Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 1
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
BAHAN AJAR
DINAMIKA ATMOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan : SMA Negeri
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X / II
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Materi Pokok : Dinamika Atmosfer dan dampaknya terhadap
Kehidupan
Alokasi Waktu : 12x45menit (4 PT)
B. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Dari KI-3 Kompetensi Dasar Dari KI-4
3.6. Menganalisis dinamika atmosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan
4.6. Menyajikan proses dinamika
atmosfer menggunakan peta,
bagan, gambar, tabel, grafik,
video, dan /atau animasi
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
3.6.1 Mendeskripsikan lapisan atmosfer 4.6.1 Membuat artikel tentang
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 2
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
3.6.2 Mengklasifikasikan karakteristik lapisan
atmosfer
3.6.3 Mencontohkan gejala optik di atmsfer
3.6.4 Menganalisis manfaat penyelidikan lapisan
atmosfer bagi kehidupan
3.6.5 Membedakan cuaca dan iklim
3.6.6 Menganalisis unsur-unsur cuaca dan iklim
3.6.7 Menerangkan contoh alat pengukur unsur
cuaca dan iklim
3.6.8 Mengkalasifikasikan tipe iklim
3.6.9 Menjelaskan pola persebaran iklim
3.6.10 Menghitung rumus klasifikasi iklim
3.6.11 Mendeskripsikan karakteristik iklim di
Indonesia dan pengaruhnya terhadap
kehidupan
3.6.12 Menjelaskan dampak perubahan iklim
global dalam berbagai bidang kehidupan
3.6.13 Mengidentifikasi lembaga-lembaga yang
menyediakan dan memanfaatkan data
cuaca dan iklim di Indonesia
pengaruh perubahan iklim
global dan pengaruhnya
terhadap kehidupan sehari-hari
.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali
informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan
dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritik serta dapat mendeskripsikan dinamika atmosfer dan
pengaruhnya terhadap kehidupan dalam bentuk tulisan.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 3
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
PERTEMUAN 1
Indikator Pencapaian KD :
3.6.1 Mendeskripsikan lapisan atmosfer
3.6.2 Mengklasifikasikan karakteristik lapisan atmosfer
3.6.3 Mencontohkan gejala optik di atmosfer
3.6.4 Menganalisis manfaat menyelidikan lapisan atmosfer bagi kehidupan
LAPISAN ATMOSFER DAN KARAKTERISTIK
A. LAPISAN ATMOSFER
1. Pengertian Atmosfer:
Atmosfer berasal dari kata atmos = uap/udara dan sphaira = lapisan. Jadi
Atmosfer adalah gas atau campuran gas yang menyelimuti dan terikat pada
bumi oleh gaya gravitasi bumi. Campuran gas ini dinamakan udara. Tebal
lapisan ini kira-kira 1000 km. di antara campuran gas tadi terdapat pula uap
air, campuran gas tanpa uap air dinamakan udara kering.
(Sumber: Susilo Prawirowardoyo, Klimatologi)
2. Gas penyusun Atmosfer
Komposisi gas merupakan susunan gas (unsur-unsur kimia) yang
terkandung di dalam atmosfer. Di antara campuran gas tersebut terdapat Uap
air, campuran gas tanpa uap air dinamakan udara kering. Tabel di bawah ini
memuat komposisi rata-rata udara kering:
No Unsur kimia Lambang
Kimia
Volume (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Nitrogen
Oksigen
Argon
Karbon dioksida
Neon
Helium
Ozon
Hydrogen
Krypton
Metan
Xenon
N2
O2
Ar
CO2
Ne
He
O3
H2
Kr
CH4
Xe
78,08
20,95
0,93
0,0340
0,0018
0,00052
0,00006
0,00005
0,00011
0,00015
Kecil sekali
Tabel 1 : Komposisi gas penyusun Atsmosfer
Sumber : http://arfheyzaa.blogspot.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 4
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Komposisi gas atmosfer tersebut ada yang sifatnya konstan (tetap) yaitu:
Nitrogen, Oksigen, Argon, Neon, Helium, Kripton, Xenon, Hydrogen, Metan,
dan ada yang sifatnya berubah-ubah yaitu: Uap air dan Karbondioksida.
Gas-gas yang terkandung dalam atmosfer sangat berpengaruh terhadap
kehidupan di bumi, seperti:
a. Nitrogen (N2) jumlahnya paling banyak, meliputi 78 bagian. Nitrogen
dalam atmosfer sukar bersenyawa dengan unsur lain tapi merupakan
bagian senyawa organik. Dalam jumlah kecil nitrogen merupakan bakteri
tanah yang bermanfaat bagi tumbuh-tumbuhan.
b. Oksigen (O2) sifatnya aktif bersenyawa dengan unsure lain dalam proses
oksidasi. Manfaat oksigen pada makhluk hidup yaitu untuk mengubah
makanan menjadi energy.
c. Karbondioksida (CO2) menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse)
transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi
gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan kosentrasi CO2 di dalam
atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu di bumi.selain itu
karbondioksida juga bermanfaat dalam proses fotosintesis.
d. Ozon (O3) adalah gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari
oksigen. Gas ini terdapat pada ketinggian antara 20 hingga 30 km. Ozon
dapat menyerap radiasi ultra violet yang mempunyai energi besar dan
berbahaya bagi tubuh manusia.
Salah satu unsur yang penting dalam atmosfer adalah uap air. Uap air
(H2O) sangat penting dalam proses cuaca atau iklim, karena dapat merubah
fase (wujud) menjadi fase cair, atau fase padat melalui kondensasi dan
deposisi.
Perubahan fase air, dapat dilukiskan pada gambar 1
Gambar 1. Perubahan Fase Air
Sumber : Perubahan Fase Air.Saveralcut.blogger
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 5
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Sifat-sifat Atmosfer
Lapisan Atmosfer sebagai lapisan pelindung bumi memiliki beberapa sifat,
yaitu sebagai berikut.
a. Tidak memiliki warna, tidak berbau, dan tidak memiliki wujud, serta
hanya bisa dirasakan oleh indra perasa manusia dalam bentuk angin dan
temperatur udara (derajat suhu udara)
b. Memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan.
c. Memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat mengembang dan mengerut.
d. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat
pergesekan (misal meteor hancur sebelum mencapai permukaan Bumi).
e. Transparan terhadap beberapa gelombang radiasi matahari.
B. KARAKTERISTIK LAPISAN ATMOSFER
1. Lapisan Troposfer
a. Lapisan ini merupakan lapisan terbawah dalam lapisan atmosfer.
b. Di khatulistiwa ketebalannya mencapai 18-21 km, di sekitar lintang
tengah mencapai 11 km, dan di daerah kutub tebalnya 8 km
c. Setiap naik 100 meter terjadi penurunan suhu 0,6 0C
d. Lapisan troposfer ini merupakan tempat terjadinya peristiwa cuaca
dan iklim sehingga lapisan ini memiliki pengaruh yang sangat besar
sekali terhadap kehidupan makhluk hidup di bumi
e. Batas dari lapisan stratosfer ini disebut tropopause
2. Lapisan Stratosfer
a. Lapisan Stratosfer merupakan lapisan kedua dari lapisan atmosfer
bumi.
b. Lapisan ini terletak pada ketinggian 12-50 km.
c. Pada lapisan ini terdapat ozon lapisan (O3) untuk melindungi bumi dari
radiasi matahari yang berbahaya.
d. Lapisan Stratosfer disebut juga lapisan Isothermis
e. Semakin tinggi tempat maka suhu semakin naik
f. Batas dari lapisan stratosfer ini disebut stratopouse
3. Lapisan Mesosfer
a. Lapisan Mesosfer merupakan lapisan udara ketiga
b. Ketinggian 50-80 km
c. Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu 0,4 0C setiap 100
meter
d. Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, yaitu lapisan di dalam
atmosfer yang memiliki suhu paling rendah, kira-kira -100 0C
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 6
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
e. Lapisan ini dapat menghancurkan meteor
4. Termosfer/ionosfer
a. Lapisan ini adalah lapisan keempat dari lapisan atmosfer bumi
b. Ketinggian 85-300 km
c. Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang tejadi pada suhu dan
ketinggian tertentu. Ionisasi bermanfaat untuk memantulkan
gelombang radio
d. Batas atas lapisan termosfer disebut termopause
e. Suhu mencapai 1.500 0C
5. Eksosfer
Pada lapisan ini, suhu dapat mencapai 2.200 0C. merupakan batas
antara atmosfer bumi dan angkasa luar. Lapisan ini dimanfaatkan untuk
penempatan satelit buatan. Lapisan ini terletak pada ketinggian antara 800-
1000 km. Pada lapisan ini terjadi gerakan atom -atom secara tidak
beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling luar. Lapisan ini
sering disebut juga sebagai ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan
ini sangat berbahaya karena merupakan tempat penghancuran meteor dari
luang angkasa.
C. GEJALA OPTIK DAN KLIMATIK DI ATMOSFER
Gambar-gambar di bawah ini merupakan gejala Atmosfer. Yang dimaksud
dengan gejala atmosfer adalah gejala atau fenomena yang ditimbulkan dari
perubahan keadaan udara terhadap bumi. Berikut gambar gejala atmosfer :
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 7
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Gambar 2 : Gejala Optik Atmosfer
Sumber : Geograph88.blogger
Gambar 2 : Gejala Klimatik Atmosfer
Sumber : Geograph88.blogger
Gejala atmosfer terbagi dua, yaitu :
1. Gejala Optik
Seperti yang terlihat pada gambar 1, yang merupakan gejala optik adalah:
a. Pelangi
Proses terjadinya pelangi adalah bermula dari ketika cahaya matahari
melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan
menuju tengah tetes hujan tersebut, yang memisahkan cahaya putih itu
menjadi sebuah warna spektrum. Kemudian, warna-warna yang terpisah
ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah lebih banyak lagi saat
meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak melengkung menjadi kurva
warna yang disebut sebagai pelangi. Cahaya dengan panjang gelombang
terpendek seperti ungu, terdapat di bagian kurva dan yang memiliki
panjang gelombang terpanjang seperti merah terdapat pada bagian luar.
Pelangi dan efek cahaya lain di langit disebabkan oleh cahaya yang
membias dan menyimpang menjauhi partikel. Saat Matahari terbenam,
langit menjadi merah karena sinar matahari lewat melalui atmosfer yang
jauh lebih tebal daripada ketika matahari berada tinggi di langit pada siang
hari. Cahaya biru disebarkan diluar jalur cahaya, dan kita melihat panjang
gelombang yang lebih merah.
Dalam buku Meteorologi dan Klimatologi Drs. Suryatna Rafi’I
proses terjadinya pelangi adalah:
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 8
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Jika energi matahari (cahaya,radiasi matahari) menembus titik-titik air
hujan atau embun atau hembusan air atas sebuah prisma, akan terproses
spectrum warna yang dalam klimatologi dinamakan spectrum radiasi.
Warna yang timbul berturut-turut:
a) Merah (red)
b) Jingga ( orange)
c) Kuning (yellow)
d) Hijau (green)
e) Biru ( blue)
f) Nila (indigo)
g) Ungu (violet)
b. Halo
Halo adalah lingkaran berwarna putih yang tampak di sekitar
matahari atau pada saat terang bulan. Halo terjadi karena adanya
pemantulan sinar matahari atau bulan oleh awan tinggi yang berwarna
putih dan mengandung kristal-kristal es.
c. Aurora
Aurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang
tinggi, sebagai akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh
magnetosfer ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul
atmosfer.
Aurora ada dua yaitu:
a) Aurora Australis
Aurora ini hanya terlihat di kutub selatan, sehingga sering pula disebut
cahaya selatan. Aurora ini terlihat di tempat yang sangat tinggi, namun
hila dilihat dari kejauhan akan tampak seperti berada di garis cakrawala.
Cahaya di Aurora Australis ini biasanya berwana hijau, terkadang
kemerahan atau merah pudar seolah-olah matahari sedang terbit. Pada
peredaran cahaya tersebut, terkadang tampak adanya garis-garis cahaya
medan magnet, nyaris terlihat seperti tirai cahaya raksasa yang indah.
Aurora yang indah ini bisa dilihat dari beberapa tempat, khususnya
bagian selatan bumi. Wilayah-wilayah yang bisa menikmati Aurora ini
adalah Antartika, Amerika Selatan, New Zealand, Australia.
b).Aurora Borealis
Aurora ini juga sering disebut cahaya utara. Nama Borealis sendiri
berasal dari Boreas yang merupakan bahasa Yunani untuk angin utara.
secara keseluruhan, hampir tidak ada bedanya dengan Aurora Australis.
a) Fatamorgana
Fatamorgana adalah bayangan seperti air yang ada di permukaan
bumi yang terjadi karena adanya pemanasan udara yang dekat dengan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 9
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
permukaan bumi sehingga menjadi renggang yang menyebabkan
terjadinya pembiasan penglihatan pengamat.
2. Gejala-gejala klimatik
a. Cuaca
Cuaca adalah rata-rata keadaan udara di suatu tempat. Cuaca hanya
berlaku pada lokasi yang relative sempit dan dalam waktu yang relatif
singkat. Misalnya cuaca di sekolah kita saat ini cerah, suhu berkisar
antara 260 C- 320C, angin bertiup lambat. Kondisi yang seperti itu tidak
berlangsung lama, setelah beberapa saat kemudian berubah, itulah cuaca.
b. Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuca pada tempat yang luas dam
dalam waktu yang lama (10-30 tahun). Iklim di perhitungkan dalam
pengamatan selama 30 tahunan. Ilmu yang mempelajari seluk beluk
tentang iklim disebut klimatologi.
D. MANFAAT PENYELIDIKAN LAPISAN ATMOSFER BAGI
KEHIDUPAN
No Lapisan
Atmosfer
Manfaat bagi kehidupan
1) Troposfer a) Tempat terjadinya pembentukan dan
perubahan cuaca, menyediakan Oksigen
dan Karbon dioksida. Lapisan tempat
melajunya pesawat terbang (pesawat
komersil)
b) Menjaga suhu bumi agar pada malam hari
tidak terlalu dingin dan pada siang hari
tidak terlalu panas.
2) Stratosfer c) Lapisan yang mengandung gas ozon yang
menyerap radiasi ultraviolet dari matahari.
Tempat melajunya pesawat militer atau
pesawat tempur.
3) Mesosfer d) Melindungi bumi dari hujan meteor
4) Termosfer e) Berperan dalam hubungan komunikasi
manusia. Lapisan ini memantulkan
gelombang radio.
5) Eksosfer f) Tempat pengorbitan satelit
Tabel 2. Manfaat lapisan atmosfer bagi kehidupan
Sumber : pesonageografi.wordpress.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 10
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
PERTEMUAN II
Indikator Pencapaian KD :
3.6.5 Membedakan cuaca dan iklim
3.6.6 Menganalisis unsur-unsur cuaca dan iklim
3.6.7 Menerangkan contoh alat pengukur unsur cuaca dan iklim
1. CUACA DAN IKLIM
1. Membedakan cuaca dan iklim
Secara umum, iklim diartikan sebagai suatu keadaan atmosfer bumi yang
berlangsung dalam jangka waktu lama dan terjadi dalam jangkauan wilayah
yang luas. Sedangkan cuaca diartikan sebagai suatu keadaan atmosfer bumi
yang berlangsung dalam jangka waktu singkat dan terjadi dalam suatu wilayah
yang sempit. Perbedaan cuaca dan iklim tersebut ditunjukkan seperti table di
bawah ini.
Perbedaan Cuaca Iklim
Jangka Waktu Singkat Cepat
Tingkat Perubahan Cepat (Dinamis) Lambat (cenderung
statis)
Luas Wilayah Sempit Luas
Factor yang
mempengaruhi
Geografis dan Topografi Suhu dan Kelembapan
Udara
Klasifikasi Iklim tropis basah, iklim
kering atau setengah
kering. Iklim dengan
variasi suhu, iklim
sirkompular, dan iklim
kutub (Koppen dan
Geiger)
Panas, cerah, berawan,
hujan, dingin dan
berangin.
Tabel 3. Perbedaan cuaca dan iklim
Sumber : http://perbedaancuacaiklim.blogspot.co.id
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perbedaan cuaca dan iklim sebagai
berikut :
a. Perbedaan jangka waktu
Cuaca terjadi dalam jangka waktu yang singkat. Dalam hitungan jam
saja, cuaca di suatu wilayah dapat berubah- ubah secara drastis. Cuaca yang
tadinya mendung bisa berubah menjadi hujan deras, panas terik, dan lain
sebagainya. Sedangkan iklim hanya dapat berubah dalam jangka waktu yang
sangat lama. Indonesia semenjak ribuan tahun yang lalu masih saja tetap
memiliki iklim tropis, begitupun dengan korea, jepang, dan negara-negara
eropa yang tetap beriklim sub tropis.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 11
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
b. Perbedaan jangkauan wilayah
Perbedaan cuaca dan iklim juga terletak pada jangkauan wilayah yang
dipengaruhinya masing-masing. Cuaca terjadi dalam jangkauan wilayah
yang sempit. Cuaca hari ini di Lampung dan di Surabaya misalnya, pasti
akan berbeda. Inilah yang mendasari kenapa prakiraan cuaca dilakukan
berdasarkan provinsi saja.
Adapun iklim terjadi dalam jangkauan wilayah yang sangat luas.
Negara-negara di Asia Tenggara misalnya (termasuk Indonesia, Malaysia,
Filiphina, Brunei, dan lainnya), mereka mempunyai jenis iklim yang sama,
yakni iklim tropis.
c. Perbedaan faktor utama yang mempengaruhi
Iklim suatu wilayah di bumi umumnya dipengaruhi oleh letak
geografis dan topografinya. Sedangkan cuaca dipengaruhi oleh perbedaan
suhu dan kelembaban udara antar wilayah.
d. Perbedaan klasifikasi
Iklim diklasifikasian menjadi lima yaitu iklim tropis basah, iklim
kering atau setengah kering, iklim dengan variasi suhu, iklim sirkompular,
dan iklim kutub (Koppen dan Geiger). Sedangkan cuaca diklasifikasikan
menjadi enam yaitu panas, cerah, berawan, hujan, dingin dan berangin.
2. UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perbedaan cuaca dan iklim
sebagai berikut :
1. Penyinaran Matahari
Temperatur di Indonesia dipengaruhi oleh posisi lintang dan
keadaan alamnya. Posisi lintang Indonesia berada di antara 60 LU dan 110
LS sehingga Indonesia berada di daerah iklim tropis. Hal ini berarti semua
tempat di Indonesia menerima panas matahari sama banyak. Semua panas
yang berasal dari penyinaran matahari diterima oleh permukaan bumi,
sebagian dipantulkan kembali, dan sebagian lagi diserap oleh udara dan
awan.
Gambar 3. Penyinaran Matahari
Sumber : Wordpres.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 12
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
2
Jumlah sinar matahari yang di terima oleh bumi bergantung pada hal-hal
berikut.
a. Lama penyinaran. Semakin lama penyinaran maka makin tinggi
temperatur.
b. Sudut datang sinar matahari. Semakin miring sinar matahari maka
makin berkurang panasnya. Tempat yang dipanasi sinar matahari
yang datang dari sudut miring lebih luas.
c. Ketinggian tempat. Semakin bertambah ketinggian maka
temperature makin rendah.
d. Komposisi udara. Apabila udara banyak mengandung awan (uap
air) dan gas karbon dioksida maka panasnya akan berkurang.
e. Angin dan arus laut. Adanya angin dan arus laut yang datang dari
daerah dingin akan mendinginkan daerah yang dilalui.
f. Keadaan tanah. Tanah yang licin dan putih banyak memantulkan
panas. Tanah yang kasar dan hitam banyak menyerap panas.
g. Sifat permukaan. Daratan lebih cepat menerima panas daripada
lautan.
Gambar 4 : Pemanasan udara langsung dan tidak lagsung
Sumber : https://www.google.com
a. Pemanasan secara langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses
sebagai berikut:
1) Proses absorbs
Penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-
X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari
tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2) Proses refleksi
Pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke
angkasa oleh butir-butir air (H O), awan, dan partikel-partikel lain di
atmosfer.
3) Proses difusi
Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 13
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini
menyebabkan langit berwarna biru.
b. Pemanasan tidak langsung
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara
bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas
pada lapisan udara di atasnya.
2) Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3) Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal
(mendatar).
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur
dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan
kembali ke atmosfer.
2. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk
mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya
pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan
Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis
(sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Di lain pihak, pada
waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika ketinggian
bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter,
suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu semacam ini
disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering,
besar lapse rate adalah 1o C.
Keadaan suhu udara di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Sudut datangnya sinar matahari
Sinar matahari yang jatuh tegak lurus ke permukaan bumi, maka daerah
sekitarnya akan terasa lebih panas dibandingkan sinar matahari yang arah
jatuhnya lebih condong. Sebagai contoh, pada saat pagi hari, sinar
matahari yang jatuh ke permukaan bumi memiliki arah yang condong
sehingga suhu udara masih terasa sejuk.
b. Lamanya penyinaran matahari
Semakin lama matahari menyusuri permukaan bumi, suhu udara akan
terasa semakin panas.
c. Keadaan awan
Semakin banyak awan yang menutupi permukaan bumi, suhu akan terasa
lebih sejuk karena sinar matahari terhalang oleh awan.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 14
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan
rumus:
Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah
diketahui
h = tinggi tempat (x)
Gradien Barometris
Perbedaan tekanan udara antara dua tempat akan menghasilkan angin.
Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan
semakin kencang atau kuat.
Sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum Stevenson.
Menurut Stevenson kekuatan angin yang bertiup berbanding lurus dengan
gradien barometernya. Semakin besar gradient barometernya, semakin kuat
angin yang bertiup. Gradien barometer adalah perbedaan tekanan udara antara
dua isobar pada tiap jarak lurus 15 meridian atau 111 km.
Contoh soal:
Diketahui dua isobar X dan Y. Isobar X mempunyai tekanan udara 1.450 mb
(milibar) dan
isobar Y mempunyai tekanan udara 1.150 mb. Jika jarak X dan Y adalah 600
km, berapakah
gradien barometernya?
Jawab:
Perbedaan tekanan X dan Y = 1.450 – 1.150 = 300 mb.
Jadi, gradien barometernya =( 300 : 111 ) / 600 = 55,5 mb.
Contoh :
Temperatur permukaan laut = 27o C. Kota X tingginya 1500 m (di Indonesia).
Tanya: Berapa temperatur rata rata kota X?
Jawab Tx = To – 0,6 x ℎ
100
= 270 – 0,6 x
1500
100
= 270 – 0,6 x 15
= 270 – 90
= 180 C
Tx = To – 0,6 x
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 15
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
3. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah berat massa udara yang memiliki tenaga untuk
memberikan tekanan pada permukiman bumi dan menggerakan massa udara
dalam satuan luas tertentu. Tekanan udara di setiap tempat tidaklah sama. Makin
rendah suatu tempat dari permukaan laut, makin tinggi tekanan udaranya.
Tekanan udara di suatu tempat juga dipengaruhi oleh temperatur tempat
tersebut. Tekanan udara di suatu tempat juga dipengaruhi oleh temperatur
tempat tersebut.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer
dengan satuan milibar. Sementara itu, alat untuk mencatat tekanan udara
bernama barograf
Daerah yang banyak menerima panas matahari udaranya akan
mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara
rendah. Di tempat lain, terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan
udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan
udara dinamakan angin.
4. Kelembapan udara
Kelembapan/kelengasan udara ialah kandungan uap air dalam udara.
Uap air di udara berasal dari hasil penguapan air di permukaan bumi, air tanah,
atau air yang ada pada tumbuh-tumbuhan. Kandungan uap air di udara berubah-
ubah. Kemampuan udara memegang uap air juga berbeda. Jadi, massa udara
mempunyai batas maksimum dalam menampung sejumlah udara.
Batas maksimum tersebut ditentukan oleh suhu udara seperti tergambar
pada table berikut.
Suhu udara (0C) -20 -10 0 10 20 30
Jumlah maksimum uap air
(gram/m3)
1,1 2,4 4,9 9,4 17,3 30,4
Table 4. Jumlah Kandungan Uap Air Maksimum pada Berbagai Ketinggian
Suhu Udara
Sumber: Wardiyatmoko: 146
Kelembapan udara dibedakan menjadi tiga, yaitu kelembapan mutlak, kelembapan
nisbi dan kelembapan relative.
a. Kelembapan Mutlak
Kelembapan mutlak adalah bilangan yang menunjukkan berat uap air dalam
satuan gram yang ada di dalam 1 m3 udara. Pantai mempunyai kelembapan
mutlak yang tertinggi karena berdekatan dengan penguapan, yaitu laut.
b. Kelembapan Nisbi
Kelembapan nisbi adalah angka dalam % yang menunjukkan perbandingan
antara banyaknya uap air yang terkandung dalam udara pada suhu tertentu
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 16
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung udara pada suhu
yang sama. Kelembapan udara umumnya diukur dengan alat yang disebut
hygrometer.
Gambar 6 : Higrometer
Sumber : https://www.google.com
c. Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif adalah perbandingan jumlah uap air yang ada secara
nyata/actual dengan jumlah uap air maksimum yang mampu ditampung oleh
setiap unit volume udara dalam suhu yang sama. Selain itu, kelembapan
udara juga diartikan perbandingan tekanan uap yang ada secara nyata/actual
dengan tekanan uap air maksimum pada suhu udara yang sama.
Rumus untuk menghitung kelembapan relative adalah sebagai berikut.
𝐾𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑁𝑖𝑠𝑏𝑖 =jumlah uap air yang ada (mutlak)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ x 100%
Contoh soal:
1 m3 udara mengandung uap air sebanyak 3 gram. Pada suhu 200C
udara tersebut mengandung uap air sebanyak 15 gram. Hitunglah
kelembapan relatifnya !
Jawab:
Kelembapan mutlak (absolute) = 3 𝑔
1 𝑚3 = 3 g/m3
𝐾𝑁 =jumlah uap air yang ada
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ x 100%
KN = 3
15x100%=20%
5. Angin
Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Pada
umumnya, angin bergerak horizontal. Namun, dalam meteorology kita
temukan juga angin yang bergerak vertical atau miring mengikuti lereng.
a. Proses Terjadinya Angin
Penyebab terjadinya angin karena perbedaan tekanan udara di dua
wilayah yang berdekatan. Perbedaan ini sebagai akibat dari perbedaan
suhu udara dan pemanasan matahari. Angin bersifat meratakan tekanan
udara. Makin besar perbedaan tekanan udara, makin kencang angin yang
terjadi.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 17
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
b. Arah dan Kecepatan Angin
Arah angin dapat ditentukan dengan sebuah bendera angin. Bendera
angin terdiri atas sebuah kantong berbentuk kerucut terpancung. Arah
datangnya angin ditunjukkan oleh arah mulut kantong. Arah angin
ditanyakan dalam derajat. Kecepatan angin dikur oleh anemometer.
Penentuan arah dan kecepatan angin bermanfaat sekali dalam dunia
penerbangan dan pelayaran. Arah angin dinyatakan dengan mata angin
seperti dalam kompas
c. Macam-macam Angin
Pada dasarnya angin di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu angin tetap dan angin local. Angin tetap adalah angin yang bergerak
terus-menerus sepanjang tahun dengan arah yang tetap. Contohnya, angin
barat, angin timur dan angin pasat.
Gambar 7. Sirkulasi Angin
Sumber : https://www.google.com
1) Angin pasat
yaitu angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum
subtropis utara dan selatan (300 – 400) menuju ke minimum
khatulistiwa.Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan
bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
2) Angin barat tetap
Angin Barat yaitu angin antipassat (angin yang berhembus di atas angin
passat pada ketinggian (30 km dan arahnya berlawanan dengan angin
passat).
3) Angin timur tetap
Angin Timur yaitu angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub
menuju daerah minimum subpolar (lintang 660 LU dan LS.)
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 18
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Gambar 7: Pola Siklus angin
Sumber : https://www.google.com
d. Angin Lokal
Angin lokal harian meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan
angin lembah. Angin lokal yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu dan
waktu tertentu. Misalnya : angin kumbang, angin fohn, angin brubu di
Sulawesi Selatan, angin bahorok di Deli, angin gending di Pasuruan dan
Probolinggo, dan lain-lain.
1) Angin laut dan angin darat
Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang
hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan.
Angin bertiup dari laut ke darat. Terjadi pada pukul 09.00 sampai
dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk
pulang dari menangkap ikan di laut.
Angin darat terjadi pada malam hari daratan lebih cepat
melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan
maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat
ke laut. Terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan
jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk
berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana.
Gambar 8 : Angin Laut dan Angin Darat\
Sumber : http://www.google.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 19
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
2) Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-
olah terkurung pada dasar lembah
lebih cepat panas dibandingkan
dengan udara di puncak gunung yang
lebih terbuka (bebas), maka udara
mengalir dari lembah ke puncak
gunung menjadi angin lembah.
Angin lembah terjadi ketika
matahari terbit, puncak gunung adalah
daerah yang pertama kali mendapat
panas dan sepanjang hari selama
proses tersebut, lereng gunung
mendapat energi panas lebih banyak
daripada lembah. Sehingga
menyebabkan perbedaan suhu antara
keduanya. Udara panas dari lereng
gunung naik dan digantikan dengan
udara dingin dari lembah. Akibatnya
terjadi aliran udara dari lembah
menuju gunung.
Gambar 10 : Angin Lembah dan
Angin Gunung
Sumber : http://www.google.com
Pada malam hari udara mengalir
dari gunung ke lembah menjadi
angin gunung. Lembah akan
melepaskan energi panas dan
puncak gunung yang telah
mendingin akan mengalirkan udara
ke lembah. Aliran udara tersebut
dinamakan angin gunung
3) Angin Siklon dan Antisiklon
Daerah depresi atau pusat barometric minimum dinamakan siklon.
Sebuah siklus dikelilingi daerah dengan tekanan yang lebih tinggi. Pusat
barometric maksimum dinamakan antisiklon. Angin siklon adalah angin
yang terjadi di daerah siklon yang bertiup dari sekitar siklon menuju ke
pusat siklon itu. Sesuai dengan Hukum Buys Ballot, sambil bertiup ke arah
pusat, angin siklon membentuk gerakan spiral. Arah putaran siklon di
belahan utara berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sedangkan di
belahan selatan searah dengan arah putaran jarum jam.
4) Angin muson
Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun berganti arah
yang berlawanan. Angin muson ini melalui Indonesia. Angin muson yang
berasal dari Asia merupakan angin muson barat dan angin muson yang
berasal dari Australia merupakan angin muson timur.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 20
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Gambar 10. Angin Muson Barat dan Angin Muson Timur
Sumber : http://www.google.com
a) Angin Muson Barat
Muson barat atau muson musim dingin timur laut adalah angin
yang bertiup pada bulan Oktober-April di Indonesia. Angin ini bertiup
saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan benua
Australia sedang mengalami musim panas, berakibat pada tekanan
minimum dan benua Asia lebih dingin, berakibat memiliki tekanan
maksimum. Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari
daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekenan minimum, sehingga
angin bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena
menuju Selatan Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke
arah kiri. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan
akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui
lautan luas di bagian utara (Samudra Pasifik dan Laut Tiongkok
Selatan).
Gambar 11 : Pola Angin Barat
Sumber : http://www.google.com
b) Angin Muson Timur
Muson timur atau muson musim panas barat daya adalah angin
yang bertiup pada bulan April-Oktober di Indonesia. Angin ini bertiup
saat matahari berada di belahan bumi utara, sehingga menyebabkan
benua Australia musim dingin, sehingga bertekanan maksimum dan
Benua Asia lebih panas, sehingga bertekanan minimum. Menurut hukum
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 21
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke
daerah bertekanan minimum, sehingga angin bertiup dari benua
Australia menuju benua Asia, dan karena menuju utara
Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan. Pada
periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin
tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan
hanya melalui lautan yang sempit.
Gambar 12: Pola Angin Timur
Sumber : http://www.google.com
6. Awan
Awan adalah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang
terjadi karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam.
Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut.
Gambar 13: Jenis-jenis Awan dan Ketinggiannya
Sumber :http://www.google.com
Berdasarkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis
(Menurut Dengel dalam Nursid Sumaatmadja, 2008:7.17) ,yaitu:
a) Awan Commulus
awan yang bentuknya bergumpal-
gumpal (bunar-bundar) dan dasarnya
horizontal.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 22
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Gambar 14 : Awan Commulus
Sumber: http://www.google.com
b) Awan Stratus
awan yang tipis dan tersebar luas
sehingga dapat menutupi langit secara
merata. Dalam arti khusus awan
stratus adalah awan yang rendah dan
luas.
Gambar 15 : Awan Stratus
Sumber : http://www.google.com
c) Awan Cirrus
awan yang berdiri sendiri yang halus
dan berserat, berbentuk seperti bulu
burung. Sering terdapat kristal es tapi
tidak dapat menimbulkan hujan.
Gambar 16 : Awan Cirrus
Sumber : http://www.google.com
Pada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional membagi bentuk awan
menjadi 4 kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan
awan dengan perkembangan vertikal.
a) Awan Tinggi
Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada
kawasan iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km,
sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km. Awan yang tergolong
ke dalam awan tinggi adalah :
1. Awan cirrus (Ci)
Karakteristik :
a) Awan ini halus, dan berstruktur
seperti serat dan bentuknya mirip
bulu burung.Awan ini juga sering
tersusun seperti pita yang
melengkung di langit, sehingga
seakan-akan tampak bertemu pada
satu atau dua titik horizon
b) Awan ini tidak menimbulkan
hujan.
c) Awan ini terdiri daripada halbor
air yang terjadi disebabkan suhu
terlalu dingin pada atmosfer.
d) Awan Sirus ini ditiupkan angin
timuran yang bergelora. Awan ini
berwarna putih dengan pinggiran
tidak jelas.
Gambar 17 : Awan Cirrus
Sumber : http://www.google.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 23
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
2) Awan Sirostratus (Ci-St)
Karakteristik :
a) Bentuknya seperti kelembu putih
yang halus dan rata menutup
seluruh langit sehingga tampak
cerah, bisa juga terlihat seperti
anyaman yang bentuknya tidak
teratur.
b) Awan ini juga menimbulkan
hallo(lingkaran yang bulat) yang
mengelilingi matahari dan bulan
yang biasanya terjadi di musim
kemarau.
Gambar 19 : Awan Sirostratus
Sumber : http://www.google.com
3) Awan Sirokumulus(Ci-Cu)
a) Awan ini bentuknya seperti
terputus-putus dan penuh dengan
kristal-kristal es sehingga
bentuknya seperti sekelompok
domba dan sering menimbulkan
bayangan.
Gambar 20 : Awan Sirokumulus
Sumber : http://www.google.com
b) Awan Sedang
Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada
kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada
kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km. Yang termasuk dalam awan
sedang antara lain
1)Awan Altokumulus(A-Cu)
Ciri –cirinya :
a) Awan ini kecil-kecil, tapi
jumlahnya banyak
b) Awan Altokumulus berwarna
kelabu atau putih dilihat pada
waktu senja.
c) Biasanya berbentuk seperti bola
yang agak tebal. Awan ini
bergerombol dan sering
berdekatan sehingga tampak
saling bergandengan.
Gambar 21 : Awan
Altokumulus
Sumber :
http://www.google.com
2) Awan Altostratus (A-St)
Ciri- cirinya :
a) Awan Altostratus berwarna
kekelabuan dan meliputi hampir
keseluruhan langit.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 24
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
b) Awan ini menghasilkan hujan
apabila cukup tebal.
c) Awan-awan di atas terbentuk
pada waktu senja dan malam
hari dan menghilang apabila
matahari terbit di awal pagi.
Gambar 22 : Awan Altostratus
Sumber : http://www.google.com
c) Kelompok Awan Rendah
Awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km, yang
tergolong ke dalam awan rendah antara lain :
1) Awan Stratokumulus(St-Cu) Ciri-cirinya :
a) Awan ini berbentuk seperti
bola-bola yang seringg
menutupi daerah seluruh langit,
sehingga tampak seperti
gelombang.
b) Lapisan awan ini tipis dan tidak
menghasilkan hujan.
c) Awan ini berwarna kelabu/putih
yang terjadi pada petang dan
senja apabila atmosfer stabil.
Gambar 23 : Awan Stratokumulus
Sumber : http://www.google.com
2) Awan Stratus(St)
Ciri – cirinya :
a) Awan ini cukup rendah dan
sangat luaas. Tingginya di
bawah 2000 m.
b) Lapisannya melebar seperti
kabut dan berlapis.
Gambar 24 : Awan Stratus
Sumber : http://www.google.com
3) Awan Nimbostratus(Ni-St)
Ciri – cirimya :
a) Bentuknya tidak menentu
dengan pinggir compang-
camping.
b) Di Indonesia awan ini hanya
menimbulkan gerimis.
c) Awan ini berwarna putih gelap
yang penyebarannyaa di langit
cukup luas.
Gambar 25 : Awan Nimbostratus
Sumber : http://www.google.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 25
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Berdasarkan proses perkembangan vertikal (ketinggian 500 – 1500
meter) awan di kelompokkan menjadi :
1. Awan Kumulus(Cu) Ciri – Cirinya
a) Merupakan awan tebal dengan
puncak yang agak tinggi. Terlihat
gumpalan putih atau cahaya
kelabu yang terlihat seperti bola
kapas mengambang, awan ini
berbentuk garis besar yang tajam
dan dasar yang datar.
b) Dasar ketinggian awan ini
umumnya 1000 m dan lebar 1 km
Gambar 26 : Awan Kumulus
Sumber : http://www.google.com
2. Awan Kumulonimbus(Cu-Ni) Ciri – Cirinya :
a) Berwarna putih/gelap.
b) Terletak pada ketinggian kira-kira
1000 kaki dan puncaknya punya
ketinggian lebih dari 3500 kaki.
Awan ini menimbulkan hujan
dengan kilat dan guntur.
c) Awan ini berhubungan erat
dengan hujan deras, petir,
tornado, dan badai
Gambar 27 : Awan Kumulonimbus
Sumber : http://www.google.com
7. Curah Hujan (Presipitasi)
Curah hujan (presipitasi) adalah banyaknya air hujan atau kristal es
yang jatuh ke permukaan bumi. Curah hujan diukur dalam unit inci atau
millimeter menggunakan tolok hujan atau biasa disebut ombrometer. Ishoyet
adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki
curah hujan yang sama. Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibagi tiga
jenis, yaitu sebagai beriku
a. Hujan zenital/hujan konveksi
Hujan zenital adalah hujan yang terjadi di daerah ekuator pada
siang hari karena pemanasan yang tinggi terhadap muka bumi. akibatnya
udara mengembang dan bersama-sama uap air akan naik secara vertikal
ke atas. uap air yang naik ke atas karena mengalami pendinginan berubah
menjadi titik-titik air dan jatuh menjadi hujan. Sifat hujan zenital ialah
lebat, berlangsung singkat,terjadi di daerah yang sempit,banyak guntur
dan di sertai angin kencang.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 26
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Gambar 29 : Hujan Konveksi
Sumber : http://www.google.com
b. Hujan orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena adanya udara
yang mengandung uap air naik ke pegunungan. Makin tinggi ke atas
udara makin dingin dan uap air mengalami pengembunan (kondensi)
menjadi titik air dan jatuh menjadi hujan, Lereng yang membelakangi
arah angin di sebut daerah bayangan hujan.
Gambar 30: Hujan Orografis
Sumber : http://www.google.com
c. Hujan frontal
Terjadi karena tumbukan antara udara panas dan udara dingin.
Kemudian, udara panas naik dan terjadi kondensasi sehingga
menimbulkan hujan. Hujan front biasa terjadi pada Daerah Konvergensi
Antar Tropik (DKAT). Karena daerah tersebut merupakan daerah
pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal, dan disebut hujan
konvergensi.
Gambar 31 : Hujan Frontal
Sumber : http://www.google.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 27
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
3. CONTOH ALAT PENGUKUR UNSUR CUACA DAN IKLIM
Alat ukur cuaca tidak ada, yang ada hanyalah alat ukur parameter-parameter
cuaca seperti: suhu, tekanan, kelembaban, kecepatan angin dan radiasi matahari.
1. MAWS (Monitoring Automatic Weather Station)
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, curah hujan, suhu,
kelembaban, arah dan kecepatan angin serta radiasi matahari setiap jam,
menit maupun detik secara otomatis. Alat ini dibuat dengan sensor yang
lengkap dan sebuah kotak akuisisi data yang berfungsi untuk penyimpan
data disebut dengan logger.
2. Radiosonde Anemometer untuk mengukur kecepatan angin
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu, tekanan, kelembaban,
arah dan kecepatan angin pada udara lapisan atas. Alat ini menggunakan
sebuah transmitter yang diterbangkan oleh balon udara. Transmitter
memancarkan sinyal-sinyal yang diterima oleh sebuah antena. Sinyal-
sinyal yang diterima dikirim ke receiver untuk dapat diolah menjadi
bentuk angka-angka pada layar komputer.
Gambar 32 : Radiosonde dan Anemometer
Sumber : http://www.google.com
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan
kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots
Skala Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o –
360o dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah
terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 28
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer
terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang
diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala
Beaufort.
3. Barometer untuk mengukur tekanan udara
a) Barometer air raksa, yang menggunakan skala milimeter air raksa (mm Hg).
Barometer ini diciptakan oleh Torriceli (1643).
b) Barometer Aneroid, yang menggunakan skala milibar (mb).
c) Barograf, yaitu barometer yang secara otomatis mencatat sendiri tekanan
udara setiap saat dalam jangka waktu tertentu dalam barogram dengan
menggunakan skala milibar (mb)
Gambar 33 : Barometer
Sumber : http://www.google.com
4. Higrometer untuk mengukur kelembaban udara
Higrometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kelembaban udara. Satuan
meteorologi dari kelembaban udara adalah
persen. Alat ini menggunakan rambut manusia,
karena perubahan panjang rambut mudah
diukur.
Higrometer yang akan digunakan di
pasang di dalam sangkar stevenson. Cara kerja
dan prinsip dari Higrometer rambut adalah bila
udara lembap, rambut akan mengembang,
menggerakan engsel, kemudian diteruskan ke
tangkai pena. Akibatnya, tangkai pena naik.
Begitu juga jika udara kering, rambut akan
munyusut, menggerakan engsel kemudian
diteruskan ke tangkai pena
Gambar 34 : Higrometer Sumber
: http://www.google.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 29
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
PERTEMUAN III
Indikator Pencapaian KD :
3.6.8 Mengklarifikasikan tipe iklim
3.6.9 Menjelaskan pola persebaran iklim
3.6.10 Menghitung rumus klasifikasi iklim
A. TIPE IKLIM, POLA PERSEBARAN DAN RUMUS
KLASIFIKASI TIPE IKLIM GLOBAL
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim
a. Letak astronomis (lintang)
b. Ketinggian tempat
c. Pengaruh luas daratan
d. Lokasi (dekat laut, dekat danau, atau dekat padang pasir)
e. Keberadaan gunung atau pengunungan yang mempengaruhi posisi
bayangan hujan
f. Suhu udara
g. Kelembapan udara dan awan
h. Jumlah curah hujan
i. Pengaruh arus laut
j. Lama musim
k. Pengaruh topografi dan vegetasi
2. Klasifikasi iklim:
a. Tipe Iklim Berdasarkan Letak Lintang (Iklim Matahari) Dan Iklim
Fisik
Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan
ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan
ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
1) Iklim Matahari
Gambar 35 : Iklim Matahari
Sumber : http://www.google.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 30
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Iklim matahari ditentukan berdasarkan garis lintang. Posisi ini
menentukan intensitas matahari yang diterima.
a) Iklim Tropis : 0° – 23,5° LU/LS
b) Subtropis : 23,5° – 40° LU/LS
c) Sedang : 40°- 66,5° LU/LS
d) Dingin : 66,50-900 LU/LS
2) Iklim Fisis
Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu
wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang
terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang
luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis dapat
dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim
gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
a) Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah
sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda. Ciri
iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°,
adalah Suhu rata-rata tahunan rendah, amplitudo suhu harian
rendah/kecil, banyak awan, dan sering hujan lebat disertai badai. Ciri-
ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu amplituda suhu harian dan
tahunan kecil, banyak awan, banyak hujan di musim dingin dan
umumnya hujan rintik-rintik dan pergantian antara musim panas dan
dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
b) Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah
sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai
lintang 40 yaitu amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya
kecil, curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu amplitudo suhu tahunan besar,
suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin
rendah dan curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
c) Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah amplitudo
suhu harian dan tahunan besar, udara kering, lengas (kelembaban udara)
nisbi sangat rendah dan jarang turun hujan.
d) Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan.
Ciri-cirinya, yaitu amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim
dataran tinggi, terdapat di daerah sedang dan amplitudo suhu harian dan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 31
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
tahunan kecil, hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di
daerah bayangan hujan dan kadang banyak turun salju.
e) Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti
setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah setengah tahun bertiup angin
laut yang basah dan menimbulkan hujan dan setengah tahun berikutnya
bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim
kemarau.
3) Tipe Iklim Menurut Koppen
Pada tahun 1918 Dr. Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman)
membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban
udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap
permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen
membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim
diberi simbol A, B, C, D, dan E.
a. Iklim A yaitu iklim hujan tropis dengan cirri-cirinya:
a) suhu rata-rata setiap bulan di atas 18°C
b) Hujan tahunan tinggi
c) Iklim ini terbagi atas: iklim Af (hujan hutan tropis), iklim am (iklim
muson), iklim Aw (iklim sabana)
d) Vegetasinya hutan musim (homogen)
e) Vegetasinya kayu cendana
b. Iklim B, yaitu iklim kering:
a) tidak ada surplus air dan tidak dijumpai sungai permanen
b) terbagi atas iklim Bs (iklim stepa), iklim Bw (iklim gurun)
c. Iklim C, yaitu iklim hujan sedang terbagi atas:
a) iklim Cw (iklim hujan sedang)
b) iklim Cf (iklim hujan sedang, basah sepanjang tahun)
c) iklim Cs (iklim hujan sedang, panas yang kering)
d. Iklim D yaitu iklim hujan bersalju dingin, terbagi atas:
a) iklim Df (hujan bersalju, basah sepanjang tahun)
b) iklim Dw (hujan bersalju, musim kering dingin)
e. Iklim E yaitu iklim kutub (es), terbagi atas:
a) iklim Et yaitu iklim tundra (lumut)
b) iklim Ef yaitu iklim es abadi
c) iklim Eh yaitu iklim daerah tinggi ( 300 m)
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 32
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
4) Tipe Iklim Menurut Junghun
Gambar 36. Tipe Iklim menurut Junghun
Sumber : http://www.google.com
Iklim menurut Junghuhn didasarkan pada ketinggian, tempat, dan vegetasi.
a. Zona panas, yaitu 0-650 m. jenis vegetasi: padi dan tebu
b. Zona sedang yaitu 650-1.500 m. jenis vegetasi: tembakau, kopi dan coklat
c. Zona sejuk, yaitu 1.500-2.500 m. jenis vegetasi: kopi, teh, kina, dan
sayuran
d. Zona dingin, yaitu 2.500 m. jenis vegetasi: lumut.
5) Tipe Iklim Menurut Scmidt –Ferguson
Schmidt Ferguson mengkasifikasikan iklim berdasarkan rata-rata bulan
basah dan bulan kering. Schmidt Ferguson membagi iklim menjadi
delapan tipe iklim yaitu:
Tipe iklim Ketegori Nilai
A Sangat basah 0-14,3 %
B Basah 14,3-33,3 %
C Agak basah 33,3-60%
D Sedang 60-100 %
E Agak kering 100-167 %
F Kering 167-300 %
G Sangat kering 300-700 %
H Luar biasa kering > 700 %
Tabel 6: Tipe Iklim Scmidt Ferguson
Sumber : google.com
Keterangan:
Nilai Q =rata−rata bulan kering
rata−rata bulan basah x 100%
Criteria bulan basah-kering menurut Schmidt-Fergoson
a. Bulan basah: curah hujan 100 mm
b. Bulan lembab: curah hujan antara 60mm-100mm
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 33
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
c. Bulan kering: curah hujan 60
Iklim Oldeman menggunakan unsur curah hujan sebagai dasar dari
klasifikasi iklim
a. Iklim A, jika bulan basah lebih dari 9 kali
b. Iklim B, jika bulan basah 7-9 kali
c. Iklim C, jika bulan basah 5-6 kali
d. Iklim D, jika bulan basah 3-4 kali
e. Iklim E, jika bulan basah kurang dari 3 kali
Kriteria bulan Oldeman:
a. Bulan basah bila curah hujan 200 mm
b. Bulan lembab, bila curah hujan antara 100 mm-200 mm
c. Bulan kering, bila curah hujan 100 mm
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 34
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
PERTEMUAN IV
Indikator Pencapaian KD :
3.6.11 Mendeskripsikan karakteristik iklim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap
kehidupan
3.6.12 Mendeskripsikan dampak perubahan iklim global dalam berbagai bidang
kehidupan
3.6.13 Mengidentifikasi lembaga-lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan
data cuaca dan iklim di Indonesia
A. KARAKTERISTIK IKLIM DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEHIDUPAN
Letak astronomuis Indonesia berada pada 60 LU-110 LS dan antara 950 BT-
1410 BT. Berdasarkan letak astronomis tersebut, Indonesia berada di wilayah
beriklim tropis. Hal ini mengakibatkan Indonesia mengalami siang hari 12 jam
dan malam hari 12 jam. Selain itu, letak astronomis tersebut membuat iklim di
wilayah Indonesia dipengaruhi oleh tiga iklim, yaitu sebagai berikut.
1. Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah
setiap enam bulan sekali.
2. Iklim laut, dipengaruhi oleh wilayah laut Indonesia yang luas
seehingga terjadi banyak penguapan yang mengakibatkan terjadinya
hujan.
3. Iklim panas, dipengaruhi oleh Indonesia yang berada di daerah
tropis. Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi dan
berpotensi untuk terjadinya hujan.
Keadaan iklim sangat mempengaruhi keadaan bentang alam dan bentang budaya:
1. Bentang alam
1) Permukaan tanah
Iklim panas dengan temperatur dan curah hujan yang tinggi akan
mempercepat proses pelapukan dan erosi. Contohnya adalah sebagai
berikut:
a. Hanyutnya lapisan tanah yang menyebabkan tanah menjadi tandus
b. Terbentuknya jurang-jurang yang lebar dan dalam
c. Gunung-gunung yang tinggi mengalami pengikisan
d. Banyak terbentuk delta di muara sungai
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 35
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
2) Vegetasi
Gambar 36 : Padang Rumput
Sumber : http://www.google.com
Gambar 37: Tundra
Sumber: http://www.google.com
Gambar 38: Hutan Hujan Tropis
Sumber : http://www.google.com
Gambar 39 : Hutan Gugur
Sumber : http://www.google.com
Vegetasi di permukaan bumi terdapat berbagai macam vegetasi
misalnya padang rumput,tundra, hutan hujan, dan hutan gugur. Berbagai
vegetasi tersebut tumbuh pada daerah dengan kondisi iklim yang berbeda.
2. Bentang budaya
Berikut ini adalah pengaruh iklim tehadap kebudayaan:
1) Iklim dapat membatasi atau mendukung kegiatan manusia
a) Secara umum manusia akan mencari tempat tinggal di daerah
beriklim baik. Sebagai contoh, di daerah beriklim sedang tidak
terlalu panas atau tidak terlalu dingin dan banyak sumber air
bersih
b) Daerah yang sangat dingin, sangat panas, atau kering merupakan
daerah yang mempengaruhi dan membatasi bidang-bidang
pertanian
c) Daerah yang mempunyai suhu harian tinggi dapat melemahkan
kondisi fisik dan aktivitas kerja manusia
d) Usaha budidaya di bidang industry banyak berhubungan dengan
iklim
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 36
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
2) Perubahan keadaan iklim berpengaruh tehadap kesehatan manusia
a) Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, misalnya malaria dan
demam berdarah, terjadi pada musim hujan.
b) Banyak kasus penyakit muntaber terjadi pada musim panas yang
banyak hujan
c) Penyakit infeksi saluran pernapasan
3. Berikut pemanfaatan iklim diberbagai bidang:
a) Bidang Komunikasi
Pemanfaatan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Komunikasi Salah
satu lapisan atmosfer Bumi adalah ionosfer yang memiliki kemampuan
memantulkan gelombang radio. Sifat fisik lapisan ini dimanfaatkan
manusia dalam bidang komunikasi untuk penyiaran radio, sehingga arus
informasi dapat dengan mudah dan cepat diterima oleh
masyarakat. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang atmosfer dan sistem komunikasi, saat ini negara kita telah memiliki
satelit komunikasi PALAPA yang ditempatkan di atmosfer pada lokasi
geostasioner dengan ketinggian sekitar 36.000 km di atas muka Bumi.
b) Bidang Transportasi
Pemanfaatan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Transportasi Dalam
bidang transportasi, faktor-faktor cuaca seperti pola angin dan curah hujan
sangat mempengaruhi kelancaran jalur transportasi, baik transportasi laut
maupun udara. Sebagai contoh jalur pelayaran akan sangat terganggu jika
terjadi angin ribut atau badai yang disertai hujan lebat.
c) Bidang Industri
Pemanfaatan Cuaca di Bidang Industri Pada industri tradisional
banyak yang masih bergantung pada kondisi cuaca. Industri itu umumnya
yang membutuhkan panas Matahari, antara lain industri genteng, batu
bata, dan kerupuk. Cuaca juga mempengaruhi aktivitas penduduk sehari-
hari. Suatu teknik baru yang sangat menarik untuk menelaah iklim masa
lalu adalah pemakaian suatu alat yang disebut “termometer geologi”, yang
dikembangkan ahli kimia bangsa Amerika bernama Harold C. Vrey dari
universitas Chicago. Teknik ini didasarkan pada analisis isotop oksigen.
d) Bidang Pariwisata
Perubahan iklim yang terjadi pada sektor pariwisata dapat
mempengaruhi karakteristik dan pola kunjungan wisatawan baik dari
dalam maupun dari mancanegara. Beberapa tempat pariwisata akan
mengalami banjir, kekeringan, longsor, angin kencang, dan kerusakan
terumbu karang . Sehingga dapat berpengaruh bagi daya tarik tempat
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 37
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
wisata tersebut yang bisa mengurangi para pengunjung baik dari dalam
maupun dari macanegara.
e) Bidang Pertanian
Perubahan iklim yang terjadi pada sektor pertanian sangat
mempengaruhi terhadap hasil dari pertanian tersebut. Beberapa sawah
akan mengalami kekeringan, hujan yang terlalu berlebihan, dan
penanaman padi yang tidak teratur.
B. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DALAM BERBAGAI
BIDANG KEHIDUPAN
1. Gejala Alam Penyebab Perubahan Iklim Global
Faktor-faktor berupa gejala alam yang menyebabkan gangguan
terhadap iklim global dunia, antara lain: gejala meningkatnya suhu udara di
bumi yang disebut Efek Rumah Kaca, kondisi yang menyebabkan kekeringan
pada rentang waktu lama disebut El Nino, dan kondisi yang menyebabkan
hujan lebat pada rentang waktu lama disebut La Nina.
a. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah terjadinya peningkatan suhu udara di muka
bumi akibat semakin banyaknya gas pencemar di dalam udara. Industri-
industri, pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, dan semua sarana untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang menggunakan bahan bakar bensin,
solar, minyak tanah, dan batu bara menghasilkan gas buang berupa:
CO2, CO, NO2, SO2,, HCN, HCl, H2S, HF, dan NH4. yang terus meningkat
jumlahnya. Besarnya CO2 dan gas pencemar lain yang terakumulasi semakin
hari semakin tinggi, hal tersebut menghambat radiasi sinar matahari yang
mencapai permukaan bumi. Sinar matahari sebagian dipantulkan oleh
akumulasi gas-gas pencemar tersebut kembali ke angkasa, tetapi tertahan
oleh gas lain yang kembali dipantulkan ke bumi yang berakibat semakin
panasnya udara di permukaan bumi
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 38
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
b. El Nino
El Nino adalah terjadinya pemanasan temperatur air laut di
pantai barat Peru–Ekuador yang menyebabkan gangguan iklim secara
global. El Nino datang mengganggu setiap dua tahun sampai tujuh tahun
sekali. Ekuador. Peristiwa tersebut mengakibatkan angin yang menuju
Indonesia hanya membawa uap air yang sedikit sehingga kemarau yang
sangat panjang terjadi di Indonesia. Akibat peristiwa tersebut juga dirasakan
di Australia dan Afrika Timur. Sementara itu, di Afrika Selatan justru terjadi
banjir besar dan menurunnya produksi ikan akibat melemahnya up-welling.
Kemarau panjang akibat El Nino biasanya disertai dengan kebakaran
rumput dan hutan. Pada tahun 1994 dan 1997, baik Indonesia maupun
Australia mengalami kebakaran akibat peristiwa El Nino.
c. La Nina
Peristiwa La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina
berarti bayi perempuan. La Nina berawal dari melemahnya El Nino
sehingga air laut yang panas di pantai Peru dan Ekuador bergerak ke arah
barat dan suhu air laut di daerah itu berubah ke kondisi semula (dingin)
sehingga up-welling muncul kembali sehingga kondisi cuaca kembali
normal.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 39
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
2. Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Kehidupan
a. Dampak Perubahan Iklim Regional
Pemanasan mulai menyurutkan danau dan waduk, mencairkan es
di Puncak Jayawijaya Papua, dan munculnya bencana banjir bandang
serta tanah longsor. Pola hujan juga berubah dengan meningkatnya
hujan di kawasan utara dan menurunnya hujan di selatan
(khatulistiwa). Peluang kebakaran hutan dan lahan semakin besar
dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas El nino.
b. Dampak terhadap pertanian
Produktivitas pertanian di daerah tropis mengalami penurunan, jika
terjadi kenaikan suhu antara 1-2° C. Hal ini meningkatkan risiko
bencana kelaparan. Pergeseran dapat diadaptasi dengan menciptakan
bibit unggul atau mengubah waktu tanam.
c. Kenaikan Muka Air Laut
Naiknya permukaan air laut akan menggenangi wilayah pesisir dan
menghancurkan tambak-tambak ikan serta udang di Jawa, Aceh,
Kalimantan, dan Sulawesi. Penyebabnya adalah es dan gletser di
kutub utara dan selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya
pemuaian masa air laut dan kenaikan permukaan air laut.
d. Dampak terhadap kesehatan
Perubahan iklim menyebabkan frekuensi timbulnya penyakit
seperti malaria dan demam berdarah meningkat. Pola distribusi
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan
hewan juga berubah. Semakin tinggi curah hujan, kasus DBD akan
meningkat. Penderita alergi dan asma akan meningkat secara
signifikan. Gelombang panas akan meningkatkan angka “heat stroke”
(serangan panas kuat) yang mematikan, infeksi salmonela, dan “hay
fever” (demam akibat alergi rumput kering).
e. Dampak terhadap sumber daya air
`Perubahan iklim mengubah rata-rata aliran air sungai dan
ketersediaan air di daerah subpolar serta daerah tropis basah
diperkirakan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah
subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak
10-30%.
f. Dampak terhadap ekosistem
Kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,5-2,5° C akan
menyebabkan kepunahan sekitar 20-30 % spesies tanaman dan hewan.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 40
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Gambar. Bangkai hewan
3. Upaya Menanggulangi Perubahan Iklim Global
a. Hemat Menggunakan Energi
Tindakan yang lebih baik dalam mengatasi, mengurangi, dan
pencegahan pemanasan global adalah dengan mengubah perilaku manusia,
karena pemahaman tentang pemanasan global yang ditanamkan hari ini akan
berdampak besar pada generasi mendatang. Berikut Beberapa contoh-contoh
perilaku pribadi yang dapat dilakukan dalam mengurangi, mencegah, dan
mengatasi pemanasan global antara lain sebagai berikut.
1) Hemat Listrik : Setelah dijelaskan sebelumnya bahwa gas rumah kaca itu
didominasi dari karbon dioksida (CO2). Sebagian besar dari
CO2 dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil. Dengan
demikian, jika kita berhemat listrik maka secara tidak langsung kita
mengurangi kadar CO2 di Atmosfer.
2) Menanam Pohon : CO2 digunakan tanaman untuk berfotosintesis, maka
penanaman pohon dalam jumlah banyak akan menjadi solusi untuk
mengurangi jumlah CO2 di atmosfer. Di Sulawesi Utara, dibuat peraturan
daerah yang mewajibkan menanam pohon bagi pasangan yang akan
menikah.
3) Mengurangi Penggunaan Kendaraan : Mobil sebagai penyumbang sumber
CO2 terbesar di perkotaan, juga perlu diantisipasi dengan mengubah
perilaku orang. Penggunaan mobil pribadi menjadi penyumbang CO2
terbesar, bila tidak ada pengaturan penggunaan mobil pribadi dengan baik.
Penggunaan transportasi umum yang mengangkut sekaligus banyak orang
dapat mengurangi emisi karbon dioksida di udara.
4. Langkah Mencegah Pemanasan Global Secara Kolektif
Upaya pencegahan pemanasan global juga dapat dilakukan secara bersama
atau kolektif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan secara kolektif antara
lain sebagai berikut.
a. Menggunakan Energi Alternatif : Penggunaan energi alternatif terbaru
perlu dilakukan di Indonesia. Pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil
yang diusahakan diganti dengan energi bersih, seperti sinar matahari, air,
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 41
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
angin, biomassa, dan panas bumi. Sumber energi tersebut sebenarnya
berlimpah di Indonesia. tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
b. Melestarikan Hutan : Masyarakat dan pemerintah harus berupaya
bersama dalam menjaga hutan dari bahaya kebakaran dan penebangan liar
agar luas hutan tidak berkurang.
c. Menghapus Penggunaan CFC : Untuk menghentikan penggunaan CFC
pada peralatan pendingin, dapat dilakukan dengan memberikan
penyuluhan dan batuan kepada bengkel-bengkel servis peralatan pendingin
agar dapat mengelola penggunaan CFC.
d. Memperbaiki Kualitas Kendaraan dengan Uji Emisi : Uji emisi
diperlukan dalam mengetahui kondisi kendaraan apakah prima atau
sebaliknya. Kendaraan yang memiliki kondisi prima akan menghasilkan
gas karbon dioksida (CO2) sehingga dapat menjaga lingkungan dan hemat
bahan bakar.
e. Persetujuan Internasional
Kerja sama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan
gas-gas rumah kaca. Pada tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de
Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah
kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian
yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan
persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.
Pada 12 Desember 2015 digelar KTT Perubahan Iklim di Le Bourget,
Paris yang diikuti sekitar 195 negara. Negara-negara di dunia ingin
tanggung jawab untuk penurunan emisi gas-gas rumah kaca. Beberapa
poin penting hasil kesepakatan sebagai berikut:
a) Menyepakati batas kenaikam suhu rata-rata global di bawah dua
derajat Celcius untuk pra industri dan berupaya menekannya hingga
suhu 1,5 derajat Celcius. Ini dianggap signifikan mengurangi risiko
dampak perubahan iklim.
b) Pihak yang terlibat dalam menekan emisi gas rumah kaca dilakukan
secepat mungkin dengan cara mengembangkan tenologi dan
menyerap karbon.
c) Isi penting dalam poin kedua juga harus mendung upaya
pembangunan berkelanjutan dan pemberantasan kemiskinan.
d) Sebelum pertemuan COP selanjutnya pada 2025 secara kolektif bakal
menetapkan pendanaan 100 miliar dolar AS pertahun untuk menekan
perubahan iklim.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 42
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
C. LEMBAGA-LEMBAGA YANG MENYEDIAKAN DAN
MEMANFAATKAN DATA CUACA DAN IKLIM DI INDONESIA
1. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG),
sebelumnya bernama Badan Meteorologi, dan Geofisika (disingkat BMG)
adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai
tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.
Gambar. Logo BMKG
Sumber : Wikipedia.com
Sejarah pengamatan meteorologi, dan geofisika di Indonesia dimulai pada
tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan
oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun
kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil
pengamatan cuaca dan geofisika.
Layanan BMKG yaitu sebagai berikut :
a. Bidang Meteorologi
Meliputi prakiraan cuaca, prospek cuaca, citra satelit, citra radar,
prakiraan angin, banjir hingga cuaca penerbangan dan ketinggian
gelombang.
b. Bidang Klimatologi
Meliputi informasi hujan bulanan, prakiraan hujan bulanan,
prakiraan musim, dinamika atmosfer, informasi perubahan iklim,
iklim ekstrem, informasi ozon, dan lain-lain.
c. Bidang Geofisika
Antara lain menyampaikan informasi terkait gempa bumi terkini,
tsunami, skala MMI, magnet bumi, seismologi teknik.
2. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
LAPAN adalah lembaga pemerintah non-kementerian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang
membidangi urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi. LAPAN
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 43
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan
keantarisaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Gambar. Logo LAPAN
Sumber : Wikipedia.com
Adapun fungsi dari LAPAN ialah :
a. Penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan
pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi
penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta
pemanfaatannya;
b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sains antariksa dan
atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan
jauh serta pemanfaatannya;
c. Penyelenggaraan keantariksaan;
d. Pengoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas
LAPAN;
e. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan LAPAN;
f. Pelaksanaan kajian kebijakan strategis penerbangan dan antariksa;
g. Pelaksanaan penjalaran teknologi penerbangan dan antariksa;
h. Pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan sistem informasi
penerbangan dan antariksa;
i. Pengawasan atas pelaksanaan tugas LAPAN; dan
j. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer,
teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta
pemanfaatannya
3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Pembentukan LIPI memiliki sejarah yang panjang. Setelah melewati
beberapa fase kegiatan ilmiah sejak abad ke-16 hingga tahun 1956,
pemerintah Indonesia membentuk Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia
(MIPI) melalui Undang-Undang (UU) No.6 Tahun 1956. Tugasnya adalah
membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberi
pertimbangan kepada pemerintah dalam hal kebijaksanaan ilmu
pengetahuan.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 44
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pada tahun 1962, pemerintah membentuk Departemen Urusan Riset
Nasional (DURENAS) dan menempatkan MIPI di dalamnya dengan tugas
tambahan membangun dan mengasuh beberapa lembaga riset nasional.
Hingga pada tahun 1966, status DURENAS menjadi Lembaga Riset
Nasional (LEMRENAS).
Sejak Agustus 1967, pemerintah membubarkan LEMRENAS dan
MIPI dengan SK Presiden RI No. 128 Tahun 1967. Setelah itu, pemerintah
berdasarkan Keputusan MPRS No. 18/B/1967 membentuk LIPI dan
menampung seluruh tugas LEMRENAS dan MIPI ke dalam lembaga
tersebut. Tugas pokoknya adalah (1) membimbing perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berakar di Indonesia agar dapat
dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia pada khususnya dan umat
manusia pada umumnya; (2) mencari kebenaran ilmiah di mana kebebasan
ilmiah, kebebasan penelitian serta kebebasan mimbar diakui dan dijamin,
sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945; (3)
mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (sejak
1991, tugas pokok ini selanjutnya ditangani oleh Menteri Negara Riset dan
Teknologi dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 179 tahun 1991).
Seiring perkembangan kemampuan nasional dalam bidang iptek,
lembaga ilmiah di Indonesia pun mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Menyikapi hal tersebut, peninjuan dan penyesuaian tugas
pokok dan fungsi serta susunan organisasi LIPI terus dilakukan. Di
antaranya, penetapan Keppres No.128 Tahun 1967 tanggal 23 Agustus 1967
diubah dengan Keppres No.43 Tahun 1985. Hal tersebut masih
disempurnakan lebih lanjut dengan Keppres No. 1 Tahun 1986 tanggal 13
Januari 1986 tentang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Terakhir,
penyempurnaan dilakukan dengan penetapan Keppres No. 103 Tahun 2001.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh LIPI yaitu Penelitian Ilmu
Pengetahuan Kebumian termasuk Kegiatan Mitigasi Bencana dan
Perubahan Iklim; dan Penyusunan Strategi Penataan Pembangunan Terpadu
di Wilayah.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 45
Bab VI Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Daftar Pustaka
Harmanto, Gatot. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X kelompok Peminatan
Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung : Yrama Widya
http://fansilian.blogspot.co.id/2016/03/proses-terbentuknya-awan-dan-hujan.html
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/meteorologi/proses-terjadinya-awan
http://fansilian.blogspot.co.id/2016/03/proses-terbentuknya-awan-dan-hujan.html
http://edisumarnoblog.blogspot.co.id/2014/12/proses-pembentukan-awan.html
Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial 1. Solo : Tiga Serangkai Putra Mandiri
(Platinum)
http://ow.ly/dampak pemanfaatan iklim.
Sindhu, Yasinto. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Sugianto & Danang Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi Kelas X SMA & MA
Wardiyatmoko. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga