49
Perjanjian No.III/LPPM/2017-01/1-P Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Fast Moving Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Disusun Oleh: Catharina Tan Lian Soei,Dra.,MM Vera Intanie Dewi,SE.,MM Felisca Oriana,SE.,MSM Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2017

Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

Perjanjian No.III/LPPM/2017-01/1-P

Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Fast

Moving Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Disusun Oleh:

Catharina Tan Lian Soei,Dra.,MM

Vera Intanie Dewi,SE.,MM

Felisca Oriana,SE.,MSM

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Universitas Katolik Parahyangan

2017

Page 2: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

ABSTRAK

Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Fast Moving

Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Oleh:

Catharina Tan Lian Soei

Vera Intanie Dewi

Felisca Oriana Surjoko

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

Kinerja keuangan suatu bisnis tidak lepas dari pengaruh faktor makroekonomi. Krisis ekonomi

global yang terjadi di tahun 1998, 2008 dan 2015 sangat memberi dampak pada kinerja usaha

hampir disemua sektor. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh faktor

makroekonomi yaitu inflasi, tingkat pengangguran, Pertumbuhan Produk Domestik Bruto

(PDB), dan nilai tukar terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh rasio Return on Asset

(ROA). Penelitian ini menggunakan ROA sebagai variabel dependen untuk mengukur

profitabilitas, dan menggunakan tingkat inflasi, Tingkat Pengangguran , Pertumbuhan PDB, dan

nilai tukar sebagai variabel independen yang merupakan faktor makroekonomi. Penelitian ini

termasuk jenis applied research dengan menggunakan metode explanatory. Unit analisis

penelitian ini adalah Perusahaan Fast Moving Consumer Good yang melaporkan Laporan

Keuangan Tahunan dan terpublikasi selama tahun 1998 - 2016. Data yang dipergunakan dalam

penelitian ini merupakan data sekunder berupa rasio ROA tahunan perusahaan tersebut, tingkat

inflasi, Pertumbuhan PDB, Tingkat Pengangguran dan nilai kurs rupiah terhadap dollar selama

tahun 1998 – 2016. Analisis uji statistik dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara simultan keempat variabel independen

berpengaruh terhadap ROA. Sedangkan hasil uji t secara partial menunjukkan bahwa dari tiga

faktor makroekonomi yang digunakan sebagai variabel independen yaitu inflasi, tingkat

pengangguran,dan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Fast Moving

Consumer Good yang diproksikan oleh rasio ROA, sedangkan pertumbuhan PDB berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Variabel independen yang berpengaruh dalam

penelitian ini berkontribusi terhadap profitabilitas sebesar 2.1%.

Kata Kunci: Inflasi, Produk Domestik Bruto, Tingkat Pengangguran, ROA, Nilai Tukar

Keywords: Exchange Rate, Inflation, Gross Domestic Product, Unemployment Rate, Return On

Asset.

Page 3: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat rahmat

dan anugerah-Nya, sehingga tim Peneliti penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul

“Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas Perusahaan Fast Moving Consumer Good

yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan data Periode 1998 –

2016. Dalam kesempatan ini tim penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan

dengan baik dan lancar. Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pimpinan Universitas Katolik Parahyangan dimana tim peneliti berkarya

2. Pimpinan dan Staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unpar

3. Pimpinan Fakultas Ekonomi

4. Pimpinan Program Studi Manajemen

5. Rekan-rekan Dosen

6. Tim kerja Mahasiswa Unpar

Semoga hasil laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.

Bandung, Oktober 2017

Tim Peneliti

Page 4: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

DAFTAR ISI

Judul

Abstak

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab 1.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan Khusus 4

1.3. Tujuan Umum 4

1.4. Urgensi Penelitian 5

1.5. Target Capaian Luaran Penelitian 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profitabilitas 6

2.2. Inflasi 7

2.3. Produk Domestik Bruto

2.4. Tingkat Pengangguran

8

9

2.5. Nilai Tukar 9

2.6. Model Penelitian 12

2.7. Hipotesis 13

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Metode dan Desain Penelitian 14

3.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian 14

3.3. Tenik Pengumpulan Data 14

3.4. Teknik Pengambilan Sampel 14

3.5. Operasionalisasi Variabel Penelitian 16

3.6. Metode Analisis 17

3.7. Rancangan Uji Hipotesis 17

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

4.1. Dinamika Perubahan Indikator Ekonomi Makro selama tahun 1998-2016 20

4.2. Descriptive Statistic 22

4.3. Uji Hipotesis dan Pembahasan 36

BAB 5. SIMPULAN dan SARAN

5.1. Simpulan 41

5.2. Saran 41

Daftar Pustaka

Page 5: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Fast Moving Consumer Goods (FMCG) adalah produk yang memiliki perputaran omset dengan

cepat, dan biaya yang relatif rendah. FMCG merupakan barang barang konsumsi yang

dibutuhkan sehari-hari atau secara berkala dalam periode waktu tertentu yang singkat yang

mencakup produk makanan (food), peralatan rumah tangga (household) dan perawatan tubuh

(personal care). Karakteristik produk FMCG memiliki masa simpan yang relatif singkat karena

barang cepat rusak. Produk yang termasuk dalam kategori FMCG misalnya 1).berbagai macam

produk konsumen yang sering dibeli seperti peralatan mandi,sabun,kosmetik,pasta gigi,pisau

cukur, deterjen; 2) Non Durable Good seperti gelas,lampu,baterai,produk berbahan kertas,

barangbarang plastic; 3).Obat-obatan; 4).barang elektronik; 5).produk makanan dan minuman

kemasan. Perusahaan-perusahaan FMCG misalnya Nestle, Unilever,Procter & Gamble, Kaldu

Sari Nabati,Garuda Food,Orang Tua, Mayora dll.

Menurut data Kantar wordpanel Indonesia yang disampaikan Cindy Sundari dalam

http://www.kompasiana.com, peningkatan penjualan produk-produk Fast Moving Consumer

Goods (FMCG) mengalami peningkatan sebesar 14% dari tahun 2012 ke 2013. Menurut

Andryanto Suwismo dalam dataindustri.blogspot.co.id (26 Oktober 2016) , berdasarkan hasil

riset kantor Wordpanel Indonesia,per Akhir agustus 2016, volume penjualan consumer goods di

Indonesia masih cenderung lemah ditandai dengan pertumbuhan negatif di segmen makanan

yaitu – 4% dan minuman sebesar -2%. Trend pasar industri consumer goods di Indonesia lebih

banyak ditopang kenaikan harga. Peningkatan harga per unit sebesar 3.6% ini yang mendorong

nilai pasar consumer goods di Indonesia tumbuh sebesar 5.1%, sementara tingkat frekensi

pembelian turun sebesar – 0.9%. Perlambatan ekonomi Nasional pada semester 1 tahun 2016,

merupakan salah satu penyebab menurunnya daya beli konsumen yang berdampak pada

pelemahan demand produk consumer goods secara volume.

Menurut Martha Eva Rahayu dalam swa.co.id (29 November 2016) disebutkan bahwa

bisnis e-commerce sampai dengan akhir tahun 2016, ternyata tidak berdampak signifikan

terhadap penjualan produk produk kategori Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Dalam

artikel yang berjudul hasil survey Kantor Worldpanel yang diambil dari

www.kantarworldpanel.com dalam artikel yang berjudul “Survei Kantar: Penetrasi Ecommerce

di Industri FMCG Indonesia Masih Rendah” disebutkan bahwa penetrasi e-commerce terhadap

penjualan produk FMCG masih dibawah 1%. Distribusi Penjualan terbesar produk FMCG masih

Page 6: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

2

melalui pasar tradisional yakni sebesar 80%. Sedangkan untuk pasar modern hanya berkontribusi

sebesar 20%.Hal ini disampaikan oleh Fanny Murhayati yang merupakan New Business

Development Director Kantar Worldpanel Indonesia.

Dalam sebuah artikel yang berjudul “ Industri FMCG di Indonesia :Peluang dan

tantangan “ yang dimuat dalam www.business.hsbc.co.id,pada tanggal 20 Januari

2017,disebutkan bahwa industri FMCG di Indonesia merupakan salah satu industri yang mampu

mendorong perekonomian di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan golongan menengah di

Indonesia, angka pertumbuhan industri FMCG ditahun 2015 mencapai 10.8%. Secara

keseluruhan produk produk FMCG mampu menyumbang 18.5% terhadap PDB Nasional ditahun

2016 dan diharapkan dapat mencapai angka 30% ditahun 2030 mendatang.

Berikut adalah trend penjualan fast moving Consumer Goods di Indonesia.

Perlambatan pertumbuhan yang terjadi di tahun 2016, menurut data Kantor Worldpanel

Indonesia yang dimuat dalam dataindustri.co.id, terjadi di semua subwilayah Asia Utara dan

Asia Tenggara. Perlambatan tren pertumbuhan ini dipengaruhi pelemahan penjualan makanan

dan minuman yang berkontribusi sekitar 60% dari belanja rumah tangga di Asia. Hal ini

ditegaskan oleh Soon Lee (General Manajer Kantar Worldpanel Indonesia).

Perlambatan ekonomi Nasional selama tahun 2008-2016 juga dipicu adanya ketidak

stabilan pemerintahan yang menyebabkan kekhawatiran sosial yang mendukung nilai rupiah

terhadap dolar semakin merosot. Subprime Mortgage yang terjadi di Amerika juga menyebabkan

dolar yang berada di Indonesia semakin langka dan menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap

Dolar Amerika sepanjang tahun 2008 terus merosot. Adanya perlambatan ekonomi Cina,

devaluasi mata uang yuan, jatuhnya bursa global juga menyebabkan Indonesia mengalami krisis

pada tahun 2015. Mengalami situasi ekonomi yang berat, persaingan yang meningkat dalam era

Page 7: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

3

globalisasi membuat perusahaan sadar akan pentingnya mempersiapkan diri dalam menghadapi

perubahan eksternal, khususnya perubahan nilai tukar, inflasi dan tingkat pengangguran serta

pertumbuhan PDB, karena akan berdampak pada daya beli, kenaikan harga bahan baku,

kenaikan upah yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan

yang dicapai tentunya dipengaruhi juga oleh faktor internal. Dari sisi internal dipengaruhi oleh

budaya perusahaan, struktur dan system perusahaan, kemampuan perusahaan dalam

implementasi strategi, mencapai produktifitas dan melakukan efisiensi biaya.

Gambar.1

Grafik GDP 2012-2017 (Kwartal 2)

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (data diolah)

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi triwulan II-2017 sama

sekali tidak mengalami perubahan dari capaian triwulan sebelumnya yaitu 5.01%. tetapi

pertumbuhan GDP di industry manufaktur lebih rendah daripada pertumbuhan GDP dan

mencapai pertumbuhan terendah pada kwartal II tahun 2017. Pertumbuhan GDP di atas 5% jauh

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan GDP yang -18,3% ketika terjadi krisis 1998, 4,4% pada

tahun 2008 dan 4,67% pada krisis tahun 2015.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah faktor GDP, Nilai tukar, tingkat inflasi

dan tingkat pengangguran mempengaruhi profitabilitas perusahaan dalam perusahaan Fast

Moving Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 1998-2016.

Walaupun pengaruh faktor-faktor tersebut bersifat tidak langsung kepada perusahan, namun

pengaruhnya berbeda-beda pada setiap jenis usaha atau industri.

Dari penelitian-penelitian sebelumnya yaitu McDonald,J. T. (1999) menyatakan bahwa

tidak semua perusahaan manufaktur di Australia terpengaruh oleh perubahan kondisi ekonomi

2012 2013 2014 2015 20162017

(KW1)2017

(KW2)

GDP (Growth byExpenditure (Percent)

6.03 5.56 5.01 4.88 5.02 5.01 5.01

GDP in ManufacturingIndustry (Percent)

5.62 4.37 4.64 4.33 4.29 4.24 3.54

0

1

2

3

4

5

6

7

Page 8: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

4

dan real wages Inflation memiliki pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas. Gagan Deep

Sharma, G. S., Sanjeet Singh melakukan penelitian di India dan Stri Lanka untuk mengetahui

pengaruh faktor makroekonomi terhadap pertumbuhan GDP untuk periode 2002-2009.

(Barus.A.C&Leliani 2013) melakukan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Debt Ratio

(DR), Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap profitabilitas baik secara

simultan maupun parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yaitu TATO, DR

dan Ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, sedangkan CR,

DER dan Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.

(Tariq Bhutta and Hasan 2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor

makroekonomi terhadap profitabilitas perusahaan food sector di Pakistan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan sektor makanan di Pakistan dipengaruhi oleh

faktor internal perusahaan dan bukan oleh faktor makroekonomi. Dalam penelitian di sector lain

menunjukkan bahwa Dwijayanthy .F dan Prima Naomi (2009) menyatakan bahwa Inflasi dan

nilai tukar berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Demirgüç-Kunt & Huizinga (1999)

menyatakan bahwa tingginya suku bunga berpengaruh pada tingginya profitabilitas dan

memiliki hubungan yang positif. Berdasarkan paparan diatas, dan beberapa penelitian

sebelumnya ,penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Analisis Pengaruh Makro

Ekonomi terhadap Profitabilitas perusahaan Fast Moving Consumer Good yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada periode 1998-2016”

1.2 Tujuan Khusus

Penelitian ini dilakukan untuk:

1. Menganalisis faktor makro ekonomi yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan Fast

Moving Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek di Indonesia.

2. Menentukan faktor makro ekonomi yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan Fast

Moving Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek di Indonesia.

1.3. Tujuan Umum

1. Memberikan informasi baik bagi perusahaan dan pembaca untuk dijadikan pertimbangan

dimasa yang akan datang dan menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Memperkaya wawasan penulis dan memperkaya keilmuan yang bermanfaat untuk

pengembangan ilmu bahan ajar perkuliahan.

Page 9: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

5

1.4. Urgensi Penelitian

Dari gap penelitian terdahulu,penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali variable-variabel

faktor makroekonomi yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan.(tabel 1.1) Penelitian ini

juga bermanfaat untuk memberikan informasi kepada pembaca khususnya investor untuk

digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu hasil penelitian ini dapat

digunakan untuk mengembangkan proses pengajaran untuk matakuliah Manajemen Keuangan.

Gambar 2. Fishbone Diagram

1.5. Target Capaian Luaran Penelitian

Dari penelitian ini ditargetkan dapat dihasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat dipublikasikan

minimal dalam jurnal nasional terakreditasi yaitu Indonesia Capital Market Review (MRC-FEB

UI) atau Jurnal of Indonesian Economi and Business FEB UGM. Dimana dari penelitian ini

dapat diperoleh gambaran dan penjelasan dari tujuan penelitian tersebut diatas. Hasil penelitian

ini juga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pengembangan proses pembelajaran dalam

matakuliah Manajemen Keuangan.

Page 10: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Profitabilitas

Beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa profitabilitas dibuktikan secara

empiris di pengaruhi oleh faktor faktor ekonomi makro. Tandelilin (2010:343) menyebutkan

bahwa terdapat beberapa faktor ekonomi makro yang berpengaruh terhadap profitabilitas adalah:

1. Produk Domestik Bruto (PDB), Meningkatnya PDB mempunyai pengaruh yang positif

terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk

perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

2. Laju Pertumbuhan Inflasi. Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika

peningkatan biaya perusahaan lebih tinggi dari peningkatan pendapatan perusahaan maka

profitabilitas akan turun.

3. Tingkat Suku Bunga. Tingkat bunga yang meningkat akan menyebabkan peningkatan

suku bunga tabungan, deposito dan kredit. Dengan peningkatan suku bunga maka akan

berpengaruh positif pada peningkatan profitabilitas perusahaan.

4. Nilai Tukar Mata Uang (exchange rate). Nilai tukar mata uang atau kurs rupiah yang

menguat terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi perekonomian yang

mengalami inflasi. Sehingga menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing,dapat

menurunkan suku bunga yang berlaku yang pada akhirnya dapat menurunkan

profitabilitas perusahaan.

5. Anggaran Defisit. Anggaran yang defisit, merupakan sinyal negatif bagi ekonomi yang

sedang mengalami inflasi. Anggaran defisit akan mendorong konsumsi dan investasi

pemerintah, namun di sisi lain justru akan meningkatkan jumlah uang beredar dan

akibatnya dapat mendorong inflasi dan menurunkan profitabilitas perusahaan.

6. Investasi Swasta. Meningkatnya investasi swasta dapat meningkatkan PDB sehingga

meningkatkan pendapatan konsumen, dan meningkatkan simpanan konsumen sehingga

profitabilitas perusahaan meningkat.

7. Neraca Perdagangan dan Pembayaran. Neraca perdagangan dan pembayaran yang

defisit harus didanai dengan menarik investor asing. Untuk itu maka suku bunga harus

dinaikkan. Kenaikan suku bunga dapat berpengaruh terhadap profitabilitas menjadi naik.

Sedangkan Gitman & Zutter (2012:601) “Profitability is the Relationship between revenues and

Costs generated by using the firm’s assets,both current and fixed in productive activities”.

Page 11: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

7

Untuk menilai kinerja profitabilitas perusahaan, dapat dilihat dari Rasio Return on Asset (ROA).

Brealey, Myers and Allen (2011:740) mendefinisikan ROA sebagai “return on Assets

(ROA) measures the income available to debt and equity investors per dollar of the firms total

assets”.

Sementara menurut Higgins. Robert C (2012:41) “ROA is a basic measure of the efficiency with

which company allocates and manages its resources. To Look at the combined effect of margins

and turns, we can calculate the Return on Assets (ROA)”:

Assets

IncomeNetTurnoverAssetXinMofitROA argPr

Sumber: Higgins. Robert C (2012:41)

Sundjaja, Barlian & Sundjaja (2013:191) menyebutkan “Hasil atas total aset disebut juga Return

On Asset (ROA), merupakan ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan

aktiva yang tersedia”

AktivaTotal

PajaksesudahBersihLabaAsetTotalAtasHasil

)(

Sumber: Sundjaja, Barlian & Sundjaja (2013:192)

Dari beberapa definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa ROA suatu perusahana naik dari

tahun ke tahun, maka bisa dikatakan perusahaan semakin efisien dalam mengelola

bisnisnya.

2.2 Inflasi

Inflasi dapat digunakan sebagai indikator lingkungan ekonomi makro (Macroeconomic

Environment) yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Bank Indonesia (2013)

mendefinisikan inflasi sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.

Sedangkan

Menurut Blanchard, O. (2006:31) ”Inflation is the sustained rise in the general level of prices in

the economy-called the price level. The Inflation rate is the rate at which the price level

lncreases”.

Page 12: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

8

Sedangkan Clayman, Fridson, Troughton (2012:221) “Inflation is a widely recognized

macroeconomic indicator. High inflation has a negative impact on both the level of debt

financing and the use of long maturity debt”.

Dornbusch.R, Fisher.S, Startz.R (2008:39) “Inflation is the rate of change in price, and the price

level is the cumulation of past inflations”.

1

1

t

tt

P

PP

Dimana:Pt-1= Price level last year

Pt= Today’s price level

Sumber: Dornbusch.R,Fisher.S,Startz.R (2008:39)

(Wahid, Shahbaz et al. 2011) menyatakan bahwa tren inflasi yang tinggi dapat

menghambat kinerja perusahaan.

2.3. Produk Domestik Bruto

Tandelilin (2010) menyebutkan bahwa PDB yang meningkat mempunyai pengaruh yang positif

terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk

perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) ,PDB merupakan salah satu indikator penting

untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu Negara dalam suatu periode tertentu baik atas dasar

bahan baku maupun atas dasar harga konstan. BPS menambahkan bahwa PDB merupakan

jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu Negara tertentu. Dalam

penelitian ini digunakan pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan dimana nilai tersebut

merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada

satu tahun tertentu sebagai dasar.

Menghitung Pertumbuhan PDB adalah sebagai Berikut:

sebelumnyatahunBrutoDomestikPendapaPDB

ttahunBrutoDomesticPendapaPDB

persentasedalamyakandiyangekonominPertumbuhaTingkatR

XPDB

PDBPDBR

t

t

tt

t

tttt

tan

tan

tan

%100

1

),1(

1

1),1(

Menghitung Pertumbuhan PDB dengan tahun dasar adalah sebagai Berikut:

Page 13: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

9

dasartahunBrutoDomestikPendapaPDB

ttahunBrutoDomesticPendapaPDB

persentasedalamyakandiyangekonominPertumbuhaTingkatR

XPDB

PDBPDBR

t

t

tt

t

tttt

tan

tan

tan

%100

1

),1(

1

1),1(

2.4. Tingkat Pengangguran Terbuka

Menurut Badan Pusat Statistik, Penganggur terbuka, terdiri dari:

a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan.

b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.

c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak

mungkin mendapatkan pekerjaan.

d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum molai bekerja.

(lihat pada "An ILO Manual on Concepts and Methods")

TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap

jumlah angkatan kerja. (sumber: bps.go.id)

2.5. Nilai Tukar

Menurut Dornbusch. R, Fisher. S, Startz. R (2008:46) ”The exchange rate is the price of

foreign currency.The Real exchange rate is the ratio of foreign to domestic prices,measured in

the same currency”. Menurut Gordon.Robert J (2009:162) “the foreign exchange rate for a

nations’s currency is the amount of ane nations’s money that can be obtained in excnage for a

unit of another nation’s money”.

Page 14: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

10

Kerangka Pemikiran dan Model Penelitian

Pengaruh Variabel Inflasi terhadap Profitabilitas

Lindayani N.W, S.S. Dewi (2016), menyatakan bahwa pada perusahaan keuangan sektor

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014 menunjukkan hasil bahwa

Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh rasio ROA.

Vong&Chan (2014), menyatakan bahwa variabel inflasi memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kinerja perusahaan yakni profitabilitas

Ishfaq M.J, Khan N. (2015), menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh signifkan

terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh Net Interest Margin (NIM) dan Return on Asset

(ROA).

Bilal, Saeed, Gull, Akram (2013), melakukan penelitian pada commercial bank di

Pakistan untuk periode 2007-2011 dan hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh

signifikan negatif terhadap profitabilitas.

Kosmidou K, Tanna S, Pasiouras F (2012), melakukan penelitian di UK dab hasil

penelitian menyatakan bahwa faktor makroekonomi yaitu variabel inflasi berpengaruh positif

terhadap profitabilitas bank di UK.

Dari beberapa penelitian terdahulu maka digunakan sebagai dasar untuk merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1 : Inflasi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

Pengaruh Variabel Tingkat Pertumbuhan PDB terhadap Profitabilitas

Produk Domestik Bruto yang bertumbuh, akan meningkatkan pendapatan masyarakat, yang akan

meningkatkan kemampuan mereka dalam membeli. Keinginan dan kemampuan masyarakat untuk

membeli produk akan meningkatkan penjualan. Bila penjualan perusahaan meningkat lebih besar

dari peningkatan biaya maka laba perusahaan akan meningkat. Proyeksi penjualan yang meningkat

akan menyebabkan perusahaan memproduksi lebih banyak, sehingga Total Aktiva perusahaanpun

akan meningkat, namun jika kenaikan penjualan lebih besar dari peningkatan Total Aktiva maka

perputaran Total Aktiva akan meningkat, hal tersebut akan menyebabkan Return On Asset

Perusahaan meningkat , sehingga dapatlah disimpulkan bahwa pertumbuhan PDB berpengaruh

positif terhadap profitabilitas atau ROA.

Beberapa penelitian terdahulu yakni Gul,Irsyad, Zaman (2011) melakukan penelitian pada

perbankan di Pakistan untuk periode 2005-2009 menyatakan bahwa faktor ekternal yakni

Page 15: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

11

pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kapitalisasi pasar memiliki pengaruh yang kuat terhadap

profitabilitas.

Wasiuzzaman&Tarmizi (2014), menyatakan bahwa inflasi dan growth domestic product

memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.

Tan, Y. and C. Floros (2012),menyatakan bahwa terdapat hubungan negative antara GDP

Growth dan profitabilitas bank di Cina.

Dari beberapa penelitian terdahulu maka digunakan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1 : PDB berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Pengaruh Variabel Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap Profitabilitas

Tingkat pengangguran yang tinggi atau meningkat akan menurunkan pendapatan masyarakat,

sebaliknya jika tingkat pengangguran rendah atau menurun maka pendapatan masyarakat akan

meningkat. Peningkatan pendapatan masyarakat akan meningkatkan kemampuan mereka dalam

membeli. Keinginan dan kemampuan masyarakat untuk membeli produk akan meningkatkan

penjualan. Bila penjualan perusahaan meningkat lebih besar dari peningkatan biaya maka laba

perusahaan akan meningkat. Proyeksi penjualan yang meningkat akan menyebabkan perusahaan

memproduksi lebih banyak, sehingga Total Aktiva perusahaanpun akan meningkat, namun jika

kenaikan penjualan lebih besar dari peningkatan Total Aktiva maka perputaran Total Aktiva akan

meningkat, hal tersebut akan menyebabkan Return On Asset Perusahaan meningkat , sehingga

dapatlah disimpulkan bahwa tingkat pengangguran berpengaruh terhadap profitabilitas atau ROA

Dari paparan diatas digunakan untuk merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Tingkat Pengangguran Terbuka berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Pengaruh Variabel Nilai Tukar mata uang terhadap Profitabilitas

Tandelilin (2010:344) menyatakan bahwa kenaikan kurs rupiah terhadap mata uang asing dapat

menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Lebih lanjut, Tandelilin menyatakan bahwa

menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi perekonomian

yang mengalami inflasi.

Simiyu (2015), menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara nilai tukar

dengan profitabilitas.

Page 16: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

12

Hidayati A. N (2014), menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ROA.

Acaravci & Calim (2013), Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

yang positif antara Real Exchange Rate dengan profitabilitas.

Dwijayanthy & Naomi (2009) mengatakan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap

profitabilitas Bank.

Uraian di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis sebagai

berikut: H3 : Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

Pengaruh Variabel Inflasi, Tingkat Pertumbuhan PDB, Tingkat Pengangguran dan Nilai

Tukar terhadap Profitabilitas

Tandelilin (2010) menyatakan bahwa indikator ekonomi makro seperti PDB, inflasi, tingkat bunga

maupun nilai tukar mata uang membantu investor dalam meramalkan apa yang akan terjadi dan

membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan.

Pada penelitian ini peneliti terfokus pada pengaruh macroeconomic environment seperti

inflasi, PDB, Tingkat pengangguran dan nilai tukar rupiah. Penentuan variabel dalam penelitian ini

tidak lepas dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

Uraian di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis sebagai

berikut: H4 : Inflasi, Tingkat Pertumbuhan PDB, Tingkat Pengangguran dan Nilai Tukar

berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap profitabilitas Perusahaan Industri Fast

Moving Consumer Good

2.6. Model Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui serta menganalisis pengaruh dari variabel

independen, dalam hal ini adalah Inflasi, PDB, tingkat pengangguran dan Nilai Tukar Mata Uang

terhadap variabel dependen, yaitu Return On Assets (ROA). Untuk memberikan suatu gambaran

yang jelas dan sistematis, berikut adalah kerangka pemikiran yang menjadi pedoman dalam

keseluruhan penelitian yang dilakukan.

Page 17: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

13

Gambar 2.1. Model Konseptual Penelitian

2.7. Hipotesis

Ikhtisar hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Inflasi, Pertumbuhan PDB,Tingkat Penganguran dan Nilai Tukar tidak berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas.

H1: Inflasi, Pertumbuhan PDB, tingkat Pengangguran dan Nilai Tukar berpengaruh signifikan

terhadap Profitabilitas.

ROA

INFLASI

PERTUMBUHAN PDB

NILAI TUKAR

TINGKAT PENGANGGURAN

TERBUKA

Page 18: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

14

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Disain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode

explanatory. Menurut sekaran&Bougie (2013:97) “Descriptive Studies are often designed to

collect data that describe the characteristics of persons,events or situations” Sedangkan metode

explanatory menurut Sekaran dan Bougie (2013:96) “Explanatory study is undertaken when not

much is known about the situation at hand,or no information is available on how similar

problems or research issues have been solved in the pas”.atau juga disebut causal study,

menurut Sekaran dan Bougie (2013:98) “Such studies test whether or nor one variable causes

another to change”. Metode explanatory digunakan untuk menguji teori yang ada dengan

melakukan pengujian hipotesis untuk menjelaskan pengaruh antara variable-variabel yang

digunakan sebagai variabel independen yaitu Inflasi, Pertumbuhan PDB, Tingkat Pengangguran

Terbuka dan Nilai Tukar dengan variabel dependen yaitu Profitabilitas (ROA). Unit analisis

dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam industri Fast Moving Goods dan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini terdiri dari industri food and beverage,

Pharmaceutical dan Consumer Goods.

3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai acuan dalam memperoleh data.

Data Sekunder menurut Sekaran & Bougie (2013:113) ”Secondary data is information

information gathered by someone other than the researcher conducting the current study”. Data

yang dimaksud adalah data tahunan rasio Return on Asset (ROA) perusahaan yang masuk

dalam industri food and beverage, Pharmaceutical dan Consumer Goods, nilai inflasi tahunan,

Pertumbuhan PDB,tingkat pengangguran dan nilai kurs tengah dollar terhadap rupiah dan juga

dokumen lain yang relevan dengan penelitian ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah: dokumentasi

dan studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan literatur primer,sekunder dan tersier yang

berkaitan dengan penelitian ini, mengumpulkan data dan informasi yang berasal dari laporan

keuangan perusahaan. Rasio ROA diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, untuk tingkat

Inflasi dan tingkat pengangguran diperoleh dari website Bank Indonesia dan Badan Statistik

Indonesia, sedangkan nilai kurs rupiah terhadap Dolar Amerika diperoleh dari

Page 19: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

15

www.pusatdata.kontan.co.id.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Sekaran dan Bougie (2013:240) Populasi adalah “the entire group of people, events, or

things of interest that the researcher wishes to investigate” . Sedangkan Sampel menurut

Sekaran dan Bougie (2013:214) “A sample is a subset of the population.It Comprises some

members selected from it”.Penentuan sampel ini menggunakan metode nonprobability sampling

Menurut Sekaran&Bougie (2013:252) “In non probability sampling designs, the elements in the

population do not have any probabilities attached to their being chosen as sample subjects”.

Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah Sampling Purposive.

Menurut Sugiyono (2013:156) Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Teknik penentuan sampel menggunakan Sample Purposive dikarenakan

peneliti memiliki tujuan yaitu melihat pengaruh dari faktor makroekonomi terhadap profitabilitas

perusahaan yang bergerak dalam industri fast Moving Consumer Goods. Populasi dalam

penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan, sedangkan sampel dalam penelitian ini

adalah data time series dari laporan keuangan neraca dan laba rugi perusahaan, data tingkat

pengangguran terbuka, nilai tukar dan data inflasi selama tahun 1998 sampai dengan 2016. Data

dikumpulkan secara berkala dengan skala tahunan. Berikut adalah data perusahaan yang

digunakan dalam penelitian ini.Nama perusahaan dengan warna merah,bukan merupakan sampel

penelitian karena tanggal IPO setelah tahun 1998.

Tabel. 3.1.

Data Sampel Perusahaan dalam Industri Fast Moving Consumer Goods

Subsektor

No Kode Saham Tanggal IPO

1. FOOD AND BEVERAGES 1 ADES 13 Juni 1994

1. FOOD AND BEVERAGES 2 DLTA 12 Februari 1984

1. FOOD AND BEVERAGES 3 FAST 11 Mei 1993

1. FOOD AND BEVERAGES 4 ICBP 7 Oktober 2010

1. FOOD AND BEVERAGES 5 INDF 14 Juli 1994

1. FOOD AND BEVERAGES 6 MYOR 04 Juli 1990

1. FOOD AND BEVERAGES 7 MLBI 17 Januari 1994

1. FOOD AND BEVERAGES 8 ROTI 28 Juni 2010

1. FOOD AND BEVERAGES 9 PSDN 18 Oktober 1994

1. FOOD AND BEVERAGES 10 SKBM

05 Januari 1993-Laporan Keuangan tidak Lengkap

(1995-2005 dan 2009 tidak tersaji)

1. FOOD AND BEVERAGES 11 SKLT 08 September 1993

1. FOOD AND BEVERAGES 12 STTP 16 Desember 1996

1. FOOD AND BEVERAGES 13 SMAR 20 Nopember 1992

Page 20: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

16

1. FOOD AND BEVERAGES 14 AISA 3 Juni 1997

1. FOOD AND BEVERAGES 15 ALTO 10 Juli 2012

1. FOOD AND BEVERAGES 16 TBLA 14 Februari 2000

1. FOOD AND BEVERAGES 17 ULTJ 02 Juli 1990

1. FOOD AND BEVERAGES 18 CEKA 9 Juli 1996

18. PHARMACEUTICAL 19 DVLA 11 Nopember 1994

18. PHARMACEUTICAL 20 INAF 17 April 2001

18. PHARMACEUTICAL 21 SIDO 18 Desember 2013

18. PHARMACEUTICAL 22 KAEF 04 Juli 2001

18. PHARMACEUTICAL 23 KLBF 30 Juli 1991

18. PHARMACEUTICAL 24 MERK 23 Juli 1981

18. PHARMACEUTICAL 25 PYFA 16 Oktober 2001

18. PHARMACEUTICAL 26 SCPI 08 Juni 1990

18. PHARMACEUTICAL 27

SQBI SQBI tidak terdaftar di IDX,

namun SQBB terdaftar dengan tgl. IPO 29 Maret 1983

18. PHARMACEUTICAL 28 TSPC 17 Juni 1994

29 MBTO 13 Januari 2011

19. CONSUMER GOODS 30 MRAT 27 Juli 1995

19. CONSUMER GOODS 31 TCID 23 September 1993

19. CONSUMER GOODS 32 UNVR 11 Januari 1982

Sumber: Indonesia Capital Market Directory tahun 2015

3.5 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Tabel 3.1.Operasionalisasi Variabel Penelitian

N

o

Variabel Konsep Indikator Skala

1 Inflasi

(X1)

Tingkat inflasi

merupakan kenaikan

harga barang dan jasa,

yang terjadi jika

pembelanjaan

bertambah

dibandingkan dengan

penawaran barang di

pasar, dengan kata

lain terlalu banyak

uang yang memburu

barang yang terlalu

sedikit. Besarnya

tingkat inflasi yang

digunakan berdasarkan

IHK (Indeks Harga

Konsumen),

IHKn= Indek Harga Konsumen periode n

IHK0=Indek harga Konsumen periode

dasar

Rasio

2 Tingkat TPT (Tingkat TPT (Tingkat Pengangguran Rasio

Page 21: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

17

Pengangg

uran

Terbuka

(X2)

Pengangguran

Terbuka) adalah

persentase jumlah

pengangguran terhadap

jumlah angkatan kerja.

(sumber: bps.go.id)

Terbuka)= ( jumlah pengangguran :

jumlah angkatan kerja)x100%

3 Tingkat

Pertumbu

han PDB

(X3)

sebelumnyatahunBrutoDomestikPendapaPDB

ttahunBrutoDomesticPendapaPDB

persentasedalamyakandiyangekonominPertumbuhaTingkatR

XPDB

PDBPDBR

t

t

tt

t

tttt

tan

tan

tan

%100

1

),1(

1

1),1(

Rasio

4 Nilai

Tukar

(X4)

Nilai tukar mata uang asing merupakan harga dimana mata uang suatu negara dapat dikonversikan menjadi mata uang negara lain. Dalam penelitian ini digunakan nilai tukar mata uang asing direct qoute (USD/IDR).

Nilai kurs transaksi akhir tahun pada periode 1998-2016

Rasio

1 ROA (Y) ROA %100x

AktivaTotal

BersihLabaROA

Rasio

3.6 Metode Analisis

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dari data laporan keuangan dan data inflasi

,pertumbuhan PDB, Tingkat pengangguran dan nilai tukar untuk periode tahunan selama tahun

1998-2016 dengan menggunakan metode statistik regresi berganda, yang dimulai dengan Uji

Asumsi Klasik, kemudian pengujian dilakukan untuk uji hipotesis yaitu Analisis regresi

berganda, Uji F, Uji t dan koefisien determinasi.

Uji Asumsi Klasik, Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk memastikan data yang

tersedia dapat digunakan dalam penelitan. Uji asumsi klasik yang digunakan antara lain uji

normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji multikoliniearitas.

3.7 Rancangan Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Inflasi, Tingkat Pengangguran, Pertumbuhan PDB dan Nilai Tukar Dollar terhadap

Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

H1: Inflasi, Tingkat Pengangguran, Pertumbuhan PDB dan Nilai Tukar Dollar terhadap

Page 22: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

18

Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan pengujian statistik berupa uji

simultan (uji F) dan uji parsial (uji t). Tingkat keyakinan dari peneliti adalah 95% dengan

tingkat kesalahan sebesar 5% (α=5%).

1. Model Regresi Berganda- merupakan sebuah model regresi untuk menguji adanya

pengaruh dari variable Independen yaitu Inflasi, Tingkat Pengangguran, GDP dan

Nilai tukar terhadap variable Dependen yaitu profitabilitas, sehingga diperoleh

persamaan sebagai berikut:

Yt= α + β 1 X1t+ β 2 X2t+ β 3X3t+ β 4X4t +εt

Keterangan:

X1 = Inflasi

X2 = Tingkat Pengangguran

X3 = Pertumbuhan PDB

X3 = Nilai Tukar

Y = Profitabilitas.

α = Konstanta

β = Koefisien nilai X1,X2 ,X3,X4

ε = error

t = tahun/periode 1s.d n

1. Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas secara keseluruhan

terhadap variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai F

hitung dengan nilai F tabel. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat α = 5% .

H0 : β1 = β2 = β3 = 0; tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat secara simultan.

H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, secara bersama variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat, atau sekurang-kurangnya terdapat satu

variabel yang signifikan.; terdapat pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen secara

simultan.

Page 23: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

19

2. Uji T Test

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

secara parsial.

H0 : β1 = 0; Tidak terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap Profitabilitas secara

parsial.

H1 : β1 ≠ 0; Terdapat pengaruh signifikan antara inflasi terhadap profitabilitas

secara parsial

H0 : β2 = 0; Tidak terdapat pengaruh antara Tingkat Pengangguran terhadap

profitabilitas secara parsial.

H2 : β2 ≠ 0; Terdapat pengaruh signifikan antara Tingkat Pengangguran terhadap

profitabilitas secara parsial

H0 : β3 = 0; Tidak terdapat pengaruh antara Pertumbuhan PDB terhadap

profitabilitas secara parsial.

H3 : β3 ≠ 0; Terdapat pengaruh signifikan antara Pertumbuhan PDB terhadap

profitabilitas secara parsial

H0 : β4 = 0; Tidak terdapat pengaruh antara nilai tukar terhadap profitabilitas

secara parsial.

H3 : β4 ≠ 0; Terdapat pengaruh signifikan antara nilai tukar terhadap profitabilitas

secara parsial

Page 24: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

20

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Dinamika krisis keuangan 1998, 2008, 2015 dan penjualan serta profitabilitas industri

FMCG

Penelitian ini dilakukan untuk periode 1998-2016, pada periode ini terjadi krisis keuangan

sebanyak tiga kali, yang berbeda pemicunya dan juga berbeda besar kecilnya. Ada beberapa

definisi krisis keuangan. Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya krisis keuangan dianggap

terjadi jika nilai mata uang rupiah melemah sangat besar terhadap nilai mata uang dollar

Amerika dan suku bunga bank sangat tinggi. Bagi para pekerja maka krisis keuangan terjadi jika

banyak pemutusan Hubungan kerja dan banyaknya pengangguran, bagi para investor di pasar

modal maka indikator krisis terjadi jika IHSG turun drastis, nilai saham ataupun NAB

Reksadana turun banyak.

Menurut Eichengreen dan Portes (1987) sebagaimana dikutip oleh Mita Nezky(2013)

krisis sering dikaitkan dengan kegagalan sistem perbankan, default hutang, dan gangguan di

pasar valuta asing. Krisis juga ditandai dengan runtuhnya nilai tukar. Penularan krisis antar

negara dapat terjadi melalui volatilitas nilai tukar dari pasar keuangan satu negara ke negara lain.

Oleh karena itu , para ahli keuangan menyatakan bahwa volatilitas harga saham selalu meningkat

seiring dengan terjadinya gejolak keuangan.

Menurut Arisyi dkk (2012), sejak era globalisasi, krisis keuangan menjadi lebih sering

terjadi daripada sebelumnya. Salah satu alasan utamanya adalah kemajuan dalam teknologi

informasi, yang, sampai batas tertentu, memperbesar gelombang krisis dan mempercepat

penyebarannya ke daerah atau negara lain. Alasan lain adalah perkembangan pesat dari sektor

keuangan. Salah satu contoh adalah munculnya International Financial Integration (IFI). Dalam

hal ini, Edison et al. (2002) menjelaskan bahwa IFI mengacu pada “sejauh mana suatu

perekonomian tidak membatasi transaksi lintas batas” (halaman 1). Oleh karena itu, karena

sistem keuangan yang terintegrasi, timbulnya gangguan keuangan domestik di satu negara dapat

mengakibatkan efek domino dengan cara mengacaukan ekonomi terintegrasi lainnya yang

mengarah kepada kekacauan keuangan global.

Perbandingan indikator ekonomi 1998,2008 dan 2015

Indikator Ekonomi 1998 2008 2015

Pertumbuhan GDP

terendah

-18,3%

Desember 1998

4,4%

Maret 2009

4,67%

September 2015

Inflasi 82,6%

September 1998

12,14%

September 2008

7,18%

September 2015

Kurs Rupiah Rp 16.650/US$ Rp 12.650/US$ Rp 14.098/US$

Rasio utang

pemerintah terhadap

PDB

100% 27,4% 24,7%

Rasio Kredit

Bermasalah (NPL

Gross)

30% 3.8% 3,6%

Depresiasi rupiah

(posisi terendah)

197% 34,86% 14,03%

Page 25: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

21

Suku bunga acuan BI

terendah

95 %

Juli 1998

11,2%

November 2008

7,5%

Desember 2015

IHSG 256 1.111 4.237

Sumber : Bisnis Indonesia, CEIC Asia Database dan harian Kompas, diolah

Perbandingan penjualan , laba bersih FMCG industri 1998, 2008 dan 2015

(dalam jutaan )

Indikator 1998 2008 2015

Penjualan Rp 20.807.445 Rp 98.840.409 Rp 212.968.911

Laba Bersih Rp (208.883) Rp 6.914.106 Rp 17.504.055

Profit Margin -1% 7% 8%

Total Assets Turn

Over

0,87 1,27 1,11

ROA -0,87% 8,92% 8,85%

Total Aktiva Rp 23.843.315

Rp 77.554.073 Rp 192.516.375

Sumber: data penelitian yang diolah

Krisis keuangan 1998 dipicu dengan adanya penurunan nilai tukar bath yang drastis

terhadap mata uang dollar Amerika pada Juli 1997 yang berlanjut pada krisis Asia Timur.

Selama krisis ini Indonesia , Thailand dan Korea Selatan meminta program pinjaman dana

talangan ke Dana Moneter Indonesia(IMF) dan mengalami pertumbuhan pendapatan yang

negatif. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika terdepresiasi sampai 197% , sehingga kurs rupiah

mencapai nilai terendah yaitu Rp 16.650 per US$, inflasi juga sangat tinggi 82,4% sehingga

memicu tingkat bunga acuan Bank Indonesia mencapai 60%. Tingkat bunga yang tinggi dan

jatuhnya kurs rupiah menyebabkan banyak perusahaan tidak mampu membayar hutang dan

bunga, terutama jika pinjaman dilakukan dalam US$, akibatnya Non Performing Loan sangat

buruk yaitu mencapai 30%. Situasi krisis ini berdampak signifikan pada industri FMCG, total

asset lebih kecil dibandingkan dengan penjualan, profit margin perusahaan negatif , demikian

pula dengan Return on Assetsnya.

Krisis keuangan 2008 sumber krisis dipicu oleh adanya krisis subprime mortgage dan

runtuhnya lembaga-lembaga keuangan internasional seperti bangkrutnya Lehman Brothers di

Amerika Serikat. Walaupun krisis ini berdampak global namun dampak krisis 2008 tidak

sebesar krisis tahun 1997 dan pemulihan krisisnya juga berlangsung lebih cepat. Kurs rupiah

terhadap dollar Amerika hanya terdepresiasi 34,9% , kurs rupiah mencapai Rp 12.650 per US$,

inflasi 12,14%, tingkat bunga acuan Bank Indonesia 9,5% dan Rasio Kredit Bermasalah (NPL)

3,8% , indikator-indikator tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan krisis tahun 1998. Pada

Oktober tahun 2008 telah terbit 3 Perpu Krisis dan 11 Peraturan BI serta berlaku Protokol

manajemen BI, hal ini menunjukkan bahwa adanya krisis yang parah pada 1998 membuat

pemerintah lebih siap menghadapi krisis keuangan. Walaupun terjadi krisis keuangan namun

penjualan industri FMCG meningkat, total asset juga meningkat tetapi penjualan lebih besar

dari Total Assets sehingga Return On Assets nya positif 8, 92% jauh lebih besar dibandingkan

dengan tahun 1998.

Krisis keuangan 2015 merupakan mini krisis bila dibandingkan dengan krisis keuangan

tahun 1997. Nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.123, pelemahan nilai tukar terjadi di berbagai

Page 26: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

22

Negara, Cina mendevaluasi yuan. Bursa global juga rontok dan protokol manajemen krisis yang

ditetapkan diberlakukan . Berdasarkan data BPS maka pertumbuhan PDB 4,79%merupakan

pertumbuhan terendah selama 6 tahun terakhir. Menurut Direktur Eksekutif Institute for

Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, penyebab utama perlambatan

pertumbuhan ekonomi tahun 2015 adalah anjloknya konsumsi rumah tangga dan buruknya tata

niaga .Sepanjang 2015, konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,96 persen. Angka

tersebut lebih rendah dibanding dua tahun sebelumnya, yang mencapai 5,43 di tahun 2013 dan

5,16 pada tahun 2014, sedangkan biasanya konsumsi rumah tangga tumbuh di atas

5%.Anjloknya konsumsi rumah tangga,tidak terlepas dari kenaikan harga pangan. Perlu

diketahui bahwa 50 - 60 persen masyarakat adalah golongan menengah ke bawah yang

kemampuan konsumsinya atau daya belinya sangat rentan terhadap fluktuasi harga pangan.

Lebih jauh lagi, total inflasi tahun 2015 memang hanya 3,35 persen. Namun, inflasi makanan

jadi, minuman, rokok, dan tembakau 6,42 persen, serta inflasi bahan makanan 4,93 persen.

Walaupun terjadi krisis keuangan dan menurunnya daya beli masyarakat serta menurunnya

konsumsi rumah tangga namun penjualan industri FMCG meningkat pada tahun 2015 yang

disebabkan kenaikan harga jual, total asset juga meningkat demikian pula dengan profit margin

namun Return On Assets nya menurun dibandingkan dengan tahun 2008.

4.2.Descriptive Statistics

1. Inflasi

Grafik 4.1

Tingkat Inflasi tahun 1998-2016

Sumber: hasil pengolahan data

Tingkat inflasi sepanjang tahun 1998 cenderung mengalami tren yang menurun dan

berada pada level tertinggi, sedangkan pada tahun 1999 tingkat inflasi mengalami penurunan

yang cukup tajam dan berada pada level terendah sepanjang periode pengamatan. Tahun 2000,

tren tingkat inflasi memiliki kecenderungan yang terus meningkat dan mencapai di level 12.55%

ditahun 2001. Di tahun 2003 dan 2004, tingkat inflasi mencapai angka 1 digit yakni sebesar

5.16% dan 6.40%. Tahun 2005, inflasi kembali melonjak di angka 17.11%. Pemerintah kembali

1998199920002001200220032004200520062007200820092010201120122013201420152016

Inflasi 77.6 2.01 9.35 12.5 10.0 5.16 6.40 17.1 6.60 6.59 11.0 2.78 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 3.35 3.02

Page 27: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

23

berusaha menurunkan angka inflasi dikisaran angka 6% ditahun 2006 dan 2007, namun krisis

yang menghantam perekonomian global kembali memicu kenaikan inflasi ditahun 2008 menjadi

sebesar 11.06%. Di tahun 2009, inflasi dapat ditekan di angka 2.78%. Di tahun 2015 dan 2016,

tingkat inflasi berada dikisaran angka 3%.

Grafik 4.1 di atas menjelaskan bahwa tingkat inflasi selalu berfluktuasi, namun menunjukkan

tren yang menurun sepanjang tahun 1998-2016

Tabel 4.1

Frekuensi Inflasi

No Kategori Batas Frekuensi

1 Inflasi Rendah < 10% 14

2 Inflasi Moderat 10%-30% 4

3 Inflasi Berat 30%-100% 1

4 Inflasi sangat berat > 100% 0

Tajul Khalwaty (2000)

Sumber: hasil pengolahan data

Tingkat inflasi di Indonesia selama periode 1998-2016 berfluktuasi. Data nilai frekuensi

inflasi pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa frekuensi tingkat inflasi dalam kategori rendah

(dibawah 10%) terjadi sebanyak 14 kali yang terjadi tahun 1999, 2000,2003,2004,2006,2007 dan

2009 sampai dengan 2016. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun 1998 merupakan kondisi terberat

sepanjang periode penelitian, dimana Indonesia mengalami Inflasi Berat yakni di angka 77.6%.

Sementara di tahun 2001,2002,2005,2008 dan 2013, Indonesia mengalami inflasi moderat yang

berkisar diangka 10% - 17.1%.

Tabel 4.2

Statistics

Inflasi

N Valid 418

Missing 0

Mean .1081

Std. Error of Mean .00792

Median .0660

Mode .02a

Std. Deviation .16193

Variance .026

Range .76

Minimum .02

Maximum .78

Page 28: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

24

Sum 45.19

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Tabel 4.2 menjelaskan bahwa tingkat inflasi tahunan selama periode 1998-2016 berada pada

rata-rata 10.81% dan median 6.60%. Inflasi terendah terjadi pada tahun 1999 sebesar 2.01% dan

inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 77.6% ≈ 78%

2. Tingkat Penggangguran

Grafik 4.2

Tingkat Pengangguran tahun 1998-2016

Sumber: hasil pengolahan data

Tingkat pengangguran sepanjang tahun 1998, menunjukkan kecenderungan tren yang

terus meningkat hingga tahun 2005 mencapai angka 11.24%. Tahun 2006 hingga tahun 2016

tingkat pengangguran berangsur angsur menurun hingga mencapai angka 5.61% ditahun 2016.

Tabel 4.3

Jumlah Frekuensi Tingkat pengangguran Terbuka

No BI Rate Frekuensi

1 < 5% 0

2 5% s.d. < 6% 3

3 6% s.d. < 7% 5

4 7% s.d. < 8% 3

5 8% s.d. < 9% 2

6 9% s.d. < 10% 4

7 10% s.d. < 11% 1

8 > 11%

1

Total 19

Sumber: hasil pengolahan data

5.46%

6.36%

6.08% 8.10%

9.06% 9.67%

9.86%

11.24%

10.28% 9.11%

8.39% 7.87%

7.14%

7.48%

6.13%

6.17%

5.94%

6.18%

5.61%

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tingkat Pengangguran

Page 29: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

25

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran pada tingkat 6% s.d. < 7% memiliki

frekuensi terjadi yang paling banyak, yaitu sebanyak 5 kali.

Tabel 4.4

Statistics

Tingkat Pengangguran

N Valid 418

Missing 0

Mean .0769

Std. Error of Mean .00085

Median .0748

Mode .05a

Std. Deviation .01728

Variance .000

Range .06

Minimum .05

Maximum .11

Sum 32.15

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa tingkat pengangguran selama tahun 1998-2016 berada pada

rata-rata 7.69% dan median 7.48%. Tingkat Pengangguran tertinggi terjadi pada tahun 2005

yaitu sebesar 11.24%. Tingkat pengangguran terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar

5.46 %.

Page 30: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

26

3. Pertumbuhan PDB

Grafik 4.3

Sumber data: BPS (data Diolah)

tahun 1998-2000 menggunakan tahun dasar 1993 dan

tahun 2001-2016 menggunakan tahun dasar 2000

Grafik 4.4

Sumber data: BPS (data Diolah)

tahun 1998 menggunakan pertumbuhan dari tahun 1997

-13.13%

0.79%

4.92%

3.64%

4.50%

4.78%

5.03%

5.69%

5.50%

6.35%

6.01%

4.63%

6.22%

6.49%

6.26%

5.73%

5.06%

4.88%

5.02%

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Laju Pertumbuhan PDB atas Dasar harga menurut Lapangan Usaha

52.26%

15.06%

26.37%

18.46%

10.66%

10.53%

14.01%

20.84%

20.36%

18.32%

25.25%

13.29%

14.99%

15.08%

10.94%

10.40% 16.31%

9.10%

7.59%

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pertumbuhan PDB Tahunan (tahun 1998-2016)

Pertumbuhan PDB Tahunan

Page 31: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

27

Tabel 4.5

Statistics

Pertumbuhan PDB

N Valid 418

Missing 0

Mean .0412

Std. Error of Mean .00208

Median .0503

Mode -.13a

Std. Deviation .04257

Variance .002

Range .20

Minimum -.13

Maximum .06

Sum 17.24

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pertumbuhan PDB atas dasar harga menurut lapangan usaha

selama tahun 1998-2016 berada pada rata-rata 4.12% dan median 5.03%. Pertumbuhan PDB

tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 6.35%. Pertumbuhan PDB terendah terjadi pada

tahun 1998 yaitu sebesar (minus)-13.13%

4. Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar

Grafik 4.5

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar tahun 1998-2016

Sumber: hasil pengolahan data

8,025 7,100

9,595 10,400

8,940 8,465

9,290

9,830

9,020 9,419

10,950 9,400

8,991 9,068

9,670

12,189 12,440

13,795

13,436

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Nilai Tukar (Rp)

Page 32: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

28

Nilai tukar rupiah terhadap dollar sepanjang tahun 1998 memiliki kecenderungan yang

meningkat sampai tahun 2016, sedangkan pada tahun 1999 nilai tukar rupiah mengalami

kecenderungan menguat. Sepanjang tahun 2000 hingga tahun 2012, tren nilai tukar

mengalami fluktuasi namun dapat dikatakan relatif stabil dengan nilai tukar tertinggi ditahun

2008 yakni sebesar Rp.10.950. Memasuki tahun 2013 nilai tukar rupiah mulai melemah dan

terus berlanjut hingga tahun 2016.

Tabel 4.6

Frekuensi Nilai Tukar

No Nilai Tukar Frekuensi

1 < Rp.8.000,00 1

2 Rp8.000,00-Rp10.000,00 12

3 Rp10.001,00-Rp12.000,00 2

4 Rp12.001,00-Rp14.000,00 4

5 Rp14.001,00-Rp16.000,00 0

Total 19

Sumber: hasil pengolahan data

Tabel 4.6 menjelaskan bahwa nilai tukar Rp8.000,00 - Rp10.000,00 memiliki frekuensi yang

paling banyak terjadi, yaitu sebanyak 12 kali. Nilai tukar rupiah terhadap dolar terus

terdepresiasi dari pertengahan tahun 2013 hingga akhir tahun 2016.

Tabel 4.7

Statistics

Nilai Tukar

N Valid 418

Missing 0

Mean 10001.2105

Std. Error of Mean 85.67537

Median 9419.0000

Mode 7100.00a

Std. Deviation 1751.63713

Variance 3068232.646

Range 6695.00

Minimum 7100.00

Maximum 13795.00

Sum 4180506.00

Page 33: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

29

Statistics

Nilai Tukar

N Valid 418

Missing 0

Mean 10001.2105

Std. Error of Mean 85.67537

Median 9419.0000

Mode 7100.00a

Std. Deviation 1751.63713

Variance 3068232.646

Range 6695.00

Minimum 7100.00

Maximum 13795.00

Sum 4180506.00

a. Multiple modes exist. The smallest

value is shown

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa Nilai Tukar rupiah terhadap Dollar Amerika selama tahun

1998-2016 berada pada rata-rata Rp10.001 dan median Rp9.419. Nilai tukar tertinggi terjadi

tahun 2015 yaitu sebesar 13.795,00 dan nilai tukar terendah terjadi pada tahun 1999 yaitu

sebesar Rp 7.100,00. Kurs di tahun 2008 mengalami kenaikan di kisaran Rp10.950,00.

Terdepresiasinya nilai rupiah ini disebabkan oleh kondisi perekonomian global yang tidak

kondusif. Pada tahun 2009 hingga tahun 2012, nilai kurs rupiah bertahan dikisaran angka

Rp9.000/$1, dan kemudian pada tahun 2013 rupiah kembali melemah dan terus melemah sampai

dengan tahun 2016.

Page 34: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

30

5. Return On Asset (ROA)

Grafik 4.6

Nilai Return On Asset (ROA) tahun 1998-2016

Sumber: hasil pengolahan data

Tabel 4.8

Statistics

ROA

N Valid 418

Missing 0

Mean .0987

Std. Error of Mean .01555

Median .0880

Mode -1.44a

Std. Deviation .31798

Variance .101

Range 6.12

Minimum -1.44

Maximum 4.68

Sum 41.27

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

ADES

DLTA

FAST

INDF

MYOR

MLBI

PSDN

SKLT

SMAR

AISA

ULTJ

Page 35: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

31

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa Nilai Return on Asset (ROA) perusahaan Industri Fast

Moving Consumer Good selama tahun 1998-2016 berada pada rata-rata 9.87% dan median

8.80%. Nilai ROA tertinggi terjadi pada perusahaan Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN)

yang mencapai angka yang cukup funtastis yaitu sebesar 468 %. Hal ini disebabkan karena

pada tahun tersebut yaitu 2003, dalam laporan Laba Rugi terdapat penerimaan Pos Luar

Biasa bersih senilai Rp.882.917.482.628. Dana tersebut diperoleh dari laba atas

restrukturisasi pinjaman perusahaan sebesar Rp. 563.639.079.346 dan laba atas

restrukturisasi pinjaman pada pana perusahaan PT.Aneka Sumber Kencana dan PT.Aneka

Coffee Industry sebesar Rp.315.041.463.631 dan Rp.48.031.977.910 serta rugi atas

penjualan tanah PT.Aneka Widya Graha sebesar Rp.43.795.038.259. Sedangkan nilai ROA

terendah terjadi pada perusahaan PT. Ades Waters Indonesia Tbk (ADES) yaitu sebesar -

144%. Hal ini dikarenakan selain perusahaan mengalami penurunan penjualan sebesar

25.67% dari tahun 2003, perusahaan juga mengalami peningkatan beban usaha sebesar

8.28%, sehingga secara laba (rugi) usaha, perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar

dari rugi sebesar Rp.20.000 (dalam jutaan Rupiah) di tahun 2003, makin merugi menjadi

sebesar Rp.69.857 (dalam jutaan Rupiah) ditahun 2004. Selain mengalami peningkatan

beban Usaha, perusahaan juga mengalami beban lain lain yang sangat besar di tahun 2004,

hal ini disebabkan oleh adanya beban kumulasi penyesuaian akuntansi dan beban penyisihan

penurunan nilai aktiva tetap.

Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum menguji regresi dengan hasil

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Dari uji normalitas yang telah dilakukan menggunakan Normal Probability Plot

diperoleh diagram sebagai berikut:

Page 36: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

32

Gambar 4.1.

Gambar 4.2

Histogram

Page 37: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

33

Dari model ini diperoleh nilai Std Dev sebesar 0.995 dengan N=418. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena nilai Std Dev mendekati 1 dan

nilai mean mendekati nol.

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan dengan menghitung statistik Durbin Watson dan

menghitung nilai dL dan dW dimana α = 5%, nilai k=5-1=4 dengan n=380 sehingga

dari tabel Durbin-Watson diperoleh nilai dL =1.72 dan nilai dU =1.8.Dari tabel 4.10

diperoleh nilai d=1.788 Jika dibandingkan dengan nilai dL = dL =1.7 dan nilai dU

=1.8 Maka dL =1.72 < d= 1.746 < 1.8 maka kesimpulan yang diperoleh tidak dapat

disimpulkan. Berikut hasil statistik dari Durbin Watson:

Tabel 4.9.

Hasil Analisa Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .146a .021 .012 .31609 1.746

a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat Pengangguran, Pertumbuhan PDB

b. Dependent Variable: ROA

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung coefficient nilai collinearity

statistics dari toleransi dan VIF.

Tabel 4.10

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .085 .159 .535 .593

Inflasi -.089 .270 -.045 -.328 .743 .125 7.990

Tingkat Pengangguran -.196 1.228 -.011 -.160 .873 .532 1.879

Pertumbuhan PDB .787 1.161 .105 .678 .498 .098 10.191

Nilai Tukar 5.613E-7 .000 .003 .048 .961 .581 1.722

Page 38: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

34

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .085 .159 .535 .593

Inflasi -.089 .270 -.045 -.328 .743 .125 7.990

Tingkat Pengangguran -.196 1.228 -.011 -.160 .873 .532 1.879

Pertumbuhan PDB .787 1.161 .105 .678 .498 .098 10.191

Nilai Tukar 5.613E-7 .000 .003 .048 .961 .581 1.722

a. Dependent Variable: ROA

Dari tabel diatas nilai toleransi variabel Inflasi (X1) adalah sebesar 0.125, variabel Tingkat

pengangguran (X2) adalah sebesar 0.532 , Variabel pertumbuhan PDB (X3) adalah sebesar 0.098

dan nilai variabel Nilai tukar (X4) adalah sebesar 0.581. Tiga variabel memiliki nilai toleransi

tersebut lebih besar dari 0.10 dan 1 variabel memiliki nilai toleransi dibawah 0.10, sehingga

dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terjadi multikolinearitas

Hasil kesimpulan yang sama juga ditunjukkan oleh nilai VIF untuk Inflasi (X1) sebesar 7.990,

variabel Tingkat pengangguran (X2) adalah sebesar 1.879 , Variabel pertumbuhan GDP (X3)

adalah sebesar 10.191 dan nilai variabel Nilai tukar (X4) adalah sebesar 1.722 dimana tiganilai

VIF tersebut lebih kecil dibandingkan 10. Maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas pada

variabel pertumbuhan PDB

Jika dianalisa dengan pengujian statistic coefficient correlation maka hasil statistik dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Statistik Coefficien Correlation

Coefficient Correlationsa

Model Nilai Tukar Inflasi

Tingkat

Pengangguran Pertumbuhan PDB

1 Correlations Nilai Tukar 1.000 -.351 .581 -.504

Inflasi -.351 1.000 -.438 .923

Tingkat Pengangguran .581 -.438 1.000 -.579

Pertumbuhan PDB -.504 .923 -.579 1.000

Covariances Nilai Tukar 1.345E-10 -1.099E-6 8.271E-6 -6.785E-6

Page 39: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

35

Inflasi -1.099E-6 .073 -.145 .290

Tingkat Pengangguran 8.271E-6 -.145 1.507 -.824

Pertumbuhan PDB -6.785E-6 .290 -.824 1.347

a. Dependent Variable: ROA

Tabel 4.12

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensio

n Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Inflasi

Tingkat

Pengangguran Pertumbuhan PDB Nilai Tukar

1 1 3.756 1.000 .00 .00 .00 .00 .00

2 1.157 1.802 .00 .05 .00 .02 .00

3 .053 8.434 .00 .01 .24 .01 .15

4 .029 11.303 .05 .86 .08 .77 .00

5 .006 26.062 .95 .08 .67 .21 .84

a. Dependent Variable: ROA

Dari hasil statistic diatas dapat diatas bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam penelitian ini

dilihat dari nilai koefisien korelasi berada pada rentang 0 < r < 1 atau -1 < r <1.

d. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Glejser dengan

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.13

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .180 .143 1.261 .208

Inflasi .176 .242 .101 .727 .468

Tingkat Pengangguran .230 1.099 .014 .209 .834

Pertumbuhan PDB .216 1.039 .033 .208 .835

Nilai Tukar -8.877E-6 .000 -.055 -.855 .393

a. Dependent Variable: Res2

Page 40: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

36

Kesimpulan: Dari hasil uji Glejser diperoleh nilai signifikansi p-value inflasi =0.468 > 0.05. p –value

Tingkat pengangguran =0.834> 0.05 , p –value Pertumbuhan PDB= 0.835 dan p-value nilai tukar

0.393>0.05. Dari hasil ini hanya variabel X1,X2,X3 dan X4 yang terima Ho. Dengan uji ini,masalah

heterokedastisitas tidak terjadi.

Ho: Variabel Independen Inflasi, tingkat penganggguran, Pertumbuhan PDB dan Nilai tukar tidak

menyebabkan terjadi masalah heterokedastisitas.

H1: Variabel Independen Inflasi, tingkat penganggguran, Pertumbuhan PDB dan Nilai tukar

menyebabkan terjadi masalah heterokedastisitas.

4.3.UJI HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN

Analisa Pengaruh Inflasi, Tingkat Pengangguran, GDP dan Nilai tukar terhadap

Profitabilitas Perusahaan Fast Moving Consumer Good tahun 1998-2016 secara

simultan dengan menggunakan Analisa Regresi Berganda.

Tabel.4.14

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .146a .021 .012 .31609

a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat

Pengangguran, Pertumbuhan PDB

b. Dependent Variable: ROA

Tabel 4.14 dapat diketahui nilai dari R-Square adjusted sebesar 0.012 yang berarti

variable independen yang berpengaruh terhadap variable dependen yakni Inflasi,

Tingkat Pengangguran, pertumbuhan PDB dan nilai tukar berkontribusi terhadap

profitabilitas sebesar 0.012 atau 1.2 %. Sisanya sebesar 98.8% diberikan oleh faktor

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

1. Uji Anova atau Uji F

Dari hasil asumsi klasik dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam penelitian ini

semua asumsi klasik terpenuhi. Sehingga dari tabel 4.11 diatas dibuat model

Regresi sebagai berikut:

ROA = 0.085–0.089 Inflasi -0.196 Tingkat Penggangguran + 0.787 pertumbuhan

PDB - 0.0000005613 Nilai Tukar

Dari model regresi diatas kemudian dilakukan uji Anova untuk melihat

pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Maka

Page 41: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

37

hasil uji statistiknya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15

Hasil Uji Anova

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .900 4 .225 2.252 .063a

Residual 41.265 413 .100

Total 42.165 417

a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat Pengangguran,

Pertumbuhan PDB

b. Dependent Variable: ROA

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.063 < 0.5,yang berarti tolak

Ho dan terima H1 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yakni Inflasi, Tingkat

Pengangguran, pertumbuhan PDB dan nilai tukar berpengaruh terhadap variabel dependen yakni

ROA secara simultan.

Analisa Pengaruh Inflasi, Tingkat Pengangguran, GDP dan nilai tukar terhadap ROA

Perusahaan Fast Moving Consumer Good tahun 1998-2016 secara partial dengan

menggunakan Analisa Regresi Berganda.

Setelah dilakukan uji Anova, maka untuk menjawab identifikasi selanjutnya dilakukan uji T-test

untuk melihat pengaruh masing-masing variabel indpenden terhadap variabel dependen. Dan

hasil uji statistiknya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .085 .159 .535 .593

Inflasi -.089 .270 -.045 -.328 .743 .125 7.990

Tingkat Pengangguran -.196 1.228 -.011 -.160 .873 .532 1.879

Pertumbuhan PDB .787 1.161 .105 .678 .498 .098 10.191

Page 42: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

38

Nilai Tukar 5.613E-7 .000 .003 .048 .961 .581 1.722

a. Dependent Variable: ROA

Tabel 4.16 menjelaskan variabel Independen Inflasi memiliki nilai signifikansi p-

value sebesar 0.743 > 0.05 maka hasil dari uji t adalah tidak sanggup untuk menolak Ho.

Maka diperoleh kesimpulan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

perusahaan yang diproksikan oleh ROA.

Tabel 4.16 juga menginformasikan bahwa nilai signifikansi p-value untuk variabel

independen tingkat penggangguran adalah sebesar p-value =0.873 > 0.05, maka hasil uji t

adalah tidak sanggup untuk menolak Ho. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa

tingkat penggangguran tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh

ROA.

Tabel 4.16 menginformasikan bahwa nilai signifikansi p-value untuk variabel

independen pertumbuhan PDB adalah sebesar p-value =0.498 > 0.05, maka hasil uji t

adalah tidak sanggup untuk menolak Ho. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa

pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh ROA.

Hasil untuk uji T bahwa variabel independen Nilai Tukar menunjukkan hasil p-value

=0.961 > 0.05, yang berarti tidak sanggup untuk menolak Ho. Dari variabel ini diperoleh

kesimpulan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan

oleh ROA.

Hasil uji partial ini diperoleh hasil bahwa keempat variabel independen yaitu Inflasi

dan tingkat pengangguran ,pertumbuhan PDB dan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas yang diproksikan oleh ROA.

Pengujian dengan menggunakan metode Stepwise, maka hasil pengujian secara

partial adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Pertumbuhan PDB . Stepwise (Criteria:

Probability-of-F-to-

enter <= .050,

Probability-of-F-to-

remove >= .100).

a. Dependent Variable: ROA

Page 43: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

39

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .876 1 .876 8.831 .003a

Residual 41.288 416 .099

Total 42.165 417

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan PDB

b. Dependent Variable: ROA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .054 .021 2.531 .012

Pertumbuhan PDB 1.077 .362 .144 2.972 .003

a. Dependent Variable: ROA

Tabel 4.17 menginformasikan bahwa hasil uji menggunakan stepwise diperoleh hasil

bahwa dari ke empat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara

partial hanya variabel pertumbuhan PDB yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA

perusahaan fast moving consumer good. Nilai signifikansi p-value untuk variabel

independen pertumbuhan PDB adalah sebesar p-value =0.03 < 0.05, maka hasil uji t adalah

tolak Ho. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa pertumbuhan PDB berpengaruh

terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh ROA.

sehingga model penelitian ini adalah:

ROA = 0.054+1.077 pertumbuhan PDB

Tabel. 4.18

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .144a .021 .018 .31504 1.745

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan PDB

b. Dependent Variable: ROA

Page 44: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

40

Tabel 4.18 dapat diketahui nilai dari R-Square sebesar 0.021 yang berarti variable

independen yang berpengaruh terhadap variable dependen yakni pertumbuhan PDB

berkontribusi terhadap profitabilitas sebesar 0.021 atau 2.1 %. Sisanya sebesar 97.9%

diberikan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 45: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

41

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1. Simpulan

1. Faktor makroekonomi yakni Inflasi, tingkat pengangguran ,GDP dan Nilai Tukar

sebagai variabel independen mempengaruhi secara bersama-sama variable independen

yaitu Profitabilitas selama periode 1998-2016 yang diproksikan oleh ROA.

2. Secara parsial, hanya GDP yang terbukti berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

1.2. Saran

1. Bagi penelitian selanjutnya, dapat digunakan variabel makroekonomi lain dan faktor-

faktor internal perusahaan yang mempengaruhi profitabilitas.

2. Bagi perusahaan penelitian ini sangat bermanfaat untuk menentukan strategi usahanya,

terutama yang berkaitan dengan nilai tukar. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan

penelitian dengan menambah variabel lain yang tidak diteliti dalam karya ilmiah ini.

Page 46: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

42

Page 47: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

DAFTAR PUSTAKA

Acaravci & Calim. 2013. “Turkish Banking Sektors Profitability Factors”, International Journal

of Economics and Financial Issues,Vol 3 No.1 P.27-41

Barus.A.C&Leliani (2013). " Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia." Jurnal Wira Ekonomi

Mikroskil 3(2): 111-121.

Breadley. Richard A., Stewart C Myers, Franklin Allen. 2011. “Principles of Corporate

Finance”. Golab Editoin, Tenth Edition, McGraw-Hill Companies, New York.

Bilal M., A. Saeed, A.A. Gull, T. Akram. 2013. “Influence of Bank Spesific and Macroeconomic

Factors on profitability of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan”, Research

Journalvof Finance and Accounting,Vol. 4 No.2 P.118-127

Blanchard.O,2006,Macroeconomics, fourth Edition,Pearson Prentice Hall

Clayman, Michelle R., M.S. Fridson & George H.Troughton. 2012. Corporate Finance a

Practical Approach, Second Edtion, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey

Dornbushch.R,Stanley Fisher,Richard Startz,2008,Macroeconomics,tenth Editon,McGraw-Hill

International Edition,New York

Dwijayanthy F. & Prima Naomi. 2009. “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Nilai Tukar Mata

Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007”, Karisma,Vol.3 (2) P.87-98.

Demirgüç-Kunt, A. and H. Huizinga (1999). "Determinants of commercial bank interest margins

and profitability: some international evidence." The World Bank Economic Review 13(2):

379-408.

Gitman, Lawrence J. & Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance, Thriteenth

Edition, Pearson Education, publishing as Prentice Hall.

Gordon.Robert J,2009,Macroeconomics,11th

Edition, Pearson International Edition, Pearson

Education

Gul, S., et al. (2011). "Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan." Romanian Economic

Journal 14(39).

Page 48: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

Hidayati A.N. 2014. “Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Kurs terhadap Profitabilitas Bank Syariah di

Indonesia”, An-Nisbah Vol.01.No.01.P.73-97.

Higgins. Robet C. 2012. Analysis for Financial Management, tenth Edition, Mc.Graw-Hill

International Edition, Singapore.

Ishfaq. M.J, Khan. N. 2015. Bank Profitability, Inflation, and Cost Efficiency-A Case of

Pakistani Bank, International Journal of Business and Management Review, Vol 3 No 1. P

41-53.

Kosmidou K,Tanna S, Pasiouras F. 2012. “The Determinants of Profitability of Domestic UK

Commercial banks:Panel Evidence from period 1995-2002”, Applied Research Working

paper Series Conventry University Business School.

Lindayani, N.W., S.S. Dewi. 2016. “Dampak Struktur Modal dan Inflasi terhadap Profitabilitas

dan Return Saham Perusahaan Keuangan Sektor Perbankan”, E-Jurnal Manajemen Unud,

Vol.5 No.8.P.5274-5303.

McDonald, J. T. (1999). "The determinants of firm profitability in Australian manufacturing."

Economic Record 75(2): 115-126.

Gagan Deep Sharma, G. S., Sanjeet Singh "Impact of Macroeconomic variables on economic

performance: An Empirical Study of India and Sri Lanka."

http://ssrn.com/abstract=1836542.

Tariq Bhutta, N. and A. Hasan (2013). "Impact of Firm Specific Factors on Profitability of Firms

in Food Sector." Open Journal of Accounting 02(02): 19-25.

Sundjaja, Ridwan.S, I.Barlian, D. Putra Sundjaja. 2013. Manajemen Keuangan 1,Edisi 8 Cetakan

ke dua,Literata Lintas Media,Jakarta

Swandayani, D. M. and R. Kusumaningtias (2012). "Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar

Valas dan Jumlah Uang Beredar terhadap Profitabilitas pada Perbankan Syariah di

Indonesia Periode 2005-2009." AKRUAL: Jurnal Akuntansi 3(2).

Simiyu, Christine. N. 2015. “Effect of Macroeconomic Variable on Profitability of Commercial

Bank listed in the Nairobi Securities Exchange”, International Journal of

Economics,Commerce and Management, VOl III Issue 4.P.1-16.

Page 49: Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada

Sekaran,Uma & Roger Bougie. 2013. Six Edition,Research Method for Business: A Skill

Building Approach, John Wiley & Sons, New York.

Tan, Y. and C. Floros (2012). "Bank profitability and GDP growth in China: a note." Journal of

Chinese Economic and Business Studies 10(3): 267-273.

Tajul, Khalwaty. 2000. Inflasi dan Solusinya, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Tandelilin, 2010,” Portofolio dan Investasi:Teori dan Aplikasi, Kanisius Yogyakarta

Vong, P. I. and H. S. Chan (2009). "Determinants of bank profitability in Macao." Macau

Monetary Research Bulletin 12(6): 93-113.

Wahid, A. N., et al. (2011). "Inflation and financial sector correlation: The case of bangladesh."

International journal of economics and financial issues 1(4): 145.

Wasiuzzaman, S. and H. Tarmizi (2010). "Profitability of Islamic banks in Malaysia: an

empirical analysis." Journal of Islamic Economics, Banking and Finance 6(4): 53-68.

Sumber Internet:

bps.go.id

www.bi.go.id

www.business.hsbc.co.id

swa.co.id

dataindustri.co.id

Krisis Keuangan Global dan Pertumbuhan Ekonomi:Analisa dari Perekonomian Asia Timur

Arisyi F. Raz, Tamarind P. K. Indra, Dea K. Artikasih, and

SyalindaCitrahttp://ekonomi.kompas.com/read/2016/02/07/182803626/Pertumbuhan.Ekonomi.2

015.Terendah.dalam.Enam.Tahun.Terakhir diakses 26 Oktober 2017