pengaruh celebrity endorser

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ilmu Komunikasi

Citation preview

  • PENGARUH CELEBRITY ENDORSER

    (RAFI AHMAD) TERHADAP KEPUTUSAN

    PEMBELIAN KARTU PERDANA XL

    (SUATU SURVEI PADA PENGGUNA KARTU XL

    DI KELURAHAN GEGERKALONG)

    SKRIPSI

    Untuk memenuhi salah satu syaratan sidang skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh Fajarwati Lestari

    074010282

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG

    2010

  • PENGARUH CELEBRITY ENDORSER

    (RAFI AHMAD) TERHADAP KEPUTUSAN

    PEMBELIAN KARTU PERDANA XL

    (SUATU SURVEI PADA PENGGUNA KARTU XL)

    SKRIPSI

    Untuk memenuhi salah satu syaratan sidang skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

    Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan

    Bandung, 20 Agustus 2010

    Mengetahui,

    Pembimbing,

    Yudhi Koesworodjati, SE., MPA.

    Dekan, Ketua Program Studi Manajemen,

    Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP. Dr. H. Jaja Suteja, SE., MSi.

  • Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebijakan yang terbesar,

    melainkan merupakan pula induk segala kebijakan yang lain

    (Cicero)

    Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati

    Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa berarti

    Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan

    Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan

    Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang

    diberikan Tuhan

    (Safruddin)

    Kupersembahakan skripsi ini untuk Bapak dan Ibuku

    Yang penuh dengan kesabaran dan cinta kasih

    Selalu mendoakan dan memberikan dukungan

    Terima kasih, cinta dan dukungan yang diberikan

    Merupakan sumber inspirasi untuk terus memberikan yang terbaik

  • ABSTRAK

    Saat ini persaingan antar perusaahaan operator telepon seluler semakin ketat. Mereka saling bersaing untuk memperebutkan pelanggan sebanyak-banyaknya, sehingga bila perusahaan operator seluler ingin mempengaruhi keputusan pembelian konsumen diperlukan suatu cara yang kreatif agar konsumen terpengaruh. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan celebrity endorser. Perusahaan yang bergerak dalam bidang operator telepon seluler yang menggunakan celebrity endorser salah satunya yaitu XL Axiata. Yang mana, XL Axiata menggunakan celebrity endorser untuk meningkatkan jumlah pelanggannya melalui penjualan kartu perdana.

    Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa tanggapan pengguna kartu XL terhadap celebrity endorser (Rafi Ahmad) yaitu, pengguna kartu XL setuju apabila atribut celebrity endorser yang paling dominan yang melekat pada celebrity endorser (Rafi Ahmad) adalah keterpercayaan untuk atribut kredibilitas, populer untuk atribut daya tarik, dan memiliki karisma yang dapat mempengaruhi sikap konsumen untuk atribut power. Mengenai keputusan pembelian kartu perdana XL, pengguna kartu XL paling banyak menyatakan setuju apabila dikatakan melakukan keputusan pembelian kartu perdana XL dikarenakan terpengaruh oleh perkataan celebrity endorser (Rafi Ahmad) yang dapat dipercaya {keterpercayaan}.

    Keyword : Celebrity Endorser, Keputusan Pembelian

  • KATA PENGANTAR

    Penulis mengucapkan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat memulai mengerjakan skripsi

    ini, menjalani setiap prosesnya, dan menyelesaikannya.

    Skripsi yang penulis buat berjudul Pengaruh Celebrity Endorser (Rafi

    Ahmad) Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Suatu Survei Di

    Kelurahan Gegerkalong). Diambilnya judul tersebut dikarenakan penulis melihat

    saat ini semakin banyaknya jumlah perusahaan operator telepon seluler di

    Indonesia, sehingga menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan

    operator telepon seluler dan membuat perusahaan harus berusaha mencari cara

    yang kreatif bila ingin mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan

    pembelian produk yang ditawarkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

    mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu dengan menggunakan

    celebrity endorser. Teori atribut celebrity endorser yang penulis gunakan adalah

    menurut Herbert Kelman yang terdiri dari credibility, attractiveness, dan power.

    Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

    menyelesaikan pendidikan Sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

    Universitas Pasundan. Diharapkan skripsi ini dapat menambah wawasan

    pengetahuan mengenai ilmu pemasaran.

    Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima

    kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak dan Ibuku yang dengan penuh

    kesabaran dan cinta kasih selalu mendoakan dan memberikan dukungan. Kakak-

  • kakak ku atas perhatian dan dukungannya. Terima kasih, cinta dan dukungan dari

    keluarga ini adalah sumber inspirasi untuk terus memberikan yang terbaik. Tidak

    lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada

    Bapak Yudhi Koesworodjati, SE., MPA selaku dosen pembimbing yang telah

    bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk memotivasi, mengarahkan, dan

    memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

    Selain itu, mulai dari awal penyusunan skripsi ini sampai dengan

    selesainya skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan bantuan yang

    sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila pada

    kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-

    dalamnya kepada :

    1. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

    Pasundan.

    2. Dr. Undang Juju, SE., MSi selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

    Universitas Pasundan.

    3. Dr. Atang Hermawan, SE., MSIE, AK selaku Pembantu Dekan II Fakultas

    Ekonomi Universitas Pasundan.

    4. Bapak R. Muchamad Noch, Drs selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi

    Universitas Pasundan.

    5. Dr. H. Jaja Suteja, SE., MSi selaku Ketua Program Studi Manajemen

    Universitas Pasundan.

    6. Dr. H. Juanim, SE., MSi selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

    Universitas Pasundan.

  • Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari

    segi materi maupun penyajian. Oleh karena itu, masukan berupa kritik, saran, dan

    komentar sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi. Akhir kata,

    penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Bandung, Agustus 2010

    Penulis

    Fajarwati Lestari

  • DAFTAR ISI

    MOTO

    ABSTRAK

    KATA PENGANTAR.....i

    DAFTAR ISI......iv

    DAFTAR TABEL...viii

    DAFTAR GAMBAR.....xi

    DAFTAR LAMPIRAN....xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian.......1

    1.2. Identifikasi masalah....5

    1.3. Rumusan Masalah.......6

    1.4. Tujuan Penelitian.6

    1.5. Kegunaan Penelitian....7

    BAB II KAJIAAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,

    DAN HIPOTESIS

    2.1. Kajian Pustaka.....8

    2.1.1 Pengertian Pemasaran...8

    2.1.2 Bauran Pemasaran.....9

    2.1.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran...9

    2.1.2.2 Unsur Bauran Pemasaran....10

    2.1.3 Endorser ....13

  • 2.1.3.1 Pengertian Endorser...13

    2.1.3.2 Jenis Endorser. ..14

    2.1.3.3 Atribut Endorser....14

    2.1.3.4 Faktor Pertimbangan Perusahaan Dalam Memilih

    Selebriti Untuk Mendukung Suatu Produk ...16

    2.1.4 Keputusan Pembelian ....18

    2.1.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian...19

    2.1.4.2 Pihak-Pihak yang Berperan Dalam Pengambilan

    Keputusan Pembelian.....19

    2.1.4.3 Analisis Pengambilan Keputusan Konsumen.........20

    2.1.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian........22

    2.1.4.5 Model Keputusan Pembelian......23

    2.2 Kerangka Pemikiran...32

    2.3 Hipotesis Penelitian....34

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1. Metode Penelitian .............................35

    3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel......36

    3.2.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya......36

    3.2.2. Operasionalisasi Variabel.........36

    3.3 Populasi dan Sampel..............39

    3.3.1 Populasi.....40

    3.3.2 Sampel .............40

    3.3.2.1 Ukuran Sampel........40

  • 3.3.2.2 Teknik Sampling.........41

    3.4 Sumber Data......42

    3.5 Teknik Pengumpulan Data.....42

    3.6 Teknik Skala Pengukuran.......43

    3.6.1 Uji Validitas......43

    3.6.2 Uji Reliabilitas..........44

    3.7 Metode Analisis Data.........46

    3.8 Pengujian Hipotesis............49

    3.9 Rancangan Kuesioner.............52

    3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian..53

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian..55

    4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan...55

    4.1.1.1 Struktur Organisasi.56

    4.1.1.2 Aktivitas Perusahaan..58

    4.1.2 Karakteristik Responden...62

    4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad)...65

    4.1.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Kredibilitas

    Celebrity Endorser (Rafi Ahmad)...65

    4.1.3.2 Tanggapan RespondenTerhadap Daya Tarik

    Celebrity Endorser (Rafi Ahmad)..70

  • 4.1.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Power

    Celebrity Endorser (Rafi Ahmad)...75

    4.1.4 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL......78

    4.1.5 Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan

    Pembelian Kartu Perdana XL.....86

    4.1.5.1 Uji Validitas....87

    4.1.5.2 Uji Reliabilitas.89

    4.1.6 Analisis Regresi Berganda.....91

    4.1.7 Analisi Korelasi Berganda.....92

    4.1.8 Pengujian Hipotesis....95

    4.1.8.1 Uji Hipotesis Simultan................95

    4.1.8.2 Uji Hipotesis Parsial97

    4.1.9 Koefisien Determinasi..100

    4.2 Pembahasan...101

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan...108

    5.2 Saran.110

    DAFTAR PUSTAKA...113

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    No. Judul Hal.

    1.1 Jumlah Pelanggan Setiap Perusahaan Operator Telepon Seluler

    Tahun 2009..3

    3.1 Operasionalisasi Variabel..37

    3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi....48

    3.3 Waktu Penelitian..54

    4.1 Produk PT XL Axiata Untuk Consumer.....59

    4.2 Produk PT XL Axiata Untuk Business.....60

    4.3 Jenis Kelamin Responden.....62

    4.4 Usia Responden........63

    4.5 Pendidikan Responden.........63

    4.6 Pekerjaan Responden.......64

    4.7 Penghasilan Responden.......64

    4.8 Tanggapan RespondenTerhadap Kredibilitas Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Pengetahuan).......65

    4.9 Tanggapan RespondenTerhadap Kredibilitas Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Keterampilan)..........66

    4.10 Tanggapan RespondenTerhadap Kredibilitas Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Pengalaman)....67

    4.11 Tanggapan RespondenTerhadapKredibilitas Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Jujur)..68

  • 4.12 Tanggapan RespondenTerhadap Kredibilitas Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Keterpercayaan)...69

    4.13 Tanggapan RespondenTerhadap Daya Tarik Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Gaya Hidup)...70

    4.14 Tanggapan RespondenTerhadap Daya Tarik Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Kepribadian)...71

    4.15 Tanggapan RespondenTerhadap Daya Tarik Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Populer)..72

    4.16 Tanggapan RespondenTerhadap Daya Tarik Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Penampilan Menarik)..73

    4.17 Tanggapan RespondenTerhadap Daya Tarik Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Berjiwa Muda)...74

    4.18 Tanggapan RespondenTerhadap Daya Tarik Celebrity Endorser

    (Rafi Ahmad) (Gaul).74

    4.19 Tanggapan RespondenTerhadap Power Celebrity Endorser (Rafi Ahmad)

    (Karisma Yang Dapat Mempengaruhi Pemikiran Konsumen).76

    4.20 Tanggapan RespondenTerhadap Power Celebrity Endorser (Rafi Ahmad)

    (Karisma Yang Dapat Mempengaruhi Sikap Konsumen)....77

    4.21 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Pengalaman)......78

    4.22 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Jujur).....79

    4.23 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Keterpercayaan)........80

    4.24 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Gaya Hidup).....81

    4.25 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Populer).....82

  • 4.26 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Penampilan Menarik).82

    4.27 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Berjiwa Muda)...83

    4.28 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL

    (Karisma Yang Dapat Mempengaruhi Pemikiran Konsumen)........84

    4.29 Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL

    (Karisma Yang Dapat Mempengaruhi Sikap Konsumen)....85

    4.30 Hasil Uji Validitas X1, X2, X3, dan Y........88

    4.31 Hasil Uji Reliabilitas X dan Y...90

    4.32 Coefficientsa .....91

    4.33 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi.....92

    4.34 Correlations.......93

    4.35 Model Summary.....94

    4.36 ANOVAb.......................95

    4.37 Coefficientsa......97

  • DAFTAR GAMBAR

    No. Judul Hal.

    1.1 Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Seluler.2

    2.1 Model Keputusan Pembelian.............31

    2.2 Paradigma Penelitian......34

    4.1 Struktur Organisasi XL Axiata...57

    4.2 Struktur Organisasi XL Axiata Setelah Diperbaiki........58

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No. Judul

    1. Surat Tugas Membimbing Skripsi

    2. Perkembangan Bimbingan Skripsi

    3. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) Skripsi

    4. Kuesioner

    5. Tabulasi Data Kuesioner

    6. Tabulasi Data Interval

    7. Hasil Uji Validitas

    8. Hasil Uji Reliabilitas

    9. Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Kebutuhan untuk berkomunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting

    dalam kehidupan manusia, karena tanpa adanya komunikasi manusia tidak dapat

    melakukan interaksi dengan sesama manusia maupun dengan makhluk hidup

    lainnya. Selain itu, komunikasi diperlukan sebagai proses sosialisasi, sehingga

    untuk melancarkan proses komunikasi tersebut diperlukan suatu alat sebagai

    perantara dalam berkomunikasi. Perantara tersebut dapat berupa sesuatu yang

    bersifat alami seperti panca indera yang dimiliki oleh manusia ataupun sesuatu

    yang dibuat oleh manusia, seperti teknologi telepon seluler. Telepon seluler akan

    mendukung aktivitas menjadi lebih efektif dan efisien karena ruang dan waktu

    sudah tidak lagi menjadi kendala untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

    Masyarakat sekarang sudah banyak yang menggunakan telepon seluler.

    Terbukti dengan hampir seluruh elemen kelas masyarakat telah memiliki telepon

    seluler sebagai bagian dari kebutuhan dan gaya hidup. Baik itu seorang pejabat

    negara, pengusaha, mahasiswa, pelajar hingga tukang sayur keliling hampir dapat

    dipastikan merupakan pengguna telepon seluler. Bahkan pelanggan telepon seluler

    dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Grafik peningkatan jumlah

    pelanggan telepon seluler dapat dilihat pada gambar 1.1. Pada gambar tersebut

    dapat dilihat bahwa tahun 2005 jumlah pelangan telepon seluler berjumlah 46,59

    juta pelanggan dan meningkat menjadi 132,18 juta pelanggan pada tahun 2008.

  • Gambar 1.1

    Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Seluler

    Sumber : Warta Ekonomi 9 Juni 2009

    Hadirnya telepon seluler tentunya diiringi juga dengan hadirnya operator telepon

    seluler. Saat ini, di Indonesia terdapat sebelas operator telepon seluler dari yang

    sebelumnya berjumlah sepuluh operator telepon seluler. Operator telepon seluler

    yang ada di Indonesia saat ini yaitu Telkom, Telkomsel, Indosat, XL Axiata,

    Natrindo Telepon Seluler, Hutchison CP Telecom Indonesia, Bakrie Telecom,

    Mobile-8 Telecom, Smart Telecom, Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, dan

    Batam Bintan Telekomunikasi (http://www.detikinet.com/read/2010/01/12/11

    operatorsiaprebutan35jutapelangganbaru).

    Semakin bertambahnya jumlah perusahaan operator telepon seluler di

    Indonesia, maka mengakibatkan persaingan antar perusahaan operator telepon

    seluler untuk memperoleh dan mempertahankan konsumen semakin ketat. Salah

    46,59 Juta

    63,81 Juta

    93,42 Juta

    132,18 Juta

    2005 2006 2007 2008

    Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Seluler

  • satu bukti persaingan tersebut, dapat kita lihat pada rentetan iklan perusahaan

    operator telepon seluler yang saling menawarkan tarif sms maupun panggilan

    murah bahkan gratis serta bonus internetan, dan kemudian tidak lama dari itu

    perusahaan operator telepon seluler yang lain akan mengeluarkan iklan dengan

    tagline yang sama dan saling bersautan.

    Persaingan yang ketat ini didominasi oleh tiga perusahaan besar yaitu

    Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata. Mereka saling bersaing untuk

    memperebutkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Untuk pencapaian jumlah

    pelanggan yang berhasil dicapai oleh ketiga perusahaan operator telepon seluler

    tersebut dan juga perusahaan operator telepon seluler lainnya pada akhir tahun

    2009 dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.

    Tabel 1.1

    Jumlah Pelanggan Setiap Perusahaan Operator Telepon Seluler Tahun 2009

    No. Perusahaan Operator Telepon Seluler Pelanggan Tahun 2009 1 Telkomsel 82.000.000 2 Indosat 33.100.000 3 XL Axiata 31.400.000 4 Telkom 15.700.000 5 Bakrie Telecom 10.500.000 6 Hutchison CP Telecom Indonesia 7.300.000 7 Natrindo Telepon Seluler 6.000.000 8 Mobile-8 Telecom 3.500.000 9 Smart Telecom 2.500.000 10 Sampoerna Telekomunikasi Indonesia 1.400.000 11 Batam Bintan Telekomunikasi 322.000

    Jumlah Pelanggan 193.722.000

    Sumber : http://www.detikinet.com/read/2010/03/23/operatorselulerpelanggannyamakinberjubel

  • Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa pasar operator telepon

    seluler sebagian besar dikuasai oleh tiga perusahaan besar. Pelanggan terbanyak

    dipegang oleh Telkomsel sebanyak 82.000.000 pelanggan, peringkat ke dua

    dipegang oleh Indosat sebanyak 33.100.000 pelanggan, peringkat ke tiga dipegang

    oleh XL Axiata sebanyak 31.400.000 pelanggan, dan sebanyak 47.222.000

    pelanggan dipegang oleh perusahaan operator telepon seluler lainnya.

    Melihat persaingan yang semakin ketat tersebut, maka perusahaan operator

    telepon seluler bila ingin mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

    diperlukan suatu cara yang kreatif sehingga konsumen dapat terpengaruh. Salah

    satu cara yang kreatif itu adalah dengan perusahaan operator telepon seluler

    menggunakan celebrity endorser.

    Penulis melihat salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

    operator telepon seluler yang menggunakan celebrity endorser adalah XL Axiata.

    Perusahaan XL Axiata sejak hadir di Indonesia tahun 1996 selalu berada di urutan

    ke tiga industri operator telepon seluler nasional ditinjau dari jumlah pelanggan

    (http://swa.co.id/2009/06/strategixlsebagaipemainketiga/), yang mana salah

    satu buktinya dapat dilihat pada tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa pada tahun

    2009 XL Axiata berada di urutan ke tiga industri operator telepon seluler nasional

    ditinjau dari jumlah pelanggan. Oleh karena itu, XL Axiata berusaha memperbaiki

    peringkatnya dengan meningkatkan jumlah pelanggan, yang salah satunya

    dilakukan melalui penjualan kartu perdana XL. Agar konsumen tertarik dan

    terpengaruh untuk melakukan pembelian kartu perdana XL, maka XL Axiata

    memerlukan suatu cara untuk menarik dan mempengaruhi konsumen, yaitu

  • dengan menggunakan celebrity endorser. Dipilihnya endorser dari kalangan

    selebriti dikarenakan selebriti diasumsikan lebih kredibel daripada nonselebriti,

    tampilan fisik dan karakter nonfisik selebriti membuat lebih menarik dan disukai

    oleh konsumen, serta performa, citra, dan kepopuleran selebriti dapat lebih

    menarik perhatian target konsumen sehingga dapat mempengaruhi persepsi

    mereka untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian. Untuk

    selebritinya itu sendiri, yang dipilih oleh XL Axiata sebagai endorser adalah Rafi

    Ahmad yang merupakan pembawa acara, pemain sinetron, pemain film layar

    lebar, dan juga penyanyi.

    Penggunaan celebrity endorser oleh XL Axiata dapat membuat konsumen

    terpengaruh untuk melakukan keputusan pembelian kartu perdana dan pada

    akhirnya tujuan dari perusahaan dapat tercapai,

    Berdasarkan gambaran dan uraian di atas penulis ingin mengetahui apakah

    penggunaan endorser dari kalangan selebriti dapat mempengaruhi konsumen

    untuk melakukan keputusan pembelian, yang dituangkan dalam bentuk skripsi

    yang berjudul : Pengaruh Celebrity Endorser (Rafi Ahmad) Terhadap

    Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Suatu Survei Pada Pengguna

    Kartu XL Di Kelurahan Gegerkalong)

    1.2 Identifikasi Masalah

    Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan operator telepon seluler di

    Indonesia, maka mengakibatkan persaingan yang ketat antar perusahaan operator

    telepon seluler dalam memperebutkan pelanggan yang ada. Sehingga perusahaan

  • operator telepon seluler yang ingin meningkatkan jumlah pelanggannya, perlu

    mencari suatu cara tepat agar dapat meraih pelanggan dalam persaingan yang

    ketat tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan operator telepon

    seluler untuk meningkatkan jumlah pelanggannya yaitu melalui penjualan kartu

    perdana. Agar konsumen tertarik dan terpengaruh untuk melakukan keputusan

    pembelian kartu perdana maka diperlukan suatu cara untuk menarik dan

    mempengaruhi konsumen, yaitu dengan menggunakan celebrity endorser.

    Pada penelitian ini permasalahan yang diangkat adalah berkaitan dengan

    penggunaan celebrity endorser (Rafi Ahmad) oleh perusahaan XL untuk

    mempengaruhi keputusan pembelian kartu perdana XL.

    1.3 Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka

    rumusan masalah yang diajukan yaitu sebagai berikut :

    1. Bagaimana tanggapan responden terhadap celebrity endorser (Rafi Ahmad)

    2. Bagaimana keputusan pembelian kartu perdana XL

    3. Seberapa besar pengaruh celebrity endorser (Rafi Ahmad) terhadap keputusan

    pembelian kartu perdana XL

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

    1. Tanggapan responden terhadap celebrity endorser (Rafi Ahmad).

    2. Keputusan pembelian kartu perdana XL.

  • 3. Pengaruh celebrity endorser (Rafi Ahmad) terhadap keputusan pembelian

    kartu perdana XL.

    1.5 Kegunaan Penelitian

    Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan akan menghasilkan

    kegunaan sebagai berikut :

    1. Kegunaan Akademis

    Dapat memberikan sumbangan pikiran dan informasi mengenai pengaruh

    celebrity endorser terhadap keputusan pembelian.

    2. Kegunaan Praktis

    a. Bagi Penulis, sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang

    diperoleh selama berada di bangku kuliah dan dari literatur-literatur yang

    lain, serta membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya.

    b. Bagi Perusahaan, dapat memberikan masukan mengenai seberapa besar

    pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian konsumen dan

    atribut celebrity endorser mana yang paling mempengaruhi keputusan

    pembelian konsumen. Sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan

    perusahaan.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,

    DAN HIPOTESIS

    2.1 Kajian Pustaka

    Pada kajian pustaka penulis akan memaparkan mengenai teori-teori yang

    berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

    2.1.1 Pengertian Pemasaran

    Pemasaran merupakan salah satu komponen penting yang perlu

    diperhatikan dalam sebuah perusahaan untuk dapat mempertahankan kegiatan

    usahanya secara berkesinambungan. Pemasaran mencangkup seluruh kegiatan

    perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungannya secara menguntungkan.

    Pemasaran bukan hanya untuk melakukan kesepakatan dengan konsumen.

    Banyak orang yang berfikir bahwa pemasaran hanya penjualan dan periklanan,

    tetapi sebenarnya pemasaran juga untuk memuaskan kebutuhan konsumen.

    Apabila pemasar mengerti kebutuhan konsumen, maka menjual produk akan lebih

    mudah. Selain itu, pemasaran merupakan keseluruhan bisnis yang dilihat dari hasil

    akhirnya, yaitu dari sudut pelanggan. Oleh karena itu, keberhasilan usaha tidak

    ditentukan oleh perusahaan melainkan pelanggan.

    Beberapa ahli mendefinisikan pemasaran sebagai berikut :

    Menurut American Marketing Association (2009) dalam tim Markenis

    menyatakan bahwa :

  • Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi pelanggan serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para pemangku kepentingan .

    Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

    (2008 : 6) pengertian pemasaran ialah sebagai berikut :

    Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

    pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan

    tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

    Berdasarkan pengertian pemasaran di atas dapat disimpulkan bahwa

    pemasaran adalah suatu proses untuk menciptakan dan membangun hubungan

    yang kuat dengan pelanggan yang bertujuan untuk menangkap nilai dari

    pelanggan sebagai imbalannya sehingga dapat memberikan manfaat bagi

    organisasi dan para pemangku kepentingan.

    2.1.2 Bauran Pemasaran

    Terdapat konsep utama dalam pemasaran modern. Konsep tersebut dikenal

    dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan

    konsep dasar yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang

    diharapkan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas pemasarannya.

    2.1.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran

    Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

    (2008 : 62) bauran pemasaran (marketing mix) adalah :

  • Kumpulan pemasaran taktis (produk, harga, tempat, dan promosi) yang

    dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di

    pasar.

    Sedangkan Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006 : 70) mengartikan bauran

    pemasaran (marketing mix) sebagai :

    Alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program

    pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi

    pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.

    Melihat kedua pengertian bauran pemasaran (marketing mix) di atas maka

    dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu kumpulan pemasaran

    taktis (produk, harga, tempat, dan promosi) yang dipadukan dan terdiri atas

    berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan oleh

    perusahaan sehingga menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar.

    2.1.2.2 Unsur Bauran Pemasaran

    Menurut Fandy Tjiptono (2005, 7) unsur-unsur bauran pemasaran jasa

    terdiri atas :

    1. Product (produk)

    Produk merupakan keseluruhan proses yang memberikan sejumlah nilai

    kepada konsumen. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,

    acara, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. Oleh konsumen produk tidak

    hanya dibeli fisiknya saja, akan tetapi manfaat dan nilai dari produk tersebut.

  • 2. Price (harga)

    Untuk mempermudah pemasaran, setiap produk yang siap dijual perlu untuk

    ditetapkan harga jual produk tersebut. Tujuan dari penetapan harga antara lain

    untuk bertahan, memaksimalkan laba, dan memaksimalkan penjualan. Harga

    dalam bauran pemasaran memiliki peranan penting dikarenakan harga

    memberikan penghasilan bagi perusahaan. Harga memberikan persepsi

    mengenai kualitas.

    3. Place (tempat)

    Tempat merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan saluran distribusi,

    dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada

    konsumen dan di mana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan

    dengan di mana suatu perusahaan harus melakukan kegiatannya. Mengenai

    saluran distribusi, perusahaan harus dapat memilih saluran distribusi yang

    tepat untuk menyampaikan jasanya. Saluran distribusi yang dapat dipilih oleh

    perusahaan yaitu penjual langsung, agen, agen penjual atau pembeli, dan

    waralaba.

    4. Promotion (promosi)

    Promosi merupakan salah satu cakupan bauran pemasaran yang penting dalam

    memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Hal yang perlu

    diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi yang tepat.

    Promosi itu bertujuan untuk menginformasikan (informing), membujuk

    (persuading) dan mengingatkan (reminding) konsumen untuk membeli barang

    atau jasa yang di tawarkan perusahaan.

  • 5. People (orang)

    Orang-orang dalam pemasaran jasa berfungsi sebagai penyedia jasa yang

    sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Kesuksesan pemasaran

    suatu jasa tergantung pada seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen

    sumber daya manusia. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus

    dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan

    konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.

    6. Process (proses)

    Seluruh kegiatan kerja merupakan proses. Proses itu meliputi prosedur, jadwal

    pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin di mana jasa dihasilkan dan

    disampaikan kepada konsumen. Proses dapat dibedakan menjadi dua cara,

    yaitu :

    Kompleksitas yang berhubungan dengan langkah-langkah dan tahapan proses.

    Keragaman yang berhubungan dengan adanya perubahan tahapan proses. 7. Physical Evidence (bukti fisik)

    Physical evidence merupakan lingkungan fisik perusahaan jasa di mana

    layanan diciptakan dan di mana penyedia jasa dan pelanggan berinteraksi.

    Physical evidence dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu bukti penting

    (essential evidence) yang merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh

    pemberi jasa mengenai desain dan tata letak dari gedung, ruang, dan lain-lain

    serta bukti pendukung (peripheral evidence) yang merupakan nilai tambah

    yang berfungsi sebagai pelangkap, contohnya yaitu menambahkan makanan

  • yang lebih bergizi, bantal untuk setiap tempat duduk, penanganan bagasi yang

    lebih cepat oleh suatu perusahaan penerbangan.

    2.1.3 Endorser

    Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

    menyampaikan informasi mengenai suatu produk dalam iklan tersebut. Yang

    mana, selain mereka memberikan informasi juga membujuk kita untuk membeli

    produk tersebut. Orang-orang yang berada pada iklan tersebut disebut endorser

    atau pendukung iklan.

    2.1.3.1 Pengertian Endorser

    Menurut Shimp yang dialih bahasakan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah

    Anikasari (2000 : 458) endorser adalah :

    Sebagai pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan.

    Sedangkan menurut Bearden, Richard, Mary (2008) dalam Bruno Hasson

    endorser diartikan sebagai :

    Orang yang terlibat dalam penyampaian pesan, dapat secara langsung ataupun tidak langsung.

    Berdasarkan kedua pengertian endorser di atas, maka dapat disimpulkan

    bahwa endorser adalah orang-orang yang menyampaikan pesan pada suatu iklan

    dan biasanya kita sebut orang-orang itu sebagai bintang iklan.

  • 2.1.3.2 Jenis Endorser

    Jenis endorser menurut Shimp yang dialih bahasakan oleh Revyani

    Sjahrial dan Dyah Anikasari (2000 : 459) dibagi menjadi tiga yaitu :

    1. Orang Biasa

    Orang biasa merupakan orang-orang yang tidak berasal dari kalangan selebriti

    yang disebut sebagai nonselebriti yang menggunakan atau mendukung suatu

    produk.

    2. Selebriti

    Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlit) yang dikenal masyarakat di

    dalam bidang-bidang yang berbeda.

    3. Para Ahli

    Para ahli adalah orang-orang yang pendapatnya mengenai suatu produk

    tertentu dituruti oleh orang-orang yang kurang tahu tentang produk tersebut.

    Biasanya, mereka mempunyai peran yang penting dalalam komunikasi dari

    mulut ke mulut tentang suatu produk.

    2.1.3.3 Atribut Endorser

    Menurut Herbert Kelman (2004) dalam Belch dan Belch atribut dari

    endorser yaitu :

    1. Credibility

    Kredibilitas adalah tingkatan dimana konsumen melihat suatu sumber

    (endorser) memiliki pengetahuan, keahlian atau pengalaman yang relevan dan

    sumber (endorser) tersebut dapat dipercaya untuk memberikan informasi yang

  • objektif dan tidak bias. Seorang sumber (endorser) yang memiliki keahlian dan

    atau dapat dipercaya akan lebih dapat melakukan persuasi dibandingkan

    dengan seorang sumber (endorser) yang kurang memiliki keahlian dan tidak

    dapat dipercaya. Informasi yang berasal dari sumber (endorser) yang kredibel

    mempengaruhi kepercayaan, pendapat, sikap, dan atau perilaku yang akan

    dilakukan melalui proses yang disebut internalisasi, yang mana terjadi ketika

    penerima pesan menyetujui pendapat dari komunikator yang kredibel sejak

    penerima pesan mempercayai informasi dari sumber yang akurat tersebut.

    Ketika penerima pesan menginternalisasikan pendapat atau sikap, maka sikap

    atau pendapat tersebut akan menjadi satu ke dalam sistem kepercayaan si

    penerima pesan dan mungkin akan dipertahankan walaupun sumber pemberi

    pesan tersebut telah terlupakan. Kredibilitas memiliki dua dimensi penting,

    yaitu:

    a. Expertise, merupakan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang

    dimiliki endorser.

    b. Trustworthiness, mengacu kepada kejujuran dan dapat dipercayainya

    seorang sumber.

    2. Attractiveness

    Endorser dengan tampilan fisik atau nonfisik yang menarik dapat menunjang

    iklan. Persuasi dengan menggunakan daya tarik dilakukan melalui proses

    indentifikasi, dimana penerima pesan dimotivasi untuk mencari jenis hubungan

    dengan sumber pesan dan mengadopsi kesamaan kepercayaan, sikap,

    preferensi, atau perilaku. Daya tarik endorser itu mencakup:

  • a. Similarity merupakan persepsi khalayak berkenaan dengan kesamaan yang

    dimiliki dengan endorser, kemiripan ini dapat berupa karakteristik

    demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana

    yang ditampilkan pada iklan, dan sebagainya.

    b. Familiarity, adalah pengenalan terhadap narasumber melalui exposure,

    sebagai contoh, penggunaan celebrity endorser dinilai berdasarkan tingkat

    keseringan tampil di publik.

    c. Likability adalah kesukaan audiens terhadap narasumber karena penampilan

    fisik yang menarik, perilaku yang baik, atau karakter personal lainnya.

    3. Power adalah karisma yang dipancarkan oleh narasumber untuk dapat

    mempengaruhi konsumen, sehingga konsumen sasaran terpengaruh untuk

    membeli produk. Untuk memilih selebriti yang memiliki power haruslah

    tidak sekedar populer, tetapi terkadang sudah harus sampai pada pemujaan

    terhadap celebrity endorser oleh konsumen. Jika konsumen sudah sedemikian

    memuja terhadap seorang selebriti, maka akan mudah bagi selebriti untuk

    mempengaruhi konsumen melakukan pembelian. Proses mempengaruhi

    konsumen tersebut disebut compliance.

    3.1.3.4 Faktor Pertimbangan Perusahaan Dalam Memilih Selebriti Untuk

    Mendukung Suatu Produk

    Menurut hasil survei eksekutif periklanan dalam Shimp yang dialih

    bahasakan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari (2000 : 463) menjelaskan

    tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam memilih selebriti

  • untuk mendukung produknya didasarkan pada tingkat kepentingannya, yaitu

    sebagai berikut :

    1. Kredibilitas selebriti

    Dapat dipercaya dan keahlian seorang selebriti (secara bersama-sama disebut

    kredibilitas) merupakan alasan utama untuk memilih selebriti sebagai

    pendukung periklanan. Orang-orang yang dapat dipercaya dan dianggap

    memiliki wawasan tentang isu tertentu, seperti kehandalan merek, akan

    menjadi orang yang paling mampu meyakinkan orang lain untuk mengambil

    suatu tindakan. Contohnya adalah Michael Jordan yang dipilih untuk

    mendukung Gatorade karena dia merupakan sosok yang dapat dipercaya.

    2. Kecocokan selebriti dengan khalayak

    Seorang selebriti akan menjadi pendukung yang efektif bila memiliki

    kecocokan dengan khalayak. Misalnya Grant Hill superstar NBA yang

    mendukung sepatu basket cocok untuk khalayak remaja yang berkeinginan

    untuk melempar bola basket dengan keras, melawan pemain lawan yang

    menghalang-halangi, dan memasukan bola basket dengan cara melempar

    sambil melompat pada jarak 24 kaki.

    3. Kecocokan selebriti dengan merek

    Para eksekutif menuntut agar citra selebriti, nilai, dan perilakunya sesuai

    dengan kesan yang diinginkan untuk merek yang diiklankan. Contohnya yaitu

    Grant Hill sebagai pendukung yang ideal untuk sepatu atletik Fila, karena

    reputasinya sebagai pemain basket yang hebat yang mempunyai latar belakang

    pendidikan yang kuat dan tidak dinodai dengan kesan anak nakal.

  • 4. Daya tarik selebriti

    Di dalam memilih selebriti para eksekutif mengevaluasi aspek yang berbeda

    yang dapat disatukan di bawah sebutan umum daya tarik. Daya tarik

    meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, dan pekerjaan sebagai beberapa

    dimensi penting dari konsep daya tarik. Tetapi tentu saja tidaklah sepenting

    kredibilitas.

    5. Pertimbangan lainnya

    Eksekutif dalam memilih selebriti mempertimbangkan faktor-faktor

    tambahan seperti :

    1. Biaya untuk memperoleh layanan dari selebriti.

    2. Besar kecilnya kemungkinan bahwa selebriti berada dalam masalah setelah

    suatu dukungan dilakukan.

    3. Sulit atau mudahnya selebriti dalam bekerja sama.

    4. Banyaknya merek-merek lain yang sedang didukungnya, bila selebriti

    diekspos secara berlebihan yaitu mendukung terlalu banyak produk maka

    kredibilitas dan kesukaan orang padanya akan berkurang.

    2.1.4 Keputusan Pembelian

    Semua orang dalam kehidupan sehari-harinya selalu mengambil sebuah

    keputusan seperti keputusan pembelian. Pengambilan keputusan dalam suatu

    pembelian dikarenakan pembelian yang dilakukan oleh seseorang merupakan

    suatu respon terhadap permasalahan yang ia hadapi, dalam hal ini adalah usaha

    untuk memenuhi kebutuhannya (Ristiyanti dan Ihalauw, 2005, 226).

  • 2.1.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

    Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk yang dialih

    bahasakan oleh Zoelkifli Kasip (2007 : 485) diartikan sebagai :

    Suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa

    alternatif pilihan yang ada.

    Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

    (2008 : 181) keputusan pembelian adalah :

    Keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli.

    Berdasarkan kedua pengertian keputusan pembelian di atas, maka dapat

    disimpulkan bahwa keputusan pembelian yaitu suatu keputusan yang diambil

    seseorang tentang merek mana yang akan dibeli dengan memilih satu dari

    beberapa alternatif pilihan yang ada.

    2.1.4.2 Pihak-Pihak yang Berperan Dalam Pengambilan Keputusan

    Pembelian

    Menurut Fandy Tjiptono (2008, 20) ada lima macam peranan yang dapat

    dilakukan seseorang dalam keputusan pembelian. Ada kalanya kelima peran ini

    dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan oleh

    beberapa orang. Kelima peran tersebut meliputi :

    1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

    keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk

    membeli suatu barang atau jasa tertentu.

  • 2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau

    pendapat-pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

    3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan

    pembelian, misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara

    membeli, atau di mana membelinya.

    4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.

    5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang

    atau jasa yang dibeli.

    2.1.4.3 Analisis Pengambilan Keputusan Konsumen

    Menurut Ristiyanti dan Ihalauw (2005 : 228) ada empat sudut pandang

    dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen, yaitu :

    a. Sudut Pandang Ekonomis

    Pandangan ini melihat konsumen sebagai orang yang membuat keputusan

    secara rasional. Ini berarti bahwa konsumen harus mengetahui semua alternatif

    produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap

    alternatif yang ditentukan, dilihat dari kegunaan dan kerugiannya serta harus

    dapat mengidentifikasi satu alternatif yang terbaik. Menurut para ahli ilmu

    sosial, model economic man ini tidak realistis. Alasan yang mereka

    kemukakan adalah :

    o Manusia memiliki keterbatasan kemampuan, kebiasaan, dan gerak.

    o Manusia dibatasi oleh nilai-nilai dan tujuan.

    o Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki.

  • Sehubungan dengan itu, konsumen tidak membuat keputusan yang rasional,

    tetapi keputusan yang memuaskan adalah keputusan yang cukup baik.

    b. Sudut Pandang Positif

    Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang ekonomis. Pandangan

    ini mengatakan bahwa konsumen pada dasarnya pasrah kepada

    kepentingannya sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari

    para pemasar. Kenyataannya, bentuk-bentuk promosi yang dilakukan pemasar

    juga mengenai sasaran. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang implusif

    dan irasional. Kelemahan pandangan ini adalah bahwa pandangan ini tidak

    mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan penting

    dalam setiap pembelian yang mereka lakukan, baik dalam hal mencari

    informasi tentang berbagai alternatif produk, maupun dalam menyeleksi

    produk yang dianggap akan memberikan kepuasan terbesar.

    c. Sudut Pandang Kognitif

    Sudut pandang ini menganggap bahwa konsumen sebagai cognitive man atau

    sebagai problem solver. Menurut pandangan ini, konsumen merupakan

    pengolah informasi yang senantiasa mencari dan mengevaluasi informasi

    tentang produk dan gerai. Pengolahan informasi selalu berujung pada

    pembentukan pilihan, selanjutnya terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak

    produk. Jadi, cognitive man dapat diibaratkan berdiri di antara economic man

    dan cognitive man. Cognitive man juga seringkali mempunyai pola respons

    tertentu terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali pula mengambil

    jalan pintas untuk memfasilitasi pengambilan keputusannya untuk sampai

  • pada keputusan yang memuaskan. Seseorang yang menginginkan parfum

    untuk memenuhi kebutuhan sosialisasinya akan mencari informasi sebanyak

    mungkin dan menentukan alternatif, tetapi bisa saja dia menentukan pilihan

    berdasarkan harga.

    d. Sudut Pandang Emosional

    Pandangan ini menekankan emosi sebagai pendorong utama sehingga

    konsumen membeli suatu produk. Favoritisme merupakan salah satu bukti

    bahwa seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apa pun yang

    terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan

    emosi. Orang yang suka sekali stiker sepak bola, kartu baseball, dan

    sebagainya, dengan harga tidak murah akan tetap membeli karena didorong

    oleh emosi belaka. Jadi, perasaan dan suasana hati sangat berperan dalam

    pembelian yang emosional. Mendapatkan produk yang membuat perasaan

    lebih baik merupakan keputusan rasional.

    2.1.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

    Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan

    (2007, 242) terdapat dua faktor yang mempengaruhi konsumen dalam

    pengambilan keputusan pembelian yaitu :

    1. Faktor sikap orang lain

    Sejauh mana sikap orang lain bisa mengurangi preferensi terhadap alternatif

    yang dipilih bergantung pada dua hal :

    a. Intensitas sikap negatif terhadap alternatif yang lebih disukai konsumen.

  • b. Besarnya motivasi konsumen untuk mengikuti keinginan orang lain

    tersebut.

    2. Faktor situasi yang tak diperkirakan

    Faktor situasi yang tidak diperkirakan ini mungkin dapat timbul secara tiba-

    tiba dan mengubah maksud pembelian. Seorang konsumen mungkin

    kehilangan pekerjaannya saat masa krisis ekonomi, pembelian yang lain

    menjadi lebih penting.

    2.1.4.5 Model Keputusan Pembelian

    Model keputusan pembelian yang dikemukan oleh Schiffman dan Kanuk

    yang dialih bahasakan oleh Zoelkifli Kasip (2007 : 493) terdiri dari tiga

    komponen, yaitu sebagai berikut :

    o Masukan

    Komponen masukan mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai

    sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai,

    sikap, dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Yang utama

    dalam komponen masukan adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran

    perusahaan.

    Pemasaran

    Aktivitas-aktivitas pemasaran perusahaan merupakan usaha-usaha langsung

    untuk menjangkau, menginformasikan dan membujuk konsumen untuk

    membeli dan menggunakan produk tertentu. Usaha-usaha tersebut meliputi 4P

    atau bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, promotion.

  • Sosiobudaya

    a. Keluarga

    Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting

    dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan

    primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan dua keluarga

    dalam kehidupan pembeli, yaitu keluarga orientasi yang terdiri dari orang

    tua dan saudara kandung seseorang serta keluarga prokreasi yaitu

    pasangan dan anak seseorang (Kotler dan Keller dialih bahasakan oleh

    Benyamin Molan, 2007, 219).

    b. Sumber Informal

    Sumber informal umumnya lebih dipercaya. Contohnya kita lebih percaya

    pada tetangga yang baru saja membeli komputer merek X daripada apa

    yang disampaikan oleh pemasar komputer merek X. Kepercayaan ini tidak

    terlepas dari sifat dari sumber informal itu sendiri yang dinilai oleh

    konsumen tidak mempunyai kepentingan atas apa yang disampaikan

    kepada pihak lain. Ini berbeda dengan pemasar yang memiliki keinginan

    supaya produk yang ditawarkan laku. Karena sumber informal tidak

    memiliki kepentingan maka cenderung obyektif. Sumber informal yang

    mempunyai pengaruh kuat untuk mempengaruhi konsumen disebut

    sebagai opinion leader (Tatik Suryani, 2008, 185).

    c. Sumber Nonkomersial

    Sumber nonkomersial merupakan sumber informasi yang bukan berasal

    dari pemasar. Contohnya yaitu komentar teman, editorial di surat kabar,

  • pemakaian oleh anggota keluarga, artikel pada consumer reports, atau

    pandangan para konsumen berpengalaman yang ikut serta dalam kelompok

    diskusi khusus di internet (Schiffman dan Kanuk dialih bahasakan oleh

    Zoelkifli Kasip, 2007, 492).

    d. Kelas Sosial

    Kelas sosial didefiniskan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam

    suatu hierarki status kelas yang berbeda, sehingga para anggota setiap

    kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota kelas

    lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori

    kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki dari yang paling rendah

    sampai yang paling tinggi (Schiffman dan Kanuk dialih bahasakan oleh

    Zoelkifli Kasip, 2007, 329).

    e. Budaya

    Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-

    anak yang sedang bertumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, dan

    perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Anak-anak

    yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh oleh nilai-nilai

    seperti prestasi dan keberhasilan, kepraktisan, kemajuan, individualisme,

    dan berjiwa muda (Kotler dan Keller dialih bahasakan oleh Benyamin

    Molan, 2007, 214).

    f. Subbudaya

    Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah subbudaya yang lebih

    menampilkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.

  • Subbudaya mencangkup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah

    geografis (Kotler dan Keller dialih bahasakan oleh Benyamin Molan,

    2007, 214).

    o Proses

    Komponen proses memperlihatkan bagaimana konsumen membuat keputusan-

    keputusan. Proses pengambilan keputusan oleh konsumen terdiri dari tiga

    tahap yaitu sebagai berikut :

    1. Pengenalan Kebutuhan

    Pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika konsumen dihadapkan

    dengan suatu masalah. Contohnya adalah sebuah keluarga yang

    menginginkan memiliki keluarga besar dan keluarga tersebut hanya

    memiliki apartemen yang kecil maka keluarga tersebut memutuskan untuk

    membeli sebuah rumah. Di kalangan konsumen, tampaknya ada dua gaya

    pengenalan kebutuhan atau masalah yang berbeda. Beberapa konsumen

    merupakan tipe keadaan yang sebenarnya, yang merasa bahwa mereka

    mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara

    memuaskan. Konsumen lain adalah tipe keadaan yang diinginkan, di mana

    bagi mereka keinginan terhadap sesuatu yang baru, dapat menggerakkan

    proses keputusan.

    2. Penelitian Sebelum Pembelian

    Penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen merasakan adanya

    kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu

    produk. Ingatan kepada pengalaman masa lalu dapat memberikan

  • informasi yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan

    sekarang ini. Sebaliknya, jika konsumen tidak mempunyai pengalaman

    sebelumnya, ia mungkin harus melakukan penelitian untuk memperoleh

    informasi yang berguna sebagai dasar pemilihan.

    Konsumen biasanya mencoba mengingat (bidang psikologi yang terdapat

    pada model keputusan pembelian) sebelum mencari berbagai sumber

    informasi eksternal mengenai kebutuhan yang berhubungan dengan

    konsumsi tertentu. Pengalaman yang lalu dianggap sebagai sumber

    informasi internal. Semakin besar kaitannya dengan pengalaman yang lalu,

    semakin sedikit informasi luar yang mungkin dibutuhkan konsumen untuk

    mencapai keputusan. Banyak keputusan konsumen yang didasarkan

    kepada gabungan pengalaman yang lalu (sumber internal) dan informasi

    pemasar dan nonkomersial (sumber eksternal).

    3. Penilaian Alternatif

    Ketika menilai berbagai alternatif potensial, para konsumen cenderung

    menggunakan dua macam informasi : (1) daftar merek yang akan

    mereka rencanakan untuk dipilih (serangkaian merek yang diminati) dan

    (2) kriteria yang akan mereka pergunakan untuk menilai setiap merek.

    Melakukan pilihan dari contoh semua merek yang mungkin dapat dipilih

    merupakan karakter manusia yang membantu menyederhanakan

    pengambilan keputusan.

    Area psikologis adalah pengaruh internal yang mempengaruhi

    pengambilan keputusan konsumen (apa yang mereka butuhkan atau

  • inginkan, kesadaran mereka terhadap berbagai pilihan produk atau jasa,

    kegiatan mereka dalam pengumpulan informasi, dan penilaian mereka

    mengenai berbagai alternatif). Pengaruh-pengaruh internal tersebut adalah:

    a. Motivasi

    Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu

    yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut

    dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan

    yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang

    untuk mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang mereka harapkan

    akan memenuhi kebutuhan mereka dan dengan demikian akan

    membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan. Tujuan dan pola

    tindakan yang mereka lakukan merupakan hasil proses belajar individu

    (Schiffman dan Kanuk dialih bahasakan oleh Zoelkifli Kasip, 2007, 72).

    b. Persepsi

    Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk

    memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti

    dan masuk akal mengenai dunia. Proses ini dapat dijelaskan sebagai

    bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita. Dua individu mungkin

    menerima stimuli yang sama dalam kondisi yang sama, tetapi bagiamana

    setiap orang mengenal, memilih, mengatur, dan menafsirkannya

    merupakan proses yang sangat individual berdasarkan kebutuhan, nilai-

    nilai, dan harapan setiap orang itu sendiri (Schiffman dan Kanuk dialih

    bahasakan oleh Zoelkifli Kasip, 2007, 137).

  • c. Pembelajaran

    Pembelajaran dapat dianggap sebagai proses bagi para individu untuk

    memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan pemakaian yang

    mereka terapkan pada perilaku yang akan datang (Schiffman dan Kanuk

    dialih bahasakan oleh Zoelkifli Kasip, 2007, 179).

    d. Kepribadian

    Kepribadian didefinisikan sebagai ciri-ciri kejiwaan (kualitas, sifat,

    pembawaan, dan kemampuan mempengaruhi orang lain) dalam diri yang

    menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap

    lingkungannya. Sifat-sifat dasar kepribadian yaitu mencerminkan

    perbedaan, bersifat konsisten dan tahan lama serta dapat berubah

    (Schiffman dan Kanuk dialih bahasakan oleh Zoelkifli Kasip, 2007, 107).

    e. Sikap

    Sikap merupakan bentuk evaluasi seseorang yang konsisten terhadap

    sesuatu, dirinya sendiri, maupun lingkungannya. Sikap mempunyai

    beberapa karakteristik yaitu memiliki objek, mempunyai arah, tingkatan,

    dan intensitas, mempunyai struktur serta sikap adalah dipelajari

    (Schiffman dan Kanuk dialih bahasakan oleh Zoelkifli Kasip, 2007, 222).

    o Keluaran

    Komponen keluaran menyangkut dua kegiatan pasca pembelian, yaitu :

    1. Perilaku Pembelian

    Konsumen melakukan tiga tipe pembelian yaitu pembelian percobaan,

    pembelian ulangan, dan pembelian komitmen jangka panjang. Ketika

  • konsumen membeli suatu produk (merek) untuk pertama kalinya dengan

    jumlah lebih sedikit dari biasanya, pembelian ini akan dianggap suatu

    percobaan. Jadi, percobaan merupakan tahap perilaku pembelian yang

    bersifat penjajakan di mana konsumen berusaha menilai suatu produk

    melalui pemakaian langsung. Jika suatu merek baru dalam kategori produk

    yang sudah mapan berdasarkan percobaan dirasakan lebih memuaskan

    atau lebih baik daripada merek-merek lain, konsumen mungkin

    mengulangi pembelian. Komitmen jangka panjang merupakan komitmen

    yang ditetapkan dan akan dilakukan dalam jangka waktu yang lama setelah

    konsumen mengetahui dan menyimpulkan mengenai suatu produk atau

    jasa yang mereka butuhkan. Dimana penyimpulan tersebut diambil setelah

    melakukan semua penelitian sebelum membeli dan evaluasi alternatif yang

    ada.

    2. Penilaian Pasca Pembelian

    Tingkat analisis pasca pembelian yang dilakukan konsumen tergantung

    pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam

    memakai produk tersebut. Jika produk tersebut berfungsi sesuai dengan

    harapan, mereka mungkin akan membelinya lagi. Tetapi, jika kinerja

    produk mengecewakan atau tidak memenuhi harapan, mereka akan

    mencari berbagai alternatif yang lebih sesuai. Jadi, penilaian pasca

    pembelian konsumen memberikan umpan balik seperti pengalaman

    terhadap psikologi konsumen dan membantu mempengaruhi keputusan

    yang berkaitan di waktu yang akan datang.

  • Untuk lebih jelasnya mengenai keputusan pembelian konsumen, maka

    dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

    Gambar 2.1

    Model Keputusan Pembelian

    Sumber : Schiffman dan Kanuk (2007 : 493), Perilaku Konsumen,

    Edisi Ketujuh, Alih bahasa : Zoelkifli Kasip, Jakarta : Indeks

    Lingkungan Sosiobudaya : keluarga, sumber informal, sumber nonkomersial, kelas sosial, budaya, dan subbudaya

    Pengaruh Eksternal

    Usaha-Usaha Pemasaran Perusahaan

    4PMasukan

    Pengaruh Internal

    Pengenalan kebutuhan

    Penelitian sebelum pembelian

    Evaluasi alternatif

    Area psikologis 1. Motivasi 2. Persepsi 3. Pembelajaran 4. Kepribadian 5. Sikap

    Proses

    Pengalaman

    Perilaku Setelah KeputusanKeluaran Evaluasi

    setelah beli

    Pembelian : (1) Percobaan, (2)Pembelian ulang

  • 2.2 Kerangka Pemikiran

    Banyaknya perusahaan operator telepon seluler di Indonesia

    mengakibatkan setiap perusahaan operator telepon seluler harus berfikir untuk

    mendapatkan ide agar konsumen terpengaruh untuk melakukan keputusan

    pembelian produk yang perusahaan operator telepon seluler tawarkan. Salah satu

    cara yang dapat dilakukan perusahaan operator telepon seluler yaitu dengan

    menggunakan celebrity endorser.

    Celebrity endorser adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlit) yang dikenal

    masyarakat di dalam bidang-bidang yang berbeda yang dapat mempengaruhi

    karena prestasinya (Shimp yang dialih bahasakan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah

    Anikasari, 2000, 460). Perusahaan banyak yang menggunakan jasa selebriti untuk

    mendukung produknya dikarenakan selebriti dipandang sebagai individu yang

    digemari oleh masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang

    membedakannya dari individu lain, kata-kata yang diucapkan merupakan

    karisma dari seorang selebriti yang mampu mempengaruhi seseorang untuk

    berhenti dan mengarahkan perhatian kepadanya sehingga konsumen dapat

    terpengaruh karenanya. Selain itu, menggunakan selebriti sebagai endorser dapat

    mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan mendongkrak penjualan

    produk (Shimp yang dialih bahasakan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari,

    2000, 459). Pengertian dari keputusan pembelian itu sendiri adalah tahap

    selanjutnya setelah adanya niat untuk membeli (Morissan, 2007, 84).

    Celebrity endorser dan keputusan pembelian memiliki suatu hubungan.

    Hubungan tersebut berbentuk hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifat

  • sebab akibat, dimana ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan

    variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono, 2008, 56). Yang mana,

    dalam penelitian ini celebrity endorser (variabel independen) dapat

    mempengaruhi suatu keputusan pembelian (variabel dependen). Bahwa celebrity

    endorser dapat mempengaruhi keputusan pembelian dapat dilihat dari hasil

    penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan

    oleh Sri Hastuti (2009 : 93). Yang mana, hasil penelitian yang didapatkan yaitu

    bahwa secara simultan celebrity endorser pada iklan Ponds yang terdiri dari

    atribut kredibilitas, daya tarik, dan power berpengaruh signifikan terhadap

    keputusan pembelian konsumen dan secara parsial atribut celebrity endorser pada

    iklan Ponds yaitu kredibilitas, daya tarik, dan power juga berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan atribut celebrity endorser

    pada iklan Ponds yang paling dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian

    konsumen adalah kredibilitas. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Manjawati Arina (2007 : 89). Yang mana, hasil penelitiannya menunjukkan

    bahwa selebriti pendukung (celebrity endorser) Luna Maya yang terdiri dari

    faktor kredibilitas, daya tarik, dan power secara bersama-sama berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap keputusan pembelian sabun Lux dan secara parsial pun

    ketiga faktor tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

    pembelian sabun Lux. Untuk faktor yang paling dominan yang berpengaruh

    terhadap keputusan pembelian sabun Lux adalah kredibilitas.

    Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat digambarkan

    paradigma penelitian sebagai berikut :

  • Gambar 2.2

    Paradigma Penelitian

    Sumber : Sugiyono, (2008 : 64), Metode Penelitiaan Bisnis, Bandung : Alfabeta

    2.3 Hipotesis Penelitian

    1. Hipotesis Simultan

    Celebrity endorser (Rafi Ahmad) yang terdiri dari atribut kredibilitas, daya

    tarik, dan power secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

    keputusan pembelian kartu perdana XL.

    2. Hipotesis Parsial

    a. Kredibilitas selebriti berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

    kartu perdana XL.

    b. Daya tarik selebriti berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

    kartu perdana XL.

    c. Power selebriti berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

    kartu perdana XL.

    Keputusan

    Pembelian Kartu

    Perdana XL

    ( Y)

    Celebrity Endorser (X)

    Credibility (X1) Atractiveness (X2) Power (X3)

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode survei,

    yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang

    alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya

    mengedarkan kuesioner, wawancara, dan sebagainya (Sugiyono, 2008, 11).

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang mana

    digunakan untuk menggambarkan mengenai bagaimana tanggapan responden

    terhadap celebrity endorser (Rafi Ahmad) dan keputusan pembelian kartu perdana

    XL. Untuk pengertian penelitian deskriptif itu sendiri menurut Zulganef (2008 :

    154) merupakan jenis penelitian yang berusaha mengungkapkan suatu masalah,

    keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya, bertujuan untuk menggambarkan

    secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik populasi atau bidang tertentu,

    serta kesimpulan yang diberikan selalu memiliki dasar faktual yang jelas sehingga

    semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Selain

    itu, digunakan juga penelitian verifikatif yang menurut Zulganef (2008 : 132)

    penelitian verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji

    kebenaran atau mengecek hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

    Penggunaan penelitian verifiaktif ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

    pengaruh celebrity endorser (Rafi Ahmad) terhadap keputusan pembelian kartu

    perdana XL.

  • 3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

    Definisi dan operasionalisasi variabel dari penelitian yang penulis lakukan

    dapat dilihat pada bagian di bawah ini.

    3.2.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya

    Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau

    kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008, 59).

    Variabel dalam penelitian ini terdiri atas :

    1. Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

    menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

    2008, 59), yaitu celebrity endorser (Rafi Ahmad).

    b. Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

    karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008, 59), yaitu keputusan

    pembelian kartu perdana XL.

    Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yaitu

    skala yang menunjukkan perbedaan kategori yang satu dengan lainnya. Namun,

    perbedaan itu bukan perbedaan setatar tetapi tingkatan (Zulganef, 2008, 50).

    3.2.2 Operasionalisasi Variabel

    Operasionalisasi variabel dari penelitian yang penulis lakukan disajikan

    pada tabel 3.1 di bawah ini.

  • Tabel 3.1

    Operasionalisasi Variabel

    Variabel Konsep Variabel

    Sub Variabel

    Indikator Ukuran Skala

    Celebrity Endorser

    (X)

    Celebrity endorser, yaitu merupakan tokoh (aktor, penghibur, atau atlit) yang dikenal masyarakat di dalam bidang-bidang yang berbeda yang dapat mempengaruhi karena prestasinya (Shimp yang dialih bahasakan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari, 2000, 460)

    Credibility (Kredibilitas)

    X1

    Attractiveness (Daya Tarik)

    X2

    1. Expertise (Keahlian) - Pengetahuan -Keterampilan - Pengalaman 2. Trustworthi

    ness :

    - Jujur

    - Keterperca-yaan

    1. Similarity

    - Gaya hidup - Kepribadian 2.Familiarity :- Populer

    3.Likability - Penampilan

    menarik

    -Tingkat pengetahuan -Tingkat keterampilan -Tingkat

    pengalaman

    -Tingkat kejujuran

    -Tingkat keterperca- yaan

    -Tingkat daya tarik -Tingkat daya tarik

    -Tingkat daya Tarik -Tingkat daya tarik

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

  • Variabel Konsep Variabel

    Sub Variabel

    Indikator Ukuran Skala

    Keputu-san

    Pembe-lian (Y)

    Keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang di beli (Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, 2008, 181)

    Power

    X3

    - Berjiwa muda

    - Gaul - Karisma

    yang dapat mempengaruhi pemi kiran konsumen

    - Karisma yang dapat

    mempenga ruhi sikap konsumen

    -Pengalaman -Jujur -Keterper cayaan -Gaya hidup -Populer -Penampilan menarik -Berjiwa muda

    -Tingkat daya tarik -Tingkat daya tarik -Tingkat karisma -Tingkat karisma

    -Tk.keputusan pembelian -Tk.keputusan pembelian -Tk.keputusan pembelian -Tk.keputusan pembelian -Tk.keputusan pembelian -Tk.keputusan pembelian -Tk.keputusan pembelian

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

  • Variabel Konsep

    Variabel

    Sub

    Variabel

    Indikator Ukuran Skala

    (Keputusan pembelian ini didasarkan pada faktor yang ada pada diri celebrity endorser dengan kesesuian-nya pada produk yang didukung atau di-endorser (Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 3, September 2008)

    - Karisma yang dapat mempengaruhi pemi kiran konsumen

    - Karisma

    yang dapat mempengaruhi sikap konsumen

    Tk.keputusan Pembelian Tk.keputusan pembelian

    Ordinal

    Ordinal

    Sumber : Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1 Nomor 3 September 2008,

    Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio Pada Mio Automatic Club Medan & Belch & Belch

    (2004 : 172), Advertising And Promotion : And Integrated Marketing Communication Perspective, New York : The McGraw-Hill Companies

    3.3 Populasi dan Sampel

    Bagian ini akan memaparkan mengenai populasi, sampel, ukuran sampel,

    dan teknik sampling dari penelitian yang digunakan oleh penulis.

  • 3.3.1 Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008, 115).

    Orang-orang yang bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Gegerkalong

    merupakan populasi yang diteliti oleh penulis dengan jumlah populasinya

    sebanyak 23.457 orang (http://bandung.go.id/fa=kecamatan-sukasari/kelurahan-

    gegerkalong.detail).

    3.3.2 Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi tersebut (Sugiyono, 2008, 116). Orang-orang yang menggunakan telepon

    seluler dengan kartu XL merupakan sampel dari penelitian yang penulis lakukan.

    3.3.2.1 Ukuran Sampel

    Penentuan ukuran sampel responden dilakukan dengan menggunakan

    rumus slovin (Husein Umar, 2005, 280), yaitu sebagai berikut :

    21 NeNn +=

    Dimana :

    n = ukuran sampel

    N = jumlah populasi

    e = persentase kelonggaran ketidakpastian dengan tingkat kesalahan 10%

  • Populasi berjumlah 23.457 orang (http://bandung.go.id/fa=kecamatan-

    sukasari/kelurahan-gegerkalong.detail) dan tingkat kesalahan yang digunakan

    sebesar 10% (0,1) atau dapat dikatakan tingkat keakuratannya sebesar 90% (0,9),

    maka sampel yang diambil untuk mewakili populasi tersebut yaitu sebesar :

    21 NeNn +=

    )1,023457(123457

    2+=n

    57,23523457=n

    58,99=n

    Setelah dibulatkan maka jumlah responden adalah 100 orang.

    3.3.2.2 Teknik Sampling

    Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah teknik non

    probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

    peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

    dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008, 120). Jenis teknik non probability

    sampling yang digunakan adalah sampling insidental, yang merupakan teknik

    penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan

  • atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

    dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data

    (Sugiyono, 2008, 122).

    3.4 Sumber Data

    Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah :

    1. Data primer

    Data yang berasal dari sumber asli atau pertama dan tidak tersedia dalam

    bentuk file. Data ini harus dicari melalui nara sumber atau dalam istilah

    teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang

    yang kita jadikan sarana untuk mendapatkan informasi ataupun data (Jonathan

    Sarwono, 2006, 11).

    2. Data sekunder

    Data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan,

    misalnya di perpustakaan, perusahaan, organisasi perdagangan, dan lain-lain

    (Jonathan Sarwono, 2006, 11).

    3.5 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah:

    1. Penelitian Kepustakaan

    Penelitian kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara membaca, mencatat, dan mempelajari melalui buku-buku,

    literatur, dan diktat-diktat yang berkaitan serta mendukung penelitian.

  • d. Penelitian Lapangan

    Merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap objek

    penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Untuk memperoleh data

    yang diperlukan dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yaitu merupakan

    teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

    pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab

    (Sugiyono, 2008, 199).

    3. Wawancara

    Suatu proses interaksi dan komunikasi antara peneliti dengan responden

    (Zulganef, 2008, 172).

    3.6 Teknik Skala Pengukuran

    Teknik skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, yaitu teknik

    skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

    atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008, 132). Skala

    likert yang penulis gunakan dibuat dalam bentuk pilihan berganda.

    3.6.1 Uji Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

    kesahihan suatu instrumen. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya

    diukur (Supramono dan Maryanto, 2005, 52).

    Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis faktor, yaitu dengan

    cara mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor dan

  • mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tersebut positif dan

    besarnya 0,3 ke atas maka dinyatakan valid (Sugiyono, 2008, 178). Agar

    mempermudah dan mempercepat uji validitas maka penulis mengggunakan Excel

    untuk melakukan uji validitas.

    Untuk mencari nilai korelasi itu sendiri digunakan rumus korelasi pearson

    product moment sebagai berikut :

    ( )( )( )

    =

    2222 )()(

    ))(()(

    iiii

    iiii

    yynxxn

    yxyxnr

    Dimana :

    r = koefisien korelasi

    n = jumlah sampel

    xi = item pertanyaan

    yi = total skor item pertanyaan

    3.6.2 Uji Reliabilitas

    Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila

    diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Supramono dan

    Maryanto, 2005, 52).

    Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua (split

    half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Pengujian reliabilitas ini,

  • butir-butir instrumen di belah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan

    genap. Selanjutnya skor data setiap kelompok disusun sendiri. Kemudian skor

    butir dijumlahkan sehingga mengahasilkan skor total dan skor total antara

    kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya. Setelah itu, koefisien korelasi

    tersebut dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown berikut ini (Sugiyono,

    2008, 190) :

    rrr

    b

    bi += 1

    .2

    Dimana :

    ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

    rb = korelasi pearson product moment antara belahan pertama dan kedua

    Sedangkan rumus untuk mencari rb yaitu sebagai berikut :

    ( )( )( )

    =

    2222 )()(

    ))(()(

    BBnAAn

    BAABnrb

    Dimana :

    A = variabel nomor ganjil

    B = variabel nomor genap

    n = jumlah sampel

    Untuk mempermudah dan mempercepat uji reliabilitas maka penulis

    mengggunakan Excel untuk melakukan uji reliabilitas.

  • 3.7 Metode Analisis Data

    Data yang berhasil dikumpulkan dari responden kemudian diolah

    menggunakan perhitungan statistik. Akan tetapi, dalam perhitungan statistik ini

    penulis dibantu dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program for Social

    Science) versi 17. Penulis juga menggunakan metode MSI (Method of Successive

    Interval) untuk mengubah data yang berskala ordinal menjadi skala interval.

    Langkah-langkah metode MSI (Method of Successive Interval) yaitu sebagai

    berikut :

    1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.

    2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4,5 dan

    dinyatakan sebagai frekuensi.

    3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

    proporsi.

    4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi

    secara berurutan perkolom skor.

    5. Gunakan tabel distribusi normal, dihitung nilai Z untuk setiap proporsi

    kumulatif yang diperoleh.

    6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan

    menggunakan tabel tinggi densitas).

    7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :

    kepadatan batas bawah kepadatan batas atas

    daerah di bawah batas atas daerah di bawah batas bawah NS =

  • 8. Menentukan nilai transformasi dengan rumus :

    Y = NS [1+(NSmin)]

    Untuk memudahkan dan mempercepat perubahan data dari data skala ordinal ke

    dalam skala interval, maka penulis menggunakan Excel.

    Alat perhitungan statistik yang digunakan oleh penulis untuk mengolah

    data yaitu sebagai berikut :

    a. Regresi Berganda

    Regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana perubahan

    nilai variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen dinaik turunkan

    nilainya (Sugiyono, 2008, 277). Persamaan regresi berganda yaitu sebagai berikut:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 ++ bnXn + e

    Dimana :

    Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

    a = konstanta

    b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

    ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

    independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan

    X = subyek pada varibel independen yang mempunyai nilai tertentu

    e = error atau residual

  • b. Korelasi Berganda

    Korelasi berganda digunakan untuk menguji hipotesis tentang dua variabel

    independen atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen

    (Sugiyono, 2008, 256). Rumus korelasi berganda yaitu sebagai berikut:

    ++=

    yyxbyxbyxbR 2 333222111

    Dimana :

    R = koefisien korelasi berganda

    b = koefisien regresi

    Kriteria Korelasi Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut

    Sugiyono (2008, 250), yaitu sebagai berikut :

    Tabel 3.2

    Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,00 - 0,199 Sangat rendah

    0,20 - 0,399 Rendah

    0,40 - 0,599 Sedang

    0,60 - 0,799 Kuat

    0,80 - 1,00 Sangat kuat Sumber : Sugiyono (2008, 250), Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta

  • 3. Koefisien Determinasi

    Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besarnya persentase (%)

    pengaruh variabel X (celebrity endorser) terhadap variabel Y (keputusan

    pembelian kartu perdana XL) (Sugiyono, 2008, 252). Rumus koefisien

    determinasi yaitu :

    KD = R2 X 100%

    Dimana :

    KD = koefisien determinasi

    R 2 = kuadrat koefisien korelasi

    3.8 Pengujian Hipotesis

    Pengujian hipotesis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu :

    a. Pengujian Hipotesis Simultan

    Ho : 1, 2, 3 = 0 artinya celebrity endorser (Rafi Ahmad) (X) yang

    terdiri dari kredibilitas (X1), daya tarik (X2), dan

    power (X3) secara bersama-sama tidak berpengaruh

    signifikan terhadap keputusan pembelian kartu

    perdana XL (Y)

    Ha : 1, 2, 3 0 artinya celebrity endorser (Rafi Ahmad) (X) yang

    terdiri dari kredibilitas (X1), daya tarik (X2), dan

    power (X3) secara bersama-sama berpengaruh

  • signifikan terhadap keputusan pembelian kartu

    perdana XL (Y)

    Selanjutnya untuk menguji signifikansi hipotesis simultan dapat dihitung

    dengan rumus :

    ( )( )Rm mNRF 22

    11

    =

    Dimana :

    F = F hitung

    R = kuadrat koefisien korelasi ganda

    N = jumlah anggota sampel

    m = jumlah variabel independen

    Apabila pengujian telah dilakukan dan diketahui hasil F hitung, maka

    langkah selanjutnya hasil pengujian tersebut dibandingkan dengan F tabel untuk

    menentukan keputusan dari hasil pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut :

    a. Untuk Fhitung positif :

    Jika Fhitung Ftabel, maka Ho ditolak

    Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima

    f. Untuk Fhitung negatif :

    Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho ditolak

    Jika Fhitung Ftabel, maka Ho diterima

  • b. Pengujian Hipotesis Parsial

    Ho : 1 = 0 artinya kredibilitas (X1) selebriti tidak berpengaruh

    signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana

    XL (Y)

    Ha : 1 0 artinya kredibilitas (X1) selebriti berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan pembelian kartu perdana XL (Y)

    Ho : 2 = 0 artinya daya tarik (X2) selebriti tidak berpengaruh

    signifikan terhadap keputusan pembelian kartu

    perdana XL (Y)

    Ha : 2 0 artinya daya tarik (X2) selebriti berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan pembelian kartu perdana XL (Y)

    Ho : 3 = 0 artinya power (X3) selebriti tidak berpengaruh

    signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana

    XL (Y)

    Ha : 3 0 artinya power (X3) selebriti berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan pembelian kartu perdana XL (Y)

    Selanjutnya untuk menguji signifikansi hipotesis parsial dapat dihitung

    dengan rumus signifikansi product moment sebagai berikut :

    rnrt 21

    2=

    1.

    2.

    3.

  • Dimana :

    t = signifikansi korelasi

    r = nilai korelasi

    n = sampel

    Apabila pengujian telah dilakukan dan diketahui hasil t hitung, maka hasil

    tersebut dibandingkan dengan t tabel, dengan ketentuan sebagai berikut :

    a. Untuk thitung positif :

    Jika thitung ttabel, maka Ho ditolak

    Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima

    b. Untuk thitung negatif :

    Jika thitung < ttabel, maka Ho ditolak

    Jika thitung ttabel, maka Ho diterima

    3.9 Rancangan Kuesioner

    Isi dari kuesioner yang disebarkan oleh penulis kepada responden terdiri

    atas :

    Bagian I. Terdiri dari lima pertanyaan mengenai profil responden. Profil

    responden yang ditanyakan mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan,

    pekerjaan, dan penghasilan responden.

    Bagian II. Terdiri dari 13 pertanyaan yang menanyakan mengenai celebrity

    endorser XL yaitu Rafi Ahmad tentang kredibilitas (pertanyaan nomor 1 - 5)

    yang terdiri dari expertise dan trustworthiness, daya tarik (pertanyaan nomor

  • 6 - 11) yang terdiri dari similarity. familiarity, dan likability serta mengenai

    power (pertanyaan nomor 12-13) .

    Bagian III. Terdiri dari sembilan pertanyaan mengenai keputusan pembelian

    kartu perdana XL.

    3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis adalah Gegerkalong

    Tengah, Gegerkalong Hilir, dan Gegerkalong Girang. Untuk waktu penelitian

    dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.

  • Tabel 3.3

    Waktu Penelitian

    No. Kegiatan Bulan Nov-10 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agust-10 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Bab 1 2 Bab 2 3 Bab 3 4 SUP 5 Bab 4 6 Bab 5

    7 Sidang Akhir

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis akan dipaparkan pada

    bagian-bagian di bawah ini.

    4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

    PT XL Axiata Tbk didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama

    PT Grahametropolitan Lestari, bergerak di bidang perdagangan dan layanan

    umum. Enam tahun kemudian, perusahaan mengambil suatu langkah penting

    seiring dengan kerja sama antara Rajawali Group, pemegang saham PT

    Grahametropolitan Lestari, dan tiga investor asing yaitu NYNEX, AIF, dan

    Mitsui. Yang mana, pada tahun 1995 nama perusahaan berganti nama menjadi

    PT Excelcomindo Pratama dan kemudian pada bulan Desember 2009 berganti

    nama kembali menjadi PT XL Axiata dengan bisnis utama di bidang pelayanan

    telepon dasar.

    Pada tahun 1996, XL mulai beroperasi secara komersial dengan fokus

    cakupan area di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Hal ini menjadikan XL sebagai

    perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon

    dasar bergerak seluler. Suatu tonggak penting perusahaan terjadi pada bulan

    September 2005, dimana XL mengembangkan seluruh aspek bisnisnya. XL

    menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa

  • Efek Indonesia). Kepemilikan XL saat ini mayoritas dipegang oleh Axiata Group

    Berhad melalui Indocel Holding Sdn Bhd sebesar 86,5%, Emirates

    Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International

    Indonesia Ltd sebesar 13,3%, dan publik sebesar 0,2%.

    PT XL Axiata saat ini merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler

    dengan cakupan jaringan yang luas di seluruh Indonesia. Layanan XL

    mencangkup antara lain layanan suara, data, dan layanan nilai tambah lainnya

    (value added service).

    4.1.1.1 Struktur Organisasi

    Gambar 4.1

    Struktur Organisasi XL Axiata

    Sumber : http://www.xl.co.id/language/id-ID/InvestorRelations/AnnualReport

    Bentuk struktur organisasi dari perusahaan XL Axiata dapat dilihat pada

    gambar 4.1. Akan tetapi, apabila melihat gambar struktur organisasi XL Axiata

    PEMEGANG SAHAM

    Internal AuditKomite Audit

    Direksi Dewan Komisaris

    Network Service

    Corporate Service

    Finance Consumer Marketing

    Commerce Pres Dirs Office

  • tersebut, penulis melihat bahwa gambar dari struktur organisasi XL Axiata

    terdapat kesalahan mengenai garis wewenang yang menghubungkan antara atasan

    dan bawahan, sehingga membuat tidak jelasnya bentuk struktur organisasi yang

    digunakan oleh XL Axiata. Oleh sebab itu, penulis berusaha untuk membenarkan

    dan mengetahui bentuk dari struktur organisasi XL Axiata dengan melihat teori

    mengenai struktur organisasi.

    Apabila memperhatikan gambar 4.1 yang menggambarkan mengenai

    struktur organisasi XL Axiata yang salah tersebut dan setelah melihat teori

    mengenai struktur organisasi, penulis melihat bahwa bentuk struktur organisasi

    dari perusahaan XL Axiata adalah berbentuk struktur organisasi matriks.

    Dikatakan sebagai struktur organisasi matriks dikarenakan, bila diperhatikan

    struktur organisasi pada gambar 4.1 tersebut membentuk suatu matriks. Selain itu,

    garis wewenang yang menghubungkan antara atasan dan bawahan yang salah

    tersebut, apabila diperhatikan sebenarnya menunjukkan bahwa terdapat dua garis

    komando pada struktur organisasi, yaitu fungsional atau divisi yang digambarkan

    secara vertikal dan gabungan dari berbagai departemen fungsional atau divisi yang

    digambarkan secara horizontal. Yang berarti dengan begitu tenaga kerja selain

    ditugaskan di bawah sebuah departemen fungsional tertentu, juga merup