Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MODEL TEAM QUIZ PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
, ,
STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Team Quiz Pada Pembelajaran Matematika
Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa
kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau setelah penerapan model Team Quiz
secara signifikan tuntas?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau
tahun pelajaran 2015/2016. Sedangkan sampel penelitian adalah satu kelas yaitu
kelas VII.1 SMP Negeri 13 Lubuklingga. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik tes berbentuk uraian sebanyak enam soal. Daa terkumpul dianalisis
menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analis uji-t pada taraf signifikan α = 0,005,
diperoleh thitung (2,41) > ttabel (1,699) dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau setelah penerapan
model Team Quiz signifikan tuntas. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,65
dan presentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 76,67%.
Kata kunci : Team Quiz, Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya terdapat beberapa pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik salah satunya yaitu mtematika. Ibrahim dan Suparni
(2012:43), menyatakan bahwa matematika itu penting sebagai alat bantu, sebagai
ilmu, sebagai pembimbing pola pikir, maupun sebagai bentuk sikap. Levvit
(dalam Ibrahim dan suparni, 2012:44), menyatakan bahwa jika suatu masyarakat
dibiarkan dalam kebutaan matematika maka akan membuat masyarakat tersebut
kehilangan kemampuan untuk berpikir secara disiplin dalam menghadapi masalah
nyata dan masalah yang relatif mudah sehingga masalah yang benar-benar rumit.
Tetapi pada kenyataannya pada pendapat Abdurrahman (2012:202), " banyak
orang yang memandang matematika itu sebagai bidang studi yang paling sulit.
Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana
untuk memecahkan masalah kehidupa sehari-hari".
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penelitian dengan guru mata
pelajaran matematika diperoleh bahwa data jumlah siswa kelas VII SMP Negeri
13 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 90 siswa. Dengan nilai
KKM ( Kriterian Ketuntasan Minimal) sebesar 71. Pada ulangan harian
matematika siswa kelas VII terdapat 35,56% (32 siswa) yang tuntas sedangkan
64,44% sisanya (58 siswa) yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata hasil ulangan
siswa sebesar 58,00, sehingga mereka mereka harus mengikuti ujian remedial.
Selain itu, hasil wawancara diperoleh bahwa beberapa faktor yang
menimbulkan kelemahan siswa terhadap pelajaran matematika yaitu keaktifan
siswa yang kurang dalam proses pembelajaran, kurangnya minat dan
motivasisiswa untuk mengetahui materi dari pelajaran yang diberikan oleh guru,
kurangnya pemahaman siswa tehadap konsep pembelajaran matematika, siswa
jarang bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan pada pembelajaran
matematika berlangsung. Model pembelajaran matematika SMP Negeri 13
Lubuklinggauyaitu model konvesional, dimana kegiatan pembelajaran lebih
dominasi oleh guru, kebanyakan siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh
guru.
Salah satu cara agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif
dan efesien, guru harus memiliki model pembelajaran agar dapat tercapainya
tujuan yang diharapkan serta mampu untuk menarik minat dan motivasi seseorang
untuk mempelajari matematika yaitu dengan menggunakan model Team Quiz.
Team Quiz adalah salah satu metode dalam model pembelajaran aktif (active
learning). Ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa agar efektif dan efesien
dalam belajar. Menurut Zaini, Munthe, dan Aryani (2008:54), Team Qiz dapat
meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana yang
menyenangkan. Menurut Marno dan Idris (2009:160), model Team Quiz
diterakan untuk memperdayakan seluruh siswa dengan mempelajari suatu topik
pembelajaran dan membagi kelompok belajar dimana setiap kelompok akan
membuat kuis berupa soal dan jawaban singkat, untuk ditanyakan kepada
kelompok lain aturan mainnya telah diterapkan oleh guru sebelumnya. Dalam
model pembelajaran ini, guru menerangkan materi yang akan disampaikan secara
klasikal, lalu siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kelompok A membuat
pertanyaan untuk diberikan kepada kelompok B bila tidak terjawab oleh
kelompok B maka dilemparkan kepada kelompok C, selanjutnya pembelajaran
kedua dan tunjuk kelompok B membuat pertanyaan yang akan diberikan kepada
kelompok C, jika kelompok C tidak bisa memjawab lempar pertnanyaan kepada
kelompok A. Diakhir pembelajaran umpan balik hasil kegiatan belajar dari guru.
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul "Penerapan Model
Team Quiz pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 13
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016".
LANDASAN TEORI
1. Model Team Quiz
Menurut Silberman (2012:175), Team Quiz dapat meningkatkan rasa
tanggung siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara yang menyenangkan
dan tidak mengancam atau membuat mereka takut. Zaini, Munthe dan Aryani
(2008:54), menyatakan bahwa Team Quiz dapat meningkatkan tanggung jawab
belajar peserta didik dalam suasana yang menyenangkan. Menurut Marno dan
Idris (2009:160), model Team Quiz diterapkan untuk memberdayakan seluruh
siswa engan mempelajari suatu topik pembelajaran dan membagi kelompok
belajar dimana setiap kelompok akan membuat kuis untuk ditanyakan kepada
kelompok lain yang aturan mainnya telah diterapkan oleh guru sebelumnya.
Sedangkan Silberman (2007:163), menyatakan bahwa teknik tim ini dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap apa yang mereka pelajari
dengan cara yang menyenangkan dn tidak mengancam atau menakutkan.
Menurut Silberman (2012:175), adapun langkah-langkah pembelajaran
dengan memnggunakan model Team Quiz, yaitu: (1) Pilih topik yang akan
disajikan dalam tiga segmen, (2) Bagilah siswa dalam tiga tim, (3) Jelaskan
format pembelajaran dan mulailahpenyajian materi. Hingga 10 menit atau kurang
dari itu, (4) Perintahkan tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat. Kuis
tersebut harus sudah siap dalam tidak lebih 5 menit. Tim B dan C menggunakan
waktu ini untuk memeriksa catatan mereka, (5) Tim A memberikan kuis kepada
anggota tim B. Jika tim B tidak dapat menjawab satu pertanyaan, tim C segera
menjawabnya, (6) Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim
C, dan mengulang proses tersebut, (7) Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan
segmen kedua dari pelajaran anda, dan tunjuklah tim B sebagai pemandu kuis, (8)
Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari
pelajaran anda, dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.
Menurut Suprijono (2013:114), langkah-langkah pembelajarannya adalah
sebagai berikut: (1) Pilih topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian, (2)
Bagilah siswa menjadi tiga kelmpok, yaitu A, B, dan C, (3) Sampaikan kepada
siswa format penyampaian pembelajaran kemudian mulai penyampaian materi.
Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit, (4) Setelah penyampaian, minta
kelompok A menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang
baru disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi
catatan mereka, (5) Mintalah kelompok A untuk memberikan pertanyaan kepada
kelompok B. Jika kelompok B tidak bisa menjawab pertanyaan, lempar
pertanyaan tersebut kepada kelompok C, (6) Kelompok A meberikan pertanyaan
kepada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab pertanyaan, lempar
pertanyaan tersebut kepada kelompok , (7) Jika tanya jawab selesai, lanjutkan
pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B untuk menjadi kelompok penanya.
Lakukan seperti proses kelompok A, (8) Setelah kelompok B selesai dengan
pertanyaaannya, lanjutkan penyampaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk
kelompok C sebagai kelompok penanya, (9) Akhiri pelajaran dengan
menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yan
keliru.
METODE PENELITIAN
“Metode penelitian yang digunakan berbentuk Pre-test and Post-test Group
design.Di dalam design ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum
eksprimen disebut pre-test, observasi yang dilakukan sesudah eksperimen disebut
post-test (Arikunto, 2010:124). Adapun pola penelitian pre-test dan post-test
Group design yaitu:
Keterangan :
O1 : Pre-test
X : Penerapan model Team Quiz
O2 : Post-test
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 13
Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Sampel penelitian ini diambil satu kelas
secara acak (Simple Random Sampling), yaitu kelas VII.1.Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini yaitu dengan teknik tes. Tes digunakan untuk memperoleh
data tentang hasil belajar siswa. Tes yang digunakan berbentuk uraian sebanyak
enam soal, materi tes tentang Segi Empat. Untuk menguji hipotesis, menggunakan
uji-t satu sampel pada taraf signifikan α=0,05 dan dk=29.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 April s.d 15 April
2016, 25 April s.d 4 Mei 2016 dan 16 Mei s.d 31 Mei 2016, di kelas VII SMP
Negeri 13 Lubuklinggau, dengan jumlah seluruh siswa 90 siswa yang terdiri dari
3 kelas. Dari seluruh kelas memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
kelas eksperimen dan diterapkan dengan model Team Quiz yaitu pada kelas VII.1
dengan siswa sebanyak 30 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti
sesuai dengan jadwal yang berlangsung di sekolah tersebut.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan
dengan rincian antara lain pertemuan pertama pemberian pre-test, dimana
pemberian pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki
siswa sebelum pembelajaran. Kemampuan awal tersebut menggambarkan
kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran yang akan disampaikan guru.
Setelah kemampuan awal siswa diketahui dilanjutkan dengan pertemuan ke dua
yaitu melaksanakan pembelajaran di kelas. Melaksanakan pembelajaran di kelas
dilakukan dengan menggunakan model Team Quiz. Kegiatan pembelajaran
O1 X O2
dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Setelah pembelajaran selesai pada
pertemuan terakhir diadakan post-test yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan akhir siswa dalam proses belajar mengajar. Kemampuan akhir siswa
adalah kemampuan siswa dalam penguasaan materi tentang Bilangan Pecahan.
Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal
Nilai Rata-rata 17,60
Simpangan Baku 10,56
Nilai Tertinggi 44,3
Nilai Terendah 0,0
Siswa yang Tuntas 0 (0%)
Siswa yang Tidak Tuntas 30 (100%)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai
lebih dari atau sama dengan KKM yaitu 71 yang ditetapkan oleh sekolah pada tes
awal ini sebanyak 0 siswa (0%) yang tuntas dan Rata-rata ( x ) nilai secara
keseluruhan sebesar 17,60. Jadi secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa
kemampuan awal siswa sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan
model Team Quiz belum tuntas, karena nilai rata-rata siswa masih di bawah
KKM yang telah ditetapkan.
Tabel 1.2
Rekapitulasi Data Hasil Tes Akhir
Nilai Rata-rata 77,65
Simpangan Baku 15,11
Nilai Tertinggi 100,0
Nilai Terendah 29,5
Siswa yang Tuntas 23 (76,67%)
Siswa yang tidak Tuntas 7 (23,33%)
Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai
lebih dari 71 (tuntas) sebanyak 23 siswa atau 76,67% sedangkan siswa yang
mendapat nilai kurang dari 71 (tidak tuntas) sebanyak 7 siswa atau 23,33%. Untuk
nilai rata-rata kemampuan akhir kelas yang diberikan pembelajaran dengan
menggunakan model Team Quiz yang diperoleh seluruh siswa yaitu 77,65. Jadi
secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir siswa setelah
diterapkan model Team Quiz ini adalah tuntas, karena nilai rata-ratanya lebih dari
atau sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah tersebut.
Perbedaan kemampuan awal dan kemampuan akhir hasil belajar dapat
dilihat pada grafik 2.1
Grafik 2.1 Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar
Berdasarkan grafik 2.1 di atas maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil
tes awal (pre-test) siswa sebesar 17,60 dan nilai rata-rata hasil tes akhir (post-test)
sebesar 77,65, sehingga didapat peningkatan nilai rata-rata hasil post-test dan pre-
test adalah 60,05 dan jumlah siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan
sebesar 76,67%.
2. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan
dengan rincian satu kali pre-test diawal pertemuan, tiga kali pembelajaran dengan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Nilai rata-rata
KetuntasanBelajar
17.6
0%
pre-testpost-testketuntasan = 80,6
menggunakan model Team Quiz dan pada akhir pertemuan diberikan post-test
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya
model Team Quiz.
Tahap pelaksanaan, yaitu pada pertemuan pertama materi yang akan
diajarkan adalah luas dan keliling persegi dan persegi panjang. Sebelum
pembelajaran di mulai guru membagi siswa dalam tiga kelompok A,B, dan C
secara heterogen. Kemudian guru mensosialisaikan tentang model Team Quiz .
Terlebih dahulu menjelaskan materi, setelah selesai menjelaskan materi guru
meminta kelompok A menyiapkan pertanyaan sebanyak anggota yang ada
didalam kelompok setelah itu guru menyeleksi pertanyaan-pertanyaan siswa
karena soal yang akan digunakan hanya 2 pertanyaan tersebut disesuaikan
indikator pencapaian kopetensi sementara kelompok B dan C menggunakan
waktu untuk melihat lagi catatannya, selanjutnya kelompok A memberikan
pertanyaan kepada kelompok B, jika kelompok B tidak bisa menjawab maka lepar
pertanyaan kepada kelompok. Kelompok A memberikan pertanyaan kepada
kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab lempar pertanyaan kepada
kelompok B. Jika tanya jawab selesai, lajutkan pelajaran selanjutnya dan
kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti kelompok A, dan
seterusnya. Guru memberikan klarifikasi terhadap soal-soal yag dibahas selama
tanya jawab antar kelompok. Akhiri pembelajaran dengan meyimpulkan hasil
tanya jawab dan menjelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru. Secara
rincian pembelajaran pada pertemuan pertama dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 4.5
Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan Pertama
Segmen Kelompok
penanya Soal
Kelompok menjawab Benar Kelompok tidak menjawab
A B C A B C
I Kelompok A 1
2
II Kelompok B 1
2
III Kelompok C 1
2
Pada pertemuan kedua, materi yang diajarkan adalah keliling dan luas
jajargenjang dan trapesium. Siswa duduk secara berkelompok yang telah
ditetapkan sebelumnya, dan mejelaskan pembelajaran menggunakan model Team
Quz. Setelah itu, guru menunjuk salah satu kelompok untuk membuat pertanyaan
yang akan diberikan kepada kelompok lainnya, jika kelompok yang ditunjuknya
tidak bisa menjawab maka lempar pertanyaan kepada kelompok lain dan
begitupun seterusnya. Setelah selesai, guru memberikan penekanan dengan
menjelaskan kembali secara singkat materi yang telah dibahas dan
menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya langkah-langkah pembelajaran
yang akan digunakan masih sama. Pada pertemuan kedua ini dapart dilihat secara
rinci dari tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6
Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan Kedua
Segmen Kelompok
penanya Soal
Kelompok menjawab Benar Kelompok tidak menjawab
A B C A B C
I Kelompok A 1
2
II Kelompok B 1
2
III Kelompok C 1
2
Pada pertemuan ketiga, materi yang diajarkan yaitu keliling dan luas belah
ketupat dan layang-layang. Sebelum kegiatan inti dimulai, guru menjelaskan
kembali bahwa pembelajaran pada hari ini sama seperti pada pertemuan
sebelumnya dan siswa kembali duduk berkelompok dan menerapkan
pembelajaran dengan model Team Quiz. Setelah itu dipilihlah kelompok untuk
membuat pertanyaan dan menunjuk kelompok lain untuk menjawab, jika tidak bs
menjawab lepar pertanyaan kepada kelompok lain dan begitu seterusnya. Seara
rinci pembelajaran pada pertemuan ketiga dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan Ketiga
Segmen Kelompok
penanya Soal
Kelompok menjawab Benar Kelompok tidak menjawab
A B C A B C
I Kelompok A 1
2
II Kelompok B 1
2
III Kelompok C 1
2
Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Team Quiz,
siswa-siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, membuat siswa
lebih peracaya diri dalam belajar matematika karena siswa lebih leluasa memberi
pertanyaan yang melatih siswa berani mengeluarkan pendapatnya dan
menumbuhkan rasa percaya diri tehadap kemampuan kelompok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa
meningkat tetapi dalam pelaksanaannya model Team Quiz masih terdapat kendala
yang dihadapi diantaranya kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya
memperhatikan aktifitas siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan
akhir sulit dicapai. Walaupun ada kendala namun hal ini tidak menyurutkan
konsentrasi siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajarnya, ada 23
siswa yang tuntas (76,67%) dan ada 7 siswa (23,33%) yang belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal. Namun, hasil tersebut sudah mengalami peningkatan
yang signifikan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
"Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau setelah
mengikuti pembelajaran matematika dengan model Team Qiz secara signifikan
tuntas. Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada tes akhir sebesar
77,65 dan persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 76,67%.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurraman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim & Suparni. 2012. Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya.
Yoyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.
Marno & Idris. 2009. Perencaan Pendidikan.Bandung: CV Pustaka Setia.
Silberman. 2007. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nuansa.
. 2012. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nuansa.
Supriono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Zaini, Hasyim, Munthe, dan Aryani, Sekar, Ayu. 2008. Strategi Pembelajaran
Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.