Upload
mansyur-sqe
View
120
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL : SENIN, 18 MARET 2013 NAMA : MANSYURACARA : IV FILUM COELENTERATA NO. MHS : D61112007
I. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari praktikum Paleontologi ini adalah sebagai syarat lulus mata
kuliah Paleontologi dan sebagai salah satu bentuk pembelajaran dan pemahaman
terhadap Paleontologi yang menunjang kuliah di dalam kelas.
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah agar setiap praktikan dapat
mengerti dan mampu mengidentifikasi fosil filum coelenterata, bagian – bagian
tubuh, proses pemfosilan, bentuk tubuh, dan manfaat filum coelenterata .
II. ALAT DAN BAHAN
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Sampel fosil filum Coelenterata
2. HCl 0.1 M
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Lap kasar
2. Lap Halus
3. Alat tulis menulis
III. TEORI RINGKAS
III.1. Pengertian
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelenteron yang
artinya rongga. Jadi, Coelenterata adalah hewan invertebrata yang memiliki rongga
tubuh. Rongga tersebut digunakan sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).
Namun filum Coelenterara lebih dikenal dengan nama Cnidaria. Kata
Cnidaria berasal dari bahasa Yunani, cnido yang berarti penyengat karena sesuai
dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat tersebut terletak pada
tentakel yang terdapat di sekitar mulutnya.
III.2 Ciri – ciri
Adapun ciri-ciri dari filum Coelenterata antara lain sebagai berikut :
1. Tubuh simetris radial.
2. Diploblastik (tubuh terdiri dari dua lapisan jaringan) yaitu ektoderm (epidermis)
berfungsi sebagai pelindung dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis)
berfungsi untuk pencernaan.
3. Memiliki rongga tubuh yang digunakan sebagai usus.
4. Habitat diperairan, baik perairan tawar maupun laut.
5. Pencernaan makanan dengan sistem gastrovaskuler.
6. Memiliki lengan (tentakel) yang dilengkapi dengan cnidoblast yang berisi sel
beracun dan benda seperti sengat yang disebut nematochis. Bila cnidoblast
tersentuh maka mematochis akan dijulurkan digunakan untuk menangkap dan
melumpuhkan mangsanya mangsanya, disamping sebagai alat pertahanan
terhadap serangan musuh.
7. Memiliki 2 tipe tubuh, yaitu: Tipe polip, tipe tubuh yang hidupnya tak bebas
atau menempel pada substrat tertentu. Tipe medusa (seperti payung), merupakan
tipe tubuh yang dapat hidup bebas, karena memiliki kemampuan untuk
berenang.
8. Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang
berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
9. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang
terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari
bahan gelatin.
III.3. Cara Hidup
Coelentera hidup secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan
kecil lainnya yang berada di air. Coelenterata lumpuhkan mangsanya dengan
menggunakan tentakelnya yang memiliki sel knidosit. Setelah mangsanya itu
lumpuh, tentakel menggulung dan membawa mangsa ke mulut.
Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik itu air laut ataupun air tawar. Sebagian
besar hidup berkoloni atau soliter. Coelenterata yang berbentuk polip hidup soliter
atau berkoloni di dasar air. Polip tidak dapat berpindah tempat. Sedangkan
coelenterata yang berbentuk medusa dapat melayang bebas di dalam air.
III.4. Bentuk Tubuh dan Fase Hidup
Anggota filum Coelenterata memilki dua bentuk tubiuh yaitu polip dan medusa.
a) Fase Polip Coelenterata
Daur hidup Coelenterata mengalami fase polip dan fase medusa. Pada fase
polip hidup Coelenterata menempel di batuan perairan. Bentuknya seperti silinder
dengan ujung yang satu terdapat mulut yang dikelilingi tentakel dan ujung lain
buntu untuk melekatkan diri. Polip ini umumnya hidup secara soliter atau
menyendiri, tetapi ada pula yang membentuk koloni, karena dia melekat jadi tidak
dapat bergerak bebas. Polip yang membentuk koloni mempunyai beberapa macam
bentuk menurut fungsinya, yaitu polip untuk makan yang disebut gastozoid. Polip
yang digunakan untuk pembiakan dengan menghasilkan medusa
disebut gonozoid dan polip untuk pertahanan. Koloni dari beberapa bentuk polip
disebut polimorfisme.
b) Fase Medusa Coelenterata
Pada fase medusa, Coelenterata hidup melayang-layang di perairan. Bentuk
tubuh Coelenterata tampak seperti payung/lonceng dengan tantakel pada bagian
tepi yang melingkar, tampak transparan, dan berenang bebas. Di bagian tengah
permukaan bawahnya terdapat mulut. Bentuk tubuh lain Coelenterata seperti bunga
mawar dan mendapat julukan “mawar laut”.
Fungsi dari medusa adalah untuk berkembang biak Coelenterata secara
seksual, jadi pada fase medusa ini akan menghasilkan sperma dan ovum. Tidak
semua Coelenterata mempunyai bentuk polip dan medusa, ada yang hanya
mempunyai bentuk polip saja.
Keterangan :
1. Epidermis : epitelium luar berfungsi sebagai pelindung
2. Gastrodermis : epitelium dalam berfungsi sebagai pencernaan, berasal dari
bahan gelatin. Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis
kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang.
3. Gastovascular cavity : rongga gastrovaskuler berfungsi sebagai usus
4. Mesoglea : lapisan bukan sel yang terdapat di antara lapisan epidermis dan
gastrodermis
5. Mulut/anus : Mulut dan anus pada filum ceolenterata terdapat pada satu
lubang
6. Body stalk : batang tubuh
7. Tentakel : organ tubuh yang dapat memanjang dan fleksibel
III.5. Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
1. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas
selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat
kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk
koloni.
2. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan
sperma). Gamet dihasilkan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan
beberapa Coelenterata bentuk polip (Contoh Hydra)
III.6. Klasifikasi Coelenterata
Secara garis besar coelenterate terbagi menjadi 3 kelas, yaitu hydrozoa,
scyphozoa, dan anthozoa.
1. Kelas Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar
memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Contoh
Hydrozoa yang soliter adalah Hydra, Physalia, Contoh Hydrozoa yang hidupnya
berkoloni di laut: Obelia yang memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus
hidupnya. Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan
tawar. Hewan ini dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk
bergerak dan juga sekaligus untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut
dilengkapi dengan nematosit, yaitu sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk
melumpuhkan mangsanya. Hydra berkembang biak secara vegetatif dengan tunas
dan generatif dengan peleburan sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan
monoesius (hermaprodit), hewan ini tidak bisa melakukan pembuahan sendiri
karena dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga
dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.
Ciri-ciri umum kelas ini yaitu:
1. Berbentuk koloni
2. Besarnya + sebesar mulut kerucut, menggerambul
3. Didapatkan dipantai pada batu-batuan (melekat), pada cangkuk Mullusca.
4. Koloni ini terikat pada substrat dengan bantuan hydrorhizanya (akar)
5. Bentuk tubuhnya seperti batang yang bercabang-cabang yang disebut
Hydrocaulis
6. Pada hydracaulis tumbuh 2 macam bentuk cabang (Palyp) yaitu Hydrant dan
Gonangium
7. Hydrant : Berfungsi menangkap mangsa dan mengurus makanan
(vegetatif). Ditandai dengan adanya banyak kentakel.
8. Gonongium : Berfungsi mengurus perkembang biakan (generatif). Bentuk
gonongium silindris, dengan ujung melekat sedikit dan berwarna tranparant
dan disebut dengan Gonotheca. Di dalam gonotheca terdapat sumbu
(blastostyle)
9. Blastostyle merupakan : Tempat tumbuh kuncup bakal medusae (ada yang
menyebut ubur-ubur pada skelia)
10.Medusae akan ada 2 macam yaitu : Medusae ♂ menghasilkan sperma
(biasanya berekor) dan Medusae ♀ menghasilkan ovum
11.Ovum dan sperma dikeluarkan dalam laut dan terjadilah pembuahan (diluar
medusae dalam air laut). Setelah terjadi pembuahan terbentuk
zygot blestula “planula yang berambut getar”
12.Kemudian planula melekat pada suatu obyek dan tumbuh menjadi polips yang
kecil. Dan secara asexuil bisa membentuk kuncup dan terjadilah obelia yang
baru.
13.Obelia yang mengalami pergantian keturunan “Metagenesus” yaitu keturunan
phase.
14.Vegetatif polip-polip kecil / seperti lumut bercabang
15.Generatif medusa
Jadi antara polip kecil (seperti lumut) dan medusae seolah-olah merupakan
hewan tersendiri padahal hanya merupakan siklus hidup. Misal : pada ulat dan
kupu-kupu.
2. Kelas Scyphozoa
Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering
disebut ubur-ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada suatu obyek di
dasar laut, fase medusa (generatif) terbentuk seperti paying atau mangkuk, pada
bagian pinggir medusa terdapat tentakel-tentakel, medusa biasanya diketemukan
berenang dipermukaan laut, dibagian tengah sisi cekungnya ditemukan mulut yang
terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih seperti pita dan dibagian
pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini adalah aurellia,
gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari perutnya.
Siklus hidup:
1. Ada yang jantan ada yang betina.
2. Spertratozoid akan berenang di dalam air laut kemudian mencari dan memasuki
kedalam mulut medusa, kemudian masuk kedalam enterm untuk membuahi sel
telur kemudian berbentuk zygot.
3. Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae ♀ dan untuk remintara
didukung dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva yang
berambut getar (planula).
4. Setelah terbentuk planula maka planula ini lepas dari induknya dan berenang-
renang. Kemudian melekat pada suatu obyek didasar laut. Dan ditempat ini
kemudian tumbuh menjadi polyp baru dan berbentuk seperti trompet yang disbut
Schyphistoma.
5. Schyphistome membagi diri secara tranversal sehingga terbentuk sekumpulan
mas’ yang masing-masing berbentuk seperti cakram. Keadaan ini disebut phase
Strobila
6. Kemudian pada setiap cakram yang terbentuk akan tumbuh bertakel. Kemudian
pemisahan diri dimulai pada cakram yang paling atas / tua kemudian cakram
yang dibawahnya dan sebagainya dan seterusnya.
7. Cakram yang terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut
Ephyra. Secara berangsur-angsur ephyra akan tumbuh menjadi Medusae
dewasa : Medusae ♂ dan Medusae ♀
3. Kelas Anthozoa
Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh menyerupai
bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip
Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di
laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas
dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
1. Ordo Actiniria
ciri-ciri:
1. Menempel pada batu karang
2. Berukuran s/d 2 feet
3. Makanan : Invetebrata, Udang
4. Tubuh berbentuk : Silindris pendek, Bagian atas dilengkapi dengan tentakel,
Bagian bawah untuk melekatkan dirinya pada suatu obyek. Mulut berada
dibagian atas tengah yang dihubungkan dengan enteron yang bersatu dengan
suatu saluran yang berbentuk tabung yang disebut Gullet.
5. Disamping sisi pharyax dilengkapi dengan alur licin dan bersilia disebut
Siphonoglyph. Siphonoglyph merupakan jalan air masuk ke dalam enterennya.
Enteron terbagi dalam 6 buah septa / sekat yang menghubungkan gastrodermis
hingga bagian phorinkx. Septa ini merupakan tonjolan di dalam hingga
berhubungan dengan pharys (septa Primain), Tetapi pharyn untuk bagian bawah
bebas, Septa ini disebut septa Primair.
6. Air dapat masuk dari ruang satu ke ruang yang lain melalui Ostia yang ada pada
septa tadi.
7. Diantara septa primair terdapat juga septa-septa yang lain yaitu septa sekundair
tetapi septa sekunder tidak mencapai pharynx
8. Ada juga Septa Tentier yaitu Septa yang paling pendek.
9. Pada bagian tepi dari Septa yang bebas (yang terletak dalam enteron dibawah
pharynx) berkembang menjadi bentukan yang tebal dan disebut Digestic
Filament Dalam Digistic Filament terdapat sel-sel kelenjar yang menghasilkan
getah pencernakan.
10. Dekat dengan bagian dasar Digestic Filament terdapat benang-benang yang
disebut dengan Acontio.
11. Di dalam Acontio dilengkapi dengan kelenjar dan nematocysts
12. Merupakan lurus yang sel kelaminnya terpisah (♂&♀) ganad terdapat dibagian
tepi dari Septa tersebut.
2. Ordo Madreporaria:
1. Susunan tubuh pada prinsipnya sama dengan anemone / metridium
2. Perbedaannya antara lain : Madreporaria, Bagian enterderm mensekresikan zat
kapur yang berfungsi sebagai kerangka. Kerangka ini disebut Calcareous
Skeleton atau Coral yang berwarna putih (pada umumnya) dan merah
3. Pembentukan kerangka : Mula-mula pada pangkal dimana hewan itu melekat,
dengan membentuk kuncup, kemudian kuncup tumbuh lagi sehingga akhirnya
membentuk koloni yang bercabang-cabang.
4. Contoh-contoh : Acropora, Berbentuk koloni bercabang-cabang seperti pohon.
Stylopora, Berbentuk melekuk-lekuk. Leptoria Tenuis, Berbentuk melekuk-
leku seperti otak mamalia. Fungia, Berbentuk seperti janin.
3. Ordo : Antipatharia, Disebut juga Eupixaura Antipathen (Akar Bahar)
Ciri - ciri
1. Hidupnya koloni
2. Mensekresikan zat tanduk sebagai kerangkanya. Karang-karang laut ini
(Hexacorallia) ini menuntut syarat lingkungan hidup yang tertentu.
3. Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C, Dalam laut + 35
m, Terletak pada lingkungan antara 280 LU dengan 280 LS, Andaikata ada
perubahan temperatur maka perubahan tak melebihi 60C naiknya dan 60C
turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa banyak mengandung O2. Air laut
harus jernih, Air laut mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.
III.7. Kegunaan Coelenterata
ASISTEN PRAKTIKAN
ASRI RAHMAN AGRI MANSYUR
Banyak sekali manfaat coelenterata ini dalam kehidupan. Ubur-
ubur salah satu anggota filum Coelenterata sering dimanfaatkan oleh
orang Jepang untuk bahan makanan dan sebagai bahan kosmetik.
Coelenterata ada yang membentuk karang yang bentuknya bervariasi dan
sangat indah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai objek yang berkaitan
dengan pariwisata yang dibentuk dari jenis hewan Anthozoa. Ada juga
Coelenterata yang membentuk rangka dari zat tanduk yang sering dikenal
sebagai akar bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat
digunakan sebagai gelang dari jenis Anthozoa.
Referensi :
• Penuntun Praktikum Paleontologi
• Arif Hidayat. Biologi untuk SMA kelas X
• Sutrisno. Biologi untuk SMA kelas X
• http://alvyanto.blogspot.com/2012/10/phylum-coelenterata.html
• http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-x/coelenterata-dan-ciri-
cirinya/