30
PENGANGGARAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

PENGANGGARAN - muhariefeffendi.files.wordpress.com · PENGERTIAN •APBN mempunyai ... SILPA tahun lalu Dana Cadangan Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pinjaman Daerah Kewenangan

Embed Size (px)

Citation preview

PENGANGGARAN PEMERINTAH DAN

PEMERINTAH DAERAH

DI INDONESIA

DASAR HUKUM

• PEMERINTAH PUSAT (APBN)

UU 17 2003

• PEMERINTAH DAERAH (APBD)

UU 17 2003, UU 32 & 33 2004, PP 58

2005, PERMENDAGRI 13 2006,

PERMENDAGRI 59 2007, PERDA

SIKLUS ANGGARAN

PEMERINTAH INDONESIA

ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA NEGARA

(APBN)

PENGERTIAN

• Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan negara yang disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat

• APBN, perubahan APBN, dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

setiap tahun ditetapkan dengan undang-

undang.

PENGERTIAN

• APBN mempunyai fungsi otorisasi,

perencanaan, pengawasan, alokasi,

distribusi, dan stabilisasi.

• Semua penerimaan yang menjadi hak dan

pengeluaran yang menjadi kewajiban

negara dalam tahun anggaran yang

bersangkutan harus dimasukkan dalam

APBN

FUNGSI APBN

Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar untukmelaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yangbersangkutan.

Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedomanbagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yangbersangkutan.

Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedomanuntuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuaidengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan untukmenciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran danpemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitasperekonomian.

Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBN harusmemperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi alat untukmemelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamentalperekonomian negara.

TAHAP/SIKLUS APBN(Sugijanto, Gunardi, dan Loho, 1995)

• Penyusunan dan pengajuan rancangan anggaran (RUU APBN) oleh pemerintah kepada DPR

• Pembahasan dan persetujuan DPR atas RUU APBN dan penetapan UU APBN

• Pelaksanaan anggaran, akuntansi dan pelaporan keuangan oleh Pemerintah

• Pemeriksaan pelaksanaan anggaran dan akuntansi oleh aparat pengawasan fungsional

• Pembahasan dan persetujuan DPR atas perhitungan anggaran negara (PAN) dan penetapan UU PAN

KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN

KEUANGAN NEGARA (APBN)

• Presiden

• Menteri Keuangan

• Menteri/Pimpinan Lembaga

Tahun Anggaran meliputi masa satu tahun, mulai dari

tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

PRESIDEN• Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang

kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian

dari kekuasaan pemerintahan

• dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola

fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan

negara yang dipisahkan

• dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku

Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian

negara/lembaga yang dipimpinnya

• diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala

pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah

dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan

kekayaan daerah yang dipisahkan

Menteri Keuangan bertugas:• Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi

makro

• Menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN

• Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran

• Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan

• Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang

• Melaksanakan fungsi bendahara umum negara

• Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

• Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan ketentuan undang-undang.

Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang kementerian

negara/lembaga bertugas:

• Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;

• Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

• Melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;

• Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara;

• Mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;

• Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;

• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan undang-undang.

Dana yang berasal dari Anggaran K/L(APBN) yang dilaksanakan olehGubernur sebagai wakil PemerintahPusat.

Mencakup semua penerimaan danpengeluaran dalam rangka pelaksanaanDekonsentrasi.

Tidak termasuk dana yang dialokasikanuntuk instansi vertikal pusat di Daerah.

Dialokasikan untuk kegiatan Non Fisik. Dilaksanakan oleh Satuan KerjaPerangkat Daerah.

DANA DEKONSENTRASI

Dana yang berasal dari Anggaran K/L(APBN) yang dilaksanakan oleh Daerah.

Mencakup semua penerimaan danpengeluaran dalam rangka pelaksanaanTugas Pembantuan.

Ditugaskan pelaksanaannya kepadaGubernur/Bupati/Walikota;

Dialokasikan untuk kegiatan Fisik;

Dilaksanakan oleh Satuan KerjaPerangkat Daerah

DANA TUGAS PEMBANTUAN

Sebagian Urusan

Sumber Pendanaan

KERANGKA PENDANAAN URUSAN PEMERINTAHAN

DALAM KERANGKA KEBIJAKAN FISKAL-NASIONAL

APBD

APBN

Pemerintah

Pusat

Pemerintah

Daerah

Penerimaan

Pembiayaan

Tugas

Pembantuan

dari Pusat ke

Daerah dan Desa

DAK

BHP dan BP

DAU

Dana Darurat

Dan Hibah

SILPA tahun lalu

Dana Cadangan

Penjualan Kekayaan

Daerah yang

Dipisahkan

Pinjaman Daerah

Kewenangan Pemda :

• Urusan Wajib (SPM)

- Propinsi (16 jenis urusan)

- Kab/Kota (16 jenis urusan)

• Urusan Pilihan

Kewenangan Pemerintah:

• 6 urusan

• di luar 6 Urusan

Lain-lain

Pendapatan

Dana

Perimbangan

PAD

Dekonsentrasi

Desentralisasi

Kementerian/

Lembaga

SKPD

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Pusat dan Daerah

Penyusunan dan Penetapan APBN

APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara

yang ditetapkan tiap tahun dengan Undang-Undang

APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran

belanja, dan pembiayaan

Pendapatan Negara terdiri atas penerimaan pajak,

penerimaan bukan pajak, dan hibah

Belanja negara dipergunakan untuk keperluan

penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan

pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah

pusat dan daerah

Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan

jenis belanja

APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun

pendapatan negara.

Penyusunan RAPBN berpedoman pada rencana kerja

Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan

bernegara.

Rencana kerja dan anggaran disusun berdasarkan

prestasi kerja yang akan dicapai (anggaran

berdasarkan prestasi kerja)

Penyusunan dan Penetapan APBN

Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan

sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit

tersebut dalam Undang-undang tentang APBN.

Defisit anggaran yang dimaksud dibatasi maksimal 3%

(tiga persen) dari Produk Domestik Bruto. Jumlah

pinjaman dibatasi maksimal 60% (enam puluh persen)

dari Produk Domestik Bruto.

Dalam hal anggaran surplus, Pemerintah dapat

mengajukan rencana penggunaan surplus anggaran

kepada DPR.

Penggunaan surplus anggaran perlu dipertimbangkan

prinsip pertanggungjawaban antargenerasi sehingga

penggunaannya diutamakan untuk pengurangan utang,

pembentukan dana cadangan, dan peningkatan jaminan

sosial.

Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan

fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran

berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-

lambatnya bulan Mei tahun berjalan.

Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat

membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok

kebijakan fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat

dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun

anggaran berikutnya.

Berdasarkan kerangka ekonnomi makro dan pokok-pokok

kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan

Perwakilan Rakyat membahas kebijakan umum dan

prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap

kementerian negara/lembaga dalam penyusunan usulan

anggaran.

Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-

undang tentang APBN, disertai nota keuangan dan

dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada

bulan Agustus tahun sebelumnya.

Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN

dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur

susunan dan kedudukan DPR.

DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan

perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam

Rancangan Undang-undang tentang APBN.

Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai Rancangan

Undang-undang tentang APBN dilakukan selambat-

lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang

bersangkutan dilaksanakan.

APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit

organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.

Apabila DPR tidak menyetujui Rancangan Undang-undang

tentang APBN, Pemerintah Pusat dapat melakukan

pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun

anggaran sebelumnya.

STUKTUR APBN

• ORGANISASI

Disesuaikan susunan Kementrian/Lembaga

• FUNGSI

Disusun menurut fungsi

• JENIS

Disusun menurut jenis

STUKTUR APBN (FUNGSI)

• Pelayanan Umum

• Pertahanan

• Ketertiban &

Keamanan

• Ekonomi

• Lingkungan Hidup

• Perumahan dan

Fasilitas Umum

• Kesehatan

• Pariwisata

• Budaya

• Agama

• Pendidikan

• Perlindungan Sosial

STUKTUR APBN (JENIS)

• PENDAPATAN

Penerimaan Pajak, Non Pajak, Hibah

• BELANJA

Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja

Modal, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan

Sosial, dan Belanja Lain-lain

• PEMBIAYAAN

RPJPNASIONAL

RPJMNASIONAL

RKP RAPBNAPBN

RPJPDAERAH

RPJMDAERAH

RKPD RAPBD APBD

RENSTRASKPD

RENJA

SKPDRKA –SKPD

PENJABARANAPBD

RENSTRAKL

RENJAKL

RKA - KL RINCIANAPBN

Pedoman dijabarkan

Pedoman

Pedoman

Pedoman dijabarkan

diacu

Pedoman

PedomanPedoman

Pedoman

Pem

erin

tah

Pusat

Pem

erin

tah

Daera

h

RENCANA

KERJA ANGGARAN

diacu diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANGDA

Pedoman

Pedoman

KUA

Pedoman

Pelaksanaan APBN

Setelah APBN ditetapkan dengan undang-undang,

pelaksanaannya dituangkan dengan Keputusan

Presiden.

Pemerintah Pusat menyusun Laporan Realisasi Semester

Pertama APBN dan prognosis untuk 6 (enam) bulan

berikutnya.

Laporan tersebut disampaikan kepada DPR selambat-

lambatnya pada akhir Juli tahun anggaran

bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPR dan

Pemerintah Pusat.

Perubahan APBN

Penyesuaian APBN dengan perkembangan dan/atau perubahan

keadaan dibahas bersama DPR dengan Pemerintah Pusat dalam

rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBN tahun

anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi:

perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan

asumsi yang digunakan dalam APBN.

perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal.

keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran

anggaran antarunit organisasi, antarkegiatan, dan

antarjenis belanja.

keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun

sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran

yang berjalan.

Dalam keadaan darurat Pemerintah dapat melakukan

pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang

selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBN

dan/atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran.

Pemerintah mengajukan rancangan undang-undang

tentang Perubahan APBN tahun anggaran yang

bersangkutan untuk mendapat persetujuan DPR

sebelum tahun anggaran yang bersangkutan berakhir.

Pertanggungjawaban Keuangan Negara

Pertanggungjawaban keuangan negara sebagai

upaya konkrit mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara

Pertanggungjawaban disampaikan secara tepat

waktu dan disusun mengikuti standar akuntansi

pemerintah yang telah diterima secara umum.

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN

Presiden menyampaikan rancangan undang-undang

tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah

diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-

lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran

berakhir.

Laporan Keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi

Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas,

dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri

dengan laporan keuangan perusahaan negara dan

badan lainnya.

Bentuk dan Isi Laporan Pertanggungjawaban

Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar

akuntansi pemerintahan.

Standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite

standar yang independen dan ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat

pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan