10
TUGAS 3 GD3105 SURVEI GNSS Eka Fitriani 15112093 TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014

Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perbandingan Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

Citation preview

Page 1: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

TUGAS 3

GD3105 SURVEI GNSS

Eka Fitriani

15112093

TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2014

Page 2: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

1. Jelaskan pengertian gelombang elektromagnetik, orbit satelit, parameter orbit satelit, kode

P(Y), dan kode C/A!

2. Jelaskan secara singkat tapi menyeluruh metode penentuan jarak GPS dengan code

(PSEUDORANGE) !

3. Jelaskan secara singkat tapi menyeluruh metode penentuan jarak GPS dengan phase

(PHASERANGE) !

Page 3: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

1. Pengertian gelombang elektromagnetik, orbit satelit, parameter orbit satelit, kode

P(Y), dan kode C/A!

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat meski tidak ada

medium perambatannya. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan

beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu panjang gelombang, frekuensi, amplitude, dan

kecepatan gelombang. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang

merupakan jarak antar dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu

titik dalam satu satuan waktu. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan

(kecepatan cahaya), maka panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi

gelombang. Semakin panjang suatu gelombang, akan semakin rendah frekuensi yang

dihasilkan. Dan semakin pendek suatu gelombang, maka gelombang tersebut akan memiliki

frekuensi yang tinggi.

Energi elektromagnetik dipancarkan oleh semua massa di alam semesta pada level yang

berbeda-beda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah

panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan

karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari gelombang elektromagnetik.

- Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga

kedua medan memiliki nilai maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada

tempat yang sama.

Page 4: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

- Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus

terhadap arah rambat gelombang.

- Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik mengalami

peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi dan difraksi.

Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat listrik dan

magnetik medium yang ditempuhnya.

Orbit Satelit

Sebuah satelit yang diluncurkan dengan kendaraan peluncur , satelit tersebut akan di

tempatkan pada ketinggian tertentu dan akan mengitari bumi. Gaya tarik bumi (gravity) akan

mempertahankan posisit satelit tetap pada tempatnya inilah yang disebut “orbit”.

3 Jenis orbit yang paling umum dari beberapa jenis orbit satelit yang ada adalah : LEO (Low

Earth Orbit) Satelit pada lingkaran low earth orbit ditempatkan sekitar 161 hingga 483 km

dari permukaan bumi. Karena sifatnya yang terlalu dekat dengan permukaan bumi

menyebabkan satelit ini akan bergerak sangat cepat untuk mencegah satelit tersebut terlempar

keluar dari lintasan orbitnya. Satelit pada orbit ini akan bergerak sekitar 28163 km/jam.

Satelit pada orbit ini dapat menyeselaikan satu putaran mengeliling bumi antara 30 menit

hingga 1 jam. Satelit pada low orbit hanya dapat terlihat oleh station bumi sekitar 10 menit.

MEO, Medium Earth Orbit Satelit dengan ketinggian orbit menengah dengan ketinggian

9656 km hingga 19312 km dari permukaan bumi. Pada orbit ini satelit dapat terlihat oleh

stasiun bumi lebih lama sekitar 2 jam atau lebih. Dan waktu yang diperlukan untuk

menyeleseaikan satu putaran mengitari bumi adalah 2 jam hingga 4 jam. GEO, or

Geostationary Earth Orbit. Satelit dengan orbit GEO mengitari bumi 24 jam dan relative

diam terhadap bumi (berputar searah rotasi bumi). Sama dengan waktu yang dibutuhkan

bumi berotasi pada sumbunya. Umumnya ditempatkan sejajar dengan equator bumi. Karena

relative diem terhadap bumi maka spot (wilayah radiasi sinyal ) juga tidak berubah. Jarak

ketinggian dari permukaan bumi sekitar 35895 km.

GEO satelit akan selalu terlihat oleh stasion bumi dan sinyalnya dapat mengjangkau 1/3 dari

permukaan bumi. Sehingga 3 buah GEO satelit dapat mengjangkau seluruh permukaan bumi

kecuali pada wilayah kutub Utara dan kutub Selatan. Untuk Orbit LEO dan MEO , umumnya

merupakan Polar Orbit karena inklinasi lintasan terhadap ekuator sangat besar.

Page 5: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

Parameter orbit satelit

Ketentuan dalam sebuah orbit ellip ada lima parameter yang dibutuhkan sedangkan ketentuan

posisi satelit dalam orbitnya ada enam parameter. Enam parameter orbit merepresentasikan

elemen orbit klasik antara lain

a semimajor axis

e kemiringan

i inclination

right ascension of ascending node

argument of perigee

time of perigee

Mo Massa

Kode P(Y) atau P (Precise or Private)-Code

Kode-P merupakan jenis kode yang tepat dari sinyal GPS biasanya hanya digunakan oleh

militer AS. Biasanya terenkripsi dan direset setiap tujuh hari sekali untuk mencegah

penggunaan dari orang yang tidak berkepentingan secara sah. Kode-P dibandingkan dengan

kode-C/A merupakan rangkaian bilangan-bilangan biner yang sangat panjang, yaitu 2.3547 x

1014

chips, dan polanya tidak berulang sampai setelah 266 hari (sekitar 38 minggu). Kode-P

ini dibangkitkan dengan kecepatan yang 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan kode-C/A,

yaitu 10.23 juta chip per detik. Ini berarti chip kode-P mempunyai panjang gelombang sekitar

30 meter. Untuk satelit GPS, setiap satelit dicirikan dengan suatu segmen satu mingguan dari

kode-P yang sifatnya unik, dan kode ini diinisialisasi kembali setiap minggunya pada tengah

malam Sabtu/Minggu. Kode-P ini dimodulasikan pada kedua gelombang pembawa L1 dan

L2.

Page 6: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

Kode C/A atau Coarse/Acquisition Code

Kode C/A yaitu kode akuisisi kasar merupakan standar sinyal satelit GPS yang

ditransmisikan oleh satelit GPS untuk pengguna sipil. Berisi informasi yang berguna bagi

receiver GPS untuk memperbaiki posisi dan waktu. Kode C/A mempunyai akurasi 100 meter

atau lebih baik lagi. Kode-C/A merupakan rangkaian dari 1023 bilangan biner (chips) yang

berulang setiap satu milidetik (msec). Ini berarti bahwa setiap detik chip dari kode-C/A

dibangkitkan dengan kecepatan 1.023 juta chip per detik, dan setiap chip mempunyai durasi

waktu sekitar satu mikrodetik (msec), atau sekitar 300 meter dalam unit jarak. Setiap satelit

GPS dicirikan dengan satu kode-C/A tertentu yang sifatnya unik (tunggal), dan secara total

ada 32 kode yang tersedia untuk satelit-satelit GPS. Kode-C/A hanya dimodulasikan pada

gelombang pembawa L1.

2. Metode Penentuan Jarak GPS dengan Code Pseudorange

Pengukuran jarak dari satelit ke receiver dapat dilakukan dengan menggunakan data kode P

atau C/A maupun dengan data fase gelombang pembawa. Pengukuran jarak dengan data fase

digunakan untuk penentuan posisi teliti. Di lain pihak, pengukuran jarak dengan kode

memungkinkan penyajian posisi secara instan, walaupun ketelitiannya lebih rendah jika

dibandingkan dengan menggunakan data fase. Pengukuran jarak dengan data kode disebut

pseudorange.

Definisi pseudorange atau pseudoranging secara umum adalah pengukuran jarak

berdasarkan korelasi antara kode yang dipancarkan oleh satelit dengan replika kode yang

dibuat oleh receiver. Disebut pseudorange karena jarak tersebut masih mengandung

kesalahan karena dalam pendefinisian jarak tersebut harga koreksi kesalahan dalam proses

sinkronisasi jam satelit-jam receiver belum diperhitungkan.

Kronologi prosedur penentuan jarak dengan kode (pseudorange) adalah sebagai berikut. Kita

asumsikan bahwa jam receiver dan jam satelit sinkron secara sempurna satu sama lain.

Ketika sinyal (PRN code*) ditransmisikan dari satelit dan diterima oleh receiver, receiver

memproduksi replika kode yang diterima. Receiver kemudian membandingkan kode yang

diterima dari satelit dengan replika-nya dan menghitung selang waktu sinyal merambat dari

satelit ke receiver. Selang waktu ini kemudian dikalikan dengan cepat rambat cahaya dan

didapatlah jarak antara receiver dan satelit. Perlu dimengerti bahwa asumsi jam receiver

Page 7: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

sinkron secara sempurna adalah tidak sepenuhnya benar, atau dengan kata lain proses

sinkronisasi yang dilakukan oleh receiver tidaklah sempurna dan masih mengandung

kesalahan. Oleh sebab itulah maka pengukuran jarak dengan menggunakan data kode disebut

sebagai pseudorange.

3. Metode Penentuan Jarak GPS dengan fase Phaserange

Data fase merupakan cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan jarak antara satelit ke

receiver atau yang biasa disebut dengan phaserange. Berdasar pada cara ini, jarak yang

terukur adalah jumlah gelombang penuh (cycles) yang terukur ditambah dengan nilai

fraksional gelombang terakhir (saat diterima receiver) dan gelombang awal (saat dipancarkan

oleh satelit) dikalikan dengan panjang gelombangnya. Jarak yang ditentukan dengan cara ini

jauh lebih teliti jika dibandingkan dengan jarak berdasar data kode. Hal tersebut dikarenakan

resolusi data fase jauh lebih kecil jika dibanding dengan resolusi data kode. Namun demikian,

ada satu masalah yang dihadapi dalam penggunaan data fase. Gelombang pembawa GPS

adalah murni gelombang sinusoidal, setiap cycle mempunyai bentuk yang sama dengan cycle

yang lain. Oleh karena itulah receiver GPS tidak dapat membedakan antara satu cycle dengan

yang lainnya. Dengan kata lain, ketika receiver dinyalakan dan lock on ke satelit, receiver

mampu menerima sinyal namun dia hanya merekamnya saja. Receiver tidak dapat

menentukan jumlah total cycle antara satelit dan dirinya.

Definisi ambiguitas fase

Page 8: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

Ambiguitas fase merupakan jumlah gelombang penuh yang tidak terukur oleh receiver GPS.

Untuk dapat merekonstruksi jarak ukuran antara satelit dengan antena maka harga ambiguitas

fase harus ditentukan terlebih dahulu. Ambiguitas fase merupakan bilangan bulat (kelipatan

panjang gelombang). Pada setiap data pengamatan fase dari satelit yang berbeda maka akan

mempunyai harga ambiguitas fase tersendiri. Namun, harga ambiguitas fase akan selalu sama

pada setiap epok apabila sepanjang receiver GPS sinyal yang diamati kontinyu atau tidak

terjadi cycle slip.

Metoda-metoda penentuan ambiguitas fase :

Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam proses resolusi ambiguitas (ambiguitas

fase) yaitu: Eliminasi kesalahan dan bias data dari pengamatan, geometri satelit, teknik

resolusi ambiguitas itu sendiri.

Pada kesalahan bias umumnya terkait dengan satelit seperti kesalahan ephemeris , jam satelit,

dan selective availability (SA). Kemudian medium propagasi, seperti bias ionosfer dan

troposfer. Selain itu, receiver GPS seperti kesalahan jam receiver (kesalahan yang terkait

dengan antena dan noise). Terdapat juga kesalahan pada data pengamatan seperti ambiguitas

fasa dan cycle slips, atau lingkungan sekitar GPS receiver seperti multipath dan imaging.

Untuk menyelesaikan atau mengatasi cycle ambiguity, terdapat berbagai macam metode,

diantaranya :

1. Metode Geometris

Metode ini memanfaatkan variasi yang bergantung waktu pada hibungan geometris antara

receiver dan satelit. Secara umum, pengukuran fase secara kontinu digunakan dengan

ambiguitas diestimasi sebagai parameter bernilai real. Sekali sinyal teridentifikasi oleh

receiver, seluruh nomor dari cycle yang masuk diukur dan dihitung. Inisial ambigu itu yang

tidak diketahui dipertahankan selama proses pengamatan dan dapat dipresentasikan oleh

parameter tunggal (bias). Pengamatan secara kontinu pada carrie phase akan menghasilkan

penentuan dari range difference yang bebas ambiguitas.

2. Metode Data Dual Frekuensi

Dengan menggunakan data dual frekuensi, hasil yang diperoleh untuk mendapatkan

ambiguitas berubah secara signifikan. Banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh dengan

Page 9: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

mengimplementasikan metode ini, karena banyaknya kombinasi linier yang bisa dibentuk.

Teknik yang digunakan adalah teknik wide lane, yang menggabungkan data fase dari

frekuensi L1 dan L2.

3. Metode Kombinasi Dual Frekuensi Data Fase dan Data Fase

Faktor yang sangat menggangu dalam teknik wide lane yang telah dijelaskan di atas adalah

pengaruh bias ionosfer yang meningkat seiring dengan makin panjang baseline. Masalah ini

dapat dieliminasi dengan melakukan metode Kombinasi Dual Frekuansi Data Fase dan Data

Fase. Dengan demikian, dapat memberikan suatu penentuan dari ambiguitas wide lane Nw

untuk setiap epok dan setiap site. Hasilnya independen terhadap pengaruh panjang baseline

dan efek ionosfer. Tetapi tetap saja, jika semua kesalahan sistematik telah teratasi, efek

multipath akan tetap ada dan akan mempengaruhi data fase dan data kode secara berbeda.

Multipath-lah yang mempengaruhi terjadinya variasi Nw oleh beberapa cycle dari epok ke

epok.

4. Metode Fast Ambiguity Resolution Approach

Penggunaan metode ini dipublikasikan oleh Frei dan Schumbernigg (1992). Menurut

publikasi terakhir, karakteristik utama dari metode ini adalah :

Menggunakan informasi statistik dari perataan awal untuk memilih range pencarian

(search range)

Menggunakan informasi dalam matriks variansi-kovariansi untuk menolak ambiguitas

yang tidak layak diterima secara statistik

Mengaplikasikan tes hipotesis statistik untuk memilih set yang benar dari ambiguitas.

5. Metode Kuadrat Terkecil

Secara teoritik ambiguitas fase akan didapatkan secara akurat apabila :

data pengamatan tidak dipengaruhi kesalahan non acak

geometri satelit yang baik saat pengamatan

model matematika yang digunakan sudah sesuai

Page 10: Penentuan Jarak GPS dengan Pseudorange dan Phaserange

model pembobotan pengamatan yang sesuai