Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH BEBAN KERJA, PERAN GANDA, DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP PERILAKU CYBERLOAFING PEGAWAI
(Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ria Benedita
NIM: 11140810000048
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
PENGARUH BEBAN KERJA, PERAN GANDA, DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP PERILAKU CYBERLOAFING PEGAWAI
(Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ria Benedita
NIM: 11140810000048
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed
NIP. 19770608201101002
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk malaikat tak bersayap dalam
hidupku, pahlawan yang selalu berjuang untukku, cahaya yang tak
pernah padam sebagai penerang dalam gelap, motivator nomor satu,
tempat berkeluh kesah, seseorang yang selalu memahamiku, wanita
yang tangguh, tegar, dan penuh semangat optimis yaitu Mama.
Mama Suwarti yang sangat ku sayangi, ku persembahkan skripsi ini
untuk Mama tercinta...
iii
( _______________ )
Penguji I
( _______________ )
Penguji II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Kamis 15 Februari 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
Nama : Ria Benedita
NIM : 11140810000048
Jurusan : Manajemen SDM
Judul Skripsi : Pengaruh Beban Kerja , Peran Ganda, dan
Lingkungan Kerja terhadap Perilaku Cyberloafing
Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Tangerang Selatan).
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ketahap ujian skipsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Februari 2018
1. Bahrul Yaman, M.Si
NIP. 196208181986031001
2. Lili Supriyadi, MM
NIP. 196005051989031005
iv
( ________________ )
Ketua
( ________________ )
Penguji Ahli
( ________________ )
Pembimbing I
( ________________ )
Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 25 Mei 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
Nama : Ria Benedita
NIM : 11140810000048
Jurusan : Manajemen SDM
Judul Skripsi : Pengaruh Beban Kerja, Peran Ganda, dan
Lingkungan Kerja terhadap Perilaku Cyberloafing
Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Tangerang Selatan).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Mei 2018
1. Ela Patriana, Ir., MM
NIP. 196905282008012010
2. Dr. Suhendra, S.Ag., MM
NIP. 197112062003121001
3. Dr. Moch. Jassin, MM., MH
NIP. 1958140685031013
4. Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed
NIP. 19770608201101002
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ria Benedita
Nomor Induk Mahasiswa : 11140810000048
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen SDM
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melalukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian atau pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang diberlakukan di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 9 Mei 2018
Yang Menyatakan
Materai 6000
(Ria Benedita)
vi
DATA DIRI
Nama : Ria Benedita
Tempat, Tgl Lahir : Tangerang, 10 Mei 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kampung Baru RT.03/04 No.40 Ciledug Tangerang
Nomor Hp : 0857-8088-8374
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2002 – 2008 SD Muhammadiyah 2, Tangerang
2008 – 2011 SMP Negeri 77, Jakarta Pusat
2011 – 2014 SMA Negeri 13, Tangerang
2014 – 2018 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENDIDIKAN NON-FORMAL
2004 – 2008 Intensive English Course (IEC) Cipondoh
PENGALAMAN ORGANISASI
2014 – 2015 Dept. Informasi Komunikasi HMJ Manajemen UIN Jakarta
2015 – 2016 Dept. Media DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta
2015 – 2016 Sekretaris I OPAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta
2017 – 2018 Sekretaris KKN 112 PPM UIN Jakarta
2017 – 2018 Bendahara Beasiswa Bank Indonesia (BI) UIN Jakarta
2017 – 2020 Seretaris Karang Taruna Kampung Baru
PRESTASI YANG DIRAIH
2010 Juara V Olimpiade Sains Nasional SMPN
2011 Juara II Story Telling SMPN se-Kecamatan Cempaka Putih
2014 Juara III Olimpiade Fisika SMAN se-Kota Tangerang
2015 - 2016 Penerima Beasiswa Prestasi Akademik
2017 - 2018 Penerima Beasiswa Bank Indonesia
CV
vii
Effct of Workload, Role Ambiguity, and Work Environment on Employee
Cyberloafing Behaviour
(Case Study at Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan)
By:
Ria Benedita
ABSTRACT
This research purposed to investigate the influence of workload, role
ambiguity, and work environment on employee cyberloafing behaviour at Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan. This research using quantitative
research method with the collection of data through the technique of
questionnaires. Samples used for this research is 58 employees of Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan, by using simple random
sampling. The technique analysis used is multiple linier regression with SPSS 25.
The data analysis method used is test data quality, classic assumption test, test
hypothesis and the coefficient of determination (R²). These results indicate that
the workload, role ambiguity, and work environment have a significant effect
simultaneously on employee cyberloafing behaviour from F table < α (0,000 <
0,05) and adjusted R square 0,375. It means that the contribution of workload,
role ambiguity, and work environment 37,5% of cyberloafing behaviour.
Keywords: Workload, Role Ambiguity, Work Environment, and Employee
Cyberloafing Behaviour.
viii
Pengaruh Beban Kerja, Peran Ganda, dan Lingkungan Kerja Terhadap
Perilaku Cyberloafing Pegawai
(Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan)
Oleh:
Ria Benedita
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban kerja, peran
ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner
dan data pustaka. Sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus slovin adalah 58
pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, dengan
metode sample acak. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda dengan menggunakan SPSS 25. Metode analisis data yang digunakan
yaitu uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan koefisien determinasi
(R²). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja, peran ganda, dan
lingkungan kerja berpengaruh secara simultan dan signifikansi terhadap perilaku
cyberloafing seperti yang ditunjukkan oleh tingkat signfiikansi F < α (0,000 <
0,05) dan adjusted R square sebesar 0,375. Artinya kontribusi beban kerja, peran
ganda, dan lingkungan kerja adalah 37,5% terhadap perilaku cyberloafing.
Kata kunci: Beban Kerja, Peran Ganda, Lingkungan Kerja, dan Perilaku
Cyberloafing
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya yang begitu tak terhingga kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga penulis sampaikan bagi Nabi
Muhammad SAW, penutup para nabi yang telah membawa umat manusia melalui
jalan terang menuju ridho-Nya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, kemampuan,
kesabaran, alhamdulillah berkat rahmat dan ridho Allah SWT skripsi ini
berhasil terselesaikan.
2. Kedua Orang tua penulis, Mama Suwarti yang sangat ku sayangi, selalu
memberikan motivasi, memberikan arahan, mendo’akan yang terbaik untuk
anak-anaknya. Terimakasih mah sudah berjuang menyekolahkan aku dari TK,
SD, SMP, SMA, sampai kuliah. Perjuangan yang begitu besar Mama telah
menjaga, merawat, dan membesarkan kami mah. Aku dan mba ika sangat
menyayangi mama.
3. Bapak Alm. M. Ganis Hernawan yang selalu menjagaku dari surga.
terimakasih pak, semoga bapak di tempatkan di surga terbaik. Aku berharap
keluarga kecil kita selalu diberikan keberkahan, kesehatan, kebahagiaan,
keselamatan, dan kesuksesan baik di dunia maupun akhirat kelak.
4. Kakak ku Almh. Rifka Adriana yang sudah mengajarkan aku indahnya berbagi,
ikhlasnya memberi, berpikir cerdas, serta terus menyemangatiku untuk
menggapai cita-cita. Semoga mba ika bahagia di surga-Nya.
5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
x
7. Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
8. Bapak Dr. Muhammad Jassin, MM., MH selaku dosen pembimbing skripsi I
yang banyak sekali memberikan saran, ilmu pengetahuan dan memberikan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.
9. Ibu Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed selaku dosen pembimbing skripsi II yang selalu
memberikan petunjuk, arahan, ilmu pengetahuan, dan meluangkan waktunya
hingga terselesaikan skripsi ini.
10. Ibu Murdiyah Hayati, MM selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
membimbing penulis hingga menyelesaikan masa pekuliahan.
11. Bapak Bahrul Yaman, S.Sos, M.Si selaku dosen Manajemen SDM yang telah
memberikan semangat dan arahan kepada penulis hingga terus berjuang dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag, MM selaku dosen Manajemen SDM yang
memberikan ilmu serta mendatangkan seorang professor wanita yang membuat
penulis semakin bersemangat dalam menuntut ilmu.
13. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak memberikan
ilmunya, semoga ilmu yang didapat penulis bermanfaat bagi banyak orang.
14. Bapak Azib Rasyidi selaku pegawai akademik sudah seperti saudara yang
memberikan semangat dan informasi mengenai kegiatan akademik.
15. Segenap jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan: Pak
Taryono, Ibu Iis, Pak Sholeh, Pak Adnan, dan seluruh pegawai dinas yang telah
memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian, dan telah
berkontribusi dalam pengisian kuesioner.
16. Keluarga besar Mbah Katimin, Mbah Djuminten ku tercinta, Pakde Tarno
sebagai sosok ayah dalam hidupku, Pakde Tarman, Om Mamet, Bude Tarmi,
Tante Tini, Saudara Sepupuku tercinta Tifanny yang banyak membantu
penulis, Mba Reny, Mba Sari, Talita, dan seluruh keluarga besar tersayang.
17. Keluarga besar Mbah Soediyono, Mbah Esti, Om wanto, Bule Hasti yang
banyak membantu dalam penelitian, Bule Neng, Sepupuku tercinta Aisiy, Ade
Winda, Sofi, Arfah, Dina, dan seluruh keluarga besar tercinta.
xi
18. Sahabat-sahabatku Chrisna, Fadly, Afdal, Reza, Moi, Nisa, Nela, Tama, Krisna
Wijasena, Kak Fiky, Dimas, Sufyan, Tifanny, Aisiy, Sofia, Ika, Anjas, Sari,
Anis, Tiwi, Rubi, Yunita, Lavena, Delfi, Sena, Vivin, Desi, Mariah, Sarah,
Hanny, Hanna, Tamara, Kak Nilam, Evita, Anita, Kautsar, Aziz, Bang Rudi
terimakasih.
19. Teman-teman seperjuangan Manajemen I B, Manajemen Bilingual,
Manajemen SDM, Manajemen 2014.
20. Teman-teman KKN 112 IMAGINE 2017.
21. Keluarga besar GenBI UIN Jakarta, dan Bapak GenBI Nusantara yaitu Bang
Doel.
22. Seluruh staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan berbagai bantuan kepada saya.
23. Pihak-pihak yang belum saya sebutkan turut membantu baik dengan moril
maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan terimakasih atas
kebaikan, perhatian, dan doa yang kalian berikan.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian
ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 9 Mei 2018
Penulis,
(Ria Benedita)
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSHIP ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1 ........
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5 ........
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6 ........
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7 ........
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia ....................................................... 8
B. Cyberloafing ........................................................................................... 9
1. Pengertian cyberloafing ................................................................... 9
2. Jenis-jenis Cyberloafing ................................................................. 11
3. Dampak Perilaku Cyberloafing ...................................................... 13
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cyberloafing .......................... 16
5. Indikator Cyberloafing ................................................................... 21
C. Beban Kerja .......................................................................................... 22
1. Pengertian Beban Kerja.................................................................. 22
2. Beban Kerja Rendah ...................................................................... 23
xiii
3. Beban Kerja Tinggi ........................................................................ 23
4. Indikaator Beban Kerja .................................................................. 25
D. Peran Ganda ......................................................................................... 26
1. Pengertian Peran Ganda ................................................................. 26
2. Faktor-faktor Penyebab Peran Ganda ............................................ 27
3. Indikator Peran Ganda.................................................................... 28
E. Lingkungan Kerja................................................................................. 28
1. Pengertian Lingkungan Kerja ....................................................... 29
2. Lingkungan Kerja Fisik.................................................................. 29
3. Lingkungan Kerja Non Fisik .......................................................... 30
4. Indikator Lingungan Kerja ............................................................. 30
F. Kerangka Penelitian ............................................................................. 31
G. Hipotesis ............................................................................................... 31
H. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 39
A. Ruang lingkup penelitian ..................................................................... 39
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 40
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 42
1. Data Primer .................................................................................... 42
2. Data Sekunder ................................................................................ 44
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 44
1. Statistik Deskripstif ........................................................................ 45
2. Uji Kualitas Data ............................................................................ 45
a. Uji Validitas Data ..................................................................... 45
b. Uji Realibilitas ......................................................................... 46
3. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 46
a. Uji Normalitas .......................................................................... 47
b. Uji Multikolinearitas ................................................................ 47
c. Uji Heterokedastisitas .............................................................. 48
4. Uji Hipotesis................................................................................... 49
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ........................... 49
xiv
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................. 50
5. Analisis Regresi Berganda ............................................................. 51
6. Koefisien Determinasi (R²) ............................................................ 51
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 55
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 55
1. Sejarah Singkat Instansi ................................................................. 55
2. Struktur Organisasi Instansi ........................................................... 56
3. Fokus, Lokasi, dan Waktu Penelitian ............................................. 59
4. Visi dan Misi .................................................................................. 59
B. Analisis dan Pembahasan ..................................................................... 60
1. Analisis Deskriptif ......................................................................... 60
2. Distribusi Jawaban Responden ...................................................... 68
3. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................. 72
a. Hasil Uji Validitas Data ........................................................... 72
b. Hasil Uji Reabilitas .................................................................. 76
4. Hasil Uji Asumsi Klasik................................................................. 76
a. Hasil uji Normalitas ................................................................. 76
b. Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................... 78
c. Hasil Uji Heterokedastisitas ..................................................... 80
5. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 82
a. Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji t) .............................. 82
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................. 84
6. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 86
7. Koefisien Determinasi (R²) ............................................................ 87
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 89
A. Simpulan .............................................................................................. 89
B. Implikasi ............................................................................................... 90
C. Saran ..................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93
LAMPIRAN .......................................................................................................... 97
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Keterangan Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 33
Tabel 3.1 Variabel Operasional.............................................................................. 53
Tabel 4.1 Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 61
Tabel 4.2 Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia.................................................... 61
Tabel 4.3 Penyebaran Subjek Berdasarkan Pendidikan ......................................... 62
Tabel 4.4 Masa Kerja Responden .......................................................................... 63
Tabel 4.5 Keahlian Internet Responden ................................................................. 64
Tabel 4.6 Alat Akses Internet Responden .............................................................. 65
Tabel 4.7 Jumlah Waktu Akses Internet Perhari .................................................... 66
Tabel 4.8 Tujuan Responden Menggunakan Internet ............................................ 67
Tabel 4.9 Lokasi Responden Mengakses Internet.................................................. 68
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Beban Kerja .......................................................... 69
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Peran Ganda.......................................................... 69
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Lingkungan Kerja ................................................. 70
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Cyberloafing ......................................................... 71
Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Beban Kerja........................................................... 73
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Peran Ganda .......................................................... 73
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja ................................................. 74
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Cyberloafing.......................................................... 75
Tabel 4.18 Hasil Uji Reabilitas .............................................................................. 76
Tabel 4.19 Hasil Kolmogorov Smirnov Test ......................................................... 78
Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... 79
Tabel 4.21 Hasil Uji Heterokedastisitas ................................................................. 80
Tabel 4.22 Hasil Uji t Hitung (Parsial) .................................................................. 82
Tabel 4.23 Hasil Uji Statistik F (Simultan) ............................................................ 85
Tabel 4.24 Hasil Regresi Linier Berganda ............................................................. 86
Tabel 4.25 Hasil Uji Koefisien Detreminasi (R2) .................................................. 87
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ............................................................................. 57
Gambar 4.2 Kurva Normal P-Plot .......................................................................... 77
Gambar 4.3 Sactter Plot ......................................................................................... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Saat ini internet telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 menyebutkan jumlah
pengguna internet di Indonesia sebanyak 132,7 juta orang dengan total
penduduk sebanyak 256,2 juta orang. Dimana komposisi pengguna internet
mayoritas adalah pekerja atau wiraswasta dengan jumlah 82,2 juta jiwa
yaitu 62% dari keseluruhan pengguna internet (APJII, 2016). Pekerja dapat
mengakses internet dimanapun mereka berada tanpa terkecuali di dalam
organisasi tempat mereka bekerja.
Keberadaan fasilitas komputer dan internet dalam organisasi
membantu pegawai menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan efisien,
meningkatkan kreativitas pegawai, membantu karakter pelayanan kepada
masyarakat dengan berbasis teknologi modern sehingga menghemat waktu
dan biaya anggaran organisasi (Nisaurrahmadani dalam Ardilasari dan
Firmanto, 2017). Adapun segi positif dari penggunaan internet di dinas
pendidikan itu sendiri sebagai sarana komunikasi antar divisi, untuk
mengirim berkas melalui email, mencari informasi, mengakses data pegawai
melalui situs resmi, dan sebagainya.
2
Namun demikian, internet juga dapat memberikan dampak negatif
bagi organisasi. Pegawai pengguna internet dapat melalaikan kewajibannya
dalam melaksanakan tugas. Sebuah berita pada kompasiana menuliskan
Penyalahgunaan koneksi Internet kantor pada jam kerja menjadi budaya di
masyarakat. Bukan hanya di Indonesia, di negara-negara maju seperti AS,
Cina, India, Inggris, dan bahkan Jepang, yang notabene terkenal dengan
masyarakatnya yang disiplin, masih sering terjadi penyalahgunaan Internet
di kantor (Kompasiana, 2015). Keberadaan internet bagi pegawai seolah
menjadi keuntungan tersendiri. Selain menjadi bisnis yang efisien internet
juga menyediakan akses pada pegawai ke taman bermain terbesar di dunia
(Ardilasari dan Firmanto, 2017).
Pegawai mengakses internet pada jam kerja dengan tujuan bukan
untuk kepentingan organisasi, melainkan untuk menghindari tugas dan
menghilangkan kebosanan (Lim dalam Hunik, 2012). Teknologi yang
digunakan ketika mengakses internet dapat berasal dari perusahaan atau
milik pribadi yang dibawa pegawai saat bekerja (misalnya smartphone,
ipad, atau laptop). Ketika akses internet telah menjadi hal biasa, maka
kecenderungan karyawan untuk menggunakan internet tidak berkaitan
dengan pekerjaan semakin meningkat yang biasa disebut cyberloafing
(Blanchard dan Henle, 2008).
Cyberloafing merupakan kegiatan penggunaan internet yang berkaitan
dengan hobi pegawai dan berbagai hiburan lainnya pada jam kerja
(Permatasari, 2010). Contohnya seperti mengakses situs sosial (facebook,
3
instagram, twitter), membaca berita, mengirim dan menerima email pribadi,
game online, online shopping, menonton video, mengunduh file atau musik,
dan kegiatan lainnya yang tidak ada kaitannya dengan tugas dan pekerjaan.
Perilaku cyberloafing dapat dipengaruhi oleh adanya stres kerja (role
ambiguity, role conflict, role overload). Role ambiguity adalah
ketidakpastian tetang tindakan apa yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Role conflict merupakan kebutuhan untuk
melakukan sesuatu secara berbeda. Role overload adalah permintaan
organisasi untuk melakukan pekerjaan dalam periode waktu yang diberikan
(Lim dalam Herdiati et al, 2015).
Begitu juga menurut Conlin (dalam Permatasari, 2010) perilaku
cyberloafing disebabkan karyawan stres di tempat kerja. Stressor dapat
berupa role ambiguity (ketidakjelasan tujuan dan tidak adanya pedoman),
role conflict (konflik atau pertentangan dengan rekan kerja, supervisor dan
worksgroup) dan role overload (beban kerja yang melebihi kemampuan).
Perilaku cyberloafing juga disebabkan oleh faktor situasional yaitu
kedekatan jarak antar ruang pegawai dan atasan (Ardilasari dan Firmanto,
2017).
Pegawai di instansi pemerintah cenderung mudah mengalami stres
kerja karena pekerjaan yang bersifat rutin dan teratur seperti menginput
data dengan cermat, membuat dan menyusun arsip atau surat-surat secara
cepat dan rapi, dengan ruang kerja yang padat. Tuntutan tersebut dapat
memicu timbulnya stres kerja, sehingga untuk mengatasi stres dan ruang
4
kerja yang padat tersebut pegawai cenderung melakukan cyberloafing.
Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah pegawai dinas
pendidikan dan kebudayaan kota Tangerang Selatan. Peneliti memilih
dinas pendidikan dan kebudayaan kota Tangerang Selatan sebagai tempat
pnelitian karena sudah menggunakan sistem komputerisasi yang terkoneksi
dengan internet dalam melakukan pekerjaannya pada semua sub bagian.
Dengan tempat kerja yang terdapat partisi yang menutupi antara seorang
pegawai dengan pegawai lainnya dengan tujuan agar lebih fokus terhadap
pekerjaannya masing-masing, dimana jarak partisi cukup sempit dan
membuat berkas menumpuk di meja kerja yang justru menimbulkan
perilaku cyberloafing dengan mengakses berita dan sosial media pada saat
jam kerja, serta pada lokasi penelitian ini terdapat wifi dengan kecepatan
akses yang cukup baik dan para pegawai dapat menggunakan handphone
mereka terkoneksi dengan internet baik pada waktu istirahat maupun pada
saat jam kerja.
Peneliti melakukan pra penelitian melalui wawancara singkat kepada
salah satu pegawai yang bekerja di dinas pendidikan dan kebudayaan kota
tangerang selatan yang berada pada bidang umum dan kepegawaian. Beliau
menyatakan bahwa kegiatan pekerjaan di dalam instansi terebut sudah
terkomputerisasi semua, dan semua sudah terkoneksi dengan internet, pada
dinas pendidikan dan kebudayaan tersebut juga difasilitasi wifi yang
membuat pekerjaan dapat terselesaikan dengan efisien, serta dapat
mengetahui informasi dari instansi dengan cepat dan mudah. Kemudian
5
peneliti melakukan observasi sekeliling bagian umum dan kepegawaian,
ternyata di sela waktu jam kerja terdapat pegawai yang sedang mengakses
sosial media serta informasi diluar pekerjaan.
Dari uraian di atas, maka penulis bermaksud menguji seberapa besar
pengaruh beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku
cyberloafing pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Tangerang Selatan baik pegawai yang berstatus PNS maupun non-
PNS, serta menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul
“PENGARUH BEBAN KERJA, PERAN GANDA, DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU CYBERLOAFING
PEGAWAI (STUDI KASUS PADA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG SELATAN)”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang
hendak dikaji dalam penelitian ini :
1. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing
pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang
Selatan?
2. Apakah peran ganda berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing
pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang
Selatan?
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing
6
pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang
Selatan?
4. Apakah beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja secara
simultan berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing pegawai pada
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan :
1. Untuk menganalisis pengaruh beban kerja terhadap perilaku
cyberloafing pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tangerang Selatan.
2. Untuk menganalisis pengaruh peran ganda terhadap perilaku
cyberloafing pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tangerang Selatan.
3. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku
cyberloafing pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tangerang Selatan.
4. Untuk menganalisis pengaruh beban kerja, peran ganda, dan
lingkungan kerja secara simultan terhadap perilaku cyberloafing
pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang
Selatan.
7
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Instansi
Instansi dapat lebih memperhatikan ataupun mengoreksi tuntutan
pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan memberatkan atau
tidak, karena hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku cyberloafing
pegawai. Instansi dapat mengetahui seberapa besar dampak
lingkungan kerja fisik pegawai yang terdapat pada instansi terhadap
perilaku cyberloafing pegawai, sehingga dapat menerapkan penataan
ruang kerja yang tepat bagi pegawai yang melakukan cyberloafing.
2. Bagi Akademisi
Untuk menambah bukti empiris mengenai pengaruh beban kerja,
peran ganda, dan lingkungan kerja pada perilaku cyberloafing
pegawai. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan
penelitian yang lebih baik lagi.
3. Bagi Penulis
Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh beban kerja,
peran ganda, dan lingkungan kerja pada perilaku cyberloafing
pegawai. Harapannya, ketika nanti penulis dihadapkan pada situasi
tersebut seperti beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja di
tempat kerja penulis dapat menemukan solusinya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Modal intektual atau intellectual capital menurut Cut Zurnali (2008)
merupakan sumber daya non-tangible dari sebuah organisasi, sebagai kombinasi
dari kegiatan yang membolehkan organisasi mentransformasi material, keuangan
dan sumber daya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan
value. Menurut Hariandja (2013) Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur
utama dalam organisasi dibandingkan dengan unsur utama lain seperti modal,
teknologi, dan uang, sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain.
Oleh sebab itu pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi menjadi
suatu hal yang sangat penting melalui manajemen sumber daya manusia
(Hariandja dalam Riyadi, 2013).
Manajemen sumber daya manusia menurut Malayu Hasibuan (2016)
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan organisasi, pegawai, dan
masyarakat. Perilaku adalah sikap dan tindakan. Perilaku Organisasi menurut
Stephen P. Robbins (2014) adalah bidang studi yang mempelajari dampak
perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
tujuan mengaplikasikan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Tindakan yang dilakukan oleh karyawan yang melanggar norma-norma
organisasi formal dan peraturan masyarakat yang dilakukan dengan sengaja
menghasilkan hal yang mempunyai konsekuensi negatif disebut deviant
9
organizational behavior (Robbins, 2014). Beberapa perilaku yang dianggap
menyimpang dalam organisasi antara lain ketidaksopanan, cyberloafing,
penyerangan fisik di tempat kerja, berkata kasar atau marah dengan kata-kata
menyinggung perasaan, pencurian di tempat kerja oleh karyawan (Robbins,
2014). Jadi cyberloafing merupakan salah satu produk atau hasil dari deviant
organizational behavior dan termasuk salah satu isu penting yang berkembang
sesuai dengan perkembangan internet dalam dunia bisnis atau perusahaan.
A. Cyberloafing
1. Pengertian Cyberloafing
Cyberloafing atau biasa disebut cyberslacking merupakan salah satu
perilaku menyimpang pegawai di tempat kerja yang menggunakan „status
pegawainya‟ untuk mengakses internet dan email selama jam kerja untuk
tujuan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan (Lim dalam Wenefrida,
2017). Cyberloafing memungkinkan pegawai untuk menghindari kesibukan
bekerja dengan menggunakan teknologi modern. Cyberloafing menurut
Blanchard dan Henle (dalam firmanto, 2017) didefinisikan sebagai perilaku
pegawai menggunakan fasilitas internet di tempat kerja yang secara sengaja
dilakukan pegawai untuk tujuan pribadi membuka situs internet yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan selama jam kerja.
Sementara menurut Herdiati et al (2015) Cyberloafing adalah perilaku
penggunaan internet oleh pekerja selama jam kerja untuk keperluan individu
secara pribadi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Dampak perilaku
cyberloafing dapat menurunkan produktivitas, penurunan konsentrasi,
10
gangguan komunikasi, adanya tindakan disiplin, penghentian hubungan
kerja, kerugian reputasi, serta masalah dalam keamanan sistem informasi
dan fungsi umum lainnya (Herdiati et al, 2015). Perilaku cyberloafing ini
termasuk berkirim email yang berisi hiburan, mengunjungi situs internet
yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, online shopping, instant messaging,
posting pada newsgroup, mendownload film dan mendownload musik
(Blanchard dan Henle, 2008). Teknologi yang digunakan pegawai dalam
melakukan cyberloafing dapat menggunakan berbagai jenis komputer
(desktop, smartphone, tablet, ipad) baik milik perusahaan maupun milik
pribadi pegawai yang dibawanya saat bekerja (Askew dalam Wenefrida,
2017).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
cyberloafing merupakan perilaku pegawai yang mengakses internet untuk
kepentingan pribadi dan tidak berkaitan dengan pekerjaan. Perilaku tersebut
dilakukan pada saat jam kerja dengan teknologi milik perusahaan (komputer
kantor, laptop) maupun milik pribadi (smartphone, ipad, laptop pribadi,
tablet). Adapun perilaku cyberloafing menurut para ahli terbagi menjadi
beberapa jenis, baik perilaku cyberloafing yang bersifat umum, hingga
perilaku cyberloafing pegawai yang sifatnya berbahaya bagi organisasi.
2. Jenis-jenis Cyberloafing
Blanchard dan Henle (dalam Firmanto, 2017) membagi cyberloafing
terbagi menjadi 2 jenis yaitu minor cyberloafing dan serious cyberloafing.
Minor Cyberloafing merupakan penggunaan internet pada jam kerja.
11
Pegawai terlibat dalam berbagai bentuk perilaku penggunaan internet umum
yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Dengan demikian minor
cyberloafing mirip dengan perilaku lain yang tidak sesuai dengan pekerjaan
namun diberi toleransi. Meskipun demikian, tidak dapat dikatakan bahwa
minor cyberloafing tidak memiliki dampak yang merugikan bagi organisasi,
seperti mengurangi produktivitas. Contoh minor cyberloafing seperti
mengirim dan menerima email pribadi, mengunjungi situs olahraga,
memperbarui status jejaring sosial (seperti facebook, twitter, dan
instagram), mengunjungi situ berita, m-banking, serta berbelanja online
(Blanchard dan Henle, dalam Ozler dan Polat 2012).
Serious Cyberloafing merupakan jenis cyberloafing lain yang terdiri
dari bentuk-bentuk cyberloafing yang lebih serius. Pegawai terlibat dalam
berbagai bentuk perilaku penggunaan internet yang bersifat lebih berbahaya
karena bersifat melanggar norma instansi dan berpotensi ilegal. Perilaku
ini cenderung kasar dan berpotensi melakukan hal-hal yang tidak sah seperti
perjudian online, menyebar virus, mengunduh musik ilegal atau file pribadi,
game online, hacking, membuka situs yang mengandung pornografi. Jenis
cyberloafing ini memiliki dampak yang serius bagi organisasi (Blanchard
dan Henle dalam Ozler dan Polat, 2012). Karyawan yang melakukan minor
cyberloafing biasanya tidak percaya bahwa mereka melakukan hal yang
menyimpang. Sementara itu karyawan yang melakukan serious cyberloafing
menyadari bahwa perbuatannya menyimpang dan mungkin tidak akan
12
dimaafkan dan diterima di tempat kerja (Blanchard dan Henle, dalam
firmanto 2017).
Lim dan Teo (dalam Tarigan, 2015) membagi cyberloafing menjadi
dua kategori utama, yaitu Emailing Activities (Aktivitas Email) dimana tipe
cyberloafing ini mencakup semua aktivitas penggunaan email yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan (tujuan pribadi) saat jam kerja. Contoh perilaku
dari tipe cyberloafing ini adalah mengirim, memeriksa, membaca, maupun
menerima email pribadi. Kategori kedua yaitu Browsing Activities
(Aktivitas Browsing). Tipe cyberloafing ini mencakup semua aktivitas
penggunaan akses internet perusahaan untuk browsing situs yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan saat jam kerja. Contoh perilaku dari tipe
cyberloafing ini adalah browsing situs olahraga, situs berita, maupun situs
khusus dewasa.
Sementara itu, Li dan Chung (dalam Tarigan, 2015) membagi
cyberloafing kedalam empat jenis yakni: Aktivitas sosial yaitu penggunaan
internet untuk berkomunikasi dengan teman. Aktivitas sosial yang
melibatkan pengekspresian diri (facebook, twitter, instagram, dll) atau
berbagi informasi via blog (blogger). Kedua, Aktivitas informasi yaitu
menggunakan internet untuk mendapatkan informasi. Aktivitas ini terdiri
dari pencarian informasi seperti situs berita (kompasiana, CNN, dll). Ketiga,
Aktivitas kenikmatan yaitu internet untuk menghibur. Aktivitas kesenangan
ini terdiri dari aktivitas game online, mengunduh musik, menonton video
(youtube), atau software untuk tujuan kesenangan. Dan yang terakhir yaitu
13
Aktivitas emosi virtual yaitu sisa dari aktivitas online internet lainnya
seperti berjudi atau berkencan. Aktivitas emosi virtual mendeskripsikan
aktivitas online yang tidak dapat dikategorisasikan dengan aktivitas lainnya
seperti berbelanja online atau mencari pacar (kencan) secara online.
Beberapa peneliti menggunakan istilah cyberloafing mengarah kepada
perilaku serius seperti menyebar virus dan hacking namun jenis
cyberloafing yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
cyberloafing yang dikemukakan oleh Blanchard dan Henle yang membagi
perilaku cyberloafing menjadi dua jenis yaitu minor cyberloafing, dan
serious cyberloafing. minor cyberloafing dimana pegawai melakukan
kegiatan mengakses internet pada jam kerja yang dianggap sebagai perilaku
biasa, dan serious cyberloafing dimana pegawai mengakses internet pada
jam kerja yang sudah tau dampaknya bagi instansi namun tetap dilakukan.
3. Dampak Perilaku Cyberloafing
Cyberloafing dapat bersifat konstruktif bila perilaku tersebut
membantu pegawai dan instansi. Namun, hal itu dapat bersifat destruktif
ketika menghambat pegawai sehingga menjadi tidak produktif. Banyak
peneliti berpendapat bahwa cyberloafing adalah perilaku yang tidak
bermanfaat bagi organisasi dan dapat menimbulkan tuntutan hukum.
Bagaimanapun, beberapa peneliti lain berpendapat bahwa perilaku
cyberloafing belum tentu buruk bagi pegawai dan organisasi. Mereka
berpendapat bahwa internet sangat dibutuhkan bagi organisasi untuk
14
meningkatkan kreativitas, fleksibelitas, dan mendorong lingkungan
pembelajaran (Blanchard dan Henle dalam Ozler dan Polat, 2012).
a. Dampak Positif
Cyberloafing biasanya identik sebagai perilaku negatif yang
menyebabkan kehilangan produktivitas dan pendapatan, terlibat dalam
periode singkat dalam tugas yang tidak terkait dengan pekerjaan mungkin
memiliki efek positif, termasuk kelegaan dari kebosanan, mengurangi
stres, serta meningkatkan kreativitas pegawai (Vitak dalam Ozler dan
Polat, 2012).
Beberapa penelitian mengatakan kesempatan untuk menyediakan
penggunaan internet secara terpasang di tempat kerja yang
memungkinkan individu untuk menggunakan waktu yang tidak
dikonsumsi oleh tuntutan kerja dengan cara yang melengkapi mereka
untuk menghadapi tugas masa depan dengan energi dan perspektif yang
lebih luas (Oravec dalam Ozler dan Polat, 2012). Tujuan dari karyawan
tersebut adalah untuk menghindari praktik rutin dan menghilangkan
kecemasan kemudian cyberloafing menjadi perilaku konstruktif.
Cyberloafing dapat berfungsi sebagai „mainan kantor‟ untuk mengurangi
stres kerja dan menginspirasi kreativitas (Anandrajan dalam Ozler dan
Polat, 2012).
b. Dampak Negatif
Organisasi mengalami peningkatan perilaku cyberloafing yang
berpotensi merugikan (Garret dan Danziger dalam Ozler dan Polat,
15
2012). Ada bukti substansial untuk menyimpulkan bahwa perilaku ini
menyebabkan biaya yang signifikan bagi organisasi, baik dari segi
sumber daya manusia, maupun dari segi keuangan. Beberapa dampak
negatif yang dialami oleh organisasi meliputi tindakan pendisiplinan,
penghentian atau hilangnya karyawan, pelanggaran kerahasiaan
perusahaan, kehilangan reputasi, privasi pribadi, menambah beban
organisasi dan tanggung jawab pribadi, menambah biaya hukum terkait,
serta menurunnya produktivitas sebanyak miliaran dolar (Weatherbee
dalam Ozler dan Polat, 2012).
Cyberloafing dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan
penggunaan jaringan internet yang tidak efisien, sehingga menyebabkan
organisasi menjadi tidak kompetitif (Liberman, Ozler dan Polat, 2012)
Selain itu, cyberloafing dapat menimbulkan masalah dalam keamanan
sistem informasi dan fungsi-fungsi umum sistem organisasi, seperti
penyumbatan bandwith, infeksi virus, dan penundaan tugas (Lara dan
Mesa dalam Ozler dan Polat, 2012).
Pegawai berprilaku cyberloafing dapat melalaikan kewajiban dalam
melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh, pegawai mengakses internet
pada waktu jam kerja dengan tujuan bukan untuk kepentingan organisasi,
melainkan untuk menghindari tugas, menghilangkan kebosanan (Lim
dalam Hunik, 2012). Menurut Blanchard dan Henle (dalam Firmanto,
2017) perilaku cyberloafing di tempat kerja dapat berdampak
berkurangnya produktivitas, dapat membuat pegawai dengan metode lain
16
melalaikan tugasnya dengan teknologi modern tanpa harus terlihat keluar
masuk ruangan, dan terlihat aktif sepanjang jam di depan komputer.
Degradasi kinerja sistem komputer dan jaringan internet yang berlebihan
dapat menyebabkan kelebihan sumber daya komputasi dan efek
selanjutnya adalah menurunkan bandwith atau kecepatan akses internet
(Blanchard dan Henle dalam Firmanto, 2017).
Cyberloafer berpotensi untuk memunculkan masalah kriminal
hukum lainnya seperti pelecehan (misalnya email lelucon seorang
pegawai mengandung unsur pornografi dan rasis), pelanggaran hak cipta
(misalnya pegawai menggunakan seorang pekerja yang mmberitakan
kebohongan tentang atasan di chat room), dan melalaikan pekerjaan
(Blanchard dan Henle dalam Firmanto, 2017). Berdasarkan teori dan
beberapa penelitian diatas, perilaku cyberloafing cenderung
menyebabkan konsekuensi negatif bagi organisasi. maka yang akan
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah peneliti ingin melihat dampak
negatif yang ditimbulkan oleh perilaku cyberloafing yang dilakukan
pegawai.
4. Faktor-Faktor Yang Berpotensi Mempengaruhi Cyberloafing
Perilaku cyberloafing ini tidak semata-mata hanya karena ada inisiatif
dari pegawainya, tetapi juga disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal
dari internal maupun eksternal. Menurut Ozler dan Polat (2012), terdapat
tiga faktor yang menyebabkan munculnya perilaku cyberloafing. Ketiga
faktor itu adalah sebagai berikut:
17
a. Faktor individu
Faktor individu disini mencoba mengidentifikasi karyawan mana yang
mungkin lebih cenderung terlibat dalam perilaku cyberloafing. Faktor
individu terdiri dari persepsi dan sikap, sifat pribadi (personal traits),
kebiasaan kecanduan internet, serta demografi (Vitak et al, 2012).
1) Persepsi dan Sikap
Persepsi dan sikap merupakan dua hal yang berbeda. Persepsi adalah
cara pandang sedangkan sikap merupakan cara memposisikan,
melakukannya atau tidak. Namun persepsi dan sikap ini saling
berkoordinasi. Hasil penelitian Liberman (dalam Ozler dan Polat, 2012)
menunjukkan bahwa individu yang memiliki intensitas lebih sering
terhadap komputer dalam melakukan pekerjaan, cenderung berpotensi
untuk melakukan cyberloafing (Liberman et al dalam Ozler dan Polat,
2012). Penelitian ini menunjukan bahwa ketika pegawai memiliki cara
pandang bahwa apabila pekerjaan pegawai merasakan ketidakjelasan
peran maka cenderung berperilaku cyberloafing (Kahn dan Quin dalam
Anindita, 2013). Ketidakjelasan peran dapat dikatakan memiliki kaitan
dengan aktivitas-aktivitas, tanggung jawab, persepsi dan sikap, gaya dan
norma-norma pribadi (Anindita, 2013).
2) Sifat Pribadi (Personal Traits)
Perilaku pengguna internet mencerminkan variasi motif psikologis.
Sifat pribadi seperti rasa malu, kesepian, isolasi, kontrol diri, harga diri,
locus of control yang mungkin dapat mempengaruhi pola penggunaan
18
internet (Johnson and Culpa dalam Ozler dan Polat, 2012). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa orang yang pemalu, orang yang sangat
dipercaya oleh perusahaan, orang yang terlalu percaya diri menyebabkan
semakin tinggi kecenderungan kecanduan internet (Chak dan Leung
dalam Ozler dan Polat, 2012). Kecanduan internet menyebabkan
ketidakjelasan peran (role ambiguity) pegawai dalam bekerja dan justru
saling mengandalkan. Ini menunjukkan bahwa bentuk minor
cyberloafing mungkin terkait dengan role ambiguity dan beban kerja.
3) Kebiasaan
Kebiasaan mengacu kepada perilaku berdasarkan situasi, yang
otomatis terjadi tanpa instruksi sebagai respon terhadap situasi atau
keadaan lingkungan sekitar (Woon and Pee dalam Ozler dan Polat,
2012). Seperti kebiasaan menggunakan internet, orang yang terbiasa
menggunakan internet di rumah, di manapun ia berada, sehingga terbawa
ke lingkungan tempat ia bekerja. Sehingga menimbulkan perilaku
cyberloafing di lingkungan kerja.
4) Faktor Demografis
Garret dan Danziger (dalam Ozler dan Polat, 2012) menemukan
bahwa status pekerjaan, persepsi otonomi dalam organisasi, tingkat
pemasukan, dan gender merupakan prediktor cyberloafing yang
signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa para pegawai yang
berpendidikan tinggi cenderung melibatkan dirinya dalam pencarian
informasi secara online sedangkan pegawai yang berpendidikan rendah
19
cenderung bermain game online (Chak and Leung dalam Ozler dan Polat,
2012). Penelitian lain menunjukkan bahwa pria cenderung melakukan
cyberloafing lebih sering dan durasi yang lebih lama dibanding
perempuan (Lim dan Chen, 2012).
b. Faktor Organisasi
Terdapat beberapa faktor organisasi yang mempengaruhi
kecenderungan pegawai untuk berperilaku cyberloafing. Menurut Ozler
dan Polat (2012) perilaku cyberloafing yang dirasakan oleh pegawai
antara lain disebabkan oleh fasilitas instansi yang memadai, norma
kerjasama, dan sikap kerja pegawai.
1) Fasilitas Memadai
Manajerial umum menyediakan fasilitas internet tanpa
menspesifikasikan bagaimana penggunaan internet di tempat kerja
cenderung meningkatkan bentuk penggunaan internet diantara pegawai
untuk bisnis dan alasan personal (Garret dan Danziger dalam Ozler dan
Polat, 2012) yang kemudian cenderung menimbulkan ketidakjelasan
peran.
2) Norma Kerjasama (perceived coworker cyberloafing norms)
Penelitian menunjukkan bahwa norma kerjasama dan atasan
mendukung cyberloafing berhubungan positif dengan cyberloafing. ini
adalah bukti cyberloafing berada dibawah kontrol normatif (Woo and Pee
dalam Syukri, 2012). Blau dkk (dalam Syukri, 2017) mengemukakan
20
bahwa pegawai melihat rekan kerja lainnya sebagai panutan yang
berpotensi sebagai role model mereka dalam organisasi dan cyberloafing
dipelajari dari perilaku yang mereka lihat dari orang tersebut di
lingkungan organisasi mereka yang kemudian faktor ini termasuk
kedalam role ambiguity.
3) Sikap Kerja Karyawan
Tindakan penyimpangan tempat kerja seperti cyberloafing telah
terbukti menjadi respons emosional terhadap frustasi pengalaman kerja,
oleh karena itu ditrima bahwa perilaku kerja mempengaruhi cyberloafing
(Lieberman et al dalam Ozler dan Polat, 2012). Penelitian sebelumnya
telah menemukan bukti empiris yang menunjukkan bahwa karyawan
lebih mungkin untuk melakukan kesalahan saat memegang sikap yang
tidak menguntungkan (Garret dan Danziger, dalam Ozler dan Polat
2012).
Cyberloafing merupakan respon emosional terhadap pekerjaan yang
membuat frustasi, oleh sebab itu sikap terhadap pekerjaan yang
berlebihan bisa mempengaruhi munculnya cyberloafing (Liberman et al
dalam Syukri, 2017).
c. Faktor Situasional
Pernah ada konsensus mengenai penggunaan internet pribadi pada
saat jam kerja perusahaan, namun tingkat dan akibatnya sebagian besar
merupakan dugaan (Jhonson dan Ugray dalam Ozler Polat, 2012).
Perilaku menyimpang cyberloafing biasanya terjadi saat individu
21
memiliki akses ke sumber daya internet ditempat kerja, ini menunjukkan
pemicu situasional (Weatherbee Ozler Polat, 2012).
Penelitian menunjukkan bahwa kedekatan fisik antara supervisor
atau atasan secara tidak langsung mengakibatkan perilaku cyberloafing
(Ozler dan Polat, 2012). Lebih lanjut, kehadiran kebijakan dan sanksi
organisasi formal terkait keterlibatan pegawai berperilaku cyberloafing
seharusnya dapat mengurangi perilaku cyberloafing. Blanchard dan
Henle (2008) memberikan dukungan untuk ini karena menunjukkan
bahwa ada peraturan mengenai cyberloafing dan pegawai dilarang untuk
melakukan cyberloafing (Liberman et al, 2011).
Journal of Employent Counseling menganjurkan 8 faktor berikut
yang menyebabkan pegawai mudah melakukan cyberloafing dengan
mengakses internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan pada saat jam
kerja, antara lain: peluang akses, kemampuan untuk membeli sesuatu,
keadaan tanpa nama, kenyamanan, kemudahan, pelarian, rasa malu,
penerimaan sosial, masa kerja yang lebih lama di tempat kerja.
Berdasarkaan penelitian tersebut terdapat kemungkinan bahwa perilaku
cyberloafing disebabkan oleh beban kerja dan peran ganda (Kay et al
dalam Syukri, 2017).
5. Indikator Cyberloafing
Menurut Blanchard dan Henle (2008) perilaku cyberloafing disebabkan
karena stres terhadap pekerjaan, dan perilaku cyberloafing yang dilakukan
pegawai dapat diukur melalui beberapa indikator, yaitu:
22
a. Sering menggunakan wifi kantor diluar kepentingan pekerjaan selama
jam kerja.
b. Menggunakan handphone diluar kepentingan pada jam kerja
c. Mengirim email
d. Menerima email
e. Mengunduh musik
f. Mengunjungi web berita
g. Mengunjungi web olahraga
h. Mengakses sosial media
i. Berbelanja online shopping
j. Game online
B. Beban Kerja
Analisis jabatan menururt Hasibuan (2012) adalah menganalisis dan
mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan mengapa pekerjaannya itu harus dikerjakan atau
informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam
suatu instansi agar tujuan tercapai.
Menurut Rivai (2014) deskripsi pekerjaan/jabatan adalah hasil analissis
pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan
mengelola informasi mengenai pekerjaan. Spesifikasi jabatan adalah uraian
persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat
menjalankan satu jabatan dengan baik dan kompeten, juga memuat
23
ringkasan yang jelas dan kualitas definitif yang dibutuhkan dari pemangku
jabatan itu (Hasibuan 2012).
1. Pengertian Beban Kerja
Beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja meliputi beban kerja
fisik maupun mental. Beban kerja juga diartikan sebagai jumlah kegiatan
yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang selama
periode waktu tertentu dalam keadaan normal (Haryono, 2014). Sementara
menurut menpan (dalam Furqon, 2015) beban kerja adalah sekumpulan atau
sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau
pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Studi menemukan bahwa
ketika individu memiliki tuntutan kerja yang rendah kemungkinan untuk
cyberloafing tinggi, hal ini dikarenakan waktu luang yang dimiliki. Ketika
karyawan tidak memiliki banyak pekerjaan, mereka akan terlibat dalam
aktivitas cyberloafing untuk menghabiskan waktu (Doorn dalam Syukri,
2017). Dan ada pula penelitian yang menyatakan bahwa ketika beban kerja
berlebih (overload) maka kecenderungan pegawai melakukan pelarian dari
tugasnya dengan cara berprilaku cyberloafing (Lim dalam Firmanto, 2017).
Robbins (2014) menyatakan bahwa positif negatifnya beban kerja
merupakan masalah persepsi. Persepsi terhadap beban kerja berkaitan erat
dengan faktor peran dan pekerjaan. Beban kerja erat hubungana dengan
suatu pekerjaan dimana individu memberikan penilaian mengenai sejumlah
tuntutan tugas atau kegiatan yang membutuhkan aktivitas mental dan fisik
24
yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu yang dapat dilihat dari
beberapa indikator beban kerja.
2. Beban Kerja Rendah
Beban kerja yang rendah bisa disebabkan tidak adanya integritas, cara
kerjanya hanya menunggu perintah dari atasan, cara kerjanya hanya
berdasarkan atasan ini memicu perilaku cyberloafing. Beban kerja yang
rendah juga bisa dikarenakan orang yang diberikan beban pekerjaan
memilki kemampuan yang rendah maka diberikan beban kerja yang rendah.
3. Beban Kerja Tinggi
Beban kerja berlebih sering kali didapati pegawai. Peran berlebihan
(role overload) menurut Baurer dan Erdogen (2012) didefinisikan sebagai
memiliki waktu dan sumber daya yang tidak mencukupi untuk
menyelesaikan pekerjaan. Ketika sebuah organisasi merosot, sisa karyawan
yang harus menyelesaikan tugas yang sebelumnya dilakukan oleh pekerja
yang dipecat, yang menyebabkan kelebihan beban peran (Baurer dan
Erdogen, 2012). Work overload atau kelebihan beban kerja dibedakan dalam
quantitative overload dan qualitative overload (Berry dalam Syukri, 2017).
Menurut Berry mereka yang bersifat kuantitatif adalah “having too much to
do”, sedangkan yang bersifat kualitatif yang disebutkan sebagai “too
difficult.” Jadi manakala para pekerja merasa bahwa terlalu banyak
pekerjaan yang harus dikerjakan, terlalu beragam hal yang harus dilakukan,
atau tidak cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas yang
25
dibebankan, maka keadaan ini disebut quantitative overload (Ivancevich
dan Matteson dalam Syukri, 2017).
Beban peran yang terlalu berat, ketidakmampuan karyawan
menyelesaikan tugasnya dikarenakan standard hasil yang terlalu tinggi hal
ini bisa menyebabkan rendahnya percaya diri. banyak tugas dengan
penyediaan waktu yang tidak cukup untuk menyelesaikan tugas tersebut
(Permatasari, 2010). Beban kerja yang berlebihan juga menyebabkan stres
kerja, stressor yang tidak berhubungan dengan perusahaan namun mampu
menyebabkan stres para karyawan (mampu mempengaruhi pelaksanaan
tugasnya) disebut non work stressor. Yang digolongkan dalam non work
stressor diantaranya yaitu pernikahan, perceraian, kematian anggota
keluarga, permasalahan keluarga dan kesulitan keuangan (Syukri, 2017)
Sedangkan menurut Gibson (dalam Syukri, 2017) sebuah model yang
dapat menjelaskan hubungan antara stres kerja dan pekerjaan terbagi
menjadi empat bagian yaitu:
a. Penekan lingkungan yang bersifat fisik, yaitu lampu penerangan, gaduh,
temperatur, dan polusi udara.
b. Penekan individual, yaitu konflik peranan, kedwiartian peranan, beban
pekerjaan yang terlalu berat, tanggung jawab mengenai orang, tidak ada
kemajuan karier, dan desain pekerjaan.
c. Penekanan kelompok, yaitu hubungan kurang baik dengan teman
sejawat, bawahan ataupun dengan atasan.
26
d. Penekan keorganisasian, yaitu kurang partisipasi, struktur organisasi,
tingkat jabatan, dan kebijakan yang kurang jelas
Sedangkan Berry (dalam Syukri, 2017) membagi stressor menjadi
empat golongan, yaitu:
a. Kondisi fisik, meliputi suara, temperatur, dan polusi udara.
b. Kondisi temporal, meliputi jadwal yang ketat, dan tekanan waktu,
ataupun deadlines.
c. Kondisi sosiofisiologis, meliputi masalah perkawinan, crowding
(fenomena fisiologis yang disebabkan dari proses interaksi dalam suatu
kelompok), dan relokasi, serta migrasi.
d. Karateristik pekerjaan, meliputi kelebihan atau kekurangan beban
pekerjaan serta kurangnya otonomi, konflik peran dan ketidakjelasan
peran, dan perubahan organisasional.
e.
4. Indikator Beban Kerja
Dalam penelitian ini indikator beban kerja yang digunakan
mengadopsi indikator beban kerja yang digunakan dalam penelitian yang
telah dilakukan oleh Febri (2015) yang meliputi antara lain:
1) Target Yang Harus Dicapai
Pandangan individu mengenai besarnya target kerja yang diberikan
untuk menyelesaikan pekerjaannya, misalnya untuk menggiling,
melinting, mengepak dan mengangkut. Pandangan mengenai hasil
kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
2) Kondisi Pekerjaan
27
Mencakup tentang bagaimana pandangan yang dimiliki oleh individu
mengenai kondisi pekerjaannya, misalnya mengambil keputusan
dengan cepat pada saat pengerjaan barang, serta mengatasi kejadian
yang tak terduga seperti melakukan pekerjaan ekstra diluar waktu
yang telah ditentukan.
3) Standar Pekerjaan
Kesan yang dimiliki oleh individu mengenai pekerjaannya, misalnya
perasaan yang timbul mengenai beban kerja yang harus diselesaikan
dalam jangka waktu tertentu.
C. Peran Ganda
Dalam bidang MSDM lebih dikenal sebagai job enlargement dimana
pada pekerjaan yang bersangkutan ditambahkan tugas-tugas yang
membutuhkan keahlian yang sama. Perluasan pekerjaan adalah proses
mengkombinasikan dua atau lebih tugas khusus dalam bagian alur kerja ke
dalam satu pekerjaan. Berarti memperbesar cakupan pekerjaan dengan
menambah tugas tanpa meningkatkan tanggung jawab. Perluasan kerja
berarti meningkatkan lingkup pekerjaan melalui perluasan jangkauan tugas,
pekerjaa, tanggung jawab umum dalam tingkat dan batasan yang sama. Job
enlargement (Raza dan Nawaz, 2011) adalah sebuah rancangan membuat
pekerjaan “lebih besar” atau “lebih luas” dengan menambahkan jumlah
28
tugas kerja yang harus dilakukan setiap orang dengan tingkat keterampilan
dan kesulitan sama.
1. Pengertian Peran Ganda ( Role Ambiguity)
Peran ganda atau ambiguitas peran mengacu pada ketidakjelasan
dalam kaitannya dengan apa yang menjadi tanggung jawab kita. Jika anda
memulai sebuah rencana baru dan merasa tidak jelas tentang apa yang anda
harapkan, maka anda mengalami ambiguitas peran (Baurer dan Erdogen,
2012). Role ambiguity adalah suatu kesenjangan antara jumlah informasi
yang dimiliki seseorang dengan yang dibutuhkannya untuk dapat
melaksanakan perannya dengan tepat (Brief et al. dalam Syukri, 2017).
Karenanya role ambiguity adalah bersifat pembangkit stres sebab dapat
menghalangi individu untuk melakukan tugasnya dan menyebabkan
timbulnya perasaan tidak aman dan tidak menentu.
Role ambiguity menurut Rizzo (dalam Syukri, 2017) didefinisikan
sebagai ketidakyakinan karyawan mengenai kewajiban dan harapan yang
diinginkan, karena ketiadaan pedoman dalam bekerja dan hasil kerja yang
tidak terprediksi (Rizzo et al dalam Syukri, 2017).
2. Faktor – Faktor Penyebab Peran Ganda
Menurut Baurer dan Erdogen (2012) peran ganda atau role ambiguity
yang dialami oleh pegawai dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain:
a. Pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan dan antara
tanggung jawab yang ia miliki
29
b. Tugas-tugas yang harus ia lakukan yang menurut pandangannya
bukan merupakan bagian dari pekerjaannya
c. Tuntututan-tuntutan yang bertentangan dari atasan, rekan,
bawahannya, atau orang lain yang dinilai penting bagi dirinya
d. Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu
melakukan tugas pekerjaannya.
Dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik, para karyawan
memerlukan keterangan tertentu yang menyangkut dengan tugasnya.
Ketidakjelasan peran secara nyata berkaitan dengan rendahnya konsentrasi
kerja yang berakibat perasaan ancaman dari pekerjaan terhadap mental dan
fisik. Karena ketidakjelasan mengenai pekerjaan, akhirnya pegawai tidak
dapat menyelesaikan pekerjaan dan menggunakan waktunya untuk perilaku
yang tidak berhubungan dengan pekerjaan seperti curi-curi waktu untuk
online di jam kerja atau biasa disebut dengan istilah cyberloafing. Bisa juga
disebabkan karena pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai tersebut mampu
dikerjaan oleh orang lain (saling mengandalkan) berpotensi untuk perilaku
cyberloafing.
3. Indikator Peran Ganda
Menurut Herdiyati et al (2015) peran ganda atau role ambiguity mengacu
pada ketidakjelasan peran dalam kaitannya dengan apa yang menjadi
tanggung jawab kita. Peran yang diberikan bisa saja berlebih dan memicu
untuk pegawai melakukan hal menghindari peran ganda tersebut dengan
30
cara cyberloafing. Adapun indikator dalam pengukuran peran ganda ini,
yaitu:
a. Tanggung jawab
b. Pertentangan keyakinan pribadi dalam menjalankan tugas pekerjaan
c. Tuntunan atasan
d. Tuntutan rekan
D. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Pegawai akan mampu melaksanakan
kegiatannya dengan baik, apabila ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan
yang sesuai, sehat, aman dan nyaman. Ketidaksesuaian dapat menuntut
tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya
rancangan sistem kerja yang efisien. Menurut Alex S Nitisemito (2000)
mendefinisikan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang terdapat di
sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas-tugas yang diembankan.
1. Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2012) lingkungan kerja adalah keseluruhan
alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana
seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai
perseorangan maupun sebagai kelompok. Menurut Mardiana (2005)
lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan
pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja sangat berpengaruh besar dalam
31
pelaksanaan penyelesaian tugas. Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan
bahwa lingkungan kerja adalah lingkungan dimana karyawan melakukan
pekerjaan sehari-hari baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaannya. Menurut
Sedarmayanti (2012), Secara garis besar lingkungan kerja terbagi menjadi
dua, yaitu:
2. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik
secara langsung maupun secara tidak langsung. Indikator lingkungan kerja
fisik terdiri atas: peralatan kerja, penerangan atau cahaya, suhu udara,
keamanan kerja (Sedarmayanti dalam Riyadi, 2012). Peralatan kerja disini
seperti komputer atau laptop yang digunakan pada saat bekerja di instansi,
akses internet pegawai, alat komunikasi, dsb. Penerangan atau cahaya yang
kurang dapat memicu penurunan konsentrasi pegawai yang akhirnya
mencuri-curi waktu untuk mengakses internet yang tidak berkaitan dengan
pekerjaan atau basa disebut cyberloafing, suhu udara yang dingin, serta
keamanan pegawai saat bekerja.
3. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi dan
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
Indikator lingkungan kerja non fisik terdiri atas hubungan dengan atasan,
32
dan hubungan dengan sesama rekan kerja (Sedarmayanti dalam Riyadi,
2012). Lingkungan kerja non fisik seperti hubungan kerja antara sesama
pegawai maupun dengan atasan, iklim kerja, dan pengawasan terhadap para
pegawai.
4. Indikator Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2012) lingkungan kerja merupakan
keseluruhan alat yang dihadapi lingkungan sekitar dimana seseorang
bekerja, baik perseorangan atau kelompok. Lingkungan kerja ini
menunjuang pegawai dalam menjalankan tugasnya. Adapun indikator
dalam lingkungan kerja ini yaitu:
a. Peralatan kerja
b. Cahaya
c. Suhu udara
d. Keamanan
e. Hubungan dengan atasan
f. Hubungan dengan sesama rekan kerja
E. KERANGKA PENELITIAN
Kerangka penelitian adalah suatu model konseptual tentang
bagaimana teori-teori berhubungan dengan beberapa faktor yang akan
diidentifikasi sebagai suatu permasalahan (Sekaran, 2015). Kerangka
pemikiran menunjukkan beberapa variabel yang berbeda yang digunakan
dan menggambarkan tentang bagaimana hubungan antar variabel tersebut.
Adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini yaitu:
33
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
F. HIPOTESIS
Menurut Uma Sekaran (2015) Hipotesis merupakan perkiran ilmiah
tentang hubungan yang dibangun secara logis antara dua atau lebih variabel,
diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Sedangkan menurut
Menurut Sugiyono (2016) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan
latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dirumuskan
hipotesis untuk penelitian adalah sebagai berikut:
Beban Kerja
Perilaku Cyberloafing Peran Ganda
Lingkungan
Kerja Metode Penelitian
Uji Kualitas Data
- Uji Validitas
- Uji Reabilitas
Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinieritas
- Uji Heterokedastisitas
Uji Hipotesis
- Uji t
- Uji F
Analisis Regresi
Koefisien Determinasi R2
34
1. Pengaruh variabel beban kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh beban kerja terhadap perilaku
cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan kota
Tangerang Selatan.
Ha1 : Terdapat pengaruh beban kerja terhadap perilaku cyberloafing
pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan kota Tangerang
Selatan.
2. Pengaruh variabel peran ganda terhadap perilaku cyberloafing
pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh peran ganda (role ambiguity) terhadap
perilaku cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan
kota Tangerang Selatan.
Ha2 : Terdapat pengaruh peran ganda (role ambiguity) terhadap
perilaku cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan
kota Tangerang Selatan.
3. Pengaruh variabel lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing
pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku
cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan kota
Tangerang Selatan.
35
Ha3 : Terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku
cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan kota
Tangerang Selatan.
4. Pengaruh variabel beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja
terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.
Ho4 : Tidak terdapat pengaruh beban kerja, peran ganda), dan
lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai dinas
pendidikan dan kebudayaan kota Tangerang Selatan.
Ha4 : Terdapat pengaruh beban kerja, peran ganda, dan lingkungan
kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai dinas pendidikan
dan kebudayaan kota Tangerang Selatan.
G. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO. Judul Penulis Hasil
1 Pengaruh
Stress Kerja
pada
Cyberloafing
Anindita
Wicaksono
Herlianto
(2013)
Sampel penelitian ini berjumlah 100
responden dengan probability
sampling secara random. Teknik
analisis data yang digunakan dalam
penelitian adalah analisis regresi
berganda. Hasil analisis penelitian
36
menunjukan bahwa role ambiguity
dan role overload berpengaruh negatif
terhadap cyberloafing sedangkan role
conflict berpengaruh positif terhadap
cyberloafing. Persamaan meneliti role
ambiguity dan role overload sebagai
variabel independen serta perilaku
cyberloafing sebagai variabel
dependen. Perbedaan terdapat variabel
tambahan lingkungan kerja sebagai
variabel dependen
2 Cyberloafing
phenomenon
in
organizations
Derya
Ergun
Ozler dan
Gulcin
Polat
(2012)
Menentukan apa saja yang
mempengaruhi perilaku cyberloafing,
cyberslacking, non-work related
cimputing. Meneliti terkait perilaku
cyberloafing dan dampaknya terhadap
organisasi
3 The Impact of
Work Stressor
and
Organizational
Sanctions
Perception on
Cyberloafing
Meilisa
Fani
Herdiati,
Anita Dewi
Prahastuti
Sujoso,
Ragil Ismi
Hartanti
(2015)
Sampel penelitian ini berjumlah 80
karyawan administrasi berstatus PNS
dari 14 fakultas dan 2 progrm studi di
Universitas Jember. Data dianalisis
menggunakan regresi linier sederhana
dan berganda. Penelitian menunjukan
pegawai rata-rata menghabiskan
waktu satu jam untuk bercyberloaf.
Sementara hasil analisis penelitian
menunjukan bahwa stresor kerja
berupa role ambiguity, role conflict,
role overload, dan persepsi sanksi
organisasi secara signifikan
37
mempengaruhi perilaku cyberloafing.
Persamaan meneliti role overload, role
ambiguity untuk mengetahui
perngaruhnya terhadap perilaku
cyberloafing PNS. Perbedaan
menggunakan variabel independen
tambahan yaitu lingkungan kerja.
4 Pengaruh
Konflik Peran
dan Role
Overload
terhadap
Burnout dan
Dampaknya
pada
Cyberloafing
Wenefrida
Ardhian
Ayu
Hardiani,
Edy
Rahardja,
Ahyar
Yuniawan
(2017)
Sampel penelitian ini berjumlah 150
responden yang dilakukan dengan
teknik sensus. Responden dalam
penelitian adalah pegawai PT PLN
semarang. Alat analisis yang
digunakan adalah SEM pada program
AMOS 22. Konflik peran berpengaruh
siginifikan terhadap perilaku
cyberloafing, Role overload
berpengaruh namun tidak signifian
terhadap cyberloafing. Konflik peran
dan Role Overload berpengaruh
signifikan terhadap Burnout.
Persamaan meneliti Role Overload
terhadap Cyberloafing. Perbedaan
variabel Independen terdiri dari Role
Oveload, Role Ambiguity, dan
Lingkungan kerja, variabel depennya
yaitu cyberloafing.
5 Role of
Internet
Experience in
Moderating
Hunik Sri
Runing
Sawitri
(2012)
Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 199 responden pegawai
local government surakarta dengan
metode purposive manner. Teknik
38
Influence of
Work Stressor
on
Cyberloafing
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hierarchical
regression. Role Ambiguity dan Role
Conflict memiliki pengaruh positif
terhadap cyberloafing, sedangkan
Role Overload memiliki pengaruh
negatif terhadap cyberloafing. Internet
Experience memiliki pengaruh positif
terhadap cyberloafing. Persamaan
variabel indepen Role Ambiguity dan
Role Overload serta variabel
dependen cyberloafing. Perbedaan
pengalaman internet tidak dijadikan
variabel melainkan indikator. Serta
terdapat variabel lingkungan kerja.
6 Pengaruh
Stres Kerja
dan Kepuasan
Kerja terhadap
Perilaku
Cyberloafing
Karyawan
pada Era
Perkembangn
ICT
Muhammad
Syukri N
(2017)
Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 43 karyawan, Alat statistik
yang digunakan adalah Multiple
Regretion (Regresi Berganda) dengan
teknik sampling jenuh. Data dianalisis
menggunakan SPSS 16.0.Hasil dari
penelitian ini menunjukan dalam uji F
(simultan) bahwa stres kerja dan
kepuasanerja secara signifikan
mempengaruhi perilaku cyberloafing
dengan nilai sig F 0,000 < 0,05 dan
nilai Fhitung sebesar 156.651. Hasil
uji t (parsial) stres kerja secara
signifikan mempengaruhi perilaku
cyberloafing dengan nilai sig t 0,000 <
0,05 dan nilai thitung 7.260. Jadi
39
dapat disimpulkan bahwa stres kerja
dan kepuasan kerja secara simultan
mempengaruhi perilaku
cyberloafing namun secara parsial
hanya variabel stres kerja yang
mempengaruhi perilaku cyberloafing.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lokasi, Fokus, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh beban kerja, peran
ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai pada
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan yang beralamat
di Jalan Buana Kencana, Sektor 12 BSD, Rw. Buntu, Serpong, Kota
Tangerang Selatan, Banten 15318. Penelitian ini berlangsung dari bulan
Januari hingga bulan Maret 2018.
2. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah agar
fokus pada tujuan, sehingga diperoleh hasil yang valid. Fokus permasalahan
dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Pengaruh beban kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai
b. Pengaruh peran ganda terhadap perilaku cyberloafing pegawai
c. Pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai
d. Pengaruh beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja secara simultan
terhadap perilaku cyberloafing pegawai
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif
dikarenakan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angka-angka.
Agar penelitian ini terarah dan mendekati pada apa yang diharapkan, maka
40
penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
dari beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku
Cyberloafing Pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tangerang Selatan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan
objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2016). Sedangkan menurut Uma Sekaran (2015) populasi adalah
keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peneliti
investigasi. Jumlah kumpulan bisa sedikit hingga banyak, dari puluhan
hingga ratusan juta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai
PNS sebanyak 52 pegawai dan non-PNS sebanyak 90 pegawai pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2016). Sampel terdiri atas beberapa anggota yang
diambil dari populasi (Sekaran, 2015). Menurut Roscue dalam Sekaran
(2015) ukuran sampel yang lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 layak
digunakan untuk penelitian. Adapun pendekatan penentuan sampel pada
penelitian ini menggunakan sampling acak (simple random sampling).
41
Sampling acak dilakukan dalam keadaan populasi yang sangat heterogen
sehingga populasi dibagi kedalam sub populasi. Tujuannya agar keadaannya
relatif homogen sehingga tujuan utama memperoleh hasil analisis yang
mempunyai ketelitian tinggi dapat tercapai. Adapun teknik acak yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik tidak
proporsional yaitu pengambilan sampel dengan jumlah yang sama tanpa
memperhatikan jumlah elemen pada setiap unit populasi. Untuk
mendapatkan sampel maka dalam penentuan sampel penelitian ini
menggunakan rumus Slovin :
𝑛 =
Dimana: n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Proses kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau
diinginkan yaitu sebesar 10% atau 0,1.
Hasil perhitungan sampel menggunkan rumus slovin yaitu
𝑛 =
𝑛 =
𝑛 =
𝑛 =
𝑛 = 58,6
42
Maka jumlah sampel pada penelitian ini diperkirakan sebanyak 58
orang Pegawai baik PNS maupun non-PNS pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Tangerang Selatan dirasa sudah layak.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data Primer (primary data)
Data primer menurut Uma Sekaran (2015) yaitu data yang diperoleh
dari sumber tangan pertama untuk analisis berikutnya, data primer ini
bersifat mentah atau belum diolah. Data primer belum mampu memberikan
informasi dalam pengambilan keputusan sehingga perlu diolah lebih lanjut
agar dapat menemukan solusi atau masalah yang diteliti (sekaran, 2015).
Data primer ini dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner.
a. Wawancara
Wawancara pra penelitian digunakan sebagai teknik pengumpulan
data awal pada pendahuluan yang dijadikan latar belakang permasalahan
yang harus diteliti. Menurut Sugiyono (2016) wawancara tidak
terstruktur adalah hanya pada garis-garis besar permasalahan yang akan
dinyatakan. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara tidak terstruktur
pada tanggal 5 Februari 2018 kepada Bu Iis Hayati selaku pegawai di
bagian Umum dan Kepegawaian (UMPEG) pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Tangerang Selatan, serta peneliti juga melakukan
wawancara pra penelitian pada Bapak Taryono selaku Kepala Dinas
43
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan guna mengumpulkan
data studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit atau kecil (sugiyono, 2016).
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan kumpulan pertanyaan tertulis yang dirumuskan
sebelumnya dimana respondedn mencatat jawaban, biasanya dalam
alternatif yang disusun secara tertutup (Sekaran, 2015). Kuesioner dalam
penelitian ini yaitu dengan cara mengajukan daftar pernyataan langsung
kepada responden, yaitu pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Tangerang Selatan. Kuesioner dalam penelitian ini diperoleh dari
beberapa referensi yang kemudian diolah dalam bentuk pertanyaan dan
pernyataan.
Kemudian jawaban responden yang diberikan melalui kuesioner
tersebut dapat diukur dengan dua cara menggunakan skala likert.
Menurut Sugiyono (2016) skala yang sering dipakai dalam penyusunan
kuesioner adalah skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat
preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut:
1) Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5
2) Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4
3) Netral (N) = Diberi bobot / skor 3
4) Tidak Setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2
5) Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot / skor 1
44
2. Data Sekunder (secondary data)
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang
menerbitkan dan bersifat siap pakai (Wijaya, 2013). Kuncoro menambahkan
(dalam hayati, 2016) data sekunder dikumpulkan oleh pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder ini
digunakan untuk melengkapi atau mendukung data primer. Adapun data
sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Riset kepustakaan (Library Research)
Kepustakaan (library research) adalah penelitian yang datanya
diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen,
artikel, jurnal, internet, dan lain sebagainya).
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengutip lagsung data yang diperoleh dari bagian Umum dan
Kepegawaian yang terdiri dari profil, struktur organisasi, daftar pegawai,
dan lain sebagainya.
D. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah dan
dianalisis dengan tujuan data tersebut menjadi sebuah informasi.
Pengolahan data dan analisis dilakukan dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 25.0. Adapun
45
pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain uji kualitas
data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Analisa Statistik Deskriptif
Analisa statistik deskriptif menurut Gunawan (2018) adalah
bagaimana menggambarkan dan mendeskripsikan sgala sesuatu yang
berhubungan dengan pengumpulan data statistik yang telah diperolah
dari hasil survey (kuesioner) dalam bentuk tabel atau grafik.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur valid
atau tidaknya suatu kuesioner yang akan disebar kepada para
responden. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. (Ghozali, 2012). Misalnya dalam mengukur beban
kerja di mata pegawai diukur dalam lima pertanyaan berupa satu
pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel beban kerja,
jawaban responden dikatakan valid apabila item-item dalam kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner
tersebut.
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha 0,05.
Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka butir
pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan valid. Dalam
46
pengambilan keputusan untuk menguji validitas indikatornya adalah
jika r hitung positif serta r hitung > r tabel maka butir pertanyaan
tersebut valid dan jika r hitung tidak positif dan r hitung < r tabel
maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2012).
b. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel (Ghozali, 2012). Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas
kuesioner dengan teknik Cronbach Alpha (Gunawan, 2018). Untuk
mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan dilakukan
pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program computer
SPSS 25. Kriteria penilaian uji reliabilitas yaitu (Sekaran, 2015):
1) 0,8 - 1,0 = Reliabilitas baik
2) 0,6 – 0,799 = Reliabilitas diterima
3) Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa
persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam
estimasi, tidak bias dan konsisten (Gunawan, 2018). Uji asumsi klasik
yang akan dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan
uji heteroskdastisitas.
47
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi ini digunakan untuk mengetahui
apakah nilai residual yang dihasilkan berdistribusi normal atau
tidak. Terdapat dua metode untuk melakukan uji ini diantaranya:
1) Metode grafik
Uji normalitas dengan menggunakan metode ini dilakukan
dengan cara melihat penyebaran data pada sumber diagonal
pada grafik normal probability plot of regression. Jika titik-titik
menyebar disekitar garis dan mengikuti diagonal, maka dapat
dikatakan data tersebut berdistribusi normal (Gunawan, 2018).
2) Metode uji kolmogrov-smirnov
Seperti halnya metode grafik, metode ini digunakan untuk
mengetahui apakah data residual berdistribusi normal atau
tidak. Residual berdistribusi normal jika signifikansi lebih dari
> 0,05 (Gunawan, 2018).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika terdapat atau terjadi korelasi, maka terdapat
masalah multikolinieritas (Gunawan, 2018). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen.
48
Jika variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel
ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan
nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam
model regresi adalah sebagai berikut:
1) Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual
(r2) dengan nilai determinasi serentak (R
2). Nilai r
2 seharusnya
lebih kecil dari < R2 (Gunawan, 2018).
2) Dengan melihat nilai tolerance dan variance Inflation Factor
(VIF) pada model regresi. Cara mengetahui ada tidaknya
multikolinieritas dengan melihat nilai VIF dan tolerance dengan
ketentuan jika VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1
maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali dalam
Gunawan 2018).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi atau terdapat ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas (Gunawan, 2018). Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Terdapat tiga metode untuk melakukan uji ini, antara lain:
49
1) Metode korelasi sperman’s rho
Dikatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila nilai
signifikansinya lebih besar dari > 0,05.
2) Metode grafik
Dikatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila hasil
output grafik bahwa titik-titik membentuk pola yang jelas, dan
menyebar diatas dan dibawah agka 0 pada sumbu Y.
3) Metode uji gletjer
Dikatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila
output signifikansinya lebih besar dari > 0,05.
4. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk
mengukur pengaruh antara variabel independen yaitu beban kerja,
peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap variabel dependen yaitu
perilaku cyberloafing.
a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t dan Uji Signifikansi)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi (alpha) 5%
atau 0,05. Adapun kriteria pengujian pada penelitian ini menurut
Gunawan (2018) adalah:
1) Jika t hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel
50
independen dan dependen secara signifikan. Jika Sig t hitung <
Sig 0,05 maka Ho ditolak.
2) Jika t hitung < t tabel dan signifikansi > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel
independen dan dependen. Jika Sig t hitung > Sig 0,05 maka Ho
diterima.
b. Uji Koefisien Secara Bersamaan (ANOVA / Uji F dan
Signifikansi)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen untuk
mengambil keputusan hipoteis ditaerima atau ditolak dengan
membandingkan tingkat signifikansi (alpha) sebesar 5% atau 0,05
dengan kriteria pengujian menurut Gunawan (2018) sebagai
berikut:
1) Jika F hitung > F tabel dan signifikansi < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara variabe
independen dan dependen secara signifikan. Jika Sig F hitung <
Sig 0,05 maka Ho ditolak.
2) Jika F hitung < F tabel dan signifikansi > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel
independen dan dependen. Jika Sig F hitung > Sig 0,05 maka Ho
diterima.
51
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Melihat dari hipotesis penelitian ini maka digunakan analisis regresi
linier berganda (multiple regression). Analisis regresi linier berganda
adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
dua atau lebih variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dalam
penelitian ini yaitu antara beban kerja (X1), peran ganda (X2),
lingkungan kerja (X3), dan perilaku cyberloafing (Y). Menurut
Gunawan (2018), persamaan analisis regresi linier berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Perilaku Cyberloafing
a = Constanta
b1 = Koefisien regresi antara beban kerja dengan perilaku
cyberloafing
b2 = Koefisien antara peran ganda dengan perilaku cyberloafing
b3 = Koefisien antara lingkungan kerja dengan perilaku cyberloafing
X1 = Variabel beban kerja
X2 = Variabel peran ganda
X3 = Variabel lingkungan kerja
e = error
6. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
52
R2 merupakan koefisien determinasi. Angka ini diubah kedalam
bentuk persen. Misalnya nilai R2 diperoleh sebesar 0,82 atau 82%
artinya variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen (Y)
sebesar jumlah persentase tersebut, sedangkan sisanya dipengaruhi
variabel lain (Gunawan, 2018).
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel
independen/bebas dan variabel dependen/terikat. Variabel merupakan suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2016). Variabel penelitian dapat dibagi menjadi
dua, yaitu: Variabel Independen atau Bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Beban
Kerja, Peran Ganda, dan Lingkungan Kerja.
Variabel Dependen atau Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam
penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah Perilaku
Cyberloafing.
53
Tabel 3.1
Matrik variabel-variabel dalam definisi operasional
Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Cyberloafing
(Blanchard Henle, 2008)
adalah perilaku penggunaan internet
oleh pekerja selama jam kerja untuk
keperluan individu secara pribadi yang
tidak berhubungan dengan pekerjaan
dengan tujuan mengurangi stres
terhadap pekerjaan.
Sering menggunakan wifi
kantor diluar kepentingan
pekerjaan selama jam
kerja.
Menggunakan handphone
diluar kepentingan pada
jam kerja
Mengirim email
Menerima email
Mengunduh musik
Mengunjungi web berita
Mengunjungi web
olahraga
Mengakses sosial media
Berbelanja online
shopping
Likert
54
Game online
Beban Kerja
(Firmanto, 2017)
Tugas seorang karyawan atau
pegawai yang banyak dan harus
diselesaikan dibawah tekanan atau
waktu yang terbatas.
Jumlah Pekerjaan
Bekerja secara cepat
Waktu untuk beban
pekerjaan
Target kerja
Likert
55
Peran Ganda
(Herdiyati et al, 2015)
Peran ganda atau role ambiguity
mengacu pada ketidakjelasan peran
dalam kaitannya dengan apa yang
menjadi tanggung jawab kita.
Tanggung jawab
Pertentangan keyakinan
pribadi dalam menjalankan
tugas pekerjaan
Tuntunan atasan
Tuntutan rekan
Likert
Lingkungan Kerja
(Sedarmayanti, 2012)
adalah keseluruhan alat perkakas dan
bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya dimana seseorang bekerja,
baik perseorangan atau kelompok
Peralatan kerja
Cahaya
Suhu udara
Keamanan
Hubungan dengan atasan
Hubungan dengan sesama
rekan kerja
Likert
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban kerja, peran
ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian yang
terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dalam bab ini. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi gambaran umum objek penelitian, analisis deskrptif,
analisis regresi, dan pengujian hipotesis. Analisis ini digunakan sesuai dengan
perumusan model dan permasalahan yang ada. Selain analisis tersebut pada bab
ini akan menyajikan karakteristik responden, pengkategorian variabel penelitian,
pengujian prasyarat analisis, dan pembahasan. Teknik analisis dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS versi 25.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Instansi
Sejarah berdirinya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tangerang Selatan ini bersamaan dengan terbentuknya kota Tangerang
Selatan. Tidak ada secara khusus mengenai perjalanan sejarah Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan melainkan beriringan
dengan sejalannya pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Tangerang
Selatan adalah salah satu kota di Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini
diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29
Oktober 2008.
56
Tangerang Selatan merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang.
Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH menjabat sebagai walikota Tangerang
Selatan, dan Drs. H. Benyamin Davnie menjabat sebagai wakil walikota
Tangerang Selatan. Pada 2007, Pemerintah Kabupaten Tangerang
menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proses awal berdirinya Kota
Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru
selama satu tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk
untuk wilayah hasil pemekaran.
Kemudian mulai dibentuklah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tangerang Selatan yang berlokasi di Jalan Buana Kencana, Sektor 12 BSD,
Rw. Buntu, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15318. Kemudian
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melakukan renovasi dan berpindah
kantor ke Balai Kota Tangerang Selatan yang berlokasi di Jalan Maruga
No.1 Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15321. Jumlah
pegawai yang berada di Dinas Pendidikan itu sendiri hingga saat ini ada 52
pegawai berstatus PNS dan 90 pegawai berstatus non-PNS.
2. Struktur Organisasi Instansi
Di dalam suatu instansi setiap pegawai diberikan tugas sesuai dengan
kemampuan masing-masing agar setiap pegawai mampu melaksanakan
tugas-tugasnya dengan baik. Untuk itu perlu adanya pengaturan pembagian
tugas yang dijabarkan dalam struktur organisasi yang berisi wewenang dan
tanggung jawab mullai dari pimpinan tertinggi hingga staf pegawai melalui
beberapa jabatan dan tingkatan.
57
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Tangerang Selatan
Sumber: Data Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, 2018
58
Sumber: Data Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, 2018
3. Fokus, Lokasi, dan Waktu Penelitian
59
Penelitian yang dilakukan berfokus pada pengaruh beban kerja, peran
ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini
dilaksanakan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan
yang berlokasi pada Jl. Buana Kencana Loka Sektor 12 BSD Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari
bulan Januari 2018 sampai dengan Maret 2018.
4. Visi dan Misi
Optimalisasi Layanan Pendidikan untuk Mewujudkan Kota Tangerang
Selatan sebagai Kota Mandiri Damai dan Asri (MADANI).
a. Memberikan layanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan
menerapkan standar pelayanan minimal (SPM) dan standar operasional
prosedur (SOP)
b. Mendorong dan memfasilitasi tercapainya 8 (delapan) standar nasional
pendidikan pada semua jenjang pendidikan
c. Mengembangkan dan meningkatkan sistem manajemen mutu sesuai ISO
pada Dinas Pendidikan UPT Pendidikan Kecamatan, Sekolah, Lembaga
non formal dan informal
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskritiptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan
tanggapan responden terhadap item-item pertanyaaan dalam kuesioner.
60
Berdasarkan rumus slovin, responden penelitian ini adalah 58 pegawai yang
bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik acak atau simple random
sampling dimana semua pegawai memiliki kedudukan yang sama,
kesempatan yang sama untuk mengisi kuesioner ini.
Pada penelitian ini kuesioner yang diebarkan sebanyak 60 kuesioner.
Kuesioner ini disebarkan dalam waktu 3 hari pada jam kerja. Jumlah
kuesioner yang bisa dikumpulkan kembali oleh peneliti berjumlah 58
kuesioner (respon rate 97%). Berikut ini deskripsi umum subjek penelitian
berdasarkan jenis kelamin, usia, masa kerja, dan pendidikan terakhir.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden menunjukkan
pada saat penelitian dilakukan distribusi jenis kelamin responden.
Responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
(sumber: Data primer yang diolah, 2018)
pria 52%
wanita 48%
Jenis Kelamin
pria
wanita
61
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa reponden yang berjenis kelamin
pria sebanyak 30 orang (52%) dan jenis kelamin wanita sebanyak 28
orang (48%). Hasil data menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin pria (52%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang berusia < 26
tahun sebanyak 17 responden (29,3%), berusia 26-35 tahun sebanyak 34
responden (58,6%), responden berusia 36-45 tahun sebanyak 4 responden
(6,9%), responden berusia 46-55 tahun sebanyak 2 responden (3,4%),
responden berusia 56-65 tahun sebanyak 1 responden (1,7%). Hasil data
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 26-35 tahun
(58,6%).
0
5
10
15
20
25
30
35
< 26 tahun 26-35tahun
36-45tahun
46-55tahun
56-65tahun
[CELLREF]
[CELLREF]
[CELLREF] [CELLREF] [CELLREF]
Usia
62
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang pendidikan terakhir
responden yang telah diolah dan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa pendidian terakhir responden
didominasi oleh Sarjana (S1) sebanyak 37 pegawai atau sebesar 64%.
Kemudian lulusan SMA sebanyak 14 pegawai atau sebesar 24%,
Diploma (D3) sebanyak 5 pegawai atau sebesar 9 %, Master (S2)
sebanyak 2 pegawai atau sebesar 3,%. Hal ini menunjukkan bahwa
hampir sebagian besar responden berpendidikan terakhir Sarjana (S1)
yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan.
D3 9%
S1 64%
S2 3%
SMA 24%
Pendidikan Terakhir
D3
S1
S2
SMA
63
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang masa kerja responden
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Masa Kerja Responden
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden dalam
penelitian ini sebagian besar telah bekerja selama 6-10 tahun sebanyak
25 pegawai atau sebesar 43,1%, responden dengan kategori lama bekerja
selama 3-5 tahun sebanyak 18 pegawai atau sebesar 31%, responden
yang telah bekerja selama 1-3 tahun sebanyak 11 pegawai atau sebesar
19%, dan responden dengan kategori lama bekerja kurang dari 1 tahun
sebanyak 4 pegawai atau sebesar 6,9%. Data ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden dalam penelitian ini telah bekerja selama 6-10 tahun
sebanyak 25 pegawai atau sebesar 43%.
Series10
5
10
15
20
25
< 1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun 6-10 tahun
6,9
19
31
43
Masa Kerja
64
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Keahlian Internet
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang keahlian internet yang
dimiliki responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Keahlian Internet Responden
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang memiliki
keahlian tentang internet berkategori kurang sebanyak 1 responden atau
sebesar 1,7%, untuk kategori sangat memahami sebanyak 9 responden
atau sebesar 15,5%, untuk kategori cukup sebanyak 15 responden atau
sebesar 25,9%, untuk kategori memahami sebanyak 33 responden atau
sebesar 56,9%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai
dinas pendidikan memiliki keahlian internet dengan kategori memahami
sebanyak 33 pegawai atau sebesar 56,9%.
Cukup 26%
kurang 2%
Memahami 57%
Sangat Memahami
15%
Keahlian Internet
Cukup
kurang
Memahami
Sangat Memahami
65
f. Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Akses Internet
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang alat yang digunakan
responden untuk mengakses internet yang dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Alat Akses Internet Responden
(Sumber: Data yang diolah, 2018)
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden mayoritas sebanyak
54 pegawai atau sebesar 51% responden menggunakan handphone untuk
mengakses internet, responden yang menggunakan komputer untuk
mengakses internet sebanyak 22 pegawai atau sebesar 21% responden,
responden yang menggunakan laptop sebagai alat akses internet seanyak
29 pegawai atau 27%, dan responden yang menggunakan tablet untuk
akses internet hanya 1 pegawai atau 1%.
g. Karakteristik responden berdasarkan intensitas mengakses internet
perhari
Handphone 51%
Komputer 21%
Laptop 27%
Tablet 1%
Alat Akses Internet
Handphone
Komputer
Laptop
Tablet
66
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang jumlah waktu yang
digunakan responden dalam mengakses internet setiap harinya yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Jumlah Waktu Akses Internet Perhari
(Sumber: Data yang diolah, 2018)
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa intensitas waktu pegawai
dalam mengakses internet mulai dari < 2 Jam sebanyak 4 responden atau
sebesar 7%, intensitas mengakses internet 2-3 jam sebanyak 4 responden
atau sebesat 7%, intensitas mengakses internet 4-5 Jam sebanyak 16
responden atau sebesar 28%, intensitas mengakses internet 6-7 Jam
sebanyak 11 responden atau sebesar 19%, dan intensitas mengakses
internet tak terhingga sebanyak 23 responden atau sebesar 40%. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa perhari pegawai bekerja 8 Jam, namun
< 2 J A M 2 - 3 J A M 4 - 5 J A M 6 - 7 J A M > 8 J A M
4 4 16 11
23 6.9 6.9
27.6
19
39.7
JUMLAH WAKTU AKSES INTERNET
Frequency percent
67
kegiatan akses internet perhari bahkan mencapai >8 Jam dengan
responden sebanyak 23 pegawai atau sebesar 40%.
h. Karakteristik responden berdasarkan tujuan penggunaan internet
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang tujuan responden dalam
penggunaan internet yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini
Tabel 4.8
Tujuan Responden Menggunakan Internet
(Sumber: Data yang diolah, 2018)
Dapat dilihat dari tabel 4.8 kepentingan apa saja yang dilakukan
oleh responden dalam mengakses internet dari mulai mencari informasi,
membaca berita, game, chat group, hingga sosial media. Mayoritas
18 13
30
14 24
8 18
7
43
7
9.9 7.1
16.5
7.7
13.2
4.4
9.9
3.8
23.6
3.8
TUJUAN PENGGUNAAN INTERNET
Frequency Percent
68
responden menggunakan akses internet untuk sosial media sebanyak 43
responden dari keseluruhan 58 responden.
i. Karakteristik responden berdasarkan lokasi mengakses internet
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang lokasi dimana biasanya
responden mengakses internet yang dapat dilihat melalui tabel berikut
ini:
Tabel 4.9
Lokasi Responden Mengakses Internet
(Sumber: Data yang diolah, 2018)
Dari data tersebut dapat terlihat dimana lokasi biasanya responden
mengakses internet. Lokasi mengakses internet di rumah sebanyak 33
responden atau sebesar 42%, lokasi akses internet di tempat kerja
sebanyak 30 responden atau sebesar 38,5%, akses internet di cafe
sebanyak 11 responden atau sebesar 14%, dan responden yang
Cafe 14%
Rumah 42%
Saat dalam perjalanan
5%
Tempat Kerja 39%
lokasi mengakses internet
Cafe
Rumah
Saat dalam perjalanan
Tempat Kerja
69
mengakses internet saat dalam perjalanan sebanyak 4 responden atau
sebesar 5%. Mayoritas pegawai menggunakan intenet di rumah (42%)
maupun di tempat kerja (38%).
2. Distribusi Jawaban Responden
a. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Beban Kerja (X1)
Indikator-indikator dari variabel beban kerja (X1) terbagi atas lima
pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Beban Kerja (X1)
No. Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya merasa beban pekerjaan saya
tidak banyak 24% 43% 21% 12%
2
Pekerjaan yang saya lakukan tidak
melebihi tugas yang dibebankan
kepada saya
10% 52% 26% 12%
3 Saya tidak dipaksa untuk bekerja
cepat 16% 24% 22% 38%
4 Saya tidak butuh waktu lama untuk
menyelesaikan pekerjaan saya 21% 32% 31% 16%
5 Saya memiliki target kerja yang
realistis 14% 41% 24% 21%
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa responden yang bekerja
di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan ini bekerja
cepat, memiliki target kerja yang realistis serta tidak butuh waktu lama
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
b. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Peran Ganda (X2)
Indikator-indikator dari variabel peran ganda (X2) terbagi atas lima
pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
70
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Peran Ganda (X2)
No. Pernyataan SS S N TS STS
1
Saya tidak melakukan pekerjaan
yang berbeda dengan tugas utama
saya
11% 55% 29% 5%
2
Saya tidak melakukan pekerjaan
diluar tanggung jawab yang
dibebankan kepada saya
9% 48% 34% 9%
3 Saya melakukan pekerjaan sesuai
dengan hati nurani 2% 31% 55% 12%
4 Saya melakukan pekerjaan sesuai
dengan tuntutan atasan 3% 14% 31% 49% 3%
5
Rekan kerja saya tidak pernah
memberikan tambahan beban
pekerjaan
3% 30% 50% 17%
(Sumber: Data yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa para pegawai pada
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan melakukan
pekerjaan sesuai dengan tugas utama pegawai, melakukan pekerjaan
sesuai tanggung jawab yang diberikan, dan rekan kerja kerap
memberikan tambahan beban pekerjaan dengan persentase 50%.
c. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Lingkungan Kerja
(X3)
Indikator-indikator dari variabel lingkungan kerja (X3) terbagi atas
tujuh pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Lingkungan Kerja (X3)
No. Pernyataan SS S N TS STS
1 Wifi di tempat kerja saya dapat
terkoneksi dengan gadget 2% 62% 26% 10%
2 Pencahayaan di ruang kerja saya
sangat cerah 2% 76% 14% 9%
3 Suhu udara di tempat kerja
sangat sejuk 5% 57% 26% 12%
71
4
Hubungan antara rekan kerja
sangat baik tidak pernah terjadi
konflik
5% 33% 41% 21%
5 Komunikasi dengan atasan
sangat mudah 10% 65% 15% 10%
6 Sesama pegawai tidak saling
mengawasi satu sama lain 9% 45% 36% 10%
7
Gadget, barang elektronik yang
ditinggal di meja kerja saya aman
dan tidak perlu dijaga
10% 48% 28% 9% 5%
(Sumber: Data yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa wifi yang tersedia
pada lingkungan Dinas Pendidikan Tangerang Selatan dapat terkoneksi
dengan gadget yang responden miliki dengan persentase 61% responden,
serta udara di sekitar lingkungan kerja pegawai sangat sejuk, dan juga
sesama pegawai tidak saling mengawasi satu sama lain.
d. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Cyberloafing (Y)
Indikator-indikator dari variabel cyberloafing (Y) terbagi atas
sepuluh pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Cyberloafing (Y)
No. Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya seringkali mengunjungi situs
berita di tempat kerja 14% 54% 26% 3% 3%
2
Saya seringkali menerima atau
mengirim pesan instan di tempat
kerja
5% 38% 40% 12% 5%
3 Saya seringkali mengunjungi situs
hiburan di tempat kerja 7% 24% 29% 36% 3%
4
Saya seringkali mengunduh atau
mendownload musik/ video/ film di
tempat kerja
7% 25% 33% 31% 4%
5
Saya seringkali mengunjungi situs
yang berhubungan dengan olahraga
di tempat kerja
7% 23% 34% 31% 5%
6 Saya seringkali menunjungi situs 3% 60% 21% 9% 7%
72
belanja online di tempat kerja
7 Saya seringkali bermain game
online di tempat kerja 9% 21% 29% 26% 15%
8
Saya seringkali menerima email
yang tidak berkaitan dengan
pekerjaan di tempat kerja
5% 38% 23% 17% 17%
9
Saya melakukan Video call
keluarga (anak, suami, istri,
saudara) di tempat kerja
7% 55% 31% 7%
10
Saya seringkali membaca dan
membalas pesan pada grup chat di
tempat kerja
8% 48% 33% 9% 2%
(Sumber: Data yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden
sering mnegunjungi situs berita di tempat kerja, dan melakukan belanja
online di tempat kerja, serta membaca dan membalas pesan pada grup
chat selama di tempat kerja.
3. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur valid
atau tidaknya suatu kuesioner yang akan disebar kepada para responden.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2012). Misalnya dalam mengukur beban kerja di mata pegawai
diukur dalam lima pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator.
Untuk mengukur variabel beban kerja, jawaban responden dikatakan
valid apabila item-item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur dalam kuesioner tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode analisis korelasi pearson. Uji validitas dilakukan dengan
73
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom
(df) = n-2 dengan alpha = 0,05. Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan
nilai r positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan
valid. Dalam pengambilan keputusan untuk menguji validitas
indikatornya adalah jika r hitung positif serta r hitung > r tabel maka butir
pertanyaan tersebut valid dan jika r hitung tidak positif dan r hitung < r
tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2012).
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas
Variabel Beban Kerja (X1)
No. Item Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig
(2-tailed)
Keterangan
1 BK_1 0,549** 0,002 Valid
2 BK_2 0,770** 0,000 Valid
3 BK_3 0,723** 0,000 Valid
4 BK_4 0,623** 0,000 Valid
5 BK_5 0,687** 0,000 Valid
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan
memiliki nilai pearson correlation (r hitung) terdapat * dikatakan valid dan
nilai rhitung > rtabel 0,361 , dan nilai signifikansi kurang dari 0,005
dikatakan valid. Maka item pertanyaan ini sah atau layak untuk kuesioner
dan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur dalam penelitian.
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas
74
Variabel Peran Ganda (X2)
No. Item Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig
(2-tailed)
Keterangan
1 PG_1 0,746** 0,000 Valid
2 PG_2 0,698** 0,000 Valid
3 PG_3 0,829** 0,000 Valid
4 PG_4 0,573** 0,001 Valid
5 PG_5 0,527** 0,003 Valid
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan pada Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa seluruh
pernyataan dalam variabel independen peran ganda (X2) adalah valid.
Hal ini terlihat bahwa nilai nilai pearson correlation (r hitung) setiap
item pernyataan lebih besar dari nilai r tabel dengan nilai r tabel 0,361.
Tabel 4.16
Hasil Uji Validitas
Variabel Lingkungan Kerja (X3)
No. Item Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig
(2-tailed)
Keterangan
1 LK_1 0,722** 0,000 Valid
2 LK_2 0,409* 0,025 Valid
3 LK_3 0,447* 0,013 Valid
4 LK_4 0,695** 0,000 Valid
5 LK_5 0,669** 0,000 Valid
6 LK_6 0,630** 0,000 Valid
7 LK_7 0,840** 0,000 Valid
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
75
Berdasatkan pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa seluruh variabel
lingkungan kerja (X3) adalah valid. Hal ini terlihat bahwa nilai Hal ini
terlihat bahwa nilai nilai pearson correlation (r hitung) setiap item
pernyataan lebih besar dari nilai r tabel dengan nilai r tabel 0,361 serta
signifikansi dibawah 0,05.
Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas
Variabel Cyberloafing (Y)
No. Item Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig
(2-tailed)
Keterangan
1 C1 0,538** 0,002 Valid
2 C2 0,795** 0,000 Valid
3 C3 0,663** 0,000 Valid
4 C4 0,538** 0,002 Valid
5 C5 0,460* 0,011 Valid
6 C6 0,541** 0,002 Valid
7 C7 0,787** 0,000 Valid
8 C8 0,590** 0,001 Valid
9 C9 0,566** 0,001 Valid
10 C10 0,505** 0,004 Valid
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa seluruh
pernyataan dalam variabel Cyberloafing (Y) adalah valid. Hal ini terlihat
bahwa nilai nilai pearson correlation (r hitung) setiap item pernyataan
76
lebih besar dari nilai r tabel dengan nilai r tabel 0,361 dan nilai
signifikansi berada dibawah atau < 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal-hal yang berkaitan dengan konstruksi-
konstruksi pernyataan yang merupakan indikator suatu variabel dan
disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Gunawan, 2018). Dikatakan
reliabel apabila nilai alpha atau r hitung 0,8-1,0 reliabilitas baik, 0,6-
0,799 reliabilitas dapat diterima, kurang dari 0,6 reliabilitas kurang baik.
Tabel 4.18
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Chronbach’s
Alpha
N of
Items
Keterangan
Beban Kerja 0,693 5 Reliable
Peran Ganda 0,710 5 Reliable
Lingkungan Kerja 0,761 7 Reliable
Cyberloafing 0,795 10 Reliable
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa Cronbach Alpha yang
benilai 0,6-0,799 maka reliabilitas dapat diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa seluruh pernyataan dalam penelitian ini dikatakan reliable dan
dapat digunakan dalam analisis penelitian berikutnya.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
77
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2012). Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar menjauh dari
diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan model regresi
tdak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2012).
Gambar 4.2
Kurva Normal P-P Plot
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan gambar 4.2 di atas maka dapat dilihat bahwa dalam
grafik normal probability plot terlihat titik menyebar di sekitar garis
diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Dalam hal
78
ini grafik menunjukkan bahwa model regresi bersdistribusi normal
(sesuai asumsi normalitas), dan layak digunakan.
Kemudian, normalitas data juga dapat dilihat menggunakan
kolmogorov-smirnov test. Metode ini digunakan untuk mengetahui
apakah data residual berdistribusi normal atau tidak. Residual
berdistribusi normal jika signifikansi lebih dari 0,05. Berikut ini hasil uji
kolmogorov smirnov:
Tabel 4.19
Hasil Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 58
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 5,23624991
Most Extreme Differences Absolute ,080
Positive ,056
Negative -,080
Test Statistic ,080
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Melihat pada tabel 4.19, data dalam penelitian ini memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05 (0,200 > 0,05) Artinya, data dalam penelitian
ini merupakan data yang terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model
regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel
79
independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di
dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerence dan VIF. Nilai cut
off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah tolerance > 0,10 atau VIF < 10. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,
2012).
Hasil pengujian VIF dan tolerance dari model regresi dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.20
Hasil Uji Multikolinieritas
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Hasil tabel 4.20 di atas perhitungan nilai variance Inflation factor
(VIF) menunjukkan VIF beban kerja sebesar 1,460, VIF peran ganda
sebesar 1,473, dan VIF lingkungan kerja sebesar 1,024. Ini menunjukkan
tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara
variabel independen dalam model regresi. Hasil perhitungan juga
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684
Beban kerja ,525 ,217 ,306 2,420 ,019 ,685 1,460
peran ganda ,935 ,317 ,375 2,952 ,005 ,679 1,473
lingkungan kerja ,400 ,224 ,189 1,784 ,080 ,976 1,024
a. Dependent Variable: perilaku cyberloafing
80
menunjukkan nilai tolerance masing-masing variabel yaitu beban kerja
0,685, peran ganda 0,679, dan lingkungan kerja 0,976. Ini berarti
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10. Maka menurut nilai tolerance tidak terjadi
multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Imam Ghozali (2012) bahwa nilai cut off yang umum digunakan untuk
menilai adanya multikolinieritas adalah jika nilai VIF < 10 atau nilai
tolerance > 0,10.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2012).
Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas dengan melakukan uji glejser dan scatter plot, uji
heterokedastisitas dengan menggunakan uji metode glejser dilakukan
dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak
residualnya. Gejala heterokedastisitas juga ditunjukkan apabila hasil uji
glejser kurang dari atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data mengalami heterokedastisitas dan sebaliknya (Ghozali,
2012).
81
Tabel 4.21
Hasil Uji Heterokedastisitas
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.21 di atas, dapat diketahui
bahwa nilai signifikan beban kerja sebesar 0,867, peran ganda sebesar
0,952, dan lingkungan kerja sebesar 0,662. Ini menunjukkan bahwa
seluruh variabel bebas (independen) memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05, hal tersebut menandakan tidak terjadinya
heteroskedastisitas.
Gambar 4.3
Scatter Plot
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 2,290 3,923 ,584 ,562
BEBAN KERJA ,021 ,125 ,028 ,169 ,867 ,685 1,460
PERAN GANDA ,011 ,182 ,010 ,061 ,952 ,679 1,473
LINGKUNGAN
KERJA
,057 ,129 ,060 ,440 ,662 ,976 1,024
a. Dependent Variable: ABS_RES
82
(Sumber: Data yang diolah, 2018)
Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak baik diatas maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model
regresi. Dengan kata lain model regresi ini layak dipakai untuk variabel
beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku
cyberloafing.
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t dan Uji Signifikansi)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap
variabel dependen dengan tingkat signifikansi (alpha) 5% (0,05). Jika
nilai probabilitas t lebih kecil dari alpha 0,05 maka terdapat pengaruh
secara parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen.
83
Selain itu dapat juga membandingkan thitung dengan ttabel. Apabila thitung
lebih besar dari ttabel maka dapat dikatakan bahwa variabel independen
secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012).
Tabel 4.22
Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684
BEBAN KERJA ,525 ,217 ,306 2,420 ,019 ,685 1,460
PERAN GANDA ,935 ,317 ,375 2,952 ,005 ,679 1,473
LINGKUNGAN
KERJA
,400 ,224 ,189 1,784 ,080 ,976 1,024
a. Dependent Variable: PERILAKU CYBERLOAFING
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Melihat output SPSS pada tabel 4.21 koefisien pada uji-t diatas dan
membandingkan thitung dengan ttabel sebesar 1,674 yang diperoleh dari
tabel t dengan df = n-k (58-4) yaitu 54 dan alpha 0,05. Berikut
pembahasan dari uji parsial antara dimensi beban kerja, peran ganda, dan
lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan.
Hipotesis 1 : Pengaruh Beban Kerja Terhadap Perilaku
cyberloafing Pegawai
Hasil uji t untuk variabel beban kerja (X1) terhadap perilaku
cyberloafing pegawai (Y) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,019
nilai ini lebih kecil dari 0,05 (0,019 < 0,05) dan thitung lebih besar dari ttabel
84
(2,420 > 1,674). Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 memiliki
hubungan yang searah dengan Y. Maka kesimpulan yang diambil adalah
Ha1 diterima dan H01 ditolak. Hal ini berarti beban kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herdiyati et al (2015),
Permatasari (2010), dan Sawitri (2012) juga menunjukkan bahwa beban
kerja mempengaruhi perilaku cyberloafing bagi para pegawai atau
responden.
Hipotesis 2 : Pengaruh Peran Ganda Terhadap Perilaku
cyberloafing Pegawai
Hasil uji t untuk variabel peran ganda (X2) terhadap perilaku
cyberloafing pegawai (Y) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,005
nilai ini lebih kecil dari 0,05 (0,005 < 0,05) dan thitung lebih besar dari ttabel
(2,952 > 1,674). Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X2 memiliki
hubungan yang searah dengan Y. Maka kesimpulan yang diambil adalah
Ha2 diterima dan H02 ditolak. Hal ini berarti peran ganda berpengaruh
positif terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Tangerang Selatan. Seperti hasil penelitian yang dilakukan
permatasari (2010), Hunik (2012), dan Herdiati (2015) yang
membuktikan bahwa peran ganda memperngaruhi perilaku cyberloaing
pegawai.
85
Hipotesis 3 : Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Perilaku
cyberloafing Pegawai
Hasil uji t untuk variabel lingkungan kerja (X3) terhadap perilaku
cyberloafing pegawai (Y) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,080
nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,080 > 0,05) dan thitung lebih besar dari
ttabel (1,784 > 1,674). Nilai t menunjukkan bahwa variabel X3 memiliki
hubungan yang searah dengan Y. Maka kesimpulan yang diambil adalah
Ha3 diterima dan H03 ditolak. Hal ini berarti lingkungan kerja
berpengaruh positif terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan namun tidak signifikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa varibel beban kerja, peran ganda,
dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing.
b. Uji Koefisien Secara Bersamaan (ANOVA / Uji F dan Signifikansi)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai
pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen
untuk mengambil keputusan hhipotesis diterima atau ditolak dengan
membandingkan tingat signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika nilai
probability F lebih besar dari alpha 0,05 maka model regresi tidak dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen dengan kata lain
variabel dependen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
perilaku cyberloafing. Selain itu, dapat juga dengan membandingkan
nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila Fhitung lebih kecil daripada Ftabel maka
86
dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012). Hasil uji
koefisiensi simultan (uji statistik F) sebagai berikut:
Tabel 4.23
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1075,587 3 358,529 12,388 ,000b
Residual 1562,844 54 28,942
Total 2638,431 57
a. Dependent Variable: Perilaku Cyberloafing
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Beban Kerja, Peran Ganda
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Hipotesis 4 : Pengaruh Beban Kerja, Peran Ganda, dan
Lingkungan Kerja terhadap Perilaku Cyberloafing
Pengujian secara simultan pengaruh beban kerja (X1), peran ganda
(X2), lingkungan kerja (X3) perilaku cyberloafing (Y). Berdasarkan tabel
4.22 diperoleh nilai F hitung sebesar 12,338 > F tabel 2,78 dan nilai
signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ha3
diterima dan H03 ditolak. Berarti secara bersama-sama (simultan) beban
kerja (X1), peran ganda (X2), lingkungan kerja (X3) berpengaruh terhadap
perilaku cyberloafing (Y) pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Tangerang Selatan.
6. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda
87
digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang
untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen dimana variabel yang digunakan
dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi
maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.24
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684
Beban Kerja ,525 ,217 ,306 2,420 ,019
Peran Ganda ,935 ,317 ,375 2,952 ,005
Lingkungan
Kerja
,400 ,224 ,189 1,784 ,080
a. Dependent Variable: Perilaku Cyberloafing
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.22 diatas dapat diperoleh persamaan linier
berganda sebagai berikut:
Y = -2,796 + 0,525X1 + 0,935X2 + 0,400X3
Dimana:
Y = Perilaku Cyberloafing
X1 = Beban Kerja
X2 = Peran Ganda
X3 = Lingkungan Kerja
88
a. Nilai konstanda (a) adalah menunjukkan besarnya nilai perilaku
cyberloafing (Y). Hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada variabel
beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja maka nilai variabel
cyberloafing sebesar -2,796.
b. Beban kerja , peran ganda, dan lingkungan kerja berbanding lurus
dengan perilaku cyberloafing. Jika beban kerja semakin tinggi, peran
ganda yang diberikan kepada pegawai dan lingkungan kerja yang
mendukung maka ada kemungkinan untuk semakin tinggi pula
perilaku cyberloafing pegawai.
7. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi terletak pada tabel model summary dan tertulis R square.
Namun untuk regresi linier berganda sebaiknya R square yang sudah
disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam
penelitian. Untuk variabel independen 2 variabel menggunakan R
Square, untuk variabel independen > 2 variabel menggunakan adjusted R
square. Hasil uji koefisiensi determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
89
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.25 diatas dapat disimpulkan bahwa koefisien
determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah sebesar
0,375 atau 37,5%. Semakin besar angka Adjusted R Square maka akan
semakin kuat hubungan dari ketiga variabel dalam model regresi. Dapat
disimpulkan bahwa 37,5% variabel perilaku cyberloafing dapat
dijelaskan oleh variable beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja.
Selisihnya (100-37,5) 62,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak masuk dalam penelitian.
1 ,638a ,408 ,375 5,37974 1,187
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Beban Kerja, Peran Ganda
b. Dependent Variable: Perilaku Cyberloafing
89
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengruh beban kerja, peran
ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan. Berdasarkan pada data
yang telah dikumpulkan dan telah dilakukan pengujian dengan
menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh signifikan secara parsial beban kerja terhadap
perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Tangerang Selatan.
2. Terdapat pengaruh signifikan secara parsial peran ganda terhadap
perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Tangerang Selatan.
3. Terdapat pengaruh secara parsial lingkungan kerja terhadap perilaku
cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tangerang Selatan.
4. Secara bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh signifikan beban
kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku
cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tangerang Selatan. Variabel bebas yang paling dominan pengaruhnya
90
terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Tangerang Selatan adalah variabel peran ganda.
B. Implikasi
Berdasarkan penjelasan dan simpulan di atas menyatakan bahwa
variabel independen beban kerja dan peran ganda memiliki pengaruh yang
signifikan, sedangkan variabel lingkungan kerja berpengaruh namun tidak
signifikan terhadap variabel dependen yaitu perilaku cyberloafing pegawai
baik secara parsial maupun simultan. Dengan demikian penelitian ini
memberikan implikasi, antara lain:
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ada pengaruh yang signifikan
antara beban kerja dan peran ganda terhadap perilaku cyberloafing pegawai
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, dan variabel
peran ganda merupakan variabel bebas yang paling dominan terhadap
perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tangerang Selatan. Oleh karena itu, peran pegawai perlu di batasi atau di
tetapkan dengan tegas agar tidak terjadi kembali peran ganda agar persepsi
pegawai terhadap perannya sesuai dan sejalan dengan tujuan instansi, jika
pegawai bekerja sesuai peran dan tugasnya maka tidak terjadi peran ganda
yang dapat menimbulkan stres kerja dan justru menyebabkan pegawai
berperilaku cyberloafing atau menggunakan waktu kerja untuk mengakses
internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ada pengaruh yang signifikan
antara beban kerja dengan perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan
91
dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu, beban pekerjaan
merupakan tanggung jawab pegawai dalam bekerja ada baiknya sesuai tugas
dan tanggung jawab masing-masing akan tidak terjadi beban kerja yang
berlebih yang justru membuat pegawai mencari hiburan di tempat kerja
dengan menggunakan akses internet. Dengan penugasan beban kerja yang
sesuai maka instansi dapat memperoleh, menciptakan, memelihara, dan
mempertahankan visi misi instansi.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ada pengaruh lingkungan kerja
terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Tangerang Selatan namun tidak signifikan. Maka penataan cahaya,
suhu udara yang dingin juga dapat memicu perilaku cyberloafing pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bersama-sama (simultan)
adanya pengaruh yang signifikan anatara variabel beban kerja, peran ganda,
dan pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu
apabila beban kerja terlalu tinggi, peran pegawai ganda, dan lingkungan
kerja yang memfasilitasi internet diluar pekerjaan maka akan menimbulkan
perilaku cyberloafing pegawai.
C. Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan sehubungan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya
92
Dengan telah selesainya dilakukan penelitian ini, diharapkan peneliti
selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi, dengan
metode atau model penelitian yang berbeda pada objek yang berbeda,
misalnya pada jenis instansi yang berbeda atau perusahaan sehingga
dapat dilihat perbedaannya. Serta untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
menambahkan variabel independen yang lainnya seperti sanksi organisasi
agar lebih jelas mengenai aturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
2. Bagi akademisi
Semoga penelitian ini bermanfaat dan dapat dijadikan acuan atau
pertimbangan dalam pembuatan karya ilmiah yang berdifat akademisi.
3. Bagi instansi
Dengan hasil penelitian ini diharapkan agar Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Tangerang Selatan dapat memperhatikan beban kerja
para pegawai yang menimbulkan perilaku pengalihan beban kerja dengan
bermain internet atau berperilaku cyberloafing. Serta lingkungan kerja
yang mendukung untuk dapat mengakses internet yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan perlu dibatasi.
93
DAFTAR PUSTAKA
Antariksa, Y. 2012. Tiga alasan penting kenapa akses internet harus ditutup
selama jam kantor. Diakses pada tanggal 04 November 2017, dari
http://strategimanajemen.net.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2017. Profil pengguna internet
Indonesia 2016. Jakarta: Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia.
Astri, Y. 2014. Pengaruh iklim organisasi terhadap perilaku cyberloafing pada
karyawan PT Telekomunikasi Indonesia TBK Medan. USU library:
Universitas Sumatra Utara.
Baurer, Tayla & Erdogan, 2012. An Introduction to Organisational Behavior.
Chicago: Purdue University.
Blanchard, A. L, & Henle, C. A. 2008. The Interaction of Work Stressor and
Organizational Sanctions on Cyberloafing. Journal of Managerial Issues xx:
ProQusest, 383-400.
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 1. Edisi kesepuluh.
Jakarta: PT. Indeks.
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 1. Edisi kesepuluh.
Jakarta: PT. Indeks.
Febri, Furqon Artadi. 2015. Pengaruh kepuasan dan beban kerja terhadap kinerja
karyawan. Yogyakarta: UNY.
Firmanto, Ari dan Noratika Ardilasari. 2017. Hubungan Self Control dan perilaku
cyberloafing pada Pegawai Negeri Sipil. Malang : Jurnal ilmiah psikologi
terapan. Vol. 05, No 1.
Ghozali, Imam. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS
19”. Semarang: Badan penerbit universitas diponegoro.
Greenfield, D. N., & Davis, R. A. 2002. Lost in cyberspace: The web at work.
Journal of CyberPsychology and Behavior, 5,347-353.
Gunawan, Ce. 2017. Mahir menguasai SPSS mudah mengolah data dengan IBM
SPSS Statistik 25. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Handoko, T.H 1995. Manajemen personalia dan sumber daya manusia.
Yogyakarta: BPFE.
94
Hasibuan, Malayu. S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 20012.
Henle, C. A and Blanchard, A. L. 2008. “The Interaction of Work Stressor and
Organizational Sanctions on Cyberloafing”. Journal of Managerial Issues
20; 383-400.
Herdiati, et al. 2015. Pengaruh Stresor Kerja dan Persepsi Sanksi Organisasi
terhadap Perilaku Cyberloafing. Jember: Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3
no.1.
Herlianto, Anindita Wicaksono. 2012. Pengaruh Stres Kerja pada Cyberloafing.
Jurnal 2012.
Husein Umar. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Lim, V. K. G., & Teo, T. S. H. 2002. Prevalence, perceived seriousness,
justification, and regulation of cyberloafing in Singapore: An exploratory
study. Journal of Information and Management, 42, 1081-1093.
Maddocks, J. & Beaney, M. 2002. See the invisible and intangible. Knowledge
Management: March.
Mangkunegara, A. Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cetakan Kesepuluh. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Model Linking Safety-Specific Transformational Leadership and Occupational
Safety”. Journal of Apllied Psychology 87: 488-496.
Nisaurrahmadani, H. S. 2012. Hubungan stress kerja dengan perilaku
cyberloafing pada karyawan administrasi. Digilib UMM: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Nitisemito, Alex S. 2012. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ozler, D. E., & Polat, G. 2012. Cyberloafing phenomenon in organizations:
Determinants and impacts. International Journal of e-Bussiness and
eGovernment Studies, 42, 1-15.
Qureshi, Muhammad Imran dkk. 2013. Relationship between workload,
enwironment and employees turnover intention. Pakistan: World Applied
Science Journal 23, 770-1013.
Ramadhan, Hafisz Ibnu & Hurlina. 2017. Hubungan antara persepsi terhadap
beban kerja dengan cyberloafing pada karyawan biro administrasi umum
dan keuangan. Semarang: Jurnal empati Vol.6 215-220.
95
Rivai Zainal, Veithzal dkk, 2014, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Robbin, Stephen P & Timothy A Judge. 2014. Perilaku Organisasi. Edisi 16.
Jakarta: Salemba Empat.
Sawitri, Hunik Sri Runing. 2012. Interaksi tekanan pekerjaan dan komitmen pada
perilaku cyberloafing karyawan. Jurnal Media Riset Bisnis dan Manajemen:
Vol.12 No.2.
Sekaran, Uma. 2015. Reaserch Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat
Siagian, Sondang P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syukri, Muhammad. 2017. Pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja terhadap
perilaku cyberloafing era perkembangan ICT. Jakarta: Repositori UIN
Weatherbee, T. G. 2010. Counterproductive use of technology at work:
Information and communications technologies and cyberdeviancy. Human
Resource Management Review, 201, 35-44.
Wenefrida, Ardhian Ayu Hardiani, dkk. 2017. Pengaruh konflik peran dan role
overload terhadap burnout dan dampaknya pada perilaku cyberloafing.
Univeritas Diponegoro : Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Wicaksono, Anindita. 2012. Pengaruh Stres Kerja Pada Perilaku Cyberloafing.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen. Vol 1. No.2.
Internet:
http://www.bbc.com/indonesia/2017/11/apakah-kantor-bisa-menghentikan-
kebiasaan-karyawan-curi-curi-online-saat-bekerja diakses pada tanggal 1
November 2017
http://www.emarketer.com/2016/10-negara-dengan-pengguna-internet-terbesar-
di-dunia.html diakses pada tanggal 1 November 2017
http://www.internetworldstats.com/2012/06/internet-users-in-the-world.html
diakses pada tanggal 4 November 2017
https://apjii.or.id/2017/03/PROFILPENGGUNAINTERNETINDONESIA2016
diakses pada tanggal 6 November 2017
96
https://kominfo.go.id/2014/11/pengguna-internet-indonesia-nomor-enam-
dunia/sorotan_media diakses pada tanggal 4 November 2017.
97
LAMPIRAN
98
99
100
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden di Tempat
Assalamualaikum wr.wb.
Saya adalah mahasiswi program strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen konsentrasi SDM
yang sedang menyusun skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa.
Nama : Ria Benedita
NIM : 11140810000048
Kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini adalah penelitian tentang “Pengaruh
Beban Kerja (workload), Peran Ganda (role ambiguity), dan Lingkungan Kerja terhadap
perilaku Cyberloafing”. Saya membutuhkan sejumlah data yang saya peroleh melalui
penyebaran kuesioner. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner ini. Saya sangat mengharapkan Bapak/Ibu memberikan
jawaban yang jujur, terbuka, dan apa adanya. Dalam pengisian skala ini tidak ada
jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban dan identitas Bapak/Ibu akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Atas segala partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dalam meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih dan semoga Bapak/Ibu diberikan
kesehatan, keberkahan, serta selalu dalam perlindungan Allah SWT.
Wassalamualaikum wr.wb.
Hormat saya,
Ria Benedita
101
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Beban Kerja (overload), Peran Ganda (role ambiguity), dan Lingkungan Kerja
terhadap perilaku Cyberloafing.
I. DATA DEMOGRAFI
1. Nama / Inisial :
..........................................................................................
2. Jabatan Pekerjaan :
..........................................................................................
LINGKARI JAWABAN YANG SESUAI DENGAN DIRI ANDA
3. Jenis Kelamin : a) Pria b) Wanita
4. Usia : a) < 26 tahun c) 36-45 tahun e) 56-65 tahun
b) 26-35 tahun d) 46-55 tahun
5. Pendidikan Terakhir : a) D1 c) S1 e) S3
b) D3 d) S2
6. Masa Kerja : a) < 1 tahun c) 3-5 tahun e)>10tahun
b) 1-3 tahun d) 5-10 tahun
7. Keahlian Internet : a) Tidak c) Cukup e)Sangat paham
b) Kurang d) Memahami
8. Alat akses internet* : a) Komputer c) Tablet e) ipad
b) Laptop d) Handphone / smartphone
9. Internsitas perhari mengakses internet :
a) <2 Jam c) 4-5 Jam e) 10 Jam
b) 2-3 Jam d) >5 Jam
10. Akses internet untuk* : a) Email e) Sosial media h) Game
b) Melihat berita f) Online Shop i) Google
c) Situs blog g) Youtube j) Chat grup
d) Download lagu/film
11. Dimana lokasi anda mengakses internet* :
a) Rumah c) Tempat Kerja
b) Cafe d) Dalam perjalanan
*) Jawaban boleh lebih dari satu
102
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda ceklis (√) pada pernyataan yang sesuai dengan diri Anda. Alternatif
jawaban yang tersedia terdiri dari 5 pilihan, yaitu :
1. SS : Bila Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
2. S : Bila Anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut
3. N : Bila Anda merasa Netral dengan pernyataan tersebut
4. TS : Bila Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
5. STS : Bila Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
I. Beban Kerja (Workload)
No
. Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya merasa beban pekerjaan saya tidak banyak
2 Pekerjaan yang saya lakukan tidak melebihi tugas
yang dibebankan kepada saya
3 Saya tidak dipaksa untuk bekerja cepat
4 Saya tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan
pekerjaan saya
5 Saya memiliki target kerja yang realistis
II. Peran Ganda (Role Ambiguity)
No. Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya tidak melakukan pekerjaan yang berbeda
dengan tugas utama saya
2 Saya tidak melakukan pekerjaan diluar tanggung
jawab yang dibebankan kepada saya
3 Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan hati
nurani
4 Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan tuntutan
atasan
5 Rekan kerja saya tidak pernah memberikan
tambahan beban pekerjaan
III. Lingkungan Kerja
No
. Pernyataan SS S N TS STS
1 Wifi di tempat kerja saya dapat terkoneksi dengan
gadget
2 Pencahayaan di ruang kerja saya sangat cerah
103
3 Suhu udara di tempat kerja sangat sejuk
4 Hubungan antara rekan kerja sangat baik tidak
pernah terjadi konflik
5 Komunikasi dengan atasan sangat mudah
6 Sesama pegawai tidak saling mengawasi satu sama
lain
7 Gadget, barang elektronik yang ditinggal di meja
kerja saya aman dan tidak perlu dijaga
IV. CYBERLOAFING
No. Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya seringkali mengunjungi situs berita di tempat
kerja
2 Saya seringkali menerima atau mengirim pesan
instan di tempat kerja
3 Saya seringkali mengunjungi situs hiburan di
tempat kerja
4 Saya seringkali mengunduh atau mendownload
musik/ video/ film di tempat kerja
5 Saya seringkali mengunjungi situs yang
berhubungan dengan olahraga di tempat kerja
6 Saya seringkali menunjungi situs belanja online di
tempat kerja
7 Saya seringkali bermain game online di tempat
kerja
8 Saya seringkali menerima email yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan di tempat kerja
9 Saya melakukan Video call keluarga (anak, suami,
istri, saudara) di tempat kerja
10 Saya seringkali membaca dan membalas pesan
pada grup chat di tempat kerja
Terimakasih atas ketersersediaan Bapak/Ibu
104
Lampiran 2: Data Pernyataan Kuesioner
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Beban Kerja
No. Beban Kerja
BK1 BK2 BK3 BK4 BK5 TOTAL
1 3 3 4 4 4 18
2 2 2 2 2 2 10
3 2 4 3 3 3 15
4 3 3 2 3 2 13
5 2 2 2 3 3 12
6 2 4 3 2 4 15
7 2 3 3 3 3 14
8 3 4 2 3 4 16
9 5 5 5 3 2 20
10 3 4 2 3 4 16
11 4 3 2 3 3 15
12 3 3 2 2 2 12
13 3 4 2 4 2 15
14 4 4 5 4 5 22
15 4 3 3 3 3 16
16 4 3 2 3 3 15
17 3 2 2 2 2 11
18 4 3 2 3 3 15
19 2 2 2 2 2 10
20 3 4 2 3 4 16
21 4 3 2 3 3 15
22 3 4 2 3 4 16
23 4 3 2 3 3 15
24 3 3 2 2 2 12
25 4 4 2 2 2 14
26 4 4 3 2 3 16
27 4 2 2 2 2 12
28 2 2 2 2 2 10
29 3 2 2 4 2 13
30 3 4 2 3 4 16
31 5 4 5 5 5 24
32 5 5 5 4 5 24
33 4 4 4 4 3 19
34 5 4 5 4 4 22
35 4 4 3 4 3 18
36 5 4 4 4 4 21
105
37 5 4 4 5 5 23
38 5 4 3 4 4 20
39 4 5 4 5 5 23
40 4 4 5 5 4 22
41 5 4 3 4 3 19
42 4 3 4 4 4 19
43 4 4 3 5 4 20
44 5 4 3 5 4 21
45 4 4 4 5 4 21
46 4 3 4 4 5 20
47 4 5 4 4 3 20
48 4 3 4 5 4 20
49 5 4 5 5 4 23
50 5 5 4 5 4 23
51 5 4 3 5 4 21
52 4 3 4 3 4 18
53 4 4 4 3 4 19
54 4 4 3 5 4 20
55 4 4 5 4 4 21
56 5 5 3 4 5 22
57 4 4 5 4 5 22
58 5 4 4 4 4 21
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Peran Ganda
No. Peran Ganda
PG1 PG2 PG3 PG4 PG5 TOTAL
1 4 4 4 4 3 19
2 3 4 3 2 3 15
3 4 3 3 1 4 15
4 3 4 3 2 3 15
5 3 4 4 2 2 15
6 4 3 4 4 4 19
7 3 4 3 2 3 15
8 3 4 3 2 3 15
9 4 3 2 2 2 13
10 3 4 3 2 3 15
11 4 3 3 2 3 15
12 2 2 2 2 2 10
13 4 4 3 3 4 18
14 4 4 3 1 4 16
106
15 3 3 3 3 3 15
16 4 3 3 2 3 15
17 2 3 2 2 3 12
18 4 3 3 2 3 15
19 2 2 3 2 4 13
20 4 4 4 4 3 19
21 4 4 4 3 3 18
22 4 4 4 4 3 19
23 4 4 4 3 3 18
24 2 3 2 2 3 12
25 2 4 2 4 2 14
26 2 3 3 3 2 13
27 3 4 3 2 3 15
28 3 4 3 2 3 15
29 2 2 3 2 2 11
30 2 2 2 2 2 10
31 5 3 3 5 5 21
32 5 5 5 3 4 22
33 3 4 3 3 4 17
34 4 4 3 4 4 19
35 3 2 4 3 2 14
36 3 3 3 3 3 15
37 4 4 4 3 4 19
38 4 3 3 2 3 15
39 5 5 3 3 3 19
40 4 4 4 3 3 18
41 4 3 4 5 4 20
42 3 4 3 2 3 15
43 3 4 3 2 4 16
44 3 4 3 2 2 14
45 4 4 4 2 3 17
46 3 3 3 3 3 15
47 4 3 3 2 3 15
48 4 3 3 2 3 15
49 3 4 4 3 2 16
50 4 5 4 3 3 19
51 4 4 4 3 4 19
52 5 3 4 2 4 18
53 4 5 4 3 4 20
54 4 3 3 2 3 15
55 4 3 2 4 4 17
107
56 4 4 3 3 4 18
57 4 4 3 2 4 17
58 4 5 4 4 5 22
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja
NO.
Llingkungan Kerja
LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 TOTAL
1 4 4 4 4 5 5 5 31
2 4 4 4 5 4 4 4 29
3 4 5 5 4 4 4 5 31
4 3 3 3 3 3 3 3 21
5 4 4 4 3 4 3 3 25
6 4 4 4 4 5 4 4 29
7 4 4 4 3 4 3 4 26
8 2 3 2 3 2 3 2 17
9 3 4 2 4 5 5 5 28
10 2 4 3 3 2 3 4 21
11 3 4 3 3 3 4 3 23
12 4 4 4 2 4 3 4 25
13 4 4 4 4 4 4 4 28
14 2 4 3 4 4 4 4 25
15 3 4 4 3 4 4 4 26
16 3 4 3 3 3 4 3 23
17 4 4 4 2 4 2 3 23
18 3 4 3 3 3 4 3 23
19 4 4 3 3 4 4 4 26
20 2 4 4 2 4 3 1 20
21 4 4 4 3 4 4 4 27
22 2 4 4 2 4 3 1 20
23 4 4 4 3 4 4 4 27
24 4 4 4 2 4 2 3 23
25 4 3 5 4 4 4 4 28
26 4 4 4 3 4 3 3 25
27 4 4 4 3 4 4 4 27
28 4 4 4 3 4 3 4 26
29 4 4 4 3 3 3 3 24
30 2 4 4 2 4 3 1 20
31 4 4 4 2 2 4 2 22
32 4 4 4 4 4 2 2 24
108
33 3 4 4 4 5 4 2 26
34 3 3 2 3 2 2 2 17
35 4 4 4 2 4 4 3 25
36 5 3 4 4 3 4 5 28
37 4 2 3 2 4 4 4 23
38 3 4 3 2 3 4 3 22
39 4 4 4 3 4 3 3 25
40 4 4 4 3 4 4 4 27
41 3 2 2 2 4 3 4 20
42 4 2 4 3 4 3 4 24
43 3 2 2 2 2 3 4 18
44 4 4 4 3 3 2 4 24
45 4 4 4 4 2 4 5 27
46 4 4 2 4 4 2 3 23
47 4 4 4 3 4 3 3 25
48 3 4 3 4 3 4 3 24
49 4 4 3 3 5 3 3 25
50 4 4 4 4 4 5 4 29
51 3 2 3 4 4 5 4 25
52 3 4 4 5 4 4 5 29
53 4 3 3 4 4 3 4 25
54 3 3 2 4 4 4 4 24
55 4 4 3 3 4 3 4 25
56 4 3 4 4 4 5 4 28
57 4 4 3 5 4 4 4 28
58 4 4 5 4 5 3 4 29
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Perilaku Cyberloafing
NO.
Perilaku Cyberloafing
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 TOTAL
1 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 36
2 4 3 2 2 4 3 2 3 4 4 31
3 3 3 3 3 3 1 1 4 4 3 28
4 3 2 2 2 3 2 1 3 3 2 23
5 5 4 2 4 1 2 4 3 5 3 33
6 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 29
7 4 3 2 2 4 2 1 3 4 3 28
8 3 2 2 2 3 1 1 2 3 2 21
9 2 2 1 2 1 2 1 2 2 3 18
109
10 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 24
11 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 33
12 1 1 2 1 3 2 1 1 3 3 18
13 1 1 1 1 3 1 1 3 4 3 19
14 5 1 2 1 2 1 1 2 4 4 23
15 4 3 3 3 4 2 1 3 4 3 30
16 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 33
17 3 3 3 3 4 3 1 1 4 3 28
18 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 33
19 3 3 2 2 4 3 2 1 4 3 27
20 4 3 3 2 4 1 1 1 4 4 27
21 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38
22 4 3 3 2 4 1 1 1 4 4 27
23 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38
24 3 3 3 3 4 3 1 1 4 3 28
25 5 2 2 5 2 2 1 1 2 1 23
26 3 3 2 2 1 2 2 2 3 3 23
27 4 3 3 2 4 1 1 1 3 3 25
28 4 3 2 2 4 2 1 2 3 3 26
29 2 2 2 3 3 3 1 1 3 3 23
30 4 3 3 2 4 1 1 1 4 4 27
31 5 5 5 4 4 4 3 3 3 2 38
32 5 4 2 2 4 2 4 4 4 4 35
33 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 30
34 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 36
35 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 36
36 4 4 4 3 4 2 4 2 2 3 32
37 4 3 3 4 1 1 1 4 4 4 29
38 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 32
39 3 5 5 3 3 5 3 4 5 3 39
40 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38
41 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31
42 4 3 2 3 4 2 2 2 3 3 28
43 4 2 2 3 2 2 2 2 4 3 26
44 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 34
45 5 4 3 4 3 4 3 3 4 3 36
46 4 4 4 3 4 2 4 2 2 3 32
47 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 35
48 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 33
49 3 3 2 4 3 3 5 3 3 3 32
50 4 4 3 3 5 4 3 3 4 3 36
110
51 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
53 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43
54 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 44
55 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 43
56 4 4 4 4 3 4 3 5 4 3 38
57 5 4 4 3 4 5 4 3 4 4 40
58 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 47
Lampiran 3: Data Hasil Distribusi Jawaban Responden
1. Variabel Beban Kerja
BK1
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 12 20,7 20,7 32,8
s 25 43,1 43,1 75,9
ss 14 24,1 24,1 100,0
Total 58 100,0 100,0
BK2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 15 25,9 25,9 37,9
s 30 51,7 51,7 89,7
ss 6 10,3 10,3 100,0
Total 58 100,0 100,0
BK3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 22 37,9 37,9 37,9
n 13 22,4 22,4 60,3
s 14 24,1 24,1 84,5
ss 9 15,5 15,5 100,0
Total 58 100,0 100,0
111
BK4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 10 17,2 17,2 17,2
n 18 31,0 31,0 48,3
s 18 31,0 31,0 79,3
ss 12 20,7 20,7 100,0
Total 58 100,0 100,0
BK5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 12 20,7 20,7 20,7
n 14 24,1 24,1 44,8
s 24 41,4 41,4 86,2
ss 8 13,8 13,8 100,0
Total 58 100,0 100,0
2. Variabel Peran Ganda
PG1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 12 20,7 20,7 32,8
s 25 43,1 43,1 75,9
ss 14 24,1 24,1 100,0
Total 58 100,0 100,0
PG2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 15 25,9 25,9 37,9
s 30 51,7 51,7 89,7
ss 6 10,3 10,3 100,0
Total 58 100,0 100,0
112
PG3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 22 37,9 37,9 37,9
n 13 22,4 22,4 60,3
s 14 24,1 24,1 84,5
ss 9 15,5 15,5 100,0
Total 58 100,0 100,0
PG4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 10 17,2 17,2 17,2
n 18 31,0 31,0 48,3
s 18 31,0 31,0 79,3
ss 12 20,7 20,7 100,0
Total 58 100,0 100,0
PG5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 12 20,7 20,7 20,7
n 14 24,1 24,1 44,8
s 24 41,4 41,4 86,2
ss 8 13,8 13,8 100,0
Total 58 100,0 100,0
3. Variabel Lingkungan Kerja
LK1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 6 10,3 10,3 10,3
n 16 27,6 27,6 37,9
s 35 60,3 60,3 98,3
ss 1 1,7 1,7 100,0
Total 58 100,0 100,0
113
LK2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 5 8,6 8,6 8,6
n 9 15,5 15,5 24,1
s 43 74,1 74,1 98,3
ss 1 1,7 1,7 100,0
Total 58 100,0 100,0
LK3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 15 25,9 25,9 37,9
s 34 58,6 58,6 96,6
ss 2 3,4 3,4 100,0
Total 58 100,0 100,0
LK4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 12 20,7 20,7 20,7
n 24 41,4 41,4 62,1
s 19 32,8 32,8 94,8
ss 3 5,2 5,2 100,0
Total 58 100,0 100,0
LK5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 6 10,3 10,3 10,3
n 9 15,5 15,5 25,9
s 38 65,5 65,5 91,4
ss 5 8,6 8,6 100,0
Total 58 100,0 100,0
114
LK6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 6 10,3 10,3 10,3
n 20 34,5 34,5 44,8
s 26 44,8 44,8 89,7
ss 5 8,6 8,6 98,3
18,00 1 1,7 1,7 100,0
Total 58 100,0 100,0
LK7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 3 5,2 5,3 5,3
2,00 5 8,6 8,8 14,0
3,00 16 27,6 28,1 42,1
4,00 27 46,6 47,4 89,5
5,00 6 10,3 10,5 100,0
Total 57 98,3 100,0
Missing System 1 1,7
Total 58 100,0
4. Variabel Perilaku Cyberloafing
CYBER1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 2 3,4 3,4 3,4
ts 2 3,4 3,4 6,9
n 15 25,9 25,9 32,8
s 31 53,4 53,4 86,2
ss 8 13,8 13,8 100,0
Total 58 100,0 100,0
CYBER2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 3 5,2 5,2 5,2
115
ts 7 12,1 12,1 17,2
n 23 39,7 39,7 56,9
s 22 37,9 37,9 94,8
ss 3 5,2 5,2 100,0
Total 58 100,0 100,0
CYBER3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 2 3,4 3,4 3,4
ts 21 36,2 36,2 39,7
n 17 29,3 29,3 69,0
s 14 24,1 24,1 93,1
ss 4 6,9 6,9 100,0
Total 58 100,0 100,0
CYBER4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 3 5,2 5,2 5,2
ts 18 31,0 31,0 36,2
n 20 34,5 34,5 70,7
s 13 22,4 22,4 93,1
ss 4 6,9 6,9 100,0
Total 58 100,0 100,0
CYBER5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 4 6,9 6,9 6,9
ts 5 8,6 8,6 15,5
n 12 20,7 20,7 36,2
s 35 60,3 60,3 96,6
ss 2 3,4 3,4 100,0
Total 58 100,0 100,0
116
CYBER6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 9 15,5 15,5 15,5
ts 15 25,9 25,9 41,4
n 17 29,3 29,3 70,7
s 12 20,7 20,7 91,4
ss 5 8,6 8,6 100,0
Total 58 100,0 100,0
CYBER7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 19 32,8 32,8 32,8
2,00 8 13,8 13,8 46,6
3,00 13 22,4 22,4 69,0
4,00 14 24,1 24,1 93,1
5,00 4 6,9 6,9 100,0
Total 58 100,0 100,0
CYBER8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 10 17,2 17,2 17,2
2,00 10 17,2 17,2 34,5
3,00 22 37,9 37,9 72,4
4,00 13 22,4 22,4 94,8
5,00 3 5,2 5,2 100,0
Total 58 100,0 100,0
CYBER9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,00 4 6,9 6,9 6,9
3,00 18 31,0 31,0 37,9
4,00 32 55,2 55,2 93,1
5,00 4 6,9 6,9 100,0
Total 58 100,0 100,0
117
Lampiran 4: Hasil Uji Reabilitas
Hasil Uji Reabilitas Beban Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,693 5
Hasil Uji Reabilitas Peran Ganda
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,710 5
Hasil Uji Reabilitas Lingkungan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,761 7
Hasil Uji Reabilitas Perilaku Cyberloafing
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,795 10
CYBER10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 1 1,7 1,7 1,7
2,00 5 8,6 8,6 10,3
3,00 28 48,3 48,3 58,6
4,00 22 37,9 37,9 96,6
5,00 2 3,4 3,4 100,0
Total 58 100,0 100,0
118
Lampiran 5: Hasil Uji Validitas Data
Variabel Beban Kerja
Correlations
BK_1 BK_2 BK_3 BK_4 BK_5 TOTAL
BK_1 Pearson Correlation 1 ,342 ,281 ,187 ,023 ,549**
Sig. (2-tailed) ,065 ,133 ,323 ,902 ,002
N 30 30 30 30 30 30
BK_2 Pearson Correlation ,342 1 ,446* ,257 ,488
** ,770
**
Sig. (2-tailed) ,065 ,014 ,170 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30 30
BK_3 Pearson Correlation ,281 ,446* 1 ,339 ,331 ,723
**
Sig. (2-tailed) ,133 ,014 ,067 ,074 ,000
N 30 30 30 30 30 30
BK_4 Pearson Correlation ,187 ,257 ,339 1 ,434* ,623
**
Sig. (2-tailed) ,323 ,170 ,067 ,017 ,000
N 30 30 30 30 30 30
BK_5 Pearson Correlation ,023 ,488** ,331 ,434
* 1 ,687
**
Sig. (2-tailed) ,902 ,006 ,074 ,017 ,000
N 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation ,549** ,770
** ,723
** ,623
** ,687
** 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Variabel Peran Ganda
Correlations
PG_1 PG_2 PG_3 PG_4 PG_5 TOTAL
PG_1 Pearson Correlation 1 ,457* ,608
** ,185 ,474
** ,796
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,329 ,008 ,000
N 30 30 30 30 30 30
PG_2 Pearson Correlation ,457* 1 ,470
** ,266 ,208 ,698
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,009 ,155 ,269 ,000
N 30 30 30 30 30 30
119
PG_3 Pearson Correlation ,608** ,470
** 1 ,455
* ,328 ,829
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,012 ,077 ,000
N 30 30 30 30 30 30
PG_4 Pearson Correlation ,185 ,266 ,455* 1 -,071 ,573
**
Sig. (2-tailed) ,329 ,155 ,012 ,709 ,001
N 30 30 30 30 30 30
PG_5 Pearson Correlation ,474** ,208 ,328 -,071 1 ,527
**
Sig. (2-tailed) ,008 ,269 ,077 ,709 ,003
N 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation ,796** ,698
** ,829
** ,573
** ,527
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,003
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Variabel Lingkungan Kerja
Correlations
LK_1 LK_2 LK_3 LK_4 LK_5 LK_6 LK_7 TOTAL
LK_1 Pearson Correlation
1 0,209 ,519** 0,268 ,439
* 0,093 ,585
** ,722
**
Sig. (2-tailed)
0,268 0,003 0,152 0,015 0,626 0,001 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
LK_2 Pearson Correlation
0,209 1 0,323 0,025 0,344 0,138 0,252 ,409*
Sig. (2-tailed)
0,268 0,082 0,896 0,063 0,467 0,178 0,025
N 30 30 30 30 30 30 30 30
LK_3 Pearson Correlation
,519** 0,323 1 -
0,006 ,426
* -
0,148 0,087 ,447
*
Sig. (2-tailed)
0,003 0,082 0,973 0,019 0,435 0,648 0,013
N 30 30 30 30 30 30 30 30
LK_4 Pearson Correlation
0,268 0,025 -0,006
1 0,229 ,709** ,665
** ,695
**
Sig. (2-tailed)
0,152 0,896 0,973 0,224 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
120
LK_5 Pearson Correlation
,439* 0,344 ,426
* 0,229 1 0,344 0,342 ,669
**
Sig. (2-tailed)
0,015 0,063 0,019 0,224 0,063 0,064 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
LK_6 Pearson Correlation
0,093 0,138 -0,148
,709** 0,344 1 ,575
** ,630
**
Sig. (2-tailed)
0,626 0,467 0,435 0,000 0,063 0,001 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
LK_7 Pearson Correlation
,585** 0,252 0,087 ,665
** 0,342 ,575
** 1 ,840
**
Sig. (2-tailed)
0,001 0,178 0,648 0,000 0,064 0,001 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation
,722** ,409
* ,447
* ,695
** ,669
** ,630
** ,840
** 1
Sig. (2-tailed)
0,000 0,025 0,013 0,000 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Variabel Perilaku Cyberloafing
Correlations
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 TOTAL
C1
Pearson Correlation
1 ,489**
0,306
,368*
0,076
-0,05
2
0,318
0,135
0,335
0,214
,538**
Sig. (2-tailed)
0,006
0,099
0,045
0,688
0,784
0,087
0,477
0,071
0,257
0,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
C2 Pearson Correlation
,489**
1 ,417*
,383*
0,351
,421*
,580**
0,330
,429*
,386*
,795**
Sig. (2-tailed)
0,006
0,022
0,037
0,057
0,020
0,001
0,075
0,018
0,035
0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
C3 Pearson Correlation
0,306
,417*
1 ,546**
,463*
0,195
0,317
0,228
0,277
0,288
,663**
Sig. (2-tailed)
0,099
0,022
0,002
0,010
0,301
0,087
0,225
0,138
0,122
0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
121
C4 Pearson Correlation
,368*
,383*
,546**
1 -0,06
1
,392*
,430*
0,271
-0,02
1
-0,25
3
,538**
Sig. (2-tailed)
0,045
0,037
0,002
0,751
0,032
0,018
0,147
0,912
0,177
0,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
C5 Pearson Correlation
0,076
0,351
,463*
-0,06
1
1 0,259
0,037
0,027
0,312
,394*
,460*
Sig. (2-tailed)
0,688
0,057
0,010
0,751
0,167
0,847
0,886
0,093
0,031
0,011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
C6 Pearson Correlation
-0,05
2
,421*
0,195
,392*
0,259
1 ,577**
0,280
0,000
0,062
,541**
Sig. (2-tailed)
0,784
0,020
0,301
0,032
0,167
0,001
0,134
1,000
0,746
0,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
C7 Pearson Correlation
0,318
,580**
0,317
,430*
0,037
,577**
1 ,613**
,380*
,367*
,787**
Sig. (2-tailed)
0,087
0,001
0,087
0,018
0,847
0,001
0,000
0,038
0,046
0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
C8 Pearson Correlation
0,135
0,330
0,228
0,271
0,027
0,280
,613**
1 0,293
0,199
,590**
Sig. (2-tailed)
0,477
0,075
0,225
0,147
0,886
0,134
0,000
0,116
0,291
0,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
C9 Pearson Correlation
0,335
,429*
0,277
-0,02
1
0,312
0,000
,380*
0,293
1 ,616**
,566**
Sig. (2-tailed)
0,071
0,018
0,138
0,912
0,093
1,000
0,038
0,116
0,000
0,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
C10 Pearson Correlation
0,214
,386*
0,288
-0,25
3
,394*
0,062
,367*
0,199
,616**
1 ,505**
Sig. (2-tailed)
0,257
0,035
0,122
0,177
0,031
0,746
0,046
0,291
0,000
0,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL
Pearson Correlation
,538**
,795**
,663**
,538**
,460*
,541**
,787**
,590**
,566**
,505**
1
Sig. (2-tailed)
0,002
0,000
0,000
0,002
0,011
0,002
0,000
0,001
0,001
0,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
122
Lampiran 6: Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 58
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 5,23624991
Most Extreme Differences Absolute ,080
Positive ,056
Negative -,080
Test Statistic ,080
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
123
2. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684
Beban_Kerja ,525 ,217 ,306 2,420 ,019
Peran_Ganda ,935 ,317 ,375 2,952 ,005
Lingungan_kerja ,400 ,224 ,189 1,784 ,080
a. Dependent Variable: Perilaku_Cyberloafing
3. Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Metode Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2,290 3,923 ,584 ,562
BEBAN KERJA ,021 ,125 ,028 ,169 ,867 ,685 1,460
PERAN GANDA ,011 ,182 ,010 ,061 ,952 ,679 1,473
LINGKUNGAN
KERJA
,057 ,129 ,060 ,440 ,662 ,976 1,024
a. Dependent Variable: ABS_RES
Lampiran 7: Hasil Uji Hipotesis
1. Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684
BEBAN KERJA ,525 ,217 ,306 2,420 ,019
PERAN GANDA ,935 ,317 ,375 2,952 ,005
124
LINGKUNGAN
KERJA
,400 ,224 ,189 1,784 ,080
a. Dependent Variable: PERILAKU CYBERLOAFING
2. Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1075,587 3 358,529 12,388 ,000b
Residual 1562,844 54 28,942
Total 2638,431 57
a. Dependent Variable: PERILAKU CYBERLOAFING
b. Predictors: (Constant), LINGKUNGAN KERJA, BEBAN KERJA, PERAN GANDA
3. Uji R2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,638a ,408 ,375 5,37974
a. Predictors: (Constant), Lingungan_kerja, Beban_Kerja,
Peran_Ganda
b. Dependent Variable: Perilaku_Cyberloafing
125
DOKUMENTASI
126