118
PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII MTsN PINRANG THE INFLUENCE OF VERBAL LINGUISTIC COGNITIVE INTELLIGENCE ON LEARNING OUTCOMES INDONESIAN GRADE VIII STUDENDTS MTsN PINRANG Tesis Oleh: INDRAWATI P Nomor Induk Mahasiswa: 105040908714 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIKVERBAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASAINDONESIA SISWA KELAS VIII MTsN PINRANG

THE INFLUENCE OF VERBAL LINGUISTIC COGNITIVEINTELLIGENCE ON LEARNING OUTCOMES

INDONESIAN GRADE VIII STUDENDTS MTsN PINRANG

Tesis

Oleh:

INDRAWATI PNomor Induk Mahasiswa: 105040908714

PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER PENDIDIKAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIAUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR2016

Page 2: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 3: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 4: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 5: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIKVERBAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASAINDONESIA SISWA KELAS VIII MTSN PINRANG

THE INFLUENCE OF VERBAL LINGUISTIC COGNITIVEINTELLIGENCE ON LEARNING OUTCOMES INDONESIAN

GRADE VIII STUDENDTS MTsN PINRANG

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister

Program StudiMagister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh

INDRAWATI PNomor Induk Mahasiswa: 105040908714

Kepada

PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER PENDIDIKAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIAUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR2016

Page 6: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

ii

Page 7: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

iii

Page 8: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

iv

Page 9: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

v

MOTO

JANGAN PERNAH BERHENTI MENUNTUT ILMU,SEBAB ITULAH HARTA YANG TAK TERNILAI.

KEKAYAAN ILMU AKAN MEMBUAT SESEORANGJADI TANGGUH DAN MANDIRI

ILMU MERUPAKAN KENDARAAN MENUJUKEBAHAGIAAN YANG HAKIKI

Page 10: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

vi

ABSTRAK

INDRAWATI P, 2016. Pengaruh Kecerdasan Kognitif LinguistikVerbal terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII MTsNPinrang, dibimbing oleh M. Ide Said D.M., dan Abdul Rahman Rahim.

Kecerdasan kognitif linguistik verbal adalah sebuah proses aktifdan kreatif yang bertujuan membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Kecerdasan tersebut memusatkan pada proses bukan hasil,sehingga hasil belajar siswa dapat memuaskan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui apakah ada hubungan dan pengaruh yang posistif dansignifikan kecerdasan kognitif linguistik verbal terhadap hasil belajarbahasa Indonesia siswa.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi yangditerapkan pada subjek penelitian siswa kelas VIII MTsN Pinrang tahunakademik 2015-2016. Jumlah total populasi adalah 133 siswa dan duakelas dipilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik simple randomsampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitin ini adalah tes pilihanganda untuk masing-masing variable. Pengolahan data dalam penelitianini menggunakan deskriptif statistik dan uji inferensial (Uji F) denganmenggunakan program SPSS 24.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data FHitung diperoleh nilaisebesar 9,941 sedangkan nilai Ftabel sebesar 3,474 hal tersebut jelasbahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel, diperoleh juga nilai p sebesar 0,003lebih kecil dari tarf signifikasi 5% (p 0,000<0,05).

Pengujian data juga mendapatkan nilai kofisien korelasi sebesar0,998 yang berarti 99,8%. Hal tersebut berarti Variabel X sangatberpengaruh terhadap variable Y. Penelitian ini berarti berhasilmebuktikan hipotesis bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikankecerdasan kognitif linguistik verbal terhadap hasil belajar bahasaIndonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang.

Kata kunci : Pengaruh, Kecerdasan Kognitif Linguistik Verbal,Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Page 11: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

vii

Page 12: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah Swt.

karena berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya akhirnya penulis

menyelesaikan penulisan tesis ini guna memenuhi salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulisan tesis ini terselesaikan

karena bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu, pertama-tama penulis

sangat mengucapkan terima kasih kepada Direktur Pascasarjana

Unismuh Makassar Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M.Pd. yang sekaligus

juga merupakan pembimbing I dan Ketua Prodi Bahasa dan Sastra

Indonesia Dr. Abdul Rahman Rahim, M.Hum. yang merupakan

pembimbing II, berkat beliaulah yang telah banyak meluangkan waktunya

dengan memberikan masukan, arahan, serta dorongan, dan motivasi

sehingga penulis termudahkan dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih kepada Dr. Rahman Rahim, S.E, M.M.,

sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Selanjutnya,

ucapan terima kasih kepada segenap pegawai tata usaha Program

Pascasarjana yang penuh kesabaran, kearifan, dan kebijaksanaan dalam

memberikan pelayanannya.

Kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Pinrang serta

teman-teman guru MTsN Pinrang, terima kasih telah memberikan izin

penulis untuk melakukan penelitian.

Page 13: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

ix

Kepada kedua orang tua penulis H. Patangari dan Hj. Badaya,

terima kasih asuhan kasing sayang yang tak ternilai, sehingga penulis

sanggup dan mampu sampai ke jenjang Magister. Untuk selanjutnya

penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Zainuddin ,M.A, yang

merupakan suami serta imam yang selama ini memberikan kiat-kiat,

motivasi, dan sumbangan materi, sehingga penulis sampai mendapat

gelar magister. Untuk semua buah hati terkasih dan tersayang terima

kasih, karena kehadiran kalianlah yang selalu menjadi inspirasi penulis

dan menjadi dorongan semangat penulis ketika penulis lagi menghadapi

masalah dalam proses mencapai gelar magister ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat berbagai

kekurangan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan tesis ini. Untuk itu,

penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan, Amin. Terima kasih.

Makassar Desember 2016

Penulis

INDRAWATI P

Page 14: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ..................................... iv

HALAMAN MOTO................................................................................. v

ABSTRAK .............................................................................................. vi

ABSTRACT............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .......................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 6

A. Kajian Teori ................................................................................. 6

B. Kajian Penelitian yang Relevan................................................. 58

C. Kerangka Pikir........................................................................... 59

D. Hipotesis Penelitian................................................................... 60

BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 62

A. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................... 62

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel .............................. 62

Page 15: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

xi

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 63

D. Metode Pengumpulan Data...................................................... 65

E. Teknik Analisis Data................................................................. 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 67

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 67

B. Pembahasan ............................................................................ 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 80

A. Simpulan .................................................................................. 80

B. Saran........................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 81

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ 84

LAMPIRAN.

1. Instrumen Penelitian

2. Izin Penelitian

3. Olah Data

4. Dokumentasi Penelitian

Page 16: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

xii

DAFTAR TABEL

TABEL TEKS HALAMAN

Tabel 1. Keadaan Populasi ..................................................... 64

Tabel 2. Keadaan Sampel....................................................... 65

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Kognitif LinguistikVerbal........................................................................ 68

Tabel 4. Distribusi Kecenderungan Data Kecerdasan KognitifLinguistik Verbal ....................................................... 69

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar BahasaIndonesia .................................................................. 71

Tabel 6. Distribusi Kecenderungan Data Hasil Belajar BahasaIndonesia .................................................................. 71

Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Korelasi dan Regresi.................... 75

Page 17: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

xiii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR TEKS HALAMAN

Gambar 1. Skema Tujuan Kurikulum......................................... 50

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir .............................................. 60

Gambar 3. Pie Chart Kecerdasan Kognitif Linguistik Verbal..... 69

Page 18: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 19: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit

oleh sebagian besar siswa, sehingga pencapaian hasil belajar bahasa

Indonesia siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar ini menunjukkan

proses pembelajaran bahasa Indonesia belum optimal. Hasil belajar

bahasa Indonesia siswa setiap tahunnya belumlah menggembirakan. Hal

ini dapat dilihat dari rerata nilai UANAS bahasa Indonesia dari tahun ke

tahun masih rendah. Sementara tuntutan masyarakat dari era globalisasi

menuntut siswa untuk menguasai bahasa Indonesia dengan baik. Oleh

karena itu, program pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan

potensi individu dan mewariskan pengetahuan, nilai, sikap, serta perilaku

kepada generasi muda seyogyanya dirancang secara lebih sistematis.

Menurut Nurkamto (2000: 291) tujuan pembelajaran bahasa adalah

mengembangkan kemampuan komunikatif.

Kemampuan komunikatif mengacu pada pengetahuan yang sudah

terinternalisasi dan kemampuan menggunakan bahasa. Kedua hal

tersebut terkait dengan empat parameter, yaitu kegramatikalan,

keterlaksanaan, kesesuaian dengan konteks, dan kemungkinan yang

terjadi dalam sistem komunikasi.

Menurut pandangan penulis ada dua hal utama penyebab mengapa

hasil belajar bahasa Indonesia siswa tidak sesuai keinginan. Pertama,

Page 20: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

2

makna pendekatan pembelajaran yang tidak dipahami oleh sebagian

besar guru-guru bahasa Indonesia. Sehingga tanpa disadari, guru turut

memberi kontribusi terhadap faktor yang menyebabkan kesan siswa

terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia, bahwa pelajaran bahasa

Indonesia adalah pelajaran paling sukar untuk dipelajari, dan

menimbulkan sikap antipati terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.

Akibat kurangnya pemahaman terhadap makna pendekatan

pembelajaran ini maka 1) Kurangnya variasi dalam penggunaan metode

pembelajaran serta jarangnya penggunaan alat bantu yang dapat

memperjelas gambaran siswa tentang materi pembelajaran yang sedang

dipelajari. Akibatnya pelajaran bahasa Indonesia terasa sulit. 2) Dalam

penyampaian materi pelajaran, guru kurang memperhatikan proporsi

materi pelajaran serta sistematika penyampaiannya.

Guru tidak memperhatikan mana materi yang harus dipelajari

dahulu oleh siswa, sebagai bekal untuk mempelajari materi berikutnya.

Sehingga tidak ada penekanan pada konsep dasar materi pelajaran.

Kesan yang ada pada siswa, bahwa bahasa Indonesia benar-benar susah

untuk dipelajari. 3) ada kecenderungan guru untuk mempersulit pelajaran,

bukannya mempermudah pemahaman siswa, dengan tujuan agar siswa

tidak memandang enteng pelajaran bahasa Indonesia terhadap gurunya.

Padahal seharusnya guru mempermudah siswa untuk belajar bahasa

Indonesia. Kedua, guru-guru saat mengajar di kelas cenderung hanya

mengajar. Sedangkan aspek mendidik siswa mendisiplikan siswa,

Page 21: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

3

memperbaiki dan mengarahkan perilaku siswa, memahami karakter

siswa, memberi keteladanan kepada siswa menjadi terabaikan.

Guru-guru hanya terfokus pada materi pelajaran yang akan

diberikan dan sedang diberikan. Artinya guru-guru hanya memfokuskan

pada pengajarannya saja tanpa mempertimbangkan faktor pendukung.

Padahal dalam kesuksesan pembelajaran ada beberapa yang harus

diperhatikan salah satunya adalah tingkat kecerdasan siswa. Garner

adalah tokoh yang mengkaji tuntas tentang tingkat kecerdasan, salah

satunya adalah kecerdasan linguistik verbal.

Kecerdasan linguistik verbal merupakan salah satu kecerdasan

yang dimiliki oleh setiap orang. Mengingat pentingnya aplikasi dari

kecerdasan linguistik verbal dalam perkembangan zaman ini, maka dalam

pendidikan seorang guru juga harus mampu mengelola kecerdasan

linguistik verbal yang dimiliki oleh peserta didiknya. Adakalanya

pengetahuan tentang kecerdasan linguistik verbal ini diaplikasikan dalam

kegiatan belajar mengajar. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan

mata pelajaran yang berkaitan dengan kecerdasan intelektual linguistik

verbal, akan sangat menarik jika guru juga dapat mengetahui kaitan

antara bahasa Indonesia dengan kecerdasan linguistik verbal l ini.

Berdasarkan uraian dan pemikiran di atas maka peneliti tertarik

untuk mencoba meneliti tentang “Pengaruh Kecerdasan Kofnitif Linguistik

Verbal terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII MTsN

Pinrang.”

Page 22: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hubungan kecerdasan kognitif linguistik verbal

terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN

Pinrang?

2. Bagaimanakah pengaruh kecerdasan kognitif terhadap hasil belajar

bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang hendak dikaji tersebut, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan kognitif linguistik verbal

terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN

Pinrang.

2. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan kognitif terhadap hasil

belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis.

Page 23: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

5

1. Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan acuan dan teori baru tentang kecerdasan kognitif

dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini,

yaitu:

a. Memberikan sumbangan bagi guru MTsN Pinrang untuk

meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa.

b. Memberikan sumbangan bagi guru MTsN Pinrang dalam mengajar

maupun dalam menguasai materi yang diajarkan.

c. Meningkatkan komunikasi dengan siswa

d. Sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan

kecerdasan kognitif.

Page 24: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Kecerdasan Kognitif Linguistik Verbal

a. Kecerdasan Kognitif

Menurut Wundt (dalam Suyono dan Harianto, 2011: 73)

menyatakan bahwa kognitif adalah sebuah proses aktif dan kreatif yang

bertujuan membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt

percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan

kreatif yang kemudian disimpan di dalam memori.

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada

hasil belajar. Teori ini menekankan b'ahwa perilaku seseorang ditentukan

oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan

dengan tujuan belajarnya. Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk

teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Belajar

merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat

terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori ini berpandangan bahwa

belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi,

pengolahan informasi, emosi dan aspek kejiwaan lainnya. Belajar

merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat

kompleks (Budiningsih, 2005: 34).

Penting untuk dipahami bahwa dua pemikiran pokok dari

kognitivisme adalah teori pemrosesan informasi dan teori skema. Kedua

Page 25: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

7

gagasan pokok ini dikembangkan baik oleh Jean Piaget maupun Jerome

S. Bruner, David P. Ausubel dan Robert M. Gagne. Bedanya, tidak seperti

Jean Piaget, ketiga ahli yang lain tidak mengedepankan perlunya

mengacu proses perkembangan kognitif seperti halnya yang dilakukan

Jean Piaget.

Menurut pendekatan kognitif, dalam kaitan teori pemrosesan

informasi, unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan

yang dimiliki setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya. Apa yang

telah diketahui siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikannya,

dipersepsi olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan (unlearn).

Perspektif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga, yaitu sebagai

berikut.

a) Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan

dalam bentuk kata atau disebut pula pengetahuan konseptual.

Pengetahuan deklaratif rentangnya luas, dapat tentang fakta, konsep,

generalisasi, pengalaman pribadi atau tentang hukum dan aturan.

b) Pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau

proses-proses yang harus dilakukan, atau pengetahuan tentang

bagaimana melakukan (how to do). Pengetahuan ini dicirikan oleh

adanya praktik atau implementasi dari suatu konsep.

c) Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan

mengapa (when and why) suatu pengetahuan deklaratif dan

pengetahuan prosedural digunakan. Pengetahuan ini terkait dengan

bagaimana mengimplementasikan baik pengetahuan deklaratif,

Page 26: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

8

maupun pengetahuan prosedural. Pengetahuan ini amat penting

karena menentukan kapan penggunaan konsep dan prosedur yang

tepat dalam pemecahan masalah.

Teori pemrosesan informasi sendiri sudah dapat dilacak sejak

masa Wilhelm Wundt, Bapak Psikologi, yang berpandangan bahwa

kognisi adalah suatu proses aktif dan kreatif dalam membentuk struktur

pengalaman. Saat ini teori pemrosesan informasi ini banyak dikaitkan

dengan teori pembelajaran sibernetik (cybernetics learning). Proses dalam

hal mana pikiran berfungsi untuk menghasilkan pembelajaran bukan

semata-mata merupakan akumulasi fakta-fakta dan contoh-contoh,

pembelajaran terjadi jika dicapai pemahaman. Pendukung pendapat

Wundt antara lain adalah Sir Frederic Bartlett yang menyatakan bahwa

proses pengingatan (remembering), faktanya bukan merupakan suatu

fungsi independen, dan berbeda jelas dengan anggapan, bayangan atau

bahkan pemikiran konstruktif, tetapi memiliki hubungan kedekatan dengan

ketiga-tiganya. Menurut Barlett proses pengingatan merupakan kegiatan

rekonstruksi, bukan kegiatan mereproduksi. Berdasarkan percobaan-

percobaannya diperoleh sejumlah temuan yang melandasi teori

kognitivisme antara lain:

a) penafsiran (interpreting), memerankan peran penting terhadap apa

yang diingat;

b) apa yang diingat harus memiliki sejumlah hubungan dengan apa yang

dikenali sebelumnya;

Page 27: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

9

c) memori merupakan suatu proses konstruktif.

Dalam konteks Kognitivisme yang dianggap pengembang teori

pemrosesan informasi justru Robert M. Gagne, yang kemudian

dikembangkan oleh George Miller. Asumsi yang melandasi teorinya

adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam

perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari

pembelajaran. Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses

penerimaan informasi yang selanjutnya diolah sehingga menghasilkan

keluaran berupa hasil belajar.

Di dalam pengolahan informasi teijadi interaksi antara kondisi-

kondisi internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah

kondisi dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil

pembelajaran yang optimal serta proses kognitif yang terjadi dalam diri

individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan

luar yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Model pengolahan informasi merupakan model dalam teori belajar

yang mencoba menjelaskan kerja memori manusia yang meliputi tiga

macam sistem penyimpanan ingatan, yaitu:

a. memori sensori (sensory memory), suatu sistem mengingat stimuli

secara cepat sehingga dapat berlangsung analisis persepsi, di sini

proses berlangsung selama 3-5 detik, masukan utamanya dari

penglihatan dan suara,

Page 28: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

10

b. memori kerja (working memory), merupakan memori jangka pendek,

short-term memory (STM), mampu menyimpan 5-9 informasi dalam

waktu sekitar 15-20 detik, sehingga cukup waktu bagi pengolahan

informasi. Dalam hal ini, informasi yang diberi kode {decode) serta

persepsi setiap individu akan menentukan apa yang disimpan dalam

memori kerja,

c. memori jangka panjang, longterm memory (LTM), berfungsi

menyimpan informasi yang sangat besar dalam waktu yang lama.

Informasi yang tersimpan di dalamnya dapat dalam bentuk verbal

maupun visual.

Proses pengolahan informasi berlangsung dalam tiga tahap. Tahap

pertama yaitu pengolahan informasi dalam sensor pencatat (sensory

register, sensory memory, sensory registry), kemudian diproses dalam

memori jangka pendek, selanjutnya ditransfer menuju memori jangka

panjang untuk disimpan dan sewaktu diperlukan dipanggil kembali.

Skema adalah suatu proses atau cara mengorganisasikan dan

merespon berbagai pengalaman belajar. Dengan kata lain, skema adalah

suatu pola sistematis dari tindakan, perilaku, pikiran, dan strategi

pemecahan masalah yang memberikan suatu kerangka pemikiran dalam

menghadapi berbagai tantangan dan berbagai jenis situasi. Skemata

menyatakan pengetahuan tentang konsep, yaitu objek dan hubungannya

dengan: objek yang lain, dengan situasi, dengan kejadian-kejadian, urutan

kejadian, tindakan, dan serangkaian tindakan. Belajar merupakan proses

Page 29: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

11

aktif untuk mengembangkan skema sehingga pengetahuan saling terkait

bagaikan jaring laba-laba, bukan sekadar tersusun secara hierarkis.

Terkait dengan efek skema (schema effects) dalam pembelajaran,

serta kaitan teori skema dengan teori pengolahan informasi, Gagne dan

Dick (dalam Hilgard,1975) menyatakan:

a) informasi baru yang dipelajari disimpan dengan menjalinnya dalam

suatu skema yang pembentukannya dilandasi informasi dari

pembelajaran terdahulu;

b) pengingatan terhadap informasi verbal yang lama dan telah dipelajari

kuat sekali dipengaruhi oleh skema ini, sehingga proses pengingatan

adalah suatu kegiatan konstruktif;

c) skema tidak hanya membantu retensi, pengingatan, terhadap materi

baru dengan cara menyediakan bingkai kerja untuk penyimpanannya,

tetapi juga mengubah informasi baru dengan cara membuatnya cocok

dengan harapan-harapan yang dibangun di dalam skema;

d) skema diorganisasikan sebagai komponen-komponen keterampilan

intelektual

e) secara ideal pembelajar akan mampu mengolah informasi baru

dengan cara mengevaluasi atau melakukan modifikasi terhadap

skema miliknya.

a. Teori-Teori Belajar Berbasis Kognitivisme

1) Teori Kognitif Gestait

Page 30: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

12

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang padanan artinya bentuk

atau konfigurasi. Dalam dunia psikologi gestalt dimaknai sebagai kesatuan

atau keseluruhan yang bermakna (a unified or meaningful whole). Pokok

pandangan gestalt adalah bahwa objek atau peristiwa tertentu akan

dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi. Berbeda

dengan pandangan behaviorisme yang berasumsi adanya perilaku

molekular, pandangan gestalt lebih menekankan kepada perilaku molar.

Perilaku molekular bersifat mekanistik-otomatis dan menitikberatkan

kepada perilaku dalam bentuk konstraksi otot atau keluarnya kelenjar

(ingat bahwa objek penelitiannya berupa binatang). Sedangkan perilaku

molar adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar.

Peletak dasar teori Gestalt adalah Marx Wertheimer yang meneliti

tentang pengamatan terhadap apa yang sering kita alami ,tetapi bukan

merupakan bagian dari sensasi kita yang sederhana. Berbeda dengan

penganut aliran behaviorisme pada saat itu, Wertheimer lebih memberikan

penekanan kepada keseluruhan, whole. Keseluruhan jauh lebih penting

daripada jumlah semua bagian. Perilaku tidak ditentukan oleh salah satu

unsur individual, perilaku ditentukan oleh sifat intrinsik dari keseluruhan.

Gagasan pokok dari teori Gestalt yaitu pengelompokan (grouping).

Pentingnya grouping dijelaskan melalui hukum gestalt:

a) proximity, kedekatan, objek yang berdekatan satu sama lain

cenderung mengelompok;

Page 31: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

13

b) symmetry, simetri, atau similarity, kesamaan, makin mirip suatu objek

makin cenderung mereka mengelompok;

c) good continuation, kesinambungan, objek yang membentuk garis

sambung cenderung mengelompok.

Di samping nama Marx Wertheimer dikenal nama Wolfgang Kohler

dan Kurt Kofka sebagai pengembang teori gestalt. Wolfgang Kohler

mengemukakan konsep belajar tilikan {insight learning) dengan memakai

binatang coba seekor simpanse bernama Sultan. Menurut pandangan ahli

teori Gestalt semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman tentang

adanya hubungan-hubungan, terutama hubungan antara bagian terhadap

keseluruhan. Tingkat kejelasan dan kemaknaan terhadap apa yang

diamati dalam situasi belajar akan lebih meningkatkan kemampuan belajar

seseorang daripada melalui hukuman atau ganjaran.

2) Teori Belajar Medan Kognitif dari Kurt Lewin

Kurt Lewin mengembangkan teori belajar medan kognitif (cognitive-

field) dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial.

Lewin memandang bahwa setiap individu berada di dalam suatu medan

kekuatan yang bersifat psikologis, yang disebut ruang hidup {life space).

Life space meliputi manifestasi lingkungan di mana siswa bereaksi,

misalnya bereaksi terhadap orang-orang yang dijumpai, objek material

yang dihadapi, serta fungsi kejiwaan yang dimilikinya. Belajar berlangsung

sebagai akibat perubahan struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif itu

Page 32: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

14

merupakan hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur medan

kognitif itu sendiri, yang lain dari kebutuhan motivasi internal individu.

Dalam ruang hidup, siswa memiliki tujuan yang ingin dicapai,

didorong oleh motif hidupnya, sehingga ia berupaya melakukan sesuatu

untuk mencapai tujuan itu. Akan tetapi, selalu ada hambatan yang

merintangi. Bila ia mampu mengatasi hambatan dan dapat mencapai

tujuan itu, maka ia akan memasuki medan kognitif baru, yang di dalamnya

berisi tujuan yang baru pula, dan dia akan berusaha lagi untuk mengatasi

hambatan baru itu, demikian seterusnya pola belajar itu berlangsung

sepanjang hayat.

Implementasi teori Gestalt dalam pembelajaran, antara lain pada

pengembangan konsep.

a) Pengalaman tilikan (insight), tilikan memegang peranan yang penting

dalam perilaku. Kemampuan tilikan adalah kemampuan mengenali

keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau peristiwa.

b) Pembelajaran bermakna (meaningful learning), kebermaknaan unsur-

unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses

pembelajaran. Makin jelas hubungan suatu unsur akan makin efektif

sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam pemecahan

masalah (problem solving), khususnya dalam identifikasi masalah dan

alternatif pemecahannya.

c) Perilaku bertujuan (purposive behavior), maknanya perilaku terarah

pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi sebagai akibat hubungan S-

Page 33: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

15

R, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses

pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan

yang ingin dicapainya.

d) Prinsip ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memiliki

keterkaitan dengan lingkungan di mana ia berada. Mated

pembelajaran hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan

kondisi lingkungan tempat siswa tinggal dan hidup. Konsep ini

dikembangkan oleh Lewin.

e) Transfer dalam belajar, pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi

pembelajaran tertentu ke situasi yang lain. Transfer belajar terjadi

dengan jalan melepaskan pengertian objek dari suatu konfigurasi

dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkannya dalam situasi

konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Transfer belajar akan

terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok

dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian

digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain.

3) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembangan

intelektual atau teori perkembangan mental. Teori ini berkenaan dengan

kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam tahap-tahap

perkembangan intelektual sejak lahir sampai dewasa. Menurut Piaget,

perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu

proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem

Page 34: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

16

saraf. Dengan makin bertambahnya usia seseorang, maka makin

komplekslah susunan sel sarafnya dan makin meningkat pula

kemampuannya. Atas dasar pemikiran ini maka Piaget disebut-sebut

cenderung menganut teori psikogenesis, artinya pengetahuan sebagai

hasil belajar berasal dari dalam individu.

Menurut Piaget, setiap anak mengembangkan kemampuan

berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Proses berpikir anak

merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi

intelektual, dari konkret menuju abstrak. Pada suatu tahap perkembangan

tertentu akan muncul skema atau struktur kognitif tertentu yang

keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung kepada pencapaian

tahapan sebelumnya. Piaget juga terlibat dalam pengembangan konsep

skemata, yaitu skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi

lingkungannya dalam tahap-tahap perkembangan, saat seseorang

memperoleh cara baru dalam mempresentasikan irrformasi secara

mental.

Secara garis besar skema yang digunakan anak untuk memahami

dunianya dibagi dalam empat periode utama atau tahapan-tahapan

sebagai berikut.

a) Tahap sensori motor (berlangsung sejak lahir sampai sekitar usia 2

tahun).

Dalam dua tahun pertama kehidupannya, bayi dapat memahami

lingkungannya dengan jalan melihat, meraba, memegang, mengecap,

Page 35: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

17

mencium, mendengarkan dan menggerakkan anggota tubuh. Dengan kata

lain mereka mengandalkan kemampuan sensorik dan motoriknya.

Beberapa kemampuan kognitif penting muncul pada saat ini. Anak mulai

memahami bahwa perilaku tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi

dirinya. Kemampuan yang dimiliki anak-anak antara lain:

(1) melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di

sekitarnya;

(2) suka memperhatikan sesuatu lebih lama;

(3) mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.

b) Tahap pra-operasional (sekitar usia 2-7 tahun)

Saat ini kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya

pada persepsinya tentang realitas sangatlah menonjol. Dengan adanya

perkembangan bahasa dan ingatan, anak pun mampu mengingat banyak

hal tentang lingkungannya. Intelektual anak dibatasi oleh egosentrisnya,

yaitu bahwa ia tidak menyadari jika orang lain dapat berpandangan

berbeda dengannya tentang sesuatu objek atau fenomena yang sama.

Akibatnya sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Berikut

adalah karakteristiknya.

(1) Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal

dan mencolok.

(2) Tidak mampu memusatkan perhatian kepada objek-objek yang

berbeda.

Page 36: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

18

(3) Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat

menjelaskan perbedaan antarderetan.

c) Tahap operasional konkret (berlangsung sekitar 7-11 tahun)

Pada kurun waktu ini pikiran logis anak mulai berkembang. Dalam

usahanya mengerti tentang alam sekelilingnya mereka tidak terlalu

menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindera. Anak

yang sudah mampu berpikir secara operasi konkret, juga sudah

menguasai pembelajaran penting, yaitu bahwa ciri yang ditangkap oleh

pancaindera seperti besar dan bentuk sesuatu, dapat saja berbeda tanpa

harus mempengaruhi, misalnya kuantitas objek yang bersangkutan. Anak

seringkali dapat mengikuti logika atau penalaran, tetapi jarang mengetahui

jika membuat kesalahan. Sesungguhnya anak telah dapat melakukan

klasifikasi, pengelompokan dan pengaturan masalah (ordering problems)

tetapi ia belum sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang

terkandung di dalamnya.

d) Tahap operasional formal (mulai usia 11 tahun dan seterusnya).

Sejak tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir

mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif

pemecahan masalah. Mereka sudah dapat mengembangkan hukum-

hukum yang berlaku umum dan pertimbangan ilmiah. Mereka telah

mampu menyusun hipotesis serta membuat kaidah mengenai hal-hal yang

bersifat abstrak. Dengan kata lain, model berpikir ilmiah hipotetiko-deduktif

dan induktif sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik

Page 37: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

19

simpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis. Sehingga pada

tahap ini anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis, secara

proporsional, serta menarik generalisasi secara mendasar.

Selanjutnya Piaget juga menjelaskan bahwa perkembangan skema

(schema development) adalah universal dalam urutannya, artinya semua

pembelajar di seluruh dunia memang harus melewati tahap sensori-motor

sampai kepada tahap operasional formal. Meskipun ternyata sedikit

bervariasi dalam kecepatan penyelesaian setiap tahap dan dapat memiliki

berbagi bentuk. Perbedaan itu menurut Piaget disebabkan oleh empat

faktor, yaitu:

(1) kematangan dari dalam (maturity);

(2) pengalaman individual dalam lingkungan tertentu seseorang itu

tumbuh, dan mencakup stimulus tertentu yang secara kebetulan

diperoleh seseorang;

(3) tranmisi sosial (sosialisasi melalui pendidikan sekolah maupun luar

sekolah);

(4) pengarahan diri secara internal dan pengaturan diri (internal self

direction and regulation).

Menurut Piaget (Semiawan, 2002: 51-52) semua perkembangan

skema bersifat universal bagi seluruh umat manusia, sehingga

implikasinya bagi pendidikan adalah bahwa kita tidak dapat mengajarkan

sesuatu pada seseorang bila belum ada kesiapan (readiness) yang

merujuk kepada kematangannya. Dengan demikian, maka semua

Page 38: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

20

pembelajaran dan masukan yang diperoleh seseorang harus cocok

(match) dengan perkembangan skema seseorang.

Sementara itu, mengingat posisi Piaget yang unik, hadir baik dalam

teori kognitivisme dan konstruktivisme maka penjelasan lebih lanjut dari

teori Piaget dikembangkan dalam konstruktivisme. Hal yang penting untuk

dicatat di sini, jika teori kognitif Wertheimer dan Kurt Lewin, digolongkan

dalam teori nativisme yang menganggap. perkembangan kognitif sebagai

pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan, maka mulai Piaget

dan seterusnya kognitivisme lebih mendekati konstrtrioivisme yang

menganut filsafat empirisme dengan asumsi pembangunan kemampuan

kognitif harus melalui pengalaman atau tindakan yang termotivasi dengan

sendirinya terhadap lingkungan, jadi pembelajaran harus bersifat aktif.

Menurut Piaget belajar akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan

tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya

diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang

ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh

pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan

rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan

lingkungan secara aktif, mencari, mengamati dan menemukan, memungut

berbagai hal dari lingkungan.

Di samping itu Piaget mengembangkan pula konsep adaptasi

dengan dua variannya, yaitu asimilasi dan akomodasi. Adaptasi adalah

struktur fungsional, sebuah istilah yang digunakan Piaget untuk

Page 39: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

21

menunjukkan pentingnya pola hubungan individu dengan lingkungannya

dalam proses pengembangan kognitif. Menurut Piaget, adaptasi ini terdiri

dari dua proses yang saling melengkapi, yaitu asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi, dari sudut pandang biologi adalah integrasi unsur-unsur

eksternal eksternal terhadap struktur yang sudah lengkap pada

organisme. Asimilasi kognitif meliputi objek eksternal yang untuk menjadi

struktur pengetahuan internal. Proses asimilasi ini didasarkan atas

kenyataan bahwa setiap saat manusia selalu mengasimilasi informasi-

informasi yang sampai kepadanya, kemudian informasi-informasi

tersebut dikelompokkan ke dalam istilah-istilah yang sebelumnya telah

dipahaminya.

Akomodasi, adalah menciptakan langkah baru atau memperbarui

atau menggabung-gabungkan istilah/konsep lama untuk menghadapi

tantangan baru. Akomodasi kognitif berarti mengubah struktur

kognitif/skema yang sudah dimiliki sebelumnya untuk disesuaikan dengan

objek stimulus eksternal. Jadi, jika pada asimilasi terjadi perubahan pada

objeknya, maka pada akomodasi perubahan terjadi pada subjeknya,

sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan objek yang ada di luar

dirinya. Struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami

perubahan supaya sesuai dengan supaya sesuai dengan rangsangan-

rangsangan objeknya. Dalam konsep psikologi, asimilasi pada hakikatnya

sesuai dengan teori penyesuaian diri autoplastik (autoplastic), sedangkan

akomodasi sesuai dengan teori penyesuaian diri aloplastik (alloplastic).

Page 40: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

22

Menurut Piaget, adanya informasi baru yang diperoleh dari

lingkungan kemudian dicocokkan dengan skema pembelajar, hal ini

menyebabkan disekuilibrium (ketidakseimbangan) pada struktur kognitif

yang disebut konflik kognitif atau disonansi kognitif. Kemudian, Piaget juga

menyatakan bahwa setiap organisme yang ingin mengadakan adaptasi

dengan lingkungannya harus mencapai keseimbangan (ekuilibrium),

antara aktivitas individu terhadap lingkungan (asimilasi) dan aktivitas

lingkungan terhadap individu (akomodasi). Agar terjadi ekuilibrasi antara

individu dengan lingkungan, maka peristiwa asimilasi dan peristiwa

akomodasi harus terjadi secara terpadu, bersama-sama dan

komplementer.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut.

(1) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh

sebab itu, guru dalam mengajar harus menggunakan bahasa yang

sesuai dengan cara berpikir anak.

(2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi

lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak,

mengakomodasikan agar anak dapat berinteraksi dengan lingkungan

sebaik-baiknya.

(3) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan sebagai

bahan baru tetapi tidak asing.

Page 41: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

23

(4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap

perkembangannya.

(5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling

berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.

Terkait dengan langkah-langkah pembelajaran yang merupakan

bagian dari metode pembelajaran, Suciati dan Irawan (dalam Budiningsih,

2005: 50) menyimpulkan bahwa menurut konsep Piaget langkah-langkah

pembelajaran meliputi aktivitas sebagai berikut:

(1) menentukan tujuan pembelajaran;

(2) memilih materi pelajaran;

(3) menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif;

(4) menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut

misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan

sebagainya;

(5) mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas

dan cara berpikir siswa;

(6) melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

4) Teori Discovery Learning dari Jerome S. Bruner

Jerome Seymour Bruner adalah imigran dari Polandia yang

dibesarkan di New York. Bukunya tentang pendidikan yang terlihat

mendukung prinsip kognitivisme antara lain adalah The Process of

Education (1960), dan The Culture of Education (1996). Dalam bukunya

yang pertama terlihat sekali pengaruh Jean Piaget dan Lev Vygotsky.

Page 42: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

24

Dasar dari teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan

bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya

adalah belajar dengan menemukan {discovery learning), siswa

mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu

bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak.

Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses penemuan personal

{personal discovery), oleh setiap individu murid. Inilah tema pokok teori

Bruner.

Guru harus memberikan keleluasan kepada siswa untuk menjadi

pemecah masalah {problem solver), seorang ahli sains, matematikawan,

ahli sejarah dan profesi lain yang menantang, menjelajah dan berbasis

penemuan. Biarkan siswa menemukan arti hidup bagi dirinya sendiri dan

memungkinkan mereka mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa

mereka sendiri. Siswa didorong dan disemangati untuk belajar sendiri

melalui kegiatan dan pengalaman. Peran guru

terutama untuk menjamin agar kegiatan belajar menimbulkan rasa

ingin tahu (kuriositas) siswa, meminimalkan risiko kegagalan belajar, dan

agar belajar relevan dengan kebutuhan siswa.

Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif,

para pembelajar harus melalui tiga tahapan pembelajaran. Tiga tahapan

perkembangan intelektual itu menurut Bruner meliputi:

(1) enaktif (enactive), seseorang belajar tentang dunia melalui respon

atau aksi-aksi terhadap suatu objek. Dalam memahami dunia

Page 43: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

25

sekitarnya anak menggunakan keterampilan dan pengetahuan motorik

seperti meraba, memegang, mencengkeram, menyentuh, menggigit

dan sebagainya. Anak-anak harus diberi kesempatan bermain dengan

berbagai bahan/alat pembelajaran tertentu agar dapat memahami

bagaimana bahan/alat itu bekerja.

(2) ikonik (iconic), pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model

dan gambar-gambar dan visualisasi verbal. Anak-anak mencoba

memahami dunia sekitarnya melalui bentuk-bentuk perbandingan

(komparasi) dan perumpamaan (tamsil), dan tidak lagi memerlukan

manipulasi objek-objek pembelajaran secara langsung.

(3) simbolik, siswa Sudah mampu menggambarkan kapasitas berpikir

dalam istilah-istilah yang abstrak. Dalam memahami dunia sekitarnya

anak-anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika

dan sebagainya. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan banyak

sistem simbol. Huruf dan lambang bilangan merupakan contoh sistem

simbol. Fase simbolik merupakan tahap final dalam pembelajaran.

Bruner selanjutnya menegaskan bahwa guru yang efektif harus

membantu pembelajar dan membimbingnya untuk melewati ketiga fase ini

dengan suatu proses yang disebut scaffolding. Inilah cara siswa

membangun pemahaman. Pada akhirnya melalui scaffolding ini, siswa

dibimbing menjadi pembelajar yang mandiri. Tentang scaffolding akan

dibahas lebih lanjut dalam konstruktivisme.

Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah bahwa guru harus

memandu para siswanya sehingga mereka dapat membangun basis

Page 44: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

26

pengetahuannya sendiri dan bukan karena diajari melalui memorisasi.

hafalan (rote memorization). Informasi-informasi baru dipahami siswa

dengan cara mengklasifikasikannya berlandaskan pengetahuan terdahulu

yang telah dimilikinya. Menurut Bruner, interkoneksi antara pengetahuan

baru dengan pengetahuan terdahulu menghasilkan reorganisasi dari

struktur kognitif, yang kemudian menciptakan makna dan mengizinkan

individu memahami secara mendalam informasi baru yang diberikan

(Clabaugh, 2009).

Penekanannya adalah pada pandangan bahwa mengetahui itu

suatu proses dan bukan suatu produk. Dalam kaitan dengan fase-fase

proses belajar, Jerome S. Bruner berpendapat bahwa proses belajar

meliputi, (i) fase penerimaan informasi/penerimaan materi, (ii) fase

transformasi, dan (iii) fase penilaian materi. Maksudnya, belajar itu

merupakan proses aktif dengan cara mana siswa mengkonstruk gagasan

baru atau konsep baru berlandaskan pengetahuan awal yang telah

dimilikinya. Pembelajar memilih dan mengolah informasi, membangun

hipotesis, dan membuat keputusan yang berlangsung dalam struktur

kognitifriya. Berdasarkan penjelasannya ini, terlihat bahwa Jerome S.

Bruner pun berperan dalam pengembangan teori pengolahan informasi

(IPT, Information Processing Theory).

Teori pembelajaran lain yang terkenal dari Jerome Bruner adalah

teori pembelajaran konsep (concept learning) atau pembelajaran kategori

atau dikenal . sebagai pemerolehan konsep (concept attainment). Teori ini

Page 45: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

27

dikembangkan bersama Goodnow dan Austin pada tahun 1967 (Suwarni

2012). Mereka mendefinisikan pemerolehan konsep atau pembelajaran

konsep sebagai pencarian atau pendaftaran kejadian yang relevan atribut-

atribut yang dapat digunakan untuk membedakan bermacam-macam

kategori eksemplar dan kategori noneksemplar. Eksemplar adalah contoh-

contoh khusus (specific instances) atau kejadian-kejadian yang relevan

dan bermakna untuk pembelajaran. Noneksemplar adalah kejadian-

kejadian yang tidak ada hubungannya langsung dengan pembelajaran.

Konsep dimaksudkan sebagai kategori mental yang membantu kita

mengklasifikasi objek, kejadian atau ide-ide pada setiap objek, setiap

kejadian, setiap gagasan yang membentuk seperangkat himpunan

dengan ciri-ciri umum yang relevan. Jadi, pembelajaran konsep adalah

strategi yang mempersyaratkan seorang pembelajar untuk

membandingkan dan mengontraskan kelompok-kelompok atau kategori-

kategori yang mengandung ciri-ciri konsep yang relevan dengan kelompok

atau kategori yang tidak mengandung ciri-ciri konsep yang relevan. Teori

Bruner ini sebagian juga dikembangkan oleh Gagne.

Tentang kurikulum, konsep Bruner yang terkenal adalah kurikulum

berbentuk spiral (a spiral curriculum) sebagai suatu cara menyajikan suatu

materi pelajaran dengan mengorganisasikan materi pelajaran pada tingkat

makro. Dalam hal ini materi pelajaran mula-mula disajikan secara umum,

kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam

cakupan yang lebih rinci. Hal ini merupakan bentuk penyesuaian antara

Page 46: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

28

materi yang dipelajari dengan perkembangan struktur kognitif pembelajar.

Contoh sederhana penyajian secara spiral, yaitu jika pada awalnya siswa

diajar tentang penambahan, maka pada pembelajaran berikutnya siswa

diajar tentang perkalian, dalam hal ini dijelaskan bahwa perkalian tidak

lain adalah melakukan kegiatan penambahan berulang-ulang, 2 + 2 + 2 =

2X3 = 6.

Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner, dirumuskan

sebagai, berikut:

(1) menentukan tujuan pembelajaran;

(2) melakukan identifikasi karakteristik siswa, entry behavior;'

(3) memilih materi pelajaran;

(4) menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif;

(5) mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,

ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa;

(6) mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari

yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke

simbolik;

(7) melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa (Budiningsih,

2005 : 50)

5) Teori Belajar dari Robert M. Gagne

Gagne menggabungkan ide-ide behaviorisme dan kognitivisme

dalam pembelajaran. Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses

penerimaan informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan keluaran

Page 47: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

29

dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi

antara kondisi internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal

adalah keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil

belajar dan proses kognitif yang terjadi di dalam individu. Sedangkan

kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi

individu dalam proses pembelajaran. Kondisi eksternal ini oleh Gagne

disebut sebagai sembilan peristiwa pembelajaran.

Teori Robert Gagne tentang pembelajaran terdiri dari tiga prinsip,

yaitu syarat-syarat pembelajaran (conditions of learning), sembilan

peristiwa pembelajaran (nine events of instructions), dan taksonomi hasil

belajar (taxonomy of learning outcomes). Dalam bukunya yang berjudul

The Condition of Learning (1970), Gagne mengemukakan delapan macam

tipe belajar yang membentuk suatu hierarki belajar dari yang paling rumit.

Hierarki belajar ini akan kita bahas dalam sub-bab tipe belajar. Kedelapan

hierarki belajar ini sering diterapkan dalam pembelajaran tuntas (mastery

learning) di samping taksonomi Bloom. Berkaitan dengan proses

pembelajaran Gagne berpendapat bahwa tahapan proses pembelajaran

meliputi delapan fase, yaitu: (a) motivasi, (b) pemahaman, (c)

pemerolehan, penyimpanan, (e) pengingatan kembali, (f) generalisasi, (g)

perlakuan, dan (h) umpan balik.

Sembilan peristiwa pembelajaran menurut Gagne adalah sebagai

berikut.

Page 48: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

30

(1) Memberikan perhatian (gain attention). Contoh sederhana tunjukan es

krim, ceritakan kelezatan yang diperoleh dari memakannya.

(2) Memberi tahu siswa Hejjrt^ig-^tujuan pembelajaran (inform learner of

objectives), biarkan siswa mengetahui apa yang akan dipelajarinya.

Contohnya: "Hari ini, kita akan belajar membuat es krim".

(3) Dibangun atas pengetahuan yang telah lalu (recall prior knowledge).

Contohnya: "Apakah ada yang pernah membuat es krim? Di mana,

kapan, dan bahan apa saja yang diperlukan?"

(4) Menyajikan pembelajaran sebagai rangsangan (present material).

Contoh: Tunjukkan kepada siswa bagaimana membuat es krim.

(5) Memberikan panduan belajar (provide guided learning), bantulah

siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik pada saat

pembelajaran berlangsung.

(6) Menampilkan kinerja (elicit performance), mintalah para siswa

mengerjakan apa-apa yang baru dipelajarinya. Contoh, berikan

kepada siswa bahan-bahan untuk membuat es krim dan mintalah agar

membuat es krim sendiri.

(7) Memberikan umpan balik (provide feedback), beritahu siswa

kinerjanya masing-masing. Contoh, guru berkeliling kelas melihat

bagaimana setiap siswa membuat es krim.

(8) Menilai kinerja (assess performance),nilailah siswa tentang

pengetahuannya mengenai topik pembelajaran. Contoh: amati es krim

Page 49: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

31

hasil karya siswa, jika mereka benar cara membuatnya diperbolehkan

memakannya.

(9) Meningkatkan retensi/ingatan dan transfer pengetahuan (enhance

retention and transfer). Bantulah siswa dalam mengingat-ingat dan

menerapkan keterampilan baru itu. Contoh, siswa ditugasi membuat

es krim pada saat karya wisata sekolah.

b. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif anak menunjukkan perkembangan dari cara

berpikir anak. Ada faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif menurut Piaget (dalam

Partini, 2003:4) bahwa’ pengalaman yang berasal dari lingkugan dan

kematangan keduanya mempengaruhi perkembangan kognitif anak’’.

Sedangkan menurut Soemiarti dan Patmonodewo (2003:20)

perkembangan kognitif dipengaruhi oleh pertumbuhan sel otak dan

perkembangan hubungan antar sel otak. Kondisi kesehatan dan gizi anak

walaupun masih dalam kandugan ibu akan mempengaruhi perkembangan

kognitif antara lain :

1) Faktor Hereditas/ Keturunan

Teori herditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli

filsafat Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir

sudah membawa potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh

lingkungan taraf intelegensi sudah ditentukan sejak lahir.

2) Faktor Lingkungan

Page 50: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

32

John Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan

suci seperti kertas putih yang belum ternoda, dikenal dengan teori

tabul rasa. Taraf Intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan

pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.

3) Faktor Kematangan

Tiap organ (fisik maupun psikis) dikatakan matang jika telah

mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Hal

ini berhubungan dengan usia kronologis .

4) Faktor Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan intelegensi. Ada dua pembentukan

yaitu pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak

sengaja (pengaruh alam sekitar).

5) Faktor Minat dan Bakat

Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan

dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebi baik. Bakat seseorang

akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Seseorang yang

memiliki bakat tertentu akan semakin mudah dan cepat

mempelajarinya.

6) Faktor Kebebasan

Page 51: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

33

Kelulusan manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang berarti

manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan

masalah dan bebas memilih masalah sesuai kebutuhan.

b. Kecerdasan Linguistik Verbal

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan

bahasa- bahasa termasuk bahasa ibu dan mungkin bahasa-bahasa asing

untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan memahami

orang lain Kecerdasan linguistik merujuk pada kemampuan untuk berpikir

tentang kata dan menggunakan bahasa untuk berekspresi dan

menghargai makna-makna yang kompleks (Suan dan Sulaiman, 2009).

Kecerdasan linguistik disebut juga kecerdasan verbal karena mencakup

kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis, serta

kemampuan untuk menguasai bahasa asing (McKenzie, 2005).

Seorang anak yang memiliki kecerdasan bahasa yang tinggi akan

mampu menceritakan cerita dan adegan lelucon, menulis lebih baik dari

rata- rata anak yang lain yang memiliki usia yang sama, mempunyai

memori tentang nama, tempat, tanggal, dan informasi lain lebih baik dari

anak pada umumnya, senang terhadap permainan kata, menyukai baca

buku, menghargai sajak, dan permainan kata-kata, suka mendengar cerita

tanpa melihat buku, mengkomunikasikan, pikiran, perasaan, dan ide-ide

dengan baik, mendengarkan dan meresponi bunyi-bunyi, irama, warna,

berbagai kata- kata lisan (Lane, 2009).

Page 52: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

34

Di samping itu, anak yang memiliki kecerdasan bahasa yang lebih

dari pada anak lainnya suka meniru bunyi-bunyi, bahasa, membaca dan

menulis, belajar dengan mendengar, membaca, menulis dan berdiskusi,

mendengarkan secara efektif, memahami, meringkas, menginterpretasi

dan menjelaskan, dan mengingat apa yang telah dibaca, selalu berusaha

untuk meningkatkan penggunaan bahasa, menciptakan bentuk-bentuk

bahasa yang baru, bekerja dengan menulis atau menyukai komunikasi

lisan.

Mereka juga suka mengajukan banyak pertanyaan, suka bicara,

memiliki banyak kosa kata, suka membaca dan menulis, memahami

fungsi bahasa, dapat berbicara tentang keterampilan bahasa. Oleh karena

itu, karir yang sesuai dengan orang yang memiliki kecerdasan verbal yang

tinggi adalah penyair, wartawan (jurnalis), Ilmuwan, novelis, pemain

komedi, pengacara, penceramah, pelatih, guide, guru, dan lain-lain.

Kecerdasan linguistic-verbal atau dikenal dengan istilah pintar kata

adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa baik lisan maupun

tulisan secara tepat dan akurat. Menggunakan kata merupakan cara

utama untuk berpikir dan menyelesaikan masalah bagi orang yang

memiliki kecerdasan ini. Mereka cenderung mempunyai keterampilan

reseptif (input) auditori dan produktif (output) verbal yang sangat baik.

Mereka menggunakan kata untuk membujuk, mengajak, membantah,

menghibur, atau membelajarkan orang lain. Mereka juga termasuk

penulis, pembicara, atau menjadi keduanya dengan baik.

Page 53: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

35

Pekerjaan yang sangat disukai oleh mereka yang memiliki

kecerdasan linguistik-verbal adalah guru, kepala sekolah, pendongeng,

pelawak, pembawa acara, pembaca berita di radio atau televisi, wartawan,

editor surat kabar, penulis, pengarang, penyair, dan lain-lain.

2. Hakikat Hasil Belajar Bahasa Indonesia

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan rangkaian dari dua kata yaitu "hasil" dan

"belajar". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil berarti sesuatu

yang diadakan oleh suatu usaha. Sedangkan kata belajar mempunyai

banyak pengertian, menurut pengertian secara psikologi, belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah

laku.

Belajar merupakan proses dari seseorang, hasil belajar dipengaruhi

oleh intelegensi dan penguasaan anak tentang mated yang dipelajarinya.

Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang

biasanya disebut tes hasil belajar.

Menurut Hudoyo (dalam Tirtana, 2009: 6) mengemukakan bahwa:

“Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswadalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuanpendidikan yang diharapkan. Hasil belajar dalam hal ini meliputiaspek kognitif (penguasaan intelektual), afektif (berhubungandengan sikap dan nilai), dan psikomotorik (kemampuan atauketerampilan siswa)."

Page 54: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

36

Pendapat lain tentang hasil belajar dikemukakan oleh Dimyati dan

Mudjiono (2003: 6) bahwa "hasil belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Sejalan dengan itu,

Suprijono (2009: 5) mengemukakan bahwa "hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap apresiasi dan

keterampilan.

Susanto (2013: 5) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hasil

belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proswes dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relatif menetap. Sedangkan Rusmono (2012: 100

menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang

meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan perilaku

tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program

pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan

lingkungan belajar. Pengertian hasil belajar juga dikemukakan oleh Tim

Pengembang MKDP (2013: 140) yaitu hasil belajar dirumuskan dalam

bentuk kompetensi, yaitu kompetensi sosial dan kompetensi vokasional.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan hasil

belajar bahasa Indonesia adalah gambaran tingkat penguasaan yang

dicapai siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia yang

terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar bahasa Indonesia.

Page 55: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

37

Hasil yang dicapai oleh siswa merupakan gambaran proses belajar

mengajar.

b. Fungsi Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2005: 3) fungsi hasil belajar yaitu:

1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional

2) Umpan balik bagi perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan

instruksional, kegiatan belajar siswa strategi mengajar guru

3) Dasar dan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa kepada para

orangtuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan

kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk

nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

yang mempengaruhi, baik dari diri siswa (faktor internal) seperti faktor

kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan belajar maupun dari faktor luar siswa (faktor

ekstern) seperti faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Pengenalan terhadap faktor-faktor tersebut penting sekali artinya

dalam membantu siswa mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya.

Disamping itu, diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,

akan dapat diidentifikasi faktor yang menyebabkan kegagalan bagi siswa

sehingga dapat dilakukan antisipasi atau penanganan secara dini agar

siswa tidak gagal dalam belajarnya atau mengalami kesulitan belajar.

Page 56: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

38

Purwanto (2007: 102) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, yaitu:

1) Faktor dari diri organisme itu sendiri yang disebut faktorindividual (kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,motivasi dan faktor pribadi).

2) Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial(keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,alat-alat yang diperlukan dalam belajar mengajar, lingkungandan kesempatan yang tersedia. dan memotivasi.

Pendapat di atas relevan dengan pengklasifikasian faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar sebagaimana dikemukakan oleh

Slameto (1991: 54), yaitu:

1) Faktor-faktor intern, berupa: faktor jasmaniah, terdiri atas: faktorkesehatan, cacat tubuh; faktor psikologis, terdiri atas: inteligensi,perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; danfaktor kelelahan

2) Faktor-faktor ekstern, berupa: faktor Keluarga (cara orang tuamendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah,keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latarbelakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar,kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajarandi atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugasrumah), faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Berdasarkan kedua pendapat di atas, pada hakikatnya terdapat

berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa,

namun pada intinya pendataan belajar dapat diklasifikasikan atas dua

faktor, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa maupun dari luar

dirinya. Faktor dari diri berupa faktor fisik, psikologis dan gaya belajar,

Page 57: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

39

sedangkan faktor dari luar diri siswa, yaitu faktor lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, maupun lingkungan

pergaulan siswa yang mempengaruhi aktivitas belajarnya sehari-hari.

Segala perubahan yang terjadi ditunjukkan dalam bentuk

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang merupakan hasil belajar.

Sudjana (2005: 3) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Sedangkan menurut Sudjana (2005: 22)

mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seorang anak setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Belajar itu

sendiri merupakan proses dari seseorang yang hasil belajarnya

dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi

yang akan dipelajari.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka penulis

menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah nilai

yang dicapai atau diperoleh siswa setelah melewati proses belajar

mengajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

d. Aktivitas Belajar

Menurut Soemanto (1987: 107) ada beberapa contoh aktivitas

belajar dalam beberapa situasi yaitu: (1). Mendengar, (2) memandang, (3)

meraba, (4) menulis dan mencatat, (5) membaca, (6) membuat ikhtisar

atau ringkasan, (7) mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-

bagan, (8) menyusun paper atau kertas kerja, (9) mengingat, (10) berpikir

Page 58: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

40

dan (11) latihan atau praktek. Beberapa contoh aktivitas belajar tersebut di

atas akan diuraikan sebagai berikut:

1) Mendengar

Dalam kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang lain. Dalam

pergaulan itu terjadi komunikasi verbal berupa percakapan. Percakapan

memberikan situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlibat ataupun yang

tidak terlibat tetapi secara tidak langsung mendengar informasi.

2) Memandang

Setiap stimuli visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk

belajar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat kita pandang,

akan tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan kita adalah belajar.

Meskipun pandangan kita tertuju kepada suatu obyek visual, apabila

dalam diri kita tidak terdapat kebutuhan, motivasi serta set tertentu untuk

mencapai suatu tujuan, maka pandangan yang demikian tidak termasuk

belajar. Alam sekitar kita termasuk juga sekolah dengan segenap

kesibukannya, menampakkan obyek-obyek yang memberi kesempatan

untuk belajar.

3) Meraba, Mencium, dan Mencicipi/Mencecap

Meraba, mencium dan mencecap adalah aktivitas sensoris seperti

halnya pada mendengarkan dan memandang. Segenap stimuli yang

dapat diraba, dicium dan dicecap merupakan situasi yang memberi

kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Hal aktivitas meraba, aktivitas

mencium, ataupun aktivitas mencecapi dapat dikatakan belajar, apabila

Page 59: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

41

aktivitas-aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai

tujuan dengan menggunakan set tertentu untuk memperoleh perubahan

tingkah laku.

4) Menulis dan Mencatat

Setiap aktivitas pengindraan kita yang bertujuan, maka memberikan

kesan-kesan yang berguna bagi belajar kata selanjutnya. Kesan-kesan itu

merupakan materiil untuk maksud-maksud belajar selanjutnya. Materiil

atau obyek yang ingin kita pelajari lebih lanjut hams memberi

kemungkinan untuk dipraktekkan. Beberapa materiil di antaranya terdapat

di dalam buku-buku, di kelas, ataupun di buku catatan kita sendiri, Kita

dapat membawa serta mempelajari isi buku catatan dalam setiap

kesempatan. Dan sumber manapun kita dapat membuat fotokopi isi

pelajaran. Kita dapat membuat catatan dari setiap buku yang kita pelajari,

bahkan dari setiap situasi seperti ceramah, diskusi, demonstrasi dan

sebagainya kita dapat membuat catatan, untuk keperluan belajar di masa-

masa selanjutnya.

5) Membaca

Seringkali ada orang yang membaca buku pelajaran sambil

berbaring santai di tempat tidurnya hanya dengan maksud agar dia bias

tidur. Membaca semacam ini adalah bukan aktivitas belajar. Ada pula

orang yang membaca sambil berbaring dengan tujuan belajar, menurut

ilmu jiwa membaca yang demikian belum dapat dikatakan sebagai belajar.

Belajar adalah aktif, dan membaca untuk keperluan belajar hendaknya

Page 60: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

42

dilakukan di meja belajar daripada di tempat tidur, karena dengan sambil

tiduran itu perhatian dapat terbagi. Dengan demikian belajar sambil

tiduran mengganggu set belajar.

Belajar memerlukan set. Membaca untuk keperluan belajar harus

pula menggunakan set, membaca dengan set misalnya dengan memulai

memperhatikan judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorientasi

kepada kebutuhan dan tujuan. Kemudian memilih topik yang relevan

dengan kebutuhan atau tujuan itu.

6) Membuat Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi

Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena

menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau

ringkasan ini memang dapat membantu kita dalam hal mengingat atau

mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.

Untuk keperluan belajar yang intensif, bagaimanapun juga hanya

membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca, pada hai-hal

yang penting kita beri garis bawah (underlining). Hal ini sangat membantu

kita dalam usaha menemukan kembali meteriil itu di kemudian hari.

7) Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram, dan Bagan-bagan

Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering kita jumpai tabel-

tabel diagram ataupun bagan-bagan. Materiil non-verbal semacam ini

sangat berguna bagi kita dalam mempelajari materiil yang relevan itu.

Demikian pula gambar-gambar, peta-peta, dan Iain-lain dapat menjadi

bahan ilustratif yang membantu pemahaman kita tentang sesuatu hal.

8) Menyusun Paper atau Kertas Kerja

Page 61: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

43

Dalam membuat paper, terutama yang perlu mendapat perhatian

ialah rumusan topik paper itu. Dari rumusan topik itu kita akan dapat

menentukan materiil yang relevan. Kemudian kita perlu mengumpulkan

mated yang akan ditulis ke dalam paper dengan mencatatkan pada buku

notes atau kartu-kartu catatan. Paper yang baik memerlukan perencanaan

yang masak dengan terlebih dulu mengumpulkan ide-ide yang menunjang

serta penyediaan sumber-sumber yang relevan.

Tidak semua aktivitas penyusun paper merupakan aktivitas belajar.

Banyak pelajar atau mahasiswa yang menyusun paper dengan jalan

mengkopi atau menjiplak. Memang cara yang demikian sering

menguntungkan mereka karena dengan mengambil materi sana-sini,

diatur hubungannya sehingga membentuk sajian yang sistematis dan

lengkap, dengan bahasa yang bagus karena di buat oleh para ahli, maka

mereka memperoleh angka lulus. Kalau kita pikirkan, apakah yang dapat

diperoleh mereka dengan cara ini? Apakah perkembangan pribadi yang

mereka alami?

9) Mengingat

Mengingat dengan maksud agar ingat tentang sesuatu, belum

termasuk sebagai aktivitas belajar. Mengingat yang didasari atas

kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut

adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan

dengan aktivitas-aktivitas belajar lainnya.

10) Berpikir

Page 62: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

44

Adapun yang menjadi obyek serta tujuannya, berpikir adalah

termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir, orang memperoleh penemuan

baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antar

sesuatu.

11) Latihan atau Praktik

Latihan atau praktek adalah termasuk aktifitas belajar. Orang yang

melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan

untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan sesuatu

aspek pada dirinya. Orang yang berlatih atau berpraktek sesuatu tentunya

menggunakan set tertentu sehingga setiap tindakan atau gerakannya

terarah kepada suatu tujuan. Dalam berlatih atau berpraktek terjadi

interaksi antara subyek dengan lingkungannya. Dalam kegiatan berlatih

atau praktek, segenap tindakan subyek terjadi secara integratif dan

terarah ke suatu tujuan. Hasil dari latihan atau praktek itu sendiri akan

berupa pengalaman yang dapat mengubah diri subyek serta mengubah

lingkungannya. Lingkungan berubah dalam diri anak.

e. Bahasa Indonesia di MTsN

Dalam keseluruhan proses pendidikan, belajar dan mengajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada

bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara

professional.

Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku

aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta

kondisi belajar siswa yang di desain secara sengaja, sistematis dan

Page 63: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

45

berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran

merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.

Perpaduan dari dua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi

edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada

kegiatan belajar mengajar, keduanya (guru-siswa) saling mempengaruhi

dan memberi masukan. Karena itulah kegiatan belajar mengajar harus

merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki

tujuan.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah

Pertama berorientasi pada kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa

nasional dan bahasa negara. Mengingat pentingnya peranan maka

kemampuan pemahaman di sekolah perlu mendapat perhatian yang

khusus dari semua pihak yang terkait, Sebagai tenaga pengajar dan

pendidik yang secara langsung terlibat dalam proses belajar mengajar,

maka guru memegang peranan penting dalam menentukan hasil belajar

yang akan dicapai oleh siswa. Salah satu kemampuan yang diharapkan

dikuasai oleh pendidik dalam hal ini Bahasa Indonesia adalah bagaimana

mengajarkan dengan baik agar tujuan pengajaran dapat dicapai. Dalam

hal ini penguasaan mated dan cara pemilihan pendekatan pembelajaran

yang tepat sangat menentukan tercapainya tujuan pengajaran, dan proses

belajar mengajar berjalan dengan lancar.

Penguasaan materi dan pemilihan pendekatan pembelajaran

merupakan alternatif dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran dan

hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Berhasil tidaknya seseorang siswa

Page 64: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

46

dalam pelajaran Bahasa Indonesia dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik dari dalam maupun dari luar siswa. Faktor-faktor dari siswa

yang berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya di

MTsN adalah cara dan kebiasaan belajar, motivasi berprestasi, dan sikap

terhadap pengajaran Bahasa Indonesia.

f. Kriteria Hasil Belajar yang Meningkat

Skor yang diperoleh dari suatu pengukuran hasil belajar dapat

diinterpretasi dengan berbagai cara, tergantung pada acuan yang

digunakan. Interpretasi skor hasil belajar siswa merupakan hal yang

sangat penting dilakukan oieh guru. Interpretasi ini menyediakan informasi

untuk pengambilan keputusan dan landasan perbaikan ini sebaiknya

didasarkan pada acuan tertentu. Setidaknya, terdapat tiga acuan dalam

penilaian pendidikan.

1) Acuan Normatif

Acuan normatif dirujuk untuk mempertimbangkan informasi seorang

siswa yang dibandingkan dengan kelompok siswa yang setara, Jelasnya,

acuan normatif ini bertujuan untuk menentukan posisi siswa dalam

kelasnya.

2) Acuan Kriteria

Acuan kriteria dirujuk untuk membandingkan informasi mengenai

minat belajar siswa pada saat menerima pelajaran yaitu respon pada saat

menerima pelajaran, mengerjakan tugas kelompok yang diberikan

maupun tugas individu, dalam proses pembelajaran terhadap kriteria

tertentu yang diharapkan.

Page 65: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

47

3) Acuan diri

Acuan diri dirujuk untuk membandingkan informasi mengenai

seorang siswa dengan informasi lain mengenai siswa itu sendiri. Jelasnya

acuan diri ini bertujuan untuk mengetahui kecakapan tertentu dari individu

siswa dalam suatu bidang tertentu. Artinya, acuan ini lebih menekankan

pada profil kecakapan siswa tertentu pada bidang tertentu.

g. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia

di MTsN

Pada hakikatnya pelaksanaan pengajaran bahasa adalah

seperangakat perencanaan pengajaran bahasa yang berisi rangkaian

kegiatan pembelajaran bahasa yang disusun secara sistematis untuk

mencapai tujuan pengajaran yang dikehendaki. Implementasi program

pengajaran bahasa dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu, jam

pelajaran, semester, dan tahunan. Sesuai dengan waktu pembelajaran

tersebut, dapat disusun program pengajaran yang berupa RPP yang

disebut program harian yang dilaksanakan dalam satu pertemuan.

RPP mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri atas beberapa

komponen, yaitu: (1) identifikasi; (2) kompetensi dasar (KD); (3) indikator;

(4) tema; (5) tujuan pembelajaran; (6) materi pembelajaran; (7) kegiatan

belajar-mengajar, metode/teknik, dan langkah-langkah penyajian; (8)

media, sarana; dan (9) evaluasi.

Penerapan pendekatan komunikatif dalam pengembangan setiap

komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi

Page 66: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

48

Komponen ini terdiri atas: (1) mata pelajaran; (2) kelas; (3) tema;

dan (4) waktu.

2) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar berguna untuk mengingatkan guru tentang target

kompetensi yang harus dicapai siswa. Di dalam komponen kompetensi

dasar ini juga dimuat hasil belajar. Hasil belajar merupakan unjuk kerja

yang diharapkan bisa dicapai setelah mengalami pembelajaran dslam

kompetensi tertentu.

Sanjaya (2008: 171) menyatakan bahwa kompetensi dasar adalah

pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dicapai oleh

siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar

kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah, maka kompetensi

dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi.

3) Indikator

Indikator merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik.

Tercapai atau tidaknya suatu hasil belajar dapat dilihat apakah seluruh

indikator hasil belajar dalam suatu kompetensi sudah dikuasai siswa.

Beberapa petunjuk dalam merumuskan indikator yang

dikemukakan oleh Sanjaya (2008: 172) sebagai berikut:

a) Indikator dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yangdapat diukur keberhasilannya.

b) Perilaku yang dapat diukur itu berorientasi pada hasilbelajar,bukan pada proses belajar.

c) Sebaiknya setiap indikator hanya mengandung satu bentukperilaku.

4) Tema

Page 67: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

49

Pengembangan dan penyajian mated pelajaran dengan

pendekatan konsep dilakukan dengan penyusunan materi pelajaran dalam

unit-unit tematis. Artinya, setiap unit pelajaran dikembangkan berdasarkan

sub pokok bahasan tertentu. Sub-sub ini sebagai pengikat dalam

mengembangkan berbagai latihan pembelajaran. Fungsi tema adalah

pemersatu kegiatan berbahasa seperti menyimak, berbicara, membaca,

menulis, dan aspek kebahasaan (Purwanto, 2007: 16).

Pokok bahasan digunakan pula sebagai pengembangan dan

perluasan penguasaan perbendaharaan kosakata siswa serta pemersatu

kegiatan berbahasa. Tujuannya adalah pembelajaran berbahasa langsung

dalam suasana berbahasa yang wajar, tidak disajikan dalam kalimat-

kalimat yang lepas dari konteks. Kegiatan pembelajaran tetap

menekankan pada kemampuan berbahasa, bukan pada penguasaan

materi yang berkaitan dengan sub pokok bahasan.

Daftar sub pokok bahasan yang tercantum dalam kurikulum bahasa

Indonesia sekolah Menengah Pertama dapat diubah dan disesuaikan

dengan usia, minat, keadaan, serta kebutuhan siswa. Guru dapat

mengembangkan dan memilih yang dikehendaki berdasarkan analisis dan

pertimbangan kondisi daerah dan sekolah.

5) Tujuan Pembelajaran

Dalam kurikulum, Sekolah Menengah Pertama terdapat tiga macam

tujuan, yaitu: tujuan umum pengajaran, tujuan khusus pengajaran, dan

tujuan kelas. Ketiga tujuan pengajaran tersebut saling berkaitan dan

bersifat hierarkis. Tujuan umum pengajaran bahasa Indonesia yang

Page 68: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

50

bersifat menyeluruh yang berarti bahwa cakupan perilaku bersifat kognitif,

afektif, dan psikomotor. Tujuan khusus pengajaran bahasa Indonesia

bersifat spesifik yang berarti bahwa perilaku yang diharapkan dikuasai

oleh siswa yaitu menyangkut aspek kebahasaan, pemahaman, dan

penggunaan. Tujuan kelas adalah tujuan pembelajaran yang harus

dicapai pada setiap kelas tertentu

Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama

terdapat empat macam tujuan, yaitu: Tujuan Pendidikan Nasional (TPN),

Tujuan Institusional (TI), Tujuan Kurikuler (TK), dan Tujuan Instruksional

atau tujuan Pembelajaran (TP). Keempat tujuan tersebut juga disebut

hierarkis.

Hubungan keempat tujuan tersebut dapat ditunjukkan secara

skematis sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Tujuan Kurikulum

Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Institusional

Tujuan Kurikuler

Tujuan Pembelajaran

ArahPencapaianTujuan

ArahPenjabaranTujuan

Page 69: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

51

Tujuan pengajaran pada kurikulum menekankan pada standar isi

dan standar kompetensi lulusan. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam

bentuk kompetensi yang harus dicapai atau dikuasai oleh siswa. Melalui

rumusan tujuan, guru dapat memproyeksikan apa yang harus dicapai oleh

siswa setelah berakhir suatu proses pembelajaran. Dalam merumuskan

tujuan pembelajaran, tugas guru adalah menjabarkan standar kompetensi

dan kompetensi dasar (SK/ KD) menjadi indikator hasil belajar (Sanjaya,

2008: 174).

6) Materi Pembelajaran

Memilih dan mengembangkan materi/ bahan pengajaran adalah

suatu hal yang sangat penting, karena kecekatan dan kemampuan

memilih materi yang tepat merupakan wadah untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan dan

pengembangan materi pelajaran dilaksanakan dengan memerhatikan

tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Materi pelajaran dapat berupa

substansi kebahasaan yang meliputi unsur struktur, kosakata, ejaan, dan

tanda baca. Selanjutnya, kegiatan pemahaman dan penggunaan bahasa

dalam berbagai peristiwa komunikasi, baik lisan maupun tulisan dapat

meliputi aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Susilo (2007: 122-123) menyatakan materi pelajaran adalah pokok-

pokok materi pelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana

pencapaian kemampuan dasar yang akan dinilai dengan menggunakan

instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian

belajar. Acuan bahan ajar dalam memilih dan mengembangkan materi

Page 70: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

52

pelajaran adalah kurikulum 2013. Di dalam kurikulum 2013 tersebut

dikemukakan materi pokok pelajaran yang berupa standar kompetensi

dan kompetensi dasar.

h. Strategi Belajar-mengajar, Metode/ Teknik, dan Langkah-Langkah

Penyajian Pelajaran

Kurikulum Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama tidak

menentukan metode tertentu. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat

memilih metode dan teknik yang paling sesuai dan dianggap paling tepat

sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dalam belajar siswa.

Syafi'ie, dkk. (1997: 39) menyatakan bahwa dalam menerapkan

metode atau teknik hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:

(1) tujuan pembelajaran yang dirumuskan; (2) keluasan ruang lingkup

materi pelajaran; (3) jam pelajaran yang dialokasikan; (4) kondisi siswa;

(5) kondisi kelas di sekolah; (6) tersedianya sumber belajar dan fasilitas

penunjang proses belajar; dan (7) kemampuan guru.

Langkah-langkah penyajian materi berupa prosedur dan urutan

penyajian materi pelajaran tercermin pada setiap pertemuan. Realisasi

langkah-langkah penyajian berupa penyajian materi pelajaran dalam

setiap RPP.

i. Media/ Sarana Pembelajaran Bahasa Indonesia

Salah satu kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru dalam

menyusun program pembelajaran adalah penyediaan dan pengadaan alat

bantu dalam proses belajar-mengajar.

Page 71: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

53

Penyajian materi pelajaran dalam proses pembelajaran bahasa

Indonesia dapat dilaksanakan dengan sajian ceramah guru dan materi

tertulis dengan berbagai sarana kompleks, misalnya OHP, tape recorder,

video, film, dan sebagainya. Jenis media tersebut dapat menunjang

kejelasan penyampaian materi pelajaran dalam kegiatan proses belajar-

mengajar (Badudu, 1996: 20).

Pemilihan penggunaan media harus diperhatikan kondisi sekolah

setempat, misalnya siswa di desa tertentu berbeda dengan yang berada di

perkotaan. Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau berusaha sendiri

menyediakan dalam mempersiapkan alat bantu (media) pengajaran yang

diperlukan, cukup yang sederhana dan mudah didapat. Penggunaan

media atau alat bantu mengajar memudahkan siswa memahami materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru.

j. Evaluasi Pengajaran Bahasa dengan Kecerdasan Kognitif

Kegiatan akhir dari pengajaran adalah pelaksanaan penilaian atau

evaluasi. Penilaian adalah suatu proses untuk mengukur kadar

pencapaian tujuan (Nurgiantoro, 2008: 5). Selanjutnya, penilaian pada

hakikatnya merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang dipergunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan

tentang program pendidikan.

Purwanto (2007: 3) menyatakan evaluasi adalah suatu proses

merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat

diperlukan untuk membuat alternatif keputusan. Slameto (2003: 6)

menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah

Page 72: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

54

tujuan pengajaran dalam pengembangan ilmu telah berada pada jalan

yang diharapkan. Sudijono (1998: 1) menyatakan bahwa evaluasi adalah

kegiatan atau proses penentuan nilai pengajaran, sehingga dapat

diketahui mutu atau hasil-hasilnya. Selanjutnya, Suyata dan Rahmina

(1998: 3) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui

efektif tidaknya pelajaran yang dilakukan oleh seorang guru.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi

merupakan kegiatan pengukuran terhadap pencapaian pengajaran yang

telah dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Evaluasi dalam pengajaran bahasa Indonesia mengacu pada

empat keterampilan berbahasa, ditambah dengan kemampuan

kebahasaan dan kemampuan kesastraan. Komponen-komponen tersebut

disajikan ke dalam bentuk tes yang sifatnya terpadu.

Suyata dan Rahmina (1998: 252) menegaskan perlunya evaluasi

pembelajaran dijiwai oleh prinsip-prinsip pendekatan konsep. Wujud yang

paling sesuai adalah evaluasi terpadu yang mengintegrasikan beberapa

unsur komunikatif. Dengan demikian, model evaluasi yang sesuai untuk

pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif adalah yang

bersifat menyeluruh, komprehensif, konsisten dengan tujuan

pembelajaran, dan disajikan dalam bentuk terpadu. Evaluasi konsep

bertujuan mengetahui bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi,

termasuk menilai kemampuan seseorang dalam menangani unsur-unsur

kebahasaan, meskipun kesuksesan berkomunikasi lebih diutamakan

daripada ketepatan linguistik yang digunakan.

Page 73: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

55

Penilaian pengajaran merupakan bagian yang integral dari kegiatan

mengajar. Penilaian dilihat dari sudut pandang pengajaran dapat

dikatakan sebagai suatu proses sistematis, untuk menetapkan

ketercapaian tujuan pengajaran. Pengertian tersebut, mengacu kepada

dua hal yang sangat penting. Pertama, penilaian adalah proses sistematik,

sehingga pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa tidak boleh

dilakukan secara gegabah dan tidak terkontrol. Kedua, penilaian

mengasumsikan bahwa tujuan pengajaran telah dirumuskan sebelumnya,

sebab bila tidak demikian amatlah sulit untuk menetapkan kemajuan

belajar siswa.

Hasil belajar siswa yang perlu diketahui meliputi perubahan

intelektual, emosional, dan fisik siswa. Perubahan-perubahan tersebut

secara periodik dapat diketahui oleh guru melalui penilaian dengan;

menggunakan tes atau penilaian yang lain.

Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia mengisyaratkan dilakukannya

pembelajaran yang memberikan situasi komunikasi yang sesungguhnya di

kelas. Komponen-komponen pembelajaran diberikan secara terpadu agar

sesuai dengan situasi komunikasi yang sebenarnya. Dalam kaitannya

dengan evaluasi, evaluasi yang sesuai adalah evaluasi komunikatif, yang

mengevaluasi keterampilan komunikasi siswa.

Berdasarkan beberapa hal di atas, evaluasi yang dilakukan secara

terpadu tersebut mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya dapat

mengetahui tercapai tidaknya tujuan kurikulum dan memungkinkan

terdeteksinya kemampuan siswa dalam komunikasi.

Page 74: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

56

Tes menduduki tempat yang amat penting dalam program

pembelajaran. Di dalam pengajaran itu terdapat serangkaian kegiatan

belajar yang mengandung: (1) pokok-pokok materi yang disajikan; (2) item

tes, pertanyaan dan masalah yang menuntut jawaban siswa terdapat

materi yang akan diajarkan; (3) balikan segera yang berisi jawaban benar

yang diharapkan oleh siswa.

Penerapan pendekatan konsep menghendaki adanya evaluasi

yang terpadu dan berkelanjutan. Terpadu artinya, bahwa evaluasi

dilaksanakan sekaitan dengan penerapan materi yang juga setelah

disajikan dengan menggunakan pendekatan terpadu. Yang dikehendaki di

sini bahwa terdapat relevansi antara materi yang disuguhkan dengan yang

dievaluasikan. B:rkelanjutan mengandung makna bahwa evaluasi harus

senantiasa dilaksanakan sepanjang waktu secara terus-menerus sesuai

dengan tujuan dan fungsi evaluasi itu sendiri.

Evaluasi dalam konteks ini dapat diartikan sebagai cara yang

digunakan untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai proses dan

hasil yang sudah dicapai di dalam program pembelajaran. Hasil yang

diperoleh melalui evaluasi ini akan dijadikan dasar untuk menentukan

langkah kebijakan selanjutnya. Dengan kata lain, evaluasi yang

dilaksanakan sekurang-kurangnya mempunyai fungsi dan tujuan sebagai

berikut: (1) memberikan umpan balik kepada guru dan siswa, dengan

tujuan memperbaiki proses serta menempatkan siswa pada situasi

pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang

dimiliki; (2) memberikan informasi kepada anak tentang tingkat

Page 75: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

57

keberhasilannya dalam belajar dengan tujuan untuk memperbaiki,

mendalami, atau memperluas pelajarannya; (3) menentukan nilai hasil

belajar anak antara lain bertujuan untuk memberikan laporan kepada

orang tua dan penentuan naik kelas Parawanto, 2007: 37).

Dari fungsi dan tujuan evaluasi di atas, terlihat bahwa evaluasi

dilaksanakan tidak hanya hasil, tetapi proses. Artinya, bahwa seorang

guru disadari atau tidak sebenarnya selalu berada dalam proses

mengevaluasi anak. Oleh karena itu, di dalam kerangka berpikir guru

hendaknya selalu ada pemikiran bagaimana anak dapat dibimbing dan

diarahkan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Untuk itu, guru dituntut secara kreatif memadukan beragam cara

dan teknik evaluasi mulai dari cara yang informal sampai kepada cara

yang formal. Misalnya, guru mendengarkan hal yang sedang dibicarakan

siswa, guru atau siswa mengajukan pertanyaan, guru meminta siswa

menjelaskan atau melaporkan hasil pekerjaannya pada temannya yang

lain, guru memeriksa pekerjaan rumah siswa, guru mengamati pajangan

yang telah dipasang anak, guru memeriksa hasil pekerjaan anak yang

sudah terkumpul, guru mengadakan tes, memeriksa, dan memberikan

nilai terhadap hasil tes siswa.

Untuk pengukuran kemajuan siswa dalam proses pembelajaran

perlu dipergunakan atau dipilih teknik penilaian yang paling sesuai dengan

tujuan, sifat, atau tuntutan materi, dan proses pembelajaran. Misalnya,

untuk mengukur sikap berbahasa siswa, maka yang paling cocok adalah

Page 76: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

58

pengamatan. Untuk mengukur disiplin berpikir dalam berbahasa, teknik

yang paling tepat adalah melihat tulisan atau karangan siswa. Untuk

mengukur kemampuan mengapresiasi sastra yang tepat ialah tanya jawab

tentang ungkapan yang indah, sifat dan tingkah laku tokoh, serta nasihat

yang terkandung dalam karya sastra.

Hasil penilaian atau pengukuran kemajuan siswa harus

dimanfaatkan secara maksimal, yaitu tidak hanya untuk mengisi rapor,

tetapi juga untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran dalam rangka

pencapaian tujuan pelajaran bahasa Indonesia.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang kecerdasan kognitif sudah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya seperti Wijayanti (2010) dengan judul Hubungan Kecerdasan

Kognitif terhadap Partisipasi Belajar dan Pemahaman Matematika Siswa

SMA Negeri 2 Magetan dengan hasil yang diperoleh yaitu nilai r sebesar

0.256. Penelitian lain juga dilakukan Agusria (2012) dengan judul

Hubungan antara Perhatian Orangtua dengan Kecerdasan Emosional

Siswa SMP Negeri 3 Maiwa Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang

dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu ada hubungan antara

perhatian orang tua dengan kecerdasan emosional siswa SMP Negeri 3

Maiwa kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang karena nilai r hitung yang

diperoleh lebih besar daripada nilai r tabel.

Page 77: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

59

Sedangkan Ahmad (2012) dengan judul Pengaruh Pendekatan

Konsep dan Kecerdasan Kognitif terhadap Prestasi Belajar Bahasa Inggris

di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dengan hasil penelitian yaitu ada

pengaruh pendekatan konsep dan kecerdasan emosional terhadap hasil

belajar Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Penelitian lain

juga dilakukan Hasriani (2013) dengan judul Kecerdasan Kognitif dalam

Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Takalar dengan

hasil penelitian yaitu hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP

Negeri2 Takalar mengalami peningkatan melalui penerapan pendekatan

kecerdasan kognitif.

C. Kerangka Pikir

Kegiatan pembelajaran di sekolah biasanya hanya menenkankan

pada transformasi informasi faktual dan pengembangan penalaran yaitu

pemikiran logis menuju pencapaian satu jawaban benar atau salah.

Menurut Gagne “Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar

berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap dan nilai” dengan demikian dalam kegiatan

pembelajaran memerlukan banyak pengetahuan dalam mengarahkan dan

menyampaikan informasi agar tidak menimbulkan suatu kesalahan antara

orang tua, guru dan siswa.

Salah satu tingkat kecerdasan kognitif yaitu kecerdasan linguistik

verbal. Salah satu ciri orang yang memiliki kecerdasan linguistik yaitu

Page 78: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

60

mampu menggunakan kemampuan menulis secara efektif, memahami

dan menerapkan aturan-aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan

menggunakan kosakata efektif. Kecerdasan linguistik itu brsifat universal

dan pasti dimiliki oleh semua orang. Gardner mengatakan “kecerdasan

linguistik memiliki komponen inti kepekaan pada bunyi, struktur, makna,

fungsi kata. Area otak kecerdasan linguistik terletak pada area otak lobus

temporal kiri dan lobus frontal (Broca dan Wernicke). Apabila area ini

diberikan stimulus yang sesuai, akan muncul kompetensi membaca,

menulis, berdiskusi, berargumen, dan berdebat” sehingga, Kecerdasan

kognitif linguistik verbal memiliki hubungan dan pengaruh terhadap hasil

belajar Bahasa Indonesia.

Secara sistematika kerangka pikir dalam penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka piker di atas, maka

penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

Kecerdasan KognitifLinguistik Verbal Hasil Belajar

Mata PelajaranBahasa Indonesia

HIPOTESIS 1

HIPOTESIS 2

Page 79: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

61

1. Ada hubungan kecerdasan kognitif linguistik verbal dengan hasil

belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang.”

2. Ada pengaruh kecerdasan kognitif linguistik verbal dengan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang.”

Page 80: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

62

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif, karena data penelitian yang ada di dalam penelitian

ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan perhitungan statistika.

Sugiyono (2009: 14) mengatakan : “Metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan atau strategi untuk

mencapai hipotesis. Desain penelitian ini adalah desain korelasional.

Penelitian korelasional ini memiliki tujuan untuk meneliti ada tidaknya

hubungan dan pengaruh antarvariabel satu dengan variabel yang lainnya.

B. Variabel dan Definisi Oprasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel yakni, kecerdasan kognitif

linguistik verbal sebagai variabel bebas (X) sedangkan hasil belajar

bahasa Indonesia sebagai variabel terikat (Y).

Page 81: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

63

2. Dedefinisi Oprasional Variabel

Penelitian ini memiliki dua variabel, sehingga untuk memperjelas

variabel maka di bawah ini akan didefinisiskan operasional variabel.

a. Kecerdasan Kognitif Linguistik Variabel

Kecerdasan kognitif adalah sebuah proses aktif dan kreatif yang

bertujuan membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman.

Kerdasan linguistik verbal adalah kecerdasan yang memiliki komponen

linguistik inti kepekaan pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata. Maka

yang dimaksud Kecerdasan kognitif linguistik verbal adalah sebuah proses

aktif yang membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman untuk

komponen inti linguistik yaitu kepekaan pada bunyi, struktur, makna,

fungsi kata.

b. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Hasil belajar bahasa Indonesia adalah nilai atau hasil yang

diperoleh siswa setelah melewati proses belajar mengajar bahasa

Indonesia yang didapatkan dengan hasil tes.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN

Pinrang yang berjumlah 133 orang dan terdiri atas 6 kelas. Rincian jumlah

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

Page 82: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

64

No KelasJenis Kelamin

JumlahLaki-laki Perempuan

1

2

3

4

5

6

VII1VIII2VIII3VIII4VIII5VIII6

7

9

9

9

11

7

22

14

13

12

10

10

29

23

22

21

21

17

Jumlah 52 81 133

Tabel 1. Keadaan populasi

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau

secara lebih sederhana sampel penelitian adalah sebagian dari populasi

yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Arikunto (2002: 12)

bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Selanjutnya, jika

subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau

lebih, dari jumlah anggota populasi karena populasi dalam penelitian ini

jumlahnya besar, dengan demikian dalam penelitian digunakan teknik

random sampling dengan cara acak dengan mengambil 2 kelas sebagai

sampel. Untuk lebih jelasnya keadaan sampel dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 83: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

65

No Kelas Populasi Jumlah

1

2

VIII4VIII5

22

22

22

22

Jumlah 44 44

Tabel 2. Keadaan sampel

Berdasarkan tabel di atas maka jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 42 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka penulis

menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes

objektif (tes pilihan ganda). Pengumpulan data tentang variabel (x)

kecerdasan kognitif linguistik verbal menggunakan tes TPA verbal.

Sedangkan pengumpulan data untuk variabel (Y) hasil belajar Bahasa

Indonesia yaitu tes pilihan ganda sebanyak 25 nomor sesuai standar

kompetensi UKK kelas VIII MTsN Pinrang.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu teknik atau cara yang digunakan

untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh kesimpulan, Adapun

teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:

1. Teknik Analisis Korelasi untuk Hipotesis I

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu

dengan rumus korelasi:

RXY =∑ (∑ ) (∑ ){ ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ ) }

Page 84: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

66

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y,

N : Banyaknya subjek / jumlah peserta didik∑XY : Jumlah perkalian antara skor item dan skor total

∑X : Jumlah skor item

∑Y : Jumlah skor total

(∑X)2 : Jumlah kuadrat skor item

(∑Y)2 : Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis a diterima jika rxy hitung lebih besar atau sama dengan

koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5% dan hipotesis ditolak jika nilai

koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy tabel.

2. Teknik analisis regresi linier untuk Hipotesis II

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear

antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).

Analisis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah positif atau negative.

Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:

Y’ = a + bXKeterangan:Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)X = Variabel independena = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Page 85: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

a. Data Kecerdasan Kognitif Linguistik Verbal

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah kecerdasan

kognitif linguistik verbal. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal TPA verbal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor

benar 1 dan skor salah 0. Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor

T, sehingga nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

nilai terendah yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0. Nilai terendah

yang diperoleh dari data tes TPA verbal adalah 24,00. Sedangkan, untuk

nilai tertinggi adalah 96,00. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-

rata :

1) Mean (M) sebesar 59,48,

2) Median (MD) sebesar 55,00,

3) modus (Mo) sebesar 36,00,

4) Standar deviasi sebesar 22,22.

Berdasarkan perolehan data di atas, maka dapat dibuat distribusi

frekunsi data sebagai berikut.

Page 86: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

68

Interval Frekuensi FrekuensiKumulatif Persentase Persentase

Kumulatif24-29 2 44 4,55% 100%30-35 3 42 6,82% 95,45%36-41 9 39 20,45% 88,63%42-47 3 30 6,82% 68,18%48-53 5 27 11,36% 61,36%54-59 0 22 0% 50%60-65 3 22 6,82% 50%66-71 4 19 9,09% 43,18%72-77 0 15 0% 34,09%78-83 6 15 13,64% 34,09%84-89 3 9 6,82% 20,45%90-95 5 6 11,36% 13,63%

96-101 1 1 2,27% 2,27%Total 44 0 100% 0%

Table 3. Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Kognitif LinguistikVerbal

Berdasarkan data di atas, maka untuk kategori variabel

kecerdasan kognitif linguistik verbal didasarkan pada rata-rata hitung (M)

dan simpanan baku (SD) hasil pengujian. Rata-rata hitung variabel

penguasaan kosakata adalah 59,48 dan simpanan bakunya adalah 22,22.

Untuk itu, rumus kategori variabel kecerdasan kognitif linguistik verbal

dapat ditentukan sebahai berikut.

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M – SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M – SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas, maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut.

Page 87: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

69

Interval Kategori F> 81,70 Tinggi 11

37,26 – 81,70 Sedang 25< 37,26 Rendah 8

Table 3. Distribusi Kecenderungan Data Kecerdasan Kognitif .Linguistik Verbal

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas, dapat

dibuat pie chart seperti berikut.

Gambar 3. Pie Chart Kecerdasan Kognitif Linguistik Verbal

Berdasarkan pie chart di atas, diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat kecerdasan kognitif linguistik verbal dengan kategori tinggi

sebanyak 11 siswa (25%). Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan kognitif

linguistik verbal dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (56,82%).

Untuk tingkat kecerdasan kognitif linguistik verbal kategori rendah

sebanyak 8 siswa (18,18%).

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan

kognitif linguistik verbal siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 37,26 – 81,70 dengan frekuensi 25 siswa (56,82%)

Rendah; 8

Tinggi; 11Sedang ; 25

Rendah

Tinggi

Sedang

Page 88: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

70

b. Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar

bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0. Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100. Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0.

Berdasarkan pengujian data, adapun hasil yang diperoleh

sebagai berikut.

1) Skor terendah yang diperoleh dari pengujian data adalah 16,60.

2) Skor tertinggi yang diperoleh adalah 90,00.

3) Hasil rata-rata mean (M) sebesar 52,46.

4) Hasil median (Md) sebesar 50,00.

5) Hasil modus (Mo) sebesar 33,30.

6) Sstandar deviasi (SD) sebesar 18,93.

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut.

Interval Frekuensi FrekuensiKumulatif Persentase Persentase

Kumulatif16,6-21,6 1 44 2,27% 100%22,6-27,6 2 43 4,55% 97,73 %28,6-33,6 8 41 18,18% 93,18%34,6-39,6 3 33 6,82% 75%40,6-45,6 3 30 6,82% 68,18%46,6-51,6 6 27 13,64% 61,36%52,6-57,6 5 21 11,36% 47,72%

Page 89: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

71

58,6-63,6 4 16 9,09% 36,36%64,6-69,6 3 12 6,82% 27,27%70,6-75,6 1 9 2,27% 20,45%76,6-81,6 5 8 11,36% 18,18%82,6-87,6 2 3 4,55% 6,82%88,6-93,6 1 1 2,27% 2,27%

Total 44 0 100% 0%

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel (Y)

hasil belajar bahasa Indonesia didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian. Berdasarkan acuan norma di atas,

rata-rata hitung (M) adalah 52,46 dan simpanan baku (SD) 18,93. Merujuk

dari perhitungan di atas, dapat dikategorikan dalam 3 kelas yaitu: (1)

Tinggi = M + SD ke atas, (2) Sedang = di atas M – SD sampai dengan di

bawah M + SD, (3) Rendah = M – SD ke bawah.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut.

Interval Kategori F> 71,39 Tinggi 10

33,53 – 71,39 Sedang 29< 33,53 Rendah 5

Table 6. Distribusi Kecenderungan Data Hasil Belajar BahasaIndonesia

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas, dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Lanjutan tabel halaman 70

Page 90: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

72

Gambar 4. Pie Chart Kecenderungan Data Hasil Belajar Indonesia

Berdasarkan pie chart di atas, diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat hasil belajar bahasa Indonesia dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (22,73%), siswa yang memiliki tingkat hasil belajar

bahasa Indonesia dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (65,91%),

dan siswa yang memiliki tingkat hasil belajar bahasa Indonesia dengan

kategori rendah sebanyak 5 siswa (11,36%).

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar

bahasa Indonesia siswa berada pada kategori sedang dengan interval

33,53 – 71,39 dengan frekuensi 29 siswa (65,91%).

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal. Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Tinggi; 10

Sedang ; 29

Rendah; 5

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 91: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

73

teknik Kolmogorov – Smirnov (1-sample K-S). Data dikatakan normal jika

nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,871 dengan taraf sifnifikasi

0,434. Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal,

karena nilai signifikasi lebih besar dari 0,05.

b. Uji Linieritas

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F.

untuk mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak, perlu

diuji linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho).

Hubungan tersebut diketahuji, jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P

0,05, garis regresi data skor yang bersangkutan dinyatakan linier.

Sebaliknya, jika nilai F itu lebh besar dari P 0,05, garis regresi itu berarti

tidak linier.

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 24 diketahui

bahwa nilai F variabel (X1) dengan variabel (Y) adalah 9,941 dan

signifikasi 0,003 (lebih kecil dari P 0,05). Maka disimpulkan bahwa

hubungan antara variabel bebas X1 variabel terikat (Y) adalah linier.

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan. Oleh karena itu, jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik. Pengujian hipotesis ini menggunakan

Page 92: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

74

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama. Sedangkan

untuk hipotesis yang kedua digunakan teknik analisis regresi linier

sederhana.

a. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya hubungan yang

signifikan antara kecerdasan kognitif linguistik verbal dengan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang. Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X

dengan Y sebesar 0,446 dengan taraf signifikasi 0,003. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai p 0,003 lebih kecil dari dari taraf kesalahan 5%

(0,000<0,05).

Kesimpulannya berarti ada hubungan yang signifikan. Jadi,

hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

kecerdasan kognitif linguistik verbal dengan hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang diterima.

b. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan kecerdasan kognitif linguistik verbal terhadap hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang. Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X

terhadap Y sebesar 9,941 dengan taraf signifikasi 0,03. Hasil ini

menunjukkan bahwa nilai p 0,000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5%

(0,000<0,05)

Page 93: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

75

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan. Jadi,

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

kecerdasan kognitif linguistik verbal terhadap hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang diterima.

Model Uji Harga R & F Sig. KeteranganR & F hitung R & F tabelRx y 0,446 0,179 0,003 SignifikasiFx y 9,941 3,474 0,003

Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Korelasi dan Regresi

B. Pembahasan

Penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel bebas

(kecerdasan kognitif Linguistik verbal) dan varibel terikat (hasil belajar

Bahasa Indonesia ). Untuk itu, penelitian ini menggunakan desain ex post

facto. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah ada

hubungan dan pengaruh kecerdasan kognitif Linguistik verbal terhadap

hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinrang.

Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis maka hasil penelitian

dideskripsikan dalam pembahasan berikut.

1. Hubungan Kecerdasan Kognitif Linguistik Verbal terhadap Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII MTsN Pinrang

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian, variable X

dan Y ternyata, Siswa Kelas VIII MTsN Pinran memiliki kemampuan pada

kategori sedang. Menurut Wundt (dalam Suyono dan Harianto, 2011: 73)

menyatakan bahwa kognitif adalah sebuah proses aktif dan kreatif yang

bertujuan membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Pikiran

Page 94: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

76

adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian

disimpan di dalam memori.

Kecerdasan kognitif linguistik verbal dikenal dengan istilah

kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekspresikan

diri secara lisan dan tertulis, serta kemampuan untuk menguasai bahasa

asing (McKenzie, 2005). Kecerdasan kognitif linguistik verbal juga dikenal

dengan istilah pintar kata merupakan kemampuan untuk menggunakan

Bahasa, baik lisan maupun tulisan secara tepat dan akurat.

Berdasarkan paparan di atas, berarti ada hubungan yang posistif

dan signifikan Kecerdasan kognitif linguistik verbal terhadap hasil belajar

Bahasa Indonesia. Hal tersebut terbukti dari uji korelasi sederhana,

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0,446 sedangkan Rtabel

sebesar 0,179. Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel, dan p 0,003 lebih kecil

dari taraf signifikasi 5% (0,000<0,05).

Berdasarkan pengujian tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa

penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa ada

hubungan positif dan signifikan Kecerdasan kognitif linguistik verbal

dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTsN Pinran.

Melirik penelitian sebelumnya oleh Wijayanti (2010) dengan judul

“Hubungan Kecerdasan Kognitif terhadap Partisipasi Belajar dan

Pemahaman Matematika Siswa SMA Negeri 2 Magetan”. Hasil pengujian

korelasi yang diperoleh yaitu nilai Rhitung sebesar 0.256 lebih besar dari

Rtabel.

Page 95: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

77

2. Pengaruh Kecerdasan Kognitif Linguistik Verbal terhadap Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII MTsN Pinrang

Hipotesis kedua dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier sederhana dengan uji F. Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 9,941 lebih besar dari

Ftabel sebesar 3,474 dan nilai signifikasi 0,003 lebh kecil dari 0,05. Dengan

demikian, penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan kecerdasan

kognitif Linguistik verbal terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa

kelas VIII MTsN Pinrang.

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

korelasi sebesar 0,998 yang berarti bahwa 99,8% variasi dalam variabel

hasil belajar Bahasa Indoneasia ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel kecerdasan kognitif Linguistik verbal. Sedangkan

(100%-99,8%) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar variabel penelitian.

variabel bebas kecerdasan kognitif di atas ternyata sangat

memberikan pengaruh terhadap variabel terikat hasil belajar Bahasa

Indoneasia. Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa kecerdasan kognitif Linguistik verbal memegang

peranan yang sangat penting dalam hasil belajar khususnya Bahasa

Indoneasia. Sebagaimana hal tersebut juga diungkapkan dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2012) dengan tujuan penelitian

ingin melihat ada tidaknya pengaruh Pengaruh Pendekatan Konsep dan

Page 96: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

78

Kecerdasan Kognitif terhadap Prestasi Belajar Bahasa Inggris di SMP

Negeri 1 Bandar Lampung. Adapun hasil yang didapatkan, bahwa

hipotesisnya diterima.

Hasriani (2013) dengan judul Kecerdasan Kognitif dalam

Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Takalar dengan

hasil penelitian yaitu hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP

Negeri2 Takalar mengalami peningkatan melalui penerapan pendekatan

kecerdasan kognitif.

Melirik penelitian relevan di atas, penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan. Adapun persamaannya,

pada penelitian yang dilakukan oleh oleh Ahmad (2012) terletak pada

jenis kecerdasan kognitif dan hasil belajar sedangkan perbedaannya

hanya terletak pada vmata pelajarannya. Sama halnya dengan penelitian

yang lainnya hanya terdapat perbedaan pada mata pelajarannya,

sedangkan persamanya sangat jelas kecerdasan kognitif dan hasil atau

prestasi belajar.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa kecerdasan kognitif Linguistik verbal sangat berhubungan,

berpengaruh, dan memegang peranan yang sangat penting terhadap hasil

belajar Bahasa Indoneasia. Penulis juga menyimpulkan bahwa ketika

seorang siswa ingin hasil belajar Bahasa Indonesia yang memuaskan

maka tentunya harus memngasah kecerdasan kognitif Linguistik

verbalnya.

Page 97: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

79

Seorang anak yang memiliki kecerdasan bahasa yang tinggi

akan mampu menceritakan cerita dan adegan lelucon, menulis lebih baik

dari rata- rata anak yang lain yang memiliki usia yang sama, mempunyai

memori tentang nama, tempat, tanggal, dan informasi lain lebih baik dari

anak pada umumnya, senang terhadap permainan kata, menyukai baca

buku, menghargai sajak, dan permainan kata-kata, suka mendengar cerita

tanpa melihat buku, mengkomunikasikan, pikiran, perasaan, dan ide-ide

dengan baik, mendengarkan dan meresponi bunyi-bunyi, irama, warna,

berbagai kata- kata lisan (Lane, 2009).

Page 98: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

80

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian data penelitian dan pembahasan

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang posistif dan signifikan kecerdasan kognitif linguistik

verbal terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut terbukti

dari uji korelasi sederhana, diketahui bahwa Rhitung penguasaan

kosakata 0,446 sedangkan Rtabel sebesar 0,179. Artinya Rhitung lebih

besar dari pada Rtabel, dan p 0,003 lebih kecil dari pada taraf signifikasi

5% (0,000<0,05).

2. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg

sebesar 9,941 lebih besar dari pada Ftabel sebesar 3,474 dan nilai

signifikasi 0,003 lebh kecil dari pada 0,05. Dengan demikian,

penelitian ini berhasil menguji hipotesis ketiga yang menyatakan

bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan kecerdasan kognitif

Linguistik verbal terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas

VIII MTsN Pinrang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat

penulis berikan adalah sebagai berikut:

Page 99: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

81

1. Hendaknya guru lebih tegas dalam memberikan sanksi hukuman,

misalnya jika siswa yang melanggar peraturan, seperti sering datang

terlambat, belajar tidak sesuai dengan jumlah nilai yang diberikan dan

jika siswa masih juga belum menaati peraturan maka akan diberikan

sanksi dari guru.

2. Perlu adanya kebijakan yang benar-benar memperhatikan hasil belajar

bahasa Indonesia siswa. Kemampuan siswa-siswa perlu ditingkatkan

agar pengetahuan dan keterampilan dalam belajar sesuai dengan hasil

belajar siswa yang dimiliki melalui pendidikan.

Page 100: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

82

DAFTAR PUSTAKA

Agusria. 2012. Hubungan antara Perhatian Orangtua dengan KecerdasanEmosional Siswa SMP Negeri 3 Maiwa Kecamatan BunginKabupaten Enrekang.

Ahmad. 2012. Pengaruh Pendekatan Konsep dan Kecerdasan Emosionalterhadap Prestasi Belajar Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 BandarLampung. Tesis: Universitas Lampung. Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharmi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu. 1996. Cakrawala Bahasa Indonesia I. Jakarta: Gramedia PustakaUtama. Bandung: Yrama Widya.

Budiningsih. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Clabaugh. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan kecerdasanKognitif. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.

Hasriani. 2013. Penerapan Pendekatan Konsep dalam PembelajaranMatematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Takalar. Skripsi.Unismuh

Hilgard. 1975. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Nurkamto. 2000. Tujuan Pembelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: RinekaCipta.

Nurgiantoro, Burhan. 2008. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: BPEE.

Partini, Siti Suardiman. 2003. Metode Pengembangan Daya Pikir danDaya Cipta untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: FIP UNY.

Patmonodewo & Soemiati. 2003. Konsep dan Perkembangan Kognitif.Bandung: Alfabeta.

Purwanto, Ngalim. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung: PT. Rosda Karya.

Page 101: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

83

Rusmono. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia melaluiPendekatan Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Takalar.Skripsi. Unismuh.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi StandarPendidikan Jakarta: Kencana Prenada Media.

Semiawan, Conny. R. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf UsiaDini. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Soemanto, 1987. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru.

Sugiyono. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Suprijono, Agus. 2005. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto. 2013. Penilaian Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta:BPEE.

Susilo, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Pustaka Book Publisher, Yokyakarta.

Suwarni, 2012. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia melaluimodel pembelajaran kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Takalar:Skripsi. UNM. Tidak diterbitkan.

Suyanto & Rahima. (1997) Pedoman pelaksaaa penelitian kelas. Jakarta:Dirjen Dikti.

Suyono, Harianto. 2011. Pembelajaran Kognitif. Bandung: Sinar Baru.

Syafi'ie, dkk . 1997. Retorika dalam Menulis Jakarta.: Depdikbud.

Tirtana, Arif. 2009. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia melaluiPendekatan Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Takalar.Skripsi. Unismuh.

Wijayanti, Nana. 2010. Hubungan Kecerdasan Emosional terhadapPartisipasi Belajar dan Pemahaman Matematika Siswa SMANegeri 2 Magetan. Tesis STKIP PGRI Sidoarjo: tidak diterbitkan.

Page 102: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

84

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Indrawati P, Lahir di Pinrang pada tanggal 30

Desember tahun 1975. Penulis merupakan anak

kedua dari enam bersaudara pasangan H. Patangari

dan Hj. Badaya.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD

Negeri 334 Jauh Pandang Kabupaten Wajo pada

tahun 1989. Pada tahun 1989, penulis melanjutkan

pendidikan di Madrasah Tsnawiyah DDI Al-Furqan

Pare-pare dan tamat pada tahun 1992. Selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikannya di Madrasah Aliyah DDI Al-Furqan Pare-pare kelas A (Ilmu

Agama) dan tamat pada tahun 1995. Setelah menikah dan memilik anak Penulis

melanjutkan pedidikannya pada Diploma II di Sekolah Tinggi Agama Islam DDI

Pinrang, Jurusan Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Islam dan selesai pada

tahun 2005. Setelah itu, penulis melanjutkan Pendidikan S1-Nya di STAI DDI

Pinrang Jurusan Pendidikan Agama Islam dan menyelesaikannya pada tahun

2011. Pada Tahun 2014 penulis melanjutkan studi-Nya di Program Magister (S2)

pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar dan menamatkannya pada tahun 2016.

Penulis memulai karir sebagai tenaga pendidik honor pada tahun 2004 di

RA DDI Al-Furqan Benteng Galung, Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang. Pada Tanggal 1 Januari 2005 mulai mengajar sebagai tenaga pendidik

honor di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pinrang., selanjutnya ditanggal 1

Desember 2014 diangkat sebagai CPNS di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Pinrang sampai sekarang.

Penulis sekarang bertepat tinggal di Jl. Bambu Runcing No. 30 RT III/RW

III Kelurahan Benteng Galung, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang

bersama dengan suami dan kelima anaknya. Penulis bisa dihubungi melalui

email: [email protected] atau nomor handphone: 085394237678.

Page 103: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

DOKUMENTASI

Page 104: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 105: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 106: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 107: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

1. Kacau=a. Canggungb. Rancuc. Tidak wajard. Semue. Jorok

2. Andal=a. Tangguhb. Lingkunganc. Dampakd. Lingkungane. Bebal

3. Standar =a. Statisb. Dinamisc. Normald. Aslie. Perkiraan

4. Bencana=a. Rapatb. Balac. Bantuand. Sakite. Melawan

5. Imajinasi=a. Dimensib. Gambaranc. Khayaland. Anggapane. Mimpi

6. Sekular><a. Ilmiahb. Duniawic. Modernd. Keagamaane. Ttradisionil

7. Mandiri><a. Intimasib. Interaksic. Korelasid. Dependene. Invalid

8. Epilog><a. Dialogb. Hipologc. Monologd. Analoge. Prolog

9. Sporadis><a. Jarangb. Kadang-kadangc. Seringd. Latene. Berhenti

10.Prefiks><a. Akhiranb. Awalanc. Sisipand. Kutipane. Pelengkap

11.Pilihlah kata tidak termasukkelompok!a. Matab. Telingac. Dadad. Hidunge. Mulut

12.Pilihlah kata tidak termasukkelompok!a. Harimaub. Kucingc. Serigalad. Buayae. Singa

13.Pilihlah kata tidak termasukkelompok!a. Purab. Gerejac. Wiharad. Gapurae. Mesjid

14.Pilihlah kata tidak termasukkelompok!a. Hotelb. Istanac. Wismad. Griyae. Motel

TES POTENSI AKADEMIKKECERDASAN VERBAL50 NOMOR : 45 MENIT

Page 108: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

15.Pilihlah kata tidak termasukkelompok!a. Wortelb. Sawic. Bayamd. Kangkunge. Selada

16.Suara: arti =a. Homofon : Snonimb. Dengar : Pikirc. Mulut : Otakd. Kata benda : Kata Sifate. Gitar : Dawai

17. Astrologi : Ramalan =a. Demografi : Pendudukb. Geografi : perjalananc. Bumi : Geologid. Negara : Hukume. Bintang : Cahaya

18.Kepak : Sayap =a. Hirup : oksigenb. Sandar : Kepalac. Hentak : Kakid. Tarik : Talie. Lapar : Makan

19.Tembakau : Rokok =a. Teh : Susub. Kopi : Gelasc. Gandum : Rotid. Nasi : Berase. Gula : roti

20. Introduksi : Penutupa. Kuda : keledaib. Kepala : Rambutc. Kepala : Ekord. Utara : Barate. Manis : Asam

21.Pakaian : Bugil =a. Kepala : Botakb. Lantai : Kotorc. Rambut : gunduld. Mobil : mogoke. Kepala : botak

22.Berobat : sembuh =a. Api : orangb. Panah : Busurc. Cek : hutand. Bahaya : Lukae. Tembak : Mati

23.Pelukis : Kuas =a. Burung : Sangkarb. Penyair : penac. Bensin : Mobild. Lapar : Makane. Lampu : Gelap

24.Hutan : Pohon =a. Armada : Kapalb. Pohon : papanc. Mawar : Durid. Kamera : Filme. Siang : Hari

25.Argentina : Peso =a. Brunai Darussalam : Sultanb. Turki : Ankarac. Jerman : Dutchd. Inggris : Irlandiae. Italia : Euro

26.Kelapa : Santan =a. Kayu : Bakarb. Daging : Kambingc. Beras : Kenyangd. Sepi : Sawahe. Kayu : Lemari

27.Kosong : Hampa =a. Cair : Encerb. Siang : Malamc. Penuh : sesakd. Rinut : Sorake. Ubi : Akar

28.Pancing : Ikan =a. Golok : Asahb. Kapal : Berlabuhc. Senapan : Berburud. Buku : Halamane. Buah : Tangkai

Page 109: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

29.Sakit : Dokter =a. Patah : tumbuhb. Album : Fotoc. Rusak : Montird. Lantai : licine. Maju : Mundur

30. Ibu : Gadis =a. Bapak : Ibub. Saudara : Adik Iparc. Tetangga : BApakd. Bapak : Perjakae. Bintang : Langit

31.Rumput : Lapangan =a. Bintang : Langitb. Bulan : Mataharic. Malam : Siangd. Antariksa : Nebulae. Telur : Protein

32.Antiseptik : Kuman =a. Singa : Rusab. Burung : Senapanc. Macan : Menerkamd. Bintang : Bulane. Matahari : Panas

33.Senjata : Perang =a. Gerobag : Dorongb. Pisau : Panahc. Batu : Tawurand. Pistol : Tembake. Kabur : Tangkap

34.Meja : Kotak =a. Bakul : labab. Kertas : bukuc. Gua : kurva Teraturd. Alam : kurvae. Jalan : garis

35.Pesawat : Udara =a. Kapal : Daratb. motor : airc. perahu : lautand. Sepeda : terbange. Bus : rel

36.Awal : akhir = bertemu :a. Bicarab. Kenalanc. Berpisahd. Pulange. Menatap

37.Manusia : Tulang = pohon =a. Daunb. Rantingc. Batangd. Cacinge. Pupuk

38.Dingin : selimut = panas :a. Topib. Kipasc. Manteld. Kemejae. Celana

39.Hutan : pohon = tembok :a. Semenb. Rumahc. Didndingd. Pintue. Batu bara

40.Potensi : Fakta = ramalan :a. Pastib. Kinic. Esokd. Kenyataane. Mungkin

41.air : ember = api: ..........a. panasb. membakarc. sinard. terange. tungku

42. lokomotif :kereta = sapi : ...........a. binatangb. ternakc. pedatid. mahale. daging

Page 110: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

43.rumahsakit : pasien = terminal :................a. penumpangb. jalanc. tiketd. kendaraane. parker

44.berat : kilogram = waktu : .............a. cepatb. batasc. stopwatchd. jame. massa

45.Penjahit : ………….. = pemahat :patunga. Butikb. Kainc. Jarumd. Modee. Baju

46.Kayu :rayap = hutan : ..............a. Pohonb. Bukitc. Pembalakd. Binatange. Polhut

47.resep obat : dokter = undang-undang : ........a. presidenb. DPRc. MPRd. Polisie. Hakim

48.sepatu : kalung = kaki : ..........a. tanganb. lenganc. leherd. badane. kepala

49. termometer : suhu = jam : ..........a. tanganb. detikc. waktud. dindinge. detak

50.padang : rendang = yogyakarta :.........a. nasi liwetb. batikc. gudegd. perake. wayang

Page 111: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

Tes Variabel Y

Hasil Belajar Bahasa Indonesia

(30 Nomor : 60 Menit)

1. Kalimat-kalimat berikut inimenggunakan kata depan, KECUALI....a) Di mana rumahmu?b) Ke mana saja engkau pergi?c) Jangan disiksa hewan itu.d) Berikan uang ini pada adik.

2. Kita tidak ..... beratnya sanksi bagipelanggar ..... lalu lintas karena hal itu..... bukan merupakan sumbermasalah. Kata yang tepat untukmelengkapi kalimat rumpang tersebutadalah .....a) dipersoalkan, pengaturan,

pembenarannyab) mempersoal, pengaturan,

kebenarannyac) mempersoali, peraturan,

dibenarkannyad) mempersoalkan, peraturan,

sebenarnya

3. Kalimat penutup dalam sambutanadalah .....a) Assalamu ’alaikum war. Wb.b) Bapak, Ibu, serta hadirin yang

saya hormatic) Sekian dan terima kasihd) Demikianlah sambutan yang bisa

saya sampaikan.

4. Kalimat permintaan saran yang tepatdalam kata pengantar karya tulisadalah .....a) Penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak.b) Puji syukur kami panjatkan

kehadirat Allah SWTc) Penulis memohon kritik yang

membangun untuk perbaikankarya tulis ini.

d) Semua kritik dan saran saudarakami tampung.

5. Kalimat majemuk setaramenggabungkan yang paling tepat dibawah ini adalah .....a) Nirma mencuci pakaian sesudah

itu menyapu halamn.b) Nirma mencuci pakaian dan Nirma

menyapu halaman.c) Nirma mencuci pakaian lagi

menyapu halamn.d) Nirma mencuci pakaian atau

menyapu halamn.

6. Kalimat-kalimat di bawah ini adalahkalimat majemuk setara, kecuali .....a) Budi itu pandai dan tidak nakalb) Ibu memasak nasi dan Rini

menggoreng telur.c) Tini berangkat ke sekolah.d) Adik minum susu dan saya makan

nasi.

7. Perhatikan kalimat berikut! 1. menurutberita Bu Atik Bu Retno/sudah berhasilmeraih Doktor.; 2.Menurut berita BuAtik/Bu Retno/sudah berhasil meraihDoktor,; 3. Menurut berita Bu Atik/BuRetno sudah berhasil meraih Doktor.;4.Menurut berita/Bu Atik Bu Retno/sudah berhasil meraih Doktor. Kalimatyang menyatakan Bu Retno berhasilmeraih Doktor adalah nomor...a) 1b) 2c) 3d) 4

8. Kalimat yang paling tepat untukmenanggapi atau menolak pendapatorang lain adalah …..a) Pendapatmu itu sungguh tidak

benar.b) Kamu itu bagaimana, pendapatmu

tidak menggunakian akal.c) Saya kurang setuju dengan

pendapatmu, pendapatmu itubukan merupakan pilihan yangtepat.

d) Pendapat itu sungguh tidak masukakal.

Page 112: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

9. Penggunaan kata yang bercetakmiring dalam kalimat di bawah ini yangtepat adalah .....a) Ibu pergi ke pasar mendukung tas

belanja.b) Ibu pergi ke pasar mengangkat tas

belanja.c) Ibu pergi ke pasar mengangkut tas

belanja.d) Ibu pergi ke pasar menjinjing tas

belanja.

10.Buku merupakan sarana utama dalammencari ilmu. Bagaimana orang bisamengetahui ilmu dari berbagaibelahan dunia. Dari buku pula kitamenambah pengalaman. Jelas bahwabuku sangat berpengaruh dalamkehidupan manusia. Kalimat utamadalam paragraf di atas terletak pada...a) Awal paragrafb) Tengah paragrafc) Akhir paragrafd) Awal dan akhir paragraph

11.Paragraf yang dikembangkan denganmeletakkan kalimat utama di awalparagraf disebut paragraf ............a) Deduksib) Analogic) Induksid) Generalisasi

12.Paragraf induktif menggunakan polapengembangan karangan dari ..........a) Umum-khususb) Khusus-umumc) Sebab-akibatd) Klimaks-antiklimaks

13.Di antara film anak-anak yang ada, Adipaling suka dengan film kartun.Menurutnya, kartun lucu dan menarik.Film kartun dapat memberikan hiburantersendiri. Itulah sebabnya Adi selalududuk manis jika ada pemutaran filmkartun di layar televisi.Menurut kalimatutamanya, paragraf di atas termasukjenis paragraf ............

a) Perbandinganb) Campuranc) Induktifd) Deduktif

14.Keistimewaan tempe antara lainkandungan protein cukup tinggi dalam100 gram tempe segarterkandung10,9 gram protein.Kebutuhan protein orang dewasauntuk pria 56 gram perhari dan wanita46 gram per hari. Jadi denganmengkonsumsi tempe 100 gram perhari 20-25 persen kebutuhan proteinsudah terpenuhi. Adapun protein asaltempe yang dapat diserap dandimanfaatkan dalam tubuh mencapai56 persen. Tema paragraf di atasialah.......a) Keistimewaan tempe yang

mengandung protein cukup tinggib) Kebutuhan protein orang dewasac) Cara mengkonsumsi temped) Terpenuhinya kebutuhan protein

15.Anak Pak Suranto .........dua,.........empat. Konjungsi korelatif yangtepat untuk melengkapi kalimat di atasadalah ......a) Bukan..........,tetapi.......b) Tidak...........,tetapi......c) Bukan .........,melainkan......d) Tidak ..........,melainkan.....

16. (1) Kalau Tuhan punya mau, memangtak seorang pun yang kuasamenghalanginya.; 2. Itu adalah takdir-Nya.; 3.Takdir yang disambut denganberpangku tangan.; 4. Tapi ada duamacam takdir.; 5.dan takdir yangdiiringi dengan ikhtisar. Susunan yangtepat dari kalimat di atas ialah........a) 1 - 2 - 3 - 4 – 5b) 1 - 3 - 4 - 5 - 2c) 2 - 3 - 5 - 4 - 1d) 1 - 2 - 4 - 3 – 5

17.Untuk memeriahkan acara itu, panitia... artis-artis ibu kota. Kata-kata yangtepat untuk mengisi titik-titik padakalimat di atas adalah…a) berdatanganb) kedatangan

Page 113: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

c) mendatangkand) mendatangi

18.Delegasi sebenarnya suatu hal yangpositif. Dalam suasana kerja yangproduktif, baik atasan maupunbawahan akan bergembira bila terjadidelegasi. Tentu di sini kita tidakberbicara mengenai atasan yang tidakmau mendelegasi karena takutposisinya terancam. Hal ini pasti tidakbenar. Paragraf tersebut berisikan........a) pendapatb) permintaanc) sarand) pengalaman

19.Bacalah wacana di bawah ini dengancermat ! Tampaklah dalam kesibukanpara pekerja di tengah hari, tiba-tibamuncul kegelisahan dan keributanyang semakin menyepi. Merekatampak mondar-mandir berlombauntuk dapat pulang ke rumah masing-masing, setelah munculnya awan tebalyang menyelimuti di atas kota.Pokok pikiran yang terdapat dalamwacana di atas adalah .......a) kesibukan kerjab) situasi di kotac) situasi hujan lebatd) kegelisahan bekerja

20.Dapatkah sebuah bank dimohonkanpailit? Pertanyaan inilah yang kembalimencuat ketika terjadi konflik utangpiutang yang tak dapat diselesaikansecara damai (amicable settlement)antara Bank IFI sebagai kreditur danBank Danamon sebagai debitur.Dilihat dari bagian pendahuluannya,persoalan yang dibahas dalamwacana tersebut adalah .......a) konflik utang-piutang sebuah bankb) utang-piutang yang tak dapat

diselesaikan secara damaic) konflik antara Bank IFI dengan

bank Danamond) dapat tidaknya bank dimohonkan

pailit

21.Suatu tulisan yang menampilkan hal-hal yang merupakan hasilpengamatan, penglihatan,pendengaran, perasaan sehinggapembaca seolah-olah melihat danmerasakan sendiri sebagaimanapenulis melakukannya dikenal denganwacana ........a) Eksposisib) Narasic) Deskripsid) Argumentasi

22.Hakim mempertemukan kedua orangyang bersengketa itu. Maknagramatikal kata mempertemukanadalah ......a) Membuat jadi bertemub) Menyuruh bertemuc) Membuat pertemuand) Berusaha mempertemukan

23.Kata yang menjadi superordinat darikredit, deposito,tabanas adalah .......a) Perekonomianb) Perdaganganc) Perbankand) Pembukuan

24.Dengan perubahan zaman telahmenuntut para pendidik untukl mancarimetode-metode mengajar yang baru.Kalimat tersebut dapat dijadikankalimat efektif, dengan .......a) Mengubah menuntut menjadi

dituntutb) Meletakkan para pendidik pada

awal kalimatc) Menghilangkan kata dengand) Menghilangkan kata telah

25.Bagi yang tidak berkepentingandilarang masuk. Kalimat ini tidakefektif karena dalam kalimat tersebutterdapat kata.......a) Bagib) Tidakc) Dilarangd) Masuk

Page 114: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …

26. Ia belum pernah mendapatpenghargaan tertinggi itu. Kalimat intidari kalimat di atas adalah..........a) Belum pernahb) Ia mendapat penghargaanc) Pernah mendapatd) Penghargaan tertinggi

27.Kepada para CASIS yang belummenyelesaikan administrasinya tidakdiperbolehkan mengikuti Ujian.Kalimat di atas tidak benar karena..............a) Tidak berpelengkap pelakub) Tidak menggunakan kata

penghubungc) Subjeknya didahului oleh preposisid) Predikatnya berupa kata kerja

pasif

28.Ungkapan setali tiga uang digunakanuntuk menyatakan sesuatu ..........a) Yang bertentanganb) Yang berhubunganc) Yang tidak berbedad) Yang tidak bersangkut paut

29.Dengan air mata berlinang iamenerima piala citra itu. Pernyataanpada kalimat di atas menunjukkanperasaan penerima piala…a) Terharu dan sedihb) Terharu dan gembirac) Gembira dan sedihd) Terharu dan bangga

30.Pendidikan pada hakikatnyaberlangsung dalam suatu proses ituberupa proses transformasi nilai-nilaipengetahuan, teknologi, danketerampilan. Pelaksana prosesadalah pendidik dalam fungsi danlingkungannya masing-masing. Yangmenerima proses adalah siswa yangsedang tumbuh dan berkembangmenuju ke arah dewasa. Pikiranutama dalam paragraf di atas terletakpada.............a) Tengah paragrafb) Akhir paragraf

c) Awal paragrafd) Awal dan akhir paragraph

Page 115: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 116: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 117: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …
Page 118: PENGARUH KECERDASAN KOGNITIF LINGUISTIK VERBAL …