Penentuan Kualitas Perairan Dilihat Dari Faktor Geokimia _CHRISTIANI SILALAHI K2E009015

Embed Size (px)

Citation preview

OLEH : CHRISTIANI SILALAHI K2E009015

Nitrogen anorganik di perairan dalam bentuk amonia (NH3), amonium (NH4), nitrit( NO2) dan nitrat (NO3) dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas,

sedangkan nitrogen organik berupa protein, asam amino dan urea. Transformasi nitrogen yang

melibatkan faktor biologis antara lain asimilasi nitrogen anorganik, fiksasi gas nitrogen, nitrifikasi, amonifikasi dan denitrifikasi.

Penyakit menular yang disebabkan oleh menurunnya kualitas dan kuantitas air, terutama di musim kemarau, seperti muntaber, diarrea, gatal-gatal, dehidrasi. Hal ini disebabkan pada musim kemarau terjadi penurunan kuantitas (tidak terjadi pengenceran) atau akan terjadi peningkatan konsentrasi bahan-bahan terlarut termasuk bakteri-bakteri yang berasal dari limbah domestik, sehingga tingkat penyakit tersebut semakin meningkat. Diperlukan untuk menjaga kondisi kualitas air dialam dengan baik, dan pemahaman tentang sifat, karakeristik, proses siklus air, kegiatan yang akan berdampak terhadap air serta pengetahuan tata cara pengolahan dan pemulihan sumberdaya air yang tercemar agar dimanfaatkan kembali.

Kualitas air adalah suatu keadaan dan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi suatu perairan yang dibandingkan dengan persyaratan untuk keperluan tertentu, seperti kualitas air untuk air minum, pertanian dan perikanan, rumah sakit, industri dan lain sebagainya. Sehingga menjadikan persyaratan kualitas air berbeda-beda sesuai dengan peruntukannya. Parameter fisik dalam kualitas air merupakan parameter yang bersifat fisik, dalam arti dapat dideteksi oleh panca indera manusia yaitu melalui visual, penciuman, peraba dan perasa. Parameter kimia yang didefinisikan sebagai sekumpulan bahan/zat kimia yang keberadaannya dalam air mempengaruhi kualitas air.

DO ( OKSIGEN TERLARUT )

Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas bagi kehidupan organisme. Perubahan konsentrasi oksigen terlarut dapat menimbulkan efek langsung yang berakibat pada kematian organisme perairan. Penyebab utama berkurangnya oksigen terlarut di dalam air adalah adanya bahan-bahan buangan organik yang banyak mengkonsumsi oksigen sewaktu penguraian berlangsung. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar kandungan gas O2 dalam air atau air limbah disebut DO-meter ( mg/L atau ppm ).

Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, dan aliran air sungai. Salinity-meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kegaraman dari air atau limbah cair, dengan mengukur kandungan ion Na+ yang berada dalam larutan air/limbah tersebut. Suhu Perairan Suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembangbiak.

PH

NITROGEN

Nilai pH kurang dari 7 merupakan kondisi yang masam sedangkan pH di atas 7 menunjukkan kondisi basa, untuk pH = 7 disebut sebagai netral. Pescod (1973) menyatakan bahwa toleransi untuk kehidupan akuatik terhadap pH bergantung kepada banyak faktor meliputi suhu, konsentrasi oksigen terlarut, adanya variasi bermcammacam anion dan kation, jenis dan daur hidup biota.

Nitrogen merupakan salah satu unsur penting bagi pertumbuhan organisme dan proses pembentukan protoplasma, serta merupakan salah satu unsur utama pembentukan protein. Nitrite-meter merupakan alat untuk mengukur kadar kandungan Nitrite-Nitrogen (N-NO2-) dalam limbah cair atau dalam air.

Intensitas cahaya matahari merupakan faktor abiotik utama yang sangat menentukan laju produktivitas primer perairan, sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis (Boyd, 1982). Umumnya fotosintesis bertambah sejalan dengan bertambahnya intensitas cahaya sampai pada suatu nilai optimum tertentu (cahaya saturasi), diatas nilai tersebut cahaya merupakan penghambat bagi fotosintesis (cahaya inhibisi). Semakin ke dalam perairan intensitas cahaya akan semakin berkurang dan merupakan faktor pembatas sampai pada suatu kedalaman dimana fotosintesis sama dengan respirasi.

Hardjojo dan Djokosetiyanto (2005) menyatakan bahwa COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organic yang secara alami dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis yang mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. Nilai COD dapat memberikan indikasi kemungkinan adanya pencemaran limbah industri di dalam perairan (ALaerst dan Sartika, 1987).

BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air.

Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi.

Purnomo

(1997) menyatakan bahwa daya dukung lingkungan perairan adalah suatu yang berhubungan erat dengan produktivitas perairan, sebagai nilai mutu lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen (fisika, kimia dan biologi) dalam suatu kesatuan ekosistem.

Kelimpahan nitrat dapat mendukung terjadinya eutrofikasi. Sehingga sangat memungkinkan cyanobacteria (blue-green algae), khususnya Microcystis spp untuk tumbuh berkembang pesat (blooming). Akibatnya, kualitas perairan menurun, konsentrasi oksigen terlarut menurun Kualitas air secara fisik, kimia dan bakteriologi memegang peranan penting terhadap aspek kelayakan sumberdaya air untuk dapat dikonsumsi sebagai air bersih, sehingga untuk menjaga kondisi kualitas dialam dengan baik, diperlukan pemahaman tentang sifat, karakeristik, proses siklus air, kegiatan yang akan berdampak terhadap air serta pengetahuan dasar tentang tata cara pengolahan dan pemulihan sumberdaya air yang agar dapat dimanfaatkan kembali.

EASY COME. EASY GO CUSTOME MAKES ALL THINGS EASY..

By: CHRISTIANI SILALAHI K2E009015