33
JAKARTA, 2008 Pendewasaan Usia Kawin dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendewasaan Usia Perkawinan

JAKARTA, 2008

Pendewasaan Usia Kawindan Hak-hak ReproduksiBagi Remaja Indonesia

Page 2: Pendewasaan Usia Perkawinan

http://ceria.bkkbn.go.id (website)[email protected] (email)

Page 3: Pendewasaan Usia Perkawinan

BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONALDIREKTORAT REMAJA DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK REPRODUKSI

JAKARTA 2008

Disiapkan oleh:

Drs. M. Masri Muadz, MScIr. Siti Fathonah, MPH

Drs. Endang Agus Sapri, MMDra. Laurike Moeliono

Finalisasi oleh:

Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-HakReproduksi

PENDEWASAAN USIA PERKAWINANDAN HAK-HAK REPRODUKSI

BAGI REMAJA INDONESIA

Page 4: Pendewasaan Usia Perkawinan

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya, sehingga Buku

Pendewasan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi

Remaja Indonesia dapat diterbitkan. Kami menyambut dengan

gembira atas diterbitkannya buku ini. Diharapkan buku ini

menjadi buku bacaan bagi para pembina, pengelola program

KRR dan para remaja di seluruh Indonesia.

Dalam buku ini diuraikan tentang pendahuluan yang berisi

tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan ruang lingkup;

hak – hak Reproduksi yang berisi tentang pengertian, jenis

hak-hak reproduksi bagi remaja, masalah-masalah dan cara-

cara pemenuhannya. Selanjut pada bab terakhir diuraikan

tentang Pendewasaan Usia Perkawinan berisi tentang

pengertian pendewasaan usia perkawinan, gambaran usia

kawin di Indonesia dan pendewasaan usia perkawinan dan

perencanaan keluarga.

Buku Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi

Bagi Remaja Indonesia ini merupakan pengembangan dari

beberapa materi yang berkaitan dengan program Pendewasaan

Usia Perkawinan sebelumnya. Mengingat buku ini bersifat umum

maka pelaksanaan dilapangan masih memerlukan penjabaran lebih

teknis, sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah masing-masing.

Page 5: Pendewasaan Usia Perkawinan

ii

Disadari buku ini masih belum sempurna, untuk itu kami

mengharapkan kritik, saran dan masukan bagi penyempurnaan

buku Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi

Bagi Remaja Indonesia ini, sehingga dapat disesuaikan dengan

perkembangan program PUP dari waktu ke waktu, sesuai

dengan perkembangan kebijakan dan program yang

dilaksanakan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses

penyiapan materi Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak

Reproduksi Remaja di Indonesia. Semoga apa yang telah

dilakukan dapat bermanfaat bagi generasi yang akan datang.

Jakarta, Oktober 2008Deputi Bidang Keluarga Berencanadan Kesehatan Rerpoduksi, BKKBN

Dr. H. Muhammad Basir Palu, Sp.A, MH.A

Page 6: Pendewasaan Usia Perkawinan

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................. i

Daftar Isi ....................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN .............................................. 1

A. Latar Belakang .................................................. 1

B. Tujuan............................................................... 3

C. Sasaran dan Ruang Lingkup............................... 4

D. Batasan dan Pengertian...................................... 4

BAB II : HAK-HAK REPRODUKSI PADA REMAJA ......... 9

A. Pengertian dan Jenis Hak-Hak-

Reproduksi Pada Remaja .................................. 9

B. Masalah - Masalah Dalam Pemenuhan

Hak Reproduksi Pada Remaja............................ 16

BAB III : PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN............ 19

A. Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan........ 19

B. Gambaran Usia Kawin di Indonesia .................. 20

C. Pendewasaan Usia Perkawinan dan

Perencanaan Keluarga ...................................... 20

1. Masa Menunda Perkawinan dan

Kehamilan .................................................. 22

2. Masa Menjarangkan Kehamilan................... 23

3. Masa Mencegah Kehamilan......................... 24

BAB IV PENUTUP ......................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 29

Page 7: Pendewasaan Usia Perkawinan

1C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2008 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia227 juta, (Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025,BPS, BAPPENAS, UNFPA). Indonesia menghadapi banyakmasalah berkaitan dengan bidang kependudukan yangdikhawatirkan akan menjadi masalah besar dalampembangunan apabila tidak ditangani dengan baik. Sejalandengan cita-cita mewujudkan pembangunan yangberkelanjutan, maka sudah selayaknya kependudukanmenjadi titik sentral dalam perencanaan pembangunan.

Permasalahan kependudukan pada dasarnya terkait dengankuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk. Undang-UndangNo. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukandan Pembangunan Keluarga Sejahtera telah mengamanatkanperlunya pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas danpengarahan mobilitas penduduk agar mampu menjadisumber daya yang tangguh bagi pembangunan danketahanan nasional.

Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengankependudukan adalah Program Keluarga Berencana yangbertujuan mengendalikan jumlah penduduk diantaranyamelalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).Pendewasaan Usia Perkawinan bertujuan untukmemberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar

Page 8: Pendewasaan Usia Perkawinan

2

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

didalam merencanakan keluarga, mereka dapatmempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengankehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental dan social-ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran.Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada perlunyapeningkatan usia kawin yang lebih dewasa sehinggaberdampak pada penurunan total fertility rate (TFR)

Program Pendewasaan Usia Perkawinan didalampelaksanaannya telah diintegrasikan dengan programKesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang merupakan salahsatu program pokok Pembangunan Nasional yang tercantumdalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM 2004-2009). Arah kebijakan Program Kesehatan Reproduksi Remajaadalah mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka TegarKeluarga untuk mencapai Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.Tegar remaja adalah membangun setiap remaja Indonesiamenjadi TEGAR, yaitu remaja yang menunda usiaperkawinan, berperilaku sehat, menghindari resiko TRIADKRR (Seksualitas, HIV dan AIDS dan NAPZA),menginternalisasi norma-norma keluarga kecil bahagiasejahtera dan menjadi contoh, idola, teladan dan model bagiremaja sebaya.

Kerangka Tegar Remaja merujuk pada hasil evaluasi programKesehatan Reproduksi Remaja (KRR) tahun 1990-2000, yangdilakukan oleh School of Public Health, University ofMichigan, USA, 2005 dan evaluasi program KesehatanReproduksi Remaja di Asia, Afrika dan Amerika Latin (WorldBank Report, 2007). Kerangka Tegar Remaja adalah strategi

Page 9: Pendewasaan Usia Perkawinan

3C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

program KRR yang dilaksanakan melalui pengembanganfaktor-faktor pendukung (promotive faktor) yaitu: asset,resources dan second chance. Program KRR apabila tidakdilaksanakan dengan pengembangan ke tiga faktorpendukung tersebut diatas akan mengakibatkan meningkatnyajumlah remaja yang bermasalah (RB). Sebaliknya apabilaprogram KRR didukung oleh ketiga faktor pendukung, yaitu(1) peningkatan assets/capabilities remaja, yaitu segala sesuatuyang positif yang terdapat pada diri remaja (pengetahuan,sikap, perlaku, hobi, minat dan sebagainya), (2)pengembangan resources/opportunities, yaitu jaringan dandukungan yang dapat diberikan kepada remaja dan programKRR oleh semua stakeholders terkait (orang tua, teman,sekolah, organisasi remaja, Pemerintah, media massa, dansebagainya), (3) Pemberian pelayanan kedua/second chancekepada remaja yang telah menjadi korban triad KRR, agarbisa sembuh dan kembali hidup normal. Program KRR denganpeningkatan dan pengembangan ketiga faktor tersebut akanmenghasilkan Tegar Remaja (TR).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja danpengelola program KRR tentang hak-hak reproduksipada remaja serta perlunya pendewasaan usiaperkawinan dalam rangka mewujudkan Tegar Remajamenuju Tegar Keluarga dalam mewujudkan keluarganorma keluarga kecil, bahagia sejahtera.

Page 10: Pendewasaan Usia Perkawinan

4

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan pembina, pengelolaprogram KRR dan remaja berkaitan dengan hak-hak reproduksi.

b. Meningkatkan pengetahuan pembina, pengelolaprogram KRR dan remaja berkaitan denganpendewasaan usia perkawinan

C. Sasaran dan Ruang Lingkup

1. Sasaran (audience)

Sasaran yang terkait dengan Buku Pendewasaan UsiaPerkawinan ini adalah:

1) Pembina dan Pengelola program KRR (Provinsi,Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa).

2) Remaja

2. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup meliputi informasi mengenai jenis danpengertian Hak-hak Reproduksi, masalah-masalahdalam pemenuhan hak reproduksi bagi remaja danmateri pendewasaan usia perkawinan (masa menundakehamilan dan kelahiran, masa menjarangkankehamilan dan masa mencegah kehamilan)

D. Pengertian dan Batasan

1. Program KB adalah upaya peningkatan kepedulian danperan serta masyarakat melalui pendewasaan usia

Page 11: Pendewasaan Usia Perkawinan

5C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaanketahanan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil,bahagia dan sejahtera.

2. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisisehat yang menyangkut sistem reproduksi (fungsi,komponen dan proses) yang dimiliki oleh remaja baiksecara fisik, mental, emosional dan spiritual.

3. TRIAD KRR adalah tiga resiko yang dihadapi olehremaja, yaitu resiko-resiko yang berkaitan denganSeksualitas, Napza, HIV dan AIDS.

4. Resiko seksualitas adalah sikap dan perilaku seksualremaja yang berkaitan dengan Infeksi Menular Seksual(IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi danresiko perilaku seks sebelum nikah.

5. HIV adalah singkatan dari Human ImmunodeficiencyVirus, yaitu virus yang menurunkan sistem kekebalantubuh manusia.

6. AIDS adalah singkatan dari Acquired ImmunoDeficiency Syndrome, yaitu kumpulan dari berbagaigejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuhindividu yang didapat akibat HIV.

7. Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol,Psikotropika, dan zat adiktif lainnya, yaitu zat-zatkimiawi yang dimasukkan kedalam tubuh manusia baiksecara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung)atau disuntik yang menimbulkan efek tertentu terhadapfisik, mental dan ketergantungan.

Page 12: Pendewasaan Usia Perkawinan

6

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

8. Program KRR adalah suatu program untuk memfasilitasiterwujudnya Tegar Remaja, yaitu remaja yangberperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD(Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS) menunda usiapernikahan, bercita-cita mewujudkan Keluarga KecilBahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idoladan sumber informasi bagi teman sebayanya.

9. Remaja (Adolescent) adalah penduduk usia 10–19 tahun(WHO), Pemuda (Youth) adalah penduduk usia 15-24tahun (UNFPA), Orang Muda (Young people) adalahpenduduk usia 10–24 tahun (UNFPA dan WHO),Generasi Muda (Young Generation) adalah pendudukusia 12-24 tahun (World Bank), Remaja sebagai sasaranprogram KRR adalah penduduk usia 10-24 tahun yangbelum menikah.

10. Pendidik Sebaya KRR adalah remaja yang punyakomitmen dan motivasi yang tinggi sebagai nara sumberbagi kelompok remaja sebayanya dan telah mengikutipelatihan Pendidik Sebaya KRR dengan mempergunakanModul dan Kurikulum standard yang telah disusun olehBKKBN.

11. Konselor Sebaya KRR adalah Pendidik Sebaya yangpunya komitmen dan motivasi yang tinggi untukmemberikan konseling KRR bagi kelompok remajasebayanya yang telah mengikuti pelatihan konselingKRR dengan mempergunakan Modul dan Kurikulumstandard yang telah disusun oleh BKKBN.

Page 13: Pendewasaan Usia Perkawinan

7C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

12. Pengelola PIK-KRR adalah pemuda/remaja yang punyakomitmen dan mengelola langsung PIK-KRR serta telahmengikuti pelatihan dengan mempergunakan Moduldan Kurikulum standard yang telah disusun olehBKKBN. Pengelola PIK-KRR terdiri dari Ketua,Penanggung Jawab Bidang Administrasi, PenanggungJawab Bidang Program/kegiatan, Pendidik Sebaya danKonselor Sebaya.

13. Pembina PIK-KRR adalah seseorang yang mempunyaikepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalahremaja, memberi dukungan dan aktif membina PIK-KRR, baik yang berasal dari Pemerintah, LembagaSwadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi pemuda/remaja lainnya.

14. Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usiapernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari resikoSeksualitas, Napza, HIV dan AIDS, , bercita-citamewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera danmenjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagiteman sebayanya.

15. Life Skills menurut Undang-undang Sistim PendidikanNasional Nomor 20 tahun 2003 adalah pendidikan nonformal yang memberikan keterampilan non formal,sosial, intelektual/akademis, dan vokasional untukbekerja secara mandiri.

16. Hak-hak Repoduksi Hak reproduksi secara umumdiartikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu baik

Page 14: Pendewasaan Usia Perkawinan

8

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

pria maupun perempuan yang berkaitan dengankeadaan reproduksinya.

17. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upayauntuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama,sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinanyaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUPbukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapimengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi padausia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakanapabila seseorang gagal mendewasakan usiaperkawinannya, maka penundaan kelahiran anakpertama harus dilakukan. Dalam istilah KIE disebutsebagai anjuran untuk mengubah bulan madu menjaditahun madu.

Total Fertility Rate (TFR) yaitu rata-rata jumlah anak yangdimiliki oleh wanita selama usia reproduksinya

Page 15: Pendewasaan Usia Perkawinan

9C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

BAB IIHAK-HAK REPRODUKSI PADA REMAJA

A. Pengertian dan Jenis Hak-Hak Reproduksi

Hak reproduksi merupakan bagian dari hak azasi manusiayang melekat pada manusia sejak lahir dan dilindungikeberadaannya. Sehingga pengekangan terhadap hakreproduksi berarti pengekangan terhadap hak azasi manusia.

1. Pengertian Hak-hak Reproduksi

Hak reproduksi secara umum diartikan sebagai hak yangdimiliki oleh individu baik pria maupun perempuanyang berkaitan dengan keadaan reproduksinya.

2. Macam-macam Hak-hak reproduksi

Berdasarkan Konferensi Internasional Kependudukan danPembangunan (ICPD) di Kairo 1994, ditentukan ada 12hak-hak reproduksi. Namun demikian, hak reproduksi bagiremaja yang paling dominan dan secara sosial dan budayadapat diterima di Indonesia mencakup 11 hak, yaitu:

a. Hak mendapatkan informasi dan pendidikankesehatan reproduksi.

Setiap remaja berhak mendapatkan informasi danpendidikan yang jelas dan benar tentang berbagaiaspek terkait dengan masalah kesehatan reproduksi

Contohnya: seorang remaja harus mendapatkaninformasi dan pendidikan perihal kesehatanreproduksinya.

Page 16: Pendewasaan Usia Perkawinan

10 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

b. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungankesehatan reproduksi. Setiap remaja memiliki hakuntuk mendapatkan pelayanan dan perlindunganterkait dengan kehidupan reproduksinya termasukterhindar dari resiko kematian akibat prosesreproduksi.

Contoh: seorang remaja yang positif HIV berhakmendapatkan perawatan dan pelayanan ARV (AntiRetroviral) sehingga kemungkinan mengalami infeksiopportunities dapat diperkecil.

c. Hak untuk kebebasan berfikir tentang kesehatanreproduksi.

Setiap remaja berhak untuk berpikir ataumengungkapkan pikirannya tentang kehidupan yangdiyakininya. Perbedaan yang ada harus diakui dantidak boleh menyebabkan terjadinya kerugian atasdiri yang bersangkutan. Orang lain dapat sajaberupaya merubah pikiran atau keyakinan tersebutnamun tidak dengan pemaksaan akan tetapi denganmelakukan upaya Komunikasi, Informasi danEdukasi (KIE) atau advokasi.

Contoh: seseorang dapat saja mempunyai pikiranbahwa banyak anak menguntungkan bagi dirinyadan keluarganya. Bila ini terjadi maka orang tersebuttidak boleh serta merta dikucilkan atau dijauhi dalampergaulan. Upaya merubah pikiran atau keyakinantersebut boleh dilakukan sepanjang dilakukansendiri oleh yang bersangkutan setelah

Page 17: Pendewasaan Usia Perkawinan

11C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

mempertimbangkan berbagai hal sebagai dampakdari KIE dan advokasi yang dilakukan petugas.

d. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuanburuk termasuk perlindungan dari perkosaan,kekerasaan, penyiksaan dan pelecehan seksual.

Remaja laki-laki maupun perempuan berhakmendapatkan perlindungan dari kemungkinanberbagai perlakuan buruk di atas karena akan sangatberpengaruh pada kehidupan reproduksi.

Contoh: Perkosaan terhadap remaja putri misalnyadapat berdampak pada munculnya kehamilan yangtidak diinginkan oleh bersangkutan maupun olehkeluarga dan lingkungannya. Penganiayaan atautindakan kekekerasan lainnya dapat berdampak padatrauma fisik maupun psikis yang kemudian dapatsaja berpengaruh pada kehidupan reproduksinya.

e. Hak mendapatkan manfaat dari Kemajuan IlmuPengetahuan yang terkait dengan kesehatanreproduksi;

Setiap remaja berhak mendapatkan manfaat darikemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terkaitdengan kesehatan reproduksi, serta mendapatkaninformasi yang sejelas-jelasnya dan sebenar-benarnya dan kemudahan akses untuk mendapatkanpelayanan informasi tentang Kesehatan ReproduksiRemaja.

Page 18: Pendewasaan Usia Perkawinan

12 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Contoh: Jika petugas mengetahui tentang KesehatanReproduksi Remaja, maka petugas berkewajibanuntuk memberi informasi kepada remaja, karenamungkin pengetahuan tersebut adalah hal yangpaling baru untuk remaja.

f. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarakkelahiran

Setiap orang berhak untuk menentukan jumlah anakyang dimilikinya serta jarak kelahiran yangdiinginkan.

Contoh Dalam konteks program KB, pemerintah,masyarakat, dan lingkungan tidak boleh melakukanpemaksaan jika seseorang ingin memiliki anak dalamjumlah besar. Yang harus dilakukan adalahmemberikan pemahaman sejelas-jelasnya dansebenar-benarnya mengenai dampak negatif darimemiliki anak jumlah besar dan dampak positif darimemiliki jumlah anak sedikit. Jikapun klienberkeputusan untuk memiliki anak sedikit, haltersebut harus merupakan keputusan klien itusendiri.

g. Hak untuk hidup (hak untuk dilindungi darikematian karena kehamilan dan proses melahirkan)

Setiap perempuan yang hamil dan akan melahirkanberhak untuk mendapatkan perlindungan dalam artimendapatkan pelayanan kesehatan yang baiksehingga terhindar dari kemungkinan kematiandalam proses kehamilan dan melahirkan tersebut.

Page 19: Pendewasaan Usia Perkawinan

13C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Contoh; Pada saat melahirkan seorang perempuanmempunyai hak untuk mengambil keputusan bagidirinya secara cepat terutama jika proses kelahirantersebut berisiko untuk terjadinya komplikasi ataubahkan kematian. Keluarga tidak boleh menghalang-halangi dengan berbagai alasan.

h. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengankehidupan reproduksi.

Hak ini terkait dengan adanya kebebasan berpikirdan menentukan sendiri kehidupan reproduksi yangdimiliki oleh seseorang. Contoh :Dalam konteksadanya hak tersebut, maka seseorang harus dijaminkeamanannya agar tidak terjadi” pemaksaaan” atau“pengucilan” atau munculnya ketakutan dalam diriindividu karena memiliki hak kebebasan tersebut.

i. Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupanreproduksinya

Setiap individu harus dijamin kerahasiaankehidupan kesehatan reproduksinya misalnyainformasi tentang kehidupan seksual, masamenstruasi dan lain sebagainya.

Contoh: Petugas atau seseorang yang memilikiinformasi tentang kehidupan reproduksi seseorangtidak boleh “membocorkan” atau dengan sengajamemberikan informasi yang dimilikinya kepadaorang lain. Jika informasi dibutuhkan sebagai danauntuk penunjang pelaksanaan program, misalnya

Page 20: Pendewasaan Usia Perkawinan

14 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

data tentang prosentase pemakaian alat kontrasepsimasih tetap dimungkinkan informasi tersebutdipublikasikan sepanjang tidak mencantumkanindentitas yang bersangkutan.

j. Hak membangun dan merencanakan keluarga

Setiap individu dijamin haknya; kapan, dimana,dengan siapa, serta bagaimana ia akan membangunkeluarganya. Tentu saja kesemuanya ini tidakterlepas dari norma agama, sosial dan budaya yangberlaku (ingat tentang adanya kewajiban yangmenyertai adanya hak reproduksi).

Contoh: Seseorang akan menikah dalam usia yangmasih muda, maka petugas tidak bisa memaksaorang tersebut untuk membatalkan pernikahannya.Yang bisa diupayakan adalah memberi tahu orangtersebut tentang peraturan yang berlaku di Indonesiatentang batas usia terendah untuk menikah. Danyang penting adalah memberitahu tentang dampaknegatif dari menikah dan hamil pada usia muda.

k. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasidalam politik yang berkaitan dengan kesehatanreproduksi

Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapatatau aspirasinya baik melalui pernyataan pribadi ataupernyataan melalui suatu kelompok atau partaipolitik yang berkaitan dengan kehidupan reproduksi.

Contoh: seseorang berhak menyuarakan

Page 21: Pendewasaan Usia Perkawinan

15C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

penentangan atau persetujuan terhadap aborsi baiksebagai individu maupun bersama dengankelompok. Yang perlu diingatkan adalah dalammenyampaikan pendapat atau aspirasi tersebut harusmemperhatikan azas demokrasi dan dalam arti tidakboleh memaksakan kehendak dan menghargaipendapat orang lain serta taat kepada hukum danperaturan peraturan yang berlaku.

l. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasidalam kehidupan berkeluarga dan kehidupanreproduksi.

Setiap orang tidak boleh mendapatkan perakukandiskriminatif berkaitan dengan kesehatan reproduksikarena ras, jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi,keyakinan/agamanya dan kebangsaannya.

Contoh : Orang tidak mampu harus mendapatkanpelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas(bukan sekedar atau asal-asalan) yang tentu sajasesuai dengan kondisi yang melingkupinya.Demikian pula seseorang tidak boleh mendapatkanperlakuan yang berbeda dalam hal mendapatkanpelayanan kesehatan reproduksi hanya kerena yangbersangkutan memiliki keyakinan berbeda dalamkehidupan reproduksi. Misalnya seseorang tidakmendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilansecara besar hanya karena yang bersangkutan tidakber-KB atau pernah menyampaikan suatu aspirasiyang berbeda dengan masyarakat sekitar. Pelayanan

Page 22: Pendewasaan Usia Perkawinan

16 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

juga tidak boleh membedakan apakah seseoranngtersebut perempuan atau laki-laki. Hal ini disebutdengan diskriminasi gender.

B. Masalah-Masalah Dalam Pemenuhan Hak-HakReproduksi Pada Remaja.

Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks danmengkhawatirkan. Berbagai data menunjukkan bahwapenerapan pemenuhan hak reproduksi bagi remaja belumsepenuhnya mereka dapatkan, antara lain dalam halpemberian informasi. Hal ini dapat dilihat dari masihrendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatanreproduksi yaitu tentang masa subur. Remaja perempuandan laki-laki usia 15-24 tahun yang mengetahui tentang masasubur mencapai 65% ( SDKI 2007 ) terdapat kenaikandibanding hasil SKRRI tahun 2002-2003 sebesar 29% dan32%. Remaja perempuan dan laki-laki yang mengetahuirisiko kehamilan jika melakukan hubungan seksual sekalimasing-masing mencapai 63% (SDKI 2007) terdapatkenaikan dibanding hasil SKKRI tahun 2002-2003 sebesar49% dan 45%. Hasil penelitian tentang pengetahuanPenyakit Menular Seksual (PMS) yang dilakukan di DKIJakarta oleh LD-UI tahun 2005 menunjukkan bahwapengetahuan remaja tentang PMS masih sangat rendahkecuali mengenai HIV dan AIDS yaitu sekitar 95%, Rajasinga sekitar 37%, penyakit kencing nanah 12%, herpesgenitalis 3%, klamida/kandidiasis 2%, Jengger ayam 0,3%.

Page 23: Pendewasaan Usia Perkawinan

17C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Data diatas menunjukkan bahwa pengetahuan remajatentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) masih sangatrendah karena terbatasnya akses informasi KRR kepadaremaja.

Demikian pula halnya dengan pemberian pelayanankesehatan reproduksi bagi remaja. Kelompok remajamemiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukanpelayanan yang juga spesifik. Namun sayangnya selama inimasih sangat sedikit pelayanan kesehatan reproduksi yangdikhususkan bagi remaja. Pelayanan kesehatan untuk remajayang ada saat ini lebih dirancang untuk melayani orangdewasa atau pasangan suami istri. Di sisi lain ada indikasitingginya perilaku seksual bebas dikalangan remaja yangdapat berakibat terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan,PMS dan Infeksi Menular Seksual. Remaja yang cenderungrentan terkena dampak kesehatan reproduksi adalah remajaputus sekolah, remaja jalanan, remaja penyalahguna napza,remaja yang mengalami kekerasan seksual, korbanperkosaan dan pekerja seks komersial. Mereka inisebenarnya memerlukan pelayanan kesehatan reproduksiyang lebih spesifik atau yang juga dikenal dengan strategipelayanan remaja yang bermasalah atau dikenal denganistilah strategi second chance. Bagi remaja yang mengalamiresiko Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS dan Napza)yang memerlukan pelayanan kesehatan ternyata belumdapat akses ketempat pelayanan sesuai yang diinginkan. Halini karena tempat-tempat pelayanan yang ramah remajamasih sangat sedikit.

Page 24: Pendewasaan Usia Perkawinan

18 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diharapkanPemerintah melalui berbagai sektor baik Pusat maupundaerah serta, LSM dapat berperan aktif memberikaninformasi dan pelayanan serta pemenuhan hak-hakreproduksi bagi remaja. Dengan mendapat informasi yangbenar mengenai resiko Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR),maka diharapkan remaja akan semakin berhati-hati dalammelakukan aktifitas kehidupan reproduksinya. Untuk ituPemerintah dituntut untuk menyediakan perangkat peraturanPerundang-Undangan yang banyak berpihak kepada remaja.Karena hak reproduksi merupakan bagian integral dari hakazasi manusia maka pemerintah berkewajiban untukmelindungi individu/masyarakat yang hak reproduksinyadilanggar.

Page 25: Pendewasaan Usia Perkawinan

19C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

BAB IIIPENDEWASAAN USIA PERKAWINAN

A. Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan

Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untukmeningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehinggamencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahunbagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedarmenunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agarkehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa.Bahkan harus diusahakan apabila seseorang gagalmendewasakan usia perkawinannya, maka penundaankelahiran anak pertama harus dilakukan. Dalam istilah KIEdisebut sebagai anjuran untuk mengubah bulan madumenjadi tahun madu.

Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dariprogram Keluarga Berencana Nasional. Program PUPmemberikan dampak pada peningkatan umur kawinpertama yang pada gilirannya akan menurunkan TotalFertility Rate (TFR).

Tujuan program pendewasaan usia perkawinan adalahmemberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agardidalam merencanakan keluarga, mereka dapatmempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengankehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional,pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah danjarak kelahiran. Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada

Page 26: Pendewasaan Usia Perkawinan

21C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

kehamilan, 2) Masa menjarangkan kehamilan dan, 3) Masamencegah kehamilan. Kerangka ini dapat dilihat sepertibagan dibawah ini.

Dari bagan tersebut yang terkait langsung denganpendewasaan usia kawin adalah bagian pertama darikeseluruhan kerangka program pendewasaan usia kawin danperencanaan keluarga. Bagian kedua dan ketiga darikerangka dimaksud adalah untuk pasangan usia subur.Informasi berkaitan dengan masa menjarangkan kehamilandan masa mencegah kehamilan, perlu disampaikan kepadapara remaja agar informasi tersebut menjadi bagian daripersiapan mereka untuk memasuki kehidupan berkeluarga.Dibawah ini akan diuraikan ciri dan langkah-langkah yangdiperlukan bagi remaja apabila memasuki ketiga masareproduksi tersebut.

20 th 35 th

Masa Menunda Perkawinandan Kehamilan

Masa menjarangkanKehamilan

Masa mencegahKehamilan

BAGAN PERENCANAAN KELUARGA

Page 27: Pendewasaan Usia Perkawinan

23C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

• Timbulnya kesulitan persalinan

• Bayi lahir sebelum waktunya

• Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

• Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni kevagina)

• Fistula Retrovaginal ( keluarnya gas dan feses/tinjake vagina)

• Kanker leher rahim

Penundaan kehamilan pada usia dibawah 20 tahun inidianjurkan dengan menggunakan alat kontrasepsisebagai berikut:

a) Prioritas kontrasepsi adalah oral pil, oleh karenapeserta masih muda dan sehat

b) Kondom kurang menguntungkan, karena pasangansering bersenggama (frekuensi tinggi) sehingga akanmempunyai kegagalan tinggi.

c) AKDR/Spiral/IUD bagi yang belum mempunyai anakmerupakan pilihan kedua. AKDR/Spiral/IUD yangdigunakan harus dengan ukuran terkecil.

2. Masa Menjarangkan kehamilan

Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUSberada pada umur 20-35 tahun. Secara empirikdiketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan padaperiode umur 20-35 tahun, sehingga resiko-resiko medikyang diuraikan diatas tidak terjadi. Dalam periode 15

Page 28: Pendewasaan Usia Perkawinan

25C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

b) Pilihan ke dua kontrasepsi adalah IUD/AKDR/Spiral

c) Pil kurang dianjurkan karena pada usia ibu yangrelatif tua mempunyai kemungkinan timbulnyaakibat sampingan.

Page 29: Pendewasaan Usia Perkawinan

27C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

BAB IVPENUTUP

Buku Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi

Bagi Remaja Indonesia ini disiapkan sebagai informasi dasar

materi program KRR. Oleh sebab itu materi pendewasaan usia

perkawinan ini diharapkan dapat dibaca dan dipelajari oleh : 1).

Para remaja, 2). Para Pembina dan Pengelola Program KRR dan

3). Para Pembina dan Pengelola PIK-KRR sendiri (ketua,

penanggung jawab administrasi, penanggung jawab program/

kegiatan, pendidik sebaya dan konselor sebaya). Sehingga dengan

demikian infomasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan bisa

disampaikan secara lebih luas dan dalam kepada para remaja.

Dapat dibaca dan dipelajari langsung oleh para remaja.

Materi Pendewasan Usia Perkawinan dalam buku ini

diintegrasikan kedalam Bagan Perencanaan Keluarga yang

diadopsi dari Pola Dasar Pemakaian Kontrasepsi Rasional (lihat

buku Paket Pelatihan Pendidikan KB Buku 2, BKKBN, tahun

1992). Sehingga dari Bagan Perencanaan Keluarga tersebut, dari

3 bagan yang ada yang berkaitan langsung dengan PUP bagan

pertama yaitu Masa Penundaan Perkawinan dan Kehamilan.

Bagan ke dua dan ke tiga berkaitan dengan penjarangan

kelahiran dan pencegahan. Informasi tentang penjarangan dan

pencegahan kehamilan juga perlu disampaikan kepada para

remaja sehingga sebelum memasuki kehidupan berkeluarga

mereka sudah siap dengan konsep Perencanaan Keluarga.

Page 30: Pendewasaan Usia Perkawinan

28 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Materi tentang PUP yang ditulis dalam buku ini seperti diuraikan

diatas berfokus pada perlunya penundaan usia kawin dari segi

medik. Hal ini dimaksudkan agar pesan PUP itu bisa secara

lebih effektif sampai kepada khalayak remaja. Alasan PUP dari

segi medik itu berlaku bagi semua latar belakang dan konteks

sosial, pendidikan, ekonomi dan budaya remaja. Dengan kata

lain kalau uraian yang disampaikan dalam buku ini tentang

alasan sosial,pendidikan, ekonomi dan budaya dari remaja yang

bersangkutan, maka alasan-alasan ini bisa tidak mengena

terhadap semua kelompok remaja yang ada.

Page 31: Pendewasaan Usia Perkawinan

29C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, Advokasi dan KIE Program KB, Jakarta, 2006

BKKBN, Buku Tanya Jawab Hak-Hak Reproduksi, Jakarta, 2002

BKKBN, Remaja Memahami Dirinya, Jakarta, 2002

BKKBN, Lembar Balik Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi,

Jakarta, 2006

BKKBN, Pendidikan Keluarga Berencana, buku paket 2, Jakarta,

1979

BKKBN, Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling

Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta, 2008

BKKBN, SDKI tahun 2007

Page 32: Pendewasaan Usia Perkawinan

http://ceria.bkkbn.go.id

Page 33: Pendewasaan Usia Perkawinan

Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalahupaya untuk meningkatkan usia pada

perkawinan pertama, sehingga mencapai usiaminimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun

bagi wanita dan 25 tahun bagi pria.

PUP bukan sekedar menunda sampai usiatertentu saja, tetapi mengusahakan agar

kehamilan pertama pun terjadi pada usia yangcukup dewasa. bahkan harus diusahakan

apabila seseorang gagal mendewasakan usiaperkawinannya, maka penundaan kelahirananak pertama harus dilakukan. Dalam istilah

kita disebut sebagai anjuran mental mengubahbulan madu menjadi tahun madu.