187
i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN HUBUNGAN ANTAR SATUAN KELAS III DI MI NURUL HUDA RAJI DEMAK TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh LANGGA CINTIA DESSI NIM 11510089 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

(NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK

BAHASAN HUBUNGAN ANTAR SATUAN KELAS III

DI MI NURUL HUDA RAJI DEMAK

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

LANGGA CINTIA DESSI

NIM 11510089

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

ii

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

(NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK

BAHASAN HUBUNGAN ANTAR SATUAN KELAS III

DI MI NURUL HUDA RAJI DEMAK

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

LANGGA CINTIA DESSI

NIM 11510089

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Langga Cintia Dessi

NIM : 11510089

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK

BAHASAN HUBUNGAN ANTAR SATUAN

KELAS III DI MI NURUL HUDA RAJI

DEMAK TAHUN AJARAN 2014/2015

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 12 Januari 2015

Pembimbing

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

v

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN HUBUNGAN ANTAR

SATUAN KELAS III DI MI NURUL HUDA RAJI DEMAK TAHUN AJARAN

2014/2015

DISUSUN OLEH

LANGGA CINTIA DESSI

NIM : 11510089

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 20 Februari 2015 dan

telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Panitia : Peni Susapti, M.Si.

Sekretaris Penguji : Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.

Penguji I : Drs. Bahroni, M.Pd.

Penguji II : Sri Guno Najib Caqoqo. S.Pd.I., MA.

Salatiga, 20 Februari 2015

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

NIP. 19670112 199203 1 005

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Langga Cintia Dessi

NIM : 11510089

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 12 Januari 2015

Yang menyatakan,

Langga Cintia Dessi

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

vii

MOTTO

... .... ...

Artinya: (2) ... Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan

Mengadakan baginya jalan keluar. (3) Dan memberinya rezki dari arah yang

tiada disangka-sangkanya .... (4) ... Dan barang siapa yang bertakwa kepada

Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

(QS. Ath-Thalaq: 2,3,4 )

PERSEMBAHAN

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

viii

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Somo Santoso dan Ibu Yuliyanti yang

selalu memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang yang tak terhingga.

Terimakasih Ibu... Terimakasih Bapak...

2. Kedua adikku tersayang, adik Ria dan Wicak yang selalui mewarnai

hidupku dengan canda dan tawa.

3. Lek Nawir, Lek Lia, Lek Ronah, yang telah menjadi orang tua kedua

bagiku yang selalu memberikan dukungan dan nasehat.

4. Dosen pembimbing skripsiku Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.

5. Para Dosenku.

6. Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010

yang telah berjuang bersama.

KATA PENGANTAR

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

ix

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta

salam semoga tercurahkan kehadirat junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW

yang kita nantikan syafaatnya pada yaumul akhir nanti.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK

BAHASAN HUBUNGAN ANTAR SATUAN KELAS III DI MI NURUL

HUDA RAJI DEMAK TAHUN AJARAN 2014/2015”.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada terhingga

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAIN Salatiga.

3. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd., selaku Pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya memberikan bimbingan, pengarahan, dengan sabar dan

bijaksana sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu yang

bermanfaat hingga studi ini selesai.

5. Bapak dan Ibu staf perpustakaan yang telah membantu menyediakan fasilitas

untuk mencari sumber yang relevan dengan skripsi ini.

6. Bapak Arifin, S.Pd.I.,MM., selaku Kepala MI Nurul Huda Raji yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Madrasah

yang Beliau pimpin.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

x

7. Bapak Sulaiman S.Pd.I., selaku Guru Kelas III MI Nurul Huda Raji yang telah

berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat berlangsung.

8. Bapak (Somo Santoso) dan Ibu (Yuliyanti) tercinta yang senantiasa

mendo’akan dan memberikan semangat untuk penulis.

9. Adik-adik tersayang Ria dan Wicak yang selalu menjadi sumber motivasi bagi

penulis.

Atas jasa mereka, penulis hanya dapat mendo’akan semoga Allah SWT

mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapatkan balasan yang berlipat

ganda. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

juga menerima segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini memberikan manfaat

bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan

pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran matematika untuk pendidikan

Madrasah Ibtidaiyah.

Salatiga, 12 Januari 2015

Penulis

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

xi

ABSTRAK

Dessi, Langga Cintia. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran

Matematika Pokok Bahasan Hubungan Antar Satuan Kelas III Di MI Nurul Huda

Raji Demak Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif NHT dan hasil belajar

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran

matematika pokok bahasan hubungan antar satuan melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas III di MI Nurul Huda Raji

Demak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran matematika, yang ditunjukkan dengan nilai sebagian besar siswa yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pokok bahasan hubungan antar satuan.

Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Peneliti

ingin mencoba menerapkan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

berinteraksi dengan lingkungannya. Penelitian yang peneliti ambil adalah dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan mengelompokkan

siswa ke dalam kelompok untuk berpikir bersama dengan ciri utamanya penunjukan siswa

secara acak untuk menjawab pertanyaan. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika pokok bahasan hubungan antar

satuan kelas III di MI Nurul Huda Raji Demak tahun ajaran 2014/2015? Adapun tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran

matematika pokok bahasan hubungan antar satuan setelah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas III di MI Nurul Huda Raji

Demak tahun ajaran 2014/2015.

Guna menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian

tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Nurul Huda Raji

Demak yang berjumlah 25 siswa , terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga kali siklus pembelajaran. Setiap siklus

terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data dalam

penelitian ini diambil melalui tes, wawancara, observasi, serta dokumentasi. Data dianalisis

secara statistik menggunakan rumus persentase.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran

matematika pokok bahasan hubungan antar satuan kelas III di MI Nurul Huda Raji Demak

tahun ajaran 2014/2015. Terbukti pada siklus I terdapat 8 siswa atau 34,78% siswa yang

tuntas belajar dengan nilai rata-rata 49,13. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar ada

16 siswa atau 66,7% dengan nilai rata-rata 62,5. Pada siklus III terdapat 22 siswa yang tuntas

belajar atau 91,67% dengan nilai rata-rata 85,20. Hasil belajar pada siklus III menunjukkan

bahwa ketuntasan klasikal yang diharapkan sudah tercapai yaitu (91,67%) siswa yang tuntas belajar.

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................i

LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ii

JUDUL ...............................................................................................................iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................iv

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...........................................................vi

MOTTO ..............................................................................................................vii

PERSEMBAHAN ..............................................................................................viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ix

ABSTRAK ..........................................................................................................xi

DAFTAR ISI .......................................................................................................xii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................7

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................8

E. Kegunaan Penelitian ...........................................................................8

F. Definisi Operasional ...........................................................................10

G. Metode Penelitian ...............................................................................13

H. Sistematika Penulisan .........................................................................20

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif .........................................................22

1. Pembelajaran ...............................................................................22

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

xiii

a. Definisi Pembelajaran ............................................................22

b. Tujuan Pembelajaran .............................................................23

c. Unsur-Unsur Pembelajaran ....................................................24

d. Prinsip-prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar ....................25

2. Model Pembelajaran ....................................................................26

a. Definisi Model Pembelajaran ................................................26

b. Macam-macam Model Pembelajaran ....................................27

3. Pembelajaran Kooperatif .............................................................28

a. Definisi Pembelajaran Kooperatif .........................................28

b. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ...............................30

c. Perbedaan antara Kelompok Kooperatif dan Kelompok

Kecil .......................................................................................32

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ...........................................33

e. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif .34

f. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif .......................38

g. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ........................39

h. Pengelompokan dalam Pembelajaran Kooperatif ..................42

B. Numbered Head Together (NHT).......................................................43

1. Definisi Numbered Head Together (NHT) ..................................43

2. Langkah-langkah Pembelajaran Numbered Head Together

(NHT) ...........................................................................................44

3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Numbered Head

Together (NHT) ...........................................................................47

C. Hasil Belajar .......................................................................................48

1. Belajar ..........................................................................................48

a. Definisi Belajar ......................................................................48

b. Prinsip-prinsip Belajar ...........................................................49

c. Tujuan Belajar .......................................................................50

2. Hasil Belajar ................................................................................50

a. Definisi Hasil Belajar ............................................................50

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..................52

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

xiv

D. Mata Pelajaran Matematika ................................................................54

1. Hakikat Matematika ....................................................................54

2. Pembelajaran Matematika di SD/MI ...........................................55

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika di SD/MI ............56

4. Ruang Lingkup ............................................................................58

5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI

Kelas III Semester I .....................................................................59

E. Materi Hubungan Antar Satuan ..........................................................60

1. Hubungan Antar Satuan Waktu ...................................................60

2. Hubungan Antar Satuan Panjang .................................................62

3. Hubungan Antar Satuan Berat .....................................................63

F. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

(NHT) Dalam Pembelajaran Matematika ..........................................64

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...........................................................68

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .........................................................73

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ........................................................79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................................86

B. Pembahasan ........................................................................................111

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................114

B. Saran ...................................................................................................114

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................116

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ...........................................31

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Kelompok Kooperatif dan Kelompok Kecil .........32

Tabel 2.3 Langkah-langkah Penerapan Numbered Head Together (NHT) .......45

Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI

Kelas III Semester I ...........................................................................59

Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ....................................................86

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ........................................................88

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I .......................................................91

Tabel 4.4 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ..................................................97

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II .......................................................99

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II .....................................................101

Tabel 4.7 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III .................................................106

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru Siklus III .....................................................108

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Siswa Siklus III ....................................................110

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa .....................................................111

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Tindakan .................................................14

Gambar 2.1 Struktur Pemikiran Model Pembelajaran Kooperatif .....................30

Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I .................88

Gambar 4.2 Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ................98

Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ..............107

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus I

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Siklus III

Lampiran 7 Lembar Pre Test Siklus I

Lampiran 8 Lembar Post Test Siklus I

Lampiran 9 Lembar Post Test Siklus II

Lampiran 10 Lembar Post Test Siklus III

Lampiran 11 Lembar Pedoman Wawancara

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 13 Pembagian Kelompok

Lampiran 14 Nilai Ulangan Harian Tahun Ajaran 2013/2014

Lampiran 15 Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 17 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 19 Nilai SKK Mahasiswa

Lampiran 20 Riwayat Hidup Penulis

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah sebuah ilmu pasti yang memang selama ini

menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan di dunia ini. Semua kemajuan

zaman, perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia tidak terlepas dari

unsur matematika. Tanpa ada matematika, tentu saja peradaban manusia tidak

akan pernah mencapai kemajuan seperti sekarang ini (Fathani, 2009:5).

Senada dengan pendapat di atas Jannah (2011:52) mengemukakan

bahwa matematika merupakan dasar bagi ilmu-ilmu lain, terutama ilmu yang

berkutat dengan angka dan hitung-hitungan. Sehingga mempelajari

matematika secara tidak langsung juga membuka pintu bagi ilmu-ilmu eksak

lainnya untuk dipelajari. Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 5:

Artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan

bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi

perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan

perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu

melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)

kepada orang-orang yang mengetahui” (QS. Yunus:5).

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

2

Ilmu matematika sebagai ilmu hitung pada dasarnya adalah ilmu yang

memiliki fungsi luas dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, baik orang bodoh

maupun pandai secara akademik, tanpa sadar selalu menggunakan ilmu

matematika dalam kehidupan sehari-hari, meski dalam konsep yang

sederhana (Jannah, 2011:21).

Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan

pada jenjang sekolah dasar. Berkaitan dengan hal tersebut, Daryanto dan

Rahardjo (2012:240) menyatakan bahwa, “Mata pelajaran matematika perlu

diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk

membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,

kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama”. Belajar matematika

merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

berikutnya. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar bernalar

secara kritis, kreatif, dan aktif (Susanto, 2013:183).

Harus diakui, selama ini memang tidak mudah mengajarkan

matematika kepada siswa. Dalam realita di lapangan matematika menjadi

momok yang menakutkan bagi sebagian siswa. Dalam lingkup matematika,

berhitung, rumus-rumus, angka, merupakan hal yang menakutkan, membuat

kepala pusing, membosankan, menguras pikiran dan sangat tidak disukai oleh

siswa. Dalam hal ini Jannah (2011:25) berpendapat bahwa, “Yang membuat

matematika kelihatan susah dan menjadi momok menakutkan dikalangan

siswa adalah adanya faktor lain dari matematika itu sendiri, seperti

lingkungan, metode pembelajaran, guru, dan lain sebagainya”. Memang tidak

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

3

bisa dipungkiri bahwa selama ini penggunaan metode yang kurang bervariasi

dan cenderung bersifat monoton dengan menggunakan metode konvensional

ceramah masih menjadi permasalahan klasik dalam proses kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Hal ini diungkapkan oleh Ahmadi dan Amri (2011:95).

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal

(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik.

Hal ini nampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa

masih sangat memprihatinkan, prestasi ini tentunya merupakan hasil

kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak

menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana

sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih

subtansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih

memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak

didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam

proses berpikirnya.

Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti, kondisi pembelajaran

seperti di atas peneliti temukan dalam proses pembelajaran matematika di MI

Nurul Huda Raji. Guru masih menerapkan metode konvensional ceramah,

sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung masih ditemukan ada

siswa yang tengah mengantuk terutama siswa yang duduk di barisan

belakang, mengerjakan tugas lain, bermain, mengobrol dengan temannya, dan

berceloteh sendiri. Peneliti juga menemukan bahwa siswa sangat pasif sekali

dan merasa enggan bila diminta oleh guru untuk maju ke depan mengerjakan

tugas yang telah diberikan. Kondisi seperti ini mengakibatkan kurangnya

perhatian dan aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga dapat

mengakibatkan rendahnya daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan

dan dapat mempengaruhi hasil belajar yang belum sesuai dengan KKM yang

diharapkan.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

4

Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti dengan wali kelas III

selain menggunakan metode konvensional ceramah, guru juga menerapkan

metode kerja kelompok, namun metode kelompok yang diterapkan masih

sebatas kerja kelompok yang bersifat tradisional yang menempatkan siswa

dalam kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Metode

semacam ini tentu kurang memberikan hasil yang maksimal terhadap hasil

belajar siswa dikarenakan kurang memperhatikan keterlibatan seluruh

anggota kelompok, sering ditemukan ada beberapa siswa yang santai hanya

sekedar ikut-ikutan dan tidak berkontribusi dalam kegiatan diskusi kelompok.

Hubungan antar satuan merupakan pokok bahasan yang diajarkan pada

siswa kelas III semester I. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali

kelas III hasil belajar pada pokok bahasan tersebut kurang memuaskan. Pada

pokok bahasan tersebut siswa masih mengalami kesulitan. Hal tersebut

dikarenakan siswa masih kurang paham dengan dasar-dasar satuan tersebut

sehingga kesulitan bila diminta untuk mengubahnya ke satuan yang lain.

Berdasarkan pengamatan tentang pembelajaran matematika pada

ulangan harian pokok bahasan hubungan antar satuan pada tahun ajaran

2013/2014 di MI Nurul Huda Raji diperoleh data dari 30 siswa hanya 13

siswa yang mencapai ketuntasan minimal. Berdasarkan data tersebut

menunjukkan bahwa baru 43,33% siswa yang mencapai KKM. KKM untuk

mata pelajaran matematika di MI Nurul Huda adalah 65.

Berdasarkan data di atas sudah selayaknya guru membuat suatu

terobosan dalam hal pemilihan model dan metode yang tepat dalam

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

5

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran

matematika. Menurut Bourne dalam Fathani (2009:19) matematika sebagai

konstruktivisme sosial dengan penekanannya pada knowing how, yaitu pelajar

dipandang sebagai makhluk yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu

pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Hanbury dalam Yamin dan

Ansari (2009:94) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran matematika yang

sesuai dengan teori konstruktivisme, yaitu: (1) siswa mengkonstruksi

pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2)

belajar matematika menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, (3)

strategi siswa lebih bermanfaat, dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk

berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dengan temannya.

Salah satu model pembelajaran yang berbasiskan teori konstruktivisme

sosial dan dapat mengakomodasi kepentingan untuk melibatkan siswa secara

aktif berinteraksi dengan lingkungannya dalam mengatasi masalah rendahnya

hasil belajar matematika adalah model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran

kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus

didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-

kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung

jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan

pembelajaran anggota-anggota yang lain. (Roger dalam Huda,

2013:29).

Melalui pembelajaran kooperatif akan membantu mempermudah

pemahaman siswa. Interaksi antar anggota kelompok memungkinkan

terjadinya perbaikan terhadap pemahaman siswa melalui diskusi, saling

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

6

bertanya, dan saling menjelaskan. Penyampaian gagasan oleh siswa dapat

mempertajam, memperdalam, memantapkan, atau menyempurnakan gagasan

itu karena memperoleh tanggapan dari siswa lain atau guru (Yamin dan

Ansari, 2009:15).

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Unsur-unsur tersebut antara lain saling ketergantungan positif, tanggung

jawab individu, interaksi promotif, komunikasi antar anggota dan pemrosesan

kelompok (Suprijono, 2013:58).

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama

merupakan varian dari model pembelajaran kooperatif. Menurut Trianto

(2009:82) Numbered Head Together (NHT) dirancang untuk melibatkan lebih

banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran

dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ciri

khasnya adalah guru menunjuk salah satu nomor (siswa) secara acak untuk

mempresentasikan hasil kegiatan berpikir besama kelompoknya. Pemanggilan

siswa secara acak akan menjamin keterlibatan total semua siswa, karena

dengan pemanggilan secara acak siswa menjadi siap semua. Model Numbered

Head Together (NHT) juga dapat meningkatkan tanggung jawab dan

kerjasama diantara anggota kelompok, karena setiap anggota kelompok selain

bertanggung jawab atas pembelajarannya juga bertanggung jawab atas

pembelajaran anggota kelompoknya. Tanggung jawab tersebut dapat

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

7

diwujudkan dengan memberikan bantuan berupa penjelasan dari siswa yang

lebih mampu kepada siswa yang kurang mampu.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah ini sangat menarik

untuk diangkat menjadi suatu penelitian dengan judul “PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN

HUBUNGAN ANTAR SATUAN KELAS III DI MI NURUL HUDA

RAJI DEMAK TAHUN AJARAN 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika pokok bahasan

hubungan antar satuan kelas III di MI Nurul Huda Raji Demak tahun ajaran

2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa mata pelajaran matematika pokok bahasan hubungan antar

satuan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) pada siswa kelas III di MI Nurul Huda Raji Demak Tahun

ajaran 2014/2015.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

8

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul (Arikunto, 2010:110).

Berdasarkan definisi di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai

berikut: “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran

matematika pokok bahasan hubungan antar satuan kelas III di MI Nurul

Huda Raji Demak tahun ajaran 2014/2015”.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) ini dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan

tercapai. Adapun indikator keberhasilan yang dapat dirumuskan oleh

peneliti adalah sebagai berikut: hasil belajar siswa kelas III yang

mencapai KKM pada pokok bahasan hubungan antar satuan mengalami

peningkatan pada setiap tahapan siklus pembelajaran dengan ketuntasan

klasikal mencapai siswa yang tuntas belajar pada akhir

pelaksanaan siklus pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas

tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

9

Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran ilmu pengetahuan dalam pemilihan model pembelajaran,

khususnya pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) pada pelajaran matematika di MI Nurul Huda Raji

Demak.

2. Manfaat praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi peneliti, guru, siswa dan sekolah.

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman secara langsung

dalam proses pembelajaran matematika melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sehingga dapat

diterapkan dan dikembangkan kelak saat terjun di lapangan sebagai

model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru

untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Togethter (NHT) dalam pelajaran matematika pada pokok

bahasan lain sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

10

c. Bagi siswa

1) Memperoleh pengalaman suasana belajar baru yang

menyenangkan dan berkesan pada pelajaran matematika sehingga

akan meningkatkan hasil belajar matematika.

2) Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan

hasil belajarnya khususnya pada materi hubungan antar satuan.

3) Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa

dalam kegiatan diskusi.

d. Bagi sekolah

1) Memberikan kontribusi bagi perbaikan dalam proses pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) pada khususnya dan kemajuan sekolah

pada umumnya.

2) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran MI Nurul Huda Raji,

karena terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul di atas, maka

akan dijelaskan arti kata-kata yang terangkum di dalamnya, yaitu:

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

11

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif

Menurut Poerwadarminta (2006:1258) penerapan adalah pemasangan;

pengenaan; perihal mempraktekkan.

Menurut Poerwadarminta (2006:773) model adalah contoh; pola; acuan;

ragam (macam).

Menurut Trianto (2009:17) pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar

dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi

siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan.

Huda (2013:31) menyatakan bahwa dalam konteks pengajaran,

pembelajaran kooperatif sering kali didefinisikan sebagai pembentukan

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa yang dituntut

untuk bekerja sama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan

pembelajaran siswa-siswa lain.

Jadi, penerapan model pembelajaran kooperatif adalah mempraktekkan

pola pembelajaran dengan mengarahkan siswa dalam hal pembentukan

kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama dalam

meningkatkan pembelajaranya dan anggota kelompoknya untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

2. Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) yaitu teknik belajar mengajar kepala

bernomor. Teknik yang dikembangkan oleh Russ Frank ini merupakan

teknik yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

12

ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda,

2013:138). Ciri utama dari Numbered Head Together (NHT) yaitu

pembagian siswa ke dalam kelompok-kelompok dan diberi nomor. Setiap

kelompok akan diberi tugas dan diminta untuk berpikir bersama.

Kemudian, guru akan memanggil salah satu nomor secara acak untuk

mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompoknya.

3. Meningkatkan

Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi;

memperhebat (produksi dsb) (Poerwadarminta, 2006:1280).

4. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005:22).

Hasil belajar siswa ditunjukkan dengan nilai post test pada akhir proses

pembelajaran.

5. Matematika

Matematika adalah ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angka-

angka untuk menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya (Jannah,

2011:17). Dalam penelitian ini, materi matematika yang menjadi obyek

penelitian adalah tentang hubungan antar satuan.

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

13

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang istilah dalam Bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research

(CAR). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran

(Susilo, 2010:16). Sedangkan pendapat lain mengemukakan PTK adalah

kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan

merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan

melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan

untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di

kelasnya (Kunandar, 2011:46).

Penelitian Tindakan kelas ini, dilakukan secara kolaboratif dan

partisipatif oleh peneliti dalam praktik pembelajarannya. Alasan peneliti

menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui penelitian ini

peneliti dapat berkolaborasi dan berpartisipasi dalam merancang,

melaksanakan dan merefleksikan pembelajaran guna memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas melalui model pembelajaran

Numbered Head Together (NHT).

Model yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini

berdasarkan pada model yang dikembangkan Kemmis & Mc Taggart.

Terdapat empat tahap dalam PTK yaitu: penyusunan rencana, tindakan,

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

14

observasi, dan refleksi. Skema PTK dapat dilihat pada gambar 1.1 di

bawah ini:

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Tindakan Diambil dari

Arikunto (2010:137)

2. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Nurul Huda Raji

yang beralamat di Desa Raji RT.04, RW.02, Kecamatan/Kabupaten

Demak. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI

Nurul Huda Raji Demak yang berjumlah 25 siswa, yang terdiri dari 8

siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Karakteristik siswa secara lebih

detail dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Usia rata-rata 8 tahun.

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan

?

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

15

b. Tingkat kemampuan siswa rata-rata sedang ( 8 siswa masuk kategori

prestasi tinggi, 14 siswa kategori sedang, dan 3 siswa kategori

rendah).

c. 1 orang siswa sering tidak masuk.

d. Siswa sering tidak mengerjakan PR.

e. Siswa kurang memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung.

f. Siswa malu bertanya.

g. Latar belakang ekonomi orang tua sebagian besar buruh tani dan

tani.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester I yaitu bulan Oktober-

November yang terdiri dari 3 siklus. Penelitian pembelajaran matematika

dilaksanakan beberapa kali sesuai dengan jam pelajaran matematika yang

ada di MI Nurul Huda Raji yaitu pada hari Selasa dan Rabu. Waktu

pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan siklus I, tanggal 28 Oktober 2014.

b) Kegiatan siklus II, tanggal 29 Oktober 2014.

c) Kegiatan siklus III, tanggal 4 November 2014.

3. Langkah-langkah

Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari

empat tahapan penting, meliputi: perencanaan (planning), tindakan

(acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Keempat langkah

tersebut saling berkaitan dalam pelaksanaan penelitian yang disebut

dengan istilah satu siklus.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

16

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam

sebuah penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan

meliputi:

1) Merancang desain pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT),

yaitu dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

2) Mempersiapkan media yang akan digunakan.

3) Membuat lembar kerja siswa (LKS), lembar evaluasi siswa serta

lembar pengamatan.

4) Membuat topi penomoran siswa.

5) Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok heterogen.

b. Tindakan (acting)

Tindakan (acting) adalah implementasi isi rancangan di dalam

kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Arikunto, 2010:139).

Pada tahap ini guru mengimplementasikan tindakan dalam proses

pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dibuat

sebelumnya.

c. Pengamatan (observing)

Kegiatan pengamatan (observing) dilakukan untuk mengetahui dan

memperoleh gambaran secara lengkap dan objektif tentang

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

17

perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan

(aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah kegiatan merenungkan kembali apa yang sudah

terjadi. Pada tahap refleksi guru dan tim pengamat melakukan upaya

evaluasi dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang

muncul di kelas yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari

pengaruh tindakan yang telah dirancang. Melalui refleksi ini maka

peneliti akan menentukan keputusan untuk siklus lanjutan ataukah

berhenti karena masalahnya telah terpecahkan.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

tindakan ini adalah:

a. Soal Tes.

b. Lembar pedoman wawancara.

c. Lembar pedoman pengamatan (observasi).

5. Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah data-data yang berhubungan dengan hasil belajar siswa.

Pengumpulan data sebagai berikut:

a. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

18

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2010:193). Tes digunakan untuk data tentang hasil belajar

siswa.

b. Wawancara

Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara (interviewer) (Arikunto, 2010:198). Wawancara

digunakan untuk mendapatkan data tentang pokok bahasan yang

kurang memenuhi KKM dan metode yang sering diterapkan di kelas

sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

c. Observasi

Menurut Arikunto (2010:199), “Observasi adalah metode

pengumpulan data dengan melakukan pengamatan, meliputi kegiatan

pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indra”. Menurut Kunandar (2011:73) objek observasi

adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya, keadaan dan

kendala tindakan direncanakan pengaruhnya, serta persoalan lain

yang timbul dalam konteks terkait.

d. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

19

sebagainya (Arikunto, 2010:201). Dokumentasi dapat berupa foto-

foto kegiatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, data diri siswa, dan

jadwal mata pelajaran.

6. Analisis Data

Analisis data adalah menganalisis data yang telah terkumpul guna

mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk

perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2011:85). Analisis data dilakukan

peneliti bersama dengan kolaborator yaitu guru matematika kelas III

dengan cara memberikan tes formatif berupa tes tertulis pada setiap akhir

proses pembelajaran (post test). Setelah data terkumpul kemudian data

tersebut dianalisis. Kemudian data dianalisis per siklus untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar yang telah dicapai. Dalam hal ini, untuk

membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis

menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal dengan

menggunakan rumus persentase:

P =

Keterangan :

P : Angka persentase

F : Frekuensi siswa yang tuntas

N : Jumlah total siswa (Djamarah, 2000:226)

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

20

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini

terdiri dari tiga bagian yaitu, bagian awal, bagian inti, bagian akhir laporan.

Dari bagian-bagian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan

pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan

keaslian tulisan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yaitu:

Bab I. Pendahuluan, dalam hal ini peneliti, menguraikan tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat

penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab II. Kajian pustaka, terdiri dari analisa teori yang berkaitan

dengan penelitian, yaitu model pembelajaran kooperatif

Numbered Head Together (NHT), hasil belajar dan

pelajaran matematika.

Bab III. Pelaksanaan penelitian, yaitu bab yang menguraikan tentang

deskripsi pelaksanaan siklus I, siklus II, dan siklus III.

Bab IV. Hasil penelitian dan pembahasan, yaitu bab yang

menguraikan deskripsi per siklus (data hasil pengamatan,

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

21

refleksi keberhasilan dan kegagalan), dan pembahasan hasil

penelitian.

Bab V. Penutup, yaitu bab yang menguraikan kesimpulan dan saran

dari hasil penelitian.

3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan

daftar riwayat hidup penulis.

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pembelajaran

a. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk

interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.

Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah

usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya

(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam

rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009:17).

Daryanto dan Rahardjo (2012:19) berpendapat bahwa

pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari konsep

mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya

terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan

aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu

sistem, sehingga dalam sistem belajar ini terdapat komponen-

komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai

tujuan, fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus

dipersiapkan.

Adapun menurut Hamalik (2010:57) pembelajaran adalah

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

23

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa definisi pembelajaran di atas peneliti

menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang

guru untuk mengarahkan siswanya belajar secara aktif dengan

melakukan interaksi dua arah dengan penyediaan sumber belajar

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil

pembelajaran apa yang diharapkan. Tujuan ini bisa sangat umum,

sangat khusus atau dimana saja dalam kontinu khusus (Uno, 2006:19).

Menurut Robert F. Mager dalam Uno (2006:35) tujuan

pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat

dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.

Sedangkan Fred Percival dan Henry Ellington dalam Uno (2006:35)

berpendapat bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang

jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu

yang diharapkan dapai dicapai sebagai hasil belajar.

Berdasarkan beberapa definisi tujuan pembelajaran di atas

dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku atau

keterampilan apa yang hendak dicapai oleh siswa pada tingkat

kompetensi tertentu sebagai hasil belajar.

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

24

c. Unsur-unsur Pembelajaran

Daryanto dan Rahardjo (2012:20) mengemukakan semua

pembelajaran manusia pada hakekatnya mempunyai empat unsur,

yakni persiapan (preparation), penyampaian (presentation), pelatihan

(practice), penampilan hasil (performance).

1) Persiapan (preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta belajar

untuk belajar. Tanpa itu, pembelajaran akan lambat dan bahkan

dapat berhenti sama sekali.

2) Penyampaian (presentation)

Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan

untuk mempertemukan peserta belajar dengan materi belajar yang

mengawali proses belajar secara positif dan menarik.

3) Latihan (practice)

Tahap latihan ini dalam siklus pembelajaran berpengaruh terhadap

70% atau lebih pengalaman belajar keseluruhan. Dalam tahap

inilah pembelajaran yang sebenarnya berlangsung.

4) Penampilan hasil (performance)

Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi

pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman

menjadi kearifan dan kearifan menjadi tindakan. Tujuan tahap

penampilan hasil ini adalah untuk memastikan bahwa

pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

25

d. Prinsip-prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar

Menurut Susanto (2013:87-88) pembelajaran di sekolah dasar

mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Prinsip motivasi adalah upaya guru untuk menumbuhkan

dorongan belajar, baik dari dalam diri anak atau dari luar diri

anak, sehingga anak belajar seoptimal mungkin sesuai dengan

potensi yang dimilikinya.

2) Prinsip latar belakang adalah upaya guru dalam proses belajar

mengajar memerhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang telah dimiliki anak agar tidak terjadi pengulangan yang

membosankan.

3) Prinsip pemusatan perhatian adalah usaha untuk memusatkan

perhatian anak dengan mengajukan masalah yang hendak

dipecahkan lebih terarah untuk mencapai tujuan yang hendak

dicapai.

4) Prinsip keterpaduan, guru dalam menyampaikan materi

hendaknya mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok

bahasan lain, atau subpokok bahasan dengan subpokok bahasan

lain agar anak mendapat gambaran keterpaduan dalam proses

perolehan hasil belajar.

5) Prinsip pemecahan masalah adalah situasi belajar yang yang

dihadapkan pada masalah-masalah.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

26

6) Prinsip menemukan adalah kegiatan menggali potensi yang

dimiliki anak untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya

dalam bentuk fakta dan informasi.

7) Prinsip belajar sambil bekerja, yaitu suatu kegiatan yang

dilakukan berdasarkan pengalaman untuk mengembangkan dan

memperoleh pengalaman baru.

8) Prinsip belajar sambil bermain, merupakan kegiatan yang dapat

menimbulkan suasana yang menyenangkan bagi siswa dalam

belajar, karena dengan bermain pengetahuan, keterampilan, sikap,

dan daya fantasi anak berkembang.

9) Prinsip perbedaan individu, yakni upaya guru dalam proses

belajar mengajar yang memerhatikan perbedaan individu dari

tingkat kecerdasan, sifat, dan kebiasaan atau latar belakang

keluarga.

10) Prinsip hubungan sosial, adalah sosialisasi pada masa anak yang

sedang tumbuh yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

2. Model Pembelajaran

a. Definisi Model Pembelajaran

Joyce dalam Trianto (2009:22) menyatakan model

pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

27

komputer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya, Joyce menyatakan

bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam

mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian

rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Menurut Arends dalam Suprijono (2013:46) model

pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan

kelas.

Menurut Suprijono (2013:46) model pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas

peneliti menyimpulkan model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pola atau pedoman dalam

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang

diharapkan, yang termasuk di dalamnya adalah langkah-langkah

dalam kegiatan pembelajaran (sintaksnya), tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai, dan lingkungan pembelajaran.

b. Macam-macam Model Pembelajaran

Arends dalam Trianto (2009:25) menyeleksi enam model

pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar,

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

28

yaitu: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep,

pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi

kelas.

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Definisi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut Slavin

dalam Isjoni (2013:12) adalah suatu model pembelajaran dimana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

heterogen.

Johnsons, et al (2010:4) menyebutkan pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) adalah proses belajar mengajar yang

melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

memungkinkan siswa untuk bekerja secara bersama-sama di dalamnya

guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran

satu sama lain. Sedangkan Riyanto (2012:267) berpendapat bahwa

pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang

untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus

keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill.

Menurut Artzt & Newman dalam Trianto (2009:56)

menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama

sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk

mencapai tujuan bersama.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

29

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Parker dalam Huda

(2013:29) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana

pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-

kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai

tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis,

pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam

kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah

yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok

sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto,

2009:56).

Berdasarkan berbagai pendapat mengenai definisi

pembelajaran kooperatif di atas peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling

berdiskusi memahami suatu konsep dan saling bekerja sama dalam

memecahkan suatu masalah. Pembelajaran kooperatif dapat mengasah

kemampuan siswa untuk berinteraksi sosial dengan lingkungannya.

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

30

Secara ringkas struktur pemikiran pembelajaran kooperatif

dapat digambarkan seperti pada gambar 2.1:

Gambar 2.1 Struktur Pemikiran Model Pembelajaran Kooperatif

Diambil dari Suprijono (2013:68)

b. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

Sintaks atau langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

terdiri dari 6 (enam) fase. Keenam fase tersebut dapat diketahui pada

tabel 2.1 di bawah ini:

Landasan Teori Teori Belajar Kontruktivis Hakikat Sosiokultural

Vygotsky Learning Community CTL

Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar

Akademik

Keterampilan

Sosial

Sintaks

Lingkungan Belajar

dan Sistem

Pengelolaan

Proses Demokrasi

dan Peran Siswa

Aktif

Enam Fase

Utama Lihat Tabel 2.1

Konsep-konsep

Sulit

Keterampilan

Kooperatif

Berpusat Pada

Guru

Siswa Belajar

dalam

Kelompok Kecil

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

31

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

Fase-fase Perilaku Guru

Fase 1: Present goals and set.

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik.

Menjelaskan tujuan

pembelajaran dan

mempersiapkan peserta didik

agar siap belajar.

Fase 2: Present information.

Menyajikan informasi.

Mempresentasikan informasi

kepada peserta didik secara

verbal.

Fase 3: Organize students into

learning teams.

Mengorganisir peserta didik ke

dalam tim-tim belajar.

Memberikan penjelasan kepada

peserta didik tentang tata cara

pembentukan tim belajar dan

membantu kelompok melakukan

transisi yang efisien.

Fase 4: Assist team work and

study.

Membantu kerja tim dan belajar.

Membantu tim-tim belajar

selama peserta didik

mengerjakan tugasnya.

Fase 5: Test on the materials.

Mengevaluasi.

Menguji pengetahuan peserta

didik mengenai berbagai materi

pembelajaran atau kelompok-

kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

32

Fase-fase Perilaku Guru

Fase 6: Provide recognition.

Memberikan pengakuan atau

penghargaan.

Mempersiapkan cara untuk

mengakui usaha dan prestasi

individu maupun kelompok.

(Suprijono, 2013:65)

c. Perbedaan Antara Kelompok Kooperatif dan kelompok Kecil

Kelompok kooperatif tidak sama dengan belajar kelompok

kecil, Ellis dan Whalen mengungkapkan perbedaan-perbedaan

mendasar antara pembelajaran kooperatif dan belajar kelompok kecil,

yaitu:

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Kelompok Kooperatif dan Kelompok

Kecil

Kelompok Kooperatif Kelompok Kecil

Interpedensi positif. Interaksi

verbal berhadap-hadapan.

Tidak ada intepedensi. Siswa

bekerja sama hanya untuk

kesuksesannya sendiri. Bahkan tak

jarang mereka mencocokkan

jawaban mereka dengan jawaban

teman-temannya hanya untuk

memperoleh nilai yang maksimal

bagi diri mereka sendiri.

Akuntabilitas individu. Setiap Sekadar ikut-ikutan. Beberapa

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

33

Kelompok Kooperatif Kelompok Kecil

anggota kelompok harus

menguasai materi pelajaran.

siswa membiarkan saja jika ada

teman satu kelompoknya bekerja

sendiri, sementara mereka tinggal

mencopy-paste-nya jika sudah

selesai.

Guru memonitor perilaku

siswa

Guru tidak secara langsung

mengobservasi perilaku siswa.

Selama proses diskusi antar siswa

tak jarang guru mengerjakan tugas-

tugas lain tanpa memerhatikan

perilaku siswa dalam proses diskusi

tersebut.

Guru mengajarkan

keterampilan sosial yang

dibutuhkan siswa untuk dapat

bekerja sama secara efektif.

Keterampilan sosial tidak diajarkan

secara sistematis.

(Huda, 2013:80)

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting

yang dirangkum Ibrahim, et al. (2000) dalam Isjoni (2013:27), yaitu:

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

34

1) Hasil belajar akademik

Dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning) meskipun

mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi

siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan

ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang

bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja

dan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui

struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai

satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja

sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting

dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang

dalam keterampilan sosial.

e. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson & Johnson (1994) dan Sutton (1992) dalam

Trianto (2009:60), terdapat lima unsur penting dalam belajar

kooperatif, yaitu:

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

35

1) Pertama, saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.

Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang

bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama

lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota

kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya

merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil

terhadap suksesnya kelompok.

Menurut Huda (2013:47) interpedensi positif dapat dipahami

dengan merujuk pada dua indikator utama, bahwa:

a) Setiap usaha anggota kelompok sangat dibutuhkan karena

turut menentukan keberhasilan kelompok tersebut mencapai

tujuannya (tidak ada satu pun anggota yang boleh bersantai

ria, sementara anggota lain bekerja keras).

b) Setiap anggota pasti memiliki kontribusi yang unik dan

berbeda-beda bagi kelompoknya karena masing-masing dari

mereka bertanggung jawab atas setiap tugas yang dibagi

secara merata (tidak boleh ada satu pun anggota yang merasa

diperlakukan tidak adil oleh anggota lain).

2) Kedua, interaksi antar siswa yang semakin meningkat. Belajar

kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini,

terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk

sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini

akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

36

dalam kelompok memengaruhi suksesnya kelompok. Untuk

mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan

mendapatkan dari teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi

dalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide

mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.

Menurut Suprijono (2013:60) interaksi yang semakin meningkat

atau interaksi promotif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Saling membantu secara efektif dan efisien.

b) Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan.

c) Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien.

d) Saling mengingatkan.

e) Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan

argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan

terhadap masalah yang dihadapi.

f) Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

3) Ketiga, tanggung jawab individual (akuntabilitas individu).

Tanggung jawab belajar individual dalam belajar kelompok dapat

berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a) membantu siswa

yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak hanya sekedar

“membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman

sekelompoknya.

Menurut Suprijono (2013:60) beberapa cara menumbuhkan

tanggung jawab perseorangan adalah (a) kelompok belajar jangan

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

37

terlalu besar; (b) melakukan assesmen terhadap setiap siswa; (c)

memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk

mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun

kepada seluruh peserta didik di depan kelas; (d) mengamati setiap

kelompok dan mencatat frekuensi individu dalam membantu

kelompok; (e) menugasi seorang peserta didik untuk berperan

sebagai pemeriksa di kelompoknya; (f) menugasi peserta didik

mengajar temannya.

4) Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam

belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang

diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana

berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana

siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide

dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus.

5) Kelima, proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan

berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika

anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan

mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang

baik.

Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model

pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung

prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

38

lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin dalam

Trianto ( 2009:61), adalah sebagai berikut:

a) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok

mencapai kriteria yang ditentukan.

b) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya

kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota

kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk

membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok

telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

c) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa

telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar

mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan

tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk

melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota

kelompok sangat bernilai.

f. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul

dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga

sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis,

bekerja sama, dan membantu teman (Isjoni, 2013:13).

Sadker dan sadker dalam Huda (2013:66) menjabarkan

beberapa manfaat pembelajaran kooperatif:

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

39

1) Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif

akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi; hal ini

khususnya berlaku bagi siswa-siswa SD untuk mata pelajaran

matematika.

2) Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan

memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang

lebih besar untuk belajar.

3) Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada

teman-temannya, dan di antara mereka akan terbangun rasa

ketergantungan yang positif (interpedensi positif) untuk proses

belajar mereka nanti.

4) Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa

terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan

etnik yang berbeda-beda.

g. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Kelemahan model pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern)

dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam, yaitu: 1) guru harus

mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu

memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu, 2) agar proses

pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan

fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, 3) selama kegiatan

diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

40

permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang

tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan 4) saat diskusi

kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa

yang lain menjadi pasif (Isjoni, 2013:25).

Slavin dalam Huda (2013:68) mengidentifikasi tiga kendala

utama atau apa yang disebutnya pitfalls (lubang-lubang perangkap)

terkait dengan pembelajaran kooperatif:

1) Free rider: jika tidak dirancang dengan baik, pembelajaran

kooperatif justru berdampak pada munculnya free rider atau

“pengendara bebas”. Yang dimaksud free rider di sini adalah

beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal

pada tugas kelompoknya; mereka hanya “mengekor” saja apa yang

dilakukan oleh teman-teman satu kelompoknya yang lain. Free

rider ini sering kali muncul ketika kelompok-kelompok kooperatif

ditugaskan untuk menangani satu lembar kerja, satu proyek, atau

satu laporan tertentu. Untuk tugas-tugas seperti ini, sering kali ada

satu atau beberapa anggota yang mengerjakan hampir semua

pekerjaan kelompoknya, sementara sebagian anggota yang lain

justru “bebas berkendara”, berkeliaran kemana-mana.

2) Diffusion of responsibility: yang dimaksud dengan diffusion of

responsibility (penyebaran tanggung jawab) ini adalah suatu

kondisi dimana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu

cenderung diabaikan oleh anggota-anggota lain yang “lebih

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

41

mampu”. Misalnya, jika mereka ditugaskan untuk mengerjakan

tugas matematika, beberapa anggota yang dipersepsikan tidak

mampu berhitung atau menggunakan rumus-rumus dengan baik

seringkali tidak dihiraukan oleh teman-temannya yang lain.

Bahkan, mereka yang memiliki skill matematika yang baik pun

terkadang malas mengajarkan keterampilannya pada teman-

temannya yang kurang mahir di bidang matematika. Bagi mereka,

hal ini hanya membuang-buang waktu dan energi saja.

3) Learning a part of task specialization: dalam beberapa metode

tertentu, seperti jigsaw, group investigation, dan metode-metode

lain yang terkait, setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari

atau mengerjakan bagian materi yang berbeda antar satu sama lain.

Pembagian semacam ini sering kali membuat siswa hanya fokus

pada bagian materi yang menjadi tanggung jawabnya, sementara

bagian materi lain yang dikerjakan oleh kelompok lain hampir

tidak digubris sama sekali, padahal semua materi tersebut saling

berkaitan satu sama lain.

Menurut Slavin dalam Huda (2013:69), ketiga kendala ini bisa

diatasi jika guru mampu: (1) mengenali sedikit banyak karakteristik

dan level kemampuan siswa-siswanya, (2) selalu menyediakan waktu

khusus untuk mengetahui kemajuan setiap siswanya dengan

mengevaluasi mereka secara individual setelah bekerja kelompok, dan

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

42

yang paling penting (3) mengintegrasikan metode yang satu dengan

metode yang lain.

h. Pengelompokan dalam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Huda (2013:173) berdasarkan jenisnya, ada dua opsi

yang bisa digunakan guru untuk melakukan pengelompokan di ruang

kelas mereka, yaitu:

1) Pengelompokan Permanen

Dinamakan pengelompokan permanen karena kelompok-

kelompok yang dibentuk oleh guru ini akan bekerja sama beberapa

pertemuan. Kelompok-kelompok permanen cenderung memiliki

anggota yang tetap.

Kelebihan kelompok permanen ini, salah satunya adalah

guru bisa benar-benar membentuk kelompok-kelompok yang

comparable karena didasarkan pada pertimbangan yang cukup

matang akan performa akademik siswa-siswanya. Kelompok ini

juga sangat menghemat waktu, memudahkan pengelolaan kelas,

dan meningkatkan semangat kerjasama karena siswa sudah saling

mengenal dengan cukup baik dan terbiasa dengan cara belajar

teman-teman satu kelompoknya.

Akan tetapi, kelemahan kelompok ini adalah

dibutuhkannya waktu yang tidak sebentar karena guru perlu

mengatur sedemikian rupa untuk membentuk kelompok-kelompok

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

43

yang sekiranya bisa berfungsi untuk beberapa pertemuan ke

depan. Perselisihan juga kemungkinan sering terjadi.

2) Pengelompokan Non Permanen

Berkebalikan dengan kelompok permanen, kelompok non

permanen sifatnya sementara. Kelebihan kelompok ini adalah

proses pembentukannya yang tidak membutuhkan waktu lama

sehingga guru bisa lebih cepat menjalankan proses pembelajaran.

Akan tetapi, kekurangan kelompok non permanen adalah sulitnya

membangun interaksi antara siswa satu dengan siswa lain dalam

satu kelompok karena komposisi kelompok mereka selalu

berubah-ubah setiap kali pertemuan. Selain itu, kelompok non

permanen cenderung melibatkan siswa dalam proses

pembentukannya sehingga sangat sulit bagi guru untuk menyeleksi

siswa-siswa berdasarkan performa akademik mereka.

B. Numbered Head Together (NHT)

1. Definisi Numbered Head Together (NHT)

Menurut Trianto (2009:82-83) Numbered Head Together (NHT)

atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan

sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head

Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993)

untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

44

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Menurut Trianto (2009:82) dalam mengajukan pertanyaan kepada

seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks

NHT:

a. Fase 1 : Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang

dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.

c. Fase 3 : Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

d. Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai, mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab

pertanyaan untuk seluruh kelas.

Menurut Hamid (2011:219) langkah-langkah guru dalam

pembelajaran NHT adalah:

a. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam kelompok

tersebut mendapat nomor kelompok.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

45

b. Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran yang

akan disampaikan dan masing-masing kelompok mengerjakannya

bersama kelompoknya.

c. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui

jawaban yang mewakili dari kelompok tersebut.

d. Untuk membahas hasil dari setiap kelompok, guru memanggil nomor

kelompok tertentu untuk membahas jawaban mereka, kemudian

memanggil nomor kelompok yang lain untuk memberi tanggapan atas

jawaban dari kelompok yang mempresentasikan jawabannya.

e. Terakhir guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya pembahasan

dan pembelajaran tersebut.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran NHT di atas peneliti

memodifikasi langkah-langkah pembelajaran NHT pada tabel 2.3 sebagai

berikut:

Tabel 2.3 Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran NHT

Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah

NHT

Pendahuluan

a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

yang beranggotakan 4 sampai 5 orang.

Kemudian, setiap siswa diberi nomor.

b. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari

Langkah 1

Penomoran

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

46

Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah

NHT

sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai dan

menginformasikan metode yang akan digunakan.

c. Memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran.

Kegiatan Inti

d. Guru mengajukan pertanyaan atau lembar kerja

siswa (LKS) untuk dipecahkan bersama dalam

kelompok.

Langkah 2

Mengajukan

Pertanyaan

e. Guru meminta siswa berdiskusi bersama

kelompoknya untuk berpikir bersama dan

menyatukan pendapat untuk membahas

pertanyaan atau LKS yang diajukan guru.

f. Setiap kelompok harus memastikan setiap

anggota kelompoknya mengetahui jawabannya.

Langkah 3

Berpikir Bersama

g. Guru mengecek pemahaman siswa dengan

memanggil salah satu nomor siswa secara acak

dari salah satu kelompok, siswa yang dipanggil

mengacungkan tangan dan mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas, jawaban dari siswa

yang ditunjuk merupakan wakil dari jawaban

kelompok.

h. Kelompok lain menanggapi, terutama siswa yang

memiliki nomor yang sama dengan siswa yang

Langkah 4

Menjawab

Pertanyaan

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

47

Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah

NHT

ditunjuk.

i. Guru memberikan penghargaan berupa tanda

bintang pada kelompok yang menjawab dengan

betul.

Kegiatan Penutup

j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya.

k. Guru memfasilitasi siswa membuat

rangkuman/kesimpulan pembelajaran.

l. Memberikan tes evaluasi.

3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Numbered Head Together

(NHT)

Menurut Hamdani dalam Ratri (2013:12) model Numbered Head

Together (NHT) mempunyai kelebihan dan kekurangan.

a. Kelebihan Numbered Head Together (NHT)

(1) Setiap siswa menjadi siap semua.

(2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

(3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

b. Kelemahan Numbered Head Together (NHT)

(1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

48

(2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

(http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/fulltext/3cc6365ee507e46

c.pdf)

C. Hasil Belajar

1. Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (Slameto, 1995:2).

Menurut Uno (2011:15) belajar adalah pemerolehan

pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku

yang relatif menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk

interaksi belajar terhadap suatu objek (pengetahuan), atau melalui

suatu penguatan (reinforcement) dalam bentuk pengalaman terhadap

suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar.

Susanto (2013:4) berpendapat bahwa belajar adalah suatu

aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan

sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan

baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan

perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam

bertindak.

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

49

Berdasarkan definisi belajar yang telah dikemukakan oleh para

ahli di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan baru yang diperoleh melalui

interaksi interaktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan

perubahan-perubahan yang bersifat menetap.

b. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar menurut Riyanto (2012:62) adalah landasan

berpikir, landasan berpijak dan sumber motivasi, dengan harapan

tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses belajar antardidik

dan pendidik yang dinamis dan terarah. Suprijono (2013:4)

menyebutkan bahwa prinsip-prinsip belajar yaitu:

Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan

perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:

1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang

disadari.

2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4) Positif atau berakumulasi.

5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

6) Permanen atau tetap.

7) Bertujuan dan terarah.

8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

50

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena

didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah

proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar

merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman

pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya.

c. Tujuan Belajar

Menurut Suprijono (2013:5) tujuan belajar yang eksplisit

diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim

dinamakan instructional effect, yang biasa berbentuk pengetahuan dan

keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai

tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effect. Bentuknya

berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan

demokratis, menerima orang lain dan sebagainya.

2. Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati

dan Mudjiono, 2002:3).

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

51

Hamalik (2010:159) berpendapat bahwa hasil belajar

menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu

merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku

siswa. Menurut Nawawi dalam Susanto (2013:5) hasil belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu.

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Selanjutnya,

Susanto menyatakan anak yang berhasil dalam belajar adalah yang

berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan

instruksional.

Berdasarkan definisi hasil belajar yang telah dikemukakan para

ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar

berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan

dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari hasil tes setelah

menjalani proses pembelajaran.

Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:113) keberhasilan

atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah

ukuran atas proses pembelajaran. Apabila merujuk pada rumusan

operasional keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil

apabila diikuti ciri-ciri:

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

52

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai

prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

2) Perilaku yang digariskan dalam Tujuan Pembelajaran Khusus

(TPK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun

kelompok.

3) Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial

(sequential) mengantarkan materi tahap berikutnya.

Menurut Depdikbud dalam Trianto (2009:341) setiap siswa

dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi

jawaban benar siswa , dan suatu kelas dikatakan tuntas

belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat

siswa yang telah tuntas belajarnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Daryanto dan Rahardjo (2012:28) secara umum hasil

belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang

ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang

berada di luar diri siswa. Yang tergolong faktor internal ialah:

1) Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan

maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur

tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan,

yang meliputi:

a) Faktor intelektual terdiri atas

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

53

(1) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat.

(2) Faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.

b) Faktor non intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian

tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan,

konsep diri, penyesuaian diri, emosional dan sebagainya.

c) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis.

Sedangkan yang tergolong faktor eksternal ialah:

1) Faktor sosial yeng terdiri atas: faktor lingkungan keluarga, faktor

lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, faktor

kelompok.

2) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan

teknologi, kesenian dan sebagainya.

3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim dan sebagainya.

4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di

atas, peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

Pelaksanaan model pembelajaran NHT ini yang mengutamakan

interaksi sosial untuk aktif dalam kelompok.

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

54

D. Mata Pelajaran Matematika

1. Hakikat Matematika

Sujono dalam Fathani (2009:19) mengemukakan beberapa

pengertian matematika. Di antaranya, matematika diartikan sebagai

cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik.

Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran

yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia

mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan

berbagai ide dan kesimpulan. Jannah (2011:17) mengartikan matematika

sebagai ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angka-angka untuk

menghitung berbagai benda ataupun lainnya.

Sedangkan matematika dalam sudut pandang Andi Hakim

Nasution dalam Fathani (2009:21) berpendapat bahwa istilah matematika

berasal dari kata Yunani, mathein atau manthenein yang berarti

mempelajari. Kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata

Sansekerta, medha atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan,

atau intelegensia. Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata

wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti kata

mathein pada matematika).

Menurut Johnson dan Myklebust dalam Abdurrahman (2003:252),

matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

55

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas peneliti

menyimpulkan matematika adalah cabang ilmu pengetahuan tentang

penalaran logik yang berhubungan dengan bilangan yang berfungsi

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan.

2. Pembelajaran Matematika di SD/MI

Menurut Susanto (2013:186) pembelajaran matematika adalah

suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan

penguasaan yang baik terhadap materi matematika.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua

siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Ada

banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius

dalam Abdurrahman (2003:253) mengemukakan lima alasan perlunya

belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir

yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi

pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana

untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Cockroft dalam Abdurrahman (2003:253) mengemukakan bahwa

matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan

dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

56

keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi

yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan

informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir

logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan

terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika di SD/MI

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berhitung,

mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana

yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan,

pengukuran, geometri, dan pengolahan data. Matematika juga berfungsi

mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan

bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan

persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel (Depag, 2004:173).

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,

sebagaimana disajikan oleh Depdiknas dalam Susanto (2013:190),

sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

57

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, meyelesaikan model, dan

menafsirkan model yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut Depdiknas dalam Susanto (2013:189), kompetensi atau

kemampuan umum pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagai

berikut:

a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan

pecahan.

b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang

sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.

c. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.

d. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, dan

penaksiran pengukuran.

e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran

tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan

menyajikannya.

f. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan

gagasan secara matematika.

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

58

4. Ruang Lingkup

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Bilangan

b. Geometri dan pengukuran

c. Pengolahan data

Berdasarkan standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan

dasar dan menengah dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar lulusan

matematika mencakup:

a. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan

sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

kehidupan sehari-hari.

b. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur

dan sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah

kehidupan sehari-hari.

c. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas,

volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya

dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

d. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

e. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,

gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data,

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

59

rerata hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah

kehidupan sehari-hari.

f. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam

kehidupan.

g. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.

5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI Kelas

III Semester I

Berdasarkan panduan KTSP MI tahun 2007 terdapat standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika kelas III MI

seperti tertera pada tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika MI

Kelas III Semester I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

1. Melakukan operasi

hitung bilangan

sampai tiga angka.

1.1 Menentukan letak bilangan pada garis

bilangan.

1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan

tiga angka.

1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya

bilangan tiga angka dan pembagian

bilangan tiga angka.

1.4 Melakukan operasi hitung campuran.

1.5 Memecahkan masalah perhitungan

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

60

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

termasuk yang berkaitan dengan uang.

Geometri dan

Pengukuran

2. Menggunakan

pengukuran waktu,

panjang dan berat

dalam pemecahan

masalah.

2.1 Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya

(meteran, timbangan, atau jam).

2.2 Menggunakan alat ukur dalam pemecahan

masalah.

2.3 Menghitung hubungan antar satuan waktu,

antar satuan panjang, dan antar satuan

berat.

E. Materi Hubungan Antar Satuan

1. Hubungan Antar Satuan Waktu

a. Hubungan Hari, Minggu, Bulan, dan Tahun

1) Nama-nama hari

Nama-nama hari terdiri atas Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at.

Sabtu, dan Minggu.

2) Nama-nama bulan

Nama-nama bulan terdiri atas Januari, Februari, Maret, April, Mei,

Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan

Desember.

1 Tahun = 12 Bulan

1 Bulan = 30 Hari

1 Bulan = 4 Minggu

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

61

1 Minggu = 7 Hari

b. Hubungan Hari, Jam, Menit, dan Detik

1 Hari = 24 Jam

1 Jam = 60 Menit

1 Menit = 60 Detik

Jadi, 1 Jam = 3.600 Detik

c. Menentukan Hubungan Antar Satuan Waktu

1) 2 minggu = ... hari

Jawab = 2 7 hari = 14 hari

2) 3 bulan = ... hari

Jawab = 3 30 hari = 90 hari

3) 4 hari = ... jam

Jawab = 4 24 jam = 96 jam

4) 6 menit = ... detik

Jawab = 6 60 detik = 360 detik

5) 3 minggu + 10 hari = ... hari

Jawab = 21 hari + 10 hari = 31 hari

d. Menggunakan Satuan Waktu dalam Pemecahan Masalah Sehari-hari

Contoh:

Kak Yani berlibur ke rumah Nenek Mirah selama 2 minggu.

Kemudian Ia melanjutkan ke rumah Paman Sani selama 3 hari.

Berapa hari Kak Yani berlibur?

Jawab:

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

62

2 minggu + 3 hari = 14 hari + 3 hari = 17 hari

Jadi, kak Yani berlibur selama 17 hari (Fajariah & Triratnawati,

2008:119-123).

2. Hubungan Antar Satuan Panjang

1 km = 1.000 m

1 m = 10 dm

1 dm = 10 cm

1 cm = 10 mm

1 m = 10 dm = 100 cm

a. Menentukan Hubungan Antar Satuan Panjang

Contoh soal:

1) 3 km = ... hm

Jawab = (3 10) hm = 30 hm

2) 500 cm = ... dm

Jawab = (500 10) dm = 50 dm

3) 4 m = ... cm

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

63

Jawab = (4 100) cm = 400 cm

4) 2 m + 2 dm = ... cm

Jawab = (2 100) cm + (2 10) cm = (200 + 20) cm = 220 cm

b. Menggunakan Satuan Panjang dalam Pemecahan Masalah Sehari-hari

Contoh:

Ima membeli kain biru sepanjang 300 m. Ia juga membeli kain merah

sepanjang 500 m. Berapa cm-kah panjang masing-masing kain yang

dibeli Ima ?

Jawab:

Kain biru 300 cm = 3 m

Kain merah 500 cm = 5 m

Jadi, panjang kain biru adalah 3 m dan panjang kain merah 5 m.

(Fajariah & Triratnawati, 2008:125).

3. Hubungan Antar Satuan Berat

a. Hubungan Kg, Ons, dan Gram

1 kg = 10 ons = 10 hg

1 ons = 100 g

b. Menentukan Hubungan Antar Satuan Berat

Contoh soal:

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

64

1) 3 kg = ... ons

Jawab = (3 10) ons = 30 ons

2) 3 ons = ... gr

Jawab = (3 100) gr = 300 gr

3) 60 ons = ... kg

Jawab = (60 10) kg = 6 kg

c. Menggunakan Satuan Berat dalam Pemecahan Masalah Sehari-hari

Contoh:

Kiki ke toko membeli 3 kg gula pasir dan 5 ons gula merah. Berapa

gram-kah berat masing-masing belanjaan kiki?

Jawab:

Gula pasir 3 kg = 3000 g

Gula merah 5 ons = 500 g

Jadi, berat belanjaan kiki adalah 3000 g gula pasir dan 500 g gula

merah.

(Fajariah & Triratnawati, 2008:127).

F. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

dalam Pembelajaran Matematika

Matematika selama ini masih dianggap sebagai pelajaran yang rumit

dan memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Untuk itulah peran guru sangat

dibutuhkan dalam memilih model pembelajaran yang tepat.

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

65

Menurut Bourne dalam Fathani (2009:19) matematika sebagai

konstruktivisme sosial dengan penekanannya pada knowing how, yaitu pelajar

dipandang sebagai makhluk yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu

pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Hanbury dalam Yamin dan

Anshari (2009:94) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran matematika yang

sesuai dengan teori konstruktivisme, yaitu: (1) siswa mengkonstruksi

pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2)

belajar matematika menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, (3)

strategi siswa lebih bermanfaat, dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk

berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dengan temannya.

Berdasarkan kedua pendapat di atas memiliki kesamaan bahwa dalam

belajar matematika dapat dilakukan dengan berinteraksi dengan lingkungan

sekitar dalam hal ini siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan berdiskusi

dengan temannya. Oleh karena itu, model pembelajaran yang cocok untuk

diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah model pembelajaran

kooperatif. Menurut Isjoni (2013:12) pembelajaran kooperatif merupakan

strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,

setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling

membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran

kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam

kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

66

Model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan untuk semua jenis

tugas akademik termasuk matematika. Dalam hal ini menurut Cohen dalam

Huda (2013:20) interaksi yang berlangsung antar anggota kelompok

bergantung pada struktur penyelesaian tugas tersebut. Misalnya, tugas-tugas

yang sudah terstruktur dengan baik, seperti tugas matematika dan komputer,

biasanya memiliki prosedur tersendiri yang harus diikuti untuk memperoleh

jawaban yang tepat sehingga kecil kemungkinan ada informasi atau gagasan

yang perlu didiskusikan bersama. Dalam kasus seperti ini, jenis bantuan yang

paling efektif tentu saja adalah memberikan penjelasan (providing

explanation).

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu siswa

dalam memahami materi yaitu model NHT. Menurut Trianto (2009:82)

model NHT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

memengaruhi pola interaksi siswa dan untuk meningkatkan penguasaan

akademik. Dalam model NHT guru akan mengecek pemahaman siswa

terhadap materi dengan cara memanggil siswa secara acak untuk menjawab

pertanyaan untuk itulah tiap anggota kelompok selain bertanggung jawab atas

pembelajarannya sendiri juga bertanggung jawab atas pembelajaran anggota

kelompoknya.

Model NHT lebih cocok diterapkan dalam pembelajaran yang

menggunakan kurikulum 2006 (KTSP) dibandingkan kurikulum 2013. Hal ini

berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

67

menengah bahwa karakteristik pembelajaran dalam kurikulum 2013

berdasarkan pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar

mata pelajaran) dan tematik (dalam suatu mata pelajaran). Berdasarkan hal

tersebut model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi

kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian

(discovery/inquiry learning), dan model pembelajaran yang menghasilkan

karya berbasis pemecahan masalah (problem based learning).

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

68

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu

dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting),

observasi (observing), dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan

dapat didiskripsikan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti

adalah:

a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Selasa, 28

Oktober 2014.

b. Menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi, absensi, lembar

observasi, lembar kerja siswa (LKS) dan soal tes evaluasi (pre test

dan post test).

c. Berkonsultasi dengan guru kelas dalam pembagian kelompok.

d. Menyiapkan alat dan media yang diperlukan.

1) Topi penomoran siswa.

2) Kalender.

3) Jam dinding.

4) Tabel hubungan antar satuan waktu.

5) Potongan bintang kecil-kecil sebagai tanda penghargaan.

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

69

6) Buku gemar belajar matematika untuk SD/MI kelas III, Buchori,

dkk.

e. Menyiapkan materi matematika kelas III semester I yaitu hubungan

antar satuan waktu.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang telah ditetapkan. RPP memuat serangkaian

kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai pedoman

dalam melaksanakan proses pembelajaran. Adapun standar

kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus I ini adalah:

Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran waktu,

panjang, dan berat dalam

pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 2.3 Menghitung hubungan antar

satuan waktu, panjang, dan berat

dalam pemecahan masalah.

Indikator Kompetensi : a.

b.

c.

Menjelaskan hubungan hari,

minggu, bulan, dan tahun.

Menjelaskan hubungan hari, jam

menit, dan detik.

Menentukan hubungan antar

satuan waktu.

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

70

d. Menyelesaikan soal cerita yang

mengandung satuan waktu.

2. Tahap Tindakan

Tindakan siklus I dilaksanakan pada semester I, pada hari Selasa

28 Oktober 2014 selama 4 jam pelajaran (10.05-12.55). Pada tahap

tindakan siklus I ini ada 23 siswa yang hadir. Pada tahap ini guru kelas III

MI Nurul Huda sebagai rekan sejawat peneliti melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas berpedoman pada Rencana Pelaksanakan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya, antara lain:

a. Kegiatan pendahuluan

1) Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a

bersama.

2) Guru menanyakan kabar siswa sekaligus melakukan presensi.

3) Apersepsi.

Siswa ditanya “anak-anak siapa yang tahu sekarang hari, tanggal,

bulan, dan tahun berapa?” “anak-anak siapa yang punya jam

tangan?” “jam berapa sekarang?”.

Langkah 1 : Penomoran

4) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pagi hari ini

dan menjelaskan model NHT yang akan diterapkan dalam proses

pembelajaran.

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

71

5) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang heterogen

(masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang). Ada kelompok

segitiga, bintang, belah ketupat, persegi, dan lingkaran.

6) Guru mengatur posisi duduk kelompok.

7) Guru membagikan topi penomoran kepada masing-masing siswa.

Siswa diminta untuk menamai topi penomorannya masing-masing.

b. Kegiatan inti

1) Eksplorasi

Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal pre test secara

individu.

2) Elaborasi

(a) Bernyanyi lagu nama-nama hari.

(b) Guru memberikan penjelasan materi dengan bantuan media

tabel hubungan antar satuan waktu, kalender dan jam dinding.

Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan

(c) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dalam hal ini guru

meminta siswa mengerjakan LKS.

(d) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok

untuk berdiskusi dan menyatukan pendapat serta memastikan

anggota kelompoknya mengetahui jawabannya.

Langkah 4 : Menjawab Pertanyaan

(e) Guru memanggil salah satu nomor dalam kelompok secara

acak.

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

72

(f) Siswa yang dipanggil nomornya mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya, kelompok yang lain menanggapi.

(g) Guru memberikan bintang bagi kelompok yang berhasil

menjawab dengan betul.

3) Konfirmasi

(a) Memberikan penguatan dan meluruskan jika terjadi

kesalahpahaman.

(b) Guru memberikan hukuman menyayi di depan kelas bagi

kelompok yang mendapat bintang paling sedikit.

c. Kegiatan penutup

1) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan datang.

3) Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a bersama.

3. Tahap Observasi/Pengamatan

Tahapan selanjutnya setelah tahap pelaksanaan adalah tahap

observasi/pengamatan. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti

menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Lembar observasi

digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola

pembelajaran menggunakan model NHT dan partisipasi siswa pada saat

pembelajaran.

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

73

4. Tahap Refleksi

Tahap akhir dari siklus I ini adalah tahap refleksi. Peneliti

mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat pelaksanaan

pembelajaran untuk dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II mengacu pada hasil siklus I.

Kekurangan yang terdapat pada siklus I diperbaiki dalam siklus II ini.

Dalam tahap perencanaan pada siklus II peneliti melakukan hal-hal

sebagai berikut:

a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu hari Rabu 29 Oktober

2014 selama 2 jam pelajaran (10.05-11.15).

b. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang mencakup daftar absensi,

lembar pengamatan dan soal post test.

c. Menyiapkan alat dan media yang di perlukan

1) Tabel tangga satuan panjang.

2) Potongan bintang kecil-kecil sebagai tanda penghargaan.

3) Buku gemar belajar matematika untuk SD/MI kelas III, Buchori,

dkk.

d. Menyiapkan materi matematika kelas III semester I yaitu hubungan

antar satuan panjang.

e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

74

Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang telah ditetapkan. RPP memuat serangkaian

kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai pedoman

dalam melaksanakan proses pembelajaran. Adapun standar

kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus I ini adalah:

Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran waktu,

panjang, dan berat dalam pemecahan

masalah.

Kompetensi Dasar : 2.3 Menghitung hubungan antar satuan

waktu, panjang, dan berat dalam

pemecahan masalah.

Indikator Kompetensi : a.

b.

c.

d.

Menyebutkan urutan satuan panjang.

Menjelaskan hubungan antar satuan

panjang.

Menentukan hubungan antar satuan

panjang.

Menyelesaiakan soal cerita yang

mengandung hubungan antar satuan

panjang.

2. Tahap Tindakan

Tindakan siklus II dilaksanakan pada semester I, pada hari Rabu

29 Oktober 2014, selama 2 jam pelajaran (10.05-11.15). Pada tahap

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

75

tindakan siklus II ini ada 24 siswa yang hadir. Pada tahap ini peneliti

bertindak sebagai guru sekaligus pengamat terhadap partisipasi siswa

selama proses pembelajaran. Sementara pengamatan terhadap guru

selama mengelola pembelajaran dilakukan oleh rekan guru sejawat.

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas berpedoman pada

Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun

sebelumnya, antara lain:

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap belajar.

2) Guru memberikan salam dengan suara keras, jelas dan

bersemangat serta bersama-sama siswa membaca “basmalah”

sebelum memulai pelajaran.

3) Presensi.

4) Guru mengulas pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

5) Apersepsi.

Siswa ditanya ”anak-anak sebelum pelajaran matematika jam

pelajaran pertama tadi apa?” “anak-anak tadi habis olahraga apa?”.

Langkah 1 : Penomoran

6) Menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran hari ini.

7) Guru menjelaskan dengan jelas model NHT yang akan diterapkan

dalam proses pembelajaran.

8) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk memakai topi

penomorannya, dan berkumpul bersama kelompoknya.

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

76

9) Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam kelompoknya dan

menginformasikan pemberian hukuman bagi kelompok yang

mendapat bintang paling sedikit.

b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

a) Guru menempelkan gambar tangga satuan panjang di papan

tulis, siswa diminta mengamati gambar.

b) Guru mengecek pengetahuan awal siswa dengan mengajukan

pertanyaan secara klasikal tentang satuan panjang.

2) Elaborasi

a) Guru menjelaskan materi satuan panjang secara jelas dengan

menggunakan media penggaris dan gambar tangga satuan

panjang.

Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan

b) Guru mengajukan pertanyaan untuk seluruh kelompok dalam

bentuk lembar kerja siswa (LKS) materi hubungan antar

satuan panjang.

Langkah 3 : Berpikir Bersama

c) Guru menunjuk salah satu siswa menjadi ketua yang bertugas

sebagai pengawas dalam kelompok.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 15 menit

untuk berpikir bersama anggota kelompoknya setiap kelompok

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

77

harus memastikan semua anggota kelompoknya mengetahui

jawabannya dan mengetahui cara mengerjakannya.

e) Guru memonitor siswa dalam berdiskusi kelompok.

f) Guru memberikan bimbingan secara bergantian kepada semua

kelompok.

Langkah 4 : Menjawab Pertanyaan

g) Guru memanggil salah satu nomor secara acak. Siswa yang

dipanggil nomernya yang pertama kali mengacungkan tangan

diminta maju kedepan untuk menjawab pertanyaan dan

menjelaskannya dengan suara keras (sesekali guru dapat

meminta semua siswa yang memiliki nomer kepala yang sama

untuk maju secara bersamaan menuliskan jawaban kelompok

di papan tulis).

h) Sementara kelompok yang lain dengan nomor yang sama

menyimak dan menanggapi jawaban dari kelompok lain.

i) Guru memberikan bintang kemudian menempelkannya di topi

penomoran siswa dan meminta seluruh siswa memberikan

tepuk tangan yang meriah bagi temannya yang berani maju

kedepan dan berhasil menjawab dan menjelaskan dengan

benar.

3) Konfirmasi

a) Guru memberikan penjelasan ulang dan mengkonfirmasi jika

ada jawaban yang kurang tepat.

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

78

b) Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

untuk bertanya jika ada hal yang kurang paham/jelas terutama

bagi siswa yang kurang mampu.

c) Siswa menyimpulkan materi pelajaran dibimbing oleh guru.

d) Guru memberikan hukuman menyayi bagi kelompok yang

mendapat bintang paling sedikit.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi (post test) dan

mengingatkan siswa untuk tidak saling mencontek.

2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya yaitu tentang hubungan antar satuan berat, dan

meminta siswa mempelajarinya di rumah.

3) Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a bersama.

3. Tahap Observasi/Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:

1. Digunakan lembar observasi oleh peneliti yang bertindak sebagai

guru untuk mengamati partisipasi siswa pada saat proses

pembelajaran.

2. Digunakan lembar observasi oleh rekan sejawat untuk mengamati

aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

79

4. Tahap Refleksi

Tahap akhir dari siklus II ini adalah tahap refleksi. Peneliti

mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat pelaksanaan

pembelajaran. Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.

Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Hasil

analisis data yang dilaksanakan pada siklus II ini akan digunakan sebagai

bahan acuan untuk merencanakan tindakan kelas siklus III.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti

adalah:

a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu 4 November 2014

selama 4 jam pelajaran (07.15-10.05).

b. Menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi, absensi, lembar

observasi, dan soal tes.

c. Menyiapkan alat dan media yang diperlukan.

1) Tabel hubungan antar satuan berat.

2) Potongan bintang kecil-kecil sebagai tanda penghargaan.

3) Buku gemar belajar matematika 3 untuk SD/MI oleh

Buchori,dkk.

d. Menyiapkan materi matematika kelas III semester I dengan materi

hubungan antar satuan berat.

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

80

e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang telah ditetapkan. RPP memuat serangkaian

kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai pedoman

dalam melaksanakan proses pembelajaran. Adapun standar

kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus III ini adalah:

Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran waktu,

panjang, dan berat dalam

pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 2.3 Menghitung hubungan antar

satuan waktu, panjang, dan berat

dalam pemecahan masalah.

Indikator Kompetensi : a.

b.

c.

d.

Menyebutkan urutan satuan berat.

Menjelaskan hubungan antar

satuan berat.

Menentukan hubungan antar

satuan berat.

Menyelesaikan soal cerita yang

mengandung satuan berat.

2. Tahap Tindakan

Tindakan siklus III dilaksanakan pada semester I, pada hari Selasa

4 November 2014, selama 4 jam pelajaran (07.15-10.05). Pada tahap

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

81

tindakan siklus III ini ada 24 siswa yang hadir. Pada tahap ini peneliti

bertindak sebagai guru sekaligus pengamat terhadap partisipasi siswa.

Sementara pengamatan terhadap keterampilan mengajar guru dilakukan

oleh rekan guru sejawat. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di

kelas berpedoman pada Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) yang

telah disusun sebelumnya, antara lain:

a. Kegiatan pendahuluan

1) Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap belajar.

2) Guru memberikan salam dengan suara keras dan jelas serta

meminta ketua kelas memimpin do’a bersama.

3) Guru menanyakan kabar siswa sekaligus mengecek kehadiran

siswa.

4) Guru mengulas pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

5) Apersepsi.

Siswa ditanya “anak-anak siapa yang tadi pagi sarapan lauk

telur?” “siapa yang pernah disuruh ibunya pergi membeli telur,

gula, tepung di warung?” “disuruh beli berapa?” “anak-anak siapa

yang pernah menimbang berat badannya?”.

6) Guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran hari ini.

Langkah 1 : Penomoran

7) Guru menjelaskan secara jelas langkah-langkah model NHT.

8) Guru meminta siswa segera mempersiapkan diri bersama

kelompoknya dan memakai topi penomorannya masing-masing.

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

82

9) Guru memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran.

b. Kegiatan inti

1) Eksplorasi

a) Guru menempel media gambar satuan berat di papan tulis.

b) Guru meminta siswa mengamati gambar tangga satuan berat.

c) Guru memberikan pertanyaan secara klasikal kepada siswa

tentang satuan berat.

2) Elaborasi

a) Guru menjelaskan materi satuan berat dengan menggunakan

media gambar tangga satuan berat dengan jelas dan suara

keras.

b) Bersama menyanyikan lagu tangga satuan berat sebanyak 3

kali.

c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum dimengerti terutama bagi siswa yang lemah

pemahamannya.

d) Guru memberikan penjelasan ulang tentang materi yang

kurang dipahami oleh siswa.

Langkah 2 : Mengajukan pertanyaan

e) Guru mengajukan pertanyaan hubungan antar satuan berat

dalam bentuk lembar kerja serta membagikan lembar kerja

siswa dan meminta siswa mengerjakan bersama kelompoknya.

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

83

Langkah 3 : Berpikir bersama

f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi

bersama anggota kelompoknya selama 25 menit dan

mengingatkan bahwa setiap kelompok harus memastikan

semua anggota kelompoknya mengetahui jawabannya dan

proses memperoleh jawaban tersebut.

g) Guru menunjuk siswa sebagai ketua untuk mengawasi

sekaligus membantu temannya yang kurang mampu.

h) Guru berkeliling kelas untuk mengarahkan dan membimbing

siswa dalam berdiskusi kelompok.

i) Guru memastikan semua anggota kelompok terlibat dalam

diskusi kelompok.

Langkah 4: Menjawab pertanyaan

j) Guru menunjuk nomer secara acak, dan bagi siswa yang

mengacungkan tangan duluan diminta maju untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dengan suara keras dan

jelas (sesekali guru dapat meminta semua siswa yang memiliki

nomer kepala yang sama untuk maju secara bersamaan

menuliskan jawaban kelompok di papan tulis).

j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok

lain yang memiliki nomer kepala yang sama menanggapi

jawaban temannya yang maju ke depan kelas.

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

84

k) Guru memberiakan hadiah dua bintang bagi siswa yang

berhasil mempresentasikan hasil diskusi dengan jawaban yang

tepat dengan suara keras dan jelas.

l) Guru meminta semua siswa memberikan tepuk tangan yang

meriah bagi temannya yang berani maju ke depan kelas.

3) Konfirmasi

a) Guru mengkonfirmasi jawaban yang kurang tepat.

b) Memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal

yang belum jelas.

c) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari hari ini.

c. Kegiatan penutup

1) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru

memberikan tindakan yang tegas terhadap siswa yang mencontek.

2) Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a bersama.

3. Tahap Observasi /Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:

a. Digunakan lembar observasi oleh peneliti yang bertindak sebagai guru

untuk mengamati partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran.

b. Digunakan lembar observasi oleh rekan sejawat untuk mengamati

aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

85

4. Tahap Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III mengalami peningkatan

yang signifikan. Kendala-kendala yang terjadi pada siklus II dapat diatasi

pada siklus III ini. Penelitian dihentikan sampai siklus III, karena

penelitian ini dianggap telah berhasil dan hasilnya memuaskan. Untuk

data hasil penelitian yang diperoleh akan dipaparkan pada bab hasil

penelitian dan pembahasan.

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

86

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Hasil Belajar Siswa

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I

dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Oktober 2014 dengan jumlah 23

siswa yang hadir dengan materi pokok hubungan antar satuan waktu.

Adapun proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang

telah disiapkan. Sebagai patokan ketuntasan digunakan nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) kelas III pada mata pelajaran matematika

yaitu 65. Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I

Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Kode Siswa KKM Pre test Post test

1 ARK 65 30 60

2 IR 65 20 30

3 AA 65 20 70

4 BZ 65 10 50

5 DS 65 45 80

6 FM 65 20 40

7 LCA 65 40 70

8 MAR 65 20 30

9 MES 65 30 30

10 NN 65 20 30

11 NA 65 0 50

12 NS 65 0 30

13 NLA 65 30 50

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

87

Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Kode Siswa KKM Pre test Post test

14 RZ 65 35 70

15 SI 65 30 70

16 SZ 65 - -

17 SS 65 10 30

18 UN 65 40 70

19 ZFR 65 10 80

20 SW 65 0 0

21 TTDH 65 30 40

22 DA 65 30 70

23 UA 65 20 40

24 AAR 65 - -

25 MA 65 20 40

Jumlah ⅀510 ⅀1130

Nilai rata-rata 22,17 49,13

Jumlah siswa yang tuntas 0 siswa/0% 8 siswa/34,78%

Jumlah siswa yang belum

tuntas

23 siswa/100% 15 siswa/65,21%

Peningkatan yang terjadi 8 siswa/34,78%

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada tabel 4.1, dapat

diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan.

Pada siklus I ini hasil pre test siswa menunjukkan belum ada siswa

yang tuntas dalam belajar dengan rata-rata kelas 22,17. Setelah

melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model NHT hasil

post test menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebanyak 8

siswa atau 34,78% siswa yang tuntas dalam belajar dengan rata-rata

49,13. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak

15 siswa atau 65,21%. Perbandingan hasil belajar antara siswa tuntas

dan belum tuntas tersaji pada gambar 4.1.

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

88

Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus I

Hasil belajar pada siklus I belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus

selanjutnya.

Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus I ini terdapat

faktor pendukung dan penghambat dari guru dan siswa beserta ide

perbaikan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Berikut ini

tabel hasil pengamatan dan penjelasannya

b. Hasil Pengamatan Guru

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Kegiatan Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan

4 3 2 1

Memberi salam

dan memimpin

do’a.

Guru ikut berdo’a

bersama siswa.

Guru tidak

menyiapkan

siswa.

Guru

menyiapkan

siswa sebelum

mengucapkan

salam.

Apersepsi. Sudah tepat.

Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus I

Tuntas

Belum Tuntas

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

89

Kegiatan Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan

4 3 2 1

Keterampilan menggunakan model NHT.

a. Mengelompok

kan dan

mengatur

siswa ke

dalam

kelompok

belajar

heterogen.

Guru sudah baik

dalam

mengelompokkan

siswa.

Kurang sabar

dalam mengatur

kelompok.

Guru harus lebih

sabar dalam

mengatur

kelompok.

b. Menjelaskan

langkah-

langkah

pembelajaran

NHT.

Guru kurang

paham dengan

langkah-

langkah NHT

sehingga

kurang jelas

dalam

menjelaskan

langkah-

langkah

pembelajaran

NHT.

Sebelum

memulai

pembelajaran

guru harus

mempelajari

langkah-langkah

NHT dengan

seksama

sehingga dapat

menjelaskan

langkah-langkah

pembelajaran

NHT dengan

jelas.

c. Membimbing

kelompok

mengerjakan

LKS.

Belum optimal. Lebih

ditingkatkan

dalam

membimbing

siswa.

d. Mendorong

siswa untuk

aktif dalam

diskusi.

Guru kurang

dalam

memotivasi

siswa.

Guru harus

bersemangat

memotivasi

siswa.

e. Mengawasi

setiap

kelompok

secara

bergiliran.

Pengawasan

guru kurang

optimal.

Guru harus

sering

berkeliling dan

mengawasi

kelompok.

Kemampuan

dalam

menjelaskan

materi.

Penguasaaan

materi oleh guru

sudah bagus.

Guru kurang

jelas dan terlalu

singkat dalam

memberikan

penjelasan

materi (kurang

Guru harus lebih

jelas dalam

menjelaskan

materi dan

memberikan

contoh soal

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

90

Kegiatan Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan

4 3 2 1

dalam

memberikan

contoh soal).

yang cukup.

Penggunaan

media.

Penggunaan

media sudah tepat

dan sesuai materi.

Guru kurang

mengoptimalka

n penggunaan

media papan

tulis.

Harus

mengoptimal-

kan media papan

tulis.

Penggunaan

bahasa (lancar,

sopan, intonasi)

Sudah baik.

Pemberian

pertanyaan.

Guru kurang

memberikan

kesempatan

seluas-luasnya

dan tidak ada

inisiatif dari

guru untuk

memancing

siswa

mengajukan

pertanyaan

sehingga

mengakibatkan

siswa malu

untuk bertanya.

Memberikan

kesempatan

seluas-luasnya

dan harus bisa

memancing

siswa agar

berani bertanya.

Kemampuan

melakukan

evaluasi.

Soal yang

diberikan jelas.

Waktu

mengerjakan

evaluasi

melebihi dari

waktu yang

ditetapkan.

Pelaksanaannya

harus sesuai

waktu yang

ditetapkan.

Memberikan

penghargaan

individu dan

kelompok.

Guru memberikan

tanda bintang

bagi kelompok

yang berhasil

menjawab dengan

benar.

Menyimpulkan

materi

pembelajaran.

Guru tidak

memberikan

kesimpulan

hasil

pembelajaran.

Guru

membimbing

siswa dalam

membuat

kesimpulan

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

91

Kegiatan Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan

4 3 2 1

pembelajaran.

Kemampuan guru

dalam menutup

pembelajaran.

Guru memimpin

do’a dan ikut

berdo’a bersama

siswa.

a. Guru tidak

menginformasi

kan materi yang

akan dipelajari

selanjutnya

b. Guru belum

mengkondisika

n kelas ketika

mengucapkan

salam.

a. guru

memberikan

informasi materi

yang akan

dipelajari

selanjutnya.

b.

mengkondisikan

kelas sebelum

menutup

pelajaran.

Ketepatan

menggunakan jam

pelajaran.

Kegiatan

diskusi

menghabiskan

banyak waktu.

Guru harus

pandai mengatur

waktu.

c. Hasil Pengamatan Siswa

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

Kegiatan

Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan 4 3 2 1

Siswa menjawab

salam dan

berdo’a.

Masih ada

beberapa siswa

yang belum siap

memulai pelajaran

(masih jalan-jalan)

dan tidak

menjawab salam

dari guru.

Sebelum

memulai

pelajaran guru

mengkondisikan

siswa.

Siswa

memperhatikan

penjelasan

materi.

Sebagian siswa

tidak fokus/tidak

memperhatikan

(ada yang ngantuk,

Guru harus tegas

dan menegur

siswa yang tidak

memperhatikan

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

92

Kegiatan

Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan 4 3 2 1

melamun,

bermain/bergurau).

dan memotivasi

siswa.

Siswa

mengajukan

pertanyaan.

Siswa pasif dan

takut bertanya.

Guru harus

memberikan

kesempatan

seluas-luasnya

dan memancing

rasa ingin tahu

siswa agar tidak

takut bertanya.

Siswa menjawab

pertanyaan.

Beberapa siswa

tidak menjawab

pertanyaan yang

diajukan guru.

Guru harus

memotivasi

siswa.

Siswa aktif

dalam kegiatan

diskusi.

Hanya siswa yang

pintar saja yang

mendominasi

dalam kelompok,

siswa yang kurang

pasif dalam

kelompok.

a. Guru

membimbing

siswa yang pasif

agar aktif dalam

kelompok.

b. guru

menunjuk siswa

yang pintar

menjadi

penanggung

jawab

kelompok.

Keberanian

dalam

mempresentasik

an hasil diskusi

di depan kelas.

Ada siswa yang

bersemangat

maju karena akan

mendapat hadiah

bintang.

a. Ada siswa belum

siap dan masih

malu-malu bila

diminta maju.

b. Sebagian siswa

berani maju tapi

tidak berani

mempresentasikan

dengan suara keras.

Memotivasi

siswa agar tidak

malu.

Siswa

mengerjakan

soal evaluasi

Siswa

mengerjakan

dengan tertib.

Masih banyak

siswa yang

mencontek anggota

kelompoknya yang

pintar.

Guru harus

menegur dan

mengingatkan

siswa agar jujur

dalam

mengerjakan

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

93

Kegiatan

Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan 4 3 2 1

soal evaluasi.

Siswa menjawab

salam.

Ada beberapa

siswa yang tidak

menjawab salam

guru.

Guru mengulang

salam sampai

siswa menjawab

1) Hal-hal yang mendukung

Guru:

a) Guru ikut berdo’a bersama siswa.

b) Guru dalam menyampaikan apersepsi sudah tepat.

c) Guru sudah baik dalam mengelompokkan siswa.

d) Penguasaan materi oleh guru sudah bagus.

e) Penggunaan media sudah tepat dan sesuai materi.

f) Penggunaan bahasa sudah lancar dan sopan.

g) Soal evaluasi yang diberikan jelas.

h) Guru memberikan tanda bintang bagi kelompok yang

menjawab dengan benar.

i) Guru memimpin do’a dan ikut berdo’a bersama siswa.

Siswa:

a) Ada siswa yang bersemangat maju demi mendapatkan bintang.

b) Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tertib.

2) Hal-hal yang menghambat

Guru:

a) Guru tidak menyiapkan siswa sebelum mengucapkan salam.

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

94

b) Guru kurang sabar dalam mengatur kelompok.

c) Guru kurang jelas dalam menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran NHT.

d) Belum optimal dalam membimbing siswa mengerjakan LKS.

e) Guru belum optimal dalam mendorong siswa untuk aktif

dalam diskusi.

f) Pengawasan guru dalam diskusi kelompok kurang optimal.

g) Guru kurang jelas dan terlalu singkat dalam memberikan

penjelasan materi.

h) Guru kurang mengoptimalkan penggunaan media papan tulis.

i) Guru kurang memberikan kesempatan seluas-luasnya dan

tidak ada inisiatif dari guru untuk memancing siswa

mengajukan pertanyaan sehingga mengakibatkan siswa malu

bertanya.

j) Guru tidak memberikan kesimpulan hasil pembelajaran.

k) Guru tidak menginformasikan materi yang akan dipelajari

selanjutnya.

l) Waktu mengerjakan evaluasi melebihi dari waktu yang

ditentukan.

Siswa:

a) Masih ada beberapa siswa yang belum siap memulai pelajaran

dan tidak menjawab salam dari guru.

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

95

b) Sebagian siswa tidak fokus memperhatikan (ada yang ngantuk,

melamun, bergurau).

c) Siswa pasif dan takut bertanya.

d) Beberapa siswa tidak menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru.

e) Hanya siswa yang pintar saja yang mendominasi dalam

kelompok, siswa yang kurang pintar pasif dalam kelompok.

f) Ada siswa yang belum siap dan masih malu-malu bila diminta

maju.

g) Siswa tidak berani mempresentasikan dengan suara keras.

h) Dalam mengerjakan soal evaluasi masih banyak siswa yang

mencontek anggota kelompoknya yang pintar.

3) Ide Perbaikan

Guru:

a) Guru terlebih dahulu menyiapkan siswa sebelum

mengucapkan salam.

b) Guru harus lebih sabar dalam mengatur kelompok.

c) Guru terlebih dahulu mempersiapkan diri mempelajari

langkah-langkah model NHT sehingga dalam memberikan

instruksi kepada siswa dapat menjelaskan dengan jelas.

d) Guru menunjuk ketua dalam kelompok untuk mengawasi

temannya.

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

96

e) Lebih ditngkatkan dalam membimbing siswa mengerjakan

LKS.

f) Guru harus lebih memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi.

g) Guru harus sering berkeliling dan mengawasi kelompok.

h) Guru harus lebih jelas dalam menjelaskan materi dan

mengoptimalkan penggunaan media papan tulis.

i) Guru harus memberikan kesempatan seluas-luasnya dan

memancing siswa agar berani bertanya.

j) Memberikan teguran kepada siswa yang ketahuan mencontek

dan memperhatikan ketepatan waktu.

k) Guru harus membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

pembelajaran.

l) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari

selanjutnya.

m) Guru harus mengkondisikan siswa sebelum menutup pelajaran.

2. Siklus II

a. Hasil Belajar Siswa

Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2014

dengan jumlah 24 siswa yang hadir dengan materi pokok hubungan

antar satuan panjang. Berdasarkan evaluasi pembelajaran siswa pada

siklus II setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

diperoleh data sebagai berikut:

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

97

Tabel 4.4 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II

Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Kode Siswa KKM Post test Keterangan

1 ARK 65 75 Tuntas

2 IR 65 60 Belum Tuntas

3 AA 65 70 Tuntas

4 BZ 65 60 Belum Tuntas

5 DS 65 75 Tuntas

6 FM 65 65 Tuntas

7 LCA 65 95 Tuntas

8 MAR 65 10 Belum Tuntas

9 MES 65 40 Belum Tuntas

10 NN 65 70 Tuntas

11 NA 65 20 Belum Tuntas

12 NS 65 70 Tuntas

13 NLA 65 85 Tuntas

14 RZ 65 50 Belum Tuntas

15 SI 65 95 Tuntas

16 SZ 65 85 Tuntas

17 SS 65 70 Tuntas

18 UN 65 20 Belum Tuntas

19 ZFR 65 85 Tuntas

20 SW 65 0 Belum Tuntas

21 TTDH 65 80 Tuntas

22 DA 65 85 Tuntas

23 UA 65 65 Tuntas

24 AAR 65 - -

25 MA 65 70 Tuntas

Jumlah ⅀1500

Rata-rata 62,5

Jumlah siswa yang tuntas 16 siswa/66,7%

Jumlah siswa yang belum tuntas 8 siswa/33,3%

Berdasarkan data dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa siswa

yang telah tuntas sebanyak 16 siswa atau 66,7% dari seluruh siswa,

sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa atau 33,3%

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

98

dengan nilai rata-rata kelas yaitu 62,5. Perbandingan hasil belajar

antara siswa tuntas dan belum tuntas tersaji pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus

II

Hasil belajar pada siklus II sudah menunjukkan hasil yang

memuaskan, namun hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan

klasikal yang diharapkan yaitu siswa yang tuntas belajar. Oleh

karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya.

Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus II ini,

terdapat faktor pendukung dan penghambat dari guru dan siswa

beserta ide perbaikan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.

Berikut ini tabel hasil pengamatan dan penjelasannya:

Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus II

Tuntas

Belum Tuntas

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

99

b. Hasil Pengamatan Guru

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Kegiatan Skala penilaian Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Perbaikan

4 3 2 1

Memberi salam

dan memimpin

do’a.

a.Guru

menyiapkan siswa

sebelum berdo’a.

b. Guru ikut

berdo’a bersama

siswa.

c. suara guru

keras.

Apersepsi. Sudah bagus.

Keterampilan menggunakan model NHT

a. Menyiapkan

siswa dalam

kelompok.

Guru sudah baik

dalam menyiapkan

siswa dalam

kelompok.

Beberapa

siswa ramai

ketika diminta

menyiapkan

diri.

Guru

mengkondisi

kan siswa.

b. Menjelaskan

langkah-

langkah

pembelajaran

NHT.

Sudah baik dan

jelas.

c. Membimbing

kelompok

mengerjakan

LKS

Belum

optimal.

Harus lebih

telaten.

d. Mendorong

siswa untuk

aktif dalam

diskusi

Guru sudah dapat

mengenali nama

siswa sehingga

mudah

berinteraksi.

e. Mengawasi

setiap

kelompok

secara

bergiliran.

Belum

optimal.

Guru harus

sering

berkeliling.

Kemampuan

dalam

menjelaskan

a. Guru

menyampaikan

tujuan

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

100

Kegiatan Skala penilaian Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Perbaikan

4 3 2 1

materi. pembelajaran.

b. Guru menguasai

materi ajar dengan

baik dan

menyampaikan

materi dengan

jelas.

c. Guru

memberikan

penjelasan ulang

bagi siswa yang

kesulitan

memahami materi.

Penggunaan

media.

Penggunaan media

sudah tepat.

Penggunaan

bahasa (lancar,

sopan,

intonasi).

Penggunaan

bahasa sudah

lancar, dan sopan.

Intonasi suara

perlu

diperbaiki.

Pemberian

pertanyaan.

Guru sudah bisa

memancing siswa

mengajukan

pertanyaan.

Beberapa

siswa masih

takut bertanya

Guru

mengajukan

pertanyaan

pada siswa

yang tidak

memperhati-

kan.

Kemampuan

melakukan

evaluasi.

a. Soal yang

diberikan jelas.

b. Kemandirian

dalam

mengerjakan

evaluasi sudah

meningkat.

Masih ada

beberapa siswa

mencontek

temannya.

Guru

memperingat

kan siswa

yang

mencontek

akan diambil

lembar

jawabnya.

Memberikan

penghargaan

individu dan

kelompok.

a. Guru

memberikan tanda

bintang bagi

kelompok yang

berhasil menjawab

dan

mempresentasikan

dengan benar dan

suaranya keras.

b. Memberi tepuk

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

101

Kegiatan Skala penilaian Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Perbaikan

4 3 2 1

tangan yang

meriah bagi siswa

yang berani maju

ke depan.

Menyimpulkan

materi

pembelajaran.

Guru dan siswa

bersama-sama

merumuskan

materi

pembelajaran.

Kemampuan

guru dalam

menutup

pembelajaran.

Guru sudah

mengkondisikan

siswa sebelum

mengucapkan

salam.

Ketepatan

menggunakan

jam pelajaran

Penggunaan

waktu masih

melebihi dari

waktu normal.

c. Hasil Pengamatan Siswa

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

Kegiatan

Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan 4 3 2 1

Siswa menjawab

salam dan

berdo’a.

Siswa

bersemangat dan

kompak

menjawab salam

dari guru.

Siswa

memperhatikan

penjelasan

materi.

Sebagian besar

siswa sudah

memperhatikan

penjelasan materi

dari guru.

Beberapa siswa

masih ada yang

kurang

memperhatikan

(melamun).

Guru harus lebih

tegas terhadap

siswa yang

kurang

memperhatikan.

Siswa

mengajukan

pertanyaan.

Siswa sudah

mulai berani

bertanya.

Masih ada siswa

yang malu bertanya

Guru harus lebih

memotivasi agar

siswa tidak malu

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

102

Kegiatan

Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan 4 3 2 1

bertanya.

Siswa menjawab

pertanyaan.

Sebagian besar

siswa sudah

menjawab

pertanyaan yang

diajukan guru.

Ada beberapa

siswa yang diam,

masih takut

salah/ragu-ragu

dalam menjawab

pertanyaan dari

guru.

Guru harus

meyakinkan/me

motivasi siswa

agar berani dan

tidak takut

salah.

Siswa aktif

dalam kegiatan

diskusi.

Sebagian besar

siswa sudah

mulai aktif dalam

kelompoknya

masing-masing.

Masih ada

beberapa siswa

yang tidak aktif

dalam proses

berdiskusi

(bermain sendiri).

Guru lebih

memberikan

motivasi pada

siswa yang pasif

agar aktif dalam

kelompok dan

meminta teman

sekelompoknya

membimbing

temannya yang

pasif.

Keberanian

mempresentasik

an hasil diskusi

di depan kelas

Sebagian siswa

sudah

bersemangat

maju.

Siswa

mempresentasikan

hasil diskusi

dengan suara yang

sangat pelan.

Guru meminta

siswa

mempresentasik

an dengan suara

keras.

Siswa

mengerjakan

soal evaluasi

Sebagian siswa

sudah memiliki

kemandirian

dalam

mengerjakan soal

evaluasi.

Masih ada

beberapa siswa

yang tidak jujur

dalam mengerjakan

soal evaluasi

Guru

memperingatkan

untuk bekerja

sendiri dan akan

mengambil

lembar jawaban

siswa yang

ketahuan

mencontek.

Siswa menjawab

salam

Siswa menjawab

salam dari guru

dengan kompak.

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

103

1) Hal-hal yang mendukung

Guru:

a) Guru terlebih dahulu menyiapkan siswa, suara guru keras dan

semangat dalam mengucapkan salam dan ikut berdo’a

bersama.

b) Apersepsi sudah tepat.

c) Guru sudah baik dan jelas dalam menjelaskan langkah-langkah

NHT.

d) Guru sudah baik dalam menyiapkan siswa dalam kelompok.

e) Guru sudah baik dalam menjelaskan langkah-langkah NHT.

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

g) Guru menguasai materi ajar dengan baik dan memberikan

penjelasan ulang bagi siswa yang lemah/kesulitan dalam

memahami materi.

h) Guru sudah dapat mengenali nama siswa sehingga mudah

berinteraksi.

i) Guru sudah memancing siswa agar berani bertanya.

j) Guru bersama-sama siswa memyimpulkan materi

pembelajaran.

Siswa:

a) Siswa bersemangat dalam menjawab salam dari guru.

b) Sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan materi

dari guru.

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

104

c) Sebagian siswa sudah berani bertanya.

d) Sebagian siswa sudah berani menjawab pertanyaan dari guru.

e) Siswa sudah bersemangat maju ke depan kelas.

f) Sebagian siswa sudah terbiasa dengan model NHT dan mulai

aktif dalam kelompoknya masing-masing.

g) Sebagian besar siswa sudah memiliki kemandirian dalam

mengerjakan soal evaluasi.

h) Siswa menjawab salam penutup dari guru dengan kompak.

2) Hal-hal yang menghambat

Guru:

a) Ada siswa yang ramai ketika diminta menyiapkan diri.

b) Kegiatan membimbing siswa mengerjakan LKS belum

optimal.

c) Kegiatan pengawasan terhadap jalannya evaluasi belum

optimal sehingga masih ada siswa yang mencontek.

d) Penggunaan waktu masih melebihi dari waktu normal.

Siswa:

a) Beberapa siswa masih ada yang kurang memperhatikan.

b) Masih ada siswa yang malu bertanya.

c) Ada beberapa siswa yang masih takut/ragu-ragu dalam

menjawab pertanyaan dari guru.

d) Masih ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam proses

diskusi.

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

105

e) Masih ada beberapa siswa yang malu jika diminta maju ke

depan kelas dan kurang keras/berani dalam mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya.

f) Ada beberapa siswa yang tidak ikut dalam meyimpulkan

materi.

g) Masih ada beberapa siswa yang tidak jujur dalam mengerjakan

soal evaluasi.

3) Ide perbaikan

a) Guru harus lebih telaten dalam membimbing siswa

mengerjakan LKS.

b) Lebih memberikan perhatian pada siswa yang pasif dan

memberikan hukuman menyanyi bagi kelompok yang

mendapat bintang paling sedikit.

c) Guru memotivasi siswa untuk ikut serta meyimpulkan materi.

d) Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tidak

memperhatikan.

e) Guru memperingatkan siswa yang ketahuan mencontek akan

diambil lembar jawabnya.

f) Guru memberikan dua bintang bagi siswa/kelompok yang

dapat mempresentasikan dengan suara keras dan memberikan

motivasi untuk menambah rasa percaya diri siswa.

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

106

3. Siklus III

a. Hasil Belajar Siswa

Siklus III dilaksanakan pada hari Selasa, 4 November 2014

dengan jumlah 24 siswa yang hadir dengan materi pokok hubungan

antar satuan berat. Adapun hasil dari evaluasi (post test) setelah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diketahui

pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III

Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III

No Kode Siswa KKM Post Test Keterangan

1 ARK 65 45 Belum Tuntas

2 IR 65 95 Tuntas

3 AA 65 100 Tuntas

4 BZ 65 85 Tuntas

5 DS 65 90 Tuntas

6 FM 65 90 Tuntas

7 LCA 65 100 Tuntas

8 MAR 65 80 Tuntas

9 MES 65 70 Tuntas

10 NN 65 85 Tuntas

11 NA 65 75 Tuntas

12 NS 65 85 Tuntas

13 NLA 65 80 Tuntas

14 RZ 65 95 Tuntas

15 SI 65 90 Tuntas

16 SZ 65 95 Tuntas

17 SS 65 75 Tuntas

18 UN 65 95 Tuntas

19 ZFR 65 100 Tuntas

20 SW 65 40 Belum Tuntas

21 TTDH 65 85 Tuntas

22 DA 65 100 Tuntas

23 UA 65 100 Tuntas

24 AAR 65 - -

25 MA 65 90 Tuntas

Jumlah ⅀2045

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

107

Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III

No Kode Siswa KKM Post Test Keterangan

Rata-rata 85,20

Jumlah siswa yang tuntas 22 siswa/91,67%

Jumlah siswa yang belum tuntas 2 siswa/8,3%

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh data terdapat 22 siswa atau

91,67% yang tuntas dalam belajar, dan 2 siswa atau 8,3% belum

tuntas dalam belajar dengan nilai rata-rata kelas yaitu 85,20.

Perbandingan hasil belajar siswa yang tuntas dan belum tuntas tersaji

pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus

III

Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.3 ketuntasan klasikal

sudah mencapai Siswa yang tuntas belajar dalam siklus III ini

sudah mencapai 91,67%. Berdasarkan pengamatan faktor pendukung

mengalami peningkatan, sedangkan faktor penghambat berkurang

Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus III

Tuntas

Belum Tuntas

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

108

pada pelaksanaan siklus III ini. Berikut tabel hasil pengamatan beserta

penjelasannya:

b. Hasil Pengamatan Guru

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru Siklus III

Kegiatan Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Perbaikan

4 3 2 1

Memberi salam dan

memimpin do’a

(mengkondisikan

kelas).

Guru kreatif

mengkondisikan

siswa sebelum

berdo’a.

Apersepsi. Sudah bagus.

Keterampilan menggunakan model NHT

a. Menyiapkan siswa

dalam kelompok.

Sudah baik.

b. Menjelaskan

langkah-langkah

pembelajaran

NHT.

Sudah baik dan jelas.

c. Membimbing

siswa mengerjakan

LKS

Sudah bagus dan

telaten.

d. Mendorong siswa

untuk aktif dalam

diskusi.

Sudah baik.

e. Mengawasi setiap

kelompok secara

bergiliran.

Guru sering

berkeliling.

Kemampuan dalam

menjelaskan materi.

a. Guru

menyampaikan

tujuan pembelajaran.

b. Guru menguasai

materi ajar dengan

baik dan

menyampaikan

materi dengan jelas.

Penggunaan media. Penggunaan media

sudah tepat.

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

109

Kegiatan Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Perbaikan

4 3 2 1

Penggunaan bahasa

(lancar, sopan,

intonasi).

Penggunaan bahasa

sudah lancar, sopan.

intonasi

suara perlu

diperbaiki.

Pemberian

pertanyaan.

Sudah baik.

Kemampuan

melakukan evaluasi.

Soal yang diberikan

jelas.

Memberikan

penghargaan

individu dan

kelompok.

Guru mengapresiasi

siswa dengan

memberikan dua

bintang dan tepuk

tangan yang meriah

bagi siswa yang

berani maju ke depan

dan

memperesentasikan

hasil diskusi dengan

suara jelas dan keras.

Masih ada 2

siswa yang

kurang berani

mempresenta

sikan dengan

suara jelas

dan keras.

Menyimpulkan

materi pembelajaran.

Guru sudah

berinteraksi dengan

siswa.

Kemampuan guru

dalam menutup

pembelajaran.

Guru sudah

mengkondisikan

siswa sebelum

mengucapkan salam.

Ketepatan

menggunakan jam

pelajaran.

Sudah sesuai dengan

waktu yang

diinginkan.

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

110

c. Hasil Pengamatan Siswa

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Siswa Siklus III

Kegiatan

Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan 4 3 2 1

Siswa menjawab

salam dan

berdo’a.

a. Pembiasaan

membaca Asmaul

Husna/mengaji

selama 15 menit

sebelum memulai

pelajaran.

b. Siswa menjawab

salam dengan

kompak.

Siswa

memperhatikan

penjelasan

materi.

Siswa sangat

antusias dengan

penjelasan dari guru.

Ada 1 siswa

yang tidur saat

guru

menjelaskan.

Siswa

mengajukan

pertanyaan.

Siswa sudah berani

bertanya.

Siswa menjawab

pertanyaan.

Siswa sangat

antusias menjawab

pertanyaan guru.

Siswa aktif

dalam kegiatan

diskusi.

Siswa sudah terbiasa

berdiskusi dan tidak

canggung dalam

mengutarakan

pendapatnya serta

kerjasama antar

anggota kelompok

meningkat.

Keberanian

mempresentasik

an hasil diskusi

Siswa semangat dan

berani

mempresentasikan

dengan suara keras.

Masih ada 2

siswa yang

presentasi

dengan suara

pelan.

Siswa

mengerjakan

soal evaluasi.

Siswa paham

dengan soal yang

diberikan guru.

Siswa menjawab Siswa menjawab

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

111

Kegiatan

Skala

penilaian

Hal yang

mendukung

Hal yang

menghambat

Rencana

perbaikan 4 3 2 1

salam. salam dari guru

dengan kompak.

Berdasarkan hasil pengamatan siklus III hal-hal yang menjadi

kendala dalam proses pembelajaran sudah berkurang. Guru sudah

terampil dalam menerapkan model pembelajaran NHT dan partisipasi

siswa sudah menunjukkan peningkatan, dari segi evaluasi hasl belajar

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Untuk itu

penelitan berhenti pada siklus III ini.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan

tentang data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat

pada tabel 4.10 di bawah ini:

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan

Belajar

Siklus I Post Test

Siklus II

Post Test

Siklus III Pre test Post test

Tuntas 0 (0%) 8 (34,78%) 16 (66,7%) 22 (91,67%)

Belum tuntas 23 (100%) 15 (65,21%) 8 (33,3%) 2 (8,3%)

Nilai rata-rata siswa 22,17 49,13 62,5 85,20

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

112

Analisis data tentang nilai siswa dalam tabel 4.10 menunjukkan bahwa

adanya peningkatan hasil belajar setelah diadakannya tindakan. Dari analisis

data tentang hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan hasil pre test

belum ada siswa yang tuntas dalam belajar, setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebanyak 8

siswa atau 34,78% tuntas dalam belajar. Pada siklus II jumlah siswa yang

tuntas meningkat menjadi 66,7%, yang belum tuntas berkurang menjadi

33,3%. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas mencapai 91,67%, dan yang

belum tuntas hanya 8,3% saja. Nilai rata-rata pada siklus I yaitu 49,13

sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 62,5, dan

pada siklus III nilai rata-rata juga meningkat mencapai 85,20. Pada

pelaksanaan siklus III ketuntasan klasikal telah tercapai yaitu 91,67% siswa

tuntas secara klasikal yang mana telah melebihi dari kriteria ketuntasan

klasikal yang ditetapkan sebasar siswa tuntas secara klasikal.

Meningkatnya hasil belajar dari siklus I ke siklus III disebabkan

karena pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dapat menambah/memperjelas pemahaman

siswa tentang materi yang dipelajari dan merangsang partisipasi siswa dalam

diskusi kelompok.

Dengan memerhatikan pembahasan hasil penelitian di atas peneliti

menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya,

dengan kata lain penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) di MI Nurul Huda Raji dapat meningkatkan hasil

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

113

belajar siswa mata pelajaran matematika pokok bahasan hubungan antar

satuan.

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

114

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan

melalui beberapa rangkaian tindakan dimulai dari siklus I, siklus II, dan siklus

III serta berdasarkan seluruh pembahasan dan hasil analisis data yang

dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas III mata pelajaran matematika pokok bahasan hubungan antar satuan.

Indikator tersebut dapat terlihat dari nilai post test siswa yang mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I terdapat 8 siswa atau 34,78%

siswa yang tuntas dalam belajar dan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa

atau 65,21% dengan nilai rata-rata 49,13. Pada siklus II jumlah siswa yang

tuntas meningkat menjadi 16 siswa atau 66,7% dan yang belum tuntas

berkurang menjadi 8 siswa atau 33,3% dengan nilai rata-rata 62,5. Pada

pelaksanaan siklus III jumlah siswa yang tuntas mencapai 22 siswa atau

91,67% dan yang belum tuntas hanya 2 orang siswa saja atau 8,3% dengan

nilai rata-rata 85,20.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti

mengajukan beberapa saran sebagai masukan , antara lain:

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

115

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya selalu memotivasi dan memfasilitasi guru

untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya dengan mengikuti

seminar-seminar dan pelatihan tentang model pembelajaran dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Head Together (NHT) hendaknya diterapkan kembali

pada pokok bahasan yang lain pada pelajaran matematika pada

khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya karena

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran

matematika.

b. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran hendaknya guru

melakukan persiapan yang matang dengan telebih dahulu memahami

langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran

yang berpedoman pada RPP yang telah disusun sebelumnya.

c. Guru hendaknya memberikan penjelasan yang jelas tentang langkah-

langkah model Numbered Head Together NHT agar siswa tidak

bingung dan menyamakannya dengan model diskusi biasa.

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

116

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ahmadi, Lif Khoiru, & Sofan Amri. 2011. Paikem Gembrot Mengembangkan

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira

dan Berbobot (Sebuah Analisis Teoritis, Konseptual, dan Praktik).

Jakarta: PT Prestasi Pustaka Karya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Buchori, Jumadi, & Erna Juliatun. 2007. Gemar Belajar Matematika. Semarang:

Aneka ilmu.

Daryanto, & Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Gava Media.

Departemen Agama RI. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah

Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Dimyati, & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Fajariah, Nur, & Defi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk

SD/MI Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Departeman Pendidikan

Nasional.

Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media.

Fathurrohman, Pupuh, & M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar

Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami. Bandung: PT Refika

Aditama.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, Moh Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press.

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur, dan

Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

117

Isjoni. 2013. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:

Alfabeta.

Jannah, Raodatul. 2011. Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya.

Jogjakarta: Diva Press.

Johnson, W David, Roger T Johnson, & Edythe Johnson Holubec. 2004.

Colaborative Learning: Strategi Pembelajaran untuk Sukses Bersama.

Terjemahan oleh Narulita Yusron. 2010. Bandung: Nusa Media.

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Lulusan Matematika.

Jakarta.

--------------------------. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Ratri, Dian kartika. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Number Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas V Materi Sifat Bangun Ruang, (Online),

(http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/fulltext/3cc6365ee507e46c.pdf,

diakses 6 Mei 2014).

Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi Bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan

Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Menpengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana. Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana.

Susilo. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher.

Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

118

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

------------------. 2011. Teori Motivasi & pengukurannya Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin, Martinis, & Bansu I. Ansari. 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan

Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

119

LAMPIRAN

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

120

Lampiran RPP Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Nurul Huda Raji Demak

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III/I

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit

Hari Pelaksanaan : Selasa, 28 Oktober 2014

Jam : 10.05-12.55

A. STANDAR KOMPETENSI

Geometri dan pengukuran

2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan

masalah.

B. KOMPETENSI DASAR

2.3 Menghitung hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar

satuan berat.

C. INDIKATOR

a. Menjelaskan hubungan hari, minggu, bulan, dan tahun.

b. Menjelaskan hubungan hari, jam, menit, dan detik.

c. Menentukan hubungan antar satuan waktu.

d. Menyelesaikan soal cerita yang mengandung hubungan antar satuan

waktu.

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

121

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan hubungan hari,

minggu, bulan, dan tahun dengan benar.

b. Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan hubungan hari,

jam, menit, dan detik dengan benar.

c. Dengan penjelasan dari guru dan melalui metode NHT siswa dapat

menentukan hubungan antar satuan waktu dengan benar.

d. Dengan penjelasan dari guru dan melalui metode NHT siswa dapat

menyelesaikan soal cerita yang mengandung hubungan antar satuan

waktu dengan benar.

E. MATERI AJAR

1) Hubungan hari, minggu, bulan, dan tahun

(a) Nama-nama hari

Nama-nama hari terdiri atas Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at.

Sabtu, dan Minggu.

(b) Nama-nama Bulan

Nama-nama bulan terdiri atas Januari, Februari, Maret, April, Mei,

Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember.

1 tahun = 12 bulan

1 bulan = 30 hari

1 minggu = 7 hari

1 bulan = 4 minggu

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

122

2) Hubungan hari, jam, menit, dan detik

1 hari = 24 jam

1 jam = 60 menit

1 menit = 60 detik

Jadi, 1 jam = 3.600 detik

3) Menentukan hubungan antar satuan waktu

Contoh soal:

Tentukan hubungan antar satuan waktu berikut ini!

a. 2 minggu = ... hari.

Jawab = 2 7 hari = 14 hari.

b. 3 bulan = ... hari.

Jawab = 3 30 hari = 90 hari.

c. 3 bulan = ... minggu.

Jawab = 3 4 minggu = 12 minggu.

d. 2 tahun = ... bulan.

Jawab = 2 12 bulan = 24 bulan.

e. 4 hari = ... jam.

Jawab = 4 24 jam = 96 jam.

f. 6 menit = ... detik.

Jawab = 6 60 detik = 360 detik.

g. 3 minggu + 10 hari = ... hari.

Jawab = 21 hari + 10 hari = 31 hari.

h. 2 bulan + 20 hari = ... hari.

Jawab = 60 hari + 20 hari = 80 hari.

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

123

4) Menggunakan satuan waktu dalam pemecahan masalah sehari-hari

Contoh:

Kak Yani berlibur ke rumah Nenek Mirah selama 2 minggu. Kemudian Ia

melanjutkan ke rumah Paman Sani selama 3 hari. Berapa hari Kak Yani

berlibur?

Jawab:

2 minggu + 3 hari = 14 hari + 3 hari = 17 hari

Jadi, kak Yani berlibur selama 17 hari.

F. METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran kooperatif : ceramah, tanya jawab, NHT, penugasan.

G. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO URAIAN KEGIATAN KARAKTER

1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

a. Guru memberikan salam dan memulai

pelajaran dengan berdo’a bersama.

b. Guru menanyakan kabar siswa sekaligus

melakukan presensi.

c. Apersepsi

Siswa ditanya “anak-anak siapa yang

tahu sekarang hari, tanggal, bulan, dan

tahun berapa?” “anak-anak siapa yang

punya jam tangan?” “jam berapa

sekarang?”

Religius

Disiplin

Perhatian

Rasa ingin tahu

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

124

Langkah 1 : Penomoran

d. Guru menginformasikan materi yang

akan dipelajari pagi hari ini dan

menjelaskan model NHT yang akan

diterapkan dalam proses pembelajaran.

e. Guru membagi siswa menjadi 5

kelompok yang heterogen (masing-

masing kelompok terdiri dari 5 orang).

Ada kelompok segitiga, bintang, belah

ketupat, persegi, dan lingkaran.

f. Guru mengatur posisi duduk kelompok.

g. Guru membagikan topi penomoran

kepada masing-masing siswa. Siswa

diminta untuk menamai topi

penomorannya masing-masing.

Rasa ingin tahu

Toleransi

2. Kegiatan Inti (100 menit)

a. Eksplorasi

Guru meminta siswa untuk mengerjakan

soal pre test secara individu.

b. Elaborasi

1) Bernyanyi lagu nama-nama hari.

2) Guru memberikan penjelasan materi

dengan bantuan media tabel

Jujur

Perhatian

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

125

hubungan antar satuan waktu,

kalender, dan jam dinding.

Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan

3) Guru mengajukan pertanyaan kepada

siswa dengan meminta siswa

mengerjakan LKS.

Langkah 3 : Berpikir Bersama

4) Guru memberikan kesempatan

kepada kelompok-kelompok untuk

berdiskusi dan menyatukan pendapat

serta memastikan anggota

kelompoknya mengetahui

jawabannya.

Langkah 4 : Menjawab Pertanyaan

5) Guru memanggil salah satu nomor

dalam kelompok secara acak.

6) Siswa yang dipanggil nomornya

mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya, kelompok yang lain

menanggapi.

7) Guru memberikan bintang bagi

kelompok yang berhasil menjawab

dengan benar.

Kerjasama

Menghargai

Tekun

Tanggung jawab

Keberanian

Menghargai

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

126

8) Konfirmasi

a) Memberikan penguatan dan

meluruskan jika terjadi

kesalahpahaman.

b) Guru memberikan hukuman

menyanyi di depan kelas bagi

kelompok yang mendapat

bintang paling sedikit.

Perhatian

3. Kegiatan Penutup (25 menit)

a. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

b. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan berdo’a bersama.

Jujur

Religius

H. SUMBER BELAJAR dan MEDIA PEMBELAJARAN

1) Sumber Belajar

a. Buku Gemar Belajar Matematika untuk SD/MI kelas III oleh Buchori

dkk.

b. Buku paket BSE Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI kelas III

oleh Fajariyah dan Triratnawati.

2) Media Pembelajaran

Kalender, jam dinding, tabel hubungan antar satuan waktu, topi

penomoran siswa, potongan bintang, lembar kerja siswa, lembar evaluasi.

I. PENILAIAN

Teknik : tertulis

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

127

Bentuk Instrumen : latihan soal

J. EVALUASI

Evaluasi terlampir

Kunci jawaban evaluasi:

1. 21 hari 6. 72 jam

2. 60 hari 7. 300 detik

3. 8 minggu 8. 360 menit

4. 48 bulan 9. 95 menit

5. 15 bulan 10. 3 bulan + 2 minggu + 10 hari = 114 hari

K. PEDOMAN PENSKORAN

Demak, 28 Oktober 2014

Peneliti

Langga Cintia Dessi

NIM: 11510089

Guru kelas III

(Sulaiman, S.Pd.I)

NIY. 91.00.0017

Mengetahui,

Kepala MI Nurul Huda Raji

(Arifin, S.Pd.I.,MM)

NIP. 198107152007101001

Nilai = jumlah benar x 10

= 100

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

128

Lampiran RPP Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Nurul Huda Raji

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Hari Pelaksanaan : Rabu, 29 Oktober 2014

A. STANDAR KOMPETENSI

Geometri dan pengukuran

2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam pemecahan

masalah.

B. KOMPETENSI DASAR

2.3 Menghitung hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar

satuan berat.

C. INDIKATOR

a. Menyebutkan urutan satuan panjang.

b. Menjelaskan hubungan antar satuan panjang.

c. Menentukan hubungan antar satuan panjang.

d. Menyelesaikan soal cerita yang mengandung hubungan antar satuan

panjang.

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

129

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Dengan penjelasan dari guru dan mengamati gambar siswa dapat

meyebutkan urutan satuan panjang dengan benar.

b. Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan hubungan antar

satuan panjang dengan benar.

c. Dengan penjelasan dari guru dan melalui metode NHT siswa dapat

menentukan hubungan antar satuan panjang dengan benar.

d. Dengan penjelasan dari guru dan melalui metode NHT siswa dapat

menyelesaikan soal cerita yang mengandung hubungan antar satuan

panjang dengan benar.

E. MATERI AJAR

a. Hubungan antar satuan panjang

1 km = 1.000 m

1 m = 10 dm

1 dm = 10 cm

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

130

1 cm = 10 mm

1 m = 10 dm = 100 cm

b. Menentukan hubungan antar satuan panjang

Contoh soal:

Tentukan hubungan antar satuan panjang berikut ini!

1. 3 km = ... hm.

Jawab = (3 x 10) hm = 30 hm.

2. 4 km = ... dam.

Jawab = (4 x 100) dam = 400 dam.

3. 4 m = ... cm.

Jawab = (4 x 100) cm = 400 cm.

4. 20 cm = ... dm.

Jawab = (20 : 10) dm = 2 dm.

5. 500 cm = ... dm.

Jawab = (500 : 10) dm = 50 dm.

6. 2 m + 2 dm = ... cm.

Jawab = (2 x 100) cm + (2 x 10) cm = (200 + 20) cm = 220 cm

7. 4 m + 12 cm = ... cm.

Jawab = (4 x 100) cm + 12 cm = (400 + 12) cm = 412 cm.

c. Menggunakan satuan panjang dalam pemecahan masalah sehari-hari

Contoh soal:

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

131

Ima membeli kain biru sepanjang 300 m. Ia juga membeli kain merah

sepanjang 500 m. Berapa cm-kah panjang masing-masing kain yang dibeli

Ima?

Jawab:

Kain biru 300 cm = 3 m

Kain merah 500 cm = 5 m

Jadi, panjang kain biru adalah 3 m dan panjang kain merah 5 m.

F. METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran kooperatif: ceramah, tanya jawab, NHT, penugasan.

G. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO URAIAN KEGIATAN KARAKTER

1 Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

a. Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap

belajar.

b. Guru memberikan salam dengan suara keras

dan jelas serta bersama-sama siswa membaca

“basmalah” sebelum memulai pelajaran.

c. Presensi

d. Guru mengulas singkat pelajaran pada

pertemuan sebelumnya.

e. Apersepsi

Siswa ditanya ”anak-anak sebelum pelajaran

matematika jam pelajaran pertama tadi apa?”

Religius

Disiplin

Perhatian

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

132

“anak-anak tadi habis olahraga apa?”

Langkah 1 : Penomoran

f. Menginformasikan materi dan tujuan

pembelajaran hari ini.

g. Guru menjelaskan secara jelas model NHT

yang akan diterapkan dalam proses

pembelajaran.

h. Guru meminta siswa mempersiapkan diri

untuk memakai topi penomorannya, dan

berkumpul bersama kelompoknya.

i. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam

kelompoknya dan menginformasikan

pemberian hukuman bagi kelompok yang

mendapat bintang paling sedikit.

2 Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

1) Guru menempelkan gambar tangga satuan

panjang di papan tulis, siswa diminta

mengamati gambar.

2) Guru mengecek pengetahuan awal siswa

dengan mengajukan pertanyaan secara

klasikal tentang satuan panjang.

Perhatian

Keberanian

Keingintahuan

Kreatif

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

133

b. Elaborasi

(1) Guru menjelaskan materi satuan panjang

dengan menggunakan media gambar

tangga satuan panjang.

Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan

(2) Guru mengajukan pertanyaan untuk

seluruh kelompok dalam bentuk lembar

kerja siswa (LKS) materi hubungan antar

satuan panjang.

Langkah 3 : Berpikir Bersama

(3) Guru menunjuk salah satu siswa menjadi

ketua kelompok.

(4) Guru memberikan kesempatan kepada

siswa selama 15 menit untuk berpikir

menemukan jawaban yang tepat bersama

anggota kelompoknya. Setiap kelompok

harus memastikan semua anggota

kelompoknya mengetahui jawabannya

dan mengetahui cara mengerjakannya.

(5) Guru memonitor siswa dalam berdiskusi

kelompok.

(6) Guru memberikan bimbingan secara

bergantian kepada semua kelompok.

Aktif

Tanggung jawab

Tanggung jawab

Kerja keras

Rasa ingin tahu

Bersahabat

Kerjasama

Aktif

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

134

Langkah 4 : Menjawab Pertanyaan

(7) Guru memanggil salah satu nomor secara

acak. Siswa yang dipanggil nomernya

yang pertama kali mengacungkan tangan

diminta maju ke depan untuk menjawab

pertanyaan dan menjelaskannya dengan

suara keras (sesekali guru dapat meminta

semua siswa yang memiliki nomor kepala

yang sama untuk maju secara bersamaan

menuliskan jawaban kelompok di papan

tulis).

(8) Kelompok yang lain menyimak dan

menanggapi jawaban dari kelompok yang

mempresentasikan.

(9) Guru memberikan bintang kemudian

menempelkannya di topi penomoran

siswa dan meminta seluruh siswa

memberikan tepuk tangan yang meriah

bagi temannya yang berani maju ke depan

dan berhasil menjawab dan menjelaskan

dengan benar.

c. Konfirmasi

(1) Guru memberikan penjelasan ulang dan

Keberanian

Menghargai

prestasi

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

135

mengkonfirmasi jika ada jawaban yang

kurang tepat.

(2) Guru memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada siswa untuk bertanya jika

ada hal yang kurang paham/jelas terutama

bagi siswa yang kurang mampu.

(3) Siswa menyimpulkan materi pelajaran

dibimbing oleh guru.

(4) Guru memberikan hukuman menyanyi

bagi kelompok yang mendapat bintang

paling sedikit.

3 Kegiatan Penutup (10 menit)

a. Guru meminta siswa mengerjakan soal

evaluasi (post test) dan mengingatkan siswa

untuk tidak saling mencontek.

b. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya yaitu tentang

hubungan antar satuan berat, dan meminta

siswa mempelajarinya di rumah.

c. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan

berdo’a bersama.

Kejujuran

Mandiri

Religius

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

136

H. SUMBER BELAJAR dan MEDIA PEMBELAJARAN

1) Sumber Belajar

a. Buku Gemar Belajar Matematika untuk SD/MI kelas III oleh Buchori

dkk.

b. Buku paket BSE Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI kelas III

oleh Fajariyah dan Triratnawati.

2) Media Pembelajaran

Topi penomoran siswa, gambar tangga satuan berat, lembar kerja siswa,

lembar evaluasi.

I. PENILAIAN

Teknik : tertulis

Bentuk Instrumen : latihan soal

J. EVALUASI

Evaluasi terlampir

Kunci Jawaban:

1. 50 hm 6. 4 dm

2. 900 m 7. 90 dm

3. 60 cm 8. 70 mm

4. 700 dam 9. 630 cm

5. 30 dm 10. 65 dm = 650 cm

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

137

K. PEDOMAN PENSKORAN

Demak, 29 Oktober 2014

Peneliti Guru kelas III

(Langga Cintia Dessi) (Sulaiman, S. Pd.I)

NIM : 11510089 NIY. 91.00.0017

Mengetahui,

Kepala MI Nurul Huda Raji

Nilai : benar x 10 = 100

Page 155: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

138

Lampiran RPP Siklus III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Nurul Huda Raji Demak

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III/I

Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit

Hari Pelaksanaan : Selasa, 4 November 2014

A. STANDAR KOMPETENSI

Geometri dan pengukuran

2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam pemecahan

masalah.

B. KOMPETENSI DASAR

2.3 Menghitung hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar

satuan berat.

C. INDIKATOR

a. Menyebutkan urutan satuan berat.

b. Menjelaskan hubungan antar satuan berat.

c. Menentukan hubungan antar satuan berat.

d. Menyelesaikan soal cerita yang mengandung satuan berat.

Page 156: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

139

D. TUJUAN PEMBELAJARAN.

a. Dengan penjelasan dari guru dan mengamati gambar tangga satuan berat

siswa dapat meyebutkan urutan satuan berat dengan benar.

b. Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan hubungan antar

satuan berat dengan benar.

c. Dengan penjelasan dari guru dan melalui metode NHT siswa dapat

menentukan hubungan antar satuan berat dengan benar.

d. Dengan penjelasan dari guru dan melalui metode NHT siswa dapat

menyelesaikan soal cerita yang mengandung satuan berat dengan benar.

E. MATERI AJAR

a. Hubungan antar satuan berat

1 kg = 10 ons = 10 hg

1 ons = 100 g

b. Menentukan hubungan antar satuan berat

Contoh soal:

1. 3 kg = ... ons.

Jawab = (3 x10) ons = 30 ons.

2. 5 kg = ... hg.

Page 157: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

140

Jawab = (5 x 10) hg = 50 hg.

3. 6 hg = ... gr

Jawab = (6 x 100) gr = 600 gr.

4. 3 ons = ... gr.

Jawab = (3 x 100) gr = 300 gr.

5. 60 ons = ... kg.

Jawab = (60 : 10) kg = 6 kg.

6. 5 kg + 5 ons = ... ons.

Jawab = (5 x 10) ons + 5 ons = (50 + 5 ) ons = 55 ons.

7. 2 dag – 3 gr = ... gr.

Jawab = (2 x 10) gr – 3 gr = (20 – 3 ) gr = 17 gr.

c. Menggunakan satuan berat dalam pemecahan masalah sehari-hari

Contoh soal cerita

Kiki ke toko membeli 3 kg gula pasir dan 5 ons gula merah. Berapa gram-

kah berat masing-masing belanjaan Kiki?

Jawab:

Gula pasir 3 kg = 3000 gr

Gula merah 10 ons = 500 gr

Jadi, berat belanjaan Kiki adalah 3000 gr gula pasir dan 500 gr gula

merah.

F. METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran kooperatif: ceramah, tanya jawab, NHT, penugasan.

Page 158: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

141

G. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO URAIAN KEGIATAN KARAKTER

1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

a. Guru mengkondisikan siswa.

b. Guru memberikan salam dengan suara keras

dan jelas serta meminta ketua kelas

memimpin do’a bersama.

c. Guru menanyakan kabar siswa sekaligus

mengecek kehadiran siswa.

d. Guru mengulas pelajaran pada pertemuan

sebelumnya.

e. Apersepsi

Siswa ditanya “anak-anak siapa yang tadi pagi

sarapan lauk telur?” “siapa yang pernah

disuruh ibunya pergi membeli telur, gula,

tepung di warung?” “disuruh beli berapa?”

“anak-anak siapa yang pernah menimbang

berat badannya?”

f. Guru menginformasikan materi dan tujuan

pembelajaran hari ini.

Langkah 1 : Penomoran

g. Guru menjelaskan secara jelas langkah-

langkah model NHT.

Disiplin

Perhatian

Disiplin

Rasa ingin tahu

Kreatif

Page 159: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

142

h. Guru meminta siswa segera mempersiapkan

diri bersama kelompoknya dan memakai topi

penomorannya masing-masing.

i. Guru memotivasi siswa agar aktif dalam

pembelajaran.

2 Kegiatan Inti (100 menit)

a. Eksplorasi

(1) Guru menempel media gambar satuan

berat di papan tulis.

(2) Guru meminta siswa mengamati gambar

tangga satuan berat.

(3) Guru memberikan pertanyaan secara

klasikal kepada siswa tentang satuan berat.

b. Elaborasi

(1) Guru menjelaskan materi satuan berat

dengan menggunakan media gambar

tangga satuan berat dengan jelas.

(2) Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti terutama bagi siswa yang

lemah pemahamannya.

Langkah 2 : Mengajukan pertanyaan

(3) Guru mengajukan pertanyaan hubungan

Rasa ingin tahu

Perhatian

Konsentrasi

Semangat

Page 160: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

143

antar satuan berat dalam bentuk lembar

kerja serta membagikan lembar kerja

siswa dan meminta siswa mengerjakan

bersama kelompoknya.

Langkah 3 : Berpikir bersama

(4) Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berdiskusi bersama anggota

kelompoknya selama 25 menit dan

mengingatkan setiap kelompok harus

memastikan anggota kelompoknya

mengetahui jawabannya dan proses

memperoleh jawaban tersebut.

(5) Guru menunjuk siswa sebagai ketua

untuk mengawasi sekaligus membantu

temannya yang kurang mampu.

(6) Guru berkeliling kelas untuk

mengarahkan dan membimbing siswa

dalam berdiskusi kelompok.

(7) Guru memastikan semua anggota

kelompok terlibat dalam diskusi

kelompok.

Langkah 4: Menjawab pertanyaan

(8) Guru menunjuk nomer secara acak, dan

Tanggung jawab

Toleransi

Perhatian

Ketekunan

Kerjasama

Tanggung jawab

Page 161: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

144

bagi siswa yang mengacungkan tangan

duluan diminta maju untuk

mempresentasikan hasil diskusinya

dengan suara keras dan jelas (sesekali

guru dapat meminta semua siswa yang

memiliki nomer kepala yang sama untuk

maju secara bersamaan menuliskan

jawaban kelompok di papan tulis).

(9) Guru memberikan kesempatan kepada

siswa dari kelompok lain yang memiliki

nomer kepala yang sama menanggapi

jawaban temannya yang maju ke depan

kelas.

(10) Guru memberikan bintang bagi

siswa yang berhasil mempresentasikan

hasil diskusi dengan jawaban yang tepat

dengan suara keras dan jelas.

(11) Guru meminta semua siswa

memberikan tepuk tangan yang meriah

bagi temannya yang berani maju ke depan

kelas.

c. Konfirmasi

(1) Guru memberikan konfirmasi dan

Keberanian

Demokratis

Bersahabat

Komunikatif

Page 162: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

145

penjelasan ulang.

(2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk

menanyakan hal yang belum jelas.

(3) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari hari ini.

Menghargai

prestasi

3 Kegiatan Penutup (25 menit)

a. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara

individu.

b. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan

berdo’a bersama.

Mandiri

Religius

H. SUMBER BELAJAR dan MEDIA PEMBELAJARAN

1) Sumber Belajar

a. Buku Gemar Belajar Matematika untuk SD/MI kelas III oleh Buchori

dkk.

b. Buku paket BSE Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI kelas

III oleh Fajariyah dan Triratnawati.

2) Media Pembelajaran

Gambar tangga satuan berat, lembar kerja siswa, lembar evaluasi.

I. PENILAIAN

Teknik : tertulis

Bentuk Instrumen : latihan soal

Page 163: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

146

J. EVALUASI

Lembar evaluasi terlampir

Kunci Jawaban:

1. 50 ons 6. 40 dg

2. 70 ons 7. 5 kg

3. 200 gr 8. 35 ons

4. 700 gr 9. 440 gr

5. 30 mg 10. 8 ons = 800 gr

K. PEDOMAN PENSKORAN

Demak, 4 November 2014

Peneliti Guru kelas III

(Langga Cintia Dessi) (Sulaiman, S. Pd.I)

NIM : 11510089 NIY. 91.00.0017

Mengetahui,

Kepala MI Nurul Huda Raji

(Arifin, S.Pd.I.,MM)

NIP. 198107152007101001

Nilai : benar x 10 = 100

Page 164: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

147

Lampiran 4

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I

Kerjakan soal-soal di bawah ini secara berkelompok!

1. 9 minggu = ... hari

2. 5 tahun = ... bulan

3. 6 bulan = ... hari

4. 7 bulan = ... minggu

5. 4 bulan + 15 hari = ... hari

6. 3 jam = ... menit

7. 2 menit = ... detik

8. 3 jam + 20 menit = ... menit

9. 2 jam + 6 menit = ... menit

10. Bapak berkunjung ke rumah paman di Bandung selama 2 minggu

lebih 3 hari. Berapa hari-kah bapak berkunjung ke rumah paman

?

Nama Anggota : .............................................................

................................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

KELOMPOK : ...............................................................

Page 165: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

148

Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS II

Kerjakan soal-soal di bawah ini secara berkelompok!

1. 5 m = ... dm

2. 7 km = ... hm

3. 4 dm = ... cm

4. 8 m = ... cm

5. 300 cm = ... dm

6. 9 dm = ... mm

7. 2 hm = ... m

8. 600 mm = ... dm

9. 3 m + 15 cm = ... cm

10. Ratna membuat rangkaian bunga sepanjang 15 dm. Berapa

cm-kah panjang rangkaian bunga Ratna?

Nama Anggota : .............................................................

................................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

KELOMPOK :

Page 166: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

149

Lampiran 6

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS III

Kerjakan soal-soal di bawah ini secara berkelompok!

1. 8 kg = ... ons

2. 2 ons = ... gr

3. 9 kg = ... hg

4. 3 hg = ... gr

5. 3 kg = ... dag

6. 30 ons = ... kg

7. 4 ons = ... dag

8. 4 ons + 6 dag = ... gr

9. Bu Narita membeli beras 6 kg. Berapa ons-kah beras yang dibeli bu

Narita?

10. Pak Duloh pergi ke kota untuk berbelanja. Ia membeli makanan ayam

sebanyak 5 kg lebih 2 ons. Berapa ons-kah makanan ayam yang dibeli pak

Duloh?

Nama Anggota : .............................................................

................................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

KELOMPOK : ...............................................................

Page 167: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

150

Lampiran 7

SOAL PRE TEST SIKLUS I

Coba kerjakan soal-soal berikut dengan benar!

1. 1 minggu = ... hari.

2. 1 bulan = ... hari.

3. 3 bulan = ... minggu.

4. 1 tahun = ... bulan.

5. 1 tahun + 2 bulan = ... bulan.

6. 2 hari = ... jam.

7. 2 jam = ... menit.

8. 7 menit = ... detik.

9. 2 jam + 20 menit = ... menit.

10. Bu marni tinggal di Solo selama 2 tahun lebih 3 bulan. Berapa

bulan-kah Bu Marni tinggal di Solo?

Nama :

No Absen :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Nilai :

Page 168: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

151

Lampiran 8

LEMBAR POST TEST SIKLUS I

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. 3 minggu = ... hari.

2. 2 bulan = ... hari.

3. 2 bulan = ... minggu.

4. 4 tahun = ... bulan.

5. 1 tahun + 3 bulan = ... bulan.

6. 3 hari = ... jam.

7. 5 menit = ... detik.

8. 6 jam = ... menit.

9. 1 jam + 35 menit = ... menit.

10. Warga Bangu dapat mendirikan gedung dalam waktu 3 bulan

lebih 2 minggu dan 10 hari. Berapa hari-kah mereka dapat

membangun gedung itu?

Nama :

No Absen :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Nilai :

Page 169: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

152

Lampiran 9

LEMBAR POST TEST SIKLUS II

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. 5 km = ... hm

2. 9 hm = ... m

3. 6 dm = ... cm

4. 7 km = ... dam

5. 3 m = ... dm

6. 40 cm = ... dm

7. 900 cm = ... dm

8. 7 cm = ... mm

9. 6 m + 3 dm = ... cm

10. Budi memotong tali senar sepanjang 65 dm untuk memancing.

Berapa cm-kah tali senar yang dipotong Budi?

Nama :

No Absen :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Nilai :

Page 170: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

153

Lampiran 10

LEMBAR POST TEST SIKLUS III

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. 5 kg = ... ons

2. 7 kg = .... hg

3. 2 hg = ... gr

4. 7 ons = ... gr

5. 3 cg = ... mg

6. 4 gr = ... dg

7. 50 ons = ... kg

8. 3 kg + 5 ons = ... ons

9. 4 ons + 40 gr = ... gr

10. Bella akan membuat kue. Bella membeli 8 ons tepung terigu.

Berapa gram-kah berat tepung terigu yang dibeli Bella?

Nama :

No Absen :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Nilai:

Page 171: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

154

Lampiran 11

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA

1. Materi apa yang selama ini siswa masih merasa kesulitan?

2. Berapa nilai KKM untuk mata pelajaran matematika di MI Nurul Huda?

3. Metode apa yang biasa bapak terapkan dalam pembelajaran matematika

selama ini?

4. Kendala apa saja yang sering bapak hadapi ketika proses pembelajaran

berlangsung?

5. Pada waktu proses pembelajaran apakah ada siswa yang mengganggu

temannya?

6. Tindakan apa yang bapak lakukan sebagai seorang guru untuk siswa yang

kurang memperhatikan?

7. Bagaimana sistem evaluasi dalam pembelajaran matematika?

8. Bagaimana nilai matematika selama ini pak?

9. Usaha apa yang bapak lakukan untuk memperbaiki nilai siswa yang kurang

memenuhi KKM?

10. Bagaimana kemampuan akademik siswa selama ini pak?

11. Apakah bapak sudah mengenal model pembelajaran kooperatif ?

12. Apakah bapak sudah mengenal Numbered Head Together (NHT) ?

13. Bagaimana pendapat bapak tentang model pembelajaran ini ?

Page 172: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

155

Lampiran 12

Kondisi MI Nurul Huda Raji Demak

Page 173: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

156

Kondisi Awal Proses Pembelajaran Matematika di MI Nurul Huda Raji Demak

Page 174: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

157

Proses Pembelajaran Matematika Menggunakan Model NHT

Page 175: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

158

Page 176: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

159

Page 177: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

160

Lampiran 13

DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK

Kemampuan Rangking Nama Kelompok

Tinggi 1 LCA 1

2 TTDH 2

3 DS 3

4 ZFR 4

5 AA 5

6 RZ 1

7 MA 2

8 SI 3

Sedang 9 SZ 4

10 NN 5

11 NS 5

12 FM 4

13 SS 3

14 IR 2

15 UN 1

16 ARK 1

17 MAR 2

18 NLA 3

19 DA 4

20 BZ 5

21 NA 5

Rendah 22 UA 4

23 MES 3

24 AAR 2

25 SW 1

Kelompok 1

(Segitiga)

Kelompok 2

(Bintang)

Kelompok 3

(Belah ketupat)

Kelompok 4

(Persegi)

Kelompok 5

(Lingkaran)

LCA TTDH DS ZFR AA

RZ MA SI SZ NN

UN IR SS FM NS

ARK MAR NLA DA BZ

SW AAR MES UA NA

Page 178: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

161

Lampiran 14

Daftar Nilai Ulangan Harian Pokok Bahasan Hubungan Antar Satuan

Tahun Ajaran 2013/2014

No Nama KKM Nilai Ketuntasan

1 AS 65 40 Belum Tuntas

2 YP 65 80 Tuntas

3 AR 65 70 Tuntas

4 AS 65 60 Belum Tuntas

5 AF 65 100 Tuntas

6 ARF 65 60 Belum Tuntas

7 ADZ 65 90 Tuntas

8 AY 65 60 Belum Tuntas

9 ABM 65 60 Belum Tuntas

10 AA 65 80 Tuntas

11 DAA 65 55 Belum Tuntas

12 ES 65 60 Belum Tuntas

13 IA 65 100 Tuntas

14 ILN 65 90 Tuntas

15 LK 65 40 Belum Tuntas

16 MM 65 55 Belum Tuntas

17 MIY 65 60 Belum Tuntas

18 MYS 65 50 Belum Tuntas

19 MH 65 40 Belum Tuntas

20 RMZ 65 75 Tuntas

21 RSS 65 60 Belum Tuntas

22 RS 65 50 Belum Tuntas

23 S 65 90 Tuntas

24 SA 65 80 Tuntas

25 SA 65 90 Tuntas

26 WR 65 60 Belum Tuntas

27 RFS 65 70 Tuntas

28 YA 65 40 Belum Tuntas

29 NRN 65 90 Tuntas

30 AWU 65 60 Belum Tuntas

Page 179: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

162

Lampiran 15

Page 180: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

163

Lampiran 16

Page 181: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

164

Lampiran 17

Page 182: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

165

Lampiran 18

Page 183: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

166

Lampiran 19

DAFTAR SKK

Nama : Langga Cintia Dessi

NIM : 11510089

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PGMI

Dosen PA : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai

1 Orientasi pengenalan akademik dan

kemahasiswaan (OPAK) STAIN

Salatiga tahun 2010 dengan tema

“Optimalisasi Nalar Kritis

Mahasiswa: Upaya Mengawal

Perubahan Bangsa ke Arah yang

Lebih Baik”.

25 – 27 Agustus 2010 Peserta 3

2 User Education (Pendidikan

Pemakai).

20-25 September 2010 Peserta 3

3 National Workshop of

Enterpreneurship and Basic

Cooperation 2010.

19 Desember 2010 Peserta 6

4 PUBLIC HEARING Dengan tema;

“Optimalisasi Demokrasi Kampus

Sebagai Upaya Integrity Oriented”.

09 Maret 2011 Peserta 2

5 Kegiatan Lomba Perayaan Hari

Kartini

24 April 2011 Panitia 2

6 Kegiatan Lomba Perayaan Hari

Kemerdekaan RI Yang Ke-66

21 Agustus 2011 Panitia 2

7 Kegiatan Lomba Takbir Keliling

Idul Fitri 1432 H

30 Agustus 2011 Panitia 2

8 Grand Opening Nisa’

“Hypnotherapy” (Concentrate Your

Mind, Get Your Achievement).

22 September 2011 Peserta 3

9 Daurah Mar’atus Shalihah (DMS)

dengan tema; “Let’s be an inspiring

women”.

26 November 2011 Peserta 3

10 Latihan Dasar Kepemimpinan VIII

(LDK VIII) pemuda Dusun

Bungkus Desa Turirejo.

17-18 Maret 2012 Peserta 3

11 Kegiatan Lomba Perayaan Hari

Kartini 2012.

22 April 2012 Panitia 2

12 Daurah Mar’atus Shalihah (DMS) 26 Mei 2012 Peserta 3

Page 184: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

167

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai

dengan tema “Unbreakable

Muslimah”.

13 Pengajian Akbar Memperingati

Isra’ Mi’raj .

12 Juli 2012 Panitia 2

14 Perayaan Hari Kemerdekaan RI

Ke-67.

17 Agustus 2012 Panitia 2

15 Pengajian Akbar Dalam Rangka

Maulid Nabi SAW

26 Januari 2013 Panitia 2

16 Latihan Dasar Kepemimpinan XI

(LDK XI) pemuda Dusun Bungkus

Desa Turirejo.

23-24 Februari 2013 Peserta 3

17 Seminar Nasional dalam Rangka

Pelantikan Pengurus Himpunan

Mahasiswa Islam Cabang Salatiga

Periode 2013 – 2014 dengan tema

“Kepemimpinan dan Masa Depan

Bangsa”.

23 Februari 2013 Peserta 6

18 Lomba perayaan Hari Kartini 2013 21 April 2013 Panitia 2

19 Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi

Muhammad SAW dengan tema

“Menjalankan perintah Allah”.

06 Juni 2013 Panitia 2

20 Pengajian Akbar Dalam Rangka

Halal Bi Halal

24 Agustus 2013 Panitia 2

21 Seminar sehari tentang peningkatan

partisipasi politik perempuan

“Mendorong partisipasi aktif

perempuan untuk menggunakan

hak pilihnya dalam setiap pesta

demokrasi”.

29 September 2013 Peserta 4

22 Seminar Nasional Bahasa Arab

Inovasi Pembelajaran Bahasa:

“Upaya Menjaga Eksistensi dan

Masa Depan Pembelajaran Bahasa

Arab”.

09 Oktober 2013 Peserta 6

23 Pengajian Peringatan Tahun Baru

Hijriyah 1 Muharram 1435 H

Dengan Tema “Tahun Baru?

Semangat Baru”.

5 November 2013 Panitia 2

24 Lomba perayaan Hari Kartini 2014 20 April 2014 Panitia 2

25 Lomba Takbir Keliling Idul Fitri

1435 H

27 Juli 2014 Juri 2

26 Lomba Perayaan Hari

Kemerdekaan RI yang ke-69.

17 Agustus 2014 Panitia 2

27 Seminar Nasional yang Bertema

“Optimalisasi Sumber Daya Insani

Terhadap Lembaga Keuangan

14 Oktober 2014 Peserta 6

Page 185: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

168

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai

Syari’ah”.

28 “Seminar Nasional

Entrepreneurship”.

16 Nopember 2014 Peserta 6

29 Seminar Pendidikan yang

diselenggarakan oleh Himpunan

Mahasiswa Islam Cabang Salatiga

Komisariat Walisongo dengan tema

“Mempertegas Peran Pendidikan

dalam Mencerahkan Masa Depan

Anak Bangsa”.

19 November 2014 Peserta 4

30 Seminar Kajian Intensif Mahasiswa

dengan Tema “Fenomena Islam di

Salatiga”.

21 November 2014 Peserta 3

31 Training Personality Plus Regional

Jawa Tengah.

23 November 2014 Peserta 4

32 Seminar PERBASIS (Perbandingan

Bahasa Arab Bahasa Inggris) /

CEA (Comparison English

Arabic)”.

27 November 2014 Peserta 3

33 Seminar Nasional “Perlindungan

Hukum Terhadap Usaha Mikro

Menghadapi Pasar Bebas ASEAN”.

10 Desember 2014 Peserta 6

34 WORKSHOP NASIONAL “Sukses

Akademik, Sukses Bakat dan

Hidup Bermartabat dengan Karya”.

16 Desember 2014 Peserta 6

35 Seminar Kewirausahaan “Meraih

Kesuksesan dengan Berwirausaha”.

21 Desember 2014 Peserta 3

Jumlah 114

Salatiga, 14 Januari 2015

Mengetahui,

Wakil Ketua III

Bidang Kemahasiswaan & Kerjasama

Moh. Khusen, M.Ag.,M.A.

NIP. 19741212 199903 1 003

Page 186: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

169

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Langga Cintia Dessi

2. Tempat dan tanggal lahir : Demak, 27 Desember 1987

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Warga negara : Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Ds. Turirejo, RT 01 RW 12

Kec. Demak, Kab. Demak

7. Riwayat pendidikan

a. TK Korindo Group, Sulung, Kalimantan Tengah, lulus tahun 1993

b. MI Miftahul Huda I Turirejo, Demak, lulus tahun 1999

c. SMP Negeri 4 Demak, lulus tahun 2002

d. SMA Negeri 1 Mijen, Demak, lulus tahun 2005

Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan yang sebenar-benarnya.

Salatiga, 12 Januari 2015

Penulis

Langga Cintia Dessi

NIM: 11510089

Page 187: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/570/1/Langga... · 2016-02-26 · Hal ini diduga dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih

170