210
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING SKRIPSI MUHAMMAD FATIH 0806454361 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM SARJANA DEPOK JUNI 2012 Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL

MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN

BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL

BUILDING

SKRIPSI

MUHAMMAD FATIH

0806454361

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM SARJANA

DEPOK

JUNI 2012

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 2: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL

MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN

BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL

BUILDING

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

MUHAMMAD FATIH

0806454361

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

DEPOK

JUNI 2012

1102/FT.01/SKRIP/07/2012

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 3: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Muhammad Fatih

NPM : 0806454361

Tanda Tangan :

Tanggal : 20 Juni 2012

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 4: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

iii

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 5: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-

Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan

Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih

kepada:

(1) Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, M.T., selaku dosen pembimbing I yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan skripsi ini;

(2) Suratman, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar dan

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya

dalam penyusunan skripsi ini;

(3) Pak Irwan, Pak Wildan dan pegawai proyek Pembangunan Gedung Kantor

Jasa Marga lainnya yang telah memberikan informasi terkait penerapan

green building di proyek tersebut;

(4) Ibu saya, Farida Hanim dan adik saya, Farah Fadilla yang selalu

memberikan bantuan dukungan material dan moral serta kasih sayang

(5) Ayah saya Almarhum Ir. H. Danial, MM yang selalu menjadi motivasi

saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan segera menjadi insinyur;

(6) Sahabat “Green Builders” yang terdiri dari Amila, Bundo, Oghie, Nanda,

dan Ezi atas segala pencerahan dan kebersamaannya serta suka dukanya

selama merampungkan skripsi ini;

(7) Seluruh sahabat dan teman-teman satu angkatan Teknik Sipil dan

Lingkungan 2008, khususnya Ridha, Tadho, Gabby, Wakros, Dita, Sandy,

Dimas, Fatchur, Nanda, Budi, Ganjar, Tony, Jauzy, Iqbal, dan lainnya

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas seluruh kebersamaan

dan dukungan moralnya;

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 6: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

v

(8) Seluruh jajaran teman-teman dan sahabat sepenanggungan penghuni

kantek dan gazeb atas, yang selalu memberikan kebahagiaan ketika penulis

kesulitan dalam penyusunan skripsi ini;

(9) Keluarga besar 007, SPLT, Futsal Sipil, Pelahap Maut, Mokondo Fast

Track, Peteran, IMS 2010, serta Kresma IMS 2010 atas segala

kebahagiaan dan dukungan moralnya yang senantiasa menyemangati

penulis dalam pembuatan skripsi ini;

.(10) Mindo Stevi atas segala motivasi, kesabaran, semangat, kebersamaan dan

kebahagiaannya yang senantiasa menemani penulis mulai dari awal

penyusunan skripsi ini hingga akhir.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Depok, Juni 2012

Penulis

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 7: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Muhammad Fatih

NPM : 0806454361

Program studi : Teknik Sipil

Departemen : Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Pengaruh Aspek Building Environmental Management Terhadap Biaya

Konstruksi Green Building Dibandingkan Dengan Conventional Building

Bersama dengan perangkat lainnya. Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini

Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmediakan/format-kan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 20 Juni 2012

Yang Menyatakan

(Muhammad Fatih)

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 8: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

vii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Muhammad Fatih

Program Studi : Teknik Sipil

Judul : Pengaruh Aspek Building Environmental Management Terhadap

Biaya Konstruksi Green Building Dibandingkan Dengan

Conventional Building

Merencanakan operasional gedung yang ramah lingkungan sudah harus dipikirkan

sejak tahap perencanaan desain. Cakupannya adalah pengelolaan sumber daya

melalui rencana operasional konsep yang berkelanjutan, kejelasan informasi

(data), dan penanganan dini yang membantu pemecahan masalah, termasuk

manajemen sumber daya manusia dalam penerapan konsep bangunan hijau untuk

mendukung penerapan tujuan pokok dari kategori lain. Oleh sebab itu, penulis

memilih pengaruh aspek Building Environmental Management (BEM) terkait

biaya konstruksi green building dengan harapan dapat memberikan informasi

mengenai faktor dalam aspek tersebut yang mempengaruhi perubahan biaya

konstruksi green building apabila dibandingkan dengan bangunan konvensional,

dan seberapa besar perubahan yang disebabkan oleh aspek tersebut. Dari

penelitian ini diperoleh pengaruh biaya akibat penerapan BEM sebesar 0,51% dari

nilai kontraknya.

Kata kunci :

Green Building, Aspek Building Environmental Management, biaya konstruksi

ABSTRACT

Name : Muhammad Fatih

Study Program : Civil Engineer

Tittle : The Effect of Building Environmental Management Aspect for

Green Building Construction Cost Compared With

Conventional Building

Planning the operation of environmental-friendly building must be concerned

since design stage. The coverage is all about resource management by sustainable

construction concept planning, data intelligibility, and early handling to help

problems solving, include human resources management in assembling Green

Building concept to encourage main purpose of another aspects. Therefore, the

authors choose the effect of Building Environmental Management (BEM) aspects

related to construction cost of green building in order to provide information

about the factors of Building Environmental Management aspect which influence

changes of green building construction costs compared to conventional buildings,

and how much it changes. This study obtain the influence of Building

Environmental Management aspect is 0,51% from the contract value.

Key words :

Green Building, Building Environmental Management Aspect, cost of

construction

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 9: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... .iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi

ABSTRAK/ABSTRACT ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xii

1 PENDAHULUAN................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.2.1 Deskripsi Masalah ........................................................................... 4 1.2.2 Signifikansi Masalah ....................................................................... 7

1.2.3 Rumusan Masalah ........................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

1.4 Batasan Penelitian ....................................................................................... 9

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

1.6 Keaslian Penelitian ...................................................................................... 9

2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................13 2.1 Pendahuluan .............................................................................................. 13

2.2 Konsep Green Building ............................................................................. 13

2.2.1 Pengertian Green Building ............................................................ 13

2.2.2 Perencanaan Green Building ......................................................... 18

2.2.3 Peraturan Green Building .............................................................. 21

2.3 Aspek Building Environmental Management ........................................... 24

2.3.1 Basic Waste Facility ..................................................................... 25

2.3.2 Gp As A Member Of Design Team ............................................... 27

2.3.3 Pollution Of Construction Activity ............................................... 28

2.3.4 Advance Waste Management ........................................................ 33

2.3.5 Proper Comissioning ..................................................................... 36

2.3.6 Submission Gb Implementation For Database .............................. 38

2.3.7 Fit-Out Agreement ........................................................................ 39

2.3.8 Occupant Survey ............................................................................ 41

2.4 Perbedaan Biaya Dalam Proyek Green Building ...................................... 42

2.4.1 Penyusunan Biaya Proyek ............................................................. 42

2.4.2 Hal Yang Membedakan Biaya Green Building ............................. 46

2.5 Kerangka Berpikir Dan Hipotesa .............................................................. 54

2.5.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 54

2.5.2 Hipotesa Penelitian ........................................................................ 56

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 10: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

ix Universitas Indonesia

3 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................57 3.1 Pendahuluan .............................................................................................. 57

3.2 Pemilihan Strategi Penelitian .................................................................... 57

3.3 Proses Penelitian ....................................................................................... 58

3.4 Variabel Penelitian .................................................................................... 59

3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................. 63

3.6 Pengumpulan Data .................................................................................... 72

3.7 Analisa Data .............................................................................................. 72

3.8 Kesimpulan ................................................................................................ 75

4 PENGOLAHAN DATA ....................................................................................76 4.1 Pendahuluan .............................................................................................. 76

4.2 Pengumpulan Data .................................................................................... 76

4.2.1 Kuesioner Tahap Pertama (Validasi Pakar) .................................. 76

4.2.2 Kuesioner Tahap Kedua (Pilot Survey) ......................................... 81

4.2.3 Kuesioner Tahap Ketiga (Responden) ........................................... 88

4.3 Analisa Data .............................................................................................. 89

4.3.1 Analisa Statistik Kuisioner ............................................................ 89

4.3.1.1 Uji Data Responden ........................................................ 89

4.3.1.2 Tabulasi Data ................................................................... 95

4.3.2 Analisa Deskriptif .......................................................................... 97

4.3.3 Analisa Dengan Menggunakan Ahp .............................................. 99

4.3.3.1 Perbandingan Berpasangan Normalitas........................... 99

4.3.3.2 Bobot Elemen .................................................................. 99

4.3.3.3 Uji Konsistensi Matriks Dan Hirarki ............................ 100

4.3.3.4 Rangking Pada Variabel ................................................ 101

4.3.4 ANALISA STUDI KASUS ......................................................... 103

4.3.4.1 Pendahuluan .................................................................. 103

4.3.4.2 Penerapan Konsep Green Building ............................... 105

4.3.4.3 Kesimpulan .................................................................... 118

5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN ..................................................................119 5.1 Pendahuluan ............................................................................................ 119

5.2 Temuan .................................................................................................... 119

5.2.1 Temuan 1 (Hasil Kuisioner) ........................................................ 119

5.2.2 Temuan 2 (Hasil Studi Kasus) ..................................................... 120

5.3 Pembahasan ............................................................................................. 122

5.4 Pembuktian Hipotesa ............................................................................... 124

6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................125 6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 125

6.2 Saran ........................................................................................................ 126

DAFTAR ACUAN ..............................................................................................127

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................130

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 11: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

x Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Karakteristik Limbah ......................................................................... 30

Tabel 2.2. Organisme yang Terlibat Dalam Proses Pengomposan ..................... 35

Tabel 2.3. Perbedaan Biaya Konstruksi Non-Green dan Green Building........... 52

Tabel 2.4. Data Proyek Green Building di Subang ............................................. 53

Tabel 3.1. Strategi penelitian .............................................................................. 57

Tabel 3.2. Variabel Penelitian BEM ................................................................... 61

Tabel 3.3. Kuisioner untuk Pengambilan Data Tahap 1 ..................................... 64

Tabel 3.4. Kuisioner untuk Pengambilan Data Tahap 2 ..................................... 68

Tabel 4.1. Profil Pakar ........................................................................................ 77

Tabel 4.2. Kuisioner Tahap Dua ......................................................................... 79

Tabel 4.3. Data Responden Pilot Survey ............................................................ 81

Tabel 4.4 Perubahan Penulisan Variabel akibat Pilot Survey ............................ 83

Tabel 4.5. Kuisioner Untuk Responden .............................................................. 85

Tabel 4.6 Data Profil Responden Tahap Tiga .................................................... 88

Tabel 4.7. Test Statistics ..................................................................................... 91

Tabel 4.8. Kelompok Jabatan Responden ........................................................... 92

Tabel 4.9. Test Statistics Jabatan......................................................................... 93

Tabel 4.10. Test Statistic Pengalaman Kerja ......................................................... 94

Tabel 4.11. Item-Total Statistic ............................................................................. 95

Tabel 4.12. Case Processing Summary ................................................................. 96

Tabel 4.13. Realibility Statistic ............................................................................. 97

Tabel 4.14. Analisa Deskriptif .............................................................................. 97

Tabel 4.15. Matriks Berpasangan Pengaruh Biaya Pengambilan Keputusan ....... 99

Tabel 4.16. Perhitungan Bobot Elemen ................................................................ 99

Tabel 4.17. Perhitungan Bobot Elemen Masing-masing Pengaruh .................... 100

Tabel 4.18. Nilai Perhitungan AHP .................................................................... 102

Tabel 4.19. Faktor Pengaruh Terhadap Biaya Dominan Variabel ...................... 103

Tabel 4.20. Target Pencapaian Rating ................................................................ 105

Tabel 4.21. Deviasi Biaya BEM ......................................................................... 118

Tabel 5.1. Peringkat Proxy Variabel ................................................................. 119

Tabel 6.1. Faktor BEM yang Mempengaruhi Biaya ......................................... 125

Tabel 6.2 Persentase Penambahan Biaya Keseluruhan .................................... 126

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 12: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

xi Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tempat Sampah Organik dan Non Organik ................................... 27

Gambar 2.2. Water Treatment Plant ................................................................... 32

Gambar 2.3. Proses Umum Penanganan Limbah Organik ................................. 34

Gambar 2.4. Proses Penyusunan Anggaran Biaya .............................................. 44

Gambar 2.5. Input, Tools & Techniques, dan Output Estimasi Biaya ................ 45

Gambar 2.6 Aliran data Dalam Proses Penyusunan Estimasi Biaya ................. 45

Gambar 2.7. Proses Cost Budgeting ................................................................... 46

Gambar 2.8. Hubungan antara biaya dengan proses konstruksi ......................... 48

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir .......................................................................... 55

Gambar 4.1. Grafik Penyebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 90

Gambar 4.2. Grafik Penyebaran Responden Berdasarkan Jabatan ..................... 92

Gambar 4.3. Penyebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ............... 94

Gambar 4.4. Grafik Mean Indikator .................................................................... 98

Gambar 4.5 Masa Kontruksi Proyek ................................................................ 105

Gambar 4.6. Tempat sampah Organik, Anorganik, dan B3 .............................. 107

Gambar 4.7. Alur pembuangan sampah ............................................................ 107

Gambar 4.8. Struktur GP dalam Organisasi Kontraktor ................................... 108

Gambar 4.9. Area Pemilahan dan Pencatatan Limbah Padat ............................ 109

Gambar 4.10. Tempat Sampah di Proyek ........................................................... 110

Gambar 4.11. Penggunaan kembali waste besi beton ......................................... 111

Gambar 4.12. Form monitoring pengeluaran sampah proyek............................. 112

Gambar 4.13. Flowchart pengendalian limbah cair konstruksi........................... 112

Gambar 4.14. Logo Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) ........................................ 113

Gambar 4.15. Contoh Limbah Anorganik........................................................... 113

Gambar 4.16. Tim Proper Comissioning ............................................................ 114

Gambar 4.17. Alat Comissioning ........................................................................ 115

Gambar 4.18. Prosedur pelaksanaan Testing dan Komisioning ......................... 115

Gambar 4.19. Surat Pernyataan Penyerahan Implementasi Green Building ...... 117

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 13: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

xii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Tahap 1

Lampiran 2. Kuisioner Tahap 2

Lampiran 3. Data Responden

Lampiran 4. Instruksi Kerja Pengendalian Limbah Padat

Lampiran 5 Contoh Surat Penunjukan GP

Lampiran 6. Contoh Daftar Hadir GP

Lampiran 7. Flowchat Pengendalian Limbah Padat/Cair Kegiatan Proyek

Lampiran 8. Contoh Surat Pernyataan Pengelolaan Limbah

Lampiran 9. Contoh Surat Pernyataan Pengelolaan Sampah Anorganik

Lampiran 10. Contoh Form Commissioning

Lampiran 11. Contoh Surat Pernyataan Penyerahan Data Implementasi GB

Lampiran 12. Contoh Surat Pernyataan Survey

Lampiran 13. Kuisioner Hasil Validasi Pakar

Lampiran 14. Pedoman New Building Greenship V.1.0

Lampiran 15. Risalah Sidang Skripsi

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 14: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sarana dan prasarana fisik, atau sering disebut dengan infrastruktur,

merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat.

Berbagai fasilitas fisik merupakan hal yang vital guna mendukung gerak roda

pemerintahan, perekonomian, industri dan berbagai kegiatan sosial di masyarakat

dan pemerintahan. Mulai dari sistem energi, transportasi jalan raya, bangunan-

bangunan perkantoran dan sekolah, hingga telekomunikasi, rumah peribadatan

dan jaringan layanan air bersih, semuanya memerlukan adanya dukungan

infrastruktur yang handal. Peran infrastruktur dalam mendukung dinamika suatu

negara menjadi sangat krusial untuk memenuhi luasnya cakupan masyarakat

tersebut.

Dewasa ini bisnis konstruksi semakin marak dan terus berkembang agar

dapat memenuhi infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat dan meningkatkan laju

pembangunan di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS)[1] memprediksi sektor

konstruksi pada triwulan IV-2011 akan mengalami pertumbuhan signifikan atau

tajam dalam Indeks Tendensi Bisnis (ITB) alias kondisi bisnis Indonesia.

Sebelumnya pada triwulan III-2011, sektor konstruksi diperkirakan mengalami

peningkatan bisnis paling tinggi dengan nilai indeks sebesar 107,55. Dampak

yang ditimbulkan akibat peningkatan aktivitas konstruksi tersebut tentunya sangat

besar terhadap lingkungan. Dalam rangka menjaga keselamatan lingkungan dan

meningkatkan mutu dari tingginya persaingan bisnis industri konstruksi maka

konsep pembangunan berbasiskan prinsip ramah lingkungan mulai diterapkan.

UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung[2] mendorong

pembangunan bangunan berarsitektur lokal yang terasa lebih ramah lingkungan

dan selaras dengan lingkungan asal. Konsep Green Building di dunia internasional

memiliki predikat yang tinggi dan sudah menjadi standard dalam proses

pembangunan, dimana Indonesia baru memulai mengadopsi konsep ini. Dalam

penerapannya terdapat rating yang menjadi tolak ukur bagi para pelaku industri

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 15: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

2

Universitas Indonesia

yang menerapkan best practices dan mencapai standar yang terukur sesuai dengan

peraturan pemerintah.

Green Building memberikan keuntungan finansial yang tidak disajikan

oleh bangunan konvensional. Keuntungan-keuntungan tersebut termasuk

penghematan energi dan air, pengurangan sampah, serta biaya operasional dan

maintenance yang lebih rendah. Konsep green yang mengacu kepada prinsip

sustainability/keberlanjutan dan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan

masih merupakan hal yang baru di Indonesia. Tetapi, kenyataannya, telah banyak

pelaku pasar yang sudah menggunakan label green. Ini menunjukkan adanya

kecenderungan pasar terhadap kesadaran betapa pentingnya penerapan prinsip ini,

sehingga muncul keinginan untuk menerapkan praktik ramah lingkungan dan

prinsip keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun sudah ada

keinginan, masyarakat umum belum memiliki pengetahuan yang cukup serta

aksesibilitas terhadap informasi, praktik-praktik, dan produk-produk ramah

lingkungan. Oleh karena itu, perlu ada suatu jembatan yang menghubungkan

konsep sesungguhnya dengan persepsi yang tersebar di masyarakat.

Fauzi Bowo, Gubernur DKI mengisyarat bahwa dalam upaya melindungi

bumi dari pemanasan global, konsep Green Building pada bangunan pemerintah

akan mulai diterapkan pada tahun 2010[3]. Selain penerapan pada gedung yang

dimiliki, intensif dalam bidang birokrasi juga ditawarkan. Hal ini bertujuan untuk

mempengaruhi pemain properti mengangkat konsep Green Building dalam

proyeknya, yang biasanya diabaikan. Penerapan konsep baru yang merubah

konsep tradisional biasanya akan menimbulkan tambahan biaya. Sebagai contoh;

penerapan IBS (industrial building system) yang bisa menghemat energi ternyata

menimbulkan tambahan biaya sekitar 30-40%, sehingga hal ini ditinggalkan oleh

pelaku konstruksi (Davi Sukamta, 2009)[4]. Hal seperti inilah yang sering

membuat para pelaku jasa konstruksi mempertimbangkan dengan matang

penerapan konsep Green Building di Indonesia.

Merencanakan operasional gedung yang ramah lingkungan sudah harus

dipikirkan sejak tahap perencanaan desain. Cakupannya adalah pengelolaan

sumber daya melalui rencana operasional konsep yang berkelanjutan, kejelasan

informasi (data), dan penanganan dini yang membantu pemecahan masalah,

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 16: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

3

Universitas Indonesia

termasuk manajemen sumber daya manusia dalam penerapan konsep bangunan

hijau untuk mendukung penerapan tujuan pokok dari kategori lain.

Untuk membantu para pelaku industri konstruksi, baik pengusaha,

engineer, maupun pelaku pendukung lainnya dalam menerapkan praktik Green

Building, terdapat sistem rating GREENSHIP yang disusun oleh Green Building

Council Indonesia (GBCI)[5]. Dengan adanya sistem rating GREENSHIP, akan

tercapai standar terukur yang dapat dipahami oleh masyarakat umum, pemilik

bangunan, serta pelaku jasa konstruksi. Standar yang ingin dicapai GREENSHIP

adalah terjadinya suatu bangunan hemat energi yang ramah lingkungan sejak

tahap perencanaan, pembangunan, hingga pengoperasian dan pemeliharaan sehari-

hari.

Sistem rating GREENSHIP merupakan alat bantu bagi para pelaku

industri bangunan, baik pengusaha, engineer, maupun pelaku lainnya dalam

menerapkan best practices dan mencapai standar terukur yang dapat dipahami

oleh masyarakat umum, terutama tenant dan pengguna bangunan. Suatu bangunan

akan dinilai rating GREENSHIP oleh seorang Greenship Professional (GP).

Dengan sistem penilaian ini, setiap bangunan yang mencanangkan diri sebagai

Green Building akan disertifikasi berdasarkan kriteria-kriteria baku yang ada

dalam sistem penilaian. Kriteria penilaiannya dikelompokkan menjadi enam

kategori, yaitu:

Appropriate Site Development (Tepat Guna Lahan)

Energy Efficiency and Conservation (Efisiensi dan Konservasi Energi)

Water Conservation (Konservasi Air)

Material Resources and Cycle (Sumber dan Siklus Material)

Indoor Air Health and Comfort (Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruangan)

Building Environmental Management (Manajemen Bangunan dan

Lingkungan)

Salah satu aspek yang paling penting dalam penerapan Green Building

adalah Building Environmental Management. Menitikberatkan kepada

pengelolaan sampah, pelibatan Greenship Professional dalam konstruksi Green

Building, serta pengelolaan sumber daya dan data untuk konsep yang

berkelanjutan menjadikan Aspek Building Environmental Management sebagai

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 17: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

4

Universitas Indonesia

penilaian yang penting di dalam sertifikasi Green Building. Jika metode

penerapan aspek Building Environmental Management dapat diaplikasikan

dengan tepat, maka biaya yang ditimbulkan dalam proses konstruksi Green

Building dapat terlihat jelas sehingga kedepannya aspek BEM dapat dijadikan

suatu unsur penting dalam proyek konstruksi di Indonesia terutama Green

Building.

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Deskripsi Masalah

Dalam proses pembangunan Green Building, permasalahan yang

seringkali dihadapi oleh pelaku konstruksi adalah hal-hal sebagai berikut :

a. Peraturan Pemerintah

Saat ini, pemerintah mengikuti perkembangan dunia konstruksi, mengingat

konstruksi merupakan salah satu penunjang sektor ekonomi Indonesia.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dunia konstruksi juga turut serta

dalam perusakan alam yang saat ini terjadi di dunia. Oleh sebab itu, kongres

Internasional tidak jarang turut serta membahas permasalahan lingkungan.

Indonesia sebagai salah satu negara yang mendapatkan dana hibah untuk

terus menjaga kelestarian lingkungannya yang berfungsi sebagai salah satu

paru-paru dunia, secara tidak langsung harus terus memperbarui undang-

undangnya untuk memperketat pengawasannya guna kelestarian

lingkungan.

b. Permintaan Owner

Saat ini Green Building sudah menjadi trend pembangunan masa kini.

Pemilik bangunan saat ini tidak jarang mengusung tema Green Building

dalam bangunannya, sehingga menuntut kontraktor untuk mampu

mengerjakan proyek tersebut dengan baik dan dapat memenuhi aspek-aspek

yang disyaratkan untuk sertifikasi Green Building.

c. Persaingan Bisnis

Semakin banyak pelaku konstruksi di Indonesia yang menawarkan harga

penawaran yang lebih murah ataupun dengan menawarkan konsep

bangunan yang lebih baik dan ramah lingkungan membuat para pelaku

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 18: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

5

Universitas Indonesia

konstruksi harus menjalani persaingan antara yang satu dengan yang

lainnya.

d. Harga pembangunan Green Building lebih tinggi dibandingkan bangunan

konvensional

Green Building adalah sebuah konsep baru yang ditawarkan untuk

pembangunan berkelanjutan serta ramah lingkungan. Tentunya penggunaan

metode baru ini akan lebih memakan biaya dibandingkan dengan metode

tradisional untuk pembangunan gedung konvensional, sehingga kontraktor

seringkali terbentur dengan masalah biayanya.

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, salah satu cara yang bisa

diterapkan adalah mengaplikasikan konsep Green Building kepada bangunan yang

akan dibangun. Menurut Green Building Council Indonesia, Green Building

memiliki enam aspek yang harus dipenuhi di Indonesia yakni Appropriate Site

Development, Energy Efficiency and Conservation, Water Conservation, Material

Resources and Cycle, Indoor Air Helath and Comfort, dan Building and

Environmental Management. Masing-masing aspek memiliki tolak ukur dan

rating masing-masing untuk mendapatkan sertifikasi sebagai Green Building.

Penulis hanya membahas aspek Building Environmental Management, dan hal-hal

yang menjadi tolak ukur dalam aspek tersebut adalah sebagai berikut :

a. Fasilitas Dasar Pengolahan Sampah (Basic Waste Facility)

Hal ini adalah prasyarat yang harus dimiliki oleh setiap gedung yang ingin

disertifikasi bangunannya sebagai Green Building. Banyaknya sampah yang

dihasilkan dalam berbagai bentuk dan semakin sempitnya TPA(Tempat

Pembuangan Akhir) menjadi beban berat dalam pengolahan sampah di

TPA. Oleh karena itu, tolak ukur dalam prasyarat ini adalah adanya instalasi

atau fasilitas di lingkungan gedung untuk memilah dan mengumpulkan

sampah sejenis sampah rumah tanga (UU No. 18 Tahun 2008) berdasarkan

jenis organik dan anorganik. Dengan melakukan pemilahan sampah dari

tahap awal, proses daur ulang akan dimulai lebih cepat sehingga beban TPA

dapat berkurang.

b. Greenship Professional (GP) Sebagai Bagian Dari Tim Desain (GP as a

Member Of Design Team)

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 19: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

6

Universitas Indonesia

Setiap bangunan yang akan disertifikasi sebagai Green Building harus

melibatkan seorang tenaga ahli yang sudah tersertifikasi Greenship

Professional (GP), yang bertugas untuk mengarahkan berjalannya proyek

sejak tahap perencanaan desain dan sebelum pendaftaran sertifikasi.

c. Polusi Dari Aktivitas Konstruksi (Pollution Of Construction Activity)

Untuk bangunan baru, penerapan konsep ramah lingkungan tidak hanya

bertitik berat pada desain atas perencanaan. Proses konstruksi untuk

mendirikan bangunan tersebut pun harus menjiwai semangat ramah

lingkungan, sehingga bila suatu bangunan dikatakan memenuhi konsep

ramah lingkungan, berarti proses penilaiannya telah dilakukan secara

komprehensif.

d. Pengelolaan Sampah yang Baik (Advance Waste Management)

Tolak ukur dari aspek ini adalah adanya instalasi pengomposan limbah

organik di tapak bangunan serta memberikan rencana kerjasama dengan

pihak ketiga untuk masalah pengelolaan limbah anorganik di luar sistem

jaringan persampahan kota.

e. Comissioning yang tepat (Proper Comissioning)

Setiap bangunan merupakan suatu produk yang berasal dari perakitan dari

berbagai material yang belum tentu cocok satu sama lain. Oleh karena itu,

perlu diadakan suatu proses yang berkesinambungan untuk memastikan

semua sistem, terutama pada peralatan (equipment), berjalan sesuai dengan

rencana dan berkelanjutan.

f. Penyerahan Data Implementasi Green Building untuk Database (Submission

Green Building Implementation Data for Database)

Lemahnya database merupakan bagian dari kurangnya kesadaran atas

pentingnya riset dan pengembangan, terutama dalam Green Building ini.

Oleh karena itu, dibutuhkan upaya-upaya yang mendorong implementasi

aspek-aspek ramah lingkungan dari setiap gedung. Dengan pemberian data

Green Building kepada GBCI dan pusat data energi Indonesia, diharapkan

kedepannya dapat muncul inovasi serta perubahan baru bagi implementasi

Green Building di Indonesia.

g. Kesepakatan Penyerahan Gedung (Fit-Out Agreement)

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 20: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

7

Universitas Indonesia

Ketika bangunan yang menganut prinsip Green Building sudah selesai dan

akan diserahkan kepada penyewa gedung atau tenant, maka perlu dibuat

surat perjanjian dengan tenant untuk memastikan bahwa bangunan akan

tetap mengimplementaasikan prinsip Green Building saat fit-out gedung.

h. Survey Penghuni (Occupant Survey)

Salah satu perhatian dari prinsip keberlanjutan adalah kenyamanan manusia.

Dalam rating ini, didorong suatu tindakan survey untuk mengetahui

kenyamanan termal pengguna gedung.

1.2.2 Signifikansi Masalah

Praktik Green Building yang masih sangat minim selama ini dikarenakan

penerapan konsep Green Building selalu identik dengan penambahan biaya

konstruksi. Akan tetapi, dengan diterbitkannya peraturan yang berkaitan dengan

bangunan hijau melalui Peraturan Menteri dari Kementerian Lingkungan Hidup

(KLH) Nomor 8 Tahun 2010 yang berjudul “Kriteria dan Sertifikasi Bangunan

Ramah Lingkungan” mendesak para pelaku konstruksi untuk menerapkan prinsip-

prinsip lingkungan dalam desain, konstruksi, operasi dan manajemennya, yang

semuanya penting bagi mitigasi dampak perubahan iklim[6]. Dalam penerapan

konsep bangunan ramah lingkungan tersebut, terdapat berbagai macam pendapat

mengenai besaran penambahan biaya konstruksi dalam bangunan tersebut.

Penerapan konsep Green Building pada gedung yang baru akan dibangun, akan

mempengaruhi penambahan biaya investasi sebesar 5-10% dengan memiliki

konsep yang matang, namun apabila dilakukan tidak dengan perencanaan yang

matang oeh pengembang yang juga belum berpengalaman diperkirakan kenaikan

harga pembangunan Green Building dapat bertambah hingga 20% [7]. Pada

proyek Green Building yang bertempat di Dahana, proyek yang baru selesai pada

tahun 2011 ini mengalami kenaikan biaya konstruksi sebesar 13,4%.

Kenaikan harga yang diakibatkan oleh penerapan Green Building ini

memang bersifat pasti. Namun, dengan konsep Green Building yang bertujuan

menghemat energi dan terutama kepedulian terhadap lingkungan ini sebenarnya

dapat memberikan penghematan yang lebih besar bagi tahap operasional gedung.

Misalnya untuk gedung yang sebagian disewa dan dijual, penyewa akan merasa

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 21: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

8

Universitas Indonesia

diuntungkan dengan biaya operasional lebih murah untuk listrik, yang

diperkirakan terjadi penghematan sebesar 20%-30% per bulannya [8]. Pihak

Kementerian Perumahan Rakyat[9] juga mendorong pemberian insentif bagi

perusahaan pengembang properti yang menggunakan konsep Green Building.

Insentif tersebut dapat berupa revisi retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB),

pajak, maupun penggunaan bahan bangunan. Penerapan Green Building akan

menambah biaya pembangunan sebesar 2% daripada gedung konvesional, namun

harga property valuenya akan meningkat 10 kali lipat dibandingkan gedung

konvensional[10].

1.2.3 Rumusan Masalah

a. Faktor apa saja dalam aspek Building Environmental Management yang

berpotensi mempengaruhi biaya konstruksi dalam pembangunan green

building.

b. Seberapa besar pengaruh dari penerapan aspek Building Environmental

Management dalam green building terhadap besarnya biaya proyek apabila

dibandingkan dengan konvensional building.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menentukan

seberapa besar Aspek Building Environmental Management akan mempengaruhi

biaya proyek dalam proyek konstruksi Green Building jika dibandingkan dengan

konvensional building dan mengidentifikasi dengan tepat aspek-aspek apa saja

yang terdapat dalam Building Environmental Management yang berpotensi untuk

menaikkan biaya konstruksi dalam pembangunan Green Building. Mengingat

Green Building saat ini sudah menjadi standar dalam pembangunan gedung di

Indonesia, diharapkan penelitian ini dapat mendorong minat dan membantu para

pelaku konstruksi dan investor untuk menerapkan konsep Green Building pada

proyeknya.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 22: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

9

Universitas Indonesia

1.4 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya membahas salah satu aspek Green Building yaitu

aspek Building Environmental Management dan pengaruhnya terhadap biaya

konstruksi suatu proyek. Hal ini terkait penerapan segala subkategori yang

berguna untuk memenuhi aspek Building Environmental Management seperti

yang telah ditetapkan oleh GBCI (Green Building Council Indonesia) dalam

Green Building dan pengaruhnya terhadap kenaikan atau mungkin penurunan

biaya konstruksi. Lingkup penelitian yang digunakan dalam proyek ini adalah

studi kasus bangunan gedung Jasa Marga yang bertemakan Green Building milik

Jasa Marga dan kontraktor pelaksananya adalah PT. PP (Persero) Tbk

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Untuk investor

Mendapatkan cara penerapan aspek Building Environmental Management

yang optimal sehingga mendapatkan derajat pengembalian investasi yang

optimum pada proyek Green Building.

b. Untuk Kontraktor Pelaksana Proyek

Mengetahui dan dapat menerapkan segala aspek Building Environmental

Management secara baik serta bisa mengestimasi biaya proyek dari Green

Building.

c. Untuk penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Green Building dan segala

jenis aspeknya, terutama aspek Building Environmental Management.

d. Untuk bidang IPTEK

Pengetahuan yang baru mengenai aspek Building Environmental

Management pada Green Building serta metode penerapannya.

1.6 Keaslian Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian yang baru

dilakukan dan sebelumnya tidak pernah diteliti oleh siapapun. Walaupun terdapat

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 23: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

10

Universitas Indonesia

beberapa penelitian sebelumnya yang terlihat mirip, namun penelitian ini tidak

sama dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, misalnya :

a. Perancangan bangunan dengan mempertimbangkan aspek energi dan

lingkungan (studi kasus: pengamatan beberapa bangunan di Jakarta dan

Surabaya dengan menggunakan LEED NC 2.1) oleh Ridho Masruri Irsal

Universitas Indonesia

Abstrak: “Masalah lingkungan global tidak bisa hanya menjadi sekedar

bahan pembicaraan tanpa ada upaya untuk mencegahnya. Sektor bangunan

ternyata mengkonsumsi sekitar 50% bahan bakar fosil, paling banyak di

antara sektor-sektor lainnya seperti transportasi dan industri. Dapat

dibayangkan peranan bidang arsitektur dalam menyumbangkan CO2 yang

menjadi pemicu utama masalah pemanasan global dan perubahan iklim.

Pembicaraan mengenai pembangunan yang berkelanjutan sudah ada sejak

tahun 1970-an. Konsep sustainability mulai dibahas dan dikembangkan oleh

beberapa pakar sehingga dapat lebih dipahami. Dalam perkembangannya,

istilah Green Building lebih dikenal oleh masyarakat. Tetapi kriteria-kriteria

sebuah bangunan bisa dikatakan green menjadi sulit ditentukan karena

belum ada standar yang bisa dijadikan pedoman.

Amerika Serikat melalui U.S. Green Building Council menjawab tantangan

ini dengan mengeluarkan Leadership in Energy and Environmental Design

(LEED). Sistem penilaian ini menguraikan aspek-aspek yang menjadi dasar

pemikiran sustainable architecture dan juga strategi-strategi perancangan

untuk memenuhi kriteria tersebut. Setelah itu, banyak negara yang ikut

mendirikan Green Building Council dan juga sistem rating, baik yang

mengadopsi versi U.S. Green Building Council ataupun hasil penyusunan

sendiri. Negara kita Indonesia, pada tanggal 12 Maret 2008 sudah

mendirikan Green Building Council of Indonesia yang salah satu misinya

juga menerapkan LEED untuk mewujudkan pembangunan yang

berkelanjutan. Menanggapi hal ini, penulis melakukan studi pengamatan

pada beberapa bangunan di Indonesia dengan menggunakan LEED. Dari

hasil pengamatan pada ketiga bangunan tersebut, memang belum satupun

yang mendapatkan sertifikasi LEED. Tetapi upaya untuk menerapkan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 24: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

11

Universitas Indonesia

prinsip-prinsip sustainability sudah terlihat. Kendalanya, LEED mencakup

sangat banyak disiplin ilmu lainnya sehingga perlu adanya koordinasi dari

berbagai badan/organisasi yang menangani bidangnya masing-masing.

Namun dengan adanya studi pengamatan ini dapat terlihat sejauh mana

Indonesia dapat menerapkan LEED sebagai pedoman bagi Green Building

Council of Indonesia sebelum menyusun sistem rating sendiri.”

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang saat ini ditulis

adalah bahwa penelitian ini menganut standar prinsip Green Building sesuai

LEED, dimana LEED adalah suatu badan dari Amerika Serikat yang

membahas aspek-aspek green yang dalam pengaplikasiannya masih sulit di

Indonesia. Sedangkan dalam penelitian yang saat ini ditulis membahas

sistem rating GREENSHIP yang ditetapkan oleh GBCI dan membahas

detail salah satu aspek GREENSHIP, yaitu Building Environmental

Management.

b. Analisis Pemenuhan Syarat-Syarat Green Building Pada Rumah Susun

dengan Metode LEED oleh Ifan Tahari, Universitas Tarumanegara

Abstrak : “ Global Warming dan peningkatan penduduk diiringi dengan

pembangunan yang pesat menjadi salah satu isu penting di dunia modern

ini. Pembangunan yang selama ini dilakukan untuk meningkaktkan kualitas

hidup manusia justru menjadi penyumbang terbesar kerusakan alam. Seiring

dengan kesadaran akan pentingnya alam maka manusia mulai merancang

bangunan yang ramah dengan lingkungan.Salah satu metode standar yang

telah digunakan secara luas untuk menilai aspek Green Building suatu

bangunan adalah metode LEED (Leadersip in Energy and Enviromental

Design). Bangunan yang dijadikan tempat studi kasus pada skripsi ini

adalah Rusun Green Parkview di Jl. Daan Mogot Km. 14, Kelurahan Duri

Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Administrasi Jakarta Barat dan

Rusun Gading Nias di Jl. Pegangsaan Dua Km. 3,3, Kelurahan Pegangsaan

Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Kota Administrasi Jakarta Utara. Apakah

Rusun diatas memenuhi syarat dari Green Building dengan metode LEED

dilihat dari beberapa aspek yaitu Sustainable Sites, Water Efficiency,

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 25: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

12

Universitas Indonesia

Energy and Atmosphere, Materials and Resources, Indoor Environmental

Quality. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengumpulan data

adalah studi kepustakaan, studi lapangan dan wawancara. Berdarakan dari

ke lima aspek LEED dapat ditarik kesimpulan bahwa ke dua Rusun kurang

memenuhi syarat Green Building. Hal ini tampak jelas terlihat dari

kurangnya poin pada aspek Energy and Atmosphere.”

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang saat ini ditulis

adalah dalam penelitian ini, digunakan parameter berdasarkan LEED, dan

yang dilakukan adalah penilaian ketercapaian suatu gedung rumah susun

sebagai Green Building. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis,

yang dikaji adalah salah satu aspek dari sistem rating GREENSHIP yaitu

Building Environmental Management . Penulis akan menilai seberapa besar

penambahan biaya pada konstruksi bangunan gedung akibat pengaruh aspek

BEM tersebut.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 26: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

13 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Dalam penyusunan bab 2 ini, penulis menggunakan dan mengkaji

berbagai literatur yang ada guna membantu penulisan terkait Green Building,

yaitu aspek Building Environmental Management dan pengaruhnya terhadap

biaya. Adapun beberapa sumber pustaka yang akan dikaji di bab ini adalah Buku

ilmiah, Jurnal baik lokal maupun internasional, Undang-undang, Peraturan

Pemerintah atau yang mendukungnya, website terkait, majalah, surat kabar, hasil

seminar dan sumber lain yang dianggap perlu untuk menunjang tinjauan pustaka

penelitian ini.

2.2 Konsep Green Building

2.2.1 Pengertian Green Building

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online, bangunan memiliki arti

sesuatu yang didirikan atau sesuatu yang dibangun (seperti rumah, gedung,

menara). Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat kedudukannya sebagian atau seluruhnya berada di atas

dan/atau di salam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempay menanusi

melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan

keagamaan, kegiatan usaha kegiatan sosial, budaya maupun khusus.

Green Building didefinisikan sebagai sebuah perencanaan dan

perancangan bangunan melalui sebuah proses yang memperhatikan lingkungan

dan menggunakan sumber daya secara efisien pada seluruh siklus hidup bangunan

dari mulai pengolahan tapak, perancangan, pembangunan, penghunian,

pemeliharaan, renovasi dan perubahan bangunan (US EPA, 2006)[11]. Pada

dasarnya Green Building merupakan suatu praktek dalam membangun, yang

dimulai dari pekerjaan struktur hingga pelaksana konstruksi secara keseluruhan.

Secara nyata, hal tersebut harus diupayakan agar pelaku pembangunan

bertanggungjawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang ada seefisien

mungkin, dalam satu siklus hidup suatu bangunan. Jadi, tidak hanya bermodal

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 27: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

14

Universitas Indonesia

desain saja, tetapi juga harus direalisasikan proses konstruksi, pemeliharaan

bangunan, hingga proses renovasi dan dekonstruksi, jika kondisinya perlu

dilakukan pada bangunan yang ada. Pada akhirnya, Green Building adalah sebuah

proses yang menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi,

material bahan bangunan maupun sumber daya lainnya. Dengan kata lain konsep

‘green’ dapat dikatakan komitmen menuju hidup yang lebih baik (Techno

Konstruksi, September 2011)[12].

Jika ada pihak mengklaim, bahwa bangunannya telah berkonsep green,

atau bahkan bangunan sudah sesuai aturan Green Building, maka jika hal tersebut

berhubungan dengan pihak lain, misalnya bangunan tersebut nantinya akan

disewakan atau dijual kepada klien/konsumen, alangkah baiknya diberikan

penjelasan mengenai bangunan tersebut. Pada bagian mana bangunan tersebut

yang telah memenuhi persyaratan green, serta institusi atau lembaga mana yang

telah mensahkan atau memberikan label green pada unit properti yang

bersangkutan.

Bangunan dapat dikategorikan sebagai bangunan ramah lingkungan

apabila memenuhi kriteria [13] :

a. Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan yang antara lain

meliputi:

a) Material bangunan yang bersertifikat eco-label

b) Material banguna lokal

b. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya air

dalam bangunan gedung antara lain:

a) Mempunyai sistem pemanfaatan air yang dapat dikuantifikasi;

b) Menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber daya

air;

c) Mempunyai sistem pemanfaatan air hujan.

c. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana konservasi dan diversifikasi energi

antara lain:

a) Menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi gas

rumah kaca;

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 28: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

15

Universitas Indonesia

b) Menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan yang

hemat energi.

d. Menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam bangunan

gedung antara lain:

a) Refrigeran untuk pendingin udara yang bukan bahan perusak ozon;

b) Melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam kebakaran

yang bukan bahan perusak ozon.

e. Terdapat fasilitas,sarana, dan prasarana pengelolaan air limbah domestik pada

bangunan gedung antara lain:

a) Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pengolahan air limbah

domestik pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus;

b) Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan kembali air

limbah domestik hasil pengolahan pada bangunan gedung fungsi usaha

dan fungsi khusus.

f. Terdapat fasilitas pemilahan sampah;

g. Memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan antara lain:

a) Melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih;

b) Memaksimalkan penggunaan sinar matahari.

h. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan tapak berkelanjutan

antara lain:

a) Melengkapi bangunan gedung dengan ruang terbuka hijau sebagai taman

dan konservasi hayati, resapan air hujan dan lahan parkir

b) Mempertimbangkan variabilitas iklim mikro dan perubahan iklim;

c) mempunyai perencanaan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan

tata ruang;

d) Menjalankan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan perencanaan;

dan/atau

i. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk mengantisipasi bencana antara

lain:

a) Mempunyai sistem peringatan dini terhadap bencana dan bencana yang

terkait dengan perubahan iklim seperti: banjir, topan, badai, longsor dan

kenaikan muka air laut;

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 29: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

16

Universitas Indonesia

b) Menggunakan material bangunan yang tahan terhadap iklim atau cuaca

ekstrim intensitas hujan yang tinggi, kekeringan dan temperatur yang

meningkat.

Sebuah kawasan atau bangunan dikatakan green, tidak bisa dilihat setelah

bangunan berdiri, tetapi juga harus dilihat bagaimana proses pembangunannya.

Proses pembangunan Green Building tersebut juga harus mengandung hal-hal

yang bersifat green. Green Building juga tidak bisa dilihat dari phisik bangunan.

Ada beberapa kriteria yang diketahui dijadikan dasar ketika ingin mengetahui

konsep green dari suatu bangunan. Setidaknya terdapat enam kriteria bangunan

green, antara lain : Appropriate Site Development, Energi Efficiency dan

Refrigerant, Water Conservation, Material Resource and Cycle, Indoor Health

and Comfort serta Building Environment Management (Sulistiyanto, Totok

2011)[13]. Dari keenam kriteria tersebut, dapat dilihat tipe sebenarnya dari

bangunan tersebut. Green Building tidak hanya dapat dilihat dari fisik

bangunannya semata, tetapi seluruh komponen harus terintegrasi menjadi satu-

kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Mulai dari proses pembangunan,

hingga bangunan tersebut berdiri dan beroperasi, semuanya harus mengacu pada

konteks bangunan yang ramah lingkungan.

Secara umum, Green Building juga dapat diartikan sebagai sebuah

konsep untuk meningkatkan efisiensi sumber daya yang dibutuhkan untuk sebuah

gedung, rumah, atau bahkan kawasan. Sumber daya yang dimaksud adalah energi,

air, dan material-material pembentuknya. Diharapkan dengan menerapkan konsen

green, dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dapat

dikurangi (Sulistiyanto, Totok 2011)[14].

Green Building tidak hanya berfokus pada masalah ekologi tetapi juga

memperhatikan masalah keindahan dan keharmonisan antara struktur bangunan

dan lingkungan alamiah disekitarnya, serta tidak melupakan pula perbaikan

lingkungan dengan memadukan unsur keindahan arsitektur dengan keramahan

lingkungan untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dengan pelestarian

lingkungan. Penerapan konsep Green Building merupakan bagian dari green

practice atau tindakan ramah lingkungan yang akan mengurangi life cycle cost

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 30: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

17

Universitas Indonesia

dari bangunan gedung, yang menurut Greenship GBCI[15] (Green Building

Council Indonesia) keuntungan membangun sebuah Green Building adalah:

Desain yang lebih kompak dan efisien sehingga mengoptimalkan fungsi-

fungsi gedung

Efisensi yang tinggi dalam konsumsi energi listrik dan air

Biaya yang hemat dalam operasional sehari-hari untuk energi dan konsumsi

air

Kesehatan jasmani-rohani yang lebih baik bagi pengguna gedung

Produktivitas dan kinerja yang meningkat pada pengguna gedung

Biaya pemeliharaan dan operasional yang rendah dalam jangka panjang

Preferensi pasar yang lebih tinggi, terutama perusahaan

internasional/multinasional.

Didapatnya pengakuan internasional sebagai produk unggulan dalam industri

rancang bangun,

Munculnya ketertarikan yang tinggi, baik pada konsumen/klien maupun

karyawan karena merupakan sebuah produk/perusahaan yang memperhatikan

lingkungan

Tumbuhnya sikap ramah lingkungan pada para penggunanya, yang

diharapkan dapat meneruskan sikap tersebut di rumah tangganya masng-

masing dan menimbulkan efek multiplier.

Menurut BPLHD Provinsi DKI Jakarta[16], kriteria Green Building di

Indonesia memiliki parameter sebagai berikut:

a. Pengelolaan Bangunan .

Pada bangunan baru, kriterianya adalah pengelolaan bangunan pada masa

konstruksi, sedangkan pada bangunan eksisting kriterianya adalah

pengelolaan bangunan pada masa operasional.

b. Penggunaan Lahan .

Kriteria ini berlaku untuk bangunan baru, sedangkan untuk bangunan

eksisting tidak memakai kriteria ini.

c. Pemanfaatan Energi Listrik

d. Pemanfaatan dan Konservasi Air

e. Kualitas Udara dan Kenyaman Ruangan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 31: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

18

Universitas Indonesia

2.2.2 Perencanaan Green Building

Dalam penciptaan sebuah Green Building, dilakukan serangkaian proses

selaku persyaratan dalam perancangan bangunan untuk pencapaian rating

bangunan tersebut. Sistem rating tersebut merupakan suatu standart terukur yang

berguna dan dapat dipahami untuk pelaku konstruksi, tenant maupun pengguna

bangunan, yang dinamakan GREENSHIP. Kriteria penilaiannya dikelompokkan

menjadi enam kategori aspek yakni;

Appropriate Site Development (ASD)

Energy Efficiency and Conservation (EEC)

Water Conservation (WAC)

Material Resources andCycle (MRC)

Indoor and Health Comfort (IHC)

Building and Environmental Management (BEM)

Dalam pembuatannya, GREENSHIP sebagai perangkat penilaian

membutuhkan suatu acuan dan dukungan dari pemerintah. Dalam pembuatannya

pun, GREENSHIP menggunakan kriteria penilaian sedapat mungkin berdasarkan

standard lokal baku seperti Undang-Undang (UU), Keputusan Presiden (Keppres),

Instruksi Presiden (Inpres), Peraturan Menteri (Permen), Keputusan Menteri

(Kepmen), dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Menurut GBCI[17], Peraturan yang menjadi acuan dalam pembuatan

GREENSHIP:

Peraturan Menteri PU 30/PRT/M/2006 mengenai Pedoman Teknis Fasilitas

dan Aksessibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau

(RTH)

B/277/Dep.III/LH/01/2009

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung

UU RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 32: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

19

Universitas Indonesia

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI Nomor

32/PERMEN/M/2006 Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan

Lingkungan Siap Bangun.

Keputusan DNA (Designated National Authority) dalam B-

277/Dep.III/LH/01/2009

Keputusan Menteri No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Kotor

Domestik

Permen PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis

Bangunan Gedung

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002

UU No. 18 Tahun 2008

Pencapaian aspek GREENSHIP menuju pada pencapaian nilai hasil

rating yang memberikan predikat pada bangunan tersebut dengan predikat

penilaian terendah perunggu untuk pencapaian nilai minimal 35, perak dengan

pencapaian nilai 47, emas untuk pencapaian nilai 58 dan tertinggi platinum untuk

pencapaian nilai minimal 74. Angka yang ditetapkan sebagai nilai minimal

peringkat perunggu adalah jumlah nilai yang dapat dicapai apabila sebuah proyek

memenuhi nilai maksimum dari rating yang pencapaiannya relatif mudah, tidak

membutuhkan biaya tambahan dan yang tidak membutuhkan biaya tidak terlalu

besar . Nilai minimal perak dapat dicapai bila sebuah proyek memenuhi semua

rating yang pencapaiannya relatif mudah serta sepertiga dari dari rating yang

pencapaiannya sulit dan butuh biaya yang relatif besar. Nilai minimal emas,

diperoleh apabila sebuah proyek tersebut telah memenuhi semua rating yang

pencapaiannya relatif mudah serta dua per tiga dari dari rating yang

pencapaiannya sulit dan butuh biaya yang relatif besar, sedangkan untuk

pencapaian nilai platinum, dapat dicapai apabila sebuah proyek memenuhi rating

yang pencapaiannya membutuhkan biaya relatif besar dan teknologinya belum

tersedia sehingga dapat dikatakan sangat sulit pencapaiannya.

Dalam pencapaian Green Building yang tercantum dalam greenship

GBCI terdapat persyaratan awal yang harus dicapai sebelum mencapai rating-

rating lainnya dalam setiap kategori aspek yang ada. Berikut adalah persyaratan

awal yang harus dicapai yakni:

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 33: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

20

Universitas Indonesia

a. Luas Bangunan Sekurang-kurangnya 2500 m2

Batasan ini diterapkan karena bangunan gedung yang besar berpotensi

memerlukan energi dan sumber daya dalam jumlah yang besar pada saat

membangun, mengoperasikannya, dan memeliharanya. Kondisi ini

membuat keberadaan gedung tersebut dapat memberikan pengaruh yang

signifikan pada lingkungan, sehingga dengan melakukan perbaikan yang

dimulai pada gedung baru berskala besar dapat dirasakan bagaimana

pengaruhnya secara nyata pada lingkungan.

b. Lokasi tapak bangunan sesuai untuk peruntukan berdasarkan Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) setempat.

Hal ini bertujuan agar terjadinya pemanfaatan kawasan sesuai dengan

fungsinya dan mendorong pengendalian pembangunan sehingga tercipta

lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang.

c. Bersedia menandatangani surat yang berisi persetujuan untuk

memperbolehkan data gedung yang berhubungan dengan penerapan Green

Building dipergunakan untuk dipelajari dalam studi kasus yang

diselenggarakan oleh GBCI

Hal ini bertujuan agar pihak pemilik atau manajemen gedung dapat bekerja

sama dengan pihak GBCI untuk menghimpun database yang akurat

sehingga dapat menjadi salah satu dasar perbaikan sistem rating

GREENSHIP, baik untuk bangunan baru maupun bangunan eksisting.

d. Akan menyertakan salinan dokumen upaya pengelolaan lingkungan hidup

(UKL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL) ynang disahkan

bapedal.

Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan umat manusia,

dengan teknologi yang tepat manusia akan mendapatkan manfaat dan

dampak positif dari pembangunan tersebut, namun disaat yang sama terjadi

dampak negatif pada lingkungan akibat teknologi itu sendiri. Oleh sebab itu,

penyerahan dokumen ini bertujuan untuk mendukung pengendalian

pembangunan terhadap lingkungannya sehingga terwujud konsep

berkelanjutan.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 34: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

21

Universitas Indonesia

e. Bersedia menandatangani surat yang menyatakan bahwa gedung yang

bersangkutan akan dibuat tahan gempa.

Indonesia berada pada daerah yang sarat dengan bencana gempa bumi,, oleh

karena itu pembangunan tersebut haruslah menjamin keamanan dan

keselamatan penghuni gedung tersebut dari ancaman bahaya gempa bumi

serta mampu mempertahankan fungsi bangunan tersebut sevcara optimal

dan atas ketahanan strukturnya dan konstruksi terhadap beban bencana

gempa.

f. Bersedia menandatangani surat yang menyatakan bahwa gedung yang

bersangkutan akan memenuhi standart pemakai gedung untuk penyandang

cacat.

Lingkungan yang inklusif merupakan salah satu bentuk usaha dalam

mewujudkan keberlanjutan dari aspek sosial yang tentunya akan berdampak

positif pada aspek ekonomi maupun lingkungan. Dengan mendorong

pembangunan fisik yang responsif terhadap perbedaan kemampuan fisik

setiap individu sebagai bentuk usaha dalam mewujudkan persamaan

kesempatan sehingga berdampak positif secara ekonomi dan lingkungan.

g. Bersedia menandatangani surat yang menyatakan bahwa gedung yang

bersangkutan akan memenuhi standar kebakaran dan keselamatan.

Kebakaran menimbulkan kerugian tidak hanya dari segi materi tetapi juga

sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, diterapkan sistem proteksi terhadap

kebakaran yang bertujuan untuk menurunkan resiko terjadinya kebakaran

pada bangunan sehingga keamanan dan keselamatan pengguna gedung

terjamin.

2.2.3 Peraturan Green Building

Munculnya perhatian dunia terhadap permasalahan yang terjadi di

lingkungan hidup, menyebabkan tercetusnya protokol kyoto sebagai salah satu

bentuk kepedulian pemimpin dunia terhadap kondisi lingkungan hidup. Protokol

Kyoto merupakan hasil Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Kyoto,

Jepang, pada 1997 yang merupakan amandemen dari Konvensi Rangka Kerja

PBB tentang perubahan iklim (UNFCC) yakni sebuah pesetujuan internasional

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 35: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

22

Universitas Indonesia

mengenai pemanasan global. Persetujuan ini mulai berlaku sejak 16 Februari 2005

setelah diratifikasi secara resmi di Rusia pada 18 Novemeber 2004 oleh 141

negara yang mewakili 61% seluruh emisi dunia. Kesepakatan ini mewajibkan

negara maju yang disebut Annex I untuk menurunkan emisi gas rumah kaca 5,2

persen dari level 1990, sehingga suhu bumi tidak naik lebih dari 2 derajat Celsius.

Amerika Serikat akhirnya menolak meratifikasi Protokol Kyoto, sedangkan Cina,

India, dan Brasil ketika itu masih menjadi negara berkembang yang belum maju

perekonomiannya. Meski demikian, protokol ini menjadi dasar hukum program

program mitigasi dan perdagangan karbon (Tempo, 5 Desember 2011)[18]. Jika

protokol kyoto sukses diberlakukan oleh seluruh negara yang meratifikasinya

maka, diprediksi hal tersebut akan mengurangi rata-rata cuaca global antara

0,02 °C dan 0,28 °C pada tahun 2050. (Nature, Oktober 2003)[19].

Memang di Indonesia peraturan yang khusus mengatur tentang Green

Building terbilang masih sangat sedikit. Hal ini dikarenakan kebanyakan pelaku

konstruksi masih menganggap pembangunan dengan konsep ramah lingkungan

akan meningkatkan biaya konstruksi secara signifikan dan sulit untuk dibangun.

Padahal, dalam konsep yang tepat Green Building mampu menghemat konsumsi

energi hingga 50% dengan hanya menambahkan 5% saat pembangunannya

(Kristensen, Poul 2010)[20]. Biaya operasional energi listrik dapat dihemat

sebanyak 20%-30% perbulannya (Sendjaja, Irwan, 2011)[21]. Saat ini, Indonesia

sebagai salah satu negara yang turut meratifikasi green protokol kyoto tersebut,

turut serta dalam usaha pelestarian lingkungan dengan membuat suatu peraturan

yang berkaitan dengan bangunan hijau melalui Peraturan Menteri dari

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Nomor 8 Tahun 2010 yang berjudul

“Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan”. Keputusan KLH yang

dikeluarkan pada tanggal 19 Januari 2010 ini merupakan peraturan pertama di

Indonesia mengenai Green Building. Keputusan ini mendefinisikan “Green

Building” sebagai bangunan yang menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dalam

desain, konstruksi, operasi dan manajemennya, yang semuanya penting bagi

mitigasi dampak perubahan iklim. Ada banyak regulasi yang berkaitan dengan

Green Buildings, seperti efisiensi energy, efisiensi air, dan lain lain, tetapi KLH

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 36: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

23

Universitas Indonesia

adalah yang pertama yang menggunakan istilah “Green Building” dalam isi

keputusannya.

Pembangunan Green Building ini juga merupakan salah satu sikap

pelaksanaan ISO 14001 yang berisi tentang standarisasi sistem manajemen

lingkungan, yang bertujuan untuk merancang, melaksanakan dan bekerja untuk

mengendalikan dampak lingkungan penting dan untuk mencapai kesesuaian

dengan peraturan serta mempertahankan dan meningkatkan perbaikan sistem

manajemen lingkungan secara terus menerus. Dalam ISO 14001, dijelaskan

bahwa manajemen puncak dari suatu organisasi harus menetapkan kebijakan

lingkungan, yang diantaranya adalah memastikan peningkatan berkesinambungan

dan pencegahan pencemaran akibat dari aktivitas organisasi.

Dengan diterbitkannya peraturan gubernur No.8 Tahun 2011 tentang

sertifikasi ‘bangunan hijau’ atau Green Building merupakan salah satu langkah

dari pemda DKI Jakarta untuk turut serta dalam upaya sosialisasi bangunan ramah

lingkungan dalam konsep pembangunan masa kini. Setelah peraturan ini nantinya

diberlakukan di Jakarta, maka mau tak mau para pengelola maupun pelaku

konstruksi harus beralih ke konsep Green Building. Standarisasi gedung ramah

lingkungan menurut Pergub tersebut antara lain menggunakan material daur

ulang, menggunakan penerangan hemat energi kaca double glassing dan air

limbah buangan harus bisa bermanfaat lagi untuk operasional pemeliharaan

gedung tersebu, misalnya air toilet dapat didaur ulang menjadi air bersih untuk

toilet lagi atau menyiram tanaman (Sendjaja, Irwan 2011) [22].

Sistem rating GREENSHIP merupakan alat bantu bagi para pelaku

industri bangunan, baik pengusaha, engineer, maupun pelaku lainnya dalam

menerapkan best practices dan mencapai standar terukur yang dapat dipahami

oleh masyarakat umum, terutama tenant dan pengguna bangunan. Standar yang

ingin dicapai dalam penerapan greenship adalah terjadinya suatu bangunan hijau

(Green Building) yang ramah lingkungan sejak tahap perencanaan, pembangunan,

hingga pengoperasian dan pemeliharaan sehari-hari. Kriteria penilaiannya

dikelompokkan menjadi enam kategori. Perangkat rating greenship adalah sistem

penilaian yang merupakan bentuk dari salah satu upaya untuk menjembatani

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 37: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

24

Universitas Indonesia

konsep ramah lingkungan dan prinsip keberlanjutan dengan praktik yang nyata.

Tujuan penyusunan GREENSHIP adalah :

Mendorong penerapan best practice dalam industri bangunan di Indonesia,

Mendorong terciptanya lingkungan yang berkualitas melalui bangunan baru

yang bermutu baik sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan,

Mendorong pemecahan masalah lingkungan terkini melalui rating dan

pembobotan nilainya,

Mendorong pertumbuhan industri bangunan yang berbasis ramah lingkungan,

baik operasional maupun produk yang dihasilkannya, di dalam negeri

Republik Indonesia,

Mendorong kemajuan teknologi dan riset dalam industri bangunan di dalam

negeri Republik Indonesia sehingga tercipta berbagai teknologi yang tepat

guna dalam penerapannya,

Mendorong peningkatan dan pemerataan kualitas sumber daya manusia

dalam industri bangunan dari waktu ke waktu, dan

Memerangi fenomena perubahan iklim dengan diterapkannya praktik-praktik

ramah lingkungan sesuai dengan prinsip berkelanjutan.

2.3 Aspek Building Environmental Management

Dalam penerapan Green Building , terdapat tolak ukur yang harus

dipenuhi sebagai persyaratan untuk tersertifikasinya bangunan sebagai Green

Building. Salah satu kategori yang harus dipenuhi adalah Building Environmental

Management, untuk mencapai kategori tersebut terdapat 7 aspek dan 1 prasyarat

yang harus dipenuhi agar bangunan tersebut sebagai Green Building.

Merencanakan operasional gedung yang ramah lingkungan sudah harus

dipikirkan sejak tahap perencanaan desain. Cakupannya adalah pengelolaan

sumber daya melalui rencana operasional konsep yang berkelanjutan, kejelasan

informasi (data), dan penanganan dini yang membantu pemecahan masalah,

termasuk manajemen sumber daya manusia dalam penerapan konsep bangunan

hijau untuk mendukung penerapan tujuan pokok dari kategori lain.

Adanya kategori Building Environmental Management (BEM) juga

memberikan penekanan pada pentingnya faktor manusia sebagai salah satu

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 38: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

25

Universitas Indonesia

sumber daya yang memegang peranan penting dalam keberlangsungan suatu

bangunan hijau. Suku bangsa di Indonesia lebih dari 300 kelompok etnik dengan

bahasa dua kali lipat dari jumlah kelompok itu. Adanya luasan geografis yang

besar, bentang alam yang beragam, serta pembangunan dan standar pendidikan

yang belum merata menyebabkan perbedaan cara dan standar kerja dari tiap

manusia.

Dalam pengoperasian suatu bangunan hijau, sangat diperlukan suatu

standar manajemen yang terencana dan baku untuk mengarahkan tindakan dari

pelaku operasional bangunan dalam melakukan pengelolaan gedung agar dapat

menunjukkan hasil yang ramah lingkungan (green performance).

Pada aspek ini terdapat dua jenis kategori rating, yaitu rating prasyarat

dan rating biasa. Rating prasyarat (P) adalah butir rating yang mutlak harus

dipenuhi dan diimplementasi dalam suatu kategori. Apabila butir ini tidak

dipenuhi, butir-butir rating lainnya dalam kategori ini tidak dapat dinilai dan tidak

akan mendapatkan nilai sehingga proses sertifikasi tidak dapat dilanjutkan.

Selanjutnya adalah rating biasa yang merupakan turunan dalam kategori selain

butir prasyarat. Butir ini baru dapat dinilai dan diberi nilai kalau semua butir

prasyarat dalam kategori tersebut telah dipenuhi atau telah dilaksanakan.

2.3.1 Basic Waste Facility (Fasilitas Dasar Pengolahan Sampah)

Prasyarat dalam aspek Building Environmental Management adalah

adanya Fasilitas Dasar Pengolahan Sampah. Banyaknya sampah yang dihasilkan

dalam berbagai bentuk dan semakin sempitnya tempat pembuangan akhir atau

TPA ditambah masih rendahnya kesadaran pengguna gedung dalam melakukan

pemilahan sampah menyebabkan volume sampah hasil buangan dalam berbagai

bentuk yang tercampur baur menjadi beban berat bagi tempat pembuangan akhir

(TPA). Dengan melakukan pemilahan dari tahap awal, proses daur ulang akan

dimulai lebih cepat sehingga beban TPA dapat berkurang.

Pemilahan sampah adalah salah satu bagian tersulit dari tata rentang

pengelolaan sampah, karena berkaitan dengan perilaku manusia yang pasti

membutuhkan waktu panjang dan upaya yang besar (Panduan Praktis Pemilahan

Sampah, KNLH 2008)[23]. Menurut Pasal 11 UU Nomor 18 Tahun 2008[24]

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 39: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

26

Universitas Indonesia

tentang pengelolaan sampah, setiap orang berhak memperoleh pembinaan agar

dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan.

Pembinaan yang dimaksudkan berasal dari pemerintah ataupun instansi tertentu.

Untuk dapat mengaplikasikan pemilahan sampah tersebut, maka di setiap tempat

yang terdapat aktivitas dan kegiatan industri diwajibkan memiliki fasilitas

pemilahan sampah yang baik dan benar. Pengelola kawasan permukiman,

kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas

sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah.

Menurut pasal 41[25], pengelola sampah yang karena kealpaannya melakukan

kegiatan pengelolaan sampah dengan tidak memperhatikan norma, standar,

prosedur, atau kriteria yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan

masyarakat, gangguan keamanan, pencemaran lingkungan, dan atau perusakan

lingkungan diancam dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling

banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Dengan adanya UU Nomor 18

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, diharapkan masyarakat dapat berperan

serta dalam pengelolaan smapah hingga dapat menikmati hasil dari pengelolaan

sampah yang baik. Sementara bagi pengelola kawasan permukiman, kawasan

komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan

fasilitas lainnya yang belum memiliki fasilitas pemilahan sampah harus segera

membangun fasilitas pemilahan sampah paling lama 1 (satu) tahun sejak masa

konstruksinya. Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah

sejenis sampah rumah tangga juga wajib mengurangi dan menangani sampah

dengan cara yang berwawasan lingkungan.

Peran-serta berbagai pemangku kepentingan sangat dibutuhkan dalam

mengurangi volume sampah perkotaan. Pemangku kepentingan, baik dari sektor

swasta maupun sektor pemerintahan, memiliki tanggung jawab yang sama dalam

mengendalikan dampak lingkungan melalui pengelolaan sampah yang dihasilkan.

Langkah awal pengelolaan sampah pada suatu bangunan adalah dengan

menyediakan fasilitas pembuangan sampah yang terpisah antara tempat sampah

organik dan anorganik untuk memudahkan proses pengolahan sampah

selanjutnya, seperti reuse, reduce, dan recycle.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 40: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

27

Universitas Indonesia

Tujuan dari prasyarat ini adalah untuk mendorong gerakan pemilahan

sampah secara sederhana yang mempermudah proses daur ulang. Tolak ukurnya

adalah adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah

sejenis sampah rumah tangga (UU No. 18 Tahun 2008) berdasarkan jenis organik

dan anorganik. Dokumen yang nantinya akan dinilai adalah :

Gambar rencana tapak yang menunjukkan lokasi fasilitas pemilahan sampah

Gambar detil fasilitas pemilahan sampah

Foto fasilitas pemilahan sampah yang memperlihatkan adanya labelisasi jenis

sampah organik dan anorganik.

Gambar 2.1. Tempat Sampah Organik dan Non Organik

Sumber : Olahan Sendiri

2.3.2 GP as a Member of Design Team (GP Sebagai Bagian dari Tim Desain)

Desain bangunan hijau sebaiknya mengintegrasikan keenam aspek

konsep Green Building, yaitu tapak, energi, konservasi air, kondisi udara dalam

ruang, material ramah lingkungan, dan manajemen lingkungan gedung. Menurut

GBCI[26], Greenship Professional (GP) adalah predikat yang dimiliki secara

perorangan yang telah mengikuti pendidikan dan memiliki ketrampilan dan

pengetahuan untuk mengarahkan tim desain dan pelaksanaan dalam proses

pembangunan suatu bangunan hijau yang pada kemudian hari akan disertifikasi

oleh GBC INDONESIA sehingga dapat sejalan dengan sistem rating

GREENSHIP yang berlaku saat itu. Seorang GP dapat membantu tim desain dan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 41: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

28

Universitas Indonesia

proses konstruksi dalam mencapai rating-rating yang ditargetkan tersebut dalam

mengintegrasikan keahlian hingga lebih mudah mendapatkan sertifikasi.

Peran GP dalam tahap desain adalah untuk :

Menganalisis kebutuhan untuk keberlanjutan, peluang, dan hambatan,

Menyarankan implikasi atas kinerja bangunan untuk mencapai target Green

Building,

Menyelenggarakan konsultasi umum mengenai desain dan konstruksi,

Mengkoordinasikan masukan dari teknisi spesialis seperti ahli akustik dan

ekologi,

Menyiapkan rencana kerja desain keberlanjutan, dan

Mengoordinasikan persiapan atas dokumen yang dibutuhkan untuk penilaian

Green Building.

Tujuan dari aspek ini adalah untuk mengarahkan langkah-langkah desain

suatu Green Building sejak tahap awal sehingga memudahkan tercapainya suatu

desain yang memenuhi rating. Tolak ukurnnya adalah melibatkan seorang tenaga

ahli yang sudah tersertifikasi Greenship Professional (GP), yang bertugas untuk

mengarahkan berjalannya proyek sejak tahap perencanaan desain dan sebelum

pendafataran sertifikasi. Poin maksimum yang dicapai apabila terpenuhinya aspek

ini adalah 1. Dokumen yang nantinya akan dinilai.

Daftar nama GP yang terlibat dalam proyek dan spesialisasi keahliannya

Daftar hadir GP selama proyek berlangsung, yang diketahui oleh penanggung

jawab proyek bersangkutan

Daftar hadir rapat koordinasi selama proyek berlangsung.

2.3.3 Pollution of Construction Activity (Polusi dari Aktivitas Konstruksi)

Untuk bangunan baru, penerapan konsep ramah lingkungan tidak hanya

bertitik berat pada desain atau perencanaan. Proses konstruksi untuk mendirikan

bangunan tersebut pun harus menjiwai semangat ramah lingkungan, sehingga bila

suatu bangunan dikatakan memenuhi konsep ramah lingkungan, berarti proses

penilaiannya telah dilakukan secara komprehensif.

Aktivitas konstruksi memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.

Meningkatnya aktivitas konstruksi berdampak pada meningkatnya limbah yang

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 42: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

29

Universitas Indonesia

dihasilkan. Manajemen limbah konstruksi yang komprehensif sangat dibutuhkan

di setiap proyek konstruksi, karena sekitar 1 – 10% dari material konstruksi pada

umumnya berakhir menjadi limbah di lokasi konstruksi(Susanti, Betty 2009)[27].

Berdasarkan penelitian mengenai manajemen industri konstruksi, terdapat lima

faktor yang umumnya menjadi dampak dari pelaksanaan aktivitas konstruksi,

diantaranya adalah level kebisingan, kualitas udara, kuantitas dan kualitas air,

getaran, dan fasilitas jalan (Sutrisno et, al, 2009)[28]. Terdapat satu faktor yang

juga tak kalah pentingnya yaitu sampah, yang dapat berkontribusi membebani

TPA. Dampak-dampak negatif tersebut sudah seharusnya diantisipasi oleh para

pelaku jasa konstruksi, agar pelaksanaan aktivitas tersebut tidak mengganggu

lingkungan sekitar.

Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai

barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu

dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada

pendekatan akhir (end of pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang

ke tempat pemrosesan akhir sampah. Padahal, timbunan sampah dengan volume

yang besar di lokasi tempat pemprosesan akhir sampah berpotensi melepas gas

metan (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan

kontribusi terhadap pemanasan global. Agar timbunan sampah dapat terurai

melalui proses alam diperlukan jangka waktu yang lama dan diperlukan

penanganan dengan biaya yang besar.

Limbah didefinisikan sebagai material yang dihasilkan dari aktivitas

manusia dan industri yang tidak memiliki nilai sisa (Tam & Tam, 2006)[29].

Sedangkan limbah konstruksi adalah segala sesuatu yang tidak efisien, yang

dihasilkan dari penggunaan peralatan, material, atau tenaga kerja, dalam jumlah

yang besar pada kegiatan produksi bangunan (Koskela, 1992)[30]. Pada

umumnya, limbah konstruksi didefinisikan sebagai produk yang dihasilkan dari

proses konstruksi, renovasi, dan demolisi pekerjaan konstruksi (Cheung,

1993)[31].

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 43: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

30

Universitas Indonesia

Tabel 2.1. Karakteristik Limbah

Karakteristik Sumber Limbah

Fisika :

Warna Bahan organik buangan industri dan domestik

Bau Penguraian limbah dan buangan industri

Padatan Sumber air, buangan industri dan domestik

Temperatur Buangan domestik dan industri

Kimia:

Organik Karbohidrat Buangan industri, perdangangan dan domestik

Minyak dan lemak Buangan industri, perdangangan dan domestik

Pestisida Buangan hasil pertanian

Fenol Buangan industri, perdangangan dan domestik

Anorganik Alkali Sumber air, buangan domestik, infiltrasi air tanah,

buangan air ketel

Cholorida Sumber air, buangan domestik, pelemakan air

Logam berat Buangan industri, perdangangan dan domestik

Nitrogen Limbah pertanian dan domestik

pH Limbah industri

Phospor Limbah industri, domestik dan alamiah

Sulfur Limbah industri, domestik dan alamiah

Bahan beracun Perdagangan, limbah industri

Biologi : Virus Limbah domestik

Sumber : Suparni Setyowati Rahayu, Sumber dan Karakteristik Limbah, 2009

Limbah konstruksi dibagi menjadi limbah padat dan limbah cair.

Material konstruksi merupakan sumber daya konstruksi yang potensial menjadi

limbah dibandingkan sumber daya lainnya, karena sebagian besar material mental

yang menjadi input proses konstruksi diperoleh dari sumber tak terbarukan (non

renewable). Limbah yang berasal dari pembongkaran atau penghancuran

bangunan digolongkan sebagai demolition waste, sedangkan limbah yang berasal

dari perubahan bentuk bangunan (remodeling) dan pembangunan rumah atau

bangunan komersial, digolongkan sebagai construction waste. Contoh limbah

material konstruksi yang sering ditemui adalah tiang pancang, beton ready mix,

besi beton, semen, pasir, batu pecah, batu bata, kayu, dan keramik.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 44: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

31

Universitas Indonesia

Menurut Pasal 1 PP Nomor 82 Tahun 2001(pengelolaan kualitas air dan

pengendalian pencemaran air)[32], Pencemaran air adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air

oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu.

Dalam Pasal 24 disebutkan bahwa setiap orang atau badan usaha dilarang

melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya,

mengganggu upaya pengawetan air, dan mengakibatkan pencemaran air. Untuk

mencegah limbah cair dari hasil konstruksi, dibutuhkan sebuah Water Treatment

Plant (WTP). Water Treatment Plant adalah sebuah sistem yang difungsikan

untuk mengolah air dari kualitas air baku yang kurang bagus agar mendapatkan

kualitas air pengolahan standard yang diinginkan/ditentukan atau siap untuk

dikonsumsi. Parameter fisik air biasanya di lihat dari unsur yang berhubungan

dengan indra manusia seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman, yang

meliputi Turbidity (kekeruhan), warna, bau, rasa dan suhu. Sistem pengolahan

yang biasa di gunakan adalah Sistem Sedimentasi (Pengenda-pan), Filtrasi dan

penambahan desinfektan. Jika dilihat dari jenis senyawanya dibagi menjadi 2(dua)

yaitu :

a. Parameter Kimia

Senyawa kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg, Na,

SO4, CO3. Jika air memiliki kandungan senyawa kimia yang berlebihan

(tidak masuk standart konsumsi yang aman), Pengolahan dapat dilakukan

dengan sistem filtrasi dengan menggunakan media tertentu misalnya system

Reverse Osmosis atau Demineralier dan Softener.

b. Parameter Biologi

Parameternya dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang ada di

dalam air. Bila jumlah mikro-organisme di dalam air berlebihan biasanya

akan mengganggu kesehatan bila di konsumsi. Pengola-han dapat dilakukan

dengan menggunakan desinfektan atau alat yang biasa digunakan, misalnya

injeksi Chlor, System UV dan System Ozone (O3).

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 45: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

32

Universitas Indonesia

Gambar 2.2. Water Treatment Plant

Sumber : Sewage Treatment

Tujuan dari aspek yang kedua ini adalah untuk mendorong pengurangan

sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan polusi dari proses

konstruksi. Nilai maksimum yang dapat dicapai dari terpenuhnya aspek ini adalah

2. Tolak ukurnya adalah memiliki rencana manajemen sampah konstruksi yang

terdiri atas :

Limbah padat, dengan menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan

sistem pencatatan. Pencatatan dibedakan berdasarkan limbah padat yang

dibuang ke TPA, digunakan kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga.

Limbah cair, dengan menjaga kualitas air yang timbul dari aktivitas

konstruksi agar tidak mencemari drainase kota.

Dokumen yang nantinya akan dinilai adalah :

Tolak Ukur 1 :

Foto area pemilahan sampah konstruksi

Dokumen dari pihak kontraktor utama mengenai catatan pemilahan sampah

Surat pernyataan kerjasama antara pihak kontraktor utama dan pihak ketiga

untuk sampah konstruksi yang bisa didaur ulang

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 46: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

33

Universitas Indonesia

Tolak Ukur 2 :

Gambar diagram pihak kontraktor utama yang menunjukkan upaya

pengendalian kualitas air yang berasal dari aktivitas konstruksi.

2.3.4 Advance Waste Management (Manajemen Sampah yang Baik)

Pada umumnya penerapan pengelolaan sampah masih terbatas pada tahap

pengumpulan sampah di sumbernya, pengangkutan ke Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) dan pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Untuk

dapat mengurangi beban TPA, maka diperlukan peran serta berbagai pihak dalam

mereduksi volume sampah dari sumber dengan melakukan minimalisasi limbah.

Dimulai dari suatu bangunan yang menyediakan pengolahan terpadu dari mulai

pemilahan sampah sampai mendaur ulang sampah organik menjadi kompos yang

memiliki manfaat ekonomis. Dengan demikian, dukungan pemerintah dan

peranserta individu dan masyarakat dalam hal ini pengelola bangunan swasta

berperan aktif dalam melestarikan lingkungan hidup.

Manajemen limbah konstruksi yang komprehensif sangat dibutuhkan di

setiap proyek konstruksi, karena sekitar 1-10% dari material konstruksi pada

umumnya berakhir menjadi limbah di lokasi konstruksi. Bossink dan Brouwers

(1996)[33] menyatakan 13-30% limbah di berbagai negara merupakan limbah

konstruksi yang harus dibuang ke landfill, padahal 50-80% dari limbah konstruksi

tersebut dapat digunakan kembali atau di daur ulang dengan melakukan

pengomposan. Dalam praktiknya, sangat sedikit bangunan di Indonesia yang

sudah memiliki fasilitas pengomposan.

Menurut J.H. Crawford (2003)[34] kompos didefinisikan sebagai hasil

dekomposisi parsial/tidak lengkap, dipercepat secara artifisial dari campuran

bahan-bahan organik oleh pupulasi berbagai macam mikroba dalam kondisi

lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik. Indonesia telah memiliki standar

kualitas kompos, yaitu SNI 19-7030-2004 dimana peraturan ini memuat batas-

batas maksimum atau minimum sifat-sifat fisik atau kimiawi kompos dan batas

maksimum kandungan logam berat. Lama waktu pengomposan tergantung pada

karakteristik bahan yang dikomposkan, metode pengomposan yang dipergunakan

dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan. Secara alami

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 47: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

34

Universitas Indonesia

pengomposan akan berlangsung dalam dalam waktu beberapa minggu sampai 2

tahun hingga kompos benar-benar matang. Pada dasarnya semua bahan-bahan

organik padat dapat dikomposkan, misalnya limbah organik rumah tangga,

sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, dll.

Gambar 2.3. Proses Umum Penanganan Limbah Organik

Sumber : Rynk, 1992

Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan-bahan

mentah dicampur. Proses pengomposan aerobik secara sederhana dapat dibagi

menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahal

awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera

dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat

dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu

akan meningkat hingga di atas 500

– 700

C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu

tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu

mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian

bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan

menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 48: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

35

Universitas Indonesia

panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-

angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat

lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan

terjadi penyusutan volume maupun biomassa lahan. Pengurangan ini dapat

mencapai 30-40% dari volume/bobot awal bahan.

Tabel 2.2. Organisme yang Terlibat Dalam Proses Pengomposan

Sumber : Isroi, Pengomposan Limbah Padat Organik, 2009

Tujuan utama dari aspek ketiga ini adalah mendorong manajemen

kebersihan dan sampah secara terpadu sehingga mengurangi beban TPA. Nilai

maksimum yang dapat dicapai dari terpenuhinya aspek ini adalah 2. Tolak

ukurnya adalah :

Adanya instalasi pengomposan limbah organik di lokasi tapak bangunan (1

Poin)

Memberikan pernyataan atau rencana kerjasama untuk pengelolaan limbah

anorganik secara mandiri dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan

persampahan kota. (1 Poin)

Kelengkapan dokumen yang akan dinilai adalah :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 49: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

36

Universitas Indonesia

Tolak Ukur 1 :

Gambar rencana tapak yang menggambarkan lokasi fasilitas pengomposan.

Gambar detail fasilitas pengomposan

Foto fasilitas pengomposan

Tolak Ukur 2 :

Surat pernyataan kerjasama pihak pemilik gedung sebagai wakil dari

pengelola gedung dengan pihak ketiga yang akan melakukan pengelolaan

sampah tersebut.

2.3.5 Proper Comissioning (Comissioning yang Tepat)

Gedung merupakan suatu produk yang berasal dari perakitan berbagai

material yang belum tentu cocok satu sama lain. Hal ini menjadikan setiap gedung

unik. Karena itu, untuk memastikan semua sistem berjalan baik, perlu diadakan

suatu proses yang berkesinambungan untuk memastikan semua sistem, terutama

pada peralatan (equipment) berjalan sesuai dengan rencana dan berkelanjutan.

Comissioning gedung merupakan sebuah proses sistematis yang

memadukan dan meningkatkan fungsi-fungsi yang sebelumnya terlihat terpisah,

dokumentasi operasional peralatan dan fasilitas pelatihan untuk staf, serta uji

fungsi dan verifikasi kinerja (Panduan Penerapan Greenship, 2010)[35].

Comissioning adalah sebuah proses pemastian kualitas mulai dari pradesain

sampai dengan proses konstruksi, start up, dan meningkatkan kesesuaian harapan

pemilik gedung. Comissioning memungkinkan pemilik gedung untuk memulai

siklus hidup pada produktivitas optimal dan konsisten dalam mempertahankan

kinerja terbaik.

Pada dasarnya semua gedung harus melakukan comissioning terlebih

dahulu sebelum diserahkan kepada penggunanya. Dalam Green Building ini,

proses comissioning terdapat berbagai perbedaan karena harus mengikuti petunjuk

dari GBCI. Proses comissioning ini menekankan kepada pengecekan mesin,

misalnya apakah AC yang digunakan memenuhi kriteria keinginan owner dan

menggunakan power yang cukup sehingga mampu menghasilkan sistem tata udara

hemat energi dengan kenyamanan termal yang baik. Dalam pelaksanaannya,

hampir seluruh proyek gedung di Indonesia melakukan comissioning, tetapi

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 50: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

37

Universitas Indonesia

proses pengecekannya tidak berjalan dengan baik. Sesuai petunjuk GBCI, proses

comissioning harus menggunakan alat khusus yang berbeda dengan alat yang

biasa digunakan oleh supplier.

Tujuan dari aspek ini adalah melaksanakan komisioning pada bangunan

yang meliputi item-item tertentu yang antara lain :

a. Sistem tata udara yaitu berupa :

a) Mesin utama

b) Tower-pompa

c) AHU(hanya main supply pada saat dinyalakan)

d) Power (meliputi voltage drop, phase balance, infrared yang hanya di

panel grounding)

b. Sistem tata cahaya dalam lux

Nilai maksimum yang dapat dimiliki apabila aspek ini terpenuhi adalah 3.

Tolak ukur aspek ini adalah :

a) Melakukan prosedur testing commissioning sesuai dengan petunjuk

GBCI, termasuk training dengan baik dan benar agar peralatan/sistem

berfungsi dan menunjukkan kinerja sesuai dengan perencanaan dan

acuan. (2 Poin)

b) Desain serta spesifikasi teknis harus lengkap di saat konstruksi

melaksanakan pemasangan seluruh measuring adjusting instruments. (1

Poin)

Kelengkapan dokumen yang akan dinilai dalam aspek ini adalah :

Tolak ukur 1 :

a) Salinan jadwal komisioning, termasuk nama penanggung jawab, pelaksana

komisioning, dan pengawas

b) Surat pernyataan yang ditandatangani oleh kontraktor bahwa akan tunduk

atas prosedur dan ketentuan komisioning

c) Laporan pelaksanaan komisioning berupa check list formulir

ditandatangani penanggung jawab, pelaksana komisioning, dan pengawas

yang diketahui project manager dan manajemen konstruksi (MK) bila ada.

d) Laporan hasil komisioning antara lain berisi :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 51: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

38

Universitas Indonesia

(a) Perhitungan unjuk kerja peralatan untuk membuktikan kesesuaian

unjuk kerja peralatan yang terpasang dengan yang direncanakan

(b) Gambar mekanikal elektrikal (ME) yang akan dikomisioning

(c) Gambar diagram detail pemasanagan peralatan beserta aksesori

sehingga terlihat measuring dan adjusting instruments

(d) Buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan

Tolak Ukur 2 :

a) Gambar mekanikal elektrikal yang menunjukkan instalasi alat-alat ukur

dan adjustment

b) Spesifikasi peralatan ukur dan adjustment

c) Foto peralatan ukur dan adjustment

2.3.6 Submission Green Building Implementation Data for Database

(Penyerahan Data Implementasi Green Building untuk Database)

Lemahnya database merupakan bagian dari kurangnya kesadaran atas

pentingnya riset dan pengembangan. Keadaan ini menyebabkan rendahnya inovasi

di bidang indutri dalam negeri. Terbangunnya suatu pusat data yang terpercaya

diharapkan dapat mendorong adanya inovasi dan peningkatan kinerja yang

signifikan dan berkesinambungan.

Oleh sebab itu, diperlukan upaya-upaya yang dapat mendorong hal

tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui implementasi aspek-aspek ramah

lingkungan dari setiap gedung. Hal tersebut dapat memperkaya databse mengenai

gedung-gedung di Indonesia, yang dapat digunakan sebagai kepentingan ilmiah,

seperti penelitian, bahkan kepentingan pihak pembuat kebijakan agar dalam

penyusunan peraturan dapat merespons kondisir riil di Indonesia.

Tujuan dari aspek kelima ini adalah untuk melengkapi database

implementasi Green Building di Indonesia untuk mempertaham standar-standar

dan bahan penelitian. Nilai maksimum yang dapat dicapai apabila terpenuhinya

aspek ini adalah 2. Namun, terdapat pengecualian aspek ini tidak perlu dipenuhi,

yaitu :

Apartemen, tidak termasuk unitnya.

Rumah sakit, mal, dan hotel, tidak termasuk laundry dan F &B.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 52: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

39

Universitas Indonesia

Perkantoran, tidak termasuk data centre.

Tolak ukur dalam aspek ini adalah :

Menyerahkan data implementasi Green Building sesuai dengan form dari

GBCI, yang merupakan prasyarat untuk mendaftarkan diri dalam rating

kategori

Memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan menyerahkan data

implementasi Green Building dari bangunannya dalam waktu 12 bulan

setelah tanggal sertifikasi kepada GBCI dan suatu pusat data energi Indonesia

yang akan ditentukan kemudian. GBCI-Indonesia akan menjaga kerahasiaan

sumber data dan tidak akan menyebarluaskan kepada pihak lain.

Kelengkapan dokumen yang akan dinilai dalam aspek ini adalah :

a. Perhitungan persentase kenaikan investasi pembangunan gedung Green

Building terhadap pembangunan gedung konvensional.

b. Surat pernyataan yang ditandatangani pemilik gedung untuk menyerahkan

data implementasi kepada GBCI, yang berupa :

a) Konsumsi energi setiap tahun (dalam satuan kWh/m2.tahun), yang

meliputi :

(a) IKE Total,

(b) IKE untuk sistem tata udara,

(c) IKE listrik untuk sistem tata cahaya dan kotak kontak, dan

(d) IKE listrik untuk sistem lainnya

b) Konsumsi air dari sumber air primer (PDAM dan air tanah) selama

satu tahun

c) Konsumsi air dari sumber alternatif selama satu tahun

d) Volume sampah organik selama satu tahun

e) Volume sampah anorganik selama satu tahun.

2.3.7 Fit-Out Agreement (Kesepakatan Penyerahan Gedung)

Informasi sebagai acuan saat fitting out area yang disewakan oleh para

penyewa dalam aplikasi prinsip Green Building belum tersosialisasi. Hal ini

menyebabkan persepsi yang berbeda-beda pada penyewa. Untuk itu pihak

manajemen perlu memiliki standar yang digunakan untuk mengedukasi tenant dan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 53: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

40

Universitas Indonesia

pengguna gedung. Definisi tenant sendiri adalah pihak yang menyewa suatu

bagian dari property. Kata tenant awal mulanya berasal dari istilah "tenure" di

Inggris kuno. Tenure adalah "landlord" atau tuan tanah yang menguasai dan

mengelola lahan-lahan untuk keperluan pertanian.

Tujuan dari penerapan aspek keenam ini adalah untuk

mengimplementasikan prinsip Green Building saat fit out gedung dan menjaga

kinerja bangunan agar tetap optimal dalam penerapannya. Nilai maksimum yang

dicapai dari penerapan aspek ini adalah 1. Terdapat pengecualian dalam aspek ini,

yaitu untuk perkantoran yang tidak disewakan, rumah sakit, hotel, dan apartemen

yang tidak berlaku.

Tolak ukur dalam aspek ini adalah memiliki surat perjanjian dengan

penyewa gedung atau tenant, yang terdiri atas :

Menggunakan kayu yang bersertifikat(certified wood)

Mengikuti training yang akan dilakukan oleh manajemen bangunan

Terdapat rencana manajemen indoor air quality setelah konstruksi, dan

implementasi ditandatanganinya surat perjanjian ini merupakan prasyarat

dalam rating kategori gedung terbangun.

Certified Wood bertujuan menggunakan bahan baku kayu yang dapat

dipertanggungjawabkan asal usulnya untuk melindungi kelestarian hutan. Kayu

yang bersertifikat ini juga prasyarat jika ingin mengekspor kayu ke luar negeri. Di

Indonesia terdapat lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) yang melaksanakan proses

akreditasi terhadap lembaga sertifikasi yang akan mengoperasikan sistem

sertifikasi di lapangan, lembaga pelatihan, dan sertifikasi personal. LEI ini yang

akan mensertifikasi bahan kayu yang sah dan terbebas dari perdagangan kayu

ilegal. Dengan mengantongi sertifikat ini, artinya kayu yang dimiliki bukan kayu

ilegal atau bukan dari hasil illegal logging.

Training yang akan dilakukan oleh manajemen bangunan pada dasarnya

wajib diadakan guna mengedukasi pengguna gedung agar mengerti serta mampu

mengimplementasikan prinsip-prinsip gedung sesuai kriteria Green Building yang

berlaku. Dengan adanya training ini, diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam

penggunaan gedung misalnya suhu yang terlalu rendah, lampu dinyalakan

melebihi jam kerja, dll.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 54: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

41

Universitas Indonesia

Kelengkapan dokumen yang akan dinilai dalam aspek ini adalah :

Surat pernyataan yang ditandatangani pemilik gedung untuk memasukkan

klausul yang tersebut dalam tolak ukur

Salinan surat perjanjian dengan tenant yang menyebutkan klausul yang

bersangkutan.

2.3.8 Occupant Survey (Survey Penghuni)

Salah satu perhatian dari prinsip keberlanjutan adalah kenyamanan

manusia. Dalam rating ini, didorong suatu tindakan survey untuk mengetahui

kenyamanan termal pengguna gedung. Jika memungkinkan, maka akan diadakan

penghematan energi. Penelitian mengenai kenyamanan termal bangunan modern

kini menjadi trend dalam rangka menciptakan bangunan modern hemat energi.

Salah satu standar yang sudah dibuat adalah standar ASHRAE 55-2005, yang

mengacu pada standar 4 musim. Berbeda dengan Indonesia yang hanya memiliki

2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau.

Kenyamanan termal ialah suatu kondisi dimana kita akan merasa nyaman

secara termal, yaitu tidak kepanasan atau kedinginan didalam suatu ruangan

tertentu. Kenyaman termal berfungsi sebagai salah satu faktor yang dapat

meningkatkan performa seseorang untuk bekerja. Untuk menciptakan

kenyamanan termal di suatu tempat tertentu, kondisi-kondisi lingkungan di suatu

tempat akan dirancang kondisi termalnya harus diketahui terlebih dahulu. Standar

kenyamanan termal yang akan kita rancang juga harus ditetapkan terlebih dahulu

guna mencapai hasil yang maksimal.

Salah satu pendekatan survey yang digunakan, yang terkait dengan

kenyamanan termal, adalah pendekatan adaptif. Pendekatan adaptif menggunakan

responden penghuni bangunan yang telah beradaptasi dengan kondisi iklim

sekitar. Premis utama model adaptif adalah bahwa penghuni bangunan tidak

dianggap sebagai penerima pasif lingkungan termal, tetapi sebaliknya memiliki

peran penting dalam menciptakan kondisi yang disukai terkait dengan lingkungan

termalnya, dengan tiga jenis adaptasi, yakni pengaturan perilaku, fisiologis, dan

psikologis (Brager and Dear, 2001)[36].

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 55: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

42

Universitas Indonesia

Tujuan adanya aspek ini adalah untuk mengukur kenyamanan pengguna

gedung melalui survey yang baku terhadap pengaruh desain dan sistem

pengoperasian gedung. Nilai maksimum yang dapat dicapai dalam pencapaian

aspek ini adalah 2. Terdapat pengecualian penerapan aspek ini, diantaranya

adalah:

Pusat Perbelanjaan responden survey tidak termasuk building maintenance

staff.

Rumah sakit responden survey tidak termasuk staf administrasi, tenaga

kesehatan, dan dokter tetap.

Hotel dan apartemen responden survey tidak termasuk staf.

Tolak ukur dalam aspek ini adalah memberi pernyataan bahwa pemilik

gedung akan mengadakan survey suhu dan kelembaban paling lambat 12 bulan

setelah tanggal sertifikasi. Apabila hasilnya minimal 20% responden menyatakan

ketidaknyamanannya, maka pemilik gedung setuju untuk melakukan perbaikan

selambat-lambatnya 6 bulan setelah pelaporan hasil survey. Penyerahan data ini

merupakan prasyarat untuk mendaftarkan diri dalam rating kategori existing

building.

2.4 Perbedaan Biaya Dalam Proyek Green Building

2.4.1 Penyusunan Biaya Proyek

Biaya adalah pengeluaran untuk pelaksanaan proyek, operasi, serta

pemeliharaan instalasi hasil proyek (Soeharto, Iman. 1999)[37]. Salah satu tahap

terpenting dalam menyusun biaya proyek atau cost budgeting adalah proses

estimasi biaya. Dysert, Larry R.[38] mengungkapkan bahwa estimasi biaya

merupakan sebuah prediksi terhadap biaya yang akan dibutuhkan dari sebuah

proyek berdasarkan data dan lingkup proyek yang diberikan yang akan

dilaksanakan pada sebuah lokasi dan waktu yang telah ditetapkan. Dalam sebuah

estimasi biaya terdapat identifikasi dan pertimbangan dalam memperkirakan

beberapa alternatif biaya untuk memulai dan menyelesaikan proyek. Jumlah biaya

yang akan dikeluarkan dan risiko harus dapat dipertimbangkan, misalnya seperti

membuat keputusan untuk membeli suatu barang atau hanya dengan menyewanya

saja untuk keperluan proyek. Biaya yang disusun akan memperhitungkan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 56: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

43

Universitas Indonesia

keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah proyek, termasuk tenaga

kerja, material, peralatan, jasa, dan fasilitas serta beberapa kategori spesial seperti

faktor inflasi atau biaya contingency. Estimasi biaya merupakan penilaian

kuantitatif yang mendekati untuk kebutuhan sumber daya dalam proyek. Dilihat

dari kelengkapan datanya dan terhadap tahapan proyek, maka estimasi biaya dapat

dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Preliminary Estimate

Merupakan estimasi biaya pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, desain

proyek belum ada, hanya ada dalam bentuk gagasan, Estimasi biaya

diberikan untuk keperluan studi kelayakan. Estimasi dihitung secara kasar

berdasarkan informasi harga dari proyek sejenis per satuan kapasitas

produksi atau per satuan fungsinya atau per satuan luasnya.

b. Semi Detail Estimate

Estimasi ini ada pada tahap conceptual engineering. Estimasi ini ada pada

tahap conceptual engineering. Estimasi biaya sudah dapat dihitung secara

detail karena basic design proyek sudah ada. Hasil estimasi biaya pada tahap

ini dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menyiapkan dana

yang diperlukan bagi proyek tersebut, oleh karena itu sering juga disebut

sebagai budget estimate bagi owner

c. Definitive Estimate

Estimasi ini ada pada tahap detailed engineering, dimana semua informasi

yang diperlukan untuk pelaksanaan sudah lengkap. Estimasi biaya sudah

dapat dihitung secara detail karena construction drawing sudah ada.

Beberapa hal dipertimbangkan dalam estimasi ini antara lain metode

konstruksi, kondisi lokasi proyek, preliminary work yang akan dilakukan,

penggunaan sumber daya tenaga, alat dan material serta subkontraktor

sesuai spesifikasi yang ada serta waktu pelaksanaan proyek.

Secara detail, proses penyusunan anggaran biaya proyek sebelum tahap

pelaksanaan dapat digambarkan seperti ini :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 57: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

44

Universitas Indonesia

Gambar 2.4. Proses Penyusunan Anggaran Biaya

Sumber : Eddy Subiyanto, Kuliah Metode Konstruksi 2010 & Hasil Olahan

Dalam PMBOK disebutkan estimasi biaya adalah prediksi berdasarkan

informasi yang diketahui pada waktu tertentu. Trade-off biaya dan risiko harus

dipertimbangkan, seperti membuat atau membeli, membeli atau menyewa, dan

alokasi sumber daya untuk mendapatkan biaya yang proyek optimal.

Estimasi biaya harus direvisi selama masa perencanaan proyek,

sepanjang terdapat tambahan informasi-informasi. Akurasi dari estimasi biaya

proyek akan membaik sepanjang kemajuan pada siklus proyek. Maka, proses

penyusunan estimasi biaya merupakan proses iterative dari fase ke fase.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 58: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

45

Universitas Indonesia

Gambar 2.5. Input, Tools & Techniques, dan Output Estimasi Biaya

Sumber: PMBOK 2008

Gambar 2.6 Aliran data Dalam Proses Penyusunan Estimasi Biaya

Sumber: PMBOK 2008

Dalam tahap melakukan manajemen proyek jenis apapun, hal mendasar

yang harus dimiliki adalah kumpulan pekerjaan dan tujuan yang ingin dicapai agar

sukses dalam menjalankan proyek tersebut. Elemen utama ketika memasuki tahap

manapun dalam manajemen proyek adalah cost budgeting. Untuk membuat

perencanaan cost budgeting yang efektif, biaya total dari keseluruhan proyek

harus ditetapkan. Untuk mencapai ini, setiap bagian dari proyek harus dianalisa

dan diberikan estimasi biaya masing-masing. Penjumlahan total dari biaya

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 59: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

46

Universitas Indonesia

taksiran, baik itu biaya kegiatan maupun dalam paket pekerjaan, dikombinasikan

untuk menghasilkan sebuah parameter yang berfungsi sebagai petunjuk kerja

untuk budgeting. Biaya inilah yang nantinya akan dibagikan berdasarkan

kebutuhan dari proyek tersebut. Hal ini akan memastikan bahwa target budget

akan terpenuhi dengan akurat.

A guide to the project management body of knowledge (PMBOK GUIDE)

fourth edition, 2008[39], menyatakan cost budgeting adalah proses pengumpulan

atau penjumlah untuk perkiraan biaya pada suatu jenis kegiatan atau paket

pekerjaan untuk mendapatkan harga dasar yang sesungguhnya. Masukan, alat dan

teknik hingga hasil dari proses cost budgeting seperti di bawah ini:

Gambar 2.7. Proses Cost Budgeting

Sumber : PMBOK 2008

2.4.2 Hal yang Membedakan Biaya dalam Proyek Green Building

Dalam sebuah proyek konstruksi, tidak jarang terjadi proses perubahan

kontrak (Contract Change Order /CCO). Change order adalah usulan perubahan

secara tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk mengubah beberapa kondisi

dari dokumen kontrak awal seperti menambah, mengurangi pekerjaan, adanya

perubahan ini dapat menubah spesifikasi biaya kontrak dan jadwal pembayaran,

jadwal proyek. Contract Change Order bisa didefinisikan sebagai modifikasi dari

original contract , atau dapat pula didefinisikan sebagai sebuah perjanjian yang

ditandatangani oleh kontraktor, arsitek dan pemiliki setelah kontrak awal dibuat,

kemudian dimodifikasi beberapa lingkup pekerjaannya yang menyesuaikan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 60: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

47

Universitas Indonesia

terhadap biaya dan waktu. (Schaufalberg & Holm, 2002)[40]. Menurut Fisk

(2006), Contract Change Order merupakan surat kesepakatan antara pemilik dan

kontraktor untuk mengaskan adanya revisi rencana dan jumlah kompensasi biaya

kepada kontraktor yang terjadi pada saat proses konstruiksi berlangsung, setelah

penandatanganan kontrak kerja antara pemilik dan kontraktor.

Dari semua pendapat yang didefinisikan tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa change order merupakan persetujuan tertulis yang

ditandatangani oleh pemilik, kontraktor dan juga perencana untuk memodifikasi

atau memberikan perubahan pada pekerjaan yang telah diatur dalam dokumen

kontrak dimana perubahan tersebut dapat dipertimbangkan sehingga

mengakibatkan adanya penyesuaian terhadap biaya dan waktu pekerjaan. Menurut

Fisk (2006), tujuan dari adanya change order adalah[41]:

Untuk mengubah rencana kontrak dengan adanya metode khusus dalam

pembayaran

Untuk mengubah spesifikasi pekerjaan, termasuk perubahan pembayaran

dan waktu dari kontrak sebelumnya

Untuk persetujuan tambahan pekerjaan baru, dalam hal ini termasuk

pembayaran dan perubahan dalam kontrak.

Untuk tujuan administrasi, dalam menetapkan metode pembayaran kerja

ekstra maupun penambahannya.

Untuk mengikuti penyesuaian terhadap harga satuan kontrak bila ada

perubahan spesifikasi

Untuk pengajuan pengurangan biaya insentif proposal ada perubahan

proposal value engineering.

Untuk menyesuaikan jadwal proyek akbat adanya perubahan

Untuk menghindari perselisihan antara pihak kontraktor dan pemilik.

Perubahan dalam suatu proses konstruksi baiknya dilakukan pada saat

tahap perencanaan ataupun pada saat studi kelayakan. Hal ini dilakukan agar

perubahan (efek) yang dihasilkan terhadap biaya menjadi lebih kecil. Hal ini dapat

digambarkan melalui gambar dibawah ini:

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 61: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

48

Universitas Indonesia

Gambar 2.8. Hubungan antara biaya dengan proses konstruksi

Sumber : Construction Project Cost Management

Konsep Bangunan hijau adalah bangunan dimana di dalam perencanaan,

pembangunan, pengoperasian serta dalam pemeliharaannya memperhatikan

aspek–aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi pengunaan sumber daya

alam, menjaga mutu baik bangunan maupun mutu dari kualitas udara di dalam

ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berdasarkan

kaidah pembangunan berkelanjutan. Suatu bangunan dapat disebut sudah

menerapkan konsep bangunan hijau apabila berhasil melalui suatu proses evaluasi

yang berupa sistem rating untuk mendapatkan sertifikasi bangunan hijau. Untuk

menerapkan segala konsep tersebut, tentunya dibutuhkan biaya yang besarnya

berbeda-beda tergantung dari aspek yang ingin dipenuhi. Masing-masing aspek

memiliki sub kategori masing-masing, dan sub kategori tersebut juga memiliki

tolak ukur yang dalam penerapannya memungkinkan akan terjadinya penambahan

biaya.

Perubahan dalam pengerjaan proyek Green Building dapat terjadi sesuai

dengan ajuan dari kontraktor maupun permintaan owner yang mengininkan

bangunan tersebut menjadi sebuah Green Building. Fokusan dalam penelitian ini

adalah aspek building environmental management, yang dilihat pengaruh

penerapannya dari setiap sub kategori pada sebuah Green Building. Seperti dalam

sub kategori advance waste management, penerapannya dalam sebuah Green

Building dapat menambah biaya konstruksi akibat pembuatan instalasi

pengomposan limbah di area tapak bangunan. Selain itu, seperti dalam aspek GP

as a member of design team maka kita harus sudah melibatkan seorang GP mulai

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 62: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

49

Universitas Indonesia

dari tahap perencanaan desain hingga tahap pendaftaran sertifikasi, yang bertujuan

untuk mengarahkan konstruksi bangunan agar lebih mudah mendapatkan

sertifikasi, yang tentunya membutuhkan biaya tersendiri untuk keterlibatan GP

tersebut.

Penerapan aspek – aspek yang harus dipenuhi dalam Green Building

apabila dibandingkan dengan suatu bangunan yang non Green Building , dapat

saja menambah biaya konstruksi. Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai

faktor apa saja dalam aspek Building Environmental Management yang

mempengaruhi biaya konstruksi Green Building.

Aspek Building Environmental Management (BEM) yang terdapat pada

greenship ini berpengaruh pada biaya proyek yang dihasilkan dengan rincian:

a. Basic Waste Facility

Target : Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan

mengumpulkan sampah sejenis sampah rumah tangga berdasarkan jenis organik

dan anorganik.

Metode :

a) Menganalisa gambar tapak yang menunjukkan lokasi fasilitas pemilahan

sampah

b) Menganalisa gambar detil fasilitas pemilahan sampah

c) Menganalisa foto fasilitas pemilahan sampah yang memperlihatkan adanya

labelisasi jenis sampah organik dan anorganik.

b. GP as a Member of Design Team

Target : Melibatkan seorang GP sejak tahap desain Green Building.

Metode :

a) Memastikan daftar nama GP yang terlibat dalam proyek dan spesialisasi

keahliannya

b) Memastikan daftar hadir GP selama proyek berlangsung, yang diketahui

oleh penanggung jawab proyek bersangkutan

c) Menganalisa daftar hadir rapat koordinasi selama proyek berlangsung

c. Pollution of Construction Activity

Target : Mengurangi pengurangan sampah yang dibawa ke TPA dan

polusi dari proses konstruksi.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 63: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

50

Universitas Indonesia

Metode :

a) Mengambil foto area pemilahan sampah konstruksi

b) Memastikan adanya dokumen dari pihak kontraktor utama mengenai

catatan pemilahan sampah

c) Memastikan adanya surat pernyataan kerjasama antara pihak kontraktor

utama dan pihak ketiga untuk sampah konstruksi yang bisa didaur ulang

d) Menganalisa gambar diagram pihak kontraktor utama yang menunjukkan

upaya pengendalian kualitas air yang berasal dari aktivitas konstruksi ke

saluran drainase kota.

e) Mengambil foto mengenai pengendalian kualitas air yang berasal dari

aktivitas konstruksi.

d. Advance Waste Management

Target : Mendorong manajemen kebersihan dan sampah secara terpadu

sehingga mengurangi beban TPA

Metode :

a) Menganalisa gambar rencana tapak yang menggambarkan lokasi fasilitas

pengomposan

b) Menganalisa gambar detail fasilitas pengomposan

c) Mengambil foto fasilitas pengumposan

d) Memastikan adanya surat pernyataan kerjasama pihak pemilik gedung

sebagai wakil dari pengelola gedung dengan pihak ketiga yang akan

melakukan pengolaan sampah

e. Proper Comissioning

Target : Melaksanakan komisioning pada bangunan yang meliputi

item-item tertentu

Metode :

a) Menganalisa salinan jadwal komisioning, termasuk nama penanggung

jawab, pelaksana komisioning, dan pengawas

b) Memastikan adanya surat pernyataan yang ditandatangani oleh kontraktor

bahwa akan tunduk atas prosedur dan ketentuan komisioning

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 64: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

51

Universitas Indonesia

c) Menganalisa laporan pelaksanaan komisioning berupa check list formulir

ditandatangani penanggung jawab, pelaksana komisioning, dan pengawas

yang diketahui project manager dan MK bila ada

d) Menganalisa laporan hasil komisioning

e) Menganalisa gambar mekanikal elektrikal yang menunjukkan instalasi

alat-alat ukur dan adjustment

f) Menganalisa spesifikasi peralatan ukur dan adjustment

g) Mengambil foto peralatan ukur dan adjustment

f. Submission Green Building Implementation Data for Database

Target : Menyerahkan data implementasi Green Building kepada GBCI

Metode :

a) Menganalisa perhitungan persentase kenaikan investasi pembangunan

gedung Green Building terhadap pembangunan gedung konvensional

b) Menganalisa surat pernyataan yang ditandatangani pemilik gedung untuk

menyerahkan data implementasi kepada GBCI, yang berupa konsumsi

energi, air, dan sampah selama satu tahun

c) Menggunakan alat pengganti udara pada ruangan, misalnya hexox fan

g. Fit-Out Agreement

Target :Mengimplementasikan prinsip Green Building saat fit-out gedung

Metode :

a) Memastikan adanya surat pernyataan yang ditandatangani pemilik gedung

untuk memasukkan klausul mengenai penggunaan kayu bersertifikat,

adanya training oleh manajemen bangunan, dan adanya rencana Indoor Air

Quality (IAQ) setelah konstruksi dalam tolak ukur

b) Memastikan adanya salinan surat perjanjian dengan tenant yang

menyebutkan klausul yang bersangkutan

h. Occupant Survey

Target : Pemilik gedung setuju untuk mengadakan survey suhu dan

kelembaban paling lambat 12 bulan setelah tanggal sertifikasi

Metode :

a) Memastikan adanya surat pernyataan yang ditandatangani oleh pemilik

gedung bahwa akan mengadakan survey kenyamanan setiap tahun

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 65: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

52

Universitas Indonesia

Setelah melaksanakan metode yang digunakan pada setiap aspek,

didapatkan perbandingan biaya gedung yang menggunakan Green Building

dengan gedung konvensional. Hasil didapatkan kemudian di rangkum dengan

menggunakan tabel seperti dibawah ini :

Tabel 2.3. Perbedaan Biaya Konstruksi Non-Green dan Green Building

No Aspek Sub variabel Biaya Konstruksi ∆ Cost %

Non Green Building Green Building 1

Prasyarat BEM

Item pekerjaan 1 Item pekerjaan 2

2

BEM-1

Item pekerjaan 1 Item pekerjaan 2

3

BEM-2

Item pekerjaan 1 Item pekerjaan 2

4

BEM-3

Item pekerjaan 1 Item pekerjaan 2

5

BEM-4

Item pekerjaan 1 Item pekerjaan 2

6

BEM-5

Item pekerjaan 1 Item pekerjaan 2

7

BEM-6

Item pekerjaan 1 Item pekerjaan 2

8

BEM-7

Item pekerjaan 1 Item pekerjaan 2

Sumber : Olahan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 66: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

53

Universitas Indonesia

Berdasarkan data dari proyek sebelumnya yaitu proyek Green Building di

Subang, terdapat perbedaan harga yang signifikan yang dapat dijadikan acuan

penelitian.

Tabel 2.4. Data Proyek Green Building di Subang

No Kode rating Teknologi Green

Building yang teraplikasi

Konvensional RAB Tambah %

(prosentase)

1 ASD-3

Fasilitas Jalur Pedesrtian Rp - Rp. 724.804.338 1.64

2 ASD-4

Parkir sepeda dan shower Rp- Rp. 17.400.000 0.04

3 EEC-1

Stopsol dan ceramic glass Rp. 560.022.224 Rp. 902.430.513 0.77

4 EEC-1

AC sistem Water Control

Rp. 1.042.413.080 Rp. 2.088.000.000 2.36

5 EEC-2

Lux dan Motion Sensor Rp - Rp. 612.304.000 1.38

6 WAC-3 Water Recycling Rp. 288.643.200 Rp. 568.127.313 0.63

7 WAC-6

Sensor dan Control Irigasi Rp. - Rp. 550.000.000 1.24

8 MRC-2

Penggunaan material daur ulang

RP. 2.513.236.138 Rp. 4.526.490.549 4.55

9 MRC-4

Kayu bersertifikat legal dan FSC Rp. 179.152.584 Rp. 338.196.839 0.36

10 IHC-1 CO2 Monitoring Rp. - Rp. 184.800.000 0.42

Biaya Total Material

Sumber : Olahan

Dari tabel diatas, terlihat proyek tersebut tidak mengaplikasikan aspek

BEM secara langsung, namun aspek BEM-4 yaitu Proper Comissioning

sebenarnya diaplikasikan dan biayanya digabung dengan poin nomor 4 (EEC 1),

dengan penambahan biaya RAB sebesar Rp 225.000.000,00.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 67: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

54

Universitas Indonesia

2.5 Kerangka Berpikir dan Hipotesa

2.5.1 Kerangka Berpikir

Guna menguraikan rumusan masalah dan untuk mendapatkan kesimpulan

yang bermanfaat, penulis berusaha menarik rumusan masalah dalam bentuk

pertanyaan, pertanyaan ini menggambarkan variabel yang akan diteliti. Untuk

memperdalam konsep dan teori dari masing-masing variabel dan untuk

mendapatkan sub-sub variabel hingga indikatornya, berbagai sumber pustaka

dikaji dengan seksama. Sementara hipotesa adalah hasil dari kajian pustaka yang

menjadi kesimpulan sementara dari penelitian ini. Penentuan metode penelitian

menjadi bagian utama yang sangat berpengaruh terhadap proses penelitian yang

akan dilakukan. Kemudian seluruh bahan yang akan dijadikan variabel penelitian

dikonsultasikan ke pakar untuk mengetahui detail dari setiap komponen variabel.

Kesimpulan penelitian akan diambil dari pengolahan data dan studi kasus yang

dilakukan. Alur kerangka berpikir pada penelitian ini terlihat pada gambar

dibawah ini :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 68: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

55

Universitas Indonesia

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir

Sumber : Olahan Sendiri

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 69: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

56

Universitas Indonesia

2.5.2 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari literatur, diperoleh bahwa

penerapan konsep Green Building pada bangunan akan menambah biaya

konstruksi. Dalam aspek Building Environmental Management sendiri,

penambahan biaya yang terjadi adalah pada proses comissioning yang terdapat

pada aspek BEM-4. Kenaikan biaya yang dihasilkan adalah sebesar 0,508%

secara keseluruhan. Sehingga dapat disimpulkan sementara bahwa “Penerapan

aspek BEM-4 yaitu Proper Comissioning dalam Green Building dapat

meningkatkan biaya konstruksi.”

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 70: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

57 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian yang menjelaskan

tentang kerangka berpikir, akan dijelaskan masalah utama penelitian beserta

langkah-langkah dan metode penelitian yang akan dilakukan hingga alat ukur

yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian.

3.2 Pemilihan Strategi Penelitian

Dalam menentukan strategi penelitian perlu dipertimbangkan tiga hal,

yaitu jenis pertanyaan yang akan digunakan, kendala terhadap peristiwa yang akan

diteliti dan fokus terhadap peristiwa yang sedang atau baru diselesaikan. Adapun

jenis metode penelitian dapat dilihat berdasarkan tabel strategi penelitian untuk

masing-masing situasi :

Tabel 3.1. Strategi penelitian

Strategi Jenis pertanyaan yang

digunakan

Kendali terhadap

peristiwa yang

diteliti

Fokus terhadap

peristiwa yang

sedang berjalan /

baru diselesaikan

Eksperimen Bagaimana, mengapa Ya Ya

Survey Siapa, apa, dimana, berapa

banyak, berapa besar Tidak Ya

Analisa

Arsip

Siapa, apa, dimana, berapa

banyak, berapa besar, Tidak ya / tidak

Sejarah Bagaimana, mengapa Tidak Tidak

Studi kasus Bagaimana, mengapa Tidak Ya

Sumber : Yin, (2002)

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 71: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

58

Universitas Indonesia

Perbandingan biaya pada aspek BEM proyek Green Building dengan

konvesional, melahirkan pertanyaan “apa dan berapa besar “ pada bab I sehingga

penulis menggunakan strategi survey, sedangkan pengambilan dan analisa data

diambil berdasarkan studi kasus di proyek Y. Tujuan survey ini adalah untuk

mengetahui dan memastikan faktor apa saja pada aspek BEM yang mempengaruhi

kinerja biaya konstruksi dan seberapa besar pengaruhnya. Metode survey yang

digunakan adalah dengan metode pengumpulan data dari sebuah populasi dengan

cara membagi daftar pertanyaan yang disampaikan.

3.3 Proses Penelitian

Langkah-langkah proses penelitian adalah sebagai berikut:

a. Survey pendahuluan

Penulis melakukan survey pendahuluan terhadap berbagai literature yang ada,

proyek konstruksi dan konsultasi dengan pembimbing. Survey yang

dilakukan bersifat umum untuk permasalahan yang ditemukan

b. Identifikasi masalah

Setelah melakukan proses survey, penulis mengidentifikasi masalah yang

ditemukan. Identifikasi masalah ini kemudian dijadikan topik permasalahan

khusus yang akan dibahas lebih spesifik dan mendalam

c. Penetapan topik

Penetapan topik yang dibahas adalah topik atau kajian khusus yang akan

dibahas secara mendalam. Dalam penelitian kali ini, penulis mengkaji

pengaruh aspek Building Environmental Management terhadap kinerja biaya

proyek pada Green Building.

d. Penentuan tujuan

Penentuan tujuan dari penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah yang

akan dikaji. Hasil atau tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor apa sajakah pada aspek BEM yang mempengaruhi kinerja biaya

konstruksi pada Green Building dan seberapa besarkah pengaruh aspek

tersebut terhadap kinerja biaya konstruksi Green Building.

e. Persetujuan pembimbing

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 72: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

59

Universitas Indonesia

Penetapan topik dan tujuan harus disetujui oleh pembimbing. Apabila topik

belum diterima, maka penulis harus memulai kembali rancangan penelitian,

namun apabila telah disetujui penulis melanjutkan penulisan.

f. Pengumpulan data

Pada studi kasus kali ini, data-data sekunder yang dibutuhkan adalah :

a) Gambaran umum proyek

b) Data umum dan teknis proyek

c) Gambar kerja proyek

d) Biaya proyek

g. Pelakasanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian adalah studi kasus di proyek Y oleh PT X dan study

referensi proyek pembangunan yang sejenis, mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan dan melakukan pengolahan data

h. Pengolahan data

Data-data yang diolah adalah data pekerjaan atau penggunaan material yang

berhubungan dengan aspek BEM pada GREENSHIP.

i. Analisa data

Dari data yang didapatkan, dianalisa perbedaan biaya yang dihasilkan oleh

design konvensional dengan design green yang diterapkan pada proyek yang

diakibatkan oleh adanya penerapan aspek BEM. Hal ini kemudian

dikomparasi dengan menggunakan tabel.

j. Kesimpulan

Setelah mendapatkan data yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan dari

tujuan penelitian.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono[42], variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat,

gejala atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti untuk dapat ditarik

kesimpulannya. Variabel pada penelitian kali ini adalah variabel bebas yakni

didapat dari tiap kategori dan subkategori dalam aspek Building Environmental

Management pada green building sesuai dengan pedoman dari greenship v.1.0

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 73: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

60

Universitas Indonesia

Green Building Council Indonesia, yang nantinya akan mempengaruhi (menjadi

sebab) dari perubahan atau timbulnya perubahan terhadap biaya konstruksi suatu

bangunan gedung apabila dibandingkan dengan konvensional building. Sementara

untuk indikatornya, diperoleh dari berbagai referensi seperti yang tertera pada

tabel 3.2 berikut ini:

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 74: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

61

Universitas Indonesia

Tabel 3.2. Variabel Penelitian BEM

Variabel Sub Variabel indikator Referensi

X1. Basic Waste Facility

X1.1 Adanya instalasi untuk memilah sampah

berdasarkan organik dan anorganik tersedianya tempat sampah organik greenship-GBCI

tersedianya tempat sampah anorganik greenship-GBCI

X2. GP as a Member of Design

Team X2.1

Melibatkan seorang GP sejak tahap desain dan sebelum pendaftaran sertifikasi

membayar team GP dalam proses sertifikasi

pengalaman

GP mendampingi tim desain yang terintegrasi dalam optimasi desain dan

proses konstruksi

Techno Konstruksi, September

2011

X3. Pollution of Construction

Activity

X3.1 Memiliki rencana manajemen limbah

padat

menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem pencatatan

greenship-GBCI

Perencanaan pengurangan/penggunaan waste beton dan besi beton

PP Guideline

X3.2 Memiliki rencana manajemen limbah cair menjaga kualitas seluruh air yang

timbul dari aktivitas konstruksi greenship-GBCI

X4. Advance Waste Management

X4.1 Adanya instalasi pengomposan limbah

organik di lokasi tapak bangunan Foto dan denah instalasi pengomposan

limbah organik greenship-GBCI

X5. Proper Comissioning

X5.1 Melakukan testing komissioning sesuai

petunjuk GBCI

mentraining pihak manajemen bangunan dengan baik dan benar

greenship-GBCI

Laporan pelaksanaan komissioning greenship-GBCI

Menggunakan measuring adjusting instruments sesuai standar GBCI

Pengalaman/Juklak PU

Membayar comissioning yang dilakukan oleh pihak ketiga

pengalaman

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 75: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

62

Universitas Indonesia

Tabel 3.2 (sambungan)

Variabel Sub Variabel indikator Referensi

X5.2

Desain & Spesifikasi Teknis harus lengkap saat pemasangan Measuring Adjusting

Instruments

Adanya Gambar mekanikal elektrikal yang menunjukkan instalasi alat-alat

ukur dan adjustment greenship-GBCI

Spesifikasi peralatan ukur dan adjustment

greenship-GBCI

X6. Submission Green Building

Implementation Data for

Database

X6.1 Menyerahkan data implementasi Green

Building sesuai dengan form GBCI

Adanya Perhitungan persentase kenaikan investasi Green Building terhadap pembangunan gedung

konvensional

greenship-GBCI

X6.2

Surat Pernyataan pemilik gedung akan menyerahkan data implementasi Green

Buildingnya paling lambat 12 bulan setelah sertifikasi

Adanya surat pernyataan yang berisi tentang data implementasi volume sampah,konsumsi air, dan konsumsi

energi

greenship-GBCI

X7. Fit-Out Agreement

X7.1 Surat perjanjian dengan tenant

menggunakan kayu yang bersertifikat Surat pernyataan yang ditandatangani greenship-GBCI

X7.2 Surat perjanjian dengan tenant Terdapat rencana manajemen Indoor Air Quality

Surat pernyataan yang ditandatangani greenship-GBCI

X7.3 Surat perjanjian dengan tenant mengikuti

training manajemen bangunan Surat pernyataan yang ditandatangani greenship-GBCI

X8. Occupant Survey

X8.1

Surat pernyataan bahwa pemilik gedung akan mengadakan survey suhu dan

kelembaban maksimal 12 bulan setelah sertifikasi

Surat pernyataan yang ditandatangani bahwa pemilik gedung melaksanakan

survey setiap tahun greenship-GBCI

X8.2 Jika hasil survey 20% responden tidak

nyaman, akan diadakan perbaikan maksimal 6 bulan setelah hasil survey

Surat pernyataan yang ditandatangani greenship-GBCI

Sumber : Olahan Sendiri

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 76: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

63

Universitas Indonesia

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan penulis untuk

menganalisa penelitian adalah :

Wawancara langsung kepada pakar yang memahami dan mengerti konsep

Green Building dan aspek BEM dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner

merupakan daftar pertanyaan yang bersifat tulisan yang ditujukan kepada

responden untuk kemudian dicatat dan diolah kembali. Dalam kuesioner

tercantum mengenai komentar dan tanggapan mengenai cost component apa

saja dalam aspek BEM yang mempengaruhi pembiayaan dalam

pembangunan Green Building.

Menyebarkan kuesioner tahap kedua, yang bertujuan untuk memeberikan

korelasi seberapa berpengaruhnya variable yang ada terhadap biaya

pembangunan gedung. Kuesioner ini disebarkan kepada responden dan

hasilnya akan dianalisa menggunakan metode statistik. Kriteria responden

tersebut adalah Project Manager, Site Manager, Engineer, maupun orang

yang ahli dan berpengalaman dalam bidang konstruksi.

Pengambilan data langsung sebagai alat instrument dalam pengumpulan

data. Pengambilan data yang diperoleh baik berupa gambar kerja maupun

data historis sebelumnya proyek gedung serupa PT X

Software Microsoft Excel 2007 sebagai alat instrument pengolahan data

dalam perbandingan biaya.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 77: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

64

Universitas Indonesia

Tabel 3.3. Kuisioner untuk Pengambilan Data Tahap 1

Variabel Sub Variabel

Indikator

Referensi

Faktor

Mempengaru

hi Komentar dan

Tanggapan Ya Tidak

X1. Basic

Waste Facility

X1.1 Adanya instalasi

untuk memilah

sampah berdasarkan

organik dan

anorganik

tersedianya tempat sampah

organik greenship-GBCI

tersedianya tempat sampah

anorganik greenship-GBCI

X2. GP as a

Member of

Design Team

X2.1 Melibatkan seorang

GP sejak tahap

desain dan sebelum

pendaftaran

sertifikasi

membayar team GP dalam

proses sertifikasi pengalaman

GP mendampingi tim desain

yang terintegrasi dalam optimasi

desain dan proses konstruksi

Techno Konstruksi,

September 2011

X3. Pollution

of

Construction

Activity

X3.1 Memiliki rencana

manajemen limbah

padat

menyediakan area

pengumpulan, pemisahan, dan

sistem pencatatan

greenship-GBCI

Perencanaan

pengurangan/penggunaan waste

beton dan besi beton

PP Guideline

X3.2 Memiliki rencana

manajemen limbah

cair

menjaga kualitas seluruh air

yang timbul dari aktivitas

konstruksi

greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 78: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

65

Universitas Indonesia

Tabel 3.3. (Sambungan)

Variabel Sub Variabel Indikator Referensi

Faktor

Mempengaru

hi Komentar dan

Tanggapan Ya Tidak

X4. Advance

Waste

Management

X4.1 Adanya instalasi

pengomposan

limbah organik di

lokasi tapak

bangunan

Foto dan denah instalasi

pengomposan limbah organik

greenship-GBCI

X5. Proper

Comissioning

X5.1

Melakukan testing

komissioning

sesuai petunjuk

GBCI

mentraining pihak manajemen

bangunan dengan baik dan benar greenship-GBCI

Laporan pelaksanaan

komissioning greenship-GBCI

Menggunakan measuring

adjusting instruments sesuai

standar GBCI

Pengalaman/Juklak PU

X5.2

Membayar comissioning yang

dilakukan oleh pihak ketiga pengalaman

Desain &

Spesifikasi Teknis

harus lengkap saat

pemasangan

Measuring

Adjusting

Instruments

Adanya Gambar mekanikal

elektrikal yang menunjukkan

instalasi alat-alat ukur dan

adjustment

greenship-GBCI

Spesifikasi peralatan ukur dan

adjustment greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 79: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

66

Universitas Indonesia

Tabel 3.3 (Sambungan)

Variabel Sub Variabel Indikator Referensi

Faktor

Mempengaru

hi Komentar dan

Tanggapan Ya Tidak

X6. Submission

Green Building

Implementation

Data for

Database

X6.1

Menyerahkan data

implementasi

Green Building

sesuai dengan

form GBCI

Adanya Perhitungan persentase

kenaikan investasi Green

Building terhadap pembangunan

gedung konvensional

greenship-GBCI

X6.2 Surat Pernyataan

pemilik gedung

akan

menyerahkan data

implementasi

Green

Buildingnya

paling lambat 12

bulan setelah

sertifikasi

Adanya surat pernyataan yang

berisi tentang data implementasi

volume sampah,konsumsi air,

dan konsumsi energi

greenship-GBCI

X7. Fit-Out

Agreement

X7.1 Surat perjanjian

dengan tenant

menggunakan

kayu yang

bersertifikat

Surat pernyataan yang

ditandatangani greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 80: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

67

Universitas Indonesia

Tabel 3.3 (Sambungan)

X7.2 Surat perjanjian

dengan tenant

Terdapat rencana

manajemen Indoor

Air Quality

Surat pernyataan yang

ditandatangani greenship-GBCI

X7.3 Surat perjanjian

dengan tenant

mengikuti training

manajemen

bangunan

Surat pernyataan yang

ditandatangani greenship-GBCI

X8. Occupant

Survey

X8.1 Surat pernyataan

bahwa pemilik

gedung akan

mengadakan survey

suhu dan

kelembaban

maksimal 12 bulan

setelah sertifikasi

Surat pernyataan yang

ditandatangani bahwa pemlik

gedung melaksanakan survey

setiap tahun

greenship-GBCI

X8.2 Jika hasil survey

20% responden

tidak nyaman, akan

diadakan perbaikan

maksimal 6 bulan

setelah hasil survey

Surat pernyataan yang

ditandatangani greenship-GBCI

Sumber : Olahan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 81: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

68

Universitas Indonesia

Untuk kuisioner tahap 2, maka skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal, yakni skala yang memungkinkan

sesuatu untuk disusun menurut peringkatnya masing-masing, bisa dari peringkat yang paling buruk hingga paling baik. Data

semacam ini sering disebut data peringkat (rank data).

Tabel 3.4. Kuisioner untuk Pengambilan Data Tahap 2

Variabel Sub Variabel indikator Referensi

Pengaruh

Terhadap Kinerja

Biaya

X1. Basic

Waste Facility

X1.1 Adanya instalasi untuk

memilah sampah

berdasarkan organik dan

anorganik

tersedianya tempat sampah organik greenship-GBCI

tersedianya tempat sampah anorganik

greenship-GBCI

X2. GP as a

Member of

Design Team

X2.1 Melibatkan seorang GP

sejak tahap desain dan

sebelum pendaftaran

sertifikasi

membayar team GP dalam proses

sertifikasi pengalaman

GP mendampingi tim desain yang

terintegrasi dalam optimasi desain dan

proses konstruksi

Techno Konstruksi,

September 2011

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 82: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

69

Universitas Indonesia

Tabel 3.4 (Sambungan)

Variabel Sub Variabel indikator Referensi Pengaruh Terhadap

Kinerja Biaya

X3. Pollution

of

Construction

Activity

X3.1

Memiliki rencana

manajemen limbah padat

menyediakan area pengumpulan,

pemisahan, dan sistem pencatatan greenship-GBCI

Perencanaan pengurangan/penggunaan

waste beton dan besi beton PP Guideline

X3.2

Memiliki rencana

manajemen limbah cair menjaga kualitas seluruh air yang timbul

dari aktivitas konstruksi greenship-GBCI

X4. Advance

Waste

Management

X4.1 Adanya instalasi

pengomposan limbah

organik di lokasi tapak

bangunan

Foto dan denah instalasi pengomposan

limbah organik greenship-GBCI

X5. Proper

Comissioning

X5.1

Melakukan testing

komissioning sesuai

petunjuk GBCI

mentraining pihak manajemen bangunan

dengan baik dan benar greenship-GBCI

Laporan pelaksanaan komissioning greenship-GBCI

Menggunakan measuring adjusting

instruments sesuai standar GBCI Pengalaman/Juklak

PU

Membayar comissioning yang dilakukan

oleh pihak ketiga pengalaman

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 83: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

70

Universitas Indonesia

Tabel 3.4 (Sambungan)

Variabel Sub Variabel indikator Referensi Pengaruh Terhadap

Kinerja Biaya

X5.2

Desain & Spesifikasi

Teknis harus lengkap saat

pemasangan Measuring

Adjusting Instruments

Adanya Gambar mekanikal elektrikal

yang menunjukkan instalasi alat-alat

ukur dan adjustment greenship-GBCI

Spesifikasi peralatan ukur dan

adjustment greenship-GBCI

X6.

Submission

Green

Building

Implementat

ion Data for

Database

X6.1 Menyerahkan data

implementasi Green

Building sesuai dengan

form GBCI

Adanya Perhitungan persentase

kenaikan investasi Green Building

terhadap pembangunan gedung

konvensional

greenship-GBCI

X6.2 Surat Pernyataan pemilik

gedung akan

menyerahkan data

implementasi Green

Buildingnya paling lambat

12 bulan setelah

sertifikasi

Adanya surat pernyataan yang berisi

tentang data implementasi volume

sampah,konsumsi air, dan konsumsi

energi

greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 84: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

71

Universitas Indonesia

Tabel 3.4 (Sambungan)

Variabel Sub Variabel indikator Referensi

Pengaruh

Terhadap Kinerja

Biaya

X7. Fit-Out

Agreement

X7.1 Surat perjanjian dengan

tenant menggunakan kayu

yang bersertifikat Surat pernyataan yang ditandatangani greenship-GBCI

X7.2 Surat perjanjian dengan

tenant Terdapat rencana

manajemen Indoor Air

Quality

Surat pernyataan yang ditandatangani greenship-GBCI

X7.3 Surat perjanjian dengan

tenant mengikuti training

manajemen bangunan Surat pernyataan yang ditandatangani greenship-GBCI

X8.

Occupant

Survey

X8.1 Surat pernyataan bahwa

pemilik gedung akan

mengadakan survey suhu

dan kelembaban

maksimal 12 bulan

setelah sertifikasi

Surat pernyataan yang ditandatangani

bahwa pemilik gedung melaksanakan

survey setiap tahun greenship-GBCI

X8.2 Jika hasil survey 20%

responden tidak nyaman,

akan diadakan perbaikan

maksimal 6 bulan setelah

hasil survey

Surat pernyataan yang ditandatangani greenship-GBCI

Sumber : Olahan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 85: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

72

Universitas Indonesia

1 = Tidak berpengaruh

2 = Kurang berpengaruh

3 = Cukup berpengaruh

4 = Berpengaruh

5 = Sangat berpengaruh

3.6 Pengumpulan Data

Proses pengumpulan informasi atau data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini dilakuan dengan metode :

a. Dokumen, data teknis dan gambar kerja proyek Green Building Y dan proyek

sejenis

b. Keterangan langsung dari pelaksana di lapangan.Untuk kuisioner tahap satu,

yang menjadi narasumber adalah praktisi konstruksi yang sedang mengerjakan

proyek serupa ataupun yang memiliki pengalaman di bidangnya, maupun

pakar yang mengerti tentang penerapan Green Building. Pengambilan data

mungkin dilakukan sampai 3(tiga) kali sampai mendapatkan keterangan yang

valid dari pakar. Untuk kuisioner tahap dua, yang menjadi narasumber adalah

responden yang memiliki kriteria sebagai Project Manager, Site Manager,

Engineer, maupun orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang

konstruksi terutama konstruksi Green Building.

c. Literatur atau data historis sebelumnya yang berkaitan dengan manajemen

lingkungan bangunan Green Building.

d. Wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada pakar atau orang yang

ahli dan berpengalaman dibidangnya.

3.7 Analisa Data

Dalam penelitian ini (analisa studi kasus) , data yang diperoleh dari

kuisioner tahap 1 akan dianalisa dengan metode delphi, sementara untuk analisa

kuisioner tahap 2 akan digunakan metode deskriptif analisis (statistik). Metode

delphi adalah modifikasi dari teknik brainwriting dan survei. Dalam metode ini,

panel digunakan dalam pergerakan komunikasi melalui beberapa kuesioner tang

tertuang dalam tulisan. Objek dari metode ini adalah untuk memperoleh konsesus

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 86: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

73

Universitas Indonesia

yang paling reliable dari sebuah grup ahli. Pendekatan delphi memiliki tiga grup

yang berbeda yakni: pembuat keputusan, staf dan responden. Pembuat keputusan

akan bertanggung jawab terhadap keluaran dari kajian delphi. Sebuah grup kerja

yang terdiri dari lima sampai sembilan anggota yang tersusun atas staf dan

pembuat keputusan, bertugas mengembangkan dan menganalisa semua kuisioner,

evaluasi pengumpulan data, dan merevisi kuesioner yang diperlukan.

Prosedur delphi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ini:

a. Anonymous (mengabaikan nama)

Metode ini tidak mengijinkan anggota komite mengetahui satu sama lain

untuk mencegak kemungkinan keberpihakan pada salah satu opini sesorang

atau dominasi panelis. Hal ini membuat keaslian dari suatu ide dapat berubah

tanpa dipengaruhi satu sama lain, yang masing-masingnya beropini secara

independen.

b. Iterasi dengan feedback terkontrol

Hal ini bertujuan untuk mencegah anggota komite membuat keputusan hanya

berdasarkan opini pribadi. Interaksi diantara anggota komite menggunakan

kuisioner sebagai media, memungkinkan mereka mengetahui posisi dalam

pengumpulan opini, apakah mendukung atau menolak argumen, yang harus

bekerja dalam tujuan awal tanpa dipengaruhi tujuan individu. Dalam setiap

putaran metode delphi ada ringkasan yang memuat masukan sebagai respon

dari kuisioner yang disebarkan.

c. Respon kelompok secara statistik

Hal ini diperlukan untuk mengukur derajat perbedaan opini yang mungkin

ada dalam komite, yang dapat pula berupa istilah misalnya median, mean,

standar deviasi, dsb.

Prosedur metode delphi adalah mengembangkan pertanyaan delphi,

memilih dan kontak dengan responden, memilih ukuran contoh, mengembangkan

kuisioner dan test, analisis kuisioner, pengembangan kuisioner dan test,

menyiapkan laporan akhir. Keunggulan metode delphi apabila dibandingkan

dengan metode yang lain adalah:

a. Metode delphi mengabaikan nama dan mencegah pengaruh yang besar satu

anggota terhadap anggota lainnya.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 87: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

74

Universitas Indonesia

b. Masing-masing responden memiliki waktu yang cukup untuk

mempertimbangkan masing-masing bagian dan jika perlu melihat informasi

yang diperlukan untuk mengisi kuisioner.

c. Menghindari tekanan sosial psikologis

d. Perhatian langsung pada masalah

e. Memenuhi kerangka kerja

f. Menghasilkan catatan dokumen yang tepat.

Tahap kuisioner 2 akan dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif

analitis. Dalam analisa ini akan didaptkan gambaran umum karakteristik populasi

data. Diharapkan hasil dari kuisioner ini dapat menggambarkan seberapa besar

konsep Green Building ini dilaksanakan pada pelaksanaan proyek bangunan

gedung.

Kemudian dilakukan studi kasus pengaruh aspek BEM, terhadap kinerja

biaya proyek pada proyek Y yang akan menggunakan data sekunder berupa

rencana anggaran biaya proyek. Dengan menggunakan rencana anggaran biaya

ini, penulis akan membandingkan estimasi pelaksanaan proyek dengan penerapan

konsep green dan conventional building.

Validasi dan realibilitas instrument penelitian

Syarat instrument penelitian harus dapat memenuhi persyaratan validitas

dan reabilitas dengan cara :

a. Uji validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan pada pakar, selanjutnya

dianalisa dengan mengkorelasikan antara butir instrument dengan skor

totalnya atau dengan mencari tahu daya pembeda skor tiap item dari kelompok

yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah.

b. Uji reliabilitas menyangkut konsistensi alat ukur penelitian. Dikatakan dapat

terpercaya jika alat ukur tersebut mantap, stabil dapat diandalkan dan dapat

diramalkan sehingga alat ukur tersebut konsisten dari waktu ke waktu. Uji

realibilitas dilakuakn dengan menggunakan metode koefisien alpha cronbach

dengan program SPSS. Menurut Sekaran (2003), jika koefisien realibilitas

hasil perhitungan menunjukkan angka ≥ 0.6 maka dapat disimpulkan

instrument yang bersangkutan dinyatakan reliable[43]

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 88: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

75

Universitas Indonesia

3.8 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan studi literatur yang ada, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan survei dan studi kasus yang

selanjutnya akan dianalisa dengan metode delphi dan deskriptif analisis, dengan

instrumen penelitian wawancara dengan kuisioner.

Data yang dibutuhkan dalam pengumpulan informasi adalah dokumen,

data teknis dan gambar kerja, keterangan dan kuisioner dari pakar dan pelaksana

lapangan, serta literatur. Untuk menganalisa data digunakan delphi method,

deskriptif analisis, dan analisa studi kasus.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 89: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

76 Universitas Indonesia

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pendahuluan

Dalam bab 4 ini akan dijelaskan mengenai proses pengumpulan data,

proses analisa data setelah data-data yang dibutuhkan berhasil dikumpulkan mulai

dari analisa statistik dengan bantuan software SPSS versi 20 dan juga analisa studi

kasus pada proyek.

4.2 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, akan dilakukan 3 langkah untuk mengumpulkan

data yang berguna untuk menjawab rumusan masalah. Langkah pertama yang

dilakukan adalah melakukan validasi seluruh variabel penelitian dengan

mengkonsultasikan kepada pakar, lalu selanjutnya dilakukan pilot survey untuk

memastikan isi kuisioner sebelum disebar pada responden yang sebenarnya, serta

dilakukan penbgumpulan data pada proyek yang akan dijadikan objek studi kasus.

4.2.1 Kuesioner Tahap Pertama (Validasi Pakar)

Berdasarkan hasil kajian pustaka, terdapat 8 variabel dalam penelitian ini

yang diperoleh dari berbagai literatur. Seluruh variable ini kemudian

dikonsultasikan kepada 5 pakar Green Building untuk disusun menjadi kuesioner

responden tahap kedua, yang tentunya akan mengalami banyak perubahan sesuai

komentar dari para pakar tersebut. Para pakar tersebut diminta persetujuan dan

komentarnya untuk menyatakan apakah variable tersebut masih memerlukan

tambahan atau pengurangan terhadap indikatornya dan apakah variable yang

bersangkutan benar mempengaruhi kinerja biaya konstruksi. Variabel yang

diberikan penulis bersumber pada greenship GBCI v1.0 yang kemudian

indikatornya bersumber pada referensi lainnya seperti pengalaman/data proyek

sebelumnya, majalah atau jurnal.

Adapaun pakar yang dihubungi oleh peneliti merupakan seorang

Greenship Profesional (GP), atau seseorang yang telah mengikuti pelatihan Green

Building yang diadakan GBCI dalam jangka waku tertentu serta telah memiliki

sertifikat.. Pakar pada tahap kuesioner pertama ini berjumlah 5 orang yang

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 90: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

77

Universitas Indonesia

mempunyai pengalaman dalam menangani pembangunan gedung green. Masing-

masing pakar ini memberikan tanggapan, koreksi, penambahan variable dan

indikator penelitian. Proses yang dilakukan adalah tatap muka langsung. Setiap

variable yang kemudian mengalami perubahan akan dikonsultasikan kembali

kepada pakar untuk dikomentari. Adapun profil pakar dapat dilihat pada tabel :

Tabel 4.1. Profil Pakar

NO Nama Instansi Pengalaman Pendidikan

1 Vidya

Fauzianti

Green Building Council Indonesia

(GBCI) 2 S2

2 Yodi

Danusastro

Green Building Council Indonesia

(GBCI) 2,5 S2

3 Ni Made

Sasanti PT. PP (Persero), Tbk 21 S1

4 Nana Arthana PT Artefak Arkindo 16 S1

5 Ridho Haqi PT. Pertamina (Persero) 4 S1 Sumber : Olahan

Pakar dalam penelitian ini berjumlah 5 (lima) orang dan berasal dari

instansi yang berbeda. Pakar green building tersebut telah disertifikasi sebagai

Greenship Professional (GP) oleh GBCI ataupun sebagai tim rating analyst sistem

rating GREENSHIP. Mengingat lembaga Green Building Council Indonesia

(GBCI) sebagai lembaga perwakilan GBC Internasional di Indonesia belum lama

berdiri, maka ada diantara lima pakar tersebut yang masih memiliki pengalaman

kurang dari 5 (lima) tahun. Meskipun memiliki pengalaman kurang dari lima

tahun, mereka dapat dipastikan memahami green building secara mendalam dan

memiliki latar belakang pendidikan S2, sedangkan pakar yang memiliki

pengalaman lebih dari 15 tahun adalah pengalaman di dunia konstruksi dan sejak

berdirinya GBCI, baru disertifikasi sebagai seorang GP.

Kuisioner untuk tahap pertama dapat dilihat pada Tabel 3-2, dimana hasil

kuesioner kepada kelima pakar di atas merupakan validasi dari variable yang

sangat memungkinkan mempunyai hubungan erat dengan kinerja biaya proyek

khususnya pada proyek bangunan gedung. Hasil yang diperoleh dari varibel ini

dihitung jumlah jawaban ya atau tidaknya sebagai penentu keputusan apakah

variable ini benar mempengaruhi kinerja biaya atau tidak. Jika terjadi perolehan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 91: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

78

Universitas Indonesia

jawaban ya atau tidak yang seimbang, maka variabel tersebut akan ditanyakan

kembali ke pakar yang bersangkutan, sehingga didapatkan jawaban pasti dari para

pakar. Pada pelaksanaannya metode ini sangatlah memakan waktu yang lama

dikarenakan hampir semua pakar merupakan praktisi yang memiliki tingkat

mobilitas yang sangat tinggi sehingga sulit untuk mentepakan waktu untuk

bertemu.

Hasil perhitungan kuisoner tahap pertama ini diperoleh dari 8 buah

variable yang ada, kemudian berkurang menjadi 6 variabel. Kuisioner yang telah

mengalami perubahan ini kemudian disebar kepada para pilot responden untuk

dijadikan kuisioner tahap kedua. Berikut adalah tabel variable kuisioner tahap

dua:

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 92: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

79

Universitas Indonesia

Tabel 4.2. Kuisioner Tahap Dua

NO Variabel Sub-

No Sub Variabel

Cost Komponen Apa

Saja yang

Mempengaruhi Biaya

dalam Green Building

Referensi

X1 (Prasyarat) Basic Waste Facility

X.1.1

Adanya instalasi

untuk memilah sampah berdasarkan

organik dan

anorganik

Tersedianya tempat

sampah organik

greenship-

GBCI

Tersedianya tempat

sampah anorganik

greenship-

GBCI

X2 BEM 1 (Greenship Professional (GP) as a Member of

Design Team)

X.2.1

Melibatkan seorang

GP sejak tahap

desain dan sebelum

pendaftaran

sertifikasi

Membayar seorang GP

untuk mengarahkan

jalannya proyek

pengalaman

GP mendampingi team

desain yang terintegrasi

dalam optimasi desain

dan proses konstruksi

Techno

Konstruksi,

September

2011

X3 BEM 2 (Pollution of Construction

Activity)

X.3.1

Memiliki rencana

manajemen limbah

padat

Menyediakan area

pengumpulan,

pemisahan, dan sistem

pencatatan

greenship-

GBCI

Perencanaan

pengurangan waste

beton dan besi beton

PP Guideline

X.3.2

Memiliki rencana

manajemen limbah

cair

Menjaga kualitas

seluruh air yang timbul

dari aktivitas konstruksi

greenship-

GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 93: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

80

Universitas Indonesia

Tabel 4.2. (sambungan)

X4 BEM 3 (Advance Waste Management)

X.4.1

Adanya instalasi

untuk pengomposan

limbah organik di

lokasi bangunan

Foto dan denah

instalasi pengomposan

limbah organik

greenship-

GBCI

X.4.2

Adanya kerjasama

pengelolaan limbah

anorganik dengan

pihak ketiga ataupun

secara mandiri

Penggunaan system

Dry Anaerobic

Digestion and

Composting

greenship-

GBCI

X5 BEM 4 (Proper Comissioning)

X.5.1

Melakukan testing

komissioning sesuai

petunjuk GBCI

Mentraining pihak

manajemen bangunan

dengan baik dan benar

greenship-

GBCI

Laporan pelaksanaan

komissioning

greenship-

GBCI

Menggunakan

measuring adjusting

instruments sesuai

standar GBCI

Pengalaman/J

uklak PU

Membayar comissioner

dari pihak ketiga yang

independen

Pengalaman

X.5.2

Desain dan

Spesifikasi Teknis

harus lengkap saat

pemasangan

measuring Adjusting

Instruments

Adanya gambar

mekanikal elektrikal

yang menunjukkan

instalasi alat-alat ukur

dan adjustment

greenship-

GBCI

Spesifikasi peralatan

ukur dan adjustment

greenship-

GBCI

X6 BEM 7 (Occupant Survey)

X.6.1

Setelah sertifikasi

Green Building, jika

hasil survey suhu

dan kelembaban

menunjukkan 20%

responden tidak

nyaman, akan

diadakan perbaikan

maksimal 6 bulan

setelah hasil survey

Surat pernyataan yang

ditandatangani

greenship-

GBCI

Sumber : Olahan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 94: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

81

Universitas Indonesia

4.2.2 Kuesioner Tahap Kedua (pilot survey)

Pada tahap ini, kuisioner yang telah divalidasi oleh para pakar kemudian

disebar kepada responden yang menjadi pilot survey. Pilot survey adalah para

responden yang menjadi tolak ukur apakah kuisoner yang akan diberikan ini

sudah sangat mudah dimengerti untuk diisi atau tidak. Respoden yang menjadi

pilot survey ini berkriteria sama dengan responden untuk kuisioner tahapa ketiga.

Penyebaran kuisioner ini dilakukan secara tatap muka langsung agar maksud

responden dapat dengan jelas tersampaikan. Yang menjadi pilot survey ini adalah

para praktisi proyek yang berasal dari perusahaan yang berbeda. Para pilot

responden ini kemudian dimintai tanggapannya mengenai kejelasan untuk mengisi

kuisioner apakah sudah jelas atau belum. Kemudian untuk konten variabel

kuisioner, para responden juga dimintai keterangannya mengenai kejelasan

mengenai penulisan indikator apakah para responden sudah mengerti.

Tabel 4.3. Data Responden Pilot Survey

No Nama Jabatan pada proyek Perusahaan Pengalama

n (tahun) Pen

1 A.Syauqi Engineer PT. Waskita Karya 15 S1

2 Agus Ruliyanto Kepala Lapangan PT. Waskita Karya 7 S1

3 Anggraeni Staff Engineer PT, Waskita Karya 1 S1

4 Yucizar Fadli Komersial

PT Wijaya Karya

(Persero), Tbk 12 S1

5

Anastasya

Yolanda Staff Teknik

PT Wijaya Karya

(Persero), Tbk 2,5 S1

6 Ali Abrar Sitepu Kepala Engineering PT WIKA Gedung 4 S1

7 Fajril Lubab Manajer Proyek PT WIKA Gedung 21 S1

8 Juniar Bakti

Site Engineering

Manager PT PP (Persero), Tbk 5 S2

9 M.W.Prayogi Staff Engineer PT PP (Persero), Tbk 1 S1

10 Ade Tauhid Project Manager

PT Lemtek

Konsultan Indonesia 25 S1

Sumber: Olahan Sendiri

Dari hasil pilot survey ini terdapat beberapa revisi mengenai pemilihan

kata yang tepat pada petunjuk penjelasan pengisian dan penjelasanan mengenai

range nilai yang terdapat pada kuisioner. Beberapa responden menginginkan

kejelasan mengenai range nilai tersebut telah dicantumkan angkanya sehingga

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 95: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

82

Universitas Indonesia

mereka dapat membandingkan pengaruhnya dengan lebih pasti terhadap biaya

awal konstruksi. Selain itu juga terdapat beberapa perubahan mengenai penulisan

pada indikator dengan tidak merubah arti dari indikator tersebut. Hal tersebut

berubah pada semua indikator untuk kecuali variabel X6. Kemudian perubahan ini

juga telah ditanyakan kembali dan telah disetujui oleh pakar, berikut adalah tabel

perubahan penulisan untuk variabel :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 96: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

83

Universitas Indonesia

Tabel 4.4 Perubahan Penulisan Variabel akibat Pilot Survey

NO Variabel Sub-

No Sub Variabel

Cost Komponen Apa Saja yang Mempengaruhi Biaya dalam Green

Building

Sebelum Sesudah

X1 (Prasyarat) Basic Waste Facility

X.1.1

Adanya instalasi

untuk memilah

sampah

berdasarkan

organik dan

anorganik

Tersedianya tempat sampah

organik

Tersedianya instalasi beserta tempat

sampah untuk memilah sampah

rumah tangga organik

Tersedianya tempat sampah

anorganik

Tersedianya instalasi beserta tempat

sampah untuk memilah sampah

rumah tangga anorganik

X2 BEM 1 (GP as a Member of

Design Team)

X.2.1

Melibatkan

seorang GP sejak

tahap desain dan

sebelum

pendaftaran

sertifikasi

Membayar seorang GP untuk

mengarahkan jalannya proyek Membayar Team GP dalam proses

sertifikasi

GP mendampingi tim desain

yang terintegrasi dalam

optimasi desain dan proses

konstruksi

GP mendampingi team desain

sampai dengan proses sertifikasi

yang terintegrasi dalam optimasi

desain dan proses konstruksi

X3 BEM 2 (Pollution of

Construction Activity)

X.3.1 Memiliki rencana

manajemen limbah

padat

Menyediakan area

pengumpulan, pemisahan, dan

sistem pencatatan

Perencanaan pengurangan

waste beton dan besi beton

Perencanaan

pengurangan/penggunaan waste

beton dan besi beton

X.3.2 Memiliki rencana

manajemen limbah

cair

Menjaga kualitas seluruh air

yang timbul dari aktivitas

konstruksi

X4 BEM 3 (Advance Waste

Management)

X.4.1

Adanya instalasi

untuk

pengomposan

limbah organik di

lokasi tapak

bangunan

Foto dan denah instalasi

pengomposan limbah organik

Foto dan denah instalasi

pengomposan limbah organik atau

diserahkan ke pihak ketiga

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 97: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

84

Universitas Indonesia

Tabel 4.4 (sambungan)

X.4.2

Adanya kerjasama

pengelolaan

limbah anorganik

dengan pihak

ketiga ataupun

secara mandiri

Penggunaan system Dry

Anaerobic Digestion and

Composting

Surat pernyataan kerjasama dengan

pihak ketiga yang akan melakukan

pengolahan limbah anorganik

X5 BEM 4 (Proper Comissioning)

X.5.1

Melakukan testing

komissioning

sesuai petunjuk

GBCI

Mentraining pihak manajemen

bangunan dengan baik dan

benar

Laporan pelaksanaan

komissioning

Menggunakan measuring

adjusting instruments sesuai

standar GBCI

Alat ukur dan alat adjustment

telah terpasang instalasi

(bukan portable) dihilangkan

Membayar comissioner dari

pihak ketiga yang independen Membayar comissioning yang

dilakukan oleh pihak ketiga

X.5.2

Desain dan

Spesifikasi Teknis

harus lengkap saat

pemasangan

measuring

Adjusting

Instruments

Adanya gambar mekanikal

elektrikal yang menunjukkan

instalasi alat-alat ukur dan

adjustment

Spesifikasi peralatan ukur dan

adjustment

X6 BEM 7 (Occupant Survey)

X.6.1

Setelah sertifikasi

Green Building,

jika hasil survey

suhu dan

kelembaban

menunjukkan 20%

responden tidak

nyaman, akan

diadakan

perbaikan

maksimal 6 bulan

setelah hasil

survey

Surat pernyataan yang

ditandatangani

Sumber : Olahan

Berdasarkan hasil dari pilot responden yang kemudian di validasi oleh

para pakar, maka variabel kuisioner tahap tiga yang akan diberikan kepada

responden adalah sebagai berikut :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 98: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

85

Universitas Indonesia

Tabel 4.5. Kuisioner Untuk Responden

NO Variabel Sub-

No Sub

Variabel

Cost Komponen Apa

Saja yang Mempengaruhi

Biaya dalam Green

Building

Referensi

Pengaruh

Terhadap

Peningkatan

Biaya

X1 (Prasyarat) Basic Waste

Facility 1 2 3 4 5

X.1.1

Adanya

instalasi

untuk

memilah

sampah

berdasarkan

organik dan

anorganik

Tersedianya instalasi

beserta tempat sampah

untuk memilah sampah

rumah tangga organik

greenship-

GBCI

Tersedianya instalasi

beserta tempat sampah

untuk memilah sampah

rumah tangga anorganik

greenship-

GBCI

X2 BEM 1 (GP as a Member

of Design Team)

X.2.1

Melibatkan

seorang GP

sejak tahap

desain dan

sebelum

pendaftaran

sertifikasi

Membayar Team GP

dalam proses sertifikasi pengalaman

GP mendampingi team

desain sampai dengan

proses sertifikasi yang

terintegrasi dalam

optimasi desain dan

proses konstruksi

Techno

Konstruksi,

September

2011

X3 BEM 2 (Pollution of

Construction Activity)

X.3.1

Memiliki

rencana

manajemen

limbah

padat

Menyediakan area

pengumpulan,

pemisahan, dan sistem

pencatatan

greenship-

GBCI

Perencanaan

pengurangan/penggunaan

waste beton dan besi

beton

PP

Guideline

X.3.2

Memiliki

rencana

manajemen

limbah cair

Menjaga kualitas seluruh

air yang timbul dari

aktivitas konstruksi

greenship-

GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 99: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

86

Universitas Indonesia

Tabel 4.5 (sambungan)

X4 BEM 3 (Advance

Waste Management)

X.4.1

Adanya

instalasi

untuk

pengomposan

limbah

organik di

lokasi tapak

bangunan

Foto dan denah

instalasi

pengomposan

limbah organik

atau diserahkan

ke pihak ketiga

greenship-GBCI

X.4.2

Adanya

kerjasama

pengelolaan

limbah

anorganik

dengan pihak

ketiga

ataupun

secara

mandiri

Surat pernyataan

kerjasama

dengan pihak

ketiga yang akan

melakukan

pengolahan

limbah

anorganik

greenship-GBCI

X5 BEM 4 (Proper

Comissioning)

X.5.1

Melakukan

testing

komissioning

sesuai

petunjuk

GBCI

Mentraining

pihak

manajemen

bangunan

dengan baik dan

benar

greenship-GBCI

Laporan

pelaksanaan

komissioning greenship-GBCI

Menggunakan

measuring

adjusting

instruments

sesuai standar

GBCI

Pengalaman/Juklak

PU

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 100: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

87

Universitas Indonesia

Tabel 4.5 (sambungan)

Membayar

comissioning yang

dilakukan oleh

pihak ketiga

Pengalaman

X.5.2

Desain dan

Spesifikasi

Teknis harus

lengkap saat

pemasangan

measuring

Adjusting

Instruments

Adanya gambar

mekanikal

elektrikal yang

menunjukkan

instalasi alat-alat

ukur dan

adjustment

greenship-

GBCI

Spesifikasi

peralatan ukur dan

adjustment

greenship-

GBCI

X6 BEM 7 (Occupant

Survey)

X.6.2

Setelah

sertifikasi Green

Building, jika

hasil survey

suhu dan

kelembaban

menunjukkan

20% responden

tidak nyaman,

akan diadakan

perbaikan

maksimal 6

bulan setelah

hasil survey

Surat pernyataan

yang ditandatangani greenship-

GBCI

Sumber : Olahan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 101: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

88

Universitas Indonesia

4.2.3 Kuesioner Tahap Ketiga (Responden)

Setelah melalui tahap pilot survey, selanjutnya kuisioner disebarkan

kepada para responden. Survey ini dilakukan kepada personil proyek yang sedang

melakukan konstruksi bangunan gedung. Melalui email dan penyebaran langsung,

kuisioner ini disebarkan kepada lebih dari 30 responden. Setelah melalui beberapa

pemeriksaan, maka dipilihlah 31 responden yang sesuai dengan kualifikasi

dimana sebagian besar berasal dari proyek bangunan gedung yang berada di

Jakarta. Berikut adalah tabel profil para responden yang berjumlah 31 responden

dilihat dari pendidikan, pengalaman kerja, dan jabatan. Untuk data lengkap

responden terdapat di Lampiran 3.

Tabel 4.6 Data Profil Responden Tahap Tiga

Responden Jabatan Pengalaman kerja (tahun) Pendidikan Terakhir

R1 HSE 7 S1

R2 Kepala Lapangan 7 S1

R3 Teknik 15 -

R4 QC 4 S1

R5 SOM 25 S1

R6 SEM 5 S1

R7 SEM 7 S1

R8 GSP 18 D3

R9 konsultan 19 S1

R10 pengelola teknis 29 S2

R11 ME 4 S1

R12 staf teknik 3 S1

R13 pengelola teknis 25 -

R14 SOM 12 S1

R15 pengelola teknis 25 S2

R16 QC 8 S1

R17 SOM 15 S1

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 102: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

89

Universitas Indonesia

Tabel 4.6 (sambungan)

Responden Jabatan Pengalaman kerja (tahun) Pendidikan Terakhir

R18 SEM 15 S1

R19 team leader & GP 20 S1

R20 GP & ME 24 S1

R21 SE 7 S1

R22 QS 6 -

R23 GSP 12 D3

R24 engineer 5 S1

R25 pengendalian operasional

proyek 14 S1

R26 engineer 10 S1

R27 SM 6 S1

R28 SM 7 S1

R29 Site engineer 18 SLTA

R30 SE 10 S1

R31 SE 4 S2

Sumber : Olahan

4.3 Analisa Data

4.3.1 Analisa Statistik Kuisioner

4.3.1.1 Uji Data Responden

a. Uji Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pengujian data responden berdasarkan latar belakang pendidikan

terakhir dibagi menjadi tiga kelompok dan menggunakan uji Kruskal Wallis

dengan bantuan program SPSS ver. 20. Berikut ini adalah penyebaran jumlah

responden berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 103: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

90

Universitas Indonesia

Gambar 4.1. Grafik Penyebaran Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir

Sumber : Olahan Sendiri

Setelah data dikelompokkan menjadi 4 kelompok, maka selanjutnya

dilakukan uji Kruskal Wallis menggunakan program SPSS versi 20.

Hipotesis yang diusulkan untuk uji Krusian Wallis adalah :

H0 = Tidak ada perbedaan persepsi yang didasari atas dasar pendidikan

reponden yang berbeda

H1 = Ada perbedaan persepsi yang didasari atas dasar jabatan responden

yang berbeda

Pengambilan keputusan

a) Berdasarkan probabilitas :

Ho = Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

H1 = Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

b) Berdasarkan nilai Chi-Square :

Ho = Jika statistic hitung < statistik tabel, maka Ho diterima

H1 = Jika statistic hitung > statistic tabel, maka Ho ditolak

Output data hasil uji Kruskal Wallis untuk data responden

berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat seperti tabel berikut ini.

6%

74%

10%

10%

pendidikan terakhir

D3 S1 S2 lainnya

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 104: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

91

Universitas Indonesia

Tabel 4.7. Test Statistics

Chi-

Square df

Asymp.

Sig.

X.1.1 3,381 3 0,337

X.1.2 3,539 3 0,316

X.2.1 8,035 3 0,045

X.2.2 8,035 3 0,045

X.3.1.1 4,777 3 0,189

X3.1.2 5,481 3 0,14

X.3.2 2,377 3 0,498

X.4.1 0,681 3 0,878

X.4.2 2,123 3 0,547

X.5.1.1 1,808 3 0,613

X.5.1.2 1,934 3 0,586

X.5.1.3 4,018 3 0,26

X.5.1.4 2,792 3 0,425

X.5.2.1 2,843 3 0,416

X.5.2.2 3,134 3 0,371

X.6.1 1,625 3 0,654 Sumber : Data Hasil Olahan SPSS ver. 20

Berdasarkan tabel Chi-Square apabila nilai minimum Sig. Adalah

0,05 dan nilai df adalah 3, maka nilai Chi-Square adalah 7,81. Pada tabel

output hasil olahan SPSS ver. 20 untuk uji responden berdasarkan latar

belakang pendidikan terakhir, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1.

Hampir semua variabel diterima sebagai H0, kecuali variabel X.2.1 dan

variabel X.2.2 yang tergolong H1, karena nilai chi-square dan Asymp. Sig.

tidak memenuhi syarat. Sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan persepsi

responden yang berbeda pendidikan terakhir untuk variabel X.2.1 dan

variabel X.2.2.

b. Uji Data Responden Berdasarkan Jabatan

Pengujian data responden berdasarkan jabatan dibagi menjadi enam

kelompok dan menggunakan uji Kruskal Wallis dengan bantuan program

SPSS ver. 20. Pengelompokan jabatan responden dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 105: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

92

Universitas Indonesia

Tabel 4.8. Kelompok Jabatan Responden

Kelompok Jabatan

1 Staff Teknik, Engineer ME, Engineer, Quality Control, Quantity Surveyor

2

Site Operational Manager, Kepala Lapangan, Site Engineer Manager,

Manager QC, Pengendali Operasional Proyek, Construction Manager

3 Site Engineer

4 Pengelola Teknis

5 GSP

6 Konsultan, Team Leader, dan Greenship Professional (GP) Sumber: Olahan Sendiri

Berikut ini adalah penyebaran jumlah responden berdasarkan latar

belakang pendidikan terakhir.

Gambar 4.2. Grafik Penyebaran Responden Berdasarkan Jabatan

Sumber : Olahan Sendiri

Setelah membagi enam kelompok jabatan, selanjutnya dilakukan uji

Kruskal-Wallis dengan hasil output yang dapat terlihat seperti pada tabel

berikut ini.

32%

32%

13%

7% 3%

13%

Jabatan

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 106: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

93

Universitas Indonesia

Tabel 4.9. Test Statistics Jabatan

Chi-

Square df Asymp. Sig.

X.1.1 6,257 5 0,282

X.1.2 6,377 5 0,271

X.2.1 11,647 5 0,040

X.2.2 11,647 5 0,040

X.3.1.1 4,278 5 0,510

X3.1.2 4,844 5 0,435

X.3.2 3,295 5 0,655

X.4.1 1,542 5 0,908

X.4.2 3,859 5 0,570

X.5.1.1 10,429 5 0,064

X.5.1.2 13,123 5 0,022

X.5.1.3 5,815 5 0,325

X.5.1.4 6,856 5 0,232

X.5.2.1 7,545 5 0,183

X.5.2.2 6,590 5 0,253

X.6.1 3,794 5 0,579 Sumber : Data Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan tabel Chi-Square apabila nilai minimum Sig. Adalah

0,05 dan nilai df adalah 5, maka nilai Chi-Square adalah 11,07. Pada tabel

output hasil olahan SPSS ver. 20 untuk uji responden berdasarkan jabatan

pekerjaan, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat

dilihat pada tabel, hampir semua variabel dikelompokkan H0, akan tetapi

variabel X.2.1, X.2.2 dan X.5.1.2 tergolong H1 karena tidak memenuhi

persyaratan Sig. dan Chi-Square. Sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan

persepsi jawaban dari responden yang memiliki jabatan pekerjaan yang

berbeda pada variabel X.2.1, X.2.2 dan X.5.1.2.

c. Uji Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Pengujian data responden berdasarkan pengalaman kerja dibagi

menjadi enam kelompok dan menggunakan uji Kruskal Wallis dengan

bantuan program SPSS ver. 20. Berikut ini adalah grafik penyebaran jumlah

responden berdasarkan pengalaman kerja.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 107: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

94

Universitas Indonesia

Gambar 4.3. Penyebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Sumber : Olahan Sendiri

Hasil uji Kruskal-Wallis untuk uji data responden berdasarkan

pengalaman kerja dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.10. Test Statistic Pengalaman Kerja

Chi-

Square df

Asymp.

Sig.

X.1.1 2,622 4 0,62

X.1.2 2,727 4 0,60

X.2.1 6,616 4 0,16

X.2.2 6,616 4 0,16

X.3.1.1 1,835 4 0,77

X3.1.2 1,181 4 0,88

X.3.2 3,509 4 0,48

X.4.1 2,126 4 0,71

X.4.2 6,703 4 0,15

X.5.1.1 5,442 4 0,24

X.5.1.2 8,352 4 0,08

X.5.1.3 1,682 4 0,79

X.5.1.4 5,160 4 0,27

X.5.2.1 6,848 4 0,14

23%

32% 19%

10%

16%

pengalaman kerja

1-5 tahun 6-10 tahun 10-15 tahun 15-20 tahun >20 tahun

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 108: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

95

Universitas Indonesia

Tabel 4.10 (sambungan)

Chi-

Square df

Asymp.

Sig.

X.5.2.2 4,731 4 0,32

X.6.1 3,402 4 0,49 Sumber: Data Hasil Olahan SPSS ver. 20

Berdasarkan tabel Chi-Square apabila nilai minimum Sig. Adalah

0,05 dan nilai df adalah 4, maka nilai Chi-Square adalah 9.49. Pada tabel

output hasil olahan SPSS ver. 20 untuk uji responden berdasarkan

pengalaman kerja, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.

Sehingga dapat dikatakan tidak ada perbedaan persepsi jawaban dari

responden yang memiliki pengalaman kerja yang berbeda.

4.3.1.2 Tabulasi Data

Uji Validitas

Uji validitas ini dilakukan guna mengetahui ketepatan alat ukur

penelitian. Dalam pengujian ini yang menjadi alat ukurnya adalah angka hasil dari

korelasi antara skor pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden

terhadap informasi pada kuisioner. Dengan menggunakan bantuan software SPSS-

20 berikut adalah tabel hasil pengolahan data :

Tabel 4.11. Item-Total Statistic

Variabel

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

Keterangan

X.1.1.1 39,4194 130,718 ,772 ,941 VALID

X.1.1.2 39,3871 130,312 ,794 ,941 VALID

X.2.1.1 39,0968 133,224 ,714 ,943 VALID

X.2.1.2 39,0968 133,224 ,714 ,943 VALID

X.3.1.1 39,0323 129,966 ,761 ,942 VALID

X.3.1.2 39,4194 136,652 ,527 ,947 VALID

X.3.2 39,3548 135,370 ,605 ,945 VALID

X.4.1 39,4839 133,858 ,679 ,943 VALID

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 109: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

96

Universitas Indonesia

Tabel 4.11 (sambungan)

Variabel

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

Keterangan

X.4.2 39,6774 137,092 ,698 ,943 VALID

X.5.1.1 39,9032 136,224 ,768 ,942 VALID

X.5.1.2 39,7097 130,480 ,760 ,942 VALID

X.5.1.3 39,4516 133,656 ,742 ,942 VALID

X.5.1.4 39,3871 136,912 ,624 ,944 VALID

X.5.2.1. 39,6774 136,359 ,702 ,943 VALID

X.5.2.1. 39,5484 135,456 ,654 ,944 VALID

X.6.2 39,3226 129,959 ,795 ,941 VALID

Sumber : Data Hasil Olahan SPSS

Untuk mengukur tingkat valid dan tidaknya dari 16 variabel yang ada,

nilai r (Corrected Item-Total Correlation) harus minimal sama dengan atau lebih

dari nilai r tabel. Berdasrkan nilai responden yang berjumlah 31 responden

didatakan nilai r tabel yaitu r = 0,355. Pada tabel di atas dapat dilihat semua

variabel bersifat valid.

Uji Reabilitas

Tabel 4.12. Case Processing Summary

N %

Cases Valid 31 100,0

Excludeda 0 0,0

Total 31 100,0

Sumber : Data Hasil Olahan SPSS

Dari tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa 31 reponden yang diujikan

dinyatakan valid dengan nilai Alpha Cronbach 0.946.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 110: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

97

Universitas Indonesia

Tabel 4.13. Realibility Statistic

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,946 16

Sumber : Data Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan tabel tingkat reliabilitas, maka nilai Alpha Cronbach yang

didapat adalah 0.946. Nilai tersebut terletak diantara 0.9 hingga 1.00 sehingga

tingkat reliabilitasnya tinggi (dapat dipercaya).

4.3.2 Analisa Deskriptif

Analisa deskriptif adalah analisa untuk mendapatkan nilai mean dan

median dari seluruh jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari

variabel penelitian. Analisa ini memungkinkan peneliti mengetahui secara cepat

gambaran sekilas dan ringkas dari data yang diperoleh. Dengan menggunakan

bantuan program SPSS, maka akan didapatkan nilai mean yang merupakan nilai

rata-rata, serta nilai median. Deskriptif untuk variabel yang berpengaruh terhadap

biaya konstruksi sebagian besar adalah kurang berpengaruh terhadap biaya

proyek, yaitu 2 (0% - <1%). Secara rinci deskriptif variabel ini terdapat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 4.14. Analisa Deskriptif

N Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

VAR00001 31 2,6452 ,19972 1,11201 1,237

VAR00002 31 2,6774 ,19885 1,10716 1,226

VAR00003 31 2,9677 ,18828 1,04830 1,099

VAR00004 31 2,9677 ,18828 1,04830 1,099

VAR00005 31 3,0323 ,20988 1,16859 1,366

VAR00006 31 2,6452 ,19972 1,11201 1,237

VAR00007 31 2,7097 ,19229 1,07062 1,146

VAR00008 31 2,5806 ,18993 1,05749 1,118

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 111: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

98

Universitas Indonesia

Tabel 4.14 (sambungan)

N Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

VAR00009 31 2,3871 ,15153 ,84370 ,712

VAR00010 31 2,1613 ,14735 ,82044 ,673

VAR00011 31 2,3548 ,20504 1,14159 1,303

VAR00012 31 2,6129 ,17766 ,98919 ,978

VAR00013 31 2,6774 ,16967 ,94471 ,892

VAR00014 31 2,3871 ,15847 ,88232 ,778

VAR00015 31 2,5161 ,17883 ,99569 ,991

VAR00016 31 2,7419 ,20197 1,12451 1,265

Valid N

(listwise) 31

Sumber : Olahan Data SPSS

Dari tabel di atas, nilai variabel X secara total rata jawaban responden

terdapat pada nilai yang bila dibulatkan ke bilangan terdekat rata-rata menjadi 2.

Sehingga jawaban rata-rata adalah kurang berpengaruh. Grafik rata-rata jawaban

ada pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.4. Grafik Mean Indikator

Sumber : Olahan

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Nilai Mean Indikator

Mean Total Mean

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 112: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

99

Universitas Indonesia

4.3.3 Analisa dengan Menggunakan AHP

4.3.3.1 Perbandingan Berpasangan dan normalitas matriks

Tahap pertama yang dilakukan pada analisa AHP adalah membuat

matriks perbandingan berpasangan untuk pengaruh biaya sehingga didapatkan

sebanyak lima (5) buah elemen yang dibandingkan. Di bawah ini diberikan

matriks berpasangan yang dapat dihitung seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 4.15. Matriks Berpasangan untuk Pengaruh Biaya Pengambilan

Keputusan

sangat berpengaruh cukup sedikit tidak

Sangat 1 3 5 7 9

berpengaruh 0.33 1.00 3.00 5.00 7

Cukup 0.20 0.33 1.00 3.00 5

Sedikit 0.14 0.20 0.33 1.00 3

Tidak 0.11 0.14 0.20 0.33 1

Jumlah 1.79 4.68 9.53 16.33 25

Sumber : Data Hasil Olahan

4.3.3.2 Bobot elemen

Perhitungan bobot elemen untuk masing-masing unsur dalam matriks

bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.16. Perhitungan Bobot Elemen

sangat berpenga

ruh cukup sedikit tidak jumlah prioritas presentase

sangat 0.56 0.64 0.52 0.43 0.36 2.51 0.50 100

berpengaruh 0.19 0.21 0.31 0.31 0.28 1.30 0.26 51.75

cukup 0.11 0.07 0.10 0.18 0.20 0.67 0.13 26.72

sedikit 0.08 0.04 0.03 0.06 0.12 0.34 0.07 13.48

tidak 0.06 0.03 0.02 0.02 0.04 0.17 0.03 6.93

jumlah 1.00 1.00 1.00 1.00 1 5 1

Sumber : Data Hasil Olahan SPSS

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 113: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

100

Universitas Indonesia

Sehingga dari tabel perhitungan di atas maka bobot elemen untuk

masing-masing risiko dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 4.17. Perhitungan Bobot Elemen Masing-masing Pengaruh

sangat berpengaruh cukup sedikit tidak

BOBOT 1.00 0.52 0.27 0.13 0.07

Sumber : Data Hasil Olahan SPSS

4.3.3.3 Uji konsistensi matriks dan hirarki

Matriks bobot dari hasil perbandingan berpasangan harus mempunyai

diagonal bernilai satu dan konsistensi. Untuk menguji konsistensi, maka nilai

eigen value maksimum (λmaks) harus mendekati banyaknya elemen (n) dan eigen

value sisa mendekati nol.

Pembuktian konsistensi matriks berpasangan dilakuakan dengan unsur-

unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan diperoleh

matriks sebagai berikut.

sehingga didapatkan nilai z maks = 2.69 + 1.375 + 0.676 + 0.325 + 0.171 = 5.237

dengan banyaknya elemn dalam matriks (n) adalah 5, maka besarnya RCI untuk

n=5 sesuai dengan tabel Sturat H. Mann adalah sebesar 1.12, maka CI = (λmaks-

n)/(n-1) adalah CI = 0.059. Selanjutnya CR = 0.059/1.12= 0.053=5.2 %. Nilai

tersebut menunjukkan nilai CR <10 % , maka hasil ini mempunyai hirarki

konsisten dan tingkat akurasi yang tinggi.

1 3 5 7 9

0.33 1 3 5 7

0.2 0.33 1 3 5

0.14 0.20 0.33 1 3

0.11 0.14 0.2 0.33 1

æ

è

çççççç

ö

ø

÷÷÷÷÷÷

´

0.5

0.26

0.13

0.07

0.03

æ

è

çççççç

ö

ø

÷÷÷÷÷÷

=

2.69

1.375

0.676

0.325

0.171

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 114: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

101

Universitas Indonesia

4.3.3.4 Rangking pada Variabel

Berdasarkan uji konsistensi, maka perhitungan untuk pengaruh variabel

terhadap perubahan biaya konstruksi dilakukan dengan memasukkan bobot

elemen masing-masing sesuai dengan hasil. Tabel berikut merupakan perhitungan

nilai pengaruh terhadap biaya yang digunakan untuk menentukan rangking atau

peringkat dalam analisa AHP.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 115: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

102

Universitas Indonesia

Tabel 4.18. Nilai Perhitungan AHP

Variabel Sub-

Variabel

Total Jawaban Pengaruh

Terhadap Peningkatan

Biaya total

prosentase

Nilai Ranking

tidak kurang cukup berpengaruh sangat

1 2 3 4 5 0,07 0,13 0,27 0,52 1

X1 X.1.1 3 14 8 3 3 31 9,677419355 45,16129032 25,80645161 9,677419355 9,677419355 28,22581 7

X.1.2 3 13 9 3 3 31 9,677419355 41,93548387 29,03225806 9,677419355 9,677419355 28,67742 5

X2 X.2.1 1 11 10 6 3 31 3,225806452 35,48387097 32,25806452 19,35483871 9,677419355 33,29032 3

X.2.2 1 11 10 6 3 31 3,225806452 35,48387097 32,25806452 19,35483871 9,677419355 33,29032 2

X3

X.3.1.1 1 13 5 8 4 31 3,225806452 41,93548387 16,12903226 25,80645161 12,90322581 36,35484 1

X3.1.2 3 15 5 6 2 31 9,677419355 48,38709677 16,12903226 19,35483871 6,451612903 27,83871 8

X.3.2 3 12 9 5 2 31 9,677419355 38,70967742 29,03225806 16,12903226 6,451612903 28,3871 6

X4 X.4.1 3 15 7 4 2 31 9,677419355 48,38709677 22,58064516 12,90322581 6,451612903 26,22581 10

X.4.2 3 16 10 1 1 31 9,677419355 51,61290323 32,25806452 3,225806452 3,225806452 21 14

X5

X.5.1.1 6 16 7 2 0 31 19,35483871 51,61290323 22,58064516 6,451612903 0 17,51613 16

X.5.1.2 7 13 6 3 2 31 22,58064516 41,93548387 19,35483871 9,677419355 6,451612903 23,74194 13

X.5.1.3 2 15 9 3 2 31 6,451612903 48,38709677 29,03225806 9,677419355 6,451612903 26,06452 11

X.5.1.4 1 15 10 3 2 31 3,225806452 48,38709677 32,25806452 9,677419355 6,451612903 26,70968 9

X.5.2.1 3 18 5 5 0 31 9,677419355 58,06451613 16,12903226 16,12903226 0 20,96774 15

X.5.2.2 4 13 9 4 1 31 12,90322581 41,93548387 29,03225806 12,90322581 3,225806452 24,12903 12

X6 X.6.1 4 10 9 6 2 31 12,90322581 32,25806452 29,03225806 19,35483871 6,451612903 29,45161 4

Sumber : Data Hasil Olahan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 116: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

103

Universitas Indonesia

Berdasarkan ranking hasil tabel tersebut, diperoleh nilai proxy utama

indikator yang sangat berpengaruh terhadap perubahan biaya konstruksi yang

mewakili variabel tersebut. Indikator tersebut merupakan indikator yang paling

berpengaruh terhadap perubahan biaya konstruksi yang tercantum dalam tabel

berikut.

Tabel 4.19. Faktor Pengaruh Terhadap Biaya Dominan Variabel

Sumber : Data Hasil Olahan

Berdasarkan tabel di atas, variabel yang paling mempengaruhi biaya

konstruksi Green Building adalah menyediakan area pengumpulan, pemisahan,

dan sistem pencatatan limbah padat.

4.3.4 Analisa Studi Kasus

4.3.4.1 Pendahuluan

Setelah melakukan pengumpulan dan analisa data kuisioner, maka

penulis melakukan tahap analisa studi kasus pada proyek pembangunan Green

Building. Proyek yang dijadikan objek studi kasus pada penelitian ini adalah

No Variabel Indikator Nilai

1 X1 Tersedianya instalasi beserta tempat

sampah untuk memilah sampah

rumah tangga anorganik 28,67742

2 X2

GP mendampingi team desain

sampai dengan proses sertifikasi

yang terintegrasi dalam optimasi

desain dan proses konstruksi

33,29032

3 X3 Menyediakan area pengumpulan,

pemisahan, dan sistem pencatatan

limbah padat 36,35484

4 X4 Foto dan denah instalasi

pengomposan limbah organik atau

diserahkan ke pihak ketiga 26,22581

5 X5 Membayar comissioning yang

dilakukan oleh pihak ketiga 26,70968

6 X6 Surat pernyataan yang

ditandatangani 29,45161

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 117: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

104

Universitas Indonesia

proyek gedung perkantoran milik PT Jasa Marga yang berlokasi di pintu tol utama

TMII Jakarta Timur, dengan kontraktor pelaksananya adalah PT. PP (Persero),

Tbk. Sesuai dengan visi misi perusahaan kontraktor yang berkomitmen sebagai

Green Contractor, maka pembangunan gedung ini akan berlandaskan prinsip

ramah lingkungan, serta dalam operasionalnya nantipun juga harus tetap

menghemat energi yang dihasilkan. Hal ini didukung pula oleh pemilik gedung

yang setuju untuk berkomitmen melaksanakan prinsip green dalam bangunannya.

Berikut adalah data umum dari proyek tersebut.

Nama proyek : Pembangunan Kantor Pusat Jasa Marga Gerbang

Tol TMII Utama

Pemberi tugas : PT. Jasa Marga (Persero), Tbk

Lingkup pekerjaan : Struktur, Mechanical, electrical dan Arsitektur

Konsultan Prencana : PT. Bita Enarcon Engineering

Biaya Kontrak : Rp 38.859.884.343,-

Luas lahan : 8,741 m2

Zoning : Office building

KDB : -

KLB : -

Gross Building Area : 4879,3 m2

NLA : 3412 m2

Sirkulasi ( Non AC) : 1467 m2

Finishing Gedung : GRC Panel, Alumunium composit

Façade Gedung : Clear glass

Sistem AC : Split unit - inverter

Sistem Lift : VVVF

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 118: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

105

Universitas Indonesia

Gambar 4.5 Masa Kontruksi Proyek

4.3.4.2 Penerapan Konsep Green Building

Pembangunan gedung kantor ini ditargetkan memperoleh 65 poin sistem

rating GREENSHIP untuk mendapatkan predikat gold. Desain awal (pada saat

tender) merupakan desain gedung konvensional yang selanjutnya diubah menjadi

desain Green Building. Meskipun desain awalnya adalah konvensional tetapi telah

memiliki baseline poin Green Building yaitu sebesar 22 poin.

Tabel 4.20 Target Pencapaian Rating

NO ITEM Baseline Target

ELIGIBILITY

1 ASD Appropriate Site Development 4 11

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 119: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

106

Universitas Indonesia

Tabel 4.20 (sambungan)

NO ITEM Baseline Target

2 EEC Energy Efficiency &

Conservation 2 15

3 WAC Water Conservation 4 15

4 MRC Material Resources & Cycle 4 4

5 IHC Indoor Health & Comfort 6 9

6 BEM Building Environmental

Management 1 11

TOTAL 22 65

Sumber: Data Proyek

Aspek Building Environmental Management (BEM) memiliki target

sebanyak 11 poin darii sebelumnya telah memiliki 1 poin baseline. Target poin

BEM berasal dari subaspek Prasyarat(Basic Waste Facility), BEM-1 (GP as a

Member of Design Team), BEM-2 (Pollution of Construction Activity), BEM-3

(Advance Waste Management), BEM-4 (Proper Comissioning), BEM-5

(Submission Green Building Implementation Data for Database), BEM-6 (Fit-Out

Agreement), dan BEM-7 (Occupant Survey). Berikut ini adalah pembahasan

mengenai perubahan biaya akibat perubahan desain menjadi Green Building

dilihat dari target poin yang berasal dari aspek BEM.

a. Basic Waste Facility (Prasyarat)

Sub kriteria ini merupakan suatu pre-requisite atau syarat keharusan

yang harus dimiliki setiap gedung dalam menyediakan fasilitas untuk

pemilahan sampah domestik dan rencana kerja pemilahan sampah

berdasarkan jenis sampah yaitu sampah organik dan sampah non-organik,

terutama kriteria wajib dari aspek BEM untuk mendapatkan point rating

greenship. Strategi untuk mencapai target pada proyek ini adalah dengan

menyediakan tempat sampah yang memilah sampah berdasarkan jenisnya

(organik dan anorganik) ketika bangunan akan digunakan. Untuk penerapan

aspek ini belum dapat ditinjau karena proyek masih dalam tahap konstruksi,

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 120: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

107

Universitas Indonesia

tetapi pihak kontraktor sudah sepakat untuk merencanakan tempat sampah

yang terpilah berdasarkan jenisnya di bangunan ketika sudah jadi, yaitu

berwarna merah untuk sampah B3, berwarna kuning untuk sampah organik,

dan berwarna hijau untuk sampah anorganik.

Gambar 4.6. Tempat sampah Organik, Anorganik, dan B3

Sumber : Data Proyek

Tujuan akhir dari penerapan aspek ini adalah pemilahan sampah di

tempat pengumpulan akhir sampah proyek (TPS) sehingga sampah sudah

terpilah ketika diangkut oleh truk sampah menuju TPA (Tempat Pembuangan

Akhir). Di proyek ini akan disediakan lokasi untuk tempat pembuangan

sampah akhir di lokasi bangunan berbentuk bak sampah, yang letaknya di

pojok lokasi bangunan. Nantinya sampah di bak sampah ini akan diangkut

oleh truk dinas kebersihan kota. Alur dan Instruksi kerja pengendalian limbah

padat terdapat pada lampiran 4. Sesuai keterangan pihak kontraktor, biaya

untuk penerapan aspek ini sudah include kedalam kontrak dan tidak

ditampilkan ke dalam BQ karena biayanya sangat kecil. Penerapannya dalam

proyek tidak memberikan poin, karena hanya berupa prasyarat.

Gambar 4.7. Alur pembuangan sampah

Sumber : Data Proyek

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 121: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

108

Universitas Indonesia

b. Greenship Professional (GP) as a Member of Design Team (BEM-1)

Strategi untuk mencapai target ini adalah melibatkan Greenship

Professional yang tersertifikasi dalam masa perencanaan, konstruksi &

sertifikasi. Proyek ini menggunakan seorang GP yang tersertifikasi sejak

tahap perencanaan sampai sertifikasi yang berasal dari kontraktor PT. PP

(Persero), Tbk. GP diberi surat pernyataan penunjukan GP oleh owner,

namun karena proyek ini baru berjalan 20% maka belum dibuat surat

penunjukan GP oleh owner. Untuk contoh surat penunjukan GP terdapat pada

lampiran 5. Posisi GP dalam struktur organisasi kontraktor akan dijelaskan

pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.8. Struktur GP dalam Organisasi Kontraktor

Sumber : Data Proyek

Tugas GP di proyek ini adalah mengarahkan desain suatu Green

Building sejak tahap awal sehingga memudahkan tercapainya suatu desain

yang memenuhi rating, serta berkoordinasi dengan owner. Ketika GP

merencanakan pengaplikasian aspek-aspek Green Building pada suatu

bangunan, maka GP harus membuat draft exercise sebagai tahap awal

perhitungan sebelum aspek-aspek tersebut akan diaplikasikan. GP harus aktif

dalam memberi masukan proyek, serta mengcut ketika terjadi kesalahan

perencanaan aspek Green Building. Untuk contoh daftar absensi GP dapat

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 122: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

109

Universitas Indonesia

dilihat di lampiran 6. Sesuai penjelasan dari pihak kontraktor, dimana PT. PP

(Persero), Tbk. adalah kontraktor yang berkomitmen tinggi terhadap green

building, maka dalam hal ini membebaskan biaya GP dalam semua

proyeknya. Dengan kata lain, biaya GP dalam proyek sudah include ke dalam

kontrak. Penerapan aspek ini dalam proyek memberikan 1 poin dari total 1

poin.

c. Pollution of Construction Activity (BEM-2)

Strategi untuk mencapai poin dalam aspek ini adalah kontraktor

diwajibkan mempunyai Rencana Manajemen Sampah konstruksi, baik untuk

limbah padat dan cair yang disyaratkan dalam dokumen tender. Untuk limbah

padat, dengan menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem

pencatatan. Pencatatan dibedakan berdasarkan limbah padat yang dibuang ke

TPA, digunakan kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga. Untuk limbah

cair, dengan menjaga kualitas seluruh air yang timbul dari aktivitas

konstruksi agar tidak mencemari drainase kota. Flowchart untuk penanganan

limbah padat/cair hasil kegiatan proyek dapat dilihat pada lampiran 7.

Gambar 4.9. Area Pemilahan dan Pencatatan Limbah Padat

Sumber : Data Proyek

Dalam proyek Jasa Marga, penanganan limbah padat dengan

membuat fasilitas untuk pemilahan sudah diterapkan seperti pada gambar 4-4,

namun jenis tempat sampah yang dibedakan di proyek adalah tempat sampah

kaleng dan plastik, tempat sampah kertas, tempat sampah rumah tangga, dan

tempat sampah padat B3. Menurut Manager SHE, hal ini dilakukan untuk

mempermudah karyawan serta tukang yang bekerja agar tidak kebingungan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 123: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

110

Universitas Indonesia

ketika ingin membuang sampah, dan hal ini baru diterapkan di proyek ini

saja. Penggunaan tempat sampah ini sudah efektif karena para tukang

mengerti, namun sosialisasinya saja yang belum maksimal.

Gambar 4.10. Tempat Sampah di Proyek

Sumber : Data Proyek

Proyek Jasa Marga ini menggunakan jasa PT. PP (Persero), Tbk

sebagai kontraktor, dimana PT. PP (Persero), Tbk adalah kontraktor

bersertifikat ISO 14001 dan sudah memiliki standar yang baik dalam

penanganan limbah konstruksi sehingga tidak membutuhkan biaya tambahan.

Pemilihan material yang digunakan ramah lingkungan, serta diantaranya

adalah material daur ulang. Nantinya sisa material seperti waste besi beton

dan Alumunium Composite Panel(ACP) akan digunakan kembali misalnya

untuk pagar pembatas, tempat sampah, tempat duduk, dll.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 124: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

111

Universitas Indonesia

Gambar 4.11. Penggunaan kembali waste besi beton

Sumber : Data Proyek

Waste besi beton yang lain, serta sisa-sisa kayu dari aktivitas

konstruksi akan dibeli oleh pengepul dan diangkut oleh truk. Satuan untuk

waste besi beton dan kayu yang akan dibeli oleh pengepul adalah ritase atau

per satu truk. Setiap sampah dan limbah yang keluar dari proyek harus dicatat

dan dimonitor dengan baik. Surat pernyataan kerjasama pengolahan limbah

dengan pihak ketiga belum dibuat untuk proyek ini, untuk contoh surat

pernyataan tersebut dapat dilihat di lampiran 8. Penerapan aspek ini dalam

proyek memberikan 2 poin dari total 2 poin, dimana 1 poin dari aspek ini

yaitu Manajemen Limbah Padat sudah menjadi baseline.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 125: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

112

Universitas Indonesia

Gambar 4.12. Form monitoring pengeluaran sampah proyek

Sumber : Data Proyek

Untuk penanganan limbah cair selama konstruksi, tidak memerlukan

penanganan dan biaya khusus karena limbah cair yang dihasilkan di proyek

ini sangat sedikit.

Flowchart pengendalian air dari aktivitas konstruksi ke saluran kota

dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.13. Flowchart pengendalian limbah cair konstruksi

Sumber : Data Proyek

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 126: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

113

Universitas Indonesia

d. Advance Waste Management (BEM-3)

Aspek ini memiliki 2 point jika diaplikasikan secara penuh, namun

proyek Jasa Marga tidak berencana untuk membuat fasilitas pengomposan

limbah organik di lokasi tapak bangunan. Oleh karena itu, strategi yang

digunakan untuk mencapai target ini adalah memberikan pernyataan atau

rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah anorganik secara mandiri

dengan pihak ketiga (Ikatan Pemulung Indonesia) di luar sistem jaringan

persampahan kota sehingga bisa mengambil 1 point dari penerapan aspek ini.

Gambar 4.14. Logo Ikatan Pemulung Indonesia (IPI)

Sumber : Data Proyek

Pembuatan surat pernyataan aspek ini tidak membutuhkan biaya.

Surat pernyataan kerjasama belum dibuat karena proyek ini belum teregistrasi

sebagai Green Building, untuk contohnya dapat dilihat di lampiran 9.

Penerapan aspek ini dalam proyek memberikan 1 poin dari total 2 poin.

Gambar 4.15. Contoh Limbah Anorganik

Sumber : Data Proyek

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 127: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

114

Universitas Indonesia

e. Proper Comissioning (BEM-4)

Strategi untuk mencapai target poin dalam aspek ini adalah

melakukan testing comissioning sesuai dengan guideline ASHRAE 0-2005.

Tujuan dari Proper Comissioning sendiri adalah untuk mengetahui unjuk

kerja dari peralatan tersebut dan mengecek apakah data-data dari material

tersebut sama dengan seperti yang tertera di spesifikasi teknis dari peralatan

tersebut. Item yang akan dikomisioning setelah bangunan selesai adalah

sistem tata udara, power equipment, dan kuat penerangan (lux) dan prosesnya

harus terdokumentasi dengan baik. Proper Comissioning ini nantinya akan

dilakukan oleh tim yang kompeten dari supplier, PT. PP (Persero), Tbk, dan

pihak GBCI. Tim tersebut merupakan tim yang telah mendapat persetujuan

dari Owner sebagai pelaksana kegiatan Proper Comissioning.

Gambar 4.16. Tim Proper Comissioning

Sumber : Olahan Sendiri

Adapun alat-alat serta prosedur pelaksanaan Testing dan

Komisioning harus melalui tahapan sebagai berikut :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 128: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

115

Universitas Indonesia

Gambar 4.17. Alat Comissioning

Sumber : Olahan Sendiri

Gambar 4.18. Prosedur pelaksanaan Testing dan Komisioning

Sumber : Data Proyek

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 129: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

116

Universitas Indonesia

Proses Testing dan Komisioning di proyek Jasa Marga akan

dilaksanakan setelah fisik bangunan selesai dibangun, dan item-item yang

akan dikomisioning masih dalam tahap perencanaan, sehingga biaya untuk

komisioning belum bisa dihitung, hanya berupa estimasi dari pakar. Karena

proyek ini tidak menggunakan chiller, maka biaya komisioning akan

berkurang dibandingkan dengan proyek Green Building terdahulu, misalnya

Dahana atau Kementerian PU. Menurut pakar, estimasi biaya Proper

Comissioning yang akan diajukan ke owner adalah sebesar Rp

200.000.000,00 dan satuannya adalah lumpsum. Contoh form komisioning

dapat dilihat di lampiran 10. Penerapan aspek ini dalam proyek memberikan 3

poin dari total 3 poin.

f. Submission Green Building Implementation Data for Database (BEM-5)

Strategi untuk mencapai target poin dari aspek ini adalah

menyerahkan data implementasi Green Building sesuai dengan form dari

GBCI, yang merupakan prasyarat untuk mendaftarkan diri dalam rating

kategori dan memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan menyerahkan

data implementasi Green Building dari bangunannya dalam waktu 12 bulan

setelah tanggal sertifikasi kepada GBCI dan suatu pusat data energi Indonesia

yang akan ditentukan kemudian. Aspek ini akan diaplikasikan dalam proyek

Jasa Marga, format bentuk surat pernyataannya dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 130: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

117

Universitas Indonesia

Gambar 4.19. Surat Pernyataan Penyerahan Data Implementasi Green

Building

Sumber : Data Proyek

Pada kenyatannya, pembuatan surat pernyataan aspek ini tidak

membutuhkan biaya. Contoh surat pernyataan dari proyek terdahulu dapat

dilihat pada lampiran 11. Penerapan aspek ini dalam proyek memberikan 2

poin dari total 2 poin.

g. Fit-Out Agreement (BEM-6)

Aspek ini tidak diterapkan pada proyek Jasa Marga.

h. Occupant Survey (BEM-7)

Strategi untuk mencapai target poin aspek ini adalah memberi

pernyataan bahwa pemilik gedung akan mengadakan survei suhu dan

kelembaban paling lambat 12 bulan setelah tanggal sertifikasi. Apabila

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 131: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

118

Universitas Indonesia

hasilnya minimal 20% responden menyatakan ketidaknyamanannya, maka

pemilik gedung harus setuju untuk melakukan perbaikan selambat-lambatnya

6 bulan setelah pelaporan hasil survei. Dalam proyek ini, pihak Jasa Marga

setuju untuk mengadakan survey suhu dan kelembaban setelah okupansi

masuk, namun surat pernyataan belum dapat dibuat karena proyek baru

berjalan 20% dan belum teregistrasi sebagai Green Building. Pada

kenyatannya, pembuatan surat pernyataan aspek ini tidak membutuhkan

biaya. Untuk contoh surat pernyataan dapat dilihat pada lampiran 12.

Penerapan aspek ini dalam proyek memberikan 2 poin dari total 2 poin.

4.3.4.3 Kesimpulan

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan secara terstruktur dan

terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap 1 berupa validasi kepada pakar semua

variabel yang berpengaruh terhadap peningkatan biaya, lalu dilanjutkan tahap 2

yang berupa penyebaran kuisioner kepada responden untuk mengetahui dan

tingkat pemahaman terhadap isi kuisoner tersebut, serta tahap 3 berupa

penyebaran kuisioner pada para responden di proyek gedung untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh dari penerapan indikator yang ada dalam kuisioner

terhadap perubahan biaya konstruksi. Selanjutnya hasil dari pengumpulan data

tahap 3 tersebut diolah dengan SPSS dan metode AHP, kemudian hasilnya

kembali dibawa kepada pakar untuk diberikan pendapatnya. Hasil variabel yang

didapat dibawa ke proyek kantor pusat Jasa Marga sebagai objek studi kasus.

Tabel 4.21 Deviasi Biaya BEM

No Aspek Non-Green

Building

Green

Building Deviasi

1 Prasyarat (Basic Waste Facility)

2 BEM - 1: GP as a member of design team 0 0 0

3 BEM - 2 : Pollution of Construction Activity 0 0 0

4 BEM - 3 : Advance Waste Management 0 0 0

5 BEM - 4 : Proper Comissioning 0 200.000.000 200.000.000

6 BEM - 5 : Submission GB Implementation for

Database 0 0 0

7 BEM - 6 : Fit Out Guide (tidak diterapkan)

8 BEM - 7 : Occupant Survey 0 0 0 Sumber : Olahan

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 132: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

119 Universitas Indonesia

BAB 5

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan dan bahasan mengenai

analisa data, sehingga tujuan penelitian dapat terjawab. Pada Sub bab 5.2 akan

membahas mengenai temuan penelitian, Sub bab 5.3 pembahasan dan pada Sub

bab 5.4 adalah pengujian hipotesa.

5.2 Temuan

5.2.1 Temuan 1 (Hasil Kuisioner)

Setelah melakukan validasi pakar untuk semua variabel, pengumpulan

data kuisioner dari responden, dan analisa menggunakan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP), maka didapat proxy variabel atau perwakilan suatu

variabel dari setiap indikator-indikator yang ada. Berikut akan disajikan proxy

variabel sesuai dengan peringkat yang paling berpengaruh atau berpotensi

tertinggi dalam meningkatkan biaya konstruksi Green Building sesuai aspek

BEM.

Tabel 5.1. Peringkat Proxy Variabel

Peringkat Variabel Indikator Penjelasan

1 X3 Indikator 5

Menyediakan area pengumpulan, pemisahan,

dan sistem pencatatan limbah padat selama

aktivitas konstruksi

2 X2 Indikator 4

Greensip Professional (GP) mendampingi

team desain sampai dengan proses sertifikasi

yang terintegrasi dalam optimasi desain dan

proses konstruksi

3 X6 Indikator 16

Membuat surat pernyataan yang menyatakan

bahwa setelah sertifikasi Green Building,

owner akan mengadakan survey suhu dan

kelembaban, dan jika hasilnya 20%

responden tidak nyaman maka akan diadakan

perbaikan maksimal 6 bulan setelah hasil

survey

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 133: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

120

Universitas Indonesia

Tabel 5.1 (sambungan)

Peringkat Variabel Indikator Penjelasan

4 X1 Indikator 2

Tersedianya instalasi beserta tempat sampah

untuk memilah sampah rumah tangga

anorganik

5 X5 Indikator 13

Membayar proper comissioning sesuai

petunjuk GBCI yang dilakukan oleh pihak

ketiga

6 X4 Indikator 8

Adanya foto dan denah instalasi fasilitas

pengomposan limbah organik di lokasi

bangunan atau diserahkan ke pihak ketiga Sumber : Olahan

Indikator 5 yaitu menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem

pencatatan limbah padat selama aktivitas konstruksi menjadi proxy untuk variabel

X3(Pollution of Construction Activity) dengan nilai 36,35% dan menjadi

peringkat teratas variabel yang paling berpengaruh terhadap biaya konstruksi

Green Building.

5.2.2 Temuan 2 (Hasil Studi Kasus)

Penulis melakukan studi kasus di proyek selama kurang lebih 1 bulan.

Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai variabel dan

aspek BEM yang diaplikasikan di proyek, misalnya dengan wawancara kepada

Greenship Professional, manager SHE, dan staff proyek. Dari informasi yang

didapat, hanya 6 aspek BEM yang diterapkan di proyek guna meraih poin dari

aspek BEM. Berikut akan dijelaskan subaspek dari aspek BEM yang menjadi

target pencapaian.

a. Basic Waste Facility (Prasyarat Aspek)

Pada proyek pembangunan gedung kantor pusat Jasa Marga,

prasyarat ini akan dilaksanakan nantinya ketika bangunan sudah selesai

dibangun. Untuk penerapan aspek ini biayanya sudah include ke dalam

kontrak dan tidak ditampilkan ke BQ karena biayanya sangat kecil, sehingga

nantinya pengadaan untuk tempat sampah yang terpilah jenisnya akan

dilakukan ketika bangunan sudah selesai.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 134: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

121

Universitas Indonesia

b. GP as a Member of Design Team

Selama penulis melakukan studi kasus di proyek Jasa Marga, GP

selalu standby di kantor dan selalu aktif dalam mengarahkan proses desain

agar gedung menerapkan semua aspek Green Building dengan efektif.

Kekurangannya adalah daftar absen GP selama rapat belum terdokumentasi

dengan baik, karena proyek belum teregistrasi sebagai Green Building. GP di

proyek berjumlah 1 buah, dan tidak terjadi penambahan biaya untuk aspek ini

karena biaya GP sudah dibebaskan oleh pihak kontraktor. Hal ini dikarenakan

PT. PP (Persero), Tbk adalah kontraktor yang berkomitmen tinggi terhadap

green building, sehingga GP akan disediakan langsung oleh pihak PT. PP

(Persero), Tbk dan biayanya sudah include ke dalam kontrak.

c. Pollution of Construction Activity

Pada proyek pembangunan gedung kantor Jasa Marga, aspek ini

sudah diterapkan dengan sangat baik. Hal ini karena PT. PP (Persero), Tbk

bersertifikasi ISO 14001 yang artinya sudah memiliki standar yang baik

dalam penanganan limbah konstruksi, serta PT. PP (Persero), Tbk sudah

berkomitmen sebagai green contractor yang selalu menerapkan

pembangunan berbasiskan ramah lingkungan, sehingga tidak membutuhkan

biaya untuk penerapan aspek ini dan sudah menjadi standar pembangunan

bagi pihak kontraktor. Dari awal pembangunan, pengurangan waste besi

beton sudah direncanakan dengan baik, pembuatan fasilitas untuk pemilahan

sampah konstruksi sudah diterapkan walaupun dengan klasifikasi tempat

sampah yang berbeda dari biasanya. Tidak diperlukan extra cost untuk

penerapan aspek ini, sebaliknya malah menghasilkan uang karena waste besi

beton dan kayu akan diambil oleh pengepul dan dibeli oleh pabrik untuk di

daur ulang. Untuk limbah cair tidak diperlukan penanganan khusus, karena

sangat sedikit limbah cair yang dihasilkan.

d. Advance Waste Management

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 135: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

122

Universitas Indonesia

Pembuatan fasilitas pengomposan tidak dilakukan di proyek ini,

namun untuk pengolahan limbah anorganik akan diserahkan kepada pihak

ketiga sehingga tetap didapat 1 poin akibat penerapan aspek ini.

e. Proper Comissioning

Proses comissioning belum dilakukan sebagai penerapan aspek ini

karena comissioning akan dilakukan ketika bangunan selesai dibuat, serta

item-item yang akan dicomissioning nantinya masih dalam tahap

penggodokan, sehingga nominal biaya belum dapat diketahui. Karena proyek

ini tidak menggunakan chiller, maka biaya komisioning akan berkurang

dibandingkan dengan proyek Green Building terdahulu, misalnya Dahana

atau Kementerian PU. Berdasarkan pendapat pakar, estimasi biaya Proper

Comissioning yang akan diajukan ke owner adalah sebesar Rp

200.000.000,00 dan satuannya adalah lumpsum.

f. Submission Green Building Implementation Data for Database

Aspek ini belum dapat ditinjau karena data implementasi Green

Building akan diserahkan ketika bangunan sudah selesai dibangun. Namun

pihak owner dan kontraktor sudah setuju untuk menyerahkan data

implementasi Green Building dari bangunannya dan nantinya akan

dituangkan dalam bentuk surat pernyataan.

g. Occupant Survey

Aspek ini akan diterapkan nantinya dan sebagai buktinya akan dibuat

surat pertanyaan oleh owner untuk mengadakan survey suhu dan kelembaban

paling lambat 12 bulan setelah tanggal sertifikasi. Pihak owner juga sudah

setuju untuk mengadakan perbaikan apabila hasil survey menyatakan minimal

20% responden menyatakan ketidaknyamanannya.

5.3 Pembahasan

Dari hasil pengolahan data menggunakan metode AHP, diperoleh

variabel yang paling signifikan dalam meningkatkan biaya adalah X3 yaitu

menyediakan area pemisahan, pengumpulan, dan pencatatan limbah padat selama

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 136: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

123

Universitas Indonesia

konstruksi. Pakar berpendapat bahwa hal ini diakibatkan perbedaan persepsi,

karena responden yang dipilih berasal dari berbagai instansi. Padahal, pelaksanaan

variabel X3 dalam proyek ini tidak menimbulkan biaya, malahan menghasilkan

uang karena limbah padat yang dihasilkan dijual ke pabrik. Hal ini diakibatkan

PT. PP (Persero), Tbk sebagai kontraktor sudah menerapkan manajemen limbah

padat sebagai standar dalam konstruksinya, sehingga sistem manajemen limbah

padat PT. PP (Persero), Tbk sudah sesuai dengan penerapan variabel ini.

Hampir semua aspek BEM diterapkan kepada proyek pembangunan

kantor pusat Jasa Marga, termasuk prasyarat aspek yang harus diterapkan agar

mendapat poin. Aspek yang tidak diterapkan adalah X7 yaitu Fit-Out Agreement,

karena dari awal desain aspek tersebut tidak dijadikan target poin. Aspek X4 yaitu

Advance Waste Management diterapkan hanya pada satu indikatornya saja,

sehingga hanya mendapat 1 dari 2 poin yang dapat dicapai.

Dari hasil penelitian studi kasus dapat dilihat bahwa kenaikan biaya

konstruksi pada variabel aspek BEM diakibatkan oleh variabel X5 atau Proper

Comissioning. Hal ini diakibatkan oleh proses yang dilakukan harus sesuai

standar GBCI, yang jauh lebih rumit dan berbeda dari comissioning yang

dilakukan pada gedung biasa. Pelaksanaan proper comissioning bisa memakan

waktu satu minggu, tergantung berapa banyak item yang akan dicomissioning dan

pelaksanaannya harus didokumentasi dan diawasi dengan ketat, sehingga

membuat variabel ini akan memakan biaya yang besar. Variabel lain yang

berpotensi untuk menaikkan biaya konstruksi secara signifikan adalah X2 yaitu

penggunaan Greenship Professional(GP) sebagai bagian dari tim desain, namun

karena dalam proyek ini biaya GP sudah include dalam kontrak, maka variabel ini

tidak menimbulkan biaya.

Dalam penelitian ini juga diperoleh beberapa masukan dari pakar tentang

penerapan aspek Green Building ini. Perbedaan biaya Green Building akan terjadi

jika terjadi perubahan desain dari yang awalnya non-Green menjadi Green.

Namun jika dari tahap desain sudah berkonsep Green, maka peningkatan biaya

yang terjadi tidak akan signifikan. Sehingga kesimpulannya jika mindset para

pelaku konstruksi sudah green, maka biaya konstruksi Green Building tidak akan

jauh berbeda dibandingkan dengan gedung konvensional. Meskipun diawal

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 137: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

124

Universitas Indonesia

dibutuhkan investasi yang lebih tinggi daripada gedung conventional, namun pada

masa operasional biaya yang dikeluarkan menjadi lebih kecil hal ini dikarenakan

adanya penghematan energi dari sistem tata udara, power equipment, dan kuat

penerangan (lux) yang sudah dicomissioning serta perencanaan yang matang sejak

tahap desain.

5.4 Pembuktian Hipotesa

Dari hasil temuan yang ada dalam penelitian ini, dapat dilihat bahwa

hipotesa dari penelitian ini yaitu aspek Proper Comissioning merupakan aspek

yang meningkatkan biaya konstruksi Green Building terbukti. Dengan

peningkatan biaya akibat penerapan aspek tersebut adalah sebesar Rp

200.000.000,- atau 0,51% dari total biaya.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 138: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

125 Universitas Indonesia

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa data, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Penerapan aspek Building Environmental Management yang mempengaruhi

perubahan biaya Green Building adalah sebagai berikut.

Tabel 6.1. Faktor BEM yang Mempengaruhi Biaya

No Variabel Sub

Variabel Indikator

1

BEM-2 Pollution

of Construction

Activity

X.3.1.1

Menyediakan area pengumpulan, pemisahan,

dan sistem pencatatan limbah padat selama

aktivitas konstruksi

2

BEM-1 GP as a

Member of

Design Team

X.2.2

Greensip Professional (GP) mendampingi

team desain sampai dengan proses sertifikasi

yang terintegrasi dalam optimasi desain dan

proses konstruksi

3 BEM-7 Occupant

Survey X.6.1

Membuat surat pernyataan yang menyatakan

bahwa setelah sertifikasi Green Building,

owner akan mengadakan survey suhu dan

kelembaban, dan jika hasilnya 20%

responden tidak nyaman maka akan diadakan

perbaikan maksimal 6 bulan setelah hasil

survey

4

BEM Prasyarat

Basic Waste

Facility

X.1.2

Tersedianya instalasi beserta tempat sampah

untuk memilah sampah rumah tangga

anorganik

5 BEM-4 Proper

Comissioning X.5.1.4

Membayar proper comissioning sesuai

petunjuk GBCI yang dilakukan oleh pihak

ketiga

6

BEM-3 Advance

Waste

Management

X.4.1

Adanya foto dan denah instalasi fasilitas

pengomposan limbah organik di lokasi

bangunan atau diserahkan ke pihak ketiga Sumber : Olahan

b. Peningkatan biaya konstruksi yang diakibatkan aspek Building

Environmental Management adalah sebesar 0,51% dari nilai kontrak,

diakibatkan oleh Variabel X5 yaitu Proper Comissioning.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 139: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

126

Universitas Indonesia

c. Secara keseluruhan, perubahan biaya yang terjadi akibat penerapan aspek

green building pada proyek ini adalah :

Tabel 6.2 Persentase Penambahan Biaya Keseluruhan

No Aspek % Penambahan

1 Appropriate Site Development 1,68%

2 Energy Efficiency & Conservation 3,24%

3 Water Conservation 1,75%

4 Material Resources & Cycle 0,00%

5 Indoor Health & Comfort 0,01%

6 Building Enviromental Management 0,51%

Total 7,19%

Sumber: Olahan Sendiri

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Untuk studi kasus proyek Green Building sebaiknya dilakukan lebih dari satu

proyek, karena pengaplikasian Green Building di tiap bangunan akan berbeda

tergantung targetan ratingnya.

b. Penelitian ini dapat diteruskan dengan menghitung penghematan biaya yang

mungkin diperoleh dari penerapan aspek BEM ini pada masa maintenance.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 140: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

127 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

[1] Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik 2011 No.72/11, 7 November

2011

[2] Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

[3] www.detiknews.com/fauzi-bowo-mengisyarat-green-building.com, diakses

tanggal 11 Desember 2011

[4] Sukamta, Davy, Februari 2009. Mendadak green. 23 Februari 2009

[5] Green Building Council Indonesia. Greenship Panduan Penerapan Versi

1.0 , 2010

[6] Peraturan Menteri Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Nomor 8 Tahun

2010

[7] “Peningkatan Investasi Green Building”, Bisnis Indonesia, Oktober 2011,

hal 8

[8] Irwan Sendjaja - Ketua Umum Asosiasi Manajemen Properti Indonesia,

Saatnya Pengelola Gedung Beralih ke "Green Building". Kompas 17

Februari 2011

[9] http://www.indonesiafinancetoday.com/read/15359/Developer-yang-

Kembangkan-Green-Building-Dapat-Insentif, diakses tanggal 20

Novermber 2011

[10] www.e-realestat.com/wordpress/2009/04/page/2, diakses tanggal 30

Desember 2011

[11] bplhd.jakarta.go.id/06_greenbuilding.php, diakses tanggal 25 November

2011

[12] “Green Building Tidak Bisa Dilihat Dari Phisik Bangunan”, Majalah

Techno Konstruksi, September 2011, hal 12

[13] Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2010 Tentang

Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan Bab II Pasal 4

[14] “Standarisasi Green Building Perlu Dipercepat”, Majalah Techno

Konstruksi, November 2011, hal 8

[15] Green Building Council Indonesia. Greenship Panduan Penerapan Versi

1.0 , 2010

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 141: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

128

Universitas Indonesia

[16] http://bplhd.jakarta.go.id/06_greenbuilding.php, diakses tanggal 5 Desember

2011

[17] www.gbcindonesia.org

[18] http://www.tempo.co/read/news/2011/12/05/095370037/Menikam-Protokol-

Kyoto-di-Durban diakses tanggal 5 Desember 2011

[19] http://www.antaranews.com/print/1258882598/javascript: diakses tanggal 5

Desember 2011

[20] Poul E. Kristensen-Direktur Manager IEN Consultant, Media Informasi dan

Komunikasi Dewan Energi Nasional Edisi Ke III, 2010.

[21] (Irwan Sendjaja-Ketua Umum Asosiasi Manajemen Properti Indonesia

AMPRI, Februari 2011).

[22] http://www.indopos.co.id/index.php/politika/71-jakarta-raya-reviews/6292-

gedung-bertingkat-harus-bersertifikat.htmlm, diakses tanggal 4 Desember

2011

[23] http://www.batukar.info/referensi/panduan-praktis-pemilahan-sampah,

diakses tanggal 12 Desember 2011

[24] Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal

11

[25] Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal

41

[26] Green Building Council Indonesia. Greenship Panduan Penerapan Versi

1.0, 2010

[27] Susanti, Betty. “Investigasi Komposisi Limbah Material Konstruksi

Perumahan”. Jurnal Rekayasa Sriwijaya No. 1 Vol 18, Maret 2009. Hal 11

[28] Green Building Council Indonesia. Greenship Panduan Penerapan Versi

1.0, 2010. hal. 64

[29] Tam & Tam, A Review On the Viable Technology for Construction Waste

Recycling,

http://www98.griffith.edu.au/dspace/bitstream/10072/1/39236.pdf, diakses

tanggal 1 Desember 2011

[30] Koskela, L., Application of the New Production Philosophy to Construction.

Technical Report # 7. Center for Integrated Facility Engineering.

Department of Civil Engineering. Stanford University, 1992.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 142: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

129

Universitas Indonesia

[31] http://www98.griffith.edu.au/dspace/bitstream/10072/15026/1/146319.pdf,

diakses tanggal 1 Desember 2011

[32] Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 1

[33] Bossink, B.A. G., and Brouwers, H.J.H., Construction Waste:

Quantification and Source Evaluation, Journal of Construction Engineering

and Management, 122(1), 55-60, 1996

[34] Crawford, J.H. Composting of Agricultural Waste. In Biotechnology

Applications and Research, Paul N, Cheremisinoff and R. P. Ouellette (ed).

2003. hal 68-77

[35] Green Building Council Indonesia. Greenship Panduan Penerapan Versi

1.0 , 2010

[36] http://www.ccitonline.com/mekanikal/tiki-

pagehistory.php?page=Menentukan+Kenyamanan+Termal+Ruangan+Berda

sarkan+Arah+Aliran+dan+Posisi+Kipas+Exhaust&diff2=9&diff_style=unid

iff, diakses tanggal 3 Desember 2011

[37] Soeharto, Imam, (1998). Manajemen Proyek (Dari konseptual sampai

operasional), Jilid I, Jakarta Erlangga

[38] http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/129191-T%2026784-

Pebgelolaan%20Risiko-Tinjauan%20literatur.pdf, diakses tanggal &

Desember 2011

[39] Project Management Institute, (2008). A Guide to the Project Mangement

Body of Knowledge, 4th

Edition

[40] Sapulette, William. Analisa Penyebab, Proses Administrasi, Pengaruh

Change Order pada Proyek Infrastruktur dan Bangunan Gedung di Ambon.

Tesis Petra Surabaya, 2008

[41] Peter Kurnia Wijaya, Joice Eriana. “Analisa Penyebab Utama Change

Order pada Proyek Konstruksi Gedung T”. Skripsi, Program Sarjana

Fakultas Teknik Sipil Universitas Kristen Petra,Surabaya,2004. hal 15

[42] Murni, Imam. Faktor Penyebab, Akibat dan Proses Pengolahan Change

Order pada proyek Rumah Tinggal di Surabaya. Tesis Petra Surabaya, 2007

[43] Adikusumo, Bayu. Pengaruh Penerapan Konsep Green Construction Pada

Bangunan Gedung Terhadap Penambahan Biaya Pada Pelaksanaan

Proyek.Thesis, Program Sarjana Fakultas Teknik Sipil Universitas

Indonesia,Depok.2010

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 143: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

130 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Adikusumo, Bayu. Pengaruh Penerapan Konsep Green Construction Pada

Bangunan Gedung Terhadap Penambahan Biaya Pada Pelaksanaan

Proyek.Thesis, Program Sarhana Fakultas Teknik Sipil Universitas

Indonesia,Depok.2010Cuma Pengembang Ecek-ecek Risaukan Biaya Green

Building. kompas.com, 6 Maret 2011

Anonymous, 2010. Daur Ulang Sampah Anorganik dan Pemberdayaan Pemulung.

[Homepage of Docstoc][Online] http://www.docstoc.com/docs/3379776/

daur-ulang/

Anonymous. 2010. Sampah (Ancaman bagi Kawasan Wisata Alam).

http://www.dephut.go.id/Halaman/Standardisasi_&_Lingkungan

Kehutanan. Jakarta. Indonesia

Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ario, D. (2010, Juni 4). Metode Delphi.

Asiyanto.Construction Project Cost Management.Jakarta: Pradnya Paramitha,

2010.

BEAM Society. 2009. Building Environmental Assessment Method. Hongkong

BEAM Plus. 2009. BEAM Society Building Environmental Assessment Method

New Building. Hongkong.

Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik 2011 No.72/11, 7 November 2011

Bossink, B.A. G., and Brouwers, H.J.H., Construction Waste: Quantification and

Source Evaluation, Journal of Construction Engineering and Management,

122(1), 55-60, 1996

Building Commissioning Association (BCA). 2008. Best Practices in

Commissioning Existing Buildings. BCA. Portland. USA.

Building Commissioning Association (BCA). 2005. Commissioning for Great

Buildings. BCA. Portland. USA.

Crawford, J.H. Composting of Agricultural Waste. In Biotechnology Applications

and Research, Paul N, Cheremisinoff and R. P. Ouellette (ed). 2003. hal 68-

77

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 144: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

131

Universitas Indonesia

Dajan, D. A. (1973). Pengantar Metode Statistik Deskriptif. Jakarta: PT. Repro

International.

Dall’O’, Giuliano, Alessandro Speccher, Elisa Bruni. 2012. The Green Energy

Audit, a New Procedure for the Sustainable Auditing of Existing Buildings

Integrated with the LEED Protocols. Journal of Sustainable Cities and

Society 3(2012) 54-65.

Daniel, W. W. (1989). Statistik Nonparametrik. Jakarta: Gramedia.

Green Building Council Indonesia, The Definition in Creating Green

Office.(Jakarta : 2010). hal 1

Green Building Council Indonesia. Greenship Panduan Penerapan Perangkat

Penilaian Bangunan Hijau GREENSHIP Versi 1.0 , 2010. Jakarta : Green

Building Council Indonesia

Hardjono, R. D. (2009). Pengelolaan gedung Perkantoran dengan Konsep Green

Building di Surabaya. Surabaya: Program Manajemen Keuangan, Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra.

Howe, R. (1997, November). ISO 14001: The Green Standard. hal. 133-134.

ISO 14001 Certification. (2005).

Kastaman, R & A. Moetangad. 2006. Perancangan Reaktor Sampah Terpadu dan

Pengembangan Mikroba Penghilang Bau Sampah dalam Rangka Mengatasi

Masalah Sampah di Perkotaan. Jurnal Agrikultura Volume 17 Nomor 3,

Desember 2006.

Koskela, L., Application of the New Production Philosophy to Construction.

Technical Report # 7. Center for Integrated Facility Engineering.

Department of Civil Engineering. Stanford University, 1992.

Kurnia, Peter Wijaya and Joice Eriana. “Analisa Penyebab Utama Change Order

pada Proyek Konstruksi Gedung T”. Skripsi, Program Sarjana Fakultas

Teknik Sipil Universitas Kristen Petra,Surabaya,2004

Sulistiyanto, Totok. “Green Building Tidak Bisa Dilihat Dari Phisik Bangunan”,

Majalah Techno Konstruksi, September 2011, hal 12

Murni, Imam. Faktor Penyebab, Akibat dan Proses Pengolahan Change Order

pada proyek Rumah Tinggal di Surabaya. Tesis Petra Surabaya, 2007

Mills, Evan. 2011. Building Commissioning : a Golden Opportunity for Reducing

Energy Costs and Greenhouse Gas Emissions in the United States.

Springerlink.com.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 145: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

132

Universitas Indonesia

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2010 Tentang

Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan Bab II Pasal 4

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air

dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 1

Peter Kurnia Wijaya, Joice Eriana. “Analisa Penyebab Utama Change Order

pada Proyek Konstruksi Gedung T”. Skripsi, Program Sarjana Fakultas

Teknik Sipil Universitas Kristen Petra,Surabaya,2004. hal 15

Poerbo, H. 2002. Utilitas Bangunan. Djambatan. Jakarta. Indonesia.

Project Management Institute, (2008). A Guide to the Project Mangement Body of

Knowledge, 4th

Edition

Raharjo, Mursid. 2007. Memahami AMDAL. Graha Ilmu. Yogyakarta. Indonesia.

Redaksi Butaru.Green Building A Sustainable Consept for Construction

Development in Indonesia..2010

Saptoadi. 2003. Studi Potensi Pengomposan Sampah Kota sebagai salah Satu

Alternatif Pengelolaan Sampah di TPA dengan menggunakan Aktivator

EM4 (Effective Microorganism). Dalam Budiharjo, M.A. 2006. Jurnal

Presipitasi, Volume 1 Nomor 1 September 2006.

Sapulette, William. Analisa Penyebab, Proses Administrasi, Pengaruh Change

Order pada Proyek Infrastruktur dan Bangunan Gedung di Ambon. Tesis

Petra Surabaya, 2008

Simulation Report, Dahana, Subang.PT DAHANA,Subang, hal 48

Soeharto, Imam, (1998). Manajemen Proyek (Dari konseptual sampai

operasional), Jilid I, Jakarta Erlangga

Standarisasi Green Building Perlu Dipercepat, Majalah Techno Konstruksi,

November 2011. Hal 12

Sugiarto, D. S. (2002). Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suratman. Pengaruh penerapan green construction terhadap kinerja biaya proyek

di lingkungan PT PP (persero),Tbk.Thesis, Program Sarjana Fakultas

Teknik Sipil Universitas Indonesia,Depok.2010.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 146: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

133

Universitas Indonesia

Susanti, Betty. “Investigasi Komposisi Limbah Material Konstruksi Perumahan”.

Jurnal Rekayasa Sriwijaya No. 1 Vol 18, Maret 2009. Hal 11

Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal 11

Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal 41

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

Yin, K Robert. Studi Kasus Desain & Metode.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2002. hal.8

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 147: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 1

KUISIONER PENGUMPULAN DATA TAHAP 1

(VALIDASI PAKAR)

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 148: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 1: Kuisioner Tahap 1

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP KINERJA BIAYA KONSTRUKSI

GREEN BUILDING APABILA DIBANDINGKAN DENGAN GEDUNG KONVENSIONAL

(Studi Kasus : Proyek Y pada PT. X)

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI KEPADA PAKAR GREEN BULDING

(ANALISA VARIABEL ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PADA GREEN BUILDING)

MUHAMMAD FATIH

0806454361

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DEPOK

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 149: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 1: (Lanjutan)

L1-2 Universitas Indonesia

ABSTRAK

Maraknya isu kerusakan lingkungan akibat konstruksi mulai menjadi concern tersendiri bagi para pelaku konstruksi.

Merencanakan operasional gedung yang ramah lingkungan sudah harus dipikirkan sejak tahap perencanaan desain. Cakupannya

adalah pengelolaan sumber daya melalui rencana operasional konsep yang berkelanjutan, kejelasan informasi (data), dan penanganan

dini yang membantu pemecahan masalah, termasuk manajemen sumber daya manusia dalam penerapan konsep bangunan hijau untuk

mendukung penerapan tujuan pokok dari kategori lain. Pada penelitian ini, proyek yang akan peneliti tinjau adalah salah satu proyek

bangunan yang mengikuti prinsip green building yang dibuat oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) yang terangkum dalam

greenship dengan targetan rating GOLD. Konstruksi green building biasanya akan menambah biaya jika dibandingkan dengan

conventional buiding. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi faktor-faktor apa saja pada Building Environmental

Management (BEM) dan seberapa besar pengaruh aspek BEM apabila dibandingkan dengan konsep konvensional terhadap kinerja

biaya konstruksi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dan studi kasus pada proyek Y oleh PT. X

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja pada aspek BEM yang mempengaruhi kinerja biaya

2. Menganalisa seberapa besar pengaruh penerapan BEM terhadap peningkatan biaya proyek apabila dibandingkan dengan bangunan

konvensional

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 150: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 1: (Lanjutan)

L1-3 Universitas Indonesia

KERAHASIAAN INFORMASI

Seluruh informasi yang Bapak/Ibu berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya

INFORMASI HASIL PENELITIAN

Setelah seluruh informasi yang masuk dianalisis, temuan dari studi ini akan di sampaikan kepada perusahaan Bapak/Ibu

Apabila Bapak/Ibu memiliki pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi

1. Peneliti/Mahasiswa : Muhammad Fatih pada Hp 082113122388 atau pada email [email protected]

2. Dosen Pembimbing 1 : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT pada HP 08128099019 atau pada email [email protected]

3. Dosen Pembimbing 2 : Suratman, S.T, MT pada HP 081586107414 atau e-mail: [email protected]

Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Semua informasi yang Bapak/Ibu

berikan dalam penelitian ini dijamin kerahasiaannya dan hanya akan dipakai untuk keperluan penelitian saja

Hormat saya

Muhammad Fatih

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 151: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 1: (Lanjutan)

L1-4 Universitas Indonesia

DATA RESPONDEN DAN PETUNJUK SINGKAT

1. Nama Responden :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur

4. Nama Proyek :

5. Jabatan Pada Proyek :

6. Perusahaan :

7. Pengalaman Kerja : (tahun)

8. Pendidikan Terakhir : SLTA/D3/S1/S2/S3/ (coret yang tidak perlu)

9. Tanda tangan :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 152: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 1: (Lanjutan)

L1-5 Universitas Indonesia

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Jawaban merupakan komentar/persepsi/pendapat Bapak/Ibu mengenai cost component apa saja dalam aspek Building

Environmental Management yang mempengaruhi peningkatan biaya konstruksi green building apabila dibandingkan dengan

conventional building.

2. Pengisian Kuesioner ini dilakukan dengan menulis komentar/pendapat pada bagian 1 dan memberikan tanda contreng (X) pada

kuesioner bagian 2.

Keterangan Penilaian untuk bagian 2:

1= Tidak berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi

2= Kurang berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi

3= Cukup berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi

4= Berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi

5= Sangat berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 153: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 1: (Lanjutan)

L1-6 Universitas Indonesia

Kuesioner Tahap I :

Variabel Sub Variabel Indikator Referensi Faktor

Mempengaruhi Komentar dan Tanggapan

Ya Tidak

X1. Basic Waste Facility

X1.1

Adanya instalasi untuk memilah sampah

berdasarkan organik dan anorganik

tersedianya tempat sampah organik

greenship-GBCI

tersedianya tempat sampah anorganik

greenship-GBCI

X2. GP as a Member of

Design Team X2.1

Melibatkan seorang GP sejak tahap desain dan sebelum pendaftaran

sertifikasi

membayar team GP dalam proses sertifikasi

pengalaman

GP mendampingi tim desain yang terintegrasi dalam

optimasi desain dan proses konstruksi

Techno Konstruksi,

September 2011

X3. Pollution of

Construction Activity

X3.1 Memiliki rencana

manajemen limbah padat

menyediakan area pengumpulan, pemisahan,

dan sistem pencatatan greenship-GBCI

Perencanaan pengurangan/penggunaan

waste beton dan besi beton PP Guideline

X3.2 Memiliki rencana

manajemen limbah cair

menjaga kualitas seluruh air yang timbul dari aktivitas

konstruksi greenship-GBCI

X4. Advance Waste

Management X4.1

Adanya instalasi pengomposan limbah organik di lokasi tapak

bangunan

Foto dan denah instalasi pengomposan limbah

organik greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 154: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 1: (Lanjutan)

L1-7 Universitas Indonesia

X5. Proper Comissioning

X5.1 Melakukan testing

komissioning sesuai petunjuk GBCI

mentraining pihak manajemen bangunan dengan baik dan benar

greenship-GBCI

Laporan pelaksanaan komissioning

greenship-GBCI

Menggunakan measuring adjusting instruments sesuai

standar GBCI

Pengalaman/Juklak PU

Membayar comissioning yang dilakukan oleh pihak

ketiga pengalaman

X5.2

Desain & Spesifikasi Teknis harus lengkap saat pemasangan Measuring Adjusting Instruments

Adanya Gambar mekanikal elektrikal yang menunjukkan

instalasi alat-alat ukur dan adjustment

greenship-GBCI

Spesifikasi peralatan ukur dan adjustment

greenship-GBCI

X6. Submission

Green Building

Implementation Data for Database

X6.1

Menyerahkan data implementasi green

building sesuai dengan form GBCI

Adanya Perhitungan persentase kenaikan

investasi green building terhadap pembangunan

gedung konvensional

greenship-GBCI

X6.2

Surat Pernyataan pemilik gedung akan

menyerahkan data implementasi green buildingnya paling

lambat 12 bulan setelah sertifikasi

Adanya surat pernyataan yang berisi tentang data

implementasi volume sampah,konsumsi air, dan

konsumsi energi

greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 155: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 1: (Lanjutan)

L1-8 Universitas Indonesia

X7. Fit-Out Agreement

X7.1 Surat perjanjian dengan

tenant menggunakan kayu yang bersertifikat

Surat pernyataan yang ditandatangani

greenship-GBCI

X7.2

Surat perjanjian dengan tenant Terdapat rencana

manajemen Indoor Air Quality

Surat pernyataan yang ditandatangani

greenship-GBCI

X7.3 Surat perjanjian dengan

tenant mengikuti training manajemen bangunan

Surat pernyataan yang ditandatangani

greenship-GBCI

X8. Occupant Survey

X8.1

Surat pernyataan bahwa pemilik gedung akan

mengadakan survey suhu dan kelembaban

maksimal 12 bulan setelah sertifikasi

Surat pernyataan yang ditandatangani bahwa

pemlik gedung melaksanakan survey setiap

tahun

greenship-GBCI

X8.2

Jika hasil survey 20% responden tidak nyaman, akan diadakan perbaikan maksimal 6 bulan setelah

hasil survey

Surat pernyataan yang ditandatangani

greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 156: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 2

KUISIONER PENGUMPULAN DATA TAHAP 2

(PENGARUH ASPEK TERHADAP PENINGKATAN BIAYA)

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 157: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 2 : Kuisioner Tahap 2

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP KINERJA BIAYA KONSTRUKSI

GREEN BUILDING APABILA DIBANDINGKAN DENGAN GEDUNG KONVENSIONAL

(Studi Kasus : Proyek Y pada PT. X)

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI KEPADA RESPONDEN GREEN BULDING

(ANALISA VARIABEL ASPEK MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN PADA GREEN BUILDING)

MUHAMMAD FATIH

0806454361

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DEPOK

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 158: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 2: (Lanjutan)

L2-2 Universitas Indonesia

ABSTRAK

Maraknya isu kerusakan lingkungan akibat konstruksi mulai menjadi concern tersendiri bagi para pelaku konstruksi. Merencanakan

operasional gedung yang ramah lingkungan sudah harus dipikirkan sejak tahap perencanaan desain. Cakupannya adalah pengelolaan

sumber daya melalui rencana operasional konsep yang berkelanjutan, kejelasan informasi (data), dan penanganan dini yang membantu

pemecahan masalah, termasuk manajemen sumber daya manusia dalam penerapan konsep bangunan hijau untuk mendukung penerapan

tujuan pokok dari kategori lain. Pada penelitian ini, proyek yang akan peneliti tinjau adalah salah satu proyek bangunan yang mengikuti

prinsip green building yang dibuat oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) yang terangkum dalam greenship dengan targetan rating

GOLD. Konstruksi green building biasanya akan menambah biaya jika dibandingkan dengan conventional buiding. Diharapkan penelitian

ini dapat memberikan informasi faktor-faktor apa saja pada salah satu aspek Green Building yaitu aspek Manajemen Lingkungan

Bangunan/Building Environmental Management (BEM) dan seberapa besar pengaruh aspek BEM apabila dibandingkan dengan konsep

konvensional terhadap kinerja biaya konstruksi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dan studi kasus pada

proyek Y oleh PT. X

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja pada aspek BEM yang mempengaruhi kinerja biaya

2. Menganalisa seberapa besar pengaruh penerapan BEM terhadap peningkatan biaya proyek apabila dibandingkan dengan bangunan

konvensional

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 159: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 2: (Lanjutan)

L2-3 Universitas Indonesia

KERAHASIAAN INFORMASI

Seluruh informasi yang Bapak/Ibu berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya

INFORMASI HASIL PENELITIAN

Setelah seluruh informasi yang masuk dianalisis, temuan dari studi ini akan di sampaikan kepada perusahaan Bapak/Ibu

Apabila Bapak/Ibu memiliki pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi

1. Peneliti/Mahasiswa : Muhammad Fatih pada Hp 082113122388 atau pada email [email protected]

2. Dosen Pembimbing 1 : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT pada HP 08128099019 atau pada email [email protected]

3. Dosen Pembimbing 2 : Suratman, S.T, MT pada HP 081586107414 atau e-mail: [email protected]

Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan

dalam penelitian ini dijamin kerahasiaannya dan hanya akan dipakai untuk keperluan penelitian saja

Hormat saya

Muhammad Fatih

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 160: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 2: (Lanjutan)

L2-4 Universitas Indonesia

DATA RESPONDEN DAN PETUNJUK SINGKAT

1. Nama Responden :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur

4. Nama Proyek :

5. Jabatan Pada Proyek :

6. Perusahaan :

7. Pengalaman Kerja : (tahun)

8. Pendidikan Terakhir : SLTA/D3/S1/S2/S3/ (coret yang tidak perlu)

9. Tanda tangan :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 161: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 2: (Lanjutan)

L2-5 Universitas Indonesia

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Jawaban merupakan komentar/persepsi/pendapat Bapak/Ibu mengenai cost component apa saja dalam aspek Building Environmental

Management yang mempengaruhi peningkatan biaya konstruksi green building apabila dibandingkan dengan conventional building.

2. Pengisian Kuesioner ini dilakukan dengan memberikan tanda contreng (X) pada kuesioner bagian 2.

Keterangan Penilaian untuk bagian 2:

1= Tidak berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi green building bila dibandingkan dengan conventional building (0% dari nilai

kontrak)

2= Kurang berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi green building bila dibandingkan dengan conventional building (0% - < 1% dari

nilai kontrak)

3= Cukup berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi green building bila dibandingkan dengan conventional building (1% - < 2% dari

nilai kontrak)

4= Berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi green building bila dibandingkan dengan conventional building

(2% - < 3% dari nilai kontrak)

5= Sangat berpengaruh dalam perubahan biaya konstruksi green building bila dibandingkan dengan conventional building ( ≥ 3% dari nilai

kontrak)

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 162: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 2: (Lanjutan)

L2-6 Universitas Indonesia

Kuesioner Tahap II

NO Variabel Sub- No Sub Variabel

Cost Komponen Apa Saja yang

Mempengaruhi Biaya dalam Green

Building

Referensi Pengaruh Terhadap

Peningkatan Biaya

X1 (Prasyarat) Basic Waste Facility 1 2 3 4 5

X.1.1

Adanya instalasi untuk

memilah sampah berdasarkan

organik dan anorganik

Tersedianya instalasi beserta

tempat sampah untuk memilah

sampah rumah tangga organik

greenship-GBCI

Tersedianya instalasi beserta

tempat sampah untuk memilah

sampah rumah tangga anorganik

greenship-GBCI

X2 BEM 1 (Greenship Professional (GP) as a Member of Design Team)

X.2.1

Melibatkan seorang GP sejak

tahap desain dan sebelum

pendaftaran sertifikasi

Membayar Team GP dalam proses

sertifikasi pengalaman

GP mendampingi team desain

sampai dengan proses sertifikasi

yang terintegrasi dalam optimasi

desain dan proses konstruksi

Techno

Konstruksi,

September 2011

X3 BEM 2 (Pollution of Construction Activity)

X.3.1 Memiliki rencana manajemen

limbah padat

Menyediakan area pengumpulan,

pemisahan, dan sistem pencatatan greenship-GBCI

Perencanaan

pengurangan/penggunaan waste

beton dan besi beton

PP Guideline

X.3.2 Memiliki rencana manajemen

limbah cair

Menjaga kualitas seluruh air yang

timbul dari aktivitas konstruksi greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 163: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 2: (Lanjutan)

L2-7 Universitas Indonesia

(sambungan)

X4 BEM 3 (Advance Waste Management)

X.4.1

Adanya instalasi untuk

pengomposan limbah organik

di lokasi bangunan

Foto dan denah instalasi

pengomposan limbah organik atau

diserahkan ke pihak ketiga

greenship-GBCI

X.4.2

Adanya kerjasama

pengelolaan limbah anorganik

dengan pihak ketiga ataupun

secara mandiri

Surat pernyataan kerjasama

dengan pihak ketiga yang akan

melakukan pengolahan limbah

anorganik

greenship-GBCI

X5 BEM 4 (Proper Comissioning)

X.5.1

Melakukan testing

komissioning sesuai petunjuk

GBCI

Mentraining pihak manajemen

bangunan dengan baik dan benar greenship-GBCI

Laporan pelaksanaan

komissioning greenship-GBCI

Menggunakan measuring

adjusting instruments sesuai

standar GBCI

Pengalaman/Juklak

PU

Membayar comissioning yang

dilakukan oleh pihak ketiga Pengalaman

X.5.2

Desain dan Spesifikasi Teknis

harus lengkap saat

pemasangan measuring

Adjusting Instruments

Adanya gambar mekanikal

elektrikal yang menunjukkan

instalasi alat-alat ukur dan

adjustment

greenship-GBCI

Spesifikasi peralatan ukur dan

adjustment greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 164: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 2: (Lanjutan)

L2-8 Universitas Indonesia

(sambungan)

X6 BEM 7 (Occupant Survey)

X.8.2

Setelah sertifikasi Green

Building, jika hasil survey suhu dan kelembaban

menunjukkan 20% responden

tidak nyaman, akan diadakan

perbaikan maksimal 6 bulan

setelah hasil survey

Surat pernyataan yang

ditandatangani greenship-GBCI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 165: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 3

DATA LENGKAP RESPONDEN

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 166: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 3 : Data Responden

L3-1 Universitas Indonesia

no name sex age company project jabatan exp education

1 Kurniawan L 35 PT Waskita Karya World Class University HSE 7 S1

2 Agus Ruliyanto L 34 PT Waskita Karya World Class University Kepala Lapangan 7 S1

3 A. Syauqi L 35 PT Waskita Karya World Class University Teknik 15 -

4 Sandy Darmawan L 28 PT PP (persero) Tbk Kemang Village (Infinity Tower and JW Marriot Hotel)

QC 4 S1

5 Wiratno L 50 PT PP (persero) Tbk Kemang Village (Infinity Tower and JW Marriot Hotel)

SOM 25 S1

6 Suci Dwi Cahyani P 25 PT PP (persero) Tbk Kemang Village (Infinity Tower and JW Marriot Hotel)

SEM 5 S1

7 Triady A. K. L 32 PT PP (persero) Tbk Kemang Village (Infinity Tower and JW Marriot Hotel)

SEM 7 S1

8 Andy Paramita L 37 PT PP (persero) Tbk Kemang Village (Infinity Tower and JW Marriot Hotel)

GSP 18 D3

9 Aswin Gautama Pohan L 43 PT Bimatekno Karyatama Konsultan (Beca)

konsultan 19 S1

10 Tulus R. S. L 57 KemenPU Gedung Utama KemenPU pengelola teknis 29 S2

11 M. Sandy Yudha Pratama L 27 KSO PP-Brantas Gedung Utama KemenPU ME 4 S1

12 Untung Susilo L 26 PT PP (persero) Tbk Gedung Utama KemenPU staf teknik 3 S1

13 Dadang Supriandoko L 58 KemenPU Gedung Utama KemenPU pengelola teknis 25 -

14 Hendro Dewantoro L 35 PT PP (persero) Tbk Gedung Utama KemenPU SOM 12 S1

15 Utuy R. Sulaiman L 57 Ditjen Cipta Karya Gedung Utama KemenPU pengelola teknis 25 S2

16 Dian Intan P. P 30 PT Hutama Karya (persero)

Nifarro @ Kalibata QC 8 S1

17 Sardjani L 41 PT Hutama Karya (persero)

Nifarro @ Kalibata SOM 15 S1

18 Kalsum L 40 PT PP (persero) Tbk Gedung Parkir Kemenakertrans SEM 15 S1

19 Chary Bintoro L - PT Arkonin Gedung Penataan Ruang PU team leader & GP 20 S1

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 167: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 3: (Lanjutan)

L3-2 Universitas Indonesia

no name sex age company project jabatan exp education

20 Bambang Tutuko L - PT Arkonin Gedung KBI - Solo GP & ME 24 S1

21 Surahman L 35 PT PP (persero) Tbk eye center RSCM SE 7 S1

22 Dedi Nurtopo L 28 PT PP (persero) Tbk PKIA RSCM QS 6 -

23 Sukmono Irwan Diantoro L 46 PT PP (persero) Tbk PKIA RSCM GSP 12 D3

24 Gema Khalid Nur L 30 PT PP (persero) Tbk PKIA RSCM engineer 5 S1

25 Nurkholim L 34 PT PP (persero) Tbk PKIA RSCM pengendalian operasional

proyek 14 S1

26 Yadi Triyadi F. L 34 PT PP (persero) Tbk PKIA RSCM engineer 10 S1

27 Indra Jaya L 32 PT Team Nawa Graha Kencana

BNI cab Gunung Sitoli SM 6 S1

28 Anton I. L 32 PT Candra Baga Lab Biomedis Kemenkes SM 7 S1

29 Sujanto L 41 PT. PP Gedung Parkir Kejaksaan Agung RI Site engineer 18 SLTA

30 Henry Ardianto L 42 PT. PP Kantor JasaMarga SE 10 S1

31 Wildan Nachdy L 28 PT. PP Kantor JasaMarga SE 4 S2

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 168: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 4

INSTRUKSI KERJA PENGENDALIAN LIMBAH PADAT

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 169: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 4 : Instruksi Kerja Pengendalian Limbah Padat

L4-1 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 170: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 5

SURAT PENUNJUKAN GP (GREENSHIP PROFESSIONAL)

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 171: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 5: Contoh Surat Penunjukan GP

L5-1 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 172: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 6

DAFTAR HADIR GP (GREENSHIP PROFESSIONAL)

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 173: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 6 : Contoh Daftar Hadir GP

L6-1 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 174: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 6 : (Lanjutan)

L6- 2 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 175: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 7

FLOWCHART PENANGANAN LIMBAH PADAT/CAIR

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 176: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 7: Flowchart Penanganan Limbah Padat/Cair Hasil Kegiatan Proyek

L7-1 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 177: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 8

SURAT PERNYATAAN PENGELOLAAN LIMBAH

DENGAN PIHAK KETIGA

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 178: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 8: Contoh Surat Pernyataan Pengelolaan Limbah dengan Pihak Ketiga

L8-1 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 179: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 9

SURAT PERNYATAAN PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK

DENGAN PIHAK KETIGA

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 180: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 9: Contoh Surat Pernyataan Pengelolaan Sampah Anorganik dengan Pihak Ketiga

L9-1 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 181: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 10

FORM KOMISSIONING

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 182: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 10 : Contoh Form Komissioning

L10-1 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 183: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 10 : (Lanjutan)

L10-2 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 184: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 10 : (Lanjutan)

L10-3 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 185: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 10 : (Lanjutan)

L10-4 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 186: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 11

SURAT PERNYATAAN PENYERAHAN DATA IMPLEMENTASI GREEN BUILDING

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 187: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 11 : Contoh Surat Pernyataan Penyerahan Data Implementasi GB

L11-1 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 188: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 12

SURAT PERNYATAAN SURVEY

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 189: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 12 : Contoh Surat Pernyataan Survey

L12-1 Universitas Indonesia

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 190: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 13

KUISIONER HASIL VALIDASI PAKAR

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 191: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 13 : (Lanjutan)

L13-1 Universitas Indonesia

NO Variabel Sub- No Sub Variabel Cost Komponen Apa Saja yang

Mempengaruhi Biaya dalam Green

Building Referensi hasil pakar Hasil

Validasi

X1 (Prasyarat) Basic Waste Facility Ya Tidak

X.1.1 Adanya instalasi untuk

memilah sampah berdasarkan

organik dan anorganik

Tersedianya tempat sampah organik greenship-

GBCI 4 1 Ya

Tersedianya tempat sampah

anorganik greenship-

GBCI 3 2 Ya

X2 BEM 1 (GP as a Member of Design Team)

X.2.1 Melibatkan seorang GP sejak

tahap desain dan sebelum

pendaftaran sertifikasi

Membayar Team GP dalam proses

sertifikasi pengalaman 5 0 Ya

GP mendampingi team desain sampai

dengan proses sertifikasi yang

terintegrasi dalam optimasi desain

dan proses konstruksi

Techno

Konstruksi,

September

2011

5 0 Ya

X3 BEM 2 (Pollution of Construction Activity)

X.3.1 Memiliki rencana manajemen

limbah padat

Menyediakan area pengumpulan,

pemisahan, dan sistem pencatatan greenship-

GBCI 4 1 Ya

Perencanaan

pengurangan/penggunaan waste

beton dan besi beton PP Guideline 3 2 Ya

X.3.2 Memiliki rencana manajemen

limbah cair Menjaga kualitas seluruh air yang

timbul dari aktivitas konstruksi greenship-

GBCI 4 1 Ya

X4 BEM 3 (Advance Waste Management)

X.4.1 Adanya instalasi untuk

pengomposan limbah organik

di lokasi tapak bangunan

Foto dan denah instalasi

pengomposan limbah organik atau

diserahkan ke pihak ketiga

greenship-

GBCI 5 0 Ya

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 192: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 13 : (Lanjutan)

L13-2 Universitas Indonesia

X.4.2

Adanya kerjasama

pengelolaan limbah anorganik

dengan pihak ketiga ataupun

secara mandiri

Surat pernyataan kerjasama dengan

pihak ketiga yang akan melakukan

pengolahan limbah anorganik

greenship-

GBCI 5 0 Ya

X5 BEM 4 (Proper Comissioning)

X.5.1 Melakukan testing

komissioning sesuai petunjuk

GBCI

Mentraining pihak manajemen

bangunan dengan baik dan benar greenship-

GBCI 4 1 Ya

Laporan pelaksanaan komissioning greenship-

GBCI 3 2 Ya

Menggunakan measuring adjusting

instruments sesuai standar GBCI Pengalaman/J

uklak PU 4 1 Ya

Membayar comissioning yang

dilakukan oleh pihak ketiga Pengalaman 5 0 Ya

X.5.2

Desain dan Spesifikasi Teknis

harus lengkap saat

pemasangan measuring

Adjusting Instruments

Adanya gambar mekanikal elektrikal

yang menunjukkan instalasi alat-alat

ukur dan adjustment

greenship-

GBCI 0 5 Tidak

Spesifikasi peralatan ukur dan

adjustment greenship-

GBCI 2 3 Tidak

X6 BEM 5 (Submission Green Building Implementation Data for Database)

X.6.1 Menyerahkan data

implementasi green building

sesuai dengan form GBCI

Adanya perhitungan persentase

kenaikan investasi green building

terhadap pembangunan gedung

konvensional

greenship-

GBCI 0 5 Tidak

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 193: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 13 : (Lanjutan)

L13-3 Universitas Indonesia

X.6.2

Surat pernyataan pemilik

gedung akan menyerahkan

data implementasi green

buildingnya paling lambat 12

bulan setelah sertifikasi

Adanya surat pernyataan yang berisi

tentang data implementasi volume

sampah, konsumsi air, dan konsumsi

energi

greenship-

GBCI 0 5 Tidak

X7 BEM 6 (Fit -Out Agreement)

X.7.1 Surat perjanjian dengan

tenant menggunakan kayu

yang bersertifikat Surat Pernyataan yang ditandatangani

greenship-

GBCI 1 4 Tidak

X.7.2

Surat perjanjian dengan

tenant terdapat rencana

manajemen Indoor Air

Quality

Surat Pernyataan yang ditandatangani greenship-

GBCI 1 4 Tidak

X.7.3 Surat perjanjian dengan

tenant mengikuti training

manajemen bangunan

Surat Pernyataan yang ditandatangani greenship-

GBCI 1 4 Tidak

X8 BEM 7 (Occupant Survey)

X.8.1

Surat Pernyataan bahwa

pemilik gedung akan

mengadakan survey suhu dan

kelembaban maksimal 12

bulan setelah sertifikasi

Surat pernyataan yang ditandatangani

bahwa pemilik gedung melaksanakan

survey setiap tahun

greenship-

GBCI 1 4 Tidak

X.8.2

Jika hasil survey 20%

responden tidak nyaman, akan

diadakan perbaikan maksimal

6 bulan setelah hasil survey

Surat pernyataan yang ditandatangani greenship-

GBCI 2 3 Tidak

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 194: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 14

PEDOMAN NEW BUILDING GREENSHIP V.1.0

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 195: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-1 Universitas Indonesia

Kode

Perangkat Penilaian Acuan

Penilaian

Rating Nilai Nilai

Maks

Appropriate Site Development 17%

Prasyar

at 1 Basic Green Area P

Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas

dari struktur bangunan dan struktur sederhana bangunan

taman (hardscape) di atas permukaan tanah atau di bawah

tanah, dengan luas area minimum 10% dari luas total lahan

atau 50% dari ruang terbuka dalam tapak

P

Area ini memiliki vegetasi mengikuti PERMENDAGRI No 1

tahun 2007 Pasal 13 (2a) dengan komposisi 50% lahan

tertutupi luasan pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran

besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dalam ukuran

dewasa dengan jenis tanaman sesuai dengan Permen PU No.

5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal

2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi untuk Pekarangan.

P

ASD 1 Site Selection 2

Membangun di dalam kawasan perkotaan dilengkapi sarana -

prasarana serta telah memenuhi standar Peraturan Menteri

Negara Perumahan Rakyat RI Nomor 32/PERMEN/M/2006

Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap

Bangun yang Berdiri Sendiri paragraph ketiga tentang

Persyaratan Utilitas Kasiba Pasal 68 yang masih berdensitas

rendah, yaitu tingkat okupansi/hunian <300 orang/Ha,

sehingga terjadi pembangunan yang lebih kompak (>300

orang/Ha)

1

Untuk pembangunan yang berlokasi dan melakukan

revitalisasi di atas lahan yang bernilai negatif dan tak terpakai

karena bekas pembangunan atau dampak negatif

pembangunan, seperti tempat pembuangan Akhir (TPA),

badan air yang tercemar, dan daerah padat yang sarana dan

prasarananya di bawah standar Peraturan Menteri Negara

Perumahan Rakyat RI Nomor 32/PERMEN/M/2006 Petunjuk

Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun

yang Berdiri Sendiri paragraph ketiga tentang Persyaratan

Utilitas Kasiba Pasal 68, revitalisasi dilakukan dengan

melengkapi tapak dengan sarana prasarana tersebut.

1

ASD 2 Community Accessibility 2

Terdapat minimal 7 jenis fasilitas umum dalam jarak

pencapaian jalan utama sejauh 1500 m dari tapak 1

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 196: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-2 Universitas Indonesia

Membuka akses pejalan kaki selain ke jalan utama di luar tapak yang menghubungkan-nya dengan jalan sekunder

dan/atau lahan milik orang lain sehingga tersedia akses ke

minimal 3 fasilitas umum sejauh 300 m jarak pencapaian

pejalan kaki

1

Menyediakan fasilitas/akses yang aman, nyaman, dan bebas

dari perpotongan dengan akses kendaraan bermotor untuk

menghubungkan secara langsung bangunan dengan bangunan

lain, di mana terdapat minimal 3 fasilitas umum dan/atau

dengan stasiun transportasi masal

1

Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses

pejalan kaki yang aman dan nyaman selama minimum 10 jam

sehari 2

ASD 3 Public Transportation 2

A. Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam

jangkauan 300 m (walking distance) dari gerbang lokasi

bangunan dengan tidak memperhitungkan panjang jembatan

penyeberangan dan ramp

1

atau

B. Menyediakan shuttle bus untuk pengguna tetap gedung

dengan jumlah unit minimum untuk 10% pengguna tetap

gedung 1

Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di dalam area gedung

untuk menuju ke stasiun transportasi umum terdekat yang

aman dan nyaman sesuai dengan Peraturan Menteri PU

30/PRT/M/2006 mengenai Pedoman Teknis Fasilitas dan

Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

Lampiran 2B.

1

ASD 4 Bicycle 2

Adanya tempat parkir sepeda yang aman sebanyak 1 unit

parkir per 20 pengguna gedung 1

Apabila butir 1 di atas terpenuhi, perlu tersedianya shower

sebanyak 1 unit untuk setiap 10 tempat parkir sepeda 1

ASD 5 Site Landscaping 3

Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas

dari bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas

permukaan tanah seluas minimal 40% luas total lahan. Luas

area yang diperhitungkan adalah termasuk yang tersebut di

Prasyarat 1, taman di atas basement, roof garden, terrace

garden, dan wall garden, sesuai dengan Permen PU No.

5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal

2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi untuk Pekarangan.

1

Penambahan nilai sebesar 1 poin untuk setiap penambahan

sebesar 10% area lansekap dari luas lahan di tolok ukur 1 di

atas. 1

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 197: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-3 Universitas Indonesia

Penggunaan tanaman lokal (indigenous) dan budidaya lokal

dalam skala provinsi menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebesar 60% luas tajuk/ jumlah tanaman

1

ASD 6 Micro Climate 3

Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat island pada area atap gedung sehingga nilai albedo (daya

refleksi panas matahari) minimum 0,3 sesuai dengan

perhitungan

1

Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat

island pada area non-atap sehingga nilai albedo (daya refleksi

panas matahari) minimum 0,3 sesuai dengan perhitungan 1

Desain menunjukkan adanya pelindung pada sirkulasi utama

pejalan kaki di daerah luar ruangan area luar ruang gedung

menurut Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008 mengenai

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.2.3.c mengenai Sabuk

Hijau

1

dan/atau

Desain lansekap menunjukkan adanya fitur yang mencegah

terpaan angin kencang kepada pejalan kaki di daerah luar

ruangan area luar ruang gedung 1

ASD 7 Storm Water Management 3

Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan

drainase kota dari lokasi bangunan hingga 50 % total volume

hujan harian yang dihitung menurut data BMKG 1

atau

Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan

drainase kota dari lokasi bangunan hingga 85 % total volume

hujan harian yang dihitung menurut data BMKG. 2

Menunjukkan adanya upaya penanganan pengurangan beban

banjir lingkungan dari luar lokasi bangunan 1

Menggunakan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi

debit limpasan air hujan 1

SUB TOTAL 17

Energy Efficiency and Conservation 26%

Prasyar

at 1 Electrical Sub Metering P

Memasang kWh meter untuk mengukur konsumsi listrik

pada setiap kelompok beban dan sistem peralatan, yang

meliputi: P

· Sistem tata udara

· Sistem tata cahaya dan kotak kontak

· Sistem beban lainnya

Prasyar

at 2 OTTV Calculation P

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 198: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-4 Universitas Indonesia

Perhitungan OTTV berdasarkan SNI 03-6389-2000 tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan

Gedung P

EEC 1 Energy Efficiency Measure 20

Opsi 1 1. EEC 1-1. Energy modelling software 20

Energy modelling software digunakan untuk menghitung

konsumsi energi di gedung baseline dan gedung designed.

Selisih konsumsi energi dari gedung baseline dan designed

merupakan penghematan. Untuk setiap penghematan sebesar

2,5%, yang dimulai dari penurunan energi sebesar 10% dari

gedung baseline, mendapat nilai 1 poin dengan maksimum 20

poin (wajib untuk level platinum).

1 s.d

20

Opsi 2 EEC 1-2. Worksheet standar GBCI 15

Dengan menggunakan perhitungan worksheet, setiap

penghematan 2% dari selisih antara gedung designed dan

baseline mendapat nilai 1 poin. Penghematan mulai dihitung

dari penurunan energi sebesar 10% dari gedung baseline.

Worksheet dimaksud disediakan oleh GBCI.

1 s.d

15

Opsi 3 EEC 1-3. Penghematan per komponen yang sudah ditentukan 10

Caranya adalah dengan memperhitungkan secara terpisah

overall thermal transfer value (OTTV) dari selubung

bangunan dan mempertimbangkan pencahayaan buatan,

transportasi vertikal, dan coefficient of performance (COP).

EEC 1-3-1 BUILDING ENVELOPE 5

Tiap penurunan 3 W/m2 dari nilai OTTV 45 W/m

2 (SNI 03-

6389-2000) mendapatkan nilai 1 poin (sampai maksimal 5

poin). 5

EEC 1-3-2 NON-NATURAL LIGHTING 2

Menggunakan lampu dengan daya pencahayaan sebesar 30%,

yang lebih hemat daripada daya pencahayaan yang tercantum

dalam SNI 03 6197-2000 1

Menggunakan 100% ballast frekuensi tinggi (elektronik)

untuk ruang kerja 1

Zonasi pencahayaan untuk seluruh ruang kerja yang dikaitkan

dengan sensor gerak (motion sensor) 1

Penempatan tombol lampu dalam jarak pencapaian tangan

pada saat buka pintu 1

EEC 1-3-3 VERTICAL TRANSPORTATION 1

Lift menggunakan traffic management system yang sudah

lulus traffic analysis atau menggunakan regenerative drive

system 1

atau

Menggunakan fitur hemat energi pada lift, menggunakan

sensor gerak, atau sleep mode pada eskalator 1

EEC 1-3-4 COP 2

Menggunakan peralatan air conditioning dengan COP

minimum 10% lebih besar dari standar SNI 03-6390-2000 2

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 199: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-5 Universitas Indonesia

EEC 2 Natural Lighting 4

Penggunaaan cahaya alami secara optimal sehingga minimal

30% luas lantai yang digunakan untuk bekerja mendapatkan

intensitas cahaya alami minimal sebesar 300 lux 2

Khusus untuk pusat perbelanjaan, minimal 20% luas lantai

nonservice mendapatkan intensitas cahaya alami minimal

sebesar 300 lux

Jika butir satu dipenuhi lalu ditambah dengan adanya lux

sensor untuk otomatisasi pencahayaan buatan apabila

intensitas cahaya alami kurang dari 300 lux, didapatkan

tambahan nilai 2 poin

2

EEC 3 Ventilation 1

Tidak mengondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga,

koridor, dan lobi lift, serta tidak melengkapi ruangan tersebut

dengan sistem ventilasi 1

EEC 4 Climate Change Impact 1

Menyerahkan perhitungan pengurangan emisi CO2 yang

didapatkan dari selisih kebutuhan energi antara design

building dan base building dengan menggunakan grid

emission factor (konversi antara CO2 dan energi listrik) yang

telah ditetapkan dalam Keputusan DNA pada

B/277/Dep.III/LH/01/2009

1

EEC 5 On Site Renewable Energy 5

Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan. Setiap

0,5% daya listrik yang dibutuhkan gedung yang dapat

dipenuhi oleh sumber energi terbarukan mendapatkan 1 poin

(sampai maksimal 5 poin).

1 s.d

5

SUB TOTAL 26

Water Conservation 21%

Prasyar

at 1 Water Metering P

Pemasangan alat meteran air (volume meter) yang

ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu pada sistem distribusi

air, sebagai berikut:

P

1. Satu volume meter di setiap sistem keluaran sumber air

bersih seperti sumber PDAM atau air tanah

2. Satu volume meter untuk memonitor keluaran sistem air

daur ulang

3. Satu volume meter dipasang untuk mengukur tambahan

keluaran air bersih apabila dari sistem daur ulang tidak

mencukupi

WAC 1 Water Use Reduction 8

1. Konsumsi air bersih dengan jumlah tertinggi 80% dari

sumber primer tanpa mengurangi jumlah kebutuhan per orang

sesuai dengan SNI 03-7065-2005 seperti pada tabel terlampir. 1

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 200: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-6 Universitas Indonesia

1. Setiap penurunan konsumsi air bersih dari sumber primer sebesar 5% sesuai dengan acuan pada poin 1 akan

mendapatkan nilai 1 dengan dengan nilai maksimum sebesar

7 poin.

1 s.d

7

WAC 2 Water Fixtures 3

A. Penggunaan water fixture yang sesuai dengan kapasitas

buangan di bawah standar maksimum kemampuan alat

keluaran air sesuai dengan lampiran (Tabel 4), pada tekanan

air 3 bar, sejumlah minimal 25% dari total pengadaan produk

water fixture.

1

atau

B. Penggunaan water fixture yang sesuai dengan kapasitas

buangan di bawah standar maksimum kemampuan alat

keluaran air sesuai dengan lampiran (Tabel 4), , pada tekanan

air 3 bar, sejumlah minimal 50% dari total pengadaan produk

water fixture.

2

atau

C. Penggunaan water fixture yang sesuai dengan kapasitas

buangan di bawah standar maksimum kemampuan alat

keluaran air sesuai dengan lampiran (Tabel 4), , pada tekanan

air 3 bar, sejumlah minimal 75% dari total pengadaan produk

water fixture

3

WAC 3 Water Recycling 3

Instalasi daur ulang air dengan kapasitas yang cukup untuk

kebutuhan seluruh sistem flushing, irigasi, dan make up water

cooling tower (jika ada) 3

WAC 4 Alternative Water Resource 2

A. Menggunakan salah satu dari tiga alternatif sebagai

berikut: air kondensasi AC, air bekas wudu, atau air hujan 1

atau

B. Menggunakan lebih dari satu sumber air dari ketiga

alternatif di atas 2

WAC 5 Rainwater Harvesting 3

A. Instalasi tangki penyimpanan air hujan kapasitas 50% dari

jumlah air hujan yang jatuh di atas atap bangunan sesuai

dengan kondisi intensitas curah hujan tahunan setempat

menurut BMKG

1

atau

B. Instalasi tangki penyimpanan air hujan berkapasitas 75%

dari perhitungan di atas 2

atau

C. Instalasi tangki penyimpanan air hujan berkapasitas 100%

dari perhitungan di atas 3

WAC 6 Water Efficiency Landscaping 2

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 201: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-7 Universitas Indonesia

Seluruh air yang digunakan untuk irigasi gedung tidak berasal

dari sumber air tanah dan/atau PDAM. 1

Menerapkan sistem instalasi untuk irigasi yang dapat

mengontrol kebutuhan air untuk lansekap yang tepat, sesuai

dengan kebutuhan tanaman. 1

SUB TOTAL 21

Material Resource and Cycle 14%

Prasyar

at 1 Fundamental Refrigerant P

Tidak menggunakan chloro fluoro carbon (CFC) sebagai

refrigeran dan halon sebagai bahan pemadam kebakaran P

MRC 1 Building and Material Reuse 2

Menggunakan kembali semua material bekas, baik dari

bangunan lama maupun tempat lain, berupa bahan struktur

utama, fasad, plafon, lantai, partisi, kusen, dan dinding, setara

minimal 10% dari total biaya material baru yang

bersangkutan (struktur utama, fasad, plafon, lantai, partisi,

kusen, dan dinding)

1

atau

Menggunakan kembali semua material bekas, baik dari

bangunan lama maupun tempat lain, berupa bahan struktur

utama, fasad, plafon, lantai, partisi, kusen, dan dinding, setara

minimal 20% dari total biaya material baru yang

bersangkutan (struktur utama, fasad, plafon, lantai, partisi,

kusen, dan dinding)

2

MRC 2 Environmentally Processed Product 3

Menggunakan material yang bersertifikat ISO 14001 terbaru

dan/atau sertifikasi lain yang setara dan direkomendasikan

oleh GBCI. Material tersebut minimal bernilai 30% dari total

biaya material.

1

Menggunakan material yang merupakan hasil proses daur

ulang senilai minimal 5% dari total biaya material 1

Menggunakan material yang bahan baku utamanya berasal

dari sumber daya (SD) terbarukan dengan masa panen jangka

pendek (<10 tahun) senilai minimal 2% dari total biaya

material

1

MRC 3 Non ODS Usage 2

Tidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh sistem

bangunan 2

MRC 4 Certified Wood 2

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 202: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-8 Universitas Indonesia

Menggunakan bahan material kayu yang bersertifikat legal sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang asal kayu (seperti

faktur angkutan kayu olahan/FAKO, sertifikat perusahaan,

dan lain-lain) dan sah terbebas dari perdagangan kayu ilegal

sebesar 100% biaya total material kayu

1

Jika 30% dari butir di atas menggunakan kayu bersertifikasi

dari pihak Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) atau Forest

Stewardship Council (FSC) 1

MRC 5 Modular Design 3

Desain yang menggunakan material modular atau prafabrikasi

(tidak termasuk equipment) sebesar 30% dari total biaya

material 3

MRC 6 Regional Material 2

Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama

atau fabrikasinya berada di dalam radius 1.000 km dari lokasi

proyek mencapai 50% dari total biaya material 1

Apabila material di atas berasal dari dalam wilayah Republik

Indonesia mencapai 80% dari total biaya material 1

SUB TOTAL 14

Indoor Health and Comfort 10%

Prasyar

at 1 Outdoor Air Introduction P

Desain ruangan yang menunjukkan adanya potensi introduksi

udara luar minimal sesuai dengan Standar SNI 03-6572-2001

Tabel. 4.4.2 P

IHC 1 CO2 Monitoring 1

Untuk ruangan tertentu, antara lain banquet, ruang rapat

umum, general office (ruangan dengan kepadatan tinggi)

dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbon dioksida (CO2)

yang memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah ventilasi

udara luar sehingga konsentrasi C02 di dalam ruangan tidak

lebih dari 1.000 ppm, sensor diletakkan 1,5 m di atas lantai

dekat return air grill.

1

IHC 2 Environmental Tobacco Smoke Control 2

Memasang tanda “Dilarang Merokok di Seluruh Area

Gedung” dan tidak menyediakan bangunan/area khusus untuk

merokok. Apabila tersedia, bangunan/area merokok itu

minimal berada pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air

intake, dan bukaan jendela.

2

IHC 3 Chemical Pollutants 3

Menggunakan cat dan coating yang mengandung kadar

volatile organic compounds (VOCs) rendah, yang ditandai

dengan label/sertifikasi yang diakui GBCI 1

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 203: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-9 Universitas Indonesia

Menggunakan produk kayu komposit dan produk agrifiber, antara lain produk kayu lapis, papan partikel, papan serat,

insulasi busa, dan laminating adhesive, dengan syarat tanpa

tambahan urea formaldehyde, atau memiliki kadar emisi

formaldehida rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi

yang diakui GBCI

1

Tidak menggunakan material yang mengandung asbes,

merkuri, dan styrofoam 1

IHC 4 Outside View 1

Apabila 75% dari net lettable area (NLA) menghadap

langsung ke pemandangan luar yang dibatasi bukaan

transparan bila ditarik suatu garis lurus 1

IHC 5 Visual Comfort 1

Menggunakan lampu dengan iluminansi (tingkat

pencahayaan) ruangan sesuai dengan SNI 03-6197-2000

Tabel 1 1

IHC 6 Thermal Comfort 1

Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara

umum pada suhu 250C dan kelembaban relatif 60%

1

IHC 7 Acoustic Level 1

Tingkat kebisingan pada 90% dari nett lettable area (NLA)

tidak lebih dari atau sesuai dengan SNI 03-6386-2000, seperti

terlihat pada Tabel 1 1 10

SUB TOTAL 10

Building Environmental Management 13%

Prasyar

at 1 Basic Waste Management P

Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan

mengumpulkan sampah sejenis sampah rumah tangga (UU

No. 18 Tahun 2008) berdasarkan jenis organik dan anorganik P

BEM 1 GP as a Member of The Project Team 1

Melibatkan seorang tenaga ahli yang sudah tersertifikasi

Greenship Professional (GP), yang bertugas untuk

mengarahkan berjalannya proyek sejak tahap perencanaan

desain dan sebelum pendaftaran sertifikasi

1

BEM 2 Pollution of Construction Activity 2

Memiliki rencana manajemen sampah konstruksi yang terdiri

atas:

Limbah padat, dengan menyediakan area pengumpulan,

pemisahan, dan sistem pencatatan. Pencatatan dibedakan

berdasarkan limbah padat yang dibuang ke TPA, digunakan

kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga.

1

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 204: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-10 Universitas Indonesia

Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh air yang timbul

dari aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase kota 1

BEM 3 Advance Waste Management 2

Adanya instalasi pengomposan limbah organik di lokasi tapak bangunan

1

Memberikan pernyataan atau rencana kerja sama untuk

pengelolaan limbah anorganik secara mandiri dengan pihak

ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota 1

BEM 4 Proper Commissioning 3

Melakukan prosedur testing- commissioning sesuai dengan

petunjuk GBCI, termasuk training dengan baik dan benar agar

peralatan/sistem berfungsi dan menunjukkan kinerja sesuai

dengan perencanaan dan acuan.

2

Desain serta spesifikasi teknis harus lengkap di saat

konstruksi melaksanakan pemasangan seluruh measuring -

adjusting instruments. 1

BEM 5 Submission Implementation Green Building Data for

Database 2

· Menyerahkan data implementasi green building sesuai

dengan form dari GBCI, yang merupakan prasyarat untuk

mendaftarkan diri dalam rating kategori

2

· Memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan

menyerahkan data implementasi green building dari

bangunannya dalam waktu 12 bulan setelah tanggal sertifikasi

kepada GBCI dan suatu pusat data energi Indonesia yang

akan ditentukan kemudian

Catatan:

GBC-Indonesia akan menjaga kerahasiaan sumber data dan

tidak akan menyebarluaskan kepada pihak lain.

BEM 6 Fit Out Guide 1

Memiliki surat perjanjian dengan penyewa gedung atau

tenant, yang terdiri atas:

1

a. Menggunakan kayu yang bersertifikat

b. Mengikuti training yang akan dilakukan oleh

manajemen bangunan

c. Terdapat rencana manajemen indoor air quality (IAQ)

setelah konstruksi, dan implementasi ditandatanganinya surat

perjanjian ini merupakan prasyarat dalam rating kategori

gedung terbangun.

BEM 7 Occupant Survey 2

Memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan

mengadakan survei suhu dan kelembaban paling lambat 12

bulan setelah tanggal sertifikasi.

2

Apabila hasilnya minimal 20% responden menyatakan

ketidaknyamanannya, maka pemilik gedung setuju untuk

melakukan perbaikan selambat-lambatnya 6 bulan setelah

pelaporan hasil survei.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 205: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 14 : (Lanjutan)

L14-11 Universitas Indonesia

Penyerahan data ini merupakan prasyarat untuk mendaftarkan

diri dalam rating kategori existing building.

SUB TOTAL 13

45 Total Nilai Keseluruhan Maksimum 101

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 206: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

LAMPIRAN 15

RISALAH SIDANG SKRIPSI

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 207: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 15 : Risalah Sidang Skripsi

L15-1 Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DEPOK

RISALAH SIDANG SKRIPSI

Dengan ini dinyatakan bahwa pada:

Hari : Rabu, 20 Juni 2012

Jam : 14.00 WIB – selesai

Tempat : Ruang K.105 Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Telah berlangsung Ujian Skripsi Semester Genap 2011/2012 Program Studi Teknik Sipil,

Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan peserta :

Nama : Muhammad Fatih

NPM : 0806454361

Judul Skripsi : Pengaruh Aspek Building Environmental Management Terhadap

Biaya Konstruksi Green Building Dibandingkan Dengan

Conventional Building

Dan dinyatakan harus menyelesaikan perbaikan Skripsi yang diminta oleh Dosen Penguji,

yaitu :

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 208: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 15 : (Lanjutan)

L15-2 Universitas Indonesia

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, M.T.

No Pertanyaan Perbaikan (koreksi) Yang

Sudah Dilakukan

1

Perbaikan terhadap sistematika

penulisan, yaitu perbaikan cover, abstrak

dijadikan 1 halaman, serta format

penulisan disesuaikan SK Rektor.

Sudah dilakukan

2 Subbab sistematika penulisan

dihilangkan Sudah dilakukan

3 Penambahan kesimpulan secara global Sudah dilakukan pada hal 124

Dosen Pembimbing : Suratman, S.T., M.T.

No Pertanyaan Perbaikan (koreksi) Yang

Sudah Dilakukan

1 Mencantumkan tabel deviasi biaya BEM Sudah dilakukan pada hal 117

2 Menjelaskan proses Comissioning

menurut GBCI

Sudah dilakukan pada hal 36

dan 37

3 Menghilangkan kalimat tanggungan

kontraktor pada prasyarat sudah dilakukan pada hal. 119

4 Menjelaskan biaya overhead GP Sudah dilakukan pada hal 107-

108

Dosen Penguji : Ir. Wisnu Isvara, M.T.

No Pertanyaan Perbaikan (koreksi) Yang

Sudah Dilakukan

1 Pisahkan biaya konstruksi dan

maintenance

Tidak terdapat biaya selama

konstruksi

2 Penjelasan Green Building akan

mengurangi life-cycle cost Sudah dilakukan pada hal 122

3 Menjelaskan bobot poin yang didapat dari

tiap aspek

Sudah dijelaskan pada bab

studi kasus

4 Menjelaskan aplikasi aspek di proyek Sudah dilakukan pada bab

studi kasus

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 209: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 15 : (Lanjutan)

L15-3 Universitas Indonesia

Dosen Penguji : Rosmariani, S.T.,M.T.

No Pertanyaan Perbaikan (koreksi) Yang

Sudah Dilakukan

1 Menjelaskan overhead GP Sudah dilakukan pada hal 107-

108

2 Mencantumkan masa konstruksi proyek Sudah dilakukan pada hal 104

3 Menjelaskan prasyarat apakah sudah

include atau belum Sudah dilakukan pada hal 119

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012

Page 210: PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307064-S42142-Muhammad Fatih.pdf · Planning the operation of environmental-friendly building

Lampiran 15 : (Lanjutan)

L15-4 Universitas Indonesia

Skripsi ini telah selesai diperbaiki sesuai dengan keputusan sidang seminar

skripsi Rabu, 20 Juni 2012 dan telah mendapat persetujuan dari dosen dan

pembimbing.

Depok 25 Juni 2012

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, M.T. Suratman, S.T., M.T.

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Rosmariani, S.T.,M.T. Ir. Wisnu Isvara, M.T.

Pengaruh aspek..., Muhammad Fatih, FT UI, 2012