Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH EFISIENSI, PROFITABILITAS DAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG) TERHADAP RASIO KECUKUPAN MODAL
(CAR) BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA
GO PUBLIC KONVENSIONAL
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Sarjana
Progam Studi Manajemen
Oleh :
RADEN MUHAMMAD AZZA RAHMATULLAH
NIM: 2016210560
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2020
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Raden Muhammad Azza Rahmatullah
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 26 Desember 1997
N.I.M : 2016210560
Program Studi : Manajemen
Program Pendidikan : Sarjana
Konsentrasi : Manajemen Perbankan
Judul : Pengaruh Efisiensi Profitabilitas Dan Good Corporate
Governance (GCG) Terhadap Rasio Kecukupan
Modal (CAR) Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Go Public Konvensional
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi Sarjana Manajemen
Tanggal : Tanggal :
(Dr. Drs. Ec, Herizon, M. Si.) (Burhanudin, SE., M.Si., Ph.D.)
NIDN : 0712126203 NIDN : 0719047701
1
PENGARUH EFISIENSI, PROFITABILITAS DAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG) TERHADAP RASIO KECUKUPAN MODAL
(CAR) BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA
GO PUBLIC KONVENSIONAL
Raden Muhammad Azza Rahmatullah
2016210560
Email : [email protected]
ABSTRACT
Capital in banking is an aspect that can influence business development. This study
aims to determine the effect of Efficiency (BOPO), Profitability (ROA and ROE) and
Good Corporate Governance (GCG) simultaneously and partially on the Capital
Adequacy Ratio (CAR) of the National Private Foreign Exchange Public Private
Conventional Go Public Bank, and which variable is more dominant. The population in
this study is the National Private Foreign Exchange Public Private Bank with a sample
of nine banks. The sampling technique in this study was purposive sampling technique.
Data analysis techniques used in this study are descriptive analysis and multiple linear
regression analysis. The results of this study indicate that simultaneously BOPO, ROA,
ROE and GCG variables have a significant effect on the CAR of the National Private
Foreign Exchange Public Private Conventional Go Public Bank. Partially the BOPO
variables have a significant negative effect on the CAR of the National Private Foreign
Exchange Public Private Conventional Go Public Bank, while the ROA variable have a
significant positive effect on the CAR of the National Private Foreign Exchange Public
Private Conventional Go Public Bank, ROE variable have a negatif unsignificant effect
on the CAR and GCG variable have a positive unsignificant effect on the CAR of the
National Private Foreign Exchange Public Private Conventional Go Public Bank. ROA
is the most dominant variable with percentage 37,5%. Banks need to pay attention to
these three variables, in order to improve the ability of management bank to manage
operational costs, generate profitability and be able to protect the interests of
stakeholders.
Keywords : Efficiency, Profitability, Good Corporate Governance, Capital Adequacy
Ratio
PENDAHULUAN
Perbankan saat ini memasuki masa
persaingan yang cukup ketat. Hal ini
diakibatkan oleh masyarakat yang
semakin pandai dan selektif dalam
memilih bank kepercayaan. Persaingan
sengit yang terjadi diperbankan akan
berdampak pada bank dalam
melaksanakan kegiatan usahanya dan
meningkatkan risiko didalam aktivitas
pada bank. Bank harus dapat
menghadapi persaingan yang terjadi
dengan cara menjaga kinerjanya. Bank
yang memiliki fungsi sebagai lembaga
intermediary atau penengah akan
mencoba untuk menarik dana nasabah
atau masyarakat semaksimal mungkin
untuk memenuhi modal bank dan
2
menyalurkannya kembali untuk
memperoleh profit.
Perbankan memiliki persaingan
yang sangat ketat, banyak bank yang
menyalurkan kredit secara kurang
berhati-hati yang menimbulkan masalah
kredit macet. Bank memberikan kredit
tanpa memperhitungkan risiko-risiko
yang akan mempesulit permodalan bank.
Bank akan mengalami kesulitan dalam
pengembalian kredit dan uang nasabah
akan semakin buruk kinerja bank
tersebut, dengan kinerja yang buruk
terutama terhadap kinerja keuangan,
bukan hanya kepercayaan nasabah dan
masyarakat saja yang akan berkurang
namun para investor yang menanamkan
modal pada bank tersebut dapat menarik
modalnya karena kinerja yang buruk,
dan dampak dari permodalan yang
buruk adalah bank akan mengalami
kebangkrutan, maka dari itu
perbankan sangat perlu memperhatikan
kinerja keuangan dan permodalan bank
tersebut.
Modal didalam perbankan
merupakan aspek utama yang dapat
mempengaruhi perkembangan usaha,
dan menujukan efisiensi kinerja
perbankan. Bank saat ini berorientasi
pada kinerja keuangan dalam menjaga
keberlangsungan suatu bank dapat
berjalan dengan lancar, maka dari itu
ukuran kinerja suatu bank adalah
manajemen laba agar dapat digunakan
untuk mengambil suatu keputusan di
dalam bank. Manajemen laba dapat
dijadikan sebagai ukuran dalam
berinvestasi. Investor dapat
memperhatikan laporan laba rugi
perbankan sebagai acuan dalam
mengetahui perkembangan dalam
laporan tahunan. Dalam pengukuran
kinerja, bank harus memiliki modal
yang cukup untuk menutupi risiko yang
akan terjadi, sesuai dengan peraturan
pada bank Indonesia nomor
11/POJK.3/2016 tentang kewajiban
penyediaan modal minimum (KPMM)
bank diwajibkan untuk menyediakan
modal minimum sebesar 8% dari aset
tertimbang Resiko (ATMR).
Capital Adequacy Ratio (CAR)
adalah rasio yang memperlihatkan
kecukupan modal bank untuk
menanggung penurunan aset yang
disebabkan oleh kerugian dari aset yang
berisiko. CAR memiliki arti lain yaitu
perbandingan rasio tersebut antara rasio
modal terhadap Aset Tertimbang
Menurut Risiko dan sesuai ketentuan
pemerintah (Kasmir, 2016;229). Capital
Adequacy Ratio (CAR) pada bank yang
menjadi sampel dapat dilihat pada
lampiran 1.
CAR yang semakin tinggi
maka semakin tinggi pula kemampuan
bank dalam menanggung risiko kredit
yang diberikan. Apabila CAR bank
kurang dari 8 persen menandakan bank
itu tidak sehat. Bank sangat rentan
terhadap kondisi ekonomi yang terjadi
pada suatu negara. Rasio efisiensi, rasio
profitabilitas dan penilaian Good
Corporate Governance (GCG) dapat
membantu pelaku bisnis dalam
manganalisis bank agar dapat
memprediksi kondisi bank yang akan
datang.
Peningkatan dan penurunan
CAR pada umum swasta dapat dilihat
pada lampiran 1 dapat terlihat bahwa
dari tahun 2014 hingga 2019, CAR
pada Bank Umum Swasta telah terjadi
peningkatan, namun jika dilihat dari
rata-rata tren maka terdapat 14 bank
yang mengalami tren yang negatif
yaitu : PT. BANK BTPN, Tbk dengan
rata-rata tren negatif -0,1 , PT. BANK
BUKOPIN, Tbk dengan rata-rata tren
negatif -0,2 , PT. BANK CAPITAL
INDONESIA, TBK dengan rata-rata
tren negatif -0,09 , PT. BANK CIMB
NIAGA , Tbk dengan rata-rata tren
negatif -3,04, PT. BANK HIMPUNAN
SAUDARA 1906, Tbk dengan rata-rata
3
tren negatif -0,06, PT. BANK JTRUST
INDONESIA, TBK dengan rata-rata
tren negatif -0,04, PT. BANK MNC
INTERNASIONAL, Tbk dengan rata-
rata tren negatif -0,52, PT. BANK
MULTIARTA SENTOSA, Tbk dengan
rata-rata tren negatif -8,78, PT. BANK
NATIONALNOBU, Tbk dengan rata-
rata tren negatif -5,35 , PT. BANK
OCBC NISP, Tbk dengan rata-rata tren
negatif -0,04, PT. BANK SHINHAN
INDONESIA, Tbk dengan rata-rata tren
negatif -0,59, PT. BANK SINARMAS,
TBK dengan rata-rata negatif -0,49, PT.
BANK UOB INDONESIA, Tbk dengan
rata-rata tren negatif -0,01 dan PT.
BANK VICTORIA INTERNASIONAL,
Tbk dengan rata-rata tren negatif -0,34,
tren negative yang terdapat pada Bank
Umum Swasta Nasional, sehingga perlu
dilakukan penelitian untuk mencari
tahu penyebab CAR pada suatu Bank
Umum Swasta Nasional yang
mengalami penurunan atau memiliki
tren negatif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui signifikansi pengaruh BOPO,
ROA, ROE dan GCG secara simultan dan
parsial terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa Go Public Konvensional di
Indonesia dan untuk mengetahui diantara
rasio BOPO, ROA, ROE dan GCG yang
memiliki pengaruh dominan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Go Public Konvensional di Indonesia.
RERANGKA TEORITIS DAN
HIPOTESIS
Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Go Public Konvensional
Bank dapat ditinjau dari berbagai segi
antara lain sebagai berikut: (1) Dilihat
dari segi fungsinya, yaitu : Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
(2) Dilihat dari segi kepemilikan, yaitu
Bank milik pemerintah, Bank milik
swasta nasional, bank milik koperasi,
bank milik asing dan bank milik
campuran.(3) Dilihat dari segi status,
yaitu : Bank Devisa dan Bank non
Devisa. (4) Dilihat dari segi cara
menentukan harga, yaitu Bank yang
Berdasarkan Prinsip Konvensional.
Permodalan Bank
Permodalan ialah kemampuan bank
dalam mencari sumber dana dan sebagai
ukuran kekayaan suatu bank. Modal
terdiri dari dua macam yaitu modal inti
dan modal pelengkap. Modal inti
merupakan modal sendiri yang tertera
dalam posisi ekuitas. Sedangkan modal
pelengkap merupakan modal pinjaman
dan cadangan revaluasi aset serta
cadangan penyisihan penghapusan aset
produktif (Kasmir, 2016:229). Rasio
yang dapat digunakan dalam mengukur
permodalan bank yaitu (Kasmir 2016:46-
50) :
Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kecukupan modal bank
dan pemenuhan ketentuan KPMM, hal
ini berdasarkan peraturan otoritas jasa
keuangan nomor 34 /POJK.03/2016
adalah rasio yang menunjukkan
seberapa jauh aset yang dimiliki suatu
bank mengandung risiko (ATMR) yang
dibiayai dari dana modal sendiri bank,
meskipun juga mendapatkan dana dari
sumber-sumber di luar bank. CAR
dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : BOPO, ROA, ROE dan GCG secara
simultan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional di Indonesia.
Efisiensi
Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha
kerja) dalam menjalankan sesuatu
dengan tidak membuang waktu, tenaga
dan biaya. Efisiensi juga berarti rasio
4
antara input dan output atau biaya dan
keuntungan (Kasmir, 2016;175).
Menganalisa efisiensi suatu bank,
dapat menggunakan rasio yang
umum digunakan, yaitu: (Kasmir,
2016:175-186):
Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO)
Biaya operasional dan pendapatan
operasional adalah kemampuan bank
dalam menggunakan sumberdaya sebaik
dan seefisien mungkin. Semakin rendah
tingkat rasio BOPO berarti semakin
baik kinerja manajemen bank tersebut,
karena lebih efisien dalam
menggunakan sumber daya yang ada di
perusahaan. Rumus yang digunakan
dalam menghitung BOPO ialah sebagai
berikut:
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditujukkan oleh laba yang dihasilkan
dari penjualan dan pendapatan investasi
(Kasmir, 2016;196). Dalam
menganalisis profitabilitas dari suatu
bank, dapat memakai rasio yang umum
digunakan (kasmir, 2016:198-208)
yaitu:
Return On Asset (ROA)
ROA adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan secara keseluruhan karena
semakin tinggi ROA suatu bank, maka
semakin besar pula tingkat laba yang
dicapai oleh bank tersebut dan posisi
bank tersebut akan semakin kuat jika
dilihat dari sisi penggunaan aset. ROA
dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Return On Equity (ROE)
ROE merupakan rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola
capital yang ada untuk mendapatkan
asset income. ROE dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance adalah
suatu struktur dan mekanisme yang
baik dalam pelaksanaan tata kelola bank
terdapat dinamika yang perlu direspon
secara proporsional dalam rangka
mengoptimalkan tata kelola bank
menurut POJK No 55/POJK.03/2016.
GCG ialaha salah satu upaya Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) untuk menodorng
industry jasa keuangan agar teratur,
transaparant, dan mampu melindungi
konsumen Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) menciptakan
prinsip-prinsip untuk menunjang usaha
dalam menerapkan GCG yang disusun
dalam pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia tahun
2006. Terdapat lima aspek yang
dapat menjadi Pedoman Umum GCG
(KNKG, 2006): (1) Trasnparancy
(transparansi), (2) Accountability
(akuntabilitas), (3) Responsibility
(responbilitas), (4) Independency
(independensi), dan (5) Fairnes
(kewajaran dan kesetaraan). Tingkat
kesehatan GCG suatu perusahaan atau
bank dapat diukur berdasarkan kriteria
secara self assessment POJK Nomor 4
/POJK.03/2016. Dalam penelitian ini
menggunakan tingkat kesehatan pada
bank dengan faktor GCG berdasarkan
peringkat predikatnya. Semakin rendah
5
nilai komposit, maka tingkat kesehatan
suatu bank akan semakin baik.
Pengaruh Efisiensi Terhadap CAR
Beban Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO)
BOPO secara parsial berpengaruh
negatif terhadap Capital Adequacy
Ratio (CAR). Semakin tinggi biaya
operasional yang dimiliki suatu bank
terhadap pendapatan operasional akan
mengidentifikasikan bahwa bank tidak
bekerja secara efisien dan perubahan
laba operasional akan mengecil. . Rasio
BOPO menunjukan efisien bank dalam
mengerjakan tugasnya termasuk dalam
menjalan tugas kredit, berdasarkan dari
dana yang akan terkumpul.
Namun semakin kecil BOPO
akan menunjukan semakin efisiennya
pekerjaan yang dilakukan oleh
perbankan. Bank yang memiliki
kesehatan yang baik dapat dilihat dari
rasio BOPO yang menunjukkan hasil
kurang dari 1 (satu). Hubungan BOPO
dengan CAR, BOPO berhubungan
negatif dengan kinerja bank sehingga
dimungkinkan juga berpengaruh negatif
terhadap CAR.
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Arde Prayoga (2015)
membuktikan bahwa variabel BOPO
memiliki pengaruh negatif signifikan
terhadap CAR, sedangkan Hadi Susilo
Dwi Cahyono dan Anggraeni (2015)
mengatakan bahwa variabel BOPO
memiliki pengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap CAR.
H2 : BOPO secara parsial berpengaruh
negatif signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR) pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional di Indonesia.
Pengaruh Profotabilitas Terhadap
CAR
Return On Asset (ROA)
ROA secara parsial berpengaruh positif
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR). ROA akan berpengaruh positif
terhadap CAR, jika ROA meningkat
maka terjadi peningkatan pada laba
sebelum pajak yang lebih besar dari
pada peningkatan pada total asset,
sehinga laba, modal dan CAR juga akan
terjadi peningkatan. Semakin besar ratio
yang dihasilkan oleh bank maka
semakain baik kinerja bank tersebut,
sehingga ROA akan berpengaruh positif
terhadap CAR.
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Irdawati, Ansir dan
Sinarwati (2018) membuktikan bahwa
variabel ROA memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap CAR,
sedangkan Umi Latifah (2019)
mengatakan bahwa ROA memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap
Car dan penelitian dari Hadi Susilo Dwi
Cahyono dan Anggraeni (2015) dan
penelitian dilakukan oleh Hamdan Dwi
Jayanto (2019) mengatakan bahwa
variabel ROA memiliki pengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap
CAR.
H3 : ROA secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Go Public Konvensional di Indonesia.
Return On Equity (ROE)
ROE secara parsial berpengaruh positif
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR). ROE yang meningkat akan
menunjukan telah terjadinya
peningkatan laba sebelum pajak yang
diperoleh dengan persentase lebih besar
dari pada peningkatan modal inti,
peningkatan ROE membuat bank
memiliki nilai profitabilitas yang besar
dan mampu membiyai kegiatan
operasional dengan baik. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Umi
Latifah (2019) mengatakan bahwa
6
ROE memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap CAR, sedangkan
Irdawati, Ansir dan Sinarwati (2018)
mengatakan bahwa variabel ROE
memiliki pengaruh negatif
berpengaruh signifikan terhadap CAR
dan penelitian dari Hadi Susilo Dwi
Cahyono dan Anggraeni (2015)
mengatakan bahwa variabel ROE
memiliki pengaruh negatif tetapi tidak
berpengaruh signifikan terhadap CAR.
H4 : ROE secara parsial berpengaruh
positif signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR) pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional di Indonesia.
Pengaruh Good Corporate
Governance (GCG) Terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Good Corporate Governance (GCG)
secara parsial berpengaruh positif
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR). GCG akan berpengaruh positif
terhadap CAR, jika tingkat kesehatan
GCG suatu bank semakin baik akan
membuat kinerja bank akan meningkat,
dan sebaliknya. Kinerja bank yang
semakin baik juga akan membuat
penyediaan dana pada bank akan
meningkat pula. Penelitian yang
dilakukan oleh Hamdan Dwi Jayanto
(2019) mengatakan bahwa variabel
Good Corporate Governance (GCG)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap permodalan (CAR), sedangkan
Ika Permatasari dan Retno Novitasa
(2014) mengatakan bahwa variabel
GCG memiliki pengaruh negatif tetapi
tidak signifikan terhadap permodalan
bank.
H5 : Good Corporate Governance
(GCG) secara parsial berpengaruh
positif signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR) pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional di Indonesia.
Gambar 1 KERANGKA PEMIKIRAN
Penyalur Dana
- + + +
1. Keterbukaan
2. Akuntabilitas
3. Pertanggungjawaban
4. Independensi
5. Kewajaran
Bank
Peghimpun Dana
Kinerja Keuangan
Efisiensi
Profitabilitas
Good Corporate Governance
(GCG)
BOPO
ROA
ROE
Rasio Kecukupan Modal (CAR)
7
METODE PENELITIAN
Klasifikasi Sampel
Populasi dalam penelitian ini
yang digunakan adalah Bank Umum
Swasta Nasional Devisa Go Public
Konvensional. Teknik dalam
pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode purposive sampling.
Kriteria sampel pada penelitian ini
adalah sebagai berikut: (1) Bank yang
menerbitkan laporan keuangan pada
periode 2014–2018, (2) Bank swasta
nasional devisa Go Public Indonesia
yang memiliki rata-rata nilai CAR ≥
21,5 persen selama periode 2014–
2018,(3) Bank yang menerbitkan
laporan pelaksanaan GCG selama
2014–2018, yang berlaku yaitu
berdasarkan kriteria secara self
assessment POJK Nomor 4
/POJK.03/2016. Dari 37 Bank Umum
Swasta Nasional Devisa Go Public
Konvensional yang menjadi populasi,
diperoleh 9 bank yang menjadi sampel
dalam penelitian ini yaitu Bank
Danamon Indonesia, Bank Ganesha,
Bank Index Selindo, Bank Mayora,
Bank Mega, Bank Mestika Dharma,
Bank Of India Indonesia, Bank SBI
Indonesia, dan Bank BRI Agroniaga..
Data dan Metode Pengumpulan Data
Data dan metode pengumpulan data
yang digunakan dalam Penelitian ini
adalah data sekunder. Data penelitian
ini diperoleh dari situs resmi Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) yaitu
www.ojk.go.id pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa Go Public
Konvensional Indonesia tahun 2014-
2019. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
berdasarkan penelitian kepustakaan
yang dilakukan dengan cara menelaah
beberapa jurnal, penelitian terdahulu
maupun dari internet yang disesuaikan
dengan sampel yang ditetapkan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu
menggunakan analisis deskriptif,
analisis regresi linier berganda, uji
simultan dan uji parsial dalam
membuktikan hipotesis penelitian dalam
pengelolaan data dari pengaruh variabel
bebas (BOPO, ROA, ROE dan GCG)
teradap variabel terikat (CAR)
menggunakan Statistical Package for
the Social Sciences (SPSS) 23 dan
Microsoft Excel.
Definisi Operasional Variabel
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
rasio atau perbandingan antara modal
dengan ATMR yang dimiliki oleh Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional di Indonesia pada
setiap akhir tahun mulai tahun 2014
sampai dengan tahun 2018 dengan
satuan pengukurnya yaitu persen.
Beban Operasional dan Pendapatan
Nasional (BOPO)
Beban Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO) merupakan rasio
atau perbandingan antara biaya operasi
dengan pendapatan operaso yang
dimiliki oleh Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia pada setiap
akhir tahun mulai tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 dengan satuan
pengukurnya yaitu persen.
Return On Asset (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan
rasio atau perbandingan antara laba
sebelum pajak dengan total aset yang
dimiliki oleh Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia pada setiap
akhir tahun mulai tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 dengan satuan
pengukurnya yaitu persen.
8
Return On Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan
rasio atau perbandingan antara laba
setelah pajak dengan modal sendirin
yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia pada setiap
akhir tahun mulai tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 dengan satuan
pengukurnya yaitu persen.
Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance (GCG)
merupakan skor komposit GCG yang
dimiliki oleh Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia pada setiap
akhir tahun mulai tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 dengan satuan
pengukurnya skor hasil penilaian
Sendiri (self assessment).
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 2
HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Variabel B thitung ttabel Sig. r r2
(Constant) 26,392 0.000
BOPO - 0,115 - 1,766 - 1,684 0,085 - 0,269 0,072
ROA 5,541 4,899 1,684 0,000 0,612 0,375
ROE - 1,166 - 3,338 1,684 0,002 - 0,467 0,218
GCG 3,800 1,402 1,684 0,169 0,216 0,047
R = 0,627 Fhitung = 6,493 Sign. 0,000
R Square = 0,394 Ft abel = 2,61
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Tabel 2 menunjukkan Fhitung = 6,493 >
Ftabel = 2,61, maka H0 ditolak atau H1
diterima, artinya semua variabel
independent (BOPO, ROA, ROE dan
GCG) secara simultan memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen
(CAR).
Pengaruh BOPO Terhadap CAR
Hasil uji t pada tabel 2, hasil yang
diperoleh thitung sebesar – 1,766 dan ttabel
sebesar – 1,684, sehingga dapat
diketahui thitung = - 1,766 < ttabel = - 1,684
artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel bebas
BOPO secara parsial memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat
CAR, sedangkan besarnya koefisien
determinasi parsial BOPO yaitu sebesar
0,072, maka secara parsial BOPO
memberi kontribusi sebesar 7,2 persen
terhadap perubahan CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional.
Pengaruh ROA Terhadap CAR
Hasil uji t pada tabel 2, hasil yang
diperoleh thitung sebesar 4,899 dan ttabel
sebesar 1,684, sehingga dapat diketahui
thitung = 4,899 > ttabel = 1,684 artinya H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas
ROA secara parsial memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat
CAR, sedangkan besarnya koefisien
determinasi parsial ROA yaitu sebesar
0,375, maka secara parsial ROA
memberi kontribusi sebesar 37,5 persen
terhadap perubahan CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional.
9
Pengaruh ROE Terhadap CAR
Hasil uji t pada tabel 2, hasil yang
diperoleh thitung sebesar – 3,338 dan ttabel
sebesar 1,684, sehingga dapat diketahui
thitung = - 3,338 < ttabel = 1,684 artinya H0
diterima dan H1 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas
ROE secara parsial tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat CAR, sedangkan
besarnya koefisien determinasi parsial
ROE yaitu sebesar 0,218, maka secara
parsial ROE memberi kontribusi
sebesar 2,18 persen terhadap perubahan
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional.
Pengaruh GCG Terhadap CAR
Hasil uji t pada tabel 2, hasil yang
diperoleh thitung sebesar 1,402 dan ttabel
sebesar 1,684, sehingga dapat diketahui
thitung = 1,402 ≤ ttabel = 1,684 artinya H0
diterima dan H1 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas
GCG secara parsial memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadap variabel
terikat CAR, sedangkan besarnya
koefisien determinasi parsial GCG yaitu
sebesar 0,047, maka secara parsial GCG
memberi kontribusi sebesar 4,7 persen
terhadap perubahan CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional.
Pengaruh Efisiensi Terhadap CAR
BOPO secara parsial memiliki pengaruh
negatif signifikan dan memberikan
kontribusi sebesar 7,2 persen terhadap
perubahan CAR pada bank sampel
penelitian, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis kedua yang
menyatakan BOPO secara parsial
berpengaruh negatif signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia adalah
diterima.
Hasil penelitian mendukung
hasil penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh Arde Prayoga (2015)
yang menyatakan BOPO berpengaruh
negatif signifikan terhadapn CAR, dan
hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian oleh Irdawati, Ansir dan
Sinarwati (2018) dan penelitian dari
Hadi Susilo Dwi Cahyono dan
Anggraeni (2015) yang menyatakan
BOPO tidak berpengaruh signifikan
terhadap CAR.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap
CAR
ROA secara parsial memiliki pengaruh
positif signifikan dan memberikan
kontribusi sebesar 37,5 persen terhadap
perubahan CAR pada bank sampel
penelitian, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ketiga yang
menyatakan ROA secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia adalah
diterima.
Hasil penelitian mendukung
hasil penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh Irdawati, Ansir dan
Sinarwati (2018) yang menyatakan
ROA berpengaruh positif signifikan
terhadap CAR, dan hasil penelitian ini
tidak mendukung oleh Arde Prayoga
(2015), Hamdan Dwi Jayanto (2019),
Hadi Susilo Dwi Cahyono dan
Anggraeni (2015) yang menyatakan
ROA tidak berpengaruh signifikan
terhadap CAR, dan penelitian dari Umi
Latifah (2019) yang mengatakan bahwa
ROA berpengaruh negatif signifikan
terhadap CAR.
ROE secara parsial memiliki
pengaruh negatif yang tidak signifikan
dan memberikan kontribusi sebesar 21,8
persen terhadap perubahan CAR pada
bank sampel penelitian, sehingga dapat
10
disimpulkan bahwa hipotesis keempat
yang menyatakan ROE secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia adalah
ditolak.
Hasil penelitian mendukung
hasil penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh oleh Arde Prayoga
(2015) dan penelitian dari Hadi Susilo
Dwi Cahyono dan Anggraeni (2015)
yang menyatakan ROE tidak
berpengaruh signifikan terhadap CAR,
dan hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian Irdawati, Ansir
dan Sinarwati (2018) yang menyatakan
ROE berpengaruh negative signifikan
terhadap CAR, dan penelitian dari Umi
Latifah (2019) yang mengyatakan ROE
berpengaruh positif signifikan terhadap
CAR.
Pengaruh GCG Terhadap CAR
GCG secara parsial memiliki pengaruh
positif yang tidak signifikan dan
memberikan kontribusi sebesar 4,7
persen terhadap perubahan CAR pada
bank sampel penelitian, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kelima
yang menyatakan GCG secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia adalah
ditolak.
Hasil penelitian tidak
mendukung hasil penelitian terdahulu
yang telah dilakukan Hamdan Dwi
Jayanto (2019) yang menyatakan GCG
berpengaruh positif signifikan terhadap
CAR dan penelitian dari Ika
Permatasari dan Retno Novitasari
(2014) yang menyatakan GCG
berpengaruh negative tidak signifikan
terhadap CAR.
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
DAN KETERBATASAN
Simpulan
Analisis dan pembahasan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa: (1) Variabel bebas
BOPO, ROA, ROE dan GCG secara
simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional di Indonesia pada
kesembilan bank sampel penelitian
selama periode tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 dengan besar
pengaruh 39,4 persen dan sisanya
sebesar 60,6 persen dipengaruhi oleh
variabel lain diluar penelitian.
(2) BOPO secara parsial memiliki
pengaruh negative signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia pada
kesembilan bank sampel penelitian
selama periode tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 dengan besar
pengaruh sebesar 7,2 persen.
(3) ROA secara parsial memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia pada
kesembilan bank sampel penelitian
selama periode tahun 2014 sampa
dengan tahun 2018 dengan besar
pengaruh sebesar 37,5 persen.
(4) ROE secara parsial memiliki
pengaruh negative yang tidak signifikan
terhadap CAR pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Indonesia pada
kesembilan bank sampel penelitian
selama periode tahun 2014 sampa
dengan tahun 2018 dengan besar
pengaruh sebesar 21,8 persen.
(5) GCG secara parsial memiliki
pengaruh positif yang tidak signifikan
terhadap CAR pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa Go Public
11
Konvensional di Indonesia pada
kesembilan bank sampel penelitian
selama periode tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 dengan besar
pengaruh sebesar 4,7.
(6) Diantara Variabel BOPO, ROA,
ROE dan GCG yang memiliki
kontribusi dominan dan berpengaruh
signifikan terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go
Public Konvensional di Indonesia
periode tahun 2014 sampa dengan tahun
2018 adalah ROA sebesar 37,5 persen.
Implikasi
Penelitian ini dapat digunakan untuk
Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Go Public Konvensional, yang berguna
untuk membuat kebijakan atau strategi
yang lebih baik dan terencana agar
dapat meningkatkan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola
biaya operasional, menghasilkan
profitabilitas dan mampu melindungi
kepentingan stakeholde secara optimal.
Saran
Penelitian yang telah dilakukan, masih
memiliki kekurangan, sehingga penulis
menyampaikan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Bagi pihak Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Go Public
Konvensional di Idonesia
a. Kepada Sembilan Bank sampel
penelitian yang memiliki rata-rata
CAR terendah khususnya PT. Bank
Danamon Indonesia, Tbk yaitu
sebesar 21,47 persen agar dapat
meningkatkan nilai rata-rata CAR
tersebut.
b. Kepada Sembilan Bank sampel
penelitian, terutama PT. Bank of
India Indonesia, Tbk yang memiliki
rata-rata BOPO tertinggi yaitu
sebesar 126,25 persen, sebaiknya
memperhatikan perubahan pada
BOPO, agar lebih mengefisienkan
lagi biaya operasi dan
meningkatkan pendapatan operasi.
c. Kepada Sembilan Bank sampel
penelitian, terutama PT Bank
Ganesha Tbk. yang memiliki rata-
rata ROA terendah yaitu sebesar
0,71 persen, sebaiknya
memperhatikan perubahan pada
ROA, dengan demikian dapat
meningkatkan kemampuan
manajemen dalam meningkatkan
laba sebelum pajak dengan
presentase lebih besar dari
peningkatan aset.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Mencari data laporan kinerja
keuangan pada bank sampel dapat
dilihat melalui website Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), juga dapat
dilihat melalui website bank sampel
masing-masing.
b. Pada data laporan kinerja keuangan
biasanya terdapat hasil angka yang
berbeda pada tahun sebelumnya,
misalnya pada laporan kinerja
keuangan tahun 2018 terdapat hasil
laporan tahun sebelumnya yaitu
2017, sehingga perlu melihat
kembali (check) kesesuaian nilai
atau angka perbulan atau pertahun
pada laporan kinerja keuangan.
c. Variabel bebas dapat ditambahkan
dengan variabel lainnya, seperti
LDR, IPR, NPL, APB, IRR, FBIR,
LAR dan NIM agar mendapatkan
hasil penelitian yang lebih
maksimal dan relevan dari yang
sebelumnya dan agar lebih
bervariasi.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian adalah (1)
Jumlah populasi di dalam penelitian
sebanyak 37 bank, namun peneliti
hanya menggunakan 9 sampel bank
pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa Go Public di Indonesia. (2)
Periode penelitian yang dilakukan
12
selama lima tahun, dimulai dari tahun
2014 sampai dengan 2018. (3) Jumlah
variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y) yang diteliti terbatas pada
variabel bebas peneliti hanya pada
aspek efisiensi yaitu BOPO, aspek
profitabilitas yaitu ROA dan ROE,
aspek tata kelola perusahaan yaitu GCG.
DAFTAR RUJUKAN
Irdawati, Ansir, & Sinarwati. 2018.
Pengaruh Faktor
Fundamental Mikro
Terhadap Capital Adequacy
Ratio (The Effect of Micro
Fundamental Facktors on
Capital Adequacy Ratio).
Jurnal Manajemen, Bisnis,
dan Organisasi, 2(3), 12-26.
Jayanto, H. D. 2019. Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas,
dan Good Corporate
Governance (GCG)
Terhadap Permodalan Pada
Bank Umum Syariah Di
Indonesia Periode 2013-
2017. Tesis tidak
Diterbitkan, STIE Perbanas
Surabaya.
Kasmir. 2016. Manajemen Perbankan.
PT. Raja Grafindo Persada
jakarta (Edisi Revisi).
Jakarta.
Komite Nasioanal Kebijakan
Governance (KNKG).
(2006). Pedoman Umum
GCG Indonesia, Jakarta.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
POJK No 4 Tahun 2016
Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
POJK No 11 Tahun 2016
Tentang Kewajiban
Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
POJK No 55 Tahun 2016
Tentang Penerapan Tata
Kelola Bagi Bank Umum.
Permatasari, I., & Novitasary, R. (2014).
Pengaruh Implementasi
Good Corporate
Governance terhadap
Permodalan dan Kinerja
Perbankan di Indonesia:
Manajemen Risiko Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal
Ekonomi Kuantitatif
Terapan, 7(1), 52–59.
Prayoga, A. (2015). Pengaruh
Likuiditas, Kualitas Aktiva,
Sensitivitas, Efisiensi, dan
Profotabilitas Terhadap
CAR Pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa.
STIE Perbanas Surabaya.
Sugiyono (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatid dan
R&D. PT Alfabet.Bandung
Susilo Dwi Cahyono, H., & Anggraeni,
A. (2015). Pengaruh
likuiditas, kualitas aset,
sensitivitas pasar, efisiensi,
dan profitabilitas terhadap
CAR pada bank devisa yang
go public. Journal of
Business & Banking, 5(1),
113-130.
Latifah, U. (2019). Pengaruh Return On
assets (ROA) Dan Return
On Equity ROE) Terhadap
Capital Adequacy Ratio
(CAr) Di Bank Syariah
Mandiri Tahun 2010-2018.
13
IAIN Tulungagung.
LAMPIRAN Tabel 1
PERKEMBANGAN RASIO KECUKUPAN MODAL (CAR)
BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA GO PUBLIC KONVENSIONAL
PERIODE TAHUN 2014 – 2019 Triwulan II
(Dalam Persen)
No Bank 2014 2015 Tren 2016 Tren 2017 Tren 2018 Tren 2019* Tren
Rata-
rata
CAR
Rata-
rata
Tren
1 BANK ARTHA GRAHA
INTERNASIONAL 15,76 15,20 -0,56 19,92 4,72 17,44 -2,48 19,80 2,36 19,18 -0,62 17,88 0,68
2 BANK BTPN 23,30 24,52 1,22 25,60 1,08 24,91 -0,69 24,46 -0,45 22,81 -1,65 24,27 -0,10
3 BANK BUKOPIN 14,21 13,56 -0,65 15,03 1,47 10,52 -4,51 13,41 2,89 13,20 -0,21 13,32 -0,20
4 BANK BUMI ARTA 15,07 9,58 -5,49 25,15 15,57 25,65 0,50 25,52 -0,13 25,54 0,02 21,09 2,09
5 BANK CAPITAL INDONESIA 16,43 9,40 -7,03 20,64 11,24 22,56 1,92 18,66 -3,90 15,96 -2,70 17,28 -0,09
6 BANK CENTRAL ASIA 16,86 18,65 1,79 21,90 3,25 23,06 1,16 23,39 0,33 23,58 0,19 21,24 1,34
7 BANK CHINA CONSTRUCTION
BANK INDONESIA 14,15 16,39 2,24 19,43 3,04 15,75 -3,68 15,69 -0,06 17,48 1,79 16,48 0,67
8 BANK CIMB NIAGA 15,39 16,16 0,77 17,71 1,55 18,22 0,51 19,20 0,98 0,20 -
19,00 14,48 -3,04
9 BANK DANAMON INDONESIA 18,17 20,84 2,67 22,30 1,46 23,24 0,94 22,79 -0,45 22,24 -0,55 21,60 0,81
10 BANK GANESHA 14,18 14,40 0,22 34,93 20,53 30,10 -4,83 31,85 1,75 32,81 0,96 26,38 3,73
11 BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906
21,71 18,82 -2,89 17,20 -1,62 24,91 7,71 23,04 -1,87 21,43 -1,61 21,19 -0,06
12 BANK HSBC INDONESIA 13,41 18,59 5,18 23,69 5,10 22,49 -1,20 20,79 -1,70 21,60 0,81 20,10 1,64
13 BANK ICBC INDONESIA 16,73 14,38 -2,35 15,86 1,48 17,71 1,85 16,21 -1,50 17,75 1,54 16,44 0,20
14 BANK INDEX SELINDO 22,21 26,36 4,15 22,53 -3,83 27,06 4,53 22,57 -4,49 22,29 -0,28 23,84 0,02
15 BANK JTRUST INDONESIA 13,58 15,49 1,91 13,08 -2,41 14,15 1,07 14,03 -0,12 13,36 -0,67 13,95 -0,04
16 BANK KEB HANA INDONESIA 18,47 21,06 2,59 20,80 -0,26 21,14 0,34 18,82 -2,32 23,46 4,64 20,63 1,00
17 BANK MASPION INDONESIA 18,43 19,43 1,00 24,32 4,89 21,59 -2,73 21,28 -0,31 21,59 0,31 21,11 0,63
18 BANK MAYAPADA INTERNASIONAL
12,74 12,97 0,23 13,34 0,37 14,11 0,77 15,82 1,71 14,74 -1,08 13,95 0,40
19 BANK MAYBANK INDONESIA 16,01 14,64 -1,37 16,98 2,34 17,63 0,65 19,20 1,57 19,06 -0,14 17,25 0,61
20 BANK MAYORA 19,97 28,21 8,24 26,95 -1,26 24,96 -1,99 23,68 -1,28 24,31 0,63 24,68 0,87
21 BANK MEGA 15,23 22,85 7,62 26,21 3,36 24,11 -2,10 22,79 -1,32 23,26 0,47 22,41 1,61
22 BANK MESTIKA DHARMA 26,66 28,26 1,60 35,12 6,86 35,21 0,09 34,58 -0,63 37,40 2,82 32,87 2,15
23 BANK MNC INTERNASIONAL 17,79 17,83 0,04 19,54 1,71 12,58 -6,96 16,27 3,69 15,17 -1,10 16,53 -0,52
24 BANK MULTIARTA SENTOS 60,17 34,99 -
25,18 28,20 -6,79 21,73 -6,47 16,46 -5,27 16,27 -0,19 29,64 -8,78
25 BANK NATIONALNOBU 48,97 27,48 -
21,49 26,18 -1,30 26,83 0,65 23,27 -3,56 22,24 -1,03 29,16 -5,35
26 BANK OCBC NISP 18,74 17,32 -1,42 18,28 0,96 17,51 -0,77 17,63 0,12 18,53 0,90 18,00 -0,04
27 BANK OF INDIA INDONESIA 15,27 27,72 12,45 32,40 4,68 42,64 10,24 39,46 -3,18 40,97 1,51 33,08 5,14
28 BANK PERMATA 13,58 15,00 1,42 15,64 0,64 18,12 2,48 19,44 1,32 19,81 0,37 16,93 1,25
29 BANK QNB INDONESIA 21,69 16,18 -5,51 16,46 0,28 20,30 3,84 26,50 6,20 21,88 -4,62 20,50 0,04
30 BANK RABOBANK INTERNASIONAL INDONESIA
15,06 15,27 0,21 18,24 2,97 22,06 3,82 15,19 -6,87 20,27 5,08 17,68 1,04
31 BANK SBI INDONESIA 25,20 46,38 21,18 47,33 0,95 42,17 -5,16 39,73 -2,44 34,31 -5,42 39,19 1,82
32 BANK SHINHAN INDONESIA 37,11 114,99 77,88 85,28 -
29,71 67,85
-
17,43 38,62
-
29,23 34,15 -4,47 63,00 -0,59
33 BANK SINARMAS 18,38 14,37 -4,01 16,70 2,33 18,31 1,61 17,60 -0,71 15,93 -1,67 16,88 -0,49
34 BANK UOB INDONESIA 15,72 16,20 0,48 16,44 0,24 17,08 0,64 15,37 -1,71 15,67 0,30 16,08 -0,01
35 BANK VICTORIA INTERNATIONAL
18,35 19,30 0,95 24,58 5,28 18,17 -6,41 16,73 -1,44 16,65 -0,08 18,96 -0,34
36 BRI AGRONIAGA 19,06 22,12 3,06 23,68 1,56 29,58 5,90 28,34 -1,24 25,42 -2,92 24,70 1,27
37 PAN INDONESIA BANK 15,62 19,94 4,32 20,32 0,38 22,26 1,94 23,49 1,23 23,81 0,32 20,91 1,64
Jumlah 739,38 824,85 85,47 887,96 63,11 873,71 -
14,25 821,68
-
52,03 794,33
-
27,35 823,65 10,99
Rata-rata 19,98 22,29 2,31 24,00 1,71 23,61 -0,39 22,21 -1,41 21,47 -0,74 22,26 0,30
Sumber : www.ojk.go.id, data di olah. (*) per bulan juni 2019