9
Nama : Hasna Syarifatul Rosyidah No. Absen : 12 NPM : 143030005195 RESUME PERTEMUAN PERTAMA PENGANTAR PERPAJAKAN 1. PENGERTIAN DAN FUNGSI PAJAK 1.1 Pengertian Pajak Definisi pajak menurut para ahli sangatlah banyak. Salah satunya adalah yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani yang telah diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo (1991: 2) “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.” Sedangkan menurut Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1 dijelaskan bahwa, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Pengantar Perpajakan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengertian, teori, asas, dll

Citation preview

Nama: Hasna Syarifatul RosyidahNo. Absen: 12NPM: 143030005195

RESUME PERTEMUAN PERTAMAPENGANTAR PERPAJAKAN

1. PENGERTIAN DAN FUNGSI PAJAK1.1 Pengertian PajakDefinisi pajak menurut para ahli sangatlah banyak. Salah satunya adalah yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani yang telah diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo (1991: 2)Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.Sedangkan menurut Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1 dijelaskan bahwa,Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Dari beragam pengertian pajak lainnya menurut para ahli, dapat disipulkan bahwa ciri-ciri pajak yang melekat pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut.1. Suatu pungutan yang dapat dipaksakan karena wewenang yang dimikili pemerintah;2. Harus berdasarkan norma-norma umum atau Undang-undang;3. Merupakan iuran rakyat kepada pemerintah secara insidentil atau periodic, di mana yang dimaksud dengan rakyat baik perseorangan maupun badan;4. Prestasi pemerintah diberikan secara umum dan sulit untuk ditunjukkan kepada individu;5. Untuk membiayai pengeluaran umum.

1.2 Fungsi Pajaka. Fungsi Penerimaan (Budgeter)Pajak berfungsu sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiaaan pengeluaran pemerintah. Contohnya dimasukannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.b. Fungsi Mengatur (Reguler)Pajak berfungsi sebagai alat pengatur keadaan sosial dan ekonomi. Salah satu contohnya yaitu adanya pengenaan pajak dengan tarif yang tinggi untuk PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah).c. Fungsi DemokrasiPajak berfungsi sebagai salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong royong dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan demi kemaslahatan manusia.d. Fungsi RedistribusiFungsi ini lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyrakat. Hal ini dapat terlihat misalnya dengan adanya tarif progresif pada undang-undang pajak.

2. PERBEDAAN PAJAK DENGAN RETRIBUSI DAN SUMBANGAN2.1 RetribusiSama halnya dengan pajak, retribusi merupakan suatu pungutan yang memaksa, namun berbeda dalam hal penerimaan imbalan. Seseorang yang membayar retribusi akan menerima imbalannya secara langsung sedangkan pajak tidak.2.2 SumbanganPengertian sumbangan disini adalah pengertian sumbangan dalam arti hukum, yang mempunyai pengertian suatu pembayaran kepada pemerintah yang dilakukan oleh kelompok yang menikmati jasa negara.

3. TEORI PERPAJAKAN DAN ASAS PEMUNGUTAN PAJAK3.1 Teori Perpajakan3.1.1 Teori Pemungutan Pajaka. Teori AsuransiMenurut teori ini negara memungut pajak karena negara bertugas untuk melindungi orang dan segala kepentingannya, keselamatan dan keamanan jiwa juga harta bendanya. Pembayaran pajak disamakan dengan pembayaran dengan pembayaran premi, untuk perlindungan diperlukan pembayaran berupa premi.b. Teori KepentinganTeori ini memperhatikan pembagian beban pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduk. Rakyat yang berkepentingan atas jasa Negara, maka rakyat harus menyampaikan partisipasinya sesuai kemampuan melalui pajak. Sedangkan pemerintah yang telah menerima partisipasi dari rakyat wajib mengguk=nakan dana tersebut seefektif dan seefisien mungkin.c. Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Teori Bakti)Negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dan rakyat harus menyadari bahwa membayar pajak merupakan suatu kewajiban. Pembayaran pajak yang dilakukan merupakan bakti dari masyarakat kepada negara, karena negaralah yang bertugas menyelenggarakan kepentingan masyarakatnya.d. Teori Asas Gaya Beli.Mengambil gaya beli dari rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga negara, lalu menyalurkannya kembali ke masyarakat untuk memelihara hidup masyarakat ke arah tertentu. Teori ini menitik beratkan pada fungsi pajak yaitu mengatur.e. Teori Asas Gaya PikulMenurut teori ini, pemungutan pajak berlandaskan asas keadilan yaitu setiap orang yang dikenakan pajak harus sama beratnya. Pajak yang harus dibayar adalah menurut gaya pikul seseorang yang ukurannya adalah besarnya penghasilan dan besarnya pengeluaran yang dilakukan.

3.1.2 Asas EkonomiTeori yang mewaspadai kepentingan ekonomi ini disebut asas ekonomi, dia memperhatikan keseimbangan dalam kehidupan ekonomi agar tidak boleh terhanggu karena diberlakukannya undang-undang perpajakan. Pembebanan pajak oleh Negara jangan sampai menghambat pertumbuhan ekonomi.

3.1.3 Asas YuridisAsas ini mengandung sudut hukum. Hukum Pajak harus memberi jaminan hukum yang perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas, baik untuk Negara maupun untuk warganya. Dasar hukum pemungutan pajak dalam pasal 23 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945.Segala pajak untuk kegunaan kas Negara berdasarkan undang-undang.3.1.4 Asas FinansialSetiap pemungitan pajak hendaknya diperhatikan agar biaya-biaya pemungutan harus lebih kecil dibandingkan dengan penghasilan penerimaan pajak dari sector yang bersangkutan.3.2 Asas Pemungutan PajakMenurut Adam Smith dalam buku dalam buku An Inquiri into the Nature and Cause of the Wealth of Nations, asas dalam pemungutan pajak adalah sebagai berikut:1. Asas Equality Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuannya membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diterima. 1. Asas Certainty Penentapan pajak tidak dapat ditentukan dengan sewenang-wenang. 1. Asas ConvenienceWaktu untuk Wajib Pajak membayar pajaknya sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak .1. Asas EconomyBiaya pemungutan pajak dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin.

4. TINJAUAN ASPEK HUKUM4.1 Kedudukan Hukum PajakPembagian hukum sesuai civil law system (sistem hukum Romawi/Eropa Kontinental) memberikan pemisahan yang tegas antara hukum privat dan hukum publik. Hukum yang masuk ke dalam bagian hukum privat, misalnya hukum perdata, hukum dagang, hukum perkawinan, dan sebagainya. Hukum yang masuk ke dalam hukum publik, misalnya hukum tata negara, hukum administrasi (hukum tata usaha negara), hukum pidana, dan hukum internasional. Berdasarkan pembagian hukum tersebut, ternyata hukum pajak tidak berdiri sendiri, melainkan berada dalam kandungan hukum administrasi sebagai bagian dari hukum publik.Hukum pajak adalah bagian dari hukum administrasi, yang merupakan segenap peraturan hukum yang mengatur segala cara kerja dan pelaksanaan serta wewenang dari lembaga-lembaga negara serta aparaturnya dalam melaksanakan tugas administrasi, dalam hal ini kaitannya dengan pemeritah dan Wajib Pajak.Dalam kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa berdasarkan perkembangan dan kebutuhan negara akan pajak, Undang-undang Pajak mengalami perubahan (tax reform). Sebagai konsekuensinya, ternyata secara tidak disadari hukum pajak telah memisahkan diri dari hukum administrasi. Secara tegas dikatakan, bahwa hukum pajak bukan lagi bagian hukum administrasi, melainkan kedudukannya sama dalam kajian ilmu hukum.4.2 Hukum Pajak Materiil dan FormilHukum Pajak Formil adalah Hukum Pajak yang memuat norma-norma yang menerangkan keadaan-keadaan, perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak, sisapa-siapa yang harus dikenakan pajak, berapa besarnya pajak atau dapat dikatakan pula segala sesuatu tentang timbulnya, besarnya, dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.Hukum pajak formil, memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hukum pajak materiil menjadi kenyataan, yang antara lain memuat hal-hal sebagai berikut: Tata cara penetapan utang pajak Hak-hak fiskus untuk mengawasi Wajib pajak mengenai keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak Kewajiban Wajib Pajak sebagai contoh penyelenggaraan pembukuan dan hak-hak Wajib Pajak mengajukan keberatan dan banding.

5. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK5.1 Sistem Official AssessementMerupakan system yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri official assesement adalah sebagai berikut.a. Wewenang menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskusb. Wajib pajak bersifat pasifc. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus5.2 Sistem Self AssessementSistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.5.3 Sistem WithholdingSistem ini merupakan system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat : JakartaBoediono, B. 2000. Perpajakan Indonesia. Diadit Media : JakartaZulvina,Susi . 2011. Pengantar Hukum Pajak. STAN Press : Jakarta