12
0. 0. 3% Results of plagiarism analysis from 2019-01-23 02:31 UTC Jurnal urnal -Melati Melati -Volume olume -23-Nomor omor -2-1.pdf 1.pdf Date: 2019-01-23 02: 18 UTC All sources 53 Internet sources 3 [51] https://anzdoc.com/media-kekayaan-negara.html 0.1 0.1 % 1 matches [53] https://www.goodreads.com/book/show/6384...n-kinerj a-perusahaan 0.1 0.1 % 1 matches [54] tokobukusetiono. blogspot.com/2016/02/budaya-organisasi-dan-peningkatan.html 0.1 0.1 % 1 matches 11 pages, 11 pages, 4888 words ords A very light text-color was detected that might conceal letters used to merge words. Plag Plag Le vel el : selected selected / o verall erall 292 matches from 55 sources, of which 55 are online sources. Settings ettings Data policy: Compare with web sources, Check against my documents Sensitivity: Medium Bibliography: Consider text Citation detection: Reduce PlagLevel Whitelist: --

PENDAHULUAN - stiekhad.ac.id · fisik yang dapat memberikan manfaat ekonomi pada ... selama 4 tahun dengan tarif penyusutan 25%. Tabel 3.6 Rincian biaya penyusutan bangunan selama

  • Upload
    doandan

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

0.0.3% Results of plagiarism analysis from 2019-01-23 02:31 UTC

Jurnalurnal -MelatiMelati -Volumeolume-23-Nomoromor -2-1.pdf1.pdf

Date: 2019-01-23 02:18 UTC

All sources 53 Internet sources 3

[51] https://anzdoc.com/media-kekayaan-negara.html

0.10.1% 1 matches

[53] https://www.goodreads.com/book/show/6384...n-kinerja-perusahaan

0.10.1% 1 matches

[54] tokobukusetiono.blogspot.com/2016/02/budaya-organisasi-dan-peningkatan.html

0.10.1% 1 matches

11 pages, 11 pages, 4888 wordsords

A very light text-color was detected that might conceal letters used to merge words.

PlagPlagLeevelel : selected selected / ooverallerall

292 matches from 55 sources, of which 55 are online sources.

Settings ettings

Data policy: Compare with web sources, Check against my documents

Sensitivity: Medium

Bibliography: Consider text

Citation detection: Reduce PlagLevel

Whitelist: --

1

EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI METODE PENYUSUTAN AKTIVA BERDASARKAN FAKTOR WAKTU TERHADAP PENINGKATAN LABA PT. GRAHA AGUNG PROPERTINDO GRESIK

MASRAM

ABSTRAK

Perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh laba yang optimal. Untuk mencapai tujuannya dalam

memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dalam perusahaan. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan yaitu aktiva yang mempunyai umur

ekonomis lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang efektif dan efisien dalam penggunaan metode penyusutan aktiva. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana

efektivitas metode penyusutan aktiva tetap berdasarkan faktor waktu yang diterapkan terhadap peningkatan laba PT. Graha Agung Propertindo Gresik? (2) Bagaimana efisiensi metode penyusutan aktiva tetap berdasarkan faktor waktu yang diterapkan terhadap peningkatan laba PT. Graha Agung Propertindo Gresik?. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui efektivitas metode penyusutan aktiva berdasarkan faktor

waktu terhadap peningkatan laba PT. Graha Agung Propertindo Gresik. (2) Untuk mengetahui efisiensi metode penyusutan aktiva berdasarkan faktor waktu terhadap peningkatan laba PT. Graha Agung Propertindo Gresik. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah Laporan keuangan (neraca dan laba rugi) PT. Graha Agung Propertindo selama 3 periode dari tahun 2012-2014. Dengan mengambil sampel menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini ada dua variabel independent yaitu efektivitas metode penyusutan aktiva berdasarkan faktor

waktu dan efisiensi metode penyusutan aktiva berdasarkan faktor waktu. Sedangkan variabel dependent yaitu laba. Penelitian ini indikator efektivitas metode penyusutan aktiva tetap diukur dengan masa manfaat aktiva menggunakan metode penyusutan aktiva tetap berdasarkan faktor waktu. Indikator efisiensi metode penyusutan aktiva tetap diukur dengan biaya penyusutan menggunakan metode penyusutan berdsarkan faktor waktu. Sedangkan indikator laba diukur dengan laporan laba rugi dengan menggunakan metode penyusutan yang berbeda yaitu dengan menggunakan metode

penyusutan garis lurus, metode penyusutan saldo menurun berganda, dan metode penyusutan jumlah angka tahun. Instrument penelitian ini menggunakan dokumentasi. Teknik analisa data yang dipergunakan adalah menggunakan

rumus perhitungan penyusutan aktiva tetap sesuai dengan standart akuntansi keuangan yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas penyusutan aktiva tetap dan efisiensi penyusutan aktiva tetap

memiliki pengaruh terhadap peningkatan laba perusahaan. Secara perhitungan penggunaan metode penyusutan aktiva tetap pada perusahaan berdampak terhadap besarnya laba bersih perusahaan. Hal ini ditunjukkan bahwa penggunaan metode penyusutan garis lurus lebih tinggi sebesar 17,38% dibandingkan dengan metode saldo menurun berganda dan dengan kenaikan sebesar 17,48% dibandingkan dengan metode jumlah angka tahun. Sehingga dapat diketahui bahwa laba yang dilaporkan oleh PT. Graha Agung Propertindo Gresik dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus dibandingkan dengan metode saldo menurun berganda yang seharusnya diterapkan adalah lebih tinggi.

Kata Kunci : Efektivitas, Efisiensi, Aktiva Tetap, Metode Penyusutan Aktiva Berdasarkan Faktor Waktu, Laba. PENDAHULUAN

Perusahaan didirikan dengan beberapa tujuan yang ingin dicapai seperti, memperoleh laba yang optimal,

pertumbuhan terus menerus, dan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut,

perusahaan memerlukan elemen pendukung usaha seperti modal, tenaga kerja yang berkualitas, dan

faktor-faktor produksi lainnya.

Setiap tahun perkembangan dunia bisnis yang semakin maju menuntut para pengelola perusahaaan

untuk lebih baik dalam sistem pengelolaan perusahaan, terutama dalam pengelolaan faktor-faktor

produksi. Untuk mencapai tujuannya dalam memperoleh laba yang optimal atas investasi yang

telah ditanamkan dalam perusahaan. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan

dalam kegiatan normal perusahaan yaitu aktiva yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi.

Pada umumnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan adalah aktiva lancar atau aktiva tetap,

dimana kedua aktiva ini masing-masing mempunyai peranan sangat penting bagi perusahaan, aktiva lancar merupakan harta yang dapat dikomsumsi atau mudah

dicairkan sedangkan aktiva tetap adalah sarana penunjang yang dimiliki perusahaan untuk

mempelancar kegiatan operasional perusahaan, tidak untuk diperjual belikan dan merupakan pengeluaran

perusahaan yang relatif besar. Aktiva tetap berwujud

2

(Tangible fixed asset) adalah aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen dan dapat diamati secara

fisik yang dapat memberikan manfaat ekonomi pada masa mendatang bagi perusahaan seperti tanah,

bangunan, mesin, peralatan pabrik maupun kantor atau kendaraan. Aktiva tetap berfungsi untuk menjalankan

kegiatan perusahaan, untuk itu diperlukan pengolaan yang efektif dan efisien dalam penggunaan,

pemeliharaan, maupun pencatatan. Nilai ekonomis suatu aktiva tetap dapat dibebankan secara tepat dan

salah satu caranya adalah dengan menentukan metode penyusutan.

Pada umumnya aktiva tetap merupakan harta perusahaan yang nilainya materil dibandingkan harta lainnya. Investasi yang tertanam dalam aktiva tetap

cukup besar nilainya, sehingga mutlak diperlukan pengelolaan yang baik. Untuk mencapai hasil

maksimal yang diinginkan penggunaan aktiva tetap harus secara efektif dan efisien. Penggunaan yang

efektif dengan memanfaatkan aktiva tetap yang ada dalam jumlah tertentu untuk menghasilkan sejumlah

barang dan jasa tepat pada waktunya. Jadi efektivitas adalah perbandingan antara pemanfaatan sumber daya

dengan waktu yang dicapai untuk mendapatkan hasil yang telah ditetapkan. Penggunaan yang efisien

dengan sedikit kegiatan operasional aktiva tetap namun memberi manfaat yang besar bagi perusahaan. Sehinggga efektivitas dan efisiensi penggunaan aktiva

tetap sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk pengelolaan dan pemeliharaan secara optimal guna

memaksimalkan besar kecilnya laba yang didapat perusahaan. Sedangkan dari segi pencatatan, metode penyusutan yang diterapkan perusahaan telah

memperhatikan perubahan nilai aktiva yang menurun disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya manfaat yang telah diberikan aktiva tetap tersebut.

Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005 : 395) “Penurunan harga perolehan karena menurunnya

kegunaan sejalan dengan berlalunya waktu dalam penggunaan disebut penyusutan (Depreciation)”.

Perusahaan harus mampu menerapkan metode penyusutan aktiva yang tetap pada aktiva tertentu.

Metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi biaya penyusutan yang berbeda sehingga akan

mempengaruhi harga pokok penjualan dan beban usahan yang akan mempengaruhi besar kecilnya laba

yang akan diperoleh perusahaan dan mempengaruhi besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan

oleh perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, metode penyusutan aktiva tetap harus ditentukan secara tepat

agar biaya penyusutan yang dibebankan dapat mencerminkan kewajaran nilai aktiva tetap pada

neraca. Pada umumnya nilai ekonomis suatu aktiva tetap akan mengalami penurunan yang disebabkan

pemakaian dan kerusakan, keusangan karena faktor ekonomis dan teknis. Nilai perolehan pada suatu

aktiva tetap berwujud akan mengalami penurunan karena adanya pemakaian atas aktiva tetap berwujud

tersebut. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan masalah pada biaya reparasi atau

pemeliharaan apakah relatif konstan sepanjang umur aktiva tetap atau semakin meningkat. Karena itu pihak

manajemen harus berhati-hati dalam menerapkan kebijakan khususnya jumlah pengeluaran pendapatan

(revenue expenditure), sebaliknya pengeluaran untuk aktiva diatas jumlah minimal yang harus dikapitalisasi sebagai pengeluaran modal (capital expenditure). Pengaturan aktiva tetap dalam ketentuan PSAK

nomor 16 (2007) yang sudah direvisi IFRS dapat menjadi dasar perusahaan untuk meningkatkan

kualiatas standar akuntansi keuangan yang digunakan dan hendaknya pihak manajemen mampu mendorong kreatifitas pekerja dan sering melakukan evaluasi hasil

kerja. Kondisi seperti ini yang selanjutnya menciptakan efektivitas dan efisiensi penggunaan

aktiva tetap, serta pemilihan yang tepat metode penyusutan aktiva tetap pada PT Graha Agung

Propertindo. Dari evaluasi yang dilakukan, diharapkan kegiatan operasional perusahaan yang berhubungan

dengan aktiva tetap berjalan dengan tepat sesuai tujuan yang ingin dicapai yaitu memperoleh laba yang optimal. METODE PENELITIANN Pengertian Penelitian

Narbuko dan Achmadi (2010) mendefinisikan, penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai

menyusun laporannya. Menurut Suryabrata (2010) penelitian adalah suatu

proses yaitu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna

mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis data dan analisisnya metode penelitian diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

a) Metode penelitian yang bersifat kuantitatif Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2011), disebut

sebagai positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivistic. Metode ini juga dikenal sebagai metode ilmiah atau metode scientific karena telah memenuhi

kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis, karena proses

penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola). b). Metode penelitian yang bersifat kualitatif

3

Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011), sering disebut metode penelitian naturalistic karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang ilmiah, metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian

bidang antropologi budaya, disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih

bersifat kualitatif Susunan Kerangka Kerja

Gambar 2.1. Kerangka Kerja Variabel Operasional Definisi operasional merupakan penyebaran

dari variabel penelitian, menggambarkan hubungan antara variabel tertentu serta menguji kebenaran suatu

hipotesis. Disamping itu definisi operasional variabel dimaksudkan untuk memudahkan pengukuran masing-

masing variabel dalam penelitian melalui indikator- indikatornya. Adapun definisi operasional variabel

dalam penelitian ini adalah : Tabel 2.1 Variabel Operasional

Tabel 2.4.1. Variabel Operasional

2.1. Tabel Variabel Operasional

4

HASIL PENELITIAN Analisis Data

1. Efektivitas Metode Penyusutan Aktiva Berdasarkan Faktor Waktu

Berdasarkan pengambilan data yang diperoleh dari perusahaan, analisis terhadap penerapan metode

penyusutan aktiva tetap dapat dilakukan berdasarkan laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan

nilai aktiva tetap) selama 3 tahun mulai tahun 2012-2014 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Neraca PT. Graha Agung Propertindo

Gresik periode 2012-2014 Perhitungan penyusutan perusahaan menggunakan metode garis lurus. Biaya penyusutan selama tahun

2012-2014 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: pada tahun 2012 besar biaya penyusutan Rp

430.191.025, tahun 2013 besar biaya penyusutan Rp 430.191.025, tahun 2014 besar biaya penyusutan Rp

430.191.025.

Tabel 3.3 Laporan Nilai Aktiva Tetap PT. Graha

Agung Propertindo Gresik Periode 2012-2014 Dari data laporan keuangan neraca dan laporan nilai

aktiva PT. Graha Agung Propertindo Gresik periode 2012-2014 dapat digunakan untuk menghitung biaya penyusutan tiap aktiva tetap. Sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan 2004 ada beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan oleh perusahaan,

namun berkaitan dengan UU No.10/1994 serta Keputusan Mentri Keuangan (KMK) No 82/1995

untuk perusahaan sektor Real Estate and Property menggunakan metode penyusutan berdasarkan waktu, karena metode ini metode paling tepat dan konseptual.

Metode penyusutan berdasarkan waktu terdiri dari metode penyusutan garis lurus, metode saldo menurun berganda dan metode jumlah angka tahun.

a. Menghitung Masa Manfaat Aktiva Menggunakan Metode Penyusutan Garis

Lurus.

Tabel 3.4 Laporan Nilai Aktiva Pada Akhir Masa

Manfaat menggunakan Metode Garis Lurus Berdasarkan tabel 3.4 nilai aktiva pada akhir masa

manfaat menggunakan metode penyusutan garis lurus. Nilai bangunan Rp 895.114.453 habis disusutkan

selama 20 tahun dengan tarif penyusutan 5%. Nilai perabot kantor Rp 285.875.400 habis disusutkan

selama 10 tahun dengan tarif penyusutan 10%. Nilai kendaraan kantor Rp 793.245.000 habis disusutkan

selama 8 tahun dengan tarif penyusutan 12,5%. Nilai kendaraan proyek Rp 585.254.100 habis disusutkan selama 8 tahun dengan tarif penyusutan 12,5%. Nilai

peralatan kantor Rp 395.982.540 habis disusutkan selama 4 tahun dengan tarif penyusutan 25%. Nilai

peralatan proyek Rp 342.158.961 habis disusutkan selama 4 tahun dengan tarif penyusutan 25%.

Tabel 3.6 Rincian biaya penyusutan bangunan selama

masa manfaat (20 tahun) menggunakan metode garis lurus

Berdasarkan tabel 3.6 rincian biaya penyusutan bangunan selama masa manfaat yaitu selama 20 tahun.

5

Tahun ke-1 disusutkan Rp 44.755.723, tahun ke-2 disusutkan Rp 44.755.723, tahun ke-3 disusutkan Rp 44.755.723 dan seterusnya sampai tahun ke-20 dengan biaya penyusutan yang sama. Total biaya penyusutan selama 20 tahun sebesar Rp 895.114.453. Nilai aktiva bangunan habis dengan masa 20 tahun menggunakan metode penyusutan garis lurus karena nilai aktiva awal bangunan Rp 895.114.453 dikurangi biaya penyusutan Rp 895.114.453.

b. Menghitung Masa Manfaat Aktiva Menggunakan Metode Penyusutan Saldo

Menurun Beganda.

Tabel 3.6 Laporan Nilai Aktiva Pada Akhir Masa Manfaat menggunakan Metode Saldo Menurun

Berganda Berdasarkan tabel 3.6 Nilai aktiva pada akhir masa

manfaat menggunakan metode penyusutan saldo menurun berganda. Nilai bangunan Rp 895.114.453

disusutkan selama 20 tahun, tarif penyusutan 5% dengan sisa Rp 108.825.020. Nilai perabot kantor Rp

285.875.400 disusutkan selama 10 tahun, tarif penyusutan 10% dengan sisa Rp 30.695.638. Nilai

kendaraan kantor Rp 793.245.000 disusutkan selama 8 tahun, tarif penyusutan 12,5% dengan sisa Rp

79.414.069. Nilai kendaraan proyek Rp 585.254.100 disusutkan selama 8 tahun, tarif penyusutan 12,5%

dengan sisa Rp 58.591.494. Nilai peralatan kantor Rp 395.982.540 disusutkan selama 4 tahun, tarif

penyusutan 25% dengan sisa Rp 24.748.908. Nilai peralatan proyek Rp 342.158.961 disusutkan selama 4

tahun, tarif penyusutan 25% dengan sisa Rp 21.384.935.

Tabel 3.7 Rincian biaya penyusutan bangunan selama

masa manfaat menggunakan metode saldo menurun berganda

Berdasarkan tabel 3.7 rincian biaya penyusutan bangunan selama masa manfaat yaitu selama 20 tahun.

Setiap tahun biaya penyusutannya mengalami penurunan. Tahun ke-1 biaya penyusutan sebesar Rp

89.511.445, tahun ke-2 sebesar Rp 80.560.301, tahun ke-3 sebesar Rp 72.504.271, dan seterusnya sampai tahun ke-20. Nilai aktiva bangunan dengan masa 20

tahun menggunakan metode penyusutan saldo menurun berganda masih terdapat nilai perolehan

karena nilai aktiva awal bangunan Rp 895.114.453 dikurangi biaya penyusutan Rp 786.289.433.

Tabel 3.7 Laporan Nilai Aktiva Pada Akhir Masa Manfaat menggunakan Metode Jumlah Angka tahun

Berdasarkan tabel 3.7 Nilai aktiva pada akhir masa manfaat menggunakan metode penyusutan jumlah

angka tahun. Nilai bangunan Rp 895.114.453 habis disusutkan selama 20 tahun dengan tarif penyusutan

5%. Nilai perabot kantor Rp 285.875.400 habis disusutkan selama 10 tahun dengan tarif penyusutan

10%. Nilai kendaraan kantor Rp 793.245.000 habis disusutkan selama 8 tahun dengan tarif penyusutan 12,5%. Nilai kendaraan proyek Rp 585.254.100 habis disusutkan selama 8 tahun dengan tarif penyusutan

12,5%. Nilai peralatan kantor Rp 395.982.540 habis disusutkan selama 4 tahun dengan tarif penyusutan

25%. Nilai peralatan proyek Rp 342.158.961 habis disusutkan selama 4 tahun dengan tarif penyusutan 25%.

Tabel 3.9 Rincian biaya penyusutan bangunan selama masa manfaat menggunakan metode saldo menurun

berganda Berdasarkan tabel 3.9 rincian biaya penyusutan

bangunan selama masa manfaat yaitu selama 20 tahun.

6

Setiap tahun biaya penyusutannya mengalami penurunan. Tahun ke-1 biaya penyusutan sebesar Rp

89.511.445, tahun ke-2 sebesar Rp 80.560.301, tahun ke-3 sebesar Rp 72.504.271, dan seterusnya sampai tahun ke-20. Nilai aktiva bangunan dengan masa 20

tahun menggunakan metode penyusutan saldo menurun berganda masih terdapat nilai perolehan

karena nilai aktiva awal bangunan Rp 895.114.453 dikurangi biaya penyusutan Rp 786.289.433.

c. Menghitung Masa Manfaat Aktiva Menggunakan Metode Penyusutan Jumlah Angka

Tahun.

Tabel 3.10 Laporan Nilai Aktiva Pada Akhir Masa Manfaat menggunakan Metode Jumlah Angka tahun Berdasarkan tabel 3.10 Nilai aktiva pada

akhir masa manfaat menggunakan metode penyusutan jumlah angka tahun. Nilai bangunan Rp 895.114.453

habis disusutkan selama 20 tahun dengan tarif penyusutan 5%. Nilai perabot kantor Rp 285.875.400

habis disusutkan selama 10 tahun dengan tarif penyusutan 10%. Nilai kendaraan kantor Rp

793.245.000 habis disusutkan selama 8 tahun dengan tarif penyusutan 12,5%. Nilai kendaraan proyek Rp

585.254.100 habis disusutkan selama 8 tahun dengan tarif penyusutan 12,5%. Nilai peralatan kantor Rp

395.982.540 habis disusutkan selama 4 tahun dengan tarif penyusutan 25%. Nilai peralatan proyek Rp

342.158.961 habis disusutkan selama 4 tahun dengan tarif penyusutan 25%.

Tabel 3.11 Rincian biaya penyusutan bangunan

selama masa manfaat (20 tahun) menggunakan jumlah angka tahun

Berdasarkan tabel 3.11 rincian biaya penyusutan bangunan selama masa manfaat yaitu selama 20 tahun.

Setiap tahun biaya penyusutannya mengalami penurunan. Tahun ke-1 biaya penyusutan sebesar Rp

85.248.996, tahun ke-2 sebesar Rp 80.986.546, tahun

ke-3 sebesar Rp 76.724.096, dan seterusnya sampai tahun ke-20. Nilai aktiva bangunan dengan masa 20

tahun menggunakan metode penyusutan jumlah angka tahun habis disusutkan. Nilai aktiva awal bangunan

Rp 895.114.453 dikurangi biaya penyusutan Rp 895.114.453.

Efisiensi Metode Penyusutan Aktiva Berdasarkan Faktor Waktu

Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, untuk menilai tingkat efisiensi aktiva tetap dapat dilihat dari biaya penyusutan aktiva dengan

menggunakan 3 metode berdasarkan faktor waktu, yaitu terdiri dari metode penyusutan garis lurus,

matode penyusutan saldo menurun berganda, dan metode penyusutan jumlah angka tahun.

a. Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap Menggunakan Metode Garis Lurus.

Dalam metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan

tidak dipengaruhi dengan hasil atau outputyang diproduksi. Berikut perhitungan alokasi biaya

penyusutan garis lurus, tiap aktiva dapat dilakukan dengan cara perhitungan yang sama. Aktiva yang

dimiliki PT. Graha Agung Propertindo dan disusutkan terdiri dari bangunan, perabot kantor, kendaraan kantor, kendaraan proyek, peralatan kantor dan

peralatan proyek. Berikut salah satu contoh perhitungan aktiva bangunan, untuk perhitungan

aktiva lainnya dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Bangunan = tarif penyusutan x nilai aktiva bangunan = 5 % x Rp 895.114.453

= Rp 44.755.723 Tarif penyusutan bangunan sebesar 5% dan nilai

bangunan sebesar Rp 895.114.453 dapat dilihat pada tabel 4.3, kemudian dihitung berdasarkan rumus

metode penyusutan metode garis lurus. Untuk tarif penyusutan dan nilai aktiva lain juga dapat dilihat

pada tabel 4.3 dan dihitung berdasarkan rumus yang sama. Jadi biaya penyusutan menggunakan metode

penyusutan garis lurus sebagai berikut:

Tabel 3.12 Alokasi Biaya Penyusutan Metode Garis

Lurus b. Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap

Menggunakan Metode Saldo Menurun Berganda. Perhitungan penyusutan aktiva tetap menggunakan

metode saldo menurun berganda, beban penyusutan

7

diperoleh dengan mengalikan tarif penyusutan dengan nilai perolehan tahun pertama dan nilai buku tahun- tahun selanjutnya sehingga menghasilkan beban

penyusutan yang makin menurun tiap tahunnya selama umur ekonomis aktiva tersebut. Rumus :

Aktiva yang dimiliki PT. Graha Agung Propertindo

dan disusutkan terdiri dari bangunan, perabot kantor, kendaraan kantor, kendaraan proyek, peralatan kantor

dan peralatan proyek. Berikut salah satu contoh perhitungan aktiva bangunan, untuk perhitungan

aktiva lainnya dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Tabel 3.13 Alokasi Biaya Penyusutan Metode Saldo

Menurun Berganda c. Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap

Menggunakan Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun. Metode penyusutan ini menghasilkan tarif penyusutan

yang menurun dengan dasar penurunan pecahan dari nilai yang dapat disusutkan (harga perolehan

dikurangi dengan nilai sisa).Setiap pecahan menggunakan jumlah tahun sebagai bilangan penyebut dan jumlah tahun akhir dari estimasi umur kegunaan. Rumus :

Aktiva yang dimiliki PT. Graha Agung Propertindo

dan disusutkan terdiri dari bangunan, perabot kantor, kendaraan kantor, kendaraan proyek, peralatan kantor

dan peralatan proyek. Berikut salah satu contoh perhitungan aktiva bangunan, untuk perhitungan

aktiva lainnya dapat dilakukan dengan cara yang sama.

3.14. Hasil Uji Heterokedastisitas

Tabel 3.14 Alokasi Biaya Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun

c. Menghitung Selisih Perbandingan Biaya

d. Penyusutan Aktiva Tetap Menggunakan

Metode Garis Lurus, Metode Saldo Menurun Berganda dan Metode Jumlah

Angka Tahun.

Tabel 3.15 Total Biaya Penyusutan Tahun 2012-2014

Berdasarkan tabel 3.15 total biaya penyusutan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus pada tahun

2012 sebesar Rp 430.191.025, tahun 2013 sebesar Rp 430.191.025, tahun 2014 sebesar Rp 430.191.025. Menggunakan metode saldo menurun berganda pada

tahun 2012 sebesar Rp 860.382.051, tahun 2013 sebesar Rp 569.304.321, tahun 2014 sebesar Rp

395.215.445. Menggunakan metode jumlah angka tahun pada tahun 2012 sebesar Rp 738.816.075, tahun 2013 sebesar Rp 617.250.099, tahun 2014 sebesar Rp

495.684.123. Berikut grafik yang menggambarkan tingkat kenaikan biaya penyusutan selama tahun 2012-2014.

Gambar 3.1 Grafik biaya penyusutan menggunakan

metode garis lurus tahun 2012-2014. Berdasarkan gambar 3.1 biaya penyusutan

menggunakan metode penyusutan garis lurus pada tahun 2012 sebesar Rp 430.191.025, tahun 2013

sebesar Rp 430.191.025, dan tahun 2014 sebesar Rp 430.191.025. Besarnya biaya penyusutan tiap

tahunnya sama. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika Fhitung Ftabel maka Ha diterima. Untuk itu dalam penelitian

ini disertakan uji F seperti yang terlihat dalam tabel berikut:

8

Gambar 3.2 Grafik biaya penyusutan menggunakan

metode saldo menurun berganda tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 3.2 biaya penyusutan

menggunakan metode saldo menurun berganda pada tahun 2012 sebesar Rp 860.382.051 mengalami

penurunan pada tahun 2013 sebesar Rp 569.304.321. Pada tahun 2014 mengalami penurunan lagi sebesar

Rp 395.215.445. Menggunakan metode penyusutan saldo menurun berganda biaya penyusutan mengalami penurunan tiap tahunnya.

Gambar 3.3 Grafik biaya penyusutan menggunakan

metode jumlah angka tahun pada tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 4.4 biaya enyusutan

menggunakan metode jumlah angka tahun, pada tahun 2012 biaya penyusutan sebesar Rp 738.816.075,

mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar Rp 617.250.099. Pada tahun 2014 mengalami penurunan

lagi sebesar Rp 495.684.123. Biaya penyusutan tiap tahunnya mengalami penurunan.

Untuk menghitung selisih biaya penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut :

Tahun 2012 = = -99,9 %

Tabel 3.17 Selisih Biaya Penyusutan Tahun 2012-2014 Laba

Berdasarkan pengambilan data yang diperoleh dari perusahaan, Laporan Laba Rugi tahun 2012 s/d 2014 sebagai berikut:

Tabel 3.17 PT. Graha Agung Propertindo Laporan

Laba / Rugi Periode 2012 s/d 2014

Hubungan Efektivitas Metode Penyusutan Aktiva Berdasarkan Faktor Waktu dan Efisiensi Metode

Penyusutan Aktiva Berdasarkan Faktor Waktu Terhadap Peningkatan Laba.

Hubungan efektivitas metode penyusutan aktiva berdasarkan faktor waktu dan efisiensi metode

penyusutan aktiva berdasarkan faktor waktu terhadap peningkatan laba dapat dilihat dari total laba yang

dihasilkan tiap tahun dengan menggunakan metode penyusutan yang berbeda. Besar biaya penyusutan

aktiva tetap akan mempengaruhi masa manfaat aktiva tetap dan mempengaruhi besar laba yang diperoleh

perusahaan. Semakin besar biaya penyusutan semakin kecil masa manfaat aktiva dan semakin kecil laba

yang diperoleh, namun dengan adanya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap dapat menambah masa

manfaat aktiva tetap dan dapat meningkatkan laba perusahaan.

Untuk reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap perusahaan mengeluarkan biaya reparasi dan

pemeliharaan yang relatif konstan untuk semua aktiva tetap secara rutin. Hal itu dilakukan untuk efisiensi

operasi aktiva, apabila terjadi penurunan efisiensi operasi aktiva dapat menyebabkan menurunnya

konstribusi pendapatan yang akan diterima. Hasil penilaian laba yang diperoleh PT. Graha Agung Propertindo dengan menggunakan metode penyusutan

yang berbeda selama tahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabel 4.46.

Metode garis lurus lebih tinggi 27,07% sebesar Rp 860.382.051 dari metode saldo menurun berganda

pada tahun 2012. Metode garis lurus lebih tinggi 13,13% sebesar Rp 569.304.321 dari metode saldo menurun berganda pada tahun 2013. Metode garis

lurus lebih tinggi 11,94% sebesar Rp 395.215.445 dari metode saldo menurun berganda pada tahun 2014.

Metode garis lurus lebih tinggi 23,24% sebesar Rp 738.816.075 dari metode jumlah angka tahun pada

9

tahun 2012. Metode garis lurus lebih tinggi 14,23% sebesar Rp 617.250.099 dari metode jumlah angka

tahun pada tahun 2013. Metode garis lurus lebih tinggi 14,97% sebesar Rp 495.684.123 dari metode jumlah

angka tahun pada tahun 2014. Rata-rata laba pada tahun 2012-2014 metode garis

lurus lebih tinggi 17,38% sebesar Rp 608.300.606 dari metode saldo menurun berganda dan dengan kenaikan

sebesar Rp 17,48% sebesar Rp 617.250.099 dari metode jumlah angka tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan metode penyusutan aktiva tetap yang efektif adalah metode garis lurus karena selama 3 periode jumlah biaya penyusutan

lebih kecil dari penggunaan metode saldo menurun berganda dan metode jumlah angka tahun. Untuk

masa manfaat aktiva juga bertambah karena adanya reparasi dan pemeliharaan secara rutin. Biaya yang

dikeluarkan juga efisien karena relatif konstan tiap bulannya. Biaya penyusutan menggunakan metode

garis lurus selama tahun 2012-2014 sebesar Rp 1.290.573.075, mengalami kenaikan bila

menggunakan metode saldo menurun berganda sebesar Rp 1.824.901.817, dan mengalami kanaikan

kembali jika menggunakan metode jumlah angka tahun sebesar Rp 1.851.750.297. Semakin besar biaya

penyusutan semakin kecil laba yang diperoleh dan sebaliknya semakin kecil biaya penyusutan maka

semakin besar laba yang diperoleh. Dengan demikian penggunaan metode penyusutan sangat berpengaruh

terhadap peningkatan laba perusahaan. Laba paling besar yang diperoleh dengan menggunakan metode

penyusutan garis lurus karena biaya yang dikeluarkan relatif konstan. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh dengan menggunakan metode penyusutan aktiva tetap

yang berbeda pada PT. Graha Agung Propertindo Gresik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti pada PT. Graha Agung Propertindo Gresik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Akuntansi perusahaan mengenai aktiva tetap tidak menyimpang dari Standart Akuntansi Keuangan. Untuk perusahaan yang bergerak dibidang Real Estate

and Property sesuai dengan UU No 10/1994 serta KMK No 82/1995 dapat menggunakan metode

penyusutan berdasarkan waktu antara lain metode penyusutan garis lurus, metode penyusutan saldo

menurun berganda dan metode penyusutan jumlah angka tahun.

2. Metode penyusutan garis lurus yang diterapkan perusahaan pada aktiva tetap yang dimiliki

sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan menggunakan metode ini lebih cepat dan mudah

karena cara perhitungan lebih sederhana dan beban penyusutan yang dihasilkan relatif konstan.

3. Tingkat efektivitas metode penyusutan aktiva berdasarkan faktor waktu yaitu metode penyusutan garis lurus, saldo menurun berganda, jumlah angka

tahun dilihat dari masa manfaat aktiva tetap. Masa manfaat dari penggunaan metode tersebut efektif

semua namun ada salah satu metode penyusutan yang lebih efektif yaitu metode saldo menurun berganda.

4. Tingkat efisiensi metode penyusutan aktiva berdasarkan faktor waktu dilihat dari biaya penyusutan tiap penggunaan metode penyusutan.

Biaya penyusutan menggunakan metode penyusutan garis lurus lebih kecil dari penggunaan metode

penyusutan saldo menurun berganda dan jumlah angka tahun.

5. Analisis data menunjukkan besarnya biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus pada

tahun 2012 sebesar Rp 430.191.025, tahun 2013 sebesar Rp 430.191.025 dan tahun 2014 sebesar Rp

430.191.025. Biaya penyusutan menggunakan metode saldo menurun berganda pada tahun 2012 sebesar RP 860.382.051, tahun 2013 sebesar Rp 569.304.321, dan tahun 2014 Rp 395.215.445. Sedangkan menggunakan metode jumlah angka tahun biaya penyusutan tahun 2012 sebesar Rp 738.816.075, tahun 2013 sebesar Rp 617.250.099 dan tahun 2014 sebesar Rp 495.684.123.

6. Beban penyusutan tahun 2012 metode garis [51]

lurus lebih kecil 99,9 % dari metode saldo menurun berganda dan lebih kecil 72 % dari metode jumlah

angka tahun. Untuk metode saldo menurun berganda lebih besar 14% dari metode jumlah angka tahun.

7. Beban penyusutan tahun 2013 metode garis lurus lebih kecil 32 % dari metode saldo menurun

berganda dan lebih kecil 42 % dari metode jumlah angka tahun. Untuk metode saldo menurun berganda

lebih kecil 8% dari metode jumlah angka tahun. 8. Beban penyusutan tahun 2014 metode garis

lurus lebih besar 8 % dari metode saldo menurun berganda dan lebih kecil 15 % dari metode jumlah

angka tahun. Untuk metode saldo menurun berganda lebih kecil 25% dari metode jumlah angka tahun.

9. Analisis data menunjukkan besarnya laba pada dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus tahun 2012 sebesar Rp 3.178.800.000, tahun 2013 Rp 4.337.359.478, dan tahun 2014 sebesar Rp

3.311.359.102. Laba dengan menggunakan metode penyusutan saldo menurun berganda tahun 2012

sebesar Rp 2.318.417.949, tahun 2013 Rp 3.768.055.157, dan tahun 2014 Rp 2.916.143.657.

Sedangkan menggunakan metode penyusuatan jumlah angka tahun, laba tahun 2012 sebesar Rp

10

2.439.983.925, tahun 2013 sebesar Rp 3.720.109.379 dan tahun 2014 Rp 2.815.674.979.

10. Penggunaan metode penyusutan aktiva tetap pada perusahaan berdampak terhadap besarnya laba

bersih perusahaan. Hal ini ditunjukkan bahwa penggunaan metode penyusutan garis lurus lebih

tinggi sebesar 17,38% dibandingkan dengan metode saldo menurun berganda dan dengan kenaikan sebesar 17,48% dibandingkan dengan metode jumlah angka

tahun. Sehingga dapat diketahui bahwa laba yang dilaporkan oleh PT. Graha Agung Propertindo Gresik

dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus dibandingkan dengan metode saldo menurun

berganda yang seharusnya diterapkan adalah lebih tinggi. SARAN Saran yang bisa disampaikan dari hasil

penelitian yang didapat sebagai berikut: 1. Metode penyusutan garis lurus yang

diterapkan pada PT. Graha Agung Propertindo Gresik untuk jenis aktiva bangunan, mesin, inventaris kantor,

dan inventaris proyek sudah tepat. Sehingga perusahaan dapat terus menggunakan metode

penyusutan garis lurus atas jenis aktiva tersebut untuk secara berkelanjutan, selama tidak terdapat perubahan tingkat efisiensi operasi dan pemeliharaan yang relatif

konstan. Tetapi pada penyusutan jenis aktiva alat berat, kendaraan proyek dan kendaraan kantor PT.

Graha Agung Propertindo Gresik sebaiknya mengubah metode penyusutannya menjadi metode penyusutan

saldo menurun berganda agar sesuai penerapannya dengan PSAK.

2. Sebaiknya PT. Graha Agung Propertindo lebih memperhatikan penerapan atas metode

penyusutan aktiva tetap, karena penerapan penyusutan aktiva tetap berdampak terhadap laba

bersih perusahaan dan harus diterapkan sesuai PSAK DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, H.R. 2010. Pembangunan Kota Optimum,

Efisien dan Mandiri. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Agung, Kurniawan. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Pembaruan. Yogyakarta

Agus, Maulana. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Professional Book. Jakarta.

Anoraga, Pandji. 2000. . Edisi Manajemen BisnisKedua. Rineka Cipta. Jakarta. Baridwan, Zaki. 2004. . Edisi Intermediate Accounting

Kedelapan. BPFE. Yogyakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi, dialih bahasakan oleh

Martawa Dkk. 2001. Teori Akuntansi. Buku Dua. Salemba Empat. Jakarta.

Cholid, Narbuko, Achmadi, Abu. 2010. Metode Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Dunia, A. Firdaus. 2010. . Edisi Pengantar AkuntansiKedua. FEUI. Yogyakarta.

Gani, Kartiah. 2012. Analisis Efisiensi Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Para

Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Hasanuddin.

Gie, The Liang. 2002. Analisis Administrasi Dan Manajemen. Gramedia. Jakarta.

Handayaningrat, S. 2002. Pengantar Suatu Ilmu Administrasi Dan Manajemen. Gunung

Agung. Jakarta. Harbani, Pasolong. 2007. Teori Adminitrasi Publik.

Alfabeta. Bandung. Hendriksen, Eldon. S, dialih bahasakan oleh Nugroho

W. 1991. . Edisi Teori AkuntansiKeempat. Jilid Dua. Erlangga. Jakarta.

Hery, Widyawati, Lekok. 2011. Akuntansi Keuangan Menengah 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Horngren, Ct, dkk. 1997. Akuntansi di Indonesia. Edisi 3. Penerbit Salemba Empat.

Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi

Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Kasmir. 2012. . PT Raja Analisis Laporan Keuangan

Grafindo Persada. Jakarta. Kusnadi, 2000. Akuntansi Keuangan Menengah.

Universitas Brawijaya. Malang. Machfoeds, Mas'ud. 1990. Akuntansi Manajemen.

Buku Satu. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta.

Martani, Lubis. 1987. . Ghalia Teori OrganisasiIndonesia. Bandung.

Martoyo, S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta.

Marzuki. 2003. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gajah Mada

University Press. Yogyakarta. Masruri. 2014. Analisis Efektifitas Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pertokoan (PNPM-MP). (Studi Kasus

Pada Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan Tahun 2010). Governance and publick policy.

Mulyadi. 2001. . Salemba Empat. Sistem AkuntansiJakarta.

Nugroho, Harom, Andy. 2006. Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Dan

Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan.Universitas Widyatama.

11

P, Tika. 2008. Budaya Organisasi dan Peningkatan [53]

Kinerja Perusahaan. Bumi Aksara. Jakarta.

Rudianto. 2008. . Erlangga. Pengantar AkuntansiJakarta.

Rukman, Mullins. 2006. Efektivitas Kerja Karyawan. Budi Mulia. Bandung.

Rusdi, Akbar. 2004. . UPP Akuntansi PengantarSTIM YKPN. Yogyakarta.

Robbins, Stephen P, Jusuf, Udaya. 1994. Teori Organisasi, Stuktur, desain dan Aplikasi. Edisi 3. Arcan. Jakarta.

Saifuddin, Azwar. 2009. . Pustaka Metode PenelitianPelajar. Yogyakarta.

Siagian, Sondang P. 2001. Efektivitas Kinerja Yang baik Bagi Perusahaan Sinar Offset.

Bandung. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis

Pengambilan Kuputusan. Jilid 1. Salemba Empat. Jakarta

Steers, M. Richard. 2005. Efektivitas Organisasi Perusahaan. Erlangga. Jakarta.

Subramanyam, KR. john, J. Wild. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh.

Salemba Empat. Jakarta. Sugiri, Slamet. 2009. Edisi Pengantar Akuntansi.

Revisi. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Sugiyono. 2004. . Cetakan Statistik Untuk Penelitian

Keenam. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif. CV. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif dan RND. CV. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Kuantitatif. dan R&D. Cetakan

Ketigabelas. Alfabeta. Bandung. Suharsimi, Arikunto. 2001. Prosedur Suatu Penelitian

Pendekatan Praktik. Edisi Revisi Kelima. Penerbit renika Cipta. Jakarta.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Buku Pelengkap Metode Peniliti Akuntansi. Penerbit BPFE.

Yogyakarta. Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Suatu

Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Supriyono, R.A. 1997. Akuntansi Manajemen I (Konsep Dasar Akuntansi Manajemen

dan Proses Perencanaan). Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Susanto, Bambang. 1995. Manajemen Akuntansi. Penerbit PT. Sansu Moto. Jakarta.

Sutrisno, Edy. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana. Jakarta

Sutrisno, Hadi. 2004. . Andi Offset. Analisis RegresiYogyakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

S.R, Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta.

S.R, Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar Buku 2. Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta.

Syamsi, Ibnu. 2004. Efisiensi, Sistem, dan Prosedur Kerja. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Grasindo. Jakarta.

Warren, Reeve, Fess. 2005. Pengantar Akuntansi. Edisi Keduapuluhsatu. Salemba Empat. Jakarta.