5
1. Pengakuan dan pengukuran hibah aktiva yang dapat diakui oleh perusahaan sebagai asset perusahaan. harus dapat dikapitalisasi, yaitu dengan cara Yang dikapitalisasi = Harga Perolehan + Biaya yang dikeluarkan dalam mempersiapkan aktiva tersebut untuk penggunaan yang dimaksudkan Harga Perolehan = Nilai Pasar Wajar aktiva diterima (jika aktiva diperoleh dengan cara membeli); atau Kas yang dibayarkan ditambah Nilai Pasar Wajar aktiva yang diberikan (jika aktiva diperoleh dengan cara pertukaran). hibah atau sumbangan yang harga perolehan (acquired cost) tidak diketahui, bisa menggunakan harga pasar wajar (fair market value). Jika aktiva-nya berupa sumbangan (donasi). dan nilai aktiva-nya tergolong tinggi (tanah atau bangunan) penilaian sebaiknya dilakukan dengan melibatkan valuator profesional, independent appraiser misalnya, Hasil penilaian yang dirilis oleh appraiser independent ditambah jasa (ongkos) penilaian diakui sebagai aktiva. Pencatatannya adalah [Debit]. Aktiva (pada Nilai Pasar Wajar) = xx [Kredit]. Pendapatan = xx 10. Perusahaan harus segera mengakui setiap aktiva yang dimiliki dan mengelompokkannya sebagai aktiva tetap, apabila aktiva yang dimaksud memenuhi pengertian dan memiliki sifat-sifat sebagai aktiva tetap. Mengenai pengakuan aktiva tetap ini, Ikatan Akuntan Indonesia memberikan pernyataan dalam PSAK Nomor 16 paragraf 06, yaitu: (Ikatan Akuntan Indonesia, op.cit., No 16 paragraf 6) Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap apabila:

Pengakuan Dan Pengukuran Hibah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengakuan Dan Pengukuran Hibah

Citation preview

1. Pengakuan dan pengukuran hibah

aktiva yang dapat diakui oleh perusahaan sebagai asset perusahaan. harus dapat dikapitalisasi, yaitu dengan cara

Yang dikapitalisasi = Harga Perolehan + Biaya yang dikeluarkan dalam mempersiapkan aktiva tersebut untuk penggunaan yang dimaksudkan

Harga Perolehan = Nilai Pasar Wajar aktiva diterima (jika aktiva diperoleh dengan cara membeli); atau Kas yang dibayarkan ditambah Nilai Pasar Wajar aktiva yang diberikan (jika aktiva diperoleh dengan cara pertukaran).

hibah atau sumbangan yang harga perolehan (acquired cost) tidak diketahui, bisa menggunakan harga pasar wajar (fair market value). Jika aktiva-nya berupa sumbangan (donasi). dan nilai aktiva-nya tergolong tinggi (tanah atau bangunan) penilaian sebaiknya dilakukan dengan melibatkan valuator profesional, independent appraiser misalnya, Hasil penilaian yang dirilis oleh appraiser independent ditambah jasa (ongkos) penilaian diakui sebagai aktiva.Pencatatannya adalah

[Debit]. Aktiva (pada Nilai Pasar Wajar) = xx

[Kredit]. Pendapatan = xx

10. Perusahaan harus segera mengakui setiap aktiva yang dimiliki dan mengelompokkannya sebagai aktiva tetap, apabila aktiva yang dimaksud memenuhi pengertian dan memiliki sifat-sifat sebagai aktiva tetap. Mengenai pengakuan aktiva tetap ini, Ikatan Akuntan Indonesia memberikan pernyataan dalam PSAK Nomor 16 paragraf 06, yaitu: (Ikatan Akuntan Indonesia, op.cit., No 16 paragraf 6)

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap apabila:

Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk dapat menilai apakah manfaat keekonomisan di masa yang akan datang tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan maka harus di nilai tingkat kepastian terjadinya aliran manfaat keekonomisan tersebut, yang juga memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima resiko terkait.

Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua mengarah kepada bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya.

dalam hal aktiva tetap baru akan dipesan, dan belum dapat dikelompokkan kedalam aktiva tetap dalam 2 sarat yaitu manfaat ekonomis dan biaya perolehannya belum dapat diukur, maka aktiva tersebut belum dapat diakui sebagai aktiva tetap perusahaan

13. Perusahaan harus segera mengakui setiap aktiva yang dimiliki dan mengelompokkannya sebagai aktiva tetap, apabila aktiva yang dimaksud memenuhi pengertian dan memiliki sifat-sifat sebagai aktiva tetap. Mengenai pengakuan aktiva tetap ini, Ikatan Akuntan Indonesia memberikan pernyataan dalam PSAK Nomor 16 paragraf 06, yaitu: (Ikatan Akuntan Indonesia, op.cit., No 16 paragraf 6)

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap apabila:

Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk dapat menilai apakah manfaat keekonomisan di masa yang akan datang tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan maka harus di nilai tingkat kepastian terjadinya aliran manfaat keekonomisan tersebut, yang juga memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima resiko terkait.

Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua mengarah kepada bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya.

dalam hal penggunaan fasilitas umum seperti jalan raya, ataupun fasilitas yang diperoleh dari alam, seperti air dan udara, sejauh fasilitas tersebut belum dapat dikelompokkan kedalam aktiva tetap dalam 2 syarat yaitu manfaat ekonomis dan biaya perolehannya belum dapat diukur, maka aktiva tersebut belum dapat diakui sebagai aktiva tetap perusahaan, terkecuali apabila air ataupun jalan raya tersebut dikuasai sepenuhnya dalam pengelolaannya, dan tidak bersifat umum maka dapat diakui sebagai asset perusahaan

31. 1. Kapitalisasi Biaya R&DPSAK 19 mendefinisikan Riset sebagai penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. (Research is original and planned investigation undertaken with the prospect of gaining new scientific or technical knowledge and understanding). Sedangkan Pengembangan didefinisikan sebagai penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan yang substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian (Development is the application of research findings or other knowledge to a plan or design for the production of new or substantially improved materials, devices, products, processes, systems or services prior to the commencement of commercial production or use).

Paragraf 36 PSAK 19 mengatur bahwa perusahaan tidak boleh mengakui aset tidak berwujud yng timbul dari riset (atau dari tahap riset pada suatu proyek internal). Pengeluaran untuk riset (atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

(Research costs should be recognized as an expense in the period in which they are incurred and should not be recognized as an asset in a subsequent period).

Selanjutnya dalam paragraf 37 dijelaskan bahwasanya pernyataan ini menganut pandangan bahwa dalam tahap riset pada suatu proyek, suatu perusahaan tidak dapat menunjukkan telah adanya suatu aset tidak berwujud yang akan dapat menghasilkan manfaat ekonomis masa depan. Dengan demikian, pengeluaran untuk riset selalu diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

Paragraf 39 mengatur bahwa suatu aset tidak berwujud yang timbul dari pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada suatu proyek internal) diakui jika, dan hanya jika, perusahaan dapat menunjukkan semua hal berikut ini :

1. kelayakan teknis penyelesaian aset tidak berwujud tersebut sehingga aset tersebut dapat digunakan atau dijual;

2. niat untuk menyelesaikan aset tidak berwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya;

3. kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset tidak berwujud tersebut;

4. cara aset tidak berwujud menghasilkan kemungkinan manfaat ekonomis masa depan, yaitu antara lain perusahaan harus mampu menunjukkan adanya pasar bagi keluaran aset tidak berwujud atau pasar atas aset tidak berwujud itu sendiri, atau, jika aset tidak berwujud itu akan digunakan secara internal, perusahaan harus mampu menunjukkan kegunaan asset tidak berwujud tersebut;

5. tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan pengembangan aset tidak berwujud dan menggunakan atau menjual aset tersebut; dan

6. kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset tidak berwujud selama pengembangannya.

The development costs of a project should be recognized as an expense in the period in which they are incurred. Development costs are capitalized only after technical and commercial feasibility of the asset for sale or use have been established. This means that the enterprise must intend and be able to complete the intangible asset and either use it or sell it and be able to demonstrate how the asset will generate future economic benefits. Development costs initially recognized as an expense should not be recognized as an asset in a subsequent period. Jika biaya pengembangan memenuhi persyaratan aset tidak berwujud, maka mekanisme amortisasinya harus memperhatikan paragraf 58 PSAK 19 yang mengatur bahwa jumlah yang dapat diamortisasi dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat suatu aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap digunakan. Amortisasi harus mulai dihitung saat aset siap untuk digunakan.

Jika sekiranya perusahaan menetapkan masa manfaat aset tidak berwujud lebih dari 20 tahun, maka berdasarkan paragraf 88 diatur bahwa dalam laporan keuangan harus diungkapkan alasan perusahaan tidak mengikuti asumsi umum, yaitu masa manfaat suatu aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset tersebut tersedia untuk digunakan. Dalam memberikan alasan tersebut, perusahaan harus menjelaskan faktor-faktor penting dalam menentukan masa manfaat aset.

Kemudian, dalam paragraf 90 diatur bahwa laporan keuangan harus mengungkapkan jumlah keseluruhan pengeluaran riset dan pengembangan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.

Kesimpulan1. Pengeluaran untuk Riset harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya2. Pengeluaran untuk Pengembangan harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali jika, dan hanya jika memenuhi ke-enam syarat tersebut di atas, pengeluaran untuk pengembangan dibukukan sebagai aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak lebih dari 20 tahun.

2. Kapitalisasi biaya Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi