Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 256-276 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
256
PENGARUH INVESTOR CONFIDENCE YANG DIMODERASI OLEH
TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN
INVESTASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT
DI BURSA EFEK INDONESIA
Maya Zatil Aqmar¹, Said Musnadi²*
1,2) Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
2) email: [email protected]
Abstract:This research examines how corporate governance can reduce asymmetric information
which will ultimately foster investor confidence in a company. Investor confidence has a significant
influence on investment decisions, investor confidence can affect financing in the company. Therefore
this study aims to determine the effect of corporate governance and investor confidence on investment
decisions. This study uses panel data, with purposive sampling method in order to obtain a sample of
25 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the 2015-2018 period.
The analytical method used is OLS. The findings of this study confirm that there is a significant
influence of investor confidence in investment decisions in manufacturing companies. Our findings
also imply that investment rates are higher in companies with good corporate governance. Good
corporate governance practices can improve the oversight function of board members, so it will be
sufficient to control the interests of shareholders, so that company managers can make decisions
effectively.
Keywords: Investor confidence, Corporate Governance, Investment Decisions
Abstrak: Penelitian ini meneliti bagaimana tata kelola perusahaan dapat mengurangi asymmetric
information yang pada akhirnya akan menumbuhkan kepercayaan investor terhadap suatu perusahaan.
Kepercayaan investor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi, kepercayaan
investor dapat mempengaruhi pembiayaan dalam perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh tata kelola perusahaan dan investor confidenceterhadap keputusan
investasi. Sampel pada penelitian ini merupakan data panel, dengan pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 25 perusahaan
manufaktur yang tercatat di BEI selama periode 2015-2018. Metode analisis yang digunakan adalah
OLS. Temuan penelitian ini mengkonfirmasi bahwa ada pengaruh yang signifikan dari investor
confidence pada keputusan investasi di perusahaan manufaktur. Temuan kami juga menyiratkan bahwa
tingkat investasi lebih tinggi di perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang baik. Praktik tata kelola
perusahaan yang baik dapat meningkatkan fungsi pengawasan anggota dewan, maka akan cukup untuk
mengontrol kepentingan pemegang saham, sehingga manajer perusahaan dapat membuat keputusan
secara efektif.
Kata kunci: Investor confidence, Tata Kelola Perusahaan, Keputusan Investasi
PENDAHULUAN
Kegiatan investasi merupakan
penanaman modal yang mengharapkan
mendapatkan keuntungan di masa yang
akan datang untuk satu atau lebih aktiva
dan berjangka waktu lama. Kegiatan
investasi di pasar modal menggunakan
dana dalam jumlah besar dan keputusannya
menjadi paling penting bagi semua
pemangku kepentingan. Dalam proses
pengambilan keputusan investasi, investor
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 256-276 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
257
diasumsikan rasional yang selalu
mempertimbangkan risk dan return (Frijns
et al., 2008). Hal ini juga sesuai dengan
Efficient Market Hypothesis atau
TeoriPasar Efisien yang mengatakan
bahwa dalam mengambil keputusan
investasi, investor sepenuhnya bertindak
secara rasional (Fama, 1970).Pasar modal
yang efisien adalah pasar yang harga
sekuritasnya telah mencerminkan semua
informasi yang relavan, sehingga investor
bertindak secara rasional melalui informasi
tersebut. Semakin cepat informasi baru
tercermin pada harga sekuritas, semakin
efisien pasar modal tersebut (Husnan,
1991). Menurut Shefrin (2007) pada pasar
yang efisien investor tidak bisa
mendapatkan abnormal return karena
harga pasar mencerminkan semua
informasi yang ada.
Investor yang rasional akan
melakukan analisis terkait dengan keadaan
ekonomi, laporan keuangan perusahaan,
serta mengevaluasi kinerja perusahaan
sebelum mengambil keputusan. Namun,
menurut Agency Theory (Jensen &
Meckling, 1976) mengatakan tidak semua
informasi tersebut tersedia di pasar modal
karena adanya asymmetric information
yaitu kegiatan maupun informasi yang
dimiliki oleh agent yang merupakan orang
dalam (insider) dan memiliki informasi
lebih cepat mengenai perusahaan
dibandingkan orang luar (outsider)
sehingga membuat pasar menjadi tidak
efisien.Berle dan Means (1932),
menunjukkan adanya investor luar yang
dirugikan, terutama ketika mereka secara
individu tidak memiliki keahlian atau
sumber daya untuk memantau tindakan
orang dalam (insider) atau akses ke
informasi terkait prospek masa depan
perusahaan.Asymmetric
informationmenyebabkan terjadinya reaksi
investor yang underreaction atau
overreactionhal ini menunjukkan bahwa
tidak semua informasi tersedia di pasar
(Bushman et al., 2006).
Investor dapat melakukan
kesalahan dalam menafsirkan informasi
karena dipengaruhi oleh keadaan
emosional. Hal ini sesuai dengan literatur
empiris yang membuktikan investor tidak
benar-benar rasional dalam mengambil
keputusan. Teori Behavioral Finance
muncul sebagai studi psikologi yang
membahas tentang perilaku praktisi
keuangan dalam mengambil keputusan
(DeBond & Thaler, 1985). Investor
confidence merupakan salah satu faktor
psikologi yang mempengaruhi investor.
Keadaan emosional investor seperti
keraguan dan kepercayaan menyebabkan
investor berperilaku secara tidak rasional.
Investor confidence adalah investor yang
memiliki kepercayaan diri dan keyakinan
terhadap keputusan yang diambil (Shleifer
dan Vishny, 1997). Pengukuran investor
confidence dalam penelitian ini
menggunakan Investor Sentiment Index
(ISI) yang dikembangkan oleh Persaud
(1996) dan Bandopadhyaya dan Jones
(2006). Sentimen investor mempengaruhi
harga saham sehingga menyebabkan
penyimpangan harga saham dari nilai
fundamentalnya (Baker & Wurgler, 2006,
2007). Demikian juga De Bondt & Thaler
(1985) mengatakan bahwa penyimpangan
harga saham dari harga wajarnya, berupa
harga saham lebih tinggi (overvalued) dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 256-276 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
258
harga saham lebih rendah (undervalued)
yang disebabkan overreaction dan
underreaction. Investor yang overreaction
menyiratkan sikap investor yang optimis
berlebihan terhadap berita baik sehingga
mengakibatkan harga saham dinilai terlalu
tinggi (overvalued). Di sisi lain, investor
pesimis mungkin melebih-lebihkan berita
buruk sehingga saham menjadi
undervalued. Overvalued dan undervalued
pada harga saham disebut mispricing.
Mispricing dapat terjadi pada lingkungan
rasional maupun irrasional. Maka dari itu,
sentimen investor dapat menyebabkan
mispricing.
Sejumlah penelitian menunjukkan
bahwa investor confidence memiliki
dampak pada keputusan investasi yang
dibuat oleh manajer (Polk & Sapienza,
2009; Gilchrist et al., 2005; Bernardo dan
Welch, 2001). Manajer dapat
meningkatkan investasi perusahaan untuk
memenuhi sentimen investor terkait
perilaku optimisme dan pesimisme investor
(McConnell & Muscarella, 1985).
Berdasarkan penelitian Shahid (2019) yang
mengemukakan bahwa tingkat investor
confidence yang tinggi akan meningkatkan
investasi dalam suatu perusahaan. Ketika
investor menjadi lebih optimis pada
perusahaan, manajemen cenderung
berinvestasi lebih banyak, ini berarti bahwa
jika investor yakin maka mereka akan
melakukan investasi, kemudian manajer
keuangan dapat meningkatkan pengeluaran
untuk investasi berikutnya sebagai
motivasi untuk memenuhi kepercayaan
investor. Di sisi lain, jika investor pesimis
(tidak yakin) maka tingkat investasi
rendah. Dengan kata lain, keputusan
investasi oleh manajer disebabkan oleh
sentimen investor dan menyebabkan
terjadinya overinvestment atau
underinvestment, sehingga mempengaruhi
sumber pendanaan pada perusahaan.
Kepercayaan investor yang terkait dengan
perilaku irrasional tersebut dapat
mempengaruhi keputusan pembiayaan dan
investasi dalam perusahaan. Keynes (1936)
menyelidiki komponen irrasional dalam
harga aset yang mempengaruhi keputusan
pembiayaan dan investasi perusahaan.
Morck et al.,(1990) dan Blanchard et
al.,(1993) mengatakan bahwa sumber
ekuitas dapat mempengaruhi investasi
manajer dan keputusan pembiayaan.
Perusahaan dengan tingkat dana internal
yang tinggi tidak diperlukan untuk
mendapatkan pembiayaan dari pasar
ekuitas. Ketika investor yakin, biaya
pembiayaan dari sumber ekuitas bisa lebih
rendah, karena manajer tidak perlu lagi
menggunakan dana dari dalam perusahaan
untuk investasi dan manajer keuangan akan
mendapatkan lebih dari keuangan yang
dibutuhkan perusahaan. Akibatnya, akan
ada uang tunai berlebihan yang
mengurangi efektivitas investasi
perusahaan (Jensen, 1976).
Peningkatan tata kelola perusahaan
dan investor confidence telah menjadi
sangat penting dalam pasar saham yang
sedang berkembang terutama seperti di
Indonesia. Saat ini, arus modaldari negara
maju ke pasar negara berkembang telah
meningkat, karena adanya sejumlah besar
investor yang bersedia menginvestasikan
dana modal mereka di pasar-pasar dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi dan
peluang investasi yang lebih baik. Bank
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 256-276 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
259
Indonesia mencatat aliran modal asing ke
Indonesia (capital inflow) hingga awal Juli
2019 telah mencapai Rp. 170,1 triliun
dengan jumlah sebelumnya Rp. 154 triliun
pada Juni 2019 yang juga terus meningkat
dari tahun ke tahun sebelumnya
(JawaPos.com,2019). Gubernur Bank
Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan
adanya peningkatan aliran modal asing ke
Indonesia membuktikan bahwa pasar dan
investor menyambut positif perekonomian
di Indonesia. Masuknya investasi ke
Indonesia menunjukkan kepercayaan dari
pasar dan investor terhadap prospek
ekonomi dan kebijakan yang ditempuh
pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas
Jasa Keuangan. Tingkat keyakinan investor
di Indonesia pada desember 2018 tumbuh
sebesar 0,3 % dibandingkan kuartal
sebelumnya, penelitian ini dilakukan pada
perusahaan sektor manufaktur
menggunakan Business Tendency Index
triwulanan (Sumber CEIC.com, 2019).
CEIC merupakan perusahaan yang
didirikan di Hongkong pada tahun 1992
oleh tim ekonom dan analis terbaik
dibidangnya. CEIC menyediakan data yang
digunakan sebagai dasar dalam keputusan
bisnis, analisis ekonomi, rencana jangka
panjang, dan sebagainya.
Selain itu mekanisme pengawasan
yang dilakukan otoritas bursa terkadang
dinilai masih lemah dalam mengatasi
konflik yang disebabkan pelaku dalam
bursa saham yang mengutamakan
kepentingan sendiri. Namun, saat ini
perusahaan di Indonesia telah menerapkan
praktik Good Corporate Governance
(GCG) yang relatif semakin membaik. Hal
ini berdasarkan peringkat ASEAN
Corporate Governance Scorecard
(ACGS), Indonesia pada tahun 2017
mengalami peningkatan menjadi 70,59 dari
62,88 pada tahun 2015 sebelumnya (Warta
Ekonomi, 2018). ACGS merupakan tolak
ukur untuk menilai praktik Corporate
Governance para emiten di negara Asia
Tenggara dan merupakan inisiatif dari
ASEAN Capital Market Forum. Penerapan
tata kelola perusahaan sangatlah penting
bagi negara karena dapat menurunkan
tingkat country risk dalam upaya
memulihkan dan menstabilkan
perekonomian nasional maupun manfaat
bagi perusahaan itu sendiri dalam
meningkatkan value of the firm.
Kerangka umum dalam praktik tata
kelola perusahaan, evaluasi kinerja
perusahaan dan investasi perusahaan
sebanding diseluruh perusahaan dan pasar,
maka dampak dari investor confidence dan
interaksinya dengan dengan tata kelola
perusahaan pada keputusan investasi
perusahaan perlu ditelusuri. Berdasarkan
penelitian sebelumnya oleh Shahid (2019),
yang meneliti dampak dari investor
confidence yang dimoderasi oleh tata
kelola perusahaan pada keputusan investasi
perusahaan di dua bursa saham terkemuka
di Asia yaitu India dan Pakistan. Yeun-
Wen et al., (2008) yang menyelidiki pola
investasi perusahaan Australia dan
menegaskan bahwa mispricing disebabkan
oleh investor confidence memiliki dampak
yang signifikan terhadap tingkat investasi.
Hasil ini mendukung gagasan bahwa
investor confidence mempengaruhi tingkat
investasi perusahaan yang didanai oleh
ekuitas. Penelitian ini juga meneliti
dampak dari investor confidenceyang
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 256-276 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
260
dimoderasi oleh tata kelola perusahaan
pada keputusan investasi perusahaan di
Indonesia menggunakan populasi dari
perusahaan manufatursebanyak 165
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia dengan tiga indeks sektoral yaitu
sektor industri dasar dan kimia, industri
barang konsumsi (consumer good), dan
industri lainnya (miscellaneous industry).
Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling, sampel data
terdiri dari 25 perusahaan manufatur
selama priode 2015-2018 dengan kriteria
sampel pada perusahaan yang
mengeluarkan laporan tahunan dan
menerapkan praktik tata kelola perusahaan
yang baik melalui pengawasan oleh dewan
direksi, direktur independen, audit dan
remunerasi, serta tersedia informasi saham
perusahaan.
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah 1). Mengetahui pengaruh investor
confidence(sentimen investor) terhadap
keputusan investasi. 2). Mengetahui
pengaruh investor confidence(sentimen
investor)yang dimoderasi oleh tata kelola
perusahaan (jumlah dewan direksi, direktur
independen, audit dan remunerasi)
terhadap keputusan investasi. 3).
Mengetahui pengaruh tata kelola
perusahaan (jumlah dewan direksi, direktur
independen, audit dan remunerasi)dalam
mengurangi asymmetric information dan
mempengaruhi investor confidence.
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Berdasarkan penelitian Shahid (2019),
menemukan bahwa tingkat investor
confidence yang tinggi akan meningkatkan
investasi dalam suatu perusahaan. Polk &
Sapienza (2009), meneliti dampak dari
investasi perusahaan pada investor
confidence, dimana mereka menemukan
hubungan positif dan signifikan diantara
mereka.Manajer dapat meningkatkan
investasi perusahaan untuk memenuhi
sentimen investor terkait perilaku
optimisme dan pesimisme investor
(McConnell & Muscarella, 1985).
H1:Tingkat investor confidence yang tinggi
mengakibatkan lebih banyak investasi
Berdasarkan penelitian Shahid (2019)
yang mengemukakan bahwa tingkat
investor confidenceyang tinggi akan
meningkatkan investasi dalam suatu
perusahaan. Ketika investor menjadi lebih
optimis pada perusahaan, manajemen
cenderung berinvestasi lebih banyak, ini
berarti bahwa jika investor yakin maka
mereka akan melakukan investasi,
kemudian manajer keuangan dapat
meningkatkan pengeluaran untuk investasi
berikutnya sebagai motivasi untuk
memenuhi kepercayaan investor, di sisi
lain, jika investor pesimis (tidak yakin)
maka tingkat investasi rendah.
H2:Tata kelola perusahaan (jumlah dewan
direksi, jumlah direktur independen,
jumlah audit dan remunerasi)
mempengaruhi investor confidence
dan akan mengurangi dampak pada
tingkat investasi perusahaan.
Menurut Jensen dan Meckling (1976)
informasi mengenai perusahaan tidak
semuanya tersedia di pasar modal. Masalah
agent dan principal dapat timbul karena
adanya asymmetric information yang
berkaitan dengan kegiatan maupun
informasi yang dimiliki oleh agent yang
merupakan orang dalam (insider) dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 256-276 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
261
memiliki informasi lebih cepat mengenai
perusahaan dibandingkan orang luar
(outsider).Oleh karena itu dibutuhkan
adanya sistem tata kelola yang baik dalam
sebuah perusahaan yang dapat mengurangi
asymmetric information.
H3:Tata kelola perusahaan (jumlah dewan
direksi, jumlah direktur independen,
jumlah audit dan remunerasi) akan
mengurangi asymmetric information,
dan meningkatkan investor confidence.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini
akan menjelaskan hubungan antar masing-
masing variabel dapat dilihat pada gambar
1 dan 2.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini terdiri dari
seluruh perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan
populasi sebanyak 165 perusahaan dari tiga
262
indeks sektoral yaitu perusahaan sektor
industri barang konsumsi (consumer good),
industri dasar dan kimia (basic industry
and chemicals), dan industri lainnya
(miscellaneous industry). Sampel
penelitian meliputi data dari 25 perusahaan
manufatur yang paling aktif yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia selama periode
2015-2018. Penarikan sampel dilakukan
dengan metode Purposive Sampling,
dengan kriteria sampel pada perusahaan
yang mengeluarkan laporan tahunan dan
menerapkan praktik tata kelola perusahaan
yang baik melalui pengawasan oleh dewan
direksi, direktur independen, audit dan
remunerasi, serta tersedia informasi saham
perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari informasi laporan
keuangan tahunan perusahaan, data saham,
dan data profil perusahaan manufaktur
selama periode 2015-2018 pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di
BEI, yang telah dipublikasikan dan
diperoleh dari website resmimasing-masing
perusahaan manufaktur, www.idx.co.id,
www.sahamok.com,dan
www.finance.yahoo.com. Penelitian ini
menggunakan analisis data panel untuk
memeriksa hubungan antara tata kelola
perusahaan, asymmetric information,
investor confidence, dan keputusan
investasi perusahaan.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam
penelitian ini menggunakan software
eviews 9. Model yang digunakan pada
penelitian ini adalah model regresi data
panel dan menggunakan analisis regresi
berganda dengan metode estimasi
Ordinary Least Square (OLS). Dengan
persamaannya sebagai berikut :
Dalam model (1),variabel dependen
adalah investasi baru (INVEST) dan
variabel independen adalah investor
confidence (SENTI), tata kelola perusahaan
(GC), ukuran perusahaan (size), arus kas
(CF) dan Tobin’s q.
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡 𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1𝑆𝐸𝑁𝑇𝐼𝑖𝑡 +
𝛽2𝐵𝑂𝐷𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡+ 𝛽3𝐵𝑂𝐷𝐼𝑁𝐷𝑖𝑡+ 𝛽4𝐴𝑈𝐷𝑇𝐶𝑖𝑡 +
𝛽5𝐶𝐹𝑖𝑡 + 𝛽6𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽7𝑇𝑄𝑖𝑡 + Ɛ𝑖𝑡
Dalam model 2, memeriksa apakah
tata kelola perusahaan dapat memoderasi
pengaruh investor confidence dalam
keputusan investasi perusahaan di
Indonesia. Untuk tujuan ini,
ditambahkaninteraksi (SENT*CG) antara
tata kelola perusahaan dan indeks investor
confidencedalam model. Model ini
memiliki spesifikasi sebagai berikut:
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡 𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1𝑆𝐸𝑁𝑇𝐼𝑖𝑡 +
𝛽2𝐵𝑂𝐷𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡+ 𝛽3𝐵𝑂𝐷𝐼𝑁𝐷𝑖𝑡+ 𝛽4𝐴𝑈𝐷𝑇𝐶𝑖𝑡 +
𝛽5𝐶𝐹𝑖𝑡 + 𝛽6𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽7𝑇𝑄𝑖𝑡 + 𝛽8𝑆𝐸𝑁𝑇𝐼𝑖𝑡 ∗
𝐵𝑂𝐷𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽8𝑆𝐸𝑁𝑇𝐼𝑖𝑡 ∗ 𝐵𝑂𝐷𝐼𝑁𝐷𝑖𝑡 +
𝛽8𝑆𝐸𝑁𝑇𝐼𝑖𝑡 ∗ 𝐴𝑈𝐷𝑇𝐶𝑖𝑡 + Ɛ𝑖𝑡
Model 3, ''praktek tata kelola
perusahaan yang baik mengurangi
asymmetric information, maka
mempengaruhi investor confidence.''
𝑆𝐸𝑁𝑇𝐼 𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1𝐼𝐴𝑖𝑡 +
𝛽2𝐵𝑂𝐷𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡+ 𝛽3𝐵𝑂𝐷𝐼𝑁𝐷𝑖𝑡+ 𝛽4𝐴𝑈𝐷𝑇𝐶𝑖𝑡 +
𝛽5𝐼𝐴𝑖𝑡 ∗ 𝐵𝑂𝐷𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽6𝐼𝐴𝑖𝑡 ∗ 𝐵𝑂𝐷𝐼𝑁𝐷𝑖𝑡 +
𝛽7𝐼𝐴𝑖𝑡 ∗ 𝐴𝑈𝐷𝑇𝐶𝑖𝑡 + Ɛ𝑖𝑡
Variabel Operasional
1. Variabel Dependen
263
- Keputusan Investasi
(Persamaan 1&2)
Pengukuran variabel keputusan
investasi perusahaan pada
penelitian ini mengikuti
Richardson (2006) dan Grundy
dan Li (2010), dengan
menggunakan new investment
untuk proxy keputusan
investasi perusahaan. New
investment (INVEST) dihitung
sebagai pengeluaran total
investasi dikurangi amortisasi
dan beban penyusutan.
𝐼𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿, 𝑡 =
𝐶𝐴𝑃𝐸𝑋𝑡 + 𝑅𝐷𝑡 − 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑃𝑃𝐸𝑡
- Sentiment Investor (Persamaan
3)
2. Variabel Independen
- Sentiment Investor (Persamaan
1&2)
- Asymmetric Information
Semakin kecil spread yang
terjadi berarti pelaku pasar
memiliki informasi yang sama
(tidak ada yang memiliki
informasi superior), sehingga
cumulative abnormal return
yang diperoleh investor akan
semakin kecil.
Indikator asymmetric
information
SPREAD = ((𝑎𝑠𝑘𝑖,𝑡 - 𝑏𝑖𝑑𝑖,𝑡 ) /
(𝑎𝑠𝑘𝑖,𝑡 - 𝑏𝑖𝑑𝑖,𝑡 ) / 2)
x 100%
- Tata Kelola Perusahaan (dewan
direksi, direktur independen,
audit dan remunerasi)
Tata kelola perusahaan adalah
seperangkat sistem kontrol yang
dibentuk untuk mengendalikan
perusahaan serta orang-orang
yang terlibat didalamnya
sehingga tercapai transparansi
diantara berbagai pihak.
𝑇𝑎𝑡𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
= 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
3. Variabel Kontrol
- Arus Kas
Berdasarkan Richardson (2006)
arus kas dihitung sebagai
jumlah pendapatan sebelum
extraordinary item dan
depresiasi dikurangi dengan
total aset.
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
− 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
- Peluang Investasi
Peluang investasi merupakan
pilihan investasi yang tersedia
bagi individu atau perusahaan.
Shahid (2019), menemukan
bahwaTobin’s Q secara statistik
signifikan dan positif
berhubungan dengan investasi.
Indikator dari peluang investasi
𝐴𝑝𝑝𝑟𝑜𝑥𝑖𝑚𝑎𝑡𝑒 𝑞 =
(𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝐸𝐵𝑇)/𝑇𝐴
- Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya
aktiva yang dimiliki suatu
perusahaan.
Variabel ini diukur sebagi
logaritma dari total aset pada
264
awal tahun (Laeven.,
Ratnovski, & Tong, 2016).
𝑠𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑛(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statisik Deskriptif
Berdasarkan analisis yang
dilakukan menggunakan software Eviews 9
maka ditemukan beberapa karakteristik
dari masing-masing variabel yang dapat
diperhatikan pada Tabel 1.
Pengujian statistik deskriptif
menunjukkan nilai N atau data yang diteliti
berjumlah 100 sampel. Rata-rata
investment new sebagai proksi keputusan
investasi yang merupakan pengeluaran
total investasi dikurangi amortisasi dan
beban penyusutan adalah
433004623799.06, yang artinya rata-rata
keputusan investasi yang dilakukan
perusahaan manufaktur pada sampel adalah
sebesar 4.33% dengan nilai maksimum
sebesar 3.061.496.287.476 tahun 2016
pada perusahaan BTEK, menunjukkan nilai
keputusan investasi tertinggi yang pernah
dilakukan oleh perusahaan manufaktur
yang termasuk pada sampel.Nilai
minimumnya 129.450.541 tahun 2018 pada
perusahaan ADMG yang menunjukkan
keputusan investasi terendah yang
dilakukan pada sampel perusahaan
manufaktur. Dengan standar deviasi
sebesar 507333062756.4866 atau dapat
dikatakan nilai penyimpangan variabel
investment new adalah 5.07%.
Pengukuran tingkat investor
confidence dengan proksi sentiment
investor berdasarkan nilai return dan
historic volatilitas menunjukkan nilai rata-
rata investor confidenceadalah 1.840554,
atau sebesar 184%. Adapun nilai
maksimum yang menujukkan tingkat
kepercayaan investor tertinggi pada sampel
perusahaan manufaktur adalah 27.77959
yang terjadi pada tahun 2017 pada
perusahaan IPOL. Nilai minimumnya yang
menunjukkan tingkat kepercayaan investor
terendah adalah sebesar -10.77429 yaitu
pada perusahaan KRAH tahun 2017.
Dengan standar deviasi yaitu 3.611553
atau dapat dikatakan nilai penyimpangan
variabelinvestor confidenceadalah 361%.
Dari hasil pengujian data bid ask
spreadsebagai proksi asymmetric
information, maka ditemukan nilai
minimum sebesar -3.956224, artinya
menunjukkan tingkat asimetri informasi
yang rendah terdapat pada perusahaan
BAJA di tahun 2017. Sedangkan nilai
maksimum sebesar 25.92844, berarti
menunjukkan tingkat asimetri informasi
yang tinggi terdapat pada perusahaan
INRU di tahun 2016.Nilai rata-rata bid ask
spreadadalah sebesar 1.773985 atau 177%
dengan standar deviasi 2.254395 yang
menunjukkan tingkat penyimpangan
variabel asymmetric information sebesar
225%.
Dari hasil pengujian data bodind
sebagai proksi tata kelola perusahaan,
maka ditemukan nilai minimum yang
menunjukkan jumlah terendah direktur
independen pada sampel perusahaan
manufaktur adalah sebesar 1.00 sedangkan
nilai maksimum sebesar 2.00 yang
menujukkan jumlah direktur independen
tertinggi pada sampel perusahaan
manufaktur.
265
Tabel 1 Statistik Deskriptif
Sumber: Data diolah dengan Eviews 2020
Nilai rata-rata bodind adalah
sebesar 1.110000 atau 111% dengan
dengan standar deviasi 0.314466
menunjukkan penyimpangan variabel
bodsize sebesar 31,44%. Dari hasil
pengujian data audtc yang merupakan
variable dummy sebagai proksi tata kelola
perusahaan, maka ditemukan nilai
minimum dewan audit pada sampel
perusahaan manufaktur adalah sebesar 0.00
yang menunjukkan tidak terdapatnya
dewan audit pada perusahaan sedangkan
nilai maksimum sebesar 1.00 yang
menujukkan adanya dewan audit dalam
perusahaan. Nilai rata-rata audtc adalah
sebesar 0.720000 atau 72%. Dengan
standar deviasi 0.451261, atau tingkat
penyimpangan variabel sebesar 45%.
Pengujian statistik deskriptif
menunjukkan rata-rata ukuran perusahaan
yang menggambarkan besar kecilnya
aktiva yang dimiliki perusahaan yang
berdasarkan nilai logaritma dari total asset
adalah 25.50053, atau 2.55%. Adapun
nilai maksimum ukuran perusahaan adalah
29.29987 menunjukkan nilai aktiva
terbesar perusahaan manufaktur yang
termasuk pada sampel yaitu perusahaan
BTEK di tahun 2017. Dan nilai
minimumnya 19.45273 yang menunjukkan
ukuran terkecil perusahaan pada sampel
yaitu perusahaan ADMG di tahun 2018.
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai
standar deviasi yaitu sebesar 3.594317,
yang berarti penyimpangan variabel arus
kas adalah sebesar 359%.
Pengujian statistik deskriptif
variabel peluang investasi yang merupakan
kesempatan investasi yang dimiliki pada
suatu perusahaan berdasarkan rasio nilai
pasar aset perusahaan yang diukur oleh
nilai pasar dari jumlah saham yang beredar
dan hutang terhadap replacement cost dari
aktiva perusahaan, menunjukkan rata-rata
sebesar1.634124, atau 163%. Adapun nilai
maksimum peluang investasi adalah
Keterangan N Min Max Mean Std. Deviasi
Investment
New
100 129.450.541
3.061.496.287
4330046,06 5703330,48
Sentiment
Investor
100 -10.77429 27.77959 1.840554 3.611553
Asymmetric
information
100 -3.956224 25.92844 1.773985 2.254395
Bodsize 100 2.000000 10.00000 3.860000 1.775365
Bodind 100 1.000000 2.000000 1.110000 0.314466
Audtc 100 0.000000 1.000000 0.720000 0.451261
Arus Kas 100 321.163.663 5.590.237.942.495 1289111,03 1332295,33
Ukuran
Perusahaan
100 19.45273 29.29987 25.50053 3.594317
Peluang
Investasi
100 0.250043 4.820000 1.634124 1.269837
266
4.820000 pada perusahaan INAI di tahun
2018, menunjukkan peluang investasi
tertinggi terdapat pada perusahaan
tersebut.Nilai minimumnya 0.250043 yang
menunjukkan peluang investasi terendah
pada sampel perusahaan manufaktur, yaitu
perusahaan ADMG di tahun 2018.
Variabel peluang investasi memiliki nilai
standar deviasi sebesar 1.269837, yang
berarti tingkat penyimpangan variabel
peluang investasi adalah sebesar 126%.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan eviews ditemukan hasil
pengujian statistik t yang dapat dilihat pada
Tabel 2. Hasil pengujian statistik t
persamaan 1menunjukkan sentiment
investor memiliki nilai koefisien yang
positif dan signifikan. Artinya sentiment
investor berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan investasi. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas sentiment
investor adalah 0.0115 yang berarti
signifikan pada tingkat 1%.
Bodsize memiliki nilai koefisien
yang negatif dan tidak signifikan. Artinya
bodsize berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap keputusan investasi.
Hal ini dikarenakan nilai probabilitas
bodsize adalah 0.4061 atau > 0.10.
Bodind memiliki nilai koefisien
yang positif dan signifikan. Artinya bodind
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan investasi. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas bodind
adalah 0.0954 atau< 0.10 yang berarti
signifikan pada tingkat 10%.
Audtc memiliki nilai koefisien yang
positif dan signifikan. Artinya audtc
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan investasi. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas audtc adalah
0.0249 atau <0.05, < 0.10 yang berarti
signifikan pada tingkat 5%.
Arus kas memiliki nilai koefisien
yang negatif dan tidak signifikan. Artinya
arus kas berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap keputusan investasi.
Hal ini dikarenakan nilai probabilitas arus
kasadalah 0.5085 > 0.10.
Ukuran perusahaan memiliki nilai
koefisien yang positif dan signifikan.
Artinya ukuran perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi.
Tabel 2 Pengujian Statistik t Persamaan 1
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.00E+13 3.50E+12 -2.871062 0.0054
SENTIMEN_INVESTOR 2.04E+09 1.96E+09 1.041243 ***0.0115
BODSIZE -5.98E+10 7.15E+10 -0.835954 0.4061
BODIND 2.40E+10 1.82E+11 0.131987 *0.0954
AUDTC 1.78E+10 5.04E+10 0.353332 **0.0249
ARUS_KAS -0.042301 0.063643 -0.664652 0.5085
UKURAN_PERUSAHAAN 4.25E+11 1.41E+11 3.022173 ***0.0035
PELUANG_INVESTASI 7.13E+10 4.54E+10 1.570749 **0.0209
Sumber: Data diolah dengan Eviews (2020) ***signifikansi pada α = 1%
**signifikansi pada α = 5%
*signifikansi pada α = 10 %
267
Hal ini dikarenakan nilai probabilitas
ukuran perusahaan adalah 0.0035 atau <
0.01, < 0.05, < 0.10 yang berarti signifikan
pada tingkat 1%.
Peluang investasi memiliki nilai
koefisien yang positif dan signifikan.
Artinya peluang investasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi. Hal ini dikarenakan nilai
probabilitas ukuran perusahaan adalah
0.0209< 0.05, < 0.10 yang berarti
signifikan pada tingkat 5%.
Maka, dapat dikatakan pada
hipotesis 1 pengaruh sentiment investor
sebagai proksi investor confidence
terhadap keputusan investasi yaitu
sentiment investor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan investasi.
Hal ini dikarenakan nilai probabilitas
sentiment investor adalah 0.0115 yang
berarti signifikan pada tingkat 1%. Dengan
demikian, maka Ha1 diterima. Hal ini
menjawab beberapa penelitian sebelumnya
oleh Yeun-Wen et al., (2008),
Polk & Sapienza (2009), dan Grundy & Li
(2010) yang menguji hubungan yang
kompleks antara sentiment investor dengan
keputusan investasi perusahaan, dan
menemukan bahwa tingkat investor
confidenceyang tinggi dapat meningkatkan
keputusan investasi dalam perusahaan, ini
berarti bahwa jika investor yakin maka
manajer keuangan dapat meningkatkan
pengeluaran perusahaan (investasi) sebagai
motivasi untuk memenuhi kepercayaan
investor.
Di sisi lain, jika investor
meragukan (tidak percaya diri) maka
sebagai hasil, investasi yang rendah
mungkin terjadi. Grund & Li (2010)
berpendapat bahwa manajer mencoba
memaksimalkan nilai pemegang saham
dengan meningkatkan investasi
perusahaan. Oleh karena itu, keputusan
investasi perusahaan bervariasi dengan
tingkat kepercayaan diantara pemegang
saham (Shahid, 2019).
Hasil pengujian statistik
tpersamaan 2dapat dilihat pada tabel 3
menunjukkan sentiment investor memiliki
nilai koefisien yang positif dan signifikan.
Artinya sentiment investor berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi. Hal ini dikarenakan nilai
probabilitas sentiment investor adalah
0.0719 atau > 0,05, < 0.10 yang berarti
signifikan pada tingkat 10%.
Bodsize memiliki nilai koefisien
yang negatif dan tidak signifikan. Artinya
bodsize berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap keputusan investasi.
Hal ini dikarenakan nilai probabilitas
bodsize adalah 0.3823 atau > 0.10.
Bodind memiliki nilai koefisien
yang positif dan signifikan. Artinya bodind
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan investasi. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas bodind
adalah 0.0225 atau < 0,05, < 0.10 yang
berarti signifikan pada tingkat 5%.
Audtc memiliki nilai koefisien yang
positif dan signifikan. Artinya audtc
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan investasi. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas audtc adalah
0.0377 atau< 0.05, < 0.10 yang berarti
signifikan pada tingkat 5%.
268
Arus kasmemiliki nilai koefisien
yang negatif dan tidak signifikan. Artinya
arus kas berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap keputusan investasi.
Hal ini dikarenakan nilai probabilitas arus
kasadalah 0.5831 atau > 0.10.
Ukuran perusahaanmemiliki nilai
koefisien yang positif dan signifikan.
Artinya ukuran perusahaanberpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi. Hal ini dikarenakan nilai
probabilitas ukuran perusahaan adalah
adalah 0.0039< 0.01, < 0.05, dan < 0.10,
yang berarti signifikan pada tingkat 1%.
Peluang investasi memiliki nilai
koefisien yang positif dan signifikan.
Artinya peluang investasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi. Hal ini dikarenakan nilai
probabilitas ukuran perusahaan adalah
0.0826< 0,10 yang berarti signifikan pada
tingkat 10%.
Interaksi antara sentiment investor
dan Bodsize memiliki nilai koefisien yang
positif dan signifikan. Artinya bodsize
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan investasi. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas bodsize
adalah 0.0848< 0.10 yang berarti
signifikan pada tingkat 10%.
Interaksi antara sentiment investor
dan Audtc memiliki nilai koefisien yang
positif dan signifikan. Artinya audtc
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan investasi. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas audtc adalah
0.0313 <0.05, < 0.10 yang berarti
signifikan pada tingkat 5%.
Interaksi antara sentiment investor
dan Bodind memiliki nilai koefisien yang
positif dan signifikan. Artinya bodind
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap keptusan investasi. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas bodind
adalah 0.0049 < 0.01, < 0.05, < 0.10 yang
berarti signifikan pada tingkat 1%.
Tabel 3 Pengujian Statistik t Persamaan 2
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.02E+13 3.55E+12 2.858658 0.0057
SENTIMEN_INVESTOR 2.79E+09 9.57E+09 0.291161 *0.0719
BODSIZE -6.39E+10 7.26E+10 -0.879719 0.3823
BODIND 4.70E+10 1.87E+11 0.251164 **0.0225
AUDTC 2.52E+10 5.32E+10 0.473078 **0.0377
ARUS_KAS -0.035792 0.064882 -0.551650 0.5831
UKURAN_PERUSAHAAN 4.28E+11 1.43E+11 2.996511 ***0.0039
PELUANG_INVESTASI 6.34E+10 4.71E+10 1.347041 *0.0826
SENTIMEN_INVESTOR*BODSIZE -1.11E+09 1.03E+09 1.078409 *0.0848
SENTIMEN_INVESTOR*BODIND 2.06E+09 8.30E+09 0.248036 ***0.0049
SENTIMEN_INVESTOR*AUDTC 2.25E+09 4.67E+09 0.482230 **0.0313
Sumber: Data diolah dengan Eviews (2020)
***signifikansi pada α = 1%
**signifikansi pada α = 5%
*signifikansi pada α = 10 %
269
Maka dari itu Ha2 diterima dan
dapat disimpulkan bahwa tata kelola
perusahaan dapat mengurangi dampak
negatif dari investor confidence dalam
keputusan investasi perusahaan, yang
disebabkan adanya sentiment investor yang
mengarah pada keputusan investasi yang
overinvestment atau underinvestment
sehingga mempengaruhi keputusan
pembiayaan perusahaan yang dapat
menyebabkan perilaku menyimpang oleh
manajer. Jika tingkat kepercayaan investor
tinggi, struktur dewan yang lebih baikdapat
memantau manajer dan mencegah mereka
dari overinvestment karena ketersediaan
arus kas sehingga meningkatkan keputusan
investasi.
Hasil ini menunjukkan bahwa
ukuran struktur dewandapat memoderasi
hubungan antara investor confidence dan
keputusan investasi perusahaan. Dengan
kata lain, tata kelola perusahaan dapat
meningkatkan kepercayaan investor. Hal
ini sesuai dengan penelitian sebelumnya,
Xiaolu et al., (2016) menguji pengaruh
tingkatcorporate governance pada investor
confidence Canadian.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, semakin tinggi tingkat tata kelola
perusahaan, maka menyebabkan investor
confidence yang kuat. Menurut penelitian
Huang dan Tompkins (2010),mereka
menegaskan bahwa investor bereaksipositif
bagi perusahaan di mana orang yang
berbeda memegang posisi CEO dan ketua.
Selain itu, investor bereaksi positif
terhadap perusahaan dengan dewan yang
keanggotaan luarnya tinggi (direktur
independen), kepemilikan CEO rendah,
dan ukuran dewan (dewan direksi) dalam
perusahaan yang kecil.Penelitian
sebelumnya oleh Anglin et al., (2011), juga
menunjukkan bahwa hubungan jumlah
direksi dalam perusahaan, insentif
keuangan yang tinggi untuk anggota dewan
bersama dengan anggota dewan yang
berpengalaman dan komite audit
independen yang memiliki keahlian
keuangan membantu mengurangi
asymmetric information, sehingga
meningkatkan keputusan investasi.
Hasil pengujian statistik
tpersamaan 3dapat dilihat pada tabel 4
menunjukkan asymmetric information
memiliki nilai koefisien yang positif dan
signifikan. Artinya sentiment investor
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap sentiment investor. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas Asymmetric
informationadalah 0.0791< 0.10 yang
berarti signifikan pada tingkat 10%.
Bodsize memiliki nilai koefisien
yang positif dan signifikan. Artinya
bodsize berpengaruh positif dan signifikan
terhadap sentiment investor. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas bodsize
adalah 0.0820 atau < 0.10, yang berarti
signifikan pada tingkat 10%.Bodind
memiliki nilai koefisien yang positif dan
signifikan. Artinya bodind berpengaruh
positif dan signifikan terhadap sentiment
investor. Hal ini dikarenakan nilai
probabilitas bodind adalah 0.0701< 0.10
yang berarti signifikan pada tingkat 10%.
Audtc memiliki nilai koefisien yang positif
dan signifikan. Artinya audtc berpengaruh
positif dan signifikan terhadap sentiment
investor.
270
Tabel 4 Pengujian Statistik t Persamaan 3 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 6.103126 4.799093 1.271725 0.2067
ASYMMETRIC_INFORMATION 3.853472 2.170326 1.775527 *0.0791
BODSIZE 0.234898 0.571506 0.411015 *0.0820
BODIND 6.987456 3.813515 1.832287 *0.0701
AUDTC 2.326654 2.268904 1.025453 ***0.0078
ASYMMETRIC_INFORMATION*BODSIZE 0.313937 0.397747 0.789287 **0.0320
ASYMMETRIC_INFORMATION*BODIND 2.310127 2.174890 1.062181 *0.0909
ASYMMETRIC_INFORMATION*AUDTC 0.730291 0.704202 1.037048 ***0.0024
Sumber: Data diolah dengan Eviews (2020) ***signifikansi pada α = Menguji hubungan antara tata kelola, informasi asimetris, dan
ketidaksempurnaan yang dihadapi perusahaan. 1%
**signifikansi pada α = 5%
*signifikansi pada α = 10
Hal ini dikarenakan nilai probabilitas
audtc adalah 0.0078 atau< 0.01 < 0.05 dan
< 0,10 yang berarti signifikan pada tingkat
1%. Interaksi antara asymmetric
informationdan Bodsize memiliki nilai
koefisien yang positif dan signifikan.
Artinya bodsize memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap sentiment investor.
Hal ini dikarenakan nilai probabilitas
bodsize adalah 0.0320< 0.05, <0.10 yang
berarti signifikan pada tingkat 5%.
Interaksi antara asymmetric
informationdan Bodind memiliki nilai
koefisien yang positif dan signifikan.
Artinya bodind memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap sentiment investor.
Hal ini dikarenakan nilai probabilitas
bodind adalah 0.0909< 0.10 yang berarti
signifikan pada tingkat 10%.
Interaksi antara asymmetric
information dan Audtc memiliki nilai
koefisien yang positif dan signifikan.
Artinya audtc berpengaruh positif dan
signifikan terhadap sentiment investor. Hal
ini dikarenakan nilai probabilitas audtc
adalah 0.0024 < 0.01, < 0.05, < 0.10, yang
berarti signifikan pada tingkat 1%.
Sesuai dengan penelitian Weisbach
(1988), tata kelola perusahaan adalah
sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan serta orang-
orang yang terlibat di dalamnya sehingga
tercapai transparansi diantara berbagai
pihak. Fungsi monitoring oleh anggota
dewan dari luar perusahaan dapat
mencegah timbulnya asymmetric
information, jika dewan didominasi oleh
anggota dari luar maka monitoring dewan
direksi terhadap manajer menjadi efektif.
Lee dan Shailer (2008),
menunjukkan bahwa pengungkapan
informasi tata kelola perusahaan dapat
menambah independensi dewan direksi dan
komite audit untuk menyempurnakan
tanggung jawab lapisan manajemen dan
dewan direksi, menjamin integritas
keuangan serta dapat meningkatkan
kepercayaan investor. Klapper dan Love
(2004) meneliti mengenai tata kelola
perusahaan, perlindungan investor,
dan kinerja pada pasar negara berkembang.
Menguji hubungan antara tata kelola,
informasi asimetris, dan
271
ketidaksempurnaan yang dihadapi
perusahaan.
Mereka menegaskan bahwa tata
kelola perusahaan terkait erat dengan
penilaian pasar dan kinerja operasional.
Tata kelola perusahaan dapat mengurangi
asymmetric information. Selanjutnya,
mereka menunjukkan pasar saham mereka,
yang memiliki sistem hukum lemah
dikarenakan praktik tata kelola perusahaan
yang rendah pada tingkat perusahaan.
Anglin et al. (2011), juga menunjukkan
bahwa hubungan jumlah direksi dalam
perusahaan, insentif keuangan yang tinggi
untuk anggota dewan bersama dengan
anggota dewan yang berpengalaman dan
komite audit independen yang memiliki
keahlian keuangan membantu mengurangi
asymmetric information. Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa Ha3 diterima.
PENUTUP
Penelitian ini meneliti pengaruh
investor confidence, asymmetric
informationdan tata kelola perusahaan
terhadap keputusan investasi. Data ini
terdiri dari 25 perusahaanmanufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia, pada
periode 2015-2018 dengan jumlah
observasi sebanyak 100. Penelitian ini
menggunakan data panel dengan metode
regresiOLS.
Temuan pada penelitian ini
menegaskan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara investor confidencedan
keputusan investasi dalam perusahaan.
Investor confidenceyang tinggi dapat
meningkatkan keputusan investasi, ini
berarti bahwa jika investor yakin maka
manajer keuangan dapat meningkatkan
pengeluaran perusahaan (investasi) sebagai
motivasi untuk memenuhi kepercayaan
investor. Di sisi lain, jika investor
meragukan (tidak percaya diri) maka
sebagai hasil, investasi yang rendah
mungkin terjadi(Yeun-Wen et al., 2008;
Polk & Sapienza, 2009).
Penelitian ini juga menemukan adanya
pengaruh yang signifikan pada tata kelola
perusahaan terhadap hubungan antara
investor confidencedan keputusan investasi
perusahaan manufaktur di Indonesia yang
menjadi sampel penelitian.
Tata kelola perusahaan juga dapat
mengurangi asymmetric information,
sehingga meningkatkan kepercayaan
investor untuk berinvestasi pada
perusahaan (Klapper & Love, 2004).
Ini berarti bahwa investor berinvestasi
lebih banyak di perusahaan-perusahaan
yang menggabungkan tata kelola
perusahaan dalam kebijakan strategis
mereka. Selanjutnya, tata kelola
perusahaan secara positif mempengaruhi
kepercayaaninvestor. Oleh karena itu, para
manajer keuangan harus menekankan pada
faktor penting ini danmembuat kebijakan
strategis investasi perusahaan untuk
memotivasi calon investor.
Temuan menunjukkan bahwa tata
kelola perusahaan dapat memoderasi
dampak investor confidence pada
keputusan investasi perusahaan, dengan
adanya praktik tata kelola perusahaan yang
baik, maka dampak investor confidenceatas
investasi perusahaan yang menyebabkan
perilaku menyimpang oleh manajer akan
lebih kecil.
Praktik tata kelola perusahaan yang
baik dapat mendorong anggota dewan
272
untuk melaksanakan fungsi pemantauan
yang efisien dan efektif. Jadi, perusahaan
harus menekankan pada praktik tata kelola
perusahaan, melalui memperkuat fungsi
pengawasan dan mengembangkan
efektivitas struktur kepemilikan untuk
menghambat perilaku oportunistik manajer
dan memoderasi dampak negatif dari
investor confidencepada keputusan
investasi perusahaan (Xioulu et al., 2016).
Selanjutnya, pengaruh arus kas
terhadap investasi, perusahaan dengan arus
kas besar mampu untuk membiayai seluruh
atau sebagian proyek investasi. Sebaliknya,
arus kas yang kecil mengurangi
kemampuan perusahaan untuk membiayai
investasi baru atau untuk membayar utang
baru yang diterbitkan untuk mendanai
investasi baru.
Oleh karena itu, perusahaan yang
memiliki arus kas relatif besar akan
termotivasi untuk meningkatkan jumlah
investasinya. Sedangkan perusahaan
dengan arus kas yang relatif kecil
cenderung mengurangi jumlah
investasinya. Akan tetapi, dalam penelitian
ini ditemukan pengaruh negatif dan tidak
signifikan antara arus kas dengan
keputusan investasi.
Hal ini dikarenakan kemungkinan
perusahaan menggunakan arus kas untuk
pengeluaran pada investasi baru yang
memiliki nilai NPV negatif, atau
pengeluaran pada investasi yang tidak
diharapkan, sehingga menyebabkan arus
kas tidak memiliki pengaruh yang positif
terhadap investasi di dalam perusahaan
(Chen, 2013).
Ukuran perusahaanberpengaruh postif
dan signifikan terhadap keputusan
investasi. Hal ini sesuai dengan penelitian
oleh Shahid (2019), menemukan ukuran
perusahaan secara statistik signifikan dan
positif berhubungan dengan investasi.
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi
investor dalam membuat keputusan
investasi.
Tobin’s Q sebagai proksi peluang
investasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan investasi.
Oleh karena itu, manajer keuangan
berinvestasi lebih banyak untuk
memaksimalkan nilai perusahaan ketika
mereka melihat peluang investasi yang
baik bagi perusahaan. Investasi di
perusahaan juga meningkatkan nilaitotal
aset yang relatif dengan ukuran
perusahaan. Sesuai dengan Shahid (2019),
menemukan bahwaTobin’s Q secara
statistik signifikan dan positif berhubungan
dengan investasi.
Saran bagi penelitian selanjutnya
adalah menggunakan perusahaan pada
sektor lain yang belum diteliti sebagai
sampel dengan memperpanjang periode
pengamatan, sehingga peneliti selanjutnya
dapat membuktikan kembali penelitian
dengan hasil yang lebih akurat.Bagi
perusahaan sendiri temuan menunjukkan
bahwa tata kelola perusahaan dapat
memoderasi dampak investor confidence
pada keputusan investasi perusahaan,
karena dengan adanya praktik tata kelola
perusahaan yang baik, dampak investor
confidenceatas investasi perusahaan lebih
kecil.
Praktik tata kelola perusahaan yang
baik dapat mendorong anggota dewan
untuk melaksanakan fungsi pemantauan
yang efisien dan efektif. Jadi, perusahaan
273
harus menekankan pada praktik tata kelola
perusahaan, melalui memperkuat fungsi
pengawasan dan mengembangkan
efektivitas struktur kepemilikan untuk
menghambat perilaku oportunistik manajer
dan memoderasi dampak negatif dari
investor confidence pada keputusan
investasi perusahaan. Juga bagi investor
hasil penelitian menunjukkan bahwa
investor berinvestasi lebih banyak di
perusahaan-perusahaan yang
menggabungkan tata kelola perusahaan
dalam kebijakan strategis mereka.
Selanjutnya, tata kelola perusahaan secara
positif mempengaruhi kepercayaan
investor.
Oleh karena itu, para manajer
keuangan harus menekankan pada faktor
penting ini danmembuat kebijakan strategis
investasi perusahaan untuk memotivasi
calon investor. Investor dapat memilih
berinvestasi pada perusahaan yang
menerapkan praktik tata kelola yang baik
sehingga tidak terjadinya asymmetric
informationantara investor dengan orang
dalam perusahaan.
REFERENSI
Alnaser, N., Shaban, O, S,. Alzuhbi, Z.
(2014). The Effect of Effective
Corporate Governance Structure in
Improving Investor’s Confidence in
the Public Financial Information.
International Journal of Academic
Research in Business and Social
Sciences.
Anglin, P., Edelstein, R., Gao, Y., &
Tsang, D. (2011). How does
corporate governance affect the
quality of investor information?
The curious case of REITs. Journal
of Real Estate Research,
Baker, M., & Wurgler, J. (2006). Investor
sentiment and the cross-section of
stock returns. The Journal of
Finance, 61(4), 1645-1680.
Bandopadhyaya, Arindam, and Anne Leah
Jones. "Measuring investor
sentiment in equity markets."
Journal of Asset Management 7.
Bernardo, A. E., Whelch, I. (2001). On The
Evolution of Overconfidence and
Enterpreneurs. Journal of Economic
& Management Strategy.
Berle, A. & Means, G. (1932). The Modern
Corporation and Private
Property.(2nd edn Harcourt, Brace
and World, New York 1967). ISBN
0-88738-887-6.
Bertrand, Marriane, & Mullainathan, S.
(2003). Enjoying the Quite Life?
Corporate Governance and
Managerial Preferences. Journal of
Political Economy, 111 (5): 1043-
1075.
Blanchard. O., Rhee, C., & Summers, L.
(1993). The stock market, profit,
and investment. The Quarterly
Journal of Economics, 108(1),115-
136.
Brigham, E. F. & Houston, J. F. (2001).
Manajemen Keuangan. Edisi
Kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Bushman, R., Engel, E., Smith, A. (2006).
An Analysis of the Relation
Between the Stewardship and
Valuation Roles Earnings. Journal
274
of Accounting Research, Volume
44, Issue 1.
Core, J. E., Guay, W. R., & Rusticus, T. O.
(2006). Does weak governance
cause weak stock returns? An
examination of firm operating
performance and investors'
expectations. TheJournal of
Finance, 61(2), 655-687.
Cremers, K. J. M., & Nair, V. B. (2005).
Governance mechanisms and equity
prices. The Journal of Finance,
60(6), 2859-2894.
De Bond, W.F.M., & Thaler, R. (1985).
Does the Market Overeact?.
TheJournal of Finance, 40 (3), 793-
805.
Fama, E. F. & French, K. R. (1970),
“Efficient Capital Market: A
Review of Theory and Emperical
Work”, Journal Of Finance, XXV
(2), 383-417.
Frijns, B., Koellen, E., Lehnert, T. (2008),
On The Determinant of Portfolio
Choice. Journal of Economic
Behavior & Organization, Vol 66:
373-386.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Cetakan Keempat. Semarang: Bada
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gilchrist, S., Himmelberg, C. P., &
Huberman, G. (2005). Do Stock
Price Bubbles Influence Corporate
Investment? Journal of Monetary
Economics, 52 (4),805-827.
Gill, A., Sharma, S. P., Mand, H. S., &
Mathur, N. (2012). The relationship
betweencorporate governance and
the investment decision of small
business firms in India. Journal of
Finance and Investment Analysis,
1(2), 41-59.
Gregoriou, A. (2013). Earnings
announcements and the components
of the bid-ask spread: Evidence
from the London Stock Exchange.
Journal of Economic Studies, 40(2),
112-126.
Grundy, B. D., & Li, H. (2010). Investor
sentiment, executive compensation,
and corporate investment. Journal
of Banking & Finance, 34(10),
2439-2449.
Huang, R., & Tompkins, J. G. (2010).
Corporate governance and investor
reactions to seasoned equity
offerings. Managerial Finance,
36(7), 603-628.
Huang, H. H., Huang, I. H., & Chang, C.
H. (2011). Corporate performance
after substantial capital expenditure:
The role of growth opportunity and
corporate governance.
NTUmanagement Review,
22(1),297-325.
Husnan, S., (1991). “Pasar Modal di
Indonesia: Makin Efisienkah?”.
Management dan Usahawan
Indonesia.
Javeed, A., Hassan, M., & Azeem, M.
(2014). Interrelationship among
Capital Structure, Corporate
Governance Measures and Firm
Value: Panel Study from Pakistan.
PakistanJournal of Commerce and
Social Sciences, 8(3), 572-589.
275
Jensen, M. C & Meckling, W. H. (1976).
Theory Of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost, and
Ownership Structure. Journal of
Financial Economics, Oktober,
1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.
Jensen, M. (1986). Agency Cost of Free
Cash Flow, Corporate Finance, and
Takeover. American Economic
Review,76 (2), 323-326.
Jose, M.L., L.M. Nichols, and J.L. Stevens,
(1986). Contributions of
Diversification, Promotion, and
R&D to the Value of Multiproduct
Firms: A Tobin’s q Approach.
Financial Management (winter),
33-42.
Keynes, J. M., (1936). The General Theory
of Employment Interest and Money.
The University of Adelaide Library.
Klapper, L. F., & Love, I. (2004).
Corporate governance, investor
protection, and performance in
emerging markets. Journal of
corporate Finance, 10(5), 703-728.
Krinsky, I., & Lee, J. (1996). Earnings
announcements and the components
of the bid‐ ask spread. The Journal
of Finance, 51(4), 1523-1535.
Laeven, L., Ratnovski, L., & Tong, H.
(2016). Bank size, capital, and
systemic risk: Some international
evidence. Journal of Banking &
Finance, 69, S25-S34.
McConnell, J. J., & Muscarella, C. J.
(1985). Corporate capital
expenditure decisions and the
market value of the firm. Journal of
Financial Economics, 14(3), 399-
422.
McGraw, A. P., Larsen, J. T., Kahneman,
D., & Schkade, D. (2010).
Comparing Gains Losses.
Psychological Science, 21 (10),
1438-1445.
Mehrani, K., Roodposhti, F. R.,
Nekomaram, H., Saedi, A. (2016).
Behavioral Trading Strategies and
Investor Sentiment: Emperical
Research in Tehran Stock Exchange
(TSE). Indonesian Capital Market
Review, 8, 94-109.
Morck, R., Shleifer, A., Vishny, R. W.,
Shapiro, M., & Poterba, J. M.
(1990). The stock market and
investment: Is the market a
sideshow? Brookings Papers on
Economic Activity,1990(2), 157-
215.
Myers, S.C. (1997). Determinant of
Corporate Borrowing. Journal of
Financial Economics, 147-175.
Persaud, Avinash. (1996). Investor
Changing Appetite for Risk. J. P.
Morgan Securities Ltd., Global FX
Research.
Polk, C., & Sapienza, P. (2009). The Stock
Market and Corporate Investment:
A Test of Catering Theory. The
Review of Financial Studies, 22 (1),
187-217.
Richardson, S. (2006). Over-investment of
free cash flow. Review of
Accounting Studies, 11(2), 159-189.
Shahid, M. (2019). Does Corporate
Governance Play Any Role in
Investor confidence, Corporate
Investment Decisions Relationship?
276
Evidence from Pakistan and India.
Journal of Economic and Business.
Shefrin, H. (2007). Behavioral Corporate
Finance. Journal of Applied
Corporate Finance, Vol 14.3.
Stulz, R. (1989). Managerial Discretion
and Optimal Financing Policies.
Journal of Financial Economics,
Vol.26 (1), 3-27.
Subali dan Zukrokh, Dian. (2002). Analisis
Pengaruh Transaction Cost terhadap
Holding Period Saham Biasa (Studi
Kasus pada BEJ Tahun 2000).
Jurnal Riset Akutansi, No.5:158-
179.
Xiaolu LI., Jieji, LAI and TANG
Jian(2016). Study of the Influence
of Corporate Governance Level on
Investors’ Confidence Canadian
Social Science, 12(5), 8-16.
Yeun-Wen, C., Ruey-Dang, C., & Jo-Ting,
W. (2008). The Effects of
Corporate Governance Mechanisms
on Investment Decisions. Taiwan
Academy of Management Journal,
8(2), 1-16.