33
PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

  • Upload
    hathu

  • View
    237

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM

PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN,

KABUPATEN NATUNA

PUTRI INDAH REZEKI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
Page 3: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Penerapan Teknik Produksi

Bersih dalam Penanganan Ikan Karang di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna” adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi

ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016

Putri Indah Rezeki

NIM C44120055

Page 4: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

ABSTRAK

PUTRI INDAH REZEKI. Penerapan Teknik Produksi Bersih dalam Penanganan Ikan

Karang di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna. Dibimbing oleh MUSTARUDDIN dan

GONDO PUSPITO.

Pulau Serasan merupakan pulau terdepan Indonesia yang dikelilingi dengan potensi

sumberdaya ikan karang yang melimpah. Ikan karang ini memiliki nilai jual tinggi seperti

ikan kerapu bebek dan ikan kerapu sunuk. Hampir 45% nelayan menangkap semua ikan

karang tersebut dengan bubu ikan karang. Produksi bersih adalah usaha untuk mencegah

terbentuknya limbah, usaha tersebut berupa pencegahan awal, pengurangan terbentuknya

limbah, dan memperbaiki penanganan yang tidak seharusnya dilakukan. Limbah tersebut

dapat terjadi karena kondisi hasil tangkapan kurang baik (cacat) dan pembekalan yang

dibawa tidak sesuai kebutuhan. Penerapan produksi bersih yang dilakukan yaitu

melakukan penanganan hasil tangkapan yang baik selama operasi penangkapan dan

mencegah terjadinya pemborosan biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi kegiatan penangkapan ikan karang, menentukan mutu hasil tangkapan

yang baik dan menentukan hal – hal kritis dalam penerapan teknik produksi bersih pada

penanganan ikan karang. Metode analisis yang digunakan untuk pengumpulan data

tersebut yaitu dengan purposive sampling, uji organoleptik, analisis deskriptif, analisis

pengendalian mutu dan analisis produksi bersih. Adapun hasil penerapan produksi bersih

yang diperoleh berupa hasil tangkapan kualitas baik, penggunaan es ideal dengan

menerapkan perbandingan 1:1 dan penerapan kebutuhan air bersih yang ideal.

Kata kunci : Ikan Karang, Pulau Serasan, Produksi Bersih

ABSTRACT

PUTRI INDAH REZEKI. Application of Clean Production Technique in Coral Fish

Handling Process at Serasan Island, Natuna Region. Supervised by MUSTARUDDIN

and GONDO PUSPITO.

Serasan Island is an Indonesia’s front island which is surrounded by overflow

potential coral fish resources. This coral fish has high sales value such as groupers

(Chromileptes altivelis and Plectrocopomus leopardus). About 45% of fishermen catches

all of those coral fish with coral fish trap. Clean production is a way to prevent waste, the

effort is such as early prevention, reduce waste formation, and repair inappropriate

treatment. Those waste may occur due to low condition of the catchment (flaw) and the

carried supplies does not fit the needs. The application of clean production is to make a

good handling of the catchment during fishing operations and prevent profuse costs.

Objectives of this research are to identify coral fishing operations, determine good quality

of fresh catchment, and determine critical points in clean production technique

application on coral fish handling. The analysis method used for data collection was

purposive sampling, organoleptic test, descriptive analysis, quality control analysis and

clean production analysis. As for the result obtained of clean production application was

such as good quality cathment, ideal ice use by applying ratio of 1: 1 and ideal clean water

needs application.

Keyword : Coral fish, Serasan Island, Clean Production.

Page 5: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan

pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM

PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAUSERASAN,

KABUPATEN NATUNA

PUTRI INDAH REZEKI

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 6: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
Page 7: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Judul Skripsi : Penerapan Teknik Produksi Bersih dalam Penanganan Ikan Karang di

Pulau Serasan, Kabupaten Natuna

Nama : Putri Indah Rezeki

NIM : C44120055

Disetujui oleh

Dr Mustaruddin, STP

Pembimbing I

Dr Ir Gondo Puspito, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Ujian: 11 Februari 2016 Tanggal Lulus:

Page 8: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2015 ini ialah sistem perikanan tangkap,

dengan judul “Penerapan Teknik Produksi Bersih dalam Penanganan Ikan Karang di

Pulau Serasan, Kabupaten Natuna”.

.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr Mustaruddin dan Bapak Dr Ir Gondo Puspito selaku pembimbing;

2. Masyarakat Desa Arung Ayam Kecamatan Serasan Timur Kabupaten Natuna

yang telah membantu selama pengumpulan data

3. Ayah, ibu, dan seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya; dan

4. Raja Mohd Kris Setiawan yang telah menemani dan memberi dukungan kepada

penulis dari mulai penelitian sampai terselesainya karya ilmiah ini.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2016

Putri Indah Rezeki

Page 9: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Bahan dan Alat Penelitian 3

Jenis dan Sumber Data 3

Metode Pengumpulan Data 3

Metode Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Keadaan Umum Perikanan Pulau Serasan 7

Cara Penangkapan dengan Kapal Bubu ikan karang di Pelabuhan Serasan 7

Mutu Ikan Karang Hasil Tangkapan Nelayan di Pulau Serasan 9

Peta Kendali np Ikan Karang Hasil Tangkapan 10

Faktor Penyebab Cacat Ikan Karang 12

Penerapan Produksi Bersih untuk Penanganan Produk dan Penanganan Komponen

Operasi 13

SIMPULAN DAN SARAN 17

Simpulan 17

Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 19

RIWAYAT HIDUP 23

Page 10: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

DAFTAR TABEL

1 Ciri – ciri ikan kondisi segar dan ikan kondisi cacat 5 2 Proporsi tipe cacat dengan cacat ikan karang hasil tangkapan 9 3 Perhitungan peta kendali np untuk ikan karang hasil tangkapan 11

4 Data penggunaan es pada kapal bubu ikan karang di Pelabuhan Serasan 15 5 Data penggunaan air bersih pada kapal bubu ikan karang 16

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi penelitan 2 2 Alat tangkap bubu ikan karang laut dangkal 8 3 Alat tangkap bubu ikan karang laut dalam 8 4 Diagram pareto cacat hasil tangkapan ikan karang di Pelabuhan Serasan 10 5 Peta kendali np mutu ikan karang hasil tangkapan 11

DAFTAR LAMPIRAN

1 Nilai – nilai organoleptic ikan 19 2 Contoh perhitungan peta kendali np ikan karang hasil tangkapan

nelayan Pelabuhan Pulau Serasan 20 3 Contoh perhitungan kebutuhan air yang seharusnya di atas kapal 20

4 Dokumentasi penelitian 22

Page 11: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pulau Serasan merupakan salah satu pulau terpencil di wilayah Kabupaten

Natuna Provinsi Kepulauan Riau dan terletak di perairan laut Cina Selatan. Pulau

Serasan merupakan pulau terdepan Indonesia karena bagian timur pulau ini

berbatasan langsung dengan Negara Malaysia di bagian timur. Pada Umumnya

Penduduk Pulau Serasan berprofesi sebagai nelayan one day fishing dan penyelam.

Perairan yang mengelilingi Pulau Serasan memiliki potensi sumber daya ikan

karang dengan harga yang tinggi diantaranya adalah kerapu bebek (Chromileptes

altivelis) dan kerapu sunuk (Plectrocopomus leopardus). Hampir sekitar 45%

nelayan menangkap semua ikan karang tersebut dengan bubu ikan karang (DKP

Natuna 2015).

Permasalahan yang dihadapi oleh nelayan Pulau Serasan terutama adalah

pada penanganan hasil tangkapan, baik dalam pengawetan, pembungkusan,

pengangkutan, penyimpanan dan pendistribusian yang menyebabkan mutu ikan

karang hasil tangkapan menjadi menurun. Hal ini disebabkan oleh minimnya

pengetahuan nelayan terhadap penanganan hasil tangkapan dan kurang tersedianya

fasilitas pendukung, seperti pembangkit listrik yang hanya bekerja pada malam hari.

Nelayan sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan es.

Cara penanganan dan pengolahan hasil tangkapan ikan karang nelayan Pulau

Serasan sangat berpengaruh terhadap mutu ikan. Pratama (2015) menjelaskan

kualitas mempengaruhi sistem harga. Semakin baik kualitas ikan, maka harganya

juga akan semakin tinggi. Oleh karena itu, suatu metode perancangan berupa teknik

produksi bersih diperlukan untuk menjaga kualitas ikan karang.

Produksi bersih, menurut Afmar (1998), adalah usaha untuk mencegah

terbentuknya limbah. Usaha tersebut berupa pencegahan awal (source reduction),

pengurangan terbentuknya limbah (waste reduction) dan pemanfaatan limbah

melalui daur ulang (recycle). Usaha pencegahan awal tersebut diterapkan mulai dari

persiapan permbekalan, melakukan trip ke daerah penangkapan ikan, setting dan

hauling alat tangkap, penyimpanan hasil tangkapan dan pembongkaran hasil

tangkapan. Upaya dalam pencegahan ini untuk mendapatkan hasil tangkapan dalam

kondisi baik / segar agar tidak terjadinya limbah saat didaratkan dan didistribusikan

serta untuk mengurangi terjadinya pemborosan biaya. Penyebab adanya limbah

karena hasil tangkapan dalam kondisi tidak baik (cacat), selain itu limbah juga

disebabkan karena es, air bersih dan pembekalan lainnya yang dibawa saat

melakukan operasi penangkapan ikan karang.

Hal ini menjadi alasan dilaksanakannya penelitian mengenai penanganan

ikan karang di Pulau Serasan dengan teknik produksi bersih. Melalui penelitian ini,

nelayan diharapkan dapat melakukan penanganan hasil tangkapan yang lebih

efisien, tidak terjadinya pemborosan biaya dengan pemanfaatan kebutuhan yang

ideal, meningkatkan kualitas hasil tangkapan yang lebih baik dan memanfaatkan

sisa hasil tangkapan yang tidak digunakan untuk mendukung usaha perikanan ikan

karang yang lebih menguntungkan.

Page 12: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi kegiatan penangkapan ikan karang di Pulau Serasan;

2. Menentukan mutu ikan karang hasil tangkapan nelayan Pulau Serasan; dan

3. Menentukan hal – hal kritis dalam penerapan teknik produksi bersih dalam

penanganan ikan karang.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah:

1. Membantu nelayan ikan karang untuk melakukan penanganan hasil tangkapan yang

lebih efisien, efektif, aman dan ramah lingkungan;

2. Mempermudah pemerintah daerah setempat dalam menentukan kebijakan yang terkait

dengan teknik penanganan ikan; dan

3. Sumber informasi untuk penelitian berikutnya di bidang perikanan terutama yang

terkait dengan penangkapan ikan karang.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2015 di Pulau Serasan, Kecamatan

Serasan Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi penelitian disajikan

pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta lokasi penelitan

Page 13: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

3

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang diteliti berupa hasil tangkapan dari unit penangkapan ikan karang yang

beroperasi di Pulau Serasan. Adapun alat yang digunakan berupa kuesioner, komputer,

alat tulis, dan kamera.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Sementara data sekunder merupakan

jenis data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah

ada guna mendukung penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun data primer yang

dibahas dalam penelitian ini yaitu metode penangkapan dan penanganan hasil tangkapan,

data mutu hasil tangkapan, faktor penyebab cacat hasil tangkapan dan penerapan teknik

produksi bersih (penggunaan produk, data penggunaan es dan data penggunaan air bersih).

Data lainnya yang dibahas yaitu data sekunder berupa lokasi penelitian, kondisi

pelabuhan, jumlah penduduk, profesi penduduk, data jumlah nelayan, jumlah alat tangkap,

jenis hasil tangkapan dan jenis hasil tangkapan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data terdiri dari dua jenis yaitu metode pengumpulan data

primer dan metode pegumpulan data sekunder. Berikut dijelaskan metode pengumpulan

data primer yaitu sebagai berikut :

1. Metode penangkapan dan penanganan hasil tangkapan

Pengambilan data dalam metode ini yaitu dengan mengikut semua tahap pelaksanaan

operasi penangkapan ikan karang mulai dari persiapan pembekalan, mengikuti trip

menuju daerah penangkapan ikan, setting, hauling, penyimpanaan, pembongkaran,

dan distribusi hasil tangkapan. Selama tahap tersebut dilakukan pengumpulan data

dengan teknik wawancara kepada nelayan dan pengamatan langsung.

2. Data mutu hasil tangkapan

Data mutu hasil tangkapan bertujuan untuk mengetahui apakah hasil tangkapan dalam

kondisi baik atau tidak (cacat). Teknik yang digunakan yaitu melakukan pengambilan

sampel secara acak dengan metode acak purposive sampling. Metode ini ialah metode

pengambilan sampel dengan tujuan (kriteria) tertentu. Penggunaan purposive

sampling diharapkan data yang diperoleh sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan (Walpole 1997).

3. Dalam pengambilan data hanya dilakukan pada kapal bubu ikan karang sebanyak 4

kapal yaitu kapal toni (kapal 1), kapal hedi (kapal 2), kapal khaidir (kapal 3) dan kapal

katiman (kapal 4). setiap kapalnya akan di teliti 2 wadah fiber sehingga berjumlah 8

wadah fiber yang berisi ikan untuk dilakukan uji organoleptik. Pengujian ini

merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama

untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk (BSN 2014). Adapun kriteria

pengujian yang dilakukan yaitu dengan melihat kondisi insang, mata, kulit, daging

dan lendir pada hasil tangkapan. Banyaknya sampel yang dingunakan dalam

pengujian ini yaitu 20 sampel dari setiap wadah fiber yang telah di acak dengan

purposive sampling.

Page 14: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

4

4. Faktor penyebab cacat hasil tangkapan

Teknik wawancara dan pengamatan langsung merupakan metode yang digunakan

dalam pengumpulan data ini. Pengamatan langsung dilakukan pada kapal bubu ikan

karang dengan mengikuti semua rangkaian operasi penangkapan ikan karang. Serta

melakukan wawancara kepada nelayan, pengusaha perikanan dan pelaku perikanan

lainnya.

5. Penerapan teknik produksi bersih (penggunaan produk, data penggunaan es dan data

penggunaan air bersih)

Dalam teknik ini dilakukan teknik pengisian kuisioner, wawancara dan pengamatan

lansung terhadap 4 kapal bubu ikan karang yaitu kapal toni, kapal hedi, kapal khaidir

dan kapal katiman. Pengisian kuisioner yang dilakukan yaitu untuk mengetahui jenis

dan jumlah hasil tangkapan, limbah, lamanya trip, pembekalan, jumlah es, jumlah air

bersih dan lainnya yang berupa data finansial dan teknis. Teknik wawancara dan

pengamatan langsung yang dilakukan yaitu untuk mengetahui bagaimana penanganan

yang dilakukan selama operasi penangkapan ikan karang sehingga penanganan yang

tidak sesuai dapat diberikan solusi terbaik melalui teknik produksi bersih.

Metode pengumpulan data sekunder yang dilakukan yaitu dengan wawancara dan

pengumpulan dokumen, hasil studi dan laporan kegiatan perikanan yang tersedia kepada

pihak pemerintah daerah Pulau Serasan yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan serta Unit

Pelaksana Teknis Pelabuhan Serasan. Selain itu pengumpulan data juga diperoleh dari

media sosial (internet), jurnal, buku, dan sumber informasi lainnya terkait penangkapan

ikan karang.

Metode Analisis Data

Analisis deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis kegiatan perikanan ikan karang di

Pulau Serasan. Analisis Deskriptif merupakan analisis suatu kasus atau kejadian dengan

membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian tersebut. Menurut Nazir (1988),

analisis deskriptif dapat juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa,

membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu kasus yang diteliti.

Dalam penelitian ini analisis deskriptif diterapkan untuk mengetahui bagaimana kondisi

perikanan tangkap, kondisi hasil tangkapan, penyebab kerusakan fisik hasil tangkapan

dan pola penggunaan teknis operasi hasil tangkapan meliputi pola penggunaan produk,

es dan air bersih.

Analisis Uji Organoleptik

Salah satu penerapan teknik produksi bersih yaitu mengupayakan tidak terjadinya

limbah dengan tidak terdapatnya hasil tangkapan yang didaratkan dalam kondisi cacat.

Untuk mengetahui kriteria hasil tangkapan kondisi segar dan kondisi cacat menggunakan

uji organoleptik (lampiran 1). Adapun ciri-ciri mutu kondisi ikan berdasarkan uji

organoleptic akan disajikan pada tabel 1.

Page 15: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

5

Tabel 1 dijelaskan ciri-ciri ikan kondisi segar dan ikan kondisi cacat menurut SNI

01-2729.1-2014 adalah sebagai berikut :

No. Parameter Ikan Segar Ikan Kondisi Cacat

1 Mata

Pupil hitam menonjol dengan

kornea jernih, bola mata

cembung dan cemerlang

Pupil mata kelabu tertutup lendir

seperti putih susu, bola mata

cekung dan keruh

2 Insang

Warna merah tua, tak berlendir,

tidak tercium bau yang

menyimpang (off odor)

Warna merah cokelat sampai

keabu-abuan, bau menyengat,

lendir tebal

3 Tekstur

daging

Elastis dan jika ditekan tidak ada

bekas jari, serata padat atau

kompak

Daging kehilangan elestisitas

nya atau lunak dan jika ditekan

dengan jari maka bekas

tekanannya lama hilang

4

Keadaan

kulit dan

lendir

Warnanya sesuai dengan aslinya

dan cemerlang, lendir

dipermukaan jernih dan

transparan dan baunya segar

khas menurut jenisnya

Warnanya sudah pudar dan

memucat, lendir tebal dan

menggumpal serta lengket,

warnanya berubah seperti putih

susu

5 Bau

Spesifik menurut jenisnya, bau

rumput laut, pupil mata kelabu

tertutup lendir seperti putih susu,

bola mata cekung dan keruh

Bau menusuk seperti asam asetat

dan lama kelamaan berubaha

menjadi bau busuk yang

menusuk hidung

Tabel 1 di atas dapat ditentukan jumlah hasil tangkapan dalam kondisi cacat yang

diperoleh dari 160 sampel hasil tangkapan. dengan mengetahui jumlah cacat tersebut

dapat ditentukan tipe cacat dominan dan mengetahui apakah kondisi cacat yang diperoleh

masih dalam pengendalian atau tidak serta menentukan faktor penyebab cacat pada hasil

tangkapan tersebut.

Analisis peta kendali mutu

Pengujian mutu produk dilakukan untuk memantau bagian dari produk yang ditolak

atau proporsi produk yang cacat (fraction defective), yaitu rasio antara produk yang cacat

terhadap jumlah dari populasi. Peta kendali yang digunakan untuk memantau proporsi

ketidaksesuaian yang dihasilkan dari suatu proses adalah bagan p. Fungsi bagan p untuk

pengukuran dalam bentuk proporsi. Bagan p digunakan jika ukuran subgrup tidak sama.

Jika pengamatan berdasarkan ketidaksesuaian atau jumlah bagan ditolak, maka bagan np

digunakan. Kegunaan bagan np adalah untuk mengetahui jumlah ikan karang hasil

tangkapan nelayan Pulau Serasan yang bermutu baik atau tidak.

Langkah-langkah dalam menyusun bagan kendali ketidaksesuaian (Ishikawa 1989

diacu dalam Wiratama 2011) adalah sebagai berikut:

1. Memilih karakteristik mutu;

2. Mengumpulkan data. Sampel diambil berdasarkan ukuran subgrup (n) yang sebaiknya

lebih dari 50;

3. Menghitung persen ketidaksesuaian (p) dari setiap subgrup (pi) dan memasukkan ke

dalam lembar data.

Page 16: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

6

𝑝 =Jumlah ketidaksesuain npi

Jumlah unit dalam subgrup n × 100%

4. Menentukan garis tengah (central line, CL), batas kendali atas (upper control limit,

UCL) dan batas kendali bawah (lower control limit, LCL) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

𝐶𝐿 = 𝑛𝑝 =Jumlah sampel cacat

Jumlah observasi

UCL )1(3 pnpnp ;

LCD )1(3 pnpnp ;

Keterangan:

p = Rata-rata persen ketidaksesuaian dalam sampel;

np = Garis tengah; dan

5. Membuat bagan np dengan memasukkan data observasi.

Analisis produksi bersih

Penerapan teknik produksi bersih yang dianalisis adalah cara penanganan produk,

penggunaan es dan penggunaan air bersih. Setiap bagian tersebut akan dibandingkan

dengan penanganan yang dilakukan pada penelitian dan penanganan yang seharusnya

dilakukan.

Pola penanganan produk

Analisis hasil tangkapan ikan karang nelayan Pulau Serasan digunakan untuk

mengetahui apakah penanganan produk telah dilakukan seoptimal dan sesuai prosedur,

baik penanganan di atas kapal maupun di pelabuhan, dengan pengoperasian alat tangkap

bubu ikan karang. Selain itu, analisis hasil tangkapan ikan karang juga dilengkapi dengan

tinjauan pustaka yang mendukung agar hasil yang didapatkan lebih efisien.

Pola penggunaan es

Analisis penggunaan es sebagai media pendingin untuk menyimpan ikan karang

hasil tangkapan nelayan agar ikan tetap segar. Analisis ini untuk mengetahui apakan

penggunaan es telah sesuai dan apakah es yang digunakan masih tersisa atau kurang.

Selain itu, analisis ini juga dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana teknis penanganan

seharusnya dengan referensi yang mendukung mulai dari penanganan es di atas kapal

hingga pendistribusian hasil tangkapan ikan karang nelayan di Pulau Serasan.

Pola penggunaan air bersih

Analisis penggunaan air bersih digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan

air bersih dalam kegiatan penangkapan ideal atau sisa. Selain itu, dalam analisis ini juga

ditentukan cara penggunaan air bersih yang seharusnya dan cara pemanfaatan sisa air

bersih. Cara perhitungan sisa air bersih menggunakan rumus berikut:

Sisa air =air yang dibawa - JA

Page 17: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

7

Menurut Mulyadi (2007) untuk mengetahui jumlah penggunaan kebutuhan air yang

seharusnya dikapal dengan menggunakan rumus berikut yaitu :

JA=T ×N ×(A+α);(l)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Perikanan Pulau Serasan

Pulau Serasan merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam wilayah

Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau dan terletak di perairan laut Cina Selatan.

Pulau ini terletak pada koordinat 2°31'13"N - 109°2'51"E dengan batas wilayah sebagai

berikut:

Sebelah utara : Kecamatan Subi;

Sebelah selatan : Provinsi Kalimantan Barat;

Sebelah barat : Laut Natuna dan Perairan Kecamatan Midai; dan

Sebelah timur : Perairan Malaysia Timur.

Berdasarkan data Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Natuna (2015), penduduk

Pulau Serasan yang berprofesi sebagai nelayan tetap berjumlah 802 orang. Para nelayan

mengoperasikan 319 kapal motor berukuran 5 GT dan 340 kapal tanpa motor. Jenis alat

tangkap yang dioperasikan umumnya adalah bubu ikan karang dengan persentase sebesar

45%, sedangkan alat tangkap lainnya berupa pancing ulur, rawai, bagan apung, bagan

tancap, bubu ketam (bubu lipat), pukat pantai dan kelong. Jenis hasil tangkapannya

diantaranya adalah kerapu, kurisi, pari, selar, belanak, teri, ekor kuning, pasir, tenggiri,

bambangan, manyung, tamban, sunuk, beludu, sumong belang, asuk, merah, kecapar dan

deloh. Dari seluruh jenis hasil tangkapan tersebut, sunuk dan kerapu memiliki harga jual

yang paling tinggi, baik lokal, nasional maupun internasional (DKP Natuna 2015).

Metode Penangkapan dengan Kapal Bubu Ikan Karang di Pelabuhan Serasan

Bubu ikan karang adalah salah satu jenis alat tangkap di perairan pulau serasan

untuk menangkap jenis-jenis ikan karang. Berdasarkan wawancara nelayan, jenis alat

tangkap ini tebagi menjadi dua yaitu bubu ikan karang laut dangkal yang dioperasikan di

perairan dangkal pada kedalaman 20 – 30 meter. Alat tangkap kedua dengan sebutan oleh

masyarakat lokal dengan nama bubu ikan karang laut dalam yang dioperasikan pada

kedalaman 40 – 60 meter. Adapun perbedaan lainnya disajikan pada cara

penangkapannya.

1. Bubu ikan karang laut dangkal

Bubu ikan karang laut dangkal berbentuk persegi panjang dengan kerangka kayu.

Seluruh dindingnya diselimuti oleh jaring. Pintu masuk berupa lubang berbentuk

Keterangan :

JA : Jumlah air

N : Banyak awak kapal (orang)

α : Persentase air tawar cadangan di kapal (0.5)

T : Lama hari trip penangkapan (hari)

A : kebutuhan air per awak kapal per hari (7.5 l/orang/hari)

Page 18: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

8

lingkaran berada di bagian depan alat tangkap, sedangkan pintu keluar sebagai tempat

untuk mengeluarkan hasil tangkapan diposisikan di sebelah kiri bubu (Gambar 2).

Cara pengoperasi bubu dilakukan oleh nelayan dengan cara meletakkan bubu secara

langsung di permukaan dasar perairan. Bubu di diamkan 1- 2 hari sebelum dilakukan

pengangkatan.

Gambar 2 Alat tangkap bubu ikan karang laut dangkal

2. Bubu ikan karang laut dalam

Bubu ikan karang laut dalam berbentuk hati dengan kerangka besi. Seluruh

dindingnya diselimuti oleh kawat. Pintu masuk berupa lubang cembung ke dalam

berbentuk lingkaran berada di bagian depan alat tangkap, sedangkan pintu keluar sebagai

tempat untuk mengeluarkan hasil tangkapan diposisikan di sebelah kiri bubu (Gambar 3).

Cara pengoperasi bubu dilakukan oleh nelayan dengan cara meletakkan bubu secara

langsung di permukaan dasar perairan. Bubu didiamkan 2-4 hari sebelum dilakukan

pengangkatan.

Gambar 3 Alat tangkap bubu ikan karang laut dalam

Metode Penanganan Hasil Tangkapan di Pulau Serasan

Berdasarkan pengamatan lapang dan wawancara yang dilakukan terhadap metode

penanganan hasil tangkapan ikan karang terbagi dalam dua bentuk yaitu penanganan di

atas kapal dan penanganan di pelabuhan.

1. Penanganan di atas kapal

Ikan karang hasil tangkapan nelayan Pulau Serasan dikeluarkan dengan hati-hati

yang kemudian dimasukkan kedalam wadah fiber berisi es batu. Hasil tangkapan yang di

peroleh tersebut dimasukkan kedalam wadah fiber tanpa pemisahan hasil tangkapan

berdasarkan ukuran dan jenis. Penataan ikan dalam wadah fiber yaitu setiap lapisan ikan

diberi es kantong yang telah dihancurkan terlebih dahulu, setelah semuanya tertutupi es,

Page 19: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

9

wadah fiber di tutup dan dibiarkan hingga sampai di pelabuhan, tanpa penambahan es

lagi. Namun terdapat perlakuan penanganan berbeda untuk ikan kerapu dan ikan sunuk

yaitu untuk alat tangkap bubu ikan karang laut dalam ikan kerapu dan sunuk setelah

hauling di kapal dimasukkan ke dalam wadah fiber yang bercampur kedalam ikan lainnya,

sedangkan alat tangkap bubu ikan karang laut dangkal hasil tangkapan dimasukkan

kedalam palka yang berisi air sehingga ikan sunuk dan kerapu tetap dalam keadaan hidup.

2. Penanganan di pelabuhan

Kapal bubu ikan karang setelah didaratkan di Pelabuhan Serasan, hasil tangkapan

ikan karang nelayan di bongkar dari wadah fiber untuk melakukan sortir dan

penimbangan. Sortir dilakukan berdasarkan jenis dan ukuran.kemudian hasil tangkapan

di bungkus kedalam plastik 1 kg yang berisi ikan dengan ukuran dan jenis yang sama.

Setelah selesai pembungkusan, hasil tangkapan di timbang dan dimasukkan kembali

kedalam wadah fiber yang diberi es dan ditutup rapi kembali. Untuk bubu laut dalam

penanganan hasil tangkapan jenis kerapu dan sunuk sama hal nya dengan hasil tangkapan

yang lain tetapi ikan karang hasil tangkapan bubu ikan karang laut dangkal jenis kerapu

dan sunuk dimasukkan kedalam waring yang berada didekat pelabuhan.

Mutu Ikan Karang yang Ditangkap Nelayan di Pulau Serasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Pelabuhan Serasan, beberapa sampel

ikan karang yang diteliti dalam kondisi cacat. Ini terlihat dari kulitnya yang tergores,

daging kurang kenyal, warna daging pucat, mata pudar dan lendir keruh. Hasil

perbandingan antara kondisi cacat dan jumlah cacat pada ikan hasil tangkapan yang

didaratkan di Pelabuhan Serasan diuraikan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Proporsi tipe cacat dengan cacat ikan karang hasil tangkapan

No. Tipe cacat Jumlah cacat (ekor) Persentase cacat (%)

1 Kulit tergores 2 7,69

2 Daging kurang kenyal 7 26,92

3 Warna daging pucat 9 34,61

4 Mata pudar 5 19,23

5 Lendir keruh 3 11,53

Total 26

Sumber: Diolah dari hasil penelitian (2015)

Berdasarkan pada Tabel 2, mutu hasil tangkapan ikan karang hasil tangkapan

mengalami penurunan yang ditunjukkan oleh adanya cacat pada tubuh ikan. Penurunan

mutu tersebut disebabkan oleh tiga macam kegiatan, yaitu autolysis, kimiawi dan

bacterial (Ilyas, 1983). Cacat yang ada pada ikan karang dapat terjadi secara alami

ataupun diakibatkan oleh penanganan selama kegiatan penangkapan maupun setelahnya.

Perubahan kualitas berupa cacat fisik, seperti kulit tergores, baru terlihat setelah ikan mati.

Komposisi ikan cacat dalam bentuk diagram pareto disajikan pada Gambar 4.

Page 20: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

10

Gambar 4 Jumlah ikan karang yang ditangkap nelayan Pulau Serasan berdasarkan kriteria

cacat.

Berdasarkan Gambar 4, tipe cacat yang mendominasi hasil tangkapan adalah warna

daging pucat dengan jumlah kasus sebesar 9 kasus, kemudian diikuti daging kurang

kenyal 7 kasus dan mata pudar 5 kasus. Ketiga kriteria cacat ini mencapai 80.76%

keseluruhan cacat yang diamati. Adanya cacat tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor

diantaranya nelayan, sarana dan material.

Peta Kendali np Hasil Tangkapan Ikan Karang

Ikan karang yang menjadi hasil tangkapan nelayan di Pulau Serasan harus memiliki

mutu yang bagus agar nilai jualnya tetap tinggi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

penanganan mutu dalam kegiatan produksi. Namun masih terdapat ikan kondisi cacat

setelah didaratkan.

Dalam kegiatan produksi penangkapan perlu diketahui apakah kegiatan produksi

usaha perikanan dalam penangkapan ikan karang hasil tangkapan masih dalam proses

pengendalian atau tidak oleh pelaku kegiatan produksi. Untuk mengetahui proses

pengendalian tersebut, maka metode analisis peta kendali np harus digunakan. Metode

ini membutuhkan pengamatan langsung dengan mencarian ikan karang hasil tangkapan

yang cacat. Tabel 3 menjelaskan hasil perhitungan peta kendali np untuk ikan karang hasil

tangkapan.

9

7

5

3

234.61

61.53

80.76

92.29100

0

20

40

60

80

100

120

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Warna

daging pucat

Daging

kurang

kenyal

Mata pudar Lender keruh Kulit tergores

Akum

ula

si c

acat

(%

)

Jum

lah c

acat

(ek

or)

Tipe cacat

Jumlah

Cacat (ekor)

akumulasi

(%)

Page 21: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

11

Tabel 3 Perhitungan peta kendali np untuk ikan karang hasil tangkapan

No. No. proses Jumlah sampel

Jumlah cacat

(ekor) Proporsi

1 1a 20 5 0,25

2 1b 20 4 0,20

3 2a 20 3 0,15

4 2b 20 3 0,15

5 3a 20 3 0,15

6 3b 20 4 0,20

7 4a 20 2 0,10

8 4b 20 2 0,10

Total 160 26

ῥ 1,25 0,16

Sumber: Hasil analisis data 2015

Data pada Tabel 3 menjelaskan bahwa sampel yang diamati dalam analisis sebanyak

20 ekor ikan karang hasil tangkapan pada setiap proses dimana kegiatan ini terdapat 8

proses. Jumlah proses tersebut ditentukan dengan menggunakan asumsi volume wadah

wadah fiber pada setiap kapal adalah sama. Untuk setiap kapal di ambil sampel 2 wadah

fiber yang di beri keterangan a dan b dimana keterangan a dan b adalah wadah fiber a dan

wadah fiber b sedangkan keterangan 1,2 hingga 4 adalah keterangan kapal. Kapal 1 adalah

kapal tomi, kapal 2 adalah kapal Hedi, kapal 3 adalah kapal khaidir dan kapal 4 adalah

kapal katiman. perhitungan nilai pada bagan kendali np tertera pada lampiran 2. Batas

pengendalian cacat dari hasil tangkapan ikan karang di Pelabuhan Serasan disajikan pada

Gambar 5.

Gambar 5 Peta kendali np mutu ikan karang hasil tangkapan

Berdasarkan data pada Gambar 5 garis tengah atau UCL bernilai 3.25 kemudian

batas atas pada peta kendali np bernilai 8,20 dan batas bawah peta kendali np bernilai 0.

Nilai jumlah cacat pada setiap proses dalam peta kendali np tidak boleh melewati nilai

batas atas dan nilai batas bawah agar dapat dikategorikan terkendali.

5

4

3 3 3

4

2 2

3.25

8.20

0

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0 2 4 6 8 10

Ju

mla

h i

ka

n c

aca

t (e

ko

r)

No. proses

Bagan Kendali np

Jumlah Cacat

CL

UCL

LCL

Page 22: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

12

Gambar 5 di atas menunjukkan bahwa pengamatan terhadap jumlah cacat di setiap

proses pada peta kendali np tidak terdapat nilai jumlah cacat yang melebihi dari batas atas

dan batas bawah peta kendali np. Hal ini menandakan kegiatan produksi perikanan ikan

karang hasil tangkapan masih berada dalam proses pengendalian oleh pelaku produksi

kegiatan perikanan ikan karang hasil tangkapan dengan kapal bubu ikan karang. Hal ini

didukung oleh air yang dicuci pada hasil tangkapan dalam kondisi bersih serta kegiatan

perikanan yang dilakukan one day fishing sehingga hasil tangkapan cepat didaratkan.

Faktor Penyebab Cacat Ikan Karang

Hasil tangkapan alat tangkap bubu yang dioperasikan berupa ikan karang seperti

ikan kerapu, ikan sunuk, ikan ekor kuning, ikan pasir dan ikan beludu yang didaratkan di

Pulau Serasan. Walaupun rata-rata ikan yang didaratkan dalam kondisi baik namun masih

terdapat beberapa ikan yang mengalami cacat. Cacat tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor yang berkaitan langsung dengan mutu kualitas ikan tersebut. Untuk mengetahui

faktor-faktor tersebut dilakukan analisis sebab akibat terhadap cacat yang terdapat dalam

ikan karang. Faktor-faktor tersebut antara lain nelayan, metode penanganan, sarana, dan

material.

Nelayan

Nelayan bubu ikan karang yang melakukan penangkapan ikan karang memiliki

peranan penting dalam menentukan mutu dari hasil tangkapan yang didaratkan. Nelayan

mempunyai peranan penting karena nelayan tersebut menangani ikan sejak ditangkap

hingga didaratkan di pelabuhan. Nelayan pada kapal bubu ikan karang berjumlah 1-3

orang. Pada umumnya nelayan pada kapal bubu ikan karang menempuh pendidikan

hingga jenjang SD-SMP. Walaupun rata-rata nelayan hanya sampai jenjang SD-SMP,

kemampuan dalam mengoperasikan dan menagani tangkapan didapatkan dari

pengalaman mereka selama bertahun-tahun. Selain itu, teknik kerja nelayan di kapal bubu

ikan karang berpengaruh dalam efektifitas kegiatan produksi penangkapan ikan karang

serta berpengaruh dalam penanganan hasil tangkapan yang menentukan mutu hasil

tangkapan ikan karang.

Teknik Penanganan

Penangganan ikan yang tidak baik dapat menjadi penyebab cacat pada ikan hasil

tangkapan. Diawali dengan cara mematikan ikan, apabila cara mematikan ikan tersebut

tidak dapat membuat ikan mati dengan cepat, maka ikan akan mengalami kondisi stres

yang akan menyebabkan penurunan kualitas mutu ikan dengan cepat. Selain itu, apabila

ikan tidak mati dengan cepat, ikan akan meronta-ronta yang meyebabkan fisik ikan rusak,

seperti kulit yang tergores ataupun sirip yang patah. Dalam penyiangan dan penghentian

darah yang dilakukan oleh nelayan secara tidak benar juga dapat menyebabkan penurun

kualitas ikan, karena darah yang masih menggenang dalam tubuh ikan akan menyebabkan

pembusukan dalam tubuh ikan sehingga dapat menyebabkan cacat seperti warna daging

pucat, bau tidak segar, dan daging kurang kenyal.

Setelah penangkapan ikan, perlunya penyusunan ikan di dalam wadah fiber dengan

baik karena penyusunan yang tidak benar menyebabkan kerusakan fisik ikan sehingga

timbulnya cacat pada tubuh ikan, selain itu perlunya pendinginan yang merata untuk

Page 23: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

13

menjaga kondisi ikan tetap segar. Dalam kegiatan pembongkaran ikan dipelabuhan

perlunya penanganan khusus dimana ikan tidak boleh terpapar sinar matahari secara

langsung karena dapat membuat ikan mengalami pembusukan dan kerusukan pada fisik

ikan.

Sarana

Sarana penyimpanan ikan karang hasil tangkapan dalam kegiatan produksi ini salah

satunya adalah wadah fiber dan palka. Tempat penyimpanan memiliki peranan penting

karena selama dalam perjalanan dan menunggu waktu ikan akan didistribusikan, ikan

didiamkan di wadah fiber dan palka. Hasil tangkapan yang peroleh harus menyesuaikan

volume wadah fiber dan palka agar hasil tangkapan tersusun dengan baik. Selain itu,

kondisi higienitas tempat penyimpanan dapat mempengaruhi mutu hasil tangkapan,

karena apabila wadah fiber dan palka kotor maka proses penurunan mutu ikan dapat

terjadi seperti perubahan tekstur dan perubahan bau ikan. Kondisi utama yang harus

diperhatikan dalam penyimpanan ikan yaitu pendingin dimana es yang dimasukkan

kedalam wadah fiber harus sesuai dan merata serta suhu didalam wadah fiber harus tetap

stabil agar ikan tetap terjaga kualitasnya karena kondisi suhu dingin dapat menghambat

pertumbuhan bakteri. Setelah ikan tiba di pelabuhan ikan, langsung dipindahkan untuk

didistribusi. Namun apabila proses distribusi harus menunggu waktu beberapa hari, maka

wadah yang digunakan (wadah fiber) dibersihkan agar tetap higeinis dan ikannya

diberikan es. Begitupun hasil tangkapan dibersihkan dan disusun dengan rapi kembali

kedalam wadah fiber.

Material

Penanganan ikan karang dalam kegiatan produksi salah satunya yaitu air laut. Air

laut dingunakan untuk mencuci ikan yang telah diangkat ke atas kapal. Selain itu, es batu

yang dingunakan untuk mendinginkan ikan juga air bersih yang telah dibekukan. Material

lain yang digunakan dalam penanganan ikan di atas kapal yaitu plastik untuk

membungkus ikan. Plastik pembungkus diperlukan untuk menjaga kualitas permukaan

luar ikan hasil tangkapan. Jumlah dari plastik harus agar mutu dari setiap ikan hasil

tangkapan tetap terjaga dan tidak terjadi perubahan mutu yang signifikan disamping itu

jenis ikan karang yang berbeda dibungkus pada plastik yang berbeda pula.

Penerapan Produksi Bersih untuk Penanganan Produk dan Penanganan

Komponen Operasi

Penanganan Produk

Hasil tangkapan kapal bubu ikan karang di pelabuhan Serasan berdasarkan sampel

yang di amati menunjukkan hasil tangkapan ikan karang berada dalam kondisi yang baik

secara keseluruhan. Hasil tangkapan yang diperoleh di ekspor keluar negeri seperti ikan

kerapu dan sunuk sedangkan ikan karang lainnya di jual area lokal. Namun, masih

terdapat ikan hasil tangkapan dalam kondisi cacat yang akan didistribusikan. Hasil

tangkapan yang dalam kondisi cacat tersebut yang dapat menurunkan minat konsumen

untuk membeli hasil tangkapan. Proses yang dapat dilakukan agar ikan yang tidak laku

dipasar dapat dijual kembali yaitu dengan mengolah ikan menjadi produk lain seperti ikan

asin, bakso, nugget, kerupuk ikan, makanan ringan dan ikan asap.

Page 24: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

14

Salah satu usaha dalam prinsip produksi bersih yang dapat dilakukan untuk menjaga

kualitas hasil tangkapan adalah dengan melakukan pencegahan awal yaitu berupa

perbaikan input. Perbaikan input dapat dilakukan dengan cara menangani hasil tangkapan

ataupun material (plastik) dan sarana (wadah fiber, es) secara baik (Suprihatin dan Romli,

2009). Penanganan hasil tangkapan ikan karang yang baik selama operasi penangkapan

sangat berpengaruh dalam menjaga kualitas hasil tangkapan. Secara umum penanganan

hasil tangkapan tersebut terbagi dua yaitu penanganan ikan segar hidup dan penanganan

ikan mati.

Dengan mengacu kepada prinsip produksi bersih, langkah-langkah kritis

penanganan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan ikan

karang adalah sebagai berikut :

1. Mengangkat ikan dari air

Hasil tangkapan yang diperoleh diangkat ke atas kapal dengan hati-hati agar tidak

terjadi kerusakan fisik pada ikan dan tidak terjadinya resiko kecelakaan terhadap

nelayan yang melakukan hauling.

2. Melepas ikan dari alat tangkap (bubu ikan karang)

Berhati-hati ketika melepaskan ikan dari alat tangkap karena alat tangkap yang terbuat

dari bahan keras (kawat dan jaring) dapat membuat kerusakan fisik ikan. setelah

dikeluarkan, jangan membiarkan ikan meronta-ronta dan segera dimatikan. namun

untuk ikan segar hidup langsung dimasukkan ke wadah yang tersedia air bersih.

3. Membersihkan ikan

Hasil tangkapan dibersihkan dengan cara dicuci dengan air bersih yang dibawa,

namun apabila air bersih tidak mencukupi dapat dibersihkan dengan air laut dalam

kondisi bersih.

4. Sortir/seleksi hasil tangkapan dan pembungkusan

Sortir yang dilakukan berdasarkan jenis hasil tangkapan, ukuran dan mutu ikan untuk

pemberian pembungkusan ikan berupa plastik. plastik tersebut untuk satu jenis ikan

dan mencukupi.

5. Menempatkan ikan dalam wadah

Bahan utamanya yaitu es dan hasil tangkapan, dimana jumlah es harus mencukupi

jumlah hasil tangkapan dan penyusunan es terhadap ikan dilakukan dengan baik yaitu

es dimasukkan terlebih dahulu di dalam wadah fiber kemudian ikan dan seterusnya.

6. Menyimpan didalam palkah berisolasi dengan es

Teknik ini sangat baik dilakukan untuk menjaga kualitas hasil tangkapan terutama

kapal yang melakukan trip berhari-hari.

7. Merawat ikan selama penyimpanan sampai pendaratan di pelabuhan

Selama penyimpanan hasil tangkapan pastikan ikan tidak terkontaminasi dengan

bahan dan alat lainnya yang dapat merusak kualitas ikan.

8. Membersihkan bekas / sisa penanganan

Hal ini perlu dilakukan supaya tidak terjadi peluang kontaminasi dengan hasil

tangkapan yang diperoleh dan resiko kepada nelayan.

Hasil tangkapan harus segera dibongkar setelah sampai di Pelabuhan bertujuan

untuk tetap mempertahankan kualitas hasil tangkapan. Febrina (2012) menyatakan, hal -

hal yang perlu diperhatikan dalam pembongkaran hasil tangkapan ikan karang agar mutu

tetap baik serta tidak menimbulkan efek pencemaran dan pemborosan adalah sebagai

berikut :

Page 25: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

15

1. Ikan dibongkar dengan hati-hati;

2. Saat menimbang, es dipisahkan dari ikan kemudian setelah menimbang, ikan kembali

diberi es;

3. Wadah yang digunakan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan kondisinya

harus bersih; dan

4. Ikan harus terhindar dari pancaran sinar matahari secara langsung.

Penggunaan Es

Es dingunakan sebagai media pendingin untuk menyimpan ikan karang hasil

tangkapan agar ikan tetap segar. Penggunaan es pada kapal bubu ikan karang di

Pelabuhan Serasan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Data penggunaan es pada kapal bubu ikan karang di Pelabuhan Serasan

No. Nama

kapal

Hasil

tangkapan

(Kg)

Es yang

dibawa

(kantong*)

Es yang

riil

digunakan

(kantong*)

Es yang

seharusnya

(kantong*)

Sisa es

(kantong*)

1 Kapal 1 72 50 50 72 TAS

2 Kapal 2 54 50 50 54 TAS

3 Kapal 3 61 50 50 61 TAS

4 Kapal 4 45 50 50 45 5

Keterangan : *1 kantong berisi 1 kg

Seperti yang terlihat pada Tabel 4 terdapat jumlah es yang kurang mencukupi dan

jumlah es yang melebihi kapasitas. Supaya penggunaan es efektif atau tidak terjadi

pemborosan maka diperlukan perbandingan es dengan ikan harus tepat yaitu 1 : 1. Hal ini

relavan dengan pernyataan Susanto et al. (2011) perbandingan es dalam penanganan ikan

yang terbaik yaitu 1 : 1. Perbandingan menunjukkan untuk mengawetkan 1 kg ikan karang

hasil tangkapan dingunakan 1 kg es. Perbandingan tersebut penting agar kualitas hasil

tangkapan tetap terjaga dengan baik, tidak terjadinya limbah dan tidak menimbulkan

pemborosan biaya.

Disamping perbandingan, yang diperhatikan juga ukuran es yang dingunakan.

ukuran tersebut tidak boleh terlalu besar dan terlalu kecil. Apabila butiran es tersebut

terlalu besar dan runcing dapat menyebabkan kulit ikan tergores, sedangkan apabila

butiran es terlalu kecil akan menyebabkan es cepat mencair dan menahan aliran air

kebawah sehingga terdapat genangan yang dapat menyebabkan pembusukan pada ikan

dan akan menyebabkan adanya limbah. Menurut Junianto (2013), ukuran butir pecahan

es tersebut sekitar 1-2 cm3. ukuran tersebut dapat diterapkan dalam mengatasi pencegahan

terjadinya limbah tersebut.

Penggunaan es yang ideal (seharusnya) dilakukan seperti yang tersaji pada Tabel 4

tidak diterapkan karena masih terdapat es yang kurang mencukupi (kapal 1, 2 dan 3) dan

es yang melebihi kapasitas (kapal 4). Dalam produksi bersih tersebut termasuk kritis

sehingga perlu diminimilisir karena dapat menurunkan kinerja operasi penangkapan ikan

karang, bagian berikut akan dijelaskan terkait hal tersebut :

1. Koordinasi yang baik untuk menghindari kekurangan es

Hasil Tabel 4 menunjukkan bahwa 75 % kapal yang beroperasi mengalami

kekurangan jumlah es apabila dibandingkan dengan lainnya. Hal ini kurang baik

Page 26: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

16

dilakukan karena akan menimbulkan dampak buruk seperti limbah dan pemborosan. oleh

karena itu, perlunya pencegahan awal berupa jumlah kapasitas es yang mencukupi.

kurangnya kapasitas es tersebut dikarenakan Pulau Serasan terletak jauh dari pusat kota

mengalami kendala listrik di siang hari sehingga untuk memproduksi es hanya pada

malam hari dengan alat yang sederhana yaitu kulkas dengan ukuran 1- 2 meter. Pada

umumnya daerah serasan beprofesi sebagai nelayan sehingga kebutuhan es untuk

kesegaran ikan tidak sebanding dengan es yang tersedia, oleh karena itu mutu ikan di

daerah serasan cepat menurun yang berdampak terhadap sistem jual beli (biaya). Kendali

listrik juga menyebabkan tidak adanya produksi es balok di Pulau Serasan karena alat

yang tidak tersedia dan listrik yang tidak mendukung untuk memproduksi es balok.

Langkah sebaiknya dilakukan yaitu dengan mengupayakan ikan tetap dalam

keadaan hidup yang disimpan dalam wadah yang berisi air saat perjalanan untuk

didaratkan agar mengurangi kapasitas penggunaan es. selain itu. melakukan kerja sama

dengan pihak terkait untuk melakukan kapasitas produksi es

2. Penanganan kelebihan es

Pada kapal 4 mengalami kelebihan es sehingga terdapatnya sisa es sebanyak 5

kantong es, sisa tersebut tetap digunakan nelayan untuk mengawetkan ikan. Menurut

Bahar (2004), apabila es terlalu banyak akan merusak fisik ikan karena himpitan dan

tekanan bongkahan es. Jika fisik hasil tangkapan rusak akan menurunkan harga jual,

sehingga menimbulkan resiko hasil tangkapan yang tidak diperjualkan yang dapat

menyebabkan limbah. selain itu terjadinya pemborosan biaya apabila terjadinya

kelebihan kantong es yang dibawa dimana hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan

jumlah yang ideal. penanganan yang seharusnya dilakukan terhadap kelebihan es yaitu

dengan memanfaatkan es untuk membersihkan hasil tangkapan dan penyiangan ikan.

Penggunaan Air Bersih

Air tawar termasuk kebutuhan pokok nelayan saat melakukan operasi penangkapan.

Air bersih tersebut dingunakan untuk minum dan memasak, selain itu jika mesin kapal

rusak air tawar juga dingunakan untuk membersihkan mesin kapal. Penggunaan air bersih

lebih lengkapnya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Data penggunaan air bersih pada kapal bubu ikan karang

No. Nama

kapal

Air

dibawa

(l)

Jumlah

awak

kapal

(orang)

A

(l) α

Lama

trip

(hari)

Kebutuhan

seharusnya

(l)

Sisa

air (l)

1 Kapal 1 40 3 7.5 0.5 1 24 16

2 Kapal 2 35 3 7.5 0.5 1 24 11

3 Kapal 3 35 3 7.5 0.5 1 24 11

4 Kapal 4 25 3 7.5 0.5 1 24 1

Pada umumnya air tawar yang dibawa oleh nelayan Pulau Serasan selalu mengalami

sisa karena jumlah air yang dibawa tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan yang

seharusnya. untuk mengetahui kebutuhan seharusnya tersebut diperoleh melalui

perhitungan rumus analisa penggunaan air bersih (Lampiran 3).

Page 27: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

17

Adanya sisa tawar dapat dimanfaatkan nelayan untuk penggunaan yang lebih baik.

Adapun bentuk pemanfaatan kritis yang perlu dilakukan untuk mencegah sisa air bersih

tersebut terbuang percuma adalah sebagai berikut :

1. Pemanfaatan air bersih untuk pencucian hasil tangkapan;

2. Pemanfaatan air bersih untuk pembersihan dek kapal;

3. Pemanfaatan air bersih untuk pembersihan sisa operasi penangkapan dan;

4. Pemanfaatan air bersih untuk pemberihan wadah.

Selain itu, kebersihan kapal, teknik penempatan, wadah dan penggunaan air bersih di atas

kapal perlu diperhatikan. Menurut Internasional Health Regulation (2005), air dapat

menjadi sumber kasus penyakit pada manusia, kejadian tersebut dikarenakan penyerapan

air yang terkontaminasi dengan pathogen yang berasal dari sekresi manusia atau hewan.

Kontaminasi terkait dengan air yang disimpan di dalam tempat yang kotor, rancangan dan

konstruksi wadah air yang buruk dan dekat dengan sumber panas. Oleh karena itu,

perlunya penanganan air bersih yang aman dan mencukupi dalam operasi penangkapan

oleh nelayan Pulau Serasan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Nelayan Pulau Serasan umumnya mengoperasikan alat tangkap bubu ikan karang

(45%) dengan target utama yaitu ikan sunuk dan ikan kerapu. Alat tangkap tersebut

terbagi dalam dua jenis yaitu bubu ikan karang laut dangkal dan bubu ikan karang laut

dalam.

Hasil tangkapan ikan karang yang diperoleh mengalami penurunan mutu yang

ditunjukkan adanya cacat-cacat pada hasil tangkapan. Berdasarkan peta kendali np mutu

hasil tangkapan masih dalam pengendalian.

Hal – hal kritis dalam penerapan teknik produksi bersih dalam penanganan ikan

karang adalah (1) mengupayakan konsisten dalam mempertahankan mutu hasil tangkapan

dan membersihkan bekas / sisa penanganan yang berpeluang menimbulkan kontaminasi

produk, (2) melakukan koordinasi yang baik sehingga dapat menimalisir es yang

mengalami kekurangan dan kelebihan es dan (3) penggunaan sisa air bersih yang ideal

dan pemanfaatan yang baik.

Saran

Saran yang diusulkan dari hasil penelitian adalah perlunya penanganan hasil

tangkapan lebih baik mulai dari persiapan hingga didaratkan dengan memperhatikan

kondisi produk (hasil tangkapan), kapasitas es dan jumlah air bersih. Serta perlu dibangun

pabrik es instalasi air bersih sehingga mendukung optimal operasi penangkapan ikan

karang terutama dengan menangkap prinsip produksi bersih. Disamping itu, kapasitas

listrik juga perlu ditambah sehingga mendukung operasi pabrik es dan keperluan lainnya.

Page 28: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

18

DAFTAR PUSTAKA

Afmar M.1998. Faktor dan Teknik Efektif Penerapan Cleaner Production di Industri.

Makalah Seminar Peningkatan Efisiensi dan Daya Saing Indonesia melalui Cleaner

Production. Jakarta (ID).

Bahar B. 2004. Memilih dan Menangani Produk Perikanan. Jakarta (ID) : Penerbit

Gramedia Pustaka Utama.

Badan Standardisasi Nasional.2014. Standar Nasional Indonesia Ikan Beku. Jakarta (ID) :

SNI 4110.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Natuna.2015. Data Perikanan Tangkap Pulau

Serasan. Kabupaten Natuna (ID) : UPT Serasan.

Febrina A. 2012. Efisiensi Waktu Penanganan Tuna dari Proses Pembongkaran sampai

Pengemasan pada Industri Tuna Segar dan Loin di Pelabuhan Perikanan Samudera

Nizam Zachman Jakarta [skripsi]. Bogor (ID) : Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Internasional Health Regulation. Handbook for Inspection of Ships and Issuance of Ship

Sanitation Certificates. Perancis: World Health Organization. Terj. Surveilans

direktorat, Imunisasi, Karantina dan Matra kesehatan, Jakarta: Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

Ishikawa K. 1989. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu. Jakarta (ID): Mediyatama

Sarana Perkasa.

Junianto.2013. Teknik Penanganan Ikan. Jakarta (ID): Penerbit Swadaya.

Nasir M. 1988. Metode penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Putra AP.2015.Penerapan Teknil Produksi Bersih pada Usaha Perikanan Tuna: Studi

Kasus Kapal Longline di PPS Cilacap [skripsi]. Bogor (ID) : Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Susanto E, Agustini TW, Albar MF, Fahmi AS, Nafis MK, Surti T, Swastawati F, et al.

2011. Pemanfaatan Bahan Alami untuk Memperpanjang Umur Simpan Ikan

Kembung (Rastrellinger neglectus) Shelf-Life. Jurnal Perikanan. 8 (2): 60-69.

Suprihatin dan Romli M. 2009. Pendekatan Produksi Bersih dalam Industri Pengolahan

Ikan: Studi Kasus Industri Penepung Ikan. Jurnal Kelautan Nasional. 2 (1): 131-143.

Walpole RE. 1997. Pengantar Statistik Edisi ke-3. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Wiratama B. 2011. Kelayakan Ikan Tuna untuk Tujuan Ekspor pada Kegiatan

Penangkapan Menggunakan Pancing Tonda di sadeng, Yogyakarta [skripsi]. Bogor

(ID): Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Page 29: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

19

LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai-nilai organoleptik ikan

No. Bagian

Organoleptik Spesifikasi Nilai

1 Mata Cerah, bola mata menonjol, kornea jernih 9

Cerah, bola mata rata, kornea jernih

Agak cerah, bola mata rata, pupil agak keabu-abuan,

kornea agak keruh 8

Bola mata agak cekung, pupil berubah keabu-abuan,

kornea agak keruh 7

Bola mata agak cekung, pupil berubah keabu-abuan,

kornea agak keruh 6

Bola mata cekung, pupil mulai berubah menjadi putih

susu, kornea keruh 5

Bola mata sangat cekung, kornea agak kuning 3

2 Lendir Lapisan lendir jernih, transparan, mengkilat cerah 9

Lapisan lendir jernih, transparan, cerah, belum ada

perubahan warna

Lendir lendir mulai agak keruh, warna agak putih,

kurang transparan 8

Lendir lendir mulai keruh, warna putih agak kusam,

kurang transparan 7

Lendir tebal menggumpal, mulai berubah warna putih,

keruh 6

Lendir tebal menggumpal, berwarna putih kuning 5

Lendir tebal menggumpal, warna kuning kecoklatan 3

3 Bau Bau sangat segar, spesifikasi jenis 9

Segar, spesifikasi jenis

Netral 8

Bau amoniak mulai tercium, sedikit bau asam 7

Bau amoniak kuat, ada bau H2S, bau asam jelas dan

busuk 5

Bau busuk jelas 3

4 Tekstur Padat, elastis bila ditekan dengan jari, sulit menyobek

daging dari tulang belakang 9

Agak padat, elastis bila ditekan dengan jari, sulit

menyobek dari tulang belakang

Agak padat, agak elastis bila ditekan dengan jari, sulit

menyobek daging dari tulang belakang 8

Agak lunak, kurang elastis bila ditekan dengan jari

agak mudah menyobek dari tulang belakang 7

Lunak, bekas jari terlihat bila ditekan, mudah

menyobek daging dari tulang belakang 5

Sangat lunak, bekas jari tidak hilang bila ditekan,

mudah sekali menyobek daging dari tulang belakang 3

Sumber: BSN (2014)

Page 30: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

20

Lampiran 2. Contoh perhitungan peta kendali np ikan karang hasil tangkapan nelayan

Pelabuhan Pulau Serasan

Diketahui:

Jumlah total ikan karang yang cacat = 26 ekor

Jumlah rata-rata proporsi ikan karang yang cacat = 0,16

Jumlah proses = 8 proses

Jumlah sampel = 160

Penyelesaian :

CL = np

= np

m

= 26

8

= 3,25

UCL = np + 3 np ( 1 - p )

= 3,25 + 3 3,25 ( 1 - 0,16 ) = 8,20

LCL = np-3 np ( 1 - p )

= 3,25 - 3 3,25 ( 1 - 0,16 ) = -1,96 ≈0

Keterangan :

ῥ = Rata –rata proporsi ikan karang yang cacat

m = Banyaknya ikan karang

CL = Center Line (Batas tengah)

UCL = Upper Control Line (Batas atas)

LCL = Lower Control Line (Batas bawah)

Lampiran 3. Contoh perhitungan kebutuhan air yang seharusnya di atas kapal pada

keempat kapal yang diteliti

Diketahui :

T = 1 hari

N = 3 orang

A = 7.5 liter/orang/hari

α = 0.5

air yang dibawa kapal 1 = 40 liter

air yang dibawa kapal 2 = 35 liter

air yang dibawa kapal 3 = 35 liter

air yang dibawa kapal 4 = 25 liter

Penyelesaian :

𝐽𝐴 = 𝑇 × 𝑁 × (𝐴 + 𝛼); (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟) = 1 hari × 3 orang × (7.5 liter/orang/hari + 0.5)

= 24 liter

Page 31: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

21

sisa air kapal 1 = air yang dibawa – JA

= 40 liter – 24 liter

= 16 liter

sisa air kapal 2 = air yang dibawa – JA

= 35 liter – 24 liter

= 11 liter

sisa air kapal 1 = air yang dibawa – JA

= 35 liter – 24 liter

= 11 liter

sisa air kapal 1 = air yang dibawa – JA

= 25 liter – 24 liter

= 1 liter

Keterangan :

JA : Jumlah air

N : banyak awak kapal (orang)

α : besar cadangan air tawar di kapal (0.5)

T : lama hari trip penangkapan (hari)

A : kebutuhan air per awak kapal per hari untuk kapal motor

(7.5 l/orang/hari)

Page 32: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

22

Lampiran 4. Dokumentasi penelitian

Kapal bubu ikan karang yang

dioperasikan

Hasil tangkapan yang didaratkan

Hasil tangkapan yang diberi es di

pelabuhan

Hasil tangkapan yang diberi es di

atas kapal

Kondisi ikan karang saat

didistribusikan nelayan Kondisi ikan karang saat

pembongkaran

Page 33: PENERAPAN TEKNIK PRODUKSI BERSIH … TEKNIK PRODUKSI BERSIH DALAM PENANGANAN IKAN KARANG DI PULAU SERASAN, KABUPATEN NATUNA PUTRI INDAH REZEKI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Kumun Mudik, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi pada

tanggal 26 Februari 1995 sebagai anak bungsu dari 4 bersaudara. Penulis adalah anak

kandung dari bapak Zamhuri dan ibu Patriana. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah

dasar pada tahun 2006 di SDN 37/III Kumun Mudik, pada tahun 2009 penulis

menyelesaikan sekolah menengah pertama di SMPN 6 Kumun Mudik, dan tahun 2012

menyelesaikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Kota Sungai Penuh. Kemudian

melanjutkan ke perguruan tinggi pada tahun 2012 yaitu di Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur undangan. Penulis menempuh pendidikan di Departemen Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).

Selama menjalani studi di IPB penulis aktif mengikuti organisasi seperti Badan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM FPIK) periode

2014/2015 sebagai staf kajian strategi, aktif dalam Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) periode 2015/2016 sebagai sekretaris divisi

kajian strategi dan pada masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) penulis aktif di

organisasi Learning English Together (LET) periode 2012/2013, selain itu penulis juga

aktif organisasi di luar kampus yaitu Ikatan Mahasiswa Kerinci-Bogor sebagai ketua

divisi informasi dan komunikasi periode 2013/2014, sebagai bendahara 1 periode

2014/2015. Penulis juga aktif menjadi asisten pada mata kuliah mayor dan interdept yaitu

asisten mata kuliah Iktiologi periode 2013/2014, asisten mata kuliah metode statistika

periode 2014/2015 dan asisten Eksplorasi Penangkapan Ikan tahun 2014/2015. Selain

menjadi asisten di dalam kampus penulis juga aktif mengajar di luar kampus pada

lembaga bimbel privat Spektrum pada periode 2015 hingga sekarang. Penulis pernah

medapat juara 1 lomba aerobik dalam Pekan Olahraga Perikanan dan Ilmu Kelautan dan

meraih juara 2 lomba tari tradisional dalam acara Fisheries Marine Art and Contest.