21
PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA SKIZOFRENIA ARTIKEL ILMIAH OLEH BHINA HANGUDIO HUTAMA BARAPINTA NIM 130811606724 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI MARET 2018

PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA

SKIZOFRENIA

ARTIKEL ILMIAH

OLEH

BHINA HANGUDIO HUTAMA BARAPINTA

NIM 130811606724

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

MARET 2018

Page 2: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA

SKIZOFRENIA

Artikel Ilmiah

diajukan kepada

Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Sarjana Psikologi

OLEH

BHINA HANGUDIO HUTAMA BARAPINTA

NIM 130811606724

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

MARET 2018

Page 3: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA

SKIZOFRENIA

ARTIKEL ILMIAH

diajukan kepada

Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Sarjana Psikologi

OLEH

BHINA HANGUDIO HUTAMA BARAPINTA

NIM 130811606724

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

MARET 2018

Page 4: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan
Page 5: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan
Page 6: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

1

PENERIMAAN ORANGTUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA SKIZOFRENIA

Bhina Hangudio Hutama Barapinta, Fattah Hanurawan, Indah Yasminum Suhanti

Universitas Negerti Malang

E-mail: [email protected]

ABSTRACK : The biggest schizophrenic in Indonesia is located in Java that are from

East Java and Central Java, which is still directly proportional, among the large number

of patients is still being prisoners stock, The purpose of this research is to know how

the parents attitude of Javanese Ethnic about his son who suffered schizophrenia, how

was the acceptance type of that and what was the culture characteristics in motivated

the acceptance emerge of that. This research was conducted by case study of

ethnography model with indepth interview data collection tool. Based on the research

result known that the parents’ acceptance of Javanese Ethnic showed in caring, loving,

supporting, caring for children behavior, and prepared to be physically close with

children. The parents’ acceptance is motivated by a sense of responsibility, there are

three manifestations from sense of responsibility behavior such as patience, defeat, and

educate.

ABSTRAK : Penderita skizofrenia terbesar di Indonesia terletak di bagian pulau Jawa,

tepatnya pada Jawa timur dan Jawa tengah, masih berbanding lurus, di antara

banyaknya jumlah penderita masih banyak yang dipasung, ini yang menggugah peneliti

untuk meninjau lebih jauh, sebagian dari orang tua penderita yang mampu untuk

memilih tidak memasung dan menerima keadaan anaknya yang menderita skizofrenia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap orang tua Etnis Jawa

terhadap anaknya yang mengidap gangguan jiwa Skizofrenia, bagaimana bentuk dari

penerimaan tersebut dan apa peranan budaya dalam mendorong munculnya

penerimaan tersebut. Penelitian dilaksanakan dengan model studi kasus etnografi.

Hasil dari penelitian diketahui bahwa penerimaan orang tua etnis Jawa ditunjukkan

dengan perilaku peduli, menyayangi, mendukung, merawat anak, dan bersedia untuk

Page 7: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

2

berdekatan secara fisik dengan anak. Dalam istilah Jawa perilaku tersebut muncul

dalam 3 hal yaitu mengalah, sabar, dan mendidik.

Kata Kunci : Penerimaan, orang tua, Etnis Jawa, Skizofrenia

Berdasarkan data hasil Riskesdas 2013 dan dikombinasi dengan data rutin dari

Pusdatin (Budjianto, 2015) didapati bahwa Jawa timur menduduki peringkat 1 daerah

dengan jumlah pengidap skizofrenia tertinggi di Indonesia dengan jumlah pengidap

mencapai 63.483 ribu jiwa dan pada posisi kedua adalah Jawa tengah. Jumlah pengidap

skizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan oleh Karsono

selaku anggota seksi E DPRD Jawa tengah (dalam Wibowo, 2016). Banyaknya

jumlah penderita skizofrenia di daerah dengan latar belakang kebudayaan Jawa

berbanding lurus dengan angka pemasungan yang juga tinggi, bahwa sedikitnya 731

warga penderita gangguan jiwa di 26 kabupaten/kota masih dipasung itu adalah data

dari blog resmi Bappeda Jawa Timur (2014), informasi ini di update pada tahun 2016

meningkat menjadi 1200 penderita gangguan jiwa yang masih di pasung, dan telah di

bebaskan sebanyak 459 penderita itu adalah informasi yang disediakan oleh Mensos

(dalam web antarajatim.com 2017).Sedangkan di kabupaten Trenggalek sendiri juga

masih terdapat banyak penderita gangguan jiwa yang dipasung oleh pihak keluarga

sekitar 60 penderita skizofrenia yang masih dipasung oleh keluarga (Antaranews.com.

2013).

A. Pengasuhan Orangtua

Pengasuhan adalah sebuah proses interaksi antara 2 pihak, yaitu dari orang tua

kepada anak, baik secara fisik, emosi, sosial, emosional, intelektual, baik dari anak

Page 8: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

3

masih kecil sampai dewasa (Kemendikbud, 2016). Pengasuhan orang tua dapat

diklasifikasikan berdasarkan kombinasi dari penerimaan dan responsivitas (Maccoboy

dan Martin dalam Santrock, 2012), berdasarkan penerimaan rang tua akan

memperlakukan/berinteraksi dengan anak secara berbeda, ada 5 bentuk dari pola asih

tersebut yaitu otoritarian, orotitatif, pengasuhan yang melalaikan, pengasuhan yang

memanjakan, dan permisif.

B. Penerimaan Orangtua Etnis Jawa

(Rohner, dkk 2012) menyebutkan ciri khas yang terdapat dalam sebuah

penerimaan orang tua adalah warmth atau kehangatan, kehangatan ditunjukkan oleh

orang tua dalam bentuk perilaku kasih sayang, keramahan, kepedulian, kenyamanan,

merawat anak, pengasuhan, dukungan, atau yang sederhana adalah membuat anak

merasa dicintai dan disayangi. Perilaku tersebut dapat temamati secara fisik dan verbal.

Dalam psikologi raos yang ditulis oleh Suryomentraman (dalam Sugiarto, 2014) orang

tua pada umumnya memiliki Raos sih yaitu kasih sayang yang tanpa batas kepada

anaknya, perasaan ini dapat tumbuh menjadi subur apabila orang tua telah mampu

untuk menghilangkan Karmadangsa.

C. Penerimaan Orang Tua Etnis Jawa Pada Penderita Skizofrenia

Penerimaan keluarga dengan pasien skizofrenia pada awalnya berupa

penyerahan sepenuhnya kepada tenaga medis, maupun pihak-pihak yang bersedia

membantu keluarga dalam mengatasi Skizofrenia, proses penerimaan yang dialami

masing-masing keluarga memiliki keunikan yang beragam, hal ini dipengaruhi oleh

pengetahuan dan pemahaman keluarga skizofrenia yang diperoleh melalui informasi

dari berbagai sumber, pada awalnya keluarga akan menolak pasien skizofrenia, hal ini

Page 9: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

4

dilakukan oleh keluarga dengan tidak mencari informasi, merawat dengan merantai

kaki, mengasingkan, dan berperilaku kasar selama penderita skizofrenia berada di

rumah, dan keluarga menolak untuk menjenguk di rumah sakit jiwa. Dalam proses

penerimaan saudara kandung dapat melaluinya dengan lebih cepat dibandingkan

dengan orang tua pasien, semakin lama seseorang mengalami skizofrenia maka

semakin besar pula kemungkinan ia diterima oleh keluarga (Wardhani, 2013).

Penerimaan orang tua dalam kebudayaan Jawa seharusnya dapat terjadi dengan

lebih mudah kepada penderita skizofrenia karena nilai ini terinternalisasi dalam seluruh

orang yang sudah “Jowo”, terlebih perasaan dari orang tua. Namun tetap saja masih

ada beberapa penghalang dari penerimaan ini, diantaranya adalah stigma masyarakat

mengenai penderita skizofrenia yang masih buruk, tak menutup kemungkinan bahwa

keluarga juga memberikan stigma buruk bagi penderita itu sendiri (Hawari, 2014)

mungkin pengaruh dari stigma masyarakat akan memiliki pengaruh yang cukup besar,

namun stigma dari dalam keluarga itu sendirilah yang sebenarnya memegang peranan

yang lebih besar dari penerimaan ini, apabila keluarga terlebih orang tua telah

terdoktrin dari stigma masyarakat yang buruk terhadap penderita skizofrenia, seperti

stigma diguna-guna atau kerasukan roh halus, maka perilaku keluarga akan menjadi

berbeda apabila dibandingkan dengan stigma bahwasannya penderita adalah orang

yang mengalami gangguan, dan membutuhkan dukungan secara sosial, apabila stigma

buruk yang lebih melekat kepada keluarga maka tindakan-tindakan yang mampu

menghambat proses penyembuhan, seperti pemasungan, atau tindakan kekerasan yang

lain.

Page 10: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

5

Penerimaan keluarga memiliki kaitan yang erat dengan dukungan keluarga,

keluarga yang mampu menerima penderita akan memliki kemungkinan yang lebih

untuk bisa menunjukkan dukungannya, dan dukungan keluarga memiliki peranan

penting dalam perkembangan menuju kesembuhan bagi penderita (Ambari, 2014)

menyebutkan dalam hasil penelitiannya bahwa dukungan keluarga memiliki pengaruh

yang positif kepada keberfungsian sosial penderita, yang mana salah satu simptom dari

skizofrenia adalah ketidak berfungsian sosial, apabila simptom ini dapat dibantu

dengan dukungan keluarga maka kemungkinan penderita untuk sembuh akan semakin

tinggi. Dalam kebudayaan Jawa memiliki istilah Raos sih yaitu kasih sayang tanpa

batas dari orang tua kepada anaknya, rasa kasih yang tertuang dalam bentuk perilaku

dan perkataan dari orang tua ini dapat tumbuh apabila orang tua telah mampu

menghilangkan karmadangsa yang dirasakan oleh orang tua berikut adalah penjelasan

yang diungkapkan oleh Suryomentraman (dalam Sugiarto, 2014). Perasaan nyaman

yang diterima oleh anak berkat raos sih dari orang tua tersebut dapat membuat anak

kesampyok atau tertular, dalam artian anak juga akan menjadi lebih mudah untuk

mengasihi orang lain seperti bagaimana ia diperlakukan oleh orang tuanya.

Penghambat terbesar dari tumbuhnya perasaan ini adalah adanya anggapan bahwa

orang tua mampu untuk mengasihi dan menyayangi anaknya dengan benar, perasaan

dan anggapan ini dapat membuat orang tua menjadi suloyo atau lengah terhadap

perasaannya sendiri kepada anak. Apabila orang tua sudah dapat menerima keadaan

anak, dan mampu untuk menunjukkan kasih sayang/ raos sih kepada anak, maka hal

ini dapat membantu penderita menjauhi faktor-faktor yang dapat membangkitkan

kekambuhan, selain itu kasih penerimaan yang diberikan oleh orang tua juga akan

Page 11: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

6

membuat anak belajar untuk mengasihi orang lain sehingga kehidupan sosial dari

penderita dapat berkembang.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah studi kasus

etnografi, studi kasus adalah sebuah jenis penelitian kualitatif yang dalam

pengumpulan datanya menggunakan beberapa metode secara bergantian dan saling

mendukung satu dengan yang lain guna mengungkap dan menjelaskan secara rinci

tentang suatu fenomena, sedangkan etnografi adalah sebuah metode penelitian untuk

menemukan dan mendeskripsikan secara komprehensif makna fenomena kejiwaan

atau perilaku sebagai isu atau topik psikologi dalam sebuah kelompok budaya tertentu,

dan studi kasus adalah sebuah jenis penelitian kualitatif yang menggunakan berbagai

metode dan beragam sumber data untuk menjelaskan secara rinci dan mendalam

tentang suatu unit analisis (Hanurawan 2016). Kehadiran peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Hal ini

berarti pengumpulan data terkait subjek dilakukan secara langsung oleh peneliti.

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan beberapa karakteristik subjek yang akan

diambil, berikut adalah kriteria yang ditetapkan peneliti :

1. Orang tua yang merawat anak dengan gangguan skizofrenia

2. Memiliki latar belakang budaya Jawa

3. Memiliki bahasa ibu Jawa

Penelitia menggunakan metode wawancara mendalam guna mencari data tentang

perasaan dan pandangan partisipan terhadap fenomena yang dialami, serta wawancara

Page 12: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

7

dilaksanakan dengan cara semi terstruktur sehingga memudahkan peneliti dalam

melakukan probing, data hasil wawancara diperkuat dengan data catatan lapangan,

berupa observasi yang dilaksanakan sebelum proses penelitian dan pada saat penelitian

dilaksanakan. Pengecekan keabsahan data dlakukan dengan Triangulasi prespektif

yaitu dengan mencari informasi dari prespektif orang lain (Herdiansyah, 2014), yang

dimaksudkan orang lain adalah informan, selain itu juga penggunaan 2 alat pengumpul

data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, ketiga partisipan menunjukkan perilaku menerima,

apabila ditinjau dari dasar teori yang digunakan,berdasarkan Rohner dkk. (2012)

penerimaan orang tua terhadap anak terwujud dalam bentuk kepedulian, kasih sayang,

kedekatan secara fisik, dan kemauan orang tua untuk merawat anak dengan baik.

,beberapa bentuk penerimaan yang tampak pada ketiga partisipan adalah orang tua

bersedia untuk duduk didekat anak, berbicara dengan anak, menanggapi pembicaraan

anak dengan serius. Keempat hal tersebut merupakan bentuk-bentuk penerimaan yang

ditampakkan oleh ketiga partisipan penelitian, selain keempat hal tersebut setiap

partisipan juga mempunyai ciri khas masing-masing dalam menunjukkan perilaku

menerima.

Page 13: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

8

Sikap orang tua menolak masyarakat yang hendak memasung penderita

merupakan bentuk dari kasih sayang/warmth. Rohner (2005) menyebutkan bahwa

kehangatan adalah sikap orang tua secara emosional, ataupun perilaku dari perasaan

cinta, mengasuh dengan baik, dan juga sikap mendukung. Penerimaan ini dilandasi

oleh perasaan tanggung jawab yang dimiliki oleh orang tua Etnis Jawa juga merupakan

bentuk dari kasih sayang/warmth.. nilai kebudaayaan jawa yang masih kental mengenai

perilaku orang tua kepada anak ini mendorong orang tua untuk berperilaku baik kepada

anak, termasuk dalam bentuk ekspresi emosi. Hasil dari penerimaan ini mampu untuk

menurunkan kemungkinan penderita mengalami kekambuhan atau tantrum kembali,

karena penerimaan yang dilakukan oleh orang tua tertuang dalam bentuk EE yang

positif sehingga mampu untuk meredam anak yang hendak mengalami tantrum, dan

juga mampu untuk mencegah anak mendekati fase tantrum dari Handayani dan

Nurwidawati (2013). Hal ini juga muncul selama proses penelitian, dimana cara dari

setiap partisipan dalam menangani penderita ketika hendak mengalami tantrum adalah

sabar dan mengalah, sehingga penderita menjadi lebih tenang, pada P3 data tentang

mengalah muncul baik secara verbal maupun fisik, dimana ia tidak melawan anak

ketika hendak atau menunjukkan ciri-ciri anak akan mengalami tantrum, karena

perasaan sayang dan juga perasaan tanggung jawab untuk merawat anak dengan baik.

Perasaan tanggung jawab sebagai orang tua untuk merawat anak dengan baik

dan benar menjadi landasan utama penerimaan yang dilakukan oleh ketiga partisipan.

Dalam budaya jawa tanggung jawab itu disebut dengan nggulowentah anak, Sugiarto

(2014) menjelaskan bahwa nggulowentah hanya sebatas pendidikan yang diberikan

oleh orang tua untuk mensejahterakan anak, pada deskripsi ini konsep nggulowentah

Page 14: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

9

memiliki tujuan untuk menuntaskan anak secara fisik saja untuk bisa menjadi lebih

mandiri, sehingga terasa menjadi lebih spesifik dan sempit, namun Court De La (1936)

menjelaskan lebih terperinci bahwa nggulowentah adalah sebuah konsep yang lebih

kompleks dari sekedar pendidikan, nggulowentah merupakan tugas orang tua untuk

menuntun anak baik secara fisik maupun batin, merawat anak, mensejahterakan anak,

memberikan contoh kepada anak, memenuhi kebutuhan anak dan juga menjadikan

anak supaya dapat dadi uong. , ketiga partisipan mengungkapkan bahwa mereka

memiliki harapan kelak penderita mampu untuk mandiri dan tidak menjadi

ketergantungan kepada orang lain atau juga dapat diistilahkan mampu hidup

bermasyarakat secara mandiri atau dalam bahasa Jawa disebut “wes dadi uong”. Ketiga

bentuk penerimaan yang telah sebutkan diatas adalah manifestasi dari nggulowentah

itu sendiri, dalam kebudayaan Jawa orang tua memang harus diwajibkan untuk dapat

secara sabar, terus merawat anak, bahkan berdasarkan data penelitian keharusan ini

tetap berjalan walaupun anak mengalami gangguan jiwa, bahkan dalam kebudayaan

jawa orang tua dituntut untuk bisa mengerti keadaan anak Court De La (1936)

menyebutkan dalam bukunya tijang sepah poeniko engkang nomer satoenggal kedah

ngertos, oetawi ngroemaosi yang artinya adalah hal utama yang harus dimiliki oleh

orang tua adalah mengerti atau memahami, dalam hal ini yang di mengerti atau

dipahami adalah keadaan anak, apabila partisipan sudah mampu untuk mengerti dan

memahami keadaan anak yang membutuhkan perlakuan khusus maka perilaku sabar

dan ngalah pasti akan muncul menyusul dari pengertian tersebut. Salah satu manifestasi

dari nggulowentah ini adalah pendidikan.

Page 15: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

10

Dalam kebudayaan jawa orang tua memiliki tanggung jawab untuk menuntaskan

anak sampai dadi uwong yang artinya anak siap untuk bermasyarakat, tidak hanya

pendidikan secara moral, dalam Sugiarto (2014) juga dijelaskan tanggung jawab ini

juga dirasakan orang tua sampai tingkat mencarikan lahan pekerjaan untuk anak

apabila hal itu dirasa memang dibutuhkan. Hal tersebut juga dirasakan oleh ketiga

partisipan sehingga ketiga partisipan secara perlahan dan sabar juga memberikan

pendidikan untuk membantu anak mampu untuk bisa mandiri secara ekonomi, selain

pendidikan untuk membantu anak sejahtera secara ekonomi ada 3 hal lain yang harus

diajarkan oleh orang tua etnis jawa kepada anak, yaitu mendidik anak untuk sumerep

atau mengerti tentang hal yang benar, mendidik anak tentang rasa cinta, dan mendidik

anak untuk mencintai keindahan, sedangkan, Court De La (1936) juga menyebutkan

bahwa orang tua memiliki tugas untuk mendidik anak sampai anak bisa menjadi orang

yang sejahtera baik badan dan fikirannya, peranan ini juga dilaksanakan oleh ketiga

partisipan, dengan mendidik anak walaupun anak mengalami gangguan jiwa. Maka

dari itu partisipan juga memberikan pendidikan terkait dengan kemampuan merawat

diri sendiri, seperti mencuci baju, menyapu, mandi, mencuci piring dan lain-lain.

Karena keadaan anak yang membutuhakan perhatian khusus membuat partisipan harus

melaksanakan pendidikan ini sabar dan konsisten. Seperti pada P2 dimana pada

pengatan tanggal 3 Mei 2017 penderita sama sekali belum bersedia untuk bekerja

sampai pada akhirnya berdasar data pada 5 November 2017 penderita sudah mulai

bersedia untuk membantu partisipan untuk bekerja diladang, hal ini cukup disyukuri

oleh partisipan.

Page 16: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

11

Kesabaran sangat dibutuhkan dalam merawat anak yang membutuhkan perlakuan

khusus ini. Sabar adalah perilaku penerimaan dimana orang tua dapat menahan diri

untuk tetap berperilaku baik walaupun anak mengalami gangguan jiwa, atau bahkan

ketika anak sedang tantrum dan mampu untuk mengesampingkan keinginan atau

perasaan pribadi guna menjaga perasaan anak dalam hal ini. Perilaku sabar ini

menunjukkan sebuah ekspresi emosi yang positif kepada anak, dimana penyampaian

ekspresi emosi yang demikian menurut Handayani (2013) dan Marchira, dkk (2008)

dapat menurunkan resiko penderita mengalami kekambuhan atau tantrum kembali, hal

ini juga tampak pada ketiga partisipan yang tidak menggunakan nada tinggi atau

bersifat marah kepada penderita bahkan ketika penderita melakukan hal yang kurang

tepat, ketiga partisipan tetap berusaha untuk menjadi sabar dan terus merawat anak,

walaupun kadang tersirat perasaan sedih dan lelah. Sugiarto (2014) menjelaskan bahwa

rasa cinta orang tua terhadap anak termanifestasikan ketika orang tua mampu untuk

mengendalikan hasrat-hasratnya untuk mengejar kepentingan pribadi dan

mengharapkan untuk dapat imbalan, perilaku ini sudah tampak pada ketiga partisipan,

dengan terus merawat anak dan mengesampingkan keinginan atau hasrat pribadi demi

menjaga perasaan anak yang mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan perlakuan

khusus.

Ngalah adalah salah satu menifestasi dari perilaku sabar, menghadapi perilaku

anak yang kadang kurang tepat atau malah kadang mengalami tantrum dengan tidak

melawan bisa menjadi salah satu definisi dari ngalah, perilaku ngalah akan sangat

berkaitan dengan ekspresi emosi orang tua kepada anak, orang tua yang tidak dapat

mengalah kepada anak, terutama ketika anak mengalami tantrum akan cenderung

Page 17: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

12

menunjukkan ekspresi emosi yang negative kepada anak, hal ini tentu akan berdampak

buruk kepada anak, dalam keadaan sadar ekspresi emosi yang negative dapat

kekambuhan dari penderita, dan apabila dalam keadaan tantrum ekspresi emosi yang

negative hanya akan memperburuk keadaan dari penderita Handayani (2013) dan

Marchira, dkk (2008). Dalam kebudayaan Jawa orang tua juga tidak sepantasnya

melampiaskan kemarahan atau kekesalan kepada anak, Sugiarto (2014), sehingga

mendorong partisipan untuk bisa mengalah terhadap anak. Ketiga partisipan memiliki

kesamaan dalam mewujudkan perilaku ngalah ini, yaitu ketika anak meminta sesuatu

orang tua akan cenderung mengikuti dan menyediakan apa yang menjadi keinginan,

selama hal itu memang masih dapat untuk diperjuangkan.

Sikap penerimaan orang tua Etnis Jawa pada penderita skizofrenia menumbukan

perilaku yang baik kepada anak dan dampak yang baik pula, berdasarkan penerimaan

tersebut poa asuh yang dilakukan oleh orang tua lebih bersifat memanjakan anak,

karena sikap anak yang tidak dapat diberikan batasan, hukuman dan tekanan sehingga

orang tua bersikap mengalah dan memanjakan anak, Baumrid (dalam Santrock, 2012)

menyebutkan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh ini berkeyakinan bahwa

perilaku menyayangi, kehangatan dan kedekatan anak dengan orang tua akan

menumbuhkan sikap kreatif dan kepercayaan diri bagi anak. Sikap orang tua yang

demikian memang lebih tepat dilakukan kepada anak dengan gangguan skizofrenia,

karena dengan sikap ini kemungkinan penderita untuk mendapatkan stressor yang

bersar akan semakin berkurang, dimikian juga dengan kemungkinan penderita

mengalami kekambuhan.

Page 18: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

13

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan penjabaran data dalam bab-bab sebelum ini dapat

disimpulkan sebagai berikut : Penerimaan orang tua etnis Jawa pada penderita

skizofrenia terwujud dalam perilaku peduli, menyayangi, mendukung, merawat anak,

dan bersedia untuk berdekatan secara fisik dengan anak, dalam istilah Jawa perilaku

tersebut muncul dalam 3 hal yaitu mengalah, sabar, dan mendidik. Penerimaan orang

tua Etis Jawa pada penderita skizofrenia didasari oleh perasaan tanggung jawab untuk

menuntaskan anak sampai mampu untuk bermasyarakat.

B. SARAN

1. Bagi Orang Tua Etnis Jawa Yang Memiliki Anak Dengan Gangguan Skizofrenia

Penolakan bagi penderita skizofrenia akan memperburuk keadaan, dan

menghambat proses pengobatan dan juga kesembuhan dari penderita, dengan

adanya penelitian ini saya mengharapkan kepada orang tua Etnis Jawa yang

memiliki anak dengan gangguan skizofrenia untuk dapat mengingat dan memahami

kembali kebudayaan Jawa agar dapat lebih mudah dalam proses menerima keadaan

anak yang mengalami gangguan jiwa.

2. Bagi Praktisi Psikologi Klinis Yang Menangani Penderita Skizofrenia Dengan Latar

Belakang Etnis Jawa.

Melaksanakan sosialisasi kepada orang tua Etnis Jawa yang memiliki anak

dengan gangguan skizofrenia mengenai pentingnya penerimaan dan berperilaku

Page 19: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

14

baik kepada anak, serta mengingatkan mengenai bagaimana Budaya Jawa

mengajarkan cara untuk merawat anak, dan besarnya pengaruh sifat nggulowentah.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang

penerimaan orang tua Etnis Jawa yang memiliki anak dengan gangguan skizofrenia,

agar supaya dapat memilih partisipan dengan anggota keluarga yang lengkap. Serta

dapat melakukan pengambilan data secara lebih mendalam.

4. Bagi Dinas Sosial

Bagi dinas sosial yang bekerja dalam ranah penuntasan pemasungan oleh orang

tua Etnis Jawa yang memiliki anak dengan gangguan skizofrenia dapat

menggunakan hasil penelitian untuk menyadaran orang tua akan bentuk dari

penerimaan dan dampaknya bagi anak.

DAFTAR RUJUKAN

Antarajatim. 2017. Mensos: Kasus Pemasungan Psikotik Terbanyak Di Jatim.

Online: :http://www.antarajatim.com/berita/188498/mensos-kasus-

pemasungan-psikotik-terbanyak-di-

jatim?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=news diakses

pada tangaal 19 Februari 2017.

Alwisol. 2011. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang : UMM pres

Ambari, Prinda Kartika Mayang. 2014. Hubungan Antara Dukungan Keluarga

Dengan Keberfungsian Soial Pada Pasien Skizofrenia Pasca Perawatan Di

Rumah Sakit. Semarang : Universitas Negeri Diponegoro.

Page 20: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

15

Bappeda. 2014. Data Orang Dipasung Harus Di Update. Online:

://bappeda.jatimprov.go.id/2014/04/02/data-orang-dipasung-harus-diupdate/

diakses pada tanggal 19 Februari 2017.

Budjianto, Didik. 2015. 400 Ribu Alami Gangguan Jiwa Berat (Schizophrenia), 10

Juta Alami Gangguan Mental Emosional (Gme). Online:

http://www.kompasiana.com/de-be/400-ribu-alami-gangguan-jiwa-berat-

schizophrenia-10-juta-alami-gangguan-mental-emosional-

gme_54f431267455137f2b6c887b diakses pada tanggal 1 Oktober 2016.

Court De La. 1936. Antje-Antjer Bab Anggulowentah Lare. Batavia-C : Bale Poestaka

Delisi, lynn E. 2011. 100 Question & Answer about Schizophrenia: Painful Minds

Second Edition. Canada: Jones and Bartlett Publisher.

Endaswara, Suwardi. 2015. Etnologi Jawa, Penelitian Pengabdian, Dan Pemaknaan

Budaya. Jakarta : Caps.

Handayani Lestari, Nuriwdawati. 2013. Hubungan Pola Asuh Dan Ekspresi Emosi

Keluarga Dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia Dirumah Sakit Jiwa

Menur Surabaya. Surabaya : Universitas Sebelas Maret. Online:

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/7103/9669diakses

pada tanggal 4 oktober 2016.

Hanurawan Fatah, 2016, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Hawari, Dadang. 2014. Skizofrenia Pendekatan Holistik (BPSS) BIO-PSIKO-

SOSIAL-SPIRITUAL Edisi Ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia.

Herdiansyah, Haris. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi.

Jakarta : Salemba Humanika.

Kartono, Kartini. 2002. Patologi Sosial 3, Gangguan Kejiawaan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Kmendikbud. 2016. Seri Pendidikan Orang Tua : Pengasuhan Positif. Jakarta

Matsumoto, David. 2008. Pengatar Psikologi Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Page 21: PENERIMAAN ORANG TUA ETNIS JAWA PADA PENDERITA …fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/ARTIKEL-ILMIAH-1.pdfskizofrenia di Jawa tengah mencapai 317.504 jiwa, hal ini diungkapkan

16

Marchira, Sumarni, Lusia. (2008). Hubungan Antara Ekspresi Emosi Keluarga

Pasien Dengan Kekambuhan Penderita Skizofrenia di RS DR. Sardjito

Yogyakarta. Yogyakarta : Berita Kedokteran Masyarakat.

Nevid, Jeffrey S, dkk. 2005. PSIKOLOGI ABNORMAL, EDISI KELIMA. JILID 2.

Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Rohner P. Ronald.2008. Introduction: Parental Acceptance-Rejection Theory Studies

Of Intimate Adult Relationships.Connecticut: University of Connecticut.

Rohner Ronald P. 2005. Glossary Of Significant Concepts in Parental Accaptance-

Rejection Theory.

Rohner Ronald P, Khaleque Abdul, Cournoyer David E. 2012. Introduction To

Parentalacceptanc-Rejection Theory, Methode, Evidence, And Implication.

Connecticut: Universityof Connecticut.

Santrock, J. W. 2013. Life-span Devlopment Perkembangan Masa Hidup, Edisi ke 13

Jilid 1. Jakarta : PT. Penerbit Erlangga

Subandi, M A. 2011. Family Expresed Emotion In A Javanese Cultiral

Context.Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Sugiarto, Ryan. 2014. Psikologi Raos Saintifikasi Kaweruh Jiwa Ki Ageng

Suryomentaram. Yogyakarta : Pustaka.

Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, Dan Tindakan.

Bandung : Refika Aditama.

Wardhani, Rizka Stevi Putra. 2013. Penerimaan Keluarga Pasien Skizofrenia Yang

Menjalani Rawat Inap. Surakarta : Universitas Muhammadiah Surakarta

Wibowo, Suryo. 2016. Penderita Jiwa Di JawaTengah Terus Meningkat.Online:

https://m.tempo.co/read/news/2016/10/10/060811005/penderita-gangguan-

jiwa-di-Jawa-tengah-terus-meningkatdiakses pada tanggal 9 Oktober 2016.

Widyarini. Nilam. 2009. Seri Psikologi Populer : Gaya Hidup Sehat. Jakarta : Alex

Media Kompitundo.