Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH ANGKAT - ANGKUT TERHADAP KELELAHAN ``OTOT TANGAN KARYAWAN UNIT LOGISTIK PT INDO
ACIDATAMA TBK KEMIRI KEBAKKRAMAT DI KARANGANYAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Oleh: Mursid Wahyu Santoso
R.0207039
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustakaan.
Surakarta, 21 Juni 2011
Mursid Wahyu Santoso
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit
Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar Mursid Wahyu S1, Sumardiyono2, Lusi Ismayenti 3.
”Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar”. Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Tujuan : Angkat-angkut adalah mengangkat, menurunankan, mendorong, menarik, mengangkut, dan memindahkan barang. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, semua dampak dari angkat-angkut yang melebihi batas akan menimbulkan kelelahan otot tangan karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah 20 orang tenaga kerja laki-laki yang bekerja di unit logistik. Sample diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan datanya yaitu dengan melakukan obsevasi dan pengukuran dengan alat Hydraulic Hand Dynamometer. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Paired t Test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0. Hasil : Dari perhitungan angkat-angkut dan kelelahan otot tangan diperoleh hasil, dimana dari 20 sampel yang mengalami beban angkat-angkut berlebih dengan kelelahan otot, terdapat 10% sampel dengan kelelahan otot tangan sedang, 75% sampel dengan kelelahan otot tangan kurang dan dari 15% sampel yang mengalami kelelahan otot tangan sangat kurang. Dari uji statistik dengan Paired t Test menggunakan program komputer SPSS versi 17.0 diperoleh hasil (t) hitung adalah 8,779 atau p = 0,000. Hasil uji statistik Paired t Test tersebut menunjukkan bahwa (t) hitung p ≤ 0,01 dan dinyatakan sangat signifikan. Simpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar. Kata Kunci : Angkat-Angkut, Kelelahan Otot Tangan. 1. Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta 2. Magister Kesehatan, Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Magister Kesehatan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Effect of Lift-Transport Employees Hand Against Muscle Fatigue Logistics Unit PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat in Karanganyar
Mursid Wahyu S1, Sumardiyono2, Lusi Ismayenti 3.
"The Effect of Lift-Transport Employees Hand Against Muscle Fatigue Logistics Unit Tbk PT Indo Acidatama, Kemiri Kebakkramat in Karanganyar". Study Program IV Diploma of Occupational Health Medical Faculty, State University of Surakarta Eleven March. Objectives : Lift-haul is about how to lift, lowering, pushing, pulling, carrying, and moving goods. In relation in work, all effects of lift-haul exceed the limit will cause muscle fatigue on employee’s hand.. This study aims to determine the influence of Lift-Transport Employees Hand Against Muscle Fatigue Logistics Unit Tbk PT Indo Acidatama, Pecan Kebakkramat in Karanganyar. Methods: This research using observational analitic is a with cross sectional approach. Research subjects were 20 men’s worker have been employed work in logistics unit. Sample has taken by purposive sampling. Data collection techniques by performing the observation and measurement with tool Hydraulic Hand Dynamometer. Processing techniques and data analysis performed by the statistical test Paired t Test using the computer program SPSS version 17.0. Results: From the calculation of lift-transport and muscle hand’s fatigue obtained results, which of the 20 samples had excessive weight lifting-transport by muscle fatigue, there were 10% of samples with fatigue being the hand muscles, 75% of samples with less muscle hand’s fatigue and 15 % of samples having very less hand fatigue muscles. From the statistical tests with Paired t test using SPSS version 17.0 computer program obtained the result (t) count is 8.779 or p = 0.000. The results of statistical test Paired t tests showed that (t) compute p ≤ 0.01 and highly significant otherwise. Conclusion: From the statistical tests with Paired t test using SPSS version 17.0 computer program obtained the result (t) count is 8.779 or p = 0.000. The results of statistical test Paired t tests showed that (t) compute p ≤ 0.01 and highly significant otherwise. Keywords: Lift-Transport, Hand Muscle Fatigue. 1Diploma IV in Occupational Health Program Faculty of Medicine, University of
Surakarta Eleven March. 2Master in Health, University of Surakarta Eleven March. 3Master in Health, University of Surakarta Eleven March
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia, kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sadar sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan.dr.,S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra.,M.Si. selaku Ketua Program Diploma IV Kesehatan Kerja
Fakultas Kedokteran Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Lusi Ismayenti, ST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Arsita Eka P.,dr, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.
5. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Ibu Vitri Widyaningsih, dr selaku tim skripsi yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. 7. Bapak Setyo Budi selaku Safety Inspector PT Indo Acidatama Tbk Kemiri
Kebakkramat Karanganyar yang telah memberikan izinnya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Staf dan karyawan Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu penulis selama melakukan kuliah dan penyusunan skripsi.
10. Bapak, Ibu, dan semua keluarga yang penulis sayangi. Terima kasih atas doa, dorongan dan semua kasih sayang yang selama ini kalian berikan. Tidak ada kata yang bisa penulis ucapkan, tidak ada perbuatan yang sanggup penulis berikan untuk membalas segala cinta, kasih dan pengorbanan yang diberikan.
11. Bapak Khusnul Sumarso, yang telah memberikan doa, motivasi, dan bimbingan spiritual.
12. Sahabat-sahabat Nisa, Tatik, Lisa, Dinar teman-teman seperjuangan, terima kasih atas semua bantuan, dukungan, doa dan terimakasih telah menjadi sahabat terbaikku.
13. Semua teman-teman angkatan 2007 Program Diploma IV Kesehatan Kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penulis senantiasa mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.
Surakarta, 21 Juni 2011 Penulis,
Mursid Wahyu Santoso
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN.............................................................. iii
ABSTRAK .......................................................................................... iv
ABSTRACT............................................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................. 4
D. Manfaat ........................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .............................................................. 7
1. Angkat-Angkut ......................................................... 7
2. Kelelahan Otot ......................................................... 17
B. Pengaruh Angkat-Angkut dan Kelelahan Otot Tangan ...... 26
C. Kerangka Pemikiran ......................................................... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis .......................................................................... 29
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................. 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 30
C. Populasi Penelitian ........................................................... 30
D. Teknik Sampling .............................................................. 30
E. Sampel Penelitian ............................................................. 31
F. Desain Penelitian .............................................................. 32
G. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................... 33
H. Definisi Operasional Variabel penelitian ........................... 33
I. Alat dan Bahan Penelitian ................................................. 34
J. Cara Kerja Penelitian ........................................................ 37
K. Teknik Analisis Data ........................................................ 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ........................................... 41
B. Karakteristik Subjek Penelitian ......................................... 42
1. Umur Responden ...................................................... 42
2. Masa Kerja ............................................................... 42
3. Jenis Kelamin ........................................................... 43
C. Hasil Pengukuran Angkat-Angkut .................................... 43
D. Hasil Pengukuran Kelelahan Otot Tangan......................... 44
E. Uji Hubungan Angkat-Angkut dan Kelelahan Otot .......... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V. PEMBAHASAN
A.Karakteristik Subjek Penelitian ........................................... 47
1. Umur ......................................................................... 47
2. Masa Kerja ................................................................ 48
3. Jenis Kelamin ............................................................ 48
B.Analisis Univariat ............................................................... 49
C.Analisa Bivariat .................................................................. 51
D.Keterbatasan Penelitian ...................................................... 54
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................... 55
B. Saran ................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 57
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Batasan Pemindahan Material................................................... 11
Tabel 2. Klasifikasi Kekuatan Otot Peras Tangan.................................. 25
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Umur Responden ................................... 42
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden........................... 42
Tabel 5. Hasil Pengukuran Kelelahan Otot Tangan .............................. 44
Tabel 6. Distribusi Hasil Kelelahan Otot Tangan Setelah Bekerja ........ 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran .......................................................... 28
Gambar 2. Desain Penelitian ............................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Sampel Pengukuran Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Kelelahan Otot Tangan
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Angkat-Angkut
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot
Lampiran 5. Surat Persetujuan untuk Pengukuran Kelelahan Otot
Lampiran 6. Hasil Analisa Uji Statistik
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan
mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan
mesin dengan berbasis teknologi tinggi. Peningkatan di dalam mekanisasi dan
otomatisasi sering meningkatkan kecepatan kerja, dimana hal tersebut akan
dapat mengakibatkan suatu pekerjaan menjadi monoton dan kurang menarik
untuk dikerjakan. Akibatnya beban kerja psikologis akan menjadi lebih
dominan dialami para pekerja. Di sisi lain, ternyata di berbagai industri juga
masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan secara manual yang
memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat (Tarwaka, 2010).
Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri
untuk mengerjakan tugas pemindahan, namun jarang terjadi otomasi sempurna
di dalam industri. Disamping itu pula adanya pertimbangan ekonomis seperti
tingginya harga mesin otomasi atau juga situasi praktis yang hanya
memerlukan peralatan sederhana. Sebagai konsekuensinya adalah melakukan
kegiatan angkat-angkut secara manual di berbagai tempat kerja (Bambang,
2008).
Menurut Tarwaka (2010), angkat-angkut sebagai suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, menahan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
membawa atau memindahkan beban dengan satu tangan atau kedua tangan
dan atau dengan pengerahan seluruh badan.
Kegiatan mengangkat dan mengangkut secara manual apabila dalam
melakukan kegiatan tersebut tidak dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur
yang telah ditentukan sesuai standar yang diperkenankan maka hal tersebut
dapat menimbulkan masalah terhadap kenyamanan dalam melakukan
pekerjaan dan bahkan dapat mengganggu kesehatan seseorang (Bambang,
2008).
Pada PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar
adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri kimia dan terdapat
area kerja pada unit logistik dengan berbagai jenis pekerjaan salah satunya
yang paling banyak adalah oleh aktivitas angkat-angkut yang mana dengan
beban 30 kg pada jiregen dan 200 kg pada drum yang dilakukan oleh pekerja
selama 8 jam dan 1 jam istirahat. Pada pekerjaan angkat-angkut ini terdapat
tuntutan tugas dan performa yang diharuskan untuk dapat bekerja secara
cepat dan tepat waktu, untuk memenuhi target dari pihak konsumen, seperti
dari aktivitas mengangkat diregen dengan berat 30 kg yang berisi Ethanol
96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100%, dari bagian pengisian
menuju ke gudang penyimpanan dan mengangkat dari gudang menuju ke
truk. Selain itu pekerja di Unit logistik juga melakukan pekerjaan
memindahkan dan menggeser drum yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic Acid
99,80%, dan Ethyl Acetate 100% dari gudang ke bagian papan kayu untuk
pengangkutan dari forklit menuju truk. Pekerja juga melakukan pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
seperti menuang drum yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan
Ethyl Acetate 100% ke bak pengecekan. Namun, di sisi lain bahan yang
diangkat adalah bahan kimia berbahaya yang memiliki potensi bahaya yang
tinggi, seperti tertumpah dan tercecer. Untuk mengantisipasi terjadinya
kecelakaan akibat bahan kimia, maka diperlukan sistem pencegahan secara
dini yakni pada pekerjaan angkat-angkut pada unit logistik ini diperlukan
kekuatan genggaman otot tangan dan tingkat kewaspadaan yang tinggi, agar
potensi bahaya seperti menjatuhkan drum dan diregen berisi Ethanol 96,0%,
Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% tidak terjadi. Tetapi di sisi lain
karena beban kerja dan frekuensi pekerjaan angkat-angkut yang tinggi dapat
menimbulkan kurangnya kekuatan genggaman tangan atau kelelahan otot
tangan.
Pada saat survey pendahuluan hari Jumat, 25 Februari 2011 yang
dilakukan di PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar,
peneliti melakukan pengukuran kekuatan genggaman otot tangan terhadap 5
karyawan di unit logistik yakni pekerja sebelum dan sesudah bekerja terdapat
perbedaan yang menunjukan penurunan kekuatan genggaman otot tangan
karena kelelahan otot. Dan dari hasil pengukuran kelelahan otot dengan
menggunakan alat ukur Hydraulic Hand Dynamometer, diperoleh hasil yakni
sebelum bekerja dengan kemampuan otot tangan rata-rata 33 kg dan setelah
bekerja dengan kemampuan otot tangan rata-rata 28 kg. Maka kekuatan otot
tangan setelah bekerja tersebut, jika dibandingkan dengan standar kekuatan
otot di Indonesia yang ditetapkan oleh Soekarno, tahun 1992 Departemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, yakni
kekuatan otot tangan 27.50-36.00 Kg masuk dalam kategori kurang.
Peneliti kemudian melakukan wawancara dengan pekerja mengenai
kelulan-keluhan subjektif yang dirasakan. Dari hasil wawancara dengan
kuisoiner yang dilakukan pada 5 tenaga kerja, mengalami kelelahan subjektif
seperti : mengalami keluhan otot seperti pegal, kram dan nyeri otot setelah
melakukan kegiatan proses kerja.
Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh aktivitas angkat-angkut
terhadap kelelahan otot tangan di unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk
Kemiri Kebakkramat di Karanganyar. Oleh karena itu, penulis mengadakan
penelitian mengenai hal tersebut dengan judul “Pengaruh pekerjaan angkat-
angkut terhadap kelelahan otot tangan karyawan unit logistik PT. Indo
Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.
B. Perumusan Masalah
Adakah pengaruh kegiatan angkat angkut terhadap kelelahan otot
tangan pada karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri
Kebakkramat di Karanganyar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menguji pengaruh pekerjaan angkat-angkut terhadap kelelahan
otot tangan tenaga kerja unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri
Kebakkramat di Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat angkat-angkut tenaga kerja unit logistik
PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.
b. Untuk mengetahui tingkat kelelahan otot tangan tenaga kerja unit
logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di
Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada penelitian
sebelumnya bahwa kegiatan mengangkat dan mengangkut menyebabkan
kelelahan atau kekuatan genggaman otot tangan pada tenaga kerja yang
melakukan aktivitas mengangkat dan mengangkut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan serta wawasan tentang pengaruh pekerjaan
angkat-angkut terhadap kelelahan otot.
b. Bagi Program D.IV Kesehatan Kerja
Menambah kepustakaan di program studi Kesehatan Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam pengembangan
ilmu Kesehatan Kerja khususnya mengenai angkat-angkut.
c. Bagi Perusahaan PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di
Karanganyar. Dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam
melakukan tindakan korektif dalam hal pencegahan dan pengendalian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terjadinya gangguan kelelahan otot akibat pekerjaan angkat-angkut dan
peningkatan sarana kerja yang menggunakan alat bantu angkat-angkut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Angkat-Angkut
a. Definisi Angkat dan Angkut
Angkat-angkut adalah suatu kegiatan transportasi yang
dilakukan oleh satu pekerja atau lebih dengan melakukan kegiatan
pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut, dan
memindahkan barang (Bambang, 2008).
Menurut Tarwaka (2010), angkat-angkut sebagai suatu
pekerjaan yang berkaitan dengan mengangkat, menurunkan,
mendorong, menarik, menahan, membawa atau memindahkan beban
dengan satu tangan atau kedua tangan dan atau dengan pengerahan
seluruh badan.
b. Biomekanik Cara Angkat-Angkut
Boimekanika adalah studi tentang elemen tubuh manusia yang
terstruktur tentang bagaimana fungsi-fungsi tubuh dan berapa banyak
stress, akselerasi dan pengaruh yang terjadi. Secara sederhana dapat
dijelaskan pada aplikasi prinsip mekanik untuk material biologis pada
kehidupan manusia. Saat ini, kebutuhan energi dari seorang pekerja
yang bekerja pada industri sering dapat dikurangi secara drastis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melalui penerapan teknologi dan rekayasa teknik yang lebih baik.
Untuk itu seberapa ergonomi sebaiknya menerapkan prinsip
biomekanik untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan, khususnya yang berkaitan dengan manual handling dan
untuk meningkatkan produktivitas (Tarwaka, 2010).
c. Klasifikasi Angkat-Angkut
Jenis-jenis cara mengangkat dan mengangkut menurut
Occupational Safety and Health Administration OSHA, dalam
Bambang (2008), diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
1) Mengangkat atau menurunkan (Lifting atau Lowering)
Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang
lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan
lainya adalah menurunkan barang.
2) Mendorong atau menarik (Pus atau Pull)
Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan arah
tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan obyek.
Sedangakan yang dimaksud kegiatan menarik merupakan
kebalikan dari pengertian di atas.
3) Memutar (Twisting)
Kegiatan memutar merupakan kegiatan yang memutar tubuh
bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh bagian bawah
berada dalam posisi tetap. Kegiatan memutar ini dapat dilakukan
dalm keadaan tubuh yang diam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Membawa (Carrying)
Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau
mengambil barang dan memindahkanya. Berat benda menjadi berat
total pekerja.
5) Menahan (Holding)
Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam (statis).
d. Metode Mengangkat dan Mengangkut Yang Benar.
Cara mengangkat dan mengangkut yang benar harus
memenuhi prinsip kinetis yaitu : Beban diusahakan menekan pada
otot-otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot tulang
belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan (Suma’mur,
2009).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
angkat-angkut yaitu semua rintangan hendaknya disingkirkan sebelum
pekerjaa dimulai, tinggi maksimum tempat pengangan dari lantai tidak
lebih dari 35cm, jika suatu beban harus diangkut dari permukaan lantai
dianjurkan agar menggunakan alat mekanis atau katrol, beban yang
akan diangkut harus berada sedekat mungkin dengan tubuh, punggung
harus lurus aga bahaya kerusakan terhadap discus dapat dihindarkan
(Suma’mur, 2009).
Dari berbagai masalah ergonomi dalam sistem kerja bongkar
muat, yang paling dominan adalah aktivitas angkat. Untuk mencegah
terjadinya efek cedera pada anggota tubuh yang rawan (seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pinggang dan punggung), maka aktivitas tersebut harus dilakukan
dengan teknik mengangkat yang benar. Secara garis besar teknik
tersebut adalah sebagai berikut dibawah ini :
1) Pegangan terhadap bahan yang diangkat harus tepat
2) Lengan harus berada sedekat mungkin dengan badan dan dalam
posisi lurus
3) Posisi tulang belakang harus tetap lurus
4) Dagu segera ditarik setelah kepala bisa ditegakkan
5) Posisi kaki meregang untuk membagi momentum dalam posisi
mengangkat
6) Berat badan di manfaatkan untuk menarik dan mendorong
sedangkan gaya untuk gerakan dan perimbangan
7) Beban diusahakan sedekat mungkin tehadap garis vertical yang
melalui pusat gravitasi tubuh (Tarwaka, 2004).
Menurut Bambang (2008), cara untuk mengurangi resiko
cedera yang mungkin timbul saat mengangkat beban yaitu :
1) Usahakan untuk tidak mengangkat beban melebihi batas
kemampuan dan jangan mengangkat beban dengan gerakan cepat
dan tiba-tiba.
2) Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena
makin dekat beban, makin kecil pengaruhnya dalam memberi
tekanan pada punggung, bahu dan lengan. Makin dekat beban
maka makin mudah untuk menstabilkan tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai
mengangkat dan usahakan beban seimbang. Tekuk lutut dalam
posisi setengah jongkok sampai sudut paling nyaman.
4) Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak
membungkuk, menyamping atau miring.
5) Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah
jongkok dengan sudut paling nyaman.
e. Batasan Beban Angkat-Angkut
Berikut ini batasan menurut lembaga the National
Occupational Health and Safety Commission (Worksafe Australia)
pada bulan Desember 1986 dalam Bambang (2008), membuat
peraturan untuk pemindahan material secara aman.
Tabel 1. Batasan Pemindahan Material Level Batasan angkat (kg) Tindakan 1 16 2 16-25 3 25-34 4 >34
Tidak perlu tindakan khusus Tidak perlu alat dalam mengangkat, ditekankan pada metode angkat Tidak perlu alat untuk mengangkut pilih job redesign(rancangan ulang pada tipe pekerjaan) Harus dengan alat bantu mekanis
Sumber : The National Occupational Health and Safety Commission (Worksafe Australia) pada bulan Desember 1986 dalam Bambang (2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Kepemenaker No. Kep- 51/MEN/1999 yaitu untuk
bekerja terus-menerus sehari-hari hanya boleh selama 8 jam/ hari atau 40
jam/ minggu. Dengan demikian untuk setengah jamnya atau selama 30
menit sebagian besar mengangkat 4 sampai 5 kali. Frekuensi angkut ini
melebihi batas yang ditolerir menurut Eko Nurmianto (2003) bahwa
untuk satu kali angkat dalam 30 menit hanya boleh mengangkat 95 kg.
Frekuensi mengangkat dan mengangkutpun telah diatur dan
memiliki batasan-batasan, yaitu batasan fisiologi yang menggunakan
metode mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dan aktivitas
angkat-angkut (berat beban dan konsumsi oksigen), dan batasan psiko
fisik yang menggunakan metode berdasarkan eksperimen yang
berupaya untuk mendapatkan berat dan tinggi berbagai keadaan untuk
mengangkat dan mengangkut (Suma’mur, 2009).
Batasan beban angkat-angkut dimaksudkan untuk menciptakan
suasana kerja yang aman dan sehat (Bambang, 2008). Berikut batasan
angkat secara legal dari berbagai negara bagian benua Australia yang
dipakai sebagai batasan angkat secara internasional, yaitu :
1) Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum beban angkat adalah 14 kg.
2) Pria usia 16 – 18 tahun, maksimum beban angkat 18 kg.
3) Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat.
4) Wanita usia 16 – 18 tahun, maksimum beban angkat 11 kg.
5) Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum beban angkat 16 kg.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Batasan angkat dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri,
ngilu pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries incidence to
women). Disamping itu akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada
tulang belakang, terutama untuk pekerjaan berat (Bambang, 2008).
f. Gangguan Kesehatan Akibat Mengangkat dan Mengangkut
Menurut Amundson dakam Tarwaka (2010), apabila terjadi
kesalahan dalam proses pengangkatan ataupun pengangkutan dapat
terjadi berbagai keluhan ataupun cedera otot. Kekuatan otot dan
keluhan otot merupakan salah satu indikator untuk evaluasi penerapan
ergonomi, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot dan
menimbulkan keluhan otot adalah : Posisi kerja yang tidak alamiah,
pengulangan pekerjaan pada satu jenis otot, penggunaan tenaga yang
berlebihan, posisi kerja yang statis, terjadi kontak langsung dengan
lingkungan atapun peralatan kerja, metode/cara kerja yang digunakan,
jam kerja yang terlalu panjang.
Sedangkan menurut Bambang (2008), faktor resiko
diasosiasikan dengan jumlah tugas yang dapat menyebabkan cedera
musculoskeletal. Faktor resiko digunakan untuk menganalisa tugas
manual (manual task) Manual task atau manual material handling atau
angkat-angkut memiliki interaksi yang kompleks antara pekerja dan
lingkungan kerja. Faktor resiko kemudian dikategorikan menjadi tiga
bagian yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Tekanan langsung kepada tubuh. Hal ini meliputi faktor seperti
tingkat tekanan pada muscular, postur atau sikap kerja,
pengulangan pekerjaan, getaran peralatan dan lama waktu kerja.
2) Kontribusi faktor resiko yang secara langsung mempengaruhi
tuntutan kerja. Hal ini meliputi layout area kerja, penggunaan alat,
penangan beban. Jika komponen ini di desain ulang pengaruh dari
tekanan dapat dikurangi.
3) Memodifikasi faktor resiko dapat memberi masukan pada
perubahan sikap kerja sehingga akibat dari faktor resiko dapat
dikurangi.
g. Penanganan Resiko Kerja Oleh Angkat-Angkut
Kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh sikap kerja angkat-
angkut yang tidak tepat tentunya harus dicegah dan ditangani dengan
baik. Penanganan dan pencegahan akan lebih mudah dilakukan setelah
mengetahui faktor resiko dari angkat-angkut di atas. Menurut laporan
NIOSH dalam Bambang (2008), ada enam prosedur umum dalam
menangani resiko kecelakaan/cedera akibat tindakan angkat-angkut
yang tidak tepat, yaitu :
1) Identifikasi pekerjaan dengan kejadian yang menyebabkan cedera
musculoskeletal tinggi dan rata-rata kepelikan tinggi dengan
analisa statistik dari data medis.
2) Observasi pekerjaan yang dicurigai da n untuk tiap beban yang
akan diangkat harus diketahui berat serta metode pengangkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Evaluasi tingkat resiko pengangkatan dengan menghitung nilai AL
dan MPL dan membandingkannya dengan berat beban yang
diangkat.
4) Mengembangkan pengendalian keteknikan dengan peralatan
angkat-angkut mengemas ulang beban dalam berat yang lebih
ringan, mengatur ulang area kerja.
5) Mengajukan pengendalian administratif. Hal yang dapat dilakukan
adalah dengan menambah pekerja untuk mengurangi frekuensi
pengangkatan, melakukan penjadwalan kerja, mengembangkan
pelatihan untuk mensosialisasikan teknik pengangkatan yang
tepat, serta meningkatkan prosedur seleksi dan penempatan
pekerja dengan lebih baik.
6) Mengimplementasikan solusi paling mungkin dan mengevaluasi
efektifitas dengan pengecekan kesehatan.
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan mengangkat dan
mengangkut
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan mengangkat dan
mengangkut adalah sebagai berikut : Beban yang diperkenankan, jarak
angkut, dan intensitas pembebanan, kondisi lingkungan kerja yaitu
keadaan medan yang licin, kasar, naik, turun, ketrampilan bekerja,
peralatan kerja, ukuran beban yang akan diangkat (Suma’mur, 2009).
Menurut Bambang (2008), semua aktivitas angkat angkut
secara manual melibatkan faktor-faktor sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Karakteristik pekerja
Karakteristik pekerja masing-masing berbeda dan
mempengaruhi jenis dan jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan.
Karekteristik tersebut seperti fisik, kemampuan sensorik,
kemampuan motorik, psikomotorik, personal, training, status
kesehatan, aktivitas dalam waktu luang.
2) Karateristik material
Karakteristik material atau bahan, seperti : beban, dimensi,
distribus beban, kopling, dan stabilitas beban.
3) Karakteristik tugas atau pekerjaan
Karakteristik tugas ini meliputi kondisi pekerjaan angkat-
angkut manual yang akan dilakukan. Terdiri dari : geometri tempat
kerja, frekuensi, kompleksitas pekerjaan (ketepatan penempatan,
tujuan aktivitas, dan komponen pendukung), lingkungan kerja
(suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau-bauan, dan daya tarik
kaki).
4) Sikap kerja
Penanganan aktivitas angkat-angkut secara manual juga
melibatkan metode kerja atau sikap dalam menyelesaikan
pekerjaan atau tugas. Pengamatan tersebut meliputi pada : individu
ukuran metode operasional seperti : kecepatan, ketepatan, cara
atau postur saat memindahkan, organisasi dan administrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Aktivitas angkat-angkut manual banyak digunakan karena
memiliki fleksibilitas yang tinggi, murah dan mudah diaplikasikan.
Akan tetapi berdasar data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
aktivitas angkat–angkut secara manual juga diikuti dengan resiko
apabila diterapkan pada kondisi lingkungan kerja yang kurang
memadai, alat yang kurang mendukung, dan sikap kerja yang salah
(Bambang, 2008).
2. Kelelahan Otot.
a. Pengertian Kelelahan Otot
Kelelahan adalah merupakan tremor pada otot atau perasaan
nyeri pada otot Gradjean dalam Fisioterapi (2010). Secara umum
gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai
perasaan yang sangat melelahkan. Menurut Astrand, Rodalh dan Pulat
dalam Tarwaka (2010), Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada
akhir jam kerja, apabila rata-rata beban kerja melebihi 30-40% dari
tenaga aerobik maksimal. Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama
mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot Guyton,
dalam Suma’mur (2009) sedangkan menurut (Clarisa VS, 2010),
mengatakan bahwa kelelahan otot adalah suatu kondisi yang dihasilkan
dari kontraksi otot yang kuat dan berkepanjangan. Menurut A.M.
Sugeng Budiono, dkk. (2000), gejala kelelahan otot dapat terlihat dan
tampak dari luar (external signs). Dalam beberapa pekerjaan, kelelahan
otot ditandai dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Menurunnya ketinggian beban yang mampu diangkat
2) Merendahnya kontraksi dan relaksasi
3) Interval antara stimuli dan awal kontraksi menjadi lebih lama.
Selain gejala tersebut di atas, kelelahan otot juga ditandai
dengan melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaanya dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan
kerja dan akibat fatalnya adalah terjadinya kecelakaan kerja (A.M.
Sugeng Budiono, dkk., 2000).
Menurut Anies (2002), dalam upaya menghadapi kelelahan otot
dapat dilakukan beberapa cara yaitu:
1) Seleksi yang baik (dipilih tenaga kerja yang berkondisi prima)
2) Pengaturan jadwal dan istirahat
3) Ruang istirahat (agar tenaga kerja tidak beristirahat di sembarang
tempat)
b. Teori-teori tentang Kelelahan Otot.
Sampai saat ini masih berlaku dua teori kelelahan otot yaitu
teori kimia dan teori syaraf pusat. terjadinya Pada teori kimia yaitu
berkurangnya cadangan energi dan bertambahnya produk metabolit di
dalam serat otot, yang merupakan penyebab hilangnya efisiensi pada
otot yang mengalami kelelahan dan bahwa perubahan fisik listrik yang
teramati di otot dan saraf merupakan masalah nomor dua. Sedangkan
pada teori Saraf Pusat yaitu melihat perubahan kimia pada otot yang
mengalami kelelahan hanyalah sebagai pemicu (trigger) bagi proses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan kimia itu mengakibatkan dihantarkannya impuls-impuls
saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan
otot. Impuls-impuls aferen ini menghambat pusat-pusat di otak yang
bertanggung jawab bagi pengendalian gerakan yang menyebabkan
frekuensi potensial kegiatan pada sel-sel saraf menjadi berkurang.
Menurut Guyton dalam Tarwaka (2010), bahwa berkurangnya
frekuensi ini lebih lanjut menurunkan kekuatan dan kecepatan
kontraksi otot serta perlambatan gerakan-gerakan atas perintah
kemauan.
c. Tanda-tanda Kelelahan Otot
Tanda-tanda tersebut meliputi:
1) Berkurangnya kemampuan untuk berkontraksi.
2) Bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi.
3) Memanjangnya waktu laten, yaitu waktu diantara perangsangan
dan saat mulai kontraksi Grandjean dalam Fisioterapi (2010).
d. Faktor Penyebab Kelelahan Otot
Dalam suatu kegiatan yang membutuhkan kontraksi otot,
dimana kontraksi otot rangka yang lama dan kuat dan proses
metabolisme tidak mampu lagi meneruskan supplay energi yang
dibutuhkan serta untuk membuang metabolisme, khususnya asam
laktat. Jika asam laktat yang banyak (dari penyediaan ATP) terkumpul,
otot akan kehilangan kemampuannya. Terbatasnya aliran darah pada
otot (ketika berkontraksi), otot menekan pembuluh darah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
membawa oksigen juga semakin memungkinkan terjadinya kelelahan
(Gempur Santoso, 2004). Kelelahan otot di sebabkan oleh menurunya
kekuatan otot itu tersendiri, selain itu faktor kondisi sakit fisik atau
kurangnya kepercayaan diri Suma’mur (2009). Selain itu faktor-faktor
terjadinya kelelahan otot diantaranya: penurunan glikogen otot,
berkurangnya aliran darah ke otot, dan lain - lain. Kontraksi otot secara
garis besar terjadi melalui dua mekanisme, yaitu aerob dan anaerob.
Mekanisme anaerob pada kontraksi otot berlangsung pada dua menit
pertama sedangkan mekanisme aerob berlangsung setelah mekanisme
anerob (Clarisa VS, 2010).
Sedangkan menurut Jefri (2010), banyak faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan otot diantaranya: penurunan
glikogen otot, berkurangnya aliran darah ke otot. Namun sebagian
besar kelelahan otot disebabkan oleh ketidakmampuan proses
kontraksi dan metabolik serat-serat otot untuk terus memberikan hasil
kerja yang sama. Kontraksi otot secara garis besar terjadi melalui dua
mekanisme, yaitu: aerob dan anaerob. Mekanisme anaerob pada
kontraksi otot berlangsung pada dua menit pertama sedangkan
mekanisme aerob berlangsung setelah mekanisme anerob.
Waters dan Bhattacharya dalam Tarwaka (2004), berpendapat
lain, bahwa kontraksi otot baik statis maupun dinamis dapat
menyebabkan kelelahan otot setempat. Kelelahan tersebut terjadi pada
waktu ketahanan otot terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot sebagai suatu
prosentase tenaga maksimum yang dapat dicapai oleh otot. Kemudian
pada saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas melampaui
kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot
akan terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan terjadi
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan otot
karena komponen lain disebabkan oleh :
1) Hipoglikemia
2) Penipisan glikogen hati
3) Dehidrasi
4) Kehilangan elektrolit
5) Hipertermia
6) Kebosanan atau psikologis (Pusat Informasi Ilmu Fisioterapi,
2010).
Pekerjaan angkat-angkut akan dapat menyebabkan penurunan
kondisi fisik pekerja yang menimbulkan kelelahan karena pengerahan
tenaga, sikap tubuh yang dipaksakan dan gerakan berulang yang dapat
mengakibatkan cedera, energi terbuang secara percuma dan waktu
kerja tidak efisien. Namun demikian, secara umum kemampuan
pekerja untuk melakukan pekerjaanya sangat bervariasi karena adanya
perbedaan, seperti :
a) Usia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Usia perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi
kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab
seseorang (Malayu Hasibuan, 2000). Usia yang bertambah tua akan
diikuti oleh kekuatan dan ketahanan otot yang menurun (Tarwaka,
2004). Pada usia muda proses-proses di dalam tubuh sangat besar
dan kemudian menurun lambat-lambat menurut umur (Suma’mur
P.K., 1996). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang
lebih kuat, dinamis dan kreatif, tetapi cepat bosan. Karyawan yang
umurnya lebih tua kondisi fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet
(Malayu Hasibuan, 2000). Bertambahnya umur akan diikuti
penurunan: Volume O2 max, tajam penglihatan, pendengaran,
kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan
mengingat jangka pendek (Tarwaka, 2004).
b) Jenis Kelamin
Pria dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya,
kekuatan kerja ototnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui
ukuran tubuh dan kekuatan otot dari wanita relatif kurang jika
dibandingkan pria. Kemudian pada saat wanita sedang haid yang
tidak normal (dysmenorrhoea), maka akan dirasakan sakit
sehingga akan lebih cepat lelah (Suma’mur P.K., 1996).
c) Masa Kerja
Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif
maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif bila semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lama seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam
melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh
negatif apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan kelelahan
dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka
semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh
lingkungan kerja tersebut. Secara garis besar masa kerja dapat
dikategorikan menjadi tiga (Budiono, 2003), yaitu :
a. Masa kerja < 6 tahun
b. Masa kerja 6-10 tahun
c. Masa kerja >10 tahun
Faktor-faktor lain yang menimbulkan kelelahan otot juga
disebabkan oleh :
a) Tekanan
Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak.
b) Getaran
Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan
kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan
peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat
dan akhirnya timbul nyeri otot Suma’mur, dalam Tarwaka (2004).
c) Mikroklimat
Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan
kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan
pekerja menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menurunya kekuatan otot Astrand dan Rodhl dan Pulat dan Wilson
dan Corlett dalam Tarwaka dkk (2004). Beban kerja pada suatu
waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala
yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan.
Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal
seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga oleh tekanan–
tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang
panjang.
d) Kondisi psikologis.
Tekanan–tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada
suatu masa yang panjang. Keadaan seperti ini yang berlarut–larut
mengakibatkan memburuknya kesehatan, yang disebut juga
kelelahan klinis atau kronis. Perasaan lelah pada keadaan ini kerap
muncul ketika bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya bekerja,
misalnya berupa perasaan kebencian yang bersumber dari
perasaan emosi (Sugeng Budiono, dkk, 2002).
e. Pengukuran Kelelahan Otot Tangan
Timbulnya kelelahan otot bersumber dari penurunan kekuatan
otot itu sendiri Suma’mur (2009). Dan ada beberapa cara yang telah
diperkenalkan dalam melakukan evaluasi ergonomi untuk mengetahui
hubungan antara tekanan fisik dengan resiko kemampuan
mengenggam. Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit
karenan melibatkan berbagai faktor subjektif seperti kinerja, motivasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
harapan dan toleransi kelelahan Waters dan Anderson dalam Tarwaka
(2010) mengelompokan alat ukur yang digunakan secara ergonomik
seperti berikut :
1) Hydraulic hand dynamometer dengan merk jamar dimana
digunakan sesuai standar dalam dunia industri selama 35 tahun
terakhir (Preston,1992). Pengukuran dilakukan pada tenaga kerja
sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan angkat-angkut di unit
logistik, untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan otot
sebelum dan sesudah bekerja, dengan cara memegang dan ditekan
pada handle logam Hydraulic hand dynamometer yang mana
ketika ditekan dengan tangan, jarum angka bergerak menunjuk
sesuai tingkatan kekuatan otot pada angka dengan satuan Kg.
Dengan norma dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan sebagai
berikut :
Tabel 2. Klasifikasi Kekuatan Otot Peras Tangan No Nilai Satuan Klasifikasi 1 55.50 > Kg Baik Sekali 2 46.5-55.00 Kg Baik 3 36.50-46.00 Kg Sedang 4 27.50-36.00 Kg Kurang 5 <27 Kg Sangat Kurang
Sumber : Soekarno,1992. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.
2) Metode analitik Nordic Body Map (NBM) yakni pengukuran
kelelahan pada sistem otot rangka dalam bidang ergonomi
mengalami satu kesulitan dalam satu kendala yang cukup serius
yang sampai saat ini tidak ada cara pengukuran langsung terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
luasnya aspek kelelahan. Tidak ada pengukuran yang bersifat
mutlak terhadap kelelahan (Tarwaka, 2004). Menurut Kroemer
dalam Indra (2007), kuesioner nordic merupakan kuisioner yang
paling sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan atau
kesakitan pada tubuh. Kuesioner ini sudah cukup terstandarisasi
dan tersusun rapi. Kuesioner ini dikembangkan oleh Kourinka dan
Dickinson dalam Indra (2007), dan dimodifikasi oleh Survei ini
menggunakan banyak pilihan jawaban yang terdiri dari 2 bagian
yaitu bagian umum dan terperinci. Bagian umum menggunakan
gambar dari tubuh yaitu dilihat dari bagian depan dan belakang,
kemudian dibagi menjadi 9 area utama. Responden yang mengisi
kuesioner diminta untuk memberikan tanda ada tidaknya
gangguan pada bagian area tubuh tersebut Kroemer dalam Indra
(2007). Suatu bagian yang spesifik dalam daftar pertanyaan
nordic terpusat pada area tubuh dimana gejala gangguan bagian
area tubuh tersebut paling umum dijumpai seperti leher atau
punggung. Pertanyaan lain yang biasa ditanyakan adalah sifat
alamiah keluhan, jangka waktu dan kebiasaan manusia Kroemer,
dalam Indra (2007).
3. Pengaruh Beban Angkat-Angkut terhadap Kelelahan otot
Penyebab utama kelelahan adalah faktor pekerjaan. Pada pekerjaan
yang terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat kontraksi otot tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Oleh karena itu aliran darah akan menurun, maka asam laktat akan
terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan otot (Suma’mur, 2009).
Menurut Barnes dalam Setyawati (2010), kelelahan dapat sebagai
akumulasi asam laktat di otot-otot di samping zat ini juga berada dalam
aliran darah. Akumulasi asam laktat dapat menyebabkan penurunan kerja
otot-otot dan kemungkinan faktor syaraf tepi dan sentral berpengaruh
terhadap proses terjadinya kelelahan. Pada saat otot berkontraksi, glikogen
diubah menjadi asam laktat dan asam ini merupakan produk yang dapat
menghambat kontinuitas kerja otot sehingga terjadi kelelahan. Dalam
stadium pemulihan terjadi proses yang mengubah sebagian asam laktat
kembali menjadi glikogen sehingga memungkinkan otot-otot dapat
berfungsi normal kembali. Penyediaan oksigen berpengaruh terhadap
pemulihan fungsi otot. Bila beban kerja otot tidak terlampau besar maka
otot dapat mempertahankan keseimbangan. Asam laktat yang berlebih
tidak terakumulasi dan otot tidak mengalami “oxigen debt” sehingga
kapasitas kerja otot kembali normal, tidak menurun. Akibat cara
mengangkat dan mengangkut yang tidak sesuai dengan prosedur dan
standar yang telah ditentukan seperti peregangan otot yang berlebihan
(pengerahan tenaga melampaui kekuatan optimum otot), aktivitas berulang
(otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus), sikap
kerja yang tidak alamiah (gerakan tangan terangkat, punggung terlalu
membungkuk, kepala terangkat), posisi bagian tubuh jauh dari pusat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
gravitasi tubuh maka timbullah kelelahan otot Peter Vi dalam Tarwaka
(2004).
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Aktivitas Angkat-angkut
Penurunan kadar oksigen Peningkatan kadar asam laktat
Peregangan otot yang berlebihan Aktivitas angkat angkut berulang Sikap kerja tidak alamiah
Penurunan kekuatan dan kecepatan kontrasksi otot
Faktor eksternal a. Tekanan b. Getaran c. Mikroklimat d. Kondisi psikologis
Kelelahan otot
Faktor internal a. Usia b. Jenis Kelamin c. Masa Kerja
Habisnya cadangan energi Penurunan kadar glikogen
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hipotesis
Adakah pengaruh angkat-angkut terhadap kelelahan otot tangan pada
pekerja Unit Logistik PT. Indo Acidatama, Tbk. di Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik
yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan antar variabel yang
kemudian dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul.
Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan
cross sectional karena variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek
penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan
dilakukan pada situasi saat yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk
Kemiri Kebakkramat di Karanganyar pada bulan Februari-Juni 2011.
C. Populasi Penelitian
Anggota populasi adalah tenaga kerja di unit logistik PT. Indo
Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar 25 orang.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling
yaitu teknik sampling yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sumardiyono,
2010). Pendekatan yang digunakan adalah Purposive Sampling, yang
merupakan teknik yang mengambil sampel dari populasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.
(Sumardiyono, 2010).
E. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah tenaga kerja di unit logistik PT. Indo
Acidatama Tbk. Berdasarkan teknik sampling yang digunakan maka
diperoleh sampel sebanyak 20 orang tenaga kerja secara Purposive
Sampling. Dengan pertimbangan 5 orang tenaga kerja dari 25 orang, hanya
melakukan kegiatan adsministrasi di unit logistik.
Dengan pertimbangan sesuai dengan kriteria :
1. Kriteria Inklusi
a. Tenaga kerja laki-laki
b. Umur 25 – 50 Tahun
c. Masa kerja > 5 tahun
d. Kesehatan fisik baik (tidak sedang sakit)
e. Bekerja angkat-angkut
2. Kriteria eksklusi
a. Subjek mengundurkan diri atau tidak kooperatif.
b. Subjek sedang sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Desain Penelitian
Gambar 2. Bagan Desain Penelitian
Populasi (N)
Subjek (n)
Purposive Sampling
Angkat- Angkut
Kelelahan Otot tangan Sebelum Bekerja
Kelelahan Otot tangan Setelah Bekerja
Paired t Test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G. Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah angkat-angkut.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan otot tangan.
c. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1) Variabel pengganggu terkendali : usia, jenis kelamin, dan masa kerja.
2) Variabel pengganggu tidak terkendali : tekanan, getaran, mikroklimat
dan kondisi psikologis.
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Angkat - Angkut
Angkat-Angkut adalah aktivitas mengangkat diregen yang berisi
Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% dari
bagian pengisian menuju ke gudang penyimpanan, mengangkat dari
gudang menuju ke truk saat pengangkutan, dan melakukan pekerjaan
memindahkan dan menggeser drum yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic
Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% dari gudang ke bagian papan
kayu untuk pengangkutan dari forklit menuju truk. Sekaligus
melakukan pekerjaan seperti menuang drum yang berisi Ethanol
96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% ke bak
pengecekan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Alat Ukur : Observasi
Satuan : Kg
Skala pengukuran : Rasio
2. Kelelahan otot tangan
Kelelahan otot tangan adalah keluhan sebelum dan setelah bekerja
mengangkat, mengangkut, menggeser dan menuang jerigen dan drum
dari pengisian ke gudang dan dari gudang ke truk pengangkutan,
keluhan nyeri tangan, kram dan kesemutan pada bagian – bagian
tangan seperti yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat
ringan sampai sangat sakit sampai menurunanya kekuatan otot tangan.
Alat Ukur : Hydraulic Hand Dynamometer
Satuan : Kg
Skala pengukuran : Rasio
I. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan
data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang
digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :
1. Angkat-Angkut
a. Observasi, yaitu peneliti mengamati secara langsung proses kerja
seperti dari aktivitas mengangkat diregen yang berisi acid dari
bagian pengisian menuju ke gudang penyimpanan, dan mengangkat
dari gudang menuju ke truk saat pengangkutan. Dan melakukan
pekerjaan memindahkan dan menggeser drum yang berisi alkohol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari gudang ke bagian papan kayu untuk pengangkutan dari forklit
menuju truk. Sekaligus melakukan pekerjaan seperti menuang drum
yang berisi alkohol ke bak pengecekan alkohol.
b. Kuesioner, yaitu berupa pertanyaan untuk mengetahui adanya
keluhan muskuloskeletal. Kuesioner Nordic Body Map berupa
lembaran berisi pertanyaan-pertanyaan yang diisi pada responden
yang telah dipilih, dengan harapan akan dikembalikan, Skoring pada
kuesioner ini sebagai berikut :
1) Tidak sakit, apabila tidak ada rasa nyeri atau keluhan otot-otot
skeletal pada bagian tubuh tertentu.
2) Agak sakit, apabila timbul rasa nyeri atau keluhan otot-otot
skeletal pada bagian tubuh tertentu, tetapi gejala yang timbul
tidak terlalu parah dan masih dapat menjalankan pekerjaan.
3) Sakit, apabila mengalami rasa nyeri atau keluhan otot-otot
skeletal pada bagian tubuh tertentu dan terasa sakit untuk
beraktifitas.
4) Sakit sekali, apabila mengalami rasa nyeri atau keluhan otot-otot
skeletal yang amat sangat sakit pada bagian tubuh tertentu dan
mengganggu dalam beraktifitas.
Kemudian di nilai dengan skoring sehingga bisa digolongkan
tentang keluhan muskuloskeletalnya dengan kriteria tidak sakit (28 -
49), agak sakit (50 - 70), sakit (71 - 91), sakit sekali (92 - 112).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Kelelahan otot tangan.
Untuk mengetahui tingkat kekuatan genggaman tangan yang
menunjukan tingkat kelelahan otot tangan dengan menggunakan alat
Hydraulic Hand Dynamometer, yaitu berupa alat untuk mengetahui
tingkat kelelahan otot tangan. Pengukuran dilakukan pada tenaga kerja
sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan angkat-angkut di unit
logistik, seperti dari aktivitas mengangkat diregen yang berisi Ethanol,
Acetic Acid dan Ethyl Acetat, dari bagian pengisian menuju ke gudang
penyimpanan, dan mengangkat dari gudang menuju ke truk saat
pengangkutan. Dan melakukan pekerjaan memindahkan dan
menggeser drum yang berisi alkohol dari gudang ke bagian papan kayu
untuk pengangkutan dari forklit menuju truk. Sekaligus melakukan
pekerjaan seperti menuang drum yang berisi alkohol ke bak
pengecekan alkohol. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan
otot sebelum dan sesudah bekerja, dengan cara memegang dan ditekan
pada handle logam Hydraulic hand dynamometer yang mana ketika
ditekan dengan tangan, jarum angka bergerak menunjuk sesuai
tingkatan kekuatan otot pada angka dengan satuan ponds atau kg.
J. Cara Kerja Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tahapan ini terdiri dari : survei awal, penyusunan proposal dan ujian
proposal. Dengan rincian sebagai berikut :
a. Melakukan survei awal di PT. Indo Acidatama, Tbk Kemiri
Kebakkramar di Karanganyar.
Yaitu bertujuan untuk melihat kondisi tempat kerja, sikap kerja dan
tingkat kelelahan, dengan dua cara yakni observasi dan pengukuran
kelelahan otot tangan. Cara mendapatkan data kelelahan otot
dilakukan dengan pengukuran awal dengan alat Hydraulic Hand
Dynamometer dengan merk Jamar .
b. Mempersiapkan lembar pertanyaan data responden untuk penjaringan
sampel.
c. Melakukan observasi, dan didokumentasikan sikap kerja angkat-
angkut dengan kamera digital merk canon.
d. Wawancara dengan menggunakan kuesioner, dilakukan secara
langsung oleh peneliti kepada pekerja untuk mendapatkan data pekerja
dan penentuan sampel.
2. Tahap Pelaksanaan :
Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Setelah mendapat izin penelitian dari PT Indo Acidatama Tbk Kemiri
Kebakkramat di Karanganyar, peneliti menjelaskan tentang tujuan dari
penelitian serta mengkonfirmasikan mengenai instrumen yang dipakai
dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Mengisi lembar pertanyaan data responden penjaringan sampel dan
mewawancarai satu persatu tenaga kerja yang bekerja di bagian unit
logistik tersebut mengenai identitas diri serta hal-hal yang
berhubungan dengan angkat-angkut dan kelelahan otot.
c. Menentukan sampel penelitian sesuai dengan lembar pertanyaan data
responden penjaringan sampel yang telah diisi oleh tenaga kerja.
d. Melakukan pengukuran kelelahan otot tangan terhadap sampel
menggunakan alat Hydraulic Hand Dynamometer dengan merk Jamar
yakni sebagai berikut :
1) Siku tertekuk di 90 derajat.
2) Lengan tidak didukung.
3) Tangan memegang handle, kemudian ditekan semaksimal
mungkin.
4) Jarum akan menunjukan pada angka dengan satuan Kg.
e. Merekap data perolehan hasil penelitian.
3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian terdiri dari :
a. Pengumpulan semua data.
b. Melakukan pengolahan dan analisis data penelitian yang diperoleh.
c. Analisa Data
Analisis data yang di gunakan adalah paired t test.
d. Penyusunan laporan skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya bagaimana
proses mengolah data menjadi informasi yang benar yang dapat
digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Agar analisis
menghasilkan informasi yang benar, ada empat tahapan dalam
mengolah data, yaitu (Sumardiyono, 2010) :
1) Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi kuesioner apakah
kuesioner sudah diisi dengan lengkap dan jelas jawaban dari responden,
relevan jawaban dengan pertanyaan, dan konsistensi.
2) Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi berbentuk
angka/bilangan. Kegunaan koding adalah mempermudah kita pada saat
analisis data dan juga pada saat entry data.
3) Processing
Setelah data di koding, maka langkah selanjutnya melakukan entry data
dari kuesioner ke dalam program komputer. Salah satu paket program
yang digunakan adalah SPSS for Window
4) Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di
entry apakah ada kesalahan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik Uji Paired T-test
dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0, dengan
interpretasi hasil sebagai berikut :
1) Jika p value 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
2) Jika p value > 0,01 tetapi 0,05 maka hasil uji dinyatakan
signifikan.
3) Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan.
(Handoko, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar
terletak + 15 km ke arah timur laut dari Surakarta atau 110 Km sebelah
selatan ibu kota Jawa Tengah Semarang tepatnya di Kebakkramat.
PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar
mulai beroperasi tahun 1989 dengan peralatan yang serba modern dan
canggih, sehingga mampu mengolah tetes tebu (molasses) sebagai hasil
samping pabrik gula menjadi produk-produk kimia yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Produk utama yang dihasilkan di PT. Indo Acidatama Tbk
Kemiri Kebakkramat di Karanganyar antara lain Ethanol 96,0%, Acetic Acid
99,80%, dan Ethyl Acetate 100%.
Penelitian ini dilaksanakan di unit logistik yang merupakan salah
satu area kerja, dengan berbagai jenis pekerjaan salah satunya adalah
aktivitas angkat-angkut. Mulai dari dengan mengangkat, menurunkan,
mendorong, menarik, menahan, membawa atau memindahkan drum dan
jerigen yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate
100%. Karena aktifitas tersebut terdapat tuntutan tugas dan performa yang
diharuskan untuk dapat bekerja secara cepat dan tepat waktu, dapat
menimbulkan kelelahan otot tangan karyawan unit logistik di PT. Indo
Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Karakteristik Subjek Penelitian
1. Umur Responden
Distribusi responden berdasarkan umur pada tenaga kerja bagian
unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di
Karanganyar digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Umur Responden Umur (tahun) Frekuensi Prosentase (%)
25 – 30 2 10 % 35- 50 18 90 % Total 20 100 %
Sumber : Data Primer Februari 2011
Berdasarkan tabel diketahui bahwa umur tenaga kerja paling
banyak pada umur 35 - 50 tahun dengan frekuensi 18 orang tenaga kerja
(90%), sedangkan frekuensi umur tenaga kerja pada umur 25 - 30 tahun
lebih sedikit yaitu dengan frekuensi 2 orang tenaga kerja (10 %).
2. Masa Kerja
Distribusi responden berdasarkan masa kerja pada tenaga kerja
unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di
Karanganyar digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden Masa Kerja Frekuensi Prosentase (%)
5 – 10 tahun 2 10% 11-14 tahun 8 40%
15 – 20 tahun 10 50% Sumber : Data Primer Februari 2011
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masa kerja karyawan 5-
10 tahun adalah 2 orang (10%), masa kerja karyawan 11-14 tahun adalah 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
orang (40%) dan masa kerja karyawan 15-20 tahun adalah 10 orang
(50%).
3. Jenis Kelamin
Tenaga kerja unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri
Kebakkramat di Karanganyar, semuanya 20 tenaga kerja berjenis kelamin
laki-laki dengan Frekuensi 20 dan Prosentase 100%.
C. Hasil Pengukuran Angkat-angkut
Jumlah pengangkatan yang dilakukan oleh semua tenaga kerja
sebanyak 20 orang selama 8 jam adalah 320 kali atau 1 jam adalah 40 kali,
atau selama 30 menit 20 kali.
Berdasarkan dari hasil pengukuran dapat diketahui bahwa 20 orang
(100 %) berada dalam kategori melebihi batas frekuensi angkat-angkut.
D. Kelelahan Otot Tangan
Kelelahan otot tangan diukur dengan alat Hydraulic Hand
Dynamometer yang menunjukan terjadinya penurunan kekuatan otot tangan.
Hasil Pengukuran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5. Pengukuran kekuatan otot tangan sebelum dan sesudah bekerja.
No. Responden Kekuatan Otot
Sebelum Bekerja
(Kg)
Kriteria Sebelum Bekerja
Kekuatan otot Setelah Bekerja (Kg)
Kriteria Setelah Bekerja
1 H 30 Kurang
26 Sangat Kurang
2 U 36 Kurang 30 Kurang 3 B 38 Sedang 30 Kurang 4 T 32 Kurang 28 Kurang 5 S 38 Sedang 32 Kurang 6 R 34 Kurang 32 Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7 P 36 Kurang 32 Kurang 8 S 30 Kurang 26 Kurang
9 N 20
Sangat Kurang 18
Sangat Kurang
10 N 32 Kurang 28 Kurang 11 M 36 Kurang 30 Kurang 12 S 38 Sedang 36 Kurang
13 Y 30
Kurang 24
Sangat Kurang
14 I 38 Sedang 36 Sedang 15 A 40 Sedang 34 Kurang 16 S 34 Kurang 32 Kurang 17 S 36 Kurang 34 Kurang 18 S 32 Kurang 30 Kurang 19 P 32 Kurang 30 Kurang 20 D 40 Sedang 38 Sedang
Jumlah 683 606 Rata-rata 34,1 30,3
Sumber : Data Primer Februari 2011. Catatan : Kriteria adalah berdasarkan hasil pengukuran kekuatan otot
tangan sesudah bekerja. Tabel 5 menunjukkan bahwa dari hasil pengukuran kelelahan otot
tangan diketahui bahwa karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk
Kemiri Kebakkramat di Karanganyar yang berjumlah 20 responden,
menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan otot tangan rata-rata sebelum
bekerja yakni 34,1 Kg dan setelah bekerja mengalami penurunan kekuatan
otot tangan yakni 30,3 Kg.
Distribusi responden berdasarkan penilaian tingkat kelelahan otot
tangan karyawan dapat dilihat pada tabel berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 6. Distribusi Data Hasil Kelelahan Otot Setelah Bekerja.
Nilai Klasifikasi Kelelahan otot
Sebelum kerja Sesudah kerja Frekuensi Prosentase (%) frekuensi Prosentase
(%) 36.50-46.00 Sedang 6 65% 2 10% 27.50-36.00 Kurang 13 30% 15 75% <27 Sangat
Kurang 1 5% 3 15%
20 100% 20 100 Sumber : Data Primer Februari 2011.
Berdasarkan table 6 dapat diketahui bahwa kelelahan otot tangan
sebelum bekerja dengan kriteria sedang sebanyak 6 orang (65%) dan yang
mengalami penurunan sesudah bekerja sebanyak 2 orang (10%). Sedangkan
kelelahan otot tangan sebelum bekerja dengan kriteriai kurang sebanyak 13
orang (30%) dan yang mengalami kenaikan sesudah bekerja sebanyak 15
orang (75%). Untuk kelelahan otot tangan dengan kriteria sangat kurang
sebelum bekerja sebanyak 1 orang (5%) dan kelelahan otot tangan dengan
kriteria sangat kurang setelah bekerja sebanyak 3 orang (15%)
E. Uji Hubungan Angkat-Angkut dengan Kelelahan Otot
Berdasarkan uji statistik Paired t Test dengan program SPSS 16.0 di
dapatkan hasil uji statistik hubungan angkat-angkut dengan kelelahan otot
karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk dengan harga paired t test
hitung 8,779 dan nilai p 0,000 yang berarti bahwa nilai p 0,01 maka hasil
uji dinyatakan sangat signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Subjek Penelitian
1. Umur
Dalam penelitian ini usia yang diambil adalah usia antara 25 – 50
tahun, Seluruh populasi yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian
ini yang berumur 25-30 tahun, sebanyak 2 tenaga kerja dengan presentase
10%, yang berumur 35-50 tahun sebanyak 18 tenaga kerja dengan
presentase 90 %.
Menurut Malayu Hasibuan (2000), usia perlu diperhatikan karena
akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung
jawab seseorang. Usia yang bertambah tua akan diikuti oleh kekuatan dan
ketahanan otot yang menurun (Tarwaka, 2004). Pada usia muda proses-
proses di dalam tubuh sangat besar dan kemudian menurun lambat-lambat
menurut umur (Suma’mur P.K., 1996). Karyawan muda umumnya
mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis dan kreatif, tetapi cepat bosan.
Karyawan yang umurnya lebih tua kondisi fisiknya kurang, tetapi bekerja
ulet (Malayu Hasibuan, 2000). Bertambahnya umur akan diikuti
penurunan: volume O2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan
membedakan sesuatu, membuat keputusan dan mengingat jangka pendek
(Tarwaka, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Masa Kerja
Dari hasil penelitian masa kerja responden antara 15 – 20 tahun
sebanyak 10 tenaga kerja dengan presentase 50 %, masa kerja 11 – 14
tahun sebanyak 8 tenaga kerja dengan presentase 40 %, sedangkan masa
kerja 5-10 tahun sebanyak 2 tenaga kerja dengan presentase 10%.
Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun
negatif. Akan memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang
bekerja maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya.
Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila semakin lama
bekerja akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Semakin lama
seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya
yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Secara garis besar masa
kerja dapat dikategorikan menjadi tiga (Budiono, 2003), yaitu :
d. Masa kerja < 6 tahun
e. Masa kerja 6-10 tahun
f. Masa kerja >10 tahun
3. Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian seluruh sampel adalah laki-laki, tenaga kerja
unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di
Karanganyar, semuanya 20 tenaga kerja berjenis kelamin laki-laki dengan
frekuensi 20 dan Prosentase 100%. Dari beberapa hasil penelitian secara
signifikan menunjukan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat
resiko keluhan otot. Hal ini terjadi secara fisiologis, kemampuan otot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
wanita memang lebih rendah dari pada pria Tarwaka (2010). Astrand &
Rodalh dalam Tarwaka (2010), menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita
hanya sekitar dua per tiga dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot
pria pun lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Pria dan wanita berbeda
dalam kemampuan fisiknya, kekuatan kerja ototnya. Perbedaan tersebut
dapat dilihat melalui ukuran tubuh dan kekuatan otot dari wanita relatif
kurang jika dibandingkan pria. Kemudian pada saat wanita sedang haid
yang tidak normal (dysmenorrhoea), maka akan dirasakan sakit sehingga
akan lebih cepat lelah (Suma’mur P.K., 1996).
B. Analisa Univariat
1. Angkat-angkut
Dari hasil diketahui bahwa karyawan unit logistik PT. Indo
Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, yang berjumlah 20
responden, frekuensi pengangkatan selama 8 jam adalah 320 kali atau 1
jam adalah 40 kali atau selma 30 menit adalah 20 kali yang jika
dbandingkan berdasarkan penilaian beban angkat-angkut menurut
Kepemenaker No. Kep- 51/MEN/1999 yaitu untuk bekerja terus -menerus
sehari-hari hanya boleh selama 8 jam/ hari atau 40 jam/ minggu, atau
selama 30 menit sebagian besar mengangkat 4 sampai 5 kali maka
sebanyak 20 orang (100 %) berada dalam kategori melebihi batas
frekuensi angkat-angkut.
Menurut Tarwaka (2010), angkat-angkut sebagai suatu pekerjaan
yang berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menahan, membawa atau memindahkan beban dengan satu tangan atau
kedua tangan dan atau dengan pengerahan seluruh badan.
Menurut Bambang (2008), angkat-angkut adalah suatu kegiatan
transportasi yang dilakukan oleh satu pekerja atau lebih dengan melakukan
kegiatan pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut,
dan memindahkan barang.
2. Kelelahan otot tangan.
Dari hasil pengukuran kelelahan otot tangan diketahui bahwa
karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di
Karanganyar yang berjumlah 20 responden, menunjukkan bahwa
terjadinya penurunan kekuatan otot tangan rata-rata yakni sebelum bekerja
34,1 Kg dan setelah bekerja mengalami penurunan kekuatan otot tangan
30,3 Kg. Hal ini disebabkan oleh kegiatan angkat-angkut yang melebi
Menurut Soekarno,1992 tentang kriteria kekuatan otot peras
tangan seperti pada tabel berikut :
Tabel 7. Klasifikasi Kekuatan Otot Peras Tangan
No Nilai Satuan Klasifikasi 1 55.50 > Kg Baik Sekali 2 46.5-55.00 Kg Baik 3 36.50-46.00 Kg Sedang 4 27.50-36.00 Kg Kurang 5 <27 Kg Sangat Kurang
Bahwa responden dengan tingkat kekuatan otot tangan sebanyak
2 orang (10%) , tingkat kekuatan otot tangan kurang sebanyak 15 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(75%) dan tingkat kekuatan otot tangan sangat kurang sebanyak 3 orang (
15%).
Menurut Suma’mur (2009), juga menyebutkan bahwa kelelahan
otot bersumber dari menurunnya kekuatan otot itu sendiri.
C. Analisa Bivariat
Dari hasil penelitian terhadap 20 sampel yang telah dipilih dilakukan
perhitungan secara silang antara angkat-angkut dan kelelahan otot tangan
untuk mengetahui hubungan antara angkat-angkut dan kelelahan otot tangan.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa keseluruhan sampel ada 20 orang
yang mana setelah diteliti ada semua tenaga kerja mengalami kelelahan otot
tangan dengan berbagai tingkatan. menunjukkan bahwa terjadinya penurunan
kekuatan otot rata-rata yakni sebelum bekerja 34,1 Kg dan setelah bekerja
mengalami penurunan kekuatan otot tangan 30,3 Kg. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara antara angkat-angkut dan
kelelahan otot tangan, dimana semua tenaga kerja melebihi batasab frekuensi
angkat-angkut dan mengalami kelelahan otot tangan kategori berbeda-beda
yakni kategori sedang, kurang dan sangat kurang.
Perbedaan hasil perhitungan hubungan antara angkat-angkut dan
kelelahan otot tangan yang terjadi pada tenaga kerja unit logistik PT. Indo
Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar, kemungkinan
disebabkan oleh cara memegang yang kurang tepat karena pegangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
licin, lama mengangkat yang melebihi batasan mengangkat dan disebabkan
oleh faktor-faktor yang dikendalikan dan tidak dikendalikan.
Dari hasil uji stastistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang
sangat signifikan antara angkat-angkut dengan kelelahan otot tangan
karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di
Karanganyar. Hal ini ditunjukkan dari uji korelasi Paired t Test yang telah
dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0, dengan hasil
besarnya harga paired t test hitung 8,779 dan nilai p 0,000 yang berarti
bahwa nilai p 0,01 maka nilai p sangat signifikan maka dinyatakan sangat
signifikan (Handoko, 2008).
Dalam penelitian ini juga sejalan dengan pendapat, A.M. Sugeng
Budiono, dkk. (2000) yang menyatakan bahwa akibat angkat-angkut
berlebihan yang merupakan bagian dari pembebanan kerja yang berlebihan
maka dapat mengakibatkan kelelahan otot yang menimbulkan dampak
kelelahan kerja. Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi oksigen
akan meningkat secara proporsional sampai didapat kondisi maksimumnya.
Beban kerja yang lebih tinggi yang tidak dapat dilaksanakan dalam kondisi
aerobik, disebabkan oleh kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk
suatu proses aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang ditandai
dengan meningkatnya kandungan asam laktat (Eko Nurmianto, 2003) dan
juga sependapat dengan Gempur Santoso (2004), bahwa setiap beban kerja
harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh seseorang. Apabila beban kerja
lebih besar daripada kemampuan tubuh maka akan terjadi rasa tidak nyaman,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit, penyakit dan produktivitas
menurun.
Akibat buruk yang disebabkan oleh beban kerja, yaitu terjadinya
kelelahan otot dapat dicegah dengan adanya kesadaran dari karyawan itu
sendiri dan kerja sama dari perusahaan, misalnya saja karyawan agar
dibiasakan untuk berolah raga ringan seperti menggerakkan kepala, tangan
dan kakinya di sela–sela pekerjaanya ataupun saat istirahat. Olahraga dapat
membuat alat tubuh menjadi lancar sehingga pikiran menjadi lebih segar dan
karyawan tidak merasa bahwa beban kerjanya saat itu lebih berat sehingga
dapat mengurangi rasa kelelahan. Karyawan sebaiknya membiasakan diri
untuk mempergunakan waktu istirahat yang telah diberikan perusahaan, yaitu
1 jam dengan sebaik–baiknya. Saat istirahat, waktu yang telah disediakan
jangan hanya untuk mengobrol namun harus betul–betul digunakan untuk
beristirahat.
Selain kesadaran dari karyawan itu sendiri, dibutuhkan juga kerja
sama dari perusahaan yaitu, perusahaan sebaiknya memberikan hiburan
berupa musik pada waktu istirahat, sehingga karyawan bisa menjadi lebih
santai pada waktu istirahat dan segar pada waktu akan bekerja kembali.
Musik yang dipilih sebaiknya musik yang lembut. Karena salah satu cara agar
beban kerja karyawan menjadi lebih ringan apalagi kerja yang monoton
sehingga menimbulkan rasa bosan adalah hiburan
Penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan bahwa
angkat-angkut juga merupakan, beban kerja yang mana bahwa beban kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada suatu waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala
yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan. Keadaaan ini
tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya
beban kerja, namun juga oleh tekanan–tekanan yang terakumulasi setiap
harinya pada suatu masa yang panjang. Keadaan seperti ini yang berlarut–
larut mengakibatkan memburuknya kesehatan, yang disebut juga kelelahan
klinis atau kronis. Perasaan lelah pada keadaan ini kerap muncul ketika
bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya bekerja, misalnya berupa
perasaan kebencian yang bersumber dari perasaan emosi Sugeng Budiono
(2002).
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian Pengaruh kegiatan angkat angkut terhadap kelelahan otot
tangan pada karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri
Kebakkramat di Karanganyar, ini tidak lepas dari adanya keterbatasan
peneliti. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah:
1. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan cross
sectional dimana data yang diambil pada waktu yang sesaat dan
bersamaan sehingga hanya menggambarkan keadaan pada waktu
dilaksanakannya penelitian saja.
2. Didalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi angkat-angkut
dan kelelahan otot tangan tidak semuanya dikendalikan, sehingga
mempengaruhi hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Penelitian angkat-angkut dan kelelahan otot tangan masih kesulitan dalam
memperoleh alat ukur yang memungkinkan meminjam alat dari instansi
lain.
4. Ketelitian dan kejujuran karyawan dalam mengisi lembar data pertanyaan,
sehingga tidak menutup kemungkinan adanya jawaban yang tidak
mewakili keadaan sebenarnya dan hal ini dapat mempengaruhi hasil
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil analisis dengan statistik Paired t Test besar nilai p = 0,001.
Dengan nilai 0,001 ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan. Hal
ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara angkat-angkut dengan
kelelahan otot tangan karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk
Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.
2. Hasil pengamatan kegiatan angkat-angkut menunjukkan bahwa dapat
diketahui bahwa dari sampel penelitian yang berjumlah 20 (100%)
responden melebihi batas frekuensi angkat-angkut.
3. Hasil pengukuran kelelahan otot tangan menunjukkan bahwa responden
berjumlah 20 responden, menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan otot
tangan rata-rata sebelum bekerja yakni 34,1 Kg dan setelah bekerja
mengalami penurunan kekuatan otot tangan yakni 30,3 Kg.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Saran
1. Bagi perusahaan sebaiknya memberikan alat bantu angkat-angkut yang
lebih memadai untuk mengurangi kelelahan otot tangan karyawan.
2. Bagi perusahaan melakukan desain yang nyaman pada pegangan drum
sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat mengangkat.
3. Bagi perusahaan sebaiknya melakukan pengaturan waktu kerja,
sehingga ada batasan sesuai dengan nilai ambang batas yang
ditentukan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian dengan lebih teliti
dengan sampel penelitian lebih banyak dan dengan metode yang berbeda.