91
PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA KONSUMEN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN 2015-2019 SKRIPSI Oleh MUH. AKRAM PRATAMA AMIR NIM 105711117116 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI

TERHADAP INDEKS HARGA KONSUMEN

DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

2015-2019

SKRIPSI

Oleh

MUH. AKRAM PRATAMA AMIR

NIM 105711117116

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

i

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI

TERHADAP INDEKS HARGA KONSUMEN

DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

2015-2019

SKRIPSI

Oleh

MUH. AKRAM PRATAMA AMIR

NIM 105711117116

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada program studi strata 1 Ekonomi Pembangunan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 3: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

ii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah Muh Akram Pratama ini kupersembahkan untuk Ayah dan

Ibu serta Keluargaku, Yang senantiasa Memberikan Limpahan Do’a dan kasih

sayang. Saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Bapak H. Andi

Jam’an, SE, M.Si dan Bapak Irwan Abdullah Sos., MM yang senantiasa selalu

membimbing saya serta memberi dukungan dan Motivasi sehingga Penulis bisa

menyelesaikan Skripsi.

MOTTO HIDUP

Kita mungkin bisa menunda, tapi waktu tidak akan menunggumu, jalani setiap

langkah dengan penuh keyakinan tanpa perlu membawa setiap keraguan.

Page 4: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

iii

Page 5: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

iv

Page 6: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

v

Page 7: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan

kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti

diberikan kepada Hamba-Nya. shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan

kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat

dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada hentinya dan tak ternilai

manakal penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan

Inflasi Terhadap Indeks Harga Konsumen Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun

2015 – 2019”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tuan penulis Bapak Muh. Amir dan Ibu Juniarti yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, dukungan, kasih sayang dan

do’a tulus tampah pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa

mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. dan seluruh

keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan do’a restu yang telah

diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. semoga apa yang

telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang

kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

Page 8: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

vii

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Ambo Asse Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., Selaku Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE, M.Si Selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi dapat di selesaikan.

5. Bapak Irwan Abdullah, Sos., MM selaku pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam proses penyusunan skripsi.

6. Bapak/ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah telah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti Kuliah.

7. Para Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi

Pembangunan angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih kepada kedua orang tua saya bapak Muh. Amir Tiba S.Ag, dan

Ibu Juniarti S.Pd, yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik saya

hingga saat ini, semoga saya dapat menjadi anak yang berbakti kepada

kedua orang tua saya dan menjadi manusia yang bermanfaat.

Page 9: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

viii

10. Terima kasih teruntuk semua keluarga/kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

11. Terima kasih kepada Sahabat dan Teman-teman yang hingga detik ini masih

selalu ada untuk memberi dukungan secara lansung dengan memberikan

motivasi, menyemangati dan saran dalam proses penulisan dan

penyelesaian skripsi ini. Terkhusus saya ucapkan terimakasih kepada

sahabatku yang berada di kontrakan Gerhana Alauddin Blok E/20 no.20 yang

menjadi salah satu tempat bagi penulis untuk saling membantu, saling

bertukar pikiran dan memberikan banyak dukungan bagi penulis. Dan kepada

sahabat grup Planning terima kasih karena selau hadir untuk menemani,

menghibur dan memberikan motivasi.

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak

utamanya pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skirpsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, Oktober 2020

Penulis

Page 10: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

ix

ABSTRAK

MUH AKRAM PRATAMA AMIR, 2020. Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan 2015-2019, Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing Oleh pembimbing I H. Andi Jam’an, dan Pembimbing II Irwan Abdullah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2015 sampai dengan 2019. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Asosiatif. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) melalui program SPSS (Statistical Product Service Solutions) versi 22. Data yang digunakan yaitu data sekunder, dari Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan periode 2015 sampai dengan 2019.

Hasil penelitian menujukkan bahwa secara parsial variabel Jumlah Uang Beredar berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan, dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan. Secara simultan Jumlah Uang Beredar dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini berarti menujukkan bahwa variabel Indeks Harga Konsumen dapat dipengaruhi oleh variabel Jumlah Uang Beredar dan Inflasi sebesar 66,6%. Sementara sisanya 33,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yaitu dari tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah. Kata Kunci : Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Indeks Harga Konsumen.

Page 11: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

x

ABSTRACT

MUH AKRAM PRATAMA AMIR, 2020. The Effect of Money Supply and Inflation on the Consumer Price Index in South Sulawesi Province 2015-2019, Thesis, Faculty of Economics and Business, Department of Economic Development, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by supervisor I Dr. H. Andi Jam'an and Supervisor II Irwan Abdullah.

This study aims to determine the effect of the amount of money in circulation and inflation on the consumer price index in South Sulawesi Province for the period 2015 to 2019. The type of research used in this study is associative. The data processing technique uses multiple linear regression with the Ordinary Least Square (OLS) method through version 22 of the SPSS (Statistical Product Service Solutions) program. The data used is secondary data, from the Money Supply, Inflation and the Consumer Price Index in the Province. South Sulawesi for the period 2015 to 2019.

The results showed that partially the variable amount of money in

circulation has a significant effect on the Consumer Price Index in South Sulawesi Province, and inflation has no significant effect on the Consumer Price Index in South Sulawesi Province. Simultaneously, the Money Supply and Inflation have a significant effect on the Consumer Price Index in South Sulawesi Province. This means that the Consumer Price Index variable can be influenced by the variable amount of money supply and inflation by 66.6%. While the remaining 33.4% is influenced by other factors, namely the interest rate and the rupiah exchange rate. Keywords: Money Supply, Inflation and Consumer Price Index.

Page 12: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ...............................................................................................................

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... ix

ABSTRACT ......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10

A. Tinjauan Teori ........................................................................................ 10

1. Indeks Harga Konsumen .................................................................................. 10

2. Jumlah Uang Beredar ......................................................................................... 15

3. Inflasi ........................................................................................................................ 18

B. Tinjauan Empiris .................................................................................... 25

C. Kerangka Konsep ................................................................................... 27

D. Hipotesis ................................................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 29

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 29

Page 13: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

xii

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ...................................... 30

D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 33

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 34

F. Teknik Analisis ....................................................................................... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 41

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 41

1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan ..................................... 41

B. Penyajian Data ....................................................................................... 42

C. Hasil Analisis Data ................................................................................. 46

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 47

2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ............................................. 52

3. Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 55

D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 57

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 60

A. Kesimpulan ............................................................................................ 60

B. Saran ..................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62

LAMPIRAN ........................................................................................................ 65

Page 14: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Indeks Harga Konsumen ............................................................... 5

Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Uang Beredar ........................................ …7

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................. …...25

Tabel 4.1 Jumlah Uang Beredar Provinsi Sulawesi Selatan ...................... …43

Tabel 4.2 Tingkat Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan .................................. …44

Tabel 4.3 Indeks Harga Konsumen Provinsi Sulawesi Selatan ................ …46

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ................................................................... …48

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... …49

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ …50

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ........................................... …52

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. …54

Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji F) ........................................................... …55

Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t) ............................................................... …56

Page 15: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

xiv

DAFTAR GRAFIK

Nomor Judul Halaman

Grafik 1.1 Tingkat Inflasi ................................................................................ 6

Page 16: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ...................................................................... 27

Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................... 51

Page 17: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Rekapitulasi Data Seluruh Variabel .......................................................... 66

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 67

3. Hasil Regresi Linear Berganda ................................................................. 70

4. Hasil Uji Hipotesis..................................................................................... 71

Page 18: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi merupakan hal yang penting dalam kehidupan masyarakat

sekarang ini maka tidak heran jika pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu

indikator penting dalam kesuksesan suatu Negara. Hal ini selaras dengan

Indeks Harga Konsumen yang merupakan indikator ekonomi dalam melihat

pertumbuhan ekonomi, menghitung perkembangan harga barang dan jasa

yang dikonsumsi masyarakat dan dapat mengukur tingkat kemampuan daya

beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari dari melihat

mekanisme pasar dan tingkat harga suatu barang dan jasa yang dikonsumsi

masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan faktor-faktor

produksi yang merangsang perkembangan ekonomi dalam skala besar.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil akan berdampak dan berpengaruh pada

semakin meningkatnya pendapatan penduduk dan yang dapat mengukur

dan menghitung tingkat kesejahteraan masyarakat yaitu Indeks Harga

Konsumen menjelaskan tentang tingkat pendapatan upah/gaji dan konsumsi

masyarakat, Jumlah Uang Beredar menjadi salah satu indikator yang

memperlihatkan terjadinya suatu kegiatan perekonomian dari masyarakat di

dalam menggunakan uang dan Inflasi merupakan suatu proses dari

terjadinya perubahan atau kenaikan harga barang dan jasa secara terus

menerus dalam waktu tertentu, sehingga menimbulkan penurunan nilai mata

Page 19: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

2

uang yang berlaku di masyarakat dan ketika nilai mata uang menurun maka

akan terjadi kenaikan Jumlah Uang yang Beredar. Inflasi berkaitan secara

lansung dengan mekanisme pasar yang disebakan oleh berbagai faktor dan

menjadi salah satu faktor terjadinya Inflasi yaitu konsumsi masyarakat yang

meningkat dan tolak ukur dalam melihat konsumsi masyarakat yaitu Indeks

Harga Konsumen yang dihitung berdasarkan dari komoditas kelompok

sektor pengeluaran yang dikonsumsi masyarakat.

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah yang ada di

Indonesia yang memiliki proporsi Indeks Harga Konsumen dari berbagai

komoditas kelompok sektor pengeluaran yang setiap tahunnya mengalami

peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun. Jumlah Uang yang

Beredar merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya suatu

Inflasi yang diartikan dengan terjadinya kenaikan harga barang dan jasa

sehingga pengeluaran masyarakat meningkat, kenaikan atau penurunan

harga barang dan jasa mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan

daya beli masyarakat, terutama bagi para pekerja dengan penghasilan tetap.

Semakin tinggi tingkat kenaikan harga (Inflasi) maka semakin rendah daya

beli masyarakat. Kondisi ini dapat dilihat secara lansung di dalam Indeks

Harga Konsumen yang dapat menggambarkan secara lansung kondisi

perekonomian, tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat perubahan

harga barang dan jasa di Provinsi Sulawesi Selatan.

Indeks Harga Konsumen merupakan indikator penting terhadap pasar

keuangan dan menjadi indikator umum tingkat Inflasi di Indonesia yang

dihitung dan diumumkan ke publik setiap bulannya oleh Badan Pusat

Statistik (BPS). mengatakan bahwa Indeks Harga Konsumen memberikan

Page 20: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

3

informasi mengenai perkembangan rata-rata perubahan harga sekelompok

barang atau jasa yang pada umumnya dikonsumsi oleh rumah tangga dalam

suatu kurun waktu tertentu (Nurul, 2018:57).

Indeks Harga Konsumen merupakan indikator ekonomi yang menjadi

nomor indeks untuk mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh rumah tangga. Indeks Harga Konsumen sering digunakan

untuk mengukur tingkat Inflasi suatu Negara dan juga sebagai pertimbangan

dalam penyesuaian pendapatan upah/gaji dan lainnya. Untuk

memperkirakan nilai Indeks Harga Konsumen pada masa depan. Indeks

Harga Konsumen dapat diartikan dan menggambarkan secara lansung

sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masing-

masing diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat untuk komoditas

yang bersangkutan. Indeks Harga Konsumen mengukur harga sekelompok

barang dan jasa yang hanya ada beberapa barang yang bisa masuk dalam

perhitungan seperti barang dan jasa yang dikonsumsi oleh pekerja

professional, pekerja mandiri, warga kurang mampu, pengangguran hingga

pensiunan. Sementara yang tidak termasuk kedalam hitungan Indeks Harga

Konsumen yaitu barang dan jasa yang dikonsumsi pasukan bersenjata,

petani, narapidana serta pasien rumah sakit jiwa (Mankiw,G., Quah, E. &

Wilson,P, 2013).

Inflasi di Sulawesi Selatan diukur dari persentase perubahan Indeks

Harga Konsumen dan diumumkan ke publik setiap bulan (hari kerja

pertama) oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. Survei Biaya

Hidup (SBH) dilaksanakan di 90 kota, yang terdiri dari 34 ibu kota provinsi

dan 56 kabupaten/kota. Dari 90 kota tersebut diantaranya berada di Provinsi

Page 21: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

4

Sulawesi Selatan yang meliputi Bulukumba, Watampone, Makasssar, Pare-

pare dan Palopo. Survei ini dilaksanakan di daerah perkotaan dengan

mencatat seluruh pengeluaran rumah tangga setiap bulannya dari tingkat

konsumsi barang dan jasa yang dilakukan oleh konsumen dan untuk

mengetahui peresentase perubahan Indeks Harga Konsumen di suatu

wilayah atau daerah di Indonesia untuk melihat tingkat pertumbuhan

ekonomi di daerah tersebut (Badan Pusat Statistik, 2019).

Menurut Mankiw (2003:72) mengatakan bahwa ketika masyarakat

membicarakan harga maka masyarakat langsung mengkaitkannya dengan

sejumlah uang, dengan sejumlah uang kita menentukan suatu nilai harga

yang harus dibayarkan untuk mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa..

Harga merupakan tingkat dari uang yang dipertukarkan untuk mendapatkan

barang atau jasa. Harga merupakan nilai dari sejumlah uang yang

mempunyai nilai yang sama dengan barang atau jasa yang akan kita

dapatkan, dengan kata lain bahwa harga berhubungan erat dengan

konsumsi dari subjeknya biasa disebut konsumen.

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah yang ada di

Indonesia yang memiliki proporsi Indeks Harga Konsumen dari berbagai

komoditas kelompok sektor yang setiap tahunnya mengalami peningkatan

secara signifikan dari tahun ke tahun, serta Indeks Harga Konsumen

bermanfaat untuk mengetahui tingkat kenaikan pendapatan upah/gaji, harga

biaya produksi dan juga dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi serta

untuk melihat pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah atau daerah di

Indonesia. Tingkat kenaikan dan penurunan Indeks Harga Konsumen juga

dapat menyebabkan fluktuasi, fluktuasi merupakan kenaikan dan penurunan

Page 22: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

5

aktivitas ekonomi secara relatif dibandingkan dengan tren pertumbuhan

jangka panjang dari ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.1:

Tabel 1.1

Indeks Harga Konsumen secara Umum

Provinsi Sulawesi Selatan

Periode 2015-2019

Periode 2015 2016 2017 2018 2019

Januari 116,69 123,62 127,12 132,35 136,61

Februari 116,37 123,52 128,08 132,66 136,36

Maret 116,95 123,62 127,84 132,57 136,65

April 117,33 123,14 128,26 132,81 137,23

Mei 117,70 123,10 127,95 133,29 138,28

Juni 118,55 123,65 129,20 134,55 138,56

Juli 119,97 124,93 130,40 135,30 137,50

Agustus 120,41 124,38 130,07 135,16 138,99

September 121,06 123,78 129,98 134,00 138,78

Oktober 120,96 124,78 129,58 134,36 138,88

November 121,28 125,33 129,94 134,73 139,03

Desember 122,13 125,71 131,29 135,89 139,08

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan tahun 2020 (diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan Indeks Harga Konsumen di

Provinsi Sulawesi Selatan setiap tahun Meningkat. Dapat dilihat dari nilai

Indeks Harga Konsumen pada tahun 2015 di bulan Desember sebesar

122,13 dan peningkatan Nilai Indeks Harga Konsumen dari setiap tahun

naik secara signifikan hal ini dipengaruhi dari berbagai faktor yang

Page 23: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

6

mempengaruhi, dan yang tertinggi yaitu ada pada tahun 2019 di bulan

Desember sebesar 139,08.

Inflasi merupakan salah satu permasalahan perekonomian yang

sering terjadi di Indonesia Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara

umum dan terus-menerus. Dapat dikatakan terjadi Inflasi apabila kenaikan

harga tersebut juga mempengaruhi kenaikan harga barang-barang

lainnya. Inflasi merupakan hal umum yang terjadi dalam perekonomian

sebagai akibat dari adanya permintaan dan penawaran barang dan jasa.

Dalam ilmu ekonomi Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-

harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme

pasar. Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu komoditas dari

suatu kelompok barang atau jasa yang sangat berkembang dari berbagai

kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini dapat dilihat dari

grafik 1.1:

Grafik 1.1

Tingkat Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan

Periode 2015-2019

Tingkat Inflasi

4,48 4,44

3,50

2,94

2,35

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan tahun 2020, (diolah)

Page 24: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

7

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Inflasi terendah yang pernah

dialami oleh Sulawesi Selatan terjadi pada tahun 2019 dengan laju inflasi

sebesar 2,35 persen. Laju Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2015 dengan

inflasi sebesar 4,48 persen. Selama periode tahun 2015-2019, hampir

seluruh kelompok pengeluaran mengalami Inflasi kecuali kelompok

pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang pernah

mengalami penurunan indeks harga atau deflasi pada tahun 2015, 2016

dan 2019.

Menurut (Langi et al., 2014) pertumbuhan Jumlah Uang Beredar

mengakibatkan kenaikan harga-harga barang dan jasa yang akhirnya dapat

menyebabkan masyarakat ingin mendapatkan barang dan jasa yang

diinginkan melebihi output produksi. Jika harga barang dan jasa mengalami

kenaikan yang disebabkan dari jumlah konsumsi masyarakat yang semakin

meningkat, maka jumlah uang yang beredar juga akan meningkat.

Tabel 1.2

Perkembangan Jumlah Uang Beredar

Provinsi Sulawesi Selatan

Periode 2015-2019

Periode Jumlah Uang Beredar (Rp Triliun)

2015 16.27

2016 11.17

2017 8.56

2018 19.38

2019 19.62

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Selatan tahun 2020, (diolah)

Page 25: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

8

Berdasarkan pada penjelasan latar belakang masalah di atas, maka

penulis tertarik mengambil penelitian tentang “Pengaruh Jumlah Uang

Beredar dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi

Sulawesi Selatan 2015-2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang maka adapun rumusan masalah yang

dapat ditarik adalah:

1. Apakah Jumlah Uang yang Beredar berpengaruh Terhadap Indeks

Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan 2015 - 2019?

2. Apakah Inflasi berpengaruh Terhadap Indeks Harga Konsumen di

Provinsi Sulawesi Selatan 2015 - 2019?

3. Apakah Jumlah Uang yang Beredar dan Inflasi secara simultan

berpengaruh terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi

Selatan 2015 - 2019?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang dan identifikasi masalah, maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Jumlah Uang yang Beredar terhadap

Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan 2015 - 2019.

2. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Konsumen

di Provinsi Sulawesi Selatan 2015 - 2019.

3. Untuk mengetahui pengaruh simultan dari Jumlah Uang yang Beredar

dan Inflasi terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi

Selatan 2015-2019.

Page 26: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menerapkan ilmu yang didapatkan selama berkuliah di

Universitas Muhammadiyah Makassar serta mengetahui secara praktis

bagaimana Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Terhadap

Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan 2015-2019.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan

gambaran serta sebagai referensi selanjutnya khususnya bagi

mereka yang ingin memperdalam pengetahuan tentang Indeks

Harga Konsumen.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan saran yang berguna bagi

perusahaan tentang bagaimana melihat kondisi pasar dan perilaku

konsumen dalam meningkatkan suatu nilai produksi dan melihat

secara lansung kondisi pasar dari Indeks Harga Konsumen.

c. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi sebuah karya

yang melengkapi pengetahuan dan wawasan yang ada di

perpustakaan Universitas Muhamamadiyah Makassar.

Page 27: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Indeks Harga Konsumen

Pengertian Indeks Harga Konsumen adalah angka indeks yang

menggambarkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat secara umum pada suatu periode tertentu dengan periode

waktu yang telah ditetapkan (Karlina, 2017:20). Indeks Harga Konsumen

bisa dikatakan sebagai indikator ekonomi yang sangat penting dan

digunakan untuk mewakili perubahan tingkat harga rata-rata eceran

ditingkat konsumen pada sejumlah jenis barang dan jasa tertentu

(Sumantri, 2019:26).

Indeks Harga Konsumen adalah angka indeks yang bertujuan untuk

menggambarkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat secara umum pada suatu periode tertentu dengan periode

waktu yang telah ditetapkan. Consumer Price Index (CPI) dapat diartikan

juga sebagai ukuran rata-rata perubahan harga barang dan jasa pada

periode tertentu (Noor Azhar Fauzi, 2012). Dan terjadi suatu hubungan

yang cukup erat antara Indeks Harga Konsumen dan inflasi, perubahan

Indeks Harga Konsumen mencerminkan adanya perubahan harga, ketika

harga-harga barang atau jasa pada suatu kelompok komoditi mengalami

kenaikan dapat dikatakan telah terjadi Inflasi pada kelompok komoditi

tersebut, yang melihat dampak dari terjadinya suatu peningkatan dalam

Page 28: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

11

seluruh tingkat harga disebut Inflasi dan menjadi indikator utama dalam

melihat kondisi ekonomi (Ahmed dan Mortaza, 2005:79).

Menurut Mankiw (2003:72) mengatakan bahwa ketika masyarakat

membicarakan setiap tingkat harga barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh masyarakat langsung mengkaitkannya dengan sejumlah uang,

dengan sejumlah uang kita menentukan suatu nilai harga yang harus

dibayarkan untuk mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Harga

merupakan tingkat uang yang dipertukarkan untuk mendapatkan barang

atau jasa. Harga merupakan nilai dari sejumlah uang yang mempunyai

nilai yang sama dengan barang atau jasa yang akan kita dapatkan,

dengan kata lain bahwa harga berhubungan erat dengan konsumsi dari

subjeknya biasa disebut konsumen.

Menurut Badan Pusat Statistik (2020), Indeks Harga Konsumen

adalah suatu indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dalam

suatu periode, dari suatu kumpulan harga barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh penduduk/rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.

Jenis barang dan jasa tersebut dikelompokkan menjadi 7 kelompok, yaitu

bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau,

perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, olahraga, transpor

dan komunikasi. Dihitung dari harga rata-rata suatu kualitas/merek barang

dan jasa bila dibandingkan dengan harga rata-rata kualitas/merek barang

dan jasa yang sama pada periode. Dilihat dari besarnya nilai perubahan

Indeks Harga Konsumen inflasi/deflasi yang terjadi setiap bulan,

sesungguhnya merupakan gabungan sumbangan atau andil dari jenis

Page 29: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

12

barang dan jasa yang mengalami fluktuasi harga pada bulan yang

bersangkutan dari setiap periode mengalami perubahan dalam melihat

pertumbuhan ekonomi maka Indeks Harga Konsumen menjadi salah satu

indikator paling utama.

Indeks Harga Konsumen di Indonesia disusun berdasarkan indeks

bulanan sehingga Inflasi bulanan didefinisikan sebagai perbandingan

Indeks Harga Konsumen pada bulan periode tertentu dengan Indeks

Harga Konsumen bulan sebelumnya. Barang dan jasa yang dimasukkan

dalam Indeks Harga Konsumen untuk menghitung Inflasi telah mengalami

perkembangan dan perbaikan dari waktu ke waktu. Pada awal tahun

1950-an, dan hanya memperhitungkan harga sejumlah bahan makanan.

Daerah yang dipergunakan sebagai wilayah survei juga masih sangat

terbatas, yaitu hanya dihitung dari beberapa kota besar di Indonesia, yakni

daerah atau kota seperti: Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan

Pontianak. Dalam perkembangannya angka Indeks Harga Konsumen

tersebut terus mengalami penyempurnaan. Jumlah barang dan jasa yang

diperhitungkan dalam angka indeks terus mengalami pertambahan sesuai

dengan perkembangan kondisi sosial ekonomi konsumen di Indonesia.

Demikian juga dengan cakupan daerah yang diperhitungkan dalam

wilayah atau daerah yang di survei (Inflasi Bank Indonesia, 2019).

Indikator yang digunakan untuk melihat Indeks Harga Konsumen

dan mengukur tingkat Inflasi di suatu Negara adalah indeks harga.

Menurut Ahmed dan Mortaza (2005:15) indeks harga adalah anka yang

menunjukan rata-rata harga sekelompok barang. Secara umum dikenal 3

jenis indeks harga yaitu :

Page 30: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

13

a. Indeks Harga Konsumen. (Consumer Price Indeks) indeks harga ini

mengukur tingkat harga barang-barang dan jasa d pasar yang

digunakan untuk menunjang kehidupan sehari hari. Indeks Harga

Konsumen dihitung dari 45 kota. Jumlah komuditas yang dicakup

sebanyak 259-352 komuditas yang terdiri atas tujuh kelompok, yaitu

bahan makanan jadi, rokok dan tembakau, perumahan, sandang,

kesehatan, pendidikan, rekreasi, olahraga transport, dan komunikasi.

b. Indeks Harga Produsen merupakan suatu indeks dari harga bahan-

bahan baku, produk, dan peralatan modal serta mesin yang dibeli

perusahaan.

c. Produk Nasional Bruto adalah nilai pasar semua produk dan jasa

yang dihasilkan dalam satu tahun yang merupakan Indeks harga yang

menjadi perbandingan rasio antara Gross National Product (GNP)

nominal dan Gross National Product (GNP) riil.

Indeks Harga Konsumen merupakan salah satu indikator ekonomi

penting yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan harga

barang dan jasa yang dibayar oleh konsumen. Penghitungan Indeks Harga

Konsumen ditujukan untuk mengetahui perubahan harga dari sekelompok

barang dan jasa (paket komoditas) yang pada umumnya dikonsumsi

masyarakat. Perubahan Indeks Harga Konsumen dari waktu ke waktu

menggambarkan tingkat kenaikan (Inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi)

harga dari barang dan jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Kenaikan

atau penurunan harga barang dan jasa mempunyai kaitan yang erat

dengan kemampuan daya beli masyarakat, terutama bagi para pekerja

dengan penghasilan tetap. Semakin tinggi tingkat kenaikan harga (Inflasi)

Page 31: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

14

maka semakin rendah daya belinya dan begitu pula sebaliknya adapun

kegunaan lainnya dari Indeks Harga Konsumen yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai dasar indeksasi upah/gaji

2. Indikator moneter/perkembangan nilai uang

3. Asumsi APBN

4. indikator bagi pemerintah untuk melihat pertumbuhan ekonomi

5. Untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah

6. Sebagai dasar indeksasi nilai tambah bisnis, dll.

Umumnya barang dan jasa yang masuk dalam perhitungan dibagi

ke dalam 11 kelompok seperti:

1. Makanan, minuman, dan tembakau

2. Pakaian dan alas kaki

3. Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya.

4. Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga

5. Kesehatan

6. Transportasi

7. Informasi, komunikasi dan jasa keuangan

8. Rekreasi, olahraga, dan budaya

9. Pendidikan

10. Penyediaan makanan dan minuman/restoran

11. Perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Untuk mengukur Indeks Harga Konsumen maka dilihat dari terjadinya

perubahan atau kenaikan harga yang ditunjukkan dari indeks kelompok

pengeluaaran yaitu dari 11 kelompok dan menjadi ukuran biaya

keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan digunakan

Page 32: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

15

untuk mengamati perubahan dalam biaya hidup sepanjang waktu dari

melilhat perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhannya dalam melihat

harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Indeks Harga

Konsumen merupakan persentase yang digunakan untuk menganalisis

tingkat/laju Inflasi (Badan Pusat Statistik, 2020).

2. Jumlah Uang Beredar

Menurut Bank Indonesia (2019). Menjelaskan bahwa Jumlah Uang

beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank Umum,

dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR) terhadap sektor swasta domestic

(tidak termasuk pemerintah pusat dan bukan penduduk). Kewajiban yang

menjadi komponen Uang Beredar terdiri dari uang kartal yang di pegang

masyarakat (di luar Bank Umum dan BPR), uang giral, uang kuasi yang

dimiliki oleh sektor swasta domestic, dan surat selain saham yang

diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik

dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

Uang Beredar dapat didefinisikan dalam arti sempit (M1) dan dalam

arti luas (M2). M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan

uang giral (giro berdenominasi rupiah), sedangkan M2 meliputi M1, uang

kuasi (mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas,

serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh

sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka

waktu sampai dengan satu tahun. Faktor yang mempengaruhi Uang

Beredar adalah Aktiva Luar Negeri Bersih (Net Foreign Assets / NFA) dan

Aktiva Dalam Negeri Bersih (Net Domestic Assets / NDA). Aktiva Dalam

Negeri Bersih antara lain terdiri dari Tagihan Bersih Kepada Pemerintah

Page 33: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

16

Pusat (Net Claims on Central Government / NCG) dan Tagihan kepada

sektor lainnya (sektor swasta, pemeritah daerah, lembaga keuangan dan

perusahaan bukan keuangan) terutama dalam bentuk Pinjaman yang

diberikan (Bank Indonesia, 2019).

Pertumbuhan Uang Beredar mengakibatkan kenaikan harga-harga

barang dan jasa yang akhirnya dapat menyebabkan masyarakat ingin

mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan melebih output produksi.

Jika barang dan jasa mengalami peningkatan, maka jumlah uang yang

beredar akan meningkat. Menurut (Langi et al, 2014).

Jumlah Uang Beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di

tangan masyarakat yang terdiri atas uang kartal dan uang giral. Terdapat

dua pengertian jumlah uang beredar yang hanya terdiri dari uang kartal

dan uang giral (Anas, 2006). Uang kartal adalah uang yang dipergunakan

sebagai alat pembayaran yang sah dalam masyarakat (M1). Uang giral

adalah uang yang beredar dan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah

dikalangan tertentu, tetapi dapat mempengaruhi jumlah uang beredar (M2)

(Solikin 2002:14). Jumlah Uang beredar dalam arti luas meliputi uang

kartal, uang giral dan uang kuasai (simpanan rupiah valuta asing milik

penduduk yang sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat

tukar). Uang kuasai adalah uang yang tidak diedarkan dan terdiri atas

deposito berjangka, tabungan dan rekening valuta asing milik swasta

domestik (Rahardja dan Manurung, 2008:112).

Menurut Hudaya, (2011) uang yang beredar adalah jumlah mata

uang yang dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral yang terdiri dari

uang logam dan uang kertas termasuk uang kuasi atau near money yang

Page 34: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

17

meliputi deposito berjangka (time-deposit), tabungan (saving-deposit)

serta rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestik. Hal ini

dikarenakan uang kuasi dapat diubah menjadi uang tunai yang fungsinya

sama seperti uang kartal.

Tambunan (2011:257) menyatakan bahwa terlalu banyak uang yang

beredar dalam masyarakat akan berdampak menimbulkan banyak

permintaan, dan sebaliknya terlalu sedikit uang yang dipegang oleh

masyarakat mengakibatkan rendahnya permintaan dalam masyarakat

yang mengakibatkan rendahnya kegiatan produksi yang dapat

mengakibatkan resesi ekonomi. Jadi stabilitas uang yang beredar berarti

stabilitas ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan.

Perkembangan Jumlah Uang Beredar menggambarkan secara

lansung dan mencerminkan setiap perubahan dan perkembangan

perekonomian. Perekonomian tumbuh dan berkembang menyebabkan

jumlah uang beredar juga bertambah. Apabila perekonomian semakin

maju, porsi penggunaan uang kartal (uang kertas dan logam) semakin

sedikit, digantikan uang giral. (Rahardja dan Manurung, 2008:324).

Menurut Putong & Andjaswati, (2008) menujukkan bahwa jumlah

uang beredar merupakan total persediaan uang dalam suatu saat tertentu

(biasaya satu tahun anggaran), Menurut Firdaus & Maya, (2011) teori

jumlah uang beredar yaitu stok jumlah uang beredar dalam perekonomian

Negara akan menentukan laju harga barang. Ada keterkaitan antara

perubahan dalam jumlah uang beredar dengan perubahan pendapatan

nasional. Fluktuasi ekonomi lebih disebabkan oleh perubahan jumlah

uang beredar merupakan faktor penting yang menyebabkan perubahan

Page 35: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

18

penerimaan pendapatan nasional. Dapat disimpulkan bahwa apablia

jumlah uang beredar meningkat maka pendapatan nasional meningkat

berkorelasi positif.

3. Inflasi

Inflasi adalah gejala umum yang terjadi diberbagai belahan dunia

dan terjadi baik di negara maju maupun negara sedang berkembang.

Inflasi juga bukan masalah baru. Inflasi bahkan sudah dikenal sejak jaman

Romawi. Banyak negara yang dapat dengan baik mengendalikan laju

Inflasi dengan baik. Akan tetapi juga tidak sedikit negara yang meskipun

sudah berusaha keras, tetap mengalami laju Inflasi yang tinggi, bahkan

mengalami hiperinflasi.

Inflasi adalah ukuran aktifitas ekonomi yang juga sering digunakan

untuk menggambarkan kondisi ekonomi nasional. Secara lebih jelas inflasi

dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran ekonomi yang memberikan

gambaran tentang peningkatan harga rata-rata barang atau jasa yang di

produksi suatu sistem perekonomian. Sedangkan beberapa ahli

mengemukakan definisi Inflasi dan jenis-jenis Inflasi adalah sebagai

berikut:

Menurut Sadono Sukrino (2002:15) Inflasi didefinisikan sebagai

suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam perekonomian.

Dan diperkuat oleh pernyataan Mc Eachem (2000:133) Inflasi adalah

kenaikan terus menerus dalam rata-rata tingkat harga.

Dari definisi inflasi di atas, maka dapat diambil suatu pandangan

bahwa inflasi mengandung pengertian antara lain :

a. Adanya kecenderungan harga-harga untuk naik

Page 36: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

19

b. Kenaikan harga berlansung secara berkelanjutan

c. Kenaikan harga bukan pada satu barang tetapi beberapa tingkat

komoditi harga umum

1. Jenis Inflasi

Berdasarkan sifatnya Muana Nanga (2001:251) membagi Inflasi ke

dalam tiga tingkatan yaitu:

a) Inflasi Sedang (Moderate Inflation)

Kondisi ini ditandai dengan kenaikan laju Inflasi yang lambat dan

waktu yang relatif lama.

b) Inflasi Menengah (Galloping Inflation)

Kondisi ini ditandai dengan terjadinya kenaikan harga yang

cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple digit) dan

kadang kala berjalan dalam waktu yang relative pendek serta

mempunyai sifat akselerasi. Artinya harga-harga minggu atau bulan

ini lebih tinggi dari minggu atau bulan yang lalu dan seterusnya.

Efeknya terhadap perekonomian lebih berat dari pada inflasi yang

merayap.

c) Inflasi Tinggi (hyper inflation)

Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya Harga-harga naik

sampai lima atau enam kali. Masyarakat tidak lagi punya keinginan

untuk menyimpan uang karena nilai uang merosot dengan tajam

sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Sedangkan Mc Eachem (

2000:133) membagi inflasi berdasarkan sumbernya, yaitu: Demand

Pull Inflation terjadiya kenaikan harga secara berkelanjutan

disebabkan oleh kenaikan permintaan Permintaan agregat, Cosh

Page 37: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

20

Push Inflation harga terus menerus mengalami kenaikan yang

disebakan oleh penurunan tingkat penawaran agregat.

2. Jenis Inflasi di Indonesia

Di indonesia, Inflasi dikelompokkan menjadi :

a) Inflasi inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau

persisten (persistent component) di dalam peregerakan inflasi dan

dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:

1) Interaksi permintaan-penawaran

2) Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, Inflasi

mitra dagang

3) Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen.

b) Inflasi non inti, yaitu komponen Inflasi yang cenderung tinggi

volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental.

Komponen Inflasi non inti terdiri dari:

1) Inflasi Komponen Begejolak (Volatie Food): Inflasi yang dominan

dipengaruhi oleh shock (kejutan) dalam kelompok bahan makanan

seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga

komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas

pangan internasional.

2) Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices):

Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa

kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik,

tarif angkutan, dan lain-lain (Bank Indonesia, 2020)

Salah satu masalah ekonomi yang menjadi perhatian oleh para

pemikir ekonomi yaitu inflasi karena inflasi digunakan untuk mengukur

Page 38: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

21

atau melihat stabilitas perekonomian pada suatu negara. Salah satu faktor

yang mengakibatkan gejolak perekonomian yang penting dan ditakuti oleh

pemerintah yaitu inflasi, karena dapat berpengaruh buruk pada struktur

biaya produksi dan tingkat kesejahteraan (Putri, 2017). Menurut (Langi et

al, 2014) Kenaikan Inflasi dapat menyebabkan persentase pertumbuhan

ekonomi menjadi tidak berarti yang kemudian berdampak pada naiknya

angka kemiskinan.

Pada awalnya Inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah Uang Beredar

atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian tersebut

mengacu pada gejala umum yang ditimbulkan oleh adanya kenaikan

Jumlah Uang Beredar yang diduga telah menyebabkan adanya harga-

harga. Dalam perkembangan lebih lanjut, Infllasi secara singkat dapat

diartikan sebagai suatu kecederungan meningkatnya harga-harga barang

dan jasa secara umum terus-menerus. Laju Inflasi pada umumnya

dinyatakan dala angka presentase (%). Inflasi ringan terjadi apabila

kenaikan harga berada di bawah 10%; Inflasi sedang antara 10 - 30%; dan

Inflasi berat antara 30 - 100% per tahun dan hiperinflasi atau Inflasi tidak

terkendali terjadi apabila kenaikan harga nerada di atas 100% setahun.

Untuk mengetahui dan menghitung angka Laju Inflasi jenis ini terlebih

dahulu dilakukan penghitungan angka indeks dengan menggunakan

sejumlah barang dan jasa yang dipergunakan atau dikonsumsi oleh

masyarakat (Inflasi Bank Indonesia, 2019).

Setelah memahami apa yang disebut sebagai inflasi, pada bagian ini

akan dibahas tentang teori dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

Page 39: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

22

terjadinya inflasi. Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai

Inflasi sebagai berikut :

a. Teori Kuantitas

Teori tentang Inflasi pada awalnya berkembang dari teori yang

dikenal dengan teori kuantitas (tentang uang). Teori kuantitas pada

dasarnya merupakan suatu hipotesis tentang faktor yang menyebabkan

perubahan tingkat harga ketika kenaikan Jumlah Uang Beredar

merupakan faktor penentu atau faktor yang mempengaruhi kenaikan

tingkat harga. Teori kuantitas tidak hanya menyatakan bahwa jumlah

uang beredar sebagai faktor penyebab perubahan tingkat harga. Teori

kuantitas uang juga terkait dengan teori tentang (1) proporsionalitas

jumlah uang dengan tingkat harga, (2) mekanisme transmisi moneter, (3)

netralitas uang, dan (4) teori moneter tentang tingkat harga.

b. Teori Keynes

Dalam perkembangannya tidak semua ekonom sependapat

dengan teori kuantitas uang. Contoh: para ekonom aliran Keynesian tidak

sepenuhnya sependapat dengan teori tersebut. Ekonom Keynesian

menyatakan bahwa teori kuantitas tidak valid karena teori tersebut

mengasumsikan ekonomi dalam kondisi full employment (kapasitas

ekonomi penuh). Dalam kondisi kapasitas ekonomi yang belum penuh,

maka ekspansi (pertambahan) uang beredar justru akan menambah

output (meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja) dan

tidak akan meningkatkan harga. Lebih lanjut dikatakan bahwa uang tidak

sepenuhnya netral, pertambahan uang beredar dapat mempunyai

pengaruh tetap (permanen) terhadap variabelvariabel riil seperti output

Page 40: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

23

dan suku bunga. Pendekatan Keynes juga menyatakan bahwa teori

kuantitas yang mengasumsikan elastisitas dan perputaran uang (velocity

of circulation) adalah tetap juga tidak benar. Elastisitas dan perputaran

uang sangat sulit diprediksi dan banyak dipengaruhi oleh ekspektasi

masyarakat serta perubahan barang-barang yang merupakan substitusi

uang (financial assets). Hal tersebut terbukti bahwa dalam suatu

perekonomian yang sektor keuangannya telah maju dan terdapat

instrumen-instrumen keuangan yang berfungsi sebagai substitusi uang,

maka perputaran uang akan menjadi semakin sulit diprediksi.

c. Teori Strukturalis

Teori ini lebih didasarkan pada pengalaman negara-negara di

Amerika Latin. Pendekatan ini menyatakan bahwa inflasi, terutama di

negara berkembang, terutama lebih disebabkan oleh faktor-faktor

struktural dalam perekonomian. Menurut teori ini ada dua masalah

struktural di dalam perekonomian negara berkembang yang dapat

mengakibatkan inflasi. Pertama penerimaan ekspor tidak elastis, yaitu

pertumbuhan nilai ekspor yang lebih lambat dibandingkan dengan

pertumbuhan sektor lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh terms of trade

yang memburuk dan produksi barang ekspor yang kurang responsif

terhadap kenaikan harga (Inflasi Bank Indonesia, 2019).

Dilihat dari faktor-faktor utama yang menyebabkan inflasi, inflasi

dapat disebabkan dari sisi permintaan, sisi penawaran, maupun

ekspektasi. Faktor yang juga menyebabkan Inflasi tersebut dapat

merupakan gabungan dari ketiga faktor tersebut :

Page 41: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

24

1) Inflasi Permintaan

Inflasi permintaan adalah Inflasi yang timbul sebagai hasil

interaksi antara permintaan dan penawaran domestik dalam jangka

panjang 10. Tekanan Inflasi dari sisi permintaan akan timbul apabila

permintaan agregat berbeda dengan penawaran agregat atau potensi

output yang tersedia. Dalam ilmu ekonomi, terdapat dua variabel

penting yang selalu dijadikan piranti dalam melakukan berbagai

analisis ekonomi, termasuk dalam menganalisis faktor-faktor yang

menyebabkan Inflasi. Dua variabel tersebut adalah permintaan dan

penawaran agregat. Permintaan agregat pada dasarnya merupakan

jumlah seluruh kebutuhan konsumsi dan investasi dalam suatu

perekonomian. Sedangkan penawaran agregat adalah seluruh

potensi yang dimiliki oleh suatu perekonomian untuk menghasilkan

barang dan jasa yang diperlukan oleh perekonomian yang

bersangkutan.

2) Inflasi Penawaran

Faktor kedua yang menyebabkan Inflasi adalah faktor

penawaran, dan Inflasi yang ditimbulkan sering disebut sebagai cost

push atau supply shock inflation. Jenis Inflasi ini disebabkan oleh

kenaikan biaya produksi atau biaya pengadaan barang dan jasa.

Termasuk dalam jenis Inflasi ini adalah Inflasi yang disebabkan faktor

penawaran lainnya yang memicu kenaikan harga penawaran atas

suatu barang (termasuk barang-barang yang harus diimpor), serta

harga barang-barang yang dikendalikan oleh Pemerintah. Contoh:

adanya kenaikan harga minyak dunia, harga Bahan Bakar Minyak

Page 42: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

25

(BBM), dan Tarif Dasar Listrik (TDL). Di samping itu, Inflasi juga

disebabkan oleh faktor alam misalnya, gagalnya panen atau panen

yang berlebih, faktor-faktor sosial ekonomi, misalnya adanya masalah

atau hambatan dalam distribusi suatu barang, atau faktor-faktor yang

timbul karena kebijakan tertentu, misalnya karena adanya kebijakan

tarif, pajak, pembatasan impor, dan kebijakan lainnya.

B. Tinjauan Empiris

Beberapa penelitiaan terdahulu dijadikan pedoman atau landasan

dalam penelitian, Pemilihan penelitian terdahulu didasari dengan kesamaan

antara variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Hal

yang menjadi acuan penelitian terdahulu ialah, judul penelitian, metode

penelitian dan hasil penelitian.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Dan Tahun

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1. Hamdan (2017)

Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Inflasi menurut Indeks Harga Konsumen dan Implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif.

Variabel (X1) Indeks Harga Konsumen berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Inflasi (X2) dan berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2. Berlian Karlina (2017)

Pengaruh Tingkat Inflasi, Indeks Harga Konsumen

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

Indeks Harga Konsumen (X1) tidak signifikan mempengaruhi PDB

Page 43: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

26

Terhadap PDB di Indonesia Pada Tahun 2011-2015

kuantitatif. (Y) dan Tingkat Inflasi (X2) signifikan mempengaruhi PDB (Y).

3. Fazhar Sumantri, Umi Latifah (2019)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Harga Konsumen

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Variabel Suku Bunga Kredit (X1) mempunyai nilai regresi negatif yang artinya setiap kenaikan Suku Bunga Kredit akan menyebabkan penurunan pada nilai Indeks Harga Konsumen (Y). Variabel Uang Beredar (X2) mempunyai nilai regresi positif yang artinya setiap kenaikan Uang Beredar akan menyebabkan kenaikan pada nilai Indeks Harga Konsumen (Y).

4. Vivy Kristinae (2018),

Analisis Pengaruh Indeks Harga Konsumen Terhadap Inflasi” (Studi Kasus Inflasi Kota Palangka Raya dan Kab. Sampit di Kalimantan Tengah)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif

kesimpulannya bahwa Indeks Harga Konsumen Palangka Raya (X1), dan Indeks Harga Konsumen di kota Sampit berpengaruh secara signifikan terhadap Inflasi (Y) di Kalimantan Tengah.

5. Halida Sofiah Noor (2019),

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang artinya menggambarkan suatu subjek penelitian,

Deskriptif kualitatif

menyimpulkan bahwa dari sebelas sub kelompok umum dan bahan makanan yang ada di Indonesia sebagai komoditas makanan sub kelompok di Indonesia.

Page 44: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

27

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan

atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati

diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2012).

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

Indeks Harga Konsumen (Y) dipengaruhi oleh Jumlah Uang Beredar (𝑋1)

dan Inflasi (𝑋2). Maka untuk mengetahahui kerangka konsep pada

peneilitian ini, dapat dikemukakan pada kerangka berpikir yang dirumuskan

seperti dalam gambar 2.2:

Variabel Independen Variabel Dependen

Variabel Dependen

Variabel Dependen

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

Inflasi (𝑋2)

• Indeks Harga

Konsumen

• Jumlah Uang

Beredar

Indeks Harga Konsumen (Y)

• Makanan, Minuman dan

Tembakau

• Pakaian dan Alas Kaki

• Perumahan, Air, Listrik, Gas

dan Bahan Bakar Lainnya

• Transportasi

• Kesehatan

• Rekreasi, Olahraga dan

Budaya

• Pendidikan

• Penyediaan Makanan dan

Minuman/Restoran

• Perawatan Pribadi dan Jasa

Lainnya

• Informasi, Komunikasi dan

Jasa Keuangan

• Perlengkapan,Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin Rumah

Tangga.

Uang yang Beredar (𝑋1)

• Jumlah Uang

Page 45: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

28

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka hipotesis yang akan diduga

adalah:

1. Diduga Jumlah Uang yang Beredar berpengaruh signifikan Terhadap

Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan 2015 – 2019.

2. Diduga Inflasi berpengaruh signifikan Terhadap Indeks Harga Konsumen

di Provinsi Sulawesi Selatan 2015 – 2019.

3. DIduga Jumlah Uang yang Beredar dan Inflasi berpengaruh signifikan

terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan 2015-

2019.

Page 46: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Asosiatif. Penelitian asosiatif

adalah jenis penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

hubungan dua variabel atau lebih. Jenis penelitian ini hanya akan

menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti.

Pada penelitian ini, hasilnya akan diketahui bahwa variabel-variabel

yang diteliti saling terkait dan berkorelasi satu sama lain atau tidak,

termasuk signifikansi keterkaitan dan korelasi antara variabel atau tidak.

Penelitian ini ditunjang data-data kuantitatif yaitu banyak dijelaskan

dengan menggunakan tabel, grafik atau diagram sehingga lebih jelas dalam

mengartikan atau membacanya. Dalam prakteknya, metode ini juga bisa

berupa metode korelasional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini adalah menyangkut wilayah Provinsi Sulawesi Selatan

sehingga pengambilan data Inflasi dan Indeks Harga Konsumen berasal dari

Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan yang berlokasi dii

Jalan Haji Bau Nomor 6, Kelurahan Kunjung Mae, Kecamatan Mariso, Kota

Makassar (Kode Pos 90125). dan pengambilan data Jumlah Uang Beredar

berasal dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan

yang berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman Nomor 3, Kota Makassar (Kode Pos

Page 47: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

30

90113) Dalam bentuk pustaka cetak yang diterbitkan lansung oleh Badan

Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan dan Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan.

Waktu penelitian direncanakan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga

September 2020.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut secara operasional, secara praktik, secara

nyata dalam lingkup objek penelitian/objek yang diteliti. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi suatu variabel

terikat yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat.

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini:

a) Jumlah Uang Beredar (𝑋1) merupakan seluruh persediaan uang

dalam suatu perekonomian dan untuk melihat perilaku konsumsi

masyarakat dalam menggunakan uang. Indikatornya terdiri dari Uang

Kartal yang beredar di masyarakat meliputi uang kertas dan uang

logam dan Uang Giral merupakan seluruh nilai saldo rekening giro

atau rekening Koran yang dimiliki oleh masyarakat yang tersimpan di

bank-bank umum.

b) Inflasi (𝑋2) merupakan ukuran ekonomi yang memberikan gambaran

tentang peningkatan harga rata-rata barang atau jasa yang

diproduksi suatu produsen yang akan distribusikan ke masyarakat.

Page 48: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

31

Indikatornya terdiri dari Indeks Harga Konsumen dan Uang yang

Beredar.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini:

Indeks Harga Konsumen (Y) merupakan angka yang dihitung dan

menjadi indeks yang menggambarkan perubahan tingkat suatu harga

barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat secara umum pada

suatu periode tertentu dengan periode waktu yang telah ditetapkan.

Indikatornya terdiri dari:

a) Makanan, minuman, dan tembakau

b) Pakaian dan alas kaki

c) Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya.

d) Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga

e) Kesehatan

f) Transportasi

g) Informasi, komunikasi dan jasa keuangan

h) Rekreasi, olahraga, dan budaya

i) Pendidikan

j) Penyediaan makanan dan minuman/restoran

k) Perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap

indikator-indikator yang membentuknya.

Page 49: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

32

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti untuk menghitung

dan mengetahui hasil yang didapatkan apakah saling mempengaruhi

antara Jumlah Uang Beredar dan Inflasi terhadap Indeks Harga

Konsumen, dengan menggunakan Model Regresi Common Effect

merupakan teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel,

hanya dilakukan dengan cara menggabungkan data cross section dan

time series dengan melihat perbedaan antar waktu dan mengukur

variabel bebas dan variiabel terikat dan akan dijadikan indikator variabel.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Data Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2017), Metode kuantitatif dinamakan metode

tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga

sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut

sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivism.

Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi

kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan

sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan

metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Yang

disebut metode kuantitatif Karena data penelitian berupa anngka-angka

dan analisis menggunakan statistik.

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini, menggunakan satu data yaitu data sekunder,

Sugiyono (2018;137) menjelaskan data sekunder merupakan sumber

yang tidak lansung memberikan data kepada pengumpul data misalnya

Page 50: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

33

lewat dokumentasi. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau

laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter). Data

sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Jumlah Uang

Beredar, Inflasi dan Indeks Harga Konsumen tahun 2015-2019 yang

diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan

dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan dan

dapat juga di akses melalui website www.bi.go dan www.bps.go.id.

D. Populasi dan Sampel

Sugiyono (2018:119) mengartikan bahwa setiap populasi sebagai

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pengertian tersebut,

menunjukkan bahwa populasi bukan hanya manusia tetapi bisa juga obyek

atau benda-benda subyek yang dipelajari seperti dokumen-dokumen yang

dapat dianggap sebagai objek penelitian.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan menurut

sugiyono (2011) pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Sumarni (2013:51) Sampel merupakan suatu bagian dari

populasi. Hal ini mencakup sejumlahh anggota yang dipilih dari populasi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil semua populasi yaitu data dari

Jumlah Uang Beredar, data Inflasi dan data Indeks Harga Konsumen di

Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015-2019 untuk dijadikan

sampel.

Page 51: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

34

E. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu komponen yang penting dalam penelitian adalah proses

peneliti dalam pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan

penelitian. Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel

yang ada dalam hipotesis dan cara memperolehnya adalah melalui data

Sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek

atau subjek penelitian, yaitu berupa dokumen dan catatan (elektronik dan

non-elektronik) termasuk data yang sudah dipublikasi dan yang dibutuhkan

oleh peneliti.

Data yang dibutuhkan didasarkan pada data time-series (data dari

waktu ke waktu), yakni dari tahun 2015-2019.

Proses pengambilan data yang dilakukan adalah didasarkan pada

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui cara

pengumpulan, pengolahan dalam bentuk: penyortiran, mentabulasi hingga

mengkalkulasi sehingga data sesuai kebutuhan analisis.

F. Teknik Analisis

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi

linear berganda (multiple regression analysis model) dengan menggunakan

SPSS (Statistical Product Service Solutions), pengujian dilakukan dengan

menggunakan uji asumsi klasik, seperti uji normalitas, uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, analisis regresi linear berganda, uji

koefisien determinasi, uji F (simultan), dan uji t (parsial).

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linier berganda. Analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini

Page 52: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

35

menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product Service Solutions) Versi

22 karena tidak semua data didapat langsung dari sumber terkait, beberapa

data dalam penelitian ini didapat dari suatu proses metode pemecahan

(interpolasi) dan peramalan data secara statistik.

1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk memperoleh hasil yang

lebih akurat pada analisis regresi berganda. Terdapat beberapa asumsi

klasik regresi yang harus terpenuhi dahulu sebelum menggunakan

analisis regresi linear berganda sebagai alat untuk menganalisa pengaruh

dari setiap variabel yang diteliti. Ada beberapa uji asumsi klasik yang

harus dipenuhi agar kesimpulan dari regresi tersebut tidak biasa, yaitu uji

normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskodesitas.

a. Uji Normalitas

menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel

bebas keduanya memiliki distribusi data normal atau tidak (Ghozali,

2011). Jika data tidak berdistribusi normal maka uji statistik menjadi

tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan bantuan program statistik.

Dasar pengambilan keputusan yaitu jika probabilitas lebih besar dari

nilai alpha yang ditentukan, yaitu 5%, maka data dikatakan

berdistribusi normal, dan sebaliknya jika probabilitas kurang dari 5%,

maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2018:107) menyatakan bahwa uji multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

Page 53: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

36

satu atau semua variabel bebas (independen). Multikolinieritas

merupakan hubungan linear antara variabel dependen di dalam regeresi

berganda. Multikolineritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi

antara variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat)

dalam suatu model regresi. Multikolineritas akan menyebabkan

estimator OLS mempunyai varian yang besar dengan demikian standar

error juga besar. Jika terdapat korelasi yang tinggi variabel independen

tersebut, maka hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen menjadi terganggu. Ada tidaknya multikolinearitas dalam

model regresi dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai

Tolerance. Jika nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka tidak

terjadi multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2018:111) uji autokorelasi bertujuan untuk

menguji dalam satu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Jika waktu berkaitan satu

sama lainnya, masalah ini timbul karena resada problem autokorelasi.

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lain (data time series), sedangkan pada data crossection (silang

waktu) masalah autokorelasi jarang terjadi. Dalam suatu pengujian

dikatakan baik ketika bebas dari unsur autokorelasi, yang dapat

digunakan dalam melakukan pengujian autokorelasi adalah Runs Test.

Page 54: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

37

Ghozali (2018:120) menerangkan bahwa runs test sebagai bagian dari

statistik non-parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah

antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Runs Test digunakan

dengan tingkat signifikansi 0.05. Jika antar residual tidak terdapat

hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau

random. Runst Test digunakan untuk melihat apakah data residual

terjadi secara random atau tidak (sistematis). Apabila nilai signifikansi

kurang dari signifikansi 0.05 yang berarti hipotesis nol ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi

autokorelasi antar nilai residual.

Runs Test dilakukan dengan membuat hipotesis dasar, yaitu:

: residual (res_1) random (acak)

: residual (res_1) tidak random

Dengan hipotesis dasar di atas, maka dasar pengambilan keputusan uji

statistik dengan Runs Test adalah (Ghozali, 2018;120):

a. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil < dari 0,05 maka terdapat

gejala autokorelasi.

b. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar > dari 0,05 maka tidak

terdapat gejala autokorelasi.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedasitisas dilakukan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak tidak

terjadi heterokedasitas. Uji heterokedasitas bertujuan untuk meguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari

Page 55: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

38

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,

2016:134). Jika variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedasitisitas atau tidak terjadi

heterokedasitisitas. Salah satu cara untuk memprediksi

heterokedasitisas dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan

Inflasi Terhadap Indeks Harga Konsumen, untuk melihat setiap pengaruh

antar variabel maka penelitian ini menggunakan model Regresi Linier

Berganda/Ordinar Least Square (OLS) yaitu :

Y = β0 + β1 𝐗𝟏+ β2 𝐗𝟐+ ɛ

Keterangan:

Y = Indeks Harga Konsumen

β0 = Konstanta

β1 = Koefisien regresi

β2 = Koefisien regresi

X1 = Jumlah Uang Beredar

X2 = Inflasi

ɛ = Eror Term

3. Uji Hipotesis

a. Uji koefisien determinasi (𝑅2)

Menurut Ghozali (2012:97) koefisien determinasi (𝑅2) merupakan alat

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol

atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

Page 56: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

39

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel-variabel dependen.

b. Uji Simultan (Uji – F)

Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji Anova (Analysis of

Variance) yaitu uji yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh

semua variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji apakah

model regresi yang ada signifikan atau tidak signifikan. Widarjono (2009)

uji F dapat dilakukan dengan membandingkan

Fhitung dengan Ftabel.

Hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut:

1) H0 : βi = 0 dengan asumsi menyatakan bahwa,

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara semua variabel independen

secara bersama terhadap variabel dependen.

2) Ha : βi ≠ 0 dengan asumsi menyatakan bahwa,

Ha : Terdapat pengaruh secara bersama-sama semua variabel

independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan kesimpulan sebagai berikut :

a) Jika Fstatistik > Ftabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Ini berartii

bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabell

dependen.

b) Sebaliknya jika Fstatistik < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. ini

berarti bahwa variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Page 57: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

40

c. Uji Parsial (Uji–t)

Uji tstatistik digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh masing

masing variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat

(variabel dependen). Dalam melakukan penelitian melakukan hipotesis

penelitian yaitu hipotesis nol (null hypothesis) dan hipotesis alternatif

(alternative hypothesis).

Menurut Widarjono (2009) prosedur uji t dengan membandingkan thitung

dengan ttabel. Langkah yang perlu diperhatikan dalam Uji t adalah

sebagai berikut:

1) Membuat hipotesis Ho dan Ha

Jika hipotesis positif, maka : H0 : βi ≤ 0 Ha : βi > 0

Jika hipotesis negatif, maka : H0 : βi ≥ 0 Ha : βi < 0

2) Menghitung tingkat keyakinan dan daerah kritis (Df = n – k – 1)

3) Menetukan nilai thitung dan ttabel dan membandingkan nilai ttabel dari

thitung.

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) Jika t-hitung positif maka thitung > ttabel maka H0 ditolak atau menerima

Ha, sedangkan apabila thitung < ttabel maka H0 diterima atau menolak Ha.

b) Jika t-hitung negatif maka thitung > ttabel maka H0 diterima atau menolak

Ha, sedangkan apabila thitung < ttabel maka H0 ditolak atau menerima Ha.

Page 58: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi dari 34

Provinsi yang ada di Indonesia yang terletak dibagian selatan, Ibu

kotanya adalah Makassar. Provinsi Sulawesi Selatan dengan ibu kota

Makassar memiliki posisi yang sangat strategis, karena terletak di tengah-

tengah Kepulauan Indonesia. Tentunya dilihat secara ekonomis daerah

ini memiliki keunggulan komparatif dan Selat Makassar telah menjadi

salah satu jalur pelayaran internasional, disamping itu Kota Makassar

telah pula ditetapkan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia

(KTI).

Secara geografis Letak Wilayah Sulawesi Selatan 0°12’ sampai

dengan 8’ Lintang Selatan dan 116°48’ sampai dengan 122°36’ Bujur

Timur yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat di sebelah utara,

Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah timur. Batas di

Sebelah Barat Selat Makassar dan Laut Flores di sebelah selatan.

Luas Wilayah Sulawesi Selatan 46.717,48 km2 dengan Jumlah

Penduduk Tahun 2019 -+ 8.771,970 Jiwa dengan Kepadatan Penduduk

191,68 Jiwa/km2 yang tersebar di 24 Kabupaten/Kota yaitu 21 kabupaten

dan 3 kotamadya, 304 kecamatan, dan 2.953 desa/kelurahan, yang

memiliki 4 suku daerah yaitu suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.

Budaya masyarakat Sulawesi Selatan yang memiliki adat-istiadat

yang sangat beragam salah satunya Mappalli. Konon kata Mappali

Page 59: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

42

(bahasa Bugis) atau Appalili (bahasa Makassar) berasal dari kata palili

yang artinya menjaga tanaman padi dari segala sesuatu yang akan

menganggu atau merusak tanaman padi. Budaya ini terus dipertahankan

dan dilestarikan oleh masyarakat Bugis Makassar.

Provinsi Sulawesi selatan terdiri dari 21 Kabupaten, 3 Kota

Madya, tercatat 307 kecamatan, 792 kelurahan dan 2.953 desa. pada

tahun 2019.

B. Penyajian Data

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, maka dengan ini peneliti

dapat menggambarkan variabel-variabel yang masuk dalam penelitian ini

dari variabel independen adalah Jumlah Uang Beredar dan Inflasi dan

Variabel Dependen Indeks Harga Konsumen. Data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan data Time Series atau data rentang waktu yang

dimulai dari dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Data yang

disajikan untuk menggambarkan setiap data variabel yang akan di olah

dengan menggunakan perangkat lunak (software) komputer SPSS

(Statistical Product Service Solutions) merupakan salah satu program

aplikasi yang paling banyak digunakan untuk analisis statistik dalam ilmu

sosial dalam membantu menghitung dan menganalisis data. SPSS banyak

digunakan dalam berbagai riset dan penelitian, oleh karena itu peneliti

memilih menggunakan SPSS (Statistical Product Service Solutions) versi

22 dalam menguji dan menganalisis data penelitian dengan metode analisis

regresi linear berganda. Penyajian data bertujuan untuk mengambarkan

perkembangan Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Indeks Harga Konsumen

di Provinsi Sulawesi Selatan 2015-2019.

Page 60: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

43

1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Provinsi Sulawesi Selatan

Pertumbuhan Uang Beredar mengakibatkan kenaikan harga-

harga barang dan jasa yang akhirnya dapat menyebabkan masyarakat

ingin mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan melebih output

produksi. Jika barang dan jasa mengalami peningkatan, maka jumlah

uang yang beredar akan meningkat. Menurut (Langi et al., 2014). Dalam

melihat tingkat konsumsi masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

Jumlah Uang Beredar di wilayah atau daerah dalam menggambarkan

secara lansung tingkat kemampuan daya beli masyarakat dalam

memenuhi kebutuhannya.

Tabel 4.1

Jumlah Uang Beredar Provinsi Sulawesi Selatan

Periode

Jumlah Uang Beredar (Triliun Rp)

2015 2016 2017 2018 2019

Triwulan I 2.26

1.49

1.29 2.25 2.49

Triwulan II 4.06 5.02 3.18 6.08 6,98

Triwulan III 5.99 2.59 2.10 6.23 4.63

Triwulan IV 3.96 2.08 1.99 4.81 5.52

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Selatan tahun 2020, (diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 mengambarkan dan menjelaskan secara umum

bahwa perkembangan Jumlah Uang Beredar setiap periode mengalami

peningkatan dari awal periode tahun 2015 Triwulan I hingga

perkembangan Jumlah Uang Beredar di akhir periode tahun 2019 Triwulan

Page 61: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

44

IV menjelaskan bahwa perkembangan jumlah uang beredar di Provinsi

Sulawesi Selatan terus meningkat setiap tahunnya yang disebabkan oleh

terjadinya mekanisme pasar dari perubahan atau kenaikan harga barang

dan jasa yang membuat tingkat konsumsi masyarakat semakin meningkat

dalam menggunakan uang untuk membeli barang dan jasa.

2. Perkembangan Inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan

Inflasi merupakan salah satu gejala, fenomena dan kejadian yang

menggambarkan situasi dan kondisi perekonomian suatu wilayah dalam

menjelaskan dan menggambarkan terjadinya perubahan harga barang dan

jasa yang mengalami kenaikan. Sehingga akan mengakibatkan nilai mata

uang mengalami pelemahan, dan jika terjadi secara terus menerus maka

akan mengakibatkan pada memburuknya kondisi ekonomi yang membuat

perekonomian secara menyeluruh dapat tergguncang dan merubah tatanan

stabilitas politik suatu Negara (Fahmi, 2011).

Tabel 4.2

Tingkat Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2015-2019

Periode

Inflasi (Persen %)

2015 2016 2017 2018 2019

Triwulan I 7.13 5.70 3.42 3.70 3.08

Triwulan II 8.06 4.30 4.49 4.14 2.98

Triwulan III 8.36 3.07 4.17 3.09 3.57

Triwulan IV 4.48 2.94 4.44 3.50 2.35

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan tahun 2020, (diolah)

Page 62: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

45

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Inflasi terendah yang pernah

dialami oleh Sulawesi Selatan terjadi pada periode tahun 2019 Triwulan IV

dengan laju inflasi sebesar 2,35 persen. Laju Inflasi tertinggi terjadi pada

periode tahun 2015 Triwulan IV dengan Inflasi sebesar 8.36 persen.

Selama periode tahun 2015-2019, hampir seluruh kelompok pengeluaran

mengalami Inflasi. Perkembangan Inflasi dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang mengakibatkan terjadinya kenaikan harga barang dan jasa salah satu

faktor terjadinya Inflasi yaitu Jumlah Uang Beredar, ketika konsumsi

masyarakat semakin tinggi maka Jumlah Uang Beredar akan meningkat

sehingga akan menyebabkan terjadinya kenaikan harga barang dan jasa.

3. Perkembangan Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah yang ada di

Indonesia yang memiliki proporsi Indeks Harga Konsumen dari berbagai

komoditas kelompok sektor pengeluaran yang setiap tahunnya mengalami

peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun. Indeks Harga Konsumen

bisa dikatakan sebagai indikator ekonomi yang sangat penting dan

digunakan untuk mewakili perubahan tingkat harga rata-rata eceran ditingkat

konsumen pada sejumlah jenis barang dan jasa tertentu (Sumantri,

2019:26). Indeks Harga Konsumen merupakan salah satu indikator ekonomi

penting yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan harga

barang dan jasa yang dibayar oleh konsumen. Indeks Harga Konsumen

menggambarkan secara umum dari tingkat pendapatan upah/gaji,

kemampuan daya beli masyarakat dan mekanisme pasar dalam melihat

tingkat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam

memenuhi kebutuhanya.

Page 63: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

46

Tabel 4.3

Indeks Harga Konsumen Provinsi Sulawesi Selatan

Periode 2015-2019

Periode

Indeks Harga Konsumen

2015 2016 2017 2018 2019

Triwulan I 116.54 123.62 127.84 132.57 136.65

Triwulan II 118.55 123.65 129.20 134.55 138.56

Triwulan III 121.06 124.78 129.98 134.00 138.56

Triwulan IV 122.13 125.71 131.29 135.89 139.08

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan tahun 2020, (diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan Indeks Harga Konsumen di

Provinsi Sulawesi Selatan setiap tahun Meningkat. Dapat dilihat dari nilai

Indeks Harga Konsumen pada periode tahun 2015 di Triwulan I sebesar

116.54 dan peningkatan nilai Indeks Harga Konsumen dari setiap tahun

naik secara signfikan dan yang tertinggi yaitu ada pada tahun 2019 di

Triwulan IV sebesar 139,08.

C. Hasil Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis variabel independen yaitu

Jumlah Uang Beredar dan Inflasi yang mempengaruhi variabel dependen

yaitu Indeks Harga Konsumen adalah dengan menggunakan teknik analisis

linear berganda dengan bantuan program SPSS (Statistical Product

Service Solutions) merupakan salah satu program aplikasi yang paling

Page 64: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

47

banyak digunakan untuk analisis statistik dalam ilmu sosial dalam

membantu menghitung dan menganalisis data. oleh karena itu peneliti

memilih menggunakan SPSS (Statistical Product Service Solutions) versi

22 dalam menguji dan menganalisis data penelitian. Dalam model analisis

regresi linear berganda yang menjadi variabel dependen adalah Indeks

Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan, sedangkan variabel

independen adalah Jumlah Uang Beredar dan Inflasi. Sebelum dilakukan

analisis regresi linear berganda, maka dilakukan uji asumsi klasik sebagai

berikut:

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu melakukan Uji prasyarat

analisis atau yang sering disebut uji asumsi klasik dilakukan untuk

memastikan apakah model tersebut tidak terdapat masalah normalitas,

multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedasitas. Setiap uji

prasyarat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan

hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical

Product Service Solutions) versi 22. Jika semua uji tersebut terpenuhi,

maka model analisis layak untuk digunakan.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan maksud untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel dependen dan independen

mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali,2011). Uji

Normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan bantuan SPSS

versi 22 untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak

Page 65: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

48

dilihat pada basis Asymph. Sig (2-tailed). Dasar pengambilan

keputusan yaitu apabila Asymph. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka

data dikatakan berdistribusi normal, dan sebaliknya jika Asymph.

Sig (2-tailed) kurang dari 5% maka data tidak berdistribusi normal.

Hasil dari pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 20

Normal Parametersa,b Mean 1.2016

Std. Deviation .51724

Most Extreme Differences Absolute .139

Positive .136

Negative -.139

Test Statistic .139

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Output SPSS 22, olah data sekunder tahun 2020

Dari tabel 4.4 menujukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov

yang diperoleh maka berdistribusi normal nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

adalah sebesar 0,200 dan nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2018:107) menyatakan bahwa uji multikolinieritas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

Page 66: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

49

korelasi antar satu atau semua variabel bebas (independen).

Multikoliniearitas merupakan hubungan linear antara variabel

dependen di dalam regresi berganda. Jika terdapat korelasi yang

tinggi variabel independen tersebut, maka hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen menjadi terganggu. Ada

tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dan dijelaskan di dalam

model regresi dari Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai

Tolerance. Jika nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka tidak

terjadi multikolinearitas. Hasil dari uji multikolinearitas adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 137.538 3.412 40.315 .000

JUB 1.291 .545 .332 2.369 .030 .999 1.001

Inflasi -3.028 .576 -.737 -5.254 .000 .999 1.001

a. Dependent Variable: IHK

Sumber : Output SPSS 22, olah data sekunder tahun 2020

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.5 dengan

hasil perhitungan nilai Tolerance menujukkan bahwa nilai

tolerance di atas 0,10 dan hasil perhitungan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) di bawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi

multikolinearitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak

ada multikolinearitas antar variabel independen dalam regresi.

Page 67: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

50

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2018:111) uji autokorelasi bertujuan untuk

menguji dalam satu model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala

autokorelasi dilakukan dengan Uji Runs, Runs Test digunakan

dengan tingkat signifikansi 0,05. Runst Test digunakan untuk melihat

apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).

Apabila nilai signifikansi lebih dari signifikansi 0.05 yang berarti

hipotesis H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual

random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual

sedangkan apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H0

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual tidak random

atau terjadi autokorelasi antar nilai residual.

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Output SPSS 22, olah data sekunder tahun 2020

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.6 dapat dilihat nilai

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea 1.12995

Cases < Test Value 10

Cases >= Test Value 10

Total Cases 20

Number of Runs 8

Z -1.149

Asymp. Sig. (2-tailed) .251

a. Median

Page 68: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

51

Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai sebesar 0,251 > 0,05 sehingga

𝐇𝟎 tidak dapat ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang

dipergunakan tersebut (random). Dapat diketahui bahwa koefisien

bebas dari gangguan dan gejala autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedasitisas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari satu pengamatan

ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk memprediksi

heterokedasitisas dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Untuk

mengetahui ada tidaknya heterokedasitisas pada penelitian ini maka

gambar 4.1 menjelaskan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber : Output SPSS 22, olah data sekunder tahun 2020

Sumber : Output SPSS 22, olah data sekunder tahun 2020

Page 69: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

52

Dari gambar 4.1 scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik data

menyebar dan di bawah angka 0, titik data tidak mengumpul hanya di

atas dan di bawah saja, dan penyebaranya tidak membentuk pola, maka

dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian regresi linear berganda ini

tidak terdapat heterokedasitisas.

2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini terdapat dua variabel bebas, Jumlah Uang Beredar dan

Inflasi serta variabel terikat, yaitu Indeks Harga Konsumen. Untuk menguji

ada tidaknya pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel terikat maka

dilakukan pengujian model regresi dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 137.538 3.412 40.315 .000

JUB 1.291 .545 .332 2.369 .030 .999 1.001

Inflasi -3.028 .576 -.737 -5.254 .000 .999 1.001

a. Dependent Variable: IHK

Sumber : Output SPSS 22, olah data sekunder tahun 2020

Dari hasil uji regresi diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 137,538 + 1,291 X1- 3,028 X2

Keterangan:

Y = Indeks Harga Konsumen

β0 = Konstanta

β1 = Koefisien regresi

β2 = Koefisien regresi

Page 70: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

53

X1 = Jumlah Uang Beredar

X2 = Inflasi

ɛ = Eror Term

Koefisien-koefisien pada persamaan regresi linear berganda pada tabel

4.8 dapat dipahami sebagai berikut:

a. Berdasarkan persamaan regresi menujukkan bahwa nilai konstanta

mempunyai arah koefisien regresi positif yaitu sebesar 137,538

Menujukkan bahwa apabila variabel lain mengalami peningkatan

sebesar 1% maka variabel Indeks Harga Konsumen mengalami

peningkatan sebesar 137,538%

b. Berdasarkan hasil penelitian dan uji regresi X1 Jumlah Uang Beredar

Provinsi Sulawesi Selatan bernilai positif sebesar 1,291, yang artinya

bahwa setiap kenaikan 1% Jumlah Uang Beredar maka Indeks Harga

Konsumen mengalami peningkatan sebesar 1,291%.

c. Berdasarkan hasil penelitian dan uji regresi X2 Inflasi provinsi Sulawesi

selatan bernilai negatif sebesar -3,028, yang artinya bahwa setiap

kenaikan sebesar 1% inflasi maka Indeks Harga Konsumen mengalami

penurunan sebesar 3,028%.

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (𝑅2)

Menurut Ghozali (2012: 97) koefisien determinasi (R2) merupakan

alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol atau satu. uji koefisien determinasi (𝑅2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

Page 71: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

54

variasi independen, maka dalam bentuk pengukuran ini perlu

diketahui melaui adjusted R square sebagai salah satu metode

perhitungan untuk mengetahui nilai yang mendekati satu variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen, dapat dilihat pada

tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .816a .666 .627 4.26731

a. Predictors: (Constant), Inflasi, JUB

b. Dependent Variable: IHK

Sumber : Output SPSS 22, olah data sekunder tahun 2020

Dari tabel 4.8 menjelaskan bahwa nilai koefisien determinasi

(Adjusted R Square) sebesar 0,627 yang berarti bahwa variabel

independen Jumlah Uang Beredar dan Inflasi mempengaruhi variabel

dependen Indeks Harga Konsumen yaitu sebesar 62,7%, sementara

sisanya 37,3% dipengaruhi dari faktor-faktor lain yaitu dari tingkat suku

bunga dan nilai tukar rupiah.

b. Uji Simultan (Uji F)

Menurut (Karlina, 2017) uji signifikan F (simultan) digunakan untuk

menguji pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara bersama-sama. Uji secara simultan untuk

mengetahui apakah variabel independen Jumlah Uang Beredar dan

Inflasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Page 72: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

55

variabel dependen Indeks Harga Konsumen. dari hasil uji simultan

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 616.965 2 308.483 16.940 .000b

Residual 309.568 17 18.210

Total 926.533 19

a. Dependent Variable: IHK

b. Predictors: (Constant), Inflasi, JUB

Sumber : Output SPSS 22, olah data sekunder tahun 2020

Dari hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.9, variabel Jumlah

Uang Beredar (X1) dan Inflasi (X2) berpengaruh terhadap Indeks

Harga Konsumen (Y) secara simultan/bersama-sama menujukkan

hasil nilai Fhitung sebesar 16.940 dengan signifikan F sebesar 0.000

atau lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, Sehingga

Hasil ini menyatakan bahwa secara simultan semua variabel

independen yaitu Jumlah Uang Beredar (X1) dan Inflasi (X2)

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen

Indeks Harga Konsumen (Y).

c. Uji Parsial (Uji t)

Uji signifikansi t digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen dalam menerangkan variabel dependen secara individual

(Wibowo dan Syaichu, 2013). Uji t merupakan uji secara parsial yang

dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel

independen (Jumlah Uang Beredar dan Inflasi) terhadap variabel

Page 73: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

56

dependen (Indeks Harga Konsumen). Uji Parsial (Uji t) digunakan

untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen

secara parsial atau secara individu dalam menerangkan variabel

independen. dari hasil uji parsial dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 137.538 3.412 40.315 .000

JUB 1.291 .545 .332 2.369 .030 .999 1.001

Inflasi -3.028 .576 -.737 -5.254 .000 .999 1.001

a. Dependent Variable: IHK

Sumber : Output SPSS 22, olah data sekunder tahun 2020

Berdasarkan hasil Uji Parsial (Uji t) melalui analisis regresi,

diperoleh hasil variabel independen yaitu Jumlah Uang Beredar (X1)

dan Inflasi (X2) terhadap variabel dependen Indeks Harga Konsumen

(Y) secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga

Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan

Berdasarkan nilai signifikansi variabel Jumlah Uang Beredar

mempunyai angka signifikan sebesar 0,030 karena nilai signifikan

lebih kecil dari 0,05 (0,030 < 0,05). Maka Berdasarkan

perbadingan nilai thitung dengan ttabel, hasil yang ditunjukkan

pada nilai thitung > ttabel (2,369 > 2.101) sehingga dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Page 74: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

57

Menyatakan bahwa variabel Jumlah Uang Beredar berpengaruh

signifikan terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi

Selatan.

2. Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi

Sulawesi Selatan

Berdasarkan nilai signifikansi variabel Inflasi mempunyai

angka signifikan sebesar 0,000 karena nilai signifikan lebih kecil

dari 0,05 (0,000 < 0,05). Maka berdasarkan perbadingan nilai

thitung dengan ttabel, hasil yang ditunjukkan pada nilai thitung <

ttabel (-5,254 < 2.101) sehingga dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Menyatakan bahwa

variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks

Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan beberapa tahapan

pengujian maka interpretasi model secara rinci atau spesifik mengenai hasil

pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Harga Konsumen di

Provinsi Sulawesi Selatan 2015-2019

Berdasarkan hasil pengujian uji parsial (uji t) hipotesis X1, maka hasil

perhitungan yang diperoleh dari variabel Jumlah Uang Beredar memiliki

pengaruh yang berbanding lurus dan signifikan terhadap Indeks Harga

Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel

4.11 diketahui bahwa nilai thitung sebesar 2,369 dengan nilai signifikansi

(0,030) yang lebih kecil dari nilai signifikansi yang diharapkan (0,05)

Page 75: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

58

menujukkan bahwa Jumlah Uang Beredar memiliki pengaruh terhadap

Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan. Dari Tabel 4.10

diketahui bahwa nilai thitung sebesar 2,369 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,030. Maka untuk mengetahui variabel tersebut berpengaruh

atau tidak adalah dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Hasil

keofisien korelasi menujukkan nilai thitung sebesar 2,369 sedangkan ttabel

sebesar 2,101, sehingga thitung > ttabel (2,369 > 2,101) maka H0 ditolak

dan nilai thitung bertanda positif (+) yang menyatakan bahwa variabel

X1 Jumlah Uang Beredar berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga

Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan.

Hal ini menjelaskan bahwa ketika Jumlah Uang Beredar meningkat

maka permintaan barang dan jasa akan mengalami kenaikan yang akan

mengakibatkan tingkat konsumsi masyarakat meningkat dalam

menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhanya dalam membeli

barang dan jasa, yang artinya setiap kenaikan Jumlah Uang Beredar

akan mengakibatkan terjadinya kenaikan Indeks Harga Konsumen di

Provinsi Sulawesi Selatan.

Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fazhar Sumantri dan Umi Latifah (2019) dengan judul Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Indeks Harga Konsumen, yang menujukkan secara

parsial, Jumlah Uang Beredar berpengaruh signifikan terhadap Indeks

Harga Konsumen.

b. Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi

Selatan 2015-2019

Page 76: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

59

Berdasarkan hasil pengujian uji parsial (uji t) hipotesis X2, maka hasil

perhitungan yang diperoleh adalah probabilitas signifikansi (0,000) yang

lebih kecil dari nilai signifikansi yang diharapkan (0,05) menujukkan Inflasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Konsumen di

Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini dilihat dari Tabel 4.11 diketahui bahwa

nilai thitung sebesar -5,254 maka untuk mengetahui variabel tersebut

berpengaruh atau tidak adalah dengan membandingkan nilai thitung

dengan ttabel. Maka hasil koefisien korelasi menujukkan nilai thitung

sebesar -5,254 sedangkan ttabel sebesar 2,101, sehingga thitung < ttabel

(-5,254< 2,101) H0 diterima dan nilai thitung bertanda negatif (-). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel X2 Inflasi mempunyai hubungan

berbanding terbalik (berlawanan) terhadap Indeks Harga Konsumen di

Provinsi Sulawesi Selatan, yang menujukkan bahwa jika Inflasi meningkat

maka Indeks Harga Konsumen Harga Konsumen akan menurun.

Hal ini menjelaskan bahwa ketika terjadi Inflasi atau setiap terjadinya

kenaikan harga barang dan jasa, maka akan menurunkan tingkat

kemampuan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam

membeli barang dan jasa, yang menujukkan bahwa ketika Inflasi

meningkat maka akan meyebabkan turunnya Indeks Harga Konsumen di

Provinsi Sulawesi Selatan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Fazhar Sumantri dan Umi Latifah (2019) dengan judul Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Indeks Harga Konsumen, yang menujukkan bahwa

secara parsial, Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga

Konsumen.

Page 77: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pengaruh Jumlah Uang Beredar dan

Inflasi terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan, maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Jumlah Uang yang Beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan 2015-2019.

2. Inflasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga

Konsumen di Provinsi Sulawesi Selatan 2015-2019.

3. Jumlah Uang yang Beredar dan Inflasi secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Indeks Harga Konsumen di Provinsi Sulawesi

Selatan 2015-2019.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah dijelaskan

sebelumnya maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada pemerintah mampu mengurangi terjadinya suatu

ketimpangan ekonomi yaitu harga barang dan jasa di Provinsi Sulawesi

Selatan yang ternyata masih sangat tinggi hal ini dapat dilihat dari

perbedaan harga barang dan jasa disetiap kabupaten dan kota di

Provinsi Sulawesi Selatan, harapan peneliti agar kedepan tingkat

kesenjangan ekonomi dari harga barang dan jasa bisa menurun dan

tingkat harga semakin stabil di setiap kabupaten dan kota, sehingga

Page 78: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

61

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan bisa semakin

meningkat.

2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode

penelitian berbeda dengan menggunakan data primer dalam mengukur

tingkat perubahan harga secara lansung ke lapangan, sehingga

penelitian selanjutnya memiliki gambaran secara lansung bagaimana

Jumlah Uang yang Beredar di masyarakat, tingkat perubahan harga dan

pola konsumsi masyarakat dalam membeli barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhannya. Sehingga penelitian selanjutnya dapat

menggambarkan secara lansung dan jelas bagaimana terjadinya

mekanisme pasar dan kesenjagan ekonomi dan masalah-masalah yang

dapat diangkat menjadi variabel penelitian.

Page 79: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

62

DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, S.N., 2018. Sistem Peramalan Indeks Harga Konsumen (IHK) Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia, (online), Vol. 12 No. 1 p. 56-64, April 2016. ISSN 2580-8397 (http://jurnal.stmikasia.ac.id/index.php/jitika/article/view. Diakses tanggal 11 Juni 2020).

Bank Indonesia 2020. Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan 2020

(https://www.bi.go.id., Diakses tanggal 16 Agustus 2020). Bank Indonesia 2019. Uang Beredar (M1) dan Faktor yang Mempengaruhi 2019

(https://www.bi.go.id/id/publikasi/perkembangan/pages/M1-2019.aspx, Diakses tanggal 5 April 2020).

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan 2020. Inflasi Provinsi Sulawesi

Selatan 2019 (https://sulsel.bps.go.id. Diakses tanggal 12 Agustus 2020). Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan 2020. Indikator Makro Sosial

Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan triwulan 1 - 2020 (https://sulsel.bps.go.id. Diakses tanggal 12 April 2020).

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan 2020. Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam Angka 2020 (https://sulsel.bps.go.id. Diakses tanggal 12 Agustus 2020).

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan 2019. Indeks Harga Konsumen

Provinsi Sulawesi Selatan 2019 (https://sulsel.bps.go.id. Diakses tanggal 10 April 2020).

Dewi, Krishnanti., Adikara, P.P., dan Adinugroho, Sigit. 2018. Prediksi Indeks

Harga Konsumen (IHK) Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Menggunakan Metode Support Vector Regression. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. (online) (http://www.j-ptiik.ub.ac.id/index., Diakses tanggal 11 Juni 2020).

Eachem, Mc. 2000. Ekonomi Makro, Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

23. Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.

Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

Page 80: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

63

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS Yogyakarta: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

Hamdan. 2017. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Inflasi menurut Indeks

Harga Konsumen dan Implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba PangkalpinangVol 1, No. 1, Edisi Juli 2017, hal 89-101. (online). (http://www.stiepertiba.ac.id, diakses 9 April 2020).

Irham, Fahmi. 2011. Analisis Laporan Akuntansi. Bandung: Alfabeta Kristinae, Vivy. 2018. Analisis Pengaruh Indeks Harga Konsumen Terhadap

Inflasi ( Studi kasus pada Inflasi Palangka Raya dan Kab. Sampit Kalimantan Tengah. Jurnal Aplikasi dan Manajemen, Ekonomi dan Bisnis,Vol. 3 , No. 1, Oktober 2018 (online). (http://www.jameb.stimilashharanjaya.ac.id, diakses 10 April 2020).

Karlina, Berlian. 2017. Pengaruh Tingkat Inflasi, Indeks Harga Konsumen

Terhadap PDB di Indonesia Pada Tahun 2011-2015. Jurnal Ekonomika dan Manajemen Vol. 6 No. 1 April 2017, (online), (http://www.fe.budiluhur.ac.id, diakses tanggal 9 April 2020).

Langi, T. (et al). 2014. Analisis Pengaruh Suku Bunga BI, Jumlah Uang Beredar

dan Tingkat Kurs Terhadap Tingkat Inlasi di Indonesia. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. 44-58.

Mankiw,G., Quah, E. & Wilson, P. 2013. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta:

Salemba Empat ISBN 978-981-4384-85-8 (online) (https//id.m.wikipedia.org. diakses tanggal 23 Juni 2020).

Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi, Edisi Kelima, Penerbit

Erlangga, Jakarta. Novia Nafisah, Respatiwulan. 2019. Analisis Faktor Indeks Harga Konsumen

Kota Semarang. Indonesian Journal of Applied Statistics Volume 2 No.2 November 2019. (online) (https//jurnal.uns.ac.id., diakses tanggal 14 Juni 2020).

Ningsih, Suhesti, dan Kristiyanti, L., 2019. Analisis Pengaruh Jumlah Uang

Beredar, Suku Bunga dan Nilai Tukar Terhadap Inflasi di Indonesia Periode 2014-2016. Jurnal manajemen Daya Saing (online) https://scholar.google.com diakses tanggal 29 Mei 2020).

Rahardja, P., dan Manurung, 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi &

Makro Ekonomi). Edisi Ketiga. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sumantri, Fazhar., dan Latifah, Umi. 2019. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Indeks Harga Konsumen, jurnal Ekonomi dan Bisnis Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019, (online). (http://

Page 81: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

64

ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta, diakses tanggal 4 April 2020).

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

AFABETA, CV Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

AFABETA Suarsiha, Siti., Achsanib N.A., dan Nuryartonob, Nunung. 2016. Dampak

Perubahan Nilai Tukar terhadap Indeks Harga Konsumen Bahan Makanan di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, (online), Vol. 17 No. 1 Juli 2016: 1-14 (http://www.researchgate.net, diakses tanggal 11 April 2020).

Tambunan, 2011. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris Jakarta :

Ghalia Indonesia Usman, Z.U., 2019. Hubungan Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Nilai Tukar

Terhadap Pendapatan Nasional di Indonesia Menggunakan Model Dinamis. Jurnal Ekonomi Regional Unimal, Volume 02 Nomor 02 Agustus 2019. (online) (http://www.ojs.unimal.ac.id/index.php/ekonomi_regional, diakses tanggal 14 Juni 2020).

Wanto, Anjar., dan Windarto A.P. 2017. Analisis Prediksi Indeks Harga

Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation. Jurnal & Penelitian Teknik Informatika Volume 2 Nomor 2, Oktober 2017, (online), (https://scholar.google.com, diakses tanggal 28 Mei 2020).

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi Ketiga.

Yogyakarta : Ekonesia

Page 82: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

65

LAMPIRAN

Page 83: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

66

Lampiran 1 Rekapitulasi Data Seluruh Variabel

Periode Jumlah Uang Beredar (Rp.Triliun)

Inflasi (% persen) Indeks Harga Konsumen

2015

Triwulan I 2.26 7.13 116.54

Triwulan II 4.06 8.06 118.55

Triwulan III 5.99 8.36 121.06

Triwulan IV 3.96 4.48 122.13

2016

Triwulan I 1.49 5.7 123.62

Triwulan II 5.02 4.3 123.65

Triwulan III 2.59 3.07 124.78

Triwulan IV 2.08 2.94 125.71

2017

Triwulan I 1.29 3.42 127.84

Triwulan II 3.18 4.49 129.2

Triwulan III 2.1 4.17 129.98

Triwulan IV 1.99 4.44 131.29

2018

Triwulan I 2.25 3.7 132.57

Triwulan II 6.08 4.14 134.55

Triwulan III 6.23 3.09 134

Triwulan IV 4.81 3.5 135.89

2019

Triwulan I 2.49 3.08 136.65

Triwulan II 6.98 2.98 138.56

Triwulan III 4.63 3.57 138.56

Triwulan IV 5.52 2.35 139.08

Page 84: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

67

Lampiran 2 Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 20

Normal Parametersa,b Mean 1.2016

Std. Deviation .51724

Most Extreme Differences Absolute .139

Positive .136

Negative -.139

Test Statistic .139

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 85: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

68

2. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 137.538 3.412 40.315 .000

JUB 1.291 .545 .332 2.369 .030 .999 1.001

Inflasi -3.028 .576 -.737 -5.254 .000 .999 1.001

a. Dependent Variable: IHK

3. Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea 1.12995

Cases < Test Value 10

Cases >= Test Value 10

Total Cases 20

Number of Runs 8

Z -1.149

Asymp. Sig. (2-tailed) .251

a. Median

Page 86: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

69

4. Uji Heterokedasititas

Page 87: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

70

Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 137.538 3.412 40.315 .000

JUB 1.291 .545 .332 2.369 .030 .999 1.001

Inflasi -3.028 .576 -.737 -5.254 .000 .999 1.001

a. Dependent Variable: IHK

Page 88: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

71

Lampiran 4 Hasil Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .816a .666 .627 4.26731

a. Predictors: (Constant), Inflasi, JUB

b. Dependent Variable: IHK

2. Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 616.965 2 308.483 16.940 .000b

Residual 309.568 17 18.210

Total 926.533 19

a. Dependent Variable: IHK

b. Predictors: (Constant), Inflasi, JUB

3. Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 137.538 3.412 40.315 .000

JUB 1.291 .545 .332 2.369 .030 .999 1.001

Inflasi -3.028 .576 -.737 -5.254 .000 .999 1.001

a. Dependent Variable: IHK

Page 89: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

72

Page 90: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

73

Page 91: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI …

74

BIOGRAFI PENULIS

Muh. Akram Pratama Amir, lahir di Makassar pada tanggal

28 Juli 1999, Putra Pertama dari pasangan Bapak Muh.

Amir dengan Ibu Juniarti.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2004 di

SDN Aeng Batu-batu Kabupaten Takalar, dan tamat pada

tahun 2010, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa

dan tamat pada tahun 2013. Selanjutnya pada tahun yang sama pula penulis

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa dan

tamat pada tahun 2016. Melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2016,

penulis berhasil lolos seleksi dan terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan

Ekonomi Pembangunan di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.