356
PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN ORANG TUA DAN STRATEGI KOPINGNYA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Uli Yunistra Rosari Silaen 109114149 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

  • Upload
    dodat

  • View
    253

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN

ORANG TUA DAN STRATEGI KOPINGNYA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Uli Yunistra Rosari Silaen

109114149

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

LEMBARPERSETVJUAN

SKRIPSI

PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN ORANG TVA

DANSTRATEGIKOPINGNYA

Diajukan Vntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi Program Studi Psikologi

Oleh:

Vii Yunistra Rosari Silaen

109114149

Telah disetujui oleh :

Dosen pembimbing skripsi

( Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si)

11

'1 ? MAY 2016Yogyakarta, .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

PENGESAHAN SKRIPSI

PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN ORANG TVA

DANSTRATEGIKOPINGNYA

Studi Kualitatif

Telah dipersiapkan dan ditulis oleh:

VIi Yunistra Rosari Silaen

109114149

Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji

pada...~~.. f.~~:.~~~...~.Ol'"dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap

Penguji 1 :

Penguji 2 :

Penguji 3 :

Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si

Debri Pristinella, M.Si.

Dra. L. Pratidarmanastiti, MS.

25 MAY :r'FYogyakarta, J

Fakultas Psikologi

1Il

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang

ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan,

yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan

kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan.”

(Yeremia 29:11)

“Believe in all that can be, A miracle starts whenever you dream,

Believe and sing your heart you’ll see, Your song will hold the key.”

(OST “Barbie And The Diamond Castle”)

SSaayyaa ppeerrsseemmbbaahhkkaann kkaarryyaa iinnii uunnttuukk::

TTuuhhaann YYeessuuss,,

MMaammaa ddaann BBaappaakk,,

SSyyllvvii –– SShheerrllyy –– IIttaa,,

SSeemmuuaa oorraanngg yyaanngg sseellaalluu mmeemmbbeerrii ddeennggaann kkaassiihh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Mei 2016

Penulis

~~VIi Yunistra Rosari Silaen

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

vi

PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN ORANG TUA

DAN STRATEGI KOPINGNYA

Uli Yunistra Rosari Silaen

ABSTRAK

Studi kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengalaman yang dialami anak

sulung terhadap harapan orang tua serta bagaimana strategi koping mereka terhadap dampak yang

muncul. Penelitian dilakukan pada tiga orang anak sulung. Teknik pemilihan dengan operational

construct sampling, yaitu dipilih dengan kriteria berdasarkan teori tertentu. Informan berusia 18-25

tahun, yang memiliki saudara kandung minimal dua orang. Pengambilan data dilakukan

menggunakan wawancara dengan pedoman umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengalaman yang dialami informan terhadap harapan orang tua adalah pengalaman merespon

harapan orang tua serta dampak positif maupun negatif yang dirasakan. Pengalaman mersepon

yang dialami anak sulung adalah secara asertif menolak dan bernegosiasi terkait harapan orang tua

yang berbeda. Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka

memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai perannya sebagai anak sulung,

mendorong ketiga informan untuk mewujudkan harapan orang tua meskipun mereka menunda

mewujudkan pelaksanannya. Dampak positif yang dirasakan adalah melatih kepekaan,

kedewasaan, dan tanggung jawab, serta merasa tertantang untuk memenuhi harapan orang tua.

Dampak negatif juga dirasakan oleh anak sulung akibat dari harapan orang tua yaitu merasa

tertekan. Cara mengatasi dampak negatif tersebut dengan melakukan represi dan bercerita kepada

orang lain. Keduanya termasuk dalam strategi koping jenis emotion-focused coping. Selain itu,

win-win solution menjadi salah satu cara yang dilakukan informan dalam menghadapi perbedaan

harapan dengan orang tua.

Kata kunci : Pengalaman anak sulung, anak sulung, harapan orang tua, strategi koping, dampak

positif, dampak negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

vii

A FIRSTBORN’ EXPERIENCES TOWARDS PARENT’ EXPECTATION

AND COPING STRATEGIES

Uli Yunistra Rosari Silaen

ABSTRACT

This qualitative study aimed to reveal a description of experiences that faced by a firstborn

towards parents’ expectations and their coping strategies used for the negative impacts that

appeared. This study was done for three firstborns. The researcher used Operational Construct

Sampling technique, meaning the informants were chosen based on the specific theories. The

informants were 18 to 25-year-old people who had at least 2 younger siblings. The data

acquisition was done by using a general method interview. The result of this study showed some

experiences that faced by the informants towards parents’ expectations is experiencing to respond

the parents’ expectations and the positive or negative impacts that were faced. That informants

refused and assertively tried to negotiate concerning to the parents’ expectations. The parents did

not really show a positive respond for their opinion, so the informants chose to be passive.

However, they were aware of being a firstborn, and that situation pushed them to actualise the

parents’ expectations although they postponed it. The positive impacts are training the sensitivity,

maturity, and responsibility. Then, sense the challenge to fulfill the parents’ expectations. The

negative impacts were also felt by the firstborns. The felt stressful. They overcame the impacts by

repression and sharing with others, which include as emotion-focused coping. The informants also

used win-win solution to solved the difference expectation.

Keywords: Firstborn’ experiences, firstborns, parent’ expectations, coping strategies, positive

impacts, negative impacts

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

PERNYATAAN PERSETVJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama

NIM'

: Uli Yunistra Rosari Silaen

: 109114149

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah yang berjudul:

PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN ORANG TVA

DANSTRATEGIKOPINGNYA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyirnpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan

mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa

perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian ini saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada 25 Mei 2016

Yang menyatakan,

~#(Uli Yunistra Rosari Silaen)

V III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas kasih-Nya sehingga berkat dan

penyertaan-Nya tercurah kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini

dengan baik. Peneliti menyadari bahwa pengalaman dan perenungan akan hidup

memberi sumbangan bagi penelitian ini. Penelitian berjudul “Pengalaman dan

Strategi Koping Anak Sulung terhadap Harapan Orang Tua” diajukan untuk

mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan

sebagai bentuk kepedulian terhadap fenomena harapan orang tua terhadap anak

sulung.

Penelitian ini telah menemukan bagaiamana gambaran pengalaman anak

sulung terhadap harapan-harapan dari orang tua dan cara-cara mengatasi dampak

yang timbul dari harapan orang tua. Penelitian ini ditujukan kepada pembaca yang

memiliki pengalaman serupa maupun tidak, sehingga diharapkan dapat membantu

untuk lebih peduli dan menyadari keberadaan keluarga, orang tua, adik maupun

kakak.

Proses penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak yang dengan

tulus memberikan bantuan, dukungan serta doa. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terimakasih kepada

1. Tuhan Yesus Kristus atas kasih, penyertaan, talenta dan penyelenggaraan

hidup yang ajaib sehingga peneliti dapat menyelesaikan proses penelitian

dan perkuliahan S1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

x

2. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma dan sebagai dosen pembimbing skripsi atas

bimbingan dan kepercayaan penuh kepada peneliti sehingga peneliti

menjadi lebih kreatif selama proses penyelesaian penelitian ini.

3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku Kepala Program Studi yang telah

menerapkan pengajaran baik selama proses kuliah.

4. Ibu P.Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A selaku Wakil Kepala Program Studi

dan sebagai dosen pembimbing akademik atas keramahan, perhatian,

dukungan, dan waktu yang diluangkan untuk membimbing peneliti selama

proses penelitian dan perkuliahan.

5. Dosen penguji…

6. Ibu Monica Eviandaru M. M. App., Psych. Selaku dosen pembimbing

akademik terdahulu atas ajaran, ide, sebagai inspirasi peneliti untuk lebih

tekun, untuk literature dan waktu luang yang diberikan untuk mengoreksi

penelitian ini.

7. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

pengenalan ilmu serta berbagi pengalaman kepada peneliti.

8. Staff Fakultas Psikologi: Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gik, Mas Muji dan

Mas Doni. Terima kasih sudah membantu dalam segala keperluan penulis

dalam menyelesaikan studi.

9. TT, AA, dan AJ sebagai informan penelitian atas kesediaannya berbagi

pengalaman kehidupannya sebagai anak sulung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xi

10. Fiona Damanik atas ketulusannya membantu sebagai inter-rater dalam

mengolah data.

11. Bapak, Holant Tumbur Silaen, dan Mama, Yuni Astutik, orang tua yang

mendidik dan menegur dengan kasih, selalu mendukung peneliti untuk

berkembang, dan ajaran untuk bersyukur serta berpengharapan kepada

Tuhan.

12. Sylvia Martha Aprilia Silaen (Silpup), Sherly Tania Natalie Silaen (Dek

Sur), dan Ita Sondang Permata Puteri Silaen (Itakun), adik-adik yang

dengan karakternya masing-masing mewarnai keluarga.

13. Untuk teman, sahabat, saudaraku KEPOMPI: Owe, Disti, Sheila, Cintem,

Mega, dan Aning atas kebersamaan saling mendengarkan dan didengarkan,

untuk dukungan dan teguran, serta kejutan-kejutannya setiap hari.

14. Untuk Louis Rony Aditya, partner yang dengan sabar mendukung dan

mendampingi dengan penuh kasih dan ketulusan.

15. Teman-teman Psikologi 2010: Suster Petra, Kak Ria, Esri, Suster Marcell,

Opah, Tyas, Irma, Nani, Tirza, Monik, dan semuanya atas proses

pertemanan dan perkuliahan yang menyenangkan bersama kalian.

16. Keluargaku di Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus: Pak Mbong, Kak

Ichak, Rijang, Nitnot, Mas Yogis, Pewl, Kimcil, Satya, Satriyo, Susi, Adit,

Detha, Kuntil, Kepi, Tamara, Yose, Dion, Lintang, Ayuk, semuanya yang

tidak bisa disebutkan satu per satu. Bersyukur dapat berproses dan dibentuk

menjadi pribadi yang kaya akan kasih dan kerja keras.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xii

17. Kakak dan saudaraku di XPECTA: Mbak Elsa, Ully, Gita, Elga, Kak Oliv

untuk kesempatan bermimpi dan mewujudkan mimipi kita bersama,

terimakasih atas dukungan dan pengertiannya.

18. Gita Indriya SD Negeri Ungaran Yogyakarta, yang memberi kesempatan

saya untuk berkembang dalam mengajar, membimbing dan bersosialisasi

dengan para murid.

19. Untuk Ratri Kepsii, Leo, dan Paul telah mau berbagi kisah hidup yang luar

biasa dalam mengambil keputusan. Saya salut dengan kalian!

20. Semua orang hebat dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-per

satu yang mendukung, menyemangati, menegur, mengingatkan dengan doa

dan perhatian baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga saya

dapat menyelesaikan karya ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis memohon maaf apabila terdap hal-hal yang kurang berkenan. Penulis

menerima segala masukan yang membangun demi perbaikan penelitian

selanjutnya. Semoga karya ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak. Terimakasih.

Yogyakarta,

Penulis,

Uli Yunistra Rosari Silaen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11

1. Manfaat Teoretis ................................................................................... 11

2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 13

A. Anak Sulung ................................................................................................ 13

1. Pengertian Anak Sulung .......................................................................... 13

2. Karakteristik Anak Sulung ...................................................................... 13

3. Review Penelitian Terdahulu tentang Anak Sulung dan Urutan kelahiran 18

B. Harapan Orang Tua ..................................................................................... 23

1. Pengertian Harapan Orang Tua ............................................................... 23

2. Jenis-jenis Harapan Orang Tua ............................................................... 24

3. Harapan Orang Tua terhadap Anak Sulung Dalam Tinjauan Mendetail 26

a. Faktor yang mempengaruhi ................................................................. 26

b. Macam-macam harapan orang tua ...................................................... 27

c. Dampak harapan orang tua .................................................................. 30

C. Strategi Koping............................................................................................ 31

1. Pengertian Strategi Koping .................................................................... 31

2. Fungsi dan jenis Koping......................................................................... 32

3. Review penelitian Terdahulu tentang Strategi Koping pada Anak Sulung 37

D. Kerangka Penelitian .................................................................................... 40

E. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 42

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 42

B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 43

C. Informan Penelitian ..................................................................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xv

D. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 44

E. Prosedur Analisis Data ................................................................................ 49

F. Keabsahan Data ........................................................................................... 51

1. Kredibilitas Penelitian ............................................................................. 52

2. Dependabilitas ......................................................................................... 56

3. Transferabilitas ........................................................................................ 59

4. Konfirmabilitas ........................................................................................ 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 61

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 61

1. Persiapan Penelitian ................................................................................ 61

2. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 62

3. Jadwal Pengambilan Data ....................................................................... 63

4. Proses Analisis Data ................................................................................ 67

B. Profil Informan dan Deskripsi Harapan Orang Tua .................................... 69

1. Informan 1 (TT)....................................................................................... 69

2. Informan 2 (AA) ...................................................................................... 71

3. Informan 3 (AJ) ....................................................................................... 74

C. Hasil Penelitian ............................................................................................ 76

1. Informan 1 ............................................................................................... 76

2. Informan 2 ............................................................................................... 86

3. Informan 3 ............................................................................................... 97

4. Rumusan Tema Utama Tiga Informan .................................................... 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xvi

a. Pengalaman Anak Sulung Terhadap Harapan Orang Tua .................. 109

1) Gambaran Pengalaman Merespon Harapan Orang Tua .................. 109

2) Gambaran Pengalaman Terkait Dampak Harapan Orang tua ......... 114

b. Strategi Koping terhadap Dampak Harapan Orang Tua ..................... 117

D. Pembahasan ................................................................................................ 121

1. Pengalaman Anak Sulung terhadap Harapan Orang Tua ........................ 121

a. Gambaran Pengalaman Merespon Harapan Orang Tua...................... 121

b. Gambaran Pengalaman terkait Dampak Harapan Orang Tua............. 127

2. Strategi Koping Anak Sulung terhadap Harapan Orang Tua .................. 132

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 137

A. Kesimpulan ................................................................................................. 137

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 138

C. Saran ......................................................................................................... 138

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 141

LAMPIRAN ................................................................................................... 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Panduan Wawancara........................................................................ 46

Tabel 2 Tabel Identitas Informan ................................................................. 63

Tabel 3 Jadwal Wawancara Informan 1 (TT) ............................................... 64

Tabel 4 Jadwal Wawancara Informan 2 (AA) ............................................. 65

Tabel 5 Jadwal Wawancara Informan 3 (AJ) .............................................. 66

Tabel 6 Tema Utama: Pengalaman terhadap Harapan Orang tua................. 119

Tabel 7 Tema Utama: Strategi koping terhadap Dampak Harapan

Orang Tua ........................................................................................ 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xviii

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Kerangka Penelitian ...................................................................... 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tema Utama Informan 1 (TT) .................................................. 148

Lampiran 2 Catatan Lapangan Wawancara ke-1 Informan 1 (TT) .............. 149

Lampiran 3 Transkrip Verbatim Wawancara ke-1 dan Analisis Data

Informan 1 (TT) ........................................................................ 151

Lampiran 4 Catatan Lapangan Wawancara ke-2 Informan 1 (TT) .............. 177

Lampiran 5 Transkrip Verbatim Wawancara ke-2 dan Analisis Data

Informan 1 (TT) ........................................................................ 179

Lampiran 6 Tema Utama Informan 2 (AA) ................................................. 195

Lampiran 7 Catatan Lapangan Wawancara ke-1 Informan 2 (AA) ............. 197

Lampiran 8 Transkrip Verbatim Wawancara ke-1 dan Analisis Data

Informan 2 (AA) ....................................................................... 199

Lampiran 9 Catatan Lapangan Wawancara ke-2 Informan 2 (AA) ............. 231

Lampiran 10 Transkrip Verbatim Wawancara ke-2 dan Analisis Data

Informan 2 (AA) ....................................................................... 233

Lampiran 11 Tema Utama Informan 3 (AJ) .................................................. 261

Lampiran 12 Catatan Lapangan Wawancara ke-1 Informan 3 (AJ) .............. 262

Lampiran 13 Transkrip Verbatim Wawancara ke-1 dan Analisis Data

Informan 3 (AJ) ........................................................................ 264

Lampiran 14 Catatan Lapangan Wawancara ke-2 Informan 3 (AJ) .............. 299

Lampiran 15 Transkrip Verbatim Wawancara ke-2 dan Analisis Data

Informan 3 (AJ) ........................................................................ 301

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

xx

Lampiran 16 Protokol Wawancara ................................................................ 331

Lampiran 17 Informed Consent ..................................................................... 334

Lampiran 18 Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara ............................... 336

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menjadi anak sulung merupakan peran yang harus dijalani

dengan kuat dan tahan banting. Kurniawan (komunikasi pribadi, 19 Mei,

2013), menuliskan keluh kesah kehidupan perannya sebagai anak sulung

dalam blog pribadi.

“Saat ini saya sedang merasa lelah mengemban peran sebagai anak

sulung. ingin rasanya titel „anak sulung-harapan semua pihak‟ yang

saya emban untuk dicopot sementara lalu saya bergerak bebas

menikmati apa yang ingin saya nikmati. Tapi kenyataan bilang kalau

sebagai anak sulung harus dibawa selama hayat dikandung

badan,……..Sebagai anak sulung saya merasa begitu „dibebani‟

banyak harapan dari berbagai pihak termasuk orang tua, tapi saya

jarang meminta reward kepada sebagai balasan atas tercapainya

beberapa harapan,……….Apakah memang anak sulung memang

diberikan peran untuk jadi yang paling kuat, paling tahan banting dan

terkesan sebagai superhero bagi adik-adiknya dan seluruh anggota

keluarga? Apakah semua anak sulung diwajibkan harus mendapatkan

pencapaian yang membanggakan orang tua dan sebagus

mungkin…..? Saya rasa anak sulung memang sudah diprogram untuk

memiliki kepatuhan di atas rata-rata, sehingga mereka jarang

mengungkapkan tuntutan/ keinginan mereka sendiri. Anak sulung

sepertinya diciptakan sebagai individu yang selalu mengutamakan

kepentingan keluarga di atas kepentingan pribadinya.” (Kurniawan,

komunikasi pribadi, 19 Mei, 2013)

Tulisan tersebut ingin mengungkapkan pengalaman seorang

anak sulung yang merasa lelah dan terbebani menyandang status sebagai

anak sulung. Pengalaman diatas mengungkapkan begitu banyak harapan

yang dititipkan kepadanya, baik orang tua maupun sanak saudara. Orang tua

berharap agar kuliahnya berhasil dan diusahakan mendapatkan IP 4,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

2

sehingga dapat menjadi teladan bagi adik-adiknya. Selain itu, diharapkan

mampu meringankan beban orang tua untuk menyekolahkan adik-adiknya.

Ia diwajibkan mendapatkan pencapaian yang membanggakan orang tua.

Oleh karena itu, ia merasa bahwa menjadi anak sulung memang sudah di

program untuk memiliki kepatuhan di atas rata-rata, sehingga terkesan

seperti superhero bagi adik dan seluruh anggota keluarga.

Tulisan di atas ingin mengungkapkan bahwa begitu banyak

harapan orang tua terhadap anak sulung, sehingga dirasakan menjadi beban

bagi diri anak tersebut. Martin (dalam Palmer, 1966) mengatakan bahwa

sebagian besar anak pertama merupakan korban tuntutan, harapan, serta

ambisi orang tua yang berlebihan. Orang tua memiliki tuntutan dan

menentukan standar yang tinggi terhadap anak yang lahir pertama kali

dibandingkan dengan anak yang lahir berikutnya. Mereka memberikan lebih

banyak tekanan untuk berhasil dan bertanggung jawab serta ikut campur

dalam kegiatan-kegiatannya (Rothbart dalam Santrock, 2002; 2007).

Faktor yang mempengaruhi tingginya harapan orang tua

terhadap anak sulung adalah urutan kelahiran. Orang tua menaruh harapan

yang lebih tinggi pada anak-anak yang lahir duluan daripada anak-anak

yang lahir kemudian (Santrock, 2002). Individu yang lahir pertama kali

langsung menjadi sorotan orang tua serta harapan-harapan mereka, tanpa

adanya perantaraan saudara kandung. Oleh karena itu, orang tua cenderung

memiliki harapan yang tinggi kepada anak yang lahir duluan (Palmer,

1966). Urutan kelahiran akan mempengaruhi cara orang tua memperlakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

3

anak (Agustina, 2014). Misalnya, memberikan perhatian dan perlindungan

yang berlebihan (Hurlock dalam Susanti, 2004). Dampaknya orang tua lebih

cerewet serta menuntut lebih banyak terhadap anak sulung (Vitamind,

2002). Sebuah penelitian mengatakan bahwa banyak orang tua memberi

perlakuan lebih keras dalam mendidik anak pertama. Hasil positifnya adalah

statistik tingkat kecerdasan anak sulung lebih tinggi dibandingkan anak

bungsu. Menurut V. Joseph Host, ketua penelitian, bukan urutan kelahiran

yang mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, akan tetapi lebih kepada

bagaimana pola asuh disiplin yang diterapkan orang tua pada masing-

masing anak (Agustina, 2014).

Harapan orang tua yang tinggi ditekankan lebih besar terhadap

prestasi dan tanggung jawab kepada anak sulung (Sumiyati dalam Andre,

2010). Pertama, terhadap tanggung jawab, Santrock (2002) menyatakan,

saudara yang paling tua diharapkan berlatih mengendalikan diri dan

memperlihatkan tanggung jawab dalam berinteraksi dengan adik-adiknya.

Mereka diharapkan lebih dominan, kompeten dan berkuasa daripada

saudaranya yang lebih muda. Selain itu, orang tua juga mengharapkan anak

sulung untuk mampu mengajari dan membantu adik-adiknya. Ditambahkan

oleh Sujanto (1986), orang tua menyerahkan tanggungjawab kepada anak

sulung terkait kehidupan, keselamatan, dan kebahagiaan saudara-

saudaranya. Penyerahan tanggung jawab ini sudah dilatih sejak kecil, yaitu

mengasuh adik-adiknya, menjaga, mengajak bermain, memberikan makan,

mencucikan pakaian, memandikan, dan lain sebagainya. Anak sulung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

4

diharapkan dapat berbuat seperti yang diperbuat orang tuanya. Hal ini

menyebabkan anak sulung yang paling mungkin mengambil posisi

kepemimpinan, karena pada umumnya mereka bertindak sebagai pemimpin

saudara-saudaranya dalam keluarga (Whitbourne, 2013).

Penelitian terkait dilakukan Herrera et al (2003) mengenai

keyakinan tentang urutan kelahiran. Terdapat empat penelitian yang

dilakukan. Salah satu penelitiannya menghasilkan kesimpulan terkait anak

sulung, bahwa anak sulung diyakini yang paling cerdas, bertanggung jawab,

taat, stabil dan sedikit emosional. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nyman (dalam Herrera et al, 2003) bahwa anak pertama

dipercayai lebih bertanggung jawab.

Kedua, anak sulung diharapkan oleh orang tua memiliki

pencapaian prestasi yang baik. Kurniawan (komunikasi pribadi, 19 Mei,

2013) : “Nak, kuliahmu harus berhasil agar adik-adikmu termotivasi.

Bayangkan jika kuliahmu gagal lalu adik-adikmu dihantui bayang-bayang

kegagalanmu saat mereka kuliah nanti.” Ini merupakan salah satu contoh

bahwa orang tua memiliki harapan besar agar anak sulung memiliki prestasi

yang baik. Adler (1957:126) mengatakan: “You are the larger, the stronger,

the older, and therefore you must also be cleverer than the others.” Karena

anak pertama dianggap yang paling besar, maka ia dituntut orang tua untuk

lebih pandai dibandingkan saudara-saudaranya. Anak sulung harus siap

memberikan passing grade yang tinggi agar adik-adiknya bisa mendapatkan

nilai standar bahkan nilai yang lebih untuk mendapatkan jurusan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

5

perguruan tinggi yang dia inginkan. Anak sulung harus bisa menjadi

patokan untuk adik-adiknya. Hal ini dikarenakan ia akan dijadikan contoh

dan perbandingan. Oleh karena itu, diharapkan anak sulung bisa

memberikan upaya terbaiknya untuk dapat menjadi teladan bagi adik-

adiknya (Efranda, komunikasi pribadi, 6 April, 2014).

Sebuah penelitian terkait prestasi dilakukan oleh Kristensen &

Tor Bjerkedel (dalam Pincott 2011) mengenai urutan kelahiran dan

kecerdasan yang dilakukan pada lebih dari 240.000 sampel bersaudara dari

kalangan militer. Hasil penelitian menyatakan bahwa anak-anak tertua

memiliki IQ hampir tiga poin rata-rata lebih tinggi daripada anak kedua dan

empat poin lebih tinggi dari anak ketiga. Melalui penelitian ini, terlihat anak

sulung memiliki kemampuan IQ yang baik. Hal ini menyebabkan anak

sulung unggul dalam kemampuan akademik (Santrock, 2007).

Kontras dengan anak sulung, hampir kebanyakan anak bungsu

memiliki motivasi berprestasi yang relatif lemah. Mereka tidak ditekan oleh

orang tua untuk mencapai sesuatu, seperti prestasi. Selain itu, anak bungsu

cenderung dimanja oleh saudara-saudaranya dan orang tua, sehingga

memungkinkan adanya sedikit tekanan bagi anak bungsu. Begitu juga

dengan anak tengah yang memiliki pencapaian kurang dalam hidup dan

secara akademis dibandingkan dengan anak sulung. Penyebabnya adalah

kurangnya harapan-harapan orang tua dan kurangnya tekanan untuk

berprestasi, serta sedikitnya tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua

kepada anak tengah (Hurlock, 1974; 1980; 1992). Oleh karena itu, harapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

6

serta tekanan lebih banyak ditujukan kepada anak sulung dibandingkan anak

tengah maupun bungsu. Hal inilah yang mendasari penelitian ini.

Harapan-harapan orang tua yang ditujukan kepada anak sulung

memberikan dampak tersendiri bagi anak sulung. Beberapa fakta

mengungkapkan pengaruh harapan orang tua terhadap anak sulung, baik

secara positif maupun negatif. Beberapa dampak positif adalah anak sulung

memiliki kepuasan pribadi yang diperoleh akibat dari perannya sebagai

teladan bagi adik-adiknya. Mereka juga lebih bersikap dewasa dan memiliki

karir akademik yang professional dan memuaskan akibat dari tuntutan orang

tua dan standar tinggi (Hurlock, 1980; Santrock, 2002). Selain itu, harapan

orang tua memberikan dampak positif bagi anak sulung yaitu memiliki

ambisi menjadi orang yang sukses. Studi yang dilakukan terhadap 1.500

keluarga di Inggris menunjukkan bahwa anak sulung baik perempuan

maupun lelaki sama-sama berambisi untuk meneruskan pendidikan hingga

ke perguruan tinggi atau jenjang universitas yang lebih tinggi. Salah satu

penyebabnya adalah harapan yang besar orang tua pada anak sulungnya agar

menjadi figur yang dibanggakan. Orangtua berharap agar anak sulung akan

menjadi orang besar dan hebat (Liwun, komunikasi pribadi, 4 Mei, 2014).

Pada kenyataannya harapan-harapan orang tua juga memberikan

dampak negatif bagi anak sulung. Seperti telah dipaparkan pada awal

paragraf (Kurniawan, komunikasi pribadi, 19 Mei, 2013), bahwa perannya

sebagai anak sulung dirasakan sebagai beban. Dampak negatif lainnya

bahwa anak sulung menganggap harapan merupakan tekanan, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

7

mereka membenci tekanan-tekanan dari orang tua untuk hidup sesuai

dengan harapan mereka. Hal ini dikarenakan anak sulung merasa benci

karena harus berlaku sebagai teladan bagi adik-adiknya (Hurlock, 1980).

Disisi lain, tekanan-tekanan yang dikenakan kepada anak sulung untuk

dapat berprestasi tinggi memberikan beberapa dampak seperti rasa bersalah

yang tinggi, cemas, serta kesulitan dalam mengatasi situasi yang tidak

menyenangkan (Santrock, 2002). Bahkan harapan orang tua dapat menjadi

faktor penyebab seorang anak bunuh diri. Pada kasus anak sulung yang

diteliti Huang dan Ying (dalam Santrock 2002) mengungkapkan bahwa

seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang merupakan anak sulung,

memiliki kecenderungan depresi dan bunuh diri. Hal ini dikarenakan orang

tuanya memiliki tuntutan terhadapnya untuk menjadi dokter. Akibat depresi

yang di derita, ia gagal dalam beberapa mata pelajaran dan berkali-kali

absen serta terlambat masuk sekolah. Hal ini membuat orang tuanya marah

dan merasa frustasi oleh kegagalan akademis remaja tersebut

Menurut psikolog dari YKAI (Yayasan Kesejahteraan Anak

Indonesia dalam Solahudin, 2011), harapan dari orang tua akan

mempengaruhi sikap dan kepribadian si sulung. Biasanya anak sulung

cenderung lebih tenang, kontrol diri lebih kuat, lebih bijaksana, dan tidak

terlalu ekspresif dalam memperlihatkan emosinya. Hal ini dikarenakan

adanya tuntutan peran untuk lebih bersikap rasional. Sebaliknya, anak

sulung justru menjadi temperamental, terutama ketika tuntutan orang tua

tidak sesuai dengan dirinya, sehingga merasakannya sebagai beban. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

8

mengakibatkan manifestasi berupa pemberontakan. Contohnya ketika orang

tua menyuruh anak sulung melakukan sesuatu, mereka cenderung melawan

atau menolaknya. Meskipun demikian, anak sulung akan tetap berusaha

mengerjakan harapan-harapan tersebut dengan sempurna. Ia akan merasa

sangat patah hati jika ada harapan yang tidak terpenuhi. Jika mendapat kritik

akibat kesalahan yang diperbuat, dapat menimbulkan kesedihan yang luar

biasa (Vitamind, 2002).

Berdasarkan informasi di atas, diketahui bahwa orang tua

memiliki harapan terhadap anak sulung yang dipengaruhi faktor urutan

kelahiran. Orang tua memberi harapan terhadap anak sulung terkait rasa

tanggung jawab serta berprestasi. Hal ini memberikan berbagai dampak,

baik positif dan negatif. Berkaitan dengan dampak negatif yang

ditimbulkan, anak sulung perlu melakukan sesuatu untuk mengatasinya

supaya mereka tetap memberikan yang terbaik bagi orang tua, keluarga, dan

terpenting bagi diri sendiri. Hal tersebut adalah koping. Koping adalah

suatu proses ketika individu mencoba mengelola jarak yang ada dalam

tuntutan-tuntutan (baik tuntutan yang berasal dari individu maupun berasal

dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang digunakan seseorang

dalam menghadapi situasi menekan (Lazarus & Folkman dalam Smet,

1994). Dalam mengelola tuntutan dengan daya tersebut, diperlukan tindakan

nyata yang disebut strategi koping. Strategi koping secara konseptual

didefinisikan sebagai tingkah laku yang digunakan untuk menyelesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

9

tuntutan yang dibuat oleh stressor (McCubbin & McCubbin dalam Plunkett

et al, 2000).

Sebuah penelitian terkait strategi koping dan urutan kelahiran

dilakukan oleh Farah (2013). Responden dalam penelitian tersebut

merupakan anak sulung, tengah, dan bungsu berusia remaja akhir. Hasil

penelitian adalah tidak ada perbedaan dalam strategi koping jenis Emotional

Focused Coping pada urutan kelahiran. Akan tetapi, ada perbedaan yang

nyata dalam startegi koping jenis Problem Focused Coping pada urutan

kelahiran. Anak sulung memiliki Problem Focused Coping yang lebih

tinggi daripada anak tengah dan anak bungsu. Oleh karena itu, penelitian

tersebut menyimpulkan ada perbedaan nyata dalam strategi koping secara

total, yaitu anak sulung memiliki strategi koping yang lebih tinggi daripada

anak tengah dan anak bungsu.

Kebanyakan penelitian sebelumnya membandingkan anak

sulung dengan anak bungsu dalam hal perbedaan kecerdasan emosional

(Susanti, 2004) atau membandingkan secara umum urutan kelahiran dengan

kecerdasan emosional (Wulanningrum, 2011) dan kemandirian pada remaja

(Rini, 2012), penyesuaian sosial (Herdiana, 2009) dan perbedaan harga diri

(Septiani, 2011), serta penelitian yang terfokus pada kecemasan neurotik

pada anak sulung (Saulina, 2009). Penelitian-penelitian sebelumnya kurang

membahas secara pribadi mengenai pengalaman anak sulung itu sendiri

terhadap harapan orang tua serta kurang mengeksplorasi cara mengatasi

dampak-dampak dari harapan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

10

Adanya harapan dan tekanan yang ditujukan lebih besar bagi

anak sulung dibandingkan anak tengah maupun bungsu, pengalaman anak

sulung terkait harapan orang tua yang memberikan dampak positif maupun

dampak negatif, serta penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

mengenai strategi koping pada anak sulung, membuat peneliti tertarik untuk

mengungkapkan lebih detail tentang bagaimana sebenarnya pengalaman

anak sulung terhadap harapan orang tua dan bagaimana strategi kopingnya.

Peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif yang mampu

mendeskripsikan serta memahami gambaran pengalaman anak sulung

terhadap harapan orang tua dan strategi kopingnya. Melalui pendekatan

kualitatif ini, diharapkan dapat mengungkapkan kedalaman secara detail

dari fokus permasalahan yang diangkat (Poerwandari, 2005).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengalaman dan strategi

koping anak sulung terhadap harapan orang tua?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

pengalaman anak sulung terhadap harapan orang tua. Selain itu, mengetahui

strategi koping anak sulung terhadap harapan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

11

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan

dibidang psikologi khususnya psikologi perkembangan, psikologi klinis,

dan psikologi keluarga dalam memberikan gambaran mengenai

pengalaman dan strategi koping anak sulung terhadap dampak dari

harapan orang tua. Diharapkan penelitian ini mampu menambah

pemahaman mendalam mengenai gambaran pengalaman anak sulung

terkait yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan mengenai harapan orang

tua. Selain itu, memberi gambaran mengenai strategi koping anak sulung

secara khusus terhadap dampak dari harapan orang tua, sehingga

menjadi informasi dalam menentukan sikap yang tepat terhadap realitas

yang dialami anak sulung.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi anak sulung untuk lebih menyadari proses

dari pengalamannya sebagai anak sulung terhadap harapan orang tua

serta dampak-dampak negatif yang ditimbulkan. Penelitian ini

diharapkan mampu menyadarkan dan memberi pemahaman mengenai

pentingnya mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan dengan strategi-

strategi koping. Hal ini dilakukan demi tercapainya harapan orang tua,

keluarga, serta anak sulung itu sendiri. Selain itu, penelitian ini

diharapkan mampu memberikan manfaat bagi orang tua dalam hal

mendidik dan memberikan tuntutan pada anak sulung dengan tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

12

melihat kualitas dan realitas anak tanpa memaksakan kehendak orang

tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Sulung

1. Pengertian Anak Sulung

Anak sulung merupakan anak yang paling tua atau anak pertama

yang lahir dari suatu keluarga. Ia sering dikenal sebagai “experimental

child”, karena orang tua belum memiliki pengalaman dalam merawat

serta mendidik anak (Gunarsa, 2003). Sebelum adiknya lahir, anak

sulung adalah anak tunggal yang menjadi pusat perhatian orang tuanya

(Vitamind, 2002). Ia adalah satu-satunya yang tidak harus berbagi kasih

sayang dan sentuhan orang tua dengan saudara kandung lainnya hingga

adik-adiknya lahir (Santrock, 2002).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa anak sulung adalah anak yang lahir pertama kali sehingga

dianggap istimewa oleh orang tua dan dikenal sebagai “experimental

child”.

2. Karakteristik Anak Sulung

Sejarah mengakui bahwa anak tertua memiliki posisi yang

menguntungkan. Hal ini memberikan kelebihan bagi perkembangan

kehidupan psikisnya (Adler, 1957). Ia menempati posisi yang unik,

yaitu sempat menjadi anak tunggal selama beberapa waktu (Feist, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

14

Orang tua mencurahkan lebih banyak waktu dan perhatian kepadanya.

Hal ini membuat anak pertama merasakan kegembiraan dan lebih merasa

aman hingga kelahiran anak berikutnya Ketika adiknya lahir, anak

sulung merasa dalam kondisi “turun tahta”, yaitu ketika orang tua tidak

lagi mencurahkan perhatian utuh padanya. Tak ada yang menduga

mengenai pergantian “tahta” ini memberikan rasa sakit bagi anak sulung

dan posisi yang tidak mampu melawan (Hidayat, 2011). Anak sulung

akan memberikan reaksi atas kedatangan adiknya seperti mencari-cari

perhatian dengan cara yang aneh (Gunarsa, 1981). Pengalaman ini

memberikan pengaruh terhadap tingkah laku bagi anak sulung (Hall &

Lindzey, 1993). Berikut akan dipaparkan beberapa karakteristik anak

sulung yang dikemukakan oleh para ahli.

Ada beberapa ciri-ciri umum anak sulung yang dikemukakan

oleh Vitamind (2002), antara lain berperilaku secara matang dikarenakan

ia berhubungan dengan orang dewasa, mempunyai perasaan kurang aman

dan tidak menyukai peristiwa lahirnya adik kandung yang akan menjadi

pusat perhatian, benci terhadap perannya sebagai teladan dan pengasuh

bagi adik-adiknya, cenderung mengikuti kehendak dan tekanan

kelompok, mudah dipengaruhi untuk mengikuti kehendak orang tua, dan

mengembangkan kemampuan memimpin sebagai akibat dari peran

memikul tanggung jawab di rumah serta mencapai sukses tinggi dalam

bidang yang ditekuninya. Selain itu, anak sulung memiliki sikap yang

tegas, memiliki keinginan kuat untuk maju, suka bekerja keras dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

15

memasang tujuan dan target yang tinggi untuk dicapai. Terkait dengan

peran anak sulung sebagai pengasuh bagi adik-adiknya, akan membuat

anak sulung lebih matang secara intelektual untuk memiliki tingkat yang

lebih tinggi dibandingkan dengan adik-adiknya (Hidayat, 2011).

Selain itu, beberapa sifat yang terlihat pada anak sulung

dikemukakan oleh Gunarsa (1981), antara lain: bertanggung jawab

terhadap adik-adik, disertai perasaan berkuasa terhadap adiknya; adanya

pandangan ke depan, yaitu pengertian tentang kehidupan dan proses-

prosesnya; senang mengajar orang lain, karena terbiasa mengajar adik;

berpikir secara mendalam, sungguh-sungguh, lebih matang dan kurang

bersikap humor; selalu merasa diri tidak aman dan cemas yang

cenderung diabaikan; dan mencari kedudukan pemimpin.

Menurut ahli lain, anak sulung lebih berorientasi pada

kedewasaan, suka menolong, dapat menyesuaikan diri, kecemasan tinggi,

rasa bersalah tinggi, dan lebih dapat mengendalikan diri dibandingkan

saudara kandungnya (Santrock, 2002/ 2007). Selain itu, Adler (dalam

Hidayat, 2011) mengatakan bahwa anak sulung juga memiliki orientasi

hidup ke masa lalu. Ia terfokus pada nostalgia sehingga sering kali

menjadi pesimis dengan masa depan. Anak sulung juga memiliki minat

yang tidak biasa dalam hal keteraturan dan otoritas. Ia dapat menjadi

organizer yang baik, penuh hati-hati dan cermat dalam hal-hal yang

detail.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

16

Hurlock (1974) dalam sebuah studi mengungkapkan beberapa

kecenderungan anak sulung antara lain penurut, mandiri, lebih

membutuhkan teman (afiliasi) terutama dalam situasi stres, rentan

terhadap tekanan kelompok, introvert, kurang memiliki toleransi serta

rentan terhadap amarah yang meledak-ledak, takut dalam situasi yang

menyakitkan dan menakutkan serta lebih sering mengalami kecemasan

karena takut tidak mampu memenuhi harapan orang tua.

Beberapa sisi buruk anak sulung diungkapkan oleh Vitamind

(2002) antara lain sering bersikap murung, kurang berperasaan, kadang

bertindak dengan mengintimidasi, mendorong orang lain bekerja keras

dan jarang ada yang berani menolak, kurang mempercayai orang lain

dalam mendelegasikan tugas, dan cenderung bersikap bossy.

Ditambahkan oleh Adler (dalam Feist & Feist, 2010) bahwa anak sulung

memiliki perasaan berkuasa dan superioritas yang kuat serta

kecenderungan overprotektif.

Pada tahap perkembangannya, karakteristik yang khas

berdasarkan urutan kelahiran seperti temperamen, sifat, kebiasaan, selera,

kebutuhan, keinginan, dan minat akan menjadi kepribadian yang relatif

menetap dan tidak berubah. Ini akan menjadi ciri khas seseorang. Semua

ini terbentuk akibat perlakuan dan pembelajaran yang diterima anak

sehingga menjadi pengalaman psikologis dalam kehidupannya dari

orang-orang terdekat, seperti keluarga (Vitamind, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

17

Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa ciri khusus anak

sulung, yaitu:

a. Berorientasi dewasa dan lebih matang, karena sering berhubungan

dengan orang dewasa dan tugas mengasuh adik.

b. Berjiwa pemimpin, penolong dan bertanggung jawab. Hal ini sebagai

akibat dari perannya memikul tanggung jawab di rumah, terutama

dengan adik-adiknya.

c. Memiliki sifat dominasi dan berkuasa, yang merupakan akibat dari

kepemimpinannya terhadap adik-adik. Hal ini menyebabkan anak

sulung lebih overprotektif, bossy, dan kurang memberi kepercayaan

kepada orang lain.

d. Menuruti kehendak orang tua serta kelompok-kelompok. Ketika

mereka tidak mampu memenuhi harapan-harapan tersebut dapat

menyebabkan anak sulung sering merasa cemas, rasa bersalah tinggi

dan tidak aman.

e. Kompeten, intelektualitas tinggi, kooperatif dan detail dalam

melakukan sesuatu.

f. Memiliki pengendalian diri yang baik dibandingkan saudaranya,

namun terkadang menunjukkan emosi yang meledak-ledak dan kurang

berperasaan.

g. Memiliki keinginan kuat untuk maju dan pandangan tentang masa

depan terkait prosesnya, karena memiliki target yang tinggi.

h. Introvert dan orientasi hidup ke masa lalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

18

3. Review Penelitian Terdahulu Tentang Anak Sulung dan Urutan

Kelahiran

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

anak sulung. Beberapa penelitian berfokus pada kecemasan yang dialami

anak sulung. Salah satu penelitian dilakukan oleh Taganing (2006)

mengenai kecemasan pada anak sulung yang menganggur (belum

mendapat pekerjaan). Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui

kecemasan anak sulung yang menganggur dan beberapa alasan maupun

penyebab terjadinya kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat empat karakteristik kecemasan yang dialami, antara lain;

manifestasi kognitif yang menyebabkan sulit berkonsentrasi, insomnia,

dan sulit mengambil keputusan; manifestasi motorik yang menyebabkan

subjek melakukan gerakan-gerakan tidak beraturan dan tidak terarah

tanpa disadari; manifestasi somatik yang menyebabkan gangguan fisik;

dan manifestasi afeksi yang menimbulkan ketidaknyamanan, rasa

terancam, dan cemas berkepanjangan. Selain hasil di atas, hasil lain

menyebutkan bahwa terdapat faktor eksternal yaitu tuntutan dari orang

tua yang berlebihan sehingga mengakibatkan konflik dalam diri anak

sulung.

Penelitian serupa terkait kecemasan pada anak sulung dilakukan

oleh Saulina (2009) yang ingin mengetahui sejauh apa kondisi

kecemasan neurotik yang di alami anak sulung serta dinamika kecemasan

neurotik pada anak sulung berdasarkan psikoanalisis. Penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

19

menggunakan pendekatan fenomenologis dengan subjek sebanyak tiga

orang anak sulung berusia antara 20 – 30 tahun. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan

kecemasan neurotik pada anak sulung berdasarkan psikoanalisis, antara

lain; pola asuh yaitu permisif pada salah satu subjek dan otoriter pada

kedua subjek lainnya; modeling lingkungan yaitu modeling dari orang

tuanya sendiri; trauma atau konflik yang belum selesai dengan orang tua;

dan penggunaan mekanisme pertahanan ego yang maladaptif. Salah satu

bentuk pola asuh otoriter yang diterapkan orang tua adalah memberikan

tuntutan berprestasi dan tanggungjawab terhadap adik-adiknya. Masing-

masing subjek mengalami kesulitan dalam meletakkan kecemasannya ke

dalam kesadaran atau ketidaksadaran, atau bagaimana cara merespon

sesuatu sebagai yang memotivasi atau menjadikannya maladaptif. Selain

itu, mekanisme pertahanan ego tidak memberi penyelesaian masalah,

justru semakin membuat beban karena lingkungan yang terus menuntut.

Dari penelitian di atas terkait kecemasan pada anak sulung,

peneliti mendapat gambaran bahwa terdapat faktor eksternal yang

memberikan kontribusi terhadap kecemasan anak sulung yaitu tuntutan

orang tua. Orang tua menuntut terkait prestasi, tanggungjawab, dan

pekerjaan yang dapat menimbulkan konflik dalam diri anak sulung.

Penelitian berikutnya terkait urutan kelahiran dan kecerdasan

emosional yang dilakukan oleh Wulanningrum (2011). Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara urutan kelahiran dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

20

keluarga dengan kecerdasan emosional pada remaja. Metodologi

penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif korelatif, yang ditujukan pada

remaja SMA sebanyak 340 siswa. Hasil penelitian mengatakan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna (signifikan) urutan kelahiran dalam

keluarga dengan kecerdasan emosional.

Penelitian lain dilakukan oleh Whiteman, McHale, & Crouter

(2003) tentang anak sulung sebagai first draft (rancangan pertama) bagi

orang tua. Tujuan penelitian ini adalah mencari bukti pengalaman

pengasuhan orang tua pada anak pertama remaja yang akan

meningkatkan interaksi orang tua dalam mengasuh anak berikutnya.

Penelitian ini merupakan penelitian longitudinal mengenai hubungan

dalam keluarga. Setengah dari subjek penelitian difokuskan pada

keluarga yang memiliki anak remaja (tahun pertama penelitian) dan

setengah lainnya fokus pada keluarga yang memilki anak usia kanak-

kanak. Secara spesifik jumlah subjek adalah 192 keluarga dengan 2

saudara kandung berusia remaja dan 200 keluarga dengan dua saudara

kandung berusia kanak-kanak. Desain penelitian ini adalah ikut terlibat

selama tiga tahun dalam semua keluarga yang memiliki anak remaja dan

ikut terlibat selama enam tahun pada keluarga yang memiliki anak usia

kanak-kanak. Desain tersebut diikuti dengan tiga perbandingan; pertama,

fokus pada kohort anak usia kanak-kanak (anak pertama dengan anak

berikutnya pada keluarga yang sama); kedua, fokus pada kohort anak

usia remaja (anak pertama dengan anak berikutnya pada keluarga yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

21

sama); ketiga, membandingkan pengalaman antara anak pertama dan

anak yang lahir berikutnya pada keluarga yang berbeda.

Penelitian ini mengukur dua hal. Pertama, tentang konflik orang

tua dengan anak remaja yang diukur menggunakan item-item yang telah

diadaptasi. Kedua, mengukur pengetahuan orang tua tentang aktivitas

anak remajanya dengan cara mengukur keefektifan orang tua dalam

memantau aktivitas anak remajanya setiap hari. Masing-masing akan

dilihat dalam dua sudut pandang, yaitu di dalam keluarga dan

membandingkan antar keluarga.

Hasil penelitian mengenai konflik orang tua dengan anak

remajanya jika dilihat dalam satu keluarga memperoleh hasil bahwa anak

pertama memiliki konflik lebih banyak dengan orang tua dibandingkan

anak kedua setelah mereka memasuki usia remaja. Hasil berikutnya

mengenai konflik orang tua dengan anak remaja jika membandingkan

antar keluarga, memperoleh hasil yang kongruen dengan sebelumnya,

bahwa konflik anak pertama dengan orang tua lebih besar dibandingkan

anak kedua. Selain itu, hasil penemuan tersebut tidak berpengaruh pada

partisipan yang terlibat di dalam penelitian longitudinal ini. Hasil kedua

terkait pengetahuan orang tua tentang aktivitas anak remajanya jika

dilihat dalam satu keluarga memperoleh hasil bahwa orang tua lebih

mempelajari tentang aktivitas-aktivitas anak keduanya dibandingkan

anak pertamanya, ketika mereka dalam satu umur yang sama. Analisis

tersebut tidak memberikan bukti mengenai pengaruh interaksi urutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

22

kelahiran dengan komposisi gender pada saudara kandung. Kedua,

pengetahuan orang tua jika dilihat antara keluarga memperoleh hasil

bahwa pengaruh hasil sebelumnya (orang tua lebih mempelajari

aktivitas-aktivitas anak keduanya) tidak mempengaruhi partisipan yang

terlibat dalam penelitian ini. Secara keseluruhan hasil penelitian

menyimpulkan bahwa orang tua belajar dari pengalaman sebelumnya

dalam membesarkan anak sampai usia remaja. Hal ini menunjukkan

strategi parenting yang lebih efektif (dibuktikan dengan hasil:

pengetahuan yang lebih luas tentang pengalaman sehari-hari anak kedua).

Kesimpulan kedua yaitu orang tua mencapai hubungan yang lebih

harmonis (dibuktikan dengan konflik orang tua yang semakin rendah).

Oleh karena itu, penelitian longitudinal ini membuktikan bahwa anak

sulung memang merupakan first experience bagi orang tua dalam

mengasuh anak.

Dari penelitian-penelitian di atas dapat diperoleh gambaran

mengenai kecemasan yang dialami anak sulung dan penyebabnya,

kecerdasan emosional yang memiliki hubungan dengan urutan kelahiran

dan anak sulung sebagai pengalaman pembelajaran bagi orang tua dalam

mengasuh anak berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

23

B. Harapan Orang Tua

1. Pengertian Harapan Orang Tua

Definisi „harapan‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

sesuatu yang (dapat) diharapkan, orang yang diharapkan atau dipercaya.

Menurut Kreitner (2005), harapan merupakan keyakinan individu dengan

melakukan usaha tertentu untuk memperoleh tingkat prestasi tertentu.

Siagian (1989) menyatakan bahwa harapan merupakan kuatnya

kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada

kekuatan harapan tersebut dan akan diikuti oleh hasil tertentu.

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

harapan merupakan sesuatu yang menyebabkan seseorang berusaha dan

bertindak untuk mencapai hasil tertentu.

Orang tua adalah orang terdekat yang paling besar peranannya

pada perkembangan anak. Orang tua sangat berperan dalam merawat dan

membesarkan anak, memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis,

membimbing dan mengarahkan, memberikan contoh dan teladan yang

baik, memberikan afeksi atau kasih sayang yang menimbulkan

kehangatan, rasa aman dan perlindungan yang diperlukan anak (Gunarsa,

2001).

Beberapa ahli memberikan pendapatnya mengenai pengertian

harapan orang tua. Christenson, Rounds, & Gorney (1992)

mendefinisikan harapan orang tua (parent expectations) sebagai aspirasi

masa depan atau harapan saat ini terhadap kegiatan akademik anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

24

Poerwadarminta (1996), menyatakan bahwa harapan orang tua adalah

keinginan, kehendak orang tua terhadap anak untuk mendapatkan sesuatu

yang maksimal. Setiawan & Tjahjono (1997) mendefinisikan harapan

orang tua merupakan suatu keinginan orang tua akan pencapaian prestasi

anak. Menurut Hadawi (2001), orang tua harus mengambil sikap agar

anak dapat berkembang secara optimal. Anak dipandang sebagai orang

yang memiliki kemampuan tertentu. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya

membimbing dan membantu anak, sehingga mereka dapat

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa

harapan orang tua adalah semua usaha, keinginan dan kehendak orang

tua terhadap anak agar mendapatkan sesuatu yang maksimal.

2. Jenis-jenis Harapan Orang Tua

Secara umum, ada dua macam harapan orang tua menurut

Gunarsa (1995), yaitu:

a. Harapan dalam arti spiritual

Harapan ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang diberikan

orang tua sebaiknya selalu diingat dan dilakukan oleh anak dalam

pergaulan hidup sehari-hari, baik dalam keluarga maupun

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

25

b. Harapan untuk penyalur energi dalam setiap kegiatan

Harapan ini merupakan harapan yang jelas dan konkrit karena orang

tua mengatur dan menentukan kegiatan anak. Orang tua

mengharapkan agar anaknya mengerjakan apa saja yang dipandang

baik oleh orang tua. Harapan ini meliputi suksesnya belajar, berhasil

dalam pekerjaan ataupun terpenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

keluarga.

Menurut Conger (1997) harapan orang tua terdiri dari dua hal.

Pertama, orang tua mengharapkan anak melakukan sesuatu secara

mandiri. Orang tua hanya memberikan nasihat dan memberikan

bimbingan berupa alternatif pemecahan masalah bagi anak. Kedua, orang

tua mengharapkan anak berprestasi, sehingga anak yang berhasil akan

diberi ganjaran dan anak yang tidak berhasil mendapatkan hukuman.

Hadawi (2001) memaparkan beberapa ciri dari harapan orang

tua, antara lain:

1. Komunikasi terus menerus dengan anak

2. Visi keberhasilan masa depan

3. Pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci dari keberhasilan

4. Membangun tanggung jawab pada anak

Berdasarkan uraian di atas, secara umum orang tua memiliki

harapan yang ditujukan kepada anak. Harapan-harapan tersebut meliputi

harapan secara spiritual, harapan melakukan kegiatan yang dikehendaki

orang tua, bersikap mandiri, dan berprestasi. Selain itu, ada beberapa ciri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

26

yang menunjukkan harapan orang tua, seperti komunikasi intensif,

pandangan tentang masa depan dan kerja keras, serta memberikan

tanggung jawab pada anak.

3. Harapan Orang Tua Terhadap Anak Sulung dalam Tinjauan

Mendetail

a. Faktor yang mempengaruhi

Orang tua menaruh harapan yang lebih tinggi pada anak-anak

yang lahir duluan daripada anak-anak yang lahir berikutnya (Santrock,

2002). Selain itu, orang tua akan langsung menyoroti anak yang

pertama kali lahir dengan harapan-harapan mereka, tanpa ada

perantaraan saudara kandung (Palmer, 1966). Oleh karena itu,

peneliti menyimpulkan bahwa satu-satunya faktor yang

mempengaruhi harapan orang tua terhadap anak sulung adalah urutan

kelahiran.

Beberapa sumber menyebutkan tentang definisi urutan

kelahiran. Krohn (2000) menyebutkan bahwa urutan kelahiran sebagai

urutan seseorang dari sebuah rangkaian kelahiran antar saudara

kandung. Adler (dalam Vitamind, 2002) menyimpulkan ada empat

kelompok posisi urutan kelahiran, yaitu anak tunggal, anak sulung,

anak tengah, dan anak bungsu.

Urutan kelahiran akan mempengaruhi cara orang tua

memperlakukan anak (Agustina, 2014). Di dalam keluarga, meskipun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

27

seorang anak diasuh dengan cara yang sama, maka tidak akan ada

anak yang memiliki sifat yang sama. Hal ini juga berlaku pada anak

kembar. Sifat terbentuk dari pengalaman psikologis mereka, sebagai

penafsiran si anak terhadap posisi dirinya di dalam keluarga, serta

bagaimana anak membiasakan diri berperilaku dalam peran tersebut.

Misalnya, orang tua memperlakukan anak sulung dengan lebih

cerewet dan banyak menuntut (Vitamind, 2002). Selain itu, orang tua

memberikan perhatian dan perlindungan yang berlebihan kepada anak

sulung (Hurlock dalam Susanti 2004).

Menurut Vitamind (2002), konsep urutan kelahiran tidak

didasarkan pada nomor urutan kelahiran dalam keluarga saja, akan

tetapi lebih berdasarkan persepsi psikologis yang terbentuk dari

pengalaman psikologis seseorang semasa kecil (terutama usia 2-5

tahun). Kepribadian yang terbentuk menurut urutan kelahiran

kemungkinan tidak berubah dan memberi dampak bagi setiap sisi

kehidupan.

b. Macam-macam harapan orang tua

Secara khusus, penelitian ini lebih membahas harapan orang

tua yang ditujukan kepada anak sulung. Sebagian besar anak pertama

merupakan korban tuntutan serta ambisi orang tua yang berlebihan

(Martin (dalam Palmer, 1966). Orang tua memiliki tuntutan dan

menentukan standar yang tinggi terhadap anak yang lahir pertama kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

28

dibandingkan dengan anak yang lahir berikutnya. Mereka

memberikan lebih banyak tekanan untuk berhasil dan

bertanggungjawab serta ikut campur dalam kegiatan-kegiatannya

(Rothbart dalam Santrock, 2002/ 2007). Berikut akan dipaparkan

macam-macam harapan orang tua yang ditujukan kepada anak sulung.

Menurut Gunarsa (1981), pada kelahiran anak pertama, orang

tua cenderung terlalu cemas dan terlalu melindungi anak sulung.

Ketika anak sulung bertambah besar, disamping sikap orang tua yang

terlalu sayang dan sangat melindungi, orang tua juga terlalu

membebani anak dengan tanggung jawab yang berlebihan. Orang tua

kadang-kadang mengharapkan anak menerima tanggung jawab

melebihi kesediaan psikis untuk melaksanakannya. Kesanggupan

untuk melakukan tugas tersebut belum berarti anak bersedia menerima

dan melaksanakannya Perasaan tanggung jawab adalah kemampuan

untuk menyingkirkan semua godaan, gangguan dan menyadari

keuntungan dari pelaksanaan tugas yang memuaskan.

Harapan orang tua yang tinggi terlihat pada penekanan yang

lebih besar terhadap prestasi dan tanggung jawab kepada anak sulung

(Sumiyati dalam Andre, 2010). Hadawi (2001) mengatakan bahwa

harapan tersebut misalnya agar dapat belajar sehingga berhasil

menyelesaikan studinya. Seperti yang disampaikan Adler (1957:126):

“You are the larger, the stronger, the older, and therefore you must

also be cleverer than the others.” Karena anak pertama dianggap yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

29

paling besar, maka ia dituntut orang tua untuk lebih pandai

dibandingkan saudara-saudaranya

Selain itu, Vitamind (2002) mengatakan bahwa anak sulung

dilatih dan diberi tugas oleh orang tua terkait kepemimpinan, misalnya

membimbing adik atau memberitahu adik atas apa yang harus

dilakukan. Selain itu, anak sulung diharapkan mampu mengatasi

masalah mereka sendiri secara mandiri, seperti yang dilakukan orang

dewasa. Anak sulung merasa bahwa orang tua terlalu banyak

membebani dengan berbagai tanggung jawab. Dalam

pertumbuhannya, bila anak sulung diberi tanggung jawab penuh maka

ia akan menjadi penggerak dan reformis yang agresif.

Terkait posisinya sebagai saudara yang paling tua, Santrock

(2002) mengatakan bahwa orang tua mengharapkan anak sulung

berlatih mengendalikan diri dan memperlihatkan tanggung jawab

dalam berinteraksi dengan saudara-saudara yang lebih muda. Selain

itu, mereka diharapkan untuk membantu dan mengajari saudara yang

lebih muda, lebih dominan, kompeten dan berkuasa daripada

saudaranya yang lebih muda. Sujanto (1986) menambahkan, orang tua

menyerahkan tanggungjawab kepada anak sulung terkait kehidupan,

keselamatan dan kebahagiaan saudara-saudaranya. Penyerahan

tanggungjawab ini sudah dilatih sejak kecil, yaitu mengasuh adik-

adiknya, menjaga, mengajak bermain, memberikan makan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

30

mencucikan pakaian, memandikan dan lain sebagainya. Tanggung

jawab mengurusi adik-adik diserahkan padanya.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa harapan orang tua

yang ditujukan kepada anak sulung terkait dua hal, yaitu prestasi dan

tanggungjawab. Prestasi yang dimaksud adalah prestasi akademik.

Sedangkan tanggung jawab meliputi tanggungjawab terhadap diri

sendiri dan tanggungjawab terhadap adik-adiknya.

c. Dampak harapan orang tua

Harapan dan standar tinggi yang ditetapkan bagi anak sulung

memberikan beberapa dampak positif, seperti memiliki karir

akademik yang memuaskan. Namun, tekanan untuk berprestasi tinggi

juga menjadi sebab mengapa anak sulung memilki rasa bersalah

tinggi, cemas, dan kesulitan mengatasi situasi yang kurang

menyenangkan (Santrock, 2002). Selain itu, anak sulung mendapat

kepuasan pribadi akibat perannya sebagai teladan bagi adik-adiknya.

Disisi lain, juga timbul perasaan benci akibat tekanan-tekanan orang

tua untuk hidup sesuai harapan mereka harus berlaku sebagai teladan

bagi adik-adiknya (Hurlock, 1980).

Anak sulung berusaha mengerjakan harapan tersebut dengan

sempurna (Solahudin, 2011). Ketika mereka tidak dapat memenuhi

harapan tersebut, ia akan sangat patah hati. Kegagalan ini dapat

menimbulkan kritik dari orang-orang terdekat, sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

31

menimbulkan kesedihan yang luar biasa (Vitamind, 2002). Seperti

yang diungkapkan Hurlock (1992) bahwa anak yang gagal memenuhi

harapan orang tua akan menyebabkan anak sering mendapat kritik,

dimarahi, dan dihukum.

C. Strategi Koping

1. Pengertian Strategi Koping

Koping berasal dari kata coping yang bermakna harafiah

pengatasan/ penanggulangan (to cope with = mengatasi, menanggulangi).

Koping sering disamakan dengan adjustment (penyesuaian diri). Koping

juga sering dimaknai sebagai cara untuk memecahkan masalah (problem

solving). Oleh karena itu, dapat dimaknai bahwa koping merupakan

rekasi seseorang ketika menghadapi tekanan (Siswanto, 2007).

Pengertian lain menurut Papalia (2009), koping adalah cara

berpikir atau perilaku adaptif yang bertujuan mengurangi atau

menghilangkan stress yang timbul dari kondisi berbahaya, mengancam,

atau menantang. Menurut Lazarus & Folkman (dalam Smet, 1994),

koping didefinisikan sebagai suatu proses di mana individu mengelola

jarak antar tuntutan-tuntutan (berasal dari individu maupun lingkungan)

dengan sumber-sumber daya yang digunakan dalam menghadapi situasi

stressful. Selain itu, menurut Sarafino (2008) koping merupakan proses

seseorang mencoba mengelola apa yang dirasakan antara tuntutan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

32

sumber daya dalam menilai situasi stressful. Kata kunci penting dalam

koping adalah “manage” atau mengelola.

Berdasarkan pengertian-pengertian koping menurut para ahli,

peneliti menyimpulkan bahwa koping mengarah pada cara seseorang

mengatasi/ mengelola tuntutan dari kondisi yang menekan.

Sebuah strategi koping (penanggulangan) diperlukan dalam

mengatasi stres, terlepas apakah masalah tersebut besar maupun kecil.

Kata “strategi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005)

didefinisikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus. Istilah strategi koping itu sendiri memiliki

pengertian yaitu cara yang dilakukan dalam mengubah situasi atau

menyelesaikan masalah yang sedang dirasakan atau dihadapi (Farah,

2013). Selain itu secara konseptual, strategi koping didefinisikan sebagai

tingkah laku yang digunakan untuk menyelesaikan tuntutan yang dibuat

oleh stressor (McCubbin & McCubbin dalam Plunkett, Radmacher, &

Donna, 2000).

Oleh karena itu, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

strategi koping adalah rencana untuk mencapai sasaran khusus yaitu cara/

tingkah laku untuk menyelesaikan tuntutan.

2. Fungsi dan Jenis Koping

Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2008),mengungkapkan

bahwa secara umum koping memiliki dua fungsi utama yaitu koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

33

yang bisa mengatur emosi dalam menanggapi masalah (emotion-focused

coping) dan koping yang mengubah masalah penyebab stress (problem-

focused coping). Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai keduanya.

a. Koping yang terfokus pada emosi (emotion-focused coping)

Koping jenis ini bertujuan mengatur respon emosional

terhadap situasi stress. Seseorang dapat meregulasi/ mengatur respon

emosi mereka dengan pendekatan kognitif dan perilaku. Contoh

untuk pendekatan perilaku yaitu seseorang pengguna alkohol akan

mencari dukungan emosional secara sosial dari teman atau kerabat

serta ikut terlibat dalam aktivitas seperti olahraga, yang dapat

mengalihkan perhatian dari masalah.

Pada pendekatan kognitif, misalnya ketika seseorang berpikir

tentang situasi stress. Dalam pendekatan ini, seseorang

mendefinisikan kembali situasi untuk mengambil hal-hal yang baik

dalam situasi bermasalah tersebut, seperti mencatat hal-hal terburuk,

membuat perbandingan dengan orang lain yang kurang baik, atau

melihat sesuatu yang baik akan muncul dari masalah ini. Seseorang

yang mendefinisikan kembali situasi stresnya akan menemukan jalan

keluar, karena selalu ada aspek dari salah satu kehidupan yang dapat

dilihat secara positif.

Strategi lain dalam pendekatan kognitif adalah yang disebut

Freud “mekanisme pertahanan diri”, yang melibatkan distorsi realitas

atau ingatan dalam beberapa cara. Sebagai contoh, ketika seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

34

merasakan sesuatu terlalu menyakitkan untuk dihadapi, maka ia akan

menyangkalnya. Mekanisme pertahanan diri ini disebut denial.

Dalam kasus lain, misalkan ketika seseorang didiagnosa menderita

penyakit mematikan, mereka akan menggunakan strategi dan

menolak untuk percaya bahwa mereka benar-benar sakit. Hal ini

adalah salah satu cara seseorang mengatasi situasi dengan cara

menghindari (avoidance). Strategi ini mungkin akan membantu

dalam jangka waktu singkat, akan tetapi menjadi awal dari

pengalaman tertekan yang berkepanjangan.

Seseorang cenderung menggunakan pendekatan ini ketika

mereka percaya dapat melakukan perubahan kecil untuk kondisi yang

menekan tersebut. Selain itu menurut Papalia (2008), koping ini

digunakan untuk meringankan pengaruh fisik dan psikologisnya.

b. Koping yang terfokus pada masalah (problem-focused coping)

Koping jenis ini bertujuan untuk mengurangi tuntutan dari

situasi yang menimbulkan stres dan mengembangkan sumber daya

untuk mengatasi situasi tersebut. Seseorang cenderung menggunakan

problem-focused coping ketika mereka yakin bahwa sumber daya

yang digunakan atau tuntutan-tuntutan tersebut dapat diubah.

Hardjana (1994) menambahkan bahwa koping jenis ini menggunakan

metode tindakan langsung. Artinya, mengatasi stress dengan tindakan

nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

35

Selain fungsi dan jenis koping di atas, penelitian menyatakan

bahwa strategi koping lebih bervariasi, Taylor (dalam Smet, 1994)

mengemukakan delapan strategi koping yang berbeda yaitu konfrontasi,

mencari dukungan sosial, dan merencanakan pemecahan masalah.

Strategi-strategi di atas dapat dikaitkan dengan „problem-focused

coping‟. Kemudian strategi-strategi yang lain lebih memfokuskan pada

pengaturan emosi (emotional-focused coping) antara lain kontrol diri,

membuat jarak, penilaian kembali secara positif (positive reappraisal),

menerima tanggung jawab dan menghindari (avoidance).

Menurut Hardjana (1994) koping merupakan cara-cara positif

yang dilakukan seseorang untuk menghadapi stress. Ia menyebut koping

sebagai cara positif. Hal ini dikarenakan bahwa koping tidak

mengandung makna menghindari konflik, namun lebih berupa tindakan

menghadapi konflik. Berikut akan dipaparkan lima strategi koping positif

menurut Hardjana (1994):

a. Tindakan langsung (direct action)

Tindakan langsung merupakan perbuatan nyata secara khusus

dan langsung untuk mengatasi situasi stres. Misalnya seperti

mempelajari ilmu atau kecakapan baru, minta nasihat, mencari

kemungkinan lain, atau menghadapi sumber stres. Meskipun tidak

langsung berhubungan dengan sumber ancaman, namun bermanfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

36

dalam mengatur keadaan emosi sehingga dapat melupakan

masalahnya.

b. Mencari informasi (seeking information)

Mencari informasi dalam usaha mengatasi stres bertujuan

untuk mengetahui dan memahami situasi stres yang dialami.

Pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan untuk mengatasi atau

mengubah perasaan terhadap sumber menekan yang dihadapi.

c. Berpaling pada orang lain (turning to others)

Ketika situasi menekan datang, seseorang mengatasinya

dengan cara datang kepada orang lain seperti orang tua, saudara,

sahabat atau pembimbing, dalam rangka mencari pertolongan. Hal-hal

yang di dapat dapat berupa pertolongan emosional yaitu dukungan,

penerimaan, atau pemahaman yang dapat meringankan perasaan berat

terhadap tekanan.

d. Penerimaan dengan pasrah (resigned acceptance)

Situasi stres yang menimpa seseorang mungkin saja sulit

untuk di atasi. Pada situasi ini, seseorang hanya dapat mengubah

perasaan dan pemahaman. Misalnya ketika dihadapkan dalam situasi

tidak lulus ujian. Cara mengatasi situasi ini dengan berusaha

menerima peristiwa tersebut. Selain itu, dapat melepaskan emosi dan

mengurangi ketegangan dalam bentuk menangis, berteriak, bercanda,

melompat, menendang, memukul, atau menikmati keindahan alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

37

e. Proses intrapsikis (phsycis processes)

Strategi koping ini memanfaatkan strategi kognitif, yaitu

usaha pemahaman untuk menilai kembali situasi menekan yang

dialami. Cara ini berguna untuk mengatur dan mengendalikan

perasaan serta emosi. Bentuk proses intrapsikis ini dapat berupa

strategi merumuskan kembali secara kognitif (cognitive redefinition),

yaitu dengan melihat sisi baik dari situasi menekan tersebut.

Sarafino (2008) menegaskan bahwa proses koping melibatkan

interaksi dengan lingkungan terus-menerus. Proses koping di evaluasi

mana yang terbaik, melalui serangkaian proses penilaian dan menilai

kembali yang menyesuaikan hubungan antara seseorang dengan

lingkungan. Oleh sebab itu, proses koping tidak terjadi dalam peristiwa

tunggal. Rutter (dalam Smet, 1994) menambahkan bahwa tidak ada satu

pun metode yang dapat digunakan untuk semua jenis situasi stress. Selain

itu, tidak ada strategi koping yang paling berhasil. Strategi yang paling

efektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis situasi dan stresnya.

3. Review Penelitian Terdahulu Tentang Strategi Koping Pada Anak

Sulung

Penelitian mengenai strategi koping pada anak sulung belum

menjadi topik yang banyak diteliti. Namun terdapat beberapa penelitian

yang terkait. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Farah (2013)

untuk menguji hubungan kelompok teman sebaya, strategi koping dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

38

urutan kelahiran dengan kecerdasan sosial pada mahasiswa. Peneliti lebih

fokus membahas tentang tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis

strategi koping dan urutan kelahiran. Metode penelitian yang digunakan

menggunakan desain cross-sectional dengan metode survey dan

kuesioner sebagai alat pengumpul data. Secara keseluruhan, jumlah

responden 99 orang terdiri atas 33 anak sulung, 33 anak tengah, dan 33

anak bungsu yang berusia remaja akhir (18-21 tahun).

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan

dalam strategi koping jenis emotional-focused coping pada urutan

kelahiran. Akan tetapi, ada perbedaan yang nyata dalam startegi koping

jenis problem-focused coping pada urutan kelahiran. Anak sulung

memiliki problem-focused coping yang lebih tinggi daripada anak tengah

dan anak bungsu. Oleh karena itu, penelitian tersebut menyimpulkan ada

perbedaan nyata dalam strategi koping secara total, yaitu anak sulung

memiliki strategi koping yang lebih tinggi daripada anak tengah dan anak

bungsu.

Penelitian serupa dilakukan oleh Rusli (2008) untuk melihat

coping stress pada dewasa awal berdasarkan urutan kelahiran yaitu anak

sulung, tengah, dan bungsu. Latar belakang yang mendasari penelitian ini

adalah tuntutan dewasa awal untuk menyesuaikan diri dengan dunia

orang dewasa, seperti mandiri dalam hal ekonomi maupun kelompok

sosial, sehingga rawan terhadap stres. Oleh karena itu, dibutuhkan coping

stress untuk menghadapi dampak tersebut. Subjek sebanyak 192 orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

39

dengan rincian 65 orang anak sulung, 65 orang anak tengah, dan 62

orang anak bungsu. Subjek berusia dewasa awal (22-28 tahun) dan

memiliki 3 saudara kandung. Hasil penelitian menolak hipotesis, bahwa

tidak ada perbedaan penggunaan koping jenis problem-focused coping

dan jenis emotional-focused coping pada anak sulung, tengah, dan

bungsu. Namun, anak sulung, tengah, dan bungsu cenderung

menggunakan problem-focused coping dalam menghadapi permasalahan

terkait tugas perkembangan dewasa awal. Hal ini dikarenakan masalah

yang dihadapi cenderung dapat dikontrol seperti permasalahan

perkuliahan, pekerjaan, hubungan dengan orang lain (sahabat, rekan

kerja, saudara, dan orang tua).

Selain itu, penelitian terkait strategi koping pada anak sulung

dilakukan oleh Charles (dalam Farah, 2013). Tujuan dari penelitian ini

untuk mengetahui jenis koping stress pada remaja awal yang mengalamai

konflik interpersonal dengan orang tua berdasarkan urutan kelahiran.

Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada jenis problem-focused coping dan emotion-focused coping pada

anak pertama, tengah, maupung bungsu.

Ketiga penelitian tersebut mengatakan bahwa anak sulung

menggunakan dua jenis stratgei koping, yaitu problem-focused coping

dan emotion-focused coping. Namun penelitian yang dilakukan oleh

Farah (2013) dan Rusli (2008) memberikan hasil yang berbeda dalam

membahas problem-focused coping, bahwa hasil penelitian Farah (2013)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

40

menyatakan bahwa anak sulung memiliki problem-focused coping yang

lebih tinggi daripada anak tengah dan bungsu, sedangkan penelitian Rusli

(2008) menyatakan bahwa baik anak sulung, tengah, maupun bungsu

memiliki problem-focused coping yang tinggi. Oleh karena itu dapat

disimpulkan dari penelitian Farah (2013) dan Rusli (2008) bahwa anak

sulung cenderung menggunakan problem-focused coping dalam

mengatasi berbagai tekanan. Hal ini dikarenakan menurut Smet (1994)

metode strategi koping yang digunakan tergantung pada situasi dan jenis

stress yang dihadapi.

D. Kerangka Penelitian

Skema 1. Kerangka Penelitian Pengalaman dan Stratgei Koping Anak

Sulung terhadap Harapan Orang Tua

Harapan orang tua terhadap

anak sulung

Pengalaman anak sulung terhadap harapan orang

tua: apa yang dialami, dipikirkan dan dirasakan serta

dampak yang ditimbulkan dari harapan orang tua

Diperlukan strategi koping

untuk mengatasi dampak negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

41

Menurut bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa orang tua

memiliki harapan secara langsung terhadap anak sulung. Faktor yang

mempengaruhi harapan tersebut adalah urutan kelahiran. Hal ini

dikarenakan, anak sulung lahir pertama kali dan langsung menjadi sorotan

orang tua. Harapan orang tua memberikan pengalaman, baik yang dialami,

dipikirkan dan dirasakan oleh anak sulung. Dampak juga akan muncul dari

pengalaman tersebut, baik positif maupun negatif. Anak sulung perlu

menanggulangi dampak negatif yang muncul, maka diperlukan strategi

koping. Diharapkan anak sulung mampu mengatasi dampak negatif yang

muncul, supaya tidak menimbulkan hal-hal buruk yang berkelanjutan, serta

harapan-harapan baik dari orang tua maupun anak sulung itu sendiri dapat

terpenuhi.

E. Pertanyaan Penelitian

Dalam sebuah penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian

merupakan hal mendasar. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengalaman anak sulung terhadap harapan-harapan orang tua?

2. Bagaimana strategi koping anak sulung mengatasi dampak akibat dari

harapan orang tua?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Tujuan penting

penelitian kualitatif adalah memperoleh pemahaman menyeluruh dan utuh

tentang fenomena yang diteliti (Poerwandari, 2005). Karena metode kualitatif

mampu mengeksplorasi dan memberikan pemahaman mendetail terkait isu

serta menggali fenomena secara personal pada informan penelitian, maka

peneliti beranggapan bahwa metode ini dapat mengeksplorasi tujuan

penelitian. Melalui metode penelitian kualitatif, peneliti dapat lebih

memahami konteks atau setting dari fenomena secara alami tanpa adanya

manipulasi (Cresswell, 2007).

Pertimbangan lain peneliti memilih metode kualitatif dikarenakan

peneliti kualitatif biasanya berada dalam paradigma interpretatif/

fenomenologis (Poerwandari, 2005). Tujuan dari paradigma tersebut adalah

mengeksplorasi secara terperinci bagaimana informan penelitian memahami

dan memaknai dunia personal dan dunia sosial mereka (Smith, 2013).

Menurut Poerwandari (2005), penelitian kualitatif adalah penelitian

yang menghasilkan dan mengolah data yang bersifat deskriptif, seperti

transkrip wawancara, catatan observasi, gambar, foto, rekaman video dan lain

sebagainya. Penelitian akan memperoleh data dari hasil wawancara. Hasil

wawancara tersebut akan diubah ke dalam bentuk transkrip. Transkrip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

43

wawancara ini merupakan sumber utama untuk mengungkap data dari

perspektif informan yang diteliti untuk memenuhi tujuan penelitian.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada dua hal. Pertama, mengenai bagaimana

pengalaman anak sulung terhadap harapan orang tua. Pengalaman yang ingin

digali terkait apa dialami, dipikirkan dan dirasakan oleh anak sulung terhadap

harapan-harapan orang tua yang ditujukan kepadanya, serta tentang apa saja

dampak yang muncul dari harapan-harapan orang tua. Setelah mengetahui

pengalaman serta dampak dari harapan orang tua, hal yang menjadi fokus

kedua adalah bagaimana strategi anak sulung dalam mengatasi dampak

negatif yang ditimbulkan dari harapan orang tua.

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah anak sulung yang berjumlah 3

orang. Ketiga informan ini ditentukan dengan menggunakan teknik

Operational Construct Sampling, yang dipilih dengan kriteria tertentu

berdasarkan teori atau operasional konstrak sesuai dengan tujuan penelitian.

Melalui teknik pemilihan ini, diharapkan agar sampel penelitian mampu

mewakili/ representatif terhadap fenomena yang dipelajari (Poerwandari,

2005). Beberapa kriteria telah ditentukan. Pertama, batasan usia informan

antara 18 – 25 tahun, yang masih termasuk dalam usia dewasa awal (Hurlock,

1980). Alasan penulis memilih batasan usia ini dikarenakan pada tahap usia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

44

perkembangan tersebut merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-

pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial yang baru, seperti

mendapatkan suatu pekerjaan, memilih pasangan hidup, serta bergabung

dalam kelompok sosial yang cocok. Kriteria kedua, informan adalah anak

sulung yang memiliki jumlah saudara kandung 2 – 5 orang. Peneliti

berasumsi bahwa jumlah saudara kandung mempengaruhi besarnya tanggung

jawab yang diberikan oleh orang tua kepada anak sulung. Menurut Hurlock

(1980), didalam keluarga sedang akan lebih sering terjadi pertentangan

daripada keluarga kecil ataupun keluarga besar.

D. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan material kasar yang dikumpulkan peneliti mengenai

apa yang sedang mereka teliti. Data adalah bagian khusus yang membentuk

dasar-dasar analisis (Emzir, 2012). Untuk memperoleh data, penelitian ini

menggunakan metode wawancara sebagai sumber data utama. Wawancara

adalah percakapan dengan maksud tertentu antara dua pihak, yaitu pihak yang

mengajukan pertanyaan yang disebut interviewer dan pihak yang memberikan

jawaban yang disebut interviewee (Moleong, 2006). Menurut Patton (dalam

Emzir, 2012) wawancara merupakan salah satu jenis data dalam penelitian

kualitatif. Ia menjelaskan bahwa wawancara merupakan bentuk pertanyaan

terbuka dan teliti serta hasil tanggapan mendalam tentang pengalaman,

persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan seseorang. Data terdiri dari

kutipan yang sama persis dengan konteks untuk dapat diinterpretasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

45

Wawancara kualitatif dilakukan ketika peneliti ingin memperoleh

pengetahuan tentang makna subjektif yang dipahami individu sesuai dengan

topik penelitian, serta bermaksud mengeksplorasi isu tersebut (Banister et al,

dalam Poerwandari 2005).

Teknik wawancara yang akan digunakan adalah wawancara dengan

pedoman umum. Menurut Poerwandari (2005), teknik ini merupakan

wawancara dengan kerangka dan garis besar pedoman wawancara yang

sangat umum, dengan mencantumkan isu-isu tanpa menentukan urutan

pertanyaan. Dalam pedoman wawancara hanya mencantumkan pokok-pokok

yang telah dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Tujuan

penggunaan pedoman wawancara adalah untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek

(checklist) pertanyaan yang harus ditanyakan. Metode ini bersifat fleksibel/

lebih luwes, sehingga memberi keuntungan bagi peneliti untuk dapat

mengembangkan pertanyaan sesuai dengan respon informan penelitian, serta

menggali lebih lanjut hal-hal menarik secara lebih detail yang sesuai dengan

tujuan penelitian. Peneliti membuat daftar pertanyaan sebagai acuan selama

proses wawancara berlangsung. Tujuannya supaya peneliti tetap fokus dengan

hal yang menjadi tujuan penelitian. Bentuk pertanyaan bersifat terbuka agar

peneliti tidak menuntun informan pada arah jawaban tertentu. Berikut adalah

panduan pertanyaan wawancara:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

46

Tabel 1

Panduan Wawancara

No. Fokus Contoh Pertanyaan

1. Pengalaman anak sulung

terhadap harapan orang tua

(yang dialami, dipikirkan

dan dirasakan, dampak)

Bisa diceritakan bagaimana kehidupan

Anda sebagai anak sulung?

Dapatkah Anda ceritakan apa yang

Anda rasakan selama ini sebagai anak

sulung?

Dapatkan Anda ceritakan yang muncul

dipikiran Anda sebagai anak sulung?

Bagaimana hubungan Anda dengan

orang tua?

Adakah harapan orang tua terhadap diri

Anda? Bisa diceritakan lebih lanjut?

Bagaimana pandangan Anda mengenai

harapan-harapan tersebut?

Dapatkah Anda ceritakan apa yang

Anda rasakan terhadap harapan-harapan

orang tua yang ditujukan kepada Anda?

Dapatkah Anda ceritakan apa yang

Anda pikirkan mengenai harapan-

harapan orang tua yang ditujukan

kepada Anda?

Bagaimana Anda mewujudkan harapan

orang tua tersebut?

Dampak seperti apa yang muncul akibat

harapan-harapan orang tua terhadap

Anda?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

47

Apakah ada perubahan pada diri Anda

akibat dari harapan-harapan orang tua

yang ditujukan kepada Anda? (Bisakah

Anda ceritakan bagaimana perubahan

itu terjadi?)

3. Strategi koping anak sulung

mengatasi dampak akibat

dari harapan orang tua

Bagaimana cara mengatasi dampak

negatif yang muncul akibat dari harapan

orang tua terhadap Anda?

Apakah cara tersebut efektif bagi Anda

untuk mengatasi dampak negatif yang

muncul?

Proses pengambilan data meliputi beberapa tahap. Berikut adalah

tahap-tahap melakukan wawancara:

1. Mencari informan penelitian sesuai dengan kriteria yang sudah

ditentukan sebelumnya dan bersedia untuk berpartisipasi menjadi

informan penelitian.

2. Membangun rapport, yaitu hubungan baik dengan orang yang

diwawancara (Patton, dalam Poerwandari 2005). Pokok dalam

rapport adalah menjelaskan maksud dan tujuan penelitian,

kerahasiaan identitas informan, menjelaskan peran informan

dalam penelitian, dan meminta ijin pada subjek untuk merekam

keseluruhan pembicaraan saat proses wawancara berlangsung.

Peneliti juga melakukan informed concent, yaitu informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

48

menyatakan persetujuannya untuk terlibat dalam penelitian,

setelah ia memperoleh informasi yang benar mengenai penelitian

(Kvale dan Neuman, dalam Poerwandari 2005). Peneliti juga

menyampaikan mengenai jaminan kerahasiaan data.

3. Menyusun jadwal wawancara berdasarkan kesepakatan antara

peneliti dan informan penelitian.

4. Menyusun panduan wawancara (bersifat semi-terstruktur).

5. Melakukan wawancara.

Selanjutnya, keseluruhan data wawancara akan direkam menggunakan

digital recorder serta peneliti mencatat poin-poin penting dari isi wawancara

dalam lembaran kertas. Kemudian, data wawancara akan disalin dalam

bentuk transkrip verbatim.

Selain wawancara yang merupakan sumber data utama, peneliti

menggunakan catatan lapangan sebagai sumber data sekunder. Seperti

dijelaskan oleh Emzir (2012), selain transkrip wawancara, catatan lapangan

observasi merupakan data yang dicatat peneliti secara aktif pada saat proses

penelitian berlangsung. Catatan lapangan adalah uraian tertulis mengenai apa

yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan peneliti selama pengumpulan

dan refleksi data dalam studi kualitatif.

Terdapat dua jenis materi didalamnya. Pertama adalah catatan

lapangan deskriptif. Pada bagian ini peneliti akan menggambarkan deskripsi

tentang orang, latar, objek, tempat, peristiwa, aktivitas, dan percakapan. Pada

bagian kedua adalah catatan lapangan reflektif. Peneliti akan merekam ide-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

49

ide, kerangka pikiran strategi, refleksi, dan dugaan, serta pola-pola yang

muncul. Manfaat peneliti menggunakan catatan lapangan ini adalah peneliti

akan memiliki data mengenai makna dan konteks wawancara yang lebih

lengkap pada setiap wawancara yang tidak dapat ditangkap oleh voice

recorder. Selain itu, catatan lapangan dapat membantu peneliti untuk

mengikuti perkembangan proyek penelitiannya, memperoleh gambaran

mengenai rencana penelitian, dan membuat peneliti tetap sadar bagaimana ia

dapat dipengaruhi oleh data.

E. Prosedur Analisis Data

Penelitian kualitatif tidak memiliki rumusan atau aturan absolut untuk

mengolah dan menganalisis data. Namun yang sebaiknya selalu diingat

peneliti adalah bagaimanapun analisis dilakukan, peneliti wajib memonitor

dan melaporkan proses dan prosedur-prosedur analisisnya secara jujur dan

lengkap (Patton, dalam Poerwandari 2005).

Berikut merupakan langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini:

1. Organisasi Data

Peneliti wajib mengorganisasikan data dengan rapi, sistematis dan

selengkap mungkin. Highlen dan Finley (dalam Poerwandari, 2005)

mengatakan bahwa organisasi data yang sistematis memungkinkan

peneliti memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan

analisis yang dilakukan serta menyimpan data dan analisis yang berkaitan

dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

50

Hal pertama yang dilakukan adalah memindahkan data mentah

(rekaman hasil wawancara) ke dalam bentuk tulisan/ transkrip verbatim.

Sebaiknya, transkrip verbatim dibuat ke dalam bentuk kolom dengan

tambahan beberapa kolom yang ada disamping baris verbatim. Hal ini

memudahkan untuk melakukan pencatatan tertentu (Smith, dalam

Poerwandari 2005). Pemindahan rekaman wawancara ke dalam bentuk

transkrip verbatim dilakukan segera setelah proses wawancara.

2. Pengkodean (coding)

Setelah memindahkan data mentah menjadi transkrip verbatim,

peneliti melakukan coding, yaitu penomoran pada setiap baris transkrip

verbatim secara urut dari satu baris ke baris lain. Langkah selanjutnya,

diharapkan peneliti membaca transkrip berulang-ulang untuk

mendapatkan pemahaman tentang masalah. Kemudian dengan

menggunakan satu kolom lain, peneliti menuliskan tema-tema yang

muncul maupun kata kunci yang dapat menangkap esensi data dari

transkrip yang dibaca. Menurut Poerwandari (2005) kata-kata kunci

dapat diambil dari istilah yang dipakai oleh responden itu sendiri, atau

yang dianggap benar-benar tepat dan mampu mewakili fenomena yang

dijelaskan. Audifax (2008) mengatakan tentang aturan melakukan coding

adalah dengan tidak mengubah esensi kalimat. Pada tahap ini, peneliti

belum boleh melakukan interpretasi. Hal yang boleh dilakukan adalah

sebatas menggunakan kata-kata kunci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

51

3. Analisis dan Interpretasi

Setelah mendapatkan kata-kata kunci yang muncul dari data

verbatim, peneliti melakukan analisis tematik, dengan cara mencari dan

menemukan tema dari daftar kata kunci yang diperoleh. Kata kunci yang

memiliki kesamaan atau kemiripan dapat dijadikan ke dalam satu tema

atau diurutkan berdasarkan tema-tema tertentu. Tema-tema yang muncul

merupakan suatu “bacaan” mengenai fenomena yang sedang diteliti.

Diharapkan tema-tema tersebut mampu mendeskripsikan tujuan

penelitian dan dapat digunakan dalam membunyikan data atau

menginterpretasikan data hasil penelitian. Pada proses ini, peneliti

mencoba melihat apa yang telah didapatnya sebagai objek yang harus

dijelaskan keberadaannya (Audifax, 2008). Tahap interpretasi adalah

upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam.

Peneliti beranjak melampaui yang dikatakan responden (Poerwandari,

2005).

4. Rangkuman Temuan Penelitian

Setelah peneliti melakukan analisis tematik dan interpretasi,

peneliti membuat rangkuman penelitian. Bentuk rangkuman dibuat ke

dalam kolom, agar mudah dibaca dan dipahami.

F. Keabsahan Data

Menurut Marshall dan Rossman (dalam Poerwandari, 2005) peneliti

kualitatif sebaiknya memberikan perhatian besar terhadap kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

52

penelitiannya. Hal ini dikarenakan, peneliti perlu mengambil langkah-langkah

untuk keabsahan hasil penelitiannya. Kriteria dalam menguji keabsahan

penelitian kualitatif adalah kredibilitas, dependabilitas, transferabilitas dan

konfirmabilitas (Poerwandari, 2005).

1. Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas menjadi istilah yang paling sering digunakan untuk

mengganti konsep validitas dalam menguji kualitas penelitian kualitatif.

Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya

mengeksplorasi masalah atau deskripsi setting, proses, kelompok sosial

atau pola interaksi yang kompleks. Salah satu ukuran kredibilitas

penelitian kualitatif adalah deskripsi mendalam mengenai aspek-aspek

dan interaksi aspek-aspek tersebut yang dijelaskan secara kompleks

(Poerwandari, 2005).

Berikut merupakan cara-cara untuk mencapai kredibilitas

penelitian:

a. Validitas komunikatif

Sebuah penelitian dapat mencapai validitas ini dengan cara

mengkonfirmasikan kembali data dan hasil penelitian kepada

informan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengkonfirmasi

kembali beberapa data yang masih rancu pemaknaannya. Hal ini

dilakukan agar data yang telah dikumpulkan tidak mengandung unsur

subjektivitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

53

b. Validitas argumentatif

Penelitian dikatakan memiliki validitas ini jika hasil penelitian dan

kesimpulannya dapat diikuti dengan baik kerasionalannya, serta

mampu membuktikan kembali hasil temuan dan kesimpulan ke dalam

data mentah. Cara mencapai validitas ini, peneliti mendiskusikan hasil

penelitian kepada dosen pembimbing dan seorang rekan (a peer

debriefer). Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian dapat dirasakan

oleh orang lain, selain peneliti itu sendiri (Cresswell, 2009).

c. Validitas kumulatif

Validitas ini dapat dicapai ketika sebuah penelitian jika dibandingkan

dengan penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama akan

menunjukkan hasil yang kurang lebih serupa. Langkah peneliti

mencapai validitas ini dengan melakukan kajian pustaka dari berbagai

sumber penelitian yang memiliki topik yang sama. Peneliti

membandingkan hasil temuannya untuk melihat perasamaan dan

perbedaannya.

d. Validitas ekologis

Validitas ini dicapai dengan melakukan pengambilan data pada

kondisi alamiah dari subjek penelitian, serta kehidupan sehari-hari

menjadi konteks yang penting dari penelitian. Cara peneliti

menerapkan kondisi alamiah dengan mengambil data pada setting

yang sesuai dengan kehidupan informan tanpa adanya perlakuan

khusus. Selain itu, dalam proses pengumpulan data, peneliti berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

54

menggunakan pertanyaan terbuka tanpa mengarahkan pada suatu hal

yang lebih khusus.

Selain cara-cara diatas, demi tercapainya kredibilitas alat

pengumpul data, peneliti melakukan diskusi mengenai panduan

wawancara dan melakukan pengecekan panduan wawancara dengan

dosen pembimbing terkait contoh pertanyaan yang akan ditanyakan pada

subjek saat wawancara. Kemudian, peneliti mengujicobakan pertanyaan

tersebut kepada dua orang diluar subjek penelitian, yaitu orang

mempelajari bidang psikologi dan orang awam. Hal ini dilakukan untuk

menguji isi pertanyaan apakah pertanyaan mudah dimengerti dan

pemahaman mengenai pertanyaan sesuai dengan yang dipahami peneliti.

Kemudian selama analisis data, peneliti melaporkan dan mendiskusikan

kepada dosen pembimbing, sehingga peneliti mendapatkan feedback

selama proses pengolahan data.

Penelitian yang kredibel juga sebaiknya lepas dari bias pribadi saat

peneliti mengolah data. Salah satu metode yang digunakan adalah

refleksi, yaitu upaya peneliti melakukan refleksi diri secara terbuka dan

jujur untuk mengklarifikasi kemungkinan munculnya bias pribadi.

Pengalaman serta latar belakang peneliti mampu memunculkan bias dan

prasangka dalam proses pengambilan data maupun interpretasi. Oleh

karena itu, peneliti membuat refleksi diri sebagai pengingat terkait

pertimbangan tertentu selama proses pengambilan data, analisis serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

55

interpretasi. Refleksivitas dianggap sebagai salah satu karakteristik kunci

dalam penelitian kualitatif (Creswell, 2009).

Pengalaman peneliti terkait strategi koping anak sulung terhadap

harapan orang tua merupakan pengalaman secara pribadi yang pernah

dialami oleh peneliti. Besarnya harapan dan tanggung jawab yang

diberikan orang tua membuat peneliti merasa harus mampu

mewujudkannya. Namun disisi lain, perasaan kesal, lelah terhadap

tuntutan-tuntutan tersebut dan merasa mendapatkan perlakukan yang

berbeda dari saudara lainnya, juga dirasakan. Namun, peneliti mencoba

melihat sisi positif dari pengalaman tersebut dan berusaha mengatasi hal-

hal negatif yang muncul.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti berbincang-bincang dengan

beberapa teman yang merupakan anak sulung. Kondisi yang sama juga

dirasakan oleh mereka. Peneliti bertanya mengenai pengalaman mereka

sebagai anak sulung. Salah seorang mengatakan bahwa orang tua

menginginkan dirinya untuk segera lulus kuliah, lalu bekerja dan segera

berkeluarga. Namun, ia ingin melanjutkan S2 terlebih dahulu. Seorang

yang lain mengatakan bahwa mereka harus menjadi teladan bagi adik-

adiknya dan bisa menjadi orang tua kedua bagi adik-adiknya. Mereka

mengungkapkan perasaan kesal, sedih, dan tertekan. Kemudian peneliti

menanyakan bagaimana cara mereka mengatasi perasaan-perasaan tidak

menyenangkan yang muncul. Kebanyakan dari mereka tetap berusaha

fokus dengan apa yang diharapakan orang tua serta berbagi cerita dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

56

teman atau sahabat. Selain itu, tidak jarang mereka melakukan hobi untuk

mengalihkan kekesalan akibat beberapa tanggung jawab yang diemban.

Berangkat dari pengalaman ini, peneliti memiliki ketertarikan mengenai

usaha-usaha apa saja yang dilakukan anak-anak sulung mengatasi

dampak-dampak negatif dari harapan orang tua, mengingat bahwa setiap

orang tua memiliki tujuan yang baik dari harapan-harapan tersebut.

Pengalaman peneliti terkait topik penelitian tidak mempengaruhi proses

pengambilan maupun pengolahan data. Hal ini dikarenakan peneliti

berusaha melihat dari sudut pandang informan dalam melihat masalah.

Caranya dengan membaca secara berulang transkrip verbatim dan

mendengarkan rekaman wawancara milik informan. Selain itu, peneliti

tetap fokus kepada tujuan yang hendak dicapai.

2. Dependabilitas

Pada penelitian kualitatif, reliabilitas disebut dependabilitas.

Namun, konsep reliabilitas yang dianut mengenai keajegan sangat

berbeda. Peneliti kualitatif tidak sepakat dengan usaha meningatkan

reliabilitas dengan cara pengendalian atau manipulasi. Peneliti kuantitatif

berasumsi bahwa dunia adalah sesuatu yang statis/ tidak berubah,

sehingga dapat direplikasi dengan serangkaian manipulasi. Sedangkan

peneliti kualitatif berasumsi bahwa dunia sosial bersifat dinamis/ selalu

berubah. Oleh karena asumsi tersebut, para peneliti kualitatif diharapkan

menyadari kompleksitas konteks yang sedang dihadapi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

57

menggunakan desain penelitian yang luwes. Hal tersebut menjadi alasan

bahwa peneliti kualitatif menolak pengendalian atau manipulasi

penelitian.

Melalui dependabilitas, peneliti memperhitungkan perubahan-

perubahan yang mungkin terjadi terkait fenomena yang diteliti. Selain itu,

juga kemungkinan terjadi perubahan dalam desain peneitian dari hasil

pemahaman yang lebih mendalam terkait fenomena. Untuk mencapai hal

tersebut, peneliti melakukan pencatatan rinci terkait fenomena yang

diteliti, data, desain penelitian serta keputusan-keputusan yang diambil.

Ketika data mentah dikumpulkan secara lengkap dan terorganisasi dengan

baik, memungkinkan pihak lain untuk mempelajari data, mengajukan

pertanyaan dan melakukan analisis kembali.

Dependabilitas dalam penelitian ini dapat dicapai dengan beberapa

cara, yaitu (Sarantakos, dalam Poerwandari, 2005):

a. Koherensi

Koherensi merupakan kesesuaian metode yang digunakan

untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mencapai hal ini,

peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan

wawancara sebagai metode mengumpulan data. Metode ini

dianggap koheren dengan tujuan penelitian karena mampu

memperoleh pemahaman pengalaman menyeluruh terkait

fenomena yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

58

b. Keterbukaan

Keterbukaan merupakan sejauh mana peneliti terbuka terhadap

metode yang berbeda dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai

hal ini, peneliti bersikap luwes dan fleksibel akan

kemungkinan-kemungkinan yang muncul ketika proses

pengambilan data.

c. Diskursus

Diskursus merupakan sejauh mana peneliti mendiskusikan

temuan dan analisis dengan orang yang dianggap sebagai ahli.

Dalam hal ini, peneliti mendiskusikan data kepada dosen

pembimbing. Selain itu, peneliti juga melibatkan seorang rekan

peneliti dalam melakukan analisis. Hal ini dilakukan untuk

menjamin kualitas penelitian.

Peneliti juga memperhitungkan perubahan-perubahan yang

mungkin terjadi terkait fenomena yang diteliti, juga perubahan terhadap

desain setelah peneliti melakukan pemahaman berulang tentang setting

yang diteliti. Hal ini menyadarkan peneliti bahwa penelitian kualitatif

membutuhkan strategi dan penelitian yang luwes. Oleh karena itu, hal

yang dilakukan peneliti adalah menghindari pengendalian yang tidak

alami, mencatat secara rinci fenomena yang diteliti serta desain

penelitian, dan mendiskusikan dengan pihak-pihak yang dianggap ahli

yaitu dosen pembimbing (Poerwandari, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

59

3. Transferabilitas

Istilah transferabilitas mengacu kepada sejauh mana hasil

penelitian yang dilakukan pada suatu kelompok tertentu dapat

diaplikasikan pada kelompok yang lain. Yang perlu diperhatikan adalah

relevansi antara setting atau konteks hasil penelitian dan konteks

penerapannya. Dengan kata lain, ada kesamaan konteks antara hasil

penelitian dan penerapannya (Poerwandari, 2005). Transferabilitas

merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Supaya orang

lain mampu memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada

kemungkinan orang lain mampu menerapkannya kepada situasi lain,

peneliti perlu memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat

dipercaya dalam menyusun laporan (Sugiyono, 2012).

4. Konfirmabilitas

Pada penelitian kualitatif, konfirmabilitas menggantikan aspek

objektivitas. Konfirmabilitas menekankan bahwa temuan penelitian dapat

dikonfirmasikan dengan cara mengevaluasi secara objektif terhadap data

yang diperoleh (Lincoln dan Guba, dalam Poerwandari 2005). Hal ini

dapat dikatakan bahwa menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil

penelitian (Sugiyono, 2012).

Objektivitas dalam penelitian kualitatif berarti penelitian yang

dapat dikonfirmasi dan tidak diartikan bahwa jarak antara peneliti dan

informan dapat menjamin objektivitas (Patton, dalam Poerwandari 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

60

Namun, objektif dalam penelitian kualitatif dipahami dengan kesamaan

pandangan atau analisis terhadap topik yang diteliti. Dengan demikian,

objektivitas merupakan sejauh mana diperoleh kesetujuan antara peneliti-

peneliti mengenai aspek yang dibahas (Sarantakos, dalam Poerwandari

2005). Untuk memenuhi kriteria keabsahan data ini, peneliti melakukan

diskusi dengan dosen pembimbing dan rekan peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Proses persiapan diawali dengan mencari informan penelitian yang

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu: anak sulung, berusia

18 – 25 tahun, dan memiliki saudara kandung minimal dua orang.

Informasi tentang informan diperoleh dengan bantuan teman. Kemudian,

peneliti melakukan rapport pada informan melalui pesan singkat dan

bertemu secara langsung. Peneliti memastikan bahwa informan benar-

benar bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian melalui pesan

singkat. Selanjutnya, waktu dan pemilihan lokasi wawancara ditentukan

secara sepakat antara peneliti dan informan, disesuaikan dengan kondisi

informan dan situasi yang mendukung dilangsungkan wawancara.

Peneliti mempersiapkan panduan wawancara yang akan digunakan

sebagai acuan selama proses wawancara berlangsung. Selain itu, peneliti

juga mempersiapkan digital voice recorder atau handphone sebagai alat

pengumpul data serta baterai cadangan untuk mengantisipasi apabila alat

perekam mati saat proses wawancara. Peneliti juga mempersiapkan buku

catatan sebagai catatan lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

62

2. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melakukan wawancara dengan informan sesuai dengan

jadwal wawancara yang sudah disepakati sebelumnya. Peneliti

melakukan rapport dengan memaparkan tujuan wawancara, menjelaskan

peran informan dalam penelitian, dan meminta ijin untuk merekam

keseluruhan pembicaraan wawancara. Selanjutnya, peneliti melakukan

informed concent dengan meminta informan untuk membaca surat

pernyataan persetujuan wawancara serta menandatanginya. Surat tersebut

sebagai tanda bahwa informan benar-benar bersedia terlibat dalam proses

penelitian. Setelah informan benar-benar bersedia menjadi partisipan

dalam penelitian, peneliti mencatat data diri informan. Peneliti juga

menyampaikan jaminan kerahasiaan data dan identitas informan.

Setelah semua proses analisis data selesai dilakukan, peneliti

bertemu dengan informan. Peneliti menunjukkan hasil verbatim

wawancara yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memastikan

apakah data wawancara sudah benar-benar sesuai dengan realita

kehidupan yang dialami oleh informan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

63

Berikut akan diuraikan data diri informan:

Tabel 2

Tabel Identitas Informan

INFORMAN 1 INFORMAN 2 INFORMAN 3

Inisial TT AA AJ

Jenis kelamin Perempuan Perempuan Laki-laki

Usia 23 tahun 20 tahun 22 tahun

Agama Katolik Katolik Katolik

Suku bangsa Jawa Jawa Batak

Pekerjaan Fresh graduate Pelajar/ mahasiswi Mahasiswa

Jumlah

saudara

kandung

3 orang

(perempuan 20

tahun, laki-laki 17

tahun, laki-laki 13

tahun

2 orang (laki-laki

17 tahun, laki-laki

14 tahun)

3 orang (laki-

laki 21 tahun,

perempuan 19

tahun, laki-laki

17 tahun)

Kegiatan saat

ini

Persiapan diri

untuk bekerja/

sekolah

Kuliah Revisi skripsi,

kursus Bahasa

Inggris

3. Jadwal Pengambilan Data

Berikut ini adalah jadwal wawancara yang dilakukan dengan

keempat informan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

64

Tabel 3

Jadwal Wawancara dengan Informan 1 (TT)

Hari Tanggal Waktu Tempat Kegiatan

Jumat 20

Februari

2015

10.15 – 11.30 Kamar kos

informan

- Memastikan kembali

kesediaan TT menjadi

informan penelitian.

- Meminta TT untuk

membaca dan

menandatangani surat

pernyataan persetujuan

wawancara.

- Menanyakan identitas

pribadi TT.

- Menanyakan

pengalaman sebagai

anak sulung dan

strategi koping.

- Selesai proses

wawancara, informan

menceritakan

mengenai rencana

kehidupannya setelah

lulus S1.

Kamis 9 April

2015

11.15 – 11.50 Ruang baca

perpustakaan

USD, Mrican

- Melengkapi data

mengenai pengalaman

sebagai anak sulung,

perasaan tertekan yang

dialami, strategi

koping atas

pengalaman tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

65

Tabel 4

Jadwal Wawancara dengan Informan 2 (AA)

Hari Tanggal Waktu Tempat Kegiatan

Kamis 26

Februari

2015

15.30 – 17.00 Kamar kos

informan

- Memastikan kembali

kesediaan AA menjadi

informan penelitian.

- Meminta AA untuk

membaca dan

menandatangani surat

pernyataan persetujuan

wawancara.

- Menanyakan identitas

pribadi AA.

- Menanyakan

pengalaman sebagai

anak sulung dan

strategi koping.

Kamis 23 April

2015

15.00 – 15.50 Kamar Kos

Informan

- Melengkapi informasi

mengenai pengalaman

sebagai anak sulung,

perasaan sebel dan

dipaksa apa yang

disuruh orang tua,

strategi koping atas

pengalaman tersebut.

- Setelah selesai proses

wawancara, AA

menunjukkan gambar

desain rancangannya

dan menceritakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

66

rencananya dimasa

depan terkait gambar

tersebut.

Tabel 5

Jadwal Wawancara dengan Informan 3 (AJ)

Hari Tanggal Waktu Tempat Kegiatan

Rabu 4 Maret

2015

10.30 – 12.00 Ruang

Diskusi,

Perpustakaan

USD,

Paingan

- Meminta kesediaan

AJ untuk menjadi

informan penelitian.

- Meminta AJ untuk

membaca dan

menandatangani surat

pernyataan

persetujuan

wawancara.

- Menanyakan identitas

pribadi AJ.

- Menanyakan

pengalaman sebagai

anak sulung dan

strategi koping.

- AJ menceritakan

dirinya sebagai anak

laki-laki pertama

orang Batak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

67

Jumat 8 Mei

2015

10.00 – 11.10 Ruang

Diskusi,

Perpustakaan

Sanata

Dharma,

Paingan

- Menggali informasi

terkait pengalaman

harapan orang tua

terhadap informan,

perasaan-perasaan

yang muncul terkait

harapan orang tua,

serta pengalaman

ketika papa mengajak

bersaing.

- Menggali strategi

koping informan

terkait perasaan yang

muncul akibat

harapan orang tua.

- Menggali cara

informan mengolah

pikiran dan perasaan

terkait harapan orang

tua.

4. Proses Analisis Data

Proses analisis data meliputi pencarian tema, pengelompokan tema,

dan menghubungkan tema antarinforman. Pada tahap pencarian tema,

peneliti memindahkan hasil rekaman wawancara ke dalam bentuk

transkip wawancara setelah wawancara selesai dilakukan.

Transkrip verbatim dibuat dalam bentuk kolom yang terdiri dari

empat kolom, yaitu kolom nomor setiap baris, kolom hasil wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

68

(verbatim), koding awal, dan analisis. Pada kolom nomor berisi

penomoran untuk setiap baris verbatim. Pada kolom hasil wawancara

berisi verbatim hasil wawancara informan. Pada kolom koding awal dan

kolom analisis berisi analisis tema-tema yang muncul. Selanjutnya,

peneliti membaca transkrip wawancara dari setiap informan secara teliti

dan berulang. Kemudian peneliti memberi garis bawah pada kalimat

yang relevan dengan fokus penelitian. Kalimat tersebut kemudian

dituliskan kembali secara ringkas ke dalam kolom koding awal dengan

tidak mengubah makna kalimat. Pada kolom berikutnya, peneliti

mencoba membuat analisis atau menarik kesimpulan dari hasil koding

untuk menemukan tema yang muncul.

Dalam melakukan analisis, peneliti dibantu oleh seorang rekan

sebagai inter-rater. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir pengaruh

subjektivitas peneliti terhadap hasil analisis data. Proses ini dilakukan

dengan memberikan transkrip verbatim kepada rekan peneliti.

Selanjutnya peneliti dan seorang rekan bertemu sesuai jadwal yang sudah

ditentukan untuk saling berdiskusi tentang hasil tema masing-masing.

Tema-tema yang dirumuskan adalah tema yang sesuai dengan

kesepakatan bersama, dengan tetap mengacu pada esensi kalimat.

Peneliti selanjutnya memindahkan seluruh tema dari kolom koding

awal ke lembar kerja baru. Kemudian peneliti mengelompokkan tema-

tema yang mirip dan berhubungan sehingga menjadi tema yang lebih

ringkas. Kemudian selanjutnya peneliti mencari tema utama dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

69

membuat pengerucutan tema sesuai kronologi pengalaman anak sulung

serta strategi koping terhadap harapan orang tua. Setelah itu, tema utama

diurutkan ke dalam bentuk tabel dan diberikan keterangan nomor

verbatim. Selain itu, peneliti membuat skema dari tema utama yang

muncul agar memudahkan pembaca memahami hasilnya.

B. Profil Informan dan Deskripsi Harapan Orang Tua

1. Informan 1 (TT)

a. Deskripsi Informan

Informan pertama berinisal TT, adalah seorang perempuan

berusia 23 tahun yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah. TT

memiliki tiga orang adik kandung. Adik yang pertama adalah

seorang perempuan, berusia 20 tahun. Sedangkan adik yang kedua

dan ketiga adalah laki-laki, yang berusia 17 tahun dan 13 tahun.

Orang tua TT bekerja sebagai pegawai negeri. TT sudah

menyelesaikan pendidikan sarjananya di sebuah universitas swasta di

Yogyakarta. Saat ini, TT sudah bekerja sebagai guru SMA swasta di

Kota Bandung.

Orang tua TT menanamkan nilai kemandirian kepada anak-

anaknya, terutama TT sebagai anak sulung. Akan tetapi, ia merasa

bahwa orang tua, terkhusus ibunya, justru memberikan perilaku yang

kurang mendukung AA untuk mandiri. Hal ini dirasakan TT yang

cenderung lebih sering diarahkan oleh orang tua. Ketika kuliah di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

70

Jogja dan ingin pulang ke Magelang, orang tua juga mengantar dan

menjemput. Menurut TT, hal ini menjadi salah satu penyebab dirinya

menjadi tidak mandiri.

Dari ketiga adiknya, TT lebih dekat dengan adik kedua dan

ketiga. Sedangkan dengan adik yang pertama tidak dekat. Bahkan

kontak pin BBM adiknya, TT tidak punya. Hubungan yang tidak

dekat ini diperkirakan suatu peristiwa TT menegur status adiknya

yang kurang baik. Dari situ, adiknya lebih menutup diri terhadap TT.

TT terbiasa menuruti perkataan orang tuanya. Sikap ini

dianggap bahwa ia memahami orang tua dan bersikap mencari aman

agar tidak menimbulkan suasana perdebatan. Namun suatu ketika,

TT mengeluarkan segala yang dirasakan kepada ibunya sehingga

menjadi bom waktu baginya. TT menyadari perbuatannya adalah

durhaka, sehingga ia memutuskan untuk tidak mengulanginya dan

memilih kembali untuk bersikap diam.

b. Deskripsi Harapan Orang Tua

Orang tua TT memiliki harapan kepada TT dalam bidang

pendidikan, yaitu segera meneruskan pendidikan S2 setelah lulus

sarjana. TT memahami bahwa pendidikan adalah prioritas orang tua

bagi anak. Hal ini dikarenakan, menurut orang tua, pendidikan dapat

menjadi bekal untuk menunjang kesuksesannya dimasa depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

71

Harapan tersebut dipengaruhi oleh pandangan orang tua

bahwa sebaiknya anak mencapai kesuksesan melebihi orang tua

yang tercermin melalui kualitas pendidikan lebih tinggi dari orang

tua. Seperti yang secara implisit disampaikan oleh orang tua, yaitu

membandingkan pencapaian level pendidikan yang telah dicapai di

keluarga besar. Dari cerita-cerita yang terjadi secara kebetulan

tersebut, TT menyimpulkan apa yang diinginkan oleh orang tua

terhadap dirinya.

Selain harapan dalam hal pendidikan, orang tua juga

memiliki harapan terhadap TT agar menjadi teladan bagi adik-

adiknya. Keteladanan ini dapat dicerminkan dalam hal pendidikan,

gaya hidup, serta kehidupan sosial. Sebagai anak sulung perempuan,

TT juga diharapkan oleh orang tua mampu menangani pekerjaan

rumah tangga dengan cekatan dan dikerjakan hingga tuntas.

2. Informan 2

a. Deskripsi Informan

Informan berinisial AA, saat ini berusia 20 tahun. AA masih

menyelesaikan pendidikan sarjana pendidikan bahasa inggrisnya di

sebuah universitas swasta di Yogyakarta. Dua orang adik laki-

lakinya berusia 17 dan 14 tahun.

Sejak SMA, AA dan kedua adiknya sudah bersekolah di luar

kota. Hal ini dikarenakan prinsip orang tua yang menginginkan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

72

mandiri sejak dini. Saat SMA, AA berada di asrama, begitu juga

adik-adiknya yang tinggal di kos. Sebagai anak sulung, AA

merasakan diberi kebebasan oleh orang tua dalam menentukan

pilihannya, misalnya les, memakai pakaian ketika ke gereja, atau

ekstrakulikuler yang dipilih. Orang tua menekankan kebebasan yang

tetap bertanggung jawab terhadap AA.

Kedua orang tua AA adalah guru. Oleh karena itu ia sudah

terbiasa dan mengetahui gambaran jelas mengenai lingkungan guru.

Terkait perkuliahannya, AA juga sering menanyakan bagaimana cara

membuat RPP kepada orang tuanya.

Sejak kecil, AA sudah terbiasa mengurusi adik-adiknya. Hal

ini dikarenakan ketika SMP, ayah AA pernah jatuh sakit. Hal ini

menyebabkan AA dan adik-adiknya harus menginap di rumah

tantenya, sehingga AA diandalkan ibunya untuk membantu tante dan

mengurusi kebutuhan adik-adiknya.

b. Deskripsi Harapan Orang Tua

Orang tua memiliki harapan yang begitu besar kepada AA

untuk menjadi guru. Orang tua berpandangan bahwa dengan menjadi

guru, AA akan tetap memiliki waktu bersama dengan keluarga.

Orang tua khawatir jika AA terlalu berfokus pada pekerjaan dan

tidak memperhatikan keluarga. Selain itu, orang tua menganggap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

73

bahwa menjadi guru sesuai dengan ilmu yang sedang dipelajari oleh

AA saat ini.

Dalam hal pendidikan, AA diharapkan orang tua mampu

menyelesaikan pendidikan tepat waktu. Orang tua sudah

memperhitungkan waktu kelulusan AA dengan adik-adiknya yang

akan menyusul. Selain itu, orang tua mengharapkan AA menjadi

orang yang terencana dan mampu menyelesaikan masalah secara

dewasa.

Sebagai anak sulung, orang tua mengharapkan agar AA

mampu menjadi teladan bagi adik-adiknya. Keteladan ini disadari

oleh AA terutama menjadi teladan dalam bidang pendidikan. Orang

tua berharap agar AA menyelesaikan pendidikan tepat waktu. Orang

tua memotivasi adik-adik dengan memberikan nilai-nilai AA selama

kuliah kepada adik. Harapannya agar nilai-nilai tersebut dapat

menjadi standar pencapaian adik. Selain pendidikan, orang tua

berharap agar AA menjadi contoh dalam pengembangan minat serta

bakat.

Orang tua juga berharap bahwa AA dapat membantu serta

membimbing adik-adik. AA menyadari bahwa ia sedang

dipersiapkan orang tua dalam membimbing adik-adiknya nanti. Hal

ini dikarenakan bahwa orang tua berhararp agar AA mampu

berperan sebagai pengganti orang tua. Hal ini terutama ketika

keluarga sedang mengalami kesulitan, AA dapat diandalkan. Ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

74

ayah AA masuk rumah sakit dan mengharuskan AA beserta adik-

adiknya menginap di rumah saudara, AA menggantikan peran orang

tua bagi adik. Selain itu, orang tua mengandalkan AA untuk

memantau adik-adiknya yang berada di kota yang berbeda melalui

telepon. Harapan tersebut dipengaruhi oleh orang tua yang

menganggap AA sebagai partner, sehingga diperlakukan setara

dengan peran orang tua. AA juga dianggap lebih dewasa, sehingga

dapat diandalkan menjadi perantara komunikasi orang tua dengan

adik. Selain itu, orang tua mengharapkan AA menjadi orang yang

mampu menyelesaikan masalah secara dewasa serta memiliki

rencana ke depan.

3. Informan 3

a. Deskripsi informan

Informan berinisial AJ saat ini berusia 22 tahun berjenis

kelamin laki-laki. AJ memiliki tiga orang saudara kandung yaitu dua

laki-laki dan satu perempuan. Saat ini, AJ sudah menyelesaikan

pendidikan S1 dan sedang dalam masa pencarian pekerjaan.

Dulu, informan memiliki hubungan yang kurang akrab

dengan ayah karena kurangnya komunikasi yang intensif. Namun

saat ini, informan menyadari membutuhkan sosok ayah, sehingga

informan mencoba memulai hubungan yang lebih baik dengan cara

berdiskusi. Biasanya topik yang didiskusikan terkait dengan hal-hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

75

praktis, seperti pekerjaan. Sedangkan hubungan dengan ibu lebih

merupakan ikatan emosional anak dan ibu. Informan sering curhat

dengan ibu atau bertukar pikiran terkait emosi.

Hubungan informan dengan adiknya cukup dekat. Informan

sering berkelahi dengan adiknya yang laki-laki. AJ menyadari bahwa

sikap ini sebagai bentuk diri yang ingin menunjukkan otoritasnya

sebagai anak sulung. AJ sadar bahwa sikap otoriter ini sama seperti

ayahnya yang juga selalu bersikap sama dengan informan. Sebagai

bentuk kesadarannya untuk berubah, informan mencoba menjadi

penghubung antara adik dan orang tua. Ia membujuk orang tua

ketika adiknya membutuhkan sesuatu. AJ sadar bahwa kepercayaan

orang tua terhadap AJ lebih besar dibandingkan kepada adiknya.

Sedangkan hubungan AJ dengan adik perempuannya tidak terlalu

dekat. AJ merasa bahwa adik perempuannya kurang bersikap

terbuka.

Ayah AJ selalu mengajar tentang “simpan sebanyak-

banyaknya dan keluarkan sebanyak-banyaknya”. Maksud ajaran ini

adalah agar informan mempelajari sesuatu secara totalitas, sehingga

dapat diterapkan jika sudah waktunya ilmu tersebut digunakan. AJ

menerapkan ajaran ayahnya tersebut dalam hal beroganisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

76

b. Deskripsi harapan orang tua

Orang tua berharap agar informan lulus kuliah dalam kurun

waktu 4 tahun. Selama masa pengerjaan skripsi, orang tua selalu

memantau prosesnya setiap hari. Dalam sehari, ayah AJ dapat

menelponnya lebih dari satu kali. Hal ini dilakukan ayah AJ untuk

memantau perkembangan skripsi informan. Ketika menelpon, ayah

AJ cenderung memerintah agar AJ mengerjakan saat itu juga. AJ

selalu mengiyakan apa yang diperintah ayahnya, meskipun belum

dikerjakan. Hal ini merupakan hasil analisis AJ terhadap apa yang

diinginkan ayahnya.

Ayah AJ berharap agar AJ menjadi dosen. Ia selalu

mengungkapkan kelebihan-kelebihan menjadi dosen. AJ merasa

bahwa ayahnya terlau memaksakan kehendaknya. Selain itu, orang

tua juga berharap agar informan mampu sukses melebihi pencapaian

orang tua. Ayah selalu menantang AJ untuk dapat mengalahkannya.

AJ melihat bahwa standar dirinya dianggap berhasil ditentukan oleh

ayahnya, yaitu mampu melebihi pencapaian yang telah diraih oleh

ayahnya.

C. HASIL PENELITIAN

1. Informan 1

Sebagai anak sulung, TT menyadari bahwa anak sulung menjadi

sorotan di dalam keluarga. Ia merasa memiliki tanggung jawab terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

77

segala sesuatu yang terjadi pada adik-adik dan orang tua. TT menyadari

bahwa hal tersebut merupakan naluri sebagai anak sulung.

“Ya kalau ee gimana ya, kalau pada umumnya sih, mungkin nanti

itu akan secara otomatis anak sulung kan, apalagi kalau adiknya

banyak kayak gitu kan, ee nanti kalau udah mentas berarti nantinya

kan bobotnya untuk sampai dia ke depannya untuk jangka

panjangnya kan dia juga akan bertanggung jawab dengan, dengan

adik-adiknya. Terutama yang paling, nanti yang paling bontot.

Kalau misalnya bapak ibunya udah semakin tua kan akhirnya yang,

yang sulung yang….he-eh, bertanggung jawab. misalnya ada apa-

apa juga kan tetep nanti yang, yang disorot yang dituju kan tetep

anak pertama.” (TT/W2/182-200)

“Kayaknya tapi mungkin udah bisa dibilang udah naluri nggak sih,

kalau kayak gitu tuh,” (TT/W2/208-210)

Orang tua memiliki harapan kepada TT untuk melanjutkan

pendidikan magister segera setelah lulus sarjana. TT menanggapi harapan

orang tua tersebut dengan bersikap terbuka. Sikap terbuka ini

ditunjukkan TT dengan mencari informasi mengenai proses perkuliahan

S2 dan hal-hal terkait harapan orang tua tersebut dari teman-teman.

Informasi tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan

keputusan.

“Contohnya kayak misalnya, saya itu untuk sekarang harus

langsung S2, misalnya. Ee untuk pendidikan misalnya. Itu saya

misalnya harus langsung S2. Nah padahal saya kan juga

mempertimbangkan beberapa hal, gitu lho. Maksudnya ee saya

mencari info juga dari teman-teman S2, bahwa bagaimana sih

perkuliahan S2, bagaimana sih eee tantangan, tanggung jawab,

waktu, dan lain-lain, gitu tuh. Terus saya juga ber…, mencari,

mencari apa tuh namanya, mencari informasi kepada kepada

beberapa teman yang memang sudah bekerja. Nah mereka itu tuh

ee kebanyakan info yang saya dapatkan bahwa banyak perusahaan

yang, banyak perusahaan yang menerima karyawan ya mereka tu

lebih mengutamakan orang yang punya punya mempunyai

pengalaman kerja.” (TT/W1/216-235)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

78

TT memiliki keinginan untuk bekerja terlebih dahulu, sedangkan

orang tua berharap TT langsung melanjutkan S2. Hal ini menunjukkan

bahwa ada perbedaan harapan antara informan dan orang tua. Selain itu,

ia memiliki harapan untuk menikah tepat waktu. Namun orang tua belum

memikirkan sampai pada hal-hal pernikahan. Perbedaan harapan ini

mengingatkan TT pada saat orang tua tidak menyetujui universitas yang

dipilih. Oleh karena itu, ia merasa khawatir bahwa terhadap perbedaan

harapan tersebut.

“aku kan pengennya kan kerja dulu, karena misalnya aku pingin

sekolah la…, kan disuruh sekolah, emang kepengenannya orang tua

kan juga sekolah lagi,” (TT/W2/279-283)

“Emm, saya pinginnya ya bisa S2, ya bisa kerja, ya bisa nikah, tapi

ya nggak telat banget (tertawa). Saya karena, karena, saya saya

juga ee mungkin orang tua saya masih belum memikirkan untuk hal

yang, ee untuk hal untuk menikah anaknya menikah itu.”

(TT/W1/870-877)

“Eem, dan saya nggak mau itu terjadi lagi sekarang, dan saya sudah

me..mulai memprediksikan bahwa itu akan seperti akan terjadi

seperti dulu lagi. Jadi pas itu tuh saya SMA, itu saya pernah ee

dapet jalur prestasi, udah diterima disebuah universitas, dengan

jalur prestasi. Nah, tapi tu dan itu universitas yang bukan

unis…univ…bukan univers…bukan universitas yang yang ecek-

ecek, bukan itu. Tapi tu eem yang cukup prestisius gitu lah. Nah,

terus ee dengan kayak gitu aja orang tua, karena mereka tidak

punya pandangan dan mempunyai tujuan untuk menyekolahkan

anaknya disitu, ya sudah dengan pengumuman saya yang kayak

gitu ya tidak berusaha dibaca atau di gimanain atau ber…, di

diskusikan gitu pun tidak, gitu.” (TT/W1/999-1021)

Ketika terjadi perbedaan harapan antara dirinya dan orang tua, TT

memilih untuk bersikap tidak menyampaikan pandangannya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

79

menuruti orang tua. Bersikap pasif memberikan rasa aman bagi TT

karena tidak akan terjadi adu pandangan. TT menganggap bahwa

bersikap pasif merupakan bentuk memahami situasi yang sedang terjadi

serta memahami beban orang tua.

“jadi mungkin saya juga tipe orangnya yang males ee untuk, males

untuk, apa sih namanya, berantem, terus beradu pandangan, gitu-

gitu sih, beradu argumen maksud saya. Saya orangnya males, jadi

padahal saya untuk batas apa, cari amannya ya ya udah nurut-nurut

aja, gitu-gitu.” (TT/W1/35-43)

“Jadinya tuh lebih, lebih ke yaa memahami situasi sih, lebih

berusaha memahami, ngalah lah pokoknya, cari aman,”

(TT/W1/466-469)

“Tapi ya disisi lain ya tetep aku tuh mikirnya juga sekarang orang

tua tuh juga kalau misalnya pingin umur panjang anaknya juga ya

jangan bikin tambah beban.” (TT/W2/372-376)

Fakta yang menyebabkan TT tidak menyampaikan pandangan-

pandangan yang berbeda dari orang tua adalah budaya komunikasi satu

arah yang ada didalam keluarga. TT mencari mediator yang dapat

menjadi penghubung komunikasi kepada orang tua. Ia memilih kerabat

dekatnya, yaitu om dan tante sebagai mediator karena mereka bisa diajak

berdiskusi dan bersikap terbuka. TT menyadari bahwa muncul perasaan

negatif ketika akan memulai pembicaraan dengan orang tua.

“ee masih agak sulit untuk komun…, mengkomunikasikan dua arah

gitu, jadi masih satu arah,” (TT/W1/493-495)

“Eeem, yang waktu saya, kan akhirnya, berusaha, kalau misalnya

belum bisa dikomunikasikan dua arah langsung dengan orang tua

saya, ya akhirnya itu, saya ee mencari mencari orang yang

sekiranya bisa ngomong ke orang tua saya. Jadi sebagai mediator

lah, mediasi, eh mediator.” (TT/W1/1112-1120)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

80

“kami juga cukup dekat dengan tante dan om kami, yang yang pada

saat itu, yang sampai sekarang berprofesi sebagai dosen. Nah

mereka itu masih bisa terbuka, terus melihat kenya.., apa dan bisa

berdiskusi, bisa bisa istilahnya bedalah cara berkomunikasi dengan

kami. Jadi untuk kadang kami untuk memulai saja sudah takut. Jadi

itu hambatannya, rasa takut, rasa canggung yang tidak terbiasa,

takut kalau ee kadang takut kalau misalnya ya kalau misalnya ibu

berkenan dengan dengan dengan apa obrolan kami,” (TT/W1/165-

180)

TT pernah menyampaikan perbedaan harapan orang tua untuk

melanjutkan kuliah dan bekerja. Ia berusaha menyampaikan informasi-

informasi yang telah digali mengenai perkuliahan S2 kepada orang tua.

Namun, usahanya untuk asertif tidak mendapat tanggapan yang baik.

Orang tua justru semakin menginginkan agar TT mewujudkannya.

“Nah, saya sudah berusaha menuangkan ide itu, tapi tu, ee

menuangkan argumen itu memberikan argumen itu kepada bapak

ibu saya, tapi tuh mereka tetep kayaknya bersikuku bahwa oh kalau

saya menunda, saya menunda, itu tuh ee akan malah nantinya

nggak jalan” (TT/W1/235-243)

Dari informasi-informasi mengenai proses perkuliahan S2, TT

mempertimbangkan apakah ia harus langsung melanjutkan S2 atau

bekerja terlebih dahulu. Melalui proses pertimbangan, ia memutuskan

menunda harapan orang tua untuk langsung melanjutkan S2 setelah lulus

sarjana. TT memutuskan untuk mewujudkan harapannya, yaitu bekerja

dahulu selama satu atau dua tahun.

“Nah itu saya sampai sekarang pun masih agak gojak-gajik,

maksudnya masih agak sshhhh aduuuuh, emm masih dalam proses

mempertimbangkan. Tapi ini sepertinya saya sudah 60% ee,

tadinya saya berpikiran bahwa ee ya udah kalau misalnya saya

rejekinya langsung, langsung, langsung kuliah ya nanti saya daftar,

ya kalau misalnya langsung keterima ya udah saya jalani. Cuma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

81

kalau nggak berarti saya memang harus bekerja dulu. Ee tapi saya

terus beberapa hari ini juga mikir bahwa mungkin saya akan me…,

ee membuat keputusan bahwa memang saya harus bekerja dulu

untuk setahun, dua tahunan gitu. Jadi kalau pun nanti memang saya

untuk sekolah lagi, ya bukan berarti karena saya mengambil S2

yang tanpa bayangan dan tanpa tujuan besoknya. Dengan saya

bekerja, saya paling tidak mempunyai sedikit gambaran bahwa S2

nanti bukan hanya sekedar embel-embel, tapi emang berguna

untuk, untuk me…, mendukung ilmu saya, untuk pekerjaan saya,

untuk karir saya.” (TT/W1/773-802)

Ada beberapa pertimbangan yang mendasari keputusan TT

menunda harapan orang tua. Pertama, keinginan mewujudkan harapan

orang tua secara mandiri adalah bentuk peduli pada masa depan adik

untuk memperoleh pendidikan yang sama dengannya.

“Tapi kan, tapi kalau aku pingin sekolah lagi tuh, yang bener-bener

dengan kebutuhanku besok sama aku pinginnya juga pakai uangku

sendiri.” (TT/W2/283-287)

“tapi kan juga berpikir lebih jauh lagi, apakah nanti beberapa tahun

ke depan adik saya yang paling bungsu itu juga bisa mendapatkan

kesempatan yang sama dengan saya,” (TT/W1/246-251)

Selain itu, TT memandang bahwa setiap orang memiliki

pencapaian yang berbeda-beda. Pencapaian ini tergantung dari standar

kebahagiaan masing-masing. Secara tersirat, harapan orang tua belum

tentu menjadi pencapaian yang hendak diraih olehnya.

“Ee, tapi kadang saya juga merasa, lho kan orang kan beda-beda,

masa ya di…, saya mau, mau, apa tuh namanya, harus harus seperti

itu gitu lho,” (TT/W1/729-733)

“Karena ya mau nggak mau orang yang mempunyai tujuan itu kan

pasti juga punya standar, standar sendiri kan. Nah, terus tapi itu kan

sekarang kalau misalnya, eee dan aku memang menyadari bahwa

itu baik. Gitu. Terus, tapi disisi lain kadang itu aku juga merasa

bahwa seseorang itu kan tidak bisa dipandang hanya dengan, eem,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

82

status sosialnya atau dengan ketercapaiannya dia. Karena

kebahagiaan orang itu kan standarnya juga beda-beda dan.., dan

nggak bisa disama ratakan. Gitu sih. Jadi yang, jadi sebenernya aku

sekarang tuh berusaha tidak memandang dari satu sisi, tapi ya dari

beberapa sisi juga.” (TT/W2/608-626)

Harapan-harapan orang tua yang ditujukan kepada TT sebagai

anak sulung dipandang memiliki tujuan yang baik. Ia memandang bahwa

harapan orang tua memiliki arah yang benar.

“Ee, saya berusaha, ee berusaha memenuhi tuntutan orang tua

tersebut. Karena, pertama orang tua menuntut saya dan pasti

tuntutannya itu ke arah yang benar.” (TT/W1/503-507)

“Ya saya berusaha mengerti dan berusaha memahami bahwa

mereka tuh juga pengen mengarahkan saya ke jalan yang, yang

benar, gitu.” (TT/W1/291-295)

Oleh karena itu, TT bertekad untuk mewujudkan harapan orang

tua, yaitu melanjutkan pendidikan S2 meskipun menunda. Tekad ini

sebagai bentuk pertanggungjawaban keputusan menunda yang telah

diambil. TT memandang bahwa orang tua akan kecewa jika harapannya

tidak terpenuhi.

“Tapi mungkin cara, cara dan waktu untuk saya memenuhi

keinginan mereka itu yang kadang ee tidak, ya mungkin untuk saat

ini saya lebih untuk berpikir eee oke saya akan nurut menuruti

keinginan mereka, menuruti keinginan mereka.” (TT/W1/508-514)

“Eem, kalau mungkin kalau saya sih untuk bapak saya mungkin,

mung…, ya untuk mereka berdua mungkin agak lebih kecewalah.

Tapi kan setidaknya kekecewaan itu mungkin ee akan saya biarkan,

ee cuma maksudnya saya harus bisa meyakinkan bahwa

kekecewaan itu cuma akan dirasakan mereka sebentar. Setelah itu,

saya akan membangkitkan membayar kekecewaan mereka dengan

hal yang lebih. Maksudnya saya akan mempertanggungjawabkan

dengan keputusan yang saya ambil.” (TT/W1/817-831)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

83

Harapan-harapan orang tua yang ditujukan kepada TT

memberikan beberapa dampak. TT merasa tertekan karena harapan yang

selalu ditujukan kepada anak sulung. TT meluapkan rasa tertekan ini

dengan menangis secara spontan. TT menyadari bahwa ia merasakan

dampak akibat harapan orang tua secara psikis.

“Terus kadang juga ada tertekannya itu karena karena kok yang

dituntut tuh apa-apa kok aku, gitu pertama, yang disuruh apa-apa

aku,” (TT/W1/408-411)

“Efeknya paling nangis (tertawa). Nangis. Ee kalau sampai

nggrentes kurus sih nggak (tertawa). Karena saya badan saya juga

tetap segini-segini saja (tetawa). Apa ya? Efeknya tuh mungkin

lebih ke psikis. Meluapkannya tuh dengan menangis gitu. Terus?

Udah. Efeknya nangis.” (TT/W1/528-536)

“Eee, maksudnya yang pas aku kok nangis? Kalau menurutku itu

sih terjadi dengan sendirinya sih. Ya spontanitas, naluri.”

(TT/W2/458-461)

TT juga merasakan kekhawatiran dalam mewujudkan harapan

orang tua, yang dirasakan sebagai dampak. TT berpikir bahwa dirinya

tidak mampu mencapai lebih apa yang diharapkan orang tua. Selain itu,

TT juga merasa belum mampu menjadi contoh yang baik bagi adik-

adiknya. Ia merasa justru adik-adiknya yang lebih baik dari dirinya.

“Nah, tapi kalau pun kalau saya terus jadi mikir kalau pun saya

nanti misalnya tidak bisa lebih dari yang mereka harapakan itu

bagaimana. Kadang saya juga mikirnya kayak gitu sih.”

(TT/W1/738-743)

“kok nggak ada puas-puasnya gitu sebagai anak sulung kok ya saya

tu masih kadang masih belum bisa menjadi contoh yang baik untuk

adik-adik saya, gitu-gitu, dan eem kadang juga saya ee kadang ada

rasa bahwa kok kadang malah adik-adik saya yang bisa lebih baik

daripada saya.” (TT/W1/417-425)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

84

Sebagai anak sulung yang masih diarahkan orang tua, TT

merasakan kerugian pada diri, sehingga tidak mampu berkembang secara

mandiri. Apalagi orang tua yang terlalu melindungi dirinya. Padahal

orang tua menginginkan untuk mandiri. Hal ini merupakan dampak lain

yang dirasakan TT.

“misalnya aku kayak gini, kayak gini terus, kayak gini kayak gini

terus tuh nanti juga yang rugi aku gitu lho. Kadang pada saat aku,

usia aku berkembang dan udah harus bisa mikir secara mandiri

kayak gitu, tapi terus aku akhirnya kepentok dengan masih dengan,

apa tuh namanya, dengan segala rules dan kebijakan orang

tua.Terus kadang aku ngerasa takutnya besok aku bisa nggak ya

kira-kira besok tuh berkembang, terus bisa menghadapi, gitu-gitu.”

(TT/W2/358-371)

“Pinginnya anaknya bisa mandiri, tapi masih apa yang anak

pertama, apa tuh, kayak masih dianggapnya anak kecil tuh lho.

Jadi, masih terlalu, terlalu dilindungi. Terlalu, terlalu dilindungi,

terlalu dienakkan dengan gitu-gitu.” (TT/W2/218-225)

Untuk mengatasi perasaan tertekan akibat harapan-harapan orang

tua yang ditujukan kepadanya, TT mengatasinya dengan beberapa cara.

Salah satu caranya adalah dengan berdoa untuk memperoleh ketenangan.

TT melibatkan figur Tuhan untuk mengurangi perasaan tertekan. Ia

berpikir bahwa Tuhan menunjuk dirinya sebagai anak sulung karena ia

adalah orang yang pantas dan mampu mengemban tanggung jawab

tersebut, meskipun banyak kesulitan yang dihadapi.

“Berdoa.” (TT/W2/500)

“Ketenangan. Wess, gaya banget yo (tertawa). Tapi emang iya lho.

Nggak tau, karena tergantung kepercayaannya orang-orang kan

ya.” (TT/W2/521-525)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

85

“berarti ya Tuhan memang ee menunjuk kita yang, menunjuk kita

sebagai orang yang mampu melak…, melakukan tanggung jawab

sebagai anak sulung. Berarti ya dengan segala kelebihan,

kekurangan, ya sudah jalani saja, nikmati dan meskipun jalannya

itu tidak mudah.” (TT/W1/1153-1161)

“Tuhan memang mempercayakan aku buat bisa menjadi, ee berarti

memang aku yang pantas untuk menjadi anak pertama.”

(TT/W2/653-657)

Selain itu, bercerita kepada orang lain merupakan salah satu cara

mengurangi rasa tertekan. TT bercerita kepada teman yang memiliki

kesamaan pengalaman dengannya, karena merasa memiliki teman

senasib dan merasa terhibur. Selain dengan teman, TT juga bercerita

kepada tantenya yang sudah mengetahui cerita TT.

“Ke Kuntil. Iya, itu temen. Soalnya tuh gini, eee ke…, kee…, cerita

ke temen yang ee apa tuh namanya, punya pengalaman yang

hampir sama. Karena tipenya ibuku ternyata juga hampir sama

kayak ibunya Kuntil dan karakterku sama karakternya Kuntil tuh

juga hampir sama. Gitu. Jadi, kebetulan ada kesamaan itu jadinya

cocok kalau buat pas cerita kayak gitu.” (TT/W2/469-479)

“Kadang solusi juga. Tapi kadang lebih ke…, ya ketenangan itu

juga, karena merasa selain ada temennya itu,” (TT/W2/528-531)

“Karena terus merasa, meskipun kadang nggak menemukan solusi

(tertawa), tapi ki terus kayak ada, ada temennya (tertawa),

haaa…iki luwih… Gitu tuh terus udah, udah kayak, udah malah

jadi terhibur gitu lho. Kadang menemukan kesamaan gitu tuh.”

(TT/W2/483-490)

“Terus paling nggak ya ke tanteku. Gitu sih lebih sering. Karena ya

tanteku kan media, seperti mediator.” (TT/W2/513-515)

Melalui bercerita dengan orang lain, TT memperoleh ketenangan,

solusi, maupun kelegaan. TT juga merasa bahwa kebutuhan dirinya untuk

didengarkan juga terpenuhi, karena orang tersebut mampu menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

86

pendengar yang baik. Selain itu, bercerita juga memberikan pengaruh

pikiran menjadi lebih jernih.

“Nah itu tuh ya terus jadi apa ya istilahnya, ya selain tenang terus

cuma didengrin aja udah, ya itu, udah lega.” (TT/W2/537-540)

“Ee kadang orang yang saya ceritain itu, itu tuh kadang juga bisa

memberikan solusi, kadang juga hanya menjadi pendengar yang

baik.Tapi itu semua juga sudah nggak tahu kenapa saya juga udah

lega aja gitu, ya meskipun terus ee nggak bukan berarti terus

masalah itu hilang begitu saja nggak tapi tuh dengan bercerita saya

juga udah sedikit menemukan kelegaan. Jadi, mungkin efeknya

untuk tahap-tahap selanjutnya mungkin saya akan bisa lebih jernih

berpikir dan berhati-hati untuk me…, me apa, me…., memutuskan

sesuatu.” (TT/W1/548-563)

Berpikir positif juga merupakan salah satu cara yang dilakukan

untuk mengurangi perasaan kurang adil dan tidak nyaman akibat

perasaan tertekan.

“Kadang merasa ee kurang adil, nggak nyaman, atau apa ya, tapi

berusahalah untuk mengalihkan dengan hal-hal yang positif dan

berpikiran yang positif. Gitu sih.” (TT/W1/1161-1166)

2. Informan 2

Orang tua selalu memantau perkembangan pendidikan AA

diperkuliahan. AA merespon dengan menikmati perhatian orang tua

tersebut. Hal ini dikarenakan AA selalu menginformasikan

perkembangan perkuliahannya apa adanya. Selain itu, harapan orang tua

terkait pendidikan tersebut sesuai dengan harapan AA untuk segera lulus

kuliah, berpenghasilan, sehingga dapat membantu adik. Oleh karena itu,

AA lebih bersikap terbuka terhadap harapan yang sesuai dengan

perencanaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

87

“Terus nanya, nanya nomer, nanya nilainya berapa, kapan saat

suratnya yang dikirimin ke rumah tuh sampe. Terus kapan.

Nyampe pernah kemarin itu tanya, ee NIM-ku berapa, password-

nya apa, jadi mau lihat sendiri” (AA/W1/193-199)

“Ya enjoy aja sih. Soalnya aku menyampaikannya sejujur-jujurnya,

gitu. Aku kan emang kalau misal masalah uang sekolah, atau uang

apa, terus sama urusan nilai emang nggak pernah nipu,”

(AA/W1/215-220)

“misalnya lebih di ini ke pendidikan, lebih dikejar sama orang tua,

kayak gitu. Jadi kan, ee karena lebih tua maka orang tua tu lebih

sering bilangnya, mbok serius kuliahnya, kayak gitu. Biar nanti

cepet kuliah cepet disusul adiknya, kayak gitu. Jadi, semacam

waktunya tu udah diatur sendiri, udah diharapkan sendiri. Kayak

misalnya ee besok berapa tahun lagi, satu setengah tahun lagi lulus

nanti adiknya nyusul. Jadi gitu. Jadi, ee kasarannya aku nggak

boleh lewat dari itu, karena nanti adikku nggak bisa ngepas. Gitu,

dan jadinya kan biayanya lebih mahal” (AA/W1/38-54)

“Ya kalau sekarang ini sih aku udah besar ee adik-adikku tuh ee

gimana ya, menunggu aku ndang lulus gitu lho. Jadi aku pingin,

aku pinginnya tuh aku segera lulus dan ee aku punya penghasilan,

aku lepas dari orang tuaku, dan aku membantu adik-adikku,

ngangkat adik-adik gitu lho” (AA/W1/844-852)

Akan tetapi, AA bersikap menolak harapan orang tua untuk

menjadi guru, yang tidak sesuai dengan harapannya. Hal ini dikarenakan

AA memiliki cita-cita sendiri untuk masa depannya, namun tidak di

dukung oleh orang tua. Oleh karena itu, ketika diajak diskusi mengenai

harapan orang tua tersebut, AA menolak dengan perasaan kesal.

“Ee kan karena kemarin itu sempet eee bentrok aku nggak mau jadi

guru tapi orang tuaku maunya jadi guru.” (AA/W1/873-876)

“Terus ee apa ya, aku tuh punya cita-cita sendiri, aku pingin

didukung tapi mereka nggak begitu, gitu lho. Kenapa kok ee ya

paling tidak apa ya, ya nanya-nanya sedikitlah, kayak gitu.

Misalnya kan aku pingin, pingin desain-desain baju kayak gitu.

Tapi mereka tuh kadang ya cuma nanggepinnya cuma, oh ya, gitu

doang,” (AA/W1/924-933)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

88

“Terus ya sempet diajak diskusi tapi mungkin cenderung emosi.

Soalnya aku bener-bener nggak gitu mau sekarang ini,”

(AA/W1/806-810)

Alasan lain AA menolak harapan orang tua dikarenakan

menjadi guru tidak sesuai dengan perencanaannya untuk segera

berpenghasilan, dan membantu adik-adik. AA beranggapan bahwa

menjadi guru tidak dapat membantu AA dalam mewujudkan harapan

tersebut.

“Jadi aku pingin, aku pinginnya tuh aku segera lulus dan ee aku

punya penghasilan, aku lepas dari orang tuaku, dan aku membantu

adik-adikku, ngangkat adik-adik gitu lho. Ngangkat adik-adikku,

membantu orang tuaku, ngangkat adikku untuk sekolah misalnya,

terus ee membantu mereka menemukan apa yang bisa

mengembangkan hidup mereka. Terus ya itu, aku cuma pingin jadi

bener-bener mandiri terus membantu adik-adikku itu”

(AA/W1/848-860)

“Ya, sebelnya tuh, ya eh guru tuh apa sih,kayak gitu tuh lho, guru

tuh ya gimana, kan aku punya rencana untuk ngangkat adikku.

Gimana aku bisa mengangkat mereka cepet kalau aku jadi guru,”

(AA/W1/999-1004)

AA juga merasa bahwa alasan orang tua agar ia menjadi guru

tidak masuk akal, yaitu agar AA memiliki waktu bersama keluarga. Hal

ini bertolak belakang dengan harapan AA untuk tidak kembali ke

daerahnya dan mencari peluang memenuhi harapannya di Jogja.

“Dan kalau tujuan orang tuaku nyuruh aku jadi guru cuma buat

bisa pulang…, bisa pulang kayak gitu, buat aku non sense kayak

gitu tuh lho. Aku bakal punya waktu sih, kayak gitu, kalau cuma

untuk kayak gitu” (AA/W2/1012-1018)

“Soalnya memang aku pingin, ya…, etis tetep disini. Setidaknya

aku masih tetep disini melihat peluang yang ada disini tuh aku bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

89

apa, kayak gitu. Soalnya kalau melihat daerahku agak sulit untuk,

ya, memenuhi keinginanku” (AA/W2/809-915)

Selain itu, adanya ketidakjelasan sertifikat mengajar bagi

keguruan juga menjadi faktor yang menyebabkan AA tidak ingin menjadi

guru.

“ada isu apa gitu kalau harus ee dapet sertifikat ngajar lagi,

walaupun dia dari FKIP,” (AA/W2/614-617)

“kita kan dulu mau masuk PBI itu karena ya sama-sama belajar

Bahasa Inggris dan paling tidak kita bisa kerja jadi guru, kayak

gitu. Udah punya sertifikat untuk mengajar kayak gitu. Jadi kan ya

istilahnya kita tidak akan terlalu sulit mencari lapangan kerja

nantinya, kayak gitu. Nah dulu alasanku dan alasan sebagian teman

tu kayak gitu” (AA/W2/629-638)

Disisi lain, AA memilih menunda harapan orang tua dan

menyelesaikan prioritasnya. Hal ini merupakan bentuk sikap AA yang

lebih mengutamakan prioritasnya. Ketika orang tua mengharapkan AA

untuk memantau adik-adiknya lewat telepon, AA lebih memilih untuk

menyelesaikan tugas kuliahnya. AA menyadari bahwa ia tetap

melakukan harapan orang tua meskipun dengan perasaan kesal karena

ada hal lain yang lebih penting.

“Ya, kadang pas kalau misalnya selo apa moodnya bagus ya nggak

papa, gitu. Tapi pas misal repot ee apa ya misalnya pas lagi mau

UTS atau final test kayak gitu tuh kan biasanya kerjanya udah

mulai banyak. Terus kalau misalnya ditelepon cuma disuruh, kamu

telepon ini, kayak gitu tuh, kadang ya emosi sendiri sih, tapi ya

kadang langsung tak telepon gitu. Ya paling cuma tanya, ya udah,

ya, aku mau belajar, kayak gitu. Paling cuma sebentar. Kadang ya

mikirnya, aduh mbok lain kali dulu, nanti dulu aja, kayak gitu. Aku

mau ngerjain ini dulu,” (AA/W1/585-601)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

90

“Terus kalau pas jauh gini ya paling suruh telepon itu lho, suruh

telepon, per satu per satu, terutama yang di kosan itu”

(AA/W1/568-571

Selain itu, AA mampu bersikap asertif ketika merespon

harapan orang tua. Ia mengungkapkan untuk menunda melakukan

harapan orang tua. Asertif juga merupakan bentuk negosiasi terhadap

harapan orang tua dan harapan dirinya, serta bentuk ungkapan pendapat

AA terkait harapan orang tua. Namun, pada akhirnya usaha asertif AA

tidak mendapat perhatian orang tua.

“Kecuali kalau udah disuruh ngurusin itu terus, bisa-bisa langsung

tak matiin, gitu (tertawa). Nanti dulu to,” (AA/W1/646-649)

“Ya aku cerita. Terus aku upload tuh banyak lho yang ngerespon,

gitu kan. Terus habis itu, ee.., nggak tahu gimana, gimana ceritanya

jadinya ngarahnya ke itu tadi, PBI dan guru itu tadi tuh. He-eh terus

kesitu. Aku…, padahal aku emang punya rancangan yang lain gitu.

Itu cuma ngobrol doang.” (AA/W2/605-613)

“Soalnya aku juga mikirnya kan, dari dulu aku juga berjalan sendiri

ya oke-oke aja kayak gitu tuh. Ya maksudnya aku punya banyak

argument yang juga bisa dibagikan ke orang tuaku. Aku sekarang

punya ilmu sendiri, aku punya pengalaman, kayak gitu, yang kayak

gini kayak gini, yang asik, yang mungkin aku nggak dapet bersama

mereka dulu, kayak gitu. Tapi ya itu, nggak mempan. Terus, ya itu,

diarah-arahkan jadi guru tuh padahal emang aku tadinya santai

malah jadinya tuh…, aduh” (AA/W2/711-725)

Namun disisi lain, AA merasa tidak mampu menyampaikan

pemikiran tidak setuju dengan harapan orang tua. Ia khawatir takut

menyinggung perasaan orang tua. Oleh karena itu, sikap pasif tersebut

menjadi bentuk pemahaman akan beban orang tua.

“Nah aku nggak bisa mengargument balik orang tuaku gitu lho.

Karena aku ee ya nggak enakan sama orang tua, gitu, aku tuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

91

orangnya nggak bisa maksa, nggak enakan, takut mereka

tersinggung.” (AA/W1/1022-1028)

“Terus ya pokoknya aku merasanya ibuku banyak beban pikirannya

tuh lho. Jadi kalau misalnya aku argument balik itu ya cuma

nambah-nambahin doang gitu lho” (AA/W1/1084-1088)

Selain itu, AA memilih bersikap tidak mengungkapkan

pemikirannya karena menganggap bahwa orang tua tidak memahami

kondisi AA. Bersikap pasif juga merupakan bentuk bahwa AA tidak

yakin dengan kemampuannya untuk mencapai perencanaan dirinya.

“Terus ee mulai banyak tanggung jawab yang emang aku tuh

kurang bisa membaginya ke orang tuaku. Misalnya kayak banyak

tugas kayak gini. Terus aku cerita aku harus nerjemahin 10

halaman, itu tuh buat aku non sense kalau aku ceritain ke orang

tuaku” (AA/W2/346-353)

“Nah, sedangkan, karena orang tuaku tuh tidak tahu aku punya

tekanan-tekanan itu, punya masalah-masalah kayak gitu,”

(AA/W2/362-365)

“Kalau ini ya khusus buat aku sendiri dan emang untuk beberapa

temen kolegaku, kayak gitu. Kalau buat orang tuaku, jangan dulu,

kayak gitu. Takutnya ya itu, aku nggak bisa membuktikan, kayak

gitu. Soalnya kan emang merekalah tantangan terbesarku, kayak

gitu kan. Tapi kalau misalnya aku waton, asal-asalan ngomong

kayak gitu, emang bisa apa, kayak gitu.” (AA/W2/921-931)

Ketika AA diajak diskusi oleh orang tua mengenai harapan

menjadi guru, ia merespon dengan mengalihkan ke topik pembicaraan

lain. Hal ini disebabkan karena AA memang tidak memiliki keinginan

menjadi guru.

“Ya paling aku cuma bilang, halah itu ya masih nanti tho, kayak

gitu kan. Mbok kayak gitu tuh nggak usah diributkanlah, kadang

tuh aku gitu (tertawa). Terus ganti cerita” (AA/W1/1117-1121)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

92

“Apalagi setelah micro teaching tuh, ini lagi micro teaching, ya itu,

kok aku nyampe juga ngeluh sama temenku, ini katanya kalau udah

micro teaching pingin jadi guru, aku kok makin nggak mau ya?

Aku kayak gitu (tertawa). Makin nggak mau (tertawa). Terus ya..,

ya itu sih, masih nggak mau sampai sekarang” (AA/W2/578-586)

AA merasa kesal terhadap profesi yang diharapkan oleh orang

tua. Harapan orang tua membuat AA merasa dipaksa melakukan sesuatu

yang bukan keinginannya, meskipun orang tua tidak memaksa.

“Ya sebel sih.” (AA/W1/995)

“Ya sebelnya karena aku ee semacam aku dituntun ke arah yang

aku nggak suka, gitu lho. Ya istilahnya kayak dijodohkan itu lho

mbak. Kayak dijodohkan, kan? Ya kan dipaksa untuk mencintai

sesuatu to, kayak gitu. Kalau perasaan kan nggak bisa dipaksa,

kayak gitu. Ya semacam kesitu sih. Emang kayak udah jelas-jelas

aku nggak suka, kok dipaksa, kayak gitu,” (AA/W2/1042-1052)

“Jadi merasanya tuh ya nggak maksa banget, tapi tuh bisa dibilang

nggak maksa, tapi tuh aku jadinya terpaksa” (AA/W2/786-789)

Selain itu, perasaan kesal terhadap harapan orang tua juga

merupakan bentuk otoritas diri yang terganggu oleh arahan orang tua

serta tidak adanya dukungan orang tua untuk mewujudkan harapan diri.

“Mungkin karena aku terbiasa jauh ya dari orang tua pas SMA kan

aku udah mulai nggak di rumah. Asrama. Terus sampai sekarang.

Jadi aku tuh memang nggak mulai…, mungkin ada jarak. Secara

tidak sadar tuh ada jarak sama keluargaku gitu kan. Emang aku

terbiasa sendirian, sama orang lain, nggak sama keluargaku lagi,

kayak gitu. Jadi memang udah lepas. Terus, ee kadang tuh, apalagi

waktu kuliah ya, jadi aku lebih semacam punya otoritas yang lebih

besar daripada dulu, kayak gitu. Jadi aku, kayak misalnya ngurus

kamar sendiri, apa apa sendiri” (AA/W2/329-345)

“Terus ee apa ya, terus dari kecil juga dikasih tanggung jawab

mulai dari yang kecil, ngurusin jadwal sendiri, tapi tetep dipantau

gitu, misal ditanyain. Terus belajar belajar sendiri nggak usah

disuruh, kayak gitu. Kadang aku nekat nggak belajar, kayak gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

93

Tapi kadang di diemin aja. Soalnya kalau aku nggak belajar nanti

yang di sekolah aku sendiri yang ngerasain” (AA/W1/680-690)

“Kayak gitu sih yang bikin emosinya karena itu. Karena nggak, apa

ya, nggak melihat, nggak tanya dulu itu lho, mana gambarmu atau

gimana” (AA/W2/754-758)

Menurut AA, harapan orang tua adalah pilihan yang harus di

wujudkan. AA menganggap harapan orang tua adalah tanggung jawab.

Hal ini menjadi salah satu alasan bagi AA sebagai anak sulung untuk

memenuhi harapan orang tua.

“Jadi, tapi tuh aku seperti nggak bisa gitu, nggak menuruti gitu.

Maksanya nggak, itu tetep membuat aku ti…ti…, semacam tidak

punya pilihan lagi, kayak gitu tuh lho. Kalau pun orang lain

ndenger ceritaku pun, ah mereka tuh nggak maksa, gitu. Tapi buat

aku itu membuat aku nggak punya pilihan lain,” (AA/W1/791-800)

“Tanggung jawab itu ya sesuatu yang memang harus kulakukan,

gitu. Harus itu bukan karena aku diperintah lalu harus melakukan,

tapi aku juga melihat situasinya. Ya memang situasinya aku

memang sedang dibutuhkan, gitu. Jadi ya keharusan itu memang

harus dilakukan.” (AA/W2/172-181)

Beberapa usaha dilakukan demi mewujudkan dan

menenangkan orang tua. AA mencoba mendaftar di sebuah bimbingan

belajar, untuk belajar menikmati menjadi seorang guru. AA bermaksud

untuk menunjukkan kepada orang tua bahwa ia akan mewujudkan apa

yang diinginkan orang tua. Usaha lainnya ditunjukkan AA dengan mulai

memiliki perencanaan ke depan agar bisa menyelesaikan kuliah tepat

waktu.

“Akhirnya aku tuh pelan-pelan ya gimana kalau aku mencoba,

kayak gitu kan. Gimana kalau aku mencoba untuk mencintai apa

yang namanya guru itu sendiri. Jadi aku daftar yang Bima Sena itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

94

ee dengan, kan aku nggak suka jadi guru karena kurikulumnya

Indonesia itu jelek, kayak gitu kan, yang gonta-ganti nggak jelas

itu. Terus habis itu ee ini kan kurikulumnya bebas. Mungkin aku

bisa suka jadi guru itu dari situ dulu. Ada something yang aku suka

disitu. Terus ya udah, ee jadi ngayem-ngayemi orang tuaku juga”

(AA/W1/877-892)

“Aku mau nunjukkin mereka ya bahwa ibu maunya begitu ya aku

usahakan, kayak gitu, tapi ya semampuku, sesampainya aku

perasaankku” (AA/W1/1140-1144)

“Perencanaanku, ya misalnya buat semester besok ngambil mata

kuliah apa, misalnya SPD. Jadi aku menargetkan tu lho di semester

ini ngambil apa, jadi semester udah tinggal ngurusin apa,”

(AA/W1/1389-1394)

Harapan-harapan orang tua yang ditujukan kepada AA

memberikan beberapa dampak. Salah satunya adalah merasa lelah karena

memikirkan harapan tersebut.

“Soalnya capek to pikirannya.” (AA/W2/549-550)

“Tapi tuh memang memikirkan kesitu tuh buat aku berat, gitu lho

mbak.” (AA/W2/804-806)

AA juga merasakan dampak bahwa harapan orang tua

berpengaruh terhadap keyakinan untuk mewujudkan harapan dirinya

menjadi designer.

“Terus habis itu apa ya, terus pengaruh ke hobi itu juga dan aku

nggambar tuh semakin nggak mood gitu. Ah, buat apa nggak dilihat

juga, gitu kan. Ee semacam mengurangi keyakinanku juga kesitu.

Mengurangi niatku untuk ke desain itu juga” (AA/W2/1127-1134)

Harapan agar AA menjadi guru menyebabkan AA menjalani

kegiatan terkait harapan tersebut dengan kesal. Ia merasa berat menjalani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

95

mata kuliah keguruan. Selain itu, AA juga berusaha memprovokasi

teman kelasnya bahwa menjadi guru itu tidak enak.

“Ee ngasih dampak sih mbak. Ngasih dampaknya tuh kayak

semacam ya setelah obrolan malam yang itu, aku sempet sebel

dipaksa jadi guru tuh besoknya saat aku njalani mata kuliah

keguruan tuh ya mangkel jadinya tuh lho, jadi sebel. Duh ya

ampun, ki kalau nggak gara-gara orang tua aku nggak bakal masuk

kelas ini, aku kayak gitu tuh (tertawa). Jadinya tuh, ya itu pada

awalnya aku jadi semacam berat.” (AA/W2/1092-1103)

“Terus ee apalagi ya ee malah ya itu, jadinya memprovokasi

temenku juga. Nggak enak kan jadi guru? (tertawa) Cari temen,

kayak gitu kan.” (AA/W2/1122-1126)

Selain itu, harapan orang tua berdampak pada perilaku AA,

yaitu berkurangnya kontrol diri. Akibatnya, ia melakukan hal-hal yang

dianggap kekanak-kanakan.

“Terus aku sempet nekat waktu itu beli pensil warna yang 48 warna

itu. Itu gara-gara apa, hah aku dilarang, aku nggak mau, aku mau

beli. Aku beli itu tuh, terus akhirnya ya jadinya tuh, lho kok

kekanak-kanakan banget sih, kayak gitu. Ya mbok besok lagi

harusnya. Ya semacam sedih duitku berkurang, kayak gitu

(tertawa). Ya semacam melakukan hal-hal tolol gitu lho setelah itu

tuh. Terus jadinya, jadi tidak terkontrol.” (AA/W2/1137-1149)

Namun, harapan orang tua memberikan dampak positif bagi

AA. Ia merasa menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang tua dan

terlatih lebih dewasa. Selain itu, AA menyadari untuk lebih

mementingkan kebutuhan adik-adiknya, sehingga bersikap tidak egois.

AA juga menyadari bahwa tanggung jawab yang diharapkan orang tua

merupakan kebutuhan yang sebaiknya dipenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

96

“Ya aku lebih bisa.., pertama tuh peka sama kebutuhan orang tua.

Maksudnya, memang ada hal yang mendesak yang emang aku

harus lakukan, gitu” (AA/W2/273-277)

“Tapi tuh juga buat aku menguntungkan karena setidaknya ee aku

terlatih lebih dulu untuk dewasa kayak gitu, dibanding ya mungkin

temen-temen yang lain yang istilahnya masih diurus, orang tuanya

masih kuat untuk eee ya…, ngopeni banget, gitu lho. Aku merasa

untung sih” (AA/W2/261-269)

“Terus habis itu juga, apa ya, ya itu sih, lebih.., lebih bisa ngatur

diri, maksudnya tuh ee yaa…, kalau kayak gitu tuh lingkupku kan

akhirnya cuma membantu ngurusin adik, kayak gitu. Nah kayak

gitu, lingkupku jadi kayak gitu., kayak gitu. Jadi tuh, ya ee lebih

mengurangi egois ee yang dulu-dulu” (AA/W2/290-298)

“Jadi bukan semata-mata diperintah aku harus melakukan ini, gitu

nggak. Tapi memang aku melihat itu sebagai sesuatu yang

dibutuhkan untuk aku penuhi.” (AA/W2/182-186)

Ketika AA merasa lelah memikirkan harapan orang tua, ia

mengatasinya dengan cara tidur. AA memperoleh manfaat berupa rasa

tenang ketika bangun dan mampu melupakan masalah sejenak.

“Tidur sih. Soalnya capek to pikirannya. Jadi tidur aja”

(AA/W2/549-550)

“Iya. Biasanya aku tidur. Biasanya kalau bangun tidur gitu njuk

lupa, kayak gitu tuh tadi tuh ngapa. Maksudnya lebih tenang sih

dari sebelumnya” (AA/W1/623-627)

Selain itu, pikiran yang lelah juga dapat diatasi dengan mencari

hiburan yang disenangi diri. AA biasanya pergi jalan-jalan sendiri atau

dengan teman. Jika memiliki banyak waktu, biasanya AA menonton film.

“Terus kalau nggak ya pergi, kayak gitu, pergi jalan-jalan sendiri

atau sama temen, kayak gitu” (AA/W1/629-631)

“Apa ya? Lebih seringnya itu sih. kalau misalnya selo banget ya

nonton, kayak gitu. Nonton film” (AA/W2/546-549)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

97

Adanya perbedaan harapan orang tua membuat AA mengambil

sikap untuk menyelesaikan perbedaan tersebut dengan win-win solution.

Ia memandang bahwa dengan mencoba mewujudkan yang diharapkan

dapat membuat orang tua senang, begitu juga dirinya. AA menganggap

bahwa perbedaan pendapat akan selalu ada.

“Terus, ya udah cuma lihat ke efek itu dulu kayak gitu kan. Ya kan

juga nggak ada untungnya gitu lho buat aku, dan sedangkan kalau

mencoba dapet pengalaman baru dan ya kali aja semuanya jadi

win-win solution gitu lho. Mereka senang, aku senang, kayak gitu

kan. Ya kali aja kayak gitu. Karena konflik kan pasti ada, kayak

gitu kan? Pasti bakal ada saat pendapatku nggak diterima, pendapat

mereka juga nggak diterima aku kan pasti ada.” (AA/W2/1204-

1216)

Adanya motivasi eksternal juga dapat membantu AA untuk

mengatasi rasa kesal karena dipaksa jadi guru. Ia merasa terhibur dengan

adanya teman-teman. Selain itu, bercerita dengan teman juga menjadi

salah satu cara mengatasi perasaan dipaksa akibat harapan orang tua.

“Tapi itu juga terhibur juga sih sama kondisi luar. Misalnya kayak

temen-temen aku tadi. Misalnya karena sebel disuruh jadi guru itu

tadi ya. Terus lihat temen-temenku yang mereka dandannya bagus-

bagus kayak gitu. Terus aku kan jadi terpacu, oh ya, itu nggak

buruk-buruk amat sih, kayak gitu. Ada temen-temennya, aku nggak

sendirian” (AA/W2/1227-1237)

“ya itu kadang-kadang juga suka sharing ke temen, aku juga

dipaksa kok sama orang tua tapi ya udahlah dijalanin dulu, kayak

gitu. Berarti aku punya temen,” (AA/W2/1238-1242)

3. Informan 3

Sebagai anak sulung, AJ pernah mempertanyakan mengapa

dirinya yang selalu dituntut oleh orang tua. Ia merasakan bahwa harapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

98

tersebut begitu berat baginya. Terlebih karena ada pengaruh budaya suku

Batak yang melekat dikeluarga. AJ melihat anak sulung lain yang

berbeda budaya tidak memperoleh tuntutan sebesar dirinya. Hal ini

karena, menurut informan, orang tua dalam suku Batak cenderung

mengandalkan anak pertama untuk mengangkat harga diri mereka..

“Karena pada akhirnya, saya berpikir, daripada saya dulu pernah

berontak, kenapa harus anak pertama yang di…, dituntut-tuntut?”

(AJ/W1/37-41)

“Pada awalnya tuh berpikir, aduh, ini kok berat sekali ya.

Kayaknya kawan-kawan gue yang orang Jawa nggak kayak gitu.

Habis itu kayaknya yang orang-orang lain tuh yang anak pertama

kok nggak kayak gitu ya.” (AJ W1/663-669)

“Eemm, dalam beberapa hal iya. Tapi dia akan lebih cenderung

keras pada anak pertamanya. Karena kalau menurutku, kalau ku

lihat, di orang Batak itu anak pertama kan jadi suatu apa, suatu

andalan ya. Jadi, dia akan selalu mengandalkan anak pertamanya

dan dia selalu apa ya, keinginannya tuh diserahkan ke anaknya itu,

terutama anak pertamanya.” (AJ/W1/358-368)

“Emm, tidak semua. Yaa…, yang dipaksakan itu yang berkaitan

dengan seperti…, yang yang bawa marga gitu segala macem,

berkaitan dengan prestige mereka. Kalau misalkan, apa, lulus

kuliah cepet, dapet kerja cepet, nah itu bagi mereka yang aku lihat

itu, itu mengangkat prestige mereka, kayak gitu,” (AJ/W2/840-849)

Pada akhirnya, AJ menyadari bahwa harapan yang lebih besar

kepada anak sulung memang kenyataan yang harus ia jalani. AJ

menyadari perannya sebagai anak sulung, bahwa sebaiknya ia memenuhi

kebutuhan orang tua.

“Oh ya sudah, kalau udah bilang kayak gitu ya sudah mau gimana

lagi, kenyataannya emang kayak gitu.” (AJ/W2/942-945)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

99

“Jadi karena ya itu ada pemikiran mengenai eee…, sebagai anak

pertama, sebagai seorang anak, sepertinya saya ee harus memenuhi

kebutuhan mereka” (AJ/W1/911-915)

Orang tua menginginkan AJ untuk menjadi dosen setelah lulus

kuliah. Sedangkan AJ berencana bekerja di perusahaan. Ia berani

menolak harapan orang tuanya tersebut dan mengutarakan yang menjadi

keinginannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah keinginan AJ

mewujudkan keinginan sesuai passion diri.

“Kayak misalkan gini, dia…, aku ingin masuk ke perusahaan kalau

udah kerja, ke HRD. Tapi dia selalu menyuruhku, mengarahkanku

dan mungkin itu impiannya gitu ya, harapannya sih. Dia

menginginkanku jadi dosen.” (AJ/W1/170-176)

“Tapi dalam pemikiranku, itu bukan, itu bukan keinginan gue. Jadi,

ee aku pernah bilang, Pa itu bukan gue, Pa. gue nggak mau jadi

dosen, gue maunya jadi HRD. Gue mau mau masuk perusahaan,

ngubah orang, ngatur orang, kayak gitu.” (AJ/W1/179-185)

“Tapi tetep, gue sih maunya gue masuk perusahaan dulu. Kalau

jadi dosen ya udah itu nanti. Karena se…, sejauh ini gue nggak ada

passion kesana, aku bilang kayak gitu sama papa.” (AJ/W1/281-

286)

Namun sikap asertif AJ yang berani menolak tersebut,

mendapat respon yang kurang baik dari orang tua. Ayah AJ langsung

memotong pembicaraan dan menjelaskan semua kelebihan-kelebihan

menjadi dosen. Kemudian, AJ berusaha menyerang kembali perkataan

ayahnya terkait apa yang dia inginkan. AJ menggambarkan suasana

tersebut menjadi lebih tegang karena baik dirinya maupun ayah tidak ada

yang mengalah. Sikap asertif AJ justru memicu suasana tegang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

100

“Reaksi papa pada saat itu, ee dia tetap, ck.., apa…., jadi kalau

misalkan kita ngomong, dia langsung cut, nggak usah, jadi kayak

gini-gini aja., dosen tuh enak segala macem. Dia tetep

mengeluarkan kelebihan-kelebihannya, bagaimana menjadi dosen.”

(AJ/W1/257-265)

“Ya aku, dulu itu aku serang balik, ya nggak pa, gue maunya gini-

gini, gue tetep mau masuk perusahaan, organisasi, biar gue kayak

gini, gue tuh maunya kayak gini gini gini. Nah jadi tetep di tangkal

balik, tapi sekarang dia tetep masih bilang, ya udah jadi dosen aja,

kan udah papa bilang.” (AJ/W1/270-278)

“Hmm, ketika tegang-tegangan kayak gitu ya tidak ada yang mau

mengalah antara orang tua dan anak.” (AJ/W2/640-642)

Sebelumnya, AJ selalu memendam apa yang dirasakan

terhadap harapan orang tua. AJ melakukan represi karena tidak adanya

keberanian mengungkapkan yang dirasakan kepada orang tua. AJ juga

memilih bersikap pasif dikarenakan adanya hirarki dengan orang tua

yang menuntutnya tidak mampu berbuat sesuatu.

“Kalau dulu ya dipendam. Ee kalau dulu tuh kenapa di repres

karena nggak berani. Nggak berani ngomong sama orang tua, takut

dimarahi segala macem. Yaa habis itu ee ya merasa..ee merasa

nggak nyaman sih. Karena dulu tuh tidak terbiasa untuk

mengungkapkan perasaan” (AJ/W2/1199-1207)

“Untung aja bapak sendiri (tertawa). Nggak bisa apa-apa. Untung

orang tua sendiri.” (AJ/W1/954-956)

Selain itu, ayah AJ memiliki harapan agar AJ mampu

mengalahkan pencapaian yang sudah diraih oleh orang tua. Namun, AJ

menganggap bahwa keinginan ayahnya tersebut tidak masuk akal. AJ

menganggap bahwa sebaiknya ayah bersikap sebagai mentor bagi anak,

bukan sebagai musuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

101

“Setiap kali ketemu, setiap kali telepon, Abang ingat ya, musuh

Abang tuh bukan siapa-siapa, musuh Abang tuh papa sendiri. Jadi

Abang tuh harus ngalahin papa. Nah, itu. Jadi, kalau papa misalkan

jadi manajer, Abang tuh harus direktur (tertawa). Jadi, Abang tuh

harus ngalahin papa. Dia terang-terangan gitu ngomongnya.”

(AJ/W1/466-475)

“jadi mereka tuh juga sebenernya punya rencana juga, oh anakku

harus kayak gini. Nah, salah satu tuntutannya itu adalah kan

mereka S1 semua, setidaknya mereka cara mengalahkannya

anaknya tuh harus S2, gitu. Jadi, cara-caranya seperti itu. Maka tuh

ingin anaknya mengalahkan. Dalam artian tuh ingin melebihi

mereka. Mereka tuh nuntutnya, kalian tuh harus melebihi dari saya,

dari kami. Kalau misalkan aku S1, kalian harus minimal S2”

(AJ/W1/519-531)

“Pemikiran dulu baru pertama kali…pertama kali ya apa waktu

ngobrol kayak gitu itu agak nggak masuk akal maksudnya. Ee

maksudnya pemikiran aku sebagai orang tua harusnya dia bisa

dianggap sebagai mentor ya. Gitu ya. Nah tapi itu kok caranya lain.

Nah jadi agak…agak bertanya-tanya juga sih ini maksudnya apa.

Jadi dulu tuh awal-awal tuh males sih dengerin, agak dicuekin

ketika dia ngomong itu.” (AJ/W2/983-995)

AJ merasakan kesal terhadap harapan-harapan yang ditujukan

kepadanya. Perasaan kesal tersebut merupakan hasil dari

ketidakmampuan orang tua untuk memahami dirinya. AJ juga merasakan

kesal karena orang tua selalu memaksakan harapannya yang tidak sesuai

dengan harapan anak. Selain itu, perasaan kesal juga merupakan bentuk

dirinya yang selalu dibanding-bandingkan dengan keberhasilan orang

tua.

“Jadi, ketika orang tua maksa itu misalnya lewat telepon. Jadi

dengan.., sambil marah-marah gitu. Nah marah-marah. Jadi

pokoknya, ee harus kerjain! Nah harus kerjain dan dengan nada

tinggi gitu ya. Nah kayak gitu walaupun gimana keadaannya,

misalkan aku lagi males ngerjainnya. Ya udah pokoknya kerjain

sekarang! Nah habis itu tiba-tiba teleponnya tuh mati, pet (tertawa).

Ya udah (tertawa). Udah bete nih (tertawa).” (AJ/W2/20-32)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

102

“Tapi ketika lagi jengkel, sebenernya tuh marah juga. Marah,

kenapa kok nggak bisa, nggak bisa paham sama anaknya.”

(AJ/W2/83-86)

“Itu yang dirasain itu marah. Maksudnya marah, kecewa, ya gitu.

Karena pemikirannya karena papa punya kemauan yang banyak

mengenai anaknya. Nah anaknya kayak gitu nggak mau kenapa

harus dipaksakan. Nah pemikiranku tuh kayak gitu. Aku mikirnya

kayak gitu sekarang. Kenapa mereka harus memaksakan, kan

mereka udah tahu anaknya seperti apa. Kalau tidak sesuai ya

kenapa harus dipaksakan,” (AJ/W2/645-656)

“Dia tuh selalu membandingkan gitu. Ya males aja kan

dibandingin.” (AJ/W1/950-952)

Beberapa harapan orang tua yang ditujukan kepada AJ tidak

langsung dilaksanakan. Ketika orang tua mengingatkan untuk

mengerjakan skripsi, AJ cenderung mengiyakan namun belum tentu

dikerjakan. Sikap menunda tersebut adalah kecenderungan AJ yang

belum siap mewujudkan harapan orang tua tergantung suasana hatinya.

“Nah pada akhirnya, ya udah diikutin aja, dan salah satu cara, salah

satu caranya katakan iya aja. Udah ketemu dosen? Udah, iya. Udah

selesai? Udah (tertawa). Padahal mungkin pada saat itu belum.

Kenyataannya belum. Tapi diomongin, iya, udah. Daripada ntar

jadi konflik kan sama orang tua.” (AJ/W1/46-54)

“Iya gitu, nggak lihat. Tapi ketika, misalnya kalau moodku lagi oke

ya udahlah dikerjain aja. Karena terkadang ngerjain skripsi tuh

kadang-kadang males-males juga. Mereka bilang marah-marah,

habis itu, ya udah kerjain! Habis itu ya udah dikerjain. Karena

kalau…, suasana hati lagi oke.” (AJ/W2/61-69)

“Nah kalau anaknya misalkan aku lagi badmood juga, ketika dia

nantang gini, ini apaan sih. tapi kalau misalkan lagi, ya lagi oke-

oke aja, lagi senang, lagi nyaman-nyaman aja, oh ya udah ini

tantangan, explore. Tapi kalau lagi males juga, lagi apa, lagi

masalah, ketika dia ngomong kayak gitu kesannya ini apaan sih

orang tua. Kayak gitu sih. udah jengkel, udah marah gitu.”

(AJ/W2/239-249)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

103

Ketika AJ mampu memenuhi harapan orang tua, ia akan

mendapat reward berupa pujian. Sedangkan ketika ia tidak mampu

mewujudkannya, orang tua akan menyalahkan AJ sebagai bentuk

punishment terhadap dirinya.

“Nah, kau udah diterima, hebat ya. Gitu, bagus. Nah, tapi ketika…,

karena dia dulu nyari kerjaan itu ee nunggu empat bulan. Nah aku

walaupun gak diambil itu hanya nunggu sebulan, udah ada

perusahaan yang mau nerima. Makanya dia bilang oo bagus, ee

lanjutkan! Kayak gitu.” (AJ/W2/160-168)

“Kalau kamu nggak bisa itu berarti salahmu. Ada suatu hal. Jadi,

intinya kalau misalkan dia nuntut, sebenernya ketika dia nuntut, itu

suatu hal didalamnya. Kamu harus bisa.,” (AJ/W1/967-972)

Meskipun AJ menolak harapan orang tua yang tidak sama

dengan keinginannya dan beberapa harapan dianggap tidak masuk akal,

AJ berusaha memahami bahwa tujuan harapan orang tua itu baik. Ia

sadar bahwa harapan orang tua menjadi cambukan bagi AJ agar mampu

lebih baik dari orang tua.

“Tapi mereka sebenernya mencari suatu hal, bagaimana seha…,

mencari pelecut biar anak-anaknya tuh lebih baik dari mereka.

Gitu. Nah, misalkan, ini sekarang udah S1 udah ujian, cepat

kerjakan revisinya. Kayak gitu tuh. Jadi, mereka selalu mencari

cara untuk melecut anaknya, cuma terkadang itu tidak sesuai.”

(AJ/W1/543-552)

Kesadaran bahwa harapan orang tua memiliki tujuan yang

baik, memberikan semangat tersendiri. AJ menjadi lebih termotivasi dan

lebih memikirkan cara mencapai standar keberhasilan yang dapat

melebihi orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

104

“Emang ada ya orang tua kayak gini sama anaknya? Kalau dulu tuh

aku mikirnya kayak gitu, itu pas di semester-semester awal-awal

dululah. Emang ada ya orang tua kayak gini ya? Dia ngajak, dia

ngajak, apa, aduan sama anaknya sendiri. Tapi sekarang dia

ngomong kayak gitu, oke pa. Aku malah ada semangat, oke pa, gue

kalahin.” (AJ/W1/484-493)

“Jadi, terkadang tuh tuntutan mereka malah menjadi berpi…, untuk

bahan berpikirku sih. Seperti itu.” (AJ/W1/993-995)

Saat ini, AJ berusaha untuk lebih mengkomunikasikan apa

yang menjadi pemikirannya kepada orang tua. Tidak seperti dulu yang

langsung menolak harapan orang tua. AJ memiliki cara mengungkapkan

harapannya agar mudah diterima oleh orang tua. Ia mencoba

mengutarakan harapannya kepada orang tua yang memiliki pemikiran

berbeda dengannya. Selain itu, AJ berusaha menerapkan komunikasi dua

arah sebagai strategi berkomunikasi dengan orang tua.

“kalau sekarang tu aku jadi kayak gitu, tinggal cari aja hubungi aja

dua-duanya mana yang cocok. Mana yang pemikirannya sama.

Ntar jelasin aja panjang lebar sama pemikiran-pemikiran yang

sama. Sama papa atau sama mama. Ntar kalau ditelpon yang

satunya nggak cocok, ya udah ntar bilang aja, Pa coba jelasin sama

mama (tertawa). Kalau dengan papa nggak cocok ntar ngomongin

lagi panjang lebar sama mama. Tuh Pa, coba jelasin sama mama.

Kalau sekarang sih aku kayak gitu. Maksudnya menyimpulkannya

gitu.” AJ/W2/607-622)

“Kalau sekarang tuh yaa…ya itu tadi. Ada apa-apa diomongin dulu

sama orang tua. Jadi ya komunikasi dua arah. Penyelesaiannya gitu.

Bukannya langsung nggak nggak mau. Kalau dulu tuh, kalau dulu

tuh langsung eee kamu…jadi bilang, Pa e gue nggak mau. Pada

akhirnya kenapa, gimana… Kalau sekarang nggak mau karena

begini gini gini. Menurut gue gini gini gini. Habis itu ntar mereka

ya kan kalau misalnya nggak disetujui kan mereka mengungkapkan

pernyataan mereka, menurut mereka. Ya udah. Menurut gue tuh

gini, Ma. Gitu.” (AJ/W2/1264-1280)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

105

Pengalaman AJ terkait harapan orang tua tersebut memberikan

beberapa dampak baginya. Muncul perasaan pesimis di dalam diri AJ

sebagai anak laki-laki pertama di keluarga yang memiliki Budaya Batak.

Hal ini dikarenakan beratnya harapan yang ia rasakan. Selain itu perasaan

inferior juga dirasakan oleh AJ sebagai bentuk apakah dirinya mampu

mewujudkan harapan orang tua.

“Oh, menurutku. Kalau, kalau dulu, itu aku berat ya, pesimis.

Maksudnya dalam artian, jadi mereka tuh selalu menjelaskan, anak

pertama itu di keluarga Batak, kamu tuh harus jadi panutan. Habis

itu mereka, mereka dengan contohnya, coba Abang lihat, aku kan

anak pertama, cucu pertama, laki-laki.” (AJ/W1/635-644)

“Kalau ketika mereka nuntut seperti itu, itu yang muncul tuh

inferior sih. Emang gue bisa? Muncul pernyataan-pernyataan kayak

gitu. Apakah saya bisa? Apakah saya bisa ee memenuhi apa yang

mereka harapkan?” (AJ/W1/904-910)

Harapan orang tua juga menimbulkan rasa stress bagi AJ. Ia

menyadari bahwa rasa stress tersebut berasal dari penolakan dirinya

terhadap harapan orang tua. Stress juga merupakan akibat dari banyaknya

tuntutan yang ditujukan kepada AJ sebagai anak sulung.

“Depresi tuh, depresi tuh mungkin terlalu berat ya katanya. Stres.

Jadi, ee seperti menolak. Jadi secara mental tuh gue nggak mau.

Saya tidak mau. Jadi seperti denial gitu ya kalau kita belajar

defense. Itu ya nolak gitu.” (AJ/W1/709-715)

“Ee mungkin kalau depresi itu tuh terlau beratlah ya bahasanya.

Mungkin stress gitu. Itu dulu ketika SMA sih. Jadi ee ya itu karena

banyak tuntutan,” (AJ/W2/1073-1077)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

106

Dampak juga dirasakan dalam bentuk perasaan lelah akibat

tekanan harapan orang tua. AJ juga merasakan lelah menjalani harapan

orang tua dengan terpaksa karena bertolak belakang dengan dirinya.

“Yang dirasakan pada saat itu capek ya secara emosi. Karena eee

orang tua tuh selalu menekan terus.” (AJ/W1/811-813)

“Jadi, terkadang aku capek juga, ee mengiyakan keinginannya,

mengikutin keinginannya dengan mengikuti keinginanku. Dia

maunya A, aku maunya B. Ya itu kan bertolak belakang.”

(AJ/W1/369-374)

Beberapa cara dilakukan AJ untuk mengatasi dampak-dampak

yang ditimbulkan dari harapan orang tua. Salah satunya dengan

melakukan hal-hal yang dapat dilakukan daripada terus memikirkan

harapan orang tua hingga menjadi stress.

“Tapi setelah eee sekarang umur 22, coba berpikir daripada gue

desparate, gue depresi mikirin itu, ya udah gue lakuin apa yang gue

bisa aja.” (AJ/W1/670-674)

Dulu, ketika harapan orang tua tidak sesuai dengan dirinya, AJ

cenderung melakukan represi perasaan dan tidak mencari jalan

keluarnya.

“Itu dulu pas SMA itu terkadang di repres. Jadi ya udahlah dibiarin

aja. Di repres, jadi yaa nggak cari jalan keluar sih, kayak gitu. Ya

bisanya cuma di repres ya.” (AJ/W2/1151-1155)

Saat ini, AJ sudah berusaha menemukan solusi dari perbedaan

harapan antara dirinya dan orang tua dengan win-win solution. Dengan

win-win solution, AJ berpikir bahwa keinginan dirinya maupun orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

107

dapat terpenuhi. Caranya dengan melakukan hal-hal yang sesuai dengan

harapannya maupun orang tua.

“Nah, kalau aku caranya sih, gimana, aku berpikir win win

solution-nya sih. Ni orang tua maunya A, gue maunya B. Nanti

gimana caranya bisa, dia bisa, keinginan dia bisa, keinginanku juga

bisa.” (AJ/W1/375-380)

“Tapi kalau sekarang coba dicari jalan keluarnya sih. jadi ya win-

win solution gitu. Menurutku kayak gini, menurut mereka seperti

apa, nah bagusnya gimana. Kayak gitu. Kalau dulu ya itu

mengabaikan, cuek. Jadi perasaannya kalau lagi marah ya udah

dibiarin aja.” (AJ/W2/1139-1146)

“Daripada capek mikir, ya udah sekarang gue lakuin apa yang gue

bisa, apa yang gue suka, apa yang menurut gue itu bagus, menurut

mereka itu bagus, ya udah di…, itu aku lakuin. Kalau sekarang sih

pemikirannya kayak gitu, apa yang bisa kulakukan. Bukan

mencari-cari, nggak gue nggak mau.” (AJ/W1/677-685)

Salah satu cara AJ untuk mengetahui perasaan-perasaan yang

muncul akibat dari harapan orang tua adalah dengan berefleksi. Refleksi

membantu AJ menyadari perasaan-perasaan tersebut. Selain itu,

berefleksi menjadi salah satu cara merenung untuk menemukan

pencerahan.

“Nah makanya ketika aku ada masalah, ya udah, berefleksi dan oh

kesalahanku adalah disini. Okelah, berarti saya harus menyadari.

Kayak gitu.” (AJ/W1/727-731)

“Iya. Yaaa.., ngobrol dengan diri sendiri jadinya. Kayak gitu.”

(AJ/W2/755-756)

“Iya. Itu biasanya satu sampai dua hari. Nah misalkan kalau

akunya merasa baik-baik aja, itu aku……, jadi aku misalkan aku

nggak nyaman kayak gitu aku cenderung menarik diri, menarik

diri, habis itu aku merenung. Maksudnya berpikir. Ya mungkin

responsisi ya. Kalau udah dapet insight ya udah, oke” (AJ/W2/674-

682)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

108

Memiliki teman-teman bercerita yang merupakan anak sulung

juga membantu AJ mengatasi perasaan stress dan kesal sebagai dampak

dari harapan orang tua. AJ merasa bahwa dirinya memiliki teman yang

senasib dengan dirinya, meskipun cara tersebut tidak selalu membantu.

“Kalau misalnya, kalau aku ngamati teman-teman yang anak

sulung juga, ketika kita ngobrol, kita tuh gini gini. Oh, ternyata

sama ya (tertawa). Masalahnya sama ya. Tuntutan (tertawa).

Apalagi kalau dengan sama-sama yang orang Batak, oh sama kali

kita (tertawa). Apalagi kalau dia sama anak pertama, oh sama kali

kita ya. Jadi kayak gitu. Dapat teman. Oh ternyata tidak sendiri

(tertawa).” (AJ/W1/732-743)

“aku terkadang ya cari temen. Ketawa-ketawa sama mereka. Dan

kebetulan punya temen yang juga konyol-konyol juga dan itu

cukup membantu, terkadang. Kadang.” (AJ/W2/720-725)

4. Rumusan Tema Utama Tiga Informan

Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan pada

masing-masing informan, diperoleh rumusan tema mengenai

pengalaman, dan strategi koping anak sulung terhadap harapan orang tua.

Penelitian ini menemukan bahwa pengalaman anak sulung mencakup

pengalaman merespon harapan orang tua serta pengalaman terkait

dampak positif maupun negatif yang dirasakan anak sulung akibat dari

harapan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

109

Berikut adalah penjabaran hasil penelitian secara keseluruhan:

a. Pengalaman Anak Sulung terhadap Harapan Orang Tua

1) Gambaran Pengalaman Anak Sulung Merespon Harapan

Orang Tua

a) Menolak harapan orang tua

Ketiga informan menolak harapan orang tua yang

ditujukan kepada mereka. TT dan AJ menolak harapan

orang tua karena memiliki harapan yang berbeda dengan

cita-cita, yaitu TT ingin langsung bekerja dan AJ ingin

bekerja di perusahaan. Sedangkan AA menolak harapan

orang tua karena menjadi guru bukan profesi yang tepat

untuk merealisasikan harapannya.

“aku kan pengennya kan kerja dulu, karena misalnya aku

pingin sekolah la…, kan disuruh sekolah, emang

kepengenannya orang tua kan juga sekolah lagi,”

(TT/W2/279-283)

“Tapi dalam pemikiranku, itu bukan, itu bukan keinginan

gue. Jadi, ee aku pernah bilang, Pa itu bukan gue, Pa.

gue nggak mau jadi dosen, gue maunya jadi HRD. Gue

mau mau masuk perusahaan, ngubah orang, ngatur

orang, kayak gitu.” (AJ/W1/179-185)

“Ee kan karena kemarin itu sempet eee bentrok aku

nggak mau jadi guru tapi orang tuaku maunya jadi guru.”

(AA/W1/873-876)

“Ya, sebelnya tuh, ya eh guru tuh apa sih,kayak gitu tuh

lho, guru tuh ya gimana, kan aku punya rencana untuk

ngangkat adikku. Gimana aku bisa mengangkat mereka

cepet kalau aku jadi guru,” (AA/W1/999-1004)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

110

b) Sikap asertif memperoleh punishment

Ketiga informan menunjukkan sikap asertif terhadap

harapan orang tua, namun tidak ditanggapi dengan baik. TT

dan AA bernegosiasi pada orang tua terkait harapan dirinya

dan orang tua. Namun, orang tua tidak mendengarkan,

justru semakin memaksa dan mengarahkan pada harapan

mereka. Sedangkan AJ bersikap asertif merupakan bentuk

berargumen menolak harapan orang tua, namun justru

menimbulkan suasana tegang. Pengalaman ini juga

dirasakan TT ketika asertif menjadi „bom waktu‟ baginya

karena terbiasa menurut pada orang tua.

“Nah, saya sudah berusaha menuangkan ide itu, tapi tu,

ee menuangkan argumen itu memberikan argumen itu

kepada bapak ibu saya, tapi tuh mereka tetep kayaknya

bersikuku bahwa oh kalau saya menunda, saya menunda,

itu tuh ee akan malah nantinya nggak jalan”

(TT/W1/235-243)

“Ya aku cerita. Terus aku upload tuh banyak lho yang

ngerespon, gitu kan. Terus habis itu, ee.., nggak tahu

gimana, gimana ceritanya jadinya ngarahnya ke itu tadi,

PBI dan guru itu tadi tuh. He-eh terus kesitu. Aku…,

padahal aku emang punya rancangan yang lain gitu. Itu

cuma ngobrol doang.” (AA/W2/605-613)

“Ya aku, dulu itu aku serang balik, ya nggak pa, gue

maunya gini-gini, gue tetep mau masuk perusahaan,

organisasi, biar gue kayak gini, gue tuh maunya kayak

gini gini gini. Nah jadi tetep di tangkal balik, tapi

sekarang dia tetep masih bilang, ya udah jadi dosen aja,

kan udah papa bilang.” (AJ/W1/270-278)

“Hmm, ketika tegang-tegangan kayak gitu ya tidak ada

yang mau mengalah antara orang tua dan anak.”

(AJ/W2/640-642)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

111

“Pernah sekali. Sampai.., istilahnya saya pada saat itu

tuh kayak bom waktu gitu lho. Saya terbiasa kena

semprot gini diem, diem, diem, diem, diem.”

(TT/W1/352-356)

c) Bersikap pasif sebagai bentuk represi perasaan

Ketiga informan memiliki kecenderungan merespon

dengan bersikap pasif terhadap perbedaan harapan,

sehingga merepres apa yang dipikirkan. Ketiga informan

mencari aman dari perdebatan dan menghindar dari amarah

orang tua. Sikap pasif yang ditunjukkan TT dan AA juga

salah satu bentuk memahami situasi dan beban orang tua

agar tidak memicu suasana menjadi tegang kembali.

“jadi mungkin saya juga tipe orangnya yang males ee

untuk, males untuk, apa sih namanya, berantem, terus

beradu pandangan, gitu-gitu sih, beradu argumen

maksud saya. Saya orangnya males, jadi padahal saya

untuk batas apa, cari amannya ya ya udah nurut-nurut

aja, gitu-gitu.” (TT/W1/35-43)

“Biasanya aku diem aja, kayak gitu, mengurangi

intensitas bicara, gitu. Nanti daripada aku salah lagi

kan.” (AA/W2/143-145)

“Kalau dulu ya dipendam. Ee kalau dulu tuh kenapa di

repres karena nggak berani. Nggak berani ngomong

sama orang tua, takut dimarahi segala macem. Yaa habis

itu ee ya merasa..ee merasa nggak nyaman sih. Karena

dulu tuh tidak terbiasa untuk mengungkapkan perasaan”

(AJ/W2/1199-1207)

“Jadinya tuh lebih, lebih ke yaa memahami situasi sih,

lebih berusaha memahami, ngalah lah pokoknya, cari

aman,” (TT/W1/466-469)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

112

“Terus ya pokoknya aku merasanya ibuku banyak beban

pikirannya tuh lho. Jadi kalau misalnya aku argument

balik itu ya cuma nambah-nambahin doang gitu lho”

(AA/W1/1084-1088)

d) Menyadari peran anak sulung memenuhi harapan

orang tua

Ketiga informan menyadari bahwa anak sulung

memiliki tanggung jawab untuk memenuhi harapan orang

tua. TT sadar bahwa orang tua kecewa ketika ia menunda

harapan orang tua, sehingga mewujudkan harapan

merupakan bentuk pertanggung jawaban. Sedangkan AA

dan AJ menyadari bahwa harapan orang tua merupakan

tanggung jawab yang harus dipenuhi anak sulung.

“Setelah itu, saya akan membangkitkan membayar

kekecewaan mereka dengan hal yang lebih. Maksudnya

saya akan mempertanggungjawabkan dengan keputusan

yang saya ambil.” (TT/W1/826-831)

“Tanggung jawab itu ya sesuatu yang memang harus

kulakukan, gitu. Harus itu bukan karena aku diperintah

lalu harus melakukan, tapi aku juga melihat situasinya.

Ya memang situasinya aku memang sedang dibutuhkan,

gitu. Jadi ya keharusan itu memang harus dilakukan.”

(AA/W2/172-181)

“Jadi karena ya itu ada pemikiran mengenai eee…,

sebagai anak pertama, sebagai seorang anak, sepertinya

saya ee harus memenuhi kebutuhan mereka”

(AJ/W1/911-915)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

113

e) Menunda mewujudkan harapan orang tua

Ketiga informan berusaha mewujudkan harapan

orang tua meskipun dengan menunda. TT menunda dengan

pertimbangan ingin bekerja sehingga mampu mewujudkan

harapan orang tua secara mandiri. Keputusan menunda AA

merupakan bentuk mengutamakan tugas kuliah sebagai

prioritasnya, daripada harus memantau adik. Sedangkan AJ

menunda harapan orang tua karena suasana hati yang

kurang mendukung.

“Cuma kalau nggak berarti saya memang harus bekerja

dulu. Ee tapi saya terus beberapa hari ini juga mikir

bahwa mungkin saya akan me…, ee membuat keputusan

bahwa memang saya harus bekerja dulu untuk setahun,

dua tahunan gitu.” (TT/W1/784-791)

“Tapi kan, tapi kalau aku pingin sekolah lagi tuh, yang

bener-bener dengan kebutuhanku besok sama aku

pinginnya juga pakai uangku sendiri.” (TT/W2/283-287)

“Tapi pas misal repot ee apa ya misalnya pas lagi mau

UTS atau final test kayak gitu tuh kan biasanya kerjanya

udah mulai banyak. Terus kalau misalnya ditelepon

cuma disuruh, kamu telepon ini, kayak gitu tuh, kadang

ya emosi sendiri sih, tapi ya kadang langsung tak telepon

gitu. Ya paling cuma tanya, ya udah, ya, aku mau

belajar, kayak gitu. Paling cuma sebentar. Kadang ya

mikirnya, aduh mbok lain kali dulu, nanti dulu aja, kayak

gitu. Aku mau ngerjain ini dulu,” (AA/W1/587-601)

“Nah pada akhirnya, ya udah diikutin aja, dan salah satu

cara, salah satu caranya katakan iya aja. Udah ketemu

dosen? Udah, iya. Udah selesai? Udah (tertawa). Padahal

mungkin pada saat itu belum. Kenyataannya belum. Tapi

diomongin, iya, udah. Daripada ntar jadi konflik kan

sama orang tua.” (AJ/W1/46-54)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

114

“Iya gitu, nggak lihat. Tapi ketika, misalnya kalau

moodku lagi oke ya udahlah dikerjain aja. Karena

terkadang ngerjain skripsi tuh kadang-kadang males-

males juga. Mereka bilang marah-marah, habis itu, ya

udah kerjain! Habis itu ya udah dikerjain. Karena

kalau…, suasana hati lagi oke.” (AJ/W2/61-69)

2) Gambaran Pengalaman Anak Sulung Terkait Dampak

Harapan Orang Tua

a) Melatih kepekaan, kedewasaan, dan tanggung jawab

Harapan orang tua memberikan dampak positif bagi

AA. Ia merasa menjadi lebih peka terhadap kebutuhan

orang tua dan terlatih lebih dewasa. Selain itu, AA

menyadari untuk lebih mementingkan kebutuhan adik-

adiknya, sehingga bersikap tidak egois. AA juga menyadari

bahwa tanggung jawab yang diharapkan orang tua

merupakan kebutuhan yang sebaiknya dipenuhi.

“Ya aku lebih bisa.., pertama tuh peka sama kebutuhan

orang tua. Maksudnya, memang ada hal yang mendesak

yang emang aku harus lakukan, gitu” (AA/W2/273-277)

“Tapi tuh juga buat aku menguntungkan karena

setidaknya ee aku terlatih lebih dulu untuk dewasa kayak

gitu, dibanding ya mungkin temen-temen yang lain yang

istilahnya masih diurus, orang tuanya masih kuat untuk

eee ya…, ngopeni banget, gitu lho. Aku merasa untung

sih” (AA/W2/261-269)

“Terus habis itu juga, apa ya, ya itu sih, lebih.., lebih bisa

ngatur diri, maksudnya tuh ee yaa…, kalau kayak gitu

tuh lingkupku kan akhirnya cuma membantu ngurusin

adik, kayak gitu. Nah kayak gitu, lingkupku jadi kayak

gitu., kayak gitu. Jadi tuh, ya ee lebih mengurangi egois

ee yang dulu-dulu” (AA/W2/290-298)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

115

b) Tertantang memenuhi standar keberhasilan orang tua

Menyadari bahwa harapan orang tua merupakan

tantangan bagi diri untuk mampu mewujudkannya

merupakan salah satu dampak positif yang dirasakan

informan. AJ berusaha memahami bahwa tujuan harapan

orang tua itu baik. Ia sadar bahwa harapan orang tua

menjadi cambukan bagi AJ agar mampu lebih baik dari

orang tua.

“Tapi mereka sebenernya mencari suatu hal, bagaimana

seha…, mencari pelecut biar anak-anaknya tuh lebih

baik dari mereka. Gitu. Nah, misalkan, ini sekarang udah

S1 udah ujian, cepat kerjakan revisinya. Kayak gitu tuh.

Jadi, mereka selalu mencari cara untuk melecut anaknya,

cuma terkadang itu tidak sesuai.” (AJ/W1/543-552)

c) Merasa tertekan

TT dan AJ merasa tertekan sebagai akibat dari orang

tua yang selalu menuntut harapannya. Penyebab rasa

tertekan adalah orang tua yang selalu menuntut dan

memerintah. Selain itu, perasaan tertekan yang dirasakan AJ

juga akibat dari diri yang menolak harapan orang tua.

“Terus kadang juga ada tertekannya itu karena karena

kok yang dituntut tuh apa-apa kok aku, gitu pertama,

yang disuruh apa-apa aku,” (TT/W1/408-411)

“Ee mungkin kalau depresi itu tuh terlau beratlah ya

bahasanya. Mungkin stress gitu. Itu dulu ketika SMA

sih. Jadi ee ya itu karena banyak tuntutan,”

(AJ/W2/1073-1077)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

116

“Depresi tuh, depresi tuh mungkin terlalu berat ya

katanya. Stres. Jadi, ee seperti menolak. Jadi secara

mental tuh gue nggak mau. Saya tidak mau. Jadi seperti

denial gitu ya kalau kita belajar defense. Itu ya nolak

gitu.” (AJ/W1/709-715)

d) Self-efficacy rendah

Ketiga informan merasakan dampak harapan orang

tua yaitu kurangnya keyakinan untuk mewujudkan harapan

orang tua maupun diri sendiri. Hal ini menunjukkan self-

efficacy yang rendah. TT dan AJ merasa inferior serta

khawatir dalam mewujudkan harapan orang tua. Sedangkan

AA merasakan bahwa dirinya menjadi kurang yakin dalam

mewujudkan harapannya menjadi designer.

“Nah, tapi kalau pun kalau saya terus jadi mikir kalau

pun saya nanti misalnya tidak bisa lebih dari yang

mereka harapakan itu bagaimana. Kadang saya juga

mikirnya kayak gitu sih.” (TT/W1/738-743)

“Terus habis itu apa ya, terus pengaruh ke hobi itu juga

dan aku nggambar tuh semakin nggak mood gitu. Ah,

buat apa nggak dilihat juga, gitu kan. Ee semacam

mengurangi keyakinanku juga kesitu. Mengurangi niatku

untuk ke desain itu juga” (AA/W2/1127-1134)

“Kalau ketika mereka nuntut seperti itu, itu yang muncul

tuh inferior sih. Emang gue bisa? Muncul pernyataan-

pernyataan kayak gitu. Apakah saya bisa? Apakah saya

bisa ee memenuhi apa yang mereka harapkan?”

(AJ/W1/904-910)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

117

b. Strategi Koping terhadap Dampak Harapan Orang Tua

1) Win-win solution

AA dan AJ menyelesaikan perbedaan harapan dengan

win-win solution. Cara ini dapat menjadi jalan tengah untuk

menerima pendapat maupun pemikiran orang tua dan orang tua

menerima pendapat mereka, sehingga keduanya sama-sama

diuntungkan.

“Terus, ya udah cuma lihat ke efek itu dulu kayak gitu

kan. Ya kan juga nggak ada untungnya gitu lho buat aku,

dan sedangkan kalau mencoba dapet pengalaman baru dan

ya kali aja semuanya jadi win-win solution gitu lho.

Mereka senang, aku senang, kayak gitu kan. Ya kali aja

kayak gitu. Karena konflik kan pasti ada, kayak gitu kan?

Pasti bakal ada saat pendapatku nggak diterima, pendapat

mereka juga nggak diterima aku kan pasti ada.”

(AA/W2/1204-1216)

“Nah, kalau aku caranya sih, gimana, aku berpikir win win

solution-nya sih. Ni orang tua maunya A, gue maunya B.

Nanti gimana caranya bisa, dia bisa, keinginan dia bisa,

keinginanku juga bisa.” (AJ/W1/375-380)

2) Mekanisme pertahanan diri: Represi

Represi menjadi salah satu strategi koping yang digunakan

oleh AA dan AJ. AA menekan rasa lelahnya ketika memikirkan

harapan orang tua dengan tidur. AA sadar bahwa tidur tidak

menyelesaikan masalah. Sedangkan AJ melakukan represi

dengan membiarkan masalah tersebut tanpa mencari jalan

keluarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

118

“Iya. Biasanya aku tidur. Biasanya kalau bangun tidur gitu

njuk lupa, kayak gitu tuh tadi tuh ngapa. Maksudnya lebih

tenang sih dari sebelumnya” (AA/W1/623-627)

“Kalau itu, yang tidur itu, kalau itu belum tentu. Soalnya

ee ya itu namanya lari ya mbak, kalau kayak gitu tuh.

Nggak diselesaikan kan, cuma reda gitu.” (AA/W2/513-

517)

“Itu dulu pas SMA itu terkadang di repres. Jadi ya udahlah

dibiarin aja. Di repres, jadi yaa nggak cari jalan keluar sih,

kayak gitu. Ya bisanya cuma di repres ya.” (AJ/W2/1151-

1155)

3) Bercerita pada orang lain

Ketiga informan bercerita pada orang lain untuk

mengurangi rasa tertekan. Mereka cenderung memilih teman

bercerita yang memiliki kesamaan pengalaman. Melalui

sharing, ketiga informan merasa memiliki teman senasib. Selain

itu, TT juga memperoleh ketenangan dan juga solusi

permasalahan.

“Ke Kuntil. Iya, itu temen. Soalnya tuh gini, eee ke…,

kee…, cerita ke temen yang ee apa tuh namanya, punya

pengalaman yang hampir sama. Karena tipenya ibuku

ternyata juga hampir sama kayak ibunya Kuntil dan

karakterku sama karakternya Kuntil tuh juga hampir sama.

Gitu. Jadi, kebetulan ada kesamaan itu jadinya cocok

kalau buat pas cerita kayak gitu.” (TT/W2/469-479)

“tapi ki terus kayak ada, ada temennya (tertawa),

haaa…iki luwih… Gitu tuh terus udah, udah kayak, udah

malah jadi terhibur gitu lho. Kadang menemukan

kesamaan gitu tuh.” (TT/W2/485-490)

“ya itu kadang-kadang juga suka sharing ke temen, aku

juga dipaksa kok sama orang tua tapi ya udahlah dijalanin

dulu, kayak gitu. Berarti aku punya temen,”

(AA/W2/1238-1242)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

119

“Kalau misalnya, kalau aku ngamati teman-teman yang

anak sulung juga, ketika kita ngobrol, kita tuh gini gini.

Oh, ternyata sama ya (tertawa). Masalahnya sama ya.

Tuntutan (tertawa). Apalagi kalau dengan sama-sama yang

orang Batak, oh sama kali kita (tertawa). Apalagi kalau dia

sama anak pertama, oh sama kali kita ya. Jadi kayak gitu.

Dapat teman. Oh ternyata tidak sendiri (tertawa).”

(AJ/W1/732-743)

“Kadang solusi juga. Tapi kadang lebih ke…, ya

ketenangan itu juga, karena merasa selain ada temennya

itu,” (TT/W2/528-531)

Tabel 6

Tema Utama: Pengalaman Anak Sulung Terhadap Harapan Orang Tua

Gambaran Pengalaman Anak Sulung Merespon Harapan Orang Tua

No Tema Utama Fakta Yang Tampak Nomor Verbatim

1 Menolak

harapan orang

tua yang

berbeda

- Harapan orang tua tidak sesuai

dengan cita-cita

- Harapan orang tua tidak bisa

merealisasikan harapan informan

TT/W2/279-283

AJ/W1/179-185

AA/W1/873-876

AA/W1/999-1004

2 Sikap asertif

memperoleh

punishment

- Usaha negosiasi, namun semakin

dipaksa orang tua

- Berargumen menimbulkan suasana

tegang

TT/W1/235-243

AA/W2/602-613

AJ/W1/270-278

AJ/W2/640-642

TT/W1/352-356

3 Bersikap pasif

sebagai bentuk

represi

perasaan

- Merepres untuk mencari aman

- Pasif dianggap memahami situasi

dan beban orang tua

TT/W1/35-43

AA/W2/143-145

AJ/W2/1199-1207

TT/W1/466-469

AA/W1/1084-1088

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

120

4 Menyadari

peran anak

sulung

memenuhi

harapan orang

tua

- Memenuhi harapan agar tidak

mengecewakan orang tua

- Sadar tanggung jawab anak sulung

memenuhi harapan orang tua

TT/W1/826-831

AA/W2/172-181

AJ/W1/911-915

5 Menunda

mewujudkan

harapan orang

tua

- Ingin mewujudkan harapan orang

tua secara mandiri

- Lebih mengutamakan prioritas diri

- Mewujudkan harapan orang tua

tergantung suasana hati

TT/W1/784-791

TT/W2/283-287

AA/W1/587-601

AJ/W1/46-54

AJ/W2/61-69

Gambaran Pengalaman Anak Sulung Terkait Dampak Harapan Orang Tua

DAMPAK POSITIF

No Tema Utama Fakta Yang Tampak Nomor Verbatim

1 Melatih

kepekaan,

kedewasaan

dan tanggung

jawab

- Mengutamakan kebutuhan orang tua

- Terlatih mandiri

- Bertanggung jawab terhadap

keluarga

AA/ W2/ 273-277

AA/ W2/ 261-269

AA/ W2/ 290-298

2 Tertantang

memenuhi

harapan orang

tua

- Harapan orang tua adalah tantangan AJ/ W1/ 543-552

DAMPAK NEGATIF

3 Merasa

tertekan

- Tertekan akibat selalu dituntut orang

tua

- Tertekan akibat dari menolak

harapan orang tua

TT/W1/408-411

AJ/W2/1073-1077

AJ/W1/709-715

4 Self-efficacy

rendah

- Inferior dalam mewujudkan harapan

orang tua

TT/W1/738-743

AJ/W1/904-910

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

121

- Berkurangnya keyakinan

mewujudkan harapan diri

AA/W2/1127-1134

Tabel 7

Tema Utama: Strategi Koping terhadap Dampak Harapan Orang Tua

No Tema Utama Fakta Yang Tampak Nomor Verbatim

1 Win-win

solution

- Kedua pihak memperoleh

keuntungan

AA/W2/1204-1216

AJ/W1/375-380

2 Represi - Tidur menenangkan, namun tidak

menyelesaikan masalah

- Membiarkan masalah

AA/W1/623-627

AA/W2/513-517

AJ/W2/1151-1155

3 Bercerita pada

orang lain

- Merasa memiliki teman senasib

karena kesamaan pengalaman

- Memperoleh ketenangan dan solusi

TT/W2/469-479

TT/W2/485-490

AA/W2/1238-1242

AJ/W1/732-743

TT/W2/528-531

D. Pembahasan

1. Pengalaman Anak Sulung terhadap Harapan Orang Tua

a. Gambaran Pengalaman Merespon Harapan Orang Tua

1) Menolak harapan orang tua yang berbeda

Ketiga informan menolak harapan orang tua yang

tidak sesuai dengan keinginan atau harapan diri. Hal ini

diperkirakan karena ciri kepribadian anak sulung yang

memiliki pertimbangan keadilan yaitu, bahwa setiap orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

122

seharusnya mendapatkan apa yang diinginkan oleh dirinya

(Vitamind, 2002). Sifat dasar ini mendorong ketiga informan

tetap ingin mewujudkan cita-cita yang mereka inginkan,

sehingga menolak apa yang diharapkan oleh orang tua.

2) Sikap asertif memperoleh punishment

Ketiga informan berani mengungkapkan perasaan dan

pikirannya terkait harapan orang tua. TT dan AA melakukan

negosiasi terkait harapan dirinya dengan harapan orang tua.

Sedangkan AJ berani menolak bahwa harapan orang tua tidak

sesuai dengan dirinya. Kejujuran yang diungkapkan ketiga

informan adalah perilaku asertif, yaitu perilaku interpersonal

berupa pernyataan perasaan yang bersifat jujur dan relatif

langsung (Rimm & Master dalam Marini & Andriani, 2005).

Menurut Eisler, Miller & Hersen, Johnson & Pinkton

(dalam Marini & Andriani, 2005) bahwa salah satu

komponen asertivitas adalah compliance, yaitu berkaitan

dengan usaha seseorang untuk menolak atau tidak sependapat

dengan orang lain. Penekanannya adalah ketika seseorang

berani untuk mengatakan “tidak” pada orang lain, jika

memang tidak sesuai dengan keinginannya. Sikap ini

ditunjukkan oleh ketiga informan yang berusaha bernegosiasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

123

bahkan mengatakan “tidak” terhadap harapan orang tua,

seperti yang dilakukan AJ.

Alberti & Emmons (1986) menyebutkan ketika

seseorang berperilaku asertif, pada situasi yang sama,

penerima perilaku tersebut juga akan merasakan peningkatan

perasaan berharga serta diijinkan berekspresi secara jujur

untuk mencapai tujuannya pula. Perilaku asertif ketiga

informan mendorong orang tua untuk tetap mengekspresikan

secara jujur tujuannya, sehingga orang tua bertahan pada

tujuannya yaitu memaksa anak mewujudkan harapannya.

Oleh karena itu bagi ketiga informan, sikap asertif ini justru

menjadi punishment dari perilaku asertif mereka dikarenaka

orang tua yang tetap memaksa keinginannya.

3) Bersikap pasif sebagai bentuk represi perasaan

Ketiga informan juga memiliki kecenderungan

bersikap pasif terhadap harapan orang tua yang berbeda

dengan harapannya. Akibatnya, ketiga informan merepres

apa yang dipikirkan dan dirasakan. Hal ini dilakukan agar

informan berada dalam situasi aman dari perdebatan dan

menghindari amarah orang tua. TT menghindari perdebatan

dengan tidak berargumen. Tujuannya agar ia berada dalam

situasi yang aman. Hal ini juga dilakukan oleh AA yang diam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

124

supaya tidak menambah beban orang tua, sedangkan AJ yang

bersikap diam karena takut dimarahi.

Informan merasa cemas saat terjadi perbedaan

harapan antara dirinya dan orang tua. Kecemasan ini

menyebabkan diri berada dalam situasi tidak aman, sehingga

anak sulung mengabaikan kecemasan tersebut (Gunarsa,

1981). Seperti diungkapkan oleh Santrock (2002/2007)

bahwa anak sulung memang cenderung memiliki kecemasan

yang tinggi. Oleh karena itu, salah satu cara yang digunakan

oleh ketiga informan untuk mengabaikan kecemasannya

dengan bersikap pasif ketika menghadapi perbedaan harapan

dengan orang tua.

Selain itu, salah satu faktor yang menyebabkan

informan bersikap pasif adalah pengalaman asertif yang

memperoleh punishment. Hal ini dialami oleh TT yang

pernah bersikap asertif dengan menegur adiknya yang

memasang kalimat kurang pantas di media sosial, hingga

adiknya menjaga jarak dari TT.

4) Menyadari peran anak sulung memenuhi harapan orang

tua

Ketiga informan menyadari perannya sebagai anak

sulung untuk memenuhi harapan orang tua. AA dan AJ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

125

menyadari bahwa harapan orang tua merupakan tanggung

jawab yang harus dipenuhi sebagai anak. Begitu pula dengan

TT yang menyadari bahwa kehidupan adik-adiknya menjadi

tanggung jawabnya ketika orang tua sudah semakin tua.

Adanya rasa tanggung jawab memenuhi harapan orang tua

disebabkan oleh salah satu sifat bertanggung jawab yang

dimiliki oleh anak sulung (Herrera et al, 2003; Alwisol,

2004) terutama bertanggung jawab terhadap adik-adiknya

(Gunarsa, 1981).

Tanggung jawab ini ditunjukkan oleh AA yang sudah

mengurus adik-adiknya sejak kecil, terutama saat ayahnya

sakit, serta bertanggung jawab memantau adik-adiknya

ditengah prioritas tugas yang harus diselesaikan. Sejalan

dengan pernyataan Sujanto (1986) bahwa penyerahan

tanggung jawab untuk mengasuh dan menjaga adik-adiknya

sudah dilatih sejak kecil. Orang tua menyerahkan tanggung

jawab kepada anak sulung terkait kehidupan, keselamatan,

dan kebahagiaan saudara-saudaranya. Penyerahan tanggung

jawab kepada anak sulung dijawab oleh penelitian Nyman

(dalam Herrera et al, 2003) bahwa anak pertama dipercayai

untuk lebih bertanggung jawab.

TT menyadari bahwa orang tua kecewa karena TT

menunda harapan orang tua untuk segera melanjutkan S2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

126

Oleh karena itu, ia bertekad untuk melanjutkan S2 meskipun

tidak langsung setelah lulus pendidikan sarjana. Tekad ini

merupakan bentuk pertanggungjawaban TT dalam

mewujudkan harapan orang tuanya. Hal ini menunjukkan

bahwa adanya kecenderungan anak sulung yang mudah

dipengaruhi untuk mengikuti kehendak orang tua (Vitamind,

2002), yang dalam hal ini adalah tekanan dari orang tua.

Kecenderungan rasa bersalah yang tinggi pada anak sulung

(Santrock 2002/2007; Adler (dalam Hidayat, 2011) juga

menjadi salah satu respon ketika melihat orang tua kecewa

karena harapan yang tidak terpenuhi. Hal ini menyebabkan

kecemasan pada anak sulung karena dirinya tidak mampu

memenuhi harapan orang tua (Hurlock, 1974). Oleh sebab

itu, TT bertekad untuk mewujudkan harapan orang tuanya

untuk melanjutkan S2.

5) Menunda mewujudkan harapan orang tua

Ketiga informan menunda untuk mewujudkan

harapan orang tua. TT mempertimbangkan untuk bekerja

dahulu dibandingkan melanjutkan S2, yang merupakan

harapan orang tuanya. Salah satu alasan TT adalah ingin

mewujudkan harapan orang tua untuk melanjutkan S2 dengan

biaya sendiri. Hal ini disebabkan oleh sifat mandiri yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

127

dimiliki anak sulung (Hurlock, 1974). Pemikiran TT untuk

melanjutkan S2 dengan biaya yang diusahakan secara

mandiri juga menunjukkan bahwa anak sulung memiliki

pandangan ke depan terkait kehidupan dan proses-prosesnya

(Gunarsa, 1981). Pemikiran TT tersebut menunjukkan

keinginan yang kuat untuk maju serta adanya tujuan dan

target yang tinggi untuk dicapai (Vitamind, 2002).

Begitu pula dengan AA yang menunda harapan orang

tua karena mementingkan prioritas yang harus segera

dikerjakan, serta AJ yang menunggu suasana hati dan mood

yang baik untuk mengerjakan harapan orang tua. Hal ini

menunjukkan bahwa anak sulung cenderung berpikir secara

matang dan mendalam terlebih dahulu sebelum melakukan

sesuatu. Selain itu, anak sulung memiliki kecenderungan

untuk melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh

(Gunarsa, 1981) sehingga beberapa harapan orang tua tidak

langsung dikerjakan oleh ketiga informan.

b. Gambaran Pengalaman Terkait Dampak Harapan Orang Tua

1) Melatih kepekaan, kedewasaan dan tanggung jawab

Tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua

kepada anak sulung mengakibatkan anak sulung menjadi lebih

peka terhadap tanggung jawab itu sendiri serta memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

128

sifat dewasa kepada anak sulung. Menurut Santrock (2002),

orang tua mengharapkan anak sulung untuk bertanggung jawab

dalam berinteraksi dengan saudaranya yang lebih muda serta

diharapkan membantu dan mengajari adik-adiknya.

Penyerahan tanggung jawab ini mengakibatkan anak sulung

menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab serta dewasa.

Selain itu, ditambahkan oleh Alwisol (2004), anak sulung akan

menjadi pemuda yang mampu bertanggung jawab serta

menjadi pelindung bagi orang lain.

Hal ini dialami oleh informan AA yang merasakan

bahwa dirinya sudah memiliki rasa bertanggung jawab sejak

kecil akibat harapan orang tuanya untuk membimbing serta

mengasuh adik-adiknya. AA menyadari bahwa harapan orang

tua berdampak positif bagi dirinya untuk menjadi lebih peka

terhadap kebutuhan orang tua. Sehingga AA menjadi sosok

anak sulung yang tidak egois

2) Tertantang memenuhi standar orang tua

Harapan orang tua dianggap sebagai tantangan bagi

informan. Hal ini dikarenakan bahwa anak sulung memiliki

kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu dengan

sungguh-sungguh (Gunarsa, 1981) terutama dalam mencapai

apa yang diharapkan oleh orang tua. Hal ini dialami oleh AJ

yang menganggap bahwa harapan ayahnya menjadi cambukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

129

bagi dirinya untuk berusaha mencapainya. AJ tidak lagi

mengeluh, namun berusaha mencapai standar keberhasilan

ayahnya.

3) Merasa tertekan

Harapan orang tua mengakibatkan perasaan tertekan

pada TT dan AJ. TT merasa bahwa dirinya selalu diperintah

untuk melakukan sesuatu dan dituntut oleh orang tua

ketimbang adik-adiknya. Selain itu, orang tua memaksakan

kehendaknya yaitu mengarahkan TT agar langsung

melanjutkan S2. Begitu pula dengan AJ yang tertekan akibat

harapan orang tua karena ia menolak harapan orang tua yang

ditujukan kepadanya. Menurut Hurlock (1980), anak sulung

memang membenci tekanan-tekanan dari orang tua untuk

hidup sesuai dengan harapan mereka.

Seperti yang diutarakan oleh Santrock (2002), bahwa

tekanan dari orang tua kepada anak sulung untuk berprestasi

tinggi memberikan dampak rasa bersalah bagi anak sulung jika

tidak mampu mewujudkannya. Orang tua TT mengharapkan

agar TT mampu melebihi pencapaian orang tua dengan cara

melanjutkan S2. Pandangan orang tua bahwa melanjutkan S2

berarti sudah memiliki prestasi tinggi. Muncul perasaan

bersalah ketika TT memutuskan untuk bekerja karena tuntutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

130

prestasi tinggi dari orang tua tidak bisa diwujudkannya secara

langsung. Hurlock (1974) menambahkan bahwa anak sulung

akan mengalami kecemasan karena takut tidak mampu

memenuhi harapan orang tuanya. Kecemasan serta perasaan

bersalah ini menimbulkan perasaan tertekan bagi anak sulung

yang tidak mampu mewujudkannya. Oleh karena itu, TT

berusaha mewujudkan harapan orang tuanya untuk

melanjutkan S2.

4) Self-efficacy rendah

Ketiga informan merasakan bahwa dampak harapan

orang tua adalah munculnya perasaan khawatir, kurang yakin,

dan inferior pada diri untuk mewujudkan harapan orang tua.

Ketiga informan melakukan evaluasi terhadap kemampuan diri

untuk mencapai harapan orang tua. Evaluasi ini disebut self-

efficacy, yaitu evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau

kompetensinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan,

atau mengatasi hambatan (Bandura, dalam Baron & Byrne

2004). Adanya kekhawatiran, ketidakyakinan, serta perasaan

inferior pada ketiga informan menunjukkan self-efficacy diri

yang rendah.

TT merasa khawatir jika ia tidak mampu mencapai

lebih dari yang diinginkan oleh orang tuanya. Begitu pula pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

131

AJ yang merasa inferior dalam mewujudkan harapan orang

tua. Perasaan-perasaan yang muncul tersebut termasuk dalam

proses psikologis self-efficacy yang mempengaruhi fungsi

afeksi individu (Bandura, 1997). Proses afeksi berkaitan

dengan kemampuan seseorang mengatasi emosinya yang

muncul untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kepercayaan

seseorang terhadap kemampuannya berpengaruh pada stress

atau depresi yang dialami saat menghadapi tugas yang bersifat

mengancam. Seseorang yang tidak percaya pada

kemampuannya akan mengalami kecemasan karena ia tidak

mampu mengelola ancaman tersebut. Oleh karena itu, rasa

tidak percaya pada kemampuannya untuk mencapai harapan

orang tua, membuat TT dan AJ menjadi khawatir, inferior,

serta merasa terancam jika tidak mampu mencapai apa yang

diharapkan orang tuanya.

Sedangkan AA merasa bahwa dirinya menjadi kurang

yakin untuk mewujudkan harapan dirinya menjadi desainer.

Ketidakyakinan ini termasuk dalam dimensi kekuatan

(strength) pada self-efficacy, yaitu tingkat kekuatan atau

kemantapan individu terhadap kemampuannya

(Bandura,1997).

Sumber yang paling berpengaruh dari self-efficacy

adalah adanya pengalaman masa lalu mengenai pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

132

berhasil dalam mencapai sesuatu (Bandura, dalam Feist &

Feist, 2010). Pengalaman masa lalu AJ yang pernah gagal

mewujudkan harapan orang tuanya untuk masuk IPA

memberikan pengaruh tersendiri bagi AJ ketika akan

mewujudkan harapan orang tuanya yang lain. Hal ini juga

dialami oleh AA yang cenderung gagal dalam mewujudkan

perencanaannya yang telah dibuat, sehingga keyakinan untuk

mewujudkan harapan diri menjadi desainer jadi berkurang.

Pengalaman gagal dimasa lalu ini mempengaruhi self-efficacy

AA dan AJ.

2. Strategi Koping Anak Sulung terhadap Dampak Harapan Orang

Tua

a. Win-win solution

Perbedaan harapan memberikan rasa tertekan bagi AA dan

AJ. Keduanya menyelesaikan perbedaan harapan dirinya dan

harapan orang tua dengan win-win solution. Berpikir menang-

menang atau lebih dikenal dengan win-win solution adalah kerangka

pikiran dan hati yang berusaha mencari manfaat bersama serta saling

menghormati satu sama lain dalam segala jenis interaksi. Individu

yang berpikir dengan strategi mengacu pada kepentingan “kita”,

bukan “aku” (Covey, 2005). Seperti yang diterapkan oleh AA dan

AJ, bahwa kedua informan mencari jalan tengah untuk perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

133

harapan yang terjadi. Mereka menerima pendapat maupun pemikiran

orang tua dan orang tua menerima pendapat mereka.

Covey (2005) menjelaskan lebih lanjut bahwa win-win

solution memiliki beberapa dimensi yang mempengaruhinya. Salah

satunya adalah karakter. Karakter dibentuk oleh beberapa sifat

esensial. Salah satu sifat esensial yang dimiliki anak sulung adalah

maturity atau kedewasaan. Diungkapkan oleh Santrock (2002/2007)

bahwa anak sulung memiliki orientasi kedewasaan. Kedewasaan

tersebut ditunjukkan dengan mampu berpikir secara matang

(Gunarsa, 1981). Penyebab anak sulung menerapkan strategi ini

karena kematangan intelektual yang dimiliki anak sulung lebih tinggi

daripada adik-adiknya (Hidayat, 2011). Selain itu, anak sulung

mampu berperilaku secara matang yang disebabkan oleh

interaksinya dengan orang dewasa (Vitamind, 2002). Oleh karena

itu, sifat dewasa yang dimiliki AA dan AJ menjadi dasar bagi

mereka untuk mampu mengatasi rasa tertekan akibat harapan orang

tua yang memaksa dan berbeda dengan harapannya menerapkan

strategi win-win solution.

b. Represi

Informan AA dan AJ menggunakan mekanisme pertahanan

diri represi untuk mengatasi rasa lelah dan tertekan akibat harapan

orang tua mereka. Sarafino (2008) berpendapat bahwa mekanisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

134

pertahanan diri (disebut oleh Freud) merupakan salah satu dari

emotion-focused coping yang bertujuan mengatur respon emosional

terhadap situasi stres. Pendekatan yang digunakan dalam koping

jenis ini adalah pendekatan kognitif yang melibatkan distorsi realita

atau ingatan seseorang dalam beberapa cara.

AA menekan perasaannya dengan tidur, meskipun ia sadar

bahwa hal tersebut tidak menyelesaikan masalah. Hal ini turut

disadari oleh AJ yang menganggap bahwa merepres tidak

menyelesaikan masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Saulina

(2009) mengatakan bahwa penggunaan mekanisme pertahanan ego

yang maladaptif dapat menyebabkan kecemasan neurotik pada anak

sulung berdasarkan teori psikoanalisis. Oleh karena itu, mekanisme

pertahanan diri yang digunakan AA dan AJ hanya membantu dalam

waktu yang singkat, namun menimbulkan tekanan dan kecemasan

yang berkepanjangan.

c. Bercerita pada orang lain

Ketiga informan mengatasi rasa tertekan dengan bercerita

kepada orang lain. Hurlock (1974) berpendapat bahwa anak sulung

memang lebih membutuhkan teman terutama pada situasi stres.

Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2008) mengungkapkan bahwa

mencari dukungan emosional secara sosial merupakan salah satu dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

135

emotional-focused coping. Koping jenis ini dapat mengalihkan

perhatian dari masalah.

Bercerita kepada orang lain juga termasuk dalam strategi

koping positif turning to others atau berpaling pada orang lain

menurut Hardjana (1994). Ia menegaskan bahwa ketika situasi

menekan datang, seseorang mengatasi dengan datang pada orang

lain seperti orang tua, saudara, sahabat atau pembimbing untuk

mencari pertolongan. Pertolongan tersebut dapat berupa emosional,

yaitu dukungan penerimaan atau pemahaman yang dapat

meringankan perasaan berat terhadap tekanan. Pertolongan berupa

emosional ini dirasakan oleh TT yang memperoleh hiburan dari

ringkah laku temannya serta memperoleh ketenangan setelah

bercerita mengenai masalahnya. Selain itu, ketiga informan juga

merasa bahwa memiliki teman yang senasib dengan permasalahan

mereka dapat memberikan pertolongan secara emosi.

Penelitian sebelumnya yamg dilakukan Farah (2009)

menyatakan bahwa anak sulung memiliki problem-focused coping

yang lebih tinggi daripada anak tengah dan bungsu, sedangkan

penelitian Rusli (2008) menyatakan bahwa baik anak sulung,

tengah, maupun bungsu memiliki problem-focused coping yang

tinggi. Oleh karena itu dapat disimpulkan dari penelitian Farah

(2009) dan Rusli (2008) menyatakan bahwa anak sulung cenderung

menggunakan problem-focused coping dalam mengatasi berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

136

tekanan. Namun dalam penelitian ini, ketiga informan cenderung

menggunakan emotional-focused coping dalam mengatasi tekanan

akibat harapan orang tua. Diperkirakan bahwa perbedaan ini akibat

sumber stres yang berbeda pula,. Pada penelitian ini, sumber stres

lebih spesifik yaitu harapan orang tua. Sedangkan penelitian Farah

(2009) terkait situasi stres di lingkungan sosial dan penelitian Rusli

(2008) mengenai sumber stres dari tugas perkembangan dewasa

awal. Seperti dikatakan oleh Smet (1994) bahwa strategi koping

yang di akan digunakan seseorang tergantung pada situasi dan jenis

stress yang dihadapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

137

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengalaman yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan anak sulung

terhadap orang tua menghasilkan pengalaman mengenai respon terhadap

harapan orang tua serta dampak yang dirasakan dari harapan orang tua.

Informan penelitian menolak harapan orang tua yang berbeda dengan harapan

informan. Mereka berani menolak dan bernegosiasi mengenai harapan orang

tua dengan bersikap asertif. Namun, sikap asertif tersebut tidak direspon baik

oleh orang tua dan justru menimbulkan suasana semakin tegang. Oleh karena

itu, bersikap pasif merupakan pilihan agar diri tetap berada di situasi aman

(tidak dimarahi) dan dianggap memahami beban orang tua. Ketiga informan

menyadari peran dirinya sebagai anak sulung untuk tidak mengecewakan

orang tua. Oleh karena itu, mereka berusaha mewujudkan harapan orang tua,

meskipun menunda untuk mewujudkannya. Selain itu, pengalaman lain yang

dialami adalah dampak negatif maupun dampak positif yang dirasakan akibat

dari harapan orang tua. Dampak positif yang dirasakan adalah melatih

kepekaan, kedewasaan, dan tanggung jawab, serta merasa tertantang untuk

memenuhi harapan orang tua. Dampak negatif yang dirasakan adalah

informan penelitian merasa tertekan dan lelah akibat beratnya harapan orang

tua. Selain itu, ketiga informan juga merasakan self-efficacy yang rendah

untuk mewujudkan harapan orang tua maupun keinginan dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

138

Informan penelitian mengatasi rasa tertekan akibat harapan orang

tua dengan merepres dan bercerita kepada orang lain. Cara tersebut termasuk

dalam emotional-focused coping. Penggunaan koping jenis ini tidak

menyelesaikan masalah karena hanya memberi pertolongan secara emosi,

bukan tindakan nyata yang dituju pada sumber permasalahan. Namun, ketiga

informan merasakan ketenangan dan sedikit kelegaan secara emosi. Selain

itu, win-win solution juga menjadi salah satu cara mengatasi perbedaan

harapan diri dan orang tua yang dilakukan oleh dua informan. Dengan win-

win solution, kedua pihak baik orang tua maupun informan memperoleh

keutungan. Hal ini dikarenakan, informan yang juga mendengarkan harapan

orang tua dan juga tetap mewujudkan yang diinginkan oleh diri.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya melibatkan tiga orang informan, sehingga

menjadi terbatas karena data yang didapat kurang mendalam. Selain itu,

penelitian ini tidak mampu mengungkapkan secara khusus karakteristik yang

mempengaruhi anak sulung memlilih koping strategi jenis emotional-focused

coping yang digunakan dalam menghadapi tekanan akibat harapan orang tua.

C. Saran

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti topik yang

sama diharapkan dapat menambah jumlah informan, supaya data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

139

diperoleh dapat lebih mendalam dan mampu mengungkapkan

pengalaman serta strategi koping anak sulung yang lebih variatif..

Selain itu, penelitian ini memberikan hasil bahwa anak sulung

menggunakan emotional-focused coping dalam mengatasi tekanan akibat

harapan orang tua. Penggunaan jenis koping ini berbeda dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Farah (2009) dan Rusli

(2008) mengungkapkan bahwa anak sulung memiliki problem-focused

coping yang tinggi. Diperkirakan ketiga penelitian tersebut memiliki

konteks sumber stres yang berbeda pula, sehingga jenis koping yang

digunakan berbeda pula. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya

disarankan untuk mengkaji karakteristik yang membedakan penggunaan

strategi koping pada anak sulung terkait dampak yang dihasilkan dari

harapan orang tua.

b. Bagi Anak Sulung yang Berusia Dewasa Awal

Bukanlah hal yang buruk ketika orang tua memberikan harapan-

harapannya kepada anak sulung, meskipun cara dan intensitas orang tua

yang terlalu menuntut,. Sebaiknya tetap menganggap bahwa harapan

orang tua adalah positif. Mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan

dipikirkan terkait harapan orang tua dengan cara yang baik akan

membantu dalam memberi pemahaman kepada orang tua. Belajar untuk

melakukan harapan orang tua secara tulus dan tanpa pamrih akan

memperkaya diri sekaligus sebagai bentuk menghormati orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

140

Diharapkan anak sulung yang berada dalam usia dewasa awal

tetap mempertahankan dan mampu mengembangkan sikap kontrol diri

dalam menghadapi masalah terkait harapan orang tua. Diharapkan anak

sulung mampu mengatasi dampak negatif dari harapan orang dengan cara

yang adaptif daripada menyelesaikan masalah melalui obat-obatan,

merokok, bahkan melarikan diri dari masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

141

DAFTAR PUSTAKA

Adler, A. (1957). Understanding Human Nature. New York: Greenburg

Publisher, Inc.

Agustina, (2014, Agustus 18). Ini Alasan Kebanyakan Orangtua Lebih Keras

Mendidik Anak Sulung Dibanding Si Bungsu. Dipungut 15 Agustus

2014, dari: http://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/08/18/ini-alasan-

kebanyakan-orangtua-lebih-keras-mendidik-anak-sulung-dibanding-si-

bungsu

Alberti & Emmons. (1986). Your Perfect Right (Guide to Assertive Living).

California: Impact Publishers.

Andre, Y. (2010, April 24). Apakah dosa anak pertama? Dipungut 15 Agustus

2014, dari: http://politik.kompasiana.com/2010/04/24/apakah-dosa-anak-

pertama-125883.html

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UPT. Penerbitan Universitas

Muhammadiyah Malang.

Audifax. (2008). Research: Sebuah Pengantar Untuk “Mencari Ulang” Metode

Penelitian Dalam Psikologi. Yogyakarta: JalaSutra.

Bandura. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. United States of

America: W.H. Freeman and Companion.

Baron & Byrne. (2004). Psikologi Sosial, Edisi Kesepuluh. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Christenson, S. L., Rounds, T., & Gorney, D. 1992. Family Factors and Student

Achievemenet: An Avenue to Increase Students’ Success. School

Psychology Quarterly, Vol 7(3)

Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design choosing among

five traditions. California: Sage Publication, Inc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

142

Creswell, J. W. (2009). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Conger, J. J. (1997). Adolescence and Youth Psychological Development In

Changing World. New York: Harper and Row Publishers.

Covey, Stephen R. (2005). The 8th Habit: Melampaui Efektivitas, Menggapai

Kagungan. Jakarta: PT. Gramedia.

Efrananda, J. (2014, April 6). Anak Pertama. Dipungut 14 Agustus 2014, dari:

http://jefriefranda.wordpress.com/2014/04/06/anak-pertama/

Emzir, (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Farah, A. 2013. Hubungan Kelompok Teman Sebaya, Strategi Koping dan Urutan

Kelahiran dengan Kecerdasan Sosial pada Mahasiswa TPB-IPB. Skripsi.

Institut Pertanian Bogor, Fakultas Ekologi Manusia. Diunduh dari:

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/view/7705

Feist, J. & Feist, G. J. (2010). Teori Kepribadian (ed. ke-7). Jakarta: Penerbit

Salemba Humanika. (Karya asli terbit 2008).

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. (1981). Psikologi untuk membimbing. Jakarta:

BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. (1995). Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan

Keluarga. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia.

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. (2001). Psikologis Praktis. Jakarta: Erlangga.

Gunarsa, S. D. & Gunarsa Y. S. (2003). Psikologi Perkembangan Anak dan

remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Hadawi, R. A. (2001). Psikologi Perkembangan Mengenal Sifat dan Kemampuan

Anak-Anak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hall, C. S. & Lindzey, G. (1993). Teori-teori psikodinamik (Klinis). Yogyakarta:

Penerbit Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

143

Hardjana, A. M. (1994). Stres tanpa distress: Seni mengolah stress. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius.

Herdiana, L. (2009). Perbedaan Penyesuaian Sosial Antara Urutan Kelahiran

Anak Sulung dan Anak bungsu pada Siswa Kelas X SMAN 1 di Kota

Malang. Skripsi. Universitas Negeri Malang, Fakultas Pendidikan,

Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi. (Tidak terbit). Diunduh

dari: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/BK-

Psikologi/article/view/2611

Herrera, N. C., Zajonc, R. B., Wieczorkowska, G., & Cichomcki, B. (2003).

Beliefs About Birth Rank and Their Reflection in Reality. Journal of

Personality and Social Psychology, 85(1), 142-150.

Hidayat, D. R.( 2011). Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor: Penerbit

Ghalia Indonesia.

Hurlock, E. (1974). Personality Development. USA: McGraw-Hill.Inc.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1992). Psikologi Perkembangan:Suatu Pendekatan Sepanjang

rentang kehidupan (ed. ke-5). Jakarta: Erlangga .

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Balai Pustaka.

Kreitner, R. & Kinicki, A. (2005). Perilaku Organisasi (ed. ke-5). Terj: Erly

Suandy. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Krohn, K. E. 2000. Everything You need to Know About Birth Order. New York:

Rosen. Diunduh dari: http://www.romppel.de/birth-order/

Kurniawan, L. (2013, Mei 19). Anak Sulung. Dipungut 14 Agustus 2014, dari:

https://inisketsatangan.wordpress.com/tag/anak-sulung/

Liwun, A. (2014, Mei 4). Anak Sulung Lebih Sukses.Dipungut 15 Agustus 2014,

dari: http://liwunfamily.wordpress.com/2014/05/04/anak-sulung-lebih-

sukses/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

144

Marini & Andriani. (2005). Perbedaan Asertivitas Remaja Ditinjau Dari Pola

Asuh Orang Tua. Psikologia. 1(2)

Moleong, L. J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Palmer, R. D. (1966). Birth Order and Identification. Journal of Counseling

Psychology, 30(2), 129-135.

Papalia. (2008). Human Development (ed. ke-9). Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Pincott, J. (2011, September 16). Are Firstborns Really Brighter? Dipungut 25

Agustus 2014, dari: http://www.psychologytoday.com/blog/love-sex-and-

babies/201109/are-firstborns-really-brighter

Plunkett, S. W., Radmacher, K. A., & Moll-Phanara, Donna. (2000). Adolescent

Life Events, Stress, and Coping: A Comparison of Communities and

Gender. Professional School Counseling, 3(5), 356-366.

Poerwadarminta, W. S. (1996). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Poerwandari, K. (2005). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta:

Fak. Psikologi UI.

Rini, A. R. P. (2012). Kemandirian Remaja Berdasarkan Urutan Kelahiran. Jurnal

Pelopor Pendidikan, 3(1)

Rusli, Stephanie. (2008). Coping Stress Pada Dewasa Awal Berdasarkan Urutan

Kelahiran Dalam Keluarga. Skripsi. Universitas Sanata Dharma,

Fakultas Psikologi. Diunduh dari: http://www.library.usd.ac.id/

Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development, (nama penerjemah) terj (ed. ke-

5). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Life Span Development (ed. 3th

). United State: McGraw-

Hill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

145

Sarafino, E. P. (2008). Health psychology: biopsychosocial interaction (ed. 6th

).

USA: John Wiley 7 Sons, Inc.

Saulina, M. R. (2009). Kecemasan Neurotik Anak Sulung Berdasarkan

Psikoanalisis. Skripsi. Universitas Katolik Soegiyapranata, Fakultas

Psikologi.

Septiani, Y.D. (2011). Perbedaan Harga Diri antara Anak Sulung dan Anak

Bungsu pada Remaja. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Fakultas

Psikologi. Diunduh dari: http://www.library.usd.ac.id/

Setiawan, L. J., & Tjahjono. 1997. Hubungan Antara Harapan Orang Tua Akan

Prestasi Anak dengan Motif Berprestasi. Anima: Indonesia Psychological

Journal, Vol. 7(46)

Siagian, S. P. (1989). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara.

Siswanto. (2007). Kesehatan Mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung: IKAPI

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo.

Smith, J. A. (2006). Dasar-dasar Psikologi Kualitatif Pedoman Praktis Metode

Penelitian (M. Khozim terj.). Bandung: Penerbit Nusa Media (Karya asli

terbit 2006)

Solahudin, G. (2011, Agustus 11). Anak Sulung: harapan Orangtua. Dipungut 25

Agustus 2014, dari:

http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Anak-Sulung-

Harapan-Orangtua/

Sujanto, A. (1986). Psikologi Perkembangan. Surabaya: Aksara Baru.

Susanti, Indah (2004). Perbedaan Kecerdasan Emosional antara Anak Sulung

dengan Anak Bungsu pada Remaja Awal. Skripsi. Universitas Sanata

Dharma, Fakultas Psikologi. Diunduh dari: http://www.library.usd.ac.id/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

146

Taganing, N. M (2006). Kecemasan Pada Anak Sulung yang Menganggur

(Pendekatan Kualitatif). Skripsi. Universitas Gunadarma. Fakultas

Psikologi. Diunduh dari:

www.gunadarma.ac.id/library/abstract/gunadarma_10501190-

skripsi_fpsi.pdf

Vitamind. (2002). Misteri Perilaku Anak Sulung, Tengah, Tunggal dan Bungsu.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Whitbourne, S. K. (2013, Mei 18). That Elusive Birth Order Effect and What it

Means for You. Dipungut 15 Agustus 2014, Diunduh dari:

http://www.psychologytoday.com/blog/fulfillment-any-

age/201305/elusive-birth-order-effect-and-what-it-means-you

Whiteman, D. S., McHale, S. M., & Crouter, A. C. 2003. What Parents Learn

from experience: The First Child as a First Draft?. Journal of Marriage

and Family, Vol. 65 (3)

Wulanningrum, Dian Nur dan Irdawati. (2011). Hubungan Antara Urutan

Kelahiran dalam Keluarga dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja

di SMA Muhammadiyah I Klaten. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta, Fakultas Ilmu Keperawatan. Diunduh dari:

http://publikasiilmiah.ums.ac.id:8080/bitstream/handle/123456789/2947/

8.%20DIAN%20NUR%20W.pdf?sequence=1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

147

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

148

Lampiran 1: Tema Utama Informan I (TT)

No Tema Utama Nomor Verbatim

Pengalaman terhadap Harapan Orang Tua

1 Gambaran Pengalaman terhadap Harapan

Orang Tua

a. Menyadari peran anak sulung bertanggung

jawab terhadap keluarga

b. Bersikap terbuka terhadap harapan orang

tua

c. Kekhawatiran terhadap perbedaan harapan

diri dan orang tua

d. Bersikap pasif bentuk memahami

Faktor pendukung:

- Budaya komunikasi keluarga satu arah,

sehingga berargumen melalui mediator

e. Asertif memperoleh punishment

f. Menunda harapan orang tua untuk

mewujudkan harapan diri

Faktor pertimbangan:

- Ingin mewujudkan harapan orang tua

secara mandiri, karena peduli dengan

masa depan adik

- Pandangan setiap orang memiliki

achievement berbeda

g. Memahami bahwa tujuan orang tua baik

h. Pemikiran mewujudkan harapan orang tua,

karena khawatir orang tua kecewa

TT/W2/182-200, TT/W2/208-210

TT/W1/216-235

TT/W2/279-283, TT/W1/870-877,

TT/W1/999-1021

TT/W1/35-43, TT/W1/466-469,

TT/W2/372-376

TT/W1/493-495, TT/W1/1112-1120,

TT/W1/165-180

TT/W1/235-243

TT/W1/773-802

TT/W2/283-287, TT/W1/246-251

TT/W1/729-733, TT/W2/608-626

TT/W1/503-507, TT/W1/291-295

TT/W1/508-514, TT/W1/817-831

2 Dampak terhadap Harapan Orang Tua

a. Merasa tertekan

b. Kekhawatiran tidak mampu mencapai yang

diharapakan orang tua

c. Tidak mampu berkembang secara mandiri

akibat kebijakan orang tua

TT/W1/408-411, TT/W1/528-536,

TT/W2/458-461

TT/W1/738-743, TT/W1/417-425

TT/W2/358-371, TT/W2/218-225

Strategi Koping terhadap Dampak Harapan Orang Tua

a. Berdoa, melibatkan figur Tuhan

b. Bercerita kepada orang lain

c. Berpikir positif

TT/W2/500, TT/W2/521-525,

TT/W1/1153-1161, TT/W2/653-657

TT/W2/469-479, TT/W2/528-531,

TT/W2/483-490, TT/W2/513-515,

TT/W2/537-540, TT/W1/548-563

TT/W1/1161-1166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

149

Lampiran 2: Catatan Lapangan Wawancara ke-1 Informan 1 (TT)

Wawancara ke-1

Waktu : Jumat, 20 Februari 2015, pukul 10.15 – 11.30 WIB

Lokasi : Kamar Kos Informan

a. Catatan lapangan deskriptif - Potret informan dan latar fisik

Informan menggunakan kaos dan celana pendek. Rambutnya berantakan,

karena belum lama bangun tidur. Kemudian informan mengambil kaca

mata dan mengikat rambutnya. Kamar informan berada di lantai satu.

Oleh karena itu, memungkinkan terdengar suara penghuni kos yang lewat

depan kamar informan beberapa kali. Informan duduk di bawah dengan

bersandar pada tempat tidurnya. Di depan informan terdapat televisi yang

masih menyala. Kemudian ia mematikannya saat kegiatan wawancara

akan berlangsung. Pada saat wawancara, informan berbicara cukup cepat,

namun kurang teratur. Beberapa kali informan mengulang kata seperti, “

Ya saya bukan, bukan, bukan berarti….” Selain itu, informan

menambahkan kata, “Gitu-gitu sih,” atau “Gitu sih,” pada akhir kalimat

jawabannya.

- Peristiwa khusus

Peristiwa khusus yang terjadi pada saat proses wawancara adalah ketika

informan meminta waktu untuk membalas pesan yang masuk. Kemudian

pewawancara memberikan waktu kepada informan. Selain itu, pada saat

wawancara berakhir dan pewawancara sudah mematikan voice recorder,

informan masih bercerita mengenai orang tuanya yang menginginkan

informan S2

- Perilaku pengamat

Pewawancara merasa canggung saat wawancara berlangsung. Hal ini

terlihat dari susunan kata yang kurang teratur. Selain itu, merasa kurang

dalam inquiry. Pewawancara juga merasa dikejar oleh waktu, karena

informan akan ada aktivitas lain pada pukul 12.00 WIB.

b. Catatan lapangan reflektif - Refleksi analisis

Scaning hasil wawancara secara sekilas bahwa informan memiliki

perasaan tertekan dan kesulitan berkomunikasi dalam mengungkapkan

idenya kepada orang tua. Terutama pada harapan orang tua yang kurang

sesuai dengan diri informan. Selain itu pada saat proses wawancara

berlangsung, pewawancara terlintas ide mengenai bagaimana orang tua

mendidik informan sebagai anak sulung serta nilai-nilai apa yang

diajarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

150

- Refleksi metode

Metode wawancara sudah berjalan baik. Pewawancara mencatat ide-ide

pertanyaan analitis yang mucul dalam selembar kertas untuk ditanyakan

kemudia. Namun, pada beberapa pertanyaan, pewawancara belum

melakukan inquiry secara mendalam..

- Refleksi dilema etika dan konflik

Pewawancara merasa bahwa informan cukup sensitif ketika ia akan

mengungkapkan lebih mendalam mengenai sifat orang tuanya. Nada

bicara informan menjadi pelan dan hening beberapa detik. Informan

mengalihkan dengan pemilihan kata yang lebih tepat.

- Refleksi kerangka berpikir

Data wawancara yang diinginkan sudah terlihat, yaitu gambaran secara

umum hubungan informan dengan orang tua dan keluarga, serta harapan-

harapan orang tua kepada informan. Untuk pertemuan berikutnya,

pewawancara sebaiknya lebih berfokus mengenai dampak negatif dari

harapan orang tua dan cara informan mengatasinya.

- Klarifikasi

Diperlukan klarifikasi mengenai pemahaman informan mengenai hal-hal

standar yang dilakukan oleh anak sulung dan klarifikasi maksud informan

mengenai perasaan tertekan yang dialami informan berdampak pada

psikis. Selain itu, perlu digali kembali mengenai bagaimana perasaan

informan saat dibandingkan dengan orang lain. Karena jawaban yang

diberikan informan bukan perasaan, melainkan apa yang dipikirkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

151

Lampiran 3: Transkrip Verbatim Wawancara I dan Analisis Data Informan

1 (TT)

Kode: TT/ W1

Baris Verbatim Koding Awal Analisis

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

Ee, ini mau tanya mbak, emm,

bisa diceritakan nggak

kehidupan mbak selama ini

sebagai anak sulung itu gimana?

Yang mbak mbak sudah alami

sampai sekarang?

Secara umum?

Iya.

Ee, kalau secara umum, kehidupan

disekitar terutama di rumah, di

lingkungan rumah itu, ee kalau dari

orang tua sih lebih cenderung ke,

apa ya, emm, orang tua selalu

mendorong apa yang saya lakukan,

terutama untuk apa, untuk

mengembangkan, mengembangkan

segala kemampuan, gitu-gitu sih

orang tua selalu mendorong. Tetapi

terkadang, eee, mereka itu, eem

seperti masih di usia saya yang

sudah menginjak 23 tahun dan

sudah, sudah dinyatakan lulus

sebagai sarjana pun, sepertinya

masih, orang tua masih, ee,

mempunyai porsi yang sangat besar

untuk mengarahkan saya dan, dan

harapan orang tua itu ya saya masih

harus tetap mengikuti apa yang

mereka arahkan, gitu lho, dan eee,

itu ter…, ee kalau untuk saya itu

juga termasuk kelemahan pada

proses pendewasaan saya sih

sebenernya, terutama untuk anak

sulung. Nah, kalau, apa itu

namanya, jadi mungkin saya juga

tipe orangnya yang males ee untuk,

males untuk, apa sih namanya,

berantem, terus beradu pandangan,

gitu-gitu sih, beradu argumen

maksud saya. Saya orangnya males,

jadi padahal saya untuk batas apa,

Orang tua

mendukung dalam

mengembangkan

kemampuan (12-18)

Orang tua berperan

memberi arahan (20-

26)

Harapan orang tua

agar informan patuh

pada arahan (27-29)

Mengikuti harapan

orang tua adalah

kelemahan menjadi

dewasa (30-34)

Malas berpendapat,

jadi menurut saja

untuk cari aman (35-

43)

Memperoleh

dukungan orang

tua untuk

berkembang

Orang tua

bersikap otoriter

Informan patuh

Patuh pada orang

tua = tidak

dewasa

Menurut = cari

aman = perilaku

pasif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

152

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

cari amannya ya ya udah nurut-

nurut aja, gitu-gitu. Tapi kadang

saya juga berpikir bahwa mungkin

seperti itu ee efek buruknya juga

bisa ke orang tua saya dan bisa ke

saya. Ke sayanya mungkin bisa

kurang dewasa, kurang bisa berani,

me…, menyalurkan pendapat, dan

efek buruk dari orang tua saya,

untuk orang tua saya juga saya

mikir bahwa mereka juga akan

semakin susah untuk

mendengarkan, eee, mendengarkan

pandangan-pandangan anak-

anaknya. Gitu. Ya saya bukan,

bukan, bukan berarti terus, terus

meremehkan pengalaman mereka,

yang udah, udah duluan muda kan

mereka, gitu kan, bukan berarti

saya itu. Tapi yang mungkin yang

lebih saya tekankan untuk, untuk

apa lingkungan disekitar saya

selanjutnya sih pengennya bisa

membangun komunikasi yang lebih

baik.

Terus kalau untuk, dengan adik-

adik saya sih saya berusaha,

berusaha untuk eem, tetap dekat

dengan masing-masing, masing-

masing pribadi adik-adik saya,

meskipun di ketiga pribadi adik-

adik saya itu sangat berbeda gitu

lho, dan satu cewek, dua cowok,

dan emm, kalau untuk adik saya

yang nomor dua yang cewek terus

sama yang terakhir itu, saya untuk

sekarang masih bisa sangat dekat

hubungannya. Tapi untuk dengan

adik saya yang nomor tiga yang

cowok udah SMA ini tu, ee, tidak

cukup dekat. Bahkan nggak pernah

ngobrol, nggak pernah ngobrol.

Terus dia juga sepertinya menutup,

menutup, seperti menutup apa ya,

menutup ee menutup komunikasi

Menyadari efek

buruk dari tidak mau

mengungkapkan

pendapat (45-47

Efek buruk:

- Anak : kurang

dewasa, kurang

berani berpendapat

- Orang tua : sulit

mendengarkan

anak (48-56)

Ada pandangan kalau

tidak menurut berarti

meremehkan (57-59)

Keinginan

membangun

komunikasi lebih

baik dengan orang

tua (61-66)

Keinginan dekat

dengan saudara

kandung (68-72)

Dekat dengan adik

no 2 dan terakhir

(76-80)

Kurang dekat dengan

adik no 3 (81-90)

Pengetahuan

menjadi pasif itu

buruk

Dampak menjadi

pasif :

- Anak : kurang

dewasa

- Orang tua :

egois

Asertif :

meremehkan

orang tua

Komunikasi lebih

baik dengan

orang tua

Akrab dengan

saudara kandung

Hubungan baik

dengan adik

kedua dan

terakhir

Hubungan kurang

baik dengan adik

ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

153

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

dengan saya. Misalnya, saya pas

itu, saya minta pin BBM, nggak

dikasih.

Oh iya?

Iya. Pin BBM nggak dikasih, terus

ee, nomor pun saya juga nggak

punya, padahal. Nah, saya tu

mungkin, eem mungkin saya tu jadi

inget dengan peristiwa yang

beberapa tahun lalu, kalau saya tuh

pas itu pernah seperti kayak

menegur DP atau statusnya dia, gitu

tuh lho. Karena kadang tu nggak

enak didenger, kadang dia masa-

masa yang itu tuh kan saya kan

lebih speak up ke adik saya itu, dan

mungkin dia males untuk

dibawelin, gitu kali ya. Nah terus

mungkin itu. Tapi memang untuk di

keluarga saya sekarang fokusnya

keprihatinannya itu sedang kepada

adik saya yang SMA, cowok nomor

tiga ini. Terus, nah terus kalau

misalnya pas ada, pas ada, sing itu

apa namanya, ibu saya, terutama

ibu saya sih, itu tu kan tipenya emm

emosional, terus gitu-gitu. Kalau

misalnya dia lagi jengkel sama adik

saya yang nomor tiga ini kan

memang sangat seringlah intensitas

untuk kejengkelan dengan adik

saya ini. Nah itu nanti semuanya

satu rumah kena, termasuk saya,

dan saya dan adik-adik saya yang

lainnya. Gitu lho. Padahal kan

kami, kami bertiga, sebenernya

kami bertiga itu juga berusaha

untuk bagaimana caranya untuk

mengobati, ee bagaimana cara

untuk mengobati luka batin oleh

bapak ibu kami yang di disebabkan

oleh adik kami yang nomor tiga ini.

Jadi sebenarnya kami bertiga itu

punya keprihatinan bersama untuk

tetap menjaga suasana di rumah,

menjaga, menjaga komunikasi

Ketika speak up

(mengemukakan

pendapat) pada

saudara, malah

merusak hubungan

(97-105)

Fokus keluarga pada

adik no 3 (107-109)

Ibu yang marah ke

satu anak, anak

lainnya ikut dimarahi

(113-122)

Berusaha membuat

orang tua senang

ketika dalam

permasalahan terkait

saudara kandung

(124-129)

Keinginan untuk

menjaga komunikasi

dengan orang tua,

Asertif : merusak

hubungan

Ketidakmampuan

ibu mengolah

emosi

Kemampuan

menempatkan diri

dalam

permasalahan

keluarga

Komunikasi

dengan orang tua

tidak baik karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

154

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

dengan bapak ibu kami. Tapi

kadang mereka pun juga terus

susah ngontrol emosi mereka, gitu

lho. Terus jadi dampaknya ke

semuanya. Gitu sih.

Ee ini, kan tadi, kamu bilang

kalau berharapnya kedepannya

bisa menjalin komunikasi lebih

baik dengan orang tua, gitu ya.

Mungkin selama ini menurut dan

ee sedikit meminimalisir apa adu

argumen gitu. Nah itu

hambatannya emang apa, ada

hambatan apa?

Hambatannya itu kadang, terutama,

ee apa ya, mereka itu tu susah

mendengarkan, dan kami satu

keluarga itu tititi…, tidak terbiasa

untuk berdiskusi. Terus kalau saya

melihat tu karena mungkin latar

belakang, latar belakang pekerjaan

dan pendidikan orang tua kami

yang ee hidup di di lingkungan

birokrasi. Jadinya mereka tu ya

sedikit idealis, gitu lho. Jadi kita

juga, apa diterapkan kepada, ee

sedikit mungkin agak sedikit terasa

di keluarga kami.

Berbeda dengan misalnya tante

kami, kami juga cukup dekat

dengan tante dan om kami, yang

yang pada saat itu, yang sampai

sekarang berprofesi sebagai dosen.

Nah mereka itu masih bisa terbuka,

terus melihat kenya.., apa dan bisa

berdiskusi, bisa bisa istilahnya

bedalah cara berkomunikasi dengan

kami. Gitu. Jadi untuk kadang kami

untuk memulai saja sudah takut.

Jadi itu hambatannya, rasa takut,

rasa canggung yang tidak terbiasa,

takut kalau ee kadang takut kalau

misalnya ya kalau misalnya ibu

berkenan dengan dengan dengan

namun orang tua

sulit mengelola

emosi (131-138)

Hambatan

berkomunikasi:

orang tua sulit

mendengarkan dan

tipe keluarga tidak

terbiasa diskusi (149-

153)

Pekerjaan dan

pendidikan orang tua

yang diterapkan di

keluarga (155-162)

Membandingkan

keluarga sendiri dan

keluarga tante yang

dapat berkomunikasi

secara terbuka dan

berdiskusi (164-173)

Hambatan

berkomunikasi

adalah rasa canggung

dan takut memulai

percakapan dengan

ibu (173-180)

orang tua yang

emosional

Budaya

komunikasi di

keluarga adalah

satu arah

Hambatan

berkomunikasi

adalah latar

belakang

pendidikan dan

pekerjaan orang

tua

Komunikasi ideal

: demokrasi/

diskusi

Muncul perasaan

negatif ketika

berkomunikasi

dengan ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

155

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

apa obrolan kami, terus ya kalau

misalnya jadi aneh, gitu-gitu lho.

Itu. Terus kalau bapak itu tuh lebih

ke kadang bisa mendengarkan, tapi

tuh ee lebih santai sih, lebih santai

dan kadang juga tapi kadang saya

juga melihat sedikit melihat

kecenderungan bahwa bapak itu

juga kadang ee sedikit ya itu ee

mempunyai kehendak piye-piye,

tapi kalau untuk bapak sih lebih

sudah lebih mempercayakan

kepada anak-anaknya. Maksudnya

porsinya dengan ibu itu tuh

perbandingannya kalau ibu itu

pengennya anaknya begini-begini

dan ya harus sesuai begini-begini,

kalau bapak tuh sudah mulai agak

ya kalau bapak menyarankan

seperti ini, tapi kalian sudah besar

jadi sebenarnya bapak ya akan tetap

mendukung tapi juga kalian juga

bisa memutuskan sendiri, gitu.

Gitu.

He-em. Nah terus ini kan ee

katanya tadi dari maksudnya

sampai sekarang usia sekian

udah sarjana, orang tua masih

ada mengarahkan beberapa hal.

Nah itu contohnya misalnya

seperti apa?

Contohnya kayak misalnya, saya

itu untuk sekarang harus langsung

S2, misalnya. Ee untuk pendidikan

misalnya. Itu saya misalnya harus

langsung S2. Nah padahal saya kan

juga mempertimbangkan beberapa

hal, gitu lho. Maksudnya ee saya

mencari info juga dari teman-teman

S2, bahwa bagaimana sih

perkuliahan S2, bagaimana sih eee

tantangan, tanggung jawab, waktu,

dan lain-lain, gitu tuh. Terus saya

juga ber…, mencari, mencari apa

tuh namanya, mencari informasi

Bapak bisa

mendengarkan anak,

memiliki kehendak

terhadap anak, lebih

santai, dan lebih

percaya kepada anak

(182-192)

Ibu ingin selalu

dituruti, bapak

menyarankan tetapi

keputusan kembali

pada anak (194-202)

Orang tua

mengarahkan untuk

langsung sekolah S2

(212-216)

Usaha

mengumpulkan

informasi terkait

harapan orang dan

keinginan diri sendiri

sebagai bahan

pertimbangan (216-

235)

- Bapak mampu

memahami anak

- Bapak

mempercayai

anak

- Ibu bersikap

otoriter

- Bapak memberi

kesempatan

anak

mengambil

keputusan

Melanjutkan

pendidikan yang

lebih tinggi

Usaha bersikap

terbuka terhadap

arahan orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

156

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

kepada kepada beberapa teman

yang memang sudah bekerja. Nah

mereka itu tuh ee kebanyakan info

yang saya dapatkan bahwa banyak

perusahaan yang, banyak

perusahaan yang menerima

karyawan ya mereka tu lebih

mengutamakan orang yang punya

punya mempunyai pengalaman

kerja. Nah, saya sudah berusaha

menuangkan ide itu, tapi tu, ee

menuangkan argumen itu

memberikan argumen itu kepada

bapak ibu saya, tapi tuh mereka

tetep kayaknya bersikuku bahwa oh

kalau saya menunda, saya

menunda, itu tuh ee akan malah

nantinya nggak jalan dan mumpung

sekarang itu tuh ee bapak ibu

meskipun bapak ibu saya masih

bisa membiayai saya, tapi kan juga

berpikir lebih jauh lagi, apakah

nanti beberapa tahun ke depan adik

saya yang paling bungsu itu juga

bisa mendapatkan kesempatan yang

sama dengan saya, gitu-gitu sih.

Mungkin ada lagi tambahannya

atau maksudnya yang masih

sekarang itu ya berarti ya?

Iya itu. Hmm, apa lagi ya. Oo

pertemanan. Tentang pertemanan,

misalnya. Itu tuh, gimana ya. Eee

kayak saya tuh kadang tuh melihat

bahwa di usia saya tuh punya pacar

itu kan wajar kan ya

He-em.

Ya memang mungkin ee kalau

bapak ibu saya tuh juga dia juga

sudah tahu kalau misalnya saya

dekat dengan orang ini dan status

saya seperti ini. Tapi tuh bagi

mereka itu tuh masih hal yang

untuk menyebut dia teman dekat

saya itu tuh masih agak susah, gitu

Usaha

menyampaikan hasil

pertimbangan kepada

orang tua tapi

percuma karena

orang tua

memaksakan

kehendak (235-243)

Adanya

kekhawatiran

terhadap masa depan

adik (246-251)

Harapan orang tua

dalam relasi teman

sebaya (256-257)

Pandangan memiliki

pacar adalah hal

wajar (259-261)

Orang tua belum

mengakui pacar

informan karena

orang tua lebih

menekankan pada

akademik (265-274)

- Asertif = sia-sia

- Orang tua

memaksakan

keinginan

Peduli pada masa

depan adik

Harapan orang tua

dalam relasi

teman sebaya

Pandangan

memiliki pacar

adalah hal wajar

Orang tua lebih

memprioritaskan

akademik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

157

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

lho, dan mereka tuh apa memang

fokusnya ya udah kamu tuh ee

fokus saja dulu belajar. Bahkan

sampai saya udah lulus pun tuh

sepertinya masih disuruh belajar-

belajar aja terus, dan saya tuh

nggak tahu pengen mereka apa tuh

namanya, mereka inginkan. Ya

saya tahu kalau bahwa mereka

sangat concern dengan perkem…,

dengan dengan apa tuh namanya

dengan, dengan pendidikan, karena

mereka menganggap bahwa

pendidikan itu nanti akan menjadi

bekal yang paling utama untuk ee

apa tuh namanya, untuk masa

depan saya dan itu adalah,

maksudnya yaa, salah satu bekal

yang untuk menunjang kesuksesan

saya. Ya saya berusaha mengerti

dan berusaha memahami bahwa

mereka tuh juga pengen

mengarahkan saya ke jalan yang,

yang benar, gitu. Jadi ya sekarang

saya berusaha, ya men.., ee apa ya,

melihat belajar dari lingkungan

sekitar, dan berusaha untuk tetap

memahami karakter bapak ibu saya,

berusaha untuk sekiranya misalnya

ee, apa tuh namanya, juga berpikir

untuk ke depannya seperti apa,

tetap mempunyai berpi.., pikiran

jangka panjang seperti apa, gitu sih.

Nah, apakah adik-adikmu juga,

maksudnya apakah orang tua

mengarahkan juga ke adik-

adikmu atau ke kamu saja atau

semuanya?

Semuanya.

Semuanya juga. Ya, misalnya

yang kamu tahu, orang tua lebih

eee ke bidang apa untuk adik-

adik apa?

Kalau, kalau, nah ini, ee kalau

orang, karena orang tua saya

Tidak memahami

keinginan orang tua

(275-279)

Berusaha memahami

pola pikir orang tua

bahwa pendidikan

adalah bekal

kesuksesan di masa

depan (280-299)

Pola orang tua

mengambilkan

keputusan pada

semua anak (311)

Orang tua

mengarahkan

Tidak memahami

tujuan orang tua

- Usaha untuk

memahami

bahwa tujuan

orang tua

adalah baik

- Harapan orang

tua dibidang

pendidikan

- Penyelesaian

masalah sebagai

anak sulung

dengan

memahami

orang tua

Orang tua otoriter

ke semua anak

Pekerjaan orang

tua sebagai dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

158

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

background-nya di PNS, jadi

mereka juga mengarahkan kami

juga ke bidang yang sama. Jadi

mereka tuh inginnya main aman

gitu lho, nggak pingin anaknya

terus merasakan susah atau apa,

gitu-gitu, main aman, gitu-gitu,

mengarahkan kami ke apa, ke

lingkungan yang memang mereka

tahu, gitu-gitu sih.

Hmm, oh iya ini tadi kan, adek

yang paling bungsu yang cowok

ya, itu kan katanya lagi

keprihatian keluarga ke adik.

Nah mungkin berarti ada

maksudnya perilaku-perilaku

yang apa ya, aneh atau kurang

baik, gitu ya?

He-em.

Nah itu kenapa jadi ee

maksudnya kakak-kakaknya ikut

dimarahi juga. Nah itu

menurutmu karena apa?

Karena kalau menurutku sih karena

itu emosi dan ya karakternya orang

tua kami seperti itu. Jadi kita juga

tidak bisa memaksakan bahwa, gitu

gitu. Karena sudah berulang kali sih

kayak begitu.

Terus kamu pernah adu argumen

sama orang tua?

Pernah sekali. Sampai.., istilahnya

saya pada saat itu tuh kayak bom

waktu gitu lho. Saya terbiasa kena

semprot gini diem, diem, diem,

diem, diem.

Pada saat itu saya nggak tahu

kenapa saya bisa meledak dan

sebenernya itu juga menjadi syok

terapi untuk orang tua saya sih.

Terus habis itu, jadi agak lebih

lunak sama saya orang tua saya.

Tapi, belakangan ini ya agak mulai

informan sesuai latar

belakang pekerjaan

orang tua (316-320)

Memahami bahwa

keinginan orang tua

agar anak merasa

aman (321-327)

Pemahaman terhadap

karakter orang tua

yang emosional

mendorong informan

dan adik-adik

bersikap pasrah (343-

348)

Terbiasa bersikap

diam saat dimarahi

akan meledak saat

berargumen (352-

356)

Meledak sebagai

syok terapi bagi diri

da orang tua (357-

362)

Meledak menjadi

pengarahan untuk

anak

- Membuat anak

aman versi

orang tua

- Pemahaman

terhadap dasar

pengarahan

untuk anak

- Pemahaman

terhadap sifat

emosional

orang tua

- Pasrah terhadap

sikap orang tua

- Berargumen

disertai ledakan

emosi

- Represi

sehingga

meledak

Berargumen

disertai

meledak

peringatan

Berargumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

159

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

392

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

405

406

407

408

kembali kayak gitu, cuma ee karena

saya menyesal dengan perbuatan

saya yang dulu untuk meledak

seperti itu, jadi ya maksud saya ya

lebih, lebih, lebih nrimo untuk ee

menahan kalau nggak ya bercerita

kepada orang lain, kalau nggak ya

berdoa (tertawa). Daripada saya

makin saya makin ber…, apa,

daripada saya makin bedurha…,

durhar…apa dur..durhaka…

Durhaka.

Semakin durhaka pada orang tua ya

cukup sekali saja saya sangat

menyesal (tertawa), jangan

mengulangi lagi.

Ee terus ini, apa yang selama ini

kamu rasakan sebagai anak

sulung? Maksudnya, perasaan-

perasaan apa yang muncul ketika

kamu menjadi anak sulung?

Perasaan, sekarang apa dari dulu?

Ya yang dominan yang sampai

sekarang kamu rasakan?

Kalau sekarang sih saya lebih

kadang tuh bersyukur juga sih,

karena, kalau dulu tuh memang pas

saya punya adik banyak itu tuh,

aduh kok rasanya malu gitu jalan

kemana-mana kok orang tua

gandengannya banyak, gitu-gitu

kan kadang malu. Tapi untuk

sekarang tuh pas udah gedhe-

gedhe, pas udah besar-besar itu

saya malah merasa bersyukur

bahwa sebagai anak sulung saya

mempunyai teman untuk bercanda,

berbagi, untuk untuk apa kadang

menyalurkan hobi bersama-sama

dan kadang ee tidak, apa, orang

tidak semua kakak-kakak

merasakan apa yang saya rasakan.

Lebih bersyukur.

Terus kadang juga ada tertekannya

menyesal (363-366)

Karena menyesal,

solusinya dengan

lebih nrimo/

menahan, bercerita

pada orang lain,

berdoa (367-374)

Berargumen disertai

ledakan dipandang

durhaka dan sebagai

penyesalan (376-

379)

Sekarang lebih

mensyukuri sebagai

anak sulung (390-

392)

Awalnya malu

mempunyai adik

banyak (393-396)

Saat dewasa,

bersyukur punya adik

yang bisa menjadi

teman (397-407)

Sebagai anak sulung

disertai meledak

menyesal

- Solusi

komunikasi:

represi

- Solusi

komunikasi:

sharing

- Solusi

komunikasi:

doa

Berargumen

disertai ledakan =

menyesal

Saat ini : perasaan

bersyukur sbg

anak sulung

Dulu : perasaan

malu punya adik

banyak

Saat ini : saudara

teman berbagi

Rasa tertekan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

160

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

itu karena karena kok yang dituntut

tuh apa-apa kok aku, gitu pertama,

yang disuruh apa-apa aku. Tapi

terus saya lebih berpikirnya oo ya

sudah, berarti Tuhan menunjuk

saya sebagai anak pertama berarti

ya sudah berarti saya yang bisa

menjalani itu. Terus kadang saya

juga merasa bahwa, kok nggak ada

puas-puasnya gitu sebagai anak

sulung kok ya saya tu masih kadang

masih belum bisa menjadi contoh

yang baik untuk adik-adik saya,

gitu-gitu, dan eem kadang juga saya

ee kadang ada rasa bahwa kok

kadang malah adik-adik saya yang

bisa lebih baik daripada saya.

Ee itu misalnya kan merasa apa

ya tertekan, orang tua lebih

menuntut daripada adik, gitu.

Nah itu misalnya menuntut

dalam hal apa yang membedakan

kamu sama adik-adik?

Menuntut, apa ya, pasti itu, untuk

pendidikan, untuk karir, gitu-gitu

sih. Pendidikan, karir, terus eem

pertemanan, lingkungan, ee untuk

gaya hidup, gitu-gitu sih, yaa

maksudnya harus ngasih contohlah,

terus eem apa itu namanya, ya hal-

hal standar yang mungkin juga

menjadi tuntutan anak-anak sulung

lainnya juga sih.

He-em, terus yang kamu

pikirkan, apa yang muncul

dipikiranmu, kamu sebagai anak

sulung?

Yang muncul dipikirankan?

Kira-kira apa yang pernah kamu

pikirkan ketika kamu sebagai

anak sulung?

Yang pernah saya pikirkan sih

merasa tertekan

karena selalu dituntut

melakukan sesuatu

(408-411)

Refleksi religious

bahwa Tuhan

memampukan

menjadi anak sulung

(413-416)

Tidak puas belum

menjadi contoh yang

baik (417-421)

Merasa bahwa adik-

adik lebih baik (423-

425)

Orang tua menuntut

dalam hal

pendidikan, karir,

pertemanan, gaya

hidup, sebagai

contoh adik (434-

439)

Sebagai anak sulung

akibat tuntutan

orang tua

Mencari figur

Tuhan untuk

mengurangi rasa

tertekan

Belum mampu

menjadi contoh

yang baik

Rendah diri

- Harapan orang

tua: bidang

pendidikan

- Harapan orang

tua : hubungan

sosial

- Harapan orang

tua: teladan

bagi adik

Merasa kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

161

455

456

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

mungkin pas kalau misalnya saya

menghadapi hal-hal yang kayak

susah, susah, susah menghadapi

sesuatu terutama saat bernegosiasi

atau mungkin menghadapi sesuatu

yang berhubungan dengan luar dan

orang tua saya. Mungkin ya karena

oo ya udah berarti kan saya anak

pertama berarti mungkin mereka

juga menghadapi pengalaman

pertama yang saya alami, gitu-gitu.

Jadinya tuh lebih, lebih ke yaa

memahami situasi sih, lebih

berusaha memahami, ngalah lah

pokoknya, cari aman.

Ee, kamu lebih mending cari

aman, gitu ya? Kamu punya

maksud apa sih dari cari aman

itu?

Cari aman itu biar orang tua tidak

terbebani, mengurangi beban orang

tua, terus menjaga suasana.

He-em, menjaga suasana ya.

Karena saya tipe orang yang nggak

suka dengan kemuraman, dengan

kesedihan, gitu. Jadi lebih pingin

membawa suasana tu ya udah yang

adem-adem aja, gitu-gitu. Jadi

kadang, ya meskipun kadang saya

yang harus mengalah untuk

menahan, menahan segala

sesuatunya, ya udah.

Ee, bisa diceritakan lebih lanjut

hubunganmu dengan orang tua

tuh gimana?

Baik, baik. Cuma ya itu tadi

kadang, ee masih agak sulit untuk

komun…, mengkomunikasikan dua

arah gitu, jadi masih satu arah.

Ee, oke. Ini kan misalnya ketika

kamu menghadapi situasi

tertekan tadi ya, dengan orang

tua menuntutmu beberapa hal,

merasa kurang

mampu bernegosiasi

dan relasi

interpersonal (454-

461)

Berusaha memahami

situasi orang tua,

mengalah dan cari

aman (462-469)

Cari aman agar orang

tua tidak terbebani

dan menjaga suasana

(475-477)

Tidak suka dengan

suasana muram dan

sedih, sehingga

memilih untuk

menahan segala

sesuatunya (479-487)

Kesulitan untuk

berkomunikasi dua

arah dengan orang

tua (492-495)

mampu

berkomuniasi

dengan baik

- Penyelesaian

masalah sebagai

anak sulung

- Bersikap pasif

- Memahami

situasi orang tua

Menjadi pasif

diasosiasikan

dengan

mengurangi

beban orang tua

- Represi

Komunikasi

keluarga satu arah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

162

501

502

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

543

544

545

546

biasanya yang kamu lakukan

apa?

Ee, saya berusaha, ee berusaha

memenuhi tuntutan orang tua

tersebut. Karena, pertama orang tua

menuntut saya dan pasti

tuntutannya itu ke arah yang benar.

Tapi mungkin cara, cara dan waktu

untuk saya memenuhi keinginan

mereka itu yang kadang ee tidak, ya

mungkin untuk saat ini saya lebih

untuk berpikir eee oke saya akan

nurut menuruti keinginan mereka,

menuruti keinginan mereka. Tapi

ee untuk sekarang ini saya akan

lebih mikir-mikir tentang efek-efek

lingkungan, pelajaran-pelajaran

dari lingkungan sekitar, gitu-gitu

aja sih. Tapi tetap, cuma mungkin

jalannya yang beda tapi tujuannya

tetep, saya akan menuruti yang

mereka mau.

Perasaan tertekan seperti apa sih

yang pernah kamu rasakan?

Maksudnya apakah ada efeknya

kah untuk kamu?

Efeknya paling nangis (tertawa).

Nangis. Ee kalau sampai nggrentes

kurus sih nggak (tertawa). Karena

saya badan saya juga tetap segini-

segini saja (tetawa). Apa ya?

Efeknya tuh mungkin lebih ke

psikis. Meluapkannya tuh dengan

menangis gitu. Terus? Udah.

Efeknya nangis.

Nangis ya. Terus ketika kamu

nangis, untuk kembali

menetralkan itu, nah itu kamu

ambil langkah apa?

Bercerita pada orang lain.

Bercerita pada orang lain gitu ya.

Ketika kamu bercerita pada

orang lain kamu mendapatkan

feedback-kah atau kamu merasa

Saat tertekan tetap

berusaha memenuhi

tuntutan, karena

pandangan orang tua

selalu benar (503-

507)

Berpikir tetap

menuruti keinginan

mereka, meskipun

belum saat ini (508-

514)

Mempertimbangkan

pengalaman dari

lingkungan namun

tetap untuk mencapai

keinginan orang tua

(515-522)

Rasa tertekan

memberikan dampak

pada psikis yang

diluapkan dengan

cara menangis (528-

536)

Bercerita pada

seseorang untuk

menetralkan

perasaan (541)

Superego tinggi

(orang tua selalu

benar), sehingga

ego selalu

mengikuti

- Tekad

memenuhi

harapan orang

tua

- Tekad

memenuhi

harapan orang

tua

- Pertimbangan

cara untuk

mencapai

keinginan orang

tua

- Ekspresi

perasaan

tertekan adalah

menangis

Koping: bercerita

dengan seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

163

547

548

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

567

568

469

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

setelah itu bagaimana?

Ee kadang orang yang saya ceritain

itu, itu tuh kadang juga bisa

memberikan solusi, kadang juga

hanya menjadi pendengar yang

baik. Tapi itu semua juga sudah

nggak tahu kenapa saya juga udah

lega aja gitu, ya meskipun terus ee

nggak bukan berarti terus masalah

itu hilang begitu saja nggak tapi tuh

dengan bercerita saya juga udah

sedikit menemukan kelegaan. Jadi,

mungkin efeknya untuk tahap-tahap

selanjutnya mungkin saya akan bisa

lebih jernih berpikir dan berhati-

hati untuk me…, me apa, me….,

memutuskan sesuatu. Gitu.

He-em. Oke. Mungkin bisa

diceritakan kamu punya

pengalaman menyenangkan

dengan keluarga gitu atau

dengan orang tua?

Pengalaman menyenangkan itu pas,

kapan ya, pengalaman

menyenangkan, oo pas liburan

bersama. Liburan bersama dan,

kami itu tuh tipe orang yang, eh

tipe keluarga yang ya kemana-mana

bareng, gitu-gitu. Tapi pas pada

saat itu tuh kami pernah merasakan

ee untuk pergi ke suatu tempat yang

emang bener-bener keluarga quality

time dengan keluarga, gitu-gitu,

dengan formasi komplit. Nah

ternyata disitu saya merasakan

bahwa oo ternyata suasana yang

enak, yang adem, yang hangat,

yang rukun itu bisa, bisa juga ya

ada didalam keluarga saya, gitu-

gitu sih. Terus kapan ya? Ya gitu-

gitu.

Berarti maksudnya kamu

merasakan ee suasana yang

menyenangkan dengan keluarga

tuh ketika kumpul…

Menemukan solusi

ketika bercerita dan

merasa didengarkan

(548-552)

Bercerita mendapat

kelegaan, namun

masalah belum

hilang (553-558)

Setelah bercerita

dapat berpikir jernih

untuk mengambil

keputusan (559-563)

Bisa merasakan

suasa rukun dan

hangat di dalam

keluarga (581-586)

- Bercerita

menemukan

solusi

- Kebutuhan

didengarkan

- Bercerita

membuat lega

- Bercerita tidak

menyelesaikan

masalah

Bercerita

pikiran menjadi

jernih

Harapan akan

keluarga yang

rukun dan hangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

164

593

594

595

596

597

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

629

630

631

632

633

634

634

636

637

638

He-e. Kebersamaan…

Kebersamaan dengan adik-adik

juga, komplit gitu ya. Ada nggak

pengalaman yang kurang

menyenangkan?

Pengalaman kurang menyenangkan

itu ya lebih ke itu sih, ke ee,

keemosional orang tua ke anak-

anaknya. Gitu. Sampai kadang,

kadang kesalahan mereka pun terus

mereka luapkan terus jadi kita yang

kena semprot juga sampai kita ya

ampun, sampai kita juga ikut

nangis, gitu. Terus kayaknya tuh

kayak mer…, merasa nggak adil

gitu lho. Padahal yang salah siapa

yang kena siapa ya gitu-gitu.

Terus sampai sekarang masih

seperti itukah ke kalian?

Masih. Terakhir minggu kemarin.

He-em. Masih berarti ya. Terus

ketika menghadapi orang tua

yang seperti itu kamu lebih

bersikap gimana?

Diam, pergi, ya sudah sampai

menunggu itu netral sendiri.

Nah, terus ee kalau hubunganmu

dengan adik-adik? Kan adikmu

tiga ya, itu usianya jauh?

Tiga tahun, enam tahun, sembilan

tahun.

Yang terakhir sembilan tahun.

Terpaut sembilan tahun. Kepaut

tiga tahun, kepaut enam tahun,

kepaut sembilan tahun.

Nah itu hubunganmu dengan

adik-adikmu gimana?

Dekat, dekat sih. Terutama yang

adik saya yang nomor dua sama

nomor empat, kalau yang nomor

tiga nggak begitu deket sampai

sekarang.

Kamu mencoba mendekati tuh

gimana caranya, ada usaha apa?

Emosi orang tua

yang diluapkan ke

anak hingga anak

menangis merupakan

pengalaman kurang

menyenangkan

bersama orang tua

(598-606)

Merasa tidak adil

karena orang tua

meluapkan emosi

kepada anak (607-

609)

Menghadapi orang

tua emosional

dengan diam dan

pergi (618-619)

- Perasaan anak

menjadi korban

- Orang tua

melakukan

displacement

Merasa bahwa

tidak adil, karena

orang tua

melakukan

generalisasi

- Bersikap pasif

- Koping:

avoidance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

165

639

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

670

671

672

673

674

675

676

677

678

679

680

681

682

683

684

685

686

687

688

689

690

691

692

693

694

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

Emm, kalau, yang kalau untuk

bertiga itu, itu sudah terjadi dengan

sendirinya gitu lho. Kalau misalnya

saya pulang ke rumah, ya udah adik

saya juga yang cowok tuh kadang

nggak pernah pergi-pergi yang

bungsu, gitu-gitu, ya main, ngobrol

bareng, tiduran bareng, dan itu ya

sudah terjadi dengan sendirinya.

Terus kalau yang, yang nomor tiga

ini memang agak susah mendekati.

Tapi saya juga berusaha untuk

mendekati misalnya dengan cara

ee, apa ya ngajak ngobrol, ngajak

bercanda, terus nanya-nanya

sesuatu yang dia ini ee dia ee

nanya-nanya tentang hal yang dia

dia senangi, terus ee nanya-nanya

ya basa-basi itu lah, terus kadang

juga ngalem. Tapi agak susah juga

untuk mendekati ini buat, terutama

untuk mendekati dan dia mau

terbuka kepada saya itu susah.

Berarti sampai sekarang belum

terbuka ya?

Belum.

Oke. Ini mau balik lagi ke tadi

kan orang tua punya harapan

kepada kamu mungkin lebih ke

pendidikan ya, maksudnya

karena menurutmu orang tua itu

berpandangan kalau pendidikan

itu bekal.

He-em.

Mungkin bisa diceritakan

apakah ada harapan orang tua

yang lain khusus untuk kamu

sebagai anak sulung?

Harapannya ya besok saya menjadi

orang yang sukses, gitu-gitu. Tapi

tuh orang tua tuh me.., tidak pernah

memberikan, tidak pernah secara

langsung ngomong bahwa saya

berharap kepada kamu begini-

begini itu nggak. Tapi tuh saya

Interaksi dan

komunikasi untuk

menjalin keakraban

dengan saudara

kandung (639-681)

Harapan orang tua

bahwa informan

menjadi orang sukses

(698-699)

Orang tua

menyampaikan

harapan dengan

membanding-

Interaksi dan

komunikasi

menjalin

keakraban dengan

saudara kandung

Harapan orang

tua: sukses

Penyampaian

harapan orang tua

secara implisit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

166

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720

721

722

723

724

725

726

727’

728

729

730

731

732

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

744

745

746

747

748

749

750

melihatnya dari cara orang tua

memberikan contoh kepada saya,

kayak misalnya membandingkan

itu lho si A, itu lho si mbak A udah

bisa begini. Dia jadi anak pertama

udah bisa begini-begini-begini. Itu

lho ini begini-begini, gitu sih. Jadi

saya menginterpretasikan omongan

dari orang tua saya yang

memperlihatkan kemampuan orang

lain dan, gitu-gitu sih.

Nah, ketika kamu dibanding…,

ketika kamu dibandingkan

dengan orang lain tuh apakah

frekuensinya sering atau saat-

saat tertentu?

Saat-saat tertentu.

Nah itu perasaanmu gimana

ketika seperti itu?

Emm kadang saya juga, kadang

saya ya berusaha, oo oke, berarti

kepinginannya orang tua saya

kayak gini. Minimal saya seperti

ini. Ee, tapi kadang saya juga

merasa, lho kan orang kan beda-

beda, masa ya di…, saya mau, mau,

apa tuh namanya, harus harus

seperti itu gitu lho. Ee, kalau

misalnya, ya kalau kalau pun saya

bisa lebih dari yang dicontohkan,

ya itu kan ya juga sudah ya

alhamdullilah kalau orang bilang

kan. Nah, tapi kalau pun kalau saya

terus jadi mikir kalau pun saya

nanti misalnya tidak bisa lebih dari

yang mereka harapakan itu

bagaimana. Kadang saya juga

mikirnya kayak gitu sih.

He-em. Nah, ee sikapmu gimana,

maksudnya sikapmu menanggapi

orang tua seperti itu,

dibandingkan gitu?

Oo ya, ya, ya, ya gitu aja sih ya.

Terus yang nggak yang…, karena

ya itu malas beradu argumen,

bandingkan dengan

anak sulung lain

(700-711)

Berusaha menjadi

yang diinginkan oleh

orang tua seperti apa

(725-729)

Merasa bahwa orang

tidak sama dan

apakah harus

mencapai seperti

yang dibandingkan

(729-733)

Jika mencapai lebih

keinginan orang tua

itu baik (734-737)

Berpikir jika

akhirnya tidak bisa

melebihi yang

diharapkan orang tua

(738-743)

Menuruti orang tua

karena malas

berargumen, untuk

Usaha memahami

keinginan orang

tua

Menolak untuk

dibandingkan

Harapan diri

mencapai lebih

dari harapan

orang tua

Kekhawatiran

tidak mampu

mencapai lebih

harapan orang tua

- Bersikap pasif

- Pandangan

asertif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

167

751

752

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

773

774

775

776

777

778

779

780

781

782

783

784

785

786

787

788

789

790

791

792

793

794

795

796

karena malas untuk apa

menciptakan suasana yang nggak

enak, gitu-gitu.

Nah, terus ee bagaimana cara

kamu untuk mewujudkan

keinginan orang tua itu?

Misalnya ya seperti tadi

pendidikan atau yang lainnya itu,

bagaimana cara kamu

mewujudkannya?

Ya berusaha untuk berusaha untuk

belajar, terus mencari pengalaman,

terus apa ya, ya berusaha mencari

informasi sebanyak-banyaknya

tentang, tentang tujuan dan harapan

yang berkaitan dengan harapan

orang tua saya.

Terus kayak S2 tadi itu, terus

kamu berencana akan

melanjutkan atau bagaimana?

Nah itu saya sampai sekarang pun

masih agak gojak-gajik, maksudnya

masih agak sshhhh aduuuuh, emm

masih dalam proses

mempertimbangkan. Tapi ini

sepertinya saya sudah 60% ee,

tadinya saya berpikiran bahwa ee

ya udah kalau misalnya saya

rejekinya langsung, langsung,

langsung kuliah ya nanti saya

daftar, ya kalau misalnya langsung

keterima ya udah saya jalani. Cuma

kalau nggak berarti saya memang

harus bekerja dulu. Ee tapi saya

terus beberapa hari ini juga mikir

bahwa mungkin saya akan me…, ee

membuat keputusan bahwa

memang saya harus bekerja dulu

untuk setahun, dua tahunan gitu.

Jadi kalau pun nanti memang saya

untuk sekolah lagi, ya bukan berarti

karena saya mengambil S2 yang

tanpa bayangan dan tanpa tujuan

besoknya. Dengan saya bekerja,

menghindari suasana

tidak enak (748-758)

Usaha mewujudkan

harapan orang tua:

belajar, mencari

pengalaman, mencari

informasi (762-768)

Proses

mempertimbangkan

antara harapan orang

tua untuk

melanjutkan

pendidikan dan

keinginan diri

bekerja (773-802)

menyebabkan

suasana tidak

nyaman

Ada usaha untuk

mewujudkan

harapan orang tua

Pertimbangan

antara harapan

orang tua dan

memahami

keinginan diri

sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

168

797

798

799

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

810

811

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

823

824

825

826

827

828

829

830

831

832

833

834

835

836

837

838

839

840

841

842

saya paling tidak mempunyai

sedikit gambaran bahwa S2 nanti

bukan hanya sekedar embel-embel,

tapi emang berguna untuk, untuk

me…, mendukung ilmu saya, untuk

pekerjaan saya, untuk karir saya.

Jadi mungkin semoga saya bisa

memberikan pengertian itu kepada

orang tua saya dan orang tua saya

bisa menerima.

Nah ini, apa kamu sudah

menyampaikan ini ke orang tua?

Belum, karena baru saya mikir-

mikir di kos ini, susah (tertawa).

Pusing (tertawa).

Terus menurutmu ketika kamu

menyampaikan itu ke orang tua

reaksi orang tua apa, dalam

bayanganmu?

Eem, kalau mungkin kalau saya sih

untuk bapak saya mungkin,

mung…, ya untuk mereka berdua

mungkin agak lebih kecewalah.

Tapi kan setidaknya kekecewaan

itu mungkin ee akan saya biarkan,

ee cuma maksudnya saya harus bisa

meyakinkan bahwa kekecewaan itu

cuma akan dirasakan mereka

sebentar. Setelah itu, saya akan

membangkitkan membayar

kekecewaan mereka dengan hal

yang lebih. Maksudnya saya akan

mempertanggungjawabkan dengan

keputusan yang saya ambil.

Sebenernya saya juga sekarang

udah mulai mempersiapkan

persiapan S2 itu. Tapi saya juga

mulai mikir kalau misalnya dengan

S2 sekarang itu, tadinya saya

memang mau S2 dan mau bekerja.

Pengalaman bekerja.

Nyambi gitu ya.

He-em nyambi. Tapi ternyata kok

ee S2 dengan kebijakan baru S2

sekarang yang 70 sekian sks tetap

Harapan diri mampu

mengungkapkan

hasil pertimbangan

dan orang tua mau

menerima (803-806)

Masih memikirkan

menyampaikan hasil

pertimbangan (810-

812)

Harapan orang tua

tidak tercapai akan

mengecewakan

orang tua (817-820)

Keinginan membayar

kekecewaan orang

tua dengan

mempertanggungjaw

abkan keputusan

yang diambil (821-

831)

Perencanaan serta

pertimbangan untuk

melanjutkan

pendidikan sambil

bekerja, namun kecil

kemungkinan untuk

melakukan keduanya

(832-838)

- Harapan diri

asertif

- Harapan orang

tua bisa

memahami anak

Harapan diri

asertif

Orang tua

kecewa, harapan

tidak terpenuhi

Conditional

positive regard

Memiliki

perencanaan ke

depan untuk diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

169

843

844

845

846

847

848

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

869

870

871

872

873

874

875

876

877

879

880

881

882

883

884

885

886

887

888

889

dua tahun, bisa dua tahun, tapi 70

sekian sks, dua tahun kalau lancar.

Dengan 70 sekian sks, padahal

sebelumnya itu dari 40 sekian sks.

Berarti kan semakin kecil

kesempatan untuk bisa nyambi. Iya

kan?

Iya, iya.

Nah itu, nggak bisa untuk nyambi

bekerja. Nah itu yang harus saya

pertimbangkan. Kalau misalnya

saya, saya bekerja, bekerja dulu,

mana tahu saya dapat rejekinya ya

disekolahin dari kantor atau, atau

memang saya dapet, dapet

pengalaman baru dengan orang-

orang baru yang berpengalaman

yang lebih berpot.., berpotensi

dibidang, dibidang di karir yang

menunjang karir saya, gitu-gitu sih.

Nah untuk kamu sendiri,

sebenernya kamu punya tujuan

apa sih untuk dirimu?

Maksudnya kamu punya cita-cita

apa sih untuk dirimu setelah

sarjana ini?

Emm, saya pinginnya ya bisa S2,

ya bisa kerja, ya bisa nikah, tapi ya

nggak telat banget (tertawa). Saya

karena, karena, saya saya juga ee

mungkin orang tua saya masih

belum memikirkan untuk hal yang,

ee untuk hal untuk menikah

anaknya menikah itu. Karena

memang background keluarga saya,

sepupu-sepupu saya juga nggak ada

yang menikah muda, satu. Tapi

bukan berarti mereka tidak menikah

muda bukan berarti karena, piye ya,

karena berbagai macam

background sih, ada yang memang

ee yang pacarnya yang, yang nggak

benerlah, apa lah, terus ada yang

memang bermasalah, ada yang

memang mengejar karir dulu, gitu-

Harapan infroman:

melanjutkan

pendidikan, bekerja,

menikah tepat waktu

(870-872)

Harapan diri untuk

menikah tepat waktu

berbeda dengan

pemikiran orang tua,

namun tetap ingin

memperjuangkan

(874-911)

Harapan diri:

melanjutkan

pendidikan,

bekerja, menikah

tepat waktu

- Harapan diri

tidak sesuai

dengan orang

tua

- Mau

memperjuangka

n pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

170

890

891

892

893

894

895

896

897

898

899

900

901

902

903

904

905

906

907

908

909

910

911

912

913

914

915

916

917

918

919

920

921

922

923

924

925

926

927

928

929

930

931

932

933

934

935

gitu emang jodohnya masih seret.

Gitu-gitu. Nah kalau misalnya

besok udah dikasih jalan tapi

ditahan-tahan terus kan juga nggak

bagus (tertawa). Padahal kan juga

saya kan maksudnya

memperhitungkan masa depan saya

biar saya nggak mau telat-telat

banget, karena kan mikir, see..,

seeee., apa selagi masih produktif.

Dulunya sih saya memang,

memang seperti orang tua, hayo

ngapain sih hari gini kok,

maksudnya udah udah berpikiran

kayak gitu. Tapi tuh menurut saya

juga ee pengalaman juga dengan

keluarga saya yang akhirnya pada

telat-telat gitu juga diusia tuanya

juga mereka akan lebih rekoso

karena anak-anaknya mereka masih

kecil-kecil dan mereka sudah

semakin tidak produktif, gitu. Jadi

kan itu juga harus saya, saya

pertimbangkan, karena yang akan

mempertanggung jawabkan hidup

saya selanjutnya kan saya hanya

berdiri diatas kaki saya sendiri.

Berarti ada perbedaan sedikit

ada pandangan antara kamu dan

orang tua misalnya kayak

menikah itu ya, orang tua belum

berpikiran ke arah situ, nah

kamu sudah sedikit berpikiran ke

arah sana. Apakah kamu pernah

menyampaikan seperti ini ke

orang tua?

Belum, karena malu. Tapi saya

sudah menyampaikan ee ke tante

saya sih. Karena tante saya itu

sudah seperti orang tua kedua dan

bisa sebagai mediator dari anaknya

ke orang tua saya, gitu sih. Sudah,

apa, sudah bercerita tentang semua

segala sesuatu yang terjadi di saya

dan lingkungan saya dan segala

Pemikiran bahwa diri

bertanggung jawab

untuk berdiri diatas

kaki sendiri (912-

916)

Belum

menyampaikan

keinginan diri kepada

orang tua karena

malu, namun

bercerita kepada

tante tentang segala

sesuatunya (927-936)

Ada keinginan

untuk

bertanggung

jawab akan

kehidupan sendiri

- Kurang bisa

terbuka dengan

orang tua

- Berkomunikasi

melalui

mediator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

171

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945

946

947

948

949

950

951

952

953

954

955

956

957

958

959

960

961

962

963

964

965

966

967

968

969

970

971

972

973

974

975

976

977

978

979

980

981

target.

He-em. Berarti targetmu ke

depan?

Saya pinginnya, di tiga tahun empat

tahun ini saya sudah bisa,

maksudnya udah bisa bener-bener

eem bertanggung jawab dengan

keinginan orang tua saya.

Pokoknya saya sudah bisa

memenuhi semua keinginan orang

tua saya, ya paling nggak sampai

S2 itu, sudah bisa saya penuhi.

Saya juga sudah bisa mapan lah

istilahnya, sudah bisa menata hidup

saya secara mandiri. Gitu (tertawa).

Terus, wacananya sih seperti itu

(tartawa).

Tapi kan maksudnya kalau

sudah punya target kan

diusahakan untuk mewujudkan.

Terus kalau hambatannya kalau

ketika ditengah-tengah orang

tua, kira-kira setuju atau nggak?

Dengan pasangan saya? Atau

dengan keputusan saya?

Iya dengan keputusanmu.

Emm, setuju tidaknya itu mungkin

akan ditunjukkan dengan,

tergantung dengan pencapaian saya

besok itu. Kalau misalnya saya

memang sudah bisa menunjukkan

semuanya, ya mereka bakalan

nggak punya alasan untuk tidak

setuju dengan keputusan saya. Jadi

saya lebih mengejar untuk, untuk

bisa membuktikan dulu gitu lho,

membuktikan ke orang tua saya,

bahwa, ya udah, sampai mereka

nggak punya alasan untuk tidak

setuju dengan keputusan saya, gitu.

He-em. Berarti langkahmu

sekarang, maksudnya kamu

melangkah dengan, maksudnya

dengan pikiran, tujuanmu, gitu,

dan juga orang tua?

Tujuan ke depan

adalah bertanggung

jawab dengan

keinginan orang tua

dan hidup mandiri

(940-951)

Mengejar untuk

membuktikan diri

dengan

pencapaiannya,

sehingga orang tua

tidak punya alasan

untuk tidak setuju

dengan keputusan

yang telah diambil

(963-976)

Keinginan untuk

memenuhi

harapan orang tua

Pembuktian diri

mampu

meyakinkan

orang tua

terhadap pilihan

yang diambil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

172

982

983

984

985

986

987

988

989

990

991

992

993

994

995

996

997

998

999

1000

1001

1002

1003

1004

1005

1006

1007

1008

1009

1010

1011

1012

1013

1014

1015

1016

1017

1018

1019

1020

1021

1022

1023

1024

1025

1026

1027

He-eh, iya.

Jadi maksudnya sambil

dibarengin terus ee

membuktikan, gitu ya.

He-eh.

Lalu sebelumnya kamu pernah

nggak, sebelum-sebelumnya itu

punya pengalaman yang ee orang

tua pingin kamu ke arah sini tapi

kamu punya keputusan lain ke

arah sana gitu, terus terjadi apa?

Ada nggak pengalaman yang

kayak gitu.

Pernah sih, pada saat pemilihan

jurusan kuliah.

Ee he-em.

Eem, dan saya nggak mau itu

terjadi lagi sekarang, dan saya

sudah me..mulai memprediksikan

bahwa itu akan seperti akan terjadi

seperti dulu lagi. Jadi pas itu tuh

saya SMA, itu saya pernah ee dapet

jalur prestasi, udah diterima

disebuah universitas, dengan jalur

prestasi. Nah, tapi tu dan itu

universitas yang bukan

unis…univ…bukan

univers…bukan universitas yang

yang ecek-ecek, bukan itu. Tapi tu

eem yang cukup prestisius gitu lah.

Nah, terus ee dengan kayak gitu aja

orang tua, karena mereka tidak

punya pandangan dan mempunyai

tujuan untuk menyekolahkan

anaknya disitu, ya sudah dengan

pengumuman saya yang kayak gitu

ya tidak berusaha dibaca atau di

gimanain atau ber…, di diskusikan

gitu pun tidak, gitu lho. Ya udah

kamu kalau nggak disini disini,

kalau nggak yowes, gitu lho. Nah,

terus ee apa tuh namanya untuk

berjalan sekarang-sekarang ini tu

saya lebih ke cub…, ee, ee coba

kalau dulu saya boleh kayak gini,

Memprediksikan

akan terjadi

perbedaan pendapat,

tidak ingin terjadi

lagi (999-1003)

Informan pernah

diterima di

universitas ternama,

namun orang tua

tidak mau membaca

pengumumannya

maupun

mendiskusikannya,

karena orang tua

tidak punya tujuan

menyekolahkan

disana (1004-1023)

Ada perasaan

menyesal karena

sudah mengikuti

keinginan orang tua

Kekhawatiran

akan perbedaan

pendapat/

keinginan dg

orang tua

Perasaan

diabaikan oleh

orang tua

Menyesal karena

patuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

173

1028

1029

1030

1031

1032

1033

1034

1035

1036

1037

1038

1039

1040

1041

1042

1043

1044

1045

1046

1047

1048

1049

1050

1051

1052

1053

1054

1055

1056

1057

1058

1059

1060

1061

1062

1063

1064

1065

1066

1067

1068

1069

1070

1071

1072

1073

kan sekarang saya udah bisa gini-

gini, gitu-gitu. Kadang saya ada

perasaan gitu. Tapi kadang suka

yaa yang diarahkan mereka juga

nggak nggak yang nggak yang

merugikan say…, merugikan saya

banget. Jadi ya kekecewaannya itu

kadang nggak, nggak, nggak terlalu

dalem sih.

Ee berarti ee berarti

keputusannya waktu itu kan

orang tua maksudnya membaca

pengumuman aja nggak, berarti

istilahnya tidak, tidak

menanggapi serius gitu ya.

Iya, tidak merespon.

Nah terus akhirnya keputusan

sampai kamu kuliah di yang

sekarang ini gimana prosesnya?

Prosesnya ya, ya saya akhirnya juga

memilih sendiri jurusan yang ini

dan ee mereka juga akhirnya

mendukung, gitu, dengan pilihan

saya. Karena ya itu menurut mereka

jurusan yang saya ambil itu

memang untuk prospek ke

depannya aman. Jadi mereka nggak

mau anaknya berada digaris yang

tidak nyam…, tidak aman. Jadi,

mencari mencarikan jalan anaknya

yang aman, gitu sih.

Berarti yang itu berdasarkan

keputusanmu juga, gitu?

Iya, berdasarkan keputusanku gitu.

Yang waktu jalur pemilihan, apa,

jalur prestasi itu kamu yang

memilih atau gimana? Kok

sampai orang tua sampai tidak

bisa setuju.

Kalau pas itu tuh bukan ke bukan

lebih ke jurusan, tapi lebih ke kota,

lebih ke jauh, gitu-gitu sih, lebih ke

jarak, lebih ke pengalaman yang

orang tua ya itu tadi, karena saya

(1024-1030)

Merasa bahwa yang

diarahkan orang tua

tidak terlalu

merugikan, sehingga

tidak terlalu kecewa

pada keputusan

tersebut (1030-1036)

Orang tua tidak

merespon

pengumuman

informan diterima di

universitas ternama

(1044)

Orang tua

mendukung pilihan

informan yang

memiliki prospek ke

depan yang baik,

karena ingin agar

anaknya pada jalan

yang aman (1049-

1060)

Orang tua kurang

mendukung karena

khawatir anak berada

jauh dari orang tua

dan pengalaman

Patuh pada orang

tua tidak

merugikan

Orang tua tidak

merespon hal

yang bukan

keinginan orang

tua

Ketidakpercayaan

orang tua bahwa

anak mampu

aman dengan

pilihannya

Kekhawatiran

orang tua karena

orang tua tidak

percaya pada anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

174

1074

1075

1076

1077

1078

1079

1080

1081

1082

1083

1084

1085

1086

1087

1088

1089

1090

1091

1092

1093

1094

1095

1096

1097

1098

1099

1100

1101

1102

1103

1104

1105

1106

1107

1108

1109

1110

1111

1112

1113

1114

1115

1116

1117

1118

1119

anak pertama jadi orang tua belum

punya pengalaman, belum punya

pengalaman ee me…, apa, me…,

menangani anak difase ini. Jadi ya

sudah sebagai pengalaman, gitu-

gitu sih.

He-em. Nah, apakah itu juga

terjadi di adekmu juga? Adek-

adekmu di masa pemilihan

tempat atau jurusan gitu?

Ng, nggak sih kalau untuk yang

kedua ini, ee, eh, iya terjadi. Karena

sudah mulai terarahkan bahwa, wah

sek kae sesuk mending tak lebokke

neng kene, sek iki mending tak

lebokke, gitu-gitu. Jadi kan ada,

masih ada indikasi untuk

maksudnya, gitu-gitu sih,

mengarahkan, gitu-gitu sih.

Baik. Oke. Ee kira-kira ada

nggak sih, ee masih ada beberapa

harapan orang tua yang kurang

sesuai dengan dirimu?

Harapan orang tua yang kurang

sesuai?

Misalnya kamu pingin S2 itu,

balik lagi ke S2 tadi, terus ya

sebenernya kamu juga ingin, tapi

kamu semacam menunda gitu

ya?

He-em, semacam jalan dan caranya

aja yang belum, beda, gitu.

Nah itu, kira-kira, kamu me…,

apa ya, maksudnya, yang kamu

lakukan dengan perbedaan itu

bagaimana?

Eeem, yang waktu saya, kan

akhirnya, berusaha, kalau misalnya

belum bisa dikomunikasikan dua

arah langsung dengan orang tua

saya, ya akhirnya itu, saya ee

mencari mencari orang yang

sekiranya bisa ngomong ke orang

tua saya. Jadi sebagai mediator lah,

menangani anak

masih kurang (1069-

1076)

Ada kecenderungan

orang tua

mengarahkan adik-

adiknya dalam

menentukan kuliah

(1085-1093)

Keinginan

mewujudkan harapan

orang tua namun

caranya berbeda

dengan orang tua

(1106-1107)

Usaha

mengkomunikasikan

perbedaan keinginan

kepada orang tua

melalui mediator,

karena belum bisa

kemunikasi dua arah

(1112-1120)

Kecenderungan

orang tua

mengarahkan ke

semua anak dalam

hal akademik

Ingin

mewujudkan

harapan orang tua

dengan caranya

sendiri

Usaha asertif

melalui mediator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

175

1120

1121

1122

1123

1124

1125

1126

1127

1128

1129

1130

1131

1132

1133

1134

1135

1136

1137

1138

1139

1140

1141

1142

1143

1144

1145

1146

1147

1148

1149

1150

1151

1152

1153

1154

1155

1156

1157

1158

1159

1160

1161

1162

1163

1164

1165

mediasi, eh mediator.

He-em, mediator ya. Ee selama

ini untuk ngomong langsung

itu…..,

Kadang, kadang, dan lebih sering

tidak tersampaikan langsung

lewat…., saya, gitu.

Apakah kamu mau mencoba ada

keinginan untuk mencoba

langsung kah, ngobrol langsung

tanpa mediasi gitu, mediator?

Eem, pingin sih. Cuma kadang saya

agak kurang pede dan kadang ee

lebih mencari celah-celahnya yang

pas untuk ya, yaa lebih takut kalau

misalnya wah ini kok pas nggak pas

saya ngomong kayak gini, gitu-gitu.

Jadinya ya, ya tidak terlaksana-

terlaksana. Gitu.

Gitu ya? Oke deh. Mungkin ada

yang mau mbak ceritakan atau

mbak tambahkan gitu dari

obrolan hari ini?

Apa ya?

Yang disharingkan?

Yang disharingkan? Apa ya? Ya

pokoknya, intinya, ee sebagai untuk

anak sulung itu tu juga tidak bisa

memilih, memilih. Kalau buat saya

sih itu takdir menjadi anak sulung,

karena kan kita tidak bisa memilih.

Sudah ditakdrikan. Berarti, ya

sudah, berarti ya Tuhan memang ee

menunjuk kita yang, menunjuk kita

sebagai orang yang mampu

melak…, melakukan tanggung

jawab sebagai anak sulung. Berarti

ya dengan segala kelebihan,

kekurangan, ya sudah jalani saja,

nikmati dan meskipun jalannya itu

tidak mudah. Kadang merasa ee

kurang adil, nggak nyaman, atau

apa ya, tapi berusahalah untuk

mengalihkan dengan hal-hal yang

positif dan berpikiran yang positif.

Mengungkapkan

secara langsung

kepada orang tua

sering tidak

tersampaikan (1124-

1126)

Tidak

menyampaikan

langsung kepada

orang tua karena

tidak pede, takut dan

cemas yang tidak

tepat (1131-1136)

Menjadi anak sulung

adalah takdir, yang

tidak bisa memilih

(1146-1152)

Pandangan

bahwaTuhan

menunjuk sebagai

anak sulung karena

informan mampu

meskipun jalannya

tidak mudah (1153-

1161)

Informan

mengalihkan

perasaan kurang

nyaman sebagai anak

sulung dengan

- Asertif dg orang

tua = tidak

tersampaikan

- Asertif melalui

mediator

Perasaan insecure

dengan orang tua

Pasrah menjadi

anak sulung

Koping: mencari

figur Tuhan untuk

meyakinkan

bahwa diri

mampu menajdi

anak sulung

Usaha berpikiran

positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

176

1166

1167

1168

1169

1170

1171

1172

1173

1174

1175

1176

1177

1178

1179

1180

1181

Gitu sih.

Berarti selama ini cara mbak itu

mengalihkan dengan hal-hal

yang positif gitu?

He-em.

Berhasil berarti ya?

Ya, semoga (tertawa).

Oke, kalau gitu pertemuan kita

sampai disini dulu.

Iya.

Nanti kalau misalnya aku ada

yang mau ditanyakan, bisa tanya

lagi.

Iya ketemu lagi.

Makasih lho.

Iya

berpikiran positif

(1161-1165)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

177

Lampiran 4: Catatan Lapangan Wawancara ke-2 Informan 1 (TT)

Wawancara ke-2

Waktu : Kamis, 9 April 2015, pukul 11.15 – 11.50 WIB

Lokasi : Ruang Baca Perpustakan Sanata Dharma, Mrican

a. Catatan lapangan deskriptif

- Potret subjek dan latar fisik

Subjek datang ke lokasi menggunakan kaos berkerah berwarna pink yang

dimasukkan ke dalam celana panjang jins berwarna biru. Saat hendak

memulai wawancara, subjek mengikat rambutnya ke atas. Suasana lokasi

tenang dan hening. Subjek berbicara cukup pelan, karena takut

mengganggu pengguna perpustakaan. Selama wawancara, subjek

menyandarkan kepalanya pada kepala dan menghadap pewawancara.

Selain itu, sempat dua kali subjek membalas pesan singkat sambil

menjawab pertanyaan. Pada beberapa jawaba, subjek sempat

mengeraskan suaranya dan memberikan penekanan pada beberapa kata.

- Peristiwa khusus

Subjek sangat antusias menjawab ketika pewawancara menanyakan

kepada siapa biasanya subjek berbagi cerita mengenai permasalahannya.

Subjek menjawab cukup cepat dan bersuara sedikit lebih keras dari

sebelumnya. Subjek menyebutkan nama temannya. Ia menceritakan

bahwa ia dan temannya merasa memiliki kesamaan latar belakang,

sehingga dapat saling bertukar cerita. Subjek bercerita bahwa seharusnya

yang diceritakan adalah sesuatu yang sedih dan membuat luka batin,

namun subjek dan temannya justru menjadikannya hiburan.

- Perilaku pengamat

Pengamat khawatir dengan suara subjek yang pelan. Oleh karena itu,

beberapa kali pengamat mendekatkan voice recorder kepada subjek.

Selain itu, pewawancara sempat hilang fokus ketika ada dua orang

mahasiswa datang dan duduk di kursi yang satu deret dengan subjek.

b. Catatan lapangan reflektif

- Refleksi analisis

Subjek merasa bahwa bercerita mengenai permasalahannya dengan orang

tua kepada teman yang memiliki latar belakang karakter diri dan karakter

orang tua yang sama, dapat membantu subjek mengatasi

permasalahannya. Hubungan subjek dengan Tuhan juga membantu subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

178

mengatasi permasalahannya dengan orang tua. Dengan cara berdoa,

subjek mendapat ketenangan.

- Refleksi metode

Metode wawancara yang dirancang sudah berjalan dengan lancar.

Pewawancara sudah menanyakan beberapa pertanyaan inquiry hasil dari

wawancara pertama. Namun pada pertanyaan yang menanyakan tentang

perasaan, subjek kurang mampu menjawab sesuai dengan pertanyaan.

- Refleksi dilema etika dan konflik

Tidak ada.

- Refleksi kerangka berpikir

Sudah terlihat pola dari pertanyaan penelitian.

- Klarifikasi

Tidak ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

179

Lampiran 5: Transkrip Verbatim Wawancara ke-2 dan Analisis Data

Informan 1 (TT)

Kode: TT/W2

Baris Verbatim Koding Awal Analisis

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

Ketika beradu argument dengan

orang tua, kamu ‘meledak’, gitu.

Mbak bilang kayak bom

waktulah. Mungkin yang selama

ini dipendam, terus tiba-tiba

muncul. Nah itu, karena selama

ini kan mbak kalau kena semprot

orang tua diem aja. Nah terus

akhirnya orang tua sempet

lunak. Tapi sekarang kayak gitu

lagi dan mbak merasa menyesali

perbuatanmu. Nah, kayak gitu.

Jadi mbak sekarang lebih nrimo

atau menahanlah apa yang orang

tua lakukan, karena mbak takut

dibilang durhaka. Bisa

diceritakan lebih lanjut ketika

mbak beradu argument dan

istilahnya ‘meledak’ itu seperti

apa?

Peristiwanya gimana?

Iya.

Oh saat itu tuh aku ee terpancing

meledaknya itu karena, sebenernya

yang bikin masalah itu bukan

akunya tapi tuh adikku. Nah terus

tiba-tiba adikku bikin masalah

terus, itu tuh kejadiannya hari

Minggu to. Aku tuh masih inget.

Nah terus ibuku tuh sampai nggak

ke gereja karena mungkin kan habis

jengkel terus nangis aku segala

macem, terus mutung kan terus

mau keluar kamar kayak gitu tuh

to. Nah terus akhirnya aku tuh

pulang gereja. Nah ibuku tuh juga

nggak seneng gitu lho kalau

misalnya rumahnya berantakan, apa

segala macem, gitu-gitu. Nah,

kebetulan pas pulang gereja itu, eh

pas mau berangkat gereja itu nggak

Terpancing meledak

karena merasa yang

buat masalah bukan

informan (23-26)

Ibu dalam keadaan

emosional setelah

memarahi adik ikut

memarahi informan

yang dipicu kamar

- Perasaan marah

karena

diperlakukan

tidak adil.

- Ibu kurang

mampu

mengolah emosi

- Ibu kurang

mampu

mengolah

emosi

- Memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

180

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

sempet beresin tempat tidurku, kan.

Habis itu pas pulang gereja, aku

baru sampai kamar, tapi lagi ngecas

hp, terus emang belum tak beresin

to kamarku. Nah ibuku tuh naik.

Nah, terus tambah marah-marah,

tambah marah-marah. Wah

nyemprot ke aku, gara-gara

masalah adikku itu. Terus ngait-

ngaitin ke aku gitu lho. Nah terus

kan aku jengkel, terus akhirnya,

ngaitin ke aku, terus akhirnya aku

banting, banting hp terus mau pergi

dari rumah. Aku bilang. Terus aku

nangis. Yo terus pokoknya yang

pas itu tak rasain langsung tak

omongin disitu. Pas itu yo

emosinya tuh sampai, gimana ya

ngomongnya jelas apa nggak.

Soalnya aku juga sambil emosi,

meledak-ledak, sambil udah sampai

nangis juga kan. Nah terus habis

itu, untung ditahan sama pakdheku.

Ha bapakku lagi pergi pas itu.

Terus jadi ditahan-tahan pakdheku,

terus akhirnya aku dianter ke Jogja

sama bapakku. Balik ke kos, gitu.

Udah, gitu deh. Terus habis itu aku

seminggu kemudian aku nggak

pulang. Nggak pulang tuh bukan

karena aku masih jengkel, tapi

karena aku siap-siap itu lho, Konser

Jika Cinta Jingga. Nah harus take

video yang buat thriller-nya gitu

tuh lho. Nah terus tiba-tiba tanpa

sepengetahuan aku tuh omku,

tanteku, terus adik-adikku sama

ibuku tuh dateng ke Jogja

nyamperin. Terus ibuku udah

ngomong ya udah ngajak ngomong

aku biasa. Udah kayak biasa, udah

kayak baik-baik gitu. Terus aku ya

udah biasa lagi.

Kadang gitu penyelesaiannya

pun…

Nggak nggak terselesaikan.

berantakan, karena

ibu tidak suka rumah

berantakan (36-50)

Mengekspresikan

perasaan jengkel

dengan banting hp,

pergi dari rumah,

dan menangis (51-

55)

Saat jengkel,

mengatakan semua

yang dirasakan

dengan emosi yang

meledak (56-62)

Adanya peran orang

lain dalam meredam

emosi (65-68)

Informan sibuk

dengan kegiatan,

kemudian masalah

selesai karena ibu

sudah bersikap biasa

sehingga informan

juga sudah biasa lagi

(69-84)

keadaan ibu

- Merasa tidak

adil

- Ekspresi emosi

bersifat

destruktif

- Ekspresi emosi:

menangis

Ekspresi emosi

mengeluarkan

pendapat =

meledak

Kurang dalam

mengontrol emosi

- Melarikan diri

untuk

menyelesaikan

masalah

- Masalah

diselesaikan

dengan diam-

diam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

181

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

Nggak terselesaikan, biasa aja.

He-eh. Terus langsung biasa aja,

gitu.

Terus mbak inget nggak kata-

kata yang mbak omongin waktu

emosi itu apa?

Mmm, oh pas aku emosi tuh kata-

katanya tuh intinya lebih ke, kok

ibu tuh kalau sama orang lain aja

bisa mbelainnya kayak gitu. Terus

sekarang sama anaknya sendiri aja

mosok bisa ngata-ngatain kayak

gitu. Terus apalagi sih? Ee sekarang

kalau misalnya aku mau kayak

mau, mau berusaha deket sama

ibuku, maksudnya mau diskusi,

mau diskusi, mau cerita, mau ini,

tapi kadang ibuku tuh kadang juga

ee agak-agak cuek gitu lho. Orang

wes, aku wes wes nyedhaki tapi ki

malah, malah ibuku tuh kadang sok

menjadi-jadi gitu lho. Tapi

sekarang udah nggak beg…, udah

nggak seekstrim dulu lagi.

Terus waktu itu reaksi ibu

gimana?

Ya jengkel sih. Soalnya aku kan

aku nggak pernah, nggak pernah,

nggak pernah njawab ya. Ibuku

juga tambah marah gara-gara

dibilangin, oo aku anak pemberani,

gara…., opo, kewanen gitu gara-

gara tuh pas itu njawabnya, dikasih

tahu malah blablablaa gitu tuh lho.

Nah tu. Tapi, cuma karena baru

sekali itu tuh aku kayak gitu.

Perasaanmu waktu itu gimana?

Mbak nggak pernah kayak gitu,

tiba-tiba sekali meluap, terus

perasaan saat itu gimana?

Kalau pas habis itu tuh pas udah

nggak, nggak nangis-nangis udah

aku di Jogja, emang agak lega sih

sebenarnya. Cuma beberapa

Informan merasa

bahwa ibu lebih baik

pada orang lain

daripada anak

sendiri (95-100)

Berusaha dekat

dengan ibu dengan

cara diskusi dan

cerita, namun ibu

cuek (101-110)

Dulu ibu sulit

didekati, sekarang

tidak terlalu sulit

(111-112)

Ibu jengkel ketika

informan

mengeluarkan

perasaan (115-117)

Informan pasif,

ketika tidak manut,

ibu semakin marah

(118-122)

Perasaan lega setelah

meluapkan emosi

(130-132)

Menyesali karena

Merasa

diperlakukan tidak

adil

- Dekat dengan ibu

ketika bisa

diskusi dan cerita

- Merasa diabaikan

oleh ibu

Perubahan respon

ibu

Ibu jengkel ketika

informan

mengungkapkan

emosi

Mengungkapkan

pendapat dengan

meledak membuat

ibu semakin

marah

Meledak membuat

lega

Meledak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

182

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

minggu setelah itu terus ngelihat,

ngeliat ibuku lagi itu tuh terus ya

baru nyesel. Tapi tetep ada

nyeselnya gitu. Terus sekarang sih

mupusnya yo masih menerima

kalau, oh ternyata ya mungkin mau

gimana lagi udah karakternya

kayak gitu, o ya uwislah ngalah-

ngalah aja, gitu. Tapi sekarang

udah nggak senganu dulu sih.

Nah, gimana caranya waktu kan

Mbak mau ke Jogja itu, ketika

mbak pulang itu perasaannya

masih jengkelkah atau gimana?

Jengkel sih masih ad…, yo ada lah.

Cuma kan aku kan orangnya nggak

suka yang terlalu…, apa, kalau

misalnya pas marah pas jengkel

sama orang tuh, mungkin pas hari

itu juga pas jengkel itu bisa, bisa

meluap-luap. Tapi aku tipenya

bukan yang terus menyimpan

dendam lama-lama gitu sih nggak.

Gitu sih.

Cara kamu menetralkan

perasaan itu gimana?

Cara menetralkan, ya udah.

Dipikirnya sih, yo uwis sih, gitu-

gitu. Gitu sih paling. Soalnya aku

orangnya nggak selalu…, mikir sih,

suka mikir. Cuma, suka mikir, tapi

yang nggak terus berlarut-larut gitu.

Nah kemarin itu saya tanya

tentang hal-hal apa saja yang

membedakan tuntutan orang tua

ke mbak dan adik-adik. Lalu

mbak bilang tentang pendidikan

lah, karir, pertemanan, kayak

gitu lah. Nah terus misalnya

kayak mbak harus ngasih contoh

ke adik-adik dan hal-hal standar

yang menjadi tuntutan anak

sulung lainnya. Nah mau tanya

sudah meledak,

setelah melihat ibu

(133-136)

Saat ibu marah,

akhirnya bersikap

mengalah karena

memahami karakter

ibu (137-142)

Rasa jengkel pada

ibu yang langsung

diluapkan tanpa

disimpan sebagai

dendam berlama-

lama (149-157)

Menetralkan

perasaan jengkel

dengan tidak dipikir

berlarut-larut (162-

167)

menimbulkan

penyesalan

Solusi

permasalahan

dengan

memahami

Informan bukan

tipe pendendam

Koping masalah :

memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

183

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

yang mbak maksud dengan hal-

hal standar itu gimana?

Ya kalau ee gimana ya, kalau pada

umumnya sih, mungkin nanti itu

akan secara otomatis anak sulung

kan, apalagi kalau adiknya banyak

kayak gitu kan, ee nanti kalau udah

mentas berarti nantinya kan

bobotnya untuk sampai dia ke

depannya untuk jangka panjangnya

kan dia juga akan bertanggung

jawab dengan, dengan adik-

adiknya. Terutama yang paling,

nanti yang paling bontot. Kalau

misalnya bapak ibunya udah

semakin tua kan akhirnya yang,

yang sulung yang….he-eh,

bertanggung jawab. Terus kalau

misalnya ada apa-apa juga kan

tetep nanti yang, yang disorot yang

dituju kan tetep anak pertama. Gitu

sih.

Nah itu, dari mana kamu

mengetahui hal-hal tersebut?

Dari mana ya? Mungkin dari, dari,

dari keluarga sendiri, pertama.

Terus ya orang-orang sekitar juga,

gitu sih. Terus temen-temen, gitu.

Kayaknya tapi mungkin udah bisa

dibilang udah naluri nggak sih,

kalau kayak gitu tuh.

Lalu, nilai-nilai apa saja sih yang

orang tua tanamkan ke Anda

sebagai anak sulung?

Apa ya? Emm, nilai-nilai, emm itu

ya pertama itu ya mandiri itu. Tapi

aku juga kadang ngerasa suka

bertolak belakang. Pinginnya

anaknya bisa mandiri, tapi masih

apa yang anak pertama, apa tuh,

kayak masih dianggapnya anak

kecil tuh lho. Jadi, masih terlalu,

terlalu dilindungi. Terlalu, terlalu

dilindungi, terlalu dienakkan

dengan gitu-gitu. Terus, terus

Hal standar sebagai

anak sulung menurut

informan:

- Bertanggung

jawab akan adik

saat informan

sudah sukses

(190-193)

- Bertanggung

jawab akan adik

saat orang tua

sudah tua (194-

197)

- Jika terjadi

sesuatu, anak

sulung yang

bertanggung

jawab (198-200)

Mengetahui hal-hal

standar menjadi anak

sulung dari orang tua

dan orang disekitar

(204-207)

Tuntutan anak

sulung bisa dibilang

naluri (208-210)

Orang tua

menanamkan nilai

kemandirian (215-

216)

Orang tua

menanamkan nilai

kemandirian, tapi

bertolak belakang

dengan kenyataan

cara pengasuhan

orang tua (217-224)

Tuntutan anak

sulung:

- Bertanggung

jawab akan

adik

- Bertanggung

jawab saat

orang tua sudah

tua

- Bertanggung

jawab pada

semua hal yang

terjadi

Tuntutan sebagai

anak sulung

berasal dari

lingkungan

Tuntutan sebagai

anak sulung

adalah naluri

Nilai yang

ditanamkan:

kemandirian

Orang tua

mengharapkan

anak mandiri,

namun tidak

didukung dengan

perilaku orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

184

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

apalagi kalau aku anak pertama itu

nilai-nilai kalau dari ibuku itu nilai

yang selalu ditekankan adalah

karena anak perempuan dan anak

pertama itu harus rajin bersih-

bersih rumah (tertawa). Ya gitu-

gitu. Terus pokoknya ya anak, apa

ya kayak kerjaan-kerjaan anak

cewek biasanya, selazimnya. Gitu

sih. Beres-beres. Harus bisa apa,

meng-handle, meng-handle ini itu,

terus harus cekatan, gitu-gitu. Terus

tanggung jawab kalau misalnya

di…, disuruh apa itu tuh ya harus

sampai tuntas, sampai perfect. Gitu.

Terus apa lagi ya? Nggak males.

Padahal aku juga pemalas, mungkin

sampai sekarang udah dibiari, gara-

gara udah, udah bosen ngasih tahu.

Hahahaa (tertawa). Sampai cuma

kadang disindir-sindir, aduuuuh!

(tertawa). Udah sih, itu-itu aja sih.

Kan tadi Anda merasa

sebenarnya disuruh untuk

mandiri. Tapi ternyata kok

bertolak belakang. Sebenarnya

orang tua cara ngajarin

mandirinya itu gimana?

Ngajarin mandirinya itu gimana ya?

Sebenernya lebih memberikan,

menceritakan, lebih sharing tentang

pengalaman orang terus ngasih

contoh, gitu-gitu kan dia pinginnya

oh anakku ya kayak gitu. Nah itu

kan kayak ada poin-poinnya

tentang kemandirian-kemandirian

gitu. Tapi untuk kenyataannya tu

malah aku tuh masih terlalu di,

gimana ya, apa, kayak misalnya

terus nggak usah merantau yang

jauh-jauh, gitu-gitu. Terus tapi juga

nggak, nggak, itu tuh cuman,

cuman saran aja sih. Tapi nggak

yang terus bener-bener nggak

boleh, terus ini sih nggak. Tapi

Nilai yang

ditanamkan secara

khusus sebagai anak

sulung perempuan

adalah rajin bersih-

bersih rumah (226-

234)

Dintuntut untuk bisa

meng-handle

berbagai hal,

cekatan,

menyelesaikan

tanggung jawab

sampai perfect, rajin

(236-241)

Perilaku informan

tidak sesuai dengan

harapan orang tua,

sehingga bosan

menuntut (242-247)

Cara menanamkan

nilai kemandirian

dengan sharing

contoh orang lain

(255-262)

Kenyataannya

bahwa orang tua

masih membatasi

untuk mandiri (263-

267)

Tuntutan orang

tua: rajin bersih-

bersih

Tuntutan orang

tua:

- Bisa menangani

berbagai hal

- Cekatan

- Tanggung jawab

- Rajin

Orang tua berhenti

menuntut karena

bosan

mengingatkan

informan

Menceritakan

pengalaman orang

lain untuk

menyampaikan

nilai kemandirian

Perilaku orang tua

tidak mendukung

informan untuk

mandiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

185

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

sekarang mungkin semakin sedikit,

sedikit demi sedi…, sedi…, sedikit

demi sedikit tuh, apa, udah mulai

bisalah dengan kepu…, apa, boleh

berjalan dengan keputusanku, gitu-

gitu. Terus apa sih, apalagi sih, ck,

eee oya terus kan kayak misalnya

aku kan pengennya kan kerja dulu,

karena misalnya aku pingin sekolah

la…, kan disuruh sekolah, emang

kepengenannya orang tua kan juga

sekolah lagi. Tapi kan, tapi kalau

aku pingin sekolah lagi tuh, yang

bener-bener dengan kebutuhanku

besok sama aku pinginnya juga

pakai uangku sendiri. Tapi tuh

orang tua tuh masih mbok masih,

masih merasa mampu, ya terus

masih, ya gitu tuh lho. Terus ya

udah wes mumpung bapak ibu

masih, masih selagi mampu, gitu-

gitu. Ya terus kadang kalau

misalnya pergi, kayak kemarin

liburan gitu kan udah gedhe ya,

kadang kalau misalnya punya acara

sendiri kan nggak papa ya (nadanya

meninggi). Itu masa, aku pergi

sendiri sama Mas Yoga (pacarnya),

terus kayak gimana gitu kalau gara-

gara aku nggak ikut sendiri.

Haaa…menyebalkan! (tertawa)

terus rumahnya dikancing kan terus

aku pulang ke rumah tanteku. Gitu

(tertawa). Bikin sebel.

Jadi kamu pergi sama Mas Yoga,

mereka ada acara.

Gara-garanya tuh kan habis Paskah

kemarin tuh lho, terus kan nggak,

habis pada bersih-bersih semua satu

rumah, terus kan cuma gulung-

gulung nggak jelas gitu toh. Terus,

nah terus mumpung Mas Yoga

pulang juga kan namanya juga

LDR ya, masa… Nah terus nggak

tahu, nggak ada rencana apa-apa,

cuma glundang-glundung habis

Sekarang, orang tua

membiarkan

informan untuk

mengambil

keputusan sendiri

(272-276)

Informan ingin kerja

dulu, tapi orang tua

ingin informan

melanjutkan

pendidikan (279-

283)

Informan ingin

melanjutkan sekolah

namun dengan biaya

sendiri, bukan

dengan kemampuan

orang tua (284-292)

Merasa sudah besar,

sehingga jika punya

acara dengan pacar

tidak masalah (293-

297)

Sudah berencana

pergi dengan pacar,

kemudian orang tua

mengajak untuk ke

Jogja, sehingga

orang tua menjadi

tidak suka karena

informan tidak ikut

sendiri (298-329)

Sekarang

informan sudah

bisa mengambil

keputusan sendiri

Adanya perbedaan

keinginan orang

tua dan diri sendiri

- Adanya

keinginan

mewujudkan

harapan orang

tua secara

mandiri

Keinginan berlibur

dengan pacar

- Keinginan yang

dibatasi orang

tua

- Orang tidak

senang jika

informan tidak

ikut acara

bersama keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

186

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

bersih-bersih rumah, satu rumah

gitu, terus ya udah ngajakin nonton.

Yo uwis, aku udah siap-siap udah

mau dijemput, udah mau dibeliin

ti…, eh udah dibeliin tiket, eh tiba-

tiba ngajak aku, eh ke Jogja aja

yuk, gini-gini, gitu. Terus aku piye

to. Terus aku tetep aja pergi

(tertawa). Terus aku selesai, aku

kan cuma nonton. Cuma nonton,

pulang pun mereka juga belum

pulang, rumah dikancing. Grok!

(Suara dari hidung) Ya udah aku

balik ning tanteku (tertawa).

Kemarin saya tanya tentang hal-

hal yang muncul dipikiran kalau

Anda adalah anak sulung. Nah,

Anda menjawab ee merasa

kesulitan dalam bernegiosiasi

dengan orang tua. Nah Mbak

harus merasa lebih memahami

situasi, lebih ngalah, cari aman,

menahan segala sesuatunya. Jadi,

Mbak lebih memaklumi

pengalaman pertama orang tua

menghadapi anak dengan cari

aman. Kalau dimaklumi itu

Mbak merasa bisa mengurangi

beban orang tua dan lebih

menjaga suasana. Nah bisa

dijelaskan ketika Anda harus

mengalah, menahan, terus nrimo

itu tadi dan menghadapi orang

tua yang kayak gitu, bisa

dijelaskan ee apa yang

dirasakan?

Emm, gimana ya? Kadang tuh,

sebenernya itu tuh, pada saa…., eee

aku juga agak mikir, kalau

misalnya aku kayak gini, kayak gini

terus, kayak gini kayak gini terus

tuh nanti juga yang rugi aku gitu

lho. Kadang pada saat aku, usia aku

berkembang dan udah harus bisa

mikir secara mandiri kayak gitu,

Informan menyadari

kerugian dari

bersikap nrimo dan

ngalah (358-360)

Kerugian dari sikap

nrimo dan ngalah

adalah tidak bisa

- Menyadari

kerugian dari

bersikap pasif

- Pertimbangan

untung-rugi dari

setiap keputusan

Kemandirian

terhambat

kebijakan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

187

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

tapi terus aku akhirnya kepentok

dengan masih dengan, apa tuh

namanya, dengan segala rules dan

kebijakan orang tua, dengan gitu-

gitu. Terus kadang aku ngerasa

takutnya besok aku bisa nggak ya

kira-kira besok tuh berkembang,

terus bisa menghadapi, gitu-gitu.

Tapi ya disisi lain ya tetep aku tuh

mikirnya juga sekarang orang tua

tuh juga kalau misalnya pingin

umur panjang anaknya juga ya

jangan bikin tambah beban, gitu.

Itu sih sebenernya. Cuma aku

sekarang lebih ke mungkin disisi

lain aku bisa nrimo dan ngalah

kayak gitu, tapi disisi lain aku juga

mungkin harus bisa mulai berpikir,

berpikir dan punya, punya, punya

pandangan seca…, apa, pandangan

untuk ee kedepannya itu seperti apa

dan ee cari-cari pengalaman di luar,

di luar tuh kayak apa, gitu-gitu sih.

Terus perasaan yang muncul tuh

biasanya apa?

Perasaan yang muncul? Pada saat

ngalah?

He-eh. Misalnya saat orang tua

marahin, terus kamu, ya

udahlah, yo uwis, gitu, misalnya

kamu mendem, gitu. Biasanya

perasaan yang muncul apa?

He-eh. Apa ya? Ya sedih sih. Kok

kadang tuh, kadang masih agak

sulit untuk dikeluarkan, kadang.

Tapi nggak yang terus nggrantes

gitu sih, nggak. Cuma perasaannya

apa ya kalau kayak gitu tu? Lebih

ke….eee….ya udahlah. Gitu-gitu

tuh lho.

Nrimo itu tadi.

Ho-oh, nrimo.

Nah, caramu mengatasi perasaan

nrimo, sedih tadi itu gimana?

mandiri karena

adanya kebijakan

orang tua (361-367)

Merasa takut besok

informan tidak

berkembang karena

kebijakan orang tua

(368-370)

Pemikiran jika ingin

orang tua umur

panjang, anak jangan

memberi beban

(372-376)

Sekarang informan

lebih bersikap nrimo

dan mengalah,

namun tetap

memiliki pandangan

diri ke depan (377-

385)

Merasa sedih ketika

bersikap nrimo dan

ngalah (397-399)

Merasa “ya udahlah”

saat nrimo dan

ngalah (401-403)

tua

Kekhawatiran

akan kemampuan

diri di masa depan

Bersikap pasif agar

tidak menambah

beban orang tua

Bersikap pasif,

namun tetap

berpikir terbuka

Merasa sedih

karena bersikap

pasif

Pasrah pada orang

tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

188

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

Me…, ini, paling aku ee apa,

membelokkan ke kegiatan-kegiatan

lain, gitu-gitu. Misalnya aku pingin,

aku pingin ini, terus orang tuaku

belum punya pandangan tentang hal

yang tak pinginin itu. Tapi diem-

diem tuh terus aku juga cari

informasi, gitu-gitu. Mungkin mana

tahu nanti misalnya pas dibahas-

dibahas lagi aku bisa jelasin lebih,

lebih ngasih mereka pandangan

lebih luas tentang yang tak

pinginin, gitu- gitu sih. Lebih

nrimonya tuh tapi lebih ke…, ke

arah gimana ya, tetep masih

mengusahakan yang tak pinginin,

gitu.

Jadi lebih mengalihkan, tetep

nggak nrimo yang pasrah-pasrah

banget ya?

He-em, he-em. Nggak pasrah gitu,

nggak.

Hmm, terus kemarin ak tanya

tentang bagaimana cara

mengatasi situasi tertekan

dikarenakan beberapa tuntutan

orang tua. Terus Mbak

menjawab berusaha memenuhi

tuntutan itu, gitu. Terus aku

tanya perasaan tertekan seperti

apa sih yang dirasakan dan

efeknya untuk kamu. Lalu Mbak

jawab paling nangis. Mungkin

lebih ke psikis. Gitu. Jadi

meluapkannya lebih ke cara

menangis. Maksudnya efek lebih

ke psikis itu gimana?

Lebih ke psikis tuh kayak, apa ya?

Perasaan. Psikis tuh apa sih? Aku

juga….., ee perasaannya gitu kan

ya. Gitu-gitu sih. Gitu. Lebih ke

perasaan.

Perasaan yang bagaimana?

Perasaan yang….mmm….gimana

ya? (tertawa) Ya, ya, yang kayak

Mengatasi rasa sedih

karena selalu nrimo

dan ngalah dengan

tetap berpandangan

dan mengusahakan

hal-hal yang

diinginkan diri untuk

bisa dijelaskan

kepada orang tua

(410-425)

Koping: dia

keputusan orang

tua, namun tetap

berusaha

mengumpulkan

alasan kuat untuk

keputusan sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

189

456

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

gitu.

Jelaskan yang seperti apa…

Eee, maksudnya yang pas aku kok

nangis? Kalau menurutku itu sih

terjadi dengan sendirinya sih. Ya

spontanitas, naluri (tertawa).

Terus ketika menangis, nah

biasanya menetralkannya itu

dengan bercerita sama orang

lain. Biasanya orang yang kamu

datangi untuk kamu cerita itu ke

siapa?

Ke Kuntil. Iya, itu temen. Soalnya

tuh gini, eee ke…, kee…, cerita ke

temen yang ee apa tuh namanya,

punya pengalaman yang hampir

sama. Karena tipenya ibuku

ternyata juga hampir sama kayak

ibunya Kuntil dan karakterku sama

karakternya Kuntil tuh juga hampir

sama. Gitu. Jadi, kebetulan ada

kesamaan itu jadinya cocok kalau

buat pas cerita kayak gitu.

Nah terus kenapa kamu memilih

dia dan dengan background yang

mirip-mirip gitu?

Karena terus merasa, meskipun

kadang nggak menemukan solusi

(tertawa), tapi ki terus kayak ada,

ada temennya (tertawa), haaa…iki

luwih… Gitu tuh terus udah, udah

kayak, udah malah jadi terhibur

gitu lho. Kadang menemukan

kesamaan gitu tuh, padahal tuh juga

yang sedih-sedih kayak gitu tuh,

tapi tuh terus

jadi….haa…ck…ternyata sama.

Punya temen?

Ho-oh. Nasibe podho wae

(tertawa).

Ada nggak cara lain selain

bercerita sama teman?

Berdoa (tertawa).

Berdoa secara pribadi atau harus

Ketika tertekan

karena tuntutan

orang tua, informan

mengekspesikan

perasaannya dengan

menangis secara

spontan (458-461)

Untuk mengatasi

perasaannya,

informan merasa

cocok bercerita

kepada teman yang

memiliki kesamaan

pengalaman dan

karakter (469-479)

Informan merasa

terhibur karena

memiliki teman yang

senasib dengan diri,

meskipun tidak

menemukan solusi

(483-490)

Mengatasi perasaan

dengan berdoa

Mengekspresikan

perasaan tertekan

dengan spontan

menangis

Koping: sharing

dengan teman

yang memiliki

kesamaan

pengalaman

- Sharing dengan

teman senasib

akan merasa

terhibur

Koping: berdoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

190

502

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

543

544

545

546

547

ke gereja atau gimana?

Pribadi sih. Soalnya aku takut kalau

misalnya…, kalau mis…, ya kalau

ke gereja ya di gereja, gitu. Terus

kalau misalnya terus harus cerita

sampai misalnya ke gereja sampai

cerita ke Romo gitu tuh nggak

pernah aku. Nggak sampai yang

se…, maksudnya yang yang tak

hadapi sekarang tuh ya masih bisa

tak handle dengan aku sendiri, gitu.

Terus paling nggak ya ke tanteku.

Gitu sih lebih sering. Karena ya

tanteku kan media, seperti mediator

(tertawa).

Terus biasanya dari kamu

berdoa misalnya, kamu berdoa

yang Mbak dapatkan apa?

Ketenangan. Wess, gaya banget yo

(tertawa). Tapi emang iya lho.

Nggak tau, karena tergantung

kepercayaannya orang-orang kan

ya.

Kalau dari ngobrol sama temen

itu tadi, yang didapatkan apa?

Kadang solusi juga. Tapi kadang

lebih ke…, ya ketenangan itu juga,

karena merasa selain ada temennya

itu. Karena kan kalau ada yang

ndengerin berarti kan ada yang

mendengarkan dan dia itu ee udah

tahu alurnya yang kemarin-kemarin

itu kan kadang itu kan, apa tuh

namanya, beruntun dan itu

nyambung-nyambung. Nah itu tuh

ya terus jadi apa ya istilahnya, ya

selain tenang terus cuma didengrin

aja udah, ya itu, udah lega. Ya gitu-

gitu sih.

Kelegaan berarti ya.

Nah ini, kan orang tua ingin

Mbak jadi orang yang sukses.

Tapi orang tua tidak

Semua masalah yang

dihadapi informan

masih bisa ditangani

sendiri (510-512)

Informan bercerita

ke tante sebagai

mediator ke orang

tua (513-515)

Informan berdoa

mendapatkan

ketenangan (521-

524)

Sharing dengan

teman terkadang

mendapatkan solusi

dan memperoleh

ketenangan (528-

531)

Merasa lega karena

sudah ada yang

mendengarkan cerita

secara lengkap (532-

540)

- Menyelesaikan

masalah secara

mandiri

- Bisa mengatasi

semua masalah

Koping: bercerita

kepada mediator

Berdoa membuat

tenang

Sharing dengan

teman membuat

tenang

Sharing membuat

lega

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

191

548

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

567

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

593

mengungkapkan itu secara

langsung, secara ngomong

langsung. Kemarin mbak bilang

caranya dengan

membandingkan. Misalnya

kayak, kuwi lho Mbak A wes iso

ngene, dia anak pertama udah

bisa gini..gini…gini. Nah, terus

saya tanya frekuensinya tuh

nggak sering, cuma pada saat-

saat tertentu. Peristiwa orang tua

membandingkan itu terjadi saat

gimana dan kapan?

Gimana dan kapannya itu nggak

bisa diprediksi juga dan nggak,

nggak selalu pas moment ini terus

gitu-gitu tuh nggak. Cuma kayak

gitu tuh, misalnya pas lagi cerita-

cerita kejadian apa, eh terus

ndilalah cuma kebet…, kebetulan-

kebetulan aja bisa nyambungin ke

gitu-gitu terus dan aku merasa.

Gitu. Jadi emang nggak secara

langsung. Jadi kayak nyambung

dari cerita aja.

Terus ada contoh lain nggak

Mbak dibandingkan sama siapa

gitu?

Contoh lain sih, nggak selalu

dibandingin sih sebenernya.

Tapi…, ya…, oh anu, kayak, nggak

selalu dibandingin tapi orang tuaku

juga memberikan contoh gitu lho.

Kayak misalnya, eh ibu tuh pernah

bilang kan, wong kan eyangku aja

dulu lulusan apa, terus ya kerjanya

apa, eh anak-anaknya minimal ada

udah pada sarjana semua, jaman

itu. Sekarang jamannya udah lebih

enak, ibu udah, maksudnya udah

bisa memenuhi gini- gini, moso yo

anake meh standar karo wong

tuwane, ngono to. Maksude nggak

ada, nggak ada, maksudnya secara

kualitas terutama pendidikan itu

Orang tua

mengungkapkan

harapan secara tidak

langsung dengan

memberikan contoh

pengalaman orang

lain (561-570)

Orang tua

mengungkapkan

harapan dengan

memberikan contoh

mengenai kualitas

pendidikan yang

harus meningkat

lebih baik dari orang

tua (582-594)

Cara orang tua

menyampaikan

harapan

implisit

- Prinsip keluarga:

anak lebih baik

dari orang tua

- Orang tua

menyampaikan

harapan secara

implisit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

192

594

595

596

597

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

629

630

631

632

633

634

635

636

637

638

639

masa nggak ada peningkatan.

Padahal jamannya udah beda, terus

baik fasilitas dan keadaannya juga

udah beda, gitu. Jadi nggak cuma

dari orang lain, tapi juga dari

dalamnya sendiri sih.

Pandanganmu tentang statement

ibu yang kayak gitu apa?

Disisi lain sih aku juga setuju.

Karena eem, mungkin aku karena

aku mikirnya besok aku akan

melakukan hal yang sama dengan,

ya kalau misalnya aku udah punya

anak, gitu kan. Karena ya mau

nggak mau orang yang mempunyai

tujuan itu kan pasti juga punya

standar, standar sendiri kan. Nah,

terus tapi itu kan sekarang kalau

misalnya, eee dan aku memang

menyadari bahwa itu baik. Gitu.

Terus, tapi disisi lain kadang itu

aku juga merasa bahwa seseorang

itu kan tidak bisa dipandang hanya

dengan, eem, status sosialnya atau

dengan ketercapaiannya dia.

Karena kebahagiaan orang itu kan

standarnya juga beda-beda dan..,

dan nggak bisa disama ratakan.

Gitu sih. Jadi yang, jadi sebenernya

aku sekarang tuh berusaha tidak

memandang dari satu sisi, tapi ya

dari beberapa sisi juga. Gitu.

Terus nah, menurutmu menjadi

anak pertama itu kan takdir, gitu

ya.

Haha (tertawa).

Gitu. Kadang ada perasaan

nggak nyaman, jalannya tuh

nggak mudah, gitu. Nah terus

mbak berusaha dengan

mengalihkan ke hal-hal positif.

Jadi, ya sudahlah ke hal positif

aja. Nah bisa dijelaskan

bagaimana cara Mbak

Informan setuju

bahwa anak

sebaiknya lebih baik

dari orang tua (603-

608)

Informan

berpandangan bahwa

kebahagiaan tidak

bergantung pada

status sosialnya dan

ketercapaian, karena

memiliki standar

yang berbeda-beda

dan tidak bisa

disamaratakan (608-

626)

Keyakinan bahwa

anak sebaiknya

lebih baik dari

orang tua

Sikap informan

saat ini melihat

suatu hal dari

beberapa sudut

pandang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

193

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

653

654

655

656

657

658

659

660

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

677

678

679

680

681

682

683

684

685

mengalihkannya dengan hal

positif itu kayak gimana?

Ee mengalihkan dengan hal

positifnya, ee ini, jadi menyadari

bahwa kadang aku ya masih ada

kurangnya gini gini gini, aku

kurang ini, kurang ini. Tapi,

setidaknya aku mencari ada sesuatu

hal yang ada didalam diriku yang

bisa, yang bisa dibanggakan, dan,

terus aku terus mikirnya gini,

berarti aku bisa seperti ini, bisa

menjadi orang yang begini begini

begini, Tuhan memang

mempercayakan aku buat bisa

menjadi, ee berarti memang aku

yang pantas untuk menjadi anak

pertama. Gitu.jadi, it…, ee…,

melihat potens…., ee apa, bagus-

bagusnya diri sendiri, bukannya,

tapi bukan untuk terus, ini lho aku

bisa begini-begini tuh bukan, tapi

untuk refleksi juga sih. Kadang kita

kan juga boleh untuk, kan, tapi

menurutku lebih sering kayak, ah

kok kurang gini ya, kurang gini,

kurang gini gini. Tapi kadang disini

aku juga bisa berpikir, wah tuh kan

aku ternyata nggak bisa gini, tapi

aku kan bisa gini. Aku nggak bisa

kayak gitu, kan aku bisa gini. Terus

adikku karakternya kayak gini bisa

lebih kelihatan gini, tapi kan aku

jadi anak pertama nggak terlalu

gini, tapi aku bisa begini ternyata.

Gitu.

Jadi lebih cari positif dari

kelebihanmu dari orang lain ya?

He-eh.

Kamu memandang cara

mendidik orang tuamu ke Mbak

sama ke adik beda nggak?

Cara mendidiknya?

Iya. Ada yang beda atau ada

kesamaan?

Sama sih. Eh, iya sama. Bahkan,

Menyadari bahwa

diri memiliki

kekurangan dan ada

hal yang

dibanggakan (642-

649)

Refleksi religious

bahwa inforrman

pantas menjadi anak

sulung karena

kepercayaan Tuhan

(653-657)

Pandangan bahwa

informan memiliki

kekurangan diri,

namun ia bisa

melakukan hal yang

orang lain tidak bisa

(662-670)

Orang tua mendidik

Menyadari

keadaan diri

Koping: mencari

figur Tuhan untuk

mengalihkan

pikiran-pikiran

negatif

Mekanisme

pertahanan diri:

kompensasi

Orang tua adil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

194

686

687

688

689

690

691

692

693

694

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720

721

722

723

724

725

726

jadi, jadi salahnya gini, sama itu

salahnya saat harus berpindah

untuk yang cowok. Jadi kan kalau

dulu kan yang cewek-cewek kan

nah dibilangin gini gini gini kan

masih nurut ya. Maksudnya masih

gini, nurut. Tapi kalau yang cowok,

kan dibilangin gini gini gini kan

dibilangin gini-gini harus sama

kayak kakaknya yang dulunya

nurut-nurut, ibuku mikirnya,wah ini

anak membangkang ya ini laah,

terus stress yang begitu-begitu. Kan

terus ternyata kalau dilihat diluar,

kan memang anak cowok usia

segitu tuh ternyata ya ya emang lagi

waj…, wajar, normal, he-eh kayak

gitu. Terus sekarang ya mungkin

dulu-dulu pertama yo syok dan

waaah…., sampai ibuku sakit dan

segala macem, tapi sekarang sih

mulai udah menurun, gitu. Apalagi

udah mulai gedhe-gedhe kan.

Terus, orang tua ke adik, mereka

juga diberi tanggung jawab,

misalnya adikmu yang kedua

dikasih tanggung jawab ke adik

setelahnya, gitu?

Nggak sih. Kalau sebenernya itu

tuh untuk bertanggung jawab

dengan adik selanjutnya, itu orang

tuaku tidak pernah membebani

dengan itu. Karena mereka masih,

masih, masih memikirkan bahwa ya

nanti itu memang tanggung jawab

anak-anakku ya aku masih mampu,

gitu. Cuma lebih ke tanggung

jawab moral sebenernya, untuk

memberikan ngasih contoh, paling

nggak itu aja sih. Ngasih contoh,

terus ya gitu-gitu.

semua anak dengan

cara yang sama

(685)

Orang tua tidak

membebankan

secara finansial

terhadap adik-adik,

karena orang tua

masih mampu (714-

721)

Tanggung jawab

moral untuk menjadi

contoh bagi adik-

adiknya (722-725)

Harapan orang tua

untuk menjadi

teladan saudara-

saudaranya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

195

Lampiran 6: Tema Utama Informan 2 (AA)

No Tema Utama Nomor Verbatim

Pengalaman terhadap Harapan Orang Tua

1 Gambaran Pengalaman terhadap Harapan Orang

Tua

a. Bersikap terbuka terhadap harapan orang tua yang

sesuai dengan harapan diri

b. Menolak harapan orang tua yang berbeda dengan

harapannya

Faktor pertimbangan:

- Profesi yang diharapkan orang tua

menghambat perencanaan diri

- Alasan orang tua tidak masuk akal

- Ketidakjelasan informasi terkait profesi yang

diharapkan orang tua

c. Menunda mewujudkan harapan orang tua untuk

menyelesaikan prioritas diri

d. Sikap asertif bentuk negosiasi yang mendapat

punishment

e. Bersikap pasif bentuk memahami dan ragu akan

perencanaan diri

f. Sikap mengalihkan pembicaraan saat berdiskusi

terkait harapan orang tua

g. Kesal terhadap harapan orang tua

Faktor penyebab:

- Merasa dipaksa

- Otoritas diri terganggu

- Tidak mendapat dukungan mewujudkan

harapan diri

h. Merasa harus bertanggung jawab untuk

melakukan harapan orang tua

i. Adanya usaha mewujudkan harapan orang tua

AA/W1/193-199, AA/W1/215-220.

AA/W1/38-54, AA/W1/844-852

AA/W1/873-876, AA/W1/924-933,

AA/W1/806-810

AA/W1/848-860, AA/W1/999-1004

AA/W2/1012-1018, AA/W2/809-915

AA/W2/614-617, AA/W2/629-638

AA/W1/586-601, AA/W1/568-571

AA/W1/646-649, AA/W2/605-613,

AA/W2/711-725

AA/W1/1022-1028, AA/W1/1084-1088,

AA/W2/346-353, AA/W2/362-365,

AA/W2/921-931

AA/W1/1117-1121, AA/W2/578-586

AA/W1/995

AA/W2/1042-1052, AA/W2/786-789

AA/W2/329-345, AA/W1/680-690

AA/W2/754-758

AA/W1/791-800, AA/W2/172-181

AA/W1/877-892, AA/W1/1140-1144,

AA/W1/1389-1394

2 Dampak terhadap Harapan Orang Tua

a. Perasaan lelah memikirkan beratnya harapan

orang tua

b. Keyakinan mewujudkan harapan diri berkurang

c. Menjalani proses terkait harapan orang tua dengan

kesal

d. Berbuat kekanak-kanakan karena kurang kontrol

diri

e. Melatih kepekaan, kedewasaan, lebih memikirkan

adik serta menjadi sadar akan tanggung jawab

AA/W2/549-550, AA/W2/804-806

AA/W2/1127-1134

AA/W2/1092-1103, AA/W2/1122-1126

AA/W2/1137-1149

AA/W2/273-277, AA/W2/261-269,

AA/W2/290-298, AA/W2/182-186

Strategi Koping terhadap Dampak Harapan Orang Tua

a. Tidur

b. Mencari penghiburan diri

c. Win-win solution

AA/W2/549-550, AA/W1/623-627

AA/W1/629-631, AA/W2/546-549

AA/W2/1204-1216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

196

d. Mencari motivasi eksternal

e. Bercerita kepada orang lain

AA/W2/1227-1237

AA/W2/1238-1242

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

197

Lampiran 7: Catatan Lapangan Wawancara ke-1 Informan 2 (AA)

Wawancara ke-1

Waktu : Kamis, 26 Februari 2015, pukul 15.30 – 17.05 WIB

Lokasi : Kamar Kos Informan

a. Catatan lapangan deskriptif

- Potret subjek dan latar fisik

Subjek menggunakan atasan kemeja dan celana pendek selutut.

Rambutnya dikucir satu. Subjek tampak lelah, karena baru saja pulang

kuliah. Kamar subjek berada di lantai 2. Subjek menutup pintu kamar

supaya tidak terdengar suara televisi daari luar. Kamar subjek banyak

dihiasi dengan foto-foto yang ditempel di lemari pakaian. Cat temboknya

berwarna-warni. Selain itu juga terdapat gambar dari pensil dari spidol

yang ditempel disana. Namun menurut pengakuan subjek, gambar itu

bukan hasil karyanya. Gaya bicara subjek saat wawancara cukup santai.

Subjek sering tertawa saat menjawab pertanyaan. Selain itu, subjek juga

berbicara cukup cepat dan jelas.

- Peristiwa khusus

Peristiwa khusus terjadi saat subjek sering menengok handphone-nya

karena sedang menunggu kabar dari kakaknya yang akan meminjam

laptop.

- Perilaku pengamat

Pewawancara merasa kurang berkonsentrasi, karena terganggu dengan

suara televisi dari luar, ruang tengah. Selain itu, pewawancara merasa

kehabisan pertanyaan dalam inquiry.

b. Catatan lapangan reflektif

- Refleksi analisis

Secara sekilas terlihat bahwa orang tua subjek menginginkan subjek untuk

menjadi guru. Hal tersebut bukan keinginannya. Subjek merasa dipaksa.

Namun, saat ini subjek mencoba untuk mendalami mengenai guru. Hal ini

dilakukan dengan cara subjek mendaftar sebuah sekolah yang membuka

lowongan pekerjaan guru.

- Refleksi metode

Metode wawancara sudah berjalan baik. Beberapa ide pertanyaan terkait

tujuan penelitian yang muncul pada saat membuat verbatim subjek satu

sudah ditanyakan. Namun, pada beberapa pertanyaan, pewawancara

kurang melakukan inquiry.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

198

- Refleksi dilema etika dan konflik

Tidak ada refleksi.

- Refleksi kerangka berpikir

Kerangka berpikir pewawancara cukup baik, terutama mengenai

pertanyaan-pertanyaan analitis. Hal ini dikarenakan pewawancara sudah

belajar dari subjek pertama pada wawancara pertama. Secara umum,

wawancara dengan subjek sudah menunjukkan adanya kesenjangan antara

harapan orang tua dan harapan subjek sebagai anak sulung. Terungkap

perasaan-perasaan merasa dipaksa dan sebel.

- Klarifikasi

Diperlukan klarifikasi mendalam mengenai perasaan subjek yang merasa

dipaksa dan sebel. Selain itu, perlu digali lagi bagaimana subjek

mengatasi perasaan tersebut terutama ketika orang tua memaksa subjek

menjadi guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

199

Lampiran 8: Transkrip Verbatim Wawancara ke-1 dan Analisis Data

Informan 2 (AA)

Baris Verbatim Koding Awal Analisis

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

Nanti kalau misalnya ada yang

kurang jelas atau ada yang ingin

ditanyakan silakan, gitu. Jadi

nggak usah malu-malu.

Nggak boleh nyontek (tertawa).

Apa yang harus dicontek?

(tertawa).

Apa ya? (tertawa)

Oke. Ini, eem bisa diceritakan

nggak kehidupan mbak sebagai

anak sulung? Selama ini sebagai

anak sulung itu kehidupannya

gimana?

Dari kecil atau?

Ya silakan dari kecil, maksudnya

yang sampai sekarang ini.

Eem, kalau dari kecil sih ya biasa

sih. Perlakuan orang tua ke aku

sebagai anak sulung sama anak

yang lain itu sama. Sama seperti itu.

Terus, eem, tapi lebih dianggap ya

dewasa dibanding yang adik-

adiknya. Jadi misalnya, ee ada

omongan apa biasanya aku duluan

yang dikasih tau, baru aku yang

menyampaikan ke adik-adik gitu.

Karena mungkin ee dianggapnya

aku lebih bisa menyampaikan ke

mereka dengan bahasa kita sehari-

hari. Misal, bahasa bertiga, kan

adikku dua, bahasa bertiga sama

bahasa yang biasa dipakai ke orang

tua tu biasanya ee nervous-nya

lebih rendah kalau kita

ngomongnya santai gitu sama adik-

adik. Kayak gitu. Atau, ee kayak

misalnya lebih di ini ke pendidikan,

lebih dikejar sama orang tua, kayak

gitu. Jadi kan, ee karena lebih tua

maka orang tua tu lebih sering

bilangnya, mbok serius kuliahnya,

Perlakuan orang tua ke

semua anak disamakan

(19-21)

Informan dianggap

lebih dewasa

dibanding adik dan

dianggap mampu

menyampaikan pesan

ke adik dengan baik

(22-31)

Orang tua mengejar

dalam hal pendidikan

harus sesuai target

agar tidak tabrakan

dengan biaya

pendidikan adik (37-

54)

Secara umum

diperlakukan adil

oleh orang tua

Dianggap lebih

dewasa sehingga

mampu

berkomunikasi

baik dengan adik

Orang tua

berharap

informan

menyelesaikan

pendidikan tepat

waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

200

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

kayak gitu. Biar nanti cepet kuliah

cepet disusul adiknya, kayak gitu.

Jadi, semacam waktunya tu udah

diatur sendiri, udah diharapkan

sendiri. Kayak misalnya ee besok

berapa tahun lagi, satu setengah

tahun lagi lulus nanti adiknya

nyusul. Jadi gitu. Jadi, ee

kasarannya aku nggak boleh lewat

dari itu, karena nanti adikku nggak

bisa ngepas. Gitu, dan jadinya kan

biayanya lebih mahal.

Nah, kalau misalnya untuk

membantu orang tua, kayaknya itu

kesadaranku sendiri sih. Jadi orang

tuaku nggak terlalu, misalnya cepet

lulus, cepet kerja, mbantuin, gitu

nggak. Jadi tetep,ya kayak gitu.

Lebih, eee, seandainya pun ke aku

perhatiannya lebih itu karena

supaya aku lebih bisa eee apa ya, ya

itu menjadi anak sulung yang benar.

Jadi nggak, nggak melulu aku

disuruh-suruh kayak gitu, nggak

seperti itu. Jadi aku bener-bener

dipersiapkan bisa, supaya bisa

membimbing adik-adikku nanti.

Ee, kamu katanya tadi lebih

dikejar dalam misalnya

pendidikan. Karena misalnya,

kamu tahun sekian, sekian, terus

lalu adikmu, gitu. Nah, apakah

itu berlaku juga untuk adikmu?

Orang tua berperilaku juga

untuk adikmu?

Iya sih. Tapi ya itu lebih ke aku,

karena aku jadi contoh buat mereka.

Gitu. Jadi kalau misalnya udah ada

contohnya to mereka lebih ini to

lebih termotivasi gitu. Orang

mbakku udah kayak gini masa aku

masih disini-sini aja. Jadi lebih, ya

itu aku dikejar karena supaya aku

bisa jadi contoh juga buat mereka.

Ya mereka juga ya ngasih waktu

Informan memiliki

kesadaran diri

membantu orang tua

(55-60)

Orang tua

mempersiapkan

informan untuk

menjadi anak sulung

yang benar dalam

membimbing adik-

adik (63-72)

Orang tua mengejar

informan dalam hal

pendidikan untuk

menjadi contoh bagi

adik agar mereka

termotivasi (79-87)

Orang tua yang

Kesadaran

sebagai anak

sulung untuk

membantu orang

tua

- Informan

dipersiapkan

untuk

membimbing

adik-adik

- Harapan orang

tua : mampu

membimbing

adik

Harapan orang

tua: jadi teladan

adik dalam hal

pendidikan

Orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

201

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

juga buat adikku, tapi ya karena

mereka umurnya belum, belum, apa

ya, belum saatnya ngerti dikejar-

kejar maksudnya apa kan ya jadi

mereka tetep menjalani sesuai yang

mereka ngerti, yang mereka bisa

jalani sekarang semampunya.

Adik bawahmu usia berapa ya?

Usia tujuh belas.

SMA berarti ya. Nah terus tadi

sempet bilang, ee, apa, orang tua

mengejar kamu seperti ini supaya

menjadi anak sulung yang benar.

Maksudnya dengan anak sulung

yang benar itu piye?

Ya itu, bisa, bisa ee dewasa dalam

artian tu aku masih punya adik yang

ee dimana aku bisa membantu

orang tuaku membimbing mereka,

gitu, dengan caraku sendiri. Terus

aku bisa jadi contoh juga buat

mereka, buat yang sepupu-

sepupuku juga, kayak gitu. Ya gitu

deh.

Ee berarti orang tua ada, ee

maksudnya ada dia punya

harapan tersendiri untuk kamu

secara khusus, gitu ya?

He-eh, iya.

Nah itu apa saja? Maksudnya,

sebaiknya kamu jadi contoh

untuk adikmu bagian apa, dalam

hal apa aja?

Ee kalau sejauh yang aku tangkep

ke orang tuaku tuh kayak misalnya

di pendidikannya, kayak gitu. Jadi

kalau misalnya aku dituntut begitu

biar adikku juga rajin belajar, gitu.

Padahal aku sih nggak rajin belajar

(tertawa). Aku sih nggak rajin,

nggak tahu kan mereka disini aku

ngapain. Kayak gitu. Jadi, ee nilai

yang ku kirim kan ke mereka tuh

ditunjukkan ke adik-adik, kayak

memahami situasi

anak-anaknya (88-95)

Harapan orang tua

agar menjadi anak

sulung yang benar

dengan membantu

orang tua

membimbing dan

menjadi teladan adik

(105-112)

Dituntut dalam bidang

pendidikan agar adik

termotivasi rajin

belajar (124-128)

Menujukkan kepada

adik nilai kuliah

informan agar adik

memperlakukan

anak sulung dan

adik-adik secara

adil

Harapan orang tua

untuk anak

sulung:

- Membimbing

adik

- Menjadi teladan

adik

Harapan orang tua

untuk anak

sulung: menjadi

contoh adik dalam

pendidikan

Harapan orang tua

kepada anak

sulung: menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

202

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

gitu. Ini, ee tapi biasanya sih

dikumpulin gitu kan. Nilai-nilainya

tuh dikumpulin, terus dilihat, ini

nanti kira-kira kuliah tuh nilainya

seperti ini, kayak gitu. Eee

standarnya seberapa, seperti itu.

Terus nanti, adik-adikku punya

gambaran tho, kalau misalnya

kuliah itu dapet nilainya harusnya

seberapa.

Kayak gitu. Terus, ee kayak

mengikuti ekstrakulikuler,

pengembangan bakat. Kayak gitu.

Jadi, aku ikut ee PSM, kayak gitu,

atau ikut yang lain, teater, apa apa,

kayak gitu. Terus nanti juga adikku

pun bisa melihat dia pantesnya

dimana. Jadi dia nggak cuma ya

diem di sekolah, belajar biasa,

kayak gitu. Terus, apa lagi ya?

Ee, terus aku juga bisa dewasa,

misalnya tuh, kayak bikin masalah

itu ya jangan dikit-dikit ee masalah

apalah terus langsung ke ee orang

tua. Cuma masalah sepele kayak

gitu terus ngomong sama orang tua.

Jadi aku harus bisa punya ee

penyelesaian masalah sendiri, gitu.

Tapi kalau misalnya masalahnya

udah berat ya baru dikonsultasikan.

Nah, terus ee apakah misalnya

tadi tentang pendidikan. Orang

tua apakah, cara penyampaian ke

kamu gimana?

Cara penyampaiannya tu ya paling

tanya dulu, misalnya hari ini

ngapain, kayak gitu. Terus biasanya

malah aku yang terpancing untuk

cerita, oh ada dosen kayak gini gini

gini gini gitu. Ya kamu tuh kalau

dosennya kayak gitu jangan, jangan

yo ikut-ikutan temen, membenci

kayak gitu, atau gimana, kayak gitu.

Terus, ee apa, terus ya kalau

misalnya kayak gitu ikut-ikutan

mempunyai gambaran

standar nilai yang akan

dicapai (132-144)

Memberi gambaran

kepada adik untuk

mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler agar

tidak hanya belajar

saja (145-153)

Diharapkan dewasa

dalam menangani

masalah sendiri, tidak

bergantung pada orang

tua (155-164)

Informan

menceritakan secara

terbuka proses

perkuliahannya

sehingga mengetahui

bahwa orang tua

menginginkan agar

informan berfokus

pada nilai kuliah yang

baik (170-181)

contoh adik dalam

pendidikan

Harapan orang tua

untuk anak

sulung: menjadi

contoh dalam hal

pengembangan

minat dan bakat

Harapan orang tua

untuk anak

sulung: mandiri

dalam

menyelesaikan

masalah

- Adanya

komunikasi

terbuka antara

orang tua dan

informan

- Informan

mengetahui

keinginan orang

tua dari sharing

pengalaman

- Perhatian orang

tua pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

203

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

temen ya kamu gimana nilainya,

kayak gitu. Malah dimarahin balik

tuh lho, padahal maksudnya curhat

(tertawa). Malah dimarahin. Terus

habis itu dia nanya, eee hari ini ada

tes apa nggak, kayak gitu. Kalau

ada gitu ditanyain bisa apa nggak.

Terus ee, apa, ngambil mata kuliah

berapa. Kayak gitu. Ambil mata

kuliah berapa. Kan kalau misalnya

aku bilangnya 24 ya lega, gitu.

Berarti kan yang kemarin kan

lewat. Ya gitu. Terus nanya, nanya

nomer, nanya nilainya berapa,

kapan saat suratnya yang dikirimin

ke rumah tuh sampe. Terus kapan.

Nyampe pernah kemarin itu tanya,

ee NIM-ku berapa, password-nya

apa, jadi mau lihat sendiri. Kayak

gitu. Karena nilainya nggak sampai-

sampai, kayak gitu.

Jadi, maksudnya orang tua

mengecek itu sampai sejauh itu

ya?

Iya, sampai ngecek sejauh itu.

Terus kadang aku tanya, taunya dari

mana, tau dari bapak sebelah yang

anaknya juga sekolah disini

(tertawa).

O gitu? O iya iya. Nah,

maksudnya kamu dengan sikap

orang tua seperti itu, kamu

berpikiran apa?

Ya enjoy aja sih. Soalnya aku

menyampaikannya sejujur-jujurnya,

gitu. Aku kan emang kalau misal

masalah uang sekolah, atau uang

apa, terus sama urusan nilai emang

nggak pernah nipu, gitu lho.

Soalnya kalau sekalinya nipu fatal

gitu lho. Soalnya kan pasti ngecek,

soalnya bapakku guru kan, jadi

tahu. Terus tahu aku pinternya

seberapa tu tahu juga, gitu kan. Jadi

kalau aku bohong pasti ketahuan.

Orang tua ingin

mengecek sendiri

nilai-nilai informan

(293-199)

Orang tua mencari

informasi agak bisa

mengecek nilai anak

(205-208)

Informan merasa enjoy

ketika orang tua

memantau karena

informan bersikap

jujur dan terbuka

mengenai nilai dan

uang kuliah (215-227)

pendidikan

informan

Perhatian orang

tua pada

pendidikan

informan

Perhatian orang

tua pada

pendidikan

informan

- Komunikasi

yang terbuka

apa adanya

antara infroman

dan orang tua

- Informan

merasa biasa

saja dengan

perilaku orang

tua, maka

bersikap

terbuka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

204

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

Percuma aku bohong (tertawa).

Iya iya iya. Nah terus ini, mau

tanya lagi, bisa diceritakan

nggak, orang tua itu mendidik

kamu sebagai anak sulung tu

seperti apa?

Ee, mendidik aku, jadi misalnya

kalau berantem sama adik-adiknya,

kayak gitu. Pasti yang dimarahin

aku, kayak gitu. Tapi, tadinya

waktu kecil sih nganggepnya kok

aku yang disalahin. Tapi lama-lama

sebaiknya aku yang lebih tua

mengayomi adiknya, bukan ngajak

berantem, kayak gitu.

Terus, ee lebih sering diajak pergi.

Misalnya kayak nemenin bapakku

latian koor, kayak gitu. Terus ee, ke

pasar nemenin ibu belanja, kayak

gitu, bantuin. Terus habis itu, ee

kalau sekarang ini saat aku jauh

dari orang tua gitu, misalnya

bapakku kan sakit. Nah bapakku

tuh sakit, terus bandel, nggak mau

dilarang makannya. Nanti aku yang

disuruh kasih tahu.

Oh iya?

He-eh. Aku yang disuruh ngasih

tahu. Maksudnya aku dianggapnya

sama kayak mereka, kayak gitu tuh

lho.

Mereka maksudnya?

Dianggap sama kayak orang tua.

Sama kayak mereka, maksudnya

orang yang bisa diajak diskusi,

kayak gitu. Terus misalnya, ee

adikku ini, ee adikku lagi ada

masalah apa kayak gitu. Nanti aku

yang disuruh tanya, kayak gitu. Jadi

aku bener-bener diperlakukan sama

seperti mereka, gitu. Saat emang,

tapi sesuai umurnya sih, sesuai

umurnya gitu. Kan sekarang aku

kuliah, jadi tuh dianggapnya aku

partner sama mereka, bukan, bukan

Menyadari bahwa

orang tua mendidik

informan untuk

mengayomi adik

dengan cara dimarahi

saat berkelahi (234-

242)

Informan paling sering

diajak pergi oleh orang

tua dan diharapkan

untuk membantu orang

tua (243-253)

Informan dianggap

setara dengan orang

tua (255-257)

Informan sebagai

partner diskusi orang

tua karena dianggap

setara (260-268)

Dianggap sudah besar,

informan menjadi

partner ngobrol orang

- Orang tua

menerapkan

sifat

mengayomi

pada informan

secara implisit

- Kesadaran

mengayomi

adik

Diharapakan yang

utama dalam

membantu orang

tua

Informan

dianggap setara

dengan orang tua

- Informan

dianggap

dewasa

- Informan

dianggap setara

- Informan

sebagai teman

diskusi orang

tua

- Informan

sebagai teman

diskusi orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

205

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

lagi sebatas anak, kayak gitu. Jadi

diajak ngobrol. Misalnya ada

masalah di rumah, ee kemalingan,

kayak gitu-gitu tuh diajak

ngomong, kayak gitu. Ya kalau

kemarin sih agak telat,

ngomongnya. Pernah kemarin tuh

agak telat. Tapi emang ada

maksudnya, soalnya aku sibuk

KKN, kayak gitu.

Maksudnya nggak langsung

waktu momentnya itu?

Iya, he-eh. Terus, ee apa ya, terus

ini bisa jadi orang yang bisa

berencana, kayak gitu. Jadi setiap

mau ada, kayak misalnya besok aku

mau pulang, gitu, tapi aku belum

tahu jadi mau pulang apa nggak. Itu

tuh dikejer-kejer itu lho, kamu tuh

yang bener, mau pulang tu pulang,

kayak gitu. Mbok jadi orang tuh di-

planning, nggak asal-asal, kayak

gitu. Nanti tiba-tiba njedul di

rumah, malah ngaget-ngagetin. Ya

kayak gitu sih mbak sejauh ini.

Ee, ya itu misalnya tadi, ee kan

bapak lagi sakit, nggak mau

makan. Terus ibu berarti ya, ibu

yang minta tolong, dek kamu

untuk mbujuk bapak. Nah itu

caramu piye? Telepon kah?

He-eh. Telepon.

Gitu ya?

He-eh.

Terus kalau kayak gitu misalnya,

bapak, maksudnya berpengaruh

nggak?

Kadang sih nggak. Soalnya kan

bapakku nganggep, bapakku tuh

soalnya orangnya kayak aku, gitu

lho. Orangnya aja nggak ada,

ngapain. Kayak gitu. Biasanya sih

gitu. Tapi, ya ibuku tuh biasanya

kalau nyuruh itu cuma nyari

pendukung aja sih, bukan, bukan

tua (270-274)

Orang tua mendidik

informan untuk

menjadi orang yang

punya perencanaan ke

depan (285-294)

Informan diharapkan

oleh ibu untuk menjadi

pendukung untuk

membujuk bapak yang

sedang sakit agar mau

makan (311-329)

tua

- Informan

dianggap

dewasa oleh

orang tua

Orang tua

mengharapkan

informan

memiliki rencana

ke depan

Pendapat

informan

diperhitungkan

dalam keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

206

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

terus kalau disuruh aku bakal mau

itu nggak. Cuma kayak biar

bapakku tuh semakin mau, gitu lho,

semakin ada yang ee mendorong

dia untuk menurut itu. Jadi nggak

semata-mata tuh aku nyuruh bakal

mau gitu nggak sih. Cuma karena

mungkin juga karena ibukku ee

capek juga ngingetin, kayak gitu

kan, tapi nggak digagas, kayak gitu,

terus akhirnya aku yang ngomong.

Paling cuma sebatas itu, mbak.

O ya, ini posisi adikmu berarti di

daerahmu?

Iya, di daerahku.

Maksudnya yang diluar, diluar,

ee yang diluar tuh cuma kamu

aja?

Nggak, adikku juga yang kedua itu

ada disana tapi dibeda kota.

Ngekos juga?

He-eh, ngekos.

Apa adikmu juga diperlakukan

kayak gitu kayak kamu juga gini

nggak?

Iya. Jadi ee pas SMA kayak gitu,

kami nggak boleh di rumah, harus

lepas dari rumah.

O gitu?

He-eh. Saat SMA nggak boleh ada

yang di rumah, kayak gitu. Karena

yang pertama tuh ya itu melatih

kemandiriannya. Terus habis itu

yang kedua tuh karena SMA disana

itu nggak, nggak sebaik menurut

mereka lho, menurut orang tuaku,

nggak sebaik menurut mereka,

kayak gitu. Jadi aku sama adik-

adikku harus keluar dari rumah.

Berarti, mbak dari SMA udah

keluar dari rumah, udah ngekos

gitu ya?

Udah, nggak, asrama dulu aku.

Pokoknya nggak di rumah aja, dan

belajar hal baru yang orang tua tuh

nggak ngajarin, kayak gitu.

Alasan orang tua

bersekolah SMA di

luar daerah supaya

mandiri (344-346)

Alasan orang tua tidak

memperbolehkan

SMA di daerah karena

tidak sesuai harapan

orang tua (348-357)

Informan tinggal di

asrama memperoleh

hal baru (361-364)

Harapan orang tua

kepada anak:

mandiri

Harapan orang tua

kepada anak:

pendidikan yang

terbaik

Tidak tinggal

bersama orang

tua, belajar hal

baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

207

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

410

Eem, berarti maksudnya untuk,

untuk situasi kayak gini, adik-

adikmu juga diajari mandiri tuh

sejak SMA ya. Nah terus ee kan

kamu sering diajak diskusi sama

orang tua gitu ya. Sampai

sekarang masih?

Masih.

Telepon?

Via telepon.

Biasanya hal-hal apa yang,

maksudnya, topiknya diskusi

tentang apa, yang, yang itu tidak,

adikmu tidak diajak diskusi

tentang itu?

Hal yang paling ringan sendiri tu

kayak masalah di sekolah, kayak

gitu. Ya biasalah kalau ibu-ibu

ngomong sama anaknya itu

ngomongin temennya.

Masalah di sekolah maksudnya?

Masalah di sekolah misalnya ada

apa di sekolah. Misalnya ibukku…

Sekolah ibu?

He-eh, sekolah ibu, sekolah dimana

ibu bekerja, orang tuaku bekerja.

Ooo.

Terus misalnya nyeritain temennya.

Temennya habis marah-marahin

siapa, habis berantem sama siapa,

kayak gitu. He-eh. Ya biasanya

cuma cerita-cerita ringan gitu. Atau

kayak misalnya ee eh sertifikasiku

udah keluar lho (tertawa)., kayak

gitu. Malah pamer, biasanya pamer-

pamer.

Terus, biasanya ngomongin, kalau

ibu ngomongin bapak. Misalnya

bapak, ee dila…., lagi kan sakit,

jadinya tuh ee kegiatannya tuh

maunya dibatasin. Tapi bapakku

biasanya nggak mau. Ngomingin

bapakku bandel lah, hujan-hujan

motornya dituntun terus dihidupin

di jalan, kayak gitu, kabur.

Ibu bercerita tentang

pekerjaannya kepada

informan (381-385)

Ibu bercerita kepada

informan tentang

pekerjaan dan

lingkungannya (393-

401)

Ibu bercerita kepada

informan tentang

kondisi bapak (402-

410)

Komunikasi dua

arah yang baik

antara informan

dan ibu

Komunikasi dua

arah yang baik

antara informan

dan ibu

Komunikasi dua

arah yang baik

antara informan

dan ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

208

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

456

Oh iya? (tertawa) Biar nggak

ketahuan.

Iya (tertawa). Dituntun dari rumah,

nggak dibunyiin, pulangnya

dimarahin (tertawa). Maksudnya

ada sampai masalah kayak gitu.

Terus kalau nggak, ee apa ya,

ngomongin, oo oo ini misalnya aku

tanya apa, bikin RPP tu kayak apa,

kayak gitu. Bikin RPP tu kayak apa,

jadi ya memang ngomongnya ya

tapi kayak temen gitu, ngomongnya

ya mbok jangan kayak gitu.

Ngomongin RPP kayak gimana.

Terus habis itu ee biasanya ee aku

cerita misalnya latian PSM, ada

apa, event apa, kayak gitu. Tapi

biasanya sih, udah nggak usah PSM

terus, belajar, kayak gitu. Biasanya

diskusinya tuh gitu.

Terus ee ya diskusi, diskusi nanti

tuh lulus mau kemana, kayak gitu.

Lulus mau kemana kayak gitu, lulus

mau kemana, ditanyain seperti itu.

Terus kadang ya sampai masalah ee

ibukku misalnya ada, ada, ada apa

sama mertuanya, kayak gitu. Tapi

diceritakannya ya bahasanya yang

santai gitu. Tapi nggak, nggak

keliatan tertekan gitu nggak, tapi

cuma buat sharing aja. Gitu doang.

Terus misalnya bapakku ee

biasanya sih cuma cerita lucu-lucu

gitu. Kalau nggak, kalau pas bad

mood biasanya aku yang dimarah.

Lebih sering diskusi dengan

bapak atau ibu?

Dua-duanya sih, dua-duanya.

Jadi lebih kayak misalnya kalau

kalian telepon itu cerita.

Biasanya di load speaker kayak gitu

tuh lho. Terus ngomongin hari ini

masak apa. Kayak gitu.

O gitu. Itu tiap harikah atau…?

Nggak, nggak selalu. Paling

seminggu tuh paling banyak lima

Informan bertanya

kepada ibu tentang

tugas kuliah (417-424)

Informan bercerita

tentang kegiatan

ekstrakulikuler di

kampus kepada ibu

(425-430)

Diskusi dengan ibu

tentang rencana

setelah lulus kuliah

(431-434)

Ibu bercerita kepada

informan tentang

masalahnya dengan

mertuanya (435-441)

Bapak bercerita humor

dengan informan (442-

445)

Informan berdiskusi

dengan kedua orang

tua (469)

Komunikasi dua

arah yang baik

antara informan

dan ibu

Komunikasi dua

arah yang baik

antara informan

dan ibu

Komunikasi dua

arah yang baik

antara informan

dan ibu

Komunikasi dua

arah yang baik

antara informan

dan ibu

Komunikasi dua

arah yang baik

antara informan

dan ayah

Komunikasi baik

dengan orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

209

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

502

kali lah. Tergantung waktunya juga.

Oke. Ee bisa diceritakan apa

yang selama ini kamu rasakan

sebagai anak sulung?

Perasaanmu gimana?

Kadang ya merasa beruntung,

kadang juga malang (tertawa).

Beruntungnya kenapa?

Beruntungnya tuh karena ya itu,

aku orang pertama yang diajari

sama orang tuaku, kayak gitu.

Banyak hal yang diajarin orang tua

ke anak, kayak gitu. Aku orang

pertama yang terima itu. Jadi, saat

adikku ee lagi diajari apa yang

sudah kupelajari, kayak gitu, aku

malah semakin ngerti, kayak gitu.

Kadang ya malah ngguruni.

Terus ee merasa lebih dipercaya,

kayak gitu, merasa lebih dipercaya.

Lebih ee mandiri, lebih bebas

malahan. Aku merasa malah lebih

bebas, dibebaskan. Tapi ya

bertanggung jawab, itu tadi. Ee

soalnya aku merasanya bapak

ibukku mendidik aku benar gitu

lho. Mendidik aku benar. Jadi aku

merasanya ya bebas tapi ya aku

punya batas sendiri.

Terus ee itu lebih sering diajak

pergi itu tadi, karena mereka lebih

nganggep aku partner, gitu.

Terus apa ya, enak aja sih kalau

mau cerita-cerita, kayak gitu.

Terus kalau malang ya itu,

malangnya tuh aku harus ngurusin

adik-adikku, kayak gitu. Terus

sering disalahin (tertawa), sering

disalahin.

Terus habis itu, apa ya, ee

walaupun aku sebagai partner gitu

tapi kadang kalau mau ngomong

Merasa beruntung dan

malang menjadi anak

sulung (463-464)

Merasa beruntung

karena pertama kali

mendapat didikan dari

orang tua dan bisa

semakin mengerti serta

mengajari adik (466-

474)

Merasa beruntung

sebagai anak sulung

karena orang tua

percaya sehingga

diberi kebebasan yang

tetap bertanggung

jawab (476-486)

Informan dianggap

sebagai partner (487-

489)

Orang tua teman

bercerita (490-491)

Merasa malang

menjadi anak sulung

karena harus

mengurusi adik (493-

497)

Merasa malang karena

harus

mempertimbangkan

Merasa beruntung

dan malang

menjadi anak

sulung

Merasa beruntung

sebagai anak

sulung, karena:

- Di didik

pertama kali

- Bisa mengajari

adik karena

sudah lebih

paham

Beruntung

menjadi anak

sulung karena

diberi

kepercayaan

untuk bebas dan

bertanggung

jawab

Merasa dianggap

sebagai partner

orang tua

Orang tua teman

sharing

- Merasa malang

menjadi anak

sulung, karena

beban mengurus

adik

- Sering

disalahkan

orang tua

Merasa malang

menjadi anak

sulung karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

210

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

543

544

545

546

547

548

sama orang tua tu juga tetep harus

milih kata-katanya gitu lho. Jadi, ee

feeling-nya untuk menjaga perasaan

orang tua lebih tinggi ketimbang

dulu, kayak gitu. Jadi kan karena ya

aku udah gedhe gitu harusnya tahu

bahasa yang digunakan untuk

mereka itu gimana biar mereka

nggak tersinggung. Terus misalnya

kalau mau cari cerita tuh ya yang

pas, kayak gitu.

Waktunya?

He-eh, yang pas waktunya. Jadi

kadang aku ya sok salah milih

waktu. Mereka lagi sibuk, aku

malah ceritanya aneh-aneh, kayak

gitu, malah tambah riwuh disana,

kayak gitu. Atau pas bapakku sakit,

aku malah cerita ini, malah tambah

repot disana, kayak gitu.

Malangnya tuh gitu. Kan kalau

kayak gitu kan nggak bisa nyamain

sama adikku. Kalau adikku kan ya

orang masih kecil, kayak gitu. Lha

kalau giliran aku salah ngomong,

kamu udah gedhe ngomongnya

kayak gitu. Malangnya kayak gitu.

Iya iya iya. Nah terus misalnya

kayak tadi, malangnya itu ya itu

kayaknya kayak ngurus adik-

adik. Nah itu ee maksudnya

kamu mengurus adik-adik tuh

seperti apa?

Ngurus adik-adik tuh ya ee

misalnya kalau sederhananya aja

misalnya kalau di rumah kayak gitu

itu ee gimana ya, mereka kumpul di

sekolah, ada acara apa, aku yang

suruh ngikutin mereka kemana-

mana, kayak gitu, kadangan.

Maksudnya paling, paling kelihatan

suruh bawain minum, kayak gitu,

bawain minum.

Terus apa ya, ngajarin, ngajarin

mereka belajar, kayak gitu, terus

kata-kata dan situasi

yang tepat ketika

berbicara dengan

orang tua agar tidak

menyinggung perasaan

(500-513)

Merasa malang harus

memilih waktu yang

tepat agar tidak

membuat suasana

rumah tidak nyaman

(515-529)

Menemani dan

mengikuti ketika ada

kegiatan sekolah (537-

546)

Informan mengajari

adik belajar (547-549)

harus lebih peka

dalam menjaga

perasaan orang

tua

Merasa malang

karena harus

memahami situasi

di rumah

Anak sulung

sebagai pengganti

orang tua

Anak sulung

membantu adik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

211

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

567

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

593

594

kadang aku disuruh ngajarin.

Terus kalau nggak pas bapak

ibukku nggak sempet masak, aku

yang suruh masakin, kayak gitu,

tapi ya sebisanya, masak air

mungkin (tertawa). Kayak gitu.

Terus pokoknya suruh ngurusin

mereka, terus kadang misalnya,

kadang kan kalau bapakku drop gitu

terus di opname, aku biasanya

nginep tempatnya bulekku, kayak

gitu. Jadi aku yang bener-bener

suruh ngurusin seragamnya

sekolah, ngecek itu jadwalnya udah

beneran apa belum, kayak gitu,

nyariin angkot, biasanya kayak gitu,

nemenin berangkat terus biasanya

nemenin pulang juga, kayak gitu

sih.

Terus kalau pas jauh gini ya paling

suruh telepon itu lho, suruh telepon,

per satu per satu, terutama yang di

kosan itu.

Mantau gitu berarti ya?

Mantau, kayak gitu, maunya.

Mereka sampai mana, ada masalah

apa.

Itu memantau itu apakah

inisiatifmu atau orang tua yang

bilang?

Emm, awalnya sih orang tua yang

bilang. Tapi lama-lama ya sadar diri

juga sih. Orang dia juga adikku,

tinggal tempat jauh, kayak gitu.

Ya, kadang pas kalau misalnya selo

apa moodnya bagus ya nggak papa,

gitu. Tapi pas misal repot ee apa ya

misalnya pas lagi mau UTS atau

final test kayak gitu tuh kan

biasanya kerjanya udah mulai

banyak. Terus kalau misalnya

ditelepon cuma disuruh, kamu

telepon ini, kayak gitu tuh, kadang

ya emosi sendiri sih, tapi ya kadang

Menggantikan ibu

memasak untuk adik

(550-553)

Mengurusi adik ketika

ayah sedang sakit

(555-567)

Disuruh memantau

adik yang juga sekolah

di luar kota (568-571)

Memantau

perkembangan sekolah

adik (573-575)

Informan memantau

adik atas perintah

orang tua, namun

sekarang atas

kesadaran diri (579-

582)

Kadang merasa emosi

ketika harus

mengurusi adik

padahal informan

sedang banyak tugas

kuliah (585-601)

belajar

Anak sulung

sebagai pengganti

orang tua

Anak sulung

sebagai pengganti

orang tua

Anak sulung

sebagai pengganti

orang tua

Anak sulung

sebagai pengganti

orang tua

Muncul kesadaran

diri mengurusi

adik

Konflik informan:

kebutuhan pribadi

vs. tanggung

jawab pada adik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

212

595

596

597

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

629

630

631

632

633

634

635

636

637

638

639

640

langsung tak telepon gitu. Ya paling

cuma tanya, ya udah, ya, aku mau

belajar, kayak gitu. Paling cuma

sebentar. Kadang ya mikirnya, aduh

mbok lain kali dulu, nanti dulu aja,

kayak gitu. Aku mau ngerjain ini

dulu, gitu.

Tapi ya, ya itu tadi balik lagi karena

aku tahu kondisi orang tuaku seperti

itu, jadi aku harus hati-hati gitu lho.

Ya kadang kalau misalnya sendiri,

berpikir sendiri gitu, merenungkan

sendiri, kesel sendiri kayak gitu tuh

lho, tapi ya udahlah mau gimana

lagi kan, udah tempatku disitu ya

udah.

Nah ketika misalnya kamu kesel

sendiri, terus misalnya ya itu

menenangkan, merenungkan

sendiri, ya kesel, itu yang kamu

lakukan biasanya apa?

Tidur (tertawa).

Tidur. Maksudnya untuk

mengatasi itu caranya biasanya

gimana? Tidur?

Iya. Biasanya aku tidur. Biasanya

kalau bangun tidur gitu njuk lupa,

kayak gitu tuh tadi tuh ngapa.

Maksudnya lebih tenang sih dari

sebelumnya.

Terus kalau nggak ya pergi, kayak

gitu, pergi jalan-jalan sendiri atau

sama temen, kayak gitu.

Terus habis itu ya paling ee SMS

mereka malahan, tapi cuma SMS

doang. Kalau misalnya ngomong

meledak takutnya (tertawa).

SMS, SMS maksudnya SMS

orang tua atau adik?

SMS orang tua. Ya atau kalau

disuruh SMS adik ya adik, kayak

gitu.

Informan memahami

kondisi orang tua,

sehingga lebih berhati-

hati bersikap (602-

604)

Informan

merenungkan bahwa

sudah menjadi

perannya sebagai anak

sulung (607-612)

Mengatasi rasa kesal

dengan tidur (619)

Dengan tidur,

informan lupa rasa

kesalnya saat bangun

dan menjadi lebih

tenang (623-627)

Saat kesal, informan

jalan-jalan (629-631)

SMS merupakan cara

meredam rasa kesal

dengan orang tua (632-

635)

Memahami

kondisi orang tua,

sehingga

melakukan

keinginan orang

tua

Memahami

kondisi diri

sebagai anak

sulung, sehingga

melakukan

keinginan orang

tua

Koping : tidur

- Tidur

membantu

melupakan

masalah

- Tidurmenjadi

tenang

Koping: jalan-

jalan

Koping: SMS

orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

213

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

653

654

655

656

657

658

659

660

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

677

678

679

680

681

682

683

684

685

686

Terus hal-hal itu membantu

kamu nggak? Maksudnya

membantu untuk menetralkan

emosimu?

Membantu sih, membantu. Kecuali

kalau udah disuruh ngurusin itu

terus, bisa-bisa langsung tak matiin,

gitu (tertawa). Nanti dulu to, nanti

dulu, waktu awal-awal kayak gini

dulu.

O ya ya ya. Oke terus ini tadi kan

kamu bilang kamu merasa bahwa

orang tua mendidikmu dengan

benar, gitu. Nah, maksudnya bisa

diceritakan maksud dari

mendidik dengan benar tu

gimana yang kamu rasakan

selama ini?

Ee, jadi kalau dari dulu itu, aku

diajarinnya itu ee piye ya, jangan

meri sama orang, kayak gitu.

Misalnya dia punya, misalnya

temenku ini ya kamu ya udah

seadanya aja, misalnya ee ibu

punyanya segini, kayak gitu, ya

kamu segitu aja, kayak gitu.

Terus ee apa ya, terus nggak usah

mbanding-mbandingin dirimu sama

adik-adikmu, kayak gitu. Kamu ya

kamu, mereka ya mereka.

Terus ee apalagi ya, terus kalau

misalnya di…, tapi aku juga dapet

di asrama sih, maksudnya nggak

sama orang tua tok. Ya itu, orang

tuaku berinisiatif masukin aku ke

asrama, kayak gitu (tertawa). Bener

sih menurutku, iya ke jalan yang

benar. Terus ee apa ya, terus dari

kecil juga dikasih tanggung jawab

mulai dari yang kecil, ngurusin

jadwal sendiri, tapi tetep dipantau

gitu, misal ditanyain. Terus belajar

belajar sendiri nggak usah disuruh,

kayak gitu. Kadang aku nekat

Jika rasa kesal belum

teratasi, informan

mengatakan untuk

menunda mengerjakan

perintah dan

mematikan telepon

(646-651)

Orang tua

mengajarkan informan

untuk apa adanya

(661-668)

Orang tua

mengajarkan tidak

membandingkan diri

dengan adik (670-672)

Orang tua memberi

tanggung jawab sejak

kecil mengatur jadwal

sendiri, orang tua tetap

memantau (681-685)

- Solusi

mengatasi

konflik dengan

melihat prioritas

utama

- Asertif kepada

orang tua untuk

menunda

perintah orang

tua

Didikan orang

tua: menjadi diri

sendiri

Didikan orang

tua: menerima diri

Kecenderungan

pola asuh orang

tua autoritatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

214

687

688

689

690

691

692

693

694

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720

721

722

723

724

725

726

727

728

729

730

731

732

nggak belajar, kayak gitu. Tapi

kadang di diemin aja. Soalnya kalau

aku nggak belajar nanti yang di

sekolah aku sendiri yang ngerasain,

kayak gitu. Pokoknya ibukku sama

bapakku nggak pernah nyuruh,

nyuruh yang sampai dipaksa itu

nggak pernah, nggak pernah. Terus

nyuruh aku njadwal diri sendiri itu

nggak pernah. Ya terserah kamu

mau dijadwal ya terserah, nggak ya

terserah, kayak gitu. Pokoknya

yang ngerasain itu kamu sendiri,

gitu.

Nggak pernah maksa aku les, kayak

gitu tuh nggak pernah. Nggak

pernah les. Jadi orang tuaku tuh

membiarkan aku belajar sesuai

kemampuanku, sesuai sesukaku,

sesuka-suka aku, mau les ya

terserah, mau nggak ya terserah,

kayak gitu. Terus apa ya?

Ee ya mendukung sih misalnya

kayak aku lomba apa gitu

didukung, kayak gitu. Nggak

pernah di…, dilarang-larang apa

disuruh latian terus tuh nggak

pernah.

Terus apa lagi ya? Ya itu selalu

diingetin, inget rumah kayak gitu,

inget rumah. Misalnya pas, pernah

seminggu nggak telepon sama

sekali kayak gitu, telepon dimarah-

marahin, kayak gitu. Dimarah-

marahin, woy inget rumah, kayak

gitu tuh. Padahal ya biasa aja lho

(tertawa). Padahal biasa aja. Terus

ya udah sih suruh ngurus dirinya

sendiri, tapi tetep harus ya menjaga

kontak, kayak gitu.

Nah berarti kan, istilahnya tadi

kamu sempet, sebelumnya, kamu

sempet bilang, kamu diberi

kebebasan yang bertanggung

jawab, gitu kan. Sikapmu kamu

Orang tua memberi

kebebasan informan

untuk mengatur jadwal

belajar sendiri,

namunsetiap

keputusan yang

diambil ada resiko

yang harus ditanggung

(687-700)

Orang tua memberi

kebebasan informan

belajar sesuai

kemampuan (701-707)

Orang tua mendukung

informan dalam

mengembangkan

kemampuan bernyanyi

(709-714)

Orang tua

mengingatkan

informan untuk selalu

ingat dengan keluarga

di rumah (715-726)

- Orang tua

memberikan

kebebasan yang

bertanggung

jawab

- Didikan orang

tua: setiap

keputusan harus

menanggung

konsekuensi

Orang tua

memberi

kebebasan

informan

mengambil

keputusan

Orang tua

mendukung

dalam

pengembangan

minat dan bakat

Didikan orang

tua:

menyeimbangkan

peran diri sebagai

individu dan anak

sulung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

215

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

744

745

746

747

748

749

750

751

752

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

773

774

775

776

777

778

diberi kebebasan gitu gimana?

Kamu bebas ee misalnya kayak

memilih les, kamu mau apa, mau

apa. Nah sikapmu gimana

memanfaatkan kebebasan itu?

Ee ya tetep, ya itu, kan kalau aku

emang nggak suka les. Misal waktu

kecil tuh aku nggak suka les, ya aku

nggak bakal les, gitu. Nggak les.

Terus ee misalnya aku mau ikut,

ikut-ikutan temenku nari, kayak

gitu, ya aku ikut, dibolehin aja,

kayak gitu. Dianterin, kayak gitu,

dianterin.

Terus aku bebas misalnya ee, piye

yo…., ee aku mau pakai baju apa

tuh terserah. Misalnya ke gereja

mau pakai baju apa tuh terserah.

Terus mau ngapain, ee gimana ya,

saat anak lain diluar sana ee apa

namanya, belajar, aku bisa di rumah

nonton TV. Aku punya waktuku

sendiri gitu lho. Aku bisa belajar

sesukaku. Misalnya pas bangun

pagi kayak gitu terus belajar atau

pas ee malah hari minggu saat

nggak belajar, aku belajar, kalau

hari biasa malah nggak belajar

(tertawa). Jadi terserah gitu lho.

Terus pas di asrama gitu ya bebas

pakai duitku, gitu lho. Aku nggak,

nggak harus misalnya ini untuk beli

ini, ini untuk beli ini. Gitu tuh

nggak. Terus ee aku ee ya tapi

jeleknya ya itu kadang bisa boros,

kadang bisa boros, terus ee nggak

inget waktu.

Terus aku juga kalau pas kuliah gitu

bebas mau pergi kemana saja,kayak

gitu, mau pergi kemana aja. Terus

ee ya biar lebih, jadi kan lebih

menambah pengetahuan lebih

banyak sendiri. Terus mau ee mau,

mau apa namanya, ya pokoknya

melakukan apa aja terserah aku gitu

lho. Jadi aku ee misalnya pas

Orang tua memberikan

kebebasan informan

dalam mengikuti

kegiatan les (738-746)

Diberi kebebasan

memilih baju saat

gereja (747-750)

Diberi kebebasan

untuk mengatur waktu

belajar dan bermain

sendiri (751-761)

Diberi kebebasan

untuk mengatur

keuangan (762-769)

Informan memahami

yang dilakukan dan

paham akan

konsekuensinya (770-

783)

Bebas

berkeputusan

dalam hal

kegiatan

Diberi kebebasan

mengambil

keputusan oleh

orang tua

Diberi kebebasan

berkeputusan

untuk mengatur

waktu oleh orang

tua

Bebas

berkeputusan

mengatur

keuangan

Bebas dalam

memilih, tetap

bertanggung

jawab dengan

konsekuensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

216

779

780

781

782

783

784

785

786

787

788

789

790

791

792

793

794

795

796

797

798

799

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

810

811

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

823

824

latihan PSM ya aku latihan aku

nggak belajar ya kayak gitu nggak

papa, kayak gitu (tertawa). Ya kan

terserah aku, kan nanti akibatnya

juga aku sendiri, gitu.

Pernah nggak orang tua tuh

semacam melarang atau

maksudnya menolak pilihanmu?

Karena kamu diberi kebebasan,

terus kamu punya pilihan sendiri

terus orang tua ada maksudnya

tidak setuju dengan pilihanmu?

Pernah sih pas ee kuliah ini.

Mungkin karena emang aku orang

terlalu santai, jadinya lebih

diarahkan sama mereka, kayak gitu.

Misalnya aku bilang nggak mau

jadi guru.

Terus ditanya, kamu selama ini

kuliah ngapain, kayak gitu. Selama

kuliah itu ngapain aja, kayak gitu.

Ya tapi emang pelajarannya nggak

enak, gitu kan. Terus aku pikir juga

ha ya gimana aku mau dapet duit

banyak itu nggak jadi guru

(tertawa). Ya pikiranku tuh masih

simple gitu lho. Terus emang berat,

gitu kan. Terus ya sempet diajak

diskusi tapi mungkin cenderung

emosi. Soalnya aku bener-bener

nggak gitu mau sekarang ini.

Tapi orang tua maunya kamu…..

Jadi guru.

Oh gitu.

Iya biar ilmuku selama ini tu

memang kepakai dan uang yang

mereka keluarkan memang bener

ada fungsinya, gitu, fungsi secara

nyata, yang kelihatan.

Terus dilarang PSM, itu pernah.

Tapi ya aku ya kabur-kabur

sekarang, sekarang kabur-kabur

(tertawa). Ya soal…, tapi ya tetep

tahu juga sih porsinya sampai

mana, tapi aku mengurangi, tetep

Karena informan

terlalu santai, orang

tua mengarahkan

untuk jadi guru (792-

797)

Tidak mau jadi guru

(796-797)

Diajak diskusi di

waktu yang kurang

tepat, informan

menolak, karena bukan

hal yang diinginkan

(807-810)

Orang tua ingin

informan jadi guru

(812)

Orang tua ingin

informan jadi guru

agar ilmu dan uang

yang diluarkan tidak

sia-sia (814-821)

Informan diam-diam

tetap melakukan yang

dilarang orang tua,

namun tetap

menyadari yang

diharapkan orang tua

- Orang tua

mengarahkan

informan karena

informan santai

Tidak mau jadi

guru

Timing kurang

tepat, informan

menolak harapan

orang tua

Harapan orang

tua: jadi guru

Harapan orang

tua: menjadi guru

- Memahami

kebutuhan diri

- Seimbang

antara

keinginan orang

tua dan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

217

825

826

827

828

829

830

831

832

833

834

835

836

837

838

839

840

841

842

843

844

845

846

847

848

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

869

870

tetep manut, tapi aku juga manut

diriku sendiri, gitu. Karena kalau

nggak ada PSM juga aku punya

efek sendiri buat aku, gitu.

Terus dilarang apa lagi ya, nggak

sih cuma itu doang. Cuma masalah

aku nanti kerja apa dan itu

ekstrakulikuler yang mungkin

mereka merasanya udah melebihi

porsinya, kayak gitu.

Oh gitu. Oke oke. Terus ee

pernah muncul dipikiranmu, apa

gitu, apa yang kamu pikirkan

sebagai anak sulung?

Maksudnya gimana?

Jadi yang kamu pikirkan apa

ketika kamu adalah anak sulung

gitu?

Ya aku udah ge…., Ya kalau

sekarang ini sih aku udah besar ee

adik-adikku tuh ee gimana ya,

menunggu aku ndang lulus gitu lho.

Jadi aku pingin, aku pinginnya tuh

aku segera lulus dan ee aku punya

penghasilan, aku lepas dari orang

tuaku, dan aku membantu adik-

adikku, ngangkat adik-adik gitu lho.

Ngangkat adik-adikku, membantu

orang tuaku, ngangkat adikku untuk

sekolah misalnya, terus ee

membantu mereka menemukan apa

yang bisa mengembangkan hidup

mereka. Terus ya itu, aku cuma

pingin jadi bener-bener mandiri

terus membantu adik-adikku itu,

intinya.

Nah, tadi kan kamu bilang, ingin,

maksudnya melihat situasinya

kok kayaknya rasanya jadi guru,

nggak mau jadi guru, gitu. Terus

kamu juga ingin cepat lulus terus

punya penghasilan. Nah, kamu

kedepannya punya rencana apa

sih? Maksudnya kamu inginnya

dan keinginan diri

(819-833)

Orang tua memberikan

arahan yang bertolak

belakang dengan

keinginan informan

terkait pekerjaan dan

kegiatan

ekstrakulikuler (829-

834)

Keinginan informan

untuk cepat lulus dan

segera mandiri secara

finansial, sehingga

dapat membantu adik-

adik sekolah dan

mengembangkan

hidup mereka (844-

861)

sendiri

Orang tua

mengarahkan

informan jika

tidak sesuai

dengan yang

diharapkan

- Harapan diri

menyelesaikan

pendidikan

tepat waktu

- Harapan diri

mandiri secara

finansial

- Keinginan

membantu adik

sekolah dan

mengembangka

n hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

218

871

872

873

874

875

876

877

878

879

880

881

882

883

884

885

886

887

888

889

890

891

892

893

894

895

896

897

898

899

900

901

902

903

904

905

906

907

908

909

910

911

912

913

914

915

916

kamu setelah lulus tuh sebagai

apa?

Ee kan karena kemarin itu sempet

eee bentrok aku nggak mau jadi

guru tapi orang tuaku maunya jadi

guru.

Akhirnya aku tuh pelan-pelan ya

gimana kalau aku mencoba, kayak

gitu kan. Gimana kalau aku

mencoba untuk mencintai apa yang

namanya guru itu sendiri. Jadi aku

daftar yang Bima Sena itu, ee

dengan, kan aku nggak suka jadi

guru karena kurikulumnya

Indonesia itu jelek, kayak gitu kan,

yang gonta-ganti nggak jelas itu.

Terus habis itu ee ini kan

kurikulumnya bebas. Mungkin aku

bisa suka jadi guru itu dari situ

dulu. Ada something yang aku suka

disitu. Terus ya udah, ee jadi

ngayem-ngayemi orang tuaku juga.

Terus ya mungkin kalau misalnya

nanti setelah lulus aku keterima ya

aku masuk ke situ. Kalau nggak ya

aku cari kerjaan yang lain. Entah

guru atau apalah kerjaan lain yang

PBI itu bisa masuk, kayak gitu.

Pokoknya ya intinya ya habis lulus

ya aku kerja, entah itu di rumah,

atau maksudnya balik lagi ke

daerahku, atau disini, kayak gitu.

Yang penting aku bisa istilahnya

pelan-pelan mengembalikan apa

yang, apa yang orang tuaku kasih

ke aku gitu lho. Ya tapi emang

nggak bakal pernah cukup sih, tapi

istilahnya aku mengembalikan gitu

lho, membalas, gitu sih.

Oh iya, bisa diceritakan nggak

tadi ketika ada kesenjangan

pendapat antara orang tuamu,

kamu ingin jadi guru terus kamu

merasa belum pingin jadi guru.

Nah, bisa diceritakan nggak

Perdebatan informan

dan orang tua yang

tidak mau jadi guru

(873-876)

Informan berusaha

mewujudkan harapan

orang tua dengan

mencari hal-hal yang

disukai terkait harapn

tersebut (877-898)

Setelah lulus kuliah,

informan bekerja

supaya bisa membalas

yang sudah diberikan

orang tua (899-909)

Adanya

perbedaan

harapan informan

dan orang tua

- Adanya usaha

mewujudkan

harapan orang

tua

- win-win

solution

mewujudkan

harapan orang

tua dengan

ketertarikan diri

Usaha membalas

budi pemberian

orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

219

917

918

919

920

921

922

923

924

925

926

927

928

929

930

931

932

933

934

935

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945

946

947

948

949

950

951

952

953

954

955

956

957

958

959

960

961

962

maksudnya situasinya ketika

kalian saling ngobrol?

Ya kalau aku sih merasanya kalau

dari aku sendiri aku merasa

dipaksa, tu lho. Merasa dipaksa,

soalnya itu bukan hasratku disitu,

bukan keinginanku, kayak gitu.

Terus ee apa ya, aku tuh punya cita-

cita sendiri, aku pingin didukung

tapi mereka nggak begitu, gitu lho.

Kenapa kok ee ya paling tidak apa

ya, ya nanya-nanya sedikitlah,

kayak gitu. Misalnya kan aku

pingin, pingin desain-desain baju

kayak gitu. Tapi mereka tuh kadang

ya cuma nanggepinnya cuma, oh

ya, gitu doang, kayak gitu. Terus

kok aku malah jadi guru, kayak gitu

tuh. Padahal bayanganku tuh jadi

guru tuh nggak semenarik itu, gitu

lho, nggak semenarik bayangan

mereka, kayak gitu. Mungkin aku

juga belum ngerasain kan, belum

micro teaching, belum PPL, sudah,

jadi aku belum menemukan, kayak

gitu. Tapi yang saa…, saat itu aku

merasanya dipaksa, kayak gitu.

Dipaksa melakukan hal yang tidak

kusuka, kayak gitu tuh, atau

mencita-citakan hal yang aku,

nggak pingin, nggak pingin.

Seberapa besar sih keinginan

orang tuamu biar kamu jadi

guru?

Besar banget, 100%, besar.

Maksudnya itu terlihat, terlihat

arahnya kesitu tuh dari kapan?

Eee dari, semester berapa ya,

semester dua kayak gitu. Jadi mulai

kelihatannya tuh karena mereka

ngajak ngobrol, ya nanti ke yayasan

ini aja, kayak gitu. Padahal aku

nggak, nggak ngajak ngobrol ke

arah situ, gitu lho. Terus orang

Informan merasa

dipaksa menjadi guru

yang bukan

keinginannya (919-

923)

Informan bercita-cita

jadi desainer, namun

tidak didukung orang

tua (924-933)

Perasaan dipaksa

melakukan hal yang

tidak diinginkan (942-

947

Keinginan orang tua

mengharapkan

informan menjadi guru

sebesar 100% (952)

Orang tua

Merasa dipaksa

akibat harapan

orang tua

- Harapan

informan:

menjadi

desainer

- Tidak

mendapat

dukungan

orang tua untuk

mewujudkan

harapan diri

Merasa dipaksa

oleh harapan

orang tua

Besarnya harapan

orang tua agar

informan menjadi

guru

Alasan harapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

220

963

964

965

966

967

968

969

970

971

972

973

974

975

976

977

978

979

980

981

982

983

984

985

986

987

988

989

990

991

992

993

994

995

996

997

998

999

1000

1001

1002

1003

1004

1005

1006

1007

1008

tuaku, ntar ke yayasan ini aja,

jangan di yayasan ini nanti kamu

ndak kerjanya berat, kayak gitu, dan

yang mereka tekankan itu kerja jadi

guru itu supaya aku punya waktu

untuk keluarga, kayak gitu.

Maksudnya ee gimana punya

waktu untuk keluarga?

Kalau misalnya guru itu kan punya

libur sama kayak murid kayak gitu.

Punya libur sama kayak murid.

Misalnya libur semester, kan aku

bisa pulang ke rumah, kayak gitu,

atau nanti misal aku udah

berkeluarga gitu waktuku tuh nggak

separuh hidupku di kantor, gitu lho.

Dibandingkan orang yang di kantor

kan. Biasanya kerja dari pagi

sampai sore banget dan itu emang

nggak ada waktu buat anak-

anaknya, kayak gitu, buat

keluarganya, kayak gitu sih.

Karena lihatnya, orang-orang di

kantor tuh terlalu fokus gitu lho

sama kerjaannya, nggak fokus sama

keluarganya. Orang tuaku takut aku

kayak gitu.

Nah, perasaanmu gimana ketika

kamu menyampaikan kamu tidak

ingin jadi guru tapi orang tua

tetap maksa?

Ya sebel sih.

Sebelnya gimana gitu? Bisa

diceritakan?

Ya, sebelnya tuh, ya eh guru tuh

apa sih,kayak gitu tuh lho, guru tuh

ya gimana, kan aku punya rencana

untuk ngangkat adikku. Gimana aku

bisa mengangkat mereka cepet

kalau aku jadi guru, gitu lho. Gitu.

Aku tuh mikirnya masih sesimple

itu sih. Ya ee apa namanya, toh

guru juga saat nggak bergaji

modalnya juga dari aku to, kayak

mengarahkan informan

menjadi guru agar

memiliki waktu

bersama keluarga

(962-968)

Orang tua

berpandangan bahwa

jika menjadi guru

akan memiliki waktu

untuk keluarga ketika

liburan, dibandingkan

pekerjaan lain (971-

984

Orang tua takut jika

informan mengabaikan

keluarga dan lebih

fokus pada

pekerjaannya (985-

989)

Sebel karena dipaksa

jadi guru (995)

Orang tua memaksa

menjadi guru sehingga

informan kesal,

karena:

- Tidak bisa

membantu adik

secara finansial

dengan cepat jika

jadi guru

- Saat guru belum

digaji, sudah ada

orang tua ada

waktu untuk

keluarga

- Menjadi guru,

memiliki waktu

untuk keluarga

- Didikan orang

tua:

mengutamakan

keluarga

- Kekhawatiran

orang tua

bahwa informan

mengabaikan

keluarga

- Alasan harapan

orang tua

ada waktu

untuk keluarga

Merasa kesal

dipaksa menjadi

guru

Dengan menjadi

guru, informan

tidak bisa

mencapai

harapannya

membantu adik

secara finansial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

221

1009

1010

1011

1012

1013

1014

1015

1016

1017

1018

1019

1020

1021

1022

1023

1024

1025

1026

1027

1028

1029

1030

1031

1032

1033

1034

1035

1036

1037

1038

1039

1040

1041

1042

1043

1044

1045

1046

1047

1048

1049

1050

1051

1052

1053

1054

gitu. Misal buat handout, apa apa

apa, kayak gitu kan. Terus kerjanya

juga, aku sih berat. Soalnya aku

bukan orang yang suka mikir, suka

mikir yang konseptual. RPP kan

konseptual, kayak gitu. Terus, apa,

gimana caranya memotivasi anak

untuk belajar tuh ak nggak bisa,

gitu lho. Soalnya aku orangnya

bukan orang yang maksa, gitu lho.

Bukan orang yang maksa.

Terus ya itu, tapi ya sebel juga

karena aku nggak maksa. Nah aku

nggak bisa mengargument balik

orang tuaku gitu lho. Karena aku ee

ya nggak enakan sama orang tua,

gitu, aku tuh orangnya nggak bisa

maksa, nggak enakan, takut mereka

tersinggung. Macem-macem. Gitu.

Nah, kamu katanya nggak bisa

memberi argument balik. Ada

hambatannya kah ketika kamu

tidak bisa itu, hambatannya apa?

Ee hambatannya itu karena aku tahu

orang tuaku tuh pemikir. Jadi,

kalimat apa yang ku keluarkan itu

biasanya dipikir. Dipikir banget. Ya

sederhana aja misalnya kayak aku

ee apa ya, kayak masalah, ee oh

duitmu tinggal berapa, duitmu

tinggal berapa. Ah Rp 100.000,00

masih, kayak gitu. Padahal ya aku

nggak ada duit, gitu lho, aku nggak

ada duit gitu kan (tertawa). Terus,

ee beneran itu? Iya beneran, kayak

gitu. Tapi besoknya ditanya lagi,

kayak gitu. Beneran duitmu tinggal

segitu? Beneraaaaaaan. Aku bilang

sampai…, beneran. Jadi tuh kadang

malah apa yang tak omongin nggak

dipercaya. Tapi untuk hal-hal kayak

gitu sih, yang, yang mungkin

membahayakan aku, kayak gitu,

misalnya nggak punya uang kan

pengeluaran

- Menjadi guru

memiliki tugas yang

berat

Menjadi guru akan

memotivasi anak

belajar, padahal

informan tidak

mampu memotivasi

(999-1019)

Informan kesal karena

tidak mampu

menyampaikan

perencanaannya,

karena takut

menyinggung perasaan

orang tua (1021-1028)

Informan tidak mampu

berargumen karena

tidak mau orang tua

jadi kepikiran (1034-

1037)

- Kesal karena

pasif

- Pandangan

bahwa asertif

dapat

menyinggung

perasaan orang

tua

Bersikap pasif

tidak mau

menambah beban

pikiran orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

222

1055

1056

1057

1058

1059

1060

1061

1062

1063

1064

1065

1066

1067

1068

1069

1070

1071

1072

1073

1074

1075

1076

1077

1078

1079

1080

1081

1082

1083

1084

1085

1086

1087

1088

1089

1090

1091

1092

1093

1094

1095

1096

1097

1098

1099

1100

bahaya (tertawa). Biasa wae sih

(tertawa), bahaya kan (tertawa),

kayak gitu. Terus dipikir banget tuh

lho. Ee terus kayak apa ya, ya mau

pulang doang, mau pulang aja, tapi

nggak tahu lho jadi apa nggak itu

dipikir banget. Setiap hari, setiap

jam pasti ditanyain, kayak gitu. Jadi

aku nggak mau masalah kayak gitu

aja yang mungkin masih nanti

kayak gitu tuh harus ee dipikir

banget tuh lho, dipikir banget.

Terus belum lagi kalau bapakku

mudah sakit, kayak gitu-gitu kan.

Ya padahal bapakku orangnya

nggak maksa, mau aku jadi guru,

mau nggak, ya terserah, ibuku tuh

lho yang ini.

Oh yang ibu berarti yang lebih

maksa?

Iya, dan terus kan aku pikir ibu tuh

lebih ee lebih banyak pikiran

dibanding bapakku, kayak gitu.

Soalnya kan yang ngurusin bapakku

sendirian kan. Adikku yang paling

kecil juga belum bisa diajak

ngomong juga kan, belum ngerti.

Terus ya pokoknya aku merasanya

ibuku banyak beban pikirannya tuh

lho. Jadi kalau misalnya aku

argument balik itu ya cuma

nambah-nambahin doang gitu lho.

Padahal aku ya nanti nggak tahu

jadi apa nggak. Nanti misal aku

argument balik aku kualat ntar

bener jadi guru gitu kan repot aku

(tertawa). Aku sih mikirnya gitu.

Oh iya iya. Yang guru tuh bapak

atau ibu atau dua-duanya?

Dua-duanya.

Oh dua-duanya. Tapi ibu lebih

maksa ya?

Iya.

Kalau bapak?

Tidak berargumen

karena memahami

ayah yang sedang sakit

(1067-1068)

Ibu lebih memaksa

untuk jadi guru,

ketimbang ayah (1071-

1074)

Informan tidak mampu

berargumen karena

memahami kondisi ibu

yang banyak beban

(1077-1083)

Jika berargumen akan

menambah beban

pikiran ibu (1084-

1088)

Tidak berargumen

karena takut kualat

menjadi guru, padahal

menolak (1089-1093)

Pasif karena

memahami

kondisi orang tua

Ibu memaksa

harapannya, ayah

tidak

Memahami

kondisi ibu,

sehingga memilih

pasif

Pandangan asertif

menambah beban

pikiran orang tua

Bersikap pasif,

karena ragu

dengan keputusan

saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

223

1101

1102

1103

1104

1105

1106

1107

1108

1109

1110

1111

1112

1113

1114

1115

1116

1117

1118

1119

1120

1121

1122

1123

1124

1125

1126

1127

1128

1129

1130

1131

1132

1133

1134

1135

1136

1137

1138

1139

1140

1141

1142

1143

1144

1145

1146

Bapak tuh lebih terserah. Tapi ya,

ya dipikirin gitu lho apa yang kamu

dapet sekarang lebih baik

diimplemantasikan secara nyata,

kayak gitu. Tapi kalau nggak ya

nggak papa. Tapi bapakku

pinginnya tetep yang kupelajari

disini tuh bener-bener kepakai, gitu

sih.

Terus ee cara kamu mengatasi

ketika kamu tidak bisa berbalik

argument gitu gimana? Misalnya

tentang konteksnya tentang yang

guru-guru tadi. Cara mengatasi

itu gimana?

Ya paling aku cuma bilang, halah

itu ya masih nanti tho, kayak gitu

kan. Mbok kayak gitu tuh nggak

usah diributkanlah, kadang tuh aku

gitu (tertawa). Terus ganti cerita.

Mengalihkan gitu ya?

He-eh. Kalau nggak ganti cerita,

kayak gitu. Terus apa ya, ya udah

misalnya udah selesai gitu

besoknya ee ngomongin hal yang

kayak kemarin gitu tapi bukan yang

mengarah kalau aku nggak mau,

gitu. Tapi tetep, eh guru nih ini ada

lho misalnya daftaran guru, kayak

gini, besoklah tak njajal, kayak gitu.

Ya jadi cuma ee aku disini aku

berusaha me…, mencintai apa yang

mau mereka wujudkan dalam

diriku, kayak gitu kan. Terus ya

udah aku sampaikan gitu.

Sampaikan ke mereka seperti itu.

Jadi, setidaknya aku sudah

mencoba, kayak gitu.

Aku mau nunjukkin mereka ya

bahwa ibu maunya begitu ya aku

usahakan, kayak gitu, tapi ya

semampuku, sesampainya aku

perasaankku sampai mana, kayak

gitu. Kalau, tapi ya itu nggak bisa

dipaksakan kalau kayak gitu tuh.

Ayah memberi

kebebasan untuk jadi

guru atau tidak, namun

tetap mengarahkan

(1101-1104)

Jika diajak diskusi

tentang menjadi guru,

informan akan

mengalihkan

pembicaraan (1117-

1121)

Informan

menyampaikan

usahanya untuk

mewujudkan harapan

orang tua (1129-1139)

Informan ingin

menunjukkan

usahanya untuk

menjadi guru sesuai

dengan kemampuan

diri (1140-1146)

Ayah cenderung

tidak memaksa,

namun tetap

mengarahkan

Ketika membahas

terkait harapan

orang tua, respon

informan

mengalihkan

Adanya keinginan

mengusahakan

harapan orang tua

Adanya keinginan

berusaha

maksimal untuk

mencapai harapan

ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

224

1147

1148

1149

1150

1151

1152

1153

1154

1155

1156

1157

1158

1159

1160

1161

1162

1163

1164

1165

1166

1167

1168

1169

1170

1171

1172

1173

1174

1175

1176

1177

1178

1179

1180

1181

1182

1183

1184

1185

1186

1187

1188

1189

1190

1191

1192

Iya iya. Oke, ee bisa diceritakan

nggak hubunganmu dengan

orang tua tuh gimana?

Gimana tuh gimana mbak?

Ee maksudnya kayak komunikasi

atau kedekatan dengan orang tua

tuh seperti apa?

Ya deket sih, deket. Makanya

kadang kalau aku denger temen-

temenku ee nggak berhasil…, tapi

ini deketnya tuh nggak sampai

cerita yang curhat pacar gitu nggak,

nggak sampai segitu. Tapi ya tetep

ya ngerasanya deket. Mereka yang

sering cerita sih ke aku, kayak gitu.

Kalau aku sih nggak nyaman kalau

cerita pacar-pacar gitu. Paling cuma

ngasih tahu doang, gitu-gitu doang,

kayak gitu. Tapi kalau untuk

lanjutnya tuh nggak, nggak terlalu.

Tapi deket sih, apalagi sama bapak,

kayak gitu. Soalnya emang dari

kecil senengannya diajak perginya

sama bapak, kayak gitu. Ya deket.

Setiap hari kalau misalnya nggak

ditelepon tuh dicariin, kayak gitu.

Padahal ya baru dua hari yang lalu.

Sampai sekarang?

Sampai sekarang. Padahal baru dua

hari yang lalu telepon, kayak gitu,

ditanyain kayak gitu. Apa ya. Ya

deket banget kok, deket.

Berarti kalau komunikasi juga

lancar?

Lancar.

Apakah merasa ada hambatan

komunikasi dengan orang tua?

Ya sinyal itu biasanya (tertawa).

Sinyal (tertawa). Sinyal. Terus ee

biasanya karena sibuk ngerjain

tugas yang mepet-mepet kayak gitu

tuh biasanya lupa, kelupaan, kayak

gitu. Kebanyakan latihan PSM,

terus atau latian apa yang bikin

seneng tuh kayak gitu lupa, kayak

Merasa dekat dengan

orang tua karena saling

berbagi cerita (1155-

1174)

Hambatan komunikasi

dengan orang tua

adalah kesibukan

masing-masing (1187-

1199

Memiliki

hubungan yang

dekat dengan

orang tua

Hambatan

komunikasi :

orang tua dan

anak sibuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

225

1193

1194

1195

1196

1197

1198

1199

1200

1201

1202

1203

1204

1205

1206

1207

1208

1209

1210

1211

1212

1213

1214

1215

1216

1217

1218

1219

1220

1221

1222

1223

1224

1225

1226

1227

1228

1229

1230

1231

1232

1233

1234

1235

1236

1237

1238

gitu, lupa (tertawa), kalau seneng

lupa, sedih banget lupa, kayak gitu,

lagi sedih lupa, kayak gitu. Terus

(tertawa) kadang mereka juga rapat-

rapat apa nggak telepon, gitu.

Kadang hambatannya karena

kesibukan masing-masing sih.

Oke, ee ada pengalaman

menyenangkan bersama

keluarga?

Ada lah mbak.

Bisa diceritain pengalaman yang

gimana?

Ulang tahun. Setiap ulang tahun

siapa pun di keluarga kayak gitu,

mesti, mesti dirayain. Entah itu

cuma ee bikin apa mie goreng, apa

apa, itu tuh tetep, tetep dirayain,

kayak gitu. Terus, apa ya,

pengalaman menyenangkan, eeeem,

ya setiap hari menyenangkan sih

mbak sebenernya.

Menyenangkan setiap hari ya?

Iya sih, nyenengi tiap hari. Kayak

misalnya eee nginep bareng di

rumah sakit, kayak gitu tuh. Kayak

gitu tuh malah menyenangkan sih.

Terus kesembuhan. Kesembuhan

tuh pasti menyenangkan.

Terus apa lagi ya? Ya kalau

kumpul-kumpul pulang Natalan,

anak-anaknya yang pada pergi dari

rumah tuh pulang, kayak gitu tuh

kumpul-kumpul tuh ya seneng.

Terus apa ya koor bareng

sekeluarga itu pernah, kalau nggak

ada orang. Kalau nggak ada orang

tuh pernah kayak gitu (tertawa).

Isinya satu keluarga semua ya?

Iya, he-eh. Ya kayak gitu sih

sederhananya.

Kalau pengalaman yang kurang

menyenangkan?

Pengalaman kurang menyenangkan

tuh, ya, oh ya kalau misalnya sakit,

Pengalaman

menyenangkan ketika

ulang tahun dirayakan

(1207-1215)

Pengalaman

menyenangkan ketika

menginap di rumah

sakit dan terjadi

kesembuhan (1217-

1222)

Pengalaman

menyenangkan ketika

Natal satu keluarga

kumpul (1223-1231)

Pengalaman tidak

menyenangkan ketika

Kebersamaan

adalah

pengalaman

menyenangkan

bersama keluarga

Kebersamaan

adalah

pengalaman

menyenangkan

bersama keluarga

Kebersamaan

adalah

pengalaman

menyenangkan

bersama keluarga

Pengalaman tidak

menyenangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

226

1239

1240

1241

1242

1243

1244

1245

1246

1247

1248

1249

1250

1251

1252

1253

1254

1255

1256

1257

1258

1259

1260

1261

1262

1263

1264

1265

1266

1267

1268

1269

1270

1271

1272

1273

1274

1275

1276

1277

1278

1279

1280

1281

1282

1283

1284

bapak sakit kayak gitu kan serius,

gitu. Serius, bukan yang cuma

demam. Itu serius. Habis itu tuh,

gimana ya? Apa lagi ya? Emm terus

ya kadang adik-adikku sakitnya ya

serius. Biasanya pengalaman sakit

sih kalau sedih, kayak gitu. Ya pasti

kalau, kalau sakitnya kayak gitu

semuanya jadi ikut-ikutan tuh lho.

Gitu. Terus jadi ikutan sedih. Jadi

suasananya nggak enak. Terus apa

lagi ya? Kemalingan, itu pasti

sedih.

Pernah kemalingan?

Pernah, pernah berkali-kali. Itu

rumahnya kena angin puting

beliung pernah (tertawa), pernah.

Terus rumahnya jadi posko itu

pernah. Soalnya sedihnya kita

nggak bisa tidur (tertawa).

Oh, kena bencana-bencana gitu?

Sering. Eh nggak sering ding,

nggak, pernah. Pernah. Terus apa

lagi ya? Udah sih gitu, kayak gitu-

gitu aja kesedihannya.

Terus hubunganmu dengan adik-

adik gimana?

Emm deket sih. Tapi semenjak

udah pisah-pisah gitu, nggak

seberapa. Soalnya kan nggak

seberapa komunikasinya juga.

Terus mereka, mereka juga kan

cowok-cowok.

Oh adikmu tiga cowok?

Dua, cowok-cowok. Kayak gitu.

Jadi kadang kalau ditanyain sok

cool, kayak gitu. Punya masalah

apa, nggak ada, kayak gitu tuh.

Mungkin karena kita jarang ketemu,

kayak gitu. Terus aku juga dari

SMA udah nggak di rumah kan dan

hapenya dibatesi. Jadi tuh emang

jarang ngobrol, jarang cerita.

Mungkin ya dari situ sih, juga

kurang, kurang deket. Tapi ya kalau

ngumpul ya biasa, berantem-

ada yang sakit (1237-

1247)

Pengalaman kurang

menyenangkan ketika

terkena musibah

maling, bencana alam

(1248-1258)

Hubungan yang dekat

dengan adik, namun

saat ini jarang

komunikasi karena

jarak yang jauh (1266-

1271)

jika ada keluarga

yang sakit

Pengalaman

kurang

menyenangkan

ketika terkena

musibah

Komunikasi

dengan adik

semakin jarang,

karena perbedaan

jarak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

227

1285

1286

1287

1288

1289

1290

1291

1292

1293

1294

1295

1296

1297

1298

1299

1300

1301

1302

1303

1304

1305

1306

1307

1308

1309

1310

1311

1312

1313

1314

1315

1316

1317

1318

1319

1320

1321

1322

1323

1324

1325

1326

1327

1328

1329

1330

beranteman, cerita, ya kayak biasa.

Terus cara kamu mendekati

adik-adikmu gimana?

Ya diajak ngomong, kadang ya

cuma personal, kayak gitu.

Ngomong personal, nggak didepan

orang banyak gitu lho. Karena dia

kan malah nggak mau didepan

orang banyak, kayak gitu. Terus

diajak main dulu, diajak nonton

film dulu, kayak gitu. Banyak

melakukan aktivitas bersama, kayak

gitu dulu.

Kalau sekarang komunikasi

berarti tetep sama adik?

Tetep sih. Kadang lewat facebook.

Gitu ya. Oke bisa diceritakan

lebih lanjut lagi, orang tua punya

harapan apa saja ke kamu

sebagai anak sulung? selain

pendidikan tadi jadi guru. Ada

lagi?

Harapannya sih, tapi bukan nggak,

nggak menekankan anak sulungnya

sih, tapi ya tetep sebagai anak,

kayak gitu. Ya aku ee lulus dengan

nilai yang baik, kayak gitu. Lulus

baik diusahakan baik, kayak gitu

tuh. Bukan, bukan njuk

memaksakan aku jadi orang pinter

tuh nggak, tapi ya diusahakan ya

baik, kayak gitu. Terus ee yaa

punya sikap yang baik, disekolahin

di tempat yang bener tuh ya nanti

sikapnya kudunya harus kayak gitu,

kayak gitu. Jadi nggak perlu lah

dikasih tahu. Terus apa ya, ya udah,

hidup yang lebih baik dari orang

tua.

Kalau yang secara khusus kamu

sebagai anak pertama ada

nggak?

Ya itu, ngangkat adik-adiknya,

kayak gitu. Yang penting, orang

Mendekati adik

dengan cara sering

melakukan aktivitas

bersama (12881296)

Harapan orang tua

kepada anaknya:

- Lulus dengan nilai

baik

- Punya sikap yang

baik

- Hidup lebih baik dari

orang tua (1308-

1324)

Harapan orang tua

kepada informan:

Cara mendekati

adik dengan

melakukan

aktivitas bersama

Harapan orang tua

ke semua anak:

- Lulus dengan

nilai baik

- Bersikap baik

- Hidup lebih

baik dari orang

tua

Harapan orang tua

kepada anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

228

1331

1332

1333

1334

1335

1336

1337

1338

1339

1340

1341

1342

1343

1344

1345

1346

1347

1348

1349

1350

1351

1352

1353

1354

1355

1356

1357

1358

1359

1360

1361

1362

1363

1364

1365

1366

1367

1368

1369

1370

1371

1372

1373

1374

1375

1376

tuaku tuh yang penting adikku bisa,

adik-adikmu tuh lho dibantu, kayak

gitu. Jadi harapannya lebih ke

mereka, adik-adik.

Terus pandanganmu tentang

harapan-harapan itu gimana?

Ya sadar kalau itu memang sesuatu

yang harus dilakukan oleh anak

tertua, gitu lho. Ya kalau misalnya

bukan aku ya siapa lagi kan. Nggak

mungkin aku terus aku limpahin ke

adikku mentang-mentang aku

perempuan, nggak bisa kayak gitu.

Ya aku menyadari betul kalau itu

memang benar harus dilakuin sama

anak sulung, gitu sih.

Usahamu yang sampai sekarang

udah kamu lakukan apa untuk

mewujudkan itu?

Ya belajar lah, semampunya tapi.

Belajar kayak gitu. Maksudnya tuh

udah mulai sayang sama nilai, gitu

lho.

Sayang sama nilai tuh gimana?

Sayang sama nilai itu maksudnya

kalau dulu kan, ah nilai tuh nggak

penting yang penting ilmunya,

kayak gitu. Tapi tuh sekarang lebih

ya realistislah kalau aku tuh, ya

kalau bisa dua-duanya dapet,

nilainya iya, proses ya iya. Jangan

cuma mementingkan proses doang.

Kalaupun aku emang mentok-

mentoknya kayak gitu, ya udahlah

kayak gitu. Ya, ya udah mulai harus

berpikir ke depan, kayak gitu.

Misalnya ya itu tadi aku mulai

ndaftar kerja, kayak gitu. Terus apa

ya? Mulai cari-cari beasiswa,

mbantuin bapak ibuku. Jadi bapak

ibuku lebih fokus ke adiku, kayak

gitu, kalau ada beasiswa. Terus apa

membantu adik-adik

(1329-1334)

Menyadari peran diri

sebagai anak tertua

untuk membantu adik-

adik (1338-1347)

Belajar untuk

mendapatkan nilai

baik sebagai bentuk

usaha mewujudkan

harapan orang tua

(1401-1403)

Saat ini

mengutamakan nilai

dan proses belajar

untuk mewujudkan

harapan orang tua

(1359-1366)

Usaha untuk

mewujudkan harapan

orang tua dengan

mulai berpikir ke

depan seperti mencari

kerja dan beasiswa

(1369-1376)

sulung:

membantu adik-

adik

Adanya kesadaran

diri akan peran

sebagai anak

sulung untuk

membantu adik

Usaha

mewujudkan

harapan orang tua

belajar

Usaha

mewujudkan

harapan orang tua

belajar

Usaha

mewujudkan

harapan orang tua

punya

pemikiran ke

depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

229

1377

1378

1379

1380

1381

1382

1383

1384

1385

1386

1387

1388

1389

1390

1391

1392

1393

1394

1395

1396

1397

1398

1399

1400

1401

1402

1403

1404

1405

1406

1407

1408

1409

1410

1411

1412

1413

1414

1415

1416

1417

1418

1419

1420

1421

1422

lagi ya? Ya udah mulai mendekati

adik-adikku lagi.

Ee oke, tadi kan diawal kan kamu

sempet bilang tentang sebaiknya

kamu, orang tua pingin kamu

punya perencanaan. Maksudnya

kamu dalam waktu-waktu setelah

ini punya perencanaan apa?

Punya perencanaan apa yang

berkaitan untuk mewujudkan

harapan orang tua?

Perencanaanku, ya misalnya buat

semester besok ngambil mata

kuliah apa, misalnya SPD. Jadi aku

menargetkan tu lho di semester ini

ngambil apa, jadi semester udah

tinggal ngurusin apa, kayak gitu.

Misalnya ambil SPD sama, udah

SPD, terus habis itu PPL, misalnya

kayak gitu.

Terus nanti misalnya aku nggak

dapet semester delapan ambil PPL-

nya, kayak gitu. Terus nanti, selama

tujuh delapan itu udah mulai cari ee

referensi tempat kerja baiknya kaya

apa. Rencanaku sih gitu. Tapi kan

nggak tahu rencana (tertawa),

rencana kan nggak tahu aku.

Dilakuinnya gimana ya?

Iya. Tapi lebih fokus ke kuliah itu

sih, dikuliah.

Terus sampai sekarang proses

kuliahmu gimana? Apakah sudah

berjalan sesuai rencana, apakah

diluar rencana?

Mulai masuk rencana sih. Aku kan

udah mulai motong kegiatan

ekstrakulikulerku, kayak gitu, dan

mulai membatasi mana yang aku

bisa ikut, mana yang nggak. Tetep

kalau misalnya itu bertabrakan

sama kuliah ya udah aku jangan

maksa. Soalnya udah semester

segini, tuntutan untuk serius itu

Rencana untuk

mewujudkan harapan:

orang tua menargetkan

mata kuliah yang akan

diambil (1389-1396

Rencana untuk

mewujudkan harapan:

orang tua mencari

referensi pekerjaan

(1398-1403)

Rencana mewujudkan

harapan orang tua:

fokus kuliah (1407-

1408

Cara mewujudkan

harapan orang tua

yang sudah dilakukan

dengan

memprioritaskan

kuliah dan mengurangi

kegiatan (1414-1423)

Usaha

mewujudkan

harapan orang

tua: target kuliah

tepat waktu

Usaha

mewujudkan

harapan orang

tua: mencari

referensi kerja

Usaha

mewujudkan

harapan orang

tua: fokus kuliah

Saat ini fokus

kuliah untuk

mewujudkan

harapan orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

230

1423

1424

1425

1426

1427

1428

1429

1430

1431

1432

1433

1434

1435

1436

1437

1438

1439

1440

1441

1442

1443

1444

1445

1446

1447

1448

1449

1450

1451

1452

1453

1454

1455

1456

1457

1458

1459

1460

1461

1462

1463

1464

1465

lebih tinggi, kayak gitu.

Terus ee ya mulai tahu jamnya

harus istirahat, kapan harus belajar,

kayak gitu, kapan harus main. Tapi

ya sekarang kayaknya kebanyakan

ee ngejar tugas itu, ngejar tugasnya.

Maksudnya sekarang udah mulai

kuat, tak kuat-kuatin begadang,

sama, begadang terus bangunnya

pagi. Mulai kesitu. Terus mulai

ngerasain kalau kerja nggak

dadakan itu rasanya enak.

Kerja nggak dadakan?

Kerja nggak dadakan. Iya, mulai

lebih konsen lagi di kelas, biasanya

aku cuma main-main, kayak gitu.

Tapi ya mulai kerasa sih efeknya,

mulai masuk rencana, kalau jalanku

tuh harus gini, semester ini harus

lurus, gitu.

Oke, mungkin ada yang mau

tambahkan tentang proses kita

hari ini? Maksudnya mungkin

ada yang kamu tambahkan atau

sharingkan?

Ee apa ya, jadi anak sulung tuh

enak. Iya, enak kok. Soalnya ya itu,

ee bebas bertanggung jawab.

Bebas bertanggung jawab dan

kamu merasakan itu?

Iya.

Oke. Ee sepertinya pertemuan

kita sampai disini dulu. Ini nanti

dari pembicaraan kita coba saya

lihat terus kalau nanti aku ada

pertanyaan mungkin kita bisa

buat pertemuan lagi?

Iya.

Bisa ya. Itu nanti aku tanya-

tanya lagi supaya lebih

mendalam. Makasih ya.

Iya.

Cara mewujudkan

harapan orang tua

yang sudah dilakukan

dengan manajemen

waktu belajar dan

berkegiatan (1424-

1434)

Menjadi anak sulung

itu menyenangkan

karena bisa bebas-

bertanggung jawab

(1449-1451)

Manajemen

waktu adalah satu

cara mewujudkan

harapan orang tua

Merasa senang

dengan

keadaannya

sebagai anak

sulung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

231

Lampiran 9: Catatan Lapangan Wawancara ke-2 Informan 2 (AA)

Wawancara ke-2

Waktu : Kamis, 23 April 2015, pukul 15.00 – 15.50 WIB

Lokasi : Kamar Kos Informan

a. Catatan lapangan deskriptif

- Potret subjek dan latar fisik

Subjek masih mengenakan pakaian kuliahnya, yaitu kemeja berwana

coklat dan celana panjang jins. Subjek tampak lelah dan berkeringat.

Dalam menjawab pertanyaan, subjek tampak lebih menggebu-gebu. Hal

ini dilihat dari intonasi yang naik dan turun, serta lebih banyak tertawa.

- Peristiwa khusus

Subjek menunjukkan gambar-gambar desain baju miliknya kepada

pewawancara. Subjek mengatakan bahwa sudah ada satu desain yang

sudah direalisasikan untuk sebuah acara. Namun, subjek kurang puas pada

hasilnya.

- Perilaku pengamat

Pewawancara merasa bahwa informasi yang didapat sudah cukup dan

dapat menjawab pertanyaan penelitian.

b. Catatan lapangan reflektif

- Refleksi analisis

Apa yang disuruh orang tua terhadap subjek dianggap sebagai kebutuhan

yang harus dipenuhi subjek, bukan sebuah suruhan. Hal ini yang membuat

subjek berusaha tetap mencoba apa yang diinginkan orang tua, seperti

menjadi guru.

- Refleksi metode

Metode wawancara sudah berjalan baik. Subjek nampak lebih terbuka

dengan pewawancara. Pertanyaan inquiry juga cukup untuk menggali

lebih dalam.

- Refleksi dilemma etika dan konflik

Tidak ada refleksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

232

- Refleksi kerangka berpikir

Data sudah jelas dan terlihat polanya.

- Klarifikasi

Tidak ada klarifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

233

Lampiran 10: Transkrip Verbatim Wawancara ke-2 dan Analisis Data

Informan 2 (AA)

Kode : AA/W2

Baris Verbatim Koding Awal Analisis

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Kemarin saya bertanya tentang

kehidupan sebagai anak sulung.

Kamu bilang, oh aku merasa

lebih dewasa sih dianggap sama

bapak ibu. Selain itu, lebib

dikejar dalam pendidikan. Biar

cepet lulus, terus gantian adik

yang kuliah. Setelah lulus nanti,

diharapkan bisa membantu adik

dan bisa membantu membiayai.

Lalu kamu bilang kehidupan

sebagai anak sulung tuh ya

menjadi anak sulung yang benar,

gitu. Terus menjadi anak sulung

yang benar itu bisa membantu

orang tua, membimbing adik-

adik, memberi contoh untuk adik-

adik, gitu. Kamu mengetahui

untuk menjadi anak sulung yang

benar itu kayak gitu ituh tuh dari

mana?

Emm, dari…, orang tua sih. Dari

apa namanya, melihat banyak

instruksi orang tua.

Maksudnya kan kalau anak pertama

tuh, kalau aku mikirnya kayak

pertama yang ada dan jadi contoh

gitu ya buat adik-adiknya. Nah

jadikan pasti banyak bimbingan to

sebelumnya. Dari bimbingan itu kan

aku juga menganalisis to,

maksudnya tuh tujuannya apa,

kayak gitu. Itu ee masuk nggak

untuk jadi teladannya adik-adik,

kayak gitu. Misalnya kayak aku

suruh kuliah cepet, apa sih, tepat

waktu kayak gitu tuh, ee masuk

nggak jadi buat teladannya adik-

adik gitu. Terus misalnya kayak gek

Pengetahuan menjadi

anak sulung yang

benar dari instruksi

orang tua (22-24)

Informan menganalisis

instruksi orangtua

bahwa anak sulung

merupakan contoh

bagi adik (26-45)

Memahami instruksi

orang tua untuk

menjadi anak sulung

- Memahami tujuan

orang tua

- Refleksi pribadi

bahwa anak sulung

menjadi teladan

adik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

234

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

ndak lulus, terus habis itu

membiayai adik-adik kayak gitu

tuh, masuk nggak jadi kriterianya

anak sulung, kayak gitu. Apakah itu

yang dilakukan anak sulung pada

umumnya.

Nah, selain itu juga ngelihat

keluarganya orang tuaku

sebelumnya, kayak gitu. Dulu apa

yang dilakukan bapakku, bapak kan

anak sulung juga. Kayak gitu.

Mungkin ya dari sharing

pengalaman bapak dulu. Dulu tuh

bapak sebagai anak sulung tuh

ngapain. Katanya dulu tuh bapak

tuh yang ngurusin adik-adiknya

waktu sekolah, karena orang tuanya

kerja di pasar, kayak gitu. Yang

masakin, yang apa…, ya pokoknya

yang mempersiapkan kebutuhan

adik-adiknya, kayak gitu. Terus

malah akhirnya ngalah nggak

sekolah biar adiknya bisa sekolah.

Terus bapakku yang ikut kerja

orang tuanya, kayak gitu, atau

ibukku yang cerita. Ibukku kan anak

kedua. Dia cerita budheku dulu, ya

itu dulu sama, sekolahnya cuma

sampai apa, terus habis itu

kesempatannya dikasih ke adiknya,

kayak gitu. Terus bantuin orang

tuanya untuk mbiayai, gitu sih.

Terus yang kamu tahu menjadi

anak sulung tuh sebaiknya begini

begini tuh dari orang tua sih ya.

He-em. Pengalaman mereka juga.

Pengalaman mereka dan keluarga

gitu ya. Nah, mau tanya lagi,

kemarin kamu bilang menjadi

anak sulung itu ada untung dan

malangnya. Nah, malangnya tuh

harus ngurusin adik-adik. Terus

kadang tuh sering disalah-

salahin. Lalu menjaga perasaan

orang tua, jadi menjaga

Mengetahui tugas

sebagai anak sulung

dari cerita pengalaman

orang tua (47-55)

Memahami tugas

anak sulung dari

pengalaman orang

tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

235

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

perasaanya itu dengan cara

memilih kata-kata saat bicara

biar menjaga perasaan. Nah mau

tanya, biasanya kalau sering

disalah-salahin itu apa ya

penyebabnya? Bisa dikasih

contoh juga, Mbak?

Eem, disalahin tuh misalnya kayak

kemarin itu membuat keputusan

yang ee bertele-tele gitu lho,

bertele-tele. Ya udah sih, sekarang

umurnya berapa, ditanya kamu tuh

udah umur berapa, orang bikin

kayak gitu aja lama, kayak gitu tuh.

Bikin keputusan aja lama! Kalau

orang…, jadi orang tuh yang

terencana. Itu sih yang sekarang ini.

Terus kalau misalnya yang dulu-

dulu kayak halah yang sepele aja

misalnya masak, nggoreng ini aja,

halah nggoreng kayak gitu aja

gosong, kayak gitu tuh lho. Kayak

gitu, terus apa ya? (tertawa)

Misalnya ngurusin adikku itu dulu

waktu kecil kayak gitu yang nyuruh

mandilah, apa, biar cepet gitu waktu

ditinggal orang tua. Terus kita pergi

kemana setelah itu, dan nanti

bapakku pulang tinggal jemput,

kayak gitu misalnya, itu ntar adikku

yang nggak mandi aku yang

disalahain, lho itu kamu tuh gimana,

orang udah dibilangin adiknya

diurusin kayak gitu, kamu, malah

belum mandi, gitu. Padahal salah

siapa, salah adikknya. Udah nyuruh

lho mandi, terus disalahin (tertawa).

Ya kayak gitu, sederhana. Ee hal

yang dititipkan ke aku, tapi sudah

kulakukan, nah orang kusuruh itu

nggak menjalankan, jadinya ke aku,

kayak gitu sih.

Nah kalau kayak gitu, kamu

disalahin misalnya karena

adikmu nggak mandi padahal itu

Disalahkan orang tua

karena lama dalam

mengambil keputusan

dan tidak terencana

(940193)

Disalahkan orang tua

karena diberi tanggung

jawab mandi, tapi adik

tidak mau mandi (110-

128

Informan disalahkan

orang tua ketika sulit

mengambil

keputusan

Informan disalahkan

orang tua ketika

tidak bertanggung

jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

236

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

179

kamu udah nyuruh, itu gimana

perasaanmu waktu itu?

Ya bete sih ya (tertawa). Ya soalnya

dulu masih umur berapa sih ya dan

itu tuh berasanya nggak adil tuh lho,

yang salah siapa, kayak gitu, terus

biasanya aku marah sama adikku,

gara-gara siapa? Aku marahin tapi

ya biasa sih. Lha orang itu dia yang

nggak mau mandi kok, kayak gitu.

Biasanya aku diem aja, kayak gitu,

mengurangi intensitas bicara, gitu.

Nanti daripada aku salah lagi kan

(tertawa), kayak gitu. Dulu sih

mikirnya gitu. Ya lebih ke sebel sih.

Tapi kalau sekarang, ee ya…, ya

udah kalau misalnya dia nggak mau

mandi, ya udah terserah, kayak gitu.

Mau marahin ya marahin dia, kayak

gitu. Tapi sekarang kan udah sama-

sama fair, sama-sama tahu kan, lagi

pula adikku kan udah gedhe juga

kan, jadi udah nggak bisa kayak

gitu.

Kemarin kamu cerita kalau

misalnya ngurus adik itu kayak

ngecek seragam, nyetrika

seragam, terutama misalnya pas

bapak lagi sakit gitu, kamu yang

harus mengurusi. Terus misalnya

nemenin berangkat sekolah,

nyariin angkot, memantau

mereka karena kalian kan

berjauhan ya, memantau mereka

lagi ada masalah apa. Nah,

menurutmu apa yang terlintas

dipikiranmu tentang tanggung

jawab tersebut?

Tanggung jawab itu ya sesuatu yang

memang harus kulakukan, gitu.

Harus itu bukan karena aku

diperintah lalu harus melakukan,

tapi aku juga melihat situasinya. Ya

memang situasinya aku memang

sedang dibutuhkan, gitu. Jadi ya

Merasa kesal karena

orang tua memarahi

informan bukan karena

kesalahannya (135-142

Informan diam/

mengurangi intensitas

bicara daripada

disalahkan (149-151)

Merasa sebel karena

selalu disalahkn (147)

Informan menyadari

tanggung jawab

sebagai anak sulung

saat dibutuhkan (172-

181)

Informan kesal

karena merasa tidak

adil

Dulu merespon

dengan diam

daripada disalahkan

Kesal diperlakukan

tidak adil

- Informan peka

terhadap

lingkungan

keluarga

- Kesadaran peran

sebagai anak

sulung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

237

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

keharusan itu memang harus

dilakukan. Kayak gitu sih.

Jadi bukan semata-mata diperintah

aku harus melakukan ini, gitu

nggak. Tapi memang aku melihat

itu sebagai sesuatu yang dibutuhkan

untuk aku penuhi.

Lalu perasaanmu mengurus adik-

adikmu itu gimana?

Yaa…, kalau misalnya yang paling

ekstrem itu pas bapakku sakit, gitu,

eee merasanya gimana ya? Ya

pertama tuh semacam kaget gitu

lho. Kaget karena harus.., ya itu

kayak berangkat pergi sendiri, yang

biasanya bareng sama orang tua,

kayak gitu. Kan jarak rumahku

sama sekolahku tuh memang agak

lumayan. Nah jadi tuh memang aku

tuh harus bertiga berangkatnya. Nah

itu tuh rasanya kaget gitu dan

ngelihat temen-temen sebayaku

yang masih dianter.

Itu kelas berapa waktu itu?

Itu sih SMP, iya SMP, yang

memang ya mungkin temen-temen

lain emang biasa kayak gitu. Tapi

ya aku notabenenya sebelumnya itu

memang selalu diurus bener-bener

gitu sama orang tuaku, gitu. Ya

dianter, terus dianterin pulang lagi,

berangkat pulang tuh bareng-bareng

kayak gitu. Jadi ya merasanya

langsung, aduh gimana ya? Tapi tuh

antara berani dan tidak gitu. Jadi

tuh, ya udah jalan aja.

Terus ee kayak apa ya? Ya itu lebih

membandingkan ke temen-temen

sih, kok aku sekarang ini udah

kayak gini, udah harus kayak gini.

Terus bikinin mereka sarapan dong

kadang-kadang. Emang pas ibukku

nggak bisa. Ya itu.

Nah terus kalau misalnya udah

emang bapakku harus sebulan di

Informan menyadari

tanggung jawab tidak

harus menunggu

perintah (182-186)

Saat ayah sakit,

merasa kaget belum

siap mengurusi adik

karena biasanya diurus

oleh orang tua (190-

203)

Informan selalu diurus

oleh orang tua da

kaget ketika harus

mengurus adik, ketika

SMP (208-216)

Membandingkan

dengan teman-teman

yang tidak mengurus

adik (217-222)

Informan merasa tidak

enak karena

Tidak semua

tanggung jawab

diperintah orang tua

Terkejut karena

mendapat peran baru

sebagai pengganti

orang tua

Merasa kaget karena

mengambil peran

orang tua

Perasaan iri melihat

teman tidak

mengurus adik

Kesadaran diri untuk

bersikap lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

238

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

rumah sakit gitu, nah aku dipindah

ke rumah tanteku, kayak gitu. Terus

ee entah kenapa itu tuh di usiaku

yang kayak gitu, aku mikirnya tuh,

aduh ini tuh ngerepotin tanteku ya.

Soalnya kan tanteku juga punya

anak dua. Terus, jadi tanteku harus

masak ditambah untuk tiga orang,

kayak gitu. Terus nyuci juga, kayak

gitu tuh.

Jadi tuh aku disitu ee ya, di rumah

aku yang nggak pernah nyapu, di

tempat budhe ku tuh nyapu. Tapi

tuh dengan sendirinya. Soalnya aku

waktu itu mikirnya, waduh aku

ngerepotin, aku sama adikku. Terus

ee biasanya apa namanya…, aku

cuek aja kalau adikku nggak belajar,

ditempat budheku bener-bener tak

suruh belajar, kayak gitu. Jadi tuh,

biar mereka nggak usah fokus ke

bapakku yang sakit gitu. Tapi juga

nggak fokus ke mereka. Ya

walaupun waktu itu aku juga nggak,

nggak fokus ya, bener-bener nggak

fokus. Soalnya ya ikut sana sini.

Terus minta, apa namanya, kartu

keluarga buat ngurus askes itu kan

yang harus nyari, soalnya aku yang

tahu rumah kan. Itu aku yang nyari,

yang sampai dimana-mana gitu.

Padahal aku tuh ya bener-bener

nggak tahu itu tempatnya dimana.

Jadi tuh semuanya tuh serba baru

gitu lho, serba baru.

Tapi tuh juga buat aku

menguntungkan karena setidaknya

ee aku terlatih lebih dulu untuk

dewasa kayak gitu, dibanding ya

mungkin temen-temen yang lain

yang istilahnya masih diurus, orang

tuanya masih kuat untuk eee ya…,

ngopeni banget, gitu lho. Aku

merasa untung sih.

Tapi efeknya ke kamu setelah

merepotkan tante,

sehingga mengerjakan

pekerjaan rumah yang

tidak biasa dilakukan

(224-235)

Informan mengurus

adik secara maksimal

(236-245)

Informan kesulitan

melakukan hal baru

yang dibutuhkan orang

tua, karena informan

yang dianggap tahu

(252-259)

Mengurus adik sejak

SMP menguntungkan,

karena terlatih menjadi

lebih dewasa (261-

269)

dewasa

Mengambil alih

peran orang tua

dengan baik

- Kesulitan dengan

peran menjan di

pengganti orang

tua

- Informan

diandalkan dalam

kepentingan

keluarga

- Kesulitan memberi

keuntungan

menjadi lebih

dewasa

- Bertanggung

jawab pada adik

sejak dini melatih

kedewasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

239

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

kejadian itu apa?

Ya aku lebih bisa.., pertama tuh

peka sama kebutuhan orang tua.

Maksudnya, memang ada hal yang

mendesak yang emang aku harus

lakukan, gitu.

Jadi tuh, yaa.., membuat aku nggak

menilai instruksi tuh nggak mesti

memang cuma buat nyuruh, gitu.

Tapi memang butuh, aku butuh

ngelakuin itu. Terus habis itu apa?

Ya ngertilah situasi keluarga

harusnya, aku harus seperti apa.

Misalnya aku juga harus menahan

mau beli barang apa, kayak gitu.

Karena emang orang tuaku belum

bisa mencukupi itu, kayak gitu.

Terus habis itu juga, apa ya, ya itu

sih, lebih.., lebih bisa ngatur diri,

maksudnya tuh ee yaa…, kalau

kayak gitu tuh lingkupku kan

akhirnya cuma membantu ngurusin

adik, kayak gitu. Nah kayak gitu,

lingkupku jadi kayak gitu., kayak

gitu. Jadi tuh, ya ee lebih

mengurangi egois ee yang dulu-dulu

gitu lah. Soalnya memang aku

cewek satu-satunya ya kadang apa-

apa tuh lebih gampang gitu buat

aku. Misal minta apa dikasih, kayak

gitu. Karena emang cewek sendiri,

kebutuhannya banyak, kadang

adikku malah iri sama aku. Tapi

tuh…, jadi disitu, ya udah lebih bisa

paham aja sih.

Berarti kamu sudah belajar

tanggung jawab sama adik pun

sudah dari SMP itu ya?

Iya.

Oh iya. Waktu itu mbak bilang

pernah sempat merasa kesal

ketika harus memantau adikmu,

kamu harus menelfon. Padahal

waktu itu sedang ada kegiatan,

Informan menjadi

lebih peka terhadap

situasi orang tua (273-

277)

Informan lebih

menyadari bahwa

perintah orang tua

tidak hanya suruhan

tapi karena dibutuhkan

orang tua (278-282)

Informan lebih

mengerti situasi

keluarga dengan

menahan keinginan

diri (284-289)

Informan mengurangi

egoisnya dan mulai

memperhatikan

kebutuhan adik-

adiknya (290-298)

Kesulitan membuat

peka terhadap orang

tua

Menjadi peka

terhadap perintah

orang tua, karena

adanya kesulitan

keluarga

Kesulitan membuat

informan lebih

memahami

kebutuhan keluarga

Kesulitan membuat

informan

mengutamakan

kebutuhan adik-adik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

240

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

nggarap tugas, lagi UTS. Nah

kamu mikir, ah lain kali ajalah

telfonnya, aku mau belajar dulu.

Lalu kamu berpikir sendiri,

merenungkan, kesel sendiri.

Dipikiranmu, ya udah mau

gimana lagi, ya udah, gitu. Ya itu

memang tanggung jawab seperti

itu. Bisa diceritakan lebih lanjut

perasaan kesalmu dalam konteks

tadi gimana?

Mungkin karena aku terbiasa jauh

ya dari orang tua pas SMA kan aku

udah mulai nggak di rumah.

Asrama. Terus sampai sekarang.

Jadi aku tuh memang nggak

mulai…, mungkin ada jarak. Secara

tidak sadar tuh ada jarak sama

keluargaku gitu kan. Emang aku

terbiasa sendirian, sama orang lain,

nggak sama keluargaku lagi, kayak

gitu. Jadi memang udah lepas.

Terus, ee kadang tuh, apalagi waktu

kuliah ya, jadi aku lebih semacam

punya otoritas yang lebih besar

daripada dulu, kayak gitu. Jadi aku,

kayak misalnya ngurus kamar

sendiri, apa apa sendiri, kayak gitu.

Terus ee mulai banyak tanggung

jawab yang emang aku tuh kurang

bisa membaginya ke orang tuaku.

Misalnya kayak banyak tugas kayak

gini. Terus aku cerita aku harus

nerjemahin 10 halaman, itu tuh buat

aku non sense kalau aku ceritain ke

orang tuaku gitu lho. Soalnya

mereka mungkin nganggep itu ya

biasa, kayak tugas sekolah, ya tugas

biasa. Padahal disini itu suatu

tekanan, gitu, buat aku. Terus, nah

itu kadang tuh karena banyak soal,

banyak masalah yang aku punya,

yang memang aku nggak bisa bagi

ke orang tuaku, kayak gitu.

Nah, sedangkan, karena orang tuaku

tuh tidak tahu aku punya tekanan-

Informan kesal,

merasa terganggu

diperintah orang tua

saat sibuk, karena

informan terbiasa jauh

dari orang tua sejak di

asrama, sehingga

memiliki otoritas

penuh bagi diri sendiri

(329-345)

Informan menganggap

bahwa orang tua tidak

paham tentang tekanan

akibat tugas

perkuliahan, sehingga

tidak bercerita (346-

361)

Karena orang tua tidak

paham kondisi kuliah

- Informan memiliki

otoritas terhadap

diri sendiri

- Merasa kesal

dengan otoritas

orang tua karena

otoritasnya

diganggu

Tidak cerita kepada

orang tua karena

merasa tidak

memahami dirinya

Masalah komunikasi

yang kurang terbuka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

241

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

tekanan itu, punya masalah-masalah

kayak gitu, terus aku…, ya itu,

menghubungi adikku, kayak gitu-

gitu.

Itu emang masih sering sampai

sekarang?

Masih. Tapi emang, ya itu, akibat

aku jauh dari orang tua, aku terbiasa

tidak cerita, apa-apa, kayak gitu.

Jadi tuh aku terbiasa sendirian, gitu

lho mbak. Terus jadinya tuh,

aduuh.., aku mau cerita…, piye ya,

aku mau nerjemahin ini lho, kayak

gitu, tapi…, nggak bakalan ini lho,

nggak bakalan mereka mengerti,

kayak gitu. Maksudnya mereka

mungkin nggak merasakan tekanan

yang aku pikir, gitu kan. Ya tapi

sempet sih aku pernah cerita kayak

gitu. Ya.., akhirnya ya bener

(tertawa), ya udah sebentar aja

ditelpon, kayak gitu. Ya.., ya udah,

akhirnya tak telpon kayak gitu tapi

ya emang.., ya gimana ya, ikhlas

sama nggak ikhlas kan beda pasti

kan. Nah, pas lagi ada masalah itu,

pas nggak ikhlas jadinya.

Terus, nah kamu udah makan

belum, bla bla bla. Nah yang adikku

mana jawabnya cuma gitu-gitu, ya,

udah, kayak gitu. Ya kan aku juga

sebel to jadinya, ini udah diluang-

luangin waktunya, kayak gitu. Ya

udah selesai, kayak gitu. Tapi, ya…,

ya udah sih. Maksudnya akhirnya

aku menerima kondisi bahwa, ya itu

salahku. Orang aku nggak mau

cerita ke ibukku kok kalau aku

punya masalah ini-ini. Ya sudah

kalau memilih kayak gitu ya jangan

protes, kayak gitu.Ya jalani aja apa

yang disuruh, kayak gitu.

Tapi sekarang yaa adikku sendiri

yang datang ke aku, cerita. Baik

lewat FB, apa SMS, apa BBM,

informan, maka

menambah tugas

informan untuk

menghubungi adik,

sehingga informan

kesal (362-366)

Terbiasa tidak cerita

dengan orang tua dan

merasa bahwa orang

tua tidak mengerti

tekanan dari tugas

kuliah (371-382)

Informan cerita

tentang tekanan tugas

kuliah dan orang tua

justru menyuruh

menelepon adik (383-

391)

Menuruti perintah

orang tua dan menjadi

kesal karena adik tidak

menghargai informan

menjalankan perintah

(392-397)

Menyadari bahwa

informan salah karena

tidak mau cerita

tentang masalah ke ibu

(399-406)

Adik inisiatif bercerita

kepada informan,

sehingga saat

antara informan dan

orang tua

- Jauh dari orang

tua, informan tidak

terbiasa cerita

- Menganggap

orang tua tidak

memahami

informan

- Ada usaha

menjelaskan

masalah ke orang

tua

- Merasa bahwa

orang tua tidak

memahami

informan

Menjalani perintah

orang tua dengan

kesal

Menyadari

konsekuensi tidak

cerita kondisi diri

adalah ibu tidak

paham masalah

informan

- Inisiatif dari adik

membuat tanggung

jawab informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

242

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

kayak gitu. Ya udah, terus jadinya

kalau misalkan ibuku nyuruh lagi,

udah…, mereka udah ngomong

sendiri kok, kayak gitu (tertawa).

Mungkin mereka mudeng kamu

harus nelpon gitu ya?

He-eh. Ya udah. Mungkin mereka

juga nganggepnya ya mereka mau

cerita sama siapa lagi kalau nggak

sama mbaknya, kayak gitu kan.

Udah.

Adikmu dimana?

Satunya tuh ya tetep di Lampung,

tapi beda kota. Nggak kayak,

misalnya disini tuh di Klaten, kayak

gitu. Beda kota. Jadi pulangnya

cuma sebulan sekali, apa apa.

Emang disengaja biar nggak di

rumah, kayak gitu. Emang di setting

kayak gitu. Nantinya adikku yang

kecil juga bakalan kayak gitu.

Nggak boleh di rumah, gitu.

Orang tua prinsipnya gitu?

Iya. Jadi SMP tetep di rumah, SMA

udah harus pergi dari rumah. Biar

belajar mandirinya dari awal sih

mbak. Biar dari awal nggak

tergantung gitu. Apalagi kan mereka

anak-anak cowok. Gitu sih.

Misalnya kamu lagi kesel kayak

gitu. Biasanya bentuk kesalmu itu

dalam bentuk yang kayak

gimana? Perilaku kah atau

omongan kah?

Biasanya kalau aku udah kesel gitu,

nadanya naik pas telepon. Ya udah

ya udah (nada tinggi), kayak gitu

kan. Tak matiin, kayak gitu. Terus

nanti aku telepon. Nah nanti tuh,

habis kayak gitu, nah itu yang

paling sering terjadi. Nah udah

selesai semuanya itu terus aku pasti

merasa bersalah, kayak gitu ya.

Namanya, ee ya itu…, karena aku

punya prinsip jaga perasaan orang

diperintah ibu

menelepon adik sudah

tidak menjadi beban

(407-413)

Orang tua melatih

kemandirian anak

dengan

menyekolahkan di luar

daerah (433-438)

Saat kesal, informan

menaikkan nada ketika

bicara (445-447)

Informan merasa

bersalah menaikkan

nada bicara sehingga

menangis, karena tidak

enak dengan orang tua

semakin ringan

Harapan orang tua

kepada semua anak

agar mandiri

Ekspresi rasa kesal

dengan nada tinggi

- Merasa bersalah

tidak menjaga

perasaan orang tua

- Menaikkan nada

bicara melukai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

243

456

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

tua tadi terus aku nggak enak,

biasanga habis itu aku nangis.

Biasanya. Tapi cuma bentar gitu.

Terus ya udah, aku jangan telpon

dulu sampai aku reda, kayak gitu.

Terus besoknya lagi baru aku

telepon. Tapi nggak ngomongin ini,

ngomongin yang lain, kayak gitu.

Misal tanya apa, tanya apa, kayak

gitu. Kalau untuk kesalnya sih lebih

ke situ, nadanya naik terus habis itu

nangis.

Nangis itu apa? Bentuk perasaan

gimana?

Bersalah, sih. Ya aku bersalah itu,

yang nadaku naik itu tadi. Ya

maksudnya aku tahu tuh niatnya

pasti baik, tapi kok aku

nanggepinnya kayak gitu. Aku lebih

kesitu sih.

Biasanya kamu mengatasi

perasaanmu kesal yang seperti itu

yang misalnya lagi banyak tugas

disuruh ini, wah waktuku tuh

sebentar mau bikin tugas,

mengatasi perasaan kesalmu itu

gimana biar kamu bisa balik lagi

netral?

Biasanya sih kalau emang tugasnya

tuh nggak mendadak, maksudnya

nggak nanti dikumpul atau kapan,

gitu, itu biasanya aku tidur dulu.

Kalau nggak aku jalan-jalan kemana

dulu sendirian, kayak gitu. Lihat

baju dipinggir-pinggir jalan, ke

toko-toko. Terus apa ya, paling

makan, kayak gitu.

Terus kalau misalnya emang harus

dikumpul ya aku nggarap tugas

dengan emosi (tertawa). Emang

sembuhnya kalau nggak tidur ya

jalan-jalan kayak gitu sih. Tapi

emang kalau tugasnya mendadak

(451-447)

Karena merasa

bersalah, informan

menenangkan diri

kemudian

berkomunikasi lagi

dengan tidak

mengungkit masalah

(460-468)

Menangis bentuk rasa

bersalah karena bicara

dengan nada tinggi,

padahal maksud orang

tua adalah baik (472-

477)

Mengatasi rasa kesal

saat tugas kuliah tidak

mendesak:

- Tidur

- Jalan-jalan sendiri

(487-495)

Mengatasi rasa kesal

saat tugas kuliah

mendesak:

- Mengerjakan tugas

dengan kesal (496-

504)

perasaan orang tua

- Menangis ketika

merasa bersalah

pada orang tua

Koping:

menenangkan diri

kemudian

berkomunikasi

dengan topik lain

Menyesal karena

sudah bernada tinggi

pada orang tua

Koping kesal saat

tugas tidak

mendesak: tidur,

jalan-jalan sendiri

Koping kesal saat

tugas mendesak:

mengerjakan tugas

dengan kesal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

244

502

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

543

544

545

546

547

banget ya udah aku ngerjain itu

dengan pikiran yang panas banget

gitu rasanya.

Terus habis itu udah bisa reda

atau kadang bisa muncul lagi?

Redanya itu ee ya itu, misalnya tadi,

antara harus kumpul tugasnya.

Setelah ngumpul tugas, free, itu

baru sembuh (tertawa). Udah lupa

yang marah-marah itu. Nangis-

nangis segala macem udah sembuh.

Kalau itu, yang tidur itu, kalau itu

belum tentu. Soalnya ee ya itu

namanya lari ya mbak, kalau kayak

gitu tuh. Nggak diselesaikan kan,

cuma reda gitu.

Nanti kalau misalnya kalau telepon

lagi belum…, istilahnya belum apa

ya, belum selesai marahnya terus

ibukku udah telepon lagi tuh

nambahin namanya (tertawa).

Nambahin itu, dia nggak ngomong

apa-apa juga…, mesti aku, aduuh,

nanti dulu, gitu (tertawa) biasanya.

Tapi ya.., ya kadang sembuh kadang

nggak, gitu. Tergantung.

Berarti yang membuat kadang

udah nggak muncul lagi tuh

tergantung pemicu tekanannya

itu udah berakhir atau nggak,

gitu?

He-eh, iya. Kalau nggak ya itu, ee

aku mengalami saat bahagia setelah

itu, ya aku rampung tugasnya,

selesai, ngumpul itu bahagia banget.

Gitu sih biasanya.

Berarti istilahnya menenangkan

dirimu ketika lagi kesal itu kan

tidur ya. Selain tidur pun jalan-

jalan tadi. Terus adakah lagi

caranya?

Apa ya? Lebih seringnya itu sih.

kalau misalnya selo banget ya

Rasa kesal akan hilang

jika tugas kuliah sudah

diselesaikan (507-512)

Tidur meredakan kesal

namun tidak

menyelesaikan

masalah karena

dianggap lari (513-

517)

Informan merasa

terganggu ketika ibu

menelepon saat tugas

belum selesai (519-

526)

Informan merasa lega

saat tekanan tugas

kuliah sudah selesai

(535-538)

Informan nonton film

saat kesal (546-548)

Koping saat kesal:

menyelesaikan

prioritas tugas

kuliah

Refleksi pribadi

tentang kopingnya

Tidak senang

diganggu saat

masalah belum

selesai

Sumber masalah

tugas kuliah,

sehingga ketika ada

masalah kecil bisa

jadi masalah besar

karena tekanan tugas

kuliah

Koping: nonton film

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

245

548

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

567

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

593

nonton, kayak gitu. Nonton film.

Tidur sih. Soalnya capek to

pikirannya. Jadi tidur aja.

Walaupun ketika bangun pun….

Belum lupa (tertawa). Belum ilang.

Nah ini. Selama ini kamu diberi

kebebasan oleh orang tua.

Misalnya, kebebasan mau ini, ya

oke, itu, ya oke. Mau les, oke,

mau nggak les ya nggak masalah.

Tapi pernah waktu itu orang tua

menolak pilihanmu. Kamu bilang

nggak mau jadi guru. Tapi orang

tua mengarahkan terus untuk

jadi guru. Lalu kamu sempat

tertarik dengan desain-desain

baju, tapi orang tua nggak..,

nggak tertarik dengan itu, gitu.

Kamu berpikir gimana caranya

dapat uang banyak kalau jadi

guru. Padahal pingin bantu adik-

adikmu juga. Terus kalau diajak

diskusi dengan orang tua tentang

itu kadang cenderung emosi, gitu.

Karena kamu benar-benar nggak

mau kalau sekarang-sekarang ini.

Apakah sampai sekarang masih

berpikir untuk tidak jadi guru?

Iya sih mbak, masih.., masih.

Apalagi setelah micro teaching tuh,

ini lagi micro teaching, ya itu, kok

aku nyampe juga ngeluh sama

temenku, ini katanya kalau udah

micro teaching pingin jadi guru, aku

kok makin nggak mau ya? Aku

kayak gitu (tertawa). Makin nggak

mau (tertawa). Terus ya.., ya itu sih,

masih nggak mau sampai sekarang.

Bisa diceritakan ketika kamu

diajak diskusi untuk jadi guru

tuh suasananya gimana sampai

kamu bisa merasakan emosi tuh

gimana?

Ee, kalau aku nggak salah inget

Saat kesal, pikiran

menjadi lelah sehingga

butuh tidur (549-550)

Mengalami mata

kuliah menjadi guru,

informan semakin

tidak ingin menjadi

guru (578-586)

- Koping : tidur

- Kesal membuat

pikiran lelah

Tidak menyukai

profesi yang

diharapkan orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

246

594

595

596

597

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

629

630

631

632

633

634

635

636

637

638

639

waktu itu aku habis gambar apa gitu

dan aku upload, dan banyak respon

yang baik, kayak gitu. Jadi tuh aku

merasa.., ya itu kok banyak respon

yang baik. Ya apa aku mantepin

kesini, kayak gitu. Nah terus kan

aku…, ya cuma ngobrol ringan sih

sebenernya, awalnya tuh. Gimana

sih kalau kayak gini, kalau aku ee

memperdalam yang ini, nggambar.

Kamu cerita?

Ya aku cerita. Terus aku upload tuh

banyak lho yang ngerespon, gitu

kan. Terus habis itu, ee.., nggak

tahu gimana, gimana ceritanya

jadinya ngarahnya ke itu tadi, PBI

dan guru itu tadi tuh. He-eh terus

kesitu. Aku…, padahal aku emang

punya rancangan yang lain gitu. Itu

cuma ngobrol doang.

Terus habis itu, ee…, eee., ada isu

apa gitu kalau harus ee dapet

sertifikat ngajar lagi, walaupun dia

dari FKIP, gitu. Walaupun dari

fakultas keguruan kayak gitu. Nah,

itu kan dan teman-temanku saat itu

juga, yaa…, langsung gimana ya,

ekspresinya tuh langsung, gila apa

kita udah masuk PBI. Kan tahu

kalau tahu gitu kan masuk sastra aja

sekalian, soalnya paling dalem.

Karena kan Bahasa Inggrisnya, nek

menurutku lho, itu lebih dalem

sastra, gitu, dan mereka kalau mau

ngajar harus punya akta empat. Nah

kita kan dulu mau masuk PBI itu

karena ya sama-sama belajar Bahasa

Inggris dan paling tidak kita bisa

kerja jadi guru, kayak gitu. Udah

punya sertifikat untuk mengajar

kayak gitu. Jadi kan ya istilahnya

kita tidak akan terlalu sulit mencari

lapangan kerja nantinya, kayak gitu.

Nah dulu alasanku dan alasan

sebagian teman tu kayak gitu.

Begitu ada isu kan aku juga ngobrol

Informan

menyampaikan

keinginannya kepada

orang tua untuk

memantapkan

dibidang yang

diinginkan informan

setelah mendapat

respon baik dari orang-

orang (593-603)

Menceritakan respon

baik dari orang lain,

orang tua malah

membicarakan tentang

kuliah (605-613)

Perilaku mengajar

tidak di reward malah

diperberat dengan isu

kewajiban sertifikasi

(614-617)

Harapan informan

yaitu supaya bisa jadi

guru setelah lulus dan

langsung mengajar

(629-638)

Perilaku mendesain

mendapat penguatan

berupa respon baik

dari lingkungan

- Asertif tidak

diperhatikan

- Tidak mendapat

dukungan

Perilaku mengajar

mendapat

punishment

Harapan awal tidak

sesuai kenyataan,

menambah tidak

ingin jadi guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

247

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

653

654

655

656

657

658

659

660

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

677

678

679

680

681

682

683

684

685

ke ibuku to jadinya. Nah ini gimana,

ya nek aku suruh sekolah lagi,

kayak gitu. PBI tuh paling berat

bukan Bahasa Inggrisnya, tapi itu

keguruannya. Apalagi emang orang

itu nggak suka kayak gitu dengan

itu. Nah kamu suka apa nggak?

Nggak, aku bilang gitu. Ya sekarang

ini nggak, aku bilang gitu. Teteplah

aku bilang sekarang ini, nggak tahu

nanti, kayak gitu kan. Lho ya

gimana, dulu kan udah milih PBI,

siapa yang milih? Aku, aku bilang

gitu kan. Tapi dulu aku tahunya kan

karena kita kan nggak perlu sekolah

lagi, kayak gitu lho, untuk jadi ke

guru. Maksudku kalau mau sekolah

lagi mending langsung aja jadi

dosen, kayak gitu kan. Bukan yang

guru SMA, kayak gitu kan. Ya

maksudnya, menghabiskan banyak

waktu buat apa sih untuk sekolah,

kayak gitu. Soalnya aku sendiri

nggak suka sekolah, gitu lho

(tertawa). Terus, terus ibuku bilang,

lha kalau misalnya…, aku bilang ke

ibuku, kalau misalnya sekolah lagi

ya akunya juga males lah, kayak

gitu kan juga ngeluarin uang lagi to,

aku bilang gitu. Ya udah nggak

papa sekolah lagi. Aduh! Gimana

ni? Aku harus sekolah lagi

(tertawa), kayak gitu. Terus, ya

ngapain kan sekolah lagi cuma buat

dapet sertifikat, mending S2

sekalian.

Ya tapi emang aku bener-bener

berencananya pun aku kalau harus

S2, aku nggak mau membebani

biaya orang tuaku, kayak gitu. Ya

udah nggak papa sekolah lagi.

Kapan lulusnya? Aku kayak gitu

(tertawa). Aduh ya ampun aku

capek sekolah (tertawa). Aku

ngomong, tapi itu dalam hatiku.

Capek sekolah nih, aku kayak gitu.

Harapan informan bisa

langsung jadi guru

tanpa harus sekolah

lagi, karena tidak suka

sekolah (653-663)

Informan malas

sekolah lagi untuk

mendapatkan

sertifikasi guru karena

biaya, mending lanjut

S2 (666-675)

Keinginan informan

untuk membiayai

sendiri jika

melanjutkan S2 (676-

678)

Harapan awal tidak

sesuai dengan

keadaan sekarang,

untuk jadi guru

Pemikiran bahwa

melanjutkan sekolah

lagi sebaiknya untuk

S2, bukan profesi

guru

Adanya keinginan

untuk mandiri

terhadap hidupnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

248

686

687

688

689

690

691

692

693

694

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720

721

722

723

724

725

726

727

728

729

730

731

Terus, ya udah ngapain, orang

sekolah PBI kok malah mau kesitu,

ke bidang yang emang bertolak

belakang, kayak gitu, yang aku

nggak pelajari di PBI. Ya belajar to.

Kalau misalnya aku punya

customer-nya orang luar kan aku

bisa ngomong Bahasa Inggris,

kayak gitu. Tapi kan kamu nggak

ngajar (nada tinggi), kayak gitu. Oh.

Ya pokoknya ya.., digituin banget

gitu, dan terutama emang tujuan

ibuku emang aku jadi guru karena

biar aku bisa pulang itu tadi, ke

rumah, punya libur, kan nggak

kayak yang kerja di kantor. Yang

kayak sekretaris. Padahal waktu aku

lihat mbak yang PSM itu yang

masuk jadi apa…, eksekutif

sekretaris itu kan…, wow banget itu

kan. Itu jadi sekretaris lho, aku

kayak gitu. Itu skretaris lho. Ha itu

pulangnya malem (tertawa), kayak

gitu ibu. Haduh, ya nggak papa lah

(sedikit menggeram), kayak gitu.

Soalnya aku juga mikirnya kan, dari

dulu aku juga berjalan sendiri ya

oke-oke aja kayak gitu tuh. Ya

maksudnya aku punya banyak

argument yang juga bisa dibagikan

ke orang tuaku. Aku sekarang punya

ilmu sendiri, aku punya

pengalaman, kayak gitu, yang kayak

gini kayak gini, yang asik, yang

mungkin aku nggak dapet bersama

mereka dulu, kayak gitu. Tapi ya

itu, nggak mempan. Terus, ya itu,

diarah-arahkan jadi guru tuh

padahal emang aku tadinya santai

malah jadinya tuh…, aduh, aku

jadinya nggak mau sekolah tuh lho.

Terus, ya udah lah lihat nanti. Gitu

akhirnya. Ya…, ya disitu aku mulai

merasanya ee, aku tuh pingin banget

kayak gini, kok nggak didukung ya.

Ya istilahnya lihat dulu kek, kayak

Ibu berfokus bahwa

informan menjadi guru

sesuai dengan jurusan

yang diambil (686-

695)

Ibu ingin informan

menjadi guru agak

punya waktu libur

untuk keluarga (697-

701)

Informan punya alasan

tidak ingin jadi guru

tapi ibu tetap

mengarahkan menjadi

guru (711-726)

Menyampaikan

keinginan diri namun

tidak mendapat

dukungan ibu (728-

Pandangan ibu

bahwa kuliah

keguruan harus jadi

guru

Pandangan ibu

bahwa menjadi guru

punya waktu untuk

keluarga

Usaha negosiasi

terkait harapan orang

tua dengan ibu gagal

Tidak ada dukungan

ibu untuk

mewujudkan

keinginan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

249

732

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

744

745

746

747

748

749

750

751

752

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

773

774

775

776

777

gitu kan. Lihat dulu gambarku atau

kayak gimana.

Terus lihat jugalah situasi kampus

yang memang sekarang gonjang-

ganjing karena berita itu, dan

mereka kan memang sudah terbiasa

di keguruan kayak gitu kan.

Maksudnya nggak…, nggak

mungkin nggak memahami betul

perasaan kita yang masih ke proses

itu, kayak gitu. Yang kita udah

capek banget sekarang yang praktik,

yang harus nyiapin RPP, kayak gitu

tuh. Yang RPP-nya mereka dulu

simple. Tapi sekarang tuh udah

dibikin ribet. He-eh. Apalagi setelah

aku tahunya tanya RPP, ini gimana

bikin ginian. Terus malah, lho kok

nggak sesuai banget sama yang

dipikiranku, kayak gitu. Aku malah

bingung. Jadinya ya itu, kayak gini

kok enak ya jadi guru, nggak…,

nggak enak banget. Kayak gitu sih

yang bikin emosinya karena itu.

Karena nggak, apa ya, nggak

melihat, nggak tanya dulu itu lho,

mana gambarmu atau gimana,

kayak gitu sih.

Berarti ya karena kamu udah

ngasih tahu ini lho aku tuh bisa

ini, mbok dilihat dulu. Tapi sama

sekali ya nggak membahas itu.

Iya nggak membahas itu sih. Ya

udah.

Nah itu berarti menurutmu

seberapa maksanya sih orang tua

ingin kamu jadi guru?

Kalau maksanya sendiri sih

mungkin…, ya nggak sih mbak,

nggak 100%. Ya bisa dibilang 70%

lah ya kayak gitu. Nah 30% nya itu

tinggal kembali lagi ke aku, ngelihat

kondisinya mereka sih, kayak gitu.

Jadi tuh, ee aku tuh mem…,

membaca keinginan mereka tuh

733)

Informan merasa

bahwa orang tua tidak

berusaha memahami

keinginan informan

dan situasi yang

menghambat (734-

745)

Merasakesal karena

ibu tidak memberi

perhatian terhadap

keinginan informan

(755-758)

70% merasa dipaksa

jadi guru, 30%

memahami kondisi

orang tua (770-775)

Informan berpikir

bahwa orang tua ingin

- Opini informan

terkait harapan

orang tua tidak

diperhitungkan

- Merasa bahwa

orang tua tidak

memahami

kesulitan yang

dialami informan

terkait harapan

orang tua

Harapan informan

tidak diperhitungkan

oleh ibu

Merasa dipaksa jadi

guru

Pandangan bahwa

orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

250

778

779

780

781

782

783

784

785

786

787

788

789

790

791

792

793

794

795

796

797

798

799

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

810

811

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

823

seperti ini, setelah aku lulus aku

bakal ditarik kesana, kayak gitu.

Pulang lagi ke rumah. Jadi tuh, aku

kerja disana, jadi guru disana. Nah

jadi guru yang bisa lalu.., ya

menemani mereka, kayak gitu lho,

saat liburan. Nah aku membaca

keinginan mereka tuh seperti itu.

Jadi merasanya tuh ya nggak maksa

banget, tapi tuh bisa dibilang nggak

maksa, tapi tuh aku jadinya

terpaksa, gitu lho mbak (tertawa).

Gimana ya? (tertawa)

Jadi, tapi tuh aku seperti nggak bisa

gitu, nggak menuruti gitu.

Maksanya nggak, itu tetep membuat

aku ti…ti…, semacam tidak punya

pilihan lagi, kayak gitu tuh lho.

Kalau pun orang lain ndenger

ceritaku pun, ah mereka tuh nggak

maksa, gitu. Tapi buat aku itu

membuat aku nggak punya pilihan

lain, kayak gitu lho. Jadi ya, setelah

ini pun kalau aku ditanya, habis

lulus mau kemana? Nggak tahu,

pulang kali, aku kayak gitu.

Tapi tuh memang memikirkan

kesitu tuh buat aku berat, gitu lho

mbak.

Soalnya memang aku pingin, ya…,

etis tetep disini. Setidaknya aku

masih tetep disini melihat peluang

yang ada disini tuh aku bisa apa,

kayak gitu. Soalnya kalau melihat

daerahku agak sulit untuk, ya,

memenuhi keinginanku, kayak gitu.

Disini kan aku memang selain aku

seneng disini dan aku seneng

seninya (tertawa), kayak gitu. Balik

lagi ke desain tadi, kayak gitu. Tapi

kalau aku ke Lampung, kayaknya

agak susah untuk kesitu dan ee

memang disana kan pendidikannya

nggak kayak disini yang emang, aku

informan menjadi guru

di kampung halaman

agar bisa menemani

saat liburan (776-785)

Orang tua tidak

memaksa, namun

posisi dan kondisi

membuat informan

merasa dipaksa (786-

790)

Pemahaman informan

akan kondisi orang tua

membuat tidak ada

pilihan lain untuk

menolak keinginan

orang tua (791-800)

Merasa berat

memikirkan keinginan

orang tua menjadi guru

di kampung halaman

(804-806)

Keinginan informan

tetap di Jogja karena

melihat adanya

peluang untuk

mewujudkan

keinginan diri dan

orang tua (809-815)

menginginkan

informan membantu

orang tua

Kondisi orang tua

memaksa informan

Memahami kondisi

orang tua, sehingga

tidak ada pilihan

menolak keinginan

orang tua

Berat memikirkan

harapan orang tua

- Keinginan

informan tidak

akan tercapai jika

kembali ke

kampung halaman

- Pemikiran mencari

peluang untuk

mewujudkan

keinginan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

251

824

825

826

827

828

829

830

831

832

833

834

835

836

837

838

839

840

841

842

843

844

845

846

847

848

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

869

lihat standarnya beda sekali sama

tempatku, gitu. Disini tuh sudah ada

student exchange, sedangkan disana

itu kalau nggak sekolah yang bagus

sekalian itu nggak ada kayak gitu.

Mereka nggak maksa tapi ya itu,

perkataan mereka senantiasa

membuat aku kehilangan pilihan.

Aku juga nggak enak gitu kan.

Kebetulan mereka mengarahkan

kamu yang sebenernya nggak

terlalu kamu suka.

Ya istilahnya jadi mau nggak mau

ya mau. Ya itu.

Emang rencanamu ke depan apa

sih? Punya perencanaan apa kok

kamu sampai ingin masih di kota

ini?

Rencanaku tuh ee ke depan lulus

aku tetep disini. Bahkan aku

nyampai nggak mikir jodoh lho

(tertawa). Sampai nggak kepikiran

kesitu lho. Aku tuh lulus, aku tetep

disini. Adikku pasti juga nyusul

kesini. Soalnya pas aku lulus,

adikku lulus SMA. Emang dia mau

ikut ke Jogja. Nah terus, ya

mungkin saja aku bisa mencari

kontrakan, lalu tinggal sama adikku.

Terus aku mau cari kerja disini, jadi

guru dulu, terus aku ngumpulin

uang, kayak gitu kan. Terus

mungkin buat biaya kursus aku, ya

itu tadi. Karena aku udah beberapa

kali lihat brosur kursus kecil-

kecilan, kayak gitu.

Kamu memang berniat ke desain

itu?

Ee kalau sekarang sih lagi berhenti,

karena itu banyak tugas. Tapi niatku

tuh masih ada, kayak gitu. Masih

ada untuk kesitu. Maksudnya

belum…, ya masih ada. Sering aku,

ya kecil-kecilan dulu lah, kan

penghasilan guru tuh, istilahnya

aku, aku orangnya bukan yang gila

Informan kehilangan

pilihan akibat

keinginan orang tua,

karena merasa tidak

enak, padahal orang

tua tidak memaksa

(829-832)

Pemikiran informan

bahwa harus

mengikuti arahan

orang tua (836-837)

Perencanaan ke depan

informan akan bekerja

di Jogja, tinggal di

kontrakan bersama

adik, bekerja menjadi

guru dan kursus desain

(842-859)

Harus memenuhi

keinginan orang tua

Pemikiran harus

memenuhi harapan

orang tua

Perencanaan detail

setelah lulus kuliah,

terkait harapn orang

tua dan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

252

870

871

872

873

874

875

876

877

878

879

880

881

882

883

884

885

886

887

888

889

890

891

892

893

894

895

896

897

898

899

900

901

902

903

904

905

906

907

908

909

910

911

912

913

914

915

belanja kayak gitu nggak, tapi

memang aku.., aduh aku pingin

banget ini nih, kayak gitu. Terus

yang pasti aku alokasikan itu ada

uang yang aku alokasikan kesitu,

kayak gitu. Soalnya aku pingin

banget kursus ini, rencanaku tuh

kayak gitu, atau kerja apalah, ngeles

dulu. Pokoknya aku cari sumber

yang banyak dulu, terus juga buat

bantuin adikku kan. Nah, lalu baru

aku pulang, kayak gitu. Atau

mungkin nanti ada peluang desain

itu untuk lebih dikembangkan lagi

atau punya butik sendiri, gitu. Nah

itu, aku sih rencananya kesitu. Jadi,

untuk jadi guru itu sebenarnya

jalanku menuju kesana, kayak gitu

tuh. Jalanku menuju ke desain itu

tadi.

Jadi kayak perantara?

He-eh. Jadi ilmuku nggak mentah

bakal ku buang, kayak gitu. Terus

mungkin saat udah berkembang

kayak gitu, usahaku berkembang,

terus nanti aku buka les-lesan. Jadi

emang keguruanku tuh nggak

kubuang, pokoknya semua kayak

gitu. Tapi ya itu lagi, balik lagi tadi

(tertawa). Ke orang tua, iya, kayak

gitu.

Tapi kamu menyampaikan

perencanaanmu yang ini berarti..

Nggak, nggak.

Belum pernah ya?

Aku nggak pernah. Soalnya karena

pengalaman aku sebelum-

sebelumnya suka bikin rencana

kayak gitu dan gagal (tertawa), itu

tuh aku tuh nggak mau malu, gitu

lho. Soalnya ini memang rencana

besar, itu tuh lho, emang nggak

main-main buat masa depanku,

kayak gitu. Kalau aku asal ngomong

Perencanaan informan

untuk bekerja untuk

membantu adik dan

mengalokasikan untuk

biaya kursus desain

(873-889)

Rencana informan

untuk membuat usaha

desain dan buka kursus

belajar (891-897)

Informan belum

menceritakan rencana

detail cita-citanya

(904)

Jika informan

menceritakan rencana

terkait cita-cita,

informan takut tidak

mampu merealisasikan

(907-917)

Informan punya

rencana untuk

mencapai cita-

citanya

Usaha informan

mencapai cita-cita

tanpa menyia-

nyiakan

pendidikannya

Belum

menyampaikan

rencana cita-citanya

Rasa percaya diri

rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

253

916

917

918

919

920

921

922

923

924

925

926

927

928

929

930

931

932

933

934

935

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945

946

947

948

949

950

951

952

953

954

955

956

957

958

959

960

961

sekarang, terus, ee aku takutnya

nggak bisa membuktikan kayak gitu

tuh lho. Jadi, ya pelan-pelan dulu

lah, nanti jalannya kayak gimana ya

udah dijalanin dulu, kayak gitu.

Kalau ini ya khusus buat aku sendiri

dan emang untuk beberapa temen

kolegaku, kayak gitu. Kalau buat

orang tuaku, jangan dulu, kayak

gitu. Takutnya ya itu, aku nggak

bisa membuktikan, kayak gitu.

Soalnya kan emang merekalah

tantangan terbesarku, kayak gitu

kan. Tapi kalau misalnya aku

waton, asal-asalan ngomong kayak

gitu, emang bisa apa, kayak gitu.

Kemarin katanya coba daftar

Bima Sena. Itu gimana akhirnya?

Nggak jadi kayaknya. Terus

semuanya temen-temenku juga

nggak ada yang masuk.

Udah dites?

Udah. Udah selesai.

Itu sekolah formal atau informal?

Itu sekolah formal, tapi ee memang

kayak memakai kurikulum

internasional gitu. Jadi, nggak

ngikut pemerintah, gitu lho. Kan

kita kalau sekolah-sekolah negeri

atau sekolah-sekolah swasta yang

emang udah ada dari dulu itu kan

kurikulumnya kebanyakan pakai

pemerintah, silabus dari pemerintah.

Memang silabusnya tuh tuntutannya

semua sama. Satu untuk semua

guru, kayak gitu. Dimana pun guru

itu berada, kayak gitu. Nah kalau

yang Bima Sena itu, memang dia

bangun sekolah sendiri, kurikulum

sendiri, he-eh, punya tujuan sendiri,

visi misi sendiri, nanti enaknya

bakal kayak apa, kayak gitu. Jadi

tuh semacam apa ya, ya

pokoknya…, tapi dia formal, tetep

diakui pemerintah.

Informan takut tidak

bisa merealisasikan

rencananya sehingga

rencana tersebut hanya

disimpan sendiri dan

tidak terbuka pada

orang tua (921-926)

Kepercayaan diri

rendah, sehingga

komunikasi dengan

orang tua kurang

terbuka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

254

962

963

964

965

966

967

968

969

970

971

972

973

974

975

976

977

978

979

980

981

982

983

984

985

986

987

988

989

990

991

992

993

994

995

996

997

998

999

1000

1001

1002

1003

1004

1005

1006

1007

Itu alasanmu mendaftar apa?

Ya itu, karena kurikulumnya yang

bebas itu sih, mbak. Soalnya aku

nggak paham silabus yang dikasih

pemerintah tuh apa, maksudnya apa,

materinya kayak doa bersayap. Itu

apa? Aku nggak tahu (tertawa). Nah

itu, emang aku nggak paham. Buat

aku tuh nggak, nggak tertarik gitu

lho ngelihat-lihat kayak gitu, dan

tujuannya buat aku tuh nggak jelas.

Kayak misalnya siswa harus bisa

kayak gini. Menurutku itu biasa.

Siswa bisa menulis dengan tata

bahasa yang baiklah, atau apa, atau

apa, tujuan-tujuan kayak gitu. Tapi

kan aku tuh emang lebih suka

membentuk siswanya tuh nggak

cuma otaknya, tapi itu perilakunya

juga dan itu lebih penting gitu lho

menurutku sih. Ya itu, kalau aku

lihat silabusnya pemerintah kan ya

kayak gitu-gitulah. Lagi pula

implementasinya juga nggak..,

nggak semua guru bisa, kayak gitu

tuh lho. Dan materi yang dikasih

pemerintah itu kayaknya emang

nggak bakal cukup gitu lho.

Semacam kayak guru buat RPP itu

percuma. Karena yang ditulis di

RPP itu kadang nggak semuanya

diimplementasikan di kelas, kayak

gitu. Misalnya, guru eee guru…, ee

guru ngapain muridnya, kayak gitu.

Di kelas itu nggak mesti, belum

tentu gitu lho dan ngukurnya juga

harus kayak ini, padahal ya pas

penilaian juga ya udah waton aja,

kayak gitu. Kayak gitu tuh lho. Jadi

tuh aku semacam ngapain aku

melakukan hal yang percuma, kayak

gitu tuh lho. Tapi yang dikelas PBI

itu apa yang kamu tulis emang harus

dilakukan. Karena emang diperiksa

sama pengawasnya to. Lho ini

mana, kamu nggak ngelakuin ini,

Alasan informan tidak

mau jadi guru karena

kurikulum pemerintah

yang sulit dipahami

dan tidak sejalan

dengan prinsip

informan untuk

membentuk siswa

secara otak dan

kepribadian (964-982)

Alasan tidak ingin jadi

guru karena RPP yang

dibuat guru tidak

semua terimplementasi

sehingga menjadi sia-

sia (990-1002)

Tidak ingin jadi guru

karena kurikulum

pemerintah sulit

dipahami

Menjadi guru akan

melakukan hal yang

sia-sia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

255

1008

1009

1010

1011

1012

1013

1014

1015

1016

1017

1018

1019

1020

1021

1022

1023

1024

1025

1026

1027

1028

1029

1030

1031

1032

1033

1034

1035

1036

1037

1038

1039

1040

1041

1042

1043

1044

1045

1046

1047

1048

1049

1050

1051

1052

1053

kayak gitu. Tapi aku melihat

pengalaman banyak guru, kan ibuku

juga ini to, guru, ha itu tuh terus,

buat apa aku jadi guru kayak gitu

lho. Dan kalau tujuan orang tuaku

nyuruh aku jadi guru cuma buat bisa

pulang…, bisa pulang kayak gitu,

buat aku non sense kayak gitu tuh

lho. Aku bakal punya waktu sih,

kayak gitu, kalau cuma untuk kayak

gitu.

Soalnya buat aku sendiri tuh, apa

yang akan aku lakukan nanti itu

emang bener-bener buat aku sendiri,

masa depanku, kayak gitu tuh lho.

Jadi istilahnya kamu jadi guru

cuma buat pulang cepet, ya bisa

aja meluangkan waktu kalau jadi

yang lain. Gitu ya?

He-eh. Iya sih, kayak gitu. Kalau

alasannya cuma itu lho.

Kira-kira masuk nggak mbak?

Kayaknya juga nggak. Berharap

masuk ya biasa aja lho mbak.

Excited juga nggak gitu lho. Kalau

misalnya masuk ya udah dijalani,

kalau nggak ya nggak papa.

Karena orang tua ingin kamu jadi

guru, terus kamu bilang ya sebel

juga sih. Nah, rasa sebelnya itu

yang seperti apa ketika kamu

nggak ingin jadi guru?

Ya sebelnya karena aku ee semacam

aku dituntun ke arah yang aku

nggak suka, gitu lho. Ya istilahnya

kayak dijodohkan itu lho mbak.

Kayak dijodohkan, kan? Ya kan

dipaksa untuk mencintai sesuatu to,

kayak gitu. Kalau perasaan kan

nggak bisa dipaksa, kayak gitu. Ya

semacam kesitu sih. Emang kayak

udah jelas-jelas aku nggak suka, kok

dipaksa, kayak gitu.

Udah, tadinya aku mau masuk ISI,

Alasan orang tua agar

informan menjadi guru

tidak masuk akal jika

hanya terkait waktu

keluarga (1012-1017)

Bahwa informan akan

melakukan sesuatu

yang diinginkan untuk

diri dimasa depan

(1019-1022)

Informan merasa kesal

karena diarahkan ke

hal yang tidak disukai,

seperti dipaksa

mencintai sesuatu

(1042-1052)

Alasan orang tua

terkait harapannya

dianggap tidak kuat

Pandangan bahwa

melakukan apa yang

diinginkan dengan

sungguh-sungguh

untuk masa depan

- Merasa kesal

karena arahan

orang tua

- Arahan orang tua

bersifat memaksa

diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

256

1054

1055

1056

1057

1058

1059

1060

1061

1062

1063

1064

1065

1066

1067

1068

1069

1070

1071

1072

1073

1074

1075

1076

1077

1078

1079

1080

1081

1082

1083

1084

1085

1086

1087

1088

1089

1090

1091

1092

1093

1094

1095

1096

1097

1098

1099

yang dulu aku pengen ke nyanyinya.

Karena aku pikir aku nggak punya

kemampuan dibidang akademis.

Jadi aku milihnya ke hobi aja gitu

dikembangin kan lebih bermanfaat

to (tertawa), menurutku. Tapi ya ya

udah akhirnya kan emang…, aku

akhirnya setuju sih sama alasan

bapakku karena kalau kamu nggak

masuk ISI kalau kamu nggak pinter

sekalian, nggak akan jadi apa-apa,

kayak gitu tuh lho.

Orang tua mengarahkan begitu

ya?

He-eh. Nah itu, aku sukanya alasan

yang memang aku juga, oh ya

masuk akalku, gitu lho. Oh ya juga

sih kalau musisi kan kalau aku

nggak tampil sekalian mau jadi apa.

Ya udah akhirnya masuk PBI itu.

Kalau yang PBI itu bukan karena

aku suka Bahasa Inggris sih, tapi

emang nilaiku dirapot yang paling

gede itu (tertawa). Paling gede itu.

Kalau jujur aja, emang aku nggak,

nggak, bukan orang yang suka

belajar di sekolah, kayak gitu tuh

lho. Aku sukanya ya udah,

melakukan yang aku suka, itu sih

sedihnya. Nggak suka sekolah tuh

semacam terlalu terpaksa, kayak

gitu tuh lho. Sedih (tertawa).

Perasaan sebel itu ketika orang

tua menyuruhmu jadi guru tuh

rasa sebelnya ngasih dampak apa

buat kamu? Misalnya dalam

perilaku sehari-hari.

Ee ngasih dampak sih mbak. Ngasih

dampaknya tuh kayak semacam ya

setelah obrolan malam yang itu, aku

sempet sebel dipaksa jadi guru tuh

besoknya saat aku njalani mata

kuliah keguruan tuh ya mangkel

jadinya tuh lho, jadi sebel. Duh ya

ampun, ki kalau nggak gara-gara

Tidak jadi masuk ISI,

jurusan yang

diinginkan, karena

setuju dengan alasan

dari ayah yang masuk

akal (1053-1064)

Alasan orang tua

masuk akal, sehingga

mengikuti (1068-1070)

Akhirnya masuk

jurusan PBI karena

nilai bahasa inggris

yang baik (1073-1077)

Informan menydari

bahwa diri tidak

menyukai kegiatan

sekolah, tapi menyukai

kegiatan yang

disenangi (1079-1084)

Setelah membahwa

harapan orang tua agar

informan menjadi

guru, informan

menjadi tidak

semangat dan

mengeluh kuliah

(1092-1121)

Informan menyetujui

arahan orang tua

dengan alasan yang

masuk akal

Mengikuti arahan

orang tua yang

masuk akal

Informan memilih

sesuatu yang sesuai

dengan kemampuan

diri

Informan akan

melakukan sesuatu

yang disenangi

Karena kesal

berdampak pada

malas kuliah dan

mengeluh saat

menjalani kuliah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

257

1100

1101

1102

1103

1104

1105

1106

1107

1108

1109

1110

1111

1112

1113

1114

1115

1116

1117

1118

1119

1120

1121

1122

1123

1124

1125

1126

1127

1128

1129

1130

1131

1132

1133

1134

1135

1136

1137

1138

1139

1140

1141

1142

1143

1144

1145

orang tua aku nggak bakal masuk

kelas ini, aku kayak gitu tuh

(tertawa). Jadinya tuh, ya itu pada

awalnya aku jadi semacam berat,

kayak gitu. Apalagi kan, mata

kuliah itu nggak, nggak semacam

semata-mata aku disuruh duduk di

kelas, belajar gitu. Tapi emang

bener-bener nyampe appearance-

nya tuh suruh bener-bener kayak

gitu. Pakai sepatunya. Saat-saat aku

pakai sepatu aku mikirnya, ini sakit

banget pakai sepatu ini. Aku pakai

pantofel itu rasanya sakit gitu lho

mbak dan aku harus pakai ini terus,

kayak gitu. Terus pakai baju yang

nyampe aku tuh yang sukanya pakai

baju asal-asalan, pakai celana ya

asal, seenakku, senyamanku, dan

aku sekarang harus pakai rok span,

celana kain, nyampai baju. Terus ee

ya udah efeknya kesitu.

Terus ee apalagi ya ee malah ya itu,

jadinya memprovokasi temenku

juga. Nggak enak kan jadi guru?

(tertawa) Cari temen, kayak gitu

kan.

Terus habis itu apa ya, terus

pengaruh ke hobi itu juga dan aku

nggambar tuh semakin nggak mood

gitu. Ah, buat apa nggak dilihat

juga, gitu kan. Ee semacam

mengurangi keyakinanku juga

kesitu. Mengurangi niatku untuk ke

desain itu juga, gitu. Terus

semacam, ya udah itu kertas-kertas

itu cuma aku kumpul, cuma tak

lihatin. Terus aku sempet nekat

waktu itu beli pensil warna yang 48

warna itu. Itu gara-gara apa, hah aku

dilarang, aku nggak mau, aku mau

beli. Aku beli itu tuh, terus akhirnya

ya jadinya tuh, lho kok kekanak-

kanakan banget sih, kayak gitu. Ya

mbok besok lagi harusnya. Ya

semacam sedih duitku berkurang,

Karena kesal, jadi

memprovokasi teman

bahwa jadi guru itu

tidak enak (1122-

1125)

Informan menjadi

malas menggambar

dan tidak yakin

mengembangkan

desain (1127-1134)

Informan menjadi

tidak mengontrol diri

dengan membeli

barang yang bukan

kebutuhan mendesak

(1137-1149)

Dampak harapan

orang tua:

provokator bahwa

harapan orang tua

tersebut buruk

Dampak harapan

orang tua: keyakinan

untuk mewujudkan

keinginan diri

berkurang

Dampak harapan

orang tua: kurang

kontrol diri sehingga

mengalami kerugian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

258

1146

1147

1148

1149

1150

1151

1152

1153

1154

1155

1156

1157

1158

1159

1160

1161

1162

1163

1164

1165

1166

1167

1168

1169

1170

1171

1172

1173

1174

1175

1176

1177

1178

1179

1180

1181

1182

1183

1184

1185

1186

1187

1188

1189

1190

1191

kayak gitu (tertawa). Ya semacam

melakukan hal-hal tolol gitu lho

setelah itu tuh. Terus jadinya, jadi

tidak terkontrol.

Terus ee karena pesan itu juga tapi

lama-lama ee ya udah sih dinikmati,

jadi menikmati. Karena bantuan

petuah itu ya aku ya udah sih coba

pakai sepatu yang bener. Ha terus

ngaca gitu kan, bagus juga kok,

kayak gitu kan. Ya salah satu

menyuruh meyakinkan diri. Efeknya

tuh jadi coba deh, sadar diri dulu,

sadar diri dulu. Coba dituruti dulu.

Kali aja bener ya. Ya aku, ha bagus

juga kok, bagus. Dikucir coba

rambutnya lebih rapi, ini bagus juga

kok, kayak gitu. Terus, jadi ya udah

coba dialokasikan duitnya buat beli

lipstick, kayak gitu-gitu, yang

emang buat itu. Coba dipakai, ha

bagus kan. Ngelihatin temen-

temenku yang emang mereka suka

gonta-ganti rok kayak gitu.

Akhirnya ini, waktu aku pulang

kemarin tuh ya udah au dijahitin

blazer, aku jadi guru, jahitin blazer.

Cariin rok yang banyak, aku kayak

gitu. Jadinya tuh, aku jadi stress

sendiri kan (tertawa). Tapi stressnya

lebih yang udahlah, dinikmati aja,

kayak gitu. Ya efeknya lebih kesitu

sih. Petuahnya tuh jadi membuat

aku ee ya alon-alon lah menyuruh

diriku untuk menuruti itu, untuk

mencoba dulu, mencoba dulu kesitu.

Tapi ya itu, niatku tetep ada sampai

sekarang sih.

Biasanya hal-hal apa sih yang

membuat kamu akhirnya untuk

mengatasi itu tadi, ya kamu

akhirnya beli pensil warna, kamu

melakukan hal-hal yang

menurutmu tolol tadi, maksudnya

yang bisa mengurangi itu, gimana

Pengalaman informan

kehabisan uang karena

kurang control diri

menyadarkan informan

untuk mencoba

menikmati menjadi

guru di mata kuliah

keguruan (1150-1160)

Informan berusaha

untuk menjalani proses

jadi guru, tapi tetap

ingin mengusahakan

menjadi desainer

(1178-1183)

Usaha informan

untuk menikmati

proses dalam

mewujudkan

harapan orang tua

Mengusahakan

harapan orang tua

dan juga keinginan

diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

259

1192

1193

1194

1195

1196

1197

1198

1199

1200

1201

1202

1203

1204

1205

1206

1207

1208

1209

1210

1211

1212

1213

1214

1215

1216

1217

1218

1219

1220

1221

1222

1223

1224

1225

1226

1227

1228

1229

1230

1231

1232

1233

1234

1235

1236

1237

caranya?

Ya balik lagi, lihat ke efek

kebodohan itu mbak. Misalnya

duitku habis, kayak gitu. Terus ee

apa ya percuma kan namanya

dateng ke kelas, udah mungkin kena

beban tugas yang lain. Terus ke

kelas cuma buat di.., apa ya, buat

ngeluh kayak gitu kan ya berat to.

Apalagi mata kuliahnya udah berat,

jadi disambati terus sekarang, kayak

gitu.

Terus, ya udah cuma lihat ke efek

itu dulu kayak gitu kan. Ya kan juga

nggak ada untungnya gitu lho buat

aku, dan sedangkan kalau mencoba

dapet pengalaman baru dan ya kali

aja semuanya jadi win-win solution

gitu lho. Mereka senang, aku

senang, kayak gitu kan. Ya kali aja

kayak gitu. Karena konflik kan pasti

ada, kayak gitu kan? Pasti bakal ada

saat pendapatku nggak diterima,

pendapat mereka juga nggak

diterima aku kan pasti ada. Ya udah

sih, kayak gitu aja. Ya kali cuma

lihat efek itu. Ya itu yang paling

berat karena kehilangan duit mbak

(tertawa). Jadi buat apa kan.

Gimana cara kamu mengatasi

perasaanmu yang sebel itu tadi?

Ya tidur, kadang-kadang kayak gitu.

Tapi itu juga terhibur juga sih sama

kondisi luar. Misalnya kayak temen-

temen aku tadi. Misalnya karena

sebel disuruh jadi guru itu tadi ya.

Terus lihat temen-temenku yang

mereka dandannya bagus-bagus

kayak gitu. Terus aku kan jadi

terpacu, oh ya, itu nggak buruk-

buruk amat sih, kayak gitu. Ada

temen-temennya, aku nggak

sendirian, kayak gitu tuh. Terus juga

Akibat duit berkurang,

infroman mencoba

tidak mengeluh dalam

menjalani mata kuliah

keguruan agar tidak

sia-sia (1193-1202)

Informan memenuhi

harapan orang tua

dengan win-win

solution, yaitu ketika

informan mendapatkan

pengalaman baru dan

orang tua juga senang

(1204-1216)

Cara mengatasi rasa

kesal karena dipaksa

jadi guru: tidur (1224)

Cara mengatasi rasa

kesal karena dipaksa

jadi guru : terhibur

karena teman,

sehingga semangat

(1227-1237)

Usaha mewujudkan

harapan orang tua

Koping: win-win

solution

Koping: tidur

Koping: Melihat

teman bersemangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

260

1238

1239

1240

1241

1242

1243

1244

1245

1246

1247

1248

1249

1250

1251

1252

1253

1254

1255

1256

1257

1258

1259

1260

1261

1262

1263

1264

1265

apa ya, ya itu kadang-kadang juga

suka sharing ke temen, aku juga

dipaksa kok sama orang tua tapi ya

udahlah dijalanin dulu, kayak gitu.

Berarti aku punya temen, kayak

gitu. Terus, apa ya? Ya udah sih,

kayak gitu aja. Lebih ke coba lihat

dulu yang disuruh orang tua tuh,

kayak gitu sih. Lebih kayak gitu,

karena emang kebanyakan orang

kekeh mauku kayak gini, gitu.

Malah jadinya malah kacau balau

to. Tapi ya aku melihat pengalaman

mereka yang kayak gitu ya akhirnya

semua jadi kacau mending ya

udahlah aku lihat dulu, maksudnya

orang tuaku tuh bakalannya jadi

kayak apa kalau aku lakukan, kayak

gitu. Kalau emang nggak bisa kan

toh nanti juga bakal aku punya

kesempatan ngomong ke mereka

aku bener-bener nggak bisa.

Tapi kan aku udah mencoba

setidaknya. Daripada aku nggak

mencoba, terus aku nggak bisa

kayak gitu kan malah kasian kan

orang tuanya juga. Tetep tak coba

lah, walaupun nggak srek dikitlah.

Cara mengatasi rasa

kesal karena dipaksa

jadi guru : sharing

dengan teman,

sehingga merasa tidak

sendiri (1238-1242)

Berniat mengikuti

arahan orang tua jadi

guru dan melihat

hasilnya jika memang

tidak bisa (1254-1259)

Mencoba mewujudkan

harapan orang tua

meskipun diri tidak

srek (1260-1265)

Koping: Bercerita

kepada teman

mendapat penguatan

Mencoba menjadi

guru

Koping:

mengusahakan

harapan orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

261

Lampiran 11: Tema Utama Informan 3 (AJ)

No Tema Utama Nomor Verbatim

Pengalaman terhadap Harapan Orang Tua

1 Gambaran Pengalaman terhadap Harapan Orang Tua

a. Merasa tidak adil karena anak sulung dituntut lebih

besar

Faktor yang mempengaruhi:

- Adanya pengaruh budaya bahwa anak sulung

sebagai representasi keluarga

b. Menyadari peran anak sulung harus memenuhi

kebutuhan orang tua

c. Menolak karena adanya perbedaan harapan

Faktor pertimbangan:

- Keinginan mewujudkan harapan diri sesuai

dengan passion

d. Asertif terhadap harapan orang tua memperoleh

punishment

e. Bersikap pasif merupakan bentuk represi perasaan

f. Menganggap harapan orang tua tidak masuk akal

g. Kesal karena orang tua tidak memahami, merasa

dipaksa, dan dibandingkan dengan keberhasilan

orang tua

h. Menunda memenuhi harapan orang tua merupakan

bentuk diri belum siap mewujudkan

i. Mampu memenuhi harapan orang tua memperoleh

reward, jika gagal mendapat punishment

j. Menyadari tujuan harapan orang tua baik

k. Memiliki strategi menyampaikan harapan diri kepada

orang tua

AJ/W1/37-41, AJ/W1/663-669

AJ/W1/358-368, AJ/W2/840-849

AJ/W2/942-945, AJ/W1/911-915

AJ/W1/170-176, AJ/W1/179-185

AJ/W1/281-286

AJ/W1/257-265, AJ/W1/270-278,

AJ/W2/640-642

AJ/W2/1199-1207, AJ/W1/954-956

AJ/W1/466-475, AJ/W1/519-531,

AJ/W2/983-995

AJ/W2/20-32, AJ/W2/83-86,

AJ/W2/645-656, AJ/W1/950-952

AJ/W1/46-54, AJ/W2/61-69,

AJ/W2/239-249

AJ/W2/160-168, AJ/W2/967-972

AJ/W1/484-493, AJ/ W1/993-995

AJ/W2/607-622, AJ/W2/1264-1280

2 Dampak terhadap Harapan Orang Tua

a. Pesimis dalam mewujudkan harapan orang tua

b. Merasa stress karena harapan orang tua berat

c. Merasa lelah menjalani harapan orang tua dengan

terpaksa

d. Tertantang memenuhi standar keberhasilan orang

tua

AJ/W1/635-644, AJ/W1/904-910

AJ/W1/709-715, AJ/W2/1073-1077

AJ/W1/811-813, AJ/W1/369-374

AJ/W1/543-552

Strategi Koping terhadap Dampak Harapan Orang Tua

a. Melakukan hal yang bisa dilakukan

b. Represi

c. Win-win solution

d. Berefleksi sebagai bentuk menyadari perasaan dan

menemukan solusi

e. Bercerita dengan teman senasib

AJ/W1/670-674

AJ/W2/1151-1155

AJ/W1/375-380, AJ/W2/1139-1146,

AJ/W1/677-685

AJ/W1/727-731, AJ/W2/755-756,

AJ/W2/674-682

AJ/W1/732-743, AJ/W2/720-725

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

262

Lampiran 12: Catatan Lapangan Informan 3 (AJ)

Wawancara ke-1

Waktu : Rabu, 4 Maret 2015, pukul 10-30 – 12.00 WIB

Lokasi : Ruang Diskusi, Perpustakaan Sanata Dharma, Paingan

a. Catatan lapangan deskriptif

- Potret subjek dan latar fisik

Subjek menggunakan atasan kemeja berwarna putih dan celana kain.

Sebelumnya, subjek sudah berada di lokasi. Ia membaca majalah

elektronik sambil menunggu pewawancara datang. Pada saat wawancara,

suasana 10 menit pertama cukup berisik. Hal ini dikarenakan saat itu

sedang dilakukan perbaikan lampu di lokasi wawancara. Ada dua orang

tukang dan satu tangga besi didalam ruangan. Gaya bicara subjek cukup

cepat dan terkadang kurang jelas. Subjek sering tertawa ketika menjawab

pertanyaan dari pewawancara. Selain itu, subjek sering menambahkan

contoh dialog hampir pada setiap jawabannya. Subjek menggunakan

kalimat-kalimat langsung berupa percakapan antara subjek dengan orang

tua maupun dengan saudara atau orang lain.

- Peristiwa khusus

Pewawancara cukup terganggu dengan adanya perbaikan lampu didalam

ruangan, karena terdengan suara ketokan palu dan tangga yang digeser-

geser. Pewawancara tidak mengambil langkah untuk berpindah ruangan,

karena lokasi lain yang sepi dari pengunjung perpustakaan sudah penuh

mahasiswa.

- Perilaku pengamat

Pewawancara merasa kurang berkonsentrasi pada saat berlangsungnya

perbaikan lampu didalam ruangan. Selain itu, pewawancara merasa

sedikit ragu dengan subjek yang merupakan anak psikologi. Pewawancara

merasa khawatir jika subjek melakukan faking good maupun faking bad.

Namun, saat berlangsungnya wawancara, subjek cukup konsisten dengan

jawaban subjek yang berulang.

b. Catatan lapangan reflektif

- Refleksi analisis

Pewawancara melakukan scanning secara singkat. Terlihat bahwa orang

tua subjek sangat memantau subjek dalam hal tuntutan dari orang tua.

Orang tua menginginkan subjek untuk menjadi dosen, sedangkan subjek

ingin menjadi HRD. Subjek merasa dipaksa. Selain itu, orang tua subjek

memberikan beban kepada subjek untuk tidak malu-maluin keluarga. Hal

ini dikarenakan ada faktor budaya Batak yang mempengaruhi. Subjek

merupakan anak pertama laki-laki dan cucu pertama. Hal ini membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

263

subjek merasa inferior, pesimis, dan beban. Namun, subjek berusaha

memampukan diri.

- Refleksi metode

Metode wawancara yang direncanakan sudah berjalan baik. Namun ada

pertanyaan yang belum ditanyakan, seperti: Bagaimana pengalaman

menyenangkan bersama orang tua dan keluarga, bagaimana pengalaman

yang kurang menyenangkan bersama keluarga. Selain itu, pewawancara

kurang melakukan inquiry pada beberapa hal terkait koping.

- Refleksi dilema etika dan konflik

Tidak ada refleksi.

- Refleksi kerangka berpikir

Kerangka berpikir pewawancara kurang terkonsep. Hal ini dikarenakan

saat itu, pewawancara sempat merasa lelah mendengarkan subjek

bercerita panjang lebar dan berulang, sehingga pewawancara kurang

dalam melakukan analisis untuk pertanyaan berikutnya. Namun, sudah

terlihat bahwa terdapat harapan orang tua yang ditujukan kepada subjek.

Selain itu, subjek menyatakan perasaan-perasaannya dan hasil refleksinya

terkait topik wawancara.

- Klarifikasi

Pewawancara perlu mengenai bagaimana subjek mengatasi perasaannya

ketika inferior, jengkel, capek secara emosi akibat paksaan orang tua dan

bagaimana subjek mengolak perasaan-perasaan yang muncul tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 284: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

264

Lampiran 13: Transkrip Verbatim Wawancara ke-1 dan Analisis Data

Informan 3 (AJ)

Kode: AJ/W1

Baris Verbatim Koding Awal Analisis

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

Bisa diceritakan bagaimana

kehidupan mas sebagai anak

sulung selama ini?

Selama ini?

Iya.

Kalau kehidupan sebagai anak

sulung ee itu yang pasti kalau

berdasarkan pengalaman itu banyak

tuntutannya ya. Jadi misalkan ee

kayak misalkan kuliah. Jadi kalau

kuliah tuh kita tuh ditarget. Kamu

harus kuliah sampai batasnya itu

empat tahun. Nah, jadi karena

empat tahun kamu harus, kamu

harus bisa mencapai target itu. Nah

ketika misalkan dalam penulisan

skripsi dulu itu, itu juga selalu

dipantau. Jadi, ee kamu ngerjain

skripsi udah sampai BAB berapa?

Kamu udah sampai mana? Sejauh

mana? Gimana diskusi dengan

dosennya? Jadi, itu selalu dipantau,

dan ketika misalkan ee dalam

pengerjaan skripsi ya misalnya, itu,

misalkan lagi males atau lagi apa,

itu tetep. Secara sadar atau tidak

sadar itu dipaksa sama orang tua.

Jadi kamu harus, kamu harus tetap

ngerjain. Nah, jadi makanya terus ee

ada suatu tuntutan seperti yang tadi

saya bilang. Gitu. Jadi tuntutannya

ya kamu harus bisa bagaimanapun

caranya kamu harus bisa.

Nah jadi mau nggak mau, itu, saya

juga ee terkadang jengkel.

Nah tapi pada akhirnya, itu, ya

udah, kerjain aja, ikutin. Karena

pada akhirnya, saya berpikir,

daripada saya dulu pernah berontak,

kenapa harus anak pertama yang

di…, dituntut-tuntut?

Anak sulung

mendapat banyak

tuntutan (6-9)

Tuntutan orang tua:

target kuliah 4 tahun

(9-13)

Orang tua memantau

sejauh apa informan

mengerjakan skripsi

(13-26)

Tuntutan orang tua

cenderung memaksa,

harus berjalan seperti

tuntutan orang tua

(26-33)

Merasa jengkel

karena dipaksa (34-

35)

Berontak karena

hanya anak pertama

yang dituntut (37-41)

Anak sulung

mendapat banyak

tuntutan

Harapan orang tua:

kuliah 4 tahun

Orang memantau

harapannya

Merasa dipaksa

memenuhi harapan

orang tua

Kesal karena harapan

orang tua memaksa

Merasa tidak adil ada

perbedaan perlakuan

orang tua pada anak

sulung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 285: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

265

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

Nah tapi pada akhirnya setelah

berpikir, ya udah, ngapain juga

berontak, nggak ada hasilnya.

Nah pada akhirnya, ya udah diikutin

aja, dan salah satu cara, salah satu

caranya katakan iya aja. Udah

ketemu dosen? Udah, iya. Udah

selesai? Udah (tertawa). Padahal

mungkin pada saat itu belum.

Kenyataannya belum. Tapi

diomongin, iya, udah. Daripada ntar

jadi konflik kan sama orang tua.

Nah, itu me…, apa, ee menguras

energi lagi ada konflik. Ya udah

dikatain iya aja.

Tapi pada akhirnya harus tetep

dikerjain. Tapi sesuai dengan ee

mood dan kondisi, kondisiku pada

saat itu.

Tapi untuk mengatakan ee apa,

karena sebenernya mereka orang tua

itu hanya menginginkan, kamu udah

selesai mengerjakan? Udah. Kalau

dari observasiku ya. Kayak gitu.

Jadi mereka hanya mengatakan

kamu tuh harus gini, ya udah ikutin

aja gini.

Nah kalau misalkan aku belum siap,

ya udah, aku dengan polaku dulu.

Tapi ketika pada saatnya udah siap

dengan pola mereka, ya udah ikutin

pola mereka. Kayak gitu.

Berarti orang tua untuk yang

sekarang-sekarang ini lebih

menuntut tentang kuliah cepat

selesai empat tahun ya. Skripsi

pun orang tua memantau. Nah

itu, kan jarak jauh ya, orang tua

tidak disini. Nah, gimana cara

memantaunya itu selama ini?

Jadi kalau menurutku ee orang

tuaku tuh caranya unik. Jadi kalau

ngamatin cara-cara keluarga lain itu

kayaknya tidak seperti apa yang

terjadi padaku. Nah mereka itu

Berontak pada orang

tua sia-sia(43-45)

Berbohong

mengerjakan perintah

orang tua untuk

menghindari konflik

(46-54)

Berbohong menguras

energi (55-57)

Memenuhi harapan

orang tua sesuai

situasi dan kondisi

informan (58-61)

Informan

beranggapan bahwa

ketika orang tua

bertanya hanya perlu

jawaban yang

diharapkan orang tua

(62-69)

Mengerjakan harapan

orang tua sesuai

kesiapan informan

(70-74)

Orang tua menelpon

informan lebih dari

sekali dalam sehari

(83-89)

Berontak= sia-sia

Berbohong untuk

menghindari konflik

Berbohong menguras

energi

Menunda

mengerjakan

perintah orang tua

Berbohong =

menjawab sesuai

yang diharapkan

orang tua

Menunda

mengerjakan harapan

orang tua, sesuai

kesiapan informan

Orang tua menelpon

informan lebih dari

sekali dalam sehari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 286: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

266

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

sama nelpon. Tapi mereka

nelponnya sehari bisa lebih dari satu

kali.

Oh iya? Setiap hari.

Setiap hari. Itu tidak pernah putus

dan tidak pernah bosan apa yang

ditanyakan (tertawa).

Menanyakan apa?

Jadi misalnya seberenarnya tanya,

lagi dimana? Sedang apa? Misalkan

kalau ini kan sedang udah ujian kan,

udah ujian skripsi, habis itu

sekarang sedang revisi. Gimana

revisiannya? Udah dikerjakan?

Padahal sampai sekarang tuh belum.

Jadi bilangnya ya ini sedang mau.

Nanti misalkan sedang mau kalau

dia udah marah, tensinya udah

berubah, ya udah ini gue kerjakan.

Jadi intinya mereka tuh nelpon,

karena papa itu kan kerjanya di

Bangka Belitung, mama di

Pontianak. Nah, jadi mereka itu

setidaknya dari pagi nel…, pagi

nelfon, habis itu kadang siang

nelfon, kadang malam juga nelfon.

Itu siapa yang nelfon biasanya?

Emm, orang tua terlebih dahulu.

Sama. Jadi kalau papa itu karena dia

kerja, dia tiap pagi ada sebelum

masuk kerja, sebelum dia mantau

anak buahnya, dia nelfon dulu. Nah,

kadang yang di siang hari, dia

kadang juga nelfon pas istirahat.

Nah, pas sebelum dia tidur dia juga

nelfon. Nah itu semuanya ditelfon

anak-anaknya. Jadi, karena di Jogja

ada dua anaknya, itu semuanya

ditelfon. Polanya sama. Jadi ditanya

aja, apa kabar, sedang apa. Jadi ya

hanya pertanyaan sepele.

Nanti kalau misalkan, paling

misalkan kalau ada masalah kalau

aku punya masalah, Ma, ini skripsi

gue gini gini begini, itu gimana,

Ma? Nah itu aku sering

Orang tua marah,

informan baru

mengerjakan perintah

(103-106)

Orang tua sering

menelpon informan

menyanyakan hal

sepele (116-128)

Informan diskusi

masalah dengan ibu

(129-135)

Pola pemikiran yang

terkondisikan

informan melakukan

setelah orang tua

marah

Orang tua sering

menelpon

menanyakan hal

sepele

Informan bertukar

pikiran dengan ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 287: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

267

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

cenderungnya diskusinya sama

mama.

Kalau dengan papa itu lebih kepada

hal-hal yang apa ya, ee kehidupan

nyata sih. Misalkan kalau kerja,

diskusi. Pa, gue kalau misalnya

jadi…, gue ikut ini, organisasi ini,

gue jadi pemimpin, jadi ketua, gue

harus kayak gimana? Nah, jadi

misalnya itu lebih, apa sih, hal-hal

praktis sih kalau menurutku. Kalau

papa.

Tapi dengan mama itu lebih pada

hal-hal yang emosi, ee tukar, tukar

pikiran, Ma ini bagusnya gimana,

itu lebih nyaman sama mama.

Karena kalau misalkan tukar pikiran

sama papa, dia itu akan lebih

langsung, udah kamu harus kayak

gini aja. Karena aku tahu dia itu, ee

dia pemimpin di perusahannya.

Nah, dia slalu, dia selalu

menganggap anak-anaknya itu

seperti ya bawahannya juga jadi

kadang-kadang. Kamu tuh harus

kayak gini gini gini.

Nah kan, aku dulu pernah berpikir,

gue ini bukan bawahan lo, gue ni

anak lo (tertawa), gue ini nggak

perlu kata perintah dari lo. Gue tuh

cuma perlu telinga lo, lo dengar.

Kayak gitu.

Tapi aku belum pernah ngomong

kayak gitu.

Kayak misalkan gini, dia…, aku

ingin masuk ke perusahaan kalau

udah kerja, ke HRD. Tapi dia selalu

menyuruhku, mengarahkanku dan

mungkin itu impiannya gitu ya,

harapannya sih. Dia

menginginkanku jadi dosen. Wah

dosen. Nggak tahu sih ya dosen ya

dosen ngajar.

Tapi dalam pemikiranku, itu bukan,

Informan diskusi

dengan papa terkait

hal praktis (136-145)

Informan nyaman

diskusi hal emosi

dengan mama (146-

149)

Jika bertukar pikiran

dengan papa, papa

akan memperlakukan

seperti bawahan,

memerintah dan tidak

didengar (150-159)

Pemikiran bahwa

informan tidak perlu

diperintah, informan

ingin didengar (160-

165)

Tidak menyampaikan

pemikiran ingin

didengarkan papa

(166-167)

Papa mengarahkan

informan jadi dosen

(170-178)

Papa bersikuku agar

Informan diskusi hal

praktis dengan bapak

Nyaman berdiskusi

hal-hal emosi dengan

mama

- Merasa

diperlakukan

seperti bawahan

- Bapak tidak

mendengarkan

malah memerintah

Kebutuhan untuk

didengarkan, namun

tidak didengarkan

Tidak

menyampaikan apa

yang dipikirkan

Harapan bapak: jadi

dosen

Ada perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 288: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

268

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

itu bukan keinginan gue. Jadi, ee

aku pernah bilang, Pa itu bukan gue,

Pa. gue nggak mau jadi dosen, gue

maunya jadi HRD. Gue mau mau

masuk perusahaan, ngubah orang,

ngatur orang, kayak gitu. Nah jadi,

dia tetep aja kekeh, ya udah masuk

aja ke dosen. Masuk jadi dosen

dulu, daftar jadi dosen, ntar dicoba,

satu tahun, dua tahun gimana, ntar

diliatin dinamikanya.

Nah kalau mengenai tukar pikiran

itu, aku cenderungnya lebih

ngomong sama mama. Ma, gue tuh

maunya kayak gini, ma, gini gini

gini, oh ya udah. Tapi maunya…,

papa maunya gini gini gini, ya udah

dicoba dulu, abang tunjukkin dulu

masuk perusahaan gimana, nanti

baru ngomongin sama papa. Kayak

gitu. Jadi kalau tukar pikiran lebih

cenderung sama mama. Kalau

dengan papa tuh beberapa kali aja

tukar pikiran itu mengenai hal-hal

yang praktis. Kayak misalkan, ya

seperti tadi, Pa gimana kalau jadi ini

Pa, gue harus gimana? Kalau jadi

seperti ini gue seperti apa? Kayak

gitu.

Papa ingin kamu jadi dosen. Itu

ngomong ke kamu secara

langsung dan itu sering gitu?

Iya. Itu terang-terangan. Jadi, Pa,

gue mau ini Pa, ee kalau udah kerja,

kalau udah kerja gue mau jadi

masuk perusahaan, gue mau masuk

HRD, kan gue psikologi. Ya udah,

abang masuk, abang jadi masuk ee

jadi dosen aja coba. Jadi, dia

langsung terang-terangan aja.

Nah, sementara aku ketika aku dulu

bilang seperti itu, aku lang…, aku

juga terang-terangan. Nggak mau,

Pa. Gue mau masuk perusahaan.

Jadi dia langsung ya frontal. Dia

nggak ada langsung, gimana kalau

informan jadi dosen,

padahal ingin jadi

HRD (179-190)

Informan bertukar

pikiran dengan mama

(191-202)

Tukar pikiran dengan

papa tentang hal

praktis (203-208)

Papa secara langsung

mengutarakan

keinginannya tanpa

mendengarkan

keinginan informan

(213-220)

Informan

menguttarakan secara

langsung jika tidak

ingin jadi dosen

(221-229)

harapan antara

informan dan orang

tua

Informan bertukar

pikiran dengan

mama merasa

didengarkan

Tukar pikiran

dengan bapak

tentang hal praktis

Papa memaksakan

harapannya kepada

informan

Asertif, menolak

harapan bapak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 289: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

269

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

gini, gimana kalau gitu. Dia nggak,

dia langsung mengutarakan

keinginannya.

Maksudnya nggak ada diskusi

begini-begini, tapi kayak

langsung, kamu ke sini, kamu ke

sini, gitu?

Eee, diskusi tuh, kalau aku pikir

diskusi dia mengenai, dia

ngomongnya kayak gini, kalau

abang jadi dosen, dia ee ck…apa,

mengeluarkan kelebihan-

kelebihannya menurut

pemikirannya. Abang kalau jadi

dosen tuh kayak gini gini gini, kamu

bisa…, nanti kamu kalau misalkan

ee apa, kalau udah lama ntar kamu

disekolahkan ke luar negeri, segala

macam. Ya seperti dosen-dosen kita

lah. Gini, gini, gini. Tapi itu bukan

keinginan gue (tertawa). Nah itu

perbedaannya. Nah ini konfliknya

disitu. Dia…, dia hanya memikirkan

kelebihannya berdasarkan apa yang

dia pikirkan.

Nah, kamu pernah

menyampaikan kalau kamu

nggak mau jadi dosen.

He-em, pernah.

Reaksi papa gimana?

Reaksi papa pada saat itu, ee dia

tetap, ck.., apa…., jadi kalau

misalkan kita ngomong, dia

langsung cut, nggak usah, jadi

kayak gini-gini aja., dosen tuh enak

segala macem. Dia tetep

mengeluarkan kelebihan-

kelebihannya, bagaimana menjadi

dosen.

Nah, sementara aku sebagai anak,

ya aku kan juga per…, pernah

punya pemikiran, ini kan yang

hidupin kan nanti gue, yang jalanin.

Ya aku, dulu itu aku serang balik,

ya nggak pa, gue maunya gini-gini,

gue tetep mau masuk perusahaan,

Informan

menganggap papa

hanya fokus pada diri

sendiri, tidak

mendengarkan

informan (234-251)

Ketika diskusi

negosiasi tentang

harapan, papa

cenderung memotong

(257-265)

Pemikiran bahwa

informan sendiri

yang menjalani

kehidupan (266-269)

Perdebatan terkait

informan

mengatakan untuk

Merasa tidak

didengarkan, karena

bapak fokus pada

pendapatnya

- Asertif

bernegosiasi

- Usaha asertif

namun tidak diberi

kesempatan

Pandangan bahwa

menjalani hidup

sesuai apa yang

diinginkan diri

Perdebatan

mengenai perbedaan

harapan informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 290: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

270

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

organisasi, biar gue kayak gini, gue

tuh maunya kayak gini gini gini.

Nah jadi tetep di tangkal balik, tapi

sekarang dia tetep masih bilang, ya

udah jadi dosen aja, kan udah papa

bilang. Tapi tetep aku bilang, ya

nantilah gue coba.

Tapi tetep, gue sih maunya gue

masuk perusahaan dulu. Kalau jadi

dosen ya udah itu nanti. Karena

se…, sejauh ini gue nggak ada

passion kesana, aku bilang kayak

gitu sama papa.

Ya udah dia…, kalau dulu saling

tegang-tegangan, tapi kalau

sekarang ya udah dia ngomong apa,

kita ngomong iya, ya udah. Jadi dia

ngomong, dia ngungkapin

pendapatnya, ya udah kamu jadi

dosen gini gini gini, tapi aku bilang,

ee aku ungkapin pendapatku dulu,

tapi ntar aku pada akhirnya aku ee

memenuhi seperti yaaa mengiyakan.

Kan belum tentu.

Oh, ngayem-ngayemi.

Iya, kayak gitu (tertawa).

Iya iya. Itu misalnya waktu,

ketika kalian berdiskusi, terus

saling tegang tadi tuh, itu

suasananya gimana? Suasana

obrolan antara kamu dan papa?

Misalnya kalau papa itu kan

terkadang kalau ngomong itu ee

kalau dia sudah tidak senang, ya

namanya juga orang Batak, atau ya

mungkin sama sih orang-orang lain,

dia akan menaikkan nadanya,

menaikkan nadanya. Aku reflek

juga. Ya kadang aku naikkan nada

juga (tertawa). Ya kayak gitu. Jadi,

terkadang itu ck…, kalau misalkan

tukar pikiran kayak gitu, kurang

nyaman sama papa. Kemarin itu,

baru ujian, habis itu dia bilang, ya

udah langsung ngerjain skripsinya,

masuk perusahaan,

namun papa ingin

informan jadi dosen

(270-278)

Informan dituntut

jadi dosen, lalu

bilang akan mencoba

(278-279)

Menyampaikan

bahwa passion diri

bukan jadi dosen

(281-286)

Sudah mencoba

bertukar pendapat,

tapi pada akhirnya

mengiyakan apa yang

dikatakan papa (287-

297)

Informan membalas

dengan nada tinggi

ketika papa berbicara

dengan menaikkan

nada karena hal yang

tidak disenangi (305-

313)

Merasa kurang

nyaman bertukar

pikiran dengan papa

karena langsung

dituntut hal lain

dan bapak

Koping: menghindari

konflik

- Asertif menolak

harapan bapak

- Memahami passion

diri

Berbohong untuk

menghindari konflik

Kecenderungan

emosi informan

mudah terpancing

saat diskusi dengan

bapak

- Tidak nyaman

bertukar pikiran

dengan bapak

karena selalu

dituntut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 291: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

271

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

eh langsung ngerjain revisinya, biar

langsung selesai. Lho, gue kan baru

ujian, males gue, mau ninggalin ini

satu hari, dua hari, habis itu baru

gue ngerjain. Nah tapi ya sampai

sekarang masih belum dikerjain

(tertawa). Ya kayak gitu. Tapi, dia

kalau misalkan tidak sesuai dengan

pola pikirnya, karena kalau

menurutku ya di psikologi itu ada

order segala macem, nah dia tuh

seorang order. Dia orang yang

teratur segala macem, punya target,

jelas, kamu kalau kesini targetmu

itu, nah itu…, itu bisa dicapai.

Caranya kayak gini gini gini. Nah,

dia menerapkan itu pada anaknya.

Kadang itu berhasil kadang itu

nggak.

Jadi ada beberapa hal yang aku

pelajari dari dia. Dia tuh selalu

ngajari, misalkan ya, simpan

sebanyak-banyaknya, apa yang

kamu dapatkan itu kamu simpan

sebanyak-banyaknya, habis itu jika

sudah kamu keluarkan sebanyak-

banyaknya. Dia selalu ngajari kayak

gitu. Ya udah. Maksudnya apa sih

kayak gitu? Kalau misalkan,

misalnya aku di P2TKP, aku belajar

dulu sebanyak-banyaknya apa yang

bisa kudapatkan di P2TKP. Ketika

aku udah keluar, ya udah, keluarin

aja. Kayak gitu.

Nah, apakah perlakuan ini, lebih

khususnya ke papa ya, diterapkan

juga ke adik-adikmu yang lain

atau kebetulan hanya kamu?

Eemm, dalam beberapa hal iya.

Tapi dia akan lebih cenderung keras

pada anak pertamanya. Karena

kalau menurutku, kalau ku lihat, di

orang Batak itu anak pertama kan

jadi suatu apa, suatu andalan ya.

Jadi, dia akan selalu mengandalkan

(314-323)

Informan memahami

pola berpikir papa

(325-337)

Papa mengajarkan

untuk ‘simpan

sebanyak-banyaknya,

dan keluarkan

sebanyak-

banyaknya’,

diterapkan dalam

pengalaman

berorganisasi 338-

352)

Pandangan bahwa

papa lebih keras pada

anak pertama karena

pengaruh budaya

Batak yang

mengandalkan anak

pertama (358-368)

- Merasa tidak

dipahami

- Pola pikir informan

yang santai dulu

setelah kerja keras

Konflik terjadi

karena perbedaan

pola pikir

Memahami dan

menerapkan nilai

ajaran bapak

- Budaya

mempengaruhi

perlakuan orang

tua ke anak sulung

- Harapan orang tua

dibebankan ke

anak pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 292: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

272

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

410

anak pertamanya dan dia selalu apa

ya, keinginannya tuh diserahkan ke

anaknya itu, terutama anak

pertamanya.

Jadi, terkadang aku capek juga, ee

mengiyakan keinginannya,

mengikutin keinginannya dengan

mengikuti keinginanku. Dia maunya

A, aku maunya B. Ya itu kan

bertolak belakang.

Nah, kalau aku caranya sih, gimana,

aku berpikir win win solution-nya

sih. Ni orang tua maunya A, gue

maunya B. Nanti gimana caranya

bisa, dia bisa, keinginan dia bisa,

keinginanku juga bisa.

Nah tapi terkadang perlu proses sih.

Jadi mikirnya tuh lama, kayak gitu.

Nah, kayak dulu ee sebelum masuk

kuliah, ya udah Bang, Abang masuk

manajemen aja, masuk manajemen.

Kenapa, Pa? Manajemen tuh banyak

dipakai kan, perusahaan segala

macem. Nggak, Pa, gue mau

psikologi. Gue mau mengenal diri

gue tuh seperti apa sih. Nah itu

dulu…, dulu itu tegang-tegangan

juga, ikut manajemen aja, selesai

langsung masuk kerja kantor. Kok

pemikirannya kayak gitu ya? Ngga

ah. Gue mau…, gue mau belajar

psikologi, kayak apa sih manusia itu

seperti apa? Ya udah pada akhirnya

juga dia eee mengiyakan

keinginanku ketika ku mempunyai

logika, cara berpikir yang menurut

dia masuk akal.

Nah, jadi terkadang tuh kalau

misalnya udah tegang-tegangan gitu

ya udah aku ajak diskusi. Jadi

maunya dia gini, aku gini. Terus

gimana nih ya. Kayak gitu sih.

Nah kan, ee kalau yang tuntutan

ke adik-adikmu juga itu kira-kira

apa? Dalam hal apa? Yang

Informan lelah

mengikuti harapan

orang tua (369-374)

Informan berusaha

agar bisa menemukan

win-win solution atas

setiap konflik

perbedaan harapan

(375-380)

Papa yang menerima

keinginan informan

karena alasan masuk

akal (397-401)

Mengajak diskusi

jika suasana

menegang karena

adanya perbedaan

harapan (402-406)

Perasaan lelah

menuruti harapan

orang tua

Koping konflik

perbedaan harapan:

win-win solution

Harapan informan

yang masuk akal

diterima oleh orang

tua

Komunikasi dua arah

sebagai solusi

perbedaan harapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 293: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

273

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

456

diperlakukan ke kamu iya, terus

ke adikmu juga.

Itu ee disiplin sih yang pasti. Karena

dia orang yang disiplin. Dia ingin

anak-anaknya tuh disiplin semua.

Nah misalkan dulu itu ee…, kita

pernah liburan ke Bangka Belitung.

Nah habis itu, pas aku nggak ada

sih, pas aku nggak ada. Habis itu,

aku di Pontianak. Adikku yang

nomor dua ini kan ee rada-rada

malas. Dia orang…, dia tuh

pemberontak dikeluarga. Nah, dia..,

jadi pesawat waktu itu kalau nggak

salah terbangnya jam 7, dia tuh baru

bangun jam setengah 6. Yang lain

tuh dah bangun setengah 5, udah

siap-siap. Nah dia baru bangun

setengah 6. Dia dibangunin

setengah 5 tuh nggak mau bangun.

Hhmm…hhmmm..hhm.

jawabannya cuma, hhmm..hmm.

Pada akhirnya karena udah…,

mamaku udah mulai, oya mamaku

duluan yang bangunin, habis itu

papaku. Mamaku terus yang

bangunin lagi, dia nggak bangun-

bangun, ee mamaku nyuruh adikku,

dia nggak bangun juga. Pada

akhirnya papaku angkat tuh kasur,

bangun nggak! Dibentak. Habis

langsung tangannya tuh ngepal, mau

dipukul (tertawa). Karena, dia tuh

orangnya cukup keras dalam

mendidik anak-anaknya sih. Watak

Bataknya cukup keras sih. Nah dia

hampir mau mukul, terus mamaku

dateng, melerai mereka (tertawa).

Kalau nggak itu udah…., dipukul

beneran (tertawa). Jadi yang

pastinya sih, karena dia orangnya

keras, dia tuh mendisiplinkan.

Mengenai kalau yang disama

ratakan tuh mengenai apa sih, cara-

cara hidup sih. Kamu harus disiplin,

kamu harus teliti, kamu harus apa

Pandangan papa

bersifat keras,

sehingga menerapkan

kedisiplinan kepada

semua anaknya (413-

415)

Papa menggunakan

fisik untuk mendidik

anak (441-447)

Harapan orang tua ke

semua anak: disiplin,

teliti, sukses, maju

Harapan:

kedisiplinan

Bapak keras dalam

mendidik anak

Harapan orang tua ke

semua anak: disiplin,

teliti, sukses, maju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 294: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

274

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

502

itu, semuanya.

Tapi kalau misalkan mengenai ego

pribadi, itu menge…, itu pada

anaknya. Jadi, kamu harus sukses,

kamu harus maju, kamu…, dia, itu

terang-terangan ngomong.

Ini, ee verbal? Secara ngomong

langsung?

Iya secara verbal.

Setiap kali ketemu, setiap kali

telepon, Abang ingat ya, musuh

Abang tuh bukan siapa-siapa,

musuh Abang tuh papa sendiri. Jadi

Abang tuh harus ngalahin papa.

Nah, itu. Jadi, kalau papa misalkan

jadi manajer, Abang tuh harus

direktur (tertawa). Jadi, Abang tuh

harus ngalahin papa. Dia terang-

terangan gitu ngomongnya. Oh gitu

ya Pa. Pada awalnya sih, apaan sih

nih, ni orang tua kok ngajak saingan

sama gue? Tapi sekarang, oke pa,

tenang aja, gue kalahin. Jadi

sekarang tuh malah jadi, oh ya

udah, gue kalahin, udah, tenang aja.

Motivasi ya?

He-eh. Kalau dulu tuh nggak

nyaman. Emang ada ya orang tua

kayak gini sama anaknya? Kalau

dulu tuh aku mikirnya kayak gitu,

itu pas di semester-semester awal-

awal dululah. Emang ada ya orang

tua kayak gini ya? Dia ngajak, dia

ngajak, apa, aduan sama anaknya

sendiri. Tapi sekarang dia ngomong

kayak gitu, oke pa. Aku malah ada

semangat, oke pa, gue kalahin.

Kayak gitu sih (tertawa).

Baguslah. Nah menurutmu ini

tentang harapan orang tua yang

seperti itu sekarang lebih khusus

berarti ke kuliah dan istilahnya

karir ya?

Iya.

(453-461)

Papa yang

mengharapkan

informan mampu

mengalahkan papa

dan harus lebih tinggi

dari papa (465-473)

Merasa bahwa papa

mengajak saingan

dan

informanbersemangat

mengalahkan (477-

481)

Awalnya informan

kurang nyaman

dengan papa

mengajak saingan,

sekarang tantangan

papa menimbulkan

semangat (484-494)

- Harapan orang tua:

anak lebih baik

dari orang tua

Merasa tertantang

harapan orang tua

Tantangan orang tua

sebagai motivasi

eksternal untuk lebih

berhasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 295: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

275

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

543

544

545

546

547

548

Adakah harapan yang lain?

Nggak. Mereka itu eee kadang aku

punya, aku punya rencana. O, jadi

ee gue umur 22 gue udah lulus.

Sebelum aku kerja dulu, kurang

lebih tiga sampai empat tahun, habis

itu ntar aku mau ee lanjut sekolah

dulu, karena menurutku di psikologi

perlu S2 ya, biar ilmu ini.., karena

ilmu ini cukup abstrak. Nah, habis

itu setelah itu baru nikah. Nah,

ketika aku mengatakan seperti itu

mereka bilang, oh bagus. Jadi itu

seperti sesuai dengan apa yang

mereka pikirkan, yang mereka

rencanakan untuk anaknya. Nah,

jadi mereka tuh juga sebenernya

punya rencana juga, oh anakku

harus kayak gini. Nah, salah satu

tuntutannya itu adalah kan mereka

S1 semua, setidaknya mereka cara

mengalahkannya anaknya tuh harus

S2, gitu. Jadi, cara-caranya seperti

itu. Maka tuh ingin anaknya

mengalahkan. Dalam artian tuh

ingin melebihi mereka. Mereka tuh

nuntutnya, kalian tuh harus melebihi

dari saya, dari kami. Kalau misalkan

aku S1, kalian harus minimal S2,

gitu. Misalkan dia selalu ngomong

sama semua anaknya. Nah, jadi

kalau misalkan, kalau misalkan ini

kan, pa ini gue udah sama nih sama

Papa Pama, oh ya udah nggak papa,

tapi satu hal, Abang masih kurang

satu, kurang apa? Kurang

pengalaman (tertawa). Tetep aja kan

kalah (tertawa). Jadi tuh mereka

intinya, intinya sebenarnya mereka

tidak mau dikalahkan.

Tapi mereka sebenernya mencari

suatu hal, bagaimana seha…,

mencari pelecut biar anak-anaknya

tuh lebih baik dari mereka. Gitu.

Nah, misalkan, ini sekarang udah S1

udah ujian, cepat kerjakan

Menyampaikan

perencanaan masa

depan kepada orang

tua dan mendapat

dukungan karena

sesuai pemikiran

orang tua (504-518)

Harapan orang tua

agar informan

mampu mengalahkan

dan melebihi orang

tua, misalnya harus

S2 (519-531)

Tetap dianggap kalah

dan kurang

pengalaman,

meskipun sudah

mencapai standar

orang tua (532-542)

Orang tua

memotivasi anak

namun caranya

kurang sesuai (543-

552)

- Adanya

perencanaan diri di

masa depan

- Orang tua

mendukung

informan yang

sesuai dengan

pandangan mereka,

asal bisa melebihi

orang tua

Harapan orang tua:

anak melebihi

kesuksesan orang tua

Pandangan bahwa

orang tua tidak mau

dikalahkan

Memahami bahwa

tujuan orang tua

baik, meskipun cara

kurang tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 296: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

276

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

567

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

593

594

revisinya. Kayak gitu tuh. Jadi,

mereka selalu mencari cara untuk

melecut anaknya, cuma terkadang

itu tidak sesuai. Nah, misalnya, aku

masih mau senang-senang, mau

jalan-jalan. Tapi terkadang karena

mereka tuh selalu nuntut-nuntut

terus, pada akhirnya okelah

daripada senang-senang terus. Pada

akhirnya, akhirnya tuh berefleksi

sendiri, daripada gue buang-buang

waktu gue banyak, nggak jelas,

senang-senang terus, jalan-jalan

buang-buang duit, ya udah nih

revisian kerjain, kalau nggak skripsi

nih kerjain. Gitu sih.

Iya. Mulai dari kapan orang tua

memberi lecutan ini ke kamu?

Ee terasanya tuh ketika masuk

kuliah. Ketika dulu SM…, ketika

ada di deket mereka, mereka bisa

mantau, mereka tuh udah…, mereka

dulu kalau misalkan aku dari kecil

itu dari SD malas belajar. Aku

maunya main-main aja. Nah ketika

aku mulai SMP, aku mulai belajar

mandiri. Nah, ketika mereka

melihat aku belajar, mereka ngecek

di kamar, oh ya udah. Nah berarti

itu sesuai dengan konsep mereka.

Oh, ini belajar ni anak. Ya emang

belajar sih. Ketika mereka kayak

gini kan kuliah kan nggak bisa

ngelihat. Nah itu cara mereka

mantau lewat telfon. Nah telfon

ketika kita ngomong yang misalkan

ya kayak tadi, revisi udah selesai?

Belum. Nah itu langsung dipantau

terus. Nah jadi ketika sesuai

tidak…, eh tidak sesuai dengan

konsep mereka, itu dipantau terus.

Pantau, ditelfon terus. Kayaknya

tadi pagi ditelfon ditanyain. Paling

kemarin ditelfon ditanyain hal yang

sama. Jadi sebenernya telfon hal

yang sama terus. Dia cuma mau

Berefleksi

mengerjakan yang

diharapkan orang tua

daripada membuang

waktu, dll (557-564)

Memantau terus-

menerus adalah cara

orang tua untuk

menuntut anak agar

punya target (567-

601)

Motivasi dari orang

tua membuat

informan berefleksi

untuk menjadi lebih

baik

Harapan orang tua:

anak punya target

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 297: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

277

595

596

597

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

629

630

631

632

633

634

635

636

637

638

639

640

nanya, udah selesai belum? Kalau

belum selesai, makin jadi mereka.

Tapi kalau udah selesai, oh ya udah.

Habis itu dicari target yang lain.

Jadi mereka tuh sebenernya

menuntut anaknya, terutama aku,

kamu tuh harus punya target, kayak

gitu. Tapi terkadang kalau udah

target, misalnya gini, kelemahanku

dan adik-adikku adalah ketika satu

target tercapai kita lupa diri. Itu

kelemahanku dan adik-adikku

semuanya. Karena, wah, target ini

udah tercapai, oh ya udah, santai-

santai dulu. Kayak gitu (tertawa).

Nah, nah itu yang tidak disukai

sama orang tuaku.

Karena kalau mereka tuh punya

target, target, target, target! Nah tapi

kalau sama kita dan terkadang kita

tuh anggep remeh. Ma, ini gampang

(tertawa). Adik-adikku juga, Ma, ini

gampang, ini kecil. Nah itu yang

tidak disukai sama mereka. Jadi

kadang-kadang tuh karena kita,

karena aku dan adik-adikku suka

menganggap remeh, makanya

mereka…, mungkin perilaku itu

yang membuat mereka seperti itu.

Mantau terus.

He-eh, mantau terus. Ma, ini

gampang, ini kecil. Karena kita suka

anggap remeh (tertawa).

Menurutmu, bagaimana

pandanganmu terhadap apa yang

orang tua tuntut ke kamu?

Pandangan dalam hal?

Maksudnya kamu memandang

tuntutan orang tua itu seperti apa

menurut dirimu?

Oh, menurutku. Kalau, kalau dulu,

itu aku berat ya, pesimis.

Maksudnya dalam artian, jadi

mereka tuh selalu menjelaskan,

anak pertama itu di keluarga Batak,

kamu tuh harus jadi panutan. Habis

Informan menyadari

kelemahan diri yang

tidak disukai orang

tua yaitu mudah puas

(602-611)

Informan juga

cenderung

menganggap remeh,

tidak disukai orang

tua (612-616)

Informan menyadari

alasan orang tua

sering memantau

informan karena

kelemahan informan

(618-627)

Memandang tuntutan

orang tua berat dan

pesimis karena anak

pertama dalam

Budaya Batak harus

jadi panutan (635-

644)

- Orang tua

memahami

kelemahan

informan

- Informan

memahami

perilaku orang tua

untuk mencegah

keteledoran

informan

Menyadari perilaku

diri yang tidak

disenangi orang tua

Menyadari perilaku

diri yang tidak

disenangi orang tua

- Pesimis melakukan

harapan orang tua

- Budaya

mempengaruhi

cara pandang

terhadap anak

sulung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 298: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

278

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

653

654

655

656

657

658

659

660

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

677

678

679

680

681

682

683

684

685

686

itu mereka, mereka dengan

contohnya, coba Abang lihat, aku

kan anak pertama, cucu pertama,

laki-laki. Habis itu mereka

langsung…, terutama mamaku sih,

walaupun dia orang Jawa, Jawa

Timur, tapi dia tuh, cuma fisiknya

yang Jawa tapi dalemnya Batak

(tertawa). Nah dia tuh selalu ngasih

pejelasan, tuh coba lihat Abang,

Opung itu namanya bukan, ee

bukan Opung Juni, Opungku kan

namanya Juni, tapi dia sekarang

namanya Opung Anju. Itu tuh suatu

beban, jadi jangan bikin malu

keluarga. Coba sekarang lihat,

orang-orang manggil Mama tuh

bukan nama Mama, tapi nama

Abang, Mama Anju. Semua tuh

panggil tuh kayak gitu. Bapak Anju,

segala macem. Nah jadi, jangan

bikin malu keluarga ini ya.

Pada awalnya tuh berpikir, aduh, ini

kok berat sekali ya. Kayaknya

kawan-kawan gue yang orang Jawa

nggak kayak gitu. Habis itu

kayaknya yang orang-orang lain tuh

yang anak pertama kok nggak kayak

gitu ya. Gue lihat seperti itu.

Tapi setelah eee sekarang umur 22,

coba berpikir daripada gue

desparate, gue depresi mikirin itu,

ya udah gue lakuin apa yang gue

bisa aja.

Daripada capek mikir, ya udah

sekarang gue lakuin apa yang gue

bisa, apa yang gue suka, apa yang

menurut gue itu bagus, menurut

mereka itu bagus, ya udah di…, itu

aku lakuin. Kalau sekarang sih

pemikirannya kayak gitu, apa yang

bisa kulakukan. Bukan mencari-

cari, nggak gue nggak mau.

Kalau dulu tuh karena depresi,

Tuntutan orang tua

agar informan tidak

membuat keluarga

malu, karena

merupakan

representasi keluarga

besar (649-662)

Pandangan hanya

dirinya yangsering

dituntut

dibandingkan anak

sulung lain (663-669)

Informan sempat

depresi memikirkan

tuntutan orang tua,

hingga akhirnya

mencoba melakukan

yang bisa dilakukan

(670-674)

Mengurangi rasa

capek memikirkan

tuntutan orang tua

dengan melakukan

yang bisa dilakukan

dan yang menurut

orang tua baik (677-

685)

Awalnya menolak

- Budaya

mempengaruhi

cara pandang

terhadap anak

sulung

- Informan sebagai

representasi

keluarga

Perasaan iri pada

anak sulung lain

tidak dituntut berat

- Tuntutan orang tua

berat, sehingga

merasa tertekan

- Melakukan sesuatu

sebagai koping rasa

tertekan

- Koping tertekan:

melakukan hal

yang dapat

dilakukan dengan

win0win solution

- Melakukan sesuatu

berdasar pada

orang tua

superego tinggi

Pesimis melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 299: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

279

687

688

689

690

691

692

693

694

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720

721

722

723

724

725

726

727

728

729

730

731

732

karena terlihat berat, pesimis,

kenapa harus gue Ma? Kenapa

harus gue Pa? Kenapa harus saya,

intinya.

Tapi sekarang, oh ya udah. Saya

harus melakukan seperti ini. Karena

menurut saya ini bagus dan menurut

mereka, oh iya, bagus. Ya udah,

kalau ketika mereka bilang bagus, o

jalan. Tapi ketika aku mikir ini aku

ini bagus nih, mereka tidak sesuai.

Nah, itu tinggal perlu waktu lagi

sih. Perlu waktu diskusi.

Menyamakan lagi ya.

Menyamakan persepsi. Menurut gue

tuh kayak gini, menurut Papa tuh

gimana? Kayak gitu.

Nah, ketika dulu sempet depresi,

depresi. Maksudnya yang kamu

maksud dengan depresi tuh

gimana?

Depresi tuh, depresi tuh mungkin

terlalu berat ya katanya. Stres. Jadi,

ee seperti menolak. Jadi secara

mental tuh gue nggak mau. Saya

tidak mau. Jadi seperti denial gitu

ya kalau kita belajar defense. Itu ya

nolak gitu. Nggak mau, nggak mau.

Itu ketika dulu. Tapi kalau sekarang

daripada denial terus (tertawa),

maksudnya sekarang belajar

psikologi, oh ternyata defense itu

harus disadari. Ya udah coba, oh iya

gue denial, gue denial. Oh ya, coba

disadari. Jadi, salah satu hal yang

kusukai di psikologi adalah belajar

untuk refleksi.

Nah makanya ketika aku ada

masalah, ya udah, berefleksi dan oh

kesalahanku adalah disini. Okelah,

berarti saya harus menyadari. Kayak

gitu.

Kalau misalnya, kalau aku ngamati

tuntutan karena

pesimis dengan

kemampuan (686-

690)

Sekarang informan

menginternalisasi

harapan orang tua,

jika ada perbedaan

harapan akan

didiskusikan (691-

699)

Perbedaan persepsi

akan didiskusikan

(701-703)

Informantertekan

karena sebenarnya

menolak harapan

orang tua untuk

dilakukan (709-715)

Mempelajari ilmu

psikologi memberi

pengetahuan

berefleksi terhadap

masalah (722-724)

Informan berefleksi

untuk menyadari

yang dirasakan

terkait harapan orang

tua kepadanya (727-

731)

Merasa ada teman

tuntutan orang tua

Koping tuntutan

orang tua: usaha

memenuhi harapan

orang tua

Menyamakan

persepsi dengan

berdiskusi

Merasa tertekan

karena memenuhi

harapan orang tua

yang tidak

diinginkan

Adanya pengetahuan

untuk membantu diri

mengatasi masalah

Koping masalah:

refleksi untuk

menemukan hal yang

harus diubah diri

Koping masalah anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 300: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

280

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

744

745

746

747

748

749

750

751

752

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

773

774

775

776

777

778

teman-teman yang anak sulung

juga, ketika kita ngobrol, kita tuh

gini gini. Oh, ternyata sama ya

(tertawa). Masalahnya sama ya.

Tuntutan (tertawa). Apalagi kalau

dengan sama-sama yang orang

Batak, oh sama kali kita (tertawa).

Apalagi kalau dia sama anak

pertama, oh sama kali kita ya. Jadi

kayak gitu. Dapat teman. Oh

ternyata tidak sendiri (tertawa).

Ee berarti kan, kamu

mempelajari psikologi terus

ketika menghadapi, mendapat

tuntutan dari orang tua, kamu

merasa ada penolakan itu kamu

sudah bisa ambil sikap gitu ya?

Iya. Sekarang sih ya seperti itu sih

bisa dibilang. Seperti itu. Karena…,

karena aku pelajari di ilmu ini jadi

aku gunakan ilmu ini sebagai suatu

alat gimana caranya bisa

menyelesaikan masalah dengan win

win solution. Bukan hanya, kalau

dulu aku itu…, berpikir karena

mereka selalu nekan, karena capek

juga ditekan, stress,

jadinya gue selalu iya mengiyakan

aja deh dan mengikutin apa kata

mereka. Jadi misalkan mereka ee

maunya anaknya disiplin misalkan,

gue udah ikutin aja disiplin. Bangun

pagi, segala macem. Kalau adikku

yang nomor dua kan, disuruh

bangun pagi dia tetap aja, bodo

amat, bangun siang. Dia lebih

cenderung ngikutin need-nya. Tapi

kalau aku, ya aku cenderung

ngikutin superegoku sih (tertawa).

Ya gitu jadinya. Nah tapi kalau

sekarang, misalkan bangun ya, nah

aku kan sekarang bangunnya siang,

tetep aja karena bangun siang. Aku

punya senjata sekarang, kan gue

udah sarjana (tertawa).

senasib dengan

tunutan dan latar

budaya yang sama,

sehingga terhibur

(732-743)

Menerapkan ilmu

yang dipelajari untuk

mencari solusi dan

mengatasi rasa

tertekan dengan win-

win solution (751-

760)

Hasil refleksi:

melaukan apa yang

dikatakan orang tua

(761-766)

Menyadari superego

diri yang tinggi,

sehingga melakukan

perkataan orang tua

(770-772)

sulung dan harapan

orang tua: terhibur

dengan adanya teman

senasib

- Adanya ilmu

pengetahuan untuk

mengatasi masalah

- Koping: win-win

solution

Superego tinggi

melakukan perkataan

orang tua cara

mengatasi harapan

orang tua

Mengikuti superego

yang tinggi untuk

mengatasi tertekan

karena harapan orang

tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 301: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

281

779

780

781

782

783

784

785

786

787

788

789

790

791

792

793

794

795

796

797

798

799

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

810

811

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

823

824

Satu target udah tercapai ya.

Iya, iya. Nah itu akhirnya

mereka…, kan gue bisa bangun

pagi. Nah intinya bagaimana cara

menjelaskan ke dia. Ee mereka

kasih tuntutan, ya kamu tuh harus

bangun pagi. Kalau nanti aku

bangun siang ya dijelasin aja. Nah,

kalau mereka sesuai, masuk akal

buat mereka, ya udah. Tapi ketika

sekarang ini, kayak tadi pagi, jangan

terlalu santai ya.

Langsung ngomong gitu?

Iya. Jangan terlalu santai ya.

Kerjakan itu! Iya..iya sedang gue

kerjakan (tertawa). Kayak gitu.

Ketika ya kan yang tadi aku bilang,

kita tuh cenderung, anak-anaknya

tuh cenderung anggap remeh dan

terlalu santai ketika satu tujuan

tercapai. Jadi, seperti lupa diri gitu.

Nah mereka tuh langsung, jangan

terlalu santai ya. Seperti di..,

tassss…. Ya mereka gitu sih

(tertawa).

Kamu pernah pada fase ketika

orang tua, ayo begini, ya,

mengiyakan mengiyakan padahal

belum tentu itu kamu kerjakan.

Nah itu, yang kamu rasain

gimana?

Yang dirasakan pada saat itu capek

ya secara emosi. Karena eee orang

tua tuh selalu menekan terus.

Kamu tuh harus kayak gini, kau

harus kayak gitu. Jadi tuh selalu

di…, ditekan dan itu capek secara

emosi.

Dan itu ngomong pada diri sendiri

kan, kenapa harus saya? Kenapa

harus saya? Aku berpikir dan pada

akhirnya ketika misalkan, sudah…,

kalau begitu misalkan, mau masuk

IPA, disuruh masuk IPA. Tapi

Alasan masuk akal

membuat orang tua

memahami informan

(780-790)

Orang tua

mengingatkan ketika

informan terlalu

santai karena suka

anggap remeh (792-

802)

Berbohong membuat

lelah (811-813)

Tuntutan membuat

informan tertekan

sehingga lelah emosi

(814-817)

Informan merasa

kehidupan tidak adil

(819-821)

Penjelasan masuk

akal akan dipahami

orang tua

Orang tua sebagai

pengingat kelemahan

informan yang

menganggap remeh

perintah orang tua

Merasa lelah akibat

berbohong karena

tekanan orang tua

Tuntutan

memberikan rasa

lelah

Menolak, karena

merasa tidak adil

dengan kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 302: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

282

825

826

827

828

829

830

831

832

833

834

835

836

837

838

839

840

841

842

843

844

845

846

847

848

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

869

870

nggak bisa kan. Karena aku gagal,

nggak masuk IPA karena gagal di

Biologi. Nggak bisa hafal-hafal

bahasa latin itu. Ya terus mau

gimana? Ya udah. Jadi, akhirnya

karena capek sendiri pada akhirnya

ya mempengaruhi diriku sendiri dan

akhirnya ya, maksudnya, masuk IPS

terus dimana Pa? Ya udahlah mau

gimana lagi. Jawaban mereka gitu.

Akhirnya nerima juga?

He-eh. Akhirnya nerima juga.

Yaudah mau gimana lagi. Ya udah

gue masuk IPS aja. Udah.

Ketika ada target orang tua tidak

tercapai, ada perlakuan khusus

apa gitu ke kamu?

Mereka langsung me…, ketika,

target mereka dulu ya, kalau dulu

target mereka misalkan masuk IPA

ketika tidak tercapai, mereka

langsung menunjukkan

kekecewaannya.

Langsung dari ekspresi muka.

Ekspresi wajahnya tuh nampak.

Hhh…, sebenernya mau ngomong

gitu, dia..dia., mereka terus tahan.

Tapi ekspresi ketidaksukaannya itu

muncul, terlihat, kita tahu.

Ya yang bisa dilakukan sebagai

anak ya udah diam aja (tertawa).

Daripada gue kena semprot.

Daripada gue kena semprot, nah

(tertawa). Ya diam aja.

Karena dulu tuh aku waktu SD tuh

cukup nakal. Jadi jarang belajar.

Mereka tuh sering dipangg…,

terutama Mamaku sih. Jadi sering

dipanggil sama kepala sekolah. Bu,

ini nilai anak ibu kayak gini gini

gini. Nah itu sampai rumah itu kita

kena siding (tertawa). Hei ini

belajar..belajar..belajar gini gini

gini. Kenapa ni nilainya kayak gini?

Ya udah. Habis itu, ya udah. Kita

tuh selalu iya. Iya Ma, iya. Iya..,

Tidak bisa masuk

IPA, orang tua

menerima (827-834)

Masuk IPS, orang tua

menerima (836-838)

Orang tua kecewa

jika informan tidak

memenuhi harapan

mereka (842-847)

Orang tua kecewa

tampak dari ekspresi

wajah (848-853)

Informan diam saja

ketika orang tua

kecewa karena takut

dimarahi (854-858)

Terbiasa dari kecil

melakukan sesuatu

semata-mata tuntutan

orang tua (859-871)

Orang tua menerima

informan yang tidak

mampu memenuhi

harapan mereka

Orang tua menerima

informan yang tidak

mampu memenuhi

harapan

Harapan tidak

tercapai = orang tua

kecewa

Memahami ekspresi

non verbal orang tua

yang kecewa

Orang tua kecewa =

informan diam, takut

dimarahi

Kebiasaan dari kecil

berbohong

melakukan harapan

orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 303: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

283

871

872

873

874

875

876

877

878

879

880

881

882

883

884

885

886

887

888

889

890

891

892

893

894

895

896

897

898

899

900

901

902

903

904

905

906

907

908

909

910

911

912

913

914

915

916

iya. Iya (tertawa). Sampai pada..,

sampai pada akhirnya, itu yang

sampai masih iya iya tuh adikku

yang nomor dua. Iya Ma, iya.

Sampai pada akhirnya dia itu capek.

Mama nggak mau iya. Mama mau

bukti. Nah kalau bukti, kalau udah

ngomong kayak gitu ya udah tinggal

buktiin aja. Kalau dulu tuh sampai

ya SMP kalau aku sih sampai SMP,

itu aku iyain terus, iya iya iya. SMA

juga. Beberapa kali iya iya iya. Nah,

ketika masuk kuliah, ada beberapa

yang ku iyakan, tapi tuh aku

mengerjakan sesuai dengan apa

yang kuinginkan. Kayak misalkan

tadi ngomongin karir. Sampai

sekarang ya aku masih berpikir, aku

harus mencoba di perusahaan

terlebih dahulu. Aku harus mencoba

apa yang kuinginkan dahulu. Kalau

mungkin tidak sesuai ya coba.

Kayak gitu.

Apa yang selama ini kamu…,

sampai sejauh ini, dari semua

harapan orang tua yang pernah

dikasih ke kamu, seperti dari

SMA harus masuk IPA tapi

nggak bisa masuk, terus kuliah

ini kamu harus segera lulus,

begini begini. Nah, selama ini

yang kamu rasakan apa?

Kalau ketika mereka nuntut seperti

itu, itu yang muncul tuh inferior sih.

Emang gue bisa? Muncul

pernyataan-pernyataan kayak gitu.

Apakah saya bisa? Apakah saya

bisa ee memenuhi apa yang mereka

harapkan?

Jadi karena ya itu ada pemikiran

mengenai eee…, sebagai anak

pertama, sebagai seorang anak,

sepertinya saya ee harus memenuhi

kebutuhan mereka.

Tapi ee setelah sampai sekarang aku

Sekarang, informan

mengerjakan sesuai

dengan yang

diinginkan diri (833-

392)

Karena dituntut,

informan merasa

inferior untuk

memenuhinya (904-

910)

Pemikiran bahwa

anak sulung harus

memenuhi kebutuhan

orang tua (911-915)

Saat ini, informan

Sekarang sudah

cenderung mengikuti

keinginan sendiri

Rendah diri untuk

memenuhi harapan

orang tua

Pandangan tanggung

jawab anak sulung:

memenuhi harapan

orang tua

Mengurangi tekanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 304: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

284

917

918

919

920

921

922

923

924

925

926

927

928

929

930

931

932

933

934

935

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945

946

947

948

949

950

951

952

953

954

955

956

957

958

959

960

961

962

berpikir, ketika suatu target bisa

dilakukan, oh ternyata saya bisa.

Nah ketika seperti itu, ketika dia

mereka menuntut lagi sekarang,

Abang tuh harus seperti ini. Nah,

terkadang tuh berpikir dulu. Ini

untuk kebutuhan mereka atau untuk

saya? Terkadang muncul pemikiran

kayak gitu. Ini untuk mereka atau

untuk saya. Ketika dia…, mereka

mengatakan, oh ini sebenarnya

untuk saya juga. Nah itu, aku

melakukannya. Ketika ini hanya

untuk ee apa, kebutuhan ego

mereka, ya itu tunggu tunggu dulu.

Ditahan dulu. Kayak gitu. Nah

seperti ee mereka mengharapkan

untuk cepat segera lulus, cepat cari

kerja. Aku berpikir, ini untuk

kebutuhan ego mereka atau apa?

Atau ini untukku juga? Nah aku

berpikir, oh ya udah, ini untuk gue

juga sih. Jadi dilakukan.

Karena dulu…, karena papaku itu

ee dulu pas masa pengerjaan skripsi,

dia selalu membandingkan, karena

dia tuh ngerjain skripsi hanya empat

bulan. Empat bulan atau tiga bulan.

Tiga bulan ding kayaknya.

Pokoknya hanya…, nggak sampai

enam bulan, nggak sampai lima

bulan.

Nggak sampai satu semester ya.

Nggak nyampai. Dia tuh selalu

membandingkan gitu. Ya males aja

kan dibandingin.

Untung aja bapak sendiri (tertawa).

Nggak bisa apa-apa. Untung orang

tua sendiri. Mereka.., dia selalu,

Papa aja kayak gini gini gini, Papa

aja ketemu dosen tuh kayak gini

gini gini gini langsung, Abang itu

gimana? Padahal selalu bandingin.

Kan situasinya kan berbeda. Nah,

dia itu tidak memikirkan kesana.

menanggapi harapan

orang tua dengan

berpikir dahulu,

apakah harapan

tersebut hanya

memberi keuntungan

bagi orang tua, atau

ada keuntungan

untuk informan juga

(916-939)

Merasa kesal karena

selalu dibandingkan

dengan pencapaian

papa (940-948)

Tidak suka

dibandingkan dengan

keberhasilan papa

(950-953)

Saat dibandingkan,

tidak bisa berbuat

apa-apa karena

adanya hirarki

dengan orang tua

(954-962)

dari harapan orang

tua dengan

menganalisis tujuan

harapan

mengembangkan

informan atau tidak

Merasa kesal

dibandingkan dengan

pencapaian bapak

Kesal dibandingkan

dengan pencapaian

papa

Tidak mampu

berbuat karena orang

tua punya otoritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 305: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

285

963

964

965

966

967

968

969

970

971

972

973

974

975

976

977

978

979

980

981

982

983

984

985

986

987

988

989

990

991

992

993

994

995

996

997

998

999

1000

1001

1002

1003

1004

1005

1006

1007

1008

Dia tuh cuma memikirkan, ck….,

Papa aja bisa kayak gini, kamu tuh

harus bisa. Dia tuh slalu, dia tuh

selalu melihat, aku bisa, kamu bisa.

Kalau kamu nggak bisa itu berarti

salahmu. Ada suatu hal. Jadi,

intinya kalau misalkan dia nuntut,

sebenernya ketika dia nuntut, itu

suatu hal didalamnya. Kamu harus

bisa.

Kalau nanti nggak bisa ya itu seperti

yang tadi gue bilang, mereka nanti

nunjukin ekspresinya,

ketidaknyamanannya,

ketidaksukaannya, begitu.

Berarti bisa dibilang ee apakah

benar bahwa standar itu ada di

ayahmu?

Iya.

Standarmu itu minimal harus

segitu?

Iya. Karena aku juga nuntut kepada

diriku, standar gue harus ngalahin

dia. Ya gitu. Dan dia juga menjadi

ee role model. Misalkan dia ee bisa

jadi pemimpin, oh berarti aku juga

bisa. Dia jadi, bisa jadi seperti itu,

berarti aku juga bisa. Kayak gitu.

Jadi, terkadang tuh tuntutan mereka

malah menjadi berpi…, untuk bahan

berpikirku sih. Seperti itu.

Emm, oke. Bisa diceritakan

bagaimana hubunganmu secara

khusus dengan mama papa,

dengan orang tua?

Ee hubungan dengan papa itu, ee

kalau dulu hubungannya tidak…,

tidak seakrab sekarang. Dulu itu

hubungannya, karena papa juga jauh

ya kerjanya. Ya jadi papa itu kalau

dulu kerja.., kalau dulu pas di

Medan, itu dia pulang seminggu

sekali. Nah, sekarang karena dia

Merasa papa tidak

memahami kondisi

informan (963-966)

Ketika informan

gagal memenuhi

harapan orang tua

akan disalahkan,

karena orang tua

emnuntut harus bisa

diwujudkan (967-

972)

Orang tua

menunjukkan

ketidaksukaannya

jika informan gagal

(974-978)

Informan menuntut

dirinya untuk dapat

mengalahkan papa

(986-992)

Tuntutan orang tua

dipikirkan oleh

infroman (993-995)

Dulu hubungan

dengan papa tidak

akrab (1001-1014)

Merasa tidak

dipahami oleh bapak

Informan gagal

memenuhi harapan

orang tua akan

disalahkan

Memahami bahwa

orang tua kecewa

jika informan gagal

mewujudkan

- Bapak adalah

contoh

- Standar informan

adalah pencapaian

papa

Informan

mempertimbangkan

harapan orang tua

Dulu hubungan

dengan bapak tidak

akrab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 306: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

286

1009

1010

1011

1012

1013

1014

1015

1016

1017

1018

1019

1020

1021

1022

1023

1024

1025

1026

1027

1028

1029

1030

1031

1032

1033

1034

1035

1036

1037

1038

1039

1040

1041

1042

1043

1044

1045

1046

1047

1048

1049

1050

1051

1052

1053

1054

kerja di Bangka Belitung, dia itu

hanya pulang setahun dua kali. Cuti.

Iya, setahun dua kali. Kalau tidak

dia pulang, kita yang kesana.

Karena kan ada fasilitas dari

perusahaan. Kita kesana. Nah, kalau

dulu tuh hubungannya dingin.

Dalam artian ee tidak ada suatu

kelekatan emosi, gitu. Ya udah,

ngomong…, ngomong seperlunya.

Tapi sekarang aku berpikir, ee

sepertinya saya memerlukan sosok

ayah.

Nah, jadi ketika dia belum mulai,

saya mencoba memulai dan aku

yang memulai duluan. Sebagai

seorang anak tuh, gue ee gue harus

seperti ini. Oh ya udah. Jadi,

mencoba untuk membuat suatu

hubungan yang, yang baik. Emm,

tidak hanya hubungan yang bapak

dan anak. Jadi misalkan, aku bapak,

aku sebagai anak, aku minta duit, ya

uda udah kayak gitu. Bukan hanya

sedangkal itu. Tapi, ee cara…,

caranya ya tetep mencoba ngajak

diskusi walaupun terkadang sulit.

Walaupun kalau misalkan diskusi

ya harus siap-siap aja. Ini pasti

pakai metode dia. Kalau misalkan

mau ajak diskusi, ya sebenernya aku

harus bersiap.., mempersiapkan diri.

Terkadang kayak gitu. Kalau

misalkan, ya seperti beberapa hal

tadi ya, tapi kalau misalkan

beberapa hal, misalkan aspek-aspek

praktis dalam kehidupan, Pa,

gimana kalau misalkan jadi kayak

gini? Nah itu aku dengerin dia,

mencontoh. Kayak modeling sih.

Kalau dengan mama, itu karena dari

dulu itu deketnya sama mama ya.

Jadi tuh, kalau ngomong kalau ada

apa-apa, Ma, gue mau kayak gini

Ma, gue mau beli barang ini,

gimana? Gue mau kesini Ma

Dulu hubungan

dengan papa dingin

(1014-1018)

Informan menyadari

memerlukan sosok

ayah (1019-1021)

Usaha memulai

terlebih dahulu untuk

dekat dengan papa

dengan cara

berdiskusi (1022-

1048)

Memiliki hubungan

yang dekat dengan

mama karena sering

bertukar pikiran

(1049-1061)

Dulu hubungan

dengan bapak dingin

Menyadari bahwa

membutuhkan sosok

bapak

Mengajak diskusi

merupakan cara

membuat hubungan

lebih baik dengan

bapak

Memiliki hubungan

yang dekat dengan

ibu karena sering

bertukar pikiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 307: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

287

1055

1056

1057

1058

1059

1060

1061

1062

1063

1064

1065

1066

1067

1068

1069

1070

1071

1072

1073

1074

1075

1076

1077

1078

1079

1080

1081

1082

1083

1084

1085

1086

1087

1088

1089

1090

1091

1092

1093

1094

1095

1096

1097

1098

1099

1100

gimana, boleh nggak? Ma, gue suka

sama cewek ini gimana, Ma? Jadi

kayak gitu. Kayak dulu misalnya

pacaran, Ma, gue pacaran sama ini,

gimana Ma? Ketika dia bilang,

kayaknya dia tuh seperi ini lah.

Habis itu aku mikir lagi, oh iya ya.

Kayak gitu.

Jadi istilah ada pembagian antara

ketika ke papa itu lebih ke hal-hal

yang praktis, yang nyata gitu.

Kalau mama itu lebih ke emosi,

gitu ya.

Iya, seperti itu. He-em. Jadi ada…,

nggak tau sih sebenernya nggak

dikatakan, tapi itu terjadi, ya terjadi

begitu saja. Karena lebih nyaman

ketika ngomong mengenai emosi,

tukar pikiran itu sama mama. Nah,

ketika mama nggak bisa, nggak bisa

jawab, kayaknya Abang perlu

ngomong sama Papa. Nah ya udah,

aku ngomong sama papa. Tapi aku

udah punya, udah punya…, apa…,

apa yang kulakukan. Jadi, ketika

ngomong sama papa itu apa yang

kulakukan cuma melihat pola

pikirnya dia gimana. Oh sama

nggak, sesuai nggak? Kayak-kayak

gitu.

Nah, kalau hubunganmu dengan

adik-adik gimana?

Hubungan dengan adik-adik, ee

dulu aku sering berantem sama

mereka. Karena aku, aku merasa

sebagai abang, aku harus

menunjukkan power (tertawa). Aku

harus menunjukkan oto…,

otoriterku, ee otoritasku. Makanya

dulu aku sering berantem sama

mereka.

Tiga-tiganya?

Ketiganya. Ee…,

Yang cewek juga?

Ee, yang cewek itu beberapa kali.

Informan lebih

nyaman bertukar

pikiran dengan mama

(1068-1073)

Cara berdiskusi

dengan papa dengan

sudah

mempersiapkan

bahan pemikiran

(1077-1083)

Hubungan dengan

adik sering berkelahi

untuk menunjukkan

otoritas sebagai anak

sulung (1088-1096)

Berefleksi menjadi

Merasa nyaman

bertukar pikrian

dengan mama

Persiapan matang

jika akan berdiskusi

dengan papa

- Hubungan dengan

adik= sering

berkelahi

- Kebutuhan untuk

diakui sebagai anak

tertua

- Berefleksi menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 308: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

288

1101

1102

1103

1104

1105

1106

1107

1108

1109

1110

1111

1112

1113

1114

1115

1116

1117

1118

1119

1120

1121

1122

1123

1124

1125

1126

1127

1128

1129

1130

1131

1132

1133

1134

1135

1136

1137

1138

1139

1140

1141

1142

1143

1144

1145

1146

Tapi ketika berantem sama dia itu,

ketika aku berefleksi, itu aku itung

kesalahanku. Kenapa gue seperti ini

ya? Kenapa gue gituin dia ya?

Karena aku inginnya, ee mereka

orang tua tuh selalu mengatakan,

Abang sebagai…, Abang itu punya

adik tiga, dan itu Abang bagaimana

pun caranya, Abang tuh harus bisa

mendidik mereka secara tidak

langsung, mengayomi. Nah, jadi tuh

caraku dulu adalah ya itu dengan

otoriter. Lo, harus kayak gini, Lo

gini gini gini. Tom, lo harus kayak

gini lho. Lo nggak boleh kayak gitu.

Lo nggak bisa gitu.

Tapi kalau sekarang, diajak ngobrol.

Ketika diajak ngobrol ya aku

mencoba menurunkan egoku sih,

jadi seperti dianggap teman, konyol-

konyolan sama mereka. Karena

dengan yang nomor dua kan, cowok

umurnya nggak jauh beda. Jadi ya

konyol-konyolan seperti dianggap

teman. Ketika diajak konyolan

kayak gitu, ya dia mau terbuka.

Kalau dulu tuh, Lo harus kayak

gini, gini gini gini. Jadi seperti kata-

kata perintah aja. Kata-kata

instruksi. Nah, dan terkadang kalau

dia nggak suka, dia ee memberi

feedback. Ketika nggak cocok, ya

udah berantem. Dulu tuh pernah

berantem, ada raket nyamuk, itu

pakai raket nyamuk buat…, dua

raket nyamuk rusak, tasss.

Nyetrum?

Iya (tertawa). Rusak itu. Dan dulu

terkadang kalau berantem itu adu

fisik, main pukul-pukulan, Lo

ngapain. Gitu, kayak gitu. Tapi

kalau sekarang udah nggak. Malah

dulu kalau sekarang itu, sini Bang,

gue bantu. Oke, apa yang bisa Gue

bantu, apa yang bisa Lo bantu.

Kalau sekarang tuh jauh lebih baik

sadar bahwa orang

tua mengharapkan

informan mendidik

dan mengayomi adik

bukan dengan cara

berkelahi atau

otoriter (1100-1116)

Saat ini, lebih

menurunkan ego

ketika mengobrol

dengan adik seperti

dianggap teman,

karena adik menjadi

lebih terbuka (1117-

1126)

Menyadari dulu

memakai kata-kata

instruksi dengan

adik, berakibat

berkelahi (1127-

1136)

Informan berefleksi

untuk bersikap lebih

baik pada adik

(1141-1150)

sadar perilaku yang

harus diubah

- Dulu mendidik adik

lebih otoriter,

seperti bapak

Saat ini, menurunkan

ego adalah cara agar

adik bersikap terbuka

dengan informan

Dulu bersikap

otoriter dengan

saudara kandung,

sehingga merusak

hubungan

- Refleksi dapat

mengubah sikap

lebih mengayomi

adik

- Sekarang

hubungan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 309: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

289

1147

1148

1149

1150

1151

1152

1153

1154

1155

1156

1157

1158

1159

1160

1161

1162

1163

1164

1165

1166

1167

1168

1169

1170

1171

1172

1173

1174

1175

1176

1177

1178

1179

1180

1181

1182

1183

1184

1185

1186

1187

1188

1189

1190

1191

1192

sih daripada dulu. Ya, terlepas dari

apa yang kupelajari juga. Karena

aku mencoba untuk merefleksikan

diri dan orang lain juga. Kalau sama

yang.., yang paling kecil, yang

bungsu, itu ee jarang berantemnya.

Cuma kalau berantem tuh nggak ada

main fisik, cuma diem-dieman aja

(tertawa). Males gue ngomong sama

Elu. Tapi kalau sekarang, itu

udah…, ee maksudnya lebih…, ya

antara abang dan adiklah. Bang,

dulu itu kemarin tiba-tiba ada

yang…, Bang, gue punya masalah

gini, temen-temen gue tuh ternyata

udah punya cewek semua, dan

mereka tuh jadi jarang ngumpul

dengan teman-temannya. Terus

yang harus gue lakukan gimana? Ya

udah, jadi gitu ajak diskusi. Nah

karena dia juga suka Bahasa

Inggris, dan kebetulan juga aku

belajar Bahasa Inggris, terkadang

aku praktik Bahasa Inggris sama

dia. Jadi lebih ee bukan kalimat

suruh, eeh kalimat perintah kayak

yang dulu kulakukan. Elo harus

kayak gini, Elo harus begini. Tapi

sekarang, Elo lagi apa Vin? Gitu.

Ngomong pakai Bahasa Inggris

segala macem. Oh, Elu salah Vin

kayak gini, Elo harus kayak gini,

Elo harus gunakan misalkan simple

past, perfect, segala macem. Jadi

diajak diskusi. Nah, kadang juga

diajak main. Nah, kayak gini kan.

Kayak misalkan mereka udah tahu

aku lulus, Elo cepetan lulus, biar

Gue bisa pakai duit Elo. Jadi,

bercanda-bercanda gitu (tertawa).

Elo cepetan kerja. Jadi, Gue tinggal

minta duit sama Elo aja. Kayak gitu

sih. Nah, kalau sama yang cewek,

karena menurutku kalau yang

cewek itu moody ya. Jadi aku agak

sulit juga ee mencapai emosinya

Dulu, dengan adik

kedua kalau

berantem akan saling

diam (1150-1156)

Sekarang adik kedua

sudah lebih terbuka,

informan mampu

melebur dengan adik

tanpa adanya hierarki

(1156-1188)

Informan sulit

mendekati adik

perempuan karena

moody (1189-1192)

saudara kandung

lebih suportif

Dulu, hubungan

dengan saudara

kandung: sering

berantem

Hubungan dengan

adik kedua saat ini

lebih terbuka

Sulit mendekati adik

cewek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 310: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

290

1193

1194

1195

1196

1197

1198

1199

1200

1201

1202

1203

1204

1205

1206

1207

1208

1209

1210

1211

1212

1213

1214

1215

1216

1217

1218

1219

1220

1221

1222

1223

1224

1225

1226

1227

1228

1229

1230

1231

1232

1233

1234

1235

1236

1237

1238

dia. Kalau sama yang cowok itu

udah, aku udah bisa mencapai

emosinya dia. Aku bisa melihat, oh

ternyata dia itu orangnya seperti ini.

Kalau dengan yang nomor dua,

dengan yang nomor bungsu juga.

Ternyata dia orangnya seperti ini.

Kepribadiannya tuh kayak gini.

Tapi kalau dengan yang cewek tuh

dia tertutup. Dia sangat sedikit

sekali mengumbar perasaannya dia,

apa yang dia pikirkan. Jadi tuh,

terbatas. Makanya aku agak sulit

berkomunikasi sama dia. Jadi kalau

komunikasi tuh, ya cuma sekedar,

Lu lagi apa? Gimana tugas Lo? Dia

itu hanya sebatas permukaan sih,

nggak ada sampai ke emosi. Gue

suka sama ini nih, Gue suka film ini

nih, itu sangat jarang. Gue suka

sama cowok ini lho. Itu sangat

jarang. Malah mungkin belum

pernah. Karena dia tuh di dalam

otaknya tuh belajar, belajar dan

belajar. Jadi agak sulit sih mencapai

emosinya dia untuk bisa berada, oh

dia itu sekarang sedang ini, sedih.

Dia kadang kalau sedang sedih, itu

dia hanya nunjukkin dengan

ekspresi mukanya dia aja. Kalau dia

udah jutek, kalau diajak ngomong,

dia jawabnya iya.

Seperlunya?

Iya, seperlunya. Itu kita udah

langsung tahu sendiri. Dia lagi bad

mood ya. Dia pasti lagi ada

masalah. Nah, ketika punya

masalah, dia hanya mengunci,

menyimpan sendiri. Dia nggak mau

membagi, walaupun sama

keluarganya sendiri. Sama

temannya juga. Dia lebih tertutup

sih daripada yang lainnya. Kayak

gitu kalau dengan yang cewek

Nah, kan yang cewek ini nggak

Informan bisa

memahami adik laki-

laki, tapi kesulitan

memahami adik

perempuan (1193-

1205)

Informan memahami

kecenderungan adik

perempuan yang

tertutup (1226-1236)

Hubungan dengan

adik

Mampu memahami

adik perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 311: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

291

1239

1240

1241

1242

1243

1244

1245

1246

1247

1248

1249

1250

1251

1252

1253

1254

1255

1256

1257

1258

1259

1260

1261

1262

1263

1264

1265

1266

1267

1268

1269

1270

1271

1272

1273

1274

1275

1276

1277

1278

1279

1280

1281

1282

1283

1284

terlalu dekat ketika kamu dengan

dua adikmu yang lain. Apa usaha

kamu mendekatinya ?

Kalau usaha yang dulu pernah

kulakukan itu ee aku mencoba

membagi perasaanku dulu. Ee jadi

misalkan, waah gue lagi suka nih

dengan lagu ini, dengan John

Meyer. Coba Lo dengarkan. Nah,

oh gitu ya, bagusnya apa? Bagusnya

gini-gini. Udah. Nah kalau misalkan

dengan adikku yang cowok atau

orang lain, wah gue lagi suka ni

sama John Meyer. Oh ya bagusnya

gimana? Nah, gue lagi suka sama

lagu ini, jadi ada suatu timbal balik.

Habis itu lanjut lanjut lagi ngobrol,

oh dia ternyata seperti ini. Kalau ini

nggak, dia cuma, oh, gitu.

Dia perlu dipancing gitu ya?

Iya, kalau dengan yang lain, tapi

kalau dengan yang ini, dia…, tetep

agak sulit. Nah makanya terkadang

aku, yang bisa kulakukan bilang

sama mamaku aja, Ma itu coba si

Indah dikasih tahu, kalau dia punya

masalah dia ngomong. Kadang

kalau aku ngomong pun, terkadang

dia cuma, ya nggak, gue nggak ada

masalah kok. Ya dia, apa.., defense

kayak gitu. Kadang sebenernya kan

ya tahu dari ekspresi mukanya.

Kayak gitu sih.

Nah ini, hal apa yang membuat

kamu ketika kamu dulu dengan

adikmu itu kan ee sebagai anak

pertama harus menunjukkan

otoritas. Lalu kemudian semakin

kesini hubunganmu dengan

mereka, kamu tidak

menunjukkan otoritasmu itu.

Nah, hal apa yang membuatmu

seperti itu? Perubahan itu

gimana?

Emm, aku melihat dari diriku

Usaha untuk

mendekati adik

dengan mencari

bahan obrolan (1242-

1257)

Adik perempuan

tidak terbuka dengan

informan (1259-

1270)

Informan

Adanya usaha untuk

dekat dengan saudara

kandung

Hubungaan dengan

adik perempuan:

tidak terbuka

Menyadari diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 312: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

292

1285

1286

1287

1288

1289

1290

1291

1292

1293

1294

1295

1296

1297

1298

1299

1300

1301

1302

1303

1304

1305

1306

1307

1308

1309

1310

1311

1312

1313

1314

1315

1316

1317

1318

1319

1320

1321

1322

1323

1324

1325

1326

1327

1328

1329

1330

sendiri sih. Karena orang tuaku kan

ya dengan kerasnya mereka, itu

sebenarnya aku merasa, dipikir-

pikir, itu sebenarnya mereka

mencoba menunjukkan otoritas

mereka pada anaknya. Terutama

anak pertamanya.

Nah, ketika aku berada di posisi itu

kan aku nggak nyaman. Nggak,

nggak enak. Nah ketika aku dulu

seperti itu, aku juga berpikir

ternyata yang dia rasakan juga

seperti ini ya, kalau gue di posisi dia

oh ternyata kayak gini, nggak enak

juga ya.

Ya udah, sekarang jadinya diajak

ngobrol. Ketika diajak ngobrol

mereka ngutarain pendapatnya, oh

Lo salah, coba Lo pikir gimana

kalau misalkan gini gini. Nah jadi

ya agak-agak sedikit konseling sih

(tertawa). Dan ketika diskusi itu

emang agak konseling, di lempar

balik aja. Coba kalau menurut Elu

kayak gini, itu biar ee mereka

berpikir juga sih.

Jadi ee apa…, ck…, arogansi

sebagai abang tuh ya lambat laun

itu menghilang sih dengan adanya

diskusi kayak gitu. Nah karena itu

ngilang, ya interaksi dengan adikku

yang cewek juga, kalau dulu sama

yang cewek itu, eh In, Elu tuh kayak

gini In. elo tuh harus gini nah, Elo

tuh bantu mama sana, bantu mama

masak sana. Atau nggak, tuh mama

aja kayak gini, ngerjain itu, Elo

ngikutin sana. Nah, kalau sekarang

ya, tuh coba tuh liat mama, ya cuma

diajak gitu aja. Habis itu kalau dia

nggak mau ya biarin aja (tertawa).

Iya iya. Berarti kamu melihat

dirimu sendiri juga dengan

perlakuan orang tua ke kamu

gimana, terus kamu menerapkan

impersonate pada

orang tua, bersikap

keras untuk

menunjukkan otoritas

(1284-1291)

Informan

memposisikan diri di

bawah otoritas orang

tua tidak nyaman,

seperti yang

dirasakan adik (1292-

1299)

Informan mengubah

pola komunikasi,

tidak instruktif tapi

seperti terapeutik

konseling (1300-

1310)

Berdiskusi dengan

adik untuk

menghilangkan

arogansi anak sulung

(1311-1314)

menunjukkan

otoritas seperti orang

tua

Menyadari bahwa

diri menunjukkan

otoritas

menimbulkan rasa

tidak nyaman

Mengubah sikap

otoriter dengan

komunikasi yang

lebih baik

- Mengubah

komunikasi untuk

menghilangkan

arogansi anak

sulung

- Menyadari diri

arogan sebagai

anak sulung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 313: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

293

1331

1332

1333

1334

1335

1336

1337

1338

1339

1340

1341

1342

1343

1344

1345

1346

1347

1348

1349

1350

1351

1352

1353

1354

1355

1356

1357

1358

1359

1360

1361

1362

1363

1364

1365

1366

1367

1368

1369

1370

1371

1372

1373

1374

1375

1376

ke adikmu…

Iya. He-eh. Karena yaa, berdasarkan

perasaan tidak nyaman tadi sih

kalau diperlakukan seperti itu. Ya

sudah, gitu.

Oke. Bisa diceritakan gimana

orang tua mendidik kamu sebagai

anak sulung secara khusus?

Hmm, mereka tuh memberikan

pemikiran-pemikiran mereka.

Misalkan kayak tadi. Yang kupikir

ini hanya aku yang dapatkan dan

pada akhirnya ketika aku sudah

seperti itu, mereka membagikan ke

adik-adikku.

Jadi, misalkan, inget, ee satu hal

lagi, dia tuh selalu mengatakan gini,

kalau punya temen, temen sih

temen, itu harus ada curiga. Nah

aku ini inget, ini bertolak belakang

dengan apa yang kupelajari. Jadi

dulu di Psikologi Komunikasi itu

tuh ada diskusi, kalian kalau

komunikasi kalian percaya berapa

orang sama orang lain. Nah, coba

berapa persen? Berapa persen sama

orang, berapa persen sama diri

kalian? Nah pada saat itu aku tulis

60% untuk orang lain, percaya lebih

tinggi sama orang lain, nah aku

40%. Dan ketika mereka

mengeluarkan pemikiran itu, ingat

jangan percaya sama orang lain.

Langsung 50:50. Kan bentrok lagi

kan. Nah habis itu aku berpikir, oh,

betul juga ya. Habis itu ya, ya udah

jadinya ternyata yang di teori tuh ya

nggak perlu diikuti sepenuhnya.

Karena mereka langsung, mereka

langsung ngomongin pengalaman

mereka. Nah, misalkan kalau di

dunia kerja tuh kayak gini-gini.

Ternyata tuh keras. Jadi, oh ya

udah. Habis itu aku coba melihat ke

diriku sendiri. Ketika berinterkasi

Merasa tidak nyaman

diperlakukan otoriter

oleh orang tua, maka

informan mengubah

sikap otoriter kepada

adik (1332-1335)

Orang tua mendidik

dengan memberi

pemikiran mereka,

baru ke adik-adik

(1340-1346)

Ajaran orang tua:

jangan cepat percaya

orang lain (1347-

1350)

Informan percaya

didikan orang tua

yang berdasarkan

pengalaman (1370-

1372)

Menyadari sikap

otoriter

menimbulkan rasa

tidak nyaman

Anak sulung

mendapat didikan

pertama kali

Didikan orang tua:

jangan cepat percaya

orang lain

Informan mengikuti

didikan orang tua

karena berdasarkan

pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 314: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

294

1377

1378

1379

1380

1381

1382

1383

1384

1385

1386

1387

1388

1389

1390

1391

1392

1393

1394

1395

1396

1397

1398

1399

1400

1401

1402

1403

1404

1405

1406

1407

1408

1409

1410

1411

1412

1413

1414

1415

1416

1417

1418

1419

1420

1421

1422

dengan teman, apakah perlu percaya

pada orang lain gitu daripada diri

sendiri? Oh, sepertinya tidak.

Artinya 50:50 tuh oke. Aku juga

percaya dengan diriku, aku percaya

dengan orang lain kok. Sudah. Nah,

itu tidak pernah di.., di..,

ditanamkan sama adik-adikku yang

lain. Ketika aku sudah punya

pemikiran seperti itu, baru mereka

ngomongin ke adik. Ya itu

perbedaannya sih, baru mereka

katakan. Seperti yang tadi itu, ee

simpan sebanyak-banyaknya,

keluarkan sebanyak-banyaknya, itu

aku dulu yang dapetin. Mereka

tidak pernah. Nah ketika adikku

yang kayak gini, yang masih nomor

dua masih berontak-berontak aja, itu

baru mereka ngeluarin. Kamu tuh

harus kayak gini, kamu kayak gini.

Jadi, mereka cenderung

memberikan sesuatu itu pada anak

pertamanya dulu.

Kayak misalkan, ee aku minta apa,

aku minta motor, itu mereka ee

sangat mudah memberi, tapi ketika

adikku yang meminta, itu agak

cukup sulit. Nah karena aku juga

kasihan. Karena aku merasa ini

tidak adil. Mereka tuh cemburu

sebenarnya.

Jadi ya udah aku bilang, ya udah

Ma beliin aja. Jadi, secara tidak

sadar ataupun sadar, aku membantu

mendukung mereka. Maksudnya

membantu adik-adikku. Misalkan

adikku tuh, kan yang nomor dua ee

sekolah di teknik informatika. Dia

sangat senang dengan komputer,

ngotak-ngatik segala macem. Dan

ketika yang namanya anka teknik

kan yang pasti perlu laptop, perlu

komputer untuk diotak-atik, ya itu

Orang membagikan

didikan ke adik-adik

jika informan sudah

mengerti maksudnya

(1383-1389)

Orang tua cenderung

mendidik anak

pertama dulu baru

adik (1398-1400)

Informan merasa

perlakuan orang tua

tidak adil karena

keinginannya selalu

dikabulkan, adik

tidak (1403-1410)

Informan berusaha

membujuk orang tua

terkait keinginan adik

(1411-1415)

Anak sulung yang

pertama kali

mendapat didikan

Anak sulung

cenderung dididik

sampai berhasil baru

adiknya

Merasa orang tua

memperlakukan

dirinya adik adik-

adik dengan tidak

adil

Membujuk orang tua

agar mengabulkan

keinginan adik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 315: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

295

1423

1424

1425

1426

1427

1428

1429

1430

1431

1432

1433

1434

1435

1436

1437

1438

1439

1440

1441

1442

1443

1444

1445

1446

1447

1448

1449

1450

1451

1452

1453

1454

1455

1456

1457

1458

1459

1460

1461

1462

1463

1464

1465

1466

1467

1468

ada sih, cuma melihat

perkembangan jaman, itu tidak ter-

update, tidak sesuai dengan

kebutuhan saat ini. Nah dia itu

butuh, Ma, gue butuh upgrade,

upgrade berapa? Upgrade 6 juta.

Cuma upgrade (tertawa). Oh 6 juta.

Ya udah, ee nanti ya bilang papa.

Nah sama papaku, ya udah besok

tuh bangun…, karena dia bangun…,

karena dia tidurnya bangunnya

siang, nah dia tuh jadi kuncinya tuh

dipegang sama orang tua.

Kunci apa?

Kamu kalau mau dapet 6 juta, kamu

harus bangun pagi. Jadi itu

kartunya…, kartu as-nya dia tuh

dipegang. Jadi, kalau kamu mau

dapet 6 juta, kamu harus bangun

pagi. Nah sementara dia, karena itu

udah jadi kebiasaan, kan udah males

kan, walaupun sebenarnya dia bisa.

Dia tuh sebenarnya bisa bangun

pagi, cuma tuh dia leyeh-leyeh di

kasur, habis itu tidur lagi. Males

lagi, males-malesan. Ya itu, karena

kita suka anggap remeh, jadi juga

suka anggap remeh. Nah, salah

satunya kayak gitu, bangun pagi

dulu. Bangun pagi, ya udah, baru

dapat. Tapi dia nggak, ya udah

suka-suka gue. Kalau mau ngasih,

nggak, ya udah. Nah tapi terkadang,

sebenarnya dia bilang, Gue mau,

Bang. Jadi, ya karena aku juga

merasa kasihan, ya udah gue bantu.

Ya udah kasih aja. Tapi sampai

sekarang papaku juga punya

pemikiran sendiri sih. Karena dia

juga punya pemikiran tersendiri

untuk anaknya yang nomor dua, itu

susah juga. Yang gue bisa lakukan,

ya udah beliin aja, dia tuh gini gini

gini. Dia tuh juga perlu ini. Papaku

yang selalu bisa ngelawan, tapi kan

dia kan udah punya komputer yang

Papa mengabulkan

keinginan adik

informan dengan

adanya timbal balik

(1427-1435)

Informan membantu

adik dengan

membujuk orang tua

(1356-1458)

Informan berperan

membujuk orang tua

untuk membantu

adik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 316: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

296

1469

1470

1471

1472

1473

1474

1475

1476

1477

1478

1479

1480

1481

1482

1483

1484

1485

1486

1487

1488

1489

1490

1491

1492

1493

1494

1495

1496

1497

1498

1499

1500

1501

1502

1503

1504

1505

1506

1507

1508

1509

1510

1511

1512

1513

1514

lama. Dia juga udah punya laptop

yang lama. Terkadang adikku itu,

menurunkan keinginannya.

Misalkan, dia perlu 6 juta, ya udah

Bang, gue turunin aja. Jadi berapa?

5 juta (tertawa). Ya udah gue

turunin aja. Lihat aja, bisa atau

nggak, nah adikku, mereka itu

sebenernya, terutama yang nomor

dua, itu suka mengetes orang tua ku.

Mereka tuh, ee seperti ke abangku

nggak sih? Jadi kalau misalkan aku,

Pa, gue perlu motor. Oh ya udah.

Habis itu berapa bulan ada, nggak

perlu lama. Pa, gue mau ganti hape.

Ya udah langsung dikasih duit. Tapi

kalau misalkan…, dia tuh mau

ngelihat responnya sama nggak sih,

dan pada akhirnya dia tahu, dia tuh

ngomong, responnya tuh beda. Nah

dari situ aku merasa, oo ternyata dia

nyadar. Dari situ aku merasa tidak

enak sebagai abang. Makanya aku,

ee pernah itu sedikit demi sedikit

mengurangi arogansiku sebagai

abang. Karena ternyata ee, dia tuh

nyadar.

Mereka tuh sadar, mereka tahu. Dan

terkadang mereka bisa aja, Elu tuh,

Bang, berontak kayak gitu. Pernah

berapa kali, misalkan ee apa ya,

dulu, Pa gue perlu duit, langsung

dikirim. Habis itu mereka langsung,

Elo tuh Bang, minta-minta duit aja

terus (tertawa). Jadi merasa ya

sebagai abang ya, ya bener juga sih.

Tapi kalau, perlakuannya beda

dengan adikku yang cewek. Kalau

adikku yang cewek itu berbeda. Itu

sama perlakuannya sama seperti

anak pertama. Nah, jadi ada…,

kecuali dengan yang kedua. Karena,

yang kedua itu eee suka berontak.

Nah, jadi dia tuh sebenernya ingin

apa sih…, ingin…, ingin anaknya

yang kedua tuh ee meng-oke-kan

Informan

mengurangi sikap

arogan karena merasa

tidak enak pada adik

akibat orang tua

selalu mengabulkan

keinginannya (1488-

1494)

Informan menyadari

perbedaan perlakuan

orang tua pada anak

berdasarkan pada

kecenderungan sifat

anak yang berbeda

(1496-1532)

Usaha mengurangi

sikap arogan untuk

menjaga perasaan

adik

Menyadari perlakuan

tidak adil orang tua

karena sifat anak

yang berbeda-beda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 317: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

297

1515

1516

1517

1518

1519

1520

1521

1522

1523

1524

1525

1526

1527

1528

1529

1530

1531

1532

1533

1534

1535

1536

1537

1538

1539

1540

1541

1542

1543

1544

1545

1546

1547

1548

1549

1550

1551

1552

1553

1554

1555

1556

1557

1558

1559

1560

aja. Cuma anak yang kedua ini

nggak mau meng-oke-kan. Katakan

oke aja nggak mau. Kalau

misalnkan aku, aku ketika awalnya

nggak mau, pada akhirnya aku oke

juga kan. Walaupun pada

kenyataannya belum kulakukan.

Tapi pada akhirnya kulakukan.

Kalau yang ini, untuk mengatakan

oke saja tidak. Jadi dia cuma,

nggak, gue nggak mau. Cuma

begitu aja. Nggak, nggak mau.

Kenapa nggak mau? Ya dia tetap

mengatakan apa yang dia inginkan.

Makanya aku bilang, dia ini

pemberontak. Karena dia juga aku

berpikir, oh sebagai abang tuh

kayak gitu.

Berarti istilahnya kamu juga

termasuk salah satu orang

berpengaruh bilang orang tua

untuk untuk mengabulkan

adikmu ingin ini. Maksudnya,

kamu cukup ada andil besar

disitu.

Iya.

Berarti misalnya kayak orang tua

ada kepercayaan gitukah lebih ke

kamu?

Ada. Karena menurutku, aku anak

yang mudah mendapatkan

kepercayaan mereka. Nah,

contohnya aku diajari mobil tuh

kelas 6 SD. Kelas 6 SD diajarin

mobil. Pertama berpikir, ngapain

gue diajarin mobil, Pa, gue masih

kelas 6 SD, belum ada…, belum

bisa ngapai-ngapain juga. Ya udah

belajar aja. Ntar kan bisa, bisa jadi

antar-antar papa mama. Ya udah

diajarin. Set..set… (menirukan gaya

naik mobil). Aku kelas 3 SMP udah

diijinin bawa mobil ke sekolah.

Kelas 3 SMP udah diijini (tertawa).

Informan merasa

mampu mendapat

kepercayaan orang

tua (1546-1548)

Informan mendapat

kepercayaan orang

tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 318: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

298

1561

1562

1563

1564

1565

1566

1567

1568

1569

1570

1571

1572

1573

1574

1575

1576

1577

1578

1579

1580

1581

1582

1583

1584

1585

1586

1587

1588

1589

1590

1591

1592

1593

1594

1595

1596

1597

1598

1599

1600

1601

Ya udah, jadi aku…, dan itu mereka

bilang, ini bawa mobil ke sekolah,

Mama percaya ya, jangan aneh-aneh

ya. Jangan keluyuran kemana-mana.

Ya udah, aku ikutin omongan

mereka. Naik mobil, sett…, terus ke

sekolah, pulang. Udah. Ntar kalau

mau pergi lagi, tinggal bilang aja.

Karena aku berpikir, aku anak yang

cukup mudah mendapatkan

kepercayaan mereka. Nah, kayak

naik motor, itu naik motor aku

diajarin kelas 1 SMP. Nah, habis

itu, boleh bawa motor itu, kelas 3

SMP. Ketika udah bisa, langsung

dibawa. Padahal itu belum ada SIM

segala macem. Mereka cuma modal

percaya aja. Jangan ngebut-ngebut

ya. Pada akhirnya aku ngebut kan,

pada suatu saat tuh kecelakaan, dan

ketika aku belum minta motor

langsung nggak dikasih. Nunggu

motornya beberapa bulan. Karena

mereka juga mantau. Naik motor,

lho ternyata ni anak naik motor

ngebut-ngebutan. Ya udah, ditunda

dulu, kayak gitu (tertawa kecil).

Jadi, kalau kepercayaan sih mere…,

aku cukup mudah dan ketika aku

ngomong apa, mereka juga

mendengarkan. Udah, kayak gitu.

Sepertinya proses hari ini sampai

disini dulu. Ada yang ingin

ditambahkan sebelum berakhir?

Apa ya? Sebagai abang, emm, udah

sih.

Oke kalau begitu, terimakasih

banyak untuk kesempatan hari

ini. Sampai bertemu lagi.

Terimakasih.

Terimakasih juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 319: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

299

Lampiran 14: Catatan Lapangan Wawancara ke-2 Informan 3 (AJ)

Wawancara ke-2

Waktu : Jumat, 8 Mei 2015

Lokasi : Ruang Diskusi, Perpustakaan Sanata Dharma, Paingan

a. Catatan lapangan deskriptif

- Potret subjek dan latar fisik

Subjek datang dengan menggunakan kemeja kotak-kotak gelap dan celana

jins. Didalam ruangan terdapat tiga mahasiswa yang sedang berdiskusi.

Mereka duduk di bangku selang satu meja dengan informan dan

pewawancara. Ketika proses wawancara, informan berbicara cukup pelan.

Hal ini dikarenakan agar tidak terdengar oleh orang lain.

- Peristiwa khusus

Pewawancara sedang dalam keadaan kurang sehat, sehingga cukup

mengganggu konsentrasi dalam proses wawancara. Hal ini berpengaruh

pada informan yang menjadi kurang konsentrasi dalam inquiri.

- Perilaku pengamat

Pada wawancara sebelumnya, pewawancara merasa khawatir bahwa

informan akan faking good atau faking bad. Namun, dalam wawancara ini

ada konsistensi cerita yang disampaikan informan. Hal ini memberi

keyakinan pewawancara bahwa informan tidak melakukan faking.

b. Catatan lapangan reflektif

- Refleksi analisis

Pewawancara melakukan scanning. Terlihat bahwa subjek mulai mampu

beradaptasi dalam mengolah permasalahan dengan orang tua ketika ia

sudah mempelajari ilmu psikologi. Informan mampu berkomunikasi dua

arah dengan orang tua dan menerapkan win-win solution ketika ada

kesenjangan pemikiran dengan orang tua.

- Refleksi dilema etika dan konflik

Tidak ada refleksi.

- Refleksi kerangka berpikir

Kerangka berpikir pewawancara lebih menjurus pada bagaimana

mengatasi tekanan akibat harapan orang tua. Hal ini dikarenakan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 320: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

300

wawancara pertama, pewawancara masih menanyakan hal-hal yang

bersifat umum terkait pengalaman anak sulung.

- Klarifikasi

Tidak ada klarifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 321: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

301

Lampiran 15: Transkrip Verbatim Wawancara ke-2 dan Analisis Data

Informan 3 (AJ)

Kode: AJ/W2

Baris Verbatim Koding Awal Analisis

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Dari pertemuan kemarin itu,

kamu cerita selalu dipantau oleh

orang tua. Setiap hari ditelpon,

mungkin bisa lebih dari satu hari.

Itu setiap hari. Nah terus, kamu

disuruh ngerjain revisian, padahal

sebenarnya saat itu, habis ngerjain

skripsi, ujian, maunya refreshing

dulu. Males nggarap dulu. Karena

sama orang tua ditarget empat

tahun lulus. Nah, terkadang

jengkel tapi ya udah, akhirnya

tetep mengerjakan. Mas cerita

pernah berontak, tapi percuma.

Nah, mas merasa dipaksan itu

secara sadar dan tidak sadar. Bisa

dijelaskan gimana orang tua

memaksamu sehingga kamu

merasa dipaksa?

Jadi, ketika orang tua maksa itu

misalnya lewat telepon. Jadi

dengan.., sambil marah-marah gitu.

Nah marah-marah. Jadi pokoknya, ee

harus kerjain! Nah harus kerjain dan

dengan nada tinggi gitu ya. Nah

kayak gitu walaupun gimana

keadaannya, misalkan aku lagi males

ngerjainnya. Ya udah pokoknya

kerjain sekarang! Nah habis itu tiba-

tiba teleponnya tuh mati, pet

(tertawa). Ya udah (tertawa). Udah

bete nih (tertawa). Kayak gitu.

Kadang-kadang tuh pernah ditelpon,

aku lagi apa…, lagi baring-baring.

Revisi udah? Belom lagi males.

Udah cepet kerjain sana, gini gini

gini…!!!!! Tiba-tiba tanda serunya

tinggi, langsung memaksa gitu. Udah

kerjain sekarang! Cepet jangan lupa

empat tahun! Habis itu, iya. Belum

Orang tua memaksa

informan

mengerjakan revisi

sambil marah-marah,

padahal informan

sedang ingin

bersantai, sehingga

menjadi kesal (20-32)

Informan kesal

karena orang tua

memaksa dengan

emosional tanpa

memahami

informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 322: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

302

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

ngomong iya, tiba-tiba telponnya

mati (tertawa). Oh ya udah. Ya ini, ni

orang tua udah males. Ya udah tapi

kadang-kadang kalau mau mereka

bener-bener…., bener-bener marah

gitu, jadi awal-awal tuh udah nggak

ada nanya halo, apa kabar, segala

macem, tiba-tiba…, Skripsi kerjain!

Segala macem. Kalau, kalau lagi

oke, maksudnya moodku lagi oke,

aku kerjain. Tapi kalau moodku lagi

nggak oke, ya udah aku biarin aja.

Pemikirannya, ini lewat telepon kok.

Jadi berontak dikit nggak papa.

Jadi istilahnya berontaknya tuh

lebih ya udah lewat telepon ya

udah nggak usah ngerjain.

Maksudnya orang tua nggak lihat

gitu ya?

Iya gitu, nggak lihat. Tapi ketika,

misalnya kalau moodku lagi oke ya

udahlah dikerjain aja. Karena

terkadang ngerjain skripsi tuh

kadang-kadang males-males juga.

Mereka bilang marah-marah, habis

itu, ya udah kerjain! Habis itu ya

udah dikerjain. Karena kalau…,

suasana hati lagi oke.

Berarti istilahnya orang tua tuh

ngomong ditelpon tuh semacam

kalimat perintah gitu ya?

Iya. Gitu. Jadi belum sempet, iya

iya.., itu belum sempet bales iya,

tiba-tiba, tit (tertawa) mati.

Nah itu bisa dijelaskan lebih lagi,

perasaan jengkelmu kayak gimana

sih dalam kondisi yang seperti

gitu?

Emm, kalau misalkan lagi, kalau

mood lagi oke itu sih ya, oke ya,

maksudnya baik-baik aja. Tapi ketika

lagi jengkel, sebenernya tuh marah

juga. Marah, kenapa kok nggak bisa,

nggak bisa paham sama anaknya.

Saat orang tua marah

hanya fokus pada

sumber masalah tanpa

memperhatikan

keadaan informan

(42-48)

Keinginan informan

memberontak dari

paksaan orang tua

karena orang tua tidak

melihat langsung (49-

54)

Informan

mengerjakan perintah

orang tua jika suasana

hati sedang baik,

meskipun orang tua

menyuruh dengan

emosi (61-69)

Informan marah

karena orang tua tidak

memahami kondisi

informan (81-86)

Orang tua memaksa

tanpa basa-basi

Berontak karena

tidak dilihat orang

tua

- Suasana hati

mempengaruhi

kinerja informan

melaksanakan

harapan orang tua

- Menyepelekan

orang tua

- Kebutuhan untuk

dipahami

- Kesal karena

orang tua tidak

memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 323: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

303

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

Ini aku tuh punya pemikiran kayak

gini nih, ini papa nih kayak nyuruh

anak buahnya. Nah karena dia

mungkin karena dia punya posisi di

perusahaannya segala macem, jadi

terbiasa kayak gitu kan. Habis itu

aku juga berpikir, kok kayaknya

kayak anak buahnya ya. Tinggal

nyuruh-nyuruh aja. Ini juga mama ni

sama nih nyuruh-nyuruh aja. Ini

bukan anak buah, ini anaknya.

Aku ngomong kayak gitu sama

mamaku. Kalau sama papa aku

belum berani mengutarakan.

Berarti kamu mengutarakan ke

ibu?

Iya, aku pernah ngomong beberapa

kali sih, dan mamaku juga paham.

Dan pada akhirnya dia mengurangi

kata perintah seperti itu. Tapi kalau

papa aku belum, karena masih nggak

berani. Ya jengkelnya sebenernya

marah kayak gitu, sampai ya ee

terkadang kalau udah marah kayak

gitu, pemikirannya kayak gitu.

Emang…emang gue anak buahnya

ya. Kayak gitu sih. jadi sebenernya

menuntut mereka untuk punya

pemahaman, tapi mereka tuh karena

punya pemikiran…kalau papaku tuh

kan skripsinya cepet. Nah jadi dia

menargetkan anaknya harus seperti

dia. Seperti yang aku pernah bilang,

dia tuh kan ee menantang itu ya. Jadi

yang harus dilihat itu dia, bapaknya,

bukan orang lain. Nah, misalkan dia

seperti itu. Jadi misalkan skripsi gitu,

itu…tuntutannya ya soal skripsi…,

itu mintanya harus cepet, tuntutannya

ya kalau dalam hal skripsi. Jadi

mintanya harus cepet, karena dia bisa

skripsi 6 bulan, setidaknya anaknya

juga pasti bisa. Nah atau kalau nggak

ya itu ee lebih cepet. Nah ee ketika

kayak gini aku 4,5 tahun kuliah, nah

itu dia udah geleng-geleng kepala,

Pemikiran informan

bahwa orang tua

memerintah seperti

anak buah (87-97)

Berani

mengungkapkan

pemikirannya kepada

ibu, namun papa tidak

(98-100)

Mengutarakan kepada

ibu, ibu paham dan

mengurangi perintah

(103-106)

Jengkel karena

diperlakukan seperti

anak buah (108-112)

Informan ingin

dipahami, namun

papa selalu menuntut

untuk

mengalahkannya

(113-122)

Marah

diperlakukan

seperti anak buah,

bukan sebagai anak

Mampu asertif

kepada ibu

Asertif ibu

mengurangi

perintah (reward)

Kesal karena selalu

diperintah

Keinginan

dipahami orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 324: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

304

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

duuh lama bener. Jadi, karena dia

orangnya keras, terbuk…, dan

terang-terangan, dia langsung bilang

haduh lama benar nih. Dia langsung

bilang kayak gitu di telpon (tertawa).

Nah, dia ngomong gitu ketika dia

juga sedang oke. Ketika dia sedang

badmood tuh langsung kata perintah

itu. Cepat kamu kerjakan!

Cepat….bla bla…! Habis itu tit

(telpon mati). Nah itu sama itu sama

mama tuh sama kayak gitu. Kalau

dia lagi jengkel gitu ya cuma telpon

aja, kita nggak ada bertanya segala

macem apa kabar segala macem,

langsung keinginannya selesai, tutup.

Itu mama papa kayak gitu juga?

He-em, mama papa. Sama.

Maksudnya polanya sama. Ketika

mereka punya keinginan untuk

maksa anaknya nah itu kayak gini.

Tapi sekarang karena udah lulus

udah nggak. Udah nggak kaya gitu

lagi, udah diem-diem aja. Nah

sekarang sedang nyari kerjaan, ee

karena kemarin papaku sempat muji.

Wah, sudah diterima. Karena

kemarin sempet diterima. Nah, kau

udah diterima, hebat ya. Gitu, bagus.

Nah, tapi ketika…, karena dia dulu

nyari kerjaan itu ee nunggu empat

bulan. Nah aku walaupun gak

diambil itu hanya nunggu sebulan,

udah ada perusahaan yang mau

nerima. Makanya dia bilang oo

bagus, ee lanjutkan! Kayak gitu.

Berarti sesuai dengan yang

diharapkan orang tua ya.

Iya, diharapkan sama mereka. Nah,

jadi ketika diharapkan sama mereka,

nah sebenernya kalau misalkan cari

pekerjaan itu ada pilihannya juga.

Jadi ketika aku lulus kemarin udah

yudisium, sempet di.., sempet nggak

ngapa-ngapain selama seminggu.

Cuma dikamar, jalan-jalan, wah kok

Orang tua yang selalu

memerintah tanpa

basa-basi (139-148)

Orang tua punya

harapan cenderung

memaksa anak (150-

153)

Orang tua tidak lagi

memaksa ketika

harapan terpenuhi,

namun memuji

karena informan

mampu lebih baik

dari orang tua (160-

168)

Orang tua fokus

pada harapannya,

tanpa basa-basi

Orang tua memaksa

anak memenuhi

harapannya

Informan

memperoleh

reward positif

ketika harapan

orang tua terpenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 325: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

305

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

udah bosan ya (tertawa). Nah

biasanya kan ada P2TKP, nah

kemarin kan bener-bener nggak …,

udah selesai kontraknya, jadi bener-

bener selama seminggu tuh…,

biasanya tuh orang-orang tuh waah

seneng e. Nah aku coba seminggu,

habis itu telpon mama, aku bosan nih

Ma, perlu kerjaan segala macem. Ya

udah cari segala macem. Cari, dia

juga nanya…, nanya temennya,

linknya, segala macem. Nah kemarin

aku…, pas aku bilang sama mama,

mama langsung ngasih, dia langsung

ngirim. Nih, coba nih, iseng segala

macem. Nah, habis itu dia bilang,

coba tanya Papa. Nah, aku tanya

papa kan. Nah habis itu papaku

bilang…., (tertawa) jangan harapkan

bantuan dari Papa ya (tertawa). Tau

Abang udah berusaha sana-sini

nggak ada yang nerima, Papa tuh

kunci terakhir. Tapi intinya coba

dulu sendiri. Langsung gitu, terang-

terangan. Nah aku bilang sama

mamaku, padahal sebenernya

emosinya sama, maksudnya muatan

pesannya tuh sama, Pa, bosan, mau

cari kerja, coba tanya bilang sama

temen papa dulu di perusahaan yang

lain. Nah, sebenarnya kayak gitu,

tapi ya papa tadi itu responnya. Tapi

dengan mama, nah dia sibuk nyari-

nyari. Langsung menghubungi

temen-temennya, langsung…, coba

perusahaan ini perusahaan ini. Kayak

gitu.

Mungkin Papa mau bantu tapi

usaha sendiri dulu. Papa kunci

terakhir.

Jadi, dia sebenernya papa tuh lebih

cenderung, kalau aku lihat-lihat

memang sengaja nggak mau bantu

anaknya. Dia mau, ya anaknya coba

dulu. Karena ya itu, kemana pun

anak-anaknya tuh punya

Respon mama dan

papa berbeda saat

menanggapi harapan

informan (185-215)

Papa ingin informan

berusaha dulu agar

tidak meremehkan

(219-226)

- Ibu

memfasilitasi

harapan informan

- Ayah

membiarkan

informan agar

berusaha mandiri

Pandangan bahwa

orang tua ingin

informan mandiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 326: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

306

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

kecenderungan untuk meremehkan

segala macem.

Karena dari awal kecil gitu udah

dipenuhi segala macem. Nah pas

besar gini kadang-kadang tuh kita

lupa diri. Karena kita udah pada

besar, masih minta-minta terus.

Makanya ketika udah besar kayak

gini, treatment-nya beda, dia

langsung…ya gitulah. Jadi dia tuh

lebih sering nantang anaknya.

Nah kalau anaknya misalkan aku lagi

badmood juga, ketika dia nantang

gini, ini apaan sih. tapi kalau

misalkan lagi, ya lagi oke-oke aja,

lagi senang, lagi nyaman-nyaman

aja, oh ya udah ini tantangan,

explore. Tapi kalau lagi males juga,

lagi apa, lagi masalah, ketika dia

ngomong kayak gitu kesannya ini

apaan sih orang tua. Kayak gitu sih.

udah jengkel, udah marah gitu.

Nah, berarti kamu berontak yang

pernah kamu lakukan itu ketika

orang tua menyuruh tapi ya

udahlah, nggak usah.

Yaa, cenderung mengabaikan sih.

Mengabaikan itu tadi sih ya.

Diabaikan. Karena yaa.., karena lihat

aku juga sih kayaknya. Kalau dulu

masih pas SMA, masih sama orang

tua, ketika dia memaksa, itu mau

nggak mau aku kerjakan. Kan

mereka melihat. Ketika mereka

melihat, itu nggak segan-segan

langsung marah. Gitu, dan kalau

papa kalau udah marah itu seram.

Jadi dia, dia kalau udah marah

nunjukin emosinya. Kalau dulu sama

adikku itu, yang aku inget sampai

sekarang ya, itu adikku main sepeda

Menyadari sifat

meremehkan karena

dari kecil sudah

difasilitasi (227-231)

Pandangan bahwa

orang tua

memberikan

treatment berbeda

saat dewasa karena

meremehkan (232-

235)

Perilaku orang tua

yang menantang

informan direspon

berbeda, tergantung

pada keadaan emosi

informan (239-249)

Berontak adalah

informan bersikap

mengabaikan

keinginan orang tua

(255)

Informan tidak berani

berontak jika bertemu

langsung dengan

orang tua karena takut

dimarahi (258-265)

Papa yang

digambarkan sebagai

sosok yang

menyeramkan saat

marah (266-287)

Menyadari sikap

meremehkan

karena selalu

terfasilitasi

Menyadari

perbedaan

perlakuan saat kecil

dan dewasa

Suasana hati

mempengaruhi

informan dalam

memenuhi

tantangan orang tua

(positif direspon

positif, negatif

direspon negatif)

Berontak adalah

sikap mengabaikan/

avoidance harapan

orang tua

Melakukan perintah

orang tua agar tidak

dimarahi

Menggambarkan

sosok bapak yang

menyeramkan

ketika marah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 327: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

307

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

kejar-kejaran sama aku, yang nomor

dua. Kita main naik sepeda terus dia

jatuh, habis itu pelipisnya berdarah.

Nah, ee aa ti..ee pas itu aku telpon,

dia langsung pulang. Nah tiba-tiba

ketika dia ngelihat anaknya kayak

gitu nah dia langsung ninju dinding.

Ke dinding. Nah dia ketika marah dia

itu menunjukkan emosinya bahwa

dia tidak senang. Ninju dinding nah

itu karena dulu masih anak kecil,

dulu masih SD, takut ya. Ninju

dinding, nah kalau ditelusuri-telusuri

dia juga ada masalah di kantornya.

Nah, jadi dia kebawa emosinya.

Gitu, nah kebawa terus kena

anaknya, istrinya. Nah itu ya ini

sampai SMA. Karena mereka

memaksa, mau nggak mau dilakuin.

Kalau dulu SD sampai SMP aku tuh

SD, SD tuh aku males belajar. Jadi

ketika ee belajar tuh ditungguin sama

mereka. Ngerjain PR segala macem

ditungguin. Kerjain! Nah itu ketika

SMP udah mulai nggak males sih.

udah mau les ketika minta mau guru

les, mau memperdalem ini, nah itu

langsung dicari guru lesnya. Ya

udah, pokoknya apa pun yang

diminta tuh langsung dapat. Jadi

terkadang ya itu sih yang membuat

kita anaknya, ya terutama aku ya,

suka anggep remeh, nggak papa, wah

ntar-ntar, gampang.

Ya jujur aja jadi terkadang tuh kalau

misalkan aku ee daya juangnya

nggak gimana ya. Kalau misalkan

orang berjuang sampai titik darah

penghabisan. Kalau aku udah

keringet, udah cukup. Walaupun

sebenernya ya ya itu bisa. Misalkan

ee lari dari Paingan sampai ke

Mrican itu tuh bisa. Kalau bisa dari

Paingan sampai ee Selokan Mataram

ya udah sampai situ aja. Habis itu

ntar ngapain kek. Ya jadi

Orang tua memaksa,

harus dilakukan (288-

289)

Informan difasilitasi

orang tua, apapun

yang diminta akan

dikabulkan (199-304)

Selalu difasilitasi

orang tua

menyebabkan

informan sadar akan

daya juang diri

rendah (305-311)

Melakukan perintah

orang tua karena

paksaan

Menyadari sikap

meremehkan

perintah orang tua

karena terbiasa

dengan fasilitas

orang tua

Menyadari daya

juang rendah

karena selalu

difasilitasi orang

tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 328: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

308

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

kecenderungannya kayak gitu sih. Ee

dan itu yang kebawa sampai

sekarang. Ya maksudnya kayak

skripsi, ah tenang aja Ma (tertawa).

Nah dulu pernah gitu, tenang aja Ma.

Dulu SMA. Tenang aja Ma, gue bisa

masuk SMA ini kok. Tapi ujung-

ujungnya nggak masuk (tertawa).

Nah nggak masuk ujung-ujungnya

ngomelin, inininiiiii…! Udah habis

itu diem. Nah kalau sekarang,

sekarang udah ngurangi kayak gitu.

Sedang mengurangi sikap kayak gitu,

sikap anggap remeh gitu.

Oya berarti balik lagi ya tanyanya,

misalnya kamu memberontak tadi

sikapmu lebih meremehkan atau

mengabaikan gitu. Tapi pas kamu

di Jogja gini orang tuamu nggak

tahu ya? Maksudnya nyuruh

kamu ngerjain sekarang gitu, tapi

di telpon ah nggak usah ngerjain

sekarang. Itu orang tua ngerti

nggak?

Dulu pas mahasiswa semester,

semester pertama-tama ngerjain

skripsi mereka kan nggak tahu. Nah

tapi pada akhirnya tuh ketahuan juga.

Nah, jadi semester delapan tuh mulai

skripsi, ketahuannya semester

sembilan. Sampai mana? Wah ini

kok nggak maju-maju? Nah jadi aku

lamanya itu ketika buat skala, aku

sampai empat bulan. Empat bulan,

lima bulan. Nah itu ditanyain terus,

sampai mana. Sampai sini. Nah,

habis itu bilang, udah dikerjain

belum? Udah. Nah progresnya tuh

cuma sampai buat skala aja. Nah,

pada akhirnya ya mereka cari tahu

sendiri. Pasti kan dikerjain apa

nggak. Ya tau aja (tertawa). Ya

sampai saat itu mereka terkadang ya

itu pas buat skala ya itu langsung

mulai ketika mereka udah tahu,

Pengalaman informan

meremehkan harapan

orang tua (319-324)

Saat ini dalam proses

mengurangi sikap

meremehkan (327-

330)

Pandangan bahwa

orang tua memberi

perintah namun tidak

mengetahui kondisi

informan yang

Pengalaman

meremehkan

harapan orang tua

Usaha mengurangi

sikap meremehkan

orang tua

Merasa tidak

dipahami orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 329: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

309

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

kesannya mereka apa, ya udah

langsung matiin. Padahal mereka

nggak tahu sebenernya yang

dikerjain nggak sesuai dengan dosen,

habis itu juga kadang-kadang kita

males.

Berarti orang tua tahunya itu

karena selalu memantau,

memantau, tapi kok progresnya

nggak kelihatan, gitu?

Iya. Ketika buat BAB I, BAB II,

BAB IV, BAB V. Jadi ketika bilang,

sampai mana? Sudah selesai BAB II.

Tapi ya BAB III itu cukup lama.

Gitu.

Nah, mau tanya lagi dari obrolan

kita kemarin, tentang kamu

pernah menyampaikan kalau

kamu tidak ingin menjadi dosen.

Papa ingin kamu jadi dosen.

Papa yang ingin tapi aku tidak ada

keinginan.

Nah, apakah kamu sempat

menyampaikan kalau kamu tidak

mau? Menyampaikan secara

langsung?

Emm, iya pernah. Pernah bilang tapi

tetep aja. Jadi pernah bilang, Pa, gue

maunya di perusahaan, di organisasi.

Lalu maunyaya itu… pokoknya di

perusahaan di organisasilah, atau

nggak gue wirausaha. Gue coba, tapi

itu nantilah. Tapi gue maunya di

perusahaan. Nah, gue jelasin kenapa,

dikasih tau alasannya soalnya gini

gini gini…, gue suka di industri

sukanya di organisasi ketemu orang

segala macem. Daripada jadi dosen,

ketemu mahasiswa, ngajar segala

macem gitu, ee jadi dikejar-kejar

mahasiswa. Nah, itu gue nggak mau

itu. Nah, gue jelasin pokoknya udah

segala macem alasan dikeluarin,

sampai yang masuk akal atau nggak.

sebenarnya (359-368)

Harapan orang tua

jadi dosen, tapi

informan tidak mau

(385-386

Informan

menyampaikan alasan

tidak ingin jadi dosen

dan papa tetap

memaksa (391-411)

Adanya perbedaan

harapan antara

orang tua dan

informan

Usaha asertif

namun papa tetap

memaksa

(punishment)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 330: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

310

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

Nah, tapi pada akhirnya dia bilang,

ya udah pokoknya papa mau jadi

dosen.

Nah dan dia tetep maksa. Ya tapi aku

tetep pada pendirianku. Nggak,

nggak mau.

Nah, kalau kayak gitu aku larinya

sama mama. Sama mama jelasin

segala macem, karena mama tuh

orangnya ee mudah, mudah untuk

apa…, kalau dijelasin misalnya

masuk akal dia mau nerima.

Menerima dan pada akhirnya dia

nerima.

Nah caranya adalah ketika kalau

ketemu dengan papa itu kan…dia

langsung nge-defense. Jadi ketika

ngomong habis itu dia bilang ya

pokoknya papa maunya jadi dosen,

kayak gitu. Itu sama aja udah

dijelasin iniiii…ituu..ya pokoknya

tetep. Nah, pada akhirnya kalau udah

kayak gitu aku larinya ke mama.

Ngomongnya sama mama, bla bla

bla…dijelasin alasan. Nah terus

mama yang ngomongin sendiri sama

papa. Kayak gitu. Jadi ketika mama

ngomongin sama papa nah itu

kadang-kadang dia mulai denger,

kayak gitu. Jadi misalkan kalau

ngomong sama papa nggak mau,

mending ngomongnya sama mama.

Nah biasanya mama diem, dimarahin

sama dia. Dimarahin. Nggak,

pokoknya dia gini gini gini. Ntar

dijelasin lagi sama mama.

Nah, kalau sekarang ini kan lagi

cari kerja yak e perusahaan-

perusahaan gitu. Kemarin sempet

keterima juga, perusahaan juga.

Nah papamu gimana?

Nah, kemarin itu ee aku diterima, itu

dia maksa itu suruh masuk, suruh

diterima. Suruh diambil kesempatan

Papa maksa, informan

teguh pada pendirian

(412-413)

Ketika papa tidak

mendengarkan, lari ke

mama karena bisa

mendengarkan alasan

masuk akal (416-423)

Ketika diskusi, papa

tetap pada

pendapatnya (424-

428)

Mama sebagai

mediator komunikasi

bapak dan anak (431-

445)

Informan diterima

pekerjaan, papa

memaksa padahal

Teguh pada

pendirian meskipun

dipaksa orang tua

Ibu yang bisa

mendengarkan

alasan anak yang

masuk akal

Papa yang tidak

mendengarkan

pendapat informan

Ibu sebagai

mediator

komunikasi

informan dan bapak

Bapak yang

memaksakan

keinginannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 331: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

311

455

456

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

itu, walaupun jadi konsultan

financial. Udah diambil aja itu kan

ada trainingnya, memang itu ada

trainingnya. Nah, dia maksa kayak

gitu. Aku kan gak mau, aku gak mau.

Walaupun mungkin diterima. Aku

nggak mau.

Nah akhirnya karena nggak bisa ya

aku larinya ke mama. Ke mama

jelasin, Ma, gue tuh maunya kayak

gini, mau diperusahaan. Nah aku

coba besok di Jakarta. Di Jakarta tuh

ada bursa karir. Habis itu ada kurang

lebih 80 perusahaan. Kalau gue cuma

nerima ini, nah gue menolak 80

kesempatan yang ada di Jakarta. Nah

sementara ada 80 kesempatan yang

bisa gue ambil, sementara

peluangnya tuh sama, logikanya.

Nah, di Jakarta ada 50, disini di

perusahaan ini yang diterima 22,

antara di ambil atau nggak, di Jakarta

antara diterima atau tidak, sama,

50:50. Maksudnya kan ee wawancara

sama orangnya aja udah jutek gitu,

dan gitu orangnya tuh nggak jelas

gitu wawancaranya, nggak

meyakinkan (tertawa). Ya udah habis

itu aku jelasin panjang lebar gitu, nah

dia, mama langsung jelasin ke papa.

Terus papa bilang, ya udah dicoba

aja. Akhirnya dia lunak sendiri.

Maksudnya, sebenernya udah

dijelasin sama…kadang tuh kalau

papa, dia tuh tiba-tiba ngomong,

nelpon, ngomong, kan misalkan

kalau kemarin tuh aku diterima ya.

Diterima tuh aku, aku langsung

informasi. Nih, gue diterima nih,

langsung di grup itu kan. Jadinya

gimana diambil atau nggak? Nah ntar

kalau dia udah baca langsung telpon,

udah ambil aja, Bang. Nah itu

diambil, pokoknya dia langsung

jelasin nanti gini gini gini gini,

kerjaannya gini gini gini gini. Nah,

informan tidak mau

(452-461)

Mama menjelaskan

yang diinginkan

informan kepada papa

dan mau

mendengarkan (462-

486)

Informan

menginformasikan

kepada keluarga

diterima kerja dan

papa yang tidak

mendengarkan

pendapat informan

langsung memaksa

untuk mengambil

pekerjaan tersebut

- Ibu sebagai

mediator

komunikasi

informan dan

bapak

- Bapak yang

hanya

mendengarkan

pendapat ibu

- Bapak tidak

mendengarkan

pendapat

informan

- Bapak yang

memaksa

keinginannya

kepada informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 332: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

312

501

502

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

543

544

545

546

sementara dia belum mendengarkan

pendapat anaknya. Jadi ketika kita

udah mau, aku mau mulai, Pa jadi

tuh gue cenderungnya mau ke

Jakarta, kayak kemarin tuh ya. Ya

nggak usah, ambil aja, nanti tuh

dapet training segala macem,

pokoknya ambil aja. Jadi dia belum

mendengarkan alasannya dia udah

memaksakan pemikirannya.

Nah jadi kalau dengan mama, ini

mama langsung, coba mama

dengerin dulu ya pemikiran gue gini

gini gini. Kalau pemikiran papa tuh

kayak gini, Ma. Dia kalau ada

maunya, langsung maksa. Jadi gitu.

Makanya misalkan kalau udah stak

sama papa, udah aku nggak lanjutin

lagi. Di-iya-in aja, cepat selesai habis

itu langsung mama, karena nggak

bisa masuk.

Terus sampai sekarang masih

nggak papa ingin kamu jadi dosen

gitu?

Eee sekarang dia sudah tidak

membicarakan itu. Sekarang dia ee

karena aku kan kemarin kan udah

ngomong ngerengek-ngerengek,

ngerengek-ngerengek sama papa,

gue mau kerja. Ya udah, kalau udah

nyari kerja gini, kalau mau

wawancara segala macem, setelah itu

mereka ya udah nggak tidak, tidak

memunculkan topik diskusi itu lagi.

Kalau sekarang, tapi nggak tau kalau

besok-besok. Tapi sejauh ini tidak

mempersalahkan.

Itu terjadi ketika kamu kuliah?

Iya, ketika masuk kuliah. Sekarang

posisinya sudah statusnya mencari

pekerjaan, itu mereka udah nggak

lagi. Kayak gitu. Kemarin itu

ngobrol sama mama ini di Siloam ee

penempatannya ada dua Purwakarta

sama di Labuan Baju. Kalau mama

(492-510)

Informan bercerita

kepada mama karena

mama bisa

memahami, ketika

papa tidak

mendengarkan

pendapatnya (511-

521)

Informan

berkeputusan untuk

kerja setelah

membujuk papa tidak

jadi dosen, sehingga

papa tidak memaksa

lagi (526-535)

Terbuka terhadap

ibu karena merasa

dipahami ibu

- Adanya usaha

memperjuangkan

harapan diri

- Setelah ada

keputusan

bersama, bapak

tidak memaksa

harapannya lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 333: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

313

547

548

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

567

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

langsung mastiin oh nggak usah

jauh-jauh, nah nggak usah jauh-jauh,

yang Purwakarta aja yang diterima.

Tapi kalau ngomong dengan papa,

udah ambil aja, ambil aja semuanya.

Jadi kalau misalkan kalau dengan

papa itu pemikirannya kalau ketika

sesuai dengan dia, itu dia cenderung

mendukung. Kalau sesuai lho.

Tapi kalau udah bertolak belakang tu

nah dia udah maksa pemikirannya.

Nah, jadi kadang-kadang tuh kalau

dulu sih, ya yaudah diikutin aja. Tapi

kalau sekarang tuh dipikirin ini

sesuai atau nggak, cocok atau nggak.

Nah kalau mama kan cenderung dia

orangnya ee nggak mau anaknya

jauh-jauh ya, lebih cenderung

khawatir kayak gitu. Makanya ketika

dia, Labuan Baju tuh dimana? NTT.

Woo jangan…jangan. Dia langsung

meng-cut, jangan…jangan!

Langsung membujuk, kayak gitu.

Nah, ee maksudnya ada terkadang

tuh kalau ngomong dengan mereka

tuh ada seninya sih, maksudnya,

kalau cocok, kalau sesuai tuh ya…ya

misalnya, yang satunya itu didukung.

Nah jadi kalau misalkan.., kemarin

kan mama tidak setuju. Nah dia

langsung ngomong sama suaminya.

Tuh anaknya keterima disini. Nah

kalau saya sih cenderungnya malah

tidak setuju kalau di Labuan Baju.

Nah habis itu sama papa, papa, biarin

aja, biar dia berkembang snediri. Ya

sudah. Akhirnya ya mama juga diam.

Jadi kalau, kalau ee kalau aku ya

nyimpulkan cari mana yang cocok-

cocokan pendapatnya. Maksudnya

sepemikiran. Nah ntar salah satunya

tuh memberi alasan mendukung

anaknya. Jadi kalau misalkan dengan

kemarin tuh skripsi dengan papa tuh

Ketika papa

sependapat dengan

informan, ia akan

mendukung (550-

555)

Papa menolak

pemikiran yang tidak

sesuai (556-557)

Saat ini, pemikiran

orang tua yang tidak

sependapat dengan

informan akan

dipertimbangkan

(560-563)

Informan cenderung

menyampaikan

kepada salah satu

orang tua, mana

pemikirannya yang

sesuai dengan

pemikiran mereka

(572-585)

Menyampaikan

pemikiran kepada

papa atau mama yang

sesuai dengan

pemikiran mereka

(586-591)

Memperoleh

dukungan orang tua

jika sesuai dengan

pemikiran mereka

Pemikiran tidak

sesuai akan ditolak

orang tua

Saat ini, pemikiran

berbeda akan

dipertimbangkan,

tidak asal

dikerjakan

Memahami dan

menganalisis pola

komunikasi dengan

orang tua saat

menyampaikan

harapannya

Memiliki strategi

komunikasi dengan

orang tua untuk

menyampaikan

harapannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 334: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

314

593

594

595

596

597

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

629

630

631

632

633

634

635

636

637

638

maunya segala macem udah. Nggak

sesuai kan? Sesuai anaknya? Nah

habis itu aku jelasin sama mama

karena dia lebih terbuka dalam hal

itu. Ntar dia jelasin sama suaminya.

Nah kalau kerjaan kayak gini, ntar

aku ngomongnya sama papa. Nah

karena dia udah lebih terbuka kan

dengan lapangan pekerjaan. Nah

habis itu ntar kalau mama nggak

setuju, ntar papa yang jelasin sama

mama. Jadi nggak usah…, kalau dulu

tuh awal-awal tuh aku sibuk jelasin

sama yang satu sama yang lain. Nah

kalau sekarang tu aku jadi kayak

gitu, tinggal cari aja hubungi aja dua-

duanya mana yang cocok. Mana

yang pemikirannya sama. Ntar

jelasin aja panjang lebar sama

pemikiran-pemikiran yang sama.

Sama papa atau sama mama. Ntar

kalau ditelpon yang satunya nggak

cocok, ya udah ntar bilang aja, Pa

coba jelasin sama mama (tertawa).

Kalau dengan papa nggak cocok ntar

ngomongin lagi panjang lebar sama

mama. Tuh Pa, coba jelasin sama

mama. Kalau sekarang sih aku kayak

gitu. Maksudnya menyimpulkannya

gitu.

Nah, kita kembali lagi ya tentang

keinginan papa yang waktu itu

ingin kamu jadi dosen. Kamu dan

papa berdiskusi mengenai

keinginanmu yang tidak mau jadi

dosen saat itu. Nah, kamu merasa

karena kamu merasa tidak ada

passion disana. Nah terus

suasananya tuh saling tegang-

tegangan. Nah kamu memang

lebih ke orang tua itu iya, meng-

iya-kan gitu. Meskipun belum

tentu dijalani gitu. Bisa

diceritakan lagi suasananya tegang

itu yang kamu rasakan saat itu

Ibu sebagai mediator

komunikasi kepada

papa ketika papa

tidak mendengarkan

pendapat informan

(595-597)

Papa sebagai

mediator ketika

mama tidak

sependapat (602-604)

Saat ini

menyampaiakn

pendapat kepada

mama atau papa yang

memiliki pemikiran

sama dengan

informan (607-622)

Ibu memediatori

komunikasin

informan ketika

papa tidak

sependapat

Bapak memediatori

informan ketika

mama tidak

sependapat

- Strategi asertif

tentang harapan

diri kepada orang

tua

- Pola komunikasi

keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 335: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

315

639

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

653

654

655

656

657

658

659

660

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

677

678

679

680

681

682

683

684

bagaimana?

Hmm, ketika tegang-tegangan kayak

gitu ya tidak ada yang mau mengalah

antara orang tua dan anak.

Itu yang dirasain itu marah.

Maksudnya marah, kecewa, ya gitu.

Karena pemikirannya karena papa

punya kemauan yang banyak

mengenai anaknya. Nah anaknya

kayak gitu nggak mau kenapa harus

dipaksakan. Nah pemikiranku tuh

kayak gitu. Aku mikirnya kayak gitu

sekarang. Kenapa mereka harus

memaksakan, kan mereka udah tahu

anaknya seperti apa. Kalau tidak

sesuai ya kenapa harus dipaksakan,

kan gitu. Dan..dan kayak gitu aku

jelasinnya sama mama. Nah kalau

sama papa, nah dia tahu sendiri

karena dari mama. Karena dengan

papa tuh agak..agak apa…ee agak

segan sih mama.

Nah setelah kejadian seperti itu,

itu biasanya yang kamu, kamu

pikirkan tentang itu yang kamus

rasakan itu biasanya masih ada

nggak untuk selanjut-selanjutnya?

Maksudnya gimana?

Misalkan kamu ya kecewa karena

papa memaksakan seperti itu. Ee

untuk dalam kehidupan sehari-

hari apakah perasaan itu terbawa?

Iya. Itu biasanya satu sampai dua

hari. Nah misalkan kalau akunya

merasa baik-baik aja, itu aku……,

jadi aku misalkan aku nggak nyaman

kayak gitu aku cenderung menarik

diri, menarik diri, habis itu aku

merenung. Maksudnya berpikir. Ya

mungkin responsisi ya. Kalau udah

dapet insight ya udah, oke.

Berarti lebih merenungkan?

Ee iya, mee…me…misalkan nggak

Saat ada perbedaan

harapan, informan

dan papa tidak ada

yang mengalah (640-

642)

Informan kesal

dengan sikap papa

yang punya harapan

banyak kepadanya

dan cenderung

memaksa (645-656)

Saat kesal dan

kecewa kepada orang

tua yang memaksa,

informan cenderung

menarik diri untuk

berefleksi

menemukan

pencerahan (674-682)

Meredakan kesal dan

Tidak ada yang

mengalah saat

terjadi perbedaan

harapan

Kesal dan kecewa

karena papa

memaksakan

harapannya

Koping kesal dan

kecewa: menarik

diri, merenung

Koping kesal dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 336: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

316

685

686

687

688

689

690

691

692

693

694

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720

721

722

723

724

725

726

727

728

729

730

nyaman gitu aku menarik diri sih.

sendiri, ya pokoknya berpikir dulu

lah. Udah selesai, maksudnya aku

nyaman ya dan terkadang kalau

misalkan ngotot-ngototan kayak gitu,

ee itu kadang telpon papa tu pernah

nggak kuangkat. Jadi kubiarin aja,

dibiarin, karena masih belum

nyaman. Ntar kalau aku udah oke-

oke aja, itu baru aku angkat.

Itu kamu nggak angkat telpon?

Itu karena pada akhirnya mereka

juga nanyain yang sama kan, aku

punya pemikiran gitu sih. Karena

nanyain hal yang sama ntar emosi,

marah-marah lagi, udah biarin aja.

Nah, jadi sempat juga ketika aku

membiarkan handphone ku nah

mereka juga marah (tertawa). Nah

aku juga lagi marah, mereka juga

ikut marah. Nah pada akhirnya

karena perlu apa gitu aku nyalain

handphone, nah ya udah habis itu

mulai lagi. Telpon lagi.

Berarti ketika terjadi seperti itu

ada perasaan-perasaan nggak

nyaman untuk kegiatanmu

berikutnya caramu tuh lebih ke ya

itu ya, lebih menarik diri,

merenung. Begitu ?

Iya.

Itu membantukah cara seperti itu?

Kadang sih iya. Tapi kalau, kalau

misalkan menarik diri itu nggak

nggak nggak membantu, aku

terkadang ya cari temen. Ketawa-

ketawa sama mereka. Dan kebetulan

punya temen yang juga konyol-

konyol juga dan itu cukup

membantu, terkadang. Kadang. Jadi

ya ee kesimpulannya sih situasional

sih ya. Jadi ya mana, yang cocokan

aja. Ya misalkan kalau aku ada

masalah aku cenderung menarik diri.

Ya nggak tahu sih aku menarik diri

emosi dengan cara

menarik diri dari

lingkungan luar,

termasuk orang tua

sampai suasana hati

nyaman (684-694)

Meredakan kesal dan

kecewa dengan

bersenang-senang

dengan teman (720-

725)

kecewa: menarik

diri dari lingkungan

luar

Koping: bersenang-

senang dengan

teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 337: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

317

731

732

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

744

745

746

747

748

749

750

751

752

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

773

774

775

776

dalam artian melarikan diri atau…..,

tapi aku menarik diri…..udah.

Istilahmu menarik diri itu kamu

mencoba sendiri dulu?

He-em, ya. Mencoba ya lari dari

permasalahan itu dulu sementara.

Kalau emang…ee kan biasanya kan

kalau orang melarikan diri dari

permasalahan, tetep ada dua

kemungkinan. Ee maksudnya, dia

tetap berpikir tetap…ee ketemu, eee

permasalahannya terlupakan

sebentar. Ya tapi permasalahannya

kalau permasalahannya tetep

muncul, maksudnya tetep kepikiran

ya makanya aku kadang-kadang aku

langsung selesain aja. Maksudnya ini

kenapa gini, kenapa seperti ini. Mau

caranya seperti apa, solusinya seperti

apa, kalau aku sih gitu.

Berarti kayak ee solusinya gimana

kamu dapatkan sendirinya

biasanya ya?

Iya. Yaaa.., ngobrol dengan diri

sendiri jadinya. Kayak gitu.

Oke. Nah kita lanjut lagi. Kamu

bilang kalau papa sering ngajarin

simpan sebanyak-banyaknya apa

yang kamu dapatkan, baru setelah

itu keluarkan sebanyak-

banyaknya. Bisa dijelaskan lebih

lanjut maknanya gimana?

Kalau aku ya maknanya ya,. Aku

jadi kalau misalkan papa itu ee dia

ngajarin kita untuk belajar. Jadi

belajar dalam artian ya kamu belajar

itu ya benarlah belajar. Jadi kamu

benar-benar seriusin. Bener-bener

dimaksimalin kesempatan itu. Ketika

kamu ada di sudah selesai. Nah kamu

keluarin itu apa yang udah kamu

pelajari. Nah misalkan kamu belajar

ee bertani, bercocok tanam. Nah

kamu bener-bener tuh bercocok

Pandangan bahwa

menarik diri untuk

lari dari permasalahan

untuk bisa

menemukan solusi

(735-750)

Menarik diri untuk

menemukan solusi

dengan cara

komunikasi

intrapersonal (754-

755)

Papa mengajarkan

untuk mempelajari

sesuati secara serius

dna total sehingga

ilmu tersebut dapat

diterapkan maksimal

(765-782)

Koping: melarikan

diri untuk

menemukan solusi

permasalahan

Koping:

menemukan solusi

dengan komunikasi

intrapersonal/

refleksi

Ajaran bapak gara

totalitas dalam

bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 338: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

318

777

778

779

780

781

782

783

784

785

786

787

788

789

790

791

792

793

794

795

796

797

798

799

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

810

811

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

tanam tuh. Nah jangan.., jangan

apa.., fokus kesana-kesini. Fokus aja

pada satu hal itu. Eksplorasi. Kalau

udah waktunya kamu bercocok

tanam ya uda yang kamu tahu itu

gunakan. Yang aku tahu sih seperti

itu.

Lalu maknanya sampai sekarang

ini kamu bawa dalam

kehidupanmu itu bagaimana?

Eem, totalitas sih aku nyebutnya.

Jadi misalkan kayak gini cari kerja.

Karena kan mereka udah terang-

terangan kalau papa nggak mau

bantu. Setidaknya itu udah terang-

terangan mengatakan bahwa ee harus

menyainginya. Nah jadi aku

totalitasnya ya udah cari kerja

berdasarkan kemampuanku. Jadi

nggak ada tuh, sampai sekarang

nggak ada tuh bantuan. Ya walaupun

ada, itu itu jadi kartu terakhir aja.

Kartu as terakhir. Tapi aku sampai

sekarang ee coba sendiri kemampuan

sendiri. Coba masuk sana, sana, sana.

Ga terima ya udah. Intinya coba aja

belajar, belajar dalam artian

wawancara itu seperti apa sih,

menjadi testee itu gimana sih.

Nah itu apakah orang tua

mengajarkan itu ke anak-anaknya

semua?

Ee, sebenarnya setahuku sih

semuanya. Nah tapi aku tidak pernah

bertanya pada adikku mengenai hal-

hal yang pernah mereka omongin

kan. Nah misalkan seperti yang tadi.

Nah aku pernah nanya yang penting

misalkan aku liat-liat sih itu adikku

yang cewek itu. Maksudnya kalau

dia itu dia sangat tekun sekali.

Belajar, segala macem, rajin, niat

belajar belajar. Nah yang kalau dia

udah kayak gitu aku nggak nggak

pernah nanya-nanya kayak gitu sih.

Mengaplikasikan

ajaran papa agar

totalitas dalam segala

sesuatu (787-805)

Orang tua yang

menerapkan ajaran

untuk selalu totalitas

kepada semua anak

(810-834)

Informan

mengaplikasian

ajaran papa bahwa

totalitas dalam

mencari pekerjaan

Ajaran orang tua

yang diterapkan

kepada semua anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 339: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

319

823

824

825

826

827

828

829

830

831

832

833

834

835

836

837

838

839

840

841

842

843

844

845

846

847

848

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

Karena ya udah cukup tahu sendiri

aja sih. O dia kayak gini. Ya udah.

Biasanya yang kayak gitu dengan

saudara-saudara yang laki-laki.

Karena itu sama konyol juga apalagi

yang nomor dua, itu biang konyol

juga (tertawa). Kalau yang bungsu

itu model-modelnya sama kayak

yang nomor tiga, yang cewek, dan

dia cenderung mengiyakan sih, sama

kayak aku. Mengiyakan apa yang

orang tua bilang.

Berarti sejauh yang kamu tahu

apakah orang tua itu memaksakan

pemikiran-pemikirannya itu ke

adik-adikmu juga kah?

Emm, tidak semua. Yaa…, yang

dipaksakan itu yang berkaitan

dengan seperti…, yang yang bawa

marga gitu segala macem, berkaitan

dengan prestige mereka. Kalau

misalkan, apa, lulus kuliah cepet,

dapet kerja cepet, nah itu bagi

mereka yang aku lihat itu, tiu

mengangkat prestige mereka, kayak

gitu.

Jadi yang berkaitan dengan anak

pertama atau apa, berkaitan dengan

harga diri mereka, nah itu di push.

Anak.., ya aku sebagai anak pertama

itu di push. Kayak misalkan ini,

adikku kan sedang nyusun TA juga,

tugas akhir, karena dia D3. Itu nggak

ada tuh ditanya, disuruh cepat-cepat.

Jadi, karena mereka udah tahu

kemampuannya dan dia juga

nganggap remeh sama kayak aku

(tertawa). Ha tapi bedanya dia nggak

ada di push-push kayak gitu. Nah

karena pas aku ngomong sama dia, lo

nggak ngerjain? Gampang, Gue satu

dua hari selesai (tertawa). Jadi kalau

dia udah ngomong kayak gitu ya

udah. Itu udah di…., udah udah

susah tu.

Orang tua menuntut

yang berkaitan

dengan harga diri

pada semua anak

(840-849)

Informan merasa

orang tua lebih

menuntut yang

berkaitan dengan

harga diri daripada

adik-adik (850-868)

Orang tua menuntut

semua anak terkait

harga diri

Merasa lebih

dituntut orang tua

terkait harga diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 340: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

320

869

870

871

872

873

874

875

876

877

878

879

880

881

882

883

884

885

886

887

888

889

890

891

892

893

894

895

896

897

898

899

900

901

902

903

904

905

906

907

908

909

910

911

912

913

914

Ee jadi, menurutmu tentang

prestige orang tua, kamu anak

pertama, orang Batak, bisa

diceritakan lebih lanjut

bagaimana?

Ee, kayak misalkan ya itu kuliah gitu

ya. Ya mintanya, mintanya bagus,

cepet segala macem. Bisa..bisa apa..,

intinya mereka tuh bisa ee apa yang

keinginan mereka itu bisa

di…dicapai, kalau bisa ya lebih

melebihi target apa yang mereka

bayangkan.

Kayak misalkan ee cari kerja gini, itu

aku kan udah udaaah dapet kerja

cepet ya. Nah itu kan melewati apa

yang mereka bayangkan. Nah

makanya mereka tenang-tenang saja

dan senang-senang saja. Karena

mereka tahu ooh ternyata anaknya

punya kemampuan makanya mereka

diem-diem aja.

Nah ketika skripsi itu aku kan

cenderung main-main ya.

Maksudnya ada kecenderungan

untuk main-main, ada

kecenderungan males.

Mereka..mereka tuh meragukan

kemampuan aku yang ini bisa nggak

sih, nah kayak gitu.

Nah ketika kerja ini aku bener-

benerin, aku totalin. Ini udah

dipanggil, dibenerin, psikotesnya ya

bener-bener aja. Kalau emang tahu,

mana tahu yaa faking kemarin ya

udah (tertawa), pokoknya wawancara

yaaa pengalamannya gimana ya itu

diterima. Nah, ternyata keterima, nah

makanya mereka dari pengalaman itu

ketika diterima itu sekarang mereka

cuma tenang-tenang saja.

Maksudnya nggak ada nge-push-

push cepet cepet cepet. Nah mereka

malah bilang ketika aku mau mereka

malah mendukung, ketika…, Pa aku

Pandangan bahwa

orang tua menuntut

informan untuk bisa

melebihi target orang

tua (875-882)

Orang tua cenderung

tenang ketika

informan sudah

mencapai lebih target

orang tua (883-891)

Orang tua meragukan

kemampuan informan

karena tidak serius

(892-899)

Informan

membuktikan

keraguan orang tua

dengan melebihi

target orang tua (900-

903)

Informan mampu

melebihi target orang

tua, sehingga orang

tua cenderung tenang

dan mendukung (907-

914)

Harapan orang tua:

mampu melebihi

target orang tua

Informan mampu

melebihi target,

orang tua tenang

Merasa diragukan

kemampuannya

oleh orang tua

Usaha

membuktikan

kemampuan diri

dengan mencapai

lebih target orang

tua

Orang tua akan

mendukung saat

informan mampu

melebihi target

orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 341: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

321

915

916

917

918

919

920

921

922

923

924

925

926

927

928

929

930

931

932

933

934

935

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945

946

947

948

949

950

951

952

953

954

955

956

957

958

959

960

diwawancara sama perusahaan ini.

Oh ya sudah, yang benar, berdoa,

kayak gitu. Nah kalau misalnya

kemarin, Halo Pa, abang diterima di

Siloam, ya besok follow up, ya

berdoa. Kayak gitu aja. Jadi nggak

ada nge-push, ya udah yang bener,

segala macem atau gimana gitu.

Kadang mereka kalau misalkan kalau

misalkan butuh duit, bilang aja. Gitu.

Yaaa mendukung sih.

Lalu misalkan ke adikmu itu kan

nggak terlalu di push gitu ya.

Sedangkan kamu lebih di push.

Nah tadi kamu bilang lebih

berkaitan dengan prestige

merekalah yang ke anak pertama

itu bagaimana?

Emm, kalau aku melihat itu dulu

saya pernah bertanya-tanya. Kok,

treatment-nya kayaknya beda. Kok

gue yang yang didorong-dorong

terus, dipaksa-paksa terus. Lho,

Abang kan anak pertama, Abang kan

sebagai contoh. Dia bilang kayak

gitu.

Oh ya sudah, kalau udah bilang

kayak gitu ya sudah mau gimana

lagi, kenyataannya emang kayak

gitu. Nah habis itu aku juga…aku

juga…, coba tanya sama adikku.

Dalam artian bertanyanya ee

skripsinya sampai mana, tugas akhir

sampai mana, dan dia mengerjakan.

Nah terus aku tanya, eh elu ada

ditanya-tanya mama nggak. Cuma

disuruh ingatin aja, dikerjain, udah.

Ya udah. Maksudnya itu kan yang

berbeda. Yang satu dingatin, yang

satu diingatin tapi nadanya beda.

Yang satunya diingatin, mungkin yak

arena karakter si adikku juga sih.

Dia..dia lebih cuek juga. Kayak gitu.

Jadi yaaa sebenarnya kalau rasa

Merasa ada

perbedaan perlakuan

bahwa informan lebih

sering dipaksa karena

sebagai contoh (934-

941)

Sikap menerima

kenyataan bahwa diri

adalah anak sulung

yang menjadi contoh

(942-945)

Perbedaan perlakuan

informan sebagai

anak sulung dan adik:

- Orang tua

memaksa

informan, tapi pada

adik hanya sekedar

mengingatkan

(948-956)

- Informan merespon

paksaan orang tua

sebagai beban, adik

cenderung

mengabaikan

Menyadari

informan lebih

sering dituntut

karena sebagai

contoh adik

Sikap menerima

peran diri sebagai

anak sulung

- Informan

menyadari

perbedaan

perlakuan orang

tua pada diri dan

adik

- Informan

menyadari bahwa

perintah orang

tua dianggap

sebagai beban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 342: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

322

961

962

963

964

965

966

967

968

969

970

971

972

973

974

975

976

977

978

979

980

981

982

983

984

985

986

987

988

989

990

991

992

993

994

995

996

997

998

999

1000

1001

1002

1003

1004

1005

1006

intensitasnya itu ya kerasa sih,

maksudnya yang satu tuh ya

intensitasnya ee lebih besar sih untuk

ee dipaksa-paksa. Kalau yang satu ya

mungkin dipaksa, menurutku ya,

mungkin dipaksa, cuma dia

ngeresponnya responnya lain,

diabaikan. Maksudnya kalau aku

kalau diabaikan, ya wataknya juga

beda ya, kalau diabaikan nggak bisa

daripada itu jadi beban pikiran ya

udah diikutin aja.

Nah papa kan bilang kalau kamu

harus bisa mengalahkan papa,

istilahnya standarnya di papa. Nah

misal kalau papa jadi manajer

kamu harus jadi direktur. Kamu

merasa bahwa papa ngajak

saingan, jadi kayak menantang gtu

ya. Nah pemikiran ketika kamu

ditantang seperti itu gimana?

Pemikiran dulu baru pertama

kali…pertama kali ya apa waktu

ngobrol kayak gitu itu agak nggak

masuk akal maksudnya. Ee

maksudnya pemikiran aku sebagai

orang tua harusnya dia bisa dianggap

sebagai mentor ya. Gitu ya. Nah tapi

itu kok caranya lain. Nah jadi

agak…agak bertanya-tanya juga sih

ini maksudnya apa. Jadi dulu tuh

awal-awal tuh males sih dengerin,

agak dicuekin ketika dia ngomong

itu.

Tapi sekarang karena itu juga cukup

membantu ya maksudnya yaaaa betul

juga sih kalau misalkan mau saingan

sama siapa, ini udah ada standar

yang tinggi, coba aja. Nah sekarang

pemikirannya ya udah aku coba, dan

buktinya ya bisa. Bisa, maksudnya

yaa standar mereka tuh bisa dicapai.

Ya sebenarnya aku juga punya

standar tapi kalau menurut mereka

standarku tuh itu masih kecil.

peringatan orang

tua (957-972)

Pemikiran bahwa

seharusnya papa

sebagai mentor bukan

mengajak saingan

yang tidak masuk

akal (983-995)

Awalnya

mengabaikan, tapi

sekarang merasa

bahwa tantangan papa

membantu untuk bisa

mencapai lebih baik

(996-1003)

Informan punya

standar tapi dianggap

orang tua terlalu

Pandangan awal

bahwa keinginan

bapak tidak masuk

akal

mengalahkan

Saat ini, tantangan

bapak sebagai

motivasi untuk

mencapai lebih

baik

Standar informan

dianggap kecil,

sehingga orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 343: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

323

1007

1008

1009

1010

1011

1012

1013

1014

1015

1016

1017

1018

1019

1020

1021

1022

1023

1024

1025

1026

1027

1028

1029

1030

1031

1032

1033

1034

1035

1036

1037

1038

1039

1040

1041

1042

1043

1044

1045

1046

1047

1048

1049

1050

1051

1052

Mereka harus lebih tinggi. Kayak

gitu. Jadi kadang ya kalau menurutku

standarku aku berpikir sampai lima

aja cukup, nggak mau keluar dari

zona nyaman. Tapi kalau sama

mereka itu aku kecil, sampai

sepuluh, sampai lima belas, sampai

lebih jauh lagi. Kayak gitu sih.

Saat kamu ditantang itu

kejadiannya kapan? Masih ingat

nggak?

Pas baru-baru mulai skripsi sih, baru

awal mulai skripsi. Karenaaa

seingatku dulu…dulu pernah ya itu

ketika dia, dulu aku pernah bilang

teman-teman gue tuh banyak yang

lulusnya lama, lulusnya sampai lima

tahun. Jadi aku.., salah satu

pembelaannya kayak gitu. Temen-

temen gue tuh banyak, Pa, yang

empat tahun sedikit, Pa, bisa diitung

pakai jari. Yang 4,5 tahun juga

mereka tuh paling banyak lima

tahun.

Nah itu muncul pemikiran kayak

gitu. Jangan lihat orang lain, lihat aja

Papa. Nah kayak gitu. Seingatku tuh

awal mulanya kayak gitu. Ketika aku

memberi alasan (tertawa).

Nah itu, gimana perasaanmu

ketika kamu pertama kali

mendengar itu? Lihat aja Papa.

Awalnya tuh nggak nyaman. Ini

Bapak gue. Terus kenapa harus gitu?

Yaa tahu sih harus mencontoh yang

bagus, tapi kalau dulu…maksudnya

pas pada saat itu belum apa ya,

belum bisa menerima kenyataan.

Pada akhirnya oh ya sudah nyaman-

nyaman aja.

Semakin kesini semakin paham

gitu ya?

Iya, maksudnya dengan pemahaman

sendiri sih.

rendah (1004-1014)

Saat informan

dituntut, ia mencari

pembelaan yaitu

membandingkan diri

dengan orang lain

(1019-1031)

Papa menyuruh

informan untuk tidak

melihat standar orang

lain, namun standar

dari papa (1032-

1036)

Dulu merasa tidak

nyaman dan belum

menerima bahwa

standar keberhasilan

adalah pencapaian

papa, sekarang bisa

menerima (1041-

1048)

memberi lebih

tinggi

Pembelaan

informan sebagai

boomerang

Memandang bahwa

pencapaian bapak

merupakan standar

keberhasilan diri

Awalnya merasa

tidak nyaman jika

bapak sebagai

standar

keberhasilan,

sekarang menerima

kenyataan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 344: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

324

1053

1054

1055

1056

1057

1058

1059

1060

1061

1062

1063

1064

1065

1066

1067

1068

1069

1070

1071

1072

1073

1074

1075

1076

1077

1078

1079

1080

1081

1082

1083

1084

1085

1086

1087

1088

1089

1090

1091

1092

1093

1094

1095

1096

1097

1098

Oia, sebelumnya kamu sempet

ngomong merasa depresi, ya

mungkin menurutmu bahasanya

terlalu berat. Mungkin merasa

denial, menolak, pesimis terus

berat ketika harus menanggung

peran sebagai anak pertama,

apalagi orang Batak lagi. Gitu, nah

terus kamu bilang kenapa harus

saya, gitu. Nah sekarang ini kamu

lebih mencoba menyadari eem

menyadari kalau hal tersebut

kalau kemarin itu kamu defense

gitu. Kamus saat ini lebih

berefleksi tentang itu. Nah bisa

diceritakan nggak dulu itu

kejadiannya kapan ya ketika

kamu merasa depresi itu dan

menolak hal itu, kapan ya?

Ee mungkin kalau depresi itu tuh

terlau beratlah ya bahasanya.

Mungkin stress gitu. Itu dulu ketika

SMA sih. Jadi ee ya itu karena

banyak tuntutan, mau kesini, mau ke

rumah temen-temen itu dibatasi. Jadi

kalau dulu tuh misalkan kalau pergi

tuh..itu dibatasin. Jam 9 harus pulang

ya, kalau nggak tidur diluar. Kalau

kemaleman tidur diluar (tertawa). Ee

itu ya udah. Jadi, ee apa-apa tuh

harus anak pertama. anak pertama

tuh harus gini, ntar adik-adiknya

tuh… waktu itu itu tuh aku pernah

ngapain gitu, nah adik-adikku tuh

ngikutin. Nah habis itu tuh mereka

langsung nyalahin, tuh kan mereka

ngikutin juga kan, ini tuh gara-gara

Abang. Langsung disalahin. Ya udah

iya iya. Jadinya ya cuma iya iyain aja

sih. kalau…kalau di depan- adik-

adikku yaa nggak nggak yang apa

sih, seenak-enaknya gitu. Kayak gitu.

Bisa diceritakan lebih lanjut

menanggung peran sebagai anak

Informan stress

karena banyak

tuntutan yang harus

dipenuhi (1073-1078)

Informan stress

karena menjadi

contoh adik-adik,

sehingga informan

disalahkan ketika

adik meniru perilaku

yang buruk (1083-

1095)

Merasa stress

dengan banyaknya

tuntutan orang tua

Merasa stress

karena jadi sorotan,

menjadi teladan

adik dan sering

disalahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 345: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

325

1099

1100

1101

1102

1103

1104

1105

1106

1107

1108

1109

1110

1111

1112

1113

1114

1115

1116

1117

1118

1119

1120

1121

1122

1123

1124

1125

1126

1127

1128

1129

1130

1131

1132

1133

1134

1135

1136

1137

1138

1139

1140

1141

1142

1143

1144

pertama laki-laki itu perannya

seperti apa menurutmu yang

orang tua kasih ke kamu?

Ee perannya jadi mereka tuh

mengharapkan anak pertama tuh

harus bagus dalam artian yaaa karena

kalau dari aku yang kutangkap

selama…sampai saat ini, itu tuh ada

prestige-nya sih. maksudnya tuh itu

harga diri mereka.

Jadi, ee mereka tuh ingin anak-

anaknya tuh menjadi orang, orang.

Jadi, kalau mau jadi gini, nah nanti

tuh mama yang senang. Nah

misalkan ee anaknya jadi ini,

anaknya jadi itu, anaknya jadi gitu.

Itu tuh mama yang senang. Itu

bukan..bukan orangnya yang senang.

Nah itu aku..ee itu kan ada muatan

yaaaa harga diri mereka sih gitu. Dan

kalau hal itu bukan hanya anak

pertama saja.

Ya sebenarnya semua anak itu

dikasih tuntutan yang sama sih,

bagiku yang anak anak pertama itu

yang lebih banyak kayaknya. Abang

harus bisa kayak gini ya. Kenapa?

Karena anak pertama. Dulu tuh pas

SMA sampai kuliah sempat gitu, tapi

sekarang udah udah nggak.

Nah gimana cara kamu mengatasi

hal-hal tersebut, stress akibat hal

tersebut itu, perasaan menolak

perkataan orang tua itu?

Kalau dulu tuh dibiarin ya. Ya cuek

gitu. Dibiarin, cuek dan yaa coba lari

me mengabaikan.

Tapi kalau sekarang coba dicari jalan

keluarnya sih. jadi ya win-win

solution gitu. Menurutku kayak gini,

menurut mereka seperti apa, nah

bagusnya gimana. Kayak gitu. Kalau

dulu ya itu mengabaikan, cuek. Jadi

Pandangan bahwa

orang tua

mengharapkan

informan untuk bisa

menaikkan harga diri

orang tua (1102-

1108)

Semua anak dituntut

untuk bisa menaikkan

harag diri keluarga

(1109-1120)

Informa merasa

memiliki porsi lebih

besar dalam tuntutan

orang tua (1121-

1126)

Dulu merespon

harapan orang tua

dengan cuek, lari dan

mengabaikan (1134-

1136)

Sekarang solusi

harapan orang tua

yang membuat marah

dengan win-win

solution (1139-1146)

Pandangan anak

sulung cerminan

harga diri orang tua

Pandangan bahwa

harga diri orang tua

berada pada

keberhasilan anak

Merasa porsi

harapan orang tua

lebih besar ke anak

sulung

Dulu merespon

harapan orang tua

dengan

mengabaikan

Win-win solution

cara mengatasi

akibat harapan

orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 346: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

326

1145

1146

1147

1148

1149

1150

1151

1152

1153

1154

1155

1156

1157

1158

1159

1160

1161

1162

1163

1164

1165

1166

1167

1168

1169

1170

1171

1172

1173

1174

1175

1176

1177

1178

1179

1180

1181

1182

1183

1184

1185

1186

1187

1188

1189

1190

perasaannya kalau lagi marah ya

udah dibiarin aja.

Ee berarti perasaan denialmu itu

diabaikan gitu atau kamu punya

solusinya mengatasi itu?

Itu dulu pas SMA itu terkadang di

repres. Jadi ya udahlah dibiarin aja.

Di repres, jadi yaa nggak cari jalan

keluar sih, kayak gitu. Ya bisanya

cuma di repres ya.

Kamu menyadari itu saat baru

saat ini atau kapan?

Ketika sudah belajar psikologi. Ya

banyak belajar itu. Ketika udah

belajar psikologi ooh ternyata saya

merepres. Ketika disuruh kayak gini,

nggak mau, terus repres.

Lalu saat ini kamu mengatasi

permasalahan seperti itu

bagaimana?

Kalau sekarang ketika ada masalah

dengan orang tua, itu cenderung ya

dikomunikasikan. Jadi yaa..asertif

sih. Belajar asertif. Ee perasaan saya

gimana saat itu, oh saya tidak

senang, tidak senang kenapa karena

seperti ini, menurut saya. Nah, kalau

mama gimana? Nah, menurut papa

mama gimana? Kalau menurut gue

sih kayak gini. Jadi ya leih belajar

asertif sih kalau sekarang.

Misal contohnya itu pernah dalam

situasi apa?

Kalau itu misalkan ya kayak kemarin

ee cari kerja. Ma, kalau menurut gue

kayak gini, gue tuh nggak suka

karena gini gini gini….

Perusahaannya tuh gini gini. Nah

mungkin perusahaannya tuh besar,

ketemu dengan orangnya aja udah

kayak gini. Itu baru wawancara,

belum kerja. Nah, alasan gue kayak

gini gini gini. Jadi dijelasin

alasannya gimana, nah menurut

mama gimana. Menurut mama kayak

Dulu cenderung

merepes perasaan

negatif yang muncul

akibat harapan orang

tua (1151-1155)

Sekarang sudah

belajar psikologi

sehingga membantu

mengetahui bahwa

diri merpres perasaan

negatif (1158-1162)

Saat ini, informan

cenderung

berkomunikasi

kepada orang tua

terkait perasaan dan

pendapatnya (1166-

1176)

Contoh asertif:

berdiskusi dengan

orang tua untuk

menemukan solusi

pekerjaan (1179-

1191)

Dulu, koping akibat

harapan orang tua:

merepresi

Pengetahuan

membantu

informan

menyadari koping

yang adaptif

Penyelesaian

masalah perasaan

akibat harapan

orang tua dengan

bersikap asertif

(komunikasi

perasaan dan

pendapat)

Contoh asertif:

berdiskusi dengan

orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 347: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

327

1191

1192

1193

1194

1195

1196

1197

1198

1199

1200

1201

1202

1203

1204

1205

1206

1207

1208

1209

1210

1211

1212

1213

1214

1215

1216

1217

1218

1219

1220

1221

1222

1223

1224

1225

1226

1227

1228

1229

1230

1231

1232

1233

1234

1235

1236

gini gini gini. Tapi menurut gue gini.

Berarti cara penyampaian itu pun

termasuk salah satu penyelesaian

dari apa yang kamu rasakan

daripada dipendam gitu ya?

Ya kalau sekarang caranya lebih

seperti itu. Belajar asertif sih

sekarang. Kalau dulu ya dipendam.

Ee kalau dulu tuh kenapa di repres

karena nggak berani. Nggak berani

ngomong sama orang tua, takut

dimarahi segala macem. Yaa habis

itu ee ya merasa..ee merasa nggak

nyaman sih. Karena dulu tuh tidak

terbiasa untuk mengungkapkan

perasaan……dan adikku juga gitu.

Mereka tidak terbiasa. Ya sekarang

yang terbiasa cuma aku aja dan itu

ada kaitannya sama belajar psikologi.

Jadi ya amap yang dipelajari juga

sih. gitu.

Nah, tadi kamu sempat

menyinggung mengenai win-win

solution. Maksudnya dalam ee

menyelesaikan masalah ketika

dengan orang tua menyelesaikan

dengan win-win solution. Yang

sampai sekarang pernah dicapai

dengan win-win solution itu

permasalahan gimana?

Ee misalkan kerja kemarin ya, ee

gitu. Aku bilang aku tidak di

perusahaan ini, tidak mau. Aku

jelasin ya itu ya papa, oh ya sudah di

coba saja, atau bisa jadi tempat

belajar, nambah pengalaman segala

macem. Ya sudah, oh ya. Jadi

maksud…maksudnya…maksudku

tuh seperti ini, coba dilihat dulu.

Nah, pada akhirnya, oh ya dicoba

saja. Nah kalau dulu ee maksudnya,

maksudku kayak gini, maksud dia

kayak gini, ya itu bentrok, dan

akhirnya direpres. Nah kalau

Dulu merepres

perasaan karena tidak

berani dan tidak

nyaman

mengungkapkan

(1197-1212)

Penyelesaian masalah

dnegan win-win

solution, yaitu

menyampaikan

maksud informan dan

mendengarkan

maksud papa (1223-

1238)

- Merepres karena

tidak biasa

mengungkapkan

perasaan karena

takut dimarahi

- Pengetahuan

membuat

informan mampu

asertif

Win-win solution

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 348: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

328

1237

1238

1239

1240

1241

1242

1243

1244

1245

1246

1247

1248

1249

1250

1251

1252

1253

1254

1255

1256

1257

1258

1259

1260

1261

1262

1263

1264

1265

1266

1267

1268

1269

1270

1271

1272

1273

1274

1275

1276

1277

1278

1279

1280

1281

1282

sekarang, ya gitu, maksudku tuh

kayak gini, ya coba aja, baik-baik.

Nah, ketika kamu disuruh orang

tua melakukan sesuatu yang

mereka harapkan, misalkan

seperti nggarap skripsi kemarin

itu, kamu lebih senang meng-iya-

kan yang dikatakan orang tua,

dikerjakan. Nah, ee terus aat itu

kamu sering merasakan capek

secara emosi. Ini karena kamu

sering ditekan. Kayak dulu pernah

disuruh masuk IPA. Sering

ditekan juga karena anak pertama

laki-laki. Bisa dijelaskan capek

secara emosi akibat tekanan orang

tua itu yang seperti apa?

Kesal sih. Kesal….mau marah sama

orang tua. Itu kan kesal sendiri. Jadi

terkadang malah cenderung

menyalahkan diri sendiri.

Menyalahkan gimana?

Jadi misalkan ee nggak masuk nggak

masuk IPA. Kenapa sih nggak bener-

bener belajar? Ini pada akhirnya

kalau dulu tuh kayak gitu. Kenapa

sih nggak belajar. Kalau sekarang

tuh yaa…ya itu tadi. Ada apa-apa

diomongin dulu sama orang tua. Jadi

ya komunikasi dua arah.

Penyelesaiannya gitu. Bukannya

langsung nggak nggak mau. Kalau

dulu tuh, kalau dulu tuh langsung eee

kamu…jadi bilang, Pa e gue nggak

mau. Pada akhirnya kenapa,

gimana… Kalau sekarang nggak

mau karena begini gini gini. Menurut

gue gini gini gini. Habis itu ntar

mereka ya kan kalau misalnya nggak

disetujui kan mereka

mengungkapkan pernyataan mereka,

menurut mereka. Ya udah. Menurut

gue tuh gini, Ma. Gitu.

Eem menurutmu ketika kamu

Mendapat tekanan

dari orang tua

membuat informan

merasa kesal dan

marah yang tidak

tersalurkan, sehingga

menyalahkan diri

sendiri (1255-1258)

Saat ini

berkomunikasi dua

arah untuk

mengungkapkan

pendapat dan diskusi

(1264-1280)

Dulu, menyalahkan

diri sendiri karena

kesal dan marah

akibat tekanan

orang tua

- Komunikasi dua

arah sebagai

solusi tuntutan

orang tua

- Asertif sebagai

solusi dari

tuntutan orang

tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 349: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

329

1283

1284

1285

1286

1287

1288

1289

1290

1291

1292

1293

1294

1295

1296

1297

1298

1299

1300

1301

1302

1303

1304

1305

1306

1307

1308

1309

1310

1311

1312

1313

1314

1315

1316

1317

1318

1319

1320

1321

1322

1323

1324

1325

1326

1327

1328

menyelesaikan suatu

permasalahan dan menyelesaikan

dengan komunikasi dua arah gitu

efektif atau nggak?

Sekali. Sangat efektif. Ee maksudnya

aku belajar eee ada belajar

komunikasi di psikologi. Ternyata

ada cara berkomunikasi. Komunikasi

itu ada dua arah, satu arah, habis itu

yang gimana-gimana. Nah itu aku

belajar, belajar. Ee kalau dulu tuh

cuma seperti tidak efektif, pesanku

tidak tersampaikan dengan baik. Nah

sekarang kalau aku ngomong ada

feedback, feedback. Ntar mereka

ngomong aku feedback. Aku lihat

mereka coba nangkap perasaan

mereka gimana di…di pas ending-

nya. Oh…oh… Kalau udah tahu aku

kasih feedback.

Kalau misal feedback orang tua

tidak sesuai dengan pemikiranmu

itu gimana?

Kalau emang cocok itu gue denger,

seperti yang ee pesan mereka itu.

Disuruh kayak Papa itu kan. Eee

Abang tuh kayak Papa. Nah kalau

dulu kan apaan sih. Nah kalau

sekarang ee maksudnya feedback-

nya aku ikutin. Nah kalau dulu tuh

pas awal-awal ee Papa tuh pernah

bilang ee daftar aja. Nanti kalau udah

daftar ikut aja wawancara. Emang

kenapa? Nggak mau gue. Capek.

Nggak papa kan bisa belajar kan?

Ketemu orang wawancara. Nah kalau

dulu pemikirannya nggak mau.

Kalau sekarag dipikir-pikir, oh iya

juga sih. karena ketemu orang,

wawancara, orangnya gimana. Kayak

gitu. Jadi diikutin. Nah, kalau…dia

juga pernah bilang, kalau masuk

HRD kan harus belajar UUD tenaga

kerja. Belejar ini…BPJS, segala

macem. Ee nggak ah gue nggak mau.

Ee tapi tuh harus! Ee itu Papa udah

Mempelajari

komunikasi dua arah

di psikologi sangat

membantu dan

efektif, karena pesan

tersampaikan dengan

baik dan memperoleh

feedback (1287-1302)

Sekarang infroman

mendengarkan dan

mengikuti feedback

dari orang tua cocok

jika sesuai dengan

diri (1306-1331)

- Berkomunikasi

dua arah efektif

dalam keluarga

- Pengetahuan

membantu

informan

Saat ini terbuka

terhadap arahan

yang sesuai dengan

diri informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 350: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

330

1329

1330

1331

tanya sama orang-orang HRD. Oh

gitu? Oya udah. Ya udah jadinya

belajar sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 351: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

331

Lampiran 16

PROTOKOL WAWANCARA

Data Diri Informan Penelitian

Waktu wawancara (hari/ tanggal/ jam) :

Durasi wawancara :

Tempat wawancara :

Inisial informan :

Jenis kelamin :

Usia :

Suku bangsa :

Pekerjaan :

Kegiatan saat ini :

Jumlah saudara kandung :

Usia dan jenis kelamin saudara kandung :

Panduan Wawancara

1. Rapor

a. Salam dan perkenalan

b. Menjelaskan tujuan pertemuan

c. Menjelaskan peran informan

d. Informed consent dengan surat pernyataan persetujuan wawamcara

e. Menggali data diri informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 352: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

332

2. Menggali data

a. Memberikan instruksi, bahwa silakan menjawab pertanyaan saya

sesuai dengan keadaan diri Anda, serta tidak ada jawaban yang

benar atau salah

b. Mengajukan pertanyaan

No Panduan Pertanyaan

1. Bisakah diceritakan bagaimana kehidupan Anda sebagai anak

sulung?

2. Dapatkah Anda ceritakan apa yang Anda rasakan selama ini sebagai

anak sulung?

3. Dapatkah Anda ceritakan apa yang muncul dipikiran Anda sebagai

anak sulung?

4. Bagaimana hubungan Anda dengan orang tua?

5. Adakah harapan orang tua yang ditujukan kepada Anda sebagai

anak sulung? Bisa diceritakan lebih lanjut?

6. Bagaimana pandangan Anda mengenai harapan-harapan tersebut?

7. Dapatkan Anda ceritakan apa yang Anda rasakan terhadap harapan-

harapan orang tua yang ditujukan kepada Anda?

8. Dapatkan Anda ceritakan apa yang Anda pikirkan mengenai

harapan-harapan orang tua yang ditujukan kepada Anda?

9. Bagaimana Anda mewujudkan harapan-harapan orang tua tersebut?

10. Dampak seperti apa yang muncul akibat harapan-harapan orang tua

terhadap Anda?

11. Apakah ada perubahan pada diri Anda akibat dari harapan-harapan

orang tua yang ditujukan kepada Anda? (Bisakah Anda ceritakan

bagaimana perubahan itu terjadi?)

12. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif yang muncul akibat dari

harapan orang tua terhadap Anda?

13. Apakah cara tersebut efektif bagi Anda untuk mengatasi dampak

negatif yang muncul?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 353: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

333

3. Penutup

a. Ucapan terimakasih

b. Kesepakatan waktu pertemuan selanjutnya jika ada data yang ingin

dilengkapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 354: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

334

Lampiran 17: Informed Consent

Informan yang terhormat,

Dengan surat ini, saya mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, dibawah ini:

Nama : Uli Yunistra Rosari Silaen

NIM : 109114149

dengan skripsi yang berjudul “Pengalaman dan Strategi Koping Anak Sulung

terhadap Harapan Orang Tua”, memohon kesediaan Saudara untuk

berpartisipasi menjadi informan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan

untuk menggali bagaimana pengalaman anak sulung terhadap harapan orang tua

serta mengetahui bagaimana anak sulung mengatasi situasi stres yang diakibatkan

dari harapan orang tua. Keuntungan yang Anda peroleh jika berpartisipasi dalam

penelitian ini adalah dapat merefleksikan kembali pengalaman Anda sebagai anak

sulung dan bagaimana Anda memproses pengalaman dari situasi stres yang

ditimbulkan dari harapan orang tua terhadap Anda. Partisipasi Anda juga akan

memberikan sumbangan bagi keilmuan psikologi, khususunya psikologi

perkembangan, psikologi klinis, dan psikologi keluarga.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, yaitu peneliti

akan mengajukan pertanyaan terkait tujuan penelitian dan Anda diminta untuk

menjawab. Selama proses, diperlukan informasi yang jujur dan sesuai keadaan

Anda, sehingga Anda perlu mengingat-ingat kembali mengenai pengalaman

sebelumnya. Anda diperbolehkan untuk menghentikan wawancara atau mundur

dari proses ini, jika Anda merasa kurang nyaman atau muncul emosi yang tidak

enak dalam diri Anda. Wawancara dapat dilakukan kapan pun sesuai dengan

kesepakatan dan ketika Anda nyaman untuk bercerita. Hasil wawancara akan

direkam menggunakan digital voice recorder.

Data wawancara akan dijamin kerahasiaanya. Peneliti akan

menggunakan inisial sebagai pengganti nama. Selain itu, data hanya akan

didiskusikan dengan dosen pembimbing maupaun orang yang dianggap ahli yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 355: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

335

telah dipilih oleh peneliti. Anda berhak mengajukan pertanyaan terkait proses ini,

maupun mengetahui hasil dari penelitian ini. Anda secara sukarela dan dengan

sadar membuat keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Tanda tangan

Anda menyatakan bahwa Anda telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Namun, hal ini tidak mengikat keberadaan Anda untuk menjadi

informan penelitian hingga proses ini berakhir.

Atas kesediaan dan partisipasinya, saya ucapakan terima kasih.

Yogyakarta, 2015

Peneliti,

_____________________ ________________________

Informan Penelitian Uli Yunistra Rosari Silaen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 356: PENGALAMAN ANAK SULUNG TERHADAP HARAPAN … · Sikap tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua, sehingga mereka memilih bersikap pasif. Namun adanya kesadaran diri mengenai

336

Lampiran 18

SURAT PENYATAAN

PERSETUJUAN WAWANCARA

Dengan surat ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk

diwawancarai selama proses pengambilan data untuk keperluan skripsi mahasiswa

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dibawah ini:

Nama : Uli Yunistra Rosari Silaen

NIM : 109114149

dengan skripsi yang berjudul “Pengalaman dan Strategi Koping Anak Sulung

terhadap Harapan Orang Tua”.

Saya bersedia untuk memberikan informasi dengan jujur yang sesuai

dengan keadaan diri saya. Saya juga memberikan ijin kepada peneliti untuk

merekam dan mencatat hasil pembicaraan selama proses wawancara berlangsung.

Surat ini dibuat secara sadar tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Saya berharap hasil dari wawancara ini tidak disalahgunakan dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian. Terimakasih.

Yogyakarta, 2015

………………………………..

Informan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI