Upload
danghuong
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN,
LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT
KONSERVATISME AKUNTANSI PADA INDUSTRI
PERBANKAN
ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
DIANITA AFFIANTI
NIM : 2013310922
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
S U R A B A Y A
2017
ii
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Dianita Affianti
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 1 September 1995
N.I.M : 2013310922
Jurusan : Akuntansi
Program Pendidikan : Sarjana
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Judul : Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Tingkat
Konservatisme Akuntansi pada Industri Perbankan
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing
Tanggal : ................
Supriyati, S.E., M.Si., Ak., CA., CTA
Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi
Tanggal : ......................
Dr.Luciana Spica Almilia, SE., M.Si., QIA., CPSAK
1
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN,
LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT
KONSERVATISME AKUNTANSI PADA INDUSTRI
PERBANKAN
Dianita Affianti
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
Supriyati
STIE Perbanas Surabaya
Email: [email protected]
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of good corporate governance, firm size,
leverage, and profitability on accounting conservatism level. The population use in this study
are all banking industry companies listed on the stock exchange (BEI) 2008-2015 who report
good ccorporate governance completely. The sampling technique use in this research is
purposive sampling. There are 18 companies that qualified as sample. Data analysis method
used is multiple linier regression analysis using SPSS 23 program for windows, where the
significance level use was 0.05. The result show that good corporate governance and firm
size have no significant effect on accounting conservatism level. Meanwhile, leverage and
profitability have significant effect on accounting conservatism level.
Keyword : Accounting Conservatism, Good Corporate Governance, Firm Size, Leverage and
profitability.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan wujud
pertanggungjawaban manajemen yang
menggambarkan kinerja dan kemampuan
perusahaan dalam mengelola sumber daya
yang dimiliki. Perusahaan dikatakan
berhasil apabila mampu bertahan serta
memiliki kinerja yang bagus. Dalam
penyusunan laporan keuangan, Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan
kebebasan bagi perusahaan untuk memilih
metode maupun estimasi yang digunakan
sesuai dengan kondisi perusahaan sehingga
perusahaan dapat lebih fleksibel dalam
menyesuaikan dengan kondisi
perekonomian yang dialami oleh
perusahaan. Kondisi perekonomian dimasa
mendatang penuh dengan ketidakpastian
dan risiko sehingga perusahaan diharapkan
lebih berhati-hati (konservatis) dalam
pemilihan metode akuntansi yang akan
digunakan.
Definisi konservatisme berdasarkan glossary dalam FASB Statement of
Concept No. 2 adalah reaksi hati – hati
(prudent reaction) dalam menghadapi
ketidakpastian untuk mencoba memastikan
bahwa ketidakpastian dan risiko yang
melekat pada situasi bisnis telah cukup
dipertimbangkan (Fani dan Kusmuriyanto,
2015). Konservatisme pada penelitian ini
dinilai dengan menggunakan rasio market
to book value yang merupakan
perbandingan antara nilai pasar saham
2
perusahaan (stock’s maket value) dengan
nilai buku dimana semakin tinggi nilai dari
rasio market to book value (lebih dari 1)
mengindikasikan bahwa perusahaan
semakin konservatis dalam penyajian
laporan keuangannya.
Fenomena yang terjadi pada
semester I 2016 yaitu peningkatan harga
saham beberapa industri perbankan yang
mengakibatkan meningkatnya rasio market
to book value. Seperti yang dimuat dalam
bareksa.com pada semester I tahun 2016
saham milik PT. Bank Rakyat Indonesia
Agroniaga Tbk (AGRO) dan PT Bank
Maybank Indonesia Tbk (BNII)
mengalami peningkatan. Peningkatan
harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia
Agroniaga Tbk (AGRO) meningkat dari
Rp 97 menjadi Rp 458 dengan nilai buku
perusahaan sebesar Rp 1,3 miliar. Dengan
adanya peningkatan harga saham ini
mengakibatkan rasio market to book value
meningkat dari 3,078 menjadi 3.8.
Sedangkan untuk saham PT Bank
Maybank Indonesia Tbk (BNII) meningkat
dari Rp 171 menjadi Rp 344 dangan nilai
buku perusahaan sebesar Rp 15.743.268.
Dengan adanya peningkatan harga saham
ini juga mengakibatkan rasio market to
book value meningkat dari 1.04 menjadi
1,3. Peningkatan harga saham kedua
perusahaan ini disebabkan kinerja
perusahaan yang semakin membaik, hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya laba
perusahaan.
Fenomena ini menunjukkan
perusahaan dengan kinerja yang semakin
baik akan menarik perhatian investor
sehingga harga pasar saham perusahaan
semakin meningkat. Dengan meningkatnya
harga pasar saham akan meningkatkan
rasio market to book value yang berarti
dengan adanya peningkatan rasio ini
mengindikasikan bahwa perusahaan
semakin konservatis dalam menyajikan
laporan keuangannya. Terdapat beberapa
faktor dalam menentukan keputusan
manajer untuk lebih berhati-hati
(konservatis) dalam penyajian laporan
keuangannya. Dalam penelitian ini faktor-
faktor yang digunakan untuk mengetahui
tingkatan konservatisme akuntansi pada
perusahaan yaitu GCG, ukuran perusahaan
leverage, dan profitabilitas.
Implementasi good corporate
governance membuat segala sesuatu
tentang perusahaan harus diungkapan
secara terbuka sesuai dengan prinsip-
prinsip GCG yaitu transaparan, wajar dan
dapat dipertangunggjawabkan. Hal ini
dapat diartikan pula dalam penyusunan
laporan keuangan manajemen harus lebih
berhati-hati (konservatis) agar informasi
yang diungkapkan sesuai dengan kondisi
perusahaan.
Faktor lain yang mempengaruhi
adalah ukuran perusahaan.Perusahaan
yang besar memiliki masalah dan risiko
yang lebih kompleks apabila dibandingkan
dengan perusahaan yang lebih kecil,
sehingga perusahaan yang ukurannya besar
akan dikenakan biaya politis yang tinggi,
untuk mengurangi biaya politis tersebut
perusahaan menggunakan konservatisme
akuntansi (Desak dan I gusti, 2013). Selain
itu, leverage juga mampu mempengaruhi
tingkatan konservatisme akuntansi pada
perusahaan hal ini dikarenakan perusahaan
dengan tingkat leverage akan semakin
tidak konservatis dalam menyajikan
laporan keuangannya. Hal ini karena
perusahaan cenderung akan meningkatkan
laba agar kondisi keuangan terlihat baik
oleh kreditur. Dan yang terakhir yaitu
profitabilitas. Perusahaan dengan
profitabilitas yang tinggi akan lebih
konservatis dalam melakukan menyajikan
laporan keuangannya hal ini dikarenakan
konservatisme digunakan oleh manajemen
untuk mengatur laba agar terlihat stabil.
Penelitian mengenai konservatisme
telah banyak dilakukan akan tetapi hasil
dari penelitian-penelitian tersebut masih
belum konsisten. Oleh karena itu, alasan
yang melatarbelakangi penelitian ini
adalah ketidakkonsistenan hasil
penelitian–penelitian sebelumnya serta
kurangnya bukti empiris mengenai
pengaruh good corporate governance,
ukuran perusahaan, serta leverage, dan
3
profitabilitas terhadap tingkat
konservatisme akuntansi. Penelitian ini
juga diharapkan mampu memberikan
informasi dan bukti tambahan terhadap
penelitian yang akan datang.
RERANGKA TEORITIS YANG
DIPAKAI DAN HIPOTESIS
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori Keagenan menurut Jensen dan
Meckling (1976) merupakan hubungan
yang terjadi antara agen dengan prinsipal
yang didalamnya terdapat sekumpulan
kontrak dimana agen merupakan manajer
yang diberikan wewenang oleh prinsipal
yang merupakan pemilik dana (investor)
untuk menjalankan perusahaan serta
mengambil keputusan. Melalui
pendelegasian tugas ini maka hubungan
yang terjadi antara agen dengan prinsipal
akan menghasilkan ketimpangan informasi
(asimetri informasi) yang dimiliki antara
keduanya dimana agen mengetahui lebih
banyak informasi tentang perusahaan jika
dibandingkan dengan prinsipal.
Teori keagenan memiliki elemen
kunci yaitu bahwa principal dan agen
memiliki preferensi atau tujuan yang
berbeda. Pihak prinsipal termotivasi
mengadakan kontrak untuk
mensejahterkan dirinya melalui
profitabilitas perusahaan sedangkan pihak
agen termotivasi untuk memaksimalkan
kebutuhan ekonomi dan psikologisnya
antara lain dalam hal memperoleh
kompensasi dan pinjaman (Fani dan
Kusmuriyanto, 2015). Adanya perbedaan
tujuan ini dapat menimbulkan
kemungkinan terjadinya konflik antara
agen dengan prinsipal.
Hubungan teori keagenan dalam
penelitian ini berdasarkan uraian diatas
menunjukkan bahwa melalui kehati-hatian
(konservatisme) yang diterapkan oleh
manajemen dalam menyajikan laporan
keuangan akan menjaga hubungan antara
pihak-pihak yang berhubungan dengan
perusahaan karena melalui konservatisme
mampu mengurangi konflik keagenan
yang salah satunya disebabkan asimetri
informasi diantara pihak-pihak yang
melakukan transaksi dengan perusahaan.
Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal (signaling theory)
menjelaskan mengenai dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi
laporan keuangan kepada pihak eksternal
(Rheny dan Denies, 2012). Menurut
Najmudin (2011:308) menyatakan bahwa
teori sinyal merupakan suatu tindakan
yang diambil oleh manajemen perusahaan
untuk memberikan petunjuk kepada
investor bagaimana mereka menilai
prospek perusahaan. Hubungan teori sinyal
dengan penelitian ini yaitu dengan teori ini
memberikan sinyal keyakinan manajer atas
prospek perusahaan dimasa depan yang
dapat dinilai dari sejauh mana manajer
menerapkan prinsip kehati-hatian
(konservatisme) dengan cara pemilihan
metode akuntansi yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan yang
bertujuan agar aset atau laba yang
disajikan dalam laporan keuangan tidak
terlalu besar (overstate) sehingga tidak
akan menimbulkan harapan kompensasi
keuangan yang terlalu besar dari investor
terhadap perusahaan.
Stewardship Theory
Stewardship theory merupakan teori yang
dibangun berdasarkan asumsi filosofis
manusia tentang sifat manusia yakni
manusia pada hakikatnya dapat dipercaya,
mampu bertindak dengan penuh tanggung
jawab, memiliki integritas serta dan
kejujuran terhadap pihak lain (Thomas,
2006). Hal ini berarti, stewardship theory
mempercayai bahwa manajemen mampu
bertindak sesuai dengan kepentingan
publik ataupun stakeholder dengan
menciptakan tata kelola perusahaan yang
baik (good corporate governance)
sehingga kinerja perusahaan akan
mengalami peningkatan dengan cara
pemantauan kinerja manajemen.
Hubungan teori stewardship
dengan penelitian ini yaitu dengan adanya
4
teori ini manajemen dipandang sebagai
pihak yang dapat dipercaya, bertanggung
jawab serta berintegritas sehingga mampu
melaksanakan penerapan tata kelola
perusahaan (good corporate governance)
sebaik mungkin sesuai dengan kepentingan
(stakeholder) dan juga masyarakat
sehingga laporan keuangan yang dibuat
oleh pihak manajemen mampu
memberikan informasi yang berkualitas
bagi para pemangku kepentingan.
Hubungan Good Corporate Governance
Terhadap Konservatisme Akuntansi
Perusahaan yang memiliki hasil self
assessment tentang pelaksanaan good
corporate governance yang baik sesuai
dengan Surat Edaran BI
No.9/12/DPNP/2007 yaitu kurang dari 1,5
maka akan meningkatkan citra perusahaan
sehingga loyalitas konsumen terhadap
perusahaan juga semakin tinggi.
Meningkatnya loyalitas konsumen akan
berdampak kepada meningkatnya
pendapatan dan profitabilitas perusahaan
sehingga ketika profitabilias perusahaan
meningkat perusahaan akan memiliki daya
tarik dimata investor. Meningkatnya daya
tarik investor ini akan meningkatkan harga
pasar saham yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga nantinya rasio market to book
value yang merupakan perbandingan
antara harga pasar saham dengan nilai
buku semakin meningkat. Rasio market to
book value merupakan proksi dari
pengukuran konservatisme akuntansi.
Meningkatnya rasio market to book value
mengindikasikan bahwa perusahaan
semakin konservatis. Pernyataan ini
didukung dengan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Dariush et al (2013)
serta Fani dan Kusmuriyanto (2015)
menunjukkan hasil bahwa good corporate
governance berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
H1: Good Corporate Governance
berpengaruh terhadap
Konservatisme Akuntansi.
Hubungan Ukuran Perusahaan
Terhadap Konservatisme Akuntansi
Semakin besar ukuran perusahaan maka
beban transfer kesejahteraan (biaya politis)
yang dikeluarkan oleh perusahaan juga
semakin besar karena perusahaan yang
besar akan dikenakan tarif pajak yang
lebih tinggi dan mendapatkan tuntutan dari
buruh. Biaya Politis yang semakin besar
mengindikasikan bahwa perusahaan
mempunyai profitabilitas yang tinggi.
Semakin tinggi profitabilitas perusahaan
berarti laba yang diperoleh perusahaan
semakin meningkat. Meningkatnya laba
perusahaan akan meningkatkan daya tarik
masyarakat terutama investor terhadap
perusahaan. Meningkatnya daya tarik
masyarakat terutama investor akan
meningkatkan harga pasar saham
perusahaan. Harga pasar saham yang
semakin meningkat akan meningkatkan
nilai dari rasio market to book value yang
merupakan proksi dari pengukuran
konservatisme akuntansi. Meningkatnya
rasio market to book value
mengindikasikan bahwa perusahaan lebih
konservatis. Penelitian yang dilakukan Ni
Wayan dan Ni Made (2015) menunjukkan
hasil bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
H2: Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Konservatisme Akuntansi.
Hubungan Leverage Terhadap
Konservatisme Akuntansi
Perusahaan yang mempunyai tingkat
leverage yang tinggi berarti memiliki
tingkat risiko keuangan yang juga tinggi
bagi kreditor dan pemegang saham.
Dengan adaya risiko yang tinggi ini maka
daya tarik perusahaan akan menurun
dimata calon investor. Menurunnya daya
tarik masyarakat dan investor terhadap
perusahaan akan menurunkan harga pasar
saham perusahaan. Menurunnya harga
saham akan menurunkan rasio market to
book value yang merupakan proksi dari
pengukuran konservatisme. Menurunnya
rasio market to book value
5
mengindikasikan bahwa perusahaan
semakin tidak konservatis. Penelitian yang
dilakukan oleh Ni Wayan dan Ni Made
(2105) menyatakan bahwa leverage
mempunyai berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
H3: Leverage berpengaruh terhadap
Konservatisme Akuntansi
Hubungan Profitabilitas Terhadap
Konservatisme Akuntansi
Semakin tinggi profitabilitas perusahaan
berarti laba yang diperoleh perusahaan
semakin meningkat. Meningkatnya laba
perusahaan akan meningkatkan daya tarik
masyarakat terutama investor terhadap
perusahaan. Meningkatnya daya tarik
masyarakat terutama investor akan
meningkatkan
harga pasar saham perusahaan. Harga
pasar saham yang semakin meningkat akan
meningkatkan nilai dari rasio market to
book value yang merupakan proksi dari
pengukuran konservatisme akuntansi.
Sehingga dengan meningkatnya rasio
market to book value mengindikasikan
bahwa perusahaan lebih konservatis
(berhati-hati) dalam menyajikan laporan
keuangannya. Penelitian yang dilakukan
oleh Radyasinta dan Kusmuriyanto (2014)
menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntantsi
H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap
Konservatisme Akuntansi
Kerangka pemikiran yang mendasari
penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Berdasarkan jenis penelitian, penelitian ini
merupakan penelitian pengujian hipotesis
(hypothesis testing) dan merupakan jenis
penelitian kausal (Jogiyanto, 2015:70).
Berdasarkan sifat dan jenis data, data yang
digunakan dalam penelitian ini termasuk
dalam data metrik yang bernilai kuantitatif
dengan tipe skala atau tipe nilai data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan
skala rasio dan menggunakan data
sekunder (Jogiyanto, 2015:81). Data
sekunder yang digunakan merupakan data-
data yang diperoleh dari laporan keuangan,
annual report, serta laporan good
corporate governance pada industri
perbankan periode 2008 – 2015.
Batasan Penelitian
Terdapat beberapa batasan dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian ini menguji pengaruh good
corporate governance, ukuran
perusahaan, leverage, dan profitabilitas
terhadap tingkat konservatisme
akuntansi
Good Corporate Governance
Konservatisme Akuntansi
Ukuran Perusahaan
Leverage
Profitabilitas
6
2. Industri yang yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan industri
perbankan konvensional.
3. Periode penelitian dalam penelitian ini
dimulai tahun 2008 sampai dengan
2015.
Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
dependen dan variabel independen.
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini:
1. Variabel dependen (Y) adalah
Konservatisme Akuntansi
2. Variabel independen (X) adalah Good
Corporate Governance (X1), Ukuran
Perusahaan (X2), Leverage (X3) dan
Profitabilitas (X4).
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Konservatisme Akuntansi
Konservastime merupakan sikap atau
aliran (mazhab) untuk mengambil tindakan
atau keputusan secara berhati-hati dalam
menghadapi risiko dengan cara bersedia
mengorbankan sesuatu untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko (Suwardjono,
2013:245). Konservatisme dalam
penelitian ini menggunakan pengukuran
rasio market to book value mengacu pada
penelitian Fani dan Kusmuriyanto (2015).
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk
menentukan besar kecilnya suatu
perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran
perusahaan diproksikan dengan logaritma
natural total aset yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Jumratul
dan I Dewa (2014).
Leverage
Leverage merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar perusahaan
menggunakan hutang untuk membiayai
aset perusahaan perusahaan. Dalam
penelitian ini proksi yang digunakan untuk
pengukuran leverage yaitu total hutang
dibagi dengan total aset mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan
dan Ni Made (2015) :
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba
melalui total aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Dalam penelitian ini proksi
yang digunakan untuk menilai
profitabilitas menggunakan ROA (Return
On Asset) yaitu membandingkan antara
Laba Bersih dengan Total Asset yang
dimiliki perusahaan sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Radyasinta
dan Kusmuriyanto (2014) :
Populasi Sampel dan Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah perusahaan perbankan yang
tedaftar di BEI selama periode 2008-2015.
Pada penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Purposive sampling
merupakan proses pengambilan sampel
yang membatasi jumlah sampel dengan
kriteria-kriteria yang digunakan oleh
peneliti sehingga menunjukkan hasil yang
lebih baik. Maka dari itu terdapat beberapa
kriteria yang digunakan oleh peneliti,
terdiri dari:
1. Perusahaan sektor perbankan yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
secara berturut-turut selama periode
penelitian yaitu 2008-2015. SIZE = Ln (Total Aset)
Leverage Total Utang
Total Aset =
Closing Price
equity per share
MTB =
Laba Bersih
Total Aset ROA =
7
2. Peusahaan yang menerbitkan laporan
keuangan secara lengkap dan berakhir
pada 31 Desember selama periode
penelitian yaitu 2008-2015.
3. Perusahaan yang menggunakan mata
uang rupiah dalam laporan keuangan
yang diterbitkan.
4. Perusahaan melaporkan dan
menerbitkan laporan Good Corporate
Governance secara berturut-turut
selama periode penelitian yaitu 2008-
2015.
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis data statistik
deskriptif, analisis regresi berganda, uji
asumsi klasik, dan uji hipotesis.
Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Imam (2016: 19), analisis
statistik deskriptif memberikan deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, minimum,
maksimum, sum, range, kurtosis dan
skewness (kemencengan distribusi).
Pengujian ini memberikan gambaran
mengenai distribusi dan perilaku data
sampel.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan variabel independen
mempunyai distribusi normal atau tidak
normal. Model ini dikatakan baik jika
distribusinya normal atau mendekati
normal. Uji statistik ini dapat
menggunanakan kolmogorov-Smirnov
Test. Kolmogorov-Smirnov Test
mempunyai kriteria tertentu dalam
penilaian uji ini :
a. Jika signifikansi > 5%, maka data
berdistribusi normal.
b. Jika signifikansi < 5% maka data
berdistribusi tidak normal.
Uji Multikolinieritas
Dalam model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Uji multikolinieritas ini
digunakan untuk penelitian yang memiliki
variabel independen lebih dari satu. Hal ini
dapat dilihat dari nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Apabila
nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF <
10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
Uji Autokorelasi
Menurut Imam (2016: 107), uji
autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi linier terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan penganggu
pada periode t1 (sebelumnya). Pada
penelitian ini menggunakan uji Run Test.
Hipotesis yang digunakan untuk uji ini
adalah:
H0 : Resiudal random (acak), artinya
tidak terjadi autokorelasi antar
nilai residual
Ha : Residual tidak random, artinya
terjadi autokorelasi antar nilai
residual
Data akan dilihat pada nilai signifikan >
0,05. Apabila nilai signifikansi yang
dihasilkan > 0,05 maka dapat disimpulkan
dalam model regresi tidak terjadi
autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam (2016: 134), uji
heterokedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah terdapat adanya ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain dalam suatu model
regresi. Suatu model dapat dikatakan bebas
dari heterokedastisitas apabila koefisien
parameter β dari persamaan regresi secara
statistik tidak signifikan atau nilai
probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5 persen.
8
Regresi Linier Berganda
Analisis regresi dilakukan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel
atau lebih selain itu juga menunjukkan
arah hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen (Imam
Ghozali 2011 : 96). Dalam penelitian ini
peneliti menguji pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat menggunakan
metode analisis regresi linier berganda
(Multiple Linier Regression) dengan
persamaan matematis sebagai berikut:
KON_AK = α+β1GCG + β2SIZE + β3LEV
+ β4ROA + ε
Keterangan :
KON_AK = Konservatisme Akuntansi
GCG = GCG
SIZE = Ukuran Perusahaan
LEV = Leverage
ROA = Profitabilitas
α = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi GCG
β2 = Koefisien Regresi SIZE
β3 = Koefisien Regresi
Leverage
β4 = Koefisien Regresi
Profitabilitas
ε = error
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Analisis statistik deskriptif
Dalam penelitian ini analisis deskriptif
akan menjelaskan dan mendeskriptifkan
data yang dilihat dari minimum,
maksimum, rata-rata (mean) dan standar
deviasi. Berikut ini ialah penjelasan dari
analisis deskriptif :
Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Konservatisme 122 ,3029 3,6587 1,381490 ,6962065
GCG 122 1,0000 3,0000 1,653238 ,4255754
SIZE 122 27,9384 34,4445 31,763050 1,6260520
Leverage 122 ,3422 ,9398 ,873263 ,0663636
Profitabilitas 122 ,0005 ,0446 ,019599 ,0106733
Keterangan Nilai minimum variabel GCG mengindikasikan penerapan kesebelas
indikator good corporate governance perbankan semakin baik,
sedangkan nilai maksimum variabel GCG mengindikasikan
penerapan kesebelas indikator good corporate governance
perbankan semakin buruk.
Sumber: Data Diolah
1. Konseratisme Akuntansi
Berdasarkan output uji statistik deskriptif
tabel menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini sebanyak 122 sampel. Pada
penelitian ini diperoleh nilai minimum
konservatisme akuntansi sebesar 0,3029
dari Bank Artha Graha Internasional Tbk
(INPC) pada tahun 2015. Pada tahun 2015
harga saham saat penutupan (closing
price) Bank Artha Graha Internasional Tbk
sebesar Rp 64 dan nilai buku perlembar
saham sebesar Rp 211,316 sehingga rasio
market to book value yang dihasilkan
sebesar 0,3029. Nilai minimum
konservatisme akuntansi yang jauh dari 1
mengindikasikan bahwa Bank Artha Graha
Internasional Tbk (INPC) cenderung tidak
konservatis dalam pelaporan keuangannya
dibandingkan dengan bank-bank lain yang
menjadi sampel selama periode 2008-
2015.
Nilai maksimum sebesar 3,6587
berasal dari Bank Central Asia Tbk
(BBCA) pada tahun 2015. Nilai
konservastisme akuntansi yang tinggi
disebabkan karena tingginya rasio market
9
to book value. Harga saham saat
penutupan (closing price) bank BCA
sebesar Rp 13.300 lebih besar dari nilai
buku perlembar saham yaitu Rp 3.635,162
sehingga rasio market to book value yang
dihasilkan sebesar 3,6587. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan
memiliki tingkat konservatisme akuntansi
yang tinggi dalam pelaporan keuangannya
karena berarti perusahaan mencatat nilai
buku lebih rendah daripada nilai pasar
perusahaan. Standar deviasi konservatisme
akuntansi dari sebesar 0,6475693 dengan
nilai mean sebesar 1,381490. Nilai standar
deviasi variabel konservatisme akuntansi
dalam penelitian ini jauh lebih lecil dari
nilai rata-rata yang diperoleh untuk
variabel konservatisme akuntansi berarti
variasi data dalam penelitian tergolong
rendah atau data homogen sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebaran data baik.
Sedangkan dari 122 sampel yang
diteliti sebesar 53% perusahaan memiliki
nilai konservatisme akuntansi dibawah
rata-rata selama periode 2008-2015 dan
sisanya 47% perusahaan memiliki nilai
konservatisme akuntansi diatas rata-rata
dengan demikian dapat diartikan bahwa
rata-rata perusahaan perbankan memiliki
tingkat konservatisme akuntansi yang
rendah karena semakin rendah rasio
market to book value berarti perusahaan
mengakui nilai buku lebih tinggi dari nilai
pasar perusahaan
2. Good Corporate Governance
Berdasarkan output uji statistik deskriptif
tabel menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini sebanyak 122 sampel. Pada
penelitian ini diperoleh nilai minimum
good corporate governance sebesar 1.000.
Terdapat beberapa bank yang memperoleh
nilai komposit sebesar 1,000 diantaranya
yaitu Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk (BTPN) pada tahun 2010, Bank
CIMB Niaga Tbk pada tahun 2013, Bank
OCBC NISP Tbk pada tahun 2013, Bank
Central Asia Tbk (BBCA) pada tahun
2015, serta Bank Mandiri (Persero) Tbk
(BMRI) pada tahun 2014 dan 2015. Nilai
maximum sebesar 3,000 berasal dari Bank
Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
(SDRA) di tahun 2011.
Rata-rata nilai good corporate
governace pada industri perbankan
berdasarkan tabel diatas sebesar 1,653238.
Dari 122 sampel yang diteliti sebesar 48%
perusahaan memiliki nilai komposit GCG
dibawah rata-rata sedangkan sisanya
sebesar 52% memiliki nilai komposit GCG
diatas rata-rata. Standar deviasi dari good
corporate governance sebesar 0,4255754.
Nilai standar deviasi yang jauh dibawah
rata-rata mengindikasikan bahwa variasi
data dalam penelitian tergolong rendah.
Namun, untuk keseluruhan data yang
diolah menunjukkan bahwa rata-rata
perusahaan memiliki tata kelola
perusahaan dengan predikat baik yang
dapat dilihat dari hasil uji statistik rata-rata
nilai komposit sebesar 1,653238 dan nilai
rata-rata komposit tersebut masih dalam
kategori predikat baik dikarenakan nilai
komposit yang kurang dari 2,5. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata
perusahaan perbankan yang menjadi
sampel dalam penelitian telah memiliki
tata k/elola yang baik.
3. Ukuran Perusahaan
Nilai minimum ukuran perusahaan sebesar
27,9384 berasal dari logaritma natural total
aset Bank Of India Tbk (BSWD) pada
tahun 2008 dengan total aset sebesar Rp
1.359.880.323.678. Sedangkan nilai
maximum ukuran perusahaan sebesar
34,4445 berasal dari logaritma natural total
aset Bank Mandiri (Persero) Tbk pada
tahun 2015 dengan total aset sebesar Rp
910.063.409.000.000.
Berdasarkan tabel diatas juga dapat
dilihat bahwa nilai rata-rata ukuran
perusahaan dari 122 sampel sebesar
31,763050 dengan standar deviasi sebesar
0,6475693. Nilai standar deviasi ukuran
perusahaan dalam penelitian ini jauh lebih
lecil dari nilai rata-rata yang diperoleh
untuk variabel ukuran perusahaan yang
berarti variasi data dalam penelitian
tergolong rendah atau data homogen
10
sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran
data baik.
4. Leverage
Nilai minimum leverage sebesar 0,3422
berasal dari Bank QNB Indonesia Tbk
pada tahun 2013 dengan total hutang
sebesar Rp 3.781.586.000.000 dan total
aset sebesar Rp 11.051.347.000.000. Hal
ini berarti kemampuan terendah
perusahaan dalam membiayai aset-asetnya
menggunakan hutang yaitu sebesar 34,2%.
Sedangkan nilai maksimum yaitu sebesar
0,9398 pada Bank Artha Graha
Internasional Tbk tahun 2011 dengan total
hutang sebesar Rp 18.031.095.213.642 dan
total aset sebesar Rp 19.185.436.308.366.
Hal ini berarti kemampuan tertinggi
perusahaan dalam membiayai aset-asetnya
yaitu sebesar 93,98%. Dapat diartikan pula
pengawasan kreditur pada perusahaan
yang memiliki leverage tinggi akan lebih
ekstra apabila dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki leverage yang
rendah.
Secara keseluruhan rata-rata leverage
sebesar 0,873263 dengan standar deviasi
0,0663636. Standar deviasi dapat
digunakan untuk melihat seberapa jauh
jarak antara data satu dengan data yang
lainnya. Variasi data dari leverage dapat
dikatakan rendah karena standar deviasi
lebih kecil dari nilai rata-rata yaitu sebesar
0,0663636.
5. Profitabilitas
Nilai minimum sebesar 0,0005 yang
berasal dari Bank QNB Indonesia Tbk
pada tahun 2011 dengan laba bersih
sebelum pajak sebesar Rp 15.550.000.000
dan total aset sebesar Rp
3.593.817.000.000. Hal ini berarti
kemampuan terendah perusahaan dalam
menghasilkan laba melalui aset yang
dimiliki perusahaan sebesar 0,05%.
Sedangkan nilai maksimum yaitu
sebesar .0446 yang diperoleh dari Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada
tahun 2013 dengan laba sebelum pajak
sebesar Rp 27.910.000.000.000 dan total
aset sebesar Rp 626.100.633.000.000 yang
berarti kemampuan tertinggi perusahaan
dalam menghasilkan laba melalui aset
yang dimiliki oleh perusahaan sebesar
4,6%. Dari tabel diatas juga dapat dilihat
bahwa profitabilitas memilki rata-rata
sebesar 0,019599 dengan standar deviasi
0,0106733. Nilai standar deviasi yang
lebih kecil dari rata-rata menunjukkan
bahwa variasi data dalam penelitian
tergolong rendah atau data homogen
sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran
data baik.
ROA (Return On Asset) yang tinggi
menunjukkan tingkat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang
diperoleh dari aset perusahaan semakin
baik karena berarti manajemen mampu
mengoptimalkan penggunaan serta
pemanfaatan aset yang dimiliki oleh
perusahaan, begitu pula sebaliknya
semakin rendah rasio Return on Asset
menunjukkan tingkat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang
diperoleh dari aset perusahaan semakin
buruk dan dapat dikatakan bahwa
manajemen belum mampu
mengoptimalkan penggunaan serta
pemanfaatan aset yang dimiliki oleh
perusahaan.
Uji Normalitas
Hasil perhitungan normalitas dengan
menggunakan One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Residual dinyatakan
berdistribusi normal jika nilai
signifikansinya Kolmogorov-Smirnov Test
(Test Statistic) > 0,05. Data semula dengan
sampel perusahaan sebesar 144 perusahaan
menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,000
lebih kecil dari koefisien signifikan yaitu
0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa data residual dalam
model regresi tersebut tidak berdistribusi
normal.
Dalam penelitian ini, untuk
menormalkan distribusi data peneliti
menggunakan uji outlier sehingga peneliti
11
harus melakukan pengujian ulang terhadap
data-data yang dianggap outlier. Pengujian
outlier dalam penelitian ini dilakukan
sebanyak 7 kali dengan total data outlier
sebanyak 22 sehingga menghasilkan
sampel akhir 122 perusahaan selama
periode 2008-2015 dengan signifikansi
sebesar 0,065 sehingga data telah
terdistribusi normal.
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 122
Test Statistic .078
Asymp. Sig.
(2-tailed)
.065c
Sumber: Hasil Olah SPSS
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi
terdapat korelasi antar variabel independen
(Imam, 2016: 103).
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
GCG .748 1.336
Ukuran
Perusahaan .715 1.398
Leverage .987 1.013
Profitabilitas .800 1.249
Sumber: Hasil Olah SPSS
Nilai tolerance menunjukkan bahwa
tidak terdapat variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1
yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih
dari 95%. Sedangkan untuk hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor
(VIF) juga menunjukkan hal yang sama
bahwa dari keempat variabel independen
tidak ada satupun variabel yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji
apakah dalam model regresi ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada
periode sebelumnya (t-1). Dalam
penelitian ini, untuk mendeteksi apakah
terdapat masalah autokorelasi pada model
regresi yang digunakan peneliti
menggunakan Run Test.
Tabel 4
Hasil Run Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.05809
Total Cases 122
Asymp. Sig. (2-tailed) .585
Sumber: Hasil Olah SPSS
Berdasarkan hasil pengujian Run Test
tabel 4.6 menunjukkan nilai test sebesar -
0,05809 dengan nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0,585. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai dari Asymp.
Sig. (2-tailed) yaitu 0,585 lebih besar dari
koefisien signifikan 0,05 (0,585 > 0,05).
Hal ini berarti hipotesti nol bahwa data
residual random (acak) sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi
tidak terjadi autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dalam
penelitian ini menggunakan uji Glejser.
Hasil pengujianya sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Sig
GCG 0,252
Ukuran Perusahaan 0,232
Leverage 0,749
Profitabilitas 0,070
Sumber: Hasil Olah SPSS
12
Berdasarkan tabel hasil uji glejser
diperoleh signifikansi variabel GCG
sebesar 0,252, Ukuran Perusahaan sebesar
0,232, Leverage sebesar 0,749, dan
profitabilitas sebesar 0,070. Keempat
variabel indpenden menunjukkan nilai
siginifikansi diatas 0,05 terhadap variabel
dependen Absolut Residual (AbsUt). Hal
ini berarti menunjukkan bahwa nilai
signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen nilai Absolut Ut
(AbsUt). Sehingga dapat disimpulkan
model regresi dalam penelitian ini tidak
terjadi Heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini analisis regresi
berganda digunakan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara good corporate
governance, ukuran perusahaan, leverage,
dan profitabilitas terhadap konservatisme
akuntansi serta mengetahui hubungan
antara keempat variabel independen
tersebut dengan variabel dependen. Dari
hasil pengolahan data diperoleh persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
KON_AK = 2,339 – 0,181 GCG + 0,036
SIZE – 2,8000 LEV + 32,316
ROA + ε
Uji Hipotesis
Uji F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui
apakah model persamaan regresi dalam
penelitian fit atau tidak fit. Hasil dari uji
model regresi (uji F) dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 6
Hasil uji F
Sumber: Hasil Olah SPSS
Berdasarkan tabel hasil uji F sebesar
23,310 dengan nilai signifikansi 0,000
yang jauh lebih kecil dibandingkan tingkat
signifikansi (α) 0,05 yang berarti H0
ditolak dan H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat salah satu dari
variabel good corporate governance,
ukuran perusahaan, leverage dan
profitabilitas yang berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi dan model regresi
dikatakan fit atau bagus.
Uji R2
Koefisien determinasi (R2) digunakan
untuk mengukur seberapa besar
kemampuan model (pengaruh variabel
independen) dalam menerangkan variasi
variabel dependen.
Tabel 7
Hasil Uji R2
Sumber: Hasil Olah SPSS
Berdasarkan tabel, nilai adjusted R square
menunjukkan angka 0,424 yang berarti
variabel konservatisme akuntansi dapat
dijelaskan oleh variabel good corporate
governance, ukuran perusaahan, leverage
dan profitabilitas sebesar 42,2% sedangkan
sisanya 57,8% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dteliti dalam penelitian ini.
Uji t
Uji statistik t bertujuan untuk
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
(setiap) variabel independen secara
individual dalam menjelaskan variasi
variabel dependen. Hasil dari uji t dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 8
Hasil Analisis Uji t
Variabel Sig. t hitung t tabel
GCG .168 -1.387 1,9804
SIZE .301 1.040 1,9804
LEV .000 -3.845 1,9804
ROA .000 6.427 1,9804
Sumber: Hasil Olah SPSS
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dilakukan untuk
menguji pengaruh good corporate
Model F Sig.
Regression 23,310 0.000
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .666a .443 .424 .5281702
13
governance terhadap konservatisme
akuntansi. Berdasarkan tabel 8 nilai t
hitung sebesar -1,387 dengan
signifikansi 0,168. Tingkat signifikansi
sebesar 0,168 lebih besar dari 0,05 serta
nilai t hitung sebesar -1,387 lebih kecil
dari pada t tabel yaitu 1,9084 maka
dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini H0 diterima dan H1 ditolak
yang berarti good corporate
governance tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
b. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dilakukan untuk
menguji pengaruh ukuran perusahaan
terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan tabel 8 nilai t sebesar
1.040 dengan signifikansi 0,301.
Tingkat signifikansi sebesar 0,301 lebih
besar dari 0,05 serta nilai t hitung
sebesar 1,080 lebih kecil dari pada t
tabel yaitu 1,9084 maka dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti
ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga dilakukan untuk
menguji pengaruh leverage terhadap
konservatisme akuntansi. Berdasarkan
tabel 8 nilai t sebesar -3,845 dengan
signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 serta
nilai t hitung sebesar 3,854 lebih besar
dari t tabel yaitu 1,9084 maka dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
d. Pengujian Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat dilakukan untuk
menguji pengaruh profitabilitas
terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan tabel 8 nilai t sebesar
6.427 dengan signifikansi 0,000.
Tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 serta nilai t hitung
sebesar 6,427 lebih besar dari t tabel
yaitu 1,9084 maka dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini maka H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti
profitabilitas berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Pembahasan
Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh
temuan bahwa good corporate governance
tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi dengan nilai signifikan good
corporate governance sebesar 0,168 lebih
besar 0,05. Dari hasil tersebut maka
hipotesis pertama ditolak dan teori dalam
penelitian ini belum dapat dibuktikan
kebenarannya bahwa good corporate
governance berpengaruh terhadap tingkat
konservatisme akuntansi dengan
menggunakan proksi pengukuran rasio
market to book value.
TABEL 9
Rata-Rata GCG Berdasarkan Tingkat
Konservatisme Akuntansi
Tahun
Jumlah
Observasi
Rata-
Rata
GCG
Perusahaan
Konservatis
(Rasio
MTB lebih
dari 1)
2008-
2015 79 1,5472
Perusahaan
Tidak
Konservatis
2008-
2015 43 1,8481
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan
bahwa rata-rata nilai komposit good
corporate governance selama periode
penelitian yaitu 2008 – 2015 pada
perusahaan perbankan yang menerapkan
konservatisme akuntansi sebesar 1,5472,
Sedangkan pada perusahaan perbankan
yang tidak menerapkan konservatisme
akuntansi memiliki rata-rata nilai komposit
good corporate governance sebesar
1,8481. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa dari data yang diolah menunjukkan
bahwa baik perusahaan yang konservatis
dalam menyajikan laporan keuangannya
14
maupun perusahaan yang tidak konservatis
dalam menyajikan laporan keuangannya
sama-sama memiliki tata kelola
perusahaan (good corporate governance)
dengan predikat baik. Hal ini dapat dilihat
dari rata-rata nilai komposit yang
diperoleh dari jumlah observasi dalam
kisaran 1,5 sampai dengan 2,00. Dimana
sesuai dengan SE BI No.
09/12/DPNP/2007 perusahaan dengan nilai
komposit tersebut merupakan perusahaan
dengan pelaksanaan GCG dengan predikat
baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan good corporate governance
tidak berpengaruh terhadap tingkat
konservatisme akuntansi yang diterapkan
perusahaan dalam penyajian laporan
keuangannya.
Hasil pengujian yang menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh good
corporate governance terhadap
konservatisme akuntansi apabila dikaitkan
dengan cara pengukuran konservatisme
dalam penelitian ini yang merupakan rasio
perbandingan antara harga saham saat
penutupan (closing price) dengan nilai
buku per lembar saham, nilai komposit
good corporate governance tidak akan
berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan diduga karena besar atau
kecilnya nilai komposit yang diperoleh
dari laporan self assessment good
corporate governance bukan merupakan
fokus utama dari investor, karena fokus
utama dari investor merupakan kinerja
keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan
dengan kinerja keuangan yang baik
kemungkinan besar investor memperoleh
dividen dan return juga semakin besar.
Oleh karena itu, nilai komposit tersebut
tidak akan mempengaruhi fluktuasi harga
saham yang menyebabkan nilai dari rasio
market to book value yang merupakan
proksi pengukuran konservatisme
akuntansi juga tidak akan berpengaruh.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan Mariska
Veres (2013) yang tidak dapat
membuktikan pengaruh good corporate
governance terhadap konservatisme
akuntansi akan tetapi berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fani dan
Kusmuriyanto (2015) yang menunjukkan
hasil bahwa good corporate governance
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
Pengaruh Ukuran Perusahaan
Terhadap Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh
temuan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi dengan nilai signifikan 0,301
jauh lebih besar dari 0,05. Dari hasil
tersebut maka hipotesis kedua ditolak dan
teori dalam penelitian ini belum dapat
dibuktikan kebenarannya bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap tingkat
konservatisme akuntansi dengan
menggunakan proksi pengukuran rasio
market to book value.
TABEL 10
Rata-Rata SIZE Berdasarkan Tingkat
Konservatisme Akuntansi
Tahun
Jumlah
Observas
i
Rata-
Rata
SIZE
Perusahaan
Konservatis
(Rasio
MTB lebih
dari 1)
2008-
2015 79
31,2682
Perusahaan
Tidak
Konservatis
2008-
2015 43
32,0324
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa
nilai rata-rata ukuran perusahaan selama
periode penelitian yaitu 2008 – 2015 pada
perusahaan perbankan yang menerapkan
konservatisme akuntansi sebesar 31,2682.
Sedangkan pada perusahaan perbankan
yang tidak menerapkan konservatisme
akuntansi memiliki nilai rata-rata sebesar
32,0324. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa dari data yang diolah baik
perusahaan yang konservatis dalam
menyajikan laporan keuangannya maupun
15
perusahaan yang tidak konservatis dalam
menyajikan laporan keuangannya memiliki
ukuran perusahaan yang hampir sama. Hal
ini dapat dilihat dari selisih nilai rata-rata
logaritma natural total aset antara
perusahaan yang menerapkan
konservatisme akuntansi dengan
perusahaan yang tidak menerapkan
konservatisme akuntansi tidak terlalu besar
sehingga berarti dapat disimpulkan bahwa
ukuran perusahaan tidak mempengaruhi
tingkat konservatisme akuntansi.
Apabila dikaitkan dengan cara
pengukuran konservatisme dalam
penelitian ini yang merupakan rasio
perbandingan antara harga saham saat
penutupan (closing price) dengan nilai
buku per lembar saham, ukuran
perusahaan tidak akan berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan karena
umumnya orientasi utama investor adalah
dividen dan juga return sedangkan
perusahaan besar atau kecil belum tentu
akan memberikan keuntungan terhadap
investor apabila memperoleh laba karena
kemungkinan laba yang diperoleh oleh
perusahaan akan di reinvestasikan kembali
ke perusahaan untuk tujuan perluasan
usaha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
besar atau kecilnya perusahaan tidak akan
berdampak pada fluktuasi harga saham
sehingga nilai dari rasio market to book
value yang merupakan proksi pengukuran
konservatisme akuntansi juga tidak akan
berpengaruh.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Mochammad dan
Darsono (2015) yang tidak dapat
membuktikan pengaruh ukuran perusahaan
terhadap konservatisme akuntansi akan
tetapi tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ni Wayan dan Ni Made
(2015) yang menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Pengaruh Leverage Terhadap
Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh
temuan bahwa leverage berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi dengan
nilai signifikan 0,000 jauh lebih kecil dari
0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis
ketiga diterima dan teori dalam penelitian
dapat dibuktikan kebenarannya bahwa
leverage berpengaruh terhadap tingkat
konservatisme akuntansi dengan
menggunakan proksi pengukuran rasio
market to book value.
TABEL 11
Rata-Rata Leverage Berdasarkan
Tingkat Konservatisme Akuntansi
Tahun
Jumlah
Observasi
Rata-
Rata
LEV
Perusahaan
Konservatis
(Rasio
MTB lebih
dari 1)
2008-
2015 79
0,8575
Perusahaan
Tidak
Konservatis
2008-
2015 43
0,9022
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa
nilai rata-rata leverage selama periode
penelitian yaitu 2008 – 2015 pada
perusahaan perbankan yang menerapkan
konservatisme akuntansi sebesar 0,8575.
Sedangkan pada perusahaan perbankan
yang tidak menerapkan konservatisme
akuntansi memiliki nilai rata-rata leverage
sebesar 0,9022. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa dari data yang diolah,
perusahaan yang konservatis dalam
menyajikan laporan keuangannya memiliki
rata-rata leverage yang lebih rendah yaitu
sebesar 0,8575 atau 85,75% apabila
dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak konservatis dalam menyajikan
laporan keuangannya yaitu sebesar 0,9022
atau 90,22%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa leverage berpengaruh
terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
Sehingga teori dalam penelitian ini yang
menyatakan bahwa semakin tinggi
leverage perusahaan maka perusahaan
16
akan semakin tidak konservatis dalam
menyajikan laporan keuangannya. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian
Ni Wayan dan Ni Made (2015) yang
menyatakan bahwa leverage berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi akan
tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dini Prastiwi (2013)
menunjukkan bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh
temuan bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi dengan
nilai signifikan 0,000 jauh lebih kecil dari
0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis
keempat diterima dan teori dalam
penelitian dapat dibuktikan kebenarannya
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
tingkat konservatisme akuntansi dengan
menggunakan proksi pengukuran rasio
market to book value.
TABEL 12
Rata-Rata Profitabilitas Berdasarkan
Tingkat Konservatisme Akuntansi
Tahun
Jumlah
Observasi
Rata-
Rata
Profit
Perusahaan
Konservatis
(Rasio
MTB lebih
dari 1)
2008-
2015 79
0,0235
Perusahaan
Tidak
Konservatis
2008-
2015 43
0,0125
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 12 menunjukkan
bahwa nilai rata-rata profitabilitas selama
periode penelitian yaitu 2008 – 2015 pada
perusahaan perbankan yang menerapkan
konservatisme akuntansi sebesar 0,0235.
Sedangkan pada perusahaan perbankan
yang tidak menerapkan konservatisme
akuntansi memiliki nilai rata-rata
profitabilitas sebesar 0,015. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa dari data yang diolah,
perusahaan yang konservatis dalam
menyajikan laporan keuangannya memiliki
rata-rata profitabilitas yang lebih tinggi
yaitu sebesar 0,0235 atau 2,35% apabila
dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak konservatis dalam menyajikan
laporan keuangannya yaitu sebesar 0,0125
atau 1,25%. Sehingga berdasarkan data
tersebut juga dapat dibuktikan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Hal ini berarti dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi akan membawa
kencenderungan yang tinggi bagi
perusahaan untuk menerapkan prinsip
konservatisme karena perusahaan dengan
profitabilitas yang tinggi ingin menjaga
agar laba yang diperoleh tidak terlihat
fluktuatif. Hasil dari penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Radyasinta dan
Kusmuriyanto (2014) yang juga
menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, akan tetapi hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ika dan Fachrurrozie (2015) yang
menyatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
KESIMPULAN, KETERBATASAN
DAN SARAN
Berdasarkan pengujian terhadap hipotesis
penelitian dan pembahasan hasil, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Selama delapan tahun pengamatan
(2008-2015) pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), good corporate
governance tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi yang
dikarenakan besar atau kecilnya nilai
komposit yang diperoleh dari laporan
self assessment good corporate
governance bukan merupakan fokus
utama dari investor, karena fokus utama
dari investor merupakan kinerja
17
keuangan perusahaan sehingga nilai
komposit tersebut tidak akan
mempengaruhi fluktuasi harga saham
yang menyebabkan nilai dari rasio
market to book value yang merupakan
proksi pengukuran konservatisme
akuntansi juga tidak akan berpengaruh.
2. Selama delapan tahun pengamatan
(2008-2015) pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Tidak
berpengaruhnya ukuran perusahaan
terhadap konservatisme akuntansi
dikarenakan perusahaan besar
umumnya akan menjadi perhatian dari
berbagai pihak sehingga perusahaan
besar akan membuat laporan keuangan
yang benar-benar menggambarkan
perusahaan sedangkan prinsip mengenai
konservatisme akuntansi ini masih
dianggap oleh beberapa pihak
merupakan prinsip memberikan dampak
laporan keuangan yang disajikan
menjadi bias sehingga belum mampu
dijadikan sebagai alat untuk
mengevaluasi resiko perusahaan.
3. Selama delapan tahun pengamatan
(2008-2015) pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), menunjukkan hal yang
serupa dengan hipotesis awal yaitu
leverage berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi yang dapat
diartikan bahwa perusahaan dengan
tingkat leverage yang semakin tinggi
memiliki tingkat konservatisme
akuntansi yang semakin rendah.
4. Selama delapan tahun pengamatan
(2008-2015) pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), juga menunjukkan
bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi yang
dapat diartikan bahwa perusahaan
dengan profitabilitas yang semakin
tinggi memiliki tingkat konservatisme
akuntansi yang semakin tinggi.
Penelitian ini mempunyai
keterbatasan antara lain: 1) Dalam
penelitian ini terdapat data outlier
sehingga hasil penelitian yang dicapai
kurang maksimal dari yang diharapkan
peneliti. 2) Pengukuran good corporate
governance dengan sebelas indikator
memiliki kekurangan pada tahun 2013,
2014, dan 2015 banyak bank yang
menggunakan penilaian komposit dengan
nilai peringkat untuk self assessment GCG
karena adanya perubahan peraturan dari
BI.
Berdasarkan hasil penelitian,
simpulan dan keterbatasan dalam
penelitian ini diharapkan untuk peneliti di
masa yang akan datang untuk: 1)
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan
model pengujian statistik lain yang tidak
mensyaratkan sebaran data berdistribusi
normal sehingga data tidak mengalami
proses outlier. 2) Penelitian selanjutnya
menggunakan peringkat penilaian self
asessment untuk mengukur variabel good
corporate governance pada industri
perbankan.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2007. Surat Edaran No.
9/12/DPNP/2007 Tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank
Umum. Jakarta : Bank Indonesia
Desak Gede Utami Aristiyani & I Gusti
Putu Wirawati. 2013. “Pengaruh Debt
To Total Assets, Dividen Payout Ratio
dan Ukuran Perusahaan pada
Konservatisme Akuntansi Perusahaan
Manufaktur di BEI”. E-Jurnal
Akuntansi, 3(3). Pp 216-230
Dini Prastiwi Brilianti. 2013. “Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme Akuntansi Perusahaan”.
Accounting Analysis Journal, 2(3). Pp
268-275.
Fani Risdiyani & Kusmuriyanto.
2015.“Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme Akuntansi”.Accounting
Analysis Journal, 4(3). Pp 1-10
18
Ika Ria Padmawati & Fachrurrozie. 2015.
“Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governanance Terhadap Tingkat
Konservatisme Akuntansi”. Accounting
Analysis Journal. 4(1) Pp 1-11
Imam Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Jensen, Michael, and William Meckling.
1976. “Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost, and Ownership
Structure”. Journal of Financial
Economics, Vol.3. Pp 305-360.
Jogiyanto. 2015. Metodologi Penelitian :
Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Edisi Keenam. Yogyakarta
: BPFE-UGM
Jumratul Haryani & I Dewa Nyoman
Wiratmaja. 2014. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Komite Audit, Penerapan
International Financial Reporting
Standards dan Kepemilikan Publik pada
Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana.6(1). Pp.63-78
Mariska Veres. 2013. “Hubungan
Mekanisme Good Corporate
Governance Dan Kualitas Kantor
Akuntan Publik Terhadap
Konservatisme Akuntansi Di Industri
Perbankan Indonesia Periode 2009-
2011”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 2(1). Pp 1-17
Mochammad Ibnu Haris & Darsono. 2015.
“Pengaruh Non-Ceo Family Ownership
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Konservatisme Akuntansi Dengan
Founder Ownership Sebagai Variabel
Pemoderasi”. Diponegoro Journal Of
Accounting.4(4).Pp1-8
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan
dan Aktualisasi Syari’iyyah Modern.
Yogyakarta: Andi.
Ni Wayan Noviantari & Ni Made Dwi
Ratnadi. 2015. “Pengaruh Financial
Distress, Ukuran Perusahaan, Dan
Leverage Pada Konservatisme
Akuntansi”. E-Jurnal Akuntansi, 11(3).
Pp 646-660
Reny Dyah Retno & Denies Priantinah.
2012. “Pengaruh Good Corporate
Governance dan Pengungkapan
Corporate Sosial Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal
Nominal. 1(1). Pp 84-103
Radyasinta Surya Pratanda &
Kusmuriyanto. 2014. “Pengaruh
Mekanisme Good Corporate
Governance, Likuiditas, Profitabilitas,
Dan Leverage Terhadap Konservatisme
Akuntansi”. Accounting Analysis
Journal, 3(2). Pp 255-263
Suwardjono. 2013. Teori Akuntansi;
Perekayasaan Pelaporan Keuangan,
Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Thomas Stefanus Kaihatu. 2006. “Good
Corporate Governance Dan
Penerapannya Di Indonesia”.Journal of
Management and
Entrepreneurship.8(1).Pp1-9.
http://www.bareksa.com