17
Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan Biaya Bersama Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya dilakukan secara massa. Biaya produk bersama (joint overhead cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Pengertian pertama biaya bersama tersebut diatas disebut biaya bergabung (common cost), sedangkan pengertian kedua disebut biaya bersama (joint cost). Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang terpisah (tak diolah bersama) dengan fasilitas ama pada saat yang bersamaan. Biaya bergabung dan biaya bersama mempunyai satu perbedaan pokok yaitu bahwa biaya bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai produk yang terpisah tersebut atas dasar sebab akibat atau dengan cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya bergabung tak meliputi baiaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Di lain pihak biaya bersama tidak dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai macam produk yang dihasilkan dan meliputi biaya-biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam produk yang dapat berupa produk bersama, produk

Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nanananananananana

Citation preview

Page 1: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan

Biaya Bersama

Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang

harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya

berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya dilakukan secara massa.

Biaya produk bersama (joint overhead cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-

mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya.

Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead

pabrik.

Pengertian pertama biaya bersama tersebut diatas disebut biaya bergabung (common cost),

sedangkan pengertian kedua disebut biaya bersama (joint cost). Biaya bergabung adalah biaya-biaya

untuk memproduksi dua atau lebih produk yang terpisah (tak diolah bersama) dengan fasilitas ama

pada saat yang bersamaan. Biaya bergabung dan biaya bersama mempunyai satu perbedaan pokok

yaitu bahwa biaya bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai produk yang terpisah

tersebut atas dasar sebab akibat atau dengan cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya

bergabung tak meliputi baiaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Di lain pihak biaya

bersama tidak dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai macam produk yang dihasilkan dan meliputi

biaya-biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam produk

yang dapat berupa produk bersama, produk sampingan dan produk sekutu. Produk bersama adalah

dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan

proses gabungan. Produk sampingan adalah satu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif lebih

rendah, yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi. Produk sekutu

adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu yang bersamaan tetapi tidak dari kegiatan

pengolahan yang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama.

Karakteristik Produk Bersama, Produk Sampingan dan Produk Sekutu

Produk bersama dan produk sekutu memiliki karakteristik sengai berikut:

a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.

b. Harga jula produk bersama atau produk sekutu relatif lebih tinggi bila dibandingkan

dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat yang sama.

Page 2: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

c. Dalam mengolah produk bersama tertentu, produsen tak dapat menghindarakan diri untuk

menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ia memproduksi hanya salah satu diantara

produk bersama tersebut.

Produk sampingan dapat digolongakan sesuai dengan dapat tidaknya produk tersebut dijual

pada saat terpisah dari produk utama (main product).

a. Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa

memerlukan pengolahan lebih lanjut.

b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari

produk utama.

Akuntansi Produk Bersama

Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersma dengan menggunakan

salah satu dari empat metode dibawah ini:

1. Metode nilai jual relatif.

2. Metode satuan fisik

3. Metode rata-rata biaya per satuan

4. Metode rata-rata tertimbang

Metode Nilai Jual Relatif. Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama

kepada produk bersama. Menurut merode ini, cara yang paling logis untuk mengalokasikan biaya

bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama yang dihasilkan.

Contoh:

Misalkan biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT. El Sari selama satu periode akuntansi berjumlah

Rp.750.000. Jumlah dan harga jual per satuan yang dihasilkan perusahaan tampak dalam tabel

berikut ini.

Page 3: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

Pemakaiana metode nilai jual relative dalam mengalokasikan biaya bersama ini akan menghasilkan

presentase laba bruto dari hasil penjualan yang besarnya sama untuk tiap jenis produk bersama

tersebut

 Produk

A   B   C   D   JumlahSatuan yang terjual 10000 15000 20000 8000 53000Hasil penjualan 100000 262500 240000 160000 762500Harga pokok penjualan 75000 196875 180000 120000 571875laba bruto 25000 65625 60000 40000 190625Presentase laba bruto dari  Hasil penjualan 25% 25% 25% 25% 25%                   

Metode Satuan Fisik. Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk bersama

sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya

bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik yaitu kuantitas bahan baku yang

terdapat dalam masing-masing produk. Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume

atau ukuran lain. Dengan demikian metode ini menghendaki bahwa produk bersama yang

dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. Untuk menggambarkan

pemakaian metode ini, misalkan 10.000 barrels minyak mentah diolah dalam proses penyulingan.

Hasil produksi pengolahan tersebut setelah dikurangi dengan kerugian sebanyak 200 barrels (akibat

susut atau hilang dalam proses) tampak dalam tabel berikut:

Page 4: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

Misalkan selama pengolahan 10.000 barells minyak mentah tersebut, harga pokok bahan baku yang

dipakai berjumlah Rp.15.000.000. Alokasi harga pokok bahan baku tampak dalam tabel berikut ini:

Metode Rata-Rata Biaya per Satuan. Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama

yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh

perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu proses bersama tetapi

mutunya berlainan. Dalam metode ini harga pokok masing masing produk dihitung sesuai dengan

proporsi kualitas yang diproduksi.

Contoh:

Page 5: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

Perusahaan penggergajian kayu menghasilkan berbagai macam mutu kayu. Data kegiatan

perusahaan selam satu periode akuntansi adalah sebagai berikut:

a. Jumlah produksi 762.000 m3

b. Biaya bersama Rp.22.860.000

c. Rata-rata biaya per 1.000 m3 = Rp.30.000 (Rp.22.860.000 : 762)

Rata-rata biaya per 1.000 m3 digunakan untuk menghitung harga pokok berbagai macam kayu yang

mempunyai mutu yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi kuantitasnya masing-masing disajikan

dalam tabel berikut ini:

Metode Rata-rata Tertimbang. Cara yang digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama adalah

kuantitas produksi dikalikan dahulu dengan angka penimbang dan hasil kaliknya baru dipakai

sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk tipa produk didasarkan pada jumlah

bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi dan pembedaan jenis

tenaga kerja yang dipakai untuk tipa jenis produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai sebagai angka

penimbang adalah harga jual produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif.

Contoh:

Page 6: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

Biaya Bersama dan Keputusan Manajemen

Harga pokok tiap-tiap produk bersama yang didapat dari proses alokasi tidak bermanfaat bagi

manajemen dalam pengambilan keputusan, bahkan sering kali menyesatkan. Untuk jelasnya

disajikan contoh berikut ini:

Contoh:

Perusahaan A misalnya memproduksi dua jenis produk: A dan B, dari suatu proses produksi. Biaya

bersama sebesar Rp. 375.000 telah dialokasikan kepada produksi A dan B dengan metode rata-rata

biaya per satuan, dan tampak dalam Tabel berikut:

Jika semua produk yang dihasilkan tersebut terjual habis dengan harga: produk A Rp.16,50 per kg

dan produk B Rp.14,50 per kg, maka perhitungan laba rugi tampak dalam Tabel dibawah ini:

Apabila manajemen melihat perhitungan tersebut di atas dan salah dalam melakukan analisis, maka

ia akan beranggapan bahwa produk B berhubung mengakibatkan kerugian Rp.5000 tidak usah

dilanjutkan produksinya. Padahal dalam pengolahan produk bersama, pada umumnya salah satu

jenis produk tidak dapat dihindari produksinya. Jadi misalnya karena produk B menghasilkan rugi

Rp.5000, dan kemudian tidak usah dijual, maka kerugian perusahaan tersebut menjadi sebesar

Rp.27.500 (Rp247.500 – Rp375.000), karena proses produksi tetap menghasilkan jenis produk B.

Seharusnya dalam hal ini manajemen melihat berapa kontribusi B dalam menghasilkan laba

perusahaan. Produk B memberikan kontribusi Rp145.000 kepada laba perusahaan sehingga total

biaya bersama Rp375.000 dapat ditutup dan menghasilkan laba perusahaan secara keseluruhan

besar RRp17.500.

Page 7: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

Harga pokok per satuan produk bersama juga tidak dapat dipakai sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam memutuskan apakah salah satu produk bersama tersebut perlu diolah lebih

lanjut atau tidak.

Akuntansi Produk Sampingan

Dalam produk sampingan titik berat pembahasannya adalah bagaimana memperlakukan pendapatan

penjualan produk sampingan tersebut. Alokasi biaya bersama kepada produk utama dan produk

utama dan produk sampingan pada umumnya dianggap tak perlu, karena nilai produk sampingan

relatif rendah bila dibandingkan dengan produk utama.Metode akuntansi yang digunakan untuk

memperlakukan produk sampingan dapat dibagi menjadi dua golongan:

1. Metode-metode yang tak mencoba menghitung harga pokok produk sampingan atau

persediaannya, tetapi memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan sebagai

pendapatan atau pengurang biaya produksi. Metode ini biasa disebut metode-metode tanpa

harga pokok (non-cost methods).

2. Metode-metode yang mencoba mengalokasikan sebagian biaya bersama kepada produk

sampingan dan menentukan harga pokok persediaan produk atas dasar biaya yang

dialokasikan tersebut. Metode-metode ini dikenal dengan nama metode-metode haraga

pokok (cost methods).

Metode-Metode Tanpa Harga Pokok

Berikut ini diuraikan beberapa metode perlakuan terhadap pendapatan penjualan produk sampingan.

1. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan di luar usaha.

2. Pendapatan penjualan produk sampingan sebagai tambahan pendapatan penjualan produk

utama.

3. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang harga pokok

penjualan.

4. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurung total biaya

produksi.

Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan sebagai Pendapat Di Luar Usaha.

Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjulan produk sampingan dikurangi dengan

penjualan returnya dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan pada

Page 8: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

akhir periode akuntansi ditutup ke rekening Laba Rugi. Rekening Pendapatan Penjulan Produk

Sampingan dicantumkan dalam laporan laba rugi dalam kelompok penghasilan di luar usaha (other

income).

Contoh:

Bentuk laporan laba rugi perusahaan yang menghasilkan produk utama dan produk sampingan,

yang pendapatan penjualan produk sampingannya diperlaukan sebagai penghasilan di luar usaha

disajikan dalam Tabel dibawah ini.

Metode ini tak mencoba menentukan harga pokok produk sampingan. Metode ini cocok digunakan

dalam perusahaan yang:

a. Nilai produk sampingannya tak begitu pentingnya atau tak dapat ditentukan.

b. Penggunaan metode yang lebih teliti memerlukan biaya yang tidak sebanding dengan

manfaat yang diperoleh.

c. Saat terpisahnya produk sampingan dari produk utama tak begitu jelas dan pembebanan

harga pokok produk sampingan kepada produk utama tak mengakibatkan perbedaan yang

mencolok pada harga pokok produk utama.

Keberatan penggunaan metode ini adalah:

a. Apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan produk sampingan, maka timbul

masalah penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan.

b. Dapat mengakibatkan penandingan pendapatan dengan biaya tidak dalam periode yang

tepat.

c. Tidak adanya pengawasan terhadap persediaan produk sampingan, sehingga hal ini

membuka kesempatan untuk terjadinya penggelapan terhadap produk sampingan tersebut.

Page 9: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

d. Meskipun nilai jual produk sampingan kecil, tetapi kalau pendapatan penjualannya

dilaporkan sebagai penghasilan di luar usaha, maka hal ini akan mengaburkan gambaran

menyeluruh tentang hasil usaha perusahaan.

Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlukan sebagai Tambahan Pendapatan

Penjualan Produk Utama. Metode ini merupakan variasi metode pertama diatas. Semua biaya

produksi dikurangkan dari pendapatan penjualan semua produk (baik produk utama maupun

sampingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak diadakan alokasi biaya berama

seperti halnya dengan metode pertama.

Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan sebagai Pengurang Harga Pokok

Penjualan. Dalam metode ini pendapatan penjualan produk sampingan sebesar Rp.4.000

dikurangkan dari harga pokok penjualan sehingga menghasilkan laba bruto Rp.54.000 (Rp.100.000-

Rp.46.000). Kaba bersih sebelum pajak tetap sama sebesar Rp.24.000.

Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan sebagai Pengurang Total Biaya

Produksi. Pendapatan penjualan produk sampingan sebesar Rp.4.000 dikurangkan dari total biaya

produksi Rp.60.000, sehingga biaya produksi turun menjadi Rp.1,87 (Rp.56.000 : Rp.30.000).

Sehingga harga pokok persediaan produk akhir turun menjadi Rp.9.350. Perhitungan laba rugi

disajikan dalam tabel dibawah ini.

Pendapatan penjualan produk sampingan yang ditambahkan pada pendapatan penjualan produk

utama, atau yang dicantumkan sebagai pendapatan lain-lain, atau yang dikurangkan dari harga

pokok penjualan atau yang dikurangkan dari total biaya produksi adalah pendapatan penjualan

produk sampingan setelah dikurangi dengan biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum produk

sampingan tersebut setelah terpisah dari produk utama.

Page 10: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

Misalkan biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran yang berhubungan dengan produk

sampingan dalam contoh tersebut diatas ditaksir Rp 500 dan apabila pendapatan penjualan bersih

produk sampingan ini dikurangkan dari total biaya produksi, maka laoran rugi labanya adalah:

Pendapatan penjualan produk utama (25000 unit @Rp 4)       100000  Harga pokok penjualan : Biaya produksi bersama : (30000 unit @ Rp 2) 60000  Dikurangi:    Hasil penjualan produk sampingan 4000    biaya administrasi, adm. &umum (taksiran) 500  -     3500  -     Biaya produksi bersih produk utama 56500    Dikurangi harga pokok persediaan akhir produk utama    5000 x Rp 1,88 9400  -     47100  -   Laba bruto 52900  Biaya-biaya usaha    Biaya administrasi dan umum 29500  -   Laba bersih usaha 23400                          

Berasal dari Rp 56.500: 30000 =1,88

Metode Nilai Pasar Atau Reversal Cost Method. Metode perlakuan produk sampingan ini pada

dasarnya sama dengan metode terakhir yang telah dibicarakan. Ada perbedaan sedikit diantara

keduanya, yaitu kalau pada metode terakhir yang dikurangkan dari biaya produksi adalah

pendapatan penjualan sesungguhnya produk sampingan, sedangkan pada metode nilai pasar ini

yang dikurangkan adalah taksiran nilai pasar produk sampingan. Metode ini mencoba menaksir

biaya produk sampingan dengan titik tolak dari nilai pasarnya.

Perhitungan taksiran biaya produk sampingan pada saat terpisah

Nilai pasar produk sampingan       xxx

Taksiran biaya pemasaran produk sampingan xxx  

Taksiran biaya administrasi & umum produk sampingan xxx  

Taksiran biaya pengolahan setelah saat terpisah xxx  

Taksiranlaba bruto xxx  

  xxx

Taksiran biaya produk sampingan pada saat terpisah   xxx

Contoh:

Biaya bersama yang dikeluarkan untuk memproduksi 40000 kg produk utama dan 5000 kg produk

sampingan berjumlah Rp 6.400.000. setelah terpisah dari produk sampingan, produk utama dapat

Page 11: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

lakudijual tanpa harus mengalami pengolahan lebih lanjut. Nilai pasar produk sampingan Rp 80 per

kg. biaya pemasaran produk sampingan ditaksir 5% dari harga jual dan laba bruto ditaksir 15% dari

harga jualnya. Biaya—biaya pengolahan produk sampingan yang dikeluarkan setelah produk

sampingan terpisah dari produk utama diperkirakan Rp 70000.

          Produk utama  Produk Sampingan  

Biaya Bersama 6400000  Taksiran pendapatan penjualan produk sampingan    500 kg x Rp 80 400000  Dikurangi    Taksiran laba bruto 15% x 400000 60000    Taksiran biaya pemasaran (5% x hasil penjualan) 20000  

 Biaya pengolahan produk sampingan setelah saat terpisah 70000  +   

  150000  -   Taksiran biaya produk pada saat terpisah 250000  

 Taksiran biaya tambahan setelah produk sampingan terpisah  

 dari produk utama 70000  + 

  Harga pokok produk sampingan 320000     Nilai produk sampingan yang harus dikurangkan dari biaya  bersama (taksiran biaya produk sampingan pada saat terpisah) 250000  -   Harga pokok produk utama 6150000  Harga pokok produk utama per satuan 6150000:40000 kg Rp 153,75 /kg  Harga pokok produk sampingan per satuan 320000:5000 Rp 64/kg      

METODE HARGA POKOK

Metode Biaya Pengganti (Replacement Cost Method)

Metode ini biasa digunakan dalam perusahaan yang produk sampingannya dipakai dalam pabrik

sebagai bahan baku atau bahan penolong. Harga pokok yang diperhitungkan dalam produk

sampingan adalah sebesar harga beli atau biaya pengganti yang berlaku dipasar. Jumlah ini

kemudian dikreditkan pada rekening barang dalam proses- biaya bahan baku, sehingga mengurangi

biaya produksi produk utama, yang mengakibatkan harga pokok per satuan persediaan produk

utama menjadi lebih rendah.

Misalkan diketahui data sebagai berikut:

Jumlah biaya produksi untuk 18000 kg produk utama Rp 27.000

Page 12: Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan1

Pendapatan penjualan produk utama 15.000 x Rp 3 Rp 45.000

Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam pengolahan

produk utama Rp 1.800

biaya pemasaran dan administrasi & umum Rp 4.000

Persediaan akhir produk utama 3000 kg

Laporan laba ruginya adalah sebagai berikut:

Pendapatan penjualan produk utama     45000  Harga pokok penjualan    Biaya produksi 18.000 x Rp 1,50 27000  Dikurangi: Biaya pengganti produk sampingan  1800  -     25200  Dikurangi: Persediaan akhir 3000 kg x Rp 1,40 4200  -    21000  -Laba bruto 24000  Biaya pemasaran dan administrasi & umum 4000  -Laba bersih sebelum Pph 20000                 

Rp 25.200 : 18.000= Rp 1,40