Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH CAR, BOPO, DAN PENGUNGKAPAN ISLAMIC
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP
PROFITABILITAS DENGAN PROPORSI DEWAN
KOMISARIS INDEPENDEN SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi Empiris pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan Periode 2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
HIDAYATUL KHOIRIL UMAH
63010150258
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
PENGARUH CAR, BOPO, DAN PENGUNGKAPAN ISLAMIC
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP
PROFITABILITAS DENGAN PROPORSI DEWAN
KOMISARIS INDEPENDEN SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi Empiris pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di
Otoritas Jasa KeuanganPeriode 2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
HIDAYATUL KHOIRIL UMAH
63010150258
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan TentaraPelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya,
maka skripsi Saudara :
Nama : Hidayatul Khoiril Umah
NIM : 63010150258
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Progam Studi : S1 Perbankan Syariah
Judul : PENGARUH CAR, BOPO, DAN PENGUNGKAPAN
ISLAMIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN PROPORSI
DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN SEBAGAI
VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada Bank Umum
Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Periode
2014-2018)
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 9 Agustus 2019
Pembimbing
Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si.
NIP.19740320 200312 1 001
ii
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JalanTentaraPelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
PENGARUH CAR, BOPO, DAN PENGUNGKAPAN ISLAMIC
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYTERHADAP PROFITABILITAS
DENGAN PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan Periode 2014-2018)
DISUSUN OLEH
HIDAYATUL KHOIRIL UMAH
NIM. 63010150258
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
Tanggal 2 September 2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
Memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Anton Bawono, M.Si.
Sekretaris Penguji : Fernaldi Anggadha Ratno, M.Si
Penguji I : Ari Setiawan, M.M
Penguji II : Agung Guritno, M. Pd
Salatiga, 2 September2019
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Dr. Anton Bawono, M.Si.
NIP.19740320 200312 1 001
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hidayatul Khoiril Umah
NIM : 63010150258
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Progam Studi : S1 Perbankan Syariah
Judul : PENGARUH CAR, BOPO, DAN PENGUNGKAPAN
ISLAMIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN PROPORSI
DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN SEBAGAI
VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada Bank Umum
Syariah yang terdaftar di OJK Periode 2014-2018)
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benarkarya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 9Agustus 2019
Penulis,
Hidayatul Khoiril Umah
NIM. 63010150258
iv
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Hidayatul Khoiril Umah
NIM : 63010150258
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Progam Studi : S1 Perbankan Syariah
Judul : PENGARUH CAR, BOPO, DAN PENGUNGKAPAN
ISLAMIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN PROPORSI
DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN SEBAGAI
VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada Bank Umum
Syariah yang Terdaftar di OJK Periode 2014-2018)
Demikian surat pernyataan ini saya buat, apabila dikemudian hari terbukti karya
saya bukan karya sendiri maka saya sanggup menanggung semua konsekuensinya.
Salatiga, 9 Agustus 2019
Penulis,
Hidayatul Khoiril Umah
NIM. 63010150141
v
vi
MOTTO
"Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini."
(QS. Al-Kahfi: 10)
“Sekalipun kamu bukan orang yang baik, setidaknya jadilah orang yang dapat
memberikan kemanfaatan bagi orang lain”
(K. Slamet Asy’ari)
“Karena sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat, sekalipun orang
tersebut pandai tapi jikalau tidak bermanfaat maka sama saja orang tersebut
hidup dengan sia-sia”
(K.H Nasrul Arif)
“Dan jadilah seseorang yang bisa lama singgah dalam pikiran orang lain,
dimana kehadirannya selalu dinanti dan kepergiannya slalu dicari, jangan
menjadi orang yang lama dalam berpikir,dan membuat resah orang-orang
disekitarmu”
(Hidayatul Khoiril Umah)
vi
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua “Bapak Marno dan
Ibu Suryati” yang tidak pernah lelah memberikan doa, semangat serta kasih
sayang kepada penulis. Juga kepada kakak tercinta Muhammad Fatihin dan
adik tercinta Muhammad Faiz Syarifuddin yang selalu memberikan semangat
dan dukungan yang kuat bagi penulis. Terimakasih…..
Bapak Kiai Slamet Asy’ari dan Ibu Nyai Aandariyah sekeluarga yang telah
mendidik dan mengasuh saya selama semester 4 sampai 8, terimakasih untuk doa,
semangat serta kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. Dan segenap
Qori’in dan santri API Al-Hidayah Banyubiru, terimakasih untuk dukungan
semangat dan doayang telah diberikan...
vii
viii
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah yang dapat penulis sampaikan, selain ucapan
alhamdulillahi rabbil ‘alamin dengan rasa penuh syukur kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat, hidayah serta pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Pengaruh CAR, BOPO, dan Pengungkapan Islamic
Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Dengan Proporsi Dewan
Komisaris Independen Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Bank
Umum Syariah yang terdaftar di OJK Periode 2014-2018)” dengan lancar. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang selalu
kita nantikan syafaat-Nya.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu tugas mahasiswa dalam
mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu berupa penelitian.Ucapan
terimakasih sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan
terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:
1) Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2) Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga dan dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing
penulis, memberikan pengarahan, masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
viii
ix
3) Bapak Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan
Syariah.
4) Segenap dosen dan staff Program Studi S1 Perbankan Syariah yang telah
memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
5) Kepada Sahabat-sahabat tercinta Nafi, Aeni, Riska, Ulfa, Diah, Azis, Inaya,
Hana, Via, Choi, Silpit, Ade, Anita, Sajidah dan rekan-rekan PS S1.
6) UKM Seni Music Club IAIN Salatiga sebagai tempat menimba ilmu selain
dalam perkuliahan.
7) Kepada Indah, Nuryanto, Ulfiyah, Laeni dan Bapak Rofi yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
sangat mengharapkan saran maupun kritikan demi sempurnanya skripsi ini.Mudah-
mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca pada
umumnya, dan kiranya skripsi ini dapat menjadi salah satu bentuk sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang ekonomi Islam.
Salatiga, 9 Agustus 2019
Penulis,
Hidayatul Khoiril Umah
ix
x
ABSTRAK
Umah. Hidayatul Khoiril. 2019. Pengaruh CAR, BOPO, dan Pengungkapan
Islamic Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas dengan
Proporsi Dewan Komisaris Independen Sebagai Variabel Moderasi (Studi
Empiris pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK Periode 2014-
2018)”.Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Strata Satu Perbankan
Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing:
Dr. Anton Bawono, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh CAR, BOPO, dan
Pengungkapan Islamic Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas
dengan Proporsi Dewan Komisaris Independen Sebagai Variabel Moderasi pada
Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Periode
2014-2018.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif data sekunder berbentuk
data panel. Sampel yang digunakan sebanyak 11 Bank Umum Syariah yang
tergabung di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada periode 2014-2018. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan mengakses laporan tahunan yang
dipublikasikan oleh masing-masing BUS pada websitenya masing-masing. Data
yang diperoleh kemudian diolah dengan alat analisis Eviews 9 Version. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji statistik deskriptif, uji
stasioneritas, Uji MRA, uji regresi linier berganda, dan uji asumsi klasik.
Hasil dari uji regresi linier berganda setelah dilakukannya uji statistik dan uji
asumsi klasik masih tersisa 4 variabel yang masih dalam regresi, diantaranya yaitu:
1) Variabel ICSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas;
2) Variabel proporsi dewan komisaris independen tidak mampu memoderasi
hubungan antara CAR terhadap profitabilitas; 3) Variabel proporsi dewan komisaris
independen mampu memoderasi hubungan antara ICSR terhadap profitabilitas; 4)
Variabel proporsi dewan komisaris independen mampu memoderasi hubungan
antara BOPO terhadap profitabilitas; Sedangkan variabel yang keluar dari regresi
yaitu: 1) Variabel CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas;
2) Variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas;
Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Pengungkapan Islamic
Corporate Social Responsibility (ICSR)
x
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 11
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................ 12
D. KEGUNAAN PENELITIAN ..................................................................... 13
E. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................. 14
BAB II ................................................................................................................... 16
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 16
A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 35
B. Landasan Teori ........................................................................................... 16
1. Perbankan Syariah .................................................................................. 16
xi
xii
2. Teori Agensi ........................................................................................... 18
3. Teori Stakeholder ................................................................................... 19
4. Teori Legitimasi ..................................................................................... 20
5. Capital Adequacy Ratio (CAR) .............................................................. 21
6. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).............. 24
7. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) ................................... 25
8. Profitabilitas ........................................................................................... 32
9. Dewan Komisaris Independen ................................................................ 33
D. Hipotesis ..................................................................................................... 46
BAB III ................................................................................................................. 51
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 51
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 51
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 51
C. Data dan Sumber Data ............................................................................... 51
1. Data ........................................................................................................ 51
2. Sumber Data ........................................................................................... 52
D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 52
1. Populasi .................................................................................................. 52
2. Sampel .................................................................................................... 52
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 54
F. Definisi Konsep dan Operasional .............................................................. 54
G. Uji Instrumen Penelitian ............................................................................ 57
H. Alat Analisis ............................................................................................... 63
BAB IV ................................................................................................................. 64
HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 64
xii
xiii
A. Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 64
1. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................................... 65
2. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) .. 65
3. Variabel Pengungkapan Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) 65
4. Variabel Ratio On Asset (ROA) ................................................................. 66
5. Variabel Proporsi Dewan Komisaris Independen (DKI) ........................... 66
B. Analisis Data .............................................................................................. 67
1. Uji Stasioner ............................................................................................... 67
2. Moderated Regression Analysis (MRA) .................................................... 68
3. Uji Analisis Regresi Linear Berganda........................................................ 71
4. Uji Statistik ................................................................................................ 73
5. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 77
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 85
BAB V ................................................................................................................... 96
PENUTUP ............................................................................................................. 96
A. Kesimpulan ................................................................................................ 96
B. Saran ........................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99
LAMPIRAN - LAMPIRAN ................................................................................ 106
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Perkembangan Profitabilitas pada Bank Umum Syariah ....................... 4
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu yang Relavan.....…………………………….…..40
Tabel 3. 1 Daftar Nama Bank Sampel…………………………………………….53
Tabel 3. 2 Pengambilan Keputusan Durbin Watson……………………………....63
Tabel 4. 1 Statistik Deskriptif ………..…………………………………………..64
Tabel 4. 2 Hasil Uji Stasioner Tiap Variabel ........................................................ 67
Tabel 4. 3 Hasil Uji Regresi Linear Berganda…………………………………....69
Tabel 4. 4 Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) .............................. 70
Tabel 4. 5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ...................................................... 72
Tabel 4. 6 Perbandingan Nilai R-Squared ............................................................ 79
Tabel 4. 7 Perbandingan Nilai R-Squared Disembuhkan ..................................... 80
Tabel 4. 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 82
Tabel 4. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Penyembuhan ........................... 82
Tabel 4. 10 Hasil Uji Autokorelasi ROA .............................................................. 83
Tabel 4. 11 Perbandingan Nilai Durbin Watson dengan Nilai Tabel ................... 84
Tabel 4. 12 Hasil Uji Regresi Berganda Setelah Penyembuhan ........................... 85
Tabel 4. 13 Ringkasan Uji Hipotesis..................................................................... 95
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 45
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas………………………………….…..…………78
Gambar 4. 2 Grafik Durbin Watson……………………………….……………...84
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan institusi keuangan syariah secara informal telah
dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan
operasional perbankan di Indonesia. Beberapa badan usaha pembiayaan non-
bank telah didirikan sebelum tahun 1992 yang telah menerapkan konsep bagi
hasil dalam kegiatan operasionalnya (Marimin dkk, 2015:81). Hal tersebut
menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi
keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah.
Kebutuhan masyarakat tersebut telah terjawab dengan terwujudnya
sistem perbankan yang sesuai dengan syariah. Pemerintah telah memasukkan
kemungkinan tersebut dalam undang-undang yang baru. Undang–Undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan secara implisit telah membuka peluang
kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang
secara rinci dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992
tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Ketentuan tersebut telah
dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya Bank Syariah di Indonesia.
Periode 1992 sampai 1998, hanya terdapat satu Bank Umum Syariah dan 78
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang telah beroperasi (Marimin
dkk, 2015:82).
1
2
Tahun 1998 muncul UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU
No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Perubahan UU tersebut menimbulkan
beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi
pengembangan Bank Syariah. Undang-undang tersebut telah mengatur secara
rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
dimplementasikan oleh Bank Syariah. Undang–undang tersebut juga
memberikan arahan bagi Bank konvensional untuk membuka cabang syariah
atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi Bank Syariah.
Sistem bagi hasil perbankan syariah yang diterapkan dalam produk–
produk Bank Muamalat menjadikan bank tersebut relatif lebih mampu
mempertahankan kinerjanya dan tidak bergantung pada tingkat suku bunga
simpanan yang melonjak, sehingga beban operasionalnya lebih rendah dari
bank konvensional.
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan giro, tabungan, dan deposit (Muchtar dkk, 2016:120).
Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit).
Perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan
nasional yang berkaitan dalam pemerataan dan peningkatan taraf hidup
masyarakat serta menunjang berjalannya roda perekonomian. Mengingat
fungsinya sebagai alat transmisi kebijakan moneter, lembaga intermediasi,
serta penyelenggara transaksi pembayaran, maka bank dipaksa untuk
menerapkan sistem penilaian tingkat kesehatan bank, sehingga menjadi lebih
kompetitif. Selain itu, karena bank sebagai industri yang mengandalkan
3
kepercayaan masyarakat dalam kegiatan usahanya maka kinerja dan
kesehatan bank perlu dijaga (Wangi dan Ramantha, 2017:321).
Kinerja keuangan bank merupakan penilaian tingkat efisiensi dan
produktivitas yang dilakukan secara berkala atas dasar laporan manajemen
dan laporan keuangan yang merupakan pencerminan prestasi yang dicapai.
Bank syariah mengukur tingkat kinerja keuangannya melalui perhitungan
rasio-rasio dan perhitungan keuangan lainnya, diantaranya yaitu rasio
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas atau profitabilitas. Rasio profitabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha
dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya selama periode
waktu tertentu. Rasio profitabilitas ini memiliki beberapa jenis, yakni Gross
Profit Margin, Return On Equity, dan Return On Asset (Hartini, 2016:24).
Profitabilitas dapat dikatakan sebagai indikator yang paling tepat untuk
mengukur kinerja suatu bank karena kemampuan bank menghasilkan laba
menjadi tolok ukur kinerja bank tersebut. Semakin tinggi profitabilitas maka
semakin baik pula kinerja keuangan bank tersebut.
Bank dalam kegiatan operasionalnya memiliki tujuan utama yaitu
dapat mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas memiliki
arti penting dalam mempertahankan kelangsungan usaha dalam jangka
panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut
mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Bank juga harus
berusaha menjaga profitabilitas tetap stabil bahkan meningkat agar dapat
memenuhi kewajiban kepada stakeholder, meningkatkan daya tarik investor
4
dalam menanamkan modal serta meningkatkan kepercayaan masyarakat agar
menyimpan kelebihan dana yang dimiliki pada bank (Gesaputri dan
Widanaputra, 2019:192).
Pengelolaan bank yang semakin baik akan memberikan keuntungan
yang dapat meningkatkan profitabilitas. Profitabilitas merupakan salah satu
indikator untuk mengetahui kinerja bank. Kemampuan bank dalam
meningkatkan profitabilitas dapat menunjukkan kinerja keuangan bank yang
baik. Sebaliknya, jika profitabilitas yang dicapai rendah, maka kurang
maksimal kinerja bank tersebut dalam menghasilkan laba. Dalam penelitian
ini profitabilitas akan diproksikan dengan menggunakan Return On Asset
(ROA) sebagai ukuran kinerja bank, karena ROA digunakan oleh manajemen
bank untuk mengukur kemampuannya dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang
semakin baik, begitu pula sebaliknya (Suwarno dan Muthohar, 2018:94).
Tabel 1.1 adalah tabel perkembangan profitabilitas pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Tahun 2014-2018:
Tabel 1.1 Perkembangan Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Periode
2014 - 2015
No Tahun ROA (%)
1 2014 0.41
2 2015 0.49
3 2016 0.63
4 2017 0.63
5 2018 1.28
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Otoritas Jasa Keuangan 2014-2018
5
Perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan kinerja keuangan bank syariah yang
terus meningkat dari tahun ke tahun yang mana pengukuran kinerja keuangan
tersebut dihitung menggunakan analisis rasio profitabilitas yang diproksikan
dengan ROA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank diantaranya
adalah faktor permodalan, likuiditas, kualitas aktiva, efisiensi operasional
serta tata kelola perusahaan. Terdapat alat ukur yang dapat dijadikan
pengukur dari faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas, yaitu Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy
Ratio (CAR), dan Good Corporate Governance (GCG) (Suwarno dan
Muthohar, 2018:96). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel
BOPO dan CAR sebagai variabel independen, sedangkan GCG digunakan
sebagai variabel moderasi.
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan faktor penting agar suatu
perusahaan dapat beroperasi. Bank dalam menyalurkan kredit kepada
masyarakat juga memerlukan modal. Modal bank harus dapat juga digunakan
untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko, diantaranya risiko yang timbul
dari kredit itu sendiri. Bank perlu menyediakan penyediaan modal minimum
untuk menanggulangi kemungkinan risiko yang terjadi. Bank Indonesia
menetapkan Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu kewajiban penyediaan
6
modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai
suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Suwarno dan Muthohar (2018) menyatakan bahwa CAR berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Yang
artinya, semakin tinggi tingkat kecukupan pemenuhan modal (CAR) suatu
bank tidak menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank dalam
memperoleh untung yang tinggi. Sedangkan Bernadin (2016) menyatakan
bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dimana untuk
mendapatkan peningkatan laba dengan menggunakan analisa ROA harus
diiringi pula dengan meningkatnya kecukupan modal (CAR). Penelitian lain
yang dilakukan oleh Sudarmawati dan Pranomo (2017), Pinasti dan
Mustikawati (2018), dan Pratiwi dkk. (2015) menyatakan bahwa CAR
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Yang artinya, kecukupan
modal pada perusahaan perbankan tidak mampu meningkatkan
profitabilitasnya. Sedangkan Yusriani (2018) menyatakan bahwa CAR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada bank
umum milik Negara yang terdaftar di BEI. Dengan adanya perbedaan hasil
penelitian yang ditemukan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lanjutan mengenai pengaruh CAR terhadap Profitabilitas.
Kecukupan modal dapat mencerminkan kemampuan perusahaan
untuk mengawasi serta mengontrol risiko yang terjadi yang bisa
mempengaruhi besarnya modal bank. Bank apabila mempunyai modal yang
memadai maka dapat melakukan kegiatan operasionalnya dengan efisien, dan
7
akan memberikan keuntungan pada bank tersebut (Anggraeni dan Suardhika,
2014:29). Rasio yang mencerminkan tingkat efisiensi bank dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya adalah BOPO.
BOPO merupakan perbandingan dari biaya yang dikeluarkan oleh
bank dalam menjalankan aktivitas utamanya terhadap pendapatan yang
diperoleh dari aktivitas tersebut. Menurut Suwarno dan Muthohar (2018),
Sudarmawati dan Pranomo (2017), Pinasti dan Mustikawati (2018), dan
Pratiwi (2015) menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA). Dimana semakin tinggi tingkat BOPO
maka semakin rendah tingkat ROA suatu bank, dan sebaliknya. BOPO yang
rendah menunjukkan kemampuan manajemen bank yang baik dalam
memenuhi biaya-biaya operasional dengan menghasilkan laba yang optimal
sehingga berdampak pada ROA menjadi lebih baik. Namun ada perbedaan
penelitian yang dilakukan oleh Yusriani (2018) yang menyatakan bahwa
BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada bank umum
milik Negara yang terdaftar di BEI. Dengan adanya research gap dari
penelitian mengenai pengaruh BOPO terhadap ROA, maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan.
Ketatnya persaingan di pangsa pasar memaksa perbankan syariah
untuk lebih memperhatikan aspek-aspek yang menjadi nilai positif di mata
masyarakat. Kepedulian dan tanggung jawab akan lingkungan dan
masyarakat sekitar dianggap mampu meningkatkan citra dan memberikan
nilai positif sebuah perusahaan di mata masyarakat, karena perusahaan
8
dipandang tidak hanya berorientasi pada profit tetapi juga peduli terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar (Wardoyo dan Martina, 2013:134).
Selain berusaha untuk tetap menjaga kestabilan tingkat profitabilitas
dan kesehatan perbankan, perbankan syariah juga perlu memperhatikan aspek
sosial dalam menjalankan usahanya agar selalu mendapatkan citra positif dari
masyarakat. Aspek sosial tersebut meliputi tanggung jawab sosial yang wajib
diungkapkan oleh setiap perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial
(Corporate Social Responsibility) dipercaya mampu menjadi salah satu
strategi bisnis dalam upaya memenangkan persaingan pasar. Perkembangan
Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mengalami peningkatan
baik dalam kuantitas maupun kualitas dibandingkan dari tahun–tahun
sebelumnya. Dimana pelaporan tentang CSR perusahaan yang awal
penyalurannya bersifat sukarela (voluntary) menjadi bersifat wajib
(mandatory) dengan terbentuknya Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas bahwa laporan tahunan harus memuat beberapa
informasi, salah satunya adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial
dan lingkungan. Sedangkan pelaporan sosial syariah, Islamic Social
Reporting (ISR) masih dalam bentuk sukarela (voluntary), sehingga bentuk
pelaporan CSR setiap perusahaan syariah menjadi tidak sama. Pelaporan yang
tidak sama tersebut disebabkan tidak adanya standar yang berlaku secara
syariah tentang pelaporan CSR Syariah (Purnama , 2016:11).
Islamic Social Reporting adalah standar pelaporan kinerja sosial
perusahaan-perusahaan yang berbasis syariah. Indeks ini lahir dan
9
dikembangkan dengan dasar dari standar pelaporan berdasarkan Accounting
and Auditing Organization for Islamic Financial Institusions (AAOIFI) yang
kemudian dikembangkan oleh masing-masing peneliti berikutnya. Secara
khusus indeks ini adalah perluasan dari standar pelaporan kinerja sosial yang
meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai peran perusahaan dalam
perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif spiritual. Selain
itu indeks ini juga menekankan pada keadilan sosial terkait mengenai
lingkungan, hak minoritas, dan karyawan (Purnama, 2016:12). Terkait dengan
adanya kebutuhan mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial di
perbankan syariah, saat ini banyak diperbincangkan mengenai Islamic Social
Reporting Index (selanjutnya disebut indeks ISR). Indeks ISR diyakini dapat
menjadi pijakan awal dalam hal standar pengungkapan CSR yang sesuai
dengan perspektif Islam. Indeks ISR adalah item-item pengungkapan yang
digunakan sebagai indikator dalam pelaporan kinerja sosial institusi bisnis
syariah.
Haniffa (2002) membuat lima tema pengungkapan Indeks ISR, yaitu
Tema Pendanaan dan Investasi (Finance and Investment Theme), Tema
Produk dan Jasa (Product and Service Theme), Tema Karyawan (Employee
Theme), Tema Masyarakat (Society Community Involvement Theme), dan
Tema Lingkungan Hidup (Environment Theme). Kemudian dikembangkan
oleh Othman et.al.(2009) dengan menambahkan satu tema pengungkapan
yaitu tema Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme).
10
Selain melihat pada kinerja keuangan dan pengungkapan tanggung
jawab sosial, masyarakat terutama para investor juga akan melihat kualitas
perusahaan melalui struktur pengelolaan perusahaan. Menurut Anthony dan
Govindarajan (2005) teori agensi mengasumsikan bahwa manajer memilih
lebih banyak daripada lebih sedikit kekayaan, tetapi bahwa utilitas marginal
atau kepuasan menurun dengan semakin banyaknya kekayaan yang
diakumulasikan. Dalam perusahaan sering ditemukan adanya benturan
kepentingan yang terjadi antara principal dan agent. Untuk menangani
terjadinya masalah benturan kepentingan tersebut maka diperlukan adanya
dewan komisaris independen. Dimana tugas seorang dewan komisaris
independen adalah memikul tanggung jawab untuk mendorong secara
proaktif agar dewan komisaris dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pengawas dan penasihat direksi, dapat memastikan perusahaan memiliki
strategi bisnis yang efektif, memastikan perusahaan mematuhi hukum
perundangan yang berlaku maupun nilai-nilai yang ditetapkan di perusahaan,
sehingga perusahaan tersebut memiliki corporate governance yang baik
(Dwiputra, 2015:72).
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
55/POJK.03/2016 Tentang Tata Kelola Bagi Bank Umum Pasal 24 (2)
menyatakan bahwa Komisaris Independen wajib paling sedikit adalah 50%
dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Semakin tingginya proporsi dewan
komisaris independen, maka pengawasan terhadap manajemen dan dewan
direksi serta laporan keuangan perusahaan juga akan semakin ketat dan
11
obyektif, sehingga manajemen akan selalu bertindak sesuai dengan tujuan
perusahaan yaitu untuk menaikkan kinerja profitabilitas.
Bedasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh CAR, BOPO Dan
Pengungkapan Islamic Corporate Social Responsibility Terhadap
Profitabilitas Dengan Proporsi Dewan Komisaris Independen Sebagai
Variabel Moderasi.”
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2018?
2. Bagaimana pengaruh pengungkapan ICSR terhadap profitabilitas pada
Bank Umum Syariahdi Indonesia Periode 2014-2018?
3. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2014-2018?
4. Bagaimana pengaruh proporsi dewan komisaris independen dalam
memoderasi hubungan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2018?
5. Bagaimana pengaruh proporsi dewan komisaris independen dalam
memoderasi hubungan antara pengungkapan ICSR terhadap profitabilitas
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2018?
12
6. Bagaimana pengaruh proporsi dewan komisaris independen dalam
memoderasi hubungan antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2014-2018?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2018.
2. Menganalisis pengaruh pengungkapan ICSR terhadap profitabilitas pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2018.
3. Menganalisis pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2014-2018.
4. Menganalisis pengaruh proporsi dewan komisaris independen dalam
memoderasi hubungan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2018.
5. Menganalisis pengaruh proporsi dewan komisaris independen dalam
memoderasi hubungan antara pengungkapan ICSR terhadap profitabilitas
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2018.
6. Menganalisis pengaruh proporsi dewan komisaris independen dalam
memoderasi hubungan antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2014-2018.
13
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini, diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan
menambah wawasan mengenai perbankan syariah di Indonesia.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan,
menerapkan serta melatih berpikir secara ilmiah sehingga dapat
memperluas wawasan peneliti mengenai Perbankan Syariah di
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Otoritas Moneter
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan yang berguna
bagi pemegang kebijakan moneter di Indonesia dalam menentukan
kebijakan yang berkaitan degan Perbankan Syariah di Indonesia.
b. Bagi Perbankan Syariah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai pengaruh tingkat kesehatan perbankan dan pengungkapan
Islamic Corporate Social Responsibility terhadap profitabilitas
14
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
perusahaan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan bertujuan menggambarkan alur pemikiran
penulis dari awal hingga akhir. Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri
dari lima bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama dalam skripsi yang
mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan
apa yang diteliti, untuk apa, dan mengapa penelitian tersebut
dilakukan. Bab pendahuluan ini menguraikan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang landasan teori mengenai teori
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari berbagai
sumber seperti buku, jurnal, skripsi, tesis, dan juga internet.
Selain itu, dalam bab ini juga terdapat kerangka berpikir,
tinjauan pustaka yang dijadikan acuan dan pembeda dari
penelitian terdahulu dan hipotesis merupakan dugaan
sementara terhadap penelitian ini.
15
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang metodologi penelitian. Bab ini
menjelaskan tentang jenis dan sumber data penelitian,
populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi
operasional, instrument penelitian dan teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini berisi tentang analisis penelitian. Dalam bab ini
akan dibahas secara lebih mendalam tentang uraian
penelitian yang berisi deskripsi objek penelitian dan analisis
data serta pembahasan hasil dan interpretasi dari hasil
analisis data penelitian.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan atas hasil penelitian yang
telah dilakukan dan memberikan saran kepada pihak-pihak
yang terkait dalam penelitian dan untuk penelitian yang akan
datang.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Perbankan Syariah
Kata Bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari
banco dalam bahasa Italia, yang dapat berarti peti atau lemari atau bangku.
Konotasi kedua kata ini menjelaskan dua fungsi dasar yang ditunjukkan
oleh bank komersial. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai
tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian,
peti uang, dan sebagainya. Istilah perbankan di dalam Al-Qur’an tidak
disebutkan secara eksplisit tetapi yang dimaksud adalah sesuatu yang
memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak, dan
kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat,
sadaqah, ghanimah (rampasan perang), bai’ (jual beli), dayn (utang
dagang), maal (harta) dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang
dilaksanakan oleh pihak tertentu dalam kegiatan ekonomi (Sudarsono,
2003:45).
Perbankan Syariah di Indonesia secara yuridis diatur dalam
Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan dimana sistem bagi
hasil mulai diakomodasi. Inilah pelopor awalnya kemunculan bank yang
berdasarkan prinsip syariah di Indonesia. Namun, dengan berbagai
kelemahan dan kekurangan dalam Undang-Undang tersebut, pada tahun
16
17
1998 disahkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang revisi UU sebelumnya.
Dengan disahkannya UU No. 10 Tahun 1998 maka secara tegas sistem
Perbankan Syariah ditempatkan sebagai bagian dari sitem Perbankan
Nasional. Kemudian, pada tahun 2008 UU tentang Perbankan Syariah
kembali direvisi yaitu dengan disahkannya UU No. 21 Tahun 2008
sebagai penyempurna UU sebelumnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (7),
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam pasal 1 ayat (12)
menyebutkan bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dan
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank
akan selalu berkaitan dengan masalah uang yang merupakan barang
dagang utamanya (Sudarsono, 2003:18).
Fungsi dan peranan bank syariah yang diantaranya tercantum
dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution),
sebagai berikut (Sudarsono, 2003:31)
18
a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah.
b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya
maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah
dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya.
d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas
keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan
dan mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.
2. Teori Agensi
Teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan
agent. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-
mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan
konflik kepentingan antara principal dan agent (Ariyanti, 2017:5).
Keduanya memiliki kedudukan dan peran masing-masing dalam
kepentingan suatu usaha. Berkaitan dengan auditing, baik principal
maupun agen diasumsikan sebagai orang yang memiliki rasionalitas
ekonomi, dimana setiap tindakan yang dilakukan termotivasi oleh
kepentingan pribadi atau akan memenuhi kepentingannya terlebih dahulu
sebelum memenuhi kepentingan orang lain. Principal sebagai pemilik
modal memiliki kuasa untuk mengakses dan mendapatkan informasi
19
penting berkaitan dengan usaha yang dilaksanakan oleh agent. Pihak agen
bertanggung jawab atas kontrol manajemen dari perusahaan tersebut.
Selain itu agen berwenang memutuskan strategi yang akan di ambil guna
menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
3. Teori Stakeholder
Teori ini menjelaskan bahwa sebuah perusahaan hendaknya
menjaga reputasi yang dimilikinya yaitu dengan cara menggeser pola
orientasi (tujuan) yang semata-mata shareholder orientation,
kearahmemperhitungkan faktor sosial. Faktor sosial dipakai sebagai
wujud kepedulian serta keberpihakan terhadap masalah sosial
kemasyarakatan (stakeholder orientation) (Worotikan dan Jessica,
2015:2)
Perusahaan harus menjaga hubungan yang baik dengan para
stakeholdernya dengan cara mengakomodasi keinginan dan kebutuhan
stakeholdernya. Pelaksanaan dan pengungkapan aktivitas CSR
merupakan salah satu cara untuk menjaga hubungan baik dengan para
stakeholder. Pelaksanaan dan pengungkapan aktivitas CSR diharapkan
mampu menjembatani keinginan stakeholder terhadap perusahaan,
sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis dan kedepannya
perusahaan dapat mencapai keberlanjutan (suistainability) atau
kelestarian perusahaan (Sriviana dan Asyik, 2013:3).
20
4. Teori Legitimasi
Teori Legitimasi merupakan teori yang melandasi CSR serta
berhubungan erat dengan teori stakeholder. Dalam perspektif teori
legitimasi, suatu perusahaan akan secara sukarela melaporkan aktifitasnya
jika pihak manajemen menganggap bahwa hal tersebut adalah yang
diharapkan oleh komunitas. Perusahaan akan terus berupaya untuk
memastikan bahwa perusahaan beroperasi dalam norma yang ada dari
tempat perusahaan berada. Selain itu, legitimasi organisasi dapat dilihat
sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan
sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat yang akan
menjadi manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk
bertahan hidup (O’Donovan dalam Lindawati dan Puspita, 2015:163).
Legitimasi dianggap sebagai cara untuk mempertahankan
keberlangsungan hidup suatu organisasi yang dicapai melalui tindakan
organisasi yang sesuai aturan dan dapat diterima secara luas oleh
masyarakat (O’Donovan dalam Lindawati dan Puspita, 2015:164).
Namun, perusahaan memiliki kecenderungan untuk menggunakan
kinerja berbasis lingkungan dan pengungkapan informasi lingkungan
hanya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat atas aktivitas
perusahaan yang dilakukan (Ghozali dan Chariri, 2007) dan bukan sebagai
bentuk kesadaran atas tanggung jawabnya terhadap masyarakat atas
aktivitas perusahaan yang dilakukan. Perusahaan memiliki kontrak sosial
dengan masyarakat dilingkungan bisnisnya dan melalui pengungkapan
21
tersebut diharapkan perusahaan akan mendapatkan legitimasi dari
masyarakat yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan.
Suatu legitimasi dapat diperoleh ketika terdapat kesesuaian antara
keberadaan perusahaan yang tidak mengganggu atau sesuai dengan
eksistensi sistem nilai yang ada dalam masyarakat dan lingkungan
sehingga ketika terjadi pergeseran yang menuju ketidaksesuaian, maka hal
tersebut akan mengancam legitimasi perusahaan. Dengan adanya kontrak
sosial yang bersifat implisit antara perusahaan dan masyarakat,
pengungkapan CSR dapat menjadi media komunikasi diantara keduanya
yang diharapkan dapat memperbaiki legitimasi perusahaan, meningkatkan
keuntungan perusahaan di masa yang akan datang dan memastikan going
concern perusahaan (Lindawati dan Puspita, 2015:165).
5. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Dendawijaya (2005) CAR adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa besar jumlahseluruh aktiva bank yang
mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank
lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh
dana-dana dari sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman,
dan sebagainya.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013,
untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat dan mampu berkembang
serta bersaing secara nasional maupun internasional, maka bank perlu
meningkatkan kemampuan untuk menyerap risiko yang disebabkan oleh
22
kondisi krisis dan pertumbuhan kredit perbankan yang berlebihan. Untuk
meningkatkan kemampuan bank dalam menyerap risiko, diperlukan
peningkatan kualitas dan kuantitas permodalan bank sesuai dengan
standar internasional. Peningkatan kualitas modal dilakukan melalui
penyesuaian persyaratan komponen dan instrument modal bank, serta
penyesuaian rasio-rasio permodalan. Sedangkan untuk meningkatkan
kuantitas modal, bank perlu membentuk tambahan modal di atas
persyaratan penyediaan modal minimum sesuai profil risiko yang
berfungsi sebagai penyangga (buffer) apabila terjadi krisis keuangan dan
ekonomi yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan. Untuk
menciptakan sistem perbankan tersebut maka Bank Indonesia
mengeluarkan peraturan mengenai Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum. Berdasarkan Peraturan No. 14/18/PBI/2012
mengenai permodalan yang diatur oleh Bank Indonesia menyebutkan
bahwa rasio kewajiban penyediaan modal minimum yaitu minimal 8%.
Perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang
diwajibkan atau disebut juga sebagai kecukupan modal (Capital Adequacy
Ratio) dilakukan dengan membandingkan jumlah modal yang dimiliki
oleh bank dengan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
Rasio ini digunakan untuk memenuhi keamanan dan kesehatan bank dari
sisi modal pemiliknya. Semakin tinggi rasio CAR, maka semakin baik
kinerja bank tersebut (Rivai dkk, 2010:850).
23
Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri
dari modal inti dan modal pelengkap (Siamat, 2005:254). Modal inti yaitu
modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang
saham. Modal inti terdiri dari modal disetor, saham, cadangan umum,
cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan
bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan. Sedangkan modal pelengkap yaitu modal yang terdiri
dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan umum dari penyisihan
penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal pinjaman dan pinjaman
subordinasi dan peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang
tersedia untuk dijual. Sedangkan ATMR merupakan penjumlahan ATMR
aktiva neraca dengan ATMR administratif sebagaimana tercermin pada
kewajiban yang masih bersifat kontijen atau komitmen yang disediakan
oleh bank bagi pihak ketiga.
Dalam menghitung ATMR, terhadap masing-masing pos aktiva
diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang
terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan pada
golongan nasabah, penjamin serta sifat agunan. Semakin tinggi CAR
maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko
dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko (Suwarno dan
Muthohar, 2018:99).
24
6. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Tingkat efisiensi memberikan gambaran tentang kinerja usaha
perbankan. Perbankan yang efisien mencerminkan kinerja yang baik.
Demikian pula sebaliknya, perbankan yang tidak efisien mencerminkan
kinerja yang tidak baik. Perbankan yang memiliki kinerja yang baik akan
memberikan kepercayaan kepada pemilik dana untuk menyimpan dana
yang dimilikinya dengan harapan mendapatkan keuntungan tentunya bagi
pemilik dana. Perbankan yang efisien dapat memberikan keuntungan
dikarenakan biaya transaksi di perbankan tersebut lebih murah
dibandingkan dengan perbankan lain yang tidak efisien (Hidayat,
2014:64).
Efisiensi operasi juga mempengaruhi kinerja bank, yakni untuk
menunjukkan apakah bank telah menggunakan seluruh faktor
produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Menurut ketentuan
Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan menggunakan rasio biaya
operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional.
Biaya Operasional Pendapatan Operasional adalah rasio
perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio
biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi (Dendawijaya,
2005:119-120). Semakin kecil BOPO maka semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan, dengan adanya
25
efisiensi biaya maka kinerja bank akan semakin meningkat sehingga
keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
7. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR)
World Business Council for Suistainable Development
menyatakan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen
berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan
memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi untuk meningkatkan
kualitas kehidupan karyawan, komunitas lokal dan masyarakat luas pada
umumnya. Dengan begitu CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi
perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara
manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak
positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya (Sholekhah,
2018:23).
Perusahaan yang ingin memiliki keberlanjutan dalam berusaha
haruslah memperhatikan “3P”, yakni planet, people, dan profit.Seperti
konsep triple bottom line dimana selain mengejar profit,suatuperusahaan
juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat (people) serta ikut
berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian alam (planet) (Bulan dan
Astika, 2014:138). Islam sebagai cara hidup memberikan panduan bagi
umatnya untuk beradaptasi dan berkembang sesuai dengan jamannya.
Dalam Islam manusia bertanggung jawab terhadap Allah dalam
melaksanakan seluruh aktivitasnya.
26
Adapun tujuan CSR adalah untuk meningkatkan citra perusahaan
dan membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya
kontrak sosial diantara organisasi dan masyarakat. Dalam upaya
memperoleh keuntungan, bisnis harus dijalankan berdasarkan pada
kepedulian dan tanggung jawab sosial (Purwati, 2017:15).
Islamic Corporate Social Responsibility adalah CSR yang
merujuk kepada praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab etis secara
Islami. Perusahaan memasukkan norma-norma agama Islam yang
ditandai oleh adanya komitmen ketulusan dalam kontrak sosial didalam
bisnisnya (Suharto dalam Kharisma, 2014:37).
Islamic Social Responsibility sangatlah berbeda dengan CSR
dalam kelembagaan ekonomi sekuler yang dianut oleh perushaan Barat.
Pelaksanaan Islamic CSR dapat dikategorikan ke dalam tiga dimensi
tanggung jawab hubungan kepada Allah. Pertama, adalah hubungan
tanggung jawab kepada Allah. Kedua, hubungan tanggung jawab kepada
manusia. Dan yang terakhir adalah hubungan tanggung jawab terhadap
lingkungan (Yusuf dan Bahari dalam Kharisma, 2014:45).
Sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan Corporate
Social Responsibility dalam konteks Islam, maka makin meningkat pula
keinginan untuk membuat pelaporan sosial yang bersifat syariah (Islamic
Social Reporting atau ISR). Ada dua hal yang harus diungkapkan dalam
perspektif Islam, yaitu pengungkapan penuh (full disclosure) dan
akuntabilitas sosial (social accountability).
27
Tidak adanya standar CSR secara syariah menjadikan pelaporan
CSR perusahaan syariah menjadi tidak seragam dan standar. Standar yang
dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting And Auditing Organization For
Islamic Financial Institutions) tidak dapat dijadikan suatu standar
pengungkapan CSR karena tidak menyebutkan keseluruhan item-item
terkait CSR yang harus diungkapkan oleh suatu perushaan.
Setiap tema pengungkapan memiliki sub-tema sebagai indikator
pengungkapan tema tersebut. Beberapa peneliti Indeks ISR sebelumnya
memiliki perbedaan dalam hal jumlah sub-tema yang digunakan,
tergantung objek penelitian yang digunakan.
a. Pendanaan dan Investasi (Finance and Investment)
Konsep dasar pada tema ini adalah tauhid, halal dan haram,
dan wajib. Beberapa informasi yang diungkapkan pada tema ini
menurut Haniffa (2002) adalah praktik operasional yang mengandung
riba, gharar, dan aktivitas pengelolaan zakat. Riba adalah tambahan,
artinya setiap tambahan atas suatu pinjaman baik yang terjadi dalam
transaksi utang-piutang maupun perdagangan adalah riba. Salah satu
bentuk riba di dunia perbankan adalah pendapatan dan beban bunga.
Kegiatan yang mengandung gharar pun merupakan yang
terlarang dalam Islam. Gharar adalah situasi dimana terjadi incomplete
information karena adanya uncertainty to both parties. Praktik gharar
dapat terjadi dalam empat hal, yaitu kuantitas, kualitas, harga, dan
waktu penyerahan.
28
Aspek lain yang harus diungkapkan oleh entitas syariah adalah
praktik pembayaran dan pengelolaan zakat. Entitas syariah
berkewajiban untuk mengeluarkan zakat dari laba yang diperoleh.
Dalam fiqh kontemporer dikenal degan istilah zakat perusahaan.
Berdasarkan AAOIFI, perhitungan zakat bagi entitas syariah dapat
menggunakan dua metode. Metode pertama, dasar perhitungan zakat
perusahaan dengan menggunakan metode net worth (kekayaan
bersih). Artinya seluruh kekayaan perusahaan, termasuk modal dan
keuntungan harus dihitung sebagai sumber yang harus dizakatkan.
Metode kedua, dasar perhitungan zakat adalah keuntungan dalam
setahun. Selain itu bagi bank syariah berkewajiban untuk melaporkan
laporan sumber dan penggunaan dana zakat selama periode dalam
laporan keuangan. Bahkan jika bank syariah belum melakukan fungsi
zakat secara penuh, bank syariah tetap menyajikan laporan zakat
(PSAK 101, 2011).
b. Produk dan Jasa (Product and Service)
Menurut Othman et al (2009) beberapa aspek yang perlu
diungkapkan pada tema ini adalah status kehalalan produk yang
digunakan dan pelayanan atas keluhan konsumen. Dalam konteks
perbankan syariah, maka status kehalalan produk dan jasa baru yang
digunakan adalah melalui opini yang disampaikan oleh DPS untuk
setiap produk dan jasa baru.
29
Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan independen
yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) pada bank
syariah. Anggota DPS harus terdiri dari para pakar di bidang syariah
muamalah dan pengetahuan umum bidang perbankan.DPS juga
memiliki fungsi sebagai mediator antara bank dan DSN dalam
pengkomunikasian dalam pengembangan produk baru bank syariah.
Oleh karena itu, setiap produk baru bank syariah harus mendapat
persetujuan dari DPS (Sholekah, 2018:32).
Selain itu pelayanan atas keluhan nasabah harus juga menjadi
prioritas bank syariah dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah.
Saat ini hampir seluruh bisnis mengedepankan aspek pelayanan bagi
konsumen atau nasabah mereka. Karena pelayanan yang baik akan
berdampak pada tingkat loyalitas nasabah.
c. Karyawan (Employees)
Dalam ISR, segala sesuatu yang berkaitan dengan karyawan
berasal dari konsep etika amanah dan keadilan. Haniffa (2002)
memaparkan bahwa masyarakat Muslim ingin mengetahui apakah
karyawan-karyawan perusahaan diperlakukan secara adil dan wajar
melalui informasi-informasi yang diungkapkan. Beberapa informasi
yang berkaitan dengan karyawan menurut Haniffa (2002) dan Othman
et al (2009) diantaranya jam kerja, hari libur, tunjangan untuk
karyawan, dan pendidikan dan pelatihan karyawan.
30
Beberapa aspek lainnya yang ditambahkan oleh Othman et al
(2009) adalah kebijakan remunerasi untuk karyawan, kesamaan
peluang karir bagi seluruh karyawan baik pria maupun wanita,
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan, keterlibatan karyawan
dalam beberapa kebijakan perusahaan, karyawan dan kelompok
khusus seperti cacat fisik atau korban narkoba, tempat ibadah yang
memadai, serta waktu atau kegiatan keagamaan untuk karyawan.
d. Masyarakat (Community Involvement)
Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah ummah,
amanah, dan ‘adl. Konsep tersebut menekankan pada pentingnya
saling berbagi dan saling meringankan beban masyarakat.Islam
menekankan kepada umatnya untuk saling tolong-menolong antar
sesama. Bentuk saling berbagi dan tolong-menolong bagi bank syariah
dapat dilakukan dengan sedekah, wakaf, dan qardh. Jumlah dan pihak
yang menerima bantuan harus diungkapkan dalam laporan tahunan
bank syariah. Hal ini merupakan salah satu fungsi bank syariah yang
diamanahkan oleh Syariat dan Undang-Undang.
Sedangkan beberapa aspek lainnya yang dikembangkan oleh
Othman et al (2009) diantaranya adalah sukarelawan dari kalangan
karyawan, pemberian beasiswa pendidikan, pemberdayaan kerja para
lulusan sekolah atau mahasiswa berupa magang, pengembangan
generasi muda, peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat miskin,
kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial, dan
31
dukungan terhadap kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga,
budaya, pendidikan, dan agama.
e. Lingkungan Hidup (Environment)
Konsep yang mendasari tema ini adalah mizan, i’tidal,
khilafah, dan akhirah. Konsep-konsep tersebut menekankan pada
prinsip keseimbangan, kesederhanaan, dan tanggung jawab dalam
menjaga lingkungan. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
senantiasa menjaga, memelihara, dan melestarikan bumi.
Informasi yang diungkapkan dalam tema lingkungan
diantaranya adalah konservasi lingkungan hidup, tidak membuat
polusi lingkungan hidup, pendidikan mengenai lingkungan hidup,
penghargaan di bidang lingkungan hidup, dan sistem manajemen
lingkungan (Haniffa, 2002; Othman et al, 2009).
f. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Konsep yang mendasari tema ini adalah konsep khilafah.
Tema tata kelola perusahaan dalam ISR merupakan penambahan dari
Othman et al (2009) dimana tema ini tidak bisa dipisahkan dari
perusahaan guna memastikan pengawasan pada aspek syariah
perusahaan. Secara formal corporate governance dapat didefinisikan
sebagai sistem hak, proses, dan kontrol secara keseluruhan yang
ditetapkan secara internal dan eksternal atas manajemen sebuah entitas
bisnis dengan tujuan untuk melindungi kepentingan-kepetingan
stakeholder. Menurut Muhammad (2005) Corporate Governance bagi
32
perbankan syariah memiliki cakupan yang lebih luas, karena memiliki
kewajiban untuk mentaati seperangkat peraturan yang khas yaitu
hukum syariat dan harapan kaum muslim. Informasi yang
diungkapkan dalam tema tata kelola perusahaan adalah status
kepatuhan terhadap syariah, rincian nama dan profil direksi, DPS dan
komisaris, dan direksi, laporan pendapatan dan penggunaan dana non
halal, laporan perkara hukum, struktur kepemilikan saham, kebijakan
anti korupsi, dan anti terorisme. Prinsip GCG di dunia perbankan telah
diatur dalam PBI No. 8 Tahun 2006 mengenai Implementasi Tata
Kelola Perushaan oleh Bank Komersial termasuk bank berbasis
syariah.
Dengan adanya pengungkapan ISR diharapkan dapat mampu
meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya pada
saham perbankan syariah sehingga dapat meningkatkan profitabilitas
perbankan.
8. Profitabilitas
Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan dalam mewujudkan tujuan perusahaan, dimana salah satu tujuan
penting didirikannya perusahaan adalah melalui peningkatan nilai
perusahaan (Brigham dan Houston, 2001).
Dalam melakukan penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan
yaitu dengan melakukan analisis laporan keuangan.Analisis laporan
keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan, karena analisis
33
ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan
keuangan korporasi (Tampubolon, 2005).
Salah satu dari lima aspek keuangan yang penting, yakni rasio
profitabilitas yang mengukur kesanggupan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Analisis rasio profitabilitas sangat penting bagi semua
pengguna, khususnya investor, ekuitas, dan kreditor. Profitabilitas yang
tinggi mengartikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang besar
untuk membayarkan deviden dan memberikan nilai baik untuk
perusahaan, sehingga para investor akan tertarik untuk berinvestasi.
Analisa rasio profitabilitas yang relavan dipergunakan dalam
meneliti profitabilitas perbankan adalah Return On Asset (ROA). Rasio
ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam penelitian ini yang
mana sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011. ROA adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi keuangan bank tersebut dari segi penggunaan asset.
9. Dewan Komisaris Independen
Teori keagenan menyatakan bahwa konflik kepentingan antara
agent dengan principal dapat dikurangi dengan pengawasan yang tepat.
Adanya dewan komisaris yang independen akan meningkatkan kualitas
fungsi pengawasan dalam perusahaan. Semakin besar proporsi komisaris
34
independen menunjukkan bahwa fungsi pengawasan akan lebih baik
(Noviawan dan Aditya, 2013). Komisaris independen adalah komisaris
yang tidak berasal dari pihak terafiliasi atau pihak yang mempunyai
hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali,
anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu
sendiri. Mantan anggota direksi dan dewan komisaris yang terafiliasi serta
karyawan perusahaan, untuk jangka waktu tertentu termasuk dalam
kategori terafiliasi. Jumlah komisaris independen harus dapat menjamin
agar mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Salah satu dari komisaris independen
harus mempunyai latar belakang akuntansi atau keuangan (KNKG, 2006).
Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam
pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap
pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait. Komisaris
independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang
terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan
manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Pengawasan
yang dilakukan oleh dewan komisaris independen dapat meningkatkan
kinerja manajer (Puspitasari dan Rustiana, 2014:4). Yang mana bila
kinerja manajer meningkat maka akan berdampak pada kenaikan laba.
Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan
indikator presentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar
35
perusahaan dari seluruh anggota dewan komisaris perusahaan (Rini dan
Ghozali, 2012).
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
55/POJK.03/2016 Tentang Tata Kelola Bagi Bank Umum Pasal 24 (2)
menyatakan bahwa Komisaris Independen wajib paling sedikit adalah
50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Semakin tingginya proporsi
dewan komisaris independen, maka pengawasan terhadap manajemen dan
dewan direksi serta laporan keuangan perusahaan juga akan semakin ketat
dan obyektif, sehingga manajemen akan selalu bertindak sesuai dengan
tujuan perusahaan yaitu untuk menaikkan kinerja profitabilitas.
B. Telaah Pustaka
Penelitian ini menggunakan variabel independen Capital Adequacy
Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
dan Pengungkapan ISR, variabel dependen Return On Asset (ROA) dan
variabel moderating proporsi dewan komisaris independen. Penelitian
terdahulu merupakan deskripsi ringkas mengenai kajian penelitian yang sudah
pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti dan terlihat jelas bahwa
kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan dan duplikasi
dengan penelitian yang sudah ada. Penelitian yang disajikan sebagai bahan
kajian pustaka adalah penelitian-penelitian yang mempunyai kaitannya
dengan penelitian ini.
36
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh
Suwarno dan Muthohar (2018), menyebutkan bahwa: (1) CAR berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). (2) BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). (3)
Variabel GCG berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2017.
Kedua, penelitian yang dilakukan Bernadin (2016) pada Bank BJB
periode 2009 sampai 2015 menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA, yang artinya untuk mendapatkan kenaikan atas laba
dengan menggunakan analisa ROA maka harus diiringi dengan kenaikan
CAR.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Sudarmawati dan Pranomo
(2017) pada Bank Perkreditan Rakyat di Salatiga yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan tahun 2011-2015 menyatakan bahwa: (1) CAR berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). (2) BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Keempat, penelitian yang dilakukan Pinasti dan Mustikawati (2018)
pada Bank Umum periode 2011-2015 menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif namun tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dkk (2015) pada
seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2013 menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
37
terhadap ROA yang merupakan proksi dari kineja keuangan bank umum.
Sedangkan BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Yusriani (2018) pada Bank
Umum Milik Negara Persero di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa
CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Sedangkan BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan
terhdapa profitabilitas (ROA).
Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan Purwanti
(2016) yang berjudul Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based
Bank Rating Terhadap Kinerja Keuangan dengan Good Corporate
Governance sebagai Variabel Pemoderasi pada Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah menyatakan bahwa: (1) GCG tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap ROA. (2) BOPO berpengaruh secara negatif signifikan
terhadap ROA. (3) GCG mampu memoderasi hubungan antara BOPO
terhadap ROA, karena nilai pengaruh langsung BOPO terhadap ROA lebih
kecil daripada pengaruh tidak langsung BOPO terhadap ROA melalui GCG.
Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Gesaputri dan
Widanaputra (2019) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mengenai pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas
dengan GCG sebagai variabel pemoderasi menyatakan bahwa GCG tidak
mampu memoderasi pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas, yang
38
artinya GCG yang tinggi tidak menjamin tingkat kinerja keuangan perusahaan
akan tinggi begitu juga sebaliknya.
Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Haribowo (2015)
menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris yang mana sebagai proksi
dari GCG tidak mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) namun ukuran dewan komisaris mempunyai
pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Kesepuluh, penelitian yang dilakukan oleh Satria dan Daljono (2014)
menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap profitablitas jangka pendek perusahaan,
namun Corporate Social Responsibility berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas jangka panjang perusahaan.
Kesebelas, penelitian yang dilakukan oleh Sholekah (2018) mengenai
pengaruh pengungkapan Islamic Corporate Social Responsibility terhadap
kinerja keuangan dengan Good Corporate Governance sebagai variabel
moderating menunjukkan bahwa Islamic Corporate Social Responsibility
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan GCG mampu
memoderasi hubungan antara pengungkapan ICSR terhadap kinerja
keuangan.
Kedua belas, penelitian yang dilakukan oleh Arsyi (2015) pada Bank
Umum Syariah di Indonesia mengenai pengungkapan Islamic Social
Reporting terhadap Return On Assets menyatakan bahwa pengungkapan ISR
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
39
Ketiga belas, penelitian yang dilakukan oleh Harahap dkk. (2017)
mengenai pengaruh Islamic Social Reporting terhadap profitabilitas
menunjukkan hasil bahwa pengungkapan ISR berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Peningkatan Islamic Social
Reporting akan berpengaruh terhadap besarnya profitabilitas (ROA) dalam
suatu perusahaan.
Keempat belas, penelitian yang dilakukan oleh Heryanto dan Juliarto
(2017) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2015 menyatakan bahwa variabel Corporate Social
Responsibility (CSR) mempunyai hubungan positif dengan profitabilitas
perusahaan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Net Profit-Margin (NPM).
Namun hanya dengan proksi Net Profit Margin (NPM) variabel CSR dapat
mempengaruhi profitabilitas perusahaan secara signifikan.
Kelima belas, penelitian yang dilakukan oleh Danajaya dan Ardiana
(2016) menyatakan bahwa dewan komisaris independen dan kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Sedangkan
kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA.
Keenam belas, penelitian yang dilakukan oleh Maulana dan Titik
(2018) menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
40
profitabilitas pada Bank Umum Nasional dan Bank Swasta yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Ketujuh belas, Yundi dan Sudarsono (2018) menyatakan bahwa CAR
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas Jangka Panjang
pada Bank Syariah di Indonesia.
Kedelapan belas, Al-Munawaroh dan Marliana (2018) menyatakan
bahwa CAR dan NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia.
Kesembilan belas, Romdhoni dan Chateradi (2018) menyatakan
bahwa CAR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA Bank BCA
Syariah, yang artinya besar kecilnya CAR akan berpengaruh terhadap
Profitabilitas.
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relavan (Pengaruh CAR, BOPO, dan
Pengungkapan ICSR terhadap Profitabilitas dengan Proporsi Dewan
Komisaris Independen sebagai Variabel Moderating
GAP Penulis Hasil Penelitian
Isu : pengaruh CAR terhadap ROA
pengaruh CAR
terhadap ROA
Suwarno dan
Muthohar (2018)
CAR berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA).
Semakin tinggi tingkat kecukupan
pemenuhan modal (CAR) suatu bank tidak
menjadi tolak ukur keberhasilan
manajemen bank dalam memperoleh
untung yang tinggi.
41
Bernadin (2016) CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA. Dimana untuk
mendapatkan peningkatan laba dengan
menggunakan analisa ROA harus diiringi
pula dengan meningkatnya kecukupan
modal (CAR).
Sudarmawati dan
Pranomo (2017)
CAR nerpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap ROA.
Pinasti dan
Mustikawati (2018)
CAR berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
Pratiwi dan
Wiagustini (2015)
CAR berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap ROA. Kecukupan modal pada
perusahaan perbankan tidak mampu
meningkatkan profitabilitasnya.
Maulana dan Titik
(2018)
CAR berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas pada Bank Umum
Nasional dan Bank Swasta yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Yundi dan
Sudarsono (2018)
CAR berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas Jangka Panjang
pada Bank Syariah di Indonesia.
Al-Munawaroh dan
Marliana (2018)
CAR dan NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Profitabilitas pada
Bank Syariah di Indonesia.
Romdhoni dan
Chateradi (2018)
CAR berpengaruh secara signifikan
terhadap ROA Bank BCA Syariah, yang
artinya besar kecilnya CAR akan
berpengaruh terhadap Profitabilitas.
Isu : Pengaruh Pengungkapan ISR terhadap ROA
Pengaruh
Pengungkapan
Satria dan Daljono
(2014)
CSR tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas jangka pendek
perusahaan, namun CSR berpengaruh
42
ISR terhadap
ROA
terhadap profitabilitas jangka panjang
perusahaan.
Sholekhah (2018) Variabel Islamic Corporate Social
Responsibility berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan. Semakin
banyak pengungkapan ICSR yang
dilakukan oleh perusahaan maka akan
meningkatkan kinerja keuangan
perbankan yang baik dan transparan
Lestari (2018)` Variabel Islamic Corporate Social
Responsibility berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan.
Arsyi (2015) Variabel ISR tidak berpengaruh signifikan
terhadap return on assets pada bank umum
syariah. Dimana pengungkapan ISR yang
dilakukan oleh bank setiap tahunnya tidak
menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat ROAnya.
Harahap dkk.
(2017)
Pengungkapan ISR berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan.
Heryanto dan
Juliarto (2017)
CSR berpengaruh positif terhadap
profitabilitas yang diproksikan dengan
ROA, ROE, EPS, dan NPM. Namun, CSR
hanya berpengaruh signifikan terhadap
NPM saja.
Isu : Pengaruh BOPO terhadap ROA
pengaruh
Pengaruh
BOPO terhadap
ROA
Suwarno dan
Muthohar (2018)
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA).
Semakin tinggi tingkat BOPO maka
semakin rendah tingkat ROA suatu bank.
BOPO yang rendah menunjukkan
kemampuan manajemen bank yang baik,
43
dalam memenuhi biaya-biaya operasional
dengan menghasilkan laba yang optimal
sehingga berdampak pada ROA menjadi
lebih baik
Sudarmawati dan
Pranomo (2017)
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA.
Pinasti dan
Mustikawati (2018)
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA.
Pratiwi dan
Wiagustini (2015)
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA. Jika rasio BOPO
meningkat maka ROA akan menurun,
begitu juga sebaliknya.
Yusriani (2018)
BOPO berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA.
Isu : Pengaruh Dewan Komisaris Independen sebagai variabel moderasi terhadap
Profitabilitas (ROA)
pengaruh CAR
terhadap ROA
Kiswanto dan Asri
Purwanti (2016)
CAR berpengaruh positif terhadap GCG
dan ROA, namun CAR tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap ROA
Gesaputri dan
Widanaputra
(2019)
GCG tidak mampu memoderasi hubungan
antara CAR dengan ROA. Hal ini
disebabkan karena GCG yang tinggi tidak
menjamin tingkat kinerja keuangan
perusahaan akan tinggi begitu juga
sebaliknya.
Haribowo (2015) Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Sholekhah (2018) GCG yang diproksikan dalam
Kepemilikan Institusional, Dewan
Komisaris dan Direksi, Auditor dan
Komite Audit mampu menjadi variabel
moderating dalam memperkuat hubungan
antara Islamic CorporateSocial
44
Responsibility dengan kinerja keuangan
secara signifikan
Kiswanto dan Asri
Purwanti (2016)
GCG mampu memoderasi hubungan
BOPO terhadap ROA, untuk itu BUS dan
UUS seharusnya lebih memperhatikan tata
kelola perusahaan karena dengan
manajemen dan pengawasan yang baik
maka biaya yang mungkin timbul dari
kegiatan operasional dapat dikontrol
sehingga meningkatkan profitabilitas.
Danajaya dan
Ardiana (2016)
Proporsi dewan komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
Dari beberapa penelitian terdahulu, masih terdapat penelitian dengan
hasil yang berbeda sehingga perlu dilakukannya penelitian lanjutan untuk
memperkuat teori yang ada. Kelebihan dalam penelitian ini dapat dilihat dari
data yang diambil yaitu menggunakan data terbaru. Dengan menggunakan
data terbaru, hasil yang diperoleh akan lebih menggambarkan situasi
perbankan saat ini.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah pada penelitian ini, peneliti lebih berfokus untuk
menganalisis apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Pengungkapan Islamic
Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)
perbankan syariah di Indonesia. Selain itu, peneliti juga menambahkan
variabel proporsi dewan komisaris independen sebagai variabel moderasi
45
hubungan antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), dan Pengungkapan Islamic Corporate
Social Responsibility terhadap profitabilitas (ROA).
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Capital Adequacy Ratio
(CAR)
Biaya Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Pengungkapan Islamic
Corporate Social
Responsibility (ICSR)
Proporsi Dewan
Komisaris Independen
ROA
H1
H2 H3
H4
H5
H6
46
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya masih
harus di uji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan
pustaka (Martono, 2011:171).
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas
CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian
yang diakibatkan dalam operasional bank. Menurut peraturan Bank
Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari asset tertimbang menurut
risiko (ATMR). Perhitungan ATMR berpedoman pada ketentuan yang
berlaku mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
bank umum berdasarkan prinsip syariah. Rasio dihitung per posisi
penilaian termasuk memperhatikan tren KPMM. CAR yang terlalu tinggi
tidak akan memberikan pengaruh terhadap kenaikan ROA jika tidak
diiringi oleh faktor pendukung lain seperti investasi dan penyaluran dana
yang baik (Suwarno dan Muthohar, 2018).
Beberapa penelitian yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA yaitu Maulana dan Titik (2018),
Yundi dan Sudarsono (2018), Al-Munawaroh dan Marliana (2018), dan
Romdhoni dan Chateradi (2018). Hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa kenaikan CAR akan mengakibatkan penurunan pada penurunan
47
Profitabilitas suatu bank. Hal ini dilihat karena rata-rata CAR pada Bank
Umum Syariah yang terlalu tinggi. Pada periode 2014-2018 CAR Bank
Umum Syariah memiliki rata-rata sebesar 25.14% hal ini menunjukkan
bank syariah yang beroperasi pada tahun 2014-2018 kurang
mengoptimalkan dana yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa;
𝐇𝟏 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas.
2. Pengaruh Pengungkapan Islamic Corporate Social Responsibility
(ICSR) terhadap Profitabilitas
Perusahaan tidak hanya sekedar bertanggungjawab terhadap pada
pemilik (shareholder) sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser
menjadi lebih luas yaitu sampai pada ranah sosial kemasyarakatan (social
responsibility). Hal tersebut terjadi karena adanya tuntutan dari
masyarakat akibat negative externalities yang timbul serta ketimpangan
sosial yang terjadi. Islamic Corporate Social Responsibility adalah CSR
yang merujuk kepada praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab etis
secara Islami. Perusahaan memasukkan norma-norma agama Islam yang
ditandai oleh adanya komitmen ketulusan dalam kontrak sosial didalam
bisnisnya (Suharto dalam Kharisma, 2014:30).
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pengungkapan
CSR akan berpengaruh signifikanterhadap kinerja keuangan, diantaranya
adalah Sholekhah (2018), Harahap dkk. (2017), Lestari (2018), serta
Heryanto dan Juliarto (2017). Hasil penelitian mereka menunjukkan arti
48
bahwa dengan adanya pengungkapan tanggung jawab sosial yang
dilakukan perusahaan akan menjadikan nama perusahaan menjadi
semakin baik. Meningkatkan loyalitas konsumen atau nasabah akan
berdampak pada penjualan dan keuntungan perusahaan yang akan
berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan
penjelasan dan penelitian terdahulu maka diduga:
𝐇𝟐 : Islamic Corporate Social Responsibility berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
3. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Profitabilitas
Menurut Dendawijaya (2005:119) Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasi. Semakin kecil BOPO maka semakin efisien
biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan, dengan
adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan
semakin besar. Hal ini didukung dengan penelitian Suwarno dan
Muthohar (2018), Sudarmawati dan Pranomo (2017), Pinasti dan
Mustikawati (2018), dan Pratiwi (2015) menyatakan bahwa BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).
Sehingga dapat disimpulkan dalam hipotesis bahwa:
49
𝐇𝟑 : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
4. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen sebagai variabel
moderating hubungan antara CAR, BOPO, dan Pengungkapan
Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) terhadap Profitabilitas
Untuk menciptakan pola kerja manajemen yang bersih, transparan,
dan profesional tentunya diperlukan tata kelola perusahaan yang baik,
serta hubungan yang harmonis dengan seluruh pemangku kepentingan.
Namun demikian, dalam menjalankan hubungan dan interaksi tersebut
senantiasa terdapat potensi terjadinya situasi benturan kepentingan yang
mungkin tidak dapat terhindarkan antara satu pihak dengan pihak yang
lainnya. Untuk menangani terjadinya masalah benturan kepentingan
tersebut maka diperlukan adanya dewan komisaris independen (Dwiputra,
2015:72)
Tingginya proporsi untuk dewan komisaris independen akan
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dwiputra (2015) yang menyatakan bahwa
komisaris independen mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap kinerja perusahaan dengan pengukuran ROA. Ketika jumlah dari
dewan komisaris independen ditambah maka kinerja perusahaan akan
naik. Penelitian yang dilakukan oleh Haribowo (2015) juga menyatakan
bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan
50
CSR. Sholekhah (2018) juga menyatakan bahwasanya GCG yang mana
didalamnya terdapat proksi dewan komisaris independen mampu menjadi
pemoderasi hubungan antara ICSR terhadap profitabilitas secara
signifikan. Sedangkan Kiswanto dan Purwanti (2016) menyatakan bahwa
GCG mampu memoderasi hubungan antara BOPO dan CAR terhadap
ROA. Berdasarkan penjelasan dan penelitian terdahulu maka diduga:
𝐇𝟒 : Proporsi Dewan Komisaris Independen mampu memoderasi
pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap kinerja keuangan.
𝐇𝟓 : Proporsi Dewan Komisaris Independen mampu memoderasi
pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional terhadap kinerja keuangan.
𝐇𝟔 : Proporsi Dewan Komisaris Independen mampu memoderasi
pengaruh Islamic Corporate Social Responsibility terhadap
kinerja keuangan.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Adapun variabel yang
digunakan yaitu Capital Adequacy Ratio, Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional, pengungkapan Islamic Corporate Social
Responsibility, dan proporsi dewan komisaris independen
Bank Umum Syariah di Indonesia. Data ini terdapat pada laporan
tahunan Bank Umum Syariah selama tahun 2014-2018.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara itu,
waktu penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2018 sampai Juni 2019
dengan meneliti laporan keuangan Bank Umum Syariah tahun 2014 sampai
tahun 2018.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Menurut Kasiram dalam Sujarweni (2015:39) penelitian
kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui. Sumber data yang digunakan dalam
51
52
penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari
perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu (Misbahuddin
dan Hasan, 2013:21).
2. Sumber Data
Data sekunder yang diperoleh dari situs resmi masing-masing
bank umum syariah yang dijadikan obyek dalam penelitian ini. Jenis data
yang digunakan adalah data panel, yaitu gabungan dari data time series
dan cross section.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian
yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti
(Bawono, 2006:28). Populasi pada penelitian ini adalah 11 Bank Umum
Syariah yang sudah terdaftar dalam Statistik Perbankan Syariah Otoritas
Jasa Keuangan periode 2014-2018.
2. Sampel
Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna
mewakili keseluruhan dari populasi (Bawono, 2006:28). Dalam penelitian
ini pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Non-
Probabillity Sampling yaitu Purposive Sampling, agar sampel yang
53
diambil dari populasi representif sesuai dengan kriteria yang digunakan.
Non-Probabillity Sampling adalah teknik memilih sampel dari populasi
dengan tidak memberikan peluang yang sama kepada anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Dalam teknik Non-Probability Sampling
terdapat Purposive Sampling (pengambilan sampel berdasarkan tujuan),
yakni pengambilan sampel berdasarkan kapasitas dan kapabilitas atau
yang kompeten/benar-benar paham dibidangnya diantara anggota
populasi (Hikmat, 2011:64). Adapun kriteria sampel yang akan digunakan
yaitu:
a. Bank Umum Syariah yang sudah listing dalam Statistik Perbankan
Syariah Otoritas Jasa Keuangan dari tahun 2014-2018.
b. Bank Umum Syariah yang sudah menerbitkan laporan keuangannya
selama 5 tahun berturut-turut yaitu 2014-2018.
c. Bank umum syariah yang sudah memenuhi ketentuan dari variabel
terkait.
Berikut ini adalah daftar nama Bank Umum Syariah yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Daftar Nama Bank Sampel
No. Nama Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Muamalat Indonesia
2 PT. Bank BRI Syariah
3 PT. Bank BNI Syariah
4 PT. Bank Syariah Mandiri
5 PT. Bank Mega Syariah
54
6 PT. Bank Panin Dubai Syariah
7 PT. Bank Syariah Bukopin
8 PT. BCA Syariah
9 Bank Victoria Syariah
10 PT. Bank Maybank Syariah
11 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Sumber :www.ojk.go.id
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode
pengumpulan data dari basis data. Metode ini dilakukan melalui pengumpulan
dan pencatatan data laporan tahunan pada masing-masing Bank Umum
Syariah yang menjadi sampel penelitian selama periode tahun 2014-2018.
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendownload laporan
tahunan dari masing-masing bank yang dipublikasikan dari situs resmi
masing-masing bank.
F. Definisi Konsep dan Operasional
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu dipahami unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu
penelitian ilmiah yang termuat dalam definisi operasional variabel penelitian.
Secara lebih rinci, definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Capital Adequacy Ratio (𝐗𝟏)
CAR merupakan rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana
kemampuan permodalan suatu bank untuk mampu menyerap risiko
55
kegagalan kredit yang mungkin terjadi sehingga semakin tinggi angka
rasio ini, maka menunjukkan bank tersebut semakin sehat begitu juga
dengan sebaliknya (Kiswanto dan Purwanti, 2016:20).
CAR = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅)x 100%
2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (𝐗𝟐)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional adalah rasio
perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional
(Dendawijaya, 2005:119). Rasio biaya operasional digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasinya. Penelitian BOPO dalam penelitian ini menggunakan
rumus:
BOPO = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛) 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙x 100%
3. Pengungkapan Islamic Corporate Social Responsibility(𝐗𝟑)
Islamic Corporate Social Responsibilityadalah CSR yang merujuk
kepada praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab etis secara Islami,
perusahaan memasukkan norma-norma agama Islam yang ditandai oleh
adanya komitmen ketulusan dalam kontrak sosial didalam bisnisnya
(Suharto dalam Kharisma, 2014:37). Dalam penelitian ini ICSR diukur
dengan menggunakan variabel dummy, yang artinya nilai variabel
independen yang bersifat kualitatif yaitu:
a. Score 0 : Jika Bank Syariah tidak mengungkapkan item pada daftar
pertanyaan.
56
b. Score 1 : Jika Bank Syariah mengungkapkan item pada daftar
pertanyaan.
ICSR dihitung dengan formula sebagai berikut:
ICSRDI = ∑ 𝐼𝐶𝑆𝑅𝐷𝐼
𝑛 x 100%
Keterangan;
ICSRDI : Islamic Corporate Social Responsibility Disclosure Index
∑ICSRDI : Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
n : jumlah seluruh item pengungkapan ICSRDI.
4. Return On Asset (Y)
Menurut Dendawijaya (2005:118) ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA
suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
asset. Pengukuran ROA dalam penelitian ini menggunakan rumus:
ROA = Laba bersih setelah pajak
Total Aktiva x 100%
5. Proporsi Dewan Komisaris Independen (Z)
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009,
Dewan Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang
tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham
dan hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan hubungan keuangan atau
57
hubungan kepimilikan saham dengan bank sehingga dapat mendukung
kemampuannya untuk bertindak independen. Berikut ini adalah formula
penghitungan Proporsi Dewan Komisaris Independen yang diukur dengan
rasio:
Proporsi DKI = jumlah anggota DKI
Jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris x 100%
G. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Stasioneritas
Sebelum melakukan analisis, harus diketahui terlebih dahulu
apakah data runtut waktu yang digunakan sudah stasioner atau belum
(Winarno, 2015:75). Sebuah data dikatakan stasioner jika memenuhi
asumsi bahwa rata-rata dan variabelnya konstan sepanjang waktu serta
kovarian antar dua data runtut waktu tergantung pada kelambanan antara
dua periode tersebut. Pengambilan keputusan pada uji stasioner adalah
jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka data tersebut bersifat
stasioner (Winarno, 2015:115). Uji yang digunakan adalah uji Unit Root
Test dengan uji Augmented Dickey-Fuller(ADF).
2. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Model regresi moderasi atau sering disebut MRA (Moderated
Regression Analysis) merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda
dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi atau
perkalian dua atau lebih varibel independen (Ghozali, 2013:223).
Sehingga persamaan yang dihasilkan menjadi :
58
Y = β0 + β1*X1 + β2*X2 + β3*X3 + β4*X1Z + β5*X2Z + β6*X3Z + ε
Keterangan :
Y = Estimasi variabel dependen
β0 = Konstanta dari persamaan regresi
β1, β2, β3 = Koefisien dari variabel independen β1, β2, β3
X1, X2, X3 = Variabel independen X1, X2, X3
Z = Variabel moderasi
ε = Residual atau prediction eror
3. Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang
bersifat multivariate, maksudnya digunakan untuk meramalkan nilai
variabel dependen (Y), dengan variabel independen (X) yang lebih dari
satu (minimal dua), sehingga analisa regresi berganda juga sering disebut
analisa multivariate karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya
variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X). Untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan
kausal antara beberapa variabel independen (X1, X2, …) mempengaruhi
variabel dependen (Y) maka dapat dilakukan uji dengan uji statistik
(Bawono, 2006:85). Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai
berikut:
Y = β0 + β1*X1 + β2*X2 + β3*X3 + ε
Keterangan :
Y = Estimasi variabel dependen
59
β0 = Konstanta dari persamaan regresi
β1, β2, β3 = Koefisien dari variabel independen β1, β2, β3
X1, X2, X3 = Variabel independen X1, X2, X3
ε = Residual atau prediction eror
4. Uji Statistik
a. Uji Parsial (Uji T)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen atau variabel penjelas secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Apabila nilai probabilitas
signifikansinya lebih kecil dari 0.05 (5%) maka suatu variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel independen.
Hipotesis diterima jika taraf signifikansi (a) < 0.05 dan hipotesis
ditolak jika taraf signifikansi (a) > 0.05 (Sujarweni, 2015:229).
Dengan kriteria:
a) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
b) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Atau
a) Jika p < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima
b) Jika p > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak
b. Uji Simultan (Uji F)
Signifikansi model regresi secara simultan diuji dengan
melihat nilai signifikansi (sig) dimana jika nilai sig dibawah 0.05
maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
60
Uji F statistik digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen
secara simultan (Sujarweni, 2015:228). Dengan kriteria :
a) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
b) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Atau
a) Jika p < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima
b) Jika p > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak
c) Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)
Koefisien Determinasi, yang dinotasikan dengan R2
merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi (R2)
mencerminkan kemampuan variabel independen. Tujuan analisis ini
adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar
proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan
oleh variabel penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin
besar proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel dependen (Sujarweni, 2015:228).
5. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016:154) uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan
61
uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. Penelitian ini menggunakan metode grafik.
Dengan metode grafik dapat dilihat data yang digunakan berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan melihat histogram dan normal
probability plot (Bawono, 2006:174). Suatu variabel dikatakan normal
jika nilai probabilitas Jarque Berra > 0.05, jika probabilitas Jarque
Berra lebih kecil dari 0.05 maka data tersebut tidak berdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti ada hubungan linier yang sempurna
atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dari
model yang ada. Akibat adanya multikolinearitas ini koefisien regresi
tidak tertentu dan kesalahan standarnya tidak terhingga. Hal ini akan
menimbulkan bias dalam spesifikasi (Sujarweni, 2015:226).
Menurut Winarno (2015:52) uji ini bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(dependen). Dalam uji ini menggunakan uji auxiliary regresi antar
variabel dependen untuk mendapatkan 𝑟2 , kemudian dibandingkan
dengan 𝑅2 persamaan utama.
62
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134). Cara
mengetahui ada tidaknya gejala hereroskedatisitas pada penelitian ini
dengan melakukan pengujian dengan white heteroskedasticity cross
term. Jika signifikansi dari nilai probibilitas lebih kecil dari 0.05 maka
model tersebut mengandung heteroskedastisitas, dan apabila
signifikansi dari nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 maka model
tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada
periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk data time series
autokorelasi sering terjadi. Tapi untuk data sampelnya cross section
jarang terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda dengan yang
lain (Sujarweni, 2015:226).
Untuk mengetahui adanya auto korelasi dalam penelitian ini
digunakan uji Durbin-Watson.Uji D-W ini memperhatikan besarnya
nilai Durbin-Watson pada tabel summary yang tertera pada output.
63
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat
pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negative
Tidak ditolak du < d < 4-du
Sumber : Ghozali, (2013:111)
H. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan program Eviews 9 dimana data yang digunakan berbentuk
kuantitatif yang membuktikan kebenaran dari teori teori yang digunakan dan
data dinyatakan dalam bentuk angka.
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari
Bank Umum Syariah yang terdaftar pada Statistik Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Perbankan Syariah. Sampel data yang digunakan dan kemudian diolah
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari tahun 2014 sampai
dengan 2018. Penelitian ini akan menganalisis mengenai tingkat kesehatan
bank dan pengungkapan Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR)
terhadap kinerja keuangan dengan proporsi dewan komisaris independen
sebagai variabel moderasi, dengan menggunakan rasio keuangan Capital
Adequacy Ratio (CAR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) sebagai variabel independen, dan Return on Asset
(ROA) sebagai variabel dependen.Berikut ini adalah hasil statistik deskriptif
dari masing-masing variabel:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel CAR, BOPO, Pengungkapan ICSR,
ROA, dan Proporsi Dewan Komisaris Independen
CAR BOPO ICSR ROA DKI
Mean 0.251413 1.009696 0.788545 0.004707 0.658909
Median 0.193100 0.944400 0.810000 0.005900 0.670000
Maximum 1.630700 2.174000 0.890000 0.124000 1.000000
Minimum 0.115100 0.624000 0.620000 -0.201300 0.333333
Observations 55 55 55 55 55
Sumber : Data Selunder diolah,2019
64
65
1. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Capital
Adequacy Ratio (CAR) pada periode tahun 2014 sampai dengan tahun
2018 sebesar 0.251413 atau 25%. Nilai CAR tertinggi 1.630700 yang
dimiliki oleh PT. Bank Maybank Syariah pada periode 2018, sedangkan
nilai terendah 0.115100 dimiliki oleh PT. Bank Panin Dubai Syariah pada
tahun 2017. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1, Data
Penelitian.
2. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada periode tahun 2014
sampai dengan tahun 2018 sebesar 1.009696 atau 101%. Nilai BOPO
tertinggi 2.174000 yang dimiliki oleh PT. Bank Panin Dubai Syariah pada
periode 2017, sedangkan nilai terendah 0.624000 dimiliki oleh PT. Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Syariah pada tahun 2018. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1, Data Penelitian.
3. Variabel Pengungkapan Islamic Corporate Social Responsibility
(ICSR)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Pengungkapan
Islamic Corporate Social Responsibility(ICSR) pada periode tahun 2014
sampai dengan tahun 2018 sebesar 0.788545 atau 79%. Nilai ICSR
tertinggi 0.890000 yang dimiliki oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.
66
pada periode 2016, sedangkan nilai terendah 0.620000 dimiliki oleh PT.
BCA Syariah pada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 1, Data Penelitian.
4. Variabel Ratio On Asset (ROA)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Ratio on Asset
(ROA) pada periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 sebesar
0.004707 atau 0.47%. Nilai ICSR tertinggi 0.124000 yang dimiliki oleh
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah pada periode 2018,
sedangkan nilai terendah -0.201300 dimiliki oleh PT. Bank Maybank
Syariah pada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
1, Data Penelitian.
5. Variabel Proporsi Dewan Komisaris Independen (DKI)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata proporsi dewan
komisaris independen pada periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
sebesar 0.658909 atau 65.89%. Nilai ICSR tertinggi 1.000000 yang
dimiliki oleh PT. Bank Syariah Mandiri pada periode 2018 dan Bank
Mega Syariah Periode 2014-2018, sedangkan nilai terendah 0.333333
dimiliki oleh PT. Bank Victoria Syariah pada tahun 2016-2017. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1, Data Penelitian.
67
B. Analisis Data
1. Uji Stasioner
Uji stasioner yang digunakan adalah uji Unit Root Test dengan uji
Augmented Dickey-Fuller pada tingkat 2𝑛𝑑difference. Berdasarkan data
yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah
periode 2014-2018, maka hasil uji stasioneritas data adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioner Tiap Variabel
No. Variabel Prob.* Keterangan
1 X1 0.0000 Data Stasioner
2 X2 0.0000 Data Stasioner
3 X3 0.0000 Data Stasioner
4 Y 0.0000 Data Stasioner
5 Z 0.0000 Data Stasioner
6 X1Z 0.0000 Data Stasioner
7 X2Z 0.0000 Data Stasioner
8 X3Z 0.0000 Data Stasioner
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Dari hasil output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai Prob.* <
0,05. Dengan demikian semua variabel menunjukkan data stasioner,
artinya data dari semua hasil uji tiap variabel tersebut layak untuk
dilakukan pengujian selanjutnya.
Keterangan :
Y = Return on Asset (ROA)
X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
68
X2 = Pengungkapan ICSR
X3 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
X1Z = CAR dimoderasi oleh dewan komisaris independen
X2Z = Pengungkapan ICSR dimoderasi oleh dewan komisaris
independen
X3Z = BOPO dimoderasi oleh dewan komisaris independen
2. Moderated Regression Analysis (MRA)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel
moderating mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Berikut ini adalah
hasil uji dari regresi linear berganda dan hasil uji Moderated Regression
Analysis:
69
Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Dependent Variable: D(Y(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 08/01/19 Time: 19:31
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000194 0.004036 0.048080 0.9619
D(X1(-5),3) 0.165677 0.026957 6.146080 0.0000
D(X2(-5),3) -0.066180 0.022605 -2.927716 0.0055
D(X3(-5),3) -0.074814 0.006008 -12.45220 0.0000
D(Z(-5),3) -0.021499 0.010571 -2.033764 0.0483
R-squared 0.911331 Mean dependent var -0.001136
Adjusted R-squared 0.902886 S.D. dependent var 0.088740
S.E. of regression 0.027654 Akaike info criterion -4.237785
Sum squared resid 0.032120 Schwarz criterion -4.040961
Log likelihood 104.5879 Hannan-Quinn criter. -4.163719
F-statistic 107.9174 Durbin-Watson stat 3.200194
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data Sekunder diolah,2019
70
Tabel 4.4 Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Dependent Variable: D(Y(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:14
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000326 0.003543 0.092140 0.9270
D(X1(-5),3) 0.434267 0.088202 4.923531 0.0000
D(X2(-5),3) -0.079641 0.040362 -1.973176 0.0554
D(X3(-5),3) -0.097494 0.017164 -5.680023 0.0000
D(X1Z(-5),3) -0.460890 0.145888 -3.159198 0.0030
D(X2Z(-5),3) 0.032170 0.053971 0.596071 0.5545
D(X3Z(-5),3) 0.031901 0.025006 1.275751 0.2094
R-squared 0.934983 Mean dependent var -0.001136
Adjusted R-squared 0.925230 S.D. dependent var 0.088740
S.E. of regression 0.024265 Akaike info criterion -4.462940
Sum squared resid 0.023552 Schwarz criterion -4.187386
Log likelihood 111.8791 Hannan-Quinn criter. -4.359247
F-statistic 95.87010 Durbin-Watson stat 3.144598
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data Sekunder diolah,2019
Dari tabel 4.4 dapat dilihat jika nilai adjusted R2 sebesar
0.925230, lebih besar dibandingkan nilai adjusted 𝑅2 pada tabel 4.3 yang
hanya sebesar 0.816368. Hal tersebut berarti setelah adanya variabel
moderasi berupa dewan komisaris independen dapat meningkatkan nilai
71
adjusted 𝑅2sebelumnya dalam tabel 4.3 yang menunjukkan nilai adjusted
𝑅2 sebesar 0.816368.
Dari tabel 4.3 juga diperoleh uji F pada penelitian ini memiliki
nilai koefisien sebesar 107.9174 dengan prob (F-statistic) sebesar
0.000000 < 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel independen
(CAR, pengungkapan ICSR, dan BOPO) serta variabel moderasi (dewan
komisaris independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen (ROA).
3. Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Uji analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
dan menguji hubungan antar variabel bebas (CAR, Pengungkapan ICSR,
BOPO, CAR dimoderasi oleh dewan komisaris independen,
Pengungkapan ICSR dimoderasi oleh dewan komisaris independen,
BOPO dimoderasi oleh dewan komisaris independen) terhadap variabel
terikat yaitu profitabilitas. Penelitian ini menggunakan regresi linear
berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square).Hasil regresi yang
diperoleh nantinya akan dilakukan pengujian terhadap signifikansi yang
meliputi uji t, uji f, dan uji determinasi. Untuk pengolahan data digunakan
program econometric views (Eviews) sebagai alat untuk pengukuran dan
pengujiannya. Hasil estimasi dari model regresi adalah sebagai berikut
yang disajikan dalam tabel 4.5:
72
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Dependent Variable: D(Y(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:14
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000326 0.003543 0.092140 0.9270
D(X1(-5),3) 0.434267 0.088202 4.923531 0.0000
D(X2(-5),3) -0.079641 0.040362 -1.973176 0.0554
D(X3(-5),3) -0.097494 0.017164 -5.680023 0.0000
D(X1Z(-5),3) -0.460890 0.145888 -3.159198 0.0030
D(X2Z(-5),3) 0.032170 0.053971 0.596071 0.5545
D(X3Z(-5),3) 0.031901 0.025006 1.275751 0.2094
R-squared 0.934983 Mean dependent var -0.001136
Adjusted R-squared 0.925230 S.D. dependent var 0.088740
S.E. of regression 0.024265 Akaike info criterion -4.462940
Sum squared resid 0.023552 Schwarz criterion -4.187386
Log likelihood 111.8791 Hannan-Quinn criter. -4.359247
F-statistic 95.87010 Durbin-Watson stat 3.144598
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Dengan hasil tersebut maka dapat diperoleh rumus yang akan
digunakan untuk uji regresi linear berganda yaitu d(y(-5),3) c d(x1(-5),3)
d(x2(-5),3) d(x3(-5),3) d(x1z(-5),3) d(x2z(-5),3) d(x3z(-5),3). Setelah
dilakukan uji regresi linear berganda maka dapat diperoleh hasil
persamaan regresi sebagai berikut:
73
Y = α + β1*CAR + β2*ICSR + β3*BOPO + β4*X1Z + β5*X2Z +
β6*X3Z
ROA =.0.00326 + 0.434267 - 0.079641 - 0.097494 - 0.460890 +
0.032170 + 0.031901
4. Uji Statistik
Setelah menguji analisis regresi, kemudian diuji kebenaran
hipotesis yang telah ditetapkan untuk kemudian diinterprestasikan
hasilnya. Hasil dari regresi yang tersaji dalam tabel 4.5, selanjutnya akan
dilakukan pengujian terhadap signifikansi yang meliputi uji-uji sebagai
berikut:
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya untuk menentukan seberapa jauh pengaruh
variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi
variabel independen. Dalam hal ini untuk melihat hipotesis diterima
atau ditolak adalah dengan menggunakan signifikansi t. Nilai
signifikansi t harus dibandingkan dengan tingkat alpha. Penelitian ini
menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Kriteria dalam pengujian ini
adalah apabila 𝑡𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 > Std. Error dan Prob. < 0,05 maka
𝐻0 ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikansi terhadap variabel
dependen. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan program
Eviews 9. Adapun penjelasan mengenai output regresi linear berganda
yang disajikan pada tabel 4.5 adalah sebagai berikut:
74
a) CAR
Variabel CAR menunjukkan pada koefisien alpha 5%,
nilai Coefficient = 0.434267dan prob. 0.0000 < 0.05. Maka artinya
variabel CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
pada alpha 5%.
b) Pengungkapan ICSR
Variabel ICSR menunjukkan pada koefisien alpha 5%,
nilai Coefficient = -0.079641 dan prob. 0.0554 > 0.05. Maka
artinya variabel ICSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap ROA pada alpha 5%.
c) BOPO
Variabel BOPO menunjukkan pada koefisien alpha 5%,
nilai Coefficient = -0.097494dan prob. 0.0000 < 0.05. Maka
artinya variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA pada alpha 5%.
d) X1Z (CAR dimoderasi oleh dewan komisaris independen)
Variabel CAR dimoderasi oleh dewan komisaris
independen menunjukkan pada koefisien alpha 5%, nilai
Coefficient = -0.460890 dan prob. 0.0030 < 0.05. Maka artinya
variabel CAR dimoderasi oleh dewan komisaris independen
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada alpha 5%.
75
e) X2Z (ICSR dimoderasi oleh dewan komisaris independen)
Variabel ICSR dimoderasi oleh dewan komisaris
independen menunjukkan pada koefisien alpha 5%, nilai
Coefficient = 0.032170 dan prob. 0.5545 > 0.05. Maka artinya
variabel ICSR dimoderasi oleh dewan komisaris independen
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada alpha
5%.
f) X3Z (BOPO dimoderasi oleh dewan komisaris independen)
Variabel BOPO dimoderasi oleh dewan komisaris
independen menunjukkan pada koefisien alpha 5%, nilai
Coefficient = 0.031901 dan prob. 0.2094 > 0.05. Maka artinya
variabel BOPO dimoderasi oleh dewan komisaris independen
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada alpha
5%.
b. Pengujian Simultan (Uji F)
Uji ini untuk mengetahui besarnya pengaruh nyata dalam
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara
bersama-sama. Uji ini juga untuk menentukan bahwa model regresi
fit/eksis atau tidak. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi
0,05. Jika nilai Probability < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
atau model sudah fit of goodness.
Dari tabel 4.5diatas diperoleh nilai koefisien 95.87010 dengan
prob. (F-statistik) sebesar 0.000000 < 0,05, sehingga 𝐻0 ditolak atau
76
𝐻1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi fit
sehingga secara simultan tingkat rasio CAR, pengungkapan Islamic
Corporate Social Responsibility, BOPO, dan proporsi dewan
komisaris independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah.
c. Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)
Koefisien determinasi (𝑅2) digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen atau sejauh mana variabel independen mampu
mempengaruhi variabel dependen. Besarnya nilai adjusted R-square
antara 0 < adjusted (𝑅2) < 1. Jika nilai adjusted (𝑅2) semakin
mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena
semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independennya.
Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada tabel 4.5
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi
antara variabel independen dan dependen pada adjusted (𝑅2)adalah
0.934983. Ini berarti bahwa variasi variabel independen dapat
mempengaruhi sebesar 93.4983% pada ROA, sedangkan 6.5017%
ROA dipengaruhi oleh variasi variabel lain yang tidak dimasukkan
kedalam model ini.
77
5. Uji Asumsi Klasik
Untuk memberikan kepastian bahwa parameter dalam model yang
digunakan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias tetapi konsisten,
maka harus dilakukan uji asumsi klasik dari regresi model sehingga tidak
terjadi penyimpangan terhadap asumsi normalitas, multikolinearitas, dan
heteroskedastisitas. Untuk menguji adanya penyimpangan asumsi klasik,
penulis menggunakan program eviews 9.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, data variabel dependen dan independen yang digunakan
apakah berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data
yang terdistribusi secara normal. Dalam melakukan pengujian
normalitas ada beberapa metode yang dapat digunakan, dan dalam
penelitian ini penulis melakukan uji normalitas menggunakan metode
analisa grafik dengan melihat histogram (Bawono, 2014:174). Suatu
variabel dikatakan terdistribusi normal jika nilai probabilitas Jarque
Berra > 0.05, jika nilai probabilitas Jarque Berra lebih kecil dari 0.05
maka data tersebut tidak terdistribusi normal.
78
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04
Series: Residuals
Sample 9 55
Observations 47
Mean -4.13e-18
Median 0.003210
Maximum 0.051774
Minimum -0.048549
Std. Dev. 0.022627
Skewness -0.015862
Kurtosis 2.613655
Jarque-Bera 0.294276
Probability 0.863175
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Hasil dari uji di atas terlihat bahwa nilai probabilitas Jarque
Berra = 0,863175 > 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data dari variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui nilai
koefisien determinasi setiap variabel independen dengan variabel
independen lainnya. Untuk mendeteksi adanya hubungan antar
variabel dalam penelitian ini dengan melihat koefisien korelasi antara
masing-masing variabel, dalam penelitian ini digunakan uji auxiliary.
Setelah uji auxiliary yang pertama didapatkan hasil seperti tabel 4.6
berikut:
79
Tabel 4.6 Perbandingan Nilai R-Squared
Persamaan R-
squared
R-
squared
Utama
Ket. Kesimpulan
D(X1(-5),3) C D(X2(-
5),3) D(X3(-5),3)
D(X1Z(-5),3) D(X2Z(-
5),3) D(X3Z(-5),3)
0.950975 0.93498 𝑟2> R Ada Korelasi
D(X2(-5),3) C D(X1(-
5),3) D(X3(-5),3)
D(X1Z(-5),3) D(X2Z(-
5),3) D(X3Z(-5),3)
0.780169 0.93498 𝑟2< R Tidak Ada
Korelasi
D(X3(-5),3) C D(X1(-
5),3) D(X2(-5),3)
D(X1Z(-5),3) D(X2Z(-
5),3) D(X3Z(-5),3)
0.942202 0.93498 𝑟2> R Ada Korelasi
D(X1Z(-5),3) C D(X1(-
5),3) D(X2(-5),3)
D(X3(-5),3) D(X2Z(-
5),3) D(X3Z(-5),3)
0.965890 0.93498 𝑟2> R Ada Korelasi
D(X2Z(-5),3) C D(X1(-
5),3) D(X2(-5),3)
D(X3(-5),3) D(X1Z(-
5),3) D(X3Z(-5),3)
0.960652 0.93498 𝑟2> R Ada Korelasi
D(X3Z(-5),3) C D(X1(-
5),3) D(X2(-5),3)
D(X3(-5),3) D(X1Z(-
5),3) D(X2Z(-5),3)
0.966050 0.93498 𝑟2> R Ada Korelasi
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Dari hasil uji di atas, dapat dilihat bahwa ada hubungan
korelasi yang tinggi pada CAR (X1) , BOPO ( X3 ), CAR yang
80
dimoderasi oleh dewan komisaris independen (X1Z), Pengungkapan
ICSR yang dimoderasi oleh dewan komisaris independen ( X2Z ),
BOPO yang dimoderasi oleh dewan komisaris independen (X3Z) ,
dimana nilai R-squared lebih besar dari R-squared regresi utama,
sehingga dapat disimpulkan data yang digunakan pada penelitian ini
mengandung multikolinieritas. Untuk mengatasi masalah
multikolinieritas, maka penulis memutuskan untuk membuang
beberapa variabel dengan pertimbangan nilai R-squared tertinggi
sehingga tidak ada gejala korelasi. Setelah melalui beberapa
percobaan akhirnya penulis menemukan variabel-variabel yang tidak
ada hubungan korelasi. Diperoleh variabel yang tersisa yaitu CAR
(X1), Pengungkapan ICSR (X2), BOPO (X3) dan Pengungkapan ICSR
yang dimoderasi oleh dewan komisaris independen (X2Z). Maka hasil
perbandingan R-squared seperti pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai R-Squared Disembuhkan
Variabel R-squared
(𝑟2)
R-squared
Utama ( R )
Ket. Kesimpulan
D(X1(-5),3) C
D(X2(-5),3) D(X3(-
5),3) (X2Z(-5),3)
0.322051 0.912204 𝑟2< R Tidak Ada
Korelasi
D(X2(-5),3) C
D(X1(-5),3) D(X3(-
5),3) (X2Z(-5),3)
0.265764 0.912204 𝑟2< R Tidak Ada
Korelasi
D(X3(-5),3) C
D(X1(-5),3) D(X2(-
5),3) (X2Z(-5),3)
0.391538 0.912204 𝑟2< R Tidak Ada
Korelasi
81
D(X2Z(-5),3) C
D(X1(-5),3) D(X2(-
5),3) D(X3(-5),3)
0.210223 0.912204 𝑟2< R Tidak Ada
Korelasi
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, setelah melakukan pengobatan
pada uji multikolinearitas, maka dapat dilihat bahwa nilai R-squared
tiap variabel bebas lebih kecil dibanding dengan nilai R-squared
regresi utama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel dalam
penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika varian dari residual
satu pengamatan dengan pengamatan lain sama, maka disebut
homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara
mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas pada
penelitian ini adalah dengan melakukan pengujian dengan white
heteroskedasticity no cross term. Jika signifikansi dari prob.*R < 0.05
maka model tersebut mengandung heteroskedastisitas, dan apabila
signifikansi dari prob.*R > 0.05 maka model tersebut tidak
mengandung heteroskedastisitas.
82
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 16.26776 Prob. F(4,42) 0.0000
Obs*R-squared 28.56364 Prob. Chi-Square(4) 0.0000
Scaled explained SS 44.89309 Prob. Chi-Square(4) 0.0000
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, hasil pada pengujian
heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa probability obs*R-Squared =
0.0015 dan Prob. F = 0.0000 atau lebih kecil dari 0.05 (signifikansi
dari prob.*R < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa data dalam
variabel penelitian ini terdapat heteroskedastisitas. Maka untuk
menghilangkan gejala heteroskedastisitas tersebut peneliti me-log
semua variabel. Sehingga didapatkan hasil seperti di bawah ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Penyembuhan
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.228524 Prob. F(4,25) 0.9198
Obs*R-squared 1.058223 Prob. Chi-Square(4) 0.9008
Scaled explained SS 2.253487 Prob. Chi-Square(4) 0.6892
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Hasil dari uji 4.9 di atas dapat dilihat bahwa data dalam model
penelitian ini sudah tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
83
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji hubungan yang
terjadi antara anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun
dalam rangkaian waktu. Autokorelasi juga dapat dikatakan kesalahan
dari gangguan periode tertentu berkorelasi dengan gangguan dari
periode sebelumnya. Dalam mengetahui ada atau tidaknya
autokorelasi penulis menggunakan uji Durbin-watson (DW test)
dengan criteria du < dw < 4-du (Bawono, 2006:160-162). Hasil uji
regresinya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ROA
Dependent Variable: D(LOGY(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/25/19 Time: 07:33
Sample (adjusted): 9 50
Included observations: 30 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.106786 0.267256 -0.399562 0.6929
D(LOGX1(-5),3) -0.740737 0.553925 -1.337251 0.1932
D(LOGX2(-5),3) 2.306963 1.191871 1.935582 0.0643
D(LOGX3(-5),3) -11.77542 1.684397 -6.990885 0.0000
D(LOGX2Z(-5),3) 1.074330 0.708428 1.516498 0.1419
R-squared 0.798055 Mean dependent var -0.148114
Adjusted R-squared 0.765744 S.D. dependent var 3.018882
S.E. of regression 1.461140 Akaike info criterion 3.747322
Sum squared resid 53.37322 Schwarz criterion 3.980855
Log likelihood -51.20983 Hannan-Quinn criter. 3.822031
F-statistic 24.69902 Durbin-Watson stat 2.159513
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
84
Dari hasil uji di atas dapat dilihat nilai dw sebesar 2.159513,
dengan nilai tabel tingkat signifikan 0.05. Jumlah sampel 60 (n) dan
jumlah variabel independen setelah melalui uji multikolinearitas
(k=4). Berikut adalah tabel mengenai perbandingan nilai durbin
Watson dengan nilai tabel yang diperoleh:
Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Durbin Watson dengan Nilai Tabel
Nilai
dL
Nilai
dU
Nilai
DW
4-dU 4-dL
Jumlah variabel
(k=4)dan Jumlah
sampel (n) = 55
1.4206
1.6739
2.159513
2.3261
2.5794
Dari tabel di atas membuktikan bahwa dalam penelitian ini
tidak ada autokorelasi, dimana nilai dU < DW > 4-dU menandakan
bahwa data terletak pada daerah yang tidak adanya autokorelasi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik 4.2 berikut:
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Gambar 4.2 Grafik Durbin Watson
dL= 1.4206 dU = 1.6739 dW = 2.159513 4-dU = 2.3261 4-dL=2.5794
85
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik, model regresi dari
penelitian ini berubah karena beberapa variabel independen dihilangkan yaitu
variabel CAR dimoderasi oleh dewan komisaris independen (X1Z) dan
BOPO dimoderasi oleh dewan komisaris independen (X2Z) untuk dapat
melewati uji multikolinearitas, oleh karena itu variabel yang mempengaruhi
ROA berubah menjadi, Y = f (X1, X2, X3, X2Z). Secara lengkap, model
regresi berganda berubah menjadi seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.12
berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Berganda Setelah Penyembuhan
Dependent Variable: D(LOGY(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/25/19 Time: 07:33
Sample (adjusted): 9 50
Included observations: 30 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.106786 0.267256 -0.399562 0.6929
D(LOGX1(-5),3) -0.740737 0.553925 -1.337251 0.1932
D(LOGX2(-5),3) 2.306963 1.191871 1.935582 0.0643
D(LOGX3(-5),3) -11.77542 1.684397 -6.990885 0.0000
D(LOGX2Z(-5),3) 1.074330 0.708428 1.516498 0.1419
R-squared 0.798055 Mean dependent var -0.148114
Adjusted R-squared 0.765744 S.D. dependent var 3.018882
S.E. of regression 1.461140 Akaike info criterion 3.747322
Sum squared resid 53.37322 Schwarz criterion 3.980855
Log likelihood -51.20983 Hannan-Quinn criter. 3.822031
F-statistic 24.69902 Durbin-Watson stat 2.159513
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
86
Persamaan regresi yang dibentuk dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Y = α + β1*X1 + β2*X2 + β3*X3+ β4*X2Z
ROA = - 0.106786 - 0.740737 + 2.306963 - 11.77542 + 1.074330
Berdasarkan uji di atas, maka dapat dijelaskan hasil uji hipotesis dari
masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Variabel yang masih berada dalam regresi setelah dilakukannya uji regresi
linier berganda, uji MRA, dan uji asumsi klasik
a. Pengaruh CAR terhadap ROA
Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan pada koefisien
alpha 5%, nilai Coefficient = -0.740737dan prob. 0.1932 > 0.05. Maka
artinya variabel CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap ROA pada alpha 5%. Namun berbeda dengan hasil uji regresi
linear berganda yang pertama, dimana diperoleh variabel CAR
menunjukkan pada koefisien alpha 5%, nilai Coefficient =
0.434267dan prob. 0.0000 < 0.05. Maka artinya variabel CAR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada alpha 5%.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Bernadin (2016) yang
menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA. Dimana untuk mendapatkan peningkatan laba dengan
menggunakan analisa ROA harus diiringi pula dengan meningkatnya
kecukupan modal (CAR).
87
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah suatu rasio yang
menunjukkan sampai sejauh mana kemampuan permodalan suatu
bank untuk mampu menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin
terjadi sehingga semakin tinggi angka rasio ini, maka menunjukkan
bank tersebut semakin sehat begitu juga dengan sebaliknya. (Kiswanto
dan Purwanti, 2016:19). Pengertian lain dari Peraturan Bank
Indonesia, CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung risiko (kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada
bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh
dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.
Menurut hasil uji di atas maka dapat diartikan bahwa variabel
CAR dapat mempengaruhi variabel Y yaitu ROA dengan arah negatif
yang artinya bahwa setiap kenaikan CAR maka terjadi penurunan
terhadap ROA, dan tidak signifikan yang artinya kenaikan CAR tidak
selalu berpengaruh terhadap penurunan ROA, begitu pula sebaliknya.
Hasil penelitian pada uji regresi linear berganda yang kedua
selaras dengan hasil penelitian Pinasti dan Mustikawati (2018) dimana
pada penelitiannya menyatakan bahwa tidak signifikannya CAR
dikarenakan adanya peraturan BI yang mewajibkan bank menjaga
CAR dengan ketentuan minimal 8%. Akibatnya bank harus
menyiapkan dana cadangan untuk memenuhi ketentuan minimum
tersebut disamping untuk mengantisipasi adanya risiko kredit.
88
Kebijakan investasi bank yang menginvestasikan dana secara hati-hati
akan mempengaruhi tingkat profitabilitas bank. Selain itu tingkat
kepercayaan masyarakat juga menjadi salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tingkat profitabilitas bank. Oleh karena itu, walaupun
bank memiliki modal yang tinggi dan tingkat CAR yang tinggi, bila
tidak diimbangi dengan investasi dan penyaluran dana yang baik,
CAR tidak akan berpengaruh banyak terhadap profitabilitas. Rasio
CAR yang baik harus berada di atas ketentuan minimum yaitu sebesar
8%. Namun demikian kondisi dimana rasio CAR yang terlalu tinggi
misalnya 100%, menunjukkan bahwa bank tidak memutarkan dana
dari pihak lain. Bank yang tidak menyalurkan dananya akan
mengalami kerugian. CAR yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa
modal yang dimiliki bank terlalu besar sehingga mencerminkan bahwa
bank kurang efisien dalam menyalurkan dananya. Sebaiknya BI perlu
mengkaji dan menetapkan peraturan terbaru terkait CAR sehingga
bank memiliki acuan beberapa titik tertinggi yang ideal untuk rasio
CAR. Penelitian lain yang mendukung dengan hasil penelitian ini
adalah penelitian dari Sudarmawati dan Pranomo (2017), serta Pratiwi
dan Wiagustini (2015) yang mana menyatakan bahwa CAR
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas ditolak atau 𝐻1 ditolak.
89
b. Pengaruh Pengungkapan ICSR terhadap ROA
Variabel pengungkapan ICSR menunjukkan pada koefisien
alpha 5%, nilai Coefficient = 2.306963dan prob. 0.0643 > 0.05. Maka
artinya variabel pengungkapan ICSR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap ROA pada alpha 5%. Pada hasil uji regresi linear
berganda yang pertama, diperoleh variabel pengungkapan ICSR
menunjukkan pada koefisien alpha 5%, nilai Coefficient = -0.079641
dan prob. 0.0554 > 0.05. Maka artinya variabel ICSR berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada alpha 5%.
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda yang kedua dapat
disimpulkan pengungkapan ICSR berpengaruh postif terhadap
profitabilitas (ROA) namun meningkatnya pengungkapan ICSR pada
suatu bank tidak selalu berpengaruh terhadap kenaikan profitabilitas
(ROA) atau hanya sedikit saja yang dapat mempengaruhi hubungan
tersebut. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Solekhah (2018) yang menyatakan bahwa ICSR berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap ROA.
Tidak berpengaruhnya ICSR terhadap ROA dapat dijelaskan
karena para nasabah atau konsumen dalam memutuskan memilih bank
syariah tidak melihat atau menimbang pada ke syar’ian yang
terindikasi pada ISR indeks pada bank yang dipilihnya dibandingkan
dengan bank syariah lainnya (Arsyi, 2015:15).
90
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai hipotesis
yang menyatakan bahwa pengungkapan ICSR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas ditolak, atau 𝐻2 ditolak.
c. Pengaruh BOPO terhadap ROA
Variabel BOPO menunjukkan pada koefisien alpha 5%, nilai
Coefficient = -11.77542dan prob. 0.0000 < 0.05. Maka artinya
variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
pada alpha 5%. Hasil yang sama juga didapatkan pada pengujian
regresi linear berganda yang pertama dimana variabel BOPO
menunjukkan pada koefisien alpha 5%, nilai Coefficient = -0.097494
dan prob. 0.0000 < 0.05. Maka artinya variabel BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA pada alpha 5%.
BOPO berpengaruh negatif artinya jika BOPO meningkat
yang berarti efisiensi menurun, maka profitabilitas (ROA) akan
menurun. Semakin efisien suatu bank maka kinerjanya semakin
meningkat pula. Kinerja bank yang meningkat akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap bank. Peningkatan kepercayaan
masyarakat dapat meningkatkan jumlah dana pihak ketiga yang
dihimpun oleh suatu bank, selain itu masyarakat juga terdorong untuk
menggunakan jasa dan produk bank seperti pinjaman atau kredit.
Dengan meningkatnya dana pihak ketiga dan kontribusi masyarakat
terhadap produk-produk bank diharapkan akan meningkatkan
profitabilitas.
91
Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO
yaitu dibawah 85%, Karena jika BOPO melebihi 85% hingga
mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak
efisien dalam menjalankan operasinya. Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian Suwarno dan Muthohar (2018), Sudarmawati dan
Pranomo (2017), Pinasti dan Mustikawati (2018), dan Pratiwi (2015)
menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap profitabilitas diterima atau 𝐻3 diterima.
d. Pengaruh Pengungkapan ICSR dimoderasi oleh dewan komisaris
independen terhadap ROA
Variabel ICSR dimoderasi oleh dewan komisaris independen
menunjukkan pada koefisien alpha 5%, nilai Coefficient = 1.074330
dan prob. 0.1419 > 0.05. Maka artinya variabel ICSR yang dimoderasi
oleh dewan komisaris independen berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap ROA. Hasil yang sama diperoleh pada uji regresi
linear yang pertama, yang menunjukkan variabel ICSR dimoderasi
oleh dewan komisaris independen menunjukkan pada koefisien alpha
5%, nilai Coefficient = 0.032170 dan prob. 0.5545 > 0.05, yang artinya
variabel ICSR dimoderasi oleh dewan komisaris independen
92
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada alpha
5%.
Berpengaruh positif artinya keberadaan variabel proporsi
dewan komisaris independen sebagai variabel moderasi dapat
memperkuat hubungan antara variabel X dengan variabel Y yaitu
pengungkapan ICSR dengan ROA namun variabel proporsi dewan
komisaris independen tidak selalu memperkuat hubungan ICSR dan
ROA atau hanya sedikit saja yang dapat mempengaruhi hubungan
tersebut. Hal ini mungkin disebabkan karena dewan komisaris
independen yang dimiliki oleh Bank Umum Syariah di Indonesia
belum menjalankan peran dan fungsinya, serta belum dapat
memberikan control dan monitoring bagi manajemen dalam
operasional perusahaan, termasuk dalam pelaksanaan dan
pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial (Harahap dkk, 2017:9).
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat perusahaan yang memili
proporsi dewan komisaris independen dibawah rata-rata proporsi
dewan komisaris independen selama 2 periode berturut-turut, yaitu
Bank Victoria Syariah pada periode 2016 dan 2017.
Jadi hipotesis yang menyatakan proporsi dewan komisaris
independen memoderasi pengaruh pengungkapan ICSR terhadap
profitabilitas ditolak atau 𝐻5 ditolak.
93
2. Variabel yang keluar dalam regresi setelah dilakukannya uji regresi linier
berganda, uji MRA, dan uji asumsi klasik
a. Pengaruh CAR Terhadap Profitabilitas dimoderasi Dewan Komisaris
Independen
Pada tabel 4.5 Variabel CAR dimoderasi oleh dewan komisaris
independen menunjukkan pada koefisien alpha 5% menunjukkan nilai
koefisien -0.460890 dan nilai probabilitas sebesar 0.0030 < 0.05.
Berdasarkan hasil uji tersebut menunjukkan bahwa proporsi dewan
komisaris independen mampu memoderasi hubungan antara CAR
terhadap ROA dimana pengaruh yang diberikan adalah negatif atau
kenaikan CAR akan berdampak pada penurunan profitabilitas, dan
sebaliknya. Hal ini disebabkan karena penambahan modal yang tinggi
dan tingkat CAR yang tinggi, bila tidak diimbangi dengan investasi
dan penyaluran dana yang baik, maka CAR tidak akan berpengaruh
banyak terhadap profitabilitas. Jadi hipotesis yang menyatakan
proporsi dewan komisaris independen memoderasi pengaruh CAR
terhadap profitabilitas diterima atau 𝐻4 diterima.
b. Pengaruh BOPO dimoderasi oleh dewan komisaris independen
Variabel BOPO dimoderasi oleh dewan komisaris independen
menunjukkan pada koefisien alpha 5%, nilai Coefficient = 0.031901
dan prob. 0.2094 > 0.05. Maka artinya variabel BOPO dimoderasi oleh
dewan komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap ROA pada alpha 5%.
94
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa peran proporsi dewan
komisaris independen dapat memperkuat hubungan pengaruh BOPO
terhadap ROA namun pengaruh yang diberikan sangatlah kecil.
Sehingga dapat disimpulkan ketika BOPO naik maka ROA juga ikut
naik, tetapi pengaruh tersebut tidaklah selalu terjadi atau sangat kecil
kemungkinan terjadinya. Maka dapat disimpulkan bahwa dewan
komisaris tidak mampu memoderasi hubungan antara BOPO terhadap
ROA.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Santoso (2015)
dan Danajaya dan Ardiana (2016) yang menyatakan bahwa komisaris
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan. Hasil penelitian ini tidak memberikan dukungan empiris
bahwa adanya dewan komisaris independen di perbankan akan
memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Hal tersebut mungkin
disebabkan karena Dewan Komisaris Independen yang masih kurang
kompeten dan belum sepenuhnya menjalankan tugasnya dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang menyatakan proporsi dewan komisaris independen
memoderasi pengaruh pengungkapan BOPO terhadap profitabilitas
ditolak atau 𝐻6 ditolak.
95
Tabel 4.13 Ringkasan Uji Hipotesis
No Hipotesis Hasil Keterangan
Variabel sesudah dilakukan uji multikolinieritas
1. CAR berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas
(ROA)
CAR berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas
(ROA)
Ditolak
2. ICSR berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap profitabilitas
(ROA)
ICSR berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas
(ROA)
Ditolak
3. BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA
BOPO berpengaruh
terhadap ROA
Diterima
Variabel sebelum dilakukan uji multikolinearitas
4. Proporsi dewan
komisaris independen
mampu memoderasi
hubungan antara CAR
terhadap profitabilitas
(ROA)
Proporsi dewan komisaris
independen mampu
memoderasi hubungan
antara CAR terhadap
profitabilitas (ROA)
Diterima
5. Proporsi dewan
komisaris independen
mampu memoderasi
hubungan antara
pengungkapan ICSR
terhadap profitabilitas
(ROA)
Proporsi dewan komisaris
independen tidak mampu
memoderasi hubungan
antara pengungkapan
ICSR terhadap
profitabilitas (ROA)
Ditolak
6. Proporsi dewan
komisaris independen
mampu memoderasi
hubungan antara BOPO
terhadap profitabilitas
(ROA)
Proporsi dewan komisaris
independen tidak mampu
memoderasi hubungan
antara BOPO terhadap
profitabilitas (ROA)
Ditolak
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dan
pembahasanmengenai pengaruh langsung maupun tidak langsung CAR,
BOPO dan Pengungkapan ICSR tehadap Profitabilitas dengan proporsi
dewan komisaris independensebagai variabel moderating pada Bank Umum
Syariah periode 2014-2018 adalah sebagai berikut:
1. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah yang
terdaftar di OJK periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
koefisien yang bernilai negatif yaitu -0.740737dan nilai signifikansi
sebesar 0.1932 yang artinya lebih besar dari signifikansi 0.05.
2. Variabel pengungkapan ICSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah yang terdaftar di
OJK periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
yang bernilai positif yaitu 2.306963 dan nilai signifikansi sebesar
0.0643 yang artinya lebih besar dari signifikansi 0.05.
3. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operaasional
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Bank
Umum Syariah yang terdaftar di OJK periode 2014-2018. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien yang bernilai negatif yaitu =-
96
97
11.77542 dan nilai signifikansi sebesar 0.0000 yang artinya lebih kecil
dari signifikansi 0.05.
4. Proporsi dewan komisaris independen mampu memoderasi hubungan
antara CAR terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah yang
terdaftar di OJK periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
koefisien yang bernilai positif yaitu -0.460890 dan nilai signifikansi
sebesar 0.0030 yang artinya lebih kecil dari signifikansi 0.05.
5. Proporsi dewan komisaris independen tidak mampu memoderasi
hubungan antara pengungkapan ICSR terhadap profitabilitas (ROA)
Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK periode 2014-2018. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien yang bernilai yang bernilai positif
yaitu 1.074330 dan nilai signifikansi sebesar 0.1419yang artinya lebih
besar dari signifikansi 0.05.
6. Proporsi dewan komisaris independen tidak mampu memoderasi
hubungan antara BOPO terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum
Syariah yang terdaftar di OJK periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien yang bernilai yang bernilai positif yaitu
0.031901dan nilai signifikansi sebesar 0.2094 yang artinya lebih besar
dari signifikansi 0.05.
98
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta kesimpulan pada
penelitian ini, saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini sebagai
berikut:
1) Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel yang berpengaruh
positif signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti Bank Umum Syariah
di Indonesia secara keseluruhan.
3) Penelitian selanjutnya juga diharapkan perlu mencari variabel moderasi
yang cocok terhadap Profitabilitas (ROA)
4) Karena terdapat kendala pada uji multikolinieritas dimana ada beberapa
variabel yang memiliki gejala multikolinearitas sehingga harus ada
beberapa variabel yang dibuang untuk melewati uji multikolinearitas
dengan menghilangkan gejala penyakit multikolinearitas pada data
yang digunakan untuk penelitian ini. Maka hasil uji pada penelitian ini
tidak bisa menjawab semua yang dipertanyakan pada rumusan masalah,
sehingga disarankan untuk melakukan penelitian ulang atau lebih
lanjut.
99
DAFTAR PUSTAKA
Al-Munawwaroh, Medina dan Marliana. 2018. Pengaruh CAR, NPF, dan
FDR Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Amwaluna,
Vol. 2, No. 1, hlm. 1-17.
Anggraeni, R.M., Suardhika, S.M.I. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan
Modal, Risiko Kredit dan Suku Bunga Kredit pada Profitabilitas. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol. 9, No. 1, hlm.27-38.
Anthony dan Govindarajan.(2005). Management Control System.Buku
2.Edisi ke 11. Salemba Empat: Jakarta.
Ariyanti, Indah., Patricia Dhiana P dan Ari Pranaditya. 2017. Pengaruh CAR,
NPF, NIM, BOPO, dan DPK Terhadap Profitabilitas dengan FDR
Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Perbankan Umum Syariah
Tahun 2011-2014). Jurnal Ekonomi-Akuntansi Universitas
Pandanaran.Vol. 3, No. 3, hlm.1-20.
Arsyi, Abi Rafdi. 2015. Pengaruh Pengungkapan Islamic Corporate Social
Reporting Terhadap Return On Asset. Prosiding Penelitian Sivitas
Akademika Unisba.
Bernadin, E. D. Yokeu. 2016. Pengaruh CAR dan LDR terhadap Return On
Assets. Ecodemica, Vol. 4, No. 2, hlm. 232-241.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Brigham, E. F. dan J. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi
Kedelapan. Edisi Indonesia. Penerjemah Hermawan Wibowo. Buku
II. Jakarta: Erlangga.
Bulan, A.A.Ayu, Astika, Ida Bagus Putra. 2014. Moderasi Sosial
Responsibility Terhadap Pengaruh Kinerja Keuangan Pada Nilai
Perushaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 8, No. 2,
hlm. 136-151.
Dahlan, Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan ”Kebijakan Moneter
dan Perbankan”. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
100
Danajaya, Y.G.D., Ardiana, A.P. 2016. Proporsi Dewan Komisaris
Independen Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kepemilikan Institusional
Pada Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana –
Vol. 15, No. 2, hlm. 1595-1622.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Dwiputra, P.B. 2015. Pengaruh Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris
Independen terhadap Kinerja Perushaan. Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan No. 2 – Universitas Airlangga, hlm.70-84.
Gesaputri, I.A. Bintang., dan Widanaputra, A. A. G. P. 2019. Pengaruh
Kecukupan Modal pada Profitabilitas Dengan Good Corporate
Governance Sebagai Variabel Pemoderasi.E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana.Vol. 26, No. 1, hlm. 191 – 220.
Ghozali, I. dan Chariri, A. 2007.Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 23.Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi AnalisisMultivariate dengan Program IBM
SPSS 21 Edisi Tujuh.Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Haniffa, Ros. 2002. Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective, E-
Jurnal Indonesian Management and Accounting Research, 1 (2) 128-
146. Diperoleh 1 Agustus 2019 dari
https://id.scribd.com/doc/312550684/Haniffa-R-Social-Reporting-
Disclosure-An-Islamic-Perspective-2002
Harahap, N., Harmain, H., Siregar, S., Maharani, N. 2017. PengaruhIslamic
Corporate Social Reporting (ISR), Umur Perusahaan, dan
Kepemilikan Saham Publik Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2010
– 2014. Jurnal Kitabah UIN Sumatera Utara, Vol. 1, No. 1, Hlm. 69 –
91.
101
Haribowo, Ismawati. 2015. Analisis Pengaruh Islamic Corporate Governance
Terhadap Corporate Social Responsibility.Jurnal Bisnis dan
Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Vol. 5, No. 1, Hlm. 147
– 172.
Hartini, Titin. (2016). Pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas Bank Syariah
di Indonesia. Jurnal Raden Fatah – I-Finance Vol. 2 No. 1, hal 20-34.
Heryanto, Robby., dan Juliarto, Agung. 2017. Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2014 – 2015. Diponegoro Journal Of
Accounting, Vol. 6, No. 4, Hlm. 1 – 8.
Hidayat, Rahmad. 2014. Efisiensi Perbankan Syariah, Bekasi: Gramata
Publishing.
Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu
Komunikasi dan Sastra.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kharisma.Indra., Mawardi, Imron. 2014. Implementasi Islamic Corporate
Social Responsibility (CSR) pada PT. Bumi Lingga Pertiwi di
Kabupaten Gresik. JEST Universitas Airlangga, Vol. 1, No. 1, hlm.
36-63.
Kiswanto dan Purwanti, Asri. 2016. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank
Menurut Risk Based Bank Rating Terhadap Kinerja Keuangan dengan
Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Jurnal
Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, hlm. 15 – 36.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2006. Pedoman Umum
Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta.
Lestari, Anci. 2018. Pengaruh ICSR Terhadap Reputasi dan Profitabilitas
Bank Syariah di Indonesia. Skripsi. Universitas Islam Indonesia.
Lindawati dan Puspita.2015 Corporate Social Responsibility :Implikasi
\stakeholder dan Legitimacy GAP dalam Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 6, No. 2, hlm.
157-174.
102
Marimin, A., Romdhoni, H.A., dan Fitria, N. T. (2015). “Perkembangan Bank
Syariah Di Indonesia”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam STIE – A A S
Surakarta, Vol. 01, No. 02, hlm. 168-186.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya.
Maulana, Rangga, danTitik, Farida. 2018. Pengaruh CAR, LDR, dan NPL
Terhadap Profitabilitas Pada Industri Perbankan. E-Proceeding of
Management Universitas Telkom: Vol. 5, No. 2. Hlm. 2130-2138.
Misbahuddin dan Hasan, Iqbal. 2013. Analisis Data Penelitian dengan
Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Muchtar,, Bustari., Rose Ramidani., & Menik Kurnia Siwi. (2016). Bank dan
Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: KENCANA
Noviawan, R. A. dan Septiani Aditya. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 3, hlm.1-10.
Othman, et al. (2009).Social Reporting by Islamic Banks, Discussion Paper
in Accounting and Finance.University of Southampton.
Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009
Peraturan Bank Indonesia No. 14/18/PBI/2012 tentang permodalan yang
diatur oleh Bank Indonesia
Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2013 tentang kewajiban penyediaan
modal minimum bank umum
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. 28 November 2012.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 261 DPNP.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 Tentang Tata
Kelola Bagi Bank Umum Pasal 24 (2)
Pinasti, Wildan Farhat dan Mustikawati, R.R Indah. 2018. Pengaruh CAR,
BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah Periode 2011-2015. Jurnal Nominal Vol. VII, No. 1, hlm. 126
– 142.
103
Pratiwi, L.P.S. Wahyuni, dan Wiagustini, N.L. Putu. 2015. Pengaruh CAR,
BOPO, NPL, dan LDR Terhadap Profitabilitas. E-Jurnal Manajemen
Unud, Vol. 5, No.4, hlm. 2137 – 2166.
Purnama, I. M. (2016). Pengaruh Islamic Social Reporting Terhadap Nilai
Perusahaan Bank Syariah Di Indonesia [tesis]. Surakarta (ID). IAIN
Surakarta.
Purwati, Dwi. 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Dana
Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan dan Implikasinya terhadap
Profitabilitas Bank Syariah. Skripsi.Jakarta: UIN Syarif Hidaytullah.
Puspitasari, S.A dan Rustiana, 2014.Pengaruh proporsi dewan komisaris
independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional
terhadap pemberian opini audit going concern.E-Journal Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Rini, T.S. dan Ghozali, I. 2012. Pengaruh Pemegang Saham Institusi,
Komisaris Independen dan Komite Audit Terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting.Vol. 1,
No.2, hlm. 1-12
Rivai, Veithzal dan Arviyan, Arifin. 2010. Islamic Banking Sebuah Teori,
Konsep dan Aplikasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Romdhoni, Haris Abdul., dan Chateradi, Chairunisa Bunga. 2018. Pengaruh
CAR, NPF, dan FDR Terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
Edunomika, Vol. 02, No. 02, hlm. 208-221.
Satria, Emerald Dany., Daljono (2014). Pengaruh Corporate Social
Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011). Jurnal Of Accounting Universitas
Diponegoro, 3 (1) 1-15.
Sholekah, E. Nikmatush. 2018. Pengaruh Pengungkapan Islamic Corporate
Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan dengan Good
Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating.
104
Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negri Maulana Malik
Ibrahim.
Sriviana, Eva dan Nur Fardjrih Asyik. 2013. Pengaruh Pengungkapan CSR
dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi Vol. 2 No. 4. Hlm. 1-16
Sudarmawati, Erna., dan Pranomo, Joko. 2017. Pengaruh CAR, NPL, BOPO,
NIM, dan LDR Terhadap ROA pada BPR di Salatiga yang Terdaftar
di OJK. Among Makarti, Vol. 10, No. 19, Hlm. 1-18.
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Sujarweni, V Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis &
Ekonomi.Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS
Suwarno, C.R., dan Muthohar, A.M. (2018). Analisis Pengaruh NPF, FDR,
BOPO, CAR, dan GCG terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2013-2017. Ijtihad :Jurnal Wacana
Hukum Islam dan Kemanusiaan Institut Agama Islam Negeri Salatiga,
Vol. 6, No. 1, hlm. 94-117.
Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan (Finance
Management). Bogor: Ghalia Indonesia.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Wangi, L.A.Loranita Gladys dan I Wayan Ramantha. 2017. Non Performing
Loan Sebagai Pemoderasi Pengaruh KUR Pada Profitabilitas PT BRI
(PERSERO) Tbk Cabang Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana – Vol. 20, No. 1, hlm .320-351.
Wardoyo, dan Martina, T. (2013). “Pengaruh Corporate Governance,
Corporate Social Responcibility, dan Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan”, Jurnal Dinamika Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma Jakarta, Vol. 4, No. 2, hlm. 132-149.
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews Edisi 4.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
105
Worotikan. Evelyn Jessica, dkk. 2015. Analisa Pengaruh Ukuran Perusahaan,
ROA dan DER terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang
terdaftar di BEI tahun 2010-2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
Vol. 26 No. 2, hlm.1-6.
Yundi, Friskana Nisa., dan Sudarsono, Heri. 2018. Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Return On Asset Bank Syariah di Indonesia. Al-
Amwal, Volume 10, No. 1, hlm. 18-31.
Yusriani. 2018. Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR Terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Milik Negara Persero di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Riset Edisi XXV UNIBOS Makassar, Vol. 4, No. 002,
hlm.1-17.
106
LAMPIRAN – LAMPIRAN
107
LAMPIRAN I;
Data Laporan Keuangan Tahunan
Bank Umum Syariah
Periode 2014-2018
NO
Nama Bank
Periode CAR BOPO ICSR ROA DKI X1Z X2Z x3z
1
Bank Tabungan Pensiunan
Syariah
2,014 0.3280 0.8780 0.6600
0.0423 0.67 0.22 0.59 0.44
2,015 0.1990 0.8580 0.6600
0.0524 0.67 0.13 0.57 0.44
2,016 0.2380 0.7610 0.6600 0.0900 0.67 0.16 0.51 0.44
2,017 0.2890 0.6880 0.7000 0.1120 0.60 0.17 0.41 0.42
2,018 0.4090 0.6240 0.7100 0.1240 0.50 0.20 0.31 0.36
2
PT. Bank Muamalat Indonesia
Tbk.
2,014 0.1391 0.9733
0.7700
0.0017
0.50
0.07
0.49
0.39
2,015 0.1200 0.9736
0.8300
0.0020
0.50
0.06
0.49
0.42
2,016 0.1274 0.9776
0.8900
0.0022
0.50
0.06
0.49
0.45
2,017 0.1362 0.9768
0.8700
0.0011
0.60
0.08
0.59
0.52
2,018 0.1234 0.9824
0.8700
0.0008
0.60
0.07
0.59
0.52
3 PT. Bank
BRISyariah Tbk.
2,014 0.1289 0.9977
0.6900
0.0008
0.80
0.10
0.80
0.55
2,015 0.1394 0.9379
0.7700
0.0077
0.60
0.08
0.56
0.46
2,016 0.2063 0.9133
0.8200
0.0095
0.60
0.12
0.55
0.49
2,017 0.2005 0.9534
0.8300
0.0051
0.50
0.10
0.48
0.42
2,018 0.2972 0.9532
0.8400
0.0043
0.75
0.22
0.71
0.63
4 PT. Bank
BNI Syariah
2,014 0.1626 0.8980
0.8500
0.0127
0.67
0.11
0.60
0.57
2,015 0.1548 0.8963
0.8300
0.0143
0.67
0.10
0.60
0.56
2,016 0.1492 0.8688
0.8300
0.0144
0.50
0.07
0.43
0.42
2,017 0.2014 0.8762
0.8400
0.0131
0.50
0.10
0.44
0.42
108
2,018 0.1931 0.8537
0.8400
0.0142
0.75
0.14
0.64
0.63
5 PT. Bank Syariah Mandiri
2,014 0.1412 1.0060
0.8100
(0.0004)
0.60
0.08
0.60
0.49
2,015
0.1285 0.9478 0.8100
0.0056
0.60 0.08
0.57
0.49
2,016
0.1401
0.9412
0.8100
0.0059
0.60
0.08
0.56
0.49
2,017 0.1589 0.9444
0.8100
0.0059
0.75
0.12
0.71
0.61
2,018 0.1626 0.9068
0.8200
0.0088
1.00
0.16
0.91
0.82
6 PT. Bank
Mega Syariah
2,014 0.1926 0.9761
0.7800
0.0029
1.00
0.19
0.98
0.78
2,015 0.1874 0.9951
0.8000
0.0030
1.00
0.19
1.00
0.80
2,016 0.2353 0.8816
0.8100
0.0263
1.00
0.24
0.88
0.81
2,017 0.2219 0.8916
0.8300
0.0156
1.00
0.22
0.89
0.83
2,018 0.2054 0.9384
0.8300
0.0093
1.00
0.21
0.94
0.83
7
PT. Bank Panin Dubai
Syariah
2,014 0.2569 0.8258
0.8300
0.0199
0.67
0.17
0.55
0.56
2,015 0.2030 0.8929 0.8100 0.0114 0.67 0.14 0.60 0.54
2,016 0.1817 0.9617
0.8100
0.0037
0.50
0.09
0.48
0.41
2,017 0.1151 2.1740
0.8100
(0.1077)
0.67
0.08
1.46
0.54
2,018 0.2315 0.9957
0.8100
0.0026
0.67
0.16
0.67
0.54
8 PT. Bank Syariah Bukopin
2,014 0.1480 0.9677
0.7600
0.0027
0.67
0.10
0.65
0.51
2,015 0.1631 0.9199
0.7800
0.0079
0.50
0.08
0.46
0.39
2,016 0.1515 1.0962
0.8200
(0.0112)
0.50
0.08
0.55
0.41
2,017 0.1920 0.9920
0.8200
0.0002
0.50
0.10
0.50
0.41
2,018 0.1931 0.9945
0.8200
0.0002
0.50
0.10
0.50
0.41
9 PT. BCA Syariah
2,014 0.2960 0.9290
0.7800
0.0080
0.67
0.20
0.62
0.52
2,015 0.3430 0.9250
0.6200
0.0100
0.67
0.23
0.62
0.42
109
2,016 0.3670 0.9220
0.8100
0.0110
0.67
0.25
0.62
0.54
2,017 0.2940 0.8720
0.8100
0.0120
0.67
0.20
0.58
0.54
2,018 0.2430 0.8740
0.8300
0.0120
0.67
0.16
0.59
0.56
10 Bank
Victoria Syariah
2,014 0.1527 1.4331
0.6800
(0.0187)
1.00
0.15 1.43
0.68
2,015 0.1614 1.1919
0.7700
(0.0236)
1.00
0.16
1.19
0.77
2,016 0.1598 1.3134
0.6600
(0.0219)
0.33
0.05
0.43
0.22
2,017 0.1929 0.9602
0.7700
0.0036
0.33
0.06
0.32
0.25
2,018 0.2207 0.9638
0.7900
0.003
0.67
0.15
0.65
0.53
11 PT. Bank Maybank Syariah
2,014
0.5213
0.6962
0.7700
0.0361
0.67
0.35
0.47
0.52
2,015
0.3840
1.9260
0.7800
(0.2013)
0.50
0.19
0.96
0.39
2,016
0.5506
1.6028
0.7800
(0.0951)
0.50
0.28
0.80
0.39
2,017
0.7583
0.8336
0.7900
0.0550
0.67
0.51
0.56
0.53
2,018
1.6307
1.9997
0.7900
(0.0686)
0.67
1.09
1.34
0.53
110
LAMPIRAN II; HASIL SELURUH UJI YANG DILAKUKAN DALAM
PENELITIAN INI
1. Uji Stasioner Tingkat level
a. X1 (CAR)
Null Hypothesis: X1 has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic 3.809242 1.0000
Test critical values: 1% level -3.565430
5% level -2.919952
10% level -2.597905
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X1)
Method: Least Squares
Date: 08/15/19 Time: 05:01
Sample (adjusted): 5 55
Included observations: 51 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
X1(-1) 0.953019 0.250186 3.809242 0.0004
D(X1(-1)) -0.554604 0.323814 -1.712726 0.0935
D(X1(-2)) -0.264920 0.306718 -0.863726 0.3922
D(X1(-3)) -0.724186 0.257621 -2.811055 0.0072
C -0.179038 0.054922 -3.259845 0.0021
R-squared 0.354128 Mean dependent var 0.026308
Adjusted R-squared 0.297965 S.D. dependent var 0.148338
S.E. of regression 0.124289 Akaike info criterion -1.239525
Sum squared resid 0.710593 Schwarz criterion -1.050131
Log likelihood 36.60790 Hannan-Quinn criter. -1.167152
F-statistic 6.305389 Durbin-Watson stat 1.551216
Prob(F-statistic) 0.000393
111
b. X2 (ICSR)
Null Hypothesis: X2 has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.535578 0.0005
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X2)
Method: Least Squares
Date: 08/15/19 Time: 05:05
Sample (adjusted): 2 55
Included observations: 54 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
X2(-1) -0.519089 0.114448 -4.535578 0.0000
C 0.411719 0.090502 4.549260 0.0000
R-squared 0.283465 Mean dependent var 0.002407
Adjusted R-squared 0.269685 S.D. dependent var 0.058694
S.E. of regression 0.050159 Akaike info criterion -3.110889
Sum squared resid 0.130830 Schwarz criterion -3.037223
Log likelihood 85.99401 Hannan-Quinn criter. -3.082479
F-statistic 20.57147 Durbin-Watson stat 2.197709
Prob(F-statistic) 0.000034
c. X3 (BOPO)
Null Hypothesis: X3 has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.582868 0.0000
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
112
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X3)
Method: Least Squares
Date: 08/15/19 Time: 05:05
Sample (adjusted): 2 55
Included observations: 54 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
X3(-1) -0.866593 0.155224 -5.582868 0.0000
C 0.879881 0.159048 5.532173 0.0000
R-squared 0.374763 Mean dependent var 0.020772
Adjusted R-squared 0.362739 S.D. dependent var 0.370079
S.E. of regression 0.295429 Akaike info criterion 0.435559
Sum squared resid 4.538479 Schwarz criterion 0.509225
Log likelihood -9.760091 Hannan-Quinn criter. 0.463969
F-statistic 31.16841 Durbin-Watson stat 1.801339
Prob(F-statistic) 0.000001
d. X1Z (CAR dimoderating Proporsi Dewan Komisaris Independen)
Null Hypothesis: X1Z has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.137190 0.9655
Test critical values: 1% level -3.568308
5% level -2.921175
10% level -2.598551
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X1Z)
Method: Least Squares
Date: 08/15/19 Time: 05:07
Sample (adjusted): 6 55
Included observations: 50 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
X1Z(-1) 0.041596 0.303200 0.137190 0.8915
D(X1Z(-1)) 0.365094 0.329821 1.106946 0.2743
D(X1Z(-2)) 0.039707 0.286871 0.138415 0.8905
D(X1Z(-3)) -0.222057 0.266921 -0.831918 0.4099
D(X1Z(-4)) 0.986861 0.271771 3.631224 0.0007
C 0.006851 0.043233 0.158469 0.8748
113
R-squared 0.414749 Mean dependent var 0.017761
Adjusted R-squared 0.348243 S.D. dependent var 0.107418
S.E. of regression 0.086720 Akaike info criterion -1.940093
Sum squared resid 0.330897 Schwarz criterion -1.710650
Log likelihood 54.50232 Hannan-Quinn criter. -1.852720
F-statistic 6.236271 Durbin-Watson stat 1.863901
Prob(F-statistic) 0.000188
e. X2Z (ICSR dimoderating Proporsi Dewan Komisaris Independen)
Null Hypothesis: X2Z has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.638038 0.0080
Test critical values: 1% level -3.557472 5% level -2.916566 10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X2Z) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:07 Sample (adjusted): 2 55 Included observations: 54 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X2Z(-1) -0.402890 0.110744 -3.638038 0.0006
C 0.210832 0.059538 3.541153 0.0009 R-squared 0.202886 Mean dependent var 0.001613
Adjusted R-squared 0.187557 S.D. dependent var 0.125635 S.E. of regression 0.113242 Akaike info criterion -1.482245 Sum squared resid 0.666836 Schwarz criterion -1.408579 Log likelihood 42.02061 Hannan-Quinn criter. -1.453835 F-statistic 13.23532 Durbin-Watson stat 1.935705 Prob(F-statistic) 0.000632
114
f. X3Z (BOPO dimoderating Proporsi Dewan Komisaris Independen)
Null Hypothesis: X3Z has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.880342 0.0002
Test critical values: 1% level -3.557472 5% level -2.916566 10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X3Z) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:09 Sample (adjusted): 2 55 Included observations: 54 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X3Z(-1) -0.697724 0.142966 -4.880342 0.0000
C 0.467849 0.098904 4.730352 0.0000 R-squared 0.314145 Mean dependent var 0.013917
Adjusted R-squared 0.300955 S.D. dependent var 0.295535 S.E. of regression 0.247093 Akaike info criterion 0.078231 Sum squared resid 3.174863 Schwarz criterion 0.151898 Log likelihood -0.112250 Hannan-Quinn criter. 0.106642 F-statistic 23.81774 Durbin-Watson stat 1.830647 Prob(F-statistic) 0.000010
2. Uji Stasioner Tingkat 𝟏𝒔𝒕difference
a. X1 (CAR)
Null Hypothesis: D(X1) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 1.398418 0.9988
Test critical values: 1% level -3.568308 5% level -2.921175 10% level -2.598551
115
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X1,2) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:02 Sample (adjusted): 6 55 Included observations: 50 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X1(-1)) 0.698617 0.499576 1.398418 0.1688
D(X1(-1),2) -1.322268 0.446138 -2.963808 0.0048 D(X1(-2),2) -0.919842 0.363474 -2.530696 0.0149 D(X1(-3),2) -0.971647 0.229858 -4.227153 0.0001
C 0.014821 0.017485 0.847627 0.4011 R-squared 0.469028 Mean dependent var 0.015048
Adjusted R-squared 0.421830 S.D. dependent var 0.160303 S.E. of regression 0.121890 Akaike info criterion -1.276753 Sum squared resid 0.668575 Schwarz criterion -1.085550 Log likelihood 36.91882 Hannan-Quinn criter. -1.203942 F-statistic 9.937548 Durbin-Watson stat 1.676908 Prob(F-statistic) 0.000008
b. X2 (ICSR)
Null Hypothesis: D(X2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.064902 0.0001
Test critical values: 1% level -3.571310 5% level -2.922449 10% level -2.599224 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X2,2) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:04 Sample (adjusted): 7 55 Included observations: 49 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X2(-1)) -2.564601 0.506347 -5.064902 0.0000
116
D(X2(-1),2) 1.105010 0.432151 2.557002 0.0142 D(X2(-2),2) 0.836004 0.335219 2.493903 0.0166 D(X2(-3),2) 0.406727 0.252983 1.607724 0.1152 D(X2(-4),2) 0.194621 0.146199 1.331210 0.1901
C 0.003641 0.007826 0.465280 0.6441 R-squared 0.741739 Mean dependent var -0.001224
Adjusted R-squared 0.711709 S.D. dependent var 0.101070 S.E. of regression 0.054267 Akaike info criterion -2.875513 Sum squared resid 0.126632 Schwarz criterion -2.643862 Log likelihood 76.45007 Hannan-Quinn criter. -2.787625 F-statistic 24.69963 Durbin-Watson stat 1.988635 Prob(F-statistic) 0.000000
c. X3 (BOPO)
Null Hypothesis: D(X3) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.913056 0.0000
Test critical values: 1% level -3.562669 5% level -2.918778 10% level -2.597285 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X3,2) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:05 Sample (adjusted): 4 55 Included observations: 52 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X3(-1)) -2.102598 0.235901 -8.913056 0.0000
D(X3(-1),2) 0.447922 0.146493 3.057631 0.0036 C 0.029757 0.043646 0.681784 0.4986 R-squared 0.746091 Mean dependent var 0.024290
Adjusted R-squared 0.735728 S.D. dependent var 0.611586 S.E. of regression 0.314400 Akaike info criterion 0.579663 Sum squared resid 4.843536 Schwarz criterion 0.692235 Log likelihood -12.07124 Hannan-Quinn criter. 0.622820 F-statistic 71.99134 Durbin-Watson stat 2.139573 Prob(F-statistic) 0.000000
117
d. X1Z (CAR dimoderating Proporsi Dewan Komisaris Independen)
Null Hypothesis: D(X1Z) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.561746 0.9872
Test critical values: 1% level -3.568308 5% level -2.921175 10% level -2.598551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X1Z,2) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:06 Sample (adjusted): 6 55 Included observations: 50 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X1Z(-1)) 0.276999 0.493103 0.561746 0.5771
D(X1Z(-1),2) -0.874192 0.426958 -2.047490 0.0465 D(X1Z(-2),2) -0.807743 0.335700 -2.406142 0.0203 D(X1Z(-3),2) -1.008834 0.217156 -4.645675 0.0000
C 0.012534 0.012234 1.024559 0.3110 R-squared 0.444842 Mean dependent var 0.011068
Adjusted R-squared 0.395495 S.D. dependent var 0.110315 S.E. of regression 0.085770 Akaike info criterion -1.979665 Sum squared resid 0.331039 Schwarz criterion -1.788463 Log likelihood 54.49162 Hannan-Quinn criter. -1.906854 F-statistic 9.014516 Durbin-Watson stat 1.870712 Prob(F-statistic) 0.000020
e. X2Z (ICSR dimoderating Proporsi Dewan Komisaris Independen)
Null Hypothesis: D(X2Z) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.316033 0.0000
Test critical values: 1% level -3.562669 5% level -2.918778 10% level -2.597285
118
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X2Z,2) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:07 Sample (adjusted): 4 55 Included observations: 52 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X2Z(-1)) -1.520459 0.207826 -7.316033 0.0000
D(X2Z(-1),2) 0.315237 0.137378 2.294666 0.0261 C 0.001702 0.017009 0.100083 0.9207 R-squared 0.618993 Mean dependent var 0.000000
Adjusted R-squared 0.603442 S.D. dependent var 0.194749 S.E. of regression 0.122639 Akaike info criterion -1.303180 Sum squared resid 0.736977 Schwarz criterion -1.190609 Log likelihood 36.88269 Hannan-Quinn criter. -1.260023 F-statistic 39.80328 Durbin-Watson stat 2.132830 Prob(F-statistic) 0.000000
f. X3Z (BOPO dimoderating Proporsi Dewan Komisaris Independen)
Null Hypothesis: D(X3Z) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.316529 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019 5% level -2.917650 10% level -2.596689 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X3Z,2) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:09 Sample (adjusted): 3 55 Included observations: 53 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X3Z(-1)) -1.330208 0.142779 -9.316529 0.0000
C 0.014247 0.039367 0.361915 0.7189
119
R-squared 0.629892 Mean dependent var 0.014994
Adjusted R-squared 0.622635 S.D. dependent var 0.466539 S.E. of regression 0.286595 Akaike info criterion 0.375513 Sum squared resid 4.188975 Schwarz criterion 0.449864 Log likelihood -7.951092 Hannan-Quinn criter. 0.404105 F-statistic 86.79772 Durbin-Watson stat 2.043294 Prob(F-statistic) 0.000000
3. Uji Stasioner Tingkat 𝟐𝒏𝒅difference
a. X1 (CAR)
Null Hypothesis: D(X1,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.849866 0.0000
Test critical values: 1% level -3.568308 5% level -2.921175 10% level -2.598551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X1,3) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:04 Sample (adjusted): 6 55 Included observations: 50 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X1(-1),2) -3.099321 0.529811 -5.849866 0.0000
D(X1(-1),3) 1.346545 0.406755 3.310455 0.0018 D(X1(-2),3) 0.809473 0.200510 4.037076 0.0002
C 0.018643 0.017449 1.068474 0.2909 R-squared 0.774987 Mean dependent var 0.011914
Adjusted R-squared 0.760312 S.D. dependent var 0.251542 S.E. of regression 0.123150 Akaike info criterion -1.274213 Sum squared resid 0.697629 Schwarz criterion -1.121251 Log likelihood 35.85533 Hannan-Quinn criter. -1.215965 F-statistic 52.81093 Durbin-Watson stat 1.490522 Prob(F-statistic) 0.000000
120
b. X2 (ICSR)
Null Hypothesis: D(X2,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 5 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.594336 0.0000
Test critical values: 1% level -3.577723 5% level -2.925169 10% level -2.600658 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X2,3) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:04 Sample (adjusted): 9 55 Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X2(-1),2) -6.906135 1.047283 -6.594336 0.0000
D(X2(-1),3) 4.622032 0.938899 4.922822 0.0000 D(X2(-2),3) 3.403133 0.762805 4.461342 0.0001 D(X2(-3),3) 2.148327 0.558210 3.848602 0.0004 D(X2(-4),3) 1.116493 0.351643 3.175078 0.0029 D(X2(-5),3) 0.312725 0.152899 2.045301 0.0474
C -0.004442 0.008710 -0.509987 0.6129 R-squared 0.913250 Mean dependent var -0.000213
Adjusted R-squared 0.900238 S.D. dependent var 0.188743 S.E. of regression 0.059615 Akaike info criterion -2.665222 Sum squared resid 0.142157 Schwarz criterion -2.389668 Log likelihood 69.63271 Hannan-Quinn criter. -2.561529 F-statistic 70.18257 Durbin-Watson stat 1.998372 Prob(F-statistic) 0.000000
c. X3 (BOPO)
Null Hypothesis: D(X3,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 5 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.196483 0.0000
Test critical values: 1% level -3.577723
121
5% level -2.925169 10% level -2.600658 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X3,3) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:06 Sample (adjusted): 9 55 Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X3(-1),2) -8.632791 1.393176 -6.196483 0.0000
D(X3(-1),3) 6.087515 1.280835 4.752771 0.0000 D(X3(-2),3) 4.276428 1.069889 3.997076 0.0003 D(X3(-3),3) 2.609487 0.784425 3.326623 0.0019 D(X3(-4),3) 1.328551 0.475275 2.795333 0.0079 D(X3(-5),3) 0.416901 0.197507 2.110818 0.0411
C 0.013091 0.052882 0.247549 0.8057 R-squared 0.902040 Mean dependent var 0.041098
Adjusted R-squared 0.887346 S.D. dependent var 1.076902 S.E. of regression 0.361452 Akaike info criterion 0.939228 Sum squared resid 5.225897 Schwarz criterion 1.214782 Log likelihood -15.07187 Hannan-Quinn criter. 1.042921 F-statistic 61.38804 Durbin-Watson stat 2.008448 Prob(F-statistic) 0.000000
d. X1Z (CAR dimoderating Proporsi Dewan Komisaris Independen)
Null Hypothesis: D(X1Z,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.283077 0.0000
Test critical values: 1% level -3.568308 5% level -2.921175 10% level -2.598551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X1Z,3) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:06 Sample (adjusted): 6 55
122
Included observations: 50 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X1Z(-1),2) -3.248495 0.446033 -7.283077 0.0000
D(X1Z(-1),3) 1.598128 0.346151 4.616853 0.0000 D(X1Z(-2),3) 0.942604 0.181000 5.207744 0.0000
C 0.013328 0.012061 1.105084 0.2749 R-squared 0.766736 Mean dependent var 0.006692
Adjusted R-squared 0.751523 S.D. dependent var 0.170779 S.E. of regression 0.085129 Akaike info criterion -2.012677 Sum squared resid 0.333360 Schwarz criterion -1.859715 Log likelihood 54.31693 Hannan-Quinn criter. -1.954428 F-statistic 50.40045 Durbin-Watson stat 1.790733 Prob(F-statistic) 0.000000
e. X2Z (ICSR dimoderating Proporsi Dewan Komisaris Independen)
Null Hypothesis: D(X2Z,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.386872 0.0000
Test critical values: 1% level -3.571310 5% level -2.922449 10% level -2.599224 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X2Z,3) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:08 Sample (adjusted): 7 55 Included observations: 49 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X2Z(-1),2) -4.018356 0.543986 -7.386872 0.0000
D(X2Z(-1),3) 2.034565 0.439384 4.630493 0.0000 D(X2Z(-2),3) 1.076319 0.295129 3.646950 0.0007 D(X2Z(-3),3) 0.330531 0.144666 2.284778 0.0272
C 0.001917 0.020276 0.094552 0.9251 R-squared 0.840728 Mean dependent var -0.004782
Adjusted R-squared 0.826249 S.D. dependent var 0.340386 S.E. of regression 0.141885 Akaike info criterion -0.971154 Sum squared resid 0.885775 Schwarz criterion -0.778111
123
Log likelihood 28.79327 Hannan-Quinn criter. -0.897914 F-statistic 58.06415 Durbin-Watson stat 2.093267 Prob(F-statistic) 0.000000
f. X3Z (BOPO dimoderating Proporsi Dewan Komisaris Independen)
Null Hypothesis: D(X3Z,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.762465 0.0000
Test critical values: 1% level -3.574446 5% level -2.923780 10% level -2.599925 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(X3Z,3) Method: Least Squares Date: 08/15/19 Time: 05:09 Sample (adjusted): 8 55 Included observations: 48 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X3Z(-1),2) -5.607788 0.829252 -6.762465 0.0000
D(X3Z(-1),3) 3.401998 0.725916 4.686487 0.0000 D(X3Z(-2),3) 2.183742 0.547836 3.986127 0.0003 D(X3Z(-3),3) 1.110737 0.351552 3.159525 0.0029 D(X3Z(-4),3) 0.364533 0.160035 2.277829 0.0279
C 0.018334 0.046814 0.391634 0.6973 R-squared 0.866818 Mean dependent var 0.024972
Adjusted R-squared 0.850963 S.D. dependent var 0.838887 S.E. of regression 0.323855 Akaike info criterion 0.699429 Sum squared resid 4.405055 Schwarz criterion 0.933329 Log likelihood -10.78629 Hannan-Quinn criter. 0.787820 F-statistic 54.67150 Durbin-Watson stat 1.984097 Prob(F-statistic) 0.000000
124
4. Moderated Regression Analysis (MRA)
Dependent Variable: D(Y(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:14
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000326 0.003543 0.092140 0.9270
D(X1(-5),3) 0.434267 0.088202 4.923531 0.0000
D(X2(-5),3) -0.079641 0.040362 -1.973176 0.0554
D(X3(-5),3) -0.097494 0.017164 -5.680023 0.0000
D(X1Z(-5),3) -0.460890 0.145888 -3.159198 0.0030
D(X2Z(-5),3) 0.032170 0.053971 0.596071 0.5545
D(X3Z(-5),3) 0.031901 0.025006 1.275751 0.2094
R-squared 0.934983 Mean dependent var -0.001136
Adjusted R-squared 0.925230 S.D. dependent var 0.088740
S.E. of regression 0.024265 Akaike info criterion -4.462940
Sum squared resid 0.023552 Schwarz criterion -4.187386
Log likelihood 111.8791 Hannan-Quinn criter. -4.359247
F-statistic 95.87010 Durbin-Watson stat 3.144598
Prob(F-statistic) 0.000000
5. Analisis Regresi Linear Berganda
Dependent Variable: D(Y(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:14
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000326 0.003543 0.092140 0.9270
125
D(X1(-5),3) 0.434267 0.088202 4.923531 0.0000
D(X2(-5),3) -0.079641 0.040362 -1.973176 0.0554
D(X3(-5),3) -0.097494 0.017164 -5.680023 0.0000
D(X1Z(-5),3) -0.460890 0.145888 -3.159198 0.0030
D(X2Z(-5),3) 0.032170 0.053971 0.596071 0.5545
D(X3Z(-5),3) 0.031901 0.025006 1.275751 0.2094
R-squared 0.934983 Mean dependent var -0.001136
Adjusted R-squared 0.925230 S.D. dependent var 0.088740
S.E. of regression 0.024265 Akaike info criterion -4.462940
Sum squared resid 0.023552 Schwarz criterion -4.187386
Log likelihood 111.8791 Hannan-Quinn criter. -4.359247
F-statistic 95.87010 Durbin-Watson stat 3.144598
Prob(F-statistic) 0.000000
6. Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04
Series: Residuals
Sample 9 55
Observations 47
Mean -4.13e-18
Median 0.003210
Maximum 0.051774
Minimum -0.048549
Std. Dev. 0.022627
Skewness -0.015862
Kurtosis 2.613655
Jarque-Bera 0.294276
Probability 0.863175
126
7. Uji Multikolinieritas
a. Uji Multikolinieritas Sebelum Penyembuhan
a) R-Squared Utama(Y)
Dependent Variable: D(Y(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:14
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000326 0.003543 0.092140 0.9270
D(X1(-5),3) 0.434267 0.088202 4.923531 0.0000
D(X2(-5),3) -0.079641 0.040362 -1.973176 0.0554
D(X3(-5),3) -0.097494 0.017164 -5.680023 0.0000
D(X1Z(-5),3) -0.460890 0.145888 -3.159198 0.0030
D(X2Z(-5),3) 0.032170 0.053971 0.596071 0.5545
D(X3Z(-5),3) 0.031901 0.025006 1.275751 0.2094
R-squared 0.934983 Mean dependent var -0.001136
Adjusted R-squared 0.925230 S.D. dependent var 0.088740
S.E. of regression 0.024265 Akaike info criterion -4.462940
Sum squared resid 0.023552 Schwarz criterion -4.187386
Log likelihood 111.8791 Hannan-Quinn criter. -4.359247
F-statistic 95.87010 Durbin-Watson stat 3.144598
Prob(F-statistic) 0.000000
b) R-Squared X1 (CAR)
Dependent Variable: D(X1(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:15
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
127
C 0.000143 0.006273 0.022736 0.9820
D(X2(-5),3) 0.267305 0.058006 4.608245 0.0000
D(X3(-5),3) -0.042339 0.029664 -1.427316 0.1611
D(X1Z(-5),3) 1.593049 0.069489 22.92521 0.0000
D(X2Z(-5),3) -0.441309 0.066197 -6.666635 0.0000
D(X3Z(-5),3) 0.061185 0.043233 1.415239 0.1645
R-squared 0.950975 Mean dependent var -0.003687
Adjusted R-squared 0.944996 S.D. dependent var 0.183196
S.E. of regression 0.042965 Akaike info criterion -3.338127
Sum squared resid 0.075685 Schwarz criterion -3.101938
Log likelihood 84.44597 Hannan-Quinn criter. -3.249247
F-statistic 159.0610 Durbin-Watson stat 3.388693
Prob(F-statistic) 0.000000
c) R-Squared X2 (Pengungkapan ICSR)
Dependent Variable: D(X2(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:16
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.002772 0.013702 -0.202315 0.8407
D(X1(-5),3) 1.276505 0.277005 4.608245 0.0000
D(X3(-5),3) 0.244012 0.054393 4.486053 0.0001
D(X1Z(-5),3) -2.243962 0.442533 -5.070721 0.0000
D(X2Z(-5),3) 1.162547 0.103180 11.26712 0.0000
D(X3Z(-5),3) -0.422922 0.070705 -5.981473 0.0000
R-squared 0.780169 Mean dependent var -0.001915
Adjusted R-squared 0.753360 S.D. dependent var 0.189055
S.E. of regression 0.093890 Akaike info criterion -1.774636
Sum squared resid 0.361431 Schwarz criterion -1.538447
128
Log likelihood 47.70395 Hannan-Quinn criter. -1.685757
F-statistic 29.10132 Durbin-Watson stat 3.046492
Prob(F-statistic) 0.000000
d) R-Squared X3 (BOPO)
Dependent Variable: D(X3(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:17
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.005300 0.032225 0.164466 0.8702
D(X2(-5),3) 1.349279 0.300772 4.486053 0.0001
D(X1(-5),3) -1.118024 0.783305 -1.427316 0.1611
D(X1Z(-5),3) 1.450705 1.307923 1.109167 0.2738
D(X2Z(-5),3) -2.172401 0.355019 -6.119103 0.0000
D(X3Z(-5),3) 1.384927 0.070607 19.61466 0.0000
R-squared 0.942202 Mean dependent var 0.009230
Adjusted R-squared 0.935154 S.D. dependent var 0.867010
S.E. of regression 0.220783 Akaike info criterion -0.064527
Sum squared resid 1.998556 Schwarz criterion 0.171662
Log likelihood 7.516375 Hannan-Quinn criter. 0.024353
F-statistic 133.6743 Durbin-Watson stat 2.674196
Prob(F-statistic) 0.000000
129
e) R-Squared X1Z (CAR dimoderating proporsi dewan komisaris
independen)
Dependent Variable: D(X1Z(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 08/15/19 Time: 05:56
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.000227 0.003792 -0.059789 0.9526
D(X1(-5),3) 0.582301 0.025400 22.92521 0.0000
D(X2(-5),3) -0.171759 0.033873 -5.070721 0.0000
D(X3(-5),3) 0.020081 0.018105 1.109167 0.2738
D(X2Z(-5),3) 0.278765 0.037982 7.339317 0.0000
D(X3Z(-5),3) -0.037156 0.026132 -1.421842 0.1626
R-squared 0.965890 Mean dependent var -0.000836
Adjusted R-squared 0.961731 S.D. dependent var 0.132784
S.E. of regression 0.025976 Akaike info criterion -4.344544
Sum squared resid 0.027665 Schwarz criterion -4.108355
Log likelihood 108.0968 Hannan-Quinn criter. -4.255664
F-statistic 232.2006 Durbin-Watson stat 3.381763
Prob(F-statistic) 0.000000
f) R-Squared X2Z (Pengungkapan ICSR dimoderating proporsi
dewan komisaris independen)
Dependent Variable: D(X2Z(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:19
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
130
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.001954 0.010247 0.190675 0.8497
D(X1Z(-5),3) 2.036877 0.277529 7.339317 0.0000
D(X3(-5),3) -0.219725 0.035908 -6.119103 0.0000
D(X2(-5),3) 0.650191 0.057707 11.26712 0.0000
D(X1(-5),3) -1.178660 0.176800 -6.666635 0.0000
D(X3Z(-5),3) 0.355371 0.046429 7.654113 0.0000
R-squared 0.960652 Mean dependent var 0.005083
Adjusted R-squared 0.955854 S.D. dependent var 0.334186
S.E. of regression 0.070216 Akaike info criterion -2.355739
Sum squared resid 0.202141 Schwarz criterion -2.119550
Log likelihood 61.35987 Hannan-Quinn criter. -2.266860
F-statistic 200.1981 Durbin-Watson stat 3.063368
Prob(F-statistic) 0.000000
g) R-Squared X3Z (BOPO dimoderating proporsi dewan komisaris
independen)
Dependent Variable: D(X3Z(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/22/19 Time: 07:20
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.004222 0.022117 -0.190892 0.8496
D(X2Z(-5),3) 1.655433 0.216280 7.654113 0.0000
D(X1Z(-5),3) -1.264696 0.889477 -1.421842 0.1626
D(X3(-5),3) 0.652522 0.033267 19.61466 0.0000
D(X2(-5),3) -1.101842 0.184209 -5.981473 0.0000
D(X1(-5),3) 0.761234 0.537884 1.415239 0.1645
R-squared 0.966050 Mean dependent var 0.010575
131
Adjusted R-squared 0.961910 S.D. dependent var 0.776504
S.E. of regression 0.151548 Akaike info criterion -0.817084
Sum squared resid 0.941640 Schwarz criterion -0.580895
Log likelihood 25.20147 Hannan-Quinn criter. -0.728204
F-statistic 233.3318 Durbin-Watson stat 2.612952
Prob(F-statistic) 0.000000
b. Uji Multikolinieritas Setelah Penyembuhan
a) R-Squared Utama(Y)
Dependent Variable: D(Y(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/25/19 Time: 10:55
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000229 0.004016 0.056900 0.9549
D(X1(-5),3) 0.167166 0.026898 6.214808 0.0000
D(X2(-5),3) -0.045987 0.025045 -1.836162 0.0734
D(X3(-5),3) -0.074487 0.005999 -12.41622 0.0000
D(X2Z(-5),3) -0.029285 0.013661 -2.143625 0.0379
R-squared 0.912204 Mean dependent var -0.001136
Adjusted R-squared 0.903842 S.D. dependent var 0.088740
S.E. of regression 0.027518 Akaike info criterion -4.247683
Sum squared resid 0.031804 Schwarz criterion -4.050859
Log likelihood 104.8205 Hannan-Quinn criter. -4.173617
F-statistic 109.0953 Durbin-Watson stat 3.206073
Prob(F-statistic) 0.000000
132
b) R-Squared X1 (CAR)
Dependent Variable: D(X1(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/25/19 Time: 07:03
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.003137 0.022763 -0.137796 0.8910
D(X2(-5),3) -0.112912 0.140947 -0.801090 0.4275
D(X3(-5),3) -0.124972 0.028172 -4.436085 0.0001
D(X2Z(-5),3) 0.076081 0.076579 0.993495 0.3260
R-squared 0.322051 Mean dependent var -0.003687
Adjusted R-squared 0.274753 S.D. dependent var 0.183196
S.E. of regression 0.156013 Akaike info criterion -0.796495
Sum squared resid 1.046616 Schwarz criterion -0.639036
Log likelihood 22.71764 Hannan-Quinn criter. -0.737242
F-statistic 6.808881 Durbin-Watson stat 3.322062
Prob(F-statistic) 0.000741
c) R-Squared X2 (Pengungkapan ICSR)
Dependent Variable: D(X2(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/25/19 Time: 07:03
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.002876 0.024449 -0.117648 0.9069
D(X1(-5),3) -0.130233 0.162570 -0.801090 0.4275
D(X3(-5),3) -0.081786 0.034333 -2.382116 0.0217
D(X2Z(-5),3) 0.243185 0.074458 3.266063 0.0021
133
R-squared 0.265764 Mean dependent var -0.001915
Adjusted R-squared 0.214538 S.D. dependent var 0.189055
S.E. of regression 0.167553 Akaike info criterion -0.653772
Sum squared resid 1.207178 Schwarz criterion -0.496313
Log likelihood 19.36365 Hannan-Quinn criter. -0.594519
F-statistic 5.188086 Durbin-Watson stat 3.406912
Prob(F-statistic) 0.003788
d) R-Squared X3 (BOPO)
Dependent Variable: D(X3(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/25/19 Time: 07:04
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.005528 0.102081 -0.054158 0.9571
D(X2(-5),3) -1.425431 0.598389 -2.382116 0.0217
D(X1(-5),3) -2.512264 0.566325 -4.436085 0.0001
D(X2Z(-5),3) 0.544049 0.337212 1.613372 0.1140
R-squared 0.391538 Mean dependent var 0.009230
Adjusted R-squared 0.349087 S.D. dependent var 0.867010
S.E. of regression 0.699496 Akaike info criterion 2.204353
Sum squared resid 21.03970 Schwarz criterion 2.361813
Log likelihood -47.80230 Hannan-Quinn criter. 2.263606
F-statistic 9.223328 Durbin-Watson stat 3.276923
Prob(F-statistic) 0.000079
134
e) R-Squared X2Z (Pengungkapan ICSR dimoderating proporsi
dewan komisaris independen)
Dependent Variable: D(X2Z(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 07/25/19 Time: 07:05
Sample (adjusted): 9 55
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.006767 0.044817 0.150998 0.8807
D(X2(-5),3) 0.817343 0.250253 3.266063 0.0021
D(X1(-5),3) 0.294937 0.296868 0.993495 0.3260
D(X3(-5),3) 0.104915 0.065028 1.613372 0.1140
R-squared 0.210223 Mean dependent var 0.005083
Adjusted R-squared 0.155122 S.D. dependent var 0.334186
S.E. of regression 0.307175 Akaike info criterion 0.558466
Sum squared resid 4.057324 Schwarz criterion 0.715925
Log likelihood -9.123945 Hannan-Quinn criter. 0.617719
F-statistic 3.815250 Durbin-Watson stat 3.236538
Prob(F-statistic) 0.016460
8. Uji Heteroskedastisitas
a. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Penyembuhan
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 16.26776 Prob. F(4,42) 0.0000
Obs*R-squared 28.56364 Prob. Chi-Square(4) 0.0000
Scaled explained SS 44.89309 Prob. Chi-Square(4) 0.0000
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
135
Method: Least Squares
Date: 08/15/19 Time: 06:01
Sample: 9 55
Included observations: 47
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000128 0.000170 0.757150 0.4532
D(X1(-5),3)^2 0.015372 0.001923 7.993957 0.0000
D(X2(-5),3)^2 0.004163 0.002003 2.078078 0.0439
D(X3(-5),3)^2 -0.000114 5.29E-05 -2.153134 0.0371
D(X2Z(-5),3)^2 -0.000172 0.000609 -0.282367 0.7790
R-squared 0.607737 Mean dependent var 0.000677
Adjusted R-squared 0.570379 S.D. dependent var 0.001357
S.E. of regression 0.000889 Akaike info criterion -11.11158
Sum squared resid 3.32E-05 Schwarz criterion -10.91476
Log likelihood 266.1221 Hannan-Quinn criter. -11.03751
F-statistic 16.26776 Durbin-Watson stat 1.810175
Prob(F-statistic) 0.000000
b. Uji Heteroskedastisitas Setelah Penyembuhan
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.228524 Prob. F(4,25) 0.9198
Obs*R-squared 1.058223 Prob. Chi-Square(4) 0.9008
Scaled explained SS 2.253487 Prob. Chi-Square(4) 0.6892
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 08/15/19 Time: 06:05
Sample: 9 50
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.511503 1.204177 1.255217 0.2210
136
D(LOGX1(-5),3)^2 -0.818394 1.785407 -0.458380 0.6506
D(LOGX2(-5),3)^2 -2.138737 7.118661 -0.300441 0.7663
D(LOGX3(-5),3)^2 2.548859 10.87154 0.234453 0.8165
D(LOGX2Z(-5),3)^2 3.010185 3.650366 0.824626 0.4174
R-squared 0.035274 Mean dependent var 1.779107
Adjusted R-squared -0.119082 S.D. dependent var 4.481247
S.E. of regression 4.740562 Akaike info criterion 6.101200
Sum squared resid 561.8233 Schwarz criterion 6.334733
Log likelihood -86.51801 Hannan-Quinn criter. 6.175910
F-statistic 0.228524 Durbin-Watson stat 1.424952
Prob(F-statistic) 0.919795
9. Uji Autokorelasi
Dependent Variable: D(LOGY(-5),3)
Method: Least Squares
Date: 08/15/19 Time: 06:06
Sample (adjusted): 9 50
Included observations: 30 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.106786 0.267256 -0.399562 0.6929
D(LOGX1(-5),3) -0.740737 0.553925 -1.337251 0.1932
D(LOGX2(-5),3) 2.306963 1.191871 1.935582 0.0643
D(LOGX3(-5),3) -11.77542 1.684397 -6.990885 0.0000
D(LOGX2Z(-5),3) 1.074330 0.708428 1.516498 0.1419
R-squared 0.798055 Mean dependent var -0.148114
Adjusted R-squared 0.765744 S.D. dependent var 3.018882
S.E. of regression 1.461140 Akaike info criterion 3.747322
Sum squared resid 53.37322 Schwarz criterion 3.980855
Log likelihood -51.20983 Hannan-Quinn criter. 3.822031
F-statistic 24.69902 Durbin-Watson stat 2.159513
Prob(F-statistic) 0.000000
137
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Hidayatul Khoiril Umah
TTL : Magelang, 05 Oktober 1997
Jenis
Kelamin
: Perempuan
Agama : Islam
Warga
Negara
: Indonesia
Alamat : Kiringan, Gondangrejo, Windusari,
Magelang
Telepon : 085700868278
E-mail : [email protected]
Pendidikan
Periode/Tahun Sekolah/Institusi/Universitas Jurusan
2003-2009 SDN Gondangrejo -
2009-2012 SMP N 3 Secang -
2012-2015 SMK Syubbanul Wathon Teknik Komputer Jaringan
2015-2019 IAIN Salatiga Perbankan Syariah
Pengalaman Organisasi
2010-2011 : Divisi Ilmu Teknologi OSIS SMP N 3 Secang
2016-2017 : Divisi Minat Bakat Organisasi FK-WAMA
2017-2018 : Divisi Inventaris Seni Music Club