.W.Lorsch. 1992. A Modest Proposal for Improved Corporate Governance. The
Business Lawyer, 48 (1): 59-78.
Muntoro, R.K. 2006. Membangun Dewan Komisaris yang Efektif. Makalah.
Nachrowi, D., dan Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Populer dan praktis ekonometrika untuk
analisis ekonomi dan keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia: Jakarta
Primastuti, Sinung, dan Tarmizi Achmad. 2012. Pengaruh Tata kelola perusahaan dan
Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Informasi Strategis. Diponegoro
Journal of Accounting Vol 1, Nomor 2, Tahun 2012, halaman 1-15.
Ratnasari, Yunita. 2011. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Dalam Sustainability Report, Skripsi S1 Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Santema, S., Hoekert, M., Van de Rijt, J. & Van Oijen, A. 2005. Strategy disclosure in annual
reports across Europe: a study on differences between five countries, European
Business Review, vol. 17: 352-366
Sekaran, U. & R. Bougie, 2013. Research Method For Business: A Skill-Building Approach.
John-Wiley & Sons, Inc, 6th (US)
Sofiana, N. 2010. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan
Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”.
Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Suwardi, A. (2011). Modul Laboratorium Komputasi Departemen Ilmu Ekonomi. Jakarta.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Watts R. and J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. New York: Prentice-Hall.
Xiao, J. Z., H. Yang and C. W. Chow. 2004. The Determinants and Characteristics of Voluntary
Internet Based Disclosures by Listed Chinese Companies. Journal of Accounting and
Public Policy 23 pp. 191-225
Pengaruh Komisaris ..., Endah Lestari, FEB UI, 2017