Upload
truongcong
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH FAKTOR PROMOTIONAL MIX TERHADAP PENINGKATAN CITRA PELUMAS PRIMA XP
PT. PERTAMINA
Oleh
SERLY VIRGIOLA
H24070064
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
RINGKASAN
SERLY VIRGIOLA. H24070064 Pengaruh Promotional Mix Terhadap Peningkatan Citra pelumas Prima XP Pertamina. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS.
Salah satu persaingan bisnis ekonomi yang melaju pesat adalah bisnis automotif yang pertumbuhannya dapat dilihat dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia. Pertambahan kendaraan bermotor juga berdampak pada permintaan akan kebutuhan pelumas, sehingga permintaan produk pelumas meningkat dari tahun ke tahun. Perusahaan dalam negeri yang terkenal di bidang pelumas ini adalah PT. Pertamina. Demi mempertahankan pelanggan dan mendapatkan pelanggan baru di tengah persaingan ketat, maka komunikasi efektif seperti promosi menjadi kegiatan penting dilakukan oleh PT. Pertamina Persero.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kegiatan dan strategi promosi yang dilakukan oleh PT Pertamina, khususnya pada produk pelumas Prima XP dalam meningkatkan citra perusahaan, (2) menganalisis pengaruh promosi secara keseluruhan terhadap peningkatan citra perusahaan dan (3) menganalisis peubah promosi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan citra Pelumas Prima XP.
Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak manajemen dan pengisian kuesioner oleh responden. Data sekunder berupa studi literatur, data perusahaan dan publikasi elektronik. Pengambilan 100 responden dengan metode judgment sampling. Uji validitas kuesioner dilakukan dengan uji Product Moment Pearson dan uji reliabilitas dengan teknik Cronbach’s Alpha, serta Analisis Regresi Linear Berganda dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS versi 17.
Strategi promosi yang dilakukan Pertamina Pelumas adalah advertising, sales promotion, personal selling dan publisitas. Kegiatan promosi di bidang advertising melalui media elektronik (TV commercial dan iklan radio) dan media cetak (spot iklan di surat kabar). Kegiatan promosi di bidang sales promotion salah satunya dengan menyelenggarakan mudik mekanik, gathering mekanik dan melakukan promosi beli Prima XP SAE 10W-40 di outlet Oli Mart gratis lunch box. Kegiatan di bidang personal selling adalah membuat stand di event road race. Kegiatan promosi terakhir adalah publisitas dengan melakukan kegiatan donasi ke universitas-universitas di Indonesia.
Dari alat analisis regresi linear berganda didapatkan 67,6% peubah promotional mix dapat menjelaskan peubah citra Pelumas Prima XP Pertamina, Uji F menunjukan peubah promotional mix secara simultan berpengaruh terhadap citra Pelumas Prima XP Pertamina dan uji t menjelaskan advertising, sales promotion dan publisitas berpengaruh nyata terhadap citra Pelumas Prima XP Pertamina. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa koefisien beta sales promotion terbesar (0,456), sehingga dapat dinyatakan Advertising memiliki pengaruh paling dominan terhadap citra Pelumas Prima XP Pertamina.
PENGARUH FAKTOR PROMOTIONAL MIX TERHADAP
PENINGKATAN CITRA PELUMAS PRIMA XP PT. PERTAMINA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Departemen Manajemen
Fakultas ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
SERLY VIRGIOLA
H24070064
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul Skripsi : Pengaruh Promotional Mix Terhadap Peningkatan Citra Pelumas Prima XP Pertamina
Nama : Serly Virgiola
NIM : H24070064
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA)
NIP : 195506261980031002
Mengetahui,
Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc)
NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus:
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor 09 September 1989
sebagai putri terakhir dari (5) lima bersaudara pasangan (Alm)
Bental Mukadas dan Hj. Elly Djuwita Mpd. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Ciawi
1 dan melanjutkam ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) Negeri 1 Bogor dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 3 Bogor. Tahun 2007 Penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), IPB.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan dan
kegiatan mahasiswa diantaranya adalah menjadi staf divisi acara Banking Goes to
Campus, staf divisi konsumsi Sportakuler, staf divisi humas Family Day dan
menjadi koordinator divisi acara Malam Keakraban (Makrab) Manajemen. Penulis
juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Saman Bungong Puteh.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul
“Pengaruh Promotional Mix Terhadap Peningkatan Citra Pelumas Prima XP PT.
Pertamina” Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini membahas mengenai empat (4) peubah promotional mix, yaitu
advertising, sales promotion, personal selling dan publisitas serta menganalisis
peubah yang paling berpengaruh terhadap peningkatan citra.
Penulis sadar skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai
pihak. Penulis juga memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, 12 April 2011
Penulis
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi berjudul ”Pengaruh Promotional Mix
Terhadap Peningkatan Citra Pelumas Prima XP Pertamina” yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan, bantuan dan kerja sama
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA sebagai dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi selama penulis
melakukan penelitian.
2. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, MEc dan Hardiana Widyastuti, Shut, MM selaku
dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran demi perbaikan
skripsi ini.
3. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM
IPB.
4. Seluruh staf pengajar dan karyawan Departemen Manajemen, FEM IPB.
5. Ir. H. Sugeng Riyadi SE, MM yang telah membantu penulis melaksanakan
penelitian di PT. Pertamina Pelumas.
6. Bapak Syafaat sebagai Asisstant Manager Passanger Card Motor Oil
(PCMO) yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian, Ibu
Christin, Bapak Ferdiansah dan seluruh karyawan PT. Pertamina Pelumas
yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan dan kesediaan
untuk memberikan ilmu pengetahuan.
7. Kedua orang tua, (Alm) Bental Mukadas dan Hj Elly Djuwita Mpd atas doa,
nasihat, semangat, dukungan, pengertian dan kasih sayang yang tiada henti
yang telah diberikan kepada penulis.
8. Ir.Toha dan Yetty Suryati atas doa, nasihat dan dukungan baik materiil
maupun nonmateriil kepada penulis.
vii
9. Keluarga besar Sylvia Ratnasari, Fitri Avianti, Muh Makmur, Yudith, Dadi
Japandi, Siti Fatimah, Devi Novita dan Dudi Hudaya yang selalu memberi
dukungan baik materiil maupun non materiil.
10. Raden Rauf yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
11. Sahabat tersayang (Upeh, Sheilla, Sarah, Resty, Atis, Dika, Lope, Maya dan
Agung) yang selalu memberikan bantuan dan menghibur penulis baik suka
maupun duka.
12. Teman-teman satu bimbingan (Elis, Lena, Rari, Upeh, Devi, Suci, Arif dan
Yodia) yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doanya.
13. Sahabat Slytherin (Una, Oimeh, Ira dan Upeh) yang telah menciptakan dunia
kuliah penulis menjadi lebih berwarna.
14. Sahabat Lacoste (Yodia, Uki, Badoq, Fikhy, Christ, Duta, Edho, Arlan,
Yuben, Sani, Keken dan Jawa) yang banyak memberikan keceriaan dan
pengetahuan bagi penulis.
15. Teman-teman manajemen 44 yang telah memberikan banyak kenangan indah
dan kebersamaan selama penulis kuliah.
16. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya dalam kesempatan ini yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh
semua pihak baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebut hingga
penyusunan skripsi ini dapat selesai pada waktunya. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan
skripsi ini. Harapan penulis semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya.
Bogor, 12 April 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
UCAPAN TERIMAKASIH................................................................................. vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2.Perumusan Masalah ................................................................................. 6 1.3.Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6 1.4.Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran ............................................................................................... 8 2.2. Bauran Pemasaran .................................................................................. 10
2.2.1. Product ......................................................................................... 10 2.2.2. Price ............................................................................................. 10 2.2.3. Promotion ..................................................................................... 11 2.2.4. Place.............................................................................................. 11
2.3. Bauran Promosi ....................................................................................... 12 2.3.1. Pengertian Promosi ...................................................................... 12 2.3.2. Tujuan dan Sasaran Promosi ........................................................ 12 2.3.3. Peubah Promosi ............................................................................. 15 2.3.4. Menyusun Anggaran Promosi ....................................................... 16
2.4. Pencitraan ............................................................................................... 17 2.5. Penelitian Terdahulu........................................................................... ..... 18
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................................. 22 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 23 3.3 Pengumpulan data................................................................................... . 23
3.3.1 Data primer ................................................................................... 23 3.3.2 Data Sekunder .............................................................................. 25
3.4 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 25 3.4.1 Uji Validitas ................................................................................. 25 3.4.2 Uji Reliabilitas ............................................................................. 26 3.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda ................................................. 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. Pertamina Persero ................................................. 33 4.1.1 Sejarah PT. Pertamina Persero ..................................................... 33 4.1.2 Sejarah PT. Pertamina Pelumas ................................................... 36
4.2 Produk Pelumas Prima XP ....................................................................... 38 4.3 Karakteristik Responden ........................................................................... 40 4.4 Strategi Bauran Promosi Pelumas Pertamina ........................................... 42 4.5 Hasil uji validitas dan reliabilitas ............................................................. 46 4.6 Pengaruh Promotional Mix Terhadap Citra Pelumas Prima XP Pertamina 46 4.7 Implikasi Manajerial ................................................................................. 51
ix
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan .................................................................................................... 54 2. Saran ............................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
LAMPIRAN .......................................................................................................... 58
x
DAFTAR TABEL No Halaman
1. Pasar perusahaan pelumas Pertamina................................................................ 3 2. Strategi bauran promosi Pertamina Pelumas..................................................... 44
xi
DAFTAR GAMBAR
No Halaman 1. Perkembangan penjualan mobil di pasar domestik........................................ 2 2. Pangsa pasar pelumas nasional 2010 ............................................................. 5 3. Bauran promosi barang konsumsi.................................................................. . 16 4. Bauran promosi barang industri..................................................................... . 16 5. Kerangka pemikiran penelitian........................................................................ 22 6. Struktur organisasi PT. Pertamina Persero ..................................................... 36 7. Struktur organisasi Pertamina Pelumas .......................................................... 38 8. Karakteristik responden berdasarkan usia....................................................... 40 9. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan. .......................................... 41 10. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan. ............................................ 41 11. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan. .......................................... 42
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Wawancara....................................................................................................... 59 2. Kuesioner penelitian ........................................................................................ 60 3. Hasil uji validitas, reliabilitas dan normalitas .................................................. 64 4. Hasil uji multikolinearitas dan diagram pencar ............................................... 66 5. Hasil analisis regresi, uji F dan uji t ................................................................. 67
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia
bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di
dunia perekonomian. Para pesaing yang muncul di era global ini memiliki
kemampuan kompetitif sangat ketat. Selain para pesaing lama, juga
dihadapkan dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang
bermunculan dari dalam maupun luar negeri. Tetapi tidak menutup
kemungkinan perusahaan-perusahaan lama yang tidak mampu berkompetisi
akhirnya gulung tikar. Oleh karena itu, manajemen pemasaran yang baik
perlu dilakukan oleh setiap perusahaan, mengingat pemasaran merupakan hal
utama yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Untuk tetap bertahan di tengah
ketatnya persaingan, maka perusahaan tidak hanya sekedar mengembangkan
produk yang baik dan penawaran harga bersaing, tetapi juga perlu memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan para pelanggan, pengecer, pemasok,
masyarakat umum dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan
perusahaan. Informasi itu sangat penting dalam pemasaran, agar setiap pihak
yang berkepentingan mengerti maksud dari usaha atau produk yang
ditawarkan. Oleh karena itu, dalam penyampaian informasi tersebut
diperlukan adanya suatu kegiatan komunikasi yang efektif atau biasa disebut
dengan kegiatan promosi.
Promosi merupakan alat bauran pemasaran yang meliputi semua
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya ke pasar sasaran. Menurut Kotler (2004), ada
empat (4) komponen bauran promosi, yakni iklan (advertising), penjualan
personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), dan
publisitas (publicity). Komponen ini sangat penting dilakukan agar konsumen
mengerti dan mengetahui tentang keunggulan dan keistimewaan produk,
sehingga konsumen tertarik membeli produk tersebut dan mempengaruhi
volume penjualan produk yang pada akhirnya akan meningkatkan citra
perusahaan atas produk tersebut.
Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di
Indonesia yang
kebutuhan pelumas. Permintaan produk pelumas meningkat dari tahun ke
tahun, dengan jumlah dana yang dibelanjakan ± Rp 7 triliun pada ta
atau naik 3% dibandingkan tahun sebelumnya (
Peningkatan kebutuhan pelumas ini merupakan hal
pelumas untuk memperluas pangsa pasarnya.
Penjualan mobil mencapai rekor tertinggi.
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
Astra Internasional, penjualan mobil mencapai 69.653 unit
dalam tujuh bulan terakhir. Sementara untuk
Tunggal Pemegang Merk (
tahun ini. Selama
(tidak termasuk importir umum atau perusahaan yang belum menjadi
anggota), untuk ritel sudah mencapai 422.749 unit
unit.
Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu
kenaikkan mencapai 65
Sedangkan lebih tinggi lagi 75
seperti dimuat pada Gambar 1.
Gambar 1. Perkembangan
Perusahaan dalam negeri yang terkenal di bidang pelumas ini adalah
PT. Pertamina. Pada awalny
Milik Negara (BUMN) yang sempat memonopoli suplai pelumas kekalangan
0
20000
40000
60000
80000
Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di
yang telah memberikan dampak terhadap permintaan akan
kebutuhan pelumas. Permintaan produk pelumas meningkat dari tahun ke
tahun, dengan jumlah dana yang dibelanjakan ± Rp 7 triliun pada ta
atau naik 3% dibandingkan tahun sebelumnya (Majalahtrust, 2010
Peningkatan kebutuhan pelumas ini merupakan hal posifif bagi perusahaan
pelumas untuk memperluas pangsa pasarnya.
Penjualan mobil mencapai rekor tertinggi. berdasarkan data Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dipublikasikan PT.
Astra Internasional, penjualan mobil mencapai 69.653 unit
bulan terakhir. Sementara untuk whole sales
Tunggal Pemegang Merk (ATPM) ke dealer 72.130 unit, juga tertinggi pada
elama tahun 2010 penjualan mobil dari anggota GAIKINDO
(tidak termasuk importir umum atau perusahaan yang belum menjadi
anggota), untuk ritel sudah mencapai 422.749 unit dan whole sales
Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu
kenaikkan mencapai 65% , yaitu dari 256.297 unit menjadi 422.749 unit.
Sedangkan lebih tinggi lagi 75% dari 252.290 unit menjadi 442.338 unit,
seperti dimuat pada Gambar 1.
kembangan penjualan mobil di pasar domestik (Lawan, 2010)
Perusahaan dalam negeri yang terkenal di bidang pelumas ini adalah
PT. Pertamina. Pada awalnya, PT Pertamina adalah perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang sempat memonopoli suplai pelumas kekalangan
2
Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di
telah memberikan dampak terhadap permintaan akan
kebutuhan pelumas. Permintaan produk pelumas meningkat dari tahun ke
tahun, dengan jumlah dana yang dibelanjakan ± Rp 7 triliun pada tahun 2003
Majalahtrust, 2010).
posifif bagi perusahaan
erdasarkan data Gabungan
(Gaikindo) yang dipublikasikan PT.
Astra Internasional, penjualan mobil mencapai 69.653 unit atau tertinggi
atau dari Agen
72.130 unit, juga tertinggi pada
2010 penjualan mobil dari anggota GAIKINDO
(tidak termasuk importir umum atau perusahaan yang belum menjadi
whole sales 442.338
Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu untuk ritel
, yaitu dari 256.297 unit menjadi 422.749 unit.
dari 252.290 unit menjadi 442.338 unit,
(Lawan, 2010).
Perusahaan dalam negeri yang terkenal di bidang pelumas ini adalah
PT Pertamina adalah perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang sempat memonopoli suplai pelumas kekalangan
Ritel
WS
3
industri hingga memperoleh pangsa pasar 90%. Namun setelah tidak
diberlakukannya Keppres No. 18/1988 dan berubah menjadi Keputusan
Presiden (Keppres) No. 21/2001 tentang tidak berlakunya hak monopoli
maka Pertamina yang tadinya BUMN berubah menjadi Pertamina (Persero).
Perubahan menjadi PT Pertamina (Persero) ini dilakukan tanggal 17
September 2003 berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No. 22
tahun 2001 tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas bumi
(Pertamina, 2009). Hal ini dilakukan Pertamina mengingat munculnya
pesaing-pesaing baru dengan lebih dari 40 perusahaan pelumas beserta 220
merek pelumas kendaraan bermotor khususnya di Indonesia. Perusahaan
tersebut ada yang bertindak selaku produsen pelumas di dalam negeri (local
blending) atau perusahaan yang hanya bertindak selaku importir. Data yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian pada tahun 2004 mencatat nilai
impor pelumas 3.764,9 juta US$ atau meningkat 79,27% dari tahun
sebelumnya. Beberapa perusahaan tersebut tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa perusahaan yang berperan dalam pasar Pelumas Nasional
No Perusahaan Merek Pelumas
1 PT Arta Boroindo PC
2 PT Alberta Mulia Abadi Igol
3 PT Atlas Petro Idemitsu
4 PT Astra Komponen Indonesia Maxima
5 PT Agip Lubrindo Pratama Agip, Agip 2T Plus, Agip 4T
Supra
6 PT Bersama Eka F1
7 PT Borobudur Agung BP, Vistra
8 PT Castrol Indonesia Castrol
9 PT Citra Makmur Sekata Motul
10 PT Dirga Sarana Buana Valvoline, Fuji, Union
11 PT Fuch Indonesia Titan
4
Lanjutan Tabel 1
No Perusahaan Merek Pelumas
12 PT Harapan Sakti Bertdal
13 PT Indo Sarana Seiken
14 PT Indo Trans Trust
15 PT Indocitra Sugiro Indomobil
16 PT Jumbo Power Jumbo
17 PT Nusaraya Agung Recder, Penlube
18 PT Petronas Niaga Indonesia
Syntium
19 PT Sabda Patria Adnoc
20 PT Shell Indonesia Shell Helix
21 PT Sukabumi Trading Repsol
22 PT Topindo Atlas Asia TOP-1
23 PT Pertamina Mesran, Prima XP, Mediteran, Fastron
24 PT Wiraswasta Gemilang
Indonesia
Pennzoil, Evalube, Molytex
Sumber : Swa, 2004
Setelah diberlakukannya Keppres No. 21 tahun 2001 terjadi
penurunan market share 40-50% dari tahun sebelum diberlakukannya
Keppres yang baru. Namun lambat laun terjadi peningkatan pada Pelumas
Pertamina, seiring dengan dikeluarkannya produk-produk baru oleh
Pertamina.
Bisnis pelumas adalah usaha prospektif mengingat Pertamina
merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari 30
tahun. Bisnis Pelumas Pertamina terdiri atas bisnis dalam negeri untuk
segmen retail maupun segmen industri dan bisnis pelumas luar negeri. Di
samping produk jadi, Pelumas Pertamina melayani kebutuhan Base Oil
Group I dan Base Oil Group III. Pangsa pasar saat ini mencapai 57% di
segmen retail dan 58% di segmen industri. Pemasaran Pelumas Pertamina di
dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas dan 45 Oli
Mart, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke
Gambar 2.
Gambar 2. Pangsa pasar pelumas nasional 20
Produk Pelumas Pertamina terdiri dari 25 merek yang diproduksi
selama ini, diantara 25 merek pelumas tergolong primadona adalah Prima XP.
Produk ini menyumbang hampir 50% dari total penjualan Pertamina
mencapai 350 ribu liter setiap tahun. Belum lama ini Prima XP mendapatkan
gelar TOP Brand
yang dilaksanakan oleh
(Pertamina, 2009
Prima XP me
kelas menengah, khususnya pengendara mobil tahun 2000
ini telah mendapatkan pengakuan global dengan diterimanya sertifikat mutu
dari lembaga sertifikasi internasional
Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles
Keunggulan lain dari Prima XP adalah soal
penambahan oli selama 175 jam. Juga telah dievaluasi dari perbandingan
keausan, sludge
batas total (Total Base Number
dikembangkan varian baru Prima XP 10W
semi sintetik. Produk baru ini sangat cocok untuk mobil
VVT-i, i-dsi seperti merek Toyota, Suzuki dan sejenisnya. Peraihan predikat
Top Brand akan menjadikan kinerja pemasaran Unit Pelumas harus semakin
15%
11%
10%3% 2
tersebar dari Sabang sampai Merauke, seperti dimuat pada
Pangsa pasar pelumas nasional 2010 (Ditjenmigas,2010)
Produk Pelumas Pertamina terdiri dari 25 merek yang diproduksi
selama ini, diantara 25 merek pelumas tergolong primadona adalah Prima XP.
Produk ini menyumbang hampir 50% dari total penjualan Pertamina
mencapai 350 ribu liter setiap tahun. Belum lama ini Prima XP mendapatkan
rand Award untuk ketiga kalinya dalam kategori pelumas mobil
yang dilaksanakan oleh Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing
09) .
Prima XP merupakan pelumas Pertamina yang membidik segmen
kelas menengah, khususnya pengendara mobil tahun 2000-an ke atas. Produk
ini telah mendapatkan pengakuan global dengan diterimanya sertifikat mutu
dari lembaga sertifikasi internasional American Petroleum Inst
Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles
Keunggulan lain dari Prima XP adalah soal endurance
penambahan oli selama 175 jam. Juga telah dievaluasi dari perbandingan
sludge (Lumpur), varnish, serta perbandingan kandungan angka
Total Base Number atau TBN) dan kekentalan. Saat ini sudah
dikembangkan varian baru Prima XP 10W-40 API SL dengan bahan dasar
semi sintetik. Produk baru ini sangat cocok untuk mobil-mobil berteknologi
seperti merek Toyota, Suzuki dan sejenisnya. Peraihan predikat
akan menjadikan kinerja pemasaran Unit Pelumas harus semakin
57%%
2% 1% 1%
PertaminacastrolPenzoil dan EvalubeTOP 1shellAgipMotulLain-lain
5
, seperti dimuat pada
10 (Ditjenmigas,2010)
Produk Pelumas Pertamina terdiri dari 25 merek yang diproduksi
selama ini, diantara 25 merek pelumas tergolong primadona adalah Prima XP.
Produk ini menyumbang hampir 50% dari total penjualan Pertamina yang
mencapai 350 ribu liter setiap tahun. Belum lama ini Prima XP mendapatkan
untuk ketiga kalinya dalam kategori pelumas mobil
dan Majalah Marketing
rupakan pelumas Pertamina yang membidik segmen
an ke atas. Produk
ini telah mendapatkan pengakuan global dengan diterimanya sertifikat mutu
American Petroleum Institute (API) dan
Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles (ACEA).
endurance, tidak perlu
penambahan oli selama 175 jam. Juga telah dievaluasi dari perbandingan
perbandingan kandungan angka
atau TBN) dan kekentalan. Saat ini sudah
40 API SL dengan bahan dasar
mobil berteknologi
seperti merek Toyota, Suzuki dan sejenisnya. Peraihan predikat
akan menjadikan kinerja pemasaran Unit Pelumas harus semakin
Penzoil dan Evalube
6
baik lagi, sehingga menjamin kelangsungan hidup kedua merek dalam
bersaing dengan merek-merek lain (Pertamina, 2009).
Untuk menjaga kelangsungan umur bisnis di tengah ketatnya
persaingan yang datang dari pesaing dalam negeri maupun investor
mancanegara, PT. Pertamina (Persero) perlu melakukan berbagai komunikasi
efektif , yaitu promosi dari berbagai komponen di bidang pelumas. Salah satu
produk pelumas yang menjadi primadona dan memiliki kemampuan bersaing
dengan pelumas- pelumas lainnya adalah Pelumas Prima XP. Pemasaran yang
baik didukung oleh promosi tepat akan memberikan pengaruh bagi citra
perusahaan, yaitu PT. Pertamina (Persero) pada khususnya, maka dilakukan
penelitian berjudul pengaruh promotional mix terhadap peningkatan citra
produk pelumas Prima XP PT. Pertamina.
1.1 Perumusan masalah
Dari hal yang telah dikemukakan pada latar belakang, disusun
perumusan masalah berikut :
1. Bagaimana karakteristik konsumen dan faktor promotional mix terhadap
produk Pelumas Prima XP untuk meningkatkan citra perusahaan ?
2. Peubah promosi yang paling berpengaruh dan Pengaruh promosi secara
keseluruhan terhadap peningkatan citra produk Pelumas Prima XP
Pertamina ?
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ialah :
1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen beserta faktor-faktor promotional
mix terhadap pasar pelumas dalam meningkatkan citra perusahaan.
2. Menganalisis peubah promosi yang paling berpengaruh dan pengaruh
promosi secara keseluruhan terhadap peningkatan citra Pelumas Prima XP
Pertamina.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada mempelajari
kegiatan promosi produk Pelumas Prima XP yang dilakukan oleh PT.
Pertamina ( Persero ), respon konsumen terhadap promosi yang dilakukan oleh
Pelumas Prima XP Pertamina, mengetahui pengaruh dari promosi tersebut
7
dengan peningkatan citra produk Pelumas Prima XP dan PT. Pertamina pada
khususnya. Sedangkan konsumen yang dijadikan responden dalam penelitian
ini adalah pengguna Pelumas Prima XP yang mengetahui program promosi
yang dilakukan dan bersedia untuk mengisi kuesioner.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Dari sejumlah definisi yang ditawarkan mengenai pemasaran terdapat
perbedaan antara definisi sosial dan definisi manajerial. Pemasaran menurut
definisi sosial adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan dinginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. Untuk definisi manajerial, pemasaran sering
digambarkan sebagai seni menjual produk (Kotler, 2004). Relevan untuk
menekankan bahwa pandangan yang tepat tentang pemasaran adalah kegiatan
yang mencakup penilaian kebutuhan konsumen, penelitian pemasaran,
pengenalan pasar sasaran, pengembangan produk, penentuan harga jual, dan
distribusi produk. Oleh karena itu, tepat apabila dikatakan bahwa pemasran
merupakan kegiatan manusia yang diarahkan kepada pemuasan kebutuhan
dan keinginan orang atau pihak lain melalui proses pertukaran.
Pemahaman yang tepat tentang makna hakiki dari pemasaran harus
dilihat dari berbagai komponen dari konsep marketing yaitu kebutuhan,
keinginan, permintaan, produk, pertukaran, transaksi dan pasar (Suwanto dan
Rasto, 2003)
a. Kebutuhan
Kebutuhan manusia (human need) adalah keadaan seperti perasaan
kehilangan dalam diri seseorang. Kebutuhan meliputi :
1) Kebutuhan fisik : makanan, pakaian, kehangatan dan keamanan.
2) Kebutuhan sosial : rasa memiliki, pengaruh dan kasih sayang.
3) Kebutuhan Pribadi: ilmu pengetahuan dan ekspresi diri.
b. Keinginan
Keinginan manusia (human want) adalah bentuk yang berasal dari
kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan pribadi seseorang.
Dengan berkembangnya masyarakat, maka keinginan anggota masyarakat
tersebut berkembang pula.
9
c. Permintaan
Keinginan manusia menjadi permintaan, apabila didukung daya beli.
Seseorang memilih produk yang memenuhi kepuasan bagi keinginan
sesuai harga atau seseorang memilih produk yang memberinya manfaat
terbaik sesuai nilai uangnya.
d. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada pasar agar
diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produsen harus mencari para
konsumen dan memahami keinginannya sebagai calon pembeli, dan
kemudian harus mempersiapkan produknya sedemikian rupa agar bisa
memenuhi keinginannya.
e. Pertukaran
Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang diinginkan
dari seseorang dengan memberikan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran
adalah salah satu cara dari empat cara untuk mendapatkan barang yang
diinginkan oleh seseorang. Cara lainnya adalah memproduksi sendiri,
mencuri, dan mengemis. Pertukaran paling banyak dipilih orang, karena
orang dapat memusatkan diri untuk memproduksi barang sesuai dengan
keahliannya dan mempertukarkannya dengan barang kebutuhannya yang
diproduksi orang lain.
f. Transaksi
Transaksi merupakan perdagangan nilai antara dua pihak. Transaksi dapat
dilakukan, bila :
1) Paling tidak ada dua barang yang bernilai.
2) Ada syarat-syarat yang disepakati.
3) Waktu kesepakatan.
4) Tempat kesepakatan.
g. Pasar
Pasar adalah sekelompok pembeli aktual dan potensial sebuah produk.
10
2.2 Bauran Pemasaran
Pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan
yang diinginkan dari pasar sasarannya. Alat-alat itu membentuk suatu bauran
pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai
tujauan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2004). McCarthy
mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat (4) kelompok disebut 4P
dalam pemasaran. Secara garis besar keempat alat tersebut dapat dijelaskan
melalui penjelasan berikut :
2.2.1 Product
Definisi produk menurut Kotler (2004) adalah sesuatu yang bisa
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian,
pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan. Pengembangan sebuah produk mengharuskan sebuah
perusahaan manfaat-manfaat apa yang akan diiberikan oleh produk
itu. Manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut
produk .
2.2.2 Price
Definisi harga menurut Kotler (2004) adalah sejumlah uang yang
dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga
adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk
mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk
atau jasa. Penetapan masalah harga dan persaingan harga telah dinilai
sebagai masalah utama yang dihadapi oleh perusahaan. pendekatan
penetapan harga secara umum yang meliputi satu atau lebih diantara
tiga (3) perangkat perimbangan berikut :
a. Cost-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya).
1) Cost-Plus-Pricing (Penetapan harga biaya plus) metode ini
merupakan metode penelitian harga yang paling sederhana,
dimana metode ini menambah standar mark-up terhadap biaya
produk.
11
2) Break Event Analysis and Target Profit Pricing (Analisis
peluang pokok dan penetapan harga laba sasaran). Suatu
metode yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga,
apakah akan break even atau membuat target laba yang akan
dicari.
b. Value-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai), metode
ini menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari biaya
penjualan) untuk menetapkan suatu harga.
c. Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan
persaingan)
1) Going-rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang
berlaku), perusahaan mendasarkan harganya pada harga
pesaing, serta kurang memperhatikan biaya dan
permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan harga yang
sama, lebih tinggi atau lebih rendah dan pesaing utamanya.
2) Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup)
Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan
hubungan yang kaku atas biaya, atau permintaan perusahaan.
2.2.3 Promotion
Promosi berkaitan dengan bagaimana cara mengkomunikasikan suatu
produk kepada masyarakat, agar produk tersebut dapat dikenal dan
akhirnya dibeli oleh masyarakat.
2.2.4 Place (Tempat distribusi)
Definisi distribusi menurut Kotler (2004) adalah berbagai kegiatan
yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah
diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Keputusan penentuan
lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada
pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara
mengirimkan, atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana
hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan, karena dalam
bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan
diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi
12
dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan
satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah
produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi.
Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan
lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. Sebagai salah
satu peubah bauran pemasaran, distribusi atau tempat mempunyai
peranan sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan
produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang
dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu
dan tempat yang tepat.
2.3 Bauran Promosi
Dalam mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran memerlukan
suatu rancangan strategi dan program-program penjualan yang efektif dan
efisien. Promosi penjualan merupakan salah satu kegiatan yang penting dari
marketing mix sebagai usaha untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan.
2.3.1 Pengertian Promosi
Pengertian dasar dari promotional mix berbeda-beda, menurut
(Swastha dalam Angipora, 2002) promotional mix adalah kombinasi
strategi yang paling baik dari peubah-peubah periklanan, personal
selling dan alat promosi lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk
mencapai tujuan program penjualan.
2.3.2 Tujuan dan Sasaran Promosi
Secara mendasar menurut Angipora (2002) tujuan utama dari promosi
yang akan dilakukan oleh perusahaan terdiri dari beberapa alternatif,
yaitu :
a. Menginformasikan
Sebagai tujuan utama dari kegiatan promosi yang akan dilakukan
adalah menginformasikan seluruh aspek-aspek dan kepentingan
perusahaan yang berhubungan dengan konsumen dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya untuk dapat diketahui secara jelas.
Kegiatan yang dilakukan untuk menginformasikaan berbagai hal
yang berkaitan antara perusahaan dengan konsumen berupa :
13
1) Menginformasikan pasar mengenai produk baru.
2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu
produk.
3) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
4) Menjelaskan cara kerja produk.
5) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan.
6) Meluruskan kesan yang salah.
7) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
8) Membangun citra perusahaan.
b. Mempengaruhi dan Membujuk Pelanggan Sasaran
Sebagai alternatif kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan
oleh perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan
atau konsumen sasaran agar mau membeli dan mengalihkan
pembelian terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan.
Kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi dan membujuk
pelanggan sasaran, dengan tujuan utama :
1) Menentukan pilihan merk.
2) Mengalihkan pilihan ke merk lain.
3) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
4) Mendorong pelanggan untuk belanja saat itu juga.
5) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman.
c. Mengingatkan
Sebagai alternatif dari tujuan promosi yang akan dilakukan
perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran
yang selama ini dimiliki atas keberadaan perusahaan dan merk-
merk produk yang dihasilkan tetap setia dan konsisten melayani
konsumennya. Kegiatan promosi yang bersifat mengingat terdiri
atas :
1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan
dibutuhkan dalam waktu dekat.
2) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang akan
menjual produk perusahaan
14
3) Membuat konsumen tetap ingat, walaupun tidak ada kegiatan
kampanye iklan.
4) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk
perusahaan.
Dalam berbagai kegiatan bisnis yang nyata, dimana kegiatan
promosi yang akan dilakukan tidak hanya sekedar
mengkomunikasikan tujuan, tetapi kegiatan promosi tersebut
harus menentukan secara jelas sasaran promosi yang ingin
dicapai dalam periode waktu tertentu. Sasaran promosi ini lebih
lanjut perlu diterjemahkan kedalam sasaran yang lebih spesifik
dan berorientasi kepada tindakan berikut :
1) Sasaran penjualan
Sasaran penjualan harus ditetapkan secara jelas dengan
mencantumkan secara spesifik kenaikan penjualan dari
prtoduk tertentu diharapkan dari kegiatan promosi yang
dilakukan, baik dalam dollar, rupiah, volume penjualan, atau
presentase pangsa pasar yang akan dijangkau. Namun
didalam penetepan sasaran penjualan yang disebabkan
konsekuensi dari sasaran promosi, perlu memperhatikan tiga
(3) karakteristik dasar berikut :
i) Sasaran harus spesifik dan dapat diukur.
ii) Sasaran harus dapat dicapai dalam waktu yang terbatas.
iii) Sasaran harus dapat diidentifikasikan dengan suatu hasil
yang sebenarnya.
2) Sasaran Konsumen.
Dengan menetapkan sasaran konsumen secara jelas, maka
perusahaan dapat menentukan dengan tepat apa yang ingin
disampaikan, bagaimana menyampaikannya, kapan
disampaikan, dimana disampaikan dan siapa yang
menyampaikan, serta pemilihan atas peubah-peubah
promotional mix yang akan dilakukan, disamping atas media
yang akan digunakan menjadi lebih jelas dan terarah sesuai
15
biaya yang disediakan. Disamping itu, dalam menetapkan
sasaran konsumen juga harus ditetapkan secara jelas
geographic dan demographic segmentation yang akan dituju,
agar didalam memiliih dan menetapkan media yang akan
digunakan, serta jangkauan peredaran atau frekeuensi dapat
disesuaikan dengan sasaran konsumennya, sehingga kegiatan
promosi yang dilakukan dapat efektif dan efisien bagi
perusahaan.
2.3.3 Peubah Promosi
Menurut (Kotler dan Armstrong, 2004) peubah–peubah yang ada di
dalam promotional mix ada 5, yaitu :
a. Periklanan (advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk
melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk
gagasan, barang atau jasa.
b. Penjualan personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam
rangka mensukseskan penjualan dan membangun
hubungan dengan pelanggan.
c. Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
penjualan suatu produk atau jasa.
d. Publisitas ( Publicity )
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk
memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik
dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang
dapat merugikan. Menurut (Swastha dalam Angipora, 2002)
publisitas adalah sejumlah informasi yang disebarluaskan ke
masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa
pengawas dari sponsor. Publisitas merupakan pelengkap yang efektif
bagi alat promosi yang lain seperti periklanan, personal selling dan
sales promotion. Biasanya, media bersedia memplubisitaskan suatu
16
cerita, apabila materinya dirasakan cukup menarik atau patut
dijadikan berita.
Dalam memasarkan barang konsumsi, iklan memegang
peranan terpenting, karena penggunaan produk tersebut tidak
memerlukan penjelasan secara rinci, seperti dimuat pada Gambar 3.
Gambar 3. Bauran promosi barang konsumsi (Suwanto dan Rasto, 2003)
Didalam memasarkan barang industri, justru penjualan
personal memegang peranan terpenting, karena penggunaan
produknya memerlukan penjelasan secara lebih rinci, seperti dimuat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Bauran promosi barang industri (Suwanto dan Rasto,
2003) 2.3.4 Menyusun Anggaran promosi.
Menurut Suwanto dan Rasto (2004), anggaran promosi dapat
disusun dengan mengikuti salah satu metode di bawah ini :
a. Metode menurut kemampuan
Banyak perusahaan menyusun anggaran promosi menurut perkiraan
yang dapat dibiayai perusahaan. Metode penyusunan anggaran ini
sama sekali mengabaikan pengaruh promosi terhadap volume
penjualan. Metode ini menjurus ke suatu anggaran promosi tahunan
Iklan
Promosi Penjualan
Penjualan Personal
Publisitas
Penjualan personal
Promosi penjualan
Iklan
Publisitas
17
yang tidak menentu, sehingga mempersulit perencanaan pasar
jangka panjang.
b. Metode menurut persentase penjualan
Perusahaan menyusun anggaran promosi berdasarkan persentase
khusus dari penjualan atau dari harga jual.
2.4 Pencitraan
Citra menunjukan pada suatu gambaran (image), suatu kesan
penghayatan yang menangkap arti bagi seseorang. Citra memang tidak
jauh dari guna namun lebih bertingkat spiritual, lebih menyangkut derajat
dan martabat manusia didalamnya. Citra menunjukan tingkat kebudayaan,
sedangkan guna lebih menuding pada segi keterampilan atau kemampuan.
Seperti mesin mobil, misalnya tidak berbeda tugas dengan kuda atau
gerobak tetapi jauh berganda hasil tariknya. Demikian juga rumah dapat
dipandang sebagai suatu alat untuk mempergandakan hasil proses
kehidupan dan kediaman dalam arti hasil proses produksi dan lain
sebagainya. Lebih dari itu, rumah atau bangunan atau sesuatu wadah lain
mempunyai citra, cahaya pantulan jiwa dan cita-cita, merupakan lambang
yang membahasakan segalanya yang manusiawi, keindahan dan
keagungan, kesederhanaan dan kewajaran yang memperteguh hati setiap
manusia, atau bahkan sebaliknya.
Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.
Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan
(Kotler, 2004). Citra yang efektif melakukan tiga (3) hal. Pertama,
menetapkan karakter produk usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter
itu dengan cara yang berbeda, sehingga tidak dikacaukan dengan karakter
pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional lebih dari sekadar citra
mental. Supaya berfungsi, citra itu harus disampaikan melalui setiap
sarana komunikasi yang tersedia dan kontrak merek.
Menurut (Angipora, 2002) pesan harus disampaikan dan diekspresikan
melalui lambang-lambang, media tertulis dan audivisual, suasana dan
perilaku karyawan. Rinciannya sebagai berikut :
18
a. Lambang
Citra dapat diperkuat dengan menggunakan simbol-simbol yang kuat.
Perusahaan dapat memilih sebuah simbol seperti apel pada Apple
computer. Merek dapat dibangun disekitar orang-orang terkenal seperti
pada parfum passion dengan spokesperson Elizabeth Taylor. Perusahaan
juga mungkin memilih suatu warna pengidentifikasi seperti biru dan
kuning pada kodak atau potongan suara/musik khusus.
b. Media
Citra yang dipilih harus ditampilkan dalam iklan yang menyampaikan
suatu cerita, suasana hati dan pernyataan yang jelas berbeda dengan yang
lain. Pesan itu harus tampak di laporan tahunan, brosur, katalog, peralatan
kantor perusahaan dan kartu nama.
c. Suasana
Ruang fisik yang ditempati organisasi merupakan pencipta citra yang kuat
lainnya. Hotel-hotel mengembangkan suatu citra tersendiri melalui lobby
atriumnya. Suatu bank yang ingin tampak ramah harus memilih rancangan
gedung, rancangan interior, tata letak, warna, material dan perabotan yang
tepat.
d. Peristiwa
Suatu peusahaan dapat membangun suatu identitas melalui jenis kegiatan
yang disponsorinya.
2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Aurora (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor
Customer Experience Management (CEM) yang berpengaruh terhadap
peningkatan Citra Telkom Speedy Pada PT TELKOM Kandatel Bekasi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mempelajari faktor-faktor CEM Telkom
Speedy di PT TELKOM Kandatel Bekasi, (2) menganalisis pengaruh dari
faktor-faktor CEM terhadap citra Telkom Speedy, (3) menganalisis peubah
CEM yang berpengaruh dominan terhadap citra Telkom Speedy dan (4)
merekomendasikan strategi penerapan CEM efektif untuk PT TELKOM
Kandatel Bekasi. Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
meliputi data primer melalui wawancara dan pengambilan contoh sebanyak
19
100 orang menggunakan metode convenience sampling dan data sekunder.
Alat analisis adalah analisis regresi linear berganda dengan bantuan
software SPSS versi 16. Pada analisis regresi linear berganda didapatkan
68,8% peubah CEM dapat menjelaskan peubah citra TELKOM Speedy dan
dinyatakan peubah tersebut memiliki pengaruh nyata terhadap citra
TELKOM Speedy secara keseluruhan. Sedangkan hasil olahan uji t
menunjukkan bahwa hanya tiga dari lima (5) peubah CEM, yaitu produk,
promosi dan merek yang berpengaruh secara nyata terhadap citra Telkom
Speedy (Y). Peubah yang paling berpengaruh terhadap Y adalah produk
dengan nilai koefisien 0,561.
Tiyas (2010) dalam studi penelitian mengenai Analisis Pengaruh
Promosi terhadap Penjual Penyedap Masakan (MSG) “X” yang bertujuan
(1) mengidentifikasi dan menganalisis kegiatan promosi yang telah
dilakukan oleh PT. TNS (2) menganalisis pengaruh kegiatan promosi yang
dilakukan oleh PT. TNS`terhadap peningkatan penjualan dan (3)
menganalisis peubah promosi yang berpengaruh dominan terhadap tingkat
penjualan. Pengambilan contoh dengan menggunakan purposive sampling
sebanyak 165 responden. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda, Uji khi kuadrat dan analisis deskriptif. Pengolahan
data dibantu dengan Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 13 for Windows.
Hasil analisis regresi linear berganda menunjukan bahwa, kegiatan promosi
sangat berpengaruh terhadap penjualan. Walaupun tanpa melakukan
kegiatan promosi apapun PT. TNS akan menerima keuntungan, yang
ditunjukan oleh koefisien regresi 150,6 artinya apabila perusahaan
mengeluarkan biaya untuk kegiatan promosi hadiah langganan satu (1) poin,
maka akan memberikan tambahan penerimaan penjualan 150,6 poin.
Andhika (2009) dalam penelitian yang berjudul Analisis Efektivitas
Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Death by Chocolate & Spagheti
Restaurant (DBC), yang bertujuan (1) mempelajari strategi dan kegiatan
promosi DBC & Spagheti Restaurant, (2) mengetahui Respon Konsumen
terhadap efektivitas promosi DBC & Spagheti Restaurant dan (3)
menganalisis hubungan antara biaya promosi yang dikeluarkan dengan
20
jumlah penjualan produk DBC & Spagheti Restaurant yang berlokasi di
jalan Ceremai No. 22, Bogor. Analisis menggunakan uji validitas dan
reliabilitas, empathy, persuasion, impact dan communication (EPIC Model),
Direct Rating Method dan analisis korelasi product moment pearson dengan
SPSS 15 for Windows dan Microsoft Excel.
Hasil pengukuran efektivitas promosi dengan EPIC Model
menunjukan bahwa dimensi empati dan persuasi masuk dalam skala efektif.
Sedangkan, dimensi dampak dan komunikasi hanya masuk dalam skala
cukup efektif. Hasil pengukuran secara keseluruhan menunjukan bahwa
promosi DBC & Spagheti Restaurant. Hasil pengukuran secara keseluruhan
menunjukan bahwa promosi DBC & Spagheti Restaurant masuk dalam
kategori promosi efektif (EPIC rate 3,44). Pengukuran efektivitas promosi
DBC & Spagheti Restaurant masuk dalam kategori baik (total skor direct
rating 70,32). Berdasarkan analisis korelasi dengan SPSS 15 for Windows,
diperoleh nilai koefisien korelasi antara biaya promosi Above The Line
(ATL) dengan jumlah penjualan -0.999. Sedangkan, nilai koefisien korelasi
antara biaya promosi Below The Line (BTL) dengan jumlah penjualan
0,410. Hal ini menginterpretasikan bahwa ada korelasi negatif yang nyata
antara biaya promosi ATL dengan jumlah penjualan dan tidak ada korelasi
nyata antara biaya promosi BTL dengan jumlah penjualan.
21
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Semakin banyaknya usaha persaingan di bidang pelumas nasional
menimbulkan kompetisi persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan
yang sangat kompetitif ini PT. Pertamina (Persero) membutuhkan
pengetahuan mendalam tentang bagaiman praktik promosi efektif agar
mampu bertahan dan mencapai tujuan perusahaan.
Promosi merupakan alat bauran pemasaran yang meliputi semua
kegiatan yang dilakuakan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya ke pasar sasaran. Dalam praktiknya terdapat
empat peubah dari bauran promosi yakni iklan (advertising), penjualan
langsung (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan
hubungan manusia (publicity). Komponen ini sangat penting dilakukan,
agar konsumen tertarik membeli produk tersebut dan mempengaruhi
volume penjualan produk, sehingga akhirnya akan meningkatkan citra
perusahaan atas produk Pelumas Prima XP.
Untuk melihat pengaruh strategi promosi yang dilakukan PT.
Pertamina digunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil
tersebut, maka PT. Pertamina dapat menentukan peubah promosi yang
paling berpengaruh terhadap peningkatan penjualan produk Prima XP
Pertamina dan mengetahui langkah-langkah promosi yang harus dilakukan
untuk meraih, meningkatkan, dan mempertahankan pangsa pasarnya.
Untuk lebih jelas, kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
22
Gambar 5. Kerangka pemikiran penelitian
PT. Pertamina (Persero)
Strategi Promosi
Promotional Mix
Public Relation Sales promotion Personal Selling Advertising
Peningkatan Citra
Pengaruh Promosi
Analisis regresi Linear Berganda
23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Pertamina (Persero) yang
berlokasi di jalan MH Thamrin kav.55 Jakarta Pusat 10350, Autobirdal
Padjajaran, Autobridal Mawar dan Autopit pada bulan Januari- awal Maret
2010. Pemilihan obyek penelitian dilakukan secara (judgment sampling)
dengan mempertimbangkan bahwa PT. Pertamina (Persero) merupakan
Perusahaan Pelumas Nasional terbesar di Indonesia.
3.3 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder.
3.3.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian (Hasan,
2002). Data ini diperoleh melalui pengamatan langsung,
wawancara, pengisian kuesioner atau bukti transaksi.
a. Pengamatan langsung
Pengamatan ini dilaksanakan dengan melihat langsung
ke PT. Pertamina (Persero) dan lokasi penjualan untuk
mendapatkan data atau keterangan yang diperlukan seperti
hasil pelaksanaan kegiatan promosi.
b. Wawancara
Diperoleh dari hasil wawancara (Lampiran 1) dengan
pihak yang terkait dalam kegiatan promosi PT. Pertamina
(Persero). Informasi yang ingin diperoleh peneliti berupa
gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
kegiatan promosi yang dijalankan oleh perusahaan, serta
volume penjualan sebelum dan sesudah kegiatan promosi
selama tahun 2009-2010.
c. Kuesioner
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi
oleh responden (Hasan, 2002). Penyebaran Kuesioner
24
(Lampiran 2) dilakukan kepada responden yaitu konsumen PT.
Pertamina yang menggunakan pelumas Prima XP. Metode
pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nonprobability sampling dengan prosedur judgement
sampling atau pertimbangan tertentu terhadap unsur populasi
yang dipilih sebagai contoh (Istijanto, 2005). Kriteria
konsumen yang akan dijadikan responden adalah :
a. Konsumen sudah pernah melakukan pembelian pelumas
Prima XP.
b. Konsumen dinilai mampu untuk mengisi kuesioner.
c. Konsumen bersedia mengisi kuesioner yang disediakan.
d. Dalam satu rombongan keluarga hanya diambil satu orang
yang menjadi responden.
e. Dalam satu rombongan teman atau kenalan, mengisi
masing-masing satu kuesioner.
Penentuan kriteria tersebut ditujukan agar responden dapat
benar-benar memberikan penilaian secara obyektif. Penentuan
jumlah contoh atau responden ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2005), yaitu :
� � ������� … … … … … … … … . . … … … … . �1�
Keterangan :
N = Jumlah konsumen yang membeli oli di SPBU dan oli
mart di kota Bogor.
n = Ukuran contoh (responden)
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih bisa
ditolerir sebesar 10%.
Dalam penelitian, nilai kritis yang digunakan adalah 10%
karena dengan nilai ini akan diperoleh jumlah contoh yang
cukup dalam penelitian dan sudah merupakan standar yang
cocok untuk penelitian sosial. Jumlah populasi yang digunakan
adalah jumlah olimart dan SPBU di kota Bogor, yaitu 15600
25
dengan nilai kritis (e) yaitu 10%, sehingga diperoleh jumlah
contoh (n) yang digunakan adalah 100 contoh. Berikut adalah
perhitungan jumlah contoh yang dibutuhkan :
� � ������������ ��,��
� � ��������
� � 99,36~100 3.3.2 Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain
bukan diusahakan sendiri pengumpulannya (Supranto, 1988). Data
sekunder bisa bersumber dari data primer yang diolah lebih lanjut
oleh pihak pengumpul data primer atau diperoleh dari pihak lain
dari berbagai sumber studi literatur antara lain buku-buku, internet,
majalah, koran, data-data dari perusahaan dan hasil-hasil penelitan
terdahulu. Data tersebut digunakan untuk mendukung data primer
yang ada.
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 17. Dalam hal ini
dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji keandalan kuesioner,
analisis regresi untuk melihat pengaruh kegiatan promosi dengan pencitraan
PT. Pertamina dan mengetahui peubah promosi yang paling berpengaruh
terhadap peningkatan citra PT. Pertamina (Persero).
3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan suatu alat ukur atau instrumen (kuesioner). Validitas
menunjukkan sejauh mana alat dapat mengukur apa yang ingin diukur
(Umar, 2005), untuk uji validitas diketahui dengan cara menghitung
nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pernyataan dengan
skor total memakai rumus teknik korelasi Product Moment Pearson
berikut :
26
� � ��∑ �����∑ � ∑ ������ ∑ � ���∑ ��!��� ∑ ����∑ � �! … … … … … … … … . �2�
Keterangan :
� = Koefisien validitas yang dicari
n = Jumlah responden
X = Skor masing-masing pertanyaan X
Y = Skor masing-masing pertanyaan Y
Pengujian validitas diolah dengan menggunakan SPSS 17. Uji
validitas dilakukan terhadap 30 responden dimana bila diperoleh r
hitung lebih besar dari r tabel yang ditentukan, yaitu 0,361, sehingga
kuesioner dinyatakan valid dan dapat digunakan.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) adalah suatu nilai yang menunjukkan
konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama
(Umar, 2005). Kuesioner reliabel adalah kuesioner yang apabila
dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas data kuesioner dilakukan
dengan menggunakan perhitungan metode Cronbach’s Alpha berikut :
���# $ %% & 1' (1 & ∑ )*+
)*� , … … … … … … … . … … … … … … … �3�
Dimana :
��� # Reliabilitas instrumen
% � Banyak butir pertanyaan
)*� � Jumlah ragam total
∑ )*+ � Jumlah ragam butir
Rumus untuk mencari nilai ragam adalah :
)* � ∑ -* & �∑ -*��� … … … … … … … … … … … … … … … . . … . . �4�
Dimana :
)* � Ragam
� � Jumlah contoh (responden)
- � Nilai skor yang dipilih
27
Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan SPSS 17. Uji
reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dimana reliabilitas peubah
dikatakan baik, apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari
0,60.
3.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda
1. Uji Asumsi Klasik Statistik
Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model
yang baik jika model tersebut bebas dari asumsi klasik statistik
(Nugroho, 2005). Proses pengujian asumsi klasik statistik
dilakukan bersama-sama dengan proses uji regresi, sehingga
langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik
statistik menggunakan media kotak kerja yang sama dengan uji
regresi SPSS.
a. Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
residual yang diteliti terdistribusi normal atau tidak. Nilai
residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk
lonceng yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga.
Distribusi data dikatakan tidak normal karena terdapat nilai
ekstrem dalam data yang diambil. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kurva nilai
residual terstandarisasi dikatakan menyebar dengan normal
apabila nilai asymp.sig. (2-tailed) > α.
b. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada
tidaknya peubah independen yang memiliki kemiripan dengan
peubah independen lain dalam suatu model. Kemiripan antar
peubah independen akan menyebabkan terjadinya korelasi yang
sangat kuat antara suatu peubah independen dengan peubah
independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap
multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan
dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada
28
uji parsial masing-masing peubah independen terhadap peubah
dependen (Nugroho, 2005). Deteksi terhadap multikolinearitas
pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation
factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak
kurang dari 0,1 pada kotak kerja hasil pengolahan data SPSS.
c. Heteroskedastisitas
Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk
mengetahui, apakah terdapat pengaruh sistematis antara peubah
yang diidentifikasi dengan residual absolutnya. Cara
memprediksi adanya heteroskedastisitas pada suatu model yang
dilihat dari pola gambar diagram pencar model regresi pada
hasil pengolahan data (Nugroho, 2005). Analisis pada diagram
pencar menyatakan model regresi linear berganda tidak
terdapat heteroskedastisitas jika, Titik-titik data menyebar di
atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. Titik-titik data tidak
mengumpul hanya di atas atau di bawah. Penyebaran titik-titik
data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali. Penyebaran titik-
titik data sebaiknya tidak berpola.
2. Persamaan Regresi
Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh antara
satu peubah terhadap peubah lain. Peubah yang dipengaruhi
disebut peubah tergantung atau dependen, sedangkan peubah yang
mempengaruhi disebut peubah bebas atau peubah independen
(Umar, 2005). Dalam regresi berganda, persamaan regresi
mempunyai lebih dari satu peubah independen. Untuk memberi
simbol peubah independen yang terdapat dalam persamaan regresi
berganda adalah dengan melanjutkan simbol yang digunakan pada
regresi sederhana, yaitu dengan menambah tanda bilangan pada
setiap peubah independen tersebut, dalam hal ini "0�, 0*, … , 0�. " Dalam penelitian ini, ada lebih dari satu peubah independen
yang mempengaruhi satu peubah dependen. Maka, penelitian ini
29
menggunakan analisis regresi linear berganda. Peubah dependen
yang dimaksud adalah citra PT. Pertamina. Sedangkan peubah-
peubah independen adalah produk, pelayanan, saluran, promosi
dan merek. Rumusnya adalah :
Y = a +b�x� +b*x*+b3x3 4 b5x5+ e……………...(5)
Di mana :
Y = citra produk Pelumas XP Pertamina
x� = Iklan (Advertising)
x* = Penjualan personal (Personal Selling)
x3 = Promosi penjualan (Sales Promotion)
05 = Publisitas
a, b�, b*, b3, b5 = koefisien regresi
e = error term (galat)
Formulasi di atas kemudian diolah dengan menggunakan
software SPSS versi 17 untuk mendapatkan hasil dari pengaruh
peubah independen terhadap peubah dependen. Dapat juga terlihat
peubah promotional mix yang memberi pengaruh paling besar
terhadap citra produk Pelumas Prima XP Pertamina.
3. Uji F dan Uji t
Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang
dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen, maka
perlu dilakukan uji simultan (uji F) dan uji parsial (uji t). Uji
simultan bertujuan untuk mengetahui apakah semua peubah
independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap peubah
dependen. Pengujian terhadap pengaruh peubah independen secara
bersama-sama (simultan) terhadap perubahan nilai peubah
dependen dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya
perubahan nilai peubah dependen yang dapat dijelaskan oleh
perubahan nilai semua peubah independen.
Langkah pertama dalam melakukan uji simultan adalah
menentukan perumusan hipotesis. Hipotesis nol dan hipotesis
tandingannya ditentukan sebagai berikut :
30
H0 : bi = 0 (X1 dan X2 secara bersama-sama tidak memiliki
pengaruh nyata terhadap Y)
H1 : bi ≠ 0 (X1 dan X2 secara bersama-sama memiliki pengaruh
nyata terhadap Y)
Kemudian menentukan nilai Fhitung dengan menggunakan rumus :
F= 6²/�9���
���:�/���3� … … … … … … … … … … … … �6�
dimana:
;* = Koefisien determinasi
k = Jumlah peubah
n = Jumlah contoh
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan
antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel sesuai dengan taraf nyata yang
digunakan. Jika Fhitung lebih kecil daripada Ftabel atau p-value lebih
besar dibandingkan dengan nilai α yang digunakan, maka
keputusannya adalah menerima daerah penerimaan hipotesis nol
(H0). Artinya, secara statistik dapat dibuktikan bahwa semua
peubah independen (X1 dan X2) tidak berpengaruh terhadap peubah
dependen. Sedangkan jika nilai Fhitung lebih besar daripada nilai
Ftabel atau p-value lebih kecil dibandingkan dengan nilai α yang
digunakan, maka keputusannya adalah menolak H0 dan menerima
Ha. Artinya, secara statistik data yang digunakan membuktikan
bahwa semua peubah independen (X1 dan X2) berpengaruh
terhadap peubah dependen.
Uji parsial bertujuan untuk memastikan apakah peubah
independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara
individu berpengaruh terhadap nilai peubah dependen. Caranya
adalah dengan melakukan pengujian terhadap koefisien regresi
setiap peubah independen. Langkah pertama dalam melakukan uji
parsial adalah menentukan perumusan hipotesis. Hipotesis nol dan
hipotesis tandingannya ditentukan sebagai berikut :
H0 : b1 = 0 (X1 tidak memiliki pengaruh nyata terhadap Y)
H1 : b1 ≠ 0 (X1 memiliki pengaruh nyata terhadap Y)
31
H0 : b2 = 0 (X2 tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap Y)
H1 : b2 ≠ 0 (X2 memiliki pengaruh nyata terhadap Y)
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai t untuk setiap
koefisien regresi dengan menggunakan rumus (8) yang telah
disebutkan di atas. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan ttabel.
Jika thitung suatu koefisien regresi lebih kecil daripada t tabel atau p-
value lebih besar dibandingkan dengan nilai α yang digunakan,
maka keputusannya adalah menerima H0. Artinya koefisien regresi
peubah independen, yaitu X1 dan X2 tersebut tidak berpengaruh
terhadap nilai peubah dependen (Y). Sedangkan jika pada
pengujian terhadap suatu koefisien regresi, thitung lebih besar
daripada nilai ttabel. atau p-value lebih kecil dibandingkan dengan
nilai α yang digunakan, maka keputusannya adalah menolak H0
dan menerima H1. Artinya koefisien regresi peubah independen (X1
dan X2) berpengaruh terhadap peubah dependen (Y).
Untuk mengetahui pernyataan peubah independen mana yang
paling berpengaruh terhadap peubah dependen digunakan analisis
regresi dengan metode stepwise. Regresi stepwise melibatkan dua
jenis proses, yaitu forward selection dan backward elimination.
Teknik ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Pada masing-
masing tahapan, akan diputuskan peubah mana yang merupakan
prediktor terbaik untuk dimasukkan ke dalam model. Peubah
ditentukan berdasarkan uji-F, peubah ditambahkan ke dalam model
selama nilai p-valuenya kurang dari nilai kritik α. Kemudian
peubah dengan nilai p-value lebih dari nilai kritik α akan
dihilangkan. Proses ini dilakukan terus menerus hingga tidak ada
lagi peubah yang memenuhi kriteria untuk ditambahkan atau
dihilangkan.
Untuk mengetahui nyata peran peubah antara digunakan
koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan
besarnya sumbangan peubah independen terhadap peubah
dependen. Bila peubah tersebut memiliki koefisien determinasi
32
lebih besar daripada koefisien determinasi kedua peubah lainnya,
maka peubah tersebut berkedudukan sebagai peubah antara.
33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. Pertamina Persero.
4.1.1 Sejarah PT. Pertamina Persero.
Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki
Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak
tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT. Permina. Pada tahun
1961, perusahaan ini berganti nama menjadi PN Permina dan setelah
merger dengan PN Pertamin di tahun 1968, namanya berubah menjadi
PN Pertamina. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971
sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai
setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT. Pertamina
(Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23
November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Pendirian PT. Pertamina dilakukan menurut ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang
Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun
2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998
dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "Tentang
pengalihan bentuk perusahaan petambangan minyak dan gas bumi
negara (Pertamina) menjadi perseroan (Persero)". Sesuai dengan akta
pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam
maupun di luar negeri, serta kegiatan usaha lain yang terkait atau
menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah :
a. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
Perseroan secara efektif dan efisien.
b. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi
untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
34
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan
melaksanakan kegiatan usaha yaitu menyelenggarakan usaha di bidang
minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya. Sesuai
dengan ketentuan dalam Undang-Undang Minyak dan Gas (MIGAS)
baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang
memonopoli industri MIGAS, melainkan kegiatan usaha minyak dan
gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
Untuk memenuhi hal yang dimaksud diatas, maka disusun visi
dan misi berikut :
Visi : menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia.
Misi : menjalankan usaha inti minyak, gas dan bahan bakar nabati
secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Tata Nilai Pertamina :
1. Clean (Bersih). Dikelola secara profesional, menghindari benturan
kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan
dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang
baik.
2. Competitive (Kompetitif). Mampu berkompetisi dalam skala regional
maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi,
membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
3. Confident (Percaya Diri). Berperan dalam pembangunan ekonomi
nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN,\ dan
membangun kebanggaan bangsa.
4. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan). Berorientasi pada
kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. Commercial (Komersial). Menciptakan nilai tambah dengan
orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-
prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Berkemampuan). Dikelola oleh pemimpin dan pekerja
yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi,
35
berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, maka Pertamina
mempunyai ciri khusus dengan adanya lembaga Dewan Komisaris
Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang mempunyai tugas dan
wewenang berikut :
1. Menetapkan kebijaksanaan umum, mengawasi manajemen dan
mengusulkan pemerintah langkah apa yang perlu diambil dalam
rangka penyempurnaan manajemen, termasuk pula dalam susunan
Direksi Pertamina.
2. Bertanggungjawab kepada Presiden.
3. Berhak meminta segala keterangan-keterangan yang diperlukan
kepada Direksi.
Kepengurusan DKPP sebagai berikut :
Ketua : Menteri Pertambangan dan Energi
Wakil : Menteri Keuangan
Anggota :
i. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
ii. Menteri Sekretaris Negara
iii. Menteri Negara Riset dan Teknologi
Struktur organisasi Pertamina ditentukan menurut Keputusan
Presiden No. 44/1975 pada pasal 4 tentang pokok-pokok organisasi
bahwa Pertamina dipimpin oleh suatu direksi yang terdiri dari seorang
Direktur Utama dan sekurang-kurangnya lima (5) orang direktur.
Masing-masing direktur memimpin sebuah direktorat yang pada saat ini
ada tujuh (7) direktorat. Struktur organisasi Pertamina Persero dapat
dilihat pada Gambar 6.
Direktur Utama bertanggungjawab kepada Pemerintah melalui
DKPP sepanjang menyangkut pengawasan produksi, pengawasan
keselamatan kerja dan kegiatan lain dalam pertambangan minyak dan
gas bumi yang menyangkut kepentingan umum, maka Direksi
bertanggung jawab kepada Menteri Pertambangan.
36
Gambar. 6 Struktur organisasi PT. Pertamina Persero
4.1.2 Sejarah PT. Pertamina Pelumas
Pelumas Pertamina merupakan bisnis pelumas yang prospektif
mengingat Pertamina merupakan Market Leader pasar pelumas dalam
negeri selama lebih dari 30 tahun. Bisnis Pelumas Pertamina terdiri atas
bisnis dalam negeri untuk segmen retail maupun segmen industri dan
bisnis pelumas luar negeri. Di samping produk jadi, Pelumas Pertamina
juga melayani kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III.
Pangsa pasar saat ini mencapai 54% di segmen retail dan 58% di
segmen industri.
Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas Pertamina
memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri
sebanyak 18 Brand. Untuk pasar luar negeri, Pertamina memasarkan
tiga (3) Brand yang merupakan extension dari Brand di dalam negeri.
Untuk Lube Base Oil, Pertamina memasarkan lima (5) jenis kekentalan
untuk LBO Group I, dan dua (2) jenis kekentalan untuk LBO Group III.
Pemasaran Pelumas Pertamina di dalam negeri, didukung oleh 7 Sales
Region, 180 Agen Pelumas, dan 45 Oli Mart, tersebar dari Sabang
sampai Merauke.
HEAD OF INTEGRATED SUPPLY CHAIN
Director Upstream
Director Refinery
Director Marketing & Trading
Director General Affairs
Director Human
Resources
Director Finance
HEAD OF LNG BUSINESS
HEAD OF INTERNAL AUDIT
CORPORATE SECRETARY
HEAD OF CORPORATE LEGAL
Director, Investment Planning &
Risk Management
President Director & CEO
37
Untuk mendukung pencapaian hal yang dilakukannya, disusun
visi dan misi berikut :
Visi : Menjadi partner solusi Pelumasan terbaik.
Misi : Memasarkan produk Pelumas dan base oil di pasar dalam negeri,
serta secara selektif di pasar internasional, utamanya ASEAN,
melalui penciptaan nilai tambah pada konsumen dan perusahaan.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut maka organisasi PT.
Pertamina Pelumas dipimpin oleh seorang Vice President Lube
(Gambar 7). Posisi dibawah Vice President Lube yaitu Manager Retail
Marketing, Manager Industry Marketing, Manager production and
Business, Manager Production Supply Chain, Manager Overseas
Marketing dan manager Sales Region I s.d VII Sabang s/d Merauke.
Untuk produk Pelumas Pertamina sendiri berada di bawah
tanggungjawab Manager Retail Marketing dan bertugas untuk
hubungan dengan volume penjualan, jalur distribusi pelumas otomotif,
mengelola brand roda empat (4) dan menentukan harga penjualan
produk otomotif. Di bawah Manager Retail Marketing terdapat
Asisstant Passanger Card Motor Oil (PCMO), Assistant Small Engine
Oil, Assistant Brand and Communication, Assistant Management
Channel Management dan Assistant Customer Service. Asisstant
PCMO bertanggungjawab terhadap produk-produk oli otomotif seperti
Fastron, Prima XP dan Mesran, Assistant Small Engine Oil
bertanggungjawab untuk oli-oli motor roda dua. Assistant Brand and
Communication bertanggungjawab untuk promosi dan peningakatan
citra pelumas. Assistant Management Channel Management bertugas
uuntuk jalur distribusi ke agen, dealer dan bengkel. Assistant Customer
Service bertanggungjawab untuk melayani keluhan di call centre
500000.
38
Gambar 7. Struktur organisasi Pertamina Pelumas
4.2 Produk Pelumas Prima XP
a. Prima XP 20W – 50
Prima XP SAE 20W-50 adalah pelumas mesin bensin yang
diformulasikan dari bahan dasar pilihan bermutu tinggi dari jenis High
Viscosity Index (HVI) dengan aditif hasil teknologi mutakhir dalam
jumlah, jenis dan komposisi yang optimal, antara lain detergent dipersant,
anti oksidasi, anti aus dan (VII) Viscosity Index Improver yang
kesemuanya mampu memberikan perlindungan maksimal terhadap
bagian-bagian mesin yang dilumasi.
Prima XP SAE 20W-50 memiliki keunggulan utama, yaitu
mempunyai kekentalan ganda (multigrade), mantap pada suhu tinggi dan
rendah, sehingga mesin mudah dihidupkan pada waktu suhu rendah dan
pelumas tetap mempunyai kekentalan yang sesuai untuk pelumasan pada
suhu dan kecepatan tinggi. Formula pelumas ini dikembangkan khusus
untuk memberikan perlindungan terhadap pembentukan endapan dan
mempunyai ketahanan terhadap degradasi, serta mempunyai karakteristik
tingkat penguapan yang sangat kecil, sehingga konsumsi pelumasnya
lebih hemat. Prima XP Sae 20W-50 merupakan generasi pelumas terbaru
sebagai upaya peningkatan mutu pelumas Mesran Prima generasi
sebelumnya. Pelumas ini diakui dan memperoleh sertifikat dari The
Manager Overseas Marketing
Manager Sales Region I sd VII
Sabang sd Merauke
Manager Production
Supply Chain
Manager Production & Business
Vice President Lubes
Manager Industry
Marketing
Manager Retail
Marketing
Ass. Manager Customer Service
Ass. Manager Channel
Management
Ass. Manager Passanger Card
Motor Oil
Ass. Manager Brand &
Communication
Ass. Manager Small Engine
Oil
39
American Petroleum Institute (API) Engine Oil Licensing and
Certification System (EOLCS).
Kehandalan pelumas Prima XP Sae 20W-50 ini ditunjukkan
dengan kemampuan kerjanya yang telah memenuhi persyaratan API
Service Classification SJ/CF, (ACEA) A2-98/B2-98 dan MB 226.1.
Penggunaan Pelumas Prima XP Sae 20W- 50 ini direkomendasikan untuk
digunakan pada mesin kendaraan terbaru dengan bahan bakar bensin.
Kendaraan kendaraan terbaru masa kini dengan multi katup yang
dilengkapi sistem DOHC atau Twin Cam merupakan pengguna yang
sesuai, yang memerlukan pelumas dengan performance level API service
SJ/ CF, ACEA A2- 98/B2-98 dan MB 226.1. Pelumas Prima XP Sae
20W-50 dapat juga digunakan pada kendaraan bensin yang mensyaratkan
API Service SH dan sebelumnya. Pelumas Prima XP Sae 20W-50 cocok
juga digunakan untuk kendaraan mesin diesel tugas sedang.
b. Prima XP 10W-40
Prima XP merupakan pelumas Pertamina yang membidik segmen
kelas menengah, khususnya pengendara mobil tahun 2000-an ke atas.
Produk ini telah mendapatkan pengakuan global dengan diterimanya
sertifikat mutu dari lembaga sertifikasi internasional (API) dan (ACEA).
Keunggulan lain dari Prima XP adalah soal endurance, tidak perlu
penambahan oli selama 175 jam. Hal lainnya dilakukan evaluasi dari
perbandingan keausan, sludge (lumpur), varnish dan perbandingan
kandungan angka batas total (Total Base Number atau TBN) dan
kekentalan.
Saat ini Prima XP 10W-40 API SL merupakan varian baru dengan
bahan dasar semi sintetik. Prima XP 10W-40 merupakan Pelumas
kendaraan mesin bensin yang diformulasikan dengan syntethic force oil
untuk city cars dengan kondisi stop and go. Produk baru ini sangat cocok
untuk mobil-mobil berteknologi VVT-i, i-dsi seperti merek Toyota,
Suzuki dll.
4.3 Karakteristik Responden
Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 100 orang konsumen
pengguna Pelumas Prima XP dengan berbagai karakteristik yang telah
ditetapkan. Karakteristik konsumen Pelumas Prima XP dalam penelitian ini
dapat dilihat dari jenis kelamin, usia
pendidikan terakhir.
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan
konsumen Pelumas prima XP terdapat 80
20% berjenis kelamin perempuan.
b. Usia
Berdasarkan hasil penelitian
sebagian besar konsumen Pelumas Pr
29 tahun (59%)
dengan kisaran usia tersebut merupakan konsumen yang sudah memiliki
penghasilan sendiri dan mampu mengambil keputusan untuk melakukan
pembelian Pelumas
8.
Gambar
c. Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian kepada konsumen Pelumas Prima XP
(62%) konsumen memiliki rataan pendapatan per bulan Rp 1.000.000
3.000.000 dan 26%
memiliki pendapatan Rp. 6.000.000
segmentasi Pelumas Prima XP yang membidik kelas menengah.
lengkap pendapatan konsumen dapat dilihat pada
14%
9%
Karakteristik Responden
Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 100 orang konsumen
Pelumas Prima XP dengan berbagai karakteristik yang telah
ditetapkan. Karakteristik konsumen Pelumas Prima XP dalam penelitian ini
dapat dilihat dari jenis kelamin, usia, pendapatan per bulan, pekerjaan dan
pendidikan terakhir.
nis Kelamin
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, dari 100 responden
men Pelumas prima XP terdapat 80% berjenis kelamin laki
% berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian kepada 100 responden diketahui
sebagian besar konsumen Pelumas Prima XP berada di usia produktif 20
(59%) dan kedua adalah usia 30 – 39 tahun (14
dengan kisaran usia tersebut merupakan konsumen yang sudah memiliki
penghasilan sendiri dan mampu mengambil keputusan untuk melakukan
Pelumas Prima XP PT. Pertamina. Seperti dimuat pada Gambar
Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan usia.
Berdasarkan hasil penelitian kepada konsumen Pelumas Prima XP
(62%) konsumen memiliki rataan pendapatan per bulan Rp 1.000.000
3.000.000 dan 26% (Rp 6.000.000 – Rp 9.000.000). Rataan terkecil (5%)
memiliki pendapatan Rp. 6.000.000 - Rp 9.000.000. Hal ini sesuai dengan
segmentasi Pelumas Prima XP yang membidik kelas menengah.
lengkap pendapatan konsumen dapat dilihat pada Gambar 9.
59%
4%
9%
18%
40
Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 100 orang konsumen
Pelumas Prima XP dengan berbagai karakteristik yang telah
ditetapkan. Karakteristik konsumen Pelumas Prima XP dalam penelitian ini
pendapatan per bulan, pekerjaan dan
karakteristik jenis kelamin, dari 100 responden
erjenis kelamin laki-laki dan
kepada 100 responden diketahui bahwa
berada di usia produktif 20 –
39 tahun (14%). Konsumen
dengan kisaran usia tersebut merupakan konsumen yang sudah memiliki
penghasilan sendiri dan mampu mengambil keputusan untuk melakukan
Prima XP PT. Pertamina. Seperti dimuat pada Gambar
Karakteristik responden berdasarkan usia.
Berdasarkan hasil penelitian kepada konsumen Pelumas Prima XP
(62%) konsumen memiliki rataan pendapatan per bulan Rp 1.000.000 – Rp
. Rataan terkecil (5%)
Hal ini sesuai dengan
segmentasi Pelumas Prima XP yang membidik kelas menengah. Rincian
9.
20-29 tahun
30-35 tahun
40-50 tahun
>50 tahun
41
Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan.
d. Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukan sebagian besar konsumen Pelumas
Prima XP memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta (37%) karena
pegawai swasta merupakan profesi yang banyak memerlukan mobilisasi di
luar perusahaan menggunakan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda
empat dan terkecil memiliki profesi sebagai profesional (1%). Rincian
pekerjaan lainnya dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.
e. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan pembelian. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
cara pandangnya akan lebih luas dan cara berpikirnya lebih kompleks
dalam memutuskan sesuatu termasuk dalam memutuskan pembelian.
Berdasarkan pendidikan terakhir, rataan konsumen berpendidikan Sarjana
(45%) dan terkecil (12%) bependididkan terakhir S2/S3. Oleh karena itu,
Pertamina Pelumas harus memberikan informasi lengkap agar tidak salah
sasaran dan menjadi bahan pertimbangan cukup, sehingga mempengaruhi
42
konsumen dalam memilih Pelumas Prima XP. Rincian lengkap pendidikan
terakhir konsumen Pelumas Prima XP disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan.
4.4 Strategi Bauran Promosi Pelumas Pertamina
a. Advertising ( Iklan)
Periklanan (advertising) merupakan salah satu bentuk promosi
yang paling umum digunakan oleh perusahaan dalam mempromosikan
produknya. Iklan merupakan bentuk komunikasi tidak langsung, yang
didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk
yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan untuk mengubah pikiran seseorang dan melakukan
pembelian. Untuk mempromosikan produk Pelumas Prima XP, Pertamina
melakukan strategi dengan membuat iklan Pelumas pada tahun 2010 di
media elektronik dan media cetak. Pada media elektronik Pelumas
Pertamina membuat TV commercial dengan Rifat Sungkar dan Rizal
Sungkar sebagai bintang sekaligus spokesperson Pelumas prima XP.
Selain di televisi Pelumas Prima XP juga melakukan strategi promosi di
radio – radio nasional dengan membawa tagline dari Prima XP, yaitu
“Extreme protection”. Pada Media cetak strategi yang dilakukan Pelumas
Prima XP adalah memasang billboard-billboard mini di SPBU (Stasiun
Pengisian Bahan bakar Umum) milik Pertamina dan iklan-iklan spot di
koran-koran nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
b. Sales Promotion (Promosi penjualan)
Promosi penjualan (Sales promotion) adalah bentuk persuasi
langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera meningkatkan jumlah
barang yang dibeli pelanggan. Melalui promosi penjualan perusahaan
43
dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggan untuk mencoba
produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak atau
menyerang aktivitas pesaing. Pada Tahun 2010 promosi penjualan yang
dilakukan oleh Pelumas Prima XP dikelompokan berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai, yaitu :
1) Customer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk
merangsang atau mendorong pelanggan untuk membeli. Contohnya
beli 4 l / 1 galon Prima XP gratis tumbler bola keren.
2) Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk
mendorong atau merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir dan
importir untuk memperdagangkan barang dari Pelumas Pertamina.
Contohnya Beli Prima XP SAE 10W-40 di outlet Oli Mart gratis
lunch box dan pada bulan ramadhan Pelumas Pertamina memberikan
Mudik gratis bagi para mekanik dengan nama “Mudik Mekanik”,
tetapi bengkel tersebut beserta mekaniknya dapat melakukan
penjualan oli sesuai syarat yang ditentukan Pertamina Pelumas.
3) Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk
memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan
dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih
banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan. Contohnya,
jika melakukan POP (Pemesanan Oli Pertamina) di call centre 500000
dengan jumlah pemesanan berapa saja dan langsung diantar ke alamat
tujuan, serta setiap 3 bulan sekali akan diadakan undian dengan hadiah
1 buah televisi (Tabel 2).
c. Personal Selling (Penjualan personal)
Kegiatan komunikasi langsung atau tatap muka antara pihak
Pelumas Prima XP dengan calon pelanggan tidak begitu ditekankan dalam
strategi promosi Pelumas Prima XP karena pihak Manajemen Pertamina
Pelumas merasa produk Prima XP merupakan Pelumas yang sudah
memasuki tahap aman (Top Brand), sehingga promosinya lebih
ditekankan pada promosi penjualan dan iklan. Untuk tahun 2010, skala
44
personal selling di Prima XP ini tergolong kecil di event-event otomotive,
contohnya bazzar di pameran otomotive (Tabel 2).
d. Publicity (Publisitas)
Publisitas yang dilakukan Pertamina Pelumas lebih mengarah pada
pemanfaatan nilai-nilai untuk membentuk citra dari Pelumas Prima XP itu
sendiri. Salah satu contoh Publisitas yang lebih ditekankan oleh Pelumas
prima XP adalah berita mengenai TOP Brand Image yang diperoleh sejak
tahun 2001 – 2010. Publisitas selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Strategi bauran promosi Pertamina Pelumas
NO PROMOTIONAL
MIX
JENIS
KEGIATAN KETERANGAN
1 Advertising • Media elektronik a. TV commercial b. Iklan radio
• Media cetak Spot iklan di surat kabar
2 Sales promotion • Customer promotion
• Trade promotion
a. Beli 4L/1 galon Prima XP gratis tumbler bola keren.
b. Beli Prima XP di bengkel Prima XP berhadiah tas pinggang keren atau topi selama persediaan masih ada
a. Beli Prima XP SAE 10W-40 di outlet Oli Mart gratis lunch box.
b. Mudik mekanik di bulan Ramadhan
c. Gathering mekanik
d. Sehat bersama Pertamina
45
NO PROMOTIONAL
MIX
JENIS
KEGIATAN KETERANGAN
• Business
promotion
POP di call centre 500000 dengan hadiah 1 buah televisi diundi pada setiap 3 bulan sekali.
3 Personal selling • Membuat stand di event-event road race.
• Membuat Stand di Festival Pertamina untuk Pelanggan.
4 Publisitas • Prima XP –
Bossowa Taxi
•
• Sekolah Prima
Xkull
• Pertamina Goes to
Campus.
• Berita di Surat kabar
Nasional dan Media
Pertamina (surat
kabar milik
Pertamina)
Menjalin hubungan
kerjasama dengan
pihak ketiga, yaitu
Bosowa Taxi dan
Kirin
Kegiatan
sponsorship ke
kampus-kampus dan
sekolah.
Kegiatan donasi ke
Universitas-
Universitas di
Indonesia.
Berita Penghargaan
International
maupun berita TOP
Brand mengenai
Prima XP.
Sumber : Hasil wawancara dengan Martanto, 2011
Lanjutan Tabel 2.
46
4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang telah disampaikan kepada responden dalam penelitian
ini diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabillitas. Validitas
kuesioner dapat dilihat dari nilai korelasi (r) antara skor total dengan skor
masing-masing pertanyaan. Pengujian kuesioner dilakukan terhadap 30 orang
responden yang menggunakan pelumas Prima XP di tiga besar bengkel
penjual pelumas di bogor (Autobridal Padjajaran, Autopit dan Autobridal
Mawar).
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Product Moment
Pearson pada tingkat kepercayaan 90% (α=0,1). Butir pertanyaan dinyatakan
valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Hasil pengujian tingkat
validitas menunjukkan bahwa r hitung atribut dalam pertanyaan tersebut
memiliki nilai korelasi atau r hasil antara 0,422 sampai dengan 0,827 dan
tidak ada yang lebih kecil dari r tabel 0,361. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner dinyatakan valid.
Uji validitas dilanjutkan dengan uji reliabilitas setelah pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner tersebut dinyatakan valid. Metode yang
digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah teknik
Cronbach’s Alpha yaitu teknik mencari reliabilitas melalui software SPSS 17.
Berdasarkan hasil pengujian dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai
alpha sebesar 0,928 untuk 30 orang responden. Nilai alpha tersebut lebih
besar dari 0,60, hal ini mengandung pengertian bahwa pertanyaan di dalam
kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel. Hasil pengujian validitas dan
reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.6 Pengaruh Promotional Mix terhadap Peningkatan Citra Pelumas Prima XP Pertamina. a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Model regresi
linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik, jika model
tersebut bebas dari asumsi klasik statistik. Dalam hal ini tidak dibahas uji
autokorelasi, karena data yang digunakan bukan bersifat time series
ataupun cross section.
47
1) Normalitas
Uji kenormalan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov,
karena skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dan data
yang digunakan merupakan data ordinal. Pada output SPSS dengan
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov diketahui bahwa nilai asymp
sig (2-tailed) adalah 0,527, yaitu lebih besar dari alpha 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa nilai residual terstandarisasi dan data
memenuhi normalitas. Hasil Uji normalitas dapat dilihat pada
Lampiran 3.
2) Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada
tidaknya peubah independen yang memiliki kemiripan dengan
peubah independen lain dalam satu model. Kemiripan antar peubah
independen akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat
antara suatu peubah independen dengan peubah independen lainnya.
Deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari
kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai
pengaruh pada uji parsial masing-masing peubah independen
terhadap peubah dependen.
Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari
nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1. Nilai VIF digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas. Jika nilai VIF lebih
besar dari 5, maka peubah bebas tersebut memiliki hubungan linear
dengan peubah bebas yang lain di dalam model (multikolinear).
advertising, sales promotion, personal selling dan publisitas masing-
masing memiliki nilai (1,740) (1,760) (2,624) dan (1,915) Semua
nilai peubah bebas tersebut berada di bawah 5. Hal ini menunjukkan
bahwa peubah bebas advertising, sales promotion, personal selling
dan publisitas tersebut tidak multikolinear atau tidak memiliki
hubungan linear satu sama lain. Hasil uji multikolinearitas dapat
dilihat pada Lampiran 4.
48
3) Heteroskedastisitas
Model diagram pencar digunakan untuk memprediksi ada
tidaknya heteroskedastisitas. Analisis diagram pencar menyatakan
bahwa pada model regresi linear berganda tidak terdapat
heteroskedastisitas, bila titik-titik data menyebar di atas dan di
bawah atau di sekitar angka nol dan homogen. Sisaan cenderung
berkumpul pada titik residual sama dengan nol. Hal ini menunjukkan
bahwa asumsi nilai harapan atau rataan sisaan sama dengan nol.
Selain itu, plot ini memiliki lebar pita yang sama. sehingga
menunjukkan bahwa asumsi ragam sisaan homogen untuk setiap
nilai X homoscedasticity. Diagram pencar pada model regresi dapat
dilihat pada Lampiran 4.
b. Persamaan Regresi Linear Berganda
Peubah independen pada penelitian ini adalah advertising, sales
promotion, personal selling dan publisitas. Sedangkan peubah dependen
adalah citra. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan peubah
independen menjelaskan peubah dependen pada regresi linear berganda
dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square pada Tabel Model Summary
(Lampiran 5). Pada tabel Model Summary terdapat nilai Adjusted R Square
0,676 atau 67,6%, yaitu 67,6% keragaman citra dapat dijelaskan oleh
faktor yang ada di dalam model advertising, sales promotion, personal
selling dan Publisitas. Sedangkan 32,4 % keragaman citra dapat dijelaskan
oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Pada Tabel Model Summary, peubah promotional mix terhadap
Pelumas Prima XP Pertamina (Y) (Lampiran 5), diketahui bahwa nilai R
83% yang merupakan nilai untuk mengukur keeratan hubungan antara
peubah citra Pelumas prima XP Pertamina dengan semua peubah
promotional mix. Error term yang terdapat pada model regresi adalah
32,358%. Data yang digunakan untuk membuat persamaan regresi adalah
besaran koefisien regresi pada kolom Unstandardized Coefficient pada
tabel Coefficient ß (Lampiran 8). Berdasarkan hal tersebut, model regresi
pada penelitian ini adalah
49
Ŷ= -0,142 + 0,456 X1 + 0,368 X2 +0,078 X3 + 0,110 X4…….(7)
Peubah X1 – X4 dinyatakan memiliki pengaruh terhadap Ŷ apabila
nilai nyata t hitung kurang dan sama dengan 0,05, maka hasil olahan data
yang diperoleh dengan model regresi di atas dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
1) Nilai koefisien konstanta adalah –0,142 maka bila nilai peubah
independen X1 – X5 adalah konstan, maka peubah dependen (Ŷ)
bernilai -0,142.
2) Peubah X1 (adevertising) memiliki tingkat nyata (α) 0,000 dengan
nilai koefisien regresi positif 0,456 dan memiliki pengaruh terhadap
Ŷ.
3) Peubah X2 (sales promotion) memiliki tingkat nilai nyata (α) 0,000
dengan nilai koefisien regresi positif 0,368 dan memiliki pengaruh
terhadap Ŷ.
4) Peubah X3 (personal selling) memiliki tingkat nilai nyata (α) 0,328
dengan nilai koefisien regresi positif 0,078 dan tidak berpengaruh
terhadap Ŷ.
5) Peubah X4 (publisitas) memiliki tingkat nilai koefisien regresi yang
dimiliki positif 0,110 dan berpengaruh terhadap Ŷ.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dibuat persamaan regresi yang
melibatkan peubah X dan berpengaruh terhadap peubah Ŷ, yaitu :
Ŷ= -0,142 + 0,456 X1 + 0,368 X2 + 0,110 X4……………..................(8)
Identifikasi peubah promotional mix yang paling berpengaruh
terhadap Ŷ dilakukan dengan melihat koefisien regresi pada tabel
Coefficients kolom Unstandardized Coefficients yang paling besar. Tiga
peubah X yang memiliki pengaruh nyata terhadap Ŷ adalah X1, X2 dan X4,
dengan nilai koefisien masing-masing 0,456, 0,368 dan 0,110. Koefisien
regresi X1 lebih besar daripada X2 dan X4, sehingga dapat dinyatakan
bahwa peubah X1 (Advertising) memiliki pengaruh paling dominan
terhadap citra Pelumas Prima XP Pertamina. Hasil pengolahan analisis
regresi linear berganda dapat dilihat pada Lampiran 5.
50
1) Uji F
Pengolahan uji F dilakukan dengan bantuan software SPSS Data
Editor untuk memunculkan tabel ANOVA. Hasil Uji F digunakan
untuk menguji secara simultan peubah independen berpengaruh atau
tidak terhadap peubah dependen. Pada Lampiran 8, nilai nyata dari uji
F adalah 0,000. nilai pada kolom Sig dibandingkan taraf nyatanya yaitu
0,00 kurang dari (0,05) maka peubah respon (citra) memiliki
hubungan linier minimal dengan satu (1) peubah penjelas promotional
mix. Hasil pengolahan Uji t dapat dilihat pada Lampiran 5.
2) Uji t
Pengolahan uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing peubah independen secara individual (parsial)
terhadap peubah dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat
dilihat pada tabel Coefficient. Sebagai ilustrasi, nilai dari uji t dapat
dilihat dari nilai pada kolom Sig untuk masing-masing peubah
independen dibandingkan taraf nyatanya, yang digunakan (0,05). Dari
empat peubah X yang diidentifikasi hanya tiga (3) peubah
promotional mix yang berpengaruh terhadap citra Pelumas prima XP
Pertamina, yaitu peubah advertising, sales promotion dan publisitas.
Nilai pada kolom standard error pada Tabel Coefficients
merupakan nilai toleransi (rentang nilai yang dibolehkan) yang terjadi
pada masing-masing koefisien regresi. Nilai yang kecil pada kolom
standard error menunjukan nilai koefisien tidak mudah berubah.
Hasil pengolahan Uji t dapat dilihat pada Lampiran 5.
3) Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk melihat pengaruh peubah
promotional mix terhadap citra Pelumas Prima XP Pertamina secara
keseluruhan dan secara parsial.
a. Uji secara keseluruhan
Hipotesis yang diusulkan adalah H0 = Faktor-faktor
promotional mix secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
citra Pelumas Prima XP Pertamina dan H1 = Faktor-faktor
51
promotional mix secara bersama-sama berpengaruh terhadap citra
Pelumas Prima XP Pertamina. Hasil pengolahan data menunjukkan
nilai nyata uji F adalah 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0,05,
sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah tolak H0 dan terima
H1.
Melalui hasil ini dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan,
minimal ada satu peubah dari advertising, sales promotion,
personal selling dan publisitas berpengaruh dalam peningkatan
citra Pelumas Prima XP Pertamina.
b. Uji secara parsial
Hipotesis yang digunakan adalah H0 = Peubah X tidak
berpengaruh terhadap citra Pelumas Prima XP Pertamina dan H1 =
Peubah X berpengaruh terhadap citra Pelumas Prima XP
Pertamina.
i) Nilai nyata X1 (0,000) lebih kecil dari alpha (0,05), sehingga
tolak H0 dan terima H1.
ii) Nilai nyata X2 (0,000) lebih besar dari alpha (0,05), sehingga
terima H0 dan tolak H1.
iii) Nilai nyata X3 (0,328) lebih besar dari alpha (0,05), sehingga
terima H0 dan tolak H1.
iv) Nilai nyata X4 (0,110) lebih kecil dan sama dengan alpha 0,05,
sehingga tolak H0 dan terima H1.
4.7 Implikasi Manajerial
Kegiatan-kegiatan promosi PT.Pertamina Pelumas dilakukan untuk
mempengaruhi konsumen dengan menggunakan peubah-peubah promotional mix
agar konsumen bersedia memilih produk Pelumas Prima XP. Dan hasil
penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh yang nyata dari peubah
promotional mix terhadap citra Pelumas Pertamina Prima XP, maka perlu
tinjauan lebih lanjut tentang implikasi manajerial bagi peningkatan citra Pelumas
Prima XP Pertamina.
Kegiatan yang perlu dilakukan dari implikasi manajerial berhubungan
dengan peubah advertising sebagai peubah promosi yang paling berpengaruh
52
terhadap peningkatan citra perusahaan, yaitu Manajemen Pertamina Pelumas
perlu membuat TV Commercial terbaru dengan merekrut Allida Alexandra
Nurluthvia atau atau lebih dikenal Alexandra Asmasoebrata sebagai
pembalap wanita nasional yang memiliki citra positif di dunia balap nasional
maupun tingkat Asia. Dari perekrutan Alexandra ini diharapkan terjadi
peningkatan citra tidak hanya kaum pria saja tapi juga kaum wanita mulai
membeli, memakai Prima XP dan mempercayakan Prima XP sebagai
pelumas kendaraan.
Implikasi manajerial berhubungan dengan peubah Publisitas dilakukan
melalui peningkatan mutu citra Pelumas Prima XP sebagai middle teer pelumas
Pertamina yang telah terbukti mutunya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
penghargaan yang diperoleh Prima XP salah satunya adalah penghargaan sebagai
TOP BRAND diantara pelumas-pelumas sejenis. Namun Perusahaan tidak hanya
harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan, pemasok dan penyalur
tetapi juga harus berhubungan dengan masyarakat luas. Oleh karena itu,
Pertamina Pelumas perlu membuat sebuah acara talkshow di media elektronik
yang mencakup kegiatan-kegiatan positif Pertamina Pelumas diselingi oleh acara
musik agar penonton tidak terlalu jenuh. Salah satu kegiatan positif yang perlu
ditampilkan, yaitu membuat berita menyenangkan tentang perusaah dan produk
pelumas, kegiatan-kegiatan pemberian dana sponsor, mengundang para eksekutif
Pertamina Pelumas untuk menjawab pertanyaan dari masyarakat atau wartawan
seputar produk dan kegiatan-kegaiatan layanan masyarakat atau Corporate
Social Responsibility (CSR).
Untuk mendukung keberhasilan dari kualitas produk sebagai TOP BRAND
pelumas nasional, maka perlu dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan
sales promotion. Sesuai dengan tagline Pertamina “Kita Untung Bangsa Untung”
dan tagline Prima XP “Ektreme Protection maka perlu dilakukan inovasi dari
sales promotion . Salah satu alat promosi penjualan yang biasa dilakukan oleh
perusahaan adalah menawarkan kemasan harga, maka Pertamina Pelumas perlu
53
membuat penawaran terbaru dari kemasan harga, yaitu Pelumas Prima XP 4l
hadir dengan kemasan baru gratis 1l dan harga yang tidak jauh berbeda dengan
harga sebelumnya. Promosi ini bersifat limited edition didukung oleh strategi
(WOM) agar penyampaian informasinya cepat sampai ke telinga konsumen.
54
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1) Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui (80%) konsumen laki-laki
sebagai konsumen Pelumas Prima XP Pertamina dan Perempuan (20%),
didominasi oleh usia 20 - 29 tahun (59%) dan mayoritas konsumen
memiliki pendapatan Rp. 1.000.000-Rp. 3.000.000 (62%), dengan tingkat
pendidikan sebagian besar sarjana (45%) dengan pekerjaan beragam, akan
tetapi didominasi oleh pegawai swasta (37%).
2) Dari analisis regresi linear berganda didapatkan 67,6% peubah
promotional mix secara keseluruhan dapat menjelaskan peubah citra
Pelumas Prima XP Pertamina, uji F menunjukan peubah promotional mix
secara bersama-sama berpengaruh terhadap citra Pelumas Prima XP
Pertamina dan uji t menjelaskan advertising, sales promotion dan
publisitas berpengaruh secara nyata terhadap citra Pelumas Prima XP
Pertamina. Hal lainnya Pada penelitian ini diketahui bahwa koefisien beta
advertising adalah yang terbesar (0,456), sehingga dapat dinyatakan
advertising memiliki pengaruh paling dominan terhadap citra Pelumas
Prima XP Pertamina.
2. Saran
a. Saran Akademik
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh
promotional mix terhadap peningkatan citra dari segi riset pemasaran
melalui strategi promosi yang relevan.
b. Saran Praktis
1) Peubah advertising merupakan peubah promosi yang paling berpengaruh
terhadap peningkatan citra perusahaan, maka Manajemen Pertamina
Pelumas perlu membuat TV Commercial terbaru dengan merekrut Allida
Alexandra Nurluthvia atau atau Alexandra Asmasoebrata sebagai
pembalap wanita nasional yang memiliki citra positif di dunia balap
nasional maupun tingkat Asia.
55
2) Publisitas merupakan salah satu bauran promosi yang mempengaruhi
peningkatan citra, maka Pertamina Pelumas perlu membuat sebuah acara
talkshow di media elektronik yang mencakup kegiatan-kegiatan positif
Pertamina Pelumas diselingi oleh acara musik agar penonton tidak terlalu
jenuh. Sales promotion merupakan salah satu peubah dari promotional
mix yang berpengaruh terhadap peningkatan citra. Oleh karena itu,
Pertamina Pelumas perlu membuat penawaran terbaru dari kemasan harga,
yaitu Pelumas Prima XP 4l hadir dengan kemasan baru gratis 1l dan harga
yang tidak jauh berbeda dengan harga sebelumnya. Promosi ini bersifat
limited edition didukung oleh strategi WOM agar penyampaian
informasinya cepat sampai ke telinga konsumen.
56
DAFTAR PUSTAKA
Andhika, PDJ. 2009. Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Death by Chocolate & Spageti Restaurant, Bogor. Skripsi pada Program Studi Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Angipora, PM. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Aurora, NA. 2010. Faktor-Faktor Customer Experience Management yang berpengaruh terhadap peningkatan Citra Telkom Speedy Pada PT TELKOM Kandatel Bekasi. Skripsi pada Program Studi Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ditjenmigas. 2010. Tingkatkan Daya Saing Pelumas. http://www.migas.esdm.go.id/. [15 April 2010]
Hasan, MI. 2002. Metode Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Ghalia Indonesia.
Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kotler, P. 2004. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). PT Prenhallindo, Jakarta.
________-. and G. Armstrong. 2001. Principles of Marketing. Prentice Hall, New
Jersey.
Lawan, 2010. Grafik Penjualan Mobil 2010. http://www.lawan.us/. [24 November 2010]
Majalahtrust, 2010. Berebut Pasar yang Makin Licin. www.majalahtrust.com. [24 Desember 2010]
Nasution, S. 2007. Metode Research. Edisi 1, cetakan 9. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Nugroho, B. A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Pertamina, 2009. Media Pertamina. www.pertamina.com. [23 November 2010]
Supranto. 1988. Riset Operasi untuk Pengambilan Keputusan. Universitas Indonesia Press, Jakarta
Suwanto dan Rasto. 2003. Manajemen Perusahaan Suatu Pendekatan Operatif dan Sistem Informasi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Swa, 2004. Strategi bisnis. www.swa.co.id [23 November 2010]
Tiyas, SH. 2009.Analisis Pengaruh Promosi terhadap Penjual Penyedap Masakan (MSG) “X” oleh Distributor di kota Bogor (studi kasus PT. TNS). Skripsi
57
pada Program Studi Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Umar, H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
58
LAMPIRAN
59
Lampiran 1. Wawancara
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan PT Pertamina ?
2. Apa saja Visi, Misi dan Tujuan PT Pertamina?
3. Bagaimana gambaran umum mengenai produk Pelumas Pertamina Prima
XP ?
4. Berapa Jumlah Penjualan dari produk pelumas Prima XP dalam satu bulan
?
5. Apa saja kegiatan promosi poduk Pelumas prima XP yang dilakukan oleh
PT. Pertamina Persero ?
6. Apakah Pertamina menawarkan undian dan bonus bagi pelanggan Pelumas
prima XP ?
7. Sejauh ini apakah yang dilakukan PT. Pertamina Persero dalam
meningkatkan kualitas produk Pelumas Prima XP ?
8. Bagaimana Citra Pelumas Prima XP di mata konsumen ?
9. Apakah promosi yang dilakukan oleh PT. Pertamina dirasakan hasilnya
terhadap peningkatan citra Pelumas Prima XP maupun perusahaan itu
sendiri ?
60
Lampiran 2. Kuesioner penelitian
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi mengenai
“PENGARUH FAKTOR PROMOTIONAL MIX TERHADAP
PENINGKATAN CITRA PRIMA XP PT. PERTAMINA”
Oleh : Serly Virgiola (H24070064)
Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Peneliti mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk dapat meluangkan waktu
dalam mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar agar tercapai hasil yang
akurat. Semua kerahasiaan responden akan terjaga atas bantuan dan partisipasinya
diucapkan terima kasih.
I. Screening 1. Apakah Anda menggunakan produk Pelumas XP dari PT.
Pertamina ? a. Ya Jika Ya, Lanjutkan ke pertanyaan
berikutnya b. Tidak Jika Tidak, Stop.
II. Identitas Responden a. Nama : b. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak
perlu) c. Alamat : d. No. Telp/HP :
DAFTAR PERTANYAAN
Petunjuk Pengisian :
1) Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda. 2) Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban anda pada
tempat yang telah disediakan.
No. Kuesioner :
61
Lanjutan Lampiran 2.
1. Berapa usia Anda saat ini : a. < 20 tahun, sebutkan..... d. 40 - 50 tahun b. 20 - 29 tahun e. > 50 tahun, sebutkan…… c. 30 - 39 tahun
2. Berapakah Pendapatan Anda per bulan ?
a. < Rp. 1.000.000 b. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 c. Rp. 3.000.000 – Rp. 6.000.000 d. Rp. 6.000.000 – Rp. 9.000.000 e. Rp. > Rp. 9.000.000, sebutkan
3. Apa pekerjaan Anda saat ini ? a. Pegawai Negeri d. Pelajar/ Mahasiswa b. Pegawai Swasta e. Profesional c. Wiraswasta f. Pegawai BUMN d. Ibu Rumah Tangga h. Lainnya, sebutkan....
4. Pendidikan Terakhir a. SD d. Diploma g. Lainnya....... b. SLTP / Sederajat e. Sarjana c. SMU / Sederajat f. S2/S3
III. Pendapat Responden Terhadap Promosi Pelumas Prima XP Keterangan dalam pengisian kuesioner, mohon tandai kotak yang
sesuai dengan pilihan Anda, dengan cara memberi checklist (√), dengan pilihan berikut : SS : Sangat Setuju (5) S : Setuju (4) C : Cukup (3) TS : Tidak Setuju (2) STS : Sangat Tidak Setuju (1) Faktor Periklanan ( Advertising )
NO PROMOTIONAL MIX Alternatif Jawaban SS S C TS STS
1. Saya merasa tertarik dengan iklan Pelumas Pertamina Prima XP di media massa.
2. Iklan memberitahu saya tentang karakteristik Pelumas Pertamina Prima XP.
62
Lanjutan Lampiran 2.
Faktor Sales Promotion
Faktor Personal Selling
NO PROMOTIONAL MIX Alternatif Jawaban SS S C TS STS
3. Iklan Pelumas Pertamina Prima XP menyediakan informasi yang membantu saya dalam pembuatan keputusan pembelian.
4. Iklan memberikan informasi mengenai manfaat menggunakan Pelumas Pertamina Prima XP
NO PROMOTIONAL MIX Alternatif Jawaban SS S C TS STS
1. Saya sangat tertarik dengan pameran Pelumas Pertamina Prima XP
2. Pelumas Pertamina Prima XP memberikan contoh/sample, kupon, stiker yang memuaskan kepada konsumen.
3. Saya Puas dengan undian atau kontes berhadiah yang diberikan Pelumas Pertamina Prima XP
4. Promosi dagang alat iklan gratis seperti bolpoin, pensil, asbak dan lain-lain yang mencantumkan nama pelumas Pertamina Prima XP diberikan dengan baik
NO PROMOTIONAL MIX Alternatif Jawaban SS S C TS STS
1. Salesman dan Salesgirl Pelumas Prima XP memberikan informasi tentang produk dengan baik.
2. Saya tertarik dengan Salesman dan Salesgirl Prima XP karena memiliki kecakapan dan bermutu.
3. Saya puas dengan bengkel dan toko yang menjual Pelumas Prima XP karena memberikan tata cara penggunaan dan kelebihan dari produk tersebut.
4. Saya setuju dengan bengkel dan toko yang memberikan informasi pengisian ulang pelumas pada kendaraan pribadi.
63
Lanjutan Lampiran 2.
Faktor Publisitas ( Publicity )
VI. Citra Produk Keterangan dalam pengisian kuesioner, mohon tandai kotak yang
sesuai dengan pilihan Anda, dengan cara memberi checklist (√), dengan pilihan sebagai berikut: SS : Sangat Setuju (5) S : Setuju (4) C : Cukup (3) TS : Tidak Setuju (2) STS : Sangat Tidak Setuju (1)
NO PROMOTIONAL MIX Alternatif Jawaban SS S C TS STS
1. Berita di Surat kabar mengenai Pelumas pertamina Prima XP lebih bisa dipercaya daripada iklan.
2. Berita Top Brand pada Prima XP menjadi salah satu publisitas yang bermutu bagi konsumen
3. Prestasi Pelumas Prima XP di sampaikan dengan baik di halaman surat kabar.
4. Saya tertarik dengan Pelumas prima XP karena prestasi dan penghargaan international di berbagai media masa.
NO Citra Produk Alternatif Jawaban SS S C TS STS
1. Saya merasa tertarik menggunakan Pelumas Pertamina Prima XP, karena bermutu dan promosi yang menarik
2. Saya sangat puas dengan mutu Pelumas Pertamina Prima XP dan akan merekomendasikannya kepada orang lain.
3. Saya akan mengatakan hal-hal positf mengenai Pelumas Pertamina Prima XP kepada orang lain
4. Pelumas Pertamina Prima XP merupakan oli pertama untuk kendaraan saya.
64
Lampiran 3. Hasil uji validitas, reliabilitas dan normalitas
P1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.649**
.000 30
P11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.599**
.000 30
P2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.422*
.000 30
P12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.782**
.000 30
P3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.627**
.000 30
P13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.577**
.000 30
P4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.445*
.000 30
P14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.596**
.000 30
P5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.564**
.000 30
P15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.549**
.000 30
P6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.649**
.000 30
P16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.763**
.000 30
P7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.660**
.000 30
P17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
698**
.000 30
P8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.767**
.000 30
P18 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.742**
.000 30
P9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.827**
.000 30
P19 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.616**
.000 30
P10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.764**
.000 30
P20 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.698**
.000 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
65
Lanjutan Lampiran 3.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.756 21
Hasil uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 100
Normal Parametersa,,b Mean 3.2675000
Std. Deviation .47231509
Most Extreme Differences Absolute .081
Positive .081
Negative -.055
Kolmogorov-Smirnov Z .811
Asymp. Sig. (2-tailed) .527
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
66
Lampiran 4. Hasil uji multikolinearitas dan diagram pencar
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1(Constant) -.142 .271 -.526 .600
Advertising .456 .094 .364 4.828 .000 .575 1.740
SalesPromotion .368 .064 .433 5.709 .000 .568 1.760
Personal Selling .078 .080 .091 .983 .328 .381 2.624
Publisitas .110 .071 .122 1.548 .011 .522 1.915
a. Dependent Variable: Citra
67
Lampiran 5. Hasil analisis regresi, uji F dan uji t
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Citra 3.2675 .56882 100
Advertising 3.5375 .45418 100
SalesPromotion 3.0925 .66918 100
Personal Selling 3.4900 .66184 100
Publisitas 3.5150 .63546 100
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .830a .689 .676 .32358
a. Predictors: (Constant), Publisitas, Advertising, SalesPromotion, PersonelSelling
b. Dependent Variable: Citra
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 22.085 4 5.521 52.733 .000a
Residual 9.947 95 .105
Total 32.032 99
Predictors: (Constant), Publisitas, Advertising, SalesPromotion, PersonelSelling
Dependent Variable: Citra
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.142 .271 -.526 .600
Advertising .456 .094 .364 4.828 .000
SalesPromotion .368 .064 .433 5.709 .000
PersonelSelling .078 .080 .091 .983 .328
Publisitas .110 .071 .112 1.548 .011
68