If you can't read please download the document
Upload
lyliem
View
235
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTEK SEKOLAH
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT
PRAKTEK DASAR INSTALASI LISTRIK DI KELAS X
SMK NEGERI 1 BULAKAMBA KABUPATEN BREBES
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Oleh :
Fajar Supriyatno5301406010
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
ii
ABSTRAK
Fajar Supriyatno, 2012. Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes. Skripsi. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing:Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd dan Drs. Sutarno, M.T.
Kata kunci : Kelengkapan Peralatan, Hasil Belajar, SMK N 1 Bulakamba
Pembelajaran di SMK Negeri 1 Bulakamba tidak hanya membekali peserta didiknya di dalam sekolah melalui teori, namun dibekali pula melalui praktek. Pelaksanaan praktek sangat bergantung pada kelengkapan peralatan praktek, keterbatasan dan kelengkapan dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa pada saat melakukan praktek.
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK N 1 Bulakmaba, serta adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek dengan hasil belajar. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X SMK N 1 Bulakamba dan adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap hasil belajar siswa SMK N 1 Bulakamba.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan metode survey yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bulakamba. Sumber penelitian adalah siswa kelas X SMK N 1 Bulakamba dengan metode pengumpulan data observasi, angkaet atau kuesioner dan dokumentasi.
Hasil penelitian melalui observasi langsung, angket atau kuesioner serta dokumentasi ini dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebanyak 50% dalam kategori lengkap, 36% dengan kategori cukup lengkap, sebanyak 14% dalam kategori tidak tuntas dalam pembelajaran. Variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 3% menyatakan kelengkapan alat dalam kategori sangat lengkap, 44% dalam kategori lengkap, sebanyak 53% kategori cukup lengkap.
Kesimpulan dari penelitian ini secara rata-rata hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba masuk dalam kategori lengkap, yaitu persentase sebesar 50% dengan rata-rata klasikal sebesar 80%. Ada pengaruh yang signifikan antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik Siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba dengan besarnya pengaruh 30,9%.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang
Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd Drs. Sutarno, M. T
NIP. 196109021987021001 NIP. 195510051984031001
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Drs. Suryono, M. T
NIP. 195503161985031001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal : 13 November 2012
Panitia,
Ketua, Sekretaris,
Drs. Suryono, M. T Drs. Suryono, M. TNIP. 195503161985031001 NIP. 195503161985031001
Penguji :
Drs. Usman Nurzaman, M. PdNIP. 194904051975011001
Penguji/pembimbing I, Penguji/Pembimbing II,
Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd Drs. Sutarno, M.TNIP. 196109021987021001 NIP. 195510051984031001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik UNNES
Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd NIP. 196602151991021001
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini
benar-benar hasil karya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain, lengkap
sebagian atau seluruhnya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip untuk dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan disebutkan di dalam
daftar pustaka.
Semarang, September 2012
Fajar SupriyatnoNIM. 5301406010
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Satu tetes tinta akan mengubah bening segelas air murni, namun jangan
pernah putus asa hingga terpuruk oleh kesalahan yang kamu buat, karena
Allah masih memberi kesempatan untuk hamba-Nya untuk membenahinya.
Manfaatkan hidupmu agar hidupmu bermanfaat.
Hargai seseorang yang meminta maaf, beri kesempatan ia untuk lebih lengkap
dan jangan pernah buat ia merasa kehilangan segalanya.
Ikhlas adalah satu kata yang mudah diucapkan tapi susah diamalkan, tapi
sejalan dengan waktu dan ikhtiar semua tidak ada yang tidak mungkin.
PERSEMBAHAN
1. Ucapan syukur kehadirat Allah SWT.
2. Bapak dan Ibu, H. Soedikro dan Hj. Mulyati
tersayang yang selalu memberikan doa, dukungan
dan segalanya.
3. Kakak-kakak tercinta, yang selalu mendoakan dan
memotivasi.
4. Sahabat-sahabatku, yang telah memberikan
semangat dan memantapkan hatiku untuk
melangkah.
5. Teman-teman seperjuangan PTE 06.
6. Almamater tempat aku menuntut ilmu.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Hidayah
serta Inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X
SMK Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes dapat terselesaikan dengan
lengkap.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk membina
ilmu di UNNES.
2. Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd, Dosen Pembimbing I dan Drs. Sutarno, M.T,
Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd, Dekan Fakultas Teknik UNNES.
4. Drs. Suryono, M. T, Ketua Jurusan Teknik Elektro UNNES.
5. Drs. Usman Nurzaman, M. Pd, dosen penguji.
Penulis berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan lengkap, namun
penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Penulis
viii
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
penyusunan skripsi ini.
Semarang, September 2012
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
ABSTRAK . ii
LEMBAR PENGESAHAN .... iii
PERNYATAAN . iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN . v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI .. viii
DAFTAR LAMPIRAN .. xii
DAFTAR TABEL ... .. xiii
DAFTAR GRAFIK .... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............. 1
1.2 Rumusan Masalah ................ 6
1.3 Batasan Masalah ..................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................. 7
1.6 Sistematika Skripsi..................................................................... 8
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Belajar........................... 10
2.1.1 Pengertian Belajar .......................... 10
2.1.2 Tujuan Belajar ................ 11
2.1.3 Hasil Belajar ............................... 14
2.1.4 Proses Pembelajaran................................ 15
2.2 Sekolah Menengah Kejuruan .................................. 16
2.3 Dasar Instalasi Listrik .. .................................. 20
2.4 Kelengkapan Praktek dan Peralatan Praktek ............... 20
2.4.1 Kelengkapan Praktek ....................... 20
2.4.2 Peralatan Praktek .................................................. 23
2.5 Kerangka Berfikir ................................................... 28
2.6 Hipotesis ..................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian ........................................................ 33
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 33
3.2.1 Populasi ................................................ 33
3.2.1 Sampel .................................................. 34
3.3 Variabel Penelitian .......................................................................... 35
3.3.1 Variabel Bebas............................................... 35
3.4.2 Variabel Terikat ......................................................... 35
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 35
xi
3.4.1 Metode Dokumentasi ......................................35
3.4.2 Metode Observasi ............................................... 36
3.3.1 Metode Angket atau Kuesioner .......................................36
3.5 Metode Penyusunan instrumen ....................................................... 37
3.5.1 Menentukan Tipe Item Angket .......................................... 37
3.5.2 Menentukan Jumlah Item Angket ............................... 38
3.5.3 Membuat Kisi-Kisi Uji coba ...................................38
3.3.1 Uji coba Perangkat Angket...................................... 38
3.6 Uji Instrumen Penelitian ....................................... 39
3.6.1 Validitas eksternal ........................................... 39
3.3.1 Reliabilitas ...................................................... 41
3.6 Metode Analisis Data ....................................... 42
3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ........................................ 42
3.7.2 Uji Normalitas Data ....................................... 44
3.7.3 Analisis Regresi ...................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................... 48
4.1.1 Analisis Deskriptif Data ............. 48
4.1.2 Hasil Belajar Praktek .......................................................... 48
4.1.3 Kelengkapan Alat Praktek ................... 49
4.1.4 Hasil Uji Prasyarat ...................................... 51
4.1.4.1 Uji Normalitas ................ 51
xii
4.1.4.2 Uji Linieritas Garis Regresi .................................... 51
4.1.4.3 Uji Homogenitas ............................. 52
4.1.4.4 Uji Hipotesis ............................... 53
4.1.4.5 Koefisien Determinasi ................................. 54
4.2 Pembahasan ................................................................................. 55
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ......................................................................... 58
5.2 Saran ............................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ...... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian ....................... 62
Lampiran 2 Hasil Data Penelitian............................................................. 70
Lampiran 3 Hasil Belajar Siswa ............................................................... 72
Lampiran 4 Uji Normalitas Data Kelengkapan Praktek ........................... 73
Lampiran 5 Uji Normalitas Hasil Belajar ................................................ 74
Lampiran 6 Uji Homogenitas Data Variabel X dengan Variabel Y .......... 75
Lampiran 7 Analisis Regresi antara Kelengkapan Alat dengan
Hasil Belajar Praktek ............................................................ 77
Lampiran 8 Angket Penelitian ................................................................. 81
Lampiran 9 Daftar Nama Siswa SMK N 1 Bulakamaba .......................... 88
Lampiran 11 Surat Perijinan Penelitian ................................................... 90
Lampiran 12 Surat Penetapan Pembimbing ............................................. 91
Lampiran 13 Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................... 92
Lampiran 14 Surat Selesai Bimbingan .................................................... 93
Lampiran 15 Foto ................................................................................... 94
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Belajar Siswa .............................................................. 4
Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktek Dasar
Instalasi Listrik .......................................................................... 22
Tabel 2.2 Standar Sarana Dasar Instalasi Listrik ...................................... 22
Tabel 2.3 Kelengkapan Alat Program Teknik Instalasi Tenaga Listrik
di SMK Negeri 1 Bulakamba .................................................... 28
Tabel 3.1 Kisi-kisi item angket ............................................................... 38
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kelengkapan Alat ........................ 40
Tabel 3.3 Reliabilitas Instrumen .............................................................. 42
Tabel 3.4 Kriteria Persentase ................................................................... 44
Tabel 3.5 Ringkasan Analisis Varian ...................................................... 46
Tabel 4.1 Hasil Belajar Praktek .............................................................. 49
Tabel 4.2 Kelengkapan Alat Praktek ....................................................... 50
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................... 51
Tabel 4.4 Hasil Uji Keberatian Koefisien ................................................ 53
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik 49
Diagram 4.2 Deskripsi Kelengkapan Alat Praktek ................................... 50
Diagram 4.3 Diagram Pencar dan Garis Persamaan Regresi ..................... 52
Grafik Persamaan Garis Linier ................................................................ 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik, yang memungkinkan pengembangan segenap potensi
individu, sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat
tercapai. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional, visi dari Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.
Sedangkan misi Pendidikan Nasional sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarakan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Pendidikan menengah kejuruan merupakan institusi yang bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
2
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya. Pendidikan menengah kejuruan dalam hal ini Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja
dan memiliki jastifikasi khusus pada kebutuhan di lapangan sehingga harus
memiliki kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja agar mampu
menyesuaikan lulusannya dengan tuntutan kerja.
Untuk mempersiapkan siswa dan lulusannya dalam memasuki dunia kerja,
maka harus dipersiapkan program pembelajaran dasar, pembelajaran lanjutan dan
program pembelajaran aplikasi. Program pembelajaran dasar yang dimaksud
proses belajar yang diberikan pada tahap awal kepada siswa dalam menguasai
suatu bidang, dalam hal ini diberikan kepada kelas dasar atau kelas X. Program
pembelajaran lanjutan adalah proses belajar yang diberikan setelah siswa telah
menamatkan proses belajar pada tingkat dasar, biasanya proses belajar ini
diberikan pada kelas XI. Sedangkan program pembelajaran aplikasi adalah proses
pembelajaran yang diberikan kepada siswa setelah menamatkan program
pembelajaran tingkat lanjutan, program ini diberikan pada kelas akhir atau kelas
XII.
Pada SMK proses pembelajaran bertahap ini menjadi hal mutlak dilakukan
karena untuk mendapatkan lulusan yang mampu menjadi tenaga kerja yang
professional. Pada jurusan listrik program pembelajaran dasar terdiri dari berbagai
mata pelajaran kejuruan. Proses pembelajaran yang dilakukan aada tingkat dasar
saling terkait antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya sehingga
3
diharapkan saling mendukung dan menguatkan siswa dalam mengikuti proses
belajar yang selanjutnya.
Salah satu mata diklat di SMK Negeri 1 Bulakamba adalah dasar instalasi
listrik. Di di SMK Negeri 1 Bulakamba menerapkan sistem pengajaran teori dan
praktek. Pelajaran teori dilaksanakan terlebih dahulu baru kemudian melakukan
secara praktek. Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami
dan terampil praktek instalasi dasar listrik dengan baik dan benar, serta siswa
mampu memilih karier, berkompetensi dan mengembangkan sikap
profesionalisme dalam program keahlian instalasi dasar listrik dan membekali
siswa dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
Salah satu tujuan pelaksanaan mata diklat dasar instalasi listrik adalah
siswa diharapkan mampu mengenal dasar tentang bagaimana cara pemasangan
instalasi listrik rumah tangga maupun dasar tentang peralatan yang diperlukan
atau dibutuhkan dan mengetahui tata cara pada saat melaksanakan praktek yang
sesuai dengan tata tertib praktek yang ditentukan.
Guna menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin canggih dan arus globalisasi yang semakin hebat sehingga banyak
persaingan dalam berbagai hal yang menuntut peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) terutama untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berprestasi serta untuk mencapai tujuan pembelajaran mata diklat
instalasi listrik dasar, maka siswa mampu menguasai teori dasar listrik instalasi
dan mampu menerapkan praktek sesuai dengan job praktek, yang dalam ini
didukung oleh peralatan praktek yang ada.
4
Menurut Slameto (2010. hal 68), perlengkapan alat pelajaran erat
hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh
guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu, peralatan yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan
bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima
pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih
maju.
Hasil belajar yang didapat siswa saat praktek dasar instalasi listrik adalah
bentuk kongkret dan keterampilan yang didapat ditingkat dasar menuju proses
pengembangan dirinya, oleh karena itu siswa dituntut agar dapat menerapkan teori
yang didapatkan dengan praktek yang sesungguhnya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti dilakukan pada bulan
Februari 2012 menunjukan bahwa rata-rata kompetensi siswa kelas X di SMK
Negeri 1 Bulakamba pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik masih
terdapat banyaknya siswa yang nilainya tergolong cukup dan ada siswa yang
masih bernilai dibawah KKM, dengan ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu
5
Data di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa untuk mata diklat
Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba
tahun 2008/2009 dengan jumlah siswanya keseluruhan dari 3 kelas terhadap nilai
teori dan praktek yaitu 76 siswa, diketahui bahwa yang memenuhi kriteria
ketuntasan dengan nilai 75 adalah 60 siswa atau 79,5% dan yang belum
mencapai kriteria nilai tersebut sebanyak 16 siswa atau 21,5% . Tahun pelajaran
2010/2011 dengan jumlah siswa keseluruhan dari 3 kelas yaitu 110 siswa , di
ketahui bahwa yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai 75 adalah 90
siswa atau 81,82% dan yang belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 20
siawa atau 18,18%. Sedangkan dari siwa tahun pelajaran 2011/2012 dengan
jumlah siswa keseluruhan dari 3 kelas yaitu 107 siswa , di ketahui bahwa yang
memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai 75 adalah 89 siswa atau 82,18% dan
yang belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 18 siswa atau 17,82%.
Nilai dalam praktek merupakan salah satu penunjang untuk meningkatkan
nilai selain dari nilai tes atau teori, dan sebaiknya nilai praktek itu dalam kategori
baik. Ditinjau dari proses belajar yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang berlatar belakang teori dan praktek, keterbatasan dan kelengkapan
peralatan praktek yang ada di sekolah sering menjadi penyebab rendah.
Keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi dari kelengkapan peralatan praktek
yang digunakan pada saat melakukan praktek.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah terhadap Hasil
6
Belajar Siswa pada mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X SMK
Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes.
1.2 Rumusan Masalah
Bertolak dari penjelasan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1) Seberapa tinggi hasil belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba
mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik?
2) Adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar
praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik Siswa kelas X
SMK Negeri 1 Bulakamba.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya kajian yang menjadi obyek penelitian, maka dilakukan
pembatasan terhadap masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1) Kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik yang dimiliki di SMK
Negeri Bulakamba.
2) Hasil belajar mata diklat dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1
Bulakamba.
7
1.4 Tujuan Penelitian
Pada umumnya penelitian mempunyai tujuan untuk menemukan,
mengembangkan atau mengkaji kebenaran pengetahuan. (Sutrisno Hadi, 1985 :
3). Sesuai dengan permasalahan yang diungkap maka tujuan penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui tingkatan hasil belajar mata diklat Praktek Dasar Instalasi
Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba.
2) Untuk mengetahui pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi
listrik terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklai Praktek Dasar
Instalasi Listrik siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba.
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1 Manfaaat Secara Teoritis
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan
khususnya mengenai pengaruh peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek
dasar instalasi listrik.
1.5.2 Manfaat Secara Praktis
1) Bagi Siswa
Dapat digunakan sebagai motivasi bagi siswa untuk mengikuti mata diklat
dasar instalasi listrik dengan alat yang lengkap sehingga siswa dapat memahami
mata diklat dasar instalasi listrik dan siswa dapat meningkatkan nilai prakteknya.
2) Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan masukan mengenai keadaan
peralatan praktek sekolah.
8
3) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kasanah pengetahuan
tentang pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap
hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik
sehingga dapat dijadikan bekal bagi peneliti dalam menerapkan ilmu
kependidikan yang telah diperoleh dikemudian hari.
4) Bagi Peneliti Lain
Dapat menambah pengetahuan untuk melakukan sebuah penelitian yang
masih dalam satu jenis penelitain.
1.6 Sitematika Skripsi
Sistematika skripsi merupakan tata cara penyusunan skripsi yang bertujuan
untuk memudahkan jalan pemikiran dalam memahami secara keseluruhan isi
skripsi dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.1.1 Bagian Awal Skripsi
Terdiri dari : halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, daftar tabel.
1.1.2 Bagian Inti Skripsi
Bagian inti skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab
menguraikan hal sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
9
BAB II : Landasan teori penelitian, yang berisikan teori tinjauan belajar, hasil
Sekolah Menengah Kejuruan, dasar instalasi listrik, peralatan praktek
dan kelengkapan praktek, kerangka berpikir dan hipotesis.
BAB III : Metode penelitian, yang berisikan mengenai lokasi penelitian,
populasi dan sampel penelitian, variable penelitian, metode
pengumpulan data, metode penyusunan instrumen uji instrument
penelitian, dan metode analisis data.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan mengenai hasil penelitian
yang telah dilakukan beserta pembahasannya.
BAB V : Penutup, mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran yang
diberikan peneliti berdasarkan simpulan.
1.1.3 Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir dalam skripsi ini berisikan tentang daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang
peranan didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian,
dan bahkan persepsi manusia.
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar menurut James O. Whittaker (dalam Darsono 2000:4) Learning
may be defined as the process by which behavior originates or altered through
training or experience belajar didefinisikan sebagai proses menimbulkan atau
merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman.
Slameto (2002 hal.13), mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.
Dari dua definisi di atas, dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi setelah sesorang
melakukan kegiatan belajar dapat berupa pengertian atau pengetahuan,
keterampilan atau sikap. Belajar merupakan peristiwa yang disengaja atau terjadi
secara sadar disertai dengan tindakan-tindakan mental, seperti berfikir dan
11
berimajinasi, artinya seseorang yang terlihat pada peristiwa belajar pada akhirnya
menyadari bahwa ia telah mempelajari sesuatu. Perubahan tingkah laku yang
terjadi merupakan perubahan yang diperoleh dari kegiatan yang disadari dan
disengaja dilakukan.
2.1.2 Tujuan Belajar
Secara umum tujuan belajar yang dicapai melalui kegiatan instruksional
biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan (instrucsional effects). Tujuan
lainnya disebut hasil sampingan (nurturent effects), biasanya berbentuk cara
berpikir kritis, sikap terbuka, demokratis, dan sebagainya. Jadi dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan pembentukan sikap atau tingkah laku. Dari ketiga tujuan
tersebut, pada prinsipnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melakukan
belajar. Perubahan tersebut mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, efektif, dan
psikomotorik (Darsono, 2000 hal. 32).
Ranah kognitif (cognitive domain), yaitu suatu wilayah kecakapan
mempengaruhi tingkah laku seseorang, yang terdiri dari enam jenjang intelektuial,
yaitu :
1) Pengetahuan (knowledge), yaiut mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan;
2) Pemahaman (comprehension), yaitu mencakup kemampuan untuk menangkap
makna dan arti dari bahan yang dipelajari;
12
3) Penerapan (application), yaitu mencakup kemampuan untuk menerapkan
suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang kongkret
dan baru;
4) Analisis (analisys), yaitu mencakup kemampuan untuk merinci satu
keasatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau
organisasinya dapat dipahami dengan baik;
5) Sintesis (synthesis), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
kesatuan atau pola baru;
6) Evaluasi (evaluation), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung
jawaban pendapat itu, yang berdasarkan criteria tertentu (Winkel, 1999 hal.
244-226).
Ranah afektif (affective domain), yaitu suatu wilayah yang menyangkut
reaksi-reaksi psikologi yang berkaitan dengan kemampuan dan perasaan. Ranah
afektif terdiri dari lima jenjang, yaitu :
1) Penerimaan (receiving), yaitu mencakup kepekaan akan adanya suatu
perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti
peralatan praktek
2) Partisipasi (responding), yaitu mencakup kerelaan untuk memperhatikan
secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan;
3) Penilaian/penentuan sikap (valuing), yaitu mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan
penilaian itu;
13
4) Organisasi (organization), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan;
5) Pembentukan pola hidup (omplcharacterization by a value or value cex),
yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan
sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi
pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri
Ranah psikomotorik (psycho-motor domain), yaitu keterampilan
mengadakan koordinasi antara proses-proses psikis dengan reaksi motorik. Ranah
psikomotorik terdiri dari :
1) Persepsi (perception), yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan
pembedaan antara cirri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsanagan;
2) Kesiapan (set), yaitu mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya
dalam keadaan akan memulai suatu rangkaian gerakan, seperti persiapan
untuk mengerjakan tugas-tugas;
3) Gerakan terbimbing (guided response), yaitu mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan
(imitasi);
4) Gerakan yang terbiasa ( mechanical response), yaitu mencakup kemampuan
untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah
dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan, seperti
gerakan dalam menggunakan peralatan praktek;
14
5) Gerakan yang kompleks (complex response), yaitu mencakup kemampuan
untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa
komponen, dengan lancer, tepat dan efisien. Seperti halnya keterampilan
dalam menggunakan peralatan praktek;
6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment), yaitu mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengaqn kondisi
setempat atau dengan menunjukan suatu taraf keterampilan yang telah
mencapai kemahiran;
7) Kreativitas (creativity), yaitu mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-
pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif
sendiri;
2.1.3 Hasil Belajar
Di dalam pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang amat penting
untuk diperhatikan oleh setiap guru, karena hasil belajar yang tercapai siswa
menunjukan seberapa jauh siswa telah menguasai materi perkuliahan dan
mencerminkan pula berhasil tidaknya guru dalam mengajar. Untuk mengetahui
hasil belajar siswa, maka setiap proses perlu diadakan evaluasi.
Prestasi adalah tingkatan-tingkatan sejauh mana mahasiswa telah dapat
mendapat tujuan yang ditetapkan (Arikunto, 2001 : 226). Sedangkan Hasil belajar
adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),
pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang
tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar
15
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, 2009
: 159).
Hasil belajar adalah semua perubahan dibidang kognitif, sensorik-motorik,
dan dinamik-afektif yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya. Hasil belajar ini merupakan suatu kemampuan internal
(capability) yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang
itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance).
2.1.4 Proses Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. (Darsono dkk,
2000 : 24). Berdasarkan pengertian pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran adalah rangkaian suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru dengan sedemikian rupa, agar supaya berpengaryh terhadap tingkah laku dan
sikap siswa kearah yang lebiuh baik, sampai dengan tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah,
baik kualitas maupun kuantitas (Darsono dkk, 2000:26). Tingkah laku yang
dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang
berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
Kemudian dalam proses pembelajaran terdapat komponen-komponen yang
saling mempengaruhi, yaitu : (1) tujuan pendidikan dan pengajaran; (2) peserta
didik; (3) guru; (4) perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum; (5)
16
strategi pengajaran; (6) media pengajaran; (7) evaluasi pengajaran (Hamalik,
2009: 77).
Guru adalah merupakan pekerjaan profesi (Sutomo dkk, 1994:4). Dalam
proses pembelajaran di sekolah guru sebagai pengajar dan pendidik. Untuk
melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan proses pembelajaran, guru
mnempatkan kedudukannya sebagai figure sentral. Seorang guru harus mampu
dalam mengorganisasi kegiatan belajar siswa maupun dengan keterampilan
mengajar. Termasuk disini mengatur dan mengoptimalkan penggunaan sarana
belajar, demi meningkatkan proses dan hasil belajar.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebgai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar-mengajar.
Saran dan fasilitas dalam hal ini termasuk di dalamnya keadaan
kelengkapan peralatan praktek, tempat duduk, keadaan gedung, tempat belajar
seta penerangan dan fasilitas pendukung lainnya dapat mempengaruhi proses dan
keberhasilan siswa dalam belajar.
2.2 Sekolah Menengah Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan
siswanya agar dapat bekerja dalam bidang tertentu, terutama yang ada kaitannya
dengan teknologi. Usaha pemerintah untuk mewujudkan pendidikan Nasional
secara merata adalah dengan lebih banyak mendirikan sekolah, baik sekolah
umum maupun sekolah-sekolah kejuruan. Sedangkan Depdikbud (1989 : 9)
menerangkan bahwa sekolah kejuruan merupakan pendidikan yang
17
mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa.
Didirikannya sekolah kejuruan mempunyai tujuan agar lulusannya lebih siap
bekerja dibandingkan dengan lulusan sekolah umum.
Tujuan SMK negeri 1 Bulakamba adalah 1) Menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar yang produktif sesuai tuntutan standar kompetensi dunia kerja.
2)Menumbuhkan budaya hidup disiplin dan unggul di kalangan warga sekolah
yang dilandasi nilai nilai keimanan.
Dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan
Nasional, pasal 4 disebutkan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
berkepribadian yang mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab
terhadap masyarakat, bangsa dan Negara.
Jenis dan tingkat kejuruan di Indonesia banyak macamnya, sesuai dengan
kebijakan Direktorat Pendidikan Kejuruan, maka pada tahun 1979 sekolah
kejuruan mulai ditertibkan sesuai dengan keahliannya. Untuk sekolah menengah
tingkat atas dikelompokan sebagai berikut :
a. Sekolah Teknologi Menengah (STM)
b. Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMTP)
c. Sekolah Menengah Teknologi Kerumahtanggaan (SMKTA)
d. Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK)
e. Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA)
18
f. Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK)
g. Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Perkapalan dan Peberbangan
Untuk mempermudah pengaturan dan pengelolaan, sebagaimana kebijakan
Direktorat Pendidikan Kejuruan sejak tahun 1979 sekolah kejuruan tersebut
disatukan yang kemudian disebut Sekolah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA).
Dikeluarkannya surat Keputusan Mendibud Nomor 0409/U/1992 Sekolah
Menengah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA), diganti istilahnya menjadi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Dalam keputusan tersebut, yang dimaksud dengan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan menengah
yang dilaksanakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidiakn dasaar serta
menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap
profesionalisme. SMK menyelenggarakan program pendidikan yang disesuaikan
dengan jenis lapangan pekerjaan.
Sesuai dengan keputusan Mendibud RI Nomor 080/1/1993 tentang
Kurikulum Sekolah Kejuruan (SMK), maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dibagi menjadi 7 kelompok.
Ketujuh kelompok tersebut adalah :
1. SMK Kelompok Teknologi dan Industri
2. SMK Kelompok Pertanian dan Kehutanan
3. SMK KelompokPerkapalan dan Penerbangan
4. SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen
5. SMK Kelompok Kesejahteraan Keluarga
6. SMK Kelompok Pariwisata
19
7. SMK Kelompok Seni dan Kerajinan
Untuk tiap kelompok program pendidikan tersebut kemudian dibagi
menjadi beberapa jurusan dan tiap jurusan mempunyai program pendidiakn
terkecil yang disebut program studi. Pengelompokan program ini, maka untuk
SMK Kelompok Teknologi dan Industri terdiri atas beberapa program pendidikan
yang mempersiapka tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan
profesionalismenya pada berbagai jenis pekerjaan dibidang teknologi dan industry
meliputi : teknik mesin, otomotif, kelistrikan, elektronika, kontruksi bangunan
gedung, bangunan air, pertambangan, grafika, kimia, tektil, teknik pendingin,
informatika dan instrument industry. Ini berarti SMK Kelompok Teknologi dan
Industri merupakan gabungan dari berbagai program pendidikan di Sekolah
Teknologi Menengah (STM).
Dengan perkembangan teknologi dewasa ini dan banyaknya perusahaan
atau industry yang menggunakan peralatan atau mesin dengan teknologi modern
maka dibutuhkan lulusan dari SMK yang memiliki kemampuan sesuai yang
dibutuhkan oleh dunia usaha / industry. Maka keberadaan SMK kelompok
teknologi dan industry sampai saat ini masih mendominasi kuantitas SMK di
Indonesia dibandingkan dengan SMK kelompok lain.
SMK Negeri 1 Bulakamba yang beralamat Jalan Raya Bulakamba Brebes
telah membuka lima program keahlian, yaitu : (1) Teknik Kendaraan Ringan, (2)
Teknik Audio Video, (3) Teknik Instalasi Tenaga Listrik, (4) Agrobisnis Tanaman
Pangan dan Holtikultura, (5) Nautika Kapal dan Penangkapan Ikan. Secara umum
saran dan prasarana yang ada di SMK Negeri 1 Bulakamba sudah cukup baik,
20
tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terus dilakukan perbaikan dan
pengadaan fasilitas sekolah, baik fisik maupun kualitas dan mutu sekolah. SMK
Negeri 1 Bulakamba mulai menerapkan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran
2006/2007 dengan pelaksanaan pengajaran sistem semester.
2.3 Dasar Instalasi Listrik
Pada dasarnya untuk pemberian materi dasar instalasi listrik disini adalah
bagaimana cara atau peraturan pemasangan instalasi listrik yang sesuai dengan
aturan yang ada, karena dalam pemasangan instalasi penerangan listrik merupakan
pekerjaan yang sangat komplek, pekerjaan ini meliputi perencanaan, membaca
gambar, pemilihan bahan maupun alat serta pelaksanaan pemasangannya.
2.4 Kelengkapan Praktek dan Peralatan Praktek
2.4.1 Kelengkapan peralatan praktek
Pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan, hal
utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kelengkapan ideal.
Saat pelaksanaan analisis dapat dilakukan dengan sistem semester.
Kelengkapan berarti kegenapan, sedangkan alat berarti barang-barang
yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (Pusat Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Depdikbud, 1989).
Sedangkan yang dimaksud dengan alat disini adalah alat-alat yang dipakai
dalam melaksanakan praktek Pemasangan Dasar Instalasi Listrik. Siswa akan
memperoleh keterampilan secara maksimal dalam proses praktek apabila
didukung dengan adanya bengkel kerja yang memiliki peralatan praktek yang
lengkap.
21
Adapun standarisasi kerja optimal dengan memiliki peralatan praktek
lengkap (depdikbud, 1998) adalah :
1. Efisiensi penggunaan peralatan praktek berkisar antara 60% sampai
dengan 80%.
2. Peralatan selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan terhindar
dari kerusakan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun
2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) untuk praktik dasar
instalasi listrik sebagai berikut.
a. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: penerapan konsep
dasar kelistrikan dan pengukuran pada pembangkit listrik; instalasi pembangkit
yang meliputi konstruksi, cara kerja, pemasangan, inspeksi, pengoperasian
danperawatan/perbaikan, serta pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja
listrik (K3 Listrik).
b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga
Listrik adalah 208 m untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi:
laboratorium dasar teknik elektro 64 m, area kerja pembangkit tenaga listrik
96 m, ruang penyimpanan dan instruktur 48 m.
c. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
dilengkapi prasarana
22
Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik dasar instalasi listrik
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Laboratorium dasar 4m/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik.
teknik elektro Luas minimum adalah 64 m.
Lebar minimum adalah 8 m.
2 Ruang kerja 6m/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik.
pembangkit tenaga Luas minimum adalah 96 m.
listrik Lebar minimum adalah 8 m
3 Ruang penyimpanan 4m/instruktur Luas minimum adalah 48 m.
dan instruktur Lebar minimum adalah 6 m.
Tabel 2.2 Standar sarana dasar instalasi listrikNo Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot1.1 Meja kerja 1 set/lab Untuk minimum 4 peserta didik1.2 Kursi kerja pada pekerjaan penerapan konsep1.3 Lemari simpan alat dan dasar kelistrikan dan pengukuran
bahan pada pembangkit listrik.2 Peralatan2.1 Peralatan untuk pekerjaan 1 set/lab Untuk minimum 4 peserta didik
penerapan konsep dasar pada pekerjaan penerapan konsepteknik elektro dasar kelistrikan dan pengukuran
pada pembangkit listrik3 Media Pendidikan 3.1 Papan tulis 1 set/lab Untuk mendukung minimum 4
peserta didik pada pelaksanaankegiatan belajar mengajar yangbersifat teoritis
4 Perlengkapan Lain4.1 Kontak kontak Minimum 1 Untuk mendukung
buah/area. operasionalisasi peralatan yangmemerlukan daya listrik
4.2 Tempat sampah Minimum 1buah/area.
23
2.4.2 Peralatan Praktek
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan (seringkali disebut praktek)
diperlukan peralatan untuk mengerjakannya. Tanpa alat/ perkakas hampir dapat
dipastikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan menbginagt
pentingnya peralatan bagi praktek, maka wajib bagi siswa untuk mengenal nama
dan bentuk penggunaannya yang tepat.
Dengan menggunakan alat yang tepat dapat diharapkan hasil kerjaan yang
baik. Sebaliknya, salah memilih atau memakai alat/perkakas, tidak mungkin
dihasilkan pekerjaan yang baik. Untuk pekerjaan instalasi diperlukan berbagai
jenis alat/perkakas. Oleh karena itu adanya pengelompokan yang berdasarkan
kepentingan pemakaiannya yaitu dibedakan dari :
1. Alat / perkakas pokok
Alat atau perkakas pada pekerjaan intsalasi listrik adalah merupakan alat /
perkakas tangan, yaitu alat yang mudah dibawa kemana-mana. Alat ini
biasanya dimasukan kedalam kantong dari terpal yang digantungkan pada
ikat pinggang atau dimasukan dalam kantong baju atau celana yang dibuat
khusus untuk keperluan tersebut. Adapun macam dari alat / perkakas
pokok yaitu :
a. Obeng adalah alat tangan yang digunakan untuk memasang atau
membuka sekrup, obeng terdiri dari tiga bagian pokok ialah pegangan,
batang dan mata obeng. (Daryanto 1995: 41)
Macam-macam bentuk obeng antara lain :
24
1) Obeng Rata
2) Obeng bintang (Philips)
3) Obeng offset
b. Tang merupakan alat utama dalam pekerjaan instalasi listrik, yang
digunakan untuk memegang benda kerja, memotong kawat, membuat
mata (loop).
Sedangkan macam bentuk tang antara lain :
25
1) Tang pemotong
2) Tang kombinasi
3) Tang pebulat
4) Tang pemegang
26
5) Tang kakatua
c. Pisau digunakan untuk mengupas kabel, memotong tali rami dan
isolasi ban.
2. Alat / perkakas bantu
Untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan instalasi listrik,
selain perkakas pokok seringkali diperlukan alat / perkakas bantu. Alat /
perkakas bantu ini sebenarnya amat luas, tetapi dalam hal ini akan
disebutkan beberapa buah yang dirasa sangat penting, antara lain :
a. Martil merupakan alat yang digunakan untuk memukul. Beberapa
macam martil yang digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik adalah
martil paku, martil kepala baut, martil karet, martil muka lunak.
b. Kunci adalah alat / perkakas yang dapat digunakan untuk memutar
mur-baut. Macam-macam kunci yaitu : kunci inggris, kunci pipa, kunci
pas tunggal, kunci pas ganda, kunci pas gelang, kunci sock.
27
c. Pemotong pipa, alat perkakas sederhana untuk memotong pipa adalah
gergaji besi, pipa cutter.
d. Pembengkok pipa yang sangat sederhana berupa sepotong kayu,
umumnya jati dan dibuatkan lubang yang sesuai dengan lubang pipa.
e. Penarik kawat / kabel, contoh dari penarik kabel yaitu penarik kawat
berbentuk spiral.
f. Baut soldir, alat untuk mematri ada dua macam, yaitu baut soldir baker
dan baut soldir listrik.
g. Kompor merupakan sumber api buatan dengan bahan bakar minyak,
contoh dari kompor yaitu : kompor minyak, push button torch.
h. Alat penekan keeling yaitu penekan keeling (mekanis), las titik
(listrik).
3. Alat / perkakas pemeriksa
a. Tespen merupakan alat sederhana yang sangat berguna untuk
mengetahui hantaran fasa atau yang bertegangan dalam suatu instalasi
listrik.
b. Megeer adalah alat / perkakas penting yang sering digunakan dalam
pemeriksaan instalasi listrik, alat ini dapat dipakai untuk mengetahui
baik atau buruknya hantaran dalam suatu instalasi.
c. Multimeter adalah alat / perkakas yang digunakan untuk mengertahui
besar tegangan antara hantaran fasa dengan kawat nolnya.
Jumlah Alat Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang
dimiliki SMK Negeri 1 Bulakamba.
28
Tabel. 2.3 Kelengkapan AlatNo Alat / Bahan Jumlah alat
1
Perkakas Pokoka. Tang
- Tang Pemotong- Tang Kombinasi- Tang Pengupas- Tang Lancip
b. Obeng - Kecil- Besar- Sedang
27272526
242525
2
Perkakas Bantua. Martil
- Kepala Bulat- Kepala Lunak- Kepala Karet
b. BORc. Gergajid. Pisaue. Solder
242624118918
3
Perkakas Pemeriksaa. Tespenb. Multimeterc. Megerd. Tang Amperee. Kwh meter 1 fasa
302072015
4
Bahan instalasi Listrika. Box Sikring 1 fasa 3 kelompokb. Box Sikring 1 fasa 2 kelompokc. Box Sikring 1 fasa 1 kelompokd. MCB 1 fasae. Stop kontakf. Fitting g. Saklar
- Tunggal- Seri
h. Papan Praktek
101011101320
252526
2.5 Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian di atas maka seorang siswa dituntut agar dapat
mengenal peralatan praktek listrik sesuai dengan kegunaan masing-masing.
29
Seorang siswa harus bisa menggunakan peralatan praktek dengan benar dan tepat,
karena selama melakukan aktivitas praktek instalasi listrik tidak menutup
kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat menyebabkan seseorang siswa
menjadi/mengalami luka ringan bahkan serius.
Pada saat praktek sedang berlangsung siswa harus mengetahui job sheet
yang diberikan oleh guru dan betul-betul mengetahui bagan rangkaian yang akan
dipraktekkan. Mengetahui bagan rangkaian yang akan dipraktekkan, sangat
penting karena merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan sebelum
melakukan aktivitas praktek dasar instalasi listrik. Dengan demikian seseorang
dapat mengerjakan pekerjaannya dengan mudah dan benar. Oleh karena itu pada
saat melakukan praktek instalasi listrik disekolah seorang siswa dituntut dapat
membaca (berkomunikasi) dengan rangkaian pemasangan listrik yang benar.
Baik dan buruknya hasil praktek pemasangan instalasi listrik sangat
dipengaruhi oleh peralatan praktek yang digunakan. Seorang siswa harus bisa
memanfaatkan semua peralatan yang ada pada bengkel praktek sekolah, karena
peralatan yang memadai akan memperlancar jalannya proses belajar mengajar
terutama pada pelajaran praktek. Apabila perlatan praktek/perkakas praktek yang
tidak lengkap akan membuat siswa menjadi malas untuk mengikuti pelajaran
praktek. Manfaat kelengkapan peralatan praktek dapat memperlancar proses
belajar mengajar, menumbuhkan kemampuan mencari, mengolah dan
menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah atas tanggung jawab dan usaha
sendiri dan akhirnya tumbuhlah sikap untuk belajar mandiri.
30
Banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah satu dintaranya
adalah peralatan praktek siswa yang juga merupakan faktor yang tidak dapat
diabaikan begitu saja. Sebab tanpa adanya fasilitas belajar yang mendukung
proses belajar, siswa tidak akan bersemangat dalam belajar dan tujuan belajar juga
akan terhambat ketercapaiannya. Jika siswa telah kehilangan semangat belajar,
maka akan berdampak pada prestasi yang didapat oleh siswa. Sumadi Suryabrata
2004: 233), mengemukakan bahwa alat-alat yang dipakai untuk belajar dan faktor-
faktor lainnya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga dapat membantu
proses belajar secara maksimal.
Kecakapan guru dalam menggunakan fasilitas yang ada akan
mempermudah dan mempercepat siswa untuk belajar. Begitu pula dengan
pengadaannya, pengadaan fasilitas belajar yang memadai sangat diperlukan dalam
menunjang proses pembelajaran terutama dalam pencapaian tujuan pendidikan
yang diharapkan. Sebab, dewasa ini peranan fasilitas pendidikan semakin
dirasakan sangat penting sekali mengingat semakin ketat pula persaingan diantara
lembaga- lembaga sekolah yang ada. Bahkan saat ini sering kali kelengkapan
fasilitas dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan pembelajaran dan kualitas
suatu sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peralatan praktek disediakan secara
lengkap dalam proses belajar praktek, khususnya dalam praktek instalasi listrik
tentu sangat berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Melalui pengamatan yang
dilakukan terhadap peralatan praktek yang disediakan secara lengkap maka
berpengaruh terhadap hasil kerja praktek siswa serta lebih mampu menerapkan
31
teori yang diberikan dan hasil kerja praktek yang lebih cepat, peralatan praktek
merupakan salah satu faktor yang dapat memperngaruhi dalam pencapaian hasil
belajar siswa.
Dari paradigma yang telah dijelaskan dapat digambarkan pada skema
berikut :
Gambar 1. Kerangka Berfikir2.6 Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71) Hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan pada uraian teori di atas dalam penelitian ini, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
a. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar
siswa program studi dasar instalsi listrik SMK Negeri 1 Bulakamba.
Hail Belajar
Kelengkapan Peralatan Praktek
Bahan Instalsi Listrik
PerkakasPemeriksa
PerkakasBantu
PerkakasPokok
32
b. Hipotesis Nihil (Ho)
Tidak ada pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil
belajar Praktek dasar instalasi listrik program studi dasar instalsi listrik
SMK Negeri 1 Bulakamba.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah kegiatan untuk mengembangkan dan menguji
suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah untuk
mencapai tujuan melalui proses yang sistematis dan analisis yang logis.
Penggunaan metode penelitian yang tepat akan memperoleh hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku. Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey yaitu
penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang
ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual (Moh. Nazir, 1983 : 65).
Jenis Penelitian ini tanpa menggunakan suatu perlakuan (treatment) pada
suatu objek atau disebut juga penelitian non eksperimen. Adapun metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Bulakamba pada siswa kelas X
program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik, yang bealamat Jalan Raya
Kluwut Bulakamba Brebes.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti.
Menurut Arikunto (2006 : 108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Sutrisno Hadi (2004 : 182) populasi didefisinikan seluruh penduduk yang
34
dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum, populasi dibatasi
sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai ssatu
sifat yang sama.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMK Negeri
1 Bulakamba program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang terdiri dari
kelas X-1, X-2, X-3 yang siswanya berjumlah 107 siswa.
3.2.2 Sampel
Menurut Arikunto (2006 : 19) sampel diartikan sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sedangakan Sutrisno Hadi (2004 : 182) menyatakan bahwa
sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi,
juga harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama. Dari pengertian di atas
yang dimaksud sampel pada penelitian ini adalah individu yang memiliki sifaat
sama dan dapat mewakili penelitian ini adalah individu yang memiliki sifat yang
sama dan dapat mewakili populasi. Tetapi apabila jumlah subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi (Arikunto, 2006 : 112).
Berdasarkan hal itu maka pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik cluster random sampling, dengan catatan yang diacak
adalah kelasnya. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh dua
kelas sebagai kelas sampel yaitu satu kelas untuk uji coba instrumen dan satu kelas
untuk sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-1 yang
berjumlah 36 siswa.
35
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006 : 96) variabel penelitian adalah objek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu. Dalam penelitian ini terdapat dua
varibel bebas dan satu variable terikat, yaitu :
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel
penyebab. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu, mata pelajaran Praktek
Dasar Instalasi Listrik di SMK yang selanjutnya diberi symbol X.
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat disebut juga variabel tergantung atau variabel akibat, yaitu
variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar mata pelajaran Praktek Dasar Instalasi Listrik siswa kelas X program
keahlian Teknik Instalsi tenaga Listrik SMK Negeri 1 Bulakamba yang kemudian
diberi symbol Y.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar praktek dasar instalasi listrik
siswa kelas X program keahlian Teknik Instalasi Listrik SMK Negeri 1
Bulakamba diambil dari nilai raport. Sedangkan untuk mengetahui kelengkapan
peralatan praktek di sekolah digunakan metode angket atau kuesioner.
3.4.1 Metode Dokumentasi
Dokumntasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumntasi, peneliti menyelidiki benda-
36
benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006 : 231 ).
Dalam memperoleh data atau informasi ada tiga macam sumber, yaitu
tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam penelitian
ini data yang diambil yaitu dari tulisan, yaitu daftar nilai yang ada dalam raport.
3.4.2 Metode Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung (Nana Syaodih : 2010 : 220). Dalam penelitian ini
menggunakan metode observasi langsung yaitu di SMK Negeri 1 Bulakamba pada
Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Pengamatan dilakukan sendiri
secara langsung ditempat yang menjadi objek penelitian.
3.4.2 Metode Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung atau peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan
responden, (Nana Syaodih : 2010 : 219). Dalam penelitian ini angket yang
digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi peserta didik mengenai
pengaruh kelengkapan peralatan praktek di sekolah.
Dalam pengumpulan data menggunakan angket mempunyai kelebihan
sebagai berikut :
1. Angket disebarkan kepada sejumlah responden secara serentak sehingga
lebih efisien.
37
2. Semua jawaban dapat dicatat secara lengkap, Lebih menjamin keseragaman
dalam penulisan kata-kata, isi, dan urutannya.
Angket sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Kuesioner tertutup dimana pertanyaan disusun dengan menyediakan pilihan
jawaban lengkap sehingga responden tinggal mengisi atau memberi tanda
pada jawaban yang dipilih.
2. Kuesioner terbuka disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas
mengungkapkan pendapatnya dan pada umumnya digunakan untuk meminta
pendapat dari seseorang dimana pendapatnya berlainan.
3.5 Metode Penyusunan Instrumen
Penyusunan instrument penelitian digunakan untuk mengambil data
seberapa besar pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar
praktek dasar instalsi listrik, berdasarkan atas persepsi siswa dan diisi oleh siswa.
Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket
(kuesioner) tertutup. Hasil instrument nantinya akan digunakan untuk mendukung
analisis kebutuhan alat yang telah diisi oleh pihak sekolah yang bersangkutan.
3.5.1 Menentukan tipe item angket
Item angket yang digunakan adalah pilihan ganda bisa dengan 5 alternatif
jawaban, responden hanya diminta untuk memilih salah satu jawaban yang telah
disediakan.
3.5.2 Menentukan jumlah item angket dan alokasi waktu
Jumlah item angket adalah 35 butir dengan waktu 60 menit. Kondisi
peralatan praktek berjumlah 18 butir dan Kelengkapan alat praktek berjumalah 17
butir. Jadi jumlah keseluruhan indikatornya sebanyak 35 butir item.
38
3.5.3 Membuat kisi-kisi item angket uji coba
Kisi-kisi pembuatan item angket tersebut di dalamnya tentang mengenai
pengaruh kelengkapan peralatan praktek pada pelajaran Praktek Dasar Instalasi
Listrik. Lebih jelasnya kisi-kisi item angket dapat dilihat di tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1
kisi-kisi item angket
No Indikator yang diukur No Butir Jumlah
1 Kondisi Alat Praktek
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18
18
2 Kelengkapan Peralatan Praktek
19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32, 33,
34, 35
17
3.5.4 Uji coba perangkat angket
Uji coba perangkat angket dilaksanakan di SMK Negeri di Bulakamba
kelas X program keahlianTeknik Instalasi Tenaga Listrik.
3.6 Uji Instrument Penelitian
Setiap instrument dalam angket penelitian perlu diuji coba terlebih dahulu
sebelum menganalisis dan penelitian. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan
untuk uji coba angket dalam penelitian ini adalah :
39
3.6.1 Validitas eksternal
Validitas eksternal instrument diuji dengan cara membandingkan (untuk
mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta
empiris yang terjadi di lapangan. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian masalah mendasar dari
validitas/kesahihan alat pengukur adalah ketepatan dan ketelitian alat tersebut.
Dalam penelitian untuk mengetahui validitas datanya dengan memakai
rumus product moment dari Pearson (Arikunto, 2006 : 144).
Keterangan :
rxy = anak indek korelasi product moment
N = banyak subyek
XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
X = nilai dari item (angket)
Y = nilai dari total item
X2 = jumlah skor X kuadrat
Y2 = jumlah skor Y kuadrat
Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak,
maka r yang diperoleh (r hitung) dikonsultasikan dengan r tabel product moment
dengan taraf signifikan 5%. Apabila r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan valid
dan apabila rhitung < rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid.
40
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r tabel
yaitu N=35 dengan taraf signifgikan 5% adalah 0,334, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat
digunakan dalam pengambilan data.
Hasil perhitungan validitas variabel kelengkapan alat dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kelengkapan alat
No Soal rxy r tabel (5%; N=35) Keterangan
1 0.496 0.334 Valid2 0.392 0.334 Valid3 0.467 0.334 Valid4 0.413 0.334 Valid5 0.612 0.334 Valid6 0.432 0.334 Valid7 0.432 0.334 Valid8 0.407 0.334 Valid9 0.398 0.334 Valid10 0.652 0.334 Valid11 0.391 0.334 Valid12 0.403 0.334 Valid13 0.369 0.334 Valid14 0.443 0.334 Valid15 0.673 0.334 Valid16 0.610 0.334 Valid17 0.433 0.334 Valid18 0.521 0.334 Valid19 0.141 0.334 Tidak Valid20 0.493 0.334 Valid21 0.599 0.334 Valid22 0.345 0.334 Valid23 0.647 0.334 Valid24 0.505 0.334 Valid25 0.435 0.334 Valid26 0.327 0.334 Tidak Valid
41
27 0.429 0.334 Valid28 0.401 0.334 Valid29 0.023 0.334 Tidak Valid30 0.428 0.334 Valid31 0.222 0.334 Tidak Valid32 0.377 0.334 Valid33 0.469 0.334 Valid34 0.355 0.334 Valid35 0.183 0.334 Tidak Valid
3.6.2 Reliabilitas
Realiabitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006 : 196).
Untuk mencari reliabilitas, menggunakan rumus :
Keterangan :
r11 : reabilitas instrument
K : banyaknya butir pertanyaan
2 : jumlah varians butir2 : varians total
Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product
moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka instrumen
dinyatakan reliabel.
42
Pengukuran reliabilitas instrumen diperoleh dari hasil ujicoba instrumen
terhadap 35 responden (lampiran). Hasil perhitungan reliabilitas variabel
kelengakapan alat dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.3. Reliabilitas Instrumen
Variabel r11rtabel
(5%;N=35)Keterangan
Kelengankapan Alat 0,852 0,334 ReliabelSumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rhitung > rtabel
yaitu untuk N=35 dengan taraf signifikan 5% pada masing-masing perhitungan
Uji reliabilitas variabel kelengakapan alat terlihat r alpha adalah positif lebih besar
dari r tabel maka butir-butir variabel tersebut adalah reliabel.
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang paling penting dalam suatu
penelitian karena berfungsi untuk mengambil kesimpulan dari penelitian. Dalam
penelitian ini digunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase
Analisis deskriptif adalah penelitian bertujuan untuk melihat mana
variabel yang telah diteliti sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan.
Menurut Nazir (1983 : 105) Penelitian Deskriptif adalah studi untuk menemukan
fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode ini digunakan untuk mengetahui ada
43
tidaknya pengaruh antara variabel kelengkapan peralatan praktek sekolah,
terhadap variabel hasil belajar siswa.
Dalam angket penelitian ini, ada 35 item pernyataan dengan masing-
masing mempunyai 5 alternatif jawaban.
a. Untuk jawaban a diberi skor 5
b. Untuk jawaban b diberi skor 4
c. Untuk jawaban c diberi skor 3
d. Untuk jawaban d diberi skor 2
e. Untuk jawaban e diberi skor 1
Metode ini untuk mendiskripsikan data hasil angket dari varibel bebas (X)
kelengkapan peralatan praktek sekolah, terhadap variabel terikat (Y) hasil belajar
siswa dengan rumus :
Keterangan :
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi)
% = tingkat keberhasilan yang diperoleh
Untuk menentukan kategori atau tingkat DP yang diperoleh dibuat tabel
kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut:
a. Persentase maksimal = (5/5) x 100% = 100%
b. Persentase minimal = (1/5) x 100% = 20%
c. Rentang persentase = 100% - 20% = 80%
d. Interval kelas persentase = (80%/5) = 16%
44
Membuat tabel interval kelas persentase dan kategori sarana dan
lingkungan
Tabel 3.4Kriteria Persentase
Interval Kriteria Kriteria
>84% - 100%
>68% - 84%
>52% - 68%
>36% - 52%
20% - 36%
Sangat Lengkap
Lengkap
Cukup Lengkap
Kurang Lengkap
Tidak Lengkap
Sedangkan kriteria ketuntasan belajar di SMK Negeri 1 Bulakamba adalah
jika nilai yang diperoleh peserta didik
45
X2 = Chi kuadrat
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi harapan
Data dikatakan normal jika X2hitung X2
tabel dengan taraf signifikan 5% dan
dk=k-3 (Sudjana, 2002 : 273).
3.7.3 Analisis Regresi
Teknik regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana besarnya
pengaruh variabel X dengan variabel Y. Mengacu pada tujuan hipotesis
penelitian, maka dalam model penelitian ini adalah untuk menunjukan pengaruh
antara kelengkapan peralatan praktik sekolah dengan hasik belajar siswa.
Langkah-langkah dalam analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
1) Menentukan persamaan regresi linier
Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Pembobotan nilai siswa
a = Bilangan konstanta
b = Koefisien regresi
X = Pengaruh kelengkapan peralatan praktek
(Sudjana, 2002 : 315)
Rumus koefisien a dan b adalah :
46
2) Uji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran
Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis
regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut :
Tabel 3.3
Ringkasan Analisis Varian Untuk Regresi
Sumber Variasi Dk JK KT F
Total N Y2 Y2
Reg (a)
Reg (ba)
Residu
1
1
n 2
JK (a)
JK (ab)
JKres
JK (a)
S2 reg = JK (ba)
Tuna cocok k-2
n-2
JK (TC)
JK (E)
(Sudjana, 2005 : 327)
Keterangan :
47
Keterangan :
JK = jumlah kuadrat
db = derajat kebebasan
KT = kuadrat total
Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu :
a) Harga F1 = S2
reg / S2
res untuk uji keberartian regresi
Jika F1 Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan taraf
signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan signifikan.
b) Harga F2 = S2 (TC) / S2(E) untuk uji kelinieran persamaan regresi
Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k) dengan
taraf signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier.
3) Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
r2 = koefisien determinasi
b = koefisien regresi X dari persamaan regresi
n = jumlah data
X = skor variabel X
48
Y = skor variabel Y
(Sudjana, 2002 : 371)
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian meliputi analisis
deskriptif data, uji normalitas, uji hipotesis, dan pembahasannya.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi lapangan
untuk memperoleh data dengan teknik kuisioner/angket. Variabel yang diteliti
adalah hasil belajar praktek siswa praktek dasar instalasi listrik pada siswa kelas X
di SMK Negeri 1 Bulakamba.
4.1.1 Analisis Deskriptif Data
Analisis deskripsi dimaksudkan untuk mengetahui gambaran dari
masing-masing variabel kelengkapan peralatan praktek dan hasil belajar
praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X
SMK Negeri 1 Bulakamba agar lebih mudah memahaminya.
4.1.2 Hasil Belajar Praktek
Penilaian hasil belajar praktek dasar instalasi listrik pada siswa
kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba ditunjukkan dengan nilai raport.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase variabel hasil
belajar praktek siswa, seperti yang disajikan pada tabel berikut ini :
49
Tabel 4.1 Hasil Belajar Parktek Dasar Instalasi Listrik
Data statistik Nilai
Mean 80.42
Median 80.50
Modus 70.00
Standar Deviasi 5.95
Nilai Makasimal 90
Nilai Minimal 70
Berdasarkan hasil perhitungan analisis, rata-rata nilai hasil belajar
praktek siswa sebesar 80,42; nilai median hasil belajar siswa yaitu 80,50;
nilai modus hasil belajar siswa yaitu 70, nilai maksimal siswa 90 dalam ,
dan nilai minimal siswa 70. Lebih jelasnya hasil tersebut dapat dilihat pada
diagram batang berikut ini :
Gambar 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Parktek Dasar Instalasi Listrik
50
4.1.3 Kelengkapan Alat Praktek
Hasil penelitian tentang variabel kelengkapan alat praktek berdasarkan
pada tabel (terlampir) didapatkan hasil seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Kelengkapan Alat Praktek
No interval Kriteria F Persentase
1 > 84% - 100% Sangat Lengkap 1 3%
2 > 68% - 84% Lengkap 16 44%
3 > 52% - 68% Cukup Lengkap 19 53%
4 > 36% - 52% Kurang Lengkap 0 0%
5 20% - 36% Tidak Lengkap 0 0%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase
variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 1 (3%) menyatakan
kelengkapan alat dalam kategori sangat lengkap, 16 (44%) siswa
menyatakan kelengkapan dalam kategori lengkap, dan sebanyak 19 (53%)
siswa menyatakan dalam kategori cukup lengkap dalam hasil
pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan kelengkapan alat praktek
berada pada kategori cukup lengkap. Lebih jelasnya hasil tersebut dapat
dilihat pada diagram batang berikut ini :
Gambar 4.2
Deskripsi Kelengkapan Alat Praktek
51
4.1.4 Hasil Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah
menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hasil analisis uji
normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Data
Variabel X2hitung X2
tabel Keterangan
Kelengkapan alat praktek (X) 5,8002 5,99 NormalHasil belajar praktek (Y) 4,4267 5,99 Normal
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa harga X2hitung untuk data
variabel Kelengkapan alat praktek (X) adalah 5,8002 dan untuk data variabel
Hasil belajar praktek (Y) adalah 4,4267. Berdasarkan hasil analisis tersebut
diperoleh X2hitung untuk setiap data lebih kecil dari X2
tabel yaitu X2tabel = 5,99
52
untuk = 5%, hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Karena data
berdistribusi normal maka uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik.
Data hasil perhitungan normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Linieritas Garis Regresi
Uji linieritas garis regresi merupakan uji untuk mengetahui cocok
tidaknya analisis regresi linier sederhana untuk menguji hipotesis penelitian.
Uji linieritas garis regresi dapat dilakukan dengan uji F. Berdasarkan
perhitungan pada lampiran diperoleh nilai Fhitung = 0,356 < Ftabel = 2,03 untuk
= 5% dengan dk pembilang = 1:34 dk penyebut = 36. Karena Fhitung < Ftabel,
maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berbentuk linier. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik persamaan linier berikut ini:
Gambar 4.3
Diagram Pencar dan Garis Persamaan Regresi
3. Uji Homogenitas
53
1,622 31,41
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi dalam
keadaan homogen atau tidak. Pada uji ini digunakan uji Bartlett dengan uji
chi kuadrat. Suatu populasi dikatakan homogen jika X2hitung untuk setiap
data lebih kecil dari X2tabel.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh X2hitung = 1,622 lebih kecil
dari X2tabel = 31,41. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang sama
(homogen). Hasil perhitungan homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik persamaan linier berikut
ini:
Gambar 4.4
Grafik penerimaan hipotesis uji homogenitas data
Karena X2hitung < X2
tabel maka data tersebut homogen.
Berdasarkan grafik diatas nilai X2hitung sebesar 1,622 berada di daerah
penerimaan hipotesis, hal ini berarti tidak ada perbedaan variansi data.
Sehingga dapat disimpulkan data penelitian homogen.
4. Uji Hipotesis
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kelengkapan peralatan
praktek, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar praktek siswa pada
mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1
54
Bulakamba. Untuk menentukan besarnya pengaruh kelengkapan peralatan
praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar
instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba digunakan analisa
regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran diperoleh
hasil seperti disajikan pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Keberartian Koefisien
Hubungan dk Fthitung Ftabel Kriteria
X-Y 1:34 3,901 2,03 Signifikan
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai Fhitung dan pada = 5%
dengan dk = (1:34) diperoleh Ftabel = 2,03. Karena Fhitung = 3,901 > Ftabel
= 2,03 sehingga hipotesis diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan
antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa
pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1
Bulakamba. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa hipotesis nihil (Ho)
yang berbunyi : Tidak ada pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap
hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik
siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba, ditolak sehingga kerja (Ha) yang
berbunyi : Ada pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil
belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa
kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba, diterima.
55
Bentuk pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar
praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X
SMK Negeri 1 Bulakamba dapat digambarkan dengan persamaan regresi
linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada
lampiran diperoleh persamaan regresi Y= 40,371+0,385X.
4.1.5 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya
kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini
besarnya pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil
belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa
kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besarnya koefisien korelasi
sebesar 0,556, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) yang diperoleh
dari R square sebesar 30,9%. Jadi, besarnya pengaruh kelengkapan peralatan
praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar
instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba sebesar 30,9%.
Perhitungan koefisien korelasi dan determinasi dapat dilihat pada lampiran.
4.2 Pembahasan
Hasil belajar adalah semua perubahan dibidang sensorik-motorik, dan
dinamik-afektif yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya. Hasil belajar ini merupakan suatu kemampuan internal (capability) yang
56
telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan
sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis, rata-rata nilai hasil belajar praktek
siswa sebesar 80,42; nilai median hasil belajar siswa yaitu 80,50; nilai modus
hasil belajar siswa yaitu 70, nilai maksimal siswa 90 dalam , dan nilai minimal
siswa 70. Hasil tersebut menunjukkan hasil belajar praktek siswa berada pada
kategori baik.
Pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan, hal
utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kelengkapan ideal.
Siswa akan memperoleh keterampilan secara maksimal dalam proses praktek
apabila didukung dengan adanya bengkel kerja yang memiliki peralatan praktek
yang lengkap.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase variabel
kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 1 (3%) menyatakan kelengkapan alat
dalam kategori sangat baik, 16 (44%) siswa menyatakan kelengkapan dalam
kategori baik, dan sebanyak 19 (53%) siswa menyatakan dalam kategori cukup
baik dalam hasil pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan kelengkapan alat
praktek berada pada kategori cukup baik.
Manfaat kelengkapan peralatan praktek ternyata mampu meningkatkan
dan memperlancar proses belajar mengajar, menumbuhkan kemampuan mencari,
mengolah dan menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah atas tanggung
jawab dan usaha sendiri dan akhirnya tumbuhlah sikap untuk belajar mandiri.
Dalam pengertian bahwa saat melaksanakan praktek apabila didukung dengan
57
peralatan yang lengkap maka seorang siswa akan lebih giat dan mendapatkan hasil
praktek yang lebih baik, sedangkan seorang siswa akan merasakan malas dalam
melaksanakan praktek dengan hasil praktek yang kurang baik. Dengan demikian
siswa menjadi terdidik untuk menghargai, memelihara dan memanfatkan waktu
serta bahan secara tepat dan berhasil, sehingga mempermudah pencapaian target
prestasi yang diharapkan.
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai Fhitung dan pada = 5% dengan
dk = (1:34) diperoleh Ftabel = 2,03. Karena Fhitung = 3,901 > Ftabel = 2,03
sehingga hipotesis diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara
kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata
diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba.
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan (seringkali disebut praktek)
diperlukan peralatan untuk mengerjakannya. Tanpa alat/ perkakas hampir dapat
dipastikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan menbginagt
pentingnya peralatan bagi praktek, maka wajib bagi siswa untuk mengenal nama
dan bentuk penggunaannya yang tepat. Dengan menggunakan alat yang tepat
dapat diharapkan hasil kerjaan yang baik. Sebaliknya, salah memilih atau
memakai alat/perkakas, tidak mungkin dihasilkan pekerjaan yang baik. Untuk
pekerjaan instalasi diperlukan berbagai jenis alat/perkakas.
58
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Rata-rata nilai hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa
kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba sebesar 80,42.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara kelengkapan peralatan praktek
terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar
Instalasi Listrik Siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba dengan besarnya
pengaruh sebesar 30,9%.
5.2 Saran
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang praktek dasar
instalasi listrik. Saran yang dapat disumbangkan kepada sekolah sehubungan
dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Untuk mempertahankan nilai KKM kondisi peralatan praktek dasar
instalasi listrik yang baik untuk lebih dapat memelihara dan menjaganya
dengan baik.
59
2. Bagi guru
Bagi Guru pengampu palajaran dapat mengatasi permasalahan kurangnya
kelengakapan alat praktek sehingga dapat melaksanakan proses belajar
mengajar yang sesuai dengan kurikulum.
3. Bagi siswa
Bagi peserta didik dapat menjaga peralatan praktek dengan baik sehingga
dapat digunakan dalam praktek dasar instalasi listrik.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan kajian sejenis dapat
mengambil variabel-variabel lain yang diduga turut mempengaruhi hasil
belajar.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
________________,2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran.