139
i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS DARING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA MATERI USAHA DAN PESAWAT SEDERHANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KELAS VIII SMPN 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2020/2021 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: NABA UL KUSNA NIM.23060160071 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA 2020

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/10123/1...MASALAH IPA MATERI USAHA DAN PESAWAT SEDERHANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KELAS VIII SMPN

  • Upload
    others

  • View
    32

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

    PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS DARING

    UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

    MASALAH IPA MATERI USAHA DAN PESAWAT

    SEDERHANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KELAS

    VIII SMPN 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2020/2021

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    NABA UL KUSNA

    NIM.23060160071

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

    PROBLEM BASED LEARNING (PBL)BERBASIS DARING

    UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

    MASALAH IPA MATERI USAHA DAN PESAWAT

    SEDERHANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KELAS

    VIII SMPN 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2020/2021

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    NABA UL KUSNA

    NIM.23060160071

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

    2020

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    ان مع العسر يسرا

    ”Sesungguhnya Sesudah Kesulitan itu Ada Kemudahan” (Al-Insyirah:6)

    “Cara Terbaik Untuk Bersabar Menghadapi Masalah Adalah Rajin Bekerja

    Menyelesaikan Masalah Itu”

    (Mario Teguh)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

    skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ayahanda Suwarno dan Ibunda Warsini tercinta yang senantiasa mencurahkan

    kasih sayang, mendo’akan, membimbing, memberikan nasihat, dan

    memberikan motivasi dalam kehidupan penulis.

    2. Adek Penulis (Rois Hasannudin, Burhanuddin Robbani, Umi Rosidah

    Salamah) yang selalu mendukung dan mendoakan penulis

  • ix

    KATA PENGANTAR

    بسم الله الّرحمن الرحيم

    Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

    memberikan nikmat, karunia, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran

    PBL berbasis Daring untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah IPA

    Materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari Kelas VIII

    SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021. Shalawat dan salam senantiasa

    tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW, semoga kita

    semua mendapatkan syafa’atnya di yaumil qiyamah kelak. Amin.

    Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan

    bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga.

    3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris IPA

    sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan,

    membimbing, memberikan petunjuk, dan meluangkan waktunya dalam

    mengoreksi skripsi ini.

    4. Dosen Pembimbing Akademik, Dra. Widyastuti, M.Pd. yang telah

    memberikan banyak pengarahan dan motivasi selama 4 tahun menjadi

    mahasiswa IAIN Salatiga.

  • x

    5. Seluruh dosen di lingkungan IAIN Salatiga, khususnya dosen Program Studi

    Tadris Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

    Salatiga.

    6. Kepala SMPN 9 Salatiga, Bapak Ngadiman, M.Or. beserta guru-guru SMPN 9

    Salatiga yang telah mengizinkan dan membantu penelitian ini.

    7. Ibu Tyas Astuti selaku guru pamong yang telah membimbing peneliti selama

    penelitian.

    8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya

    Penulis hanya bisa membalas dengan do’a, semoga Allah SWT mencatatnya

    sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Penulis

    menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak

    kekurangan baik dalam segi isi, penulisan maupun metodologi. Untuk itu saran dan

    kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan

    penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi

    penulis dan bagi para pembaca yang budiman pada umumnya. Amin.

    Salatiga, 19 Oktober 2020

    Penulis

  • xi

    ABSTRAK

    Kusna, Naba ul. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

    Learning (PBL) Berbasis Daring Untuk Meningkatkan Kemampuan

    Pemecahan Masalah IPA Materi Usaha dan Pesawat Sederhana

    dalam Kehidupan Sehari-hari Kelas VIII SMPN 9 Salatiga Tahun

    Pelajaran 2020/2021. Skripsi, Program Studi Tadris IPA Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    Pembimbing: Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd

    Kata Kunci: Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan Masalah, daring,

    IPA, Usaha dan Pesawat Sederhaan

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan

    masalah siswa kelas VIII A di SMPN 9 Salatiga. Siswa cenderung menyelesaikan

    soal-soal dengan menghafal dan meniru contoh soal. Hal ini dapat dilihat dari hasil

    belajar siswa. Sehingga peneliti mencoba memberikan penyelesaian dengan

    menggunakan model pembelajaran PBL berbasis daring untuk meningkatkan

    kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

    model pembelajaran PBL berbasis daring dapat meningkatkan kemampuan

    pemecahan masalah IPA materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan

    Sehari-hari kelas VIII SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian ini

    merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbasis daring yang dilakukan di 2

    siklus. Langkah-langkah PTK yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan

    Refleksi yang akan dilakukan secara daring disetiap siklusnya.

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunkan metode pengumpulan

    data yaitu tes tertulis (soal berbentuk uraian), lembar observasi guru dan siswa,

    lembar angket guru dan siswa dan dokumentasi. Analisis yang dilakukan dengan

    cara membandingkan nilai evaluasi tiap siklus yang berpatokan pada KKM SMPN

    9 Salatiga yakni ≥76 dengan ketuntasan klasikal 85%. Adapun subjek penelitian

    adalah siswa kelas VIII A yang berjumlah 29 siswa dengan 15 Laki-laki dan 14

    Perempuan.

    Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran

    PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMPN

    9 Salatiga materi Usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

    Peningkatan ini dapat diketahui melalui hasil soal evaluasi. Siklus I siswa yang

    tuntas sebanyak 8 orang atau 27,58% dengan nilai rata-rata kelas 70,94%. Siklus II

    siswa yang tuntas adalah sebanyak 23 orang atau 79,31% dengan nilai rata-rata

    kelas 85,51% yang sudah memenuhi indikator keberhasilan klasikal, dan ini

    menunjukan bahwa siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah melalui model

    pembelajaran PBL berbasis daring.

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .......................................................................................................... i

    Lembar Berlogo IAIN ............................................................................................. ii

    Halaman Sampul Dalam ........................................................................................ iii

    Nota Pembimbing .................................................................................................. iv

    Pernyataan Keaslian Tulisan .................................................................................... v

    Pengesahan Kelulusan ............................................................................................ vi

    Motto .................................................................................................................... vii

    Persembahan ....................................................................................................... viii

    Kata Pengantar ...................................................................................................... ix

    Abstrak .................................................................................................................. xi

    Daftar Isi ............................................................................................................... xii

    Daftar Tabel .......................................................................................................... xv

    Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi

    Daftar Lampiran ................................................................................................. xvii

    BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

    D. Definisi Operasional..................................................................................... 7

    E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9

    F. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ....................................... 10

    G. Metode Penelitian....................................................................................... 12

    H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 18

  • xiii

    BAB II: LANDASAN TEORI ............................................................................. 20

    A. Kajian Teori ................................................................................................ 20

    1. Model Pembelajaran ............................................................................. 20

    2. Model Problem Based Learning berbasis daring ................................. 21

    a. Pengertian Model Problem Based Learning .................................. 21

    b. Karakteristik PBL........................................................................... 24

    c. Langkah-langkah PBL ................................................................... 25

    d. Kelebihan dan Kelemahan PBL ..................................................... 26

    e. Cara Meminimalisir Kekurangan Model Pembelajaran PBL ........ 27

    3. Kemampuan Pemecahan Masalah ........................................................ 27

    a. Pengertian Pemecahan Masalah ..................................................... 27

    b. Komponen-komponen Kemampuan Pemecahan Masalah............. 28

    c. Indikator Pemecahan Masalah ....................................................... 29

    4. IPA materi Usaha dan Pesawat Sederhana ........................................... 31

    B. Kajian Pustaka ........................................................................................... 32

    BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN ....................................................... 36

    A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................................. 36

    1. Perencanaan ........................................................................................... 37

    2. Pelaksanaan ........................................................................................... 37

    3. Pengamatan ............................................................................................ 40

    4. Refleksi .................................................................................................. 40

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................................. 42

    1. Perencanaan ........................................................................................... 42

  • xiv

    2. Pelaksanaan ........................................................................................... 43

    3. Pengamatan ............................................................................................ 56

    4. Refleksi .................................................................................................. 47

    BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 48

    A. Deskripsi Paparan Siklus .......................................................................... 48

    1. Siklus I ................................................................................................ 48

    2. Siklus II ................................................................................................ 53

    B. Pembahasan ............................................................................................... 58

    BAB V: PENUTUP .............................................................................................. 65

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 65

    B. Saran .......................................................................................................... 66

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

    LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 70

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Langkah-langkah model PBL ................................................................ 25

    Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan

    Tahap Pemecahan Masalah ................................................................... 32

    Tabel 3.1 Kegiatan Awal Pelaksanaan Siklus I ..................................................... 37

    Tabel 3.2 Kegiatan Inti Pelaksanaan Siklus I......................................................... 37

    Tabel 3.3 Kegiatan Akhir Pelaksanaan Siklus I ..................................................... 38

    Tabel 3.4 Kegiatan Awal Pelaksanaan Siklus II .................................................... 44

    Tabel 3.5 Kegiatan Inti Pelaksanaan Siklus II ....................................................... 44

    Tabel 3.6 Kegiatan Akhir Pelaksanaan Siklus II ................................................... 46

    Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Siklus I..................................................................... 49

    Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I ...................................................... 51

    Tabel 4.3 Daftar Nilai Siswa Siklus II ................................................................... 55

    Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II ..................................................... 56

    Tabel 4.5 Data Nilai Rata-rata antar Siklus ........................................................... 57

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I..................................................... 48

    Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II ................................................... 56

    Gambar 4.3 Diagram Data Nilai Rata-rata antar Siklus ......................................... 57

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. RPP Siklus I Materi Usaha dan Pesawat Sederhana ......................... 71

    Lampiran 2. RPP Siklus II Materi Usaha dan Pesawat Sederhana ........................ 73

    Lampiran 3. Daftar Siswa Kelas VIII A SMPN 9 Salatiga .................................... 75

    Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Usaha dan

    Pesawat Sederhana ............................................................................ 76

    Lampiran 5. Indikator Pemecahan Masalah Materi Usaha dan Pesawat

    Sederhana .......................................................................................... 77

    Lampiran 6. Soal Pre Test Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Usaha dan

    Pesawat Sederhana ............................................................................ 78

    Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Pre Test Pemecahan Masalah Materi Usaha dan

    Pesawat Sederhana ............................................................................ 79

    Lampiran 8. Lembar Jawaban Siswa ..................................................................... 80

    Lampiran 9. Soal Post Test Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Usaha dan

    Pesawat Sederhana ........................................................................... 82

    Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Post Test Pemecahan Masalah Materi Usaha

    dan Pesawat Sederhana ..................................................................... 84

    Lampiran 11. Lembar Jawaban Siswa ................................................................... 86

    Lampiran 12. Lembar Pengamatan Guru Siklus I Materi Usaha dan Pesawat

    Sederhana ....................................................................................... 88

    Lampiran 13. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Materi Usaha dan Pesawat

    Sederhana ....................................................................................... 98

    Lampiran 14. Lembar Pengamatan Guru Siklus II Materi Usaha dan Pesawat

    Sederhana ..................................................................................... 102

    Lampiran 15. Lembar Pegamatan Siswa Siklus II Materi Usaha dan Pesawat

    Sederhana ..................................................................................... 103

    Lampiran 16. Lembar Angket Respon Guru Materi Usaha dan Pesawat

    Sederhana ..................................................................................... 105

  • xviii

    Lampiran 17. Lembar Angket Respon Siswa Materi Usaha dan Pesawat

    Sederhana ..................................................................................... 108

    Lampiran 18. Dokumentasi .................................................................................. 112

    Lampiran 19. Surat keputusan penetapan dosen pembimbing ............................. 113

    Lampiran 20. Surat izin penelitian ....................................................................... 114

    Lampiran 21. Surat izin penelitian Kasebangpol ................................................. 115

    Lampiran 22. Surat telah selesai melakukan penelitian ....................................... 116

    Lampiran 23. Lembar Konsultasi ........................................................................ 117

    Lampiran 24. Satuan kredit kegiatan ................................................................... 119

    Lampiran 25. Surat Keterangan Lulus Ujian Komperhensif ............................... 120

    Lampiran 26. Daftar Riwayat Hidup .................................................................... 121

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan

    dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke

    arah kedewasaan. Pendidikan disebut memimpin karena anak aktif sendiri,

    mengembangkan diri, tumbuh sendiri, tetapi di dalam keaktifannya itu ia harus

    dibantu dan dipimpin. Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, yang dapat

    dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan

    pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupannya (Nurkholis,

    2013:24)

    Menurut teori Locke dan Bacon mengatakan bahwa anak yang baru

    dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang belum

    ditulis. Jadi, sejak lahir anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-

    apa. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidikannya. Pendidikan atau

    lingkungan berkuasa atas pembentukan anak. Teori ini bisa disebut dengan

    empiresme, yaitu suatu aliran atau paham yang berpendapat bahwa segala

    kecakapan dan pengetahuan manusia itu timbul dari pengalaman yang masuk

    melalui indera. Lawan empiresme ialah nativisme. Teori ini berpendapat bahwa

    tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang

    akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing. Pembawaan anak-

    anak itu ada yang baik dan ada yang buruk (Purwanto, 2007:15-16).

  • 2

    Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu

    peradapan kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini.

    Pendidikan sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis

    dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi

    dan globalisasi. Potensi tersebut dapat terwujud jika pendidikan sains

    berorientasi pada pengembangan kemampuan berfikir dan berbahasa,

    penyiapan peserta didik menghadapi isu sosial dampak penerapan IPTEK,

    penanaman nila-nilai etika dan estetika, kemampuan pemecahan masalah,

    pembangunan sikap kemandirian, kreatifitas serta tanggugjawab (Nurdianti,

    2017: 1)

    Pendidikan bisa didapatkan dalam pendidikan formal maupun non-

    formal. Pendidikan formal contohnya sekolah dan pendidikan non-formal

    contohnya lembaga kursus, sanggar dan lain-lain. Sekolah menjadi wadah

    untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, karena di sekolah

    menjadi salah satu tempat untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan

    menanamkan karakter yang baik bagi siswa untuk memajukan bangsa dan

    negara. Sekolah SMPN 9 Salatiga merupakan salah satu sekolah yang

    mendidik siswa untuk bisa menghadapi tantangan global. Adanya proses

    pembelajaran akan mempermudah transfer ilmu dan penanaman karakter.

    Berdasarkan observasi yang lakukan di SMPN 9 Salatiga pada bulan Agustus

    sampai September 2019 di beberapa kelas, baik kelas 7 maupun kelas 8

    menunjukkan bahwa siswa relatif lebih mudah menghafal dan meniru contoh

    soal. Sehingga hal tersebut tentu membawa dampak negatif untuk siswa,

  • 3

    karena siswa kesulitan apabila dihadapkan dengan soal yang memiliki tingkat

    kesukaran yang berbeda, siswa cenderung mudah menyerah saat mengerjakan

    soal dan memilih bekerjasama dengan teman sebangku untuk mempermudah

    proses penyelesaian masalah pada soal yang diberikan. Selain itu dalam proses

    penyampaian pendapat, siswa belum antusias ketika diminta untuk

    mengerjakan latihan soal di depan kelas, banyak siswa yang merasa engan

    untuk maju ke depan kelas dan dengan terpaksa guru harus menunjuk salah

    seorang siswa untuk maju ke depan kelas.

    Banyak kendala yang dihadapi guru saat mengajar di kelas sehingga

    mengahambat proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di kelas

    siswa belum mendapat motivasi belajar sehingga siswa mudah bosan dan

    menyerah saat menghadapi soal-soal yang sulit, banyak siswa yang tidak

    memperhatikan guru saat mengajar, siswa sibuk berbincang dengan teman

    sebangku, mengantuk di kelas, cepat merasa bosan dengan pelajaran sehingga

    membuat suasana di kelas menjadi tidak kondusif. Hal ini terjadi hampir di

    setiap mata pelajaran, terutama IPA. Banyak anak yang memiliki mindset

    bahwa IPA merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Senada dengan

    temuan Depdiknas (Kusumawati, 2011:2) menunjukkan bahwa masih banyak

    permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPA. Guru masih

    menggunakan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa tidak berminat

    dalam proses belajar mengajar, yang membuat siswa bosan sehingga belum

    begitu tertarik untuk mengikuti pelajaran tersebut, terlebih lagi pembelajaran

    IPA yang terkait dengan konsep-konsep abstrak, sehingga pemahamannya

  • 4

    membutuhkan daya nalar yang tinggi dan kemampuan memecahkan masalah

    yang baik serta berfikir krits. Siswa belum disiplin dalam mengerjakan tugas,

    suasana kelas yang kurang kondusif, kurangnya variasi media pembelajaran

    dan metode pembelajaran, siswa banyak yang tidak suka membaca buku

    sehingga menyebabkan kurangnya berfikir kritis dan berdampak pada

    pemecahan masalah siswa. Hal ini menyebabkan minat siswa dalam

    pembelajaran khususnya pembelajaran IPA belum maksimal.

    Minat siswa yang belum maksimal terhadap pembelajaran akan

    berdampak pada prestasi hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil observasi

    nilai pra siklus siswa kelas VIII A yang merupakan subjek penelitian, masih

    banyak siswa yang nilainya kurang dari KKM. Berdasarkan data siswa kelas

    VIII A yang berjumlah 29 hanya empat siswa yang berhasil tuntas KKM atau

    hanya 14,2%. Sedangkan 25 lainnya masih dibawah KKM atau sekitar 89,2%.

    Menyikapi hal di atas yakni dengan mengubah cara belajar yang masih biasa

    menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan agar dapat

    memberikan kebermaknaan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat

    baik aspek kongnitif, afektif, dan psikomotorik.

    Saat ini seluruh dunia sedang menghadapi wabah pandemi covid-19.

    Pandemi global ini mengakibatkan problematika baru bagi seluruh dunia.

    Untuk melawan covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun,

    pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical

    distancing), memakai masker, dan selalu cuci tangan. Hal ini mengakibatkan

    seluruh lapisan masyarakat melakukan aktivitas dari rumah, baik belajar dari

  • 5

    rumah, bekerja dari rumah dan beribadah di rumah. Melalui Kementrian

    Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan surat Edaran Nomor

    15 tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam

    Masa Darurat Penyebaran Covid-19 (https://www.kemendikbud.go.id).

    Sekolah-sekolah dituntut untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran secara

    daring atau online. Covid-19 berimbas pada pembelajaran di kelas, yang

    semula dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar di rumah melalui daring.

    Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti berdiskusi dengan guru

    yang mengampu pelajaran IPA di kelas VIII A mengenai model apa yang dapat

    diterapkan, untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Peneliti mencoba

    menawarkan model pembelajaran PBL sebagai solusi yang tepat mengatasi

    masalah pembelajaran IPA materi Usaha dan Pesawat sederhana dalam

    kehidupan sehari-hari di kelas VIII A SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran

    2020/2021. Model Pembelajaran PBL merupakan pendekatan yang efektif

    untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi (Suyadi, 2013: 130). Alternatif

    penyelesaian terhadap permasalahan pembelajaran yang ada di kelas VIII A

    dengan pembelajaran berbasis daring pada penelitian ini dicoba untuk

    memadukan model pembelajaran PBL berbasis daring. Pembelajaran melalui

    daring diharapkan dapat berjalan dengan baik walaupun tidak tatap muka

    secara langsung.

    PBL berbasis daring diharapkan dapat menyelesaikan masalah

    pembelajaran tentang kemampuan pemecahan masalah siswa materi usaha dan

    pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari meskipun dilakukan secara

    https://www.kemendikbud.go.id/

  • 6

    daring. Berdasarkan latar belakang di atas timbul keinginan untuk mengetahui

    apakah model pembelajaran PBL berbasis daring dapat meningkatkan

    kemampuan pemecahan masalah siswa. Langkah-langkah PBL adalah 1)

    mengorientasikan siswa pada masalah 2) menyajikan masalah dan

    mengorganisasikan mencari informasi 3) pengumpulan data/penyelidikan

    individu 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) menganalisis dan

    mengevaluasi. Berdasarkan latar belakang di atas akan dilakukan penelitian

    tindakan yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

    Learning (PBL) berbasis Daring untuk Meningkatkan Kemampuan

    Pemecahan Masalah IPA Materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam

    Kehidupan Sehari-hari Pada Kelas VIII SMP N 9 Salatiga Tahun

    Pelajaran 2020/2021”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka rumusan masalah

    dari penelitian ini yaitu: Apakah penerapan model pembelajaran PBL berbasis

    daring dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah IPA materi usaha

    dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas VIII

    SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian

    ini adalah: untuk mengetahui peningkatan pemecahan masalah IPA materi

    usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan model PBL

  • 7

    berbasis daring pada siswa kelas VIII SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran

    2020/2021.

    D. Definisi Operasional

    Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara Oprasional dalam

    Penerapan Model Pembelajaran PBL untuk Meningkatkan Kemampuan

    Pemecahan Masalah IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam

    kehidupan sehari-hari yaitu:

    1. Penerapan

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penerapan adalah

    perbuatan menerapkan atau mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal

    lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang di

    inginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan

    tersusun sebelumnya.

    2. Model Pembelajaran

    Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar

    yang meliputi segala perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian

    dari pelajaran untuk merancang materi pelajaran. Dengan kata lain model

    pembelajaran adalah alat-alat bantu yang mempermudah siswa dalam

    belajar.

    3. Model PBL berbasis daring

    Model pembelajaran PBL ini di kembangkan untuk membantu guru

    mengembangkan kemampuan berfikir dan keterampilan memecahkan

    masalah pada siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran.

  • 8

    Model ini memfasilitasi siswa untuk berperan aktif di dalam kelas melalui

    aktivitas memikirkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-

    harinya, menemukan prosedur yang diperlukan untuk menemukan

    informasi yang dibutuhkan, memikirkan situasi kontekstual, memecahkan

    masalah dan menyajikan solusi masalah tersebut. Penerapan pembelajaran

    PBL berbasis daring dapat dilakukan melalui pembelajaran di Google

    Classroom, Google Meet, youtube serta WAG.

    4. Kemampuan Pemecahan Masalah

    Menurut Standar Isi mata pelajaran matematika ada empat langkah

    pada proses pemecahan masalah yang harus dikuasai siswa sehingga harus

    diterapkan kepada mereka, yaitu: (1) pemahaman masalah; (2) merancang

    penyelesaiannya; (3) melaksanakan rancangan; (4) menafsirkan solusi yang

    diperoleh. Keterampilan pemecahan masalah yang berkaitan dengan dunia

    nyata dapat diintegrasikan untuk menyelesaikan persoalan dan persaingan

    di dunia nyata pula. Kesiapan siswa yang terbiasa menghadapi

    permasalahan dalam suatu pembelajaran, akan mampu mempersiapkan

    mental yang lebih baik bagi siswa dalam menghadapi persoalan di dunia

    nyata.

    5. Materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari

    Usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dalam

    penelitian ini adalah materi pada kelas VIII semester I yang terdiri dari

    submateri usaha, pengungkit (jenis I, jenis II, jenis III), katrol (katol tetap,

    katrol bebas, dan katrol majemuk), dan bidang miring.

  • 9

    E. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis

    daring dalam pembelajaran IPA dapat di lakukan dengan maksimal akan

    memperoleh kemampun pemecahan masalah. Proses pembelajaran IPA

    yang semakin baik akan meningkatkan kualitas pendidikan IPA di sekolah.

    Selain itu hasil penelitian dapat menjadi salah satu acuan dalam

    mengembangkan IPA di sektor pendidikan serta menambah wawasan

    dalam bidang penelitian atau pembuatan karya ilmiah dan memberikan

    sumbangan pemikiaran bagi lembaga pendidikan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Siswa

    Membantu menumbuhkan semangat belajar siswa dan peningkatan

    pemahaman tentang pemecahan masalah sehingga hasil belajar yang

    diperoleh akan meningkat. Selain itu siswa menjadi lebih mengerti

    tentang macam-macam usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan

    sehari-hari.

    b. Bagi Guru

    Penelitian ini dapat di pertimbangkan dalam proses belajar mengajar

    sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman, berfikir kritis dan

    kreatif dalam menyelesaikan permasalahan Ilmu Pengetahuan Alam.

  • 10

    c. Bagi Sekolah

    Membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan

    sekolah karena adanya guru yang mampu mengembangkan model

    pembelajaran dengan tepat sesuai materi pelajaran yang di sampaikan.

    F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis tindakan ini adalah jika model PBL berbasis daring di

    terapkan dengan baik, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

    IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari pada

    siswa kelas VIII A SMPN 9 Salatiga

    2. Indikator Keberhasilan

    a. Indikator Keberhasilan Individu

    Indikator keberhasilan Individu jika Siswa dapat mencapai nilai

    ≥ KKM (76) pada pelajaran IPA materi usaha dan pesawat sederhana

    dalam kehidupan sehari-hari.

    b. Indikator Keberhasilan Klasikal

    Keberhasilan klasikal dalam pembelajaran IPA materi usaha dan

    pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dikatakan berhasil

    apabila hasil nilai rata-rata kelas mencapai minimal 85% dari jumlah

    siswa kelas VIII A, maka siswa di kelas dapat dikatakan sudah mencapai

    nilai KKM.

  • 11

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Menurut (Suyadi, 2010:17) penelitian tindakan kelas berasal dari

    Bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang penelitian

    dilakukan di kelas. Sedangkan menurut Ebbut (dalam Basrowi, 2008: 26)

    menjelaskan bahwa PTK merupakan studi yang sistematis yang dilakukan

    dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan

    melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Ebbut

    melihat proses dan penelitian tindakan ini sebagai suatu rangkaian siklus

    yang berkelanjutan.

    Menurut Krut Lewin (dalam Basrowi, 2008: 27) seorang ahli

    psikologi sosial, adalah orang yang mempopulerkan penelitian tindakan. Ia

    berpendapat bahwa cara terbaik untuk memajukan orang adalah dengan

    melibatkan mereka dalam penelitian mereka sendiri dan yang ada di dalam

    kehidupan mereka. Penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan

    suatu rangkaian langkah-langkah. Setiap langkah terdiri dari empat tahap

    yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini peneliti

    berperan sebagai pengamat, sedangkan proses pembelajaran sepenuhnya

    dilaksanakan oleh guru dan siswa.

    2. Subjek Penelitian

    Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII A SMPN 9 Salatiga

    pada mata pelajaran IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam

  • 12

    kehidupan sehari-hari. Jumlah siswa kelas VIII A adalah 29 orang yang

    terdiri dari 15 laki-laki dan 14 perempuan.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    Secara umum PTK terdiri dari beberapa siklus, masing-masing siklus

    terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

    refleksi. Berikut adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang

    dikemukakan oleh Arikunto (dalam Suyadi, 2011:53-54)

    a. Siklus I

    1) Perencanaan Tindakan

    Tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk merancang

    kegiatan pembelajaran IPA dengan materi usaha dan pesawat

    sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi:

    a) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

    menggunakan model pembelajaram PBL berbasis daring materi usaha

    dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

    b) Menyiapkan sumber belajar berupa PPT berbasis audio, gambar

    menjadi bahan pembelajaran.

    c) Membuat lembar observasi guru dan siswa dengan model PBL

    berbasis daring materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan

    sehari-hari untuk melihat bagaimana proses pembelajaran

    d) Menentukan permasalahan IPA materi usaha dan pesawat sederhana

    dalam kehidupan Sehari-hari subbab usaha dan pesawat sederhana

    tipe pengungkit.

  • 13

    e) Menyusun soal pre test berbentuk uraian materi usaha dan pesawat

    sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

    f) Menyusun lembar angket dengan model PBL berbasis daring guru dan

    siswa untuk melihat respon siswa dan guru.

    2) Pelaksanaan

    Tahap ini pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

    penerapan isi rancangan, yang akan diimplementasikan di dalam

    pembelajaran daring.

    a) Guru mengimplementasikan RPP dengan model pembelajaran PBL

    berbasis daring materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan

    sehari-hari mulai dari pembukaan, isi, dan penutup.

    b) Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model

    PBL berbasis daring dengan metode pengamatan, tanya jawab dan

    penugasan.

    c) Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan model PBL berbasis

    daring dengan metode pengamatan, tanya jawab dan penugasan oleh

    guru mata pelajaran, serta mengikuti pembelajaran daring dengan

    semangat.

    3) Pengamatan

    Tahap ini kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti. Peneliti

    mengamati kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. Mengamati

    proses pembelajaran IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam

    kehidupan sehari-hari. Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui

  • 14

    keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa.

    Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan

    tindakan kelas berbasis daring yang sedang berlangsung.

    4) Refleksi

    Berdasarkan kegiatan di atas maka peneliti memperoleh data

    yang dapat diolah dan dikelompokkan serta dianalisis.

    a) Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi

    yang ingin dicapai telah dikuasai.

    b) Mengevaluasi tindakan, jika ditemukan langkah-langkah pembelajaran

    yang kurang tepat maka perlu dilakukan tindakan lagi secara lebih

    fokus, serta diadakan refleksi terhadap pembelajaran, kemudian

    dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan tindakan berikutnya yang

    akan berlanjut pada siklus II dan siklus berikutnya.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam PTK adalah sebagai

    berikut:

    a. Pre Test

    Pre test diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada

    diantara siswa yang sudah mengetahui materi yang akan diajarkan. Pre

    test juga bisa diartikan sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan

    siswa terhadap materi yang akan disampaikan, kegiatan pre test

    dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran diberikan. Adapun manfaat

    diadakan pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa

  • 15

    mengenai pelajaran yang disampaikan. Guru mengetahui kemampuan

    awal siswa, guru akan dapat menentukan cara penyampaian pelajaran

    yang akan ditempuhnya nanti.

    b. Post Test

    Penilaian dengan prosedur post test adalah bentuk pertanyaan

    yang diberikan setelah pelajaran untuk mengukur tingkat kemampuan

    pemecahan masalah setelah diberikan perlakuan. Soal post test berbentuk

    soal uraian.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data atau informasi

    yang berupa gambar atau foto dan dokumen. Teknik dokumentasi ini

    digunakan untuk memperoleh gambar saat proses pembelajaran, serta

    hasil pembelajaran di kelas VIII A SMPN 9 Salatiga.

    d. Observasi

    Metode ini merupakan suatu pengamatan aktivitas terhadap

    suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian

    memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan

    dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Pengamatan yang

    dilakukan oleh peneliti dapat berupa pengamatan langsung dan

    pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung yaitu peneliti

    mengamati secara langsung proses pembelajaran IPA kelas VIII A

    SMPN 9 Salatiga secara daring. Sedangkan pengamatan tidak langsung

    yaitu peneliti melakukan wawancara dengan guru IPA yang mengajar di

  • 16

    kelas VIII A SMPN 9 Salatiga untuk mengetahui permasalahan-

    permasalahan pada pembelajaran IPA.

    e. Angket

    Angket diberikan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah

    responden. Angket diberikan kepada siswa untuk melihat respon siswa

    terhadap pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan angket adalah

    salah satu teknik yang digunakan seorang peneliti untuk mengumpulkan

    data dengan cara menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi

    pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

    5. Instrumen Penelitian

    a. Tes berbasis daring

    Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban

    yang benar atau salah. Dalam penelitian ini terdapat dua test yaitu pre

    test dan post test. Pre test diberikan untuk mengetahui kemampuan

    peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran diberikan dan post test

    diberikan untuk mengetahui perkembangan peserta didik setelah

    pembelajaran. Pre test dan post test secara daring diberikan melalui

    Google Classroom. Hasil tes dapat digunakan untuk memantau

    perkembangan mutu pendidikan.

    b. Lembar Observasi berbasis daring

    Lembar observasi dengan model pembelajaran PBL yang

    digunakan untuk mencatat data dan mencatat segala kejadian selama

    proses pembelajaran IPA berlangsung. Berdasarkan kegiatan yang

  • 17

    diobservasikan secara langsung meliputi observasi kegiatan siswa,

    observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas berbasis daring, dan

    proses belajar mengajar melalui penggunaan model PBL berbasis daring.

    Lembar Observasi daring diberikan kepada siswa melalui Google Form.

    c. Angket berbasis daring

    Lembar angket yang digunakan untuk mengumpulkan informasi

    responden selama pembelajaran di kelas. Lembar angket diberikan

    kepada guru dan siswa dengan mengunakan model pembelajaran

    Problem Based Learning berbasis daring. Lembar angket berdasarkan

    apa yang dirasakan responden. Lembar angket diberikan kepada guru dan

    siswa melalui Google Form. Lembar angket berisi segala kejadian

    selama proses pembelajaran IPA berlangsung.

    6. Analisis Data

    Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna

    mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk

    perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010:85). Analisis data dengan menyusun

    dan mengelola data yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi.

    Teknik deskriptif yang digunakan dapat dihitung dengan rumus:

    a. Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa

    X=∑ 𝑥

    ∑𝑁

    Keterangan:

    X = nilai rata-rata

    ∑X = Jumlah semua nilai siswa

  • 18

    ∑N = Jumlah total siswa

    b. Menghitung ketuntasan belajar

    P = ∑𝑛1

    ∑𝑛 x 100%

    Keterangan:

    P = Nilai ketuntasan belajar

    ∑𝑛1 = Jumlah siswa tuntas belajar individu

    ∑𝑛 = Jumlah total siswa

    H. Sistematika Penulisan Laporan

    Bagian awal meliputi : sampul, lembar berlogo judul, persetujuan

    pembimbing, pengesahan kelulusan, pengesahan keaslian tulisan, motto dan

    persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

    BAB I : Pendahuluan

    Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian yang meliputi manfaat teoritis dan praktis,

    definisi operasional, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,

    metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II : Landasan Teori

    Dalam bab ini penulis menguraikan landasan teori dan kajian

    pustaka

    BAB III : Pelaksanaan Penelitian

    Deskripsi pelaksanaan siklus I (Rencana, Pelaksanaan,

    Pengumpulan data/pengamatan, Refleksi), Deskripsi pelaksanaan

  • 19

    siklus II (Rencanan, Pelaksanaan, Pengumpulan, sata/pengamatan,

    Refleksi)

    BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

    Dalam bab ini penulis memaparkan tentang hasil penelitian tiap

    siklus dan pembahasan

    BAB V : Penutup

    Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil penelitian

    dan saran

    Bagian Akhir ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan

    riwayat hidup penulis.

  • 20

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Model Pembelajaran

    Model pembelajaran menurut Ellis (dalam Sundari, 2015:109)

    adalah strategi-strategi yang berdasarkan pada teori-teori dan penelitian yang

    terdari dari rasional, seperangkat langkah-langkah dan tindakan yang

    dilakukan guru dan siswa, sistem pendukung pembelajaran dan metode

    evaluasi atau sistem penilaian perkembangan belajar siswa. Model

    pembelajaran hakikatnya menggambarkan keseluruhan yang terjadi dalam

    pembelajaran dari mulai awal, pada saa pembelajaran, maupun pada akhir

    pembelajaran. Model pembelajaran digunakan untuk membantu guru dalam

    menerapkan bahan ajar yang perlu mereka sampaikan kepada siswa. Dengan

    adanya model pembelajaran, guru mendapatkan beragam alternatif cara untuk

    menyampaikan informasi kepada siswa. (Santoso, 2016:224)

    Menurut Rusman (dalam Rosyidah, 2016:116) model pembelajaran

    disusun berdasarkan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori

    psikologis, sosiologis, analisis sistem atau teori-teori lain yang mendukung.

    Menurut Amri (2013:34) model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki

    empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur.

    Ciri-ciri tersebut yaitu:

  • 21

    a. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau

    pengembangannya.

    b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

    pembelajaran yang akan dicapai)

    c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

    dilaksanakan dengan berhasil

    d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

    tercapai.

    Pembelajaran yang efektif dan bermakna peserta didik dilibatkan secara aktif,

    karena peserta didik adalah pusat dari kegiatan pembelajaran serta

    pembentukan kompentensi dan karakter. Model pembelajaran sangat erat

    kaitannya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru. Usaha

    guru dalam membelajarkan peserta didik merupakan bagian yang sangat

    penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah

    direncanakan.

    2. Model PBL berbasis daring

    a. Pengertian Model PBL

    Model PBL berakar dari keyainan bahwa guru harus mengajar

    dengan menarik naluri alami siswa untuk menyelidiki dan menciptakan.

    Menurut Barrow (dalam Huda, 2013: 271) mendefinisikan PBL adalah

    pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan

    resolusi suatu masalah. Sedangkan menurut Akcay (dalam Rahman,

    216:134) model PBL dapat mendorong peserta didik untuk mengenal cara

  • 22

    belajar dan kerjasama dalam kelompok untuk mencari penyesuaian

    masalah-masalah di dunia nyata. Hal ini sejalan dengan (Wisudawati,

    2017: 88) yang menerangkan bahwa esensi dari PBL adalah menyajikan

    masalah yang sesuai kenyataan dan bermakna kepada peserta didik untuk

    diselidiki secara terbuka dan ditemukan solusi penyelesaiannya.

    PBL dikembangkan untuk membantu siswa mempelajari konsep

    pengetahuan dan kemampuan memecahkan masalah dengan

    menghubungkan situasi masalah yang ada dalam dunia nyata. Inilah ciri

    khusus dari PBL yang membedakan dengan pendekatan lainnya.

    Sedangkan menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (dalam Arsika,

    dkk, 2016: 6) mendefinisikan PBL ialah belajar yang memanfaatkan

    masalah dan siswa/mahasiswa harus melakukan pencairan/penggalian

    informasi untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Jadi dapat

    disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL adalah model yang

    menitikberatkan pada pengalaman yang nyata untuk dapat memecahkan

    masalah. Menghubungkan situasi masalah yang ada dalam dunia nyata.

    Siswa dihadapkan pada masalah dunia nyata untuk memulai pembelajaran.

    Model pembelajaran PBL, membuat siswa terlibat aktif dalam

    proses pembelajaran. Hal ini karena model pembelajaran PBL adalah

    proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistematik untuk

    memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang akan diperlukan

    dalam kehidupan nyata (Amir, 2016:21). Selain itu menurut (Sanjaya,

    2009:214) berpendapat bahwa PBL juga dimaknai sebagai “model

  • 23

    pembelajaran yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja

    sama dan kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata”.

    Perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga

    aspek afektif dan psikomotorik melalui penghayatan secara internal dan

    problem yang dihadapi. Hal ini sejalan dengan Amir (2016: 12) bahwa

    pembelajaran PBL memiliki ciri-ciri pembelajaran dimulai dari pemberian

    masalah, biasanya masalah berhubungan dengan dunia nyata,

    pembelajaran secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan

    mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan

    mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah dan melaporkan solusi

    dari masalah.

    Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan

    jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan

    kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.

    Penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al., dalam Hamidah dan Sadikin

    (2020) menunjukan penggunaan internet dan teknologi multimedia

    mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi

    alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradadisional. PBL

    berbasis daring ini dilaksanakan sesuai langkah-langkah PBL namun

    berbasis online. Pembelajaran dilakukan menggunakan Google Classroom

    dan Google Meet serta Group Whatsapp

  • 24

    b. Karakteristik Pembelajaran PBL

    Menurut (Suyadi, 2013:131) PBL mempunyai tiga ciri utama

    yang sekaligus membedakan strategi PBL dengan strategi pembelajaran

    yang lain. Ketiga ciri tersebut sebagai berikut:

    1) Strategi PBL merupakan rangkaian aktivitas. Artinya strategi PBL ini

    memiliki beberapa rangkaian kata yang harus dilaksanakan oleh siswa.

    Siswa tidak hanya diam mendengarkan guru, melainkan siswa juga

    harus berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah informasi, serta

    menyimpulkannya.

    2) Aktivitas pembelajaran diorientasikan pada penyelesaian masalah.

    Artinya PBL ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dalam

    proses pembelajaran. Dengan kata lain, tanpa adanya masalah maka

    pembelajaran tidak akan berlangsung.

    3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan

    berfikir secara ilmiah. Berfikir secara ilmiah yaitu proses berfikir

    deduktif dan induktif. Proses berfikir ini dilakukan dengan sistematis

    dan empiris.

    c. Langkah-langkah model PBL

    Menurut Amir (2016:24) proses PBL akan dapat dijalankan

    pengajar bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan

    (masalah, fomulir pelengkap, dan lain-lain). Pembelajarpun harus sudah

    memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil.

    Langkah-langkah PBL sebagai berikut:

  • 25

    Tabel 2.1 Langkah-langkah model PBL

    Tahap Pembelajaran Perilaku Guru Perilaku Siswa

    Tahap 1:

    Mengorganisasikan siswa

    kepada masalah

    Guru memberikan

    permasalahan kepada

    siswa atau

    permasalahan ungkap

    dari pengalaman siswa

    Siswa membentuk

    kelompok dan memilih

    masalah yang telah

    diberikan.

    Tahap 2:

    Mengorganisasikan siswa

    untuk mencari informasi

    Guru

    menginformasikan dan

    mengarahkan kepada

    siswa materi-materi

    yang terkait dengan

    masalah

    Siswa menggali informasi

    dari berbagai sumber

    sebanyak mugkin terkait

    masalah yang akan

    diselesaikan

    Tahap 3:

    Membantu penyelidikan

    mandiri dan kelompok

    Guru terlebih dahulu

    menjelaskan atau

    menceritakan sedikit

    mengenai kegiatan

    yang akan dilakukan

    siswa. Guru sebagai

    fasilitator memberikan

    masukan terhadap

    kegiatan yang

    dilakukan siswa dan

    melakukan

    pengamatan untuk

    menilai sikap siswa

    per-individu

    Siswa mendengarkan

    informasi yang

    disampaikan guru dan

    menulis hipotesis dan

    menyelesaikan masalah

    yang dipilih.

    Tahap 4:

    Mengembangkan dan

    mempresentasikan hasil

    karya

    Guru membantu siswa

    dalam merencanakan

    dan menyiapkan hasil

    karya yaitu berupa

    laporan. Guru

    memberikan penilaian

    dan tanggapan

    terhadap kegiatan

    yang telah dilakukan

    oleh siswa

    Siswa

    mempertanggungjawabkan

    hasil kegiatannya dengan

    membuat laporan

    Tahap 5:

    Menganalisis dan

    mengevaluasi proses

    pemecahan masalah

    Guru membantu siswa

    melakukan refleksi

    atas penyelidikan

    masalah dan

    memberikan evaluasi

    Siswa memaparkan

    laporan. Refleksi

    pembelajaran yang

    dilakukan. Mengerjakan

    soal test yang dibeikan

    oleh guru.

  • 26

    d. Kelebihan dan Kelemahan PBL

    Shoimin (2014:132) menyebutkan beberapa kelebihan dan

    kekurangan dalam pembelajaran PBL. Adapun kelebihan dari

    pendekatan PBL sebagai berikut:

    1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah

    dalam situasi nyata.

    2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri

    melalui aktivitas belajar.

    3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada

    hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa.

    4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

    5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari

    perpustakaan, internet, wawancara, maupun observasi.

    6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.

    7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah

    dalam kegiatan diskusi atau presentasi pekerjaan mereka.

    8) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja

    kelompok dalam bentuk peer teaching.

    Menurut Sanjaya (2009:219) adapun kekurangan pendekatan PBL

    adalah sebagai berikut:

    1) Jika siswa tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang

    dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka siswa merasa enggan untuk

    mencoba.

  • 27

    2) Perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam

    kegiatan pembelajaran.

    3) PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian

    guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk

    pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya

    dengan pemecahan masalah.

    e. Cara Meminimalisir kekurangan model pembelajaran PBL

    1) Masalah yang diberikan dalam proses pembelajaran PBL sebisa

    mungkin harus yang menarik, terbaru, yang berkaitan dengan dunia

    nyata, sehingga siswa senang saat di berikan permasalahan.

    2) Perlunya motivasi dari guru maupun siswa itu sendiri dalam

    memecahkan masalah agar masalah yang sulit dan abstrak dapat

    diselesaikan dengan baik.

    3) Masalah yang di sampaikan hendaknya memiliki banyak sumber baik

    dari buku, internet dan lain-lain.

    4) Guru saat mengajar harus mempersiapkan diri maupun perangkat

    pembelajaran dengan baik. Merancang model, strategi pembelajaran

    dengan menarik dan sesuai agar berkesinambungan dengan mata

    pelajaran yang ingin diajarkan.

    3. Kemampuan Pemecahan Masalah

    a. Pengertian Pemecahan Masalah

    Belajar IPA tidak hanya menghafal konsep dan menjawab soal saja,

    tetapi siswa diharapkan mampu memahami, mengamati, menganalisis dan

  • 28

    menyelesaikan masalah yang nantinya berguna untuk kehidupan sehari-

    hari. Maka dari itu, keberhasilan pembelajaran IPA sangat erat kaitannya

    dengan kemampuan pemecahan masalah siswa. Kemampuan pemecahan

    masalah dipandang sebagai bagian fundamental dari pembelajaran sains.

    Menurut Gok dan Silay (dalam Tari, 2017:11) kemampuan pemecahan

    masalah adalah kemampuan siswa menggunakan informasi yang ada

    untuk menentukan apa yang harus dikerjakan dalam suatu keadaan

    tertentu. Kemampuan pemecahan masalah mengacu pada upaya yang

    diperlukan siswa dalam menetukan solusi atas masalah yang dihadapi.

    b. Komponen-Komponen Kemampuan Pemecahan Masalah

    Menurut Glass dan Holyoak (dalam Jacob 2010:6) menyajikan

    empat komponen dasar dalam menyelesaikan masalah: (1) tujuan, atau

    deskripsi yang merupakan suatu solusi terhadap masalah. (2) deskripsi

    objek-objek yang relevan untuk mencapai suatu solusi sebagai sumber

    yang dapat digunakan dan setiap perpaduan atau pertantangan yang dapat

    tercakup. (3) himpunan operasi, atau tindakan yang diambil untuk

    membantu mencapai solusi. (4) himpunan pembatas yang tidak harus

    dilanggar dalam pemecahan masalah. Jadi, jelaslah bahwa dalam suatu

    penyelesaian masalah itu mencakup adanya informasi keterangan yang

    jelas untuk menyelesaikan masalah matematika, tujuan yang ingin dicapai,

    dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan, agar

    penyelesaian masalah berjalan dengan baik sesuai dengan yang

    diharapkan.

  • 29

    c. Indikator Pemecahan Masalah

    Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya yaitu: (1)

    memahami masalah, (2) menyusun rencana pemecahan masalah, (3)

    melaksanakan rencana penyelesaikan masalah, dan (4) melakukan

    pengecekan kembali, dengan alasan langkah-langkah pemecahan

    masalahnya sangat mudah dimengerti dan sangat sederhana. Berikut ini

    diuraikan indikator kemampuan pemecahan masalah berdasarkan tahapan

    pemecahan masalah oleh Polya (dalam Syarifudin, 2016:57)

    Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan

    Tahap Pemecahan Masalah oleh Polya

    Tahap Pemecahan Masalah oleh

    Polya

    Indikator

    Memahami Masalah Siswa mampu menuliskan/menyebutkan

    informasi-informasi yang diberikan dari

    pernyataan yang diajukan

    Merencanakan Pemecahan Siswa memiliki rencana pemecahan masalah

    Melakukan Rencana Pemecahan Siswa mampu meneyelesaikan masalah

    denagn strategi yang ia gunakan dengan hasil

    yang benar

    Memeriksa kembali pemecahan Siswa mampu memeriksa kebenaran hasil

    atau jawaban

    d. Indikator Soal Kemampuan Pemecahan Masalah

    Kesulitan belajar matematika siswa dapat dilihat dari

    ketidakmampuan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan.

    kemampuan pemecahan masalah tersebut dapat dilihat dari keterampilan

    matematika siswa, yaitu salah satunya dapat memenuhi hirarki pada

    taksonomi bloom. (Wutsqa dan Tias, 2015:31).

  • 30

    Menurut Setiawan (2014:247) soal literasi matematika level 1 dan 2

    termasuk kelompok soal dengan skala bawah, kemudian soal literasi

    matematika level 3 dan 4 termasuk kelompok soal dengan skala

    menengah, dan soal literasi matematika level 5 dan 6 termasuk kelompok

    soal dengan skala tinggi denagn konteks yang sama sekali tidak terduga

    oleh siswa. High order thinking skills, menurut taksonomi bloom, level

    kemampuan berfikir tingkat tinggi terletak pada level menganalisis (C4),

    mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Bloom menyatakan bahwa

    terdapat dua level berfikir matematis siswa yaitu low order thinking dan

    high order thinking.

    Tabel 2.2 Deskripsi Taksonomi Bloom

    Taksonomi Bloom Level

    C6

    Kemampuan memadukan unsur-unsur

    menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh

    dan luas, atau membuat sesuatu yang

    orisinil

    High order thinking

    C5

    Kemampuan menetapkan derajat sesuatu

    berdasarkan norma, kriteria atau patokan

    tertentu

    C4

    Kemampuan memisahkan konsep ke

    dalam beberapa komponen dan

    menghubungkan untuk memperoleh

    pemahaman atas konsep secara utuh

    C3

    Kemampuan melakukan sesuatu dan

    mengaplikasikan konsep dalam situasi

    tertentu

    Low order thinking C2

    Kemampuan memahami instruksi dan

    menegaskan ide atau konsep yang telah

    diajarkan

    C1

    Kemampuan menyebutkan kembali

    informasi yang tersimpan dalam ingatan

  • 31

    4. IPA Materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari-

    hari

    Usaha adalah perpindahan energi oleh gaya sehingga benda

    berpindah. Besarnya usaha dapat dihitung dengan menggunakan rumus W =

    F.∆s. Satuan dari usaha adalah joule. Daya adalah besar energi yang

    dipergunakan dalam setiap detik. Satuan dari daya adalah watt. Daya dapat

    dihitung dengan menggunakan rumus: P= W/t . Menurut Chui (dalam Irawan,

    2017:25) Pesawat sederhana merupakan bagian dari konsep mekanika klasik

    yang berkaitan dengan gaya yang digunakan dan keuntungan mekanis yang

    diperoleh dari peralatan tersebut. Pembahasan mengenai pesawat sederhana

    merupakan awal dari kajian-kajian mengenai mekanika klasik lainnya.

    Konsep pesawat sederhana pertama kali dikemukakan oleh Achimedes (287

    SM) dengan tiga bentuk pesawat sederhana yaitu katrol, pengungkit, dan

    sekrup. Sedangkan menurut Zubaidah, dkk (2019:96) pesawat sederhana

    adalah alat yang digunakan untuk mempermudah usaha. Besar keuntungan

    mekanik pesawat sederhana dapat dihitung dengan menggunakan rumus: KM

    =FB/FK. Jenis-jenis pesawat sederhana ada empat, yaitu katrol, roda

    berporos, bidang miring, dan pengungkit. Katrol adalah pesawat sederhana

    berupa roda beralur yang terhubung dengan tali dan digunakan untuk

    memudahkan dalam melakukan kerja karena katrol dapat mengubah arah

    gaya ketika menarik atau mengangkat beban. Contoh penggunaan katrol ialah

    pada sumur.

  • 32

    Roda berporos adalah pesawat sederhana yang memakai roda dan

    mempunyai poros tempat berputarnya roda. Contoh penggunaan roda

    berporos adalah pada roda sepeda dan roda gerigi pada sepeda. Bidang miring

    adalah bidang datar yang diletakkan miring atau membentu sudut tertentu,

    sehingga dapat memperkecil gaya kuasa. Contoh penggunaan bidang miring

    adalah tangga, sekrup, dan pisau. Pengungkit adalah pesawat sederhana yang

    dapat memudahkan usaha dengan cara mengandalkan gaya kuasa dan

    mengubah arah gaya. Pengungkit terdiri atas tiga jenis, yaitu jenis pertama

    yang titik tumpuannya terletak di antara beban dan kuasa, jenis kedua yang

    titik bebannya ada di antara kuasa dan tumpu, serta jenis ketiga yang titik

    kuasanya ada diantara beban dan tumpu. Prinsip pesawat sederhana berlaku

    pada sistem gerak manusia, yaitu pada kerja otot dan tulang ketika

    mengangkat beban, menengadahkan, kepala, kaki jinjit, dan kegiatan lain.

    Prinsip yang berlaku pada berbagai gerak tersebut pada umumnya merupakan

    prinsip pengungkit.

    B. Kajian Pustaka

    Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka hasil penelitian atau

    yang dijadikan penulis sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian

    yang dilakukan. Terdapat hasil penelitian yang relevan terhadap penelitian yang

    akan diteliti, diantaranya:

    1. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Hukum

    Newton Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan

    Pemecahan Masalah dan Sikap Kerjasama Peserta Didik Kelas X SMA N 2

  • 33

    Banguntapan”. Karya Tanti Kurniah Sari, jurusan Pendidikan Fisika

    Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini merupan penelitian dengan modal

    4-D yaitu terdiri dari define, design, develop, dan disseminate. Subjek

    penelitian ini adalah kelas X IPS 1 dan IPS @ SMA N 2 Banguntapan.

    Penerapan model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah

    membuktikan bahwa memiliki skor sangat baik secara bertutur-turut 7,72,

    3,80, dan 3,86. Hal ini Perangkat pembelajaran Hukum Newton berbasis PBL

    mendaptakan respon sangat baik dari peserta didik.

    Penelitian yang dilakukan terdapat kesamaan dan perbedaan.

    Kesamaan pada penelitian ini terletak pada model PBL untuk meningkatkan

    pemecahan masalah. Adapun perbedaannya terdapat pada penggunaan

    sumber belajar dan jenis penelitian. Adapun penelitian peneliti menggunakan

    buku paket dari kemendikbud dan jenis penelitian peneliti adalah Classroom

    Action Reserch atau penelitian tindakan kelas. Penelitian karya Tanti Kurniah

    Sari menggunakan Modul dan jenis penelitiannya dengan model 4-D yaitu

    terdiri dari define (tahap pendefinisian), design (tahap perancangan), develop

    (tahap pengembangan), dan disseminate (tahap penyebaran).

    2. Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

    Learning untuk Meningkatkan Karakter Siswa dan Pemecahan Masalah Pada

    Materi Sistem Pencernaan”. Kaya Noor Izzah. Penelitian ini di lakukan di

    SMAN 3 Pati. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-

    group pretest-posttest design.. Teknik pengambilan data karakter siswa dan

    data kemampuan memecahkan masalah dilakukan dengan observasi.

  • 34

    Selanjutnya, nilai hasil observasi dikategorikan kedalam kriteria yang telah

    ditentukan. Data pendukung berupa hasil belajar siswa diambil dengan

    metode tes dan dianalisis menggunakan uji N-Gain dan ketercapaian KKM.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai karakter siswa

    termasuk dalam kategori sangat baik. Rerata nilai kemampuan memecahkan

    masalah siswa termasuk dalam kategori baik. Data pendukung berupa hasil

    belajar menunjukkan hasil bahwa 92% siswa termasuk dalam kategori gain

    sedang-tinggi, dan 81% siswa mampu mencapai KKM. Berdasarkan hasil

    penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

    PBL dapat meningkatkan karakter siswa dan kemampuan memecahkan

    masalah pada materi sistem pencernaan

    Penelitian ini terdapat kesamaan dan perbedaan. Kesamaan pada

    penelitian ini terletak pada model PBL untuk meningkatkan pemecahan

    masalah. Adapun perbedaannya terdapat pada materi yang diajarkan dan

    pengambilan sampling dimana pada penelitian peneliti menggunakan kelas

    yang minat belajarnya rendah. sedangkan pada skripsi karya Noor Izzah

    menggunkan teknik purposive sampling.

    3. Skripsi yang berjudul “Model Problem Based Learning dalam peningkatan

    kemampuan pemecahan masalah matemaika siswa kelas III MI Bendiljati

    Wetan Sumbergempol Tulunggagung”. Yang di tulis oleh Niko Deni Firanda.

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena masalah yang

    dipecahkan berasal dari praktik pembelajaran di kelas sebagai upaya

    peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini adalah bahwa telah terjadi

  • 35

    peningkatan kemempuan pemecahan masalah siswa dilihat dari hasil belajar

    siswa dan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru yaitu pada tes awal nilai

    rata-rata siswa 44,74 dengan prosentase ketuntasan 17,14%, dilanjut siklus I

    nilai rata-rata siswa hanya mencapai 52.63 dengan prosentase ketuntasan

    34,29% dan pada waktu siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi

    71,94% dengan prosentase ketuntasan 80%. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa menggunakan model PBL dapat meningkatkan

    kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas III MI Bendiljati

    Wetan Sumbergempol Tulunggagung.

    Penelitian ini terdapat kesamaan dan perbedaan. Kesamaan pada

    penelitian ini terletak pada model PBL untuk meningkatkan pemecahan

    masalah dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dimana

    dalam proses pelaksanaanya melewati empat tahap yang meliputi: tahap

    perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.

    Ketiga penelitian yang relevan di atas terdapat cela yang bisa

    diperbaiki, sama-sama menggunakan PBL tetapi dengan permasalahan yang

    berbeda. Perbedaannya jenis penelitian yang dilakukan. Penelitian yang

    relevan pertama dan kedua menggunakan penelitian kualitatif sedangkan

    peneliti menggunakan PTK, namun pada penelitian relevan ketiga sama-sama

    menggunakan PTK yang berbeda pelajarannya dan subjek penelitian serta

    waktu penelitian.

  • 36

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 31 Agustus sampai dengan 21

    September 2020. Dalam penelitian ini dilakukan 2 siklus yang masing-masing

    terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi. Gambaran dari

    kedua siklus tersebut adalah sebagai berikut. Siklus I dilaksanakan pada tanggal

    14 September 2020, dilaksanakan secara daring dengan media pembelajaran

    WAG dan Classroom materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan

    sehari-hari. Tahapan dan langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut.

    1. Perencanaan

    a. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis

    daring materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari

    subbab usaha dan pesawat sederhana jenis Pengungkit

    b. Menyiapkan perangkat dan instrumen yang dibutuhkan untuk observasi.

    Perangkat dan instrument yang disiapkan yaitu:

    1) Sumber Belajar berupa buku paket IPA kelas VIII semester I, dan

    Internet

    2) Lembar Penilaian sikap siswa untuk menilai bagaimana sikap siswa

    selama proses pembelajaran berbasis daring dengan menggunakan

    lembar observasi

  • 37

    3) Lembar penilaian pemecahan masalah siswa untuk menilai bagaimana

    kemampuan pemecahan masalah siswa saat pembelajaran berbasis

    daring menggunakan pedoman pensekoran pemecahan masalah

    4) Lembar pre test siswa berbasis daring materi usaha dan pesawat

    sederhana dalam kehidupan sehari-hari untuk mengetahui sejauh mana

    pemahaman siswa terhadap materi yang belum diajarkan

    2. Pelaksanaan

    a. Pelaksanaan siklus I

    Pelaksanaa pada siklus I, peneliti bertindak sebagai pengamat

    kegiatan pembelajaran yang dilakuakan guru mata pelajaran IPA kelas

    VIII A yang mengacu pada RPP, pokok bahasan pelaksanaan

    pembelajaran pada siklus I adalah usaha dan pesawat sedehana jenis

    pengungkit. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berbasis daring yang

    dilakukan menggunakan Whatsapp Group dan Google Classroom adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 3.2 Kegiatan Awal Pelaksanaan Siklus I

    Kegiatan Awal

    Langkah-langkah

    Problem Based

    Learning

    Aktifitas Guru Aktifitas Peserta didik Alokasi

    Waktu

    Penyampaian tujuan

    dan motivasi belajar

    Guru memberi salam

    dan membuka

    pembelajaran melalui

    Grop Whatsapp

    dengan berdoa

    bersama

    Peserta didik

    menjawab salam dan

    berdoa dengan cara

    membalas pesan

    whatsapp

    1 Menit

    Guru memeriksa

    kehadiran peserta

    didik melalui Grup

    Whatsapp dengan

    cara membalas pesan

    Peserta didik

    menjawab absensi

    dengan mengirim

    pesan

    2 Menit

  • 38

    Kegiatan Inti

    (disesuaikan dengan langkah-langkah PBL berasis daring)

    Tabel 3.3 Kegiatan Inti Pelaksanaan Siklus I

    Langkah-langkah

    PBL Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik

    Alokasi

    Waktu

    Mengorientasikan

    peserta didik pada

    masalah

    Guru memberikan mengajukan pertanyaan

    misalnya: Siapa di

    antara teman-teman

    yang suka naik jungkat-

    jungkit sewaktu kecil?

    Pernah nggak teman-

    teman memperhatikan

    saat bermain jungkat-

    jungkit jika salah satu

    bebannya terlalu berat

    maka jungkat jungkit

    tidak akan bergerak,

    mengapa demikian?

    Guru memberikan materi melalui PPT

    berbasis audio yang

    akan di upload melalui

    youtube. Kemudian

    guru mengirimkan link

    youtub ke peserta didik.

    Peserta didik menjawab pertanyaan

    yang diberikan oleh

    guru

    Peserta didik mempelajari PPT

    tersebut.

    15 Menit

    Guru memberikan pre test berupa uraian dengan

    cara mengirimkan file ke

    Google Classroom.

    Jawaban pre test peserta

    didik diupload di Google

    Classroom

    15 Menit

    yang disampaikan.

    dan guru

    menyampaikan

    tujuan.

    Guru memberi

    motivasi dengan

    bertanya terkait

    pesawat sederhana.

    Misalnya: “Apakah

    kamu melihat orang-

    oarang yang

    mengangkut barang-

    barang berat yang

    menggunakan

    gerobak dorong?

    Peserta didik

    menjawab pertanyaan

    guru

    2 Menit

  • 39

    Peserta didik mengamati gambar/foto yang

    ditayangkan

    Peserta didik mengamati

    gambar yang

    ditayangkan

    Mengorganisir

    Peserta didik untuk

    mencari informasi

    Guru memberikan masalah yang berkaitan

    dengan usaha dan

    pesawat sederhana jenis

    pengungkit

    Peserta didik menyimak

    penjelasan guru 10 Menit

    Pengumpulan

    Data/Membimbing

    penyelidikan

    Individu

    Guru membantu Peserta

    didik menggumpulkan

    informasi melalui

    pengamatan usaha dan

    pesawat sederhana jenis

    pengungkit I, II, III serta

    kajian literature dari

    berbagai sumber maupun

    internet untuk

    mendapatkan data-data

    yang dibutuhkan..

    Peserta didik mencari

    informasi terkait usaha

    dan pesawat sederhana

    jenis pengungkit I, II, III.

    20 Menit

    Mengembangkan

    dan menyajikan

    hasil

    Guru membantu peserta

    didik merumuskan data

    yang telah terkumpul

    sebelumnya, kemudian

    dikelompokan

    berdasarkan katagorinya.

    Karya bisa dibuat dalam

    bentuk laporan

    Peserta didik melakuakn

    penyelidikan terkait

    usaha ada pesawat

    sederhana jenis

    pengungkit. 20 Menit

    Menganalisis dan

    mengevaluasi

    Guru membantu peseta

    didik mengevaluasi

    pembelajaran dengan cara

    memberikan kesimpulan

    terkait materi yang

    diajarkan.

    Peserta didik menyimak

    kesimpulan yang

    disampaiakan oleh guru. 10 Menit

    Kegiatan Akhir

    disesuaikan dengan langkah-langkah PBL berasis daring

    Tabel 3.4 Kegiatan Akhir Pelaksanaan Siklus I

    Langkah-langkah

    PBL

    Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi

    Waktu

    Refleksi Guru bertanya apakah

    pembelajaran hari ini

    menyenangkan? dan

    guru memberikan

    penugasan untuk

    mempelajari materi

    selanjutnya yaitu

    Peserta didik

    menjawab pertanyaan

    guru dengan cara

    membalas pesan. 5 Menit

  • 40

    tentang katrol dan

    bidang miring

    Guru menutup

    pembelajaran dengan

    berdoa dan salam

    Siswa berdoa sesudah

    belajar dan menjawab

    salam dengan

    semangat

    5 Menit

    b. Pengamatan

    Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data aktivitas

    pembelajaran, baik dari guru maupun siswa selama proses pembelajaran

    IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

    Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 September 2020. Pengamatan

    ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan kelas

    berbasis daring yang sedang berlangsung dengan cara siswa menanya dalam

    pembelajaran, memberi masukan serta saran, berani berkomentar dalam

    menyelesaikan masalah. Pengamatan menggunakan lembar observasi

    berbasis daring melalui Google Form.

    c. Refleksi

    Pada tahap ini peneliti akan memperbaiki dan mengkaji sejauh mana

    kompetensi yang sudah dicapai serta mengevaluasi proses pembelajaran

    yang masih kurang pada siklus I, kemudian dilakukan evaluasi untuk

    penyempurnaan tindakan berikutnya yang akan berlanjut pada siklus II dan

    siklus berikutnya. Adapun refleksi pada siklus I ini yaitu:

    1) Pengelolaan Grup Whatsapp kelas yang kurang kondusif, hal ini terjadi

    pada saat pembelajaran ada beberapa siswa yang membalas pesan tetapi

    keluar dari topik pembahasan.

  • 41

    2) Pengelolaan waktu yang belum maksimal ini terjadi disebabkan oleh

    kurangnya antusis siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga waktu

    pembelajaran hanya berjalan satu jam saja.

    3) Masih banyak nilai yang di bawah KKM dikarenakan siswa belum serius

    dan semangat saat mempelajari materi usaha dan pesawat sederhana

    dalam kehidupan sehari-hari

    4) Ada beberapa anak-anak yang bermasalah dengan kuota internet hal ini

    terjadi karena ada beberapa siswa yang belum mengecek kuota internet

    sebelum pembelajaran dimulai.

    Berdasarkan berbagai hambatan seperti yang ada di atas, maka peneliti harus

    melakukan refleksi sebagai berikut:

    1) Guru lebih intensif lagi dalam mengkondisikan kelas dengan cara

    memberikan materi yang baik dan media yang menarik serta dapat

    menjelaskan materi pembelajaran dengan baik

    2) Guru mampu mengelola waktu dengan maksimal, hal ini bisa dilakukan

    dengan cara berdiskusi dan melakukan tanya jawab sehingga

    pembelajaran tidak menjenuhkan dan membosankan.

    3) Guru memberitahukan informasi mengenai pembelajaran yang akan

    disampaikan dengan tengang waktu 1 hari sebelumnya agar anak-anak

    dapat menyiapkan kuota internet

    Keterangan dari hasil refleksi menunjukkan bahwa ketuntasan sesuai

    indikator klasikal mencapai 70,94%, untuk siswa yang tuntas mencapai

    20,58% sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 72,42%. Dari data

  • 42

    yang diperoleh pada siklus I belum mencapai KKM, maka perlunya perbaikan

    tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II.

    1. Deskripsi rencana pelaksanaan Siklus II

    Siklus II dilaksanakan karena hasil dari siklus I belum mencapai

    indikator keberhasilan klasikal dari siklus I yang harus direfleksi pada siklus

    berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 September 2020.

    Tahapan dan langkah-langkah pelaksanannya sebagai berikut.

    a. Perencanaan

    1. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis

    daring materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-

    hari subbab katrol, dan bidang miring

    2. Menyiapkan perangkat dan instrumen yang dibutuhkan untuk

    observasi. Perangkat dan instrument yang disiapkan yaitu:

    a) Sumber Belajar berupa buku paket IPA kelas VIII semester I dan

    internet

    b) Lembar Penilaian sikap siswa dan guru berbasis daring dalam

    bentuk Google Form untuk menilai bagaimana sikap siswa selama

    proses pembelajaran berbasis daring dengan menggunakan lembar

    observasi

    c) Lembar penilaian pemecahan masalah siswa untuk menilai

    bagaiman kemampuan pemecahan masalah siswa saat

  • 43

    pembelajaran berbasis daring menggunakan pedoman penskoran

    pemecahan masalah.

    d) Lembar Post test yang berbentuk uraian, hal ini diperlukan untuk

    melaksanakan evaluasi pembelajaran berupa soal-soal seputar

    materi yang diajarkan.

    e) Lembar angket berbasis daring dalam bentuk Google Form di

    gunakan guru dan siswa untuk mengetahui respon guru dan siswa

    terhadap pembelajaran IPA dengan model PBL materi usaha dan

    pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

    b. Pelaksanaan

    Pelaksanaan pada siklus II, peneliti bertindak sebagai pengamat

    kegiatan pembelajaran yang dilakuakan guru mata pelajaran IPA kelas

    VIII A yang mengacu pada RPP yang sudah disiapkan, serta menyiapkan

    sumber belajar atau buku yang akan digunakan saat mengajar. Pokok

    bahasan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah katrol dan

    bidang miring. Pada siklus ini dilaksanakan di Whatsapp Group, Google

    Classroom dan Google Meet. Langkah-langkah kegiatan dirincikan pada

    tabel 3.5.

  • 44

    Kegiatan Awal

    Tabel 3.5 Kegiatan Awal Pelaksanaan Siklus II

    Langkah-langkah

    PBL Aktifitas Guru

    Aktifitas Peserta

    didik

    Alokasi

    Waktu

    Penyampaian tujuan

    dan motivasi belajar

    Mengucapkan salam, ,mengecek

    kehadiran, berdoa.

    Guru memberikan motivasi

    Guru menyampaikan

    tujuan

    pembelajaran

    Peserta didik menjawab salam

    dan berdoa.

    Peserta didik menjawab absensi

    dengan mengirim

    pesan

    5 Menit

    Kegiatan Inti

    (disesuaikan dengan langkah-langkah PBL berbasis Daring)

    Tabel 3.6 Kegiatan Inti Pelaksanaan Siklus II

    Langkah-langkah

    PBL Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik

    Alokasi

    Waktu

    Mengorientasikan

    peserta didik pada

    masalah

    Guru memberikan mengajukan

    pertanyaan misalnya:

    Siapa di antara teman-

    teman yang suka jalan-

    jalan ke puncak

    gunung? Pernah nggak

    teman-teman

    memperhatikan saat

    akan ke puncak, mobil

    atau bus yang kamu

    tumpangi berjalan

    mengikuti lintasan

    yang meliuk-liuk

    mengitari pegunungan,

    berdasarkan prinsip

    kerja pesawat

    sederhana termasuk

    jenis apa?

    Guru memberikan materi melalui video

    yang sudah diunggah

    ke youtube. Guru

    Peserta didik menjawab pertanyaan

    yang diberikan oleh

    guru

    Peserta didik mempelajari video

    yang sudah diberikan

    15 Menit

  • 45

    mengirimkan link ke

    peserta didik.

    Guru memberikan link untuk mengikuti

    Google Meet untuk

    melakukan diskusi

    terkait materi tersebut

    Peserta didik mengikuti Google

    meet (tatap muka

    virtual)

    Mengorganisir

    Peserta didik

    untuk mencari

    informasi

    Guru memberikan masalah yang berkaitan

    dengan pesawat

    sederhana jenis katrol

    dan bidang miring serta

    roda berporos

    Peserta didik menyimak

    penjelasan guru

    10 Menit

    Pengumpulan

    Data/Membimbin

    g penyelidikan

    Individu

    Guru membantu Peserta didik

    menggumpulkan

    informasi melalui

    pengamatan pesawat

    sederhana jenis katrol

    (tunggal, ganda,

    majemuk) dan bidang

    miring serta kajian

    literature dari berbagai

    sumber maupun

    internet untuk

    mendapatkan data-data

    yang dibutuhkan..

    Peserta didik mencari

    informasi terkait usaha

    dan pesawat sederhana

    jenis katrol, roda

    berporos dan bidang

    miring

    20 Menit

    Mengembangkan

    dan menyajikan

    hasil

    Guru membantu peserta

    didik membuat miniatur

    katrol dari barang

    bekas. Karya bisa

    dibuat dalam bentuk

    Peserta didik

    melakuakn

    penyelidikan terkait

    usaha ada pesawat

    sederhana jenis katrol

    20 Menit

    Menganalisis dan

    mengevaluasi

    Guru membantu peserta

    didik mengevaluasi

    pembelajaran dengan

    cara memberikan

    kesimpulan terkait

    materi yang diajarkan.

    Peserta didik menyimak

    kesimpulan yang

    disampaiakan oleh

    guru.

    a. Me

    n

    i

    t

  • 46

    Kegiatan Akhir

    Tabel 3.7 Kegiatan Akhir Pelaksanaan Siklus II

    Langkah-

    langkah

    PBL

    Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi

    Waktu

    Evaluasi Guru bertanya apakah

    pembelajaran hari ini

    menyenangkan? dan

    guru memberikan

    penugasan untuk

    mempelajari materi

    selanjutnya yaitu tentang

    katrol dan bidang miring

    dan guru memberikan

    soal post test melalui

    Whatsapp kemudian

    dikumpulkan melalui

    Google Classroom

    Siswa mengerjakan post

    test dengan sungguh-

    sungguh

    15 menit

    Guru menutup

    pembelajaran dengan

    berdoa dan salam

    Siswa berdoa sesudah

    belajar dan menjawab

    salam dengan semangat

    5 menit

    c. Pengamatan

    Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data aktivitas

    pembelajaran, baik dari guru maupun siswa selama proses

    pembelajaran IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam

    kehidupan sehari-hari. Pengamatan yang dilakukan pada siklus II ini

    sama dengan yang dilakukan saat siklus I, menggunakan lembar

    observasi dan lembar angket berbasis daring dengan cara mengisi

    Google Form. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

    jauh pelaksanaan tindakan