45
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR PEMANFAATAN PETA, PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS IDENTITAS Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XII/ 2 Materi Pokok : Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 3.3 Menganalisis jaringan transportasi dan tata guna lahan dengan peta dan/atau citra pengindraan jauh serta Sistem Informasi Geografis (SIG) kaitannya dengan pengembangan potensi wilayah dan kesehatan lingkungan. 3.4 Menyajikan peta tematik berdasar kan pengolahan citra pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pengembangan potensi wilayah dan kesehatan lingkungan C. Indikator 1. Menganalisis unsur-unsur interpretasi citra 2. Mengidentifikasi alat dan metode interpretasi foto udara

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 1

BAHAN AJAR

PEMANFAATAN PETA, PENGINDERAAN JAUH

DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

IDENTITAS

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : XII/ 2

Materi Pokok : Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

Dan Sistem Informasi Geografis

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

3.3 Menganalisis jaringan transportasi dan tata guna lahan dengan peta

dan/atau citra pengindraan jauh serta Sistem Informasi Geografis (SIG)

kaitannya dengan pengembangan potensi wilayah dan kesehatan

lingkungan.

3.4 Menyajikan peta tematik berdasar kan pengolahan citra pengindraan jauh

dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pengembangan potensi

wilayah dan kesehatan lingkungan

C. Indikator

1. Menganalisis unsur-unsur interpretasi citra

2. Mengidentifikasi alat dan metode interpretasi foto udara

Page 2: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 2

3. Mengidentifikasi langkah-langkah interpretasi citra secara manual dan

visual

4. Mengidentifikasi komponen system penginderaan jauh

5. Menganalisis peta/citra penginderaan jauh untuk pemetaan jalur

transportasi.

6. Menganalisis citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan

7. Menganalisis pemanfaatan kajian kesehatan lingkungan, untuk pemetaan

penyakit dan kepentingan kesehatan.

Page 3: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 3

PEMANFAATAN PETA, PENGINDERAAN JAUH

DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

A. Unsur-Unsur Interpretasi Citra

Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil observasi

yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu

obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat

pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil

kita buat itu merupakan citra bunga tersebut.

Gambar 1: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

Sumber: geografi lingkungan - blogger

Gambar 2: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

Sumber: Blog Guru Geografi MAN Wonosari - WordPress.com

Gambar 3: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

Sumber: Materi Geografi - blogger

Page 4: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 4

Gambar 4: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik hitam putih)

Sumber: geografi lingkungan - blogger

Gambar 5: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Otokromatik)

Sumber: Blog Guru Geografi MAN Wonosari - WordPress.com

Dalam melakukan kegiatan interpretasi citra, ada beberapa unsur yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan deteksi, identifikasi untuk

mengenali sebuah obyek. Unsur-unsur tersebut jika disusun secara hirarki

menurut tingkat kesulitan interpretasi akan terlihat seperti pada gambar di bawah

ini :

Gambar 6: Unsur-unsur Interpretasi Citra

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Page 5: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 5

Unsur Interpretasi Citra, sebagai berikut:

1. Rona

Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu obyek yang terdapat pada

citra. Rona pada foto udara pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang

berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut dengan sinar

putih. Rona merupakan tingkatan dari putih ke hitam atau selanjutnya. Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi rona pada citra, yaitu:

a. Karakteristik obyek

Karakterisitik obyek yang mempengaruhi rona antara lain :

1) Warna obyek yang gelap cenderung menghasilkan rona yang gelap

2) Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada citra karena

sinar yang datang mengalami hamburan hingga mengurangi pantulan

sinarnya.

3) Obyek yang basah/lembab cenderung menghasilakn rona gelap

4) Pantulan obyek, misalnya perairan akan menghasilkan rona yang gelap.

Sedangkan perbukitan kapur akan menghasilkan rona yang terang

b. Cuaca

Kondisi udara di atmosfer dapat menyebabkan citra terlihat memiliki

rona yang terang/gelap. Jika kondisi udara di atmosfer sangat lembab dan

berkabut akan menyebabkan rona pada citra cenderung gelap

c. Letak Obyek dan waktu pemotretan

Letak obyek berkaitan dengan lintang dan bujur. Letak lintang

menentukan besarnya sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan juga

mempengaruhi sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan pada siang

hari cenderung akan menghasilkan rona yang lebih terang dibandingkan

dengan pemotretan pada sore/pagi hari.

2. Warna

Warna adalah ujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit,

lebih sempit dari spektrum tampak. Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan

tingkat kegelapan dalam wujud hitam putih, warna menunjukkan tingkat kegelapan

yang lebih beraneka. Contoh penggunaan unsur warna dapat dilihat pada gambar

berikut :

Gambar 8: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

Page 6: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 6

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

3. Bentuk

Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka

suatu obyek. Kita bisa adanya objek stadion sepakbola pada suatu foto udara dari

adanya bentuk persegi panjang. demikian pula kita bisa mengenali gunung api

dari bentuknya yang cembung. Sekolahan berbentuk I, L, U, atau kotak.

Bentuk merupakan variabel kualitatif yang mencerminkan konfigurasi atau

kerangka obyek. Bentuk merupakan atribut yang jelas dan khas sehingga banyak

obyek-obyek di permukaan bumi dapat langsung dikenali pada saat interpretasi

citra melalui unsur bentuk saja. Ada dua istilah mengenai bentuk, yaitu :

a. Shape (bentuk umum/luar)

Merupakan bentuk secara umum atau dapat dikatakan “bentuk

sekilas” dari suatu obyek. Bentuk umum melihat ciri khas suatu obyek

secara umum, misal : Gunung dengan type strato berbentuk kerucut jika

foto udara yang digunakan berskala kecil.

b. Form (bentuk rinci)

Form merupakan bentuk yang bersifat lebih rinci, maksudnya

dalam bentuk umum suatu obyek masih ada bentuknya yang terlihat lebih

rinci, misal: Jika gunung berapi dengan tipe strato diamati dengan

menggunakan foto udara yang berskala lebih besar maka kelihatan bahwa

sebenarnya bentuknya tidak mutlak kerucut, tetapi masih ada bentuk-

bentuk lain yang lebih rinci. Contoh bentuk rinci :

1) pada lereng gunung tersebut terdapat aliran sungai yang memanjang

menuruni lereng.

2) terdapat patahan-patahan sehingga membentuk puncak-puncak kecil,

jurang dan lembah.

Baik bentuk luar maupun bentuk rinci keduanya merupakan unsur

interpretasi yang penting. Banyak bentuk yang mempunyai ciri khas sehingga

mempermudah pengenalan obyeknya pada citra. Contoh-contoh obyek yang dapat

dikenali menurut bentuknya misalnya:

Gambar 9: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Page 7: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 7

1) Gedung sekolah pada umumnya memiliki bentuk seperti huruf I, L, U

dan persegi panjang atau kotak.

2) Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon kerucut

berbentuk kerucut dan tajuk pohohn bambu seperti buu-bulu.

3) Bekas Meander sungai yang terpotong dapat dikenali sebagai dataran

rendah yang berbentuk tapal kuda dan kadang berisi air yang menjadi

danau tapal kuda (danau oxbow).

4) Lapangan sepakbola yang memiliki lintasan lari berbentuk elips,

sedangkan yang tidak memiliki lintasan lari akan berbentuk persegi

panjang.

5) Masjid dapat dikenali dari bentuknya yang relatif persegi atau bentuk

khas pada kubahnya.

4. Ukuran

Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi

lereng dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam

memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya..

Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan

ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m). Ukuran adalah atribut obyek

yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng.

Beberapa obyek yang dapat dikenali dari ukuran-ukuran yang berbeda

misalnya :

Gambar 10: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Page 8: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 8

a. Ukuran bangunan untuk pemukiman memiliki ukuran yang berbeda dengan

ukuran bangunan sekolah, perkantoran dan pabrik. Permukiman pendudukan

memiliki ukuran yang lebih kecil dari bangunan sekolah dan perkantoran.

b. Nilai kayu selain ditentukan menurut jenis kayunya juga dapat volumenya.

Volume kayu dapat ditaksir dari ketinggian pohon, diameter batang pohon,

luas hutan serta kepadatan pohonnya.

c. Lapangan olahraga selain berbentuk segi empat juga dapat dibedakan dari

ukurannya. Misalnya :

1) Lapangan sepakbola memiliki ukuran yang luas, sekitar 100 m X 80 m

2) Lapangan tenis memiliki ukuran kecil, sekitar 15 m X 30 m

5. Tekstur

Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Tekstur dinyatakan

dengan: kasar, halus, dan sedang.Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar

bertekstur sedang dan semak bertekstur halus. Tekstur adalah frekwensi

perubahan rona pada citra, atau pengulangan rona kelompok obyek yang

terlalu kecil untuk dapat dibedakan secara individual. Tekstur sedang

dinyatakan dengan kasar, belang-belang, sedang dan halus.

Gambar 11: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Suatu obyek dalam foto udara memiliki perbedaan tekstur dapat dilihat dari :

a. Permukaan buminya tidak rata atau tidak

b. Keadaaan dan keberadaan obyek lain di atas permukaan bumi misal

pepohonan, perairan, permukiman dll.

Beberapa contoh pengenalan obyek berdasarkan teksturnya adalah :

a. Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertektur halus.

b. Lahan kosong bertekstur halus, lahan tebu bertekstur sedang, kumpulan

pepohonan bertekstur kasar.

c. Permukaan air yang tenang bertekstur halus, sedikit beriak bertekstur sedang,

berombak besar bertekstur kasar.

Page 9: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 9

6. Pola

Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak

objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran

sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan.

Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah

dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa,

kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya

yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek yang. Tingkat kerumitan

pola lebih tinggi dari pada tingkat kerumitan bentuk, ukuran dan tekstur. Pola atau

susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan

manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.

Beberapa contoh obyek dipermukaan bumi yang dapat dikenali dengan

menggunakan unsur pola misalnya :

a. Pola Aliran Sungai

Beberapa contoh pola aliran sungai yang dapat kita amati misalnya :

1) Aliran sungai konsekuen, adalah sungai yang memeiliki arah aliran yang

sesuai dengan kemiringan batuan daerah yang dilewatinya.

Gambar 12: Citra foto pola aliran sungai konsekuen hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

2) Aliran sungai radial sentrifugal

Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya

meninggalkan titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah vulkan

atau puncak yang berbentuk kerucut

Page 10: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 10

Gambar 13: Citra foto pola aliran sungai radial sentrifugal hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Pola Aliran Radial Sentrifugal: arah aliran menjauhi/meninggalkan titik pusat.

3) Aliran sungai radial sentripetal

Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya menuju

ke titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah ledokan/basin

atau aliran sungai yang masuk ke danau.

Gambar 14: Citra foto pola aliran sungai radial sentripetal hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Pola Aliran Radial Sentripetal : arah aliran menuju ke titik pusat.

b. Permukiman

Perumahan rakyat yang disediakan khusus oleh suatu proyek baik

pemerintah atau swasta memiliki pola yang teratur, biasanya memiliki jarak dan

ukuran seragam. Sedangkan rumah yang di bangun oleh penduduk cenderung

memiliki pola tidak beraturan, dengan bentuk dan jarak yang tidak seragam.

Page 11: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 11

Gambar 15: Citra foto permukiman hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Perumahan Teratur, ukuran dan jarak antar rumah cenderung sama jika

dibandingkan dengan perumahan di atasnya.

c. Pola tanam pada tanaman di lahan perkebunan

Kebun kelapa, kebun karet, kebun kopi, kebun kelapa sawit dapat dibedakan

dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola dan

jarak tanamannya.

Gambar16: Citra foto pola tanam kelapa sawit hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Perkebunan kelapa sawit terlihat teratur pada pola tanam dan jarak antar

tanamannya.

7. Bayangan

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah

gelap. Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan

yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi

lebih jelas. Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan,

begitu juga cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya

bayangan.

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah

gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan biasanya hanya tampak

samar-samar atau bahkan tidak tampak sama sekali. Meskipun bayangan

membatasi gambaran penuh suatu obyek pada foto udara, kadang justru menjadi

Page 12: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 12

kunci penting dalam interpretasi terutama untuk mengenali suatu obyek yang

justru kelihatan lebih tampak/jelas dengan melihat bayangannya. Beberapa contoh

obyek yang dapat dikenali dari bayangannya misalnya :

a. Jalan layang

Jalan layang dapat dikenali dari posisinya yang lebih tinggi dari jalan lain

disekitarnya sehingga pancaran sinar matahari akan menghasilkan bayangan jalan

layang tersebut.

Gambar17: Citra foto jalan hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Jembatan layang jelas terlihat dari bayangannya.

b. Jembatan

Jembatan dapat dikenali dari bayangannya yang memotong sebuah sungai.

Gambar18: Citra foto jembatan hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Bayangan jembatan terlihat pada aliran sungai di bawahnya

1) Tembok stadion dan gawang terlihat lebih tampak dari bayangannya.

2) Cerobong asap, tangki minyak dan bak air. Cerobong asap, tangki minyak dan

bak air yang dipasang pada sebuah pabrik terlihat lebih tinggi dari

bayangannya.

3) Menara. Menara suatu bangunan terlihat jelas dari bayangannya

Page 13: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 13

Gambar19: Citra foto hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Monumen Nasional (Monas) terlihat lebih jelas pada foto udara karena ada

bayangannya yang tampak.

Gambar 20: Citra foto hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.

Bayangan yang terbentuk pada suatu obyek sangat dipengaruhi oleh arah

datang sinar matahari dan letak lintang. Apabila pemotretan dilakukan pada pagi

hari, bayangan obyek akan terletak di sebelah barat.

Gambar 21: Arah datang sinar matahari

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Page 14: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 14

Apabila pemotretan dilakukan pada sore hari, bayangan obyek akan terletak di

sebelah timur.

Gambar 22: Posisi bayangan obyek berdasarkan sudut dating sinar matahari

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Posisi bayangan obyek pada foto udara yang dipotret pada sore hari dan bulan-

bulan tertentu di Equator.

1) Gerak semu matahari juga akan menyebabkan letak bayangan berbeda

meskipun sama-sama dipotret pada pagi atau sore hari. Gerak semu

matahari menyebabkan matahari seolah-olah mengalami perpindahan

letaknya di garis paralel bumi pada bulan-bulan tertentu.

2) Bayangan dapat digunakan untuk menentukan orientasi/arah mata angin

pada foto udara.

8. Situs

Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya

permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul

alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah

dataran rendah, dan sebagainya. Situs adalah tempat kedudukan suatu obyek

dengan obyek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri obyek secara

langsung tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar.

Situs dapat diartikan sebagai berikut :

a. Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonet,

1975). Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situasi atau situs

geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu obyek

terhadap obyek lain di sekitarnya. Misal pengaruh letak iklim terhadap

interpretasi citra untuk geomorfologi.

b. Letak suatu obyek terhadap bentang darat (Estes dan Simonet, 1975), seperti

misalnya situs suatu obyek di rawa, di puncak bukit yang kering dan di

sepanjang tepi sungai. Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situs

topografi, yaitu letak suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya.

Page 15: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 15

Gambar 23: Citra foto permukiman hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

1) Pola permukiman memanjang sejajar dengan jalan.

2) Pola permukiman memanjang sejajar dengan garis pantai.

3) Pola permukiman memanjang sejajar dengan sungai.

4) Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma, bila

tumbuhnya menggerombol dan berada di daerah air payau maka mungkin

sekali pohon nipah.

9. Asosiasi

Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang

lainnya. Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang

jumlahnya lebih dari satu (bercabang), bandara berasosiasi dengan bandara.

Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara obyek satu dengan obyek lain.

Karena adanya keterkaitan itu, maka terlihatnya suatu obyek sering

merupakan petunjuk bagi obyek lain. Keterkaitan suatu obyek dengan obyek

lain dapat dimaksudkan sebagai berikut :

Page 16: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 16

a. Sebuah obyek A dapat dikenali karena adanya obyek B yang mempunyai

kaitan/hubungan dengan obyek A.

b. Dengan kata lain obyek B merupakan petunjuk bagi obyek A.

c. Obyek B dapat merupakan bagian dari obyek A, atau merupakan ciri-ciri

khusus obyek A.

d. Obyek B belum tentu ciri-ciri khusus obyek A, tetapi sangat berhubungan

dengan obyek A.

Beberapa contoh obyek dalam citra yang dapat dikenali melalui interpretasi

mengggunakan unsur asosiasi misalnya :

a. Lapangan Sepak bola

Sebuah obyek dikenali sebagai lapangan sepakbola jika lapangan

tersebut memiliki gawang pada dua sisi lapangannya. Obyek gawang dapat

dikatakan sebagai ciri-ciri khas dari lapangan sepakbola.

Gambar 24: Citra foto lapangan sepak bola hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Lapangan Sepakbola berasosiasi dengan gawang yang ada di dua sisi

lapangan.

b. Stasiun Kereta Api

1) Sebuah bangunan dengan bentuk memanjang dikenali sebagai stasiun

kereta api jika pada sekitar bangunan tersebut terdapat rel kereta api

lebih dari satu jalur. Rel bukan merupakan ciri-ciri bangunan stasiun

tetapi sangat berhubungan dengan keberadaan stasiun.

2) Selain jumlah rel, bangunan stasiun kereta api dapat juga di asosiasikan

dengan adanya gerbong-gerbong yang diparkir karena belum/tidak

beroperasi.

Gambar 25: Citra foto hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Page 17: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 17

B. Alat dan metode Interpretasi Citra Foto Udara

1. Alat Pengamat

a. Stereoskopik

b. Non Stereoskopik

2. Alat Pengukur Objek

a) Alat Pengukur Arah

Arah dinyatakan dengan bearing atau dengan asimut. Beraing

diukur dari utara atau dari selatan sebagai pangkal, dengan arah jarum

jam atau sebaliknya. Besarnya berkisar dari 00

hingga 900. Contoh: U 40

0

berarti arahnya 400

dari utara, ke arah barat. Asimut dihitung searah

jarum jam, utara sebagai pangkalnya. Alat yang digunakan untuk

mengukur arah ialah busur derajad. Baik dengan bearing ataupun asimut,

pengukuran arah pada foto dilakukan dari salah satu arah sebagai

pangkalnya atau sebagai arah 00

nya. Menurut Paine, 1981 (dalam

Sutanto, 1986:187) Arah pangkal ditentukan di medan dengan tiga cara,

yaitu:

1) Arah kompas

2) Arah utara peta

3) Arah suatu perujudan yang telah diketahui

b) Alat Pengukur Jarak

Estes dan Simonet (1975) dalam Sutanto (1986), ada dua jenis alat

pengukur jarak pada foto, yaitu:

1) Alat pengukur jarak yang tanpa pembesaran

Dibedakan atas pengukur jarak sederhana (penggaris) dan alat

pengukur teliti (metal microruler).

2) Alat pengukur jarak dengan pembesaran

Berupa lensa pembesar sederhana yang diberi skala mikromeer di

dalamnya. Pembesarannya berkisar antara 4 – 10 kali.

c) Alat Pengukur Luas

Dibedakan atas tiga kategori, yaitu:

1) Alat sederhana

Dalam kategori ini terdapat tiga alat sederhana berupa lembaran

tembus cahaya, yang dibedakan berdasarkan cara pengukurannya,

yaitu:

a) Metode Strip

Alat yang digunakan berupa lembaran tembus cahaya yang

ditarik garis-garis sejajar dan berinterval sama besar. Lembaran

tembus cahaya tersebut diletakkan pada obyek yang diukur

Page 18: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 18

luasnya, kemudian ditarik garis-garis tegak lurus pada batas

obyek sehingga bagian yang dihilangkan sama dengan bagian

yang ditambahkan. Garis-garis ini disebut “give and take lines”.

b) Metode Bujursangkar

Dilakukan dengan menggunakan kertas milimeter yang tembus

cahaya. Kertas milimeter ini diletakkan di atas obyek yang

diukur luasnya.

c) Metode Jaringan Titik

Disebut juga dot grid methode, yang merupakan pengembangan

lebih lanjut dari metode bujursangkar. Alat pengukurnya berupa

lembaran tembus cahaya yang diberi jaringan titik

denganmasing-masing jarak yang sama. Titik-titik itu serupa

dengan titik yang dibuat pada tengah-tengah tiap bujursangkar

yang kemudian garis bujursangkarnya dihapus. Pada metode ini,

kita hanya menghitung berapa titik yang masuk dalam batas

obyek yag diukur luasnya.

2) Alat mekanik

Alat mekanik pengukur luas yaitu planimeter, yang dilengkapi

dengan batang yang dapat digerakkan ke segala arah dengan

menggunakan roda. Alat ini menghitung luas obyek bila rodanya

digerakkan searah jarum jam sepanjang garis batas obyek yang

diukur luasnya.

3) Alat elektronik

Alat elektronik pengukur luas yaitu electronic digitizer. Untuk

ketelitian pengukuran luas ini bertingkat sesuai alat pengukurnya

mulai dari alat pengukur sederhana, mekani, dan elektronik.

d) Alat Pengukur Tinggi

Dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1) Alat Sederhana

Dengan alat sederhana, tinggi obyek dapat diukur dengan dua cara,

yaitu:

a) Pergeseran letak topografik

b) Panjang bayangan.

2) Alat Pengukur Paralaks

Paralaks stereoskopik ialah perubahan kedudukan gambaran titik

pada foto udara yang bertampalan sehubungan dengan perubahan

kedudukan kamera. Paralaks ini juga disebut paralaks absolut atau

paralaks total. Alat pengukur paralaks ada tiga macam, yaitu:

Page 19: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 19

a) Mistar

Pengukuran paralaks dengan mistar hasilnya kurang teliti,tetapi

alatnya sedrehana dan murah.pengukurannya dapat dilakukan di

luar pengamatan stereoskopik.

b) Paralaks tangga

Berupa lembaran transparan yang diberi skala, digunakan untuk

mengukur paralaks dengan menggunakan stereskop saku. Hasil

pengukuran paralaks tangga tidak seteliti hasil pengukuran

dengan paralaks meter.

c) Paralaks batang

Paralaks batang terdiri dari sebuah batang. Di kedua ujung

batang ini dipasang kaca, dan pada setiap kaca terdapat tanda

berupa titik, silang, atau lingkaran kecil yang disebut tanda

apung (floating marks).

e) Alat Pengukur Lereng

Lereng dapat diukur dengan hasil teliti yaitu dengan

menggunakan paralaks, dan dengan hasil yang ketelitiannya lebih

rendah tetapi pelaksanaannya cepat yaitu dengan alat pengukur lereng

buatan ITC.

1) Paralaks

Hasil pengukuran lereng menggunakan paralaks akan

menghasilkan ketelitian tinggi. Dalam hal ini dapat digunakan

paralaks tangga maupun paralaks batang untuk pengukuran tinggi.

2) Pengukur Lereng Buatan ITC

Jika tidak diperlukan ketelitian tinggi, pengukuran lereng dapat

dilakukan dengan menggunakan alat sederhana yaitu alat pengukur

lereng (slope meter) buatan ITC.pengukurannya dilakukan dengan

pengamatan stereoskopik. Satu bidang pada alat ini dapat

digerakkan sehingga lerengnya tampak sama dengan lereng yang

diukur. Bila angka yang terbaca dikalikan dengan konstante, maka

akan diperoleh besarnya kemiringan lereng yang dicari.

3. Alat Pemindah Data Hasil Interpretasi Citra

Baik interpretasi citra secara stereoskopik maupun non

stereoskopik, hasi interpretasinya digambarkan pada lembaran tembus

cahaya. Ukuran lembaran tembus cahaya ini sebesar ukuran citra bagi

interpretasi non stereoskopik, dan sebesar daerah pertampalan atau sebesar

daerah efektif bagi interpretasi stereoskopik. Untuk maksud ini maka hasil

interpretasi citra yang tergambar kecil-kecil dalam jumlah banyak itu harus

dipindahkan ke peta dasar. Pemindahannya memerlukan alat pemindah

data. Pemindahannya dilakukan ke peta dasar yang geometrinya teliti.

Page 20: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 20

Karena peta menggambarkan obyek seperti tampaknya bila dilihat dari

atas, sedang foto udara menggambarkan obyek secara sentris seperti

seperti tampaknya bila dilihat dari kamera atau sensor lainnya, letak obyek

pada foto atau citra tidak sama dengan letaknya pada peta. Oleh karena itu

dalam pemindahan data hasil interpretasi citra ke peta dasar sambil

dilakukan koreksi.

a) Alat Pemindah Data Planimetrik

Alat pemindah data ini dibedakan atas dua jenis yaitu:

1) Jenis kamera lusida

Pada alat ini mata kita mengamati dua gambaran tumpang tindih,

yaitu data interpretasi citra dan peta dasar yang menyajikan

gambaran yang sama atau sekurang-kurangnya menyajikan titik-

titik untuk menentukan letak obyek yang benar.

Jenis kamera lusida ada empat yaitu: (a) sketsmaster, alat ini

menggunakan cermin semi transparan pada bagian pengamatan

dan sebuah cermin diatas foto udara. (b) aero-sketchmaster,

menggunakan prisma ganda pada bagian pengamatan dengan

permukaan yang memantulkan dan mentransmisikan sinar secara

penuh. (c) rectoplanigraph, alat ini menggunakan prisma ganda

dengan permukaan yang memantulkan secara sempurna dan

mentransmisikan seperdua sinar yang mengenalinya. (d) zoom

transfer scope, terdapat keunggulan seperti pembesaran dengan

zoom atau pergantian lensa, dapat digunakan dengan citra cetakan

maupun transparensi.

2) Proyektor optik, alat memantulkan gambaran pada foto ke peta.

Pemantulannya dapat diarahkan kebawah yaitu kepeta yang

diletakkan dimeja atau pada bagian belakang permukaan kaca

buram. Proyektor optic digunakan untuk memindahkan data dari

foto udara vertikal.

b. Alat pemindah data stereoskopik

Ada dua keunggulan alat pemindah data stereoskopik yaitu:

1) Dapat dihilangkannya pergeseran letak oleh tilt dan topografi

2) Tidak selalu diperlukan delineasi stereoskopik sebelum

pemindahan datanya (paine, 1981).

4. Alat Analisi Digital

Ada empat persyaratan utama untuk dapat dilaksanakannya analisis data

digital data pengindraan jauh dengan menggunkan computer, yaitu

a) Ketersediaan data pengindraan jauh yang nilai spektralnya dinyatakan

di dalam bentuk digit terutama data multispectral

b) Teknologi komputer yang canggih

Page 21: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 21

c) Algoritma yang dapat diterapkan bagi pengindraan jauh

d) Metodologi atau strategi untuk analisis (Maurel, 1985)

C. Langkah-Langkah Interpretasi Citra Penginderaan Jauh

Interprestasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra

dengan maksud mengidentifikasi dan menilai arti penting sebuah objek. Jadi

dalam interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali objek

melalui terapan kegiatan sebagai berikut:

1. Langkah-langkah Interpretasi Citra Penginderaan Jauh secara viual

Adapun langkah-langkah interpretasi citra :

Gambar 26. analisis data secara digital

a. Pengenalan objek melalui proses deteksi

Pengamatan atas adanya suatu objek, berarti penentuan ada atau

tidaknya sesuatu pada citra atau upaya untuk mengetahui benda dan

gejala disekitar kita dengan menggunakan alat pengindra (sensor). Untuk

mendeteksi benda dan gejala disekitar kita, pengidraannya tidak

dilakukan secara langsung atas benda, tetapi dengan mengkaji hasil

rekaman foto udara atau satelit

b. Identifikasi

Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang tergambar

pada citra yang dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh

sensor, yaitu sebagai berikut.

1) Ciri spektoral yaitu ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga

elektromagnetik dan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna

2) Ciri Spasial yaitu ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi

bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasit

3) Temporal yaitu ciri yang terkait dengan umur benda atausaat

perekaman

Page 22: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 22

c. Penilaian atas fungsi objek dan kaitan antarobjek dengan cara

menginterpretasi dan menganalisis citra yang hasilnya berupa

klasifikasi yang menuju ke arah teorisasi dan akhirnta dapat ditarik

kesimpulan penilaian tersebut. Pada tahapan ini, interpretasi dilakukan

oleh seorang yang sangat ahli pada bilang tersebut karena hasilnya

sangat bergantung pada kemampuan penafsir citra

d. Deduksi

Merupakan kegiatan pemprosesan citra berdasarkan objek yang

terdapat pada citra ke arah yang lebih khusus

e. Klasifikasi

Meliputi deskripsi dan pembatasan atau deliniasi dari objek yang

terdapat pada citra

f. Idealisasi

Pengkajian data hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap

pakai

Urutan dalam kegiatan interpretasi citra adalah sebagai berikut:

a. Menguraikan objek yang rona atau warnanya berbeda. Selanjutnya

ditarik garis batas atau delineasi bagi objek yang rona dan warna yang

sama

b. Setiap objek yang diperlukan dikenali berdasarkan karakteristik

spasial atau unsur temporal

c. Objek yang telah dikenal jenisnya kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan tujuan interpretasi dan digambarkan ke dalam peta kerja atau

peta sementara

d. Pekerjaan medan atau lapangan dilakukan untuk menjaga ketelitian

dan kebenaran

e. Setelah pekerjaan medan dilakukan, dilanjutkan dengan interpretasi

akhir dan pengkajian atas pola atau susunan keruangan atau objek

yang dapat dipergunakan sesuai tujuan

f. Untuk ketelitian murni, kajian diarahkan pada penyusunan teori,

sementara pengindraan jauh digunakan untuk analisis. Adapun untuk

penelitian terapan, data yang diperoleh dari citra digunakan untuk

analisis dalam bidang tertentu, seperti geografi, oveanografi, dan

lingkungan hidup

g. Dalam menginterpretasi citra, pengenalan objek merupakan bagian

yang sangat penting karena tanpa pengenalan identitas dan jenis,

objek yang tergambar pada citra tidak mungkin dianalisis

h. Prinsip pengenalan objek pada citra didasarkan pada penyelidikan

karakteristik citra atau unsur interpretasi citra

Page 23: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 23

2. Langkah-langkah Interpretasi Citra Penginderaan Jauh secara

manual

Interpretasi data pengindraan jauh yang mendasarkan pada pengenalan

ciri atau karakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek dapat

dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola,

bayangan, rona atau warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti.

Gambar 27. Tahapan analisis data secara manual

a. Bentuk

Ciri ini sendiri dapat membantu untuk mengenali beberapa objek. Contoh:

rumah mukim dari foto udara dikenali dengan bentuk persegi panjang atau

kumpulan beberapa persegi panjang. Gedung sekolah biasanya ditandai

dengan bentuk leter L atau U.

b. Ukuran

Baik ukuran relatif maupun ukuran mutlak adalah penting. Contoh: untuk

membedakan apakah suatu objek merupakan jalan raya atau jalan setapak,

digunakan ukuran.

c. Pola

Berkaitan dengan susunan keruangan objek. Sebagai contoh: susunan

ruang antara pohon pada kebun ketela dibandingkan dengan tumbuh-

tumbuhan yang tumbuh alami terdapat perbedaan pola, juga berfungsi

untuk mengenali berbagai bentuk pola aliran sungai

d. Bayangan

Bayangan penting bagi penafsir foto karena ada dua hal yang berlawanan,

yaitu a) Bentuk bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek

yang dapat membantu dalam interpretasi, dan b) Objek yang tertutup

bayangan, memantulkan sinar sedikit menyebabkan objek sulit dikenali.

Contoh: gedung bertingkat pada foto udara tampak mempunyai bayangan

sehingga dapat diketahui bahwa objek tersebut merupakan gedung tinggi,

tetapi daerah yang tertutup bayangan tampak hitam sehingga sulit dikenali

e. Rona atau warna

Objek yang berbeda mempunyai sifat pemantulan cahaya yang berbeda.

Contoh yang jelas yaitu objek sawah. Antara sawah yang tergenang air

Page 24: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 24

dan sawah yang siap panen, rona pada citra atau foto berbeda. Rona

adalah tingkat kegelapan dan kecerahan objek dalam format hitam putih.

Rona suatu objek sangat dipengaruhi oleh karakteristik objek dan kondisi

objek waktu perekaman, jenis sensor, cuaca, letak objek, bahan film yang

digunakan, serta waktu pemotretan. Objek yang mempunyai karakter

banyak menyerap sinar dan sedikit memantulkan, maka objek tersebut

akan berona gelap. Sebaliknya, jika objek banyak memancarkan maupun

memantulkan sinar kembali, rona objek cerah. Objek yang tertutup oleh

bayangan akan sulit diinterpretasi. Cuaca berawan akan memengaruhi

kualitas keluaran data penginderaan jauh terutama citra.

f. Tekstur

Merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra. Sebagai contoh tekstur

rumput dengan tekstur lahan yang ditanami jagung akan tampak jelas

perbedaannya. Tekstur kawasan pegunungan akan berbeda dengan dataran

rawa

g. Situs

Suatu kenampakan yang dapat disimpulkan karena adanya indikator yang

menunjukkan letak. Misalnya sebuah kenampakan yang terletak di tepi rel

kereta api dan mempunyai hubungan dengan rel kereta api, maka dapat

disimpulkan bahwa bangunan tersebut merupakan stasiun. Contoh lain

misalnya permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting

pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak

terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.

h. Konvergensi bukti

penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya

menjadi semakin menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu. Contoh:

Tumbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra, menunjukkan pohon

palem. Bila ditambah unsur interpretasi lain, seperti situsnya di tanah

becek dan berair payau, maka tumbuhan palma tersebut adalah sagu.

i. Asosiasi

keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Contoh:

Stasiun kereta apii berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya

lebih dari satu (bercabang). Bandar udara berasosiasi dengan landasan

pesawat.

Page 25: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 25

D. Komponen Sistem Penginderaan Jauh (PJ)

1. Radiasi Elektromagnetik

Sistem Penginderaan Jauh, energi elektromagnetik adalah sebuah

komponen utama, yaitu sebagai medium untuk pengiriman informasi dari

target kepada sensor. Energi elektromagnetik merambat \dalam gelombang

dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang

gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan.

Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah

jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui

suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan

merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah

konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding

terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya,

dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya. Energi

elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam

semesta pada level yang berbeda-beda. Semakin tinggi level energi dalam

suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang

dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi

gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.

2. Resolusi sensor

“Resolusi adalah kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk

membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spektral

mempunyai kemiripan” (Swain dan Davis, 1978)

Rancangan dan penempatan sebuah sensor terutama ditentukan oleh

karakteristik khusus dari target yang ingin dipelajari dan informasi yang

diinginkan dari target tersebut. Setiap aplikasi Penginderaan Jau hmempunyai

kebutuhan khusus mengenai luas cakupan area, frekuensi pengukuran dan

tipe energi yang akan dideteksi. Oleh karena itu, sebuah sensor harus mampu

memberikan resolusi spasial, spectral dan temporal yang sesuai dengan

kebutuhan aplikasi.

Page 26: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 26

a. Resolusi spasial

Gambar 28. Resolusi Spasial

Resolusi spasial dalam penginderaan jauh bukanlah konsep yang

mudah untuk didefinisikan. Hal tersebut dapat dijelaskan pada bentuk

angka dengan berbagai cara tergantung tujuan penggunanya (Mather,

2004). Pada pemahaman secara komprehensif, Townsend (1980)

menjelaskan bahwa terdapat empat kriteria tersendiri yang berguna

menjadi dasar dalam pendefinisian resolusi spasial. Kriteria-kriteria

tersebut ialah informasi geometris dari sistem penginderaan jauh,

kemampuan untuk membedakan antar titik-titik target, kemampuan untuk

mengukur secara periodik target yang berulang, dan kemampuan untuk

mengukur informasi spektral dari target-target yang kecil. Danoedoro

(2012) menjelaskan pengertian praktis dari resolusi spasial adalah ukuran

terkecil yang masih dapat dideteksi oleh suatu sistem pencitraan. Semakin

kecil ukuran objek (terkecil) yang dapat terdeteksi, semakin halus atau

tinggi resolusi spasialnya. Begitu pula sebaliknya, semakin besar ukuran

objek terkecil yang dapat terdeteksi, semakin kasar atau rendah

resolusinya. Sebagai contoh ialah, citra satelit SPOT yang beresolusi 10

dan 20 meter dapat dikatakan beresolusi lebih tinggi dibandingkan dengan

citra satelit Landsat TM yang beresolusi 30 meter

Resolusi spasial; merupakan ukuran terkecil obyek di lapangan

yang dapat direkam pada data digital maupun pada citra. Pada data digital

resolusi dilapangan dinyatakan dengan pixel. Semakin kecil ukuran

terkecil yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor, berarti sensor itu

semakin baik karena dapat menyajikan data dan informasi yang semakin

rinci. Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi tinggi atau halus,

Page 27: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 27

sedang yang kurang baik berupa resolusi kasar atau rendah. Dalam

menentukan range resolusi, ada tiga tingkat ukuran resolusi yang perlu

diketahui, yaitu:

1) Resolusi spasial tinggi, berkisar : 0.6-4 m.

2) Resolusi spasial menengah, berkisar : 4-30 m

3) Resolusi spasial rendah, berkisar : 30 - > 1000 m

b. Resolusi spektral

Resolusi spektral dari suatu sensor adalah lebar dan banyaknya

saluran yang dapat diserap oleh sensor. Semakin banyak saluran yang

dapat diserap dan semakin sempit lebar spektral tiap salurannya maka

resolusi spektralnya semakin tinggi. Tetapi jumlah band-band bukanlah

hanya aspek yang penting dari resolusi spektral. Bebarapa contoh satelit

bumi yang mempunyai resolusi spektral:

a. Resolusi spektral tinggi berkisar antarara: - 220 band

b. Resolusi spektral sedang berkisar antara: 3 - 15 band

c. Resolusi spektral rendah berkisar antara: - 3 band

c. Resolusi temporal

Resolusi temporal ialah kemampuan suatu sistem untuk merekam

ulang daerah yang sama (Danoedoro, 2012). Satuan dari resolusi temporal

ialah jam atau hari. Contohnya ialah Satelit IKONOS resolusi temporalnya

ialah 3 hari, satelit NOAA resolusi temporalnya 12 jam, dan satelit Landsat 8

resolusi temporalnya ialah 30 hari. Landsat 8 memiliki resolusi temporal lebih

rendah dibandingkan IKONOS sedangkan IKONOS memiliki resolusi

temporal lebih rendah dibandingkan NOAA.

Resolusi temporal; Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang

kembali ke daerah yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu

perulangan ke asal daerah yang sama satuannya dinyakan dalam jam atau hari,

contoh resolusi temporal ini:

a. Resolusi temporal tinggi berkisar antara : <24 jam - 3 hari.

b. Resolusi temporal sedang berkisar antara : 4-16 hari

c. Resolusi temporal rendah berkisar antara:> 16 hari

Page 28: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 28

Tabel 1. Spektrum elektromagnetik dan bagian-bagiannya.

Spektrum saluran Panjang gelombang Keterangan

Gamma

X

Ultraviolet (UV)

UV Fotografik

Tampak

Biru

Hijau

Merah

Inframerah (IV)

IM pantulan

IM fotografik

IV Termal

Gelombang Mikro

Radar

Ka

K

Ku

X

C

S

L

P

Radio

0,03 µm

0,03-µm

0,3 µm-0,4 µm

0,3 µm-0,4 µm

0,4-0,7 µm

0,4-0,5 µm

0,5-0,6 µm

0,6-0,7 µm

0,7-1000 µm

0,7-3 µm

0,7-0,9 µm

3-5 µm

8-14 µm

0,3-300 cm

0,3-300 cm

0.8-1.1 cm

1.1-1.7 cm

1.7-2.4 cm

2.4-3,8 cm

3.8-7.5 cm

7,5-15 cm

15-30 cm

30-100 cm

Diserap oleh atmosfer, tetapi benda

radioaktif dapat diindra dari

pesawat terbang rendah.

Diserap oleh atmosfer, sinar buatan

digunakan dalam kodokteran.

0,3 µm diserap oleh atmosfer.

Hamburan atmosfer berat sekali,

diperlukan lensa kuarsa dalam

kamera.

Jendela atmosfer terpisah oleh

saluran absorpsi.

Film khusus dapat merekam hingga

panjang gelombang hampir 1,2 µm

Jendela-jendela atmosfer dalam

spektrum.

Gelombang panjang yang mampu

menembus awan, citra dapat dibuat

dengan cara yang aktif dan pasif.

Penginderaan jauh sistem aktif.

Yang paling sering digunakan

Yang paling sering digunakan

Tidak digunakan dalam

pengideraan jauh.

Page 29: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 29

E. Citra Penginderaan Jauh Untuk Pemetaan Jalur Transportasi

1. Citra Pengindraan Jauh

Penginderaan jauh adalah Ilmu untuk memperoleh informasi tentang

gejala geosfer tanpa kontak langsung dengan objek yang dikaji (Sutanto). Sistem

Penginderaan Jauh (ATSUI PERNSEN) Sistem adalah serangkaian komponen

yang saling bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk

mendapatkan informasi tentang gejala geosfer didukung berbagai komponen.

Menurut Lillesand Dan Keifer 1976, Remote sensing atau penginderaan jauh

adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau

fenomena melalui analisis data yang diperoleh oleh sebuah perangkat yang tidak

bersentuhan dengan obyek, daerah, atau fenomena yang diinvestigasi.

Data penginderaan jauh diterjemahkan menjadi informasi tentang obyek,

daerah, atau gejala yang diindera. Proses penerjemahan data menjadi informasi

disebut analisis atau interpretasi data. Penginderaan jauh didefinisikan pula

sebagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi

tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang

dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi. Sebagian besar informasi

data penginderaan jauh diperoleh melalui hasil terjemahan citra satelit.

Citra Satelit merupakan suatu gambaran permukaan

bumi yang direkam oleh sensor (kamera) pada satelit pengideraan jauh yang

mengorbit bumi, dalam bentuk image (gambar) secara digital. Pemanfaatan

citra satelit saat ini sudah sangat luas jangkauannya, terutama dalam hal yang

berkaitan dengan ruang spasial permukaan bumi, mulai dari bidang Sumber

Daya Alam, Lingkungan, Kependudukan, Transportasi sampai pada bidang

Pertahanan (militer). Beberapa aplikasi yang dihasilkan seperti pemetaan

singkapan sumber daya mineral di suatu wilayah dalam rangka inventarisasi

potensi sumber daya alam daerah dengan memanfaatkan spectral analisis citra,

pemantauan penyebaran kebakaran hutan suatu wilayah, pemetaan dan

pemantauan daerah rawan erosi, monitoring optimalisasi pola penanaman pada

areal pertanian dan perkebunan, identifikasi kekuatan peralatan dan persenjataan

lawan untuk kepentingan militer, serta pemetaan untuk perencanaan dan

pembangunan wilayah khususnya perencanaan sektor transportasi dan

komunikasi.

2. Kajian Sistem Transportasi

Geografi transportasi yaitu diskripsi yang menyeluruh antara aspek

manusia dan aspek alat baik dari tenaga maupun dari lingkungan sekitar seperti

alat transportasi memakai tenaga hewan. Transportasi digunakan untuk

memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Fokus kajiannya

Page 30: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 30

adalah interelasi, interaksi dan integrasi antara aspek alam dan manusia dalam

suatu ruang tertentu. Dan mempunyai tujuan mempermudah komunikasi.

Peranan Transportasi

a. Peranan Transportasi dalam Peradaban Manusia

Perpindahan penduduk dan barang sudah seumur dengan sejarah

manusia itu sendiri. Manusia pada mulanya berpindah dari satu tempat ke

tempat lain dalam mencari makanan sambil membawa milik mereka yang

jumlahnya belum begitu banyak. Perpindahan yang terbatas itu merupakan

suatu awal dari cara manusia untuk memnuhi kebutuhan hidupnya.

b. Peranan Transportasi dalam Ekonomi

Ekonomi berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi

barang dan jasa yang memiliki nilai bagi manusia. Penduduk harus

mempergunakan sumber daya alam di bumi ini untuk memnuhi kebutuhan

hidup, menyediakan makanan, pakaian dan tempat tinggal. Tetapi, sumber

daya alam di muka bumi ini tidak merata sehingga tidak ada satu daerah

pun yang dapat memnuhi kebutuhannya sendiri. Oleh sebab itu,

transportasi sangat di butuhkan untuk memindahkan seseorang ataupun

benda dari satu tempat ke tempat lainnya.

c. Peranan Transportasi dalam Terbentuknya Pemukiman

Manusia pada mulanya hidup secara berpindah-pindah (nomaden)

untuk mencari makanan. Merka membawa serta kepunyaan mereka yang

terbatas dengan bantuan alat transportasi yang masih sangat sederhana.

Dengan adanya transportasi maka akan timbul pemukiman yang berada

pada jalur atau tempat-tempat tertentu seperti pinggir sungai atau laut

(sebab pada masa dahulu transportasi air paling mudah). Pemukiman pada

awalnya berukuran relative kecil, karena daerahnya cukup terbatas untuk

mendapatkan bahan kebutuhan hidup sebagai pendukung pemukiman

itu.Dengan bertambahnya penduduk, makin meningkatnya pelayanan

transportasi maka pemukiman pun bertambah ramai.

d. Peranan Transportasi dalam Politik

Dunia terbagi atas berbagai satuan politis baik brupa Negara,

daerah (otonom), maupun regional. Untuk dapat mengawasi atau

mengamankan daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan, peranan

transportasi sangat penting. Lancar/tidak lancarnya roda pemerintahan

sangat tergantung pada transportasi. Kunjungan pejabat pemerintahan ke

suatu daerah dapat terlaksana dengan baik kalau tersedia transportasi yang

memadai. Fungsi utama dari transportasi dalam politik adalah penyediaan

komunikasi berupa penyampaian pesan atau informasi dari satu tempat ke

tempat lain. Pada zaman dahulu penyediaan transportasi adalah untuk

gerakan militer. Fungsi transportasi yang lain adalah penyediaan prasarana

dan sarana untuk perjalanan penduduk dan mengangkut barang-barang.

Page 31: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 31

e. Peranan Transportasi terhadap Lingkungan

Salah satu akibat sampingan dari transportasi yagn sangat tidak

kita inginkan adalah polusi lingkungan alamiah. Bentuk yang paling

berbahaya dan sukar untuk ditangani adalah pengotoran udara oleh

berbagai partikel dan gas. Semua bentuk transportasi mengakibatkan

polusi, kendaraan yang mengguanakan mesin dengan pembakaran

merupakan penyebab polusi yang paling besar, terutama di daerah-daerah

yang [adat mengakibatkan gangguan kesehatan. Bentuk polusi lain yang

cukup mengganggu adalah kebisingan. Masalah ini sering muncul di sekitar

jalan dimana kendaraan beroperasi dengan kecepatan tinggi. Kebisingan

yang datangnya dari sumber-sumber ini dapat mengganggu lingkungan

yang butuh ketenangan seperti kediaman, sekolah dan rumah sakit.

f. Peranan Transportasi dalam Tata Ruang Kota dan Wilayah

Selain peranan transportasi yang telah disebutkan di atas,

transportasi juga memiliki peranan dalam tata ruang kota dan wilayah.

Karena perencanaan transportasi merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari perencanaan kota dan wilayah. Rencana kota tanpa

mempertimbangkan keadaan dan pola transportasi yang akan terjadi

sebagai akibat dari rencana itu sendiri, akan menghasilkan kesemrawutan

lalu lintas di kemudian hari. Akibat lebih lanjut adalah meningkatnya

jumlah kecelakaan, pelanggaran, dan menurunnya sopan-santun berlalu-

lintas, serta meningkatnya pencemaran udara.

3. Penginderaan Jauh untuk pengembangan sistem transportasi

Untuk sektor transportasi dan komunikasi, citra satelit sangat membantu

untuk proses perencanaan seperti peta detail jaringan pelayanan transportasi

(trayek, trase, jalur, alur), perencanaan struktur tataran transportasi

berdasarkan skala pelayanan, Masterplan/Siteplan, Detail Engineering Design

dan Landscape, identifikasi dan inventarisasi kawasan prasarana perhubungan

dan komunikasi, pemetaan infrastuktur. Untuk akurasi kontruksi

pembangunan, citra satelit dapat digunakan untuk design dan perencanaan

tapak konstruksi, desain dan perencanaan landscape konstruksi, perbaikan

proses desain serta memonitoring proses konstruksi.

Sistem Transportasi

a. Transportasi Darat

1) Menentukan lokasi terminal

2) Menentukan jalur alternative

3) Pembangunan Jembatan

4) Pemantauan Kondisii Jalan

5) Penentuan jalur evakuasi

Page 32: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 32

b. Transportasi Laut

1) Penentuan Jalur Pelayaran

2) Pemantauan Cuaca

3) Pemantauan Ombak

c. Transportasi Udara

1) Penetuan Jalur Penerbangan

2) Pemantauan Cuaca

3) Penentuan lokasi Bandara

Pemanfaatan keberadaan citra satelit harus diikuti dengan tersedianya

data hasil survey baik berupa data kependudukan, jumlah kendaraan bermotor,

sarana dan prasarana perkotaan/permukiman. Dengan semakin lengkap data-

data yang tersedia akan semakin memudahkan proses analisis perencanaan

transportasi dan komunikasi. Pada saat ini Dishubkomintel bekerja sama dengan

UPTB-PDG telah melakukan kajian penetapan trase kereta api dan juga

penentuan peran dan fungsi pelabuhan dalam kajian rencana induk pelabuhan

yang berbasis pengolahan data spasial.

F. Menganalisa Citra Penginderaan Jauh untuk Perencanaan Tata Guna

Lahan

Pengetahuan tentang penggunaan dan penutupan lahan penting untuk

berbagai kegiatan perencanaan dan pengeloaan yang berhubungan dengan

permukaan bumi. Penggunaan foto udara pankromatik skala menengah untuk

pemetaan penggunaan lahan telah dilakukan sejak tahun 1940-an. Dewasa ini,

sejak tahun 2000-an citra satelit telah digunakan untuk pemetaan penggunaan

lahan dan penutupan lahan bagi wilayah yang luas.

Istilah penutupan lahan berkaitan dengan jenis kenampakan yang ada

dipermukaan bumi. Contoh jenis penutup lahan adalah pohon-pohon, bangunan

perkotaan, danau, dan es glasial. Istilah penggunaan lahan berkaitan dengan

kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu. Sebagai contoh, sebidang lahan di

daerah pinggiran kota digunakan untuk perumahan satu keluarga. Bergantung

pada tingkat kerincian pemeteeannya, penggunaan lahannya dapat dikatakan

sebagai lahan kekotaan, lahan pemukiman, atau digunakan untuk pemukiman satu

keluarga. Sebidang lahan tersebut mempunyai penutup lahan yang terdiri atas

atap, permukaan yang diperkeras, rumput dan pepohonan.

Studi hidrologi tentang karakteristik aliran permukaan air digunakan untuk

mengetahui jumlah dan agihan atap, permukaan yang diperkeras, rumput, dan

pepohonan yang ada pada sebidang lahan tersebut.

Badan survei Geologi Amerika Serikat (USGS) telah menyusun sistem

klasifikasi penggunaan lahan dan penutup lahan sebagai acuan dalam klasifikasi

data pada penginderaan jauh yang dilaporkan dalam USGS Professional Paper.

Page 33: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 33

Informasi penutupan lahan dapat dikenali dengan menggunakan

penginderaan jauh yang tepat. Informasi tentang kegiatan manusia pada lahan

tidak selalu dapat ditafsirkan secara langsung berdasarkan penutup lahannya.

Sebagai contoh, kegiatan rekreasi ekstensif berupa daerah lahan yang luas tidak

cocok bagi interpretasi foto udara maupun citra satelit. Contoh lainnya, berburu

merupakan kegiatan rekreasi yang menembus kelahan lain yang diklasifikasikan

sebagai beberapa tipe hutan, daerah peternakan, lahan basah, atau lahan pertanian,

baik pada survei lapangan maupun interpretasi foto udara.

Oleh karen itu, diperlukan sumber informasi tambahan untuk melengkapi

data penutup lahan. Informasi pelengkap juga diperlukan untuk menentukan

penggunaan lahan, antara lain untuk taman, perlindungan binatang buruan atau

daerah konservasi air dengan jumlah penggunaan lahannya sama dengan batas

administrasi yang biasanya tidak dapat dikenali pada citra penginderaan jauh.

Sistem klasifikasi penggunaan lahan dan penutup lahan USGS disusun

berdasarkan kriteria berikut.

1. Tingkat ketelitian interpretasi minimum dengan menggunakan penginderaan

jauh tidak kurang dari 85 persen

2. Ketelitian interpretasi untuk beberapa kategori kurang lebih sama.

3. Hasil yang diulang dapat diperoleh dari penafsir yang satu ke penafsir yang

lain dan dari satu saat penginderaan ke saat yang lain

4. Sistem klasifikasi dapat diterapkan untuk daerah yang luas.

5. Kategorisasi memungkinkan penggunaan lahan ditafsir dari tipe penutup

lahannya.

6. Sistem klasifikasi dapat digunakan dengan data penginderaan jauh yang

diperoleh pada waktu yang berbeda.

7. Kategori dapat diperinci ke dalam subkategori lebihrinci yang diperoleh dari

citra skala besar atau survei lapangan.

8. Pengelompokkan kategori dapat dilakukan dengan baik.

9. Jika memungkinkan, lahan multiguna dapat dikenali dengan baik.

Page 34: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 34

Hasil sistem klasifikasi penggunaan lahan dan penutup lahan USGS untuk

digunakan dengan data penginderaan jauh ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan dan Penutup Lahan untuk

Digunakan Sebagai Data Pendinderaan Jauh

No. Tingkat I Tingkat II

1 Perkotaan atau lahan

bangunan

Perdagangan dan jasa

Industri

Transportasi, komunikasi, dan umum

Kompleks industri dan perdagangan

Perkotaan campuran atau lahan bangunan

Perkotaan atau lahan bangunan lainnya

2 Lahan pertanian Tanaman semusim dan padang rumput

Daerah buah-buahan, jeruk, anggur, labu bibit,

dan tanaman hias

Tempat penggembalaan terkurung

Lahan pertanian

3 Lahan peternakan Lahan tanaman obat

Lahan peternakan semak dan belukar

Lahan peternakan campuran

4 Lahan hutan Lahan hutan gugur daun musiman

Lahan hutan yang selalu hijau

Lahan hutan campuran

5 Lahan air Sungai dan kanal

Danau

Waduk

Teluk dan muara

6 Lahan basah Lahan hutan basah

Lahan basah bukan hutan

7 Lahan gundul Dataran garam kering

Page 35: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 35

Gisik

Daerah berpasir selain gisik

Batuan singkapan gundul

Tambang terbuka, pertambangan dan tambang

kerikil

Daerah peralihan

Lahan gundul campuran

8 Padang lumut Padang lumut semak dan belukar

Padang lumut tanaman obat

Padang lumut lahan gundul

Padang lumut basah

Padang lumut campuran

9 Es/salju abadi

permukiman

Lapangan salju abadi

Glasier

Tabel 3. format interpretasi citra yang representatif untuk beberapa tingkat

klasifikasi penggunaan dan penutup lahan

Tingkat klasifikasi penggunaan dan

penutup lahan

Ukuran yang mewakili interpretasi citra

I Landsat

II Foto udara skala kecil

III Foto udara skala sedang

IV Foto udara skala

Keterangan:

1. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.3. Tingkat I dan II ditetapkan oleh

USGS. Hal ini dimaksudkan agar tingkat II dan IV dirancang oleh

pengguna lokal berdasar sistem USGS mengingat bahwa kategori pada

setiap tingkat harus dikelompokkan ke dalam kategori pada tingkat yang

lebih tinggi

2. Pada tabel 1.4 menyajikan daftar format interpretasi citra yang

representatif bagi empat tingkat klasifikasi penguunaan lahan dan penutup

lahan. Tingkat I disusun untuk digunakan pada citra skala kecil seperti

citra landsat. Tingkat II disusun untuk digunakan pada foto udara skala

kecil.

3. Citra yang paling banyak digunakan untuk pemetaan tingkat II adalah foto

udara inframerah berwarna dengan ketinggian terbang paling tinggi.

4. Informasi penggunaan dan penutup tingkat I pada daerah luas akan lebih

efisien dan ekonomis apabila menggunakan citra landsat yang dapat

diinterpretasi dari foto udara konvensional skala sedang atau disusun

berdasarkan survei lapangan.

5. Sebaliknya, beberapa kategori tingkat II dapat diinterpretasi secara tepat

dari data landsat.

Page 36: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 36

6. Untuk pemetaan pada tingkat III, selain informasi dari foto udara skala

sedang, informasi penunjang juga diperlukan

7. Untuk pemetaan pada tingkat IV selain informasi dari foto udara skala

besar, informasi penunjang juga tetap diperlukan.

Perhatikan tabel 4. berikut tentang ukuran minimum unit penggunaan lahan

(penutup lahan) yang dapat dipetakan pada tingkat interpretasi citra.

Tingkat interpretasi citra Skala peta yang

representatif

Ukuran minimum

daerah yang dipetakan

I. Satelit 1: 500.000 150 Ha

II. Foto udara

skala kecil

1: 62.500 2,5 Ha

III. Foto udara

skala

menengah

1: 24.000 0,35 Ha

G. Pemanfaatan SIG untuk kajian Kesehatan Lingkungan, Pemetaan

Penyakit dan kepentingan kesehatan

Gambar 1 : Lingkungan yang bersih dan sehat

Sumber : https://simomot.com/2014/01/15/yuk-ciptakan-sungai-bersih-

seperti-di-cheonggyecheon-seoul/

Page 37: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 37

Gambar2. lingkungan yang sudah tercemar

Sumber: http://dgroundrevolution.blogspot.co.id/2012/07/lingkungan-

tercemar.html

Gambar3. limbah yang berasal dari pabrik

Sumber: http://indramayu.cirebontrust.com/sejumlah-sungai-di-indramayu-

tercemar-sampah-dan-limbah-pabrik.html

Untuk mengetahui tingkat pencemaran limbah pabrik data yang

diperlukan adalah peta daerah yang didalamnya terdapat semua informasi

tentang profil perusahaan letak perusahaan dan disini juga dapat diketahui

mana perusahaan yang tercemar oleh limbah ataupun tidak tercemar dari

hasil uji labor sampel limbah kemudian dipetakan mana pabrik yang

tercemar atau yang tidak tercemar

Page 38: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 38

Pemanfaatan SIG untuk Pemetaan Penyakit dan Kepentingan

Kesehatan

Gambar 4. Rumah Sakit Semen Padang

Sumber: https://www.dokter.id/rumah-sakit/rs-pt-semen-padang

Gambar 5. contoh dari sarana pelayanan kesehatan

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait pentingnya

Sistem Informasi Geografis dalam bidang kesehatan yang dilakukan oleh

Nuvolone et al.(2011) tentang analisis spasial terhadap pengaruh polusi

udara jalan raya dengan kejadian penyakit saluran pernapasan, yang

menunjukkan hasil adanya nilai tambah Sistem Informasi Geografis dalam

penelitian kesehatan lingkungan

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh English, P. et

al.(1999) yang meneliti tentang hubungan antara arus lalu lintas dengan

kejadian asma pada anak menggunakan Sistem Informasi Geografis

menunjukkan bahwa paparan terhadap arus lalu lintas yang tinggi

berhubungan dengan meningkatnya kunjungan medis berulang pada anak-

anak penderita asma di California dan pemaparan berulang terhadap

partikel polutan udara dari aktivitas kendaraan di jalan raya juga dapat

memperburuk keadaan pada orang yang sudah didiagnosa asma.

Hal serupa juga dilakukan oleh Chan. et al.(2009) di Taipei,

Taiwan yang mengatakan bahwa penelitian-penelitian sebelumnya yang

terkait menunjukkan kelayakan pendekatan spasial dan temporal terpadu

Page 39: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 39

untuk menilai dampak polusi udara pada hasil kunjungan pasien penderita

asma. Dan pada penelitiannya juga memberikan pemahaman yang lebih

baik tentang hubungan antara polusi udara dengan kunjungan pasien asma

dengan menggunakan pendekatan yang sama. Beberapa contoh hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemodelan Sistem Informasi

Geografis (SIG) dengan pendekatan analsis spasial temporal mampu

memberikan informasi yang lebih jelas dan bermanfaat dalam bidang

kesehatan

Hasil dari analisis dengan memanfaatkan Sistem Informasi

Geografis (SIG) menurut McLafferty (2003) dalam Harimurti (2007) akan

sangat menunjang proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat, karena

dapat digunakan untuk menentukan jenis pelayanan kesehatan yang seperti

apa yang dubutuhkan oleh masyarakat, dapat mengidentifikasi

aksesabilitas tempat-tempat pelayanan kesehatan masyarakat dan bahkan

mengetahui kecenderungan penyakit yang terjadi dalam masyarakat

tersebut. Sedangkan Kaiser et al (2003) dalam Harimurti (2007)

menguraikan cakupan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG)

dalam kesehatan masyarakat diantaranya adalah untuk menilai risiko dan

ancaman kesehatan dalam masyarakat, mengetahui distribusi penyakit dan

investigasi wabah, dapat digunakan untuk perencanaan dan implementasi

program pelayanan kesehatan, serta sekaligus juga dapat dimanfaatkan

untuk evaluasi dan pengawasan program

Sistem Informasi Geografis (SIG) pada saat ini telah banyak

digunakan oleh tenaga atau ahli kesehatan masyarakat ataupun

epidemiolog karena menurut Jasmin and Johnson (1999) dalam Kristina

(2008) beberapa aplikasinya secara umum dalam bidang kesehatan dapat

digunakan untuk menemukan penyebaran dan jenis-jenis penyakit secara

geografis, meneliti perkembangan trend sementara suatu penyakit,

mengidentifikasi kesenjangan, celah di daerah terpencil, mengurangi

kerugian masyarakat melalui pemetaan dan stratifikasi faktor-faktor risiko,

menggambarkan kebutuhan-kebutuhan dalam pelayanan kesehatan

berdasarkan data dari masyarakat dan menilai alokasi sumber daya,

meramalkan kejadian wabah, memantau perkembangan penyakit dari

waktu ke waktu, dan dapat menempatkan fasilitas dan sarana pelayanan

kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Menurut WHO, SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan

masyarakat dapat digunakan antara lain untuk:

1. Menentukan derah sebaran penyakit.

2. Analisis trend Spasial dan Temporal

3. Pemetaan Populasi Berisiko

4. Stratifikasi Faktor risiko

Page 40: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 40

5. Penilaian Distribusi Sumberdaya.

6. Perencanaan dan Penentuan Intervensi/Kebijakan(intervensi apa yang

dilakukan oleh pengambil kebijakan penggulangan penyakit.)

7. Monitoring Penyakit.

Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG dalam bidang

Kesehatan Masyarakat

1. Fungsi pertama yaitu memonitor status kesehatan untuk

mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Dalam

mendukung fungsi ini, SIG dapat digunakan untuk memetakan

kelompok masyarakat serta areanya berdasarkan status kesehatan

tertentu, misalnya status kehamilan. Dengan SIG, peta mengenai

status kesehatan dapat digunakan untuk merencanakan program

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh kelompok tertentu,

misalnya pelayanan ANC, persalinan dll.

2. Fungsi yang kedua yaitu mendiagnosa dan menginvestigasi masalah

serta risiko kesehatan di masyarakat. Sebagai contoh, seorang

epidemiologis sedang mengolah data tentang kasus asma yang

diperoleh dari Rumah Sakit, Puskesmas, dan Pusat – Pusat Kesehatan

lainnya di masyarakat, ternyata dia menemukan terjadi kenaikna kasus

yang cukup signifikan di suatu Rumah Sakit, maka kemudian dia

mencari tahu data dari pasien – pesien penderita asma di Rumah sakit.

Ternyata ditemukan bahwa 8 dari 10 orang penderita asma yang

dirawat di Rumah Sakit tersebut bekerhja di perusahaan yang sama.

Demikian seterusnya hingga kemudian SIG dapat digunakan untuk

memberikan data yang lengkap mengenai pola pajanan kimia tertentu

di perusahaan – perusahaan dalam suatu wilayah, yang merupaka

informasi yang penting untukk para karyawan. Informasi ini juga

dapat diteruskan kepada ahli – ahli terkait, dalam hal ini ahli K3 untuk

melakukan penanganan lebih lanjut terhadap masalah yang ditemukan

3. Fungsi yang ketiga yaitu menginformasikan, mendidik dan

memberdayakan masyarakat mengenai isu – isu kesehatan. SIG dalam

hal ini dapat menyediakan informasi mengenai kelompok masyarakat

yang diidentifikasi masih memiliki pengetahuan yang kurang

mengenai informasi kesehatan tertentu, sehingga kemudian dapat

dicari media komunikasi yang paling efektif bagi kelompok tersebut,

serta dapat dibuat perencanaan mengenai waktu yang paling tepat

untuk melakukan promosi kesehatan kepada kelompok masyarakat

tersebut

4. Fungsi yang keempat yaitu membangun dan menggerakkan hubungan

kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

memecahkan masalah kesehatan. Dalam hal ini SIG dapat digunakan

Page 41: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 41

untuk melihat suatu pemecahan masalah kesehatan berdasarkan area

tertentu dan kemudian memetakan kelompok masyarakat yang

potensial dapat mendukung program tersebut berdasarkan area – area

yang terdekat dengannya. Misalnya masalah imunisasi yang ada pada

wilayah kerja tingkat RW atau Posyandu, maka dapat dipetakan

kelompok potensial pendukungnya yaitu Ibu – Ibu PKK yang dapat

diberdayakan sebagai kader pada Posyandu – Posyandu yang terdekat

dengan tempat tinggalnya

5. Fungsi yang kelima yaitu membangun kebijakan dan rencana yang

mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan

masalah kesehatan. Contohnya dalam hal analisa wilayah cakupan

Puskesmas. Dalam hal ini SIG digunakan untuk memetakan utillisasi

dari tiap – tiap Puskesms oleh masyarakat sehingga dapat dibuat

perencanaan yang jelas mengenai sumber daya kesehatan yang perlu

disediakan untuk Puskesmas tersebut disesuaikan dengan tingkat

utilitasnya.

6. Fungsi yang keenam yaitu membangun perangkat hukum dan

peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan

masyarakat. Dalam hal ini SIG dapat digunakan untuk membagi

secara jelas kewenangan dan tanggung jawab suatu pusat pelayanan

kesehatan pada tiap – tiap wilayah kerja dalam menjamin dan

menangani segala bentuk masalah yang terjadi di wilayah tersebut.

Dengan demikian maka manajemen komplain dapat terkoordinir

dengan baik.

7. Fungsi yang ketujuh yaitu menghubungkan individu yang

membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin

ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia.

Misalnya seorang warga negara asing diidentifikasi menderita suatu

penyakit tertentu yang membutuhkan penanganan yang serius. Maka

untuk mengatasinya, dengan melihat peta dan data akses pelayanan

kesehatan yang tersedia dapat dicari tenaga kesehatan terdekat yang

dapat membantu orang tersebut, dan menguasai bahasa yang

digunakannya. Dengan data SIG juga dapat diketahui bagaimana

akses transportasi termudah yang dapat dilalui oleh warga negara

asing tersebut menuju fasilitas kesehatan terdekat.

8. Fungsi kedelapan yaitu menjamin ketersediaan tenaga kesehatan dan

ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya. Dalam hal

ini SIG dapat menyediakan peta persebaran tenaga kesehatan dan ahli

kesehatan masyarakat di tiap – tiap daerah, sehingga dengan demikian

dapat dilihat jika ada penumpukan atau bahkan kekurangan personel

di suatu daerah. Lebih lanjut, data tersebut dapat digunakan dalam hal

Page 42: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 42

perencanaan pengadaan tenaga – tenaga kesehatan untuk jangka waktu

ke depan untuk masing – masing wilayah.

9. Fungsi kesembilan yaitu mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses

dan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Data SIG dapat

menyediakan data yang lengkap mengenai potensi tiap – tiap daerah

serta karakter demografis masyarakatnya untuk dihubungkan dengan

fasilitas – fasilitas kesehatan yang tersedia dan tingkat utilitasnya.

Dengan demikian dapat dievaluasi kembali kesesuaian dan kecukupan

dari penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ada.

10. Fungsi kesepuluh yaitu untuk menciptakan penemuan baru dan

inovasi dalam memecahkan masalah – masalah kesehatan di

masyarakat. Salah satu kegunaan SIG dalam hal ini adalah untuk

menyediakan data yang akurat mengenai perubahan – perubahan yang

terjadi di suatu daerah seperti pertambahan jumlah perumahan, jalan,

pabrik atau sarana - sarana lainnya yang berpengaruh pada lingkungan

dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Data ini

kemudian dapat digunakan untuk merancang dan merencanakan

inovasi – inovasi tertentu yang dapat menjamin kesehatan suatu

masyarakat (Ika Irmawati,2005).

Gambar Contoh output SIG dalam memetakan Wilayah Kecamatan

Rawan Gizi

Page 43: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 43

Gambar Peta daerah pelayanan Puskesmas

Gambar. Peta Situasi Umum Penyakit Fasciolasis

Page 44: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 44

Jadi secara umum manfaat SIG untuk pemetaan penyakit dan pelayanan

kesehatan adalah :

1. Dapat memperlihatkan masalah kesehatan masyarakat, terutama masalah

kesehatan berbasis wilayah atau area, melalui analisis keruangan dan

perencanaan, masalah kesehatan menjadi lebih spesifik dan berdasarkan

wilayah sasaran

2. Sebagai sistem kewaspadaan dini penyakit menular serta untuk proses

pengambilan keputusan

Page 45: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ... · Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 1 BAHAN AJAR ... dalam pergaulan dunia. 3. Memahami

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh

dan Sistem Informasi Geografis 45

DAFTAR PUSTAKA

Wardiyatmoko. 2014. Geografi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Mbina Pinem, 2007. Geografi Transport. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIMED

Hendarni Deti dan Andik Suwastono.model geografi SMA.Penginderaan Jauh

(PJ) Dan Sistem Informasi Geografis(SIG).2016.

Danoedoro, P. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Penerbit ANDI.

Yogyakarta.

Suwargana Nana. Resolusi Spasial, Temporal Dan Spektral Pada Citra Satelit

Landsat, Spot Dan Ikonos.118-343-3-Pb.Pdf.No 2337-6686. Diakses Pada

Tanggal 24 Mei 2017.

http://tugasakhiramik.blogspot.com/2009/10/pengertian-transportasi.html

Anonimus. 2017. (http://learnhardwork.blogspot.co.id/2017/01)

Anonimus. 2014. http://sekilasinfoaceh.blogspot.co.id/2014/03/citra-satelit-untuk-

akurasi-perencanaan.html

Skeptikal. 2015. Pengindraan Jauh Interpretasi Citra. (Online)

https://skepticalinquirer.wordpress.com/2015/07/05/penginderaan-jauh-

interpretasi-citra/html. Diakses pada tanggal 13 Mei 2017

Royen. 2016. 9 unsur interpretasi citra dalam geografi. (Online)

http://www.eventzero.org/unsur-interpretasi-citra-ilmu-geografi/. Diakses

pada tanggal 13 Mei 2017