Upload
others
View
32
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS DARING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH IPA MATERI USAHA DAN PESAWAT
SEDERHANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KELAS
VIII SMPN 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NABA UL KUSNA
NIM.23060160071
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2020
ii
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)BERBASIS DARING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH IPA MATERI USAHA DAN PESAWAT
SEDERHANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KELAS
VIII SMPN 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NABA UL KUSNA
NIM.23060160071
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
ان مع العسر يسرا
”Sesungguhnya Sesudah Kesulitan itu Ada Kemudahan” (Al-Insyirah:6)
“Cara Terbaik Untuk Bersabar Menghadapi Masalah Adalah Rajin Bekerja
Menyelesaikan Masalah Itu”
(Mario Teguh)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahanda Suwarno dan Ibunda Warsini tercinta yang senantiasa mencurahkan
kasih sayang, mendo’akan, membimbing, memberikan nasihat, dan
memberikan motivasi dalam kehidupan penulis.
2. Adek Penulis (Rois Hasannudin, Burhanuddin Robbani, Umi Rosidah
Salamah) yang selalu mendukung dan mendoakan penulis
ix
KATA PENGANTAR
بسم الله الّرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan nikmat, karunia, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
PBL berbasis Daring untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah IPA
Materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari Kelas VIII
SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW, semoga kita
semua mendapatkan syafa’atnya di yaumil qiyamah kelak. Amin.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris IPA
sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan,
membimbing, memberikan petunjuk, dan meluangkan waktunya dalam
mengoreksi skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Dra. Widyastuti, M.Pd. yang telah
memberikan banyak pengarahan dan motivasi selama 4 tahun menjadi
mahasiswa IAIN Salatiga.
x
5. Seluruh dosen di lingkungan IAIN Salatiga, khususnya dosen Program Studi
Tadris Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
6. Kepala SMPN 9 Salatiga, Bapak Ngadiman, M.Or. beserta guru-guru SMPN 9
Salatiga yang telah mengizinkan dan membantu penelitian ini.
7. Ibu Tyas Astuti selaku guru pamong yang telah membimbing peneliti selama
penelitian.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya
Penulis hanya bisa membalas dengan do’a, semoga Allah SWT mencatatnya
sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan baik dalam segi isi, penulisan maupun metodologi. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan
penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi para pembaca yang budiman pada umumnya. Amin.
Salatiga, 19 Oktober 2020
Penulis
xi
ABSTRAK
Kusna, Naba ul. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Berbasis Daring Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah IPA Materi Usaha dan Pesawat Sederhana
dalam Kehidupan Sehari-hari Kelas VIII SMPN 9 Salatiga Tahun
Pelajaran 2020/2021. Skripsi, Program Studi Tadris IPA Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd
Kata Kunci: Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan Masalah, daring,
IPA, Usaha dan Pesawat Sederhaan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan
masalah siswa kelas VIII A di SMPN 9 Salatiga. Siswa cenderung menyelesaikan
soal-soal dengan menghafal dan meniru contoh soal. Hal ini dapat dilihat dari hasil
belajar siswa. Sehingga peneliti mencoba memberikan penyelesaian dengan
menggunakan model pembelajaran PBL berbasis daring untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
model pembelajaran PBL berbasis daring dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah IPA materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan
Sehari-hari kelas VIII SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbasis daring yang dilakukan di 2
siklus. Langkah-langkah PTK yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan
Refleksi yang akan dilakukan secara daring disetiap siklusnya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunkan metode pengumpulan
data yaitu tes tertulis (soal berbentuk uraian), lembar observasi guru dan siswa,
lembar angket guru dan siswa dan dokumentasi. Analisis yang dilakukan dengan
cara membandingkan nilai evaluasi tiap siklus yang berpatokan pada KKM SMPN
9 Salatiga yakni ≥76 dengan ketuntasan klasikal 85%. Adapun subjek penelitian
adalah siswa kelas VIII A yang berjumlah 29 siswa dengan 15 Laki-laki dan 14
Perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran
PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMPN
9 Salatiga materi Usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Peningkatan ini dapat diketahui melalui hasil soal evaluasi. Siklus I siswa yang
tuntas sebanyak 8 orang atau 27,58% dengan nilai rata-rata kelas 70,94%. Siklus II
siswa yang tuntas adalah sebanyak 23 orang atau 79,31% dengan nilai rata-rata
kelas 85,51% yang sudah memenuhi indikator keberhasilan klasikal, dan ini
menunjukan bahwa siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah melalui model
pembelajaran PBL berbasis daring.
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Lembar Berlogo IAIN ............................................................................................. ii
Halaman Sampul Dalam ........................................................................................ iii
Nota Pembimbing .................................................................................................. iv
Pernyataan Keaslian Tulisan .................................................................................... v
Pengesahan Kelulusan ............................................................................................ vi
Motto .................................................................................................................... vii
Persembahan ....................................................................................................... viii
Kata Pengantar ...................................................................................................... ix
Abstrak .................................................................................................................. xi
Daftar Isi ............................................................................................................... xii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xv
Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ................................................................................................. xvii
BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
D. Definisi Operasional..................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9
F. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ....................................... 10
G. Metode Penelitian....................................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 18
xiii
BAB II: LANDASAN TEORI ............................................................................. 20
A. Kajian Teori ................................................................................................ 20
1. Model Pembelajaran ............................................................................. 20
2. Model Problem Based Learning berbasis daring ................................. 21
a. Pengertian Model Problem Based Learning .................................. 21
b. Karakteristik PBL........................................................................... 24
c. Langkah-langkah PBL ................................................................... 25
d. Kelebihan dan Kelemahan PBL ..................................................... 26
e. Cara Meminimalisir Kekurangan Model Pembelajaran PBL ........ 27
3. Kemampuan Pemecahan Masalah ........................................................ 27
a. Pengertian Pemecahan Masalah ..................................................... 27
b. Komponen-komponen Kemampuan Pemecahan Masalah............. 28
c. Indikator Pemecahan Masalah ....................................................... 29
4. IPA materi Usaha dan Pesawat Sederhana ........................................... 31
B. Kajian Pustaka ........................................................................................... 32
BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN ....................................................... 36
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................................. 36
1. Perencanaan ........................................................................................... 37
2. Pelaksanaan ........................................................................................... 37
3. Pengamatan ............................................................................................ 40
4. Refleksi .................................................................................................. 40
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................................. 42
1. Perencanaan ........................................................................................... 42
xiv
2. Pelaksanaan ........................................................................................... 43
3. Pengamatan ............................................................................................ 56
4. Refleksi .................................................................................................. 47
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 48
A. Deskripsi Paparan Siklus .......................................................................... 48
1. Siklus I ................................................................................................ 48
2. Siklus II ................................................................................................ 53
B. Pembahasan ............................................................................................... 58
BAB V: PENUTUP .............................................................................................. 65
A. Kesimpulan ............................................................................................... 65
B. Saran .......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 70
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah model PBL ................................................................ 25
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan
Tahap Pemecahan Masalah ................................................................... 32
Tabel 3.1 Kegiatan Awal Pelaksanaan Siklus I ..................................................... 37
Tabel 3.2 Kegiatan Inti Pelaksanaan Siklus I......................................................... 37
Tabel 3.3 Kegiatan Akhir Pelaksanaan Siklus I ..................................................... 38
Tabel 3.4 Kegiatan Awal Pelaksanaan Siklus II .................................................... 44
Tabel 3.5 Kegiatan Inti Pelaksanaan Siklus II ....................................................... 44
Tabel 3.6 Kegiatan Akhir Pelaksanaan Siklus II ................................................... 46
Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Siklus I..................................................................... 49
Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I ...................................................... 51
Tabel 4.3 Daftar Nilai Siswa Siklus II ................................................................... 55
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II ..................................................... 56
Tabel 4.5 Data Nilai Rata-rata antar Siklus ........................................................... 57
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I..................................................... 48
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II ................................................... 56
Gambar 4.3 Diagram Data Nilai Rata-rata antar Siklus ......................................... 57
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Siklus I Materi Usaha dan Pesawat Sederhana ......................... 71
Lampiran 2. RPP Siklus II Materi Usaha dan Pesawat Sederhana ........................ 73
Lampiran 3. Daftar Siswa Kelas VIII A SMPN 9 Salatiga .................................... 75
Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Usaha dan
Pesawat Sederhana ............................................................................ 76
Lampiran 5. Indikator Pemecahan Masalah Materi Usaha dan Pesawat
Sederhana .......................................................................................... 77
Lampiran 6. Soal Pre Test Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Usaha dan
Pesawat Sederhana ............................................................................ 78
Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Pre Test Pemecahan Masalah Materi Usaha dan
Pesawat Sederhana ............................................................................ 79
Lampiran 8. Lembar Jawaban Siswa ..................................................................... 80
Lampiran 9. Soal Post Test Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Usaha dan
Pesawat Sederhana ........................................................................... 82
Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Post Test Pemecahan Masalah Materi Usaha
dan Pesawat Sederhana ..................................................................... 84
Lampiran 11. Lembar Jawaban Siswa ................................................................... 86
Lampiran 12. Lembar Pengamatan Guru Siklus I Materi Usaha dan Pesawat
Sederhana ....................................................................................... 88
Lampiran 13. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Materi Usaha dan Pesawat
Sederhana ....................................................................................... 98
Lampiran 14. Lembar Pengamatan Guru Siklus II Materi Usaha dan Pesawat
Sederhana ..................................................................................... 102
Lampiran 15. Lembar Pegamatan Siswa Siklus II Materi Usaha dan Pesawat
Sederhana ..................................................................................... 103
Lampiran 16. Lembar Angket Respon Guru Materi Usaha dan Pesawat
Sederhana ..................................................................................... 105
xviii
Lampiran 17. Lembar Angket Respon Siswa Materi Usaha dan Pesawat
Sederhana ..................................................................................... 108
Lampiran 18. Dokumentasi .................................................................................. 112
Lampiran 19. Surat keputusan penetapan dosen pembimbing ............................. 113
Lampiran 20. Surat izin penelitian ....................................................................... 114
Lampiran 21. Surat izin penelitian Kasebangpol ................................................. 115
Lampiran 22. Surat telah selesai melakukan penelitian ....................................... 116
Lampiran 23. Lembar Konsultasi ........................................................................ 117
Lampiran 24. Satuan kredit kegiatan ................................................................... 119
Lampiran 25. Surat Keterangan Lulus Ujian Komperhensif ............................... 120
Lampiran 26. Daftar Riwayat Hidup .................................................................... 121
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke
arah kedewasaan. Pendidikan disebut memimpin karena anak aktif sendiri,
mengembangkan diri, tumbuh sendiri, tetapi di dalam keaktifannya itu ia harus
dibantu dan dipimpin. Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, yang dapat
dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupannya (Nurkholis,
2013:24)
Menurut teori Locke dan Bacon mengatakan bahwa anak yang baru
dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang belum
ditulis. Jadi, sejak lahir anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-
apa. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidikannya. Pendidikan atau
lingkungan berkuasa atas pembentukan anak. Teori ini bisa disebut dengan
empiresme, yaitu suatu aliran atau paham yang berpendapat bahwa segala
kecakapan dan pengetahuan manusia itu timbul dari pengalaman yang masuk
melalui indera. Lawan empiresme ialah nativisme. Teori ini berpendapat bahwa
tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang
akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing. Pembawaan anak-
anak itu ada yang baik dan ada yang buruk (Purwanto, 2007:15-16).
2
Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu
peradapan kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini.
Pendidikan sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis
dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi
dan globalisasi. Potensi tersebut dapat terwujud jika pendidikan sains
berorientasi pada pengembangan kemampuan berfikir dan berbahasa,
penyiapan peserta didik menghadapi isu sosial dampak penerapan IPTEK,
penanaman nila-nilai etika dan estetika, kemampuan pemecahan masalah,
pembangunan sikap kemandirian, kreatifitas serta tanggugjawab (Nurdianti,
2017: 1)
Pendidikan bisa didapatkan dalam pendidikan formal maupun non-
formal. Pendidikan formal contohnya sekolah dan pendidikan non-formal
contohnya lembaga kursus, sanggar dan lain-lain. Sekolah menjadi wadah
untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, karena di sekolah
menjadi salah satu tempat untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan
menanamkan karakter yang baik bagi siswa untuk memajukan bangsa dan
negara. Sekolah SMPN 9 Salatiga merupakan salah satu sekolah yang
mendidik siswa untuk bisa menghadapi tantangan global. Adanya proses
pembelajaran akan mempermudah transfer ilmu dan penanaman karakter.
Berdasarkan observasi yang lakukan di SMPN 9 Salatiga pada bulan Agustus
sampai September 2019 di beberapa kelas, baik kelas 7 maupun kelas 8
menunjukkan bahwa siswa relatif lebih mudah menghafal dan meniru contoh
soal. Sehingga hal tersebut tentu membawa dampak negatif untuk siswa,
3
karena siswa kesulitan apabila dihadapkan dengan soal yang memiliki tingkat
kesukaran yang berbeda, siswa cenderung mudah menyerah saat mengerjakan
soal dan memilih bekerjasama dengan teman sebangku untuk mempermudah
proses penyelesaian masalah pada soal yang diberikan. Selain itu dalam proses
penyampaian pendapat, siswa belum antusias ketika diminta untuk
mengerjakan latihan soal di depan kelas, banyak siswa yang merasa engan
untuk maju ke depan kelas dan dengan terpaksa guru harus menunjuk salah
seorang siswa untuk maju ke depan kelas.
Banyak kendala yang dihadapi guru saat mengajar di kelas sehingga
mengahambat proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di kelas
siswa belum mendapat motivasi belajar sehingga siswa mudah bosan dan
menyerah saat menghadapi soal-soal yang sulit, banyak siswa yang tidak
memperhatikan guru saat mengajar, siswa sibuk berbincang dengan teman
sebangku, mengantuk di kelas, cepat merasa bosan dengan pelajaran sehingga
membuat suasana di kelas menjadi tidak kondusif. Hal ini terjadi hampir di
setiap mata pelajaran, terutama IPA. Banyak anak yang memiliki mindset
bahwa IPA merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Senada dengan
temuan Depdiknas (Kusumawati, 2011:2) menunjukkan bahwa masih banyak
permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPA. Guru masih
menggunakan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa tidak berminat
dalam proses belajar mengajar, yang membuat siswa bosan sehingga belum
begitu tertarik untuk mengikuti pelajaran tersebut, terlebih lagi pembelajaran
IPA yang terkait dengan konsep-konsep abstrak, sehingga pemahamannya
4
membutuhkan daya nalar yang tinggi dan kemampuan memecahkan masalah
yang baik serta berfikir krits. Siswa belum disiplin dalam mengerjakan tugas,
suasana kelas yang kurang kondusif, kurangnya variasi media pembelajaran
dan metode pembelajaran, siswa banyak yang tidak suka membaca buku
sehingga menyebabkan kurangnya berfikir kritis dan berdampak pada
pemecahan masalah siswa. Hal ini menyebabkan minat siswa dalam
pembelajaran khususnya pembelajaran IPA belum maksimal.
Minat siswa yang belum maksimal terhadap pembelajaran akan
berdampak pada prestasi hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil observasi
nilai pra siklus siswa kelas VIII A yang merupakan subjek penelitian, masih
banyak siswa yang nilainya kurang dari KKM. Berdasarkan data siswa kelas
VIII A yang berjumlah 29 hanya empat siswa yang berhasil tuntas KKM atau
hanya 14,2%. Sedangkan 25 lainnya masih dibawah KKM atau sekitar 89,2%.
Menyikapi hal di atas yakni dengan mengubah cara belajar yang masih biasa
menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan agar dapat
memberikan kebermaknaan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat
baik aspek kongnitif, afektif, dan psikomotorik.
Saat ini seluruh dunia sedang menghadapi wabah pandemi covid-19.
Pandemi global ini mengakibatkan problematika baru bagi seluruh dunia.
Untuk melawan covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun,
pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical
distancing), memakai masker, dan selalu cuci tangan. Hal ini mengakibatkan
seluruh lapisan masyarakat melakukan aktivitas dari rumah, baik belajar dari
5
rumah, bekerja dari rumah dan beribadah di rumah. Melalui Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan surat Edaran Nomor
15 tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid-19 (https://www.kemendikbud.go.id).
Sekolah-sekolah dituntut untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran secara
daring atau online. Covid-19 berimbas pada pembelajaran di kelas, yang
semula dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar di rumah melalui daring.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti berdiskusi dengan guru
yang mengampu pelajaran IPA di kelas VIII A mengenai model apa yang dapat
diterapkan, untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Peneliti mencoba
menawarkan model pembelajaran PBL sebagai solusi yang tepat mengatasi
masalah pembelajaran IPA materi Usaha dan Pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari di kelas VIII A SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran
2020/2021. Model Pembelajaran PBL merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi (Suyadi, 2013: 130). Alternatif
penyelesaian terhadap permasalahan pembelajaran yang ada di kelas VIII A
dengan pembelajaran berbasis daring pada penelitian ini dicoba untuk
memadukan model pembelajaran PBL berbasis daring. Pembelajaran melalui
daring diharapkan dapat berjalan dengan baik walaupun tidak tatap muka
secara langsung.
PBL berbasis daring diharapkan dapat menyelesaikan masalah
pembelajaran tentang kemampuan pemecahan masalah siswa materi usaha dan
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari meskipun dilakukan secara
https://www.kemendikbud.go.id/
6
daring. Berdasarkan latar belakang di atas timbul keinginan untuk mengetahui
apakah model pembelajaran PBL berbasis daring dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa. Langkah-langkah PBL adalah 1)
mengorientasikan siswa pada masalah 2) menyajikan masalah dan
mengorganisasikan mencari informasi 3) pengumpulan data/penyelidikan
individu 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) menganalisis dan
mengevaluasi. Berdasarkan latar belakang di atas akan dilakukan penelitian
tindakan yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) berbasis Daring untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah IPA Materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam
Kehidupan Sehari-hari Pada Kelas VIII SMP N 9 Salatiga Tahun
Pelajaran 2020/2021”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka rumusan masalah
dari penelitian ini yaitu: Apakah penerapan model pembelajaran PBL berbasis
daring dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah IPA materi usaha
dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas VIII
SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian
ini adalah: untuk mengetahui peningkatan pemecahan masalah IPA materi
usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan model PBL
7
berbasis daring pada siswa kelas VIII SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran
2020/2021.
D. Definisi Operasional
Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara Oprasional dalam
Penerapan Model Pembelajaran PBL untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari yaitu:
1. Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penerapan adalah
perbuatan menerapkan atau mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal
lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang di
inginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan
tersusun sebelumnya.
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar
yang meliputi segala perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian
dari pelajaran untuk merancang materi pelajaran. Dengan kata lain model
pembelajaran adalah alat-alat bantu yang mempermudah siswa dalam
belajar.
3. Model PBL berbasis daring
Model pembelajaran PBL ini di kembangkan untuk membantu guru
mengembangkan kemampuan berfikir dan keterampilan memecahkan
masalah pada siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran.
8
Model ini memfasilitasi siswa untuk berperan aktif di dalam kelas melalui
aktivitas memikirkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
harinya, menemukan prosedur yang diperlukan untuk menemukan
informasi yang dibutuhkan, memikirkan situasi kontekstual, memecahkan
masalah dan menyajikan solusi masalah tersebut. Penerapan pembelajaran
PBL berbasis daring dapat dilakukan melalui pembelajaran di Google
Classroom, Google Meet, youtube serta WAG.
4. Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut Standar Isi mata pelajaran matematika ada empat langkah
pada proses pemecahan masalah yang harus dikuasai siswa sehingga harus
diterapkan kepada mereka, yaitu: (1) pemahaman masalah; (2) merancang
penyelesaiannya; (3) melaksanakan rancangan; (4) menafsirkan solusi yang
diperoleh. Keterampilan pemecahan masalah yang berkaitan dengan dunia
nyata dapat diintegrasikan untuk menyelesaikan persoalan dan persaingan
di dunia nyata pula. Kesiapan siswa yang terbiasa menghadapi
permasalahan dalam suatu pembelajaran, akan mampu mempersiapkan
mental yang lebih baik bagi siswa dalam menghadapi persoalan di dunia
nyata.
5. Materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari
Usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dalam
penelitian ini adalah materi pada kelas VIII semester I yang terdiri dari
submateri usaha, pengungkit (jenis I, jenis II, jenis III), katrol (katol tetap,
katrol bebas, dan katrol majemuk), dan bidang miring.
9
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis
daring dalam pembelajaran IPA dapat di lakukan dengan maksimal akan
memperoleh kemampun pemecahan masalah. Proses pembelajaran IPA
yang semakin baik akan meningkatkan kualitas pendidikan IPA di sekolah.
Selain itu hasil penelitian dapat menjadi salah satu acuan dalam
mengembangkan IPA di sektor pendidikan serta menambah wawasan
dalam bidang penelitian atau pembuatan karya ilmiah dan memberikan
sumbangan pemikiaran bagi lembaga pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Membantu menumbuhkan semangat belajar siswa dan peningkatan
pemahaman tentang pemecahan masalah sehingga hasil belajar yang
diperoleh akan meningkat. Selain itu siswa menjadi lebih mengerti
tentang macam-macam usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat di pertimbangkan dalam proses belajar mengajar
sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman, berfikir kritis dan
kreatif dalam menyelesaikan permasalahan Ilmu Pengetahuan Alam.
10
c. Bagi Sekolah
Membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
sekolah karena adanya guru yang mampu mengembangkan model
pembelajaran dengan tepat sesuai materi pelajaran yang di sampaikan.
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan ini adalah jika model PBL berbasis daring di
terapkan dengan baik, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari pada
siswa kelas VIII A SMPN 9 Salatiga
2. Indikator Keberhasilan
a. Indikator Keberhasilan Individu
Indikator keberhasilan Individu jika Siswa dapat mencapai nilai
≥ KKM (76) pada pelajaran IPA materi usaha dan pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Indikator Keberhasilan Klasikal
Keberhasilan klasikal dalam pembelajaran IPA materi usaha dan
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dikatakan berhasil
apabila hasil nilai rata-rata kelas mencapai minimal 85% dari jumlah
siswa kelas VIII A, maka siswa di kelas dapat dikatakan sudah mencapai
nilai KKM.
11
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Menurut (Suyadi, 2010:17) penelitian tindakan kelas berasal dari
Bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang penelitian
dilakukan di kelas. Sedangkan menurut Ebbut (dalam Basrowi, 2008: 26)
menjelaskan bahwa PTK merupakan studi yang sistematis yang dilakukan
dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan
melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Ebbut
melihat proses dan penelitian tindakan ini sebagai suatu rangkaian siklus
yang berkelanjutan.
Menurut Krut Lewin (dalam Basrowi, 2008: 27) seorang ahli
psikologi sosial, adalah orang yang mempopulerkan penelitian tindakan. Ia
berpendapat bahwa cara terbaik untuk memajukan orang adalah dengan
melibatkan mereka dalam penelitian mereka sendiri dan yang ada di dalam
kehidupan mereka. Penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan
suatu rangkaian langkah-langkah. Setiap langkah terdiri dari empat tahap
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini peneliti
berperan sebagai pengamat, sedangkan proses pembelajaran sepenuhnya
dilaksanakan oleh guru dan siswa.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII A SMPN 9 Salatiga
pada mata pelajaran IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam
12
kehidupan sehari-hari. Jumlah siswa kelas VIII A adalah 29 orang yang
terdiri dari 15 laki-laki dan 14 perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
Secara umum PTK terdiri dari beberapa siklus, masing-masing siklus
terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Berikut adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang
dikemukakan oleh Arikunto (dalam Suyadi, 2011:53-54)
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
Tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk merancang
kegiatan pembelajaran IPA dengan materi usaha dan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi:
a) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaram PBL berbasis daring materi usaha
dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
b) Menyiapkan sumber belajar berupa PPT berbasis audio, gambar
menjadi bahan pembelajaran.
c) Membuat lembar observasi guru dan siswa dengan model PBL
berbasis daring materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari untuk melihat bagaimana proses pembelajaran
d) Menentukan permasalahan IPA materi usaha dan pesawat sederhana
dalam kehidupan Sehari-hari subbab usaha dan pesawat sederhana
tipe pengungkit.
13
e) Menyusun soal pre test berbentuk uraian materi usaha dan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
f) Menyusun lembar angket dengan model PBL berbasis daring guru dan
siswa untuk melihat respon siswa dan guru.
2) Pelaksanaan
Tahap ini pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan, yang akan diimplementasikan di dalam
pembelajaran daring.
a) Guru mengimplementasikan RPP dengan model pembelajaran PBL
berbasis daring materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari mulai dari pembukaan, isi, dan penutup.
b) Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model
PBL berbasis daring dengan metode pengamatan, tanya jawab dan
penugasan.
c) Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan model PBL berbasis
daring dengan metode pengamatan, tanya jawab dan penugasan oleh
guru mata pelajaran, serta mengikuti pembelajaran daring dengan
semangat.
3) Pengamatan
Tahap ini kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti. Peneliti
mengamati kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. Mengamati
proses pembelajaran IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari. Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui
14
keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa.
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan
tindakan kelas berbasis daring yang sedang berlangsung.
4) Refleksi
Berdasarkan kegiatan di atas maka peneliti memperoleh data
yang dapat diolah dan dikelompokkan serta dianalisis.
a) Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi
yang ingin dicapai telah dikuasai.
b) Mengevaluasi tindakan, jika ditemukan langkah-langkah pembelajaran
yang kurang tepat maka perlu dilakukan tindakan lagi secara lebih
fokus, serta diadakan refleksi terhadap pembelajaran, kemudian
dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan tindakan berikutnya yang
akan berlanjut pada siklus II dan siklus berikutnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam PTK adalah sebagai
berikut:
a. Pre Test
Pre test diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada
diantara siswa yang sudah mengetahui materi yang akan diajarkan. Pre
test juga bisa diartikan sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan
siswa terhadap materi yang akan disampaikan, kegiatan pre test
dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran diberikan. Adapun manfaat
diadakan pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa
15
mengenai pelajaran yang disampaikan. Guru mengetahui kemampuan
awal siswa, guru akan dapat menentukan cara penyampaian pelajaran
yang akan ditempuhnya nanti.
b. Post Test
Penilaian dengan prosedur post test adalah bentuk pertanyaan
yang diberikan setelah pelajaran untuk mengukur tingkat kemampuan
pemecahan masalah setelah diberikan perlakuan. Soal post test berbentuk
soal uraian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data atau informasi
yang berupa gambar atau foto dan dokumen. Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk memperoleh gambar saat proses pembelajaran, serta
hasil pembelajaran di kelas VIII A SMPN 9 Salatiga.
d. Observasi
Metode ini merupakan suatu pengamatan aktivitas terhadap
suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian
memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan
dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti dapat berupa pengamatan langsung dan
pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung yaitu peneliti
mengamati secara langsung proses pembelajaran IPA kelas VIII A
SMPN 9 Salatiga secara daring. Sedangkan pengamatan tidak langsung
yaitu peneliti melakukan wawancara dengan guru IPA yang mengajar di
16
kelas VIII A SMPN 9 Salatiga untuk mengetahui permasalahan-
permasalahan pada pembelajaran IPA.
e. Angket
Angket diberikan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah
responden. Angket diberikan kepada siswa untuk melihat respon siswa
terhadap pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan angket adalah
salah satu teknik yang digunakan seorang peneliti untuk mengumpulkan
data dengan cara menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
5. Instrumen Penelitian
a. Tes berbasis daring
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban
yang benar atau salah. Dalam penelitian ini terdapat dua test yaitu pre
test dan post test. Pre test diberikan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran diberikan dan post test
diberikan untuk mengetahui perkembangan peserta didik setelah
pembelajaran. Pre test dan post test secara daring diberikan melalui
Google Classroom. Hasil tes dapat digunakan untuk memantau
perkembangan mutu pendidikan.
b. Lembar Observasi berbasis daring
Lembar observasi dengan model pembelajaran PBL yang
digunakan untuk mencatat data dan mencatat segala kejadian selama
proses pembelajaran IPA berlangsung. Berdasarkan kegiatan yang
17
diobservasikan secara langsung meliputi observasi kegiatan siswa,
observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas berbasis daring, dan
proses belajar mengajar melalui penggunaan model PBL berbasis daring.
Lembar Observasi daring diberikan kepada siswa melalui Google Form.
c. Angket berbasis daring
Lembar angket yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
responden selama pembelajaran di kelas. Lembar angket diberikan
kepada guru dan siswa dengan mengunakan model pembelajaran
Problem Based Learning berbasis daring. Lembar angket berdasarkan
apa yang dirasakan responden. Lembar angket diberikan kepada guru dan
siswa melalui Google Form. Lembar angket berisi segala kejadian
selama proses pembelajaran IPA berlangsung.
6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk
perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010:85). Analisis data dengan menyusun
dan mengelola data yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi.
Teknik deskriptif yang digunakan dapat dihitung dengan rumus:
a. Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa
X=∑ 𝑥
∑𝑁
Keterangan:
X = nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
18
∑N = Jumlah total siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar
P = ∑𝑛1
∑𝑛 x 100%
Keterangan:
P = Nilai ketuntasan belajar
∑𝑛1 = Jumlah siswa tuntas belajar individu
∑𝑛 = Jumlah total siswa
H. Sistematika Penulisan Laporan
Bagian awal meliputi : sampul, lembar berlogo judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pengesahan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian yang meliputi manfaat teoritis dan praktis,
definisi operasional, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini penulis menguraikan landasan teori dan kajian
pustaka
BAB III : Pelaksanaan Penelitian
Deskripsi pelaksanaan siklus I (Rencana, Pelaksanaan,
Pengumpulan data/pengamatan, Refleksi), Deskripsi pelaksanaan
19
siklus II (Rencanan, Pelaksanaan, Pengumpulan, sata/pengamatan,
Refleksi)
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang hasil penelitian tiap
siklus dan pembahasan
BAB V : Penutup
Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil penelitian
dan saran
Bagian Akhir ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
riwayat hidup penulis.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut Ellis (dalam Sundari, 2015:109)
adalah strategi-strategi yang berdasarkan pada teori-teori dan penelitian yang
terdari dari rasional, seperangkat langkah-langkah dan tindakan yang
dilakukan guru dan siswa, sistem pendukung pembelajaran dan metode
evaluasi atau sistem penilaian perkembangan belajar siswa. Model
pembelajaran hakikatnya menggambarkan keseluruhan yang terjadi dalam
pembelajaran dari mulai awal, pada saa pembelajaran, maupun pada akhir
pembelajaran. Model pembelajaran digunakan untuk membantu guru dalam
menerapkan bahan ajar yang perlu mereka sampaikan kepada siswa. Dengan
adanya model pembelajaran, guru mendapatkan beragam alternatif cara untuk
menyampaikan informasi kepada siswa. (Santoso, 2016:224)
Menurut Rusman (dalam Rosyidah, 2016:116) model pembelajaran
disusun berdasarkan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori
psikologis, sosiologis, analisis sistem atau teori-teori lain yang mendukung.
Menurut Amri (2013:34) model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur.
Ciri-ciri tersebut yaitu:
21
a. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Pembelajaran yang efektif dan bermakna peserta didik dilibatkan secara aktif,
karena peserta didik adalah pusat dari kegiatan pembelajaran serta
pembentukan kompentensi dan karakter. Model pembelajaran sangat erat
kaitannya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru. Usaha
guru dalam membelajarkan peserta didik merupakan bagian yang sangat
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan.
2. Model PBL berbasis daring
a. Pengertian Model PBL
Model PBL berakar dari keyainan bahwa guru harus mengajar
dengan menarik naluri alami siswa untuk menyelidiki dan menciptakan.
Menurut Barrow (dalam Huda, 2013: 271) mendefinisikan PBL adalah
pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan
resolusi suatu masalah. Sedangkan menurut Akcay (dalam Rahman,
216:134) model PBL dapat mendorong peserta didik untuk mengenal cara
22
belajar dan kerjasama dalam kelompok untuk mencari penyesuaian
masalah-masalah di dunia nyata. Hal ini sejalan dengan (Wisudawati,
2017: 88) yang menerangkan bahwa esensi dari PBL adalah menyajikan
masalah yang sesuai kenyataan dan bermakna kepada peserta didik untuk
diselidiki secara terbuka dan ditemukan solusi penyelesaiannya.
PBL dikembangkan untuk membantu siswa mempelajari konsep
pengetahuan dan kemampuan memecahkan masalah dengan
menghubungkan situasi masalah yang ada dalam dunia nyata. Inilah ciri
khusus dari PBL yang membedakan dengan pendekatan lainnya.
Sedangkan menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (dalam Arsika,
dkk, 2016: 6) mendefinisikan PBL ialah belajar yang memanfaatkan
masalah dan siswa/mahasiswa harus melakukan pencairan/penggalian
informasi untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL adalah model yang
menitikberatkan pada pengalaman yang nyata untuk dapat memecahkan
masalah. Menghubungkan situasi masalah yang ada dalam dunia nyata.
Siswa dihadapkan pada masalah dunia nyata untuk memulai pembelajaran.
Model pembelajaran PBL, membuat siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Hal ini karena model pembelajaran PBL adalah
proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistematik untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang akan diperlukan
dalam kehidupan nyata (Amir, 2016:21). Selain itu menurut (Sanjaya,
2009:214) berpendapat bahwa PBL juga dimaknai sebagai “model
23
pembelajaran yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja
sama dan kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata”.
Perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga
aspek afektif dan psikomotorik melalui penghayatan secara internal dan
problem yang dihadapi. Hal ini sejalan dengan Amir (2016: 12) bahwa
pembelajaran PBL memiliki ciri-ciri pembelajaran dimulai dari pemberian
masalah, biasanya masalah berhubungan dengan dunia nyata,
pembelajaran secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan
mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah dan melaporkan solusi
dari masalah.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan
jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan
kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al., dalam Hamidah dan Sadikin
(2020) menunjukan penggunaan internet dan teknologi multimedia
mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi
alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradadisional. PBL
berbasis daring ini dilaksanakan sesuai langkah-langkah PBL namun
berbasis online. Pembelajaran dilakukan menggunakan Google Classroom
dan Google Meet serta Group Whatsapp
24
b. Karakteristik Pembelajaran PBL
Menurut (Suyadi, 2013:131) PBL mempunyai tiga ciri utama
yang sekaligus membedakan strategi PBL dengan strategi pembelajaran
yang lain. Ketiga ciri tersebut sebagai berikut:
1) Strategi PBL merupakan rangkaian aktivitas. Artinya strategi PBL ini
memiliki beberapa rangkaian kata yang harus dilaksanakan oleh siswa.
Siswa tidak hanya diam mendengarkan guru, melainkan siswa juga
harus berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah informasi, serta
menyimpulkannya.
2) Aktivitas pembelajaran diorientasikan pada penyelesaian masalah.
Artinya PBL ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dalam
proses pembelajaran. Dengan kata lain, tanpa adanya masalah maka
pembelajaran tidak akan berlangsung.
3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berfikir secara ilmiah. Berfikir secara ilmiah yaitu proses berfikir
deduktif dan induktif. Proses berfikir ini dilakukan dengan sistematis
dan empiris.
c. Langkah-langkah model PBL
Menurut Amir (2016:24) proses PBL akan dapat dijalankan
pengajar bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan
(masalah, fomulir pelengkap, dan lain-lain). Pembelajarpun harus sudah
memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil.
Langkah-langkah PBL sebagai berikut:
25
Tabel 2.1 Langkah-langkah model PBL
Tahap Pembelajaran Perilaku Guru Perilaku Siswa
Tahap 1:
Mengorganisasikan siswa
kepada masalah
Guru memberikan
permasalahan kepada
siswa atau
permasalahan ungkap
dari pengalaman siswa
Siswa membentuk
kelompok dan memilih
masalah yang telah
diberikan.
Tahap 2:
Mengorganisasikan siswa
untuk mencari informasi
Guru
menginformasikan dan
mengarahkan kepada
siswa materi-materi
yang terkait dengan
masalah
Siswa menggali informasi
dari berbagai sumber
sebanyak mugkin terkait
masalah yang akan
diselesaikan
Tahap 3:
Membantu penyelidikan
mandiri dan kelompok
Guru terlebih dahulu
menjelaskan atau
menceritakan sedikit
mengenai kegiatan
yang akan dilakukan
siswa. Guru sebagai
fasilitator memberikan
masukan terhadap
kegiatan yang
dilakukan siswa dan
melakukan
pengamatan untuk
menilai sikap siswa
per-individu
Siswa mendengarkan
informasi yang
disampaikan guru dan
menulis hipotesis dan
menyelesaikan masalah
yang dipilih.
Tahap 4:
Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
karya
Guru membantu siswa
dalam merencanakan
dan menyiapkan hasil
karya yaitu berupa
laporan. Guru
memberikan penilaian
dan tanggapan
terhadap kegiatan
yang telah dilakukan
oleh siswa
Siswa
mempertanggungjawabkan
hasil kegiatannya dengan
membuat laporan
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa
melakukan refleksi
atas penyelidikan
masalah dan
memberikan evaluasi
Siswa memaparkan
laporan. Refleksi
pembelajaran yang
dilakukan. Mengerjakan
soal test yang dibeikan
oleh guru.
26
d. Kelebihan dan Kelemahan PBL
Shoimin (2014:132) menyebutkan beberapa kelebihan dan
kekurangan dalam pembelajaran PBL. Adapun kelebihan dari
pendekatan PBL sebagai berikut:
1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah
dalam situasi nyata.
2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar.
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa.
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, maupun observasi.
6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah
dalam kegiatan diskusi atau presentasi pekerjaan mereka.
8) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
Menurut Sanjaya (2009:219) adapun kekurangan pendekatan PBL
adalah sebagai berikut:
1) Jika siswa tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka siswa merasa enggan untuk
mencoba.
27
2) Perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam
kegiatan pembelajaran.
3) PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian
guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk
pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya
dengan pemecahan masalah.
e. Cara Meminimalisir kekurangan model pembelajaran PBL
1) Masalah yang diberikan dalam proses pembelajaran PBL sebisa
mungkin harus yang menarik, terbaru, yang berkaitan dengan dunia
nyata, sehingga siswa senang saat di berikan permasalahan.
2) Perlunya motivasi dari guru maupun siswa itu sendiri dalam
memecahkan masalah agar masalah yang sulit dan abstrak dapat
diselesaikan dengan baik.
3) Masalah yang di sampaikan hendaknya memiliki banyak sumber baik
dari buku, internet dan lain-lain.
4) Guru saat mengajar harus mempersiapkan diri maupun perangkat
pembelajaran dengan baik. Merancang model, strategi pembelajaran
dengan menarik dan sesuai agar berkesinambungan dengan mata
pelajaran yang ingin diajarkan.
3. Kemampuan Pemecahan Masalah
a. Pengertian Pemecahan Masalah
Belajar IPA tidak hanya menghafal konsep dan menjawab soal saja,
tetapi siswa diharapkan mampu memahami, mengamati, menganalisis dan
28
menyelesaikan masalah yang nantinya berguna untuk kehidupan sehari-
hari. Maka dari itu, keberhasilan pembelajaran IPA sangat erat kaitannya
dengan kemampuan pemecahan masalah siswa. Kemampuan pemecahan
masalah dipandang sebagai bagian fundamental dari pembelajaran sains.
Menurut Gok dan Silay (dalam Tari, 2017:11) kemampuan pemecahan
masalah adalah kemampuan siswa menggunakan informasi yang ada
untuk menentukan apa yang harus dikerjakan dalam suatu keadaan
tertentu. Kemampuan pemecahan masalah mengacu pada upaya yang
diperlukan siswa dalam menetukan solusi atas masalah yang dihadapi.
b. Komponen-Komponen Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut Glass dan Holyoak (dalam Jacob 2010:6) menyajikan
empat komponen dasar dalam menyelesaikan masalah: (1) tujuan, atau
deskripsi yang merupakan suatu solusi terhadap masalah. (2) deskripsi
objek-objek yang relevan untuk mencapai suatu solusi sebagai sumber
yang dapat digunakan dan setiap perpaduan atau pertantangan yang dapat
tercakup. (3) himpunan operasi, atau tindakan yang diambil untuk
membantu mencapai solusi. (4) himpunan pembatas yang tidak harus
dilanggar dalam pemecahan masalah. Jadi, jelaslah bahwa dalam suatu
penyelesaian masalah itu mencakup adanya informasi keterangan yang
jelas untuk menyelesaikan masalah matematika, tujuan yang ingin dicapai,
dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan, agar
penyelesaian masalah berjalan dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.
29
c. Indikator Pemecahan Masalah
Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya yaitu: (1)
memahami masalah, (2) menyusun rencana pemecahan masalah, (3)
melaksanakan rencana penyelesaikan masalah, dan (4) melakukan
pengecekan kembali, dengan alasan langkah-langkah pemecahan
masalahnya sangat mudah dimengerti dan sangat sederhana. Berikut ini
diuraikan indikator kemampuan pemecahan masalah berdasarkan tahapan
pemecahan masalah oleh Polya (dalam Syarifudin, 2016:57)
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan
Tahap Pemecahan Masalah oleh Polya
Tahap Pemecahan Masalah oleh
Polya
Indikator
Memahami Masalah Siswa mampu menuliskan/menyebutkan
informasi-informasi yang diberikan dari
pernyataan yang diajukan
Merencanakan Pemecahan Siswa memiliki rencana pemecahan masalah
Melakukan Rencana Pemecahan Siswa mampu meneyelesaikan masalah
denagn strategi yang ia gunakan dengan hasil
yang benar
Memeriksa kembali pemecahan Siswa mampu memeriksa kebenaran hasil
atau jawaban
d. Indikator Soal Kemampuan Pemecahan Masalah
Kesulitan belajar matematika siswa dapat dilihat dari
ketidakmampuan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan.
kemampuan pemecahan masalah tersebut dapat dilihat dari keterampilan
matematika siswa, yaitu salah satunya dapat memenuhi hirarki pada
taksonomi bloom. (Wutsqa dan Tias, 2015:31).
30
Menurut Setiawan (2014:247) soal literasi matematika level 1 dan 2
termasuk kelompok soal dengan skala bawah, kemudian soal literasi
matematika level 3 dan 4 termasuk kelompok soal dengan skala
menengah, dan soal literasi matematika level 5 dan 6 termasuk kelompok
soal dengan skala tinggi denagn konteks yang sama sekali tidak terduga
oleh siswa. High order thinking skills, menurut taksonomi bloom, level
kemampuan berfikir tingkat tinggi terletak pada level menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Bloom menyatakan bahwa
terdapat dua level berfikir matematis siswa yaitu low order thinking dan
high order thinking.
Tabel 2.2 Deskripsi Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom Level
C6
Kemampuan memadukan unsur-unsur
menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh
dan luas, atau membuat sesuatu yang
orisinil
High order thinking
C5
Kemampuan menetapkan derajat sesuatu
berdasarkan norma, kriteria atau patokan
tertentu
C4
Kemampuan memisahkan konsep ke
dalam beberapa komponen dan
menghubungkan untuk memperoleh
pemahaman atas konsep secara utuh
C3
Kemampuan melakukan sesuatu dan
mengaplikasikan konsep dalam situasi
tertentu
Low order thinking C2
Kemampuan memahami instruksi dan
menegaskan ide atau konsep yang telah
diajarkan
C1
Kemampuan menyebutkan kembali
informasi yang tersimpan dalam ingatan
31
4. IPA Materi Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari-
hari
Usaha adalah perpindahan energi oleh gaya sehingga benda
berpindah. Besarnya usaha dapat dihitung dengan menggunakan rumus W =
F.∆s. Satuan dari usaha adalah joule. Daya adalah besar energi yang
dipergunakan dalam setiap detik. Satuan dari daya adalah watt. Daya dapat
dihitung dengan menggunakan rumus: P= W/t . Menurut Chui (dalam Irawan,
2017:25) Pesawat sederhana merupakan bagian dari konsep mekanika klasik
yang berkaitan dengan gaya yang digunakan dan keuntungan mekanis yang
diperoleh dari peralatan tersebut. Pembahasan mengenai pesawat sederhana
merupakan awal dari kajian-kajian mengenai mekanika klasik lainnya.
Konsep pesawat sederhana pertama kali dikemukakan oleh Achimedes (287
SM) dengan tiga bentuk pesawat sederhana yaitu katrol, pengungkit, dan
sekrup. Sedangkan menurut Zubaidah, dkk (2019:96) pesawat sederhana
adalah alat yang digunakan untuk mempermudah usaha. Besar keuntungan
mekanik pesawat sederhana dapat dihitung dengan menggunakan rumus: KM
=FB/FK. Jenis-jenis pesawat sederhana ada empat, yaitu katrol, roda
berporos, bidang miring, dan pengungkit. Katrol adalah pesawat sederhana
berupa roda beralur yang terhubung dengan tali dan digunakan untuk
memudahkan dalam melakukan kerja karena katrol dapat mengubah arah
gaya ketika menarik atau mengangkat beban. Contoh penggunaan katrol ialah
pada sumur.
32
Roda berporos adalah pesawat sederhana yang memakai roda dan
mempunyai poros tempat berputarnya roda. Contoh penggunaan roda
berporos adalah pada roda sepeda dan roda gerigi pada sepeda. Bidang miring
adalah bidang datar yang diletakkan miring atau membentu sudut tertentu,
sehingga dapat memperkecil gaya kuasa. Contoh penggunaan bidang miring
adalah tangga, sekrup, dan pisau. Pengungkit adalah pesawat sederhana yang
dapat memudahkan usaha dengan cara mengandalkan gaya kuasa dan
mengubah arah gaya. Pengungkit terdiri atas tiga jenis, yaitu jenis pertama
yang titik tumpuannya terletak di antara beban dan kuasa, jenis kedua yang
titik bebannya ada di antara kuasa dan tumpu, serta jenis ketiga yang titik
kuasanya ada diantara beban dan tumpu. Prinsip pesawat sederhana berlaku
pada sistem gerak manusia, yaitu pada kerja otot dan tulang ketika
mengangkat beban, menengadahkan, kepala, kaki jinjit, dan kegiatan lain.
Prinsip yang berlaku pada berbagai gerak tersebut pada umumnya merupakan
prinsip pengungkit.
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka hasil penelitian atau
yang dijadikan penulis sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian
yang dilakukan. Terdapat hasil penelitian yang relevan terhadap penelitian yang
akan diteliti, diantaranya:
1. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Hukum
Newton Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Sikap Kerjasama Peserta Didik Kelas X SMA N 2
33
Banguntapan”. Karya Tanti Kurniah Sari, jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini merupan penelitian dengan modal
4-D yaitu terdiri dari define, design, develop, dan disseminate. Subjek
penelitian ini adalah kelas X IPS 1 dan IPS @ SMA N 2 Banguntapan.
Penerapan model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah
membuktikan bahwa memiliki skor sangat baik secara bertutur-turut 7,72,
3,80, dan 3,86. Hal ini Perangkat pembelajaran Hukum Newton berbasis PBL
mendaptakan respon sangat baik dari peserta didik.
Penelitian yang dilakukan terdapat kesamaan dan perbedaan.
Kesamaan pada penelitian ini terletak pada model PBL untuk meningkatkan
pemecahan masalah. Adapun perbedaannya terdapat pada penggunaan
sumber belajar dan jenis penelitian. Adapun penelitian peneliti menggunakan
buku paket dari kemendikbud dan jenis penelitian peneliti adalah Classroom
Action Reserch atau penelitian tindakan kelas. Penelitian karya Tanti Kurniah
Sari menggunakan Modul dan jenis penelitiannya dengan model 4-D yaitu
terdiri dari define (tahap pendefinisian), design (tahap perancangan), develop
(tahap pengembangan), dan disseminate (tahap penyebaran).
2. Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Karakter Siswa dan Pemecahan Masalah Pada
Materi Sistem Pencernaan”. Kaya Noor Izzah. Penelitian ini di lakukan di
SMAN 3 Pati. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-
group pretest-posttest design.. Teknik pengambilan data karakter siswa dan
data kemampuan memecahkan masalah dilakukan dengan observasi.
34
Selanjutnya, nilai hasil observasi dikategorikan kedalam kriteria yang telah
ditentukan. Data pendukung berupa hasil belajar siswa diambil dengan
metode tes dan dianalisis menggunakan uji N-Gain dan ketercapaian KKM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai karakter siswa
termasuk dalam kategori sangat baik. Rerata nilai kemampuan memecahkan
masalah siswa termasuk dalam kategori baik. Data pendukung berupa hasil
belajar menunjukkan hasil bahwa 92% siswa termasuk dalam kategori gain
sedang-tinggi, dan 81% siswa mampu mencapai KKM. Berdasarkan hasil
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
PBL dapat meningkatkan karakter siswa dan kemampuan memecahkan
masalah pada materi sistem pencernaan
Penelitian ini terdapat kesamaan dan perbedaan. Kesamaan pada
penelitian ini terletak pada model PBL untuk meningkatkan pemecahan
masalah. Adapun perbedaannya terdapat pada materi yang diajarkan dan
pengambilan sampling dimana pada penelitian peneliti menggunakan kelas
yang minat belajarnya rendah. sedangkan pada skripsi karya Noor Izzah
menggunkan teknik purposive sampling.
3. Skripsi yang berjudul “Model Problem Based Learning dalam peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matemaika siswa kelas III MI Bendiljati
Wetan Sumbergempol Tulunggagung”. Yang di tulis oleh Niko Deni Firanda.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena masalah yang
dipecahkan berasal dari praktik pembelajaran di kelas sebagai upaya
peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini adalah bahwa telah terjadi
35
peningkatan kemempuan pemecahan masalah siswa dilihat dari hasil belajar
siswa dan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru yaitu pada tes awal nilai
rata-rata siswa 44,74 dengan prosentase ketuntasan 17,14%, dilanjut siklus I
nilai rata-rata siswa hanya mencapai 52.63 dengan prosentase ketuntasan
34,29% dan pada waktu siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi
71,94% dengan prosentase ketuntasan 80%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa menggunakan model PBL dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas III MI Bendiljati
Wetan Sumbergempol Tulunggagung.
Penelitian ini terdapat kesamaan dan perbedaan. Kesamaan pada
penelitian ini terletak pada model PBL untuk meningkatkan pemecahan
masalah dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dimana
dalam proses pelaksanaanya melewati empat tahap yang meliputi: tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.
Ketiga penelitian yang relevan di atas terdapat cela yang bisa
diperbaiki, sama-sama menggunakan PBL tetapi dengan permasalahan yang
berbeda. Perbedaannya jenis penelitian yang dilakukan. Penelitian yang
relevan pertama dan kedua menggunakan penelitian kualitatif sedangkan
peneliti menggunakan PTK, namun pada penelitian relevan ketiga sama-sama
menggunakan PTK yang berbeda pelajarannya dan subjek penelitian serta
waktu penelitian.
36
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 31 Agustus sampai dengan 21
September 2020. Dalam penelitian ini dilakukan 2 siklus yang masing-masing
terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi. Gambaran dari
kedua siklus tersebut adalah sebagai berikut. Siklus I dilaksanakan pada tanggal
14 September 2020, dilaksanakan secara daring dengan media pembelajaran
WAG dan Classroom materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari. Tahapan dan langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut.
1. Perencanaan
a. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis
daring materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
subbab usaha dan pesawat sederhana jenis Pengungkit
b. Menyiapkan perangkat dan instrumen yang dibutuhkan untuk observasi.
Perangkat dan instrument yang disiapkan yaitu:
1) Sumber Belajar berupa buku paket IPA kelas VIII semester I, dan
Internet
2) Lembar Penilaian sikap siswa untuk menilai bagaimana sikap siswa
selama proses pembelajaran berbasis daring dengan menggunakan
lembar observasi
37
3) Lembar penilaian pemecahan masalah siswa untuk menilai bagaimana
kemampuan pemecahan masalah siswa saat pembelajaran berbasis
daring menggunakan pedoman pensekoran pemecahan masalah
4) Lembar pre test siswa berbasis daring materi usaha dan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang belum diajarkan
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan siklus I
Pelaksanaa pada siklus I, peneliti bertindak sebagai pengamat
kegiatan pembelajaran yang dilakuakan guru mata pelajaran IPA kelas
VIII A yang mengacu pada RPP, pokok bahasan pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I adalah usaha dan pesawat sedehana jenis
pengungkit. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berbasis daring yang
dilakukan menggunakan Whatsapp Group dan Google Classroom adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kegiatan Awal Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan Awal
Langkah-langkah
Problem Based
Learning
Aktifitas Guru Aktifitas Peserta didik Alokasi
Waktu
Penyampaian tujuan
dan motivasi belajar
Guru memberi salam
dan membuka
pembelajaran melalui
Grop Whatsapp
dengan berdoa
bersama
Peserta didik
menjawab salam dan
berdoa dengan cara
membalas pesan
1 Menit
Guru memeriksa
kehadiran peserta
didik melalui Grup
Whatsapp dengan
cara membalas pesan
Peserta didik
menjawab absensi
dengan mengirim
pesan
2 Menit
38
Kegiatan Inti
(disesuaikan dengan langkah-langkah PBL berasis daring)
Tabel 3.3 Kegiatan Inti Pelaksanaan Siklus I
Langkah-langkah
PBL Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik
Alokasi
Waktu
Mengorientasikan
peserta didik pada
masalah
Guru memberikan mengajukan pertanyaan
misalnya: Siapa di
antara teman-teman
yang suka naik jungkat-
jungkit sewaktu kecil?
Pernah nggak teman-
teman memperhatikan
saat bermain jungkat-
jungkit jika salah satu
bebannya terlalu berat
maka jungkat jungkit
tidak akan bergerak,
mengapa demikian?
Guru memberikan materi melalui PPT
berbasis audio yang
akan di upload melalui
youtube. Kemudian
guru mengirimkan link
youtub ke peserta didik.
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
Peserta didik mempelajari PPT
tersebut.
15 Menit
Guru memberikan pre test berupa uraian dengan
cara mengirimkan file ke
Google Classroom.
Jawaban pre test peserta
didik diupload di Google
Classroom
15 Menit
yang disampaikan.
dan guru
menyampaikan
tujuan.
Guru memberi
motivasi dengan
bertanya terkait
pesawat sederhana.
Misalnya: “Apakah
kamu melihat orang-
oarang yang
mengangkut barang-
barang berat yang
menggunakan
gerobak dorong?
Peserta didik
menjawab pertanyaan
guru
2 Menit
39
Peserta didik mengamati gambar/foto yang
ditayangkan
Peserta didik mengamati
gambar yang
ditayangkan
Mengorganisir
Peserta didik untuk
mencari informasi
Guru memberikan masalah yang berkaitan
dengan usaha dan
pesawat sederhana jenis
pengungkit
Peserta didik menyimak
penjelasan guru 10 Menit
Pengumpulan
Data/Membimbing
penyelidikan
Individu
Guru membantu Peserta
didik menggumpulkan
informasi melalui
pengamatan usaha dan
pesawat sederhana jenis
pengungkit I, II, III serta
kajian literature dari
berbagai sumber maupun
internet untuk
mendapatkan data-data
yang dibutuhkan..
Peserta didik mencari
informasi terkait usaha
dan pesawat sederhana
jenis pengungkit I, II, III.
20 Menit
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
Guru membantu peserta
didik merumuskan data
yang telah terkumpul
sebelumnya, kemudian
dikelompokan
berdasarkan katagorinya.
Karya bisa dibuat dalam
bentuk laporan
Peserta didik melakuakn
penyelidikan terkait
usaha ada pesawat
sederhana jenis
pengungkit. 20 Menit
Menganalisis dan
mengevaluasi
Guru membantu peseta
didik mengevaluasi
pembelajaran dengan cara
memberikan kesimpulan
terkait materi yang
diajarkan.
Peserta didik menyimak
kesimpulan yang
disampaiakan oleh guru. 10 Menit
Kegiatan Akhir
disesuaikan dengan langkah-langkah PBL berasis daring
Tabel 3.4 Kegiatan Akhir Pelaksanaan Siklus I
Langkah-langkah
PBL
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi
Waktu
Refleksi Guru bertanya apakah
pembelajaran hari ini
menyenangkan? dan
guru memberikan
penugasan untuk
mempelajari materi
selanjutnya yaitu
Peserta didik
menjawab pertanyaan
guru dengan cara
membalas pesan. 5 Menit
40
tentang katrol dan
bidang miring
Guru menutup
pembelajaran dengan
berdoa dan salam
Siswa berdoa sesudah
belajar dan menjawab
salam dengan
semangat
5 Menit
b. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data aktivitas
pembelajaran, baik dari guru maupun siswa selama proses pembelajaran
IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 September 2020. Pengamatan
ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan kelas
berbasis daring yang sedang berlangsung dengan cara siswa menanya dalam
pembelajaran, memberi masukan serta saran, berani berkomentar dalam
menyelesaikan masalah. Pengamatan menggunakan lembar observasi
berbasis daring melalui Google Form.
c. Refleksi
Pada tahap ini peneliti akan memperbaiki dan mengkaji sejauh mana
kompetensi yang sudah dicapai serta mengevaluasi proses pembelajaran
yang masih kurang pada siklus I, kemudian dilakukan evaluasi untuk
penyempurnaan tindakan berikutnya yang akan berlanjut pada siklus II dan
siklus berikutnya. Adapun refleksi pada siklus I ini yaitu:
1) Pengelolaan Grup Whatsapp kelas yang kurang kondusif, hal ini terjadi
pada saat pembelajaran ada beberapa siswa yang membalas pesan tetapi
keluar dari topik pembahasan.
41
2) Pengelolaan waktu yang belum maksimal ini terjadi disebabkan oleh
kurangnya antusis siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga waktu
pembelajaran hanya berjalan satu jam saja.
3) Masih banyak nilai yang di bawah KKM dikarenakan siswa belum serius
dan semangat saat mempelajari materi usaha dan pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari
4) Ada beberapa anak-anak yang bermasalah dengan kuota internet hal ini
terjadi karena ada beberapa siswa yang belum mengecek kuota internet
sebelum pembelajaran dimulai.
Berdasarkan berbagai hambatan seperti yang ada di atas, maka peneliti harus
melakukan refleksi sebagai berikut:
1) Guru lebih intensif lagi dalam mengkondisikan kelas dengan cara
memberikan materi yang baik dan media yang menarik serta dapat
menjelaskan materi pembelajaran dengan baik
2) Guru mampu mengelola waktu dengan maksimal, hal ini bisa dilakukan
dengan cara berdiskusi dan melakukan tanya jawab sehingga
pembelajaran tidak menjenuhkan dan membosankan.
3) Guru memberitahukan informasi mengenai pembelajaran yang akan
disampaikan dengan tengang waktu 1 hari sebelumnya agar anak-anak
dapat menyiapkan kuota internet
Keterangan dari hasil refleksi menunjukkan bahwa ketuntasan sesuai
indikator klasikal mencapai 70,94%, untuk siswa yang tuntas mencapai
20,58% sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 72,42%. Dari data
42
yang diperoleh pada siklus I belum mencapai KKM, maka perlunya perbaikan
tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II.
1. Deskripsi rencana pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan karena hasil dari siklus I belum mencapai
indikator keberhasilan klasikal dari siklus I yang harus direfleksi pada siklus
berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 September 2020.
Tahapan dan langkah-langkah pelaksanannya sebagai berikut.
a. Perencanaan
1. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis
daring materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-
hari subbab katrol, dan bidang miring
2. Menyiapkan perangkat dan instrumen yang dibutuhkan untuk
observasi. Perangkat dan instrument yang disiapkan yaitu:
a) Sumber Belajar berupa buku paket IPA kelas VIII semester I dan
internet
b) Lembar Penilaian sikap siswa dan guru berbasis daring dalam
bentuk Google Form untuk menilai bagaimana sikap siswa selama
proses pembelajaran berbasis daring dengan menggunakan lembar
observasi
c) Lembar penilaian pemecahan masalah siswa untuk menilai
bagaiman kemampuan pemecahan masalah siswa saat
43
pembelajaran berbasis daring menggunakan pedoman penskoran
pemecahan masalah.
d) Lembar Post test yang berbentuk uraian, hal ini diperlukan untuk
melaksanakan evaluasi pembelajaran berupa soal-soal seputar
materi yang diajarkan.
e) Lembar angket berbasis daring dalam bentuk Google Form di
gunakan guru dan siswa untuk mengetahui respon guru dan siswa
terhadap pembelajaran IPA dengan model PBL materi usaha dan
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II, peneliti bertindak sebagai pengamat
kegiatan pembelajaran yang dilakuakan guru mata pelajaran IPA kelas
VIII A yang mengacu pada RPP yang sudah disiapkan, serta menyiapkan
sumber belajar atau buku yang akan digunakan saat mengajar. Pokok
bahasan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah katrol dan
bidang miring. Pada siklus ini dilaksanakan di Whatsapp Group, Google
Classroom dan Google Meet. Langkah-langkah kegiatan dirincikan pada
tabel 3.5.
44
Kegiatan Awal
Tabel 3.5 Kegiatan Awal Pelaksanaan Siklus II
Langkah-langkah
PBL Aktifitas Guru
Aktifitas Peserta
didik
Alokasi
Waktu
Penyampaian tujuan
dan motivasi belajar
Mengucapkan salam, ,mengecek
kehadiran, berdoa.
Guru memberikan motivasi
Guru menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Peserta didik menjawab salam
dan berdoa.
Peserta didik menjawab absensi
dengan mengirim
pesan
5 Menit
Kegiatan Inti
(disesuaikan dengan langkah-langkah PBL berbasis Daring)
Tabel 3.6 Kegiatan Inti Pelaksanaan Siklus II
Langkah-langkah
PBL Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik
Alokasi
Waktu
Mengorientasikan
peserta didik pada
masalah
Guru memberikan mengajukan
pertanyaan misalnya:
Siapa di antara teman-
teman yang suka jalan-
jalan ke puncak
gunung? Pernah nggak
teman-teman
memperhatikan saat
akan ke puncak, mobil
atau bus yang kamu
tumpangi berjalan
mengikuti lintasan
yang meliuk-liuk
mengitari pegunungan,
berdasarkan prinsip
kerja pesawat
sederhana termasuk
jenis apa?
Guru memberikan materi melalui video
yang sudah diunggah
ke youtube. Guru
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
Peserta didik mempelajari video
yang sudah diberikan
15 Menit
45
mengirimkan link ke
peserta didik.
Guru memberikan link untuk mengikuti
Google Meet untuk
melakukan diskusi
terkait materi tersebut
Peserta didik mengikuti Google
meet (tatap muka
virtual)
Mengorganisir
Peserta didik
untuk mencari
informasi
Guru memberikan masalah yang berkaitan
dengan pesawat
sederhana jenis katrol
dan bidang miring serta
roda berporos
Peserta didik menyimak
penjelasan guru
10 Menit
Pengumpulan
Data/Membimbin
g penyelidikan
Individu
Guru membantu Peserta didik
menggumpulkan
informasi melalui
pengamatan pesawat
sederhana jenis katrol
(tunggal, ganda,
majemuk) dan bidang
miring serta kajian
literature dari berbagai
sumber maupun
internet untuk
mendapatkan data-data
yang dibutuhkan..
Peserta didik mencari
informasi terkait usaha
dan pesawat sederhana
jenis katrol, roda
berporos dan bidang
miring
20 Menit
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
Guru membantu peserta
didik membuat miniatur
katrol dari barang
bekas. Karya bisa
dibuat dalam bentuk
Peserta didik
melakuakn
penyelidikan terkait
usaha ada pesawat
sederhana jenis katrol
20 Menit
Menganalisis dan
mengevaluasi
Guru membantu peserta
didik mengevaluasi
pembelajaran dengan
cara memberikan
kesimpulan terkait
materi yang diajarkan.
Peserta didik menyimak
kesimpulan yang
disampaiakan oleh
guru.
a. Me
n
i
t
46
Kegiatan Akhir
Tabel 3.7 Kegiatan Akhir Pelaksanaan Siklus II
Langkah-
langkah
PBL
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi
Waktu
Evaluasi Guru bertanya apakah
pembelajaran hari ini
menyenangkan? dan
guru memberikan
penugasan untuk
mempelajari materi
selanjutnya yaitu tentang
katrol dan bidang miring
dan guru memberikan
soal post test melalui
Whatsapp kemudian
dikumpulkan melalui
Google Classroom
Siswa mengerjakan post
test dengan sungguh-
sungguh
15 menit
Guru menutup
pembelajaran dengan
berdoa dan salam
Siswa berdoa sesudah
belajar dan menjawab
salam dengan semangat
5 menit
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data aktivitas
pembelajaran, baik dari guru maupun siswa selama proses
pembelajaran IPA materi usaha dan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari. Pengamatan yang dilakukan pada siklus II ini
sama dengan yang dilakukan saat siklus I, menggunakan lembar
observasi dan lembar angket berbasis daring dengan cara mengisi
Google Form. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh pelaksanaan tindakan