15
PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik ( KAP ) Wilayah Surakarta dan Semarang ) JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : DIAN DWI JAUHARI B 200 090 277 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN AKUNTABILITAS

TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik ( KAP )

Wilayah Surakarta dan Semarang )

JURNAL PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

DIAN DWI JAUHARI

B 200 090 277

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

2

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN AKUNTABILITAS

TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik ( KAP ) Wilayah

Surakarta dan Semarang )

DIAN DWI JAUHARI

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Independensi, Pengalaman dan

Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit di Kantor AkuntanPublik di wiliyah

Karesidenan Surakarta dan Semarang

Metode Penelitian yang digunakan adalah data kuantitatif dengan mengambil

sampel auditor di Kantor Akuntan Publik di wilayah Surakarta dan Semarang.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data untuk pengujian hipotesis berupa

Uji t, Uji F dan R2

beserta uji kebaikan model sekaligus Uji asumsi klasik terlebih

dahulu dengan menggunakan progam SPSS 17.0

Dalam uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa semua item valid dan

reliabel. Dalam asumsi klasik yaitu uji normalitas menunjukkan data berdistribusi

normal, sekaligus terbebas dari multikolonieritas dan heteroskedastisitas dan juga

autokorelasi. Berdasarkan hasil validitas, reliabilitas dan uji asumsi klasik

didapatkan bahwa data baik dan tidak bias, sehingga dapat dilanjutkan uji regresi

linier berganda. Hasil pengujian regresi berganda menunjukkan bahwa

Independensi dan Akuntabilitas berpengaruh Positif terhadap Kualitas Audit,

sedangkan Pengalaman berpengaruh negatif terhadap Kualitas Audit

Kata kunci: independensi, pengalaman, akuntabilitas dan kualitas audit

Page 3: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

3

Page 4: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

4

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Profesi Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak

memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

auditor yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang

audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Profesi akuntan publik

bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan

perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi laporan keuangan yang

andal sebagai dasar pengambilan keputusan.

Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan

sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua karakteristik terpenting yang harus ada

dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

(reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para

pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen

untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan dapat

diandalkan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Mulyadi (1998) menyatakan bahwa

independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak

dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

Pengalaman yang dimaksudkan disini adalah pengalaman auditor dalam

melakukan pemerikasaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu,

maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Semakin banyak seorang

auditor melakukan pemerikasaan laporan keuangan, maka semakin tinggi tingkat

Skeptisisme yang dimiliki. Kebanyakan orang memahami bahwa semakin banyak

jumlah jam terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan kualitas audit

yang lebih baik daripada seorang auditor yang baru memulai kariernya. Atau

dengan kata lain auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan

kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum

berpengalaman. Hal ini dikarenakan pengalaman akan membentuk keahlian

seseorang baik secara teknis maupun secara psikis dalam Singgih dan Icuk (2010).

Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk

memberikan pertanggung jawaban, menyajikan dan mengungkapkan sagala

aktifitasnya dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi

amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban

tersebut (Mardiasmo, 2002:20).

Page 5: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

4

Kualitas audit merupakan hal yang penting, karena dengan kualitas audit

yang tinggi diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat

dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Kualitas audit seperti dikatakan

oleh De Angelo (1981) dalam Alim dkk. (2007), yaitu sebagai probabilitas

dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu

pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas Audit

Kualitas audit seperti dikatakan oleh De Angelo (1981) dalam Alim dkk.

(2007), yaitu sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan

melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.

Kualitas audit pada penelitian ini diukur menggunakan instrument yang telah

dikembangkan oleh Carcello, dkk., (1992) dalam Hidayat, (2011) dengan

indikator pernyataan keakuratan temuan audit, pernyataan sikap skeptis,

pernyataan nilai rekomendasi, pernyataan kejelasan laporan dan pernyataan

manfaat audit.

Ermayanti (2010) ada 12 atribut atau karakteristik kualitas audit yaitu :

1. Pengalaman melakukan audit (client experience).

2. Memahami industri klien (industry expertise)

3. Responsive atas kebutuhan klien (Responsiveness)

4. Taat pada standar umum (Technical competence)

5. Independensi (Independence).

6. Sikap hati-hati (Due Care)

7. Komitmen yang Kuat Terhadap Kualitas Audit (Quality Commitment)

8. Keterlibatan pimpinan KAP

9. Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (field work conduct)

10. Keterlibatan komite audit

11. Standar etika yang tinggi (Ethical Standard)

12. Tidak mudah percaya

Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),

dalam hal ini adalah standar auditing.

1. Standar Umum.

2. Standar Pekerjaan Lapangan.

3. Standar Pelaporan.

B. Independensi

Independensi menurut Mulyadi (2002 : 26-27) dapat diartikan sikap

mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak

tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri

Page 6: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

5

auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif

tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya.

Pengalaman

Knoers dan Haditono (1999) dalam Asih (2006 : 12) mengatakan bahwa

pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan

perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non

formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang

kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Variabel pengalaman akan

diukur dengan menggunakan indikator lamanya bekerja, frekuensi pekerjaan

pemeriksaan yang telah dilakukan, dan banyaknya pelatihan yang telah diikutinya.

C. Akuntabilitas

Tetclock (1984) dalam Mardisar dan Sari (2007) mendefinisikan

akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang

berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil

kepada lingkungannnya. Dalam sektor publik, akuntabilitas dapat diartikan

sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang

dilaksanakan secara periodic, Stanbury (2003) dalam Hidayat (2011).

D. Hubungan Independensi dengan Kualitas Audit

Fearnley dan Page (1994 : 7) dalam Hussey dan Lan (2001) mengatakan

bahwa sebuah audit hanya dapat menjadi efektif jika auditor bersikap independen

dan dipercaya untuk lebih cenderung melaporkan pelanggaran perjanjian antara

prinsipal (pemegang saham dan kreditor) dan agen (manajer). Sedangkan menurut

Christiawan (2002), seorang akuntan publik yang independen adalah akuntan

publik yang tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak siapapun, dan berkewajiban

untuk jujur tidak hanya kepada. manajemen dan pemilik perusahaan, tetapi juga

pihak lain pemakai laporan keuangan yang mempercayai hasil pekerjaanya.

E. Hubungan Pengalaman dengan Kualitas Audit

Kebanyakan orang memahami bahwa semakin banyak jumlah jam

terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan kualitas audit yang lebih

baik daripada seorang auditor yang baru memulai kariernya. Atau dengan kata

lain auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan kualitas audit

yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman. Hal ini

dikarenakan pengalaman akan membentuk keahlian seseorang baik secara teknis

maupun secara psikis.

F. Hubungan Akuntabilitas dengan Kualitas Audit

Robbins (2008 : 222) dalam Sarita dan Agustia (2009) mendefinisikan

motivasi (motivation) sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan

Page 7: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

6

ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Dengan adanya motivasi

dalam bekerja, maka para auditor diharapkan lebih memiliki intensitas, arah dan

ketekunan sehingga tujuan organisasi pun lebih mudah tercapai. Pengabdian

kepada profesi merupakan suatu komitmen yang terbentuk dari dalam diri

seseorang profesional, tanpa paksaan dari siapapun, dan secara sadar bertanggung

jawab terhadap profesinya.

G. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis yang akan diajukan dalam penalitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Independensi berpengaruh tehadap kualitas audit.

2. Pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit.

3. Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian terhadap

masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuannya adalah

untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current

status dari subyek yang diteliti (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 26 & 29).

Populasi yang dijadikan obyek pada penelitian ini adalah auditor

independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik ( KAP ) diwilayah

Surakarta dan Semarang. Sedang sampel penelitian adalah auditor yang bekerja

pada KAP “SURAKARTA & SEMARANG”. Adapun populasi dari penelitian ini

adalah.

Sampel yang diambil adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan

Publik wilayah Surakarta dan Semarang yang bersedia dijadikan objek penelitian,

dan menurut direktori Institut Akuntan Publik Indonesia ada 5 KAP di Surakarta

dan 18 KAP di Semarang, dari 5 KAP di Surakarta 3 KAP yang bersedia

dijadikan obyek penelitian dan dari 18 KAP di Semarang hanya 4 KAP yang

bersedia dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini, penelitian tidak

menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang digunakan. Jumlah sampel yang

diteliti didapat dari kuestioner yang kembali dan telah terseleksi lengkapnya.

Dalam melakukan penarikan sampel, metode yang digunakan dalam

penelitian ini dengan menggunakan convinience sampling yaitu populasi yang

dipilih tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel

yang paling cepat dan mudah (Indriantoro dan Supomo, 1999: 130). Penelitian ini

mengambil sampel auditor-auditor pada KAP wilayah Surakarta dan Semarang

yang terdaftar pada direkori Institut Akuntan Publik Indonesia, dan jumlah sampel

ditentukan oleh masing-masing KAP.

B. Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Page 8: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

7

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner.

Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang jawabannya dinyatakan dengan

menggunakan skala Likert yaitu mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau

ketidak setujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan dengan skor 5

(SS=Sangat Setuju), 4 (S=Setuju), 3 (N=Netral), 2 (TS=Tidak Setuju), dan 1

(STS=Sangat Tidak Setuju). Variabel penelitian ini adalah Variabel Independen

: Independensi, Pengalaman, Akuntabilitas dan Variabel Dependen : Kualitas

Audit

1. Variabel Dependen ( Kualitas Audit/ KA)

Kualitas audit diartikan Probabilitas bahwa auditor akan menemukan

dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (De Angelo, 1981 dalam

Alim, 2007). Kualitas audior diukur dari persepsi seorang auditor. Kualitas audit

pada penelitian ini diukur menggunakan instrument yang telah dikembangkan

oleh Carcello, dkk., (1992) dalam Hidayat, (2011) yang terdiri dari 2 item

pernyataan keakuratan temuan audit, 1 item pernyataan sikap skeptis, 1 item

pernyataan nilai rekomendasi, 1 item pernyataan kejelasan laporan dan 3 item

pernyataan manfaat audit.

2. Variabel independen

a. Independensi

Independensi adalah sikap bebas dan tidak memihak yang dimiliki auditor terkait

dengan penugasan auditnya. Variabel independesi auditor dalam penelitian ini

diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Mautz dan Sharaf

(1961:206) dan Trisnaningsih (2007) yaitu : independensi penyusunan program

dengan 3 item pertanyaan, independensi investigatif dengan 4 item pertanyaan

dan independensi pelaporan dengan 4 item pertanyaan.

b. Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan

perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non

formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang

kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi Knoers dan Haditono (1999)

dalam Asih (2006 : 12) yaitu: lama melakukan audit 1 item pertanyaan,

kompetensi 3 item pertanyaan, jumlah klien 2 item pertanyaan.

c. Akuntabilitas

Secara umum akuntabilitas diartikan sebagai permintaan pertanggung jawaban

atas pemenuhan tanggung jawab yang diserahkan kepadanya. Akuntabilitas

diukur menggunakan indikator pertanyaan yang dikembangkan oleh Kalbers dan

forgaty (1995), yang telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Aji, (2009:51-52)

dalam Singgih, dkk., (2010) yaitu: motivasi 5 item pertanyaan, pengabdian pada

profesi 4 item pertanyaan dan kewajiban sosial 4 item pertanyaan.

Page 9: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

8

C. Teknik Analisis Data

Tahap-tahap dalam menganalisis data adalah data dari responden dibuat

tabulasi profil dan jawban responden melakukan, setelah itu melakukan uji

kualitas data, uji asumsi klasik dan menguji hipotesis dengan analisis regresi

berganda. Rumusnya sebagai berikut:

KA = β0 + β1IND + β2PNG + β3AKT + e

Keterangan :

KA : kualitas audit

β0 : intersep model

β1β2β3β4 : koefisien regresi

IND : independensi

PNG : pengalaman

AKT : akuntabilitas

e : error

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di KAP Karesidenan Surakarta dan Semarang.

Sebanyak 100 kuesioner dikirim dan didistribusikan ke KAP wilayah Semarang

dan Surakarta. Kuesioner yang kembali adalah sebanyak 50 kuesioner ( tingkat

pengembalian 50% ). Jawaban responden yang digunakan dalam analisis data

adalah 50. Jumlah tersebut telah memenuhi jumlah minimum sampel yang

disarankan ( 30 sampel )

B. Hasil Analisis Data

1. Uji Validitas

Berdasarkan uji validitas menggunakan faktor analisa terhadap butir –

butir pernyataan dalam kuesioner dengan bantuan progam SPSS 17 dengan

tingkat signifikan 0.05 ( 5 % ) maka semua instrumen valid karena rhitung lebih

besar dari rtabel (0.2353),

2. Uji Reliabilitas

Pengujian terhadap ketiga variabel menunjukkan kisaran menunjukkan

kisaran reliability antara 0,761 – 0,851. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

Cronbach’s Alpha semua variabel dalam penelitian ini adalah lebih dari 0,6

sehingga sesuai dengan Nunnaly dalam Ghozaly ( 2011 : 48 ), maka dapat

dinyatakan bahwa semua instrumen dalam penelitian ini reliabel

C. UJI ASUMSI KLASIK

1. Asumsi Normalitas

Uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Cara

menguji normalitas yaitu dengan membandingkan probabilitas (p) yang diperoleh

dengan taraf signifikansi () 0,05. Hasil uji normalitas terhadap nilai residual

masing-masing model persamaan dengan program SPSS 17.0 diperoleh nilai

Page 10: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

9

kolmogorov Smirnov Z sebesar 0,905 dengan nilai signifikan atau p-value sebesar

0,386 yang lebih besar dari α=0,05 (0,905>0,05). Sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa residual model regresi terdistribusi normal. Secara rinci hasil

uji normalitas dapat dilihat pada tabel IV.9 di bawah ini:

2. Asumsi Multikolinearitas

Berdasarkan tabel IV.10 diketahui bahwa kedua variabel independen

memiliki VIF < 10 dan atau memiliki tolerance > 0,1. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. Dengan

demikian bahwa data penelitian memenuhi asumsi bebas multikolinieritas. Hasil

yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :

3. Asumsi Heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel IV.11 dengan menggunakan uji gletser dapat

diketahui bahwa probabilitas signifikan masing-masing variabel lebih besar dari

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel tersebut bebas dari

masalah heteroskedastisitas.

4. Asumsi Autokorelasi

Berdasarkan Tabel IV. 12 Uji Durbin Watson memberikan DW 1,547,

nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 50,

jumlah variabel independen (k) = 3 dan tingkat signifikansi 0.05 di dapat nilai dl =

1.42 dan nilai du =1.67. Oleh karena DW 1,547 berada di atas dl dan di bawah du

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi

atau tidak (ragu-ragu)

D. UJI HIPOTESIS

Berdasarkan Tabel IV. 13 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

1. Persamaan Regresi

KA = -3.817+0.270IND +0.317PNG +0.345AKT + e

Model tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Koefisien regresi variabel IND diperoleh sebesar 0.270 dengan arah

koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan

Independensi dapat meningkatkan Kualitas Audit seorang auditor.

b. Koefisien regresi variabel PNG diperoleh sebesar 0.317 dengan arah koefisien

positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Pengalaman dapat

meningkatkan Kualitas Audit seorang auditor

c. Koefisien regresi variabel AKT diperoleh sebesar 0.345 dengan arah koefisien

positif. Hal ini menunjukkan bahwa Akuntabilitas yang didapatkan seorang

auditor dapat meningkatkan Kualitas Audit seorang auditor.

d. Error

2. Uji F (F-test)

Page 11: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

10

Berdasarkan Tabel IV. 14 data yang dihasilkan dari perhitungan dengan

program SPSS, diperoleh Fhitung sebesar 75.967 dan Ftabel = 2.80 Apabila

dibandingkan dengan Fhitung dengan nilai Ftabel dapat dilihat bahwa hasil uji

statistik dari distribusi Fhitung> Ftabel yaitu 75.967 > 2.80 Hasil pengujian dapat

dilihat juga signifikansi sebesar (0,000) < 0,05 hal ini menunjukan model

penelitian yang fit.

2. Uji t (t-test)

Uji t (t-test) ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial

(individu) variabel-variabel independen yaitu Independensi (IND), Pengalaman

(PNG) dan Akuntabilitas (AKT) terhadap terhadap variabel dependen yaitu

Kualitas Audit (KA) atau menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen.

Berdasarkan tabel IV. 15 dapat dtarik hipotesis yaitu sebagai berikut:

a. Test Hipotesis Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit.

Dari hasil perhitungan didapat nilai t sebesar 2.421dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.020 Apabila dilihat dari nilai signifikasinya yang kurang

dari 0,05, ini berarti variabel Independensi berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit. Dengan demikian dapat disimpulkan H1 diterima. Artinya

penggunaan Independensi dapat meningkatkan Kualitas Audit.

b. Test Hipotesis Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Audit.

Dari hasil perhitungan didapat nilai t sebesar 1.839 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.070 Apabila dilihat dari nilai signifikasinya yang kurang

dari 0,05, ini berarti variabel Pengalaman tidak berpengaruh terhadap Kualitas

Audit. Dengan demikian dapat disimpulkan H2 ditolak. Artinya Pengalaman

tidak dapat meningkatkan Kualitas Audit.

c. Test Hipotesis Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit

Dari hasil perhitungan didapat nilai t sebesar 3.492 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.001 Apabila dilihat dari nilai signifikasinya yang kurang

dari 0,05, ini berarti variabel Akuntabilitas berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Dengan demikian dapat disimpulkan H3 diterima. Artinya Akuntabilitas dapat

meningkatkan Kualitas Audit.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan Tabel IV. 16 dengan hasil perhitungan estimasi regresi,

maka diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R2) sebesar 0,821 yang artinya

artinya 82% variasi dari semua variabel bebas yaitu Independensi, Pengalaman

dan Akuntabilitas dapat menerangkan Variabel tak Bebas yaitu Kualitas Audit,

sedangkan sisanya sebesar 18% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan

dalam penelitian ini.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 12: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

11

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah uraikan pada bab

sebelumnya maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Independensi memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada Alpha

(5%). Jadi hipotesis pertama (H1) diterima, oleh karena itu terdapat pengaruh

antara Independensi terhadap Kualitas audit.

2. Pengalaman memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari pada Alpha

(5%). Jadi hipotesis kedua (H2) ditolak, oleh karena itu tidak terdapat

pengaruh antara Pengalaman terhadap Kualitas Audit.

3. Akuntabilitas memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada Alpha

(5%). Jadi hipotesis ketiga (H3) diterima, oleh karena itu terdapat pengaruh

antara Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit.

4. Hasil perhitungan untuk nilai R2 dengan bantuan program SPSS sebesar

0,821 atau 82% variabel dependen Kualitas Audit dijelaskan oleh Variabel

independen yaitu Independensi, Pengalaman dan Akuntabilitas. Sementara

sisanya sebesar 18% diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi

dalam penelitian ini.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan

pengumpulan data dan instrumen penelitian. Sedikitnya sampel yang disebabkan

karena ada beberapa Kantor Akuntan Publik ( KAP ) yang tidak menerima atau

tidak memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Kantor

Akuntan Publik yang bersangkutan dalam penelitian ini kemungkinan dapat

mengurangi kemampuan generalisasi hasil penelitian.

Dalam penelitian ini pengukuran kualitas audit hanya ditinjau dari aspek

pelaksanaan audit, sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat meninjau dari

aspek yang lain. Penelitian selanjutnya juga diharapkan memperluas objek

penelitian dan tidak hanya di Surakarta dan Semarang saja.

C. Saran-saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian maka disarankan untuk penelitian

selanjutnya melakukan pengujian dengan memperluas lingkup responden.

Berdasarkan nilai adjusted R Square sebesar 0,821 maka masih terdapat variabel

independen lain yang dapat diduga berpengaruh terhadap kualitas audit sehingga

dapat mendorong peneliti selanjutnya untuk mencari variabel lain yang diduga

dapat mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan oleh auditor.

Page 13: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

12

Daftar Pustaka

Aji, Pandhit Seno. 2009. Faktor-

faktor yang Mempengaruhi

Kualitas Audit Ditinjau dari

Persepsi Auditor atas

Independensi, Pengalaman,

dan Akuntabilitas. Skripsi.

Fakultas Ekonomi

Universitas Jenderal

Soedirman. Purwokerto.

(Tidak dipublikasikan).

Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari,

Lilik Purwanti. 2007.

Pengaruh Kompetensi dan

Independensi terhadap

Kualitas Audit dengan Etika

Auditor sebagai Variabel

Moderasi. SNA X Makassar.

AUEP-08.

Arens et al. 2008. Auditing and

Assurances Services - An

Integrated Approach. Edisi

Keduabelas. Prentice Hall.

Badjuri, Achmat. 2011. Faktor-

Faktor yang Berpengaruh

terhadap Kualitas Audit

Auditor Independen pada

Kantor Akuntan Publik

(Kap) di Jawa Tengah.

Dinamika Keuangan dan

Perbankan Vol 3 No 2.

Christiawan, Yulius Jogi. 2002.

Kompetensi dan

Independensi Akuntan

Publik : Refleksi Hasil

Penelitian Empiris. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan.

Vol. 4. No. 2. pp. 79-92.

Christiawan, Y. J. (2005). “Aktivitas

Pengendalian Mutu Jasa

Audit Laporan Keuangan

Historis”. Jurnal Akuntansi

dan Keuangan. (7)1. 61-88.

Ermayanti, Dwi. 2010. Batas Waktu

Audit, Pengetahuan

Akuntansi & Audit,

Pengalaman Pada

Kualitas Audit.

http://dwiermayanti.word

press.com. Diakses 3

Maret 2013

Ferdinan Giri, Efraim. 2010.

Pengaruh Tenur Kantor

Akuntan Publik (Kap) Dan

Reputasi Kap Terhadap

Kualitas Audit: Kasus Rotasi

Wajib Auditor Di Indonesia.

SNA 13 Purwokerto.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi

Analisis Multivariatedengan

Program SPSS.

BadanPenerbitUniversitasDip

onegoro: Semarang.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi

Analisis Multivariatedengan

Program IMB SPSS19.

BadanPenerbitUniversitasDip

onegoro: Semarang.

Hussey, Roger dan George Lan.

2001. An Examination of

Auditor Independence Issues

from the Perspectives of

U.K. Finance Directors.

Journal of Business Ethics.

Page 14: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

13

Vol. 32. No. 2. Springer. pp.

169-178.

Hardiningsih, Pancawati & Meita

Oktaviani, Rachmawati.

2012. Pengaruh Due

Professional Care, Etika,

Dan Tenur Terhadap

Kualitas Audit (Perspektif

Expectation Theory).

Hendriyono. 2012. Hubungan

Skeptisme Professional

Auditor, Etika, Pengalaman

dan Keahlian Auditor oleh

Akuntan publik di Kota

Surakarta. Skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Surakarta. Tidak

Dipublikasikan.

Indriantoro, Dr. Nur, M.Sc., Ak dan

Drs. Bambang Supomo, M.

Si., Ak. 2002. Metodologi

Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen.

Edisi ke-1. BPFE.

Yogyakarta.

Indah, Siti NurMawar. 2010. “

Pengaruh Kompetensi dan

Independensi Auditor

Terhadap Kualitas Audit ”.

Skripsi. Universitas

Diponegoro Semarang.

Kawijaya, Nelly dan Juniarti. 2002.

Faktor-faktor yang

Mendorong Perpindahan

Auditor (Auditor Switch)

pada Perusahaan-

perusahaan di Surabaya dan

Sidoarjo. Jurnal Akuntansi

dan Keuangan. Vol. 4. No. 2.

pp. 93-105.

Kusuma, Aji.N.F.B. 2012. Pengaruh

Profesionalisme Auditor,

Etika Profesi, Dan

Pengalaman Auditor

Terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas.

Skripsi. Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri

Yogyakarta.

Mardisar, Diani dan Ria Nelly Sari.

2007. Pengaruh

Akuntabilitas dan

Pengetahuan terhadap

Kualitas Hasil Kerja

Auditor. SNA X Makassar.

AUEP-11.

Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh

Keahlian Audit dan

Independensi terhadap

Pendapat Audit : Sebuah

Kuasieksperimen. Jurnal

Riset Akuntansi Indonesia.

Vol. 6. No. 1. pp. 1-22.

Muliani Singgih, Elish & Rangga

Bawon, Icuk. 2010.

Pengaruh Independensi,

Pengalaman, Due

Professional Care Dan

Akuntabilitas Terhadap

Kualitas. Audit SNA 13

Purwokerto.

Mulyadi dan Kanaka Puradirejo.

1998. Auditing. Buku Satu

Edisi Kelima. Jakarta.

Salemba Empat.

Noviari, Suryani, Tri Eka

Merdekawati, Dharma T.E.

Sudarsono. 2005. Hubungan

Etika, Pengalaman,

Ketaatan pada Standar

Profesi, dan Akuntabilitas

Page 15: PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

14

Profesional (Survey pada

Akuntan Publik di DKI

Jakarta). Proceeding

Seminar Nasional PESAT.

Jakarta. Agustus. pp. E-165-

E-172.

Rahman, Ahmad Taufik. 2009.

Persepsi Auditor Mengenai

Pengaruh Kompetensi,

Independensi, dan Due

Professional Care terhadap

Kualitas Audit. Skripsi.

Fakultas Ekonomi

Universitas Jenderal

Soedirman. Purwokerto.

(Tidak dipublikasikan).

Sarita, Jena dan Dian Agustia. 2009.

Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Situasional,

Motivasi Kerja, Locus of

Control Terhadap Kepuasan

Kerja dan Prestasi Kerja

Auditor. SNA XII

Palembang. SIAE-42.

Simamora, Jenry. 2002. Auditing.

Jilid 1. UPP AMP YKPN.

Trisnaningsih, Sri. 2007.

Independensi Auditor dan

Komitmen Organisasi

Sebagai Mediasi Pengaruh

Pemahaman Good

Governance, Gaya

Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja

Auditor. SNA X

Makassar.Universitas

Hasanudin. AMKP-02.

Widyanto, Aris. 2012. Pengaruh

Independensi, Due

Professional Care Dan

Akuntabilitas Terhadap

Kualitas Audit Dengan Etika

Profesi Sebagai Variabel

Moderating (Studi Empiris

Pada Auditor Kantor

Akuntan Publik Di Wilayah

Surakarta Dan yogyakarta).

Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Surakarta. Tidak

Dipublikasikan.

Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006.

Pengaruh Pengalaman

terhadap Peningkatan

Keahlian Auditor dalam

Bidang Auditing. Skripsi.

Falkultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta.

Christiawan, Y. J. (2005). “Aktivitas

Pengendalian Mutu Jasa

Audit Laporan Keuangan

Historis”. Jurnal Akuntansi

dan Keuangan. (7)1. 61-88.

Hussey, Roger dan George Lan.

2001. An Examination of

Auditor Independence Issues

from the Perspectives of

U.K. Finance Directors.

Journal of Business Ethics.

Vol. 32. No. 2. Springer. pp.

169-178.