25
Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto dalam Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Peminjaman EDC (Electronic Data Capture) Berbasis Web (Studi Kasus: PT. Bank XXX) Artikel Ilmiah Peneliti: Elma Nizar (672015193) Radius Tanone, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2019

Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto dalam Perancangan Sistem … · 2019. 8. 27. · Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto dalam Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Peminjaman

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto dalam Perancangan Sistem

    Pendukung Keputusan Penentuan Peminjaman EDC (Electronic

    Data Capture) Berbasis Web (Studi Kasus: PT. Bank XXX)

    Artikel Ilmiah

    Peneliti:

    Elma Nizar (672015193)

    Radius Tanone, S.Kom., M.Cs.

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    Januari 2019

  • Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto dalam Perancangan Sistem

    Pendukung Keputusan Penentuan Peminjaman EDC (Electronic

    Data Capture) Berbasis Web (Studi Kasus: PT. Bank XXX)

    Artikel Ilmiah

    Diajukan kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Peneliti:

    Elma Nizar (672015193)

    Radius Tanone, S.Kom., M.Cs.

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    Januari 2019

  • 1

    1. Pendahuluan

    Bank mempunyai peranan penting untuk menghimpun dana dalam bentuk

    simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dengan penyedia fasilitas yaitu

    mesin EDC (Electronic Data Capture). Berdasarkan data dari laporan tahunan

    tahun 2017 PT. Bank XXX bahwa jumlah mesin EDC telah mencapai lebih dari

    470 ribu mesin [1]. Kemudahan dalam pengajuan peminjaman mesin EDC beresiko

    memicu terjadinya penyalahgunaan seperti pencucian uang dan gesek tunai.

    Penentuan peminjam mesin EDC harus dilihat dari segi kelayakan merchant serta

    tepat dalam penentuan pemberian fasilitas fitur EDC [2].

    Human error menjadi masalah utama yang dihadapi oleh pihak PT. Bank

    XXX, dimana pada implementasinya, sistem analisis penentuan peminjam EDC

    masih dilakukan secara manual dan memakan waktu yang lebih lama [2]. Akibat

    dari masalah yang ditimbulkan terjadi kasus pada tahun 2014 PT. Bank XXX

    mengalami kasus penemuan barang bukti EDC dalam praktik pencucian uang [3]

    dan pada tahun 2016 ditemukan barang bukti mesin EDC dalam kasus gesek tunai

    yang merugikan perusahaan hingga miliaran rupiah [4].

    Mesin EDC harus dipinjamkan sesuai dengan merchant yang mempunyai

    penilaian yang layak dan tidak terdaftar dalam data blacklist PT. Bank XXX. Untuk

    dapat memberikan nilai yang valid penerapan suatu algoritma atau metode dalam

    perhitungan kelayakan sangat diperlukan. Metode fuzzy tsukamoto dipilih dan

    digunakan dalam sistem pendukung keputusan pemberian pinjaman EDC dengan

    memberikan nilai akhir yang valid karena perubahan selisih angka sekecil

    apapun akan mempengaruhi nilai akhir perhitungan berdasarkan data parameter

    jenis nasabah, jenis usaha, lokasi usaha dan omset usaha sehingga meminimalisir

    terjadinya kesalahan dan pengecekan secara berulang [5]. Data-data pengajuan

    merchant sebagai peminjam EDC tidak hanya berasal dari kantor pusat, melainkan

    berasal dari kantor cabang. Untuk melakukan perhitungan data merchant, data

    haruslah terdaftar dalam tabel data usaha. Bagian pengajuan merchant memberikan

    data usaha dalam bentuk form kepada bagian analis untuk diinputkan. Hal ini dirasa

    kurang efisien, dikarenakan bagian analis haruslah bekerja dua kali dan

    menghambat proses perhitungan. Salah satu cara integrasi pertukaran data dapat

    dilakukan melalui protokol HTTP dalam pengaksesan URL / mapping pada

    browser dengan menggunakan RestFul Webservice.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah bagaimana membantu pihak PT. Bank XXX dalam

    menentukan peminjam EDC dengan menggunakan metode fuzzy tsukamoto. Tujuan

    dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah sistem yang diharapkan

    mampu mengurangi human error, dapat mengkomunikasikan data usaha dan

    blacklist antar sistem penilaian dan pengajuan EDC secara cepat, proses analisa

    menjadi lebih cepat dan valid serta mudah untuk dievaluasi melalui penerapan

    metode fuzzy tsukamoto. Batasan penelitian yang dilakukan adalah sistem berupa

    prototype dan hanya sampai pada tahap pengujian sistem dengan menggunakan

    simulasi dari field-field sesuai data asli.

  • 2

    2. Tinjauan Pustaka

    Terdapat beberapa penelitian terdahulu dalam mendukung penelitian ini

    antara lain penelitian yang berjudul “Penerapan FIS Metode Tsukamoto Untuk

    Menentukan Kelayakan Pemberian Kredit”, dimana sistem pendukung keputusan

    kelayakan pemberian kredit dapat membantu perusahaan dalam mengatur sistem

    penyimpanan data pengajuan kredit. Penelitian ini memanfaatkan metode

    tsukamoto sebagai penentu keputusan kelayakan dengan lima variable yaitu

    character, capacity, condition of economy, collateral, dan variable output sehingga

    perhitungan menjadi lebih terstruktur [6].

    Penelitian lain berjudul “Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Pemberian

    Pinjaman dengan Metode Fuzzy Tsukamoto”, dimana sistem pendukung keputusan

    kelayakan berbasis desktop untuk menentukan kelayakan pemberian pinjaman pada

    PT Triprima Finance Palembang dengan metode fuzzy tsukamoto. Metode fuzzy

    tsukamoto digunakan berdasarkan kriteria penilaian jumlah penghasilan, jumlah

    pinjaman, dan jaminan. Hasil dari penelitian adalah sistem dapat mempermudah

    dalam memberikan laporan kepada kaposko, branch manager dan surveyor serta

    penerapan metode fuzzy tsukamoto mampu menghasilkan nilai lebih cepat dan

    akurat berdasarkan nilai total tertinggi dari pengajuan pinjaman [7].

    Pada penelitian yang berjudul “Penentuan Permohonan Pinjaman

    Menggunakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Dengan Metode Fuzzy

    Tsukamoto”, dimana sistem pendukung keputusan dapat membantu meminimalisir

    kredit macet dari nasabah. Penelitian ini menggunakan metode fuzzy tsukamoto

    sebagai pemecah masalah yang tepat karena menggunakan teori representasi

    kebenaran dalam dua nilai benar atau salah untuk pengambilan keputusan. Terdapat

    empat variable yaitu penghasilan, angsuran, agunan dan pinjaman. Hasil dari

    penelitian, metode fuzzy tsukamoto memberikan keputusan yang tepat dengan

    adanya nilai standar [8].

    Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian sebelumnya, bahwa metode

    fuzzy tsukamoto tepat digunakan dalam sistem penentuan keputusan pemberian

    pinjaman untuk menentukan kelayakan debitur atau nasabah. Metode fuzzy

    tsukamoto menggunakan himpunan-himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan

    yang konstan berdasarkan variable yang telah ditentukan oleh setiap studi kasus

    yamg diteliti. Kelebihan dari metode tsukamoto yaitu bersifat intuitif dan dapat

    memberikan tanggapan berdasarkan informasi yang bersifat kualitatif dan

    ambigu. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini metode

    fuzzy tsukamoto adalah metode yang tepat untuk diaplikasikan pada penelitian ini.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari segi

    subjek penelitian menggunakan data merchant pengaju mesin EDC dimana yang

    dipinjamkan berupa mesin EDC yang ketersediaan mesin terbatas sehingga

    peminjam mesin EDC tersebut harus yang benar-benar memenuhi kriteria

    kelayakan. Penggunaan metode fuzzy pada penelitian ini akan dikembangkan

    dengan melakukan pengecekan data blacklist peminjaman EDC dan melihat

    pemberian fasilitas fitur EDC yang pada penelitian sebelumnya tidak dilakukan,

    dengan adanya pengembangan pengecekan metode fuzzy tsukamoto yang

    dihasilkan akan memiliki nilai yang tepat dan akurat. Perancangan sistem pada

    penelitian ini berbasis web yang nantinya dapat digunakan untuk kantor cabang

  • 3

    utama PT. Bank XXX yang lain dengan menggunakan teknologi RestFul

    Webservice untuk proses pertukaran data dan pada penelitian sebelumnya tidak

    menerapkan teknologi webservice.

    Electronic Data Capture atau EDC adalah suatu mesin transfer dana, baik

    pembayaran ataupun pembelian. Penggunaan pada mesin EDC secara umum sama

    dengan mesin ATM, akan tetapi mesin EDC tidak mengeluarkan uang. EDC

    banyak ditemukan ditoko-toko atau merchant yang berfungsi untuk mempermudah

    transaksi dan saat ini EDC tidak hanya digunakan untuk transaksi kartu kredit,

    tetapi juga pada transaksi debit dan top-up [9].

    Fuzzy logic adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan ruang input ke

    dalam suatu ruang output atau merupakan cara untuk mencari solusi atas

    permasalahan yang dianggap samar [10]. Fungsi keanggotaan adalah nilai

    keanggotaannya yang memiliki interval antara 0 sampai 1 dan disimbolkan dengan

    “µ”. Pendekatan Linier, berupa: 1) Linier Naik, digambarkan dari derajat 0 ke

    kanan menuju ke nilai domain yang lebih tinggi dan dapat diilihat pada Gambar

    2.1. 2) Linier Turun, digambarkan dari derajat 1 ke kiri menuju ke nilai domain

    yang lebih rendah dan dapat diilihat pada Gambar 2.1:

    Gambar 2.1 Pendekatan Linier [10].

    Fungsi keanggotaan linier naik menggunakan rumus pada Persamaan 2.1 dan

    pada linier turun menggunakan rumus pada Persamaan 2.2.

    (2.1) (2.2)

    Fuzzy Tsukamoto adalah logika fuzzy yang menggunakan metode tsukamoto.

    Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Tsukamoto. Metode fuzzy tsukamoto

    menggunakan aturan atau yang sering disebut rule base berbentuk “if - then” atau

    “sebab – akibat”. Cara perhitungan dari metode fuzzy tsukamoto dan proses yang

    terjadi dapat dilihat pada Gambar 2.3 [10]:

    Gambar 2.3 Diagram Blok Sistem Inferensi Fuzzy Tsukamoto

    µ[X]

    a

    1

    0 b

    Linier Naik

    µ[X]

    a

    1

    0 b

    Linier Turun

    IF – THEN (Aturan ke 1– n)

    crips fuzzy fuzzy

    Input Output Rule Base Agregasi Defuzzy

  • 4

    Pada Gambar 2.3 menunjukkan ketika sistem menerima inputan, kemudian

    akan dikirim untuk dimasukkan ke dalam beberapa aturan atau rule base yang telah

    didapat dari perhitungan derajat keanggotaan dalam bentuk IF-THEN. Fire

    strength (α-predikat) akan dicari pada setiap aturan dengan cara mencari nilai

    minimal dari nilai derajat keanggotaan atau biasa disebut dengan aturan Zedah

    operasi AND. Langkah terakhir, mencari nilai output yang merupakan nilai

    crisp(z) yang disebut proses defuzzyfikasi dengan konsep rata-rata terbobot [10].

    Restful webservice adalah webservice yang berbasis arsitektur REST

    (Representational State Transfer). REST merupakan standar arsitektur komunikasi

    berbasis web yang sering diterapkan dalam pengembangan layanan berbasis web.

    REST umumnya menggunakan HTTP (Hypertext Transfer Protocol) sebagai

    protocol untuk komunikasi data. Webservice digunakan untuk melakukan proses

    pertukaran data antar aplikasi atau sistem [11]. Berikut adalah cara kerja secara

    singkat dari RestFul Webservice yang dapat dilihat pada Gambar 2.1:

    Gambar 2.1 Cara Kerja Restful Webservice

    Layanan pada web dengan penerapan konsep arsitektur REST menggunakan

    metode HTTP. Dimana sebuah client mengirimkan sebuah data atau melakukan

    request sebuah mapping melalui HTTP Request komponen yaitu method

    GET/POST/PUT/DELETE. HTTP Response akan menampilkan sebuah resource

    yang berupa JSON untuk diterima oleh client. Beberapa fungsi komponen HTTP

    Request adalah sebagai berikut: 1) GET menyediakan hanya akses baca

    pada resource; 2) PUT, digunakan untuk menciptakan resource baru atau 3)

    DELETE, digunakan untuk menghapus resource; 4) POST, digunakan untuk

    membuat sebuah resource baru [11].

    3. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

    menggunakan metode penelitian R & D (Research and Development) dengan

    menggunakan model ADDIE (analysis, design, development and production,

    implementation, and evaluation) dengan jenis penelitian yaitu penelitian asosiatif.

    Berikut adalah lima langkah metode penelitian menggunakan R & D dengan

    model ADDIE dapat dilihat pada Gambar 3.1:

    Client Application

    Restful Webservice

    Database Server

    Accessing Request Mapping + Method

    Location : /example/EXP001

    HTTP Response

    {JSON}

    HTTP Request

    (GET, POST,PUT,DELETE)

    CRUD ID: EXP001

    Generate

    id:

    EXP001

  • 5

    Gambar 3.1 Tahapan Metode R & D Model ADDIE

    Tahapan-tahapan penelitian dalam Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai

    berikut : 1) Tahap pertama adalah tahap analysis. Tahapan ini berisikan analisis

    kebutuhan untuk melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan

    dengan observasi pada divisi application PT. Bank XXX dan wawancara dengan

    dua karyawan PT. Bank XXX sebagai business analyst dan senior it specialist. 2)

    Tahap kedua adalah tahap design. Tahap ini berisikan tentang perancangan sistem

    dengan UML (Unified Modeling Language) yang terdiri dari use case diagram,

    class diagram dan perancangan algoritma atau metode fuzzy tsukamoto. 3) Tahap

    ketiga adalah tahap development and production yaitu tahap untuk merealisasi

    produk yang sudah dirancang sesuai pada tahap design. 4) Tahap keempat adalah

    tahap implementation, yaitu metode fuzzy tsukamoto dan RestFul Webservice mulai

    diimplemetasikan ke dalam program. 5) Tahap kelima adalah tahap evaluation

    adalah tahap dimana produk aplikasi yang sudah dibuat untuk dapat dilakukan

    pengujian baik uji user maupun uji webservice.

    Gambar 3.2 Arsitektur Sistem SPK Peminjam EDC

    Gambar 3.2 menunjukkan arsitektur sistem dari sistem pendukung keputusan

    peminjam EDC. Dimana untuk menghubungkan antara server dan client digunakan

    webservice yaitu RestFul Webservice. Metode fuzzy tsukamoto akan menjalankan

    sebuah RequestMethod POST untuk membuat resource baru yang akan dikirim ke

    database dan akan dikembalikan ke client dalam bentuk informasi. Berikutnya

    adalah use case diagram untuk menggambarkan sebuah interaksi antara aktor yang

    satu dengan yang lainnya serta memperlihatkan interaksi fungsi-fungsi yang

    terdapat di dalam sistem dengan aktor. Berikut adalah use case diagram yang dapat

    dilihat pada Gambar 3.3 :

    Pc client SPK Peminjam

    EDC

    Restful

    Webservice

    Apache Tomcat

    Server 8.0

    Database server

    (MySQL)

    Fuzzy Tsukamoto

  • 6

    Gambar 3.3 Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Peminjam EDC

    Pada Gambar 3.3 dapat dijelaskan bahwa admin sebagai aktor utama dalam

    sistem yang dapat melakukan CRUD (Create, Read, Update, Delete) terhadap data

    yang ada. Admin dapat mengelola data usaha, mengelola data blacklist, kondisi,

    linguistik dan juga mengelola data rule. Pada menu mengelola data usaha dan

    menu blacklist, admin dapat melakukan crud sesuai dengan kebutuhan. Dan pada

    kondisi dan linguistik, admin dapat menentukan nilai bobot dan juga kondisi yang

    ingin dinilai. Berikutnya adalah aktor kedua yaitu manager, manager memiliki hak

    untuk dapat memberikan keputusan terhadap calon peminjam EDC yang

    mengajukan fasilitas kredit yang akan ditampilkan rulenya pada halaman admin.

    Class diagram merupakan kelas yang menggambarkan struktur sistem kelas.

    Kelas tersebut meliputi nama, attribute dan operasi. Beberapa paket yang terbentuk

    adalah kelas boundary, kelas controller dan yang terakhir adalah kelas entity.

    Berikut adalah class diagram yang dapat dilihat pada Gambar 3.10:

    Mengelola Data Kondisi

    Update Data Blacklist Select Data Blacklist Delete Data Blacklist

    Insert Data Usaha

    Update Data Usaha

    Select Data Usaha

    Delete Data Usaha

    Select Parameter

    Insert Data Blacklist

    Select Data Hasil

    Kelayakan Merchant

    Select Variable

    Select Data Kondisi

    Update Data Kondisi

    Delete Data Kondisi

    Insert Data Kondisi

    Select Data Linguistik

    Update Data Penilaian

    MerchantSelect Data Penilaian

    Merchant

    Delete Data Penilaian

    Merchant

    insert Data Penilaian

    Merchant

    Mengelola Data Blacklist

    Mengelola Data Usaha

    Mengelola Data

    Parameter

    Mengelola Data Hasil

    Kelayakan Merchant

    Mengelola Data Variable

    Mengelola Data

    Linguistik

    Mengelola Data Form

    Penilaian

    Admin / Tim

    Analis

    Update Persetujuan

    Fasilitas

    Manager

  • 7

    Gambar 3.10 Class Diagram Sistem Penilaian Peminjam EDC

    Pada Gambar 3.10 merupakan penggambaran dari beberapa class yang ada

    di dalam aplikasi. Class entity digunakan untuk komunikasi antara aplikasi dengan

    database yang meliputi data usaha, data blacklist, data variable, data parameter,

    data kondisi, data linguistik, data form merchant dan data hasil. Berikutnya class

  • 8

    controller digunakan untuk mengelola data dari model atau entity dan

    menampilkan pada pengguna. Dan terakhir adalah kelas boundary atau interface

    yang ditampilkan pada aplikasi.

    Logika fuzzy digunakan untuk menentukan status kelayakan merchant

    peminjam mesin EDC. Merchant yang akan dilakukan penilaian adalah merchant

    yang tidak terdapat dalam daftar data blacklist baik dari segi internal maupun

    eksternal. Kriteria penilaian menggunakan 4 variable yaitu jenis usaha, jenis

    nasabah, omset usaha dan lokasi usaha. Berikut adalah kriteria penilaian dan

    penentuan titik pada sumbu x dan y yang dapat dilihat pada Persamaan 3.1 dan

    Tabel 3.1:

    Persamaan 3.1 dilakukan untuk mendapatkan nilai titik minimal dan

    maksimal dalam pencarian nilai derajat keanggotaan. Pada tabel 3.1 sebagai contoh

    variable Jenis Usaha dengan himpunan linguistik Kecil, mempunyai titik minimal

    40 yang didapat dari nilai awal range Jenis Usaha linguistik sedang dan untuk titik

    maksimal Jenis Usaha Kecil adalah 45 didapat dari titik akhir range Jenis Usaha

    Kecil sesuai dengan pencarian titik pada Persamaan 3.1. Berikut adalah titik

    minimal dan maksimal yang telah didapat dan dapat dilihat pada tabel 3.1 [7]:

    Tabel 3.1 Nilai Range Linguistik

    No Nama Variable Himpunan

    Linguistik

    Range Titik

    Minimal

    Titik

    Maksimal

    1 Jenis Usaha Kecil 0 – 45 40 45

    Sedang 40 - 80 40 80

    Besar 75 - 100 75 80

    2 Jenis Nasabah Kecil 0 - 50 45 50

    Besar 45 - 100 45 50

    3 Omset Usaha Rendah 0 – 35 30 35

    Sedang 30 – 70 30 70

    Tinggi 65 – 100 65 70

    4 Lokasi Usaha Tidak Strategis 0 – 45 40 45

    Kurang Strategis 40 - 80 40 80

    Strategis 75 - 100 75 80

    Pada Tabel 3.1 menunjukkan himpunan fuzzy, dimana terdiri dari empat

    variable input yaitu Jenis Usaha, Jenis Nasabah, Omset Usaha, dan Lokasi Usaha

    untuk menentukan kategori usaha merchant. Setiap variable memiliki masing-

    masing pembagian himpunan linguistik. Linguistik dari Jenis Usaha yaitu Kecil,

    Sedang dan Besar. Linguistik Jenis Nasabah yaitu Kecil dan Besar. Linguistik

    Omset Usaha yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Linguistik Lokasi Usaha yaitu

    Tidak Strategis, Kurang Strategis dan Strategis.

    Setiap himpunan linguistik memiliki range masing-masing yang telah

    ditentukan oleh perusahaan sebagai pengukuran nilai. Sebagai contoh variable

    Titik minimal = nilai terendah dari linguistik berikutnya

    Titik maksimal = nilai tertinggi dari linguistik sebelumnya

    (3.1)

  • 9

    Jenis Usaha dengan range himpunan linguistik Kecil 0 – 45, Sedang 40 – 80 dan

    Besar 75 - 100. Range pada setiap himpunan linguistik digunakan sebagai penentu

    nilai titik minimal dan titik maksimal dari masing-masing variable sesuai pada

    Persamaan 3.1.

    Fungsi keanggotaan sebagai penentuan kelas nilai dengan interval 0 - 1,

    dapat ditunjukkan dengan derajat keanggotaan sesuai pada Persamaan 3.2 adalah

    sebagai berikut:

    Fungsi keanggotaan jenis usaha Fungsi keanggotaan linguistik kecil 0 - 45 dapat dilihat Persamaan 3.2:

    (3.2)

    Pada persamaan 3.2, jika nilai kondisi Jenis Usaha (x) lebih dari 45 maka

    nilai derajat keanggotaannya 0. Kemudian jika diantara 40 – 45, maka nilai derajat

    keanggotaannya ditentukan dengan rumus ; dimana nilai 40 dan 45 didapat

    dari titik minimal dan maksimal sesuai pada tabel 3.1 sedangkan jika nilai x kurang

    dari 40 maka nilai derajat keanggotaan adalah 1.

    Fungsi keanggotaan linguistik sedang 40 - 80 dapat dilihat Persamaan 3.3:

    (3.3)

    Pada persamaan 3.3 dapat dilihat klasifikasi derajat keanggotaan 0 – 1

    dimana jika nilai kondisi Jenis Usaha (x) lebih dari 80 maka nilai derajat

    keanggotaannya 0. Kemudian jika diantara 75 – 80, maka nilai derajat

    keanggotaannya ditentukan dengan rumus ; dimana nilai 75 dan 80 didapat

    dari titik minimal dan maksimal sesuai pada tabel 3.1 sedangkan jika nilai diantara

    45 – 75 maka nilai derajat keanggotaan adalah 1.

    Fungsi keanggotaan linguistik besar 75 – 100 dapat dilihat Persamaan 3.4:

    (3.4)

    Pada persamaan 3.4 dapat dilihat klasifikasi derajat keanggotaan 0 – 1

    dimana jika nilai kondisi Jenis Usaha (x) lebih dari 80 maka nilai derajat

    keanggotaannya 1. Kemudian jika diantara 75 – 80, maka nilai derajat

    keanggotaannya ditentukan dengan rumus ; dimana nilai 75 dan 80 didapat

  • 10

    dari titik minimal dan maksimal sesuai pada tabel 3.1 sedangkan jika nilai x kurang

    dari 75 maka nilai derajat keanggotaan adalah 0.

    Fungsi Keanggotaan Jenis Nasabah Fungsi keanggotaan linguistik kecil 0 - 50 dapat dilihat Persamaan 3.5:

    (3.5)

    Pada persamaan 3.5 jika nilai kondisi Jenis Nasabah (x) lebih dari 50 maka

    nilai derajat keanggotaannya 0. Kemudian jika diantara 45 – 50, maka nilai derajat

    keanggotaannya ditentukan dengan rumus ; sedangkan jika nilai x kurang

    dari 45 maka nilai derajat keanggotaan adalah 1.

    Fungsi keanggotaan linguistik besar 45 - 100 dapat dilihat Persamaan 3.6:

    (3.6)

    Pada persamaan 3.6 jika nilai kondisi Jenis Nasabah (x) lebih dari 50 maka

    nilai derajat keanggotaannya 1. Kemudian jika diantara 45 – 50, maka nilai derajat

    keanggotaannya ditentukan dengan rumus ; sedangkan jika nilai x kurang

    dari 45 maka nilai derajat keanggotaan adalah 0.

    Fungsi Keanggotaan Omset Usaha Fungsi keanggotaan linguistik rendah dapat dilihat Persamaan 3.7:

    (3.7)

    Pada persamaan 3.7 pencarian nilai derajat keanggotaan dilakukan sesuai

    seperti pada persamaan 3.2, dengan titik minimal 30 dan titik maksimal 35.

    Fungsi keanggotaan linguistik sedang dapat dilihat Persamaan 3.8:

    (3.8)

  • 11

    Pada persamaan 3.8 pencarian nilai derajat keanggotaan dilakukan sesuai

    seperti pada persamaan 3.3.

    Fungsi keanggotaan linguistik tinggi dapat dilihat Persamaan 3.9:

    (3.9)

    Pada persamaan 3.9 pencarian nilai derajat keanggotaan dilakukan sesuai

    seperti pada persamaan 3.4, dengan titik minimal 65 dan titik maksimal 70.

    Fungsi Keanggotaan Lokasi Usaha Fungsi keanggotaan pada variable lokasi usaha memiliki derajat

    keanggotaan yang sama dengan variable jenis usaha, dimana linguistik dari lokasi

    usaha adalah tidak strategis, kurang strategis, dan strategis. Pencarian nilai derajat

    keanggotaan dapat dicari seperti pada persamaan 3.2, 3.3 dan 3.4.

    Setelah mendapatkan nilai derajat keanggotaan, selanjutnya mencari alpha

    predikat. Alpha predikat adalah nilai minimal yang didapat dari perbandingan nilai

    hasil konversi fungsi keanggotaan pada 54 rule base atau biasa disebut dengan

    operator AND.

    Misal:

    IF 1 AND 0.8 AND 1 AND 0.8 THEN Layak menjadi = (1; 0.8; 1; 0.8)

    α-Predikat = MIN(1; 0.8; 1; 0.8)

    = 0.8 Nilai minimal hasil perbandingan

    Defuzzyfikasi adalah pencarian nilai output dengan menggunakan konsep

    rata – rata terbobot atau rata – rata terpusat.

    4. Hasil dan Pembahasan

    Perhitungan manual dilakukan untuk membandingkan antara perhitungan

    manual dan perhitungan pada aplikasi yang akan dibuat dengan rules yang telah

    diberlakuan pada perhitungan fuzzy tsukamoto.

    Berikut sample dari perhitungan manual sesuai kondisi calon merchant

    peminjam EDC dengan dokumen lengkap bernilai 100, tidak termasuk franchise

    65, tidak melakukan kegiatan produksi 55, termasuk bangunan sederhana 45,

    termasuk kategori rumah makan 40, termasuk jenis nasabah individu 44, omset

    usaha < Rp.50.000.000,- 33, termasuk tipe lokasi usaha pasar 33, posisi usaha

    dipinggir jalan 100 dan pengambilan fasilitas debit.

    Normalisasi nilai variabel :

    Jenis Usaha = (Kelengkapan Dokumen*0.2) + (Kategori Usaha* 0.2) + (Kegiatan

    Usaha * 0.2) + (Foto Bangunan * 0.2) + (Tipe Usaha * 0.2)

    = (100 * 0.2) + (65 * 0.2) + (55 * 0.2) + (45 * 0.2) + (40 * 0.2)

    = 20 + 13 + 11 + 9 + 8

  • 12

    = 61 Jenis Nasabah = No. Rekening

    = 44

    Omset Usaha = Omset Usaha

    = 33

    Lokasi Usaha = (Posisi Lokasi Usaha * 0.5) + (Tipe Lokasi Usaha * 0.5)

    = (100 * 0.5) + (33 * 0.5)

    = 50 + 16.5 = 66.5

    Pada tahap fuzzyfikasi berikut adalah penghitungan fungsi anggota dari

    masing-masing variable yang dapat dilihat pada Tabel 4.1:

    Tabel 4.1 Perhitungan Derajat Keanggotaan

    No Variabel Nilai x Linguistik Derajat Keanggotaan

    1 Jenis Usaha 61 Kecil 0

    Sedang 1

    Besar 0

    2 Jenis Nasabah 44 Kecil 1

    Besar 0

    3 Omset Usaha 33 Rendah 0.4

    Sedang 0.6

    Tinggi 0

    4 Lokasi Usaha 66.5 Tidak Strategis 0

    Kurang Strategis 1

    Strategis 0

    Pada Tabel 4.1, menunjukkan nilai derajat keanggotaan dari variable Jenis

    Usaha, Jenis Nasabah, Omset Usaha dan Lokasi Usaha. Setiap variable telah

    didapatkan nilai x hasil dari normalisasi setiap kondisi yaitu Jenis Usaha 61, Jenis

    Nasabah 44, Omset Usaha 33 dan Lokasi Usaha 66.5. Nilai x yang didapat akan

    dicari klasifikasi derajat keanggotaan setiap linguistik dengan menggunakan

    persamaan 3.2 sampai 3.9. Hasil derajat keanggotaan dicantumkan pada tabel 4.1

    untuk setiap linguistik seperti derajat keanggotaan Jenis Usaha Kecil yaitu 0,

    Sedang yaitu 1, Besar yaitu 0, dan seterusnya. Setelah itu, nilai derajat keanggotaan

    akan dilakukan konversi terhadap aturan yang telah ditentukan sebanyak 54.

    Kemudian untuk mendapatkan hasil keputusan, dilakukan penentuan nilai alpha

    dan nilai z.

    Hasil akhir perhitungan adalah menentukan nilai defuzzyfikasi yang dapat

    dilihat pada Persamaan 4.1:

    Nilai defuzzyfikasi = (4.1)

    =

    = 21.6 % Tidak Layak

  • 13

    Berdasarkan nilai defuzzyfikasi yang didapatkan, dapat dilihat bahwa hasil

    21.6% yang dinyatakan Tidak Layak dikarenakan tidak memenuhi ketentuan

    standarisasi usaha dari kondisi merchant dan berada dibawah nilai range kelayakan

    yaitu > 45 serta pengajuan fasilitas debit dinyatakan ditolak. Implementasi metode fuzzy tsukamoto pada sistem diawali dengan

    menginput “Data Usaha” dimana merchant atau toko yang telah mendaftar dan

    melakukan pengisian form pengajuan EDC maka akan diinput pada menu data

    usaha. Berikut adalah menu data usaha pada Gambar 4.1 :

    Gambar 4.1 Menu Data Usaha

    Pada Gambar 4.1 merupakan tampilan atau halaman menu data usaha untuk

    menginput data dari merchant yang telah melakukan pengajuan peminjaman mesin

    EDC. MID atau merchant id akan di-generate berdasarkan nama pemilik usaha

    setelah menekan tombol “Add”. MID yang dihasilkan dari menu data usaha dapat

    digunakan pada menu blacklist apakah ter-blacklist atau tidak, baik secara internal

    maupun eksternal. Jika MID tidak ada dalam data usaha maka tidak akan muncul

    data dari MID tersebut.

    Gambar 4.2 Menu Kondisi

  • 14

    Pada Gambar 4.2 menjelaskan pemberian nilai pada setiap kondisi

    berdasarkan parameter dan variable yang dipilih. Variable terdiri dari Jenis Usaha,

    Jenis Nasabah, Omset Usaha dan Lokasi Usaha. Parameter dari Jenis Usaha

    meliputi Kelengkapan Dokumen, Kegiatan Usaha, Kategori,Tipe Usaha dan Foto

    Bangunan Usaha. Parameter dari Jenis Nasabah adalah Nomor Rekening,

    parameter dari Omset Usaha adalah Omset, dan terakhir parameter dari Lokasi

    Usaha yaitu Posisi Lokasi dan Tipe Lokasi Usaha.

    Gambar 4.3 Menu Hasil

    Setelah melakukan Form Input, proses perhitungan fuzzy tsukamoto akan

    berjalan disaat meng-klik Menu Hasil. Pada Gambar 4.3 menunjukkan tabel hasil

    perhitungan lengkap dengan keterangan hasil dan keterangan apakah calon

    merchant Layak atau Tidak Layak mendapatkan pinjaman EDC. Setelah

    mendapatkan keterangan Layak atau Tidak Layak, jika mendapatkan Status Layak

    maka dilihat fasilitas apa yang di request oleh calon merchant lalu jika fasilitas

    yang dipilih adalah kredit dengan nilai defuzzy ditengah-tengah range fasilitas

    kredit maka akan di “eskalasi” oleh manager, manager berhak menerima atau

    menolak.

    Pada menu ini dilakukan proses dari fuzzyfikasi derajat keanggotaan,

    konversi nilai pada rule, mencari nilai alpha, z dan nilai defuzzyfkasi. Berikut

    adalah Kode Program 3 untuk menghitung derajat keanggotaan :

    Kode Program 1 Menghitung Derajat Keanggotaan

    1. public float JUBesar(float JenisUsaha){

    2. float returnvalue = 0;3.

    3. if(JenisUsaha

  • 15

    Pada Kode Program 1 menunjukkan dari contoh salah satu linguistik yaitu

    jenis usaha besar. Baris empat sampai sebelas merupakan kondisi untuk

    menghitung nilai crips sesuai dengan range nilai tersebut.

    Menghitung nilai minimal dari perbandingan empat nilai variable pada rule

    base seperti pada Kode Program 2:

    Kode Program 2 Menghitung Nilai Minimal (α-Predikat)

    Kode Program 2 menghitung nilai alpha adalah dengan membandingkan dari

    variable Jenis Usaha, Jenis Nasabah, Omset Usaha dan Lokasi Usaha.

    Kode Program 3 Menghitung Nilai Defuzzyfikasi

    Pada Kode Program 3 untuk menghitung nilai defuzzyfikasi dengan membagi

    hasil dari total jumlah dari nilai Z dan total jumlah dari nilai Alpha, jika nilai

    defuzzy telah didapat maka akan dicocok pada fungsi UjiKelayakan apakah nilai

    defuzzy tersebut termasuk kedalam range nilai layak atau tidak layak.

    Berikut method GET yang dapat dilihat pada Kode Program 5:

    Kode Program 5 Method GET untuk Menampilkan Data Usaha

    Kode program 5 digunakan untuk menampilkan data dari database dengan

    menggunakan method GET. Method GET berfungsi untuk mengakses atau hanya

    membaca resource. Baris dua sampai empat pemanggilan mapping “/usaha” akan

    berjalan ketika masuk pada halaman tampilan menu data usaha. Saat masuk ke

    menu, controller pada angularjs akan di-load untuk dihubungkan ke service

    angularjs. Url pada service angularjs yang akan dicocokkan dengan mapping yang

    ada pada controller java. Setelah itu fungsi pada mapping yang cocok akan dicek.

    Baris enam sampai delapan untuk pengecekan konten, apabila tidak terdapat data

    maka pada browser akan menampilkan “NO_CONTENT” dan jika terdapat data

    maka statusnya “OK” dan data berhasil ditampilkan. ResponEntity berguna untuk

    mengembalikan nilai dalam bentuk JSON.

    Pengujian restful dengan request method GET, POST, PUT dan DELETE

    akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi POSTMAN, dimana apabila request

    method berhasil dijalankan maka akan menampilkan response dalam bentuk JSON

    dengan status 200 OK. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 kecepatan menu method

    restful yang ditunjukkan dalam diagram grafik..

    1. alpha2 = min(JU,JN,OU,LU);

    1. float NilaiDefuzzy = SigmaZ/SigmaAlpha;

    1. @ApiOperation(value = "GET LIST USAHA DATA", response = Usaha.class) 2. @RequestMapping(value = "/usaha", method = RequestMethod.GET) 3. public ResponseEntity listAllUsaha(Model model) { 4. List master = usahaService.getAllUsaha(); 5. if (master.isEmpty()) { 6. return new ResponseEntity(HttpStatus.NO_CONTENT); }

    7. return new ResponseEntity(master, HttpStatus.OK); }

  • 16

    Gambar 4.4 Kecepatan Menu Method Restful

    Berdasarkan pada hasil pengujian request method restful dengan

    menggunakan POSTMAN, dapat dilihat pada Gambar 4.4 bahwa request method

    telah berjalan sesuai yang diharapkan dan rata-rata kecepatan 306ms dengan

    pengujian 23 mapping method restful aplikasi maka kebutuhan non fungsional

    response time telah memenuhi spesifikasi perancangan yang dikarenakan kecepatan

    306ms termasuk efesien dan tidak menghabiskan memory saat terjadi pertukaran

    data.

    Pengujian user dilakukan dengan melakukan pemberian kuesioner terhadap 6

    responden, dimana terdiri dari pegawai internal, internship dan orang awam.

    Kuesioner skala likert digunakan untuk mengukur tingkat fungsi atau kegunaan

    dari aplikasi yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 [12] :

    Tabel 4.2 Daftar Kuesioner

    No Pertanyaan A B C D E Jumlah

    1 Apakah tampilan pada web tersebut

    menarik? 5 12 6 0 0 23

    2 Apakah menu-menu pada web tersebut

    mudah dipahami? 15 8 3 0 0 26

    3 Apakah isi web tersebut mudah

    dipahami? 0 8 12 0 0 20

    4 Apakah adanya contoh-contoh

    membantu memahami tersebut? 0 8 12 0 0 20

    5

    Apakah hasil perhitungan pada web

    tersebut sesuai dengan yang

    diharapkan?

    25 4 0 0 0 29

    6

    Apakah hasil perhitungan membantu

    mengukur pemahaman kegunaan web

    tersebut?

    0 8 12 0 0 20

    7 Apakah web tersebut dapat membantu

    pekerjaan bagi pengguna? 0 20 3 0 0 23

    8 Apakah web tersebut sudah cukup

    baik? 5 20 0 0 0 25

  • 17

    1. 23/6=3.8 , 3.8/5x100 = 76% 2. 26/6=4.3 , 4.3/5x100 = 86%

    3. 20/6=3.3 , 3.3/5x100 = 66%

    4. 20/6=3.3 , 3.3/5x100 = 66%

    5. 29/6=4.8 , 4.8/5x100 = 96%

    6. 20/6=3.3 , 3.3/5x100 = 66%

    7. 23/6=3.8 , 3.8/5x100 = 76%

    8. 25/6=4.1 , 4.1/5x100 = 82%

    Dari data yang didapatkan, dapat disimpulkan web tersebut memilki

    penampilan yang menarik, menu-menu pada web tersebut sangat mudah dipahami,

    isi web cukup mudah dimengerti, adanya contoh-contoh yang membuat cukup

    mudah dipahami, perhitungan pada web tersebut sangat akurat, pemahaman hasil

    perhitungan cukup mudah dimengerti, web tersebut dapat membantu pekerjaan bagi

    pengguna dan web tersebut sudah cukup baik.

    5. Kesimpulan

    Berdasarkan dari hasil pembahasan perancangan dan pengujian yang telah

    dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dirancang sangat

    membantu dalam proses peminjaman EDC dan waktu pelaksaannya juga efesien.

    Dari penggunaan user, aplikasi yang dirancang membantu efesiensi waktu

    melakukan pekerjaan, mempermudah pekerjaan dan pembuatan laporan. Fuzzy

    tsukamoto telah berjalan dengan baik dalam aplikasi dengan hasil yang akurat yang

    berguna sangat membantu dalam proses perhitungan, yang memberikan nilai yang

    akurat dan memberikan keputusan yang tegas untuk keputusan dari fasilitas yang

    diajukan. Penggunaan restful webservice telah membantu dalam proses pertukaran

    data ke sistem SPDC dengan response time yang terbilang cepat dan tidak

    menghabiskan memory saat terjadi pertukaran data.

    6. Saran

    Saran untuk pengembangan aplikasi adalah penggunaan metode algoritma

    selanjutnya dapat menggunakan algoritma untuk menentukan rating dari hasil total

    merchant. Sedangkan untuk penggunaan webservice yang selanjutnya adalah

    tentang keamanan dengan java web token.

    7. Daftar Pustaka

    [1] Laporan Tahunan 2017, 2017, pp. 121-123.

    [2] Prasetyo, Joko dan Kurniawan Cosmas Dedy. Interview. Wawancara Analisa

    Penentuan Peminjaman EDC. Pada 16 Juli 2018.

    [3] Aminudin, Amin. Polda Metro Tangkap Empat Tersangka Penipuan Modus

    Mesin EDC. https://harianterbit.co/2016/08/20/polda-metro-tangkap-4-

    tersangka-penipuan-modus-mesin-edc/. Diakses pada 16 Juli 2018.

    [4] Widyastuti Savitri, Ayunda. Pengusaha Gesek Tunai Mesin EDC di Bandung

  • 18

    Dibekuk, Rugikan Bank Miliaran Rupiah.

    https://news.detik.com/berita/3229836/pengusaha-gesek-tunai-mesin-edc-di-

    bandung-dibekuk-rugikan-bank-miliaran-rupiah. Diakses pada 16 Juli 2018.

    [5] Yuniardi, Romi. 2013. Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk

    Menentukan Kelayakan Pemberian Pembiayaan Nasabah Baitul Maalwat-

    Tanwil (BMT) Mujahidin Pontianak Dengan Menggunakan Fuzzy Inference

    System Metode Tsukamoto.

    [6] Sulistiani, Eliska dan Noris Shandi. 2016. Penerapan FIS Metode Tsukamoto

    Untuk Menentukan Kelayakan Pembelian Kredit. Jurnal Informatika

    Universitas Pamulang Vol. 1, No. 1.

    [7] Murti, Tri, dkk. 2015. Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Pemberian

    Pinjaman Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto.

    [8] Hayami, Regiolina, Mukhtar Harum dan Putri Ayodya Putri. 2018. Penentuan

    Permohonan Pinjaman Menggunakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

    dengan Metode Fuzzy Tsukamoto. Jurnal Fasilkom Vol. 7, No. 2.

    [9] Fernandes, Lidya, dkk. 2015. Analisis Efektivitas Penggunaan Mesin EDC

    (Electronic Data Capture) PT Bank Bukopin Terhadap Tingkat Penjualan

    Toko XYZ.

    [10] Restuputri, Bunga Amelia & Anis Maulida Dyah Ayu Putri. 2014. Penentuan

    Kategori Beasiswa Mahasiswa Menggunakan Metode Fuzzy Tsukamoto.

    [11] Feridi. 2016. Mengenal RESTful Webservices. Retrieved 09 02, 2018, from

    https://www.codepolitan.com/mengenal-restful-web-services

    [12] Budiaji, Weksi. 2013. Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert