Upload
lyphuc
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh TESKA DESTIA RATRI
NIM 11404244007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
i
ii
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Teska Destia Ratri
NIM : 11404244007
Prodi/Jurusan : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : Fakultas Ekonomi
Judul Penelitian : Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham
Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-
2014
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan atau
kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Dengan demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksa untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 7 Juli 2015
Yang menyatakan
Teska Destia Ratri
NIM. 11404244007
iv
MOTTO
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar -Umar Bin Khatab-
Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian QS Ar Rad (13):24
Pemalas hanya bisa bermimpi, pejuang selalu bisa merasakan mimpinya.
v
PERSEMBAHAN
Atas rasa syukur dan nikmat yang Allah SWT berikan, dengan bangga Ku persembahkan
hasil perjuanganku hasil jerih payahku ini kepada:
Kedua orang tuaku tercinta Saiman dan Esti Sumarni yang telah mencurahkan
kasih cinta dan sayangnya, kesabaran dalam mendidik dan membimbingku
selama ini serta doa yang selalu mengiringi langkahku
Adik terbaikku Husna Latifah, terimakasih atas kebersamaan, canda, tawa, doa
serta supportnya
Seseorang yang selalu bersemayam di hatiku DJP
vi
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2014
Oleh:
TESKA DESTIA RATRI 11404244007
ABSTRAK
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi
harga saham perusahaan Go Public. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan TPT yang terdaftar di BEI dengan kurun waktu selama 6 tahun (2009-2014).
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif yang berbentuk kausalitas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 8 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Data yang digunakan diambil dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh BEI dan harga saham diperoleh dari finance.yahoo.com. Analisis data menggunakan analisis data panel dengan model yang terpilih adalah regresi random effect.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham pada α = 0,05. ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham pada α = 0,10. Variabel ITO berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada α = 0,10. Variabel yang lain yaitu CR dan PER tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT. Secara simultan CR, DER, ROE, ITO, dan PER berpengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT pada α = 0,01. Nilai koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini sebesar 0,4164 yang artinya kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sebesar 41,64% sedangkan sisanya sebesar 58,36% dijelaskan oleh variabel bebas lain diluar model.
Kata Kunci: Harga Saham, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Inventory Turnover, Price Earning Ratio, random effect
vii
THE EFFECTS OF FINANCIAL PERFORMANCE ON THE STOCK PRICE OF TEXTILE COMPANY AND TEXTILE PRODUCT (TCTP) LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) YEAR 2009-2014
By: TESKA DESTIA RATRI
11404244007
ABSTRACT
Financial performance is one of the internal factors that affect the stock price of Go Public companies. This study aims to reveal the effects of financial performance on the stock price of TCTP companies listed in IDX within 6 years (2009-2014).
This research employed an associative approachusing causality research design. The samples were 8 companies which were selected purposively. The data were obtained from financial report issued by IDX and stock price list published by www.finance.yahoo.com. The data then were analyzed using panel data analysis in the form of random effect regression.
The results of the study revealed that partially Debt to Equity Ratio (DER) variable had a negative and significant effect on stock price at α = 0.05. Return On Equity (ROE) had a negative and significant effect on stock price at α = 0.10. In addition, Inventory Turnover (ITO) had a positive and significant effect on stock price at α = 0.10. While the other variables, Current Ratio (CR) and Price Earning Ratio (PER), did not affect the stock price of TCTP companies. Simultaniously, there was an effect of CR, DER, ROE, ITO, and PER on the stock price at α = 0.01. The determination coefficient (R2) in this study was 0.4164 which imply that the ability of independent variables in explaining the variation of the dependent variable was 41.64%; while the remaining 58.36% was explained by other independent variables outside the model. Keywords: Stock Price, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Inventory Turnover, Price Earning Ratio, random effect
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sebagai
rasa syukur atas segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat
dukungan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak secara langsung maupun
tidak langsung sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu
pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Sugiharsono, M. Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta atas segala bantuan terkait izin yang diberikan dalam proses
penyusunan skripsi ini.
2. Daru Wahyuni, M. Si., Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu dalam kegiatan
akademik maupun non akademik di lingkup jurusan Pendidikan Ekonomi.
3. Drs. Supriyanto, M. M., selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas waktu, tenaga,
kesabaran, dan bimbingan yang sangat bermanfaat hingga terselesaikannya
penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Maimun Sholeh, M. Si., selaku narasumber dan penguji utama yang telah
memberikan masukan dan saran yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi.
5. Aula Ahmad H. S. F., M. Si., selaku ketua penguji yang telah memberikan
saran dan masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bambang Suprayitno, M. Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik peneliti
selama menempuh kuliah.
7. Segenap Dosen Pengajar Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah sabar menuntun dan mendidik
selama menempuh kuliah.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta,
yang telah banyak membantu dan melayani dengan sabar.
x
xi
9. Keluargaku Bapak, Ibu dan Adik atas kasih sayang, doa, fasilitas dan motivasi
yang diberikan.
10. Sahabat seperjuangan Pendidikan Ekonomi ‘11NR, terimakasih atas semua
kenangan, kebersamaan, bantuan dan motivasi selama ini.
11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dan memperlancar jalannya penelitian dari awal sampai selesainya
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan demi perbaikan dikemudian hari. Namun demikian, merupakan
harapan bagi penulis bila skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan
dan menjadi satu karya yang bermanfaat.
Yogyakarta, Juli 2015
Penulis,
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i PERSETUJUAN ................................................................................................ ii PENGESAHAN ................................................................................................ iii SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv MOTTO ............................................................................................................ v PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT ...................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 9 C. Batasan Masalah...................................................................................... 10 D. Rumusan Masalah ................................................................................... 11 E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12 F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 13
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 14
A. DeskripsiTeori ......................................................................................... 14 1. Pasar Modal ....................................................................................... 14
a. Definisi Pasar Modal ........................................ .......................... 14 b. Sejarah Pasar Modal di Indonesia ............................................... 14 c. Struktur dan Pelaku Pasar Modal ............................................... 21 d. Fungsi Pasar Modal ..................................................................... 30 e. Instrumen Keuangan yang Diperjualbelikan di Pasar Modal .... 31
2. Investasi............................................................................................. 39 3. Tingkat Pengembalian dan Risiko .................................................... 41 4. Laporan Keuangan ............................................................................ 43
a. Neraca ......................................................................................... 44 b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) ..................................... 47 c. Laporan Perubahan Modal .......................................................... 48 d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) ............................ 49
5. Saham ................................................................................................ 50 6. Rasio Keuangan ................................................................................ 51
a. Rasio Likuiditas .......................................................................... 51 b. Rasio Solvabilitas ........................................................................ 52 c. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas .................................................. 53 d. Rasio Aktivitas ............................................................................ 56
xi
e. Rasio Nilai Pasar ......................................................................... 58 B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 60 C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 63 D. Peradigma Penelitian ............................................................................... 69 E. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 69
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 71
A. Desain Penelitian .................................................................................... 71 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 71 C. Variabel Penelitian .................................................................................. 71
1. Variabel Terikat ................................................................................ 71 2. Variabel Bebas .................................................................................. 72
D. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 72 E. Populasi dan Sampel ............................................................................... 74 F. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data.............................................. 76 G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 77
1. Pemilihan Metode Analisis Data Panel ............................................. 78 2. Pengujian Hasil Persamaan Regresi .................................................. 80 3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 84
A. Deskripsi Data ........................................................................................ 84 1. Seleksi Sampel .................................................................................. 84 2. Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 85
B. Hasil Estimasi Data ................................................................................. 86 1. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham ........................ 86 2. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 89 3. Pembahasan Hasil Estimasi dan Interpretasinya ............................... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 100
A. Kesimpulan ............................................................................................. 100 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 101 C. Saran ........................................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 104 LAMPIRAN ....................................................................................................... 107
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Daftar Populasi Perusahaan TPT di BEI ................................................... 75 2. Daftar Sampel Perusahaan TPT di BEI ...................................................... 76 3. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 85 4. Uji Pemilihan Metode Estimasi Terbaik Model Kinerja Keuangan
terhadap Harga Saham Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ...... 87 5. Hasil Estimasi Model Kinerja Keuangan terhadap Harga Perusahaan
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) .............................................................. 88 6. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 88 7. Hasil Estimasi Model Menggunakan Robust Standard Error .................... 89
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Harga Saham PT Indo Rama Synthetic Tbk .............................................. 4 2. Current Ratio PT Indo Rama Synthetic Tbk.............................................. 5 3. Debt to Equity Ratio PT Indo Rama Synthetic Tbk ................................... 6 4. Ekspor Indonesia Sektor Manufaktur......................................................... 7 5. Struktur Pasar Modal Indonesia ................................................................ 21 6. Komponen Resiko ...................................................................................... 42 7. Tipe-tipe Investor ...................................................................................... 43 8. Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................................... 65 9. Paradigma Penelitian .................................................................................. 69 10. Langkah Pengujian Pemilihan Data Panel ................................................ 80
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Harga Saham Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Tahun 2009-2014 ....................................................................................... 108 2. Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan Tekstil dan
Produk Tekstil (TPT) Tahun 2009-2014 .................................................... 110 3. Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Tekstil
dan Produk Tekstil (TPT) Tahun 2009-2014 ............................................. 112 4. Perhitungan Return On Equity (ROE) Perusahaan Tekstil
dan Produk Tekstil (TPT) Tahun 2009-2014 ............................................. 114 5. Perhitungan Inventory Turnover (ITO) Perusahaan Tekstil
dan Produk Tekstil (TPT) Tahun 2009-2014 ............................................. 116 6. Perhitungan Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Tekstil
dan Produk Tekstil (TPT) Tahun 2009-2014 ............................................. 118 7. Statistik Deskriptif ..................................................................................... 120 8. Uji F-Test ................................................................................................... 120 9. Uji Hausman .............................................................................................. 120 10. Uji LM-Test ............................................................................................... 121 11. Uji Asumsi Klasik: Normalitas .................................................................. 121 12. Uji Asumsi Klasik: Multikolinearitas ........................................................ 121 13. Uji Asumsi Klasik: Autokorelasi ............................................................... 122 14. Hasil Estimasi Model Kinerja Keuangan Menggunakan Random Effect .. 122 15. Hasil Estimasi Model Kinerja Keuangan Menggunakan Random Effect
(Robust) ..................................................................................................... 123
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar yang memperjualbelikan
berbagai instrumen keuangan jangka panjang, baik surat utang (obligasi),
saham, reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal
digunakan untuk berinvestasi bagi pihak yang kelebihan dana (investor) dan
bagi pihak yang kekurangan dana (emiten) dapat digunakan untuk
memperoleh tambahan modal.
Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal yaitu instrumen jangka
panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran,
right issue, reksadana, dan berbagai instrumen derivatif. Seorang investor
akan memperoleh keuntungan dalam berinvestasi di instrumen keuangan
tersebut berupa dividen dan atau capital gain. Dividen diperoleh seorang
investor ketika berinvestasi lebih dari satu tahun. Namun jika kurang dari satu
tahun, seorang investor akan berusaha untuk mendapatkan capital gain.
Fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menjadi cerminan
tingkat keuntungan saham. Peningkatan IHSG menunjukkan kondisi pasar
modal yang sedang bullish dan sebaliknya jika IHSG mengalami penurunan
maka kondisi pasar modal sedang bearish. Menurut Tandelilin (2010) faktor
makro yang mempengaruhi IHSG yaitu inflasi, tingkat suku bunga SBI, nilai
tukar rupiah dan PDB.
1
2
Salah satu faktor makro yang menjadi perhatian saat ini yaitu nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika sedang melemah dari Rp 11.977,- bulan
November 2013 menjadi Rp 12.196,- bulan November 2014 (bi.go.id).
Melemahnya nilai tukar rupiah tersebut mengakibatkan banyaknya investor
melepas saham di Bursa Efek Indonesia sehingga IHSG turun yang
menyebabkan pasar modal Indonesia pada kondisi bearish (lemah).
Selain melemahnya nilai tukar rupiah, faktor dari luar negeri yang
mempengaruhi pasar modal Indonesia dalam kondisi bearish yaitu gagalnya
Negara Rusia menstabilkan Rubel (mata uang Rusia) sehingga menyebabkan
Rusia yang tidak mau memotong produksi minyaknya. Rusia yang tidak mau
memotong produksi minyaknya dapat menyebabkan penurunan harga minyak
dunia sehingga sedikit investor yang berinvestasi. Sedikitnya investor
berinvestasi mengakibatkan IHSG turun yang menjadi pemicu pasar modal
Indonesia dalam kondisi bearish.
Melemahnya kondisi pasar modal Indonesia juga disebabkan oleh gejolak
ekonomi dalam negeri yaitu memburuknya kondisi perekonomian Indonesia
yang ditunjukkan oleh laporan pertumbuhan ekonomi. Menurut Mega Dewi
(Branch Manager Danareksa) yang dikutip dalam surat kabar elektronik
(suarasurabaya.net) pada Jumat, 8 Agustus 2014 menyatakan bahwa,
“Keluarnya laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2014
yang hasilnya sedikit melemah dibanding periode sebelumnya, juga turut
berpengaruh besar atas melemahnya pasar bursa saham Indonesia”.
3
Memburuknya kondisi politik global dan politik dalam negeri
mengakibatkan hanya beberapa saham yang mengalami kenaikan, yaitu saham
pada sektor perbankan, misalnya pada bank BCA. Selain itu, perusahaan besar
yang tidak terpengaruh situasi ekonomi politik tetap aktif bermain di pasar
modal dan terus mengalami kenaikan.
Investor yang akan melakukan investasi di pasar modal perlu mempunyai
pengetahuan yang cukup dan pengalaman untuk menganalisis efek mana yang
akan dibeli, dijual dan dipertahankan (tetap dimiliki). Pengetahuan yang
cukup tersebut dapat berupa cara menganalisis laporan keuangan perusahaan
terhadap harga sahamnya.
Dalam melakukan investasi seorang investor perlu mempertimbangkan
berapa tingkat pengembalian yang akan diperoleh dan risiko yang akan
dihadapi. Meskipun investasi di pasar modal menjanjikan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi, namun ada yang harus diperhatikan bahwa
semakin besar tingkat pengembalian maka tingkat risikonya akan semakin
besar pula. Untuk itulah sebagai seorang investor yang rasional, hal yang
paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana investasi dapat
menghasilkan tingkat pengembalian optimal pada tingkat risiko yang minimal.
Dalam memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan risiko,
investor dapat melakukan diversifikasi. Diversifikasi dapat diwujudkan
dengan cara mengkombinasikan berbagai pilihan saham dalam investasinya
(membentuk portofolio saham optimal). Melalui portofolio ini investor dapat
memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat
4
risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat
keuntungan tertentu.
Saham merupakan surat penyertaan modal pada perseroan terbatas.
Menurut G. Foster dalam Indriyo Gitosudarmo (2000) ada dua pendekatan
yang digunakan untuk manganalisis harga saham yaitu pendekatan teknikal
dan pendekatan fundamental. Masyarakat pada umumnya menggunakan
pendekatan fundamental yang digunakan untuk menganalisis harga saham di
masa yang akan datang karena dalam pendekatan ini beranggapan bahwa
setiap saham mempunyai nilai intrinsik.
Untuk mengetahui harga yang tepat dalam menjual dan membeli saham
perlu memperhatikan kinerja keuangannya. Menurut Brigham dan Houston
(2013: 133) terdapat lima rasio kinerja keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio
manajemen aset, rasio manajemen utang, rasio profitabilitas, dan rasio nilai
pasar.
(Sumber: www.idx.co.id)
Gambar 1. Harga Saham PT Indo Rama Synthetic Tbk
Harga Saham PT Indo Rama Synthetic Tbk
2009 2010 2011
2012 2013 2014
5
Gambar 1 menunjukkan harga saham PT Indo Rama Synthetic Tbk yang
berfluktuasi dari tahun 2009 sampai tahun 2014. Sementara itu nilai Current
Ratio yang merupakan salah satu rasio likuiditas PT Indo Rama Synthetic Tbk
pada gambar 2 juga berfluktuatif. Pada tahun 2012 sampai tahun 2014 nilai
CR PT Indo Rama Synthetic Tbk mengalami penurunan seperti halnya harga
sahamnya. Hal ini lah sesuai dengan teori bahwa ketika CR turun maka harga
sahamnya juga turun begitu juga sebaliknya. Tetapi pada tahun 2010 ketika
CR turun harga sahamnya naik, hal ini lah yang tidak sesuai dengan teori dan
menjadi pertimbangan peneliti mengapa antara teori dan kenyataan berbeda.
(Sumber: www.idx.co.id)
Gambar 2. Current Ratio PT Indo Rama Synthetic Tbk
Selain rasio likuiditas ada rasio solvabilitas yang dapat digunakan untuk
menganalisis harga saham, salah satunya adalah Debt to Equity Ratio (DER).
Gambar 3 menunjukkan nilai DER PT Indo Rama Synthetic Tbk, mulai tahun
2011 hingga tahun 2014 DER PT Indo Rama Synthetic Tbk mengalami
kenaikan. Hal inilah yang sesuai dengan teori bahwa ketika DER mengalami
kenaikan maka harga saham mengalami penurunan.
6
(Sumber: www.idx.co.id)
Gambar 3. Debt to Equity Ratio PT Indo Rama Synthetic Tbk
Penjelasan di atas merupakan contoh salah stau perusahaan Tekstil dan
Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). TPT
merupakan salah satu produk manufaktur di Indonesia. TPT juga merupakan
komoditas ekspor Indonesia yang paling utama (kemendag.go.id). Menurut
Bank Indonesia (BI) TPT merupakan komoditas ekspor manufaktur nomor
tiga setelah produk manufaktur lainnya dan minyak sawit. Ini telihat pada
gambar 4.
Menurut Kementrian Perindustrian Indonesia (Kemenperin) TPT
merupakan produk manufaktur nomor 3 setelah pengolahan kelapa dan
pengolahan karet. Negara tujuan ekspor produk TPT tesebut antara lain
Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Turki, Korea Selatan, Inggris, Uni Emirat
Arab, Rep. Rakyat Tiongkok, Brasilia, Malaysia, Belgia, Italia, Belanda,
Spanyol, Kanada, Saudi Arabia, Thailand, Perancis, Vietnam, dan Taiwan.
7
(sumber: www.bi.go.id)
Gambar 4. Ekspor Indonesia Sektor Manufaktur
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki merupakan sektor
strategis bagi kegiatan ekspor Indonesia karena menyumbang devisa cukup
besar dan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Pada Tahun 2011, ekspor
TPT Indonesia mampu mencapai sebesar US$ 13,23 miliar dengan
penyerapan tenaga kerja langsung dan tidak langsung sekitar 3 juta orang.
Data BPS menunjukkan pada kuartal I-2012 produksi industri tekstil
mengalami kenaikan sebesar 11,10% bila dibandingkan dengan kuartal yang
sama tahun 2011. Adapun pada kuartal I-2013 produksi industri tekstil tercatat
8
mengalami penurunan hingga 17,86% dibandingkan dengan kuartal I-2012.
Kemudian, tercatat juga turun 7,09% dibandingkan dengan kuartal IV-2012.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi tekstil memang
mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan I/2014. Jika dibandingkan
dengan triwulan I-2013, terjadi penurunan sebesar 5,88%. Sedangkan jika
dibandingkan dengan triwulan IV/2013, terjadi penurunan 6,61%.
Penelitian tentang pengaruh harga saham telah banyak dilakukan,
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Hendra Adhitya Wicaksono (2013)
yang menggunakan sampel perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di BEI. Penelitian tersebut menghasilkan simpulan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan Current Ratio terhadap Harga Saham selain itu Return
On Equity juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham.
Penelitian Dianti Muriani (2008) dalam tesisnya yang menggunakan
sampel industri kontruksi terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
membuktikan bahwa variabel Inventory Turnover berpengaruh signifikan
terhadap harga saham dan ROE mempunyai pengaruh signifikan terhadap
harga saham. Selain itu, Angrawit Kusumawardani (2011) dalam
penelitiannya tentang harga saham dengan menggunakan sampel perusahaan
LQ45 yang terdaftar di BEI, hasilnya variabel PER berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham, ROE berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham, DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan
Current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
9
Abied Luthfi Safitri (2013) dalam jurnal penelitiannya tentang harga saham
yang menggunakan sampel harga saham dalam Kelompok Jakarta Islamic
Index menghasilkan PER berpengaruh positif signifikan terhadap Harga
Saham dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dalam
Kelompok JII tahun 2008-2011.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang belum konsisten tentang faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, mengacu pada penelitian-
penelitian tersebut, dan menurut pemahaman penulis belum ada penelitian
yang sama (menggunakan variabel bebas yang sama) untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan TPT sehingga
penulis tertarik untuk meneliti bagaimana “Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Harga Saham Perusahaan Tekstil dan Produk Tektil (TPT)
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2014.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti dapat menemukan beberapa
masalah terkait harga saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil sebagai
berikut:
1. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mengakibatkan
banyaknya investor melepas saham di Bursa Efek Indonesia sehingga
IHSG turun yang menyebabkan pasar modal Indonesia pada kondisi
bearish (lemah).
10
2. Penurunan harga minyak dunia mengakibatkan sedikitnya orang
berinvestasi sehingga mengakibatkan IHSG turun yang menjadi pemicu
pasar modal Indonesia dalam keadaan bearish.
3. Terjadinya kenaikan harga BBM dalam negeri.
4. Memburuknya kondisi perekonomian Indonesia.
5. Perekonomian Indonesia yang memburuk mengakibatkan harga saham
perusahaan mengalami penurunan dan hanya saham di sektor perbankan
saja yang mengalami kenaikan.
6. Penurunan produksi tekstil pada kuartal I-2013 sedangkan industri TPT
merupakan komoditas ekspor manufaktur utama dan komoditas ekspor
terbesar ketiga setelah produk manufaktur lainnya dan minyak sawit.
7. Penurunan produksi tekstil pada kuartal I-2013 tetapi rata-rata harga
saham TPT yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013 mengalami kenaikan.
8. Masih belum konsistennya hasil penelitian terdahulu tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penelitian ini hanya
dibatasi pada Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On
Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), dan
harga saham perusahaan TPT yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
11
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham di
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham di
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham di
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap harga saham di
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
5. Bagaimana pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham di
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
6. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio
(PER) secara simultan terhadap harga saham di perusahaan Tekstil dan
Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
12
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham di perusahaan Tekstil
dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham di perusahaan
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham di perusahaan
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap harga saham di perusahaan
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham di perusahaan
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On
Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER)
secara simultan terhadap harga saham di perusahaan Tekstil dan Produk
Tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
13
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai sumber informasi ilmiah bagi penelitian yang
berkaitan dengan kinerja keuangan yang mempengaruhi harga saham
perusahaan Go Public.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai cerminan bagi perusahaan
untuk memperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
harga saham dan sebagai pedoman untuk memperbaiki pos-pos
keuangan yang nantinya berpengaruh terhadap harga saham.
b. Bagi Investor
Bagi investor dan calon investor dapat memberikan pengetahuan
ketika akan berinvestasi pada saham mempertimbangkan faktor mana
saja yang mempengaruhi harga saham.
c. Bagi Akademisi
Bagi para akademisi dan para peneliti dapat menambah pengetahuan
mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pasar Modal
a. Definisi Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun
instrumen lainnya (Tjiptono dan Hendy, 2006: 1). Tempat yang
digunakan untuk memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan
tersebut adalah bursa efek (arti dari pasar modal secara fisik). Di
Indonesia saat ini ada satu bursa efek yang beroperasi, yaitu Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang terletak di Jakarta.
Ada beberapa pelaku dalam pasar modal yaitu emiten, perantara
emisi, badan pelaksana pasar modal, bursa efek, pialang, dan investor.
Keenam pelaku tersebut mempunyai peran yang berbeda-beda.
b. Sejarah Pasar Modal di Indonesia
Menurut Jogiyanto (2010) era pasar modal Indonesia terbagi
menjadi sebelas periode, antara lain:
1) Periode Pertama (1912-1942): Periode Jaman Belanda
Pasar modal di Indonesia sudah dimulai sejak Indonesia
bernama Hindia Belanda. Kegiatan perdagangan efek pada era
tersebut dimulai pada 14 Desember 1912 di Batavia (sekarang
14
15
Jakarta) kemudian di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan
disusul di Semarang tanggal 1 Agustus 1925. Saham yang
diperdagangkan merupakan saham-saham perusahaan Belanda
karena beroperasi pada jaman Belanda. Para pelaku pasar
modalnyapun kebanyakan orang Belanda, Arab dan China.
Kegiatan perdagangan efek pada periode ini ditutup ketika Perang
Dunia II berlangsung (1940).
2) Periode Kedua (1952-1960): Periode Orde Lama
Setelah Indonesia merdeka (1945) pemerintah mengeluarkan
Undang-undang No. 15/1952 tentang pasar modal. Selain itu,
melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 289737/U.U. tanggal 1
November 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ) akhirnya dibuka
kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Pembukaan BEJ tersebut untuk
menangani transaksi obligasi RI 3% tahun 1950. Kepengurusan
bursa efek diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek (PPUE) pada tanggal 1 November 1951. Efek yang
diperdagangkan pada waktu itu adalah Obligasi RI 3%, Obligasi
Kotapraja Bogor 1937, Saham Escomto Bank dan Saham
Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL).
Kondisi perokonomian Indonesia di era orde lama ini lemah
karena pemerintah belum sempat memperbaiki kondisi
perekonomian pasca kemerdekaan. Selain itu masih disibukkan
dengan kasus politik yang tidak stabil dan terjadi pemberontakan
16
diberbagai daerah. Keadaan perekonomian Indonesia menjadi
semakin parah karena adanya sengketa antara pemerintah RI
dengan Belanda tentang Irian Barat. Semua bisnis Belanda
dinasionalkan melalui Undang-undang Nasionalisasi No. 86 tahun
1958. Permasalahan ini mengakibatkan larinya modal Belanda dan
mulai tahun 1969 sekuritas Belanda tidak diperdagangkan lagi di
BEJ. Sejak saat itu aktivitas di BEJ semakin menurun (Jogiyanto,
2010).
3) Periode Ketiga (1977-1988): Periode Orde Baru
Pada masa orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto
dikeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing (UUPMA)
tahun 1967. Kemudian disusul Undang-undang Penanaman Modal
Dalam Negeri (UUPMDN) tahun 1968. Dari dikeluarkannya kedua
Undang-undang tersebut perekonomian Indonesia mengalami
keberhasilan.
Berdasarkan hasil Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 dan
diikuti oleh surat Keputusan Menteri Keuangan bahwa Bursa Efek
Jakarta (BEJ) diaktifkan kembali pada 10 Agustus 1977. PT
Cibinong merupakan perusahaan pertama yang tercatat di BEJ.
Selain itu berdasarkan Keppres No. 52 Tahun 1979 presiden
menetapkan pendirian Pasar Modal, pembentukan Badan Pembina
Pasar Modal, pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal
(BAPEPAM) dan PT Danareksa.
17
Pada periode ini hanya ada 24 perusahaan yang go public.
Bahkan selama 4 tahun (1985-1988) tidak ada perusahaan yang go
public. Periode ini disebut juga sebagai periode tidur yang panjang.
4) Periode Keempat (1988-Mei 1995): Periode Bangun dari Tidur
yang Panjang
Pasar modal Indonesia dikatakan tidur panjang karena selama
11 tahun (1977-1988) hanya ada 24 perusahaan yang listing di
Bursa Efek. Setelah itu, selama tiga tahun (1988-1990) jumlah
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek meningkat sampai 128 dan
diakhir tahun 1994 perusahaan yang sudah IPO (Intial Public
Offering) menjadi 225 perusahaan.
Pada tanggal 16 Juni 1989 dibukalah Bursa Efek Surabaya
(BES). BES merupakan bursa efek swasta pertama di Indonesia
yang dipimpin oleh Drs. Basjiruddin Ahmad Sarida (mantan
pejabat BAPEPAM) dan pada waktu itu masyarakat Indonesia
sedang keranjingan dengan pasar modal. Pada tanggal 13 Juli
1992, BEJ diprivatisasi dan dipimpin oleh Drs. Hasan Zein
Mahmud, MBA (mantan pejabat BAPEPAM). Sejak
diprivatisasikannya BEJ, fungsi BAPEPAM diubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal.
5) Periode Kelima (Mulai Mei 1995): Periode Otomatisasi
Pada periode ini, semua kegiatan transaksi yang mulanya
dicatat di papan tulis diotomatisasi dengan menggunakan jaringan
18
komputer yang digunakan broker untuk perdagangan.
Pengotomatisasian tersebut dikarenakan terjadi peningkatan
kegiatan transaksi yang dirasakan melebihi kapasitas manual.
Sistem otomatisasi yang digunakan di BEJ adalah Jakarta
Automated Trading System (JATS) dan mulai beroperasi pada 22
Mei 1995.
Pengotomatisasian juga dilakukan di Bursa Efek Surabaya
(BES) pada tanggal 19 September 1996 (diumumkan secara
terbuka pada tanggal 10 Maret 1997). BES menerapkan sistem
otomatisasi yang disebut dengan Surabaya Market Information and
Automated Remote Trading (S-MART).
6) Periode Keenam (Mulai Agustus 1997-September 1998): Krisis
Moneter
Krisis moneter yang terjadi pada bulan Agustus 1997
menyebabkan tidak banyak perusahaan yang melakukan IPO, yaitu
hanya 18 perusahaan. Krisis moneter ini dimulai dari penurunan
nilai mata uang beberapa Negara Asia terhadap dolar Amerika
yang disebabkan karena spekulasi dari pedagang-pedagang valas,
kurangnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap rupiah dan
kurang kuatnya kondisi perekonomian.
Untuk mencegah banyaknya permintaan dolar Amerika, Bank
Indonesia (BI) menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dan bank swasta manawarkan suku bunga deposito dari 25%
19
sampai dengan 50% sehingga diharapkan investor menanamkan
modalnya di deposito dan tidak tertarik untuk menanamkan
dananya di pasar modal. Kejadian itu menyebabkan harga-harga
saham di pasar modal mengalami penurunan yang drastis.
7) Periode Ketujuh (Mulai Juli 2000): Tanpa Warkat
Pada bulan Juli 2000 BEJ mulai menerapkan perdagangan
tanpa warkat (stripless tradings) karena warkat dianggap tidak
efisien dan secara administratif penerbitan warkat juga akan
menghambat proses penyelesaian transaksi.
8) Periode Kedelapan (mulai Oktober 1998-Desember 2002):
Penyembuhan
Periode penyembuhan ini ditandai dengan naiknya IHSG yang
berkisar 400 poin-700 poin. IHSG mengalami peningkatan hingga
707,88 poin pada tanggal 14 Juni 1999. Peningkatan ini merupakan
peningkatan tertinggi sejak Oktober 2008. Pada tanggal 16 April
2001 IHSG kembali turun sampai 365,82 poin. Hingga akhir tahun
sebelum Natal tanggal 23 Desember 2002 IHSG bernilai 420,90
poin.
9) Periode Kesembilan (mulai Januari 2003-Januari 2008):
Kebangkitan Kembali
Pada periode kesembilan IHSG dapat dikatakan meningkat
secara terus menerus sejak tahun 2003 sampai akhir tahun 2007.
Selama lima tahun tersebut terjadi peningkatan IHSG lebih dari
20
470%. Kondisi seperti inilah yang menjadikan Indonesia sebagai
salah satu pasar mosal yang paling berkembang atau dengan kata
lain pasar modal Indonesia mengalami kondisi yang baik (bullish)
dan IHSG sempat naik pada nilai 2.838,476 pada 14 Januari 2008.
10) Periode Kesepuluh (Mulai Oktober 2007): Bursa Efek Indonesia
(BEI)
BEJ dan BES bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
dan mulai efektif pada bulan November 2007. Penggabungan BEJ
dan BES tersebut berdasarkan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa) yang dilaksanakan pada 30 Oktober 2007.
11) Periode Kesebelas (Mulai Akhir Januari 2008): Krisis Global
Krisis global dimulai dari kasus Subprime Mortgage yang
mengakibatkan City Bank mengalami kerugian sebesar 30%.
Kejadian ini terjadi pada akhir Januari 2008 yang mengejutkan
bagi pasar modal Indonesia. Subprime Mortgage merupakan kredit
perumahan berisiko tinggi di Amerika Serikat dimana kredit ini
diberikan kepada nasabah yang kondisi keuangannya kurang sehat.
Kredit ini dijaminkan dengan perusahaan keuangan untuk
mendapatkan pinjaman uang kembali sehingga mengakibatkan
kredit macet dan menimbulkan kerugian yang besar pada beberapa
investment bank dan hedge fund. Investment bank adalah bank
yang kegiatan utamanya menghimpun dan menyalurkan dana
jangka panjang yang diperlukan oleh perusahaan dengan cara
21
membeli, menjual, dan menjamin surat berharga yang diterbitkan
oleh perusahaan. Hedge fund adalah kontrak investasi kolektif
privat yang menerapkan perlindungan terhadap prinsipal dari dana
investasi sehingga tidak akan hilang karena pergerakan harga di
bursa atau obligasi. Akibat selanjutnya adalah mereka menarik
portofolio di pasar modal seluruh dunia dan mengakibatkan indeks
pasar modal seluruh dunia turun, salah satunya dalah IHSG.
c. Struktur dan Pelaku Pasar Modal
(Sumber: www.idx.co.id)
Gambar 5. Struktur Pasar Modal Indonesia
Ada beberapa pelaku di pasar modal, antara lain:
1) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 pengertian
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu,
“Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan”.
22
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
sektor keuangan. OJK melakukan tugas pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
sektor pasar modal; pada sektor perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan lainnya.
Sejarah Otoritas Jasa Keuangan menjadi pengatur dan
pengawas pasar modal yaitu:
(a) Berdasarkan hasil Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 pada
masa orde baru (1977-1988) menetapkan salah satunya adalah
pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan
dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ). Tugas
BAPEPAM pada waktu itu adalah untuk melaksnakan jalannya
kegiatan pasar modal dan juga meregualasinya.
(b) Pada tahun 1991 Bursa Efek Jakarta (BEJ) diprivatisasi dan
konsekuansinya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal)
diganti menjadi BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal).
Fungsi BAPEPAM ini yaitu hanya sebagai pembuat regulasi
(regulator), pengordinasi semua bursa di pasar modal yang ada
di Indonesia dan pengawas jalannya pasar modal.
(c) Pada tahun 2005 melalui Kep. Menkeu RI No. KMK
606/KMK.01/2005 BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar
Modal) diganti dengan BAPEPAM-LK. Penggantian
23
BAPEPAM-LK ini merupakan penggabungan antara Unit
Eselon I Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan
Unit Eselon I Direktorat Jendral Lembaga Keuangan (DJKL).
Tugas BAPEPAM-LK yaitu mengatur, mengarahkan dan
mengawasi kegiatan sehari-hari pasar modal. Selain itu
bertugas untuk merumuskan kebijakan di bidang lembaga
keuangan.
(d) Pada mulanya pengawasan perbankan oleh BI dan pasar modal
oleh Menteri Keuangan melalui BAPEPAM-LK tetapi
menimbulkan celah yang kemudian sedikit dimanfaatkan untuk
melemahkan dalam proses pengawasan. Untuk itu dibuatlah
Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). OJK berfungsi untuk menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor keuangan.
2) Bursa Efek Indonesia (BEI)
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan penggabungan dua bursa
efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya
(BES). Berdasarkan Undang-undang BAPEPAM-LK No. 8/1995,
Bursa Efek merupakan perseroan terbatas yang didirikan dengan
tujuan untuk menyelenggarakan di bidang pasar modal (Nor Hadi,
2013).
24
3) Lembaga Kliring dan Penjaminan (Kliring Penjaminan Efek
Indonesia-KPEI)
Lembaga kliring dan penjaminan bertugas dan berfungsi
melakukan kliring dan penjaminan efek dari transaksi efek. Kedua
lembaga tersebut yaitu:
a) Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
Lembaga kliring dan penjaminan merupakan perusahaan anak
bursa efek yang berfungsi untuk melakukan kegiatan kliring
dan penjaminan efek dari kegiatan transaksi efek.
b) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Lembaga penyimpanan dan penyelesaian berfungsi untuk
memudahkan pemindah bukuan serta proses penyimpanan
efek.
4) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (Kustodian Sentral Efek
Indonesia – KSEI)
Lembaga yang bertugas sebagai penjaminan penyimpanan dan
penyelesaian efek yang ditransaksikan.
5) Perusahaan Efek
a) Penjamin Emisi (underwriter)
Underwriter adalah perusahaan perantara yang menjamin
penjualan emisi. Ketika saham atau obligasi belum laku maka
penjamin emisi wajib membeli supaya kebutuhan dana emiten
25
terpenuhi sesuai rencana. Dalam Nor Hadi (2013) tugas dan
tanggungjawab penjamin emisi yaitu:
(1) Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas aktivitas
dan penawaran umum sesuai dengan jadwal yang tercantum
dalam prospektus meliputi pemasaran efek, penjatah efek
dan pengembalian uang pembayaran pesanan efek yang
tidak memperoleh penjatahan (refund)
(2) Bertanggung jawab atas pembayaran hasil penawaran
umum kepada emiten sesuai dengan kontrak.
(3) Menyampaikan laporan yang dipersyaratkan kepada
Bapepam-LK.
Dalam melaksanakan tugasnya, underwriter membentuk
sindikasi yang terdiri dari Penjamin Pelaksana Emisi (Lead
Underwriter) dan Penjamin Emisi (Underwriters). Lead
Underwriter merupakan penanggungjawab pelaksanaan
penjaminan emisi (bertanggungjawab penuh). Sementara
Underwriters merupakan anggota Lead Underwriter dan
memiliki tanggung jawab (sebagian) dalam penjaminan emisi.
Penjaminan emisi dilakukan dengan membuat kontrak antara
Lead Underwriter dengan emiten. Kontrak penjaminan tersebut
menentukan jenis penjaminan. Ada 2 jenis kontrak pejaminan
yaitu:
26
(1) Full Commitment (Kesanggupan Penuh)
Underwriter akan menjamin penuh atas efek yang tidak
terjual. Jika ada efek yang tidak terjual maka underwriter
akan membeli sisa efek yang tidak terjual tersebut.
(2) Best Effort (Kesanggupan Terbaik)
Dalam menjual saham emiten, underwriter tidak menjamin
penuh (tidak bertanggungjawab penuh) atas sisa efek yang
tidak terjual tetapi tetap akan berusaha sebaik-baiknya
untuk menjual saham emiten.
b) Perantara Pedagang Efek
Perantara pedagang efek adalah pihak yang melakukan
kegiatan jual beli efek untuk kepentingan sendiri maupun untuk
pihak lain dengan mendapatkan biaya jasa perantara efek.
Perantara perdagangan efek terdiri dari pialang/broker dan
komisioner, yang hanya lewat kedua lembaga tersebut efek
dalam bursa dapat ditransaksikan. Pialang/broker merupakan
perusahaan yang melakukan pembelian dan atau penjualan efek
untuk kepentingan orang lain dengan memperoleh imbalan.
Komisioner adalah pihak yang melakukan pembelian dan atau
penjualan efek untuk diri sendiri atau untuk orang lain dengan
memperoleh imbalan.
27
c) Manajer Investasi
Manajer investasi adalah perusahaan efek yang mengumpulkan
dana dan mengelola dana investor untuk investasi atas
perjanjian dengan investor (pemodal) tersebut.
6) Lembaga Penunjang
a) Biro Administrasi Efek (BAE)
Biro Administrasi Efek adalah pihak yang melaksanakan
pencatatan kepemilikan dan pembagian hak yang berkaitan
dengan efek yang berdasarkan kontrak dengan emiten.
b) Bank Kustodian
Bank kustosdian adalah bank yang memberikan jasa
penyimpanan/penitipan yang berkaitan dengan efek serta jasa
lainnya.
c) Wali Amanat (trustee)
Wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan
pemegang efek yang sifatnya utang. Dengan membuat kontrak
perwali-amanatan antara wali amanat dan emiten maka segala
bentuk kelalaian yang ditimbulkan wali amanat dan
menimbulkan hutang, emiten dapat menuntut ganti rugi kepada
wali amanat tersebut.
d) Pemeringkat Efek (rating agencies)
Pemeringkat efek merupakan lembaga yang berfungsi untuk
memberikan opini atas suatu efek yang bersifat utang.
28
Pemeringkat ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada
investor melalui berbagai analisis fundamental. Informasi yang
diberikan oleh pemeringkat efek tersebut tentang seberapa
mampu perusahaan dalam mengembalikan pokok pinjaman dan
bunganya.
7) Profesi Penunjang
a) Akuntan
Akuntan publik adalah pihak yang memeriksa kondisi
keuangan emiten dan memberikan pendapat tentang laporan
yang dikeluarkan oleh emiten. Akuntan yang dapat
memberikan pemeriksanaan laporan keuangan dan jasa
non-anestesi lain perusahaan publik adalah akuntan yang
telah memperoleh ijin dari menteri keuangan dan terdaftar
di Bapepam-LK (Nor Hadi, 2013)
b) Notaris
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat
akta otentik dan terdaftar di Bapepam-LK (Nor Hadi,
2013). Notaris diperlukan dalam penyusunan anggaran
dasar para pelaku pasar modal.
c) Penilai (Appraiser)
Jasa penilai adalah pihak yang mempunyai peran penting
dalam penentuan nilai atas aset perusahaan dan terdaftar di
Bapepam-LK.
29
d) Konsultan Hukum
Konsultan hukum adalah pihak (ahli hukum) yang
memberikan pendapat hukum, berkaitan dengan jaminan
keamanan investasi para investor, aset, hutang, modal,
sistem dan produk baru pasar modal.
8) Pemodal
Pemodal adalah pihak yang melakukan investasi melalui pasar
modal, baik perseorangan maupun institusi (Nor Hadi, 2013),
pemodal juga dapat disebut sebagai investor. Investor
merupakan pihak yang menanamkan dananya dalam bentuk
efek di pasar modal.
9) Emiten
Emiten adalah badan usaha yang menerbitkan saham untuk
menambah modal atau menerbitkan obligasi untuk
mendapatkan utang dari para investor.
10) Perusahaan Publik
Perusahaan publik adalah suatu perusahaan yang sahamnya
telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus)
pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-
kurangnya Rp 3.000.000.000,- (Nor Hadi, 2013).
11) Reksadana
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang
pasar modal, reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk
30
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
d. Fungsi Pasar Modal
Pasar modal juga mempunyai fungsi besar bagi pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya, antara lain:
1) Bagi Perusahaan
Pasar modal merupakan tempat yang digunakan untuk memperoleh
dana (solusi pembiayaan jangka panjang) dari para investor yang
risikonya relatif lebih rendah dibandingkan dengan dana yang
diperoleh di pasar uang.
2) Bagi Investor
Pasar modal memberikan alternatif investasi berbagai instrumen
keuangan bagi para surplus fund yang dapat memberikan return
paling optimal.
3) Bagi Perekonomian Nasional
Pasar modal berperan dalam meningkatkan dan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan fungsi pasar
modal sebagai penghubung antara lender (investor) dengan
borrower (perusahaan). Oleh karena itu, suatu perusahaan dapat
dengan mudah mendapatkan dana untuk meningkatkan
produktivitas dan investor dapat memperoleh opportunity
keuntungan dari dana yang diinvestasikan tersebut.
31
e. Instrumen Keuangan yang Diperjualbelikan di Pasar Modal
Secara umum ada empat instrumen yang diperjualbelikan di pasar
modal, antara lain:
1) Saham (Stock)
Saham merupakan surat bukti kepemilikan aset-aset dalam
perusahaan. Saham juga merupakan salah satu instrumen keuangan
dalam pasar modal dimana investor yang menginvestasikan
dananya ikut andil dalam menentukan kemana jalannya perusahaan
tersebut. Selain itu investor juga memiliki klaim atas pendapatan
perusaaan, klaim atas aset perusahaan dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, saham dibagi menjadi dua yaitu saham biasa
(Common Stock) dan saham preferen (Preferred Stock). Saham
biasa (Common stock) adalah saham yang menempatkan
pemiliknya paling akhir terhadap claim. Dalam hal ini, saham biasa
mutlak dikategorikan sebagai modal jadi ketika perusahaan
mengalami kerugian maka hak pengembalian saham ini paling
akhir (Nor Hadi, 2013). Saham preferen (Preferred Stock) adalah
saham gabungan antara obligasi dengan saham biasa sehingga hak
pengembalian saham ketika perusahaan mengalami kerugian lebih
utama dibandingkan dengan pengembalian saham biasa.
32
2) Obligasi (Bond)
Obligasi merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan
di pasar modal yang dikeluarkan oleh penerbit obligasi untuk
mendapatkan pinjaman dana dari pembeli obligasi. Obligasi adalah
surat tanda bukti bahwa investor pemegang obligasi memberikan
pinjaman utang bagi emiten penerbit obligasi (Tandelilin, 2007:
135). Obligasi berbeda dengan saham yaitu penerbit obligasi harus
membayar kupon bunga secara berkala dan mengembalikan
kewajibannya kepada pihak pembeli obligasi, sesuai dengan jatuh
tempo yang telah ditentukan. Dengan kata lain, obligasi juga
disebut sebagai salah satu instrumen pasar modal yang
memberikan pendapatan tetap.
Menurut Nor Hadi (2013) ada beberapa jenis obligasi yang
berlaku di pasar modal Indonesia, yaitu:
a) Dilihat dari Penerbitnya (issuer)
(1) Obligasi pemerintah yaitu obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia yaitu Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Utang
Pemerintah Syari’ah (ORI).
(2) Obligasi perusahaan milik negara (state owned company)
yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan milik
pemerintah.
33
(3) Obligasi perusahaan swasta yaitu obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan swasta murni. Tipe obligasi inilah yang
sebagian besar diperdagangkan di Bursa Efek.
b) Dilihat dari Pendapatan yang Diberikan
(1) Coupon Bond merupakan jenis obligasi yang memberikan
pendapatan tetap yang berupa pemberian tingkat bunga
tertentu dan pada periode tertentu.
(2) Zero Coupon Bond merupakan jenis obligasi yang tidak
memberikan bunga karena tidak mempunyai kupon
sehingga bunga obligasi dibayarkan sekaligus pada saat
pembelian.
c) Dilihat dari Bentuk Pendapatan Bunga yang Diberikan
(1) Obligasi dengan bunga tetap (fixed rate bond) adalah
obligasi yang memberikan bunga tetap dari awal pembelian
hingga jatuh tempo.
(2) Obligasi dengan bunga mengambang (floating rate bond)
yaitu obligasi yang memberikan bunga yang ditetapkan
pada waktu pertama kali kupon pertama sedangkan pada
waktu jatuh tempo kupon pertama akan ditentukan tingkat
bunga pada kupon berikutnya dan seterusnya.
(3) Obligasi dengan bunga campuran (mixed rate bond) yaitu
obligasi yang memberikan bunga campuran antara bunga
tetap dan dengan bunga mengambang.
34
d) Dilihat dari Jaminan yang Menyertai
(1) Secured bond (obligasi dengan jaminan) adalah obligasi
yang mempunyai jaminan, biasanya jaminan berupa aktiva
tetap atau jaminan berupa guarantor.
(2) Unsecured bond yaitu obligasi yang tidak ada guarantornya
dan obligasi yang tidak ada jaminan lainnya.
e) Dilihat dari Tempat Penerbitannya
(1) Domestic Bond (obligasi domestik) yaitu obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan dalam negeri kemudian
pemasarannya pun juga di dalam negeri.
(2) Foreign Bond (obligasi asing) yaitu obligasi yang
diterbitkan oleh lembaga asing dan diperdagangkan dimana
obligasi tersebut diterbitkan.
(3) Global bond adalah obligasi yang dipasarkan dimana saja
tanpa ada keterbatasan tempat penerbitan atau tempat
perdagangan tertentu.
f) Dilihat dari Rating Obligasi
(1) Investment–grade bond adalah obligasi yang telah
diperingkat dan termasuk dalam peringkat layak untuk
investasi.
(2) Non-investment grade bond adalah obligasi yang telah
diperingkat tetapi termasuk kategori tidak layak untuk
investasi.
35
g) Dilihat dari Call Feature
(1) Freely callable bond yaitu obligasi yang dapat dibeli
kembali oleh penerbit obligasi sebelum obligasi tersebut
jatuh tempo.
(2) Noncallable bond yaitu obligasi yang tidak dapat dibeli
kembali oleh penerbit obligasi sebelum obligasi tersebut
jatuh tempo, kecuali penerbitnya membeli melalui
mekanisme pasar.
3) Reksadana
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang
pasar modal, reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Hal-
hal yang terkait dengan definisi tersebut adalah dana dari
masyarakat pemodal yang diinvestasikan ke dalam efek dan dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi. Jadi manajer investasi
hanya berperan sebagai pihak yang mengelola dana tersebut.
Ada beberapa manfaat yang didapat ketika melakukan
investasi dalam reksadana antara lain:
a) Pemodal kecil dapat melakukan diversifikasi investasi dalam
efek sehingga dapat memperkecil risiko.
36
b) Pemodal yang kurang memiliki keahlian untuk menganalisis
resiko atas invetasi mereka, dapat dengan mudah melakukan
investasi di pasar modal.
c) Efisiensi waktu karena pemodal tidak perlu memantau kinerja
investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer
investasi.
Dilihat dari portofolio investasinya, reksadana dapat dibedakan
menjadi empat yaitu Reksadana Pasar Uang (Moneter Market
Fund), Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds),
Reksadana Saham (Equity Funds) dan Reksadana Campuran
(www.idx.co.id). Penjelasan mengenai jenis reksadana tersebut
antara lain:
a) Reksadana Pasar Uang (Moneter Market Fund)
Reksadana pasar uang hanya melakukan investasi pada efek
yang sifatnya utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu)
tahun.
b) Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana pendapatan tetap melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat
utang sehingga risikonya lebih besar dibandingkan dengan
reksadana pendapatan tetap. Tujuan dari reksadana ini adalah
untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
37
c) Reksadana Saham (Equity Funds)
Reksadana saham melakukan investasi sekurang-kurangnya
80% dari aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat ekuitas.
Risiko investasi pada Equity Funds ini lebih besar
dibandingkan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan
tetap karena investasinya dilakukan pada saham.
d) Reksadana Campuran
Reksadana campuran merupakan reksadana yang melakukan
investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek yang
bersifat utang.
4) Instrumen Derivatif
Derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih
pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual
assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang
diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan
kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli
(www.idx.go.id). Instrumen derivatif yang diperdagangkan di pasar
modal Indonesia yaitu opsi (option), waran (warrant), right issue,
dan future.
a) Opsi (option)
Opsi (option) adalah suatu produk turunan (derivatif) yang
diturunkan dari berbagai efek yang sebenarnya (Nor Hadi.
2013). Opsi dapat dikatakan sebagai efek derivatif yang berarti
38
ketika terhubung ke aset finansial yang bersangkutan. Menurut
Nor Hadi (2013) ada 4 (empat) jenis opsi, yaitu:
(1) Opsi Call (call option)
Puts dan calls adalah dua produk efek derivatif yang
menganut sistem kontrak berjangka. Dalam kontrak
tersebut dapat menjual atau membeli aset finansial dengan
volume dan harga yang ditentukan sebelumnya.
(2) Opsi Put (put option)
Puts option merupakan suatu instrumen negosiasi dimana
pemiliknya mempunyai kesempatan untuk menjual suatu
efek dalam jangka waktu tertentu.
(3) SBR (sertifikat bukti right/rights)
Bukti right atau sering disebut dengan Right issue
merupakan instrumen investasi produk turunan dari saham
yang mempunyai hak untuk membeli saham pada harga
tertentu dalam jangka waktu tertentu.
(4) Waran (warrant)
Waran adalah suatu hak yang diberikan kepada
pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan
bersangkutan dengan harga tertentu dalam kurun waktu
yang sudah ditentukan (Jogiyanto, 2010).
39
b) Future
Futures contract merupakan persetujuan untuk menyediakan
aktiva dimasa mendatang (futures) dengan harga pasar yang
sudah ditentukan dimuka (Jogiyanto, 2010)
2. Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada hari ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa datang (Tandelilin, 2007). Seseorang yang
menginvestasikan dananya untuk keperluan kegiatan operasi dalam
perusahaan disebut dengan investor. Investor dapat menginvestasikan
dananya di pasar modal dengan membeli saham, obligasi, reksadana
maupun instrumen derivatif lainnya.
Seorang investor yang menginvestasikan dananya dalam jangka
pendek (kurang dari satu tahun) akan mengharapkan capital gain. Capital
gain adalah selisih positif antara harga jual dan harga beli saham. Apabila
harga jual lebih rendah dibandingkan dengan harga beli saham, maka
investor akan memperoleh kerugian yang disebut dengan capital loss.
Seorang investor yang menginvestasikan dananya di pasar modal
dalam jangka panjang akan memperoleh dividen. Dividen adalah
keuntungan/laba dari kegiatan operasi perusahaan yang dibagikan kepada
investor berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
40
Sebelum seorang investor melakukan investasi perlu melakukan
analisis pada suatu efek atau sekelompok efek. Ada dua pendekatan yang
digunakan untuk menganalisis, yaitu:
a. Pendekatan Fundamental
Analisis ini dimulai dari kondisi perusahaan secara umum karena
analisis ini didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh
emiten maupun administrasi bursa efek. Kinerja emiten dipengaruhi
oleh kondisi sektor industri dan perekonomian secara makro sehingga
dalam memperkirakan harga saham dimasa mendatang harus dikaitkan
dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya (Abdul
Halim, 2005)
b. Pendekatan Teknikal
Pendekatan teknikal merupakan pendekatan yang dilakukan untuk
mengetahui harga saham dimasa yang akan datang dengan
menggunakan data (perubahan) harga saham dimasa lalu. Analisis ini
lebih mudah dan cepat dibanding analisis fundamental, karena dapat
secara simultan diterapkan pada beberapa saham (Abdul Halim, 2005).
Tujuan investor menginvestasikan dananya di pasar modal selain
memperoleh keuntungan jangka pendek dan jangka panjang adalah untuk
memperoleh tambahan pendapatan sehingga dapat meningkatkan
konsumsi untuk masa yang akan datang atau untuk meningkatkan
kesejahteraan investor. Tujuan investor yang lain adalah untuk
41
mengurangi tekanan inflasi sehingga dapat menghindarkan diri dari risiko
penurunan nilai kekayaan.
3. Tingkat Pengembalian dan Risiko
Dasar keputusan investor dalam berinvestasi yaitu mempertimbangkan
berapa besar tingkat pengembalian yang akan diperoleh dan risiko yang
dihadapi. Tingkat pengembalian adalah keuntungan dari berinvestasi.
Tingkat pengembalian dapat dibedakan menjadi dua yaitu tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) dan tingkat
pengembalian yang terjadi (realized return). Tingkat pengembalian yang
diharapkan adalah perkiraan besarnya pengembalian dimasa datang atas
adanya investasi yang dilakukan saat ini sedangkan tingkat pengembalian
yang terjadi adalah tingkat pengembalian yang diterima oleh investor atas
investasi yang dilakukan dimasa lalu.
Risiko adalah tingkat pengembalian aktual ketika berinvestasi berbeda
dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Seorang investor
mempunyai preferensi yang berbeda-beda terhadap besar kecilnya risiko,
yang nantinya akan berpengaruh terhadap sikap investor tersebut. Investor
yang berani, akan mengambil risiko yang tinggi dengan harapan
mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi. Sebaliknya dengan
investor yang takut menanggung risiko yang tinggi tidak akan dapat
mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi pula.
42
Menurut Werner R. Murhadi (2009) risiko investasi terdiri dari 2
komponen yaitu systematic risk dan unsystematic risk. Systematic risk atau
risiko yang tidak dapat didiversifikasi atau bisa disebut dengan risiko pasar
adalah risiko yang dihadapi oleh semua perusahaan di pasar secara
keseluruhan dan tidak dapat dikendalikan. Risiko pasar ini seperti inflasi,
risiko kurs dan risiko tingkat suku bunga. Unsystematic risk atau risiko
yang dapat didiversifikasi adalah risiko yang berasal dari perusahaan itu
sendiri dan berpengaruh terhadap harga saham.
(Werner R. Murhadi, 2009)
Gambar 6. Komponen Risiko
Preferensi investor yang satu dengan yang lain berbeda. Menurut
Muahmmad Samsul (2006) ada 3 tipe investor yaitu risk taker (risk
seeker), risk averter dan risk moderate. Tipe investor yang risk taker
adalah investor yang berani mengambil risiko. Tipe investor yang risk
averter adalah investor yang takut atau enggan menghadapi risiko
sedangkan tipe investor risk moderate adalah tipe investor yang mau
43
menanggung risiko jika sebanding dengan tingkat pengembalian yang
akan diperoleh nanti. Tipe investor menurut Muhammad Samsul (2006)
dapat dilihat dalam gambar 7.
(Muhammad Samsul, 2006)
Gambar 7. Tipe-tipe Investor
Hubungan antara tingkat risiko yang dihadapi dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan merupakan hubungan yang linier atau
bersifat searah. Artinya semakin besar risiko yang dihadapi maka semakin
besar pula tingkat pengembalian yang akan diterima, demikian sebaliknya.
4. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sarana yang penting bagi investor untuk
mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik (Muhammad
Samsul, 2006: 128). Laporan keuangan memberikan informasi mengenai
kondisi perusahaan dan hasil operasi perusahaan yang pada hakikatnya
merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntasi perusahaan yang
bersangkutan. Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
44
keuangan perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut adalah
pemilik, kreditur, investor, calon investor, penyalur, lembaga pemerintah
dan masyarakat umum.
Pemilik perusahaan berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan karena pemilik dapat menilai berhasil tidaknya manajemen
dalam memimpin perusahaannya. Hasil yang dicapai dari cara kerja
manajemennya tergantung dari cara kerja atau efisiensi manajemen. Para
kreditur juga berkepentingan dengan laporan keuangan karena para
krediturlah yang meminjamkan dana kepada perusahaan. Sebelum kreditur
meminjamkan dananya untuk perusahaan, para kreditur tersebut perlu
mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek, stabilitas
dan profitabilitas dari perusahaan.
Laporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan lebih terperinci
beserta ikhtisarnya. Misalnya disusun secara harian, mingguan, bulanan,
triwulanan, atau disusun pada waktu-waktu tertentu ketika laporan tersebut
diperlukan oleh perusahaan.
Menurut Jumingan (2011) tentang Analisis Laporan Keuangan,
laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba yang
ditahan dan laporan modal sendiri. Berikut penjelasan bagian-bagian dari
laporan keuangan:
a. Neraca
Neraca adalah suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan
pada suatu titik tertentu (Brigham dan Houston, 2013: 87). Neraca
45
memuat tiga bagian pokok yaitu kekayaan (aktiva), utang (kewajiban)
dan modal. Kekayaan (aktiva) dicatat pada sisi aktiva atau pada sisi
sebelah kiri dari neraca sedangkan utang dan modal dicatat pada sisi
pasiva atau pada sisi sebelah kanan dari neraca.
1) Aktiva
Aktiva merupakan aset, bentuk penanaman modal perusahaan
dan harta kekayaan perusahaan. Harta kekayaan tersebut
dinyatakan dalam mata uang tertentu dan diurutkan berdasarkan
lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang
kas.
Di dalam neraca, aktiva dibagi menjadi dua yaitu aktiva lancar
dan aktiva tidak lancar. Perbedaan ini dinyatakan berdasarkan
jangka waktu mencairnya aktiva kembali menjadi kas.
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya, yang
diharapkan dapat dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai,
dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (Farah
Margaretha, 2011: 10). Penyajian dalam aktiva lancar juga
berdasarkan urutan likuiditasnya. Aktiva lancar terdiri dari kas,
investasi jangka pendek, wesel tagih, piutang dagang, penghasilan
yang masih akan diterima, persediaan barang dan biaya yang
dibayar di muka (Jumingan, 2011: 17).
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur
kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (Farah Margaretha,
46
2011: 10). Yang termasuk kedalam aktiva tidak lancar adalah
investasi jangka panjang. Aktiva tidak lancar juga terdiri dari
aktiva tetap yang berwujud dan aktiva tetap yang tidak berwujud.
Aktiva tetap yang berwujud adalah kekayaan yang bersifat fisik
(permanen) dan mempunyai umur kegunaan jangka panjang.
Aktiva tetap yang berwujud ini tidak akan habis dalam sekali pakai
dalam satu periode kegiatan usaha, misalnya tanah, bangunan
(gedung), kendaraan, perlengkapan, mesin, atau alat-alat lainnya.
Aktiva tetap yang tidak berwujud adalah secara fisik tidak
tampak tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai,
misalnya hak cipta, merk dagang, goodwill, harga beli franchise,
dan lain-lain.
2) Utang
Utang adalah modal perusahaan yang berasal dari kreditur.
Dalam meminjamkan modalnya ke perusahaan, kreditur tersebut
ada yang mendapakan jaminan sepenuhnya, jaminan sebagian atau
tanpa jaminan sama sekali. Dalam penyusunan utang perusahaan
diurutkan berdasarkan jangka waktu pengembalian atau
pelunasannya, yaitu disusun mulai dari utang jangka pendek
kemudian utang jangka panjang.
Utang jangka pendek (utang lancar) adalah utang yang jangka
waktunya kurang dari satu tahun. Yang termasuk kedalam utang
jangka pendek adalah utang dagang, wesel bayar, penghasilan yang
47
ditangguhkan, utang dividen, utang pajak, kewajiban yang masih
harus dipenuhi dan utang jangka panjang yang masih jatuh tempo.
Sedangkan utang jangka panjang merupakan kewajiban yang harus
dipenuhi perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Yang termasuk kedalam utang jangka panjang adalah utang
hipotik, utang obligasi dan wesel bayar jangka panjang (Jumingan,
2011: 26).
3) Modal sendiri
Modal sendiri merupakan modal yang ditanamkan oleh pemilik
perusahaan. Dalam neraca modal sendiri didapat dengan
mengurangkan semua hutang perusahaan dengan total aktivanya.
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan Laba Rugi (Income Statement) adalah laporan yang
merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode
akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu tahun (Brigham dan
Houston, 2013: 93). Laporan ini menghitung total laba yang diperoleh
dan menguranginya dengan total biaya yang dikelurkan. Laporan laba
rugi memberikan informasi tentang bagaimana penghasilan diperoleh
dari penjualan dan bagaimana pengeluaran timbul.
Menurut Farah Margaretha (2011) ada empat prinsip yang
diterapkan pada laporan laba rugi sebagai berikut:
48
1) Bagian pertama menunjukkan laba kotor yang diperoleh dari
penjualan barang dagang atau memberikan jasa dikurangi dengan
harga pokok dari barang dan jasa yang dijual.
2) Bagian kedua menunjukkan biaya yang dikeluarkan perusahaan
meliputi biaya penjualan dan biaya umum (administrasi).
3) Bagian ketiga menunjukkan penghasilan perusahaan di luar operasi
pokok dan biaya-biaya yang dikeluarkan di luar usaha pokok.
4) Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi insidental sehingga
diperoleh laba bersih perusahaan sebelum pajak.
c. Laporan Perubahan Modal
Ada beberapa penyebab perubahan modal yaitu:
1) Kerugian Luar Biasa
Kerugian yang luar biasa mengakibatkan ekuitas/modal menjadi
negatif. Kerugian tersebut seperti perbedaan kurs valuta asing atau
denda dari sengketa atau pembayaran bunga atau operasional
masih di bawah kapasitas (undercapacity).
2) Pembagian Dividen Tunai
Ketika perusahaan memperoleh keuntungan bersih setiap tahunnya
maka perusahaan tersebut wajib membayarkan dividen tunai.
Pembayaran dividen tunai ini mengakibatkan ekuitas akan
berkurang. Jika perusahaan memperoleh tambahan laba bersih
selama tahun berjalan akan membuat ekuitas akan meningkat.
49
3) Kapitalisasi Agio Saham
Agio saham merupakan modal tambahan saham yang dibukukan
pada neraca bagian ekuitas. Agio saham tersebut berasal dari para
pemegang saham yang membeli saham di pasar perdana (Initial
Public Offering) atau saham baru lewat right issue. Jika beberapa
tahun kemudian harga saham sudah naik/tinggi sehingga transaksi
di Bursa Efek kurang likuid maka manajemen emiten dapat
mengusulkan untuk mengkapitalisasi agio saham menjadi modal
disetor lewat RUPS.
4) Kapitalisasi Laba Ditahan
Dividen tunai akan tetap diberikan kepada pemegang saham pada
tahun berjalan walaupun perusahaan tidak memperoleh laba bersih.
Namun jika perusahaan memperoleh laba bersih maka saldo laba
ditahan dapat dikapitalisasi menjadi modal disetor. Sementara itu,
saham baru yang berasal dari kapitalisasi salsdo laba ditahan
disebut dividen saham.
d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi
mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar pada suatu perusahaan
sepanjang periode akuntansi. Yang dimaksud dengan arus kas masuk
adalah segala sesuatu yang menyebabkan jumlah uang bertambah.
Arus kas keluar adalah sesuatu yang menyebabkan uang berkurang.
50
Perhitungan arus kas yaitu arus kas yang masuk dikurangi dengan arus
kas keluar.
Arus kas dikatakan surplus jika arus kas yang masuk lebih besar
dengan arus kas yang keluar. Dan ketika defisit terjadi ketika arus kas
yang keluar lebih besar dengan arus kas yang masuk. Namun, jika arus
kas yang masuk sama dengan arus kas yang keluar maka disebut
netral.
5. Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda bukti kepemilikan
atau tanda penyertaan dalam suatu perusahaan. Menurut Sawidji
Widoatmodjo dalam Nor Hadi (2013) dengan menyertakan modal tersebut
maka pemilik saham berhak memiliki klaim atas pendapatan perusahaan,
klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Ada 2 jenis saham yang dilihat dari hak yang melekat pada saham,
yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
Saham biasa merupakan saham yang paling dikenal oleh masyarakat. Hak
klaim atas pengembalian dari saham tersebut adalah paling akhir. Saham
preferen merupakan gabungan antara saham dan obligasi. Jadi hak klaim
atas pengembalian saham preferen didahulukan sebelum pengembalian
saham biasa karena merupakan setengah hutang dan setengah saham.
51
Seorang investor yang menginvestasikan dananya untuk membeli
saham mengharapkan dividen dan atau capital gain. Dividen adalah
keuntungan/laba dari kegiatan operasi perusahaan yang dibagikan kepada
investor berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Capital gain adalah
selisih positif antara harga jual dan harga beli saham karena perusahaan
memperoleh keuntungan.
6. Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan sangat diperlukan ketika akan menanamkan
saham atau berinvestasi pada instrumen keuangan. Menurut Brigham dan
Houston (2013) ada lima rasio keuangan yang dapat digunakan untuk
menganalisis harga saham yaitu rasio likuiditas, rasio manajemen aset,
rasio manajemen utang, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar. Rasio
keuangan menurut Farah Margaretha (2011: 24) antara lain rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio utang, rasio profitabilitas, dan rasio pasar.
Berdasarkan kedua pendapat tentang rasio keuangan, penulis
menyimpulkan rasio keuangan terdiri dari:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara
kas dan aset lancar terhadap utang lancarnya. Rasio ini juga dapat
menunjukkan berapa besar perusahaan mampu melunasi kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan hutang lancarnya ketika
52
hutang tersebut jatuh tempo pada tahun berikutnya. Menurut Brigham
dan Houston (2013: 134) rasio likuiditas terdiri dari:
1) Rasio Lancar (current ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar
tagihan jangka pendek dari kreditur yang dapat dipenuhi dengan
aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam
waktu dekat.
Rumus yang digunakan untuk mencari rasio lancar yaitu
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aset lancar
Kewajiban Lancar
(Brigham dan Houston, 2013: 134)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kewajiban jangka
pendeknya tanpa menghitung berapa persediaan yang masih
tersedia. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio cepat yaitu
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aset lancar − Persediaan
Kewajiban Lancar
(Brigham dan Houston, 2013: 135)
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan dapat memenuhi kewajibannya (membayar
hutangnya) jika perusahaan dilikuidasi. Ada beberapa rumus yang
digunakan untuk menghitung rasio solvabilitas yaitu:
53
1) Debt Ratio
Debt Ratio adalah salah satu jenis rasio solvabilitas yang mengukur
jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal
dari kreditur. Jika hasil perhitungan rasio tinggi maka tingkat risiko
juga tinggi. Rumus perhitungannya yaitu:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Total UtangTotal Aktiva
(Brigham dan Houston, 2013: 143)
2) Debt Equity Ratio (DER)
Debt Equity Ratio atau rasio hutang jangka panjang dengan modal
sendiri dihitung menggunakan rumus,
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Utang Jangka Panjang
Modal Sendiri
(Lukman Syamsuddin, 2011)
3) Time Interest Earned (TIE)
Time Interest Earned atau rasio kelipatan pembayaran bunga
digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam memenuhi pembayaran bunga tahunannya. Rumus yang
digunakan untuk mengukur TIE yaitu,
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 (𝑇𝐼𝐸) =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑇𝑎𝑥
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡
(Farah Margaretha, 2011)
c. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
Rasio profitabilitas atau dapat disebut juga dengan rasio rentabilitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pengaruh likuiditas,
54
hutang, manajemen aset terhadap hasil operasi suatu perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2013: 146) rasio profitabilitas terdiri
dari:
1) Margin Laba atas Penjualan (Profit Margin on Sale)
Margin laba atas penjualan ini merupakan perbandingan antara
laba bersih dengan penjualan. Rumus yang digunakan untuk
menghitung margin laba atas penjualan yaitu,
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑜𝑛 𝑆𝑎𝑙𝑒 =Laba BersihPenjualan
(Brigham dan Houston, 2013: 146)
2) Return On Asset (ROA)
ROA merupakan rasio anatar laba bersih perusahaan terhadap total
aset. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA yaitu:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 =Laba BersihTotal Aset
(Brigham dan Houston, 2013: 148)
3) Kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (BEP)
Kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (Basic Earning
Power) adalah seberapa besar kemampuan aset yang dimiliki oleh
perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Rumus untuk
menghitung Basic Earning Power yaitu,
𝐵𝑎𝑠𝑖𝑐 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 =EBIT
Total Aset
(Brigham dan Houston, 2013: 148)
55
4) Return On Equity (ROE)
Return On Equity atau bisa disebut dengan pengembalian ekuitas
biasa adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
pengembalian atas ekuitas biasa. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui rasio ini yaitu,
ROE =Laba Bersih
Ekuitas Biasa
(Brigham dan Houston, 2013)
5) Return On Investment (ROI)
Return On Investment adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total
aktiva perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio
ini yaitu,
ROI =Laba Bersih sesudah pajak
Total aktiva
(Lukman Syamsuddin, 2011)
6) Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat laba kotor
dibandingkan dengan volume penjualan. Rumus yang digunakan
untuk mengukur rasio ini yaitu,
GPM =Laba kotorPenjualan
(Lukman Syamsuddin, 2011)
56
7) Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio ini yaitu,
NPM =Laba bersih sesudah pajak
Penjualan
(Lukman Syamsuddin, 2011)
d. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa efektif
perusahaan dalam mengelola asetnya. Menurut Brigham dan Houston
(2013) rasio aktivitas juga disebut juga dengan rasio manajemen aset.
Ada beberapa rumus yang digunakan untuk mengetahui rasio aktivitas
diantaranya yaitu,
1) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rasio perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan
berapa kali pos penjualan dan persediaan berputar sepanjang tahun.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran
persediaan dinyatakan sebagai berikut:
Rasio Perputaran Persediaan =Penjualan
Persediaan
(Brigham dan Houston, 2013)
Jika rasio perputaran pada perusahaan X lebih rendah
dibandingkan dengan perusahaan lain maka dapat dikatakan
perusahaan X terlalu banyak menyimpan persediaan. Kelebihan
57
persediaan tersebut tentunya tidak produktif dan dapat menjadikan
patokan bahwa tingkat pengembalian dari investasi tersebut rendah
atau nol.
2) Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih
Jumlah hari penjualan belum tertagih dapat disebut juga Days
Sales Outstanding (DSO) mencerminkan lamanya waktu rata-rata
perusahaan harus menunggu setelah melakukan penjualan dan
belum menerima kas. Rumus yang digunakan untuk mengetahui
Days Sales Outstanding (DSO) yaitu,
DSO =Piutang
Rata − rata penjualan per hari
(Brigham dan Houston, 2013)
3) Rasio Perputaran Aset Tetap
Rasio perputaran aset tetap (Fixed Assets Turnover Ratio)
digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan pabrik dan peralatannya. Rumus untuk mengukur
rasio ini yaitu,
Rasio Perputaran Aset Tetap =Penjualan
Aset Tetap Bersih
(Brigham dan Houston, 2013)
4) Rasio Perputaran Total Aset
Rasio perputaran total aset (total assets turnover ratio) mengukur
perputaran semua aset perusahaan yang dihitung dengan cara,
58
Rasio perputaran total aset =PenjualanTotal aset
(Brigham dan Houston, 2013)
e. Rasio Nilai Pasar
Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratios) adalah rasio-rasio yang
menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas dan
nilai buku per sahamnya. Rasio nilai pasar ini memberikan gambaran
mengenai prospek perusahaan yang akan datang dan untuk mengetahui
bagaimana pandangan investor terhadap risiko yang akan dihadapi.
Jika rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas terlihat
baik (berjalan stabil) maka dapat dipastikan bahwa rasio nilai pasar
akan tinggi sehingga harga saham tinggi seperti yang diperkirakan.
Menurut Brigham dan Houston (2013) ada tiga rumus yang digunakan
untuk menghitung rasio nilai pasar, yaitu:
1) Rasio Harga/Laba
Rasio harga/laba atau sering disebut dengan Price Earning Ratio
adalah rasio yang menunjukkan jumlah yang rela dibayar investor
untuk setiap rupiah laba yang dilaporkan. Rumus yang digunakan
untuk menghitung Price Earning Ratio yaitu:
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Harga per sahamLaba per saham
(Brigham dan Houston, 2013)
59
Jika rasio harga/laba suatu perusahaan berada di bawah rata-rata
perusahaan pada umumnya maka perusahaan tersebut dinilai lebih
berisiko.
2) Rasio Harga/Arus Kas
Di beberapa industri, hubungan antara harga saham dengan arus
kas lebih erat dibandingkan hubungan antara harga saham dengan
laba bersih. Rasio harga/arus kas diukur dengan rumus
rasio harga per arus kas =Harga per saham
Arus kas per saham
(Brigham dan Houston, 2013)
3) Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku
Rasio nilai pasar/nilai buku merupakan rasio yang menunjukkan
harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya. Untuk
menghitung rasio nilai pasar/nilai buku terlebih dahulu mengetahui
berapa nilai buku per sahamnya yaitu menggunakan rumus,
Nilai buku per saham =Ekuitas biasa
Jumlah saham beredar
(Brigham dan Houston, 2013)
Setelah mengetahui nilai buku per sahamnya kemudian dapat
dilanjutkan dengan menghitung rasio nilai pasar/nilai buku dengen
rumus,
Rasio nilai pasar per nilai buku =Harga pasar per sahamNilai buku per saham
(Brigham dan Houston, 2013)
60
B. Penelitian yang Relevan
1. Jurnal penelitian skripsi Hendra Adhitya Wicaksono (2013) yang berjudul
Pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio, Total Assets Turnover,
Return On Equity, Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi, dan Kas
Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar di BEI Periode 2009-2011. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Current Ratio,
Return On Equity, dan Total Assets Turnover mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Variabel bebas yang lain seperti
Debt to Assets Ratio, suku bunga, kurs valuta asing dan inflasi mempunyai
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2009-2011.
Sementara variabel kas deviden mempunyai pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI periode 2009-2011. Secara simultan, variabel Current
Ratio, Debt to Assets Ratio, Total Assets Turnover, Return On Equity,
Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi dan Kas Dividen berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama
meneliti faktor yang mempengaruhi harga saham dan ada beberapa
variabel yang sama (Current Ratio, Return On Equity dan harga saham).
61
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu variabel bebas
yang digunakan lebih banyak (menggunakan faktor eksternal), perusahaan
yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah perusahaan makanan dan
minuman dan rentang waktu penelitian hanya 3 tahun (2009-2011).
2. Jurnal penelitian tesis Dianti Muriani (2008) yang berjudul Analisis
Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada
Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Inventory Turnover dan
Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham
pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Sementara
variabel Day sales out standing, Fixed assets turnover, Return On Assets,
dan Total assets turnover mempunyai pengaruh yang tidak signifikan
terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa
manajemen aset dan profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan
terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek
Indonesia.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama
meneliti faktor yang mempengaruhi harga saham dan ada beberapa
variabel yang sama (Inventory Turnover, Return On Equity dan harga
saham). Perbedaannya yaitu menggunakan dua jenis kinerja keuangan
(manajemen aset dan profitabilitas), sampel perusahaan yang digunakan
62
adalah industri konstruksi terbuka dan rentang waktu penelitian selama 10
tahun (1998-2007).
3. Jurnal penelitian skripsi oleh Angrawit Kusumawardani (2011) yang
berjudul Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA pada
Harga Saham dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 yang
Terdaftar di BEI Periode 2005-2009. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitiannya menunjukkan variabel Earning Per Share (EPS),
Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Debt to Equity
Ratio (DER), Return On Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham. Variabel yang lain seperti Financial Leverage (FL),
Current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham sedangkan variabel harga saham sendiri berpengaruh sangat
signifikan terhadap kinerja perusahaan LQ45. Secara simultan variabel
EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA mempunyai pengaruh terhadap
harga saham dan berdampak dengan kinerja perusahaan LQ45.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama
meneliti faktor yang mempengaruhi harga saham dan ada beberapa
variabel penelitian yang sama (PER, ROE, DER, CR dan harga saham).
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sampel yang
digunakan adalah perusahaan LQ45, jumlah variabel bebasnya lebih
banyak, jumlah sampel perusahaan sebanyak 32 perusahaan dan rentang
waktu penelitian selama 5 tahun (2005-2009).
63
4. Jurnal penelitian skripsi oleh Abied Luthfi Safitri (2013) yang berjudul
Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt
to Equity Ratio dan Market Value Added terhadap Harga Saham dalam
Kelompok Jakarta Islamic Index. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS, PER dan MVA mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
dalam kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011. Variabel lainnya
seperti ROA dan DER tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index
tahun 2008-2011. Secara simultan, variabel EPS, PER, ROA, DER, dan
MVA berpengaruh terhadap harga saham dalam kelompok JII tahun 2008-
2011.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama
meneliti faktor yang mempengaruhi harga saham dan ada beberapa
variabel penelitian yang sama (PER, DER dan harga saham). Perbedaan
penelitian yang akan dilakukan yaitu perusahaan yang akan digunakan
termasuk kedalam Jakarta Islamic Index dan rentang waktu penelitian
hanya 4 tahun (2008-2011).
C. Kerangka Berpikir
Menurut Abdul Halim (2005: 5) untuk melakukan analisis terhadap suatu
efek atau kelompok efek tentang harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
64
ada 2 pendekatan yaitu pendekatan teknikal dan pendekatan fundamental.
Pendekatan teknikal adalah pendekatan yang digunakan untuk menganalisis
harga saham dengan data historis harga saham sedangkan pendekatan
fundamental adalah pendekatan yang digunakan untuk mengalisis harga
saham dengan menggunakan laporan keuangan yang diterbitkan emiten
maupun administrator bursa efek (laporan keuangan). Laporan keuangan
bertujuan untuk membantu meramalkan laba dan dividen masa depan
(Brigham, 2013: 133).
Laporan keuangan suatu perusahaan Go Public terdiri dari empat laporan
keuangan, yaitu neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan
laporan arus kas. Di dalam laporan keuangan tersebut, terdapat lima rasio
keuangan yang biasa digunakan untuk menganalisis faktor apa saja yang
mempengaruhi harga saham. Kelima rasio tersebut diantaranya adalah rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas dan rasio harga
pasar. Tidak semua rasio yang digunakan peneliti untuk menganalisis faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham. Peneliti mengambil salah
satu rumus dari masing-masing rasio keuangan. Untuk rasio likuiditas hanya
diambil Current Ratio (CR), rasio solvabilitas diambil Debt Equity Ratio
(DER), rasio rentabilitas/profitabilitas diambil Return On Equity (ROE), rasio
aktivitas diambil Inventory Turnover (ITO), dan rasio pasar hanya diambil
Price Earning Ratio (PER). Setelah mengetahui CR, DER, ROE, ITO, PER,
dan harga saham kemudian dianalisis untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh kinerja keuangan yang diwakili kelima rasio tersebut terhadap harga
65
saham perusahaan tekstil dan produk tekstil yang Go Public. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 8. Kerangka Berpikir Penelitian
Untuk melihat bagaimana pengaruh dari masing-masing variabel terhadap
harga saham dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham
Current Ratio menunjukkan seberapa besar nilai aktiva lancar dapat
menutupi besarnya harta lancar. Current Ratio merupakan salah satu rasio
yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan. Jika likuiditas
perusahaan lemah akan menghalangi perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan yang nantinya akan mengakibatkan menurunnya laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Jika Current Ratio rendah maka akan terjadi
66
penurunan pada harga pasar saham pada perusahaan tersebut. Begitu juga
sebaliknya, apabila Current Ratio yang terlalu tinggi, itu juga tidak terlalu
baik, karena hal tersebut mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba kurang maksimal terbukti adanya akitivitas yang
dilakukan oleh perusahaan sedikit. Dapat disimpulkan bahwa ketika
Current Ratio yang tinggi dapat memperlihatkan bahwa harga saham juga
akan tinggi dan sebaliknya jika Current Ratio yang semakin rendah
mengindikasikan harga saham rendah.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham
Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi atau struktur modal
dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki
perusahaan. Semakin kecil rasio hutang terhadap modal maka semakin
baik dan untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih
besar dari jumlah hutang atau minimal sama. Jika DER yang terlalu tinggi
maka menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibandingkan
dengan total modal sendiri sehingga semakin besar beban perusahaan
terhadap pihak luar. Dapat disimpulkan bawah ketika DER tinggi maka
harga saham akan turun dan sebaliknya ketika DER yang rendah
menunjukkan harga saham akan naik.
3. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
Return On Equity (ROE) merupakan salah satu rasio yang digunakan
untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan untuk
67
diperhitungkan pengembalian perusahaan berdasarkan modal saham yang
dimiliki oleh perusahaan. Jika ROE semakin tinggi maka perusahaan dapat
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dapat
menguntungkan para pemegang saham. Besar kecilnya nilai ROE akan
mempengaruhi pula harga saham perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE,
tentunya juga akan menarik minat para investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan bersangkutan karena mengindikasikan bahwa
perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan akibatnya harga
saham pun akan ikut tinggi. Dapat disimpulkan bahwa ROE yang tinggi
mengindikasikan harga saham yang tinggi dan ketika ROE rendah
mengindikasikan harga saham yang rendah.
4. Pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap Harga Saham
Rasio perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa
kali pos penjualan dan persediaan berputar sepanjang tahun. Jika rasio
perputaran pada suatu perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan lain maka dapat dikatakan perusahaan tersebut terlalu banyak
menyimpan persediaan. Kelebihan persediaan tersebut tentunya tidak
produktif dan dapat menjadikan patokan bahwa tingkat pengembalian dari
investasi tersebut rendah atau nol. ITO tinggi mengakibatkan harga saham
akan naik dan sebaliknya jika ITO yang rendah mengakibatkan harga
saham yang rendah.
68
5. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham
Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu rumus yang digunakan
untuk mengukur rasio pasar suatu perusahaan. PER adalah rasio harga per
lembar saham saat ini (Current Price) terhadap laba bersih (Earning)
perusahaan. Perusahaan dengan nilai PER yang tinggi berarti memiliki
laba yang rendah sedangkan perusahaan dengan nilai PER yang rendah
berarti memiliki laba yang tinggi. Dengan kata lain PER berbanding
terbalik dengan laba perusahaan. Perusahaan dengan PER yang rendah
berarti memiliki laba yang tinggi, hal ini akan menarik minat investor akan
return yang akan diterimanya. Dapat disimpulkan bahwa ketika PER yang
tinggi menunjukkan harga saham juga tinggi sebaliknya jika PER yang
rendah maka harga saham juga akan rendah.
69
Current Ratio (X1)
Return On Equity (X3) Harga Saham (Y)
Price Earning Ratio (X5)
Debt to Equity Ratio (X2)
Inventory Turnover (X4)
D. Paradigma Penelitian
Pengaruh variabel kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt
to Equity Ratio, Return On Equity, Inventory Turnover dan Price Earning
Ratio terhadap variabel harga saham secara sistematis digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 9. Paradigma Penelitian
Keterangan: X1, X2, X3, X4, X5 = variabel independen Y = variabel dependen
= pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap Y
= pengaruh variabel secara simultan
E. Hipotesis Penelitian
Ha1 : Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
Tekstil dan Produk Tekstil
Ha2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Ha3 : Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
70
Ha4 : Inventory Turnover (ITO) berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Ha5 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Ha6 : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Inventory
Turnover, dan Price Earning Ratio secara simultan mempengaruhi
harga saham
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan dilakukan adalah ex-post facto. Penelitian ex-
post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian meruntut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2008). Berdasarkan
tingkat eksplanasinya penelitian ini bersifat asosiatif yang berbentuk
kausalitas bertujuan untuk mengetahui pengaruh (hubungan satu arah) dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan input data tahun
2009-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini diakses melalui
www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan November 2014 hingga selesai.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:
61). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga
71
72
saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang dinotasikan
dengan Y.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhui atau menjadi sebab perubahaannya atau timbulnya
variabel terikat (Sugiyono, 2013: 61). Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
On Equity, Inventory Turnover, dan Price Earning Ratio.
D. Definisi Operasional Variabel
Di bawah ini dijelaskan beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian,
yaitu:
1. Kinerja keuangan adalah pencapaian keberhasilan perusahaan pada
periode tertentu yang dapat digambarkan dengan kondisi kesehatan
keuangan perusahaan.
2. Harga saham adalah harga saham di bursa saham pada saat penutupan
(closing). Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga
saham bulanan yang kemudian dijadikan data tahunan dengan cara
menjumlahkan seluruh harga saham bulanan kemudian dibagi dengan
jumlah bulan pada tahun tersebut.
3. Current Ratio (CR)
Rasio lancar adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar tagihan
jangka pendek dari kreditur yang dapat dipenuhi dengan aktiva lancar
73
yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat. Rumus
yang digunakan untuk mencari rasio lancar yaitu,
𝐶𝑅 =Aset lancar
Kewajiban Lancar
(Brigham dan Houston, 2013: 134)
4. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio atau rasio hutang jangka panjang dengan modal
sendiri dihitung menggunakan rumus,
𝐷𝐸𝑅 =Utang Jangka Panjang
Modal Sendiri
(Lukman Syamsuddin, 2011)
5. Return On Equity (ROE)
Return On Equity atau bisa disebut dengan pengembalian ekuitas biasa
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
pengembalian atas ekuitas biasa. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui rasio ini yaitu,
ROE =Laba Bersih
Ekuitas Biasa
(Brigham dan Houston, 2013)
6. Inventory Turnover (ITO)
Rasio perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa
kali pos penjualan dan persediaan berputar sepanjang tahun. Rumus yang
digunakan untuk menghitung rasio perputaran persediaan dinyatakan
sebagai berikut:
74
ITO =Penjualan
Persediaan
(Brigham dan Houston, 2013)
7. Price Earning Ratio (PER)
Rasio harga/laba atau sering disebut dengan Price Earning Ratio adalah
rasio yang menunjukkan jumlah yang rela dibayar investor untuk setiap
rupiah laba yang dilaporkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung
Price Earning Ratio yaitu:
𝑃𝐸𝑅 =Harga per sahamLaba per saham
(Brigham dan Houston, 2013)
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2013) mendefinisikan populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 18 perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Daftar perusahaan tekstil tersebut sebagai
berikut:
75
Tabel 1. Daftar Populasi Perusahaan TPT di BEI No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO 1. ADMG Polychem Indonesia Tbk 20 Oktober 1993 2. ARGO Argo Pantes Tbk 7 Januari 1991 3. CNTX Century Textile Industry Tbk 22 Mei 1979 4. ERTX Eratex Djaja Tbk 21 Agustus 1990 5. ESTI Ever Shine Tex Tbk 13 Oktober 1992 6. HDTX Panasia Indo Resources Tbk 6 Juni 1990 7. INDR Indo Rama Synthetic Tbk 3 Agustus 1990 8. MYTX Apac Citra Centertex Tbk 10 Oktober 1989 9. PBRX Pan Brother Tbk 16 Agustus 1990 10. POLY Asia Pasific Fibers Tbk 12 Maret 1991 11. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 22 Januari 1998 12. SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 17 Juni 2013 13. SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk 20 Agustus 1997 14. STAR Star Petrochem Tbk 13 Juli 2011 15. TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk 26 Februari 1980 16. TRIS Trisula International Tbk 28 Juni 2012 17. UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 18 April 2002 18. UNTX Unitex Tbk 16 Juni 1989
Sumber: www.sahamok.com
2. Sampel
Sugiyono (2013) mendefinisikan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan pertimbangan/kriteria tertentu.
Kriteria perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian yaitu
sebagai berikut:
a. Perusahaan TPT yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun penelitian.
b. Perusahaan TPT yang menerbitkan laporan keuangan tahunan selama
periode tahun penelitian.
76
c. Perusahaan yang mempunyai kelengkapan data variabel yang
dibutuhkan selama periode tahun penelitian.
d. Perusahaan yang tidak melakukan stock split selama periode tahun
penelitian.
Berdasarkan kriteria sampel tersebut terdapat 8 perusahaan Tekstil dan
Produk Tekstil (TPT) yang akan digunakan untuk penelitian. Perusahaan-
perusahaan tersebut antara lain:
Tabel 2. Daftar Sampel Perusahaan TPT di BEI No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO 1. ADMG Polychem Indonesia Tbk 20 Oktober 1993 2. ARGO Argo Pantes Tbk 7 Januari 1991 3. CNTX Century Textile Industry Tbk 22 Mei 1979 4. ESTI Ever Shine Tex Tbk 13 Oktober 1992 5. HDTX Panasia Indo Resources Tbk 6 Juni 1990 6. INDR Indo Rama Synthetic Tbk 3 Agustus 1990 7. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 22 Januari 1998 8. SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk 20 Agustus 1997
Sumber: www.sahamok.com
F. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitaif. Data
kuantitatif adalah data yang berupa bilangan, nilainya bisa berubah-ubah atau
bersifat variatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode
dokumentasi. Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang
tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain
sebagainya. Data tersebut diambil/diakses melalui www.idx.co.id. Data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data tahunan yaitu dari tahun 2009-
2014. Data tersebut terdiri dari data Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
77
(DER), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning
Ratio (PER) dan harga saham perusahaan TPT yang terdaftar di BEI.
G. Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian maka
perlu dilakukan teknik analisis data. Data yang digunakan untuk penelitian
adalah data panel 8 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dalam kurun waktu 6 tahun (2009-2014). Menurut Dedi Rosadi (2012) data
panel merupakan kombinasi dari data bertipe cross-section dan data time
series (yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan
dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu). Data panel tersebut akan
dianalisis menggunakan software STATA 11.
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Inventory Turnover, dan Price
Earning Ratio terhadap harga saham perusahaan TPT adalah menggunakan
estimasi data panel dengan model analisis ekonometrika. Model analisis yang
digunakan sebagai berikut:
PS(i,t) = β0 + β1CR(i,t) + β2DER(i,t) + β3ROE(i,t) + β4ITO(i,t) + β5PER(i,t) + ɛ(i,t)
Keterangan: PS = Price Stock (Harga Saham) CR = Current Ratio DER = Debt to Equity Ratio ROE = Return On Equity ITO = Inventory Turnover PER = Price Earning Ratio β0 = Konstanta atau intersep β1 β2 …, βn = Parameter i = Perusahaan yang diobservasi
78
t = Periode Penelitian ɛ = error term
1. Pemilihan Model Analisis Data Panel
Sebelum melakukan uji asumsi klasik perlu dilakukan pemilihan
model yang akan digunakan dalam analisis data supaya mendapatkan
model terbaik. Pemilihan model tersebut bertujuan untuk mengetahui jenis
model regresi yang akan digunakan untuk menganalisis data panel. Secara
umum ada 3 model data panel yang sering digunakan, yaitu model regresi
pooling, model fixed effect dan model random effect.
a. Estimasi Common Effect
Common effect merupakan langkah pertama untuk mengestimasi
data panel dengan hanya mengombinasikan data time series dan cross-
section menggunakan model OLS (Ordinary Least Square). OLS atau
sering dikenal dengan pendekatan Pooled Least Square adalah teknik
paling sederhana dalam mengestimasi data panel yang mengasumsikan
intersep dan slope koefisien dianggap konstan (tetap) baik antar waktu
maupun antar individu.
b. Estimasi data panel dengan menggunakan model Fixed-Effect
Model fixed-effect adalah model yang mengasumsikan bahwa
individu atau perusahaan memiliki intersep yang berbeda antar
individu tetapi memiliki slope regresi yang sama/tetap dari waktu ke
waktu.
79
c. Estimasi data panel dengan menggunakan model Random Effect
Model random effect merupakan model yang menggunakan
residual yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan
antarindividu/antarperusahaan. Dalam model random effect
mengasumsikan bahwa setiap variabel mempunyai perbedaan intersep
tetapi intersep tersebut bersifat random atau stokastik.
Terdapat beberapa langkah pengujian data panel untuk memilih
estimasi terbaik. Langkah-langkah tersebut yaitu:
a. F-restricted Test
F-restricted test dilakukan untuk memilih model estimasi antara
Pooled Least Square atau fixed effect. Hipotesis yang digunakan dalam
pengujian ini yaitu:
Ho : Pooled Least Square
Ha : Fixed Effect
b. LM Test
LM test dilakukan untuk memililh model estimasi antara pooled
least square atau random effect. LM test dilakukan ketika hasil
pengujian f-restricted test menunjukkan bahwa Ho diterima. Hipotesis
yang digunakan dalam pengujian ini yaitu:
Ho : Pooled Least Square
Ha : Random Effect
80
c. Hausman Test
Hausman test dilakukan ketika hasil pengujian f-restricted test
menunjukkan bahwa Ho ditolak. Artinya model yang baik
menggunakan fixed effect sehingga diperlukan pengujian
menggunakan hausman test. Hausman test dilakukan untuk memilih
model estimasi antara fixed effect atau random effect. Hipotesis yang
digunakan dalam pengujian ini yaitu:
Ho : Random Effect
Ha : Fixed Effect
Secara singkat langkah-langkah pengujian data panel dapat
ditunjukkan pada gambar 10.
Gambar 10. Langkah Pengujian Pemilihan Data Panel
2. Pengujian Hasil Persamaan Regresi
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh satu
variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.
81
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji model regresi atas pengaruh seluruh
variabel bebas (CR, DER, ROE, ITO dan PER) secara bersama-sama
terhadap variabel terikat (harga saham).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar persentase variasi variabel bebas mempengaruhi variasi
variabel terikat. Nilai R2 berada pada kisaran nol sampai satu. Nilai R2
mendekati nol dapat diartikan bahwa variasi variabel bebas dalam
menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas (kecil). Jika R2
mendekati satu berarti variasi variabel bebas memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
terikat.
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum mengolah data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
Uji asumsi klasik digunakan untuk mendapatkan model regresi yang baik
dan benar-benar memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan
konsisten. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi.
82
a. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui nilai residual
distribusi data berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang
digunakan yaitu:
Ho : Data residual tidak berdistribusi normal
Ha : Data residual berdistribusi normal
Data penelitian dikatakan menyebar normal atau memenuhi uji
normalitas apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel residul berada di
atas 0,05. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual
berada di bawah 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal
atau data tidak memenuhi uji normalitas (Ali Muhson).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan yang kuat atau sempurna antar variabel bebas. Uji
multikolinearitas ini dilakukan pada variabel bebas yang berjumlah
lebih dari dua. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi yang cukup kuat diantara variabel bebas.
Identifikasi secara statistik untuk menunjukkan ada tidaknya
multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation
Factor). Adanya multikolinearitas ditandai apabila nilai VIF lebih dari
10 atau nilai tolerancenya kurang dari 0,1. Sebaliknya jika nilai VIF
kurang dari 10 atau nilai tolerancenya lebih dari 0,1 maka tidak terjadi
multikolineraitas.
83
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan
yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas.
Identifikasi secara statistik untuk menunjukkan ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat nilai prob-chi2. Jika nilai
prob-chi2 signifikan (kurang dari 5%) maka terjadi heteroskedastisitas
tetapi jika nilai prob-chi2 tidak signifikan (lebih dari 5%) maka tidak
terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian
observasi dalam data runtut waktu (time series) atau untuk data cross
section. Autokorelasi bisa bersifat positif ataupun negatif.
Identifikasi secara statistik untuk menunjukkan ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan melihat nilai prob-chi2. Jika nilai prob-chi2
signifikan (kurang dari 5%) maka terjadi autokorelasi tetapi jika nilai
prob-chi2 tidak signifikan (lebih dari 5%) maka tidak terjadi autokorelasi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data yang menjadi tujuan penelitian.
Pembahasan hasil penelitian terdiri dari deskripsi data dan hasil estimasi data
panel yang menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari CR, DER,
ROE, ITO dan PER terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT).
A. Deskripsi Data
1. Seleksi Sampel
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
perusahaan TPT yang telah terdaftar di BEI tahun 2005-2014. Data
tersebut diambil dari Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
www.finance.yahoo.com. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Kriteria dalam pengambilan sampel yaitu:
e. Perusahaan TPT yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun penelitian.
f. Perusahaan TPT yang menerbitkan laporan keuangan tahunan selama
periode tahun penelitian.
g. Perusahaan yang mempunyai kelengkapan data variabel yang
dibutuhkan selama periode tahun penelitian.
h. Perusahaan yang tidak melakukan stock split selama periode tahun
penelitian.
84
85
Dari 18 perusahaan TPT yang terdaftar di BEI berdasarkan kriteria
tersebut diperoleh 8 perusahaan TPT yang memenuhi syarat untuk
dijadikan sampel penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen. Variabel
dependen yang digunakan adalah harga saham dan variabel independen
terdiri dari CR, DER, ROE, ITO, dan PER.
2. Deskripsi Data Penelitian
Dibawah ini akan disajikan deskripsi data dari setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3. Deskripsi Data Penelitian Variabel Obs Mean Median Std. Dev. Min Maks PS 48 1133,234 300,25 1942,288 51,41667 8511,111 CR 48 1,202671 1,0980 0,544121 0,4099 2,6354 DER 48 1,960179 0,5625 4,907818 -4,4312 31,0266 ROE 48 -0,12895 0,0060 0,5306243 -2,0626 1,3977 ITO 48 4,2866 4,6125 1,86183 1,0311 7,4596 PER 48 36,74304 6,8012 130,6666 -67,9735 852,7027
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 3 harga saham terendah dalam kurun waktu 2009-
2014 adalah Rp 51,42 pada tahun 2009 yang merupakan harga saham PT
Ever Shine Tex Tbk. Sementara itu harga saham tertinggi adalah Rp
8511,11 pada tahun 2014 yang merupakan harga saham PT Century
Textile Industry Tbk. Nilai terendah CR dalam kurun waktu 2009-2014
adalah 0,41 pada tahun 2014 yang merupakan CR PT Argo Pantes Tbk
sedangkan CR tertinggi adalah 2,64 pada tahun 2013 yang merupakan CR
PT Polychem Indonesia Tbk.
86
Sementara itu nilai terendah DER dalam kurun waktu 2009-2014
adalah -4.43 pada tahun 2014 yang merupakan DER PT Argo Pantes Tbk
sedangkan DER tertinggi adalah 31,03 pada tahun 2009 yang merupakan
DER PT Argo Pantes Tbk. Nilai terendah ROE dalam kurun waktu 2009-
2014 adalah -2.06 pada tahun 2009 yang merupakan ROE PT Argo Pantes
Tbk sedangkan ROE tertinggi adalah 1,40 pada tahun 2014 yang
merupakan ROE perusahaan PT Argo Pantes Tbk.
Nilai terendah ITO dalam kurun waktu 2009-2014 adalah 1,03 pada
tahun 2011 yang merupakan ITO PT Sunson Textile Manufactures Tbk
sedangkan ITO tertinggi adalah 7,46 pada tahun 2011 yang merupakan
ITO PT Indo Rama Synthetic Tbk. Nilai terendah PER dalam kurun waktu
2009-2014 adalah -67,97 pada tahun 2013 yang merupakan PER PT
Century Textile Industry Tbk sedangkan PER tertinggi adalah 852.70 pada
tahun 2009 yang merupakan PER PT Panasia Indo Resources Tbk.
B. Hasil Estimasi Data
1. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham
Estimasi data model yang pertama yaitu model pengaruh kinerja
keuangan terhadap harga saham seperti yang terdapat pada bab III. Berikut
model yang akan diestimasi.
lnPS(i,t) = β0 + β1CR(i,t) + β2DER(i,t) + β3ROE(i,t) + β4ITO(i,t) + β5PER(i,t) + ɛ(i,t)
Keterangan: PS = Price Stock (Harga Saham) CR = Current Ratio DER = Debt to Equity Ratio
87
ROE = Return On Equity ITO = Inventory Turnover PER = Price Earning Ratio β0 = Konstanta atau intersep β1 β2 …, βn = Parameter i = Perusahaan yang diobservasi t = Periode Penelitian ɛ = Error term
Sebelum melakukan estimasi model diperlukan pemilihan model
terbaik yang akan digunakan untuk mengestimasi data panel. Pemilihan
model tersebut melalui beberapa pengujian. Pengujian yang dimaksud
adalah uji F-restricted yang digunakan untuk memilih Pooled Least
Square atau fixed effect. Uji Hausman digunakan untuk memilih fixed
effect atau random effect sedangkan uji LM test digunakan untuk memilih
antara Pooled Least Square atau random effect. Tabel 4 merupakan hasil
pemilihan estimasi yang telah dilakukan.
Tabel 4. Uji Pemilihan Metode Estimasi Terbaik Model Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Uji Ho Hasil Indikator Uji Keterangan F-restricted test
Pooled Least Square
Tolak Ho
Prob>F = 0.000 Metode terpilih fixed effect
Hausman test
Random effect
Terima Ho
Prob>chi2 = 0.0730
Metode terpilih Random Effect
LM test Pooled Least Square
Tolak Ho
Prob>chi2 = 0.0000
Metode terpilih Random Effect
Sumber: Data diolah
Berdasarkan pemilihan metode terbaik pada tabel 4 maka metode
terbaik yang terpilih yaitu Random Effect. Metode Random Effect tersebut
yang akan digunakan untuk mengestimasi persamaan. Pada tabel 5
disajikan hasil estimasi menggunakan metode Random Effect.
88
Tabel 5. Hasil Estimasi Model Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Variabel Terikat = ln PS
Variabel Bebas Koefisien Nilai Signifikansi Constanta 5,481682*** 0,000 CR -.0864887 0,721 DER -.0275201 0,399 ROE -.2027833 0,437 ITO .1821851* 0,082 PER -.000349 0,605 Prob > chi2 0.5776 R-squared 0.4164 Obs 48
Sumber:Data diolah Keterangan: *** signifikan pada 1%, ** signifikan pada 5%, * signifikan pada 10%
Untuk mendapatkan model regresi yang baik dan benar-benar memiliki
ketepatan dalam estimasi maka diperlukan uji asumsi klasik. Berdasarkan
uji pemilihan model pada tabel 4 bahwa model terbaik yang terpilih adalah
model Random Effect. Mengacu pada jurnal Park, ketika model yang
terpilih adalah Random Effect maka terbebas dari adanya masalah
heteroskedastisitas. Untuk itu, uji asumsi klasik yang akan digunakan
dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji
autokorelasi.
Tabel 6. Hasil Uji Asumsi Klasik Asumsi Uji Ho Hasil Indikator Uji Keterangan
Normalitas Kolmogorov-smirnov
Sign < 0.05 maka data residual tidak
berdistribusi normal
Tolak Ho
Sign = 0.9683 Menerima Ha yang berarti data
berdistribusi normal Multikolinea
ritas VIF VIF < 10 dan nilai
toleransi > 0.10 maka tidak terjadi multikolinearitas
Terima Ho
Mean VIF 1,76 dan nilai maks VIF2,75 Nilai toleransi lebih dari 0,05
Tidak terjadi multikolinearitas
Autokorelasi Wooldridge test
Tidak ada autokorelasi
Tolak Ho
Prob > chi2 = 0,0000
Model mengandung autokorelasi
Sumber: Data diolah
89
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa model sudah terbebas dari
pelanggaran asumsi normalitas dan multikolinearitas namun masih
memiliki masalah autokorelasi. Untuk mengatasi adanya masalah tersebut,
dilakukan dengan metode cluster robust. Berikut merupakan hasil estimasi
dengan cluster robust.
Tabel 7. Hasil Estimasi Model Menggunakan Robust Standard Error
Variabel Terikat = ln PS Variabel Bebas Koefisien Nilai Signifikansi
Constanta 5.48171*** 0,000 CR -.086506 0,755 DER -.0275216** 0,027 ROE -.2027811* 0,051 ITO .1821838* 0,084 PER -.000349 0,108 Prob > chi2 0.0024*** R-squared 0.4164 Obs 48
Sumber: Data diolah Keterangan: *** signifikan pada 1%, ** signifikan pada 5%, * signifikan pada 10%
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Statistik t (Uji Parsial)
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 7 dapat dijelaskan mengenai
pengujian hipotesis dari masing-masing variabel bebas yaitu sebagai
berikut:
1. Current Ratio (CR)
Hipotesis CR yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : Current Ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
90
Ha : Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Berdasarkan tabel 7 diperoleh hasil estimasi variabel CR memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,755. Nilai signifikansi CR 0,755 > 0,05
menunjukkan bahwa variabel CR tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan TPT (α = 0,05). Berdasarkan hipotesis yang
diajukan menerima Ho yang artinya secara statistik CR tidak
mempengaruhi harga saham perusahaan TPT (α = 0,05).
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Hipotesis DER yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Ha : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Berdasarkan tabel 7 diperoleh hasil estimasi variabel DER
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,027. Nilai signifikansi DER
0,027 dengan menggunakan α = 0,05 menunjukkan bahwa variabel
DER berpengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT (0,027 <
0,05). Berdasarkan hipotesis yang diajukan menolak Ho (menerima
Ha) yang artinya secara statistik DER mempengaruhi harga saham
perusahaan TPT (α = 0,05).
3. Return On Equity (ROE)
Hipotesis ROE yang diajukan adalah sebagai berikut:
91
Ho : Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Ha : Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Berdasarkan tabel 7 diperoleh hasil estimasi variabel ROE
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,051. Nilai signifikansi ROE
0,051 dengan menggunakan α = 0,05 menunjukkan bahwa variabel
ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT
(0,051 > 0,05). Namun jika menggunakan α = 0,10 menunjukkan
bahwa variabel ROE berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan TPT (0,051 < 0,10). Berdasarkan hipotesis yang
diajukan menolak Ho (menerima Ha) yang artinya secara statistik
ROE mempengaruhi harga saham perusahaan TPT (α = 0,10).
4. Inventory Turnover (ITO)
Hipotesis ITO yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : Inventory Turnover (ITO) tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Ha : Inventory Turnover (ITO) berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Berdasarkan tabel 7 diperoleh hasil estimasi variabel ITO memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,084. Nilai signifikansi ITO 0,084
dengan menggunakan α = 0,05 menunjukkan bahwa variabel ITO
tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT (0,084 >
92
0,05). Namun jika menggunakan α = 0,10 menunjukkan bahwa
variabel ITO berpengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT
(0,084 < 0,10). Berdasarkan hipotesis yang diajukan menolak Ho
(menerima Ha) yang artinya secara statistik ITO mempengaruhi
harga saham perusahaan TPT (α = 0,10).
5. Price Earning Ratio (PER)
Hipotesis PER yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Ha : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
Berdasarkan tabel 7 diperoleh hasil estimasi variabel PER memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,108. Nilai signifikansi PER 0,108 >
0,05 menunjukkan bahwa variabel PER tidak berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan TPT (α = 0,05). Berdasarkan hipotesis
yang diajukan menerima Ho yang artinya secara statistik PER tidak
mempengaruhi harga saham perusahaan TPT (α = 0,05).
b. Uji Statistik F (Uji Simultan)
Hipotesis CR, DER, ROE, ITO, dan PER yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ho : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Inventory
Turnover, dan Price Earning Ratio secara simultan tidak
mempengaruhi harga saham
93
Ha : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Inventory
Turnover, dan Price Earning Ratio secara simultan
mempengaruhi harga saham
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 7 menunjukkan nilai Prob > chi2
0,0024. Nilai signifikansi 0,0024 < 0,01 menunjukkan bahwa secara
simultan variabel bebas berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
TPT (α = 0,01). Berdasarkan hipotesis yang diajukan menolak Ho
(menerima Ha) yang artinya secara statistik bahwa semua variabel
bebas secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi harga saham
perusahaan TPT (α = 0,01).
3. Pembahasan Hasil Estimasi dan Interpretasinya
Setelah dilakukan pengujian hipotesis dan estimasi pada model kinerja
keuangan perusahaan maka akan ditelaah secara lebih lanjut mengenai
pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan TPT. Di
bawah ini merupakan hasil pengujian dari masing-masing rasio kinerja
keuangan terhadap harga saham perusahaan TPT.
a. Pengaruh CR terhadap Harga Saham Perusahaan TPT
Tabel 7 model pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham
perusahaan TPT dapat dilihat bahwa nilai signifikansi CR sebesar
0,755 dan nilai koefisiennya sebesar -0,086506. Nilai koefisien yang
negatif dan tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa CR tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT. Hal ini
mendukung temuan dari Anggrawit Kusumawardani (2011) yang
94
menyatakan bahwa CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian Hendra Adhitya Wicaksono (2013) yang mengungkapkan
bahwa CR mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.
CR menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang jangka pendeknya. Tidak ada ketentuan yang mutlak
tentang berapa tingkat CR yang dianggap baik atau yang harus
dipertahankan oleh suatu perusahaan. Namun standar umum yang
digunakan untuk mengukur CR perusahaan yang baik berada pada
batas 200%.
Jika CR suatu perusahaan diatas 200% (terlalu likuid) maka
perusahaan tersebut mempunyai kas yang menganggur dalam jumlah
besar. Hal tersebut mengindikasikan tidak efisiennya pengelolaan kas.
Ketika CR perusahaan rendah artinya perusahaan dalam posisi
kesulitan keuangan karena pada suatu saat perusahaan harus membayar
hutang jangka pendeknya. Biasanya baik buruknya CR ini juga sangat
tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan.
CR yang tidak signifikan menujukkan bahwa setiap perubahan CR
tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Hal ini
menunjukkan bahwa investor yang ingin berinvestasi dalam saham
tidak perlu memperhatikan nilai CR.
95
b. Pengaruh DER terhadap Harga Saham Perusahaan TPT
Tabel 7 model pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham
perusahaan TPT dapat dilihat bahwa nilai signifikansi DER sebesar
0,027 dan nilai koefisiennya sebesar -0,0275216. Nilai koefisien yang
negatif dan signifikan (α = 0,05) tersebut menunjukkan bahwa DER
mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan TPT.
Tanda negatif memperlihatkan bahwa ketika DER naik menyebabkan
harga saham turun sebaliknya ketika DER turun menyebabkan harga
saham naik. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa setiap kenaikan
1% DER menyebabkan turunnya harga saham sebesar 0,0275216.
Hasil penelitian yang telah dilakukan mendukung temuan dari
Anggrawit Kusumawardani (2011) yang menyatakan bahwa DER
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap harga saham.
Namun hasil tersebut tidak sependapat dengan temuan Abied Luthfi
Safitri (2013) yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
DER menunjukkan komposisi dari hutang jangka panjang terhadap
modal sendiri. Perusahaan yang mempunyai DER yang tinggi
mengindikasikan bahwa hutang jangka panjang lebih besar
dibandingkan dengan modal sendiri. Hal ini akan membuat investor
tidak bersedia untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan
sehingga akan mengakibatkan pada menurunnya harga saham
perusahaan. Berdasarkan pembahasan tersebut maka DER dapat
96
digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi saham
perusahaan TPT.
c. Pengaruh ROE terhadap Harga Saham Perusahaan TPT
Tabel 7 model pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham
perusahaan TPT dapat dilihat bahwa nilai signifikansi ROE sebesar
0,051 dan nilai koefisiennya sebesar -0,2027811. Nilai koefisien yang
negatif dan signifikan (α = 0,10) tersebut menunjukkan bahwa ROE
mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan TPT.
Tanda negatif memperlihatkan bahwa ketika ROE naik menyebabkan
harga saham turun sebaliknya ketika ROE turun menyebabkan harga
saham naik. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa ketika ROE
dinaikkan 1% menyebabkan turunnya harga saham sebesar 0,2027811.
Hasil penelitian yang telah dilakukan mendukung temuan dari
Anggrawit Kusumawardani (2011) yang menyatakan bahwa ROE
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap harga saham.
Namun hasil tersebut tidak sependapat dengan temuan Dianti Muriani
(2008) dan Hendra Adhitya Wicaksono (2013) yang menyatakan
bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan pembahasan tersebut maka ROE dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam melakukan investasi saham perusahaan TPT.
d. Pengaruh ITO terhadap Harga Saham Perusahaan TPT
Tabel 7 model pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham
perusahaan TPT dapat dilihat bahwa nilai signifikansi ITO sebesar
97
0,084 dan nilai koefisiennya sebesar 0,1821838. Nilai koefisien yang
positif dan signifikan (α = 0,10) tersebut menunjukkan bahwa ITO
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT. Tanda positif
memperlihatkan bahwa ketika ITO naik menyebabkan harga saham
naik sebaliknya ketika ITO turun menyebabkan harga saham turun.
Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa setiap ITO dinaikkan sebesar 1
kali menyebabkan naiknya harga saham sebesar 0,1821838. Hasil
penelitian tersebut mendukung temuan dari Dianti Muriani (2008)
yang menyatakan bahwa ITO berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham.
ITO menunjukkan seberapa kali persediaan perusahaan berputar
dalam satu periode tertentu. ITO yang tinggi dapat memperlihatkan
bahwa suatu perusahaan dapat mengelola persediaannya dengan baik
yang mana dapat meningkatkan penjualan. Peningkatan dari penjualan
tersebut yang nantinya akan dapat menambah laba yang dihasilkan
oleh perusahaan. Semakin besar perputaran persediaan tersebut maka
akan semakin besar laba yang didapat oleh perusahaan tersebut.
Berdasarkan pembahasan tersebut maka ITO dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam melakukan investasi saham perusahaan TPT.
e. Pengaruh PER terhadap Harga Saham Perusahaan TPT
Tabel 7 model pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham
perusahaan TPT dapat dilihat bahwa nilai signifikansi PER sebesar
0,108 dan nilai koefisiennya sebesar -0,000349. Nilai koefisien yang
98
negatif dan tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa PER tidak
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT. Hasil ini tidak
sesuai dengan temuan dari Anggrawit Kusumawardani (2011) dan
Abied Luthfi Safitri (2013) yang menyatakan bahwa PER berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham.
Kategori saham perusahaan TPT termasuk ke dalam Emerging
Growth Stocks yaitu saham yang dikeluarkan oleh emiten yang relatif
kecil dan stabil meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang
mendukung. Jadi berapapun harga saham dan berapapun labanya
investor akan tetap berinvestasi karena TPT termasuk kedalam 10
komoditas ekspor utama Indonesia. Perusahaan TPT juga merupakan
perusahaan penghasil komoditas ekspor nomor 3 (BI dan Kemenperin)
sehingga kegiatan produksi dan kegiatan eskpor akan tetap berjalan
meskipun harga saham perusahaan rendah. Berdasarkan pembahasan
tersebut maka PER tidak dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
melakukan investasi saham perusahaan TPT.
f. Pengaruh CR, DER, ROE, ITO, dan PER terhadap Harga Saham
Perusahaan TPT
Tabel 7 model pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham
perusahaan TPT dapat dilihat bahwa nilai prob>chi2 sebesar 0,0024 (α
= 0,01). Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara simultan variabel
CR, DER, ROE, ITO dan PER berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan TPT.
99
Faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah kinerja
keuangan perusahaan. Ada lima kinerja keuangan yang dapat
mempengaruhi harga saham diantaranya adalah rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan pasar. Dari masing-masing
rasio tersebut diambil satu rasio yaitu CR yang diambil dari likuiditas,
DER diambil dari solvabilitas, ROE diambil dari profitabilitas, ITO
diambil dari aktivitas, dan PER diambil dari rasio pasar. Berdasarkan
hasil yang telah dikemukakan pada paragraf di atas jika investor ingin
membeli saham emiten, investor perlu mempertimbangkan nilai CR,
DER, ROE, ITO dan PER karena kelima variabel tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan TPT yang
terdaftar di BEI tahun 2009-2014.
Dalam tabel 7 nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,4164 atau
41,64%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variabel CR,
DER, ROE, ITO dan PER mampu menjelaskan variasi variabel harga
saham sebesar 41,64% sedangkan sisanya sebesar 58,36% dijelaskan
oleh variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan pada 8 perusahaan TPT di Indonesia selama
periode 2009-2014 membahas tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap
harga saham. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, penelitian
ini menghasilkan beberapa kesimpulan.
1. CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan
TPT yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014. Hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,755 yang berada diatas 0,05 (tingkat
signifikansi α = 0,05) sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
CR berpengaruh terhadap harga saham ditolak.
2. DER mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
TPT yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014. Hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,027 yang berada dibawah 0,05 (tingkat
signifikansi α = 0,05) sehingga hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
DER berpengaruh terhadap harga saham diterima.
3. ROE mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
TPT yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014. Hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,051 yang berada dibawah 0,10 (tingkat
signifikansi α = 0,10) sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
ROE berpengaruh terhadap harga saham diterima.
100
101
4. ITO mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
TPT yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014. Hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,084 yang berada dibawah 0,10 (tingkat
signifikansi α = 0,10) sehingga hipotesis keempat yang menyatakan bahwa
ITO berpengaruh terhadap harga saham diterima.
5. PER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan
TPT yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014. Hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,108 yang berada diatas 0,05 (tingkat
signifikansi α = 0,05) sehingga hipotesis kelima yang menyatakan bahwa
PER berpengaruh terhadap harga saham ditolak.
6. Secara simultan variabel CR, DER, ROE, ITO dan PER berpengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan TPT yang terdaftar di BEI
tahun 2009-2014. Hal ini dibuktikan dengan nilai prob>chi2 sebesar
0,0024 yang berada dibawah 0,01 (tingkat signifikansi α = 0,01) sehingga
hipotesis keenam yang menyatakan bahwa CR, DER, ROE, ITO, dan PER
(secara simultan) berpengaruh terhadap harga saham diterima.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan sebaik-baiknya namun mengingat adanya
keterbatasan sumber daya yang dimiliki peneliti maka penelitian ini memiliki
beberapa kelemahan yang dapat diperhatikan oleh pihak lain diantaranya:
1. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan TPT sehingga kurang
mewakili semua emiten yang terdaftar di BEI. Selain itu pengambillan
102
sampel dengan teknik purposive sampling menyebabkan hasil penelitian
ini tidak dapat digeneralisasi.
2. Periode penelitian yang digunakan masih pendek yaitu 6 tahun sehingga
memungkinkan hasil penelitian yang kurang representatif.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini maka dapat
disampaikkan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
a. Perusahaan sebaiknya memperhatikan jumlah hutang dan modal yang
dimiliki perusahaan karena jika jumlah hutangnya terlalu besar
sedangkan modalnya kecil akan membuat beban perusahaan terhadap
pihak luar semakin besar. Ketika beban perusahaan terhadap pihak luar
besar menunjukkan bahwa perusahaan sangat bergantung kepada pihak
luar yang nantinya akan menurunkan minat investor dalam menamkan
dananya dan berdampak pada harga saham perusahaan tersebut.
b. Perusahaan sebaiknya memperhatikan laba bersih perusahaan yang
nantinya akan digunakan sebagai acuan para investor dalam
pengambilan keputusan untuk menginvestasikan dananya.
c. Perusahaan sebaiknya memperhatikan perputaran persediaannya yang
nantinya akan berdampak pada pendapatan perusahaan dan juga
berdampak pada laba perusahaan yang nantinya juga berdampak pada
harga saham.
103
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,4164 yang artinya variabel bebas
yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan TPT sebesar 41,64% sedangkan sisanya (58,36%)
dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya sebaiknya
memasukkan variabel kinerja keuangan yang lain yang diperkirakan
dapat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan TPT.
b. Penelitian ini hanya terkait pada faktor internal perusahaan sehingga
untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memasukkan variabel faktor
makro (eksternal) seperti inflasi dan kurs yang diperkirakan
berpengaruh terhadap harga saham agar dapat diketahui secara luas
variabel-variabel apa yang berpengaruh terhadap harga saham dari sisi
eksternal perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Abied Luthfi Safitri. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Market Value Added Terhadap Harga Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic Index. Management Analysis Journal, (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj, dikases pada 10 November 2014).
Ali Muhson. 2012. Modul Aplikasi Komputer Uji Kolinearitas/Multikolienaritas. Ali Muhson. 2012. Modul Aplikasi Komputer Uji Normalitas. Angrawit Kusumawardani. 2011. Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER,
CR, ROA Pada Harga Saham dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009. Jurnal Ekonomi, (http://www.gunadarma.ac.id, diakses pada 11 November 2014).
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE. Brigham, Eugena F., dan Joel F. Houston. 2013. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Dedi Rosadi. 2012. Ekonometrika & Analisis Runtut Waktu Terapan dengan
EViews. Yogyakarta: ANDI. Dianti Muriani. 2008. Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas
terhadap Harga Saham pada Insdustri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Skripsi, (http://repository.usu.ac.id, diakses, 11 November 2014).
Farah Margaretha. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Nonkeuangan.
Jakarta: Erlangga. Gudono. 2014. Analisis Data Multivariat. Yogyakarta: BPFE. Hendra Adhitya Wicaksono. 2013. Pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio,
Total Assets Turnover, Return On Equity, Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi, dan Kas Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011. Jurnal Skripsi, (http://journal.student.uny.ac.id, diakses pada 18 November 2014).
104
105
http://ekonomibisnis.suarasurabaya.net/news/2014/138680-Kondisi-Politik-Pengaruhi-Pasar-Modal-Indonesia (diakses pada 8 Desember 2014 pukul 23.43 WIB)
Indriyo Gitosudarmo dan Basri. 2000. Manajemen Keuangan Edisi 2. Yogyakarta:
BPFE. Jogiyanto Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE. Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Lukman Syamsudin. 2011. Manajemen Perusahaan Konsep Aplikasi dalam
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Muhammad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga. Nor Hadi. 2013. Pasar Modal Acuan Teoretis dan Praktis Investasi di Instrumen
Keuangan Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Park, Hun Myoung. 2011. Practical Guides To Panel Data Modeling: A Step by
Step Analysis Using Sata. Public Management & Policy Analysis Program. Republik Indonesia. 1995. Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan. Sekretariat Negara. Jakarta. Rus’an Nasrudin, Husnul Rizal dan Imam Setiawan. 2011. Analisis Data Panel
PLS, Fixed & Random Effect. DIE-FEUI Sofyan Yamin, Lien A. Rachmach, Heri Kurniawan. 2011. Regresi dan Korelasi
dalam Genggaman Anda Aplikasi dengan Software SPSS, EViews, MINITAB, dan STATGRAPHICS. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tandelilin, Eduardus. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Kanisius.
106
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. (2006). Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab (Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat. Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. (2011). Pasar Modal di Indonesia
(Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat. Torres, Oscar dan Reyna. 2007. Panel Data Analysis Fixed and Random Effect
using Stata (v.4.2). http://dss.princeton.edu/training/. Werner R. Murhadi. 2009. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta:
PT.Indeks. www.bps.go.id www.finance.yahoo.com www.sahamok.com www.idx.co.id www.kemendag.go.id
www.kemenperin.go.id
LAMPIRAN
107
108
Lampiran 1
Harga Saham Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Tahun 2009-2014
No Perusahaan Tahun Harga Saham (Rp) 1. ADMG 2009 98.25 2010 169.58 2011 487.25 2012 422.50 2013 285.00 2014 191.50
2. ARGO 2009 1,195.45 2010 1,283.33 2011 1,033.33 2012 1,021.67 2013 1,030.83 2014 1,154.17
3. CNTX 2009 2,635.71 2010 2,708.33 2011 4,564.58 2012 7,633.33 2013 7,104.17 2014 8,511.11
4. ESTI 2009 51.42 2010 78.42 2011 111.58 2012 162.58 2013 180.00 2014 214.67
5. HDTX 2009 315.50 2010 228.33 2011 215.83 2012 322.92 2013 651.25 2014 366.75
6. INDR 2009 463.33 2010 746.67 2011 2,624.58 2012 1,743.89 2013 1,221.67 2014 937.92
7. RICY 2009 258.00 2010 177.58 2011 193.08
109
2012 192.92 2013 177.50 2014 175.67
8. SSTM 2009 240.00 2010 222.92 2011 211.08 2012 182.42 2013 114.50 2014 82.17
110
Lampiran 2 Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Tahun 2009-2014
No Perusahaan Tahun Aktiva Lancar (Ribuan)
Hutang Lancar (Ribuan)
Current Ratio (CR)
1. ADMG 2009 1,418,653,353 1,299,925,455 1.0913344 2010 1,549,777,567 1,362,587,188 1.1373786 2011 2,077,786,418 1,554,531,475 1.3365998 2012 2,384,043,106 1,106,912,782 2.1537768 2013 2,537,788,453 962,957,439 2.6354108 2014 2,037,863,634 798,866,063 2.5509453
2. ARGO 2009 185,541,892 284,958,817 0.6511183 2010 197,513,887 324,297,485 0.6090516 2011 298,332,010 290,767,961 1.026014 2012 392,895,040 498,084,668 0.7888118 2013 628,813,351 932,372,686 0.6744228 2014 347,440,251 847,698,253 0.4098631
3. CNTX 2009 122,371,308 193,417,390 0.63268 2010 105,201,406 149,881,530 0.7018971 2011 132,204,036 124,693,104 1.0602353 2012 117,791,565 116,272,701 1.0130629 2013 140,887,101 288,227,986 0.4888044 2014 160,975,541 319,804,923 0.5033554
4. ESTI 2009 285,088,818 206,026,909 1.3837455 2010 340,644,575 287,372,034 1.1853783 2011 401,853,401 353,972,658 1.1352668 2012 411,265,039 411,550,100 0.9993073 2013 391,243,765 453,384,925 0.8629395 2014 387,159,125 547,818,370 0.706729
5. HDTX 2009 308,937,530 431,231,251 0.716408 2010 254,641,778 300,956,231 0.846109 2011 306,048,826 310,535,735 0.9855511 2012 398,992,440 431,235,463 0.9252311 2013 450,028,533 1,002,119,790 0.4490766 2014 497,447,948 510,983,514 0.9735108
6. INDR 2009 2,245,220,009 2,007,989,900 1.1181431 2010 2,237,223,085 2,056,062,042 1.0881107 2011 2,449,388,361 2,217,243,422 1.1046998 2012 2,667,772,804 2,377,681,148 1.1220061 2013 3,339,087,121 2,988,820,607 1.1171922 2014 3,448,575,774 3,190,006,267 1.0810561
7. RICY 2009 424,189,675 237,134,796 1.7888124 2010 446,104,467 245,387,046 1.8179626 2011 467,024,514 262,265,342 1.7807329
111
2012 601,056,427 266,783,974 2.2529705 2013 837,614,380 474,339,811 1.765853 2014 845,372,465 483,247,784 1.7493561
8. SSTM 2009 465,693,340 377,312,807 1.2342368 2010 479,591,779 238,460,976 2.0111961 2011 469,277,015 256,793,923 1.827446 2012 428,479,361 249,010,900 1.7207253 2013 415,053,316 315,809,046 1.314254 2014 398,785,346 332,501,069 1.1993506
112
Lampiran 3 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT) Tahun 2009-2014
No Perusahaan Tahun Hutang Jangka Panjang (Ribuan)
Modal Sendiri (Ribuan)
Debt to Equity Ratio (DER)
1. ADMG 2009 1,329,612,534 1,089,679,078 1.2201873 2010 1,154,200,372 1,249,347,500 0.9238425 2011 1,120,459,782 2,572,212,511 0.4356016 2012 1,508,419,542 3,002,004,908 0.5024707 2013 1,559,149,977 3,338,354,428 0.4670415 2014 1,234,159,563 3,503,052,734 0.3523097
2. ARGO 2009 1,139,374,635 36,722,514 31.026597 2010 892,032,043 211,904,038 4.2096038 2011 1,058,680,253 103,422,500 10.23646 2012 1,090,262,883 221,466,284 4.9229294 2013 1,085,742,263 326,917,637 3.3211492 2014 1,142,307,092 (257,788,081) -4.431187
3. CNTX 2009 168,090,846 35,107,606 4.7878755 2010 148,660,303 20,054,081 7.4129703 2011 144,191,043 51,782,617 2.7845453 2012 154,819,763 21,160,687 7.3163864 2013 13,849,278 22,391,705 0.6185004 2014 16,993,737 28,842,674 0.5891873
4. ESTI 2009 56,032,947 256,793,086 0.2182027 2010 39,695,010 256,181,900 0.1549485 2011 25,516,921 257,440,896 0.0991176 2012 203,630 343,034,859 0.0005936 2013 3,892,247 312,483,003 0.0124559 2014 189,233 279,250,649 0.0006776
5. HDTX 2009 111,071,331 547,410,664 0.2029031 2010 164,745,872 548,601,271 0.3003017 2011 137,804,490 565,234,863 0.2438004 2012 295,719,183 635,591,912 0.4652658 2013 656,489,537 720,118,947 0.9116404 2014 3,096,075,683 614,637,690 5.0372369
6. INDR 2009 1,005,225,184 2,654,176,737 0.3787333 2010 461,212,347 2,592,218,692 0.1779219 2011 1,099,744,650 2,595,915,810 0.4236442 2012 1,296,256,611 2,779,828,673 0.4663081 2013 1,579,782,476 3,112,327,007 0.5075888 2014 2,006,414,848 3,607,306,839 0.5562085
7. RICY 2009 35,273,522 324,449,201 0.1087182 2010 29,955,256 337,980,895 0.08863 2011 29,577,479 350,251,850 0.0844463
113
2012 208,757,311 366,957,390 0.5688871 2013 254,335,250 381,190,269 0.6672134 2014 291,191,559 396,313,108 0.7347513
8. SSTM 2009 186,663,452 313,255,131 0.5958831 2010 310,824,290 323,173,455 0.9617878 2011 287,580,774 299,075,460 0.9615659 2012 276,326,411 284,938,273 0.9697764 2013 214,347,214 271,710,137 0.7888819 2014 182,283,425 258,869,839 0.7041509
114
Lampiran 4 Perhitungan Return On Equity (ROE) Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT) Tahun 2009-2014
No Perusahaan Tahun Laba Sesudah Pajak (Ribuan)
Modal Sendiri (Ribuan)
Return On Equity (ROE)
1. ADMG 2009 53,772,945 1,089,679,078 0.0493475 2010 36,978,990 1,249,347,500 0.0295986 2011 284,061,527 2,572,212,511 0.1104347 2012 78,804,150 3,002,004,908 0.0262505 2013 20,671,775 3,338,354,428 0.0061922 2014 (293,479,474) 3,503,052,734 -0.083778
2. ARGO 2009 (75,744,091) 36,722,514 -2.062606 2010 (125,015,984) 211,904,038 -0.589965 2011 (108,481,682) 103,422,500 -1.048918 2012 (118,969,636) 221,466,284 -0.537191 2013 81,749,083 326,917,637 0.2500602 2014 (360,315,129) (257,788,081) 1.3977183
3. CNTX 2009 (54,382,466) 35,107,606 -1.549022 2010 (10,617,786) 20,054,081 -0.529458 2011 32,401,955 51,782,617 0.6257303 2012 (34,166,119) 21,160,687 -1.614603 2013 (1,184,945) 22,391,705 -0.052919 2014 3,393,820 28,842,674 0.1176666
4. ESTI 2009 7,687,038 256,793,086 0.0299348 2010 1,487,673 256,181,900 0.0058071 2011 3,271,192 257,440,896 0.0127066 2012 (43,775,063) 343,034,859 -0.127611 2013 (69,716,909) 312,483,003 -0.223106 2014 (75,895,792) 279,250,649 -0.271784
5. HDTX 2009 560,990 547,410,664 0.0010248 2010 1,190,608 548,601,271 0.0021703 2011 17,285,050 565,234,863 0.0305803 2012 3,102,050 635,591,912 0.0048806 2013 (218,654,504) 720,118,947 -0.303637 2014 (105,481,257) 614,637,690 -0.171615
6. INDR 2009 118,139,044 2,654,176,737 0.0445106 2010 235,080,083 2,592,218,692 0.0906868 2011 82,679,715 2,595,915,810 0.0318499 2012 9,034,976 2,779,828,673 0.0032502 2013 17,089,161 3,112,327,007 0.0054908 2014 47,972,178 3,607,306,839 0.0132986
7. RICY 2009 3,713,672 324,449,201 0.0114461 2010 10,881,743 337,980,895 0.0321963 2011 12,209,645 350,251,850 0.0348596
115
2012 16,978,453 366,957,390 0.0462682 2013 8,720,547 381,190,269 0.0228772 2014 15,111,532 396,313,108 0.0381303
8. SSTM 2009 31,135,280 313,255,131 0.0993927 2010 9,918,324 323,173,455 0.0306904 2011 (24,097,996) 299,075,460 -0.080575 2012 (14,137,187) 284,938,273 -0.049615 2013 (13,228,136) 271,710,137 -0.048685 2014 (12,840,298) 258,869,839 -0.049601
116
Lampiran 5 Perhitungan Inventory Turnover (ITO) Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT) Tahun 2009-2014
No Perusahaan Tahun Penjualan (Ribuan)
Persediaan (Ribuan)
Inventory Turnover (ITO)
1. ADMG 2009 3,142,960,044 542,528,387 5.7931716 2010 3,627,172,193 649,984,168 5.5804008 2011 4,861,469,233 892,803,167 5.4451747 2012 4,576,377,531 929,019,980 4.926027 2013 5,281,281,429 1,154,268,178 4.5754371 2014 5,334,333,061 926,907,283 5.7549802
2. ARGO 2009 754,957,095 105,178,167 7.1778879 2010 664,257,009 117,242,958 5.6656453 2011 648,307,906 189,374,561 3.423416 2012 1,001,452,918 300,495,803 3.3326686 2013 1,327,175,078 424,209,545 3.1285837 2014 1,245,074,533 238,545,128 5.2194507
3. CNTX 2009 284,093,913 55,583,444 5.1111247 2010 252,004,509 54,200,106 4.6495206 2011 357,312,390 54,306,484 6.5795531 2012 267,055,360 48,475,623 5.509065 2013 326,010,859 56,365,660 5.783856 2014 408,792,419 68,072,827 6.0052217
4. ESTI 2009 539,808,791 189,327,887 2.8511848 2010 615,068,645 210,386,104 2.9235232 2011 713,716,481 253,907,669 2.8109292 2012 707,559,600 251,271,109 2.815921 2013 514,955,879 252,753,455 2.0373841 2014 560,834,956 290,074,381 1.9334177
5. HDTX 2009 937,440,533 156,202,219 6.0014546 2010 661,992,385 171,591,337 3.8579593 2011 1,016,881,449 168,167,221 6.046847 2012 861,164,216 197,392,831 4.3626925 2013 1,057,343,006 192,015,441 5.506552 2014 1,175,464,357 205,112,296 5.7308332
6. INDR 2009 5,094,651,711 750,909,785 6.7846389 2010 5,604,601,392 774,625,525 7.2352398 2011 6,852,878,100 918,665,571 7.4596004 2012 6,988,556,996 1,048,136,900 6.6675994 2013 7,926,727,876 1,249,939,841 6.3416875 2014 8,624,621,602 1,502,526,945 5.7400778
7. RICY 2009 507,954,594 191,992,108 2.6457056 2010 580,322,384 213,457,279 2.7186816 2011 616,394,673 223,769,008 2.7546025
117
2012 749,972,703 288,161,619 2.6026114 2013 984,185,102 410,785,419 2.3958618 2014 1,185,443,580 443,003,005 2.6759267
8. SSTM 2009 427,198,533 236,364,781 1.8073697 2010 446,624,927 251,101,207 1.778665 2011 403,181,559 391,015,379 1.0311143 2012 554,471,436 389,371,990 1.4240147 2013 573,748,748 344,737,944 1.664304 2014 519,854,662 349,113,710 1.4890697
118
Lampiran 6 Perhitungan Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT) Tahun 2009-2014
No Perusahaan Tahun Harga Saham (Rp)
Laba Per Lembar Saham (Rp)
Price Earning Ratio (PER)
1. ADMG 2009 98.25 14.00 7.02 2010 169.58 10.00 16.96 2011 487.25 74.00 6.58 2012 422.50 20.64 20.47 2013 285.00 3.14 90.90 2014 191.50 (73.65) (2.60)
2. ARGO 2009 1,195.45 (266.00) (4.49) 2010 1,283.33 (352.00) (3.65) 2011 1,033.33 (323.00) (3.20) 2012 1,021.67 (355.00) (2.88) 2013 1,030.83 244.00 4.22 2014 1,154.17 (1,069.05) (1.08)
3. CNTX 2009 2,635.71 (5,407.14) (0.49) 2010 2,708.33 (1,090.15) (2.48) 2011 4,564.58 3,248.41 1.41 2012 7,633.33 (3,376.94) (2.26) 2013 7,104.17 (104.51) (67.97) 2014 8,511.11 356.35 23.88
4. ESTI 2009 51.42 3.81 13.50 2010 78.42 0.74 105.97 2011 111.58 1.62 68.88 2012 162.58 (16.88) (9.63) 2013 180.00 (26.13) (6.89) 2014 214.67 (34.45) (6.23)
5. HDTX 2009 315.50 0.37 852.70 2010 228.33 0.78 292.74 2011 215.83 12.61 17.12 2012 322.92 3.92 82.38 2013 651.25 (140.47) (4.64) 2014 366.75 (62.35) (5.88)
6. INDR 2009 463.33 180.93 2.56 2010 746.67 359.75 2.08 2011 2,624.58 138.72 18.92 2012 1,743.89 19.70 88.53 2013 1,221.67 18.81 64.94 2014 937.92 59.39 15.79
7. RICY 2009 258.00 5.57 46.32 2010 177.58 16.86 10.53 2011 193.08 19.36 9.97
119
2012 192.92 25.92 7.44 2013 177.50 11.43 15.53 2014 175.67 21.06 8.34
8. SSTM 2009 240.00 26.59 9.03 2010 222.92 8.47 26.32 2011 211.08 (20.58) (10.26) 2012 182.42 (12.08) (15.10) 2013 114.50 (11.30) (10.13) 2014 82.17 (10.97) (7.49)
120
Lampiran 7 Statistik Deskriptif
Variable | Obs Mean Std. Dev. Min Max -------------+------------------------------------------------------ ln_PS | 48 1133.234 1942.288 51.41667 8511.111 CR | 48 1.202671 .544121 .4099 2.6354 DER | 48 1.960179 4.907818 -4.4312 31.0266 ROE | 48 -.12895 .5306243 -2.0626 1.3977 ITO | 48 4.2866 1.86183 1.0311 7.4596 -------------+------------------------------------------------------ PER | 48 36.74304 130.6666 -67.9735 852.7027
Lampiran 8 Uji F-Test
F test that all u_i=0: F(7, 35) = 17.54 Prob > F = 0.0000
Lampiran 9 Uji Hausman
---- Coefficients ---- | (b) (B) (b-B) sqrt(diag(V_b-V_B)) | fe re Difference S.E. --------+---------------------------------------------------------------- CR | .0578107 -.086506 .1443167 .0864266 DER | -.0187464 -.0275216 .0087752 .0106524 ROE | -.1061505 -.2027811 .0966306 .0622727 ITO | .0727348 .1821838 -.1094489 .0683121 PER | -.0002374 -.000349 .0001116 .0000947 ------------------------------------------------------------------------- b = consistent under Ho and Ha; obtained from xtreg B = inconsistent under Ha, efficient under Ho; obtained from xtreg Test: Ho: difference in coefficients not systematic chi2(5) = (b-B)'[(V_b-V_B)^(-1)](b-B) = 10.08 Prob>chi2 = 0.0730
121
Lampiran 10 Uji LM-Test
Breusch and Pagan Lagrangian multiplier test for random effects ln_PS[firm,t] = Xb + u[firm] + e[firm,t] Estimated results: | Var sd = sqrt(Var) ---------+----------------------------- ln_PS | 1.635495 1.278865 e | .2377289 .4875745 u | .6121891 .7824252 Test: Var(u) = 0 chi2(1) = 26.32
Prob > chi2 = 0.0000
Lampiran 11 Uji Asumsi Klasik: Normalitas
Skewness/Kurtosis tests for Normality ------- joint ------ Variable | Obs Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) adj chi2(2) Prob>chi2 -------------+----------------------------------------------------------- r | 48 0.8176 0.9153 0.06 0.9683
Lampiran 12 Uji Asumsi Klasik: Multikolinearitas
Uji VIF
SQRT R- Variable VIF VIF Tolerance Squared ---------------------------------------------------- CR 1.18 1.09 0.8489 0.1511 DER 2.75 1.66 0.3641 0.6359 ROE 2.60 1.61 0.3848 0.6152 ITO 1.21 1.10 0.8249 0.1751 PER 1.04 1.02 0.9591 0.0409 ----------------------------------------------------
Mean VIF 1.76
122
Korelasi Variabel
| CR DER ROE ITO PER ------+--------------------------------------------- CR | 1.0000 DER | -0.2248 1.0000 ROE | 0.1813 -0.7798 1.0000 ITO | -0.3496 0.2302 -0.1042 1.0000 PER | -0.0909 -0.1066 0.0855 0.1265 1.0000
Lampiran 13 Uji Asumsi Klasik: Autokorelasi
Wooldridge test for autocorrelation in panel data H0: no first-order autocorrelation F( 1, 7) = 55.202 Prob > F = 0.0001
Lampiran 14 Hasil Estimasi Model Kinerja Keuangan Menggunakan Random Effect
Random-effects GLS regression Number of obs = 48 Group variable: var2 Number of groups = 8 R-sq: within = 0.0100 Obs per group: min = 6 between = 0.5212 avg = 6.0 overall = 0.4164 max = 6 Random effects u_i ~ Gaussian Wald chi2(5) = 3.81 corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > chi2 = 0.5776 ------------------------------------------------------------------------------ Ln_PS | Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------- CR | -.0864887 .2424693 -0.36 0.721 -.5617198 .3887424 DER | -.0275201 .0326441 -0.84 0.399 -.0915013 .036461 ROE | -.2027833 .260788 -0.78 0.437 -.7139184 .3083519 ITO | .1821851 .1047543 1.74 0.082 -.0231296 .3874998 PER | -.000349 .0006756 -0.52 0.605 -.001673 .0009751 _cons | 5.481682 .6463026 8.48 0.000 4.214952 6.748412 -------------+---------------------------------------------------------------- sigma_u | .78242265 sigma_e | .48758461 rho | .72028232 (fraction of variance due to u_i) ------------------------------------------------------------------------------
123
Lampiran 15 Hasil Estimasi Model Kinerja Keuangan Menggunakan Random Effect (Robust)
Random-effects GLS regression Number of obs = 48 Group variable: firm Number of groups = 8 R-sq: within = 0.0100 Obs per group: min = 6 between = 0.5212 avg = 6.0 overall = 0.4164 max = 6 Random effects u_i ~ Gaussian Wald chi2(5) = 18.46 corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > chi2 = 0.0024 (Std. Err. adjusted for 8 clusters in firm) ------------------------------------------------------------------------------ | Robust ln_PS | Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------- CR | -.086506 .2777882 -0.31 0.755 -.6309609 .4579488 DER | -.0275216 .0124446 -2.21 0.027 -.0519125 -.0031306 ROE | -.2027811 .1038023 -1.95 0.051 -.4062298 .0006677 ITO | .1821838 .1054743 1.73 0.084 -.024542 .3889095 PER | -.000349 .0002169 -1.61 0.108 -.0007741 .0000761 _cons | 5.48171 .5393183 10.16 0.000 4.424666 6.538755 -------------+---------------------------------------------------------------- sigma_u | .78242515 sigma_e | .48757447 rho | .72029199 (fraction of variance due to u_i) ------------------------------------------------------------------------------