Upload
buibao
View
259
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KETEPATAN WAKTU PELAPORAN PERUSAHAAN DI INTERNET (CORPORATE
INTERNET REPORTING TIMELINESS)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
RAHMA PRAFINTA SARI C2C007106
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2011
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama Penyusun : Rahma Prafinta Sari
Nomor Induk Mahasiswa : C2C007106
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi
Judul Usulan Penelitian Skripsi : PENGARUH KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN DAN CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP
KETEPATAN WAKTU PELAPORAN
PERUSAHAAN DI INTERNET
(CORPORATE INTERNET
REPORTING TIMELINESS)
Dosen Pembimbing : Darsono, SE, MBA., Akt.
Semarang, 17 Maret 2011
Dosen Pembimbing,
(Darsono, SE, MBA., Akt.) NIP 19620813 199001 1001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Nama Penyusun : Rahma Prafinta Sari
Nomor Induk Mahasiswa : C2C007106
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi
Judul Usulan Penelitian Skripsi : PENGARUH KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN DAN CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP
KETEPATAN WAKTU PELAPORAN
PERUSAHAAN DI INTERNET
(CORPORATE INTERNET
REPORTING TIMELINESS)
Telah dinyatakan lulus ujiann pada tanggal 1 April 2011
Tim penguji
1. Darsono, SE., MBA, Akt (.........................................................)
2. Anis Chariri, S.E, M.Com, Ph.D, Akt (.........................................................)
3. Siti Mutmainah, S.E, MS.i, Akt (.........................................................)
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Rahma Prafinta Sari, menyatakan
bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Perusahaan Di Internet (Corporate Internet Reporting Timeliness, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Semarang, 17 Maret 2011
Yang membuat pernyataan,
(Rahma Prafinta Sari) NIM : C2C007106
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
(QS. Al-Baqarah: 45)
“Barang siapa yang menginginkan dunia maka hendaklah menggunakan ilmu, barang
siapa menghendaki kehidupan akhirat maka hendaklah menggunakan ilmu, dan
barang siapa menghendaki kedua-duanya maka hendaklah menggunakan ilmu.”
(Al-Hadits)
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
• Ayahku (Arifin)
• Ibuku (Ida Fitriani)
• Almh. Ibuku (Ari Pratiwi)
• Adik-adikku (Arfi, Zian, Liza, Adin)
• The Special One (Tedy Zulqirofik)
• Semua pihak yang sayang dan mendukungku
vi
ABSTRACT This research aims to reveal the factors that affect the timeliness of corporate
reporting on the Internet in companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). This study uses firm characteristic variables and corporate governance to examine theits effect on the timeliness of reporting companies on the internet.
Methods of data analysis used in this research is logistic regression. The data used are secondary data. Samples are manufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2005-2009. Firm characteristic variables examined in this study is the size of the company, profitability, leverage, liquidity, and age of registered companies. While the corporate governance variables are ownership structure and size of the board of commissioners.
The results of this study indicate that there are positive effects of liquidity on the timeliness of CIR. However, other variables such as firm size, profitability, leverage, liquidity, the board of commissioners, and age has no effect on listed companies CIR timeliness.
Keywords: corporate reporting, timeliness, firm characteristics, corporate governance.
vii
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan perusahaan di internet pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan variabel karakteristik perusahaan dan tata kelola perusahaan untuk menginvestigasi pengaruhnya terhadap ketepatan waktu pelaporan perusahaan di internet.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Data yang digunakan adalah data sekunder. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009. Variabel karakteristik perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan umur terdaftar perusahaan. Sedangkan variabel tata kelola perusahaannya adalah struktur kepemilikan dan ukuran dewan komisaris.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif likuiditas terhadap ketepatan waktu CIR. Akan tetapi variabel lain seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran dewan komisaris, dan umur terdaftar perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu CIR.
Kata kunci: Pelaporan perusahaan, ketepatan waktu, karakteristik perusahaan, tata
kelola perusahaan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan nikmat-Nya
sehingga skripsi dengan judul “PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KETEPATAN WAKTU
PELAPORAN PERUSAHAAN DI INTERNET (CORPORATE INTERNET
REPORTING TIMELINESS)” dapat selesai dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai
syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) dan diharapkan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi studi mengenai ketepatan waktu pelaporan
perusahaan di internet berikutnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini adalah buah kebaikan hati banyak pihak.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ayahku (Prof. Dr. H. Arifin Sabeni, M.Com, Hons, Akt) dan Ibuku (Hj. Ida
Fitriani, S.Pd.Ag) tercinta yang selalu memberikan doa, nasihat, motivasi, kasih
sayang, dan menguatkan hati saya agar selalu maju dan pantang menyerah.
2. Bapak Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, MSi, Akt, Ph. D selaku Dekan Fakultas
Ekonomi.
3. Bapak Darsono, S.E, MBA, Akt. selaku Dosen Pembimbing atas kritik, saran, dan
ilmu yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi.
4. Bapak Prof. Dr. Mochamad Syafruddin, MSi, Akt. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi atas nasihat dan motivasi yang telah diberikan.
ix
5. Bapak Drs. Surya Rahardja, S.E, MBA, Akt. selaku Dosen Wali.
6. Bapak Prof. Drs. H. Imam Ghozali, M.Com, Ph. D, Akt. atas transfer ilmunya.
7. Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha Program Sarjana Reguler I Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah memberikan ilmu dan informasi
yang berguna sehingga memperlancar studi saya.
8. Keluarga besarku tercinta (Mas Uki, Arfi, Ziana, Haliza, Adin, Rafli, Tante
Emmy, Om Yudhi, Mbak Ita, Mbak Sum, Om Rud, Mbak Yun, Mas Budi, Tante
Ririn, Om Abid, dll) yang selalu memberikan semangat.
9. Ngareeeddhh Community (Maizan Sharfina, Niken Asli Suketi, Kriswinarni,
Citra, Okti Syah) yang telah memberikan doa dan dukungannya.
10. Teman-teman Economic Voice (Pak Beni, Eko, Icky, Dimas, Akmal, Uya, Teye,
Adhe, Aris Ade, Raka, Santi, Desy, Vivi, Mala, Ika, Ganesh, Satiti, Reki, Lea,
Tiara, Ina, Kiki, Mita, Medina) yang memberikan dukungan, doa, dan
semangatnya. Semoga silaturrahmi kita tetap terjalin.
11. Sahabat-sahabatku (Havry, Pakdhe Kus-kus, Erlyn, Shannaz, Shita, Om Taufan,
Yunchan, Copan, Desy Putri, Radhit, Linda, TC, Peyok) terima kasih sudah
menjadi sahabat terbaik. Semoga persahabatan kita berlangsung selamanya.
12. Teman-teman eks panitia Reuni SMP 4 (Dyto Adi, Baiduri, Dini, Dyah) terima
kasih untuk doa dan dukungannya.
13. Teman-Teman KKN Ngemplak Simongan (Mas Fani, “pakdhe” Endhi,
“pangeran” Ari, Hermawan Ari, Mbak Dinda, Anggi, Abib, “bunda” Gradhien,
Kiki, Aning, Putri, Renta, Vienna) terima kasih telah menjadi partner yang baik
x
selama KKN.
14. Gaza University (Izul, Mas Toni, Dika, Leon, Aga) yang telah memberikan doa
dan dukungannya.
15. Nurina, Faris, Dian Mustika, Mariani, Anto, Anin, Hesti, Dimas, Nailul Hana,
Hana, Toky, Venda, Kurniawan, dan teman-teman Akuntansi Reguler I Angkatan
2007 lainnya, terima kasih atas kerja samanya selama ini.
16. Mas Dj, Hari Suryono, Merry, Arie, dan Mas Yudi, terima kasih atas bantuan
dan transfer ilmunya.
17. Semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan skripsi
ini.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk
memperbaiki penulis di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
Semarang, 17 Maret 2011
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………... ii PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI…………………………………… iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………… iv ABSTRACT……………………………………………………………………… v ABSTRAKSI……………………………………………………………………. vi KATA PENGANTAR………………………………………………………….. vii DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xiii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiv BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………. 1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………... 7 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………… 11 1.4 Sistematika Penulisan………………………………………. 11 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu………………….. 14 2.1.1 Landasan Teori……………………………………………... 14 2.1.1.1 Teori Keagenan……………………………………………... 14 2.1.1.2 Corporate Internet Reporting (CIR)………………………... 17 2.1.1.3 Ketepatan Waktu…………………………………………… 20 2.1.1.4 Corporate Governance……………………………………... 22 2.1.1.4.1 Struktur Kepemilikan……………………………………….. 25 2.1.1.4.2 Ukuran Dewan Komisaris…………………………………... 25 2.1.1.5 Karakteristik Perusahaan…………………………………… 26 2.1.1.5.1 Ukuran Perusahaan…………………………………………..26 2.1.1.5.2 Profitabilitas………………………………………………… 28 2.1.1.5.3 Leverage……………………………………………………. 29 2.1.1.5.2 Likuiditas…………………………………………………… 30 2.1.1.5.4 Umur Terdaftar Perusahaan………………………………… 31 2.1.2 Penelitian Terdahulu………………………………………... 32 2.1.3 Kerangka Pemikiran………………………………………... 36
xii
2.1.4 Hipotesis……………………………………………………. 39 BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………. 45 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………………. 45 3.1.1 Variabel Penelitian………………………………………….. 45 3.1.2 Definisi Operasional………………………………………... 45 3.1.2.1 Ketepatan Waktu CIR (CIR Timeliness)……………………. 45 3.1.2.2 Ukuran Perusahaan…………………………………………. 46 3.1.2.3 Profitabilitas………………………………………………… 46 3.1.2.4 Leverage……………………………………………………. 47 3.1.2.5 Likuiditas…………………………………………………… 47 3.1.2.6 Umur Terdaftar Perusahaan………………………………….48 3.1.2.7 Struktur Kepemilikan……………………………………….. 48 3.1.2.8 Ukuran Dewan Direksi……………………………………... 48 3.2 Populasi dan Sampel………………………………………... 49 3.3 Jenis dan Sumber Data……………………………………… 49 3.4 Metode Pengumpulan Data…………………………………. 49 3.5 Metode Analisis…………………………………………….. 50 3.5.1 Statistik Deskriptif………………………………………….. 50 3.5.2 Regresi Logistik…………………………………………….. 50 3.5.3 Uji Hipotesis………………………………………………... 51 3.5.4 Analisis Sensitivitas………………………………………… 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………... 54 4.1 Deskripsi Objek Penelitian…………………………………. 54 4.2 Analisis Data………………………………………………... 55 4.2.1 Statistik Deskriptif………………………………………….. 55 4.2.2 Analisis Regresi Logistik…………………………………… 58 4.2.2.1 Uji Multikolinieritas………………………………………... 58 4.2.2.2 Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit Test)……………… 59 4.2.2.3 Overall Model Fit…………………………………………... 61 4.2.2.4 Pengujian Hipotesis………………………………………… 63 4.3 Interpretasi Hasil……………………………………………. 67 4.4 Analisis Sensitivitas………………………………………… 71
xiii
BAB V PENUTUP…………………………………………………………….. 74 5.1 Kesimpulan…………………………………………………. 74 5.2 Keterbatasan Penelitian…………………………………….. 74 5.3 Saran………………………………………………………... 75 Daftar Pustaka…... ……………………………………………………………… 76 Lampiran-Lampiran……………………………………………………………... 77
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Statistik Populasi dan Pengguna Internet di Dunia…………….. 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………………. 34
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan…………………………………………………... 54
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif…………………………………………………… 55
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas………………………………………………….. 59
Tabel 4.4 Hosmer and Lemeshow Test…………………………………………. 60
Tabel 4.5 Tabel Klasifikasi……………………………………………………... 61
Tabel 4.6 Omnibus Tests of Model Coefficients………………………………... 62
Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi…………………………………………. 63
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Logistik…………………………………………… 64
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Logistik…………………………………………… 72
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data Penelitian Lampiran B Hasil Regresi Logistik Lampiran C Analisis Sensitivitas
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing perekonomian nasional,
maka perlu disediakan kemudahan untuk memperoleh informasi keuangan tahunan
perusahaan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 1999 tentang informasi
keuangan laporan perusahaan menjelaskan bahwa semua perusahaan yang
mempublik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan
merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan dari pihak internal
perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan tersebut
diharapkan dapat memberikan informasi kepada para investor dan kreditor dalam
mengambil keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan investasi mereka.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2009) tujuan laporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi
atau hasil usaha perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pemakai untuk pengambilan keputusan ekonomi. Peraturan Bapepam
No. VII.G.7 tahun 2002 menyebutkan bahwa :
“Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”
2
SFAC No.1 juga menyatakan bahwa :
“Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor yang sekarang dan yang potensial serta pemakai lain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa secara rasional.”
Hal ini juga senada dengan pernyataan APB No.4 dalam Hendriksen (2005) :
“Tujuan pelaporan keuangan mencakup tujuan umum dan tujuan kualitatif. Tujuan umumnya adalah untuk menyediakan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber daya dan kewajiban ekonomi, dan perubahan-perubahan dalam sumber daya dan kewajiban tersebut, untuk membantu dalam memperkirakan potensi laba dari suatu perusahaan. Tujuan kualitatif mencakup relevan, dapat dimengerti, dapat diverifikasi, kenetralan, tepat waktu, keterbandingan, dan kelengkapan.”
Agar informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan dapat
bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak, maka laporan
keuangan tersebut harus memenuhi beberapa karakteristik kualitatif yaitu dapat
dipahami, relevan, keandalan, dan daya banding. Informasi dikatakan relevan apabila
informasi tersebut mempunyai nilai prediksi, nilai umpan balik, dan tersedia dengan
tepat waktu. Menurut AICPA (1973), ketepatan waktu telah diakui sebagai salah satu
atribut kualitatif dari tujuan umum pelaporan keuangan. Owusu-Ansah (2000)
berpendapat bahwa secara konseptual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah
kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi
yang baik dilihat dari segi waktu.
Ketepatan waktu menghendaki informasi harus tersedia untuk pengguna
laporan keuangan secepat mungkin dan ini merupakan kondisi yang diperlukan untuk
mejadikan kepuasan jika laporan keuangan tersebut berguna. Dengan kata lain,
3
informasi akan mempunyai manfaat jika diampaikan tepat waktu kepada para
pemakainya guna pengambilan keputusan. Sebaliknya, manfaat laporan keuangan
akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat waktu (IAI, 2007). Informasi
yang disajikan tidak tepat waktu akan mengurangi atau bahkan menghilangkan
kemampuannya sebagai alat bantu prediksi bagi pemakainya. Informasi yang tidak
disajikan secara tepat pada saat dibutuhkan, tidak akan mempunyai nilai untuk dasar
penentuan tindakan pada masa yang akan datang.
Sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam dan dikuatkan oleh
peraturan Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember 2006, penyampaian laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan
sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan
tahunan perusahaan publik tersebut.
Banyak lembaga regulator dan otoritas listing di seluruh dunia telah
mengeluarkan persyaratan dan rekomendasi mengenai kelayakan informasi keuangan
(Abdelsalam dan Street, 2007), sehingga kegunaan laporan perusahaan yang
diterbitkan tergantung pada akurasi dan ketepatan waktu bagi para pemangku
kepentingan yang berbeda. SFAC No.8 (2010) menyatakan bahwa:
“Karakteristik kualitatif yang mendasar adalah relevan dan menggambarkan keadaan sebenarnya. Jika ingin informasi keuangan bermanfaat, maka laporan keuangan tersebut harus relevan dan menggambarkan keadaan sebenarnya. Kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika laporan keuangan itu dapat dibandingkan, dapat diverifikasi, tepat waktu, dan dapat dipahami.” Dalam pelaporan keuangan pada umumnya, keberadaan dan kelengkapan
informasi keuangan suatu perusahaan sangat dibutuhkan, khususnya bagi para
4
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Perkembangan yang pesat akan
teknologi informasi kini juga kian dibutuhkan dalam pelaporan keuangan. Berbagai
macam fitur berita dan informasi keuangan dapat mudah dijangkau tanpa adanya
hambatan geografis. Hal ini disebabkan oleh adanya peran serta internet dalam
penyampaian berita dan informasi keuangan kepada publik. Internet memiliki
berbagai karakteristik dan keunggulan seperti mudah menyebar, tidak mengenal
batas, real-time, berbiaya rendah, serta mempunyai interaksi yang tinggi (Ashbaugh
et al., 1999). Dengan berbagai keunggulan pelaporan informasi perusahaan melalui
internet menyebabkan jumlah pengguna internet di dunia terus meningkat tajam.
Berdasarkan data di Internet Worldstats, pada tahun 2000 jumlah pengguna
internet di dunia sebesar 360.985.492 atau 5,27 % dari jumlah populasi penduduk di
dunia. Pada tahun 2010 (estimasi sampai akhir Juni 2010), jumlah pengguna
meningkat sebesar 1.966.514.816 atau 28,7% dari jumlah populasi penduduk di
dunia. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengguna internet
sebesar 23,43% dalam kurun waktu 10 tahun (2000–2010). Di Indonesia, pengguna
internet mencapai 30 juta penduduk atau 12,3% dari populasi.
5
Tabel 1.1
Data Statistik Populasi dan Pengguna Internet di Dunia
No. Belahan Dunia Pengguna
Internet
31 Des 2000
Populasi
(Estimasi
2010)
Data
Pengguna
Internet
Terakhir
1. Afrika 4.514.400 1.013.779.050 110.931.700
2. Asia 114.304.000 3.834.792.852 825.094.396
3. Eropa 105.096.093 813.319.511 475.069.448
4. Timur Tengah 3.284.800 212.336.924 63.240.946
5. Amerika Utara 108.096.800 344.124.450 266.224.500
6. Amerika Latin 18.068.919 592.556.972 204.689.836
7. Oceania / Australia 7.620.480 34.700.201 21.263.990
Total di seluruh dunia 360.985.492 6.845.609.960 1.966.514.816
Sumber : http://www.internetworldstats.com
Internet dipandang sebagai salah satu media pelaporan yang penting, sehingga
informasi tentang kinerja perusahaan dapat dijangkau oleh seluruh investor secara
global, selain melalui cara-cara tradisional, oleh berbagai pihak seperti kreditor,
pemegang saham, dan analis (Ashbaugh et al., 1999). Internet dapat berfungsi sebagai
alat penting untuk memfasilitasi fungsi yang lebih baik dalam pasar keuangan dengan
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menyediakan investor secara up-to-date
(Abdelsalam dan Street, 2007). Atas dasar itulah banyak perusahaan menerapkan
pelaporan perusahaan di internet atau disebut Corporate Internet Reporting (CIR).
6
Pelaporan perusahaan mengacu pada proses berkomunikasi dengan para
stakeholder, tidak peduli menggunakan media apa untuk mengkomunikasikannya
(Canadian Institute of Chartered Accountants ([CICA]). Pelaporan keuangan
perusahaan di internet berarti proses berkomunikasi dengan para stakeholder dengan
menggunakan media internet. Hal itu mencerminkan pesan bahwa manajemen perlu
menyampaikan kepada investor dan pemilik kepentingan yang lain, dengan
mempertimbangkan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk pelaporan keuangan
dan persyaratan peraturan yang relevan.
Ezat dan El-Mashry (2008) mencoba memeriksa ketepatan waktu
pengungkapan informasi dari 50 perusahaan teraktif di Mesir yang terdaftar di Cairo
and Alexandria Stock Exchange (CASE) pada tahun 2006. Mereka meneliti hubungan
antara corporate governance, karakteristik perusahaan dan ketepatan waktu dari
Corporate Internet Reporting (CIR). Sebanyak 37 perusahaan menerapkan CIR.
Mereka menemukan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, struktur kepemilikan,
aktivitas pelayanan, komposisi dewan, dan ukuran dewan berhubungan positif dengan
ketepatan waktu CIR.
Chariri dan Lestari berusaha untuk meneliti praktik CIR dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel yang diambil sebanyak 270 perusahaan
non-finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, reputasi auditor, dan
7
umur listing perusahaan berpengaruh positif terhadap CIR. Sedangkan faktor-faktor
lain seperti jenis industri dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap CIR.
Septriana (2010) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan
waktu pelaporan keuangan di BUMN. Penelitian tersebut menggunakan 93 data
observasi laporan keuangan di BUMN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
BUMN. Sedangkan faktor-faktor lainnya seperti rasio utang terhadap ekuitas, resiko
industri, profitabilitas dan umur perusahaan, serta item-item luar biasa berpengaruh
negatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan menguji ketepatan
pengungkapan informasi di website pada perusahaan pemanufakturan di Indonesia
yang terdaftar di BEI. Selain itu, penelitian ini menganalisis pengaruh antara
ketepatan waktu dengan atribut struktur corporate governance dan karakteristik
perusahaan, yang mana berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan di internet
secara khusus dan pengungkapan via internet secara umum.
1.2 Rumusan Masalah
Internet muncul sebagai media komunikasi dan tentunya merupakan alternatif
baru bagi perusahaan untuk dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak, baik di
dalam maupun di luar perusahaan. Internet mampu menawarkan berbagai keunggulan
yang tidak dimiliki oleh media lainnya, diantaranya adalah mudah menyebar, tidak
mengenal batas, real-time, berbiaya rendah, serta mempunyai interaksi yang tinggi.
8
Dengan berbagai keunggulan internet tersebut diharapkan perusahaan mampu
melakukan pelaporan secara tepat waktu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan proses komunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan,
pemegang saham, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, terutama investor.
Apabila perusahaan melakukan CIR timeliness, maka laporan keuangan tersebut akan
menjadi berguna bagi pihak-pihak yang berkaitan dalam pengambilan keputusan
rasional. Sebaliknya, apabila informasi itu tidak disampaikan tepat waktu, akan
menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilainya di dalam mempengaruhi
kualitas keputusan.
Perusahaan besar cenderung lebih banyak mendapat perhatian investor dan
mendapat tekanan untuk memberikan informasi tepat waktu. Oleh karena itu,
perusahaan yang lebih besar cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporannya.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu CIR sesuai dengan penelitian
Ezat dan El-Masry (2008) yang menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu CIR. Oleh karena itu pertanyaan yang
diajukan dalam penelitian ini adalah, apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap ketepatan waktu CIR?
Pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap ketepatan waktu CIR tercermin
dalam teori keagenan. Berdasarkan teori keagenan, manajer dari perusahaan yang
mempunyai profit tinggi cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi di
website lebih tepat waktu. Oleh karena itu pertanyaan yang diajukan dalam penelitian
ini adalah, apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu CIR?
9
Leverage memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tidak tertagihnya utang. Jensen dan
Meckling (1976) menyatakan bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi
akan menanggung biaya monitoring yang tinggi. Artinya, perusahaan yang
mempunyai rasio leverage yang tinggi menyediakan informasi yang lebih luas dan
detil untuk memenuhi tuntutan debitur jangka panjang, dibandingkan dengan
perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang rendah. Oleh karena itu pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian ini adalah, apakah leverage berpengaruh negatif
terhadap ketepatan waktu CIR?
Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang tinggi dalam
melunasi utang jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik sehingga
perusahaan akan mengungkapkan informasi perusahaan di website secara tepat
waktu. Sebaliknya, apabila perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang rendah,
maka perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang rendah dalam melunasi
utang jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita buruk sehingga perusahaan akan
menunda untuk mengungkapkan di websitenya. Oleh karena itu pertanyaan yang
diajukan dalam penelitian ini adalah, apakah likuiditas berpengaruh positif terhadap
ketepatan waktu CIR?
Perusahaan yang memiliki masa terdaftar lebih lama dianggap memiliki
informasi yang lebih luas tentang kondisi perusahaannya sehingga memiliki
10
kesempatan untuk berkembang lebih besar. Hal ini menyebabkan perusahaan tersebut
menjadi tepat waktu dalam menyampaikan informasi perusahaannya. Oleh karena itu
pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah, apakah umur terdaftar
perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu CIR?
Struktur kepemilikan mengacu pada tipe kepemilikan dan variasi kepemilikan
atau dispersi. Masing-masing elemen bervariasi menurut negara dan sektor. Hasil
penelitian tentang struktur kepemilikan ada dua, beberapa penelitian menunjukkan
hubungan signifikan antara variabel struktur kepemilikan dan pengungkapan online
seperti hasil penelitian dari Ezat dan El-Masry (2008). Oleh karena itu pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian ini adalah, apakah struktur kepemilikan berpengaruh
negatif terhadap ketepatan waktu CIR?
Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan yang
berbadan hukum perseroan terbatas yang berfungsi mengawasi pengelolaan
perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen. Dewan komisaris dapat memberikan
pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen dalam mengungkapkan
informasi perusahaan di internet sehingga perusahaan yang memiliki ukuran dewan
komisaris yang lebih besar akan lebih banyak dan tepat waktu dalam mengungkapkan
informasi perusahaan di internet. Hal ini sejalan dengan penelitian Ezat dan El-Masry
(2008) yang menunjukkan hasil bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap
ketepatan waktu CIR. Oleh karena itu pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini
adalah, apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap ketepatan
waktu CIR?
11
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh struktur tata kelola
perusahaan dan karakteristik perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan
perusahaan di internet pada perusahaan pemanufakturan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:
a. mampu memberikan kontribusi pada pengembangan bidang akuntansi
keuangan, terutama mengenai apa saja yang mempengaruhi ketepatan waktu
CIR.
b. mampu memberikan kontribusi pada bidang akuntansi keuangan, terutama
bagian pelaporan keuangan tentang informasi apa sajakah yang terdapat pada
laporan keuangan.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini tersusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini diawali dengan penjelasan tentang latar belakang masalah
yang menjadi pemicu munculnya permasalahan. Dengan latar
belakang masalah tersebut ditentukan rumusan masalah yang lebih
12
terperinci sebagai acuan untuk menentukan hipotesis. Dalam bab ini
dijabarkan pula tentang tujuan dan kegunaan penelitian, dan pada
akhir bab dijelaskan tentang sistematika penulisan yang akan
diterapkan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan judul yang tertera, pada Bab II ini akan diuraikan
tentang landasan teori yang menjadi dasar pemikiran dalam mencari
pembuktian dan solusi yang tepat untuk hipotesis yang akan
diajukan. Sebagai acuan akan diuraikan pula penelitian terdahulu
yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yang memiliki
keterkaitan dengan hipotesis yang akan diajukan. Dalam bab ini pula
akan dijabarkan tentang kerangka pemikiran dan hipotesis dari
permasalahan yang ada Bab I.
BAB III : METODE PENELITIAN
Penjelasan tentang metode penelitian berisi tentang variabel
penelitian dan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian
ini. Dijabarkan pula tentang jumlah dan karakteristik sampel yang
digunakan, jenis dan sumber data yang didapatkan, serta metode
pengumpulan data dari responden. Selanjutnya akan dibahas metode
analisis yang digunakan untuk mengolah data yang sudah
dikumpulkan dari obyek penelitian (sampel).
13
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, mencakup pemilihan
sampel, pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan dalam
pengujian hipotesis.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan
penelitian dan saran yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian selanjutnya, atau sebagai bahan implikasi.
14
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1 Landasan Teori
Landasan teori berisi tentang teori-teori yang menjadi landasan atau dasar
yang digunakan dalam penelitian ini.
2.1.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (manajemen suatu usaha)
dan principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan (agency relationship)
ada suatu kontrak dimana satu orang (prinsipal) atau lebih memerintah orang lain
(agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang
kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal (Jensen dan
Meckling, 1976). Selain itu, Jensen dan Meckling (1976) mencoba menjelaskan
adanya konflik kepentingan antara agen dan prinsipal. Jika hubungan antara agen dan
prinsipal adalah memaksimalkan utilitas, ada alasan untuk percaya bahwa agen tidak
selalu bertindak untuk kepentingan yang terbaik bagi prinsipal. Prinsipal dapat
membatasi divergensi dari minatnya dengan membentuk insentif yang tepat untuk
agen dan membuat biaya monitoring yang dirancang untuk membatasi kegiatan
menyimpang yang dilakukan oleh agen. Penelitian ini menggunakan teori keagenan
karena dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan, manajeman (agen) bertindak
15
sebagai pembuat laporan keuangan yang nantinya akan dipertanggung jawabkan
kepada prinsipal (pemilik perusahaan). Apabila pihak manajemen melaporkan secara
tepat waktu kepada pemilik perusahaan, maka pemilik perusahaan juga akan
melaporkan di websitenya secara tepat waktu.
Penelitian terakhir dalam bidang teori keagenan memfokuskan pada masalah-
masalah yang ditimbulkan oleh informasi yang tidak lengkap, yaitu ketika tidak
semua keadaan diketahui oleh kedua belah pihak (principal dan agen), dan sebagai
akibatnya konsekuensi-konsekuensi tertentu tidak dipertimbangkan oleh pihak-pihak
tersebut. Situasi seperti ini disebut sebagai asimetri informasi (information
asymmetries) (Hendriksen, 2001). Misalnya, pemilik mungkin tidak mengetahui
preferensi manajer, sehingga sulit bagi mereka untuk melakukan perhitungan
terhadap akun tertentu dalam laporan keuangan. Contoh lain adalah ketika kreditor
dan pemegang saham minoritas memiliki informasi yang lebih sedkit dibandingkan
dengan manajer dan pemegang saham mayoritas.
Dalam teori keagenan ada problem kekacauan moral (moral hazard) yang
timbul dari asimetri informasi yaitu manajemen memposisikan informasi superior
untuk memaksimalkan kepentingan manajemen sendiri dan mengasumsikan bahwa
shareholder tidak bisa mengobservasi perilaku manajemen. Di sini, aksi-aksi pihak
manajemen mungkin berbeda dari aksi yang lebih disukai pemilik, entah karena
manajer mempunyai perangkat preferensi berbeda atau karena manajer sengaja
mencoba untuk melalaikan tugas yang diberikan pemilik perusahaan atau menipu
pemilik. Moral hazard akan menghambat perusahaan beroperasi secara efisien.
16
Salah satu contoh dari moral hazard adalah mengenai masalah profitabilitas.
Jika pengumuman profitabilitas atau laba berisi berita baik akan dilaporkan tepat
waktu, sedangkan jika pengumuman laba berisi berisi buruk, maka pihak manajemen
akan menghambat untuk menyampaikan laporan perusahaannya, terutama masalah
keuangannya. Di sini, diasumsikan pemegang saham tidak dapat mengobservasi
perilaku manajemen. Mereka hanya mengerti hasil akhirnya saja, tanpa mengetahui
prosesnya penyampaiannya. Selain itu, pada perusahaan yang relatif besar, dengan
terpisahnya kepemilikan dan pengendalian manajemen, maka sulit bagi para
pemegang saham dan kreditur untuk melihat sejauh mana kinerja manajer sejalan
dengan tujuan yang diinginkan oleh pemegang saham. Manajer mungkin cenderung
bekerja kurang optimal.
Berdasarkan teori keagenan, laporan perusahaan dibuat oleh pihak manajemen
sebagai bentuk pertanggung jawaban mereka kepada pemilik perusahaan yang
bertidak sebagai prinsipal. Dalam kedudukannya sebagai pihak yang memiliki
informasi dan terlibat secara langsung dalam aktivitas perusahaan di dalamnya,
manajemen memiliki intensif untuk melaporkan segala sesuatu yang dapat
memaksimumkan utilitas dirinya. Cara yang paling sering dilakukan adalah dengan
merekayasa laba (earning) perusahaan tersebut yang mana akan menjadi fokus utama
pihak eksternal sesuai dengan motivasi yang melatar belakanginya.
Salah satu solusi yang mungkin dilakukan adalah pemilik perusahaan
menugaskan auditor untuk memeriksa apa yang sedang dilakukan pihak manajemen.
Solusi lainnya adalah memberi manajemen insentif, seperti saham dalam perusahaan
17
dengan tujuan untuk menyelaraskan preferensi mereka dengan preferensi pemilik
perusahaan.
2.1.1.2 Corporate Internet Reporting (CIR)
Pelaporan perusahaan adalah proses komunikasi antara informasi keuangan
dan non-keuangan terkait dengan sumber daya dan kinerja perusahaan (Shukla dan
Mouni, 2010). Sehingga pelaporan perushaan di internet dapat diartikan sebagai
proses komunikasi antara informasi keuangan dan non-keuangan terkait dengan
sumber daya dan kinerja perusahaan melalui internet. Pelaporan perusahaan berbasis
web telah menjadi sesuatu yang sangat popular saat ini. Teknologi internet
menyediakan platform baru dalam menyebarluaskan informasi perusahaan. Dalam
banyak kasus, informasi yang diungkapkan di website sudah muncul dalam bentuk
cetak.
Adapun keunggulan internet adalah:
a. Akses 24 jam
Akses informasi di internet tidak dibatasi waktu karena dengan lingkup global,
dunia maya yang dihadirkan “tidak pernah tidur”. Perbedaan zona waktu sudah
tidak lagi menjadi kendala untuk menelusuri data di dunia maya. Responden
penelitian yang dilakukan lewat internet bisa memberikan respon atau jawaban
sesuai dengan kondisi dan situasi yang dikehendaki masing-masing individu.
b. Kecepatan
18
Bila dibandingkan dengan sumber data tradisional, riset melalui internet jauh lebih
cepat karena bersifat real-time. Kita hanya mengklik berbagai ikon, selanjutnya
tinggal menunggu hasil (tentunya tergantung pada fasilitas modem dan Internet
Service Provider (ISP) yang digunakan. Pencarian informasi secara elektronik
melalui mesin pencari (search engines) sangat menghemat waktu apalagi jika
dibandingkan dengan pencarian lewat katalog perpustakaan atau pencarian
buku/majalah/jurnal dirak-rak perpustakaan. Dalam hal sampling, halaman web
juga menjanjikan proses yang lebih cepat dan lebih murah.
c. Kenyamanan
Penelitian lewat internet tidak harus menghadapi berbagai persoalan birokratis,
seperti ijin dari berbagai instansi untuk keperluan pengumpulan data, kerahasiaan
informasi, dan keharusan untuk datang sendiri keinstansi bersangkutan. Selain itu,
berbagai fitur yang dirancang khusus sangat memudahkan peneliti mengakses
berbagai situs internet.
d. Kemudahan akses
Menjamurnya bisnis warnet (warung internet) di Indonesia (khususnya di kota-
kota besar) membuat akses terhadap internet menjadi lebih mudah. Persaingan
antarwarnet dalam hal harga, kecepatan akses, dan fasilitas pendukung lainnya
membuat para pengguna internet lebih nyaman dan mudah memanfaatkan internet
untuk keperluan riset maupun tujuan lainnya.
e. Biaya relatif
19
Dibandingkan dengan membeli kumpulan jurnal asli (misalnya Managerial
Auditing Journal), penelusuran informasi melalui intemet jauh lebih murah.
Apalagi banyak situs yang menyediakan jasa informasi secara cuma-cuma. Peneliti
hanya perlu men-download atau mencetak file/naskah tertentu sesuai
kebutuhannya.
f. Interaktivitas dan fleksibilitas
Topik dan hasil riset bisa didiskusikan melalui sarana mailing list atau chatting
tertentu. Selain itu, peneliti juga bisa mengikuti perkembangan terbaru atau
meminta komentar dan penilaian dari berbagai pihak mengenai hasil penelitiannya.
Penggunaan website perusahaan untuk mengungkapkan informasi bisnis dan
keuangan sudah menjadi hal yang biasa bagi kebanyakan perusahaan. Dengan
menempatkan informasi keuangan di website perusahaan, pengguna dapat mencari,
menyaring, mengambil, dan bahkan mengkonfigurasi ulang seperti informasi dengan
murah secara tepat waktu (Luciana dan Sasongko, 2008).
The Steering committee of The Business Reporting Research Project (FASB,
2000) menyebutkan beberapa motif perusahaan menyajikan informasi melalui
internet, yaitu:
a. mengurangi biaya cetak dan posting laporan tahunan (annual report),
b. akses yang lebih luas daripada praktik tradisional,
c. memberikan informasi yang terkini,
d. mempercepat waktu dalam distribusi informasi,
e. menjalin komunikasi dengan konsumen yang tidak teridentifikasi sebelumnya,
20
f. menambah praktek pengungkapan tradisional,
g. menambah jumlah dan data yang diungkapkan,
h. memperbaiki akses pada investor potensial untuk perusahaan kecil.
Sebagai teknologi canggih, orang-orang dan perusahaan menjadi lebih
tanggap terhadap teknologi, sehingga jumlah perusahaan pelaporan di web
meningkat. CICA (2010) menyebutkan bahwa laporan tahunan online telah
berevolusi dengan berbagai cara:
a. laporan tahunan dicetak dirancang dan diproduksi, kemudian diubah menjadi versi
online,
b. cetak dan versi online dikembangkan secara bersamaan untuk memaksimalkan
kemampuan di web interaktif dan media,
c. versi online adalah prioritas dan versi cetak merupakan duplikat dari versi online,
d. versi online menggantikan versi cetak laporan tahunan sepenuhnya.
2.1.1.3 Ketepatan Waktu
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik
kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan
berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami,
relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan informasi yang
relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan
waktu. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi tidaklah mungkin
21
tanpa adanya ketepatan waktu (Hendriksen, 2001). Oleh karena itu, ketepatan waktu
adalah batasan penting pada publikasi leporan keuangan.
Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi
yang diinginkan dengan frekuensi pelaporan informasi. Ketepatan waktu juga
menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur
untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin
akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai (Hendriksen, 1992).
Informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajemen dalam
merespon setiap kejadian atau permasalahan. Apabila informasi tidak disajikan tepat
waktu, maka akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilainya dalam
mempengaruhi kualitas pengambilan keputusan. Informasi tepat waktu juga akan
mendukung manajer menghadapi ketidak pastian yang terjadi di lingkungan kerja
mereka (Septiana, 2010). Ketepatan waktu telah lama diakui sebagai salah satu atribut
kualitatif dari tujuan umum laporan keuangan (FASB, 1979; Accounting Principles
Board [APB], 1970). Ketepatan waktu menghendaki informasi harus tersedia untuk
pengguna laporan keuangan secepat mungkin dan ini merupakan kondisi yang
diperlukan untuk menjadikan kepuasan apabila laporan keuangan tersebut berguna.
Dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan bahwa
perusahaan yang mempublik diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam selambat-lambatnya 120
hari, terhitung sejak tanggal berakhirnya tahun buku. Untuk laporan keuangan tengah
tahunan:
22
a. selambat-lambatnya 60 hari setelah tahun buku terakhir jika tidak disertai laporan
akuntan,
b. selambat-lambatnya 90 hari setelah tengah tahun buku berakhir jika disertai
laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas,
c. selambat-lambatnya 120 hari setelah tengah tahu buku perusahaan berakhir jika
disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan
keuangan.
Laporan keuangan triwulanan selambat-lambatnya 60 hari setelah triwulan buku
perusahaan berakhir.
2.1.1.4 Corporate Governance
Corporate governance mengacu pada tata kelola perusahaan. Corporate
governance adalah sebuah kerangka hukum, kelembagaan, dan budaya yang sangat
penting bagi perusahaan dalam industri serta emerging market. Corporate
governance berusaha untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan oleh para
manajer dan dewan direksi difokuskan pada penciptaan nilai bagi stakeholders
melalui penggunaan modal tangkas (Nahapiet dan Ghoshal, 1998). Dengan demikian,
tata kelola perusahaan menetapkan aturan-aturan mengenai hubungan antara
manajemen dan karyawan dan aktivitas untuk menciptakan dan berbagai nilai.
Sebagai akibatnya, tata kelola perusahaan menyajikan panduan untuk alokasi sumber
daya manajemen yang tepat. Seperti yang dikutip oleh Khan (2010), Maier (2005)
mengusulkan suatu definisi yang lebih luas dari ruang lingkup tata kelola perusahaan:
23
"Tata kelola perusahaan didefinisikan sebagai satu set hubungan antara manajemen perusahaan, dewan, pemegang saham dan pemangku kepentingan. Ini adalah proses dimana direksi dan auditor mengelola tanggung jawab terhadap pemegang saham dan pemangku kepentingan perusahaan yang lebih luas. Untuk pemegang saham, tata kelola perusahaan dapat memberikan kepercayaan peningkatan pengembalian yang adil atas investasi mereka. Bagi para pemangku kepentingan perusahaan, tata kelola perusahaan dapat memberikan jaminan bahwa perusahaan mengelola dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan secara bertanggung jawab. "
Salah satu fungsi terpenting dari tata kelola perusahaan bahwa tata kelola
perusahaan dapat berperan dalam memastikan kualitas proses pelaporan keuangan.
Tata kelola perusahaan menjadi komponen yang semakin penting dari hubungan
investor. Pentingnya tata kelola perusahaan yang baik telah disorot oleh gelombang
skandal korupsi perusahaan, terutama dalam beberapa tahun terakhir (Mangot dan
Zeghal, 2008). Hal ini telah memperbaharui kepentingan akademik dalam tata kelola
perusahaan. Di sektor perbankan, tata kelola perusahaan yang baik tetap menjadi
salah satu karakteristik yang paling penting dari perusahaan perbankan sedangkan
untuk mayoritas manajer, pemegang saham, pelanggan, dan pemangku kepentingan
lain, pemerintahan yang baik merupakan dasar untuk saling percaya mereka (Maingot
dan Zeghal, 2008).
Website perusahaan juga dikembangkan dan digunakan untuk
mengungkapkan corporate governance. Menurut Gandia (2008), penerapan dan
pengembangan pengungkapan tata kelola perusahaan berbasis internet setidaknya
harus mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Dapat memfasilitasi komunikasi antara perusahaan dan investor (khususnya para
pemegang saham).
24
Website perusahaan dapat digunakan sebagai pintu gerbang bagi shareholders dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan menyediakan berbagai macam
informasi yang terkait dengan evolusi bisnis.
b. Dapat menurunkan biaya distribusi dan meningkatkan ketepatan waktu informasi
perusahaan.
Pemegang saham memiliki hak untuk mewajibkan perusahan membuat
serangkaian pengungkapan sebelum tanggal rapat umum tahunan. Website
perusahaan adalah media yang ideal untuk membuat informasi dapat diakses oleh
para pemegang saham dengan cepat dan murah.
c. Dapat mendorong keterlibatan pemegang saham dalam kehidupan perusahaan.
Penggunaan teknologi internet mendorong perusahaan untuk melakukan rapat
pemegang saham secara online, yang mana menghapuskan berbagai hambatan
geografis yang dapat mencegah dan menghambat partisipasi.
d. Dapat mendemokrasikan akses ke informasi perusahaan.
Penerapan dan pengungkapan tata kelola perusahaan berbasis internet membawa
resiko yang jelas dan berkelanjutan dimana perusahaan yang terdaftar akan
mendistribusikan informasi secara tidak merata kepada pemangku kepentingan.
Hal ini membahayakan prinsip kesetaraan transparansi dan informasi, yang
penting untuk pembentukan harga saham yang tepat dan efisiensi operasi pasar
saham. Sistem informasi digital memberikan keuntungan yang jelas jika arus
informasi kepada investor ditingkatkan dan difasilitasi. Hal ini dapat menghindari
efek berbahaya dari pengungkapan selektif.
25
e. Dapat menambah kredibilitas praktik tata kelola.
Bukti empiris menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang menerapkan praktik-
praktik tata kelola secara positif. Konsekuensinya, komunikasi yang cepat,
sistematis, dan jujur dari implementasi praktik tata kelola perusahaan yang baik
akan meningkatkan image perusahaan dan meningkatkan kredibilitas pengambilan
keputusan..
2.1.1.4.1 Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan mengacu pada tipe kepemilikan dan variasi kepemilikan
atau dispersi (Ezat dan El-Masry, 2008). Masing-masing elemen bervariasi menurut
negara dan sektor. Dalam lingkup ekuitas, ada dua cluster kepemilikan, baik
konsentrasi maupun dispersi dari kepemilikan. Seperti yang disebutkan dalam Ezat
dan El-Masry (2008), konsentrasi kepemilikan mengacu pada kelompok yang paling
berpengaruh diantara ekuitas pemilik, sedangkan dispersi (difusi) kepemilikan dilihat
hanya dari pemisahan kepemilikan antara manajer dan ekuitas pemilik sebagai sebuah
kelompok.
2.1.1.4.2Ukuran Dewan Komisaris
Komisaris adalah wakil sharehoder dalam perusahaan yang nerbadan hukum
perseroan terbatas yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang
dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan
apakan manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan
menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002). Alasan yang
mendasari bahwa dewan komisaris dapat mempengaruhi ketepatan waktu
26
pengungkapan CIR adalah karena dewan komisaris merupakan pelaksanaan tertinggi
dalam perusahaan.
Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah direksi yang ada dalam susunan
dewan direksi suatu perusahaan. Jumlah komisaris dewan perusahaan harus
memainkan peran penting dalam pemantauan dewan dan dalam mengambil keputusan
strategis (Ezat dan El-Masry, 2008) .
2.1.1.5 Karakteristik Perusahaan
Karakteristik perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat pada suatu
entitas usaha yang dapat dilihat dari beberapa segi di antaranya umur perusahaan,
ukuran perusahaan, tingkat leverage, tingkat likuiditas, dan tingkat profitabilitas.
Dalam penelitian ini, variabel karakteristik perusahaan yang digunakan adalah yang
telah disebutkan di atas.
2.1.1.5.1Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalam menentukan
luas pengungkapan (Ezat dan El-Mashry, 2008). Ukuran perusahaan dapat dinyatakan
dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar (Sudarmadji dan Sularto, 2007).
Sudarmadji dan Sularto (2007) menyatakan bahwa ketiga variabel ini dapat
digunakan untuk menentukan besar tidaknya suatu perusahaan. Semakin besar atau
tinggi total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran
perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva menunjukkan semakin banyak modal yang
ditanam. Semakin banyak tingkat penjualan menunjukkan semakin banyak perputaran
uang. Sedangkan, semakin tinggi tingkat kapitalisasi pasar menunjukkan bahwa
27
perusahaan tersebut semakin dikenal di masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai
aktiva lebih stabil jika dibandingkan dengan penjualan dan kapitalisasi pasar.
Hal ini senada dengan penelitian lainnya. Fitriani (2001) dalam penelitiannya
terdapat tiga alternatif yang digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan, yaitu
total aset, penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar. Dalam penelitiannya, ukuran
perusahaan didasarkan pada total aktiva karena total aktiva lebih menunjukkan
ukuran perusahaan dibandingkan dengan kapitalisasi pasar. Jadi, semakin besar
ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat pengungkapannya (Luciana dan
Ikka, 2007).
Perusahaan besar lebih dikenal dan lebih banyak disorot oleh masyarakat
dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar cenderung lebih
menjaga kualitas dan imagenya di mata masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan
besar cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporannya. Kesimpulannya, perusahaan
besar secara umum akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada
perusahaan kecil. Perusahaan besar juga akan mengungkapkan informasi lebih
banyak daripada perusahaan kecil karena perusahaan besar akan menghadapi resiko
politis yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar mempunyai
sumber daya yang besar, baik dari sumber daya manusianya maupun dari bahan
bakunya, sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan
informasi untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal. Tidak
perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan yang
lengkap.
28
Sebaliknya, perusahaan kecil yang relatif memiliki sumber daya yang sedikit
pula mungkin tidak memiliki informasi yang siap saji sebagaimana yang dimiliki oleh
perusahaan besar. Mereka perlu tambahan biaya yang relatif besar untuk melakukan
pengungkapan yang lengkap, sebagaimana perusahaan besar. Umumnya, perusahaan
kecil ada pada posisi persaingan ketat dengan perusahaan lainnya.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan
signifikan dengan pengungkapan perusahaan. Diantaranya, hasil penelitian Ezat dan
El-Masry (2008) yang menemukan ada hubungan signifikan antara ukuran
perusahaan dengan pengungkapan di internet. Sedangkan, Septriana (2010)
menemukan hubungan yang tidak signifikan antara ukuran perusahaan dengan
ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2.1.1.5.2 Profitabilitas
Rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas bertujuan untuk
mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki (Kieso et
al,, 2009). Dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan diapakai sebagai salah satu
cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan tentu saja berkaitan dengan
hasil akhir berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan
oleh perusahaan pada periode berjalan (Petronila dan Mukhlasin, 2003).
Banyak alasan mengenai pentingnya mempelajari hubungan antara
profitabilitas dan pengungkapan secara online. Perusahaan dengan kinerja yang buruk
menghindari penggunaan teknik pelaporan seperti CIR karena mereka berusaha
29
menyembunyikan berita buruk. Sebaliknya, perusahaan dengan kinerja yang baik,
dengan nilai profitabilitas yang tinggi, akan menggunakan teknik pelaporan seperti
CIR untuk menyebarluaskan berita baik.
Ada tiga rasio yang dapat digunakan dalam menghitung profitabilitas, yaitu
rasio marjin laba, rasio pengembalian aset, dan rasio pengembalian ekuitas. Rasio
marjin laba menunjukkan sejauh mana perusahaan menghasilkan laba bersih pada
tingkat penjualan tertentu, rasio pengembalian aset (ROA) merupakan rasio laba
terhadap aktiva, sedangkan rasio pengembalian ekuitas (ROE) merupakan rasio laba
terhadap ekuitas. Di dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan ROA seperti
yang digunakan oleh Ezat dan El-Masry dalam penelitiannya.
Banyak penelitian mengenai hubungan antara profitabilitas dengan online
disclosure antara lain hasil penelitian Ezat dan El-Masry (2008) menunjukkan bahwa
profitabilitas tidak memiliki hubungan signifikan dengan pengungkapan di internet.
Sedangkan hasil penelitian Aly et al., (2010) menunjukkan bahwa profitabilitas
memiliki hubungan signifikan dengan pengungkapan di internet.
2.1.1.5.3 Leverage
Leverage merujuk pada penggunaan sumber daya keuangan seperti utang dan
dana pinjaman untuk meningkatkan rasio pengembalian ekuitas. Leverage keuangan
dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang
memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang
saham. Suatu perusahaan yang memiliki leverage keuangan yang tinggi berarti
memiliki banyak hutang pada pihak luar sedangkan perusahaan yang memiliki
30
leverage keuangan yang rendah berarti lebih banyak membiayai investasinya dengan
modal sendiri.
Leverage digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal
yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat resiko tak tertagihnya suatu
utang. Teori keagenan digunakan untuk menjelaskan hubungan antara leverage dan
pengungkapan perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan menanggung biaya monitoring
yang tinggi. Artinya, perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi
menyediakan informasi yang lebih luas dan detil untuk memenuhi tuntutan debitur
jangka panjang, dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai rasio leverage
yang rendah.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
leverage berarti semakin tinggi resiko karena ada kemungkinan bahwa perusahaan
tersebut tidak bisa melunasi kewajiban hutang-hutangnya, baik pokok maupun
bunganya. Chariri dan Lestari (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada
hubungan signifikan antara leverage dan pengungkapan di internet, sedangkan Ezat
dan El-Masry (2008) menunjukkan hubungan tidak signifikan antara leverage dan
pengungkapan di internet.
2.1.1.5.4 Likuiditas
Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya (Darsono dan Ashari, 2005). Likuiditas mengacu pada
penggunaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban
31
jangka pendeknya yang jatuh tempo secara yang diharapkan dapat diubah menjadi
kas dengan cukup cepat. Teori keagenan mengusulkan bahwa perusahaan dengan
tingkat rasio likuiditas yang rendah akan menyediakan lebih banyak informasi untuk
memenuhi permintaan pemegang saham dan kreditor.
Menurut Kieso et al., (2009) likuiditas menguraikan jumlah waktu yang
diperkirakan akan dibutuhkan sampai sampai suatu aktiva terealisasi atau sebaliknya
dikonversi menjadi kas atau sampai kewajiban dibayar. Pemegang saham
menggunakan likuiditas untuk mengevaluasi kemungkinan dividen tunai di masa
depan atau pembelian kembali saham. Secara umum, semakin tinggi likuiditas,
semakin kecil risiko kegagalan perusahaan (Kieso et al., 2009).
Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melunasi utang
jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik sehingga perusahaan akan
mengungkapkan informasi perusahaan di website secara tepat waktu. Sebaliknya,
apabila perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang rendah, maka perusahaan
tersebut mempunyai kemampuan yang rendah dalam melunasi utang jangka
pendeknya. Hal ini merupakan berita buruk sehingga perusahaan akan menunda
untuk mengungkapkan di websitenya.
2.1.1.5.5 Umur Terdaftar Perusahaan
Umur terdaftar perusahaan adalah umur perusahaan dihitung mulai pada saat
suatu perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut UU Pasar Modal
32
No. 8 tahun 1995, perusahaan yang akan mendaftar dan yang telah terdaftar memiliki
kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan.
Perusahaan yang mempunyai masa terdaftar yang lebih lama dianggap
memiliki informasi yang lebih luas tentang kondisi perusahaannya sehingga memiliki
kesempatan untuk berkembang lebih besar. Hal ini dinyatakan oleh Owusu-Ansah
(2000) bahwa ketika sebuah perusahaan berkembang dan para akuntannya belajar
lebih banyak masalah pertumbuhan, hal itu menyebabkan penundaan yang luar biasa
dapat diminimalisasikan sehingga perusahaan mapan yang memiliki umur lebih tua
cenderung untuk menjadi lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan, dan
menghasilkan informasi ketika diperlukan karena pengalaman belajar.
2.1.2 Penelitian Terdahulu
Chariri dan Lestari menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan
keuangan melalui internet dalam website perusahaan. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan non finansial yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2005 yang berjumlah 270 perusahaan. Metode pengambilan
sampel menggunakan proportional stratified random sampling. Variabel yang diteliti
adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri, leverage, reputasi
auditor, dan umur listing perusahaan. Hasilnya, variabel-variabel tersebut memiliki
hubungan signifikan dengan praktek pelaporan keuangan melalui internet.
Aly et al., (2010) meneliti faktor-faktor yang menentukan Corporate Internet
Reporting (CIR). Penelitian ini berisi analisi tentang pendekatan yang digunakan
33
untuk menguji informasi oleh perusahaan-perusahaan terbesar yang ada di Mesir.
Penelitian ini menemukan bahwa 56 persen dari perusahaan Mesir mempunyai porsi
signifikan dalam pengungkapan informasi di website perusahaan. Selain itu,
penelitian ini menemukan bahwa beberapa karakteristik finansial menjelaskan derajat
yang bervariasi dalam pelaporan via internet antarperusahaan yang terdaftar di Mesir.
Secara khusus, profitabilitas, foreign listing, dan tipe industri adalah faktor yang
mempengaruhi pengungkapan informasi di internet. Karakteristik perusahaan lainnya,
seperti ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, dan ukuran auditor tidak dapat
menjelaskan CIR.
Shukla dan Glekara (2010) meneliti tentang praktik corporate reporting di era
modern oleh perusahaan di India dan China. Hasil survei menunjukkan bahwa dari
lima ratus perusahaan di India, 416 (83,20%) perusahaan memiliki website aktif. Di
luar itu, 409 (98,31%) perusahaan mendistribusikan annual report tiap tahunnya di
website dan sudah termasuk laporan auditor tahun lalu. Sedangkan, 402 (80,40%) dari
lima ratus perusahaan di China memiliki website aktif. Di luar itu, empat ratus
perusahaan mendistribusikan annual report tiap tahunnya di website dan 23 (5,72%)
sudah termasuk laporan auditor tahun lalu.
Abdelsalam dan El-Masry (2008) meneliti dampak dewan independen dan
struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu CIR dari perusahaan yang terdaftar di
Irlandia. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang terdaftar di Irlandia
rata-rata hanya memiliki 46 persen dari kriteria ketepatan waktu yang dinilai dengan
timeliness index. Setelah mengontrol ukuran, biaya audit, dan kinerja perusahaan,
34
terdapat bukti bahwa ketepatan waktu CIR berhubungan positif dengan dewan
direksi independen dan kepemilikan Chief Executive Officer (CEO) . Penelitian ini
menemukan bahwa perusahaan yang besar lebih cepat dalam melaporkan annual
report di website. Penelitian ini mengindikasikan bahwa komposisi dewan dan
struktur kepemilikan mempengaruhi perilaku ketepatan waktu CIR perusahaan.
Ezat dan El-Masry (2008) mencoba mengungkapkan faktor-faktor kunci yang
mempengaruhi ketepatan waktu CIR dari perusahaan Mesir yang terdaftar di Cairo
and Alexandria Stock Exchange. Mereka menggunakan variabel karakteristik
perusahaan dan corporate governance untuk menginvestigasi pengaruhnya dalam
ketepatan waktu CIR. Hasilnya, ada hubungan signifikan antara ketepatan waktu CIR
dan ukuran perusahaan, tipe industri, likuiditas, struktur kepemilikan, komposisi
dewan, dan ukuran dewan komisaris. Sedangkan variabel lainnya, seperti
profitabilitas, leverage, kepemilikan saham, dan role duality tidak berpengaruh
signifikan.
Penelitian terdahulu di atas dapat diringkas ke dalam tabel, sebagai berikut :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (tahun) Variabel yang Digunakan
Hasil Penelitian
1. Chariri dan Lestari
Internet Financial Reporting (IFR), ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis
Ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, reputasi auditor, dan umur listing perusahaan berpengaruh positif terhadap IFR.
35
industri, leverage, reputasi auditor, dan umur listing perusahaan.
2. Aly et al., (2010)
Online disclosure, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, tipe industri, ukuran auditor, dan foreign listing.
Profitabilitas, foreign listing, dan tipe industri adalah faktor yang mempengaruhi online disclosure. Sedangkan, ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, dan ukuran auditor tidak dapat menjelaskan CIR.
3. Shukla dan Glekara (2010)
Perusahaan yang ada di China dan India.
Dari 500 perusahaan di India, 416 (83,20%) perusahaan memiliki website aktif, 409 (98,31%) perusahaan mendistribusikan annual report tiap tahunnya di website dan sudah termasuk laporan auditor tahun lalu. Sedangkan, 402 (80,40%) dari 500 perusahaan di China memiliki website aktif, empat ratus perusahaan mendistribusikan annual report tiap tahunnya di website, dan 23 (5,72%) perusahaan sudah termasuk laporan auditor tahun lalu.
4. Abdelsalam dan El-Masry (2008)
Dewan direksi independen, struktur kepemilikan, dan ketepatan waktu CIR
Ketepatan waktu CIR berhubungan positif dengan dewan direksi independen dan kepemilikan Chief Executive Officer (CEO) . Selain itu, penelitian ini mengindikasikan bahwa komposisi dewan dan struktur kepemilikan mempengaruhi perilaku ketepatan waktu CIR perusahaan.
5. Ezat dan El-Masry (2008)
Ketepatan waktu CIR, ukuran
Ada hubungan signifikan antara ketepatan waktu CIR dan ukuran
36
perusahaan, tipe industri, likuiditas, struktur kepemilikan, komposisi dewan, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, leverage, kepemilikan saham, dan role duality.
perusahaan, tipe industri, likuiditas, struktur kepemilikan, komposisi dewan, dan ukuran dewan komisaris. Sedangkan variabel lainnya, seperti profitabilitas, leverage, kepemilikan saham, dan role duality tidak berpengaruh signifikan.
2.1.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan analisis pada landasan teori dan penelitian terdahulu yang
menguji pengaruh karakteristik perusahaan (ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, likuiditas, dan umur terdaftar perushaan) dan corporate governance
(struktur kepemilikan, dan ukuran dewan komisaris) terhadap ketepatan waktu CIR,
maka dibuat model penelitian sebagai gambar berikut ini:
37
GAMBAR 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN
H1 +
H2 +
H3 -
H4 +
H5 +
H6 -
H7 +
Perusahaan besar cenderung memiliki sistem informasi yang lengkap dan
kompleks. Hal tersebut dapat menjadikan perusahaan besar lebih menggunakan
sistem informasinya, termasuk internet untuk mencantumkan informasi
perusahaannya. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan
terhadap ketepatan waktu CIR.
Ukuran Perusahaan ( X1)
Profitabilitas ( X2)
Leverage ( X3)
Likuiditas ( X4)
Umur Terdaftar Perusahaan
( X5)
Struktur Kepemilikan ( X6)
Ukuran Dewan Komisaris ( X7)
Ketepatan Waktu CIR (Y)
38
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung
mengungkapkan lebih rinci aktivitas mereka secara sukarela dan lebih tepat waktu
dalam melaporkannya di internet. Hal ini disebabkan karena profit yang tinggi
merupakan goodnews. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif profitabilitas
terhadap ketepatan waktu CIR.
Perusahaan yang memiliki proporsi utang yang lebih besar dalam struktur
permodalannya memilki biaya keagenan yang besar pula. Semakin besar leverage
perusahaan, maka akan semakin besar pula kemungkinan transfer kemakmuran
kepada pemegang saham dan manajer. Dengan demikian, terdapat pengaruh negatif
leverage terhadap ketepatan waktu CIR.
Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan meningkatkan motivasi
perusahaan tersebut untuk menginformasikannya melalui internet secara tepat waktu.
Dengan demikian, terdapat pengaruh positif likuiditas terhadap ketepatan waktu CIR.
Perusahaan yang lebih dahulu terdaftar dianggap memiliki pengalaman yang
lebih banyak dari perusahaan yang baru saja terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan yang lebih berpengalaman dapat lebih menangkap berbagai keuntungan
dari penggunaan internet dalam berhubungan dengan investor. Dengan demikian,
terdapat pengaruh positif umur terdaftar perusahaan terhadap ketepatan waktu CIR.
Pada perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan publik yang tinggi,
pemegang saham kurang memiliki keleluasaan dalam mengakses informasi
peusahaan dan dalam mempengaruhi keputusan manajerial. Dengan demikian,
terdapat pengaruh negatif struktur kepemilikan saham terhadap ketepatan waktu CIR.
39
Perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris yang besar memiliki
pengaruh besar terhadap ketepatan waktu pengungkapan perusahaan di internet.
Semakin luas anggota dewan komisaris, semakin meningkat permintaan akan
pengungkapan di internet. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif ukuran dewan
komisaristerhadap ketepatan waktu CIR.
2.1.4 Hipotesis
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan di
atas, maka penelitian ini akan mencoba menguji pengaruh karakteristik perusahaan
(ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan umur terdaftar
perusahaan) dan corporate governance (struktur kepemilikan, dan ukuran dewan
komisaris) terhadap ketepatan waktu CIR, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
2.1.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu CIR
Banyak penelitian menginvestigasi hubungan antara ukuran perusahaan dan
pengungkapan sukarela secara umum. Hubungan ini dapat diinterpretasikan menurut
tekanan pasar saham yang memaksa perusahaan besar, untuk mengungkapkan lebih
banyak informasi di website mereka dalam rangka membantu perusahaan tersebut
dalam memasarkan sekuritas dan mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan besar mungkin lebih mampu untuk mengakses pasar keuangan jika
perusahaan tersebut mengungkapkan lebih banyak informasi secara online.
Banyak studi empiris menginvestigasi hubungan antara ukuran perusahaan
dan pengungkapan secara online seperti yang disebutkan dalam Ezat dan El-Masry
40
(2008) antara lain Asbaugh et al., (1999), Bollen et al., (2006), Debreceny et al.,
(2002) dan Ezat dan El-Masry (2008). Mereka menemukan bahwa ukuran memiliki
hubungan signifikan dengan pengungkapan secara online. Oleh karena itu,
berdasarkan argumen di atas, maka hipotesis pertama adalah sebagai berikut (ditulis
dalam bentuk alternatif):
H1 : Terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap ketepatan
waktu CIR.
2.1.4.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu CIR
Banyak alasan untuk menjelaskan pentingnya mempelajari hubungan antara
profitabilitas dengan pengungkapan secara online. Berdasarkan teori keagenan,
manajer dari perusahaan dengan tingkat profit yang tinggi cenderung untuk
menyebarkan lebih banyak informasi dalam website perusahaan untuk mencapai
keuntungan personal seperti keberlanjutan posisi mereka dan pembenaran
kompensasi (Haniffa dan Cooke, 2002).
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak berhubungan
signifikan dengan pengungkapan di internet, seperti yang dilakukan oleh Ezat dan El-
Masry (2008). Sedangkan penelitian lainnya menunjukkan hubungan signifikan
antara profitabilitas dengan pengungkapan di internet, seperti yang dilakukan oleh
Aly et al., (2010).
Oleh karena itu, berdasarkan argumen di atas, hipotesis kedua adalah sebagai
berikut (ditulis dalam bentuk alternatif):
41
H2 : Terdapat pengaruh positif profitabilitas terhadap ketepatan waktu
CIR.
2.1.4.3 Pengaruh Leverage terhadap Ketepatan Waktu CIR
Leverage (gearing) merujuk kepada kegunaan sumber daya keuangan seperti
utang dan dana pinjaman untuk meningkatkan Return On Equity (ROE). Jadi,
tingginya leverage perusahaan akan memunuhi kebutuhan kreditor dengan cara
menyebarkan informasi yang dapat diandalkan dalam website untuk membuat
kreditor tersebut lebih percaya mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar
utangnya. Pemegang saham dan kreditor akan meminta lebih banyak informasi untuk
memantau kemampuan keuangan perusahaan. Studi empiris yang menginvestigasi
hubungan antara leverage dan pengungkapan di internet tidak meyakinkan. Penelitian
yang dilakukan oleh Chariri dan Lestari menunjukkan ada hubungan signifikan,
sedangkan penelitian lainnya seperti yang dilakukan oleh Ezat dan El-Masry (2008)
dan Aly et al., (2010) menunjukkan hubungan yang tidak signifikan.
Teori keagenan digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pengungkapan
perusahaan dengan leverage. Peningkatan pengungkapan dapat menurunkan inklinasi
kreditur untuk melindungi terjadinya harga transfer antara kreditur dengan pemegang
saham (Aly et al., 2010). Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis ketiganya
adalah (ditulis dalam bentuk alternatif):
H3 : Terdapat pengaruh negatif leverage terhadap ketepatan waktu CIR.
42
2.1.4.4 Pengaruh Likuiditas terhadap Ketepatan Waktu CIR
Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mengkonvert asset ke
dalam kas dengan nilai kerugian minimum. Teori keagenan menyatakan bahwa
perusahaan dengan rasio likuiditas rendah akan menyediakan informasi untuk
memuaskan permintaan shareholders dan kreditur (Aly et al., 2010). Akn tetapi,
likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu
membayar utang jangka pendeknya dengan baik sehingga informasi perusahaan akan
disampaikan tidak tepat waktu. Meskipun pentingnya variabel likuiditas dalam isu
pengungkapan telah diakui, sedikit penelitian yang menguji hubungan antara
likuiditas dan pengungkapan melalui internet. Ezat dan El-Masry (2008) menemukan
adanya hubungan signifikan antara likuiditas dan ketepatan waktu CIR.
Berdasarkan argumen di atas, maka hipotesis keempat adalah sebagai berikut
(ditulis dalam bentuk alternatif):
H4 : Terdapat pengaruh positif likuiditas terhadap ketepatan waktu CIR.
2.1.4.5 Pengaruh Umur Terdaftar Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu CIR
Penelitian mengenai pengaruh umur terdaftar perusahaan terhadap ketepatan
waktu pengungkapan informasi telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Chariri dan Lestari. Hasil penelitiannya menunjukkan
adanya hubungan positif antara umur listing perusahaan terhadap praktik
pengungkapan secara online.
43
Berdasarkan argument tersebut, maka hipotesis kelima adalah sebagai
berikut(ditulis dalam bentuk alternatif):
H5 : Terdapat pengaruh positif umur listing perusahaan terhadap
ketepatan waktu CIR.
2.1.4.6 Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Ketepatan Waktu CIR
Perusahaan yang struktur kepemilikannya menyebar (widely-held companies)
cenderung mengungkapkan banyak informasi di website untuk memasok informasi
yang dibutuhkan stakeholder, sedangkan closely-held companies (dengan
berkonsentrasi pada struktur kepemilikan) cenderung untuk mengungkapan sedikit
informasi di website karena pemegang sahamnya dapat mengakses informasi yang
diperlukan secara internal.
Beberapa penelitian yang berhasil menunjukkan hubungan signifikan antara
variabel struktur kepemilikan dan pengungkapan di internet adalah hasil penelitian
dari Ezat dan El-Masry (2008) dan Abdelsalam dan El-Masry (2008). Berdasarkan
argumen di atas, maka hipotesis keenam adalah sebagai berikut (ditulis dalam bentuk
alternatif):
H6 : Terdapat pengaruh negatif struktur kepemilikan terhadap ketepatan
waktu CIR.
44
2.1.4.7 Pengaruh Ukuran Dewan komisaris terhadap Ketepatan Waktu CIR
Banyak penelitian mengilustrasikan bahwa ukuran dewan yang luas dapat
menyebabkan konflik antar anggota dewan yang akan menunda pengambilan
keputusan. Seperti yang dikutip oleh Ezat dan El-Masry (2010), dewan yang luas
menyebabkan miskinnya komunikasi dan proses informasi. Berdasarkan argumen di
atas, diharapkan untuk menemukan hubungan antara ukuran dewan komisaris dan
pengungkapan melalui internet, sebagai hasil dari keanekaragaman keanggotaan
dewan dan keinginan mereka untuk mengungkapkan lebih banyak informasi dalam
website perusahaannya dalam rangka menarik lebih banyak investor dan memenuhi
kebutuhan pemegang saham. Konsekuensinya, semakin luas anggota dewan
komisaris, semakin meningkat permintaan akan pengungkapan di internet.
Berdasarkan argumen tersebut, maka hipotesis ketujuh adalah sebagai berikut
(ditulis dalam bentuk alternatif):
H7: Terdapat pengaruh posiitif ukuran dewan komisaris terhadap
ketepatan waktu CIR.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa karakteristik
perusahaan dan corporate governance berpengaruh terhadap ketepatan waktu
Corporate Internet Reporting (CIR). Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel
yaitu karakteristik perusahaan dan corporate governance sebagai variabel bebas
(independent variable) dan ketepatan waktu CIR sebagai variabel terikat (dependent
variable).
3.1.2 Definisi Operasional
3.1.2.1 Ketepatan Waktu CIR (CIR Timeliness)
Corporate Internet Reporting (CIR) dapat diartikan sebagai proses
komunikasi antara informasi keuangan dan non-keuangan terkait dengan sumber daya
dan kinerja perusahaan melalui internet. Pelaporan perusahaan berbasis web telah
menjadi sesuatu yang sangat populer saat ini. Dengan adanya internet, pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap pengungkapan informasi perusahaan bisa mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Ketepatan waktu pengungkapan
perusahaan di internet (Corporate Internet Reporting Timeliness) merupakan
pengungkapan informasi suatu perusahaan melalui internet secara tepat waktu.
46
Pengungkapan perusahaan secara tepat waktu mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut memiliki berita baik. Pengungkapan informasi secara tepat waktu
menjadikan informasi tersebut lebih berguna.
Ketepatan waktu CIR disini diukur dengan secara nominal dengan
menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang melaporkan informasi keuangannya
di internet ≤ 90 hari diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang melaporkan informasi
keuangannya di internet > 90 hari diberi kode 0. Hal ini sesuai dengan peraturan
BAPEPAM X.K.6 yang menyebutkan bahwa “penyampaian laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau
paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan
perusahaan publik tersebut”. Informasi ketepat waktuan CIR didapat dari situs
www.idx.co.id atau melalui www.google.co.id kemudian membuka 202.155.2.90.
3.1.2.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalam menentukan
luas pengungkapan (Ezat dan El-Mashry, 2008). Ukuran perusahaan dapat dinyatakan
dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar (Sudarmadji dan Sularto, 2007).
Perusahaan besar secara umum akan mengungkapkan informasi lebih banyak
daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar juga akan mengungkapkan informasi
lebih banyak daripada perusahaan kecil karena perusahaan besar akan menghadapi
resiko politis yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Sebaliknya,
perusahaan kecil yang relatif memiliki sumber daya yang sedikit pula mungkin tidak
memiliki informasi yang siap saji sebagaimana yang dimiliki oleh perusahaan besar.
47
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur melalui logaritma natural dari
total aktiva. Logaritma natural dipilih untuk meratakan data atau menghindari rentang
data yang terlalu jauh. Total aktiva dipilih dengan mempertimbangkan bahwa nilai
aktiva relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan
penjualan (Sudarmadji dan Sularto, 2007).
SIZE = ln Total Aktiva Perusahaan
3.1.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai
oleh suatu operasional perusahaan. Ada tiga rasio yang dapat digunakan dalam
menghitung profitabilitas, yaitu rasio profit margin, Return On Asset (ROA), dan
Return On Equity (ROE). Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan
menggunakan ROE karena ROE menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham dengan menggunakan modal
sendiri.
ROE = (persen)
3.1.2.4 Leverage
Darsono dan Ashari (2005) menyatakan bahwa rasio leverage adalah rasio
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika
perusahaan tersebut dilikuidasi. Semakin tinggi leverage berarti semakin tinggi resiko
karena ada kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban
hutang-hutangnya, baik pokok maupun bunganya. Dalam penelitian ini, indikator
48
yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage adalah Debt to Asset Ratio (DAR).
Rasio ini menggambarkan seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan
total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman
yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
DAR = (persen)
3.1.2.5 Likuiditas
Likuiditas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk mengkonvert aset ke dalam
kas dengan nilai kerugian minimum (Ezat dan El-Masry, 2008). Perusahaan yang
mempunyai tingkat likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai
kemampuan yang tinggi dalam melunasi utang jangka pendeknya sehingga
perusahaan cenderung mengungkapan berita baik tersebut dengan tepat waktu. Dalam
penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas adalah
Current Ratio (CR) karena rasio aktiva lancar terhadap utang lancar merupakan rasio
yang populer dalam mengukur likuiditas perusahaan (Chariri dan Lestari).
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
CR = (persen)
3.1.2.6 Umur Terdaftar Perusahaan
49
Umur terdaftar perusahaan adalah umur perusahaan dihitung mulai pada saat
suatu perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Umur terdaftar dalam
penelitian ini diukur sesuai dengan jumlah umur perusahaan sejak penawaran saham
perdana (First Issue) (Chariri dan Lestari).
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
Umur Terdaftar (UT) = Tahun t - Tahun IPO (First Issue) (tahun)
3.1.2.7 Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan mengacu pada tipe kepemilikan dan variasi kepemilikan
atau penyebaran. Struktur kepemilikan di dalam penelitian ini diukur dengan cara
menghitung berapa persentase kepemilikan publik saham yang dimiliki oleh
perusahaan.
3.1.2.8 Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris (UDK) yang dimaksud di sini adalah banyaknya
jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris
dalam penelitian ini adalah konsisten dengan Ezat dan El-Masry (2008) yaitu dilihat
dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris perusahaan.
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
UDK = (orang)
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2009. Sedangkan sampel dalam
50
penelitian ini adalah perusahaan pemanufakturan yang terdaftar di BEI pada tahun
2005-2009 yang mempublikasikan laporan keuangannya di internet. Hal ini
dilakukan karena perusahaan manufaktur relatif lebih baik dalam hal corporate
governance dibandingkan dengan perusahaan jasa, dagang, atau perbankan dan
merupakan jumlah perusahaan dalam satu populasi yang cukup besar. Sampel dipilih
dengan menggunakan metode purposive sampling dimana populasi yang akan
dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu.
Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2005-2009 .
2. Perusahaan manufaktur tersebut menerapkan CIR periode 2005-2009.
3. Perusahaan tersebut hanya memiliki satu macam saham yang dipublikan karena
apabila memiliki dua saham atau lebih akan menimbulkan perhitungan ganda
dalam menghitung variabel struktur kepemilikan saham.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan tahunan
atau laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2005-2009. Alasan memilih periode tersebut adalah karena merupakan laporan
perkembangan perusahaan lima tahun terakhir yang dapat dianalisis supaya tidak
ketinggalan jaman.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode studi dokumentasi. Metode tersebut dilakukan dengan cara mendapatkan data
51
berupa laporan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2005-2009.
Data tersebut bisa diperoleh melalui pojok BEI Universitas Diponegoro, Indonesia
Capital Market Directory (ICMD), serta situs www.idx.co.id. Metode pengumpulan
data lainnya yang digunakan adalah studi pustaka yaitu melalui jurnal, buku teks,
artikel, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang masih berkaitan dengan topik
penelitian ini.
3.5 Metode Analisis
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode untuk mengumpulkan, mengolah,
menyajikan, dan menganalisa data kuantitatif secara deskriptif. Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006).
3.5.2 Regresi Logistik
Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah
probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya
(Ghozali, 2006 : 225). Regresi logistik dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, umur terdaftar
perusahaan, struktur kepemilikan, dan ukuran dewan direksi terhadap ketepatan
waktu CIR timeliness (CIRT). Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi (α) lima
persen. Regresi logistik digunakan dalam penelitian ini karena variabel dependennya
52
menggunakan variabel dummy. Persamaan regresi logistik yang digunakan untuk
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
α0 + β1UP + β2P + β3Le + β4Li + Β5UT + Β6SK + Β7UDD + e
Keterangan :
variabel ketepatan waktu CIR (kategori 1 untuk
perusahaan yang melaporkan informasi perusahaannya di internet ≤ 90 hari dan 0 untuk perusahaan yang melaporkan informasi perusahaannya di internet > 90 hari )
t : Tahun pelaporan α0 : Konstanta UP : Ukuran perusahaan (size) P : Profitabilitas Le : Leverage Li : Likuiditas UT : Umur terdaftar perusahaan SK : Struktur kepemillikan UDD : Ukuran Dewan Direksi β : Koefisien X e : Error
Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik
pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006). Gujarati (2003) menyatakan bahwa regresi
logistik mengabaikan heteroscedasitiy, artinya variabel dependen tidak memerlukan
homoscedacity untuk masing-masing variabel independennya.
3.5.3 Uji Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji secara parsial.
Pengujian kemaknaan prediktor secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji
Wald dan dengan pendekatan chi-square. Rumus untuk uji hipotesis sebagai berikut:
53
1. β1 : H0 ≤ 0,05
H1 > 0,05
Artinya, bahwa β1 signifikan bila lebih kecil dari 0,05.
2. β2 : H0 ≤ 0,05
H1 > 0,05
Artinya, bahwa β2 signifikan bila lebih kecil dari 0,05.
3. β3 : H0 ≤ 0,05
H1 > 0,05
Artinya, bahwa β3 signifikan bila lebih kecil dari 0,05.
4. β4 : H0 ≤ 0,05
H1 > 0,05
Artinya, bahwa β4 signifikan bila lebih kecil dari 0,05.
5. β5 : H0 ≤ 0,05
H1 > 0,05
Artinya, bahwa β5 signifikan bila lebih kecil dari 0,05.
6. β6 : H0 ≤ 0,05
H1 > 0,05
Artinya, bahwa β6 signifikan bila lebih kecil dari 0,05.
7. β7 : H0 ≤ 0,05
H1 > 0,05
Artinya, bahwa β7 signifikan bila lebih kecil dari 0,05.
54
3.5.4 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian
yang telah dilakukan. Selain itu, analisis sensitivitas ini dilakukan untuk mengetahui
perbandingan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-
perusahaan manufaktur yang melaporkan informasi perusahaannya di internet, baik
selama lima tahun berturut-turut maupun tidak, sedangkan sampel untuk analisis
sensitivitas dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang melaporkan informasi
perusahaannya di internet selama lima tahun berturut-turut. Hasil yang didapatkan
dari analisis sensitivitas ini diharapkan dapat membantu dalam penelitian-penelitian
berikutnya.