Upload
others
View
6
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PENELITIAN DEMOGRAFI
STUDI KASUS TAWURAN KELURAHAN KAMPUNG RAWA
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Geografi kelas XI
Disusun oleh:
SMAN 68 JAKARTA
FEBRUARI 2018
Kelas : XI MIPA 4
Anggota : 1. Cindhy Pramieta Rodeo
2. Muhammad Dzul Fakhri
3. Muhammad Farhan Ramadhan
4. Muhammad Yogi Syahputra
5. Ronaa Fadhila Emelda
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mengizinkan
kami untuk menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Penelitian
Demografi: Studi Kasus Kelurahan Kampung Rawa” yang disusun untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Geografi kelas XI. Shalawat dan salam tidak lupa
penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Kami berterima kasih kepada Ibu Dra. Thurayah, M.Pd guru mata
pelajaran Geografi yang telah membimbing kami, orang tua kami dan rekan-rekan
satu kelompok yang selalu memberi dukungan agar laporan ini selesai dengan
baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, jauh dari kata
sempurna, baik dari segi bahasa maupun penulisnya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khusunya dari guru
mata pelajaran, gguna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik di masa yang akan datang. Kami berharap semoga laporan penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca..
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Februari 2018
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................……………………………………..................ii
DAFTAR ISI.....................……………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….......1
1. 1 Latar Belakang………………………………………1
1. 2 Rumusan Masalah…………………………………….......1
1. 3 Tujuan…………………………………………………...2
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................3
2. 1 Pengertian Demografi.....................................................3
2. 2 Aspek Kuantitatif Demografi...........................................3
2. 3 Aspek Kualitatif Demografi……………………………….5
BAB III METODOLOGI..................................................................7
3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................7
3. 2 Metode dan Teknik Pengambilan Data..................................7
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................8
4. 1 Hasil Penelitian..................................................................8
4. 2 Pembahasan.................................... ..............................9
BAB V PENUTUP..................................................................................14
5. 1 Kesimpulan...................................................................14
5. 2 Saran.........................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia,
yakni mencapai 255 miliar penduduk. Terletak di posisi silang antarbenua dan
antarsamudera, Indonesia kaya akan berbagai sumber daya. Sumber daya alam
seperti kelapa sawit dari bidang agraris dan batu bara dari bidang industri ekstraktif
diekspor Indonesia ke berbagai negara. Sumber daya manusia yang melimpah pula
menjadi faktor utama Indonesia mencapai bonus demografi pada tahun 2030
mendatang.
Namun, lebih dari setengah penduduk Indonesia menetap di Pulau Jawa
(sekitar 60%) dengan kepadatan seribu penduduk per kilometer persegi. Selain itu,
sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia belum mencapai kualitas yang
optimal. Pada tahun 2016, Indonesia masih menempati urutan 113 dari 188 negara
berdasarkan Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia
(HDI/IPM). Masih banyak penduduk Indonesia yang putus sekolah ataupun tidak
belajar dengan baik, hidup dengan kesehatan dan lingkungan hidup yang belum
baik, serta menjalani kehidupan dengan pendapatan kurang dari Rp20.000,00 per
hari.
Berbagai masalah kependudukan sedang dipelajari untuk mengambil solusi
yang terbaik. Masalah umum yang berada di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta
adalah perumahan kumuh, narkoba, dan tawuran. Berbagai masalah kependudukan
banyak ditemukan terutama di daerah dengan kepadatan yang tinggi.
Salah satu masalah yaitu tawuran, pada umumnya, merupakan masalah
kependudukan yang sering terjadi di salah satu kecamatan di Jakarta Pusat, yaitu
Kecamatan Johar Baru. Berdasarkan sumber Tribunnews (25/4/17), dapat terjadi
empat kali tawuran dalam kurun waktu dua hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tawuran terjadi secara rutin—bahkan di salah satu kelurahan, Kelurahan Kampung
Rawa, Kecamatan Johar Baru, terjadi tawuran hampir setiap tiga minggu sekali.
Selain itu, berdasarkan berita dan penduduk di Kampung Rawa, pernah terjadi
tawuran besar pada semester kedua tahun 2017 silam. Juga, terjadi dua kali tawuran
2
pada saat penduduk sedang merayakan Hari Raya Idul Adha, September 2017 lalu.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas tawuran antarwarga yang
kerap terjadi di Kelurahan Kampung Rawa.
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana aspek kuantitatif demografi di daerah penelitian?
b. Bagaimana aspek kualitatif demografi di daerah penelitian?
c. Mengapa terjadi tawuran antarwarga?
d. Bagaimana dampak tawuran antarwarga bagi penduduk sekitar?
e. Bagaimana tindak preventif terhadap tawuran antarwarga?
Penelitian akan dilakukan di lingkungan Kelurahan Kampung Rawa,
Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat dengan fokus penelitian tawuran antarwarga
yang terjadi di daerah tersebut.
1. 3 Tujuan
Tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah:
a. Menganalisis aspek kuantitatif demografi di daerah Kampung Rawa.
b. Menganalisis aspek kualitatif demografi di daerah Kampung Rawa.
c. Mengetahui penyebab tawuran antarwarga di daerah Kampung Rawa.
d. Mengetahui dampak tawuran antarwarga di daerah Kampung Rawa.
e. Mengetahui tindak preventif terhadap tawuran antarwarga di daerah Kampung
Rawa.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1 Pengertian Demografi
Demografi berasal dari bahasa Yunani demos (rakyat) dan graphein
(tulisan). Menurut Boague, Bapak Demografi, demografi adalah besaran,
komposisi, dan distribusi penduduk berdasarkan komponen demografi. Tujuan
demografi adalah untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk,
menjelaskan pertumbuhan penduduk, dan mengembangkan hubungan antara
perkembangan penduduk dengan variabel sosial.
2. 2 Aspek Kuantitatif Demografi
Demografi membahas aspek-aspek kependudukan di suatu daerah. Salah
satunya adalah melalui aspek kuantitatif, yang terdiri dari komponen demografi,
perrtumbuhan, dan komposisi penduduk serta kepadatan penduduk.
1. Komponen Penduduk
a. Natalitas (Kelahiran)
Natalitas menunjukkan angka kelahiran di suatu daerah. Perhitungan
angka kelahiran dilakukan dalam beberapa cara:
Crude Birth Rate (CBR)
CBR = Jumlah kelahiran
Jumlah penduduk× 1000
General Fertility Rate (GFR)
GFR = Jumlah kelahiran
Jumlah penduduk perempuan× 1000
Age-Specific Fertility Rate (ASFR)
ASFR = Jumlah kelahiran dari perempuan umur x
Jumlah penduduk perempuan umur x× 1000
b. Mortalitas (Kematian)
Mortalitas menunjukkan angka kematian. Angka kematian dapat dihitung
berdasarkan:
4
Crude Death Rate
CDR = Jumlah kematian
Jumlah penduduk× 1000
Age-Specific Death Rate
ASDR = Jumlah kematian penduduk umur x
Jumlah penduduk umur x× 1000
Infant Mortality Rate
IMR = Jumlah kematian bayi
Jumlah kelahiran× 1000
c. Migrasi (Perpindahan)
Migrasi menunjukkan angka perpindahan dari satu daerah menuju daerah
lain. Dalam komponen ini, dikenal Net Migration, yang dirumuskan:
Net Migration = In − Out
2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan atau dampak dari dinamika
komponen demografi. Pertumbuhan penduduk dirumuskan:
Pn = Po + (B − D) + (I − O)
Dengan Pn : Jumlah penduduk akhir Po : Jumlah penduduk awal
B : Jumlah kelahiran (birth) D : Jumlah kematian (death)
I : Jumlah migrasi masuk O : Jumlah migrasi keluar
Selisih jumlah penduduk antartahun dapat digunakan untuk menentukan
persentase pertubuhan penduduk, yang dirumuskan:
Persentase = Pn − Po
Po× 100%
3. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk merupakan pengelompokkan penduduk berdasarkan
kriteria tertentu. Komposisi penduduk dapat dikatoegorikan menjadi:
a. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
5
Sex Ratio merupakan pengelompokkan penduduk dengan memisahkan
penduduk berdasarkan jenis kelamin. Jumlah yang didapat digunakan
untuk menghitung SR berdasarkan rumus
Sex Ratio = Jumlah penduduk laki − laki
Jumlah penduduk perempuan× 100
b. Angka Ketergantungan (Depenency Ratio)
Dependency Ratio adalah pengelompokkan dengan membagi penduduk
menjadi tiga kategori: belum produktif (usia ≤ 14 tahun), produktif (15 –
64 tahun), dan sudah melewati produktif (usia ≥ 65 tahun). Angka
ketergantungan dihitung dengan rumus
Dependency Ratio = Jumlah penduduk non − produktif
Jumlah penduduk produktif× 100
4. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan rata-rata penduduk per
kilometer persegi. Kepadatan dipengaruhi oleh faktor fisiografis, biologis,
dan kebudayaan. Kepadatan penduduk di kota dapat dihitung dengan
menggunakan kepadatan penduduk aritmetik (ekonomi), yang dirumuskan
Kepadatan = Jumlah penduduk (jiwa)
Wilayah daerah (km2)
Setelah penghitungan tercapai, umumnya menghasilkan angka dengan desimal.
Hal ini tidak diperbolehkan karena tidak ada penduduk bernilai setengah atau
sepertiga. Oleh karena itu, hasil penghitungan harus dibulatkan dengan mengikuti
aturan pembulatan.
2. 3 Aspek Kualitatif Demografi
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dari aspek fisik dan non-fisik
serta ketakwaan yang merupakan dasar pengembangan kemampuan manusia.
Kualitas penduduk menjadi dasar dari pengembangan Indeks Pembangunan
Manusia yang dikeluarkan oleh United Nations Development Programme.
6
Kualitas penduduk dilihat dari tiga dimensi: pendidikan, kesehatan, dan
kesejahteraan.
1. Pendidikan
Pendidikan adalah kemampuan intelektual kognitif, psikomotorik, dan
afektif penduduk. Pada umumnya, tingkat pendidikan dinilai dari angka buta
huruf dan melek huruf. Namun, pada perkembangannya, tingkat pendidikan
yang digunakan untuk penghitungan IPM adalah angka harapan sekolah.
2. Kesehatan
Kesehatan berkaitan dengan kondisi pertumbuhan dan perkembangan
penduduk. Kualitas kesehatan suatu daerah dinilai dari angka kematian kasar
(CDR), angka kematian bayi (IMR) dan angka harapan hidup. Kesehatan
yang buruk menandakan tingginya angka kematian serta kurang tersedianya
fasilitas kesehatan.
3. Kesejahteraan
Kesejahteraan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan primer
penduduk (pangan, sandang, dan papan). Kesejahteraan dari daerah dinilai
dari pendapatan per kapita, yaitu pendapatan negara kasar per jumlah
penduduk. Kesejahteraan yang rendah dapat menjadi dampak akibat
kesenjangan sosial yang terjadi di daerah tersebut.
7
BAB III
METODOLOGI
3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kampung Rawa, Kecamatan Johar
Baru, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Daerah yang akan dijadikan fokus
penelitian terletak di RW 07. Penelitian dilaksanakan pada Minggu, 11 Februari
2018. Adapaun pengambilan tempat dan waktu penelitian tersebut disebabkan
oleh beberapa hal, di antaranya: (1) merupakan daerah tempat tinggal kami, (2)
adanya keingintahuan untuk mengenal lebih lanjut wilayah tersebut, dan (3)
kondisi wilayah tersebut yang dikenal rawan terjadi tawuran.
3. 2 Metode dan Teknik Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan merupakan metode
deskriptif, yaitu memberikan penjelasan tertentu mengenai fenomena dalam
masyarakat yang dijadikan fokus penelitian (Singarimbun & Effendi, 1989).
Teknik pengambilan data data kuantitatif dan kualitatif dilaksanakan dengan
beberapa teknik, di antaranya:
1. Studi kepustakaan
Kami mengambil data dari buku “Kecamatan Johar Baru dalam Angka Tahun
2016” dan buku “Kecamatan Johar Baru dalam Angka Tahun 2017” publikasi
Badan Pusat Statistik. Buku tersebut menjadi referensi utama dalam
mengolah dan menganalisis aspek kuantitatif demografi di daerah Kampung
Rawa.
2. Wawancara
Wawancara dilaksanakan pada Minggu, 11 Februari dengan ketua RW 07 di
Kelurahan Kampung Rawa. Fokus wawancara adalah mengenai tawuran
antarwarga yang kerap terjadi di daerah tersebut.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian berupa data kuantitatif dan hasil wawancara.
1. Data Kuantitatif
a. Luas Wilayah : 0,30 km2
b. Jumlah Penduduk :
No Kategori Tahun
2015* 2016**
1. Laki-Laki 13.480 jiwa 14.048 jiwa
2. Perempuan 12.750 jiwa 13.351 jiwa
Jumlah 26.230 jiwa 27.399 jiwa
Tabel 4.1 Jumlah penduduk Kelurahan Kampung Rawa
c. Dinamika Penduduk :
No Kategori Tahun
2015* 2016**
1. Kelahiran +285 jiwa +406 jiwa
2. Kematian -384 jiwa -130 jiwa
3. Migrasi (In) +75 jiwa +125 jiwa
4. Migrasi (Out) -337 jiwa -269 jiwa
Jumlah -361 jiwa +132 jiwa
Tabel 4.2 Dinamika komponen penduduk Kelurahan Kampung Rawa
*Data kependudukan diambil dari buku pada tahun terbit 2016
**Data kependudukan diambil dari buku pada tahun terbit 2017
\
2. Hasil Wawancara
Menurut Bapak Endy, sebagai Ketua RW 07, salah satu masalah
kependudukan disebabkan oleh lapangan kerja yang minim dan urbanisasi tanpa
tujuan yang jelas sehingga muncul perumahan yang berkualitas rendah. Hal ini
9
mengakibatkan anak-anak umur sekolah yang bertempat tinggal di pemukiman
tersebut malah menghabiskan waktunya berkumpul di jalan sampai larut malam.
Anak-anak tersebut berkumpul, kadangkala meminum minuman keras dan
juga saling mengejek anak-anak lain. Dari saling ejek-mengejek, tawuran pun
terjadi dan meningkat menjadi tawuran antarwarga. Biasanya, tawuran terjadi
pada pukul 02.00 pagi sampai sebelum fajar.
Untuk mencegahnya, menurut beliau, diberlakukan jam bermain, di mana
warga yang tidak menetap di daerah tersebut tidak boleh berkumpul dan
mengganggu warga sekitar. Selain itu, beliau menyetujui upaya kepolisian untuk
menertibkan tawuran di daerah tersebut.
4. 2 Pembahasan
Analisis terhadap data tersebut dibagi menjadi dua aspek, yaitu analisis
kuantitatif dan kualitatif.
1. Analisis Kuantitatif
a. Komponen penduduk
Natalitas (Kelahiran)
Perhitungan untuk komponen kelahiran dapat dilakukan dengan tiga
cara, tetapi perhitungan hanya dapat dilakukan melalui angka CBR.
Angka GFR tidak dapat dihitung karena tidak ada data tentang
perempuan fertil dan ASFR tidak dapat dihitung karena tidak
diketahui umur spesifik dari perempuan.
CBR = 406 jiwa
27.399 jiwa× 1000 = 14,81 = 15
Angka ini menunjukkan bahwa ada lima belas bayi lahir hidup per
seribu penduduk. Angka CBR senilai 15 menunjukkan bahwa daerah
tersebut memiliki tingkat kelahiran rendah.
Mortalitas (Kematian)
Perhitungan untuk komponen kematian dapat dilakukan dengan tiga
cara, tetapi pada penelitian ini hanya dilakukan melalui angka CDR.
Angka ASDR tidak dapat digunakan karena tidak ada data mengenai
10
kematian per rentang umur maupun angka IMR karena tidak ada data
mengenai kematian bayi.
CDR = 130 jiwa
27.339 jiwa× 1000 = 4,7 = 5
Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat lima kematian setiap
seribu penduduk di Kampung Rawa.
Migrasi (Perpindahan)
Perhitungan untuk komponen migrasi dilakukan dengan menghitung
Net Migration, yang dirumuskan :
Net Migration = 125 jiwa − 269 jiwa = −144 jiwa
Angka tersebut menunjukkan bahwa, secara keseluruhan, 144 orang
pergi pindah ke luar Kelurahan Kampung Rawa.
Pada komponen migrasi, hasil penghitungan berkebalikan dengan
pernyataan ketua RW pada hasil wawancara. Untuk menghilangkan
kontradiksi ini, kami menganggap bahwa penduduk yang melakukan
migrasi masuk terpusat di RW 07 dan penduduk yang pindah keluar
Kampung Rawa berasal dari RW lain.
b. Pertumbuhan penduduk
Penghitungan pertumbuhan penduduk dapat dilakukan mengacu pada data
dari tahun 2016 tentang jumlah penduduk dan dinamika penduduk.
Pn = 27.339 + (406 − 130) + (125 − 269)
Pn = 27.339 + 276 + (−144) = 27.471
Pada tahun 2017 awal, berdasarkan data BPS, diperkirakan penduduk
Kelurahan Kampung Rawa sebanyak 27.471 jiwa. Nilai tersebut dapat
digunakan untuk menentukan persentase pertumbuhan penduduk, yakni:
Persentase = 27.471 − 27.339
27.339× 100% =
132
27.339× 100% = 0,48%
c. Komposisi penduduk
Komposisi penduduk merupakan pengelompokkan penduduk berdasarkan
kriteria tertentu. Penghitungan komposisi dapat dihitung berdasarkan Sex
11
Ratio atau Dependency Ratio. Karena ketidakadaan data mengenai
penduduk produktif dan nonproduktif, komposisi penduduk dihitung
berdasarkan Sex Ratio.
Sex Ratio = 14.048 jiwa
13.351 jiwa× 100 = 105,22 = 105
Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat seratus lima laki-laki setiap
seratus orang perempuan.
d. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk merupakan angka rata-rata jumlah penduduk per
satuan kilometer persegi. Dikarenakan Kelurahan Kampung Rawa berada
di daerah perkotaan, kepadatan penduduk dihitung melalui kepadatan
penduduk aritmatika.
Kepadatan = 27.339 jiwa
0,30 km2= 91.130 jiwa/km2
Kepadatan yang cukup tinggi tersebut mengakibatkan pemukiman kumuh
dan lingkungan hidup yang kurang layak ditinggali. Alhasil, dalam setiap
rumah sangat sederhana, dapat dihuni oleh lima sampai enam orang.
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif penduduk dilakukan dengan melihat tiga dimensi dari
aspek kualitatif (pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan) dan masalah
kependudukan.
a. Pendidikan
Tingginya angka kepadatan penduduk mengakibatkan banyaknya
anak dan remaja yang tidak terurus oleh keluarganya. Keluarga di tempat
tersebut tidak terlalu memberikan perhatian yang tinggi dalam
perkembangan anaknya. Hal ini menyebabkan munculnya perilaku
menyimpang pada remaja, seperti meminum minuman keras dan tawuran.
b. Kesehatan
Seperti halnya pendidikan, kepadatan penduduk yang tinggi dan
kondisi lingkungan hidup kurang layak dapat menjadi sarang penyakit.
12
Walau terdapat puskesmas di daerah Kampung Rawa, kondisi lingkungan
yang padat merupakan daerah rentan terkena penyakit. Sehingga, lembaga
kelurahan bekerja sama dengan organisasi RT dan RW untuk
menyelenggarakan tindak preventif dan positif jikalau terjadi wabah.
Contoh upaya yang telah dilaksanakan berupa pengecekan dan
pembersihan rutin setiap minggu.
c. Kesejahteraan
Lapangan kerja yang sedikit merupakan salah satu indikator
kurangnya tingkat kesejahteraan di daerah tersebut. Ditambah dengan
kepadatan penduduk yang tinggi, penduduk di daerah tersebut tidak dapat
tinggal di rumah yang lebih baik dan sehat. Selain itu, urbanisasi tanpa
tujuan juga menjadi salah satu faktor rendahnya kualitas kesejahteraan.
d. Masalah kependudukan
Masalah kependudukan yang kami angkat adalah tawuran
antarwarga yang kerap terjadi di Kelurahan Kampung Rawa. Salah satu
tawuran yang diberitakan terjadi pada Hari Raya Idul Adha, Jumat, 1
September 2017.
Berdasarkan pernyataan ketua RW dari wawancara, tawuran
tersebut disebabkan oleh lapangan kerja yang minim dan urbanisasi tanpa
tujuan yang jelas sehingga muncul perumahan yang berkualitas rendah.
Hal ini didukung oleh pernyataan Kapolsek Johar Baru, Maruhum
Nababan, pada sumber suara.com (7/12/17), bahwa tawuran disebabkan
oleh padatnya penduduk dan minimnya tingkat pendidikan. Kualitas
rendah tersebut menyebabkan siswa umur sekolah yang bertempat tinggal
di pemukiman tersebut malah menghabiskan waktunya berkumpul di
jalan sampai larut malam dan menyebabkan tawuran di daerah tersebut.
Selain kurangnya lapangan kerja, berdasarkan sumber berita Warta
Kota (30/7/17), tawuran juga diduga disebabkan oleh peredar narkoba.
Salah satu penulis di kompasiana.com menuliskan bahwa ditemukan
pengedar narkoba yang bersembunyi di antara rumah yang padat tersebut.
13
Tawuran pun terjadi dan meningkat menjadi tawuran antarwarga.
Biasanya, tawuran terjadi pada pukul 02.00 pagi sampai sebelum fajar.
Untuk mencegahnya, menurut beliau, diberlakukan jam bermain, di
mana warga yang tidak menetap di daerah tersebut tidak boleh berkumpul
dan mengganggu warga sekitar. Selain itu, beliau menyetujui upaya
kepolisian untuk menertibkan tawuran di daerah tersebut.
Tawuran antarwarga memberikan berbagai dampak negatif, baik
kepada pelaku tawuran maupun kepada penduduk sekitar. Dampak
kepada pelaku tawuran berupa luka-luka, hukuman pidana, bahkan korban
jiwa. Di sisi lain, dampak kepada penduduk sekitar meliputi kerusakan
fasilitas umum, rumah, kendaraan pribadi, dan juga mengganggu
ketenangan dan keamanan penduduk. Tak lupa, penduduk sekitar lokasi
tawuran akan merasa resah akan adanya tawuran lanjutan.
Untuk mencegah tawuran, pihak keamanan (polisi) melakukan
upaya menertibkan orang-orang nongkrong pada jam sebelas malam di
daerah tersebut. Orang tua disarankan untuk lebih mengawasi anak-
anaknya dan menasihatinya untuk tidak ikut tawuran. Selain itu,
digencarkan penyuluhan yang bermanfaat pada perkembangan afektif atau
sikap remaja. Tak lupa, orang dewasa juga diberi masukan untuk tidak
mudah terprovokasi.
Gambar 4.1 Pemukiman padat
14
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab empat, dapat disimpulkan bahwa angka
kelahiran dan kematian penduduk di Kelurahan Kampung Rawa tergolong rendah.
Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2017 berupa 27.471 jiwa dengan
persentase pertumbuhan penduduk 0,48%. Selain itu, terdapat lebih banyak
penduduk laki-laki daripada penduduk perempuan. Hal ini didukung oleh Sex
Ratio yang melebihi nilai seratus. Dengan luas 0,30 km2, kepadatan penduduk di
daerah ini cukup tinggi, yaitu sekitar 91.130 jiwa/km2..
Di sisi lain, aspek kualitas penduduk di Kelurahan Kampung Rawa masih
tergolong kurang baik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya perilaku menyimpang
pada remaja akibat pendidikan sikap yang kurang diperhatikan, lingkungan yang
sangat padat, dan juga lapangan kerja yang minim. Walau sudah ada tindakan
pencegahan, kualitas penduduk masih tergolong rendah. Tak lupa, masalah
urbanisasi tak terkendali juga dapat menjadi alasan utama rendahnya kualitas
penduduk
Rendahnya kualitas penduduk mengakibatkan munculnya salah satu
masalah kependudukan, yaitu tawuran antarwarga. Berawal dari tawuran
antarpelajar yang kemudian berubah menjadi tawuran antarwarga, masalah ini
disebabkan oleh adanya sikap saling mengejek antarkelompok. Akibatnya,
tawuran dapat memberikan korban jiwa, merusak fasilitas umum, dan
mengganggu ketenangan penduduk. Sehingga, untuk mencegah tawuran, pihak
kepolisian menertibkan kelompok-kelompok tersebut serta diadakannya
penyuluhan bagi remaja dan orang tua di daerah tersebut.
5. 2 Saran
Berdasarkan penelitian di atas tentang , kami ingin memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
15
1. Saran bagi para remaja untuk tidak melakukan tawuran. Sebaiknya, remaja
dapat melakukan hal-hal yang lebih berguna dan bermanfaat, contohnya
kegiatan organisasi di lingkungan sekolah ataupun masyarakat.
2. Saran bagi para orang tua dan orang dewasa untuk lebih memperhatikan
anaknya. Selain itu, orang-orang dewasa lebih baik tidak mudah terprovokasi
dan memilih untuk melerai konflik sebelum tawuran terjadi.
3. Saran bagi lembaga masyarakat untuk memberikan penyuluhan dan kegiatan
positif bagi penduduk di daerah tersebut. Kegiatan positif dapat berupa kerja
bakti ataupun perayaan hari raya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, A. (2014). Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial SMA/MA Kelas XI.
Surakarta: CV Mediatama.
Badan Pusat Statistik. (2016). Kecamatan Johar Baru Dalam Angka Tahun 2016.
Jakarta: BPS Kota Administrasi Jakarta Pusat.
Badan Pusat Statistik. (2017). Kecamatan Johar Baru Dalam Angka Tahun 2017.
Jakarta: BPS Kota Administrasi Jakarta Pusat.
Singarimbun, M., & Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES.
Wardiyatmoko, K. (2014). Geografi SMA/MA Jilid 2. Jakarta: Erlangga.