94
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI UNTUK BEROBAT PADA PENDERITA KANKER SERVIKS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh : MALA ALLIFNI NIM : 207070000004 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

  • Upload
    lykhanh

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS

TERHADAP MOTIVASI UNTUK BEROBAT PADA

PENDERITA KANKER SERVIKS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : MALA ALLIFNI

NIM : 207070000004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

ii

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP

MOTIVASI UNTUK BEROBAT PADA PENDERITA KANKER SERVIKS

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

MALA ALLIFNI

NIM : 207070000004

Di Bawah Bimbingan

Gazi, M. Si Nia Tresniasari, M. Si

NIP. 197112142007011014 NIP. 198410262009122004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 3: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS

TERHADAP MOTIVASI UNTUK BEROBAT PADA PENDERITA KANKER SERVIKS telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 November 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 23 November 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Pembantu Dekan/Sekretaris

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 130885522 NIP.195612231983032001

Anggota :

Neneng Tati Sumiati, M. Si, Psi Gazi, M. Si

NIP. 197303282000032003 NIP. 197112142007011014

Nia Tresniasari, M. Si

NIP. 198410262009122004

Page 4: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mala Allifni

NIM : 207070000004

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial dan

Religiusitas terhadap Motivasi untuk berobat pada Penderita Kanker Serviks” adalah benar

merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi

tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan

sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika

ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 23 November 2011

Mala Allifni

NIM : 207070000004

Email : [email protected]

Page 5: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

v

MOTTO

“MOTIVASI TERHEBAT ADA DI DALAM

DIRI SENDIRI, PERCAYALAH PADA

KEMAMPUAN DIRIMU SENDIRI, YAKIN

DIRIMU PASTI BISA”

Karya sederhana ini

kupersembahkan kepada Kedua

Orang tuaku,

dan adik-adikku,

Serta sahabat-sahabat

Terbaiku.

Page 6: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) 2011

(C) Mala Allifni

(D) Pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap motivasi untuk berobat pada

penderita kanker serviks

(E) 76 halaman + lampiran

(F) Kanker serviks merupakan penyakit yang menjadi momok menakutkan bagi setiap wanita.

Selain fisik, kanker serviks juga menyebabkan psikis penderita dapat terganggu. Apalagi

penderita kanker serviks masuk ke Rumah Sakit sudah dalam stadium lanjut. Didalam

penanganannya dibutuhkan motivasi dalam diri penderita kanker serviks untuk dapat

bangkit melawan penyakitnya. Motivasi adalah suatu dorongan dalam diri individu agar

mampu mencapai suatu tujuan guna mencapai pemuasan kebutuhan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap

motivasi untuk berobat pada penderita kanker serviks.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di

Rumah Sakit Kanker Dharmais, yang terletak di Jakarta Barat. Responden penelitian ini

adalah pasien rawat inap dan rawat jalan Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jakarta Barat

sebanyak 95 pasien yang diambil dengan teknik Non Probability Sampling. Alat ukur

dukungan sosial dalam penelitian ini menggunakan skala model Likert dengan alpha

cronbach sebesar 0,888. Untuk Motivasi berobat juga menggunakan skala Model Likert

dengan alpha cronbach sebesar 0,903 sedangkan Religiusitas menggunakan skala baku

dari Fetzer dengan alpha cronbach sebesar 0,877. Untuk pengujian hipotesis digunakan

Multiple Regression.

Jumlah item valid dalam skala dukungan sosial sebanyak 21 item, sedangkan jumlah item

valid dalam skala religiusitas sebanyak 26 item dan jumlah item valid dalam skala motivasi

untuk berobat sebanyak 24 item. Dalam pengujian hipotesis didapat nilai R square (R2)

sebesar 39,3%. Hal ini berarti bahwa variasi dari motivasi untuk berobat yang dijelaskan

oleh semua independen variabel adalah sebesar 39,3%, sedangkan 60,7% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Berdasarkan variasi independent variabel, hanya variabel dukungan penghargaan (0,010),

dukungan informasi (0,045), dukungan jaringan sosial (0,019) dan forgiveness (0,011) yang

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat. Sedangkan yang

memberikan kontribusi secara signifikan hanya variabel dukungan penghargaan (11,4%),

dukungan informasi (5,4%), dukungan jaringan sosial (5,7%), dan forgiveness (7,0%).

Page 7: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

vii

Kesimpulan penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan

religiusitas terhadap motivasi untuk berobat pada penderita kanker serviks. Saran yang

diajukan dalam penelitian ini adalah pada penelitian yang akan datang sebaiknya

melakukan pendekatan yang lebih dalam terhadap responden agar peneliti bisa lebih

mengetahui bagaimana kondisi penderita baik dari segi psikis maupun fisik dan juga

meneliti variabel yang berkaitan seperti berpikir positif.

(G) Bahan Bacaan : 26 (dari thn 1983 - 2011) + 2 pustaka online + 5 pustaka jurnal.

Page 8: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobbilalamin. Rasa syukur yang luar biasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial dan Religiusitas terhadap

Motivasi untuk berobat pada Penderita Kanker Serviks”. Salawat serta salam semoga tetap Allah

limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat

merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jahja Umar, Ph.D. Berkat bimbingan,

arahan, nasihat dan cerita-cerita beliau mengenai hal-hal yang baru bagi penulis, membuat

penulis termotivasi untuk terus belajar dan berjuang.

2. Dosen Pembimbing I, Gazi, M.Si dan Dosen Pembimbing II, Nia Tresniasari, M.Si atas

seluruh nasehat, masukan, motivasi, inspirasi, serta saran dan kritik yang membangun

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen Pembimbing Akademik Gazi, M.Si., serta seluruh dosen Fakultas Psikologi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas seluruh ilmu pengetahuan yang telah

diberikan.

4. Pembimbing seminar proposal skripsi Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi., atas segala

bimbingan, dan sarannya.

5. Untuk yang paling penulis hormati dan kasihi setelah Allah dan Rasul-Nya, Ayahku Drs.

Bahruddin , Ibuku tercinta Ela Siti Jamilah, adikku tersayang Ade Syifa Nadifa dan M. Hari

Adipurna serta seluruh keluarga besarku yang tak pernah putus memberikan dorongan, doa,

cinta dan kasih sayang yang tulus kepada penulis.

6. Untuk Agung Taufiqurrahman S, S. Terimakasih atas dukungan, doa, dan kasih sayang yang

tulus kepada penulis.

7. Seluruh staff akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Mas Ayunk, Mba Rini

dan Pak Deden yang membantu dalam urusan birokrasi dan petugas perpustakaan yakni

Bapak Haidir dan Bapak Badawi yang selalu membantu penulis dalam mencari referensi.

8. Keluarga besar Rumah Sakit Kanker Dharmais khususnya ibu Ns. Kemala Rita Wahidi, Skp,

MARS, selaku pembimbing lapangan, dan Ibu Hilfah yang membantu penulis dalam proses

perizinan, seluruh staff Instalansi Rawat Jalan dan Rawat Inap, serta seluruh responden yang

mau berbagi dengan penulis.

9. Sahabat-sahabat terbaiku dikosan Pondok Allisan, iik, lina, husni, eki, bias, dyah, dan tuti

atas hari-hari yang telah kita lalui baik dalam keadaan senang maupun sedih serta

kebersamaan kita yang tidak akan pernah penulis lupakan.

10. Seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi Non Reguler khususnya angkatan 2007 yang

selalu kompak dan solid. Teman seperjuangan skripsiku, obet, puri, shinta, dyni, uthe, siro,

Page 9: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

ix

laras, farah, yang selalu semangat bimbingan di Ruang Dosen dan yang tak pernah bosan

mengerjakan skripsi dalam Perpustakaan & terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya

dalam proses pengerjaan skripsi penulis.

11. Semua teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.

Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas segala kebaikan

dan bantuan yang di berikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.

Jakarta, 23 November 2011

Penulis

Page 10: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................. 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10

1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 11

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1 Motivasi ....................................................................................... 13

2.1.1 Pengertian Motivasi ......................................................... 13

2.1.2 Teori Motivasi dan Harapan ............................................ 14

2.1.3 Aspek-aspek Motivasi ...................................................... 15

2.1.4 Fungsi-fungsi Motivasi .................................................... 17

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi .................... 18

2.1.6 Pengukuran motivasi ........................................................ 21

2.1.7 Motivasi berobat pada penderita kanker serviks .............. 23

Page 11: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

xi

2.2 Dukungan Sosial ........................................................................... 26

2.2.1 Pengertian dukungan sosial .............................................. 26

2.2.2 Sumber dukungan sosial .................................................. 28

2.2.3 Aspek-aspek dukungan sosial .......................................... 29

2.2.4 Efek dukungan sosial ....................................................... 31

2.2.5 Dukungan sosial pada penderita kanker serviks ............... 31

2.3 Religiusitas ................................................................................... 33

2.3.1 Pengertian religiusitas ....................................................... 33

2.3.2 Dimensi-dimensi religiusitas ............................................ 34

2.4 Aspek-aspek psikologis penderita kanker serviks ........................ 38

2.5 Kerangka Berfikir ........................................................................ 40

2.6 Hipotesis ...................................................................................... 44

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel .................................................................... 46

3.2 Variabel Penelitian ....................................................................... 47

3.3 Pengumpulan Data ....................................................................... 48

3.3.1 Tekhnik pengumpulan data ................................................ 48

3.3.2 Instrumen penelitian ........................................................... 49

3.4 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................. 53

3.5 Hasil Uji Coba (Tryout) .................................................................. 54

3.6 Metode Analisis Data ..................................................................... 57

3.7 Prosedur Penelitian ........................................................................ 57

3.7.1 Tahap persiapan ................................................................. 57

3.7.2 Tahap pengambilan data .................................................... 58

3.7.3 Tahap pengolahan data ...................................................... 58

3.7.4 Tahap pembahasan ............................................................. 58

Page 12: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

xii

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian ............................................. 59

4.2 Uji Hipotesis Penelitian ................................................................. 59

4.2.1 Analisis regresi variabel penelitian ...................................... 59

4.2.2 Pengujian variasi masing-masing independent variabel ....... 65

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 69

5.2 Diskusi ......................................................................................... 70

5.3 Saran ............................................................................................ 74

5.3.1 Saran Teoritis .................................................................... 75

5.3.2 Saran Praktis ..................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bobot Nilai ................................................................................... 48

Tabel 3.2 Blue Print Skala Dukungan Sosial ……………………….......... 49

Tabel 3.3 Blue Print Skala Religiusitas …………………………………... 50

Tabel 3.4 Blue Print Skala Motivasi untuk berobat ...................................... 51

Tabel 3.5 Blue Print Skala Dukungan Sosial Valid (*) ............................... 53

Tabel 3.6 Blue Print Skala Religiusitas Valid (*) ........................................ 54

Tabel 3.7 Blue Print Skala Motivasi untuk berobat Valid (*) ..................... 55

Tabel 4.1 Square Model Summary………………………………….. ......... 59

Tabel 4.2 Anova ........................................................................................... 59

Tabel 4.3 Koefisien Regresi ......................................................................... 60

Table 4.4 Variasi untuk masing-masing independen variabel ……………. 64

Page 14: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Try Out Dukungan Sosial

Lampiran 2 Output Dukungan Sosial Try Out

Lampiran 3 Data Hasil Try Out Religiusitas

Lampiran 4 Output Religiusitas Try Out

Lampiran 5 Data Hasil Try Out Motivasi untuk berobat

Lampiran 6 Output Motivasi untuk berobat Try Out

Lampiran 7 Data Hasil Field Test Dukungan Sosial

Lampiran 8 Data Hasil Field Test Religiusitas

Lampiran 9 Data Hasil Field Test Motivasi untuk berobat

Lampiran 10 Output Hasil Regresi

Page 15: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Adanya motivasi sangat besar peranannya dalam membentuk tingkah laku. Apa

saja yang dilakukan manusia akan selalu ada motivasi yang mendorong. Motivasi

bagaikan kekuatan yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia

kearah tujuan yang dikehendakinya. Wirawan (2000) mengemukakan bahwa

setiap perbuatan yang dilakukan individu dimulai dengan adanya suatu

ketidakseimbangan dalam diri individu tersebut. Ketidakseimbangan ini tentunya

tidak menyenangkan bagi individu yang bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan

untuk meniadakan ketidakseimbangan itu. Kebutuhan inilah yang akan

menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu.

Setelah perbuatan itu dilakukan dan apabila sesuai dengan kebutuhan

maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu, dan timbul perasaan

puas, senang, aman dan sebagainya. Misal, ketika seorang individu divonis bahwa

dirinya menderita penyakit akut maka individu tersebut akan berusaha

mengembalikan kondisi tubuhnya kedalam kondisi seimbang dengan cara berobat.

Dalam proses pengobatan, penderita harus memiliki keyakinan yang kuat, karena

keyakinan itu sendiri merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap

individu. Tingkah laku yang termotivasi mencakup suatu tujuan tertentu, jadi

dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan faktor penting untuk membangkitkan

atau menggerakkan individu agar dapat bertingkah laku sesuai dengan yang

Page 16: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

2

diharapkan oleh individu tersebut. Begitu pentingnya peran motivasi terhadap

tingkah laku setiap individu membuat penulis tertarik untuk membahas motivasi

penderita kanker serviks.

Saat ini menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks

menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan

kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih

dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8000 kasus di antaranya

berakhir dengan kematian. Kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut.

Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut

(www.infoceria.com/2010/03/mengenal-kanker-serviks-penyakit-kanker.html).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Martin dan Dajoux (dalam

Jurnal Penelitian RSU Dr Soetomo, 2007) pada 1000 wanita menemukan bahwa

hanya 48 wanita yang mempunyai leher rahim normal. Besarnya angka kejadian

kanker serviks yang ditemukan, membuat kanker serviks menjadi salah satu jenis

kanker yang paling ditakuti wanita. Selain itu juga sampai saat ini kanker serviks

masih menyebabkan kematian pada wanita yang cukup tinggi, diperkirakan

sebesar 4.900 orang per tahun.

Tingginya angka kematian penderita kanker lebih banyak disebabkan oleh

keterlambatan pengobatan. Menurut Yatim (2005), pasien yang datang berobat ke

Rumah Sakit sebagian besar sudah berada pada stadium lanjut, yakni stadium IIB

- IVB sebanyak 66,4%, stadium IIIB sebanyak 37,3%, serta stadium IA - IIA

sebanyak 28,6%. Keterlambatan ini tentunya sangat merugikan penderita sendiri

Page 17: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

3

karena harapan hidup penderita kanker sangat ditentukan oleh stadium atau

tingkat keparahan penderita. Harapan hidup untuk penderita kanker serviks yang

sudah berada pada stadium II sekitar 60%, stadium III sekitar 35% - 40%, stadium

IVA kanker sudah menyebar ke organ-organ tubuh seperti anus, kandung kemih,

ginjal dan stadium IVB sekitar 5% - 10%. Sayangnya, sebanyak 70% - 80%

penderita kanker serviks datang ke Rumah Sakit sudah pada stadium lanjut dan ini

mengakibatkan angka harapan hidup penderita kanker serviks kian menipis

(www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2011/03/30).

Permasalahannya adalah kurangnya pengetahuan setiap individu mengenai

penyakit kanker serviks hingga akhirnya mereka datang ke Rumah Sakit sudah

pada stadium lanjut, ditambah lagi dengan biaya pengobatan yang pastinya cukup

mahal. Seperti yang diungkapkan oleh Smet (1994) bahwa mahalnya biaya tarif

pengobatan dijadikan alasan setiap individu untuk tidak menganggap serius

penyakitnya.

Bukan hanya masalah biaya pengobatan saja yang menjadi permasalahan

bagi penderita kanker serviks melainkan dampak pengobatan yang dirasakan,

seperti dari segi fisik penderita akan kehilangan rahim karena menjalani

histerektomi, dan gangguan psikilogis seperti : penderita diliputi rasa takut (fear)

dan depresi (murung), penderita menunjukkan reaksi penolakan (denial), tidak

yakin bahwa dirinya menderita kanker. Terkadang penderita menjadi panik dan

melakukan hal-hal yang tidak berarti dan sia-sia. Setelah ini berlalu pada akhirnya

penderita akan sadar dan menerima kenyataan bahwa jalan hidupnya telah

berubah. Sedikit banyaknya penderita telah berpikir dan berperasaan lebih realistis

Page 18: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

4

dan mempercayakan sepenuhnya kepada dokter untuk kelanjutan pengobatannya

(Taylor, 2009). Oleh karena itu, dalam proses pengobatannya penderita harus

mempunyai dorongan atau motivasi untuk dapat melaksanakan proses

pengobatannya. Hanya dengan motivasi yang kuat penderita kanker serviks akan

menunjukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya di dalam mengikuti

proses pengobatan.

Penderita kanker serviks yang memiliki motivasi tinggi atau kuat akan

berusaha bangkit melawan penyakitnya walaupun harapan untuk sembuh itu tipis,

sebaliknya jika motivasi penderita itu rendah maka penderita kanker serviks akan

berputus asa dan tidak mau berusaha melawan penyakitnya. Oleh sebab itu,

motivasi untuk berobat merupakan sesuatu yang mendorong dan memperkuat

perilaku serta memberikan arahan dengan tujuan agar penderita dalam

menghadapi situasi-situasi yang sulit dapat tetap bertahan hidup karena tanpa

keinginan untuk hidup, tidak ada kemauan bagi penderita untuk meneruskan

kehidupan.

Ketika penderita kanker serviks mengalami keterpurukan dengan segala

permasalahannya baik dari segi fisik maupun reaksi emosional dalam menghadapi

penyakitnya maka dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh penderita agar dapat

mententramkan dan menenangkannya. Dengan adanya dukungan sosial penderita

merasakan penerimaan dari kebersamaan orang-orang di sekitarnya. Dukungan

sosial ini secara tidak langsung akan mempunyai manfaat emosional yang akan

memberikan kekuatan pada diri individu untuk berusaha bangkit melawan

penyakitnya (Jurnal Epidemiologi Indonesia: Volume 3 Edisi 1-1999). Sarafino

Page 19: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

5

(2006) menyatakan bahwa adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari

orang atau kelompok terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya

bahwa individu tersebut disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong. Sumber

dukungan sosial ini bisa berasal dari keluarga, masyarakat, pihak rumah sakit

ataupun juga kelompok atau komunitas yang serius mencoba membantu mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Symister dan Ronald Friend (dalam Jurnal

Health Psychology, 2003) pada 86 pasien penyakit ginjal kronis yang

menyimpulkan bahwa dukungan sosial dapat meningkatkan optimisme dan

menurunkan depresi pada penderita penyakit kronis. Apakah dukungan sosial

yang dirasakan oleh penyakit ginjal kronis dapat dirasakan juga oleh penderita

kanker serviks untuk menggerakkan motivasi agar penderita kanker serviks dapat

bangkit melawan penyakitnya walau mereka tahu bahwa sebenarnya harapan

mereka sangat tipis.

Selain itu, saat penderita kanker serviks ini mengalami shock, takut (fear),

dan depresi (murung) dalam menghadapi penyakitnya penderita akan berusaha

mendekatkan diri dengan Tuhan, agar hatinya menjadi tentram dan penuh

keyakinan dalam menjalani proses pengobatannya. Dengan mendekatkan diri

kepada Tuhan dapat mengembangkan harapan (hope) dan rasa percaya diri (self

confidence) pada penderita kanker serviks. Mustika (2008) mengemukakan bahwa

obat yang paling mujarab adalah ikhlas dan tawakkal kepada Tuhan. Sebab, sikap

ikhlas dan tawakkal akan membuat penderita kanker serviks merasakan

ketenangan akan penyakit yang dideritanya.

Page 20: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

6

Penderita kanker serviks yang religius, yang mempunyai hubungan baik

dengan Tuhan tidak akan merasa penyakitnya sebagai suatu beban yang berat.

Oleh karena itu Tuhan baginya merupakan penguasa dari nasib dan kematian

sehingga dia akan bersikap lebih pasrah dan tenang dalam menghadapi

penyakitnya, juga pemberi kehidupan. Tetapi dalam hal ini memerlukan

kemantapan iman (keyakinan) dalam hati dan pelaksanaan ajaran agama yang

teratur dalam kehidupan sehari-hari (Dister, 1993). Namun jika penderita kanker

serviks tidak memiliki hubungan baik dengan Tuhan, maka akan cenderung

menyalahkan Tuhan atas penyakitnya, merasa beban penderitaannya bertambah

dan akan merasakan ketakutan dan kekhawatiran akan kematian. Perasaan-

perasaan tersebut akan membuat penderita kanker serviks menjadi sangat takut

(fear) menghadapi penyakitnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Howsepian dkk (dalam Jurnal Psyco

Oncology, 2009) pada 164 penderita kanker ditemukan bahwa hubungan

keyakinan beragama dan dukungan sosial sangat dirasakan lebih kuat oleh

penderita kanker. Dalam penelitian ini pun disebutkan pula jika agama

memainkan peran dalam kehidupan sejumlah besar orang di Amerika yang

menghadapi stres yang berhubungan dengan penyakit kronis, apalagi psikolog

kesehatan telah mulai mengeksplorasi secara sistematis peran agama dan spiritual

dibidang kesehatan dan kematian. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Siswanto, dkk (dalam Jurnal Epidemiologi Indonesia, 1999) bahwa

dukungan sosial dan religiusitas akan memberikan sumbangan cukup berarti

dalam meningkatkan motivasi kesembuhan pasien penderita kanker. Aspek

Page 21: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

7

dukungan sosial yang berkorelasi cukup berarti dengan motivasi kesembuhan

adalah dukungan penghargaan, sedangkan aspek dukungan sosial yang lain

kurang berperan terhadap motivasi kesembuhan. Tingkat religiusitas memberikan

peran cukup besar terhadap motivasi kesembuhan pada penderita kanker,

khususnya aspek pengalaman religiusitas menurut dimensi religiusitas Glock &

Stark.

Dari penelitian-penelitian diatas yang menjelaskan pentingnya religiusitas

dan dukungan sosial terhadap penderita yang mengalami penyakit kronis ditengah

permasalahan yang di alami oleh penderita penyakit kronis, penulis merasa

tertarik melakukan replika terhadap penelitian-penelitian diatas. Namun disini

penulis akan menggunakan alat uji religiusitas dari Fetzer Institute (1999) dan

akan membuktikan apakah benar dukungan sosial dapat berpengaruh cukup baik

terhadap motivasi. Hal ini yang mendasari penulis untuk menggabungkan

beberapa variabel ke dalam satu judul penelitian yaitu : “Pengaruh Dukungan

Sosial dan Religiusitas terhadap Motivasi untuk berobat Pada Penderita

Kanker Serviks”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari sasaran yang dikehendaki dan supaya

lebih terarah, maka perlu dilakukannya pembatasan masalah.

Page 22: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

8

Adapun pembatasan masalahnya yakni :

1. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan

yang dirasakan oleh penderita kanker serviks, dari kebersamaan dengan

orang-orang disekitarnya, seperti : keluarga, teman, dokter maupun

perawat yang menangani penderita di Rumah Sakit.

2. Religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya keyakinan

terhadap Tuhan sehingga menimbulkan rasa aman dan tentram jiwa dan

juga adanya aturan tentang perilaku hidup manusia agar berperilaku

dengan baik.

3. Motivasi untuk berobat yang dimaksud peneliti adalah suatu usaha yang

didasari untuk mempengaruhi tingkah laku individu agar bergerak hatinya

untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu hasil atau

tujuan tertentu guna mempertahankan hidupnya.

4. Penderita kanker serviks yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

wanita dewasa madya (30-60 tahun) yang mengalami kanker serviks

stadium lanjut yang sedang melakukan pengobatan di Rumah Sakit

Kanker Dharmais, Jakarta.

1.2.2 Perumusan masalah

Masalah yang di teliti dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap motivasi

untuk berobat pada penderita kanker serviks ?

Page 23: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

9

2. Apakah ada pengaruh dukungan emosi terhadap motivasi untuk berobat

pada penderita kanker serviks ?

3. Apakah ada pengaruh dukungan penghargaan terhadap motivasi untuk

berobat pada penderita kanker serviks ?

4. Apakah ada pengaruh dukungan instrumental terhadap motivasi untuk

berobat pada penderita kanker serviks ?

5. Apakah ada pengaruh dukungan informasi terhadap motivasi untuk

berobat pada penderita kanker serviks ?

6. Apakah ada pengaruh dukungan jaringan sosial terhadap motivasi untuk

berobat pada penderita kanker serviks ?

7. Apakah ada pengaruh dimensi daily spiritual experiences terhadap

motivasi untuk berobat pada penderita kanker serviks?

8. Apakah ada pengaruh dimensi value terhadap motivasi untuk berobat pada

penderita kanker serviks ?

9. Apakah ada pengaruh dimensi belief terhadap motivasi untuk berobat pada

penderita kanker serviks ?

10. Apakah ada pengaruh dimensi forgiveness terhadap motivasi untuk

berobat pada penderita kanker serviks ?

11. Apakah ada pengaruh dimensi Private religious practice terhadap motivasi

untuk berobat pada penderita kanker serviks ?

12. Apakah ada pengaruh dimensi Religious/spiritual coping terhadap

motivasi untuk berobat pada penderita kanker serviks ?

Page 24: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Seseorang selama hidupnya tentu pernah mengalami berbagai peristiwa baik yang

menggembirakan maupun yang menyedihkan. Setiap saat kita bisa berhadapan

dengan sesuatu yang tidak terduga-duga dan penyakit yang sulit disembuhkan,

seperti kanker serviks. Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

tentang bagaimana pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap motivasi

untuk berobat pada penderita kanker serviks.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi atas dua hal yakni manfaat teoritis dan praktis.

a. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat menambah dan

memperdalam wawasan mengenai kanker serviks serta dapat menambah

khazanah keilmuan bidang psikologi klinis dan psikologi kesehatan.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu para penderita

kanker serviks dan keluarga, sebagai sumber dukungan sosial yang paling

utama agar lebih memperhatikan diri mereka. Selain itu penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan masukan pada orang-orang yang concern

membantu penderita kanker serviks. Sebagai contoh adalah komunitas-

komunitas kanker yang ingin membantu para penderita untuk lebih

memberikan dukungan sosial kepada mereka. Juga peran religiusitas

terhadap penderita yang mengalami kanker serviks agar lebih

mendekatkan diri kepada Tuhan, karena dibalik semua permasalahan yang

Page 25: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

11

dialami oleh penderita kanker serviks pasti ada hikmah yang tersembunyi

didalamnya. Dan yang terakhir semoga yang telah membaca penelitian ini

bisa lebih berhati-hati dan mencegah terjadinya kanker serviks pada

dirinya.

1.4 Sistematika Penulisan

Penelitian ini menggunakan tekhnik penulisan American Psychological

Association (APA) Style. Dan secara garis besar sistematika penulisan ini adalah:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

serta sistematika penulisan.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan isi

skripsi sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam

penelitian skripsi, yaitu:

1. Motivasi : pengertian motivasi, teori motivasi dan harapan, jenis-

jenis motivasi, fungsi-fungsi motivasi, faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi, pengukuran motivasi, motivasi berobat

pada penderita kanker serviks.

2. Dukungan Sosial : pengertian dukungan sosial, sumber dukungan

sosial, jenis-jenis dukungan sosial, efek dukungan sosial,

dukungan sosial pada penderita kanker serviks.

Page 26: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

12

3. Religiusitas : pengertian religiusitas, aspek-aspek

religiusitas/dimensi-dimensi religiusitas.

4. Aspek-aspek psikologis yang terjadi pada penderita kanker

serviks.

5. Kerangka berfikir dan Hipotesis penelitian.

BAB 3: METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang metode penelitian yaitu:

populasi dan sampel, definisi operasional variabel, pengumpulan data,

hasil uji coba instrument penelitian, metode analisis data, prosedur

penelitian,

BAB 4: HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang hasil penelitian pada saat

penulis dilapangan, yaitu : gambaran umum subyek penelitian dan uji

hipotesis penelitian.

BAB 5: KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai kesimpulan dari

penelitian, diskusi dan saran yang terdiri dari saran teoritis dan juga

saran praktis.

Page 27: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

13

BAB II

Kajian Teori

2.1 Motivasi

2.1.1 Pengertian motivasi

Motivasi mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Motivasi

berasal dari kata motif, motif merupakan dasar seseorang melakukan sesuatu.

Menurut Suryabrata (2005) motif adalah keadaan dalam pribadi setiap individu

yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

guna mencapai suatu tujuan. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Purwanto

(1990) yang mendefinisikan motif sebagai suatu dorongan yang timbul dalam diri

individu yang menyebabkan individu tersebut mau bertindak atau melakukan

sesuatu. Dari beberapa definisi mengenai motif dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa motif adalah dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan

suatu tindakan atau aktivitas.

Berawal dari kata motif itulah maka motivasi dapat diartikan sebagai suatu

usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku individu agar tergerak

hatinya untuk melakukan sesuatu sehingga akan mencapai hasil ataupun juga

tujuan tertentu

Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi

(energi) yang menggerakkan dalam diri individu yang terarah untuk mencapai

suatu tujuan. Dalam kamus psikologi (Chaplin, 2006) istilah motivasi diartikan

Page 28: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

14

sebagai satu variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor

tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan,

dan menyalurkan tingkah laku menuju sasaran. Menurut Wirawan (2000),

motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses

gerakan, termasuk didalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan atau

tingkah laku individu. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Woolfolk (2004) yang

menjelaskan bahwa motivasi adalah kegiatan internal yang bersifat membangun,

langsung, dan menimbulkan tingkah laku yang terdiri dari kebutuhan (needs),

minat (interest), kesenangan (enjoyment), hadiah (reward), dan hukuman

(punishment).

Berdasarkan uraian di atas penulis menarik kesimpulan bahwa motivasi

adalah suatu dorongan dalam diri individu agar mampu mencapai suatu tujuan

guna mencapai pemuasan kebutuhan.

2.1.2 Teori motivasi dan harapan

Menurut Teori Ekspektasi (Expectancy Theory) oleh Vroom (dalam Pace dkk,

2006) motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai individu dan

individu tersebut memperkirakan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil

yang diinginkannya, bisa juga berarti kemungkinan subyektif dari usaha yang

memberikan hasil.

Jadi motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh

individu dan individu tersebut memperkirakan bahwa tindakannya akan mengarah

kepada hasil yang diinginkannya. Artinya, apabila setiap individu sangat

Page 29: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

15

menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya,

individu tersebut akan berupaya mendapatkannya.

Menurut Pace, dkk (2006), bahwa jika individu menginginkan sesuatu dan

harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, maka individu tersebut akan

sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika

harapan memperoleh hal yang dinginkannya itu tipis, motivasi untuk berupaya

akan menjadi rendah.

2.1.3 Aspek-aspek motivasi

Individu dapat dikatakan mempunyai motivasi yang tinggi dilihat dari

kemampuannya serta usahanya guna mencapai suatu tujuan. Dalam kaitannya

dengan hal diatas, Woolfolk (2004) membedakan motivasi menjadi 2 aspek yaitu :

a. Motivasi intrinsik

Suryabrata (2005) menjelaskan bahwa motivasi intrinsik adalah suatu

motif yang sudah berada dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari

luar. Sedangkan menurut Pintrich & Schunk (1996) yang dimaksud

dengan motivasi intrinsik adalah dorongan untuk terlibat dalam suatu

aktivitas demi aktivitas itu sendiri. Individu yang memiliki motivasi

intrinsik terdorong untuk mengerjakan suatu aktivitas/tindakan

dikarenakan adanya perasaan menyenangkan (enjoyable) yang dirasakan.

Adapun sumber motivasi intrinsik menurut Woolfolk (2004) meliputi

kebutuhan (needs), minat (interest), kesenangan (enjoyment), dan rasa

ingin tahu (curiosity). Dalam motivasi intrinsik tidak perlu lagi ada reward

Page 30: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

16

dan punishment bagi individu untuk melaksanakan aktifitasnya. Karena

dorongan yang muncul murni berasal dari dalam diri individu. Menurut

kesimpulan peneliti bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam

diri individu untuk melakukan tindakan atau aktivitas guna mencapai

tujuan (goal) tanpa perlu adanya reward atau punishment. Misal, penderita

kanker serviks ingin melakukan pengobatan karena memang penderita

ingin melakukannya bukan atas dorongan dari luar penderita, seperti :

keluarga/kerabat atau bukan juga dikarenakan akan mendapat reward atau

punishment.

b. Motivasi ekstrinsik

Suryabrata (2005) mengemukakan bahwa pada dasarnya motivasi

ekstrinsik terjadi apabila individu melakukan sesuatu yang disebabkan

oleh adanya rangsangan dari luar. Menurut Pintrich & Schunk (1996) yang

dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk terlibat dalam

suatu aktivitas sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Pada motivasi

ekstrinsik ini individu melakukan aktifitas atas dasar nilai yang terkandung

dalam objek yang menjadi sasaran atau tendensi tertentu. Sumber motivasi

ekstrinsik menurut Woolfolk (2004) meliputi imbalan (rewards), tekanan

sosial (social pressure), dan penghindaran diri dari hukuman

(punishment).

Menurut kesimpulan peneliti motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang

mengerakkan individu untuk terlibat dalam suatu aktivitas guna mencapai

suatu tujuan.

Page 31: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

17

Dari penjelasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi

sebagai suatu yang kompleks dimana motivasi merupakan penggerak individu

melakukan suatu perbuatan yang mengarah pada suatu tujuan. Dorongan ini bisa

berasal dari dalam diri (intrinsik) dan juga dari luar diri individu (ekstrinsik).

2.1.4 Fungsi-fungsi motivasi

Menurut Najati (dalam Rahman dkk, 2004) serta Purwanto (1990) motivasi

memiliki tiga komponen pokok yaitu :

a. Menggerakkan, yakni menimbulkan kekuatan pada individu, serta

mendorong untuk bertindak dengan cara tertentu.

b. Mengarahkan, yakni mengarahkan tingkah laku untuk mencapai suatu

tujuan. Apabila sasaran atau tujuan tersebut merupakan sesuatu yang

diinginkan individu, maka motivasi berperan mendekatkan (approach

motivation), dan apabila tujuan tersebut tidak diinginkan oleh individu,

maka motivasi berperan menjauhkan sasaran atau tujuan (avoidance

motivation).

c. Menopang, yakni menjaga dan menopang tingkah laku dimana lingkungan

sekitar harus menguatkan intensitas serta arah dorongan-dorongan dan

kekuatan individu.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui tentang fungsi-fungsi motivasi. Tiga

fungsi tersebut sangat penting peranannya bagi individu untuk mencapai apa yang

diinginkan guna mencapai suatu tujuan.

Page 32: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

18

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Menurut Handoko (1998) dan Widyatun (1999), ada dua faktor yang

mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia,

biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga

menjadi puas. Faktor internal meliputi :

1. Faktor fisik

Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik

penderita kanker serviks.

2. Faktor proses mental

Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tetapi

ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut.

Penderita kanker serviks dengan keadaan mental yang shock saat

mengetahui penyakitnya sudah memasuki stadium lanjut, mereka akan

cenderung tidak bisa mengontrol emosinya tetapi disaat penderita

kanker serviks itu sudah bisa menerima kondisi dirinya maka mereka

akan memiliki pandangan hidup yang positif serta memiliki keyakinan

diri bahwasanya mereka akan mampu mengatasi kecemasannya dan

selalu berfikir optimis untuk dapat melawan penyakit yang

dideritanya.

Page 33: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

19

3. Faktor hereditas

Bahwa manusia diciptakan dengan berbagai macam tipe kepribadian

yang secara hereditas dibawa sejak lahir. Ada tipe kepribadian tertentu

yang mudah termotivasi atau sebaliknya. Orang yang mudah sekali

tergerak motivasinya, akan dengan cepat bereaksi terhadap apa yang

menimpa dirinya. Sebaliknya ada yang hanya bereaksi apabila

menghadapi kejadian-kejadian yang memang sungguh penting.

4. Keinginan dalam diri

Misalnya keinginan untuk bisa merasakan kehidupan yang lebih lama,

ingin berlama-lama merasakan berada didalam sebuah keluarga dll.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah factor motivasi yang berasal dari luar diri

seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan.

Faktor eksternal ini meliputi :

1. Faktor lingkungan

Lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pengguna napza baik

fisik, psikologis, maupun social (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan di

dalam Rumah Sakit sangat berpengaruh terhadap motivasi penderita

kanker serviks. Lingkungan Rumah Sakit yang tidak mendukung dan

kurang kondusif akan membuat stress bertambah.

2. Dukungan sosial

Gottlieb (1983) menyatakan bahwa bentuk perilaku dukungan social

terdiri dari informasi dan nasehat verbal dan non verbal, bantuan

Page 34: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

20

nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban social atau didapat

karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau

efek perilaku bagi pihak penerima. Dukungan sosial sangat

mempengaruhi dalam memotivasi penderita kanker serviks untuk

dapat bangkit melawan penyakitnya, meliputi dukungan emosional,

dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi

dan dukungan jaringan sosial (Cohen & McKay dalam Sarafino,

2002).

3. Fasilitas

Ketersediaan fasilitas yang menunjang pengobatan penderita kanker

serviks tersedia, mudah terjangkau menjadi motivasi penderita kanker

serviks untuk dapat berobat dengan maksimal.termasuk dalam fasilitas

adalah ketersediannya sumber biaya yang mencukupi bagi pengobatan

penderita kanker serviks.

4. Media

Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau info

(Sugiono, 1999). Adanya media ini membuat penderita kanker serviks

menjadi lebih tahu tentang penyakitnya dan pada akhirnya dapat

menjadi motivasi untuk dapat melakukan pengobatan.

Page 35: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

21

2.1.6 Pengukuran motivasi

Menurut Pintrich & Schunk (1996), motivasi dapat diukur dengan berbagai

macam cara, antara lain sebagai berikut :

1. Pengamatan langsung

Pada pengukuran ini, perilaku individu diamati secara langsung. Metode

ini merupakan indikator yang valid bagi motivasi, namun mengabaikan

proses kognitif dan afektif yang mendasari munculnya tingkah laku yang

termotivasi tadi.

2. Penilaian orang lain

Dengan cara ini, sejumlah pengamat (misalnya dokter, perawat, keluarga)

menilai penderita berdasarkan beberapa karakteristik yang menunjukkan

adanya motivasi. Dengan metode ini, pengamat lebih objektif dalam

menilai penderita dibandingkan jika penderita menilai dirinya sendiri.

Selain itu, metode ini juga melengkapi metode pengamatan langsung

dengan melibatkan proses motivasional yang mendasari perilaku. Namun

dibandingkan dengan pengamatan langsung, validitas metode ini rendah

karena melibatkan ingatan pengamat dan penarikan kesimpulan atas

perilaku penderita.

Page 36: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

22

3. Self Inventory (Lapor Diri)

Lapor diri melibatkan penilaian dan pernyataan individu tentang diri

mereka sendiri. Metode lapor diri ini terdiri beberapa tipe, diantaranya

adalah :

a. Kuesioner

Dalam kuesioner, responden diberikan sejumlah pertanyaan mengenai

perilaku dan keyakinannya. Pertanyaan ini bisa berupa pertanyaan

terbuka dan tertutup.

b. Wawancara

Dalam wawancara, sejumlah pertanyaan diberikan oleh pewawancara

dan diwajibkan secara verbal oleh responden. Metode ini digunakan

jika peneliti ingin mengetahui perasaan dan keyakinan individu lebih

mendalam.

c. Stimulated Recall

Dalam stimulated recall, responden dihadapkan pada suatu situasi

dimana ia diberikan suatu tugas, seperti menjalankan kemoterapi dan

perilaku responden selama pengerjaan tugas akan diamati.

d. Think Alouds

Dalam metode ini, responden diberikan suatu tugas, seperti kemoterapi

dan responden diminta untuk mengucapkan pikiran, perilaku dan

Page 37: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

23

emosi yang dirasakan selama mengerjakan tugas. Metode ini sangat

bergantung pada verbalisasi yang dilakukan oleh responden.

e. Dialog

Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih, dimana

percakapan tersebut dicatat dan dianalisis untuk mengetahui

pernyataan-pernyataan motivasi yang terdapat dalam percakapan.

2.1.7 Motivasi berobat pada penderita kanker serviks

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah motivasi untuk berobat. Dari

penjabaran tentang motivasi, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi

adalah dorongan dasar yang menggerakkan individu untuk bertingkahlaku guna

mencapai pemuasan kebutuhan. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses

melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan keinginannya. Jadi bisa dikatakan

bahwa motivasi terjadi apabila individu mempunyai keinginan dan kemauan

untuk melakukan suatu tindakan tertentu.

Sedangkan menurut penulis berobat sendiri dapat diartikan sebagai

pengaturan dalam diri individu untuk melawan penyakitnya atau

ketidakseimbangan. Atau dapat juga dikatakan sebagai kegiatan atau aktivitas

yang dilakukan oleh individu dalam rangka mencapai status seimbang bagi

tubuhnya.

Ketidakseimbangan yang terjadi pada penderita kanker serviks adalah

menderita suatu penyakit yang tentunya berdampak bagi kondisi fisik maupun

Page 38: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

24

psikisnya. Beberapa penderita kanker serviks mencoba mengubah kondisi

ketidakseimbangan tersebut dengan memunculkan suatu dorongan yang ada

dalam diri mereka. Salah satunya adalah dorongan untuk berobat. Diharapkan

dengan adanya dorongan untuk berobat membuat penderita kanker serviks lebih

baik dari keadaan sebelumnya dan mempertahankan hidupnya. Dorongan-

dorongan tersebut bisa berasal dari dukungan yang dirasakan penderita saat

melakukan pengobatan.

Dorongan untuk berobat ini sangat penting bagi aspek psikologis penderita

yang tentunya akan berpengaruh bagi kondisi fisik penderita. Dorongan-dorongan

tersebut dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri (internal)

maupun luar diri (eksternal) para penderita.

Dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah motivasi untuk berobat

dalam kaitannya dengan dukungan sosial dan religiusitas pada penderita kanker

serviks. Motivasi untuk berobat adalah suatu usaha yang didasari untuk

mempengaruhi tingkah laku individu agar bergerak hatinya untuk bertindak

melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu guna

mempertahankan hidupnya. Penderita kanker serviks yang memiliki motivasi

untuk berobat umumnya dapat dilihat dari keseriusannya untuk melakukan

pengobatan dan mencari informasi sebanyak mungkin mengenai penyakitnya.

Motivasi atau semangat hidup merupakan hal yang sangat penting bagi

seseorang yang sedang menderita penyakit kanker serviks sehingga

mengharuskannya melakukan berbagai pengobatan. Motivasi sendiri sebagai

Page 39: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

25

bentuk dorongan untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki, dengan kata lain

motivasi merupakan penyemangat yang timbul dari dirinya sendiri ataupun

dengan bantuan pihak lain sebagai motivator bagi dirinya sendiri.

Motivasi intrinsik mengarah pada kepuasan dalam melakukan suatu

kegiatan. Motivasi intrinsik ini dapat menjadikan seseorang merasa tidak terpaksa

dalam mengikuti suatu aktivitas, karena dorongan yang muncul murni berasal dari

dalam individu itu sendiri. Pada penderita kanker serviks yang memiliki motivasi

intrinsik melakukan berbagai pengobatan karena memang penderita ingin

melakukannya, bukan karena stimulus eksternal misalnya diberikan suatu

penghargaan pada dirinya (mendapat pujian dari keluarga karena telah mau

mengikuti terapi), tetapi menurut hemat penulis selain mengarah kepada kepuasan

penderita dalam melakukan suatu aktivitas ataupun tindakan religiusitaspun

termasuk didalam intrinsik setiap manusia karena religiusitas merupakan

pemahaman setiap individu terhadap agamanya. Sedangkan motivasi ekstrinsik

lebih mengarah pada suatu kegiatan yang dipengaruhi stimulus dari luar.

Penderita yang mempunyai motivasi ekstrinsik akan melakukan serangkaian

pengobatan lebih didorong oleh stimulus eksternal, sebagai contohnya karena

dipaksa berobat oleh keluarga ataupun juga mengikuti sebuah komunitas kanker

yang memberikan dukungan sosial bagi dirinya dan juga memiliki teman senasib

dengannya.

Woolfolk (2004) menyebutkan bahwa motivasi ekstrinsik di dorong oleh

stimulus eksternal yaitu dukungan sosial (keluarga, dokter maupun perawat),

Siswanto dkk (1999) pun dalam penelitiannya menyebutkan bahwa faktor

Page 40: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

26

eksternal yang mempengaruhi motivasi adalah dukungan sosial karena dengan

adanya dukungan sosial penderita akan merasakan kebersamaan dengan orang-

orang disekitarnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Petra Symister dkk

(2002) bahwa dukungan sosial juga dapat meningkatkan optimisme dan

menurunkan depresi pada penderita penyakit kronis. Untuk membuktikan

pentingnya peran dukungan sosial terhadap motivasi maka penulis akan

membahas mengenai dukungan sosial secara lebih rinci dibawah ini.

2.2 Dukungan Sosial

2.2.1 Pengertian dukungan sosial

Setiap manusia pasti membutuhkan bantuan ataupun peranan orang lain dalam

hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan satu

sama lainnya. Kebutuhan manusia itu banyak macamnya. Mulai dari kebutuhan

fisik, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikis, itu semua tentu tidak akan mungkin

terpenuhi tanpa bantuan dari orang lain. Jika seseorang sedang menghadapi

masalah baik ringan ataupun berat, keberadaan orang lain disampingnya tentu

akan sangat berdampak bagi orang tersebut. Efek atau peranan positif ini

dinamakan dukungan sosial. Misal, ketika seseorang menderita sakit, keluarga

yang datang untuk menjenguknya serta menemaninya selama proses pengobatan

berlangsung merupakan sumber dukungan bagi dirinya. Dukungan sosial dari

orang lain menjadi sangat berharga dan akan menambah ketentraman hidupnya,

seperti : dokter, perawat atau komunitas yang memang fokus dan perduli terhadap

penderita kanker serviks.

Page 41: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

27

Banyak definisi mengenai dukungan sosial yang dikemukakan para ahli.

Sheridan dan Radhmacer (1992) yang menekankan pengertian dukungan sosial

sebagai sumber daya yang disediakan lewat interaksi dengan orang lain. “Social

support is the resources provided to us through our interaction with other

people”.

Sarafino (2006) menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu kepada

kesenangan yang dirasakan bahwa adanya penerimaan dari orang atau kelompok

terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi,

diperhatikan, dihargai, dan ditolong.

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Gottlieb (dalam Smet, 1994) yang

mendefinisikan : “Dukungan sosial sebagai informasi verbal atau non-verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan orang-orang yang

akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran

dalam hal-hal yang memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada

tingkah laku penerimanya”.

Sependapat dengan pengertian lainnya menurut Taylor (2009) dukungan

sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan,

memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan

komunikasi dan kewajiban bersama. “Social support is information from others

that one is loved and cared for, esteemed and valued. And part of a network of

communication and mutual obligation”.

Page 42: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

28

Cobb (dalam Smet 1994:136) dukungan sosial itu terdiri atas informasi

yang menuntun orang meyakini bahwa ia diurus dan disayangi. Setiap informasi

apapun dari lingkungan sosial yang mempersiapkan persepsi subyek bahwa ia

penerima efek positif, penegasan, atau bantuan, menandakan ungkapan dukungan

sosial.

Menurut Cohen & Wills (dalam Davidson dkk, 2006) bahwa dukungan

sosial memiliki dua aspek utama, yaitu dukungan sosial struktural dan dukungan

sosial fungsional. Dukungan sosial struktural menyangkut jaringan hubungan

sosial yang dimiliki individu, misalnya status pernikahan dan jumlah teman yang

dimiliki. Dukungan sosial fungsional lebih menekankan pada kualitas hubungan

sosial yang dimiliki. Misal, sejauh mana individu percaya bahwa dirinya memiliki

teman-teman yang akan membantunya pada saat dibutuhkan.

Dari beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan

sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik

dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai,

diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu

kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama.

2.2.2 Sumber dukungan sosial

Menurut Gottlieb (1983) terdapat tiga sumber dukungan sosial diantaranya :

a. Orang-orang sekitar individu yang termasuk kalangan non-profesional

(significant other) seperti : keluarga, teman dekat atau rekan kerja.

Hubungan dengan kalangan non-profesional merupakan hubungan yang

Page 43: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

29

menempati bagian terbesar dari kehidupan seorang individu dan menjadi

sumber dukungan sosial yang sangat potensial karena lebih mudah

diperoleh, bebas dari biaya finansial dan berakar pada keakraban yang

cukup lama.

b. Profesional, seperti : psikolog, dokter, dan perawat.

c. Kelompok-kelompok dukungan sosial

Kelompok pendukung (support group) merupakan suatu kelompok kecil

yang melibatkan suatu interaksi langsung dari para anggotanya,

menekankan pada partisipasi individu yang hadir secara sukarela yang

bertujuan untuk secara bersama-sama mendapatkan pemecahan masalah

dalam menolong anggota-anggota kelompok menghadapi masalah, serta

menyediakan dukungan emosi kepada para anggotanya.

2.2.3 Aspek-aspek dukungan sosial

Aspek-aspek didalam dukungan sosial merupakan suatu cara yang diwujudkan

bisa dalam bentuk ekspresi, ungkapan atau perwujudan bantuan dari individu

yang satu ke individu yang membutuhkan. Cohen & McKay (dalam Sarafino,

2002) membagi dukungan sosial kedalam lima bentuk, yaitu :

a. Dukungan Emosi

Dukungan emosi adalah suatu bentuk dukungan yang diekspresikan

melalui perasaan positif yang berwujud empati, perhatian, dan kepedulian

terhadap individu yang lain. Bentuk dukungan ini dapat menimbulkan

perasaan nyaman, perasaan dilibatkan, dan dicintai oleh individu yang

bersangkutan.

Page 44: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

30

b. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan, penghargaan atau

penilaian yang positif untuk individu, dorongan untuk maju dan pemberian

semangat, dan juga perbandingan positif individu dengan orang lain.

Dukungan ini menitik beratkan pada adanya ungkapan penilaian yang

positif atas individu dan penerimaan individu apa adanya. Bentuk

dukungan ini membentuk perasaan dalam diri individu bahwa ia berharga,

mampu dan berarti.

c. Dukungan instrumental

Merupakan suatu bentuk dukungan yang dapat diwujudkan dalam bentuk

bantuan langsung misalnya pemberian dana atau pemberian bantuan

berupa tindakan nyata atau benda.

d. Dukungan informasi

Dukungan ini dapat diungkapkan dalam bentuk pemberian nasehat atau

saran, pengarahan, pemberian umpan balik mengenai apa yang dilakukan

individu.

e. Dukungan jaringan sosial

Hubungan jenis ini menggambarkan bentuk hubungan persahabatan yang

memungkinkan individu melakukan aktivitas sosial.

Dari definisi mengenai aspek-aspek dukungan sosial, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa dukungan yang diperlukan dan diterima individu tergantung

pada keadaan dan situasi stres yang dialami. Kelima “aspek-aspek dukungan

sosial” di ataslah yang penulis pilih untuk penelitian ini. Diharapkan “aspek-aspek

Page 45: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

31

dukungan sosial” ini dapat berpengaruh cukup besar terhadap motivasi berobat

penderita kanker serviks.

2.2.4 Efek dukungan sosial

Sarafino (2006) mengemukakan bahwa ada dua model peranan dukungan sosial

dalam kehidupan manusia, yaitu model efek langsung (direct effect) dan model

efek pelindung (buffering effect). Dalam model efek langsung (direct effect),

dukungan sosial berperan dalam meningkatkan kesejahteraan individu walaupun

individu tersebut tidak dalam keadaan stres. Model ini menekankan pada struktur

dukungan, seperti jumlah orang dalam jaringan sosial atau kegiatan yang ada

dalam kegiatan sosial.

Pada efek pelindung (buffering effect), dukungan sosial memiliki peranan

untuk melindungi individu dari efek negatif akibat stres. Model ini menekankan

pada fungsi dukungan yang dirasakan individu dalam hubungan sosialnya. Kedua

model ini pada akhirnya menekankan bahwa dukungan sosial memiliki peranan

dalam melemahkan efek negatif dari kondisi dan situasi stres terhadap

kesejahteraan mental individu.

2.2.5 Dukungan sosial pada penderita kanker serviks

Ketika seorang individu divonis dokter menderita penyakit kronis, maka individu

tersebut pasti merasakan sebuah ketakutan yang terjadi pada dirinya. Disaat itulah

mereka membutuhkan dorongan yang dapat menjadikan penyemangat dalam

hidupnya. Semangat itulah yang dapat menumbuhkan keyakinan pada dirinya

untuk terus berusaha maju dalam melawan penyakitnya. Semangat atau dorongan

Page 46: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

32

tersebut bukan berasal hanya dari dirinya sendiri ataupun keluarga terdekat

melainkan juga dari orang yang dipercaya dalam menangani penyakitnya tersebut

baik dokter, perawat, maupun juga sebuah komunitas yang concern terhadap

penyakitnya.

Menurut Dizon dkk (2011) dengan melibatkan keluarga dan dukungan

sosial dapat membantu penderita kanker serviks dalam menghadapi saat yang

amat sulit dalam hidup penderita kanker serviks. Dukungan sosial adalah

pengaruh positif yang diberikan oleh keluarga, dokter, perawat maupun juga

sebuah komunitas terhadap penderita kanker serviks dalam mendukung semua hal

yang berkaitan dengan pengobatannya.

Peran dukungan sosial amatlah penting bagi penderita, karena dengan

adanya kebersamaan dengan orang-orang disekitar penderita, penderita akan

merasa bahwa ia disayangi, dihargai dan mendapatkan suatu kepedulian terhadap

penyakit yang dideritanya. Dukungan sosial merupakan andil yang besar dalam

menentukan status pengobatan penderita. Jika dukungan-dukungan tersebut

mengharapkan penderita untuk berobat, mendukung bahkan memperlihatkan

dukungannya dalam berbagai hal, maka penderita akan merasa lebih percaya diri,

lebih bahagia dan siap dalam menjalani semua pengobatannya.

Merujuk pada efek pelindung bahwa dukungan sosial mempengaruhi

kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif stress. Perlindungan

ini akan efektif hanya ketika individu menghadapi stressor yang berat.

Berdasarkan paparan diatas, dukungan sosial yang diberikan kepada penderita

Page 47: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

33

kanker serviks dapat menumbuhkan perasaan percaya diri, disayangi, bersemangat

sehingga dapat mempengaruhi motivasi berobat penderita kanker serviks.

Selain dukungan sosial yang dirasakan sangatlah penting bagi penderita,

penderita yang religiuspun akan senantiasa lebih mendekatkan diri kepada Maha

Pencipta yaitu Tuhan. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan diharapkan

penderita kanker serviks lebih tentram, berpikiran positif dan ikhlas dalam

menghadapi penyakitnya. Untuk lebih jelasnya mengenai Religiusitas penderita

kanker serviks, penulis akan membahasnya secara rinci dibawah ini.

2.3 Religiusitas

2.3.1 Pengertian religiusitas

Menurut Chaplin (2008) religion adalah satu sistem yang kompleks dari

kepercayaan, keyakinan, sikap-sikap, dan upacara-upacara yang menghubungkan

individu dengan satu keberadaan atau makhluk yang bersifat ketuhanan.

Agama dalam pengertian Glock & Stark (dalam Ancok, 1994), adalah

sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang

terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan-persoalan yang

dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).

Selanjutnya Fetzer (1999) juga mendefinisikan religiusitas adalah sesuatu

yang lebih menitik beratkan pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah

doktrin dari setiap agama atau golongan. Karenanya doktrin yang dimiliki oleh

setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya.

Page 48: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

34

Dari berbagai uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah

adanya keyakinan terhadap Tuhan sehingga menimbulkan rasa aman dan tentram

jiwa dan juga adanya aturan tentang perilaku hidup manusia agar berperilaku

dengan baik.

2.3.2 Dimensi-Dimensi Religiusitas

Keberagaman atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan

manusia. Aktivitas beragama tidak terjadi pada saat individu melakukan perilaku

ritual (beribadah) saja, namun juga ketika melakukan aktivitas yang tampak dan

dapat dilihat oleh mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi didalam

hati individu (dalam Ancok, 1994). Dalam sebuah laporan penelitian yang

diterbitkan oleh John E. Fetzer Institute (1999) yang berjudul Multidimensional

Measurement of Religiousness, Spirituality for Use in Health Research

menjelaskan dua belas dimensi religiusitas, tetapi disini penulis hanya akan

menjelaskan enam dimensi saja, dikarenakan penulis hanya ingin melihat peran

agam dalam mempengaruhi tingkah laku individu dan bagaimana cara individu

tersebut bersosialisasi didalam kehidupannya :

a. Daily Spiritual Experiences

Underwood (dalam Fetzer Institute, 1999) menjelaskan bahwa dimensi ini

memandang dampak agama dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini Daily Spiritual Experiences merupakan persepsi individu

terhadap sesuatu yang berkaitan dengan transenden dalam kehidupan

sehari-hari dan persepsi terhadap interaksinya pada kehidupan tersebut,

Page 49: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

35

sehingga Daily Spiritual Experiences lebih kepada pengalaman

dibandingkan kognitif. Konsep Daily Spiritual Experiences yang

diungkapkan oleh Underwood (dalam Fetzer Institute 1999) sama halnya

dengan Dimensi Pengalaman yang diungkapkan oleh Glock & Stark

(dalam Ancok, 1994) bahwa pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan,

persepsi-persepsi, dan esensi-esensi yang dialami individu atau

didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan yang melihat komunikasi

walaupun kecil dalam suatu esensi keTuhanan.

b. Value

Menurut Idler (dalam Fetzer Institute, 1999) value adalah pengaruh

keimanan terhadap nilai-nilai hidup, seperti mengajarkan tentang nilai

cinta, saling menolong, saling melindungi, dan sebagainya.

c. Belief

Konsep belief menurut Idler (dalam Fetzer Institute, 1999) merupakan

sentral dari religiusitas. Religiusitas merupakan keyakinan akan konsep-

konsep yang dibawa oleh suatu agama. Dalam bahasa Indonesia belief

disebut keimanan, yakni kebenaran yang diyakini dengan hati dan

diamalkan dengan perbuatan. Dimensi belief dalam hal ini sama dengan

dimensi ideologi (keyakinan) menurut Glock & Stark (dalam Ancok,

1994) bahwa yang menjadi dasar adanya keyakinan adalah hubungan

Tuhan, manusia, dan alam. Setiap agama mempertahankan keyakinan di

mana penganutnya diharapkan taat.

Page 50: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

36

d. Forgiveness

Dimensi ini maksudnya adalah suatu tindakan memaafkan dan bertujuan

untuk memaafkan orang yang melakukan kesalahan dan berusaha keras

untuk melihat orang itu dengan belas kasihan, kebajikan, dan cinta.

Menurut Idler (dalam Fetzer Institute, 1999) forgiveness mencakup lima

dimensi turunan, yaitu:

1. Pengakuan dosa (Confession).

2. Merasa diampuni oleh Tuhan (feeling forgivene by God.)

3. Merasa dimaafkan oleh orang lain (feeling forgiven by others).

4. Memaafkan orang lain (forgiving others).

5. Dan memaafkan diri sendiri (forgiving one self)

Sedangkan menurut Kendler dkk (2003) Dimensi Forgiveness

mengambarkan pendekatan kepedulian, rasa kasih sayang, dan saling

maaf–memaafkan. Dimensi ini merefleksikan sikap, perhatian, kasih

sayang, dan pendekatan memaafkan kepada dunia. Berbeda dengan Idler

yang mengatakan bahwa salah satu dimensi turunan dari forgiveness

adalah merasa diampuni oleh Tuhan, sedangkan dalam Kendler faktor

forgiveness tidak menampakkan istilah Tuhan.

e. Private religious practice

Menurut Levin (dalam Fetzer Institute, 1999) dimensi ini merupakan

perilaku beragama dalam praktek agama meliputi ibadah, mempelajari

kitab, dan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan religiusitasnya.

Page 51: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

37

Menurut Glock & Stark (dalam Ancok, 1994) dimensi ini disebut Dimensi

Praktik Agama, karena mencakup mengenai ketaatan dan hal-hal yang

dilakukan individu untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang

dianutnya. Praktik-praktik keberagaman menurutnya terdiri atas :

1. Ritual, dapat mengetahui sejauh mana setiap individu dalam

mengerjakan kegiatan-kegiatan ibadahnya sebagaimana yang

diperintahkan oleh agamanya.

2. Ketaatan. Apabila aspek ritual lebih formal dan khas publik, berbeda

dengan ketaatan yang lebih kepada diri pribadi setiap individu

mengerjakan kegiatan ibadahnya sebagaimana yang diperintahkan oleh

agamanya.

f. Religious/spiritual coping

Menurut Pargament (dalam Fetzer Institute, 1999) bahwa religious/spiritual

coping merupakan coping stress dengan menggunakan pola dan metode

religius. Seperti dengan berdoa, beribadah untuk menghilangkan stres, dan

sebagainya. Pargament (dalam Fetzer Institute, 1999) menjelaskan bahwa ada

tiga jenis coping secara religius, yaitu:

1. Deferring Style, yaitu meminta penyelesaian masalah kepada Tuhan

saja. Yaitu dengan cara berdoa dan meyakini bahwa Tuhan akan

menolong hamba-Nya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

2. Colaborative Style, yaitu hamba meminta solusi kepada Tuhan dan

hambanya senantiasa berusaha untuk melakukan coping.

Page 52: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

38

3. Self-directing Style, yaitu individu bertanggung jawab sendiri dalam

menjalankan coping.

Diharapkan dimensi yang penulis pilih dapat berpengaruh cukup besar

terhadap Motivasi untuk berobat pada penderita kanker serviks.

2.4 Aspek-aspek psikologis yang terjadi pada penderita kanker serviks

Cervix sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya leher, leher ini merupakan

bagian paling bawah dari rahim yang menonjol ke dalam vagina. Fungsi dari leher

rahim adalah sebagai saluran ke dalam dan ke luar dari rahim. Sedangkan kanker

merupakan penyakit dengan karakteristik pertumbuhan sel tidak terkendali yang

akhirnya menyebabkan kerusakan jaringan normal yang sehat (Dizon dkk, 2011)

Kanker tergolong penyakit kronis, hal ini dikarenakan penyakit kanker

dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. Taylor (2003) mengemukakan

ada lima tahap reaksi emosi yang berhubungan dengan penyakit kronis yakni

penyangkalan (denial), kemarahan (anger), tawar-menawar (barganing for extra),

depresi (depression), dan penerimaan diri (acceptance).

a. Penyangkalan (denial)

Penyangkalan adalah sistem pertahanan yang membuat seseorang

berusaha menghindari dampak yang ditimbulkan dari suatu penyakit dan

biasanya berlangsung dalam beberapa hari.

Page 53: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

39

b. Kemarahan (anger)

Pada tahapan ini pasien berusaha mempertanyakan “mengapa harus saya

yang menderita penyakit kronis?”.

c. Tawar-menawar untuk sesuatu yang lebih (barganing for extra)

Pada tahapan ini penderita kanker mengalihkan kemarahan dengan lebih

baik dan strategi yang berbeda, misalnya berjanji untuk hidup lebih sehat

dan juga lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

d. Depresi (depression)

Istilah depresi sebagai kurangnya kontrol yang merupakan realisasi dari

memburuknya suatu simtom sebagai kondisi dari penyakit yang tidak

membaik. Pada tahap ini penderita kanker akan merasa muak, sesak, letih,

sulit makan, sulit mengontrol diri, sulit memfokuskan perhatian,

menghindar dari sakit dan juga perasaan tidak nyaman.

e. Penerimaan Diri (acceptance)

Pada tahap ini penderita kanker sudah tidak marah lagi dan sudah

membiasakan diri dengan ide kematian yang membuatnya tertekan dan

juga menghadapi pikiran-pikiran yang tidak menyenangkan.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui bahwa banyak aspek

psikologis yang terjadi pada penderita kanker. Namun demikian tidak semua

individu mencapai semua taraf yang diuraikan, hanya dua, tiga tahap atau bahkan

satu tahap saja yang dialami, misalnya tahap marah dan depresi, atau penolakan

dan depresi. Dengan semakin kompleksnya masalah psikologis yang terjadi pada

Page 54: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

40

penderita kanker tentu akan berpengaruh terhadap motivasi untuk berobat bagi

penderita sendiri.

2.5 Kerangka Berfikir

Setiap wanita pasti akan terkejut saat mengetahui bahwa dirinya menderita kanker

serviks, apalagi saat wanita tersebut tahu bahwa penyakit yang dideritanya

tersebut sudah termasuk dalam stadium lanjut. Mereka akan merasakan ketakutan,

berusaha menyangkal tentang penyakitnya, depresi dan khawatir mengenai

penyakit yang dideritanya tetapi lama-kelamaan penderita tersebut mulai

menerima apa yang terjadi pada dirinya (Taylor, 2003).

Disaat penderita mulai menerima kondisi tubuhnya timbulah suatu

dorongan atau motivasi pada diri penderita untuk bangkit melawan penyakit yang

dideritanya. Penderita yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha bangkit dan

tidak berpasrah diri dalam menghadapi penyakit yang dideritanya walaupun

sebenarnya penyakit yang dideritanya sudah dalam stadium lanjut, sedangkan bagi

penderita yang memiliki motivasi rendah akan mudah terpuruk dan berpasrah diri

dalam menghadapi penyakit yang dideritanya.

Menurut Woolfolk (2004) terdapat dua aspek motivasi yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik ini dapat menjadikan individu

merasa tidak terpaksa dalam mengikuti suatu aktivitas, karena dorongan yang

muncul murni berasal dari dalam individu itu sendiri. Pada penderita kanker

serviks yang memiliki motivasi intrinsik melakukan berbagai pengobatan karena

memang penderita berusaha semampunya untuk bertahan hidup. Sedangkan

Page 55: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

41

motivasi ekstrinsik lebih mengarah pada suatu kegiatan yang dipengaruhi stimulus

dari luar. Penderita yang mempunyai motivasi ekstrinsik akan melakukan

serangkaian pengobatan lebih didorong oleh stimulus eksternal, sebagai

contohnya karena dipaksa berobat oleh keluarga ataupun juga mengikuti sebuah

komunitas kanker yang memberikan dukungan sosial bagi dirinya.

Dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan

kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu

tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan

anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Terdapat

5 aspek dukungan sosial yaitu dukungan emosi, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan jaringan sosial (Cohen

& McKay dalam Sarafino, 2002). Dukungan-dukungan tersebutlah yang

diharapkan bisa membantu meningkatkan motivasi berobat penderita kanker

serviks.

Selain dukungan yang dirasakan dari kebersamaan dengan orang-orang

disekitarnya, penderita yang religus akan mencari dukungan lain selain dukungan

dari orang-orang disekitarnya seperti dukungan dari Maha Sang Pencipta yaitu

Tuhan, dukungan ini sangat diperlukan oleh penderita. Penderita yang religius

yang mengalami ketakutan, depresi dan kekhawatiran akan berusaha berhubungan

dan mendekatkan diri dengan Tuhan, agar hatinya menjadi tentram dan penuh

keyakinan dalam menjalani proses pengobatan. Penderita yang religius yang yakin

akan kekuasaan Tuhannya akan memasrahkan dirinya karena hidup dan mati

semua makhluk hidup didunia ini sudah diatur oleh Tuhan YME. Oleh karenanya

Page 56: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

42

religiusitas adalah adanya keyakinan terhadap Tuhan sehingga menimbulkan rasa

aman dan tentram jiwa dan juga adanya aturan tentang perilaku hidup manusia

agar berperilaku dengan baik.

Penderita akan berusaha mengambil hikmah dibalik penyakit yang

dideritanya dan tidak akan berfikiran negatif atas apa yang menimpa diri

penderita. Karena apapun yang terjadi didunia ini pasti atas kuasa Tuhan dan

sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan kita hanya mampu berusaha

semaksimal mungkin dan tidak boleh berputus asa dengan apa yang sudah

menimpa diri kita. Dari beberapa dimensi religiusitas menurut Fetzer Institute

(1999) yang penulis pilih, yaitu Daily Spiritual Experiences, Values, Beliefs,

Forgiveness, Private Religious Practices, Religious/Spiritual Coping.

Diharapkan dengan adanya dukungan sosial beserta aspek-aspeknya dan

religiusitas beserta dimensi-dimensinya dapat sangat memberikan pengaruh yang

besar terhadap motivasi untuk berobat.

Page 57: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

43

Dukungan Sosial

Religiusitas

Motivasi

berobat

penderita

kanker

serviks

Dukungan Emosi

Dukungan Penghargaan

Dukungan Jaringan

Sosial

Dukungan Informasi

Dukungan Instrumental

Dimensi Daily Spiritual

Experiences

Dimensi Value

Dimensi Belief

Dimensi

Religious/Spiritual

Coping

Dimensi Private

Religious Practise

Dimensi Forgiveness

Page 58: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

44

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan asumsi penelitian terhadap suatu permasalahan yang masih

harus diujikan, maka hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti sebagai berikut :

Hipotesis Umum

Ha : Ada pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap motivasi untuk

berobat pada penderita kanker serviks.

Hipotesis Khusus

Ha1 : Ada pengaruh dukungan emosi terhadap motivasi untuk berobat pada

penderita kanker serviks.

Ha2 : Ada pengaruh dukungan penghargaan terhadap motivasi untuk berobat

pada penderita kanker serviks.

Ha3 : Ada pengaruh dukungan instrumental terhadap motivasi untuk berobat

pada penderita kanker serviks.

Ha4 : Ada pengaruh dukungan informasi terhadap motivasi untuk berobat pada

penderita kanker serviks.

Ha5 : Ada pengaruh dukungan jaringan sosial terhadap motivasi untuk berobat

pada penderita kanker serviks.

Ha6 : Ada pengaruh dimensi daily spiritual experience terhadap motivasi untuk

berobat pada penderita kanker serviks.

Page 59: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

45

Ha7 : Ada pengaruh dimensi value terhadap motivasi untuk berobat pada

penderita kanker serviks.

Ha8 : Ada pengaruh dimensi belief terhadap motivasi untuk berobat pada

penderita kanker serviks.

Ha9 : Ada pengaruh dimensi forgiveness terhadap motivasi untuk berobat pada

penderita kanker serviks.

Ha10 : Ada pengaruh dimensi Private religious practice terhadap motivasi untuk

berobat pada penderita kanker serviks.

Ha11 : Ada pengaruh dimensi Religious/spiritual coping terhadap motivasi

untuk berobat pada penderita kanker serviks.

Page 60: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

46

BAB III

Metode Penelitian

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kanker serviks yang sedang berobat

di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Adapun karakteristik populasi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengalami kanker serviks stadium lanjut

Mengapa penulis menginginkan penelitian ini dengan penderita kanker

serviks stadium lanjut karena penulis ingin melihat apakah motivasi

berobat dalam diri penderita yang mengalami kanker serviks stadium

lanjut masih sangat tinggi dalam menghadapi penyakitnya, ditambah lagi

dari beberapa artikel juga buku yang penulis baca penderita kanker serviks

rata-rata datang ke Rumah Sakit memang sudah dalam stadium lanjut dan

menurut Dizon (2011) semakin tinggi tingkat stadium seorang penderita

kanker serviks semakin kecil tingkat kesembuhan yang akan mereka

rasakan. Dan juga untuk melihat apakah peran dukungan sosial dan

religiusitas yang penderita rasakan sangatlah cukup berarti bagi penderita

sendiri.

b. Wanita dewasa madya (30-60 tahun)

Pertimbangan lainnya mengapa penulis mencantumkan pertimbangan

umur karena dari beberapa artikel dan buku yang kemudian penulis

simpulkan bahwa penderita kanker serviks umumnya muncul pada wanita

Page 61: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

47

berumur 30-60 tahun dan menurut Santrock (2005) wanita yang berumur

30-60 tahun termasuk dalam wanita dewasa madya.

c. Berobat rawat/inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.

Mengapa penulis memilih Rumah Sakit Kanker Dharmais, karena Rumah

Sakit ini merupakan Rumah Sakit Kanker Nasional dimana hampir semua

jenis kanker di rawat di Rumah Sakit ini termasuk kanker serviks.

Dari populasi yang ada penulis hanya akan mengambil 95 penderita sebagai

sampel di Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan karakteristik yang penulis

sebutkan diatas. Mengapa penulis hanya mengambil 95 penderita sebagai sampel

karena di Rumah Sakit Kanker Dharmais populasi dihitung setiap tahun sekali,

oleh karenanya penulis tidak bisa mengetahui jumlah populasi di Rumah Sakit

tersebut untuk menentukan sampel. Dalam penelitian ini, tekhnik yang akan

digunakan adalah tekhnik non-probability sampling yaitu tekhnik dimana setiap

populasi tidak memiliki kesempatan (peluang) yang sama untuk dijadikan sampel

(Riduwan, 2009).

3.2 Variabel Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional dari variabel Dukungan sosial adalah hasil pengukuran skala

dukungan sosial yang diadaptasi dari aspek-aspek dukungan sosial menurut

Sarafino (2002) yaitu dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental, dukungan informasi dan dukungan jaringan sosial.

Page 62: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

48

Definisi Operasional dari variabel Religiusitas adalah hasil pengukuran dimensi

religiusitas dengan menggunakan skala baku dari Fetzer (1999) yaitu dimensi

daily spiritual experience, dimensi value, dimensi belief, dimensi forgiveness,

dimensi private religious practice, dimensi religious/spiritual coping.

Definisi Operasional dari Motivasi untuk berobat adalah hasil pengukuran skala

motivasi yang diadaptasi dari aspek-aspek motivasi menurut Woolfolk (2004)

yang membedakan motivasi menjadi 2 jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala. Penggunaan skala pada pengumpulan data

didasarkan bahwa untuk mengungkap data seperti mengenai sikap terhadap

sesuatu. Adapun skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan empat

alternatif jawaban. Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori positif atau

kesetujuan (favorable) dan item yang disebut negatif atau ketidaksetujuan

(unfavorable) (Sevilla, 1993).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert dengan menggunakan 4

pilihan jawaban yakni sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Page 63: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

49

Sangat Tidak Setuju (STS).

Adapun perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang dipilih

sesuai dengan jenis pernyataan yakni favorable atau unfavorable. Jika

digambarkan dalam bentuk tabel, maka hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Bobot Nilai

Kategori Respon SS S TS STS

Favorabel 4 3 2 1

Unfavorabel 1 2 3 4

3.3.2 Instrumen penelitian

Pada penelitian ini digunakan instrument pengambilan data berupa (1) skala

dukungan sosial, (2) skala baku religiusitas, dan (3) skala motivasi. Skala yang

digunakan adalah skala model Likert. Instrumen penelitian ini terdiri dari tiga

skala, yaitu :

a. Skala Dukungan Sosial

Penulis akan membuat pernyataan-pernyataan mengenai dukungan sosial yang

penderita rasakan berdasarkan teori Sarafino (2002). Adapun blue print skala

dukungan sosial terdapat dalam tabel dibawah ini :

Page 64: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

50

Table 3.2

Blue Print Skala Dukungan Sosial

No Aspek Indikator ItemFavorable

ItemUnfavorable

Jumlah

1 DukunganEmosi

Mendapatkanrasa empati

Mendapatkanekspresi kasihsayang

1, 15

2, 10

9, 26

22, 138

2 DukunganPenghargaan

Mendapatkandoronganuntuk maju dansemangat

Mendapatkanpersetujuanketikamelakukansesuatu.

3, 23

4, 20

30, 7

12, 188

3 Dukunganinstrumental

Mendapatkanbantuan barangmaupun jasa.

8, 28 5 3

4 DukunganInformasi

Mendapatkanpengarahan.

Mendapatkanumpan balikmengenai apayangdilakukan.

6, 29

17, 11

14, 24

21 7

5 Dukunganjaringan sosial

Ikut sertadalam aktivitassosial

25, 27 16, 19 4

TOTAL 30

Didalam pernyataan-pernyataan tersebut terdapat dua jenis pernyataan yaitu

pernyataan favorable dan unfavorable dan jumlah item yang digunakan yaitu

sebanyak 30 item.

Page 65: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

51

b. Skala Religiusitas

Dalam penelitian ini menggunakan skala religiusitas dari Fetzer Institute (1999)

yang telah dibakukan. Adapun blue print skala religiusitas seperti dibawah ini :

Table 3.3

Blue Print Skala Religiusitas

No Dimensi Indikator ItemFavorable

ItemUnfavorable

Jumlah

1 Dailiy SpiritualExperience

Merasakanadanya Tuhandan dicintaiTuhan.

Menemukankekuatandalam agama.

Dekat denganTuhan.

MerasakankeindahanciptaanTuhan.

1, 10, 16

20, 29

23

5, 13 26

9

2 Value Memahaminilai-nilaidalamkehidupan.

2, 27 9 3

3 Belief KeyakinanterhadapTuhan dannilai-nilaiagama.

3, 8, 15, 24,31

5

4 Forgiveness Memaafkanorang lain.

Memaafkandiri sendiri.

Merasadiampunioleh Tuhan.

4

17

25

19

6, 28

14

7

5 Private Religious Melakukan 7, 12, 22, 4

Page 66: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

52

Practice praktekagama.

32

6 Religious/SpiritualCoping

Memintasolusi kepadaTuhan.

11, 18, 30,21

4

TOTAL 32Didalam pernyataan-pernyataan tersebut terdapat dua jenis pernyataan yaitu

pernyataan favorable dan unfavorable dan jumlah item yang digunakan yaitu

sebanyak 32 item.

c. Skala Motivasi untuk berobat

Penulis akan membuat pernyataan mengenai motivasi untuk berobat yang

dirasakan dalam diri setiap penderita kanker serviks berdasarkan teori Woolfolk

(2004). Adapun blue print skala motivasi berobat penderita kanker serviks seperti

dibawah ini :

Table 3.4

Blue Print Skala Motivasi untuk berobat

No Aspek Indikator ItemFavorable

ItemUnfavorable

Jumlah

1 Intrinsik Membutuhkanpengobatan danminat berobat

Mencari tahutentang penyakitdanpengobatannya

1,2, 15,20

4, 8, 25

7, 10, 14

3, 16, 19 13

2 Ekstrinsik Mendapatkanimbalan(reward) atauhukuman(punishment).

Mendapattekanan sosial(socialpressure).

5, 6, 9

22, 18, 13

17, 23,24

11, 12, 21

12

TOTAL 25

Page 67: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

53

Didalam pernyataan-pernyataan tersebut terdapat dua jenis pernyataan yaitu

pernyataan favorable dan unfavorable dan jumlah item yang digunakan yaitu

sebanyak 25 item.

3.4 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan penulis melakukan uji instrumen penelitian yang

berjumlah 87 item dari 3 skala yaitu dukungan sosial sebanyak 30 item,

religiusitas 32 item dan motivasi untuk berobat 25 item. Uji instrumen diberikan

kepada 30 orang penderita kanker serviks di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Adapun maksud dari uji instrument ini adalah :

a. Mengetahui validitas instrumen dimana skor tiap item berpengaruh dengan

skor total. Menurut Arikunto (dalam Riduwan, 2009) validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu

alat ukur. Jika dikatakan valid menunjukkan bahwa alat ukur dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, dalam

Riduwan, 2009). Dalam perhitunganya dilakukan dengan analisa statistic

melalui perhitungan SPSS versi 18.

b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur

tingkat reliabilitas skala tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk

mengukur derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti

sebenarnya yang diukur. Menurut Sevilla (1993) reliabilitas merupakan

derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh

instrumen penelitian. Tes dikatakan memiliki reliabilitas tinggi apabila

skor dikatakan konsisten dan dapat diandalkan. Adapun uji reliabilitas alat

Page 68: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

54

tes atau skala dengan rumus Alpha Cronbach > dari 0.60 dan perhitungan

menggunakan SPSS versi 18.

3.5 Hasil Uji Coba (Try Out)

a. Skala Dukungan Sosial

Hasil reliabilitas uji coba skala dukungan sosial sebesar 0, 888. Dari 30 item yang

dibuat, gugur sebanyak 9 item. Adapun nomor item yang valid (*) dapat dilihat

pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Blue Print Skala Dukungan Sosial

Valid (*)

No Aspek Indikator ItemFavorable

ItemUnfavorable

TotalItemValid

1 DukunganEmosi

Mendapatkanrasa empati

Mendapatkanekspresi kasihsayang

1*, 15*

2*, 10*

9, 26*

22, 13*6

2 DukunganPenghargaan

Mendapatkandorongan untukmaju dansemangat

Mendapatkanpersetujuanketikamelakukansesuatu.

3*, 23*

4*, 20

30*, 7*

12, 18

5

3 Dukunganinstrumental

Mendapatkanbantuan barangmaupun jasa.

8, 28* 5* 2

4 DukunganInformasi

Mendapatkanpengarahan.

Mendapatkanumpan balik

6*, 29*

17*, 11*

14*, 24

215

Page 69: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

55

mengenai apayangdilakukan.

5 Dukunganjaringan sosial

Ikut sertadalam aktivitassosial

25*, 27* 16*, 19 3

TOTAL 21

b. Skala Religiusitas

Hasil reliabilitas uji coba skala religiusitas sebesar 0, 877. Dari 32 item yang

dibuat, gugur sebanyak 6 item. Untuk mengetahui nomor item yang valid (*)

dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Blue Print Skala Religiusitas

Valid (*)

No Dimensi Indikator ItemFavorable

ItemUnfavorable

TotalItemValid

1 Dailiy SpiritualExperience

Merasakanadanya Tuhandan dicintaiTuhan.

Menemukankekuatandalam agama.

Dekat denganTuhan.

MerasakankeindahanciptaanTuhan.

1*, 10*,16*

20*, 29*

23*

5*, 13*

26

8

2 Value Memahaminilai-nilaidalamkehidupan.

2*, 27* 9 2

3 Belief Keyakinan 3*, 8*, 15*,

Page 70: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

56

terhadapTuhan dannilai-nilaiagama.

24*, 31* 5

4 Forgiveness Memaafkanorang lain.

Memaafkandiri sendiri.

Merasadiampuni olehTuhan.

4*

17*

25

19*

6, 28

14

3

5 Private ReligiousPractice

Melakukanpraktekagama.

7*,12*,22*, 32*

4

6 Religious/SpiritualCoping

Memintasolusi kepadaTuhan.

11*,18*,21*, 30*

4

TOTAL 26

c. Skala Motivasi Untuk Berobat

Hasil reliabilitas uji coba skala motivasi untuk berobat sebesar 0, 903. Dari 25

item yang dibuat, sebanyak 1 item gugur. Untuk mengetahui nomor item yang

valid (*) dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Skala Motivasi Untuk Berobat

Valid (*)

No Aspek Indikator ItemFavorable

ItemUnfavorable

TotalItemValid

1 Intrinsik Membutuhkanpengobatan danminat berobat

Mencari tahutentang penyakitdanpengobatannya

1*,2*,15*,20*

4*, 8*, 25*

7*, 10*, 14*

3*, 16*, 19*13

Page 71: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

57

2 Ekstrinsik Mendapatkanimbalan(reward) atauhukuman(punishment).

Mendapattekanan sosial(social pressure).

5*, 6*, 9*

22, 18*,13*

17*, 23*,24*

11*, 12*,21*

11

TOTAL 24

3.6 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh independent

variabel terhadap dependent variabel dan untuk menjawab semua pertanyaan yang

ada dirumusan masalah mengenai setiap aspek-aspek atau dimensi-dimensi yang

berpengaruh terhadap dependent variabel, oleh karenanya penulis menggunakan

teknik Multiple Regression atau analisis regresi berganda dan menggunakan

software SPSS 18.

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Tahap persiapan

1. Dimulai dengan perumusan masalah

2. Menentukan variabel penelitian

3. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapat gambaran dan landasan

teoritis yang tepat.

4. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu skala dukungan sosial, skala baku

religiusitas dan skala motivasi berobat.

5. Menentukan lokasi penelitian

Page 72: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

58

3.7.2 Tahap pengambilan data

1. Menentukan sampel penelitian

2. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian.

3. Melaksanakan pengambilan data dengan memberikan skala yang telah

disiapkan kepada responden penelitian.

3.7.3 Tahap pengolahan data

1. Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah di isi oleh

responden.

2. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

membuat tabel data.

3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk

menguji hipotesis penelitian.

3.7.4 Tahap pembahasan

1. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan

teori.

2. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas

berdasarkan data dan teori yang ada.

Page 73: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 September sampai 13 Oktober 2011 di

Rumah Sakit Kanker Dharmais, dengan melibatkan 95 penderita kanker serviks

yang sedang berobat maupun rawat inap di Rumah Sakit tersebut. Dari 95

penderita kanker serviks, 30 penderita untuk try out dan 65 penderita kanker

serviks untuk field test.

4.2 Uji Hipotesis Penelitian

4.2.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 18. Dalam regresi ada 3 hal yang

dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%)

pengaruh IV secara keseluruhan (mayor) terhadap DV dan signifikansinya, kedua

melihat apakah dari 11 IV (minor) berpengaruh secara positif maupun negatif dan

signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat besarnya kontribusi dan

signifikansi masing-masing IV terhadap DV.

Langkah pertama penulis melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen (%) pengaruh IV secara keseluruhan (mayor) terhadap DV dan

signifikansinya. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut :

Page 74: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

60

4.1 Tabel SquareModel Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate

1 0,627a 0,393 0,267 8,28883

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0,393

atau 39,3%. Artinya variasi dari motivasi untuk berobat yang dijelaskan oleh

semua independen variabel adalah sebesar 39,3%, sedangkan 60,7% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kemudian penulis menganalisis

dampak dari seluruh independen variabel terhadap motivasi untuk berobat.

Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

4.2 Tabel AnovaANOVA

Model Sum of Square Df Mean Square F Sig1 Regression 2353,352 11 213,941 3,114 0,003a

Residual 3641,350 53 68,705Total 5994,702 64

Dari tabel Anova, diperoleh F hitung sebesar 3,114 dan signifikansi

sebesar 0,003 atau lebih kecil dari alpha 5% (0,003 < 0,05). Ini berarti bahwa

besarnya variasi dari DV (motivasi untuk berobat) yang dipengaruhi oleh 11 IV

sebesar 39,3% adalah signifikan secara statistic. Hal ini berarti hipotesis mayor

yang menyebutkan bahwa ada pengaruh variabel dukungan emosi, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan jaringan

sosial dan daily spiritual experience, value, belief, forgiveness, private religious

practice, religious/spiritual coping terhadap motivasi untuk berobat diterima.

Page 75: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

61

Langkah kedua adalah melihat apakah dari 11 IV (minor) berpengaruh

secara positif maupun negative dan signifikan terhadap DV. Adapun

penyajiannya pada tabel 4.3 berikut :

4.3 Koefisien RegresiCoefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t SigB Std.Error Beta1 (Constant) 5,639 14,568 0,387 0,700

D.emosi -0,221 0,176 -0,188 -1,255 0,215D.penghargaan 0,423 0,159 0,368 2,664 0,010*D.instrumen 0,053 0,115 0,055 0,462 0,646D.informasi 0,276 0,135 0,237 2,053 0,045*D.jaringansosial 0,291 0,120 0,300 2,422 0,019*dailyspiritual -0,101 0,163 -0,092 -0,621 0,537value -0,184 0,110 -0,190 -1,672 0,100belief 0,022 0,119 0,022 0,180 0,858forgiveness 0,434 0,166 0,309 2,620 0,011*privatereligious 0,047 0,198 0,034 0,238 0,813spiritualcoping -0,152 0,119 -0,157 -1,284 0,205

Motivasi untuk berobat = 5,639 – 0,221 D.emosi + 0,423

D.penghargaan* + 0,053 D.instrumental

+ 0,276 D.informasi* + 0,291 D.jaringan

sosial* - 0,101 Daily Spiritual Experience

– 0,184 Value + 0,022 Belief + 0,434

Forgiveness* + 0,047 Private Religious

Practice – 0,152 Religious/Spiritual

Coping

Keterangan : signifikan (*)

Dari tabel 4.3, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefesien regresi

yang dihasilkan kita cukup melihat nilai Sig pada kolom yang paling kanan

(kolom ke-6), jika Sig < 0,05, maka koefesien regresi yang dihasilkan signifikan

Page 76: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

62

pengaruhnya terhadap motivasi untuk berobat dan sebaliknya. Dari hasil di atas

hanya koefesien regresi dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan

jaringan sosial, dan forgiveness yang siginifikan, sedangkan sisa lainnya tidak.

Hal ini berarti bahwa dari 11 hipotesis minor hanya empat yang signifikan.

Penjelasan dari nilai koefesien regresi yang diperoleh pada masing-masing IV

adalah sebagai berikut :

1. Aspek dukungan emosi : diperoleh nilai koefesien regresi sebesar -0,221

yang berarti bahwa dimensi dukungan emosi secara negatif mempengaruhi

motivasi untuk berobat tetapi tidak signifikan karena 0,215 > 0,05.

Semakin tinggi skor dukungan emosi maka semakin rendah motivasi

untuk berobat.

2. Aspek dukungan penghargaan : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,423 yang berarti bahwa aspek dukungan penghargaan secara positif

mempengaruhi motivasi untuk berobat dan signifikan karena 0,010 < 0,05.

Semakin tinggi skor dukungan pengahargaan maka semakin tinggi

motivasi untuk berobat.

3. Aspek dukungan instrumental : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,053 yang berarti bahwa aspek dukungan instrumental secara positif

mempengaruhi motivasi untuk berobat tetapi tidak signifikan karena 0,646

> 0,05. Semakin tinggi skor dukungan instrumental maka semakin tinggi

motivasi untuk berobat.

4. Aspek dukungan informasi : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,276

yang berarti bahwa aspek dukungan informasi secara positif

Page 77: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

63

mempengaruhi motivasi untuk berobat dan signifikan karena 0,045 < 0,05.

Semakin tinggi skor dukungan informasi maka semakin tinggi motivasi

untuk berobat.

5. Aspek dukungan jaringan sosial : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,291 yang berarti bahwa aspek dukungan jaringan sosial secara positif

mempengaruhi motivasi untuk berobat dan signifikan karena 0,019 < 0,05.

Semakin tinggi skor dukungan jaringan sosial maka semakin tinggi

motivasi untuk berobat.

6. Dimensi daily spiritual experience : diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar -0,101 yang berarti bahwa dimensi daily spiritual experience

secara positif mempengaruhi motivasi untuk berobat tetapi tidak signifikan

karena 0,537 > 0,05. Semakin tinggi skor dimensi daily spiritual

experience maka semakin rendah motivasi untuk berobat.

7. Dimensi value : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,184 yang

berarti bahwa dimensi value secara negatif mempengaruhi motivasi untuk

berobat tetapi tidak signifikan karena 0,100 > 0,05. Semakin tinggi skor

dimensi value maka semakin rendah motivasi untuk berobat.

8. Dimensi belief : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,022 yang

berarti bahwa dimensi belief secara positif mempengaruhi motivasi untuk

berobat tetapi tidak signifikan karena 0,858 > 0,05. Semakin tinggi skor

dimensi belief maka semakin tinggi motivasi untuk berobat.

9. Dimensi forgiveness : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,434 yang

berarti bahwa dimensi forgiveness secara positif mempengaruhi motivasi

Page 78: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

64

untuk berobat dan signifikan karena 0,011 < 0,05. Semakin tinggi skor

dimensi forgiveness maka semakin tinggi motivasi untuk berobat.

10. Dimensi private religious practice : diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0.047 yang berarti bahwa dimensi private religious practice secara

positif mempengaruhi motivasi untuk berobat tetapi tidak signifikan

karena 0,813 > 0,05. Semakin tinggi skor dimensi private religious

practice maka semakin tinggi motivasi untuk berobat.

11. Dimensi spiritual/religious coping : diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar -0.152 yang berarti bahwa dimensi spiritual/religious coping

secara negatif mempengaruhi motivasi untuk berobat tetapi tidak

signifikan karena 0,205 > 0,05. Semakin tinggi skor dimensi

spiritual/religious coping maka semakin rendah motivasi untuk berobat.

Pada tabel 4.3 koefesien regresi di atas, dari keempat IV yang berpengaruh

signifikan terhadap DV dapat diketahui mana yang memiliki pengaruh lebih

besar. Untuk membandingkan besar kecilnya pengaruh antara IV terhadap DV

dapat diketahui dengan cara melihat Standardized Coefficient (Beta). Maka dari

tabel di atas dapat diketahui perbandingan atau urutan IV yang memiliki pengaruh

terbesar hingga terkecil, besar kecilnya suatu nilai tidak dipengaruhi oleh negatif

ataupun positif, jika ada nilai yang negatif tetapi memiliki nilai yang besar maka

dapat dikatakan nilai tersebutlah yang bisa ditaruh diurutan pertama. Dalam

penelitian penulis dari keempat IV yang signifikan tidak ada nilai yang negatif,

dan urutannya adalah sebagai berikut : Dukungan penghargaan memiliki beta

Page 79: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

65

sebesar 0,368, jadi bisa dikatakan dukungan penghargaan memiliki nilai yang

lebih besar daripada nilai dari dukungan forgiveness dengan beta 0,309, dukungan

jaringan sosial dengan beta 0,300, dan dukungan informasi dengan beta 0,237.

4.2.2 Pengujian variasi masing-masing independen variabel

Berdasarkan hasil dari koefesien regresi, diketahui bahwa pada variabel dukungan

sosial hanya tiga dari lima aspek yang berpengaruh signifikan. Sedangkan pada

variabel religiusitas hanya satu dimensi dari enam dimensi yang berpengaruh

signifikan. Kemudian langkah yang terakhir penulis ingin melihat besarnya

kontribusi dan signifikansi masing-masing IV terhadap DV.

Tabel 4.4Variasi untuk masing-masing independen variabel

Model Summary

Model R Square

Change StatisticR SquareChange

F Change df1 df2 Sig. F Change

1 0,047 0,047 3,138 1 63 0,0812 0,161 0,114 8,409 1 62 0,005*3 0,171 0,010 0,745 1 61 0,3914 0,225 0,054 4,157 1 60 0,046*5 0,282 0,057 4,663 1 59 0,035*6 0,284 0,002 0,175 1 58 0,6777 0,299 0,015 1,223 1 57 0,2738 0,302 0,003 0,237 1 56 0,6299 0,372 0,070 6,148 1 55 0,016*10 0,374 0,002 0,133 1 54 0,71711 0,393 0,019 1,649 1 53 0,205

Total 0,393

Keterangan : signifikan (*)

Page 80: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

66

Dari tabel model summary terdapat R Square sebesar 0,393 atau 39,3%.

Nilai tersebut adalah total kontribusi dari semua IV terhadap DV. Jika penulis

jabarkan kontribusi dari setiap IV terhadap DV adalah sebagai berikut :

1. Aspek dukungan emosi memberikan kontribusi sebesar 4,7% terhadap

motivasi untuk berobat. Kontribusi tersebut tidak signifikan secara statistic

karena Sig F Change = 0,081 > 0,05

2. Aspek dukungan penghargaan memberikan kontribusi sebesar 11,4%

terhadap motivasi untuk berobat. Kontribusi tersebut signifikan secara

statistic karena Sig F Change = 0,005 < 0,05

3. Aspek dukungan instrumental memberikan kontribusi sebesar 1,0%

terhadap motivasi untuk berobat. Kontribusi tersebut tidak signifikan

secara statistic karena Sig F Change = 0,391 > 0,05

4. Aspek dukungan informasi memberikan kontribusi sebesar 5,4% terhadap

motivasi untuk berobat. Kontribusi tersebut signifikan secara statistic

karena Sig F Change = 0,046 < 0,05

5. Aspek dukungan jaringan sosial memberikan kontribusi sebesar 5,7%

terhadap motivasi untuk berobat. Kontribusi tersebut signifikan secara

statistic karena Sig F Change = 0,035 < 0,05

6. Dimensi daily spiritual experience memberikan kontribusi sebesar 0,2%

terhadap motivasi untuk berobat. Kontribusi tersebut tidak signifikan

secara statistic karena Sig F Change = 0,677 > 0,05

Page 81: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

67

7. Dimensi value memberikan kontribusi sebesar 1,5% terhadap motivasi

untuk berobat. Kontribusi tersebut tidak signifikan secara statistic karena

Sig F Change = 0,273 > 0,05

8. Dimensi belief memberikan kontribusi sebesar 0,3% terhadap motivasi

untuk berobat. Kontribusi tersebut tidak signifikan secara statistic karena

Sig F Change = 0,629 > 0,05

9. Dimensi forgiveness memberikan kontribusi sebesar 7,0% terhadap

motivasi untuk berobat. Kontribusi tersebut signifikan secara statistic

karena Sig F Change = 0,016 < 0,05

10. Dimensi private religious practise memberikan kontribusi sebesar 0,2%

terhadap motivasi untuk berobat. Kontribusi tersebut tidak signifikan

secara statistic karena Sig F Change = 0,717 > 0,05

11. Dimensi spiritual/religious coping memberikan kontribusi sebesar 1,9%

terhadap motivasi untuk berobat. Kontribusi tersebut tidak signifikan

secara statistic karena Sig F Change = 0,205 > 0,05

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada empat IV, yaitu dukungan

penghargaan, dukungan informasi, dukungan jaringan sosial, dan forgiveness

yang signifikan kontribusinya terhadap motivasi untuk berobat. Dari keempat IV

tersebut dapat dilihat mana yang paling besar memberikan kontribusinya terhadap

DV dengan melihat nilai R2 Changenya, semakin besar maka semakin banyak

kontribusi yang diberikan terhadap DV. Sebenarnya dengan melihat Standardized

Coefficient (Beta) pada tabel 4.3 Koefesien Regresi kita dapat melihat empat IV

Page 82: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

68

yang memberikan pengaruh kontribusi dari yang terbesar hingga yang terkecil,

tetapi sekedar hanya untuk menambahkan bahwa dengan cara melihat R2 Change

pada tabel 4.4 kita juga dapat melihat urutan IV yang signifikan memberikan

kontribusi dari yang terbesar hingga yang terkecil, seperti diurutan pertama

dukungan penghargaan dengan R2 Change 0,114 memiliki nilai lebih besar

dibandingkan forgiveness dengan R2 Change 0,070, dukungan jaringan sosial

dengan R2 Change 0,057 dan diurutan yang terakhir dukungan informasi dengan

R2 Change 0,054.

Page 83: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

69

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

“Terdapat pengaruh yang signifikan secara keseluruhan IV yaitu dukungan sosial

dan religiusitas terhadap DV yaitu motivasi untuk berobat pada penderita kanker

serviks”.

Namun jika dilihat dari signifikan atau tidaknya pengaruh koefesien

regresi dari masing-masing IV, ditemukan bahwa hanya terdapat empat IV yang

menghasilkan pengaruh koefesien regresi yang signifikan, yaitu dukungan

penghargaan dengan Sig = 0,010 < 0,05 , dukungan informasi dengan Sig = 0,045

< 0,05 , dukungan jaringan sosial dengan Sig = 0,019 < 0,05 dan forgiveness

dengan Sig = 0,011 < 0,05. Selain itu, keempat IV tersebut juga signifikan

pengaruh kontribusinya terhadap motivasi untuk berobat, yaitu dukungan

penghargaan dengan R2 Change 11,4% (0,005 < 0,05) ,dukungan informasi

dengan R2 Change 5,4% (0,046 < 0,05) ,dukungan jaringan sosial dengan R2

Change 5,7% (0,035 < 0,05) dan forgiveness dengan R2 Change 7,0% (0,016 <

0,05). Sedangkan variabel yang tidak signifikan baik dari segi pengaruhnya

maupun kontribusinya adalah dukungan emosi, dukungan instrumental, daily

spiritual experience, value, belief, private religious practice, dan

spiritual/religious coping.

Page 84: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

70

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh dukungan sosial terhadap

motivasi untuk berobat, hanya tiga aspek dukungan sosial yang memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap motivasi untuk berobat, yaitu dukungan

penghargaan, dukungan informasi dan dukungan jaringan sosial.

Dukungan penghargaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

motivasi untuk berobat dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,423 (0,010 <

0.05). Pengaruh pada dukungan penghargaan ini bernilai positif, artinya semakin

tinggi dukungan penghargaan maka semakin tinggi motivasi untuk berobat. Hal

ini sesuai dengan penelitian Siswanto (dalam Jurnal Epidemiologi, 1999) yang

menyimpulkan bahwa dukungan penghargaan memberikan sumbangan yang

cukup tinggi terhadap motivasi untuk sembuh.

Dari aspek-aspek Cohen & McKay (dalam Sarafino, 2002) yang penulis

baca dan penelitian Siswanto (1999) dijelaskan bahwa individu yang

mendapatkan dukungan penghargaan akan merasa bahwa dirinya masih berguna

bagi orang lain, merasa mampu melewati masa-masa yang sulit di dalam

kehidupannya dan diakui keberadaannya oleh orang-orang yang ada disekitarnya.

Penderita kanker serviks yang berpandangan seperti itu akan merasa nyaman

dengan pengobatannya karena orang-orang disekitarnya menganggap dirinya

masih berguna dan diakui sehingga dirinya akan termotivasi untuk terus berobat

walaupun mungkin pada akhirnya nanti kenyataan tidak sesuai dengan

harapannya. Sehingga semakin tinggi dukungan penghargaan yang dirasakan oleh

Page 85: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

71

penderita kanker serviks, maka tentunya semakin tinggi motivasi untuk berobat

yang mereka akan lakukan.

Selanjutnya, dukungan informasi memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap motivasi untuk berobat dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,276

(0,045 < 0,05). Pengaruh pada dukungan informasi bernilai positif, artinya

semakin tinggi dukungan informasi maka semakin tinggi pula motivasi untuk

berobat. Hal tersebut dikarenakan penderita kanker serviks yang mendapatkan

dukungan informasi yang tinggi merasa bahwa orang-orang yang ada disekitarnya

memberikan nasehat, saran, dan pengarahan yang cukup berarti dengan apa yang

ingin penderita lakukan dalam hal pengobatannya. Hal tersebut sesuai dengan

aspek-aspek yang dijelaskan oleh Cohen & McKay (dalam Sarafino, 2002) bahwa

dimensi informasi diungkapkan dalam bentuk pemberian nasehat atau saran,

pengarahan, pemberian umpan balik mengenai apa yang dilakukan individu.

Sehingga penderita merasa bahwa apa yang ingin penderita lakukan dengan

pengobatannya, orang-orang sekitar yang ada disamping penderita selalu

memberikan respon yang baik dan membuat penderita termotivasi untuk

melakukan pengobatan.

Aspek dukungan sosial yang terakhir yang memberikan pengaruh

signifikan terhadap motivasi untuk berobat adalah dukungan jaringan sosial.

Dukungan jaringan sosial memiliki nilai koefesien regresi sebesar 0,291 (0,019 <

0,05). Pengaruh pada dukungan jaringan sosial bernilai positif, artinya semakin

tinggi dukungan jaringan sosial maka semakin tinggi motivasi untuk berobat yang

dirasakan oleh penderita kanker serviks.

Page 86: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

72

Hal tersebut dikarenakan penderita merasa tidak sendiri dengan apa yang

penderita alami saat ini, orang-orang sekitar penderitapun mempercayakan kepada

penderita bahwa dalam keadaan yang seperti ini bukan berarti penderita hanya

bisa terdiam tetapi juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang penderita sukai.

Seperti yang diungkapkan oleh Cohen & McKay (dalam Sarafino, 2002) bahwa

dukungan jaringan sosial menggambarkan bentuk hubungan persahabatan yang

memungkinkan individu melakukan aktivitas sosial. Sehingga semakin tinggi

dukungan jaringan sosial yang dirasakan oleh penderita kanker serviks maka

semakin tinggi pula motivasi untuk berobat penderita kanker serviks.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dari ketiga aspek dukungan

sosial yaitu dukungan penghargaan, dukungan informasi dan dukungan jaringan

sosial memberikan pengaruh yang positif dan signifikan begitu juga dengan

kontribusi yang diberikan oleh ketiga aspek dukungan sosial tersebut. Tetapi

terdapat ketidaksesuaian hasil penelitian yang penulis lakukan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Siswanto (dalam Jurnal Epidemiologi, 1999)

dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa dari dukungan sosial hanya

dukungan penghargaan saja yang cukup berarti dalam mempengaruhi motivasi

untuk sembuh sedangkan dukungan emosi, dukungan instrumental, dukungan

informasi dan dukungan jaringan sosial kurang memiliki peran terhadap motivasi

untuk sembuh.

Namun dalam ketidaksesuaian tersebut terdapat kesamaan antara

penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh

Siswanto yaitu dukungan emosi dan dukungan instrumental sama-sama tidak

Page 87: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

73

signifikan baik dari segi pengaruh maupun kontribusinya. Dukungan emosi

memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,221 (0,215 > 0,05), artinya

dukungan emosi secara negatif mempengaruhi motivasi untuk berobat dan

berkontribusi sebesar 4,7% (0,081 > 0,05), artinya kontribusi yang diberikan oleh

dukungan emosi terhadap motivasi untuk berobat penderita kanker serviks tidak

signifikan. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan penderita kanker serviks tidak

merasakan kenyamanan dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang

disekitarnya. Misalnya, orang-orang yang ada disekitarnya terlalu memberikan

perhatian, khawatir dan terlalu perduli.

Kemudian dukungan instrumental memperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0,053 (0,646 > 0,05), artinya dukungan instrumental secara positif

mempengaruhi motivasi untuk berobat dan berkontribusi 1,0% (0,391 > 0,05),

artinya kontribusi yang diberikan oleh dukungan instrumental terhadap motivasi

untuk berobat penderita kanker serviks tidak signifikan. Walaupun mungkin

dalam aspek Cohen & McKay (dalam Sarafino, 2002) dukungan instrumental

merupakan suatu bentuk dukungan yang dapat diwujudkan dalam bentuk bantuan

langsung misalnya pemberian dana atau pemberian bantuan berupa tindakan nyata

atau benda, namun dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis penderita

kanker serviks bukan saja memerlukan bantuan berupa barang, materi ataupun

benda tetapi lebih kepada hal-hal yang bisa membuat penderita lebih termotivasi

untuk bangkit.

Kemudian untuk hasil penelitian mengenai pengaruh variabel religiusitas

terhadap motivasi untuk berobat hanya satu dimensi religiusitas yang

Page 88: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

74

mempengaruhi secara signifikan yaitu forgiveness. Forgiveness memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap motivasi untuk berobat dengan nilai koefisien

regresi sebesar 0,434 (0,011 < 0,05). Pengaruh pada forgiveness bernilai positif,

artinya semakin tinggi forgiveness maka semakin tinggi motivasi untuk berobat

penderita kanker serviks.

Hal ini mungkin karena forgiveness merupakan suatu tindakan saling

memaafkan antar sesama manusia, memaafkan diri sendiri dan suatu tindakan

meminta pengampunan Tuhan atas segala kesalahan-kesalahan yang pernah

individu tersebut lakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Idler (dalam Fetzer

Institute, 1999) bahwa forgiveness mencakup lima dimensi turunan, yaitu:

pengakuan dosa (confession), merasa diampuni oleh Tuhan (feeling forgivene by

God), merasa dimaafkan oleh orang lain (feeling forgiven by others), memaafkan

orang lain (forgiving others), dan memaafkan diri sendiri (forgiving one self).

Terdapat ketidaksesuaian antara dimensi turunan forgiveness yang

diungkapkan oleh Idler dan forgiveness yang diungkapkan oleh Kendler dkk

(2003). Menurut Idler bahwa salah satu dimensi turunan dari forgiveness adalah

merasa diampuni oleh Tuhan, sedangkan dalam Kendler faktor forgiveness tidak

menampakkan istilah Tuhan.

5.3 Saran

Berdasarkan penulisan penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis memberikan beberapa saran

Page 89: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

75

untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya yang

terkait dengan penelitian serupa, yaitu saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran Teoritis

1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya mengambil sampel yang lebih

beragam mengenai jenis kankernya agar lebih mudah dalam mendapatkan

sampel. Karena ketika penulis turun ke lapangan ada sedikit masalah,

penulis harus berpindah-pindah poliklinik untuk mendapatkan jumlah

sampel yang diinginkan, jadi ketika penelitian selanjutnya menggunakan

sampel yang beragam mungkin tidak akan sesulit yang dialami oleh

penulis.

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan meneliti variabel yang berkaitan

dengan berpikir positif. Mengapa penulis menyarankan variabel tersebut,

karena ketika individu mendapatkan suatu penyakit yang bisa dikatakan

kronis maka yang ada dipikiran individu tersebut adalah penyakit tersebut

tidak dapat disembuhkan dan kematian, mereka selalu berpikiran negatif

padahal banyak cara yang bisa mereka lakukan terlebih dahulu seperti

berobat ketimbang selalu berpikiran negatif. Bukan saja berpikir positif

terhadap penyakitnya tetapi berpikir positif terhadap orang-orang sekitar.

5.3.2 Saran praktis

1. Bagi keluarga, kerabat, dokter, dan perawat diharapakan memberikan

kepercayaan bagi penderita untuk melakukan kegiatan apapun yang ingin

penderita lakukan, buatlah mereka merasa nyaman dengan apa yang

Page 90: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

76

orang-orang sekitar lakukan, dan akuilah keberadaannya walaupun mereka

sedang dalam kondisi yang seperti itu.

2. Bagi penderita sendiri, diharapkan menjaga motivasinya. Usahakan jangan

pernah motivasinya menjadi rendah, karena kita tidak akan pernah tahu

rencana Tuhan. Dokter dan alat medis tidak bisa menentukan umur dan

nasib seseorang, hanya Tuhan yang tahu.

Page 91: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

77

Page 92: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, DJ. (1994). Psikologi Islami (Solusi Islam atas problem-problem psikologi). PustakaPelajar Yogyakarta.

Barbara, H. A and Merluzzi T. V. (2009). Religious beliefs, social support, self-efficacy andadjustment to cancer. Psyco-Oncology 18 in Wiley InterScience.

Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Press

Davidson, G. C et all. (2004). Psikologi abnormal. John Willey & Sons

Dister. (1992). Pengalaman dan motivasi beragama Ed: 2. Yogyakarta : Kanisius

Dizon dkk. (2011). 100 Tanya jawab mengenal kanker serviks. Jakarta : PT Indeks

Fetzer Institute. (1999). Multidimensional measurement of religiousness/spiritual for use inhealth research

Gottlieb, B. H. (1983). Social support strategies. Sage Publications Ltd

Kenneth, K. S. (2003). Dimensions of religiosity and their relationship to lifetime psychiatricand substance use disorders.

Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral. Gadjah Mada University Press.

Mangkunegara, Prabu. 2000. Perencanaan dan pengembangan SDM. Bandung : RefikaUtama

Mustika, M. S. (2008). Panduan spiritual kehamilan. Yogyakarta : Qudsi Media

Pace, R. W & Faules, D. F. (1998). Komunikasi organisasi : strategi meningkatkan kinerjaperusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Pintrich, P. R & Schunk, D. H. (1996). Motivation in education : theory, research andapplication 3nd ed. New Jersey : Pearson Education Inc

Purwanto, Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Riduwan. (2009). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan dan peneliti pemula.Bandung: Alfabeta

Saleh, A. R & Wahab, M. A. (2004). Psikologi suatu pengantar. Jakarta : Prenada Media

Santrock, John W. (2005). Life span development : perkembangan masa hidup, ed 5 jilid II.Jakarta : Erlangga

Page 93: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat

Sarafino, E. P. (2006). Health Psychology : biopsychosicial interactions fifth editions. JohnWilley & Sons

Sarafino, E. P. (2002). Health Psychology : biopsychosicial interactions fourth editions. JohnWilley & Sons

Sardiman, AM. (2004). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Sarwono, W. S. (2000). Pengantar umum psikologi Cet:7. Jakarta : Bulan Bintang

Sevilla, C. G dkk. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta : UI

Sheridan, L and Sally A. R. (1992). Health Psychology : challenging the biomedical model.John Willey & Sons Inc

Siswanto. (1999). Studi tentang motivasi kesembuhan pasien penderita kanker dikaitkandengan dukungan sosial dan tingkat religiusitas. Jurnal Epidemiologi Indonesia Vol.3Edisi 1

Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT Grasindo

Suryabrata, Sumadi. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Suwito, dkk. (2007). Pengaruh hipnotis lima jari terhadap penurunan kecemasan pasien kankerleher rahim di R.Kandungan RSU DR Soetomo Surabaya. Jurnal Penelitian RSU Dr.Soetomo Vol.9

Symister, P & Ronald Friend. (2003). The influence of social support and problematic supporton optimism and depression in chronic illness : a prospective study evaluating selfesteem as a mediator. State University of New York at Stony Brook. HealthPsychology. American Psychological Association

Taylor, E. S. (2009). Health Psychology seventh edition. John Willey & Sons

Woolfolk, Anita. (2004). Educational Psychology ed 9. Pearson Education

www.infoceria.com/2010/03/mengenal kanker serviks

www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2011/03/30

Yatim, Faisal. (2005). Penyakit kandungan. Jakarta : Pustaka Populer Obor

Page 94: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1761/1/MALA... · memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi untuk berobat