9
62 ISSN 2356 - 4385 I. PENDAHULUAN Menurut data yang diambil dari Bank Indonesia (2017) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1 persen sampai 5,5 persen pada 2018 dan meningkat diatas 6% pada 2019 - 2021 mendatang. Hal itu berdasarkan prediksi kontribusi investasi terhadap perekonomian domestik lebih kuat dari tahun 2017, yang pada kuartal I 2017 hanya sekitar 4,81 persen. Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri komestik di dalam negeri agar lebih berdaya saing global karena prospek bisnisnya masih cukup kemilau di masa mendatang. Apalagi, permintaan di pasar domestik dan ekspor semakin meningkat, seiring tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama. Pembangunan industri di masa depan akan difokuskan kepada 11 kelompok Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Perawatan Wajah Serta Implikasi Pada Loyalitas Konsumen Remaja Elvina Triana Putri 1) , Wahono Sumaryono 2) , Sri Widyastuti 3) , Salehan Badi 4) , T. Djoharsjah 5 Bisnis Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan 12640 1) Email: [email protected] 2) Email: [email protected] 3) Email: [email protected] 4 ) Email : [email protected] 5) Email: [email protected] Abstract: is study aims to determine the influence of driving factors products selection on purchasing decisions on facial care products and their implications for teen consumer loyalty. is study uses a quantitative approach with explanatory or causal design that aims to explain how one variable influences changes in other variables with the object of research is young women. e size of the sample used in this study is 500 representing the population in DKI Jakarta. e method used is SEM (Structural Equation Modeling) which is based on evaluating the existence of interdependence relationships between variables. e results obtained a positive significant relationship between driving factors products selection on product purchase decisions, the existence of a positive significant relationship between the on consumer loyalty, the existence of a positive significant relationship between product purchase decisions on consumer loyalty, the existence of a positive significant relationship between driving factors product selection and product purchasing decisions together on the loyalty of users of cosmetic products to facial care for young women consumers. Keywords: driving factors, loyalty, purchase decisions Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh faktor pendorong pemilihan produk terhadap keputusan pembelian produk perawatan wajah serta implikasinya pada loyalitas konsumen remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksplanatif atau kausal yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana satu variabel mempengaruhi perubahan dalam variabel lainnya dengan objek penelitianya adalah remaja wanita. Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 500 mewakili populasi yang ada di DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) yang didasarkan pada evaluasi adanya hubungan saling ketergantungan antar variabel. Hasil penelitian diperoleh hubungan signifikan positif antara terhadap keputusan pembelian produk, adanya hubungan yang signifikan positif antara faktor pendorong pemilihan produk terhadap loyalitas konsumen, adanya hubungan yang signifikan positif antara keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen, adanya hubungan signifikan positif antara faktor pendorong, pemilihan produk dan keputusan pembelian produk secara bersama- sama terhadap loyalitas pengguna produk kosmetik perawatan wajah konsumen remaja putri. Kata Kunci: faktor pendorong, keputusan pembelian, loyalitas

Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

  • Upload
    buidiep

  • View
    244

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

Kalbisocio,Volume 6 No. 1 Februari 2019

62

ISSN 2356 - 4385

I. PENDAHULUAN

Menurut data yang diambil dari Bank Indonesia (2017) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1 persen sampai 5,5 persen pada 2018 dan meningkat diatas 6% pada 2019 - 2021 mendatang. Hal itu berdasarkan prediksi kontribusi investasi terhadap perekonomian domestik lebih kuat dari tahun 2017, yang pada kuartal I 2017 hanya sekitar

4,81 persen. Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri komestik di dalam negeri agar lebih berdaya saing global karena prospek bisnisnya masih cukup kemilau di masa mendatang. Apalagi, permintaan di pasar domestik dan ekspor semakin meningkat, seiring tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama. Pembangunan industri di masa depan akan difokuskan kepada 11 kelompok

Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Perawatan Wajah Serta

Implikasi Pada Loyalitas Konsumen Remaja

Elvina Triana Putri1), Wahono Sumaryono2), Sri Widyastuti3), Salehan Badi4), T. Djoharsjah5

Bisnis Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas PancasilaJalan Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan 12640

1)Email: [email protected])Email: [email protected]

3)Email: [email protected] 4)Email : [email protected]

5)Email: [email protected]

Abstract: This study aims to determine the influence of driving factors products selection on purchasing decisions on facial care products and their implications for teen consumer loyalty. This study uses a quantitative approach with explanatory or causal design that aims to explain how one variable influences changes in other variables with the object of research is young women. The size of the sample used in this study is 500 representing the population in DKI Jakarta. The method used is SEM (Structural Equation Modeling) which is based on evaluating the existence of interdependence relationships between variables. The results obtained a positive significant relationship between driving factors products selection on product purchase decisions, the existence of a positive significant relationship between the on consumer loyalty, the existence of a positive significant relationship between product purchase decisions on consumer loyalty, the existence of a positive significant relationship between driving factors product selection and product purchasing decisions together on the loyalty of users of cosmetic products to facial care for young women consumers.

Keywords: driving factors, loyalty, purchase decisions

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh faktor pendorong pemilihan produk terhadap keputusan pembelian produk perawatan wajah serta implikasinya pada loyalitas konsumen remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksplanatif atau kausal yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana satu variabel mempengaruhi perubahan dalam variabel lainnya dengan objek penelitianya adalah remaja wanita. Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 500 mewakili populasi yang ada di DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) yang didasarkan pada evaluasi adanya hubungan saling ketergantungan antar variabel. Hasil penelitian diperoleh hubungan signifikan positif antara terhadap keputusan pembelian produk, adanya hubungan yang signifikan positif antara faktor pendorong pemilihan produk terhadap loyalitas konsumen, adanya hubungan yang signifikan positif antara keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen, adanya hubungan signifikan positif antara faktor pendorong, pemilihan produk dan keputusan pembelian produk secara bersama- sama terhadap loyalitas pengguna produk kosmetik perawatan wajah konsumen remaja putri.

Kata Kunci: faktor pendorong, keputusan pembelian, loyalitas

Page 2: Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

Elvina Triana Putri, Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk...

63

industri, diantaranya adalah industri farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 (2015) pada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035 menetapkan 10 (sepuluh) industri prioritas yang dikelompokkan kedalam industri andalan, industri pendukung dan industri hulu yang mana industri kosmetik, alat kesehatan dan farmasi masuk kedalam kategori industri andalan yaitu industri prioritas yang berperan besar sebagai penggerak utama (prime mover) perekonomian. (Indonesia K.P.R, 2015)

Pasar kosmetik terbilang besar akan tetapi tantangannya juga besar. Tantangan tersebut diantaranya adalah bagaimana bersaing memperebutkan konsumen. Industri Kosmetik merupakan Industri dengan tingkat persaingan dan daya konsumsi masyarakat yang tinggi di Indonesia.

Provinsi DKI Jakarta merupakan pangsa pasar produk kosmetik yang patut diperhitungkan. Dari keseluruhan penduduk yang ada di provinsi DKI Jakarta segmen pasar yang cukup dominan, Data BPS Tahun 2016 menunjukkan sasaran pangsa pasar kosmetik adalah segmen wanita dengan rentang umur 10-49 tahun, termasuk didalamnya kategori usia remaja 10 -19 tahun.

Jumlah Kosmetik Perawatan Wajah Khusus Remaja di Indonesia Jumlahnya masih terbatas, setiap produk tidak memiliki jenis produk yang lengkap terutama dalam satu brand. Selain itu, remaja sering dibingungkan dengan banyaknya iklan produk kosmetik wanita dewasa dan tingkat pengetahun remaja akan produk kosmetik untuk remaja masih rendah dan umumnya mereka mendapatkan informasi dari teman sebaya. Hal ini akan mengakibatkan konsumen remaja berganti ganti produk kosmetik.

Salah satu teori kebutuhan yang paling populer dibangun dan dikembangkan oleh Abraham Maslow. Menurut Maslow dalam Minderope (2011: 280) tingkah laku manusia ditentukan oleh kecenderungan individu untuk mencapai tujuan agar kehidupan si individu lebih berbahagia dan sekaligus memuaskan.

Pemenuhan kebutuhan usia remaja putri akan produk kosmetik merupakan peluang yang cukup besar untuk produsen kosmetik. Menurut Roberts, J. A., & Pirog, S. F. (2004: 72-73) hal tersebut dikarenakan perempuan lebih mementingkan penampilan agar dapat diterima dalam lingkungan pergaulannya. Perilaku konsumtif dan pengetahuan remaja khususnya pada produk perawatan wajah dapat menjadi dasar pemilihan produk kosmetik mereka di masa yang akan datang (dewasa) seiring

dengan meluasnya kebutuhan fungsional yang bergeser ke arah kebutuhan sosial dan psikologis terkait banyaknya faktor pendorong pemilihan produk dan keputusan pembelian.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas bahwa masa remaja merupakan masa peralihan mengalami proses pembentukan dalam perilakunya, dimana para remaja mencari dan berusaha untuk mencapai pola diri yang ideal, hal tersebut menyebabkan para remaja mudah untuk terpengaruh oleh promosi-promosi produk dan jasa yang dipaparkan di sejumlah media masa ataupun yang secara langsung dipromosikan di pasaran.

Remaja sadar dukungan sosial dipengaruhi penampilan yang menarik berdasarkan apa yang dikenakan dan dimiliki, sehingga tidak mengherankan bila pembelian kosmetik pada awal masa remaja dianggap penting, namun kondisi produk perawatan wajah yang tersedia di pasaran masih didominasi oleh produk yang diperuntukkan usia dewasa terutama dalam satu brand. Hal tersebut dapat mempengaruhi pengetahuan remaja dalam memilih produk yang sesuai dengan usianya dan menggunakan produk sesuai dengan aspek kesehatan kulit, maka penelitian ini akan membahas tentang pengaruh faktor pendorong pemilihan produk perawatan wajah terhadap keputusan pembelian serta implikasinya terhadap loyalitas konsumen remaja yang mana dalam penelitian ini menunjukkan aspek keterbaruan terutama pada objek penelitian yaitu remaja pada provinsi DKI Jakarta dengan rentang umur 10-19 tahun. Penelitian ini belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dimana pada penelitian sebelumnya objek penelitian tidak sama (dewasa/mature) sementara dalam penelitian ini objeknya adalah usia remaja.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksplanatif. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sekaran & Bougie (2010: 165), Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mencapai tujuan eksplanatif, yaitu menjelaskan explain) hubungan sebab-akibat (kausalitas) dari satu atau lebih masalah.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik penyebaran kuesioner dengan teknik pengukuran skala likert. Keunggulan menggunakan skala Likert adalah kemudahan dalam pembuatannya, dan umumnya responden sudah siap dan mengerti untuk menjawab skala Likert.

Page 3: Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

Kalbisocio,Volume 6 No. 1 Februari 2019

64

Hasil kuesioner akan dimasukan dalam angka-angka, tabel-tabel dan menggunakan pengolahan statistik yaitu program LISREL. Penelitian cross-sectional yaitu suatu jenis penelitian yang melakukan pengumpulan informasi/kuesioner hanya satu kali dalam satu waktu tertentu kepada sampel.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Structural Equation Model (SEM). Variabel penelitian ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Operasional variabel penelitian

Salah satu metode penentuan jumlah sampel tanpa harus mengetahui jumlah populasi adalah dengan rule of thumb bahwa jumlah sampel yang dapat dipilih sebesar 5 hingga 10 kali jumlah indikator penelitian (Hair, et al 2010: 541). Populasi dari penelitian ini adalah konsumen remaja wanita pengguna produk perawatan wajah di wilayah DKI. Pada penelitian ini jumlah indikatornya sebesar 52. Jika diperbesar sebanyak 5x, maka jumlah sampel 52x5=260 sampel minimal. Jika diperbanyak sebanyak 10 x maka jumlah sampel maksimal 52 x 10 = 520. Dengan besarnya wilayah penelitian, maka penelitian ini menggunakanl jumlah responden sebesar 500 sampel.

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan kriteria inklusi dan ekslusi untuk membantu pengambilan sampel. Kriteria inklusi merupakan kriteria atau standar untuk menentukan seseorang dapat menjadi

responden. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah Remaja smp dan sma dan wanita usia 13-19 tahun. Kriteria inklusi merupakan kriteria atau standar untuk menentukan seseorang dapat menjadi responden. Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah remaja yang tidak pernah menggunakan kosmetik dan remaja yang tidak pernah membeli kosmetik.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil deskripsi identitas 500 responden yang terlibat dalam penelitian ini, seperti pada Tabel 2:

Tabel 2 Deskripsi identitas responden

A. Pelaksanaan PenelitianAnalisis menyeluruh dari penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 1:

Gambar 1 Uji pelaksanaan penelitian

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada tahap pre-test pada berguna untuk menguji seberapa valid dan reliabel kuesioner yang telah dibuat dari sisi responden, atau seberapa tepat dan handal kuesioner yang telah dibuat dalam memperoleh data.

Pengujian reliabilitas menggunakan uji cronbach alpha. Uji reliabilitas akan menunjukkan bahwa

Page 4: Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

Elvina Triana Putri, Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk...

65

indikator-indikator memiliki konsistensi yang baik dalam mengukur dimensinya. Jika sebuah dimensi yang terdiri dari bebarapa indikator memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka indikator tersebut di katakan valid. Sekaran menyatakan bahw koefisien korelasi ≥ 0,6 adalah nilai yang baik dalam penentuan reliabilitas instrument.

Data hasil uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan software SPSS. Persyaratan dari uji validitas adalah apabila nilai corrected item-total correlation lebih besar dari nilai r-tabel, maka dapat dikatakan butir kuesioner pembentukan dimensi valid. Nilai r-tabel didapat dari tabel r-kritik dengan jumlah sampel sebanyak 30 pada tingkat ketelitian alpha (α=0,05) maka didapatkan nilai r-tabel = 0,361. Hasil uji validitas dan reliabilitas dari 30 responden.

Dalam penelitian ini diperoleh seluruh indikator memperoleh nilai r-hitung > r-tabel 0,361 , Hal ini menunjukkan indikator-indikator yang dikembangkan telah memiliki nilai validitas yang baik dan keseluruhan dimensi memiliki nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel > 0,6 Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel telah memiliki konsistensi internal yang memadai. Sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

Uji prasyarat analisis dilakukan untuk mengetahui apakah data memenuhi kriteria standar yang dibutuhkan dalam uji asumsi statistik klasik. Uji statistik yang akan dilakukan adalah uji normalitas univariate, linieritas, dan multikolinieritas.

Uji Normalitas Univariate Menunjukkan bahwa p-value Skewness dan

Kurtosis setiap indikator penelitian memiliki nilai di atas 0,05. Suatu variabel atau indikator dikatakan mengikuti distribusi normal secara univariate jika memiliki hasil yang tidak signifikan (>0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan data telah mengikuti distribusi normal.

Uji Linearitas Menunjukkan bahwa Deviation from Linearity

memiliki nilai probabilitas 0,055, nilai ini lebih besar dari nilai standar 0,05. Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan hubungan antara variabel faktor pendorong pemilihan produk (X) dengan Loyalitas Konsumen (Z) mempunyai hubungan yang linear. Menunjukkan bahwa Deviation from Linearity memiliki nilai probabilitas 0,434 nilai ini lebih besar dari nilai standar 0,05. Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan hubungan antara variabel keputusan

pembelian produk (Y) terhadap loyalitas konsumen (Z) mempunyai hubungan yang linear.

Uji Multikolinieritas Uji multikolineritas, dapat dilakukan dengan

determinan matriks kovarian. Nilai determinan matriks yang kecil (sangat dekat ke nol atau bahkan negatif) menunjukkan indikasi ada masalah multikolineritas dan singularitas, sehingga data tersebut tidak bisa digunakan dalam penelitian Tabacnick dan Fidell (1998 :741). Dari hasil penelitian bahwa variabel faktor pendorong pemilihan produk dan variabel keputusan pembelian produk memiliki nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,10. Hasil ini menunjukkan antara data pada variabel Faktor Pendorong Pemilihan Produk dan Keputusan Pembelian Produk tidak terdapat unsur multikolinieritas.

Uji Outlier Menunjukan bahwa nilai standar residual berada

dalam interpal lebih besar dari - 2,5 atau Z lebih kecil dari + 2,5. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada unsur outlier pada data.

Pengujian Model Pengukuran (Confirmatory Factor Analysis). Pengujian ini dilakukan pada seluruh konstruk yang dikembangkan dalam model. Pengujian ini dilakukan pada konstruk exogen dan konstruk endogen. Konstruk exogen adalah faktor pendorong pemilihan porduk, sedangkan konstruk endogen adalah keputusan pembelian produk perawatan wajah dan loyalitas konsumen.

Pada penelitian ini pengukuran model CFA menggunakan 2 (dua) uji dasar yaitu: (1) kesesuaian model pengukuran dan (2) signifikansi koefisien faktor atau convergent validity (loading factor (λ).

Penggunaan koefisien faktor pada uji CFA bertujuan untuk mengukur tingkat kekuatan indikator penelitian terhadap konstruknya, sehingga indikator-indikator yang signifikan secara bersama-sama menjelaskan sebuah variabel konstruk.

Confirmatory Factor Analysis (CFA) Faktor Pendorong Pemilihan Produk Hasil uji dapat dilihat pada Gambar 2.

Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa seluruh indikator sudah memenuhi syarat yaitu nilai loading factor > 0,5 sehingga semua indikator dapat diterima dan mampu menerangkan variabel laten faktor pendorong pemilihan produk. Nilai tertinggi sebesar 0.96 pada indikator p5 menerangkan bahwa keluarga merupakan faktor pendorong tertinggi dalam pemilihan produk. Hal ini konsisten pada penelitian Moschis dan Moore yang dikutip oleh Dotson dan

Page 5: Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

Kalbisocio,Volume 6 No. 1 Februari 2019

66

Hyatt (2005 : 35-42) orangtua memegang peranan yang dominan dalam mempengaruhi perilaku berbelanja anak. Pola komunikasi keluarga dapat digunakan sebagai prediktor yang sangat baik dalam mengamati sosialisasi konsumen, dimana perilaku berbelanja anak hingga remaja pada dasarnya dipengaruhi oleh pola komunikasi antara orangtua dengan anak. Sedangkan nilai loading terendah sebesar 0,51 berada pada indikator P13 yaitu mencegah resiko penggunaan produk.

Tabel 3 Validitas dan reliabilitas konstruk faktor pendorong pemilihan produk

Berdasarkan data pada Tabel 3 diketahui bahwa konstruk faktor pendorong pemilihan produk memiliki nilai CR sebesar 0,968 dan AVE sebesar 0,632 nilai-nilai ini telah memenuhi syarat reliabilitas yang baik.

Confirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel keputusan pembelian produk perawatan wajah Hasil uji dapat dilihat pada Gambar 3. Pada gambar 3 menunjukkan bahwa seluruh indikator sudah memenuhi syarat yaitu nilai loading factor > 0,5 sehingga semua indikator dapat diterima dan mampu menerangkan variabel laten faktor pembelian produk perawatan wajah. Nilai tertinggi sebesar 0.97 pada indikator p27 menerangkan bahwa meningkatkan

penampilan merupakan faktor tertinggi yang mempengaruhi konsumen remaja dalam keputusan pembelian produk perawatn wajah. Sedangkan nilai loading terendah sebesar 0,54 berada pada indikator P31 yaitu mencegah resiko penggunaan produk.

Tabel 4. Validitas dan reliabilitas keputusan pembelian produk perawatan wajah

Berdasarkan data pada Tabel 4 diketahui bahwa konstruk faktor pendorong pemilihan produk memiliki nilai CR sebesar 0,957 dan AVE sebesar 0,574 nilai-nilai ini telah memenuhi syarat reliabilitas yang baik.

Confirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Loyalitas Konsumen, Hasil uji dapat dilihat pada Gambar 4. Pada gambar 4 menunjukkan bahwa seluruh indikator sudah memenuhi syarat yaitu nilai loading factor > 0,5 sehingga semua indikator dapat diterima dan mampu menerangkan variabel laten loyalitas konsumen. Nilai tertinggi sebesar 0.90 pada indikator p49 menerangkan bahwa kepuasan konsumen terhadap hasil penggunaan produk perawatan wajah remaja merupakan faktor tertinggi yang meningkatkan loyalitas konsumen remaja dalam penggunaan produk tersebut. Sedangkan nilai loading terendah sebesar 0,50 berada pada indikator P50 yaitu merekomendasikan produk.

Gambar 2 Hasil CFA variabel faktor pendorong pemilihan produk

Gambar 3. Hasil CFA variabel keputusan pembelian produk perawatan wajah

Page 6: Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

Elvina Triana Putri, Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk...

67

Tabel 5. Validitas dan reliabilitas konstruk loyalitas konsumen

Berdasarkan data pada Tabel 5 diketahui bahwa konstruk loyalitas konsumen memiliki nilai CR sebesar 0,952 dan AVE sebesar 0,544 nilai-nilai ini telah memenuhi syarat reliabilitas yang baik.

B. Uji Kecocokan Keseluruhan ModelDalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik

tunggal yang digunakan untuk mengukur atau menguji hipotesis model. Secara umum digunakan berbagai jenis fit index untuk mengukur derajat kesesuaian antara hipotesis model dengan data yang diperoleh. Beberapa hasil uji index kesesuaian serta cut-off-value yang dapat digunakan untuk menguji apakah suatu model dapat diterima atau ditolak, disajikan pada tabel 6:

Tabel 6 Hasil uji kesesuaian Model Struktural (Goodness of Fit)

Memperhatikan goodness of fit index Chi-square, Chi-square/df, p-value, RMSEA, GFI, AGFI, CFI, dan TLI pada tabel 6 yang dibandingkan dengan nilai

ketentuan dasar (cut of value) ada satu uji yang tidak sesuai yaitu uji Chi-Square. Namun Hair (2010:541)

menyatakan bahwa kriteria uji Chi-Square cenderung tidak sesuai jika jumlah sampel dalam penelitian lebih besar dari 250 pengamatan, peneliti diharapkan menggunaan uji-uji lainnya sebagai pembanding.

Kesesuaian sebagian besar hasil uji nilai-nilai goodness of fit index model struktural menunjukkan bahwa model struktural yang dikembangkan baik secara teori maupun empiris dapat diterima sehingga model struktural ini dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh faktor pendorong pemilihan produk terhadap keputusan pembelian produk perawatan wajah serta implikasinya pada loyalitas konsumen remaja.

C. Pengujian Model Struktural Secara visual hasil uji structural equation

modeling (SEM) pengaruh faktor pendorong pemilihan produk terhadap keputusan pembelian produk perawatan wajah serta implikasinya pada loyalitas konsumen remaja seperti pada Gambar 5.

Gambar 6. Hasil pengujian Model Struktural

Hasil ini menunjukkan bahwa loyalitas konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor pendorong pemilihan produk dan keputusan pembelian produk baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh antar variabel dalam model struktural dijelaskan dalam Tabel 7.

Berdasarkan Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa faktor pendorong pemilihan produk memberikan pengaruh langsung terhadap keputusan pembelian

Gambar 4. Hasil CFA variabel loyalitas konsumen

Page 7: Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

Kalbisocio,Volume 6 No. 1 Februari 2019

68

produk 0,90. Faktor pendorong pemilihan produk memberikan pengaruh langsung terhadap loyalitas konsumen sebesar 0,24. Keputusan pembelian produk memberikan pengaruh langsung terhadap loyalitas konsumen sebesar 0,59.

Faktor pendorong pemilihan produk secara bersama-sama dan melalui keputusan pembelian produk memberikan pengaruh terhadap loyalitas konsumen sebesar 0,53. Nilai 0,53 ini diperoleh dari perkalian pengaruh langsung faktor pendorong pemilihan produk melalui keputusan pembelian dengan loyalitas konsumen (0,90 X 0,59).

Hasil ini menunjukkan bahwa loyalitas konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor pendorong pemilihan produk dan keputusan pembelian produk baik secara langsung maupun tidak langsung.

D.PembahasanSetelah dilakukan beberapa pengujian tentang

kelayakan model dan telah memberikan bukti kecukupan pengukuran serta kelayakan kecocokan model. Bagian berikutnya menghubungkan hasil dengan hipotesis dalam rangka pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang telah diusulkan. Hasil dari pengujian hipotesis pengaruh masing-masing variabel laten disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara keseluruhan dari empat hipotesis yang diusulkan diterima. Hipotesis 1, yang menyatakan faktor-faktor pendorong pemilihan produk dapat memengaruhi keputusan pembelian produk kosmetik perawatan wajah konsumen remaja sepenuhnya didukung (β = 0,90, t = 19,38, p<0,04). Koefisien jalur yang menghubungkan faktor pendorong pemilihan produk dengan keputusan pembelian produk memiliki nilai positif dan signifikan. Hasil

ini menunjukkan penting dalam meningkatkan unsur dasar faktor pendorong pemilihan produk yang dapat meningkatkan keputusan pembelian produk perawatan wajah pada konsumen remaja mengingat prilaku konsumtif remaja yang sangat tinggi.

Hipotesis 2, yang menyatakan faktor-faktor pendorong pemilihan produk dapat memengaruhi loyalitas penggunaan produk kosmetik perawatan wajah konsumen remaja sepenuhnya didukung (β = 0,24, t = 2,90, p<0,05). Koefisien jalur yang menghubungkan faktor-faktor pendorong pemilihan produk dengan loyalitas penggunaan produk kosmetik perawatan wajah konsumen remaja memiliki nilai positif dan signifikan. Hasil ini menunjukkan loyalitas konsumen remaja dapat terbentuk didasari pada faktor pendorong pemilihan produk yang sesuai sehingga hal ini dapat menjadi acuan bagi industri khususnya kosmetik untuk dapat menjadikan konsumen remaja sebagai target pasar baru mengingat penduduk dki Jakarta didominasi konsumen remaja dan persaingan industri yang semakin tinggi.

Hipotesis 3, keputusan pembelian produk dapat memengaruhi loyalitas pengguna produk konsumen kosmetik perawatan wajah remaja sepenuhnya didukung (β = 0,59, t = 6,44, p<0,04). Koefisien jalur yang menghubungkan keputusan pembelian produk dapat memengaruhi loyalitas pengguna produk konsumen kosmetik perawatan wajah remaja memiliki nilai positif dan signifikan. Hasil ini menunjukkan unsur dasar keputusan pembelian produk dapat mempengaruhi loyalitas konsumen remaja. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi suatu industri dalam menjaga konsistensi produk dan meningkatkan hasil penggunaan produk perawatan wajah remaja dalam menciptakan keputusan pembelian berdampak pada pengaruh meningkatnya loyalitas konsumen remaja.

Tujuan utama penelitian adalah menguji pengaruh simultan antara faktor pendorong pemilihan produk dan keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen. Variabel-variabel tersebut dikonstelasikan dalam bentuk persamaan struktural yang akan diuji dengan menggunakan pendekatan teknik Structural Equation Modeling (SEM). Sebagai alat bantu analisis dalam penelitian ini digunakan software lisrel ver. 8.7.

Premis penelitian ini adalah loyalitas konsumen adalah kompleks dan memiliki banyak variabel sehingga dalam mengukurnya memerlukan banyak keterkaitan variabel. Berdasarkan hasil kajian teori ada beberapa variabel yang secara teori terkait dengan loyalitas konsumen seperti faktor pendorong pemilihan produk dan keputusan pembelian produk.

Tabel 7 Koefisien Jalur Pada Model Struktural

Page 8: Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

Elvina Triana Putri, Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk...

69

Area studi ini dipilih untuk mengisi kesenjangan penelitian yang terkait dengan loyalitas konsumen remaja. Sebagai manusia yang dinamis remaja memiliki ciri khas sendiri untuk tumbuh dan berkembang. Apalagi ketika mereka mengekspresikan diri dengan segala aktifitasnya. Sebelum dilakukan studi diketahui bahwa loyalitas konsumen remaja sangat rendah. Mereka cenderung cepat berganti dari satu produk ke produk yang lain. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu variabel yang dipilih untuk studi ini akan menguji pengaruh simultan masing-masing variabel terhadap loyalitas konsumen.

Hasil analisis pengaruh antar variabel laten secara umum menunjukkan hubungan yang signifikan antar konstruk. Berdasarkan hasil penelitian sebagai upaya pegembangan produk perawatan wajah, industri dapat menyesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan remaja, yaitu dengan memperhatikan faktor pendorong pembelian produk perawatan wajah, yang secara empiris bahwa konsumen remaja dalam melakukan pemilihan produk dipengaruhi oleh peningkatan identitas diri, pengaruh lingkungan, budaya, kualitas produk, resiko, dan merek serta status sosial. Berdasarkan hasil penilaian diketahui juga bahwa indikator status sosial memiliki penilaian tertinggi hal ini diperkuat dengan biaya yang dikeluarkan oleh remaja yang cukup besar untuk pembelian produk perawatan wajah yaitu lebih dari Rp500.000,00 perbulan. Terkait dengan hasil ini ada peluang yang cukup besar bagi industri untuk mengembangkan suatu produk perawatan wajah khususnya segmentasi pasar remaja pada produk perawatan wajah.

Secara profesional hasil penelitian ini dapat mengaplikasikan ilmu dan wawasan terhadap kebutuhan konsumen remaja khususnya mengedukasi konsumen remaja secara empiris konsumen remaja cenderung menginginkan produk yang terjamin kualitasnya, minim resiko, dan merek produk sesuai dengan usia mereka, hal ini berbeda dengan teori remaja yang menyatakan bahwa remaja cenderung tidak memperhatikan atribut produk sehingga tidak dapat loyal pada suatu produk.

Penggunaan kosmetik pada remaja putri bagi masyarakat adalah suatu hal yang dianggap belum lazim, setidaknya dapat menambah wawasan dan memberikan edukasi baik pada keluarga, lingkungan sosial terkait penggunaan kosmetik.

Remaja putri perlu juga memperhatikan aspek kesehatan dan sensitifitas kulit mereka terhadap produk-produk perawatan wajah. Sehingga mereka

tidak coba-coba terhadap berbagai merek perawatan wajah terutama yang bukan diperuntukkan di usianya.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Produsen produk perawatan remaja dapat menjadikan konsumen remaja sebagai target pasar yang potensial, dengan demikian dapat mengembangkan formula untuk menghasilkan produk perawatan wajah khusus untuk konsumen remaja. Sebagai industri, dalam mengembangkan produk harus memperhatikan dimensi pembentukannya. terjaminnya keamanan dan dampak yang terjadi setelah penggunaan produk serta akan terbentuknya loyalitas. produsen diharapkan termotivasi dan mampu menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan diminati remaja. Sehingga bagi remaja dalam pemilihan produk setidaknya harus lebih memperhatikan faktor-faktor pendorong pemilihan produk, keputusan pembelian serta loyalitas terhadap produk kosmetik remaja sehingga dapat memiliki produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit.

Produk perawatan wajah yang dipilih adalah yang sesuai dengan harapan konsumen. Tanpa adanya kesesuaian tersebut maka loyalitas konsumen remaja sulit terbentuk. Produsen perlu mencermati perilaku konsumsi remaja dengan peningkatan variasi produk, kelengkapan produk yang dibutuhkan.Bagi pelaku farmasi, evaluasi dan inovasi terbaru dari produk perawatan wajah konsumen remaja yang sudah tersedia terutama pada hasil yang dirasakan setelah penggunaan, akses ketersediaan produk mudah ditemukan, keunggulan produk serta edukasi, hal ini menjadi sasaran baru yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku farmasi khususnya bidang kosmetik.

Keputusan pembelian produk perawatan wajah remaja menunjukkan minat beli yang baik dan akan mendorong loyalitas konsumen remaja. Hal ini membuktikan bahwa produsen kosmetik konsumen remaja yang tersedia dapat menjaga konsistensi kualitas dan melaksanakan program promosi dengan baik sehinggan konsumen akan tetap loyal terhadap produk perawatan wajah remaja yang dipilihnya. Dalam hal ini secara akademis, disarankan untuk dilakukan penelitian dengan model yang yang relatif sama dan memperluas sampel penelitian untuk produk dan jasa lainya.

Faktor pendorong pemilihan produk dan keputusan pembelian produk perawatan wajah sangat mempengaruhi loyalitas konsumen remaja. Sehingga

Page 9: Pengaruh Faktor Pendorong Pemilihan Produk Terhadap ...research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/RFWYRL9EBD86MHC0... · keputusan pembelian produk terhadap loyalitas konsumen,

Kalbisocio,Volume 6 No. 1 Februari 2019

70

diharapkan industri kosmetik dapat meningkatkan ketersediaan dengan meminimalisir resiko sensitifitas kulit remaja terhadap produk perawatan wajah yang tidak sesuai. Selain itu juga dapat meningkatkan edukasi pada remaja terkait produk perawatan wajah yang sesuai. Bagi masyarakat khususnya keluarga remaja dapat membantu dalam hal meminimalisir resiko dan meningkatkan keamanan penggunaan produk hingga pada pengguna produk.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan peluang produk baru yang memiliki hasil penggunaan maksimal dan memungkinkan dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang dengan memanfaatkan usia remaja sebagai fase awal terbentuknya pola konsumsi. Dengan demikian loyalitas penggunaan produk perawatan wajah konsumen dapat diawali sedari remaja.

V. DAFTAR RUJUKAN

Bank Indonesia RI (2017). Laporan proyeksi tahunan perekonomian. Diakses 20 desember2017.darihttp://www.bi.go.id/id/publikasi/laporanproyeksitahunan/perekonomian/Documents/LPI2017-web.pdf.

Indonesia, K. P. R. (2015). Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 – 2035. Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian 2015.

BPS Jakarta. Diakses 20 maret 2016. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/ 2016.

Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori Dan Contoh Kasus. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hal 280

Roberts, J. A., & Pirog, S. F. (2004). Personal goals and their role in consumer behavior: The case of compulsive buying. Journal of Marketing Theory and Practice, page 61–73.

Sekaran and Bougie, (2010). Research Design, Quantitative and Qualitative Approaches. Page 165

Hair, J. F., Black, B., Anderson, R. E., & Tatham. R. L. (2010). Multivariate Data Analysis, 6th ed, page 541. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Dotson, M. J., & Hyatt, E. M. (2005). Major influence factors in children’s consumer socialization. Journal of Consumer Marketing, page 35–42