96
PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KEPEMILIKAN DOMESTIK, UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN RASIO PERPUTARAN SAHAM TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016) Skripsi Oleh FEBRYA HERDIANA SUBING FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KEPEMILIKAN DOMESTIK, …digilib.unila.ac.id/29582/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kebijakan Hutang, dan Rasio Perputaran Saham Terhadap Tingkat

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KEPEMILIKAN DOMESTIK,

UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN RASIO

PERPUTARAN SAHAM TERHADAP TINGKAT

PENGEMBALIAN SAHAM

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2014-2016)

Skripsi

Oleh

FEBRYA HERDIANA SUBING

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KEPEMILIKAN DOMESTIK,

UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN RASIO

PERPUTARAN SAHAM TERHADAP TINGKAT

PENGEMBALIAN SAHAM

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2014-2016)

Oleh

FEBRYA HERDIANA SUBING

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan asing, kepemilikan

domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio perputaran saham

terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016 baik secara parsial maupun secara

simultan. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling dan diperoleh sampel sebanyak 109 perusahaan. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda model panel data serta

menggunakan alat analisis program E-views 9.0. Berdasarkan hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel rasio perputaran saham yang

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan variabel

lain yaitu kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, dan

kebijakan hutang tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham. Hasil uji F menunjukkan secara simultan kepemilikan asing,

kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio perputaran

saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.

Kata Kunci: Kepemilikan Asing, Kepemilikan Domestik, Ukuran

Perusahaan, Kebijakan Hutang, Rasio Perputaran Saham,

Tingkat Pengembalian Saham.

ABSTRACT

EFFECT OF FOREIGN OWNERSHIP, DOMESTIC OWNERSHIP, FIRM

SIZE, FINANCIAL LEVERAGE AND STOCK TURNOVER

ON STOCK RETURN

(Study of Manufacturing Companies Listed on Indonesia Stock Exchange

2014-2016)

By

FEBRYA HERDIANA SUBING

This research aims to examine the effect of foreign ownership, domestic ownership,

firm size, financial leverage, and stock turnover on stock return of manufacturing

companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2014-2016 either partially or

simultaneously. The sample of this research was selected by using purposive

sampling technique and obtained a sample of 109 companies. The data analysis

techniques used in this research is multiple regression model panel data with

analysis tools E-views 9.0. Based on result of hypothesis test, it shows that partially,

only variable of stock turnover which has significant effect on stock return, while

other variables such as foreign ownership, domestic ownership, firm size, and

financial leverage have no significant effect on stock return. F test results show

simultaneously foreign ownership, domestic ownership, firm size, financial

leverage, and stock turnover significantly influence stock return.

Keywords: Foreign Ownership, Domestic Ownership, Firm Size, Financial

Leverage, Stock Turnover, Stock Return.

PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KEPEMILIKAN DOMESTIK,

UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN RASIO

PERPUTARAN SAHAM TERHADAP TINGKAT

PENGEMBALIAN SAHAM

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2014-2016)

Oleh

FEBRYA HERDIANA SUBING

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Febrya Herdiana Subing yang

dilahirkan di kota Bandar Lampung pada 3 Februari

1996, merupakan anak bungsu dari empat

bersaudara oleh pasangan Bapak Dr. Henky Ahmad

Subing, S.E., M.Si dan Ibu Ir. Rosdiana.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan di taman

kanak-kanak (TK) Al-Kautsar Bandar Lampung tahun 2002. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Al-Kautsar Bandar Lampung dan lulus

pada tahun 2008. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar penulis

melanjutkan pendidikan jenjang menengah di SMP Negeri 23 Bandar Lampung dan

lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2014 penulis tercatat telah menyelesaikan

pendidikan jenjang atas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung.

Penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2014. Selama menempuh

pendidikan sebagai mahasiswi, penulis cukup aktif berorganisasi dalam Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ) Administrasi Bisnis dan Unit Kegiatan Mahasiswa

Fakultas (UKM-F) Social Political English Club sebagai anggota divisi Human

Resources and Development pada tahun 2015 dan menjabat sebagai General

Leader pada tahun 2016. Pada bulan januari sampai februari 2017, penulis

melakukan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Sukajaya, Kecamatan Anak

Ratu Aji, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari. Selama berlangsungnya

proses KKN, penulis aktif dalam berbagai kegiatan desa dan mengamalkan ilmu

yang didapat selama bangku perkuliahan kepada masyarakat desa.

“Pengaruh Kepemilikan Asing, Kepemilikan Domestik, Ukuran Perusahaan,

Kebijakan Hutang, dan Rasio Perputaran Saham Terhadap Tingkat Pengembalian

Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2014-2016)” merupakan judul skripsi dan tugas akhir penulis untuk

mencapai gelar Strata 1 Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Semoga skripsi penelitian ini dapat

memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan dan bermanfaat bagi siapapun

yang membacanya.

Moto

“Show forgiveness, speak for justice and avoid the ignorant”

(QS. Al-A'raf :199)

“It's not like you know all about today just because you lived

yesterday”

(Yoon Nan Joong)

“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya

hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu

sendiri”

(Raden Adjeng Kartini)

“Motivate yourself first before you motivate others”

(Febrya Herdiana Subing)

PERSEMBAHAN

حمن للا بسم حيم الر الر

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Skripsi dengan judul “Pengaruh

Kepemilikan Asing, Kepemilikan Domestik, Ukuran Perusahaan, Kebijakan

Hutang, dan Rasio Perputaran Saham Terhadap Tingkat Pengembalian Saham

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2014-2016)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Lampung.

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis menyadari memiliki keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan, sehingga dukungan, bimbingan, saran dan nasihat

dari berbagai pihak sangat membantu penulis, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa hormat, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

2. Kedua orang tuaku Henky Ahmad Subing dan Rosdiana, kakak-kakakku Kristy

Herdiana Subing, Desylia Herdiana Subing dan Chevy Hendrian Subing yang

telah memberikan dukungan, doa yang tulus, serta nasihat-nasihat yang sangat

membantu, semoga Allah senantiasa menjaga dan memberikan kesehatan bagi

kita semua, serta keponankanku tersayang Amira Calista Edelyn yang selalu

menyemangatiku dengan kecerian dan canda tawanya.

3. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Susetyo., M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat., M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Dadang Karya Bhakti., M.M, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

8. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

9. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B, selaku Dosen Pembimbing Akademik

sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan arahan, nasihat,

bimbingan, saran dan motivasi yang sangat berarti selama perkuliahan dan

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Bapak Rialdi Azhar., S.E., M.SA., AK., CA, selaku Dosen Pembimbing

Pembantu yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan,

bimbingan, gagasan, serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

11. Ibu Mediya Destalia, S.A.B., M.A.B, selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan kritik, saran, nasihat dan motivasi yang sangat membantu penulis

dalam perbaikan skripsi ini.

12. Ibu Mertayana, selaku Staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah banyak membantu

penulis baik selama perkuliahan maupun selama proses penyelesaian skripsi

ini.

13. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung terima kasih atas pembelajaran dan ilmu

yang bermanfaat serta pengalaman hidup yang berharga selama perkuliahan.

14. Ibu Andi Windah, S.I.Kom, Mcomn&MedSt, selaku Pembimbing Organisasi

UKM-F Social Political English Club (SPEC), terima kasih ibu atas

kepercayaan, bimbingan, arahan, nasihat, dan motivasi yang sangat berarti baik

mengenai klub maupun perkuliahan bagi penulis dan para anggota SPEC

lainnya.

15. Keluarga besar serta saudara-saudaraku yang tidak bisa ku sebutkan satu

persatu, terima kasih atas dukungan dan doa yang tulus dalam kelancaran

pengerjaan skripsi ini.

16. Teman-teman Lenongku, Sabrina Nurul Afifah, Mutiara, Iva Nabilla, Laras

Pratiwi atas canda tawa, kekosonganya, dukungan, serta doa yang tulus yang

selalu diberikan, semoga pertemanan kita akan selalu terjalin dengan baik dan

kita semua dapat menjadi orang yang sukses dan membanggakan kedua orang

tua. Let’s walk on the flowery path!

17. Teman-teman seperjuangan Administrasi Bisnis’14 dan para pendekar skripsi,

Enda, Tari, Dinda, Dina, Muti, Ully, Utta, Nuriy, Afi, Niken, Ervan, Lukas,

Andre, Tiwi, Pontoh, Umar, Ari, Yogi, Finky, Dika, Dhini, Ade, Fara serta

teman-teman Administrasi Bisnis lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu terima kasih atas perjuangan perkuliahan kita bersama. Wish you guys

the best of luck and success!

18. Teman-teman Administrasi Bisnis 2012, 2013, 2015, 2016, 2017 yang telah

berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman serta diskusi bersama selama

perkuliahan. Terimakasih untuk kalian semua.

19. Sahabat dan teman-teman ghibahku yang tidak bermanfaat, Winda, Okta,

Intan, Resti, Fenti, Lia, Winpus, Verika, Desria, Tania, Inun, Fatimah, Dian,

Dini, Desi. Terima kasih atas canda tawa, teman bercerita dikala sedih senang,

dukungan dan motivasi yang diberikan selama ini.

20. Kakak-kakak SPEC, kak josua, kak bona, kak citra, kak risyah, kak melin, kak

arman, kak andi bakso, kak jek, kak wendi, kak nabil, kak akbar, kak jonathan

dan kak adis atas perjuangannya bersama membangun SPEC dimasa-masa

terberatnya, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan di klub ini, semoga

silaturahmi kita terus terjaga dan klub yang sudah dibangun dengan penuh

perjuangan ini dapat terus hidup dan selalu SPECial!

21. Team Leader 2.0, Puspa, Muti, Sabrina, Dina, Afi, Kak Akbar, Elen, Dara, Kak

Fani, Edo, Firly, Wahid, Chindy, Nisrina, Nova, dan Ebe. Terima kasih atas

kepercayaan kalian, struggle bersama, semangat dalam membangun dan

mempertahankan klub bersama-sama sehingga kita dapat mencapai suatu hal

yang luar biasa. Terima kasih atas pengalaman yang amat berharga dan tetap

semangat untuk selalu belajar serta berbagi ilmu yang kita miliki kepada siapa

saja! Last but not least, SPEC We Are Special!

22. Teman-teman KKN, Safira, Sela, Benny, Bang Paian, Andre, Darma, serta

seluruh keluarga Desa Sukajaya, Kecamatan Anak Ratu Aji, Lampung Tengah.

Terima kasih atas 40 hari yang berkesan. Senang dapat mengenal kalian semua,

semoga kita dapat terus mendukung satu sama lain. Sukses selalu guys!

23. Seluruh teman-teman penulis dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu yang turut membantu dalam proses pembuatan skripsi ini. Terima

kasih.

24. Almamater tercinta.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

namun besar harapan penulis semoga skripsi penelitian ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis pada khususnya. Amin ya rabbal’

alamin.

Bandar Lampung, Desember 2017

Penulis,

Febrya Herdiana Subing

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................ i

DAFTAR TABEL ................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 10

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori............................................................................ 12

2.1.1 Teori Keagenan ................................................................ 12

2.1.1.1 Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) 13

2.1.1.2 Struktur Kepemilikan ........................................ 16

2.1.1.2.1 Kepemilikan Asing ............................. 17

2.1.1.2.2 Kepemilikan Domestik ...................... 18

2.1.4 Teori Sinyal (Signalling Theory) ..................................... 20

2.1.5 Efisiensi Pasar Modal ...................................................... 21

2.1.6 Ukuran Perusahaan .......................................................... 22

2.1.7 Kebijakan Hutang (Financial Leverage) ......................... 25

2.1.8 Likuiditas ......................................................................... 26

2.1.8.1 Rasio Perputaran Saham ...................................... 27

2.1.9 Saham ............................................................................... 27

2.1.10 Tingkat Pengembalian Saham.......................................... 28

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 30

2.3 Perbedaan Penelitian ................................................................... 36

2.4 Kerangka Pemikiran.................................................................... 37

2.5 Hipotesis ..................................................................................... 41

ii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian............................................................................ 44

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 44

3.2.1 Populasi ............................................................................. 44

3.2.2 Sampel................................................................................ 45

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 46

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 46

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Konseptual Variabel ............... 47

3.5.1 Variabel Penelitian ............................................................. 47

3.5.2 Definisi Konseptual Variabel ............................................. 47

3.5.2.1 Hubungan Kepemilikan Asing dengan Tingkat

Pengembalian Saham ............................................. 47

3.5.2.2 Hubungan Kepemilikan Domestik dengan

Tingkat Pengembalian Saham ............................... 48

3.5.2.3 Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Tingkat

Pengembalian Saham ............................................. 48

3.5.2.4 Hubungan Kebijakan Hutang dengan Tingkat

Pengembalian Saham ............................................. 49

3.5.2.5 Hubungan Rasio Perputaran Saham dengan

Tingkat Pengembalian Saham ............................... 49

3.6 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 50

3.6.1 Tingkat Pengembalian Saham ............................................ 50

3.6.2 Kepemilikan Asing ............................................................ 51

3.6.3 Kepemilikan Domestik ...................................................... 51

3.6.4 Ukuran Perusahaan ............................................................ 52

3.6.5 Kebijakan Hutang (Financial Leverage) ........................... 52

3.6.6 Rasio Perputaran Saham .................................................... 53

3.7 Teknik Analisis Data................................................................... 55

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................... 55

3.7.2 Analisis Regresi Berganda Model Panel Data .................. 56

3.8 Pemilihan Model Regresi Panel Data ........................................ 58

3.9 Pengujian Hipotesis .................................................................... 61

3.9.1 Uji Signifikan Parsial (Uji T) ............................................. 61

3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ......................................... 62

3.9.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 65

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 68

4.3 Analisis Regresi Berganda Model Panel Data ........................... 72

4.4 Interpretasi Model Panel Data.................................................... 74

4.5 Pengujian Hipotesis .................................................................... 76

4.5.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t) .............................................. 76

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ......................................... 78

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 79

4.6 Pembahasan................................................................................. 80

iii

4.6.1 Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Tingkat

Pengembalian Saham......................................................... 82

4.6.2 Pengaruh Kepemilikan Domestik Terhadap Tingkat

Pengembalian Saham......................................................... 84

4.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat

Pengembalian Saham......................................................... 86

4.6.4 Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Tingkat

Pengembalian Saham......................................................... 87

4.6.5 Pengaruh Rasio Perputaran Saham Terhadap Tingkat

Pengembalian Saham......................................................... 89

4.6.6 Pengaruh Kepemilikan Asing, Kepemilikan Domestik,

Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang dan Rasio Perputaran

Saham Terhadap Tingkat Pengembalian Saham ............... 91

4.7 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 96

5.2 Saran ..................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Manufaktur Periode

2014 - 2016 ...................................................................................... 3

2.1 Kriteria Ukuran Perusahaan ............................................................. 23

2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 33

3.1 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 53

3.2 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Determinasi .................. 64

4.1 Proses Pemilihan Sampel ................................................................. 67

4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 69

4.3 Hasil Regresi Uji Chow ................................................................... 73

4.4 Hasil Regresi Panel Data Metode Common Effect ......................... 74

4.5 Hasil Perhitungan Uji t .................................................................... 76

4.6 Hasil Perhitungan Uji F ................................................................... 78

4.7 Hasil Perhitungan Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................... 79

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Komposisi Kepemilikan Saham di BEI Periode 2014 – 2016 ......... 5

2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 40

2.2 Model Penelitian .............................................................................. 41

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Kode Perusahaan Sampel .......................................................... 107

2. Hasil Analisis Statistik ......................................................................... 111

3. Hasil Uji Pooled Least Square/ Common Effect .................................. 112

4. Hasil Uji Fixed Effect ........................................................................... 113

5. Hasil Chow Test .................................................................................... 116

6. Tabel Uji t ............................................................................................. 117

7. Tabel Uji F ............................................................................................ 118

8. Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham, Kepemilikan Asing,

Kepemilikan Domestik, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, dan

Rasio Perputaran Saham ....................................................................... 119

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah menunjukkan bahwa sistem keuangan negara yang kuat merupakan unsur

yang dibutuhkan bagi perekonomian yang maju dan berkembang. Untuk

memperkuat perekonomian tersebut, setiap negara membutuhkan kerjasama

dengan negara lain dan menuntut mereka untuk saling membuka diri bekerja sama

satu sama lain. Dengan didukung adanya globalisasi dan liberalisasi pasar serta

kemajuan teknologi maka perekonomian dunia berkembang menjadi satu pasar

global (Tapscott and Williams, 2006). Globalisasi dan liberalisasi pasar membuat

aliran investasi asing lebih mudah masuk kedalam suatu negara dan aliran investasi

tersebut akan terhimpun di pasar modal. Oleh karena itu, pasar modal menjadi

indikator penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu negara. Pasar modal

adalah pasar di mana penjual dan pembeli bernegosiasi dalam pertukaran suatu

komoditas, yaitu modal, yang akan digunakan sebagai sumber dana perusahaan

(Ang, 1997).

Menurut Salomons dan Grootveld (2003) di dalam penelitiannya menyatakan

bahwa pasar modal Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investor asing

yang dikenal dengan istilah emerging markets (pasar berkembang). Emerging

markets ini memberikan risk premium (premi risiko pasar) yang lebih tinggi

2

sehingga memberikan expected returns (tingkat pengembalian yang diharapkan)

yang lebih tinggi juga jika dibanding dengan developed market (pasar negara maju).

Sejalan dengan Jogiyanto (2000) yang menyatakan bahwa bagi investor, investasi

dalam sekuritas yang dipilih tentu diharapkan akan memberikan tingkat

pengembalian yang sesuai dengan risiko yang harus ditanggung oleh para investor.

Tingkat pengembalian merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal

(investor) atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). Tingkat

pengembalian saham menjadi tolok ukur bagi investor untuk menanamkan

investasinya disuatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang akan

diperoleh investor, maka akan semakin tinggi pula minat investor untuk

menanamkan maupun mempertahankan investasinya sehingga tujuan pendanaan

yang diinginkan perusahaan melalui pasar modal juga akan terpenuhi. Oleh karena

itu, strategi pengelolaan dana perusahaan yang tepat dapat menentukan tingkat

pengembalian suatu sekuritas. Terdapat 2 jenis tingkat pengembalian yaitu dividend

yield dan capital gain. Dividend yield adalah pembagian sebagian keuntungan yang

dihasilkan oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu, sedangkan capital gain

adalah keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga

beli suatu instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar modal. Penelitian ini

menggunakan jenis tingkat pengembalian capital gain, karena perusahaan tidak

selalu membagikan dividend secara periodik kepada pemegang sahamnya.

Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada kenyataannya,

seringkali mengalami peningkatan maupun penurunan (fluktuasi) tingkat

pengembalian saham dari tahun ketahun, salah satunya adalah perusahaan

3

manufaktur. Menurut Heizer, et al (2005), manufaktur berasal dari kata

manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin

sehingga menghasilkan sesuatu barang. Dengan begitu dapat diartikan perusahaan

manufaktur adalah perusahaan yang menghasilkan produk dari bahan mentah

menjadi bahan jadi sehingga dapat dipasarkan kepada masyarakat umum.

Perusahaan manufaktur termasuk kedalam sektor unggulan pada pasar modal

karena frekuensi transaksi jual beli saham pada sektor perusahaan manufaktur lebih

banyak dibandingkan dengan sektor perusahaan lainnya yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia sehingga pertumbuhannya akan sangat berpengaruh terhadap

kemajuan perekonomian indonesia. Fenomena fluktuasi tingkat pengembalian

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat

dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1 Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2014–2016

No

Kode Perusahaan

Tingkat Pengembalian Saham (%)

2014 2015 2016

1 AMFG 15 -19 2

2 EKAD 32 -22 48

3 GGRM 45 -9 16

4 INAI -42 16 59

5 INDR -23 -1 7

6 KBLM -2 -15 82

7 SMGR 15 -30 -20

8 TCID 47 -6 -24

9 TOTO -48 75 -93

10 ULTJ -17 6 16

Rata-Rata 2 -1 9

Sumber: Indonesia Stock Exchange (data diolah, 2017)

4

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa tingkat pengembalian saham

menunjukkan pergerakan yang fluktuatif pada periode 2014 sampai dengan 2016.

Rata-rata tingkat pengembalian saham pada tahun 2014 adalah sebesar 2%.

Kemudian pada tahun 2015 rata-rata tingkat pengembalian saham mencapai -1%,

yang menandakan terjadinya penurunan tingkat pengembalian saham dari tahun

sebelumnya. Selanjutnya rata-rata tingkat pengembalian saham menunjukkan

angka 9% pada tahun 2016, yang artinya terjadi peningkatan tingkat

pengembalian saham.

Bagi suatu perusahaan idealnya memiliki tingkat pengembalian yang cenderung

naik dari tahun ketahun. Dengan kecenderungan tingkat pengembalian yang selalu

meningkat menandakan perusahaan tersebut dapat mengalokasikan pendanaan

perusahaannya dengan baik, namun tingkat pengembalian saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami tingkat

pengembalian saham yang fluktuatif. Hal ini menunjukkan terdapat faktor-faktor

yang menyebabkan naik turunnya tingkat pengembalian saham suatu perusahaan.

Adapun beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian saham

diantaranya adalah kepemilikan saham oleh investor domestik maupun investor

asing, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio perputaran saham.

Sejak dibukanya pasar modal Indonesia pada tahun 1997 oleh pemerintah

Indonesia, baik investor asing maupun investor domestik dapat berpartisipasi

secara aktif dalam menanamkan investasinya di pasar modal. Hal ini membuat

investor asing diijinkan untuk membeli seluruh saham perusahaan yang beredar

di Indonesia yang menyebabkan hampir tidak adanya pembatasan kepemilikan

5

saham oleh investor asing di Indonesia, sehingga baik investor domestik maupun

investor asing dapat melakukan transaksi perdagangan saham secara bebas dengan

jumlah kepemilikan mencapai 99%. Berdasarkan data statistik pasar modal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2014 – 2016, fenomena kepemilikan saham

di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.1 sebagai berikut.

Gambar 1.1 Komposisi Kepemilikan Saham di BEI Periode 2014 – 2016

Dari gambar 1.1 dapat diketahui pada tahun 2014-2016, kepemilikan investor

domestik di Indonesia mengalami peningkatan sementara itu kepemilikan investor

asing mengalami penurunan. Pada akhir tahun 2016 proporsi kepemilikan asing dan

domestik adalah 54,49% untuk asing dan 45,50% untuk domestik. Dilihat dari

persentase kepemilikan saham, investor asing di Indonesia tetap mendominasi porsi

kepemilikan saham yang lebih tinggi daripada investor domestik walaupun dalam

periode tiga tahun terakhir cenderung menurun. Ini membuktikan bahwa investor

domestik, meskipun dalam tiga tahun terakhir mengalami kenaikan, tidak sebanyak

jumlah investor asing yang tertarik untuk berpartisipasi dalam pasar modal.

Kedatangan investor asing memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

perkembangan harga saham-saham di pasar modal Indonesia.

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

2014 2015 2016

Investor Asing Investor Domestik

6

Ekonom mainstream dalam Laporan studi Bapepam-LK (2011) menyatakan bahwa

arus investasi asing membawa manfaat terhadap sektor riil ekonomi melalui tiga

cara. Pertama, arus investasi asing melalui portofolio investasi dapat menyediakan

non-debt creating investment (investasi asing yang berbasis non-hutang) bagi

negara yang sedang berkembang yang mengalami kelangkaan modal. Dengan

adanya arus investasi asing dapat menambah tabungan domestik untuk

meningkatkan investasi. Disamping menyediakan mata uang asing kepada negara

sedang berkembang, arus investasi asing juga mengurangi tekanan kesenjangan

kurs (gap exchange rate) mata uang bagi negara-negara tersebut yang selanjutnya

membuat aktifitas impor lebih mudah. Kedua, kenaikan arus investasi asing akan

meningkatkan alokasi modal menjadi lebih efisien bagi suatu negara. Arus investasi

seperti penanaman modal langsung dapat merangsang negara-negara lain yang

kelebihan modal untuk mengalirkan dananya kepada negara yang kekurangan

modal di mana tingkat pengembalian yang ditawarkan negara tersebut lebih

menarik. Ketiga, arus investasi asing membawa dampak pada ekonomi melalui

berbagai cara seperti melalui pasar saham. Menurut pandangan mainstream ini,

salah satu manfaat arus investasi asing adalah mendorong kenaikan harga saham

atau efek.

Keberadaan investor asing di satu sisi memang memberikan pengaruh positif

karena membuat bursa saham lebih likuid. Di sisi lain, dominasi kepemilikan saham

oleh investor asing membuat kinerja pasar modal bisa sangat fluktuatif karena ada

potensi penarikan dana setiap saat hal ini nantinya akan berpengaruh pada tingkat

pengembalian yang diterima investor, sehingga saat itulah peran investor domestik

diperlukan.

7

Kepemilikan domestik merupakan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh

perorangan, badan hukum, atau pemerintah yang ada disuatu negara. Adanya

kepemilikan domestik ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan

pertumbuhan pasar modal disuatu negara. Menurut Mutua (2015), investor

domestik di Bursa Efek suatu negara diperlukan untuk melindungi dan

menstabilkan bursa dari ketidakpastian yang terkait dengan arus modal asing yang

terjadi apabila imbal hasil dari bursa tidak memuaskan keinginan investor asing.

Ketika investor asing menarik portofolionya, maka investor domestik pun dapat

menggantikan posisinya tersebut, sehingga harga saham akan lebih stabil. Di sisi

lain, investor domestik yang dipersepsikan memiliki kedekatan dengan emiten yang

berada di Indonesia, dapat melakukan adverse transactions (perbedaan informasi

mengenai kinerja perusahaan). Adanya perbedaan informasi ini dapat menyebabkan

terjadinya transaksi dengan fluktuasi harga yang lebih besar, hal ini pun akan

berpengaruh pada tingkat pengembalian saham yang diperoleh investor.

Selain proporsi kepemilikan asing dan kepemilikan domestik di Indonesia, ukuran

perusahaan menjadi faktor yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian saham.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala, yaitu dapat diklasifikasi besar kecilnya

perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aset, log size, nilai pasar saham

dan lain-lain. Menurut Wuryatiningsih (2002) dalam (Sudarmadji, 2007), total aset

dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan karena dengan mempertimbangkan bahwa

nilai aset perusahaan relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar

maupun penjualan. Ukuran perusahaan yang berskala besar memiliki tingkat

pengembalian saham yang lebih besar dibandingkan tingkat pengembalian saham

pada perusahaan berskala kecil, karena tingkat pertumbuhan perusahaan besar

8

relatif lebih besar dibanding perusahaan kecil, di mana semakin besar suatu

perusahaan, semakin banyak pula alternatif pembelanjaan sumber daya yang dapat

dipilih. Hal ini dikarenakan perusahaan yang besar akan lebih mudah mendapatkan

pinjaman dari pihak eksternal bila dibandingkan dengan perusahaan yang lebih

kecil (Adiningsih, 2013). Oleh karena itu, investor akan lebih berspekulasi untuk

memilih perusahaan besar dengan harapan memperoleh keuntungan (tingkat

pengembalian) yang besar pula.

Faktor yang dapat menentukan tingkat pengembalian saham selanjutnya adalah

kebijakan hutang. Menurut Riyanto (2004), kebijakan hutang (financial leverage)

adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajamen dalam rangka memperoleh

sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai

aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, kebijakan hutang menjadi

keputusan yang sangat penting dalam perusahaan. Adanya tingkat penggunaan

hutang yang tinggi untuk mendanai operasional perusahaan, mengakibatkan risiko

yang ditanggung perusahaan juga akan semakin tinggi. Dengan risiko yang tinggi

harga saham dan tingkat pengembalian pun akan menurun karena para investor

cenderung untuk menghindari risiko tersebut.

Selain keempat faktor yang telah dijelaskan, rasio perputaran saham juga menjadi

salah satu faktor yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian saham perusahaan.

Rasio perputaran saham yang merupakan proksi dari pengukuran likuiditas

perusahaan adalah alat pengukur frekuensi trading (perdagangan) dari para

investor. Saham yang memiliki rasio perputaran yang tinggi mengindikasikan

terjadinya peningkatan aktivitas jual beli saham di kalangan investor dan membuat

9

pasar saham semakin likuid. Teori Bamber (1987) dalam Qoriah (2015)

mengemukakan, jika permintaan dan penawaran suatu saham semakin meningkat

maka akan menyebabkan fluktuasi harga saham tersebut besar dan berpengaruh

terhadap naiknya harga atau tingkat pengembalian saham yang akan diterima oleh

para investor.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk membuat karya

tulis dalam bentuk Skripsi dengan judul : “Pengaruh Kepemilikan Asing,

Kepemilikan Domestik, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, dan Rasio

Perputaran Saham terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Studi pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-

2016).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, rumusan masalah pada

penelitian ini antara lain :

1. Apakah kepemilikan asing berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham ?

2. Apakah kepemilikan domestik berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham ?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham ?

4. Apakah kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham ?

10

5. Apakah rasio perputaran saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham ?

6. Apakah kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,

kebijakan hutang dan rasio perputaran saham secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap tingkat pengembalian saham ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dijelaskan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan asing terhadap

tingkat pengembalian saham.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan domestik terhadap

tingkat pengembalian saham.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap

tingkat pengembalian saham.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kebijakan hutang terhadap

tingkat pengembalian saham.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio perputaran saham terhadap

tingkat pengembalian saham.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan kepemilikan

asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio

perputaran saham terhadap tingkat pengembalian saham.

11

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pemahaman mengenai faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pengembalian

saham perusahaan dan dapat dijadikan bahan referensi atau pertimbangan

untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi akademisi, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi

tambahan informasi kepada para akademisi mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi tingkat pengembalian saham perusahaan.

3. Bagi investor atau calon investor yang melakukan investasi di pasar modal,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada

investor dan menjadi bahan pertimbangan guna pengambilan keputusan

investasi pada saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagi manajemen perusahaan, temuan dari penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai salah satu tambahan informasi dalam mengambil keputusan

perusahaan dengan mempertimbangkan komposisi kepemilikan asing,

kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan rasio

perputaran saham agar harga saham perusahaan dapat diapresiasi dengan baik

oleh para investor.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan

Teori keagenan dicetuskan pertama kali oleh Jensen dan Meckling (1976) yang

menjelaskan bahwa teori keagenan merupakan teori yang menerangkan hubungan

antara prinsipal (pemegang saham) sebagai pihak yang memberikan wewenangnya

kepada agen (manajemen) sebagai pihak yang ditugasi untuk menjalankan

perusahaan yang terjalin melalui kontrak kerja sama yang telah disepakati. Menurut

Anthony dan Govindrajan (2005) prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan

tugas sehingga kepentingan prinsipal dapat terpenuhi, termasuk pendelegasian

otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen. Dalam prakteknya,

agen atau pihak yang diberikan wewenang dapat bertindak tidak sesuai dengan

keinginan prinsipal, karena kedua pihak mungkin memiliki perbedaan preferensi.

Agen memiliki kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang

saham, namun disisi lain mereka juga mempunyai kepentingan untuk

memaksimumkan kesejahteraan mereka sendiri. Dilain pihak, para prinsipal juga

menginginkan perusahaannya dapat menghasilkan profit yang tinggi sehingga

dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, hal inilah kemudian yang dapat

menimbulkan konflik. Potensi konflik inilah yang disebut dengan agency problem

(masalah keagenan).

13

Masalah keagenan timbul karena adanya perbedaan tujuan maupun kepentingan

diantara prinsipal dan agen. Akibat dari adanya masalah ini, prinsipal tidak dapat

mengetahui secara jelas tindakan-tindakan yang dilakukan agen yang mungkin saja

dapat merugikan prinsipal. Ketidaktahuan ini dikarenakan prinsipal tidak dapat

mengamati kegiatan yang dilakukan agen secara terus-menerus. Hal ini

menyebabkan prinsipal tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja

agen, sehingga prinsipal tidak pernah dapat merasa pasti bagaimana usaha agen

memberikan kontribusi pada hasil aktual perusahaan. Kondisi inilah yang disebut

asimetri informasi. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara

prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak

sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan

kinerja agensi. Masalah keagenan ini dapat memunculkan agency cost (biaya

keagenan), yakni biaya yang dikeluarkan oleh pihak prinsipal untuk mengawasi

kegiatan atau tindakan yang dilakukan pihak agen agar bertindak sesuai dengan

wewenang yang diberikan (Jensen dan Meckling, 1976).

2.1.1.1 Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Berdasarkan teori keagenan, adanya perbedaan tujuan maupun kepentingan

diantara prinsipal dan agen dapat menimbulkan masalah keagenan dan dengan

adanya masalah keagenan ini dapat memunculkan agency cost (biaya keagenan).

Oleh karena itu, salah satu mekanisme yang diharapkan dapat menekan atau

meminimumkan biaya keagenan yaitu dengan menerapkan tata kelola (corporate

governance) yang baik. Corporate governance didefinisikan oleh Monks dan

Minow dalam (Wardhani, 2006) merupakan tata kelola perusahaan yang

14

menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang

menentukan arah dan kinerja perusahaan.

Organization for Economic Co operation and Development (OECD) yang dikutip

oleh Imam dan Amin (2002) mengemukakan 5 prinsip dasar dalam penerapan tata

kelola perusahaan yang baik, yaitu mencakup :

1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (the right of shareholders).

Hak-hak para pemegang saham harus diberi informasi dengan benar dan tepat

pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam

pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas

perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.

2. Persamaan perlakukan terhadap seluruh pemegang saham minoritas dan

pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta

melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang

dalam (insider trading).

3. Peranan stakeholder yang terkait dengan perusahaan (the role of shareholders).

Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum

dan kerjasama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan

dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari

aspek keuangan.

4. Keterbukaan dan transparansi (Disclosure and transparancy).

Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi

mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta

para pemegang kepentingan (stakeholders).

15

5. Akuntabilitas dewan komisaris (The responsibilities of the board).

Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta

pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.

Semakin baik sebuah perusahaan memerhatikan prinsip-prinsip dasar corporate

governance maka semakin baik nilai perusahaan tersebut di mata investor, karena

perusahaan dengan corporate governance yang baik menjadi salah satu tolak ukur

bagi para investor untuk yakin berinvestasi di sebuah perusahaan di mana mereka

berharap dengan berinvestasi pada perusahaan tersebut tingkat pengembalian yang

didapatkan sesuai dengan harapan. Sejalan dengan Sheiler dan Vishny (1997) yang

dikutip oleh Kurniawati dan Komalasari (2015) mengemukakan bahwa corporate

governance berkaitan dengan cara atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik

modal dalam memperoleh tingkat pengembalian yang sesuai dengan investasi yang

telah ditanam. Dengan pelaksanaan corporate governance yang baik, keputusan-

keputusan penting perusahaan tidak lagi hanya ditetapkan oleh satu pihak yang

dominan (misalnya Direksi), akan tetapi ditetapkan setelah mendapatkan masukan

dari, dan dengan mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak yang

berkepentingan sebagai pengawas keputusan (stakeholders). Oleh karena itu,

struktur kepemilikan termasuk ke dalam mekanisme corporate governance, karena

merupakan suatu prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil

keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol atau pengawasan terhadap

keputusan.

16

2.1.1.2 Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak

investor, baik individual maupun institusional, baik yang berada didalam maupun

diluar perusahaan. Struktur kepemilikan sangat erat kaitannya dengan kinerja

perusahaan dan penerapan corporate governance. Menurut Wicaksono (2000) yang

dikutip oleh Utama (2003), mengemukakan bahwa keberhasilan atas penerapan

corporate governance tidak terlepas dari adanya struktur kepemilikan perusahaan.

Struktur kepemilikan tercermin baik melalui instrumen saham maupun instrumen

hutang sehingga melalui struktur tersebut dapat ditelaah kemungkinan bentuk

masalah keagenan yang akan terjadi. Sementara kinerja perusahaan ini tergantung

seberapa besar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pendanaannya dengan

adanya struktur kepemilikan saham. Pendanaan internal perusahaan dapat dengan

penjualan saham atau melalui laba di tahan, sedangkan pendanaan eksternal

dilakukan melalui jasa intermediasi seperti bank.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, salah satu kebijakan perusahaan untuk

mendapatkan pendanaan perusahaan adalah dengan menjual atau menerbitkan

saham. Semakin banyak saham dijual maka semakin banyak pula saham beredar di

masyarakat dan saham dapat dimiliki oleh siapa saja yang membeli saham tersebut.

Oleh karena itu, sebuah perusahaan dapat dimiliki oleh seseorang secara individu,

keluarga, masyarakat luas (publik), pemerintah, maupun orang dalam perusahaan

tersebut (manajerial) baik didalam maupun diluar negara perusahaan yang

bersangkutan.

17

Apabila struktur kepemilikan perusahaan dapat diterapkan dengan baik, besar

kemungkinan kinerja perusahaan tersebut akan meningkat. Dengan kinerja

perusahaan yang meningkat maka tingkat pengembalian yang diharapkan para

investor pun akan terealisasi, karena keberadaan kepemilikan saham di perusahaan

dapat mendorong pengawasan terhadap kinerja manajemen lebih optimal. Pada

penelitian ini, struktur kepemilikan yang akan diteliti pengaruhnya terhadap tingkat

pengembalian adalah proporsi kepemilikan saham asing dan proporsi kepemilikan

saham domestik di Indonesia.

2.1.1.2.1 Kepemilikan Asing (Foreign Ownership)

Kepemilikan asing merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang

berstatus luar negeri atau perorangan, badan hukum, pemerintah yang bukan berasal

dari Indonesia melalui pembelian langsung pada perusahaan maupun melalui Bursa

Efek. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap

concern terhadap peningkatan good corporate governance (Fauzi, 2006).

Kepemilikan asing dapat menjadi salah satu pendukung mekanisme corporate

governance, di mana perusahaan dengan kepemilikan asing ini akan meningkatkan

persaingan pasar di Indonesia. Peningkatan persaingan ini memaksa perusahaan

untuk selalu melakukan peningkatan teknologi dan perbaikan di dalam corporate

governance sehingga terdapat keselarasan antara kepentingan manajer, investor,

dan stakeholders lainnya.

Kepemilikan asing didalam sebuah perusahaan baik institusi maupun individual

dianggap sebagai suatu hal yang penting. Hal ini dikarenakan pembelian saham

18

oleh pihak asing mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mengalami

pertumbuhan pendapatan yang stabil sehingga menjadi tolok ukur bagi investor lain

untuk ikut berinvestasi (Rakhmardi, 2011). Keuntungan lain dari adanya

kepemilikan asing adalah mereka dapat memengaruhi keputusan manajemen

perusahaan termasuk dalam penentuan harga saham perusahaan, sehingga harga

saham perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan begitu pula dengan tingkat

pengembalian yang diterima. Sejalan dengan pendapat Lee (2008) yang

mengemukakan bahwa kepemilikan asing dan kepemilikan institusional lebih

mampu mengendalikan kebijakan manajemen karena memiliki kemampuan dan

pengalaman yang baik di bidang keuangan dan bisnis.

Menurut Wang (2007), peran asing dalam pasar sekunder (pasar modal) dapat

dilihat dari dua aspek yaitu aktivitas perdagangan dan kepemilikan saham dan

keduanya akan memberikan dampak berbeda bagi pergerakan harga saham di bursa.

Peningkatan harga saham dalam jangka pendek akan meningkatkan transaksi di

pasar modal sehingga memberikan dampak peningkatan fluktuasi pergerakan harga

saham yang signifikan, karena ada potensi penarikan dana setiap saat. Ini

menyebabkan tingkat pengembalian yang diterima investor tidak menentu.

2.1.1.2.1 Kepemilikan Domestik (Domestic Ownership)

Kepemilikan domestik adalah proporsi kepemilikan saham perusahaan karena

adanya investasi dari perorangan, badan hukum, pemerintah yang berstatus di

dalam negeri atau berasal dari Indonesia. Investasi ini dapat dilakukan baik melalui

initial public offering (IPO), rights issue atau saat investor membeli saham melalui

pialang saham dan bank investasi di pasar sekunder (Mutua, 2015).

19

Adanya tingkat pengembalian yang tinggi di pasar modal dibandingkan dengan

jalur investasi alternatif lainnya di dalam negeri dapat disebabkan karena investor

domestik tertarik untuk berinvestasi. Dalam 3 tahun terakhir kepemilikan asing

mengalami kenaikan dari 35,6% pada tahun 2014 menjadi 45,50% pada tahun 2016.

Ini mengindikasikan bahwa keinginan investor domestik untuk ikut berpartisipasi

dalam pasar modal semakin besar. Menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia

(KSEI) partisipasi investor domestik ini juga dipengaruhi karena adanya program

pengampunan pajak (tax amnesty) dan pendapatan yang cenderung meningkat

mendorong kesadaran masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Selain itu,

adanya kepemilikan domestik di pasar modal membuat investor dalam negeri

memiliki peranan penting untuk memperkuat dan menjaga stabilitas pasar

modal Indonesia apabila investor asing menarik keluar investasinya sewaktu-

waktu. Pertumbuhan jumlah investor dalam negeri yang diiringi dengan

peningkatan jumlah transaksi diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi

secara langsung kepada masyarakat Indonesia.

Irawan dan Murhadi (2012) berpendapat bahwa investor domestik dipandang

memiliki kelebihan “kedekatan” dengan para emiten (perusahaan) dan

dipersepsikan memiliki informasi private yang juga mendorong keyakinan untuk

melakukan adverse transactions yakni salah satu jenis asimetri informasi di mana

ada pihak yang terkait dengan transaksi perusahaan yang memiliki manfaat

informasi sedangkan pihak lain tidak memiliki manfaat informasi yang sama.

Perbedaan informasi ini menyebabkan terjadinya transaksi dengan fluktuasi harga

yang lebih besar.

20

2.1.4 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal merupakan teori yang menerangkan pengungkapan informasi secara

sukarela (Soewardjono, 2005). Perusahaan sebagai pihak yang memiliki informasi

mengenai kegiatan internal perusahaan terdorong untuk memberikan informasi

kepada pihak eksternal. Menurut Linandarini (2010), dorongan perusahaan untuk

memberikan informasi ini karena terdapat asimetri informasi diantara perusahaan

dengan pihak luar (investor). Asimetri informasi disebabkan karena adanya

ketidakseimbangan penguasaan informasi antara pihak agen dengan prinsipal.

Machfoedz (1999) menyatakan bahwa pemberian sinyal informasi perusahaan

dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan

tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Perusahaan memberikan sinyal-sinyal

informasi mengenai perusahaan melalui laporan keuangan atau laporan tahunan

yang dipublikasikan pada website resmi perusahaan atau melalui bursa saham. Di

dalam laporan keuangan atau tahunan perusahaan terdapat informasi mengenai

kegiatan operasional perusahaan, keuntungan maupun kerugian perusahaan,

volume transaksi perdagangan saham perusahaan atau apa yang sudah dilakukan

oleh manajemen perusahaan dalam merealisasikan keinginan dari pemilik. Laporan

keuangan yang di publikasikan oleh perusahaan sejatinya memberikan informasi

yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu agar dapat berguna dan meyakinkan

para investor untuk membuat keputusan berinvestasi di perusahaan tersebut.

21

2.1.5 Efiesiensi Pasar Modal

Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin,

2010). Pasar dapat dikatakan efisien apabila investor bereaksi secara cepat dalam

melakukan investasi atas informasi-informasi yang dikeluarkan sebuah perusahaan.

Terdapat tiga bentuk tingkatan yang menyatakan efisiensi pasar modal yaitu

sebagai berikut (Fama 1997 yang dikutip oleh Samsul, 2006)

1. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Weak Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah apabila dalam proses pengambilan

keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa

lalu. Analisis teknis mengasumsikan bahwa harga saham selalu berulang

kembali, yaitu setelah naik dalam beberapa hari, pasti akan turun dalam beberapa

hari berikutnya, kemudian naik lagi dan turun lagi, demikian seterusnya.

Analisis teknis mempelajari pola pergerakan harga suatu saham menurut setiap

kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.

2. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semi strong)

Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika dalam proses pengambilan keputusan

jual – beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu,

dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan, laporan

tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan

perundangan pemerintah, peristiwa politik, dan lain sebagainya yang dapat

memengaruhi perekonomian nasional. Ini berarti investor menggunakan

gabungan antara analisis teknis dan analisis fundamental dalam proses

22

menghitung nilai saham, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam tawaran

harga beli dan tawaran harga jual.

3. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong Form)

Pasar dikatakan efisien bentuk kuat jika investor menggunakan data yang lebih

lengkap, yaitu: harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang

dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum.

Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang lebih ini

diharapkan akan menghasilkan keputusan jual – beli saham yang lebih tepat dan

return yang lebih tinggi.

2.1.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu

perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai pasar saham, kapitalisasi pasar, total aset,

dan lain-lain (Widjadja, 2009). Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi

menjadi tiga yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan sedang (medium-size

firm), dan perusahaan kecil (small firm). Sementara itu, berdasarkan UU No. 20

Tahun 2008 ukuran perusahaan diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu usaha

mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Klasifikasi ukuran

perusahaan tersebut didasarkan pada total aset yang dimiliki dan total penjualan

tahunan perusahaan tersebut. UU No. 20 Tahun 2008 mendefinisikan usaha mikro,

usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar sebagai berikut:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan

usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

23

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang ini.

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahu nan lebih besar dari

usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha

patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Sementara itu kriteria perusahaan yang diatur dalam UU No.20 Tahun 2008 dapat

dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1 Kriteria Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan

Kriteria

Aset (Tidak termasuk

tanah dan bangunan) Penjualan Tahunan

Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

Usaha Kecil >50 juta-500 juta >300 juta-2,5 M

Usaha Menengah >10 juta-10 M 2,5 M-50 M

Usaha Besar >10 M >50 M Sumber: UU No. 20 tahun 2008

24

Dalam melakukan pengukuran terhadap perusahaan dapat menggunakan ukuran

aset dan total aset. Aset dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan

mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai

kapitalisasi pasar dan penjualan. (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji, 2007).

Menurut Titman dan Wessels (1988) yang dikutip dalam Hadi dan Mangoting

(2014), total aset dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena bersifat

jangka panjang dibandingkan dengan penjualan. Aset adalah sumber daya yang

dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat

ekonomi masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aset perusahaan

dibeli dan dikelola oleh perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang maksimal.

Prasetyantoko (2008) mengemukakan bahwa total aset dapat menggambarkan

ukuran perusahaan, semakin besar aset biasanya perusahaan tersebut semakin besar.

Besarnya nilai total aset perusahaan dapat diketahui pada neraca laporan keuangan

perusahaan.

Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar ketertarikan investor untuk

menanamkan investasinya di perusahaan tersebut karena dianggap dapat mengelola

saham dengan baik sehingga mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang

diharapkan investor. Rohman dan Utama (2013) menyatakan bahwa perusahaan

yang memiliki aset yang besar atau ukuran perusahaan yang besar menunjukkan

perusahaan tersebut sudah mencapai tingkat kemapanan (mature). Begitupun

menurut Marbeya dan Suaryana (2009) yang mengemukakan bahwa ukuran

perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu

perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola

25

investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan kemakmuran

mereka.

2.1.7 Kebijakan Hutang (Financial Leverage)

Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam

rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat

digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan (Riyanto, 2004).

Menurut Soleman (2007) rasio leverage (kebijakan hutang) adalah rasio yang

mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau kreditor.

Sementara menurut Brigham dan Houstom (2001) rasio leverage adalah sebuah

ukuran yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan dalam membiayai aktivanya

menggunakan pembiayaan hutang (total hutang) dalam struktur modal perusahaan

untuk membiayai kegiatan perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas,

dapat disimpulkan kebijakan hutang adalah sebuah ukuran yang menunjukkan

seberapa besar perusahaan dapat membiayai kegiatan/aktivitas operasional

perusahaannya dengan menggunakan hutang. Dengan kebijakan penggunaan

hutang tersebut perusahaan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang akan

menarik para investor serta meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.

Kebijakan hutang dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (ratio

hutang terhadap total ekuitas) yang diperoleh dari membagi total hutang perusahaan

dengan total ekuitasnya. Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi menunjukkan total

hutang lebih besar dibandingkan dengan total modal di perusahaan tersebut,

sehingga hal ini akan mengakibatkan peningkatan risiko yang diterima investor

karena beban bunga hutang yang ditanggung oleh perusahaan akan semakin besar,

26

dengan begitu harga saham dan juga tingkat pengembalian yang diterima investor

akan menurun. Debt to equity ratio (DER) akan memengaruhi kinerja perusahaan

dan menyebabkan apresiasi harga saham. Oleh karena itu, perusahaan sangat

diharapkan dapat mengalokasikan pembiayaan aktivitas operasionalnya sebaik

mungkin.

2.1.8 Likuiditas Saham

Likuiditas adalah tingkat kecepatan sebuah sarana investasi (aset) untuk dicairkan

menjadi dana kas (uang), Arifin (2007). Sebuah aset dapat dikatakan likuid apabila

aset tersebut mudah untuk diperdagangkan, aset tersebut tidak akan mengalami

penurunan harga jika dicairkan dengan cepat dan merupakan saham yang berada di

pasar modal yang dapat diubah menjadi uang dengan harga tertentu, sehingga

likuiditas saham menjadi suatu hal yang penting bagi investor karena menentukan

apakah suatu investasi pada saham tertentu dapat dengan mudah dicairkan menjadi

uang atau bentuk lainnya. Terjadinya peningkatan likuiditas saham juga diartikan

semakin meningkatnya aktivitas jual beli saham oleh para investor di pasar modal.

Pengukuran likuiditas perusahaan berguna bagi semua pelaku pasar. Traders

mengukur likuiditas untuk melihat apakah strategi perdagangan yang mereka

tetapkan sudah sesuai, serta mengevaluasi layanan yang mereka dapatkan dari para

broker (pialang). Regulator atau para pembuat kebijakan mengukur likuiditas

dengan tujuan untuk menentukan struktur pasar yang seperti apa yang terbaik untuk

digunakan. Pengukuran likuiditas perusahaan dapat menggunakan rasio perputaran

saham (trading turnover).

27

2.1.8.1 Rasio Perputaran Saham (Trading Turnover)

Rasio perputaran saham adalah alat pengukur frekuensi trading (perdagangan) dari

para investor. Semakin meningkatnya perputaran saham pada pasar modal

mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas jual beli saham oleh para

investor. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio perputaran saham maka semakin

likuid suatu perusahaan dan saham di pasar modal semakin membaik. Menurut

Teori Bamber (1987) yang dikutip dalam Qoriah (2015), jika permintaan dan

penawaran suatu saham semakin meningkat maka akan menyebabkan fluktuasi

harga saham tersebut besar dan berpengaruh terhadap naiknya harga atau tingkat

pengembalian saham. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Darwis (2013)

yaitu semakin tinggi minat atau permintaan saham maka akan semakin mendorong

kenaikan harga saham. Dari penjelasan diatas, dapat ditafsirkan bahwa dengan rasio

perputaran saham yang tinggi maka aktivitas jual beli saham diantara para investor

meningkat dengan begitu akan mendorong kenaikan harga saham serta tingkat

pengembalian yang diterima investor.

2.1.9 Saham

Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan usaha

dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Ang, 1997). Menurut Husnan

(1994) sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal

(pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau

kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang

memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menerbitkan saham

menjadi salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

dari pihak investor.

28

Saham menjadi instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Dengan memilih saham

sebagai investasi maka investor dapat memperoleh tingkat pengembalian atau

capital gain yang tinggi dalam waktu singkat dan memiliki hak atas dividen yang

dapat diperjualbelikan. Proporsi kepemilikan saham ditentukan oleh seberapa besar

penyertaan yang ditanamkan yang ditanamkan di perusahaan tersebut dan bukti

bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham apabila

mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku Daftar Pemegang

Saham (DPS).

Menurut Anoraga (2006) saham yang diperdagangkan di pasar modal terdapat dua

jenis, yakni saham biasa (common stock) dan saham preferen (prefered stock).

Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada

posisi yang paling akhir dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan

perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sementara saham preferen

(prefered stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi

dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa

tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor (Darmadji, 2006).

2.1.10 Tingkat Pengembalian Saham

Tingkat pengembalian saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh

pemodal (investor) atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). Tanpa

adanya keuntungan yang dinikmati dari sebuah investasi, tentunya investor tidak

akan mempertahankan investasinya disuatu perusahaaan. Tingkat pengembalian

juga menjadi suatu ukuran yang mengukur besarnya perubahan kekayaan investor

29

baik kenaikan maupun penurunan serta menjadi bahan pertimbangan untuk

membeli atau mempertahankan sekuritasnya (saham), (Husnan,1994).

Menurut Sembel dan Sugiharto (2009) tingkat pengembalian dapat dibedakan

menjadi 2 jenis yaitu dividend yield dan capital gain. Dividend yield adalah

pembagian sebagian keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dalam kurun

waktu tertentu. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan devidend, maka pemodal

tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu tertentu. Lebih lanjut,

capital gain adalah keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga

jual dan harga beli suatu instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar modal.

Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return (tingkat pengembalian)

historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya

tingkat pengembalian yang diinginkan.

Selain itu, Jogiyanto (2010) menyatakan tingkat pengembalian diperoleh dari

investasi yang berupa tingkat pengembalian realisasi (realized return) dan tingkat

pengembalian yang diharapkan (expected return). Tingkat pengembalian realisasi

(realized return) adalah tingkat pengembalian yang terjadi yang dihitung

berdasarkan data historis dan dipergunakan sebagai salah satu pengukur kinerja

perusahaan. Tingkat pengembalian ini juga berguna sebagai dasar untuk

menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return), sedangkan

tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) merupakan tingkat

pengembalian yang akan diperoleh di masa mendatang yang dapat dihitung dengan

mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan profitabilitas kejadiannya dan

menjumlah semua produk perkalian tersebut.

30

Tingkat pengembalian saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat

pengembalian realisasi (realized return) dan dengan memperhitungkan capital gain

saja tanpa adanya dividend yield, karena perusahaan tidak selalu membagikan

dividend secara periodik kepada pemegang sahamnya. Tingkat pengembalian dapat

dihitung dengan rumus berikut :

Pt – Pt-1

Rt = x 100%

Pt-1

Keterangan :

Rt = Return saham periode t

Pt = Harga saham penutupan periode t

Pt-1 = Harga saham penutupan periode t-1

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Vo dan Batten (2010) melakukan penelitian dengan judul “An Empirical

Investigation of Liquidity and Stock Returns Relationship in Vietnam Stock

Markets during Financial Crisis”. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah turnover rate (proksi dari variabel likuiditas) dengan penambahan

variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan, book-to-market dan beta saham,

sedangkan variabel dependen yang digunaan adalah tingkat pengembalian

saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial turnover rate

berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, dan

31

secara simultan variabel dependen dan variabel kontrol berpengaruh positif

signifikan terhadap return saham.

2. Irawan dan Murhadi (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Pengaruh Three Factor Model dan Persentase Kepemilikan Asing Terhadap

Tingkat Return di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah faktor market, size, book-to-market

dan kepemilikan asing. Sementara variabel dependen yang digunakan

adalah tingkat return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor

market, size, dan book-to-market berpengaruh positif pada return saham

sedangkan kepemilikan asing berpengaruh tidak signifikan terhadap return

saham.

3. Setiyono dan Amanah (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Kinerja Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham”.

Varibel independen pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan, current

ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), dan earning

per share (EPS) serta menggunakan variabel dependen return saham. Hasil

penenelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio (DER) dan earning

per share (EPS) secara signifikan berpengaruh positif terhadap return

saham, sedangkan current ratio (CR), return on asset (ROA), dan ukuran

perusahaan berpengaruh tidak signifikan positif terhadap return saham.

4. Hidayat dan Nugroho (2013) melakukan penelitian denan judul “Analisis

Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing Terhadap Volatilitas Return Saham

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010”. Penelitian ini menggunakan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

32

kepemilikan institusi asing dengan penambahan variabel kontrol yaitu

kepemilikan institusi domestik, kepemilikan pemerintah domestik, size,

leverage dan turnover serta menggunakan variabel terikat yaitu volatilitas

return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial

variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel

dependen, namun secara simultan variabel independen dan variabel kontrol

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

5. Chen, Z., et al (2013) melakukan penelitian dengan judul “Does foreign

institutional ownership increase return volatility? Evidence from China”.

Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan asing, variabel

kontrol yang digunakan adalah kepemilikan Kepemilikan institusi

domestik, pemerintah, individu domestik dan asing, size, turnover dan

leverage serta variabel dependen volatilitas return saham. Hasil penelitian

ini menunjukkan secara parsial kepemilikan asing berpengaruh signifikan

positif terhadap volatilitas return saham dan secara simultan seluruh

variabel berpengaruh positif signifikan terhadap volatilitas return saham.

6. Peterson Kitoo Mutua (2015) melakukan penelitian yang diberi judul “The

Relationship Between Domestic Investment Activity And Market Returns At

The Nairobi Securities Exchange”. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kepemilikan domestik/investasi domestik,

kapitalisasi pasar, dan tingkat suku bunga, sementara itu variabel dependen

yang digunakan adalah tingkat pengembalian pasar. Hasil penelitian

menemukan bahwa secara parsial kepemilikan domestik dan tingkat suku

bunga memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat pengembalian pasar,

33

sedangkan kapitalisasi pasar memiliki hubungan yang positif dengan tingkat

pengembalian pasar.

7. Qoriah (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Likuiditas

Saham Dan Return On Equity (Roe) Terhadap Return Saham (Studi Kasus

Pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2011-2014 di Bursa Efek

Indonesia)”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah likuiditas

saham (dengan menggunakan proksi trading turnover) dan return on equity

(ROE) serta variabel dependen yaitu return saham. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan variabel independen

berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen.

8. Putra dan Dana (2016) melakukan penelitian yang diberi judul “Pengaruh

Profitabilitas, Leverage, Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Return Saham Perusahaan Farmasi di BEI”. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan

berpengaruh postif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan

variabel leverage dan likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap return saham.

Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Vo dan

Batten

(2010)

An Empirical

Investigation of

Liquidity and Stock

Returns

Relationship in

Vietnam Stock

Markets during

Financial Crisis

Dependen:

• Tingkat

pengembalian

saham

.

Independen:

• Turnover rate

(proksi dari

variabel

likuiditas)

• Secara parsial

turnover rate

berpengaruh

positif signifikan

terhadap tingkat

pengembalian

saham

• Secara simultan

variabel dependen

dan variabel

34

Kontrol:

• Ukuran

perusahaan

• Book-to-

market

• Beta saham

kontrol

berpengaruh

positif signifikan

terhadap return

saham.

2 Irawan dan

Murhadi

(2012)

Analisis Pengaruh

Three Factor Model

dan Persentase

Kepemilikan Asing

Terhadap Tingkat

Return di Bursa

Efek Indonesia

Dependen:

• Return saham

Independen:

• Market

• Size

• Book-to-

market

• Kepemilikan

asing

• Market, size, dan

book-to-market

berpengaruh

positif pada return

saham

• Kepemilikan asing

berpengaruh tidak

secara signifikan

terhadap return

saham.

3 Setiyono

dan

Amanah

(2012)

Pengaruh Kinerja

Keuangan Dan

Ukuran Perusahaan

Terhadap Return

Saham

Dependen:

• Current ratio

(CR)

• Debt to equity

ratio (DER)

• Return on

asset (ROA) • Earning per

share (EPS)

Independen:

• Return saham

• Debt to equity

ratio (DER) dan

earning per share

(EPS) secara

signifikan

berpengaruh

positif terhadap

return saham

• Current ratio

(CR), return on

asset (ROA), dan

ukuran perusahaan

berpengaruh tidak

signifikan positif

terhadap return

saham.

4 Hidayat dan

Nugroho

(2013)

Analisis Pengaruh

Kepemilikan

Institusi Asing

Terhadap

Volatilitas Return

Saham di Bursa

Efek Indonesia

Tahun 2007-2010

Dependen:

• Volatilitas

return saham

Independen:

• Kepemilikan

institusi asing

Kontrol:

• Kepemilikan

institusi

domestik

• Secara simultan

seluruh variabel

berpengaruh

signifikan

terhadap

volatilitas return

saham

• Secara parsial

kepemilikan

institusi asing

berpengaruh tidak

signifikan

terhadap

35

• Kepemilikan

pemerintah

domestik

• Size

• Leverage

• Turnover

volatilitas return

saham

5 Chen, Z., et

al (2013)

Does foreign

institutional

ownership increase

return volatility?

Evidence from

China

Dependen:

• Volatilitas

return

Independen:

• Kepemilikan

Asing

Kontrol:

• Kepemilikan

institusi

domestik,

pemerintah,

individu

domestik dan

asing

• Size,

Turnover,

Leverage

• Secara simultan

seluruh variabel

berpengaruh

positif signifikan

terhadap

volatilitas return

saham

• Secara parsial

kepemilikan asing

berpengaruh

signifikan positif

terhadap

volatilitas return

saham

6 Peterson

Kitoo

Mutua

(2015)

The Relationship

Between Domestic

Investment Activity

And Market Returns

At The Nairobi

Securities Exchange

Dependen:

• Kepemilikan

domestik

• Kapitalisasi

pasar

• Tingkat suku

bunga

Independen:

• Tingkat

pengembalian

pasar

• Kepemilikan

domestik dan

tingkat suku

bunga memiliki

hubungan yang

negatif dengan

tingkat

pengembalian

pasar

• Kapitalisasi pasar

memiliki

hubungan yang

positif dengan

tingkat

pengembalian

pasar

7 Qoriah

(2015)

Pengaruh Likuiditas

Saham Dan Return

On Equity (Roe)

Terhadap Return

Saham (Studi

Kasus Pada

Perusahaan Indeks

LQ45 Periode

Dependen:

• Return saham

Independen:

• Likuiditas

saham

(dengan

menggunakan

Secara parsial dan

simultan variabel

independen

berpengaruh positif

signifikan terhadap

variabel dependen

36

2011-2014 di Bursa

Efek Indonesia)

proksi trading

turnover)

• Return on

equity (ROE)

8 Putra dan

Dana

(2016)

Pengaruh

Profitabilitas,

Leverage,

Likuiditas Dan

Ukuran Perusahaan

Terhadap Return

Saham Perusahaan

Farmasi di BEI

Dependen:

• Return saham

Independen:

• Profitabilitas

• Leverage

• Likuiditas

• Ukuran

perusahaan

• Profitabilitas dan

ukuran

perusahaan

berpengaruh

postif dan

signifikan

terhadap return

saham,

• Leverage dan

likuiditas

berpengaruh

positif dan tidak

signifikan

terhadap return

saham

Sumber : Jurnal terdahulu (data diolah, 2017)

2.3 Perbedaan Penelitian

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini

menggunakan variabel independen (X) penggabungan dari beberapa variabel yang

ada pada penelitian sebelumnya yaitu kepemilikan asing, kepemilikan domestik,

ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio perputaran saham. Objek yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan yaitu tahun 2014-

2016. Perbedaan lainnya adalah penelitian ini menggunakan alat analisis berupa

model panel data.

37

2.4 Kerangka Pemikiran

Pasar modal merupakan salah satu tempat yang menjembatani pihak yang

membutuhkan dana yakni perusahaan dengan pihak yang memiliki kelebihan dana

(investor). Terdapat beberapa sektor industri yang tergabung dalam pasar modal

Indonesia (Bursa Efek Indonesia), salah satunya adalah perusahaan manufaktur.

Perusahaan manufaktur merupakan sektor emiten yang memiliki jumlah terbesar

pada pasar modal Indonesia dan sifatnya lebih komplek dibanding sektor

perusahaan lainnya, sehingga dapat menjadi salah satu alternatif investor untuk

berinvestasi di pasar modal. Ketika akan melakukan investasi, maka para investor

akan mencari informasi mengenai perusahaan dan menganalisis terlebih dahulu

sebelum mengambil keputusan berinvestasi, maka para investor dapat melihat

informasi tersebut melalui laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan secara

berkala pada pasar modal. Di dalam laporan keuangan terdapat data-data yang

dibutuhkan investor untuk menganalisis apakah perusahaan tersebut tepat untuk

dijadikan sarana berinvestasi.

Investor pasti mengharapkan tingkat pengembalian yang maksimal dalam

berinvestasi. Tingkat pengembalian saham adalah tingkat keuntungan yang

dinikmati oleh pemodal (investor) atas suatu investasi yang dilakukannya. Semakin

tinggi tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor, maka akan semakin

tinggi pula minat investor untuk menanamkan maupun mempertahankan

investasinya disuatu perusahaan. Dengan dana yang diterima dari para investor

tersebut, perusahaan akan memperkuat struktur modalnya sehingga dapat

membiayai kegiatan operasional perusahaan secara optimal. Terdapat beberapa

faktor yang diidentifikasikan berpengaruh terhadap naik turunnya tingkat

38

pengembalian saham yaitu kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran

perusahaan, kebijakan hutang dan rasio perputaran saham.

Kepemilikan asing didalam sebuah perusahaan baik institusi maupun individual

dianggap sebagai suatu hal yang penting. Hal ini dikarenakan pembelian saham

oleh pihak asing mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mengalami

pertumbuhan pendapatan yang stabil sehingga menjadi sebuah tolak ukur bagi

investor lain untuk ikut berinvestasi, di mana investor asing ini dipercaya dapat

memperkirakan tingkat pengembalian saham dan eksposur risiko yang akan

diperoleh melalui analisis terhadap informasi yang beredar. Keberadaan investor

asing di pasar modal memang banyak memberikan pengaruh positif, namun dilain

sisi dominasi proporsi kepemilikan saham oleh investor asing membuat kinerja

pasar modal bisa sangat fluktuatif karena ada potensi penarikan dana setiap saat,

sehingga tingkat pengembalian saham menjadi tidak menentu..

Kepemilikan domestik dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang

signifikan. Pertumbuhan jumlah investor dalam negeri ini yang diiringi dengan

peningkatan jumlah transaksi diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi

secara langsung kepada masyarakat Indonesia. Kepemilikan domestik salah satu

kunci untuk memperkuat dan menjaga stabilitas pasar modal Indonesia apabila

investor asing menarik keluar investasinya sewaktu-waktu, sehingga tingkat

pengembalian yang dihasilkan pun akan lebih maksimal.

Ukuran perusahaan menunjukkan apakah perusahaan tersebut berskala besar atau

berskala kecil. Ukuran perusahaan yang besar lebih menarik minat investor untuk

menanamkan investasinya, karena tingkat pertumbuhan perusahaan besar

39

dipercayai relatif lebih besar dibanding perusahaan kecil sehingga tingkat

pengembalian saham yang diterima oleh para investor pun akan semakin besar.

Kebijakan hutang mencerminkan keefektifan manajemen perusahaan dalam

mengelola sumber pembiayaan kegiatan operasional perusahaan dengan

menggunakan hutang. Penggunaan hutang yang tinggi untuk mendanai operasional

perusahaan akan mengakibatkan risiko yang ditanggung semakin tinggi. Para

investor cenderung akan menghindari sebuah risiko, maka harga saham pun akan

menurun. Namun, apabila perusahaan dapat mempertahankan risiko serendah

mungkin dari penggunaan hutang tersebut maka investor pun akan tetap tertarik

berinvestasi di perusahaan tersebut seiring dengan hilangnya kekhawatiran investor

pada risiko tingkat pengembalian yang tidak sesuai dengan harapan.

Rasio perputaran saham menunjukkan frekuensi trading (perdagangan) dari para

investor. Semakin tingginya rasio perputaran saham mengindikasikan terjadinya

jual beli saham yang besar dikalangan investor dan membuat pasar saham menjadi

semakin likuid. Ketika terjadinya permintaan dan penawaran saham secara terus

menerus akan mengakibatkan terjadinya fluktuasi harga saham, dengan begitu akan

mendorong kenaikan harga saham serta tingkat pengembalian saham dipasar

modal.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan ditelaah pustaka,

maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu

gambar kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut.

40

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dijelaskan maka diketahui bahwa

penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variabel independen dan variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan asing,

kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan rasio perputaran

saham terhadap tingkat pengembalian saham. Kelima variabel independen tersebut

akan diuji pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian saham sebagai variabel

dependen dalam penelitian ini. Oleh karena itu, rancangan model hipotesis dari

penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 2.2 sebagai berikut.

Tingkat Pengembalian

Saham

Pasar Modal

Perusahaan

Manufaktur di BEI

Kepemilikan Asing

Kepemilikan

Domestik Ukuran

Perusahaan

Rasio Perputaran

Saham Kebijakan

Hutang

41

Gambar 2.2

Model Penelitian

Keterangan :

Pengaruh X1 X2 X3 X4 X5 secara parsial terhadap tingkat

pengembalian saham

Pengaruh X1 X2 X3 X4 X5 secara simultan terhadap tingkat

pengembalian saham

2.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas,

dapat dikemukakan beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ho1 = Kepemilikan asing berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

Kepemilikan Asing (X1)

Tingkat Pengembalian

Saham (Y)

Kepemilikan Domestik

(X2)

Ukuran Perusahaan (X3)

Kebijakan Hutang (X4)

Rasio Perputaran Saham

(X5)

Variabel Independen Variabel Dependen

42

Ha1 = Kepemilikan asing berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

2. Ho2 = Kepemilikan domestik berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

Ha2 = Kepemilikan domestik berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

3. Ho3 = Ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

Ha3 = Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

4. Ho4 = Kebijakan hutang berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

Ha4 = Kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

5. Ho5 = Rasio perputaran saham berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

43

Ha5 = Rasio perputaran saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

6. Ho6 = Kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,

kebijakan hutang dan rasio perputaran saham secara simultan

berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2014-2016.

Ha6 = Kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,

kebijakan hutang dan rasio perputaran saham secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2014-2016.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research.

Explanatory research adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menguji

hipotesis antar variabel yang di hipotesiskan (Supriyanto dan Machfudz, 2010).

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kuantitatif yaitu pendekatan

yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara variabel dependen dengan

variabel independen (Ferdinand, 2006). Penelitian ini meneliti hubungan variabel

dependen yaitu tingkat pengembalian saham dengan variabel independen yang

diantaranya adalah kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,

kebijakan hutang dan rasio perputaran saham.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat

berupa; orang, benda, atau suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan dapat

memberikan informasi (data) penelitian (Ismiyanto, 2010). Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016. Perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dalam periode 2014-2016

45

adalah sebanyak 136 perusahaan. Perusahaan manufaktur dipilih sebagai objek

penelitian karena bersifat lebih komplek dibanding sektor perusahaan lainnya yang

tergabung dalam BEI. Lebih lanjut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2017,

perusahaan manufaktur termasuk kedalam sektor unggulan dalam pasar modal di

mana perusahaan manufaktur menyumbangkan sekitar 20,5% atas total

pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia yaitu paling tinggi

dibanding sektor industri lainnya sehingga pertumbuhannya akan sangat

berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian indonesia.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2008). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive

sampling yaitu sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan

tujuan penelitian. Teknik purposive sampling digunakan untuk memperoleh sampel

penelitian dengan beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu yang bertujuan agar

data yang diperoleh bisa lebih representatif (mewakili) populasi (Sugiyono, 2010).

Kriteria-kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Merupakan perusahaan manufaktur yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia

selama periode 2014-2016.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan selama periode yang berakhir

31 Desember 2014-2016.

3. Perusahaan yang memiliki data proporsi kepemilikan asing dan kepemilikan

domestik.

46

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Menurut Sarwono (2005) data

sekunder adalah data yang sudah ada atau telah tersedia, sudah dikumpulkan

sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Secara garis besar data

sekunder dibagi kedalam 2 jenis yakni internal dan eksternal (Sarwono, 2005). Data

internal adalah data yang berasal dari dalam perusahaan, sedangkan data eksternal

berupa data yang dipublikasikan secara umum dan yang diperdagangkan. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan dan

laporan tahunan pada perusahaan manufaktur yang telah dipublikasikan pada

website Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange), dan data komposisi

kepemilikan saham asing dan domestik yang disediakan oleh Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI) selama kurun waktu 3 tahun yaitu dari tahun 2014 sampai

dengan tahun 2016.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan

studi pustaka. Teknik pengumpulan data dokumentasi adalah suatu teknik/metode

di mana mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya

(Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan cara

mengambil data dari sumber-sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data studi

pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data

melalui referensi buku, jurnal dan berbagai literatur yang terkait dengan masalah

yang diteliti.

47

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Konseptual Variabel

3.5.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan variabel independen. Variabel

dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengembalian saham. Sementara itu,

variabel independen adalah variabel yang diduga memengaruhi variabel dependen.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan

asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan rasio

perputaran saham.

3.5.2 Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual variabel adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu

konsep secara singkat, jelas, dan tegas (Chourmain,2008). Definisi konseptual ini

akan menggambarkan secara singkat konsep secara individual variabel dan

hubungan antara variabel independen dan dependen yang diteliti.

3.5.2.1 Hubungan Kepemilikan Asing dengan Tingkat Pengembalian Saham

Kepemilikan asing menunjukkan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang

berstatus luar negeri atau perorangan, badan hukum, pemerintah yang bukan berasal

dari Indonesia. Adanya kepemilikan asing di sebuah perusahaan mengindikasikan

bahwa perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan pendapatan yang stabil karena

investor asing dinilai concern terhadap tata kelola perusahaan dan mampu

mengendalikan manajemen perusahaan termasuk dalam menentukan harga saham

perusahaan tersebut. Oleh karena itu, kepemilikan asing akan meningkatkan harga

48

saham dan tingkat pengembalian yang diterima, namun dominasi kepemilikan

saham oleh investor asing dapat membuat kinerja pasar modal bisa sangat fluktuatif

karena ada potensi penarikan dana setiap saat sehingga akan membuat tingkat

pengembalian yang diterima investor menjadi tidak menentu. Hal Ini berarti,

kepemilikan asing memiliki hubungan terhadap tingkat pengembalian saham.

3.5.2.2 Hubungan Kepemilikan Domestik dengan Tingkat Pengembalian

Saham

Kepemilikan domestik menunjukkan proporsi kepemilikan saham perusahaan

karena adanya investasi dari perorangan, badan hukum, pemerintah yang berstatus

di dalam negeri atau berasal dari Indonesia. Dengan adanya kepemilikan domestik

akan membuat pasar modal menjadi lebih seimbang dan stabil apabila investor

asing menarik keluar investasinya sewaktu-waktu ketika imbal hasil dari bursa

tidak memuaskan keinginan mereka. Maka, semakin tinggi kepemilikan domestik

akan membuat harga saham menjadi lebih stabil dan tidak menunjukkan penurunan

signifikan, dengan begitu tingkat pengembalian saham yang diterima akan sesuai

dengan yang diharapkan para investor. Di sisi lain, investor domestik dipersepsikan

dapat melakukan adverse transactions, hal ini dapat menyebabkan terjadinya

transaksi dengan fluktuasi harga dan tingkat pengembalian saham yang lebih besar.

3.5.2.3 Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Tingkat Pengembalian Saham

Ukuran perusahaan merupakan sebuah ukuran yang menunjukkan besar kecilnya

suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan melihat total aset di

perusahaan tersebut. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar

ketertarikan investor untuk menanamkan investasinya di perusahaan tersebut

49

karena dianggap dapat mengelola saham dengan baik sehingga mampu

menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Ini menunjukkan

ukuran perusahaan memiliki hubungan yang positif dengan tingkat pengembalian

saham.

3.5.2.3 Hubungan Kebijakan Hutang dengan Tingkat Pengembalian Saham

Kebijakan hutang menggambarkan seberapa besar perusahaan dapat membiayai

kegiatan/aktivitas operasional perusahaannya dengan menggunakan hutang.

Dengan kebijakan penggunaan hutang tersebut perusahaan diharapkan dapat

menghasilkan keuntungan yang akan menarik para investor serta meningkatkan

harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat penggunaan hutang untuk

mendanai operasional perusahaan, maka semakin tinggi risiko yang ditanggung

perusahaan karena adanya ketergantungan perusahaan dengan pihak luar. Dengan

risiko yang tinggi harga saham pun akan menurun karena para investor cenderung

untuk menghindari risiko tersebut, sehingga hal ini akan berakibat pada tingkat

pengembalian saham yang diterima.

3.5.2.3 Hubungan Rasio Perputaran Saham dengan Tingkat Pengembalian

Saham

Rasio perputaran saham menunjukkan frekuensi trading (perdagangan) dari para

investor. Meningkatnya perputaran saham pada pasar modal mengindikasikan

terjadinya peningkatan aktivitas jual beli/ permintaan penawaran saham oleh para

investor. Menurut Teori Bamber (1987) yang dikutip dalam Qoriah (2015), jika

permintaan dan penawaran suatu saham semakin meningkat maka akan

50

menyebabkan fluktuasi harga saham tersebut besar dan berpengaruh terhadap

naiknya harga dan juga tingkat pengembalian saham yang diterima investor.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa

yang harus diamati (observasi) serta bagaimana mengukur suatu variabel ataupun

konsep definisi operasional tersebut serta bisa membantu kita untuk

mengklasifikasi gejala di sekitar ke dalam kategori khusus dari suatu variabel

(Walizer dan Wienir, 1993). Definisi operasional dilakukan untuk memudahkan

peneliti dalam mengetahui serta mengukur variabel yang diteliti sehingga di

dapatkan sebuah hasil penelitian.

3.6.1 Tingkat Pengembalian Saham

Tingkat pengembalian merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal

(investor) atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). Tingkat

pengembalian juga menjadi suatu ukuran yang mengukur besarnya perubahan

kekayaan investor baik kenaikan maupun penurunan serta menjadi bahan

pertimbangan untuk membeli atau mempertahankan sekuritasnya (saham),

(Husnan,1994). Tingkat pengembalian dapat dihitung dengan rumus berikut :

Pt – Pt-1

Rt = x 100%

Pt-1

51

Keterangan :

Rt = Return saham periode t

Pt = Harga saham penutupan periode t

Pt-1 = Harga saham penutupan periode t-1

3.6.2 Kepemilikan Asing

Kepemilikan asing merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang

berstatus luar negeri atau perorangan, badan hukum, pemerintah yang bukan berasal

dari Indonesia melalui pembelian langsung pada perusahaan maupun melalui Bursa

Efek. Chen et al (2013) merumuskan kepemilikan asing sebagai berikut:

Jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor asing FOREIGNOWN = x 100% Jumlah lembar saham yang beredar

3.6.3 Kepemilikan Domestik

Kepemilikan domestik adalah proporsi kepemilikan saham perusahaan karena

adanya investasi dari perorangan, badan hukum, pemerintah yang berstatus di

dalam negeri atau berasal dari Indonesia. Kepemilikan domestik dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor domestik

DOMESTICOWN = x 100%

Jumlah lembar saham yang beredar

52

3.6.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu

perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai pasar saham, kapitalisasi pasar, total aset,

dan lain-lain (Widjadja, 2009). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dirumuskan

sebagai berikut:

Size = Log n × total Asset

Keterangan :

Size = Ukuran Perusahaan

Log n = Logaritma Natural

Total Asset = Total Aset/Total Aktiva

3.6.5 Kebijakan Hutang (Financial Leverage)

Kebijakan hutang adalah sebuah ukuran yang menunjukkan seberapa besar

perusahaan dapat membiayai kegiatan/aktivitas operasional perusahaannya dengan

menggunakan hutang. Kebijakan hutang dapat diukur dengan menggunakan debt to

equity ratio (DER) yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Total Debt

DER = x 100%

Total Equity

Keterangan:

DER = Debt to Equity Ratio

Total Debt = Total Kewajiban/Hutang

Total Equity = Total Ekuitas

53

3.6.6 Rasio Perputaran Saham

Rasio perputaran saham adalah alat pengukur frekuensi trading (perdagangan) dari

para investor. Semakin meningkatnya perputaran saham pada pasar modal

mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas jual beli saham oleh para

investor. Rasio perputaran saham dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah saham yang diperdagangkan

Stock Turnover =

Jumlah saham yang beredar

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Alat Pengukuran Skala

1 Tingkat

Pengembalian

Saham (Y)

Menunjukkan

tingkat keuntungan

yang dinikmati oleh

pemodal (investor)

atas suatu investasi

yang dilakukannya

(Ang, 1997).

Pt – Pt-1

Rt = x

100%

Pt-1

Keterangan :

Rt = Return saham periode t

Pt = Harga saham penutupan

periode t

Pt-1 = Harga saham penutupan

periode t-1

Rasio

2 Kepemilikan

Asing (X1)

Menunjukkan

proporsi

kepemilikan saham

perusahaan yang

dimiliki oleh

perorangan, badan

hukum, pemerintah

serta bagian-

bagiannya yang

berstatus luar

negeri atau

perorangan, badan

hukum, pemerintah

yang bukan berasal

dari Indonesia

𝐹𝑂𝑅𝐸𝐼𝐺𝑁𝑂𝑊𝑁 =

Jumlah lembar saham yang dimiliki investor asing

Jumlah lembar saham yang beredar x 100%

Rasio

3 Kepemilikan

Domestik

(X2)

Menunjukkan

proporsi

kepemilikan saham

perusahaan karena

𝐷𝑂𝑀𝐸𝑆𝑇𝐼𝐶𝑂𝑊𝑁

=Jumlah lembar saham yang dimiliki investor domestik

Jumlah lembar saham yang beredar x 100%

Rasio

54

adanya investasi

dari perorangan,

badan hukum,

pemerintah yang

berstatus di dalam

negeri atau berasal

dari Indonesia.

4 Ukuran

Perusahaan

(X3)

Ukuran yang

menunjukkan besar

kecilnya suatu

perusahaan, yang

dapat dilihat dari

nilai pasar saham,

kapitalisasi pasar,

total aset, dan lain-

lain (Widjadja,

2009).

Size = Log n × total Asset

Rasio

5 Kebijakan

Hutang (X4)

Kebijakan hutang

menunjukkan

seberapa besar

perusahaan dapat

membiayai

kegiatan/aktivitas

operasional

perusahaannya

dengan

menggunakan

hutang yang dapat

diukur dengan

menggunakan debt

to equity ratio

(DER).

DER =Total Debt

Total Equity x 100%

Keterangan:

Total Debt = Total

Kewajiban/Hutang

Total Equity = Total Ekuitas

Rasio

6 Rasio

Perputaran

Saham (X5)

Rasio perputaran

saham adalah alat

pengukur frekuensi

trading

(perdagangan) dari

para investor.

Semakin

meningkatnya

perputaran saham

pada pasar modal

mengindikasikan

terjadinya

peningkatan

aktivitas jual beli

saham oleh para

investor.

𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

=Jumlah saham yang diperdagangkan

Jumlah saham yang beredar

Rasio

55

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik

deskriptif, karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif di mana data yang

diperoleh dalam jumlah besar dan agar lebih mudah diklasifikasikan dalam

kategori-kategori atau diubah dalam bentuk angka-angka. Hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen dilakukan dengan metode analisis

regresi berganda dan menggunakan panel data.

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran umum atau

lukisan secara sistematika, faktual, dan akurat tentang data yang telah diperoleh

(Nazir, 2005). Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk

menerangkan atau menginterpretasikan data yang diteliti secara statistik dan

melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan data-data perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016. Tahapan – tahapan dalam mendapatkan interpretasi

data melalui analisis statistik deskriptif adalah dengan mengelompokkan data dari

laporan keuangan atau laporan tahunan perusahaan manufaktur berdasarkan

variabel yang diteliti ke dalam program Microsoft Excel, kemudian selanjutnya

akan dilakukan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda model

panel data dengan menggunakan program Econometric Views (Eviews) 9.0.

Program Eviews dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah data

yang berbentuk time series atau cross section.

56

3.7.2 Analisis Regresi Berganda Model Panel Data

Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian maka model analisis yang digunakan

adalah regresi berganda dan menggunakan model panel data yang merupakan

penggabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section),

sehingga terdiri atas beberapa objek dan meliputi beberapa periode. Analisis regresi

berganda digunakan untuk mengukur pengaruh atau hubungan variabel independen

dengan variabel dependen (Arikunto, 2008), yaitu kepemilikan asing (X1),

kepemilikan domestik (X2), ukuran perusahaan (X3), kebijakan hutang (X4), rasio

perputaran saham (X5) dan tingkat pengembalian saham (Y) pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016. Adapun

model persamaan regresi berganda pada penelitian ini sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e

Dimana :

Y = Tingkat pengembalian saham

α = Konstanta

β = Koefisien regresi variabel-variabel independen

X1 = Kepemilikan asing

X2 = Kepemilikan domestik

X3 = Ukuran perusahaan

X4 = Kebijakan Hutang

X5 = Rasio perputaran saham

e = Error term (tingkat kesalahan penduga dalam penelitian)

57

Panel data dapat memprediksi dan mengukur dampak dengan baik di mana hal ini

tidak bisa dilakukan dengan metode cross section maupun time series. Menurut

Winarno (2009), terdapat tiga jenis metode yang bisa digunakan untuk menganalisis

dengan model panel data, yaitu:

1. Pooled Least Square/Common Effect (Pendekatan Kuadrat Terkecil), teknik ini

menggabungkan data time series dan cross section. Kemudian data gabungan ini

diperlakukan sebagai suatu kesatuan pengamatan untuk mengestimasi model

dengan metode OLS. Model Common Effect mengabaikan adanya perbedaan

dimensi individu maupun waktu atau dengan kata lain perilaku data antar

individu sama dalam berbagai kurun waktu. Langkah-langkah estimasi model

Common Effect dengan Eviews adalah sebagai berikut:

a. Dari jendela data panel klik Quick-Estimasi Equation

b. Pada bingkai Dependent Variabel, tuliskan variabel independen penelitian

c. Pada bingkai Common Coeficient, tuliskan variabel independen penelitian

d. Pada bingkai Intercept dengan mengklik pilihan Pooled Least Squares.

Persamaan model ini adalah sebagai berikut:

Yit = β1 + β2 +β3.X3it+…+ βn.Xnit + μit

2. Fixed Effect (Pendekatan Efek Tetap), model ini mengasumsikan bahwa

intersep dari setiap individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu

adalah tetap (sama). Untuk mengestimasi model Fixed Effects dengan intersep

berbeda antar individu, maka menggunakan teknik variabel dummy pada data

panel. Langkah-langkah estimasi model Fixed Effect dengan menggunakan

Eviews adalah sebagai berikut:

58

a. Dari jendela data panel klik Quick-Estimate Equation

b. Pada bingkai Dependent Variabel, tuliskan variabel dependen penelitian

c. Pada bingkai Common Coeficient, tuliskan variabel independen penelitian

d. Pada bingkai Intercept dengan mengklik pilihan Fixed Effect. Persamaan

model ini adalah sebagai berikut:

Yit = α1 + α2. D2 +…+ αn.Dn + β2.X2it +…+ βn.Xnit + μit

3. Random Effect (Pendekatan Efek Acak). Model ini mengasumsikan setiap

perusahaan mempunyai perbedaan intersep, yang mana intersep tersebut adalah

variabel random atau stokastik. Model memperhitungkan error dari data panel

dengan metode least square. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa error

mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Persamaan model

ini adalah sebagai berikut:

Yit= β1 + β2.X2it +…+ βn.Xnit + en + μit

3.8 Pemilihan Model Regresi Panel Data

Menurut Winarno (2009), terdapat dua langkah untuk menentukan model regresi

panel data terbaik, yakni dengan menggunakan Uji Chow dan Uji Hausman yang

dapat dijelaskan sebagai berikut:

59

1. Uji Chow (Pool vs Fixed Effect)

Uji Chow atau signifikansi fixed effect (Uji F) digunakan untuk menentukan

model yang akan digunakan apakah Pooled Least Square atau Fixed Effect.

Rumus uji Chow (Pool vs Fixed Effect) adalah sebagai berikut:

CHOW = (𝑅𝑅𝑆𝑆−𝑈𝑅𝑆𝑆)/ (𝑁−1)

𝑈𝑅𝑆𝑆/(𝑁𝑇−𝑁−𝐾)

Keterangan:

RRSS = Restricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square Residual

yang diperoleh dari estimasi panel data dengan metode pooled least

square/common effect)

URSS = Unrestricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Residual yang

diperoleh dari estimasi data panel dengan metode fixed effect)

N = Jumlah data cross section

T = Jumlah data time series

K = Jumlah variabel penjelas

Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji Chow adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai probabilitas > nilai signifikansi (0,05) = H0 diterima, maka

menggunakan model Pooled Least Square/Commmon Effect.

b) Jika nilai probabilitas < nilai signifikansi (0,05) = H0 ditolak, maka

menggunakan model Fixed Effect dan pengujian dilanjutkan dengan Uji

Hausman.

60

Setelah melihat hasil uji Chow, apabila hasilnya menyatakan H0 diterima, maka

pengujian teknik regresi panel data dengan menggunakan model Pooled Least

Square/Commmon Effect dan pengujian berhenti hanya sampai pada hasil

tersebut, namun apabila hasil uji Chow menyatakan H0 ditolak maka teknik

regresi panel data dengan menggunakan model Fixed Effect dan dilanjutkan

dengan melakukan uji Hausman.

2. Uji Hausman (Fixed effect vs Random Effect)

Menurut Endri (2011), uji Hausman digunakan untuk memilih model regresi

panel data yang digunakan antara fixed effect atau random effect. Statistik uji

Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi Square dengan degree of freedom

sebanyak k, di mana k adalah jumlah variabel independen dan dalam hal ini nilai

signifikan yang dipakai adalah 0,05 atau 5%. Jika nilai statistik Hausman lebih

besar dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model fixed effect.

Sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai

statistiknya maka model yang tepat adalah model random effect. Dasar

pengambilan keputusan menggunakan uji Hausman yakni sebagai berikut:

a) Jika nilai statistik Hausman > nilai Chi Square, maka H0 diterima dan model

yang digunakan adalah random effect.

b) Jika nilai statistik Hausman < nilai Chi Square, maka H0 ditolak dan model

yang digunakan adalah fixed effect.

Apabila hasil uji Hausman menyatakan H0 diterima, maka pengujian teknik

regresi panel data dengan menggunakan model random effect, namun apabila

hasil uji Hausman menyatakan H0 ditolak maka teknik regresi panel data yang

tepat adalah dengan model fixed Effect.

61

3.9 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dalam penelitian. Oleh karena itu, untuk menguji signifikan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial

maupun secara simultan dapat dilakukan uji signifikan parsial (Uji T), uji signifikan

simultan (Uji F) dan uji koefisien determinasi (R2).

3.9.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya bersifat tetap

(konstan). Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan menggunakan uji t

pada derajat keyakinan sebesar 95% atau α = 5%. Metode pengambilan keputusan

pada uji t adalah dengan membandingkan statistik t hitung dengan statistik t tabel.

Nilai t dapat dirumuskan sebagai berikut :

t = 𝑋−𝜇

𝑆𝑥

Keterangan:

X = Rata-rata hitung sampel

μ = Rata-rata hitung populasi

Sx = Standar error rata-rata nilai sampel

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 = Variabel independen secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap

variabel dependen.

62

Ha = Variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

Kriteria hasil dari pengujian koefisiensi regresi secara simultan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a) Jika nilai t-hitung < t-tabel dan jika nilai probabilitas ≥ 5% atau 0,05, maka H0

diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen

secara parsial berpengaruh tidak terhadap variabel dependen.

b) Jika nilai t-hitung > t-tabel dan jika nilai probabilitas ≤ 5% atau 0,05, maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen

secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama

(simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Tingkat signifikansi dalam

uji F yaitu 5% atau 0,05. Metode pengambilan keputusan pada uji t adalah dengan

membandingkan statistik F hitung dengan statistik F tabel. Nilai F dapat

dirumuskan sebagai berikut (Sugiyono, 2010):

F = 𝑅2𝑘

1−𝑅2

𝑛−𝑘−1

Keterangan:

R2 = Koefisien determinan

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel

63

Hipotesis yang diajukan adalah :

H0 = Variabel independen secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap

variabel dependen.

Ha = Variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

Kriteria hasil dari pengujian koefisiensi regresi secara simultan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a) Jika F-hitung < F-tabel dan jika nilai probabilitas > 5% atau 0,05, maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh tidak signifikan terhadap

variabel dependen.

b) Jika F-hitung > F-tabel dan jika nilai probabilitas < 5% atau 0,05, maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.9.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengukuran koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).

Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independen menerangkan

variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah antara angka nol sampai

dengan angka 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 yang lebih kecil atau mendekati nol berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

sangat terbatas. Apabila R2 sama dengan nol, maka variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen. Sementara itu, apabila nilai R2 lebih besar

64

dari 0 atau mendekati angka 1, maka variabel-variabel independen berpengaruh

sempurna dan dapat menjelaskan hampir seluruh informasi mengenai variabel

dependen. Nilai Koefisien determinasi (R2) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rumus nilai koefisien determinasi (R2) :

R2 = β1Σx1y+β2Σx2y+ β3Σx3y+β4Σx4y+β5Σx5y

Σy2

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

β = Koefisien regresi variabel-variabel independen

x2 = Kepemilikan domestik

x3 = Ukuran perusahaan

x4 = Kebijakan Hutang

x5 = Rasio perputaran saham

y = Tingkat Pengembalian Saham

Interpretasi nilai dari koefisien determinasi dapat dilihat pada keterangan tabel 3.2

berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,001 - 0,200 Sangat Lemah

0,201 – 0,400 Lemah

0,401 – 0,600 Cukup Kuat

0,601 – 0,800 Kuat

0,801 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2010)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kepemilikan asing, kepemilikan

domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan rasio perputaran saham

terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kepemilikan asing berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham. Hal ini mengindikasikan bahwa kepemilikan asing tidak

menjadi salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya kenaikan maupun

penurunan pada tingkat pengembalian di pasar modal, yang berarti

kepemilikan asing sebagai pihak pengawas tidak dapat memengaruhi atau

mengontrol kebijakan manajemen perusahaan khususnya dalam menentukan

harga saham dan tingkat pengembalian saham yang diterima investor.

2. Kepemilikan domestik berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perilaku

investor domestik dalam melakukan transaksi perdagangan saham tidak

menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kenaikan maupun penurunan

97

pada harga saham dan tingkat pengembalian saham, hal ini mengindikasikan

kurangnya kemampuan investor domestik sebagai salah satu pihak yang

mengawasi kinerja perusahaan dalam mengontrol keputusan dan kebijakan

manajemen perusahaan.

3. Ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat

pengembalian saham. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya ukuran

perusahaan yang diproksikan dengan total aset tidak menjadi alasan bagi

investor dalam menanamkan investasinya disuatu perusahaan karena besar

kecilnya total aset tidak dapat mencerminkan kinerja yang dihasilkan

perusahaan untuk memperoleh tingkat pengembalian saham sesuai dengan

yang diharapkan investor.

4. Kebijakan hutang berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian

saham. Besar kecilnya tingkat hutang yang diproksikan dengan debt to equity

ratio (DER) tidak dapat mencerminkan harga saham dan tingkat pengembalian

yang diperoleh, sehingga investor cenderung mengabaikan informasi mengenai

tingkat hutang sebagai indikator dalam pengambilan keputusan investasi

disuatu perusahaan.

5. Rasio perputaran saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian

saham. Hal ini menunjukkan semakin tinggi rasio perputaran saham disuatu

perusahaan maka semakin tinggi tingkat pengembalian saham yang diperoleh,

karena antusiasme investor terhadap perusahaan tersebut sangat besar dan juga

dapat berarti bahwa investor cenderung melihat trend perputaran saham saat

melakukan transaksi perdagangan saham di pasar modal.

98

6. Secara simultan kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,

kebijakan hutang dan rasio perputaran saham berpengaruh signifikan terhadap

tingkat pengembalian saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2014-2016.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang

dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar dapat mengembangkan dan

memperbaiki penelitian sebelumnya, dengan memperpanjang/memperbarui

sampel penelitian dan periode pengamatan serta dapat menambahkan faktor-

faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian saham yang

mungkin dapat menyempurnakan hasil penelitian ini dan mendapatkan hasil

yang lebih maksimal.

2. Bagi akademisi, disarankan agar dapat meneliti kembali faktor-faktor yang

belum berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengembalian saham

dengan menggunakan metode pengukuran atau proksi lain, serta dapat

menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pembelajaran dan menambah

ilmu pengetahuan khususnya mengenai saham.

3. Bagi investor dan calon investor, disarankan agar para investor tidak hanya

mengikuti trend pergerakan perdagangan saham di pasar modal saja, namun

juga perlu melakukan analisis terlebih dahulu seperti analisis fundamental

dalam memutuskan perusahaan mana yang berpotensi baik dan

99

menguntungkan agar tingkat pengembalian saham yang diperoleh sesuai

dengan yang diharapkan saat berinvestasi.

4. Bagi manajemen perusahaan, meskipun dari hasil penelitian kepemilikan asing

dan kepemilikan domestik tidak berpengaruh dalam mengontrol keputusan

manajemen, sebaiknya manajemen perusahaan tetap perlu memerhatikan saran

dari para investor agar harga saham dapat diapresiasi dengan baik serta tetap

memerhatikan nilai total aset dan tingkat hutang agar kinerja perusahaan

mampu menarik minat investor dalam menanamkan saham di perusahaan

tersebut, terutama bagi para investor yang menjadikan dividen sebagai tujuan

utama dalam berinvestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih. M. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Leverage Operasi, dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Food and

Beverages Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. STIESIA. Surabaya.

Arifin, Ali. 2007. Membaca Saham. Yogyakarta : Salemba Empat.

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Staff

Indonesia.

Anggeris, Muhammad. 2014. Pengaruh Kebijakan Dividen, Volume Perdagangan

Saham Dan Leverage Perusahaan Terhadap Return Saham Pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

2009-2013. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Anoraga, Pandji. 2006. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta.

Anthony, Robert N. & Vijay Govindrajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.

Jakarta: Salemba Empat.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Badan Pusat Statistik. 2017. Pertumbuhan PDB per Sektor Kuartal I 2017.

(https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1364, diakses pada tanggal 5 Oktober

2017).

Bapepam-LK. 2011. Analisis Hubungan Kointegrasi dan Kausalitas Serta

Hubungan Dinamis Antara Aliran Modal Asing, Perubahan Nilai Tukar dan

Pergerakan IHSG di Pasar Modal. Laporan Studi.

Brealey, R.A., Myers, S.C., & Allen, F. 2011. Principles of Corporate Finance.

10th ed. New York, NY: McGraw-Hill/Irwin.

Brigham, F. Eugene dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi

Kedelapan. Jakarta : Erlangga

Bursa Efek Indonesia. 2014. IDX Fact Book 2014. (http://www.idx.co.id/id-

id/beranda/publikasi/factbook.aspx , diakses 18 Juli 2017).

Bursa Efek Indonesia. 2015. IDX Fact Book 2015. (http://www.idx.co.id/id-

id/beranda/publikasi/factbook.aspx, diakses 18 Juli 2017).

Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX Fact Book 2016. (http://www.idx.co.id/id-

id/beranda/publikasi/factbook.aspx, diakses 18 Juli 2017).

Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX Yearly Statistics 2016. (http://www.idx.co.id/id-

id/beranda/publikasi/statistik.aspx, diakses 23 Mei 2017).

Chen, Zhian, Jinmin Du, Donghui Li, & Rui Ouyang. 2013. Does foreign

institutional ownership increase return volatility? Evidence from China.

Journal of Banking & Finance.

Chourmain, Imam. 2008. Acuan Normatif Penelitian Untuk Penulisan Skripsi,

Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Al-Haramain Publishing House.

Darmadji, Tjiptono dan Hendi M. Fakhrudin. 2006. Pasar Modal di Indonesia:

Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

Darwis, Saputra. 2013. Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Return Saham

LQ-45 Selama Bulan Ramadhan di BEI. Jurnal Jurusan Management STIE

MDP.eprints.mdp.ac.id/761/1/JURNAL 2009200001.

Endri. 2011. Model Regresi Panel Data dan Aplikasi Eviews. Tutorial Working

Paper. (https://programdoktorpersada.files.wordpress.com/2011/12/data-

panel.pdf, diakses pada tanggal 30 Juli 2017).

Fauzi, H. 2006. Corporate Social and Environment Perfomance: A Comparative

Study Between Indonesian Companies and Multinational Companies

(MNCs) Operating In Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol, 6.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Mengenai Pedoman Dan Penelitian

Untuk Skripsi, Tesis Dan Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas di

Penegoro.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Cetakan ke IV. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Hadi, Junilla dan Yenni Mangoting. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan

Karakteristik Dewan Terhadap Agresivitas Pajak. Journal Tax &

Accounting Review. Vol 4, No.2.

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Manajemen Operasi Buku-1 Edisi-7. Jakarta:

Salemba Empat.

Hidayat, Rakhmad dan Bernardus Yulianto Nugroho. 2013. Analisis Pengaruh

Kepemilikan Institusi Asing Terhadap Volatilitas Return Saham Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2007-2011.

Husnan, Suad. 1994. Dasar-dasar Teori Portofolio.Edisi 2. Yogyakarta: AMP

YKPN

Iman S. Tunggal, dan Amin W. Tunggal. 2002. Membangun Good Corporate

Governance. Jakarta: PT. Prenhalindo.

Irawan, Richard dan Werner R. Murhadi. 2012. Analisis Pengaruh Three Factor

Model Dan Persentase Kepemilikan Asing Terhadap Tingkat Return Di

Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen & Bisnis.Vol.10, No. 2.

Ismiyanto. 2010. Buku Ajar Metode Penelitian. Semarang: Jurusan Seni Rupa

Fakultas Bahasa dan Seni UNNES.

Jensen, & Meckling. 1976. Theory of Firm: Managerial Behaviour Agency Costs

and Ownership Structure. Journal of Finance. Vol. 48.

Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketujuh.

Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketujuh.

Yogyakarta: BPFE.

Lee, Sanghoon. 2008. Ownership Structure and Financial Performance: Evidence

from Panel Data of South Korea. University of Utah Working Paper. Vol.

6, No. 2, hlm. 1–25.

Linandarini, Ermi. 2010. Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi

Peringkat Obligasi Perusahaan di Indonesia. Skripsi. Universitas

Diponegoro.

Kurniawati, Indah dan Puput Tri Komalasari. 2014. Pengaruh Kepemilikan Negara

Dan Asing Terhadap Corporate Risk Taking. Jurnal Manajemen Teori dan

Terapan. Tahun 7, No.2.

Machfoedz, Mas'ud. 1999. Akuntansi Manajemen 2 Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Marbeya, Ni Putu Ena dan Agung Suaryana. 2009. Pengaruh Pemoderasi

Pertumbuhan Laba Terhadap Hubungan Antara Ukuran Perusahaan, Debt

To Equity Ratio Dengan Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang

Terdaftar Di Pt. Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis.

Vol.4 No.1.

Mutua, Petterson K. 2015. The Relationship Between Domestic Investment

Activity And Market Returns At The Nairobi Securities Exchange. College

of Humanities and Social Sciences (CHSS).

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nugroho, Bramantyo dan Daljono. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Return Saham (Studi Empiris Perusahaan Automotive and Component yang

Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011). Dipenogoro Journal

of Accounting. Vol 2, No.1.

Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Pasar Modal 2014-2016.

(http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/data-dan-statistik/statistik-

pasar-modal/Pages/Statistik-Pasar-Modal-Januari---Minggu-1-2014.aspx,

diakses 23 Mei 2017).

Prasetyantoko, A. 2008. Bencana Finansial, Stabilitas Sebagai Barang Publik.

Jakarta : Kompas Media Nusantara.

Puspita, Vera. 2012. Pengaruh Probabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek

Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Putra, I Made Gunartha Dwi Putra dan I Made Dana. 2016. Pengaruh Profitabilitas,

Leverage, Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham

Perusahaan Farmasi di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5, No. 11.

Qoriah, Yayang. 2015. Pengaruh Likuiditas Saham Dan Return On Equity (Roe)

Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Indeks LQ45

Periode 2011-2014 di Bursa Efek Indonesia). Perpustakaan Universitas

Komputer Indonesia.

Rakhmardi, Edmiriyanto Yusri. 2011. Kinerja Perusahaan Dengan Kepemilikan

Institusional Asing Dan Kepemilikan Institusional Domestik Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Airlangga.

Republik Indonesia. 1997. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 455/Kmk.01/1997 Tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing

Melalui Pasar Modal. 1997. Jakarta: Menteri Keuangan Republik

Indonesia.

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta: Presiden

Republik Indonesia.

Riesdiana, Virta dan Hening Widi Oetomo. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan Dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Farmasi.

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol.4, No.4

Riyanto, Bambang. 2004. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

BPFC.

Rohman, Abdul dan Tito Albi Utama. 2013. Pengaruh Corporate Governance

Perception Index, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Nilai Saham. Diponegoro Journal of Accounting. Vol.2, No.2.

Salomon, R., and Grootvelt, H. 2003. The Equity Risk Premium: Emerging versus

developed market. Emerging Market Review. Vol 4.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Sari, Putri Lukita. 2016. Analisis Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Likuiditas

Saham dan Return Saham (Studi berdasarkan data perusahaan di Index LQ-

45 Periode 2013-2015). Skripsi. Fakultas Ekonomi UNS Surakarta.

Sarwono, Jonathan. 2005. Teori dan Latihan Menggunakan SPSS. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Sembel, Roy dan Sugiharto, T. 2009. The Art of Best Win. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo Kompas Gramedia.

Setiyono, Erik dan Lailatul Amanah. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan Dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi. Volume 5, Nomor 5.

Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Soleman, Rusman. 2007. Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Leverage.

Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.12, No.3.

Sudarmadji, A. M. & Sularto, L. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan,.

Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas

Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Seminar Ilmiah

Nasional Pesat 2007. ISSN 1858-2559.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suherman dan Anwar Siburian. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity

Ratio, Return On Equity, Dan Price To Book Value Terhadap Return Saham

(Studi Kasus Pada Perusahaan Industry Food and Beverages yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia

(JRMSI). Vol. 4, No. 1.

Supriyanto, Achmad Sani. dan Masyhuri Machfudz. 2010. Metodologi Riset:

Manajemen Sumberdaya Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi Edisi

pertama. Yogyakarta: Kanisius.

Tapscott, Don & Williams, Anthony. 2006. Wikinomics: How Mass Collaboration

Changes Everything. Portfolio.

Utama, Cynthia A. 2003. Tiga Bentuk “Masalah Keagenan (Agency Problem)” dan

Alternatif Pemecahannya. Majalah Manajemen Usahawan Indonesia

No.01/TH.XXXII.

Vo, Xuan Vinh & Jonathan Batten. 2010. An Empirical Investigation of Liquidity

and Stock Returns Relationship in Vietnam Stock Markets during Financial

Crisis. MPRA Paper.

Walizer, Michael H dan Paul L. Wienir. 1993. Metode dan Analisis Penelitian;

Mencari Hubungan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Wardhani, R. 2006. Mekanisme Corporate Governance dalam perusahaan yang

mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms).

Makalah SNA IX.

Wang, J. 2007. Foreign Ownership And Volatility Dynamic of Indonesian Stock.

Volume 14, Issue 3.

Widjadja, Indra. 2009. Pengaruh Firm Size Dan Capital Structure Terhadap Prospek

Saham Perusahaan. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Vol 2, No 1.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan

Eviews. Edisi kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.