28
PENERAPAN ETIKA DI BIDANG ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM AJARAN AGAMA HINDU Oleh : Pratama B.A.P. Samosir, S.Ag BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Agama sebagai pengetahuan kerohanian yang menyangkut soal-soal rohani yang bersifat gaib dan methafisika secara ethimologinya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata "A" dan "gam". "A" berarti tidak dan "gam" berarti pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat langgeng. Agama merupakan sesuatu yang bersifat stagnan, tetap tidak bergerak karena akan dianggap melanggar apabila ada sesuatu yang melenceng dalam perjalanannya. Namun dengan berjalannya roda kehidupan serta adanya perputaran zaman, suatu agama maupun kepercayaan itu sendiri dituntut agar dapat menyesuaikan diri dengan merelevansikan butir-butir beserta nilai- nilai hakikat yang berhubungan umat terhadap Tuhannya, sehingga suatu kepercayaan akan sangat dianggap fleksibel dan memenuhi akan jiwa umatnya yang tengah berada dalam pusaran hidup beserta hal spiritual. Semua filosofi itu dijalankan secara menurut Hindu karena yang dimaksudkan memiliki sifat langgeng (kekal, abadi dan tidak berubah- ubah) hanyalah Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). 1

Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Etika Pengetahuan & Tehnologi dalam Hindu

Citation preview

Page 1: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

PENERAPAN ETIKA DI BIDANG ILMU PENGETAHUAN DAN

TEKNOLOGI DALAM AJARAN AGAMA HINDUOleh :

Pratama B.A.P. Samosir, S.Ag

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Agama sebagai pengetahuan kerohanian yang menyangkut soal-soal rohani

yang bersifat gaib dan methafisika secara ethimologinya berasal dari bahasa

sansekerta, yaitu dari kata "A" dan "gam". "A" berarti tidak dan "gam" berarti pergi

atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan

bersifat langgeng. Agama merupakan sesuatu yang bersifat stagnan, tetap tidak

bergerak karena akan dianggap melanggar apabila ada sesuatu yang melenceng dalam

perjalanannya. Namun dengan berjalannya roda kehidupan serta adanya perputaran

zaman, suatu agama maupun kepercayaan itu sendiri dituntut agar dapat

menyesuaikan diri dengan merelevansikan butir-butir beserta nilai-nilai hakikat yang

berhubungan umat terhadap Tuhannya, sehingga suatu kepercayaan akan sangat

dianggap fleksibel dan memenuhi akan jiwa umatnya yang tengah berada dalam

pusaran hidup beserta hal spiritual. Semua filosofi itu dijalankan secara menurut

Hindu karena yang dimaksudkan memiliki sifat langgeng (kekal, abadi dan tidak

berubah-ubah) hanyalah Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Demikian pula

ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya adalah kebenaran abadi yang berlaku selalu,

dimana saja dan kapan saja.

Agama Hindu berasal dari Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma yaitu

"kebenaran abadi", dan Vaidika-Dharma ("pengetahuan kebenaran") dimana agama

Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini

merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan

bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM

sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga

kini. Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4

fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari

peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan

bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jaman dahulu telah mempunyai

1

Page 2: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung

yang menunjukkan perwujudan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan

ajaran Weda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap

Dewa-dewa. Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di

Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d. 1500 tahun sebelum Masehi, setelah

mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa

Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni,

Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun

semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan

yang Tunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang

disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum atau 4 kasta (kelas

berbeda) yaitu kasta Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra.

Sementara perkembangan Agama Hindu di Indonesia dimulai dengan

masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat

diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4

Masehi denngan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di

Kalimantan Timur serta beberapa kerajaan Hindu yang cukup terkenal yaitu Kerajaan

Singasari dan Kerajaan Majapahit. Perkembangan Agama Hindu yang pesat

membuahkan suatu ajaran yang yang bersifat universal dimana tujuan agama Hindu

telah dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan adalah "Moksartham Jagadhitaya ca

iti Dharma", yang artinya bahwa agama (dharma) bertujuan untuk mencapai

kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir

dan bathin. Tujuan ini secara rinci disebutkan di dalam Catur Purusa Artha, yaitu

empat tujuan hidup manusia, yakni Dharma, Artha, Kama dam Moksa. Sementara

Pokok-pokok Keimanan Agama Hindu adalah percaya dengan adanya Tuhan, Atman,

Karma Phala, Reinkarnasi, dan Moksa. Perkembangan agama Hindu tidak lepas dari

keberadaan teknologi dan seni yang saling melengkapi satu sama lain. Teknologi

berasal dari istilah teckne yang berarti seni (art) atau keterampilan. Menurut

Dictionary of Science, teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-

masalah praktis. Teknologi sebagai barang buatan karena Tidak ada manusia yang

sempurna, semua pasti memiliki kelemahan. Kelemahan yang ada pada diri manusia

itu kemudian diminimalisir dengan adanya teknologi agar kelemahan yang dimiliki

manusiapun menjadi sedikit berkurang. Tetapi barang-barang buatan tidak hanya

terbatas pada kelemahan manusia saja tetapi sesuatu yang tadinya belum terpikirkan.

2

Page 3: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

Teknologi merupakan salah satu kegiatan manusia yang tidak akan bisa lepas

dari seluruh aktivitas manusia itu sendiri. Aktivitas manusia menumbuhkan banyak

sekali ide-ide maupun pikiran yang tentunya dapat ditunjang oleh teknologi itu

sendiri. Kegiatan membuat dan menggunakan pasti tidak akan lepas dari ilmu

membuat (produk) dan ilmu menggunakan (komsumsi). Ilmu tersebut merupakan

kumpulan dari pengetahuan yang didapat manusia dari berbagai sumber.

Pembahasan yang bulat dan menyeluruh akan tercapai kalau teknologi dtinjau

sebagai suatu sistem. Ini berarti teknologi dibahas sebagai suatu kebulatan unsur-

unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam lingkungan system itu

sendiri. Memahami teknologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam

(nature science) dan rekayasa (engineering). Ilmu pengetahuan alam adalah input bagi

proses ilmu rekayasa sedangkan teknologi adalah hasil proses rekayasa. Sedangkan

seni adalah ide, gagasan, persasaan, suara hati, gejolak jiwa, yang diwujudkan atau di

ekspresikan melalui unsur unsur tertentu yang bersifat indah untuk memenuhi

kebutuhan manusia. Di bawah ini pengertian seni menurut beberapa ahli yaitu :

1. Alexander Baum Garton mengatakan Seni adalah keindahan dan seni adalah

tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.

2. Emanuel Kant Seni adalah sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat

mengihtiarkan kenyataan.

3. Leo Tolstoy Seni adalah menimbulkan kembali perasaan yang pernah dialami.

4. Aristoteles Seni adalah bentuk pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah

menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.

5. Ki Hajar Dewantara Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat

menggerakkan persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan

manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.

Teknologi dan seni berkembang sejalan searah dengan agama yang bersifat

saling melengkapi satu sama lain. Namun seiring berjalannya waktu perjalanan

teknologi dan seni kadang keluar dari lingkaran sifat-sifat welas asih ajaran-Nya yang

berupa suatu pengaruh dan bersifat berkelanjutan. Dampak teknologi dan seni begitu

kuat mempengaruhi gaya hidup manusia abad ini. Manusia hidup tidak lepas dari

keberadaan teknologi yang dapat membuat hidup manusia menjadi jauh lebih efisien.

Begitu juga seni manusia hidup dalam lingkaran kehidupan sosial dimana manusia

selalu berusaha untuk mengejawantahkan perasaan dan mengungkapkannya dengan

jalan ide-ide maupun gagasan yang bersifat indah serta mampu memenuhi kebutuhan

3

Page 4: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

hidup manusia baik untuk dirinya sendiri maupun atau untuk keberadaan orang-orang

disekitar lingkungannya.

Adanya pengaruh keberadaan teknologi maupun seni dalam kehidupan

manusia tentu saja memberi dapat memberikan suatu pengaruh yang dampaknya

berbeda-beda pada setiap orang. Manusia hidup menggunakan teknologi dapat terkena

dampak positif maupun negatif. Dampak positif tentu saja dapat membuat manusia

jauh lebih mudah untuk mengadakan komunikasi dan tentu dapat membuat manusia

mampu menjelajahi cakrawala tanpa harus menguras banyak uang. Teknologi mampu

membuat sang pemakai jauh lebih berpikir terbuka dan lebih termotivasi untuk selalu

mengembangkan wawasan jauh lebih terbuka. Namun dibawah bayang-bayang

dampak positif yang ada tentu ada dampak buruk yang mengimbanginya. Dampak

negatif tersebut biasanya mengincar seluruh kalanngan pengguna teknologi, terutama

bagi mereka yang tidak bijaksana dalam menggunakannya. Dampak negatif teknologi

salah satu contohnya adalah malfungsi penggunaan internet, telekomunikasi maupun

yang lainnya. Semua dapat menimbulkan kerugian baik bersifat merugikan satu pihak

maupun banyak pihak. Sehingga dibutuhkanlah manusia yang mampu untuk

menggunakan teknologi secara bijak untuk mengurangi dampak negatif dari teknologi

itu sendiri dan memaksimalkan hal-hal positif yang mampu membawa manusia itu

sendiri tidak terjebak dalam arus minus teknologi. Lantas seni juga dapat memberikan

pengaruh yang sifatnya sama dengan teknologi. Seni juga mampu memberikan

pengaruh yang buruk bagi manusia. Zaman ini banyak sekali berita yang

mengabarkan adanya beberapa seni yang berupa tari-tarian daerah yang dipergunakan

sebagai salah satu sumber penghasil materi yang bersifat besar-besaran diman tari-

tarian daerah tersebut disulap menjadi tari-tarian yang berkonotasi negatif. Mirisnya

lagi tari-tarian daerah yang dipentaskan tidak hanya pada orang-orang dewasa namun

juga anak di bawah umur. Tentunya hal tersebut merupakan salah satu contoh kasus

yang dapat mencirikan bahwa dampak negatif dari hal yang berbau seni juga dapat

terjadi secara terang-terangan dan dapat memberikan pengaruh buruk yang sangat

luas. Namun segala sesuatunya yang bersifat negatif tentu seni juga menawarkan

keberadaan dampak positif yang tetntunya dapat membuat manusia itu sendiri

mengalami kepuasaan dari adanya hiburan seni itu sendiri. Seni itu sendiri merupakan

hasil ekspresi dari segala ide maupun gagasan yang terdapat dalam diri manusia.

Sehingga manusia akan terhibur dengan adanya keberadaan seni yang bersifat

mndukung jiwa manusia secara keseluruhan.

4

Page 5: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

Tentunya keberadaan seni dan teknologi baik yang berdampak positif maupun

negatif harusnya dapat disikapi oleh manusia itu sendiri. Karena baik dampak positif

maupun negatif semuanya dapat berjalan seimbang bilamana manusia itu sendiri

mampu mengarahkan pikirannya secara logis dan tidak terlepas dengan adanya garis

pembatas dalam memulai melakukan suatu hal itu sendiri. Maka perlunya beretika

dan berwawasan luas dalam menghadapi pengaruh serta dampak teknologi dan seni

yang bersifat negatif haruslah diikuti oleh bekal serta kearifan fondasi agama terutama

agama Hindu yang dapat menghantarkan manusia itu sendiri menuju jalan yang lebih

yang lebih baik serta menuntun manusia agar selalu melakukan yang terbaik dalam

hidupnya yang tidak terlepas dari ajaran agama itu sendiri.

1.2. PENGERTIAN ETIKA SECARA UMUM

Etika merupakan ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk

manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Tujuan dari mempelajari

etika itu sendiri adalah untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian

baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu.

Etika sebagai bagian dari filsafat berusaha memecahkan beragam persoalan

dalam kehidupan secara radikal. Terminologi radikal berasal dari bahasa Inggis

radical yang diserap dari Bahasa Yunani radix, yang berarti sampai ke akar-akarnya.

Dengan demikian kata radikal dapat dipahami sebagai cara berfikir yang mendalam

sampai ke akar persoalan.

Tentu berfikir radikal bukan berarti berfikir yang asal kritis, namun juga

merupakan corak berfikir yang kritis, metodis dan sistematis. Cara berfikir demikian

membedakan cara berfikir dalam filsafat dengan cara berfikir yang lain.

Lalu apa yang membedakan filsafat dengan ilmu (science)? Jika ilmu hanya

membatasi kajiannya terhadap fenomena yang bersifat empiris, maka filsafat lebih

jauh berusaha menyingkap apa yang ada di balik fenomena empiris. Jika kita belajar

tentang etika protestan yang dirumuskan oleh Max Weber dari sisi ilmu ekonomi,

maka kita hanya melihat bagaimana etika protestan dapat diterapkan dalam

masyarakat Kristen Protestan dari mahzab Calvinisme. Namun jika melihatnya dari

sisi refleksi filosofis, maka bukan hanya realitas empiris yang ditelaah berkaitan

dengan etika protestan. Filsafat akan membongkar, bagaimana pengetahuan ilmiah

tersebut dapat dijalankan? Syarat-syarat apa yang harus dipenuhi agar pengetahuan

ilmiah tersebut dapat dilaksanakan?

5

Page 6: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

Ciri khas filsafat tersebut juga nampak dalam etika. Etika tidak berhenti pada

hal yang empiris atau kongkret, pada hal yang secara faktual dapat dilakukan, tetapi ia

bertanya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, tentang yang

baik atau buruk untuk dilakukan (Bertens, 2005 : 26). Berita infotainment yang

kerapkali menjadi sebuah bentuk pengadilan oleh pers (trial by press) dapat dijadikan

sebuah contoh mengenai kekhasan etika.

Etika itu sendiri lebih jauh bergerak ke arah pertanyaan yang bernilai normatif

dan evaluatif. Relasi antara etika dengan bidang keilmuan yang lain yakni saling

komprehensif. Etika tidak dapat eksis, jika tidak dipahami dulu sisi keilmiahnya yang

bersifat empiris.

1.3. PENGERTIAN ETIKA MENURUT HINDU

Salah satu tugas suci bagi umat Hindu ialah untuk menata dirinya sendiri serta

masyarakat, serta umat manusia agar mengenal jati dirinya untuk berusaha menjadi

manusia yang berperikemanusiaan yang secara ideal disebut manusia “Dharmika”

(Manava Madhava). Ajaran etika (Moralitas), atau Tata Susila, yakni tingkah laku

yang baik dan benar untuk kebahagiaan hidup, serta keharmonisan antara manusia

dengan Tuhan Yang Maha Esa, antara sesama manusia dengan alam semesta dan

ciptaann-Nya.

Ajaran etika di dalam Weda mencakup bidang yang sangat luas meliputi:

kebenaran, kasih, tanpa kekerasan, kebajikan, ketekunan, kemurahan hati, keluhuran

budhi pekerti, membenci sifat buruk, pantang berjudi, menjalankan kebajikan,

percaya diri, membina hubungan yang serasi, mementingkan persatuan, kewaspadaan,

kesucian hati, kemashyuran, kemajuan, pergaulan dengan orang-orang,

mengembangkan sifat-sifat ramah dan manis, wiweka (kemampuan membedakan sifat

baik dan buruk), mengendalikan diri, dan masih banyak lagi yang lainnya.

1.4. ETIKA TEKNOLOGI

Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti

revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik dalam

usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun dalam pengambilan keputusan.

Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia akan berpengaruh terhadap

pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam

kehidupannya. Orang yang biasanya berinteraksi secara fisik, melakukan komunikasi

6

Page 7: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

secara langsung dengan orang lain, karena perkembangan teknologi internet dan email

maka interaksi tersebut menjadi berkurang.

Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk menjawab

tantangan hidup. Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat penting. Ketika manusia

membiarkan dirinya dikuasai teknologi maka manusia yang lain akan

mengalahkannya. Oleh karena itu, pendidikan manusiawi termasuk pelaksanaan

norma dan etika kemanusiaan tetap harus berada pada peringkat teratas, serta tidak

hanya melakukan pemujaan terhadap teknologi belaka.

Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu:

- Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi

manusia sebagai pekerja

- Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani

secara manual

- Pengangguran dan pemindahan kerja

- Kurangnya tanggung jawab profesi

- Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi

informasi

Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut maka dapat dilakukan :

- Di rancang sebuah teknologi yang berpusat pada manusia

- Adanya dukungan dari suatu organisasi, kompleksitas dapat ditangani

dengan Teknologi

- Informasi

- Adanya pendidikan yang mengenalkan teknologi informasi sehingga dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemajuan teknologi

informasi.

- Jika adanya peningkatan pendidikan maka akan adanya umpan balik dan

imbalan yang diberikan oleh suatu organisasi

- Perkembangan teknologi akan semakin meningkat namun hal ini harus di

sesuaikan dengan hukum yang berlaku sehingga etika dalam berprofesi di

bidang teknologi informasi dapat berjalan dengan baik.

7

Page 8: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat

berminat untuk menggunakan komputer yaitu;

- Kelenturan logika (logical malleability),

- Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan

apapun yang diinginkan oleh programmer untuk penggunannya.

- Faktor Transformasi (transformation factors)

- Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna

akan menuju ke suatu tempat.

- Faktor tak kasat mata (invisibility factors).

- Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal

computer sehingga tidak ada peluang bagi penyusup untuk

menyalahgunakan operasi tersebut.

1.5. HUBUNGAN ETIKA DENGAN AGAMA, ILMU PENGETAHUAN DAN

TEKNOLOGI

Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berdiri lepas dari hidup manusia, maka

tidak pernah luput dari pengaruh pihak (subjek) yang mengembangkannya serta

berniat memanfaatkannya juga. Kebenaran yang dikejar dalam ilmu pengetahuan

tetap menuntut suatu sikap akademis yang tinggi, akan tetapi pengaruh atau titipan

faktor-faktor pribadi serta sosial tidak mungkin dilenyapkan sama sekali. Itu

sebabnya, ilmu dan teknologi itu tetap bergantung pada sikap moral serta konteks

sosial manusia yang mengembangkan serta menggunakannya. Tugas filsafat, menurut

H. Marcuse, ialah membuat suatu analisis serta kritik sosial atas gejala tersebut agar

ilmu dan teknologi bisa benar-benar dijadikan alat pembangunan bagi kemanusiaan

yang lebih adil dan beradab.

Seperti halnya ciptaan manusia yang tak pernah sempurna, ilmu pengetahuan

dan teknologi juga memiliki keterbatasan tersendiri. Keterbatasan itulah yang telah

membuka mata manusia pada dimensihidup yang lain, yakni dimensi aksial: nilai-

nilai dan norma-norma estetik, etik, dan religius yang akan memurnikan intensitas dan

memandu penggunaan kebebasan manusia.

Peranan agama, sebagai the love of perfection, ialah meraut kemanusiaan kita

agar makin peka dan tanggap pada norma dan nilai hidup yang luhur. Agama

berusaha menjembatani ketegngan kratif di antara fakta dan ideal, bahkan

8

Page 9: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

menjembatani kehidupn fana dan kehidupan baka tempat manusia akan mencapai

kesempurnaan evolusi hidupnya.

Henri Bregson (1859-1941), seorang filsuf Prancis, melihat adanya

kemungkinan adanya kerja sama yang kental antara ilmu dan teknologi, etika, moral

dan agama demi perkembangan umat manusia dan kemanusiaan. Laju perkembangan

ilmu dan teknologi, dalam arti yang agak harfiah, telah membuat dunia menjadi

sebuah “kosmopolis”, sebuah kota dunia. Dengan kata lain, ilmu dan teknologi secara

teknis telah memungkinkan terwujudnya impian universal umat manusia utnuk hidup

bertetangga dan bersaudara satu sama lain.

Namun, kemungkinan yang telah dibuka oleh ilmu dan teknologi ini sering

kali justru dijegal oleh sikap mental dan moral yang sempit. Oleh karena itu, perlu

terjadi suatu perubahan orientasi moral guna mengimbangi laju ilmu teknologi. Teori

Bregson tentang moral yang terbuka dan agama yang dinamis adalah suatu model

guna mengembangkan sikap mental yang tepat untuk mewujudkan persaudaraan

universal antar umat manusia. Singkatnya, ilmu dan teknologi bisa bekerja sama

dengan etika, moral, dan agama guna mewujudkan persaudaraan universal dalam

dunia yang lebih adil dan damai.

9

Page 10: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

BAB IIPEMBAHASAN

Brahmavidya adalah pengetahuan tentang Ketuhanan dalam Agama Hindu,

pemahaman tentang Tuhan itu penting dan perlu karena dengan mengenal Tuhan

secara tepat dan baik dapat mengantarkan kepada jalan kesempurnaan sampai kepada

moksa. Pada dasarnya Veda mengajarkan bahwa Tuhan itu adalah Maha Esa, namun

Yang Maha Esa itu dikenal dengan banyak nama dewa-dewa. Pemahaman agama

Hindu dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu pemahaman tentang tatwa atau

filsafat agama, susila atau etika, dan upakara atau upacara.

Upanisad mengajarkan tentang dua aspek Tuhan, yaitu Nirguna Brahman dan

Saguna Brahman. Nirguna Brahman disebut juga Para Brahman atau Brahman yang

tertinggi, bebas dari guna atau segala bentuk aktivitas. Ia berada di luar jangkauan

pikir manusia karenanya disebut Brahman yang transenden. Saguna Brahman adalah

Brahman yang sudah terkena pengaruh maya, disebut juga Para Brahman atau Sada

Siva, dalam aspek inilah ia dikenal dengan nama banyak dewa, seperti Brahma aspek

penciptaan (utphatti), Visnu aspek pemeliharaan (sthiti) dan Siva atau Rudra aspek

peleburan (pralina). Ia menjadi objek pemujaan yang distanakan di padmasana pada

saat umat memuja-Nya. Ia merupakan sumber segala yang ada, berada di mana-mana

dan meliputi segalanya. Masih dalam aspek Ketuhanan, tetapi dinyatakan lebih rendah

dari saguna Brahman disebut Atman, ialah Brahman yang sudah dikuasai oleh

pengaruh maya. Akibatnya, lupa dengan kesejatiannya sehingga hanyut dalam

lingkaran lahir berulang-ulang. Apabila atman telah dapat mencapai kesadaran

Brahman barulah dapat menyatu kembali dengan Brahman.

Mendekatkan diri kepada Tuhan dilaksanakan dengan mengamalkan catur

marga yoga yang terdiri dari Bhakti Marga Yoga, Karma Marga Yoga, Jnana Marga

Yoga, dan Raja Marga Yoga. Ada 2 bentuk bhakti, yaitu apara bhakti, yakni bhakti

yang masih disertai dengan permohonan-permohonan dan apara bhakti, yaitu bhakti

yang tidak disertai dengan permohonan-permohonan, tetapi disertai dengan

penyerahan diri, dengan cara aktif berbuat dengan tulus karena yakin akan mendapat

pahala yang baik pula. Raja Marga Yoga diamalkan dengan astangga yoga yang

berawal dari suatu disiplin penahanan diri terhadap nafsu dan puncaknya mencapai

samadhi penyatuan pikiran pada objek. Dalam keadaan samadhi pikiran menyatu

dengan Brahman.

10

Page 11: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

Dalam konsep Hindu, manusia pertama adalah Svambhu, yang artinya

makhluk berpikir pertama yang menjadikan dirinya sendiri. Secara etimologi kata

manusia berasal dari kata manu yang artinya pikiran atau berpikir, dalam bentuk

genetif menjadi kata “manusya”, artinya ia yang berpikir atau menggunakan

pikirannya. Menurut konsep Hindu, manusia adalah kesatuan antara badan dan jiwa

(atman) menjadikan ia secara psikopisik terus berkembang. Manusia juga dikatakan

sebagai makhluk Tri Pramana karena memiliki sekaligus tiga kemampuan utama yaitu

berpikir, berkata dan berbuat atau idep wak dan kaya yang menyebabkan ia berbeda

dengan makhluk lainnya. Dengan kemampuan berpikir, berkata dan berbuat, manusia

melakukan perbuatan baik dan perbuatan buruk yang disebut subha asubha karma.

Dengan mengutamakan perbuatan baik yang disebut subha karma manusia mampu

menolong dirinya sendiri mengangkat dari kesengsaraan. Inilah keutamaan lahir

menjadi manusia. Martabat adalah harkat kemanusiaan atau harga diri orang yang

bermartabat disegani dan dihormati orang banyak karena selalu berperilaku baik.

Menjaga perilaku baik perlu selalu diupayakan dengan menghindari keburukan

walaupun tidak selalu mudah. Dalam upaya manusia untuk mencapai tujuan hidup

yaitu kesejahteran lahir bathin (suka tan pawali dukha), masyarakat Hindu melakukan

dengan menjaga hubungan baik dengan alam dan lingkungannya. Demikian pula

mereka menjaga hubungan baik dengan Tuhan yang menciptakan dunia dengan segala

isinya dan juga dengan sesama manusia. Tiga hubungan baik ini dikenal dengan

istilah Tri Hita Karana. Dalam setiap usahanya untuk mengolah alam perlu diingat

bahwa Menguasai Alam, cendrung merusak Menyesuaikan dengan Alam, cendrung

melestarikan.

Manusia mempunyai Wiweka yang berarti kemampuan untuk membedakan

antara yang baik dan benar dengan yang buruk dan salah. Kecenderungan-

kecenderungan sifat manusia dipengaruhi oleh tri guna, yaitu sattwam, rajas dan

tamas. Ketiga sifat ini dalam diri setiap manusia dalam keadaan yang berbeda-beda,

berpengaruh pada pikiran. Secara garis besar sifat manusia ada dua macam, yaitu

sifat-sifat kedewataan atau daiwi sampad dan sifat keraksaan. Kedua sifat ini

berdampingan dalam diri manusia. Kecenderungan manusia juga dipengaruhi oleh

indriya, yaitu keinginan untuk mendapat kepuasan. Ada Buddhindriya namanya, yaitu

indriya penyadar yang menghubungkan alam pikiran dengan objek dunia ini. Ada

indriya penggerak disebut panca Karmendriya.

11

Page 12: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

Untuk mendapatkan kebahagiaan dan menjaga martabat dalam hidup ini orang

harus mampu mengendalikan dirinya, ajaran pengendalian diri tersebar dalam pustaka

Hindu. Intinya adalah mengendalikan pikiran agar selalu terarah pada hal-hal

kebaikan dan menghindari hal-hal yang mengarah pada keburukan, melalui

pengendalian pikiran, perkataan dan perbuatan, serta berpedoman pada bisikan Sang

Hyang Atma, yaitu kata hati yang selalu menyuarakan kejujuran dan kebenaran.

Dalam setiap perbuatannya ada baiknya setiap manusia selalu mempunyai motto

mendasar Bekerja merupakan alat untuk mencapai kepuasan yang maksimum

(homoeconomicus) dan Bekerja itu kewajiban dan dharma untuk mencapai moksha.

(homotatwamasi)

Manusia dalam berbuat hendaknya berpedoman pada tata susila di masyarakat.

Tata susila adalah peraturan-peraturan tentang tingkah laku yang baik dan mulia.

Pengertian etika pada dasarnya tidak berbeda dengan pengertian tata susila, hanya saja

khusus dalam etika, ada etika yang hanya dianut oleh sekelompok masyarakat, seperti

etika jurnalistik atau kode etik wartawan, etika bisnis dan lain-lain. Tata susila Hindu

berangkat dari ajaran agama bahwa pada hakikatnya jiwatma setiap makhluk adalah

sama, demikian pula jiwatma setiap manusia. Penjelasan ini bersumber dan Upanisad

yang menyatakan Brahma atma aikyam, artinya Brahma dan Atma pada hakikatnya

tunggal, demikian pula uraian dalam Chandogya Upanisad Tat Twam Asi, artinya

engkau adalah itu, semua makhluk adalah engkau. Tujuan tata susila untuk membina

hubungan yang baik, rukun dan selaras antara seseorang dengan sesama makhluk

hidup di sekitarnya, antara keluarga dengan masyarakat, antara satu bangsa dengan

bangsa yang lain dan antara manusia dengan alam sekitar. Ajaran tata susila tersebar

dalam pustaka-pustaka Hindu seperti dalam Veda, Manawa dharma sastra,

Bhagawadgita, Sarasamuccaya dan lain-lain. Ajaran etika atau moralitas adalah

tingkah laku yang baik dan benar untuk kebahagiaan hidup serta keharmonisan hidup

antarsesama manusia, antarmanusia dengan alam bahkan manusia dengan Tuhan

Yang Maha Esa. Menilai baik buruk tingkah laku tidaklah mudah. Orang yang

berperilaku berpegang pada tata susila dan dharma pantas mendapat kehormatan dan

disegani, bukan karena kekayaan, kepintaran atau keturunan.

Dalam usaha mendapatkan kemuliaan akhlak ada beberapa ajaran yang

berkaitan dengan pengendalian diri untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,

diantaranya ajaran Trikaya Parisudha. Kayika perbuatan yang baik dan benar, wacika

perkataan yang baik dan benar, dan manacika, yaitu pikiran yang baik dan benar.

12

Page 13: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

Kebajikan, yaitu sifat murah hati dan suka menolong berbuat kebaikan, yang lahir dari

dalam hati nurani.

Orang yang memiliki pengetahuan terutama pengetahuan rohani tentu

memiliki kebijaksanaan, mampu membedakan baik dan buruk, benar dan salah. Orang

bijaksana meninggalkan yang buruk dan salah, memilih kebaikan dan kebenaran

dalam perilakunya. Umat Hindu yakin bahwa ilmu pengetahuan ditemukan oleh Sang

Yang Widhi Wasa adalah untuk menyadarkan umat manusia dan juga untuk pedoman

umat manusia dalam membangun kesejahteraan hidupnya. Ada dua jenis ilmu

pengetahuan yaitu pengetahuan tentang segala sesuatu mengenai ciptaan-Nya yang

disebut Avara Vidya seperti ilmu pengetahuan tentang alam semesta dengan segala

aspeknya, misalnya bagaimana dan apa penyebab terjadinya gelombang laut atau

tsunami Kemudian menjelaskan tentang Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa

dengan segala aspeknya, misalnya pengetahuan tentang hakikat Tuhan itu sendiri

(Brahman Vidya), pengetahuan tentang surga dan neraka, serta pralaya. Pengetahuan

adalah segala sesuatu yang diketahui manusia, sedangkan ilmu pengetahuan adalah

pengetahuan yang memenuhi empat syarat yaitu objektif, metodik, sistematik dan

berlaku umum. Dalam ajaran Hindu ada empat sumber pengetahuan yaitu, Praktyaksa

pramana, pengetahuan yang didapat dengan pengamatan langsung, Anumana

pramana, pengetahuan yang didapat dengan mengoptimalkan tanda-tanda yang dapat

diamati, Upamana pramana adalah pengetahuan dengan cara membandingkan, seperti

membandingkan kucing dengan harimau, Agama pramana, yaitu pengetahuan yang

diajarkan oleh para guru atau Rsi. Di samping itu, masih ada lagi yang disebut

arthapatti, yaitu pengetahuan yang didapat dengan pengambilan kesimpulan

bertentangan.

Seiring dengan perkembangan zaman ilmu pengetahuan pun semakin banyak

diterapkan dalam usahanya menyejahterakan kehidupan manusia. Menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam modernisasi agama Hindu

memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan sraddha dan bhakti dengan berbagai

pedoman, seperti trisamaya dan dharma sidhyatha. Sementara itu, aktivis Hindu I

Nyoman Mardika mengatakan dalam perkembangan masyarakat Hindu yang semakin

terbuka dalam menerima informasi dan komunikasi, mengindikasikan ada perubahan

pola kehidupan masyarakat Hindu. Di situ ada perubahan nilai-nilai dan cara pandang

orang Bali terhadap hidup dan kehidupan umat Hindu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan tersebut diantaranya (a) Kondisi sosial masyarakat yang

13

Page 14: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

berkembang pada masyarakat saat ini, bergerak dinamis, ditambah dengan

heterogenitas masyarakat, salah satu faktor penyebabnya. (b) Pendidikan masyarakat

yang berkembang memunculkan masyarakat menengah yang lebih kritis dalam

menyikapi fenomena adat dan agama. Ini merupakan suatu yang positif. Akan tetapi,

tidak jarang menimbulkan benturan di antara keyakinan dan rasionalitas masyarakat

Bali. (c) Dengan munculnya berbagai macam informasi yang semakin terbuka,

masyarakat mencoba menjaga eksistensinya atau jati dirinya sebagai masyarakat

kedaerahan. Prinsip ini disebarluaskan dengan menanamkan pemahaman adat dan

agama Hindu yang diyakini dalam menghadapi dunia global yang tanpa batas.

Manusia Hindu hendaknya mampu berpikir positif terhadap proses perkembangan

masyarakat yang dinilai riligius. Sebab, dengan berpikir positif kita dapat

melaksanakan dharma agama dan melaksanakan tradisi upacara dengan baik sebagai

persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Apabila berpikir Dikatakannya,

tantangan masyarakat Hindu pada masa yang akan datang adalah perkembangan

global. Jika hal itu tidak diantisipasi akan menggilas nilai-nilai sosial masyarakat.

Manusia hendaknya sudah mempersiapkan diri dan mampu berkompetisi dalam dunia

global dan tidak terjebak pada pola pikir yang sempit dan lelah bertikai dengan

sesama komponen masyarakat itu sendiri. Dalam perkembangan teknologi tersebut

perlu dibarengi dengan etos kerja yang dapat diterapkan secara maksimal. Etos kerja

adalah sifat-sifat khas yang sudah membudaya dari sekelompok masyarakat dalam

menilai suatu aktivitas kerja, secara fisik dan didukung oleh nilai-nilai spiritual

keagamaan yang diyakininya. Dalam upaya mencapai tujuan agama dan tujuan hidup

manusia dalam praktiknya bentuk-bentuk etos kerja dimulai dari mengerti tentang

makna kerja, bekerja atas kehendak hukum alam, bekerja merupakan pangkal

kehidupan, kerja tanpa pamrih pribadi semata-mata, bekerja harus sesuai profesi

masing-masing, kerja keras, bersikap jujur, dan fair. Dalam bekerja diperlukan

pemikiran-pemikiran mantap dan kritis. Berpikir kritis dilaksanakan dengan berpikir

logis sesuai dengan pedoman Anumana pramana dan Artha patti pramana, dengan

menempatkan pikiran sebagai yang menentukan dan mengendalikan.

Setelah menciptakan segala ciptaannya Tuhan Yang Maha Ada menciptakan

hukum untuk mengatur hubungan antarpartikel-partikel yang diciptakan-Nya. Hukum

itu disebut Rta, yaitu hukum alam yang bersifat absolut tidak ada yang dapat

menentangnya dan berlaku seperti itu untuk selama-lamanya. Dari Rta, kemudian

lahir dharma yang bersifat hukum untuk mengatur kehidupan makhluk di dunia ini.

14

Page 15: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

Dharma juga dapat berupa undang-undang yang diciptakan penguasa sifatnya sangat

tergantung pada keadaan tempat setempat, jadi amat relatif. Kepatuhan terhadap

hukum berpahala kebahagiaan dan keselamatan, sedangkan pengingkaran berpahala

pada kesedihan dan kehancuran. Dengan pemahaman demikian, seharusnya secara

sadar orang lebih memilih ketaatan pada hukum.

Masyarakat adalah sekelompok orang yang selalu bergaul, berkomunikasi dan

berinteraksi satu dengan yang lain, dengan berbagai unsur yang ada di dalamnya,

dengan identitas bersama. Masyarakat Hindu ditandai oleh kekhasan dengan ciri-ciri

kehinduannya. Untuk mewujudkan kesejahteraan harus ada pembangunan, yaitu suatu

proses yang menunjukkan adanya suatu kegiatan guna mencapai kondisi yang lebih

tinggi jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Ada keselarasan antara tujuan

pembangunan dengan tujuan agama Hindu, yaitu untuk mencapai kesejahteraan hidup

di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Peran serta umat Hindu dalam pembangunan masyarakat untuk mewujudkan

kesejahteraan meliputi peran serta dalam pemikiran, peran serta dalam penggalangan

dana, peran serta dalam penyediaan tenaga dan peran serta dalam penggalian berbagai

sumber kekayaan. Agama Hindu mengajarkan bahwa kesejahteraan adalah yang

menyangkut kehidupan material dan spiritual berdasar atas dharma artha dan kama

yang disebut tri warga, untuk mewujudkan kesejahteraan harus dilaksanakan

pembangunan masyarakat. Bentuk-bentuk peran serta umat Hindu di antaranya peran

serta dalam pemikiran, penggalangan dana, penyediaan tenaga dan peran serta dalam

penggalian sumber-sumber kekayaan.

15

Page 16: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

BAB IIIPENUTUP

1.1 SIMPULAN

Simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan makalah ini diantaranya sebagai

berikut:

1. Pencerminan etika beragama dan tata tertib beragama akan sangat berguna dalam

setiap perilaku yang manusia lakukan

2. Manusia dalam usaha memenuhi kebutuhannya diperlukan selalu menjaga

keseimbangan kehidupan berdasarkan ajaran Tri Hita Karana

3. Manusia dalam bekerja harus berpedoman teguh pada etos kerja.

1.2 SARAN

1. Setiap kehidupan pasti memiliki aturan-aturannya tersendiri, oleh sebab itu

sebagai makhluk yang beradab, kita wajib menerapkan ajaran etika dalam

kehidupan baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan akademik guna

mewujudkan keharmonisan dalam kehidupan ini.

2. Dalam bidang keilmuan, etika sangat penting untuk diterapkan karena ilmu

pengetahuan dan teknologi yang dijalankan tanpa etika dapat merusak keberadaan

ilmu itu sendiri.

16

Page 17: Penerapan Etika Di Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Ajaran Agama Hindu

DAFTAR PUSTAKA

Awanita, I Made. (1992). Materi Pokok, Sila, dan Etika Hindu. Jakarta: Dirjen Bimas Hindu

dan Buddha dan Universitas Terbuka.

Bantas, I Ketut. (2003). Buku Materi Pokok Agama Hindu. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mantra, Ida Bagus. (1989). Tata Susila Hindu Dharma. Jakarta: Dharma Sarathi.

Pendit, Nyoman S. (1988). Bhagawadgita. Jakarta: Daya Prana Press.

Rudia Adi Putra, Gde. (2003). Pengetahuan Dasar Agama Hindu. Jakarta: Sekolah Tinggi

Agama Hindu (STAH), Dharma Nusantara.

Sura, I Gede. (1993). Pengendalian Diri dan Etika Dalam Ajaran Agama Hindu. Jakarta:

Hanuman Sakti.

Tim Dosen Agama Hindu. (2009). Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi. Denpasar:

Udayana University Press.

17